Suplemen Seri Menulis Ilmiah Blok 1 Tahun 2013 Tgl 14 09 2013

47
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM 2013 Suplemen: Seri Menulis Ilmiah Blok 1 Tahun 2013

description

we

Transcript of Suplemen Seri Menulis Ilmiah Blok 1 Tahun 2013 Tgl 14 09 2013

Page 1: Suplemen Seri Menulis Ilmiah Blok 1 Tahun 2013 Tgl 14 09 2013

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM

2013

Suplemen: Seri Menulis Ilmiah Blok 1 Tahun 2013

Page 2: Suplemen Seri Menulis Ilmiah Blok 1 Tahun 2013 Tgl 14 09 2013

F A K U L T A S K E D O K T E R A N U N I V E R S I T A S M A T A R A M

Suplemen: Seri Menulis Ilmiah

Penyusun :

dr.Dyah Purnaning

dr.Dewi Suryani,MInfectDis

dr. Ida Ayu Eka Widiastuti, M.Fis

dr. Linda Silvana Sari

dr.Putu Aditya Wiguna

Page 3: Suplemen Seri Menulis Ilmiah Blok 1 Tahun 2013 Tgl 14 09 2013

i

Pendahuluan

Suplemen Seri Menulis Ilmiah merupakan salah satu penunjang pembelajaran yang digunakan pada Blok 1 tahun 2013. Suplemen ini merupakan hasil inovasi pembelajaran dari Hibah Pengajaran Tahun 2012 dengan judul “ Modul Academic Writing dan Penelusuran Informasi”. Hibah ini dibiayai oleh Program Hibah Kompetisi-Peningkatan Kulaitas Pendidikan Dokter (PHK-PKPDD). Aplikasi dari hasil hibah ini dilakukan secara parsial, disesuaikan dengan alokasi waktu yang tersedia dan prioritas tujuan pembelajaran. Dengan adanya modul ini, diharapkan dapat menghantarakan mahasiswa mencapai tujuan pembelajaran yang terkait dengan menulis kritis. Outcome dari tujuan pembelajaran ini adalah mahasiswa mampu menyusun esai ilmiah yang bersifat analitik. Modul ini diaplikasikan dalam rangkaian kegiatan Small Group Discussion (SGD) Seri Menulis Ilmiah. Saran perbaikan dalam struktur dan implementasi modul ini sangat diharapkan oleh penulis sebagai bagian dari upaya perbaikan kualitas pembelajaran KBK di FK Unram.

Mataram, 12 September 2013

Penyusun Modul

Page 4: Suplemen Seri Menulis Ilmiah Blok 1 Tahun 2013 Tgl 14 09 2013

ii

Daftar Isi

1. Pendahuluan................................................................................................................. i

2. Daftar Isi ...................................................................................................................... 1

3. Deskripsi Kegiatan ...................................................................................................... 2

3. Suplemen 1: Definisi dan Tipe Esai ............................................................................. 5

4. Suplemen 2: Memilih, Mengerucutkan dan Menggabungkan Ide Penulisan ............... 8

5. Suplemen 3: Membuat Kerangka Esai ........................................................................ 13

6. Suplemen 4: Struktur Esai ........................................................................................... 17

7. Suplemen 5: Pengembangan Paragraf ...................................................................... 21

8. Suplemen 6: Parafrase................................................................................................ 30

9. Suplemen 7: Sitasi ...................................................................................................... 34

10 Suplemen 8: Mengkritisi Sumber Informasi .................................................................. 38

11. Daftar Pustaka ............................................................................................................. 41

Page 5: Suplemen Seri Menulis Ilmiah Blok 1 Tahun 2013 Tgl 14 09 2013

2

Deskripsi Kegiatan

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Blok Keterampilan Belajar merupakan blok yang memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar bagi mahasiswa kedokteran sebelum melanjutkan ke blok-blok berikutnya. Penekanan yang utama dalam blok keterampilan belajar adalah agar mahasiswa mempunyai pola pikir (mind set) sebagai mahasiswa kedokteran, memahami proses dan metode pembelajaran, dan memanfaatkan segala potensi dirinya untuk mencapai hasil pembelajaran yang maksimal. Disamping itu, mahasiswa juga diharapkan mempunyai pandangan mengenai profesinya kelak dan segala konsekuensi yang mengikuti profesinya tersebut, antara lain tentang arti penting etika kedokteran dan belajar sepanjang hayat (life long learning). Salah satu materi yang diberikan dalam blok keterampilan belajar adalah keterampilan menulis akademik. Mahasiswa sepanjang masa studinya akan berhadapan dengan metode pembelajaran yang mengharuskan mahasiswa tersebut mampu menulis dengan baik. Hal ini dimulai dari tugas menulis essai di blok hingga akhirnya mahasiswa mampu menulis karya tulis ilmiah yang bermutu. Dengan demikian keterampilan ini merupakan keterampilan esensial yang memberikan platform menulis dengan kritis. Agar mahasiswa mempunyai kemampuan menulis akademik yang memadai maka tidak terlepas dari keterkaitannya dengan aspek-aspek learning skill yang lain. Aspek lain yang dapat menunjang keterampilan menulis mahasiswa adalah kemampuan menulusuri informasi, membuat sitasi dan menulis dengan kritis. Penelusuran informasi mengajarkan mahasiswa tentang cara memperoleh dan menggunakan sumber informasi. Kemampuan sitasi memberikan dasar pemahaman tentang plagiarism, mensintesis suatu konsep dari sumber tertentu dan menyusun bibliografi. Kemampuan menulis kritis mengajarkan mahasiswa menulis secara terstruktur dan sistematis. Untuk mencapai tujuan pembelajaran menulis akademik yang baik maka diperlukan modul pembelajaran.

1.2 Tujuan Tujuan Umum

Tujuan umum dari kegiatan ini adalah adanya peningkatan kemampuan mahasiswa dalam menulis akademik. Menulis akademik yang ditekankan dalam modul ini adalah menulis esai yang bersifat.

Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam menulis ilmiah yang diharapkan tercapai dari kegiatan ini adalah meliputi aspek sebagai berikut:

Definisi dan Tipe Esai

Memilih, Mengerucutkan dan Menggabungkan Ide Penulisan

Page 6: Suplemen Seri Menulis Ilmiah Blok 1 Tahun 2013 Tgl 14 09 2013

3

Struktur Esai

Pengembangan Paragraf

Parafrase

Sitasi

Mengkritisi Sumber Informasi Evaluasi Kritis

1.3 Learning Outcome Learning outcome dari kegiatan ini adalah mahasiswa mampu menulis esai yang bersifat ilmiah/akademik. Menulis akademik yang ditekankan dalam modul ini adalah penulisan esai yang bersifat analitik.

II. MEKANISME PELAKSANAAN

2.1 JADWAL Implementasi modul ini akan dilakukan melalui SGD Seri Menulis Ilmiah yang berlangsung dalam 4 kali pertemuan di Blok 1. Dari 8 topik yang tertuang dalam suplemen ini, terdapat 6 topik yang akan didiskusikan dengan mekanisme SGD. Sedangkan 2 topik lainnya dapat dicapai oleh mahasiswa melalui belajar mandiri. Adapaun topic yang akan didiskusikan melalui mekanisme SGD adalah sebagai berikut: NO Tanggal WAKTU KONTEN 1 Senin, 16 September

2013 10.30-12.10 Memilih, mengerucutkan dan

menggabungkan ide penulisan

2 Kamis, 19 September 2013

10.30-12.10 Menyusun kerangka esai

3 Senin, 23 September 2013

10.30-12.10 Mengenal struktur esai dan pengembangan paragraf

4 Kamis, 26 September 2013

10.30-12.10 Parafrase dan Sitasi

2.2 Deskripsi Pembelajaran Topik yang telah ditentukan akan didiskusikan dalam sesi SGD. Diharapkan mahasiswa telah membaca dasar teori dan mengerjakan terlebih dahulu latihan pada masing-masing topik secara mandiri di rumah. Dengan demikian maka waktu diskusi dan umpan balik bagi setiap kelompok menjadi lebih optimum. Hasil Latihan yang dikerjakan secara mandiri menjadi prasyarat ikut dalam SGD. mahasiswa yang belum mengerjakan latihan suplemen tidak diperkenankan mengikuti SGD.

Page 7: Suplemen Seri Menulis Ilmiah Blok 1 Tahun 2013 Tgl 14 09 2013

4

Deskripsi Small Group Discussion NO KONTEN METODE DESKRIPSI 1 Memilih,

mengerucutkan dan menggabungkan ide penulisan (Suplemen 2)

Diskusi dan umpan balik (100’)

Fasilitator dan mahasiswa mendiskusikan dan memeberikan feedback terkait Latihan Suplemen 2 yang telah disusun

2 Membuat Kerangka outline (Suplemen 3)

Diskusi dan umpan balik (100’)

Fasilitator dan mahasiswa mendiskusikan dan memeberikan feedback terkait Latihan Suplemen 3 yang telah disusun

3 Struktur Esai dan Pengembangan Paragraf. (Suplemen 4 dan 5)

Diskusi dan umpan balik (100’)

Fasilitator dan mahasiswa mendiskusikan dan memeberikan feedback terkait Latihan Suplemen 4 dan 5 yang telah disusun

4 Parafrase dan Sitasi (Suplemen 7 dan 8)

Diskusi dan umpan balik (100’)

Fasilitator dan mahasiswa mendiskusikan dan memeberikan feedback terkait Latihan Suplemen 6 dan 7 yang telah disusun

Page 8: Suplemen Seri Menulis Ilmiah Blok 1 Tahun 2013 Tgl 14 09 2013

5

Definisi dan Tipe Esai

1.1 Tujuan Pembelajaran Mahasiswa memahami definisi esai Mahasiswa mengetahui tipe dan karakteristik esai

1.2 Deskripsi 1.2.1 Definisi dan Tipe Esai Definisi Esai Essay atau dalam bahasa Indonesia disebut esai dapat diartikan sebagai sebuah kumpulan dari paragraf yang ditulis dengan sebuah topik tunggal dan sebuah ide pokok. Esai setidaknya harus memiliki tiga paragraf namun pada umumnya terdiri dari lima paragraf atau lebih (Zemach and Rumisek, 2005) Tipe Esai Menurut tujuannya, esai dibagi menjadi beberapa tipe: 1. Deskriptif : memberikan gambaran tentang suatu fakta tertentu 2. Explanatory: menjelaskan tentang bagaimana suatu hal terjadi 3. Evaluatif/ argumentatif : mempresentasikan dan menjustifikasi penilaian tentang suatu material

1.2.2 Jenis esai 1.2.2 Tujuan Pembelajaran Mahasiswa memahami jenis esai berdasarkan tipe esai (deskriptif, analitik,

persuasif, argumentatif)

Jenis paragraf dari suatu esai dapat dibagi berdasarkan jenis esai tersebut. Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, terdapat 4 Jenis esai yaitu esai deskripsi, persuasif, analitik dan argumentatif.

