suaib farmakognosi 1

38
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Saat ini pengetahuan dan pemahaman masyarakat mengenai tumbuan berkhasiat obat semakin berkembang.Masyarakat mulai memahami bahwa penggunaan tumbuhan untuk obat sebenarnya biasa sejajar dan saling mengisi dengan pengobatan modern. Kekayaan jenis tanaman yang tumbuh di Indonesia sangat berlimpah, termasuk di dalamnya adalah yang dapat dimanfaatkan untuk tujuan pengobatan. Informasi tentang nama maupun kandungan dan ramuannya belum banyak dipublikasikan sehingga pemanfaatan tanaman untuk tujuan pengobatan yang di dasarkan pada pengalaman turun-menurun. Informasi itu terbatas pada pengalaman setiap daerah dan membuka kemungkinan

description

Farmakogosi

Transcript of suaib farmakognosi 1

Page 1: suaib farmakognosi 1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Saat ini pengetahuan dan pemahaman masyarakat mengenai

tumbuan berkhasiat obat semakin berkembang.Masyarakat mulai

memahami bahwa penggunaan tumbuhan untuk obat sebenarnya

biasa sejajar dan saling mengisi dengan pengobatan modern.

Kekayaan jenis tanaman yang tumbuh di Indonesia sangat

berlimpah, termasuk di dalamnya adalah yang dapat dimanfaatkan

untuk tujuan pengobatan. Informasi tentang nama maupun

kandungan dan ramuannya belum banyak dipublikasikan sehingga

pemanfaatan tanaman untuk tujuan pengobatan yang di dasarkan

pada pengalaman turun-menurun. Informasi itu terbatas pada

pengalaman setiap daerah dan membuka kemungkinan manfaat

satu jenis tanaman dapat beragam antara satu daerah dengan

daerah yang lain.

Ramuan tradisional merupakan media pengobatan alamiah

dengan memakai tanaman sebagai bahan dasarnya. Ramuan

tradisional tidak hanya dikenal di tanah air kita melainkan di

beberapa Negara di belahan bumi ini juga memiliki cara pengobatan

dengan menggunakan metode ramuan tradisional berdasarkan

Page 2: suaib farmakognosi 1

budaya masing – masing. Seperti ramuan tradisional dari Jepang,

China, dan lain – lain.

Spesies tumbuhan obat yang tumbuh di Indonesia beraneka

ragam jenisnya,banyak diantaranya justru belum diketahui

kandungan kimia serta kegunaannya bagi tubuh manusia.

Dewasa ini pemanfaatan tumbuhan obat sudah dilakaukan

oleh sumua kalangan.Pemanfaatan tumbuhan sebagai obat

tradisional oleh masyarakat telah dilakukan dan telah diidentifikasi

berbagai jenis yang berkhasiat sebagai obat. Hasil identifikasi

tercatat 75 jenis tumbuhan dari 63 marga dan 35 suku.Jenis-jenis

tumbuhan obat tersebut sebagian besar berupa tanaman budidaya

dan sebagian lainnya merupakan jenis-jenis tumbuhan yang masih

liar yang tumbuh dikawasan hutan atau disekitar pemukiman.

Ramuan dasar yang paling sering digunakan oleh para ahli

pengobatan tradisional (dukun) contohnya pada desa Kubang Nan

Raok dan Sumatera Barat pada umumnya disebut tawa nan ampek.

Ramuan ini terdiri dari 4 macam tumbuhan yaitu: sitawa (Costus

speciosus (Koen.)J.E. Smith), sikumpai (Sacciolepeis interupta

(Willd.)Stapf.), sidingin (Kalanchoe pinnata (Lmk.) Pers.) dan sikarau

(Enhydra fluctuans Lour.) yang digunakan untuk mengobati berbagai

macam penyakit seperti penyakit panas dalam, demam, campak,

sakit kepala, batuk, digigit ular dan lain-lain.

Page 3: suaib farmakognosi 1

Tanaman ini dijadikan sebagai obat tradisional bagi

masyarakat Indonesia khususnya masyarakat Bugis-Makassar

(Barru).Bagi masyarakat Sidaguri mereka sebut dengan Cinagori

yang berkhasiat mengobati luka, baik luka dalam majpun luka

luar.Selain itu tanaman ini juga berkhasiat untuk mengobati obat

untuk sakit gigi, mulas, gatal, kudis, cacing kerawit dan sengatan

lebah.

