contoh desain 2x2 faktorial

download contoh desain 2x2 faktorial

of 19

description

contoh desain 2x2 faktorial

Transcript of contoh desain 2x2 faktorial

  • 65

    Kabul Hikayat,2013 Pengaruh Metode Latihan Dan Kesegaran Jasmani Awal Terhadap Peningkatan Kesegaran Jasmani (Studi Eksperimen Pada Perwira Siswa Pria Secapaad) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    BAB III

    PROSEDUR PENELITIAN

    A. Metode dan Desain Penelitian

    Metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data

    dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Penelitian adalah salah satu cara dalam mencari

    suatu kebenaran melalui cara-cara ilmiah atau metode ilmiah. Metode ilmiah berarti

    suatu kegiatan penelitian yang didasarkan kepada ciri-ciri keilmuan. Sugiyono

    (2009:3) menyatakan ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris dan sistimatis.

    Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang

    masuk akal sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara

    yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia sehingga orang lain dapat

    mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya proses yang

    digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat

    logis.

    Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.

    Penggunaan metode ini disesuaikan dengan tujuan penelitian yaitu ingin mengetahui

    hasil yang diujicobakan sehingga hubungan sebab akibat antara kelompok yang satu

    dengan lainnya akan menjawab masalah penelitian yang diajukan. Arikunto (2002:3)

    mengemukakan tentang metode eksperimen adalah:

    Suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara

    satu dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminir

    atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang bias mengganggu.

    Eksperimen selalu dengan maksud untuk melihat akibat dari suatu perlakuan.

    Selanjutnya menurut Sujana (1994:2) metode eksperimen bertujuan untuk

    memperoleh atau mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang diperlukan

    dan berguna dalam melakukan penelitian tentang persoalan yang akan dibahas.

  • 66

    Kabul Hikayat,2013 Pengaruh Metode Latihan Dan Kesegaran Jasmani Awal Terhadap Peningkatan Kesegaran Jasmani (Studi Eksperimen Pada Perwira Siswa Pria Secapaad) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    Sedangkan menurut Gay yang dikutip Emzir (2008:63-64) mengemukakan bahwa

    penelitian eksperimen merupakan satu-satunya metode penelitian yang dapat menguji

    secara benar hipotesis menyangkut hubungan kausal (sebab akibat).

    Hal ini selaras dengan permasalahan penulis yang ingin mengetahui sebab

    akibat dari suatu metode latihan dan tingkat kesegaran jasmani awal terhadap

    peningkatan kesegaran jasmani jasmani. Variabel-variabel dalam penelitian ini terdiri

    atas dua variabel bebas yaitu metode latihan dan kesegaran jasmani awal.

    Metode latihan adalah variabel bebas aktif dan dibagi dalam dua klasifikasi

    yaitu metode latihan sirkuit dan metode latihan interval. Sedangkan kesegaran

    jasmani awal termasuk dalam variabel bebas atribut dan dibagi dalam dua klasifikasi

    yaitu kesegaran jasmani awal tinggi dan rendah. Adapun variabel terikat dalam

    penelitian ini adalah peningkatan kesegaran jasmani.

    Pada desain penelitian menggunakan desain faktorial Fraenkel (1993: 256)

    menerangkan:

    , it is possible using a factorial design to assess not only separate effect of each independent variable but also joint effect. In other words, the

    researcher is able to see how one of the variable might moderate the other

    (hence the reason for calling these variable moderator variables).

    Ini memungkinkan penggunaan desain faktorial untuk mengkaji bukan hanya

    memisahkan pengaruh dari setiap variabel bebas tetapi juga pengaruh dari

    penggabungannya. Dengan kata lain, peneliti dapat melihat bagaimana salah satu

    variabel menjadi penengah yang lainnya. Desain penelitian faktorial yang

    dikemukakan oleh Fraenkel (1993:255) dapat dilihat pada gambar 3.1

    Treatment R O X Y1 O

    Control R O C Y1 O

  • 67

    Kabul Hikayat,2013 Pengaruh Metode Latihan Dan Kesegaran Jasmani Awal Terhadap Peningkatan Kesegaran Jasmani (Studi Eksperimen Pada Perwira Siswa Pria Secapaad) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    Treatment R O X Y2 O

    Control R O C Y2 O

    Gambar 3.1.