Suplemen

1

Page 9: Suplemen Seri Menulis Ilmiah Blok 1 Tahun 2013 Tgl 14 09 2013

6

1. Paragraf penyusun sebuah esai yang bersifat deskriptif Esai yang bersifat deskriptif merupakan esai yang memberikan penjelasan terkait suatu isu atau ide. Esai jenis ini merupakan tipe esai yang paling sederhana dibanding keempat tip esai yang lain. Dengan demikian paragraf yang menyusun esai expository berisikan sub ide yang mendukung ide/topik yang dikemukan. Umumnya esai yang yang bersifat deskriptif membahas aspek what, when, where. Sub ide tersebut dapat bersumber dari referensi yang relevan. Adapun kualitas yang diharapkan dari suatu esai yang bersifat deskriptif adalah sebagai berikut: Paragraf tersusun atas ide pokok. Terdapat kalimat pendukung yang menjelaskan ataupun mendukung ide pokok tersebut Contoh topik yang dapat dikembangkan menjadi paragraf yang bersifat expository adalah: Kekerasan pada anak: Sebuah fenomena gunung es Epidemiologi obesitas pada negara berkembang Struktur jantung manusia

2. Paragraf penyusun esai yang bersifat analitik Esai yang bersifat analitik merupakan bentuk yang lebih kompleks dari esai yang bersifat deskriptif. Sehingga paragraf yang menysuun esai yang bersifat analytic selain membahas aspek what, when, where tapi juga membahas aspek why dan how. Pada esai yang bersifat analytic, penulis tidak hanya menyajikan data atau informasi melainkan juga mengorganisir data dan informasi tersebut menjadi suatu kategori/kelompok ataupun korelasi satu dengan yang lain. Namun sebuah esai analitik dapat tersusun atas paragraf yang bersifat deskriptif maupun analitik. Contoh topik esai yang bersifat analitik adalah: Faktor yang mempengaruhi peningkatan resistensi antibiotic di negara berkembang. Mekanisme kerja kulit jeruk untuk menurunkan kadar kolesterol 3. Paragraf penyusun esai yang bersifat persuasif Esai yang bersifat persuasive bertujuan untuk meyakinkan pembaca terhadap suatu isu. Sehingga setelah membaca esai tersebut pembaca menjadi yakin dengan pendapat penulis. Adapun aspek yang penting diperhatikan dalam menyusun paragraf yang menjadi bagian dari esai yang bersifat persuasive adalah: Menuliskan secara eksplisit sudut pandang dari penulis Menggunakan bukti ilmiah yang mendukung sudut pandang penulis Setiap paragraf sebaiknya hanya tersusun atas satu topik yang memuat alasan mengapa aspek yang dikemukan oleh penulis adalah benar dan diikuti oleh beberapa kalimat pendukung. Kalimat pendukung dapat berupa statistik, pendapat ahli, hasil penelitian atupun bukti pendukung yang lain.

Page 10: Suplemen Seri Menulis Ilmiah Blok 1 Tahun 2013 Tgl 14 09 2013

7

Contoh tema yang dapat dikembangkan menjadi esai persuasif adalah: Diet ala mediterania dapat menurunkan berat badan Coklat dapat mengurangi tingkat stress Pola hidup vegetarian dapat mengurangi resiko kanker 4. Paragraf penyusun esai yang bersifat argumentative. Terdapat perbedaan signifikan antara esai yang bersifat argumentative dengan esai yang bersifat persuasive. Dalam esai yang bersifat persuasif, penulis menuangkan ide yang mendukung posisinya tanpa membahas opini atau bukti yang bertentangan dengan idenya. Sementara esai yang bersifat argumentative disamping menuliskan bukti pendukung terhadapa posisi penulis juga memuat refernsi yang menentang ide penulis atau posisi penulis terhada suatu isu. Namun opini yang bertentangan tersebut kemudian di counter argument sehingga bersifat lemah. Kelemahan dari opini yang bertentangan dengan opini/thesis statement penulis dapat ditinjau antara lain dari: kurangnya data, terdapat bias, dan sebagainya. Contoh topik yang bersifat argumentative adalah: Imunisasi menyebabkan efek samping yang berbahaya pada anak sehingga program imunisasi tidak diperlukan. Medicinal Marijuana dibeberapa negara sudah disahkan dan diperbolehkan peredarannya karena terbukti bermanfaat secara klinis. Indonesia juga dapat menerapkan kebijakan ini.

Berikut adalah secara umum perbedaan dari keempat jenis esai tersebut.

Tabel 1.1 Perbedaan Jenis Esai Descriptive Analitik Persuasif Argumentatif Menyajikan data dan fakta (what, when, where)

Menyajikan data/ fakta dan mencari korelasi/hubungan (what, when, where, how, why)

Menyajikan thesis statement terhadap suatu isu

Menyajikan thesis statement terhadap suatu isu

Bersifat naratif Bersifat naratif Bersifat persuasif Bersifat persuasif Menyajikan

argument pendukung tanpa mengkritisi argument yang bertentangan dengan posisi penulis

Menyajikan argument pendukung dengan mengkritisi argument yang bertentangan dengan posisi penulis

Page 11: Suplemen Seri Menulis Ilmiah Blok 1 Tahun 2013 Tgl 14 09 2013

A C A D E M I C W R I T I N G

8

Memilih, Mengerucutkan dan

Menggabungkan Ide Penulisan

2.1 Tujuan Pembelajaran Mahasiswa mampu memilih dan mengerucutkan suatu topik esai Mahasiswa mampu menggabungkan ide penulisan

2.2 Deskripsi 2.2.3. Memilih dan mengerucutkan topik esai serta menggabungkan ide

penulisan Saat memulai menulis sebuah esai, seorang penulis pertama kali akan memutuskan topik apa yang ingin ditulis. Kemudian merencanakan apa saja yang akan ditulis. Proses ini disebut Pre-writing/ pra-penulisan. Proses ini meliputi :

1. Pemilihan topik esai Tahap ini bertujuan untuk memilih dan mempersempit sebuah topik. Sebelum menulis sebuah paragraf yang akan menjadi bagian esai. terlebih dahulu penulis menentukan topik paragraf. Topik paragraf yang baik adalah yang tidak terlalu sempit namun juga tidak terlalu umum. Apabila topik terlalu sempit maka penulis akan kesulitan untuk menulis banyak, namun apabila terlalu umum akan menyebabkan terlalu banyak ide yang ada dalam satu paragraf sehingga hal ini juga akan mempersulit penulisan.

2. Pengumpulan ide

Setelah penulis mendapatkan topik maka akan tercetus ide-ide. Cara untuk menyatukan ide-ide tersebut melalui proses yang disebut brainstorming. Dalam tahap ini, penulis menuangkan sebanyak mungkin ide-ide yang muncul, tidak peduli apakah hal itu benar atau salah, ide tersebut akan terpakai atau tidak.

Suplemen

2

Page 12: Suplemen Seri Menulis Ilmiah Blok 1 Tahun 2013 Tgl 14 09 2013

A C A D E M I C W R I T I N G

9

Ada berbagai macam cara yang dapat dilakukan dalam brainstorming:

1. Membuat daftar Penulis membuat suatu daftar dari kata, kalimat, dan atau frasa yang berhubungan dengan topik esai yang akan ditulis.

2. Menulis bebas (freewriting)

Penulis menulis segala hal yang terlintas di pikirannya yang berkaitan dengan topik esainya dalam bentuk paragraf bebas. Penulis tidak perlu merisaukan tentang ketepatan kalimat ataupun susunan bahasanya, yang diperlukan adalah tetap menulis untuk menuangkan semua ide.

3. Mapping

Penulis menuliskan ide-ide yang berkaitan dengan esai yang akan ditulis dalam bentuk mind-map. Ide pokok dituliskan pada bagian tengah, tiap ide yang berhubungan dengan ide pokok dihubungkan dengan garis atau panah

Pertanyaannya adalah, teknik manakah yang terbaik dalam mendapatkan ide-ide? Jawabannya adalah tidak ada, artinya relatif tergantung pada masing-masing individu. Ada yang lebih memilih membuat daftar dikarenakan mereka tidak perlu menuliskan kalimat secara lengkap. Ada yang memilih menulis secara bebas segala hal atau ide yang terlintas dikarenakan kebiasaannya menulis cepat, Ada pula orang yang menyukai membuat mapping dikarenakan telah mengetahui korelasi dan hubungan antar ide.

Pengorganisasian ide Ide yang telah tertuang melaui brainstorming kemudian dilakukan pemilahan, ide mana yang paling relevan dengan topik esai yang kemudian akan dipakai dalam esai. Saat ini penulis masih dapat menambahkan ide-ide baru yang baru terpikir ke dalam hasil brainstorming yang telah dibuat, yaitu bentuk daftar, freewriting, ataupun mind-map.

Page 13: Suplemen Seri Menulis Ilmiah Blok 1 Tahun 2013 Tgl 14 09 2013

A C A D E M I C W R I T I N G

10

Berikut adalah contoh menggabungkan dan mengerucutkan ide penulisan:

Sebagai contoh suatu trigger esai yang akan disusun kerangka outlinenya. Tahapan mengerucutkan dan menggabungkan ide adalah sebagai berikut: 1. Melakukan Brainstorming

Saat melakukan brainstoriming terhadap suatu trigger esai maka perlu diperhatikan pertanyaan-pertanyyan yang relevan dengan trigger esai tersebut. Berdasarkan atas contoh triger esai diatas maka jenis pertanyaan yang mungkin muncul adalah sebagai berikut:

2. Grouping (pengelompokkan ide) Setelah anda melakukan brainstorming, maka coba perhatikan ide dengan tema yang sama. Perhatikan ide mana yang saling berhubungan. Pertimbangkan juga subjudul/headings untuk berbagai kelompok ide yang tertuang dalam brainstorming/mind map yang telah anda buat sebelumnya

Contoh Triger Esai: Diskusikan isu cultural yang hendaknya diperhatikan oleh petugas kesehatan ketika bekerja di komunitas suku aborigin!

