Studio

download Studio

of 36

Transcript of Studio

NoMateri ReviewLokasi Penelitian RTRWAnalisis

1Tujuan Penataan RuangPenataan ruang Kabupaten Takalar bertujuan untuk mewujudkan penataan ruang yang aman, nyaman, produktif, berkelanjutan sebagai bagian dari Pusat Kegiatan Nasional Kawasan Perkotaan Mamminasata dan pusat sinergi pengembangan pertanian, perikanan dan kelautan berbasis konservasi dan mitigasi bencana untuk kemandirian dan kesejahteraan masyarakat.a. Leading SectorSektor ekonomi utama (leading sector) di kabupaten ini adalah pertanian. Sektorpertanian tersebut kami pilih tanaman pangan untuk identifikasi. Potensi sumber daya alam Kabupaten Takalar juga meliputi perikanan laut, pertanian, perkebunan dan peternakan.Produksi padi Kabupaten Takalar tahun 2011 sebesar155.522,81 ton yangdipanen dari areal seluas 27.020,55 ha. Produksi Jagung pada tahun yang sama mencapai 32.080,77 ton yang dipanen dari areal seluas 10.859,78 ha. Tanaman lain yang berproduksi adalah ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah dan kedelai.1) Sektor PertanianSektor pertanian tanaman pangan merupakan salah satu kegiatan perekonomian yang dikelolah oleh masyarakat dan memberikan konstirbusi yang cukup besar terhadap pendapatan daerah. Jenis tanaman yang diusahakan antara lain padi sawah, padi ladang, palawija, dan tanaman sayur-sayuran. Perkembangan produksi masing-masing jenis tanaman mengalami flutuasi yang tidak merata pada setiap tahunnya, hal ini dapat terlihat dari data produksi tanaman pangan dari tahun 2004 hingga tahun 2012. Perubahan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kegagalan panen, perubahan fungsi guna lahan, serta adanya perubahan jenis tanaman yang diusahakan oleh masyarakat. Perkembangan luas panen dan produksi tanaman pangan selama priode tahun 2009 2012 mengalami fluktuasi pertumbuhan dari 42.191,74 Ha pada tahun 2009 menjadi 37.696,10 Ha pada tahun 2012. Sumber data yang diperoleh menujukkan adanya penurunan luas panen, terutama untuk tanaman ubi jalar, ubi kayu, kacang hijau dan padi ladang. Hal ini lebih dipengaruhi perubahan jenis tanaman yang dikembangkan, yang diakibatkan oleh perubahan kondisi iklim dan perbedaan intensitas musim hujan.2) Sektor PerkebunanJenis tanaman perkebunan yang diusahakan masyarakat di kabupaten Taklar terdiri dari; kelapa sawit, kelapa, kopi, lada, cokelat, cengkeh dan sagu.Komoditi pertanian tanaman perkebunan di Kabupaten Takalar untuk jenis komoditi yang mempunyai nilai LQ > 1, yakni sektor yang tingkat spesialisasinya lebih tinggi dari tingkat kabupaten adalah : Komoditi kapok yang merupakan sektor basis, pada Kecamatan Mangarabombang, Mapakasunggu, Patalassang, Polombangkeng Selatan, Galesong Selatan dan Galesong Utara. Komoditi kapas merupakan sektor basis pada kecamatan Polombangkeng Selatan Komoditi kelapa yang merupakan sektor basis, pada Kecamatan Mangarabombang, Mapakasuggu, Pattalassang, Galesong Selatan dan Galesong Utara. Komoditi kopi yang merupakan sektor basis, pada Kecamatan Polombangkeng Selatan. Komoditi kemiri yang merupakan sektor basis, pada Kecamatan Polombangkeng Utara. Komoditi jambu menteh yang merupakan sektor basis, pada Kecamatan dan Polombangkeng Selatan. Komoditi kelapa hibrida yang merupakan sektor basis, pada semua kecamatan Komoditi coklat yang merupakan sektor basis, pada Kecamatan Polombangkeng Selatan, Pattalassang, Galesong Selatan dan Galesong Utara. Komoditi tebu yang merupakan sektor basis, dengan nilai LQ > 1 berlokasi di Kecamatan polombangkeng Utara.3) Sektor PerikananJenis budidaya perikanan yang diusahakan di Kabupaten Takalar adalah budidaya tambak, sungai, rawa, kolam dan perairan laut. Potensi pengembangan perikanan di