Successtory Prima Tani

19
Dari Prima Tani Ke Program Strategis Pembangunan Pertanian Rachmat Hendayana Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Jl. Tentara Pelajar 10 Bogor, 16614 Abstrak Dari Prima Tani Ke Program Strategis Pembangunan Pertanian | 1

description

Keberhasilan Prima Tani 2005 - 2009, telah menjadikannya sebagai icon pembangunan pertanian.

Transcript of Successtory Prima Tani

Page 1: Successtory Prima Tani

Dari Prima Tani Ke Program StrategisPembangunan Pertanian

Rachmat Hendayana

Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi PertanianJl. Tentara Pelajar 10 Bogor, 16614

Abstrak

Prima Tani telah menjadi icon pembangunan pertanian dalam periode 2005 – 2009, ditandai dengan dijadikannya Prima Tani dalam posisi strategis sebagai Instrumen Program Kementerian Pertanian dan Penggerak Pembangunan Agribisnis Perdesaan, serta Prima Tani sebagai Program Nasional. Keberhasilan Prima Tani diawali dari proses perencanaan yang dilakukan secara partisipatif, adanya koordinasi yang baik antar pemangku kepentingan (stakeholders) hingga implementasi di lapangan, adanya percontohan sesuai kebutuhan teknologi petani dalam bentuk laboratorium agribisnis, dan yang lebih penting lagi dilakukannya pendampingan/pengawalan teknologi oleh peneliti bekerjasama dengan penyuluh. Dengan pendekatan seperti itu telah mendorong terjadinya percepatan diseminasi inovasi (teknologi dan kelembagaan) yang menjadi target Prima Tani. Keberhasilan penerapan Prima Tani tersebut, selanjutnya dijadikan basis model oleh Dirjen Teknis di lingkup Pertanian dalam mengembangkan program strategisnya, seperti Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) pada Pusat Pembiayaan, FEATI (Badan SDM), SLPTT Padi, Jagung, Kedelai (Dirjen Tanaman Pangan), Gernas Kakao (Dirjen Perkebunan), PPKAH (Dirjen Hortikultura), PSDSK (Dirjen Peternakan). Replikasi Prima Tani juga terjadi pada Kementerian lain di luar Pertanian antara lain dalam wujud Prima Trans (Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi) dan Simantri (Pemda Bali). Sebagai rintisan yang berhasil, maka dalam periode 2011 Badan Litbang Pertanian berencana mengembangkannya dalam bentuk Model Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi (MP3MI). Kata Kunci: Prima Tani, Program Strategis, Kementerian Pertanian, MP3MI

Pendahuluan

Kegiatan Prima Tani yang diprakarsai oleh Badan Penelitian dan

Pengembangan Pertanian (Litbang Pertanian) tahun 2004 dan

diimplementasikan tahun 2005 telah menjadi icon pembangunan

pertanian dalam periode 2005 – 2009 (Alihamsyah, dkk., 2009). Hal itu

ditandai dengan dijadikannya Prima Tani dalam posisi strategis sebagai

Instrumen Program Departemen Pertanian dan Penggerak Pembangunan

Dari Prima Tani Ke Program Strategis Pembangunan Pertanian | 1

Page 2: Successtory Prima Tani

Agribisnis Perdesaan, serta Prima Tani sebagai Program Nasional (Dep.

Pertanian RI, 2006).

Dengan diposisikannya Prima Tani sebagai instrumen pembangunan

pertanian, maka Prima Tani menjadi acuan dalam setiap perencanaan

Program Strategis Pembangunan Pertanian (PSPP), sehingga Prima Tani

mewarnai perencanaan dan implementasi PSPP.

PSPP yang mengacu pada pendekatan Prima Tani antara lain

Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) yang dikembangkan

Pusat Pembiayaan tahun 2008, FEATI dari Badan SDM, Sekolah Lapangan

Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) dari Direktorat Jenderal (Dirjen)

Tanaman Pangan (2010), Gerakan Nasional (Gernas Kakao) dari Dirjen

Perkebunan (2009), Program Pengembangan Kawasan Hortikultura

(P2KAH) dari Dirjen Hortikultura (2009), dan Pengembangan Swasembada

Daging Sapi dan Kerbau (PSDSK) dari Dirjen Peternakan (2009).

