Supervisi Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah

21
Page 1 SUPERVISI PENGADAAN BARANG DAN JASA DI LINGKUNGAN DEPDIKNAS SUPERVISI PENGADAAN BARANG DAN JASA, SUATU METODE TERAPAN YANG EFEKTIF DALAM BIDANG PENGAWASAN Dalam tatanan kenegaraan dan kelembagaan saat ini, sistem manajemen penyelenggaraan pemerintahan yang akuntabel memegang peranan yang sangat penting untuk menunjang pelaksanaan program-program pembangunan berasaskan pilar-pilar “good governance” yaitu keterbukaan, akuntabilitas publik, partisipasi masyarakat, dan supremasi hukum. Demi mewujudkan dan menjaga terciptanya kondisi dimana pelaksanaan sistem manajemen dapat berjalan sesuai aturan maka diperlukan upaya-upaya profesional dan terkoordinasi dengan baik diantara elemen yang terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam manajemen pemerintahan, profesionalisme aparat yang terlibat dalam proses manajemen secara tidak langsung juga akan berdampak terhadap pencitraan lembaga tersebut, dimana aparat yang profesional akan meningkatkan citra dan kewibawaan suautu lembaga pemerintahan dalam mengimplementasikan kebijakannya berdasarkan pilar-pilar good governance. Salah satu kebijakan pemerintah yang membutuhkan aparatnya untuk bekerja secara profesional dalam menjalankan suatu sistem manajemen adalah kebijakan dalam pengadaan barang dan jasa PENGADAAN BARANG DAN JASA DULU DAN SEKARANG Pengadaan barang dan jasa merupakan alat yang tepat untuk menerapkan kebijakan publik di semua sektor dan menjadi instrumen dalam membangun tata kelola pemerintahan yang baik. Paska pemerintahan orde baru, diawali dengan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, dan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi, Pemerintah mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 18 Tahun 2000 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Namun penilaian terhadap beberapa kelemahan yang terjadi dalam pelaksanaannya menyebabkan Keppres yang telah berperan dalam mengatur pelaksanan pengadaan barang dan By. Ferdy Fristyansjah

description

Wujudkan Kinerja Pemerintahan yang Akuntabel dengan Melaksanakan Pengadaan Barang dan Jasa yang Transparan

Transcript of Supervisi Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah

Page 1: Supervisi Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah

Page

1

SUPERVISI PENGADAAN BARANG DAN JASADI LINGKUNGAN DEPDIKNAS

SUPERVISI PENGADAAN BARANG DAN JASA, SUATU METODE TERAPAN YANG EFEKTIF DALAM BIDANG PENGAWASAN

Dalam tatanan kenegaraan dan kelembagaan saat ini, sistem manajemen

penyelenggaraan pemerintahan yang akuntabel memegang peranan yang sangat

penting untuk menunjang pelaksanaan program-program pembangunan berasaskan

pilar-pilar “good governance” yaitu keterbukaan, akuntabilitas publik, partisipasi

masyarakat, dan supremasi hukum. Demi mewujudkan dan menjaga terciptanya

kondisi dimana pelaksanaan sistem manajemen dapat berjalan sesuai aturan maka

diperlukan upaya-upaya profesional dan terkoordinasi dengan baik diantara elemen

yang terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam manajemen

pemerintahan, profesionalisme aparat yang terlibat dalam proses manajemen secara

tidak langsung juga akan berdampak terhadap pencitraan lembaga tersebut, dimana

aparat yang profesional akan meningkatkan citra dan kewibawaan suautu lembaga

pemerintahan dalam mengimplementasikan kebijakannya berdasarkan pilar-pilar good

governance. Salah satu kebijakan pemerintah yang membutuhkan aparatnya untuk

bekerja secara profesional dalam menjalankan suatu sistem manajemen adalah

kebijakan dalam pengadaan barang dan jasa

PENGADAAN BARANG DAN JASA DULU DAN SEKARANG

Pengadaan barang dan jasa merupakan alat yang tepat untuk menerapkan

kebijakan publik di semua sektor dan menjadi instrumen dalam membangun tata kelola

pemerintahan yang baik. Paska pemerintahan orde baru, diawali dengan Undang-

undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan

Usaha Tidak Sehat, dan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi,

Pemerintah mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 18 Tahun 2000 tentang

Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Namun penilaian terhadap beberapa kelemahan

yang terjadi dalam pelaksanaannya menyebabkan Keppres yang telah berperan dalam

mengatur pelaksanan pengadaan barang dan jasa selama 3 tahun kemudian diubah

dengan Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003. Kelemahan-kelemahan tersebut

antara lain adanya inkonsistensi dalam ketentuan yang diatur didalamnya, adanya

perbedaan interprestasi pada aturan main mengenai penunjukkan langsung dan lelang

terbatas sehingga menjadi pemicu timbulnya konflik dalam pelaksanaan di daerah,

birokrasi pengadaan yang panjang dan terkesan menjadi penghambat keikutsertaan

peserta dari luar daerah, dan tidak adanya ketentuan mengenai persyaratan

profesionalitas bagi sumber daya manusia yang terlibat dalam pengadaan

By. Ferdy Fristyansjah

Page 2: Supervisi Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah

Page

2

SUPERVISI PENGADAAN BARANG DAN JASADI LINGKUNGAN DEPDIKNAS

mengakibatkan penunjukan panitia atau pejabat pengadaan yang tidak memiliki

sertifikat keahlian pengadaan barang dan jasa berbau kolusi, nepotisme, dan kurang

professional dalam menangani pengadaan.

