Subsistem Pembiayaan Kesehatan Dalam Sistem Kesehatan Nasional

8
Subsistem Pembiayaan Kesehatan dalam Sistem Kesehatan Nasional, Sistem Jaminan Sosial Nasional dan Jaminan Kesehatan Nasional Nadha Aulia-1106014280 Modul Kedokteran Komunitas/VI/III/FKUI/2013-14 Sistem Kesehatan Nasional (SKN) Sistem kesehatan nasional (SKN) adalah bentuk dan cara penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang memadukan berbagai upaya bangsa Indonesia dalam satu derap langkah guna menjamin tercapainya tujuan pembangunan kesehatan dalam kerangka mewujudkan kesejahteraan rakyat sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Dasar 1945.Sementara dalam penyelenggaraannya SKN dibagi ke dalam beberapa subsistem, salah satunya adalah subsistem pembiayaan kesehatan, yang dimaksud dengan subsistem pembiayaan kesehatan adalah pengelolaan berbagai upaya penggalian, pengalokasian, dan pembelanjaan dana kesehatan untuk mendukung penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. 1 Subsistem pembiayaan kesehatan Tujuan - Tersedianya dana kesehatan dalam jumlah yang mencukupi - Teralokasi secara adil, merata, dan termanfaatkan secara berhasil guna dan berdaya guna - Tersalurkan sesuai peruntukannya untuk menjamin terselenggaranya pembangunan kesehatan 1 Unsur-unsur yang terdapat dalam pembiayaan kesehatan

Transcript of Subsistem Pembiayaan Kesehatan Dalam Sistem Kesehatan Nasional

Page 1: Subsistem Pembiayaan Kesehatan Dalam Sistem Kesehatan Nasional

Subsistem Pembiayaan Kesehatan dalam Sistem Kesehatan Nasional,

Sistem Jaminan Sosial Nasional dan Jaminan Kesehatan Nasional

Nadha Aulia-1106014280

Modul Kedokteran Komunitas/VI/III/FKUI/2013-14

Sistem Kesehatan Nasional (SKN)

Sistem kesehatan nasional (SKN) adalah bentuk dan cara penyelenggaraan

pembangunan kesehatan yang memadukan berbagai upaya bangsa Indonesia dalam satu derap

langkah guna menjamin tercapainya tujuan pembangunan kesehatan dalam kerangka

mewujudkan kesejahteraan rakyat sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Dasar

1945.Sementara dalam penyelenggaraannya SKN dibagi ke dalam beberapa subsistem, salah

satunya adalah subsistem pembiayaan kesehatan, yang dimaksud dengan subsistem pembiayaan

kesehatan adalah pengelolaan berbagai upaya penggalian, pengalokasian, dan pembelanjaan

dana kesehatan untuk mendukung penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna mencapai

derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.1

Subsistem pembiayaan kesehatan

Tujuan

- Tersedianya dana kesehatan dalam jumlah yang mencukupi

- Teralokasi secara adil, merata, dan termanfaatkan secara berhasil guna dan berdaya

guna

- Tersalurkan sesuai peruntukannya untuk menjamin terselenggaranya pembangunan

kesehatan1

Unsur-unsur yang terdapat dalam pembiayaan kesehatan

- Dana

Dana didapat dari berbagai sumber yaitu Pemerintah, Pemerintah Daerah baik dari

sektor kesehatan dan sektor lain terkait, dari masyarakat, swasta, dan sumber lainnya

yang digunakan untuk mendukung pembangunan kesehatan. Perlu diingat bahwa

dana yang didapat harus mencukupi dan dapat dipertanggungjawabkan serta

dipertanggunggugatkan.1

Page 2: Subsistem Pembiayaan Kesehatan Dalam Sistem Kesehatan Nasional

- Sumber Daya

Sumber Daya meliputi sumber daya manusia pengelola, sarana, standar, regulasi, dan

kelembagaan yang terlibat dalam upaya penggalian, pengalokasian, dan pembelanjaan

dana kesehatan.

- Pengelolaan dana kesehatan

Pengelolaan dana kesehatan mencakup mekanisme penggalian, pengalokasian, dan

pembelanjaan kesehatan serta mekanisme pertanggungjawabannya. Hal tersebut harus

berdasarkan aturan yang disepakati dan secara konsisten dijalankan oleh pelaku

subsistem pembiayaan kesehatan, baik itu oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah secara

lintas sektor, swasta, maupun masyarakat.1

Prinsip

- Kecukupan

- Efektif dan efisien

- Adil dan transparan

Penyelenggaraan subsistem pembiayaan kesehatan meliputi penggalian sumber dana,

pengalokasian yang rasional, dan pembelanjaan/penggunaan yang efektif dan efisien.