Makalah ini membahas kiprah Prima Tani dalam pembangunan pertanian,

yang bertolak dari eksistensi PSPP. Materi pembahasan didasarkan pada

berbagai sumber antara lain penelusuran dokumentasi kegiatan Prima

Tani dan penelaahan laporan dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

(BPTP) serta diskusi dengan pakar yang terlibat langsung maupun tidak

langsung dalam pelaksanaan Prima Tani di Balai Besar Pengkajian dan

Pengembangan Teknologi Pertanian (BBP2TP).

Pembelajaran Prima Tani

Dalam konsepnya, Prima tani dirancang sebagai salah satu upaya untuk

mengatasi kelambatan penerapan inovasi dan memperpendek waktu

mulai penciptaan teknologi sampai penerapannya oleh pengguna.

Prima Tani merupakan suatu model atau konsep baru diseminasi

teknologi yang dipandang dapat mempercepat penyampaian informasi

dan penyebaran inovasi teknologi pertanian, serta umpan balik bagi

penajaman penelitian dan pengembangan (Badan Litbang Pertanian,

2004). Prima Tani tersebut dapat berfungsi sebagai jembatan penghubung

langsung antara Badan Litbang Pertanian sebagai penghasil inovasi

dengan lembaga penyampaian (delivery system) maupun pelaku

agribisnis (receiving system) pengguna inovasi (Simatupang, 2004).

Dari Prima Tani Ke Program Strategis Pembangunan Pertanian | 2

Page 3: Successtory Prima Tani

Selain sebagai wahana diseminasi, Prima Tani juga digunakan sebagai

wahana pengkajian partisipatif, yang berarti merupakan implementasi dari

paradigma baru Badan Litbang Pertanian, yakni Penelitian untuk

Pembangunan (Research for Development) menggantikan paradigma

lama Penelitian dan Pengembangan (Research and Development). Prima

Tani pada dasarnya merupakan strategi baru dalam melaksanakan tugas

pokok dan fungsi Badan Litbang Pertanian.

Pada intinya terdapat dua komponen utama pembaharuan dalam Program

Prima Tani yakni inovasi teknis dan inovasi kelembagaan. Inovasi teknis

merupakan inovasi teknologi tepat guna siap terap dan manajemen usaha

agribisnis, sedangkan inovasi kelembagaan adalah inovasi yang

memadukan sistem atau rantai pasok inovasi (innovation system) dan

sistem agribisnis (agribusiness system) (Badan Litbang Pertanian, 2004).

Pelaksanaan kegiatan Prima Tani pada intinya mengimplementasikan

secara terbatas (unit percontohan) inovasi teknis dan inovasi

kelembagaan agribisnis di lokasi sasaran (Badan Litbang Pertanian, 2005).

Inovasi teknis dapat didefinisikan sebagai pengembangan teknik, cara dan

metoda yang dilakukan oleh petani. Sedangkan inovasi kelembagaan

dapat dikatakan sebagai pengembangan aspek non teknis kegiatan

agribisnis yang dapat mempermudah petani dalam menjalankan kegiatan

agribisnisnya, dan/atau meningkatkan efisiensi teknis dan efisiensi

ekonomi kegiatan agribisnis yang dilakukan.

Inovasi kelembagaan dapat berupa : (a) pengembangan aktivitas kolektif

dalam kegiatan agribisnis, misalnya, melalui pembentukan Kelompok Tani,

(b) pengembangan atau pembentukan lembaga agribisnis yang dapat

meningkatkan aksesibilitas petani terhadap pasar input, pasar output,

informasi pasar dan teknologi, dengan kata lain, petani semakin mudah

untuk memperoleh input usahatani yang dibutuhkan, memasarkan hasil

usahataninya, memperoleh informasi pasar, dan memperoleh informasi

dan menerapkan teknologi yang dibutuhkan, (c) pengembangan kaitan

fungsional yang serasi antara lembaga agribisnis dan lembaga pendukung

agribisnis.