Kabupaten Takalar sukup besar sebagai wilayah pantai yang berada di perairan Selat Makassar, yang kaya akan sumberdaya ikan dan hasil-hasil laut. Sektor perikanan budidaya (darat) di Kabupaten Takalar hingga tahun 2012 memanfaatkan lahan sekitar 4.857 Ha, dengan total produksi mencapai 3.386 Ton (tabel 3.28 dan tabel 3.29). Tingkat produksi perikanan budidaya didominasi oleh pengelolaan tambak dengan luas lahan sekitar 4.343 Ha, dan produksi 3.019 Ton. Jenis komotiti yang dihasilkan terdiri atas ikan bandeng tercatat 1.931 Ton, udang 551 Ton dan ikan lainnya 537 Ton pada tahun 2012.Selain kegiatan budidaya perikanan darat, Kabupaten Takalar juga memiliki potensi yang cukup besar dalam kegiatan perikanan tangkap (laut), yang ditunjang oleh posisi geografis wilayah pada pertemuan Selat Makssar dan laut Flores. Kegiatan perikanan tangkap merupakan salah satu mata pencaharian utama bagi masyarakat, yang tersebar pada 5 kecamatan Kecamatan Mangarabombang, Mappakkasunggu, Sanrobone, Galesong, Galesong Utara dan Galesong Selatan.4) Sektor PeternakanPembangunan sub sektor peternakan diarahkan untuk meningkatkan populasi dan produksi ternak untuk memenuhi konsumsi masyarakat akan makanan bergizi, disamping itu juga ditujukan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat peternak. Jenis ternak yang dikembangkan di Kabupaten Takalar digolongkan atas ternak besar dan kecil serta ternak unggas. Ternak besar dan kecil terdiri dari sapi, kerbau, kuda dan kambing, sedangkan ternak unggas terdiri atas ayam kampung, ayam ras (petelur), dan itik. Usaha peternakan yang dikembangkan di Kabupaten Takalar mengalami pertumbuhan yang cukup baik, selama periode tahun 2004 2006 terjadi pada ternak sapi, kuda dan kambing. Dari jumlah populasi ternak yang dikembangkan, terlihat bahwa ternak sapi merupakan populasi terbesar yaitu 26.094 ekor (50,32%), kemudian disusul oleh ternak kambing sebanyak 20.413 ekor (39,36%).Sebaran lokasi pengembangan ternak yang diusahakan oleh masyarakat untuk ternak sapi lebih besar populasinya di Kecamatan Polombangkeng Utara yaitu sekitar 15.810 ekor, kemudian disusul oleh kecamatan Polombangkeng Selatan dengan jumlah populasi sebanyak 7.908 ekor. Sedangkan ternak kambing lebih dominan diusahakan di Kecamatan Mangarabombang dan Polombangkeng Selatan. Jenis ternak kuda dan kerbau memperlihatkan nilai produksi yang relatif kecil dengan jumlah populasi masing-masing untuk kerbau yang dikembangkan sekitar 4.051 ekor dan kuda sekitar 1.300 ekor.5) Sektor IndustriSektor industri memiliki peranan relatif rendah dibandingkan dengan sektor pertanian. Usaha yang tergolong industri besar di Kabupaten Takalar adalah pabrik gula pasir (Pabrik Gula Takalar) yang terdapat di Kecamatan Polombangkeng Utara, sedangkan usaha lainnya tergolong industri kecil dan industri rumah tangga. Jumlah usaha kegiatan industri Kabupaten Takalar pada tahun 2012 tercatat sekitar 2.990 unit usaha yang menyerap tenaga kerja sekitar 7.220 orang yang tersebar pda setiap kecamatan. Kondisi tersebut mengalami peningkatan jika dibandingkan kondisi pada tahun 2006, yang tercatat jumlah kegiatan industri sekitar 2.218 unit usaha, dengan jumlah tenaga kerja sekitar 6.351 orang.b. Karakteristik Sosial BudayaTerjadinya perubahan kultur dan sosial budaya masyarakat merupakan proses transformasi global akibat tidak homogenisitasnya kultur budaya pada suatu daerah. Terjadinya dinamika perkembangan akan tidak lagi memandang kultur budaya dan adat istiadat sebagai hukum masyarakat (norma etika) yang berlaku, akan tetapi tergantikan oleh sifat individualistis dan kepentingan sosial ekonomi akan menjadi dominan. Perubahan proses tersebut sulit dihindari karena dipengaruhi