STUDI PERKEMBANGAN KOMPETENSI SOSIAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2283/1/TESIS_DINA...

91
STUDI PERKEMBANGAN KOMPETENSI SOSIAL DAN KOMPETENSI KEPRIBADIAN MELALUI PROGRAM KULIAH KERJA NYATA (KKN) PADA MAHASISWA CALON GURU PAI UIN WALISONGO SEMARANG TAHUN AKADEMIK 2016//2017 Oleh DINA KHUSNIAH NIM.12010150025 Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan untuk gelar Magister Pendidikan PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2017

Transcript of STUDI PERKEMBANGAN KOMPETENSI SOSIAL DAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2283/1/TESIS_DINA...

  • STUDI PERKEMBANGAN KOMPETENSI SOSIAL

    DAN KOMPETENSI KEPRIBADIAN MELALUI

    PROGRAM KULIAH KERJA NYATA (KKN) PADA

    MAHASISWA CALON GURU PAI UIN WALISONGO

    SEMARANG TAHUN AKADEMIK 2016//2017

    Oleh

    DINA KHUSNIAH

    NIM.12010150025

    Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan

    untuk gelar Magister Pendidikan

    PROGRAM PASCASARJANA

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

    2017

  • ABSTRAK

    Judul : Studi Perkembangan Kompetensi Sosial dan Kompetensi Kepribadian

    Melalui Progam Kuliah Kerja Nyata (KKN) Pada Mahasiswa Calon Guru

    PAI UIN Walisongo Semarang Tahun Akademik 2016/2017.

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan kompetensi

    sosial dan kompetensi kepribadian melalui progam Kuliah Kerja Nyata (KKN)

    pada mahasiswa calon guru PAI UIN Walisongo Semarang tahun akademik

    2016/2017. Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan

    kualitatif. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah wawancara,

    pengamatan (observasi), dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan

    model Miles dan Huberman.yaitu melalui tahap data reduction, data display, dan

    conclusion drawing/ verification.

    Hasil penelitian memaparkan bahwa kompetensi sosial selama Kuliah

    Kerja Nyata (KKN) secara keseluruhan menunjukkan perkembangan. Terutama

    pada indikator (1) dapat berkomunikasi secara lisan, tulisan, maupun isyarat, (2)

    menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional, dan (3)

    Bergaul secara efektif dengan masyarakat. Pada indikator (4) Bergaul secara

    santun dengan masyarakat, terdapat mahasiswa yang belum menunjukkan

    perkembangannya, hal ini disebabkan karena belum memiliki kesadaran dalam

    bermasyarakat.

    Pada Kompetensi kepribadian mahasiswa PAI selama Kuliah Kerja Nyata

    (KKN) sebagian besar menunjukkan perkembangan. Hal ini dibuktikan dengan

    kesesuaian antara data lapangan dengan indikator kompetensi kepribadian,

    diantaranya (1) Kepribadian yang mantap dan stabil, (2) Kepribadian orang

    dewasa, (3) Kepribadian bijaksana, (4) Kepribadian berwibawa, dan (5)

    Kepribadian mencerminkan akhlak mulia. Berdasarkan temuan peneliti, terdapat

    mahasiswa yang belum menunjukkan perkembangan pada keempat indikator

    tersebut. Adapun faktor yang memengaruhi perkembangan kepribadian

    mahasiswa PAI, diantaranya faktor internal berupa motivasi dalam kegiatan

    Kuliah Kerja Nyata (KKN), dan faktor eksternal berupa lingkungan. Terlepas dari

    faktor internal dan eksternal tersebut, untuk menyempurnakan kepribadian guru

    diperlukan kebiasaan dalam menerima segala masukan sehingga kepribadian guru

    menjadi lebih dewasa dan matang.

    Kata kunci : Kuliah Kerja Nyata (KKN), Kompetensi Sosial, Kompetensi

    Kepribadian.

    v

  • ABSTRACT

    Title: Study on the Development of Social Competence and Personality

    Competence Through Community Service Program (KKN) in PAI Teacher

    Candidate of UIN Walisongo Semarang in the Academic Year of

    2016/2017

    This study aims to determine the development of social competence and

    personality competence through Community Service Program (KKN) based on

    the perspective of PAI teacher’s candidate of UIN Walisongo Semarang in the

    academic year of 2016/2017. The approach used in this research is qualitative

    approach. The methods used in data collection are was interview, observation, and

    documentation. Data analysis techniques used Miles and Huberman model

    through data reduction, display data, and conclusion drawing / verification.

    The results of the study explained that social competence during the

    Community Service Program (KKN) as a whole shows the development.

    Especially on indicators competence as follow: (1) They can communicate orally,

    as well as written, and cues, (2) They use communication and information

    technology functionally, and (3) They associate effectively with the community.

    In the indicator (4) They associate with the community politely, there are student

    who have not shown its development, this is because not yet have awareness for

    the community.

    On the personal competence of PAI students during the Community

    Service Program (KKN) shows most of the progress. This is evidenced by the

    suitability of field data with indicators of personality competence, including (1)

    Steady and stable personality, (2) Adult personality, (3) Wise personality, (4)

    Authoritative Personality, and (5) Personality that reflects noble character. Based

    on the findings of researchers, there are student who have not shown progress on

    these four indicators. As for factors that affect the development of students

    personalities PAI, including internal factors in the form of motivation in the

    activities of the Community Service Program (KKN), and external factors such as

    environment. Regardless of internal and external factors, to improve the teacher's

    personality, it is necessary to accept the habit so that the teacher's personality can

    be mature.

    Keywords: Community Service Program (KKN), Social Competence, Personality

    Competence

    vi

  • PRAKATA

    Puji syukur kepada Allah SWT. atas segala limpahan rahmat, taufik, dan

    hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Sholawat serta salam

    semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, para sahabat, keluarga,

    serta pengikutnya. Penulis menyadari dalam proses penulisan tesis ini tidak lepas

    dari berbagai hambatan, namun berkat ridha dari Allah SWT, serta bimbingan dan

    bantuan berbagai pihak, penulisan tesis ini dapat selesai dengan baik.

    Tanpa bermaksud mengurangi arti penghargaan kepada yang lainnya, penulis

    secara khusus ingin menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat:

    1. Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga

    2. Dr. H. Zakiyuddin, M.Ag. selaku Direktur Progam Pascasarjana IAIN Salatiga

    3. Hammam, Ph. D. selaku Ketua Progdi PAI Pascasarjana IAIN Salatiga

    4. Dr. Mukti Ali, M. Hum selaku pembimbing yang telah memberikan arahan

    dalam menyelesaikan tesis ini.

    5. Guru besar dan Dosen beserta staf Pascasarjana IAIN Salatiga.

    6. Dr. H. Sholihan, M.Ag, selaku ketua LP2M UIN Walisongo Semarang.

    7. Mahasiswa KKN Angkatan 68 UIN Walisongo Semarang.

    8. Masyarakat Desa Candi Bandungan Kabupaten Semarang.

    9. Masyarakat Desa Mlilir Bandungan Kabupaten Semarang.

    10. Masyarakat Desa Kopeng Kabupaten Semarang.

    vi

  • DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

    HALAMAN PENGESAHAN TESIS ................................................................ ii

    LEMBAR PERSETUJUAN TESIS ................................................................... iii

    PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................ iv

    ABSTRAK ........................................................................................................ v

    PRAKATA ......................................................................................................... vii

    DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix

    DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xi

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah…………………………………………. 1

    B. Rumusan Masalah………………………………………………... 5

    C. Signifikansi Penelitian………………………………………….... 5

    D. Kajian Pustaka……………………………………………………. 6

    E. KerangkaTeori………………………………………………….... 9

    F. Metode Penelitian………………………………………………... 14

    G. Sistematika Penulisan……………………………………………. 15

    BAB II PROFIL PROGAM KKN UIN WALISONGO SEMARANG

    A. Pengelolaan KKN ........................................................................... 17

    B. Progam KKN ................................................................................. 20

    BAB III ANALISIS PERKEMBANGAN KOMPETENSI SOSIAL

    MAHASISWA CALON GURU PAI

    A.Dapat Berkomunikasi secara Lisan, Tulisan, maupun Isyarat…… 23

    B.Menggunakan Teknologi Komunikasi dan Informasi secara

    Fungsional ....................................................................................... 26

    C. Bergaul secara Efektif dengan Masyarakat ..................................... 27

    D. Bergaul secara santun dengan masyarakat ..................................... 28

    ix

  • BAB IV ANALISIS PERKEMBANGAN KOMPETENSI KEPRIBADIAN

    MAHASISWA CALON GURU PAI

    A. Kepribadian yang Mantap dan Stabil ........................................... 31

    B. Kepribadian Dewasa ..................................................................... 34

    C. KepribadianBijaksana .................................................................. 37

    D. KepribadianBerwibawa ............................................................... 38

    E. Kepribadian yang Menampilkan Akhlak Mulia ........................... 39

    BAB V PENUTUP

    A. Simpulan ...................................................................................... 42

    B. Saran ............................................................................................ 43

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

    BIOGRAFI PENULIS

    x

  • DAFTAR LAMPIRAN

    1. Pedoman Wawancara Masyarakat

    2. Pedoman Wawancara Mahasiswa

    3. Surat Ijin Penelitian

    4. Transkip Wawancara Masyarakat

    5. Transkip Wawancara Mahasiswa

    6. Dokumentasi

    xi

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Pendidikan pada dasarnya merupakan proses pendewasaan dan

    kemandirian manusia secara sistematis, sehingga dapat menjadi penerus

    bangsa yang memiliki kemampuan serta siap menjalani kehidupan secara

    bertanggung jawab dalam menghadapi tantangan zaman. Menjalani kehidupan

    secara bertanggung jawab berarti berani mengambil keputusan yang bijaksana

    sekaligus berani menanggung segala konsekuensi yang ditimbulkannya.

    Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

    Pendidikan Nasional pada pasal 20 ayat 2 menyatakan bahwa: “Perguruan

    tinggi berkewajiban menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian

    masyarakat”.1

    Kuliah Kerja Nyata atau yang disingkat dengan istilah KKN adalah

    mata kuliah yang ada di Perguruan Tinggi yang diberikan kepada mahasiswa

    yang mengarah pada pengabdian mahasiswa pada masyarakat dan merupakan

    implementasi salah satu Tridharma Perguruan Tinggi. Kuliah Kerja Nyata

    bertujuan untuk mengembangkan keilmuan mahasiswa pada masyarakat.

    Dalam ranah masyarakat, mahasiswa dapat mengamalkan ilmu yang telah

    diperolehnya pada Perguruan Tinggi, dan membantu masyarakat agar

    terhindar dari keterbelakangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

    1Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

    Pendidikan Nasional , Jakarta : PT. Kloang Klede Putra Timur bekerjasama dengan Koperasi

    Primer Praja Mukti I Departemen Dalam Negeri, 2003, 12.

