STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan...

107
STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA LEKAQ KIDAU, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, KALIMANTAN TIMUR ENDAH WULANDARI A44052640 DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

Transcript of STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan...

Page 1: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIANLANSKAP DESA BUDAYA LEKAQ KIDAU,

KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA,KALIMANTAN TIMUR

ENDAH WULANDARIA44052640

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAPFAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR2009

Page 2: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

RINGKASAN

ENDAH WULANDARI. Studi Tatanan dan Upaya Pelestarian LanskapDesa Budaya Lekaq Kidau, Kabupaten Kutai Kartanegara, KalimantanTimur. (Dibimbing oleh NURHAYATI HADI SUSILO ARIFIN).

Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi tatanan lanskap, elemen

pembentuk lanskap dan faktor-faktor yang mempengaruhi tatanan lanskap Desa

Budaya Lekaq Kidau, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi

keberlanjutan lanskap serta menyusun usulan pelestarian sesuai dengan potensi

pemberdayaannya. Kegiatan penelitian dilaksanakan selama lima bulan dimulai

pada bulan Maret dan berakhir pada bulan Juli 2009. Lokasi penelitian yaitu di

Desa Budaya Lekaq Kidau Kecamatan Sebulu, Kabupaten Kutai Kartanegara,

Kalimantan Timur.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini meliputi tiga tahapan, yaitu

tahap inventarisasi data, analisis, dan sintesis. Jenis data yang digunakan dalam

studi ini berupa data primer dan sekunder, yang meliputi kondisi lanskap baik

yang alami maupun non alami, aspek kesejarahan, kondisi sosial-ekonomi-budaya

masyarakat, pengaruh luar, serta aspek pengelolaan dan kebijakan pemerintah.

Data-data tersebut diperoleh dari hasil survei, observasi, wawancara di lapangan,

dan data dari telaah pustaka yang berkaitan dengan studi. Analisis tatanan lanskap

Desa Budaya Lekaq Kidau dan faktor-faktor yang mempengaruhi dilakukan

secara deskriptif dan spasial. Sedangkan analisis keberlanjutan lanskap dilakukan

dengan pendekatan Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities and

Threats Analysis). Tahap sintesis dilakukan dengan menyajikan tatanan lanskap

Desa Budaya Lekaq Kidau dan menyusun sebuah usulan untuk pelestarian

lanskap.

Dari hasil studi diketahui bahwa Desa Budaya Lekaq Kidau merupakan

salah satu bentuk permukiman masyarakat Dayak Kenyah dengan tipe

permukiman yang terletak di tepi Sungai Mahakam. Budaya mereka yang selalu

berorientasi pada sungai sebagai urat nadi kehidupan, mempengaruhi bentuk

permukiman dan elemen lanskap yang ada di desa mereka. Tata Guna Lahan di

Desa Budaya Lekaq Kidau dibagi menjadi empak (hutan alami), tana’ ulen (hutan

Page 3: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

simpanan), uma (ladang), kelimeng (kebun kecil), kuburan (makam), leppo’

(permukiman), dan sungai. Pola permukiman Desa Budaya Lekaq Kidau cukup

teratur. Susunan rumah biasanya menghadap ke arah jalan, baik sejajar maupun

tegak lurus jalan. Letak rumah yang satu dengan yang lainnya cukup jauh, namun

ada juga beberapa yang berdekatan. Rumah-rumah yang berada di tepi sungai

dibangun menghadap ke arah sungai, tidak membelakangi.

Tatanan lanskap Desa Budaya Lekaq Kidau dapat dideskripsikan menurut

konsep ruang yang diterapkan baik berdasarkan hirarki ukuran/ skala aktivitas

maupun orientasi ruang atau elemen yaitu meliputi ruang makro, meso, dan

mikro. Ruang makro adalah ruang atau lanskap yang mendukung hampir seluruh

kehidupan masyarakat, yang meliputi ruang hutan, ruang permukiman, ruang

pertanian dan sungai. Ruang meso adalah bagian ruang makro yang merupakan

lingkungan permukiman/ perumahan masyarakat desa, terdiri dari elemen-elemen

pembentuk permukiman yaitu umak, lamin adat, sada leppo’, belawing, gereja,

gerbang desa, darmaga, pilar burung enggang, lapangan, kandang ternak, kantor

desa, dan sekolah. Sedangkan ruang mikro adalah bagian ruang permukiman

meliputi rumah dan pekarangan, merupakan tempat tinggal satu keluarga atau

kelompok keluarga besar.

Faktor-faktor yang mempengaruhi tatanan lanskap Desa Budaya Lekaq

Kidau didasarkan pada kondisi alam, filosofi dan budaya masyarakat. Sedangkan

faktor-faktor yang mempengaruhi keberadaan dan keberlanjutan lanskap Desa

Budaya Lekaq Kidau dapat dibedakan menjadi faktor internal dan faktor

eksternal. Faktor internal berupa tatanan lanskap yang masih sesuai dengan

kebutuhan kehidupan masyarakat serta sikap budaya masyarakat Desa Budaya

Lekaq Kidau yang masih kuat untuk mempertahankan budayanya. Sedangkan

faktor eksternal menyangkut kebijakan dan dukungan pemerintah serta pengaruh

budaya dan pembangunan di luar tapak. Selanjutnya dari faktor internal dan

eksternal tersebut dilakukan analisis SWOT (Stregth – Weakness – Opportunity –

Threat) untuk menghasilkan strategi pelestarian Desa Budaya Lekaq Kidau baik

terkait peran pemerintah maupun masyarakat.

Konsep dasar pelestarian yang diusulkan adalah melindungi keberadaan

masyarakat adat Desa Budaya Lekaq Kidau beserta budaya dan karakter lanskap

Page 4: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai

kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya dan tidak

mengancam keberlanjutan desa tersebut. Oleh karena itu perlu dilakukan

penentuan batas zona perlindungan yang jelas untuk pelestariannya. Zona

perlindungan ini merupakan zona yang harus dilindungi kesatuan (unity)

lanskapnya, yaitu meliputi lanskap Desa Budaya Lekaq Kidau secara keseluruhan

yang terdiri dari ruang permukiman, pertanian, hutan dan sungai yang

merepresentasikan secara kuat dan utuh karakter kehidupan masyarakat Desa

Budaya Lekaq Kidau.

Page 5: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

Judul : STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN

LANSKAP DESA BUDAYA LEKAQ KIDAU,

KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, KALIMANTAN

TIMUR

Nama : ENDAH WULANDARI

NRP : A44052640

Menyetujui,

Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Nurhayati Hadi Susilo Arifin, MSc.

NIP. 19620121 198601 2 001

Mengetahui,

Ketua Departemen Arsitektur Lanskap

Prof. Dr. Ir. Hadi Susilo Arifin, MS.

NIP. 19591106 198501 1 001

Tanggal Lulus :

Page 6: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIANLANSKAP DESA BUDAYA LEKAQ KIDAU,

KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA,KALIMANTAN TIMUR

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Pertanian pada Departemen Arsitektur Lanskap

Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

ENDAH WULANDARIA44052640

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAPFAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR2009

Page 7: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara,

Kalimantan Timur pada tanggal 11 Agustus 1987, putri dari pasangan Bapak

Djoko Hartojo, BA dan Ibu Dra. Mastifah. Penulis merupakan anak kedua dari

empat bersaudara.

Penulis menempuh pendidikan di TK Anggrek Tenggarong pada tahun

1991-1993. Tahun 1999 penulis lulus dari SDN 065 Rapak Mahang Tenggarong,

kemudian pada tahun 2002 penulis menyelesaikan studi di SLTP Negeri 1

Tenggarong. Selanjutnya penulis lulus dari SMA Negeri 1 Tenggarong pada tahun

2005.

Penulis diterima di IPB sebagai mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama

(TPB) melalui jalur BUD (Beasiswa Utusan Daerah) dari Kabupaten Kutai

Kartanegara pada tahun 2005. Kemudian pada tahun 2006 penulis diterima

sebagai mahasiswa Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian. Penulis

mengambil Mayor Arsitektur Lanskap dan Minor Pengelolaan Wisata Alam dan

Jasa Lingkungan, Departemen Konservasi Hutan dan Ekowisata, Fakultas

Kehutanan.

Selama menjadi mahasiswa Departemen Arsitektur Lanskap, penulis

tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Arsitektur Lanskap (Himaskap) sebagai

anggota. Selain itu, penulis juga pernah beberapa kali terlibat dalam kepanitiaan

acara-acara yang digelar oleh mahasiswa Departemen Arsitektur Lanskap. Selama

menjadi mahasiswa, penulis juga tergabung dalam Forum Mahasiswa Beasiswa

Utusan Daerah (FM BUD) Kutai Kartanegara.

Page 8: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan

rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Studi

Tatanan dan Upaya Pelestarian Lanskap Desa Budaya Lekaq Kidau,

Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Shalawat dan salam

semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan

pendidikan pada Mayor Arsitektur Lanskap, Departemen Arsitektur Lanskap,

Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penulisan skripsi ini tidak terlepas

dari bantuan banyak pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dr. Ir. Nurhayati Hadi Susilo Arifin, MSc selaku dosen pembimbing

skripsi.

2. Dr. Ir. Setia Hadi, MS dan Vera Dian Damayanti, SP, MLA selaku dosen

penguji.

3. Dr. Ir. Tati Budiarti, MS selaku dosen pembimbing akademik.

4. Seluruh staf pengajar Departemen Arsitektur Lanskap.

5. Kedua orang tua, Papa Djoko Hartojo, BA dan Mama Dra. Mastifah,

kakak (Widyatusti dan Johan Wahyudi), Adik-adikku (Jati Pramono dan

Urip Hananto Senno), serta keponakan-keponakanku (Putra Wijaya

Pratama dan Ragil Gema Dwiamarta) yang telah memberikan kasih

sayang, doa, dan dukungan.

6. Bapak Pebayaq Ding (Kepala Adat), Bapak Martinus Ajan (Kepala Desa),

Bapak Andang (Sekretaris Desa) dan segenap masyarakat Desa Budaya

Lekaq Kidau.

7. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kutai Kartanegara.

8. Bappeda Kabupaten Kutai Kartanegara

9. Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Kutai Kartanegara.

10. Teman-teman seperjuangan ARL’42, khususnya Mega Wuriyaningsih,

Danand Prabasasena, M. Zaini Dahlan (satu bimbingan) serta Jania Rizka.

11. Keluarga Forum Mahasiswa Beasiswa Utusan Daerah Kutai Kartanegara.

Page 9: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

12. Teman-teman Malea’ers : Imbaz, Vera, Widya, Umul, Yesica, Ade, Tami,

Mbak Rina, Yeyen, Via, Ita, Bunbun, Dina, Kiky, Iin, Mbak Martha.

13. Teza Adhiawarman atas perhatian, bantuan, dan dukungan.

14. Semua pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan yang tidak

dapat penulis sebutkan satu persatu.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi pihak lain yang

membutuhkan.

Bogor, September 2009

Penulis

Page 10: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

DAFTAR ISI

Halaman

PENDAHULUAN .................................................................................. 1 Latar belakang ................................................................................ 1 Tujuan ............................................................................................ 2 Manfaat .......................................................................................... 2

TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 4 Lanskap Budaya ............................................................................. 4 Pemukiman Tradisional .................................................................. 4 Pelestarian Lanskap Budaya............................................................ 6

METODOLOGI..................................................................................... 10 Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................... 10 Metode Penelitian ........................................................................... 10

KONDISI UMUM LOKASI STUDI ..................................................... 16 Sejarah Desa Budaya Lekaq Kidau ................................................. 16 Batas Lokasi Studi .......................................................................... 17 Aksesibilitas dan Sirkulasi .............................................................. 18 Iklim .............................................................................................. 21 Tanah, dan Topografi...................................................................... 21 Hidrologi ........................................................................................ 22 View .............................................................................................. 23 Aspek Sosial Ekonomi.................................................................... 23

DATA DAN ANALISIS Tata Guna Lahan dan Sistem Kepemilikan Lahan ........................... 27 Lanskap Desa ................................................................................. 30 Pola Desa............................................................................... 30 Elemen Pembentuk Desa Budaya Lekaq Kidau...................... 32 Analisis Konsep Tata Ruang ........................................................... 41 Tata Ruang Makro ................................................................. 41 Tata Ruang Meso................................................................... 43 Tata Ruang Mikro.................................................................. 45 Budaya Masyarakat......................................................................... 47 Pengelolaan Lanskap ...................................................................... 51 Pengelolaan Lanskap oleh Masyarakat................................... 51 Kebijakan Pemerintah............................................................ 53 Campur Tangan Pemerintah dan Pihak Luar .......................... 53 Aspek Wisata.................................................................................. 54 Daya Tarik Wisata ................................................................. 54 Kebijakan Pemerintah............................................................ 55 Pengunjung............................................................................ 55 Fasilitas Penunjang ................................................................ 55

Page 11: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

Persepsi Masyarakat dan Pengunjung.............................................. 56 Persepsi Masyarakat .............................................................. 56

Persepsi Pengunjung.............................................................. 57 Analisis Keberlanjutan Lanskap...................................................... 59 Nilai Penting Lanskap............................................................ 59 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberlanjutan Lanskap ... 59 Analisis SWOT...................................................................... 64

USULAN PELESTARIAN LANSKAP................................................. 68 Konsep Umum Pelestarian .............................................................. 68 Zonasi Pelestarian........................................................................... 68 Strategi Terkait Peran Para Pihak dalam Pelestarian Lanskap.......... 70

SIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 72 Simpulan ........................................................................................ 72 Saran .............................................................................................. 73

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 74

LAMPIRAN ........................................................................................... 75

Page 12: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Jenis, Bentuk dan Sumber Data ....................................................... 11

2. Matriks SWOT................................................................................ 14

3. Alternatif Kendaraan dan Waktu Tempuh Menuju Desa BudayaLekaq Kidau ................................................................................... 20

4. Agama yang Dianut Masyarakat Desa Budaya Lekaq Kidau ........... 25

5. Jenis Mata Pencaharian Kepala Keluarga ........................................ 25

6. Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Budaya Lekaq Kidau ............ 26

7. Jenis Fasilitas Umum Desa Budaya Lekaq Kidau ............................ 26

8. Tata Guna Lahan Desa Budaya Lekaq Kidau................................... 29

9. Aktivitas Ritual Masyarakat Desa Budaya Lekaq Kidau.................. 48

10. Strategi Pelestarian Lanskap Berdasarkan Analisis SWOT .............. 67

Page 13: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Peta Lokasi Desa Budaya Lekaq Kidau ........................................... 10

2. Tahapan Penelitian .......................................................................... 15

3. Batas Lokasi Studi .......................................................................... 17

4. Peta Akses Menuju Tapak ............................................................... 19

5. Kondisi Jalur 1 Menuju Desa Budaya Lekaq Kidau......................... 20

6. Kondisi Jalur Penyeberangan Desa Budaya Lekaq Kidau ................ 20

7. Kondisi Jalur 2 Menuju Desa Budaya Lekaq Kidau......................... 21

8. Kondisi Jalur 3 Menuju Desa Budaya Lekaq Kidau......................... 21

9. Kondisi Sungai Mahakam ............................................................... 22

10. Peta View Desa Budaya Lekaq Kidau ............................................. 24

11. Uma dan Kelimeng .......................................................................... 31

12. Kondisi Jalan Desa dan Dinding Penahan Tepian Sungai................. 32

13. Umak (rumah tinggal) ..................................................................... 33

14. Lamin Adat ..................................................................................... 34

15. Sada Leppo .................................................................................... 35

16. Belawing ......................................................................................... 36

17. Gereja ............................................................................................. 36

18. Darmaga dan Gerbang Desa ............................................................ 37

19. Pilar Burung Enggang ..................................................................... 37

20. Kuburan .......................................................................................... 38

21. Lapangan Voli dan Lapangan Sepak Bola ....................................... 39

22. Kandang Ternak Babi dan Kandang Ternak Bebek.......................... 39

23. Vegetasi yang Memiliki Fungsi Pangan........................................... 41

24. Tata Ruang Makro Desa Budaya Lekaq Kidau ................................ 42

25. Tata Ruang Makro Secara Vertikal.................................................. 43

26. Tata Ruang Meso Desa Budaya Lekaq Kidau.................................. 44

27. Contoh Pemanfaatan Kolong Rumah............................................... 46

28.Tata Ruang Rumah Tinggal Secara Vertikal ..................................... 46

29.Tata Ruang Mikro Secara Horizontal ............................................... 47

Page 14: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

30. Upacara Pekiban ............................................................................. 50

31. Tari Enggang................................................................................... 51

32.Salah Satu Sesepuh Desa yang Masih Bertelinga Panjang ................ 63

33.Zonasi Pelestarian ............................................................................ 69

34.Contoh-contoh Aktivitas Budaya...................................................... 71

Page 15: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Kuesioner Persepsi Pengunjung Desa Budaya Lekaq Kidau ............ 75

2. Kuesioner Persepsi Masyarakat Desa Budaya Lekaq Kidau............. 79

3. Vegetasi yang Ada di Desa Budaya Lekaq Kidau ............................ 83

4. Identitas Responden Masyarakat Desa Budaya Lekaq Kidau... ........ 86

5. Hasil Kuesioner Masyarakat Desa ................................................... 87

6. Identitas Responden Pengunjung Desa Budaya Lekaq Kidau........... 90

7. Hasil Kuesioner Pengunjung ........................................................... 91

8. Kunjungan Wisatawan Kabupaten Kutai Kartanegara...................... 94

Page 16: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman warisan

budaya dari berbagai suku bangsa yang berbeda. Warisan budaya ini dapat berupa

kesenian, arsitektur bangunan/ lanskap dan adat istiadat. Namun dalam era

pembangunan saat ini, seringkali warisan budaya tergeser nilainya karena

dianggap kurang praktis. Jika hal ini terus berlanjut, maka warisan budaya yang

beraneka ragam akan semakin terkikis dan lama-kelamaan hilang, tanpa dapat

diwariskan kepada generasi selanjutnya.

Budaya merupakan ciri atau identitas dari suatu bangsa atau masyarakat.

Jika budaya tersebut mengalami penurunan atau degradasi, maka keunikan dari

suatu bangsa atau masyarakat akan turut hilang. Suatu keunikan yang bernilai

positif selayaknya dilestarikan agar dapat dipelajari, dikembangkan nilai

positifnya dan melengkapi keanekaragaman budaya suatu bangsa.

Kabupaten Kutai Kartanegara merupakan kabupaten yang memiliki

kekayaan sejarah dan warisan budaya yang unik. Terutama budaya etnik

masyarakat Dayak di pedalaman Kutai Kartanegara. Salah satu warisan budaya

tersebut adalah Desa Budaya Lekaq Kidau Kecamatan Sebulu, Kabupaten Kutai

Kartanegara, Kalimantan Timur.

Desa Budaya Lekaq Kidau merupakan permukiman sekelompok

masyarakat Dayak Kenyah yang masih memelihara dengan baik warisan budaya

nenek moyang mereka. Warisan budaya di Desa Budaya Lekaq Kidau ini secara

fisik dapat dilihat dari pola perladangan, permukiman, bangunan dan elemen-

elemen lain pada permukiman, serta bentuk pekarangan sekitar rumah. Karakter

lanskap tersebut terbentuk karena faktor-faktor budaya, kepercayaan, sosial,

ekonomi, biofisik, dan kebijakan Pemerintah Daerah.

Lanskap Desa Budaya Lekaq Kidau yang tertata dengan baik sebagai

permukiman tradisional dan budaya, perlu dilestarikan agar tidak punah terbawa

oleh arus budaya di luar Desa Budaya Lekaq Kidau. Oleh karena itu perlu adanya

suatu upaya pelestarian terhadap kawasan. Selain itu sebagai kawasan

permukiman masyarakat Dayak Kenyah, desa ini juga memiliki potensi bagi

Page 17: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

2

pengembangan bidang pariwisata, terutama untuk wisata budaya di Kabupaten

Kutai Kartanegara. Berkenaan dengan adanya program Pemerintah Kabupaten

Kutai Kartanegara yaitu program Gerakan Pengembangan Pemberdayaan Kutai

(Gerbang Dayaku) II tahun 2005 - 2010 yang menempatkan sektor kebudayaan

dan pariwisata sebagai salah satu sektor andalan, Pemerintah Kabupaten

menetapkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai desa budaya dan salah satu lokasi

tujuan wisata. Namun kurangnya informasi mengenai tatanan permukiman Desa

Budaya Lekaq Kidau menyebabkan kegiatan wisata yang ada saat ini masih

terbatas pada daya tarik kehidupan sosial, budaya, upacara adat, dan kerajinan

tangan masyarakat Dayak. Padahal tatanan permukiman merupakan faktor penting

pembentuk suatu lanskap desa budaya yang dapat menjadi objek utama dalam

kegiatan wisata dan pengelolaannya. Oleh karena itu perlu dilakukan suatu studi

untuk mengidentifikasi tatanan lanskap Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai suatu

kesatuan bentukan lanskap yang utuh. Hasil studi tatanan lanskap ini nantinya

akan sangat berguna dalam kegiatan pengelolaan pelestarian, interpretasi

pengunjung serta pengembangan fungsi dan potensi desa budaya tersebut.

Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi tatanan lanskap,

elemen pembentuk lanskap dan faktor-faktor yang mempengaruhi tatanan lanskap

Desa Budaya Lekaq Kidau, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi

keberlanjutan lanskap serta menyusun usulan pelestarian sesuai dengan potensi

pemberdayaannya.