Dengan terbitnya Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 diharapkan celah-

celah kelemahan yang terjadi saat berlakunya Keppres Nomor 18 Tahun 2000 dapat

ditutupi dan prinsip-prinsip pengadaan yang efektif, efisien, mendorong persaingan

sehat, transparansi, akuntabel, dan tidak diskriminatif dapat terwujud. Selain itu

dengan adanya Keppres Nomor 80 tahun 2003 ini juga diharapkan dapat mendorong

terjadinya globalisasi dan liberalisasi sistem pengadaan barang dan jasa di Indonesia.

ISU POKOK PENGADAAN BARANG DAN JASA

Pengadaan barang dan jasa atau yang dalam bahasa asingnya disebut

“procurement” merupakan aktifitas yang timbul karena adanya kebutuhan terhadap

suatu barang atau jasa melalui suatu proses yang diatur. Untuk memenuhi kebutuhan

barang dan jasa instansi pemerintah, Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003

memberikan arahan tentang kegiatan pengadaan barang dan jasa yang dibiayai

melalui APBN/APBD, baik yang dilaksanakan secara swakelola maupun oleh penyedia

barang dan jasa mulai dari persiapan dokumen pengadaan, pelaksanaan pengadaan,

hingga penandatanganan kontrak.

Kesulitan memahami prosedur pengadaan barang dan jasa sesuai ketentuan yang

berlaku, belum adanya transparansi, maraknya praktek ketidakadilan yang

dipertontonkan oknum aparatur pemerintah, dan sulitnya melakukan upaya

pendeteksian terhadap penyelewengan dan manipulasi yang terjadi dalam pengadaan

barang dan jasa menjadi indikator penyebab tingginya angka korupsi yang merugikan

negara hingga milyaran rupiah menjadi isu pokok yang terjadi dalam pelaksanaan

pengadaan barang dan jasa di lingkungan pemerintahan saat ini.

Berdasarkan data Ditjen Perbendaharaan Departemen Keuangan, diketahui

jumlah anggaran lembaga pemerintah departemen/non departemen pada tahun 2009

yang dialokasikan untuk pengadaan barang dan jasa termasuk biaya pemeliharaannya

kurang lebih sebesar 107,6 triliun rupiah atau lebih tepatnya adalah sebesar

Rp.107.637.038.124.000,00. Besarnya anggaran yang dialokasikan pada seluruh

instansi pemerntahan tersebut merupakan peluang yang menggiurkan dan

menimbulkan kekhawtiran akan terjadinya kebocoran keuangan negara apabila tidak

ditangani secara profesional. Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa

Pemerintah (LKPP) menyebutkan bahwa setiap tahunnya diperkirakan mencapai 30%

dari jumlah APBN mengalami kebocoran dari sektor pengadaan barang dan jasa.

Kondisi ini disebabkan adanya penyimpangan yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu

By. Ferdy Fristyansjah

Page 3: Supervisi Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah

Page

3

SUPERVISI PENGADAAN BARANG DAN JASADI LINGKUNGAN DEPDIKNAS

terhadap prosedur pengadaan barang dan jasa. Untuk menghindari dan mencegah

terjadinya penyimpangan tersebut, diperlukan adanya strategi yang tepat yang dimulai

dengan cara melakukan analisis resiko pengadaan barang dan jasa, dan sistem

pengendalian pengadaan barang dan jasa.

ANALISIS RESIKO PENGADAAN BARANG DAN JASA

Suatu tindakan dapat disimpulkan sebagai suatu tindakan korupsi menurut

Undang-undang No. 31 tahun 1999 tentang Tindak Pidana Korupsi (selanjutnya disebut

UU Tipikor) apabila terpenuhinya seluruh unsur perbuatan yaitu (1) melawan hukum,

(2) memperkaya diri/orang lain/korporasi, dan (3) dapat merugikan keuangan negara.

Namun jika salah satu unsur tidak terpenuhi, maka tindakan tersebut tidak dapat

dikategorikan sebagai tindakan yang beresiko tindak pidana korupsi. Dalam pengadaan

barang dan jasa pemerintah, resiko terjadinya kasus korupsi sangat terkait dengan

pelanggaran terhadap prinsip-prinsip pengadaan dalam Keppres Nomor 80 Tahun 2003

yaitu efisien, efektif, terbuka dan bersaing, transparan, adil/tidak diskriminatif, dan

akuntabel. Prinsip-prinsip ini merupakan kriteria yang sangat hakiki dalam proses

pengadaan barang dan jasa dan apabila dilanggar maka telah terpenuhi salah satu

unsur perbuatan Tipikor yaitu unsur melawan hukum. Unsur lain yang perlu dianalisa

dan dikaji yaitu menyangkut unsur kerugian negara dan memperkaya diri/orang

lain/korporasi.

Sebagai contoh, dalam kasus pengadaan barang dan jasa yang terbukti harga beli

barang/jasa jauh lebih mahal dibandingkan dengan harga pasar, maka terhadap

rekanan dan/atau pejabat pengadaan yang terlibat dapat dikenakan sanksi yang

menyangkut 2 hal yaitu sanksi tindak pidana korupsi dan sanksi perdata. Untuk

mengungkap kasus yang mengakibatkan terjadinya kerugian negara dan berindikasi

korupsi, kolusi dan nepotisme dengan dugaan adanya keterlibatan pihak-pihak dari

penyelenggara negara tersebut maka dilakukan audit investigasi yang lebih

menekankan kepada identifikasi pidana. Setelah melalui upaya pemeriksaan yang

panjang hingga diajukannya kasus tersebut kepada persidangan kasus tindak pidana

korupsi seringkali berbeda hasilnya dengan yang diharapkan karena pengadilan

memutuskan perkara tersebut sebagai perkara perdata, dan untuk itu, pengembalian

kerugian negara dan memperoleh kembali aset negara menjadi upaya yang sangat sulit