Inovasi teknis dan kelembagaan yang diintroduksi oleh BPTP di tiap lokasi

Prima Tani bervariasi tergantung pada kondisi wilayah, sub agroekosistem

Dari Prima Tani Ke Program Strategis Pembangunan Pertanian | 3

Page 4: Successtory Prima Tani

dan aspirasi petani. Landasannya berpijak pada hasil PRA dan base line

survei yang mengawali perencanaan Prima Tani. Temuan lapangan

menunjukkan bawa inovasi yang diintroduksikan dalam Prima Tani relatif

baru bagi petani kooperator. Dengan kata lain Prima Tani terbukti menjadi

mediasi yang dapat mempercepat penyebaran inovasi. Inovasi teknologi

yang diintroduksikan mencakup tanaman pangan, hortikultura,

perkebunan dan ternak (Hendayana, dkk, 2006).

Di dalam implementasinya inovasi tersebut ada yang dikembangkan

secara parsial maupun integrasi. Perubahan kinerja teknologi pada bidang

usahatani/produksi pertanian dapat berupa perubahan dalam cara

pemupukan, cara penanaman, cara pengendalian hama, dan seterusnya.

Sedangkan perubahan kinerja kelembagaan misalnya dapat diukur dari

perubahan aksesibilitas atau kemudahan petani dalam memperoleh benih

yang dibutuhkan, akibat inovasi kelembagaan di bidang perbenihan yang

berupa pengembangan lembaga penangkar benih.

Akibat kegiatan inovasi teknis dan inovasi kelembagaan yang

dilaksanakan akan terjadi dua perubahan yang saling terkait yaitu: Pada

tahap pertama, terjadi perubahan kinerja teknologi akibat inovasi teknis,

dan perubahan kinerja kelembagaan agribisnis akibat inovasi

kelembagaan yang dilakukan. Perubahan kinerja tersebut dapat terjadi

pada bidang sarana/input usahatani, bidang usahatani/produksi, bidang

penanganan pasca panen, bidang pengolahan dan pemasaran hasil,

tergantung pada bidang mana kedua inovasi tersebut dilakukan.

Pada tahap kedua, terjadi perubahan kinerja hasil usahatani, baik sebagai

dampak langsung maupun tak langsung. Dampak inovasi tersebut dapat

diukur pada tiga tingkatan mulai dari tingkat usahatani, rumah tangga

sampai tingkat desa sebagai berikut (Gambar 1).

Pada tingkat usahatani, perubahan kinerja terlihat dalam bentuk

peningkatan kinerja hasil usahatani yang dapat diukur secara fisik/teknis

dan secara finansial. Peningkatan kinerja hasil juga dapat diukur dalam

konteks peningkatan efisiensi usaha agribisnis dan peningkatan efisiensi

pemanfaatan sumberdaya lahan.

Dari Prima Tani Ke Program Strategis Pembangunan Pertanian | 4

Page 5: Successtory Prima Tani

Pada tingkat rumah tangga, perubahannya berupa peningkatan

pendapatan rumah tangga dan efisiensi alokasi tenaga kerja rumah

tangga pada berbagai jenis kegiatan produktif sedangkan pada tingkat

desa dapat diukur dalam konteks pembangunan masyarakat desa dan

konteks pembangunan sistem agribisnis.

Dalam konteks pembangunan masyarakat desa inovasi yang dilakukan

dapat meningkatkan kesempatan kerja dan pendapatan masyarakat desa

sedangkan dalam konteks pembangunan sistem agribisnis dapat

meningkatkan efisiensi sistem agribisnis pedesaan.

Gambar 1. Kerangka Dampak Inovasi Pada Prima Tani.

