Studi Perencanaan Pltp 2x2 5mw Untuk Ketenagalistrikan Di Lembata Nusa Tenggara Timur

6
STUDI PERENCANAAN PLTP 2X2,5MW UNTUK KETENAGALISTRIKAN DI LEMBATA, NUSA TENGGARA TIMUR Cherian Adi Purnanta 2205 100 147 Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Kampus ITS Keputih Sukolilo Surabaya 60111 Abstrak: Propinsi Nusa Tenggara Timur adalah salah satu wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang kaya akan potensi energi panas bumi. Ironisnya potensi yang besar ini belum dimanfaatkan dengan baik sehingga potensi ini seolah-olah menjadi sia-sia. Salah satu daerah yang berpotensi adalah Lembata, dengan potensi sebesar 40MW (menurut data 2005) sampai saat ini masih nihil dimanfaatkan karena sebagian besar pembangkit listrik yang ada menggunakan tenaga diesel. Lembata memiliki penduduk sekitar 104,4ribu jiwa dengan 48,4ribu kepala keluarga dan memiliki rasio elektrifikasi 1,4%. Kondisi yang demikian menyebabkan Kabupaten Lembata mengalami krisis energi. Krisis energi dapat menjadi sebuah masalah yang pelik dalam hal pembangunan dan perbaikan sumber daya manusia, sebagai salah satu solusi yang dapat dipertimbangkan untuk dapat menyokong pembangunan adalah dengan memanfaatkan potensi panas bumi yang ada dengan membangun PLTP dengan mempertimbangkan berbagai aspek terkait. Kata Kunci : PLTP, Panas Bumi, Geothermal, Atadei, Nusa Tenggara Timur. I. PENDAHULUAN Salah satu daerah di indonesia yang mengalami kekurangan energi listrik adalah wilayah Propinsi Nusa Tenggara Timur. Meskipun propinsi ini mengalami kekurangan energi, namun wilayah Nusa Tenggara Timur memiliki potensi yang cukup besar yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan energinya sendiri. Potensi yang tersedia diwilayah ini adalah panas bumi, dengan memanfaatkan sumber panas bumi ini maka dapat dibangun PLTP untuk memenuhi kebutuhan listrik disana. Salah satu daerah yang memiliki sumber daya panas bumi di Nusa Tenggara Timur adalah Kecamatan Atadei, Kabupaten Lembata. Sampai saat ini beban puncak di daerah itu hanya 1,2MW sedangkan potensi yang tersedia sekitar 40MWe. Dengan demikian pembangunan pembangkit ini dapat memanfaatkan sumber daya alam yang ada seoptimal mungkin untuk mendukung perkembangan dan kemajuan Propinsi Nusa tenggara Timur, secara khusus Kabupaten Lembata. Rencana pembangunan PLTP di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur ini diharapkan dapat mengatasi krisis energi listrik di wilayah tersebut. Dengan mengingat kebijakan pemerintah tentang diversifikasi dan konservasi energi, mendorong kami untuk melakukan studi ketenagalistrikan tentang PLTP dengan memanfaatkan potensi energi panas bumi yang ada berkaitan dengan krisis listrik yang terjadi di Propinsi Nusa Tenggara Timur. II. TEORI DASAR PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI Jenis-jenis sumber panas bumi dapat dilihat berdasarkan jenis-jenis uap yang dihasilkan dan dimanfaatkan sebagai sumber energi utama sebuah pembangkit energi listrik. Berdasarkan kondisi geologinya sumber panas bumi yang ada di Indonesia dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu: 1.Energi panas bumi Uap Panas 2.Energi panas bumi Air Panas 3.Energi panas bumi Batuan Panas PLTP memiliki beberapa teknik untuk memanfaatkan panas bumi sebagai sumber uap yang digunakan untuk memutar turbin, yaitu dry steam, flash steam, dan binary cycle. Gambar 1 Skema pembangkit listrik tenaga panas bumi dengan sistem binary cycle

description

bbb

Transcript of Studi Perencanaan Pltp 2x2 5mw Untuk Ketenagalistrikan Di Lembata Nusa Tenggara Timur

Page 1: Studi Perencanaan Pltp 2x2 5mw Untuk Ketenagalistrikan Di Lembata Nusa Tenggara Timur

