BAB 4 feni

50
BAB 4 PEMBAHASAN Pada pembahasan ini akan dijelaskan tentang kesesuain antara teori dan kenyataan yang terjadi pada kasus yang diambil. 4.1 Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Trimester III Pembahasan yang pertama adalah tentang pemeriksaan pada Antenatal Care. Berikut akan disajikan data-data yang mendukung untuk dibahas dalam pembahasan tentang Antenatal Care. Dalam pembahasan yang berkaitan dengan Antenatal Care maka, dapat diperoleh data pada tabel berikut ini: 189

description

BAB 4 feni.docx

Transcript of BAB 4 feni

Page 1: BAB 4 feni

BAB 4

PEMBAHASAN

Pada pembahasan ini akan dijelaskan tentang kesesuain antara teori dan

kenyataan yang terjadi pada kasus yang diambil.

4.1 Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Trimester III

Pembahasan yang pertama adalah tentang pemeriksaan pada Antenatal

Care. Berikut akan disajikan data-data yang mendukung untuk dibahas dalam

pembahasan tentang Antenatal Care. Dalam pembahasan yang berkaitan

dengan Antenatal Care maka, dapat diperoleh data pada tabel berikut ini:

189

Page 2: BAB 4 feni

2

TanggalANC

Riwayat Yang Dilaksanakan

Ket6 Sept 2013

19 Sept 2013

8 Okt 2013

19 Nov 2013

24 Des 2013

24 Jan 2014

11 Mar 2014

25 Mar 201428 Mar 2014

4 Apr 2014

UK 6-7 mgg 8-9 mgg 10-11 mgg16-17 mgg

21-22 mgg

26-27 mgg

32-33 mgg 34-35 mgg35-36 mgg

36-37 mgg

Anamnesa Mual, muntah, dan nafsu makan menurun

Mual, muntah, dan nafsu makan menurun.

Mual, pusing, dan nyeri tekan

Mual dan pusing

Pusing dan flu

Mual kadang-kadang

Tidak ada keluhan

Kenceng-kenceng, tangan kesemutan

Nyeri perut bagian bawah

Kenceng-kenceng

Umur ibu 22 tahunGerak janin dirasakan pertama UK 16 mgg

Tekanan Darah

100/60 mmHg

100/60 mmHg

110/70 mmHg

120/80 mmHg

100/70 mmHg

110/70 mmHg

110/80 mmHg

130/80 mmHg 120/80 mmHg

100/60 mmHg

BB 55 kg 54 kg 54,5 kg 57 kg 60 kg 63 kg 61,5 kg 63 kg 62 kg 63 kg Sebelum hamil 53kg

TFU

WHO Belum teraba

Belum teraba

3 jari ats symp

2 jari bwh pst

sepusat sepusat Pert px dan pst

Pert px dan pst Pert px dan pst

3 jari bwh px

Mc. Donald

20 cm 21 cm 28 cm 28 cm 29 cm 31 cm

Suplemen/ terapi

Multivitamin, asam folat

inf RL drip piralen 1 ampul 20tpm, vit B6 4x1

Kalk, B6, asam folat, multivitamin

Melanjutkan obat dan vitamin

Multivitamin, kalk

Multivitamin, kalk

Melanjutkan obat dan vitamin

kalk, SF Melanjutkan obat dan vitamin

SF, B complex

Tgl 19 Sept 2014MRS di PKM Simomulyo selama 3 hariTgl 24 Des 2014 Imunisasi TT 5

Penyuluhan Nutrisi, personal hygiene

Perawatan Hiperemesis Gravidarum

Nutrisi, istirahat

Baca buku KIA hal. 1-5 ttg kes ibu hamil

Nutrisi, istirahat

Personal hygiene, istirahat

Persiapan persalinan, P4K

Tanda bahaya kehamilan, latihan, istirahat, hubungan seksual, dan perawatan payudara

Istirahat, P4K, tanda bahaya kehamilan

P4K, tanda bahaya kehamilan, tanda-tanda persalinan

Hasil lab 24 Jan 2014 Hb : 12 gr%Golda : B+

Prot urine (-)Glukosa urine (-)

Page 3: BAB 4 feni

190

3Tabel 4.1 Distribusi Data Subyektif dan Obyektif dari Variabel ANC Ny. “T” di Puskesmas Simomulyo, Surabaya

Keterangan : Pada usia kehamilan 6-33 minggu adalah riwayat

Pada usia kehamilan 34-37 minggu adalah yang dilaksanakan

Page 4: BAB 4 feni

191

Dari fakta diatas dapat diperoleh analisa sebagai berikut:

1. Data Subyektif

1) Umur

Umur Ny.”T” 22 tahun, hal ini sesuai dengan pendapat Manuaba (2007),

usia reproduksi yang baik yaitu usia 20-35 tahun. Berdasarkan hal

tersebut, tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori.

2) Jarak kontrol ANC :

TM I 3 kali, TM II 2 kali, TM III 4 kali. Kontrol ANC Ny.”T” lebih dari

standar kontrol ANC, hal ini sesuai dengan pendapat Sarwono (2006),

standar minimal kontrol ANC, meliputi : TM I minimal 1 kali, TM II

minimal 1 kali, TM III minimal 2 kali.

Berdasarkan hal diatas, kontrol ANC Ny “T” lebih dari standar yang

telah ditentukan, karena ada keluhan selama kehamilan.

3) Keluhan Selama Trimester III

Kenceng-kenceng

Pada usia kehamilan 34-35 minggu, Ny.”T” mengeluh kenceng-

kenceng, hal ini fisiologis dialami pada ibu hamil trimester III, sesuai

dengan pendapat Wahyuningsih (2009) kontraksi uterus sebagai

persiapan persalinan (Braxton-Hicks).  Karena ketidaknyamanan TM III

yang disebabkan oleh perubahan titik pusat gaya akibat berat uterus yang

bertambah besar dan berat membuat wanita mengambil sikap yang dapat

menekan saraf ulnar, median, dan skiat terjadi hiperventilasi.

Page 5: BAB 4 feni

192

Berdasarkan hal tersebut diatas, dijumpai tidak dijumpai adanya

penyimpangan antara fakta dan teori.