Penggalian sumber dana berasal dari Pemerintah/Pemda dilakukan melalui pajak

umum, pajak khusus, bantuan atau pinjaman yang tidak mengikat, serta berbagai sumber lainnya

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, sementara yang

bersumber dari swasta dana yang dihimpun berdasarkan kemitraan antara Pemerintah,Pemda,dan

masyarakat yang didukung dengan pemberian insentif, sedangkan untuk pelayanan kesehatan

perorangan dilakukan dengan penggalian dana masyarakat.1

Pengalokasian sumber dana diarahkan untuk membiayai upaya kesehatan primer,

sekunder, tersier dan program-program kesehatan yang mempunyai peran penting dalam

peningkatan kesehatan masyarakat. Selain itu dana juga dialokasikan untuk pelayanan kesehatan

perorangan yang termasuk dalam SJSN (Sistem Jaminan Sosial Nasional). Berkaitan dengan

pembelanjaan dana kesehatan juga diarahkan untuk jaminan pemeliharaan kesehatan dan

peningkatan mutu pelayanan kesehatan.1

Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)

Sebelum membahas mengenai SJSN, ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu

pengertian dari jaminan sosial. Jaminan sosial adalah suatu bentuk perlindungan sosial untuk

Page 3: Subsistem Pembiayaan Kesehatan Dalam Sistem Kesehatan Nasional

menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak.

Sedangkan Sistem Jaminan Sosial Nasional(SJSN) adalah suatu tata cara penyelenggaraan

program jaminan sosial oleh beberapa Badan Penyelenggara Jaminan Sosial(BPJS), dengan

kata lain BPJS adalah badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan

sosial.2

BPJS mencakup Persero Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek), Persero Dana Tabungan dan

Asuransi Pegawai Negeri(TASPEN), Persero Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik

Indonesia(ASABRI), dan Persero Asuransi Kesehatan Indonesia (ASKES).

BPJS menyelenggarakan program jaminan sosial yang terdiri atas,

Jaminan kesehatan

Jaminan kecelakaan kerja

Jaminan hari tua

Jaminan pensiun

Jaminan kematian

Di Indonesia sejak 1 Januari 2014 telah diberlakukan JKN (Jaminan Kesehatan Nasional).

Jaminan Kesehatan Nasional adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta

memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan

dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran/iurannya dibayar

oleh Pemerintah. Jadi jika kita kaitkan dengan mekanisme pembiayaan kesehatan yang ada

dalam sistem kesehatan nasional, dengan adanya jaminan kesehatan nasional/JKN ini maka

pembiayaan kesehatan dapat dikendalikan dan berkelanjutan, serta merata untuk seluruh rakyat

Indonesia.3

Penyelenggaraan JKN terdiri atas beberapa aspek, di antaranya yaitu kepeseraan seperti yang

dapat dilihat pada gambar berikut.

Page 4: Subsistem Pembiayaan Kesehatan Dalam Sistem Kesehatan Nasional

Gambar 1 Kepesertaan JKN3

Selain itu, dengan adanya JKN diharapkan dapat menjamin pelayanan kesehatan yang

memadai, terjangkau, kapan saja dan dimana saja. JKN juga mengurangi risiko masyarakat

menanggung biaya kesehatan dari kantong sendiri out of pocket karena peserta dalam JKN

membayar dengan besaran premi tetap. Sehingga hal ini sesuai dengan salah satu prinsip pada

JKN yaitu asas gotong royong oleh keseluruhan peserta dan tidak memberatkan perorangan.

