study kasus hernia strangulata

16
STATUS BEDAH UMUM I. IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. RA Umur : 78 tahun Jenis kelamin : Lelaki Agama : Budha Alamat : Teluk Harapan Pekerjaan : Status pernikahan : menikah Tgl masuk RS : 15 april 2013 II. Anamnesa Keluhan utama : terdapat benjolan pada lipat paha sebelah kanan. Riwayat penyakit sekarang Terdapat benjolan pada lipat paha sebelah kanan kurang lebih sejak 3 hari SMRS. Riwayat Penyakit Dahulu Os ada riwayat hipertensi, CAD, DC FC II, insufisiensi renal, cardiac chirosis. Riwayat Penyakit Keluarga Tidak diketahui. III. PEMERIKSAAN FISIK A. STATUS GENERALIS

description

pembelajaran kasusu dari sebuah rumah sakit tentang pasien hernia strangulata

Transcript of study kasus hernia strangulata

Page 1: study kasus hernia strangulata

STATUS BEDAH UMUM

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. RA

Umur : 78 tahun

Jenis kelamin : Lelaki

Agama : Budha

Alamat : Teluk Harapan

Pekerjaan :

Status pernikahan : menikah

Tgl masuk RS : 15 april 2013

II. Anamnesa

Keluhan utama : terdapat benjolan pada lipat paha sebelah kanan.

Riwayat penyakit sekarang

Terdapat benjolan pada lipat paha sebelah kanan kurang lebih sejak 3

hari SMRS.

Riwayat Penyakit Dahulu

Os ada riwayat hipertensi, CAD, DC FC II, insufisiensi renal, cardiac chirosis.

Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak diketahui.

III. PEMERIKSAAN FISIK

A. STATUS GENERALIS

1. Keadaan umum : tampak sakit berat.

2. Kesadaran : somnolen.

3. Tanda-tanda vital :

Tekanan Darah = 160/100 mmHg

Nadi = 72 x/menit

Page 2: study kasus hernia strangulata

Suhu = 36,3 C

RR = 22x/menit

4. Kepala :Normocephali, rambut hitam, beruban, distribusi rambut

merata, tidak teraba adanya benjolan.

5. Mata : bentuk normal, palpebra superior dan inferior tidak

udem, CA-/-, SI -/- , kornea jernih, pupil bulat, isokor, RC +/+

6. Telinga : normotia, MAE lapang, secret -/-, serumen -/-

7. Hidung : bentuk simetris, tak tampak deviasi septum, secret -/-

8. Mulut : bentuk simetris, sikatrik (-), sianosis (-), bibir tampak

kering, lidah tidak kotor, faring tidak hiperemis, tonsil T1-T1 tenang.

9. Leher : trakea terletak di tengah, tidak teraba pembesaran KGB

10. Thorax

Paru :

Inspeksi : simetris dalam stasis dan dinamis

Palpasi : vocal fremitus kanan dan kiri sama kuat

Perkusi : sonor pada kedua lapang paru

Auskultasi : suara nafas vesikuler, Rh -/-, Wh -/-

Jantung

Inspeksi : tidak tampak pulsasi ictus cordis

Palpasi : teraba ictus cordis

Perkusi : redup

Batas atas : ICS II parasternal sinistra

Batas kanan: ICS IV sterna dextra

Batas kiri : ICS V midclavicula sinistra

Auskultasi :

11. Abdomen

Inspeksi : perut datar. Tidak tampak tanda-tanda radang. Terdapat

benjolan pada inguinal.

Palpasi : tegang, nyeri tekan (+)

Page 3: study kasus hernia strangulata

Perkusi : dalam batas normal.

Auskultasi : Bising usus meningkat

12. Kulit : sawo matang

13. Ekstremitas superior dan inferior: udem (-), deformitas (-)

B. STATUS LOKALIS

inguinal dextra

Inspeksi :

tampak tonjolan dengan diameter sekitar 9-10 cm. Warna lebih merah

dibanding kulit sekitar.

Palpasi :

Teraba massa berukuran ± 9-10 cm dengan Batas atas tidak tegas.

Konsistensi kenyal , teraba hangat, Nyeri tekan (+).