Tangan kesemutan

Pada usia kehamilan 34-35 minggu, Ny.”T” mengeluh tangan

kesemutan, hal ini fisiologis sesuai dialami pada ibu hamil trimester III,

sesuai dengan pendapat Wahyuningsih (2009) tangan kesemutan terjadi

pada trimester III, karena tekanan pada saraf ekstremitas bagian bawah

oleh uterus yang membesar, akibat kekurangan daya serap kalsium. Faktor

yang mengakibatkan kecapaian, sirkulasi perifer berkurang.

Berdasarkan hal tersebut diatas, tidak ada kesenjangan antara fakta dan

teori.

Nyeri perut bagian bawah

Pada usia kehamilan 35-36 minggu, Ny.”T” mengeluh nyeri perut

bagian bawah, hal ini fisiologis dialami pada ibu hamil trimester III, sesuai

dengan pendapat Wahyuningsih (2009) keluhan nyeri perut bagian bawah

fisiologis pada trimester III, dapat disebabkan karena posisi kepala janin

ketika memutar timbul tekanan pada perut, sehingga menimbulkan rasa

sakit atau tidak nyaman. Keadaan ini tidak berlangsung lama dan janin

akan memutar hingga posisi kepala dibawah, tepat diatas pelvik untuk

persiapan kelahiran.

Sehubungan dengan hal tersebut diatas, tidak ditemui kesenjangan

antara fakta dan teori.

Page 6: BAB 4 feni

193

4) Gerak janin

Ny.”T” multigravida merasakan gerakan janin pada usia kehamilan 16

minggu, hal ini fisiologis sesuai dengan pendapat Indrayani (2011)

gerakan janin pertama kali dirasakan oleh multigravida sekitar usia 16

minggu. Berdasarkan hal tersebut, tidak ada kesenjangan antara fakta dan

teori.

5) Terapi

Terapi yang didapat Ny. “T” pada tiap trimester, adalah:

TM I : caviplex (multivitamin), asam folat, infuse RL drip piralen 1

ampul, vitamin B6, dan kalk.

TM II : caviplex (multivitamin), DHA, dan SF.

TM III : caviplex (multivitamin), DHA, supra livron, kalk, dan SF.

Hal ini sesuai dengan pendapat Fraser (2011), terapi yang didapat ibu

pada trimester III adalah tablet Fe dan multi vitamin.

Berdasarkan hal tersebut, suplemen yang diberikan pada Ny.”T”

sesuai antara fakta dan teori.

6) Penyuluhan/ anjuran

Penyuluhan yang telah didapat Ny.”T”, antara lain:

6-7 mgg : Nutrisi, personal hygiene

8-9 mgg : Perawatan Hiperemesis Gravidarum

10-11 mgg : Nutrisi, istirahat

16-17 mgg : Baca buku KIA hal. 1-5 ttg kes ibu hamil

21-22 mgg : Nutrisi, istirahat

Page 7: BAB 4 feni

194

26-27 mgg : Personal hygiene, istirahat

32-33 mgg : Persiapan persalinan, P4K

34-35 mgg : Tanda bahaya kehamilan, latihan, istirahat, hubungan

seksual, dan perawatan payudara

35-36 mgg : Istirahat, P4K, tanda bahaya kehamilan

36-37 mgg : P4K, tanda bahaya kehamilan, tanda-tanda persalinan

Hal ini sesuai dengan pendapat Sarwono (2010), penyuluhan yang

didapat oleh ibu hamil antara lain : Gizi tinggi protein dan kalori,

perawatan payudara, personal hygiene, senam hamil, persiapan persalinan

dan keadaan darurat (P4K), istirahat cukup dan mengurangi kerja fisik

yang berat, perlunya pemeriksaan kehamilan secara berkala, pola

hubungan seksual, tanda bahaya kehamilan

Berdasarkan hal diatas, penyuluhan yang didapat Ny. “T” sesuai

dengan teori tentang penyuluhan yang didapatkan pada ibu hamil.

7) Imunisasi Tetanus Toxoid (TT)

Ny.”T” mendapatkan imunisasi TT yang ke 5 pada usia kehamilan 21-

22 minggu, hal ini sesuai dengan pendapat Sarwono (2010) ibu hamil

multigravida sudah mendapatkan imunisasi tenatus toxoid sebanyak 5x.

Berdasarkan hal diatas, tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori.

Page 8: BAB 4 feni

195

2. Data Obyektif

1) Pemeriksaan umum

Tekanan darah

Tekanan darah Ny.”T” sedikit naik pada usia kehamilan 34-35

minggu, tapi masih dalam batas normal, hal ini sesuai dengan pendapat

Romauli (2011) tekanan darah normalnya 100/70 mmHg sampai dengan

120/80 mmHg. Tekanan darah dikatakan tinggi bila lebih dari 140/90

mmHg Bila terjadi kenaikan tekanan darah yaitu sistolik 30 mmHg atau

lebih, dan atau diastolik 15 mmHg atau lebih, kelainan ini akan berlanjut

pada pre eklamsi atau eklamsi jika tidak segera di tangani. Pada ibu hamil

trimester III, tekanan darah terjadi peningkatan, namun masih dalam batas

normal.

Berdasarkan hal diatas, tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori.

Berat badan

Berat badan Ny.”T” sebelum hamil 53 kg, pada akhir kehamilan 63 kg,

terjadi peningkatan 10 kg, berat badan Ny.”T” fisiologis, hal ini sesuai

dengan pendapat Wahyuningsih (2009) terjadi kenaikan berat badan

sekitar 5.5 kg, penambahan BB dari mulai awal kehamilan sampai akhir

kehamilan adalah 11-12 kg.

Sehubungan dengan hal tersebut, tidak dijumpai adanya penyimpangan

antara fakta dan teori.

LILA (Lingkar Lengan Atas)

Page 9: BAB 4 feni

196

Ukuran LILA Ny.”T” 25 cm dalam batas fisiologis, hal ini sesuai

dengan pendapat Wahyuningsih (2009), LILA kurang dari 23,5 cm

merupakan indikator kuat untuk status gizi lbu kurang atau buruk.

Sehingga ibu beresiko untuk melahirkan BBLR. Berdasarkan hal tersebut,

tidak ditemukan kesenjangan antara fakta dan teori.

2) Pemeriksaan fisik

Perubahan fisik yang terjadi pada Ny.”A” saat hamil trimester III,

yaitu muka tidak oedem, sklera putih, konjungtiva merah muda, tidak ada

pembesaran kelenjar limfe dan tyroid, tidak ada bendungan vena jugularis,

kolostrum belum keluar, hal ini fisiologis sesuai dengan pendapat Romauli

(2011) perubahan fisiologis yang terjadi pada ibu hamil trimester III

didapatkan tidak ada oedem pada muka, sklera putih, konjungtiva merah

muda, tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan tyroid, tidak ada

bendungan vena jugularis, puting susu menonjol dan kolostrum sudah

keluar, terjadi pembesaran membujur pada abdomen.