Aspek pembelajaran lainnya yang menjadikan Prima tani dijadikan acuan

adalah dilaksanakannya pendampingan atau pengawalan teknologi yang

dilakukan peneliti bekerjasama dengan penyuluh. Pendampingan

dilakukan untuk mengawal penerapan introduksi teknologi, agar mencapai

target yang dituju.

Wujud pendampingan dilakukan melalui penyediaan materi informasi

teknologi yang disiapkan di laboratorium agribisnis, pertemuan rutin,

percontohan, fasilitasi kebutuhan sarana usahatani, dan fasilitasi ke

sumber pembiayaan.

Replikasi Prima Tani

Respon terhadap keberhasilan Prima Tani tidak saja muncul di lingkungan

Kementerian Pertanian, akan tetapi juga datang dari Pemerintah Daerah

Dari Prima Tani Ke Program Strategis Pembangunan Pertanian | 5

Page 6: Successtory Prima Tani

(Pemda) di tingkat Provinsi maupun Pemda Kabupaten. Disamping itu

Kementerian Transmigrasi dan Tenaga Kerja juga mengadopsi pendekatan

Prima Tani dalam memberdayakan transmigran dengan sebutan Prima

Trans.

Prinsip dasar konsep Prima Tani yang direplikasi adalah sebagai berikut:

• Perencanaan yang didasarkan pada potensi wilayah

• Mendorong terjadinya adaptasi teknologi lokal sehingga

memunculkan inovasi-inovasi baru

• Melibatkan berbagai stakeholder

• Membuktikan potensi dampak

• Mengembangkan strategi komunikasi

• Teknologi yang diintroduksikan sudah matang

• Dilakukannya pengawalan teknologi/pendampingan

Komponen yang direplikasi dan dijadikan acuan PSPP tidak terbatas pada

hasil Prima Tani akan tetapi sejak proses awal, termasuk mengadop

prinsip-prinsip dasarnya. Strategi menerapkan teknologi inovatif tepat-

guna melalui penelitian dan pengembangan partisipatif (Participatory

Research and Development) berdasarkan paradigma Penelitian untuk

Pembangunan serta membangun model percontohan sistem dan usaha

agribisnis progresif berbasis teknologi inovatif dengan mengintegrasikan

sistem inovasi dan sistem agribisnis, mendorong proses difusi dan

replikasi model percontohan teknologi inovatif melalui ekspose dan

demonstrasi lapang, diseminasi informasi, advokasi serta fasilitasi, dan

basis pengembangan dilaksanakan berdasarkan wilayah agroekosistem

dan kondisi sosial ekonomi setempat.

Dengan menggunakan strategi tersebut Prima Tani berhasil mempercepat

waktu, meningkatkan kadar dan memperluas prevalensi adopsi teknologi

inovatif yang dihasilkan oleh Badan Litbang Pertanian. Disamping itu

melalui Prima Tani juga diperoleh umpan balik mengenai karakteristik

teknologi tepat-guna spesifik pengguna dan lokasi, yang merupakan

informasi esensial dalam rangka mewujudkan penelitian dan

pengembangan berorientasi kebutuhan pengguna.

Dari Prima Tani Ke Program Strategis Pembangunan Pertanian | 6

Page 7: Successtory Prima Tani

Ada dua modus yang dikembangkan dalam Prima Tani. Pertama, Prima

Tani sebagai modus diseminasi hasil-hasil penelitian dan pengembangan.

Kedua, Prima Tani sebagai laboratorium lapangan.

Dalam posisi Prima Tani sebagai modus diseminasi, kegiatan yang

dilakukan adalah:

(1) Merancang serta memfasilitasi penumbuhan dan pembinaan

percontohan sistem dan usaha agribisnis berbasis pengetahuan dan

teknologi inovatif.

(2) Membangun pengadaan sistem teknologi dasar (antara lain benih

dasar, prototipe alat/mesin pertanian, usaha pasca panen skala

komersial) secara luas dan desentralistik.

(3) Menyediakan informasi, konsultasi dan sekolah lapang untuk

pemecahan masalah melalui penerapan inovasi pertanian bagi para

praktisi agribisnis.

