Stuktur Anatomi Dan Mikroskopis Hidung Manusia

19
STUKTUR ANATOMI DAN MIKROSKOPIS HIDUNG MANUSIA STUKTUR ANATOMI Hidung Luar . Bentuk hidung luar seperti piramid. Bagian puncak hidung disebut apeks atau hip. Agak ke atas dan belakang dari apeks disebut batang hidung (dorsum nasi), yang berlanjut sampai ke belakang ke pangkal hidung atau bridge dan menyatu ke dahi. Yang disebut kolumela membranosa mulai dari apeks, yaitu di posterior bagian tengah pinggir dan terletak sebelah distal dari kartilago septum. Titik pertemuan kolumela dengan bibir atas dikenal sebagai dasar hidung. Disini bagian bibir atas membentuk cekungan dangkal memanjang dari atas ke bawah, disebut filtrum. Sebelah kanan dan kiri kolumela adalah nares anterior (lubang hidung) atau nostril kanan dan kiri, sebelah laterosuperior dibatasi oleh ala nasi (cuping hidung) dan di sebelah inferior oleh dasar hidung.

Transcript of Stuktur Anatomi Dan Mikroskopis Hidung Manusia

Page 1: Stuktur Anatomi Dan Mikroskopis Hidung Manusia

STUKTUR ANATOMI DAN MIKROSKOPIS HIDUNG MANUSIA

STUKTUR ANATOMI

Hidung Luar.

Bentuk hidung luar seperti piramid. Bagian puncak hidung disebut apeks atau hip. Agak

ke atas dan belakang dari apeks disebut batang hidung (dorsum nasi), yang berlanjut sampai ke

belakang ke pangkal hidung atau bridge dan menyatu ke dahi. Yang

disebut kolumela membranosa mulai dari apeks, yaitu di posterior bagian tengah pinggir dan

terletak sebelah distal dari kartilago septum. Titik pertemuan kolumela dengan bibir atas dikenal

sebagai dasar hidung.

Disini bagian bibir atas membentuk cekungan dangkal memanjang dari atas ke bawah,

disebut filtrum. Sebelah kanan dan kiri kolumela adalah nares anterior (lubang hidung)  atau

nostril kanan dan kiri, sebelah laterosuperior dibatasi oleh ala nasi (cuping hidung) dan di

sebelah inferior oleh dasar hidung. 

Hidung luar dibentuk oleh kerangka tulang dan tulang rawan yang dilapisi oleh kulit,

jaringan ikat dan beberapa otot kecil yang berfungsi untuk melebarkan atau menyempitkan

lubang hidung.

Page 2: Stuktur Anatomi Dan Mikroskopis Hidung Manusia

Kerangka tulang terdiri dari :  

Sepasang os nasalis

Prosesus frontalis os maksila

Prosesus nasalis os frontal

Sedangkan kerangka tulang rawan terdiri dari : 

Sepasang kartilago nasalis lateral superior

Sepasang kartilago nasalis lateral inferior (kartilago ala mayor)

Beberapa pasang kartilago ala minor

Kartilago septum nasi

Kerangka tulang dan kartilago dari hidung ditutupi oleh otot-otot yang dapat menggerakkan ala

nasi, otot-otot tersebut antara lain:

M.  depressor septii  nasi

Persarafan : Nervus facialis (VII) 

Origo : jugum alveolare dentis incisivi medialis 

Insertio : cartilago alaris major, cartilago septi nasi 

Fungsi : Menggerakkan cupping hidung dan hidungnya sendiri  dan menurunkan tip hidung dan

membuka nostril pada saat inspirasi maksimal

M. dilator nares

Persarafan :saraf fasialis VII

Fungsi : Melebarkan hidung

M. levator labii superior

Persarafan : Nervus facialis (VII)

