Substitusi elektrofilik bimolekuler
-
Upload
ade-rizki-anggraini -
Category
Documents
-
view
44 -
download
8
description
Transcript of Substitusi elektrofilik bimolekuler
Substitusi elektrofilik bimolekuler (SE2 dan SEi)
Mekanisme reksi substitusi elektrofilik bimolekuler pada senyawa alifatik terjadi melalui
pemutusan ikatan antara gugus pergi dengan substrat dan pembentukan ikatan baru antara
elektrofil dengan substrat berlangsung dalam waktu yang bersamaan. Oleh karena itu laju
reaksi dipengaruhi oleh konsentrasi elektrofil dan substrat. Contohnya adalah reaksi
perubahan alkil merkuri iodida menjadi alkil iodida dengan elektrofil ion triiodida dengan
mekanisme sebagai berikut:
CH3CH2CH2 Hg I + I I I- H2O
dioksanCH3CH2CH2 I + HgI2 + I-
Pada mekanisme SE2, ada dua kemungkinan arah serangan elektrofil terhadap
substrat, yaitu dari arah depan, yang disebut dengan SE2 (depan) dan dari arah belakang, yang
disebut dengan SE2 (belakang) dapat digambarkan sebagai berikut:
C X
c
b
a Y+ a
b
c
C Y + X+ (SE2 depan)
a
bc
XC
a
b
c
C YY+ + X+ (SE2, belakang)
Apabila reaksi terjadi pada substrat kiral maka akan terbentuk hasil reaksi dengan
mempertahankan konfigurasi semula (retensi) pada mekanisme SE2 (depan), dan terjadi
pembalikan konfigurasi (inversi) pada mekanisme SE2 (belakang). Jika elektrofil menyerang
substrat dari arah depan ada kemungkinan mekanisme yang ketiga, yaitu salah satu bagian
elektrofil membantu lepasnya gugus pergi dan dalam waktu yang bersamaan terbentuk ikatan
baru dengan substrat.
+ X-ZYC
c
ba
C X
c
ba
Y Z
Mekanisme ini disebut dengan mekanisme SEi dan menghasilkan produk dengan
mempertahankan konfigurasi semula (retensi).
Ketiga mekanisme reaksi subtitusi elektrofilik bimolekuler tersebut [SE2 (depan), SE2
(belakang) dan SEi] sukar dibedakan. Ketiganya hanya dapat dibedakan dengan mengakaji
secara mendalam aspek stereokimianya.
Kebanyakan reaksi substitusi elektrofilik bimolekuler (orde kedua) menghasilkan
produk dengan mempertahankan konfigurasi semula. Hal ini berarti bahwa pada umumnya
reaksi berlangsung dengan mekanisme dimana elektrofil menyerang substrat dari arah depan,
SE2 (depan) atau SEi.
C C
H
CH3 Hg Br + Br Br
C2H5
CH3
H
Br + HgBr2
C2H5
Kenyataan ini berlawanan dengan mekanisme SN2. Pada mekanisme SN2, nukleofil
menyerang atom karbon yang mengikat gugus pergi, sedangkan pada mekanisme SE2
elektrofil menyerang elektron yang mengikat atom karbon dan gugus pergi. Oleh karena itu
reaksi berlangsung lebih cepat jika elektrofil menyerang substrat dari sisi yang sama dengan
kedudukan gugus pergi daripada sebaliknya karena adanya halangan sterik.
Pada mekanisme reaksi SE1, memiliki tahap penentu laju reaksi mirip seperti
pelepasan proton dari suatu asam. Oleh karena itu adanya gugus-gugus pendorong elektron
akan mengurangi laju reaksi dan sebaliknya gugus-gugus penarik elektron akan menambah
laju reaksi. Pada mekanisme reaksi SE2 (belakang) kereaktifan substrat seperti halnya pada
mekanisme SN2, yaitu semakin besar gugus alkil semakin besar pula halangan steriknya
sehingga laju reaksinya akan semakin kecil. Jadi urutan kereaktifannya adalah: Me > Et >
Pr > i-Pr > neopentil.
Pada mekanisme reaksi SE2 (depan) laju reaksi bergantung pada jenis reaksinya.
Contohnya adalah reaksi antara : RHgBr + Br2 → RBr + HgBr2 yang dikatalisis oleh basa
diperoleh hasil seperti tercantum pada Tabel 5.1.
Tabel 5.1 Laju reaksi relatif RHgBr dengan Br2
R Laju reaksi relatif
Me
Et
Iso-pr
t-bu
iso-bu
neopentil
1
10,8
780
3370
1,24
0,173
Dari tabel tersebut terlihat bahwa adanya
cabang pada posisi meningkatkan laju
reaksi sedangkan cabang pada posisi β
menurunkan laju reaksi. Bertambahnya
laju reaksi oleh bertambahnya cabang pada
posisi karena pengaruh sifat pendorong
elektron dari gugus alkil yang
menstabilkan keadaan transisi yang
bersifat kekurangan elektron