Studi Kualitas Air Sumur Untuk Mencukupi Keperluan Air Rumah Tangga Di Perumahan Gunungsempu Kasihan...

24
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akibat semakin tingginya kadar buangan domestik memasuki badan air di negara yang sedang berkembang, maka tidak mengherankan kalau berbagai jenis penyakit, secara epidemik ataupun endemik berjangkit dan merupakan masalah rutin di mana-mana. Di Indonesia misalnya, setiap tahun lebih dari 3.500.000 anak-anak di bawah umur tiga tahun diserang oleh berbagai jenis penyakit perut dengan jumlah kematian sekitar 105.000 orang. Untuk negara-negara yang telah maju merupakan masalah pokok yang banyak dihadapi sekarang adalah kehadiran berbagai jenis senyawa, khususnya dalam bentuk logam berat di dalam badan air. (Suriawiria, 2003) Air yang ada di bumi umumnya tidak dalam keadaan murni (H20), melainkan mengandung berbagai bahan baik terlarut maupun tersuspensi, termasuk mikroba. Oleh karena itu sebelum dikonsumsi, air harus diolah terlebih dahulu untuk menghilangkan atau menurunkan kadar bahan tercemar sampai pada tingkat yang aman. Air bersih adalah air yang jernih tidak berwarna, dan tidak berbau. Meskipun demikian, air jernih yang tidak

Transcript of Studi Kualitas Air Sumur Untuk Mencukupi Keperluan Air Rumah Tangga Di Perumahan Gunungsempu Kasihan...

Page 1: Studi Kualitas Air Sumur Untuk Mencukupi Keperluan Air Rumah Tangga Di Perumahan Gunungsempu Kasihan Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Akibat semakin tingginya kadar buangan domestik memasuki badan air di negara

yang sedang berkembang, maka tidak mengherankan kalau berbagai jenis

penyakit, secara epidemik ataupun endemik berjangkit dan merupakan masalah

rutin di mana-mana. Di Indonesia misalnya, setiap tahun lebih dari 3.500.000

anak-anak di bawah umur tiga tahun diserang oleh berbagai jenis penyakit perut

dengan jumlah kematian sekitar 105.000 orang. Untuk negara-negara yang telah

maju merupakan masalah pokok yang banyak dihadapi sekarang adalah kehadiran

berbagai jenis senyawa, khususnya dalam bentuk logam berat di dalam badan air.

(Suriawiria, 2003)

Air yang ada di bumi umumnya tidak dalam keadaan murni (H20), melainkan

mengandung berbagai bahan baik terlarut maupun tersuspensi, termasuk mikroba.

Oleh karena itu sebelum dikonsumsi, air harus diolah terlebih dahulu untuk

menghilangkan atau menurunkan kadar bahan tercemar sampai pada tingkat yang

aman. Air bersih adalah air yang jernih tidak berwarna, dan tidak berbau.

Meskipun demikian, air jernih yang tidak berwarna, dan tidak berbau belum tentu

aman dikonsumsi. (Suprihatin, 2003)

Air bersih menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian. Karena untuk

mendapatkan air yang bersih sesuai dengan standar tertentu, saat ini menjadi

barang yang mahal. Hal ini selain dikarenakan jumlah ketersediaannya yang

terbatas, juga karena banyaknya air yang tercemar oleh bermacam-macam limbah

dari hasil kegiatan manusia, baik limbah dari kegiatan rumah tangga, limbah dari

kegiatan industri dan kegiatan-kegiatan lainnya.

Ketergantungan manusia terhadap air pun semakin besar sejalan dengan

perkembangan penduduk yang semakin meningkat. Di tengah pertambahan

jumlah penduduk perkotaan, kesulitan menemukan sumber air layak minum sudah

Page 2: Studi Kualitas Air Sumur Untuk Mencukupi Keperluan Air Rumah Tangga Di Perumahan Gunungsempu Kasihan Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta

menjadi keluhan bagi warga kota. Pemukiman di kota yang semakin padat telah

menyebabkan penurunan kualitas air tanah dan jarak sumur dengan jamban begitu

dekat. Akibatnya pencemaran semakin parah, dan air bersih untuk dikonsumsi

semakin sulit untuk ditemukan. Hal ini memicu peningkatan permintaan berbagai

produk pangan, sandang, dan papan. Kemudian memicu pembangunan fasilitas di

berbagai bidang untuk dapat memenuhi besarnya permintaan. Salah satu fasilitas

yang berkembang saat ini adalah Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU).

