STUDI PENGELOLAAN PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI …

13
Faristya Anggella Putri, Yoto, Yuni Sunarto, Studi Pengelolaan Pelaksanaan Uji Kompetensi Keahlian… 191 STUDI PENGELOLAAN PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI KEAHLIAN DI SMK PGRI 3 MALANG Oleh: Faristya Anggella Putri, Yoto, dan Yuni Sunarto Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang Email: [email protected]; [email protected]; [email protected] Abstrak. Misi utama Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah untuk mempersiapkan peserta didik sebagai calon tenaga kerja yang memiliki kesiapan untuk memasuki dunia kerja. Salah satu upaya pemerintah untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan dilaksanakannya UKK. UKK terdiri dari 2 jenis, yaitu uji kompetensi yang dilaksanakan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) dan uji kompetensi yang bekerjasama dengan pihak industri. Untuk menghasilkan lulusan dengan daya saing Internasional, sekolah harus mampu menyiapkan peserta didiknya berdasarkan Standar Nasional Pendidikan (SNP). Selain itu, pelaksanaan UKK bertujuan untuk mengukur pencapaian kompetensi siswa pada level tertentu sesuai Kompetensi Keahlian yang ditempuh selama masa pembelajaran di SMK. Kata Kunci: UKK, SMK, Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP). Abstract: The main mission of Vocational High School is to prepare learners as candidates for labor who have readiness to enter the work world. One of the government's efforts to realize this is by the implementation of competence test. Skill competency test consists of 2 types, namely competence test conducted by Profession Certification Institution and competency test which cooperate with industry. To produce graduates with international competitiveness, schools should be able to prepare students based on the National Education Standards. In addition, the implementation of skill competency test aims to measure the achievement of student competence at a certain level according to Skills Competency pursued during the learning period in SMK. Keywords: Skill competency test, Vocational High School, Professional Certification Institute Sekolah Menengah Kejuruan merupakan bagian dari sistem pendidikan nasional yang menekankan pada kemampuan peserta didik untuk menguasai suatu keterampilan tertentu sehingga setelah lulus akan siap terjun ke dunia kerja, baik itu di industri maupun wirausaha. Peraturan Pemerintah Republik Indo- nesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Penge- lolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan Pasal 1 ayat 15 menyebutkan bahwa “Seko- lah Menengah Kejuruan, yang selanjutnya disingkat SMK, adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyeleng- garakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama atau setara SMP atau MTs”. Berdasar- kan pengertian di atas dapat dikemukakan bahwa Sekolah Menengah kejuruan (SMK) adalah sekolah yang mengembangkan dan melanjutkan pendidikan dasar dan memper- siapkan peserta didiknya untuk dapat beker- ja, baik bekerja sendiri atau bekerja sebagai bagian dari suatu kelompok sesuai bidangnya masing-masing. Ditinjau dari lulusannya, menurut Butler dalam Soekamto (1999) menyatakan bahwa kriteria lulusan pendidikan kejuruan harus memiliki kecakapan: (1) minimal, pengetahuan dan keterampilan khusus untuk

Transcript of STUDI PENGELOLAAN PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI …

Page 1: STUDI PENGELOLAAN PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI …

Faristya Anggella Putri, Yoto, Yuni Sunarto, Studi Pengelolaan Pelaksanaan Uji Kompetensi Keahlian… 191

STUDI PENGELOLAAN PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI KEAHLIAN

DI SMK PGRI 3 MALANG

Oleh:

Faristya Anggella Putri, Yoto, dan Yuni Sunarto

Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang

Email: [email protected]; [email protected]; [email protected]

Abstrak. Misi utama Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah untuk mempersiapkan peserta

didik sebagai calon tenaga kerja yang memiliki kesiapan untuk memasuki dunia kerja. Salah satu

upaya pemerintah untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan dilaksanakannya UKK. UKK

terdiri dari 2 jenis, yaitu uji kompetensi yang dilaksanakan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP)

dan uji kompetensi yang bekerjasama dengan pihak industri. Untuk menghasilkan lulusan dengan

daya saing Internasional, sekolah harus mampu menyiapkan peserta didiknya berdasarkan Standar

Nasional Pendidikan (SNP). Selain itu, pelaksanaan UKK bertujuan untuk mengukur pencapaian

kompetensi siswa pada level tertentu sesuai Kompetensi Keahlian yang ditempuh selama masa

pembelajaran di SMK.

Kata Kunci: UKK, SMK, Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP).

Abstract: The main mission of Vocational High School is to prepare learners as candidates for labor

who have readiness to enter the work world. One of the government's efforts to realize this is by the

implementation of competence test. Skill competency test consists of 2 types, namely competence

test conducted by Profession Certification Institution and competency test which cooperate with

industry. To produce graduates with international competitiveness, schools should be able to prepare

students based on the National Education Standards. In addition, the implementation of skill

competency test aims to measure the achievement of student competence at a certain level according

to Skills Competency pursued during the learning period in SMK.

Keywords: Skill competency test, Vocational High School, Professional Certification Institute

Sekolah Menengah Kejuruan merupakan

bagian dari sistem pendidikan nasional yang

menekankan pada kemampuan peserta didik

untuk menguasai suatu keterampilan tertentu

sehingga setelah lulus akan siap terjun ke

dunia kerja, baik itu di industri maupun

wirausaha.

Peraturan Pemerintah Republik Indo-

nesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Penge-

lolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan

Pasal 1 ayat 15 menyebutkan bahwa “Seko-

lah Menengah Kejuruan, yang selanjutnya

disingkat SMK, adalah salah satu bentuk

satuan pendidikan formal yang menyeleng-

garakan pendidikan kejuruan pada jenjang

pendidikan menengah sebagai lanjutan dari

SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat

atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui

sama atau setara SMP atau MTs”. Berdasar-

kan pengertian di atas dapat dikemukakan

bahwa Sekolah Menengah kejuruan (SMK)

adalah sekolah yang mengembangkan dan

melanjutkan pendidikan dasar dan memper-

siapkan peserta didiknya untuk dapat beker-

ja, baik bekerja sendiri atau bekerja sebagai

bagian dari suatu kelompok sesuai bidangnya

masing-masing.

Ditinjau dari lulusannya, menurut

Butler dalam Soekamto (1999) menyatakan

bahwa kriteria lulusan pendidikan kejuruan

harus memiliki kecakapan: (1) minimal,

pengetahuan dan keterampilan khusus untuk

Page 2: STUDI PENGELOLAAN PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI …

192 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 6, NO. 2, AGUSTUS 2017

jabatannya, (2) minimal, pengetahuan dan

keterampilan sosial, emosional dan fisik

dalam kehidupan sosial, (3) minimal, penge-

tahuan dan ketrampilan khusus dasar, dan (4)

maksimal, kejujuran umum, sosial, serta

pengetahuan dan ketrampilan akademik,

untuk jabatan, individu dan masa depannya.