dilakukan terhadap tedakwa kasus perdata walaupun dengan berbagai upaya hokum

berupa sanksi sesuai dengan Kasus Pelanggaran Disiplin Pegawai. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa kasus pengadaan barang dan jasa yang

mengakibatkan terjadinya kerugian negara karena adanya penyimpangan

terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan tidak selalu merupakan

kasus Tindak Pidana Korupsi, melainkan dapat juga merupakan kasus Perdata

By. Ferdy Fristyansjah

Page 4: Supervisi Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah

Page

4

SUPERVISI PENGADAAN BARANG DAN JASADI LINGKUNGAN DEPDIKNAS

yang bersumber pada masalah-masalah seputar perikatan/perjanjian seperti

keterlambatan waktu penyelesaian pekerjaan dimana hukum perdata menitikberatkan

kepada hubungan antara antara dua belah pihak yang ditimbulkan dari adanya gugatan

dari pihak yang merasa dirugikan (penggugat). Demikian juga kasus keterlambatan

penyelesaian pekerjaan oleh rekanan yang mengakibatkan tidak efektifnya suatu hasil

dari kegiatan pengadaan barang dan jasa, hanya dapat dikenakan sanksi sesuai

ketentuan yang tercantum dalam dokumen perjanjian/Kontrak.

Berdasarkan analisa diatas maka diperlukan adanya suatu sistem pengawasan

dengan pola pembinaan dan pengawasan secara profesional dan taat asas, yaitu

Supervisi Pengadaan Barang dan Jasa. Sebagai pengembangan dari metode

pengawasan, supervisi merupakan tool kit yang ampuh dan pakem yang selama ini

tidak benar-benar dipahami dan dimaknai secara utuh untuk dapat diperankan dalam

suatu kegiatan pengawasan pengadaan barang dan jasa sektor publik. Disain supervisi

pengadaan barang dan jasa dapat memiliki fungsi ganda yaitu berfungsi untuk

mencegah terjadinya kasus penyimpangan yang berakibat terjadinya kerugian negara

dengan indikasi tindak pidana korupsi ataupun perdata namun juga dapat berfungsi

sebagai guiddens pada kegiatan pengadaan barang dan jasa guna mendapatkan hasil

pengadaan yang akuntabel, berdaya guna, efektif, efisien, dan ekonomis demi

kepentingan bangsa dan ngara. Pengendalian yang dilakukan dengan mengoptimalkan

kegiatan supervisi bagi pelaksana pengadaan barang dan jasa dapat meminimalisasi

terjadinya penyimpangan yang bakal terjadi baik pada saat proses pemilihan calon

penydia barang dan jasa maupun pada saat pelaksanaan pekerjaan pengadaan

sebagamana dituangkan dalam Kontrak Pengadaan.

PENGERTIAN SUPERVISI

Supervisi adalah bantuan dalam pengembangan untuk memperoleh kondisi yang

lebih baik. Meskipun akhirnya tertuju pada hasil, namun yang diutamakan dalam

supervisi adalah bantuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas sumber daya

manusia. Supervisi adalah suatu aktifitas pembinaan yang direncanakan untuk

membantu seseorang atau sekelompok orang agar melakukan pekerjaan mereka

secara efektif. Supervisi merupakan pengawasan profesional dalam bidang akademik,

yang dijalankan berdasarkan kaidah-kaidah keilmuan bidang kerjanya, dan untuk

memahami suatu lebih mendalam dari sekedar pengawasan biasa. Supervisi bertujuan

untuk meningkatkan mutu kinerja melalui perbaikan situasi dalam suatu proses bekerja

dan belajar. Supervisi disini bukanlah pekerjaan inspeksi, melainkan pekerjaan

pembinaan yang menggunakan sejumlah teknik atau pendekatan dalam memberikan

dorongan dan bantuan secara profesional untuk memperbaiki kinerja.

By. Ferdy Fristyansjah

Page 5: Supervisi Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah

Page

5

SUPERVISI PENGADAAN BARANG DAN JASADI LINGKUNGAN DEPDIKNAS

Dari uraian di atas menunjukan bahwa pekerjaan supervisi adalah melakukan

pengembangan pendidikan dalam pekerjaan atau jabatan guna membantu seseorang

atau sekelompok orang dalam memperoleh wawasan baru dalam pengembangan

jabatan dan memahami tugas-tugasnya atau dengan kata lain secara administratif di

samping pengawasan, supervisi juga dibutuhkan untuk mewujudkan kinerja profesional

secara lebih efektif dan terukur. Supervisi yang dilakukan mencakup aspek

perencanaan, pelaksanaan, tata laksana, pendanaan, dan kualitas/mutu hasil

pelaksanaan. Kegiatan supervisi ini dapat dilakukan baik secara periodik maupun

sewaktu-waktu.

PRINSIP SUPERVISI

Yang dimaksud dengan prinsip supervisi adalah kaidah-kaidah yang harus

dipedomani atau dijadikan landasan di dalam melakukan kegiatan supervisi. Sahertian

& Mataheru (1982) mengemukakan bahwa dalam melaksanakan supervisi hendaknya

bertumpu pada prinsip sebagai berikut:

1. Ilmiah, maksudnya supervisi harus dilakukan secara sistematis, objektif, dan

menggunakan instrument;

2. Demokratis, maksudnya menjujung tinggi musyawarah dan memiliki jiwa

kekeluargaan;

3. Kooperatif, maksudnya seluruh staf sekolah dapat bekerja sama, mengembangkan

usaha bersama dalam menciptakan situasi belajar mengajar yang lebih baik;

4. Konstruktik dan kreatif, maskudnya membina guru serta mendorong untuk aktif

menciptakan suasana dimana tiap orang merasa aman.

