Stuktur dan proses pertolongan

8
Stuktur dan Proses Pertolongan Profesi pekerjaan sosial merupakan salah satu dari profesi pertolongan manusia. pekerjaan sosial sebagai suatu profesi pertolongan mempunyai beberapa prinsip pertolongan Prinsip-Prinsip Proses Pertolongan : - Proses pertolongan pekerjaan sosial dibagi dalam beberapa tahap - Pentahapan proses pertolongan pekerja sosial pada dasarnya tidak bersifat kaku - Permasalahan manusia sangat beraneka ragam, sehingga batas waktu penyelesaian atau pemecahan masalah untuk klien sangat bervariasi Proses pertolongan dibagi kedalam beberapa tahap Beberapa ahli membagi pentahapan dalam proses pertolongan pekerjaan sosial sebagi berikut : Menurut Dean H Heptworth dan jo Ann Larsen Proses pertolongan dibagi menjadi : - Exploration, Assesment and Planning - Implementation and Goal Attainment - Termination and Evaluation Menurut Max Siporin proses pertolongan dibagi menjadi : - Engagement, Intake and Contract - Assessment - Planning - Intervention - Evaluation and Termination Menurut Lawrence M Brammer proses pertolongan dibagi menjadi : - Building Relationship Entri -> Clarification -> Structure -> Relationship - Facilitating Possitive Action Exploration -> Consolidation -> Planning -> Termination Menurut K Whittaker proses pertolongan dibagi menjadi : - Intake - Assement and Social Diagnosis - Determination of Goals - Selectiion of Social Treatment - Establisment of Working Agreement

description

bagian darai komrel pada pekerja sosial

Transcript of Stuktur dan proses pertolongan

Page 1: Stuktur dan proses pertolongan

Stuktur dan Proses PertolonganProfesi pekerjaan sosial merupakan salah satu dari profesi pertolongan manusia. pekerjaan sosial sebagai suatu profesi pertolongan mempunyai beberapa prinsip pertolonganPrinsip-Prinsip Proses Pertolongan :- Proses pertolongan pekerjaan sosial dibagi dalam beberapa tahap- Pentahapan proses pertolongan pekerja sosial pada dasarnya tidak bersifat kaku- Permasalahan manusia sangat beraneka ragam, sehingga batas waktu penyelesaian atau pemecahan masalah untuk klien sangat bervariasi

Proses pertolongan dibagi kedalam beberapa tahapBeberapa ahli membagi pentahapan dalam proses pertolongan pekerjaan sosial sebagi berikut :Menurut Dean H Heptworth dan jo Ann Larsen Proses pertolongan dibagi menjadi :- Exploration, Assesment and Planning- Implementation and Goal Attainment- Termination and Evaluation

Menurut Max Siporin proses pertolongan dibagi menjadi :- Engagement, Intake and Contract- Assessment- Planning- Intervention- Evaluation and Termination

Menurut Lawrence M Brammer proses pertolongan dibagi menjadi :- Building Relationship  Entri -> Clarification -> Structure -> Relationship- Facilitating Possitive Action  Exploration -> Consolidation -> Planning -> Termination

Menurut K Whittaker proses pertolongan dibagi menjadi :- Intake- Assement and Social Diagnosis- Determination of Goals- Selectiion of Social Treatment- Establisment of Working Agreement- Sustaining Sosial Treatment- Evaluation- Termination and After Care

Pentahapan proses pertolongan pekerjaan sosial pada dasarnya tidak bersifat kakuTahapan proses pertolonga pertolongan sosial tidak bersifat kaku, tetapi fleksibel atau luwes, artinya bahwa pekerja sosial dalam memberikan pertolongan kepada kliennya tidak selalu dimulai tahap awal, (engagement) namun dalam kondisi tertentu dapat dari tahap lainnya dan kembali ke tahap sebelumnya. jadi proses pertolongan tidak saja bersifat linier akan tetapi dapat bersifat spiral.