(4) Memfasilitasi dan meningkatkan kemampuan masyarakat dan

pemerintah setempat untuk melanjutkan pengembangan dan

pembinaan percontohan sistem dan usaha agribisnis berbasis

pengetahuan dan teknologi mutakhir secara mandiri.

Sementara itu dalam hal Prima Tani sebagai Laboratorium Lapang

penelitian dan pengembangan pertanian, kegiatannya meliputi:

(1) Melaksanakan kaji terap untuk mengevaluasi dan menyempurnakan

kinerja komersial teknologi sumber yang telah dihasilkan Badan

Litbang Pertanian.

(2) Melaksanakan penelitian untuk pengembangan teknologi tepat

guna secara partisipatif, bersama-sama dengan para sasaran

pengguna langsung teknologi tersebut.

(3) Mengungkap preferensi dan perilaku konsumen teknologi sebagai

dasar dalam merancang arsitektur teknologi tepat guna untuk

dijadikan sebagai sasaran penelitian dan pengembangan.

Keragaan yang dapat dilihat di lokasi Prima Tani diantaranya adalah:

 

Dari Prima Tani Ke Program Strategis Pembangunan Pertanian | 7

Page 8: Successtory Prima Tani

(1) Sebagian besar produk yang dihasilkan dari kegiatan Prima Tani

memenuhi kebutuhan mutu termasuk konsistensinya dan dalam

jumlah cukup.

(2) Sebagian besar petani mengadopsi teknologi yang

diimplementasikan.

(3) Munculnya beberapa petani progresif sebagai agen pembaharuan

pertanian.

(4) Sebagian besar petani menikmati nilai tambah secara proporsional.

(5) Sebagian besar petani berkembang usahanya yang dapat dilihat

dari  kemampuan memupuk modal untuk pembiayaan operasional,

tabungan, dan  investasi.

(6) Adanya peningkatan pendapatan petani secara bertahap dan nyata

dari tahun ke tahun.

(7) Sebagian besar petani mempunyai kemampuan untuk mengatasi

masalah fluktuasi harga hasil usahataninya.

(8) Hasil pertanian mempunyai daya saing terhadap saingannya di

pasar lokal maupun internasional yang dicerminkan dari harga yang

relatif lebih murah pada tingkatan mutu yang sama.

Prima Tani sebagai program pembangunan pertanian memberikan

manfaat  sebagai berikut:

(1) Meningkatnya muatan inovasi baru dalam sistem dan usaha

agribisnis

(2) Meningkatnya efisiensi sistem produksi, perdagangan dan konsumsi

komoditas pertanian Indonesia.

(3) Meningkatnya akuntabilitas Badan Litbang Pertanian sebagai

penghasil inovasi pertanian melalui percepatan penyebaran dan

adopsi inovasi teknologi Badan Litbang oleh pengguna.

Menjadikan Prima Tani Sebagai Basis ProgramStrategis Kementerian Pertanian.

Salah satu ciri yang spesifik dari pelaksanaan Prima Tani adalah

penyusunannya yang didasarkan kepada rancang bangun Laboratorium

Dari Prima Tani Ke Program Strategis Pembangunan Pertanian | 8

Page 9: Successtory Prima Tani

Agribisnis, dengan mempertimbangkan kondisi biofisik dan sosial

ekonomi setempat didukung dengan inovasi teknologi dan kelembagaan

yang tepat. Disamping itu ciri lain yang menonjol adalah dilakukannya

kegiatan pendampingan teknologi oleh peneliti bekerjsama dengan

penyuluh pertanian.

Program Strategis Pembangunan Pertanian (PSPP) yang mengacu pada

pendekatan Prima Tani antara lain Pengembangan Usaha Agribisnis

Perdesaan (PUAP) yang dikembangkan Pusat Pembiayaan tahun 2008,

Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) dari Direktorat

Jenderal (Dirjen) Tanaman Pangan (2010), Gerakan Nasional (Gernas

Kakao) dari Dirjen Perkebunan (2009), Program Pengembangan Kawasan

Hortikultura (P2KAH) dari Dirjen Hortikultura (2009), dan Pengembangan

Swasembada Daging Sapi (PSDS) dari Dirjen Peternakan (2009).