Origo : Margo infraorbitalis dan bagian Zygomaticus maxilla di dekatnya; berasal dari massa

otot M.Orbicularis oculi

Insertio : Bibir atas

Fungsi : Menarik bibir atas ke lateral dan atas

M. nasalis

Persarafan : Nervus facialis (VII)

Page 3: Stuktur Anatomi Dan Mikroskopis Hidung Manusia

Origo : Pars alaris : Jugum alveolare dentis incisivi lateralis dan Pars transversa : Jugum

alveolare dentis canini

Insertio : Pars alaris : ala nasi, pinggir cuping hidung dan Pars transversa : Cartilago nasi

lateralis, membran tendo dorsum nasi

Fungsi : Menggerakkan cupping hidung dan hidungnya sendiri 

Pars alaris : membuka lebar lebar cuping hidung

Pars transversa : Mengecilkan lubang hidung

M. procerus

Persarafan : Nervus facialis (VII)

Origo : Os nasale, Cartilago nasi lateralis

Insertio : Kulit Glabella

Fungsi : Menarik turun kulit dahi dan alis mata  dan mempunyai efek memendekkan hidung

Hidung Dalam

Hidung dalam dibagi menjadi kavum nasi (rongga hidung) kanan dan kiri oleh septum

nasi. Setiap kavum nasi tersebut dihubungkan dengan dunia luar melalui nares anterior

dan dihubungkan dengan nasofaring melalui nares posterior (koana). 

Hidung bagian dalam terdiri dari :

Vestibulum

Merupakan bagian dari cavum nasi yang Terletak tepat di belakang nares anterior, dilapisi oleh

kulit yang mempunyai banyak kelenjar sebasea dan rambut-rambut yang disebut vibrissae.

Septum nasi dibentuk oleh tulang dan tulang rawan, yang membagi kavum nasi menjadi kavum

nasi kanan dan kiri.

Bagian tulang terdiri dari:

Lamina perpendikularis os etmoid

Os vomer

Krista nasalis os. Maksila

Krista nasalis os. Palatine

Page 4: Stuktur Anatomi Dan Mikroskopis Hidung Manusia

Bagian tulang rawan terdiri dari:

Kartilago septum (lamina kuadraangularis)

kolumela

Kavum Nasi (rongga Hidung) 

Dasar hidung

Dasar hidung dibentuk oleh prosesus palatina os. Maksila dan prosesus horizontal os. Palatum

Atap hidung

Terdiri dari kartilago lateralis superior dan inverior, os nasal prosesus nasalis os. Maksila, korpus

os. Etmoid dan korpus os. Sphenoid. Sebagian besar atap hidung dibentuk oleh lamina kribrosa

yang didahului oleh filament-filamen n. olfaktorius yang berasal dari permukaan bawah bulbus

olfaktorius berjalan menuju bagian teratas septum nasi dan permukaan cranial konka superior.

Dinding lateral

Dinding lateral dibentuk oleh permukaan dalam prosesus frontalis os. Maksila, os. Lakrimalis,

konka superior, konka media, konka inferior, lamina perpendikularis os. Palatum dan lamina

pterigodeus medial.

Konka

Pada dinding lateral hidung terdapat 4 buah konka. Dari bawah ke atas yaitu konka inferior,

konka media, konka superior dan konka suprema. Konka suprema ini biasanya rudimenter.

Konka inferior merupakan tulang tersendiri yang melekat pada os. Maksila dan labirin etmoid,

sedangkan konka media dan superior merupakan bagian dari labirin etmoid

Meatus nasi

Diantara konka dan dinding lateral hidung terdapat rongga sempit yang disebut meatus. Ada tiga

Meatus, Yaitu:

Meatus inferior terletak di antara konka inferior dengan dasar hidung dan dinding lateral rongga

hidung, dimana pada meatus ini terdapat muara duktus nasolakrimalis.

Meatus media terletak di antara konka media dan dinding lateral rongga hidung, di meatus ini

terdapat muara sinus maksila, sinus frontal dan sinus etmoid anterior. 