Kompetensi diartikan sebagai kemam-

puan seseorang yang dapat terobservasi

mencakup atas pengetahuan, keterampilan

dan sikap kerja dalam menyelesaikan suatu

pekerjaan atau tugas sesuai dengan standar

performa yang ditetapkan. Hal ini sejalan

dengan pernyataan dari Saputro (2016:25)

yang berpendapat bahwa "kompetensi meru-

pakan perpaduan antara keterampilan, perila-

ku/sikap, dan pengetahuan yang majemuk

yang dapat di demontrasikan oleh siswa

dimana keterampilan, sikap, dan pengetahu-

an tersebut diperoleh dari konseptualisasi

materi yang telah dipelajari dan bermakna

dalam kehidupan".

Seseorang dikatakan memiliki kompe-

tensi (berkompeten) dalam bidang tertentu,

manakala ia dengan segenap pengetahuan,

keterampilan, dan sikap untuk menyelesai-

kan tugas/pekerjaan tersebut dengan baik

sesuai dengan tuntutan profesionalisme.

UKK adalah bagian dari intervensi

Pemerintah dalam menjamin mutu pendidik-

an pada satuan pendidikan Sekolah Mene-

ngah Kejuruan. Pelaksanaan UKK bertujuan

untuk mengukur pencapaian kompetensi

siswa pada level tertentu sesuai Kompetensi

Keahlian yang ditempuh selama masa pem-

belajaran di SMK. Hal ini juga seperti

pendapat Lewy (dalam Suratno, 2016:3)

bahwa uji kompetensi digunakan untuk

mengukur kemampuan kognitif tingkat

tinggi atau menguji tujuan proses dari suatu

program dengan menggunakan format

penilaian tes praktikum (format station) atau

pengamatan kegiatan terhadap kelompok

atau individu.

Agussationo (2011) bependapat bahwa

"tujuan pelaksanaan uji kompetensi yang

dilakukan pada SMK adalah sebagai sarana

mengukur dan menilai penguasaan kompe-

tensi dan sebagai proses pemberian surat

penghargaan atas kompetensi yang dimiliki

siswa".

Pengadaan UKK ini diharapkan mam-

pu meningkatkan kualitas lulusan SMK

sehingga mampu memasuki dunia kerja yang

sesungguhnya. Dalam rangka pengembangan

kualitas lulusan sekolah kejuruan dengan

adanya Ujian Kompetensi Keahlian, banyak

hal yang perlu diperhatikan secara khusus.

Mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan,

hingga evaluasi.

SMK PGRI 3 Malang merupakan

SMK PGRI terbesar di Jawa Timur dan

berpredikat Sekolah Standart Nasional dan

berstandart Internasional. Selain itu juga

SMK PGRI 3 Malang adalah salah satu

sekolah swasta yang bisa bersaing ditengah

banyaknya Sekolah Menengah Kejuruan

Negeri, dan menjadi salah satu SMK favorit

di kota Malang. SMK PGRI 3 Malang juga

berkomitmen akan menjamin siswa lulusan-

nya untuk mendapatkan pekerjaan yang

layak. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa fak-

tor, salah satunya adalah pelaksanaan UKK

yang diselenggarakan oleh SMK PGRI 3

Malang. Pelaksanaan UKK digunakan

sebagai acuan untuk meningkatkan kualitas

lulusan yang terampil di bidangnya sehingga

dapat bersaing dengan lulusan dari sekolah

lain.

Menurut Pedoman UKK 2017 Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK) yang akan

melaksanakan UKK ada beberapa persyarat-

an yang harus terpenuhi diantaranya adalah

verifikasi kelayakan tempat penyelenggaraan

Page 3: STUDI PENGELOLAAN PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI …

Faristya Anggella Putri, Yoto, Yuni Sunarto, Studi Pengelolaan Pelaksanaan Uji Kompetensi Keahlian… 193

UKK, menyiapkan bahan, menyiapkan

peralatan dan alat/komponen penunjang

ujian praktik, memiliki asesor/penguji yang

terdiri dari penguji internal yaitu guru

produktif dan penguji eksternal yaitu dunia

usaha/industri sebagai asesor/penguji yang

telah sertifikasi atau memiliki surat

keterangan dari lembaga yang terakreditasi

dan mengajukan dana untuk biaya pelaksana-

annya.

Berdasarkan uraian tersebut maka

penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsi-

kan dan menginterpretasikan hal-hal berikut:

(1) persiapan sekolah dalam menyusun

perencanaan pengelolaan UKK di SMK

PGRI 3 Kota Malang, (2) pelaksanaan UKK

di SMK PGRI 3 Kota Malang, (3) proses

penilaian dan sertifikasi UKK di SMK PGRI

3 Kota Malang, (4) Faktor-faktor pendukung

dan penghambat dalam pelaksanaan UKK di

SMK PGRI 3 Kota Malang, dan (5)

perbedaan antara Uji Kompetensi LSP de-

ngan Uji Kompetensi dengan pihak DUDI.

METODE PENELITIAN

Pendekatan yang digunakan dalam

penelitian ini adalah pendekatan kualitatif

dengan rancangan studi kasus (Studi Kasus

pada SMK PGRI 3 Malang). Hal ini

dikarenakan penelitian ini bersifat mengung-

kapkan suatu peristiwa mengenai pengelola-

an pelaksanaan uji kompetensi keahlian

(UKK). Penelitian studi kasus merupakan

suatu kajian yang bertujuan untuk menghim-

pun suatu pengertian dan pemahaman me-

ngenai suatu fenomena dalam suatu latar

yang berkonteks khusus. Studi kasus meru-

pakan salah satu bagian dari penelitian

kualitatif yang terfokus dalam mengungkap-

kan suatu hal secara rinci dan mendalam

terhadap suatu objek penelitian. Danial

(2009:6) menyatakan bahwa metode studi

kasus merupakan metode yang intensif dan

teliti tentang pengungkapan latar belakang,

status, dan interaksi sosial terhadap individu,

kelompok, institusi, dan komunitas mas-

yarakat tertentu. Kehadiran peneliti secara

langsung dilapangan sebagai tolak ukur

keberhasilan untuk memahami kasus yang

diteliti, sehingga keterlibatan peneliti secara

langsung dan aktif dengan informan atau

sumber data lainnya disini mutlak diper-

lukan.