Di daerah Prima Tani juga diadop menjadi dasar pembangunan pertanian.

Dari succes story Prima Tani, beberapa pelaksanaan Prima Tani telah

memberikan hasil yang baik dengan berbagai inovasi yang diadopsi oleh

petani. Salah satu kegiatan Prima Tani yang berhasil adalah di provinsi

Bali, dimana program Prima Tani telah direplikasi menjadi program

unggulan daerah dengan nama program “SIMANTRI” Sistem Pertanian

Terintegrasi.

Disamping itu dalam pengembangan model pengkajian pengembangan

dalam kerjasama ACIAR-SADI, khususnya pada komponen 2 ternyata juga

seirama dengan konsep Prima Tani (Elske van de Fliert, dkk., 2010).

Program unggulan daerah ini menjadi kebijakan pengembangan pertanian

wilayah yang ditetapkan dengan MoU oleh Gubernur. Pada tahun 2009,

program Simantri di provinsi Bali telah dilakukan di 10 lokasi dengan

alokasi anggaran sebesar Rp. 2 Milyar, sedangkan pada tahun 2010

dilaksanakan di 40 lokasi dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 8 milyar.

Peran serta BPTP dalam program Simantri adalah melakukan pengawalan

melalui bimbingan teknologi (bintek) dan penyusunan rancangbangun

pengembangan Simantri.

Inovasi teknis dan kelembagaan dilaksanakan pada seluruh bidang

agribisnis, mulai dari bidang input usahatani hingga bidang pemasaran

Dari Prima Tani Ke Program Strategis Pembangunan Pertanian | 9

Page 10: Successtory Prima Tani

hasil pertanian. Inovasi yang dilakukan pada bidang agribisnis tertentu

sehingga secara langsung menimbulkan perubahan kinerja teknologi atau

kinerja kelembagaan pada bidang agribisnis tersebut.

Disamping itu, akibat adanya kaitan fungsional yang bersifat hirarkis

antara suatu bidang agribisnis dengan bidang agribisnis lainnya maka

inovasi yang dilaksanakan pada bidang agribisnis tertentu dapat

menimbulkan perubahan atau dampak tak langsung pada kinerja

teknologi di bidang agribisnis lainnya.

Sebagai contoh, inovasi kelembagaan di bidang input usahatani yang

berupa pembentukan lembaga penangkar benih varitas unggul di desa

setempat dapat menimbulkan tiga perubahan atau dampak yaitu :

(a) kinerja kelembagaan input usahatani semakin baik karena petani

semakin mudah mendapatkan benih varitas unggul yang sesuai

dengan kebutuhan petani,

(b) kinerja teknologi usahatani yang dilakukan petani (bidang

usahatani) semakin baik akibat digunakannya benih varitas unggul

yang berproduktivitas tinggi, tahan hama, tahan kekeringan, dan

(c) kinerja hasil usahatani yang dicapai petani semakin baik akibat

meningkatnya produktivitas per hektar yang dirangsang oleh

penggunaan varitas unggul tersebut.

Dalam pelaksanaan Prima Tani seluruh inovasi yang dilaksanakan tidak

hanya menimbulkan dampak positif pada kinerja hasil yang dicapai pada

setiap bidang agribisnis, tetapi juga berdampak positif pada kinerja sistem

agribisnis. Dalam konteks pengembangan sistem agribisnis, pelaksanaan

Prima Tani dapat mendorong terbentuknya sistem agribisnis pedesaan

yang berdaya saing.