    Desain Faktorial Fraenkel

    Berdasarkan desain faktorial diatas, sejalan dengan yang dikemukakan oleh

    Sugiyono (2009:113) tentang desain faktorial adalah Merupakan modifikasi dari

    design true experimental yaitu dengan memperhatikan kemungkinan adanya variabel

    moderator yang mempengaruhi perlakuan (variabel independen) terhadap hasil

    (variabel dependen).

    Desain ini melibatkan beberapa faktor (peubah bebas aktif dan atribut) yang

    digarap bersama-sama sekaligus (terdiri dari dua faktor). Dua faktor (peubah bebas)

    yang terlibat dalam eksperimen adalah metode latihan dan kesegaran jasmani awal

    yang dapat digambarkan dalam gambar 3.2

    Metode Latihan (A1)

    Kesegaran

    Jasmani awal (B2)

    Sirkuit

    (A1)

    Interval

    (A2)

    Kesegaran Jasmani Tinggi

    (B1) A1B1 A2B1

    Kesegaran Jasmani Rendah

    (B2) A1B2 A2B2

    Gambar 3.2

    Desain Penelitian Faktorial 2 x 2

    Keterangan:

    A : Metode latihan dibagi dalam dua klasifikasi.

    A1 : Metode latihan sirkuit.

    A2 : Metode latihan interval.

  • 68

    Kabul Hikayat,2013 Pengaruh Metode Latihan Dan Kesegaran Jasmani Awal Terhadap Peningkatan Kesegaran Jasmani (Studi Eksperimen Pada Perwira Siswa Pria Secapaad) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    B1 : Kesegaran jasmani awal tinggi.

    B2 : Kesegaran jasmani awal rendah.

    A1B1 : Kelompok perwira siswa menggunakan metode latihan sirkuit dan

    yang memiliki kesegaran jasmani awal tinggi terhadap peningkatan

    kesegaran jasmani.

    A1B2 : Kelompok perwira siswa menggunakan metode latihan sirkuit dan

    yang memiliki kesegaran jasmani awal rendah terhadap peningkatan

    kesegaran jasmani.

    A2B1 : Kelompok perwira siswa menggunakan metode latihan interval dan

    yang memiliki kesegaran jasmani awal tinggi terhadap peningkatan

    kesegaran jasmani.

    A2B2 : Kelompok perwira siswa menggunakan metode latihan interval dan

    yang memiliki kesegaran jasmani awal rendah terhadap peningkatan

    kesegaran jasmani.

    Desain penelitian merupakan rancangan tentang cara mengumpulkan dan

    menganalisis data agar dilaksanakan secara ekonomis dan sesuai dengan tujuan

    penelitian. Menurut Sudjana (1992:7) menjelaskan tentang desain penelitian sebagai

    berikut: Suatu rancangan percobaan (dengan tiap langkah tindakan yang betul-betul

    teridentifikasi) sedemikian rupa sehingga informasi yang berhubungan atau

    diperlukan untuk persoalan yang sedang diselidiki dapat dikumpulkan.

    Desain penelitian ini terdiri dari dua variabel bebas dan satu variabel terikat.

    Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi dan sebagai penyebab salah satu

    faktor dalam penelitian. Sedangkan variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi.

    Teknik pengambilan sampel yang digunakan berkaitan dengan kebutuhan

    dalam desain penelitian menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

    1. Seluruh populasi yang akan dijadikan sampel melaksanakan tes kesegaran

    jasmani awal terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat kesegaran jasmaninya.

    2. Setelah mendapatkan data kesegaran jasmani awal tersebut, peneliti

    selanjutnya membuat rangking mulai pertama sampai dengan rangking

    terakhir berdasarkan hasil yang dicapai masing-masing populasi.

  • 69

    Kabul Hikayat,2013 Pengaruh Metode Latihan Dan Kesegaran Jasmani Awal Terhadap Peningkatan Kesegaran Jasmani (Studi Eksperimen Pada Perwira Siswa Pria Secapaad) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    3. Sampel yang diambil berjumlah 40 orang dari 200 populasi dan sesuai

    dengan kebutuhan penelitian dengan teknik purposive sampling.

    4. Kemudian peneliti melakukan manipulasi kepada sampel dengan

    membagi ke 40 orang tersebut berdasarkan pendapat Verducci (1980:176)

    yaitu diambil 27% kelompok atas dan 27% kelompok bawah, hal ini sesuai

    dengan kebutuhan peneliti yang masing-masing berjumlah 20 orang.