Beberapa list pertanyaan yang relevan dengan triger esai: Secara umum berdasarkan literature, isu cultural apakah yang perlu

diperhatikan oleh pelayan kesehatan?

Apa sajakah isu cultural yang relevan dengan komunitas suku Aborigin?

Apakah terdapat perbedaan isu kultural komunitas suku Aborigin dengan

suku non Aborigin? Jika ada aspek apa saja yang berbeda?

Isu cultural mana sajakah yang merupakan isu utama?

Komunitas suku Aborigin di negara bagian manakah yang akan menjadi

fokus dalam esai ini?

Page 14: Suplemen Seri Menulis Ilmiah Blok 1 Tahun 2013 Tgl 14 09 2013

A C A D E M I C W R I T I N G

11

1. Hasil brainstorming terkait trigger esai diatas!

menjunjung saling menghormati mendapatkan dukungan dari tetua

kendala bahasa status sosial pelayan kesehatan isu cultural

perlu adanya kesepahaman dan izin decision makers/pengambil keputusan

komunitas suku Aborigin pertimbangan kegawatdaruratan

struktur hirarki dalam suatu komunitas barier

kompleksitas hubungan interpersonal dalam suku Aborigin

kesalahapahaman dalam kominikasi protocol communityfacial expression

2. Berdasarkan atas hasil brainstorming tersebut dilakuakan grouping/

pengelompokkan ide. Berikut adalah hasil pengelompokkan ide:

menjunjung saling menghormati mendapatkan dukungan dari tetua

kendala bahasa status social pelayan kesehatan isu cultural

perlu adanya kesepahaman dan izin decision makers/pengambil keputusan

komunitas suku Aborigin pertimbangan kegawatdaruratan

struktur hirarki dalam suatu komunitas

kompleksitas hubungan interpersonal dalam suku Aborigin

perbedaan bahasa barier menyesuaikan diri dengan perbedaan

community protocol facial expression

Page 15: Suplemen Seri Menulis Ilmiah Blok 1 Tahun 2013 Tgl 14 09 2013

A C A D E M I C W R I T I N G

12

3. Berdasarkan atas hasil pengelompokkan ide, lalu ditentukan tema yang sesuai dengan masing-masing kelompok:

2.3. Latihan 1. Buatlah pengembangan ide yang berkaitan dengan topik esai

yang akan anda tulis dengan cara : a. Brainstorming dengan membuat daftar ide b. Brainstorming dengan membuat mind-map

2. Tinjaulah kembali hasil brainstorming yang telah dibuat, lakukan pemilihan

tentang ide mana yang paling relevan dengan esai yang akan ditulis.

3. Diskusikanlah hasil yang telah anda susun.

Pengelompokkan Tema:

Tema 1 : Barier Bahasa

- misinterpretasi kata

- perbedaan

- barier

- cara memodifikasi

- facial expression yang jelas

Tema 2 : Dukungan dari Tetua

- Mengetahui siapa pengambil keputusan dalam komunitas

- Struktur hirarki

- Menyesuaikan diri dengan perubahan

Tema 3 : Adat istiadat setempat

- Diperlukan adanya penghormatan terhadap tetua

- Tidak menggunakan unsur pemaksaan dalam membina hubungan

- Mawas terhadap perbedaan status kelompok dalam suku

- Selalu meminta ijin

Page 16: Suplemen Seri Menulis Ilmiah Blok 1 Tahun 2013 Tgl 14 09 2013

A C A D E M I C W R I T I N G

13

Page 17: Suplemen Seri Menulis Ilmiah Blok 1 Tahun 2013 Tgl 14 09 2013

A C A D E M I C W R I T I N G

14

Membuat Kerangka Esai

3.1 Tujuan Pembelajaran Mahasiswa mengetahui tujuan penyusunan kerangka esai Mahasiswa mampu menyusun kerangka esai

3.2 Deskripsi 3.2.1 Kerangka/ Outline

Kerangka esai adalah skema dari sebuah esai. Tujuan dari pembuatan kerangkaesai adalah menampilkan ide-ide pokok secara sistematis serta menggambarkan keterkaitan antar ide dalam suatu esai. Penyusunan kerangka esai bersifat dinamis dan keterkaitan antar ide tertuang dalam kalimat penjelas dan transisi. Dengan demikian saat penyusunan kerangka esai, penulis tidak perlu takut ada ide atau gagasan yang terlupakan atau adanya ide pokok dari setiap paragraf yang tidak berhubungan satu sama lainnya. Ada dua macam tipe kerangka esai yaitu topik outline dan sentence outline. Perbedaan dari keduanya hanyalah dari cara penulisan topik dan subtopik dalam sebuah kerangka esai. Pada topik outline setiap topik dan sub topik ditulis dengan satu kata atau sebuah frase yang singkat, sedangkan pada sentence outline penulisan topik dan subtopik menggunakan kalimat yang lengkap dan detail.

Suplemen

3

Page 18: Suplemen Seri Menulis Ilmiah Blok 1 Tahun 2013 Tgl 14 09 2013

A C A D E M I C W R I T I N G

15

3.2.2 Tata Cara Penyusunan Kerangka Esai Penyusunan kerangka esai tidak terlepas dari hasil brainstorming yang telah dilakukan terhadap topic esai/trigger pertanyaan yang telah diberikan. Sebagian dari langkah penyusunan kerangka esai telah disebutkan pada supplemen/topic sebelumnya yaitu: menggabungkan dan mengerucutkan ide. Sekilas tahapannya adalah sebagai berikut:

Selanjutnya disusun kerangka konsep Cara membuat kerangka esai :

LATIHAN

Brainstorming

pengelompokkan ide/Grouping

Pemilihan tema

Penyusunan kerangka konsep

1. Bagi topik dan subtopik dengan menggunakan simbol huruf dan angka Contoh :

I. A. B. 1. 2. a. b.

II. A. B.

2. Antara topik dan subtopik harus terbagi minimal menjadi dua bagian 3. Harus konsisten menggunakan tipe outline. Jangan menggabungkan

dua jenis outline dalam penyusunan sebuah outline.

Page 19: Suplemen Seri Menulis Ilmiah Blok 1 Tahun 2013 Tgl 14 09 2013

A C A D E M I C W R I T I N G

16

Setalah didapatkan pengelompokkan esai maka disusunlah sebagai berikut struktur esai sebagai berikut:

1. Pendahuluan

Latar belakang permasalahan

Definsi

Thesis Statement

Topik Utama: ada 3 aspek utama yang perlu diperhatikan oleh

pelayan kesehatan saat memeberikan pelayanan kesehatan

pada Suku Aborigin yaitu: dukungan dari tetua, adat istiadat

setempat, kendala bahasa

Penjabaran Outline dari esai dan limitasi

2. Isi

2.1 Tema 1: Dukungan dari tetua

2.1.2 Struktur dalam komunitas

Hirarki dalam komunitas

[cari artikel yang menjelaskan hirarki sosial dalam suku

aborigin dan contohnya]

Bergantung pada status sosial dalam komunitas

[cari artikel yang menjelaskan bagaimana hirarki social dalam

suku aborigin ditentukan oleh status social ekonomi yang

dimilikinya, beserta contoh]

2.1.2 Strategi untuk perubahan Meminta ijin dalam tindakan

2.2. Tema 2. Adat istiadat dalam komunitas suku Aborigin 2.2.1 Menggali izin masyarakat Perilaku terhadap batasan nilai-nilai sosial

2.2.2 Hubungan interpersonal

Kompleksitas hubungan antar individu

2.2.3 Strategi untuk perubahan

menghargai tetua

memahami status social dalam komunitas

Contoh penyusunan kerangka konsep berdasarkan atas trigger: Diskusikan

isu cultural yang hendaknya diperhatikan oleh petugas kesehatan ketika bekerja di

komunitas suku aborigin!

Untuk memahami konstruksi outline ini maka lihat kembali hasil brainstorming dan

pemilihan ide pada contoh suplemen nomor 3 (halaman 10-13).

Page 20: Suplemen Seri Menulis Ilmiah Blok 1 Tahun 2013 Tgl 14 09 2013

A C A D E M I C W R I T I N G

17

Tidak menggunakan unsur pemaksaan dalam membina

hubungan

2.3 Tema 3. Kendala bahasa

2.3.1 Aspek yang berkontribusi terhadap kendala bahasa: Kaitan antara status sosial dengan kemampuan persesi

bahasa Contoh barier bahasa yang dapat ditemui

2.3.2 Upaya mengatasi kendala bahasa Menjelaskan startegi mengatasi kendala bahasa

3. Kesimpulan Utarakan kembali thesis statement

Merangkum argumentasi

Upaya tindak lanjut

3.3 Latihan Buatlah kerangka esai berdasarkan atas tema esai yang telah diberikan. Diskusikanlah outline yang telah anda buat.

Page 21: Suplemen Seri Menulis Ilmiah Blok 1 Tahun 2013 Tgl 14 09 2013

A C A D E M I C W R I T I N G

18

Struktur Esai 4.1 Tujuan Pembelajaran

Mahasiswa memahami struktur esai secara umum

4.2 Deskripsi 3.2.1 Struktur Esai secara Umum Hampir semua esai, artikel dan laporan terbagi dalam tiga struktur dasar yang sama, walaupun berbeda dalam isi dan gaya. Esensi dari sebuah esai adalah “pendapat” yang diekspresikan sebagai thesis statement dan merupakan penggalan dari sebuah argument dan informasi yang terorganisasi dalam mendukung thesis statement. Struktur esai akan dibahas satu per satu di bawah ini.

Pendahuluan (Introduction) Pendahuluan sebaiknya diawali dengan suatu pernyataan pembuka yang umum yang akan memperkuat isi dari sebuah esai. Paragraf pada bagian pendahuluan pada dasarnya mempunyai beberapa karakteristik. Pertama, berisikan informasi pendukung yang melatarbelakangi suatu tulisan atau isu yang ingin dikemukan oleh oleh penulis. Kedua, memuat sudut pandang/thesis satetmentdari seorang penulis terhadap isu yang diangkat dalam suatu esai tersebut. Terakhir, paragraf pendahuluan juga dapat memuat struktur esai, cakupan esai dan limitasi dari esai yang disusun. Pendahuluan ini akan memfokuskan pembaca pada topik dan pada akhirnya pada ide pokok.