Manfaat

Manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Memberikan informasi tentang tatanan lanskap Desa Budaya Lekaq Kidau

sebagai suatu kesatuan lanskap budaya yang harus dilestarikan.

2. Mengungkapkan faktor-faktor yang mempengaruhi keberlanjutan lanskap

Desa Budaya Lekaq Kidau.

Page 18: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

3

3. Memberikan masukan bagi tindakan pelestarian Desa Budaya Lekaq

Kidau selanjutnya.

4. Memberikan masukan bagi Pemerintah Daerah setempat dalam

mengembangkan kawasan Desa Budaya Lekaq Kidau dan sekitarnya

sebagai kawasan wisata budaya yang berkelanjutan.

Page 19: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

4

TINJAUAN PUSTAKA

Lanskap Budaya

Lanskap budaya (cultural landscape) adalah segala sesuatu yang berada di

ruang luar yang dekat dan dapat dilihat. Menurut definisi ini, lingkungan lanskap

budaya adalah semua yang sudah mendapat campur tangan atau diubah oleh

manusia (Lewis dalam Melnick, 1983). Pendapat lain dikemukakan oleh Nurisjah

dan Pramukanto (2001) yang secara spesifik mendefinisikan lanskap budaya

(cultural landscape) sebagai satu model atau bentuk dari lanskap binaan, yang

dibentuk oleh suatu nilai budaya yang dimiliki suatu kelompok masyarakat yang

dikaitkan dengan sumber daya alam dan lingkungan yang ada pada tempat

tersebut. Lanskap tipe ini merupakan hasil interaksi antara manusia dan alam

lingkungannya yang merefleksikan adaptasi manusia dan juga perasaan serta

ekspresinya dalam menggunakan dan mengelola sumber daya alam dan

lingkungan yang terkait erat dengan kehidupannya. Hal ini diekspresikan oleh

kelompok-kelompok masyarakat tersebut dalam bentuk pola permukiman dan

perkampungan, pola penggunaan lahan, sistem sirkulasi, arsitektur bangunan, dan

struktur lainnya.

Lanskap budaya adalah istilah yang menunjukkan suatu kawasan lanskap

yang tersusun oleh budaya manusia. Budaya adalah hasil cipta, karya, dan karsa

manusia dan mempengaruhi kehidupannya. Dengan demikian, lanskap budaya

adalah segala bagian dari muka bumi yang sudah mengalami campur tangan atau

diubah oleh manusia.

Lanskap budaya menurut Sauers dalam Tishler (1982) adalah suatu

kawasan geografis dimana ditampilkan ekspresi lanskap alami oleh suatu

kebudayaan tertentu, dimana budaya adalah agennya, kawasan alami sebagai

medium dan lanskap budaya sebagai hasilnya.

Permukiman Tradisional

Wayong (1981) menyatakan bahwa permukiman adalah kelompok unit

kediaman orang-orang atau kelompok manusia pada suatu wilayah termasuk

kegiatan-kegiatan serta fasilitas-fasilitas akibat dari proses terbentuknya

Page 20: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

5

permukiman ini. Dibedakan tiga bentuk pola perkampungan berdasarkan

pemusatan masyarakatnya, yaitu pola perkampungan yang penduduknya hidup

dan tinggal secara menggerombol membentuk suatu kelompok, pola yang

penduduknya tinggal mengelompok di sepanjang jalur lalu lintas yang membentuk

sederetan perumahan, dan pola yang penduduknya tinggal menyebar di suatu

daerah pertanian. Daerah perbukitan menyebabkan penduduk harus mencari

tempat yang rata untuk mendirikan rumah, bila tidak ada maka sedikit lahan

diratakan, sedangkan lahan pekarangan dibiarkan tetap berbukit.

Undang-undang Republik Indonesia No. 4 tahun 1992 mendefinisikan

permukiman sebagai bagian dari lingkungan hidup, di luar kawasan lindung, baik

berupa kawasan perkotaan maupun pedesaan yang berfungsi sebagai lingkungan

tempat tinggal yang mendukung perikehidupan dan penghidupan. Sedangkan

menurut Marbun (1994) desa-desa asli yang berfungsi lengkap sebagai satu unit

permukiman juga telah ditata dengan sarana fungsional dalam skala yang

sederhana. Ada barisan perumahan, rumah upacara, lumbung, pemondokan

pemuda, tapian (tempat mengambil air minum dan mandi), tempat beternak,

perladangan, tempat berburu, kuburan dan jalan setapak. Penduduk desa hidup

harmonis dengan alam. Hidup mereka diikat oleh adat dan upacara keagamaan,

gotong-royong, tepa selira, dan solidaritas mewarnai sistem kekerabatan dan

pergaulan mereka sehari-hari.

Selanjutnya dikatakan oleh Parker dan King (1988) tradisional adalah

doktrin, pengetahuan, kebiasaan, adat-istiadat dari masa lalu, yang diturunkan dari

generasi ke generasi berikutnya. Permukiman tradisional merupakan permukiman

yang bentukannya dipengaruhi oleh doktrin, pengetahuan, kebiasaan, adat-istiadat

dari masa lalu yang diturunkan dari generasi ke generasi berikutnya yang terdiri

dari elemen budaya tradisional. Elemen budaya tradisional dapat berupa bangunan

tradisional, kelompok bangunan, struktur, kelompok struktur, distrik bersejarah

maupun obyek yang berdiri sendiri. Budaya yang dimiliki oleh suatu masyarakat

tertentu yang mencakup tradisi, keyakinan, kebiasaan cara hidup, seni, kerajinan

tangan dan lembaga sosial termasuk dalam elemen budaya tradisional. Budaya

yang bersifat tradisional berarti kegiatan budaya tersebut sudah berlangsung

turun-temurun.

Page 21: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

6

Pelestarian Lanskap Budaya

Keberadaan lanskap budaya sangat penting, karena hal tersebut

mengandung maksud jika kita kehilangan lanskap yang mengandung budaya dan

tradisi masyarakat, maka kita akan kehilangan apa yang menjadi bagian penting

dari diri kita dan akar kita pada masa lampau. Sebagai arsitek lanskap, merupakan

tanggung jawab profesional untuk menentukan lingkungan khusus ini, setelah

diidentifikasi, apakah akan dilindungi atau digunakan sebijaksana mungkin untuk

dapat mempertahankan kelangsungan suatu lambang atau simbol warisan sejarah

manusia dan dunia (Tishler, 1982).

Menurut Sidharta dan Budiharjo (1989), kegiatan pelestarian adalah

kegiatan konservasi. Konservasi diartikan sebagai segenap proses pengelolaan

suatu tempat agar makna kultural yang dikandungnya terpelihara dengan baik.

Konservasi dapat meliputi seluruh kegiatan pemeliharaan sesuai dengan situasi

dan kondisi setempat.

Nurisjah dan Pramukanto (2001) mengemukakan beberapa pilihan bentuk

tindakan teknis yang umumnya dilakukan dalam upaya pengelolaan lanskap

budaya atau sejarah, yaitu sebagai berikut :

1. Adaptive use (penggunaan adaptif)

Mempertahankan dan memperkuat lanskap dengan mengakomodasikan

berbagai penggunaan, kebutuhan, dan kondisi masa kini. Kegiatan model ini

memerlukan pengkajian yang cermat dan teliti terhadap sejarah, penggunaan,

pengelolaan dan faktor lain yang turut berperan dalam pembentukan lanskap

tersebut. Pendekatan ini akan memperkuat arti sejarah dan mempertahankan

warisan sejarah yang terdapat pada lanskap itu dan mengintergrasikannya

dengan kepentingan, penggunaan dan kondisi sekarang yang relevan.

2. Rekonstruksi

Pembangunan ulang suatu bentuk lanskap, baik secara keseluruhan atau

sebagian dari tapak asli, yang dilakukan pada kondisi :

- Tapak tidak dapat bertahan lama pada kondisi yang asli atau mulai hancur

karena faktor alam

- Suatu babakan sejarah tertentu yang perlu untuk ditampilkan

Page 22: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

7

- Lanskap yang hancur sama sekali sehingga tidak terlihat seperti kondisi

awalnya

- Alasan kesejarahan yang harus ditampilkan

Pendekatan ini dapat diterapkan bila memenuhi syarat :

- Tidak terdapat lagi peninggalan bersejarah, baik yang disebabkan karena

hilang, hancur, rusak atau berubah.

- Data sejarah, arkeologi, etnografis, dan lanskap memungkinkan pelestarian

dapat dilakukan secara akurat dengan persyaratan minimal

- Rekonstruksi dilakukan pada lokasi tapak asli (original site)

- Tindakan yang dilakukan tidak menimbulkan dampak negatif terhadap

sumber daya lain

- Alternatif kebijakan dan studi kelayakan sudah dipertimbangkan dan

pilihan alternatif dilakukan sejauh hanya untuk kepentingan tertentu, yaitu

agar dapat memperlihatkan kepada masyarakat akan suatu makna sejarah

dan untuk meningkatkan apresiasi terhadap nilai tersebut

3. Rehabilitasi

Merupakan tindakan untuk memperbaiki utilitas, fungsi atau penampilan

suatu lanskap bersejarah. Pada kasus ini, keutuhan lanskap dan

struktur/susunannya secara fisik dan visual serta nilai yang terkandung harus

dipertahankan. Tindakan ini dilakukan dengan pertimbangan terhadap

kenyamanan, lingkungan, sumber daya alam, dan segi administratif.

4. Restorasi

Merupakan model pelestarian yang paling konservatif, yaitu pengembalian

penampilan lanskap pada kondisi aslinya dengan upaya mengembalikan

penampilan sejarah dari lanskap ini sehingga apresiasi terhadap karya lanskap

ini tetap ada. Tindakan ini dilakukan melalui penggantian atau pengadaan

elemen yang hilang atau yang tidak ada, atau menghilangkan elemen

tambahan yang mengganggu. Tindakan ini dapat dilakukan secara

keseluruhan (murni) atau hanya sebagian.

5. Stabilisasi

Merupakan tindakan dalam melestarikan lanskap atau objek yang ada dengan

memperkecil pengaruh negatif terhadap tapak.

Page 23: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

8

6. Konservasi

Merupakan tindakan yang pasif dalam upaya pelestarian untuk melindungi

suatu lanskap bersejarah dari kehilangan atau pelanggaran atau pengaruh

yang tidak tepat. Tindakan ini bertujuan untuk melestarikan apa yang ada saat

ini, mengendalikan tapak sedemikian rupa untuk mencegah penggunaan

lahan yang tidak sesuai dengan kemampuan dan daya dukung serta

mengarahkan perkembangan di masa depan, tindakan ini juga bertujuan

untuk memperkuat karakter spesifik yang menjiwai lingkungan/tapak dan

menjaga keselarasan antara lingkungan lama dan pembangunan baru

mendekati perkembangan aspirasi masyarakat. Dasar tindakan yang

dilakukan, umumnya adalah hanya untuk tindakan pemeliharaan.

7. Interpretasi

Merupakan usaha pelestarian mendasar untuk mempertahankan lanskap

asli/alami secara terpadu dengan usaha yang dapat menampung kebutuhan

dan kepentingan baru serta berbagai kondisi yang akan dihadapi masa ini dan

yang akan datang. Pendekatan pelestarian dengan tindakan interpretasi ini

mencakup pengkajian terhadap tujuan desain dan juga penggunaan lanskap

sebelumnya. Desain yang baru haruslah mampu untuk memperkuat integritas

nilai historis lanskap ini dan pada saat yang bersamaan juga

mengintegrasikannya dengan program kegiatan tapak yang baru

diintroduksikan.

8. Period setting, replikasi dan imitasi

Merupakan tindakan penciptaan suatu tipe lanskap pada tapak tertentu yang

non orginial site. Tindakan ini memerlukan adanya data dan dokumentasi

yang dikumpulkan dari tapak serta berbagai pengkajian akan sejarah

tapaknya sehingga pembangunan lanskap tersebut akan sesuai dengan suatu

periode yang telah ditentukan sebelumnya (rencana baru). Penerapannya,

umumnya tidak secara luas tetapi hanya untuk situasi atau kasus tertentu.

9. Release

Merupakan tindakan pengelolaan yang memperbolehkan adanya suksesi alam

yang asli. Misalnya adalah diperbolehkannya vegetasi menghasilkan suatu

produk tertentu secara alami pada suatu lanskap sejauh tidak merusak

Page 24: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

9

keutuhan atau merusak nilai historiknya. Tetapi tindakan ini memiliki

kekurangan karena dapat memberikan andil terhadap kemungkinan hilang

atau terhapusnya arti dan nilai sejarah dari lanskap dalam sistem budaya

tersebut.

10. Replacement

Merupakan tindakan substitusi atas suatu komuniti biotik dengan lainnya.

Misalnya adalah penggunaan jenis tanaman penutup tanah (ground cover)

yang dapat menampilkan bentukan lahan, contoh yang lain adalah substitusi

spesies dengan spesies lain yang berkarakter sama pada taman-taman barat.

Hal yang sama tidak dapat dilakukan pada taman timur karena taman timur

memiliki nilai spiritual sehingga tidak dapat disubstitusikan atau digantikan

dengan spesies lain.

Page 25: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

10

METODOLOGI

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di pemukiman Desa Budaya Lekaq Kidau

Kecamatan Sebulu, Kabupaten Kutai Kartanegara Propinsi Kalimantan Timur

(Gambar 1). Penelitian dilaksanakan selama lima bulan dimulai pada bulan Maret

dan berakhir pada bulan Juli 2009. Waktu persiapan dan pengumpulan data di

lapang selama dua bulan, yaitu pada bulan Maret sampai April 2009 dan

pengolahan data selama tiga bulan berikutnya.

Gambar 1. Peta Lokasi Desa Budaya Lekaq Kidau

Metode penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap yang meliputi :

inventarisasi data, analisis, dan sintesis untuk memformulasikan hasil analisis

(Gambar 2).

1. Inventarisasi data

Jenis data yang digunakan dalam studi ini berupa data primer dan

sekunder, yang meliputi kondisi lanskap baik yang alami maupun non

alami, aspek kesejarahan, kondisi sosial-ekonomi-budaya masyarakat,

KEC. SEBULU

Lokasi Desa BudayaLekaq Kidau

Peta Pulau Kalimantan Peta Kab. Kutai Kartanegara

Kalimantan Timur

Page 26: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

11

pengaruh luar, serta aspek pengelolaan dan kebijakan pemerintah (Tabel

1). Data ini berbentuk dokumentasi foto, informasi tertulis/lisan yang

diperoleh dari hasil survei, observasi, wawancara di lapangan, dan data

dari telaah pustaka yang berkaitan dengan studi. Inventarisasi data

dilakukan dengan cara :

a. Observasi lapang, untuk mengetahui langsung kondisi tapak, yaitu

kondisi fisik lanskap budaya, karakter lanskap dan lingkungan

sekitarnya, dan aktivitas pengguna lanskap.

b. Wawancara terstruktur kepada narasumber, untuk memperoleh data

dan informasi dari tokoh masyarakat, para ahli dan dinas terkait

mengenai kondisi lanskap, sejarah kawasan, kondisi sosial-ekonomi-

budaya masyarakat, kondisi pengunjung, pengelolaan, pengembangan

dan kebijakan.

c. Wawancara dengan menggunakan format kuesioner (Lampiran 1 dan

Lampiran 2), untuk memperoleh data dan informasi dari masyarakat

Desa Budaya Lekaq Kidau, masyarakat sekitar kawasan, dan

pengunjung untuk mengetahui kegiatan, persepsi serta keinginan

masyarakat dan pengunjung.

d. Studi Pustaka, untuk mendapatkan data dan informasi sekunder

sebagai penunjang melalui kepustakaan/dokumen, yang dapat

diperoleh dari perpustakaan setempat, pemda setempat, dan naskah

kuno mengenai keadaan umum tapak dan sejarah kawasan.

Tabel 1. Jenis, Bentuk dan Sumber DataNo Jenis Data Bentuk Data Sumber Data

1. Kondisi

Lanskap

Umum

Fisik alami

- Iklim

- Landform

- Land Use

- Curah hujan, suhu udara rata-rata dan

kelembaban relatif udara

- Peta kawasan dan topografi

- Peta pola penggunaan lahan

- BMG

- Bappeda, BPN

- Bappeda,

observasi lapang

Page 27: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

12

- Hidrologi

- Kualias visual

Fisik non

alami

- Jaringan

transportasi dan

sirkulasi

Desa Budaya

Fisik alami

- Vegetasi

Fisik non

alami

- Tata ruang

- Bangunan

- Kualitas visual

desa budaya

- Sumber air, pola aliran

- Good view dan bad view

- Aksebilitas, jarak, jenis sarana

transportasi dan konsep sirkulasi

- Jenis, fungsi dan pola penyebaran

- Penataan kawasan, hirarki

- Jenis, tata letak bangunan, fungsi,

orientasi, filosofi, arsitektur dan

ukuran

- Arsitektur yang menampilkan

kekhasan budaya setempat

- Observasi lapang

- Observasi lapang

- BPN, Bappeda,

observasi lapang

- Observasi

lapang, pustaka

- Observasi

lapang,

wawancara

- Observasi

lapang,

Disparbud

- Observasi

lapang, pustaka

2. Kesejarahan - Sejarah perkembangan kebudayaan

Dayak di Kabupaten Kutai

Kartanegara

- Sejarah terbentuknya kawasan Desa

Budaya Lekaq Kidau

- Konsep pemukiman Dayak lain

- Elemen-elemen yang mengandung

nilai budaya

- Studi pustaka,

observasi lapang,

wawancara

terstruktur

3. Kondisi

Masyarakat

- Sosial

- Budaya

- Kependudukan, struktur sosial

- Filosofi budaya

- Filosofi lingkungan

- Aktivitas keseharian masyarakat

- Aktivitas budaya / perayaan khusus

- Wawancara,

profil desa

- Disparbud,

observasi lapang,

wawancara

Page 28: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

13

- Ekonomi - Mata pencaharian penduduk, tingkat

ekonomi

- Profil desa

4. Pengaruh luar

-Pembangunan

fisik

-Wisata

- Perkembangan desa

- Jumlah, karakteristik, bentuk aktivitas,

dan tujuan pengunjung

- Dinas terkait,

observasi lapang,

- Observasi

lapang,

wawancara

5. Kebijakan

pengelolaan/

aspek legal

-Tata Ruang

-Pembangunan

masyarakat

-Pelestarian

- Undang-undang, Perda, norma adat,

Peraturan Pemerintah, Surat

Keputusan

- Pemda,

Disparbud,

wawancara,

observasi lapang,

studi pustaka

2. Analisis

Tahap analisis dilakukan untuk menganalisis keterkaitan data untuk

memperoleh informasi tatanan lanskap Desa Budaya Lekaq Kidau, faktor-

faktor yang mempengaruhi, dan keberlanjutan lanskapnya. Analisis

tatanan lanskap dan faktor-faktor yang mempengaruhi dilakukan secara

deskriptif dan spasial. Sedangkan analisis keberlanjutan lanskap budaya

dilakukan dengan pendekatan Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses,

Opportunities and Threats Analysis), yaitu menganalisis potensi/ kekuatan

dan kelemahan dari faktor internal, dan menganalisis peluang dan

ancaman/ kendala dari faktor eksternal. Matriks SWOT dapat dilihat pada

Tabel 2.

3. Sintesis

Tahap sintesis dilakukan dengan menyajikan tatanan lanskap Desa Budaya

Lekaq Kidau dan menyusun sebuah usulan untuk pelestarian lanskap serta

menyusun strategi pelestarian lanskap berdasarkan hasil analisis SWOT.

Page 29: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

14

Tabel 2. Matriks SWOTStrengths (S) Weaknesses (W)

Opportunities (O) Menggunakan kekuatan

yang dimiliki untuk

mengambil kesempatan

yang ada

Mendapatkan keuntungan

dari kesempatan yang ada

untuk mengatasi

kelemahan-kelemahan

Threats (T) Menggunakan kekuatan

yang dimiliki untuk

mengatasi ancaman yang

dihadapi

Meminimumkan kelemahan

dan menghindari ancaman

yang ada

Sumber : Kinnear dan Taylor, 1999

Page 30: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

15

Keberlanjutan lanskap Desa Budaya Lekaq Kidau

berdasarkan Analisis SWOT

Kondisi

Masyarakat :

• Sosial

• Budaya

• Ekonomi

Kebijakan

Pengelolaan /

aspek legal :

• Tata ruang

• Pembangun-

an

masyarakat

• Pelestarian

Gambar 2. Tahapan Penelitian

Kesejarahan :

• Sejarah

kebudayaan

Dayak dan

Desa

Budaya

Lekaq Kidau

• Identifikasi

kondisi dan

elemen yang

mengandung

nilai budaya

Kondisi

Lanskap :

• Kondisi

Fisik alami

• Kondisi

Fisik Non-

alami

Tatanan Lanskap Desa Budaya

Lekaq Kidau

Pengaruh luar :

• Pembangun-

an fisik

• Wisata

Usulan Pelestarian Lanskap Desa Budaya LekaqKidau :• Konsep dasar• Zonasi pelestarian lanskap Desa Budaya Lekaq

Kidau• Strategi pelestarian lanskap Desa Budaya Lekaq

Kidau

Desa Budaya Lekaq Kidau

Inventarisasi

Data

Analisis

Sintesis

Page 31: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

KONDISI UMUM LOKASI STUDI

Sejarah Desa Budaya Lekaq Kidau

Desa Budaya Lekaq Kidau yang terletak di kawasan hulu sungai Mahakam

merupakan kawasan permukiman Suku Dayak Kenyah. Suku ini merupakan suku

Dayak yang paling banyak jumlah populasinya di Pulau Kalimantan. Masyarakat

Dayak Kenyah hidup berpindah-pindah atau nomaden karena sifat suku ini yang

suka berpetualang.

