STUDI MODULUS ELASTISITAS TANAH DASAR...

12
ii STUDI MODULUS ELASTISITAS TANAH DASAR PERKERASAN JALAN AKIBAT SIKLUS BASAH KERING Abd. Halim A. M. Mahasiswa S1 Jurusan Sipil Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin [email protected] Pembimbing I Dr. Abd. Rahman Djamaluddin, S.T., M.T Staf Pengajar Departemen Sipil Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Jl. Poros Malino Km. 6 Bontomarannu, 92172, Gowa, Sulawesi Selatan Pembimbing II Sitti Hijraini Nur S.T., M.T Staf Pengajar Departemen Sipil Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Jl. Poros Malino Km. 6 Bontomarannu, 92172, Gowa, Sulawesi Selatan ABSTRAK Salah satu pekerjaan infrastruktur di Indonesia yang sedang banyak dikerjakan ialah pembangunan perkerasan jalan. Sebelum melakukan pembangunan pekerasan jalan, terlebih dahulu dilakukan perencanaan atau perancangannya dan salah satu faktor yang mempengaruhi desain suatu perkerasan jalan ialah kondisi dari lapisan tanah dasar yang akan dibangun perkerasan jalan diatasnya. Seperti yang diketahui bahwa Indonesia merupakan negara beriklim tropis sehingga hanya mempunyai dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Hal tersebut mempengaruhi kondisi tanah dalam hal ini mengalami pembasahan dan pengeringan akibat kejadian tersebut dan tentunya juga berpengaruh pada perubahan nilai modulus elastisitas yang pada penelitian ini menjadi tinjauan utamanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh siklus basah kering terhadap nilai modulus elstisitas tanah dasar serta pengaruh perubahan nilai modulus elastisitas terhadap umur rencana perkerasan jalan. Penelitian di laboratorium digunakan percobaan Unconfined Compression Test menggunakan sampel basah dan kering masing-masing dalam tiga siklus secara bergantian. Dalam menentukanm umur rencana perkeasan jalan maka digunanakn program KENPAVE. Dari hasil penelitian didapatkan hasil bahwa nilai modulus elastisitas tertinggi didapatkan pada siklus kering pertama dan terendah ialah siklus basah ketiga. Sementara dari hasil program KENPAVE menunjukkan umur rencana terlama didapatkan pada siklus kering pertama dan terendah ialah pada siklus basah pertama. Dari hail penelitian dapat disimpulkan bahwa nilai modulus elastisitas sangat berpengaruh pada umur rencana sehingga dapat menjadi salah satu pertimbangan dalam desain perkerasan jalan. Kata kunci : Siklus basah kering, modulus elastisitas, program KENPAVE

Transcript of STUDI MODULUS ELASTISITAS TANAH DASAR...

ii

STUDI MODULUS ELASTISITAS TANAH DASAR PERKERASAN JALAN

AKIBAT SIKLUS BASAH KERING

Abd. Halim A. M.

Mahasiswa S1 Jurusan Sipil

Departemen Teknik Sipil

Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

[email protected]

Pembimbing I

Dr. Abd. Rahman Djamaluddin, S.T., M.T

Staf Pengajar Departemen Sipil Fakultas Teknik

Universitas Hasanuddin

Jl. Poros Malino Km. 6 Bontomarannu,

92172, Gowa, Sulawesi Selatan

Pembimbing II

Sitti Hijraini Nur S.T., M.T

Staf Pengajar Departemen Sipil Fakultas Teknik

Universitas Hasanuddin

Jl. Poros Malino Km. 6 Bontomarannu,

92172, Gowa, Sulawesi Selatan

ABSTRAK

Salah satu pekerjaan infrastruktur di Indonesia yang sedang banyak dikerjakan ialah

pembangunan perkerasan jalan. Sebelum melakukan pembangunan pekerasan jalan, terlebih

dahulu dilakukan perencanaan atau perancangannya dan salah satu faktor yang mempengaruhi

desain suatu perkerasan jalan ialah kondisi dari lapisan tanah dasar yang akan dibangun

perkerasan jalan diatasnya. Seperti yang diketahui bahwa Indonesia merupakan negara