Meatus superior yang merupakan ruang antara konka superior dan konka media terdapat muara

sinus etmoid posterior dan sinus sphenoid.

Page 5: Stuktur Anatomi Dan Mikroskopis Hidung Manusia

Dinding medial

Dinding medial hidung adalah septum nasi.`

STUKTUR HISTOLOGI HIDUNG Stuktur histologi hidung, terdiri atas : 

Jika dilihat pada mikroskop rongga hidung terdiri dari :

Tulang

Tulang rawan hialin

Otot bercorak

Jaringan ikat

Kulit luar Hidung, secara mikroskopis nampak:  

Mempunyai lapisan sel yaitu Epitel berlapis gepeng dengan lapisan tanduk

Terdiri atas Rambut -rambut halus

Mengandung Kelenjar sebasea dan kelenjar keringat

Vestibulum nasi

Secara anatomi  Vestibulum nasi  merupakan bagian dari cavum nasi yang terletak tepat di

belakang nares anterior.

Secara histologi, vestibulum nasi terdiri atas : 

Epitel berlapis gepeng

Terdapat vibrissae  yaitu rambut-rambut kasar yang berfungsi menyaring udara pernafasan

Terdapat kelenjar sebasea dan kelenjar keringat

Konka nasalis

Secara anatomi Pada dinding lateral cavum nasi terdapat tiga tonjolan tulang disebut konka,

dimana ada empat buah konka yaitu Konka nasalis superior yang tersusun atas epitel khusus,

Konka nasalis media, Konka nasalis inferior dan konka nasalis suprema yang kemudian akan

rudimenter. 

Page 6: Stuktur Anatomi Dan Mikroskopis Hidung Manusia

Konka nasalis superior tersusun atas epitel khusus yaitu epitel olfaktorius untuk penciuman

Konka nasalis media dan Konka nasalis inferior dilapisi epitel bertingkat torak bersilia

bersel goblet.

Epitel yang melapisi konka nasalis inferior banyak terdapat plexus venosus yang disebut

swell bodies yang berperan untuk menghangatkan udara yang melalui hidung. Bila alergi akan

terjadi pembengkakan swell bodies yang abnormal pada kedua konka nasalis ,sehingga aliran

udara yang masuk sangat terganggu.

Dibawah konka inferior terdapat Plexus venosus berdinding tipis ,sehingga mudah

perdarahan

Mukosa Hidung

Rongga hidung dilapisi oleh mukosa yang secara histologis dan fungsional dibagi atas mukosa

pernafasan (mukosa respiratori) dan mukosa penghidu (mukosa olfaktorius).

Regio Respiratorius

Tersusun atas Epitel bertingkat torak bersilia bersel goblet

Silia berperan mendorong lendir kearah belakang yaitu nasofaring sehingga kemudian

lendir tertelan atau dibatukkan

Pada lamina propria

Terdapat glandula nasalis yang  merupakan kelenjar campur dimana Sekret kelenjar

disini menjaga kelembaban kavum nasi dan menangkap partikel partikel debu yang halus

dalam udara inspirasi

Terdapat noduli limfatisi

Lamina propria ini menjadi satu dengan periosteum / perikondrium (dinding konka

nasalis) oleh karena itu membran mukosa di hidung sering disebut mukoperiosteum /

mukoperikondrium / membrana Schneider

Terdapat serat kolagen, serat elastin, limfosit, sel plasma , sel makrofag

Jadi Mukosa pernafasan terdapat pada sebagian besar rongga hidung dan permukaannya dilapisi

oleh  Epitel bertingkat torak bersilia bersel goblet. Dalam keadaan normal mukosa berwarna

merah muda dan selalu basah karena diliputi oleh palut lendir pada permukaannya.