Bagian Inti (Main Body) Secara umum, tiap-tiap paragrafdalam bagian isi, dikembangkan hanya dari sebuah ide, yang disebut ide pokok. Ide ini dapat disimpulkan pada kalimat topik. Masing-masing paragraf yang menyusun bagian isi memuat satu ide pokok dengan beberapa kalimat penjelas yang mendukung ide pokok. Kalimat penjelas dapat berupa gabungan dari contoh, fakta dan elaborasi ide penulis yang relevan dengan ide pokok yang hendak dikemukakan dalam paragraf tersebut. Struktur dalam paragraf inti tergantung pada cakupan esai yang tertuang dalam pendahuluan.

Suplemen

4

Page 22: Suplemen Seri Menulis Ilmiah Blok 1 Tahun 2013 Tgl 14 09 2013

A C A D E M I C W R I T I N G

19

Kesimpulan (conclusion) Kesimpulan merupakan bagian yang mencakup atau melingkupi keseluruhan esai yang ditulis. Bagian kesimpulan ini akan mengingatkan pembaca pada semua poin-poin penting dan menjelaskan signifikansi dari pendapat atau argumen yang telah dituangkan. Dalam sebuah paragraf kesimpulan dari sebuah esai terdiri dari: Pernyataan sempit yang berhubungan dengan kesimpulan terhadap paragraf-

paragraf sebelumnya Suatu pernyataan ulang dari thesis statement Kesimpulan akhir dari ide-ide pokok yang membangun esai Pernyataan akhir yang sifatnya luas terhadap signifikansi dari argument dan

apabila memungkinkan juga termasuk implikasinya.

Page 23: Suplemen Seri Menulis Ilmiah Blok 1 Tahun 2013 Tgl 14 09 2013

A C A D E M I C W R I T I N G

20

4.3 Latihan

Latihan 1. Bacalah paragraf di bawah ini. Paragraf ini merupakan paragraf awal dari sebuah artikel tentang Switzerland. Setelah anda membacanya jawablah pertanyaan yang diberikan! Apabila anda bermimpi melakukan perjalanan ke sebuah negara dengan pegunungan yang indah, makanan yang lezat, tempat-tempat dengan pemandangan indah dengan orang-orang yang ramah, maka anda sebaiknya mengunjungi Switzerland. Apabila anda melihat peta, hal pertama yang akan anda catat adalah Switzerland memiliki banyak gunung, termasuk beberapa di antaranya tertinggi di Eropa. Memanjat atau bermain ski menuruni gunung sangatlah menyenangkan. Hal lain yang akan anda catat adalah bahwa Switzerland berbatasan dengan 5 negara, yaitu: Perancis, Jerman, Italia, Austria dan Liechtenstein. Di switzerland terdapat 4 bahasa resmi, yaitu: bahasa Jerman, Perancis, Itali dan Romansch. Kesemua kelompok masyarakat ini membuat budaya Swiss sangat menarik. Akhirnya, Switzerland memiliki banyak kota dan tempat yang menarik untuk dikunjungi. Kota seperti Bern memiliki bangunan-bangunan moderen, seperti Zentrum Paul Klee. Adanya banyak tempat yang indah dan orang-orangnya yang beragam serta ramah membuat Switzerland sebagai tempat tujuan yang menarik untuk dikunjungi pada waktu liburan. Lingkarilah kalimat utama, beri satu garis bawah pada kalimat-kalimat pendukung dan beri dua garis bawah pada kalimat penegas.

Latihan 2. Contoh EsaiTema: Telepon Genggam dan Kesehatan Pendahuluan Pada abad ke 21, masyarakat dimanjakan dengan berbagai gadget yang bertujuan untuk memudahkan kehidupan manusia sehingga hidup dapat berjalan dengan lebih efisien. Salah satu gadget yang popular adalah telepon genggam. Dalam 10 tahun terkahir penjualan telepon genggam meningkat drastis. Pada tahun 2000 angka penjualan telepon genggam di Asia Tenggara mencapai $1,2 trilun kemudian pada tahun 2010 meningkat menjadi $3,3 triliun (Samuel H et al, 2009). Mengingat pesatnya penggunaan teelpon genggam di masyarakat maka mendorong peneliti dan klinisi untuk mengkaji dampak telepon genggam terhadap kesehatan. Dari penelitian tersebut sebagian mendukung bahwa penggunaan telepon genggam berbahaya bagi kesehatan (Newman 2009, Cardis 2011, Albert 2005). Meskipun demikian terdapat sebagian peneliti yang menentang pendapat tersebut (Lohn et al 2009, O’Donnel 2010, Kundi 2009). Ditengan kontroversi mengenai ada tidaknya dampak telepon genggam Penulis berpendapat

Page 24: Suplemen Seri Menulis Ilmiah Blok 1 Tahun 2013 Tgl 14 09 2013

A C A D E M I C W R I T I N G

21

bahwa telepon genggam tidak memiliki dampak yang signifikan terhadap kesehatan terutama terkait dengan tumor otak. Esai ini akan membahas alasan yang menguatkan pendapat penulis.

Identifikasikan: - Kalimat yang menjabarkan relevansi dan atau signifikansi dari esai - Kalimat yang mengarah pada thesis statement - Kalimat yang mengarah pada cakupan pembahasan dalam esai dan atau limitasi

Latihan 3. Coba susunlah sebuah paragraf pendahuluan sesuai dengan topik esai yang anda buat. Coba identifikasikan dalam paragraf pendahuluan yang telah anda susun, manakah yang merupakan: - Kalimat yang menjabarkan relevansi dan atau signifikansi dari esai - Kalimat yang mengarah pada thesis statement - Kalimat yang mengarah pada cakupan pembahasan dalam esai dan atau limitasi

Page 25: Suplemen Seri Menulis Ilmiah Blok 1 Tahun 2013 Tgl 14 09 2013

A C A D E M I C W R I T I N G

22

Pengembangan Paragraf 5.1 Tujuan Pembelajaran

Mahasiswa memahami kaidah pengembangan paragraf Mahasiswa menerapkan kaidah pengembangan paragraf dalam tulisan ilmiah

5.2. Deskripsi

5.2.1 Definisi Paragraf Paragraf adalah sekumpulan/sekelompok kalimat tentang sebuah topik. Secara bersama-sama kalimat-kalimat tersebut menjelaskan ide pokok dari penulis terhadap sebuah topik. Pada academic writing, sebuah paragraf yang baik tersusun dari 5 – 10 kalimat, tetapi dapat pula lebih panjang atau sebaliknya (minimal tiga kalimat), tergantung pada topik yang diangkat. Kalimat pertama dari paragraf tersebut biasanya ditunjukkan dari penulisannya yang berjarak beberapa sentimeter ke tengah (indent).

5.2.2 Bagian-bagian Paragraf

Dalam sebuah paragraf terdiri dari 3 bagian pokok, yaitu: 1. Kalimat utama (topik sentence). Kalimat utamaadalah ide pokok dari sebuah

paragraf. Kalimat utamadapat terletak pada awal ataupun akhir paragraf yang sifatnya paling umum.

2. Kalimat-kalimat penjelas (supporting sentences). Kalimat penjelas adalah kalimat-kalimat yang memberikan penjelasan terhadap kalimat utama. Kalimat penjelas ini terdiri dari kalimat dengan ide yang lebih detail yang mengikuti kalimat utama.

3. Kalimat penegas (concluding sentence). Kalimat ini biasanya merupakan kalimat akhir dari sebuah paragraf. Kalimat penegas ini dapat mengakhiri paragraf dengan cara mengulang ide pokok atau sekedar dengan memberikan komentar akhir tentang sebuah topik.

Suplemen

5

Page 26: Suplemen Seri Menulis Ilmiah Blok 1 Tahun 2013 Tgl 14 09 2013

A C A D E M I C W R I T I N G

23

5.2.3 Pengembangan Paragraf Paragraf dapat diibaratkan seperti balok penyusun suatu essai. Suatu essai mempunyai satu ide besar yang ditulis dengan maksud tertentu. Satu paragraf mengandung satu ide pokok yang menyokong sebuah essai. Banyak mahasiswa yang menganggap paragraf didefinisikan oleh jumlah kalimatnya, misalnya minimal lima kalimat, atau dari identifikasi visualnya misalnya indentasi. Namun apakah bentuk tersebut otomatis dapat menjadi sebuah paragraf? Paragraf tidak didefinisikan oleh jumlah kalimat atau tampilan visual semata. Setiap paragraf berisi satu kesatuan ide, dimana satu kalimat utama disertai dengan kalimat-kalimat penjelas.

5.2.4. Pembentukan paragraf Sebelum mengembangkan paragraf, terlebih dahulu kita harus memutuskan ide apa yang ingin kita sampaikan pada essai kita. Informasi dari tiap paragraf, harus dapat terkait dengan ide tersebut. Membuat suatu esai seperti membangun sebuah gedung, tiap kegagalan dalam membentuk paragraf yang terkait dengan ide esai kita akan membuat fondasi essai itu goyah.

Paragraf yang baik harus memperhatikan tiga syarat, yaitu kesatuan, kepaduan dan kelengkapan. 1. Kesatuan (Unity)

Seluruh kalimat dalam sebuah paragraf harus terkait pada suatu ide pokok. Fungsi paragraf adalah mengembangkan ide pokok tersebut. Pada pengembangan paragraf tidak boleh terdapat unsur yang sama sekali tidak berhubungan dengan ide pokok dan tidak mendukung ide pokok. Pengembangan yang menyimpang dari ide pokok akan menyulitkan pembaca dan membuat paragraf jadi tidak efektif. Sebuah tulisan dikatakan memiliki unity/ kesatuan yang bagus bila setiap ide pokok dalam paragrafnya diikuti dengan kalimat penjelas yang berhubungan dengan ide pokok.Untuk menilai kalimat- kalimat dalam suatu paragraf memiliki kesatuan dengan ide pokok paragraf, dapat digunakan pertanyaan-pertanyaan berikut :

1. Apakah setiap detail yang ditambahkan dalam paragraf mendukung ide pokok?

2. Apakah penulis menuliskan kalimat penjelas ide pokok dengan cara yang logis?

3. Apakah ada kalimat penjelas yang sifatnya hanya pengulangan saja, sehingga tidak terlalu penting untuk dimasukkan dalam paragraf tersebut?