Buruknya kualitas airtanah dan air permukaan, serta kebutuhan penduduk yang

terus meningkat terhadap air bersih untuk konsumsi memicu berdirinya banyak

DAMIU. Namun keberadaan Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU) dengan

sistem penyulingan air yang canggih, belum menjamin sepenuhnya kelayakan air

minum. Pasalnya, selain sistem pengolahan air, banyak faktor yang

mempengaruhi kualitas air minum.

Berdasarkan hasil pengujian laboratorium, 75% sampel air minum produksi

DAMIU di kabupaten Sleman bermasalah pada kandungan E. Coli. Sampel air

minum produksi DAMIU yang terdaftar di Dinkes dan Disperindagkop 100%

bermasalah, yang terdaftar di Dinkes 100% bermasalah, yang terdaftar di

Disperindagkop 50% bermasalah, dan yang tidak terdaftar di kedua dinas tersebut

50% bermasalah. (Albar, 2010)

Peraturan Menteri Kesehatan RI No.492/MENKES/PER/IV Tahun 2010 mengatur

tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air minum. Pada peraturan tersebut

pasal I menyatakan,”air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau

tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung

diminum.” Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan No.651/MPP/Kep/

10/2004 mengatur tentang mutu dan persyaratan produk air minum DAMIU. Pada

Bab III pasal 3 ayat 1 mengatakan, ”air baku yang digunakan depot air minum

harus memenuhi standar mutu yang ditetapkan dalam peraturan menteri

kesehatan”, dan pada bab yang sama pada pasal 6 ayat 1 menyatakan, ”air minum

yang dihasilkan depot air minum harus memenuhi standar mutu yang ditetapkan

dalam peraturan menteri kesehatan”.

Page 3: Studi Kualitas Air Sumur Untuk Mencukupi Keperluan Air Rumah Tangga Di Perumahan Gunungsempu Kasihan Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta

Menindak lanjuti keputusan Menteri Kesehatan dan Menteri Perindustrian dan

Perdagangan tersebut Dinas kesehatan Kota Yogyakarta, Lina Sulistyanti, Staff

Seksi Penyehatan Lingkungan Dinkes mengatakan Dinkes mewajibkan bagi

Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU) di Kota Yogyakarta untuk menguji kualitas

air hasil produksi dengan mengirimkan sample air minum setiap satu bulan sekali

ke Dinas kesehatan Kota Yogyakarta.

Hasil pemeriksaan oleh Dinas Kesehatan selama tahun 2010 di 40 damiu di Kota

Yogyakarta menunjukkan, masih ada pencemaran bakteriologi pada air hasil

produksi DAMIU. Dari 263 sampel dalam satu bulan untuk tiap DAMIU, baru

204 (78%) yang memenuhi kelayakan air minum. Sisanya, 59 sampel atau 22%,

masih belum layak. Pengujian Dinkes terdiri atas dua macam, yakni uji

bakteriologi dan uji kimiawi. Untuk persyaratan standar air minum, kandungan

coli tinja dan coli for total harus 0 MPN (most probable number). Untuk air bersih

kandungan coli tinja 0-50 MPN.

Kasi Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Eni Dwimiarsih,

juga mengatakan Di Kota Yogyakarta yang agak bermasalah pada kualitas air

secara bakteriologi, sedangkan secara kimiawi masih aman di bawah ambang

batas. Dan dampak dari konsumsi air minum yang mengandung bakteri E.coli

tidak hanya berupa diare namun seperti sebuah penelitian yang diterbitkan dalam

British Medical Journal ditemukan orang yang mengonsumsi air yang tercemar

E.coli memiliki peningkatan risiko terkena tekanan darah tinggi, masalah ginjal

dan juga penyakit jantung di kemudian hari.