beriklim tropis sehingga hanya mempunyai dua musim yaitu musim hujan dan musim

kemarau. Hal tersebut mempengaruhi kondisi tanah dalam hal ini mengalami pembasahan dan

pengeringan akibat kejadian tersebut dan tentunya juga berpengaruh pada perubahan nilai

modulus elastisitas yang pada penelitian ini menjadi tinjauan utamanya. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui pengaruh siklus basah kering terhadap nilai modulus elstisitas

tanah dasar serta pengaruh perubahan nilai modulus elastisitas terhadap umur rencana

perkerasan jalan. Penelitian di laboratorium digunakan percobaan Unconfined Compression

Test menggunakan sampel basah dan kering masing-masing dalam tiga siklus secara

bergantian. Dalam menentukanm umur rencana perkeasan jalan maka digunanakn program

KENPAVE. Dari hasil penelitian didapatkan hasil bahwa nilai modulus elastisitas tertinggi

didapatkan pada siklus kering pertama dan terendah ialah siklus basah ketiga. Sementara dari

hasil program KENPAVE menunjukkan umur rencana terlama didapatkan pada siklus kering

pertama dan terendah ialah pada siklus basah pertama. Dari hail penelitian dapat disimpulkan

bahwa nilai modulus elastisitas sangat berpengaruh pada umur rencana sehingga dapat menjadi

salah satu pertimbangan dalam desain perkerasan jalan.

Kata kunci : Siklus basah kering, modulus elastisitas, program KENPAVE

ii

STUDY OF MODULUS OF ELASTICITY OF THE GROUND ROUGHNESS DUE

TO WET AND DRY CYCLE

Abd. Halim A. M.

Undergraduate Student Majoring In Civil

Department Of Civil Engineering

Faculty Of Engineering University Of Hasanuddin

[email protected]

Supervisor I

Dr. Abd. Rahman Djamaluddin, S.T., M. T.

The Teaching Staff Of The Department Of

Civil Engineering Faculty

University of Hasanuddin

JL. Shaft Malino km. 6 Bontomarannu,

92172, Gowa, South Sulawesi

Supervisor II

Sitti Hijraini Nur S.T., M. T.

The Teaching Staff Of The Department Of

Civil Engineering University Of

Hasanuddin

JL. Shaft Malino km. 6 Bontomarannu,

92172, Gowa, South Sulawesi

ABSTRACT

One of Indonesia's infrastructure work that is being done is a lot of construction of road

roughness. Prior to the construction of the roughness of the road, first done planning or drafting

him and one of the factors that influence the design of road roughness is a condition of the

lining of the land base to be constructed road roughness on top of it. As it known that Indonesia

is a tropical country so that it has only two seasons the rainy season and the dry season. It affects

soil conditions in this experience wetting and drying due to the incident and certainly also affect

changes in the value of the modulus of elasticity in this research became the main review. This

research aims to know the influence of wet dry cycle against the value soil base modulus of

elstisitas as well as the influence of changes in the value of the modulus of elasticity of toward

road roughness plan age. Research on Unconfined Compression experiment used Laboratory

Test using a sample of wet and dry respectively in the three cycles in turn. In determining the

age of road roughness plan then used the program KENPAVE. Of research results obtained the

results that the modulus of elasticity of the highest value obtained at the first dry cycle and the

low was the third wet cycle. While the results of the program KENPAVE shows the age of the

oldest plans obtained at first dry cycle and the low was the first wet cycle. Of hail research it

can be concluded that the value of the modulus of elasticity is very influential on the plan so

that it can be one of the considerations in the design of road roughness.

Keywords: wet dry Cycle, modulus of elasticity, program KENPAVE

1. PENDAHULUAN

Salah satu pekerjaan infrastruktur

yang sedang banyak dikerjakan ialah

pembangunan perkerasan jalan.

Pembangunan infrastruktur tersebut

tentunya tidak bisa lepas dari kondisi

tanah yang diatasnya akan dilakukan

perkerasan jalan baik itu perkerasan

lentur maupun kaku. Seperti yang

telah diketahui sebelumnya bahwa

Indonesia merupakan Negara beriklim

tropis dengan musim panas dan hujan

bergantian setiap tahunnya. Hal

tersebut mempengaruhi kondisi tanah

dalam hal ini adalah lapisan tanah

dasar yang mengalami pengeringan

dan pembasahan akibat dari kejadian

tersebut.