Page 2: Stuktur dan proses pertolongan

Permasalahan manusia sangat beraneka ragam sehingga batas waktu penyelesaian atau pemecahan masalah untuk klien sangat bervariasiPekerja sosial didalam memberikan pertolongan kepada kliennya selalu dibatasi oleh waktu, artinya tidak ada pertolongan pekerja sosial yang sepanjang masa. untuk dapat menjalankan tugasnya dengan baik maka pekerja sosial perlu mengidentifikasi masalah sejelas mungkin dan merunci tugas-tugas yang harus dilaksanakan sebaik-baiknya, sehingga dapat menentukan kontrak atau batas waktu pertolongan dengan tepat

TAHAPAN DALAM PROSES PERTOLONGAN PEKERJAAN SOSIALTahapan dalam Proses Pertolongan Pekerjaan Sosial

1. Engagement (Pelamaran), Intake and Contract

Engagement (pelamaran) merupakan :

a. Keterlibatan seseorang di dalam suatu situasi, menciptakan komunikasi dan merumuskan hipotesa-hipotesa pendahuluan mengenal permasalahan;

b. Suatu periode dimana pekerja sosial mulai berorientasi terhadap dirinya sendiri, khususnya mengenai tugas-tugas yang ditanganinya;

c. Pelayanan dan penyediaan sumber bagi siapa saja yang membutuhkan dan memenuhi syarat.

Tugas pekerja sosial pada tahap engagement adalah :

a. Melibatkan dirinya dalam situasi tersebut;

b. Menciptakan komunikasi dengan semua orang yang terlibat;

c. Mulai mendefinisikan ukuran / paremeter yang berkaitan dengan hal-hal yang akan dilaksanakan;

d. Menciptakan atau membuat suatu struktur kerja awal / pendahuluan.

Pekerja sosial mempunyai tanggungjawab untuk menjalin hubungan dengan klien yaitu melalui cara :

a. Klien datang secara sukarela untuk meminta bantuan (voluntary application);

Klien biasanya menyadari bahwa mereka mempunyai masalah dan mencoba mengatasi masalahnya dengan berbagai cara namun tidak / kurang berhasil sehingga klien meminta tolong kepada pekerja sosial.

b. Klien tidak mau datang secara sukarela (involuntary application);

Klien berusaha untuk mengatasi hal-hal yang berlawanan dengan keinginanya karena peristiwa yang dialaminya seperti bencana alam, kemiskinan yang ekstrim, kecacatan maupun tekanan sosial dari

Page 3: Stuktur dan proses pertolongan

individu / institusi yang berpengaruh terhadap dirinya.Tetapi klien segan meminta bantuan,maka pekerja sosial mempunyai tugas yang paling awal untuk berhubungan dan berkenalan dengan

keengganan tersebut.

c. Pekerja sosial berusaha untuk mencari klien.

Pekerja sosial mempunyai tanggungjawab untuk membantu orang yang bermasalah.Oleh karena itu pekerja sosial akan keluar untuk melibatkan dirinya dengan orang yang tidak aktif mencari bantuan dan tidak direferal agar dapat memperoleh bantuan.

Contract merupakan suatu perumusan dan penyusunan persetujuan kerja guna memperlancar pencapaian tujuan pemecahan masalah.Contract ditujukan untuk menciptakan kesepakatan untuk memahami tujuan kerjasama, metode, prosedur yang ditempuh, mendefinisikan peranan dan tugas pekerja sosial serta peranan dan tugas klien.

Contract dapat terjadi secara formal maupun informal yang bersifat fleksibel dan dibutuhkan untuk mengubah kehidupan melalui relationship pertolongan yang khusus.Dasar pemikirannya yaitu suatu pola partnership yang berkaitan dengan situasi yang memerlukan perhatian.Perumusan atau penetapan kontrak dilakukan secara timbal balik antara pekerja sosial dengan klien.

2. Assessment (Pengukapan dan Pemahaman Masalah)

Assessment merupakan penaksiran atau penilaian terhadap situasi, data, fakta dasar, perasaan orang dan keadaan yang terlibat didalamnya.Pekerja sosial dalam pelaksanaan kerjanya menerapkan dasar pengetahuan umum (the basic of general knowledge) hingga dasar pengetahuan khusus (the basic of specific knoweledge).

