balonku - BP-PAUD DAN DIKMAS KALIMANTAN TIMUR...“Kasihan ya Bu, kalau adik tidak punya susu, nanti...

12
BALONKU MASIH ADA KOK! CERITA INSPIRATIF PENDIDIKAN SOSIAL FINANSIAL ANAK USIA DINI DI WILAYAH PEDESAAN

Transcript of balonku - BP-PAUD DAN DIKMAS KALIMANTAN TIMUR...“Kasihan ya Bu, kalau adik tidak punya susu, nanti...

Page 1: balonku - BP-PAUD DAN DIKMAS KALIMANTAN TIMUR...“Kasihan ya Bu, kalau adik tidak punya susu, nanti dia kehausan,” kata Feni sambil menyeka air matanya. Ibu tersenyum dan membantu

BALONKUMASIH ADA KOK!

CERITA INSPIRATIF PENDIDIKAN SOSIAL FINANSIAL

ANAK USIA DINI DI WILAYAH PEDESAAN

Page 2: balonku - BP-PAUD DAN DIKMAS KALIMANTAN TIMUR...“Kasihan ya Bu, kalau adik tidak punya susu, nanti dia kehausan,” kata Feni sambil menyeka air matanya. Ibu tersenyum dan membantu

CERITA INSPIRATIF PENDIDIKAN SOSIAL FINANSIAL ANAK USIA DINI DI WILAYAH PEDESAAN

“PENSIL UNTUK KAKAK”

Pengarah:

Akhmad Romansyah,S.Pd.M.AP

Penanggung Jawab: Asniah,M.Pd

Tim Pengembang: Tri Widayati,S.P.M.Pd

Purwaningsih Larasanti,S.P.M.Pd Hj. Ratnawati,S.Pd

Lay out: Arum Widyaningtyas,S.Ds

“BALONKU MASIH ADA KOK!”

Page 3: balonku - BP-PAUD DAN DIKMAS KALIMANTAN TIMUR...“Kasihan ya Bu, kalau adik tidak punya susu, nanti dia kehausan,” kata Feni sambil menyeka air matanya. Ibu tersenyum dan membantu
Page 4: balonku - BP-PAUD DAN DIKMAS KALIMANTAN TIMUR...“Kasihan ya Bu, kalau adik tidak punya susu, nanti dia kehausan,” kata Feni sambil menyeka air matanya. Ibu tersenyum dan membantu

Bel berbunyi tiga kali, tanda waktu pulang telah

tiba. Feni dan teman-teman berpamitan dan

bersalaman dengan Bu Guru.

Page 5: balonku - BP-PAUD DAN DIKMAS KALIMANTAN TIMUR...“Kasihan ya Bu, kalau adik tidak punya susu, nanti dia kehausan,” kata Feni sambil menyeka air matanya. Ibu tersenyum dan membantu
Page 6: balonku - BP-PAUD DAN DIKMAS KALIMANTAN TIMUR...“Kasihan ya Bu, kalau adik tidak punya susu, nanti dia kehausan,” kata Feni sambil menyeka air matanya. Ibu tersenyum dan membantu

Dengan riang gembira, Feni menemui ibunya yang

telah menunggu di depan TK. Terlihat ada penjual

balon di dekat ibunya. Balonnya berwarna-warni.

Mata feni tertuju pada balon yang berwarna oranye.

“Ibu, balon yang oranye itu.. cantik ya?” kata Feni.

“Feni belum punya balon warna oranye.... belikan

ya Bu,” pinta Feni. Sambil menggandeng tangan

Feni, ibu berkata,” Lho.. masih ada beberapa balon

di rumah.. untuk apa beli lagi”.

Page 7: balonku - BP-PAUD DAN DIKMAS KALIMANTAN TIMUR...“Kasihan ya Bu, kalau adik tidak punya susu, nanti dia kehausan,” kata Feni sambil menyeka air matanya. Ibu tersenyum dan membantu
Page 8: balonku - BP-PAUD DAN DIKMAS KALIMANTAN TIMUR...“Kasihan ya Bu, kalau adik tidak punya susu, nanti dia kehausan,” kata Feni sambil menyeka air matanya. Ibu tersenyum dan membantu

Ibu menghentikan langkahnya dan berjongkok di

depan Feni yang mulai menangis.

“Nak... Feni sudah punya banyak balon di rumah,

jadi lebih baik uang ibu dipakai untuk beli susu adik

Nino... Kasihan Adik, susunya sudah habis” jelas Ibu.

Page 9: balonku - BP-PAUD DAN DIKMAS KALIMANTAN TIMUR...“Kasihan ya Bu, kalau adik tidak punya susu, nanti dia kehausan,” kata Feni sambil menyeka air matanya. Ibu tersenyum dan membantu
Page 10: balonku - BP-PAUD DAN DIKMAS KALIMANTAN TIMUR...“Kasihan ya Bu, kalau adik tidak punya susu, nanti dia kehausan,” kata Feni sambil menyeka air matanya. Ibu tersenyum dan membantu

“Kasihan ya Bu, kalau adik tidak punya susu, nanti

dia kehausan,” kata Feni sambil menyeka air

matanya. Ibu tersenyum dan membantu mengusap

air mata Feni.

“Ayo...!” jawab Feni dengan tersenyum.

“Ayo... kita belikan susu untuk adik Nino!” ajak ibu

bersemangat.

Mendadak Feni teringat adiknya di rumah. Adik Nino

yang lucu, yang baru belajar jalan.

Page 11: balonku - BP-PAUD DAN DIKMAS KALIMANTAN TIMUR...“Kasihan ya Bu, kalau adik tidak punya susu, nanti dia kehausan,” kata Feni sambil menyeka air matanya. Ibu tersenyum dan membantu
Page 12: balonku - BP-PAUD DAN DIKMAS KALIMANTAN TIMUR...“Kasihan ya Bu, kalau adik tidak punya susu, nanti dia kehausan,” kata Feni sambil menyeka air matanya. Ibu tersenyum dan membantu

Feni dan Ibu membeli susu untuk Adik Nino.