Salah satu faktor penting untuk

ditinjau ialah modulus elastisitas dari

lapisan tanah dasar tersebut. Dimana

modulus elastisitas digunakan untuk

mengetahui ketahanan lapisan dasar

perkerasan jalan untuk mengalami

deformasi elastis pada saat dibebani.

A. Rumusan Masalah

1. Bagaimana karakteristik tanah

yang digunakan pada penelitian?

2. Bagaimana pengaruh siklus

basah-kering terhadap nilai

modulus elastisitas?

3. Bagaimana pengaruh perubahan

nilai modulus elastisitas terhadap

umur rencana perkersan jalan?

B. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui karakteristik

tanah yang digunakan pada

penelitian

2. Untuk mengetahui pengaruh

siklus basah-kering terhadap nilai

modulus elastisitas tanah dasar

perkerasan jalan.

3. Untuk mengetahui pengaruh

perubahan nilai modulus

elastisitas terhadap umur rencana

perkerasan jalan.

C. Batasan Masalah

Agar penelitian dapat berjalan

efektif dan mencapai sasaran yang

diinginkan maka penelitian dibatasi

pada:

1. Tanah yang digunakan dalam

penelitian ini adalah tanah

lempung.

2. Pengujian dilakukan terhadap

variasi siklus basah-kering.

3. Penelitian ini dilakukan pada skala

laboratorium, bukan pada skala

lapangan.

4. Penelitian hanya meneliti sifat-sifat

fisis dan mekanis tanah, tidak

meneliti unsur kimia tanah tersebut.

5. Sifat-sifat fisis dan mekanis tanah

yang dianalisis ialah:

Pengujian berat jenis

Pengujian kadar air

Pengujian batas-batas atterberg

Pengujian analisa saringan dan hidrometer

Pengujian pemadatan (kompaksi)

Pengujian kuat tekan bebas

6. Analisis data dengan menggunakan

program Kenpave

2. TINJAUAN PUSTAKA

A. Karakteristik Tanah Lempung

Lempung didefinisikan sebagai

golongan partikel yang berukuran

kurang dari 0.002 mm (Das, 1995).

Hardiyatmo (2010), mengatakan sifat-

sifat yang dimiliki dari tanah lempung

yaitu antara lain ukuran butiran-

butiran halus > 0.002 mm,

permeabilitas rendah, kenaikan air

kapiler tinggi, bersifat sangat kohesif,

kadar kembang susut tinggi dan proses

konsolidasi lambat.

Tanah lempung memiliki sifat yang

khas yaitu apabila dalam keadaan

kering dia akan bersifat keras, dan jika

basah akan bersifat lunak plastis, dan

kohesif, mengembang dan menyusut

dengan cepat, sehingga mempunyai

perubahan volume yang besar dan itu

terjadi karena pengaruh air.

B. Pembasahan dan Pengeringan

Proses pembasahan adalah tahap

dimana terjadinya peningkatan kadar

pori – pori tanah. Sedangkan Proses

pengeringan adalah tahap dimana

kondisi kadar air dalam pori – pori

mengalami penurunan. Perubahan

cuaca membuat mengakibatkan

terjadinya siklus pembasahan dan

pengeringan secara berulang sehingga

tanah akan mengalami perubahan

volume tanah akibat perubahan kadar

air. Hal ini menyebabkan perubahan

tekanan air pori

Maekawa dan Miyakita (1991)

mengatakan bahwa jumlah siklus

pengeringan dan pembasahan

berulang akan mengurangi kekuatan

geser tanah, sampai pada jumlah siklus

tertentu. Proses pembasahan, kuat

tekan (qu) akan menurun seiring

dengan kenaikan kadar air (wc) dan

sebaliknya pada proses pengeringan,

kuat tekan (qu) akan naik seiring

dengan penurunan nilai kadar airnya

(wc).