  • Kegiatan KKN merupakan kegiatan interaksi sosial yang melibatkan

    berbagai pihak. Dalam kegiatan KKN, kita akan menjumpai berbagai bentuk

    interaksi sosial, yang secara garis besarnya dapat diklasifikasikan ke dalam

    tiga pola atau bentuk interaksi sosial, yaitu : (1) interaksi antar orang-

    perorangan; (2) interaksi antara orang dan kelompoknya, dan sebaliknya; dan

    (3) Interaksi antar kelompok.2 Perintah untuk saling berinteraksi tertera pada

    firman Allah SWT yang terdapat dalam surat al Hujuraat ayat 13 :

    Artinya: “Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu

    dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan

    kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling

    mengenal.Sungguh, yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah

    orang yang paling taqwa diantara kamu.Sungguh, Allah Maha

    mengetahui lagi Maha teliti “.3

    Ayat tersebut menegaskan bahwa perbedaan itu merupakan fitrah,

    dengan perbedaan itu manusia diperintahkan untuk saling mengenal.Implikasi

    terhadap kegiatan KKN adalah kemampuan mahasiswa dalam bersosialisasi

    sangat dibutuhkan, supaya program-program KKN dapat berjalan dengan

    efektif. Dengan budaya masyarakat dan karakter yang berbeda-beda,

    mahasiswa dituntut untuk dapat berbaur dengan masyarakat dan menampilkan

    kepribadian yang baik dan santun.

    2Ary H Gunawan,Sosiologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2000, 32.

    3Departemen Agama Republik Indonesia, Al Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta:

    Pustaka Amani, 2005, 745.

    2

  • Perintah dalam berinteraksi dengan masyarakat juga terdapat dalam

    hadits Tirmidzi:

    Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abu Musa Muhammad bin

    Al Mutsanna telah bercerita kepada kami Ibnu Abi 'Adi dari Syu'bah

    dari Sulaiman Al A'masy dari Yahya bin Watsab dari seorang syeikh

    salah seorang sahabat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam dari

    Nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam beliau bersabda: "Jika seorang

    muslim bergaul (berinteraksi sosial) dengan orang lain dan bersabar

    atas gangguan mereka, adalah lebih baik daripada seorang muslim

    yang tidak bergaul (tidak berinteraksi sosial) dengan orang lain dan

    tidak bersabar atas gangguan mereka." Berkata Abu Musa bahwa Ibnu

    Abi Adi berkata: Syu'bah berpendapat syeikh itu adalah Ibnu Umar

    (HR. Tirmidzi).4

    Dalam hidup bermasyarakat, setiap orang akan menghadapi manusia

    dengan berbagai corak dan watak yang berbeda-beda. Sebagaimana hadits di

    atas menjelaskan bahwa seorang muslim diperintahkan untuk bergaul dengan

    masyarakat dengan segala macam situasi. Ketika ingin menjadi anggota

    masyarakat yang baik, seorang muslim hendaknya berusaha berperilaku baik

    dan memberikan yang terbaik bagi masyarakatnya, terlebih sebagai guru PAI.

    Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

    membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik

    4Abu Isa Muhammad Bin Isa Bin Saurah At-Tirmidzi, al-Jami’al-Shahih Sunan

    Tirmidzi,Beirut : Dar al-Kutub al- ‘Ilmiah, juz IV, t.t,572.

    3

  • Dalam menjalankan profesinya, guru dituntut memiliki kompetensi, baik

    kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi professional dan

    kompetensi sosial.5

    Kuliah Kerja Nyata (KKN) dapat dikatakan sebagai miniatur sebuah

    realitas sosial. Dalam pelaksanaannya, KKN dapat melatih dan

    mengembangkan kemampuan praktis mahasiswa dalam menyelesaikan

    masalah-masalah sosial masyarakat. Dengan demikian, melalui kegiatan

    KKN, mahasiswa diharapkan dapat meningkatkan kepekaan sosial dan

    kedewasaan dalam mewujudkan tatanan kehidupan masyarakat yang lebih

    baik.

    Berikut penjelasan George Herbert Mead mengenai proses sosial6:

    …Mead starts with an objective social process and works inwards

    through the importation of the social process of communication into

    the individual by the medium of the vocal gesture. The individual has

    then taken the social act into himself. Mind remains social even in the

    inner forum so developed thought goes on by one's assuming the roles

    of others and controlling one's behavior in term of such role taking.

    Mead menjelaskan bahwa proses sosialisasi yang dilakukan oleh

    manusia adalah melalui peran-peran yang harus dijalankan oleh individu

    sehingga pemikirannya terkenal dengan role taking (teori mengenai peranan).7

    Melalui penguasaan peranan yang ada dalam masyarakat maka seorang

    5Undang-undang Guru dan Dosen (UU Nomor 14 tahun 2005), Jakarta: Redaksi

    Sinar Grafika, 2006, 6. 6George Herbert Mead, Mind, Self, and Society, diedit oleh Charles Wiliam, London

    : The University of the Chicago Press, 2015, xxx. (Artinya Mead memulai proses sosial yang

    obyektif dan mulai berkecimpungpada proses komunikasi sosialterhadap individu dengan

    media isyarat verbal.Dia memulai mengkaji aksi sosial dalam dirinya. Pikiran memberikan

    dampak sosialyang berkarakter bahkan pada bagian yang mendalam, maka dari itu pemikiran

    dikembangkan oleh asumsi orang lain dan mengontrol sikap mereka dalam pengambilan

    peran). 7 Wardi Bachtiar, Sosiologi Klasik, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006: 248.

    4

  • individu dapat berinteraksi dengan orang lain. Tanpa berinteraksi dengan

    orang lain, maka seorang individu tidak mampu untuk tumbuh dan

    berkembang.

    Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk mengambil

    judul “Studi Perkembangan Kompetensi Sosial dan Kompetensi Kepribadian

    Melalui Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Pada Mahasiswa Calon Guru

    PAI UIN Walisongo Semarang Tahun Akademik 2016/2017 “.

    B. Rumusan Masalah

    Berangkat dari latar belakang masalah yang telah peneliti paparkan,

    maka dapat diambil rumusan sebagai berikut:

    1. Bagaimana perkembangan kompetensi sosial melalui program Kuliah

    Kerja Nyata (KKN) pada mahasiswa calon guru PAI UIN Walisongo

    Semarang Tahun Akademik 2016/2017?

    2. Bagaimana perkembangan kompetensi kepribadian melalui program

    Kuliah Kerja Nyata (KKN) pada mahasiswa calon guru PAI UIN

    Walisongo Semarang Tahun Akademik 2016/2017?

    C. Signifikansi Penelitian

    1. Tujuan Penelitian

    a. Untuk mengetahui perkembangan kompetensi sosial melalui progam

    Kuliah Kerja Nyata (KKN) pada mahasiswa calon guru PAI UIN

    Walisongo Semarang Tahun Akademik 2016/2017.

    5

  • b. Untuk mengetahui perkembangan kompetensi kepribadian melalui

    program Kuliah Kerja Nyata (KKN) pada mahasiswa calon guru PAI

    UIN Walisongo Semarang Tahun Akademik 2016/2017.

    2. Manfaat Penelitian

    Manfaat teoritik pada penelitian ini yaitu sebagai sumbangan

    terhadap perkembangan keilmuan dalam bidang pengembangan

    kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian guru PAI melalui KKN.

    Sedangkan manfaat praktik bagi mahasiswa, mengembangkan kompetensi

    sosial dan kepribadian melalui terjun ke masyarakat, dan mendewasakan

    cara berpikir mahasiswa untuk melaksanakan penelaahan dan pemecahan

    masalah dalam masyarakat secara praktis dan ilmiah. Sedangkan bagi

    lembaga memberikan masukan yang progresif bagi lembaga mengenai

    pelaksanaan KKN, dengan demikian ada perbaikan pada KKN selanjutnya

    dan memperoleh umpan balik untuk memantapkan kurikulum dan

    pengkajian masalah-masalah mutakhir yang timbul dalam masyarakat

    sesuai dengan kebutuhan secara komprehensif.

    D. Kajian Pustaka

    Imam Setyawan8, mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas

    Diponegoro Semarang memaparkan penelitiannya mengenai peran

    kemampuan empati pada efikasi diri mahasiswa peserta Kuliah Kerja Nyata

    PPM Posdaya yang memiliki hubungan yang signifikan. Artinya, semakin

    8Imam Setyawan, “Peran Kemampuan Empati Pada Efikasi Diri Mahasiswa Peserta

    Kuliah Kerja Nyata PPM Posdaya, Proceeding Konferensi Nasional II Ikatan Psikologi Klinis

    – Himpsi, Universitas Diponegoro, 2010.

    6

  • tinggi kemampuan empati mahasiswa peserta KKN, semakin tinggi pula

    keyakinan dirinya.

    Penelitian jurnal Zulchaidir9 mengenai pelaksanaan Kuliah Kerja

    Nyata angkatan XXXIX Tahun 2013 Oleh Lembaga Pengabdian Pada

    Masyarakat Universitas Mulawarman Samarindayangmasih belum maksimal

    terutama kepada proses anggaran, partisipasi masyarakat, respon Pemerintah

    Kabupaten/Kota, dan waktu pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata yang menjadi

    kendala di dalam menjalankan program Kuliah Kerja Nyata Khususnya

    Angkatan XXXIX Tahun 2013.

    Selanjutnya, jurnal penelitian yang ditulis oleh Lidija Zlatića dkk10

    mengenai pengembangan kompetensi komunikasi guru dengan pelatihan

    komunikasi selama 5 tahun (2006 - 2011).Adapun sampel dalam penelitian ini

    adalah calon guru dan guru aktif di Serbia. Dalam proses pendidikan

    komunikasi kompetensi komunikasi guru meningkat, kompetensi spesifik

    ditekankan (kepekaan sosial, komunikasi verbal non-kekerasan, gaya integratif

    manajemen konflik, dan keterlibatan interaksi).

    Muhammad Irfan Arif dkk11

    dalam jurnal penelitiannya menyimpulkan

    bahwa terdapat perbedaan signifikan antara calon guru laki-laki dan calon

    guru perempuan dalam hal kepribadian pada Lembaga Pendidikan Guru di

    9 Zulchaidir, “Studi Tentang Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata Angkatan Xxxix Tahun

    2013 Oleh Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat Universitas Mulawarman Samarinda”, e

    Journal llmu Administrasi Negara, Volume 3, Nomor 2 (Juni 2014), 938 - 951. 10

    Lidija Zlatića dkk, “Development of Teacher Communication Competence”,

    Procedia (Social and Behavioral Sciences), Number 116 (2014), 606-610. 11

    Muhammad Irfan Arif dkk,”Personality and Teaching: An Investigation into

    Prospective Teachers’ Personality”, International Journal of Humanities and Social Science,

    Volume 2, Number 17 (September 2012), 161-171.

    7

  • Punjab, Pakistan. Calon guru perempuan mendapat skor yang lebih besar pada

    instrumen sifat lima kepribadian (Extraversion, Agreeableness,

    Conscientiousness, Neuroticism dan Openness) dibandingkan dengan calon

    guru laki-laki.

    Jurnal yang ditulis oleh Adnan Hakim12

    mengenai kontribusi

    kompetensi guru (pedagogik, pribadi, profesional dan sosial)pada kinerja

    pembelajaran.Kontribusi semua kompetensi mengajar secara bersamaan atau

    secara bersama-sama menyatakan signifikan berpengaruh dalam

    meningkatkan kualitas kinerja dalam proses pembelajaran.

    Dari beberapa hasil penelitian yang telah diungkap diatas, pada

    penelitian pertama menguraikan peran kemampuan empati pada efikasi diri

    mahasiswa peserta Kuliah Kerja Nyata, penelitian kedua mengenai evaluasi

    pelaksanaan KKN, dan penelitian ketiga tentang pengembangan kompetensi

    komunikasi (sosial) guru dengan pelatihan, dan penelitian yang keempat

    tentang analisis kepribadian antara calon guru laki-laki dan perempuan, dalam

    penelitian ini belum dibahas mengenai pengembangan kompetensinya.