Masyarakat Dayak Kenyah yang tinggal di Desa Budaya Lekaq Kidau

berasal dari dataran tinggi Apau Kayan, sebuah daerah di pedalaman Kalimantan

dekat perbatasan Indonesia dan Malaysia (Serawak). Pada tahun 1940-an, suku

Dayak Apau Kayan bermigrasi ke beberapa wilayah, salah satunya ke wilayah

Long Lees, Kabupaten Kutai Timur. Kemudian pada tahun 1998, mereka pindah

ke wilayah Lekaq Kidau kecamatan Sebulu Kabupaten Kutai Kartanegara. Pada

saat itu perjalanan dari wilayah Long Lees ke Desa Budaya Lekaq Kidau

ditempuh selama dua hari dua malam. Wilayah ini dipilih sebagai tempat tinggal

dan menetap atas kesepakatan bersama, dengan alasan selain karena tempat itu

masih kosong, juga karena letaknya yang berada di tepi sungai Mahakam yang

memudahkan mereka untuk melakukan berbagai aktivitas seperti di tempat asal

mereka. Selain itu juga agar dapat mempermudah akses mendapatkan pendidikan

bagi anak-anak dan dekat dengan daerah perkotaan agar mereka dapat

memperbaiki taraf kehidupan mereka. Hal ini karena di tempat asal mereka, akses

untuk mendapatkan pendidikan dan berbagai sarana transportasi serta komunikasi

yang sulit menyebabkan mereka seperti terpisah dengan masyarakat lainnya.

Oleh pemerintah Kecamatan Sebulu, mereka diperbolehkan untuk tinggal

di kawasan yang hingga sekarang mereka tempati. Pada awalnya Desa Budaya

Lekaq Kidau merupakan salah satu dusun yang termasuk dalam bagian desa

Selerong. Pada tahun 2003, Dusun Lekaq Kidau berkembang dan statusnya

menjadi desa persiapan. Kemudian pada tahun 2004, diresmikan sebagai desa

definitif. Desa Budaya Lekaq Kidau dipimpin oleh seorang Kepala Desa, tetapi

secara adat desa Lekaq Kidau dipimpin oleh seorang Kepala Adat.

Page 32: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

17

Sejak tahun 2005, berkenaan dengan adanya program Gerakan

Pengembangan Pemberdayaan Kutai (Gerbang Dayaku) II, Desa Budaya Lekaq

Kidau ditetapkan oleh Pemerintah Daerah sebagai desa budaya dan salah satu

lokasi tujuan wisata budaya di Kabupaten Kutai Kartanegara.

Nama Lekaq Kidau memiliki arti tersendiri yang berasal dari bahasa

Dayak Kenyah. Lekaq berarti datar dan Kidau berarti pohon bayur/ bungur.

Sehingga nama Lekaq Kidau memiliki arti desa yang dibuka di wilayah yang

datar dan dahulunya pada tepi sungai terdapat pohon bayur/ bungur.

Batas Lokasi Studi

Secara administratif, Budaya Lekaq Kidau terletak di kecamatan Sebulu

Kabupaten Kutai Kartanegara Propinsi Kalimantan Timur. Batas-batas fisik Desa

Budaya Lekaq Kidau adalah sebagai berikut (Gambar 3) :

1. Utara : Desa Teratak

2. Selatan : Desa Sanggulan

3. Timur : Desa Senoni

4. Barat : Desa Selerong

Gambar 3. Batas Lokasi StudiBatas Lokasi Studi

U

Page 33: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

18

Aksesibilitas dan Sirkulasi

Desa Budaya Lekaq Kidau berjarak sekitar 33 Km dari Sebulu (ibu kota

Kecamatan) dan 64 Km dari Kota Tenggarong, ibu kota Kabupaten Kutai

Kartanegara. Akses menuju desa ini dapat dicapai dengan menggunakan jalur

darat dan jalur sungai (Gambar 4). Akses menuju desa ini dari kecamatan

Tenggarong dapat ditempuh melalu tiga jalur pilihan antara lain :

1. Jalur darat melalui hutan dan permukiman.

Dari jalan utama Tenggarong – Loa Tebu, mengambil jalan ke desa

Mangkurawang, kemudian melewati desa Rapak Lambur, Ngadang,

Senoni, sampai Selerong. Jalan dari Tenggarong sampai Selerong dapat

dilewati dengan menggunakan kendaraan roda empat dan roda dua (sepeda

motor). Dari Selerong menyeberang sungai Mahakam dengan

menggunakan feri penyeberangan.

2. Jalur darat melalui desa Sebulu, kemudian dilanjutkan dengan jalur sungai

sampai ke Desa Budaya Lekaq Kidau.

Jalur sungai melalui desa Sebulu, masuknya mengambil jalan dari desa

Loa Tebu melalui jalur darat. Kemudian dari desa Sebulu dilanjutkan

dengan menggunakan speed boat atau kapal motor sampai ke desa Lekaq

Kidau.

3. Jalur sungai dari pelabuhan Tenggarong.

Jalur ini merupakan jalur yang sudah dilewati kendaraan umum sungai.

Dari pelabuhan Tenggarong naik kapal motor atau speed boat melewati

desa-desa di sepanjang sungai Mahakam, sampai di Desa Budaya Lekaq

Kidau.

Page 34: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

19

Gambar 4. Peta Akses Menuju Tapak

Jalur pertama sering digunakan oleh masyarakat Desa Budaya Lekaq

Kidau sendiri maupun masyarakat luar yang sekedar berkunjung ke desa tersebut.

Hal ini dikarenakan kenyamanan dari kondisi jalan yang sudah cukup baik. Jalan

yang dilewati merupakan jalan yang dibangun oleh pemerintah untuk jalur

transportasi menuju desa-desa di hulu sungai Mahakam. Jalur ini melewati hutan,

kebun sawit milik perusahaan swasta, tambang batu bara dan kebun percobaan

buah naga milik Universitas Mulawarman Samarinda. Setelah sampai di desa

Selerong, dilanjutkan dengan menyeberang Sungai Mahakam sekitar 10 menit ke

desa Lekaq Kidau. Alternatif kendaraan dan waktu tempuh ketiga jalur menuju

Desa Budaya Lekaq Kidau dapat dilihat pada Tabel 3.

Berdasarkan hasil pengamatan, intensitas kendaraan di jalur pertama tidak

padat, begitu juga dengan jalur kedua dan ketiga. Hal ini dikarenakan letak lokasi

studi yang cukup jauh dari pusat kota. Kondisi jalur pertama dan darmaga

penyeberangan dari Desa Selerong menuju Desa Budaya Lekaq Kidau dapat

dilihat pada Gambar 5 dan 6.

Page 35: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

20

Tabel 3. Alternatif Kendaraan dan Waktu Tempuh Menuju Desa Budaya Lekaq

Kidau

Dari Ke Jarak Alternatif kendaraan Waktu

Tenggarong

Selerong

Selerong

Lekaq Kidau

40 Km

550 m

Mobil sewaan, ojeg

Feri penyeberangan

± 60 menit

± 10 menit

Tenggarong

Sebulu

Sebulu

Lekaq Kidau

20 Km

33 Km

Mobil sewaan, ojeg

Speed boat

Kapal motor

± 30 menit

± 25 menit

± 2 jam

Tenggarong Lekaq Kidau 64 Km Speed boat

Kapal motor

± 45 menit

±4 jam

Sumber : Pengamatan di Lapang (2009)

Gambar 5. Kondisi Jalur 1 Menuju Desa Budaya Lekaq Kidau

Gambar 6. Kondisi Jalur Penyeberangan Desa Budaya Lekaq Kidau

Jalur kedua (Gambar 7) dan ketiga (Gambar 8) merupakan jalur yang

sering digunakan untuk wisatawan yang datang dari luar. Karena melalui jalur ini,

wisatawan dapat menikmati pemandangan dan pengalaman perjalanan sungai.

Page 36: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

21

Namun jika menggunakan kapal motor, perjalanan melalui kedua jalur ini

membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan jalur 1.

Gambar 7. Kondisi Jalur 2 Menuju Desa Budaya Lekaq Kidau

Gambar 8. Kondisi Jalur 3 Menuju Desa Budaya Lekaq Kidau

Iklim

Karakteristik iklim Desa Budaya Lekaq Kidau termasuk ke dalam iklim

hutan tropika humida dengan perbedaan yang tidak begitu tegas antara musim

kemarau dan musim hujan. Curah hujan berkisar antara 2000-4000 mm per tahun

dengan temperatur rata-rata 26oC. Perbedaaan temperatur siang dan malam antara

5-7 oC. (Pemkab Kukar, 2008)

Tanah dan Topografi

Desa Budaya Lekaq Kidau terletak pada ketinggian 17 meter di atas

permukaan laut. Topografi Desa Budaya Lekaq Kidau relatif datar dan berbukit

rendah. Pada lahan teratas terdapat hutan dan kuburan sedangkan pada lahan

paling bawah terdapat sungai. Permukiman dan ladang terletak pada wilayah

Page 37: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

22

dengan topografi yang relatif datar. Menurut Peta Jenis Tanah Kabupaten Kutai

Kartanegara dengan skala 1 : 1.400.000, jenis tanah di Desa Budaya Lekaq Kidau

didominasi oleh tanah organosol glei humus.

Hidrologi

Desa Budaya Lekaq Kidau terletak di tepi Sungai Mahakam. Oleh karena

itu, Sungai Mahakam merupakan jalur transportasi utama menuju Desa Budaya

Lekaq Kidau. Selain itu, dahulunya sungai ini juga dimanfaatkan secara langsung

untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat yaitu untuk mandi, memasak

dan kebutuhan lainnya. Namun sejak 29 Juli 2008, sebagian masyarakat Desa

Budaya Lekaq Kidau tidak lagi memanfaatkan secara langsung air dari sungai

Mahakam. Masyarakat melalui program Sarana Air Bersih dari PNPM (Program

Nasional Pemberdayaan Masyarakat), membuat saluran-saluran dari pipa PVC

untuk mengakomodasikan aliran air dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.

Sumber air diperoleh dari anak sungai Mahakam yang terletak 2 Km di sebelah

timur desa. Hal ini dikarenakan anak sungai tersebut diyakini masih bersih dan

belum tercemar. Kondisi Sungai Mahakam dapat dilihat pada Gambar 9.

Pola drainase Desa Budaya Lekaq Kidau berupa selokan-selokan

mengikuti pola jalan desa. Pada umumnya aliran air tersebut bermuara ke sungai

Mahakam. Namun karena topografi wilayah permukiman yang relatif datar,

selokan-selokan tersebut selalu tergenangi air jika musim hujan dan air sungai

pasang.

Gambar 9. Kondisi Sungai Mahakam

Page 38: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

23

View

Desa Budaya Lekaq Kidau memiliki pemandangan yang alami. Selain itu

juga memiliki pemandangan lanskap dengan gaya arsitektur khas Suku Dayak

Kenyah. Pemandangan ini terdiri dari pemandangan di luar permukiman dan di

dalam permukiman. Jika memandang ke sebelah barat ke arah luar permukiman

akan terlihat pemandangan sungai Mahakam yang sangat lebar (±500 m) dibatasi

oleh hutan di seberang sungai. Sisi sebelah timur berupa bukit rendah, sedangkan

sisi sebelah selatan berupa kebun masyarakat dan utara berupa permukiman Desa

Teratak. Sedangkan dari luar permukiman, jika sudah mendekati permukiman

terdapat pemandangan menarik berupa darmaga dan gerbang desa dengan gaya

arsitektur khas Dayak Kenyah dan pemandangan rumah-rumah panggung

masyarakat desa. View Desa Budaya Lekaq Kidau dapat dilihat pada Gambar 10.

Aspek Sosial Ekonomi

Desa Budaya Lekaq Kidau dihuni oleh 155 KK dengan jumlah 655 jiwa.

Komposisi jumlah penduduk laki-laki 359 jiwa dan jumlah penduduk perempuan

296 jiwa. Penduduk asli Desa Budaya Lekaq Kidau adalah suku Dayak Kenyah

yang bermigrasi dari wilayah Long Lees termasuk juga keturunannya. Namun di

Desa Budaya Lekaq Kidau juga terdapat suku lain yaitu Kutai, Jawa, dan Timor

dalam jumlah yang sangat kecil (1,06 %). Mereka adalah masyarakat pendatang

yang menikah dengan orang Lekaq Kidau dan menetap di sana.

Mayoritas penduduk Desa Budaya Lekaq Kidau beragama Kristen

Protestan. Sebelum mengenal agama resmi pemerintah, masyarakat Dayak

Kenyah di Desa Lekaq Kidau menganut kepercayaan animisme yang percaya dan

meyakini peran roh-roh leluhur dalam mengendalikan kehidupan. Menurut Conley

yang dikutip oleh Maunati (2004), suku Dayak Kenyah percaya pada tiga jenis roh

(bali), yaitu roh baik, roh jahat dan roh yang tidak dapat diduga. Bungan Malan

Peselong Luan adalah contoh roh baik yang biasanya dipuja oleh masyarakat

Dayak Kenyah dalam upacara-upacara keagamaan mereka. Sementara peristiwa

kematian, sakit, dan perasaan yang tidak menyenangkan seperti kecemburuan dan

keraguan, dikelompokkan ke dalam sesuatu yang disebabkan oleh roh jahat. Roh

yang tidak diduga dapat dilihat melalui beberapa bali, misalnya bali pelaki adalah

Page 39: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

24

roh yang bersarang di dalam tubuh burung elang, jika burung elang terbang dari

kiri ke kanan berarti pertanda baik dan begitu pula sebaliknya. Pada saat sekarang,

kepercayaan atau agama yang dianut oleh masyarakat setempat berbeda-beda,

yaitu agama Kristen Protestan, Katolik dan Islam (Tabel 4).

Tabel 4. Agama yang dianut masyarakat Desa Budaya Lekaq Kidau

No. Agama Jumlah (%)

1.2.3.

Kristen ProtestanKatolikIslam

94,96 4,12 0,91

Sumber : Monografi Desa Lekaq Kidau tahun 2008

Mata pencaharian utama masyarakat Desa Budaya Lekaq Kidau adalah

bercocok tanam. Selain berladang di sekitar tempat tinggal mereka, ada juga

sebagian masyarakat yang berladang di Kilometer 28 Benua Baru Kecamatan

Kota Bangun. Hasil pertaniannya antara lain padi, sayur-mayur, jagung, dan ubi.

Selain itu ada juga yang bekerja sebagai buruh di perkebunan kelapa sawit dan di

perusahaan tambang batu bara. Jenis mata pencaharian kepala keluarga di Desa

Budaya Lekaq Kidau dapat dilihat pada Tabel 5. Penghasilan tambahan diperoleh

dari kerajinan manik seperti gelang, kalung seraung, dan tameng yang dibuat oleh

ibu-ibu dan anak-anak yang dijual kepada pengunjung wisata baik lokal maupun

manca negara. Sebelum tumbuh seperti sekarang, untuk memenuhi kebutuhan

hidup sehari-hari mereka banyak dibantu oleh masyarakat atau suku-suku lain

yang yang berada di sekitar Desa Budaya Lekaq Kidau.

Tabel 5. Jenis Mata Pencaharian Kepala Keluarga

No. Mata Pencaharian Jumlah (Orang)

1.2.3.4.5.6.7.

PetaniBuruh industriBuruh bangunanPertambanganPerkebunanPedagangPegawai Negeri Sipil (PNS)

901086

211010

Sumber : Monografi Desa Lekaq Kidau tahun 2008

Page 40: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

25

Tingkat pendidikan masyarakat Desa Budaya Lekaq Kidau terbanyak yaitu

tingkat Sekolah Dasar. Namun banyak juga yang melanjutkan hingga SLTP dan

SLTA di sekolah-sekolah yang terdapat di desa-desa di sekitar desa mereka.

Selain itu juga terdapat beberapa orang yang dapat melanjutkan hingga ke

perguruan tinggi, misalnya anak Kepala Desa. Tingkat pendidikan masyarakat

Desa Budaya Lekaq Kidau dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6. Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Budaya Lekaq Kidau

No. Pendidikan Jumlah (Orang)

1.2.3.4.5.6.7.

Belum sekolahTidak tamat SDSD / sederajatSLTP / sederajatSLTA / sederajatAkademiPerguruan tinggi

4298176849895

Sumber : Monografi Desa Lekaq Kidau tahun 2008

Fasilitas umum yang terdapat di Desa Budaya Lekaq Kidau antara lain

fasilitas bidang pemerintahan, bidang pendidikan, bidang keagamaan, bidang

olahraga, dan bidang transportasi (Tabel 7).

Tabel 7. Jenis Fasilitas Umum Desa Budaya Lekaq Kidau

No. Jenis Fasilitas Jumlah (Buah)

1.

2.

3.

4.

5.

Bidang Pemerintahan- Kantor Desa- Sekretariat PKKBidang Pendidikan- Gedung Sekolah Dasar- Gedung TKBidang Keagamaan- GerejaBidang Olahraga- Lapangan sepak bola- Lapangan voliBidang Transportasi- Darmaga

11

11

1

11

1 Sumber : Pengamatan di Lapang (2009)

Page 41: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

DATA DAN ANALISIS

Tata Guna Lahan dan Sistem Kepemilikan Lahan

Masyarakat Desa Budaya Lekaq Kidau seperti umumnya etnik tradisional

Dayak di Kalimantan Timur, berinteraksi dan mengenal lingkungan dengan baik.

Hubungan antara budaya dan lingkungannya dikonsepsikan dalam bentuk

pengetahuan tradisional tentang klasifikasi satuan tata guna lahan. Berdasarkan

hasil pengamatan dan wawancara di lapang, tata guna lahan di Desa Budaya

Lekaq Kidau dibagi menjadi empak (hutan alami), tana’ ulen (hutan simpanan),

uma (ladang), kelimeng (kebun kecil), kuburan (makam), leppo’ (permukiman),

dan sungai.

Pada masyarakat Dayak Kenyah di Desa Budaya Lekaq Kidau dan juga

masyarakat Dayak umumnya memiliki kelembagaan tertentu mengenai lahan

hutan. Bagi masyarakat Dayak Kenyah, hutan diartikan secara menyeluruh

(holistic) meliputi makna ekonomis, sosial-budaya. Menurut orang Dayak Kenyah

sebagaimana telah berlaku ketika jaman nenek moyang, hutan merupakan bagian

yang tak terpisahkan dari kehidupan orang Dayak Kenyah. Antara orang Dayak

Kenyah dan hutan adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan dan keduanya

saling memberikan pengaruh timbal balik (Billa dalam Pasaribu, 2007).

Empak adalah kawasan hutan alami yang belum pernah diubah menjadi

ladang. Masyarakat Desa Budaya Lekaq Kidau menyebutkan bahwa satuan

lingkungan empak atau hutan rimba adalah suatu kawasan yang ditumbuhi pohon-

pohon besar, dihuni binatang-binatang liar, dan belum pernah dibuka sebagai

ladang. Tana’ ulen adalah kawasan hutan yang dilindungi dan dijaga namun

masih bisa dimanfaatkan pohon dan hasil hutan non kayunya selama tetap lestari

dan tidak mengubah kondisinya. Tana’ ulen merupakan hutan yang tumbuh

melalui proses alami. Selain itu dapat juga berupa kawasan sungai yang dilindungi

dan dilestarikan.

Jika dilihat berdasarkan sejarahnya, konsep tana’ ulen awalnya merupakan

kepemilikan lahan yang ada pada kelompok paren (bangsawan), namun sesuai

dengan perkembangan dan pergeseran tata nilai budaya, sosial, ekonomi dan

adanya perubahan masyarakat tradisional menjadi masyarakat desa, konsep tana’

Page 42: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

30

ulen juga telah berubah, tidak lagi terbatas pada kawasan tertentu yang dikuasai

golongan paren tetapi didasarkan pada kepentingan bersama seluruh masyarakat

adat. Oleh karena itu, kawasan hutan simpanan tersebut harus dilindungi dan

dijaga oleh seluruh masyarakat.

Uma berarti ladang yang merupakan satuan lingkungan untuk diusahakan

sebagai sumber pangan utama. Di lahan inilah padi sebagai makanan pokok

dibudidayakan. Padi yang ditanam oleh masyarakat Desa Budaya Lekaq Kidau

adalah padi ladang. Sedangkan kelimeng berarti kebun berukuran kecil yang

terletak di sekitar kawasan permukiman. Pada kelimeng ini ditanam berbagai

sayuran, buah-buahan dan tanaman pangan. Kebun campuran dari sayuran, buah-

buahan dan bahan pangan lainnya ini dimaksudkan sebagai sumber cadangan

bahan pangan yang dapat cepat tersedia bila diperlukan dalam kehidupan sehari-

hari.

Leppo’ yaitu permukiman masyarakat Dayak. Pada umumnya dibangun di

kawasan tepian sungai, begitu pula dengan Desa Budaya Lekaq Kidau. Lokasi ini

sangat strategis karena sungai adalah urat kehidupan masyarakat, baik untuk

media transportasi maupun sumber air untuk keperluan hidup sehari-hari.