Auskultasi :

Bising usus minimal

Status lokalis region abdomen kanan bawah

Inspeksi : perut datar, benjolan pada inguinal kanan,

Palpasi : tegang, nyeri tekan (+)

Perkusi : timpani

Auskultasi : Bising usus meningkat

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium

Tgl 15/april/2013

Hb = 14,9 g/dl Urea = 113,5 mg/dl

Lekosit = 17.870/ul Creatinin = 3,35 mg/dl

Ht = 43,3% Na = 143,5 mmol/ l

Page 4: study kasus hernia strangulata

Trombosit= 167.000 /ul K = 3,97 mmol/l

GDS = 208 mg/dl BUN = 53,04 mg/dl

SGOT = 32 u/l SGPT = 23 u/l

MCH =32,8

V. RESUME

Telah diperiksa Tn.Terdapat benjolan pada lipat paha sebelah kanan kurang lebih

sejak 3 hari SMRS. Riwayat Penyakit Dahulu,Os ada riwayat hipertensi, CAD, DC FC

II, insufisiensi renal, cardiac chirosis. Pasien datng dalam keaadan somnolen

TD ;160/100 s; 36,3’ c

VI.DIAGNOSA KERJA

Hernia Scrotalis Dextra Strangulata

Hipertensi grade 1 tak terkontrol

VII.DIAGNOSA BANDING

Orchitis dextra

Torsio Testis

VII.PEMERIKSAAN ANJURAN

Periksa Foto thorax, EKG

VIII.PENATALAKSANAAN

Non medikamentosa

1. Posisi tredenburg

2. Pasang O2 3 l/mnt

3. IVFD RL utk rehidrasi cairan

4. Pasang NGT utk dekompresi dan cegah aspirasi

5. Pasang kateter utk monitoring cairan ( cek sampai urin 1 cc/kgBB/jam)

Medikamentosa

Page 5: study kasus hernia strangulata

1. Antibiotik broad spectrum

2. Ketorolac 1x30 mg im

3. Ranitidin

Operatif

Herniotomi dan Bassiniplasty

Konsul jantung, paru, penyakit dalam.

IX. PROGNOSIS

Ad vitam : dubia ad bonam

Ad functionam : dubia ad bonam

Ad sanationam ; dubia ad bonam

TINJAUAN PUSTAKAANATOMI DINDING PERUT

Lapisan dinding perut dari lapisan paling luar ke dalam

Lapisan kulit : kutis, subkutis, lemak subkutan, dan fasia superfisialis ( Fascia scarpae).

Otot dinding perut : m. obliquus abdominalis eksternus, m. obliquus abdominalis

internus, dan m. transverses abdominalis.

Peritoneum.

Fungsi otot dinding perut

Pernafasan

Proses BAK dan BAB dengan meningkatkan tekanan intracranial.

Perdarahan dinding perut

Kraniodorsal dari cabang Aa.intercostae VI-XII dan Aa. Epigastrika superior.

Kaudal dari A. circumflexa superfisialis, A. Pudenda Eksterna dan A. Epigastrika inferior

DEFINISI

Page 6: study kasus hernia strangulata

Hernia adalah protrusi atau penonjolan isi rongga melalui detek atau bagian lemah ( lokus

minoris resistensi) dari dinding rongga yang bersangkutan.

Pada hernia abdomen, isi perut menonjol melalui defek atau bagian lemah dari lapisan

muskulo-aponeurotik dinding perut.

Hernia meliputi 3 unsur, yakni :

1. Kantong hernia ( peritoneum parietalis)

2. Isi ( viskus)

3. Pintu atau leher hernia ( Lokus minoris resistensia pada dinding abdomen)

KLASIFIKASI

Berdasarkan terjadinya:

- Hernia bawaan / congenital

- Hernia didapat / akuisita

Berdasarkan letaknya :

- Hernia diafragmatika

- Hernia inguinalis

- Hernia umbilikalis

- Hernia femoralis

- Hernia obturatoria

Berdasarkan sifatnya :

- Hernia reponibilis : isi kantung akan masuk lagi jika berbaring atau didorong masuk,

tidak ada keluhan nyeri ataupun gejala obstruksi usus.

- Hernia ireponibilis : isi kantong hernia tidak dapat dikembalikan ke dalam rongga ,

biasa karena perlengketan pada peritoneum kantong hernia, tidak ada keluhan nyeri

atau gejala obstruksi usus.