METODE DAN TEKNIK SUPERVISI

Ada dua metode yang pakai dalam melakukan supervisi, yakni :

a. Metode langsung

b. Metode tak langsung

Metode langsung adalah cara mensupervisi dimana mereka (orang) yang diupervisi

berhadapan lansung dengan supervisor, sedangkan metode tak lansung adalah cara

mensupervisi dimana mereka tidak langsung berhadapan dengan supervisor tetapi

menggunakan media tertentu seperti televisi, radio dan sebagainya.

Metode langsung dapat dilakukan dengan sejumlah teknik baik individual maupun

kelompok. Yang termasuk teknik individual, yaitu :

a. Kunjungan kelas (classroom visitation)

By. Ferdy Fristyansjah

Page 6: Supervisi Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah

Page

6

SUPERVISI PENGADAAN BARANG DAN JASADI LINGKUNGAN DEPDIKNAS

b. Observasi kelas (classroom observation)

Pertemuan individual (indiviudal conference)

c. Saling mengunjungi (intervisitation)

d. Penilaian diri sendiri (self evaluation)

TUJUAN DAN SASARAN SUPERVISI

Tujuan berfungsi sebagai arah atau penuntun di dalam melaksanakan supervisi.

Disamping itu, dapat pula dijadikan tolak ukur di dalam menilai efektif tidaknya

tidaknya pelaksanaan supervisi.\

Tujuan supervisi berkaitan erat dengan tujuan pendidikan di sekolah sebab supervisi

pada dasarnya dilaksanakan dalam rangka membantu pihak sekolah (guru-guru) agar

dapat melaksanakan tugasnya secara lebih baik, sehingga tujuan yang ingin dicapai

dapat berjalan secara optimal. Tujuan utama supervisi adalah memperbaiki pengajaran

(Neagly & Evans, 1980; Oliva, 1984; Hoy & Forsyth, 1986; Wiles dan Bondi, 1986;

Glickman, 1990). Sedangkan sasaran utama dari pelaksanaan kegiatan supervisi

tersebut adalah peningkatan kemampuan profesional guru (Depdiknas, 1986, 1994, &

1995).

Sementara itu, Nawawi (1983) mengemukakan bahwa supervisi bertujuan

menolong guru-guru dengan kesadarannya sendiri berusaha untuk berkembang dan

tumbuh menjadi guru yang lebih cakap dan lebih baik di dalam melaksanakan tugas-

tugasnya. Senada dengan hal itu, Glickman (1981) menyatakan bahwa tujuan supervisi

pengajaran adalah membantu guru bagaimana belajar meningkatkan kemampuan

mereka sendiri guna mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan bagi siswa-

siswanya. Pernyataan itu tersebut menyiratkan peran dan tanggung jawab guru serta

peran dan tangung jawab supervisor dalam setiap Program supervisi.

Tujuan akhir supervisi sebenarnya adalah agar terjadi pertumbuhan dikalangan

siswa, yang tergambar dari hasil belajar atau prestasinya. Prestasi belajar sangat

dipengaruhi oleh proses pembelajaran yang dilakukan guru. Oleh karena itulah tujuan

utama supervisi adalah memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran

tersebut.

PRINSIP SUPERVISI

By. Ferdy Fristyansjah

Page 7: Supervisi Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah

Page

7

SUPERVISI PENGADAAN BARANG DAN JASADI LINGKUNGAN DEPDIKNAS

1. Supervisi bersifat memberikan bimbingan dan bantuan untuk mengatasi masalah

dan kesulitan dan bukan mencari–cari kesalahan.

2. Pemberian bantuan dan bimbingan bantuan dilakukan secara langsung, artinya

bahwa pihak yang mendapat bantruan dan bimbingan tersebut tanpa dipaksa atau

dibukakan hatinya dapat merasa sendiri serta sepadan dengan dengan kemampuan

untuk dapat mengatsi sendiri.

3. Apabila supervisor merencanakan akan memberikan saran atau umpan balik,

sebaiknya disampaikan sesegera mungkin agar tidak lupa. Sebaiknya supervisor

memberikan kesempatan kepada pihak yang disupervisi untuk mengajukan

pertanyaan atau tanggapan.

4. Kegiatan supervisi sebaiknya dilakukan secara berkala misalnya 3 bulan sekali,

bukan menurut minat dan kesempatan yang dimiliki oleh supervisor.

5. Suasana yang terjadi selama supervisi berlangsung hendaknya mencerminkan

adanya hubungan yang baik entara supervisor dan yang disupervisi tercipta

suasana kemitraan yang akrab. Hal ini bertujuan agar pihak yang disupervisi tidak

segan–segan mengemukakan pendapat tentang kesulitan yang dihadapi atau

kekurangan yang dimilki.

6. Untuk menjaga agar apa yang dilakukan dan yang ditemukan tidak hilang atau

terlupakan, sebaiknya supervisor membuat catatan singkat, berisi hal – hal yang

penting.

7. Konsep supervisi modern dirumuskan oleh Kimball Wiles (1967) sebagai berikut :

“Supervision is assistance in the devolepment of a better teaching learning

situation”. Supervisi adalah bantuan dalam pengembangan situasi pembelajaran

yang lebih baik. Rumusan ini mengisyaratkan bahwa layanan supervisi meliputi

keseluruhan situasi belajar mengajar (goal, material, technique, method, teacher,

student, an envirovment). Situasi belajar inilah yang seharusnya diperbaiki dan

ditingkatkan melalui layanan kegiatan supervisi. Dengan demikian layanan supervisi

tersebut mencakup seluruh aspek dari penyelenggaraan pendidikan dan

pengajaran.