STUDI PERENCANAAN PLTP 2X2,5MW

UNTUK KETENAGALISTRIKAN DI LEMBATA,

NUSA TENGGARA TIMUR

Cherian Adi Purnanta

2205 100 147

Bidang Studi Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro

Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Kampus ITS Keputih Sukolilo Surabaya 60111

Abstrak: Propinsi Nusa Tenggara Timur adalah

salah satu wilayah Negara Kesatuan Republik

Indonesia yang kaya akan potensi energi panas

bumi. Ironisnya potensi yang besar ini belum

dimanfaatkan dengan baik sehingga potensi ini

seolah-olah menjadi sia-sia. Salah satu daerah

yang berpotensi adalah Lembata, dengan potensi

sebesar 40MW (menurut data 2005) sampai saat

ini masih nihil dimanfaatkan karena sebagian

besar pembangkit listrik yang ada menggunakan

tenaga diesel. Lembata memiliki penduduk sekitar

104,4ribu jiwa dengan 48,4ribu kepala keluarga

dan memiliki rasio elektrifikasi 1,4%. Kondisi yang

demikian menyebabkan Kabupaten Lembata

mengalami krisis energi. Krisis energi dapat

menjadi sebuah masalah yang pelik dalam hal

pembangunan dan perbaikan sumber daya

manusia, sebagai salah satu solusi yang dapat

dipertimbangkan untuk dapat menyokong

pembangunan adalah dengan memanfaatkan

potensi panas bumi yang ada dengan membangun

PLTP dengan mempertimbangkan berbagai aspek

terkait.

Kata Kunci : PLTP, Panas Bumi, Geothermal,

Atadei, Nusa Tenggara Timur.

I. PENDAHULUAN

Salah satu daerah di indonesia yang

mengalami kekurangan energi listrik adalah

wilayah Propinsi Nusa Tenggara Timur. Meskipun

propinsi ini mengalami kekurangan energi, namun

wilayah Nusa Tenggara Timur memiliki potensi

yang cukup besar yang dapat dimanfaatkan untuk

memenuhi kebutuhan energinya sendiri. Potensi

yang tersedia diwilayah ini adalah panas bumi,

dengan memanfaatkan sumber panas bumi ini

maka dapat dibangun PLTP untuk memenuhi

kebutuhan listrik disana.

Salah satu daerah yang memiliki sumber

daya panas bumi di Nusa Tenggara Timur adalah

Kecamatan Atadei, Kabupaten Lembata. Sampai

saat ini beban puncak di daerah itu hanya 1,2MW

sedangkan potensi yang tersedia sekitar 40MWe.

Dengan demikian pembangunan pembangkit ini

dapat memanfaatkan sumber daya alam yang ada

seoptimal mungkin untuk mendukung

perkembangan dan kemajuan Propinsi Nusa

tenggara Timur, secara khusus Kabupaten

Lembata.

Rencana pembangunan PLTP di

Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur ini

diharapkan dapat mengatasi krisis energi listrik di

wilayah tersebut. Dengan mengingat kebijakan

pemerintah tentang diversifikasi dan konservasi

energi, mendorong kami untuk melakukan studi

ketenagalistrikan tentang PLTP dengan

memanfaatkan potensi energi panas bumi yang ada

berkaitan dengan krisis listrik yang terjadi di

Propinsi Nusa Tenggara Timur.

II. TEORI DASAR PEMBANGKIT LISTRIK

TENAGA PANAS BUMI

Jenis-jenis sumber panas bumi dapat dilihat

berdasarkan jenis-jenis uap yang dihasilkan dan

dimanfaatkan sebagai sumber energi utama sebuah

pembangkit energi listrik. Berdasarkan kondisi

geologinya sumber panas bumi yang ada di

Indonesia dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu:

1.Energi panas bumi Uap Panas

2.Energi panas bumi Air Panas

3.Energi panas bumi Batuan Panas

PLTP memiliki beberapa teknik untuk

memanfaatkan panas bumi sebagai sumber uap

yang digunakan untuk memutar turbin, yaitu dry

steam, flash steam, dan binary cycle.