    Sedangkan penelitian kelima kontribusi kompetensi guru yang berpengaruh

    terhadap kinerja pembelajaran. Sedangkan dalam penelitian ini, penulis

    memfokuskan pengembangan kompetensi sosial dan kepribadian melalui

    KKN (Kuliah Kerja Nyata).

    12

    Adnan Hakim,“Contribution of Competence Teacher (Pedagogical, Personality,

    Professional Competence and Social)”,The International Journal of Engineering and Science,

    Volume 4, Number 2 (2015), 1-12.

    8

  • E. Kerangka Teori

    1. Kompetensi Sosial Guru

    Kompetensi dapat didefinisikan sebagai spesifikasi dari

    pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang dimiliki seseorang serta

    penerapannya dalam pekerjaan, sesuai dengan standar kinerja yang

    dibutuhkan oleh masyarakat dan dunia kerja.13

    Definisi tersebut sesuai dengan penjelasan Weinert mengenai

    kompetensi:14

    Competence as the combination of an individual’s knowledge,

    ability, and willingness to cope successfully with situational

    demands. Competence is therefore a multimensional construct that

    cognitive and non-cognitive aspect and this must be viewed from a

    holistic perspective.

    Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, sosial mempunyai arti segala

    sesuatu yang berkenaan dengan masyarakat.15

    Dengan kata lain, sosial

    berhubungan dengan interaksi timbal balik antara individu satu dengan

    individu lainnya , individu dengan kelompok, maupun kelompok dengan

    kelompok.16

    13

    Sudarwan Danim, Pengembangan Profesi Guru, Jakarta: Kencana, 2011, 111. 14

    Eveline Wuttke and Jurgen Seifried, Professional Error Competence Of

    Preservice Teachers: Evaluation and Support, Springer International Publishing : Germany,

    2017, 2-3. (Artinya kompetensi adalah kesatuan antara pengetahuan, kemampuan, dan

    kemauan individu untuk mencapai kesuksesan dengan tuntutan situasi tertentu, oleh karena

    itu, kompetensi merupakan konstruksi multidimensional baik dari aspek pengetahuan

    maupun selain pengetahuan, dan ini harus dilihat secara menyeluruh). 15

    Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2007:1085.

    16 Bimo Walgito, Psikologi Sosial,Yogyakarta: Andi Offset, 1994:65.

    9

  • Syaiful Sagala mendefinisikan kompetensi sosial sebagai berikut:17

    “Kemampuan guru berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan

    menarik dengan peserta didik, sesama pendidik dan tenaga

    kependidikan, orang tua dan wali peserta didik, masyarakat sekitar

    sekolah dan sekitar dimana pendidik itu tinggal, dan dengan pihak-

    pihak yang berkepentingan dengan sekolah”.

    Sedangkan definisi menurut penjelasan pasal 10 UU Nomor 14 tahun

    2015, kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan

    berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru,

    orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.18

    Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa

    kompetensi sosial adalah kompetensi guru yang menyangkut kecakapan dan

    keluwesan seorang guru dalam bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya

    mencakup hubungannya dengan sesama rekan guru, para peserta didik,

    orang tua/wali murid, dan masyarakat.Berikut penjabaran indikator

    kompetensi sosial guru dalam penelitian ini :19

    a. Dapat berkomunikasi secara lisan, tulisan, maupun isyarat.

    b. Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional.

    c. Bergaul secara efektif dengan masyarakat.

    d. Bergaul secara santun dengan masyarakat.

    17 Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan,

    Bandung: Alfabeta, 2011, 38. 18 Undang-undang Guru dan Dosen (UU Nomor 14 tahun 2015), Jakarta: Redaksi

    Sinar Grafika, 2006, 9. 19

    Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung: PT Remaja

    Rosdakarya, 2008, 179.

    10

  • 2. Kompetensi Kepribadian Guru

    Dalam kehidupan sehari-hari, kata kepribadian digunakan untuk

    menggambarkan : (1) identitas diri, jati diri seseorang dan, (2) kesan umum

    seseorang tentang diri anda atau orang lain.20

    Lebih lengkapnya, Allport

    memberikan definisi, “ personality is the dynamic organization within the

    individual of those psychophysical system, that determines his unique

    adjustment to his environment.21

    Yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian adalah kemampuan

    kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi

    teladan peserta didik.22

    Pengukuran kompetensi kepribadian yang digunakan dalam penelitian

    ini meliputi23

    :

    a. Kepribadian yang mantap dan stabil, yang diukur dengan indikator

    bertindak sesuai dengan norma-norma (hukum), norma-norma sosial,

    senang bekerja sebagai guru dan memiliki konsistensi dalam bertindak;

    b. Kepribadian dewasa, yang diukur dengan indikator menunjukkan

    kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja

    sebagai pendidik;

    20

    Syamsu Yusuf LN dan A. Juntika nurihsan, Teori kepribadian, Bandung: PT Remaja

    Rosdakarya, 2007, 3. 21

    Syamsu Yusuf LN dan A. Juntika nurihsan, Teori kepribadian……….,4.(Artinya

    kepribadian adalah suatu organisasi yang dinamis dari system psikofisis dalam individu yang

    menentukan keunikan penyesuaian diri terhadap lingkungan). 22

    Undang-undang Guru dan Dosen (UU Nomor 14 tahun 2015), Jakarta: Redaksi Sinar

    Grafika, 2006, 10. 23

    Agus Wibowo dan Hamrin, Menjadi Guru Berkarakter: Strategi Membangun

    Kompetensi & Karakter Guru, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012, 113-116.

    11

  • c. Kepribadian bijaksana yang diukur dengan indikator menampilkan tindakan

    yang bermanfaat bagi siswa, sekolah dan masyarakat dan menunjukkan

    keterbukaan dalam berpikir dan bertindak;

    d. Kepribadian berwibawa yang diukur dengan indikator menampilkan sikap

    positif terhadap siswa, dan perilaku yang dihormati;

    e. Kepribadian yang menampilkan akhlak mulia, yang diukur dengan

    indikator, yang bertindak sesuai dengan norma-norma agama dan perilaku

    yang dapat diikuti oleh peserta didik.

    3. Progam Kuliah Kerja Nyata (KKN)

    KKN (Kuliah Kerja Nyata) merupakan salah satu bentuk kegiatan

    pengabdian kepada masyarakat oleh Perguruan Tinggi yang dilakukan oleh

    mahasiswanya di bawah bimbingan dosen dan pimpinan pemerintah daerah.

    Adapun yang dimaksud pengabdian masyarakat ialah pengamalan ilmu

    pengetahuan, teknologi, dan seni yang dilakukan oleh Perguruan Tinggi secara

    ilmiah dan melembaga langsung kepada masyarakat untuk mensukseskan

    pembangunan dan pengembangan manusia menuju tercapainya manusia yang

    maju, adil, dan sejahtera berdasarkan Pancasila, serta meningkatkan

    pelaksanaan misi dan fungsi Perguruan Tinggi.24

    Secara umum tujuan dari progam Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah

    menghasilkan lulusan Sarjana yang mampu menghayati dan menanggulangi

    masalah-masalah sosial yang kompleks.25

    Sesuai dengan implementasi Tri

    Dharma Perguruan tinggi yaitu pengabdian masyarakat, dimana mahasiswa

    24

    Ahmad Fida’ dkk, Pedoman Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN), Jakarta:

    Rineka Cipta, 1997, 1. 25

    Ahmad Fida’, Pedoman Pelaksanaan,……..2.

    12

  • memanfaatkan sebagian waktu belajarnya dengan bekerja di lapangan bersama

    masyarakat.

    Kegiatan KKN mulai dirintis tahun 1971/1972 di Universitas Gajah

    Mada, Universitas Hasanudin, dan Universitas Andalas. Kemudian pada Dies

    Natalis UGM tahun 1972, Presiden Soeharto pada waktu itu didalam pidatonya

    menyampaikan agar setiap mahasiswa bekerja di desa dalam jangka waktu

    tertentu untuk membantu masyarakat pedesaan memecahkan persoalan

    pembangunan sebagai bagian kurikulumnya. Tahun 1973, Ditjen Dikti

    menetapkan pengabdian masyarakat oleh mahasiswa di Perguruan Tinggi

    dinamakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang merupakan suatu kegiatan

    kurikuler bagi mahasiswa Progam Sarjana pada jenjang tertentu.26

    Berikut,

    Penulis membuat kerangka berpikir dalam penelitian ini.

    Gambar 1.1. Kerangka Berpikir Penelitian Tesis

    26

    Ahmad Fida’, Pedoman Pelaksanaan……..,12.

    UU Sisdiknas (UU Nomor 20 tahun 2003)

    pasal 20 ayat 2, salah satu pengamalan Tri

    Dharma Perguruan Tinggi (Pengabdian

    masyarakat).

    KULIAH KERJA NYATA (KKN)

    (KKN)

    Masyarakat

    (Society)

    Strategi pengembangan

    kompetensi sosial dan

    kompetensi kepribadian (UU

    Nomor 14 tahun 2005 pasal

    10 ayat 1)

    Mahasiswa (peran, tugas,

    tanggung jawab )

    Konsep Mengenai Diri

    (Self)

    13

  • Bagan tersebut menggambarkan mengenai konsep mengenai

    ‘diri’/self yang tumbuh berdasarkan ‘negosiasi makna’ dengan orang lain,

    Dalam konteks penelitian ini, penulis mengambil asumsi dasar bahwa makna

    sesuatu muncul apabila hal tersebut berada pada lingkungan interaksi

    manusia.27

    Artinya, konsep diri mahasiswa terbentuk melalui interaksi dengan

    masyarakat. Adapun bentuk interaksi sosial mahasiswa ditampilkan adalah

    melalui peran mahasiswa yang dijalankan di lapangan.

    F. Metode Penelitian

    1. Jenis Penelitian dan Pendekatan Penelitian

    Menurut jenisnya, penelitian ini menggunakan penelitian lapangan

    (field research).Penelitian tersebut termasuk ke dalam penelitian deskriptif

    kualitatif.28

    2. Subyek Penelitian

    Data primer pada penelitian ini adalahmahasiswa peserta KKN

    jurusan PAI dan masyarakat setempat. Adapun mahasiswa PAI yang diteliti

    berjumlah lima orang pada tiga posko yang berbeda-beda. Sedangkan pada

    data sekunder berupa dokumentasi, catatan pribadi, dan referensi yang

    berkaitan dengan penelitian.

    3. Lokasi Penelitian

    Lokasi penelitian terdapat di Desa Candi dan Desa Milir pada

    kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, serta Desa Kopeng pada

    27

    Mukti Ali, Komunikasi Antarbudaya dalam Tradisi Agama Jawa, Pustaka Ilmu:

    Yogyakarta, 2017, 27-28. 28

    Lexy L Moelong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosda Karya,

    2011, 26.

    14

  • Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.Penelitian dilaksanakan pada

    bulan April s/d Mei 2017.

    4. Metode Pengumpulan data

    Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara,

    observasi, dan dokumentasi.Metode wawancara ini bertujuan untuk

    menggali informasi mengenai keterampilan sosial dan kepribadian pada

    mahasiswa selama KKN berlangsung.Adapun yang diwawancarai yaitu

    masyarakat setempat dan mahasiswa PAI yang diteliti.

    Observasi adalah pengamat yang meliputi kegiatan pemusatan

    perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat

    indera.29

    Obyek penelitian yang diobservasi adalah mahasiswa KKN UIN

    Walisongo Semarang.Sedangkan metode dokumentasi digunakan sebagai

    metode pendukung kegiatan penelitian, seperti data peserta KKN, lokasi

    KKN, kegiatan KKN dan sebagainya.