Berdasarkan har tersebut, tidak ditemukan kesenjangan antara fakta

dan teori.

TFU (Tinggi Fundus Uteri)

Pada Ny.”T” ukuran TFU menurut WHO saat UK 34-35 mgg

pertengahan pusat-processus xipoideus, 35-36 mgg pertengahan pusat-

processus xipoideus, 36-37 mgg 3 jari bawah processus xipoideus. Ukuran

TFU Ny.”T” menurut WHO fisiologis, sesuai dengan pendapat Mochtar

Page 10: BAB 4 feni

197

(2005) ukuran TFU pada akhir bulan ke 8 pertengahan pusat-px, pada

akhir bulan ke 9 3 jari bawah px.

Berdasarkan hal diatas, tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori.

Pada Ny.”T” ukuran TFU menurut Mc. Donald saat UK 34-35 mgg 28

cm, 35-36 mgg 29 cm, 36-37 mgg 31 cm. Tidak terjadi penyimpangan

ukuran TFU menurut Mc. Donald, sesuai dengan pendapat Mochtar (2005)

ukuran TFU pada UK 34 mgg 31 cm, UK 36 mgg 32 cm.

Berdasarkan hal diatas, tidak terjadi penyimpangan antara fakta dan

teori.

Page 11: BAB 4 feni

198

3) Pemeriksaan khusus

Pemeriksaan darah (Hb)

Hasil pemeriksaan Hb Ny. “T” 12 gr%, hal ini fisiologis sesuai dengan

pendapat Winkjosastro (2007), kadar Hb normal 11gr%. Berdasarkan hal

tersebut, tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori.

Golongan darah

Hasil pemeriksaan golongan darah Ny. “T”, golongan darah B,

rhesus+, hal ini fisiologis sesuai dengan pendapat Winkjosastro (2007),

pemeriksaan golongan darah pada ibu hamil sebagai perencanaan

pencegahan penyakit, apabila suatu saat ibu membutuhkan transfusi darah

sudah diketahui golongan darah ibu dan sudah mendapatkan darah salah

satu anggota keluarga yang sama dengan darah ibu untuk menggantikan

darah yang sudah ditransfusikan.

Pemeriksaan rhesus darah ibu juga perlu diperhatikan sebagai deteksi

dini adanya komplikasi pada janin ibu dengan rhesus negatif.

Sehubungan dengan hal diatas, tidak dijumpai adanya penyimpangan

antara fakta dan teori.

Pemeriksaan urine albumin

Hasil pemeriksaan urine albumin Ny. “T” adalah negatif, hal ini

fisiologis sesuai dengan pendapat Winkjosastro (2007), pemeriksaan urine

albuin normal bila hasilnya negatif (urine tidak keruh).

Berdasarkan hal tersebut, tidak ditemukan penyimpangan antara fakta

dan teori.

Page 12: BAB 4 feni

199

Pemeriksaan urine reduksi

Hasil pemeriksaan urine reduksi Ny. “T” minggu adalah negatif. Hal

ini fisiologis sesuai dengan pendapat Winkjosastro (2007), pemeriksaan

urine diakatakan normal jika hasilnya negatif (Warna biru sedikit kehijau-

hijauan dan sedikit keruh).

Sehubungan dengan hal tersebut diatas, tidak dijumpai kesenjangan

antara fakta dan teori.

3. Analisa Data

Analisa data pada Ny.”T” adalah GIIP10001, hamil 34-35 minggu, tunggal,

hidup, intra uterine, letak kepala, keadaan jalan lahir cukup, keadaan ibu dan

janin baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Wirakusumah (2011), diagnosis

kehamilan dapat diurutkan menurut nomenklatur sebagai berikut: hamil atau

tidak hamil, primigravida atau multigravida, tua kehamilan, anak hidup atau

mati, anak tunggal atau kembar, letak anak, anak intrauterin atau ekstrauterin,

keadaan jalan lahir, keadaan umum klien.

Berdasarkan hal diatas, tidak ditemui kesenjangan anatara fakta dan teori.

4. Penatalaksanaan

Asuhan pada masa hamil penulis melakukan penatalaksanaan pada Ny.”T”

sebagaimana asuhan yang diberikan untuk kehamilan normal karena tidak

ditemukannya masalah, asuhan yang diberikan yaitu seperti KIE tentang tanda

bahaya ibu hamil, tanda-tanda persalinan, persiapan persalinan dan (P4K),

keluhan pada ibu hamil seperti kenceng-kenceng, dan sebagainya, kolaborasi

pemberian suplemen, dan kontrol ulang.

Page 13: BAB 4 feni

200

Hal ini sesuai dengan pendapat Sarwono (2010), asuhan yang diberikan

untuk kehamilan normal karena diantaranya KIE tentang keluhan pada ibu hamil

seperti kenceng-kenceng, dan sebagainya, tanda bahaya ibu hamil, tanda-tanda

persalinan, persiapan persalinan dan (P4K), kolaborasi pemberian suplemen, dan

kontrol ulang.

Berdasarkan hal diatas, tidak dijumpai kesenjangan antara fakta dan teori.

Page 14: BAB 4 feni

201

4.2 Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin

Pada pembahasan yang kedua, akan dijelaskan tentang kesesuaian teori

dan kenyataan pada Intranatal Care. Berikut akan disajikan data-data yang

mendukung untuk dibahas dalam pembahasan tentang Intranatal Care. Dalam

pembahasan yang berkaitan dengan Intranatal Care maka dapat diperoleh data

pada tabel berikut ini:

Tabel 4.2 Distribusi Data Subyektif dan Obyektif dari Variabel INC Ny. “T” di Puskesmas Simomulyo, Surabaya

INC KALA IKALA II KALA III KALA IV

KELUHAN JAM KETERANGANIbu mengatakan kenceng-kenceng dan keluar lendir sejak tanggal 7 April 2014 pukul 22.00 WIB

05.00 TD: 110/70 mmHgN : 82x/mntS : 36,7 oCRR : 20x/ mnt

Lama kala II ±10 menit.Bayi lahir spontan belakang kepala, jenis kelamin perempuan, langsung menangis, tonus otot baik, warna kulit merah muda, tidak ada kelainan kongenital, anus ada.