    5. Dari masing-masing kelompok tersebut ditentukan perlakuan (A1)

    menggunakan metode latihan sirkuit berjumlah 20 orang dan perlakuan (B1)

    menggunakan metode interval berjumlah 20 orang. Selanjutnya

    mendistribusikan sampel yang memiliki kesegaran jasmani awal tinggi dan

    rendah tersebut kepada masing-masing kelompok (dibagi dalam empat

    kelompok) masing-masing 10 orang dengan teknik Matching Paired.

    Berikut pembagian sampel ke dalam dua kelompok penelitian yang dapat

    dilihat pada gambar 3.3

    Metode Latihan (A1)

    Kesegaran

    Jasmani Awal (B2)

    Sirkuit

    (A1)

    Interval

    (A2)

    Jumlah

    Kesegaran Jasmani Tinggi (B1) 10 10 20

    Kesegaran Jasmani Rendah (B2) 10 10 20

    Total 20 20 40

    Gambar 3.3

    Sampel Kedua Kelompok Penelitian

  • 70

    Kabul Hikayat,2013 Pengaruh Metode Latihan Dan Kesegaran Jasmani Awal Terhadap Peningkatan Kesegaran Jasmani (Studi Eksperimen Pada Perwira Siswa Pria Secapaad) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    B. Populasi dan Sampel.

    Populasi dan sampel merupakan bagian yang penting dari suatu penelitian.

    Ketelitian dalam menentukan suatu sampel dari sejumlah populasi akan sangat

    menentukan hasil penelitian yang dilakukan.

    1. Populasi Penelitian.

    Populasi merupakan individu atau objek yang memenuhi syarat-syarat

    umum. Untuk mendapatkan hasil dari suatu penelitian diperlukan sumber data

    yang dijadikan objek dalam penelitian yang dilakukan baik manusia, hewan,

    tumbuhan, gejala, nilai, tes dan peristiwa sebagai sumber data yang memiliki

    karakteristik tertentu. Dari populasi dapat diambil sejumlah data yang

    diperlukan untuk memecahkan suatu masalah yang diteliti. Sugiyono

    (2009:117) menjelaskan populasi sebagai berikut: Populasi adalah wilayah

    generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan

    karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

    kemudian ditarik kesimpulan. Selanjutnya Djaali (2010:23) mengemukakan

    bahwa populasi adalah Jumlah keseluruhan unit analisis yang akan diselidiki

    karakteristik atau ciri-cirinya. Berdasarkan hal tersebut diatas, maka dapat

    disimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan pengamatan yang akan

    dijadikan objek penelitian.

    Jumlah populasi yang dijadikan target (target population) adalah seluruh

    perwira siswa pria pendidikan pembentukan perwira TNI AD gelombang 2

    TA. 2013 berjumlah 200 perwira siswa.

    2. Sampel.

  • 71

    Kabul Hikayat,2013 Pengaruh Metode Latihan Dan Kesegaran Jasmani Awal Terhadap Peningkatan Kesegaran Jasmani (Studi Eksperimen Pada Perwira Siswa Pria Secapaad) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    Menurut Sugiyono (2009:118) Sampel adalah bagian dari jumlah dan

    karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan

    peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi misalnya

    karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat

    menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Untuk itu sampel yang

    diambil dari populasi harus betul-betul representative (mewakili).

    Arikunto (1996:120) menyatakan dalam penentuan sampel penelitian

    adalah sebagai berikut:

    Untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subjeknya kurang dari 100

    orang, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan

    penelitian populasi, namun apabila subjek lebih dari 100 orang, ambil 10

    15% atau 20 25% untuk dijadikan sampel.

    Selanjutnya dijelaskan pula mengenai aturan yang pasti berapa jumlah

    sampel yang diambil, Arikunto (2006:134) memberikan penjelasan sebagai

    berikut:

    Kebanyakan peneliti beranggapan bahwa semakin banyak sampel atau

    semakin besar prosentase sampel dari populasi, penelitian akan semakin

    baik, anggapan ini benar tetapi tidak selalu demikian. Hal ini tergantung

    dari sifat atau ciri-ciri yang dikandung oleh subjek penelitian dalam

    populasi. Selanjutnya sifat-sifat atau ciri-ciri tersebut bertalian erat

    dengan homogenitas subjek dalam populasi.

    Dari penjelasan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa banyaknya

    sampel yang digunakan dalam suatu penelitian tidak selalu menghasilkan

    penelitian yang baik karena hal tersebut tergantung dari sifat dan ciri pada

    subjek penelitian. Pertimbangan lain dalam penentuan sampel adalah yang

    berkaitan dengan hal-hal sebagai berikut: a) kemampuan peneliti dari segi

    waktu, tenaga dan dana, b) sempit tidaknya wilayah pengamatan dari setiap

    subjek, dan c) besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti.