    5. Teknik Analisis Data

    Penelitian kualitatif ini menggunakan analisis data model Miles dan

    Huberman. Miles dan Huberman mengemukakan terdapat tiga aktivitas

    dalam penelitian kualitatif yaitu data reduction, data display, dan conclusion

    drawing/ verification.30

    G. Sistematika Penulisan

    Tesis ini disusun dalam lima bab. Pada Bab I pendahuluan, terdiri atas

    latar belakang masalah, rumusan masalah, signifikansi penelitian, kajian

    29

    Lexy L Moelong, Metode Penelitian…….,174. 30

    Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R

    & D, Bandung: Alfabeta, 2012, 338-339.

    15

  • pustaka, kajian teori, metodologi penelitian: jenis penelitian dan pendekatan

    penelitian, subyek penelitian, lokasi penelitian, metode pengumpulan data,

    serta analisis data, dan sistematika penulisan. Bab II berisi profil progam KKN

    UIN Walisongo Semarang : pengelolaan KKN dan program kerja KKN, Bab

    III membahas tentang analisis perkembangan kompetensi sosial KKN UIN

    Walisongo Semarang, Bab IV membahas mengenai analisis perkembangan

    kompetensi kepribadian KKN UIN Walisongo Semarang, dan Bab V

    merupakan bagian akhir penulisan tesis, akan diuraikan mengenai kesimpulan

    dan saran.

    16

  • BAB II

    PROFIL PROGAM KKN UIN WALISONGO SEMARANG

    Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan salah satu mata kuliah

    pengabdian kepada masyarakat yang diprogramkan bagi mahasiswa S-1.

    Setiap Perguruan Tinggi mempunyai ketentuan masing-masing dalam

    pelaksanaan KKN tersebut. Hal ini salah satunya dipengaruhi oleh visi dan

    misi oleh lembaga tersebut. Seperti halnya Perguruan Tinggi Islam yang

    mempunyai visi dan misi yang mengarah pada kegiatan keagamaan, maka

    ketentuan-ketentuan dan pelaksanaannya akan merujuk pada visi dan misi

    lembaga tersebut.

    Dalam bab II ini, penulis menganalisis berbagai buku pedoman KKN

    Perguruan Tinggi baik di Universitas Gadjah Mada, UIN Walisongo

    Semarang, dan IAIN Salatiga. Tujuan analisis ini adalah agar diketemukan

    karakteristik maupun ciri khas progam KKN setiap Perguruan Tinggi tersebut,

    khususnya progam UIN Walisongo Semarang.

    A. Pengelolaan KKN

    Pengelolaan progam KKN ketiga Perguruan Tinggi tersebut

    dikelola oleh Ketua LP2M, dengan dibantu oleh kepala pusat dan stafnya.

    Kegiatan operasional lapangan dibantu oleh para Dosen Pembimbing

    Lapangan (DPL). Pada UIN Walisongo Semarang terdapat DPL Korcam

    (koordinator kecamatan), tugasnya adalah mengkoordinasikan pelaksanaan

    KKN di wilayah kecamatan tertentu.Sedangkan pada UGM terdapat DPL

    tingkat wilayah (kota, kabupaten, atau wilayah kerja tertentu).

  • Dalam pelaksanaan KKN, mahasiswa juga dilibatkan menjadi

    koordinator.Pada ketiga Perguruan Tinggi terdapat koodinator kecamatan

    (korcam),pada UGM disebut dengan koordinato rmahasiswa tingkat unit

    (kormasit) dan coordinator desa (kordes), pada UGM diberi nama koordinasi

    mahasiswa tingkat sub unit (kormasit). Perbedaannya, pada UGM terdapat

    koordinasi mahasiswa kluster (kormater) yang mengkoordinasikan hasil

    kegiatan di tingkat unit berdasarkan kluster.

    Secara khusus, pada Perguruan Tinggi UIN Walisongo Semarang

    terdapat KKN Mandiri. KKN Mandiri ini menempatkan mahasiswa calon

    peserta KKN sebagai pihak yang aktif dalam menyusun proposal perencanaan

    kegiatan KKN. KKN Mandiri juga dapat diusulkan oleh institusi internal UIN

    Walisongo (fakultas, lembaga, pusat, unit, atau institusi internal lainnya).

    LP2M bertugas mengelola dan atau memfasilitasi pelaksanaan KKN

    Mandiri.31

    Secara rinci KKN Mandiri dapat dibagi menjadi 3 bentuk yaitu:

    1. KKN Mandiri Inisiatif Terprogram (KKN-MIT)

    KKN Mandiri Inisiatif Terprogram atau disingkat dengan KKN-

    MIT merupakan KKN mandiri yang program kegiatan, waktu, dan volume

    pelaksanaannya didasarkan pada proposal yang disusun oleh calon

    mahasiswa peserta KKN.Perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan

    31

    Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Mayarakat, Buku Pedoman

    Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Mandiri UIN Walisongo Semarang, 2017, 1-2.

    18

  • dilakukan oleh mahasiswa peserta KKN dengan bimbingan Dosen

    Pembimbing Lapangan (DPL) dan atas persetujuan LP2M.32

    2. KKN Mandiri Misi Khusus (KKN-MMK)

    KKN Mandiri Misi Khusus atau disingkat dengan KKN-MMK

    merupakan KKN mandiri yang program, kegiatan, waktu, dan volume

    pelaksanaannya didasarkan pada proposal yang disusun atau diusulkan oleh

    institusi internal UIN Walisongo (fakultas, lembaga, pusat, unit atau

    lembaga internal kampus lainnya) sebagai implementasi dari kegiatan

    pengabdian kepada masyarakat dengan melibatkan mahasiswa sesuai

    dengan visi misi UIN Walisongo.33

    3. KKN Mandiri Pengakuan (KKN-MP)

    KKN Mandiri Pengakuan atau disingkat dengan KKN-MP

    merupakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang telah dilakukan

    oleh mahasiswa yang berdasarkan pertimbangan dan kebijakan Ketua

    LP2M UIN Walisongo dapat diakui dan disamakan dengan kegiatan KKN.

    Kegiatan pengabdian yang telah dilakukan mahasiswa memberikan manfaat

    riil bagi masyarakat atau bagi bangsa Indonesia dalam situasi dan kondisi

    tertentu yang bersifat monumental dan insidental baik di tingkat regional,

    nasional, dan internasional. Kegiatan tersebut seperti keterlibatan

    mahasiswadalam penanganan bencana alam, misi kemanusiaan

    internasional, kegiatan bela Negara, dan sebagainya. Kriteria kegiatan

    32

    Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Mayarakat, Buku Pedoman

    Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Mandiri UIN Walisongo Semarang”, 2017, 3. 33

    Lembaga Penelitian dan………………………………, 4.

    19

  • pengabdian yang dapat diakui sebagai KKN ini sepenuhnya menjadi

    wewenang LP2M UIN Walisongo berdasarkan rekomendasidari Tim

    penilai ad hoc yang ditunjuk oleh LP2M.34

    B. Progam Kerja KKN

    Progam KKN di IAIN Salatigadan UIN Walisongo Semarang pada

    tahun ajaran 2016/2017 berbasis posdaya masjid. Posdaya (pos pemberdayaan

    keluarga) merupakan forum silaturahmi, komunikasi, dan advokasi antar

    keluarga yang berfungsi untuk membangun keluarga dan masyarakat agar

    mendapatkan kesejahteraan lahir dan batin serta mengoptimalisasi fungsi-

    fungsi keluarga tersebut. Fungsi- fungsi keluarga diantaranya fungsi

    keagamaan dan peningkatan iman dan taqwa, fungsi budaya, fungsi cinta

    kasih, fungsi perndidikan dan lain-lain.35

    Cakupan Posdaya berbasis masjid adalah jama’ah masjid. Masjid

    merupakan tempat yang strategis bagi masyarakat. Masjid diharapkan mampu

    memberikan kesejahteraan kepada warga masyarakat. Peran fungsi masjid

    tidak hanya terbatas dalam pelayanan peribadatan saja, akan tetapi

    dikembangkan pula kearah pemenuhan kebutuhan masyarakat lainnya, seperti

    bidang pendidikan, ekonomi, kesehatan, dan juga lingkungan.

    Pendampingan posdaya meliputi bidang sektoral dan lintas

    sektoral.Bidang sektoral terdiri dari sektoral fisik (Contohnya, Pembenahan

    34

    Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Mayarakat, Buku Pedoman: Buku

    Pedoman Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Mandiri UIN Walisongo Semarang”,

    2017,, 6. 35

    Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Buku Pedoman Kuliah Kerja

    Nyata (KKN) Tematik Posdaya Berbasis Masjid Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo

    Angkatan ke-68 Tahun 2017, 2017,22.

    20

  • tempat ibadah, pembenahan sarana penunjang seperti al qur’an, buku-buku,

    alat shalatdll). Sedangkan sektoral non fisik (Contohnya, membantu

    meningkatkan pelaksanaan program TPQ, pemberdayaan remaja masjid dll ).

    Adapun bidang lintas sektoral yang meliputi sarana sosial yang diperlukan

    masyarakat secara umum.Pada bidang lintas sektoral fisik contohnya

    pemasangan papan nama jalan, sarana air bersih dan lain-lain. Sedangkan

    bidang lintas sektoral non fisik, contohnya pelibatan dalam kegiatan PKK,

    pelibatan progam bina keluargadll.36

    Sedangkan pada Perguruan Tinggi UGM, tema kegiatan KKN

    berdasarkan pada prioritas dan riset-riset UGM, misalnya pengembangan

    kehidupan sosial-budaya berbasis kearifan lokal dan nasionalisme,

    pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan, pemberdayaan perempuan dan

    kelompok rentan dan lain-lain. Untuk menyelesaikan masalah atau melakukan

    pengembangan masyarakat yang diperlukan, maka kegiatan KKN tersebut

    dikelompokkan ke dalam 4 kluster kegiatanya itu Sains-Teknologi (ST),

    Sosial-Humaniora (S-H), Kesehatan – Kedokteran (KK), dan Agro (A).

    Berdasarkan sifatnya, kegiatan mahasiswa dalam progam KKN UGM

    dibedakan menjadi dua yaitu monodispliner dan interdispliner. Monodispliner

    yaitu kegiatan KKN yang dilaksanakan berdasarkan 1 kluster kegiatan,

    contohnya seorang mahasiswa fakultas biologi (kluster ST). Sedangkan

    Interdispliner yaitu kegiatan KKN yang dilaksanakan berdasarkan minimal 2

    kluster kegiatan.Contoh :pengembangan usaha berbasis kelapa oleh

    36

    Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Buku Pedoman: Pelaksanaan

    Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Posdaya Mahasiswa S-1 Reguler dan Non Reguler IAIN

    Salatiga Tahun 2017, 2017, 5-6.

    21

  • mahasiswa fakultas ekonomi dan bisnis (kluster SH). Progam ini bersifat

    interdispliner karena memerlukan adanya progam kluster lain seperti progam

    pelatihan produksi VCO (Virgin Coconut Oil) oleh mahasiswa MIPA jurusan

    kimia (kluster ST).37

    Beberapa uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa progam KKN

    UGM fokus pada kebutuhan masyarakat.sedangkan progam IAIN Salatigadan

    UIN Walisongo Semarang, selain progam keagamaan juga mengembangkan

    potensi masyarakat berdasarkan kebutuhan masyarakat.