Assessment merupakan suatu kegiatan pemahaman dan perumusan masalah yang terus-menerus dilakukan (an ongoing affair) dan sekaligus bersamaan waktunya (conterminous) dengan proses pertolongan itu sendiri.

Max Siporin menyatakan bahwa assessment merupakan suatu social study (studi sosial) yaitu kegiatan untuk pengidentifikasian,penginvestigasian dan pengindividualisasian guna memahami permasalahan, klien lingkungan sosial dan interaksi diantara ketiganya.Selain itu social study juga dinyatakan sebagai bagian dari proses kemasyarakatan.

Proses assessment pekerja sosial berorientasi kepada kegiatan ilmiah dan seni (scientific and artistic orientations).Pekerja sosial dituntut untuk memiliki dan menguasai ketrampilan interaksional dan analisa (analytic and interactional skills).

Tujuan assessment yaitu :

a. Membantu mendefinisikan masalah;

b. Menunjukkan sumber-sumber yang berhubungan dengan kesemuanya.

Kegiatan yang dilakukan pekerja sosial dalam tahap assessment ialah :

a. Pengumpulan data;

Page 4: Stuktur dan proses pertolongan

Hal yang penting dalam pengumpulan data adalah menerapkan “principle of parsimony“ yaitu prinsip dimana, pekerja sosial hanya mengumpulkan informasi yang relevan dengan situasi yang ditanganinya dan kemudian memformulasikan/merumuskan cara-cara melalui judgment yang valid.Sumber data terutama diperoleh dari klien sendiri, namun orang-orang yang berhubungan atau terlibat dalam pengalaman kehidupan klien seperti keluarga, teman serta orang-orang yang berada didalam sistem yang lebih luas, dimana mereka merupakan bagian darinya dapat dijadikan sumber sekunder untuk memperoleh informasi.Oleh karena itu pekerja sosial harus realitas dan mampu membedakan orang-orang yang beraneka ragam / berbeda-beda.

Sumber data juga dapat diperoleh dari catatan, laporan, test, studi dan evaluasi terhadap berbagai hal yang berhubungan.Hal itu dilakukan secara bertahap, terpisah dan simultan, maka pekerja sosial secara konstan melakukan assessment mengenai apa yang dapat diobservasi dan dipelajari.

b. Pengecekan data

Hal yang perlu diperhatikan oleh pekerja sosial di dalam melakukan pengumpulan data adalah pengecekan data.Pengecekan data bukan berarti ketidakpercayaan terhadap sumber data, tetapi lebih ditekankan karena klien pekerja sosial (khususnya klien patologi) biasanya cenderung tidak memberikan data yang obyektif.

c. Analisa data

Analisa data dapat dilakukan jika data sudah terkumpul secara validitas, realibilitasnya sudah teruji sehingga benar-benar obyektif.Analisa data mengacu kepada pendekatan sistem (system approach).

d. Penarikan kesimpulan

Penarikan kesimpulan dapat diperoleh jika analisa data (sebagai input/masukan) sudah dilakukan, kesimpulan tersebut ialah :

Masalah yang dialami klien; Sumber-sumber yang dapat dimanfaatkan untuk memecahkan masalah tersebut.

Untuk dapat melaksanakan fungsi dan tugas assessment dengan baik, pekerja sosial perlu mengacu prinsip assessment yaitu :

1. Assessment pekerja sosial akan menghasilkan keunikan dan keindividualisasian tentang masalah, orang, situasi sosial dan interaksi diantara ketiganya;

2. Dalam melakukan social study perlu diketahui dan dipahami masa lalu klien, karena hal itu berkaitan dengan kondisinya saat ini;

3. Social study akan dapat membantu memperlancar pekerja sosial dalam penyusunan rencana intervensi, ketidaktepatan dalam assessment akan dapat mengakibatkan ketidakberhasilan penyusunan rencana intervensi;

4. Social study pada prinsipnya lebih besar dan lebih luas dari social history, karena social study mencakup penilaian kondisi saat ini secara profesional dan memberikan rekomendasi bagi kegiatan pertolongan (the present professional judgment and recomendation for helping action).