Berdasarkan hasil keterangan dari masyarakat Barru maka

dilakukan penelitian pemeriksaan farmakognostik meliputi

morfologi, anatomi, organoleptik dan tetapan fisis serta profil

kromatografi lapis tipis pada tanaman sidaguri ini.

1.2. Rumusan masalah

Untuk mengetahui teknik atau metode pemeriksaan

farmakognostik meliputi anatomi, morfologi dan organoleptik serta

identifikasi kandungan kimia pada tanaman Bunga Pukul Empat

(Mirabilis jalapa L).

1.3. Tujuan penelitian

a. Untuk memperoleh data farmakognosi dari tanaman(Mirabilis

jalapa L) dan kandungan kimia.

b. Untuk meningkatkan sifat profesionalisme dari mahasiswa

c. Untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan keterampilan

yang diperoleh selama kuliah pada tahun pertama.

Page 4: suaib farmakognosi 1

1.4. Manfaat penelitian

a. Dapat memberikan informasi ilmiah tentang morfologi, anatomi,

dan kandungan kimia tanaman Bunga Pukul Empat (Mirabilis

jalapa L). sebagai obat tradisional.

b. Dapat memberikan informasi ilmiah tentang tanaman Bunga

Pukul Empat (Mirabilis jalapa L) dalam pemanfaatan obat

modern.

c. Dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan keterampilan

yang diperoleh selama kuliah pada tahun pertama.

1.5. Kontribusi penelitian

a. Memberikan informasi ilimiah tentang morfologi, anatomi, dan

kandungan kimia tanaman Bunga Pukul Empat (Mirabilis jalapa

L)sebagai obat tradisional.

b. Memberikan informasi ilmiah tentang tanaman Bunga Pukul

Empat (Mirabilis jalapa L) dalam pemanfaatan obat modern.

c. Berpengalaman dalam kegiatan pembelajaran di industri yang

relevan.

Page 5: suaib farmakognosi 1

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan tentang tanaman

2.1.1. Sistematikan tanaman

Kerajaan : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Caryophyllales

Famili : Nyctaginaceae

Genus : Mirabilis

Spesies : Mirabilis jalapa

2.1.2. Nama daerah tanaman

Nama daerah

Jawa Tengah : Kembang pukul empat

Bali : Kederat

Nusa Tenggara : Noja (Sasak) Bunga-bunga perengki

(Rott), Bunga ledonosok (Timor)

2.1.3. Morfologi tanaman (toiusd.multiply.com)

a. Batang : tegak, bulat, permukaan licin, pada buku

tumbuh daun dan cabang, putih.

b. Daun : Tunggal, segi tiga, panjang 5-8 cm, lebar, 5-

10 cm, ujung meruncing, pangkal tumpul, tepi

Page 6: suaib farmakognosi 1

rata, pertulangan.menyirip, hijau keputih-

putihan

c.Bunga : tunggal, bentuk terompet, di ujung batang,

benang sari enam, pipih, merah, tangkai sari

melengkung, ke dalam, panjang ±3 cm,

mahkota 5 cm, diameter 1-1,5 cm, daun

pelindung bagian bawah menjadi satu, segi

tiga, ujung bertaju lima, kuning.

d. Buah : Kecil, keras, permukaan berkerut, diameter ±

5 mm, bagian dalam putih dan lunak, hitam.

e. Akar : Tunggang dan putih

2.1.4. Anatomi tanaman

Mirabilis FoliumDaun (Mirabilis Jalapa L)

Daun pukul empat adalah daun (Mirabilis jalapa L),

suku Nyctaginaceae.

Pemerian

Mikroskopik : Pada penampang melintang melalui

tulang daun tampak epidermis atas terdiri dari 1 lapis sel

berbentuk segiempat, kutikula tipis, tidak terdapat stomata,

rambut penutup berbentuk kerucut, terdiri dari banyak sel

pendek, sel ujung membulat; epidermis bawah terdiri dari 1

lapis sel berbentuk segiempat, kutikula tipis, terdapat

stomata, rambut penutup seperti pada epidermis atas.