    Selain itu, perbedaan itu bisa dilihat pada progam unggulan yang

    terdapat pada UIN Walisongo Semarang. Progam unggulan KKN merupakan

    progam kegiatan di suatu lokasi KKN yang dikerjakan secara bersama-sama

    antara mahasiswa dengan masyarakat setempat yang dipandang memiliki

    keunikan, nilai lebih (manfaat strategis), dan kemungkinan sustainability

    (berkelanjutan) sehingga layak dijadikan tempat kunjungan oleh rektor UIN

    dan Bupati setempat.38

    Setiap Kordes berhak mengajukan proposal progam

    unggulan kepada Badan Pelaksana KKN sesuai dengan prosedur dan

    persyaratan yang telah ditentukan.Program unggulan ini menjadi program

    yang menjadi ciri khas dari UIN Semarang.

    37

    Direktorat Pengabdian Kepada Masyarakat, Buku Pedoman Kuliah Kerja Nyata

    Pembelajaran Pemberdayaan Mayarakat (KKN-PPM), Universitas Gadjah Mada, 2017, 22

    – 23. 38

    Direktorat Pengabdian Kepada Masyarakat…………., 19.

    22

  • BAB III

    ANALISIS PERKEMBANGAN KOMPETENSI SOSIAL

    MAHASISWA CALON GURU PAI

    Penelitian ini dilakukan selama dua bulan, yaitu dari bulan April s/d bulan

    Mei. Penulis memulai penelitian dari Desa Candi, Kecamatan Bandungan,

    Kabupaten Semarang yang terdapat dua mahasiswa PAI.Kemudian dilanjutkan

    penelitian di Desa Mlilir Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang yang

    terdapat dua mahasiswa PAI.Penelitian selanjutnya di Desa Kopeng yang terdapat

    satu mahasiswa PAI.

    A. Dapat Berkomunikasi secara Lisan, Tulisan, maupun Isyarat

    Tujuan berkomunikasi tidak hanya menyampaikan pesan dari

    komunikator kepada komunikan, akan tetapi lebih kepada feedback seperti

    terbukanya cara berpikir dan perilaku seseorang ke arah yang lebih baik.39

    Dalam hal ini, peserta KKN dituntut untuk mahir dalam berkomunikasi

    dengan warga masyarakat untuk mencapai tujuan program-program yang

    direncanakan oleh peserta KKN. Dari komunikasi itu diharapkan ada bentuk

    feedback baik dari cara berpikir maupun perilaku masyarakat.

    Dari hasil wawancara dengan masyarakat setempat dan observasi

    peneliti, selama KKN mahasiswa jurusan PAI yang berjumlah dua orang dapat

    berkomunikasi baik dengan warga setempat. Sebagaimana yang diungkapkan

    oleh salah satu warga yang menjelaskan progam-progam KKN di desa Candi.

    Seperti kegiatan belajar mengaji di TPA, program penanaman tanaman obat,

    39

    Suranto Aw, Komunikasi Interpersonal, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011, 113.

  • dan progam pengolahan sampah. Keberhasilan ini juga dapat dilihat dari hasil

    wawancara dengan masyarakat, sehingga diketahui pemikiran masyarakat

    Desa Candi mulai terbuka mengenai pengolahan sampah untuk menjaga

    lingkungan setempat.

    Sedangkan, mahasiswa jurusan PAI yang tinggal di posko Desa Mlilir

    berjumlah dua orang.Salah satu mahasiswa berasal dari Thailand. Dalam

    berkomunikasi, mahasiswa PAI kesulitan berbicara dalam bahasa jawa.

    Seperti penuturannya berikut:

    “Bahasa yang digunakan di sini bahasa jawa, kalau saya dari Thailand

    pakai bahasa Melayu. Terkadang saya ndak paham dengan apa yang

    mereka diskusikan…..(NR)”

    “………Sedikit demi sedikit saya paham maksud mereka, tetapi saya

    ndak bisa jawabnya (NR)40

    Untuk menyesuaikan lingkungan posko dan menjalankan perannya

    sebagai peserta KKN, terdapat tuntutan untuk memahami bahasa masyarakat

    setempat. Kesulitan yang dialami mahasiswa tidak menghambat hubungannya

    dengan masyarakat. Mahasiswa mengatasi kesulitan itu dengan banyak

    bergaul dengan masyarakat. Dari intensitas pergaulan tersebut, mahasiswa

    belajar beberapa kosakata bahasa jawa dan belajar memahami maksud

    pembicaraan masyarakat.Hal ini sesuai dengan pendapat Mead41

    :

    There is no mind without language, and language itself is a product of

    social interactions. Here, according to symbolic interactionism is the

    essential connection between the individual and the social.

    40

    Wawancara dengan NR (mahasiswa PAI di Desa Mlilir) pada tanggal 1 Mei 2017. 41

    Kerry Ferris and Jill Stein, The Real World : An Introduction to Sosiology, New

    York :WW Northon and Company, 2008, 49. (Artinya: Tidak ada pikiran tanpa bahasa dan

    bahasa itu sendiri adalah produk interaksi sosial. Disini berdasarkan simbol interaksionisme,

    bahasa merupakan penghubung penting antara individu dengan sosial (masyarakat) )

    24

  • Pendapat di atas memaparkan pentingnya bahasa/symbol sebagai media

    interaksi sosial. Simbol merupakan benda atau gerakan yang mempunyai arti

    khusus bagi orang yang terhimpun dalam kelompok, komunitas, atau

    masyarakat. Simbol disosialisasikan dan diwariskan melalui strategi tertentu,

    dan menjadi referensi ketika orang bersikap dan berperilaku.42

    Dengan

    perbedaan budaya dan bahasa yang berbeda, mahasiswa dari Thailand tersebut

    belajar budaya dan bahasa yang baru. Sebagai dampak positif beradaptasi

    dan mengapresiasi kebudayaan, maka individu dapat hidup berdampingan

    dengan individu/masyarakat lainnya yang berbeda baik kepercayaan,

    perilaku, kebiasaan, dan lain-lainnya.43

    Realitas di lapangan, kemampuan

    dalam berkomunikasi mahasiswa di posko Desa Mlilir sudah dinilai baik oleh

    masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan sikap masyarakat menerima usulan

    mahasiswa PAI untuk menjalankan program PKK (Pemberdayaan

    Kesejahteraan Keluarga).

    Selanjutnya, hasil wawancara masyarakat desa Kopeng mengatakan

    bahwa cara berkomunikasi mahasiswa PAI yang tinggal di Desa Kopeng

    dinilai baik. Akan tetapi cara berkomunikasi tersebut belum diimbangi dengan

    strategi menggerakkan masyarakat. Mahasiswa dinilai masyarakat belum

    menunjukkan sikap kerjasama dalam kegiatan yang sudah aktif dalam

    masyarakat.

    42

    Mukti Ali, Komunikasi Antarbudaya dalam Tradisi Agama Jawa, Pustaka Ilmu:

    Yogyakarta, 2017, 42. 43

    Zakiyuddin Baidawy, Pendidikan Agama Berwawasan Multikultural, Jakarta:

    Erlangga, 2005, 5.

    25

  • B. Mengunakan Teknologi Komunikasi dan Informasi secara Fungsional

    Mahasiswa PAI yang berada di Desa Candi menggunakan teknologi

    komunikasi secara fungsional. Hal ini berdasarkan pengamatan peneliti,

    mereka memanfaatkan kemampuan mereka dalam membantu menyelesaikan

    tugas administrasi kelurahan setempat dan membuat MMT (Metromedia

    Technologies) untuk menyampaikan sosialisasi.

    Sedangkan Mahasiswa PAI yang berada di Desa Mlilir juga

    menggunakan teknologi komunikasi secara fungsional. Hal ini berdasarkan

    observasi peneliti, mahasiswa PAI mensosialisasikan progam bahaya

    merokok untuk anak Sekolah Dasar dengan menggunakan media LCD

    (Liquid Crystal Digital), sehingga materi dikemas sedemikian rupa dengan

    tujuan menarik perhatian anak-anak. Untuk mahasiswa PAI yang berada di

    Desa Kopeng memanfaatkan teknologi komunikasi secara fungsional. dengan

    mensosialisasikan progam-progam KKN dengan menggunakan media MMT

    (Metromedia Technologies).

    Pada indikator kompetensi sosial yang kedua, semua mahasiswa

    peserta KKN jurusan PAI menggunakan teknologi dan informasi secara

    fungsional. Mereka memanfaatkan teknologi dan informasi untuk membantu

    tugas administrasi kelurahan danmensosialisasikan kegiatan-kegiatan KKN

    dengan media LCD dan MMT.

    26

  • C. Bergaul Secara Efektif dengan Masyarakat

    Dalam berbaur dengan masyarakat harus memperhatikan kondisi yang

    ada. Dengan kata lain mahasiswa membaca situasi bagaimana bergaul dengan

    masyarakat. Hasil wawancara dengan masyarakat Desa Candi diperoleh

    informasi bahwa mahasiswa jurusan PAI yang berada di posko Desa Candi

    ikut berpartisipasi kegiatan masyarakat. Seperti penuturan salah satu warga

    masyarakat,

    “Partisipasinya bagus mba, kalau ada kegiatan pengajian, PKK,

    Posyandu, ikut semua (DG).44

    Ketika bergaul dengan masyarakat sekitar, peserta KKN khususnya

    mahasiswa jurusan PAI memanfaatkan kegiatan pertemuan warga, seperti

    Pengajian, PKK, dan Posyandu untuk berinteraksi dengan warga masyarakat

    untuk menyampaikan ide maupun pemikiran mahasiswa melalui progam-

    progam yang telah direncanakan oleh peserta KKN.Seperti penuturan oleh

    salah satu mahasiswa jurusan PAI,

    “Caranya, kita berpartisipasi dengan kegiatan yang ada di masyarakat

    , ketika kita dimintai usul, kita utarakan ide dan berdiskusi dengan

    masyarakat..(HM)”45

    Bergaul secara efektif juga ditunjukkan melalui perlombaan yang

    diadakan oleh peserta KKN di Desa Candi dan Desa Mlilir.Berdasarkan

    pengamatan peneliti, melalui perlombaan yang diadakan mahasiswa,

    mahasiswa lebih dekat dengan masyarakat dan hubungan semakin terjalin

    akrab dan baik.

    44

    Wawancara dengan DG (masyarakat Desa Candi) pada tanggal 14 April 2017. 45

    Wawancara dengan HM(mahasiswa PAI di posko Desa Candi) pada tanggal 1 Mei

    2017.

    27

  • Kemudian hasil wawancara dengan masyarakat Desa Kopeng,

    partisipasi mahasiswa jurusan PAI yang berada di posko Desa tersebut dinilai

    kurang oleh masyarakat. Seperti penuturan salah satu warga masyarakat,

    “Partisipasinya kurang mba, kalau tidak disuruh dulu, mereka tidak

    inisiatif untuk ikut kegiatan. Padahal sudah saya kasih tau kegiatan-

    kegiatannya...(AK)”46

    Menurut pengamatan peneliti, warga masyarakat Desa Kopeng

    mempunyai kepedulian terhadap cara bergaul peserta KKN dengan masyarakat

    yang kurang berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat. Hal ini dibuktikan

    teguran secara halus oleh warga setempat agar secara inisiatif mengikuti

    kegiatan masyarakat.

    Dari beberapa data lapangan yang telah dipaparkan diketemukan bahwa

    sebagian besar mahasiswa dapat bergaul secara efektif dengan warga

    masyarakat.Mereka mengikuti kegiatan yang ada masyarakat kemudian

    menyampaikan beberapa ide maupun progam kepada masyarakat.