Gambar 1

Skema pembangkit listrik tenaga panas bumi

dengan sistem binary cycle

Page 2: Studi Perencanaan Pltp 2x2 5mw Untuk Ketenagalistrikan Di Lembata Nusa Tenggara Timur

Pembangkit dengan tipe Dry Steam adalah tipe

PLTP yang langsung memanfaatkan uap yang

dihasilkan dari sumur anas bumi untuk memutar

turbin, Flash Steam adalah tipe PLTP yang yang

memanfaatkan uap yang telah dipisahkan dengan

cairan/fluida yang diambil dari sumur panas bumi

untuk memutar turbin, sedangkan Binary Cycle

adalah tipe PLTP yang memanfaatkan sumur panas

bumi untuk memanaskan cairan yang memiliki titik

didih lebih rendah, kemudian menggunakan uap

yang dihasilkan untuk memutar turbin.

Secara umum teknik pembangkitan PLTP

sama dengan PLTU namun sumber uap yang

digunakan adalah berbeda. Pada PLTU uap yang

digunakan berasal dari hasil pemanasan air dengan

menggunakan bahan bakar (biasanya bahan bakar

fosil) sedangkan pada PLTP uap yang digunakan

berasal dari sumur panas bumi.

2.1 Biaya Pembangkitan Tenaga Listrik

Untuk menghitung biaya pembangkitan total

tanpa biaya eksternal diperoleh dari penjumlahan

dari biaya modal, biaya bahan bakar, serta biaya

operasional dan perawatan.

Biaya pembangkitan = CC + FC + GS

Dimana:

CC = Capital Cost (biaya modal)

FC = Fuel Cost (biaya bahan bakar)

OMC = Operation and Maintenance Cost

(biaya operasi dan perawatan)

2.2 Analisis Investasi

Sebelum suatu proyek dilaksanakan perlu

dilakukan analisis dari investasi tersebut sehingga

dapat diketahui kelayakan proyek tersebut dilihat

dari sisi ekonomi investasi. Ada berapa metode

yang digunakan untuk menilai kelayakan suatu

proyek investasi, yaitu:

1. Net Present Value (NPV)

.

n

t

investasik

AtNPV

0 )1(

dimana :

K = Discount rate yang digunakan

At = Cash flow pada periode t

N = Periode terakhir dimana cash flow diharapkan

Jika nilai NPV positif maka investasi layak

dilaksankan dan jika nilai NPV negatif investasi

tidak layak dilaksanakan

2. Return of investment (ROI)

Jika didapatkan nilai ROI positif selama masa

operasi maka investasi layak dilaksankan dan jika

nilai ROI negatif selama masa operasi maka

investasi tidak layak dilaksanakan.

CostInvestment

CostInvestmentBennefit

ROI

n

tt

Dengan:

n

ttBennefit = Jumlah keuntungan sampai

tahun ke-t

Investment Cost = Biaya Investasi

Bennefitt = CIFt – COFt

CIFt = Pemasukan tahun ke-t

COFt = Pengeluaran tahun ke-t

Kecepatan mendapatkan nilai ROI positif pada

masa operasi menunjukkan kecepatan balik modal

investasi yang dinyatakan dalam satuan tahun.

III. KONDISI KELISTRIKAN KABUPATEN

LEMBATA

3.1 Neraca Daya

Tabel 1

Neraca Daya (MW) di Nusa Tenggara Timur

Tahun Kapasitas

Terpasang

Daya

Mampu

Beban

Puncak

R E

(%)

2001 97.30 53.22 54.31 -

2002 103.10 64.40 56.80 -

2003 105.27 69.20 57.44 22.02

2004 127.76 77.67 63.58 22.12

2005 131.21 79.17 66.63 22.32

2006 129.77 82.26 69.52 21.79

2007 124.76 80.24 74.74 22.56

2008 124.76 78.25 53.25 22.53 Sumber: Statistik PLN 2008 (diolah kembali)

Dengan melihat neraca daya diatas maka

program pembangunan pembangkit baru harus

segera dilaksanakan karena kebutuhan sudah sangat

mendesak, dengan angka rasio elektrifikasi yang

sangat rendah menyebabkan kualitas hidup

masyarakat sangat memprihatinkan.

