Suara Madani - KAMMI MADANI · tema Kejakartaan, yaitu “Potret Jalanan Sang Ibu Kota”. ......

4
Assalamu’alaykum Warohmatullohi wabarokatuh, Tahun baru 2012 telah setapak kita lalui. Berbagai resolusi tengah dalam upaya pencapaian. Komitmen diri tampaknya terus diuji, apa lagi dalam hal pencapaian target-target kebaikan. Namun, itulah tantangan yang harus dihadapi guna memperoleh apa yang diimpikan dan apa yang telah diprogramkan. Sepertihalnya KAMMI Madani yang dengan berbagai tantangan, kini Alhamdulillah, dengan azzam yang tetap membara dalam kalbu, dengan ridho Allah yang menguasai alam dunia beserta isinya, pada permulaan tahun ini pun dapat menerbitkan buletin “Suara Madani” edisi kedua. “Suara Madani” merupakan sebuah media cetak (buletin) yang digagas secara mandiri oleh KAMMI Komisariat Madani sebagai sarana untuk saling berbagi, saling mengingatkan, perbaikan diri, dan apresiasi karya seni pena. Buletin yang terbit pada bulan Januari 2012 merupakan edisi kedua pasca penerbitan edisi pertamanya di bulan November 2011 lalu. Kali ini, kami mengangkat tema Kejakartaan, yaitu “Potret Jalanan Sang Ibu Kota”. Sebagai sebuah media baru, Suara Madani tengah dalam masa perkembangan, baik dalam segi penerbitan maupun kepenulisan. Oleh karena itu, saran, kritik dan partisipasi dari para pembaca sekalian sangat kami harapkan. Jazakallah khoiron katsiron. Jakarta, Januari 2012 (Safar 1433 H) Suara Madani ED.2.SM 19 Januari 2012/ 25 Safar 1433 H KAMMI: SCGNI II (Short Course Gerakan Nasional & Internasional II). Informasi lengkap dapat dilihat di blog KAMMI Madani, kammimadani.wordpress.com Lomba menulis artikel dan blogging 29 Januari 2012, info lengkap hubungi mail.suarajakarta.com, fb: Suara Jakarta. Islamic Book Fair (IBF) tanggal 9-18 Maret, info lengkap di www.islamic- bookfair.com Lomba menulis cerita mini (cermin), info lengkap di annida-online.com FULBRIGHT Master Grants, FREEPORT, American Indonesian Exchange Foundation, USA. Info lengkap di annida-online.com Bagi pembaca yang ingin mengirimkan karya ke Suara Madani, dapat mengirimkannya dalam bentuk Ms. Word ke: [email protected]. Tema untuk edisi bulan Februari adalah “Cinta”. Tulisan dapat berupa artikel popular, cerpen, puisi, atau cerita lucu yang mengandung hikmah. Suara Redaksi I n f o Suara Madani Tanpa Henti Menginspirasi

Transcript of Suara Madani - KAMMI MADANI · tema Kejakartaan, yaitu “Potret Jalanan Sang Ibu Kota”. ......

Assalamu’alaykum Warohmatullohi wabarokatuh,

Tahun baru 2012 telah setapak kita lalui. Berbagai resolusi tengah dalam upaya pencapaian.

Komitmen diri tampaknya terus diuji, apa lagi dalam hal pencapaian target-target kebaikan.

Namun, itulah tantangan yang harus dihadapi guna memperoleh apa yang diimpikan dan apa yang

telah diprogramkan. Sepertihalnya KAMMI Madani yang dengan berbagai tantangan, kini

Alhamdulillah, dengan azzam yang tetap membara dalam kalbu, dengan ridho Allah yang menguasai

alam dunia beserta isinya, pada permulaan tahun ini pun dapat menerbitkan buletin “Suara Madani”

edisi kedua.

“Suara Madani” merupakan sebuah media cetak (buletin) yang digagas secara mandiri oleh

KAMMI Komisariat Madani sebagai sarana untuk saling berbagi, saling mengingatkan, perbaikan

diri, dan apresiasi karya seni pena. Buletin yang terbit pada bulan Januari 2012 merupakan edisi

kedua pasca penerbitan edisi pertamanya di bulan November 2011 lalu. Kali ini, kami mengangkat

tema Kejakartaan, yaitu “Potret Jalanan Sang Ibu Kota”.

Sebagai sebuah media baru, Suara Madani tengah dalam masa perkembangan, baik dalam

segi penerbitan maupun kepenulisan. Oleh karena itu, saran, kritik dan partisipasi dari para

pembaca sekalian sangat kami harapkan.

Jazakallah khoiron katsiron.

Jakarta, Januari 2012 (Safar 1433 H)

Suara Madani

ED.2.SM 19 Januari 2012/ 25 Safar 1433

H

KAMMI: SCGNI II (Short Course Gerakan Nasional & Internasional II).