oleh masuknya budaya lain dan perkembangan teknologi menjadi orientasi masyarakat untuk mengaktualisasikan diri.Perubahan karakter dan kultur budaya sebagai ciri khas suatu komunitas tidak perlu terjadi, jika masyarakat memegang teguh dan menjunjung tinggi nilai budaya yang secara turun-temurun dianutnya. Salah satu kekuatan masyarakat di Kabupaten Takalar adalah pembauran nilai religius keagamaan dalam suatu kebudayaan yang masih melekat hingga kini. Faktor lain yang mempengaruhi adalah komunitas masyarakat di Kabupaten Takalar sebagian besar masih dalam satu ikatan rumpun keluarga, sehingga konflik sosial tidak menjadi pemisah, tetapi dapat terselesaikan secara kebersamaan dan kekeluargaan.Kultur budaya masyarakat di Kabupaten Takalar maih dipengaruhi oleh etnis budaya Bugis-Makassar. Keragaman kultur sosial budaya yang terdapat di Kabupaten Takalar, merupakan pembentukan etnis dan budaya lokal, secara umum masih tergolong dalam Suku Makassar. Perbedaan dalam hal budaya umunya terletak pada dialeg, dan sistem upacara adat dan ritual keagamaan, dan bentuk bangunan. Salah satu ciri khsas budaya masyarakat di Kabupaten Takalar yang masih melekat sampai sekarang adalah pembauran antara ritual keagamaan dan ritual budaya Maudu Lompoa di terdapat di Desa Cikoang Kecamatan Mangarabombang. Upacara keagamaan ini masih berlangsung hingga sekarang untuk merayakan Maulid (perayaan bagi pemeluk agama Islam, kegiatan ini juga menjadi salah satu daya tarik wisata yang sering dikunjungi.

c. Karakteristik Fisik1) Topografi dan Kemiringan LerengWilayah Kabupaten Takalar berada pada ketinggian 0 1000 meter diatas permukaan laut (mdpl), dengan bentuk permukaan lahan relatif datar, bergelombang hingga perbukitan. Sebagian besar wilayah Kabupaten Takalar merupakan daerah dataran dan wilayah pesisir dengan ketinggian 0 100 mdpl, yaitu sekitar 86,10% atau kurang lebih 48,778 Km2. Sedangkan selebihnya merupakan daerah perbukitan dan berada pada ketinggian diatas 100 mdpl, yaitu sekitar 78,73 Km2), kondisi sebagian besar terdapat pada Kecamatan Polobangkeng Utara dan Polombangkeng Selatan. Sumber data yang diperoleh dan hasil analisa GIS, menujukkan keadaan topografi dan kelerengan Kabupaten Takalar sangat bervariasi, yang secara umum berada pada kisaran 0 - 2%, 2 - 15%, 15 - 30%, 30 40% dan > 40%.Kondisi topografi tersebut memiliki potensi untuk pengembangan beberpa kegiatan perkeonomian masyarakat seperti pertanian, perikanan, perkebunan, peruntukan lahan permukiman dan sarana prasarana sosial ekonomi lainnya. Wilayah Kecamatan Polombangkeng Utaran dan Wilayah Kecamatan Polombangkeng Selatan selain memiliki wilayah dataran dan sebagian kecil wilayahnya perbukitan. Wilayah ini memiliki lereng dengan kemiringan 15-40% yang luasnya kurang lebih 78,73 Km2 atau 13% dari luas wilayah kabupaten. kondisi tersebut dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk perkembangan perkebunan. Kemiringan lereng dan garis kontur merupakan kondisi fisik topografi suatu wilayah yang sangat berpengaruh dalam kesesuaian lahan dan banyak mempengaruhi penataan lingkungan alami. Untuk kawasan terbangun, kondisi topografi berpengaruh terhadap terjadinya longsor dan terhadap konstruksi bangunan. Kemiringan lereng merupakan salah satu faktor utama yang menentukan fungsi kawasan, untuk diarahkan sebagai kawasan lindung atau kawasan budidaya. Penggunaan lahan untuk kawasan fungsional seperti persawahan, ladang dan kawasan terbangun membutuhkan lahan dengan kemiringan dibawah 15%, sedangkan lahan dengan kemiringan diatas 40% akan sangat sesuai untuk penggunaan perkebunan, pertanian tanaman keras dan hutan. Karakteristik tiap kemiringan lereng diuraikan sebagai berikut : Kelerengan 