Objek penelitian adalah SMK PGRI 3

Malang. Sumber data dalam penelitian ini

adalah terdiri dari orang dan benda. Orang

sebagai informan utama dalam mengemuka-

kan data yang dibutuhkan oleh peneliti,

sedangkan benda merupakan sumber data

tambahan dalam bentuk dokumen, misalnya

arsip sekolah, video, foto, yang berkaitan

dengan fokus penelitian.

Teknik pengambilan data yang digu-

nakan adalah dengan menggunakan teknik:

wawancara, observasi, dan dokumentasi.

Informan yang dapat memberikan informasi

tentang objek kajian yang diteliti peneliti

adalah kepala Lembaga Sertifikasi Profesi

Pihak Pertama (LSP-P1) SMK PGRI 3

Malang, staf penanganan alumni, kepala

bengkel teknik pemesinan, kepala bidang

teknik pemesinan, dan guru penguji UKK,

serta dibuktikan dengan dokumen arsip

sekolah atau foto. Sedangkan alat pengumpul

data adalah dengan menggunakan perleng-

kapan berupa audio, video, dan kamera.

Analisis data yang digunakan dalam

penelitian ini terdiri dari reduksi data,

penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Pengecekan keabsahan data dilakukan de-

ngan teknik triangulasi. Indranata (2008,194)

memaparkan analisis data dapat dikatakan

sebagai proses memanipulasi data hasil

penelitian sehingga data tersebut dapat

Page 4: STUDI PENGELOLAAN PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI …

194 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 6, NO. 2, AGUSTUS 2017

menjawab pertanyaan hasil penelitian. Proses

manipulasi data ini prinsipnya adalah me-

nyederhanakan data ke dalam bentuk yang

lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan UKK di SMK PGRI 3

Malang terbagi menjadi dua model, yaitu

UKK yang diselenggarakan oleh Lembaga

Sertifikasi Profesi Pihak Pertama (LSP-P1)

atau yang biasa disebut UKK LSP-P1 yang

baru berjalan selama 2 tahun dan hanya

jurusan teknik pemesinan saja, dan model

pelaksanaan UKK yang kedua yaitu dengan

bekerjasama dengan pihak industri atau yang

biasa disebut UKK DUDI. Berdasarkan

Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun

2016 tentang Revitaliasi SMK, maka SMK

PGRI 3 Malang mengajukan persyaratan

untuk membentuk LSP-P1, dan akhirnya

terbentuklah LSP-P1 di SMK PGRI 3

Malang untuk bidang teknik pemesinan.

Persiapan Sekolah Dalam Menyusun Pe-

rencanaan Pengelolaan Uji Kompetensi

Keahlian di SMK PGRI 3 Malang

Persiapan pelaksanakaan UKK BNSP

sepenuhnya dilakukan oleh pihak LSP-P1

SMK PGRI 3 Malang dimulai dari men-

daftarkan SMK untuk mengikuti UKK ke

Dinas Pendidikan Kota Malang. Selanjutnya

setelah mendapat surat balasan dari Dinas,

SMK menyiapkan berkas verifikasi TUK,

kemudian dilaksanakan verifikasi TUK

berdasarkan standar-standar yang sudah

ditetapkan oleh BNSP. Setelah verifikasi

dilakukan, maka akan didapatkan hasil layak

atau tidak untuk dijadikan Tempat Uji

Kompetensi (TUK). Jika sudah dinyatakan

layak, maka Kepala LSP-P1 SMK PGRI 3

Malang menerbitkan Surat Keputusan (SK)

tentang Penetapan Tempat Uji Kompetensi

(TUK). Selanjutnya siswa yang akan meng-

ikuti UKK mendaftarkan diri dengan mengisi

formulir, asesmen mandiri, dan berkas lain

yang sudah disiapkan oleh LSP-P1 SMK

PGRI 3 Malang. Setelah jumlah siswa yang

akan mengikut UKK sudah fix, maka

langkah selanjutnya barulah menentukan

asesor. Selain persiapan administrasi, seko-

lah juga mengusahakan agar siswanya dapat

melaksanakan uji kompetensi dengan men-

dapatkan hasil yang maksimal. Oleh sebab

itu, maka sebelum siswa mengikuti ujian

praktek pemesinan, terlebih dahulu dilaku-

kan latihan selama 1 bulan. Dalam waktu 1

bulan tersebut siswa diberikan benda kerja

dan jobsheet yang hampir sama dengan soal

yang akan nantinya akan diujikan saat

pelaksanaan UKK.

Terdapat beberapa hal yang harus

dipertimbangkan dalam persiapan pelaksana-

an uji kompetensi kahlian di SMK PGRI 3

Malang yakni (1) Tempat pelaksanaan, (2)

sarana prasarana, apakah tempat pelaksaan

uji kompetensi dan sarpras harus memadai

untuk dilaksanaan uji kompetensi, (3) pemil-

ihan asesor, asesor yang akan menguji harus

memenuhi syarat yang ditetapkan, (4) waktu

pelaksanaan, dan (5) siswa yang akan

mengikuti uji kompetensi.

Untuk dapat mengikuti uji kompetensi,

siswa ditekankan harus memenuhi 4 persya-

ratan utama terlebih dahulu yaitu siswa harus

kelas 12 yang sudah mengikuti ujian akhir

semester 5, tidak ada mata pelajaran yang

memiliki nilai dibawah KKM (Kriteria

Ketuntatsan Minimal), siswa mendaftar diri

untuk mengikuti uji kompetensi dengan

mengisi berkas-berkas yang telah disiapkan

oleh LSP-P1 SMK PGRI 3 Malang, dan yang

terakhir siswa tidak memiliki tanggungan

administrasi.

Page 5: STUDI PENGELOLAAN PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI …

Faristya Anggella Putri, Yoto, Yuni Sunarto, Studi Pengelolaan Pelaksanaan Uji Kompetensi Keahlian… 195

Syarat pemilihan asesor baik internal

maupun eksternal adalah sebagai berikut. (1)

Memiliki pengalaman mengajar minimal

selama 3 tahun dan mengajar di bidang yang

sesuai, (2) Harus memiliki sertifikat sebagai

asesor yang dikeluarkan oleh BNSP, (3)

memiliki pengalaman sebagai asesor sebe-

lumnya, karena banyak berkas yang harus

diisi oleh seorang asesor untuk menguji 1

siswa, dan (4) untuk asesor internal tidak

boleh menguji siswa yang diajarnya sendiri.

Di dalam persiapan pelaksanaan UKK,

sekolah membentuk tim yang akan membuat

skema dan soal uji kompetensi. Pembuatan

soal tersebut tidak terlepas dari kisi-kisi yang

sudah ditetapkan oleh pemerintah. Selain itu

juga soal yang akan digunakan untuk uji

kompetensi dipilih berdasarkan kesepakatan

para asesor se Malang.

