Sukses Dengan Soft Skills Artikel-UI

6
Sukses dengan Soft Skills Oleh: Bagus Takwin Banyak kisah sukses alumni beredar di kalangan mahasiswa UI. Kisah itu menceritakan bahwa penguasaan materi kuliah saja tidak menjamin kesuksesan di dunia kerja. Ada hal lain yang lebih menentukan, yaitu keterampilan khas kepribadian non-teknik dan intangible. Orang-orang menyebutnya soft skills. Keterampilan ini menentukan kekuatan seseorang sebagai pemimpin, penyimak yang baik, pengatur waktu yang efektif, pemasar yang handal, pelopor perubahan, inovator, dan penengah konflik. Kita juga bisa menemukan kisah dari banyak tokoh-tokoh dunia yang sukses karena mengandalkan soft skills-nya. Hubungan antara kesuksesan dan soft skills bukan berita baru lagi. Dari pengalaman dan penelitian, kita dapat temukan banyak penjelasan tentang hubungan itu. Apa itu soft skills? Tak ada definisi yang ajeg untuk soft skills. Singkatnya, soft skills adalah istilah yang merujuk kepada keterampilan seseorang yang bukan keterampilan teknis. Kita temukan beragam pengertian dalam berbagai literatur. Tetapi, semua pengertian itu merujuk kepada pengertian soft skills sebagai keterampilan non-teknikal dan terkait erat dengan

Transcript of Sukses Dengan Soft Skills Artikel-UI

Page 1: Sukses Dengan Soft Skills Artikel-UI

Sukses dengan Soft Skills

Oleh: Bagus Takwin

Banyak kisah sukses alumni beredar di kalangan mahasiswa UI. Kisah itu

menceritakan bahwa penguasaan materi kuliah saja tidak menjamin kesuksesan di dunia

kerja. Ada hal lain yang lebih menentukan, yaitu keterampilan khas kepribadian non-

teknik dan intangible. Orang-orang menyebutnya soft skills. Keterampilan ini

menentukan kekuatan seseorang sebagai pemimpin, penyimak yang baik, pengatur waktu

yang efektif, pemasar yang handal, pelopor perubahan, inovator, dan penengah konflik.

Kita juga bisa menemukan kisah dari banyak tokoh-tokoh dunia yang sukses karena

mengandalkan soft skills-nya. Hubungan antara kesuksesan dan soft skills bukan berita

baru lagi. Dari pengalaman dan penelitian, kita dapat temukan banyak penjelasan tentang

hubungan itu.

Apa itu soft skills?

Tak ada definisi yang ajeg untuk soft skills. Singkatnya, soft skills adalah istilah

yang merujuk kepada keterampilan seseorang yang bukan keterampilan teknis. Kita

temukan beragam pengertian dalam berbagai literatur. Tetapi, semua pengertian itu

merujuk kepada pengertian soft skills sebagai keterampilan non-teknikal dan terkait erat

dengan kepribadian pada diri seseorang. Dalam literatur psikologi, kita dapat temukan

padanan soft skills, yaitu traits (sifat-sifat) kepribadian. Sifat-sifat kepribadian inilah yang

membentuk pribadi seseorang dan menjadikannya orang dengan kualitas karakter

tertentu.

Pengertian ini cukup banyak dipakai dalam dunia bisnis. Soft skills dipahami

sebagai sekumpulan kualitas kepribadian, kebiasaan, sikap dan daya tarik sosial yang

menjadikan seseorang sebagai karyawan yang baik dan pekerja yang dapat diandalkan.

Perusahaan menilai tinggi soft skills karena riset dan pengalaman menunjukkan bahwa

keterampilan ini menjadi indikator dari karyawan yang sama pentingnya dengan hard

skills. Ada juga yang menekankan bahwa soft skills tidak hanya penting dalam pekerjaan,

Page 2: Sukses Dengan Soft Skills Artikel-UI

melainkan lebih jauh dari itu, penting dalam kehidupan. Dalam hidup orang butuh

keterampilan yang tercakup dalam pengertian soft skills, seperti kemampuan membina

pertemanan, optimisme, self-management, negosiasi dan bekerja sama, serta

bertanggung-jawab, empati, integritas dan kejujuran.

Ciri-ciri soft skills lebih mudah dirumuskan dan disepakati. Merujuk Pumphrey

dan Slatter (2002) kita dapat mengenali karakteristik soft skills sebagai berikut:

bersifat generik, dalam arti digunakan dalam berbagai penyelesaian tugas yang

berbeda.

dapat ditransfer dan diterapkan dalam berbagai aktivitas pelaksanaan tugas,

disebut juga sebagai keterampilan hidup (life skills).

merupakan keterampilan atau atribut yang terdapat dalam aktivitas seperti

pemecahan masalah, komunikasi, pemanfaatan teknologi, dan bekerja dalam

kelompok.

dapat dipromosikan sebagai keterampilan yang memberi kontribusi dalam

‘pembelajaran seumur hidup’ ('life long learning').

dapat dimiliki dan digunakan oleh pengusaha dan organisasi pemerintah.

dapat ditransfer dalam berbagai konteks yang berbeda oleh orang-orang yang

memiliki latar belakang disiplin ilmu, profesi dan jabatan yang berbeda-beda.