C. Analisa Menggunakan

Program KENPAVE

Akibat adanya perlakuan siklus

basah dan kering yang membuat Nilai

Modulus Elastisitas berubah, maka

dilakaukan tinjauan pengaruhnya

terhadap kinerja perkerasan jalan

dimana yang ingin diketahui ialah

umur rencana dari perkerasan jalan

tersebut. Salah satu metode yang dapat

digunakan ialah menggunakan

program KENPAVE.

KENPAVE adalah program yang

dikembangkan oleh Dr. Yang H.

Huang P.E Profesor Emeritus dari

Civil Engineering University of

Kentucky. KENPAVE sendiri

merupakan program analisis untuk

perkerasan yang berdasarkan pada

metode mekanistik. Program

KENPAVE memiliki keunggulan dari

program lain diantaranya adalah

program ini lebih user friendly dan

dapat menganilisis perkerasan sampai

19 lapisan (Huang 2004).

3. METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Bahan untuk pembuatan benda uji

didatangkan dari lokasi yang berbeda:

Bahan yang digunakan adalah tanah yang diambil dari tanah asli

yang berlokasi di sekitar kampus

Fakultas Teknik Universitas

Hasanuddin di Kabupaten Gowa,

Sulawesi Selatan.

Uji fisis dan mekanis tanah, pembuatan benda uji, dan uji

mekanis benda uji di Laboratorium

Mekanika Tanah Fakultas Teknik

Universitas Hasanuddin, di

Kabupaten Gowa, Sulawesi

Selatan.

Adapun waktu penelitian mengacu

pada durasi dari siklus pembasahan

dan pengeringan benda uji.

B. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan pada

bahan yang akan digunakan untuk

pembuatan benda uji. Yang pertama

dilakukan adalah pemilihan bahan,

selanjutnya menguji karakteristik

bahan tersebut.

Pengujian yang dilakukan dalam

penelitian ini adalah untuk

1. Mengetahui pengaruh siklus basah-

kering terhadap nilai modulus

elastisitas tanah dasar.

2. Mengetahui bagaimana

perbandingan nilai modulus

elastisitas terhadap siklus basah-

kering.

3. Mengetahui bagaimana pengaruh

perubahan nilai modulus elastisitas

terhadap umur rencana perkerasan

jalan dengan menggunakan

program KENPAVE.

Data karakteristik dari bahan

merupakan variabel yang akan

dianalisis sebagai landasan untuk

mengukur hasil penelitian berdasarkan

data pengujian benda uji, kemudian

dijadikan dasar dalam mengambil

kesimpulan.

C. Pengujian Sampel

1. Uji Sifat Fisik

Uji sifat fisik bertujuan untuk

menentukan indeks properties

tanah. Sifat-sifat indeks ini

diperlukan untuk klasifikasi dan

identifikasi jenis tanah yang

digunakan.

Tabel Standar Pengujian Sifat Fisik

Tanah

No. Pengujian Standar

1 Pengujian Berat

Jenis Tanah

SNI

1964:2008

2 Pengujian Kadar

Air

SNI

1965:2008

3

Pengujian Batas-

Batas Atterberg

Batas Plastis

Batas Cair

Batas Susut

SNI

1966:2008

SNI

1967:2008

SNI

3422:2008

4 Pengujian Analisa

Saringan

SNI

3423:2008

2. Uji Sifat Mekanis

Pengujian ini pada umumnya

dilakukan untuk mengetahui

kekuatan dan daya dukung tanah.

Uji mekanis yang dilakukan adalah

uji pemadatan (Standar Proctor

Test) dan kuat tekan bebas

(Unconfined Compression Test).

D. Menentukan Modulus

Elastisitas Tanah

Untuk menentukan modulus

elastisitas tanah, maka dilakukan

pengujian Unconfined Compression

Test dimana hasil dari pengujian

tersebut didapatkan grafik hubungan

tegangan dan regangan. Modulus

elastisitas adalah suatu konstanta

kesebandingan antara tegangan dan

regangan. Nilai modulus elastisitas

dapat ditentukan dengan

menggunakan metode secant (Es saat

∆σ 50%) diperoleh dari grafik

tegangan regangan dengan membuat

keiringan suatu garis lurus yang ditarik

dari titik awal ke beberapa tingkat

tegangan yang ditentukan yaitu 50%

dari tegangan maksimum. Kemiringan

garis yang dibentuk dari dua titik

inilah yang merupakan penentu nilai

modulus secant.