Jadi proses assessment harus mencakup penganalisaan terhadap pribadi klien dan terhadap konteks situasi sosialnya.

3. Planning

Page 5: Stuktur dan proses pertolongan

Planing merupakan penentuan / perencanaan tujuan untuk mengarahkan secara langsung suatu kegiatan.Penentuan tujuan akan lebih efektif jika ada pembagian proses, dimana klien mempunyai tanggungjawab utama untuk memutuskan kebutuhan yang akan dan perlu dipenuhi serta bagaimana mewujudkannya.

Proses penentuan tujuan merupakan proses timbal balik dalam upaya menemukan kebutuhan yang harus dipenuhi dan tindakan yang perlu diambil guna mengatasi masalah.Pemberian kesempatan dan tanggungjawab kepada klien akan dapat meningkatkan komitmennya dalam proses pemecahan masalah.Klien akan merasa dan menyakini bahwa tujuan yang telah ditetapkan benar-benar sesuai dengan pilihan dan relevan dengan keinginanya.Tujuan dapat memberikan makna dan arah bagi proses pemecahan masalah serta mampu dipergunakan sebagai pedoman dan ukuran bagi kemajuan proses pemecahan masalah.

Pekerja sosial perlu memilki ketrampilan dalam memotivasi klien agar bersedia untuk aktif menyeleksi dan merumuskan tujuan.

4. Intervention (Intervensi)

Intervensi pekerjaan sosial ialah tindakan pekerja sosial yang diarahkan kepada beberapa bagian sistem sosial atau proses dengan tujuan untuk mengadakan perubahan di dalam sistem tersebut.

Pekerja sosial harus memiliki metoda pekerjaan sosial yaitu case work, group work, community organization / community development (CO/CD) yang mencakup bidang pelayanan langsung (direct service).Selain itu pekerja sosial juga mengembangkan cara pendekatan baru di bidang kebijaksanaan sosial (social policy) dan perencanaan sosial (social planing).

Dengan menggunakan metoda dan teknik pekerja sosial dalam bidang prakteknya, maka pekerja sosial dalam menerangkan cara pendekatannya pada setiap bidang praktek pekerja sosial harus mampu merubah tingkah laku individu (attitude change) juga merubah kondisi sosial (nilai,institusi).Oleh karena itu pekerja sosial harus bertanggungjawab terhadap semua unsur dan cara pendekatan

pekerja sosial sebagai suatu profesi.

5. Evaluation and Termination (Kontinuasi)

Evaluasi merupakan unsur penting dalam proses pertolongan, karena memungkinkan pekerja sosial maupun badan sosial memberikan respon dan pertanggungjawaban, baik kepada pemberi maupun penerima pelayanan (sponsor dan klien).Pekerja sosial bertanggungjawab untuk menciptakan iklim dimana sebagian prosedur diterima sebagai obyek evaluasi atau penilaian apa yang terjadi.Pekerja sosial harus mampu menguji kemampuhan,ketepatan alternatif intervensi yang diterapkannya juga memonitor faktor yang membawa keberhasilan dan yang mengakibatkan kegagalan.

Kontinuasi merupakan indikasi kapan akibat suatu kegiatan bergerak kepada hal-hal yang diinginkan sehingga secara langsung memperkuat atau menegaskan validitas keahlian assessment, pendefinisian masalah, penyeleksian model intervensi dan kontrak, juga sebagai pintu masuk bagi kontak selanjutnya / yang akan datang (future contact).Pekerja sosial hendaknya mengembangkan berbagai strategi agar klien mampu memelihara perubahan yang telah ia capai, klien diharapkan mampu memelihara dan meningkatkan perubahan tersebut dengan tidak menampilkan perilaku disfungsional setelah pertolongan dihentikan.

Referensi :

Page 6: Stuktur dan proses pertolongan

Drs.Muhidin,Syarif Msc.1997.Pengantar Ilmu Kesejahteraan Sosial.Koperasi Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial.Bandung.

Sukoco,Dwi Heru.1991.Profesi Pekerjaan Sosial dan Proses Pertolongan.Koperasi Mahasiswa Sekolah Tinggi Kesejahteraan