Lama kala III ±10 menit.Plasenta lahir lengkap spontan, kotiledon utuh

Lama kala IV ±2 jam 35 menit.Perdarahan : ± 250 ccObservasi 2 jam pp :TD : 110/80 mmHg N : 82x/mnt S : 36,50 C RR : 18 x/mntTFU : 2 jari bawah pusatUC : BaikKonsistensi : keras

His 2x30”DJJ 128x/mntPalpasi WHO : 3/5VT : ø 4 cm, Eff 25 %, ketuban positif, presentasi kepala, denominator ubun-ubun kecil kiri depan arah jam 11, Hodge II, moulase 0

09.00 N : 82x/mntS : 36,5 oCTD : 110/70 mmHgHis : 2x30”DJJ 124x/mntPalpasi WHO: 2/5VT : ø 8 cm, Eff 75%, ketuban positif, presentasi kepala, denominator ubun-ubun kecil kiri depan posisi jam 11, Hodge III, moulase 0

13.30 N : 88x/mnt

His : 4x50”DJJ 142x/mntPalpasi WHO: 0/5VT : ø 10 cm, Eff 100%, ketuban negatif jernih, presentasi kepala, denominator ubun-ubun kecil kiri depan, Hodge IV, moulase 0

Lama kala I ±8,5 jam

Page 15: BAB 4 feni

202

Berdasarkan fakta diatas, dapat diperoleh analisa sebagai berikut :

1. Data Subyektif

Keluhan utama

Keluhan yang dirasakan Ny.”T” kenceng-kenceng dan keluar lendir

sejak tanggal 7 April 2014 jam 22.00WIB. Hal ini fisiologis pada ibu bersalin

sesuai dengan pendapat Manuaba, (2010) keluhan yang sering dirasakan ibu

bersalin yaitu dimulai dengan adanya his yang dipengaruhi oleh hormon

esterogen dan progesterone. Selanjutnya keluar lendir darah terjadi karena

adanya pembuluh darah yang pecah akibat pendataran dan pembukaan servik.

Adanya pengeluaran cairan, hal ini dikarenakan karena ketuban pecah.

Sebagian ketuban pecah menjelang pembukaan lengkap. Dengan pecahnya

ketuban diharapkan persalinan perlangsung dalam waktu 24 jam.

Berdasarkan hal tersebut diatas, tidak ada kesenjangan antara fakta dan

teori.

2. Data Obyektif

Pada fakta, diperoleh data pada Ny.”T” muka tidak oedem, konjungtiva

merah muda, sklera putih, mukosa bibir lembab, payudara bersih, puting susu

menonjol, kolostrum sudah keluar, tidak ada bendungan/ massa abnormal,

pemeriksaan abdomen, meliputi:

Leopold I : TFU 3 jari atas pusat (31cm), Teraba bulat, lunak, besar (bokong)

TBJ : (31-11) cm x 155 gram = 3100 gram

Leopold II : Bagian kanan teraba bagian-bagian kecil janin (ekstremitas).

Bagian kiri teraba keras memanjang seperti papan (punggung).

Page 16: BAB 4 feni

203

Leopold III : Teraba keras, bulat, tidak dapat digoyangkan (kepala).

Leopold IV : Divergen

DJJ 128 x/ menit, di kiri bawah pusat

Palpasi WHO 3/5 bagian

His : 2x30” dalam 10 menit

Genetalia bersih, tidak oedem, tidak varises, tidak ada kondiloma talata

maupun akuminata, tidak ada tanda-tanda infeksi, tidak ada pembesaran

kelenjar bartholini maupun scene.Ekstremitas atas dan bawah tidak oedem.

Menurut Manuaba (2005), pemeriksaan fisik pada ibu bersalin meliputi

muka tidak oedem, konjungtiva merah muda, sklera putih, mukosa bibir

lembab, payudara bersih, puting susu menonjol, kolostrum sudah keluar, tidak

ada bendungan/ massa abnormal, pemeriksaan abdomen pada ibu bersalin,

meliputi: TFU Mc. Donald (cm) sesuai dengan umur kehamilan, pemeriksaan

Leopold (Leopold I, II, III, dan IV), DJJ (normalnya 120-160x/menit)

Genetalia bersih, tidak oedem, tidak varises, tidak ada kondiloma talata

maupun akuminata, tidak ada tanda-tanda infeksi, tidak ada pembesaran

kelenjar bartholini maupun scene.Ekstremitas atas dan bawah tidak oedem.

Berdasarkan hal tersebut diatas, tidak ditemukan adanya penyimpangan

antara fakta dan teori.

3. Analisa Data

Analisa data pada Ny.”T” adalah GIIP10001 UK 37-38 minggu, tunggal,

hidup, intrauterine, presentasi kepala, kesan jalan lahir normal, keadaan ibu

dan janin baik, inpartu kala I fase aktif. Hal ini sesuai dengan pendapat Aziz

Page 17: BAB 4 feni

204

dan Wildan (2011), penulisan analisa data pada ibu bersalin yaitu GPAPIAH

UK... minggu, tunggal, hidup, presentasi..., kesan atau keadaan jalan lahir

normal, keadaan umum ibu dan janin baik dengan inpartu kala I fase laten atau

aktif. Berdasarkan data diatas, tidak ditemukan kesenjangan antara fakta dan

teori.

4. Penatalaksanaan

Kala I

Berdasarkan fakta, persalinan kala I fase aktif Ny.”T” berlangsung selama

±8,5 jam jam (05.00-13.30 WIB). Hal ini tidak sesuai dengan pendapat

Sumarah, 2009 persalinan kala I berlangsung ±18-24 jam, yang terbagi

menjadi 2 fase, yaitu fase laten (8jam) dari pembukaan 0 sampai pembukaan

kurang dari 4cm, dan fase aktif (6-7jam) dari pembukaan serviks 4 cm sampai

10 cm. Dalam fase aktif ini masih dibagi menjadi 3 fase, yaitu fase akselerasi,

dimana dalam waktu 2 jam pembukaan 3cm menjadi 4cm, fase dilatasi

maksimal, yakni dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung cepat, dari

pembukaan 4cm menjadi 9cm, dan fase deselerasi, dimana pembukaan

menjadi lambat kembali. Dalam waktu 2 jam pembukaan 9cm menjadi 10cm.