Berikut manfaat yang akan didapat jika JKN dapat diimplementasikan dengan baik,

JKN memberikan manfaat yang komprehensif (promotif,preventif,kuratif dan

rehabilitatif) dengan premi terjangkau

Biaya kesehatan dapat dikendalikan dan mutu dapat ditingkatkan

Menjamin sustainabilitas (kepastian pembiayaan kesehatan yang berkelanjutan)

Portabilitas(dapat digunakan di seluruh wilayah Indonesia)4

Oleh karena itu JKN ini bersifat wajib bagi seluruh Warga Negara Indonesia, bahkan

termasuk WNA yang tinggal di Indonesia lebih dari 6 bulan. Khusus untuk masyarakat miskin

dan tidak mampu iurannya dibayarkan oleh pemerintah. Di dalam JKN peserta memiliki Hak dan

Kewajiban diantaranya adalah:

Page 5: Subsistem Pembiayaan Kesehatan Dalam Sistem Kesehatan Nasional

Gambar 2 Hak dan Kewajiban Peserta JKN3

Sedangkan cara membayar fasilitas kesehatan dari BPJS, untuk tingkat layanan primer,

BPJS membayar dengan kapitasi yaitu suatu metode pembayaran yang didasarkan pad jumlah

peserta yang terdaftar di fasilitas kesehatan tersebut tanpa memperhatikan sifat layanan yang

diberikan. Sedangkan untuk fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjutan BPJS membayar dengan

cara INA CBG’s. Update terbaru dari BPJS bahwa telah dikeluarkan Peraturan Presiden

mengenai mekanisme pembayaran kapitasi pada layanan primer yang dibayarkan langsung ke

puskesmas/layanan primer lainnya seperti praktik dokter(yang bekerjasama dengan BPJS) tanpa

melalui Pemerintah Daerah, dan Presiden juga telah menyetujui kenaikan insentif untuk dokter.5

JKN telah dimulai sejak 1 Januari 2014 yang lalu, dengan target selambat-lambatnya

seluruh penduduk Indonesia terdaftar sebagai peserta JKN tanggal 1 Januari 2019. Namun,

berbagai kendala/masalah juga muncul terkait pelaksanaan JKN yang baru beberapa bulan ini,

yaitu diantaranya sebagai berikut.

- Banyak masyarakat yang belum paham mengenai JKN

- Pihak rumah sakit/fasilitas pelayanan kesehatan banyak yang belum siap, terbukti

dengan membludaknya peserta JKN yang ke rumah sakit karena mekanisme input

data/software yang digunakan belum ada

- Pegawai rumah sakit/administrasi bagian pembiayaan pelayanan kesehatan juga

banyak yang pelum paham mengenai alur pembiayaan kesehatan pada JKN

Page 6: Subsistem Pembiayaan Kesehatan Dalam Sistem Kesehatan Nasional

- Terdapat kerancuan dalam transisi pemberlakuan JKN, dimana masyarakat yang

sebelumnya mempunyai KJS(Kartu Jakarta Sehat) sebagai pilot project JKN, bingung

apakah dengan memiliki KJS sudah bisa terdaftar sebagai peserta JKN atau tidak.

- Anggapan/persepsi dari pihak fasilitas pelayanan kesehatan yang memandang bahwa

JKN tidak sesuai dengan usaha/biaya yang dikeluarkan sehingga berdampak pada

pelayanan yang diberikan.5,6,7

Namun, terlepas dari masalah yang muncul, JKN harus diimplementasikan dan tidak

boleh ditunda pelaksanannya, karena jika ditunda pun tidak ada manfaat yang akan didapat

nantinya. Walaupun masih terdapat kekurangan disana sini, semoga dengan adanya JKN yang

sudah terlaksana benar-benar dapat berjalan dengan baik untuk seterusnya sehingga dapat

menjamin pelayanan yang merata untuk seluruh rakyat Indonesia.

Referensi

1. Indonesia. Presiden. Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 72 tahun 2012 tentang

Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta: Presiden; 2012.

2. Indonesia. Dewan. Perwakilan. Rakyat. Undang-Undang Republik Indonesia nomor 40

tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. Jakarta: DPR; 2004.

3. Indonesia. Kementerian. Kesehatan. Sekretaris Jenderal. Bahan paparan Jaminan

Kesehatan Nasional (JKN) dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional. Jakarta: Kementerian

Kesehatan RI; 2013 Jul.

4. Indonesia. Kementerian. Kesehatan. Tim Penyusun Bahan Sosialisasi dan Advokasi JKN.

Buku pegangan sosialisasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dalam Sistem Jaminan

Sosial Nasional. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

5. Rastika I. IDI: Presiden setuju tambahkan insentif dokter. Republika. 2014 Jan 8.

6. Banyak warga belum paham prosedur JKN. Republika. 2014 Jan 9.

7. Widiyani R. Tiga potensi masalah di awal program JKN 2014. Republika. 2013 Dec 18.