Tabel 2

Jumlah pelanggan Listrik di Nusa Tenggara Timur

Tahun Rumah

tangga

Industri Bisnis Publik

2001 178.614 117 7.021 6.829

2002 181.634 119 7.864 7.016

2003 188.372 127 8.610 7.444

2004 192.983 123 8.799 7.511

2005 199.390 124 9.212 7.841

2006 203.267 126 9.602 8.560

2007 203.645 129 14.169 9.016

2008 218.662 117 17.748 9.829 Sumber: Statistik PLN 2008 (diolah kembali)

IV. ANALISIS PEMBANGUNAN PLTP

ATADEI 2X2,5MW

4.1 Potensi Panas Bumi Atadei

Potensi energi pada tingkat terduga di daerah

Atadei adalah :

Page 3: Studi Perencanaan Pltp 2x2 5mw Untuk Ketenagalistrikan Di Lembata Nusa Tenggara Timur

Sebaran area panas bumi yang mempunyai

prospek cukup baik adalah seluas 4.5 km2

Temperatur geotermometer 180°C

Temperatur cut-off 145°C

maka potensi energi di daerah panas bumi Atadei

dapat dihitung ;

Q = k x A x ( Tres. - Tcut-off ) Mwe Dimana:

Q : potensi energi panas bumi terduga (Mwe)

k : faktor konversi = 0.1158

A : luas prospek panas bumi

Tres : temperatur reservoir = 180° C.

Tcut-off : temperatur cut-off = 145° C

Sehingga potensi energi pada tingkat terduga

Atadei :

Q = 0.1158 x 4.5 x (180 – 145) = 18.238 MWe

Tabel 3 Sistem Pembangkitan Panas Bumi

No Sistem Pembangkitan Klasifikasi

1 Vapor dominated system >370oC

2 Flash steam system 170-370oC

3 Binary cycle system 150-205oC

Dari data-data tentang Atadei dan tabel 3

maka sistem pembangkitan panas bumi di Atadei

menggunakan binary cycle system.

4.2 Peralatan Listrik PLTP Atadei Spesifikasi dari peralatan listrik yang akan

dipasang pada PLTP Atadei ini terdiri dari turbin

uap dan generator seperti yang dijelaskan di bawah

ini :

1. Turbin Uap

Tabel 3 Spesifikasi Turbin

Brand General Electric

Serial Number 64468

Power Generation 4,600kW

Fuel Steam

Frequency 50 Hz

Turbine Speed 6000 rpm

Inlet pressure 410psig

Exhaust pressure

(back pressure)

21.5 in Hg Abs

Exhaust pressure

(condensing)

1 bar/14.5 psi

Jenis turbin uap yang bisa digunakan pada

pembangkit ini adalah sebuah turbin uap

buatan General Electric dengan kapasitas 2-

4,6 MW. Secara teknis turbin yang digunakan

merupakan sebuah turbin yang telah menjadi

satu paket dengan generator.

2. Generator

Tabel 4 Spesifikasi Generator

Brand General Electric

Type Air-cooled 3Φ

Serial Number 5891460

Power Generation 2800 KVA

Frequency 50 Hz

Turbine Speed 3000 rpm

Armature Amps 3368 A

Armature Volts 480 V

Field Amps 129 A

Excitation Volts 125 V

Power Factor 0.94

Jenis generator yang digunakan dalam

pembangkit ini adalah generator tipe pendingin

udara, 3 phase, 2kutub, dengan putaran 3600rpm.

Pada PLTP Atadei digunakan 2 buah genetator,

jadi toatal kapasitasnya adalah 2x2,5 MW = 5MW.

4.3 Peramalan Beban dengan Regresi Linier

Berganda

Peramalan beban diperlukan dalam proses

perencanaan pembangunan pembangkit karena

dengan mengetahui perkiraan kebutuhan kedepan

bisa dibangun sebuah pembangkit yang bisa

memenuhi kebutuhan beban selama masa produksi

dari pembangkit.

Tabel 5

Konsumsi Energi Listrik per Kelompok Pelanggan Nusa Tenggara Timur (GWh)

Tahun Rumah tangga

Industri Bisnis Publik Total

2001 120.190 4.829 32.923 23.974 181.916

2002 131.266 5.016 35.272 25.712 197.266

2003 140.862 6.189 37.106 28.853 213.010

2004 151.659 3.557 39.207 33.889 228.312

2005 167.379 7.766 43.207 38.870 257.222

2006 177.785 8.695 45.853 43.069 275.402

2007 189.337 9.016 58.476 49.267 306.096

2008 197.864 6.382 82.823 51.505 338.574

2009 210.981 8.713 73.536 56.107 348.189

Dengan menggunakan metode peramalan Regresi

linear berganda didapatkan informasi bahwa kondisi konsumsi energy listrik sampai tahun 2033 adalah

sebagai berikut:

Tabel 6 Proyeksi Konsumsi Energi Listrik per Kelompok

Pelanggan Nusa Tenggara Timur (GWh)

Tahun Rumah tangga

Industri Bisnis Publik Total

2010 222.437 9.2204 79.306 60.341 371.304

2011 233.872 9.7275 85.205 64.604 393.409

2012 245.307 10.2346 91.105 68.867 415.514

2013 256.742 10.7418 97.004 73.131 437.619

2014 268.178 11.2489 102.904 77.394 459.725

2015 279.613 11.7560 108.803 81.657 481.830

2016 291.048 12.2631 114.703 85.921 503.935

2017 302.484 12.7702 120.603 90.184 526.041

2018 313.919 13.2774 126.502 94.448 548.146

2019 325.354 13.7845 132.402 98.711 570.251

Page 4: Studi Perencanaan Pltp 2x2 5mw Untuk Ketenagalistrikan Di Lembata Nusa Tenggara Timur

2020 336.789 14.2916 138.301 102.974 592.356

2021 348.225 14.7987 144.201 107.238 614.462

2022 359.660 15.3058 150.100 111.501 636.567

2023 371.095 15.8130 156.000 115.764 658.672

2024 382.530 16.3201 161.899 120.028 680.777

2025 393.966 16.8272 167.799 124.291 702.883

2026 405.401 17.3343 173.698 128.554 724.988

2027 416.836 17.8414 179.598 132.818 747.093

2028 428.271 18.3485 185.497 137.081 769.198

2029 439.707 18.8557 191.397 141.344 791.304

2030 451.142 19.3628 197.297 145.608 813.409

2031 462.577 19.8699 203.196 149.871 835.514

2032 474.012 20.3770 209.096 154.134 857.619

2033 485.448 20.8841 214.995 158.398 879.725

4.4 Analisis Pertumbuhan Beban Puncak dan

Rasio Elektrifikasi

Tabel 7

Proyeksi Energi Terjual, Beban Puncak dan Rasio

Elektrifikasi Nusa Tenggara Timur (GWh)

Tahun Energi

Terjual

Beban

Puncak

Rasio

Elektrifikasi

(%)

2010 356.1789 69.994 34.347

2011 376.3722 71.441 37.562

2012 396.5633 72.888 40.776

2013 416.7551 74.335 43.991

2014 436.9446 75.783 47.205

2015 457.1364 77.230 50.420

2016 477.3283 78.677 53.635

2017 497.5208 80.125 56.849

2018 517.7127 81.572 60.064

2019 537.9007 83.019 63.278

2020 558.094 84.466 66.493

2021 578.285 85.914 69.707

2022 598.4769 87.361 72.922

2023 618.6671 88.808 76.136

4.5 Analisis ekonomi Analisis ekonomi pembangunan PLTP ini terlihat

seperti tabel di bawah ini:

Tabel 8

Biaya Pembangkitan Energi Listrik

Perhitungan Suku Bunga

6 % 9 % 12 %

Biaya Pembangkitan

(US$ / kW) 2500 2500 2500

Umur Operasi (Tahun) 25 25 25

Kapasitas (MW) 5 5 5

B. O & M (US$ / kWh) 0,0086 0,0086 0,0086

Biaya Modal (US$ / kWh) 0,0383 0,04822 0,05592

Total Cost (US$ / kWh) 0.0469 0,0568 0,0645

Total Cost (IDR / kWh) 469 568 645

Investasi (jutaUS$) 12.500 12.500 12.500

Tabel 9

Perbandingan Daya Beli, BPP PLTP Atadei

dengan PLTD di NTT

Daya Beli BPP

PLTP Atadei

BPP

PLTD

Rp.724/kWh Rp.790/kWh Rp.2.438/kWh

Dari tabel di atas dapat kita lihat, daya beli

masyarakat NTT lebih rendah daripada harga BPP

PLTP Atadei meskipun demikian PLTP Atadei ini

bisa meringankan beban pembelian listrik karena

BPP PLTP Atadei sangat jauh dibawah BPP PLTD

di NTT yang hingga saat ini adalah sebesar Rp.