Pelaksanaan Uji Kompetensi Keahlian di

SMK PGRI 3 Kota Malang

Teknis pelaksanaan UKK di SMK

PGRI 3 sebagai berikut: (1) Batas waktu

pelaksaan uji kompetensi antara bulan

Oktober hingga Januari, (2) dalam 1 hari,

seorang asesor maksimal dapat menguji 10

siswa, (3) pelaksanaan ujian tulis dan ujian

praktek dilaksanakan secara bergantian oleh

setiap asesor, dan (4) bagi siswa yang

dinyatakan tidak kompeten, maka wajib

mengikuti ujian remidi bersama dengan

pihak DUDI.

Untuk menjamin suksesnya pelaksana-

an UKK tidak lepas dari peran penting

beberapa pihak, pihak yang berperan penting

dalam pelaksanaan UKK yaitu kepala LSP-

P1 SMK PGRI 3 Malang yang telah

mengatur semua sehingga dapat

dilaksanakan uji kompetensi, kemudian ada

asesor yang bertugas sebagai penguji siswa

saat pelaksanaan uji kompetensi, dan yang

terakhir adalah kepala bengkel SMK PGRI 3

Malang, karena beliau yang bertanggung

jawab terhadap semua peralatan yang akan

digunakan selama uji kompetensi.

Pelaksanaan UKK di SMK PGRI 3

Malang dilaksanakan selama 1 minggu,

dengan syarat dalam 1 hari 1 orang asesor

dapat mengasesmen maksimal 10 siswa.

Penilaian dan Sertifikasi Uji Kompetensi

Keahlian di SMK PGRI 3 Kota Malang

Uji kompetensi tidak hanya ujian

praktik saja, tetapi juga ada ujian teori.

Proses evaluasi dilakukan oleh asesor meng-

gunakan pedoman penilaian yang sudah

disiapkan sebelumnya. Saat ujian praktik,

yang dinilai tidak hanya hasil benda kerja

saja, tetapi juga meliputi penilaian persiapan,

unjuk kerja, hasil kerja, serta sikap kerja.

Asesor akan memberitahukan hasil uji kom-

petensi kepada siswa tepat setelah uji kom-

petensi selesai sebelum siswa meninggalkan

ruang ujian, jadi siswa sudah mengetahui

apakah dirinya sudah dinyatakan kompeten

atau tidak. Jika siswa merasa kurang puas

dengan hasil yang didapat, maka siswa dapat

mengajukan banding.

Syarat-syarat lulus UKK didapatkan

dari kesepakatan antar asesor. Kesepakatan

tersebut yaitu untuk ujian teori siswa harus

mendapat nilai 80%, dan untuk ujian praktek

minimal ada 4 item yang tidak sesuai ukuran.

Setelah siswa mengikuti uji kompeten-

si, siswa akan dinyatakan kompeten/tidak

kompeten oleh asesor. Bagi siswa yang

dinyatakan kompeten, siswa akan menerima

sertifikat yang diterbitkan oleh Badan

Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).

Penerbitan sertifikat uji kompetensi

melalui proses yang panjang, setelah siswa

mengikuti uji kompetensi, maka siswa akan

dinyatakan kompeten/ tidak kompeten, maka

Page 6: STUDI PENGELOLAAN PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI …

196 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 6, NO. 2, AGUSTUS 2017

pengurus LSP SMK PGRI 3 Malang

mengadakan rapat pleno yang dihadiri oleh

dewan pengarah Kepala Sekolah, kepala LSP

SMK PGRI 3 Malang, bagian administrasi,

dan bagian sertifikasi. Setelah dilaksanakan

rapat pleno, akan terbit SK dan laporan hasil

pleno yang berisi jumlah siswa yang

dinyatakan kompeten. Setelah itu, kepala

LSP-P1 SMK PGRI 3 Malang kemudian

menyerahkan hasil rapat tersebut ke BNSP

pusat untuk pengajuan penerbitan sertifikat,

namun masih berupa sertifikat kosongan

tanpa ada nama siswa, tetapi sudah ada

nomer seri. Setelah sertifikat yang masih

berupa sertifikat kosong tersebut dibawa ke

Malang, barulah pihak sekolah mencetak

sertifikat. Langkah terakhir setelah sertifikat

dicetak yaitu melaporkan kembali ke BNSP

pusat. Sertifikat tersebut berlaku selama 3

tahun, dan pihak sekolah mulai membagikan

pada siswa ada bulan Desember.

Faktor-faktor Pendukung, Penghambat,

serta Solusinya dalam Pelaksanaan Uji

Kompetensi Keahlian di SMK PGRI 3

Kota Malang

Faktor pendukung dalam pelaksanaan

UKK di SMK PGRI 3 Malang adalah (1)

peralatan dan (2) mental siswa.

Faktor penghambat dalam pelaksanaan

uji kompetensi di SMK PGRI 3 Malang

adalah peralatan, misalnya dari pemesinan-

nya. Usia mesin yang tidak sama akan mem-

buat keakuratan hasil kerja siswa tidak sama.

Selain itu mesin bisa saja mengalami

gangguan saat digunakan, hal ini dapat me-

nunda waktu pengerjaan siswa. Selain dari

sisi peralatan, faktor pengambat juga bisa

datang dari siswa yang akan mengikuti ujian.

Siswa yang sudah dijadwalkan untuk

mengikuti ujian terkadang tiba-tiba berha-

langan hadir, bisa karena jatuh sakit atau ada

hal yang tidak terduga. Sehingga harus

menjadwal kan ulang untuk melakukan ujian

remidi.

Untuk mengatasi kendala teknis seperti

listrik yang tiba-tiba mati, saat ini sekolah

sudah memiliki jenset yang dapat digunakan

sebagai solusi saat hal ini terjadi. Selain itu,

untuk menghindari kejadian mesin yang tiba-

tiba mogok, maka akan disipakan 1 mesin

sebagai cadangan, mesin cadangan tersebut

dapat digunakan oleh siswa jika ditengah

ujian praktek tiba-tiba mesin mengalami

kendala.

Perbedaan Antara Uji Kompetensi Keah-

lian LSP dan Uji Kompetensi Keahlian

Reguler/Kelas Industri

Terdapat banyak perbedaan antara

UKK yang diselenggarakan oleh LSP-P1 dan

yang bekerjasama dengan pihak DUDI.

Perbedaan pokok tersebut yang pertama

terletak pada materi yang diujikan. Kedua,

syarat kelulusan. Ketiga, waktu pelaksanaan.

Keempat, asesor. Kelima adalah sertifikatnya

untuk UKK LSP diterbitkan oleh BNSP,

sedangkan UKK DUDI diterbitkan oleh

institusi pasangan. Berdasarkan hasil

penelitian yang telah dilakukan, maka dapat

digambarkan bagan proses pada Gambar 1.