Regio Olfaktorius

Bagian dinding lateral atas dan atap posterior kavum nasi mengandung organ olfaktorius

Page 7: Stuktur Anatomi Dan Mikroskopis Hidung Manusia

Pada konka nasalis superior terdapat epitel khusus / epitel olfaktorius yang terdapat pada

pertengahan kavum nasi

Daerah epitel olfaktorius ini mencakup 8 – 10 mm ke bawah pada tiap sisi septum nasi dan

pada permukaan konka nasalis superior, dengan batas tidak teratur dan luas 500 mm2 dengan

mukosa warna coklat kekuningan

Tunika mukosa terdapat epitel olfaktorius yang tersusun atas empat macam sel, yaitu

Sel olfaktorius

Terletak diantara sel basal dan sel penyokong

Merupakan neuron bipolar dengan dendrit kepermukaan dan akson ke lamina propria

Ujung dendrit menggelembung disebut vesikula olfaktorius

Dari permukaan keluar 6 – 8 silia olfaktorius

Akson tak bermyelin dan bergabung dengan akson reseptor lain di lamina propia

membentuk Nervus Olfaktorius / N. II

Sel sustentakuler / sel penyokong

Bentuk sel silindris tinggi dengan bagian apex lebar dan bagian basal menyempit

Inti lonjong

Pada permukaan terdapat mikrovili

Sitoplasma mempunyai granula kuning kecoklatan

Sel basal

Bentuk segitiga

Inti lonjong

Merupakan reserve cell / sel cadangan yang akan membentuk sel penyokong dan mungkin

menjadi sel olfaktorius

Sel sikat

Sel yang mempunyai mikrovili di bagian apikal

Lamina propria:

Mempunyai banyak vena

Page 8: Stuktur Anatomi Dan Mikroskopis Hidung Manusia

Mengandung kelenjar terutama jenis serosa / kelenjar Bowman,berperan untuk membasahi

epitel dan silia, dan juga sebagai pelarut zat – zat kimia yang dalam bentuk bau / dapat

melarutkan bau-bauan

Pendarahan hidung 

Bagian atas rongga hidung mendapat pendarahan dari a.etmoid anterior dan posterior yang

merupakan cabang dari a.oftalmikus, sedangkan a.oftalmikus berasal dari a.karotis interna.

Bagian bawah rongga hidung mendapat pendarahan dari cabang a.maksila interna. 

Bagian depan hidung mendapat pendarahan dari a.fasialis. 

Pada bagian depan septum terdapat anastomosis dari cabang-cabang a.sfenopalatina,

a.etmoidalisanterior, a.labialis superior dan a.palatina mayor, yang disebut pleksus kiesselbach.

Pleksus kiesselbach letaknya superficial dan mudah cedera oleh trauma, sehingga sering menjadi

sumber epistaksis

Vena-vena hidung mempunyai nama yang sama dan berjalan berdampingan dengan

arterinya. Vena di vestibulum dan struktur luar hidung bermuara ke vena ophtalmika superior

yang berhubungan dengan sinus kavernosus.

Persarafan hidung 

Saraf motorik

Untuk gerakan otot-otot pernafasan pada hidung luar mendapat persarafan dari cabang

nervus fasialis.

Saraf sensoris

Bagian depan dan atas rongga hidung mendapat persarafan sensoris dari nervus etmoidalis

anterior, merupakan cabang dari nervus nasosiliaris, yang berasal dari nervus ophtalmika (N. V-

I). rongga hidung lainnya sebagian besar mendapat persarafan sensoris dari nervus maksila

melalui ganglion sfenopalatina

Saraf otonom

Page 9: Stuktur Anatomi Dan Mikroskopis Hidung Manusia

Ganglion sfenopalatinum, selain memberikan persarafan sensoris, juga memberikan

persarafan vasomotor atau otonom mukosa hidung. Ganglion ini menerima serabut parasimpatis

dari nervus petrosus profundus. Ganglion sfenopalatinum terletak di belakang dan sedikit di atas

ujung posterior konka media.