4. Apakah penulis menampilkan hubungan antar kalimat penjelas dan ide pokok dengan jelas?

2. Kepaduan (koherensi)

Page 27: Suplemen Seri Menulis Ilmiah Blok 1 Tahun 2013 Tgl 14 09 2013

A C A D E M I C W R I T I N G

24

Unsur kepaduan atau koherensi berarti suatu paragraf harus disusun secara logis dan mengikuti alur pengembangan yang jelas. Kalimat-kalimat penyusun paragraf haruslah disusun secara padu dan memiliki hubungan timbal balik. Dengan demikian, pembaca akan mudah memahami dan mengikuti jalan pikiran penulis.

Bagaimana cara mengembangkan ide pokok suatu paragraf dan bagaimana hubungan antara ide pokok dengan ide penjelas dapat dilihat dari urutan perinciannya. Perincian dapat dilakukan secara alamiah (kronologis, spasial), dan logis (kausalitas, dedukasi, induksi).

Suatu esai yang memiliki kepaduan/ coherence yang baik membutuhkan kata penghubung. Kata penghubung adalah kata tugas yang menghubungkan antar klausa, kalimat, dan paragraf. Kata penghubung antar klausa biasanya terletak ditengah-tengah kalimat, sedangkan kata penghubung antar kalimat di awal kalimat (setelah tanda titik, tanda seru, atau tanda tanya), dan kata penghubung antar paragraf letaknya di awal paragraf. Macam-macam kata penghubung dan fungsinya 1. Kata penghubung Aditif (gabungan)

Adalah konjungsi koordinatif yang berfungsi menggabungkan dua kata, frasa, klausa, atau kalimat dalam kedudukan yang sederajat, misalnya : dan, lagi, lagi pula, dan serta.

2. Kata Penghubung Pertentangan Adalah konjungsi koordinatif yang menghubungkan dua bagian kalimat yang sederajat dengan mempertentangkan kedua bagian tersebut. Biasanya bagian yang kedua menduduki posisi yang lebih penting daripada yang pertama, misalnya : tetapi, akan tetapi, melainkan, sebaiknya, sedangkan, padahal, dan namun.

3. Kata Penghubung Disjungtif (Pilihan) Adalah konjungsi koordinatif yang menghubungkan kedua unsur yang sederajat dengan memilih salah satu dari dua hal atau lebih,misalnya: atau, maupun, baik,dan entah

4. Kata Penghubung Temporal (Waktu) Adalah kata yang menjelaskan hubungan waktu antara dua hal atau peristiwa. Kata konjungsi temporal berikut ini menjelaskan hubungan yang tidak sederajat, misalnya : apabila, bila, bilamana, demi, hingga, ketika, sambil,sebelum, sampai, sedari, sejak, selama, semenjak, sementara, seraya, waktu, setelah, sesudah dan taktala.

5. Kata Penghubung Final (Tujuan) Adalah konjungsi modalitas yang menjelaskan maksud dan tujuan suatu peristiwa, atau tindakan. Kata- kata yang biasa dipakai untuk menyatakan hubungan ini adalah : supaya, guna, untuk dan agar.

6. Kata Penghubung Sebab (kausal)

Page 28: Suplemen Seri Menulis Ilmiah Blok 1 Tahun 2013 Tgl 14 09 2013

A C A D E M I C W R I T I N G

25

Adalah kata yang menjelaskan suatu peristiwa karena sebab tertentu. Bila anak kalimat ditandai oleh konjungsi sebab, maka induk kalimat merupakan akibatnya. Kata – kata yang dipakai untuk menyatakan hubungan sebab adalah sebab, sebab itu, karena dan karena itu.

7. Kata Penghubungn Akibat (konsekutif) Adalah konjungsi yang menjelaskan bahwa suatu peristiwa terjadi akibat suatu hal yang lain. Dalam hal ini anak kalimat ditandai konjungsi yang menyatakan akibat,sedangkan peristiwanya dinyatakan dalam induk kalimat. Kata-kata yang dipakai untuk menandai konjungis ini adalah : sehingga, sampai dan akibatnya.

8. Kata Penghubung Syarat (Konduksional) Adalah konjungsi yang menjelaskan bahwa suatu hal dapat terjadi bila syarat- syarat yang disebutkan itu dipenuhi. Kata yang menyatakan hubungan ini adalah : jika, jikalau, apabila, kalau, dan bilamana.

9. Kata penghubung Tak Bersyarat Kata penghubung ini menjelaskan bahwa suatu hal dapat terjadi tanpa perlu ada syarat-syarat yang dipenuhi. Kata-kata yang termasuk dalam konjungsi ini adalah walaupun, meskipun, dan biarpun.

10. Kata penghubung perbandingan Berfungsi menghubungkan dua hal dengan cara membandingkan kedua hal itu. Kata – kata yang sering dipakai dalam konjungsi ini adalah sebagai, sebagaimana, seperti, bagai, bagaikan, seakan- akan, ibarat, umpama, dan daripada.

11. Kata penghubung korelatif Konjungsi ini menghubungkan dua bagia kalimat yang mempunyai sedemikian rupa sehingga antara kalimat terlihat saling melengkapi. Contoh : semakin, kian, bertambah, tidak hanya, tetapi juga, sedemikian rupa, sehingga, baik dan maupun.

12. Kata penghubung Penegas ( menguatkan atau intensifikasi) Konjungsi ini berfungsi untuk menegaskan atau meringkas suatu bagian kalimat yang telah disebut sebelumnya, termasuk didalam konjungsi hal- hal yang menyatakan rincian. Contoh: bahkan, apalagi, yakni, yaitu, umpama, misalnya, ringkasnya dan akhirnya.

13. Kata penghubung penjelas (penetap) Konjungsi ini berfungsi menghubungkan bagian kalimat terdahulu dengan perinciannya. Contoh kata dalam konjungsi ini adalah bahwa.

14. Kata penghubung pembenaran (konsesif) Konjungsi ini berfungsi untuk menghubungkan dua hal dengan cara membenarkan atau mengakui suatu hal, sementara menolak hal yang lain yang ditandai oleh konjungsi tadi. Pembenaran dinyatakan degna kalimat induk, sementara penolakan dinyatakan dengan anak kalimat. Contoh : meskipun, walaupun, biar, biarpun, sungguhpun, kendatipun dan sekalipun.

15. Kata Penghubung Urutan

Page 29: Suplemen Seri Menulis Ilmiah Blok 1 Tahun 2013 Tgl 14 09 2013

A C A D E M I C W R I T I N G

26

Konjungsi ini menyatakan urutan sesuatu hal. Kata- kata yang termasuk dalam konjungsi ini adalah mula – mula, lalu dan kemudian.

16. Kata Penghubung Pembatasan Kata penghubung yang menyatakan pembatasan terhadap sesuatu hal atau dalam batas- batas mana perbuatan dapat dikerjakan, misalnya kecuali, selain, dan asal.

17. Kata Penghubung Penanda Kata penghubung ini menyatakan penandaan terhadap sesuatu hal. Contoh : umpama dan contoh.

18. Kata Penghubung Situasi Kata penghubung yang menjelaskan suatu perbuatan terjadi atau berlangsung dalam keadaan tertentu. Contoh : sedang, sedangkan, padahal, dan sambil.

3. Unsur Kelengkapan (well developed)

Setiap ide pokok yang didiskusikan dalam paragraf harus dijelaskan dan didukung ide penjelas yang diwujudkan oleh kalimat-kalimat penjelas. Kalimat penjelas dapat berupa bukti-bukti dan rincian yang mampu menyokong dan mengembangkan ide pokok. Suatu paragraf dikatakan tidak lengkap apabila ide penjelas kurang dikembangkan dalam kalimat-kalimat penjelas.

5.2.5 Susunan Paragraf Terdapat berbagai cara untuk menyusun paragraf. Cara penulis menyusun paragraf tergantung pada ide pokok suatu paragraf. Berikut adalah beberapa kemungkinan susunan paragraf :

Narasi

: Menceritakan sesuatu dengan alur kronologis, dari awal hingga akhir.

Deskripsi : Menceritakan secara rinci tentang sesuatu, mulai dari bentuk, rasa, suara, warna, aroma. Susun secara runtut, atau berdasarkan suatu topik indra tertentu.

Proses : Menjelaskan bagaimana sesuatu bekerja, tahap demi tahap. Misalnya dengan penggunaan kata “pertama-tama”, “selanjutnya”, “akhirnya”, dan lain-lain.

Klasifikasi : Memisahkan ide pokok menjadi kelompok-kelompok atau menjelaskan bagian-bagian tertentu dari ide pokok.

Ilustrasi : Memberi contoh dan menjelaskan bagaimana contoh tersebut menjelaskan ide pokok penulis.

5.2.6. Pengembangan Paragraf Berdasarkan Teknik

Pengembangan paragraf bisa diklasifikasikan berdasarkan tekniknya menjadi dua, yaitu (1) pengembangan paragraf secara alamiah, dan (2) pengembangan paragraf secara logis.

5.2.6.1 Pengembangan Secara Alamiah Paragraf dikembangkan menurut sekuensial waktu dan bersifat kronologis, artinya kalimat mengungkapkan waktu peristiwa atau kegiatan dilakukan. Paragraf yang

Page 30: Suplemen Seri Menulis Ilmiah Blok 1 Tahun 2013 Tgl 14 09 2013

A C A D E M I C W R I T I N G

27

dikembangkan dengan cara ini tidak menampilkan adanya ide pokok atau kalimat pokok. Metode ini biasanya digunakan pada paragraf naratif atau prosedural. Paragraf deskriptif dikembangkan berdasarkan tahapan ruang atau lokasi. Paragraf ini membawa pembaca melangkah dari satu tempat ke tempat lainnya. Kalimat pokok mengungkapkan ide pokok yang diletakkan pada posisi tertentu dan diikuti kalimat penjelas yang berada pada posisi lainnya. 5.2.6.2 Pengembangan Secara Logis Pengembangan paragraf dengan metode ini adalah pengembangan paragraf dengan mengikuti suatu pola pikir tertentu. Metode ini diklasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu klimaks-antiklimaks dan umum-khusus. Metode pengembangan paragraf klimaks-antiklimaks dibagi kembali menjadi dua kelompok, yaitu klimaks dan antiklimaks. Pada metode klimaks, kalimat penjelas diletakkan diawal paragraf dan diakhiri dengan kalimat pokok. Pada metode antiklimaks, ide pokok atau kalimat pokok diletakkan di awal paragraf dan diikuti kalimat penjelas. Metode pengembangan paragraf umum-khusus atau khusus-umum dibagi kembali menjadi dua kelompok, yaitu paragraf yang dikembangkan dengan cara umum ke khusus, dan khusus ke umum. Paragraf yang dikembangkan secara umum ke khusus atau sering disebut paragraf deduktif, pikiran pokok atau kalimat pokoknya diikuti dengan kalimat penjelas atau rincian. Pada paragraf yang dikembangkan secara khusus ke umum atau sering disebut paragraf induktif, paragraf dimulai dengan kalimat-kalimat penjelas yang bersifat khusus dan mengerucut pada suatu kalimat pokok yang bersifat umum dan mengandung pikiran pokok. Pengembangan paragraf tipe khusus-umum ini sering digunakan pada penulisan ilmiah.