8. Konsep supervisi tidak bisa disamakan dengan inspeksi, inspeksi lebih menekankan

kepada kekuasaan dan bersifat otoriter, sedangkan supervisi lebih menekankan

kepada persahabatan yang dilandasi oleh pemberian pelayanan dan kerjasama

yang lebih baik diantara unit yang disupervisi, karena bersifat demokratis.

Pada perakteknya tugas supervisi bukanlah pekerjaan inspeksi tetapi menggunakan

sejumlah teknik atau pendekatan dalam memberikan dorongan dan bantuan karena

memerlukan bantuan profesional langsung dari ahlinya untuk memperbaiki kinerja.

By. Ferdy Fristyansjah

Page 8: Supervisi Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah

Page

8

SUPERVISI PENGADAAN BARANG DAN JASADI LINGKUNGAN DEPDIKNAS

Dari uraian di atas menunjukan bahwa pekerjaan supervisi adalah melakukan

pengembangan staf dan pendidikan dalam jabatan untuk membantu personel dalam

memahami pekerjaannya dan mendapat informasi baru dalam pengembangan jabatan

atau dengan kata lain di samping pengawasan administrative, supervisi dan bimbingan

dibutuhkan untuk mewujudkan kinerja profesional secara lebih efektif dan terukur.

Supervisi mencakup aspek perencanaan, pelaksanaan, tata laksana, pendanaan,

kualitas, pengendalian dan pengawasan. Supervisi dapat dilakukan baik secara berkala

maupun sewaktu-waktu. Seorang supervisor memiliki peran berbeda dengan seorang

pengawas atau pemeriksa. Supervisor lebih berperan sebagai “guru” yang siap

membantu aparatur pemerintah dalam meningkatkan pengetahuan untuk

mengendalikan pelaksanaan program-program pembangunan. Supervisor bukanlah

seorang pengawas yang hanya mencari-cari kesalahan.

Untuk menilai efektif tidaknya supervisi, tujuan supervisi harus ditetapkan terlebih

dahulu. Pada dasarnya supervisi dilakukan untuk membantu pihak-pihak terkait agar

dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, sehingga tujuan dapat tercapai secara

optimal. Secara umum supervisi berhubungan dengan pengembangan sumber daya

manusia, dengan sasaran utamanya pada upaya untuk meningkatkan kemampuan

profesional seseorang atau sekelompok orang terhadap satu bidang tertentu.

Peran yang diharapkan dari supervisor adalah:

(a) sebagai koordinator, mampu mengkoordinasikan setiap tahapan pekerjaan dan

mengidentifikasi data yang dibutuhkan dalam setiap pelaksanaan tugas dan

pembuatan laporanya;

(b) sebagai konsultan, memiliki kemampuan sebagai spesialis dalam masalah

substansi pengadaan barang dan jasa, metodologi, dan pengembangan kualitas

sumber daya manusia, sehingga supervisor diharapkan dapat membantu pihak

yang disupervisi baik secara individual maupun kelompok;

(c) sebagai pemimpin kelompok (group leader), supervisor harus memiliki

kemampuan memimpin, memahami dan menghadapi berbagai bentuk dinamika

kelompok; dan

(d) sebagai evaluator, dapat memberikan bantuan dalam mengevaluasi pelaksanaan

tugas, dan mampu membantu mengidentifikasi dan memberikan solusi dari

permasalahan yang dihadapi pihak yang disupervisi.

By. Ferdy Fristyansjah

Page 9: Supervisi Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah

Page

9

SUPERVISI PENGADAAN BARANG DAN JASADI LINGKUNGAN DEPDIKNAS

Terdapat berbagai teknik dan pendekatan yang dapat diterapkan oleh supervisor, baik

secara individual di dalam maupun di luar kelas dan kelompok. Dalam kegiatan

supervisi kelompok, peran supervisor yang menonjol adalah sebagai koordinator dan

group leader. Sementara itu dalam kegiatan supervisi individual, supervisor lebih

berperan sebagai konsultan.

Dengan supervisi para pelaksana kegiatan akan lebih mengetahui bagaimana

melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya, dan

mengimplementaasikannya dengan baik. Dengan demikian supervisi dapat

diartikan sebagai kegiatan pengawasan yang dilakukan melalui proses

pendekatan yang fleksibel atau tidak kaku, dan berdasarkan prinsip

kemitraan yang berinteraksi secara profesional.

Ciri-ciri supervisi :

a. Research : meneliti situasi sebenarnya di lapangan

b. Evaluation : penilaian

c. Improvement : mengadakan perbaikan

d. Assistance : memberikan bantuan dan bimbingan

e. Cooperation : kerjasama ke arah perbaikan situasi

Prinsip-prinsip supervisi :

a. Tidak otoriter

b. Tidak berasaskan kekuasaan

c. Tidak lepas dari tujuan

d. Bukan mencari kesalahan

e. Tidak boleh cepat mengharapkan hasil

f. Konstruktif dan kreatif

g. Sumber secara kolektif dari berbagai pihak

h. Profesional

i. Sanggup mengembangkan potensi pihak yang disupervisi

j. Memperhatikan kesejahteraan pihak yang disupervisi

k. Progresif

l. Memperhitungkan kemampuan sendiri

m. Sederhana dan informal

n. Sanggup mengevaluasi diri sendiri

Supervisi menggunakan penilaian yang dikembangkan mulai dari tahap perencanaan,

pelaksanaan, hingga evaluasi dengan kesimpulan akhir pada penilaian kinerja.