2438/kWh. Penentuan BPP baru daerah Nusa

Tenggara Timur di tentukan dengan perhitungan :

Daya sebelum pembangunan PLT Panas Bumi

Atadei 2x2,5 MW, adalah :

PLTD = 123,68 MW x 0,8 x 8760

= 866.75 GWh

PLTA = 1,08 MW x 0,8 x 8760

= 7.57 GWh

Total daya sebelum pembangunan PLT Panas

Bumi Atadei 2x2,5 MW, adalah :

Daya Total = PLTD + PLTA

= 866.75 GWh + 7.57 GWh

= 874.32 GWh

BPP sebelum pembangunan PLT Panas Bumi

Atadei 2 x 2.5 MW, adalah :

BPP PLTD = (866.75/874.32) x Rp. 2.438,-

= Rp. 2.416,89/kWh

BPP PLTA = (7.57/874.32) x Rp. 119,-

= Rp. 1,03/kWh

BPP = BPP PLTD + BPP PLTA

= 2.416,89/kWh + 1,03/kWh

= Rp. 2.417,92/kWh

Daya setelah pembangunan PLT Panas Bumi

Atadei 2x2,5 MW, adalah :

PLTD = 123,68 MW x 0,8 x 8760

= 866.75 GWh

PLTA = 1,08 MW x 0,8 x 8760

= 7.57 GWh

PLTP = 5 MW x 0,8 x 8760

= 35.040 GWh

Total daya setelah pembangunan PLT Panas

Bumi Atadei 2x2,5 MW, adalah :

Daya Total = PLTD + PLTA + PLTP

= 866.75+ 7.57 + 35.04 GWh

= 909.36 GWh

BPP setelah pembangunan PLT Panas Bumi

Atadei 2x2,5 MW adalah :

BPP PLTD = (866.75/909.36) x Rp. 2.438,-

= Rp. 2.323.76/kWh

BPP PLTA = (7.57/909.36) x Rp. 119,-

= Rp. 0.99/kWh

BPP PLTP = (35.04/909.36) x Rp. 790,-

= Rp. 27.89/kWh

BPP = BPP PLTD + BPP PLTA + BPP PLTP

= 2.323.76/kWh + 0.99/kWh + 27.89/kWh

= Rp. 2.352,64/kWh

Page 5: Studi Perencanaan Pltp 2x2 5mw Untuk Ketenagalistrikan Di Lembata Nusa Tenggara Timur

4.6 Analisis Investasi

Net Present Value (NPV)

Tabel 10

Nilai CIF dan NPV (Million USD) tanpa subsidi

untuk suku bunga 6%, 9% dan 12%

Investasi (COF) 12,5 Million USD

Suku Bunga 6% 9% 12%

CIF 1.12 0.77 0.51

Total PV 14.35 7.6 3.97

NPV 1.85 -4.86 -8.52

Dari hasil analisis diatas, didapat nilai NPV

negatif yang berarti investasi tidak layak dilakukan

jika seluruh biaya investasi ditanggung investor.

Maka agar investasi ini layak dilakukan secara

ekonomi, pemerintah pusat maupun pemerintah

daerah harus ikut menangung lebih dari 50 % dari

biaya investasi. Dengan asumsi bahwa proyek

pembangunan PLTP Atadei ini merupakan proyek

penyediaan prasarana bukan sebagai proyek

komiditi.

Return of Investment (ROI) Tabel 11

Return of Investement Untuk Suku Bunga 6%,9%,12%

Tahun

Investasi = 12,5 Million USD

Suku

bunga 6%

Suku

bunga 9%

Suku

bunga12%

ROI (%) ROI (%) ROI(%)

1 -91.04 -93.84 -95.92

2 -82.08 -87.68 -91.84

3 -73.12 -81.52 -87.76

4 -64.16 -75.36 -83.68

5 -55.20 -69.20 -79.60

6 -46.24 -63.04 -75.52

7 -37.28 -56.88 -71.44

8 -28.32 -50.72 -67.36

9 -19.36 -44.56 -63.28

10 -10.40 -38.40 -59.20

11 -1.44 -32.24 -55.12

12 7.52 -26.08 -51.04

13 16.48 -19.92 -46.96

16 43.36 -1.44 -34.72

17 52.32 4.72 -30.64

18 61.28 10.88 -26.56

19 70.24 17.04 -22.48

20 79.20 23.20 -18.40

21 88.16 29.36 -14.32

22 97.12 35.52 -10.24

23 106.08 41.68 -6.16

24 115.04 47.84 -2.08

25 124.00 54.00 2.00

Dari Tabel 11 dapat diketahui bahwa dengan

suku bunga 6% dana investasi PLTP Atadei dapat

dikembalikan dalam waktu 12 tahun, sedangakn

untuk suku bunga 9% dana investasi PLTP dapat

dikembalikan dalam waktu 17 tahun, dan untuk

suku bunga12% dana investasi PLTP dapat

dikembalikan dalam waktu 25 tahun.