Kontraksi menjadi lebih kuat dan lebih sering pada fase aktif. Keadaan

tersebut dapat dijumpai baik pada primigravida maupun multigravida, akan

tetapi pada multigravida fase laten, fase aktif, dan fase deselerasi terjadi lebih

pendek. Berdasarkan kurve Fridman, diperhitungkan pembukaan pada

primigravida 1cm/ jam dan pembukaan pada multigravida 2cm/ jam. Dengan

demikian waktu pembukaan lengkap dapat diperkirakan. Mekanisme

Page 18: BAB 4 feni

205

membukanya serviks berbeda antara primigravida dan multigravida. Pada

primigavida ostium uteri internum akan membuka terlebih dahulu, sehingga

serviks akan mendatar dan menipis. Kemudian ostium uterin eksternum

membuka. Pada multigravida, ostium uteri internum sudah membuka sedikit,

sehingga ostium uteri internum dan eksternum serta penipisan dan pendataran

serviks terjadi dakam waktu yang bersamaan.

Pada kala I juga dilakukan konseling IUD Pasca plasenta dan informed

consent tindakan persalinan dan pemasangan KB IUD Pasca Plasenta, dan ibu

sudah menyetujui tindakan yang akan dilakukan. Hal ini sesuai dengan

pendapat JNPK-KR (2013) bahwa perlu dilakukan informed consent dan

konseling sebelum pelaksanaan insersi IUD Pasca plasenta.

Pada partograf Ny.”T” melewati garis waspada, kemudian ibu diberikan

makan dan minum, karena hisnya kurang adekuat, hal ini sesuai dengan

pendapat Sarwono (2010), pada ibu bersalin kekuatan dipengaruhi asupan

nutrisi sebelum persalinan. Hal ini sesuai antara fakta dan teori.

Kala II

Berdasarkan fakta, persalinan kala II Ny.”T” berlangsung selama ±10

menit (13.30-13.40 WIB), tidak ada penyulit selama proses persalinan. Hal ini

fisiologis sesuai dengan pendapat Sumarah (2009), Kala II dimulai dari

pembukaan lengkap (10cm) sampai bayi lahir. Proses ini berlangsung 2 jam

pada primigravida dan 1 jam pada multigravida. Berdasarkan hal diatas tidak

ada kesenjangan antara fakta dan teori.

Page 19: BAB 4 feni

206

Kala III

Berdasarkan fakta, persalinan kala III Ny.”T” berlangsung selama ±10

menit (13.40-13.50 WIB), tidak ada penyulit, perineum intak. Hal ini

fisiologis, sesuai dengan pendapat Sumarah (2009), kala III dimulai segera

setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang berlangsung tidak lebih dari

30 menit.Berdasarkan hal diatas, tidak dijumpai penyimpangan antara fakta

dan teori.

Kala IV

Berdasarkan fakta, persalinan kala IV Ny.”T” berlangsung selama ±2 jam

35 menit (13.50-16.25 WIB), perdarahan ±250 cc, dilakukan IMD. Hal ini

sesuai dengan pendapat Sumarah (2009), kala IV dimulai dari saat lahirnya

plasenta sampai 2 jam pertama post partum. Observasi yang harus dilakukan

pada kala IV adalah : tingkat kesadaran klien, pemeriksaan tanda-tanda vital :

tekanan darah, nadi, dan pernapasan, kontraksi uterus, TFU, terjadinya

perdarahan, perdarahan dianggap masih normal jika jumlahnya tidak melebihi

400-500 cc. Berdasarkan hal diatas, tidak ditemui adanya penyimpangan

antara fakta dan teori.

Pada saat kala IV, dilakukan insersi KB IUD Pasca plasenta sesuai dengan

mekanisme insersi IUD Pasca plasenta menurut JNPK-KR (2013).

Mekanisme pemasangan IUD Pasca plasenta terlampir. Berdasarkan hal

diatas, tidak ada penyimpangan antara fakta dan teori.

Page 20: BAB 4 feni

207

4.3 Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas

Pada pembahasan yang ketiga akan dijelaskan tentang kesesuaian teori

dan kenyataan pada post natal care. Berikut akan disajikan data-data yang

mendukung untuk dibahas dalam pembahasan tentang asuhan kebidanan

pada post natal care. Dalam pembahasan yang berkaitan dengan tentang post

natal care, maka dapat diperoleh data pada tabel berikut ini:

Tabel 4.3 Distribusi Data Subyektif dan Obyektif dari Variabel PNC Ny.”T” di Puskesmas Simomulyo, Surabaya dan di Rumah Ny.”T”.

Tanggal PNC 9 April 201412 April

201419 April 2014

24 April 2014

Post Partum (hari)

1 4 11 16

AnamnesaMules Mules dan

nyeri akibat benang IUD

Tidak ada keluhan

Tidak ada keluhan

Eliminasi

BAK ±4 x/ hari, warna kuning jernihIbu belum BAB

BAK ±4 x/ hari, warna kuning jernihBAB 1x/ hari, konsistensi keras

BAK ±4 x/ hari, warna kuning jernihBAB 1x/ hari, konsistensi lembek

BAK ±4 x/ hari, warna kuning jernihBAB 1x/ hari, konsistensi lembek

Tekanan Darah 110/70 mmHg

110/70 mmHg

120/70 mmHg

110/70 mmHg

Laktasi

ASI sudah keluar lancar, tidak ada bendungan, tidak ada massa abnormal

ASI keluar lancar, tidak ada bendungan, tidak ada massa abnormal

ASI keluar lancar, tidak ada bendungan, tidak ada massa abnormal

ASI keluar lancar, tidak ada bendungan, tidak ada massa abnormal

Involusi

TFU

TFU 2 jari bawah pusat, kontaksi uterus baik

TFU 3 jari bawah pusat, kontraksi uterus baik

Pertengahan pusat-symphisis, kontraksi uterus baik

TFU tidak teraba

Lochea Lochea rubra Lochea rubra Lochea serosa Lochea alba

Page 21: BAB 4 feni

208

Berdasarkan fakta diatas, dapat diperoleh analisa sebagai berikut :

1. Data Subyektif

1) Keluhan

Berdasarkan fakta, pada 3 hari post partum Ny. “T” mengeluh mules,

pada 1 dan 4 hari post partum mengeluh mules, pada 4 hari PP ibu juga

mengeluh nyeri karena benang IUD. Hal ini fisiologis dialami pada ibu

post partum dengan KB IUD Post Plasenta, sesuai dengan pendapat JNPK-

KR (2013) kram ringan yang periodik dan nyeri karena benang IUD dapat

terjadi dalam beberapa minggu setelah insersi AKDR.