By. Ferdy Fristyansjah

Page 10: Supervisi Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah

Page

1

0

SUPERVISI PENGADAAN BARANG DAN JASADI LINGKUNGAN DEPDIKNAS

KOMPETENSI SUPERVISOR

Untuk dapat melaksanakan peran-peran di atas, supervisor harus memiliki

beberapa kompetensi dan kemampuan pokok, yaitu berkaitan dengan substantive

aspects of professional development, meliputi pemahaman dan pemilikan guru

terhadap tujuan pengajaran, persepsi guru terhadap peserta didik, pengetahuan guru

tentang materi, dan penguasaan guru terhadap teknik mengajar. Kedua berkaitan

dengan professional development competency areas, yaitu agar para guru mengetahui

bagaimana mengerja-kan tugas (know how to do), dapat mengerjakan (can do), mau

mengerja-kan (will do) serta mau mengembangkan profesionalnya (will grow) (Ba-fadal,

1992: 10-11).

Glatthorn (1990) menyatakan kompetensi yang harus dimiliki su-pervisor meliputi

hal-hal yang berkaitan dengan the nature of teaching, the nature of adult development,

dan tentu saja juga the characteristics of good and effective school.

Berkaitan dengan hakikat pengajaran, supervisor harus memahami keterkaitan

berbagai variabel yang berpengaruh. Pertama, adalah faktor-faktor organisasional,

terutama budaya organisasi dan keberadaan tenaga profesional lainnya dalam lembaga

pendidikan. Kedua, berkaitan dengan pribadi guru, menyangkut pengetahuan guru,

kemampuan membuat perencanaan dan mengambil keputusan, motivasi kerja, tahapan

perkembangan atau kematangan, dan keterampilan guru. Ketiga, berkaitan dengan

support system dalam pengajaran, yaitu kurikulum, berbagai buku teks, serta ujian-

ujian. Terakhir, adalah siswa sendiri yang keberadaannya di dalam kelas sangat

bervariasi.

Dalam hal adult development, supervisor harus mengetahui tahapan

perkembangan dan kematangan kerja seorang guru, tahapan perkembangan moral,

tahapan pengembangan profesional, serta berbagai prinsip dan teknik pembelajaran

orang dewasa.

Ketiga, supervisor harus mengetahui ukuran kemajuan dan keefektifan sebuah

sekolah. Hal ini merupakan muara dari kegiatan yang dilakukan bersama para guru dan

kepala sekolah. Selain berkaitan dengan pembelajaran di dalam kelas, supervisor juga

harus siap membantu kepala sekolah dalam bidang manajerial secara umum.

Sebagai seorang supervisor, yang harus melaksanakan tugas tanggungjawabnya

hendaknya mempunyai persyaratan-persyaratan idiil. Dilihat dari segi kepribadiannya

(personality) syarat-syarat seorang Supervisor adalah sebagi berikut:

1. Ia harus mempunyai perikemanusiaan dan solidaritas yang tinggi, dapat menilai

orang lain secara teliti dari segi kemanusiaannya serta dapat bergaul dengan baik.

By. Ferdy Fristyansjah

Page 11: Supervisi Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah

Page

1

1

SUPERVISI PENGADAAN BARANG DAN JASADI LINGKUNGAN DEPDIKNAS

2. Ia harus dapat memelihara dan menghargai dengan sungguh-sungguh semua

kepercayaan yang diberikan oleh orang-orang yang berhubungan dengannya.

3. Ia harus berjiwa optimis yang berusaha mencari yang baik, mengharapkan yang

baik dan melihat segi-segi yang baik.

4. Hendaknya bersifat adil dan jujur, sehingga tidak dapat dipengaruhi oleh

penyimpangan-penyimpangan manusia.

5. Hendaknya ia cukup tegas dan objektif (tidak memihak), sehingga guru-guru yang

lemah dalam stafnya tidak "hilang dalam bayangan" orang-orang yang kuat

pribadnya.

6. Ia harus berjiwa terbuka dan luas, sehingga lekas dan mudah dapat memberikan

pengakuan dan penghargaan terhadap prestasi yang baik.

7. Jiwanya yang terbuka tidak boleh menimbulkan prasangka terhadap seseorang

untuk selama-lamanya hanya karena sesuatu kesalahan saja.

8. Ia hendaknya sedemikian jujur, terbuka dan penuh tanggung jawab.

9. Ia harus cukup taktik, sehingga kritiknya tidak menyinggung perasaan orang lain.

10. Sikapnya yang bersimpati terhadap guru-gurunya tidak akan menimbulkan depresi

dan putus asa pada anggota-anggota stafnya.

TUGAS-TUGAS SUPERVISOR

Sehubungan dengan fungsi-fungsi supervise yang telah dibahas di atas, maka

pemakala mengemukakan 10 macam tugas supervise pendidikan dari 26 macam

supervisi yang telah dikemukakan oleh Ngalim Purwanto.

1. Menghadiri rapat atau pertemuan organisasi-organisasi professional

2. Mendiskusikan tujuan-tujuan dan filsafat pendidikan dengan guru-guru.

3. Melakukan classroom visitation atau class visit

4. Mengadakan rapat-rapat kelompok untuk membicarakan masalah-masalah umum.

5. Mengadakan pertemuan-pertemuan individual dengan guru-guru tentang masalah-

masalah yang mereka usulkan.

6. Mnediskusikan metode-metode mengajar dengan guru-guru.

7. Memilih dan menilai buku-buku yang diperlukan bagi murid-murid.

8. Membimbing guru-guru dalam menyusun dan mengembangkan sumber-sumber

atau unit-unit pengajaran.

9. Memberikan saran-saran atau instruksi tentang bagaimana melaksanakan statu

unit pengajaran.

10. Mengorganisasi dan bekerja dengan kelompok guru-guru dalam program revisi

kurikulum.

By. Ferdy Fristyansjah

Page 12: Supervisi Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah

Page

1

2

SUPERVISI PENGADAAN BARANG DAN JASADI LINGKUNGAN DEPDIKNAS

Dalam bukunya " Role Of Supervisor And Curiculum Directors In A Climate Of Change ".

Ceeper menyimpulkan beberapa hal yang memberi gambaran tentang latar belakang

perlunya supervisI antara lain. (12 : 12 ) :

1. Bahwa dalam perubahan social dewasa ini perlu diperhatikan dimensi baru, yaitu

perlu perubahan teknologi ruang angkasa.

2. Berkembangnya science dan teknologi yang semakin cepat.

3. Adanya urbanisasi yang semakin meningkat, menyebabkan masalah baru dalam

pendidikan.

4. Adanya tuntutan hak-hak asasi manusia yang juga menyebabkan problema bagi

para pendidik yang memerlukan pemecahan secara rasional.

5. Akibatnya pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran menyebabkan adanya :

- Daerah-daerah miskin dan kaya

- Adanya banyak waktu terbuang

- Kecenderungan muda-mudi memerlukan pendidikan umum dan kejuruan untuk

dapat bekerja/mencari pekerjaan dalam masyarakat.

6. Suburnya birokrasi dapat menghambat kelancaran dalam bidang pendidikan.

Setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya pengawasan atau

supervise. Pengawasan bertanggung jawab tentang keefektifan program itu. Oleh

karena itu, supervise haruslah meneliti ada atau tidaknya kondisi-kondisi yang akan

memungkinkan tercapainya tujuan-tujuan pendidikan.

Dalam mewujudkan keberhasilan pendidikan di sekolah dan usaha professional,

kelanjutan kunjungan pengontrolan (supervisi) oleh pengawas utama hend$aknya

dilaksanakan secara teratur dan berkesinambungan.

SUPERVISI PENGADAAN BARANG DAN JASA SEBAGAI AMANAH KEPPRES

NOMOR 80 TAHUN 2003

Sebagai bentuk pembinaan dan pengawasan, secara fundamental supervisi

mengemban amanah yang tercantum dalam Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003

tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah, bahwa instansi

pemerintah bertanggung jawab atas pengendalian pelaksanaan pengadaan

barang/jasa, termasuk kewajiban mengoptimalkan penggunaan produksi dalam negeri,

dan perluasan kesempatan berusaha bagi usaha kecil termasuk koperasi kecil, serta

instansi pemerintah wajib mensosialisasikan dan memberikan bimbingan teknis

secara intensif kepada semua pejabat perencana, pelaksana, dan pengawas di

By. Ferdy Fristyansjah

Page 13: Supervisi Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah

Page

1

3

SUPERVISI PENGADAAN BARANG DAN JASADI LINGKUNGAN DEPDIKNAS

lingkungan instansinya yang terkait, agar Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003

dapat dipahami dan dilaksanakan dengan baik dan benar.

Selain itu, terkait dengan fungsi pengawasan yang diamanatkan dalam Keppres

Nomor 80 ahun 2003 yaitu instansi pemerintah agar melakukan pengawasan terhadap

pengguna barang/jasa dan panitia/pejabat pengadaan di lingkungan instansi masing-

masing, dan menugaskan kepada aparat pengawasan fungsional untuk melakukan

pemeriksaan sesuai ketentuan yang berlaku. Sebagai unit pengawasan intern

departemen, Inspektorat jenderal Departemen Pendidikan Nasional berwenang

melakukan pengawasan kegiatan pengadaan barang dan jasa di lingkungan

Departemen Pendidikan Nasional, menampung dan menindaklanjuti pengaduan

masyarakat yang berkaitan dengan masalah atau penyimpangan dalam pelaksanaan

pengadaan barang dan jasa, kemudian melaporkan hasil pemeriksaannya kepada

Menteri Pendidikan Nasional dengan tembusan kepada Kepala Badan Pengawasan

Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

Supervisi pengadaan bukanlah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan terbatas

pada satu kurun waktu dan kejadian tertentu, melainkan kegiatan yang dilakukan

dengan pendekatan secara berkesinambungan sampai dengan diperolehnya suatu

keyakinan bahwa unit kerja yng disupervisi telah memiliki bekal kemampuan dan

pemahaman yang memadai tentang pengadaan barang dan jasa

MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud diadakannya kegiatan Supervisi Pengadaan Barang dan Jasa adalah untuk

mengetahui tingkat kemampuan atas pemahaman pengadaan barang dan jasa dan

ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan dari pejabat dan pelaksana kegiatan

pengadaan barang dan jasa.

Adapun tujuannya adalah agar pelaksanaan pengadaan barang dan jasa dapat

berjalan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku mulai sejak

persiapan pemilihan calon penyedia barang dan jasa sampai dengan pelaksanaan

pengadaan barang dan jasa, sehingga dapat diperoleh hasil pengadaan yang

akuntabel, berdaya guna, efektif, efisien dan ekonomis guna menunjang pelaksanaan

tugas-tugas pemerintahan.

SASARAN DAN RUANG LINGKUP

Sasaran kegiatan supervisi adalah kegiatan pengadaan barang dan jasa yang

sedang berlangsung atau sedang dalam proses pemilihan calon penyedia barang dan

jasa di lingkungan Departemen Pendidikan Nasional. Ruang lingkup kegiatan supervisi

By. Ferdy Fristyansjah

Page 14: Supervisi Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah

Page

1

4

SUPERVISI PENGADAAN BARANG DAN JASADI LINGKUNGAN DEPDIKNAS

mencakup seluruh kegiatan pengadaan barang dan jasa dalam lingkungan Departemen

Pendidikan Nasional baik yang ada di pusat maupun di daerah yang dibiayai dari APBN

tahun 2009.