Nervus olfaktorius (penciuman)

Nervus olfaktorius turun melalui lamina kribriformis dari permukaan bawah bulbus

olfaktorius dan kemudian berakhir pada sel-sel reseptor penghidu pada mukosa olfaktorius di

daerah sepertiga atas hidung

FISIOLOGI HIDUNG 

Secara fisiologis, hidung merupakan bagian dari traktus respiratorius, alat penghidu dan

rongga-suara untuk berbicara. 

Dalam sistem pernapasan

Inspirasi : 

Udara dari luar akan masuk lewat rongga hidung (cavum nasalis). Rongga hidung berlapis

selaput lendir, di dalamnya terdapat kelenjar minyak (kelenjar sebasea) dan kelenjar keringat

(kelenjar sudorifera). Selaput lendir berfungsi menangkap benda asing yang masuk lewat saluran

pernapasan. Selain itu, terdapat juga rambut pendek dan tebal yang berfungsi menyaring partikel

kotoran yang masuk bersama udara. Juga terdapat konka yang mempunyai banyak kapiler darah

yang berfungsi menghangatkan udara yang masuk.

Ekspirasi : 

udara dari koana akan naik setinggi konka media selanjutnya di depan memecah sebagian ke

nares anterior dan sebagian kembali ke belakang membentuk pusaran dan bergabung dengan

aliran dari nasofaring

Untuk mekanisme pernapasan dapat di baca disini

Resonansi suara :  dimana Sumbatan hidung menyebabkan rinolalia (suara sengau) dan

Membantu proses bicara dimana konsonan nasal (m, n, ng) sehingga rongga mulut tertutup dan

hidung terbuka, palatum mole turun untuk aliran udara

Refleks nasal :

Page 10: Stuktur Anatomi Dan Mikroskopis Hidung Manusia

Pada mukosa hidung ada reseptor refleks yg berhubungan dengan sal cerna, kardiovaskuler,

pernafasan : mis : iritasi mukosa hidung menyebabkan bersin dan nafas berhenti, bau tertentu

menyebabkan sekresi kel liur, lambung dan pankreas.

Mekanisme penciuman

Di dalam rongga hidung terdapat selaput lendir yang mengandung sel- sel pembau. Pada sel-

sel pembau terdapat ujung-ujung saraf pembau atau saraf kranial (nervus alfaktorius), yang

selanjutnya akan bergabung membentuk serabut-serabut saraf pembau untuk menjalin dengan

serabut-serabut otak (bulbus olfaktorius). 

Zat-zat kimia tertentu berupa gas atau uap masuk bersama udara inspirasi mencapai reseptor

pembau. Zat ini dapat larut dalam lendir hidung, sehingga terjadi pengikatan zat dengan protein

membran pada dendrit. 

Kemudian timbul impuls yang menjalar ke akson-akson. Beribu-ribu akson bergabung

menjadi suatu bundel yang disebut saraf I otak (olfaktori). 

Saraf otak ke I ini menembus lamina cribosa tulang ethmoid masuk ke rongga hidung

kemudian bersinaps dengan neuron-neuron tractus olfactorius dan impuls dijalarkan ke daerah

pembau primer pada korteks otak untuk diinterpretasikan.

Hubungan Indera Pembau dan Indera Pengecap 

Apabila ada gangguan pada indera pembau, maka kita tidak dapat mengecap dengan baik.

Ketika seseorang menderita sakit pilek, maka makanan terasa hambar rasanya dan kita tidak

dapat mencermati bau dengan baik. Inilah bukti bahwa antara organ pembau dengan pencium

saling bekerja dengan baik. Aroma makanan yang berada di rongga dalam hidung tidak dapat

tercium karena serabut saraf di situ tertutup oleh lendir pilek. Kita merasakan bau buah apel

berbeda dengan jeruk dan pepaya karena adanya organ pembau.