    D. Bergaul secara Santun dengan Masyarakat.

    Dalam suatu masyarakat terdapat norma yang mengikat setiap anggota

    warganya. Norma itu berlaku, baik warga masyarakat setempat maupun warga

    pendatang. Begitu juga pada masyarakat Desa Candi dan Desa Mlilir

    berpendapat bahwa mahasiswa KKN termasuk mahasiswa jurusan PAI sudah

    berlaku santun.

    Menurut observasi peneliti, cara bergaul mahasiswa dengan

    masyarakat itu salah satunya tercermin melalui cara mereka menyambut tamu

    46

    Wawancara dengan AK (masyarakat desa Kopeng) pada tanggal 2 Mei 2017.

    28

  • baik dengan orang dikenal maupun orang yang belum dikenal. Mereka secara

    sukarela menyiapkan hidangan yang baik untuk para tamunya. Dalam

    perspektif islam dan budaya jawa sangat menjunjung tata krama dalam

    menyambut tamu. Cara menghormati tamu diantaranya berpakaian sopan dan

    pantas, menerima tamu dengan sikap yang baik, dan memberikan hidangan

    bagi tamu.

    Hubungan antara peserta KKN di Desa Kopeng dengan warga

    masyarakat terlihat kurang baik.Hal ini sesuai dengan hasil wawancara peneliti

    dengan warga setempat.

    “Yang saya tau, anak-anak KKN kok nggak membaur masyarakat

    mbak. Kalau lagi bersih-bersih desa, saya yang ngoprak-ngoprak

    mereka, kalaunggak disuruh ya nggak bakalan keluar posko

    mba….(AK)”47

    Menurut observasi peneliti, cara bergaul mahasiswa dengan

    masyarakat itu salah satunya tercermin melalui cara mereka menghadapi

    masyarakat. Seperti yang diungkapkan oleh mahasiswa tersebut.

    “Berpartisipasi kegiatan di lingkungan masyarakat.kadang ada yang

    tidak ramah dengan kita, tetapi saya orangnya cuek saja mba…(VL)”48

    Sebagai warga baru di posko desa masing-masing, sebaiknya

    mahasiswa bergaul dengan tingkah laku yang santun.Apabila ditemui sikap

    masyarakat yang kurang berkenan, sebagai pendatang baru perlu instrospeksi

    diri, sehingga ditemukan sikap yang tepat untuk menghadapi masyarakat.

    47

    Wawancara denganAK (masyarakat Desa Kopeng) pada tanggal 2 Mei 2017. 48

    Wawancara dengan VL (mahasiswa PAI di posko Desa Kopeng) pada tanggal 2 Mei

    2017.

    29

  • Berdasarkan uraian data empat indikator tersebut kompetensi sosial

    sebagian besar mahasiswa sudah menunjukkan perkembangan. Terutama pada

    indikator (1) dapat berkomunikasi dengan lisan, tulisan, dan isyarat, (2)

    menggunakan teknologi informasi dan komunikasi secara fungsional, dan (3)

    bergaul secara efektif dengan masyarakat. Pada indikator yang keempat yaitu

    bergaul secara santun dengan masyarakat, ada mahasiswa yang belum

    menunjukkan perkembangannya. Mahasiswa belum memiliki kesadaran

    mengenai etika bergaul dengan masyarakat. Etika bergaul ini menjadi dasar

    ketika berbaur dengan masyarakat. Kemampuan bersosialisasi akan lebih

    bermakna, apabila diimbangi dengan sikap santun terhadap masyarakat.

    30

  • BAB IV

    ANALISIS PERKEMBANGAN KOMPETENSI KEPRIBADIAN

    MAHASISWA CALON GURU PAI

    Kepribadian merupakan hal yang urgen bagi pendidik. Karena pendidik

    merupakan contoh/role model bagi peserta didiknya. Dengan demikian setiap

    guru dituntut untuk memiliki kompetensi kepribadian yang memadai. Berikut

    analisis perkembangan kepribadian peserta KKN.

    A. Kepribadian yang mantap dan stabil

    Indikator dari kompetensi kepribadian yang mantap dan stabil

    diantaranya bertindak sesuai dengan norma-norma (hukum) dan sosial, senang

    bekerja sebagai guru dan memiliki konsistensi dalam bertindak. Dalam

    penelitian ini, indikator tersebut tercermin pada perilaku-perilaku mahasiswa

    selama berada di posko KKN. Selama kurang lebih 45 hari, mahasiswa terjun

    ke masyarakat. Ketika berinteraksi dengan masyarakat, mahasiswa memiliki

    pengalaman mengenai cara agar diterima masyarakat, diantaranya:

    1. Bersikap ramah terhadap masyarakat

    Sikap ramah merupakan cara pertama untuk memulai interaksi

    sosial. Sikap ramah yang dimaksud adalah suka senyum, sopan serta

    hormat dalam berkomunikasi, suka menyapa orang terlebih dahulu, dan

    sebagainya. Sehingga diharapkan masyarakat dapat menerima kehadiran

    mahasiswa KKN tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh mahasiswa

    jurusan PAI:

  • “Sebagai peserta KKN, saya harus bersikap ramah dengan warga,

    sehingga warga akan welcome dengan kita” (HM).49

    “Dengan bersikap ramah terhadap masyarakat, sini masyarakatnya

    sudah bagus mbak untuk sosialnya, seperti ditempat saya.Jadi

    mudah untuk menyesuaikannya” (AG).50

    “Cara saya agar diterima masyarakat seperti pada umumnya

    bersikap ramah dan sopan kepada warga, ketika warga menyambut

    dengan baik, maka progam-progam akan bisa berjalan dan akan

    diterima oleh masyarakat “(AZ).51

    Hal ini juga sesuai dengan pendapat masyarakat siswa terkait sikap

    mahasiswa selama KKN berlangsung. Selama KKN, mahasiswa PAI di

    Desa khususnya Candi dan Mlilir dinilai baik oleh masyarakat. Masyarakat

    mengamati perilaku mahasiswa yang tidak melanggar norma sosial atau

    norma yang berlaku di masyarakat.

    “Perilakunya baik, kalau ketemu menyapa. Saya amati setiap hari

    perilakunya baik-baik tidak ada yang aneh-aneh “(DG).52

    “Sebagai bu kades, saya memantau anak-anak, perilakunya baik-

    baik. Tidak ada yang melanggar norma masyarakat” (DS).53

    2. Sering berbaur dengan masyarakat

    Kegiatan KKN merupakan kegiatan yang berbasis masyarakat. Oleh

    karena itu, mahasiswa harus mampu berbaur dengan masyarakat, dengan

    demikian keakraban akan terjalin sehingga komunikasi lebih efektif.

    Berikut pendapat salah satu mahasiswa:

    Sering bertemu masyarakat, agar kita dikenali (NR)54

    Upaya-upaya agar diterima oleh masyarakat merupakan contoh

    menaati norma sosial sekaligus norma hukum yang berlaku dalam

    49

    Wawancara dengan HM (mahasiswa PAI di Desa Candi) pada tanggal 1 Mei

    2017. 50

    Wawancara dengan AG (mahasiswa PAI di Desa Candi) pada tanggal 1 Mei 2017. 51

    Wawancara dengan AZ ( mahasiswa PAI di Desa Mlilir) pada tanggal 1 Mei 2017. 52

    Wawancara dengan DG (masyarakat di Desa Candi) pada tanggal 14 April 2017. 53

    Wawancara dengan DS (masyarakat di Desa Mlilir) pada tanggal 14 April 2017. 54

    Wawancara dengan NR (mahasiswa PAI di Desa Mlilir) pada tanggal 1 Mei 2017.

    32

  • masyarakat. Artinya sikap mahasiswa KKN sebagian besar tidak melanggar

    norma masyarakat, mereka dapat hidup berdampingan dalam masyarakat.

    Temuan peneliti, terdapat sikap yang dinilai kurang oleh masyarakat

    pada peserta KKN yang tinggal posko Kopeng. Ketika mahasiswa terjun ke

    lapangan, mahasiswa kurang membaur dengan masyarakat.mereka jarang

    menyapa masyarakat yang berada di sekitarnya. Berikut penuturan oleh

    salah satu warga:

    “Yang saya tau, anak-anak KKN kok nggak membaur masyarakat

    mbak “(AK).55

    “Jujur mbak, selama saya disini saya jarang disapa, padahal sering

    lewat warung saya mba.Awalnya saya pikir.Mungkin tidak lihat saya

    pas lewat. Tetapi ya sama selama hampir sebulan Cuma ketuanya

    saja yang ramah“ (AK).56

    Dari penjelasan di atas, begitu pentingnya menjaga sikap ketika

    bertemu masyarakat. Menurut pengamatan peneliti, masyarakat Kopeng

    terkenal ramah baik warga yang sudah dikenal maupun yang belum dikenal.

    Dengan lingkungan masyarakat yang baik, maka sebaiknya mahasiswa

    mengimbangi dengan bersikap santun terhadap masyarakat, sehingga

    progam-progam yang sudah dirancang dapat didukung oleh masyarakat

    sekitar.

    Dalam perkembangannya, sikap mahasiswa belum menampakkan

    sikap konsisten dalam bertindak, ketika di masjid, beberapa mahasiwa

    terlihat ramah dengan jamaah masjid, namun ketika bertemu misalnya di

    jalan, mereka tidak menyapa. Sebagaimana yang diungkapkan oleh salah

    satu warga masyarakat sekitar:

    55

    Wawancara dengan AK (masyarakat di Desa Kopeng ) pada tanggal 2 Mei 2017. 56

    Wawancara dengan AK (masyarakat di Desa Kopeng) pada tanggal 2 Mei 2017.

    33

  • Warga masyarakat sini juga ada obrolan.Kok kalau di masjid

    mahasiswa KKN ya ramah, tetapi kalau di luar masjid tidak

    menyapa.Nah itu buat pelajaran saja mba (AK).57

    Dari penuturan warga tersebut menunjukkan sikap kepedulian

    masyarakat terhadap mahasiswa karena dapat dipahami bahwa mahasiswa

    dianggap sebagai seorang yang terdidik baik pengetahuan maupun tingkah

    lakunya. Dari segi minat mahasiswa PAI dalam mengajar, dapat dilihat dari

    antusias dan intensitas mereka dalam mengajar. Berdasarkan pengamatan

    peneliti, sebagian besar mahasiswa PAI yang diteliti membuat terobosan

    agar anak-anak semangat belajar, seperti mengadakan lomba-lomba, hal ini

    tentu membuat hiburan tersendiri bagi anak-anak,khususnya di Desa Candi

    dan di Desa Mlilir.

    Berbeda dengan kedua desa tersebut, mahasiswa KKN yang tinggal

    di desa Kopeng dinilai kurang antusias dalam mengajar. Intensitas mereka

    mengajar mengaji di TPA dinilai kurang oleh warga masyarakat sekitar. Hal

    ini sesuai dengan pernyataan warga masyarakat:

    ….Di TPA juga mereka jarang masuk, pembelajaran sekolah saja

    mereka tidak mengajak anak-anak, (AK).58

    B. Kepribadian Dewasa

    Seorang guru yang mempunyai kepribadian dewasa yaitu guru yang

    menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan memiliki

    etos kerja sebagai pendidik.. Dari segi kemandirian dalam bertindak, dapat

    dilihat dari cara mereka menghadapi masalah. Berikut cara mahasiswa

    57

    Wawancara dengan AK (masyarakat di Desa Kopeng) pada tanggal 2 Mei 2017. 58

    Wawncara dengan AK (masyarakat di Desa Kopeng) pada tanggal 2 Mei 2017.