Persiapan Sekolah Dalam Menyusun

Perencanaan Pengelolaan Uji Kompetensi

Keahlian di SMK PGRI 3 Malang

Berdasarkan Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2006

tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional,

maka untuk mewujudkan lulusan SMK yang

kompeten, mulai tahun 2015 SMK PGRI 3

Malang membentuk Lembaga Sertifikasi

Profesi Pihak Pertama (LSP-P1). Landasan

lain yang mendukung dibentuknya LSP-P1 di

SMK PGRI 3 Malang yaitu Instruksi

Page 7: STUDI PENGELOLAAN PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI …

Faristya Anggella Putri, Yoto, Yuni Sunarto, Studi Pengelolaan Pelaksanaan Uji Kompetensi Keahlian… 197

Menentukan asesor internal dan eksternal

Gambar 1 Alur Pelaksanaan Uji Kompetensi Keahlian di SMK PGRI 3 Malang

Persyaratan

Sekolah

melaporkan

kembali ke BNSP pusat

Tidak Kompeten Kompeten

Penyerahan

Sertifikat

kepada

Siswa

Rapat Pleno Remidi oleh DUDI

Penyerahan nilai dan hasil

UKK ke BNSP pusat

Penerbitan Sertifikat BNSP yang masih berupa Sertifikat

kosong, hanya ada nomer seri

Sekolah memasukkan

nilai dan mencetak

sertifikat

Penerbitan

serifikat oleh

pihak DUDI

Pelaksanaan

Penilaian (persiapan, unjuk

kerja, hasil kerja, serta sikap

kerja)

Penguji Internal/Eksternal

LSP-P1 mengirim surat ke Dinas

Pendidikan

Penerbitan Surat Keputusan (SK) tentang penetapan TUK oleh Kepala Sekolah

Siswa mendaftarkan diri ke LSP-P1 dengan mengisi formulir,

asesmen mandiri, dan berkas lain

LSP-P1 menyiapkan berkas yang diperlukan Verifikasi Tempat Pelaksanaan Uji Kompetensi

Siswa

Page 8: STUDI PENGELOLAAN PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI …

198 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 6, NO. 2, AGUSTUS 2017

Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2016

tentang Revitaliasi SMK. Hal ini diperkuat

dengan pernyataan Saidah (2017) yang

menyatakan bahwa Revitalisasi pendidikan

merupakan hal yang harus segera di-

laksanakan pada satuan pendidikan. Revi-

talisasi adalah proses pembaharuan kembali

segala unsur yang memerlukan perbaikan

untuk menjadi vital dan diperlukan dalam

perkembangan kehidupan. Revitalisasi pen-

didikan kejuruan mencakup upaya pemba-

haruan unsur vital dalam pendidikan keju-

ruan agar mampu bersaing dalam per-

kembangan dunia pendidikan di Indonesia.

Namun, fakta empirik menyebutkan

bahwa tingkat pengangguran terbuka pen-

duduk usia 15 tahun ke atas menurut pen-

didikan tertinggi yang ditamatkan, lulusan

sekolah menengah kejuruan dengan per-

sentase tertinggi, yaitu 9,84%, meningkat

dari 9,05%. Tingkat pengangguran tamatan

Sekolah Menengah Kejuruan sangatlah

tinggi dan juga memiliki tingkat peng-

angguran tertinggi dari total pengangguran.

Pelaksanaan Uji Kompetensi Keahlian di

SMK PGRI 3 Kota Malang

Menurut Pedoman UKK 2017 Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK) yang akan me-

laksanakan UKK ada beberapa persyaratan

yang harus terpenuhi diantaranya adalah

verifikasi kelayakan tempat penyelenggaraan

UKK, menyiapkan bahan, menyiapkan

peralatan dan alat/komponen penunjang uji-

an praktik, memiliki asesor/penguji yang

terdiri dari penguji internal yaitu guru

produktif dan penguji eksternal yaitu dunia

usaha/industri sebagai asesor/penguji yang

telah sertifikasi atau memiliki surat kete-

rangan dari lembaga yang terakreditasi dan

mengajukan dana untuk biaya pelaksana-

annya.

Pengadaan UKK ini diharapkan mam-

pu meningkatkan kualitas lulusan SMK

sehingga mampu memasuki dunia kerja yang

sesungguhnya. Penerapan UKK ini berlaku

untuk SMK.

Penilaian dan Sertifikasi Uji Kompetensi

Keahlian di SMK PGRI 3 Kota Malang

Uji kompetensi tidak hanya ujian

praktik saja, tetapi juga ada ujian teori.

Proses evaluasi dilakukan oleh asesor meng-

gunakan pedoman penilaian yang sudah

disiapkan sebelumnya. Saat ujian praktik,

yang dinilai tidak hanya hasil benda kerja

saja, tetapi juga meliputi penilaian persiapan,

unjuk kerja, hasil kerja, serta sikap kerja. Hal

ini di dukung oleh pendapat dari Sintawati

(2010:1038) menyatakan bahwa pembobotan

UKK terdiri dari: (1) persiapan 10%; (2)

proses 40%; (3) hasil kerja 25%; (4) sikap

kerja 15%; dan waktu 10%.

Faktor-faktor Pendukung, Penghambat,

serta Solusinya dalam Pelaksanaan Uji

Kompetensi Keahlian di SMK PGRI 3

Kota Malang

Pada pelaksanaan UKK, terdapat fak-

tor-faktor pendukung yang dapat membantu

jalannya UKK agar dapat berjalan dengan

sukses. Faktor pendukung dalam pelaksa-

naan UKK di SMK PGRI 3 Malang adalah

peralatan dan mental siswa.

Faktor penghambat dalam pelaksanaan

uji kompetensi di SMK PGRI 3 Malang lebih

dari sisi peralatan, misalnya dari pemesinan-

nya. Usia mesin yang tidak sama akan

membuat keakuratan hasil kerja siswa tidak

sama. Selain itu mesin bisa saja mengalami

gangguan saat digunakan, hal ini dapat

menunda waktu pengerjaan siswa. Selain

dari sisi peralatan, faktor pengambat juga

bisa datang dari siswa yang akan mengikuti

ujian. Siswa yang sudah dijadwalkan untuk

Page 9: STUDI PENGELOLAAN PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI …

Faristya Anggella Putri, Yoto, Yuni Sunarto, Studi Pengelolaan Pelaksanaan Uji Kompetensi Keahlian… 199

mengikuti ujian terkadang tiba-tiba berha-

langan hadir, bisa karena jatuh sakit atau ada

hal yang tidak terduga. Sehingga harus

menjadwal kan ulang untuk melakukan ujian

remidi.