Berdasarkan hal tersebut, tidak ditemukan adanya penyimpangan

antara fakta dan teori.

2) Eliminasi

Berdasarkan fakta, Ny. “T” sudah BAK sejak hari pertama post

partum, BAK pada 4 hari post partum dengan konsistensi keras, pada hari

ke 11 BAK dan BAB sudah lancar. Hal ini fisiologis sesuai dengan

pendapat Sulistyawati (2009), klien harus BAK dalam waktu 6 jam post

partum, bila 8 jam post partum belum BAK, dirangsang dengan air

mengalir, kompres hangat dan lain-lain. Bila tidak bisa dilakukan

kateterisasi. BAB: supaya buang air besar kembali normal, dapat diatasi

dengan diet tinggi serat, peningkatan asupan cairan, dan ambulasi awal.

Normalnya ibu sudah BAB sampai 4 hari post partum.

Berdasarkan hal diatas, tidak ditemukan adanya penyimpangan antara

fakta dan teori.

Page 22: BAB 4 feni

209

2. Data Obyektif

1) Laktasi

Berdasarkan fakta, ASI Ny. “T” sudah keluar lancar, tidak ada

bendungan, tidak ada massa abnormal. Hal ini fisiologis sesuai dengan

pendapat Bahiyatun (2009), pada payudara, terjadi proses laktasi. Pada

keadaan fisiologis, tidak terdapat benjolan, pembesaran kelenjar atau

abses.

ASI matur dikeluarkan mulai hari ke 14 post partum, keluarnya ASI

dengan lancar dapat dipengaruhi oleh refleks hisap bayi/ refleks let down,

semakin kuat hisapan bayi, semakin lancar ASI yang keluar (Suherni,

2009).

Proses laktasi pada Ny. “T” berdasarkan teori dan fakta diatas tidak

ditemukan adanya penyimpangan.

2) Involusi

TFU

Berdasarkan fakta pada Ny. “T”, pada 1 hari post partum TFU 2 jari

bawah pusat, kontaksi uterus baik, pada 4 hari post partum TFU 3 jari

bawah pusat, kontaksi uterus baik, pada 11 hari post partum pertengahan

pusat-symphisis, kontraksi uterus baik, pada 16 hari post partum TFU

tidak teraba. Pada hari ke 3 terjadi sub involusi, selanjutnya pada 5 hari

dan seterusnya fisiologis, sesuai dengan pendapat Suherni (2009), TFU

setelah plasenta lahir-1minggu post partum 2 jari bawah pusat, 1-2

Page 23: BAB 4 feni

210

minggu post partum pertengahan pusat-symphisis, 2-6 minggu tak teraba,

dan kontraksi uterus selalu baik dengan konsistensi keras.

Lochea

Berdasarkan fakta pada Ny. “T”, pada 1-4 hari post partum lochea

rubra, pada 11 hari post partumlochea serosa, pada 16 hari post partum

lochea alba. Pada hari ke 3 terjadi sub involusi, selanjutnya pada 5 hari

dan seterusnya fisiologis, sesuai dengan pendapat Suherni (2009), Lochea

rubra : Berwarna merah, berlangsung selama 1-3 hari post partum., Lochea

sanguinolenta : Warnanya merah kuning berisi darah dan lendir, terjadi

pada hari ke 4-7 hari post partum, Lochea serosa : Berwarna kuning dan

cairan ini tidak berdarah lagi pada hari ke 7-14 post partum, Lochea alba :

Cairan putih yang terjadi pada hari setelah 2 minggu post partum.

Proses involusi berdasarkan lochea pada Ny. “T” berdasarkan teori dan

fakta diatas tidak ditemukan adanya penyimpangan.

3. Analisa Data

Analisa data pada Ny.”T” adalah P20002 post partum hari ke 1 fisiologis. Hal

ini sesuai dengan pendapat Medforth,dkk (2012) penulisan analisa data

diagnosa ibu nifas yaitu PAPIAH post partum hari ke_ fisiologis.

Berdasarkan hal tersebut, tidak ditemui kesenjangan antara fakta dan teori.

4. Penatalaksanaan

Penulis melakukan penatalaksanaan asuhan kebidanan ibu nifas pada

Ny.”T” sebagaimana untuk ibu nifas normal karena tidak ditemukannya

masalah, seperti melakukan observasi pengeluaran pervaginam, tinggi fundus

Page 24: BAB 4 feni

211

uteri, dan proses laktasi, memberikan KIE tentang tanda bahaya nifas, ASI

eksklusif, nutrisi, dsb, dan kontrol ulang. Hal ini fisiologis sesuai dengan

pendapat Bahiyatun (2009), seperti melakukan observasi pengeluaran

pervaginam, tinggi fundus uteri, dan proses laktasi, memberikan KIE tentang

tanda bahaya nifas, ASI eksklusif, nutrisi, dsb, dan kontrol ulang.

Berdasarkan hal tersebut, tidak didapatkan kesenjangan antara fakta dan

teori.

Page 25: BAB 4 feni

212

4.4 Asuhan Kebidanan pada Neonatus

Pada pembahasan yang keempat, akan dijelaskan tentang kesesuaian

teori dan kenyataan asuhan kebidanan pada neonatus. Berikut akan disajikan

data-data yang mendukung untuk dibahas dalam pembahasan tentang asuhan

kebidanan pada neonatus. Dalam pembahasan yang berkaitan dengan tentang

asuhan kebidanan pada neonatus, maka dapat diperoleh data sebagai berikut:

Berdasarkan fakta, diperoleh data bayi Ny. “T”, sebagai berikut :

Pada usia 1jam bayi belum BAB dan sudah BAK 1 kali, warna jernih.

Bayi sudah menyusu, pada saat dilakukan IMD.

Pemeriksaan Antropometri

Panjang badan : 50 cm

Berat badan : 2800 gram

Lingkar dada : 31 cm

Lingkar lengan : 10 cm

Ukuran Belakang Kepala :

SOB (Suboksipito bregmatika) : 31 cm

SOF (Suboksipito frontalis) : 34 cm

FO (Fronto oksipito) : 33 cm

MO (Mento oksipito) : 38 cm

SMB (Submento bregmatika) : 32 cm

Ukuran Melintang :

BP (Biparietal) : 9,5 cm

BT (Bitemporal) : 8 cm

Page 26: BAB 4 feni

213

Hasil Pemeriksaan Fisik : Tidak ada kelainan

Tabel 4.4 Distribusi Data Subyektif dan Data Obyektif dari Variabel Neonatus Bayi Ny.”T” di Puskesmas Simomulyo, Surabaya dan di Rumah Ny.”T”.