Page 7: suaib farmakognosi 1

Mesofil meliputi jaringan palisade, terdiri dari 1 lapis

sel; jaringan bunga karang terdiri dari beberapa lapis sel;

pada mesofil terdapat hablur kalsium oksalat berbentuk

rafida; berkas pembuluh tipe kolateral, pada ibu tulang daun

terdiri dari 4 berkas.Pada sayatan paradermal tampak

epidermis atas berbentuk polygonal, dinding antiklinal agak

berombak, stomata tipe anomositik. Serbuk berwarna hijau

tua, Fragmen pengenal adalah rambut penutup, fragmen

epidermis atas, fragmen epidermis bawah dengan stomata

tipe anomositik, hablur kalsium oksalat berbentuk jarum atau

rafida, fragmen berkas pembuluh dengan penebalan jala.

2.1.5. Kandungan kimia tamanan

Daun dan bunga Mirabilis jalapa mengandung

saponin (lavonoida).disamping itu daunnya juga

mengandungtanin dan bunganya polifenol. Biji tanaman

tersebut mengandung flavonoida dan polifenol.

Sebagai tanaman obat, kandungan kimia bunga pukul

empat adalah sebagai berikut, akar mengandung

betaxanthins; buah mengandung zat tepung, lemak (4,3%),

zat asam lemak (24,4%), zat asam minyak (46,9%).Akar,

daun dan buah dapat dipakai untuk pengobatan luar. :

(happydesug.blogspot.com/2009/04/bunga-pukul-empat-

mirabilis-jalapa-l.html)

Page 8: suaib farmakognosi 1

2.1.6. Kegunaan tanaman

Berdasarkan berbagai literatur yang mencatat

pengalaman secara turun-temurun dari berbagai negara dan

daerah, tanaman ini dapat menyembuhkan penyakit-

penyakit sebagai berikut :

1. Acutearthritis. Akar segar direbus, minum. Bila badan

panas ditambah tahu, bila badan dingin ditambah kaki

sapi.

2. Bisul. Sepuluh lembar daun kembang pukul empat dicuci,

kemudian dilumatkan, ditambah air garam secukupnya,

ditempel pada bisul dan sekelilingnya lalu dibalut.

3. Radang amandel. Akar 9 - 5 gr kering atau 15 – 30 gr

segar.

4. Infeksi saluran kencing/prostatitis. Akar 9 – 15 gr kering

atau 15 – 30 gr segar.

5. Kencing manis (DM). Akar 9 – 15 gr kering atau 15 – 30 gr

segar.

6. Keputihan (Leucorrhea) Erosi mulut rahim (cervical

erosian). Akar 9 – 15 gr kering atau 15 – 30 gr segar.

7. Radang sendi yang akut. Akar 9 – 15 gr kering atau 15 –

30 gr segar.

Page 9: suaib farmakognosi 1

2.1.7. Bioaktifitas tanaman

Para peneliti juga telah membuktikan bahwa khasiat

yang terkandung dalam bunga pukul empat ternyata dapat

menyembuhkan kanker kulit.Disamping taman-bungaitu

tanaman ini juga sangat gampang untuk dikembangbiakan

dan tidak membutuhkan perawatan khusus.Selain

dipergunakan untuk tanaman hias, bunga pukul empat juga

memiliki banyak manfaat bagi kesehatan kita. Oleh karena

itu jangan ragu lagi untuk memilih tanaman ini sebagai salah

satu penghias taman Anda. : (iptek.net.id)