Informasi lengkap dapat dilihat di blog KAMMI Madani,

kammimadani.wordpress.com

Lomba menulis artikel dan blogging 29 Januari 2012, info lengkap hubungi

mail.suarajakarta.com, fb: Suara Jakarta.

Islamic Book Fair (IBF) tanggal 9-18 Maret, info lengkap di www.islamic-

bookfair.com

Lomba menulis cerita mini (cermin), info lengkap di annida-online.com

FULBRIGHT Master Grants, FREEPORT, American Indonesian

Exchange Foundation, USA. Info lengkap di annida-online.com

Bagi pembaca yang ingin mengirimkan karya ke Suara Madani, dapat

mengirimkannya dalam bentuk Ms. Word ke: [email protected]. Tema untuk

edisi bulan Februari adalah “Cinta”. Tulisan dapat berupa artikel popular, cerpen,

puisi, atau cerita lucu yang mengandung hikmah.

Suara Redaksi

I n f o

Suara

Madani Tanpa Henti Menginspirasi

Pembahasan angka “101” dipilih oleh Ustad Akmal untuk mengawali

pembicaraan. Unik, menurut beliau. Setiap kali melakukan bedah buku di

berbagai kota di Indonesia, peserta selalu menanyakan maksud dari angka 101,

namun tidak ketika di Singapura. Angka 101 pada judul buku ini sebenarnya

menunjukkan kode mata kuliah dasar yang wajib diikuti oleh semua mahasiswa.

Dengan kata lain, semua umat Islam sebaiknya tahu tentang Islam liberal

untuk selanjutnya dapat menjaga diri dan orang-orang di sekitarnya agar tidak

terjerumus kedalamnya.

Dengan cerdas Ustad Akmal memaparkan bagaimana bentuk dan sifat Islam

Liberal berdasarkan web resmi Jaringan Islam Libaral (islamlib.com),

pendapat-pendapat para tokoh Islam Liberal yang mereka lontarkan melalui

jejaring sosial, dan pengalaman nyata beliau dalam menghadapi orang-orang

Islam liberal. Kemudian, dengan ramah disertai humor yang intelek, beliau pun

mematahkan argumen-argumen kaum Islam Liberal yang kerap dinilai jauh dari

nilai-nilai Islam yang sebenarnya.

“Udah nggak jamannya lagi nggak tau soal Islam Liberal. Khususnya para

aktivis dakwah, harus tau soal Islam liberal. Kita harus banyak membaca,

banyak mengkaji keilmuan dan terus menambah wawasan. Karna solusi utama

untuk menghadapi Islam liberal adalah menghidupkan budaya ilmu.” Tutup

Ustad Akmal dalam pembicaraannya.

Kegiatan ini berjalan lancar dan mendapat sambutan antusias dari para

peserta. Beragam pertanyaan yang dilontarkan oleh peserta membuat diskusi

menjadi semakin menarik dan mendalam. Usai melakukan kajian, penulis dan

Kegiatan Bedah Buku

“Islam Liberal 101”

Jakarta-KAMMI Komisariat Madani menggelar

bedah buku berjudul “ISLAM LIBERAL 101” pada Sabtu,

7 Januari 2012 lalu. Kegiatan ini diadakan di Masjid

Raihanul Hamim, Mampang, Jakarta Selatan. “Buku Islam

liberal 101 dipilih karena memberikan penjelasan secara

teknis, bukan sekedar konsep, mengenai Islam liberal

Reportase

sehingga mudah dipahami oleh orang awam sekali pun,” papar Ketua Umum

KAMMI Madani, Riyan Fajri. Sang penulis buku tersebut, Ustad Akmal, juga

diundang langsung untuk mengisi kegiatan ini.

beberapa peserta kegiatan sempat berfoto bersama

dengan menunjukkan buku Islam Liberal 101 pemberian

Ustad Akmal dari program wakaf buku.

Menurut Ketum KAMMI Madani, bedah buku ini

diadakan sebagai bentuk upaya informatif dan prefentif

terhadap aksi kelompok-kelompok Islam Liberal yang

semakin gencar mensosialisasikan diri, khususnya di

lingkungan kampus Madani. Harapan kedepannya, teman-teman bisa mengerti

seperti apa Islam Libeal itu sehingga bisa menjadi bahan kritisisasi untuk

kemudian berhati-hati. Selain itu, bagi teman-teman yang sudah mengerti

tentang Islam Liberal untuk saling mengingatkan pada teman-teman yang lain.

Riyan melanjutkan bahwa beliau berharap kegiatan semacam ini, kajian Islam,

nantinya akan terus diadakan dalam lingkup yang lebih besar karena Islam

bukan hanya di kampus, melainkan juga dalam tatanan Internasional.