    34

  • menghadapi hambatan yang ada selama KKN, baik organisasi maupun

    menyampaikan progam KKN.

    “Awalnya jujur saja saya tidak punya pengalaman berorganisasi

    kemudian saya ditunjuk sebagai ketua posko desa Candi, dari sini saya

    mulai berani tampil di depan dan belajar berorganisasi”(HM)59

    “Bahasa yang digunakan di sini bahasa jawa, kalau saya dari Thailand

    pakai bahasa Melayu. Terkadang saya ndak paham dengan apa yang

    mereka diskusikan. Cara mengatasinya ajak teman untuk membantu

    menerjemahkannya” (NR).60

    Hasil wawancara tersebut dapat dilihat dari sikap mahasiswa ketika

    menghadapi masalah. Pengalaman yang pertama menuturkan sikap berani

    tampil di depan, meskipun belum ada bekal dalam berorganisasi di kampus.

    Pengalaman kedua, meminta bantuan rekan untuk menyelesaikan masalahnya.

    Beberapa kendala tersebut disikapi dengan dewasa oleh mahasiswa. Hambatan

    dapat diminimalisir dengan sikap percaya diri dan tidak ragu untuk meminta

    bantuan orang lain.

    Perkembangan kompetensi kepribadian dalam hal kemandirian

    mahasiswa lainnya menunjukkan perkembangan. Hal ini dibuktikan dengan

    observasi dan wawancara dengan mahasiswa bahwa kendala yang mereka

    hadapi tidak ada, mereka sudah terbiasa untuk berorganisasi dan

    menyampaikan ide di kampus.

    Seperti penuturan mahasiswa berikut ini:

    “Selama ini belum ada mbak. Kebetulan saya di kampus ikut organisasi

    bidang jurnalistik, jadi sudah terbiasa menyampaikan usul”(AG).61

    59

    Wawancara dengan HM (mahassiwa PAI di Desa Candi) tanggal 1 Mei 2017. 60

    Wawancara dengan NR (mahasiswa PAI di Desa Candi) pada tanggal 1 Mei 2017. 61

    Wawancara dengan AG (mahasiswa PAI di Desa Candi) pada tanggal 14 April 2017.

    35

  • “Kalau kuliah ikut organisasi di kampus itu seperti mencuri start

    bagaimana cara berbaur dengan orang lain dan menyampaikan ide

    orang lain. Sehingga kita ketika terjun di masyarakat sudah siap

    “(AZ).62

    Serupa dengan hasil pengamatan dan pengalaman M. Furqon

    Hidayatullah63

    bahwa mahasiswa yang melakukan aktivitas akademik dan

    aktivitas kemahasiswaan lebih memiliki survival life daripada mahasiswa yang

    hanya menekuni aktivitas akademik. Menurutnya, mahasiswa yang aktif

    berorganisasi lebih terlatih berinteraksi dengan orang lain dan lebih banyak

    memiliki pengalaman life skill.

    Perkembangan kompetensi kemandirian mahasiswa lainnya, belum

    menunjukkan perkembangan. Mahasiswa belum menunjukkan sikap mandiri,

    diantaranya tidak ada inisiatif dalam kegiatan yang ada di lingkungan

    masyarakat. Mahasiswa baru bergerak jika ada perintah. Sesuai dengan hasil

    wawancara salah seorang warga:

    Partisipasinya kurang mba, kalau tidak disuruh dulu, mereka tidak

    inisiatif untuk ikut kegiatan….. (AK).64

    Sedangkan etos kerja pendidik dalam kegiatan KKN tercermin pada

    perilaku mahasiswa khususnya di Desa Mlilir yang mempunyai kepedulian

    terhadap anak usia sekolah dasar yang sudah mengisap rokok. Dari peristiwa

    itu, KKN Desa Candi mengadakan sosialisasi bahaya merokok dari kelas ke

    kelas. Berdasarkan wawancara dengan masyarakat, etos kerja sebagai

    pendidik pada posko Candi, terlihat ketika melakukan sosialisasi mengenai

    62

    Wawancara dengan AZ (mahasiswa PAI di Desa Mlilir) pada tanggal 14 April 2017. 63

    M Furqon Hidayatullah, Guru Sejati : Membangun Insan Berkarakter Kuat dan

    Cerdas, Surakarta: Yuma Pustaka, 2009, 203. 64

    Wawancara dengan AK (masyarakat di Desa Kopeng) pada tanggal 14 April 2017.

    36

  • pengolahan sampah. Sampah yang biasanya dibakar kemudian diolah menjadi

    berbagai kerajinan serta pupuk yang berguna untuk tanaman.

    Selanjutnya etos kerja sebagai pendidik mahasiswa jurusan PAI pada

    desa Kopeng, menunjukkan perkembangan. Mereka mengadakan penyuluhan

    agama dan tata susila terhadap pemandu karoke di desa Kopeng..Kegiatan ini

    menunjukkan sikap peduli mahasiswa terhadap lingkungan desa Kopeng.

    Sedangkan untuk partisipasi mahasiswa terhadap kegiatan dalam masyarakat

    masih dinilai kurang. Dari berbagai penjelasan di atas menguraikan , sebagian

    besar mahasiswa jurusan PAI sudah menampilkan pribadi yang dewasa.

    C. Kepribadian Bijaksana

    Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bijaksana dapat diartikan (1)

    selalu menggunakan akal budi (2) pandai dan hati-hati (cermat, teliti, dan

    sebagainya) apabila menghadapi masalah.65

    Kepribadian bijaksana seorang

    guru dikembangkan sebagai indikator yaitu menampilkan tindakan yang

    bermanfaat bagi siswa, sekolah, dan masyarakat dan menunjukkan

    keterbukaan dalam berpikir dan bertindak. Indikator ini tercermin pada cara

    mereka andil dalam kegiatan masyarakat serta memberikan dan menerima

    pendapat dari masyarakat.

    Berdasarkan wawancara dengan masyarakat, Semua mahasiswa jurusan

    PAI menampilkan perilaku bermanfaat diantaranya mahasiswa PAI di desa

    Candi menjadi pembawa acara dan qiro’ah ketika pengajian, serta

    memberikan snack pada acara akhirusannah. Kegiatan masyarakat yang

    65

    Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai

    Pustaka, 2007, 149.

    37

  • digerakkan oleh mahasiswa PAI baik di Desa Candi, Mlilir, maupun Kopeng

    adalah mengajar TPA, dan khusus di desa Mlilir selain menggerakkan TPA

    untuk anak-anak, mahasiswa PAI juga berinisiatif untuk menggerakkan

    progam PKK bagi ibu-ibu di desa Mlilir.

    Mahasiswa jurusan PAI di desa Kopeng melakukan sosialisasi kepada

    remaja karang taruna mengenai bank sampah. Sedangkan mahasiswa jurusan

    PAI di Desa Mlilir membagikan ilmu kepada warga masyarakat yaitu cara

    membuat sabun cuci piring dengan kombinasi bahan alami dan bahan kimia

    serta mengadakan demo masak cara membuat Tom yam66

    kepada ibu-ibu yang

    tinggal di desa Mlilir. Dari berbagai penjelasan tersebut, telah dipaparkan

    bahwa semua mahasiswa menunjukkan perilaku bermanfaat bagi lingkungan

    sekitar, yang membedakan adalah intensitas dan kualitas kegiatan yang

    dilaksanakan.

    D. Kepribadian Berwibawa

    Sebagai calon pendidik dibutuhkan kewibawaan. Menurut Henry Fayol

    dalam Panglaykim (1984:62) kewibawaan adalah hak memerintah dan

    kekuasaan untuk membuat kita dipatuhi dan ditaati.67

    Kewibawaan muncul dari

    dua hal yaitu karisma dan performa. Karisma biasanya berkaitan dengan hal-

    hal yang melekat pada pribadi seseorang, seperti postur tubuh, bentuk wajah,

    tatapan mata sampai cara berjalan. Sedangkan performa yaitu kebiasaan lahir

    66

    Tom yam merupakan sup yang berasal dari Thailand. Di Thailand biasanya dibuat

    dengan udang (tom yum goong), ayam (tom yum gai), ikan (tom yum pla) atau makanan laut

    yang dicampur (tom yum talay atau tom yum po taek) dan jamur. (sumber

    :https://id.wikipedia.org/wiki/Tom_yam diakses pada tanggal 2 September 2017 pukul 11.31

    ). 67

    Muhammad Nurdin, Kiat Menjadi Guru Profesional, Yogyakarta : Ar-ruzz media,

    2010, 143.

    38

    https://id.wikipedia.org/wiki/Thailandhttps://id.wikipedia.org/wiki/Tom_yam%20diakses%20pada%20tanggal%202%20September%202017%20pukul%2011.31

  • dari standard danplan kerja yang dimiliki guru. Performa ini lebih mudah

    dipelajari dan dibentuk .68

    Adapun indikator dari sikap pribadi yang berwibawa adalah memiliki

    sikap positif terhadap siswa, dan perilaku yang dihormati.indikator pada

    penelitian ini,, diukur dari cara berpakaian dan selalu menampilkan hal positif

    kepada semua kalangan, terutama pada anak-anak.

    Berdasarkan pengamatan peneliti dan wawancara dengan masyarakat,

    kelima mahasiswa PAI berpakaian sopan selama mengikuti KKN. Berpakaian

    sopan dalam perspektif Islam adalah memakai pakaian yang menutup aurat

    serta pantas pakai.Selain berpakaian sopan, mahasiswa PAI juga menampilkan

    sikap positif terhadap siswa. Diantaranya, menurut observasi peneliti, Semua

    mahasiswa PAI menampilkan sikap displin, misalnya menggunakan jaket

    KKN ketika mereka keluar dari posko.

    E. Kepribadian yang Menampilkan Akhlak Mulia

    Pribadi yang berakhlak mulia diantaranya bertindak sesuai dengan

    norma-norma agama. Lebih rinci lagi, akhlak mulia menurut pandangan

    masyarakat dalam penelitian Mustopa69

    adalah perilaku baik yang tampak

    melalui lisan dan perbuatan, serta selalu ada pada diri seseorang dan tidak

    temporer yang tercermin dari perilakunya sehari-hari. Dalam penelitian ini,

    penulis mengamati gejala tingkah laku yang muncul pada mahasiswa PAI

    yang menampilkan akhlak mulia. Penulis memfokuskan pada kebiasaan-

    68

    Abdullah Munir, Super Teacher: Sosok Guru yang dihormati, disegani, dan dicintai,

    Yogyakarta: Pedagogia, 2010, 9 – 13. 69

    Mustopa, “Akhlak Mulia dalam Pandangan Masyarakat”, Jurnal Pendidikan Islam

    (Nadwa) IAIN Walisongo Semarang, Volume 8, Nomer 2 (Oktober 2014), 261-280.

    39

  • kebiasaan mahasiswa yang tampak selama KKN baik berupa perkataan

    maupun perbuatan. Misalya bahasa yang digunakan dalam percakapan sehari-

    hari dan kebiasaan baik yang dilakukan oleh KKN dalam bentuk perbuatan,

    misalnya menjaga kebersihan dan sebagainya.

    Menurut pengamatan peneliti dan wawancara dengan masyarakat,

    mahasiswa KKN di Desa Mlilir sering shalat berjamaah di masjid setempat

    terutama ketika shalat subuh.70

    Jarak antara masjid dan posko yang lumayan

    jauh tidak menghalangi para peserta KKN untuk mengerjakan sholat

    berjamaah di masjid.Kebiasaan sholat berjamaah tersebut menimbulkan kesan

    yang baik pada masyarakat Mlilir.