2.2. Tinjauan tentang pemeriksaan farmakognostik

2.2.1. Pengertian dan Sejarah Farmakognosi

Beberapa tahun sebelumnya, J.A.Schmidt

menggunakan istilah farmakognosi sebagai salah satu

subjudul dari buku Lehrbuch der Materia Medica yang

diterbitkan di Vienna tahun 1811.Ia mengartikan

farmakognosi sebagai pharma (“obat”) dan cognitif

(pengenalan). Jadi farmakognosi merupakan cara

pengenalan cirri-ciri/ karakteristik obat yang berasal dari

bahan alam. Menurut Fluckiger, farmakognosi mencakup

seni dan pengetahuan pengobatan dari alam yang meliputi

tanaman, hewan, mikroorganisme, dan mineral. Keberadaan

farmakognosi dimulai sejak manusia pertama kali mulai

Page 10: suaib farmakognosi 1

mengelola penyakit, seperti menjaga kesehatan,

menyembuhkan penyakit, meringankan penderitaan,

menanggulangi gejala penyakit dan rasa sakit, serta semua

yang berhubungan dengan minuman dan makanan

kesehatan.Pada awalnya, farmakognosi lahir dari jampi-

jampi suku Vodoo yang tanpa disadari telah ikut

menyelamatkan resep-resep rahasia tidak tertulis dari dukun

dan leluhur (Gunawan, 2004).

Istilah farmakognosi pertama kali dicetuskan oleh

C.A> Seydler (1815), seorang peneliti kedokteran di Haale

Jerman, dalam disertasinya berjudul Analecta

Pharmacognostica.Farmakognosi berasal dari bahasa

Yunani, Pharmacon yangt artinya “obat” (ditulis dalam tanda

petik karena obat di sini maksudnya adalah obat alam,

bukan obat sintetis) dan gnosis yang artinya

pengetahuan.Jadi, farmakognosi adalah pengetahuan

tentang obat-obatan alamiah (Gunawan, 2004).

Daun merupakan suatu bagian tumbuhan yang

penting dan pada umumnya tiap tumbuhan mempunyai

sejumlah besar daun.Alat ini hanya terdapat pada batang

saja dan tidak pernah terdapat pada bagian lain pada tubuh

tumbuhan (Tjitrosoepomo, 2001).

Page 11: suaib farmakognosi 1

Batang merupakan bagian tubuh tumbuhan yang

amat penting, dan mengingat tempat serta kedudukan

batang bagi tubuh tumbuhan, batang dapat disamakan

dengan sumbu tubuh tumbuhan (Tjitrosoepomo, 2001).

Akar adalah bagian pokok yang nomor tiga (di

samping batang dan daun) bagi tumbuhan yang tubuhnya

telah merupakan kormus (Tjitrosoepomo, 2001).

Sebagaimana telah dilaksanakan sejak dahulu, salah

satu sasaran anatomi adalah untuk memahami fungsi

struktur. Selain itu, di saat ini evolusi yang didasarkan

seleksi alam, misalnya, telah diterima sebagai cara utama

untuk memahami tumbuhan; kita mencoba memahami

dampak suatu struktur khusus dan kemudian membuat

penilaian untuk mengetahui apakah struktur seperti itu

secara selektif menguntungkan. Sebagai pedoman diakui

bahwa tumbuhan (jadi juga anatominya) mengalami evolusi

dan berubah sejalan dengan waktu.Dianggap pula bahwa

tidak ada yang menyesuaikan diri dengan sempurna dalam

semua segi struktur (Hidayat, 1995).

2.2.2. Ruang Lingkup Pemeriksaan Farmakognosi

2.2.2.1. Identifikasi dan Determinasi Tanaman

1. Identifikasi (Anonim, 2011)

Page 12: suaib farmakognosi 1

a. Serbuk simplisia + larutan FeCl3, positif

katekol bila warna hijau, dan pirogalol bila

bila berwarna biru.

b. Serbuk simplisia + larutan Brom, positif bila

terbentuk endapan, dan pirogalol tidah

terdapat endapan.

c. Serbuk simplisia + larutan kalium

ferrisianida + amoniak terjadi warna coklat.

d. Serbuk simplisia + air + larutan HCl, positif

katekol bila flobagen yang tidak larut

berwarna merah.

2. Determinasi

1b,2b,3b,4b,6b,7b,9b,10b,11b,12b,13b,

14a,15a,190b,119b,120b,128b,129b,135b,136

b,139b,140,142b,143b,146a,147b,150b,151b,1

52a.

Menentukan kunci determinasi tanaman

dilakukan berdasarkan bentuk morfologi

tanaman, berdasarkan uraian tanaman secara

lengkap melalui pendekatan hubungan

kekerabatan (suku dan genus), nama daerah,

alat-alat khusus yang terdapat pada tanaman

tersebut tempat tumbuh. Untuk mempermudah

Page 13: suaib farmakognosi 1

determinasi tanaman dilakukan herbarium

khusus.

