Sumber Presentasi Bk

18
PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PADA JENJANG SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) 1. Bimbingan dan Konseling Tingkat SMP Menurut Bimo Walgito (1982:11) menyatakan bahwa konseling adalah bantuan yang diberikan kepada individu dalam memecahkan masalah kehidupanya dengan wawancara, dengan cara yang sesuai dengan keadaan individhu yang dihadapinya unuk mencapai hidupnya.) dan menyetir (to steer). Beberapa ahli menyatakan bahwa konseling merupakan inti atau jantung hati dari kegiatan bimbingan. Ada pula yang menyatakan bahwa konseling merupakan salah atu jenis layanan bimbingan. Menurut James P. Adam yang dikutip oleh Depdikbud (1976; 19) Konseling adalah suatu pertalian timbal balik antara dua orang individu antara seorang (konselor) membantu yang lain (konseli) supaya dia dapat lebih baik memahami dirinya dalam hubunganya dengan masalah hidup yang dihadapinya pada waktu itu dan pada waktu yang akan datang. Jadi b imbingan dan k onseling merupakan proses bantuan psikologis dan kemanusiaan secara ilmiah dan profesional yang diberikan oleh pembimbing kepada yang dibimbing (peserta didik) agar ia dapat berkembang secara optimal, yaitu mampu memahami diri, mengarahkan diri, dan mengaktualisasikan diri, sesuai tahap perkembangan, sifat-sifat, potensi yang dimiliki, dan latar belakang kehidupan serta lingkungannya sehingga tercapai Program Bimbingan dan Konseling Pada Jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) | 1

description

bimbingan konseling pada tingkat SMP

Transcript of Sumber Presentasi Bk

Page 1: Sumber Presentasi Bk

PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PADA JENJANG

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

1. Bimbingan dan Konseling Tingkat SMP

Menurut Bimo Walgito (1982:11) menyatakan bahwa konseling adalah bantuan yang

diberikan kepada individu dalam memecahkan masalah kehidupanya dengan wawancara, dengan

cara yang sesuai dengan keadaan individhu yang dihadapinya unuk mencapai hidupnya.) dan

menyetir (to steer). Beberapa ahli menyatakan bahwa konseling merupakan inti atau jantung hati

dari kegiatan bimbingan. Ada pula yang menyatakan bahwa konseling merupakan salah atu jenis

layanan bimbingan. Menurut James P. Adam yang dikutip oleh Depdikbud (1976; 19) Konseling

adalah suatu pertalian timbal balik antara dua orang individu antara seorang (konselor)

membantu yang lain (konseli) supaya dia dapat lebih baik memahami dirinya dalam hubunganya

dengan masalah hidup yang dihadapinya pada waktu itu dan pada waktu yang akan datang.

Jadi bimbingan dan konseling merupakan proses bantuan psikologis dan kemanusiaan

secara ilmiah dan profesional yang diberikan oleh pembimbing kepada yang dibimbing (peserta

didik) agar ia dapat berkembang secara optimal, yaitu mampu memahami diri, mengarahkan diri,

dan mengaktualisasikan diri, sesuai tahap perkembangan, sifat-sifat, potensi yang dimiliki, dan

latar belakang kehidupan serta lingkungannya sehingga tercapai kebahagiaan dalam

kehidupannya. Program bimbingan dan konseling merupakan bagian dari seluruh program

sekolah yang kegiatannya dengan latar belakang aspek sosial, aspek psikologis, dan aspek

pendidikan pada umumnya.

Landasan BK menurut Undang-Undang adalah sebagai berikut:

Undang-undang No. 20 tahun 2003 Bab II Pasal 3, tentang fungsi pendidikan Nasional.

PP. No. 28 dan 29 Tahun 1990,tentang Pendidikan Dasar Menengah

PP No 19 Tahun 2005,Tentang Standar Nasional Pendidikan

UU No 20  Tahun 2003 Pasal 1 ayat 6,tentang keberadaan Konselor.

Dalam menyusun daftar pelayanan bimbingan konseling haruslah disesuaikan dengan

landasan bimbingan konseling, yaitu:

A. Landasan fisiologis

Program Bimbingan dan Konseling Pada Jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) | 1

Page 2: Sumber Presentasi Bk

Landasan filosofis merupakan landasan yang dapat memberikan arahan dan pemahaman

khususnya bagi guru pembimbing dalam melaksanakan setiap kegiatan bimbingan dan

konseling yang lebih bisa dipertanggungjawabkan secara logis, etis maupun estetis.