- Hernia inkarserata : isi hernia terjepit oleh cincin hernia disertai gangguan pasase

usus

- Hernia strangulate : hernia ireponibel disertai gangguan vaskularisasi

Page 7: study kasus hernia strangulata

Berdasarkan penemunya :

- Hernia Richter: hernia yang isinya hanya sebagian dinding usus

- Hernia Littre : hernia yang isinya divertikulum Meckel

- Hernia Spigelian : hernia yang muncul melalui tempat lemah diantara tepi lateral m.

rectus abdominalis dengan linea semisirkularis

Lain-lain

- Hernia epigastrika : hernia yang keluar melalui defek di linea alba, antara umbilicus

dan proc. Xiphoideus

- Hernia skrotalis : hernia inguinalis lateralis yang mencapai skrotum

- Hernia Pantaloon : kombinasi hernia inguinalis lateralis dan medialis pada satu sisi

HERNIA INGUINALIS

ANATOMIS

Batas region inguinalis – kanalis inguinalis

- Kraniolateral : annulus inguinalis internus ( bagian terbuka dari fascia transversalis

dan aponeurosis m. transverses abdominis )

- Medial bawah diatas tuberculum pubicum : annulus inguinalis eksternus ( bagian

terbuka dari aponeurosis m.obliqus externus)

- Atap : aponeurosis m.obliqus externus

- Dasar: lig inguinalis pourparti

Isi kanalis inguinalis

- Pada wanita: lig. Rotundum

- Pada pria : spermatic cord

Page 8: study kasus hernia strangulata

Batas trigonum Hasselbach – dinding posterior inguinal

- Dasar : fasia transversa

- Atap : m.obliqus internus

- Medial : tepi m. rectus abdominis

- Lateral : vasa epigastrika inferior

- Bawah : lig. Inginale

ETIOLOGI

Pada orang sehat ada 3 mekanisme yang dapat mencegah terjadinya henia inguinalis

1. Kanalis inguinalis yang berjalan miring

2. M.obliqus internus abdominis yang menutup annulus inguinalis internus saat

berkontraksi

3. Fasia transversa yang kuat, menutupi trigonum Hasselbach

Namun bila ada factor predisposisi:

1. Proc. Vaginalis yang terbuka

2. Peninggian tekanan intraabdomen : batuk kronik, konstipasi, asites, menangis kuat-kuat,

berdiri

3. Kelemahan otot dinding perut ( karena usia)

Maka dapat menyebabkan hernia inguinalis

DISTRIBUSI

Pada laki-laki

- Terbanyak pada neonates ( 2 mgg pertama) dan usia 12 tahun

- Dewasa muda ( 18-30 thn)

- Usia 50-70 thn, karena otot-otot dinding perut sudah lemah. Pada usia tua ini yang

paling banyak terjadi adalah hernia inguinalis medialis

Pada wanita

- Terutama pada neonates dan usia 1-2 thn

Page 9: study kasus hernia strangulata

- Usia tua, lebih banyak jenis hernia femoralis. Hernia inguinalis lateralis pada wanita

disebut hernia labialis.

JENIS – JENIS HERNIA INGUINALIS

HERNIA INGUINALIS LATERALIS / INDIREK

- Lateralis, karena penonjolan berada disebelah lateral vasa epigastrika inferior

- Indirek, karena tidak langsung keluar ke annulus inguinalis eksternus melainkan

masuk melalui annulus inguinalis internus terlebih dulu, kemudian melalui kanalis

inguinalis, baru keluar melalui annulus inguinalis eksternus.

- Umumnya tonjolan berbentuk lonjong. Pada bayi dan anak disebabkan karena

kelainan bawaan berupa tidak menutupnya proc vaginalis peritonii akibat

penurunan testis ke skrotum.

HERNIA INGUINALIS MEDIALIS / DIREK

- Medialis karena penonjolan berada disebelah medial vasa epigastrika inferior

- Direk, karena langsung menuju annulus inguinalis eksterna , lewat kelemahan

dinding posterior ( trigonum Hasselbach )

- Hampir selalu disebabkan factor peninggian tekanan intraabdomen kronik dan

kelemahan dinding trigonum Hasselbach.

- Umumnya tonjolan berbentuk bulat, dapat terjadi bilateral.

- Jarang mengalami inkarserata dan strangulasi.

HERNIA FEMORALIS

Hernia femoralis umumnya dijumpai pada wanita tua, kejadian pada perempuan 4x dari

laki-laki.

Pintu masuk hernia femoralis adalah annulus femoralis. Selanjutnya isi hernia masuk ke

dalam kanalis femoralis yang berbentuk corong sejajar dengan v.femoralis sepanjang ± 2 cm

Page 10: study kasus hernia strangulata

dan keluar pada fossa ovalis di lipat paha. Kadangkala hernia ini terjadi karena komplikasi

operasi hernia sebelumnya.