  • 72

    Kabul Hikayat,2013 Pengaruh Metode Latihan Dan Kesegaran Jasmani Awal Terhadap Peningkatan Kesegaran Jasmani (Studi Eksperimen Pada Perwira Siswa Pria Secapaad) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    Dari suatu penelitian semua anggota populasi dapat dijadikan sebagai

    sumber data dan dapat pula hanya sebagian anggota populasi saja yang

    umumnya disebut sebagai sampel penelitian. Teknik pengambilan sampel

    dalam penelitian ini menggunakan teknik Purposive Sampling sehingga hanya

    diambil 40 orang yang dijadikan sampel dari 262 populasi sebagai kebutuhan

    dalam penelitian ini. Penentuan sampel ini karena pertimbangan tertentu

    dalam penelitian yang dilaksanakan.

    C. Instrumen Penelitian.

    Dalam melakukan penelitian diperlukan suatu alat atau metode untuk

    memperoleh data yang diperlukan. Alat dalam sebuah penelitian menurut Arikunto

    (1997:138) adalah Berbicara tentang jenis-jenis metode dan instrumen penelitian dan

    pengumpulan data, sebenarnya tidak ubahnya dengan berbicara masalah evaluasi.

    Mengevaluasi tidak lain adalah memperoleh data tentang status sesuatu dibandingkan

    dengan standar atau ukuran yang telah ditentukan, karena mengevaluasi juga adalah

    mengadakan pengukuran.

    Instrumen atau alat dalam suatu penelitian mutlak harus ada sebagai bahan

    untuk memecahkan masalah penelitian yang akan diteliti. Instrumen penelitian

    digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti. Dengan demikian jumlah

    instrumen yang akan digunakan untuk penelitian akan tergantung pada jumlah

    variabel yang diteliti. Mengenai alat evaluasi Arikunto (1997:138) menggolongkan

    atas dua macam yaitu tes dan non tes. Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan

    atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan,

    inteligensi, atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Sedangkan non tes

    adalah dengan mengamati sampel yang diteliti sesuai dengan kebutuhan penelitian

    sehingga diperoleh data yang diinginkan.

  • 73

    Kabul Hikayat,2013 Pengaruh Metode Latihan Dan Kesegaran Jasmani Awal Terhadap Peningkatan Kesegaran Jasmani (Studi Eksperimen Pada Perwira Siswa Pria Secapaad) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua instrumen untuk

    pengumpulan data yaitu dengan tes kesegaran jasmani awal dan tes kesegaran

    jasmani akhir sesuai dengan buku Norma Kesamaptaan Jasmani yang disahkan

    dengan keputusan Kasad Nomor: KEP/107/III/2013 tanggal 3 April 2013.Tes

    kesegaran jasmani yang dilaksanakan meliputi :

    1. Tes kesegaran Jasmani A lari 3200 Meter.

    2. Tes Kesegaran Jasmani B terdiri dari:

    a. Pull Ups selama 1 menit.

    b. Sit Ups selama 1 menit.

    c. Push Ups selama 1 menit.

    d. Shuttle run 6 x 10 meter diambil tempuh.

    Hasil yang dicatat dari tes kesegaran jasmani A sesuai dengan waktu yang

    ditempuh masing-masing perwira siswa dan mendapatkan nilai sesuai dengan tabel

    kelompok umur yang ada. Sedangkan nilai dari masing-masing kesegaran jasmani

    B dijumlahkan kemudian dibagi empat. Hasil dari pembagian kemudian

    dijumlahkan dengan hasil kesegaran jasmani A yang selanjutnya dibagi dua. Hasil

    pembagian tersebut adalah hasil akhir dari kesegaran jasmani perwira siswa/prajurit.

    D. Kontrol Validitas Internal dan Eksternal.

    Ada tiga hal penting dalam pelaksanaan suatu ekperimen yaitu pengendalian

    atau kontrol, manipulasi dan pengamatan. Pengendalian merupakan inti dari metode

    eksperimen karena tanpa pengendalian seseorang peneliti tidak mungkin menilai

    secara tegas pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.