Untuk menghadapi faktor penghambat

yang telak dijelaskan sebelumnya, sekolah

memiliki solusi yang tepat untuk dilakukan.

Untuk mengatasi kendala teknis seperti

listrik yang tiba-tiba mati, saat ini sekolah

sudah memiliki jenset yang dapat digunakan

sebagai solusi saat hal ini terjadi. Selain itu,

untuk menghindari kejadian mesin yang tiba-

tiba mogok, maka akan disipakan 1 mesin

sebagai cadangan, mesin cadangan tersebut

dapat digunakan oleh siswa jika ditengah

ujian praktek tiba-tiba mesin mengalami

kendala.

Perbedaan Antara Uji Kompetensi Ke-

ahlian LSP dan Uji Kompetensi Keahlian

Reguler/Kelas Industri

Pelaksanaan UKK di SMK PGRI 3

Malang terdiri dari 2 tipe, yaitu UKK yang

diselenggarakan oleh LSP-P1, yang baru

berjalan selama 2 tahun dan hanya jurusan

teknik pemesinan saja yang melaksanakan

UKK tipe ini, dan yang kedua adalah UKK

yang bekerjasama dengan pihak DUDI yang

telah berjalan selama bertahun-tahun. Pe-

laksanaan kedua jenis UKK ini tentunya

memiliki banyak perbedaan. Secara umum

perbedaan tersebut dapat dilihat dari materi

uji, syarat kelulusan, waktu pelaksanaan,

penguji/asesor, dan yang terakhir adalah

sertifikat yang didapat oleh siswa.

Materi pada UKK LSP cenderung ber-

sifat umum, sedangkan materi UKK dengan

pihak DUDI lebih terfokus pada kebutuhan

industri. Penilaiannya juga berbeda, karena

pada UKK DUDI ujiannya hanya praktek

saja, maka yang dinilai adalah hasil kerja

siswa, tidak ada komponen lain yang dinilai.

Syarat kelulusan pada UKK DUDI

cenderung lebih sulit dibandingkan dengan

UKK LSP, karena siswa dituntut agar dapat

melakukan pekerjaan sesuai dengan kebu-

tuhan industri. Para pengajar di SMK PGRI 3

Malang mengakui bahwa tingkat kelulusan

siswa yang mengikuti UKK LSP lebih tinggi

dibandingkan dengan siswa yang mengikuti

UKK DUDI, dan nilainya pun jauh lebih

bagus, hal ini karena faktor yang telah

dibahas sebelumnya, yaitu materi ujian yang

lebih mudah tingkatannya.

Pelaksanaan UKK DUDI lebih cepat,

fleksibel, dan praktis. Jadwal ujian menye-

suaikan dengan asesor. Karena asesor nya

dari pihak DUDI, maka elaksanaan ujian di-

laksanakan pada hari Sabtu dan Minggu

selama 1 bulan. Hal ini dilakukan agar tidak

mengganggu jadwal pekerjaan asesor di

industri.

Asesor untuk pelaksanaan UKK DUDI

ditentukan oleh pihak industri. Sekolah

hanya menyiapkan seorang guru pendamping

untuk mendampingi siswa. Hal ini dilakukan

untuk menjaga keaslian hasil uji kompetensi.

Persyaratan untuk asesor ekternal dari

industri juga berbeda dengan syarat asesor

saat pelaksanaan UKK LSP. Adapun syarat

yang harus dipenuhi oleh asesor eksternal

yaitu harus memiliki pengalaman kerja yang

relevan dengan bidang yang diuji, memiliki

ijazah minimal S1, memiliki sertifikat

sebagai asesor yang masih berlaku, memiliki

pengalaman sebagai penguji. Hal ini sesuai

dengan apa yang tercantum dalam pedoman

UKK 2017, yakni Penguji eksternal berasal

dari SDM dari dunia usaha/industri/asosiasi

profesi/institusi pasangan yang memiliki

latar belakang pendidikan dan/atau asesor

yang memiliki sertifikat kompetensi dan pe-

ngalaman kerja yang relevan dengan Kom-

petensi Keahlian yang akan diajukan.

Page 10: STUDI PENGELOLAAN PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI …

200 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 6, NO. 2, AGUSTUS 2017

Sertifikat untuk UKK LSP diterbitkan

oleh BNSP, sedangkan UKK DUDI diter-

bitkan oleh institusi pasangan. Berdasarkan

hasil wawancara, diperoleh informasi bahwa

penyerahan sertifikat kepada siswa untuk

UKK DUDI lebih cepat, karena yang mem-

berikan tanda tangan dan logo dari industri.

Berbeda dengan pengurusan sertifikat UKK

LSP yang memakan waktu cukup lama.

Teknis pelaksanaan uji kompetensi

dalam 1 hari seorang asesor hanya diper-

bolehkan menguji 10 siswa. Hal ini dikarena-

kan waktu yang dibutuhkan untuk menguji 1

siswa cukup lama, dan seorang asesor harus

mengisi berkas-berkas yang cukup banyak.

Sehingga dengan ditetapkan peraturan

tersebut, diharapkan proses penilaian oleh

asesor dapat berjalan dengan optimal.

Bagi siswa yang dinyatakan tidak

berkompeten oleh asesor pada pelaksanaan

uji kompetensi, maka dapat mengikuti ujian

remidi. Namun pelaksanaan ujian remidi ini

tidak lagi diselenggarakan oleh pihak LSP,

melainkan dengan pihak DUDI, sehingga

nantinya siswa kan mendapatkan sertifikat

yang diterbitkan oleh pihak Industri, bukan

dari BNSP.

Untuk menjamin suksesnya pelak-

sanaan UKK tidak lepas dari peran penting

beberapa pihak, pihak yang berperan penting

dalam pelaksanaan UKK yaitu kepala LSP-

P1 SMK PGRI 3 Malang yang telah

mengatur semua sehingga dapat dilaksana-

kan uji kompetensi, kemudian ada asesor

yang bertugas sebagai penguji siswa saat

pelaksanaan uji kompetensi, dan yang

terakhir adalah kepala bengkel SMK PGRI 3

Malang, karena beliau yang bertanggung

jawab terhadap semua peralatan yang akan

digunakan selama uji kompetensi.

Persyaratan yang harus dipenuhi oleh

siswa supaya dapat dinyatakan lulus UKK

adalah untuk ujian teori siswa harus

mendapat nilai 80%, dan untuk ujian praktek

minimal ada 4 item yang tidak sesuai ukuran.

Di dalam pedoman UKK 2017 dijelaskan

tentang kriteria kelulusan, yakni peserta

dinyatakan lulus jika gabungan nilai Teori

Kejuruan dan Praktik Kejuruan minimal 70.