Hal ini seharusnya tidak terjadi karena menurut peraturan yang ada setiap

pengusaha harus mempertimbangkan kecukupan bahan baku sebagai bentuk

pengamanan terhadap kelestarian usahanya dan selalu memiliki daya saing dengan

selalu menjaga kualitas, kuantitas, loyalitas dan kontiniuitas sehingga

masyarakat/konsumen tersugesti untuk tetap menggunakan air yang

diproduksinya. Disamping itu para pengusaha wajib memahami pedoman tentang

cara memproduksi air minum yang baik, seluruh mata rantai produksi air minum

Page 4: Studi Kualitas Air Sumur Untuk Mencukupi Keperluan Air Rumah Tangga Di Perumahan Gunungsempu Kasihan Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta

mulai dari pengadaan bahan sampai penjualan kepada konsumen yang meliputi

desain dan konstruksi depot, bahan baku dan mesin produksi, proses produksi,

pemeliharaan sarana produksi dan program sanitasi dan karyawan serta

penyimpanan air baku dan penjualannya. (Martoyo, 2009)

Sehubungan hal tersebut, penulis merasa perlu melakukan penelitian tentang

“Evaluasi Kualitas Depot Air Minum Isi Ulang se-Kota Yogyakarta”.

B. Identifikasi Masalah

1. Kualitas air minum hasil produksi Depot Air Minum Isi Ulang

berdasarkan standar baku air minum DEPKES.

2. Kondisi fisik dan nonfisik lingkungan Depot Air Minum Isi Ulang.

3. Faktor yang mempengaruhi kualitas air minum hasil produksi Depot Air

Minum Isi Ulang.

4. Standarisasi proses pengolahan air di Depot Air Minum Isi Ulang.

5. Hygiene sanitasi Depot Air Minum Isi Ulang.

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana kondisi fisik dan nonfisik lingkungan Depot Air Minum Isi

Ulang?

2. Faktor apa saja yang mempengaruhi kualitas Depot Air Minum Isi Ulang?

3. Bagaimana proses pengolahan air minum pada Depot Air Minum Isi

Ulang?

D. Tujuan Penelitian

1. Mengkaji kondisi fisik dan nonfisik Depot Air Minum Isi Ulang.

2. Mengkaji faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas Depot Air

Minum Isi Ulang.

3. Mengetahui gambaran proses pengolahan Depot Air Minum Isi Ulang

yang difokuskan pada standarisasi pengolahannya.

Page 5: Studi Kualitas Air Sumur Untuk Mencukupi Keperluan Air Rumah Tangga Di Perumahan Gunungsempu Kasihan Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberi manfaat antara lain:

1. Manfaat penelitian secara teoritik meliputi:

a. Referensi pengetahuan umum untuk menentukan air minum yang akan

di konsumsi.

b. Dapat menjadi acuan penelitian selanjutnya.

2. Manfaat praktis dari penelitian ini, antara lain:

a. Sebagai sumber informasi baru mengenai kualitas air minum produksi

DAMIU.

b. Dapat dimanfaatkan instansi terkait untuk menjadi bahan evaluasi

dalam melakukan pengawasan dan pengendalian mutu produk

DAMIU.

c. Sebagai bahan masukkan dalam upaya peningkatan kualitas DAMIU,

baik kepada produsen ataupun pekerja sehingga kualitas air minum isi

ulang tetap terjaga.

Page 6: Studi Kualitas Air Sumur Untuk Mencukupi Keperluan Air Rumah Tangga Di Perumahan Gunungsempu Kasihan Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teoritik

Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa

proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung di

minum (Permenkes, 2010). Air minum aman bagi kesehatan apabila

memenuhi persyaratan fisika, mikrobiologis, kimiawi dan radioaktif yang

di muat dalam parameter wajib dan parameter tambahan (Permenkes,

2010).

1. Kualitas air

Kualitas air telah menjadi isu yang semakin penting selama bertahun-

tahun (Wanielista, et al., 1997). Menurut Hem (1970), banyak faktor

yang berpengaruh terhadap kualitas air, baik alami maupun non alami

(antropogenic factor). Faktor alami yang berpengaruh terhadap kualitas

air adalah iklim, geologi, vegetasi, dan waktu, sedangkan faktor non

alami adalah manusia.

Mengingat kompleksitas faktor menentukan kualitas air, dan pilihan

besar variabel yang digunakan untuk menggambarkan status badan air

yang dalam istilah kuantitatif, sulit untuk memberikan definisi

sederhana kualitas air. Lebih jauh lagi, pemahaman kita tentang kualitas

air telah berkembang selama berabad-abad dengan perluasan

Page 7: Studi Kualitas Air Sumur Untuk Mencukupi Keperluan Air Rumah Tangga Di Perumahan Gunungsempu Kasihan Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta

penggunaan air, persyaratan dan kemampuan untuk mengukur dan

menafsirkan karakteristik air. (Wanielista, et al., 1997)

Secara umum kualitas air berhubungan dengan kandungan bahan

terlarut di dalamnya. Kualitas air secara umum menunjukkan mutu atau

kondisi air yang dikaitkan dengan suatu kegiatan atau keperluan

tertetentu, kualitas air akan berbeda dari suatu kegiatan ke kegiatan lain.