0% - 5% dapat digunakan secara intensif dengan pengelolaan kecil. Kelerengan 5% - 10% dapat digunakan untuk kegiatan perkotaan dan pertanian, namun bila terjadi kesalahan dalam pengelolaannya masih mungkin terjadi erosi.2) Geologi Struktur geologi Kabupaten Takalar dipengaruhi oleh formasi camba, terobosan, gung api cindako, formasi tonasa dan endapan aluvium. Masing masing formasi batuan tersebut memiliki karakteristik yang membentuk struktur tanah dan batuan, antara lain : Formasi Terobosan, terbentuk atas batuan basal Formasi Gunung ApiCindako, terbentuk atas batuan lava-breksi-tufa-konglomerat dan terutama lava Formasi Camba terbentuk atas sendimen laut berselingan Formasi Tonasa terbentuk atas batuan gamping Endapan alivium dan pantai, terbentuk atas kerikil, pasir, lempung, dan lumpurJenis batuan atau geologi Kabupaten Takalar terdiri dari; Vulcanic (batuan Vulkanik), batuan ini merupakan batuan tertua yang telah mengalami perubahan, sebagian besar batu kapur terbentang sepanjang pantai perbatasan Takalar dengan Jeneponto. Gunung Api Baturape Cindako merupakan batuan vulkanik basal yang terdiri dari lava dan batuan piroklastik yang bersilangan dengan tufa dan batu pasir. Batuan ini tersebar luas di wilayah pegunungan dan daerah dataran. Lapisan batuan ini memiliki porositas dan permeabilitas yang rendah. Batuan Instrusif terdiri atas batuan basal mulai dari dolerit, diorit, gabbro hingga diabase.3) Jenis TanahKeadaan jenis tanah Kabupaten Takalar secara umum termasuk dalam golongan stadium dewasa dengan tekstur permukaan halus, umunya kondisi tanah tersebut dipengaruhi fromasi pada pegunungan Bawakaraeng dan Lompobattang. Tatanan statigrafi pada umumnya terdiri dari endapan Aluvium, Miosen tengah-akhir serta Eosen akhir-Miosen tengah dengan sedikit terobosan Andesit. Endapan Aluvium terdiri dari lempung, pasir, lumpur, kerikil dan bongkah batuan yang tidak padu (lepas). Endapan ini berasal dari hasil desintegrasi batuan yang lebih tua. Struktur tanah yang terbentuk meliputi jenis tanah entisol, inceptisol, molisol, dan ultisol.Morfologi dataran rendah dan pantai terdapat di sebelah barat, memanjang dari utara ke selatan dan pada umumnya diisi oleh endapan sedimen Sungai dan pantai berpotensi pengembangan pertanian dan perikanan (tambak). Sedangkan morfologi perbukitan dengan ketinggian 50 200 meter dari permukaan laut yang berada pada bagian tengah ke arah Timur dan Selatan pada umumnya wilayah perbukitan yang berpotensi untuk pengembangan perkebunan.4) Klimatologi dan HidrologiKondisi iklim wilayah Kabupaten Takalar dan sekitarnya secara umum ditandai dengan jumlah hari hujan dan curah hujan yang relatif tinggi, dan sangat dipengaruhi oleh angin musim. Pada dasarnya angin musim di Kabupaten Takalar dipengaruhi oleh letak geografis wilayah yang merupakan pertemuan Selat Makassar dan Laut Flores, kondisi ini berdampak pada putaran angin yang dapat berubah setiap waktu, hal terutama terjadi pada Kecamatan Mangarabombang, sehingga pada beberapa kawasan di wilayah ini mengalami kekeringan terutama pada musim kemarau. Adanya perbedaan karakteritik klimatologi dan angin musim di Kabupaten Takalar, memerlukan kajian lebih mendalam, oleh karena akan berdampak terhadap aktivitas perkonomian massyarakat, terutama pada bagi masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada kegiatan pengolahan sumberdaya lahan, seperti pertanian, perkebunan, perikanan dan peternakan. Berdasarkan hasil pengamatan stasiun hujan di Kabupaten Takalar, menunjukkan suhu udara minimum rata-rata 22,2OC hingga 20,4OC pada bulan Februari Agustus dan suhu udara maksimum mencapai 30,5OC hingga 33,9OC pada bulan September Januari. Tingkat curah hujan dan jumlah