Sertifikasi UKK diterbitkan setelah sis-

wa menyelesaikan ujian, dan merupakan

hasil dari pelaksanaan ujian. Nilai yang

diperoleh siswa saat UKK akan dimasukkan

dalam sertifikat uji kompetensi yang diter-

bitkan oleh BNSP. Sertifikasi kompetensi

kerja adalah proses pemberian sertifikat

kompetensi yang dilakukan secara sistematis

dan obyektif melalui uji kompetensi yang

mengacu kepada Standar Kompetensi Kerja

Nasional Indonesia (SKKNI), standar inter-

nasional, dan/atau standar khusus (PP Nomor

31 Tahun 2006 tentang Sistem Pelatihan

Kerja Nasional). Sekolah berharap dengan

adanya sertifikasi kompetensi tersebut dapat

menjamin akredibilitas siswa dalam mela-

kukan suatu pekerjaan yang menjadi tugas

dan tanggung jawabnya.

Sertifikat UKK dengan Lembaga Ser-

tifikasi Proesi Pihak Pertama di terbitkan

oleh BNSP. Dengan memiliki sertifikat ini,

maka diharapkan hal ini memberikan dam-

pak positif dengan meningkatnya daya saing

dan produktivitas tenaga kerja, karena

dengan adanya sertifikat kompetensi yang

dimiliki oleh siswa, terdapat beberapa

keuntungan yaitu: (1) Kredibilitas dan keper-

cayaan dirinya akan meningkat; (2) Mempu-

nyai bukti bahwa kompetensi yang dimiliki

telah diakui; (3) Bertambahnya nilai jual

dalam rekrutmen tenaga kerja; (4) Mem-

punyai parameter yang jelas akan adanya

keahlian dan pengetahuan yang dimiliki.

Berdasarkan temuan dilapangan,

pelaksanaan UKK yang diselenggarakan

Page 11: STUDI PENGELOLAAN PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI …

Faristya Anggella Putri, Yoto, Yuni Sunarto, Studi Pengelolaan Pelaksanaan Uji Kompetensi Keahlian… 201

oleh LSP-P1 belum dapat dikatakan sukses.

Hal ini dikarenakan jumlah siswa yang

mendapat pekerjaan dengan memegang

sertifikat yang diterbitkan oleh BNSP lebih

sedikit dibandingkan dengan jumlah yang

mendapatkan pekerjaan dengan sertifikat

DUDI. SMK PGRI 3 Malang memiliki misi

pada pelaksanaan UKK yang bekerjasama

dengan DUDI, jadi perusahaan datang kesini

tidak hanya menilai pekerjaan ujian anak-

anak, tapi mereka datang kesini punya misi

yang lain, seperti perekrutan, sehingga

terjalinlah simbiosis mutualisme, hal ini lah

yang belum terjalin dengan BNSP. Jadi jika

saat ujian siswa tersebut dirasa mampu dan

memenuhi standar, maka penguji akan

mengatakan pada pihak sekolah bahwa siswa

tersebut mendapat panggilan kerja untuk tes

menjadi karyawan.

Hal ini terbukti dengan direkrutnya 1

siswa dari teknik pemesinan, yang tidak lulus

pada UKK LSP dan harus mengikuti ujian

remidi bersama pihak DUDI, namun siswa

ini justru dianggap mampu sehingga mereka

mendapat panggilan untuk tes perekrutan

karyawan di institusi pasangan tersebut.

Adapun data mengenai persentase

tingkat keterserapan alumni SMK PGRI 3

Malang selama 3 tahun terahkhir dijelaskan

pada tabel berikut ini.

Tabel 1 Persentase Keterserapan Alumni Tahun Kerja Kuliah Belum

Kerja Wira usaha

2015 56,64% 19,74% 22,44% 1,18%

2016 54,93% 18,62% 25,84% 0,61%

2017 44,14% 17,23% 37,27% 1,35%

Dari data Tabel 1, dapat dilihat bahwa

sejak tahun 2015 persentas jumlah siswa

yang mendapatkan pekerjaan semakin

menurun. Salah satu faktor penyebabnya

adalah karena salah satu jurusannya, yaitu

teknik pemesinan, mulai melaksankan UKK

yang diselenggarakan oleh LSP-P1.

Namun terdapat kelebihan/keuntungan

dari pelaksanaan UKK LSP ini, yaitu

sertifikat terbitan BNSP yang dipegang siswa

berlaku secara nasional. Jika sertifikat dari

UKK DUDI, hanya perusahaan yang

bersangkutanlah yang memberikan logo,

stempel, serta menandatangani sertifikat

tersebut. Ada kalanya stempel dari industri

yang dijadikan pasangan UKK tidak terlalu

dikenal oleh industri lain. Oleh sebab itu,

SMK PGRI 3 Malang berupaya untuk men-

carikan pasangan industri yang tingkatannya

menengah ke atas.

PENUTUP

Kesimpulan

Persiapan pelaksanakaan UKK LSP-P1

sepenuhnya dilakukan oleh pihak LSP-P1

SMK PGRI 3 Malang. Dimulai dari

mendaftarkan SMK untuk mengikuti UKK

ke Dinas Pendidikan Kota Malang. Selan-

jutnya menyiapkan berkas verifikasi TUK,

kemudian dilaksanakan verifikasi TUK ber-

dasarkan standar-standar yang sudah ditetap-

kan oleh BNSP. Setelah verifikasi dilakukan,

maka Kepala LSP-P1 SMK PGRI 3 Malang

menerbitkan Surat Keputusan (SK) tentang

Penetapan Tempat Uji Kompetensi (TUK).

Disaat yang bersamaan, pihak LSP-P1 SMK

PGRI 3 Malang juga menyiapkan siswa yang

akan mengikuti UKK, soal yang akan di-

ujikan, sarana dan prasarana yang dibutuh-

kan, serta asesor/penguji. Siswa yang akan

mengikuti UKK mendaftarkan diri dengan

mengisi formulir, asesmen mandiri, dan

berkas lain yang sudah disiapkan oleh LSP-

P1 SMK PGRI 3 Malang.

Pada saat pelaksanaan UKK, dalam 1

hari seorang asesor hanya diijinkan untuk

menguji 10 siswa. Bagi siswa yang dinya-

takan tidak kompeten, maka akan mengikuti

Page 12: STUDI PENGELOLAAN PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI …

202 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 6, NO. 2, AGUSTUS 2017

ujian remidi bersama pihak DUDI. Terlak-

sananya uji kompetensi yang sesuai dengan

rencana tersebut tidak lepas dari peran

beberapa pihak, yakni Kepala LSP-P1 SMK

PGRI 3 Malang, Kepala bengkel, dan asesor.