Tgl

Kunjungan

Neo

9 April 2014 14 April 2014 21 April 201424 April

2014

ASI Ya Ya Ya Ya

BAK ±7-8 kali hari

ini, warna

kuning jernih

±7-8 kali/hari,

warna kuning

jernih

±7-8 kali/hari,

warna kuning

jernih

±7-8

kali/hari,

warna kuning

jernih

BAB ±2 kali hari

ini, warna

hitam

±3 kali/ hari,

warna kuning

±3 kali/ hari,

warna kuning

±3 kali/ hari,

warna kuning

BB 2850 gram 3000 gram 3150 gram Tidak terkaji

Ikterus Tidak Tidak Tidak Tidak

Tali pusat Basah

Tidak

kemerahan,

tidak bau,

tidak

bengkak

Kering Tidak

kemerahan,

tidak bau,

tidak bengkak

Sudah lepas Sudah lepas

Berdasarkan fakta diatas, dapat diperoleh analisa sebagai berikut :

1. Data Subyektif

1) Eliminasi

Berdasarkan fakta, pada usia 1jam bayi Ny. “T” sudah BAK, warna

kuning jernih, dan BAB pada usia 1 hari, warna hitam. Hal ini fisiologis,

Page 27: BAB 4 feni

214

sesuai dengan pendapat Arief dan Kristiyanasari (2009), proses

pengeluaran defekasi dan urin terjadi 24 jam pertama setelah bayi lahir

adalah 20-300 cc/24 jam atau 1-2 cc/Kg BB/jam.

Berdasarkan data tersebut diatas, tidak dijumpai penyimpangan antara

fakta dan teori.

2) Nutrisi

Berdasarkan fakta, bayi Ny. “T” sudah menyusu pada saat dilakukan

IMD. Hal ini fisiologis, sesuai dengan pendapat Arief dan Kristiyanasari

(2009), setelah lahir bayi segera disusukan pada ibunya. Pada bayi usia 1

hari, membutuhkan 5-7 ml atau satu sendok makan ASI sekali minum, dan

diberikan dengan jarak sekitar 2 jam. Kebutuhan ASI memang baru

sedikit, karena ukuran lambung bayi pada usia ini hanya sebesar biji

kemiri. Bayi usia 3 hari, membutuhkan 22-27 ml ASI sekali minum yang

diberikan 8-12 kali sehari atau hampir satu gelas takar air untuk satu hari.

Pada usia ini lambung berkembang menjadi sebesar buah ceri atau anggur

berukuran sedang. Bayi usia 1 minggu, membutuhkan ASI 45-60 ml dalam

satu kali minum, dan dapat menghabiskan 400-600 ml ASI atau satu

setengah gelas hingga dua setengah gelas takar air dalam satu hari. Bayi

Usia 1 bulan, membutuhkan ASI 80-150 ml dalam sekali minum, dan

diberikan 8 hingga 12 kali dalam satu hari, dengan jeda 1,5 jam-2 jam

pada siang dan pada malam hari jeda 3 jam.

Berdasarkan data diatas, tidak dijumpai penyimpangan antara fakta dan

teori.

Page 28: BAB 4 feni

215

2. Data Obyektif

1) Tanda-tanda vital

Berdasarkan fakta, tanda-tanda vital bayi Ny. “T” dalam batas normal,

sesuai pendapat Kosim dkk, (2010) suhu bayi normal adalah antara

36,5oC-37,5oC. Menurut Latief (2013), laju napas normal neonatus

berkisar antara 40-60 kali permenit dan nadi apikal dapat berfluktuasi dari

110 sampai 180 x/ menit

Berdasarkan hal tersebut diatas, tidak ditemukan adanya

penyimpangan antara fakta dan teori.

2) Antropometri

Berat badan lahir bayi Ny.”T” 2800 gram, saat umur 1 hari dengan BB

2850 gram, umur 6 hari dengan BB 3000 gram, umur 13 hari dengan BB

3150 gram., hal ini fisiologis sesuai dengan pendapat Latief (2000), berat

neonatus cukup bulan antara 2500 sampai 4000 gram. Penurunan berat

badan lebih dari 5% berat badan lahir menunjukkan kekurangan cairan

(Saifuddin, 2010). Berdasarkan hal diatas, tidak ditemukan penyimpangan

antara fakta dan teori

Panjang badan bayi Ny.”T” 50 cm, hal ini fisiologis sesuai dengan

pendapat Latief (2013), panjang badan neonatus cukup bulan 45 sampai 54

cm. Berdasarkan hal tersebut, tidak ditemui kesenjangan antara fakta dan

teori.

Page 29: BAB 4 feni

216

Diameter kepala

Ukuran diameter kepala bayi Ny.”T” fisiologis, sesuai dengan

pendapat Hakimi (2010)

Diameter biparietal : Diameter transversal diukur dari kedua eminentia

parietalis, besarnya 9,5 cm.

Diameter bitemporal : Diameter transversal di antara os temporalis, jaraknya 8

cm (Hakimi, 2010).

Lingkar kepala

Sirkumferensia

Occipitomentalis

: Diukur mengelilingi kepala melewati os oksipitalis sampai titik

mentalis, besarnya ± 35 cm (Wiknjosastro, 2006).

Sirkumferensia

Occipitofrontalis

: Diukur mengelilingi kepala melewati fontanella posterior,

eminentia parietalis, dan margo supraorbitalis, besarnya 33 cm

(Verralls, 2003) sampai 34 cm (Wiknjosastro, 2006).

Sirkumferensia

suboccipito

bregmatica

: Diukur mengelilingi kepala melewati protuberantia occipitalis,

eminentia parietalis, dan bregma, besarnya 30 cm (Verralls,

2003) sampai 32 cm (Wiknjosastro, 2006).

Sirkumferensia

submento

bregmatica

: Diukur mengelilingi kepala melewati bawah dagu ke bregma,

besarnya ± 32 cm (Wiknjosastro, 2006).

Sirkumferensia

montoverticalis

: Diukur melingkar melewati dagu ke atas sampai vertex,

besarnya 38 cm (Verralls, 2003).