    Untuk mendapatkan keyakinan bahwa peningkatan kesegaran jasmani dapat

    digeneralisasikan ke dalam populasi yang ada, maka perlu diadakan pengontrolan

    terhadap berbagai kemungkinan yang mempengaruhi hasil penelitian yaitu validitas

  • 74

    Kabul Hikayat,2013 Pengaruh Metode Latihan Dan Kesegaran Jasmani Awal Terhadap Peningkatan Kesegaran Jasmani (Studi Eksperimen Pada Perwira Siswa Pria Secapaad) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    internal dan validitas eksternal. John W. Creswell (2008:308-311) menjelaskan

    tentang validitas internal dan eksternal sebagai berikut:

    1. Validitas Internal.

    Variabel internal adalah pengendalian terhadap variabel luar yang dapat

    menimbulkan interpensi lain terhadap penelitian. Variabel luar yang sering

    menjadi ancaman terhadap validitas internal rancangan penelitian. Adapun

    variabel yang dapat mempengaruhi validitas internal adalah:

    a. Pengaruh sejarah dan sosial budaya.

    Pengontrolan terhadap pengaruh sejarah dan sosial budaya dilakukan

    dengan cara mencegah timbulnya kejadian lain yang dapat mempengaruhi

    subjek dan pelaksanaan perlakuan dengan cara menekankan kepada

    subjek agar tidak melakukan suatu kegiatan ataupun bentuk latihan di luar

    waktu pelaksanaan program.

    b. Pengaruh pertumbuhan, perkembangan dan kematangan.

    Subjek penelitian adalah perwira siswa pria pendidikan pembentukan

    perwira TNI AD gelombang 2 TA. 2013. Untuk menghindari adanya

    pengaruh proses pertumbuhan, perkembangan dan kematangan, maka

    perlakuan hanya diberikan dalam waktu yang relatif singkat yaitu enam

    minggu dengan 18 kali pertemuan.

    c. Pengaruh kehilangan subjek eksperimen.

    Pengaruh kehilangan peserta eksperimen atau moralitas subjek

    penelitian seperti putus tengah jalan atau hal lain yang tidak dapat di

    hindari seperti kematian dan sebagainya, maka secara terus menerus

    dilakukan pengontrolan dengan memperketat daftar hadir dan terus-

  • 75

    Kabul Hikayat,2013 Pengaruh Metode Latihan Dan Kesegaran Jasmani Awal Terhadap Peningkatan Kesegaran Jasmani (Studi Eksperimen Pada Perwira Siswa Pria Secapaad) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    menerus dimonitor kehadiran subjek mulai dari awal sampai berakhirnya

    perlakuan eksperimen dan tes akhir.

    d. Pengaruh instrumen pengukuran.

    Suatu pengukuran yang tidak valid dan tidak reliabel dapat

    mengancam validitas internal. Instrumen yang digunakan dalam

    penelitian ini harus tetap dan tidak melakukan perubahan sedikitpun

    dalam pelaksanaannya, artinya bahwa setiap sampel yang telah dipilih

    mendapatkan hak yang sama pada setiap tes yang dilakukannya.

    2. Validitas Eksternal.

    Pengontrolan terhadap validitas eksternal dimaksudkan agar diperoleh

    hasil eksperimen yang representative untuk digeneralisasikan kepada populasi

    dan validitas ekologi. Untuk keperluan tersebut dilakukan pengontrolan

    terhadap validitas populasi dan ekologi sebagai berikut:

    a. Validitas Populasi.

    Validitas populasi menyangkut identifikasi populasi yang akan

    digeneralisasikan berdasarkan eksperimen. Agar hasil eksperimen dapat

    digeneralisasikan ke populasi terjangkau, maka penarikan sampel

    dilakukan secara acak. Kemudian pengaruh interaksi antar efek perlakuan

    dan variabel personal dikontrol dengan cara memberikan batasan yang

    jelas terhadap kriteria karakteristik subjek eksperimen (sampel) maupun

    populasi.

    Dalam hal ini batasan yang diberikan terhadap subjek kelompok

    perwira siswa pria yang memiliki kesegaran jasmani awal tinggi dan

    rendah.

    b. Validitas Ekologi.

  • 76

    Kabul Hikayat,2013 Pengaruh Metode Latihan Dan Kesegaran Jasmani Awal Terhadap Peningkatan Kesegaran Jasmani (Studi Eksperimen Pada Perwira Siswa Pria Secapaad) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    Validitas ekologi menyangkut masalah identifikasi populasi yang akan

    digeneralisasikan berdasarkan hasil eksperimen kepada kondisi

    lingkungan yang lain. Validitas ekologi dikontrol dengan cara: 1) seluruh

    program latihan disusun dan dijadwalkan dengan jelas, 2) lapangan yang

    digunakan dalam kondisi yang sama, 3) instruktur atau testor yang

    ditunjuk adalah pelatih dari Departemen Jasmani Secapaad.