ANATOMI DAN FISIOLOGI PARU-PARU

Paru-paru terletak sedemikian rupa sehingga setiap paru-paru berada di samping

mediastinum. Oleh karenanya, masing-masing paru-paru dipisahkan satu sama lain oleh

jantung dan pembuluh-pembuluh besar serta struktur-struktur lain dalam mediastinum.

Masing-masing paru-paru berbentuk konus dan diliputi oleh pleura viseralis. Paru-paru

Page 11: Stuktur Anatomi Dan Mikroskopis Hidung Manusia

terbenam bebas dalam rongga pleuranya sendiri, dan hanya dilekatkan ke mediastinum

oleh radiks pulmonalis. Masing-masing paru-paru mempunyai apeks yang tumpul,

menjorok ke atas dan masuk ke leher sekitar 2,5 cm di atas klavikula. Di pertengahan

permukaan medial, terdapat hilus pulmonalis, suatu lekukan tempat masuknya bronkus,

pembuluh darah dan saraf ke paru-paru untuk membentuk radiks pulmonalis.

Paru-paru kanan sedikit lebih besar dari paru-paru kiri dan dibagi oleh fisura oblikua dan

fisura horisontalis menjadi 3 lobus, yaitu lobus superior, medius dan inferior. Sedangkan

paru-paru kiri dibagi oleh fisura oblikua menjadi 2 lobus, yaitu lobus superior dan

inferior. 

Setiap bronkus lobaris, yang berjalan ke lobus paru-paru, mempercabangkan bronkus

segmentalis. Setiap bronkus segmentalis yang masuk ke lobus paru-paru secara struktural

dan fungsional adalah independen, dan dinamakan segmen bronkopulmonalis. Segmen

ini berbentuk piramid, mempunyai apeks yang mengarah ke radiks pulmonalis dan

basisnya mengarah ke permukaan paru-paru. Tiap segmen dikelilingi oleh jaringan ikat,

dan selain bronkus juga diisi oleh arteri, vena, pembuluh limfe dan saraf otonom.

Asinus adalah unit respiratori fungsional dasar, meliputi semua struktur dari bronkhiolus

respiratorius sampai ke alveolus. Dalam paru-paru manusia, terdapat kira-kira 130.000

asini, yang masing-masing terdiri dari tiga bronkhiolus respiratorius, tiga duktus

alveolaris dan 17 sakus alveolaris.

Alveolus adalah kantong udara terminal yang berhubungan erat dengan jejaring kaya

pembuluh darah. Ukurannya bervariasi, tergantung lokasi anatomisnya, semakin negatif

tekanan intrapleura di apeks, ukuran alveolus akan semakin besar. Ada dua tipe sel epitel

alveolus. Tipe I berukuran besar, datar dan berbentuk skuamosa, bertanggungjawab untuk

pertukaran udara. Sedangkan tipe II, yaitu pneumosit granular, tidak ikut serta dalam

pertukaran udara. Sel-sel tipe II inilah yang memproduksi surfaktan, yang melapisi

alveolus dan memcegah kolapnya alveolus.

Sirkulasi pulmonal memiliki aliran yang tinggi dengan tekanan yang rendah (kira-kira 50

Page 12: Stuktur Anatomi Dan Mikroskopis Hidung Manusia

mmHg). Paru-paru dapat menampung sampai 20% volume darah total tubuh, walaupun

hanya 10% dari volume tersebut yang tertampung dalam kapiler. Sebagai respon terhadap

aktivitas, terjadi peningkatan sirkulasi pulmonal.

Yang paling penting dari sistem ventilasi paru-paru adalah upaya terus menerus untuk

memperbarui udara dalam area pertukaran gas paru-paru. Antara alveoli dan pembuluh

kapiler paru-paru terjadi difusi gas yang terjadi berdasarkan prinsip perbedaan tekanan

parsial gas yang bersangkutan.