Bangunan tempat tinggal umumnya sejajar dengan pinggiran sungai sehingga

memudahkan untuk menambatkan perahu sebagai alat transportasi utama mereka.

Kuburan atau makam terletak pada lahan atas dan cukup jauh dari

permukiman. Hal ini merupakan salah satu bentuk penghargaan dan

penghormatan terhadap para leluhur mereka yang telah meninggal. Selain itu

dahulunya masyarakat Dayak Kenyah mempercayai bahwa roh manusia yang

sudah meninggal dapat mengganggu manusia yang masih hidup. Karena itulah

makam diletakkan di tempat yang agak jauh dari permukiman. Berdasarkan

monografi desa, Tata Guna Lahan di Desa Budaya Lekaq Kidau dapat dilihat pada

Tabel 8.

Masyarakat Dayak sering dianggap tidak mempunyai aturan tentang

kepemilikan lahan karena mereka seolah-olah dapat membuka dan membabat

hutan sesuai dengan keinginan mereka. Namun sebenarnya mereka mempunyai

aturan kepemilikan lahan yang jelas. Kepemilikan lahan yang dimiliki oleh

masyarakat Dayak Kenyah terbagi menjadi lahan milik individu dan lahan milik

Page 43: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

31

kolektif. Lahan milik individu terdiri dari uma, kelimeng dan sada leppo’.

Sedangkan lahan milik kolektif terdiri dari hutan, kuburan, lapangan, dan fasilitas

umum desa lainnya.

Tabel 8. Tata Guna Lahan di Desa Budaya Lekaq Kidau

No. Jenis Tata Guna Lahan Luas

1.

2.

3.

4.

Tanah Pertanian- Uma dan KelimengLahan Terbangun- Bangunan/ pekaranganTanah keperluan fasilitas umum- Lap Olahraga- KuburanTanah keperluan fasilitas sosial- Gereja

80 Ha

16 Ha

1,5 Ha1 Ha

100 m2

Sumber : Monografi Desa Budaya Lekaq Kidau 2008

Masyarakat Desa Budaya Lekaq Kidau mempunyai budaya gotong-royong

yang tinggi dan juga menghargai hak milik individu. Pembuatan ladang dapat

dilakukan secara bersama-sama dalam satu lokasi, namun masing-masing petak

ladang tetap dimiliki secara individu oleh setiap keluarga inti. Pada saat ini,

masyarakat desa Budaya Lekaq Kidau tidak hanya berladang di lahan pertanian

yang ada di desa mereka, namun sebagian masyarakat memiliki ladang lain di luar

desa yaitu di Kilometer 28 Benua Baru Kecamatan Kota Bangun. Pemegang hak

atas tanah ladang adalah keluarga yang pertama kali membuka empak (hutan

alami). Ijin untuk membuka empak ini diperoleh dari Pemerintah Desa setempat di

lokasi lahan yang dibuka untuk berladang. Pembukaan lahan empak dengan

menebang pohon-pohon besar ini dilakukan secara kelompok untuk dijadikan

ladang umum. Sebagai penanda hak milik tanah biasanya ditanam pohon buah di

sekitar lepau (pondok di ladang). Ladang keluarga ini dapat dikerjakan oleh

keluarga lain jika pemegang hak mengijinkan atau sudah tidak bersedia

memegang haknya lagi. Hak atas tanah ini juga dapat diwariskan kepada

keturunannya. Dalam pembagian warisan ini mereka tidak membedakan antara

anak laki-laki dan perempuan, sehingga setiap anak akan mendapatkan bagian

yang sama.

Page 44: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

32

Dalam adat masyarakat Dayak Kenyah seperti juga pada masyarakat Desa

Budaya Lekaq Kidau, pendatang baru yang akan menetap di desa mereka dapat

meminta tanah kepada masyarakat yang sudah ada di desa tersebut. Sebagai tanda

serah terima hak atas tanah ini, pendatang baru menyerahkan sejumlah barang

yang dianggap berharga bagi masyarakat Dayak Kenyah seperti mandau, gong,

atau guci sesuai dengan perjanjian kedua belah pihak.

Lanskap Desa

Pola Desa

Menurut pengetahuan masyarakat adat, bentuk Desa Budaya Lekaq Kidau

adalah long. Dikatakan demikian karena desa ini terletak di tepi sungai Mahakam.

Bentuk desa yang demikian memberi pengaruh pada karakteristik masyarakat

Desa Budaya Lekaq Kidau. Budaya mereka yang selalu berorientasi pada sungai

sebagai urat nadi kehidupan, mempengaruhi bentuk permukiman dan elemen

lanskap yang ada di desa mereka.

Lanskap Desa Budaya Lekaq Kidau merupakan satu kesatuan unit lanskap

yang meliputi area permukiman (leppo’), area hutan (empak dan tana’ ulen), uma

(ladang), kelimeng (kebun kecil), kuburan (makam), serta sungai. Area- area

tersebut menempati posisi tertentu sesuai fungsi dan maknanya.

Empak dan tana’ ulen sebagai kawasan hutan alami terletak ke arah darat

dengan jarak sekitar 160 m menjauhi permukiman. Selain itu juga terdapat di hulu

dan hilir desa. Sedangkan uma dan kelimeng terletak di sekitar permukiman

karena merupakan lahan produksi bagi masyarakat (Gambar 11). Sungai

Mahakam terletak di bagian barat desa dan merupakan bagian yang paling rendah.

Sedangkan anak sungai yang oleh masyarakat dijadikan sumber air bersih terdapat

di tana’ ulen dan merupakan kawasan yang harus dilindungi dan dilestarikan.

Area permukiman terletak pada wilayah dengan topografi yang relatif datar dan

berbatasan langsung dengan sungai Mahakam. Pada sepanjang tepian Sungai

Mahakam yang berbatasan dengan desa dibangun dinding penahan yang berguna

untuk menahan gelombang sehingga dapat mencegah terkikisnya daratan.

Page 45: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

33

Gambar 11. Uma (kiri) dan Kelimeng (kanan)

Pola permukiman Desa Budaya Lekaq Kidau cukup teratur. Susunan

rumah biasanya menghadap ke arah jalan, baik sejajar maupun tegak lurus jalan.

Letak rumah yang satu dengan yang lainnya cukup jauh, namun ada juga beberapa

yang berdekatan. Rumah-rumah yang berada di tepi sungai dibangun menghadap

ke arah sungai, tidak membelakangi.

Suku Dayak, termasuk juga suku Dayak Kenyah pada dasarnya

menganggap alam semesta terdiri dari alam atas dan alam bawah. Alam atas

dikuasai oleh Ranjing Hatala Langit dan dihayati sebagai tasik banteran bulau,

laut babandan intan (danau berkilau emas, laut berjembatan intan). Sedangkan

alam bawah dikuasai oleh Jata (ular air) dan dihayati sebagai basuhun bulau

saramai rabia (sungai emas pengaliran kekayaan). Kehidupan alam atas dan

bawah dalam konsepsi masyarakat Dayak merupakan perpaduan yang harmonis

dan tata kosmos yang suci (Usop dalam Wijanarka, 2008). Sehingga air atau

sungai sangat berperan penting dalam kehidupan spiritual bagi masyarakat suku

Dayak dan menjadikan air atau sungai sebagai ruang dominan dalam

pembentukan satuan-satuan permukimannya. Keeratan masyarakat suku Dayak

dengan air (sungai) diwujudkan dalam kepercayaan suku Dayak yang

menganggap air adalah sumber kehidupan. Konsep tata letak permukiman suku

Dayak selalu dikaitkan dengan kepercayaan yang menganggap bahwa aliran

sungai yaitu hulu berarti baik dan hilir berarti buruk. Sehingga permukiman

Dayak Kenyah biasanya berada di wilayah hulu sungai, seperti juga Desa Budaya

Lekaq Kidau yang berada di wilayah hulu sungai Mahakam dan terletak di tepi

sungai. Rumah yang terletak langsung di tepi sungai dibangun menghadap ke arah

sungai, tidak membelakangi.

Page 46: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

34

Bangunan lamin adat dan gereja terletak di tengah desa dan satu jalan

dengan Kantor Desa. Darmaga dan gerbang desa terletak di tepi sungai Mahakam

dan langsung terhubung dengan jalan utama desa. Sedangkan bangunan-bangunan

sekolah berada di sebelah timur permukiman.

Pola sirkulasi dalam desa berbentuk blok-blok jalur jalan yang sejajar

dengan sungai. Jalur jalan tersebut pada awalnya berupa jalan setapak yang

dibangun oleh masyarakat desa. Kemudian sejak tahun 2008 melalui proyek

Pemerintah Daerah, jalur jalan di desa Lekaq Kidau diperlebar dan disemen.

Walaupun pada sebagian jalur jalan masih dalam tahap pekerjaan. Kondisi jalan

desa dan dinding penahan tepi sungai dapat dilihat pada Gambar 12.

Gambar 12.Kondisi Jalan Desa (kiri) dan Dinding Penahan Tepian Sungai (kanan)

Elemen Pembentuk Lanskap Desa Budaya Lekaq Kidau

Elemen lanskap Desa Budaya Lekaq Kidau merupakan bangunan atau

ruang yang terbangun dan menjadi satu kesatuan desa. Berdasarkan hasil

pengamatan di lapang, elemen lanskap Desa Lekaq Kidau terdiri atas 12 elemen,

antara lain :

1. Umak

Secara tradisional tempat tinggal bagi masyarakat Dayak Kenyah adalah

umak yang dikenal juga sebagai lamin. Umak yang sebenarnya berarsitektur

rumah panggung berbahan kayu yang dapat mencapai panjang puluhan sampai

ratusan meter tergantung dari jumlah amin, yaitu bilik anggota keluarga. Dalam

sejarahnya, keluarga-keluarga yang tinggal bersama dalam satu umak ini akan

menjadi kekuatan menghadapi serangan musuh dari suku-suku lain. Namun

keberadaan umak di Desa Budaya Lekaq Kidau tidak lagi seperti umak aslinya.

Page 47: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

35

Dengan adanya perkembangan jaman, konsep amin pada saat sekarang berubah

menjadi rumah individual, sehingga tidak lagi dihuni secara bersama-sama oleh

beberapa keluarga. Panjang umak di Desa Budaya Lekaq Kidau tidak ada lagi

yang panjangnya sampai ratusan meter.

Perubahan konsep amin menjadi rumah individual ini awalnya didorong

oleh beberapa alasan antara lain sulit menjaga kebersihan di rumah komunal,

menghindari kebakaran, dapat memperoleh suasana lebih tenang dan lebih bebas

hidup terpisah dengan keluarga yang lain. Walaupun demikian, nilai kebersamaan

masyarakat Desa Budaya Lekaq Kidau masih dapat tetap terjaga walaupun dengan

kadar yang berbeda.

Umak masyarakat Desa Budaya Lekaq Kidau sebagian besar berupa umak

sederhana dengan warna dinding dan atap asli dari warna alami kayu (Gambar

13). Namun ada juga beberapa umak yang sudah mulai menggunakan cat dinding.

Dinding umak terbuat dari kayu ulin dan atapnya terbuat dari sirap. Bentuk umak

yang ada di desa ini berbeda-beda. Ada umak yang memanjang tegak lurus jalan

dan ada pula yang sejajar dengan jalan. Jumlah umak yang ada di Desa Budaya

Lekaq Kidau adalah 51 umak.

Gambar 13. Umak (rumah tinggal)

2. Lamin Adat

Lamin adat yaitu lamin yang digunakan oleh masyarakat Desa Budaya

Lekaq Kidau untuk menyelenggarakan acara-acara atau aktivitas-aktivitas adat.

Selain itu juga berfungsi sebagai tempat menjamu tamu atau pengunjung yang

Page 48: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

36

datang ke Desa Budaya Lekaq Kidau. Lamin adat di Desa Budaya Lekaq Kidau

terletak di tengah desa yaitu ± 125 meter dari sungai Mahakam arah timur dan

bersebelahan dengan rumah Kepala Adat. Lamin adat di Desa Budaya Lekaq

Kidau diberi nama Lamin Adat Pemung Tawai.

Lamin adat berbentuk panggung dengan tiang panggung berupa kayu ulin

yang di ukir menyerupai wajah manusia, berdinding kayu ulin dan beratapkan

sirap. Sedangkan tiang dan dinding yang terdapat di dalam lamin dihiasi dengan

ukiran dan warna khas suku Dayak Kenyah. Lamin adat yang ada di Desa Budaya

Lekaq Kidau jika dilihat dari luar sangatlah sederhana (Gambar 14). Dinding

lamin adat tidak dicat dan dibiarkan dengan warna alami kayu. Di bagian atap

lamin adat terdapat ukiran khas suku Dayak Kenyah.

Gambar 14. Lamin Adat

3. Sada Leppo’

Secara harfiah, sada leppo’ berarti di samping permukiman. Masyarakat

Desa Budaya Lekaq Kidau mengkonsepsikan sada leppo’ sebagai sebidang lahan

di sekitar bangunan rumah baik yang berada di samping, di depan atau belakang

rumah tinggal. Sada leppo’ biasa disetarakan dengan pengertian pekarangan

karena memiliki batas yang jelas antara sada leppo’ satu dengan yang lainnya.

Sada leppo’ ini ditanami berbagai jenis tanaman yang berguna bagi keperluan

hidup sehari-hari seperti untuk sayuran, tanaman pangan, bahan obat-obatan,

buah-buahan dan tanaman hias (Gambar 15). Jenis tanaman yang biasa ditanam di

area sada leppo’ antara lain jagung (Zea mays), cabai (Capsicum anum), bawang

tiwai (Eleutherine Americana), papaya (Carica papaya), kacapiring (Gardenia

Page 49: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

37

jasminoides), dan lain-lain. Namun ada juga masyarakat yang belum

memanfaatkan area ini sehingga ditumbuhi rumput dan tanaman liar lainnya.

Gambar 15. Sada Leppo’

4. Belawing

Belawing atau pasak desa adalah salah satu elemen adat suku Dayak

Kenyah yang terbuat dari kayu ulin yang diukir (Gambar 16). Belawing yang

merupakan simbol persatuan dan kesatuan masyarakat Dayak Kenyah dipasang di

depan lamin atau rumah adat dan harus ada di setiap permukiman Dayak sebagai

penanda desa. Belawing juga biasa digunakan dalam acara-acara adat, seperti

pernikahan adat, mendamaikan warga yang berselisih dan musyawarah adat.

Selain itu, dahulunya belawing juga dipergunakan pada upacara adat Mamat Bali

Akang, yaitu bagian dari upacara erau kepala atau upacara menyambut para

pahlawan yang kembali dari peperangan. Oleh karena itu di Desa Budaya Lekaq

Kidau belawing juga terdapat pada gerbang desa (gapura) yang dimaksudkan

untuk menyambut tamu atau pengunjung yang datang.

Page 50: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

38

Gambar 16. Belawing

5. Gereja

Masyarakat Desa Lekaq Kidau mayoritas beragama Kristen Protestan dan

sebagian kecil beragama Katolik. Sehingga tempat ibadah yang ada di desa ini

berupa gereja (Gambar 17). Penggunaannya intensif yaitu untuk beribadah dan

mengadakan upacara perkawinan. Bangunan gereja ini merupakan satu-satunya

bangunan di Desa Budaya Lekaq Kidau yang tidak berbentuk panggung. Gereja

berbentuk persegi panjang dengan luas bangunan gereja keseluruhan adalah 100

m2. Gereja tersebut dibangun dengan dinding dari kayu ulin dan atap sirap.

Gambar 17. Gereja

6. Gerbang desa dan Darmaga

Akses utama untuk memasuki Desa Budaya Lekaq Kidau ditandai dengan

sebuah darmaga untuk tempat pemberhentian kendaraan sungai dan sebuah

gerbang desa. Pada darmaga dan gerbang desa ini terdapat ukiran kayu khas suku

Page 51: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

39

Dayak kenyah yang sangat menarik (Gambar 18). Selain itu terdapat pula empat

buah belawing yang dimaksudkan untuk menyambut tamu atau pengunjung.

Gambar 18. Darmaga (kiri) dan Gerbang Desa (kanan)

7. Pilar burung enggang

Pilar dihiasi ukiran patung burung Enggang terletak di depan lamin adat

dan memiliki tinggi ±10 meter. Burung Enggang (Richoneros sp.) yang

merupakan burung endemik Kalimantan Timur oleh suku Dayak Kenyah

dipercaya sebagai binatang magis yang dekat dengan roh leluhur. Pilar burung

enggang ini biasanya ada di setiap lamin adat suku Dayak Kenyah, seperti yang

terdapat di Desa Budaya Lekaq Kidau. Pilar ini merupakan lambang persatuan

masyarakat dalam suatu permukiman masyarakat Dayak Kenyah (Gambar 19).

Gambar 19. Pilar Burung Enggang

Page 52: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

40

8. Kuburan dan Salung

Kuburan yang ada di Desa Budaya Lekaq Kidau adalah kuburan untuk

penganut agama Kristen Protestan dan Katolik. Kuburan terletak di lahan atas

yaitu di sebelah timur permukiman (Gambar 20). Hal ini merupakan salah satu

bentuk penghargaan dan penghormatan terhadap para leluhur yang telah

meninggal.

Salung adalah elemen lanskap tradisional Dayak Kenyah yang berfungsi

menaungi mayat yang sudah dimasukkan ke dalam tanah. Salung berbentuk

menyerupai rumah yaitu memiliki atap, tiang, dan dinding rendah menyerupai

pagar. Hal ini dipercaya oleh masyarakat Dayak Kenyah untuk melindungi leluhur

yang sudah meninggal. Patung kayu ulin pada salung dibuat dengan ukiran kayu

khas Dayak Kenyah yang sangat indah. Pada patung kayu ulin tersebut juga

terdapat pahatan nama orang yang dikubur. Pada bagian atap terdapat ukiran kayu

khas Dayak Kenyah. Berdasarkan kepercayaan masyarakat Dayak Kenyah, posisi

salung harus mengahadap sungai dan sejajar dengan arah air mengalir. Karena air

sungai Mahakam mengalir dari utara ke selatan, maka kepala jenazah yang

dikubur berada di sebelah utara dan kakinya berada di sebelah selatan.

Gambar 20. Kuburan

9. Lapangan

Di Desa Budaya Lekaq Kidau terdapat dua lapangan terbuka yaitu

lapangan sepak bola dan lapangan voli (Gambar 21). Kedua lapangan tersebut

biasa digunakan untuk kepentingan umum, misalnya untuk mengadakan kegiatan-

kegiatan massal dan aktivitas-aktivitas olahraga masyarakat Desa Budaya Lekaq

Page 53: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

41

Kidau. Namun karena letaknya yang rendah, lapangan sepak bola sering

tergenangi air jika musim hujan.

Gambar 21. Lapangan Voli (kiri) dan Lapangan Sepak Bola (kanan)

10. Kandang Ternak

Kandang ternak berada tersebar di sekeliling desa dan ada juga yang

berkelompok di suatu tempat. Kandang ternak yang berkelompok yaitu kandang

babi berada di dekat bukit, di samping lahan kuburan. Letak kandang ternak babi

yang demikian dimaksudkan agar tidak dekat dengan permukiman. Hal ini diduga

karena masyarakat Desa Budaya Lekaq Kidau dalam menentukan letak kandang

ini sudah memperhatikan alasan kebersihan dan kesehatan. Namun begitu masih

ada pula kandang babi yang terletak di depan rumah. Sedangkan kandang ternak

ayam dan bebek berada di sekitar rumah masyarakat. Kandang ayam dan bebek

ini biasanya berada di bawah/ kolong rumah tinggal penduduk. Kandang ternak

babi dan kandang ternak unggas dapat dilihat pada Gambar 22.

Gambar 22. Kandang Ternak Babi (kiri) dan Kandang Ternak Unggas (kanan)

Page 54: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

42

11. Vegetasi

Tanaman yang teridentifikasi di Desa Budaya Lekaq Kidau tersaji pada

Lampiran 3. Tanaman yang ada di Desa Budaya Lekaq Kidau memiliki fungsi

yang beragam, di antaranya sebagai pangan (Gambar 23), estetik, fisik, material

kayu, ekonomi, dan adat. Fungsi sebagai pangan artinya tanaman digunakan untuk

memenuhi kebutuhan makan sehari-hari. Fungsi estetik yaitu tanaman sebagai

penambah nilai kualitas visual. Fungsi material kayu yaitu berhubungan dengan

peran tanaman dalam pembangunan rumah atau elemen fisik lain. Fungsi fisik

yaitu berhubungan dengan peran tanaman sebagai pembentuk lanskap seperti

fungsi penaung, pengarah, pagar, penahan angin dan lain-lain. Sedangkan fungsi

adat yaitu tanaman digunakan untuk keperluan berbagai macam aktivitas

masyarakat yang berhubungan dengan adat. Tanaman-tanaman tersebut umumnya

berada di sekitar rumah, namun ada juga yang berada di sekitar uma, kelimeng,

hutan dan sungai.

Padi ladang merupakan tanaman yang dominan di Desa Budaya Lekaq

Kidau dan merupakan pangan utama bagi masyarakat. Selain berfungsi sebagai

tanaman pangan, padi juga memiliki fungsi adat yaitu berhubungan dengan

upacara-upacara adat mereka seperti pada upacara ngaman bai, masa undat, dan

uman undat. Tanaman yang memiliki fungsi adat lainnya adalah kunyit (Curcuma

domestica), bawang tiwai (Eleutherine Americana), dan pandan (Pandanus

amaryllifolius). Tanaman pohon buah-buahan seperti papaya (Carica papaya),

kelapa (Cocos nucifera), sukun (Artocarpus communis), dan lain-lain banyak

terdapat di Desa Budaya Lekaq Kidau dan berfungsi sebagai tanaman yang

hasilnya bisa dikonsumsi oleh masyarakat desa.