(suaramadani)

Bagi yang ingin membeli buku ISLAM

LIBERAL 101 dapat menghubungi

[email protected]

Jakarta – “Daripada kami mencopet, na…na…na…” Itulah

sebaris penggalan balada para seniman jalanan. Mungkin nilai

syair sudah menjadi konvensi di antara mereka diwilayah

manapun mereka beraksi. Kalau mau jujur, memang betul apa

yang mereka utarakan itu. Di tengah-tengah kemerosotan moral sebagian (jika tak ingin

dikatakan banyak) manusia di jalanan, para pengamen masih memilih “jalan lurus”. Mereka

tidak memilih jalan mencopet, merampas, atau merampok sekadar untuk menyambung

usia hidup di dunia ini.

Walaupun dewasa ini sudah ada yang mulai nakal, namun secara umum kebanyakan

mereka masih mengaku tetap konsisten mematuhi prinsip bersama itu. Mereka pun

nampaknya berusaha meyakinkan kita dengan memasukkan banyak nilai positif di dalam

lagu yang mereka bawakan. Tak jarang nilai-nilai itu membuat kita tersenyum dan

mungkin saja akan membuat telinga para koruptor merah.

Memecah Dilematis

Seniman Jalanan

Bahasan Utama

Reportase

Selain prinsip tak merugikan orang lain tadi, mungkin kita akan maklum kepada

mereka jika kembali menilik Pasal 34 ayat 1 dalam UUD 1945. Dengan pilihan

redaksi“Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara”, selayaknya

pemerintah merasa berat jika hanya bisa menghujat tanpa bertindak. Pasal ini pula

yang mungkin menjadi tameng selanjutnya bagi pengamen di tanah air. Dengan santai

mereka akan mengatakan bahwa kebijakan pemerintah belum mewakili amanat UUD

tadi. Sehingga mereka pun harus berusaha sesuai kemampuan ala kadarnya sambil

melupakan janji kosong para pemerintah negeri ini.

Di lain sisi, dengan pertimbangan ketertiban dan keindahan wajah kota, beberapa

pemerintah daerah sudah menerbitkan perda (peraturan daerah) atau bentuk lainnya

dengan sasaran para manusia jalanan. Pengamen pun sering dimasukkan dalam

golongan ini. Beberapa sumber menyatakan bahwa pemda DKI Jakarta, Makassar,

Denpasar, Palembang dan Bandung telah memiliki aturan legal itu. Akan tetapi,

realisasi nyatanya masih banyak dipertanyakan sampai saat ini. Termasuk di DKI

Jakarta ini pun perda itu hanya menjadi macan ompong. Hanya Makassar yang

dikatakan oleh sebuah media telah cukup sukses dalam tataran praktiknya.

Kita ambil contoh Pemprov DKI Jakarta yang telah mengeluarkan larangan

mengemis, mengamen, dan mengasong dagangan di jalan raya. Dalam Peraturan

Daerah (Perda) No. 8 tahun 2007 tentang Ketertiban Umum Ketertiban Umum dan

Strategi Pengembangan Ketertiban Umum (Tibum), ditegaskan bahwa kita dilarang

memberi kepada pengemis, pengamen, pedagang asongan, dan anak jalanan. Ancaman

hukumannya adalah denda maksimum 20 juta atau sanksi hukuman pidana penjara

maksimal selama 60 hari. Kenyataannya di jalan-jalan ibukota penulis tak pernah

melihat gelagat seorang oknum pun berusaha melaksanakan perda itu. Bahkan sebuah

sumber melaporkan di kompleks gedung pemerintahan pun belum steril dari seniman

jalanan.

Terlepas dari problem dilematis ini, penulis berpendapat masalah pengamen tak

akanselesai jika berhenti pada tahap implementasi peraturan larangan seperti

tersebut di atas. Perlu ada langkah konkrit pemerintah untuk mengurangi jumlah

pengamen, pengemis, atau pelaku jalanan lain. Misalnya, memberikan bimbingan yang

bisa dimanfaatkan sebagai alat bantu mencari nafkah. Bimbingan tersebut tentu saja

harus memperhatikan bakat dan kemampuan personal para pengamen bersangkutan.

Tak lupa diperlukan juga sosialisasi persuasif kepada mereka sehingga tak ada kesalah

pahaman dalam menangkap maksud baik itu. Solusi lain misalnya dengan memperbanyak

proyek padat karya seperti yang dulu pernah dicanangkan pemerintah. Semoga dengan

upaya sungguh-sungguh pemerintah dan pihak lain yang sekiranya bisa membantu,

problem dilematis keberadaan pengamen bisa dipecahkan. Semoga. (Artikel ini juga terbit

di suarajakarta.com, oleh: Nur Afilin (Kadep Humas KAMMI Madani).

Bahasan Utama