hari hujan dalam periode empat tahun terakhir mengalami perubahan intensitas curah hujan setiap tahunnya, dengan rerata terbesar terjadi pada tahun 2012 yang mencapai 107 hh dengan curah hujan 555,42 mmHg. Dalam kurun waktu tersebut, jumlah hari hujan terendah terjadi pada tahun 2004 yaitu 88 Hari hujan, sedangkan curah hujan terendah terjadi pada tahun 2006 dengan rerata intensitas curah hujan menacapai 192 mmHg.Hasil pengamatan dari Stasiun Hujan BPP Pattalassang 426 A, BPP 423 D Pattallassang, dan Stasiun Hujan Lassang 426 F, memperlihatkan rerata jumlah hari hujan pada tahun terakhir berkisar antara 8 9 hari hujan setiap bulan, dengan rerata intensitas curah hujan berkisar antara 166 216 mmHg perbulan. Dari hasil pengamatan tersebut dapat diuraikan bahwa musim hujan di wilayah ini berawal pada Bulan November dan berakhir pada Bulan Mei, sedangkan musim kemarau dimulai pada Bulan Juni hingga Bulan September. 5) Fisik PantaiDalam suatu wilayah pesisir terdapat satu atau lebih ekosistem dan sumberdaya pesisir. Ekosistem pesisir ada yang secara terus menerus tergenangi air dan ada pula yang tergenangi air sesaat. Sedangkan berdasarkan sifatnya, ekosistem pesisir dapat dibedakan atas ekosistem yang bersifat alamiah dan ekosistem buatan. Yang termasuk dalam ekosistem alamiah adalah hutan mangrove, terumbu karang, padang lamun, pantai berpasir, pantai berbatu, estuaria. Sedangkan ekosistem buatan terdiri dari tambak, sawah pasang surut, kawasan pariwisata, kawasan industri dan kawasan pemukiman.6) Hidro-OseonografiKabupaten Takalar ditinjau dari sudut oceanografi memiliki daerah perairan atau atau laut. Hal ini dapat dilihat pada daerah bagian barat dan selatan, serta wilayah pulau-pulau terhampar pesisir pantai sepanjang kurang lebih 95,8 Km. Panjang pantai Daerah pesisir pantai tersebut cukup potensial bila dimanfaatkan sebagai wilayah pengembangan perikanan laut karena memiliki bermacam-macam hasil laut, seperti udang, ikan cakalang, kepiting dan hasil-hasil laut lainnya seperti rumput laut yang dewasa ini telah diusahakan oleh para nelayan. Tinggi GelombangGelombang merupakan salah satu parameter oceanografi fisika yang sangat mempengaruhi kondisi pantai. Gelombang sebagai parameter yang sangat penting dalam suatu survey pantai dimana penyebab pembentuknya adalah akibat angin, letusan gunung api bawah laut, peristiwa tsunami dan akibat pergerakan tata surya. Data hasil pengukuran di lokasi survey pada wilayah pesisir Kabupaten Takalar yaitu berkisar antara 5,63 m/det 20,25 m/det. Arus PantaiPengukuran arah dan kecepatan arus pada daerah survey pantai dimaksudkan untuk memperoleh informasi lebih jauh tentang dampak hembusan angin dan diasumsikan arah arus mengikuti (searah) dengan pola sebaran angin. Di samping itu untuk mengetahui kemungkinan arus turbulensi dan pola arus menyebabkan proses sedimentasi pada daerah tersebut. Hasil pengukuran arus pada wilayah survey yaitu berkisar antara 0,13 0,93 m/det dengan arah 200 310, sedangkan arus yang terjadi dipantai umumnya adalah arus susur pantai. Pasang SurutAnalisis pasang surut dimaksudkan untuk mengatahui tipe pasang surut yang terjadi dalam suatu lokasi tertentu dalam sehari semalam. Dari hasil pengamatan pasang surut yang dilakukan menunjukkan bahwa daerah survey memiliki tipe pasang surut campuran, yaitu tipe diurnal dan semidiurnal.7) Ekosistem Perairan Terumbu KarangTerumbu karang merupakan ekosistem yang khas yang terdapat di daerah tropis. Pada dasarnya terumbu karang terbentuk dari endapan-endapan massif kalsium karbonat (CaCO3), yang dihasilkan oleh organisme karang pembentuk terumbu (karang hermatipik) dari filum Cnidaria, ordo Scleractinia yang hidup bersimbiosis dengan