4.7 Analisis Dampak Lingkungan

4.7.1 Dampak Negatif

Lahan produktif berkurang karena harus ada

pembebasan lahan untuk pembangunan PLTP.

Penurunan kualitas udara oleh debu akibat arus

mobilisasi material-material pembangunan dan

para pekerja proyek.

Timbulnya polusi suara (kebisingan) dan

getaran pada saat pengoperasian Pembangkit.

Penurunan kualitas dan kuantitas air tanah

selama masa pengoperasian pembangkit.

Gangguan ekosistem karena pengaruh belerang

dan air panas dari sumur panas bumi.

4.7.2 Dampak Positif

Meningkatnya pendapatan pemerintah.

Timbulnya lapangan kerja baru.

Belerang yang diolah dan dimanfaatkan dapat

dijual.

4.8 Analisis Pengambilan Keputusan

Analisis berikut adalah analisis pengambilan

keputusan sebuah pembangkit Listrik yang ditinjau

dari segi teknis, ekonomis, dan lingkungan. Dari

hasil analisis yang dilakukan terhadap aspek-aspek

yang telah disebutkan didapatkan hasil bahwa

tenaga panas bumi saat ini sudah ditetapkan

sebagai WKP (wilayah kerja pertambangan) di

NTT dan menunjukkan bahwa PLTP Atadei

memiliki keunggulan bila dibandingkan dengan

jenis PLT yang ada saat ini yaitu PLTD sebagai

penyedia sumber daya listrik di wilayah NTT.

V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan perhitungan

yang telah dilakukan dapat diambil beberapa

kesimpulan antara lain :

1. Propinsi Nusa Tenggara Timur, secara khusus

di kabupaten Lembata memiliki potensi energi

panas bumi terhitung sebesar 18.238 MWe

yang siap dikembangkan menjadi sumber

energi listrik untuk memenuhi kebutuhan

konsumen di kabupaten Lembata.

Jenis Pembangkit PLTP PLTD

Analisis

Teknis

Ketersediaan

bahan baku +10 -10

Penguasaan

teknologi +10 +10

Analisis

Ekonomis -5 -10

Analisis

Lingkungan

Penanganan

limbah +10 +5

Penanggulangan

pencemaran +10 +5

Akibat

pencemaran

terhadap rumah

tangga

+10 -10

TOTAL +45 -10

Page 6: Studi Perencanaan Pltp 2x2 5mw Untuk Ketenagalistrikan Di Lembata Nusa Tenggara Timur

2. Kondisi Ketenagalistrikan pada Propinsi Nusa

Tenggara Timur hampir semua tergantung dari

Pembangkit Listrik Tenaga Diesel yaitu sekitar

99,4% dengan total kapasitas terpasang 124.76

MW, daya mampu 78,25 MW dan beban

puncak 53,25 MW sehingga berdasarkan

standart PLN 2008 maka Propinsi Nusa

Tenggara Timur mengalami defisit listrik.

3. Dari hasil peramalan beban dengan

menggunakan metode regresi diketahui bahwa

kebutuhan energi listrik di Nusa Tenggara

Timur dalam jangka pendek sampai tahun 2033

terus mengalami peningkatan. Penambahan

PLTP Atadei hanya dapat mencukupi

kebutuhan sampai tahun 2013 saja, dan pada

tahun 2014 akan mengalami krisis penyediaan

energi listrik sebesar 2.62 MW.

4. a). Ditinjau dari aspek ekonomi dengan total

investasi sebesar 12.5juta USD dan subsidi 70%

serta suku bunga 6%, kemungkinan keuntungan

akan didapat pada tahun ke 11 atau ke 12

setelah pembangkit ini beroperasi.

b). Ditinjau dari aspek teknis peralatan, PLT

Panas Bumi Atadei memiliki potensi panas

bumi jenis uap panas, Tipe pembangkit yang

bisa dikembangkan adalah System Binary Cycle

Power Plant. Karena memiliki emisi gas yang

rendah, PLT Panas Bumi Atadei memiliki

kesempatan untuk memanfaatkan Clean

Development Mechanism (CDM) produk

Kyoto Protocol sebesar 388 Rp/kWh.

c.) Ditinjau dari aspek lingkungan, PLT Panas

Bumi dapat dikatakan ramah lingkungan

karena menggunakan sumber energi terbarukan

dan tidak memiliki emisi atau sisa-sisa operasi

yang berbahaya bagi lingkungan.