    Pengontrolan validitas internal dan eksternal mempunyai tujuan agar

    penelitian ini benar-benar merupakan akibat pengaruh dari perlakuan

    penelitian sehingga dapat berlaku umum terhadap populasi.

    E. Langkah - Langkah Penelitian.

    Dalam penelitian penulis menentukan langkah-langkah penelitian dengan

    maksud untuk memperoleh data yang lebih akurat serta tidak adanya ketimpangan

    dalam penelitian. Adapun langkah-langkah penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Persiapan yang meliputi:

    a. Mempersiapkan rancangan desain proposal penelitian.

    b. Melakukan pengamatan dan koordinasi untuk memperoleh data terkait

    dengan yang akan dijadikan sampel penelitian.

    c. Mengumpulkan dokumen-dokumen yang diperlukan dalam penelitian.

    2. Menentukan metode, populasi, sampel dan desain penelitian.

    3. Menyusun instrumen penelitian.

    4. Mempersiapkan program latihan untuk memperoleh data terkait dengan

    penelitian.

    5. Melakukan pengumpulan data.

    6. Menganalisis data dengan menggunakan teknik analisis data yang tepat.

  • 77

    Kabul Hikayat,2013 Pengaruh Metode Latihan Dan Kesegaran Jasmani Awal Terhadap Peningkatan Kesegaran Jasmani (Studi Eksperimen Pada Perwira Siswa Pria Secapaad) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    7. Mendiskripsikan hasil penelitian dalam bentuk laporan penelitian sebagai

    karya ilmiah.

    8. Membuat kesimpulan hasil penelitian.

    F. Pengolahan dan Analisis Data.

    Penghitungan dan analisis data dalam suatu penelitian dimaksudkan untuk

    mengetahui makna dan data yang diperoleh dalam rangka memecahkan masalah

    penelitian. Langkah-langkah dalam pengolahan data adalah sebagai berikut:

    1. Hasil dari tes kesegaran jasmani yang telah terkumpul diolah dan

    dianalisis dengan statistik antara lain dengan penghitungan rata-rata, standart

    deviasi dan pengujian persyaratan normalitas dari distribusi skor dengan

    menggunakan uji Liliefors.

    2. Melakukan pengujian homogenitas beberapa varian dengan menggunakan

    uji Bartlett dengan tujuan untuk mengetahui bahwa data yang diperoleh dari

    sampel yang homogen atau tidak.

    3. Melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan teknik analisis

    varian factorial (ANAVA) dua arah pada taraf signifikasi = 0,05 dan jika

    terdapat interaksi, maka dilanjutkan dengan uji Tukey. Dengan demikian

    Hipotesis statistik yang diajukan dalam penelitian adalah:

    a. Ho : A1 = A2 Hi : A1 > A2

    b. Ho : Interaksi A x B = A2 Hi : Interaksi A x B A2

    c. Ho : A1B1 = A2B1 Hi : A1B1 > A2B1

    d. Ho : A1B2 = A2B2

  • 78

    Kabul Hikayat,2013 Pengaruh Metode Latihan Dan Kesegaran Jasmani Awal Terhadap Peningkatan Kesegaran Jasmani (Studi Eksperimen Pada Perwira Siswa Pria Secapaad) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    Hi : A1B2 > A2B2

    Keterangan:

    A1 : Rata-rata peningkatan kesegaran jasmani kelompok perwira

    siswa dengan menggunakan metode latihan sirkuit secara

    keseluruhan.

    A2 : Rata-rata peningkatan kesegaran jasmani kelompok perwira

    siswa dengan menggunakan metode latihan interval secara

    keseluruhan.

    A1B1 : Rata-rata peningkatan kesegaran jasmani perwira siswa yang

    memiliki kesegaran jasmani awal tinggi dengan menggunakan

    metode latihan sirkuit.

    A2B1 : Rata-rata peningkatan kesegaran jasmani perwira siswa yang

    memiliki kesegaran jasmani awal tinggi dengan menggunakan

    metode interval.

    A1B2 : Rata-rata peningkatan kesegaran jasmani perwira siswa yang

    memiliki kesegaran jasmani awal rendah dengan menggunakan

    metode latihan sirkuit.

    A2B2 : Rata-rata peningkatan kesegaran jasmani perwira siswa yang

    memiliki kesegaran jasmani awal rendah dengan menggunakan

    metode latihan interval.

    4. Analisis dan Diskripsi Data.

    Analisis dan diskripsi data yang dilakukan adalah menganalisa dan

    mendiskripsikan angka-angka yang ada dari hasil perhitungan statistik. Selain

    itu analisis didasarkan kepada hipotesis yang dibuat untuk memaknai nilai

    yang dihasilkan dari perhitungan.

    G. Pelaksanaan Penelitian.

  • 79

    Kabul Hikayat,2013 Pengaruh Metode Latihan Dan Kesegaran Jasmani Awal Terhadap Peningkatan Kesegaran Jasmani (Studi Eksperimen Pada Perwira Siswa Pria Secapaad) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    Penelitian ini dilakukan terhadap perwira siswa pria pendidikan pembentukan

    perwira (DIKTUKPA) TNI AD gelombang 2 TA. 2013 di Secapaad Bandung.

    Penelitian dan tes kesegaran jasmani dilaksanakan di lapangan Krida Wiradhika

    Secapaad, Jln Hegarmanah 152 Bandung. Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 30

    Juni 2013 sampai dengan tanggal 3 Agustus 2013 selama satu bulan setengah atau

    enam minggu dengan frekwensi latihan tiga kali seminggu dan menyesuaikan dengan

    waktu kegiatan olahraga Pasis. Jadi jumlah pertemuan secara keseluruhan adalah 6 x

    3 pertemuan = 18 kali pertemuan dan setiap pertemuan = 90 menit. Lamanya

    perlakuan ini sesuai dengan yang dikemukakan Pate (1993:322-324) bahwa Peserta

    yang sebelumnya tidak terlatih dapat mencapai peningkatan kekuatan 10 - 25%

    dengan latihan 6 - 8 minggu. Untuk lebih jelasnya mengenai program dan jadwal

    pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut:

    1. Program Latihan.

    Program latihan yang diberikan kepada perwira siswa ini disusun oleh

    peneliti sendiri. Data kesegaran jasmani awal untuk menentukan hasil

    kesegaran jasmani tinggi dan rendah dilaksanakan sebelum memberikan

    perlakuan, sedangkan tes kesegaran jasmani akhir dilaksanakan setelah

    perlakuan selesai diberikan.

    a. Program latihan Interval.

    1) Minggu Ke I

    Jarak total lari : 3200 meter.

    Jarak sprint : 400 meter

    Waktu tempuh terbaik : 65 70 Intensitas : 65% - 70%

    Waktu tempuh : 1 47 1 40 Volume : 11 76 Repetisi : 8 kali

    Detak Jantung : 140 160 / menit

  • 80

    Kabul Hikayat,2013 Pengaruh Metode Latihan Dan Kesegaran Jasmani Awal Terhadap Peningkatan Kesegaran Jasmani (Studi Eksperimen Pada Perwira Siswa Pria Secapaad) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    Recovery : 100 meter jalan kaki (120130/menit) Frekwensi : 3 kali seminggu.

    2) Minggu ke II

    Jarak total lari : 3200 meter.

    Jarak sprint : 400 meter

    Waktu tempuh terbaik : 65 70 Intensitas : 70% - 75%

    Waktu Tempuh : 1 40 93 4 Volume : 11 76 Repetisi : 10 kali

    Detak jantung : 150 170 / menit Recovery : 100 meter jalan kaki (120130/menit) Frekwensi : 3 kali seminggu.

    3) Minggu ke III

    Jarak Total Lari : 4000 meter.

    Jarak sprint : 400 meter

    Waktu tempuh terbaik : 65 70 Intensitas : 70% - 75%

    Waktu tempuh : 1 40 93 4 Volume : 14 (menit) Repetisi : 10 kali

    Detak jantung : 140 160 / Menit Recovery : 100 meter jalan kaki (120130/menit) Frekwensi : 3 kali seminggu.

    4) Minggu ke IV

    Jarak total lari : 4000 meter.

    Jarak Sprint : 500 meter

    Waktu tempuh terbaik : 1 20 1 27 Intensitas : 70% - 75%

    Waktu tempuh : 2 05 1 56 Volume : 16 4 Repetisi : 8 kali

    Detak jantung : 150 170 / menit Recovery : 100 meter jalan kaki (120130/menit) Frekwensi : 3 kali seminggu.