zooxantellae dan sedikit tambahan dari algae berkapur serta organisme lain yang menyekresi kalsium karbonat. Terumbu karang mempunyai produktivitas organik yang tinggi dan kaya dengan berbagai jenis ikan karang. Secara ekologis, terumbu karang mempunyai fungsi dan manfaat sebagai berikut : Sebagai pelindung pantai dari hempasan ombak dan arus kuat yang berasal dari laut (terumbu karang tepi dan penghalang) Sebagai habitat (tempat tinggal) Sebagai tempat mencari makan (feeding ground) Sebagai tempat asuhan dan pembesaran (nursery ground) Sebagai tempat pemijahan (spawning ground) Sebagai tempat penangkapan berbagai jenis biota laut konsumsi dan berbagai jenis ikan hias Sebagai bahan konstruksi bangunan dan pembuatan kapur Sebagai bahan perhiasan Sebagai bahan baku farmasi Sebagai daerah wisata Ikan KarangBerdasarkan hasil analisis, menunjukkan bahwa sub sektor perikanan di Kabupaten Takalar untuk jenis yang memiliki potensi yang cukup besar, dengan sektor yang tingkat spesialisasinya lebih tinggi dari tingkat kabupaten. Mangrove Hutan mangrove merupakan tipe hutan tropika yang khas tumbuh di sepanjang pantai atau muara sungai dipengaruhi oleh pasut air laut. Mangrove banyak dijumpai di wilayah pesisir daerah landai yang terlindung dari gempuran gelombang dan pasang surut yang kuat. Pada umumnya hutan mangrove banyak ditemukan di pantai-pantai teluk yang dangkal, estuaria, delta dan daerah pantai yang terlindung. Lokasi hutan mangrove di Kabupaten Takalar terletak di Kecamatan Mangarabombang, Sanrobone, Galesong, Galesong Utara dan Galesong Selatan. Fungsi ekologis dari ekosistem mangrove adalah : Sebagai peredam gelombang dan angin badai, pelindung pantai dari abrasi, penahan lumpur dan perangkap sedimen yang diangkut oleh aliran air permukaan. Sebagai penghasil sejumlah besar detritus terutama yang berasal dari daun dan dahan pohon mangrove yang rontok. Sebagian dari detritus ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan bagi para pemakan detritus, dan sebagian lagi diuraikan secara bacterial menjadi mineral-mineral hara yang berperan dalam penyuburan perairan. Sebagai daerah asuhan (nursery ground), daerah mencari makanan (feeding ground) dan daerah pemijahan (spawning ground) bermacam biota perairan (ikan, udang dan kerang-kerangan) baik yang hidup di perairan pantai maupun lepas pantai.

d. Karakteristik AdministrasiKabupaten Takalar merupakan salah satu wilayah kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan yang terlatak pada bagian selatan. Letak astronomis Kabupaten Takalar berada pada posisi 5O3 5O38 Lintang Selatan dan 119O22 119O39 Bujur Timur, dengan luas wilayah kurang lebih 566,51 Km2. Secara adminitrasi Kabupaten Takalar memiliki batasan sebagai berikut : Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Gowa Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Gowa dan Kabupaten Jeneponto Sebelah Selatan berbatasan dengan Selat Makassar Sebelah Barat berbatasan dengan Laut FloresWilayah administrasi Kabupaten Takalar hingga tahun 2006 terdiri atas 7 kecamatan, dan pada tahun 2012 mengalami pemekaran wilayah menjadi 9 kecamatan. Dua wilayah kecamatan hasil pemekaran adalah Kecamatan Sanrobone yang dimekarkan dari Kecamatan Mappakkasunggu, dan Kecamatan Galesong yang dimekarkan dari Kecamatan Galesong Utara dan Galesong Selatan. Sumber data dari BPS Kabupaten Takalar, menunjukkan wilayah kecamatan terluas adalah Kecamatan Polombangkeng Utara dengan luas kurang lebih 212,25 Km2, atau sekitar 37,47% dari luas wilayah Kabupaten Takalar, sedangkan kecamatan yang memiliki luasan terkecil adalah Kecamatan Galesong Utara dengan luas wilayah kurang lebih 15,11 Km2 atau sekitar 2,67% dari luas Kabupaten Takalar.

2Rencana Struktur RuangPusat Pusat Kegiatan1. merupakan bagian dari pusat kegiatan di kawasan perkotaan di sekitarnya berdasarkan rencana sistem pusat permukiman Kawasan Perkotaan Mamminasata2. Pusat kegiatan di kawasan perkotaan sekitarnya di Kawasan Perkotaan Takalar, Kabupaten Takalar, terdiri atas: pusat pemerintahan kabupaten dan/atau kecamatan pusat perdagangan dan jasa skala regional pusat pelayanan pendidikan tinggi pusat pelayanan olah raga pusat pelayanan kesehatan pusat kegiatan industri manufaktur pusat kegiatan industri perikanan pusat pelayanan sistem angkutan umum penumpang dan angkutan barang pusat kegiatan transportasi laut regional pusat kegiatan pertahanan dan keamanan Negara pusat kegiatan pariwisata pusat kegiatan pertanianSistem Jaringan Prasarana Utama1. Sistem jaringan transportasi darat sistem jaringan jalan jaringan jalan lalu lintas dan angkutan jalan sistem jaringan transportasi sungai dan penyeberangan pelabuhan sungai pelabuhan penyeberangan sistem jaringan perkeretaapian jaringan jalur kereta api stasiun kereta api fasilitas operasi kereta api

2. Sistem jaringan transportasi laut Tatanan kepelabuhanan berfungsi sebagai tempat alih muat penumpang, tempat alih barang, pelayanan angkutan untuk menunjang kegiatan pariwisata, pelayanan angkutan untuk menunjang kegiatan perikanan, industri perkapalan, dan pangkalan angkatan laut (LANAL) beserta zona penyangganya. merupakan Pelabuhan Pengumpan yaitu Pelabuhan Galesong di Kecamatan Galesong Alur pelayaran merupakan alur pelayaran regional yang menghubungkan Pelabuhan Galesong dan pelabuhan pengumpan lainnya dimanfaatkan bersama untuk kepentingan pertahanan dan keamanan Negara Ketentuan lebih lanjut mengenai alur pelayaran diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undanganSistem Jaringan Prasana Lainnya1. Sistem Jaringan Energi jaringan pipa minyak dan gas bumijaringan pipa minyak dan gas bumi yang dilayani oleh terminal subpusat distribusi di Kabupaten Gowa pembangkit tenaga listrik pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) terdiri atasa. rencana pembangunan PLTU Punaga 4 x 100 MW terdapat di Kecamatan Mangarabombangb. rencana pembangunan PLTU Lakatong 3 x 20 MW terdapat di Kecamatan Mangarabombang pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Takalar terdiri atasa. pembangunan PLTD Talasa II terdapat di Kecamatan Polombangkeng Selatan dengan kapasitas 90 MWb. pembangunan PLTD Talasa III terdapat di Kecamata Polombangkeng Selatan dengan kapasitas 40 MW pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) yang bersumber dari sungai yang debit dan kecepatan arus airnya mampu mendukung fungsi mikro hidro jaringan transmisi tenaga listrik saluran Udara Tegangan Tinggi kapasitas 150 KV yang menghubungkan GI Sungguminasa dengan GI Takalar, dan menghubungkan GI Jeneponto dengan GI Tallasa sebaran Gardu Induk (GI) yang meliputi GI Tallasa dengan kapasitas 20 MVA terdapat di Kecamatan Pattalassang2. Sistem Jaringan Telekomunikasidilayani oleh Sentral Telepon Otomat (STO) Takalar di Kecamatan Pattalassang. Sistem jaringan telekomunikasi terbagi atas : jaringan teresterial meliputi satelit dan transponden diselenggarakan melalui pelayanan stasiun bumi ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan jaringan satelit meliputi satelit dan transponden diselenggarakan melalui pelayanan stasiun bumi ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undanganSelain jaringan terestrial dan satelit sistem jaringan telekomunikasi juga meliputi jaringan bergerak seluler berupa menara Base Transceiver Station telekomunikasi yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan3. Sistem Jaringan Sumber Daya Air Sumber air Wilayah sungai strategis nasionalWilayah Sungai Jeneberang yang meliputi DAS Pamukkulu dan DAS Gamanti Sumber air permukaana. air permukaan berupa sungai, yang terdiri dari Sungai Pamukkulu, Sungai Gamanti, dan anak sungai lainnyab. air permukaan lainnya yang terdiri dari: embung yang terdiri dari: Embung Bonto Kadatto 1 dan Embung Bonto Kadatto 2 di Kecamatan Polombangkeng Selatan, Embung Cikoang, Embung Laikang 1, Embung Laikang 2, Embung Laikang 3, Embung Malelaya 1 dan Embung Malelaya 2 di Kecamatan Marabombang, Embung Lassang di Kecamatan Polombangkeng Utara mata air yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Takalar BendunganBendungan Pamukkulu di Kecamatan Polombangkeng Utara, Bendungan Kampili Bissua di Kecamatan Polombangkeng Utara, Bendungan Jenemarrung di Kecamatan Polombangkeng Selatan, Bendungan Jenetallasa di Kecamatan Polombangkeng Utara dan bendungan Jenemaeja di Kecamatan Polombangkeng Utara. Prasarana sumber daya air daerah irigasia. kewenangan Pemerintah Pusat adalah DI Pamukkulu dengan luas 5.204 (lima ribu dua ratus empat) hektar dan DI Bissua dengan luas 10.758 (sepuluh ribu tujuh ratus lima puluh delapan) hektarb. kewenangan Pemerintah Provinsi adalah DI Jenemarrung dengan luas 1.052 (seribu lima puluh dua) hektarc. kewenangan Pemerintah Kabupaten terdiri dari 11 DI meliputi total luas 2.852 (dus ribu delapan ratus lima puluh dua) hektar Sistem jaringan air bersih ke kelompok penggunaa. Pattalassang Kecamatan Pattalassang dengan kapasitas terpasang 35 (tiga puluh lima) Liter/Detik, dan kapasitas produksi 30 (tiga puluh) Liter/Detikb. Galesong Kecamatan Galesong dengan kapasitas terpasang 20 (dua puluh) Liter/Detik, dan kapasitas 17,5 (tujuh belas koma lima) Liter/Detikc. Sanrobone Kecamatan Sanrobone dengan kapasitas terpasang 20 (dua puluh) Liter/Detik, dan kapasitas 17,5 (tujuh belas koma lima) Liter/Detikd. Polombangkeng Utara di Kecamatan Polombangkeng Utara dengan kapasitas terpasang 15 (lima belas) Liter/Detik, dan kapasitas 12,5 (dua belas koma lima) Liter/Detike. Mangarabombang di Kecamatan Mangarabombang dengan kapasitas terpasang 20 (dua puluh) Liter/Detik, dan kapasitas produksi17,5 (tujuh belas koma lima) Liter/Detik Sistem Pengendalian Banjirdilakukan melalui pengendalian terhadap luapan air Sungai Pappa dan Sungai Gamanti untuk menjaga keberlanjutan fungsi kawasan pariwisata, kawasan permukiman, dan kawasan perdagangan di Kabupaten Takalar4. Sistem Prasarana Pengelolaan Lingkungan Sistem pengelolaan persampahanditetapkan dalam rangka mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur ulang sampah guna meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber daya. Sistem pengelolaan persampahan terbagi atas : Tempat Penampungan Sementara (TPS) sampahdilengkapi dengan fasilitas pemilahan sampah terdiri atas TPS sampah organik dan TPS sampah anorganik direncanakan pada unit lingkungan permukiman dan pusat-pusat kegiatan perkotaan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)ditetapkan di Kawasan Perkotaan Takalar Kecamatan Pattalassang Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampahditetapkan di Balang Kecamatan Polombangkeng Selatan Sistem penyediaan air minum Sistem jaringan perpipaana. unit air baku yang bersumber dari Sungai Pappa dan Sungai Gamantib. unit produksi air minum meliputi: IPA Pattalassang di Kecamatan Pattalassang dengan kapasitas terpasang 35 (tiga puluh lima) Liter/Detik, dan kapasitas produksi 30 (tiga puluh) Liter/Detikc. unit distribusi yang menyalurkan air minum melalui pipa distribusi langsung ke rumah-rumah, fasilitas umum dan fasilitas social Sistem jaringan bukan jaringan perpipaanmeliputi sumur dangkal, sumur pompa tangan, bak penampungan air hujan, terminal air, mobil tangki air, instalasi air kemasan, atau bangunan perlindungan mata air diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan Sistem jaringan air limbahditetapkan dalam rangka pengurangan, pemanfaatan kembali, dan pengolahan air limbah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Sistem jaringan air limbah terbagi atas Sistem pembuangan air limbah setempatdilakukan secara individual melalui pengolahan dan pembuangan air limbah setempat serta dikembangkan pada kawasan yang belum memiliki sistem pembuangan air limbah terpusat Sistem pembuangan air limbah terpusata. dilakukan secara kolektif melalui jaringan pengumpulan air limbah, pengolahan, serta pembuangan air limbah secara terpusat b. meliputi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) beserta jaringan air limbah Galesong yang melayani Kawasan Industri Takalar dan kawasan permukiman Galesongc. dilaksanakan dengan memperhatikan aspek teknis, lingkungan, dan sosial-budaya masyarakat setempat, serta dilengkapi dengan zona penyanggd. dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan Sistem jaringan drainase meliputi sistem saluran drainase primer, system saluran drainase sekunder dan system drainase tersier yang ditetapkan dalam rangka mengurangi genangan air dan mendukung pengendalian banjir, terutama di kawasan permukiman, kawasan industri, kawasan perdagangan, dan kawasan pariwisata Sistem saluran drainase primer dikembangkan melalui saluran pembuangan utama meliputi Sungai Pappa, dan Sungai Gamanti dan dilaksanakan secara terpadu dengan sistem pengendalian banjir Jalur evakuasi bencana