Page 55: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

43

Gambar 23. Vegetasi yang memiliki fungsi pangan

Analisis Konsep Tata Ruang

Berdasarkan skala ruang, kepemilikan ruang, dan intensitas aktivitas

masyarakat dalam mengelola alam atau ruang kehidupan maka Desa Budaya

Lekaq Kidau memiliki konsep tata ruang yang dapat dibagi menjadi tata ruang

makro, tata ruang meso, dan tata ruang mikro.

Tata Ruang Makro

Ruang makro adalah ruang/ lanskap yang mendukung hampir seluruh

kehidupan masyarakat, yang meliputi ruang hutan, ruang permukiman, ruang

pertanian dan sungai. Ruang hutan berada pada lahan dengan topografi berbukit

rendah dan terletak ke arah darat. Selain itu ruang hutan juga terdapat di hulu dan

hilir permukiman. Ruang hutan tersebut terdiri dari empak dan tana’ ulen.

Sedangkan yang termasuk ke dalam ruang pertanian adalah uma dan kelimeng.

Ruang pertanian ini terletak di sekitar permukiman. Ruang permukiman

mencakup leppo’ (permukiman) sebagai tempat tinggal masyarakat Desa Budaya

Lekaq Kidau. Tata ruang makro Desa Budaya Lekaq Kidau dapat dilihat pada

Gambar 24.

Secara vertikal, konsep ruang makro dapat digambarkan seperti pada

Gambar 25. Ruang hutan berada pada lahan yang agak tinggi. Ruang pertanian

dan permukiman berada pada lahan dengan topografi yang relatif datar.

Sedangkan ruang sungai berada pada lahan paling bawah.

Page 56: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

44

Sumber : Wawancara dan Pengamatan di Lapang

Gambar 25. Tata Ruang Makro secara Horizontal

Tata Ruang Meso

Ruang meso adalah bagian ruang makro yang merupakan lingkungan

permukiman/ perumahan masyarakat desa. Ruang permukiman Desa Budaya

Lekaq Kidau berorientasi dan berada di tepi sungai. Ruang ini terdiri dari elemen-

elemen pembentuk permukiman yaitu umak, lamin adat, sada leppo’, belawing,

gereja, gerbang desa, darmaga, pilar burung enggang, lapangan, kandang ternak,

kantor desa, sekolah, dan vegetasi. Tata letak elemen-elemen lanskap pada ruang

meso dapat dilihat pada Gambar 26.

Penyebaran rumah masyarakat Desa Budaya Lekaq Kidau pada umumnya

cukup teratur mengikuti pola jalan yang terbentuk. Jarak antara rumah yang satu

dengan lainnya cukup jauh yaitu sekitar 10 – 15 meter. Namun pada beberapa

tempat terdapat rumah-rumah penduduk yang jaraknya relatif dekat (compact

settlement) yaitu sekitar 5 - 10 meter. Pada setiap rumah terdapat area pekarangan

(sada leppo’).

Dalam masyarakat Dayak Kenyah biasanya beberapa keluarga mendiami

lamin atau umak secara bersama-sama. Lamin menyediakan sederet bilik atau

ruangan bersekat sesuai jumlah kepala keluarga. Namun di Desa Budaya Lekaq

Kidau saat ini tidak ada lagi yang tinggal dalam satu lamin secara bersama-sama.

Biasanya mereka telah tinggal terpisah-pisah dalam satu rumah tunggal yang

umumnya berbentuk keluarga inti dan sebagian lagi berbentuk keluarga luas.

Hutan(Empak danTana’ Ulen)

KuburanLahan pertanian(Ladang / Uma)

Permukiman(Ruang Meso) danKebun / Kelimeng

Sungai

Page 57: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

45

Tata Ruang Mikro

Ruang mikro adalah bagian ruang permukiman meliputi rumah dan

pekarangan, merupakan tempat tinggal satu keluarga atau kelompok keluarga

besar. Tata ruang rumah di Desa Budaya Lekaq Kidau saat ini tidak lagi

sepenuhnya sesuai dengan aturan leluhur mereka. Perubahan konsep rumah

komunal menjadi rumah individual mempengaruhi tata ruang tersebut. Tata ruang

dasar rumah di Desa Budaya Lekaq Kidau yang ada saat ini terdiri dari :

1. Teras yang berfungsi sebagai tempat bersantai dan melakukan kegiatan-

kegiatan seperti membuat kerajinan, mengasuh anak dan lain-lain.

2. Ruang tengah (los) yang berfungsi sebagai ruang berkumpul dan menerima

tamu. Selain itu juga berfungsi sebagai tempat persemayaman jika ada anggota

keluarga yang meninggal.

3. Ruang kamar yang berfungsi sebagai tempat beristirahat bagi pemilik rumah.

Jumlah kamar pada rumah masyarakat Desa Budaya Lekaq Kidau beragam

sesuai dengan besar rumah dan keperluannya.

4. Dapur yaitu ruang yang digunakan untuk memasak. Masyarakat Desa Budaya

Lekaq Kidau sebagian besar masih memasak menggunakan kayu bakar. Pada

ruang ini juga terdapat kamar mandi.

Rumah tinggal (umak) masyarakat Desa Budaya Lekaq Kidau adalah

rumah panggung dengan ketinggian panggung 1 – 2 meter, panjang rumah 8 – 15

meter, dan lebar rumah 6 – 8 meter. Panjang rumah atau lebar rumah pada Desa

Budaya Lekaq Kidau sejajar dengan sungai. Jika dilihat secara vertikal pada

sebagian rumah masyarakat, bagian bawah rumah berfungsi sebagai kandang

ternak seperti ayam dan bebek. Namun ada juga beberapa rumah yang

menggunakan bagian bawah/ kolong rumahnya untuk menyimpan kayu bakar

keperluan memasak sehari-hari atau untuk dijual. Bagian atas dari rumah terdiri

dari ruang-ruang yang digunakan oleh manusia sebagai tempat hidupnya. Contoh

pemanfaatan kolong rumah di desa Budaya Lekaq Kidau dapat dilihat pada

Gambar 27.

Page 58: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

46

Gambar 27. Contoh Pemanfaatan Kolong Rumah

Ruang terbuka di sekitar rumah masyarakat Desa Budaya Lekaq Kidau

disebut sada leppo’, yaitu halaman yang berada di sekitar bangunan rumah, dapat

berada di samping, di depan atau di belakang rumah tinggal. Sada leppo’ biasanya

ditanami berbagai jenis tanaman seperti tanaman pangan, sayuran, dan tanaman

hias. Selain itu sada leppo’ juga digunakan untuk keperluan lain seperti menjemur

bahan makanan dan menjemur pakaian. Di beberapa rumah juga terdapat kandang

babi di area sada leppo’. Tata ruang mikro rumah tinggal secara vertikal dapat

dilihat pada Gambar 28, sedangkan tata ruang mikro secara horizontal dapat

dilihat pada Gambar 29.

Gambar 28. Tata Ruang Rumah Tinggal Secara Vertikal

Page 59: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

47

Gambar 29. Tata Ruang Mikro Secara Horizontal

Budaya Masyarakat

Organisasi pemerintahan yang terdapat di Desa Budaya Lekaq Kidau

berupa organisasi formal dan non-formal. Organisasi formal yaitu organisasi

pemerintahan desa yang dipimpin oleh Kepala Desa. Sedangkan organisasi non-

formal berupa Lembaga Adat yang dipimpin oleh seorang Kepala Adat. Pemilihan

seorang Kepala Adat di Desa Budaya Lekaq Kidau berdasarkan garis keturunan.

Tugas utama dari Lembaga Adat ini adalah menyelesaikan segala permasalahan

yang ada dalam masyarakat baik masalah individu maupun antar kelompok dan

permasalahan yang terjadi dengan pihak luar berdasarkan pada aturan adat.

Kepala Adat bertugas menangani hal-hal yang terkait dengan adat-istiadat,

sedangkan Kepala Desa bertugas menangani hal-hal yang berkaitan dengan

kepentingan pemerintahan. Meskipun terdapat dua pemimpin dalam kehidupan

masyarakat Desa Budaya Lekaq Kidau ini, kedua pemimpin tersebut secara

bersama-sama dan bergotong-royong dalam menjaga dan membangun Desa

Budaya Lekaq Kidau.

Dalam filosofi masyarakat Dayak Kenyah, air atau sungai merupakan

sumber kehidupan. Sehingga sungai mempunyai peranan penting dalam

1 2

3

45

6

1234

56

Page 60: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

48

kehidupan masyarakat suku Dayak Kenyah dan dijadikan sebagai orientasi dalam

pembentukan satuan-satuan permukimannya. Sedangkan hutan bagi masyarakat

Dayak Kenyah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan. Antara

orang Dayak Kenyah dan hutan adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan

dan keduanya saling memberikan pengaruh timbal balik. Hutan dapat

memberikan keuntungan jika manusia memperlakukan hutan dengan baik,

sebaliknya hutan dapat memberikan kerugian jika diperlakukan dengan buruk.

Masyarakat Desa Budaya Lekaq Kidau dalam kesehariannya tidak terlepas

dari aktivitas pertanian. Sehingga aktivitas pertanian tersebut banyak

mempengaruhi aktivitas adat dan budaya yang mereka anut. Berdasarkan hasil

pengamatan dan wawancara di lapang, aktivitas ritual yang dilakukan masyarakat

Desa Budaya Lekaq Kidau dibagi menjadi aktivitas ritual yang berhubungan

dengan siklus pertanian, aktivitas yang berhubungan dengan siklus hidup,

aktivitas yang berhubungan dengan keagamaan, dan aktivitas yang berhubungan

dengan sosial budaya (Tabel 9).

Tabel 9. Aktivitas Ritual yang Dilakukan Masyarakat Desa Budaya Lekaq

Kidau

Jenis Upacara Nama Upacara Keterangan

• Upacara yangberhubungandengan sikluspertanian

• Ngaman bai• Masa undat

• Uman undat

• Saat membuka ladang• Saat menumbuk padi• Puncak perayaan dari

siklus pertanian yangmerupakan upacaraadat terbesar

• Upacara yangberhubungandengan siklushidup

• Pekiban adat• Upacara kelahiran• Upacara kematian

• Saat pernikahan• Saat bayi baru lahir• Saat ada penduduk

yang meninggal• Upacara yang

berhubungandengankeagamaan

• Sembahyang minggu• Hari Raya Natal• Hari Raya Paskah

• Setiap hari minggu• Saat Natal• Saat kenaikan Isya

Almasih• Aktivitas sosial

budaya• Tari-tarian

• Olahraga

• Saat upacara adat,insidental

• Saat ada perayaantertentu, insidental

Sumber : Wawancara dan Pengamatan di Lapang (2009)

Page 61: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

49

1. Aktivitas ritual yang berhubungan dengan siklus pertanian

Aktivitas ritual pertanian merupakan aktivitas yang rutin dilakukan setiap

tahunnya, yaitu berhubungan dengan aktivitas pertanian mereka. Dalam budaya

masyarakat Dayak Kenyah, aktivitas ritual pertanian ini bermacam-macam.

Namun dari hasil pengamatan dan wawancara di lapang, aktivitas ritual pertanian

di Desa Budaya Lekaq Kidau yang masih diselenggarakan hingga saat ini terdiri

dari upacara ngaman bai, masa undat, dan uman undat. Upacara ngaman bai

dilakukan pada saat membuka ladang. Maksud upacara ini yaitu untuk memanggil

dewa-dewa agar ladang yang akan ditanami mendapat berkah. Upacara masa

undat dilakukan pada saat padi telah dipanen dan dalam masa penumbukan.

Sedangkan upacara uman undat yaitu upacara puncak dari siklus pertanian.

Upacara ini diadakan sebagai tanda ucapan rasa syukur dan untuk memupuk tali

persaudaraan. Rasa syukur tersebut antara lain pertama, bersyukur kepada para

pendahulu yang telah memberi jalan untuk pencapaian sekarang ini. Kedua,

bersyukur terhadap hasil bumi yang diperoleh, agar bisa menghasilkan energi

yang baik untuk beraktivitas. Ketiga, bersyukur pada lingkungan atau alam sekitar

yang subur dan memakmurkan hasil bumi. Keempat, bersyukur kepada Sang

Maha Pencipta atas nikmat dan karunia-Nya.

2. Aktivitas ritual yang berhubungan dengan siklus hidup

Yang termasuk dalam aktivitas ritual yang berhubungan dengan siklus

hidup masyarakat Desa Budaya Lekaq Kidau antara lain pekiban (upacara

perkawinan), upacara kelahiran, upacara kematian. Upacara perkawinan adat pada

masyarakat Dayak Kenyah disebut upacara pekiban (Gambar 30). Sebelum

melakukan upacara adat pekiban, mempelai pria dan wanita terlebih dulu menikah

secara agama di gereja. Dalam upacara ini dapat disaksikan prosesi adat

perkawinan yang telah menjadi warisan budaya suku Dayak Kenyah sejak jaman

dahulu.

Upacara kematian pada masyarakat Dayak Kenyah tidak berbeda dengan

upacara kematian agama Kristen pada umumnya. Sebelum dikubur, mayat

diletakkan di dalam peti dan disemayamkan di ruang tengah umak. Kemudian

masyarakat secara bersama-sama mengangkat dan mengantar mayat untuk

dikuburankan, sebagai penghormatan terakhir kepada orang yang meninggal

Page 62: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

50

tersebut. Pada hari itu semua orang tidak boleh bekerja di ladang atau melakukan

pekerjaan lain. Mereka harus berkumpul di desa untuk menghormati orang yang

meninggal.

Gambar 30. Upacara Pekiban

3. Aktivitas ritual yang berhubungan dengan keagamaan

Aktivitas ritual keagamaan ada yang dilakukan setiap seminggu sekali dan

setiap setahun sekali. Aktivitas ini berhubungan dengan agama yang mereka anut

yaitu Kristen protestan dan katolik. Aktivitas keagamaan yang dilakukan setiap

seminggu sekali yaitu sembahyang ke gereja. Setiap hari minggu, tidak ada warga

Desa Budaya Lekaq Kidau yang bekerja di ladang atau mengerjakan pekerjaan

lain. Mereka pergi ke gereja untuk sembahyang bersama. Sedangkan aktivitas

keagamaan yang dilakukan setiap setahun sekali yaitu hari-hari besar agama

Kristen antara lain hari raya natal dan paskah. Pada saat malam natal, semua

masyarakat yang beragama Kristen Protestan dan Katolik mengadakan doa

bersama di gereja.

4. Aktivitas sosial budaya

Aktivitas sosial budaya yang dilakukan masyarakat Desa Lekaq Kidau

dilakukan sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada. Aktivitas-aktivitas tersebut

antara lain aktivitas tari-tarian dan olahraga.

1. Tari-tarian. Aktivitas ini biasanya dilakukan jika sedang digelar suatu

upacara atau untuk menyambut tamu yang datang ke desa mereka. Jenis

tarian yang biasa dimainkan oleh masyarakat Desa Budaya Lekaq Kidau

antara lain Tari Kancet Papatai (tari perang), Tari Kancet Ledo (tari gong),

Page 63: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

51

Tari Kancet Lasan, Tari Enggang (Gambar 31), Tari Nyelama Sakai, Tari

Pelekaq Sakai, Tari Hudoq Aban atau Kiba Kitaq.

Gambar 31. Tari Enggang

2. Olahraga. Jenis olahraga yang biasa dimainkan oleh anak-anak dan

pemuda-pemudi di Desa Budaya Lekaq Kidau adalah sepak bola dan voli.

Aktivitas ini biasanya dilakukan pada sore hari di lapangan sepak bola dan

voli. Selain itu ada juga kegiatan perlombaan olahraga yang digelar pada

waktu tertentu, misalnya pada saat memperingati HUT Kemerdekaan

Republik Indonesia. Jenis olahraga yang biasa dilombakan yaitu lomba

dayung perahu, lomba gasing, lomba sumpit (senjata tradisional suku

Dayak), lomba meloncat, dan lain-lain.

Pengelolaan Lanskap

Pengelolaan Lanskap oleh Masyarakat

Untuk pengelolaan lanskap Desa Budaya Lekaq Kidau, pola penggunaan

lahan dan pengembangannya ditentukan oleh budaya masyarakat dan hukum adat

yang berlaku di masyarakat. Hal tersebut dapat dilihat dari cara mereka mengelola

hutan, makam, pertanian, sungai, dan permukimannya yang diatur oleh adanya

peraturan-peraturan tidak tertulis yang berasal dari leluhur mereka. Peraturan yang

berupa larangan-larangan tersebut merupakan upaya masyarakat adat

mempertahankan budaya dan menjaga lingkungannya.

Menurut masyarakat Dayak Kenyah, hutan diciptakan bukan hanya untuk

melengkapi kehidupan di bumi yang hanya dapat dimanfaatkan oleh manusia,

Page 64: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

52

lebih lanjut mereka berpendapat bahwa hutan juga diciptakan untuk makhluk

hidup lainnya seperti binatang dan tumbuhan. Oleh karena itu, masyarakat Dayak

Kenyah harus mampu mengelola hutan dengan baik demi keberlangsungan dan

kelestarian makhluk hidup lainnya yang juga berada di hutan.

Dalam pengelolaan hutan, masyarakat memiliki aturan tentang hutan yang

boleh ditebang dan hutan yang tidak boleh ditebang pohonnya. Selain itu,

pemeliharaan anak sungai yang berada di dalam hutan dan menjadi sumber air

bersih bagi masyarakat Desa Budaya Lekaq Kidau dilakukan dengan cara tidak

membuka lahan, menebang pohon, atau melakukan aktivitas yang sifatnya

mencemari sumber air tersebut.

Tana’ ulen merupakan kawasan hutan cadangan bagi keperluan bersama

masyarakat Lekaq Kidau. Penentuan kawasan tana’ ulen merupakan salah satu

strategi dalam mengelola sumber daya alam di lingkungan tempat tinggal mereka.

Strategi penentuan kawasan tana’ ulen ini mempunyai beberapa tujuan baik

sosial, ekonomi, maupun ekologi.

Dari aspek sosial, walaupun kawasan tana’ ulen tersebut dilindungi,

namun masih dapat diambil hasilnya dan pemanfaatannya bersifat common use

atau untuk kepentingan umum. Misalnya pada masa kekurangan pangan, maka

kawasan tana’ ulen adalah merupakan cadangan bahan pangan. Pada masa

pelaksanaan pesta adat, maka sebagian bahan pangan diperoleh dari tana’ ulen.

Pada masa mendapat musibah kebakaran rumah, maka kebutuhan kayu bahan

bangunan dapat diambil dari tana’ ulen tersebut. Manfaat ekonomi yang dapat

diambil dari adanya tana’ ulen adalah masyarakat dapat memanen hasil hutan non

kayunya.

Selain manfaat secara langsung dengan memanen hasil dari tana’ ulen,

kawasan lindung tradisional ini juga memberikan manfaat sebagai pengatur

hidrologi. Keberadaan ekosistem hutan yang terpelihara dapat menghasilkan

sumber air bersih bagi permukiman di hilirnya. Konsep tana’ ulen dapat dikatakan

setara dengan konsep konservasi hutan pada saat ini. Konservasi keanekaragaman

hayati bukan sekedar pelestarian jenis satwa dan tumbuhan, tetapi juga

pemanfaatan yang berkelanjutan (sustainable) tanpa merusak fungsi

ekosistemnya.

Page 65: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

53

Untuk pengelolaan permukiman, meliputi umak (rumah tinggal) dan sada

leppo’ (pekarangan), lamin adat, jalan, darmaga, gereja, sekolah maupun fasilitas

umum lainnya hanya terbatas pada pemeliharaan fisik dan tidak menggunakan

jadwal yang tetap. Umak dan sada leppo’ dipelihara oleh pemiliknya masing-

masing. Untuk fasilitas umum seperti jalan dan darmaga, pengelolaannya

dilakukan secara gotong-royong oleh masyarakat. Sedangkan pengelolaan untuk

fasilitas umum lainnya seperti lamin adat, gereja, sekolah dilakukan oleh petugas-

petugas yang sudah diberi wewenang untuk mengelolanya.

Jual beli terhadap lahan sangat jarang dilakukan oleh masyarakat Dayak

Kenyah. Lahan pada umumnya diwariskan kepada keturunannya. Namun ada pula

lahan yang diberikan kepada pendatang baru yang ingin menetap di desa mereka.

Sebagai gantinya masyarakat pendatang baru tersebut harus menyerahkan benda-

benda yang dianggap berharga oleh masyarakat Dayak Kenyah, seperti mandau,

gong, dan guci.

Kebijakan Pemerintah

Desa Budaya Lekaq Kidau merupakan desa tradisional yang masih

memegang nilai-nilai adat dan budaya leluhurnya. Berkenaan dengan disusunnya

program Gerakan Pengembangan Pemberdayaan Kutai (Gerbang Dayaku) II

tahun 2005, yang menempatkan sektor kebudayaan dan pariwisata sebagai salah

satu sektor andalan, Desa Budaya Lekaq Kidau oleh pemerintah ditetapkan

sebagai desa budaya dan tempat tujuan wisata di Kabupaten Kutai Kartanegara

(Disbudpar, 2006). Oleh karena itu, pengelolaan desa termasuk pembangunan dan

rencana pembangunan yang ada di Desa Budaya Lekaq Kidau juga ikut dikelola

oleh Pemerintah Daerah.