E. Menentukan Umur Rencana

Perkerasan Jalan Dengan

Menggunakan Program

KENPAVE

Dari hasil Pengujian Kuat Tekan

Bebas didapatkan Nilai Modulus

Elastisitas yang dapat digunakan

dalam menentukan berapa lama umur

rencana yang dapat ditahan oleh suatu

lapisan perkerasan jalan. Selain Nilai

Modulus Elastisitas, dari hasil

pengujian kuat tekan bebas juga

dibutuhkan data berupa nilai Poisson

Ratio setiap benda uji dari masing-

masing siklus.

Selain kedua data tersebut, perlu

dimasukkan pula data input tentang

karakteristik lapis perkerasan jalan,

repetisi beban lalu lintas dan

pertumbuhan lalu lintas dalam

sepanjang tahun yang direncanakan.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengujian Fisis Tanah

Lempung

1. Karakteristik Sifat Fisik Tanah

a. Berat Jenis

Pada pengujian berat jenis,

didapatkan nilai berat jenis tanah

asli yaitu sebesar 2,616.

b. Kadar Air

Pada pengujian kadar air,

didapatkan nilai kadar air dari

tanah asli yaitu sebesar 20.85 %

c. Batas-Batas Atterberg

Pada pengujian batas-batas

atterberg, nilai nilai yang

didapatkan ialah sebagai

berikut:

Nilai Batas Plastis Batas plastis yaitu kadar air

terendah dimana tanah mulai

bersifat plastis. Nilai batas

plastis yang diperoleh ialah

sebesar 30.35%

Nilai Batas Cair

Batas cair yaitu kadar air

tertentu dimana perilaku

berubah dari kondisi plastis

ke cair. Nilai batas cair yang

diperoleh ialah sebesar

62.12%.

Nilai Indeks Plastisitas Nilai indeks plastisitas

didapatkan dari selisih batas

cair dan batas plastis,

sehingga nilai indeks

plastisitas tanah asli sebesar

32.82%

d. Analisa Saringan dan

Hidrometer

Pada pengujian analisa saringan,

didapatkan nilai lebih dari 50%

tanah tersebut lolos saringan No.

200, yaitu sebesar 61.6%. Dari

grafik dapat ditunjukkan bahwa

persentase kerikil sebesar 0%,

pasir 38.40%, lanau 12.25%, dan

lempung sebesar 49,35%.

2. Karakteristik Sifat Mekanis Tanah

a. Kompaksi (Uji Pemadatan)

Berdasarkan hasil pengujian

diperoleh nilai berat isi kering

maksimum (γdry max) = 1.41

gr/cm3 yang dicapai pada kadar

air optimum (ωopt) = 30.76%.

Tujuan dari pengujian kompaksi

adalah untuk meningkatkan

berat volume tanah, yang berarti

meningkatkan kekuatan tanah

untuk mendukung beban,

menaikkan stabilitas lereng, dan

mengurangi pemampatan.

b. Kuat Tekan Bebas

Berdasarkan hasil pengujian di

laboratorium didapatkan nilai qu

tanah asli sebesar 0,413 kg/cm2

dengan konsistensi kategori

menengah. Hasil pengujiannya

dapat dilihat pada grafik berikut

Gambar Grafik Hubungan Tegangan

dan Regangan Kuat Tekan Bebas Tanah

Asli

Tabel Hubungan antara Kuat Tekan (qu)

dengan Konsistensi Tanah

(qu) (kg/cm2) Konsistensi

0 – 0,27

0,27 – 0,54

0,54 – 1,59

1,59 – 2,15

2,15 – 4,31

> 4,31

Sangat Lunak

Lunak

Menengah

Kaku

Sangat Kaku

Keras

B. Pengujian Kuat Tekan Bebas

Tanah Siklus Basah Kering

Hasil pengujian yang diperoleh

setelah melakukan pengujian ini dapat

dilihat pada tabel dan tabel berikut:

Tabel Nilai Kuat Tekan Bebas Siklus

basah kering.

No. Siklus Nilai qu (kg/cm2)

Konsitensi

1 Tanah Asli 0.413 Lunak

2 Kering

pertama 1.377 Menengah

3 Basah

pertama 0.016

Sangat Lunak

4 Kering kedua

0.339 Lunak

5 Basah kedua 0.013 Sangat Lunak

6 Kering ketiga

0.135 Sangat Lunak

7 Basah ketiga 0.01 Sangat Lunak

Gambar Grafik Rekapitulasi Hubungan

Nilai qu pada siklus basah dan kering

C. Penentuan Nilai Modulus

Elastisitas Tanah Siklus Basah

Kering

Nilai modulus elastisitas dapat

ditentukan dengan menggunakan

metode secant (Es saat ∆σ 50%)

diperoleh dari grafik tegangan

regangan dengan membuat keiringan

suatu garis lurus yang ditarik dari titik

awal ke beberapa tingkat tegangan

yang ditentukan yaitu 50% dari

tegangan maksimum. Kemiringan

garis yang dibentuk dari dua titik

inilah yang merupakan penentu nilai

modulus secant. Nilai modulus secant

dapat dicari dengan menggunakan

rumus:

(𝑥 − 𝑥1)

(𝑥2 − 𝑥1)=

(𝑦 − 𝑦1)

(𝑦2 − 𝑦1)→ (𝑥1, 𝑦1)

= (0,0) sehingga 𝑥

𝑥2=

𝑦

𝑦2

Pada contoh tanah asli yang kita

telah kita uji kuat tekan bebas, nilai

modulus secant dapat kita lihatseperti

pada Gambar berikut:

Gambar Perhitungan modulus secant

pada grafik kuat tekan bebas tanah asli

Berdasarkan contoh diatas nilai

50% tegangan maksimal pada titik

(x2,y2) = (0.262:0.2065) sehingga 𝑥

0.00262=

𝑦

0.2065=> 𝑦 =

0.2065

0.262𝑥 =

78.817𝑘𝑁/𝑚2. hasil perhitungan

secant modulus sampel lainnya

ditampilkan dalam table berikut:

Tabel Nilai Modulus elastisitas

menggunakan metode secant pada siklus

basah kering.

No. Siklus

Nilai Modulus elastisitas

(MPa)

1 Tanah Asli 78.817

2 Kering pertama 88.269

3 Basah pertama 0.471

4 Kering kedua 26.905

5 Basah kedua 0.458

6 Kering ketiga 10.150

7 Basah ketiga 0.435

Gambar Grafik Rekapitulasi nilai

modulus elastisitas tanah siklus basah

dan kering

D. Pengaruh Perubahan Nilai

Modulus Elastisitas Terhadap

Umur Rencana Perkerasan

Jalan

Proses analisis menggunakan

program KENPAVE membutuhkan

data yang cukup spesifik tentang

spesifikasi tanah, lapisan perkerasan,

serta beberapa data spesifik tentang

kendaraan dan lalu lintas. Karena pada

penelitian kali ini hanya melingkupi

percobaan fisik dan mekanis tanah

maka data yang digunakan untuk

parameter diluar lingkup hanya

sebatas data yang diambil dari

beberapa sumber berdasarkan data

perkerasan jalan pada umumnya.

Berikut tabel data yang digunakan

dalam program KENPAVE.

Tabel Data input pada program

KENPAVE

Jenis Data Jumlah Satuan

Jumlah lapisan/layer 9 -

Tebal lapis AC WC 4 cm

Tebal lapis AC BC 6 cm

Tebal lapis AC base 17 cm

Tebal lapis pondasi atas (LFA klas A)

30 cm

Poisson rasio lapis AC WC

0,4 kN/m3

Poisson rasio lapis AC BC

0,4 kN/m3

Poisson rasio lapis AC base

0,4 kN/m3

Poisson rasio lapis pondasi atas (LFA Klas A)

0,35 kN/m3

Modulus elastisitas lapis AC WC

1100 MPa

Modulus elastisitas lapis AC BC

1200 MPa

Modulus elastisitas lapis AC base

1600 MPa

Modulus elastisitas lapis pondasi atas (LFA Kelas A)

350 MPa

Radius kontak ban dengan permukaan lapis perkerasan

9,21 cm

Tekanan kontak ban dengan permukaan lapis perkerasan

750 KPa

Jarak antar tengah dua roda belakang

33 cm

Total angka repetisi pembebanan

30200 -

Tabel Nilai Poisson Ratio akibat

siklus basah dan kering

No Siklus Poisson

Ratio

1 tanah asli 0.267

2 kering pertama 0.1

3 basah pertama 0.449

4 kering kedua 0.104

5 basah kedua 0.474

6 kering ketiga 0.149

7 basah ketiga 0.495

Berdasarkan tabel data diatas maka

dilakukan proses input kedalam

program KENPAVE dengan variasi

nilai modulus elastisitas dan nilai

poisson ratio untuk masing-masing

benda uji disetiap siklus. Berikut hasil

analisa pengaruh perubahan nilai

modulus elastisitas terhadap umur

rencana perkerasan jalan.

Tabel Hasil analisis umur rencana

perkerasan jalan akibat perubahan nilai

modulus elastisitas.

No

Siklus Modulus Elastisitas (MPa)

Umur Rencana (Tahun)

1 Tanah

asli 78.817

26,55 (26 tahun, 6 bulan, 20

hari)

2 Kering Pertam

a 88.269

27,36 (27 tahun, 4 bulan, 11

hari)

3 Basah

Pertama

0.471

- (tidak diketahui/tida

k dapat menahan)

4 Kering Kedua

26.905

14,3 (14 tahun, 3 bulan, 19

hari)

5 Basah Kedua

0.458 0,01 (3 hari)

6 Kering Ketiga

10.150 5,5 (5 tahun,

6 bulan, 2 hari)

7 Basah Ketiga

0.435 0,4 (4 bulan,

26 hari)

Gambar Grafik perbandingan perubahan

nilai modulus elastisitas terhadap umur

rencana pada tanah siklus basah dan

kering.

Gambar Grafik perbandingan perubahan

umur rencana perkerasan jalan dengan

siklus basah kering

5. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Dari hasil pengujian karakteristik

sifat fisik tanah asli maka

diperoleh: menurut USCS termasuk

dalam klasifikasi CH yaitu

lempung plastisitas tinggi,

sedangkan menurut AASHTO

termasuk dalam klasifikasi A-7-5

yaitu klasifikasi tanah berlempung

Kadar air optimum tanah sebesar

30.76%., dan berat isi kering

maksimum sebesar 1,41 gr/cm3 ,

Nilai UCT sebesar 0,413 kg/cm2 .

2. Berdasarkan hasil penelitian di

laboratorium, pengaruh siklus

basah kering terhadap modulus

elastisitas cukup berdampak

terutama perbedaan nilai modulus

elastisitas pada kondisi basah dan

kering. Dari hasil Pengujian Kuat

Tekan Bebas didapatkan hasil nilai

modulus elastisitas tanah asli

sebesar 78.817, nilai modulus

elastisitas tanah siklus kering

pertama sebesar 88.269, nilai

modulus elastisitas tanah siklus

basah pertama sebesar 0.471, nilai

modulus elastisitas tanah siklus

kering kedua sebesar 26.905. nilai

modulus elastisitas tanah siklus

basah kedua sebesar 0.458, nilai

modulus elastisitas tanah siklus

kering ketiga sebesar 10.150, dan

nilai modulus elastisitas tanah

siklus basah ketiga sebesar 0.435.

3. Berdasarkan hasil analisis

menggunakan program Kenpave,

tentang pengaruh nilai modulus

elastisitas terhadap desain umur

perkerasan jalan didapatkan hasil

untuk tanah asli dengan nilai

modulus elastisitas 78.817

memiliki desain umur selama 26,55

tahun, tanah siklus kering pertama

dengan nilai modulus elastisitas

88.269 memiliki desain umur

selama 27,36 tahun, tanah siklus

basah pertama dengan nilai

modulus elastisitas 0.471 program

tidak dapat mendeteksi umur

dimana kemungkinannya ialah

tidak layak untuk dijadikan

perkerasan, tanah siklus kering

kedua dengan nilai modulus

elastisitas 26.905 memiliki desain

umur selama 14,3 tahun, tanah

siklus basah kedua dengan nilai

modulus elastisitas 0.458 memiliki

desain umur selama 0,01 tahun,

tanah siklus kering ketiga dengan

nilai modulus elastisitas 10.150

memiliki desain umur selama 5,5

tahun, dan tanah siklus basah ketiga

dengan nilai modulus elastisitas

0.435 memiliki desain umur selama

0,4 tahun.

B. Saran

1. Cara pelapisan sampel dengan

plastik agar lebih baik umtuk

mencegah kerusakan pada sampel

ketika dalam proses pembasahan.

2. Proses pengeringan sampel setelah

pembasahan dapat menggunakan

metode yang lebih baik agar waktu

yang dibutuhkan hingga sampel

dalam kondisi kering dapat lebih

singkat.

3. Data parameter yang digunakan

dalam program Kenpave dapat

menggunakan data dari desain

perencanaan perkerasan jalan yang

akan diterapkan dilapangan.

DAFTAR PUSTAKA Bowles, J. E, Haimin, J. K., 1991, Sifat-

Sifat Fisis don Geoteknis Tanah,

Erlangga : Jakarta

Craig, R. F, 1991, Mekanika Tanah,

Erlangga : Jakarta

Das, Braja M. 1995. Mekanika Tanah

(Prinsip-prinsip Rekayasa

Geoteknis)Jilid I dan II. Jakarta:

Erlangga.

Das, Braja M. 2002. Soil Mechanics

Laboratory Manual Sixth Edition.

New York: Oxfort University Press.

Hardiyatmo, H.C, (2010), Stabilisasi

Tanah Untuk Perkerasan Jalan,

Gajah Mada University Press,

Yogyakarta

Hardiyatmo. C.H., 2002, Mekanika Tanah

I, Edisi Ketiga, Universitas Gadjah

Mada Press, Yogyakarta.

Hendarsin, Shirley L. 2000, Perencanaan

Teknik Jalan Raya, Jurusan Teknik

Sipil Politeknik Negeri Bandung,

Bandung.

Munawir, As’ad., dkk. 2008, Pengaruh

Kadar Air Terhadap Perilaku

Modulus Deformasi Tanah Lempung

Di Kawasan Universitas Brawijaya

Malang yang Dipadatkan Secara

Standar, Tugas Akhir, Jurusan Sipil

Fakultas Teknik Brawijaya Malang.

Purba, Agus Dian. 2017. Tinjauan Kuat

Tekan Bebas dan Modulus Elastisitas

Tanah Lempung Purwodadi

Grobogan yang Distabilisasi

Dengan Mill. Tugas Akhir. Program

Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik

Universitas Muhammadiyah

Surakarta.

Ramadhani, Riska Intan. 2018. Evaluasi

Tebal Perkerasan Lentur Dengan

Metode Bina Marga 2013 dan

Metode Mekanisti-Empirik

Menggunakan Program Kenpave

Pada Ruas Jalan Jogja-Solo.

TugasAkhir. Program Studi Teknik

Sipil Fakultas Teknik Sipil Dan

Perencanaan Universitas Islam

Indonesia.

SNI 03-1742-1989. Panduan pengujian

kepadatan ringan untuk tanah.

Standar Nasional Indonesia. Bahan

Konstruksi Bangunan Dan Rekayasa

Sipil..

SNI 03-1967-1990. “Metode pengujian

batas cair tanah dengan alat

Cassagrande”.

SNI 1964:2008. “Cara uji berat jenis

tanah tanah”. Revisi dari SNI 03-

1964-1990.

SNI 1965:2008. “Cara uji penentuan

kadar air untuk tanah dan batuan di

laboratorium”.

SNI 1966:2008. “Cara uji penentuan

batas plastis dan indeks plastisitas

tanah”. Revisi dari SNI 03-1966-

1990

SNI 3423:2008. “Cara uji analisis ukuran

butir tanah”. Revisi dari SNI 03-

3423-1994.

Verhoef, PNW. 1994. Geologi Untuk

Teknik Sipil. Erlangga. Jakarta