Soft Skills di Perguruan Tinggi

Di pendidikan tinggi, pengembangan soft skills sangat diperlukan untuk dapat

menghasilkan lulusan yang handal dan tangguh. Merujuk Patrick S. O'Brien dalam

bukunya Making College Count, ada tujuh ciri dalam karakteristik seorang pemenang

pada lulusan perguruan tinggi, yaitu keterampilan kominikasi, keterampilan organisasi,

kepemimpinan, berpikir logis, ketabahan dalam berusaha, keterampilan bekerja dalam

kelompok, dan etika. Semua itu adalah kemampuan non-teknis yang tidak terlihat

wujudnya (intangible) yang disebut soft skill.

Survei yang dilakukan National Association of College and Employee (NACE),

USA (2002), terhadap 457 pemimpin, tentang 20 kualitas penting seorang juara

menguatkan perlunya soft skills diajarkan di perguruan tinggi. Hasil survey itu

menunjukkan bahwa ke-20 kualitas itu berturut-turut adalah kemampuan komunikasi,

Page 3: Sukses Dengan Soft Skills Artikel-UI

kejujuran/integritas, kemampuan bekerja sama, kemampuan interpersonal, beretika,

motivasi/inisiatif, kemampuan beradaptasi, daya analitik, kemampuan komputer,

kemampuan berorganisasi, berorientasi pada detail, kepemimpinan, kepercayaan diri,

ramah, sopan, bijaksana, indeks prestasi (IP >= 3,00), kreatif, humoris, dan kemampuan

berwirausaha. Dari hasil itu terlihat, IP yang umumnya dinilai sebagai bukti kemampuan

mahasiswa, hanya menempati posisi hamper terakhir dalam survey itu, nomor 17.

Rangking-rangking yang lebih tinggi ditempati oleh kualitas-kualitas yang tergolong

sebagai soft skills.

Tuntutan dunia kerja dewasa ini semakin tinggi karena kompetensi yang dibutuhkan

untuk bekerja saat ini begitu luas dan kompleks sehingga punya hubungan langsung

dengan kebutuhan untuk kehidupan itu sendiri. Juga diamati bahwa persyaratan kerja

yang baru tampak semakin universal (Teichler 1999). Orang tidak hanya dituntut untuk

dapat menguasai bidang keahliannya saja, melainkan juga dituntut untuk memiliki

karakteristik kepribadian yang menunjang efektivitas kerjanya. Pergeseran tersebut

berimplikasi terhadap pentingnya program pengembangan soft skills bagi mahasiswa.

Peningkatan pendidikan berbasis soft skills di perguruan tinggi perlu ditingkatkan agar

ketidakseimbangan pendidikan di ruang kuliah yang lebih bertumpu pada hard skill,

dapat segera diatasi. Peningkatan itu dapat dilakukan antara lain dengan memberikan

bobot lebih kepada pengembangan soft skill. Pelaksanaannya, dapat dilakukan baik

melalui kurikulum maupun kegiatan ekstrakurikuler.

Kondisi di atas kemudian diperkuat lagi dengan kenyataan pesatnya perkembangan

sains dan teknologi sehingga pengetahuan dan keterampilan hard skill yang spesialis-

substantif menjadi cepat usang dan perlu updating terus menerus. Untuk itu diperlukan

salah satu jenis soft skills yaitu keterampilan untuk selalu siap belajar sepanjang hayat

(life long learning). Melalui program-program pengembangan soft skills, mahasiswa

difasilitasi untuk merefleksikan seluk-beluk dunia kerja melalui berbagai kegiatan.

Mahasiswa diharapkan kemudian dapat mengembangkan keterampilan generik yang

dibutuhkan dalam menyelesaikan beragam persoalan dunia kerja.

Di bidang bisnis, ada banyak pengakuan bahwa keterampilan interpersonal tidak

saja membantu orang mencapai sukses, melainkan juga faktor esensial yang menentukan

keberhasilan. Bagaimana seseorang berhubungan dengan orang lain ikut menentukan

Page 4: Sukses Dengan Soft Skills Artikel-UI

kualitas kerjasama yang dibangun dan pencapaian tujuan diraih. Pemahaman substansi

permasalah dan teknik penyelesaian tak akan berfungsi efektif tanpa hubungan

interpersonal yang baik. Dari Jack Welch, mantan CEO perusahaan multinasional

General Electric, kita bisa belajar bahwa kemampuan memikat orang lain dalam bisnis

merupakan hal penting. Meski semasa mahasiswa nilai Wlch rata-rata C+, ia bisa menjadi

CEO karena kemampuannya memikat orang melalui cerita. Ia menjadi orang asal Irlandia

yang sukses dan ternama karena kemampuannya menjalin komunikasi yang meyakinkan

dan memikat orang lain.

Kisah-kisah sukses alumni UI yang mengandalkan soft skills-nya bukan kisah

yang aneh ternyata karena soft skills memang punya peran penting dalam kesuksesan

seseorang di pekerjaannya, lebih jauh lagi dalam hidupnya. Belajar dari kisah-kisah

sukses yang banyak beredar itu, UI perlu memberi perhatian lebih banyak kepada soft

skills. Mengembangkan soft skills para mahasiswa UI berarti mengembangkan kualitas

lulusan UI sekaligus meningkatkan efektivitas keterlibatan UI dalam mengembangkan

kesejahteraan masyarakat Indonesia.***