5.2.7 Pengembangan paragraf Berdasarkan Isi Pengembangan paragraf berdasarkan isinya dilakukan dengan menggunakan perbandingan atau pertentangan, misalnya klasifikasi dan sebab akibat. Berikut penjelasan singkat keempat cara tersebut : 1) Pembandingan Membandingkan atau mempertentangkan gagasan untuk menjelaskan suatu ide pokok. Persamaan dan perbedaan dari dua hal atau gagasan ditampilkan kemudian dibandingkan. 2) Deskriptif Ide pokok diletakkan pada awal atau akhir paragraf dan disertai dengan ide-ide penjelas untuk mendukung ide pokok. 3) Sebab akibat

Page 31: Suplemen Seri Menulis Ilmiah Blok 1 Tahun 2013 Tgl 14 09 2013

A C A D E M I C W R I T I N G

28

Cara ini disebut juga dengan cara kausalitas. Ide pokok diletakkan sebagai sebab dan ide penjelas dijabarkan sebagai akibat dari ide pokok tersebut, atau sebaliknya kalimat penjelas diletakkan sebagai sebab-sebab yang mengakibatkan ide pokok. 4) Klasifikasi Ide pokok diikuti ide-ide penjelas yang merupakan klasifikasi dari ide pokok. Sebagai contoh ide pokok A, memiliki kalimat penjelas yang merinci dan mengklasifikasikannya sebagai A1, A2 dan seterusnya. 5.2.8. Tahap-Tahap Pengembangan Paragraf Pengembangan paragraf dapat dilakukan melalui lima langkah. Tiap langkah akan menyertakan contoh paragraf untuk menggambarkan bagaimana cara melakukan langkah tersebut. Berikut ini adalah contoh pengembangan paragraf tentang manfaat Zink pada pengobatan diare. Paragraf ini dikembangkan dengan menggunakan ilustrasi yaitu dengan menggunakan contoh-contoh dan menjelaskannya. Tahap 1. Penentuan ide pokok Pengembangan paragraf dimulai dengan formulasi ide pokok. Ide pokok inilah yang mengarahkan pengembangan paragraf. Seringkali ide pokok akan ditampilkan sebagai kalimat pokok. Pada sejumlah kasus, penulis mungkin memerlukan lebih dari satu kalimat untuk menampilkan ide pokok. Berikut adalah contoh ide pokok. Ide pokok: Zink penting untuk diare Tahap 2. Penjelasan ide pokok Pengembangan paragraf berlanjut dengan upaya penulis menjelasan ide pokok pada pembaca, sehingga pembaca dapat memahami ide, gagasan, dan tujuan ide pokok. Ide pokok dapat pula dijelaskan sehingga berupa kalimat pokok. Berikut adalah contoh kalimat pokok : Kalimat pokok : Zink merupakan mikronutrien penting bagi pengobatan diare. Tahap 3. Pemberian contoh atau bukti Pengembangan paragraf berlanjut dengan pemaparan sejumlah kalimat penjelas atau menampilkan bukti-bukti untuk mendukung kalimat pokok. Berikut contoh pemaparan kalimat penjelas dan bukti-bukti : Zink merupakan mikronutrien penting bagi pengobatan diare. Suplementasi Zink yang hilang sangat penting bagi penyembuhan epitel usus. Zink membantu memodulasi sistem pertahanan tubuh di saluran cerna. Tahap 4. Perluasan dan penjelasan contoh-contoh yang diberikan. Tahap berikut dari pengembangan paragraf adalah memperluas dan menjelaskan contoh-contoh yang diberikan pada tahap tiga. Penjelasan terhadap contoh

Page 32: Suplemen Seri Menulis Ilmiah Blok 1 Tahun 2013 Tgl 14 09 2013

A C A D E M I C W R I T I N G

29

hendaknya menguatkan hubungan antara kalimat pokok dan kalimat penjelas serta mampu menunjukkan kepada pembaca bagaimana contoh tersebut menyokong ide pokok pada paragraf yang disusun. Berikut adalah contoh perluasan dan penjelasan contoh-contoh : Zink merupakan mikronutrien penting bagi pengobatan diare. Zink hilang dalam jumlah besar selama diare. Suplementasi Zink yang hilang sangat penting bagi penyembuhan epitel usus. Zink membantu memodulasi sistem pertahanan tubuh di saluran cerna. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa suplemen Zink yang diberikan selama diare mengurangi durasi dan keparahan diare. Zink juga dapat menurunkan kemungkinan terkena diare untuk 2-3 bulan kemudian. Tahap 5. Penyusunan kalimat simpulan atau transisi untuk menuju paragraf berikutnya. Langkah terakhir dalam pengembangan paragraf adalah melengkapi paragraf dengan kalimat yang menyimpulkan paragraf tersebut, mengingatkan pembaca tentang relevansi contoh-contoh dan perluasannya terhadap pikiran pokok. Paragraf juga bisa dilengkapi dengan kalimat transisi menuju paragraf selanjutnya. Berikut adalah contoh melengkapi paragraf dengan kalimat simpulan atau transisi menuju paragraf berikutnya: Zink merupakan mikronutrien penting bagi pengobatan diare. Zink hilang dalam jumlah besar selama diare. Mengganti zink yang hilang sangat penting bagi penyembuhan epitel usus. Zink membantu memodulasi sistem pertahanan tubuh di saluran cerna. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa suplemen zink yang diberikan selama diare mengurangi durasi dan keparahan diare. Zink juga dapat menurunkan kemungkinan terkena diare untuk 2-3 bulan kemudian. Oleh karena pentingnya peran Zink, suplementasi Zink dimasukkan dalam terapi diare oleh WHO.

Page 33: Suplemen Seri Menulis Ilmiah Blok 1 Tahun 2013 Tgl 14 09 2013

A C A D E M I C W R I T I N G

30

5.3. Latihan Cobalah amati lagi struktur esai yang telah anda buat pada latihan sebelumnya. Berdasarkan struktur esai tersebut cobalah susun satu paragraf untuk bagian isi esai. Setelah selesai diskusikanlah salah satu dari paragraf yang telah anda susun!

Page 34: Suplemen Seri Menulis Ilmiah Blok 1 Tahun 2013 Tgl 14 09 2013

A C A D E M I C W R I T I N G

31

Parafrase 6.1 Tujuan Pembelajaran

Mahasiswa mampu memahami kepentingan parafrase sebagai upaya menghindari plagiarisme

Mahasiswa memahami cara membuat parafrase.

6.2 Deskripsi Memparafrase berarti mengekspresikan ide orang lain dengan menggunakan bahasa kita sendiri. Parafrase umumnya menghasilkan naskah yang lebih panjang dibandingkan dengan naskah aslinya. Parafrase juga dapat memberikan keterampilan yang bermanfaat untuk menyusun catatan, baik yang berasal dari bacaan, materi yang disampaikan saat kuliah dan menjelaskan informasi dari tabel, daftar tertentu atau pun diagram. Tahapan Membuat Parafrase : 1) Membaca dengan cermat sumber-sumber referensi yang ada/tersedia.

Hal terpenting adalah bahwa sumber referensi yang ada harus dipahami dengan baik. Agar dapat dipahami dengan baik sebaiknya sumber referensi tersebut dibaca beberapa kali dan bila perlu dampingi dengan kamus.

2) Mengidentifikasi poin-poin utama dan kata-kata kunci. Harus selalu diingat bahwa parafrase harus memasukkan semua ide-ide penting yang tertuang dalam naskah aslinya.

3) Menulis dengan menggunakan kata-kata dan gaya sendiri, dengan cara: Memastikan bahwa tetap konsisiten dengan arti/makna aslinya dan selalu mempertahankan hubungan yang sama antara ide pokok dengan ide-ide penjelasnya. Hal ini dapat dilakukan dengan cara: a. Mengganti beberapa kata yang memungkinkan untuk diganti dengan

menggunakan kata-kata yang memiliki sinonim yang tepat. Hal ini dapat dilakukan dengan mengganti sebuah frasa menjadi kata atau sebaliknya kata menjadi sebuah frasa. Ketika mengganti kata, harus selalu diingat bahwa kebanyakan kata memiliki lebih dari satu arti dan asosiasi, sehingga harus selalu dipertimbangkan dengan baik kata mana yang akan digunakan. Apabila

Bab

6

Page 35: Suplemen Seri Menulis Ilmiah Blok 1 Tahun 2013 Tgl 14 09 2013

A C A D E M I C W R I T I N G

32

penulis tetap menginginkan menggunakan frasa yang unik atau khusus, digunakan “quotation marks” (“…”)

b. Mengubah tata bahasa dan struktur kalimat. Hal ini dapat dilakukan dengan memecah sebuah kalimat yang panjang menjadi 2 kalimat yang lebih pendek atau sebaliknya menggabungkan 2 kalimat pendek menjadi satu kalimat. Di samping itu dapat dengan mengubah bentuk kalimat dari aktif menjadi kalimat pasif atau sebaliknya dan mengubah jenis kata, misalnya dari kata benda menjadi kata sifat.

c. Mengubah urutan dimana informasi atau ide yang dituliskan (selama memungkinkan). Harus selalu berhati-hati untuk tidak mengubah arti/ makna dengan menambah atau mengurangi informasi-informasi penting.

4) Memastikan bahwa penulis telah menuangkan ide-ide utama dalam naskah asli dengan akurat dengan menggunakan kata-kata dan gaya penulis sendiri.