  • 81

    Kabul Hikayat,2013 Pengaruh Metode Latihan Dan Kesegaran Jasmani Awal Terhadap Peningkatan Kesegaran Jasmani (Studi Eksperimen Pada Perwira Siswa Pria Secapaad) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    5) Minggu ke V

    Jarak total lari : 4000 meter.

    Jarak sprint : 500 meter

    Waktu tempuh terbaik : 1 20 1 27 Intensitas : 75% - 80%

    Waktu tempuh : 1 56 1 49 Volume : 15 8 Repetisi : 8 kali

    Detak jantung : 160 180 / Menit Recovery :100 meter jalan kaki (120130/menit) Frekwensi : 3 kali seminggu.

    6) Minggu Ke VI

    Jarak total lari : 4000 meter.

    Jarak sprint : 500 meter

    Waktu tempuh terbaik : 1 20 1 27 Intensitas : 80% - 85%

    Waktu tempuh : 1 49 1 43 Volume : 14 5 Repetisi : 8 kali

    Detak jantung : 160 180 / Menit Recovery : 100 meter jalan kaki (120130/ menit) Frekwensi : 3 kali seminggu.

    b. Program Latihan Sirkuit.

    1) Minggu ke I dan II

    Jumlah stasiun : 10

    Jarak antar stasiun : 20 meter

    Waktu pelaksanaan : 30 (detik) Repetisi : 2 kali

    Volume : 13 33 Perpindahan antar stasiun : 10 (detik) Waktu istirahat satu sirkuit : 2 (menit)

    2) Minggu ke III

    Jumlah stasiun : 10

  • 82

    Kabul Hikayat,2013 Pengaruh Metode Latihan Dan Kesegaran Jasmani Awal Terhadap Peningkatan Kesegaran Jasmani (Studi Eksperimen Pada Perwira Siswa Pria Secapaad) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    Jarak antar stasiun : 20 meter

    Waktu pelaksanaan : 35 (detik) Repetisi : 2 kali

    Volume : 14 8 Perpindahan antar stasiun : 10 (detik) Waktu istirahat satu sirkuit : 2 (menit)

    3) Minggu ke IV dan V

    Jumlah stasiun : 10

    Jarak antar stasiun : 20 meter

    Waktu pelaksanaan : 40 (detik) Repetisi : 2 kali

    Volume : 16 33 Perpindahan antar stasiun : 10 (detik) Waktu istirahat satu sirkuit : 2 (menit)

    4) Minggu Ke VI

    Jumlah stasiun : 10

    Jarak antar stasiun : 20 meter

    Waktu pelaksanaan : 45 (menit) Repetisi : 2 kali

    Volume : 19 3 Perpindahan antar stasiun : 10 (detik) Waktu istirahat satu sirkuit : 2 (menit)

    2. Jadwal Latihan.

    No Hari Tgl/Bln/Thn Materi Latihan Ket

  • 83

    Kabul Hikayat,2013 Pengaruh Metode Latihan Dan Kesegaran Jasmani Awal Terhadap Peningkatan Kesegaran Jasmani (Studi Eksperimen Pada Perwira Siswa Pria Secapaad) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

    1.

    2.

    3.

    4.

    5.

    6.

    7.

    8.

    9.

    10.

    11.

    12.

    13.

    14.

    15.

    16.

    17.

    18.

    Minggu

    Selasa

    Kamis

    Sabtu

    senin

    Rabu

    Jumat Minggu

    Selasa

    Kamis

    Sabtu

    Senin

    Rabu

    Jumat Minggu

    Selasa

    Kamis

    Sabtu

    30 Juni 2013

    2 Juli 2013

    4 juli 2013

    6 juli 2013

    8 juli 2013

    10 juli 2013

    12 juli 2013

    14 juli 2013

    16 juli 2013

    18 juli 2013

    20 juli 2013

    22 juli 2013

    24 juli 2013

    26 juli 2013

    28 juli 2013

    30 juli 2013

    1 Agustus 2013

    3 Agustus 2013

    Interval & Sirkuit

    Interval & Sirkuit

    Interval & Sirkuit

    Interval & Sirkuit

    Interval & Sirkuit

    Interval & Sirkuit

    Interval & Sirkuit

    Interval & Sirkuit

    Interval & Sirkuit

    Interval & Sirkuit

    Interval & Sirkuit

    Interval & Sirkuit

    Interval & Sirkuit

    Interval & Sirkuit

    Interval & Sirkuit

    Interval & Sirkuit

    Interval & Sirkuit

    Interval & Sirkuit