Campur Tangan Pemerintah dan Pihak luar

Sebagai desa yang telah ditetapkan sebagai desa budaya oleh Pemerintah

Kabupaten, Desa Budaya Lekaq Kidau dalam pengelolaannya banyak mendapat

bantuan dari Pemerintah Kabupaten. Sebagai contoh, kegiatan proyek pengerasan

badan jalan Desa Budaya Lekaq Kidau merupakan proyek dari Dinas Pekerjaan

Umum Kabupaten Kutai Kartanegara. Pengerasan badan jalan ini dimaksudkan

Page 66: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

54

agar memudahkan sirkulasi di dalam desa, baik bagi masyarakat Desa Budaya

Lekaq Kidau sendiri maupun bagi tamu atau pengunjung yang datang. Balai desa

yang saat ini dalam masa pembangunan, juga merupakan proyek dari Pemerintah

Kabupaten. Selain itu, Pemerintah Kabupaten juga memberikan bantuan berupa

dana jika akan diselenggarakan perayaan adat budaya, contohnya bantuan dana

pada saat Desa Budaya Lekaq Kidau mengadakan acara adat untuk merayakan

ulang tahun desa mereka serta ikut memeriahkan acara tersebut.

Selain memperoleh bantuan dari Pemerintah Kabupaten, Desa Budaya

Lekaq Kidau juga memperoleh bantuan dari pihak lain. Salah satunya adalah

bantuan dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) berupa sarana

air bersih untuk memudahkan masyarakat Desa Budaya Lekaq Kidau memperoleh

air bersih untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Sedangkan untuk peran swasta

terhadap Desa Budaya Lekaq Kidau sampai saat ini masih belum ada.

Aspek Wisata

Terdapat beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam

pengembangan suatu kawasan sebagai kawasan wisata diantaranya daya tarik

wisata, pengunjung, fasilitas penunjuang, dan aksesibilitas. Masing-masing hal

tersebut akan dijelaskan dengan lebih rinci sebagai berikut.

Daya Tarik Wisata

Lanskap Desa Budaya Lekaq Kidau secara keseluruhan meliputi kesatuan

lanskap desa sebagai lanskap yang mendukung hampir keseluruhan kehidupan

masyarakat serta aktivitas dan budaya masyarakat di dalamnya menjadi daya tarik

tersendiri untuk kegiatan wisata. Elemen-elemen pembentuk lanskap Desa Budaya

Lekaq Kidau yang menunjukkan kekhasan lanskap permukiman Dayak Kenyah

dapat menjadi obyek-obyek dalam kegiatan wisata. Dengan adanya daya tarik

wisata dari kawasan Desa Budaya Lekaq Kidau ini akan membuatnya dikunjungi

oleh wisatawan.

Page 67: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

55

Pengunjung

Tidak terdapat data mengenai jumlah pasti kunjungan wisatawan pada

Desa Budaya Lekaq Kidau. Hal ini dikarenakan belum pernah dilakukannya

pendataan jumlah pengunjung Desa Budaya Lekaq Kidau. Namun berdasarkan

pengamatan di lapang, wawancara dengan pihak terkait, serta kuesioner

didapatkan keterangan bahwa Desa Budaya Lekaq Kidau ini dikunjungi oleh

pengunjung dengan berbagai karakter yaitu masyarakat umum, pelajar,

mahasiswa, dan turis mancanegara. Dari hasil kuesioner didapatkan bahwa

pengunjung Desa Budaya Lekaq Kidau sebagian besar datang dengan tujuan

rekreasi atau wisata. Selain itu ada juga pengunjung yang datang dengan tujuan

untuk mengenal adat-istiadat dan berbelanja hasil kerajinan. Umumnya kunjungan

merupakan kunjungan yang pertama kali. Aktivitas yang dilakukan pengunjung di

Desa Budaya Lekaq Kidau antara lain berkeliling desa, menyaksikan upacara

adat, mempelajari budaya, berbelanja, dan menikmati pemandangan.

Fasilitas Penunjang

Dalam kegiatan pengembangan kawasan wisata tidak cukup hanya

memperhatikan obyek wisatanya saja, fasilitas-fasilitas penunjang kegiatan wisata

juga perlu mendapatkan perhatian agar tercipta kegiatan wisata yang

berkelanjutan, efektif, efisien, serta nyaman. Fasilitas-fasilitas tersebut

diantaranya sarana dan prasarana transportasi, serta fasilitas pelayanan.

Aksesibilitas menuju Desa Budaya Lekaq Kidau ini tergolong mudah

karena kondisi jalur sirkulasi yang sudah cukup memadai. Kondisi jalan pada jalur

darat sudah cukup baik dan dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat maupun

roda dua. Namun fasilitas angkutan umum yang melalui jalur ini masih sedikit

jumlahnya dan tidak setiap waktu tersedia. Sehingga pengunjung Desa Budaya

Lekaq Kidau yang menggunakan jalur ini biasanya menggunakan kendaraan

pribadi, yaitu motor dan mobil. Kemudian untuk menyeberang ke Desa Budaya

Leka Kidau, pengunjung menggunakan feri penyeberangan. Sedangkan pada jalur

sungai, sudah terdapat kendaraan umum sungai berupa kapal motor dan speed

boat. Namun apabila melalui jalur ini dengan menggunakan kapal motor

memerlukan waktu yang lama untuk sampai ke Desa Budaya Lekaq Kidau.

Page 68: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

56

Pengunjung biasanya menggunakan speed boat sewaan sehingga dapat sampai ke

Desa Budaya Lekaq Kidau dalam waktu yang singkat. Hanya saja biaya untuk

menyewa speed boat ini cukup besar.

Saat ini fasilitas pelayanan di Desa Budaya Lekaq Kidau masih kurang.

Fasilitas yang ada hanya berupa warung-warung yang menjual makanan dan

minuman. Sedangkan fasilitas penginapan, homestay, rumah makan dan lain-lain

masih belum ada.

Persepsi Masyarakat dan Pengunjung

Persepsi Masyarakat

Untuk mengetahui persepsi masyarakat Desa Budaya Lekaq Kidau, maka

telah dilakukan wawancara dengan menggunakan kuesioner yang dilakukan

terhadap 30 responden masyarakat yang tinggal di Desa Budaya Lekaq Kidau.

Dilihat dari usia responden, 13,33 % berusia antara 18 - 22 tahun, 20 % berusia

antara 23 - 30 tahun, 26,67 % berusia antara 31 - 40 tahun, 20 % berusia antara 41

- 50 tahun, 14,33 % berusia antara 51 – 60 tahun, dan 6,67 % berusia lebih dari 60

tahun. Adapun pekerjaan responden adalah 6,67 % pelajar, 6,67 % mahasiswa,

6,67 % karyawan perkebunan, 20 % pengrajin, 36,67 % petani, dan 10 %

pekerjaan lainnya. Dari hasil kuesioner didapatkan bahwa suku responden

sebagian besar yaitu sebanyak 86,67 % Dayak Kenyah, 3,33 % Kutai, dan 10 %

suku lainnya (Jawa, Timor). Sebanyak 6,67 % responden tinggal di kawasan ini

selama 1 - 5 tahun dan 5 - 10 tahun, dan sebagian besar responden yaitu 86,67 %

selama lebih dari 10 tahun. Identitas responden secara lengkap dapat dilihat pada

Lampiran 4.

Keseluruhan responden merasa betah tinggal di kawasan ini karena

suasananya nyaman dan budaya yang kuat. Sebanyak 86,67 % masyarakat masih

melaksanakan adat dan budayanya, sedangkan 13,33 % responden sudah tidak

melakukan adat dan budayanya lagi, yaitu responden pendatang yang bukan suku

Dayak Kenyah. Sebagian besar responden mengetahui sejarah Desa Budaya

Lekaq Kidau. Sebagian besar karena pengalaman sendiri, cerita dari keluarga dan

orang tua atau dari pemuka adat. Sebagian besar responden menyatakan, desa

mereka sedikit berubah yaitu menjadi sedikit lebih nyaman. Hal ini karena adanya

Page 69: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

57

pembangunan fasilitas dan utilitas yang memudahkan kehidupan mereka. Hampir

semua responden berpendapat bahwa bangunan tradisional yang ada di desa ini

indah, unik, bernilai arsitektur tradisional tinggi, kokoh, fungsional,

membanggakan, bernilai budaya dan bernilai penting.

Semua responden berpendapat bahwa kawasan desa budaya ini harus

dilestarikan. Sebagian besar responden yaitu sebanyak 43,33% berpendapat

bahwa cara terbaik pelestarian adalah dengan mempertahankan karakter kawasan

desa budaya dan mengembangkan untuk kesejahteraan masyarakat. Kontribusi

yang diberikan oleh responden terhadap upaya pelestarian sudah cukup baik, hal

ini dapat dilihat dari banyaknya responden yang memberi dukungan dan

berpartisipasi aktif, baik dengan menyumbang tenaga, pikiran, tenaga dan pikiran,

serta finansial. Meskipun begitu, masih ada sebanyak 26,67% responden yang

hanya mendukung secara pasif. Data persepsi masyarakat secara keseluruhan

dapat dilihat pada Lampiran 5.

Persepsi Pengunjung

Untuk mengetahui persepsi pengunjung terhadap wisata budaya di Desa

Budaya Lekaq Kidau, maka telah dilakukan wawancara dengan menggunakan

kuesioner yang dilakukan terhadap 8 responden pengunjung Desa Budaya Lekaq

Kidau. Dilihat dari asal responden 37,5 % berasal dari Kota Samarinda, 37,5 %

dari Kecamatan Tenggarong, dan 25 % dari Kecamatan Kembang Janggut. Dari

segi usia, sebanyak 25 % responden berusia antara 23 – 30 tahun, 50 % berusia

antara 31 – 40 tahun, dan 25 % antara 41 – 50 tahun. Adapun latar belakang

pendidikan responden adalah 75 % berpendidikan terakhir SMA dan 25 %

sarjana. Identitas responden dapat dilihat pada Lampiran 6.

Dari hasil kuesioner didapatkan bahwa pengunjung Desa Budaya Lekaq

Kidau sebagian besar datang dengan tujuan rekreasi atau wisata. Umumnya

kunjungan merupakan kunjungan yang pertama kali. Kebanyakan pengunjung

mengetahui Desa Budaya Lekaq Kidau dari teman dan sebagian kecil mengetahui

dari media cetak. Semua responden mengetahui karakteristik desa ini yaitu

permukiman Dayak Kenyah. Semua responden berpendapat desa ini indah, unik,

teratur, aman, membanggakan, bernilai budaya, dan bernilai penting. Namun

Page 70: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

58

sebagian responden beranggapan desa ini tidak teduh karena kurangnya vegetasi

penaung di sekitar permukiman. Mengenai citra bangunan tradisional, semua

responden beranggapan bangunan tradisional yang ada indah, unik, bernilai

arsitektur tradisional tinggi, kokoh, fungsional, membanggakan, bernilai budaya,

dan bernilai penting.

Dari hasil kuesioner, dapat dilihat pula besarnya apresiasi pengunjung

terhadap pentingnya pelestarian. Semua responden berpendapat bahwa kawasan

desa budaya ini harus dilestarikan. Sebanyak 37,5 % responden berpendapat

bahwa cara terbaik pelestarian adalah dengan mempertahankan karakter kawasan

desa budaya dan mengembangkan untuk kesejahteraan masyarakat. Sedangkan

menurut 37,5 % responden yang lain yaitu dengan memadukan dengan bangunan-

bangunan baru, namun tetap mempertahankan identitasnya dan 25 % responden

berpendapat untuk dipertahankan apa adanya. Namun hanya 25 % responden yang

pernah berpartisipasi dalam bentuk saran. Data persepsi pengunjung keseluruhan

dapat dilihat pada Lampiran 7.

Analisis Keberlanjutan Lanskap

Nilai Penting Lanskap

Desa Budaya Lekaq Kidau merupakan salah satu permukiman masyarakat

Dayak Kenyah di Kabupaten Kutai Kartanegara yang masih memegang teguh adat

dan budaya mereka. Lanskap Desa Budaya Lekaq Kidau dan budaya khas Dayak

Kenyah yang masih hidup merupakan sumberdaya yang penting tidak hanya bagi

Kabupaten Kutai Kartanegara, tetapi juga bagi Propinsi Kalimantan Timur atau

bahkan Indonesia, khususnya terkait dengan keanekaragaman suku dan budaya.

Nilai penting Desa Budaya Lekaq Kidau dan aset budayanya merupakan alasan

penting dalam pelestarian. Keunikan arsitektur dan estetika elemen-elemen

lanskap budaya membuat nilai penting kawasan bertambah. Lanskap budaya

tersebut merupakan bentuk warisan budaya salah satu suku asli yang ada di

Kabupaten Kutai Kartanegara. Dari keberadaannya tersebut, maka Desa Budaya

Lekaq Kidau di masa sekarang mempunyai peran ganda yaitu sebagai kawasan

permukiman masyarakat Dayak Kenyah dan sebagai objek tujuan wisata budaya

di Kabupaten Kutai Kartanegara.

Page 71: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

59

Selain itu, keunikan dan estetika lanskap Desa Budaya Lekaq Kidau serta

aktivitas budayanya merupakan aset penting yang dapat dimanfaatkan dalam

pengembangan pariwisata di Kabupaten Kutai Kartanegara. Pemanfaatan yang

benar adalah pemanfaatan yang tetap menjaga kelestarian karakter/keunikan

kesatuan lanskap dan budayanya. Dengan demikian lanskap Desa Budaya Lekaq

Kidau dan budayanya akan tetap lestari dan pembangunan ekonomi daerah serta

kesejahteraan masyarakat juga dapat berkelanjutan.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberlanjutan Lanskap

Faktor-faktor yang mempengaruhi keberadaan dan keberlanjutan lanskap

Desa Budaya Lekaq Kidau terdiri atas faktor internal dan faktor eksternal. Faktor

internal berupa tatanan lanskap yang masih mempunyai karakter unik dan sikap

budaya masyarakat Desa Budaya Lekaq Kidau yang masih kuat. Sedangkan faktor

eksternal menyangkut kebijakan dan dukungan pemerintah serta pengaruh budaya

luar. Faktor internal dan eksternal tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Faktor Internal

Konsep ruang Desa Budaya Lekaq Kidau merupakan salah satu karakter

yang menjadi keunikannya sebagai lanskap budaya. Konsep ruang secara makro

yang terdiri dari ruang hutan, ruang pertanian, ruang permukiman, dan ruang

sungai memperlihatkan bahwa masyarakat Desa Budaya Lekaq Kidau sangat

bergantung dengan alam untuk keberlangsungan hidup mereka. Sedangkan ruang

secara vertikal memperlihatkan bahwa masyarakat Dayak Kenyah lebih memilih

wilayah yang relatif datar dan terletak di tepi sungai untuk tempat hidup mereka.

Pada konsep ruang secara meso, terdapat ruang permukiman, budaya,

keagamaan, pendidikan, dan pemerintahan. Adanya pembagian ruang-ruang

tersebut menunjukkan sudah adanya keteraturan dalam kehidupan masyarakat

Dayak Kenyah di Desa Budaya Lekaq Kidau. Begitu pula jika dilihat pada konsep

ruang secara mikro. Secara vertikal, umak masyarakat Desa Budaya Lekaq Kidau

memiliki keunikan dengan adanya ruang hidup dan ruang ternak. Namun tidak

selalu bagian bawah/ kolong umak digunakan untuk memelihara ternak. Ada juga

masyarakat yang menggunakannya untuk menyimpan kayu bakar untuk keperluan

memasak sehari-hari.

Page 72: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

60

Masyarakat Desa Budaya Lekaq Kidau memiliki keinginan yang kuat

untuk menjaga tradisi leluhurnya. Hal ini ditunjukkan dengan adanya ruang

budaya berupa kawasan lamin adat yang menjadi simbol budaya desa mereka.

Sementara umak sebagai tempat tinggal masyarakat dibangun menghadap jalan,

baik sejajar maupun tegak lurus untuk memudahkan sirkulasi mereka.

Arsitektur bangunan Desa Budaya Lekaq Kidau merupakan arsitektur

bangunan yang masih tradisional, walaupun terdapat sedikit penyesuaian dengan

perkembangan jaman. Bangunan yang sebagian besar berbentuk panggung dan

didominasi kayu ulin sebagai dinding dan sirap sebagai atap merupakan ciri khas

bangunan tradisional di pedalaman Kalimantan. Bangunan dengan model

panggung merupakan bentuk adaptasi terhadap alam tempat tinggal mereka.

Model ini sangat sesuai diterapkan di kawasan tepi sungai berdataran rendah

sebagai bentuk antisipasi jika air sungai pasang atau meluap.

Perpindahan permukiman pada masyarakat Dayak Kenyah dikenal dengan

istilah bulaq. Perpindahan permukiman yang terjadi pada masyarakat Dayak

Kenyah bukan karena mengikuti tuntutan budaya tradisional atau leluhur mereka,

tetapi dilakukan karena alasan-alasan tertentu yang lebih rasional. Misalnya pada

masyarakat Desa Budaya Lekaq Kidau, perpindahan permukiman dari wilayah

Long Lees ke wilayah Desa Budaya Lekaq Kidau saat ini, dilakukan dengan

alasan agar lebih dekat dengan wilayah perkotaan sehingga dapat meningkatkan

taraf hidup mereka.

Bagi masyarakat suku Dayak Kenyah, bulaq tidak mungkin dilakukan

dalam jangka waktu yang relatif singkat. Mereka menyadari bahwa melakukan

pindah permukiman bukan hal yang mudah. Dibutuhkan banyak pertimbangan

jika ingin melaksanakannya. Hal ini ditunjukkan dengan adanya petuah yang

disampaikan secara turun-temurun oleh orang tua kepada keturunannya. Petuah

tersebut jika di terjemahkan berarti “Jika sudah mampu memikul bumi, barulah

berpindah”. Petuah ini menunjukkan beratnya persoalan pindah permukiman. Para

pemuda harus sehat dan kuat karena mereka harus memikul seluruh harta benda

keluarganya, seperti alat pertanian, gong, guci, ternak, bahkan orang tua yang

sudah tidak kuat berjalan harus digendong. Hal ini menunjukkan bahwa

Page 73: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

61

masyarakat Dayak Kenyah bukanlah masyarakat perusak hutan dan hidup tidak

menetap.

Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat Desa Budaya Lekaq Kidau

memiliki sikap atau budaya yang telah mereka miliki sejak jaman dahulu.

Kepatuhan mereka terhadap hukum-hukum adat tidak tertulis yang sudah ada

sejak jaman leluhur mereka merupakan bukti bahwa masyarakat Desa Budaya

Lekaq Kidau tetap menjunjung tinggi adat budaya mereka. Selain itu, keinginan

mereka untuk tetap menjaga adat budaya dapat dilihat dari tetap dilaksanakannya

upacara-upacara adat yang sudah ada turun-temurun dalam masyarakat Desa

Budaya Lekaq Kidau. Namun demikian, kehidupan masyarakat Desa Budaya

Lekaq Kidau tidak tertutup dari adanya perubahan-perubahan. Hal ini dapat diihat

dari sikap mereka terhadap teknologi yang masuk ke desa mereka.

Kebijakan Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara yang menetapkan

Desa Lekaq Kidau sebagai desa budaya dan daerah tujuan wisata di Kabupaten

Kutai Kartanegara, mendapat sambutan yang baik oleh masyarakat Desa Budaya

Lekaq Kidau. Dari hasil kuesioner menunjukkan bahwa sikap masyarakat secara

aktif mendukung dan membantu Pemerintah Kabupaten dalam mewujudkan

kebijakan tersebut. Masyarakat Desa Budaya Lekaq Kidau hidup berdampingan

dengan masyarakat sekitar dan terbuka menerima dengan baik pengunjung yang

datang ke desa mereka.

Status pengunjung yang datang ke Desa Budaya Lekaq Kidau terdiri dari

pengunjung wisata dan pengunjung biasa. Pengunjung wisata dapat berasal dari

dalam negeri dan luar negeri. Pengunjung wisata biasanya datang secara

berkelompok, baik dalam kelompok kecil maupun besar. Masyarakat Desa

Budaya Lekaq Kidau akan menyambut dan memberikan pelayanan yang baik

kepada tamu yang datang.

2. Faktor eksternal

Pada tahun 2005, Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara melalui

program Gerakan Pengembangan Pemberdayaan Kutai (Gerbang Dayaku) II,

menempatkan sektor kebudayaan dan pariwisata sebagai salah satu sektor

unggulan dalam pengembangan daerah. Potensi-potensi pariwisata dan budaya

digali dan dikembangkan untuk mendukung program tersebut. Seiring dengan

Page 74: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

62

berjalannya program tersebut, Pemerintah Kabupaten salah satunya menetapkan

Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai desa budaya dan tempat tujuan wisata di

Kabupaten Kutai Kartanegara. Berdasarkan data pengunjung dari Dinas

Pariwisata dan Budaya Kabupaten Kutai Kartanegara, jumlah wisatawan yang

berkunjung ke Kabupaten Kutai Kartanegara pada tahun 2004 – 2008 mengalami

peningkatan yang cukup tinggi (Lampiran 8). Jumlah wisatawan yang cukup besar

ini merupakan suatu potensi untuk mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau

sebagai salah satu obyek tujuan wisata yang ada di Kabupaten Kutai Kartanegara.

Sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan jumlah wisatawan dan dapat

menyumbang bagi perekonomian daerah.

Sebagai desa budaya dan tempat tujuan wisata yang dapat meningkatkan

Pendapatan Asli Daerah (PAD), peran serta pemerintah dalam pembangunan dan

pengembangan desa sangat besar. Pembangunan dan rencana pembangunan yang

dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten dimaksudkan untuk meningkatkan taraf

hidup masyarakat dan menunjang kegiatan wisatanya.

Page 75: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

63

Kehidupan masyarakat Desa Budaya Lekaq Kidau yang berada dekat dan

hidup berdampingan dengan desa-desa lain, menyebabkan pola hidup mereka

menjadi semakin modern. Penggunaan teknologi tidak dapat dipungkiri dalam

kehidupan sehari-hari mereka. Masuknya budaya luar ini dapat memberi pengaruh

positif maupun negatif bagi kelangsungan desa. Pengaruh tersebut salah satunya

dapat dilihat dari cara berpakaian kaum wanita yang sudah sedikit modern dan

semakin berkurangnya wanita yang mempertahankan daun telinga yang panjang

(Gambar 32). Hal ini karena mereka kaum muda beranggapan bahwa telinga

panjang dengan banyak anting sudah tidak sesuai dengan perkembangan jaman.

Walaupun demikian, kaum wanita di Desa Lekaq Kidau tidak menghilangkan

kebiasaan mereka mengenakan seraung, penutup kepala khas Kalimantan, jika

keluar rumah atau berladang. Selain itu adanya kegiatan wisata di desa Budaya

Lekaq Kidau dikhawatirkan dapat mempengaruhi sikap masyarakat menjadi lebih

komersial.

Gambar 32. Salah Satu Sesepuh Desa yang Masih Bertelinga Panjang

Dari hasil kuesioner terhadap pengunjung Desa Budaya Lekaq Kidau dapat

dilihat besarnya apresiasi pengunjung terhadap pentingnya pelestarian. Hal ini

terlihat dari pendapat semua responden yang menyatakan bahwa kawasan desa

budaya ini harus dilestarikan sekaligus dikembangkan untuk kesejahteraan

masyarakat. Masyarakat desa lain yang ada di sekitar Desa Budaya Lekaq Kidau

sangat mendukung adanya desa budaya tersebut. Salah satu caranya yaitu dengan

ikut serta berperan dalam memberikan informasi kepada pengunjung yang akan ke

Desa Budaya Lekaq Kidau. Selain itu mereka juga menjalin hubungan yang baik

Page 76: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

64

dengan masyarakat Desa Budaya Lekaq Kidau. Sedangkan untuk peran swasta,

terutama unit perusahaan kertas MDF (Medium Density Fibreboard) yang

berbatasan dengan Desa Budaya Lekaq Kidau selama ini masih belum ada.

Analisis SWOT

Berdasarkan hasil analisis faktor internal akan dirumuskan variabel

kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses). Sedangkan dari analisis faktor

eksternal akan dirumuskan variabel peluang (opportunites) dan ancaman (threats).

Rumusan variabel-variabel tersebut adalah sebagai berikut:

1. Kekuatan (strengths)

a. Banyaknya elemen lanskap di Desa Budaya Lekaq Kidau yang masih

tradisional.

b. Adanya peraturan tidak tertulis dan keinginan kuat masyarakat Desa

Budaya Lekaq Kidau untuk mempertahankan elemen lanskap tradisional

yang ada di desa mereka.

c. Tatanan permukiman dan konsep ruang yang memanfaatkan ruang alam

berdasarkan fungsi baik dalam hal orientasi, letak geografis, situasi, daya

manfaat, dan suasana tempat tinggal yang sesuai dengan kondisi alam

setempat.

d. Sikap masyarakat Desa Budaya Lekaq Kidau yang terbuka terhadap

teknologi dari luar dan sikap hidup berdampingan dengan desa sekitar

dapat meningkatkan kesejahteraan hidup mereka.

e. Sikap masyarakat yang mendukung kebijakan Pemerintah Daerah untuk

menjadikan desa mereka lokasi tujuan wisata.

2. Kelemahan (weaknesses)

a. Menguatnya sistem keluarga inti, menyebabkan konsep amin (keluarga

luas yang tinggal dalam satu umak) semakin melemah, hal ini

dikhawatirkan dapat meningkatkan sifat individualisme pada masyarakat

Desa Budaya Lekaq Kidau.

b. Meningkatnya jumlah penduduk, kebutuhan ekonomi, pengaruh dari

budaya luar menyebabkan masyarakat cenderung untuk bersikap

individualis dan melakukan segala sesuatunya secara lebih praktis.

Page 77: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

65

c. Sikap masyarakat yang terbuka terhadap budaya luar yang bernilai negatif.

d. Status Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai salah satu tempat tujuan wisata

di Kabupaten Kutai Kartanegara menyebabkan masyarakat Desa Budaya

Lekaq Kidau mulai berorientasi pada keuntungan finansial yang dapat

mereka peroleh.

3. Peluang (opportunites)

a. Pembangunan dan rencana pembangunan dari Pemerintah Daerah yang

mendukung keberlanjutan Desa Budaya Lekaq Kidau.

b. Kebijakan pemerintah menjadikan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai desa

budaya dan salah satu tempat tujuan wisata memberi peluang bagi

masyarakat Desa Budaya Lekaq Kidau untuk mengembangkan potensi

dalam mewujudkan pembangunan dalam bidang ekonomi, sosial, maupun

budaya.

c. Penggunaan teknologi yang dapat mendukung peningkatan taraf hidup

masyarakat.

d. Masuknya budaya yang memiliki nilai positif bagi pelestarian adat dan

budaya masyarakat.

4. Ancaman (threats)

a. Belum terintegrasinya kebijakan penetapan kawasan sebagai desa budaya

dengan rencana pelestarian/perlindungan kawasan desa budaya.

b. Masuknya budaya yang memiliki nilai negatif bagi pelestarian adat dan

budaya masyarakat.

c. Adanya pembangunan di sekitar kawasan.

Dari penjabaran faktor-faktor yang mempengaruhi keberlanjutan lanskap

Desa Budaya Lekaq Kidau di atas dapat dilakukan analisis matriks SWOT yang

digunakan sebagai dasar untuk penyusunan usulan strategi pelestarian lanskap

Desa Budaya Lekaq Kidau. Dalam matriks tersebut dapat dirumuskan strategi

yang diperoleh berdasarkan gabungan faktor internal dan faktor eksternal. Ada

empat pertimbangan strategi yang disarankan, yaitu Strategi SO (strengths-

opportunities), Strategi WO (weaknesses-opportunities), Strategi ST (strengths-

threats), Strategi WT (weaknesses- threats). Berdasarkan strategi penyelesaian

masalah tersebut dapat diusulkan beberapa usulan pelestarian yang terkait dengan

Page 78: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

66

peran masyarakat dan yang terkait dengan peran pemerintah. Analisis dengan

menggunakan model matriks dapat dilihat pada tabel berikut ini (tabel 10).

Page 79: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

USULAN PELESTARIAN LANSKAP

Konsep Umum Pelestarian

Desa Budaya Lekaq Kidau merupakan lanskap permukiman tradisional di

Kalimantan Timur yang memiliki karakter unik dalam tatanan lanskap dan adat

budaya masyarakat Dayak Kenyah. Meskipun masyarakat memiliki sikap

konservatif yang diatur dalam hukum adat yang tidak tertulis, namun pengaruh

budaya luar juga semakin meningkat. Hal ini dikhawatirkan akan mempengaruhi

kehidupan budaya dan tatanan desa mereka. Selain itu, adanya kebijakan

pemerintah yang menjadikan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai desa budaya dan

kawasan tujuan wisata menjadi suatu kekuatan sekaligus kelemahan bagi

keberlanjutan Desa Budaya Lekaq Kidau.

Dalam studi ini, konsep yang diusulkan yaitu melindungi keberadaan

masyarakat adat Desa Budaya Lekaq Kidau beserta budaya dan karakter lanskap

permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai

kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya dan tidak

mengancam keberlanjutan desa tersebut.

Zonasi Pelestarian

Tindakan pelestarian lanskap Desa Budaya Lekaq Kidau dilakukan dengan

tujuan mempertahankan dan melestarikan desa budaya tersebut, serta

memanfaatkannya untuk kegiatan wisata sesuai dengan keberadaannya. Oleh

karena itu perlu dilakukan penentuan batas zona perlindungan yang jelas untuk

pelestariannya (Gambar 33).

Zona perlindungan merupakan zona yang harus dilindungi kesatuan (unity)

lanskapnya, yaitu meliputi lanskap Desa Budaya Lekaq Kidau secara keseluruhan

yang terdiri dari ruang permukiman, pertanian, hutan dan sungai yang

merepresentasikan secara kuat dan utuh karakter kehidupan masyarakat Desa

Budaya Lekaq Kidau. Zona perlindungan diperuntukkan untuk upaya pelestarian

lanskap, elemen lanskap budaya serta aktivitas budayanya yang khas. Tindakan

pelestarian dapat berupa tindakan konservasi dan interpretasi. Tindakan

konservasi bertujuan untuk melestarikan apa yang ada pada saat ini dan untuk

Page 80: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

70

memperkuat karakter spesifik yang menjiwai lingkungan/ lanskap Desa Budaya

Lekaq Kidau. Sedangkan tindakan interpretasi dimaksudkan untuk mendukung

kegiatan wisata yang ada dengan tetap mempertahankan keutuhan lanskapnya.

Batas-batas deliniasi zona perlindungan berupa batas administratif Desa Budaya

Lekaq Kidau dan batas alami berupa Sungai Mahakam.

Strategi Terkait Peran Para Pihak dalam Pelestarian Lanskap

Strategi pelestarian yang terkait dengan peran masyarakat Desa Budaya

Lekaq Kidau yaitu :

1. Mempertahankan dan melaksanakan aktivitas budaya adat dalam kehidupan

sehari-hari (Gambar 34).

2. Mendokumentasikan segala sesuatu yang terkait adat budaya termasuk

filosofi, sejarah, elemen-elemen terkait dan kalender pelaksanaannya sebagai

pengetahuan dan bahan untuk interpretasi.

3. Masyarakat terlibat dalam setiap proses pembangunan kawasan.

4. Melakukan sistem kontrol terhadap budaya dan pengaruh luar yang tidak

sesuai atau bernilai negatif bagi masyarakat.

5. Menyiapkan diri untuk pengembangan wisata seperti pengemasan atraksi,

homestay, informasi, bisnis (kuliner, souvenir dan lain-lain).

6. Masyarakat harus terlibat dan berperan aktif dalam setiap kegiatan

perlindungan, pemeliharaan, dan pengembangan kawasan.

Strategi pelestarian yang terkait dengan peran pemerintah yaitu :

1. Membuat kebijakan pelestarian lanskap budaya yaitu penetapan zona

pelestarian dan pegelolaannya.

2. Membuat kebijakan yang terintegrasi antara pelestarian budaya dan

pengembangan wisata.

3. Mendorong, mendukung, dan membina masyarakat dalam upaya

pengembangan wisata budaya.

4. Mmbuat kebijakan pembangunan di sekitar kawasan yang mendukung

keutuhan/kesatuan lanskap Desa Budaya Lekaq Kidau.

Page 81: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

71

Gambar 34. Contoh-contoh Aktivitas Budaya

Page 82: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Setiap tradisi memiliki karakteristik permukiman yang khas. Desa Budaya

Lekaq Kidau merupakan tipe permukiman yang terletak di tepi sungai Mahakam.

Budaya mereka yang selalu berorientasi pada sungai sebagai urat nadi kehidupan,

mempengaruhi bentuk permukiman dan elemen lanskap yang ada di desa mereka.

Sebagai salah satu permukiman masyarakat Dayak Kenyah yang masih

memegang teguh budaya mereka, desa ini ditetapkan oleh Pemerintah Daerah

sebagai desa budaya dan salah satu objek tujuan wisata budaya di Kabupaten

Kutai Kartanegara.

Tatanan lanskap Desa Budaya Lekaq Kidau dapat dideskripsikan menurut

konsep ruang yang diterapkan baik berdasarkan hirarki ukuran/ skala aktivitas

maupun orientasi ruang/ elemen yaitu meliputi ruang makro, meso, dan mikro.

Ruang makro adalah ruang/ lanskap yang mendukung hampir seluruh kehidupan

masyarakat, yang meliputi ruang hutan, ruang permukiman, ruang pertanian dan

sungai. Ruang meso adalah bagian ruang makro yang merupakan lingkungan

permukiman/ perumahan masyarakat desa, terdiri dari elemen-elemen pembentuk

permukiman yaitu umak, lamin adat, sada leppo’, belawing, gereja, gerbang desa,

darmaga, pilar burung enggang, lapangan, kandang ternak, kantor desa, sekolah,

dan vegetasi. Sedangkan ruang mikro adalah bagian ruang permukiman meliputi

rumah dan pekarangan, merupakan tempat tinggal satu keluarga atau kelompok

keluarga besar.

Faktor-faktor yang mempengaruhi tatanan lanskap Desa Budaya Lekaq

Kidau didasarkan pada kondisi alam, filosofi dan budaya masyarakat. Sedangkan

faktor-faktor yang mempengaruhi keberlanjutan lanskap Desa Budaya Lekaq

Kidau dapat dilihat berdasarkan faktor internal (tatanan lanskap dan budaya

masyarakat) dan faktor eksternal (campur tangan pemerintah dan pihak luar).

Selanjutnya dari faktor internal dan eksternal tersebut dilakukan analisis SWOT

(Stregth – Weakness – Opportunity – Threat) sehingga menghasilkan strategi

pelestarian Desa Budaya Lekaq Kidau baik terkait peran pemerintah maupun

masyarakat. Konsep dasar pelestarian yang diusulkan adalah melindungi

Page 83: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

72

Vertikal

Vertikal

Vertikal

keberadaan masyarakat adat Desa Budaya Lekaq Kidau beserta budaya dan

karakter lanskap permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq

Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya dan

tidak mengancam keberlanjutan desa tersebut. Oleh karena itu perlu dilakukan

penentuan batas zona perlindungan yang jelas untuk pelestariannya.

Saran

1. Konsep zonasi pelestarian yang direncanakan perlu dijabarkan dan

direncanakan secara detil pada kawasan yang sesungguhnya dengan tetap

melibatkan masyarakat.

2. Sosialisasi zonasi pelestarian dan implementasi perlu dilakukan secara

persuasif kepada seluruh pihak yang meliputi Pemerintah Kabupaten, dinas-

dinas terkait, dan masyarakat.

3. Perencanaan ruang/lanskap wisata dan fasilitas-fasilitas yang sesuai serta

perencanaan aksesibilitas yang baik perlu dibuat untuk mendukung kegiatan

wisata budaya.

4. Manajemen internal dan kemauan kuat dari masyarakat Desa Budaya Lekaq

Kidau serta dukungan Pemerintah Kabupaten sangat diperlukan untuk

memperbaiki dan meningkatkan karakter lanskap Desa Budaya Lekaq Kidau.

5. Kerjasama antara Pemerintah Kabupaten dan masyarakat perlu ditingkatkan

untuk pengembangan dan pemanfaatan kawasan Desa Budaya Lekaq Kidau.

Page 84: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

DAFTAR PUSTAKA

Dinas Pariwisata dan Budaya Kutai Kartanegara. 2006. Panduan Wisata: DiscoverKalimantan Genuineness. Disparbud. Kutai Kartanegara.

Kinnear, TC dan Taylor JR. 1991. Marketing Research: an Applied Approach.New York: Mc Graw-Hill. 854 hal.

Marbun, BN. 1994. Kota Indonesia Masa Depan, Masalah dan Prospek. Jakarta:Erlangga.

Maunati, Y.2004. Identitas Dayak Komodifikasi dan Politik Kebudayaan.Yogyakarta: LKiS.

Melnick, RZ. 1983. Protecting Rural Cultural Landscape: Finding Value in theCountryside. Landscape J.2(2).

Nurisjah, S dan Q. Pramukanto. 2001. Perencanaan Kawasan Untuk PelestarianLanskap dan Taman Sejarah. Bogor : Program Studi ArsitekturPertamanan, Jurusan Budi Daya Pertanian, Fakultas Pertanian, IPB (tidakdipublikasikan).

Parker, LP and TF King. 1988. Guidelines for Evaluating and DocumentatingTraditional Cultural Properties. Washington: National Register BulletinUS Department of the Interior National Park Service.

Pasaribu, LO. 2007. Kelembagaan Pengelolaan Tana’ Ulen pada MasyarakatDayak Kenyah di Pampang, Kecamatan Samarinda Utara, KalimantanTimur. Skripsi. Departemen Manajemen Hutan Fakultas KehutananInstitut Pertanian Bogor. Tidak dipublikasikan. Bogor.

Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara. 2008. Sekilas Kutai Kartanegara.www.kutaikartanegarakab.go.id. [3 Maret 2009].

Sidharta, dan E. Budiharjo. 1989. Konservasi Lingkungan dan Bangunan KunoBersejarah di Surakarta. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Tishler, WH. 1982. Historical Landscape : An International PreservationPerspective Landscape Plan.

Wayong. 1981. Pola Permukiman Daerah Istimewa Yogyakarta. DepartemenPendidikan dan Kebudayaan, Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi.

Wijanarka. 2008. Desain Tepi Sungai: Belajar Dari Kawasan Tepi SungaiKahayan Palangka Raya. Yogyakarta: Ombak.

Page 85: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

73

Lampiran 1. Kuesioner Persepsi Pengunjung Terhadap Desa BudayaLekaq Kidau

LEMBAR KUESIONER

Selamat pagi/siang/sore/malam. Perkenalkan nama saya Endah Wulandari.Saya mahasiswi semester 8, Departemen Arsitektur Lanskap, Institut PertanianBogor. Saya sedang melakukan penelitian mengenai Studi Tatanan Lanskap DesaBudaya Lekaq Kidau, Kabupaten Kutai Kartanegara dan Upaya Pelestariannya.Oleh karena itu saya mohon bantuan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan sebenar-benarnya. Terima kasih.

Data Pribadi Responden:

Jenis Kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan

Umur :

a. 18 – 22 thn b. 23 – 30 thn c. 31- 40 thn d. 41-50 thn e. 51-60 thn f. >60 thn

Pekerjaan :

a pelajar d. PNS

b. mahasiswa e. wiraswasta

c. karyawan swasta f. lainnya

Alamat (Kecamatan/Kelurahan) : ............................................................................

Suku :

a Kutai d. Bugis

b. Dayak e. Banjar

c. Jawa f. Lainnya ..................................................

Pendidikan terakhir :

a tidak sekolah e. Akademik

b. SD f. Sarjana

c. SMP g. Lainnya...........

d. SMA

Berapa kali datang ke Desa Budaya Lekaq Kidau :

a. 1 kali c. 3 – 5 kali

b. 1 – 3 kali d. > 5 kali

Tujuan datang ke Desa Budaya Lekaq Kidau :

a. Rekreasi

Page 86: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

74

b. Mengenal adat istiadat

c. Meneliti

d. Berbelanja hasil kerajinan tangan

e. Menghadiri upacara adat

f. Lainnya................................................

Aktivitas yang dilakukan selama kunjungan :

a. Berkeliling desa

b. Menyaksikan upacara adat

c. Mempelajari budaya

d. Berbelanja

e. Menikmati pemandangan

f. Lainnya................................................

Pertanyaan

1. Dari mana anda mengetahui informasi tentang desa budaya ini ?

a Teman d. Media elektronik

b. Keluarga e. Lainnya………….........

c. Media cetak

2. Apakah anda mengetahui sejarah desa budaya ini ?

a. Tahu b. Tidak tahu

3. Apakah anda mengetahui karakteristik/citra desa budaya ini ?

a. Ya b. Tidak

4. Jika ya, apakah karakteristiknya ?

a. Permukiman Dayak

b. Permukiman Kutai

c. Permukiman ......................

d. Lainnya .......................

5. Menurut anda, apakah citra desa budaya ini ? (pilih salah satu jawaban dari

setiap point)

a. Indah / Tidak indah

b. Unik / Tidak unik

c. Teduh / Tidak teduh

Page 87: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

75

d. Teratur / semrawut

e. Memiliki konsep penataan yang baik / tidak baik

f. Direncanakan dengan baik / tidak baik

g. Memperhatikan kepentingan warga / tidak memperhatikan

h. Aman / tidak aman

i. Membanggakan / tidak membanggakan

j. Bernilai budaya / tidak bernilai budaya

k. Bernilai penting / tidak penting

6. Menurut anda, apa yang paling menarik di desa ini ?

a. Penataan desa

b. Bangunan adat

c. Aktivitas budaya masyarakat

d. Aktivitas keseharian masyarakat

e. Kerajinan tangan

f. Lainnya................................................

7. Menurut anda, apakah citra bangunan tradisional di desa ini? (pilih salah satu

jawaban dari setiap point)

a. Indah / Tidak indah

b. Unik / Tidak unik

c. Bernilai arsitektur tradisional tinggi / Tidak bernilai tinggi

d. Kokoh / Tidak kokoh

e. Fungsional / Tidak fungsional

f. Membanggakan / Tidak membanggakan

g. Bernilai budaya / Tidak bernilai budaya

h. Bernilai penting / tidak penting

8. Apakah desa budaya ini perlu dilestarikan ?

a. Ya b. Tidak

9. Jika ya, seperti apa bentuk pelestariannya ?

a. Dipertahankan apa adanya

b. Mempertahankan karakter kawasan dan mengembangkan untuk

kesejahteraan masyarakat

Page 88: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

76

c. Memadukan dengan bangunan-bangunan baru, namun tetap

mempertahankan identitasnya

d. Lainnya ..........................................................................................................