Page 30: BAB 4 feni

217

Berdasarkan hal diatas, tidak ditemukan kesenjangan antara fakta

dan teori.

Lingkar dada

Lingkar dada bayi Ny.”T” 31 cm, hal ini fisiologis sesuai dengan

pendapat Latief (2013), lingkar dada biasanya 2 cm lebih kecil dari

lingkaran kepala. Panjang lingkar dada 30-38 cm. Berdasarkan hal

tersebut, tidak ditemukan adanya kesenjangan antara fakta dan teori.

Lingkar lengan

Lingkar lengan bayi Ny.”T” 10 cm, hal ini fisiologis sesuai

dengan pendapat Wahyuni (2011), pengukuran dilakukan pada

pertengahan lengan bayi, normalnya 9-11. Berdasarkan data tersebut,

tidak ditemukan adanya penyimpangan antara fakta dan teori.

3) Pemeriksaan fisik

Pada By.”K”, warna kulit selama kunjungan rumah merah muda,

tidak ada kelainan pada anggota tubuh, tidak ada tanda-tanda infeksi tali

pusat, anus ada, tidak ada kelainan pada ekstremitas. Hal ini fisiologis

sesuai dengan pendapat Latief (2013) warna kulit bayi harus berwarna

merah muda yang bersih, tidak ada kelainan pada anggota tubuh, dan tidak

ada tanda-tanda infeksi tali pusat. Berdasarkan hal tersebut, tidak

ditemukan adanya kesenjangan antara fakta dan teori.

Page 31: BAB 4 feni

218

3. Analisa Data

Analisa data pada Ny.”T” adalah Neonatus aterm usia 1 hari fisiologis.

Hal ini sesuai dengan pendapat Mitayani (2010), diagnosa asuhan kebidanan

pada neonatus fisiologis yaitu: Neonatus Aterm usia.....hari fisiologis.

Berdasarkan hal tersebut, tidak ditemukan kesenjangan antara fakta dan teori.

4. Penatalaksanaan

Pada asuhan neonatus, penulis melakukan penatalaksanaan pada By.”K”

sebagaimana untuk neonatus normal karena tidak ditemukan masalah selama

kunjungan. Asuhan yang diberikan yaitu memberikan KIE, seperti KIE tanda

bahaya neonatus, imunisasi, ASI eksklusif, perawatan bayi sehari-hari dsb.

KIE diberikan secara bertahap agar ibu lebih mudah dalam memahami

penjelasan yang diberikan, imunisasi, kontrol ulang. Hal ini sesuai dengan

pendapat Sudarti (2010) penatalaksanaan pada neonatus fisiologis, meliputi

KIE tanda bahaya neonatus, imunisasi, ASI eksklusif, perawatan bayi sehari-

hari dsb. KIE diberikan secara bertahap agar ibu lebih mudah dalam

memahami penjelasan yang diberikan, imunisasi, dan kontrol ulang.

Berdasarkan hal tersebut, tidak ditemukan kesenjangan antara fakta dan

teori.

Page 32: BAB 4 feni

219

4.5 Asuhan Kebidanan pada Keluarga Berencana

Pada pembahasan yang keenam akan dijelaskan tentang kesesuaian teori

dan kenyataan pada asuhan kebidanan pada keluarga berencana. Berikut akan

disajikan data-data yang mendukung untuk dibahas dalam pembahasan

tentang asuhan kebidanan pada keluarga berencana. Dalam pembahasan yang

berkaitan dengan asuhan kebidanan pada keluarga berencana, maka dapat

diperoleh data pada tabel berikut ini:

Tabel 4.5 Distribusi Data Subyektif dan Data Obyektif dari Variabel Keluarga Berencana di Puskesmas Simomulyo, Surabaya.

Tanggal kunjungan KB

12 April 2014 19 April 2014

Keluhan Mules, nyeri benang IUD Tidak ada keluhan

Benang IUD Teraba di porsio Teraba di porsio

Inspekulo Terlihat benang IUD Terlihat benang IUD

Ekspulsi Negatif negatif

1. Data Subjektif

Berdasarkan fakta, pada 4 hari post partum Ny. “T” mengeluh mules, pada

1 dan 4 hari post partum mengeluh mules, pada 4 hari PP ibu juga mengeluh

nyeri karena benang IUD. Hal ini fisiologis dialami pada ibu post partum

dengan KB IUD Post Plasenta, sesuai dengan pendapat JNPK-KR (2013)

kram ringan yang periodik dan nyeri karena benang IUD dapat terjadi dalam

beberapa minggu setelah insersi AKDR.

Berdasarkan hal tersebut, tidak ditemukan adanya penyimpangan antara

fakta dan teori.

Page 33: BAB 4 feni

220

2. Data Objektif

Berdasarkan data diatas, pemeriksaan fisik Ny.”T” berkaitan dengan KB

IUD tidak didapatkan penyimpangan. Hal ini fisiologis sesuai dengan

pendapat Sarwono (2006), pemeriksaan fisik untuk akseptor KB IUD meliputi

masih terana benang IUD pada porsio dan tidak ada tanda-tanda ekspulsi.

Berdasarkan hal tersebut, tidak ditemui kesenjangan antara fakta dan teori.

3. Analisa Data

Analisa data pada Ny.”T” terkait dengan KB adalah P20002 akseptor lama

KB IUD Post Partum, hal ini sesuai dengan pendapat Saifuddin (2010) P_ _ _

_ _ akseptor baru/ lama KB ___

Berdasarkan hal tersebut, tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori.

4. Penatalaksanaan

Pada asuhan kebidanan untuk akseptor KB, penulis melakukan

penatalaksanaan pada Ny.”T” sebagaimana untuk akseptor KB lama IUD post

partum, karena tidak ditemukannya masalah ibu diberi KIE efek samping,

gejala normal KB IUD, tanda bahaya KB IUD, cara mengecek benang IUD,

dan kolaborasi pemberian obat anti nyeri, kontrol ulang. Hal ini sesuai dengan

pendapat JNPK-KR (2013), penatalaksanaan pada akseptor KB IUD Post

partum, meliputi KIE efek samping, gejala normal KB IUD, tanda bahaya KB

IUD, cara mengecek benang IUD, dan kolaborasi pemberian obat anti nyeri,

dan kontrol ulang.

Berdasarkan hal tersebut, tidak ditemukan kesenjangan antara fakta dan

teori.