Sistem agribisnis yang berdaya saing dicirikan oleh dua kondisi yaitu : (a)

adanya kaitan fungsional yang serasi diantara bidang agribisnis dan

lembaga pendukung agribisnis, dan (b) adanya kaitan institusional

diantara bidang agribisnis. Kaitan yang serasi diantara bidang agribisnis

menyebabkan sistem agribisnis bersifat efektif dalam merespon dinamika

pasar output. Efektif dalam pengertian bahwa output yang dihasilkan oleh

sistem agribisnis sesuai dengan preferensi konsumen (kesesuaian jenis

Dari Prima Tani Ke Program Strategis Pembangunan Pertanian | 10

Page 11: Successtory Prima Tani

dan kualitas output) dan kebutuhan pasar (kesesuaian kuantitas dan

waktu). Sedangkan kaitan institusional menyebabkan sistem agribisnis

bersifat efisien.

Karena adanya kaitan institusional tersebut seluruh kegiatan agribisnis

berada dalam satu kendali kegiatan, dan marjin ganda serta sharing

system yang tidak adil di antara pelaku agribisnis dapat ditekan. Efisien

memiliki makna bahwa sistem agribisnis tersebut mampu menghasilkan

output dengan biaya relatif murah di tangan konsumen. Dengan biaya

relatif murah mulai dari biaya pengadaan input usahatani hingga biaya

pemasaran output.

Sebagai instrumen pembangunan pertanian, pelaksanaan Prima Tani

melibatkan petani pengguna dan pelaku agribisnis sejak perencanaan

hingga pelaksanaan. Rancangannya berskala ekonomi diikuti pembinaan

secara profesional oleh ahli dibidangnya. Dengan pola seperti itu, Prima

Tani mampu mendorong instansi terkait merealisasikan pembangunan

sarana prasarana yang menunjang agribisnis perdesaan, menjadi contoh

model keterkaitan antar penelitian, penyuluhan dan pengguna teknologi

(Research Extension Linkage) secara operasional di lapangan dan secara

langsung menampung umpan balik untuk perbaikan teknologi yang

didiseminasikan.

Prima Tani sebagai suatu program, dalam konteks program Kementerian

Pertanian adalah kegiatan khusus sebagai rintisan dan akselerasi

diseminasi inovasi teknologi dalam pembangunan pertanian dan pedesaan

yang dilaksanakan bersifat integratif secara vertikal dan horizontal.

Sebagai keluaran dari kegiatan tersebut bermuara pada ketahanan

pangan, daya saing melalui peningkatan nilai tambah dan peningkatan

kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu Prima Tani dalam

operasionalnya bersinergi dengan program lain di lingkup Kementerian

Pertanian dalam rangka membangun pertanian dan perdesaan yang

berorientasi pada tujuan mensejahterakan masyarakat.

Dalam prosesnya, terlebih dulu melakukan pelingkupan studi untuk

mengungkap cara-cara yang efektif agar meningkatkan manfaat dari

Dari Prima Tani Ke Program Strategis Pembangunan Pertanian | 11

Page 12: Successtory Prima Tani

introduksi teknologi yang dilakukan. Kegiatannya difokuskan pada hal-hal

berikut:

• Penelitian, diseminasi dan penyuluhan didasarkan pada kebutuhan

petani,

• Fokus pada sistem agribisnis

• Memilih pengetahuan yang tepat dan model perubahan,

• Sasaran komunitas tepat menggunakan kriteria sosial ekonomi,

• Melibatkan pemangku keentingan yang relevan

• Melakukan penegasan teknologi yang benar dan siap

menggunakan kriteria,

Untuk menjamin terlaksananya kegiatan, terlebih ditentukan kriteria

pemilihan komunitas dan lokasi yang tepat berdasarkan pada aspek-

aspek aksesibilitas wilayah, wilayah representatif, ada potensi pemasaran,

kelompok tani bersedia kerja sama, potensi biofisik mendukung, tersedia

SDM dalam jumlah yang memadai, kondisi wilayahnya kondusif, ada tokoh

kunci (formal/informal), ada dukungan PEMDA – tujuan proyek sesuai

dengan prioritas pembangunan daerah, kesesuaian keadaan sosial-

ekonomi dengan tujuan program, dan ada kelembagaan pendukung

Penetapan sasaran kegiatan dilakukan dengan hati-hati dan didasarkan

pada berbagai pertimbangan, meliputi:

• Isu atau ide diidentifikasi oleh komunitas atau oleh perwakilan

mereka

• Ada komite dan/atau forum yang aktif dan memiliki komitmen untuk

memberikan masukan dan feedback yang sesuai dengan kondisi

lokal

• Ada proses partisipatif dengan ketrampilan fasilitasi yang sesuai

• Lingkungan pendukung kondusif terhadap inovasi

• Sistem agribisnis kondusif terhadap inovasi

• Tempat/daerah dimana inovasi itu penting dan bisa diterapkan

diidentifikasi

• Adanya faktor pendorong dari sisi pasar bagi petani untuk

mengadopsi suatu inovasi

Dari Prima Tani Ke Program Strategis Pembangunan Pertanian | 12

Page 13: Successtory Prima Tani

• Hasil inovasi bisa memberikan manfaat kepada kelompok

masyarakat miskin – ada dampak signifikan terhadap pendapatan

dan mata pencaharian

• Kemitraan lokal terbentuk dan dapat membuat kegiatan proyek

berkelanjutan.

• Kemitraan lokal tidak didominasi oleh kelompok elit yang ada di

tempat itu

Penutup

Prima Tani sebagai program rintisan dan pemasyarakatan inovasi

pertanian, diakui telah memberikan sumbangan nyata dalam memberikan

wawasan dalam pengembangan program strategis Kementerian Pertanian.

Oleh karena itu pendekatan yang dilakukan dalam Prima Tani dijadikan

patron atau pola oleh Dirjen Teknis Pertanian dalam mengembangkan

program strategisnya seperti Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan

(PUAP) yang dikembangkan Pusat Pembiayaan tahun 2008, SLPTT Padi,

Jagung, Kedelai (Dirjen Tanaman Pangan), Gernas Kakao (Dirjen

Perkebunan), PPKAH (Dirjen Hortikultura), PSDSK (Dirjen Peternakan).

Replikasi Prima Tani juga terjadi pada Kementerian lain di luar Pertanian

antara lain dalam wujud Prima Trans (Kementerian Tenaga Kerja dan

Transmigrasi) dan Simantri (Pemda Bali).

Sebagai rintisan yang berhasil, maka dalam periode 2011 Badan Litbang

Pertanian berencana mengembangkannya dalam bentuk Model

Pengembangan Pertanian Perdesaan Melalui Inovasi (MP3MI).

Daftar Pustaka

Alihamsyah, T., Ridwan Thahir, Idha Widi Arsanti, Seta R.Agustina, Sumarno, AM Fagi, Agus Muharam, Yono CR, Rudy S Rivai, Agung Hendiaadi, Bambang Drajat dan Wahyunto, 2009. Evaluasi dan Pengembangan Prima Tani. Laporan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian.

Departemen Pertanian, 2006. Pedoman Umum Prima Tani. Departemen Pertanian Republik Indonesia.

Elske van de Fliert, B Christiana, R Hendayana & R Murray-Prior, 2010. Pilot Roll-Out: adaptive research in farmers’ worlds. Extension Farming System Journal. Vol. 6 No. 1.

Dari Prima Tani Ke Program Strategis Pembangunan Pertanian | 13

Page 14: Successtory Prima Tani

http://www.csu.edu.au/faculty/science/saws/afbmnetwork/ efsjournal/index.htm.

Hendayana, R., Azmi Dhalimi, Sumedi, R.Sad Hutomo Pribadi, UlfaH Trifani Agustin, Enrico Syaefulloh, Achmad Saleh, Harmi Andrianyta, Nurhayati. 2006. Pengkajian Inovasi dan Diseminasi Program Prima Tani. Laporan Pengkajian. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan teknologi Pertanian.

Simatupang, P., 2004. Rancangan Dasar Program rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teklnologi Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian.

Dari Prima Tani Ke Program Strategis Pembangunan Pertanian | 14