10. Menurut anda, siapa yang bertanggung jawab untuk melestarikan desa budaya

ini?

a. Masarakat desa

b. Pemerintah

c. Pihak swasta

d. Kombinasi ketiganya (masyarakat desa, pemerintah, pihak swasta)

e. Lainnya................................................

11. Kontribusi apa yang akan anda berikan untuk pelestarian tersebut ?

a. Mendukung secara pasif

b. Mendukung dan berpartisipasi aktif dengan turut menyumbang pikiran

c. Mendukung dan berpartisipasi aktif dengan turut menyumbang tenaga

d. Mendukung dan berpartisipasi aktif dengan turut menyumbang pikiran dan

tenaga

e. Mendukung dan berpartisipasi aktif dengan turut menyumbang finansial

f. Lainnya...........................................................................................................

12. Apakah anda sudah pernah berpartisipasi ?

a. Ya b. Tidak

13. Jika ya, melalui media : ………………………………………

aktivitas : ………………………………………

* Terima Kasih *

Page 89: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

77

Lampiran 2. Kuesioner Persepsi Masyarakat Terhadap Desa Budaya LekaqKidau

LEMBAR KUESIONER

Selamat pagi/siang/sore/malam. Perkenalkan nama saya Endah Wulandari.Saya mahasiswi semester 8, Departemen Arsitektur Lanskap, Institut PertanianBogor. Saya sedang melakukan penelitian mengenai Studi Tatanan Lanskap DesaBudaya Lekaq Kidau, Kabupaten Kutai Kartanegara dam Upaya Pelestariannya.Oleh karena itu saya mohon bantuan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan sebenar-benarnya. Terima kasih.

Data Pribadi Responden:

Jenis Kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan

Umur :

a. 18 – 22 thn b. 23 – 30 thn c. 31- 40 thn d. 41-50 thn e. 51-60 thn f. >60 thn

Pekerjaan :

a Pelajar d. Pengrajin

b. Mahasiswa e. Petani

c. Karyawan perkebunan f. Lainnya.......................

Suku :

a. Dayak Kenyah c. Kutai

b. Dayak ............... f. Lainnya.......................

Pendidikan terakhir :

tidak sekolah e. Akademik

b. SD f. Sarjana

c. SMP g. Lainnya...........

d. SMA

Berapa lama anda tinggal di desa ini :

a. < 1 thn c. 5-10 thn

b. 1-5 thn d. > 10 thn

Apakah anda betah tinggal di desa ini : (ya / tidak )

Alasan : ............................................................................................................

Apakah anda masih melakukan adat budaya anda : (ya / tidak )

Contohnya : .....................................................................................................

Page 90: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

78

Pertanyaan

Sejarah Desa Budaya

Apakah anda mengetahui sejarah desa budaya ini :

a. Tahu b. Sedikit c. Tidak tahu

Jika jawaban anda tahu, dari mana anda mengetahui tentang sejarah desa budaya

ini :

a. Orang tua d. Pengalaman sendiri

b. Keluarga e. Lainnya………….........

c. Pemuka adat

1. Mengapa anda tinggal di desa ini ?

a. Keluarga ada di sini c. Suasananya nyaman e. Lainnya :

b. Pekerjaan d. Tanah subur .........................

2. Apakah desa ini telah berubah dibanding waktu pertama tinggal/ lima tahun

yang lalu?

a. Tidak berubah c. Sedikit berubah

b. Banyak berubah d. Sangat banyak berubah

3. Apakah perubahan ini :

a. Menjadi sedikit lebih nyaman c. Menjadi tidak nyaman

b. Menjadi sangat nyaman d. Menjadi sangat tidak nyaman

4. Apakah yang paling menonjol berubah ?

a. Jumlah rumah

b. Jumlah orang

c. Aktivitas

d. Sarana transportasi

e. Fasilitas

f. Gaya/ arsitektur bangunan

g. Pola pertanian

h. Pola penggunaan lahan

i. Lainnya ……………………….............................

5. Menurut anda, apa yang menjadi identitas desa budaya ini ?

a. Bangunan rumah tinggal

Page 91: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

79

b. Bangunan adat (lamin)

c. Upacara adat

d. Lambang/ simbol adat

e. Kerajinan tangan

f. Lainnya................................................

6. Apakah bangunan tradisional di desa ini (pilih salah satu jawaban dari setiap

point)

a. Indah / Tidak indah

b. Unik / Tidak unik

c. Bernilai arsitektur tradisional tinggi / Tidak bernilai tinggi

d. Kokoh / Tidak kokoh

e. Fungsional / Tidak fungsional

f. Membanggakan / Tidak membanggakan

g. Bernilai budaya / Tidak bernilai budaya

h. Bernilai penting / tidak penting

7. Apakah desa budaya ini perlu dilestarikan ?

a. Ya b. Tidak

8. Jika ya, seperti apa bentuk pelestariannya ?

a. Dipertahankan apa adanya

b. Mempertahankan karakter kawasan dan mengembangkan untuk

kesejahteraan masyarakat

c. Memadukan dengan bangunan-bangunan baru, namun tetap

mempertahankan identitasnya

d. Lainnya ..........................................................................................................

9. Menurut anda, siapa yang bertanggung jawab untuk melestarikan desa budaya

ini?

a. Masyarakat desa

b. Pemerintah

c. Pihak swasta

d. Kombinasi ketiganya (masyarakat desa, pemerintah, pihak swasta)

e. Lainnya................................................

Page 92: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

80

10. Upaya pelestarian apa yang telah dilakukan oleh masyarakat desa ? (Jawaban

boleh lebih dari satu)

a. Menjaga keaslian karakter desa budaya

b. Menjaga keberadaan bangunan adat

c. Tetap melaksanakan upacara adat

d. Aktif memberikan masukan tentang perbaikan desa budaya

e. Lainnya................................................

11. Kontribusi apa yang akan anda berikan untuk pelestarian tersebut ?

a. Mendukung secara pasif

b. Mendukung dan berpartisipasi aktif dengan turut menyumbang pikiran

c. Mendukung dan berpartisipasi aktif dengan turut menyumbang tenaga

d. Mendukung dan berpartisipasi aktif dengan turut menyumbang pikiran dan

tenaga

e. Mendukung dan berpartisipasi aktif dengan turut menyumbang finansial

f. Lainnya(........................................................................................................)

* Terima Kasih *

Page 93: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

81

Page 94: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

82

Page 95: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

83

Page 96: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

Lampiran 3. Vegetasi yang ada di Desa Budaya Lekaq Kidau

FungsiNo Nama Nama lokal LetakPangan Estetik Fisik/material Ekonomi Adat

Keterangan

1 Acacia auriculiformis akasia Pekarangan v v Pohon2 Achras zapota sawo Pekarangan, kebun v Pohon3 Alpinia galanga lengkuas Pekarangan v v Herba4 Aloe vera lidah buaya Pekarangan v v v Herba5 Arachis hypogea kacang tanah Pekarangan, kebun v Herba6 Areca catechu pinang Kebun v Pohon7 Artocarpus communis sukun Pekarangan, kebun v Pohon8 Artocarpus heterophyllus nangka Kebun v Pohon9 Averrhoa bilimbi belimbing wuluh Pekarangan v Pohon

10 Bombaceae sp. durian Kebun v Pohon11 Capsicum anum cabai Pekarangan, kebun v Herba12 Carica papaya pepaya Pekarangan v Pohon13 Ceiba pentandra kapuk Pekarangan, tepi sungai v v Pohon14 Cocos nucifera kelapa Pekarangan, kebun v Pohon15 Colocasia esculenta keladi Pekarangan, kebun v Herba16 Cordyline terminalis hanjuang merah Pekarangan v Herba17 Curcuma domestica kunyit Pekarangan v v Herba18 Cymbopogon nardus serai wangi Pekarangan v Herba19 Cyperus sp. rumput air Pekarangan, ladang v Tan. Air20 Eichornia crassipes eceng gondok Pekarangan, sungai, ladang v Tan. Air21 Eleutherine americana bawang tiwai Pekarangan v v Herba22 Eusyderoxylon zwageri ulin Hutan v Pohon

Page 97: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

Lampiran 3. (Lanjutan)

FungsiNo Nama Nama lokal LetakPangan Estetik Fisik/material Ekonomi Adat

Keterangan

23 Gardenia jasminoides kacapiring Pekarangan v Herba

24 Ipomoea aquatic kangkung Pekarangan v Herba25 Ipomea batatas ubi kayu Pekarangan, kebun v Herba26 Ixora sp. soka Pekarangan v Semak27 Jasminum sambac melati Pekarangan v Semak28 Limnocharis flava genjer Pekarangan, ladang v Herba29 Mangifera sp. kuini Pekarangan, kebun v Pohon30 Mimusoph elengi tanjung Pekarangan v v Pohon31 Morinda citrifolia mengkudu Pekarangan, kebun v Pohon32 Musa paradica pisang Pekarangan, kebun v Pohon33 Nephelium lappaceum rambutan Pekarangan, kebun v v Pohon34 Neptunia plena Pekarangan, sekitar pemukiman v Tan. Air35 Orthosiphon aristatus kumis kucing Pekarangan v v Herba36 Oryza sativa padi ladang v v Herba37 Pandanus amaryllifolius pandan Pekarangan v v Herba38 Piper betle sirih Pekarangan v Merambat39 Psidium guajava jambu biji Pekarangan, kebun v Pohon40 Sechium edule labu siam Pekarangan, kebun v Merambat41 Shorea laevis bangkirai Hutan v Pohon42 Shorea leprosula meranti Hutan v Pohon43 Solanum melongena terung Pekarangan, kebun v Herba44 Swietenia mahogani mahoni Sekitar pemukiman v v Pohon45 Syzygium aqueum jambu air Tepi sungai v v Pohon

Page 98: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

Lampiran 3. (Lanjutan)

FungsiNo Nama Nama lokal LetakPangan Estetik Fisik/material Ekonomi Adat

Keterangan

46 Tagetes patula bunga tahi kotok Pekarangan v Semak47 Terminalia catappa ketapang Sekitar pemukiman, tepi sungai v Pohon48 Vigna sinensis kacang panjang Pekarangan, kebun v Merambat49 Widelia biflora seruni rambat Pekarangan, tepi jalan v Merambat50 Zea mays jagung Pekarangan, kebun v Herba51 Zingiber oficinale jahe Pekarangan v v Herba52 Zinnia elegans bunga kertas Pekarangan v Semak

Page 99: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

84

Lampiran 4. Identitas Responden Masyarakat Desa Budaya Lekaq Kidau

Jumlah RespondenNo. KeteranganJiwa %

Jenis KelaminLaki-laki 13 43.33

1

Perempuan 17 56.67Umur18 - 22 tahun 4 13.3323 - 30 tahun 6 2031 - 40 tahun 8 26.6741 - 50 tahun 6 2051 - 60 tahun 4 14.33

2

> 60 tahun 2 6.67PekerjaanPelajar 2 6.67Mahasiswa 2 6.67Karyawan perkebunan 2 6.67Pengrajin 6 20Petani 11 36.67

3

Lainnya 7 23.33SukuDayak Kenyah 26 86.67Dayak lainnya 0 0Kutai 1 3.33

4

Lainnya 3 10Pendidikan terakhirTidak sekolah 7 23.33SD 7 23.33SMP 4 14.33SMA 9 30Akademik 0 0Sarjana 2 6.67

5

Lainnya 1 3.33Lama tinggal di desa budaya<1 tahun 0 01 - 5 tahun 2 6.675 - 10 tahun 2 6.67

6

> 10 tahun 26 86.67

Page 100: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

85

Lampiran 5. Hasil Kuesioner Masyarakat Desa

HasilNo. Persepsi Jawaban (%)

a Pengetahuan sejarah desa a) Tahu 66.67b) Sedikit tahu 33.33c) Tidak tahu 0

b Dari mana pengetahuan a) Orang tua 23.33diperoleh b) Keluarga 13.33

c) Pemuka adat 16.67d) Pengalaman sendiri 46.67e) Lainnya 0

1 Alasan tinggal a) Keluarga ada di sini 56.67b) Pekerjaan 13.33c) Suasananya nyaman 20d) Tanahnya subur 10e) Lainnya 0

2 Perubahan pada desa a) Tidak berubah 0b) Banyak berubah 40c) Sedikit berubah 53.33d) Sangat banyak berubah 6.67

3 Dampak perubahan a) Menjadi sedikit lebih nyaman 66.67b) Menjadi sangat nyaman 33.33c) Menjadi tidak nyaman 0d) Menjadi sangat tidak nyaman 0

4 Perubahan yang paling a) Jumlah rumah 20menonjol b) Jumlah orang 20

c) Aktivitas 33.33d) Sarana transportasi 20e) Fasilitas 53.33f) Gaya/ arsitektur bangunan 30g) Pola pertanian 10h) Pola penggunaan lahan 6.67i) Lainnya 13.33

5 Elemen yang menjadi a) Bangunan rumah tinggal 30 identitas budaya b) Bangunan adat (lamin) 53.33

c) Upacara adat 20d) Lambang/ simbol adat 43.33e) Kerajinan tangan 33.33f) Lainnya 0

Page 101: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

86

Lampiran 5. (Lanjutan)

HasilNo. Persepsi Jawaban (%)

6 Bangunan tradisional a) Indah 86.67 Tidak indah 13.33b) Unik 93.33 Tidak unik 6.67c) Bernilai arsitektur tradisional tinggi 83.33 Tidak bernilai tinggi 16.67d) Kokoh 83.33 Tidak kokoh 16.67e) Fungsional 76.67 Tidak fungsional 23.33f) Membanggakan 93.33 Tidak membanggakan 6.67g) Bernilai budaya 100 Tidak bernilai budaya 0h) Bernilai penting 96.67 Tidak penting 3.33

7 Pelestarian kawasan a) Perlu 100b) Tidak perlu 0

8 Bentuk pelestarian a) Dipertahankan apa adanya 26.67b) Mempertahankan karakter 43.33 kawasan dan mengembangkan untuk kesejahteraan masyarakatc) Memadukan dengan bangunan- 30 bangunan baru, namun tetap mempertahankan identitasnyad) Lainnya 0

9 Tanggung jawab a) Masyarakat desa 16.67 pelestarian b) Pemerintah 26.67

c) Pihak swasta 3.33d) Kombinasi ketiganya 53.33e) Lainnya 0

10 Upaya pelestarian yang a) Menjaga keaslian karakter desa 40

telah dilakukan b) Menjaga keberadaan bangunan adat 36.67

c) Tetap melaksanakan upacara adat 50d) Aktif memberikan masukan 26.67 tentang perbaikan desa budayae) Lainnya 0

Page 102: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

87

Lampiran 5. (Lanjutan)

No. Persepsi Jawaban Hasil(%)

11 Kontribusi yg diberikan a) Mendukung secara pasif 26.67b) Mendukung dan berpartisipasi aktif 10 dengan turut menumbang pikiranc) Mendukung dan berpartisipasi aktif 20 dengan turut menyumbang tenagad) Mendukung dan berpartisipasi aktif 36.67 dengan turut menymbang pikiran dan Tenagae) Mendukung dan berpartisipasi aktif 6.67 dengan turut menyumbang finasialf) Lainnya 0

Page 103: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

88

Lampiran 6. Identitas Responden Pengunjung Desa Budaya Lekaq Kidau

Jumlah RespondenNo. KeteranganJiwa %

Jenis KelaminLaki-laki 3 37.5

1

Perempuan 5 62.5Umur18 - 22 tahun 0 023 - 30 tahun 2 2531 - 40 tahun 4 5041 - 50 tahun 2 2551 - 60 tahun 0 0

2

> 60 tahun 0 0PekerjaanPelajar 0 0Mahasiswa 0 0Karyawan swasta 3 37.5PNS 5 62.5wiraswasta 0 0

3

Lainnya 0 0AlamatSamarinda 3 37.5Tenggarong 3 37.5Kembang Jangut 2 25

4

Lainnya 0 0Pendidikan terakhirTidak sekolah 0 0SD 0 0SMP 0 0SMA 6 75Akademik 0 0Sarjana 2 25

5

Lainnya 0 0Berapa kali datang1 kali 6 751 – 3 kali 0 03 – 5 kali 2 25

6

> 5 kali 0 0

Page 104: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

89

Lampiran 7. Hasil Kuesioner Pengunjung

HasilNo. Persepsi Jawaban (%)a Tujuan datang a) Rekreasi 87.5

b) Mengenal adat istiadat 12.5c) Meneliti 0d) Berbelanja hasil kerajinan 12.5e) Menghadiri upcara adat 0f) Lainnya 0

b Aktivitas yang dilakukan a) Berkeliling desa 54.54b)Menyaksikan upacara adat 9.09c) Mempelajari budaya 9.09d) Berbelanja 18.18e) Menikmati pemandangan 9.09

1 Dari mana informasi diperoleh a) Teman 62.5b) Keluarga 0c) Media cetak 37.5d) Media elektronik 0e) Lainnya 0

2 Pengetahuan sejarah desa a) Tahu 62.5b) Tidak tahu 37.5

3 Pengetahuan karakteristik desa a) Tahu 100b) Tidak tahu 0

4 Karakteristik desa a) Pemukiman Dayak 100b) Pemukiman Kutai 0c) Lainnya 0

5 Citra desa budaya a) Indah 100 Tidak indah 0b) Unik 100 Tidak unik 0c) Teduh 75 Tidak teduh 25d) Teratur 100 Semrawut 0e) Konsep penataan baik 100 Konsep penataan tidak baik 0f) Direncanakan dengan baik 100 Tidak direncanakan dengan

baik 0

Page 105: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

90

Lampiran 7. (Lanjutan)

HasilNo. Persepsi Jawaban (%)

g) Memperhatikan kepentingan warga 100 Tidak memperhatikan 0h) Aman 100 Tidak aman 0i) Membanggakan 100 Tidak membanggakan 0j) Bernilai budaya 100 Tidak bernilai budaya 0k) Bernilai penting 100 Tidak penting 0

6 Yang paling menarik a) Penataan desa 12.5b) Bangunan adat 50c) Aktivitas budaya masyarakat 37.5d) Aktivitas keseharian masyarakat 0e) Kerajinan tangan 0f) Lainnya 0

7 Citra bangunan tradisional a) Indah 100 Tidak indah 0b) Unik 100 Tidak unik 0c) Bernilai arsitektur tradisional tinggi 100 Tidak bernilai tinggi 0d) Kokoh 100 Tidak kokoh 0e) Fungsional 100 Tidak fungsional 0f) Membanggakan 100 Tidak membanggakan 0g) Bernilai budaya 100 Tidak bernilai budaya 0h) Bernilai penting 100 Tidak penting 0

8 Pelestarian kawasan a) Perlu 100b) Tidak perlu 0

9 Bentuk pelestarian a) Dipertahankan apa adanya 25b) Mempertahankan karakter 37.5 kawasan dan mengembangkan untuk kesejahteraan masyarakat

Lampiran 7. (Lanjutan)

Page 106: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

91

HasilNo. Persepsi Jawaban (%)

c) Memadukan dengan bangunan- 37.5 bangunan baru, namun tetap mempertahankan identitasnyad) Lainnya 0

10 Tanggung jawab a) Masyarakat desa 0 Pelestarian b) Pemerintah 0

c) Pihak swasta 0d) Kombinasi ketiganya 100e) Lainnya 0

11 Kontribusi yang diberikan a) Mendukung secara pasif 62.5b) Mendukung dan berpartisipasi aktif 12.5 dengan turut menumbang pikiranc) Mendukung dan berpartisipasi aktif 0 dengan turut menyumbang tenagad) Mendukung dan berpartisipasi aktif 25 dengan turut menymbang pikiran dan tenagae) Mendukung dan berpartisipasi aktif 0 dengan turut menyumbang finasialf) Lainnya 0

12 Pernah berpartisipasi a) Ya 25b) Tidak 75

Page 107: STUDI TATANAN DAN UPAYA PELESTARIAN LANSKAP DESA BUDAYA ... · permukimannya, serta mengembangkan Desa Budaya Lekaq Kidau sebagai kawasan tujuan wisata budaya sesuai dengan keberadaannya

94

Lampiran 8. Kunjungan Wisatawan Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun

2004 - 2008

No. Negara asal 2004 2005 2006 2007 2008

1 Amerika 86 89 84 91 892 Australia 63 98 102 121 133

3 Austria 55 60 58 64 414 Belanda 9 15 17 23 305 Belgia 24 30 26 31 21

6 Canada 7 15 12 14 167 Denmark 8 20 24 30 268 Inggris 45 58 62 79 839 Italia 8 12 16 19 24

10 Jerman 54 58 61 67 7211 Jepang 30 25 31 40 51

12 Prancis 25 30 29 34 37

13 Spanyol 2 3 5 11 14

14 Swedia 2 1 3 8 7

15 Swiss 3 2 4 10 8

16 Selandia Baru 33 37 40 54 51

17 Norwegia - 1 - 6 7

18 Malaysia - 2 4 22 2619 Lain-lain 201 219 208 214 226

20 Nusantara 4022 4516 3879 4616 27991

Total 4677 5291 4665 5554 28953

Sumber : Dinas Pariwisata dan Budaya Kabupaten Kutai Kartanegara