    Pada Posko Desa Candi, mahasiswa KKN jurusan PAI menampilkan

    sikap yang santun pada warga masyarakat dari anak-anak sampai orang tua.

    Menurut penuturan warga desa Candi, peserta KKN pandai bergaul dengan

    orang yang lebih tua dan anak-anak.Masyarakat menilai sikap santun yang

    ditampilkan itu berkesan selama KKN berlangsung. Kedekatan antara peserta

    KKN dengan masyarakat berlanjut setelah KKN selesai, mereka mengadakan

    kegiatan tarawih bersama di Desa Candi. Hal tersebut menunjukkan bahwa

    peserta KKN desa Candi menjaga hubungan silaturahmi dengan masyarakat

    Candi.

    Sedangkan pada mahasiswa PAI di Desa Kopeng belum menunjukkan

    perkembangan dalam indikator ini.Menurut warga masyarakat, karena jarang

    70

    Wawancara dengan DS (masyarakat di Desa Mlilir) pada tanggal 14 April 2017.

    40

  • membaur dengan masyarakat, maka kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh

    peserta KKN tidak menimbulkan kesan pada masyarakat.

    Perkembangan kompetensi kepribadian melalui progam KKN mulai

    berkembang dengan baik. Dari lima indikator kompetensi kepribadian,

    terdapat mahasiswa yang belum memenuhi indikator tersebut. Hal ini tentunya

    disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya faktor diri sendiri dan faktor

    lingkungan.

    Faktor diri sendiri muncul karena kurang motivasi dalam kegiatan

    KKN ini.Seperti wawancara yang penulis lakukan dengan mahasiswa yang

    belum memenuhi indikator kompetensi kepribadian.Mereka hanya mengikuti

    alur kegiatan pada masyarakat tetapi belum memiliki strategi dalam

    menggerakkan kegiatan masyarakat. Selain itu, penulis mengamati lingkungan

    posko mempengaruhi perkembangan kepribadian mahasiswa PAI. Ketika

    lingkungan dalam satu posko kurang baik, maka akan dapat mempengaruhi

    perkembangan kepribadian mahaiswa PAI tersebut.

    Terlepas dari faktor diri sendiri dan lingkungan, menurut Muhammad71

    untuk menyempurnakan kepribadian guru diperlukan kebiasaan sikap

    kelapangan hati dalam menerima segala masukan sehingga lambat laun

    kepribadian guru menjadi lebih dewasa dan matang. Hal ini merupakan

    kebiasaan dan kelaziman yang terjadi apabila berkeinginan maju dan

    berkembang.

    71

    Moh, Roqib dan Nurfuadi, Kepribadian Guru, Yogyakarta: Grafindo Litera Media,

    2009,24.

    41

  • BAB V

    PENUTUP

    A. Simpulan

    Kompetensi sosial mahasiswa PAI melalui program KKN sebagian besar

    menunjukkan perkembangan. Dibuktikan dengan kesesuaian data lapangan

    dengan indikator kompetensi sosial, seperti (1) Dapat berkomunikasi secara

    lisan, tulisan, maupun isyarat, (2) Menggunakan teknologi komunikasi dan

    informasi secara fungsional, (3) Bergaul secara efektif dengan masyarakat.,.

    Pada indikator (4) Bergaul secara santun dengan masyarakat, terdapat

    mahasiswa yang belum menunjukkan perkembangan. Hal ini disebabkan

    karena kurang kesadaran dalam hidup bermasyarakat.

    Kompetensi Kepribadian mahasiswa PAI melalui program KKN

    sebagian besar menunjukkan perkembangan. Dibuktikan dengan kesesuaian

    data lapangan dengan indikator kompetensi kepribadian, seperti (1)

    Kepribadian yang mantap dan stabil, (2) Kepribadian orang dewasa, (3)

    Kepribadian bijaksana, (4) Kepribadian berwibawa .dan (5) Kepribadian yang

    mencerminkan dengan akhlak mulia. Temuan peneliti terdapat mahasiswa

    yang belum menunjukkan perkembangan kepribadian, disebabkan faktor

    intern berupa kurangnya motivasi dalam kegiatan KKN dan faktor ekstern

    berupa lingkungan posko.

  • B. Saran

    1. Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat

    Pihak Lembaga pengabdian masyarakat sebaiknya melakukan

    pemantauan lebih intensif untuk mengetahui dan mendiagnosa berbagai

    kemajuan pelaksanaan KKN.

    2. Mahasiswa

    Mahasiswa lebih mempersiapkan bekal dalam berorganisasi, sehingga

    pelaksanaan KKN dapat berjalan dengan efektif dan membawa efek yang

    positif bagi dirinya dan masyarakat setempat.

    43

  • DAFTAR PUSTAKA

    Ali, Mukti. Komunikasi Antarbudaya dalam Tradisi Agama Jawa. Pustaka Ilmu:

    Yogyakarta, 2017.

    Arif, Muhammad Irfan dkk,”Personality and Teaching: An Investigation into

    Prospective Teachers’ Personality”. International Journal of Humanities

    and Social Science, Volume 2, Number 17 (September 2012): 161-171.

    At-Tirmidzi,, Abu Isa Muhammad Bin Isa Bin Saurah. al-Jami’ al-Shahih Sunan

    Tirmidzi. Beirut : Dar al-Kutub al- ‘Ilmiah. juz IV, t.t.

    Aw, Suranto.Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011.

    Bachtiar, Wardi, Sosiologi Klasik, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006.

    Baidawy, Zakiyuddin. Pendidikan Agama Berwawasan Multikultural. Jakarta:

    Erlangga, 2005.

    Danim, Sudarwan. Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Kencana, 2011.

    Direktorat Pengabdian Kepada Masyarakat. Buku Pedoman Kuliah Kerja Nyata

    Pembelajaran Pemberdayaan Mayarakat (KKN-PPM). Universitas

    Gadjah Mada, 2017.

    Departemen Agama Republik Indonesia. Al Qur’an dan Terjemahannya. Jakarta:

    Pustaka Amani, 2005.

    Fida’ Ahmad dkk. Pedoman Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Jakarta:

    Rineka Cipta, 1997.

    Ferris, Kerry and Jill Stein. The Real World : An Introduction to Sosiology. New

    York :WW Northon and Company, 2008.

    Gunawan, Ary H.Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2000.

    Hakim, Adnan .“Contribution of Competence Teacher (Pedagogical, Personality,

    Professional Competence and Social)”, The International Journal of

    Engineering and Science, Volume 4, Number 2 (2015): 1-12.

    Hidayatullah, M Furqon. Guru Sejati : Membangun Insan Berkarakter Kuat dan

    Cerdas. Surakarta: Yuma Pustaka, 2009

    Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Buku Pedoman: Pelaksanaan

    Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Posdaya Mahasiswa S-1 Reguler dan

    Non Reguler IAIN Salatiga Tahun 2017, 2017.

  • Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Mayarakat, “Buku Pedoman

    Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Mandiri UIN Walisongo

    Semarang”, 2017.

    Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, “ Buku Pedoman Kuliah Kerja

    Nyata (KKN) Tematik Posdaya Berbasis Masjid Universitas Islam Negeri

    (UIN) Walisongo Angkatan ke-68 Tahun 2017.

    Mead, George Herbert.Mind, Self, and Society. diedit oleh Charles Wiliam,

    London : The University of the Chicago Press. 2015.

    Mulyasa. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT Remaja

    Rosdakarya, 2008.

    Munir, Abdullah . Super Teacher: Sosok Guru yang dihormati, disegani, dan

    dicintai,.Yogyakarta: Pedagogia, 2010.

    Mustopa.“Akhlak Mulia dalam Pandangan Masyarakat”. Jurnal Pendidikan

    Islam (Nadwa) IAIN Walisongo Semarang. Volume 8, Nomor 2 (Oktober

    2014), 261-280.

    Moelong, Lexy L.Metode Penelitian Kualitatif.Bandung: Remaja Rosda Karya,

    2011.

    Nurdin, Muhammad. Kiat Menjadi Guru Profesional. Yogyakarta : Ar-ruzz

    Media, 2010.

    Roqib, Moh, dan Nurfuadi. Kepribadian Guru. Yogyakarta: Grafindo Litera

    Media, 2009.

    Sagala, Syaiful. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan,

    Bandung: Alfabeta, 2011.

    Setyawan, Imam. “Peran Kemampuan Empati Pada Efikasi Diri Mahasiswa

    Peserta Kuliah Kerja Nyata PPM Posdaya, Proceeding Konferensi Nasional

    II Ikatan Psikologi Klinis – Himpsi. Universitas Diponegoro, 2010.

    Sugiyono.Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R

    & D. Bandung: Alfabeta, 2012.

    Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:

    Balai Pustaka, 2007.

    Yusuf LN, Syamsu dan A. Juntika nurihsan, Teori kepribadian, Bandung: PT

    Remaja Rosdakarya, 2007.

  • Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

    Pendidikan Nasional., Jakarta : PT. Kloang Klede Putra Timur bekerjasama

    dengan Koperasi Primer Praja Mukti I Departemen Dalam Negeri, 2003.

    Undang-undang Guru dan Dosen (UU Nomor 14 tahun 2015). Jakarta: Redaksi

    Sinar Grafika, 2006.

    Walgito, Bimo Psikologi Sosial, Yogyakarta: Andi Offset, 1994.

    Wibowo, Agus dan Hamrin, Menjadi Guru Berkarakter: Strategi Membangun

    Kompetensi & Karakter Guru, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012.

    Wuttke, Eveline and Jurgen Seifried. Professional Error Competence Of

    Preservice Teachers: Evaluation and Support, Springer International

    Publishing : Germany, 2017.

    Zlatića, Lidija dkk, “Development of Teacher Communication Competence”,

    Procedia (Social and Behavioral Sciences), Number 116 (2014), 606-610.

    Zulchaidir, “Studi Tentang Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata Angkatan Xxxix

    Tahun 2013 Oleh Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat Universitas

    Mulawarman Samarinda”, e Journal llmu Administrasi Negara, Volume 3,

    Nomor 2. (Juni 2014): 938 - 951.

    Zuriah, Nurul.Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan.Jakarta: Bumi

    Aksara,2007.

    https://id.wikipedia.org/wiki/Tom_yam diakses pada tanggal 2 September 2017

    pukul 11.31

    https://id.wikipedia.org/wiki/Tom_yam%20diakses%20pada%20tanggal%202%20September%202017%20pukul%2011.31https://id.wikipedia.org/wiki/Tom_yam%20diakses%20pada%20tanggal%202%20September%202017%20pukul%2011.31

  • LAMPIRAN

  • PEDOMAN WAWANCARA DENGAN MASYARAKAT

    1. Bagaimana hubungan kelompok KKN dengan masyarakat?

    2. Bagaimana dengan pakaian yang dikenakan oleh peserta KKN?

    3. Bagaimana perilaku peserta KKN ?Apakah ada yang melanggar norma

    masyarakat?

    4. Bagaimana bahasa yang digunakan peserta KKN dalam kesehariannya?

    5. Bagaimana cara berkomunikasi kelompok KKN dengan warga

    masyarakat?

    6. Bagaimana partisipasi peserta KKN dengan kegiatan masyarakat?

    7. Apa harapan bapak/ibu dengan KKN ini?

  • PEDOMAN WAWANCARA DENGAN MAHASISWA

    1. Terkait dengan KKN, bagaimana cara anda andil dalam kegiatan

    organisasi yang ada di lingkungan masyarakat?

    2. Apakah ada kendala dalam berorganisasi dengan masyarakat, jika ada

    kenda