DIAGNOSA

Anamnesa

- Benjolan di lipat paha yang timbul pada waktu berdiri, menangis kuat, batuk, berdiri,

atau mengedan dan menghilang setelah berbaring

- Nyeri jarang dijumpai, kalau ada biasanya pada region epigastrium atau

paraumbilikal, berupa nyeri visceral karena regangan pada satu segmen usus halus

masuk kedalam kantong hernia.

- Keluhan nyeri disertai mual muntah ( bila timbul strangulasi karena nekrosis /

gangrene / inkarserata akibat ileus)

Pemeriksaan fisik

Inspeksi

- Mengedan : tampak benjolan di region inguinalis yang berjalan dari lateral atas ke

medial bawah ( hernia inguinalis lateralis)

- Biasanya benjolan menghilang waktu istirahat / berbaring

- Pada bayi dan anak, adanya benjolan yang hilang timbul di lipat paha biasanya

diketahui orangtuanya. Jika hernia mengganggu dan anak sering gelisah, menangis,

perut kembung, maka pikirkan hernia strangulate

Palpasi

- Konsistensi kenyal

- Dapat / todak dapt didorong masuk kembali ( reponibel/ireponibel)

- Setelah benjolan tereposisi dengan jari telunjuk, kadang cincin hernia dapat diraba

berupa annulus inguinalis eksternus yang melebar

Page 11: study kasus hernia strangulata

- Periksa keadaan cincin hernia: melalui skrotum, jari telunjuk dimasukkan ke atas

lateral dari tuberculum pubicum. Ikuti fasikulus spermatikus sampai ke annulus

inguinalis internus ( pada keadaan normal, jari tidak dapat masuk). Pasien mengejan

dan rasakan apakah ada massa yang menyentuh jari tangan. Bila massa teraba

menyentuh ujung jari tangan maka hernia inguinalis lateral. Bila massa menyentuh

sisi jari maka hernia inguinal medial

Perkusi

- Tidak dilakukan

Auskultasi

- Bising usus (+), bila isi hernia= usus.

PENATALAKSANAAN

Konservatif

- Tindakan reposisi dan pemakaian penyangga untuk mempertahankan isi hernia yang

telah direposisi

- Reposisi dengan cara bimanual: tangan kiri pegang isi hernia, membentuk corong.

Tangan kanan mendorong kea rah cincin hernia dengan tekanan lambat namun

menetap sampai terjadi reposisi.

- Pada anak, reposisi dilakukan dengan menidurkan anak dengan pemberian sedative

dan kompres es diatas hernia. Bila 6 jam gagal maka lakukan herniotomi!

- Pada bayi / usia lanjut dengan hernia congenital / indirek. Reposisi dilakukan

sesegera mungkin karena insiden terhadap inkarserata dan strangulate cukup tinggi.

Bila hernia inkarserata tanpa gejala sistemik maka lakukan reposisi postural bila

berhasil lakukan operasi elektif 2-3 hari ( saat udem jaringan hilang dan KU baik)

Operatif

- Segera bila terjadi inkarserata atau strangulasi

- Prinsip dasar : Herniotomi dan Hernioplasty

Page 12: study kasus hernia strangulata

- Herniotomi : dilakukan pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya, kantong

hernia dibuka, isi hernia dibebaskan kalau ada perlekatan, kemudian direposisi.

Kantong hernia dijahit ikat setinggi mungkin lalu dipotong.

- Hernioplasty : memperkecil annulus inguinalis internus dan memperkuat dinding

posterior kanalis inguinalis, herioplasty lebih penting artinya dalam mencegah

terjadinya residif disbanding herniotomi.

- Hernioplasty tidak dilakukan pada anak, karena annulus inguinalis internusnya masih

cukup elastic dan dinding posterior kanalis inguinalis masih cukup kuat.

- Metode Bassini adalah dengan memperkecil annulus inguinalis internus dengan

jahitan, memperkuat fasia transvera dan menjahit conjoint tendon ke lig. Pourparti

- Metode Mc Vay, dengan cara menjahit fasia transversa m. transverses abdominis

internus ke lig. Cooper, biasa dilakukan pada hernia femoralis.

- Bila defek cukup besar / terjadi residif berulang, perlu pemakaian bahan sintesis

seperti Prolene Mesh, Mersilene, atau Marleks untuk menutup defek