Contohnya kualitas air untuk irigasi dengan kualitas air untuk air

minum. (Purwakusuma, 2002)

Menentukan kriteria kualitas air bertujuan untuk penggunaan air dalam

kelas yang lebih tinggi, kriteria-kriteria tersebut berasal dari fakta

ilmiah yang berasal dari percobaan dan observasi yang menggambarkan

respon organisme dalam kondisi lingkungan untuk jangka waktu

tertentu .(U.S. Environmental Protection Agency, 1976)

2. Parameter kualitas air

Disamping cukup jumlahnya, air harus memenuhi syarat mutu tertentu,

pengujian kimiawi serta bakteriologi biasa dilaksanakan untuk

menetapkan jumlah serta sifat-sifat kotoran di dalam air. Mutu air

dinilai dalam pengertian ciri-ciri fisik, kimiawi, dan biologisnya serta

tujuan penggunaanya. Baku mutu air ditetapkan untuk memberikan

batas bagi pengertian “tidak lagi dapat diterima” dalam hal mutu atau

kualitas air. (Linsley dan Joseph, 1979b)

Menurut Karmono dan Cahyono (1978), kualitas air meliputi sifat fisik,

sifat kimia, sifat bakteriologis, dan sifat radioaktif. Yang termasuk ke

dalam sifat fisik yaitu temperatur, warna, kekeruhan, rasa dan bau,

konsentrasi ion hidrogen, dan daya hantar listrik. Sifat kimia meliputi

boron (B3+), arsen (As3+), timbal, fluor (F-), nitrat (NO3-), nitrit (NO2

-),

amonia (NH4+), sianida (CN-), kadmium (Cd), kronium (Cr6+), barium

(Ba2+), perak (Ag+), sulfida (S2-), besi dan mangan (Fe2+ dan Mn2+),

tembaga (Cu2+), klorida (Cl-), sulfat (SO42-), Total Dissolved Solids

(TDS), kebasaan (alkalinity), keasaman (pH), kesadahan (hardness).

Page 8: Studi Kualitas Air Sumur Untuk Mencukupi Keperluan Air Rumah Tangga Di Perumahan Gunungsempu Kasihan Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta

3. Pencemaran air

Menurut Peraturan Pemerintah No 82 Tahun 2001, pencemaran air

adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan

atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehingga

kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak

berfungsi sesuai dengan peruntukkannya. Pencemaran air diketahui

berdasarkan parameter-parameter yang meliputi sifat fisik, kimia dan

biologi yang terdapat didalam air tersebut.

Pencemar-pencemar utama yang harus diperhatikan pada kebanyakan

persediaan air adalah bakteri patogen, kekeruhan, warna, rasa dan bau,

senyawa organik, dan kesadahan. Faktor-faktor ini terutama

berhubungan dengan kesehatan dan estetika. (Linsley dan Joseph,

1979b)

4. Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU)

Air minum isi ulang merupakan alternatif baru dalam memilih air

minum. Air minum yang bisa diperoleh di depot harganya bisa

sepertiga dari produk air minum dalam kemasan yang bermerek. Karena

itu banyak rumah tangga beralih pada layanan ini. Hal inilah yang

menyebabkan depot-depot air minum isi ulang bermunculan.