Saat ujian praktik, yang dinilai pun

tidak hanya hasil benda kerja saja, tetapi juga

meliputi penilaian persiapan, unjuk kerja,

hasil kerja, serta sikap kerja. Untuk dapat

dinyatakan lulus dalam mengikuti UKK,

siswa harus memenuhi beberapa syarat yaitu:

untuk ujian teori siswa harus mendapat nilai

80%, dan untuk ujian praktek minimal ada 4

item yang tidak sesuai ukuran. Pada tahap

akhir pelaksanaan UKK, pihak LSP-P1 SMK

PGRI 3 Malang akan memberikan sertifikat

yang diterbitkan oleh BNSP kepada siswa

yang dinyatakan kompeten.

Faktor pendukung dalam pelaksanaan

UKK di SMK PGRI 3 Malang adalah

peralatan dan mental siswa. Sedangkan

faktor penghambatnya adalah peralatan me-

sin mengalami gangguan saat digunakan.

Faktor pengambat lainnya adalah siswa yang

akan mengikuti ujian tiba-tiba berhalangan

hadir sehingga harus menjadwalkan ulang

untuk melakukan ujian remidi. Untuk

mengatasi kendala teknis seperti listrik yang

tiba-tiba mati, saat ini sekolah sudah

memiliki jenset yang dapat digunakan

sebagai solusi saat hal ini terjadi. Selain itu,

untuk menghindari kejadian mesin yang tiba-

tiba mogok, maka akan disipakan 1 mesin

sebagai cadangan, mesin cadangan tersebut

dapat digunakan oleh siswa jika ditengah

ujian praktek tiba-tiba mesin mengalami

kendala.

Perbedaan pokok antara UKK yang

diselenggarakan oleh BNSP dengan uji

kompetensi yang bekerjasama dengan pihak

DUDI yang pertama terletak pada materi

yang diujikan. Kedua, syarat kelulusan.

Ketiga, waktu pelaksanaan. Keempat, asesor.

Kelima adalah sertifikatnya untuk UKK LSP

diterbitkan oleh BNSP, sedangkan UKK

DUDI diterbitkan oleh institusi pasangan.

Saran

Berdasarkan simpulan di atas, berikut

saran yang dapat penulis sampaikan. Kepada

SMK yang belum membentuk Lembaga

Sertifikasi Profesi Pihak Pertama (LSP-P1)

disarankan untuk segera membentuk LSP-

P1. Kepada industri disarankan untuk mem-

buka peluang yang lebih besar bagi SMK

yang siswanya telah memiliki sertifikat yang

berstandar nasional karena nama perusahaan

akan menjadi lebih baik lagi jika

karyawannya memiliki kompetensi yang

diakui secara nasional.

Kepada pemerintah disarankan untuk

lebih giat lagi dalam melakukan sosialisasi

pada SMK untuk membentuk LSP-P1,

karena untuk daerah Malang sendiri belum

semua SMK membentuk LSP-P1. Peme-

rintah juga disarankan untuk lebih kooperatif

lagi dalam membantu SMK yang akan

membentu LSP-P1.

Kepada peneliti selanjutnya disarankan

untuk membahas secara lebih mendalam sub

penelitian dalam penelitian ini. Hal ini

dimaksudkan agar mendapatkan informasi

yang lebih lengkap dan konkrit terkait

pengelolaan pelaksanaan UKK.

DAFTAR RUJUKAN

Agussationo, Yudhi. Evaluasi Pelaksanaan

Uji Kompetensi Siswa SMK Negeri

Se-Kota Yogyakarta Bidang Keahlian

Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik

Tahun Ajaran 2009/2010. Doctoral

Dissertation, UNY.

Page 13: STUDI PENGELOLAAN PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI …

Faristya Anggella Putri, Yoto, Yuni Sunarto, Studi Pengelolaan Pelaksanaan Uji Kompetensi Keahlian… 203

Anas. 1996. Pengantar Evaluasi Pendidikan.

Jakarta: Rajawali.

Badan Pusat Statistik. Keadaan Ketenag-

akerjaan Februari 2016. (Online).

(https://www.bps.go.id/brs/view/id/12

31). Diakses tanggal 29 januari 2017.

Danial, Endang. 2009. Metode Penulisan

Karya Ilmiah. Bandung: Laboratorium

Pendidikan Kewarganegaraan UPI.

Direktorat Pembinaan SMK. 2017. Pedoman

Penyelenggaraan Uji Kompetensi

Keahlian Tahun 2016/2017. Jakarta:

Kementerian Pendidikan dan Kebu-

dayaan.

Indranata, Iskandar. 2008. Pendekatan Ku-

alitatif Untuk Pengendalaian Kualitas.

Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia

(UI-Press).

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 17 Tahun 2003 tentang Penge-

lolaan dan Penyelenggaraan Pendi-

dikan. Dikti. (Online) (http://kelem-

bagaan.ristekdikti.go.id/wpcontent/upl

oads/2016/08/PP17-2010Lengkap.pdf)

diakses tanggal 21 Februari 2017.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 31 Tahun 2006 Pasal 3 tentang

Sistem Pelatihan Kerja Nasional.

Saputro, Desi Adi. 2016. Implementasi Pe-

laksanaan Uji Kompetensi Keahlian

Teknik Pemesinan di SMK Negeri 1

Singosari. Skripsi tidak diterbitkan.

Malang: FT UM.

Saidah, Amalia Amirotus. 2017. Studi

tentang Kesiapan Revitalisasi Pendi-

dikan Kejuruan di SMK Negeri 1

Gedangan Kabupaten Malang. Skripsi

tidak diterbitkan. Malang: FT UM.

Sintawati, E. 2010. Pelaksanaan Uji Kom-

petensi Keahlian (UKK) Tata Busana

di SMK: Antara Kenyataan dan

Harapan. Jurnal Aptekindo tahun 2010

hal 1033-1042. (Online), (http://ejour-

nal.undiksha.ac.id/index.php/APTEKI

NDO/aticle/view/177), diakses tanggal

13 Juli 2017.

Sukamto, 1999. Perencanaan dan Pengem-

bangan Kurikulum Pendidikan Tek-

nologi Kejuruan. Jakarta: Departemen

Pendidikan dan kebudayaan, Dikti

Jakarta.

Suratno, Agus. 2016. Pengembangan Instru-

men Penilaian Kompetensi Praktikum

Engine Siswa Smk Program Keahlian

Teknik Otomotif. VANOS Journal of

Mechanical Engineering Education

ISSN 2528-2611, e-ISSN 2528-2700

Vol.1, No.1, Juli 2016, hal. 1-11.

(Online), (http://jurnal.untirta.ac.id/in-

dex.php/vanos/article/view/826),

diakses tanggal 23 Februari 2017.