5) Mencatat sumber-sumber aslinya (termasuk halaman) sehingga akan memudahkan penulis dalam membuat referensi.

6) Mengecek kembali serta memastikan bahwa antara tulisan asal dan paraphrase yang kita buat berbeda, baik dari segi kata maupun struktur kalimat, namun tetap memiliki ide pokok yang sama.

7) Melakukan sitasi, dengan menuliskan sumber referensi baik dalam naskah/tulisan maupun pada daftar pustaka

Contoh 1 Perhatikan contoh text asli dan hasil sitasi mahasiswa berikut ini!

TEXT ASLI Peranan Panton-Valentine Leukocidin (PVL) pada bakteri Staphylococcus aureus masih menjadi perdebatan di kalangan ilmuawan. PVL merupakan eksotoksin yang mampu menghasilkan lisis dan apoptosis pada sel ploymorphonuclear leucocytes (PMNs). Akibatnya terjadi berbagai gejala klinis yang berat seperti pneumonia, osteomyelitis dan sepsis. Sumber: Diep BA, et al. Polymorphonuclear leukocytes mediate Staphylococcus aureus Panton-Valentine leukocidin-induced lung inflammation and injury. Proceedings of the National Academy of Sciences. 2010; 107(12):5587.

Page 36: Suplemen Seri Menulis Ilmiah Blok 1 Tahun 2013 Tgl 14 09 2013

A C A D E M I C W R I T I N G

33

Hasil Analisis Contoh sitasi mahasiswa diatas masih belum bisa dikategorikan parafrase yang baik. Hal ini disebabkan karena meskipun mahasiswa telah menyederhanakan kalimat dan menuangkan in text reference, namun pilihan kata dan susunan kalimat masih persis seperti text asli. Dengan demikian hasil sitasi mahasiswa tergolong plagiarism. Contoh 2

HASIL SITASI MAHASISWA Peranan Panton-Valentine Leukocidin (PVL) pada bakteri Staphylococcus aureus masih menjadi perdebatan di kalangan ilmuawan. PVL merupakan eksotoksin yang mampu menghasilkan lisis dan apoptosis pada sel ploymorphonuclear leucocytes (PMNs) (Deep et al, 2010). Daftar Pustaka: Diep BA, et al. Polymorphonuclear leukocytes mediate Staphylococcus aureus Panton-Valentine leukocidin-induced lung inflammation and injury. Proceedings of the National Academy of Sciences.

TEXT ASLI Secara teori, deteksi CRP di dalam air liur dapat menjadi dasar aplikasi sensor. kepentingan dari alat ini adalah dapat menjadi peringtan dini akan adanya penyakit yang bersifat sistemik. Meski demikian, para ahli berpendapat bahwa sebuah test yang hanya mendeteksi substance tunggal masih belum mampu memberikan terobosan informasi yang memadai terhadap adanya suatu kelainan tertentu. Untuk dapat menetapkan diagnosis yang bersifat spesifik, maka sensor tersebut sebaiknya mampu mendeteksi secara kualitatif dan kuantitatif terhadap berbagai macam parameter kelainan dalam waktu yang bersamaan Sumber: Ure & Harris (2003), dental Update, 30;10-15

HASIL SITASI MAHASISWA Ure dan Harris (2003) berpendapat bahwa nantoknologi memungkinkan adanya terobosan penemuan untuk mengembangkan biosensor yang dapat memonitor komponen dalam cairan tubuh manusia seperti CRP. Metode seperti ini dapat menjadi deteksi dini suatu penyakit. Meski demikian, perlu dilakukan upaya tindak lanjut metode ini sebelum akhirnya dipasarkan ke masyarakat. Salah satunya adalah mengembangkan CRP yang sekaligus dapat memonitor berbagai indikator kelaianan. Sumber Pustaka: Ure & Harris (2003), dental Update, 30;10-15

Page 37: Suplemen Seri Menulis Ilmiah Blok 1 Tahun 2013 Tgl 14 09 2013

A C A D E M I C W R I T I N G

34

Hasil Analisis Hasil sitasi mahasiswa diatas sudah bisa dikategorikan parafrase yang baik. Hal ini disebabkan karena mahasiswa sudah menuangkan ide pokok text asli kedalam bahasanya sendiri. Hal ini terlihat dengan adanya perbedaan struktur kalimat dan susunan kata antara text asli dan hasil sitasi mahasiswa. Disamping itu, mahasiswa juga menuliskan in-text reference dan sumber pustaka yang ia gunakan.

6.3 Latihan 6.3.1 Latihan 1

Bacalah paragraf berikut dengan seksama, lalu buatlah menjadi sebuah paragraf dari hasil pemikiran anda tanpa mengubah maknanya dengan melakukan parafrase yang benar. Indonesia perlu menurunkan impor terigunya yang telah mencapai 12 juta metrik ton per tahun, karena hal ini membebani anggaran negara. Salah satu caranya adalah dengan mengembangkan berbagai jenis tepung dari bahan lokal. Sebagai negara dengan tingkat keanekaragaman hayati tertinggi kedua di dunia, Indonesia memiliki banyak jenis tanaman sumber tepung. Contohnya adalah pisang, umbi-umbian, sukun, biji-bijian seperti jagung, sorgum, biji jali, kara-karaan, kacang-kacangan, sagu dan biji buah-buahan. Bahan-bahan sumber tepung itu perlu diidentifikasi dan dikaji sifat tepungnya terlebih dahulu. Tahap berikutnya adalah mengkaji penggunaannya dalam berbagai jenis produk. Kadang diperlukan modifikasi struktur tepung untuk meningkatkan daya gunanya bagi suatu produk tertentu.

6.3.1 Latihan 2

Carilah satu atau lebih artikel yang berkaitan dengan esai anda. Buatlah parafrase dengan cara yang benar terhadap 1 paragraf yang anda tentukan sendiri dari artikel/ tulisan tersebut. (Mohon artikel yang anda gunakan untuk parafrase dibawa dalam diskusi!)

Diskusikanlah hasil parafrase yang anda buat

Page 38: Suplemen Seri Menulis Ilmiah Blok 1 Tahun 2013 Tgl 14 09 2013

A C A D E M I C W R I T I N G

35

Sitasi 7.1 Tujuan Pembelajaran

Mahasiswa mengetahui kaidah sitasi dengan metode Harvard Mahasiswa mampu menerapkan sitasi metode Harvard dalam tulisan ilmiah

7.2 Deskripsi 7.2.1 Gaya Sitasi

Terdapat berbagai gaya sitasi. Walaupun berbeda gaya, namun informasi yang disampaikan dalam sitasi adalah sama, hanya berbeda dalam menampilkannya. Dari bermacam-macam gaya sitasi, ada 2 sistem yang paling umum dipergunakan, yaitu:

1. Author-date system (misalnya Harvard) 2. Sistem Numerik (misalnya Vancouver, MLA, IEEE)

Tidak ada keharusan dalam memilih gaya sitasi, namun yang terpenting adalah apapun sistem yang dipergunakan, kita harus konsisten dalam pengaplikasiannya. Berikut adalah beberap contoh penulisan daftar pustaka untuk berbagai jenis sumber informasi. Dalam modul ini akan dijelaskan secara rinci tentang sitasi dengan menggunakan Sistem Harvard dari Anglikan University (dokumen terlampir). 1. Buku dengan satu pengarang Tata cara penulisan untuk Daftar Pustaka Tata cara penulisan daftar pustaka untuk buku dengan satu pengarang adalah sebagai berikut: Pengarang, Initials., Tahun. Judul Buku. Edition. (hanya dituliskan jika bukan merupakan edisis pertama) Tempat penerbit (harus merupakan kota bukan negara): Penerbit. Contoh Jika edisi pertama Baron, D. P., 2008. Business and the organisation. Chester: Pearson.

Suplemen

7

Page 39: Suplemen Seri Menulis Ilmiah Blok 1 Tahun 2013 Tgl 14 09 2013

A C A D E M I C W R I T I N G

36

Jika edisi ketiga Redman, P., 2006. Good essay writing: a social sciences guide. 3rd ed. London: Open University in assoc. with Sage. Tata cara penulisanin text reference Contoh tata cara penulisan intext reference untuk kedua sumber diatas adalah sebagai berikut: Terdapat empat tipe organisasi jika dilihat dari sumber pendanaanya (Baron, 2008).. Ilmuawan terkemuka seperti Redman (2006) menjelaskan bahwa…..… 2. Artikel Jurnal yang tersedia dalam database Tata cara penulisan daftar pustaka: Pengarang, Inisial., Tahun. Judul Artikel. Judul Jurnal, [jenis media] Volume number (Issue), Halaman jika tersedia. Available through:Sumber [Tanggal akses]. Contoh Boughton, J.M., 2002. The Bretton Woods proposal: an in depth look. Political Science Quarterly, [e-journal] 42 (6), Available through: Anglia Ruskin University Library website<http://libweb.anglia.ac.uk> [Accessed 12 June 2005]. Tata cara penulisanin text reference Contoh tata cara penulisan intext reference untuk sumber diatas adalah sebagai berikut: Terjadi berbagai kontroversi…… dalam ilmu politik………. (Boughton, 2002)

2. Dokumen pdf yang tersedia dalam database Tata cara penulisan daftar pustaka: Untuk dokumen pdf yang tersedia secara gratis dalam web, maka tata cara penulisannya adalah sebagai berikut: Penulis, Tahun.Judul Dokumen. [tipe media] Tempat penerbit (jika diketahui): Penerbit. Diikuti dengan Available at: cantumkan halaman web atau URL untuk pdf, [Tanggal diakses]. Contoh Bank of England, 2008. Inflation Report [pdf] Available at: http://www.bankofengland.co.uk/publications/inflationreport/ir08nov.pdf[Accessed 20 April 2009].

Page 40: Suplemen Seri Menulis Ilmiah Blok 1 Tahun 2013 Tgl 14 09 2013

A C A D E M I C W R I T I N G

37

Department of Health, 2008. Health inequalities: progress and nextsteps. [pdf] London: Department of Health. Available at:<http://www.dh.gov.uk/en/Publicationsandstatistics/Publications/Publica

tionsPolicyAndGuidance/DH_085307> [Accessed 9 June 2008]. Tata cara penulisanin text reference Contoh tata cara penulisan intext reference untuk sumber diatas adalah sebagai berikut: Pada tahun 2001-2006 terjadi peningkatan peminjaman jenis…….. (Bank of England, 2008) Terdapat beberapa pertimbangan dalam penentuan arah kebijakan kesehatan, yaitu……… (Department of Health, 2008).