B. Landasan psikologis

Landasan psikologis merupakan landasan yang dapat memberikan pemahaman bagi guru

tentang perilaku siswa-siswi. Untuk kepentingan bimbingan dan konseling, beberapa

kajian psikologi yang perlu dikuasai oleh konselor adalah tentang :

a. motif dan motivasi;

b. pembawaan dan lingkungan,

c. perkembangan individu;

d. belajar; dan

e. kepribadian.

C. Landasan ilmu pengetahuan dan teknologi

Bimbingan dan konseling merupakan ilmu yang bersifat

“multireferensial”.Beberapa disiplin ilmu lain telah memberikan sumbangan bagi

perkembangan teori dan praktek bimbingan dan konseling, seperti : psikologi, ilmu

pendidikan, statistik, evaluasi, biologi, filsafat, sosiologi, antroplogi, ilmu ekonomi,

manajemen, ilmu hukum dan agama.

Beberapa konsep dari disiplin ilmu tersebut telah diadopsi untuk kepentingan

pengembangan bimbingan dan konseling, baik dalam pengembangan teori maupun

prakteknya.

Pengembangan teori dan pendekatan bimbingan dan konseling selain dihasilkan

melalui pemikiran kritis para ahli, juga dihasilkan melalui berbagai bentuk penelitian.

2. Progam BK di SMP

Kebutuhan program BK yang terdapat pada jenjang SMP, antara lain:

Membantu memenuhi kebutuhan organis, emosional, berprestasi, dan memepertahankan

dan mengembangkan diri.

Membantu mengatasi permasalahan yang dihadapi, yaitu kesulitan menerima perubahan-

perubahan fisiknya, mengubah sikap dan perilaku kekank-kanakan menjadi sikap dan

perilaku yang lebih dewasa, kebingungan akibat perkembangan berfungsinya organ

Program Bimbingan dan Konseling Pada Jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) | 2

Page 3: Sumber Presentasi Bk

reproduksi, tuntutan masyarakat untuk menyesuaikan diri, kuatnya pengaruh kelompok

sebayayang sering bertentangan dengan kata hatinya, pertentangan nilai yang dimiliki

dengan nilai dalam keluarga dan masyarakat.

3. Fungsi Layanan BK

Dari beberapa hal yang telah dijelaskan diatas, maka fungsi layanan bimbingan dan

konseling antara lain adalah sebagai berikut:

1. Pemahaman, yang menghasilkan pemahaman pihak-pihak tertentu untuk pengembangan dan

pemecahan masalah peserta didik meliputi pemahaman diri dan lingkungan.

2. Pencegahan (preventif), yang menghasilkan tercegahnya atau terhindarnya peserta didik dari

berbagai permasalahan yang mungkin  timbul yang dapat mengganggu, menghambat ataupun

menimbulkan kesulitan dan kerugian-kerugian tertentu dalam proses perkembangannya.

3. Pengentasan, yang menghasilkan terentaskannya atau teratasinya berbagai permasalahan yang

dialami peserta didik.

4. Pemeliharaan dan pengembangan , yang menghasilkan terpeliharanya dan terkembangkannya

berbagai potensi dan kondisi positif peserta didik dalam rangka perkembangannya secara

mantap dan berkelanjutan.

4. Ciri-Ciri Umum Perkembangan Pesdik Usia SMP

Adapun beberapa ciri-ciri umum perkembangan pesdik usia SMP, antara lain :

Adanya pertumbuhan fisik yang begitu pesat

Pada masa remaja, pertumbuhan fisik mengalami perubahan lebih cepat dibandingkan

dengan masa anak-anak dan masa dewasa. Pada fase ini remaja memerlukan asupan gizi yang

lebih, agar pertumbuhan bisa berjalan secara optimal. Perkembangan fisik remaja jelas terlihat

pada tungkai dan tangan, tulang kaki dan tangan, serta otot-otot tubuh berkembang pesat.

Perbedaan perkembangan seksual pada laki-laki dan perempuan

Terdapat perbedaan tanda-tanda dalam perkembangan seksual pada remaja. Tanda-

tanda perkembangan seksual pada anak laki-laki diantaranya alat reproduksi spermanya mulai

berproduksi, ia mengalami masa mimpi yang pertama, yang tanpa sadar mengeluarkan

sperma. Sedangkan pada anak perempuan, bila rahimnya sudah bisa dibuahi karena ia sudah

mendapatkan menstruasi yang pertama. Disini tampak perubahan yang spesifik terjadi.

Program Bimbingan dan Konseling Pada Jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) | 3

Page 4: Sumber Presentasi Bk

Terdapat ciri lain pada anak laki-laki maupun perempuan. Pada laki-laki pada lehernya

menonjol buah jakun yang bisa membuat nada suaranya pecah; didaerah wajah, ketiak, dan di

sekitar kemaluannya mulai tumbuh bulu-bulu atau rambut; kulit menjadi lebih kasar, tidak

jernih, warnanya pucat dan pori-porinya meluas. Pada anak perempuan, diwajahnya mulai

tumbuh jerawat, hal ini dikarenakan produksi hormon dalam tubuhnya meningkat. Pinggul

membesar bertambah lebar dan bulat akibat dari membesarnya tulang pinggul dan

berkembangnya lemak bawah kulit. Payudara membesar dan rambut tumbuh di daerah ketiak

dan sekitar kemaluan. Suara menjadi lebih penuh dan merdu.Pubertas menjadikan seorang

anak tiba-tiba memiliki kemampuan untuk ber-reproduksi. Disini diharapkan remaja lebih

berhati-hati dalam bergaul, agar tidak terjerumus dalam suatu pergaulan yang salah.

Berkurangnya kendali ego

Emosi pada remaja masih labil, karena erat hubungannya dengan keadaan hormon.

Mereka belum bisa mengontrol emosi dengan baik. Dalam satu waktu mereka akan kelihatan

sangat senang sekali tetapi mereka tiba-tiba langsung bisa menjadi sedih atau marah.

Contohnya pada remaja yang baru putus cinta atau remaja yang tersinggung perasaannya.

Emosi remaja lebih kuat dan lebih menguasai diri mereka daripada pikiran yang realistis. Saat

melakukan sesuatu mereka hanya menuruti ego dalam diri tanpa memikirkan resiko yang

akan terjadi.

Perkembangan sosial

Sebagai makhluk sosial, individu dituntut untuk mampu mengatasi segala

permasalahan yang timbul sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan sosial dan mampu

menampilkan diri sesuai dengan aturan atau norma yang berlaku.

Oleh karena itu setiap individu dituntut untuk menguasai ketrampilan-ketrampilan

sosial dan kemampuan penyesuaian diri terhadap lingkungan sekitarnya. Ketrampilan-

ketrampilan tersebut biasanya disebut sebagai aspek psikososial. Ketrampilan tersebut harus

mulai dikembangkan sejak masih anak-anak, misalnya dengan memberikan waktu yang cukup

buat anak-anak untuk bermain atau bercanda dengan teman-teman sebaya, memberikan tugas

dan tanggungjawab sesuai perkembangan anak, dsb. Dengan mengembangkan ketrampilan

tersebut sejak dini maka akan memudahkan anak dalam memenuhi tugas-tugas perkembangan

berikutnya sehingga ia dapat berkembang secara normal dan sehat.

Program Bimbingan dan Konseling Pada Jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) | 4

Page 5: Sumber Presentasi Bk

Ketrampilan sosial dan kemampuan penyesuaian diri menjadi semakin penting

manakala anak sudah menginjak masa remaja. Hal ini disebabkan karena pada masa remaja

individu sudah memasuki dunia pergaulan yang lebih luas dimana pengaruh teman-teman dan

lingkungan sosial akan sangat menentukan. Kegagalan remaja dalam menguasai ketrampilan-

ketrampilan sosial akan menyebabkan dia sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan

sekitarnya sehingga dapat menyebabkan rasa rendah diri, dikucilkan dari pergaulan,

cenderung berperilaku yang kurang normatif (misalnya asosial ataupun anti sosial), dan

bahkan dalam perkembangan yang lebih ekstrim bisa menyebabkan terjadinya gangguan jiwa,

kenakalan remaja, tindakan kriminal, tindakan kekerasan, dsb.

Berdasarkan kondisi tersebut diatas maka amatlah penting bagi remaja untuk dapat

mengembangkan ketrampilan-ketrampilan sosial dan kemampuan untuk menyesuaikan diri.

Permasalahannya adalah bagaimana cara melakukan hal tersebut dan aspek-aspek apa saja

yang harus diperhatikan.

Salah satu tugas perkembangan yang harus dikuasai remaja yang berada dalam fase

perkembangan masa remaja madya dan remaja akhir adalah memiliki ketrampilan sosial

(sosial skill) untuk dapat menyesuaikan diri dengan kehidupan sehari-hari. Ketrampilan-

ketrampilan sosial tersebut meliputi kemampuan berkomunikasi, menjalin hubungan dengan

orang lain, menghargai diri sendiri & orang lain, mendengarkan pendapat atau keluhan dari

orang lain, memberi atau menerima feedback, memberi atau menerima kritik, bertindak sesuai

norma dan aturan yang berlaku, dsb. Apabila keterampilan sosial dapat dikuasai oleh remaja

pada fase tersebut maka ia akan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya. Hal

ini berarti pula bahwa sang remaja tersebut mampu mengembangkan aspek psikososial

dengan maksimal. Jadi tidak mengherankan jika pada masa ini remaja mulai mencari

perhatian dari ingkungannya dan berusaha mendapatkan status atau peranan, misalnya

mengikuti kegiatan remaja dikampung dan dia diberi peranan dimana dia bisa menjalankan

peranan itu dengan baik. Sebaliknya jika remaja tidak diberi peranan, dia akan melakukan

perbuatan untuk menarik perhatian lingkungan sekitar dan biasanya cenderung ke arah

perilaku negatif.

Pola hubungan sosial remaja lain adalah dimulainya rasa tertarik pada lawan jenisnya

dan mulai mengenal istilah pacaran. Jika dalam hal ini orang tua kurang mengerti dan

melarangnya maka akan menimbulkan masalah sehingga remaja cenderung akan bersikap

Program Bimbingan dan Konseling Pada Jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) | 5

Page 6: Sumber Presentasi Bk

tertutup pada orang tua mereka. Anak perempuan secara biologis dan karakter lebih cepat

matang daripada anak laki-laki.

Perkembangan moral

Masa remaja adalah periode dimana seseorang mulai bertanya-tanya mengenai

berbagai fenomena yang terjadi di lingkungan sekitarnya sebagai dasar bagi pembentukan

nilai diri mereka. Elliot Turiel (1978) menyatakan bahwa para remaja mulai membuat

penilaian tersendiri dalam menghadapi masalah-masalah populer yang berkenaan dengan

lingkungan mereka, misalnya: politik, kemanusiaan, perang, keadaan sosial, dsb. Remaja

tidak lagi menerima hasil pemikiran yang kaku, sederhana, dan absolut yang diberikan pada

mereka selama ini tanpa bantahan. Remaja mulai mempertanyakan keabsahan pemikiran yang

ada dan mempertimbangan lebih banyak alternatif lainnya. Secara kritis, remaja akan lebih

banyak melakukan pengamatan keluar dan membandingkannya dengan hal-hal yang selama

ini diajarkan dan ditanamkan kepadanya. Sebagian besar para remaja mulai melihat adanya

“kenyataan” lain di luar dari yang selama ini diketahui dan dipercayainya. Ia akan melihat

bahwa ada banyak aspek dalam melihat hidup dan beragam jenis pemikiran yang lain.

Baginya dunia menjadi lebih luas dan seringkali membingungkan, terutama jika ia terbiasa

dididik dalam suatu lingkungan tertentu saja selama masa kanak-kanak.

Kemampuan berpikir dalam dimensi moral (moral reasoning) pada remaja

berkembang karena mereka mulai melihat adanya kejanggalan dan ketidakseimbangan antara

yang mereka percayai dahulu dengan kenyataan yang ada di sekitarnya. Mereka lalu merasa

perlu mempertanyakan dan merekonstruksi pola pikir dengan “kenyataan” yang baru.

Perubahan inilah yang seringkali mendasari sikap "pemberontakan" remaja terhadap peraturan

atau otoritas yang selama ini diterima bulat-bulat. Misalnya, jika sejak kecil pada seorang

anak diterapkan sebuah nilai moral yang mengatakan bahwa korupsi itu tidak baik. Pada masa

remaja ia akan mempertanyakan mengapa dunia sekelilingnya membiarkan korupsi itu

tumbuh subur bahkan sangat mungkin korupsi itu dinilai baik dalam suatu kondisi tertentu.

Hal ini tentu saja akan menimbulkan konflik nilai bagi sang remaja. Konflik nilai dalam diri

remaja ini lambat laun akan menjadi sebuah masalah besar, jika remaja tidak menemukan

jalan keluarnya. Kemungkinan remaja untuk tidak lagi mempercayai nilai-nilai yang

ditanamkan oleh orangtua atau pendidik sejak masa kanak-kanak akan sangat besar jika

Program Bimbingan dan Konseling Pada Jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) | 6

Page 7: Sumber Presentasi Bk

orangtua atau pendidik tidak mampu memberikan penjelasan yang logis, apalagi jika

lingkungan sekitarnya tidak mendukung penerapan nilai-nilai tersebut.

Peranan orangtua atau pendidik amatlah besar dalam memberikan alternatif jawaban

dari hal-hal yang dipertanyakan oleh putra-putri remajanya. Orangtua yang bijak akan

memberikan lebih dari satu jawaban dan alternatif supaya remaja itu bisa berpikir lebih jauh

dan memilih yang terbaik. Orangtua yang tidak mampu memberikan penjelasan dengan bijak

dan bersikap kaku akan membuat sang remaja tambah bingung. Remaja tersebut akan mencari

jawaban di luar lingkaran orangtua dan nilai yang dianutnya. Ini bisa menjadi berbahaya jika

“lingkungan baru” memberi jawaban yang tidak diinginkan atau bertentangan dengan yang

diberikan oleh orangtua. Konflik dengan orangtua mungkin akan mulai menajam.

Perkembangan kognitif

Menurut Piaget (dalam Santrock, 2001), seorang remaja termotivasi untuk memahami

dunia karena perilaku adaptasi secara biologis mereka. Dalam pandangan Piaget, remaja

secara aktif membangun dunia kognitif mereka, di mana informasi yang didapatkan tidak

langsung diterima begitu saja ke dalam skema kognitif mereka. Remaja sudah mampu

membedakan antara hal-hal atau ide-ide yang lebih penting dibanding ide lainnya, lalu remaja

juga menghubungkan ide-ide tersebut. Seorang remaja tidak saja mengorganisasikan apa yang

dialami dan diamati, tetapi remaja mampu mengolah cara berpikir mereka sehingga

memunculkan suatu ide baru.

Perkembangan kognitif adalah perubahan kemampuan mental seperti belajar, memori,

menalar, berpikir, dan bahasa. Piaget (dalam Papalia & Olds, 2001) mengemukakan bahwa

pada masa remaja terjadi kematangan kognitif, yaitu interaksi dari struktur otak yang telah

sempurna dan lingkungan sosial yang semakin luas untuk eksperimentasi memungkinkan

remaja untuk berpikir abstrak. Piaget menyebut tahap perkembangan kognitif ini sebagai

tahap operasi formal (dalam Papalia & Olds, 2001).

Tahap formal operations adalah suatu tahap dimana seseorang sudah mampu berpikir

secara abstrak. Seorang remaja tidak lagi terbatas pada hal-hal yang aktual, serta pengalaman

yang benar-benar terjadi. Dengan mencapai tahap operasi formal remaja dapat berpikir

dengan fleksibel dan kompleks. Seorang remaja mampu menemukan alternatif jawaban atau

penjelasan tentang suatu hal. Berbeda dengan seorang anak yang baru mencapai tahap operasi

konkret yang hanya mampu memikirkan satu penjelasan untuk suatu hal. Hal ini

Program Bimbingan dan Konseling Pada Jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) | 7

Page 8: Sumber Presentasi Bk

memungkinkan remaja berpikir secara hipotetis. Remaja sudah mampu memikirkan suatu

situasi yang masih berupa rencana atau suatu bayangan (Santrock, 2001). Remaja dapat

memahami bahwa tindakan yang dilakukan pada saat ini dapat memiliki efek pada masa yang

akan datang. Dengan demikian, seorang remaja mampu memperkirakan konsekuensi dari

tindakannya, termasuk adanya kemungkinan yang dapat membahayakan dirinya.

Pada tahap ini, remaja juga sudah mulai mampu berspekulasi tentang sesuatu, dimana

mereka sudah mulai membayangkan sesuatu yang diinginkan di masa depan. Perkembangan

kognitif yang terjadi pada remaja juga dapat dilihat dari kemampuan seorang remaja untuk

berpikir lebih logis. Remaja sudah mulai mempunyai pola berpikir sebagai peneliti, dimana

mereka mampu membuat suatu perencanaan untuk mencapai suatu tujuan di masa depan

(Santrock, 2001).

Salah satu bagian perkembangan kognitif masa kanak-kanak yang belum sepenuhnya

ditinggalkan oleh remaja adalah kecenderungan cara berpikir egosentrisme (Piaget dalam

Papalia & Olds, 2001). Yang dimaksud dengan egosentrisme di sini adalah “ketidakmampuan

melihat suatu hal dari sudut pandang orang lain” (Papalia dan Olds, 2001). Elkind (dalam

Beyth-Marom et al., 1993; dalam Papalia & Olds, 2001) mengungkapkan salah satu bentuk

cara berpikir egosentrisme yang dikenal dengan istilah personal fabel.

Personal fabel adalah “suatu cerita yang kita katakan pada diri kita sendiri mengenai

diri kita sendiri, tetapi [cerita] itu tidaklah benar” . Kata fabel berarti cerita rekaan yang tidak

berdasarkan fakta, biasanya dengan tokoh-tokoh hewan. Personal fabel biasanya berisi

keyakinan bahwa diri seseorang adalah unik dan memiliki karakteristik khusus yang hebat,

yang diyakini benar adanya tanpa menyadari sudut pandang orang lain dan fakta sebenarnya.

Papalia dan Olds (2001) dengan mengutip Elkind menjelaskan “personal fable” sebagai

berikut :

“Personal fable adalah keyakinan remaja bahwa diri mereka unik dan tidak

terpengaruh oleh hukum alam. Belief egosentrik ini mendorong perilaku merusak diri [self-

destructive] oleh remaja yang berpikir bahwa diri mereka secara magis terlindung dari

bahaya. Misalnya seorang remaja putri berpikir bahwa dirinya tidak mungkin hamil [karena

perilaku seksual yang dilakukannya], atau seorang remaja pria berpikir bahwa ia tidak akan

sampai meninggal dunia di jalan raya [saat mengendarai mobil], atau remaja yang mencoba-

Program Bimbingan dan Konseling Pada Jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) | 8

Page 9: Sumber Presentasi Bk

coba obat terlarang [drugs] berpikir bahwa ia tidak akan mengalami kecanduan. Remaja

biasanya menganggap bahwa hal-hal itu hanya terjadi pada orang lain, bukan pada dirinya”.

Pendapat Elkind bahwa remaja memiliki semacam perasaan invulnerability yaitu

keyakinan bahwa diri mereka tidak mungkin mengalami kejadian yang membahayakan diri,

merupakan kutipan yang populer dalam penjelasan berkaitan perilaku berisiko yang dilakukan

remaja (Beyth-Marom, dkk., 1993). Umumnya dikemukakan bahwa remaja biasanya

dipandang memiliki keyakinan yang tidak realistis yaitu bahwa mereka dapat melakukan

perilaku yang dipandang berbahaya tanpa kemungkinan mengalami bahaya itu.

Beyth-Marom, dkk (1993) kemudian membuktikan bahwa ternyata baik remaja

maupun orang dewasa memiliki kemungkinan yang sama untuk melakukan atau tidak

melakukan perilaku yang berisiko merusak diri (self-destructive). Mereka juga

mengemukakan adanya derajat yang sama antara remaja dan orang dewasa dalam

mempersepsi self-invulnerability. Dengan demikian, kecenderungan melakukan perilaku

berisiko dan kecenderungan mempersepsi diri invulnerable menurut Beyth-Marom, dkk., pada

remaja dan orang dewasa adalah sama. 

Perkembangan kepribadian

Secara umum penampilan sering diindentikkan dengan manifestasi dari kepribadian

seseorang, namun sebenarnya tidak. Karena apa yang tampil tidak selalu mengambarkan

pribadi yang sebenarnya (bukan aku yang sebenarnya). Dalam hal ini amatlah penting bagi

remaja untuk tidak menilai seseorang berdasarkan penampilan semata, sehingga orang yang

memiliki penampilan tidak menarik cenderung dikucilkan. Disinilah pentingnya orangtua

memberikan penanaman nilai-nilai yang menghargai harkat dan martabat orang lain tanpa

mendasarkan pada hal-hal fisik seperti materi atau penampilan.

5. Tugas-Tugas Perkembangan Pesdik

Dengan adanya sifat dan sikap pesdik yang seiring berubah karena masa pubertas, maka

adapun tugas-tugas seorang konselor untuk mengetahui perkembangan peserta didiknya sebagai

berikut:

1. Mengembangkan kehidupan pribadi, yaitu bidang pelayanan yang membantu

peserta didik dalam memahami perubahan-perubahan yang terjadi baik

secara psikis maupun psikologis yang terjadi pada dirinya, menilai bakat dan

Program Bimbingan dan Konseling Pada Jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) | 9

Page 10: Sumber Presentasi Bk

minat, mencapai perkembangan diri sebagai remaja yang beriman dan

bertaqwa kepada Tuhan YME.

2. Mengembangkan kehidupan sosial, yaitu bidang pelayanan yang membantu

peserta didik dalam memahami dan menilai serta mengembangkan

kemampuan hubungan sosial dan industrial yang harmonis, dinamis,

berkeadilan dan bermartabat.

3. Mengembangkan kemampuan belajar, yaitu bidang pelayanan yang membantu

peserta didik mengembangkan kemampuan belajar dan keterampilan untuk

mengikuti pendidikan sekolah/madrasah secara mandiri.

4. Mengembangkan karir,  yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik

dalam memahami dan menilai informasi, serta memilih dan mengambil

keputusan karir.

6. Bidang Bimbingan Konseling

Dengan adanya berbagai hal yang harus ditangani oleh BK, maka agar berbagai hal

tersebut lebih terarah/terfokuskan BK dibagi menjadi tiga bidang bimbingan dan konseling,

antara lain:

1) Bidang Pribadi-sosial antara lain:

a. Pemantapan kebiasaan dan pengembangan sikap dalam beriman dan bertaqwa terhadap

Tuhan YME.

b. Pemahaman bakat dan minat pribadi serta penyaluran pengembangannya melalui

kegiatan yang kreatif.

c. Pengenalan kelemahan diri dan upaya penanggulangannya.

d. Pengembangan kemampuan berkomunikasi bak secara lisan maupun tertulis.

e. Pemahaman dan pengalaman disiplin dan peraturan sekolah.

f. Pengembangan hubungan yang harmonis dengan teman sebaya di dalam dan di luar

sekolah serta masyarakat.

g. Pengembangan kemampuan bertingkah laku dan berhubunga sosial dengan

menjunjung tinggi tata karma, adat istiadat, dan nilai-nilai religious.

2) Bidang belajar antara lain:

a. Menumbuhkan disiplin belajar dan berlatih baik secara individual maupn kelompok.

b. Mengembangkan penguasaan materi program belajar.

Program Bimbingan dan Konseling Pada Jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) | 10

Page 11: Sumber Presentasi Bk

c. Orientasi program belajar di sekolah menengah tingkat atas.

d. Mengenalkan kondisi belajar yang kondusif untuk berprestasi.

e. Cara belajar yang efektif dan efisien sesuai karakteristik pribadi.

3) Bidang bimbingan karir antara lain:

a. Pengenalan konsep diri berkaitan dengan bakat dan kecenderungan pilihan

pekerjaan/ketrampilan kejuruan.

b. Orientasi dsn informasi pekerjaan dan usaha memperoleh pekerjaan dan penghasilan.

c. Pengenalan berbagai lapangan pekerjaan yang menerima tamatan SMP.

d. Cara perencanaan dan pengambilan keputusan tentang, cita-cita karier.

7. Pelaksanaan Program Layanan dan Peranan Konselor di SMP

a. Pelaksanaan Program Layanan

B.K di SMP dilaksanakan sesuai fungsi layanan B.K. di sekolah melalui pelaksanaan

berbagai jenis layanan bimbingan sesuai kebutuhan, cirri-ciri dan tugas

perkembangan serta tujuan B.K.

b. Peranan Konselor di SMP

Perana konselor pada tingkat SMP, antara lain sebagai berikut:

Menciptakan kondisi yang kondusif agar konseli tidak takut terhadap konselor,

tetapi konseli merasakan kebutuhan akan kehadiran konselor sebagai pemberi

layanan bantuan untuk mencapa tugas-tugas perkembangan optimal pesdik.

Sebagai seorang pemberi bantuan layanan profesional bagi tercapainya tugas-

tugas perkembangan optimal pesdik.

Program Bimbingan dan Konseling Pada Jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) | 11