Sebagian udara yang dihirup oleh seseorang tidak pernah sampai pada daerah pertukaran

gas, tetapi tetap berada dalam saluran napas di mana pada tempat ini tidak terjadi

pertukaran gas, seperti pada hidung, faring dan trakea. Udara ini disebut udara ruang rugi,

sebab tidak berguna dalam proses pertukaran gas. Pada waktu ekspirasi, yang pertama

kali dikeluarkan adalah udara ruang rugi, sebelum udara di alveoli sampai ke udara luar.

Oleh karena itu, ruang rugi merupakan kerugian dari gas ekspirasi paru-paru. Ruang rugi

dibedakan lagi menjadi ruang rugi anatomik dan ruang rugi fisiologik. Ruang rugi

anatomik meliputi volume seluruh ruang sistem pernapasan selain alveoli dan daerah

pertukaran gas lain yang berkaitan erat. Kadang-kadang, sebagian alveoli sendiri tidak

berungsi atau hanya sebagian berfungsi karena tidak adanya atau buruknya aliran darah

yang melewati kapiler paru-paru yang berdekatan. Oleh karena itu, dari segi fungsional,

alveoli ini harus juga dianggap sebagai ruang rugi dan disebut sebagai ruang rugi

fisiologis. 

Fungsi paru-paru adalah pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida. Pada pernapasan

melalui paru-paru atau pernapasan eksterna, oksigen dipungut melalui hidung dan mulut.

Pada waktu bernapas, oksigen masuk melalui trakea dan pipa bronkhial ke alveoli, dan

dapat erat hubungan dengan darah di dalam kapiler pulmonaris.

Hanya satu lapisan membran , yaitu membran alveoli-kapiler, memisahkan oksigen dari

darah. Oksigen menembus membran ini dan dipungut oleh hemoglobin sel darah merah

dan dibawa ke jantung. Dari sini, dipompa di dalam arteri ke semua bagian tubuh. Darah

meninggalkan paru-paru pada tekanan oksigen 100 mmHg dan pada tingkat ini

hemoglobinnya 95 persen jenuh oksigen.

Page 13: Stuktur Anatomi Dan Mikroskopis Hidung Manusia

Di dalam paru-paru, karbon dioksida adalah salah satu hasil buangan metabolisme,

menembus membran alveoler-kapiler dari kapiler darah ke alveoli dan setelah melalui

pipa bronkhial dan trakhea, dinafaskan keluar melalui hidung dan mulut. 

Empat proses yang berhubungan dengan pernafasan pulmoner atau pernafasan eksterna : 

1. Ventilasi pulmoner, atau gerak pernafasan yang menukar udara dalam alveoli dengan

udara luar.

2. Arus darah melalui paru-paru

3. Distribusi arus udara dan arus darah sedemikian sehingga jumlah tepat dari setiapnya

dapat mencapai semua bagian tubuh

4. Difusi gas yang menembusi membran pemisah alveoli dan kapiler. CO2 lebih mudah

berdifusi daripada oksigen.

Semua proses ini diatur sedemikian sehingga darah yang meninggalkan paru-paru

menerima jumlah tepat CO2 dan O2. Pada waktu gerak badan lebih banyak darah datang

di paru-paru membawa terlalu banyak CO2 dan terlampau sedikit O2. Jumlah CO2 itu

tidak dapat dikeluarkan, maka konsentrasinya dalam arteri bertambah. Hal ini

merangsang pusat pernapasan dalam otak untuk memperbesar kecepatan dan dalamnya

pernapasan. Penambahan ventilasi yang dengan demikian terjadi pengeluaran CO2 dan

memungut lebih banyak O2.

http://tutorialkedokteran.blogspot.com/2009/07/anatomi-dan-fisiologi-paru-paru.html

http://sikkahoder.blogspot.com/2012/07/hidung-stuktur-anatomi-histologi-dan.html#.Uhtfv9JBKX8