Keberadaan DAMIU terus meningkat sejalan dengan dinamika

keperluan masyarakat terhadap air minum yang bermutu dan aman

untuk dikonsumsi. Meski lebih murah, tidak semua depot air minum isi

ulang terjamin keamanan produknya. Hasil pemeriksaan oleh Dinas

Kesehatan selama tahun 2010 di 40 damiu di Kota Yogyakarta

menunjukkan, masih ada pencemaran bakteriologi pada air hasil

produksi DAMIU

Secara umum proses penyaringan isi ulang yang digunakan adalah

teknologi yang sederhana seperti gambar berikut ini sesuai dengan

kualitas standar:

Page 9: Studi Kualitas Air Sumur Untuk Mencukupi Keperluan Air Rumah Tangga Di Perumahan Gunungsempu Kasihan Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta

Gambar 1.1 Skema Proses Penyaringan Mesin Depot Air Minum Isi Ulang(Desalite,

2009)

Keterangan :

1. Pompa semi jet

2. Filter Media (karbon)

3. Filter Media (karbon)

4. Filter mikro

5. Ozone processor

6. Pipa foodgrade

7. Ultra violet

8. Sistem pengisian

9. Sistem pencucian galon dan pembilasan galon

Standard minimum peralatan DAMIU antara lain :

1. Memiliki penyaringan berupa Pasir silika dan karbon aktif.

Pasir silika berfungsi untuk menyaring partikel besar dan kecil, endapan dan

lumpur dalam air. Sedangkan karbon aktif berfungsi untuk menyerap bau dalam

Page 10: Studi Kualitas Air Sumur Untuk Mencukupi Keperluan Air Rumah Tangga Di Perumahan Gunungsempu Kasihan Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta

air dan menjernihkan air. Penempatan pasir silika dan karbon aktif adalah dalam

tabung filter PVC, Fiber ataupun Stainless. Ukuran tinggi tabungnya biasanya 125

cm ataupun 150 cm.

2. Memiliki penyaringan filter sedimen

Untuk depot air minum, jumlah minimal filter sedimen adalah 6 buah (lebih

banyak lebih baik). Penempatan filter sedimen adalah didalam Housing filter.

3. Memiliki Ultraviolet yang sesuai kapasitas

Salah satu komponen instalasi air minum yang penting adalah Ultraviolet, karena

berfungsi untuk membunuh kuman,virus dan bakteri (termasuk E-Colie).

Efektifitas penyinaran lampu UV sangat tergantung kepada Daya (watt) lampu

tersebut dan kecepatan air yang disinarinya.

B. Penelitian yang Relevan

EVALUASI KUALITAS AIR PRODUK AIR MINUM PRODUKSI DEPOT

AIR MINUM ISI ULANG DI KABUPATEN SLEMAN PROPINSI DIY.

Penelitian ini dilaksanakan oleh Yunadil Albar Panggabean pada tahun 2010

dari Universitas Gajah Mada. Tujuan dilakukan penelitian ini yaitu: Untuk

mengetahui apakah kualitas air minum produksi DAMIU atau AMDK yang

lebih baik, dilakukan pengujian laboratorium dengan indikator bakteriologi

(E. Coli), dan kimiawi (Fe, NO3, NO2, dan pH). Sampel air minum DAMIU

sebanyak 8 sampel berasal dari 8 DAMIU yang ditentukan secara Quota

Sampling. DAMIU dibagi dalam 2 kategori, yaitu reverse osmosis (RO) dan

non-reverse osmosis (non-RO). Sampel DAMIU RO dan non-RO dipilih

berdasarkan instansi tempat DAMIU terdaftar, yaitu terdaftar di Dinas

Kesehatan (Dinkes) dan Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi

(Disperindagkop), yang hanya terdaftar pada salah satu dinas tersebut, dan

tidak terdaftar pada kedua dinas tersebut. Sampel AMDK sebanyak 2 sampel

ditentukan secara Simple Random Sampling, dengan membeli secara acak apa

Page 11: Studi Kualitas Air Sumur Untuk Mencukupi Keperluan Air Rumah Tangga Di Perumahan Gunungsempu Kasihan Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta

yang tersedia di toko. Baku mutu air minum yang dijadikan acuan adalah

Permenkes No.907/2002, dengan kategori bermasalah jika tidak sesuai

dengan peraturan tersebut, dan tidak bermasalah jika sesuai dengan peraturan

tersebut. Selain dibandingkan dengan Permenkes No.907/2002, hasil

pengujian laboratorium indikator kualitas air minum produksi DAMIU dan

AMDK dibandingkan secara langsung, untuk mengetahui mana yang lebih

baik. Untuk mengetahui tata cara kerja DAMIU dilakukan wawancara

terhadap penjaga depot. Hasil pengujian kualitas air minum produksi

DAMIU dan hasil wawancara dianalisis menggunakan diagram Ishikawa

untuk mengetahui kualitas air minum produksi DAMIU dan faktor-faktor

yang mempengaruhinya.