Herbarium adalah penyimpanan dan

pengawetan tumbuhan. Herbarium dapat

dibuat dengan dua cara yaitu cara kering dan

cara basah,sesuai dengan namanya herbarium

kering disimpan dalam keadaan kering.

Sedangkan herbarium basah disimpan dalam

keadaan basah dengan cairan tertentu.

Pembuatan herbarium tanaman

dilakukan dengan mengumpulkan seluruh

bagianj tanaman yang utuh (akar, batang dan

daun) termasuk bagian-bagian khusus

tanaman seperti bunga, buah dan biji.

2.2.2.2 Morfologi Tanaman

Morfologi tumbuhan yang mempelajari bentuk

dan susunan tubuh tumbuhan pun sudah demikian

pesat perkembangannya hingga dipisahkan menjadi

morfologi luar atau morfologi saja (morphology in

sensu stricto = dalam arti yang sempit) dan morfologi

dalam atau anatomi tumbuhangembong

( Tjitrosoepomo, 1985).

Page 14: suaib farmakognosi 1

Menurut definisinya, morfologi tumbuhan tidak

hanya menguraikan bentuk dan susunan tubuh

tumbuhan saja, tetapi juga bertugas untuk

menentukan apakah fungsi masing-masing bagian itu

dalam kehidupan tumbuhan, dan selanjutnya juga

berusaha mengetahui dari mana asal bentuk dan

susunan tubuh yang demikian tadi. Selain dari itu

morfologi harus pula dapat memberikan jawaban atas

pertanyaan mengapa bagian-bagian tubuh tumbuhan

mempunyai bentuk dan susunan yang beraneka

ragam itu( Gembong Tjitrosoepomo, 1985).

2.2.2.3. Anatomi Tanaman

Mesofil meliputi jaringan palisade, terdiri dari 1

lapis sel; jaringan bunga karang terdiri dari beberapa

lapis sel; pada mesofil terdapat hablur kalsium oksalat

berbentuk rafida; berkas pembuluh tipe kolateral, pada

ibu tulang daun terdiri dari 4 berkas.Pada sayatan

paradermal tampak epidermis atas berbentuk

polygonal, dinding antiklinal agak berombak, stomata

tipe anomositik.Serbuk berwarna hijau tua, Fragmen

pengenal adalah rambut penutup, fragmen epidermis

atas, fragmen epidermis bawah dengan stomata tipe

anomositik, hablur kalsium oksalat berbentuk jarum

Page 15: suaib farmakognosi 1

atau rafida, fragmen berkas pembuluh dengan

penebalan jala.

2.2.2.4. Identifikasi Kandungan Kimia Tanaman

Kandungan kimia

Sebagai tanaman obat, kandungan kimia

bunga pukul empat adalah sebagai berikut, akar

mengandung betaxanthins; buah mengandung zat

tepung, lemak (4,3%), zat asam lemak (24,4%), zat

asam minyak (46,9%).Akar, daun dan buah dapat

dipakai untuk pengobatan luar.:

(happydesug.blogspot.com/2009/04/bunga-pukul-

empat-mirabilis-jalapa-l.html)

1. Identifikasi (Anonim, 2011)

a. Serbuk simplisia + larutan FeCl3, positif katekol

bila warna hijau, dan pirogalol bila bila

berwarna biru.

b. Serbuk simplisia + larutan Brom, positif bila

terbentuk endapan, dan pirogalol tidah terdapat

endapan.

c. Serbuk simplisia + larutan kalium ferrisianida +

amoniak terjadi warna coklat.

Page 16: suaib farmakognosi 1

d. Serbuk simplisia + air + larutan HCl, positif

katekol bila flobagen yang tidak larut berwarna

merah.

2.2.2.5. Pemerikasaan mutu dan standarisasi

Identifikasi, meliputi pemeriksaan :(Amin, 2007)

a. Organoleptik : berupa bau, warna, dan rasa dari

baha

b. Makroskopik : memuat uraian makroskopik paparan

mengenai bentuk ukuran warna, dan bidang

patahan/irisan.

c. Mikroskopik : memuat paparan anatomis,

penampang melintang simplisia, fragmen pengenal

serbuk simplisia.

d. Tetapan fisika : meliputi pemeriksaan indeks bias,

bobot jenis, titiklebur, rotasi optik, mikrosublimasi,

dan rekristalisasi.

e. Kimiawi : meliputi reaksi warna, pengendapan,

penggaraman,logam dan kompleks.

f. Biologi : meliputi pemeriksaan mikrobiologi seperti

penetapan angka kuman, pencemaran, dan

percobaan terhadap hewan.