METODE PELAKSANAAN

Supervisi Pengadaan bukanlah sekedar melakukan pengumpulan data dan

pengisian instrumen semata melainkan suatu proses kerja memberikan arahan dan

masukan dalam rangka pemantapan dan perbaikan terhadap proses pengadaan yang

sedang berjalan. Metode yang digunakan dalam kegiatan Supervisi Pengadaan Barang

dan Jasa adalah dengan cara melakukan observasi langsung terhadap kegiatan

pengadaan yang sedang berjalan. Manfaat yang dapat diperoleh melalui observasi atau

peninjauan secara langsung ini adalah diperolehnya gambaran yg obyektif tentang

proses pengadaan yang dilakukan, antisipasi dini terhadap kemungkinan terjadinya

permasalahan dan sebagai sarana transfer ilmu pengetahuan secara langsung, serta

hasil supervisi dapat dijadikan dasar bagi pimpinan departemen dalam menetapkan

kebijakan yang terkait dengan pelaksanaan pengadaan yang menajadi

kewenangannya.

Supervisi Pengadaan barang dan jasa dapat dilakukan berdasarkan :

1. Permintaan unit kerja yang akan melaksanakan kegiatan pengadan;

2. Penugasan dari pimpinan lembaga;

3. Pengaduan masyarakat terkait dengan pengadaan yang sedang berlangsung.

Supervisi dapat dilakukan sepanjang proses pengadaan yang sedang berlangsung

ataupun pada tahapan tertentu dalam proses pengadaan. Prosedur dan tahapan

kegiatan supervisi adalah sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan, kegiatan yang dilakukan dalam rangka persiapan mencakup :

a. penyusunan pedoman dan instrumen supervise;

b. pemetaan tim supervisi dan penyusunan jadwal;

c. rapat koordinasi dalam rangka pembekalan dan pemantapan persiapan

supervisi pengadaan barang dan jasa.

2. Tahap Pelaksanaan, mencakup tahapan kegiatan sebagai berikut:

a. koordinasi awal pelaksanaan, melalui mekanisme temu awal dengan pimpinan

lembaga yang akan disupervisi sebelum pelaksanaan kegiatan supervisi ke

lapangan;

By. Ferdy Fristyansjah

Page 15: Supervisi Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah

Page

1

5

SUPERVISI PENGADAAN BARANG DAN JASADI LINGKUNGAN DEPDIKNAS

b. supervisi pengadaan, setelah melakukan koordinasi pada saat temu awal, tim

selanjutnya melakukan supervisi menggunakan instrumen supervisi. Selain

instrumen, tim juga melakukan pengumpulan data dan informasi melalui

pencatatan terhadap hal-hal yang terjadi selama pelaksanaan pengadaan.

Supervisi pengadaan barang dan jasa dilaksanakan efektif dalam satu periode

pengadaan, selama tersedianya anggaran yang memadai untuk mendukung

kegiatan supervisi.

3. Tahap Pelaporan, setelah kegiatan supervisi dilaksanakan, tim menyusun laporan

secara lengkap dan menyampaikannya kepada Inspektur Jenderal.

PETUGAS YANG TERLIBAT, JANGKA WAKTU PELAKSANAAN, DAN DUKUNGAN

ANGGARAN

Petugas yang akan melakukan supervisi diutamakan telah memiliki sertifikat

keahlian pengadaan barang dan jasa atau sekurang-kurangnya pernah mengikuti

pelatihan tentang pengadaan barang dan jasa dan secara praktis pernah terlibat dalam

kepanitiaan atau pernah melaksanakan kegiatan pengadaan barang dan jasa, dan atau

pernah melakukan audit terhadap kegiatan pengadaan barang dan jasa. Bagi Ketua Tim

Supervisi, ketentuan tentang Sertifikasi Pengadaan barang dan Jasa adalah mutlak.

Efektivitas hasil kegiatan Supervisi Pengadaan Barang dan Jasa pada satu unit

kerja dapat dilihat berdasarkan banyaknya frekuensi pertemuan yang dilakukan tim

supervisi dalam memberikan bimbingan dan arahan kepada pejabat/pelaksana

pengadaan pada periode pengadaan tertentu. Anggaran untuk mendukung

pelaksanaan kegiatan Supervisi Pengadaan Barang dan Jasa berasal dari anggaran unit

kerja yang memberi penugasan supervisi.

By. Ferdy Fristyansjah

Page 16: Supervisi Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah

P E R S I A P A Na . P e n y u s u n a n P e d o m a n d a n I n s t r u m e nb . P e n y u s u n a n J a d w a l , S a s a r a n d a n P e m e t a a n P e t u g a sc . R a p a t K o o r d in a s i P e m a n t a p and . P e m b e k a la n S u b s t a n s i

P E L A K S A N AA Na . K o o r d in a s i A w a l / T e m u A w a l d e n g a n P im p in a n L e m b a g ab . P e la k s a n a a n S u p e r v i s i m e la k u k a n p e n c a t a t n d a n m e n g u m p u lk a n i n f o r m a s i y a n g d ip e r l u k a n m e la l u i p e n g u j i a n d a n p e n i l a i a n

P E L A P O R A NL a p o r a n h a s i l s u p e r v i s i d i s a m p a ik an k e p a d a I n s p e k t u r J e n d e r a l D e p d ik n a s

Page

1

6

SUPERVISI PENGADAAN BARANG DAN JASADI LINGKUNGAN DEPDIKNAS

By. Ferdy Fristyansjah

DIAGRAM PROSES “SUPERVISI PENGADAAN BARANG DAN JASA”

Page 17: Supervisi Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah

Page

1

7

SUPERVISI PENGADAAN BARANG DAN JASADI LINGKUNGAN DEPDIKNAS

By. Ferdy Fristyansjah

Pengadaan yang efektif, efisien, terbuka dan bersaing, adil/tidak