Page 41: Suplemen Seri Menulis Ilmiah Blok 1 Tahun 2013 Tgl 14 09 2013

A C A D E M I C W R I T I N G

38

7.3 Latihan

1. Buatlah sitasi dalam naskah (in-text reference) dg menggunakan sistem Harvard

dengan ketentuan sebagai berikut:

a. nama pengarang tidak disitasi langsung dalam naskah

b. lebih dari 1 pengarang disitasi dalam naskah

c. sebuah karya dengan dua/tiga pengarang

d. beberapa karya oleh seorang pengarang dalam tahun berbeda

e. berasal dari website

Contoh dapat disesuaikan dengan pilihan referensi yang anda miliki untuk

menyusun esai anda.

Mohon sumber yang anda gunakan dibawa dalam diskusi!

2. Buatlah daftar pustaka dengan menggunakan Sistem Harvard dengan sumber

referensi yang berasal dari:

a. buku dengan banyak pengarang

b. buku yang telah diedit

c. bab dari buku yang telah diedit

d. artikel jurnal dari internet

e. video youtube

Contoh dapat disesuaikan dengan pilihan referensi yang anda miliki untuk

menyusun esai anda.

Mohon sumber yang anda gunakan dibawa dalam diskusi!

Page 42: Suplemen Seri Menulis Ilmiah Blok 1 Tahun 2013 Tgl 14 09 2013

A C A D E M I C W R I T I N G

39

Evaluasi Kritis Terhadap

Sumber Informasi

8.1 Tujuan Mahasiswa mampu mengevaluasi secara kritis suatu sumber informasi

8.2 Deskripsi Pada era informasi seperti saat ini, kita dibanjiri oleh berbagai sumber informasi. Sumber informasi tersebut dapat berasal dari buku, artikel jurnal, media audivisual, pendapat dari akademisi atau pakar, sumber elektronik atau web based resource. Adalah menjadi tanggung jawab pencari informasi untuk bersikap kritis dalam mengevaluasi atau menilai kualitas dari sumber informasi yang diperoleh. Secara garis besar terdapat informasi yang bersifat akademic (scholarly) ada pula yang bersifat populer. Deskripsi dari kedua jenis sumber ini dapat dilihat pada tabel berikut (CSU, 2004,Kinlow Library, 2008) :

Sumber informasi bersifat Akademik/ilmiah

Sumber Informasi bersifat populer

Ditulis/disusun oleh pakar dalam bidang tertentu

Artikel yang dipublikasikan sebelumnya harus melewati suatu proses peer review (peer review merupakan suatu proses dimana artikel di telaah oleh beberapa pakar dalam bidang tersebut terkait aspek substansi/konten dari artikel dan kualitas ilmiah.

Mempunyai sumber kepustakaan Contoh seperti artikel yang tertuang

dalam Journal: Nature, NEJM, The Lancet, dan lain sebagainya.

Ditulis/disusun oleh jurnalis atau pengarang yang belum tentu ahli dalam bidang tersebut

Tidak melewati proses peer review Umumnya tidak mempunyai sumber

kepustakaan Contoh sumber informasi ilmiah mulai

dari publikasi yang bersifat highly respected seperti Scientific America, Time, Newsweek sampai koran atau majalah yang bersifat nasional.

Bab

8

Page 43: Suplemen Seri Menulis Ilmiah Blok 1 Tahun 2013 Tgl 14 09 2013

A C A D E M I C W R I T I N G

40

Adapun evaluasi kritis terhadap suatu sumber informasi meliputi beberapa aspek berikut (CSU, 2004, Kinlow Library, 2008):

Deskripsi ringkas dari masing-masing aspek dapat dilihat pada tabel berikut (CSU, 2004,Kinlow Library, 2008):

Aspek Aspek yang perlu diperhatikan Authority (keabsahan dari penulis

Siapakan penulis dari informasi? Apakah kualifikasi dari penulis dalam kaitannya dengan

tulisan/informasi yang telah disusunnya? Seperti apa reputasi atau kredibilitas penulis? Apakah

penulis termasuk oang yang kredibel dalam subyek tulisannya?

Currency Apakah sumber informasi tersebut bersifat terkini (up-to-date)?

Apakah sumber informasi/tulisan merupakan edisi terkini? Adakah revisi yan terkait dengan sumber informasi yang anda temukan?

Apakah bersumber dari sumber referensi penunjang yang juga bersifat terkini?

Apakah sumber informasi tersebut mencantumkan tanggal penulisan?

Relevence (Meliputi: tujuan, target audiens dan coverage)

Perhatikan jenis informasi: Apakah sumber informasi yang diberikan bersifat advokasi, marketing, berita, ilmiah?

Seberapa lluas cakupan dari informasi/tulisan yan diberikan?

Apakah informasi disusun berdasarkan cara yang sistematis dan logis?

Untuk siapakah informasi tersebut disusun (masyarakat luas, mahasiswa, peer dalam kajian ilmu tertentu)?

Page 44: Suplemen Seri Menulis Ilmiah Blok 1 Tahun 2013 Tgl 14 09 2013

A C A D E M I C W R I T I N G

41

Objectivity Apakah tujuan dari penulisan informasi/ tulisan

tersebut? Perhatikan pada jurnal artikel, terdapat komponen conflict of no interest satatement atau sumber dana penelitian. Dengan memperhatikan aspek ini, maka pembaca dapat secara kritis mengevaluasi tulisan apakah bebas dari aspek bias karena konflik kepentingan pribadi atau badan/lembag tertentu.

Apakah informasi yang diberikan merupakan kaijian yang bersumber pada fakta ataukah opini semata?

Seberapa besar informasi tersebut berusaha mempersuasi pembaca?

Apakah terdapat aspek bias dalam tulisan tersebut?

Accuracy (akurasi sumber informasi)

Seberapa reliabel (free from error) informasi yang dikemukan/ditulis?

Apakah terdapat informasi pendukung yang menunukkan bahwa informasi tersebut bersifat akurat?

Apakah sumber pustaka atau link yang menunjukkan rujukan dari informasi yang diberikan dapat diakses atau ditelusuri?

Apakah sumber informasi/tulisan tersebut telah melewati suatu proses review?

Page 45: Suplemen Seri Menulis Ilmiah Blok 1 Tahun 2013 Tgl 14 09 2013

A C A D E M I C W R I T I N G

42

Daftar Pustaka

Academic Skills Unit Resource Australian Catholic University. 2011. Essay Structure [Online].

New South Wales: Australian Catholic University,. Available:

http://students.acu.edu.au/office_of_student_success/academic_skills_unit_asu/academic

_reading_and_writing/academic_writing/essay_structure [Accessed 5 January 2013 2013].

Anglikan Ruskin University. 2011. Guide to the Harvard Style of Referencing third Edtion [Online].

Cambridge: Anglkan Ruskin University. Available:

http://libweb.anglia.ac.uk/referencing/files/Harvard_referencing_2011.pdf [Accessed 15

February 2013].

Asbury University. 2008. Critical Evaluation of Information Sources [Online]. Available:

http://www.asbury.edu/cms.files/media/document/library/StudyGuide11.pdf [Accessed].

Bailey, S. 2003. Academic Writing: A Practical Guide for Students. New York: Routledge Falmer.

Biomedical Library. 2010. PubMed User's Guide [Online]. Biomedical Library. Available:

biomed.ucsd.edu/pubmed/pmguide.pdf [Accessed 2 February 2013].

Coffin, C., Curry, M. J., Goodman, S., Hewings, A., Lilis, T. M. & Swann, J. 2003. Teaching

Academic Writing: A Toolkit for Higher Education. London: Routledge.

Donnelly, R. & Fitzmaurice, M. 2005. Designing Modules For Learning [Online]. Dublin: All

Ireland Society for Higher Education. Available: http://www.aishe.org/readings/2005-

1/index.html [Accessed 24 September 2012 2012].

Endy, C. 2011. How to Write an Argumentative Essay [Online]. Los Angeles: California State

University. Available: http://www.calstatela.edu/faculty/cendy/writing_tips.pdf [Accessed].

Page 46: Suplemen Seri Menulis Ilmiah Blok 1 Tahun 2013 Tgl 14 09 2013

A C A D E M I C W R I T I N G

43

Hoffmann, A., Griffiths, B. & Elgort, I. 2000. An Academic Writing Module [Online]. Wellington:

Victoria University of Wellington. Available:

http://www.victoria.ac.nz/llc/llc_resources/academic-writing/index.html [Accessed 15

November 2012 2012].

Irvin, L. L. 2010. What is "Academic" Writing? [Online]. Indiana: Parlor Press. Available:

http://wac.colostate.edu/books/writingspaces1/irvin--what-is-academic-writing.pdf

[Accessed].

Learning Centre University Of Sydney. 2012. Module 4: Planning and Writing an Essay [Online].

Sydney University of Sydney. Available:

http://sydney.edu.au/stuserv/documents/learning_centre/M4.pdf [Accessed].

Mendeley. 2011. Getting Started with Mendeley [Online]. Available: www.mendeley.com

[Accessed].

NCBINLM. 2011. PubMed Advanced Search Builder [Online]. Available:

http://www.youtube.com/user/NCBINLM?feature=watch [Accessed].

NCBINLM. 2012. Pubmed: The Filters Sidebar [Online]. NCBINLM. Available:

http://www.youtube.com/watch?v=696R9GbOyvA [Accessed].

Smith, L. 2007. How to evaluate a website [Online]. Sydney: Charles Sturt University. Available:

http://www.csu.edu.au/__data/assets/pdf_file/0008/82781/website_eval.pdf [Accessed 14

January 2013].

Suparno, Haryadi & Suhardi 2001. Bahasa Indonesia untuk Ekonomi, Yogyakarta, Ekonesia.

University Of Washington. n.d,. Argumentative paper Format [Online]. Washington: University of

Washington. Available:

http://depts.washington.edu/owrc/Handouts/Argumentative%20Paper%20Format.pdf

[Accessed].

Page 47: Suplemen Seri Menulis Ilmiah Blok 1 Tahun 2013 Tgl 14 09 2013

A C A D E M I C W R I T I N G

44

Zemach, D. E. & Rumisek, L. A. 2006. Academic Writing from Paragraph to Essay, London,

Macmillan Education.