Page 17: suaib farmakognosi 1

2.3 Tinjauan Tentang Simplisia

2.3.1 Pengertian Simplisia

Pengertian simplisia adalah bahan alam yang

digunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan

apapun juga, kecuali dinyatakan lain berupa bahan yang

telah dikeringkan.(Dirjen Pom, III, 1979).

2.3.2 Penggolongan Simplisia

Simplisia dibagi menjadi tiga golongan, yaitu (Anonim,

2011) :

1. Simplisia nabati

Simplisia nabati adalah simplisia yang dapat berupa

tanaman utuh, bagian tanaman, eksudat tanaman, atau

gabungan antara ketiganya, misalnya Datura Folium dan

Piperis nigri Fructus. Eksudat tanaman adalah isi sel yang

secara spontan keluar dari tanaman atau dengan cara

tertentu sengaja dikeluarkan dari selnya. Eksudat tanaman

dapat berupa zat-zat atau bahan-bahan nabati lainnya yang

dengan cara tertentu dipisahkan/diisolasi dari tanamannya.

2. Simplisia hewani

Simplisia hewani adalah simplisia yang dapat berupa

hewan utuh atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh

hewan dan belum berupa bahan kimia murni, misalnya

Page 18: suaib farmakognosi 1

minyak ikan (Oleum iecoris asselli) dan madu (Mel

depuratum).

3. Simplisia pelikan atau mineral

Simplisia pelikan atau mineral adalah simplisia berupa

bahan pelikan atau mineral yang belum diolah atau telah

diolah dengan cara sederhana dan belum berupa bahan

kimia murni, contoh serbuk seng dan serbuk tembaga.

2.3.3. Cara Pembuatan Simplisia

Adapun tahap-tahap proses pembuatan pembuatan

simplisia meliputi (Gunawan, 2004 ) :

1. Pengumpulan bahan baku

Tahapan pengumpulan bahan baku sangat

menentukan kualitas bahan baku. Faktor yang paling

berperan dalam hal ini adalah masa panen. Berdasarkan

garis besar pedoman panen, pengambilan bahan baku

tanaman dilakukan sebagai berikut :

a. Biji

Pengambilan biji dapat dilakukan pada saat

mulai mengeringnya buah atau sebelum semuanya

pecah.

b. Buah

Pengambilan buah tergantung tujuan dan

pemanfaatam kandungan aktifnya. Panen buah bisa

Page 19: suaib farmakognosi 1

dilakukan saat menjelang masak, setelah benar-benar

masak atau dengan cara melihat perubahan

warna./bentuk dari buah yang bersangkutan.

c. Bunga

Panen bunga tergantung dari tujuan

pemanfaatan kandungan aktifnya.Panen dapat

dilakukan pada saat menjelang penyerbukan, saat

bunga masih kuncup, atau saat bunga sudah mulai

mekar.

d. Daun

Panen daun dilakukan pada saat proses

fotosintesis berlangsung maksimal yaitu ditandai

dengan saat-saat tanaman mulai berbunga atau buah

mulai masak. Untuk pengambilan pucuk daun,

dianjurkan dipungut pada saat warna pucuk daun

berubah menjadi daun tua.

e. Kulit batang

Pemanenan kulit batang hanya dilakukan pada

tanaman yang sudah cukup umur.Saat panen yang

paling baik adalah awal musim kemarau.

f. Umbi lapis

Panen umbi dilakukan pada saat akhir

pertumbuhan.

Page 20: suaib farmakognosi 1

g. Rimpang

Panen rimpang dilakukan pada saat awal

musim kemarau.

h. Aka

Panen akar dilakukan pada saat proses

pertumbuhan berhenti atau tanaman sudah cukup

umur. Panen yang dilakukan terhadap akar umumnya

akan mematikan tanaman yang bersangkutan.

2. Sortasi basah

Sortasi basah adalah pemilahan hasil panen ketika

tanaman masih segar. Sortasi dilakukan terhadap :

a. Tanaman kerikil

b. Rumput-rumputan

c. Bahan tanaman lain atau bagian lain dari tanaman yang

tidak digunakan,

d. Bagian tanaman yang rusak (dimakan ular dan

sebagainya).

3. Pencucian

Pencucian simplisia dilakukan untuk

membersihkan kotoran yang melekat, terutama bahan-

bahan yang berasal dari dalam tanah dan juga bahan-

bahan yang tercemar pestisida.Pencucian dilakukan

Page 21: suaib farmakognosi 1

dengan menggunakan air yang berasal daru beberapa

sumber yakni mata air, sumur dan PAM.

4. Pengubahan Bentuk

Pada dasarnya tujuan pengubahan bentuk simplisia

adalah untuk memperluas permukaan bahan baku.

Semakin luas permukaan maka bahan baku akan semakin

cepat kering. Proses pengubahan bentuk ini meliputi :

a. perajangan untuk rimpang, daun dan herba.

b. Pengupasanuntuk buah, kayu, kulit kayu dan biji-bijian

yang ukurannya besar.

c. Pemiprilan khusus untuk jagung, yaitu biji dipisahkan

dari bonggolnya.

d. Pemotongan untuk akar, batang, kayu, kulit kayu dan

ranting.

e. Penyerutan untuk kayu.

5. Pengeringan

Proses pengeringan simplisia, terutama

bertujuan :

a. Menurunkan kadar air sehingga bahan tersebut tidak

mudah ditumbuhi kapang dan bakteri.

b. Menghilangkan aktivitas enzim yang bisa

menguraikan lebih lanjut kandungan zat aktif.

Page 22: suaib farmakognosi 1

c. Memudahkan dalam hal pengelolaan proses,

selanjutnya (ringkas,mudah disimpan, tahan lama

dan sebagainya).

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi

pengeringan yaitu :

a. Waktu pengeringan. Semakin lama dikeringkan

akan semakin kering bahan itu.

b. Suhu pengeringan. Semakin tinggi suhunya

semakin cepat kering, tetapi harus

dipertimbangkan daya tahan kandungan zat aktif

di dalam sel yang kebanyakan tidak tahan panas.

c. Kelembapan udara disekitarnya dan kelembapan

bahan atau kandungan air dari bahan.

d. Ketebalan bahan yang dikeringkan.

e. Sirkulasi udara.

f. Luas permukaan bahan. Semakin luas permukaan

bahan semakin mudah kering.

6. Sortasi Kering

Sortasi kering adalah pemilihan bahan setelah

mengalami proses pengeringan. Pemilihan dilakukan

terhadap bahan-bahan yang terlalu gosong, bahan yang

rusak akibat terlindas roda kendaraan, atau dibersihkan

dari kotoran hewan.

Page 23: suaib farmakognosi 1

7. Pengepakan dan Penyimpanan

Setelah tahap pengeringan dan sortasi kering

selesai maka simplisia perlu ditempatkan dalam suatu

wadah tersendiri agar tidak saling bercampur antara

simplisia satu dengan yang lainnya.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi

pengepakan dan penyimpanan simplisia adalah :

a. cahaya

b. oksigen atau sirkulasi udara

c. reaksi kimia yang terjadi antara kandungan aktif

tanaman dengan wadah.

d. Penyerapan air

e. Kemungkinan terjadinya proses dehidrasi.

f. Pengotoran atau pencemaran, baik yabg diakibatkan

oleh serangga, kapang, bulu-bulu tikus atau binatang

lain.

Sementara persyaratan wadah yang akan

digunakan sebagai berikut:

a. Harus inert, artinya tidak mudah bereaksi

dengan bahan lain.

b. Tidak beracun bagi bahan yang wadahinya

maupun bagi manusia yang mannganinya.

Page 24: suaib farmakognosi 1

c. Mampu melindungi bahan simplisia dari cemaran

mikroba, kotoran dan serangga.

d. Mampu melindungi bahan simplisia dari

penguapan kandungan kaif

e. Mampu melindungi bahan simplisia dari

pengaruh cahaya, oksigen, dan uap air.

2.3.4 Pemeriksaan Mutu Simplisia

Tujuan pemeriksaan mutu simplisia agar diperoleh

simplisia yang memenuhi persyaratan umum yang ditetapkan

oleh Departemen Kesehatan RI dalam buku-buku resmi seperti

Materia Medika Indonesia, Farmakope Indonesia, dan Ekstra

Farmakope Indonesia.

2.4. Identifikasi Kandungan Kimia Simplisia Secara Kemotaksonomi

2.4.1. Penggolongan Tanaman berdasarkan Kemotaksonomi

Simplisia dibagi menjadi tiga golongan, yaitu (Anonim,

2011) :

1. Simplisia nabati

Simplisia nabati adalah simplisia yang dapat

berupa tanaman utuh, bagian tanaman, eksudat

tanaman, atau gabungan antara ketiganya, misalnya

Datura Folium dan Piperis nigri Fructus. Eksudat

tanaman adalah isi sel yang secara spontan keluar dari

tanaman atau dengan cara tertentu sengaja dikeluarkan

Page 25: suaib farmakognosi 1

dari selnya. Eksudat tanaman dapat berupa zat-zat atau

bahan-bahan nabati lainnya yang dengan cara tertentu

dipisahkan/diisolasi dari tanamannya.

2. Simplisia hewani

Simplisia hewani adalah simplisia yang dapat

berupa hewan utuh atau zat-zat berguna yang dihasilkan

oleh hewan dan belum berupa bahan kimia murni,

misalnya minyak ikan (Oleum iecoris asselli) dan madu

(Mel depuratum).

3. Simplisia pelikan atau mineral

Simplisia pelikan atau mineral adalah simplisia

berupa bahan pelikan atau mineral yang belum diolah

atau telah diolah dengan cara sederhana dan belum

berupa bahan kimia murni, contoh serbuk seng dan

serbuk tembaga.

2.4.2 Kegunaan Umum Tanaman Berdasarkan

Kemotaksonomi(.blogiztic.net/herbal/tanaman-obat-kembang-

pukul-empat-2)

a. Radang amandel (tonsillitis).

b. nfeksi saluran kencing (genito-urinary tract. infection), prostatitis.

c. Kencing manis (DM), kencing berlemak (chyluria).

d. Keputihan (leucorrhea), erosi mulut rahim (cervival erosion).

e. Radang sendi yang akut (acute arthritis).

Page 26: suaib farmakognosi 1

2.4.3 Cara Mengidentifikasi Kandungan Kimia Simplisia(Asni, 2011)

a. Reaksi Warna

Reaksi warna dilakukan terhadap hasil penyarian zat

berkhasiat baik sebagai hasil mikrosublimasi atau langsung

terhadap irisan serbuk simplisia (Uji Histokimia). Terdiri dari :

Lignin, Suberin, Kutin, Minyak lemak, Minyak atsiri, Getah dan

resin, Pati dan aleuron, Lendir dan pectin, Selulosa, Tannin,

Dioksiantrakinon bebas, Fenol, Saponin, Flavanoid, Karbohidrat,

Glikosida, Glikosida antrakinon, Steroid.

b. Reaksi pengendapan

1. Alkaloida

Timbang 500 mg serbuk simplisia, tambahkan

1 ml asam klorida 2 N dan 9 ml air, panaskan diatas tangas

air selama 2 menit, dinginkan, dan saring, pindahkan

masing-masing 3 tetes filtrate pada dua kaca arloji :

a. Tambahkan 2 tetes Mayer LP pada kaca arloji pertama,

terbentuk endapan menggumpal berwarna putih

b. Tambahkan dua tetes Bouchardat LP pada kaca arloji

kedua, terbentuk endapan berwarna coklat sampai hitam.

c. Kromatografis Lapis Tipis

Kromatografi Lapis Tipis adalah salahsatu

teknik pemisahan komponen kimia dengan prinsip adsorbsi

Page 27: suaib farmakognosi 1

dan partisi menggunakan lempeng berukuran 3x7 cm, yang

dilapisi oleh silica gel sebagai fase adsorban (penyerap)

atau disebut fase diam dan eluen berupa campuran

beberapa atau fase gerak yang dapat memisahkan senyawa

kimia dengan baik.