Berdasarkan hasil pengujian laboratorium 75% sampel air minum produksi

DAMIU bermasalah pada kandungan E. Coli, sedangkan indikator lainnya

tidak. Sampel air minum RO 100% bermasalah, sedangkan sampel air minum

non-RO 50% bermasalah. Sampel air minum produksi DAMIU yang terdaftar

di Dinkes dan Disperindagkop 100% bermasalah, yang terdaftar di Dinkes

100% bermasalah, yang terdaftar di Disperindagkop 50% bermasalah, dan

yang tidak terdaftar di kedua dinas tersebut 50% bermasalah. Hasil pengujian

laboratorium terhadap sampel AMDK menunjukkan 100% sampel tidak

bermasalah dengan seluruh indikator kualitas air.

C. Kerangka Berpikir

Evaluasi Kualitas Air Minum DAMIU

Kualitas air minum Faktor yang mempengaruhi

Page 12: Studi Kualitas Air Sumur Untuk Mencukupi Keperluan Air Rumah Tangga Di Perumahan Gunungsempu Kasihan Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Berdasarkan pada cara dan pembahasan masalahnya, penelitian ini

termasuk penelitian kuantitatif melalui deskripsi survey. Penelitian ini

menggunakan alat ukur instrument berupa wawancara kuesioner dan

observasi sebagai data primer, dan data sekunder berupa daftar depot yang

terdaftar di Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta.

Peneliti akan melakukan pengumpulan data instansi, observasi lokasi, dan

wawancara, serta check list kondisi depot.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan pada minggu ke II bulan Maret 2012.

Tempat penelitian yaitu DAMIU yang berlokasi di Kota Yogyakarta.

C. Variabel Penelitian

Evaluasi kualitas air minum dan faktor-faktor yang mempengaruhi pada

air minum hasil produksi Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU),

meliputi :

Page 13: Studi Kualitas Air Sumur Untuk Mencukupi Keperluan Air Rumah Tangga Di Perumahan Gunungsempu Kasihan Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta

1. Kualitas air minum menurut standar baku air minum DepKes.

Yaitu berupa data hasil uji lab air minum pada DAMIU yang terdaftar

di Dinkes Kota Yogyakarta

2. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kualitas air minum pada

DAMIU, meliputi:

a. Proses input, variabel berupa sumber air.

b. Proses pengolahan, variabel berupa mesin (peralatan) dan SDM.

c. Proses out put, variabel berupa kualitas air produksi dan perilaku

konsumen.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

(Sugiyono, 2010)

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari

semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana,

tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang

diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel,

kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu

sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif.

(Sugiyono, 2010)

Sampel DAMIU ditentukan secara tidak acak (non-random sampling),

yaitu menggunakan metode quota sampling yang ditentukan berdasarkan

hasil uji lab yang dibedakan atas kualitas yang memenuhi standar dan

tidak memenuhi standar. Teknik sampel ini adalah bentuk dari Judgement

Sampling dua tahap, karena terdapat dua tahap dalam penentuannya.

Page 14: Studi Kualitas Air Sumur Untuk Mencukupi Keperluan Air Rumah Tangga Di Perumahan Gunungsempu Kasihan Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta

Tahap pertama yaitu tahap merumuskan kategori atau kuota dari populasi

yang akan diteliti, tahap kedua yaitu tahap penentuan bagaimana sampel

akan diambil. (Sugiarto, 2003)

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Pengumpulan data instansi

Pengumpulan data instansional dilakukan untuk mendapatkan data

hasil laboratorium dan daftar DAMIU di Kota Yogyakarta.

2. Observasi

Observasi dilakukan terhadap DAMIU yang ada pada data sekunder,

dengan mengamati kondisi depot, kebersihan depot, dan lingkungan

sekitar depot menggunakan check list yang telah disusun sedemikian

rupa agar memudahkan peneliti dalam mengamati kondisi dan

lingkungan depot.

3. Wawancara

Tanya jawab/wawancara dilakukan kepada orang yang menjaga

(operator) depot saat dilakukan pengambilan sampel, dan tidak harus

pemilik depot. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan data

mengenai operasional depot air minum isi ulang, mengenai jadwal

pengujian sampel di laboratorium, perawatan alat, dan hal teknis

lainnya.