5. Dengan pembangunan PLT Panas Bumi di

kabupaten Lembata, BPP untuk daerah tersebut

mengalami penurunan sebesar Rp. 92.28/kWh.

5.2 Saran

Beberapa saran agar PLT Panas Bumi dapat

terealisasi dan memiliki efisiensi baik, antara lain:

1. Masyarakat Lembata khususnya masyarakat

kecamatan Atadei sebagai calon penerima

manfaat PLT Panas Bumi harus ikut serta

berperan aktif dalam usaha pembangunan PLT

Panas Bumi. PLT PAnas Bumi di Kecamatan

Atadei tidak akan terealisasi jika masyarakat

sendiri tidak memilki kemauan besar untuk

mewujudkan.

2. Analisis perkiraan kebutuhan energi listrik

Atadei tahun 2009 sampai dengan tahun 2033

ini dapat dijadikan pertimbangan dalam

merealisasikan pembangunan PLTP Atadei

2x2,5MW.

3. Dalam analisis pembangunan PLTP Atadei

perlu dikaji juga mengenai struktur bangunan

yang digunakan dalam PLTP tersebut.

Pemilihan pemodelan bangunan PLTP Atadei

sangat diperlukan untuk kelangsungan

pembangkit ini agar bisa beroperasi sampai 30

tahun kedepan.

4. Sebaiknya rencana pembangunan PLT Panas

Bumi di Kecamatan Atadei segera

direalisasikan mengingat kondisi kelistrikan di

daerah tersebut masih defisit dan memiliki rasio

elektrifikasi yang sangat rendah.

VI. DAFTAR PUSTAKA

1. Sitorus, Kastiman. Karakteristik Geotermal

Sumur Eksplorasi At-1,Lapangan Panas Bumi

Atadei, Kabupaten Lembata – Ntt, 2005

2. Purwono, J. Harga Patokan Dalam Pembelian

Tenaga Listrik Harga Patokan Dalam

Pembelian Tenaga Listrik Dari Pembangkit

Tenaga Listrik Swasta. Jakarta, 2008

3. Yohanes, Bria. Peta Potensi Energi terbarukan

di Nusa Tenggara Timur.

4. Peraturan Menteri dan Energi Sumber Daya

Mineral no.7 2010 tentang tarif Tenaga Listrik

yang Disediakan Oleh Perusahaan Perseroan

PT. Perusahaan Listrik Negara

5. http://www.esdm.go.id/renew.html

6. http:// bps-ntt.com

7. Wahyuningsih, R. 2005, “Potensi dan Wilayah

Kerja Pertambangan Panas Bumi di Indonesia”,

Kolokium Hasil Lapangan Direktorat

Inventarisasi Sumber Daya Mineral, Jakarta .

8. Nanlohy, Fredy. Program Pengembangan

Lapangan Panas Bumi Atadei Kabupaten

Lembata – Nusa Tenggara Timur.

RIWAYAT HIDUP

Cherian Adi Purnanta

dilahirkan di kota Klaten,

18 April 1987. Penulis

adalah anak ketiga dari tiga

bersaudara dari pasangan

Nikodemus Suramto dan

Ribkah Suharti. Penulis

memulai jenjang

pendidikan di SD Negeri

Granting 2 Klaten (1992-

1997), SD Negeri Sumberejo 2 Klaten (1997-

1999), SMP Negeri 2 Klaten (1999-2002),

kemudian melanjutkan ke SMA Negeri 1 Klaten

pada tahun 2002 hingga lulus pada tahun 2005.

Penulis kemudian melanjutkan pendidikan di

Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS melalui jalur

SPMB dan mengambil bidang keahlian Teknik

Sistem Tenaga. Pada tahun 2010 penulis aktif

sebagai asisten di Laboratorium Konversi Energi

Listrik untuk praktikum Konversi Tenaga Listrik,

Mesin Arus Bolak-balik, dan Elektronika Daya.

Penulis dapat dihubungi di e-mail:

[email protected]