F. Teknik analisa Data

- Analisis deskriptif

Teknik ini dilakukan untuk menjelaskan kondisi fisik DAMIU,

perbandingan kualitas air DAMIU yang rutin mengirimkan sampel air

minum dengan yang tidak, dan faktor yang mempengaruhi kualitas air

minum hasil DAMIU di Kota Yogyakarta. Dalam penelitian ini, data yang

akan didapatkan berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kualitatif

disajikan dalam bentuk rangkaian kata bermakna. Dan data kuantitatif

berbentuk angka maupun presentase yang akan disajikan dalam tabel. Dat

tersebut akan dianalisis secara deskriptif.

Page 15: Studi Kualitas Air Sumur Untuk Mencukupi Keperluan Air Rumah Tangga Di Perumahan Gunungsempu Kasihan Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta

Daftar Pustaka

Alpha. (2009). Escherichia Coli. Diakses pada Oktober 2009, dari http:// laboratoriesonline.com

Desalite. (2009). Teknologi Penyaringan Air Isi Ulang Sederhana Yang Umum Digunakan. Diakses Oktober 2009, dari http://www.desalite.com/news-proses-air-minum-isi-ulang.html

Karmono, dan Cahyono, J. (1978). Pengantar Penentuan Kwalitas Air. Yogyakarta: Fakultas Geografi UGM.

Linsley, R. K., dan Joseph, B. F. (1979a). Water Resources Engineering, Jilid 1. (diterjemahkan oleh D. Sasongko). Jakarta: Penerbit Erlangga.

Linsley, R. K., dan Joseph, B. F. (1979b). Water Resources Engineering, Jilid 2. (diterjemahkan oleh D. Sasongko). Jakarta: Penerbit Erlangga.

Lutfi, A. (2009). Sumber Dan Bahan Pencemar Air. Diakses November 2009, darihttp://www.chemistry.org/materi_kimia/kimialingkungan/pencemaranair/ sumber-dan-bahan-pencemar-air/

Martoyo, S. R. (2009). Sosialisasi Standarisasi Produk Air Minum Dalam Kemasan. Diakses November 2009, dari http://www.slemankab.go.id/ index1.php?hal =detail_berita.php&id=165

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2002). Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 907/MENKES/SK/VII/2002 Tanggal 29 Juli 2002 Tentang Syarat-Syarat Dan Pengawasan Kualitas Air Minum. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Diambil Oktober 2009, dari http://www.airminumisiulang.com/filedownload/PERMENKES%202002. Pdf

Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia. (2004). Keputusan Men-teri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indoneisa Nomor 651/MPP/Kep/ 10/2004 Tentang Persyaratan Teknis Depot Air Minum dan Perdagangannya. Jakarta : Departemen Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia. Diambil Oktober 2009, dari http://fujiro.net/file-download/SK-damiu2004.pdf

Page 16: Studi Kualitas Air Sumur Untuk Mencukupi Keperluan Air Rumah Tangga Di Perumahan Gunungsempu Kasihan Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta

Suara Merdeka (2010).Baru 78% air minum yang layak..Diakses tanggal 1 juli 2011,darihttp://digilibampl.net/detail/detail.php?tp=kliping&ktg=airminum&kode=10133

Suprihatin. (2004). Keamanan Air Minum Isi Ulang. Diambil Oktober 2009, dari http://www.kompascyber.com

Suriawiria, U. (2003). Mikrobiologi Air. Bandung: P.T. Alumni.

U.S. Environmental Protection Agency. (1976). Quality Criteria For Water. Washington, D. C : U.S. Government Printing Office

Widiyanti, N. L. P. M., dan Ristiati, N. P. (2004). Analisis Kualitatif Bakteri Koliform Pada Depo Air Minum Isi Ulang Di Kota Singaraja Bali. Diambil Oktober 2009, dari http://www.ekologi.litbang.depkes.go.id/data/vol%203/ Ni%20Putu%20_2.pdf

Yunadil, A.2010. Evaluasi Kualitas Air Produk Air Minum Produksi Depot Air Minum Isi Ulang Di Kabupaten Sleman Propinsi Diy.Yogyakarta: Fakultas Geografi UGM.

Page 17: Studi Kualitas Air Sumur Untuk Mencukupi Keperluan Air Rumah Tangga Di Perumahan Gunungsempu Kasihan Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta