STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

128
i STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: Studi Kasus PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk. Oleh Alwan Rasyid Salahudin 009200800042 Skripsi ini ditujukanKepada Fakultas Komunikasi President University untuk memenuhi syarat kelulusan Sarjana Komunikasi Program Studi Ilmu Komunikasi Maret, 2012

Transcript of STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

Page 1: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

i

STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: Studi Kasus PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk.

Oleh

Alwan Rasyid Salahudin

009200800042

Skripsi ini ditujukanKepada Fakultas Komunikasi

President University untuk memenuhi syarat kelulusan

Sarjana Komunikasi Program Studi Ilmu Komunikasi

Maret, 2012

Page 2: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

ii

LEMBAR PERSETUJUAN PENGUJI

Penguji menyatakan bahwa skripsi berjudul “Studi Komunikasi

Kepemimpinan Dalam Kelompok Kerja: Studi Kasus PT. Indofood

CBP Sukses Makmur, Tbk.” yang diajukan oleh Alwan Rasyid

Salahudin sebagai syaratmemperoleh gelar Sarjanadi FakultasKomunikasi

President University dinilai telah memenuhi persyaratan dan disetujui

untuk mengikuti Ujian Lisan tanggal 13 Maret 2012.

Ir. Zinggara Hidayat, M.Si.

Dosen Penguji dan Pembimbing

M. Raudy Gathmyr, S.sos, Msi

Dosen Penguji I

Dra. Baby Poernomo, M.A

Dosen Penguji II

Page 3: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

iii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul “Studi Komunikasi Kepemimpinan Dalam

Kelompok Kerja: Studi Kasus PT. Indofood CBP Sukses Makmur,

Tbk.” dipersiapkan oleh Alwan Rasyid Salahudin sebagai syarat untuk

memperoleh gelar S1 Fakultas Komunikasi Program studi Public

Relations President University, telah direvisi dan dapat diujikan. Saya

merekomendasikan skripsi ini untuk Sidang Lisan.

Cikarang, 9 Maret 2012

Ir. Zinggara Hidayat, M.Si. Dosen Pembimbing

Page 4: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

iv

LEMBAR PERNYATAAN

Menyatakan dengan sebenar-benarnya tanpa ada rekayasa apapun bahwa

tugas akhir yang berjudul “Studi Komunikasi Kepemimpinan Dalam

Kelompok Kerja: Studi Kasus PT. Indofood CBP Sukses Makmur,

Tbk.”.Merupakan hasil karya penulis, kecuali pada bagian-bagian tertentu

yang disebutkan sumber-sumbernya.

Cikarang, Indonesia, 09 Maret 2012

Alwan Rasyid Salahudin

Page 5: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

v

ABSTRAK

PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (“ICBP” atau “Perseroan”), merupakan

produsen makanan dalam kemasan yang mapan dan terkemuka, dalam menghadapi

ketatnya persaingan pada era globalisasi saat ini, menuntut perusahaan untuk selalu

siap dengan segala bentuk dinamika perubahan. Peningkatan produktifitas merupakan

tuntutan yang harus dilakukan oleh manajemen perusahaan.Komunikasi

Kepemimpinan yang efektif merupakan salah satu faktor penting guna menjaga

kelancaran aktivitas organisasi perusahaan agar dapat berlangsung dengan baik dan

efektif.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif melalui pendekatan studi

kasus dengan proses wawancara mendalam (in-depth interview) semi terstruktur dan

pengamatan secara langsung di lokasi penelitian (observasi) sebagai data primer yang

didukung dengan data sekunder berupa dokumentasi hasil penelitian pada sub-

departemen gudang bahan baku. Hasil penelitian ini memperoleh suatu fakta bahwa

komunikasi verbal atau lisan dengan pendekatan situasional yang dilakukan secara

langsung antara pimpinan dan karyawan merupakan komunikasi yang sering

digunakan dan dianggap sangat efektif dalam menyelesaikan suatu permasalahan

dalam pekerjaan serta interaksi karyawan sehari-hari pada suatu kelompok kerja.

Dengan adanya komunikasi yang efektif serta membiasakan sikap saling keterbukaan

dan menjaga rasa saling percaya antara pemimpin dengan yang dipimpin dalam

melaksanakan suatu pekerjaan, diharapkan dapat meminimalisir permasalahan yang

dapat menghambat efektifitas proses kerja. Sehingga hal tersebut dapat memberikan

efek positif bagi kinerja karyawan guna peningkatan produktivitas perusahaan dalam

menghadapi ketatnya persaingan industri global saat ini dan masa yang akan datang.

Kata kunci : Komunikasi, Kepemimpinan, Organisasi, Kelompok Kerja, Kinerja,

Efektif.

Page 6: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

SWT. Dzat Yang Maha Pandai atas segala rahmat, hidayah dan karunianya sehingga

dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi guna memenuhi persyaratan untuk

mendapatkan gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Fakultas Ilmu Komunikasi

President University yang berjudul “Studi Komunikasi Kepemimpinan Dalam

Kelompok Kerja: Studi KasusPT.IndofoodCBP Sukses Makmur, Tbk.“

Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada pihak–pihak yang telah membantu

penulis dalam penyusunan skripsi ini, Terimakasih yang mendalam Penulis ucapkan

kepada:

1. Bapak M. Raudy Gathmyr, S.Sos., M.Si. selaku Ketua Program Studi Fakultas

Komunikasi President University dan Dewan Penguji pada sidang skripsi, yang

telah memberikan banyak bantuan teknis maupun non teknis serta motivasi ilmu,

saran dan masukan dalam penyusunan skripsi ini.

2. Bapak Ir. Zinggara Hidayat, M.Si. dan Ibu Dra. Baby Poernomo, M.A. Selaku

Dosen Pembimbing dalam penyusunan skripsi ini dan Dewan Penguji pada sidang

skripsi, serta seluruh Dosen Fakultas Komunikasi President University yang telah

memberikan beragam nasehat motivasi, ilmu, saran dan masukan dalam

penyusunan skripsi ini.

3. Bapak Ir. B.M.A.S, Anaconda ‘Ienjo’ Bangkara, MIT.,selaku Direktur Program

Ekstensi, Bapak Mahayoni SH., MH., beserta seluruh Dosen dan Staff, khususnya

Pak Boy dkk. Mas Dayu pustakawan serta seluruh Civitas akademi President

University, atas segenap bantuan, nasehat dan motivasinya dalam masa proses

perkuliahan hingga penyusunan skripsi ini dapat terlaksana dengan baik.

4. Bapak H. Ahmad Sjamhudi dan Ibu Hendarwati Muthmainnah selaku Orang tua

tercinta atas nasehat dan do’a dalam setiap shalat dan dzikir-nya bagi ananda

dalam menuntut ilmu. Saudaraku Mba’ Ana yang selalu membuatkan kue spesial,

Mas Agung dan Mba’ Yayuk ayah bundanya Muhammad Rasya, keponakanku

Page 7: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

vii

yang lucu dan cerdas, Om ‘Bob’ Ahmad dan Mba’ Puji, Om ‘Doel’ Abdullah &

Om Arif ‘si Raja Ikan’ beserta Keluarga besar atas do’a dan dukungan

semangatnya yang tak kenal lelah dalam memberikan bantuan moral dan material

yang tak terbalaskan kiranya hingga akhir hayat.

5. Bapak Budiono, Bp. Wadison, Bp. Didi Endang Hardi dan Bp. Aco Sudarso yang

telah bersedia menjadi Partisipan dalam skripsi ini dan juga rekan-rekan kerja

PT.ICSM yang telah banyak membantu dan mendukung penulis dalam menuntut

ilmu, terimakasih atas kerjasamanya.

6. Seluruh Sahabat Hebat saya, Ricky Sanjaya B.Comm, Resa Rosiyadi, B.Comm,

Priska Papilaya, B.Comm, Andreas Eko Suprayogi, B.Comm,. dan seluruh rekan-

rekan mahasiswa President University, Kang Endang Sutisna, B.Sc. terimakasih

atas “Apel” manis dan pondokannya, khusus kepada rekan-rekan Mahasiswa/i

Fakultas Ilmu Komunikasi jurusan Public Relation angkatan tahun 2008, Rahayu

Wulan, Nisya, Dimas, Dhita, Reni Rechit dan Beta Tobing, terimakasih atas

kehadirannya telah mendukung saya dalam sidang skripsi, serta sahabat yang tidak

sempat hadir, terimakasih atas kerjasama dan kebersamaannya untuk saling

memotivasi dalam masa-masa proses perkuliahan serta memberikan dukungan

moral dan materil selama penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini jauh dari sempurna karena

kesempurnaan sesungguhnya hanya milik Allah SWT semata dan kekurangan adalah

fitrah Penulis sebagai manusia yang senantiasa harus selalu diperbaiki. Demikian

Skripsi ini disusun semoga dapat bermanfaat untuk para pembaca pada umumnya dan

terutama untuk penulis pribadi. Terimakasih untuk semua yang tak tersebutkan

namanya. Sahabat, kalian semua adalah inspirasi dan motivasi bagiku.

Salam Hebat!!.

Cikarang, Indonesia, 13 Maret, 2012

Alwan Rasyid Salahudin

Page 8: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PENGUJI ...................................................................... II

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................... III

LEMBAR PERNYATAAN ......................................................................................... IV

ABSTRAK ...................................................................................................................... V

KATA PENGANTAR .................................................................................................. VI

DAFTAR ISI .............................................................................................................. VIII

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... XI

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang......................................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ................................................................................................... 2

1.3. Tujuan Penelitian ..................................................................................................... 3

1.4. Manfaat Penelitian ................................................................................................... 3

1.4.1. Manfaat Akademis ...................................................................................... 3

1.4.2. Manfaat Praktis ........................................................................................... 4

1.5. Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian .................................................................. 4

1.6. Kerangka Teori ........................................................................................................ 4

1.7. Sistematika Penelitian ............................................................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................... 6

2.1 Pengertian Komunikasi Organisasi.......................................................................... 6

2.2 Dimensi Komunikasi Organisasi ............................................................................. 8

2.2.1 Downward communication ......................................................................... 8

2.2.2 Upward communication ............................................................................. 9

2.2.3 Horizontal communication ......................................................................... 9

Page 9: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

ix

2.3 Definisi dan Karakteristik kepemimpinan ............................................................... 9

2.4 Pola dan Gaya Kepemimpinan .............................................................................. 11

2.5 Pengertian Komunikasi Kepemimpinan ................................................................ 12

2.6 Pendekatan Komunikasi kepemimpinan (Leadership Communication Approch) 13

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.................................................................. 15

3.1. Pendekatan Penelitian ........................................................................................... 15

3.2. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Studi Kasus .......................................... 16

3.3. Teknik Pengumpulan Data .................................................................................... 16

3.3.1. Data Primer ............................................................................................ 17

3.3.2. Data Sekunder ........................................................................................ 18

3.4. Subyek Penelitian .................................................................................................. 18

3.4.1. Informan Utama (Key Informan) ............................................................ 19

3.4.2. Informan 1 ............................................................................................... 19

3.4.3. Informan 2 ............................................................................................... 19

3.4.4. Informan 3 ............................................................................................... 19

3.5. Teknik Pengolahan Data ....................................................................................... 19

3.6. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data .................................................................. 22

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ............................................................... 23

4.1. Profil PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk. .................................................. 24

4.1.1. Struktur Organisasi Sub-Departemen Gudang Bahan Baku ................ 27

4.1.2. Tugas Dan Tanggung Jawab Karyawan Sub-Departemen Gudang

Bahan Baku ............................................................................................ 28

4.2. Praktek Berkomunikasi Antara Pimpinan dan Karyawan ................................... 30

4.2.1. Kondisi Praktek Berkomunikasi Karyawan .......................................... 30

4.2.2. Metode komunikasi yang biasa digunakan karyawan dalam

berkomunikasi ........................................................................................ 31

4.2.3. Arus Informasi dan Komunikasi ........................................................... 32

4.2.4. Bentuk Atau Media Komunikasi Kelompok ........................................ 32

4.2.5. Peran Komunikasi Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan ........ 33

4.3. Faktor Yang mempengaruhi Efektivitas Komunikasi Kepemimpinan ............... 34

4.3.1. Faktor yang bersifat perilaku ................................................................. 34

4.3.2. Faktor kemampuan dan keterampilan komunikasi ............................... 35

4.3.3. Faktor yang bersifat teknis .................................................................... 37

Page 10: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

x

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 40

5.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 40

5.2 Saran ....................................................................................................................... 42

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 44

Page 11: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model Proses Komunikasi Efektif dalam Cutlip (2006) ..................................... 6

Gambar 2.2 Paradigma of Organizational Communication (Goldhaber) .............................. 8

Gambar 3.1 Cresswell dalam Papilaya (2012) ....................................................................... 20

Gambar 3.2 Auerbach dalam Shihab (2012) ......................................................................... 22

Page 12: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

xii

Page 13: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

1

B A B I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Keberhasilan dalam suatu penyelesaian tugas pekerjaan adalah hal yang diharapkan

oleh semua pihak yang berkepentingan dalam perusahaan, baik karyawan maupun

manajemen perusahaan bahkan para pemegang saham (Stake holders). Meskipun

terdapat berbagai hambatan yang dapat mengganggu proses kerja, kelancaran dalam

pelaksanaan tugas merupakan indikator bahwa instruksi tugas (pesan) yang

disampaikan oleh pimpinan dalam suatu kelompok kerja (organisasi) dapat diterima

dengan baik oleh karyawan.

Kecenderungan terjadinya selisih ketersediaan barang atau hilangnya (Stock) bahan

baku antara lain juga disebabkan karena adanya komunikasi yang kurang baik antar

karyawan, sehingga mengakibatkan terjadinya suatu penyimpangan dalam hal

pekerjaan yang pada awalnya merupakan murni disebabkan karena kesalahan individu

(human error), seperti kesalahan dalam penghitungan dan pencatatan pengiriman

barang, lupa dalam melakukan penempatan lokasi barang, ataupun karena hal-hal

kepribadian karyawan yang cuek, egois atau kurangnya rasa saling memiliki sehingga

mengakibatkan kurang komunikatif antar karyawan, terlebih dalam kenyataannya di

lapangan pekerjaan, karyawan bekerja dengan sistem jam kerja yang diatur secara

bergilir (shift), hal tersebut tentunya sangat membutuhkan kerjasama yang erat antar

tim karyawan (team work) yang bertugas dengan tingkat sensitifitas atau kepekaan

serta rasa kepedulian yang tinggi dari karyawan terhadap segala sesuatu yang

berhubungan dengan pekerjaannya. Sehingga komunikasi merupakan syarat mutlak

yang diperlukan dalam suatu kelompok kerja guna mengantisipasi terjadinya suatu

penyimpangan atau kesalahan kerja.

Begitu pula dalam hal komunikasi, sebagaimana konsep dalam ilmu komunikasi, suatu

proses komunikasi dapat dikatakan sempurna jika pesan (Message) yang ingin

disampaikan oleh pihak pengirim pesan (Sender) dapat diterima dengan baik dan jelas

oleh pihak penerima pesan (Receiver) meskipun terdapat gangguan (Noise) yang dapat

Page 14: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

2

menghambat proses penyampaian pesan yang ingin disampaikan, akan tetapi jika

hambatan tersebut dapat diatasi dengan baik, maka diharapkan adanya hubungan

timbal balik (feedback) yang baik, sehingga pesan atau informasi yang ingin

disampaikan dapat diterima dengan baik, jelas dan sempurna.

Dalam dunia kerja pada sektor industri manufaktur khususnya, istilah atasan dan

bawahan adalah sebutan yang sering digunakan dalam aktivitas pekerjaan sehari-hari

guna membedakan antara yang memimpin dengan yang dipimpin dalam suatu

organisasi manajemen perusahaan. Pada setiap level dalam struktur jabatan pekerjaan,

terdapat posisi kepemimpinan yang bertahap dari level teratas hingga level terbawah,

karena pada prinsipnya setiap manusia adalah pemimpin bagi dirinya sendiri dan

kelompoknya serta akan dimintai pertanggungjawaban dari setiap kebijakan dan

perilaku kepemimpinannya.

Setiap pekerja dibayar atau digaji oleh perusahaan untuk menyelesaikan suatu masalah

dalam pekerjaan, banyak hal yang dapat melatarbelakangi terjadinya suatu

permasalahan dalam pelaksanaan tugas suatu pekerjaan. Tidak jelasnya informasi atau

instruksi kerja yang disampaikan, beragam persepsi dan interpretasi seseorang dalam

mengartikan suatu pesan atau informasi, kurang tegasnya pimpinan dalam memberikan

instruksi kerja sehingga kurang jelas untuk dimengerti oleh karyawan, beragamnya

perilaku dan kebiasaan pekerja dalam berkomunikasi hingga kurangnya sarana dan

fasilitas yang dibutuhkan dalam proses penyampaian pesan dan informasi pekerjaan.

Kesemua hal tersebut dapat berpotensi mengakibatkan menurunnya efektifitas kinerja

yang dapat menghambat produktivitas bagi perusahaan.

Komunikasi merupakan hal penting yang harus diperhatikan dalam menjalankan roda

kepemimpinan. Efektifitas kinerja seorang pemimpin dapat dilihat melalui pola

kepemimpinan serta interaksi karyawan dalam suatu kelompok kerja. Begitu juga

dalam hal bagaimana proses penyampaian suatu informasi atau instruksi kerja (pesan)

yang didelegasikan dapat diterima dengan baik oleh karyawan, sehingga tugas tersebut

dapat dikerjakan dengan baik dan efektif

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan yang telah dijelaskan tersebut, penulis

memiliki gagasan untuk melakukan penelitian guna menganalisa dan mengetahui

Page 15: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

3

beberapa hal permasalahan yang terjadi dari sudut pandang ilmu komunikasi sesuai

dengan bidang studi yang dipelajari, sehingga dapat mengetahui seberapa efektif

komunikasi kepemimpinan pada Sub-Departemen Gudang Bahan Baku PT. Indofood

CBP Sukses Makmur, Tbk. Divisi Mi Instan, cabang Cibitung–Bekasi, dan pada

akhirnya dapat memberikan saran atau solusi bagi perusahaan guna meminimalisir

hambatan atau masalah dengan melakukan komunikasi yang efektif agar dapat

bermanfaat bagi karyawan dan perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya. Untuk itu

beberapa pertanyaan Peneliti yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana praktekberkomunikasi diantara karyawan dan manajemen (pimpinan

kelompok kerja) pada kelompok kerja sub-Departemen Gudang Bahan Baku PT.

Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk. Divisi Mi Instan Cabang Cibitung-Bekasi?

2. Apa saja faktor yang mempengaruhi efektivitas komunikasi kepemimpinan dalam

proses komunikasi kerja pada sub-Departemen Gudang Bahan Baku (Raw

Material). PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk. Divisi Mi Instan, cabang

Cibitung-Bekasi.?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini diantaranya :

1. Mengetahui perilaku,interaksi karyawan dan komunikasi kepemimpinan dalam

aktivitas pekerjaan pada kelompok kerja sub-Departemen Gudang Bahan Baku

(Raw Material) PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk. Divisi Mi Instan,

cabang Cibitung-Bekasi.

2. Mengetahui latar belakang permasalahan dan faktor apa saja yang mempengaruhi

proses efektivitas komunikasi karyawan dan pimpinan pada kelompok kerja sub-

Departemen Gudang Bahan Baku (Raw Material). PT. Indofood CBP Sukses

Makmur, Tbk. Divisi Mi Instan, cabang Cibitung-Bekasi.

1.4. Manfaat Penelitian

Dari tujuan diatas, diharapkan dapat digunakan untuk:

1.4.1. Manfaat Akademis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah literatur akademik

atau referensi yang berkaitan dengan komunikasi kepemimpinan, dan juga sebagai

Page 16: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

4

tambahan informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan guna dapat dijadikan

sebagai bahan kajian awal untuk penelitian selanjutnya.

1.4.2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi perusahaan,

berdasarkan bukti empiris guna mengetahui bagaimana pentingnya peran komunikasi

kepemimpinan dalam menunjang peningkatan kinerja karyawan agar dapat

memberikan keuntungan (benefit) bagi perusahaan dalam menjalankan usahanya

secara efektif dan efisien.

1.5. Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama empat bulan terhitung mulai bulan November 2011

hingga Februari 2012 di Sub-Departemen Gudang Bahan Baku (Raw Material) PT.

Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk. Divisi Mi Instan cabang Cibitung–Bekasi.

1.6. Kerangka Teori

Penelitian ini menggunakan teori komunikasi (Communication) Wilbur Schramm

(1971) dalam Cutlip (2006) sebagai teori utama yang menjelaskan mengenai

komunikasi sebagai suatu proses timbal balik (resiprokal) atas suatu informasi atau

pesan dan teori mengenai kepemimpinan yang efektif (Effectiveness Leadership

Communication) yang dikemukakan oleh Gail Fairhurst & Robert Sarr (1996), serta

didukung dengan teori pendamping dari Gerald M. Goldhaber (1993) yang membahas

mengenai Komunikasi Organisasi (Organizational Communication) serta teori-teori

mengenai komunikasi organisasi dan kepemimpinan lainnya yang ada pada tinjauan

pustaka dalam penelitian ini

1.7. Sistematika Penelitian

BabI. Pendahuluan

Dalam bab ini dikemukakan penjelasan mengenai latar belakang, perumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan penelitian, kerangka teori,

dan sistematika penulisan.

Bab II. Tinjauan Pustaka

Dalam bab ini berisi penjelasan mengenai definisi, teori dan pendapat para ahli

mengenai pengertian komunikasi, fungsi komunikasi, tinjauan pola

kepemimpinan dari sudut pandang ilmu komunikasi, sosiologi dan psikologi

Page 17: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

5

komunikasiserta sistem Komunikasi Organisasi (Organizational

Communication) dan juga Efektifitas Kepemimpinan (Effectiveness Leadership

Communication) terhadap kinerja karyawan.

Bab III. Metodologi Penelitian

Dalam bab ini dikemukakan tentang rancangan penelitian yang meliputi atas tipe

penelitian, metode penelitian, subyek penelitian,teknik pengumpulan data dan

teknik pengolahan data serta validasi dan uji keabsahan data.

Bab IV. Hasil dan Pembahasan

Dalam bab ini akan dipaparkan tentang penyajian data yang berkaitan dengan

hasil yang didapat serta analisis.

Bab V. Kesimpulan dan Saran

Dalam bab terakhir ini akan disajikan tentang kesimpulan sebagai hasil dari

tujuan penelitian dan dilanjutkan dengan saran–saran yang sekiranya dapat

dijadikan bahan pemikiran bagi yang berkepentingan.

Pada bab selanjutnya akan dibahas mengenai dasar-dasar atau landasan teori yang

digunakan penulis dalam melakukan penyusunan, pengolahan, dan penganalisaan

laporan penelitian.

Page 18: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

6

B A B I I

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Komunikasi Organisasi

Komunikasi memiliki arti yang sama yakni merujuk kepada persamaan persepsi atas

suatu makna, akan tetapi berbagai pakar ilmu komunikasi mendefinisikan komunikasi

dengan berbagai macam teori dan pembahasan yang cukup beragam, Wilbur Schramm

(1971)dalam buku “Effective Public Relations” (Cutlip, 2006), mendefinisikan

Komunikasi adalah proses timbal balik (resiprokal) pertukaran sinyal untuk memberi

informasi, membujuk, atau memberi perintah berdasarkan makna yang sama dan

dikondisikan oleh konteks hubungan para komunikator dan konteks sosialnya.

Gambar 2.1Model Proses Komunikasi Efektif dalam Cutlip (2006)

Hal tersebut diperkuat oleh penjelasan seorang ahli “Science of Communication”,

Devito menjelaskan pengertian komunikasi adalah kegiatan yang dilakukan oleh

seseorang atau lebih; yakni kegiatan menyampaikan dan menerima pesan, yang

mendapatkan distorsi dan gangguan-gangguan dalam suatu kontek, yang menimbulkan

efek dan kesempatan untuk arus balik .” Effendy(1985).

Menurut Carl I. Hovland dalam buku Komunikasi Teori dan Praktek (Effendy, 2006),

mendefinisikan ilmu komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan

secara tegas asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap.

Page 19: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

7

Secara khusus Hovland mendefinisikan komunikasinya sendiri bahwa komunikasi

adalah proses mengubah perilaku orang lain.

“Communication is the process to modify the behavior of other individuals.”

(Hovland)

Everet M.Rogers dalam bukunya Communication in Organizationdalam Effendy

(2006), mendefinisikan organisasi sebagai suatu sistem yang mapan dari mereka yang

bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, melalui jenjang kepangkatan, dan

pembagian tugas.

Menurut William V. Hanney dalam bukunya, Communication and Organizational

Behavior yang disadur dalam buku Komunikasi Teori dan Praktek(Effendy,

2006),menyatakan Organisasi terdiri atas sejumlah orang; ia melibatkan keadaan orang

saling bergantung; kebergantungan memerlukan koordinasi; koordinasi mensyaratkan

komunikasi” sehingga ia menegaskan bahwa komunikasi adalah suatu sine qua non

bagi organisasi.

“Organization consists of a number people; it involves interdependence;

interdependence all for coordination; and coordination requires

communication”.(Hanney).

Hal tersebut diperkuat oleh pernyataan Gerald M. Goldhaber dalam bukunya

Organizational Communication yangmenyatakan bahwa komunikasi organisasi

sebagai suatu proses penciptaan dan pertukaran pesan dalam sebuah jaringan yang

saling terkait atau ketergantungan untuk mengatasi ketidakpastian lingkungan.

“Organizational Communication is the process of creating and exchanging messages

within a network of interdependent relationships to cope with environmental

uncertainty.” (Goldhaber, 1993).

Kata saling terkait atau ketergantungan (Interdependent) dalam literatur pustaka ini

merupakan salah satu kata kunci yang memiliki makna penting dimana antar bagian

dalam suatu organisasi pekerjaan, saling terkait dan memiliki sifat ketergantungan

antara satu sama lain, sehingga tidak ada satu bagian pun yang tidak penting bagi

kelangsungan manajemen organisasi perusahaan.

Page 20: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

8

Gambar 2.2 Paradigma of Organizational Communication (Goldhaber, 1993)

Komunikasi sangat dibutuhkan dalam kelompok kerja karena bersifat teknis,

komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di

dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005).

2.2 Dimensi Komunikasi Organisasi

“Komunikasi internal adalah proses pertukaran gagasan diantara para administrator

dan karyawan dalam suatu perusahaan atau jawatan yang menyebabkan terwujudnya

perusahaan atau jawatan tersebut lengkap dengan struktur yang khas (organisasi) dan

pertukaran gagasan secara horizontal dan vertical di dalam perusahaan atau jawatan

yang menyebabkan pekerjaan berlangsung”. (Effendy, 1985).

Berikut ini adalah dimensi-dimensi komunikasi organisasi sebagai suatu bentuk

komunikasi internal dalam organisasi menurut Ronald Adler dan George Rodman

dalam buku Understanding Human Communication (1997).

2.2.1 Downward communication

Downward communication yaitu komunikasi yang berlangsung ketika orang-orang

yang berada pada tataran manajemen mengirimkan pesan kepada bawahannya. Fungsi

arus komunikasi dari atas ke bawah ini adalah untuk pemberian atau penyimpanan

instruksi kerja (job instruction), penjelasan dari pimpinan tentang mengapa suatu tugas

perlu untuk dilaksanakan (job rationale) penyampaian informasi mengenai peraturan-

Page 21: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

9

peraturan yang berlaku (procedures and practices)dan pemberian motivasi kepada

karyawan untuk bekerja lebih baik.

2.2.2 Upward communication

Upward communication yaitu komunikasi yang terjadi ketika bawahan (subordinate)

mengirim pesan kepada atasannya. Fungsi arus komunikasi dari bawah ke atas ini

adalah sebagai penyampaian informasi tentang pekerjaan ataupun tugas yang sudah

dilaksanakan, penyampaian informasi tentang persoalan-persoalan pekerjaan ataupun

tugas yang tidak dapat diselesaikan oleh bawahan, Penyampaian saran-saran perbaikan

dari bawahan, penyampaian keluhan dari bawahan tentang dirinya sendiri maupun

pekerjaannya.

2.2.3 Horizontal communication

Horizontal communication yaitu komunikasi yang berlangsung di antara para

karyawan ataupun bagian yang memiliki kedudukan yang setara.Fungsi arus

komunikasi horisontal ini adalah untuk memperbaiki koordinasi tugas, upaya

pemecahan masalah, Saling berbagi informasi upaya pemecahan konflik dan Membina

hubungan melalui kegiatan bersama.

Menurut Elisabeth Tania (2010), dalam skripsinya menjelaskan metode penyampaian

komunikasi lisan atau yang disampaikan secara langsung merupakan metode yang

dianggap paling efektif untuk digunakan dalam komunikasi internal yakni komunikasi

antara manajer dan para pegawainya

2.3 Definisi dan Karakteristik kepemimpinan

“Leadership is the process of making sense of what people are doing together so that

people will understand and be committed.” (Drath &Palus 1994)

Drath dan Palus (1994) mendefinisikan kepemimpinan adalah suatu proses pemberian

makna atas apa yang dilakukan oleh seseorang secara bersama-sama dan selanjutnya

menjadikan seseorang tersebut mengerti (paham) dan percaya.

Menurut definisi tersebut, kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai suatu perilaku

dengan tujuan tertentu untuk mempengaruhi aktivitas para anggota kelompok untuk

mencapai tujuan bersama yang dirancang untuk memberikan manfaat individu dan

organisasi.

Page 22: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

10

"leadership is defined as the purposeful behaviour of influencing others to contribute to

a commonly agreed goal for the benefit of individual as well as the organization or

common good"Sarros & Butchatsky (1996).

Sarros dan Butchatsky (1996) mendefinisikan kepemimpinan (leadership) adalah

perilaku yang bertujuan mempengaruhi orang lain terbiasa untuk membantu

menyetujui suatu tujuan guna memberikan keuntungan dan kebaikan bagi individu

pada khususnya dan organisasi pada umumnya.

Sedangkan menurut Soerjono Soekanto (2007), Kepemimpinan (Leadership) adalah

Kemampuan seseorang (Pemimpin atau Leader) untuk mempengaruhi orang lain (yaitu

yang dipimpin atau pengikut-pengikutnya) sehingga orang lain tersebut bertingkah

laku sebagaimana dikehendaki oleh pemimpin tersebut.

Seeger & Ulmer (2002) mengungkapkan bahwa kepemimpinan yang efektif adalah

berbicara tentang sifat seorang pemimpin harus memiliki komitmen yang kuat

terhadap anggotanya (karyawan), yakni sebuah komitmen untuk dapat segera bangkit

kembali dan meraih kesempatan untuk melakukan pembaharuan pasca terjadinya suatu

krisis.

Menurut Soekanto (2007), dalam bukunya Sosiologi Suatu Pengantarmenjelaskan

mengenai karakteristik kepemimpinan dalam mitologi Indonesia, ajaran-ajaran

tradisional banyak menggambarkan mengenai suatu kepemimpinan yang baik

sebagaimana pepatah Jawa yang sering dipergunakan oleh almarhum Ki Hajar

Dewantara dalam memperjuangkan pendidikan di tanah air yakni;

Ing ngarsa sing tulada (Di muka memberi tauladan),

Ing madya mangun karsa (Di tengah-tengah membangun semangat),

Tut wuri handayani (Di belakang memberikan pengaruh).

Oleh karenanya diharapkan seorang pemimpin diharapkan dapat menempati ketiga

kedudukan tersebut, yaitu sebagai pemimpin di muka (front leader), pemimpin di

tengah-tengah (Social leader) dan sebagai pemimpin di belakang (rear-leader).

Page 23: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

11

2.4 Pola dan Gaya Kepemimpinan

Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Hersey, Blanchard dan Johnson (2001)

dalam buku Essential of Human Communication (Joseph A. DeVito, 2005),

menunjukkan terdapat 4 (empat) macam dasar gaya kepemimpinan, yakniThe Telling

Style (Komunikasi dengan melakukan supervisi dan pengarahan pekerjaan), The

Selling Style (Komunikasi dengan pemberian orientasi dan latihan), The Participating

Style, (Komunikasi untuk menjaga iklim organisasi dengan memperhatikan kepuasan

anggota dan menjaga hubungan antar anggota dan pimpinan), The Delegating Style

(Komunikasi untuk melibatkan anggota kelompok dalam tugas kelompok).

Siti Chairunnisah (2011), dalam penelitiannya menunjukkan bahwa gaya

kepemimpinan, komunikasi internal dan motivasikerja baik secara simultan maupun

parsial berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Variabel yang paling dominan dalam

mempengaruhi kinerja pegawai adalah gaya kepemimpinan, diikuti oleh variabel

motivasi kerja dan komunikasi internal.

Berkenaan dengan cakupan ilmu yang saling terkait dengan ilmu komunikasi, dalam

buku Psikologi Komunikasi (Armando, 2008), George A. Miller mengartikan psikologi

komunikasi sebagai “ilmu yang berusaha menguraikan, meramalkan, dan

mengendalikan peristiwa mental dan perilaku (behavioral) dalam komunikasi”.Dalam

menganalisa permasalahan komunikasi kepemimpinan, ilmu ini dipelajari dan

digunakan agar tercapai tujuan komunikasi yang efektif (berhasil-guna). Begitu juga

mengenai konsep diri yang dijelaskan dalam buku tersebut, William D. Brooks,

(Armando, 2008) mendefinisikan konsep diri sebagai persepsi yang bersifat fisik,

sosial, dan psikologis mengenai diri seseorang yang didapat dari pengalaman dan

interaksi dengan orang lain.

Menurut Rakhmat (2003) dalam Armando (2008), Konsep diri merupakan faktor yang

sangat menentukan dalam komunikasi interpersonal karena setiap orang bertingkah

laku sedapat mungkin sesuai dengan konsep dirinya. Dalam pembahasan komunikasi

kepemimpinan, faktor subyektifitas dari individu diri seorang pimpinan dapat

mempengaruhi pola atau gaya kepemimpinan seseorang dalam melakukan komunikasi

dalam organisasi pekerjaan. Oleh karenanya seorang pimpinan harus memiliki konsep

diri yang baik agar dapat dijadikan panutan bagi bawahannya.

Page 24: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

12

Dalam penelitiannya, Dwi Jatmiko Effendi (2009), menunjukkan bahwa kondisi

kepemimpinan dan komunikasi termasuk pada kategori yang memuaskan dengan

prosentase diatas 50 %, secara simultan kedua variabel bebas yaitu kepemimpinan dan

komunikasi mempunyai pengaruh yang positif terhadap prestasi kerja karyawan.

“Produktivitas pada dasarnya mencakup sikap mental yang selalu mempunyai

pandangan bahwa kehidupan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok

harus lebih baik dari hari ini. Cara kerja hari ini harus lebih baik dari cara kemarin dan

hasil yang dicapai besok harus lebih banyak dari hasil yang diperoleh hari ini.”

(Hayati, 1994).

Menurut RakhmatNugroho (2006), yang menjelaskan mengenai kinerja dalam thesis-

nya dengan merujuk pada pernyataanFaustino Gomes (1995), mengatakan performansi

pekerjaan adalah catatan hasil atau keluaran (outcomes) yang dihasilkan dari suatu

fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan tertentu dalam suatu periode waktu tertentu.

lebih lanjut Gomes (1995), menjelaskan terdapat dua kriteria pengukuran performansi

atau kinerja karyawan, yaitu (1) pengukuranberdasarkan hasil akhir (result-based

performance evaluation); dan (2)pengukuran berdasarkan perilaku (behaviour-based

performance evaluation). Pengukuran berdasarkan hasil, mengukur kinerja

berdasarkan pencapaian tujuan organisasi atau mengukur hasil-hasil akhir saja.Tujuan

organisasi ditetapkan oleh pihak manajemen atau kelompok kerja, kemudian karyawan

dipacu dan dinilai performanya berdasarkan seberapa jauh karyawan mencapai tujuan-

tujuan yang sudah ditetapkan. Kriteria pengukuran ini mengacu pada konsep

Management By Objective (MBO).

2.5 Pengertian Komunikasi Kepemimpinan

“Effective leadership means effective communication”, kalimat itulah yang dikatakan

oleh Henry Clay Lindgren dalam bukunya, Effective Leadership in Human

Communication. Hal tesebut mengungkapkan bahwa komunikasi kepemimpinan

mengarahkan seorang pemimpin untuk mampu melakukan komunikasi secara efektif,

agar dapat melaksanakan kepemimpinannya secara efektif.

Gail Fairhurst & Robert Sarr (1996), berpendapat kepemimpinan yang efektif berawal

pada bagaimana seorang pemimpin merancang suatu proses dengan memiliki

Page 25: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

13

pemahaman yang jelas terhadap apa yang mereka lihat dan rasakan secara nyata serta

tujuan yang mereka miliki untuk komunikasi dan organisasi.

Fairhurst and Sarr (1996), argue that effective leaders begin the farming process by

having a clear and understanding of their own view of reality and their own goals for

the organization and for communication.

Wilburn Schram, dalam karyanya “Communication Research in the United States”,

menyatakan sebagai berikut: “komunikasi akan berhasil, apabila pesan yang

disampaikan komunikator cocok dengan kerangka acuan (frame of reference), yakni

perpaduan pengalaman dan pengertian (collection of experience and meaning) yang

pernah diperoleh komunikan .”(Effendy, 1985).

Jadi jelas bahwa frame of reference yang didukung field of experience merupakan

faktor yang penting dalam berkomunikasi. Jika bidang pengalaman komunikator dan

pengetahuannya sesuai dengan komunikan, maka komunikasi akan berjalan dengan

lancar.

Dalam kaitannya dengan prestasi kerja atau kinerja, Yunita Wieke (2007) pada

penelitiannya menjelaskan pimpinan harus bertindak sebagai pembimbing, khususnya

sebagai pengarah, penghubung, dan pengendali pada masa transisi bagi para

bawahannya, dengan begitu karyawannya pun merasa dihargai oleh pimpinannya,

sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai dan dapat mencapai suatu kinerja

yang tinggi.

2.6 Pendekatan Komunikasi kepemimpinan (Leadership Communication

Approch)

Joseph A. DeVito (2005) dalam bukunya yang berjudul Essential of Human

Communication, menjelaskan pendekatan komunikasi kepemimpinan yang dapat

dilakukan pada suatu kelompok kerja adalah sebagai berikut:

1. Sifat Kepemimpinan(Traits Approach)

Pendekatan ini dilakukan berdasarkan pada sifat dan karakter kepribadian serta

kemampuan dalam hal pengelolaannya. Seperti menunjukkan kualitas diri dalam

memahami konsep diri, serta mampu untuk melakukan pengenalan dan pengendalian

diri dalam mengelola empati, emosi, egoisme, stamina fisik, keunggulan, antisipasi,

Page 26: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

14

disisplin waktu, keberanian, ketergantungan, persaingan, akuntabilitas, hasrat atau

motivasi, loyalitas, pelayanan, rasa percaya diri, rasa tanggung jawab serta kegigihan

dan keunggulan kualitas pribadi seorang pemimpin (Robert, 1987).

2. Fungsi Kepemimpinan(Functional Approach)

Pendekatan fungsi inilebih fokus kepada kemampuan pemimpin dalam menyusun

tujuan kelompok (organisasi), pengarahan kepada anggota dan mengikhtisarkan

kemajuan (progress) yang dicapai oleh kelompok atau organisasi (Schultz, 1996).

3. Transformasi Kepemimpinan(Transformasional Approach)

Pendekatan transformasi ini merupakan cara untuk memperbaiki kelompok melalui

kharisma dan visi kepemimpinan dalam memberikan kesempatan kepada anggota

untuk tidak hanya menyelesaikan tugas saja akan tetapi jugamemberikan kuasa kepada

anggota untuk mengambil alih kepemimpinan dalam kondisi darurat (Harsey,

Blanchard and Johnson ,2001).

4. Situasi dan Kondisi Kepemimpinan(Situational Approach)

Pendekatan ini merupakan kombinasi cara kepemimpinan yang memisahkan antara

peneyelesaian tugas dan kepuasan anggota, yakni lebih fokus kepada kemampuan

pemimpin untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah secara mendalam dan

menyeluruh guna memperoleh hasil yang baik untuk kepuasan anggota (Fielder, 1967).

Page 27: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

15

B A B I I I

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini dirancang dan dibuat untuk mempelajari mengenai komunikasi

kepemimpinan dalam suatu kelompok kerja, dimana dalam suatu struktur organisasi

pekerjaan terdapat stratifikasi kepemimpinan yang dibatasi pada setiap level atau

golongan pekerjaan dengan istilah posisi dan jabatan atau pangkat tertentu, agar

mempermudah kelangsungan alur proses kerja sesuai dengan fungsi kerjanya masing-

masing sehingga dapat berjalan dengan lancar dan efektif guna menunjang dan

meningkatkan produkifitas kerja karyawan bagi perusahaan.

“Qualitative methods tend to be associated with the interpretive worldview.

Thisconcerns itself with exploring the way that people ‘make sense of their social

worlds and how they express these understandings through language, sound,imagery,

personal style and social rituals” (Deacon et al. 1999).

Metode kualitatif cenderung dihubungkan dengan paradigma interpretif. Metode ini

memusatkan pada penyelidikan terhadap cara manusia memakai kehidupan sosial

mereka, serta bagaimana manusia mengekspresikan pemahaman mereka melalui

bahasa, suara, perumpamaan, gaya pribadi, maupun ritual sosial. Deacon et al., (1999)

dalam buku Metode-Metode Riset Kualitatif Dalam Public Relations (Dayman, 2008).

Melalui metode kualitatif deskriptif yang dilakukan dengan pendekatan studi kasus,

diharapkan penelitian ini dapat memperoleh hasil penelitian yang mendalam sesuai

dengan pertanyaan yang terdapat dalam rumusan masalah berdasarkan fakta dan data

aktual yang diperoleh dari hasil wawancara dan pengamatan secara langsung di lokasi

penelitian.

Penelitian ini termasuk jenis penelitian studi kasus yang fokus terhadap masalah

komunikasi dan kepemimpinan dalam suatu organisasi atau kelompok kerja dengan

didukung informasi atas sikap dan perilaku (kebiasaan), pola komunikasi internal serta

interaksi antar karyawan secara keseluruhan dalam melaksanakan aktivitas pekerjaan

sehari-hari.

Page 28: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

16

Menurut Creswell (1996) dalam Metode Penelitian Kualitatif, Jenis, Karakteristik dan

Keunggulannya (Raco, 2010), mendefinisikan studi kasus sebagai suatu eksplorasi dari

sistem-sistem yang terkait (bounded system) atau kasus, suatu kasus menarik untuk

diteliti karena corak khas kasus tersebut yang memiliki arti pada orang lain, minimal

bagi peneliti.

Untuk suatu kasus yang khusus, unik, penting dan bermanfaat bagi pembaca,

organisasi atau komunitas tertentu dan masyarakat pada umumnya, Patton (2002)

dalam Metode Penelitian Kualitatif, Jenis, Karakteristik dan Keunggulannya (Raco,

2010) menambahkan bahwa studi kasus adalah studi tentang kekhususan dan

kompleksitas suatu kasus tunggal dan berusaha untuk mengerti kasus tersebut dalam

konteks, situasi dan waktu tertentu.

3.2. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Studi Kasus

Manfaat utama menggunakan pendekatan studi kasus adalah penelitian yang dilakukan

fokus pada satu atau beberapa kasus memungkinkan peneliti untuk menangani seluk-

beluk dan kerumitan kompleks sosial situasi. Secara khusus, memungkinkan peneliti

untuk bergulat dengan hubungan dan proses sosial dengan cara yang ditolak survei

pendekatan. Analisis bersifat holistik bukan berdasarkan faktor-faktor yang terisolasi.

Pendekatan studi kasus memungkinkan penggunaan berbagai metode penelitian, Lebih

dari ini, kurang lebih mendorong penggunaan beberapa metode dalam memerintahkan

untuk menangkap realitas yang kompleks di bawah pengawasan. Link dengan metode

Campuran.

Titik di mana pendekatan studi kasus yang paling rentan terhadap kritik adalah dalam

kaitannya dengan kredibilitas generalisasi yang dibuat dari temuan-temuannya. Oleh

karena Itu dalam studi kasus, peneliti harus sangat hati-hati untuk menghilangkan

kecurigaan dan untuk menunjukkan sejauh mana kasus ini mirip dengan, atau kontras

dengan, jenis penelitian yang lain. (Denscombe, 2010).

Page 29: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

17

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam kajian suatu penelitian kualitatif, Patton (2002) dalam Metode Penelitian

Kualitatif, Jenis, Karakteristik dan Keunggulannya (Raco, 2010), menjelaskan

mengenai penyajian 3 jenis data (Triangulation) :

1. Data yang diperoleh melalui wawancara yang mendalam (In depth interview)

dengan menggunakan pertanyaan open-ended. Data yang diperoleh berupa

persepsi, pendapat, perasaan dan pengetahuan.

2. Data yang diperoleh melalui pengamatan langsung (Observation). Data yang

diperoleh berupa gambaran yang ada di lapangan dalam bentuk sikap, tindakan,

pembicaraan, interaksi interpersonal dan lain-lain.

3. Data dokumentasi yakni dokumen yang berupa material yang tertulis dan

tersimpan. Data dapat berupa internal memorandum atau korespondensi.

Pada penelitian kualitatif ini, peneliti menggunakan ketiga data triangulasi tersebut

dengan pengelompokan instrumen data sebagai berikut:

3.3.1. Data Primer

1. Wawancara

Wawancara dilakukan peneliti untuk mengumpulkan informasi guna mendapatkan

suatu pemahaman yang menyeluruh dari sudut pandang partisipan atau situasi.Selain

itu juga, untuk mendapatkan informasi yang tidak dapat diperoleh melalui observasi

atau kuesioner, guna memperoleh hasil yang maksimal, peneliti menggunakan pola

wawancara mendalam (In-depth Interview) semi terstruktur dengan bentuk pertanyaan

terbuka (open-enden questions) dan pendalaman (probing) jika dianggap perlu untuk

mendapatkan data. (Raco, 2010).

In-depth interview. Merupakan proses wawancara dengan tujuan menemukan

permasalahan secara lebih terbuka, di mana pihak yang diajak wawancara diminta

pendapat, dan ide-idenya. Jenis wawancara ini juga termasuk dalam wawancara

semiterstruktur (semistructure interview) yang dalam pelaksanaannya lebih bebas bila

dibandingkan dengan wawancara terstruktur. (Esterberg dalam Sugiyono, 2009).

Page 30: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

18

2. Observasi

Observasi adalah bagian dalam pengumpulan data dengan mengumpulkan data

langsung dari lapangan dengan melakukan pengamatan secara langsung, sehingga

memperoleh hasil data yang dapat berupa gambaran tentang sikap, kelakuan, perilaku,

tindakan, keseluruhan interaksi antar manusia. (Raco, 2010).

Observasi mengacu pada bukti-bukti langsung yang dilihat oleh mata pada saat suatu

kejadian berlangsung. Ini didasarkan pada suatu keyakinan bahwa untuk tujuan

tertentu, yang terbaik adalah mengamati apa yang sebenarnya terjadi (Denscombe,

2010). Hal-hal yang diobservasi meliputi gambaran perilaku, sikap, dan interaksi yang

terlihat. Data observasi lebih luas dapat mencakup sesuatu gambaran yang didapat dari

kepekaan peneliti dalam menangkap informasi dan interaksi yang terjadi yang tidak

terungkap melalui wawancara.

3.3.2. Data Sekunder

Data hasil observasi dan dokumentasi berupa struktur organisasi, data karyawan,

absensi kehadiran, memo, jadwal produksi, jadwal kerja karyawan dan lain-lain.

3.4. Subyek Penelitian

Sebagai salah satu organisasi penunjang dalam proses produksi, Departemen Gudang

Bahan Baku (Raw Material) dituntut untuk mampu menunjukkan performa kinerja

yang baik dengan melaksanakan tugas secara efektif dan komunikatif , terutama dalam

hal menjaga kelancaran dan ketepatan dalam menerima, menyimpan dan mengirim

bahan baku yang akan digunakan dalam proses produksi, oleh karenanya peneliti

menjadikan karyawan pada departemen gudang bahan baku sebagai subyek penelitian,

dengan jumlah partisipan sebanyak 3 orang sebagai Informan dan 1 orang sebagai

Informan Utama (Key Informan).

Page 31: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

19

Berikut ini adalah sekilas profil partisipan yang menjadi subyek pada penelitian ini:

3.4.1. Informan Utama (Key Informan)

Budiono (49 Tahun), bertugas sebagai Supervisor Gudang Bahan Baku (Warehouse

Raw Material) dengan masa kerja 20 tahun. Bertugas membantu

Manajemen/Warehouse Manager dalam mengelola penerimaan, penyimpanan dan

pengeluaran bahan baku(Raw Material/Inventory) sekaligus sebagai penyelia

manajemen perusahaan dalam menangani berbagai permasalahan di lapangan kerja

Departemen Gudang. Bekerja dengan sistem waktu kerja Staff (Non-Shift).

3.4.2. Informan 1

Wadison (41 Tahun), bertugas sebagai Koordinator ISO (International Standart

Organization) pada Departemen Gudang, dengan masa kerja selama 20 tahun.

Bertugas membantu Manajemen dan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan sistem

prosedur kerja berdasarkan Standar Organisasi Internasional (ISO) dan Sistem

Pelaksanaan Keamanan dan Keselamatan Kerja pada Sub-Departemen Gudang Bahan

Baku sebagaimana yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Bekerja dengan sistem

waktu kerja Staff (Non-Shift)

3.4.3. Informan 2

Didi Endang Hardi (38 Tahun), bertugas sebagai Section Shift Supervisor Gudang

Bahan Baku (Raw Material) dengan masa kerja selama 20 tahun. Bertugas membantu

dan mewakili Supervisor Gudang Bahan Baku, dalam mengawasi dan menangani

seluruh aktivitas proses kerja dan kinerja karyawan gudang bahan baku. Bekerja

dengan sistem waktu kerja secara bergilir (3 Shift)

3.4.4. Informan 3

Aco Sudarso (39 Tahun), bertugas sebagai Stock keeper Gudang Intransit Bahan Baku,

dengan masa kerja selama 20 tahun. Betugas sebagai penerima barang bahan baku

produksi yang dikirim oleh Stock Keeper gudang Induk, kemudian diserahterima-kan

kepada Operator Produksi untuk digunakan dalam proses produksi. Bekerja dengan

sistem waktu kerja secara bergilir (3 Shift).

Page 32: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

20

3.5. Teknik Pengolahan Data

Teknik analisa pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan teknik yang dikembangkan oleh Cresswell (2002) yang menggambarkan

proses analisis data sebagai berikut:

Prosedur Analisa Data Cresswell (2002)

Selanjutnya, data mentah (raw data) berupa transkrip wawancara mendalam akan

ditransformasikan kedalam bentuk kategori-kategori dalam coding.

Coding, adalah proses pengaturan materi-materi pada bagian-bagian dalam

keseluruhan teks agar gagasan umum bisa dikembangkan dan tersebar dalam tiap-tiap

bagian. (Creswell, 2010)

Teknik untuk melakukan analisis data menurut Creswell, (2002) adalah sebagai

berikut:

1. Mencari makna seluruh data, memilih yang paling penting dan paling singkat.

2. Mencari informasi yang didapat dari data dan menafsirkan makna yang

terkandung.

Description of data analysis

Initial Data Analysis

Themes

Themes

Theme

Themes

Stage 1 data collection and display reflection Stage 2 data coding and distillation

Stage 3 Generation of key themes

Stage 4 Story report and conclusions

Major and Minor i

Final Interpretation

Gambar 3.1 Cresswell dalam Papilaya (2012)

Page 33: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

21

3. Membuat catatan pada setiap pernyataan. Coding juga bisa dibuat untuk

memilah-milah topik sesuai dengan setting dan konteks, perspektif, peserta

peserta cara berpikir, proses, kegiatan, hubungan sosial dan struktur.

4. Encoding ini selanjutnya diikuti dengan daftar kode yang dihasilkan, untuk

selanjutnya digunakan untuk mendapatkan gagasan utama atau topik utama.

5. Menentukan empat sampai lima tema atau pola. Tema ini dianggap sebagai

penemuan baru. Setelah itu, tema ini ditafsirkan berdasarkan referensi dari

penelitian sebelumnya. Tema ini menjadi dasar untuk refleksi peneliti.

Menurut Carl F. Auerbarch & Louise B. Silverstein (2003) ada enam langkah yang

dilakukan untuk mengkonstruksi narasi teoritis dari teks yaitu :

1. Membuat teks yang dikelola yang terdiri atas:

a. Secara eksplisit menyatakan fokus dan kerangka teoritis penelitian.

b. Pilih teks yang relevan untuk analisis lebih lanjut: lakukan ini dengan membaca

teks mentah yang telah dibuat dan lebih memprioritaskan teks yang relevan.

2. Mendengarkan apa yang telah dikatakan :

a. Rekam dan ulangi ide-ide dengan mengelompokan bagian-bagian terkait dari

teks yang relevan.

b. Mengatur tema dengan mengulangi mengelompokan ide-ide kedalam kategori

yang koheren.

3. Mengembangkan teori

a. Mengembangkan teoritis konstruk dengan mengelompokan tema kedalam konsep

yang lebih abstrak konsisten dengan kerangka teoritis.

b. Membuat narasi teoritis dengan menceritakan kembali cerita dari informan.

Page 34: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

22

Gambar 3.2Auerbach dalam Shihab (2012)

3.6. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

The triangulation of ideas is useful in helping you achieve a measure of validity,

comprehensiveness and also interconnectivity Chen dan Pearce (1995).

Dari pengertian tersebut diatas, bahwa teknik triangulasi data sangat bermanfaat bagi

peneiliti untuk membantu peneliti dalam memperoleh kepastian dan keyakinan data

secara utuh dan lengkap serta saling terkait antara satu sama lain.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti telah memeriksa dan menguji

atau memvalidasi ketiga data (triangulasi data) yang diperoleh dalam proses penelitian

sebagai bagian dari ukuran validitas data dalam metode kualitatif, yakni berupa data

primer dan skunder penelitian, dengan melakukan konfirmasi dan verifikasi data secara

faktual terhadap hasil wawancara dengan partisipan serta hasil pengamatan secara

langsung di lokasi penelitian.

Pada bab berikutnya akan membahas mengenai analisa masalah dan pembahasan.

Relevant Text

Repeating Ideas

Themes

Theoritical Constructs

Page 35: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

23

B A B I V

ANALISA DAN PEMBAHASAN

Pada Bab ini akan diorganisasikan dengan langkah pertama yaitu mengumpulkan

semua data dari 4 (empat) orang partisipan yang dipilih dari 95 orang karyawan, alasan

pemilihan 4 (empat) orang partisipan; 1 (satu) orang pimpinan sebagai Informan

Utama (Key Informan) dan 3 (tiga) orang karyawan sebagai informan pendukung,

karena menurut peneliti ke-empat orang partisipan tersebut dianggap sebagai rich

informan. Kemudian setelah data terkumpul maka dilakukan pembacaan secara

menyeluruh serta dibuat data coding.Kemudian peneliti melakukan pemisahan dan

pengklasifikasian data coding dengan menggunakan selective data.Peneliti

mengkategorikan pernyataan yang relevan dan sesuai dengan topik, kemudian peneliti

membuat tabel data dari 4 orang informan lalu membaginya menjadi dua yaitu major

statemen dan minor statement.Major statement artinya jawaban dari informan benar-

benar sesuai dengan topik pembahasan, dan minor statemen artinya hampir sesuai

dengan topik pembahasan, akan tetapi dalam melakukan proses wawancara peneliti

lebih banyak mendapatkan hasil jawaban yang major, sehingga peneliti hanya

menampilkan satu table hasil akhir data coding yang peneliti anggap relevan dalam

penelitian ini (major statement).

Secara umum penelitian ini tidak dapat digeneralisasi secara umum, karena hasil

temuan data terbatas mengeksplorasi pengalaman dan individu secara mendalam

mengingat data yang di peroleh hanya dari satu kelompok kerja, yakni sub-

departemen, gudang bahan baku, akan tetapi dengan mengeksplorasi pengalaman

individu secara mendalam seringkali dapat memunculkan temuan dan perspektif baru

yang akan sangat sukar didapat dengan menggunakan metode riset yang lain. Temuan

dalam penelitian ini bukanlah pengecualian, hasil yang diungkapkan merupakan

kutipan-kutipan dari hasil wawancara peneltian, sejumlah temuan menarik yang

diproleh dari hasil pengembangan pertanyaan (probing) yang tidak terencana muncul

sepanjang wawancara dilakukan. (Raudy, 2010).

Page 36: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

24

4.1. Profil PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk.

PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (“ICBP” atau “Perseroan”) merupakan

produsen makanan dalam kemasan yang mapan dan terkemuka dengan berbagai

pilihan produk makanan sehari-hari bagi konsumen di segala usia. Banyak di antara

merek produknya merupakan merek terkemuka yang telah melekat di hati masyarakat

Indonesia, serta memperoleh kepercayaan dan loyalitas jutaan konsumen di Indonesia

selama bertahun-tahun.

ICBP berdiri sebagai entitas terpisah di bulan September 2009 serta tercatat di Bursa

Efek Indonesia (“BEI”) pada tanggal 7 Oktober 2010.ICBP didirikan melalui

restrukturisasi internal dari Grup Produk Konsumen Bermerek (“CBP”) PT Indofood

Sukses Makmur Tbk (“Indofood”), perusahaan induk ICBP yang sahamnya tercatat di

BEI sejak tahun 1994. Melalui proses restrukturisasi internal, seluruh kegiatan usaha

Grup CBP dari Indofood, yang meliputi mi instan, dairy, penyedap makanan, makanan

ringan, nutrisi dan makanan khusus, serta biskuit (sebelumnya tergabung dalam Grup

Bogasari), dialihkan ke ICBP.

Setelah pencatatan saham ICBP, Indofood tetap menjadi pemegang saham mayoritas

ICBP dengan kepemilikan saham sebesar 80%.Oleh karenanya, ICBP tetap memiliki

sinergi dengan perusahaan-perusahaan Grup Indofood lainnya dalam menjaga

keunggulan kompetitifnya.

Saat ini kegiatan usaha ICBP terdiri atas; 1) Mi Instan, memproduksi dan memasarkan

berbagai produk mi instan antara lain bag noodles, cup noodles, mi telor dan bihun

instan. 2) Dairy - memproduksi dan memasarkan berbagai macam produk dairy,

yaitu susu kental manis, susu cair (ultra high temperature, susu steril dalam botol dan

susu pasteurisasi), susu bubuk, es krim, minuman yogurt dan mentega. 3) Penyedap

Makanan – memproduksi beragam produk kuliner seperti kecap, saus sambal, saus

tomat, kaldu dan bumbu instan, serta juga memproduksi dan memasarkan sirup. 4)

Makanan Ringan – memproduksi dan memasarkan berbagai makanan ringan moderen

dan makanan ringan tradisional yang dikemas secara moderen, serta produk biskuit. 5)

Nutrisi & Makanan Khusus – memproduksi dan memasarkan berbagai macam bubur

sereal dan biskuit untuk bayi dan anak-anak, serta produk susu untuk ibu hamil dan

menyusui.

Page 37: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

25

ICBP berdiri sebagai entitas terpisah pada bulan September 2009 dan tercatat sebagai

perusahaan publik di BEI pada tanggal 7 Oktober 2010. ICBP didirikan melalui proses

restrukturisasi internal Grup CBP dari Indofood, perusahaan induk yang tercatat

sebagai perusahaan publik di BEI sejak tahun 1994.

Berbagai kegiatan usaha dan merek yang digunakan untuk produk ICBP telah dikenal

sejak lama, dimana beberapa diantaranya merupakan pemimpin pasar. Sejarah dari

berbagai kegiatan usaha Perseroan adalah sebagai berikut:

Kegiatan usaha mi instan mulai beroperasi pada Tahun 1982 dengan diluncurkannya

merek Sarimi.Berbagai merek mi instan lainnnya seperti Indomie, Supermi dan Pop

Mie melengkapi portofolio produk ICBP, masing-masing pada tahun 1984, 1986 dan

1988.

1. Divisi Mi Instan

Sebagai salah satu produsen mi instan terbesar di dunia, ICBP menawarkan berbagai

produk mi instan antara lain bag noodles, cup noodles, mi telur dan bihun instan

dengan berbagai merek yang ditujukan kepada berbagai segmen di pasar. Merek-

merek utamanya termasuk Indomie, Supermi, Sarimi, Sakura, Pop Mie, Mi Telor Cap

3 Ayam dan Pop Bihun.Merek-merek utama tersebut merupakan merek-merek yang

terkemuka dan sudah lama dikenal oleh masyarakat Indonesia.

2. Visi

Visi PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk. adalah menjadi Produsen Barang-

barang Konsumsi yang Terkemuka

3. Misi

Sebagaimana dinyatakan dalam agenda perusahaan, misi PT, Indofood CBP Sukses

Makmur, Tbk. adalah; 1) Senantiasa melakukan inovasi, fokus pada kebutuhan

pelanggan, menawarkan merek-merek unggulan dengan kinerja yang tidak tertandingi.

2) Menyediakan produk berkualitas yang merupakan pilihan pelanggan. 3) Senantiasa

meningkatkan kompetensi karyawan, proses produksi dan teknologi kami. 4)

Memberikan kontribusi bagi kesejahteraan masyarakat dan lingkungan secara

berkelanjutan. 5) Meningkatkan stakeholders’ value secara berkesinambungan

Page 38: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

26

4. Alamat Perusahaan

Nama Perusahaan : PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk

Divisi Mie Instan, Cabang Cibitung – Bekasi.

Alamat : Kp. Jarakosta Ds.Sukadanau No. 1 RT. 02 RW.03

Cikarang Barat – Kab. Bekasi 17520

No. Telp : 021-8901166

No. Fax : 021-8901168

E-Mail : www.indofood.cbp.co.id

Logo Perusahaan

Page 39: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

27

4.1.1. Struktur Organisasi Sub-Departemen Gudang Bahan Baku

Factory Manager Noodles – Cibitung

Warehouse

Manager

ISO

Coord. WH Raw Material

Warehouse

Raw Material Supervisor

WH. RM. Section Shift Supervisor.

Stock Keeper

Stock Keeper Intransit (Shift)

Cheker WH. RM. Adm. RM Incoming

Adm. RM Shopfloor

Adm.

Driver Forklift

Stock Keeper A&P,

Stock keeper

Oil BBM,

& BBG

Helper Helper

Page 40: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

28

4.1.2. Tugas Dan Tanggung Jawab Karyawan Sub-Departemen Gudang Bahan

Baku

1. Factory Manager.

Bertugas dan bertanggung jawab penuh sebagai Kepala Pabrik dalam memgelola dan

mengawasi jalannya seluruh aktivitas Pabrik (Manufacturing) Cabang Cibitung -

Bekasi.

2. Warehouse Manager

Memimpin, mengelola dan bertanggung jawab penuh terhadap segala bentuk aktivitas

departemen gudang Bahan baku (Raw Material) dan Barang jadi (Finished Goods).

3. Warehouse Raw Material Supervisor

Membantu Warehouse Manager dalam mengelola Penerimaan dan penyimpanan

Bahan baku (Inventory) sekaligus sebagai penyelia manajemen perusahaan dalam

menangani berbagai permasalahan di lapangan kerja departemen Gudang.

4. Warehouse RM Section Shift Supervisor

Membantu dan mewakili WH.RM Supervisor dalam mengawasi dan menangani

seluruh aktivitas proses kerja dan kinerja karyawan gudang Bahan baku, yang bekerja

dengan sistem bergilir (Shift).

5. Coordinator ISO (International Standard Organization)

Bertugas dan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan Sistem prosedur kerja

berdasarkan Standard Organisasi Internasional (ISO) dan Sistem Pelaksanaan

Keamanan dan Keselamatan Kerja yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

6. Administration

a. Administrasi Gudang Bahan baku.

Membantu WH. RM. Supervisor dalam hal administrasi gudang Bahan baku serta

Mengurusi seluruh kebutuhan proses kerja karyawan gudang Bahan baku.

Page 41: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

29

b. Administrasi Penerimaan Dan Pengeluaran Barang&Bahan Baku (Incoming)

Bertugas menginput data penerimaan barang yang telah diterimakan dari suplier oleh

bagian Cheker dan Stock Keeper gudang bahan baku.

c. Administrasi Pemakaian Bahan Baku. (Shopfloor)

Menginput dan meneliti data pemakaian bahan baku yang telah diserah terimakan oleh

Stock Keeper Induk dan Intransit kepada Operator Produksi untuk diproses menjadi

barang jadi (Finished Goods).

7. Cheker

Bertugas dan bertanggung jawab dalam hal penerimaan barang atau bahan baku yang

dikirim oleh Suplier, kemudian mencari dan menyediakan lokasi penempatan barang

sebagai stock bahan baku yang siap digunakan untuk proses produksi.

8. Stock Keeper

Bertugas sebagai penerima barang bahan baku produksi yang telah diterima oleh

Cheker lalu kemudian menyimpannya dengan baik sesuai jenis barang dan tempat

yang telah ditentukan serta mengeluarkannya dari stock gudang bahan baku untuk

digunakan dalam proses produksi.

9. Helper

Bertugas sebagai tenaga pelaksana dalam membantu Stock Keeper menjalankan

tugasnya sehari-hari untuk menyiapkan kebutuhan bahan baku dan mengirim barang

yang dibutuhkan oleh bagian Produksi dengan mengacu sesuai dengan jadwal kerja

proses produksi yang telah dibuat oleh Departemen Production & Planning Inventory

Control (PPIC) guna menjaga kelancaran proses produksi.

10. Driver Forklift

Pengemudi Forklift dan bertanggung jawab terhadap perawatan mesin forklift serta

melayani kebutuhan kerja personil gudang bahan baku dalam hal ketersediaan barang

bahan baku.produksi.

Page 42: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

30

4.2. PraktekBerkomunikasi Antara Pimpinan dan Karyawan

Efektifitas kinerja seorang pemimpin dapat dilihat melalui pola kepemimpinan serta

interaksi karyawan dalam suatu kelompok kerja.Baiknya suatu manajemen

kepemimpinan dalam suatu organisasi atau kelompok kerja, menandakan adanya

komunikasi kepemimpinan yang berlangsung dengan baik di dalamnya.

4.2.1. Kondisi Praktek Berkomunikasi Karyawan

Dinamika dari kegiatan suatu organisasi dan keberagaman cara seseorang

berkomunikasi dalam suatu organisasi menjadikan proses komunikasi bukanlah suatu

hal yang mudah dalam menjalankan roda kepemimpinan pada suatu organisasi, hal

tersebut diungkapkan oleh Budiono (Informan-1) selaku pimpinan atau Supervisor

pada kelompok kerja gudang bahan baku, dalam menangani permasalahan komunikasi

kerja sebagaimana yang ia katakan kepada peneliti dalam wawancaranya, “Jadi

memang disini ini memang sangat pelik yah, jadi memang sangat sensitif, jadi disini

memang kita lakukan yah, dalam hal komunikasi ada suatu yang kita berikan yaitu

media komunikasi”

Meskipun kepelikan tersebut dirasakan oleh pimpinan, akan tetapi kondisi interaksi

karyawan dalam berkomunikasi secara umum sudah berlangsung dengan baik dan

terbuka sebagaimana yang dijelaskan oleh bawahan langsung dari Budiono, yakni Didi

Endang Hardi (Informan-3) yang juga merupakan pimpinan pada level menengah

(Section Shift Supervisor), ia mengatakan, “Oh di sini terbuka, artinya kalau secara

langsung ya kita komunikasi sama mereka atau bawahan saya nih, kita nggak ada

yang istilahnya yang ditutup-tutupi, karena kita kan menyangkut masalah pekerjaan

nih , kita nggak bisa atau nggak ada istilah yang ditutup-tutupi…”.

Hal senada juga dipertegas oleh pernyataan Wadison (Informan-2) selaku koordinator

ISO gudang bahan baku,dalam kesempatan wawancara dengan peneliti ia menjelaskan

“Ya, sudah, sudah (red-terbuka),…ada misalnya di shift 1, dia sudah menyiapkan

barang untuk shift 2, tetapi setelah dia waktu sudah pulang, itu belum selesai , dia

komunikasikan kepada shift berikutnya, ada informasi yang disampaikan baik secara

lisan maupun secara tertulis.

Dengan melakukan pengamatan secara langsung di lokasi penelitian, serta merujuk

pada hasil wawancara, peneliti memperoleh fakta bahwa proses interaksi dan

Page 43: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

31

komunikasi pada kelompok gudang bahan baku , secara umum telah berlangsung

dengan baik dan terbuka, baik antara karyawan dengan karyawan maupun pimpinan

dengan karyawan.

4.2.2. Metode komunikasi yang biasa digunakan karyawan dalam

berkomunikasi

Metode komunikasi adalah cara seseorang berkomunikasi, hal tesebut dapat dilakukan

dengan berbagai macam cara sesuai dengan kebutuhan dan sarana yang ada untuk

memperlancar proses komunikasi yang dilakukan, metode komunikasi yang digunakan

dalam kelompok kerja gudang bahan baku lebih sering dilakukan dengan cara

langsung dua arah (dyadic communication) baik secara lisan (verbal) maupun tulisan

(non verbal), metode tersebut dianggap paling efektif oleh seluruh partisipan yang

menjadi narasumber bagi peneliti dalam melakukan penelitian ini, mulai dari bawahan

seperti AcoSudarso (I-4),mengatakan, “Ya dari mulut ke mulut kalo menurut saya ya

teknik komunikasinya. Seringnya ya tatap muka dan lisan ya,…Sudah efektif ya, antara

atasan dan bawahan”.

Hal tersebut dipertegas oleh pernyataan Wadison (I-2) yang mengatakan “Komunikasi

Langsung, karena itu lebih mengena, lebih jelas, mereka yang kita ajak komunikasi itu

tahu langsung dari sumbernya gitu, karena tidak akan bias”, begitu juga dengan

pernyataan DidiEndang Hardi (I-3) ketika ditanyakan oleh peneliti mengenai

kebiasaan karyawan dalam berkomunikasi dan seberapa efektifkah hal tersebut, ia

menjawab, “Langsung, Secara langsung ya, dua arah, Efektif, idak ada masalah untuk

komunikasi langsung saya merasa nyaman tidak ada beban gitulah..”

Didukung dengan pengamatan langsung di lapangan, peneliti melihat secara langsung

proses komunikasi dua arah yang cukup efektif dalam aktivitas kerja karyawan dan

pimpinan sehingga minim terjadinya kesalahan kerja yang diakibatkan karena

kurangnya informasi atau instruksi kerja yang kurang jelas dari atasan kepada

bawahan, seperti dalam hal adanya perubahan jadwal produksi dan susunan personil

yang bertugas, pergantian shift dan hal lainnya yang dapat menghambat kelancaran

kerja karyawan gudang bahan baku, dapat selalu ditangani dan direspon dengan baik

oleh atasan (pimpinan kelompok).

Page 44: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

32

4.2.3. Arus Informasi dan Komunikasi

Arus informasi dan komunikasi yang lebih sering terjadi pada kelompok kerja gudang

bahan baku adalah dari atas ke bawah (Downward Communication), seperti arahan dan

pemberitahuan informasi pekerjaan lebih sering disampaikan oleh atasan, bawahan

hanya menyampaikan informasi kepada atasannya disaat terjadinya suatu masalah

yang tidak dapat teratasi oleh mereka, seperti yang dikatakan oleh Aco Sudarso (I-

4),ketika ditanya apakah ia sering berkomunikasi langsung dengan atasan, ia

menjawab,” … tidak selalu, terkecuali kalau ada masalah saya ajukan ke atasan, itu

pun kalau saya tidak bisa mengatasinya” hal tersebut juga diakui oleh atasannya yakni,

Didi Endang Hardi (I-3) yang mengatakan “Atasan, atasan dulu yang memulai, ya dari

atas ke bawah” sependapat dengan pernyataan tersebut, Wadison (I-2) juga menjawab

dengan pernyataan yang hampir sama yakni ia menyatakan bahwa, “komunikasi itu

kan dari atas ke bawah, yang benernya itu, jadi atasan selalu menegur sapa karyawan

menyampaikan sesuatu yang ia dapatkan kepada bawahannya itu”.

Berdasarkan pengamatan secara langsung yang dilakukan oleh peneliti,

Kecenderungan penggunaan (Downward communication) dalam teknik komunikasi

kepemimpinan pada kelompok kerja gudang bahan baku, menjadikan karyawan atau

bawahan agak pasif dalam berkomunikasi terhadap atasan, karena teknik yang

disampaikan atasan sering bersifat persuasif dan informatif yang dilanjutkan dengan

instruksi kerja, sebagaimana yang dikatakan oleh Budiono (I-1),” Ya informatif itu

yang sering sih, yang lain-lainnya wis lihat situasilaaah…. “

Olehkarena hal tersebut peneliti memperhatikan kebiasaan karyawanmenjadilebih suka

menunggu informasi atau instruksi apa yang akan disampaikan oleh atasan. Asumsi

tersebut didukung oleh pernyataan Aco Sudarso (I-4) yang mengatakan “Ya, yang

saya alami selama ini, saya menunggu, misalkan ada informasi dari atasan, saya

dapat informasi dari atasan, saya langsung lontarkan ke bawahan”.

4.2.4. Bentuk Atau Media Komunikasi Kelompok

Salah satu bentuk komunikasi dalam kelompok adalah diskusi kelompok atau rapat,

pada kelompok kerja sub-Departemen Gudang Bahan Baku, terbiasa melakukan

komunikasi langsung dalam bentuk suatu rapat atau biasa disebut dengan Meeting

Koordinasi Internal atau Weekly Operational Review (WOR) hal tersebut merupakan

suatu bentuk media komunikasi tatap muka langsung yang dihadiri oleh sebagian

Page 45: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

33

karyawan gudang bahan baku (Raw Material), guna mengakomodir dan

mengkomunikasikan permasalahan yang terjadi dalam pekerjaan agardapat segera

ditindaklanjuti dan dilakukan tindakan perbaikan. Adanya bentuk komunikasi tersebut

diakui oleh 4 orang partisipan sebagaimana yang tercantum dalam transkrip

wawancara penelitian ini, antara lain seperti yang diungkapkan oleh Budiono (I-1),

“Kita ini sudah ada yang kita jadwalkan meeting mingguan, berupa WOR (Weekly

Operational Review) pada hari Rabu jam 13.00-15.00 untuk membahas rencana dan

masalah kerja yang sudah atau belum tercapai dan diikuti. Oleh seluruh karyawan

yang masuk pagi.”, begitu juga apa yang disampaikan oleh Didi Endang Hardi (I-

3)”Ada, kita biasanya meeting koordinasi ya, itu yang dihadiri biasanya Supervisor,

Section, StockKeeper, Helper, istilahnya Meeting KoordinasiInternal, dilakukaan

secara berkala satu minggu satu kali pada hari rabu jam 1 sampai jam 2 siang”.

Dalam hal observasi lapangan, peneliti memperoleh data (terlampir) mengenai bukti

dilaksanakannya rapat tersebut, yakni berupa daftar hadir karyawan yang mengikuti

kegiatan tersebut.

4.2.5. Peran Komunikasi Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan

Secara umum, karyawan gudang bahan baku, menyadari pentingnya peran komunikasi

kepemimpinan terhadap kinerja mereka, Kepemimpinan yang komunikatif diharapkan

dapat meminimalisir permasalahan dalam suatu pekerjaan.Aco Sudarso (I-4)

mengatakan,”Kalau menurut saya sudah efektif, parameternya setiap permasalahan

langsung direspon”, begitu juga dengan adanya pernyataan serupa dari partisipan yang

lain, bahwa,“Parameter yang kita lakukan, kan dilihat dari ini, komunikasi, artinya

kan tidak terjadi masalah di lapangan ya, gitu “, hal tersebut diakui oleh Wadison (I-

2) dalam pernyataannya disaat menjawab pertanyaan peneliti mengenai parameter

keberhasilan komunikasi kepemimpinan dalam kelompok kerja gudang bahan baku.

Begitu juga dengan pendapat Budiono yang merupakan pimpinan pada kelompok kerja

gudang bahan baku, mengenai tanggapannya atas peran komunikasi kepemimpinan

terhadap kinerja karyawan dan efektivitas kepemimpinan,“Menurut saya peran

komunikasi ini sangat-sangat penting karena dengan jalan komunikasi-lah, dengan

jalan itu akan menghasilkan solusi yang baik ya , tanpa komunikasi ya menurut saya

semuanya tidak ada atau kuranglah, memang sangat-sangat penting komunikasi itu”.

Page 46: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

34

Tidak hanya atasan, bawahan pun juga membutuhkan peran komunikasi

kepemimpinan dalam suatu kelompok kerja, “Sangat dibutuhkan, ya karena kalau ada

permasalahan yang atasan tahu, ibaratnya bawahan juga harus tahu ya, misalnya ada

permasalahan di atasan, bawahan juga harus tahu, begitu juga kalau ada

permasalahan di bawahan, atasan juga harus tahu ya…., sangat penting ya, kinerja

dengan komunikasi itu sangat penting ya, karena disitu saling berkaitan”. Ungkap

Aco Sudarso (I-4) dalam wawancara kepada peneliti.

Didi Endang Hardi (I-3), juga turut mengatakan pendapatnya mengenai pengaruh

komunikasi terhadap kinerja, “Komunikasi, saya pikir sangat-sangat diperlukan, tanpa

komunikasi saya pikir aktivitas tidak akan berjalan dengan baik jadi pengaruhnya

sangat besar, sangat diperlukan, tanpa komunikasi saya pikir semua tidak akan

berjalan dengan baik dan sesuai dengan prosedur”.

4.3. Faktor Yang mempengaruhi Efektivitas Komunikasi Kepemimpinan

Faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi proses komunikasi kepemimpinan

adalah bersumber dari pada sifat atau karakter pribadi karyawan serta kebiasaan

perilaku dirinya dan juga lingkungan sosial pergaulannya yang cukup mempengaruhi

pola dan gaya komunikasi karyawan tersebut.

4.3.1. Faktor yang bersifat perilaku

Salah seorang partisipan, Wadison (I-2) mengatakan “Ya, yang pertama itu faktor

manusia, faktor manusia itu yang paling dominan, faktor manusianya, disamping itu

ya faktor penunjang ya, faktor sistem gitu, sistem dari kita, sistem yang kadang-

kadang tidak jalan. pada dasarnya karyawan itu ya, ini kan kadang-kadang cuek”.

Kebiasaan karyawan yang cuek atau acuh terhadap suatu informasi, kurang

tanggapnya karyawan dalam menangkap suatu pesan, atau tandadan gejala dalam

komunikasi, hingga sifat emosi dan rasa egoisme yang tinggi dari karakter pribadi

pimpinan atau karyawan,merupakan faktor-faktor penghambat yang apabila tidak

dapat ditangani dengan baik akan berdampak negatif terhadap keberhasilan efektivitas

komunikasi kepemimpinan yang ingin dicapai, sebagaimana yang diungkapkan oleh

Didi Endang Hardi (I-3), menyatakan faktor yang menghambat keberhasilan

komunikasi kepemimpinan adalah, “Ego individu biasanya, tapi sifatnya minor ya”.

Page 47: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

35

Dalam menghadapi beragamnya karakter dan kepribadian karyawan, Peneliti

menemukan pendekatan konsep yang digunakan dalam komunikasi kepemimpinan

dalam sub-departemen gudang bahan baku adalah partisipasi langsung dengan terjun

ke lokasi kerja untuk mengetahui keadaan atau kondisi permasalahan yang terjadi

secara langsung (Situational Approach), hal tersebut diungkapkan oleh kedua

pimpinan yang menjadi partisipan dalam penelitian ini, Budiono (I-1) mengatakan,

“Sebagai pimpinan kalo bisa kita tidak hanya intruksi saja yah, jadi kita perlu

menyapa kabar, kita harus mengetahui karakter masing-masing karyawan biar kita

bisa masuk atau nyambung dalam berkomunikasi dengan karyawan, penting itu

jangan disamaratakan”.

Begitu juga apa yang dirasakan dan dialami oleh Didi Endang Hardi (I-3) yang

menjelaskan tentang kepemimpinannnya, “Untuk penyampaian komunikasi, saya

memposisikan diri saya sebagai rekan kerja dengan harapan mereka menerima tanpa

ada tekanan, saya biasanya mengkomunikasikan, artinya, saya menawarkan, cari

yang terbaik dulu, artinya menawarkan dulu ke mereka dengan suatu harapan mereka

juga tidak merasa terbebani dengan instruksi yang saya berikan”.

4.3.2. Faktor kemampuan dan keterampilan komunikasi

Pola dan gaya komunikasi kepemimpinan yang dilakukan lebih cenderung

menggunakan gaya penyampaian pesan,informasi dan arahan secara langsung dengan

lisan dan tulisan kepada karyawan (Telling Style), meskipun pola interaksi dan

komunikasi antara pimpinan dan karyawan sudah berjalan dengan baik dan saling

terbuka dengan alur komunikasi berdasarkan struktur organisasi yang ada, kemampuan

dan keterampilan pimpinan dalam melakukan komunikasi kepemimpinan bukanlah hal

yang mudah, berbagai hambatan kemampuan memposisikan diri, mengenal karakter

diri dan kemampuan membaca situasi serta memahami karakter oang lain (karyawan)

merupakan faktor penting yang harus dijawab dengan peningkatan kemampuan dan

keterampilan komunikasi

Budiono (I-1) selaku pimpinan selalu berusaha untuk aktif dalam berkomunikasi

dengan bawahannya, hal ini dapat dilihat dari jawbannya ketika peneliti menanyakan

mengenai kemampuan dan keterampilannya dalam gaya kepemimpinannya, “Ini sudah

menjadi motto saya, jadi tiap pagi, saya hanya menaruh tas saja, kira-kira waktu satu

setengah jam saja kita keliling inspeksi kelapangan pada sub bagian masing-masing

Page 48: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

36

menemui rekan-rekan,anak buah untuk ya.. layaknya…disana kita lakukan tegur sapa

menanyakan bagaimana kabar, gimana kabar keluarga, baru disaat itu kadang-

kadang kita lakukan masuk (on the job training)pengarahan, ya biar mereka itu

merasa sangat dekat, saya biasanya komunikasi langsung kepada bawahan secara

struktur organisasi”.

Keterampilan komunikasi pimpinannya tersebut diakui oleh pernyataan Didi Endang

Hardi (I-3) ketika ditanya mengenai pendapatnya tentang gaya komunikasi

pimpinannya tersebut” “…kalau atasan saya, pola kerjanya mau melakukan pekerjaan

yang diluar job-nya, dia peduli terhadap menjaga kebersihan, disipilin kehadiran,

supel dan komunikatif ke siapapun tanpa istilahnya mengenal jabatan”.

Berbagai upaya telah dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan (pimpinan

kelompok), untukmeningkatkan kemampuan dan keterampilan karyawan dalam hal

cara berkomunikasi, antara lain dengan memberikan arahan dan motivasi melalui

briefing, memberikan pelatihan (training) tentang komunikasi yang efektif,hal tersebut

terungkap dalam wawancara antara peneliti dengan Wadison (I-2) yang mengatakan

“Kita di lingkungan karyawan gudang RM (Raw Material) ini telah mengadakan

beberapa training, salah satunya training komunikasi efektif, sehingga dari hasil

training itu menciptakan suatu komunikasi yang efektif di lingkungan kita,”, hal

tersebut diakui pula oleh pimpinannya, yakni Budiono (I-1) yang mengatakan

”…secara organisasi telah kita lakukan, dengan selalu membina, memberi masukan-

masukan agar semuanya berjalan dengan lancar dan tidak ada kendala,…hal ini

sangat efektif karena merupakan bagian penyelesaian suatu masalah dalam

pekerjaan”, meskipun dalam pelaksanaannya Ia juga mengakui belum dilakukan

secara maksimal, karena belum dapat dilaksanakan secara rutin setiap tahunnya untuk

diadakan training komunikasi oleh pihak manajemen perusahaan, akan tetapi hal

tersebut tidak mengurangi semangat kerja dan tidak terlalu menghambat proeses

komunikasi kerja pada kelompok kerja yang dipimpinnya, karena selain, sering

berkomunikasi dengan bawahan baik secara formal maupun informal tiap harinya,

karyawan juga sudah komunikatif dan sadar akan kewajiban tugas dan tanggung

jawabnya sebagai karyawan, tegasnya.

Untuk meyakinkan hal tersebut, peneliti mengkonfirmasi pernyataan dari pimpinan

tersebut kepada AcoSudarso (I-4) selaku petugas operasional atau StockKeeper

Page 49: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

37

Intransit gudang bahan baku (bawahan), ia menyatakan bahwa dirinya belum pernah

mengikuti pelatihan (training) komunikasi dalam beberapa tahun terakhir ini,

“…Kalau training untuk komunikasi belum ya,…belum pernah ikut ya, karena kurang

tahu itu tadi, informasinya kurang jelas..”. hal tersebut juga dilengkapi oleh

pernyataan Didi Endang Hardi (I-3)selaku atasannya langsung, Ia mengatakan bahwa

“Training ada, ada, itu sesuai schedule ajah, biasanya dari Manajemen yang

mengatur waktu pelaksanaannya”.

4.3.3. Faktor yang bersifat teknis

Teknik komunikasi kepemimpinan merupakan faktor penting guna meyakinkan bahwa

suatu pesan, informasi atau perintah kerja yang disampaikan oleh atasan (pimpinan

kelompok) dapat diterima dengan baik dan jelas oleh bawahan (karyawan), sehingga

tidak terjadi suatu kesalahan atau penyimpangan dalam pelaksanaan kerja yang telah di

perintahkan atau ditetapkan oleh atasannya (manajemen). Hal tersebut dapat dilakukan

dengan berbagai cara dan konsep pendekatan komunikasi kepemimpinan, teknik

komunikasi kepemimpinan yang sering digunakan oleh pimpinan pada sub-

Departemen Gudang Bahan Baku dalam berkomunikasi dengan karyawan adalah

teknik yang bersifat Informatif, persuasif dan diikuti dengan suatu perintah kerja

(instruktif), segala sesuatu hal yang bersifat informatif dan bertujuan untuk diketahui

oleh orang lain (publik), membutuhkan suatu media komunikasi yang dapat membantu

komunikator dalam menyampaikan pesannya dengan baik dan jelas kepada komunikan

sehingga terjadi suatu hubungan timbal-balik yang selaras dengan tujuan komunikasi

yang ingin dicapai,media komunikasi tersebut dapat berupa sarana dan fasilitas

komunikasi.

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti secara langsung selama di lokasi penelitian,

diperoleh informasi dan pendapat serta persepsi dari karyawan terhadap fakta

mengenai sarana dan fasilitas komunikasi yang ada pada kelompok kerja sub-

Departemen Gudang Bahan Baku,secara prinsip telah terdapat berbagai sarana dan

fasilitas komunikasi, antara lain telepon (airphone), papan pengumuman, memo atau

internal memorandum, hingga email yang berupa intranet dan internet, serta terdapat

juga media sarana komunikasi antar karyawan berupa majalah triwulan-an yang

bernama Media Indofood.

Page 50: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

38

Meskipun tampak begitu lengkap sarana komunikasi yang ada, pada kenyataannya hal

tersebut belum dapat dirasakan secara maksimal manfaatnya oleh karyawan, karena

beberapa dari sarana tersebut masih bersifat terbatas dan kurang mengena kepada

karyawan, yang sejujurnya mereka juga membutuhkan sarana atau media komunikasi

tersebut, seperti halnya dalam hal penggunaan media teknologi komunikasi virtual

intranet dan internet masih sangat terbatas dalam penggunaannya yang hanya

diperuntukkan pada bagian administrasi dan pimpinan dengan otoritas tertentu, hal ini

tentunya akan membatasi pola dan arus komunikasi yang ada, begitu juga dengan

pengelolaan papan pengumuman (mading) yang belum dikelola dan dimanfaatkan

secara maksimal sebagai ajang kreatifitas dan komunikasi aktif bagi karyawan agar

tidak jenuh dalam menghadapi rutinitas pekerjaan yang monoton.

Sebagai sarana komunikasi visual atau (Non verbal), Media Indofood merupakan

sarana komunikasi antar karyawan yang diterbitkan setiap 3 (tiga) bulan oleh

Corporate Public Relations yang diedarkan secara terbatas di lingkungan karyawan

Indofood dan anak-anak perusahaan, hal tersebut juga dirasakan masih kurang

maksimal manfaatnya oleh karyawan, hal ini dikarenakan tidak setiap karyawan dapat

membaca dan memiliki secara langsung media tersebut, yang mana seluruh isinya

merupakan informasi yang bersifat mendidik, memotivasi dan memberikan hiburan

untuk karyawan dan keluarganya sebagaimana tujuan yang diharapkan oleh

manajemen perusahaan dalam upaya meningkatkan kinerja dengan menjaga hubungan

komunikasi yang baik dan efektif dengan seluruh karyawan.

Faktor hambatan yang bersifat teknis seperti sarana komunikasi tersebut masih

menjadi kendala dalam proses praktek berkomunikasi karyawan pada gudang bahan

baku, hal tersebut dapat diketahui berdasarkan pada pernyataan partisipan yang

bertugas pada bagian gudang intransit bahan baku Pabrik I, Aco Sudarso mengatakan,”

Kalau di tempat saya fasilitas untuk berkomunikasi itu belum ada, seperti telepon,

papan pengumuman ada, tapi ala kadarnya”,ternyata hal ini tidak hanya dialami oleh

Aco Sudarso saja, berdasarkan pada pengamatan langsung yang dilakukan oleh

peneliti di lokasi kerja gudang intransit bahan baku Pabrik II, juga tidak tersedia

pesawat telepon (airphone), hal ini dirasakan oleh mereka sebagai suatu kendala dalam

hal penyampaian masalah pekerjaan, baik kepada atasan, atau sesama karyawan dalam

satu departemen maupun antar departemen.

Page 51: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

39

Dengan kurang tersedianya fasilitas dan sarana komunikasi pada struktur dan lokasi

bangunan pabrik yang cukup luas dan jauh letak posisi antar bagian unit kerja, diakui

oleh atasan merupakan salah satu faktor teknis yang dapat mempengaruhi keberhasilan

dalam proses berkomunikasi, karena berujung pada penggunaan tenaga dan waktu

kerja yang kurang efektif, sebagaimana yang diakui oleh Didi Endang Hardi (I-3) yang

mengatakan,“Saya pikir, dalam perusahaan sebesar ini ya, saya pikir kurang, dalam

artian sarana penunjangnya saya pikir perlu penambahan ya untuk saat ini ya, karena

kan ya artinya inilah untuk komunikasi supaya lancar, karena biasanya dalam hal

pekerjaan ini kan dua pabrik ya, artinya kanada dua tempat, dua bangunan kalau

misalnya tidak ada sarana, misalnya kita waktu ke pabrik dua atau pabrik satu yang

notabenenya sampai sekarang nggak ada kan (sarana telekomunikasi), artinya kita

harus jalan dulu, artinya kan perlu waktu”.Jika hal ini tidak diperhatikan dan

ditanggapi dengan baik oleh pimpinan, tentunya dapat berdampak negatif bagi

keberhasilan komunikasi kepemimpinan.

Page 52: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

40

B A B V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan pada Bab sebelumnya, maka dapat

diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Secara umum pola interaksi dan komunikasi yang dilakukan oleh karyawan pada

sub-Departemen Gudang Bahan Baku sudah berlangsung dengan baik

(komunikatif) dan karyawan sudah saling terbuka dalam menyampaikan pesan

atau informasi antara pimpinan kepada karyawan maupun sebaliknya, dengan

menggunakan metode komunikasi lisan (verbal) yang diikuti dengan tulisan.

Meskipun terkadang terjadi suatu masalah dalam proses interaksi pekerjaan, hal

tersebut hanya bersifat situasional dan sesaat (insidentil) dikarenakan perilaku dan

kebiasaan karyawan yang begitu majemuk dengan bermacam-macam sifat,

karakter dan latar belakang permasalahan ekonomi atau keluarga dan lingkungan

sosial yang mempengaruhi pola atau gaya seorang karyawan dalam berinteraksi

dan berkomunikasi di lingkungan pekerjaaan (perusahaan).

2. (Downward Communication) merupakanpola komunikasi kepemimpinan yang

biasa dilakukan dalam dimensi komunikasi organisasi pada kelompok kerja sub-

Departemen Gudang Bahan Baku. Pimpinan lebih cenderung menggunakan teknik

informatif dan humanis (kekeluargaan) dalam berkomunikasi dengan gaya

kepemimpinan yang selalu memberikan pengarahan kerja dan supervisi (Telling

Style), serta selalu menjaga hubungan kerja yang baik antara pimpinan dan

karyawan melalui partisipasi langsung yakni dengan memperhatikan kepuasan

karyawan(Participating Style)serta melibatkan karyawan dalam tugas kelompok

(Delegating Style) melalui pendekatan konsep Sifat Kepemimpinan (Trait

Approach) dan Situasional (Situational Approach).

Page 53: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

41

3. Penyampaian pesan atau informasi dan instruksi kerja yang dilakukan secara

langsung dengan lisan (verbal) melalui pendekatan situasional merupakan salah

satu cara yang paling efektif dalam proses komunikasi kepemimpinan pada sub-

departemen gudang bahan baku (Raw Material). Hal ini dinyatakan oleh ketiga

orang informan dan seorang informan utama (Key Informan) dalam hasil

wawancara mendalam (In-depth interview) dan didukung dengan hasil pengamatan

secara langsung yang dilakukan peneliti pada saat penelitian berlangsung.

4. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, peneliti banyak memperoleh

informasi baik dalam bentuk fakta maupun data, serta pernyataan dari para

partisipan dan hasil temuan (Observasi) di lokasi penelitian, mengenai faktor-

faktor yang menjadi latar belakang permasalahan dan faktor apa saja yang dapat

menyebabkan kurang efektifnya kinerja kepemimpinan dalam proses komunikasi

kerja. Komunikasi kepemimpinan yang masih kurang maksimal merupakan

indikator kinerja kepemimpinan yang belum berlangsung dengan maksimal, Faktor

sifat dan perilaku karyawan, merupakan faktor yang dominan dalam menghambat

proses komunikasi kepemimpinan, oleh karenanya dengan melakukan upaya

perbaikan melalui pengembangan pengenalan konsep-diri (Self-concept)

diharapkan dapat meminimalisir hambatan dan gangguandalam proses komunikasi

dan interaksi antar pimpinan dan karyawan.Selain itu,ketersediaan sarana dan

fasilitas atau media komunikasi juga merupakan faktor penting yang harus

diperhatikan guna menunjang keberhasilan suatu proses penyampaian pesan dan

informasi yang disampaikan oleh Pimpinan atau Manajemen perusahaan

(Komunikator) sehingga dapat diterima dengan jelas dan memperoleh respon atau

timbal-balik (feedback) yang baik dari karyawan (Komunikan).

Page 54: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

42

5.2 Saran

Berdasasrkan hasil analisa, pembahasan dan kesimpulan yang telah dijelaskan dalam

penelitian ini, penulis memberikan beberapa saran yang dapat dijadikan sebagai bahan

kajian untuk perbaikan di PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk. Divisi Mi Instan

Cabang Cibitung – Bekasi, khususnya pada sub-Depatemen Gudang Bahan Baku (Raw

Material) sebagai berikut:

1. Perlunya kesadaran dan inisiatif dari pribadi karyawan dan pimpinan untuk

menjalin komunikasi yang aktif dan konstruktif dalam melakukan pekerjaan

sehari-hari, khususnya dalam hal menjaga komunikasi dalamsuatu tim kelompok

kerja.

2. Pihak Manajemen perusahaan harus lebih memperhatikan ketersediaan sarana

komunikasi pada setiap bagian atau unit kerja dalam sub-departemen yang ada,

seperti telepon (airphone), papan informasi dan yang lainnya. Karena dengan

minimnya sarana dan fasilitas komunikasitersebut merupakan faktor penghambat

dalam proses komunikasi dalam suatu kelompok kerja yang dikhawatirkan akan

berdampak negatif bagi keberhasilan komunikasi kepemimpinan tersebut. Dengan

adanya sarana dan fasilitas komunikasi yang baik, diharapkan dapat meminimalisir

terjadinya suatu masalah atau hambatan, sehingga proses interaksi dan komunikasi

dalam bekerja antar bagian atau unit keja (sub-departemen) dapat berlangsung

dengan baik, lancar dan efektif.

3. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah seorang partisipan (karyawan), peneliti

menyarankan kepada perusahaan khususnya kepada jajaran pimpinan pada level

menengah di masing-masing Sub-Departemen, agar lebih peka atau aspiratif dan

responsif dalam menerima masukan dan usulan karyawan khususnya mengenai

pola dan sistem komunikasi kerja, seperti halnya pada kelompok kerja bagian

Gudang Intransit Bahan Baku, untuk seluruh personil yang bertugas masuk siang

(shift II) disarankan untuk wajib mengikuti rapat pertemuan mingguan (WOR;

Work Operational Review), Agar informasi dan masalah yang ada pada masing-

masing unit kerja dapat terakomodir dengan baik, guna dibahas dan segera

ditindaklanjuti agar dapat diselesaikan dengan baik dan tidak menghambat

produktivitas kerja.

Page 55: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

43

4. Sebagai perusahaan besar dan multinasional PT. Indofood CBP Sukses Makmur,

Tbk. Tidak boleh melupakan hal-hal kecil yang dapat berdampak besar bagi

kemajuan perusahaan, seperti sifat, perilaku dan kebiasaan negatif karyawan yang

kurang komunikatif dalam suatu tim kerja (Team Work), kurangnya sensitifitas

rasa saling memiliki serta sikap acuh dan cuek terhadap segala sesuatu yang

berhubungan dengan pekerjaannya. Oleh karenanya perlu diadakannya pelatihan-

pelatihan komunikasi dan motivasi (Motivation and Communication Training) bagi

seluruh karyawan yang setidaknya dilaksanakan 1 (satu) kali dalam setahun agar

karyawan memperoleh wawasan, pendidikan serta motivasi khususnya dalam hal

komunikasi, dengan begitu diharapkan karyawan dapat lebih cakap dan pandai

dalam berkomunikasi baik terhadap pimpinan, bawahan maupun sesama antar

karyawan. Tanpa adanya hubungan komunikasi yang terjalin dengan baik dan

harmonis antara pimpinan dan karyawan, maka operasional organisasi perusahaan

tidak akan berlangsung dengan maksimal. Selain itu, manajemen perusahaan juga

harus lebih memperhatikan pemberian penghargaan (reward) bagi karyawan yang

tekun, kreatif, dan inovatif dalam melaksanakan pekerjaan serta komunikatif dalam

menyampaikan pesan, gagasan (idea), saran dan masukan yang positif dan

konstruktif bagi perusahaan. Hal tersebut merupakan salah satu bentuk komunikasi

secara tidak langsung yang diharapkan dapat meningkatkan kinerja karyawan dan

pada akhirnya memberikan keuntungan (benefit) bagi perusahaan.

5. Peneliti menyarankan kepada pihak Manajemen PT. Indofood CBP Sukses

Makmur, Tbk., atau pihak yang berkepentingan dalam hal akademis untuk

melakukan penelitian lanjutan mengenai studi ilmu komunikasi atau bidang studi

ilmu lainnya, khususnya dalam hal Moderenisasi Komunikasi Visual, yang belum

sempat dibahas secara menyeluruh dalam penelitian ini.

Page 56: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

44

DAFTAR PUSTAKA

Armando, M, Nina. Psikologi Komunikasi, Universitas Terbuka, Jakarta 2008

Auerbach, Carl. F & Silversteie, Louise B. Qualitative data. New York :

University Press : 2003

Creswell, John, W. Qualitative inquiry and research design: choosing among

five traditions. 1998.

Cutlip, Scott, M., et al. Effective Public Relation, Edisi kesembilan, Kencana,

Jakarta, 2009.

Dayman, Christine,Metode-metode Riset kualitatif Dalam Public Relation,

Bentang, Yogyakarta, 2008.

Denscombe, Martyn. The Good Research Guide, Fourth Edition, McGraw-Hill

Open University Press, 2010.

DeVito, Joseph, A. Essential of Human Communication, Ninth Edition,

Pearson, Boston, 2005.

Effendy, Uchjana. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2006.

Gillham, Bill. Case Study Research Methods. London & New York: TJ

International Ltd, 2000.

Goldhaber, Gerald M. Organizational Communication. New York. 1993.

Miller, K. Organizational Communication Approach and Processes, AISE,

Sixth Edition : Wadsworth, Canada, 2012.

Page 57: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

45

Raco, R. J, Metode Penelitian Kualitatif,Jenis, Karakteristik dan

Keunggulannya, Jakarta, Grasindo, 2010.

Soekanto, S.Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: PT.RajaGrafindo

Persada, 2007.

Strauss, Anselm L. Qualitative Analysis For Social Scientists. San Francisco:

Cambridge University, 2003.

Yukl, G.Leadership in Organizations, Seventh Edition. Pearson, Canada,2010

Jurnal dan Penelitian:

Gathmyr, Raudy M., Fenomena Virtual Online Community Di Kalangan

Mahasiswa Di Daerah Serpong Dan Sekitarnya, Universitas

Multimedia Nusantara, Jakarta, 2010

Tania, Elisabeth., Analisa Komunikasi Manajer kepada Para Pegawainya,

Skripsi, President University, 2010.

Web :

http://adiprakosa.blogspot.com/2007/12/teori-komunikasi-organisasi.html

http://adl.aptik.or.id/default.aspx?tabID=61&src=k&id=134232 17 Feb 2012

20:45 WIB

http://eprints.undip.ac.id/18819/1/RAKHMAT_NUGROHO.pdf

http://kuliahkomunikasi.blogspot.com/2009/01/komunikasi-kelompok.html

http://kuliahkomunikasi.blogspot.com/2008/03/pengaruh-komunikasi-

internal.html

Page 58: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

46

http://library.gunadarma.ac.id/repository/view/21383/pengaruh-gaya-

kepemimpinan-komunikasi-internal-dan-motivasi-kerja-terhadap-

kinerja-pegawai-studi-kasus-di-kantor-kecamatan-grogol-petamburan-

jakarta-barat.html

http://library.um.ac.id/free-contents/index.php/pub/detail/pengaruh-

kepemimpinan-dan-komunikasi-terhadap-prestasi-kerja-karyawan-

studi-kasus-pada-bagian-produksi-pr-hf-prima-dau-malang-dwi-

jatmiko-effendi-40909.html di akses pada 17 Feb 2012 20:45 WIB

http://Perilaku Organisasi/herwanparwiyanto.staff.uns.ac.id

http://teknikkepemimpinan.blogspot.com/2009/03/pengertian-kepemimpinan-

leadership.html-ahmad kurnia SPd. MM

http://www.indofood.cbp.co.id

Page 59: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

LAMPIRAN 1

DATA CODING PENGKLASIFIKASIAN TEMA HASIL

WAWANCARA

Page 60: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

2

Data Coding &Distilation

No. Pertanyaan Key Informan

(I-1) Informan 1

(I-2) Informan 2

(I-3) Informan 3

(I-4)

1.

Bagaimana kondisi pola komunikasi antar karyawan

yang ada pada sub-departemen gudang

bahan baku?

Baik Baik sudah saling komunikatif Baik

Terjalin komunikasi,

mengalir biasa saja

2.

Apakah karyawan dan pimpinan pada

sub-departemen gudang bahan baku

sudah saling terbuka dalam

berkomunikasi?

Sudah saling terbuka,

meskipun ada satu, dua

karyawan yang belum

komunikatif

Secara umum sudah saling terbuka dan Komunikatif

meskipun terkadang ada

yang cuek

Sudah, tidak ada yang

ditutup-tutpi

Belum, masih ada yang

belum terbuka terhadap rekan

kerjanya dalam hal pekerjaan

3

Metode komunikasi apakah yang sering

digunakan oleh karyawan dan

pimpinan?

Verbal dan non verbal

Lisan dan diikuti dengan tulisan

Langsung Lisan (verbal)

Langsung dengan lisan

4

Bagaimana proses arus komunikasi

yang ada pada sub-departemen gudang

bahan baku?

Atasan memulai untuk

berkomunikasi sesuai

denganstruktur organisasi yang

ada. (Downwad

Communication)

Dari atasan kebawahan (Downwad

Communication)

(Downward Communication) selalu dari

atas

Kadang dari atasan

kebawah kadang juga sebaliknya

dari bawahan keatas, dua-

duanya

5.

Pola dan gaya kepemimpinan

seperti apa yang biasa digunakan

pimpinan pada sub-departemen gudang

bahan baku?

Membina dan supervisi Informatif

Mengarahkan dan membina

Informatif, mengarahkan dan partisipasi

langsung

Partisipasi dan perintah kerja

atau penugasan

Page 61: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

3

6

Teknik komunikasi kepemimpinan

seperti apa yang biasa dilakukan oleh pimpinan

dalam berkomunikasi di

ruang lingkup pekerjaan?

Informatif, partisipatif dan

instruktif

Informatif, partisipatif dan

instruktif

Informatif, partisipatif

dan instruktif

Informatif, partisipatif dan

instruktif

7

Bagaimana pendekatan

komunikasi yang dilakukan oleh

pimpinan pada sub-departemen gudang

bahan baku?

Situasional Situasional Situasional Sifat dan situasional

8

Apakah sarana komunikasi yang ada sudah cukup

memadai?

Sudah memadai Sudah, tercukupi dan memadai

Kurang memadai Belum

9

Adakah bentuk komunikasi dalam

kelompok kerja sub-departemen gudang bahan

baku?

Ada, berupa, briefing,dan

WOR (Weeekly Operational

Review) yang dilaksanakan satu

minggu sekali setiap hari rabu, jam 1siang s/d

selesai

Ada, berupa, training, dan

WOR (Weeekly Operational

Review) yang dilaksanakan satu

minggu sekali setiap hari rabu, jam 1siang s/d

selesai

Ada berupa meeting

koordinaasi internal

gudang RM, hari Rabu jam 1 siang sampai

jam 2 siang

Ada berupa WOR

10

Bagaimanakah komunikasi

kepemimpinan yang dianggap

paling efektif oleh karyawan?

Secara lisan dan diikuti dengan

tulisan

Secara lisan dan diikuti dengan

tulisan Secara lisan

Lisan, langsung, apa adanya dan bijaksana

11

Bagaimanakah peran dan pengaruh

komunikasi kepemimpinan terhadap kinerja

karyawan?

Sangat penting

Sangat besar sekali,

komunikasi itulah nomor

satu,

Komunikasi, saya pikir

sangat-sangat diperlukan

Sangat dibutuhkan,

Page 62: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

4

LAMPIRAN 2

DATA ABSENSI KEHADIRAN PIMPINAN

Page 63: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

5

Page 64: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

6

LAMPIRAN 3

DAFTAR KEHADIRAN KARYAWAN DALAM

KEGIATAN WEEKLY OPERATIONAL REVIEW (WOR)

Page 65: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

7

Page 66: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

8

LAMPIRAN 4

PEDOMAN OBSERVASI

Page 67: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

9

Pedoman Observasi STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA

(Studi Kasus PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk.)

_______________________________________________________________

Tujuan

Untuk memperoleh infomasi tentang pengalaman, pendapat, perasaan, dan hal-hal

subyektif

lainnya dari karyawan dan pimpinan, baik berupa data maupun fakta yang berkaitan

dengan komunikasi kepemimpinan pada sub-Departemen Gudang Bahan Baku PT.

Indofood CBP Sukses Makmur, TbkDivisi Mi instan cabang Cibitung-Bekasi.

Metode

1. Pengamatan secara langsung atau partisipasi aktif.

2. Mencatat atau merekam kejadian atau fakta yang terdapat di lokasi penelitian.

3. Mengambil atau merekam gambar atau fakta yang terdapat di lokasi penelitian.

4. Mengumpulkan data yang dapat diperoleh dari hasil observasi sebagai data pendukung.

Waktu

Pengamatan secara langsung dilaksanakan selama proses masa penelitian

berlangsung.yakni pada Bulan November 2011 sampai dengan Februari 2012.

Alat dan bahan

1. Alat perekam (kamera digital, tape perekam atau perekam suara digital).

2. Kertas dan alat tulis (untuk catatan proses dan hasil temuan observasi).

Materi Observasi

1. Kondisi dan situasi di lokasi penelitian.

2. Fasilitas dan Sarana Komunikasi yang digunakan dalam pekerjaan

Bentuk dan Media Komunikasi yang digunakan karyawan dalam berkomunikasi.

Page 68: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

10

LAMPIRAN 5

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM SEMI

TERSTRUKTUR (IN-DEPTH INTERVIEW)

Page 69: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

11

Pedoman In-Depth Interview STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA

(Studi Kasus PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk.) _______________________________________________________________

Tujuan Untuk memperoleh infomasi tentang pengalaman, pendapat, perasaan, dan hal-hal subyektif lainnya dari pegawai sebagai informan, yang berkaitan dengan komunikasi kepemimpinan pada sub-Departemen Gudang Bahan Baku PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk Divisi Mi instan cabang Cibitung-Bekasi. Metode 1. Tanya jawab antara pewawancara dengan informan (terekam/tercatat). 2. Penulisan rekaman/catatan proses wawancara (transkrip). Waktu 60-90 menit (tergantung banyaknya informasi yang ingin digali, struktur pertanyaan wawancara, banyaknya informasi yang diberikan informan, dan waktu yang tersedia). Alat dan bahan 1. Alat perekam (kaset, tape perekam atau perekam suara digital). 2. Kertas dan alat tulis (untuk catatan proses/transkrip diskusi). A. Daftar Pertanyaan Terbuka (Open-Ended) 3. Bagaimana komunikasi yang berlangsung pada Sub-Departemen Gudang Bahan

Baku (Raw Material):

a. Bagaimana kondisi interaksi karyawan dalam pekerjaan?

b. Apakah karyawan sudah saling berkomunikasi secara terbuka?

c. Bagaimana pola komunikasi yang ada pada ruang lingkup institusi yang Anda pimpin?

4. Faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat dan pendukung keberhasilan proses komunikasi pada Sub Departemen Gudang Bahan Baku (Raw Material)

a. Bagaimana dengan fasilitas sarana komunikasi di tempat kerja Anda?

b. Seberapa maksimal Anda menggunakan fasilitas tersebut dalam proses komunikasi?

c. Faktor apa saja yang menghambat proses komunikasi dalam ruang lingkup institusi yang Anda pimpin?

5. Pola dan Gaya Komunikasi Kepemimpinan

a. Gaya komunikasi kepemimpinan seperti apa yang Anda terapkan dalam pekerjaan atau yang sering Anda gunakan dalam berkomunikasi dengan bawahan?

b. Teknik komunikasi seperti apa yang Anda gunakan dalam proses komunikasi pada ruang lingkup institusi yang Anda pimpin?

Page 70: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

12

c. Bagaimana pendekatan komunikasi yang Anda gunakan dalam memimpin karyawan pada Sub Departemen Gudang Bahan Baku?

d. Selain faktor komunikasi formal, faktor komunikasi informal apakah yang biasa Anda gunakan dalam proses komunikasi sehari-hari?

6. Pengembangan peran dan fungsi komunikasi dalam menunjang Kinerja karyawan

a. Bagaimana informasi mengenai pekerjaan?

b. Informasi mengenai kebijakan dan praktik-praktik organisasi?

c. Adakah pertemuan tatap muka karyawan (Meeting / Briefing) yang diadakan secara berkala pada Sub Departemen Gudang Bahan Baku?

d. Adakah pelaksanaan Training Komunikasi bagi karyawan dalam upaya pengembangan kemampuan dan kecakapan dalam hal komunikasi guna menunjang peningkatan kinerja?

e. Apakah terdapat informasi mengenai visi, misi, filosofi atau motivasi pada Sub Departemen Gudang Bahan Baku yang menjadi landasan semangat kerja bagi karyawan dalam melakukan aktivitasnya?

f. Bagaimana menurut Anda, atau seberapa besar peran komunikasi dalam pekerjaan?

Page 71: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

LAMPIRAN 6

LEMBAR PERNYATAAN PARTISIPAN (Formulir Persetujuan Untuk Narasumber)

Page 72: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

Fakultas Ilmu Komunikasi Formulir Persetujuan untuk Narasumber

Silahkan mempertimbangkan informasi ini dengan seksama sebelum memutuskan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.

Tujuan penelitian:

1. Untuk Mengetahui perilaku,interaksi karyawan dan komunikasi kepemimpinan dalam aktivitas pekerjaan pada kelompok kerja sub-Departemen Gudang Bahan Baku (Raw Material) PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk. Divisi Mi Instan, cabang Cibitung-Bekasi.

2. Untuk Mengetahui latar belakang permasalahan dan faktor apa saja yang mempengaruhi proses efektivitas komunikasi karyawan dan pimpinan pada kelompok kerja sub-Departemen Gudang Bahan Baku (Raw Material). PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk. Divisi Mi Instan, cabang Cibitung-Bekasi.

Yang akan Bapak/ Ibu lakukan dalam penelitian ini

Jika Bapak/ Ibu memutuskan untuk menjadi sukarelawan, Bapak/ Ibu akan diminta untuk berpartisipasi dalam satu wawancara. Bapak/ Ibu akan ditanya beberapa pertanyaan, seputar topic penelitian, dan dengan izin dari Bapak/ Ibu, saya akan merekam rekaman wawancara sehinggasaya bisa mendapatkan semua detail, dan pada saat yang sama dapat melakukan wawancara yangterfokus. Bapak/ Ibu tidak akan diharuskan untuk menyatakan nama Bapak/ Ibu pada rekaman.

Waktu

Wawancara akan memakan waktu sekitar 1 jam.

Resiko

Beberapa pertanyaan yang dapat menyebabkan rasa tidak nyaman atau malu. ATAU Tidak ada risiko yang diantisipasi.

Manfaat

Ini adalah kesempatan bagi Bapak/ Ibu untuk menceritakan pengalaman Bapak/ Ibuterkait dengan topik penelitian.

Kerahasiaan

Bilamana Bapak/ Ibu tidak inginmengungkapkan identitas Bapak/ Ibu yang sebenarnya, Bapak/ Ibu akan diberi kode nomor acak. Siapapun yang membantu saya

Page 73: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

menuliskan tanggapan hanya akan mengetahui kode ini.Tanggapan Bapak/ Ibu atas pertanyaan wawancara akan dirahasiakan. Rekaman wawancara akan dihapus setelah tugas akhir saya diterima dan transkrip wawancara akan disimpan sampai penelitian selesai.

Data yang saya dapat dari wawancara dengan Bapak/ Ibudapat digunakan untuk penelitian ini dan dapat digunakan sebagai dasar untuk artikel atau presentasi di masa depan. Saya tidak akan menggunakan nama Bapak/ Ibu atau informasi yang akan mengidentifikasi Bapak/ Ibu dalam setiap publikasi atau presentasi.

Partisipasi

Partisipasi Bapak/ Ibu benar-benar sukarela dan Bapak/ Ibu dapat berhenti berpartisipasi dari penelitian kapan pun tanpa kewajiban apapun. Bapak/ Ibu juga dapat mengabaikan pertanyaan selama wawancara, tapi dapat tetap berpartisipasi dalam seluruh penelitian.

Untuk Menghubungi Peneliti

Jika Bapak/ Ibu memiliki pertanyaan, kritik dan saran terkait dengan penelitian ini, Bapak/ Ibudapat menghubungi:

Nama : Alwan Rasyid Salahudin

Alamat : Jababeka Education Park,

Jl. Ki Hajar Dewantara, Kota Jababeka

Cikarang Baru, Bekasi 17550

Email : [email protected]

Atau dapat juga menghubungipihak fakultas yang mengawasi jalannya penelitian ini:

Nama : M. Raudy Gathmyr, S.Sos, M.Si

Telpon : 021-8910 9762 ext.322

Email : [email protected]

Perjanjian:

Sifat dan tujuan dari penelitian ini telah cukup dijelaskan dan saya setuju untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Saya memahami bahwa saya bebas menghentikan keterlibatan saya dalam penelitian ini kapan saja, tanpa menimbulkan kewajiban apapun.

Tanda tangan :____________________ Tanggal :__________________

Nama :____________________

Page 74: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

LAMPIRAN 7

TRANSKRIP WAWANCARA

Page 75: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

Nama Pewawancara : Alwan Rasyid Salahudin

Tanggal : 24 Februari 2012

Nama Key Informan : Bp. Budiono (Supervisor Warehouse RM)

Jenis kelamin : Laki-Laki

Usia : 49 Tahun

Lama bekerja : 20 Tahun

Nama Perusahaan : PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.

Lembar Pertanyaan Wawancara

Pertanyaan-pertanyaan dibawah ini berhubungan dengan komunikasi kepemimpinan

Anda berikut Team Leader dan seluruh karyawan yang ada pada Sub-Departemen

Gudang Bahan Baku dan saya ingin mengajukan beberapa pertanyaan yang dapat

Anda jawab sesuai dengan yang Anda ketahui. Jika Anda tidak tahu silahkan

menjawab tidak tahu.

A. Bagaimana komunikasi yang berlangsung pada Sub Departemen Gudang

Bahan Baku (Raw Material):

Pewawancara (P) :Bagaimana kondisi interaksi karyawan dalam

pekerjaan?

Informan (I-1) :Jadi memang disini ini memang sangat pelik yah, jadi

memang sangat sensitive,jadi disini memang kita

lakukan yah, dalam hal komunikasi ada suatu yang kita

berikan yaitu media komunikasi, ada telepon yah,

kemudian itu memang sudah mendukung sekali sesuai

dengan struktur yang ada, cocok yah dengan struktur

yang kita pakai, disini ini memang sangat….ee…antara

karyawan atau sub baigan memang sudah terbiasa

melakukan komunikasi tentunya adalah untuk melakukan

kegiatan yang sudah ada.

Page 76: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

Pewawancara (P) :Seperti apa kebiasaaan karyawan dalam hal

komunikasi?

Informan (I-1) :Disini ada, lah…, yang namanya berbentuk media

papan pengumuman atau pada saat sesuatu hal yg

penting kita akan langsung panggil dan kemudian kita

beri arahan secara langsung.

Pewawancara (P) :Apakah masih ada karyawan yang bersifat introvert

dalam hal komunikasi?

Informan (I-1) :Ini memang tidak tertutup kemungkinan dari beberapa

ya… jumlah apalagi di RM (Red- Raw Material) ini ada

97 karyawan, yah ada, lah 1, 2…tapi hal ini

tidakmengganggu proses kerja dan ini memang terus

menjadi kewajiban kita yang perlu untuk terus

berkomunikasi dengan mengikuti cara mereka, secara

umum memang sudah terbuka.

Pewawancara (P) :Apakah karyawan sudah saling berkomunikasi secara

terbuka?

Informan (I-1) :Disini ini memang secara organisasi telah kita lakukan,

dengan selalu membina, memberi masukan-masukan

agar semuanya berjalan dengan lancar dan tidak ada

kendala kami disini sudah katakanlah terbiasa untuk

berkomuniakasi tanpa ada yang ditutup-tutupi atau tidak

terbuka, yang jelas semuanya sudah familiar terhadap

ini.

Pewawancara (P) :Apakah karyawan berkomunikasi langsung kepada

Anda mengenai pekerjaan dan di luar masalah

pekerjaan?

Informan (I-1) :Oow, ow … tidak, tetap kita akan ikuti cara orang

berorganisasi, disini ini ada…, kalo memang bagian

operasional disana sudah ada atasannya langsung

masing-masing di tempatnya, jadi tetap ada aturannya.

Pewawancara (P) :Kalau di luar masalah pekerjaan Pak?

Informan (I-1) :Bagi saya, yaa…, .saya orang yang terbuka yah jadi

Page 77: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

memang banyaklah, saya menganggap pada saat itu,

bahwa begitu diluar teman biasalah sudah, jadi saya

anggap semua teman, jad i tidak ada lagi yang bicara

itu anak buah, jadi langsung berkomunikasi secara

terbuka juga di luar, tapi langsung, diluar secara face to

face, ya sambil ngobrol santai ajah.

Pewawancara (P) :Seberapa aktif hubungan timbal balik proses komunikasi

yang ada pada ruang lingkup institusi yang Anda

Pimpin?

Informan (I-1) :Menurut saya positf, kalau kita pelajari memang setiap

manusia itu berbeda ya, tapi perbedaan inilah yang

penting yang harus kita satukan,jadi tidak ada masalah

pada umunya disini jadi lanncar sekali, saling

komunikatif.

Pewawancara (P) :Bagaimana pola komunikasi yang ada pada ruang

lingkup pada sub-departemen gudang bahan Baku?

Informan (I-1) :Pola komunikasinya sangat menghargai sekali,

merekaini sudah mumpuni yah, dan tahu, ee… “saya ini

bicara dengan siapa,apa yang saya informasikan”, dan

mereka semua juga tidak ketinggalan dengan kata-

katanya, apa.. bagaimana…, ada yang sampai minta

tolong saking merasa dekatnya.

Pewawancara (P) :Efektifkah menurut Anda?

Informan (I-1) :Kalo menurut saya sih ya…Efektif, sih efektif, tapi kita

belum merasa masih puas karena ya.. memang

kekurangan masih tetap ada, yah, ini tugas saya lah

untuk melakukan supaya mereka lebih fair dan lebih

komplit terus baik dan memang mendapat pengakuan

yang baiklah.

Page 78: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

Pewawancara (P) :Adakah hal yang menjadi hambatan dalam proses

komunikasi tersebut?

Informan (I-1) :Kalo hambatan memang sih, ini.., kita ini manusia

memang berbeda, tinggal bagaimana kita ini cara

menyikapinya tp prbedaan itulahnantiyang akan

membuat kita itu akan mendapatkan sesuatuide yang

baru nah, disitulah nanti akan tahu apa arti perbedaan,

jaditidak harus semuanya sama, tetap kita harus

menghargai perbedaan akan tetapi apakah perbedaan

itu positif atau negative, nah itu tinggal kita

mengarahkann, hambatan disini kadang-kadang dalam

suatu komunikasi yang tidak nyambung, kebanyakan

nonteknislah , mereka pun tahu kalo yang teknis,

perhatian , tapi kalo yang non teknis ini kadang jadi

hanya bebicara “tolong saya punnya barang tuh disana,

tolong tuh diangkut”, tapi tidak langsung ditindak

lanjuti, sehingga pihak yang membutuhkan ini

menunggu-nuggu ini, jadi inilah kekurangannya

disini,saya selalu berpesan dalam komunikasi,jangan

hanya berpesan pada satu orang, toh kit disini banyak

temannya lah… biar semua yang tahu.

Pewawancara (P) :Apakah hambatan tersebut juga terjadi pada setiap level

kepemimpinan dibawah struktur organisasi sub-

departemen gudan bahan baku?

Informan (I-1) :Jika dilihat prosentasenya…., Tidak sering ya, karena

disini mereka pun sering kita lalukan temu muka.

Pewawancara (P) :Bagaimana solusinya?

Informan (I-1) :Yaa itu, kita sering melakukan briefing untu menyatukan

persepsi.

Page 79: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

B. Faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat dan pendukung

keberhasilan proses komunikasi pada Sub Departemen Gudang Bahan

Baku (Raw Material):

Pewawancara (P) :Bagaimana dengan fasilitas sarana komunikasi di tempat

kerja Anda?

Informan (I-1) :Jadi,mereka ini cenderung PD yah kalo kita bilang

(Red- Percaya Diri), kita sudah fasilitasi ya., dengan

aiphone extention, tapi mereka lebih care sekarang,

dialebih mearsa ingin cepat ya, karena kita ini kan 3

pabrik yah, jadi mereka lebih senang sms dia punya

HP(red-HandPhone) tuh,dan itulah kelebihan teman-

teman terhadap kepedulian, itu karena loyalitas mereka

itu.

Pewawancara (P) :Fasilitas Sarana komunikasi apa yang sering digunakan?

Informan (I-1) :Yang sering digunakan, kalau disini ada 2 lah..kalau

untuk saya yah, kesatu itu memang kita siapkanlah

papan pengumuman (whiteboard) disetiap masing-

masing bagian untuk menempel kalau ada informasi,

kemudian ya.. itu pesawat telephone lah, Aiphone lah

pada sub bagian kita bagikan satu-satu.

Pewawancara (P) :Apakah sudah cukup mamadai?

Informan (I-1) :Jadi kalau sarana sih, untuk di tempat kita ini memang

sebisa mungkin kita penuhin, tetap kita lakukan saran

lah, karena ini merupakan pendukung, tanpa itu tidak

mungkin bisa

Pewawancara (P) :Seberapa maksimal Anda menggunakan fasilitas

tersebutdalam proses komunikasi atau dalam

memberikan instruksi kerja?

Informan (I-1) :Jadi yah kita gunakan hmm.. hampir setiap hari lah,

setiap saat, ini memang sudah kita bagikan satu-satu

pada tiap sub bagian, tapi bilamana ada petugas

tersebut ada yang perlu ingin berkomunikasi dengan

Page 80: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

pihak departemen lain, ya.. mau tidak mau kita pakai

fasilitas pribadi, ya… loyalitas lah…

Pewawancara (P) :Efektifkah sarana fasilitas atau alat komunikasi

tersebut??

Informan (I-1) :Sudah cukup efektif

Pewawancara (P) :Faktor apa saja yang menghambat proses komunikasi

dalam ruang lingkup institusi yang Anda pimpin?

Informan (I-1) :Sebetulnya ya..itu tadi ya.. karena kita itu melayani 3

pabrik ya tempatnya, space ya walaupun sudah ada

aiphone ya…, hanya pada saat mereka meninggalkan

ruangan , karena mungkin faktor penting,terburu-buru

pada saat waktu meninggalkan ruangan sehingga tidak

sempat meninggalkan pesan kepada temannya, jadi

ketika saya membutuhkan mereka tidak ada pesan,

mestinya kantemannya kan mengatakan “ oww mereka

lg disanaa”, jadi kurang memo -lah… gitu ajah…

Pewawancara (P) :Mengapa hal tersebut dapat terjadi, apa yang

melatarbelakangi permasalahan tersebut?

Informan (I-1) :Ya..karena memang ada sesuatu yang katakan lah, tidak

disangka-sangka atau isidentil lah, tidak terlalu

mempengaruhi dalam mengganggu proses kerja lah..,

sangat kecil prosentasenay kalau untuk itu.

Pewawancara (P) :Apa tindakan perbaikan untuk mengatasi hal tersebut?

Informan (I-1) :Kalau itu sudah, pada saat briefing atau on the job

training saya langsung berbicara disana

Pewawancara (P) :Bagaimana hasil perkembangannya, sudah berhasilkah?

Informan (I-1) :Alhamdulillah ya, karena mereka memang sudah paham

dan mumpuni ya…

Page 81: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

C. Pola dan Gaya Komunikasi Kepemimpinan

Pewawancara (P) :Gaya komunikasi kepemimpinan seperti apa yang Anda

terapkan dalam pekerjaan atau yang sering Anda

gunakan dalam berkomunikasi dengan pimpinan dan

bawahan?

Informan (I-1) :Kalau untuk itu ya saya pikir seperti anak dengan bapak

saja lah…jadi tidak serta merta mentang-mentang kita

pemimpin mereka anak buah ya, kita sesuaikan dgn

sisdur yang ada saja lah. Ini sudah menjadi motto saya,

jadi tiap pagi, saya hanya menaruh tas saja, kira-kira

waktu satu setengah jam saja kita keliling inspeksi

kelapangan pada sub bagian masing-masing menemui

rekan-rekan,anak buah untuk ya.. layaknya…disana kita

lakukan tegur sapa menanyakan bagaiman kabar,

gimana kabar keluarga, baru disaat itu kadang-kadang

kita lakukan masuk on the job training (pengarahan) ya

biar mereka itu merasa sangat dekat, saya biasanya

komunikasi langsung kepada bawahan secara struktur

organisasi.

Pewawancara (P) :Apakahpimpinan dan bawahan Anda dapat menerima

dengan baik pola tersebut?

Informan (I-1) :Menurut saya rasa mereka welcome lah

Pewawancara (P) :Apakah karyawan Gudang Bahan Baku memahami gaya

kepemimpinan Anda?

Informan (I-1) :Ow ya sangat pahamlah…,

Pewawancara (P) :Bagaimana respon (feedback) dari karyawan terhadap

pola atau gaya kepemimpinan Anda?

Informan (I-1) :Yaa kita ini bicara sebagai manusia lah ya, kalo bisa

kita ini saling lah, terus apalagi sampai ada ada yang

mengangap saya sebagai orangtua , jadi mantaplah..

Pewawancara (P) :Teknik komunikasi seperti apa yang Anda gunakan

Page 82: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

dalam proses komunikasi pada ruang lingkup institusi

yang Anda pimpin?Verbal atau Non Verbal?

Informan (I-1) :Ya keduanya saya pakailah , ya karena kita ingatlah,

kita ini tidak lagi mengasuh anak kecil lagi, ya sudah

dewasa lah.

Pewawancara (P) :Tatap muka secara langsung, lisan, memo, email atau

telepon?

Informan (I-1) :Yah itu memang sangat2 sekali memprioritaskan

tatamuka lngsng, saya panggil bila perlu kita lihat dan

tanya saya datangi ndak masalah...

Pewawancara (P) :Teknik komunikasi apa yayang lebih Anda sukai?

Informan (I-1) :Ya informative itu yang sering sih, yg lain-lainnya wis

lihat situasilaaahhh

Pewawancara (P) :Efektifkah teknik tersebut?

Informan (I-1) :Kalo menurut saya sudah

Pewawancara (P) :Bgaimana Pendekatan Konunikasi yang Anda gunakan

dalam memimpin karyawan pada Sub Departemen

Gudang Bahan Baku?

Informan (I-1) :Sebagai pimpinan kalo bisa kita tdk hanya intruksi saja

yah jadi kita perlu menyapa kabar, kita harus mengetahui

karakter masing-masing karyawan biar kita bisa masuk

atau nyambung dalam berkomunikasi dengan karyawan,

penting itu jangan di samaratakan

Pewawancara (P) :Berdasarkan sifat, fungsi, tranformasi, atau situasional?

Informan (I-1) :Kalo situasional ya, jika ada kebijakan dari pusat

Pewawancara (P) :Seberapa efektifkah cara tersebut menurut Anda?

Informan (I-1) :Katakanlah sudah yakinlah, efektif lah, mantaplah

Pewawancara (P) :Selain faktor komunikasi formal, faktor komunikasi

informal apakah yang biasa Anda gunakan dalam proses

komunikasi sehari-hari?

Informan (I-1) :Kalau saya si h ya…, saya itu sudah terbuka ya

Pewawancara (P) :Seperti selalu memberi contoh Keteladanan, Seperti

apa?

Page 83: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

Informan (I-1) :Yang saya inginkan, saya ini bapak kamu, jadikamu

(red-karyawan) tidak boleh malu, tidak boleh tertutup,

saya sangat dekat koq dengan karyawan yg ada di

bawahsaya, penampilan itu penting, sepatu disemir,

pake baju yang rapih , kita ini hidup tidak melulu harus

berpikir uang-uang… tapi kita juga tidak ingin bekerja

seperti ini terus jadi kita sampaikan bekerjasama-lah

saling menghargai dan harus mengerti jika ingin

brkomunikasi, saya tidak setuju dengan kondisi yagn

tidak sewajarnya ya, ikuti saja prosedurnya, absensi itu

prioritas sebagai ukuran performa bagi karyawan, jika

ada yg terlambatatau tidak masuk kerja kita harus

mempercayai alasan mereka

D. Pengembangan peran dan fungsi komunikasi dalam menunjang Kinerja

karyawan

Pewawancara (P) :Bagaimana informasi mengenai pekerjaan?

Informan (I-1) :Sudah cukup baik dan jelas ya

Pewawancara (P) :Apakah Anda memberikan penjelasan mengenai

deskripsi tugas kepada karyawan? Berupa lisan atau

tulisan?

Informan (I-1) :Saya cenderung 2 duanya dipakai supaya lebih efektif,

karena tiap orang berbeda-beda dlm menangkap suatu

pesan atau info jadi saya tulis juga pada whiteboard.

Pewawancara (P) :Apakaah sudah sesuai dengan SOP perusahaan?

Informan (I-1) :Ya SOP tetap ada

Pewawancara (P) :Apakah Anda memberikan penjelasan tentang tujuan

tugas atau pekerjaan yang diberikan?

Informan (I-1) :Penting sekali itu, saya tidak mau melihat karyawan

menangkap sesuatu itu tidak jelas, harus saya

sampaikan lisan dan tulisan

Pewawancara (P) :Bagaimanakah proses komunikasi jika ada pekerjaan

Page 84: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

tambahan yang harus segera dilakukan?

Informan (I-1) :Kita panggil, beri arahan dantujuan secara langsung

melalui atasan –atasan langsung pada setiap level

dibawah kepemimpinan saya jadi mereka yang akan

berkomunikasi

Pewawancara (P) :Adakah penjelasan mengenai target produksi baik

bulanan maupun tahun?

Informan (I-1) :Selalu ada, ya.., itulah tolak ukur kerja kita

Pewawancara (P) :Adakah pemberian motivasi dalam melakukan pekerjaan

supaya tugas dapat diselesaikan baik dan tuntas?

Informan (I-1) :Oww, iya kita tetap memberikan semangat, rangsangan

dengan insentive berupa materi atau rupiah berdasarkan

kriteria penilaian secara berkala (bulanan)

Pewawancara (P) :Informasi mengenai kebijakan dan praktik-praktik

organisasi?

Informan (I-1) :Ya ada, sudah ada…

Pewawancara (P) :Apakah Anda menginformasikan peraturan organisasi?

Informan (I-1) :Ya,mereka juga mengharapkan adanya info ,emgenai

hal tersebut.

Pewawancara (P) :Berupa apa Pak?

Informan (I-1) :Lisan dan tulisan

Pewawancara (P) :Informasi mengenai kebijakan perusahaan seperti

adanya peraturan baru ?

Informan (I-1) :Ada kita beritahu selalu jika ada peraturan baru

Pewawancara (P) :Adakah training untuk karyawan baru, untuk pengenalan

mengenai sesuatu yang berhubungandengan perusahaan

?

Informan (I-1) :Adauntuk menjelaskan aturan mainnya , dilaksanakan

selama satu minggu, sudah sangat efektif lah menurut

saya

Pewawancara (P) Adakah Buku atau handbook kepada karyawan sebagai

pedoman dalam melakukan pekerjaan?

Informan (I-1) :Sudah ada info jobdesc tapi berupa SOP yang

Page 85: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

disampaikansecara lisan, ada berupa Perjanjian Kerja

Bersama (PKB) yg dibagikan kepada tiap-tiap karyawan

Pewawancara (P) :Adakah informasi mengenai kinerja dan performance

perusahaan atau pencapaian target produksi dan

penjualan?

Informan (I-1) :Ya ada tiap tahunnya pada umumnya agar lebih

nemotivasi karyawan

Pewawancara (P) :Adakah pertemuan tatap muka karyawan (Meeting /

Briefing) yang diadakan secara berkala pada Sub

Departemen Gudang Bahan Baku?

Informan (I-1) :Kita ini sudah ada yg kita jadwalkan meeting mingguan

berupa WOR (Weekly Operational Review)pada hari

Rabu pjam 13.00-15.00untuk membahasrencana dan

masalah kerja yang sudah atau belum tercapai dan

diikuti semua karyawan RM

Pewawancara (P) :Bagaimana dampaknya, efektifkah?

Informan (I-1) :Sangat efektif sebagai suatu bentuk media komunikasi

Pewawancara (P) :Adakah pelaksanaan Training Komunikasi bagi

karyawan dalam upaya pengembangan kemampuan dan

kecakapan dalam hal komunikasi guna menunjang

peningkatan Kinerja?

Informan (I-1) :Ada tiap tahun yg diselenggarakanoleh HRD yang

dilaksanakan pada masing-masing departemen dengan

judul training komunikasi yang efektif, hal ini sangat

efektif karena merupakan bagian penyelesaian suatu

masalah dalam pekerjaan

Pewawancara (P) :Apakah terdapat informasi mengenai visi, misi, filosofi

atau motivasi pada Sub Departemen Gudang Bahan Baku

yang menjadi landasan semangat kerja bagi karyawan

dalam melakukan aktivitasnya?

Informan (I-1) :Visi, Miisi ini tidak lain supaya mereka itu berkembang

dimasa depan, banyak dampak positif supaya karyawan

dapat berkembnag dengan baik dan berkompetisi dengan

Page 86: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

sempurna,baik agar maju dan berkembang baiksecaara

Pendapatan maupun jabatan kitatetap akan membantu,

visi misinya selain tanggung jawab sebagai karyawan

kita memberikan keuntungan yg sebesar-besarnya

kepada perusahaan jadi kalau kata orang kita harus

punya sense of belonging-nya

Pewawancara (P) :Jika sudah ada, seperti apa bentuknya, bagaimana

tampilannya, efektifkah?

Informan (I-1) :Ada yang namanya pamflet-pamflet yang dipajang, yaa

seperti Maklumat Mutu yang sifatnya memotivasi dan

ditempatkan pada lokasi-lokasi tertentu seperti di ruang

meeting, untk memotivasi karyawan, banyak hal dari

cabang cibitung yang diadopsi atau diambil oleh cabang

lain sehingga bisa saya bilang sangat baik dan efektif

Pewawancara (P) :Menurut Anda, seberapa besar peran komunikasi dalam

pekerjaan?

Informan (I-1) :Menurut saya peran komunikasi ini sangat-sangat

petingkarena dengan jalan komunikasi-lah. dengan

jalan itu akan menghasilkan solusi yang baik ya , tanpa

komunikasi ya menurut saya semuanya tidakada atau

kuranglah, memang sangat-sangat penting komunikasi

itu.

Page 87: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

Nama Pewawancara : Alwan Rasyid Salahudin

Tanggal : 24 Februari 2012

Nama Key Informan : Bp. Wadison (Koordinator ISO-Warehouse RM)

Jenis kelamin : Laki-Laki

Usia : 41 Tahun

Lama bekerja : 20 Tahun

Nama Perusahaan : PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.

Lembar Pertanyaan Wawancara

Pertanyaan-pertanyaan dibawah ini berhubungan dengan komunikasi kepemimpinan

Anda berikut Team Leader dan seluruh karyawan yang ada pada Sub-Departemen

Gudang Bahan Baku dan saya ingin mengajukan beberapa pertanyaan yang dapat

Anda jawab sesuai dengan yang Anda ketahui. Jika Anda tidak tahu silahkan

menjawab tidak tahu.

A. Bagaimana komunikasi yang berlangsung pada Sub Departemen Gudang

Bahan Baku (Raw Material):

Pewawancara (P) :Bagaimana kondisi interaksi karyawan dalam

pekerjaan?

Informan (I-2) :Baik, sejauh ini ya, kita di lingkungan karyawan gudang

RM ini telah mengadakan beberapa training, salah

satunya training komunikasi efektif, sehingga dari hasil

training itu menciptakan suatu komunikasi yang efektif di

lingkungan kita, ya dalam hal ini komunikasi sangat

berjalan baik, dalam hal ini komunikasi.

Pewawancara (P) :Di lapangan?

Informan (I-2) :Di lapangan Pak, tidak Cuma di sini, dari atas sampai

ke bawah itu komunikasi ada, jadi setiap ada pergantian

shift, selalu ada komunikasi.

Page 88: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

Pewawancara (P) :Apakah masih ada karyawan yang bersifat introvert

dalam hal komunikasi, Seperti apa kebiasaaan karyawan

dalam hal komunikasi?

Informan (I-2) :Pada dasarnya karyawan itu ya, ini kan kadang-kadang

cuek, akan tetapi kita ini sebagai leader, sebagai

pemimpin tentunya mengarahkan mereka untuk tetap

peduli dengan komunikasi,tetap peduli dengan

pekerjaannya, dengan adanya komunikasi ini pekerjaan

dapa berjalan lancar.

Pewawancara (P) :Secara umum sudah komutikatif ya Pak?

Informan (I-2) :Oww. Iya pasti. sudah, komunikatif. Meskipun ada

beberapa yang cuek tapi hal itu masih bisa diatasi.

Pewawancara (P) :Apakah mengaganggu Pak?

Informan (I-2) :Pada dasarnya sih tidak ya, tapi ada sedikit terkendala

ya,tapi hal itu bisa diselesai-in.

Pewawancara (P) :Apakah karyawan sudah saling berkomunikasi secara

terbuka?

Informan (I-2) :Ya, sudah, sudah

Pewawancara (P) :Seperti apa Pak, dalam arti kongkritnya di lapangan?

Informan (I-2) :Dalam arti kondisi di lapangan seperti begini, dalam

hal jadwal produksi, ada misalnya di shift 1dia sudah

menyiapkan barang untuk shift 2, tetapi setelah dia

waktu sudah pulang, itu belum selesai , dia

komunikasikan kepada shift berikutnya, ada informasi

yang disampaikan baik secara lisan maupun secara

tertulis.

Pewawancara (P) :Apakah karyawan berkomunikasi langsung kepada

Anda mengenai pekerjaan dan di luar masalah

pekerjaan?

Informan (I-2) :Ow iya, itu pasti, wajib, selalu

Pewawancara (P) :Tidak ada yang ditutup-tutupi atau bagaimana?

Informan (I-2) :Tidak, tidak, karena kalau gitu-gitu ditutup-tutupin

resikonya ke kita sendiri

Page 89: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

Pewawancara (P) :Kalau di luar masalah pekerjaan Pak?

Informan (I-2) :Pada dasarnya kita sharing ya, sharing dengan atasan

Pewawancara (P) :Ada keterbukaan disitu Pak?

Informan (I-2) :Ada,ada...

Pewawancara (P) :Seperti apa kongkritnya, mungkin bisa dijelaskan Pak?

Informan (I-2) :Ya, Seperti dalam hal, bagaimana kita ya… alegnoni

kebanyakan ya, bagaimana cara kita dalam hal

bisnis,bicara bagaimana caranya kita selesai

mengerjakan tugas di pabrik ini diluar jam kerja kita

harus seperti apa, jadi untuk sedikit-sedikit mencari

income lah gitu, diluar pekerjaan pokok kita, dunia

usaha.

Pewawancara (P) :Berarti jika sudah sampai tahap itu, sudah sangat terbuka

ya pak dengan atasan, hubungan komunikasinya?

Informan (I-2) :Ya..kalau dalam hal pekerjaan harus, harus sangat

terbuka, karena sekaligus kita melaporkan pekerjaan

kepada dia.

Pewawancara (P) :Bagaimana dalam hal dengan adanya rasa ketidak

puasan terhadap, misanya fasilitas atau sarana, apakah

juga dikomunikasikan dengan atasan ?

Informan (I-2) :Kalau kita bicara masalah ketidak puasan, pada

dasarnya kan tidak puas orang itu, ya tidak puas, akan

tetapi sebagai atasan kan kita telah memberikan

fasilitas ke bawah, tapi terkadang sudah kita berikan

fasilitas, orang itu tidak mau merawat dan tidak mau

menjaga fasilitas yang mereka milikin, padahal itu

merupakan sarana kerja pokok yang dia harus milikin,

terkadang akibat dari kesulitan itu kan, mereka merasa

tidak puas gitu, padahal kita telah memberikan yang

terbaik kepada mereka, jadi ketidak puasan itu pasti ada,

pasti ada.

Pewawancara (P) :Apakah itu tersampaikan atau terkomunikasikan kepada

atasan pak?

Page 90: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

Informan (I-2) :Ow pastiPak, kita sampaikan baik secara lisan maupun

tulisan dalam kita meeting antar leader, namun

progressnya. Progress untuk memenuhin kebutuhan dari

si.. karyawan ini, tentunya kan kita melihat setelah

dibudgetkan oleh perusahaan, tidak sewaktu-waktu

terus langsung kita penuhi atau kita setujui.

Pewawancara (P) :Berlaku di semua lini ruang lingkupgudang bahan baku

atau bagaimana dan Seberapa aktif hubungan timbal

balik proses komunikasi yang ada pada ruang lingkup

institusi yang Anda Pimpin?

Informan (I-2) :Pada dasarnya sih efektif ya, semuanya ya, timbal balik

itu ada ya, semuanya berjalan di semua lini normal

lancar-lancar saja.

Pewawancara (P) :Tidak ada gangguan Pak?

Informan (I-2) :Gangguan itu ada, seperti misalnya ada karyawan yang

tidak masuk atau dia sakit, tapi ini bukan merupakan hal

yang pokok karena atasan kan sudah langsung ee..

mengambil tindakan.

Pewawancara (P)

:Lebih sering respon dari atasan atau bawahan Pak, yang

memulai untuk aktif berkomunikasi?

Informan (I-2) :Pada dasarnya kan gini Pak, komunikasi itu kan dari

atas ke bawah, yang benernya itu, jadi atasan selalu

menegur sapa karyawan menyampaikan sesuatu yang ia

dapatkan kepada bawahannya itu, jadi bukan timbal-

balik dari bawah, kalo dari bawah itu dia lebih banyak

bertanya, ya dari pimpinan.

Pewawancara (P) :Bagaimana pola komunikasi yang ada pada ruang

lingkup pada sub-departemen gudang bahan Baku?

Informan (I-2) :Kalo komunikasi di gudang bahan baku itu bergantung

pada situasi ya pak, kalau komunikasi rutin kita harus

ada, ada.. dalam hal meeting mingguan kita ada, ada…

untuk komunikasi dari personil paling bawah sampai

pimpinan yangada di kita itu komunikasi gitu, tiap

Page 91: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

minggu ada, tiap satu minggu sekali, tetapi komunikasi

secara individu tetap kita laksanakan dalam hal masalah

kerja, atau dalam hal masalah penyimpangan yang ada,

dalam hal inovasi yang akan kita laksanakan, itu pasti

kita komunikasikan secara langsung.

Pewawancara (P) :Lebih kepada Dyadic Communication, face to face atau

komunikasi interpersonal Pak?

Informan (I-2) :Sering, semua termasuk Pak, terangkum Pak, baik kita

komunikasi melalui meeting, baik komunikasi secara

individu seperti yang telah saya jelaskan tadi, komunkasi

individu ini kan kitaselalun menyampaikan kepada

karyawan tersebut,Apalagi dia tidak sempat dapat hadir

dalam meeting ini karena situasi pekerjaan yang

mengharuskan dia berada di tempat kerjanya untuk

melayani proses produksi yang sedang berjalan di

tempat kerja.

Pewawancara (P) :Efektifkah menurut Anda?

Informan (I-2) :Ya Alhamdulillah efektif selama ini Pak, bahkan kalau

kita panggil karyawan satu persatu itu malah lebih

efektif ketimbang dalam hal forum ya umpamanya

meeting ya, kalau kita panggil satu persatu itu kan

kelihatan hasildari pola kerjanya, setelah kita panggil,

artinya kita beri peringatan atau kita beri nasehat,

hasilnya akan kelihatan lebih baik.

Pewawancara (P) :Adakah hal yang menjadi hambatan dalam proses

komunikasi tersebut?

Informan (I-2) :Ow.., Pasti Pak, Pasti.., komunikasi salah satunya tadi

kan personil kita ini, begitu kita mau ajak berkomunikasi

proses produksi sedang berjalan, tentunya mereka harus

lebih melayani proses produksi terlebih dahulu ya,

kedua, proses komunikasi kalau kita mau panggil di

tempat kerja pasti kita terhalang dengan waktu, artinya

waktu dalam hal pekerjaan ini kan kita kerjanya kerja

Page 92: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

shift , nah yang shift III ini yang menjadi masalah

komunikasi kita, kita panggil untuk berkomunikasi

dengan mereka, tapi kita kan punya ini ya , semacam

buku penghubung ya untuk mengkomunikasikan apa-

apa yang terjadi, ee.., jadi aktif ya, yang ditangani oleh

Section kita, sehingga walaupun tidak berkomunikasi

langsung, dengan buku penghubung bisa.

Pewawancara (P) :Hambatan itu lebih bersifat individu atau sistem Pak?

Informan (I-2) :Pada dasarnya kedua-duanya ada, ada, kalau individu

itu kan karakter ya, kembali ke karakter orangnya ya,

hambatan ini kadang-kadang, nah.., kadang- kadang

individu ini ada personil kita ini yang kurang terbuka

kalau diajak berkomunikasi, tetapi setelah kita gali,

gali,gali, gali-gali,gali, gali, nanti dia baru akan

komunikasinya gitu. Kalau secara sistem, ya sistemnya

yang membuat kita seperti itu, kalau hambatan yang

berupa sistem kalau di kita ya kadang-kadang yang tidak

berjalan ini Pak, artinya gini sistem kita terhadap

departemen lain kan , terhadap Produksi kan kita

berhubungan dengan Produksi itu sistemnya kadang-

kadang kurang mendukung, juga sistem antara atasan

dan bawahan kadang-kadang ada sedikit emm.… yang

tidak jalan gitu Pak,

Pewawancara (P) :Apa yang tidak jalan itu Pak, antara lain hambatannya?

Informan (I-2) :Artinya gini, komunikasi ini, ee….. ya hambatannya

seperti ini, ee.. anak ini jika terjadi penyimpangan

agaak…, apa itu, kalau atasannya manggil itu agak

kurang peduli, bukan takut tapi mereka ini kurang

peduli, istilah cuek, hambatan secara sistem..

Pewawancara (P) :Meskipun mereka menyadari telah melakukan

kesalahan?

Informan (I-2) :Oh iyya pasti, pasti, begitu kita panggil mereka

menyadari pasti, akan tetapi mereka cuek.

Page 93: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

Pewawancara (P) :Apakah hambatan tersebut juga terjadi pada setiap level

kepemimpinan dibawah struktur organisasi sub-

departemen gudan bahan baku?

Informan (I-2) :Pada dasarnya sih ada tapi tidak terlalu signifikan ya

Pak, hambatan seperti itu, ya, iya, jadi dari komunikasi

dari atas sampai ke bawah, dari bawah disampaikan ke

bawahnya lagi, nah, setelah sampai ke bawah ini

kadang-kadang tidak nyambung itu, gitu, makanya dari

pihak atasan langsung, langsung menanya gitu..

Pewawancara (P) :Sifatnya lebih kepada insidentil atau situasional? Yang

dominan?

Informan (I-2) :Situasional Pak, karena apa saya bilang situasional,

kadang-kadang untuk menyampaikan suatu komunikasi

terhadap bawahan karena terbentur dengan proses,

suatu proses yang harus kita jalani dalam hal melayani

produksi kadang-kadang itu kan komunikasi itu kan

sering, sering terhambat, artinya, sibuklaah…

Pewawancara (P) :Bagaimana cara menurut Anda untuk mengatasi

hambatan tersebut?

Informan (I-2) :Ya, kita sebagai pemimpin tentunya pasti ya mempunyai

kewenangan tentu juga punya kewajiban untuk

menyampaikan masalah komunikasi itu kepada bawahan

kita, nah kita panggil bawahan kita, biar komunikasi ini

harus tersampaikan, ya secara dua arah khususnya

kepada atasan dan bawahan langsung kita, komunikasi

lansung, lansung, yah al itu lebih efektif ketimbang kita

menulis melalui tulisan , kalau melalui tulisan berarti

kita harus memberitahukan kepada orang yang belum

tahu, karena kita tidak sampai ke sana.

Page 94: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

B. Faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat dan pendukung

keberhasilan proses komunikasi pada Sub Departemen Gudang Bahan

Baku (Raw Material):

Pewawancara (P) :Faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat

keberhasilan komunikasi pada sub-departemen gudang

bahan baku?

Informan (I-2) :Ya, yang pertama itu faktor manusia, faktor manusia itu

yang paling dominan Pak, faktor manusianya,

disamping itu ya faktor penunjang ya, faktor sistem gitu,

sistem dari kita, sistem yang kadang-kadang tidak jalan.

Pewawancara (P) :Bagaimana dengan fasilitas sarana komunikasi di tempat

kerja Anda?

Informan (I-2) :Alhamdulillah Pak semua tersedia, tercukupi, memadai.

Pewawancara (P) :Fasilitas Sarana komunikasi apa yang sering digunakan?

Informan (I-2) :Dari kita telepon ya, telepon ada, terus…. Apa itu

namanya, paging ya komunikasi kan, surat (internal

memorandum), email, itu bisa, dan pengumuman yang

lainnya Pak.

Pewawancara (P) :Apakah sudah cukup mamadai?

Informan (I-2) :Ee… secara keseluruhan selama ini cukup, karena di

setiap lini atau tiap-tiap bagian kita tempel

pengumuman, baik itu pengumuman dari gudang RM,

maupun pengumuman dari Manajemen.

Pewawancara (P) :Bagaimana respon timbal-balik hubungan (feedback)

yang didapat oleh karyawan dari sarana tersebut?

efektifkah?

Informan (I-2) :Ya Alhamdulillah Pak, Bagus, Efektif. Buktinya kalau

kita memasang suatu pengumuman atau internal

memorandum, anak itu pasti akan bertanya kepada kita,

dia langsung respect.

Pewawancara (P) :Lebih kepada karena melihat pengumumannya,

keingintahuan dar karyawan atau memang karena

Page 95: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

sesuatu yang didesain untuk menarik perhatian mereka?

Dominan yang mana?

Informan (I-2) :Ya, pada dasarnya, saya kira dua-duanya ada disitu,

lebih dominan yang pertama, karena keingintahuan

mereka, terhadap berita apa sih maksud dari sesuatu

tersebut.

Pewawancara (P) :Siapa yang mengelola papan informasi tersebut?

Informan (I-2) :Ada Pak, khusus , jadi semua di sub-departemen RM ini

ada yang namanya dokumen control bagian dari ISO, itu

semuaanya sudah di cover, secara fasilitas dar pihak

dokumen kontrolnya yang mengatur, jadi format

komunikasinya seperti apa, ya informasi terpusat,

kanada bagian-bagiannya di papan, ada khusus yang,

kalau di ISO itu ada kumpulan standard tapi dari pihak

lini atau bagian karyawan tersebut, dia wajib

memberikan atau memonitor papan pengumuman atau

pengumuman yang ada di lingkup sendiri tersebut agar

dia dan teman-temannya yang ada di shift 1 dengan shift

2 itu tahu.

Pewawancara (P) :Seberapa maksimal Anda menggunakan fasilitas

tersebutdalam proses komunikasi atau dalam

memberikan instruksi kerja?

Informan (I-2) :Oww…, sangat maksimal sekali Pak, sangat maksimal,

karena inilah yang kita gunakan efektif untuk

menyampaikan kepada karyawan karena tidak, tidak

selalu… ada ya, atau setiap waktu, setiap menit itu

karyawan itu bisa bertemu dengan atasannya.

Pewawancara (P) :Lebih dominan mana Pak, antara komunikasi langsung

dengan verbal atau non verbal?

Informan (I-2) :Kalau itu sifatnya shift, ya, shift itu kita akan lebih….,

dominan kepada…, saya kira sama ya, dari atasan yang

shift itu ingin menyampaikan, tapi kita dukung juga

dengan yang namanya surat pengumuman, kalau surat

Page 96: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

pengumuman ini artinya kalau kita komunikasi langsung

ke karyawan hanya karyawan itu yang tahu, tapi kalau

memakai surat kan, artinya kita punya kewajiban

karyawan itu harus tahu, gitu.

Pewawancara (P) :Faktor apa saja yang menghambat proses komunikasi

dalam ruang lingkup institusi yang Anda pimpin?

Informan (I-2) :Yah, tadi saya kembali kepada faktor manusia ya,

kadang-kadang ya, manusia itu kadang-kadang tidak

perlu informasi, cuek dengan informasi gitu, ya manusia,

nah yang lebih berbahaya kalau dia itu tidak

berkomunikasi dengan rekan kerjanya

Pewawancara (P) :Mengapa hal tersebut dapat terjadi, apa yang

melatarbelakangi permasalahan tersebut?

Informan (I-2) :Nah, ini, ini, ini…, ini terjadi, pertama, akibatnya bisa,

saya kembalikan lagi kepada manusia tadi, komunikasi

yang tidak berjalan antar karyawan ini, paling

diantisipasi oleh kita, jangan sampai terjadi, itu.

Pewawancara (P) :Apa sering terjadi?

Informan (I-2) :Tidak, tidak…, tidak, karena kita sudah mensyaratkan di

dalam aturan perusahaan kita atau di dalam peraturan

Perjanjian Kerja Bersama kita, kita tidak boleh, ee….

Apa tu, merugikan teman kita sekerja sendiri, dalam hal

merugikan ini banyak Pak, baik dalam mencelakakan,

atau tidak memberikan infomasi kepada karyawan

sehingga teman kerja kita ini tidak memperoleh

informasi yang baik, tidak mendapatkan informasi yang

seharusnya dia kerjakan.

Pewawancara (P) Apa yang melatarbelakangi rasa cuek dari karyawan itu

Pak?

Informan (I-2) :Yah kembali ke manusianya lagi, Karena faktor

manusia ini kadang-kadang tidak puas. Saya kira gini ya

Pak, lingkungan sosial tempat dia tinggal,,karakter

pribadi iya, karakter sosial tempat tinggal iya, bergaul,

Page 97: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

bergaul, karena dia bisa berkomunikasi di dalam tempat

kerja ini kan didukung oleh faktor komunikasi dia diluar,

di tempat tinggal dia dan keluarga dia, gitu.

Pewawancara (P) :Apa tindakan perbaikan untuk mengatasi hal tersebut?

Informan (I-2) :Ow, kita berikan yang pertama itu training, training

komunikasi yang efektif, sebelum diberikan training itu

kita panggil, kita jelasin kepada karyawan ini.

Pewawancara (P) :Bagaimana hasil perkembangannya, sudah berhasilkah?

Informan (I-2) :Yaah…, hasil perkembangan selama ini, ya…, saya

kasih contoh ya, ada salah satu karyawan di tempat kita

yang sangat cuek sekali, tidak ada tanggung jawabnya

sama sekali, tapi begitu lama-kelamaan kita panggil, ya

setahap-demi setahap berhasil, tidak langsung instan

langsung berhasil tidak, butuh proses.

C. Pola dan Gaya Komunikasi Kepemimpinan

Pewawancara (P) :Gaya komunikasi kepemimpinan seperti apa yang Anda

terapkan dalam pekerjaan atau yang sering Anda

gunakan dalam berkomunikasi dengan pimpinan dan

bawahan?

Informan (I-2) :Yaa… kita komunikasi, gaya kepemimpinan yang kita

lakukan ya, pada dasarnya kita bisa merangkul staff kita

ini tetap berkomunikasi dengan baik, dengan lemah

lembut, kita melihat karakter dari karyawan itu

sepertinyamaunya seperti apa dalam berkomunikasi,

terus kita juga berkomunikasi dengan mereka juga tidak

dalam suasana emosional, dalam arti kata mereka ada

lagi kerja, lagi capek, tau-tau kita ajak komunikasi kita

sampaikan seperti ini, tentunya mereka tidak akan

maksimal menerima apa yang kita sampaikan Pak.

Kalau saya kan orangnya lisan ya, setelah lisan

ditambahi lagi dengan surat untuk mempertegass…,

Page 98: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

Kalau saya lebih banyak ke verbal ya, Ya, kalau sebagai

atasan ya, rata-rata ya sebagai perintah ya, artinya

perintah itu sekaligus himbauan, lebih dominan perintah,

karena sifat kita di gudang ini, kerja di perusahaan ini

pada dasarnya kita kan kerja diperusahaan ini kan

bekerja ya, bekerja untuk menghasilkan yang terbaik

bagi perusahaan. Artinya kan disamping dia

menghimbau juga sebagai perintah lebih dominan.

Pewawancara (P) :Apakah pimpinan dan bawahan Anda dapat menerima

dengan baik pola tersebut?

Informan (I-2) :Sejauh ini Alhamdulillah, pimpinan yang kita berikan

informasi kan senang gitu ya, dan di bawah juga dapat

menerima dengan baik, artinya sesuai dengan aturan,

tegas tetapi tidak menimbulkan kontroversi di bawah.

Pewawancara (P) :Apakah karyawan Gudang Bahan Baku memahami gaya

kepemimpinan Anda?

Informan (I-2) :Ow, pasti, pasti memahami, artinya gini tanda-tanda

menerima atau tidak itu kan ada respon baik atau respon

positiflah setelah kita sampaikan.

Pewawancara (P) :Bagaimana respon (feedback) dari karyawan terhadap

pola atau gaya kepemimpinan Anda?

Informan (I-2) :Banyak, dari segi GMP (Good Manufacturing Practice)

mereka patuh, proses finger scan mereka aktif, rajin.

Pewawancara (P) Teknik komunikasi seperti apa yang Anda gunakan

dalam proses komunikasi pada ruang lingkup institusi

yang Anda pimpin?Verbal atau Non Verbal?

Informan (I-2) :Sebenarnya apa yang disampaikan oleh atasan kita

wajib untuk disapaikan ke bawah, dalam arti wajib disini

yang baik-baik sampaikan ke bawah, tapi jika ada

sesuatu yang kira-kira crusial, tidak perlu kita

samapaikan ke bawah bahkan apabila yang kita

sampaikan ke bawah itu bila perlu kita poles dengan

cara yang baik-baik, karena tipe orang kan beda-beda

Page 99: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

ya Pak, ada karena faktor pendidikan, faktor tempat dia

tinggal, faktor emosinalnya itu kadang-kadang mereka

menangkap informasi itu berbeda-beda.Kita bikin suatu

sistem jika kita internal memorandum, oh iya verbal di

dukung memo dan pasti tatap muka dan email hanya

terbatas.

ya komunikasi efektif ya yang dijalankan di kita,, artinya

gini pak kita bikin suatu sistem ya, sistemnya di kita itu,

kalo kita menyampaikan sesuat kepada sat orang ya,

dimana informasi ini harus nyambung kpd org lain

artinya, kita bikin juga semacam internal memorandum

kepada krywn tersebut, karywan tsb jg di masing-masing

staf kita dalam hal ini lwadernya ya juga wajib juga

menyampaikan kpd bawahannya, kepada staffnya juga,

ow iyya, ya verbal.

Pewawancara (P) :Teknik komunikasi apa yayang lebih Anda sukai?

Informan (I-2) :Komunikasi Langsung, karena itu lebih mengena, lebih

jelas, mereka yang kita ajak komunikasi itu tahu

langsung dari sumbernya gitu, karena tidak akan bias.

Pewawancara (P) :Efektifkah teknik tersebut?

Informan (I-2) :Alhamdulillah efektif.

Kita persuasive Pak, gaya atasan kita itu perlu kita ikuti

bila itu tidak menimmbulkan kontroversi di bawah bila

perlu kita poles gimana caranya, kembali kepada

situasional tadi. Akan tetapi fungsi pemimpin juga harus

dijalankan.

Pewawancara (P) :Bgaimana Pendekatan Konunikasi yang Anda gunakan

dalam memimpin karyawan pada Sub Departemen

Gudang Bahan Baku?

Informan (I-2) :Ya, pedekatan kembali lagi ya dengan situasi,

situasional tadi, Pak, gitu, sama seperti atasan kita kala

berkomunikasi dengan atasan kita lihat gimana situasi

atasan kita sekarang

Page 100: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

Pewawancara (P) :Berdasarkan sifat, fungsi, tranformasi, atau situasional?

Informan (I-2) :sifat kepemimpinan iya, pada dasarnya gini Pak, kalau

kita menyampaikan informasi ke atasan itu kan lebih

banyak kita serius ya, apa yang terjadi di lapangan kita

sampaikan ke tasan, jadi lebih kepada situasi karena

menyangkut masalah etika

Pewawancara (P) :Seberapa efektifkah cara tersebut menurut Anda?

Informan (I-2) :Sangat efektif ketimbang melalui dengan sarana media

ya yang kita miliki, kalau kita ukur bisa 90 % efektif,

mengena

Pewawancara (P) :Selain faktor komunikasi formal, faktor komunikasi

informal apakah yang biasa Anda gunakan dalam proses

komunikasi sehari-hari?

Informan (I-2) :pasti Pak

Pewawancara (P) :Seperti selalu memberi contoh Keteladanan, Seperti

apa?

Informan (I-2) :Seperti dari segi disiplin, absensi, jam masuk kerja kita

itu ya, pulang kerja, carakita berbicaranya gitu pak,

menjaga penampilan juga, yang saya lakukan seperti itu

Pak.. (ha,ha,ha…), rambut klimis, karena saya tidak

mau menampilkan sesuatu yang jelek atau sesuatu yang

lusuh terhadapteman kerja saya, gitu Pak..

D. Pengembangan peran dan fungsi komunikasi dalam menunjang Kinerja

karyawan

Pewawancara (P) :Apakah Anda memberikan penjelasan mengenai

deskripsi tugas kepada karyawan? Berupa lisan atau

tulisan?

Informan (I-2) :Kita bekerja sudah sesuai dengan SOP Pak,

Pewawancara (P) :Apakah sudah sesuai dengan SOP perusahaan?

Informan (I-2) : Iyya,sudah, sudah sesuai dengan SOP Pak…

Pewawancara (P) :Apakah Anda memberikan penjelasan tentang tujuan

Page 101: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

tugas atau pekerjaan yang diberikan?

Informan (I-2) :Ow iyya, karena masing-masing bagian atasan masing-

masing staff itu sudah punya tugas dan wewenang

sendiri, masing-masing gitu, ya salah satunya

menginformasikan kepada atasan jikaterjadi suatu

penyimpangan dalam masalah kerja gitu, selalu ada

penjelasan

Pewawancara (P) :Bagaimanakah proses komunikasi jika ada pekerjaan

tambahan yang harus segera dilakukan?

Informan (I-2) :Owww pasti kita akan kita laksankan komunikasikan

terhadap orang yang ditunjuk secara langsung, dalam

hal ini overtime atau lembur, tetapi kita juga harus kita

buatkan form secara tertulis karena di sana ada yang

keterangan perintah atau yang menugaskan

Pewawancara (P) :Adakah penjelasan mengenai target produksi baik

bulanan maupun tahunan?

Informan (I-2) :Kalau di gudang kita tidak berbicara masalah outuput

target produksi ya pak, kita hanya berbicara masalah

proses loading, pamemeliharaan da menyimpan di

gunadng sebagai tugas utama

Pewawancara (P) :Adakah pemberian motivasi dalam melakukan pekerjaan

supaya tugas dapat diselesaikan baik dan tuntas?

Informan (I-2) :Ada pak, ada… motivasi yang kita berikan berupa

insentive, berupa tambahan pendapatab uanang ya

melalui penilaian dalam satu bulan, overtime juga

bersifat motivasi pak.

Pewawancara (P) :Informasi mengenai kebijakan dan praktik-praktik

organisasi?

Informan (I-2) :Ada, berupa surat dari atasan atau WI Work Instruction

Pewawancara (P) :Adakah training untuk karyawan baru, untuk pengenalan

mengenai sesuatu yang berhubungandengan perusahaan?

Informan (I-2) :Ada untuk mengenalkan kepada mereka, bagaiman

acara bekerja nyang bbaik dan benar, bagaimana cara

Page 102: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

memelihara sarana kerja, bagaiman cara berbicara dan

berkomunikasi dengan karyawan , bagaiman amereka

berpakaian yang baik, bagaimana cara mereka

memproduksi atau menyimpan barang dengan baik

semua itu kita sampaiakan pak, cukup satu minggu , jadi

satu hari itu kita fokuskan untuk training

Pewawancara (P) :Adakah Buku atau handbook kepada karyawan sebagai

pedoman dalam melakukan pekerjaan?

Informan (I-2) :Ada, PKB Persetujuan Kerja Bersama antara

pengusaha dengan karaywan isinya brupa aturan kerja

Pewawancara (P) :Adakah informasi mengenai kinerja dan performance

perusahaan atau pencapaian target produksi dan

penjualan?

Informan (I-2) :Performance kita dapat rekap tiap bulan , untuk

penjualan ada tiap satau tahun sekali dari perusahaan

Pewawancara (P) :Adakah pertemuan tatap muka karyawan (Meeting /

Briefing) yang diadakan secara berkala pada Sub

Departemen Gudang Bahan Baku?

Informan (I-2) :Ow ada, kiat setiap minggu itu ada, hari rabu waktunya

dari jam 13.00 sampai jam 15, dikuti karyawan yg

nonshift semuanya pada ikut cukup terwakili,

Pewawancara (P) :Bagaimana dampaknya, efektifkah?

Informan (I-2) :Efektif sekali ya dari hasil meeting atau hasil briefing

itu kan mendapatkan hasil yang baik ya, bagi kita ya

apa yg ktadapakan dari atas itu kita sampaikan ke

bawah , informasi yang aktual, kita akan menyampaikan

suatu informasi dari manajemen di satu sisi kita juga itu

merupakan suatu…media ya, media untuk

menyampaikan apa yang menjadi keluhan di lapangan

sehingga akan kita respon untuk selanjutnya

Pewawancara (P) :Adakah pelaksanaan Training Komunikasi bagi

karyawan dalam upaya pengembangan kemampuan dan

kecakapan dalam hal komunikasi guna menunjang

Page 103: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

peningkatan Kinerja?

Informan (I-2) Ada pak ada kita setiap tahun itu kan punya plan untuk

jadwal training gitu untuk tahun ini saja kita punya 4

jadwal traingn, sarana dan prasarana kerja dan

komunikasi

Pewawancara (P) Bagaimana parameternya Pak?

Informan (I-2) :Parameter yang kita lakukan kan dilihat dari ini pak,

komunikasi artinya kan tidak terjadi masalah di

lapangan ya, gitu.

Pewawancara (P) :Apakah terdapat informasi mengenai visi, misi, filosofi

atau motivasi pada Sub Departemen Gudang Bahan Baku

yang menjadi landasan semangat kerja bagi karyawan

dalam melakukan aktivitasnya?

Informan (I-2) :Kalau visi dan misi kita ada ya, di satu sisi kita sebagai

orang gudang ya ,kalau bahasa anak sekolahan itu ya

dia menyatakan, kami bukan yang terbaik,tapi kami bisa

memberikan yang terbaik, artinya, kita ini sebagai orang

gudang, otang yang melayani proses produksi jangan

sampai menyebabkan pihak produksi itu terjadi

downtime ya , gara-gara kita performance mereka tidak

masuk, itu yang tidak kita inginkan , nah karyawan di

tempat kita ini sudah sadar akan hal itu Pak, dia tidak

mau performance produksi hancur karena tidak tercapai

gara-gara kita lambat di sisi kita sendiri gitu.

Pewawancara (P) :Menurut Anda, seberapa besar peran komunikasi dalam

pekerjaan?

Informan (I-2) :Sangat besar sekali, komunikasi itulah nomor satu,

keberhasilan atau tidaknya suatu pekerjaan itu melalui

komunikasi, kalau komunikasi tidak berjalan tidak akan

berhasil kita dalam bekerja, apa yang kita targetkan

tidak akan berhasil, artinyakomunikasi yang ada di

tempat kita ini sudah berjalan dengan baik.

Page 104: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

Nama Pewawancara : Alwan Rasyid Salahudin

Tanggal : 24 Februari 2012

Nama Key Informan : Bp. Didi Endang Hardi

(Section Shift Spv.Warehouse RM)

Jenis kelamin : Laki-Laki

Usia : 38 Tahun

Lama bekerja : 20 Tahun

Nama Perusahaan : PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.

Lembar Pertanyaan Wawancara

Pertanyaan-pertanyaan dibawah ini berhubungan dengan komunikasi kepemimpinan

Anda berikut Team Leader dan seluruh karyawan yang ada pada Sub-Departemen

Gudang Bahan Baku dan saya ingin mengajukan beberapa pertanyaan yang dapat

Anda jawab sesuai dengan yang Anda ketahui. Jika Anda tidak tahu silahkan

menjawab tidak tahu.

A. Bagaimana komunikasi yang berlangsung pada Sub Departemen Gudang

Bahan Baku (Raw Material):

Pewawancara (P) :Bagaimana kondisi interaksi karyawan dalam

pekerjaan?

Informan (I-3) :Kalau komunikasi ini kita secara general ya,artinya,

kita itu secara biasa ya, penyampaian masalah tugas

untuk pekerjaan disesuaikan dengan jadwal, artinya

jadwal kan komunikasi juga nih, cuman komunikasi

berbentuk secara tertulis, jadi penyampaiannya

sebenarnya nih kalau untuk secara tertulis dari

departemen lain, kemungkinan kalau ada hal-hal yang

sifatnya mendadak, dalam artian sifatnya mendadak

kalau ada perubahan jadwal atau ada personil yang

bersangkutan tidak hadir dalam suatu pekerjaan, artinya

Page 105: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

kita langsung secara lisan kita sampaikan dan kita akan

mencari pengganti atau solusi untuk kekurangan

pasangan personil pada shift yang berjalan.

Pewawancara (P) :Dalam arti situasi dan kondisi disini sudah terbuka?

Informan (I-3) :Oh di sini terbuka, artinya kalau secara langsung ya

kita komunikasi sama mereka atau bawahan saya nih,

kita nggak ada yang istilahnya yang ditutup-tutupi

karena kita kan menyangkut masalah pekerjaan nih , kita

nggak bisa atau nggak ada istilah yang ditutup-tutupi,

ini kan juga untuk pekerjaan, hasil pekerjaan kita juga

karena kita kan melayani, dalam hal ini kan bidang kita

melayani produksi, gini, artinya kalau ada sesuatu yang

istilahnya,apa namanya, apa yang perlu disampaikan ,

kita sampaikan bener-bener disampaikan artinya tidak

ada istilahnya suatu hal yang ditutup-tutupi

Pewawancara (P) :Seperti apa kebiasaan karyawan dalam hal komunikasi?

Informan (I-3) :Komunikasi, mereka kemungkinan kalau misalnya ini

ya, kalauada masalah ya, kalau ada masalah pasti

mereka komunikasi ke atasan, terutama saya ya,

khususnya, kalau misalnya ada kekurangan, kekurangan

barang atau kekurangan personil, atau juga ada suatu

case-case tertentu, artinya yang menurut mereka,

dianggap mereka mengganggu pekerjaan pasti dia

komunikasi ke kita.

Pewawancara (P) Hal Itu terjadi memang karena ada suatu masalah atau

memang sudah terbiasa say hello komunikasi

Informan (I-3) Kalau say hello komunikasi, kita ya selalu seharian pun,

karena saya sendiri terjun ke lapangan artinya

mengawasi aktivitas mereka dan kemungkinan besar

saya juga membantu, jadi nggak selalu komunikasi ini

terjadi kalau ada case-case tertentu, walaupun toh nggak

ada, apa namanya, kejadian apapun ya kita tetap

Page 106: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

memantau mereka.

Pewawancara (P) Kebiasaan karyawan itu, ditanya dulu atau dia yang

langssung lapor?

Informan (I-3) :Kalau kebiaasaan, mereka dulu, tidak ditanya dulu,

karena kalau saya sudah ke lapangan, sudah ibarat kata

saya juga sebenarnya juga bolak-balik artinya saling

kasih, bukan komunikasi satu arah, kita dua arah kan,

artinya, kalau saya ada, kira-kira ada, waktu saya

melakukan ke lapangan ada penyimpangan, pasti saya

tegur, gitu kan, nah mereka pun misalnya, artinya kalau

ada penyimpangan pun mereka ini sebelum saya

menegur dia akan minta tolong dulu ke saya, atau

komunikasi dulu ke saya, jadi komunikasinya tetap dua

arah.

Pewawancara (P) :Apakah masih ada karyawan yang bersifat introvert

dalam hal komunikasi, Seperti apa kebiasaaan karyawan

dalam hal komunikasi?

Informan (I-3) :Masih ada, masih ada cuman mereka juga ada

komunikasi, mungkin kalau adahal-hal yang pribadi ya,

kalau masalah pekerjaan mereka nggak ada yang nutup-

nutupi ya, mungkin kalau masalah pribadi pasti ditutup-

tutupi atau ada yang terbuka ada yang tertutup.

Pewawancara (P) :Kebiasaan karyawan di sini dalam hal komunikasi

melalui apa Pak?

Informan (I-3) :Langsung, Secara langsung ya, dua arah

Pewawancara (P) :Apakah karyawan sudah saling berkomunikasi secara

terbuka?

Informan (I-3) :Kalau yang saya amati, kemungkinan ada karyawan,

satu atau dua orang ya, dalam hal komunikasi mereka

kaku, masih ada yang seperti itu, karena mungkin karena

ada masalah, pribadi atau pekerjaan, bukan karena sifat,

sebenarnya mereka normal.

Pewawancara (P) :Apakah karyawan berkomunikasi langsung kepada

Page 107: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

Anda mengenai pekerjaan dan di luar masalah

pekerjaan?

Informan (I-3) :Betul langsung, untuk hal-hal pekerjaan, masalah

pekerjaan saya selalu ke atasan saya, istilahnya ke

atasan saya bertanggung jawab, artinya

mempertanggung jawabkan hasil pekerjaan saya dan

anak buah saya, dan saya pun bertanggung jawab

terhadap anak buah saya, apa yang mereka kerjakan,

jadi misalnya toh ada melakukan penyimpangan atau

kesalahan kita tindak atau kita beri teguran gitu Pak.

Pewawancara (P) :Selain masalah pekerjaan?

Informan (I-3) :Pasti ada ya, tapi mereka biasanya nggak di dalam

pekerjaan, biasanya tidak dilakukan didalam lingkunagn

pekerjaan, di luar perusahaan kalau perlu, kalau untuk

sharing ada tapi intervalnya tidak terlalu banyak lah,

mungkin temporer ya, misalnya mereka butuh dukungan

atau pendapat, biasanya mereka komunikasi ke kita atau

ke atasannya langsung.

Pewawancara (P) :Seberapa aktif hubungan timbal balik proses komunikasi

yang ada pada ruang lingkup institusi yang Anda

Pimpin?

Informan (I-3) :Secara umum, saya pikir aktif ya, karena ini, atasan

saya pun mempunyai tanggung jawab kepada atasannya

lagi, artinya untuk hal-hal pekerjaan itu saya selalu aktif,

dar saya ke atasan atau dari saya ke bawahan, karena

ini kan kita bekerja dalam suatu perusahaan , kalau ada

sesuatu yang miss, fatal akibatnya.

Pewawancara (P) :Menurut Anda siapa yang lebih aktif dalam memulai

komunikasi? Atasan atau bawahan dulu yang memulai?

Informan (I-3) :Biasanya Atasan, kalau bawahan mungkin, menurut

saya ini karena, mungkin, mungkin kalau untuk case-

case seperti ini, kalau ada masalah biasanya kita bukan,

sumbernya bukan dari kita sendiri nih, karena kalau

Page 108: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

bawahan kan biasanyamereka sudah suplay, mereka

sudah bikin pelaporan tapi kalau ada penyimpangan

biasanya mereka kurang paham

Pewawancara (P)

:Nah, ketika ada suatu informasi atau masalah biasanya

lebih dari bawahan yang memulai menyampaikan ke

atasan atau atasan yang memulai untuk

menginformasikan?

Informan (I-3) :Atasan, atasan dulu yang memulai, ya dari atas ke

bawah karena biasanya, atas dulu biasanya yang

mendapat informasi, bahwa owh, ini ada penyimpangan,

nanti dengan otoritas ini atasan biasanya nanti kita akan

menyampaikan ke bawahan, bahwa ada hal-hal

begini…, biasanya atasan saya dulu ke saya baru saya

ke bawahan.

Pewawancara (P) :Bagaimana pola komunikasi yang ada pada ruang

lingkup pada sub-departemen gudang bahan Baku?

Informan (I-3) :Kalau untuk saat ini saya pikir, komunikasinya sudah

bagus hanya saja terkadang ada suatu hambatan kerja

dari sifat-sifat manusia, ada yang bagus, ada yang

nggak.

Pewawancara (P) :Adakah hal yang menjadi hambatan dalam proses

komunikasi tersebut?

Informan (I-3) :Ego individu biasanya, tapi sifatnya minor ya Pak,

meskipun sebenarnya menghambat, secara nggak

langsung menghambat Pak, dalam hal ini, untuk

komunikasi seperti ini biasanya kan seperti yang terjadi

misalnya nih, kalau ada hal-hal yang misalnya dia tidak

masuk, terus dia sendiri tidak informasi, tidak melakukan

komunikasi sesama teman, pasti ada kan yang

mengganggu aktivitas pekerjaan secara tidak langsung.

Pewawancara (P) :Karena hal apa itu terjadi Pak?

Informan (I-3) :Karena Ego tadi pak, bisa juga dikategorikan karena

cuek, lebih dominan karakter pribadi yang

Page 109: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

melatarbelakangi hal tersebut,kalau sistem sudah bagus

saya pikir, kembali ke personal yang menjalankanya ini.

Pewawancara (P) :Apakah hambatan tersebut juga terjadi pada setiap level

kepemimpinan dibawah struktur organisasi sub-

departemen gudan bahan baku?

Informan (I-3) :Ya, terjadi juga, cuman nggak 100%, latar belakangnya

sama, mungkin karena kecemburuan pekerjaan, bisaa..,

ada juga yang begitu kan, artinya gini, biasanya volume

pekerjaan dia lebih sedikit, artinya kecemburuannya di

situ, dan biasanya pola pembagian kerja juga bisa,

kembali ke volume pekerjaan lagi ya, mungkin dari

pembagian jam kerja pun,mungkin ada, namanya kerja

satu lingkup ya, mereka lebih tahu sendiri untuk

mengaturnya. Mungkin dari sesame stock keeper ada

kecemburuan.

Pewawancara (P) :Bagaimana cara menurut Anda untuk mengatasi

hambatan tersebut?

Informan (I-3) :Kita biasanya dikumpulkan, dengn pimpinan kita

bicarakan bareng-bareng, diskusi langsung, kalau untuk

memo kurang efektif.

B. Faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat dan pendukung

keberhasilan proses komunikasi pada Sub Departemen Gudang Bahan

Baku (Raw Material):

Pewawancara (P) :Faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat

keberhasilan komunikasi pada sub-departemen gudang

bahan baku?

Informan (I-3) :Saya pikir, dalam perusahaan sebesar ini ya, saya pikr

kurang, dalam artian sarana penunjangnya saya pikir

perlu penambahan ya untuk saat ini ya, karena kan ya

artinya inilah untuk komunikasi supaya lancar, karena

biasanya dalam hal pekerjaan ini kan dua pabrik ya,

Page 110: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

artinya ka nada dua tempat, dua bangunan kalau

misalnya tidak ada sarana, misalnya kita waktu ke

pabrik dua atau pabrik satu yang notabenenya sampai

sekarang nggak ada kan, artinya kita harus jalan dulu,

artinya kan perlu waktu.

Pewawancara (P) :Bagaimana dengan fasilitas sarana komunikasi di tempat

kerja Anda?

Informan (I-3) :Aiphone masih kurang,

Pewawancara (P) Mengapa hal tersebut bisa terjadi pak? Apa yang

melatarbelakangi masalah tersebut?

Informan (I-3) :Fasilitas ini kan kebijakan atasan , kembali lagi nih ke

atasan saya, sebenarnya dulu sudah ada , mungkin

karena perawatan dan pindah-pindah tempat, jadi kita

perlu waktu untuk instalasi baru lagi, jadi lupa atau ter

abaikan.

Pewawancara (P) :Fasilitas Sarana komunikasi apa yang sering digunakan?

Informan (I-3) :Biasanya sih alat komunikasi pribadi berarti, ya artinya

ada pengorbanan lah.. (ha,ha,…), kalau yang dari

perusahaan ya aiphone ajah…, kalau email terbatas ya,

untuk admin dan section up saja, kalau untuk memo

jarang ya, saya pikir kurang efektif, lebih seringnya by

lisan ya, papan pengumuman jarang, karena kurang

efektif kan, mungkin karena flashnya kan tidak di satu

tempat kan, artinya kalau di kita ditempel papan

pengumuman artinya kadang dari bawahan kita sendiri

pun jarang ke tempat, maksudnya dia harus ke kantor

kan jauh kan, untuk di gudang intransit ada papan

pengumuman yang digunakan untuk informasi yang

sifatnya continue seperti jadwal produksi, terus jadwal

kerja shift gitu kan, biasanya itu, sama pengumuman

yang sifatnya tidak langsung ke pekerjaan, misalnya

informasi dari organisasi dari DKM, Koperasi, dan

dikelola oleh user yang ada di lapangan.

Page 111: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

Pewawancara (P) :Apakah sudah cukup mamadai?

Informan (I-3) :Saya pikir sudah cukup, jika tidak ditambah tidak

menjadi masalah, karena kalau kita sebagai atasan

biasanya langsung ke lapangan penyampaian nya yak,

lebih ke komunikasai langsung, karena kalau secara

tertulis kadang anggapan respon dari mereka cuek,

kadang bisa jadi ada yang misskom. Artinya dari mereka

sendiri yang menginginkan dari atasannya sendiri yang

ngomong langsung

Pewawancara (P) :Seberapa maksimal Anda menggunakan fasilitas

tersebutdalam proses komunikasi atau dalam

memberikan instruksi kerja?

Informan (I-3) :Fasilitas yang saya gunakan hanya tertentu ya, selama

ini lebih sering menggunakan aiphone ya, komunikasi

lisan saya pikir lebih efektif dibanding debgan

komunikasi secara tertulis.

Pewawancara (P) :Faktor apa saja yang menghambat proses komunikasi

dalam ruang lingkup institusi yang Anda pimpin?

Informan (I-3) :Yang pertama, Lebih dari fasilitas yang belum tersedia,

yang keduamungkin kepada personil itu sendiri, atau

individu ya.

Pewawancara (P) :Mengapa hal tersebut dapat terjadi, apa yang

melatarbelakangi permasalahan tersebut?

Informan (I-3) :Lebih kepada sifat, karena pribadi mereka ini terkadang

berbeda ya, dalam artian kadang dia menerima secara

penerimaannhya itu ya,bisa cepat bisa lambat, dalam

artian kalau kita komunikasikan ini , bisa cepat tanggap,

bisa lambat. Mungkin dipengaruhi karena pergaulandan

lingkungan.

Pewawancara (P) :Apa tindakan perbaikan untuk mengatasi hal tersebut?

Informan (I-3) :Perbaikan belum ada perbaikan Pak, tapi kemungkinan

untuk kedepan akan kita coba usulkan. dalam artian

memang komunikasi itu sangat dibutuhkan.

Page 112: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

C. Pola dan Gaya Komunikasi Kepemimpinan

Pewawancara (P) :Gaya komunikasi kepemimpinan seperti apa yang Anda

terapkan dalam pekerjaan atau yang sering Anda

gunakan dalam berkomunikasi dengan pimpinan dan

bawahan?

Informan (I-3) :Kalau saya pribadi biasanya ya, ya itu, langsung ke

bawahan , artinya kalau saya dapat informasi dari

atasan atau rekan kerja saya, atau bisa jadi dari

bawahan saya langsung, saya akan, istilahnya

komunikasi langsung, sejelas mungkin, sedetail mungkin,

dan diusahakan apa yang kita informasikan mereka

paham dan ngerti. Jika ada masalah, selagi kita masih

bisa selesaikan, kita selesaikan dulu sendiri, saya tidak

akan mengkomunikasikan keatasan , akan tetapi atasan

tetap menanyakan ke saya, komunikasi tetap berjalanlah.

Pewawancara (P) :Apakah pimpinan dan bawahan Anda dapat menerima

dengan baik pola tersebut?

Informan (I-3) :Untuk komunikasi secara lisan, sebenarnya saya pikir

positif baguslah, artinya kita jarang terjadi miss

komunikasi

Pewawancara (P) :Apakah karyawan Gudang Bahan Baku memahami gaya

kepemimpinan Anda?

Informan (I-3) :Ya, memahami

Pewawancara (P) :Bagaimana respon (feedback) dari karyawan terhadap

pola atau gaya kepemimpinan Anda?

Informan (I-3) :Saya pikir bagus ya, dengan komunikasi secara

langsung mereka merasa enjoy, artinya tidak ada

masalah selama ini untuk hal komunikasi secara lisan,

ya komunikatif dua arah.

Pewawancara (P) Teknik komunikasi seperti apa yang Anda gunakan

dalam proses komunikasi pada ruang lingkup institusi

Page 113: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

yang Anda pimpin?Verbal atau Non Verbal?

Informan (I-3) : Teknik verbal, lisan, tatap muka langsung, memo

kurang, email jarang, telepon ya untuk sebagian yang

punya fasilitas

Pewawancara (P) :Teknik komunikasi apa yayang lebih Anda sukai?

Informan (I-3) :Verbal , secara lisan langsung face to face

Pewawancara (P) :Efektifkah teknik tersebut?

Informan (I-3) :Efektif, idak ada masalah untuk komunikasi langsung

saya merasa nyaman tidak ada beban gitulah..

Pewawancara (P) :Bagaimana Pendekatan Konunikasi yang Anda gunakan

dalam memimpin karyawan pada Sub Departemen

Gudang Bahan Baku?

Informan (I-3) :Untuk penyampaian komunikasi , saya memposisikan

diri saya sebagai rekan kerja dengan harapan mereka

menerima tanpa ada tekanan, saya biasanya

mengkomunikasikan, artinya, saya menawarkan, cari

yang terbaik dulu, artinya menawarkan dulu ke mereka

dengan suatu harapan mereka juga tidak merasa

terbebani dengan instruksi yang saya berikan.

Pewawancara (P) :Berdasarkan sifat, fungsi, tranformasi, atau situasional?

Informan (I-3) :Mereka biasanya, dan saya sendiri berkeinginan kalau

ada problem atau masalah intinya ya, saya tampung

dulu, nah , nanti saya biasanya melakukan istilahnya

memberikan masukan, artinya ya, kepinginnya ya saya

menjadi problem solving, saya lebih kepada situasional

karena saya pikir komunikasi ini dilakukan kalau ada

masalah atau problem nih pasti dilakukan komunikasi.

Pewawancara (P) :Seberapa efektifkah cara tersebut menurut Anda?

Informan (I-3) :Sangat efektif, karena saya pikir untuk verbal ini, bukan

hanya komunikasi aja yang kita sampaikan ke mereka

ya, kemungkinan ada faktor lain ya, timbal-balik, dalam

arti mungkin kita ada care terhadap dia, kemungkinan

ada faktor psikologisnya lah..

Page 114: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

Pewawancara (P) :Selain faktor komunikasi formal, faktor komunikasi

informal apakah yang biasa Anda gunakan dalam proses

komunikasi sehari-hari?

Informan (I-3) :Untuk hal itu pasti ada ya, kita tidak hanya monoton

pada masalah pekerjaan saja, tapi ya kadang-kadang ya,

kemungkinan yang pertama dari hal kehadiran,

kerajinan dan disiplin kerja, keteladanan, selain itu juga

dari gaya berpakaian, cara penampilan, dari gaya kita

bicara, spoan santun itu dilakukan juga, yang sering

saya gunakan saya pikir ya kehadiran ajah…, kalau

atasan saya pola kerjanya mau melakukan pekerjaan

yang diluar jobnya, dia peduli terhadap menjaga

kebersihan, kehadiran, supel dan komunikatif ke

siapapun tanpa istilahnya mengenal jabatan.

D. Pengembangan peran dan fungsi komunikasi dalam menunjang Kinerja

karyawan

Pewawancara (P) :Bagaimana informasi mengenai pekerjaan?

Informan (I-3) :Pasti kita paham, secara tertulis kita tidak hafal tapi kita

sudah paham

Pewawancara (P) :Apakah Anda memberikan penjelasan mengenai

deskripsi tugas kepada karyawan? Berupa lisan atau

tulisan?

Informan (I-3) :Ada, berupa lisan langsung

Pewawancara (P) :Apakaah sudah sesuai dengan SOP perusahaan?

Informan (I-3) :Sudah

Pewawancara (P) :Apakah Anda memberikan penjelasan tentang tujuan

tugas atau pekerjaan yang diberikan?

Informan (I-3) :Tujuan tugas iya, secara lisan

Pewawancara (P) :Bagaimanakah proses komunikasi jika ada pekerjaan

tambahan yang harus segera dilakukan?

Informan (I-3) :Biasanya kita dipanggil secara langsung, kita duduk

Page 115: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

bareng, atasan menjelaskan dengan lisan dan tulisan.

Pewawancara (P) :Adakah penjelasan mengenai target produksi baik

bulanan maupun tahun?

Informan (I-3) :Untuk target produksi tidak, hanya target untuk

pencapaien kebutuhan kerja saja

Pewawancara (P) :Adakah pemberian motivasi dalam melakukan pekerjaan

supaya tugas dapat diselesaikan baik dan tuntas?

Informan (I-3) :Motivasi ada , biasanya kita ada training , ada pelatihan

ya mengenai motivasi, komunikasi ada, saat briefing

juga ada motivasi, sepert pencapaian kerja.

Pewawancara (P) :Informasi mengenai kebijakan dan praktik-praktik

organisasi?

Informan (I-3) :Kita hanya tahu dari struktur ajah, di SOP sudah

dijelaskan

Pewawancara (P) :Apakah Anda menginformasikan peraturan organisasi?

Informan (I-3) :Ada berupa tulisan

Pewawancara (P) :Berupa apa Pak?

Informan (I-3) :Kebijakan biasanya dia dari pengumuman ya, berbentuk

pengumuman dari lembaran terus ditempel di papan

pengumuman

Pewawancara (P) :Adakah training untuk karyawan baru, untuk pengenalan

mengenai sesuatu yang berhubungandengan perusahaan ?

Informan (I-3) :Ada, training hanya pada saat awal masuk kerja,

biasanya satu minggu

Pewawancara (P) :Adakah Buku atau handbook kepada karyawan sebagai

pedoman dalam melakukan pekerjaan?

Informan (I-3) :Ada, Cuma tidak dibagikan dalam bentuk SOP, selain

itu ada tata tertib kerja

Pewawancara (P) :Adakah informasi mengenai kinerja dan performance

perusahaan atau pencapaian target produksi dan

penjualan?

Informan (I-3) :Ada, berbtuk biasanya hanya soft copy saja tidak

dibagikan hanya untuk infomasi ajah.

Page 116: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

Pewawancara (P) :Adakah pertemuan tatap muka karyawan (Meeting /

Briefing) yang diadakan secara berkala pada Sub

Departemen Gudang Bahan Baku?

Informan (I-3) :Ada, kita biasanya meeting koordinasi ya, itu yang

dihadiri biasanya supervisor,section,stockkeeper, helper,

istilah nya meeting koordinasi internal, dilakukaan

secara berkala satu minggu satu kali pada hari rabu jam

1 sampai jam 2 siang, terwakili ajah, cukup, karena by

shiftnya hanya diwakili satu orang P1 dan P2, untuk

stock keeper semuanya yang masuk pagi semuanya

hadir.

Pewawancara (P) :Bagaimana dampaknya, efektifkah?

Informan (I-3) :Dampaknya positif, seperti kendala-kendala dalam hal

pekerjaan, seperti kendala-kendala yang ada dalam

pekerjaan biasanya kita menampung aspirasi dari

merekadan kitamenindaklanjuti dalam satu minggu

berikutnya dan akan dievaluasi pada pertemuan

berikutnya, tidak hanya masalah pekerjaan berbagai

informasi apapun kita sampaikan, dalam pertemuan

tersebut, efektif Pak, sangat efektif.

Pewawancara (P) :Adakah pelaksanaan Training Komunikasi bagi

karyawan dalam upaya pengembangan kemampuan dan

kecakapan dalam hal komunikasi guna menunjang

peningkatan Kinerja?

Informan (I-3) :Training ada, ada, itu sesuai schedule ajah, biasanya

dari Manajemen yang mengatur waktu pelaksanaannya.

Pewawancara (P) :Apakah terdapat informasi mengenai visi, misi, filosofi

atau motivasi pada Sub Departemen Gudang Bahan Baku

yang menjadi landasan semangat kerja bagi karyawan

dalam melakukan aktivitasnya?

Informan (I-3) :Secara sub-departemen nggak ada , tapi kalau global

ada, artinya setahun sekali kita melakukan training ya

semacam reannual, jadi ada perencanaan untuk tahun

Page 117: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

depan, itu tiap tahun ada perencanaan kerja, biasanya

tiap tahun kita ada rapat kerja untuk level leader ya, jadi

misinya itu global, jadi tiap tahunnya visi

misinyaberubah tergantung tema raker-nya, seperti

contoh untuk Tahun 2011 temanya “Memberikan yang

Terbaik Untuk Menjadi yang Terbaik” itu untuk materi

yang kemaren ya, 2011. Saya pikir hal ini perlu ya, jadi

harus kita sampaikan atau konsolidasikan ke bawah

melalui meeting dan briefing.

Pewawancara (P) :Jika sudah ada, seperti apa bentuknya, bagaimana

tampilannya, efektifkah?

Informan (I-3) :Bentuknya dalam tulisan di pajang pada baleho di luar

ruangan atau lingkungan pabrik, secara tampilan saya

kira ada di ruang produksi, kalau di kita kendala dengan

kondisi bangunannya ya, sebenarnya sih bagus ya, akan

tetapi lebih efektif jika disampaikan secara lisan

Pewawancara (P) :Menurut Anda, seberapa besar peran komunikasi dalam

pekerjaan?

Informan (I-3) :Komunikasi, saya pikir sangat-sangat diperlukan Pak,

tanpa komunikasi saya pikir aktivitas tidak akan berjalan

dengan baik jadi pengaruhnya sangat besar, sangat

diperlukan, tanpa komunikasi saya pikir semua tidak

akan berjalan dengan baik dan sesuai dengan prosedur,

peningkatan kinerja pengaruh juga pak, ada pengaruh,

pengaruh, karena kalau tidak ada komunikasi ya, pasti

berantakan, bisa jadi misalnya jadwal ini, ada yang tidak

masuk, ada yang tidak ada yang komunikasi pasti ini

akan terjadi penyimpangan akan ada masalah.

Page 118: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

Nama Pewawancara : Alwan Rasyid Salahudin

Tanggal : 24 Februari 2012

Nama Key Informan : Bp. Aco Sudarso

(StockKeeper Intransit -Warehouse RM)

Jenis kelamin : Laki-Laki

Usia : 39 Tahun

Lama bekerja : 20 Tahun

Nama Perusahaan : PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.

Lembar Pertanyaan Wawancara

Pertanyaan-pertanyaan dibawah ini berhubungan dengan komunikasi kepemimpinan

Anda berikut Team Leader dan seluruh karyawan yang ada pada Sub-Departemen

Gudang Bahan Baku dan saya ingin mengajukan beberapa pertanyaan yang dapat

Anda jawab sesuai dengan yang Anda ketahui. Jika Anda tidak tahu silahkan

menjawab tidak tahu.

A. Bagaimana komunikasi yang berlangsung pada Sub Departemen Gudang

Bahan Baku (Raw Material):

Pewawancara (P) :Bagaimana kondisi interaksi karyawan dalam

pekerjaan?

Informan (I-4) :Untuk saat ini sedikit agak bermasalah pokok utamanya

itu yaitu masalah berhadapan dengan pihak produksi

yakni dengan adanya selisih raw material

Interaksi karyawan dengan saya baik, ada komunikasi

dengan saya, ada permasalahan langsung dari mereka

langung saya eksekusi

Pewawancara (P) :Apakah masih ada karyawan yang bersifat introvert

dalam hal komunikasi,Seperti apa kebiasaaan karyawan

dalam hal komunikasi?

Page 119: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

Informan (I-4) :Kalau di shift saya tidak ada, kalau secara umum saya

kurang paham, karena ruang lingkup saya hanya di

gudang intransit ya,

Pewawancara (P) :Apakah karyawan sudah saling berkomunikasi secara

terbuka?

Informan (I-4) :Belum, karena disini kalau menurut saya, karena

misalnya ada masalah, itu saling melempar, itu jadi

merka tidak terbuka terhadap temannya, dia itu hanya

terbuka pada timnya saja, sedangkan kita disini kan 3

shift ya.., ada permasalahan di shift lain dia tidak mau

terbuka dengan shift saya, dengan kata lain

teamworknya kurang ya..

Pewawancara (P) :Apakah karyawan berkomunikasi langsung kepada

Anda mengenai pekerjaan dan di luar masalah

pekerjaan?

Informan (I-4) :Tidak, terkecuali, kadang-kadang berkomunikasi

kalau..tidak selalu, terkecuali kalau ada masalah saya

ajukan ke atasan, itu pun kalau saya tidak bisa

mengatasinya

Pewawancara (P) :Kalau di luar masalah pekerjaan Pak?

Informan (I-4) :Kalau diluar pekerjaan belum pernah, tidak ada, sempat

sih sekali, masalah pribadi saya, hutang piutang, atasan

saya cukup terbuka dan cukup membantu, meskipun

hanya sekedar memberikan saran atau solusi untuk

masalah saya

Pewawancara (P) :Berlaku di semua lini ruang lingkupgudang bahan baku

atau bagaimana dan Seberapa aktif hubungan timbal

balik proses komunikasi yang ada pada ruang lingkup

institusi yang Anda Pimpin?

Informan (I-4) :Ya saya cukup proaktif ya, kalau didalam grup saya

komunikasi itu cukup jelas, karena setiap ada

permasalahn keja selalu komunikasi dengan saya untuk

segera diselesaikan, sangat baik.

Page 120: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

Pewawancara (P) :Bagaimana pola komunikasi yang ada pada ruang

lingkup pada sub-departemen gudang bahan Baku?

Informan (I-4) :Kalau untuk global di RM itu sudah cukup baik pola

komunikasi, baiknya kenapa, karena per setiap seminggu

sekali itu diadakan WOR itu meeting mingguan , kalo

menurut saya baiknya disitu ada komunikasi yang belum

tahu jadi tahu, dan yang sudah tahu jadi lebih tahu lagi

Pewawancara (P) :Lebih kepada Dyadic Communication, face to face antar

karyawan?

Informan (I-4) :Kalau menurut saya untuk temworknya itu masih

kurang, masih saling menjatuhkan, ibaratnya masih

salah-salahan

Pewawancara (P) :Efektifkah menurut Anda?

Informan (I-4) :Menurut saya belum karena masih saling menyalahkan

disitu, tapi untuk penyelesainnya belum terealisasi,

belum ada solusi walaupun medianya sudah dipenuhi,

karena tujuan kita WOR itu kan untuk menyelesaikan

masalah pekrjaan.

Pewawancara (P) :Adakah hal yang menjadi hambatan dalam proses

komunikasi tersebut?

Informan (I-4) :Kalau menurut saya dari pimpinan ya informasinya

ajah kurang, yang lebih sering yang saya alami

bawahan yang lebih sering itu bawahan mengadu ke

atasan seperti contohnya kalau ada masalah kekurangan

barang kalau dari atas ke bawah itu ya menurut saya

kadang seminggu sekali pas WOR itu.

Pewawancara (P) :Hambatan itu lebih bersifat individu atau sistem Pak?

Informan (I-4) :Kalo di tim saya nggak ada, secara umum saya tidak

mengerti yak karena ccukup luas ya

Pewawancara (P) :Apakah hambatan tersebut juga terjadi pada setiap level

kepemimpinan dibawah struktur organisasi sub-

departemen gudan bahan baku?

Page 121: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

Informan (I-4) :Ya sama ajah ya,saya rasa sudah cukup baik karena

mereka langsung merespon kalo ada permasalahan.

Pewawancara (P) :Bagaimanacara menurut Anda untuk mengatasi

hambatan tersebut?

Informan (I-4) :Ya itu tadi kan kita terbuka disitu itu kan ada WOR itu

harus kita manfaat kan permasalahan yang ada kita

terbuka di situ, merupakan salah satu pemecahan

masalah dan setelah WOR itu harus kita langsung

eksekusi, lakukan gitu…, terus kalo misalkan dari atasan

kan memberikan info ke bawahan ya itu ladangnya itu

ada di WOR itu tadi, itu rutin.

B. Faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat dan pendukung

keberhasilan proses komunikasi pada Sub Departemen Gudang Bahan

Baku (Raw Material):

Pewawancara (P) :Faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat

keberhasilan komunikasi pada sub-departemen gudang

bahan baku?

Informan (I-4) :Kalau di tempat saya fasilitas untuk berkomunasi itu

belum ada, seperti telepon, papan pengumumn ada tapi

ala kadarnya

Pewawancara (P) :Bagaimana dengan fasilitas sarana komunikasi di tempat

kerja Anda?

Informan (I-4) :Kalau di tempat saya fasilitas untuk berkomunasi itu

belum ada, seperti telepon, papan pengumumn ada tapi

ala kadarnya

Pewawancara (P) :Fasilitas Sarana komunikasi apa yang sering digunakan?

Informan (I-4) :Ya, papan pengumuman

Pewawancara (P) :Apakah sudah cukup mamadai?

Informan (I-4) :Belum, soalnya kenapa belum,karena menurut saya

misalkan ada memo,orang itu sering lupa karena tidak

langsung misalkan ada informasi dari atasan ,pakai

Page 122: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

memo untuk disuruh, intruksi kasihin Pak Aco, contoh

ya, terus orang itu lupa, nah itu contoh kecilnya ya, jadi

informasi kagak nyambung

Pewawancara (P Sarana komunikasi apa yang dibutuhkan?

Informan (I-4) :Sarana alat komunikasi contoh itu sepert telepon atau

aiphone dan whiteboard jadi diberi sarana yang pasti

atau jelas.

Pewawancara (P) :Seberapa maksimal Anda menggunakan fasilitas

tersebutdalam proses komunikasi atau dalam

memberikan instruksi kerja?

Informan (I-4) :Itu memang belum begitu cukup maksimal , karena

informasi dari saya itu masih sedikit,karena atasan dari

atasan informasinya, itupun shift by shit kalo,misalkan

contoh kayak ada informasi revisi jadwal produksi, disitu

kadang tersendat informasinya, tidak sampai ke tempat

saya itu buruk efeknya bisa terjadi down time produksi

yang bisa merugikan perusahaan.

Pewawancara (P) :Faktor apa saja yang menghambat proses komunikasi

dalam ruang lingkup institusi yang Anda pimpin?

Informan (I-4) :Yang pertama ya faktor ekonomi ya,ekonomi itu

biasanya kalau misalkankita lagi… dompet kosong

katakanlah ya, kalo dompet kosong itu agak males-

malesan kerja… itu salah satu faktornya ya, kedua dari

segi sarana komunikasi kerjayangmasih kurang

memadai

Pewawancara (P) :Mengapa hal tersebut dapat terjadi, apa yang

melatarbelakangi permasalahan tersebut?

Informan (I-4) :Ya, karena sangat dibutuhkan ya…

Pewawancara (P) :Apa tindakan perbaikan untuk mengatasi hal tersebut?

Informan (I-4) :Belum ada , masih ala kadarnya, yang ada itu dipakai.

Page 123: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

C. Pola dan Gaya Komunikasi Kepemimpinan

Pewawancara (P) :Gaya komunikasi kepemimpinan seperti apa yang Anda

terapkan dalam pekerjaan atau yang sering Anda

gunakan dalam berkomunikasi dengan pimpinan dan

bawahan?

Informan (I-4) :Kalau dengan bawahan ya biasa ajah ya, sedikit

intruksi.tapi saya lebih sering memberikan contoh

terlebih dahulu

Pewawancara (P) :Apakahpimpinan dan bawahan Anda dapat menerima

dengan baik pola tersebut?

Informan (I-4) :Itu tergantung pemikiran atasan ya, yangsaya rasakan

ya diterima ya baik dengan atasan maupun bawahan,

komunikatif

Pewawancara (P) :Apakah karyawan Gudang Bahan Baku memahami gaya

kepemimpinan Anda?

Informan (I-4) :Itu sih kurang tahu ya soalnya pribadi masaing-masing,

kalo komunkasi terjalin , mengalir seperti biasa aja ya

Pewawancara (P) :Bagaimana respon (feedback) dari karyawan terhadap

pola atau gaya kepemimpinan Anda?

Informan (I-4) :Welcome biasa aja, berdasarkan job desc-nyaberda

Pewawancara (P) Teknik komunikasi seperti apa yang Anda gunakan

dalam proses komunikasi pada ruang lingkup institusi

yang Anda pimpin?Verbal atau Non Verbal?

Informan (I-4) :Ya dari mulut ke mulut kalo menurut saya ya teknik

komunikasinya. Seringnya ya tatap muka dan lisan ya

Pewawancara (P) :Teknik komunikasi apa yayang lebih Anda sukai?

Informan (I-4) :Ya itu tadi langsung yang saya sukai secara langsung

Page 124: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

Pewawancara (P) :Efektifkah teknik tersebut?

Informan (I-4) :Sudah efektif ya, antara atasan dan bawahan hanya saja

terbatas dengan kendala waktu dantempat kerja,

Pewawancara (P) :Bagaimana Pendekatan Komunikasi yang Anda

gunakan dalam memimpin karyawan pada Sub

Departemen Gudang Bahan Baku?

Informan (I-4) :Dalam ruang likup kerja saya cukup ya, dalam

komunikasi dan informasi, misalkan kalau ada masalah

saya komunikasikan secara langsung kepada atasan.

Pewawancara (P) :Berdasarkan sifat, fungsi, tranformasi, atau situasional?

Informan (I-4) :Ya lebih kepada sifat apa adanya dan bijaksana, itu

yang paling saya suka, kalo secara situasional ya yang

saya alami selama ini, saya menunggu, misalkan ada

informasi dari atasan, asaya dapat informasi dari

atasan, saya langsung lontarkan ke bawahan.

Pewawancara (P) :Seberapa efektifkah cara tersebut menurut Anda?

Informan (I-4) :Kalau menurut saya sudah efektif, parameternya setiap

permasalahan langsung direspon

Pewawancara (P) :Selain faktor komunikasi formal, faktor komunikasi

informal apakah yang biasa Anda gunakan dalam proses

komunikasi sehari-hari?

Informan (I-4) :Saya berikan contoh

Pewawancara (P) :Seperti selalu memberi contoh Keteladanan, Seperti

apa?

Informan (I-4) :Seperti menyapu, hal yang kecil ya, saya menyapu dn

anak buah saya mengikuti, berarti tindakan saya lansung

direspon oleh bawahan. Selain itu dalam membuat

laporan, suplay , terkadang sambil bekerja saya juga

bercanda dengan teman untuk sekedar mungurangi rasa

capek ya.. (he,he,he…)

Page 125: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

D. Pengembangan peran dan fungsi komunikasi dalam menunjang Kinerja

karyawan

Pewawancara (P) :Bagaimana informasi mengenai pekerjaan?

Informan (I-4) :Itu diberi yaitu kalo ditempat saya kan intransit ya,

contoh seperti setiap masuk saya selalu melihat jadwal

produksi terlebih dahulu yang ada atau ditempel pada

papan pengumuman

Pewawancara (P) :Apakah Anda memberikan penjelasan mengenai

deskripsi tugas kepada karyawan? Berupa lisan atau

tulisan?

Informan (I-4) :Berupa tulisan dengan acuan jadwal tersebut

Pewawancara (P) :Apakaah sudah sesuai dengan SOP perusahaan?

Informan (I-4) :Sepertinya belum ya, sepertinya ditempat saya itu belum

memenuhi standard, dari segi lokasi karena sering lebih

barang over kapasitas. Belum memamadai menurut saya

tapi itu bersifat insidentil saja,

Pewawancara (P) :Apakah Anda memberikan penjelasan tentang tujuan

tugas atau pekerjaan yang diberikan?

Informan (I-4) :Kalo di tempat saya nggak ya, kecuali ada info yang

bersifat mendadak disampaikan secara lisan.

Pewawancara (P) :Bagaimanakah proses komunikasi jika ada pekerjaan

tambahan yang harus segera dilakukan?

Informan (I-4) :Ya itu biasanya langsung menyuruh untuk lembur

secara lisan dulu baru menulis surat perintah lembur

sendiri berdasarkan perintah atasan

Pewawancara (P) :Adakah penjelasan mengenai target produksi baik

bulanan maupun tahun?

Informan (I-4) :Sepertinya tidak ya untuk di tempat saya ya

Pewawancara (P) :Adakah pemberian motivasi dalam melakukan pekerjaan

supaya tugas dapat diselesaikan baik dan tuntas?

Informan (I-4) :Ada dari manajemen ya contohnya insentive yang

berupa pemberian rupiah berdasarkan penilaian

Page 126: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

kerjasetiap bulan disitu bisa untu penyemangat kita

bekerja ya.

Pewawancara (P) :AdakahInformasi mengenai kebijakan dan praktik-

praktik organisasi?

Informan (I-4) :Kalo untuk peraturan berorganisasi biasanya saya

hanya melihat di meja tasan kerja saya, sebatas struktur

organisasi aja. Selain itu GMP, PHC…

Pewawancara (P) :Berupa apa Pak?

Informan (I-4) :Berupa lisan, secara visual gua ada memo secara tertuli

berupa pengumuman.

Pewawancara (P) :Informasi mengenai kebijakan perusahaan seperti

peraturan baru ?

Informan (I-4) :Untuk saat ini belum pernah yasekarang-sekarang ini,

kalo dulu pernah mengenai larangan untuk merokok

Pewawancara (P) :Adakah training untuk karyawan baru, untuk pengenalan

mengenai sesuatu yang berhubungandengan perusahaan?

Informan (I-4) :Ada, yaitu yang melakukan pimpinan RM,

Pewawancara (P) :Adakah Buku atau handbook kepada karyawan sebagai

pedoman dalam melakukan pekerjaan?

Informan (I-4) :Kalau untuk buku… nggak ada ya, ada juga buku PKB

ya, Perjanjian Kerja Bersama antara karyawan dengan

manajemen, itu mungkin dari situ panduannya, berlaku

untuk seluruh karyawan.

Pewawancara (P) :Adakah informasi mengenai kinerja dan performance

perusahaan atau pencapaian target produksi dan

penjualan?

Informan (I-4) :Belum pernah denger ya

Pewawancara (P) :Adakah pertemuan tatap muka karyawan (Meeting /

Briefing) yang diadakan secara berkala pada Sub

Departemen Gudang Bahan Baku?

Informan (I-4) :Kalau untuk di gudang ada ya WOR yaitu pertemuan

meeting tiap satu minggu sekali, tiap hari rabu jam

1siang yang diikuti cukup oleh StockKeeper ajah,

Page 127: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

Pewawancara (P) :Bagaimana dampaknya, efektifkah?

Informan (I-4) :Cukup memuaskan kita juga, kalau ada masalah di

pekerjaan kita, walaupun ada WOR itu hanya

menampung permasahan kerja ajah, tapi setidaknya

atasan tahu lah, saya rasa nggak efektif ,karena

disitukan ada helper ya, bawahan stock keeper ya

harusnya ikut semua, jadi ada informasi yang aktual

mereka mendengar langsung, jadi kuraterwakili ya,

kurang efektif

Pewawancara (P) :Adakah pelaksanaan Training Komunikasi bagi

karyawan dalam upaya pengembangan kemampuan dan

kecakapan dalam hal komunikasi guna menunjang

peningkatan Kinerja?

Informan (I-4) :Kalau training untuk komunikasi belum ya, kecuali gini,

apa ya…dulu pernah, ada training cuman soal training

pemadam kebakaran sudah lama ya, belum pernah ikut

ya, karena kurang tahu itu tadi, informasinya kurang

jelas..

Pewawancara (P) :Apakah terdapat informasi mengenai visi, misi, filosofi

atau motivasi pada Sub Departemen Gudang Bahan Baku

yang menjadi landasan semangat kerja bagi karyawan

dalam melakukan aktivitasnya?

Informan (I-4) :Filosofinya kalau disini itu maklumat mutu ya, itu

semacam semboyan yang harus kita lakukan, seperti,

kami bertekad bla,bla,bla….(lupa)…

Pewawancara (P) :Jika sudah ada, seperti apa bentuknya, bagaimana

tampilannya, efektifkah?

Informan (I-4) :Bukan filosofi ya, paling sifatnya lebih kepada

keamanan ya seperti utanakan selamat, saya kurang

tahu , tidak pernah melihat Akan tetapi sebenarnya untuk

teamwork perlu juga ya sebagai penyemangat, meskipun

juga tidak begitu pengaruh juga ya..

Page 128: STUDI KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN DALAM KELOMPOK KERJA: …

Pewawancara (P) :Menurut Anda, seberapa besar peran komunikasi dalam

pekerjaan?

Informan (I-4) :Sangat dibutuhkan, ya karena kalau ada permasalahan

yang atasan tahu, ibaratnya bawahan juga harus tahu

ya, misalnya ada permasalahan di atasan, bawahan juga

harus tahu, begitu juga kalau ada permasalahan di

bawahan, atasan juga harus tahu ya, jadi kalau ada

masalah ya saya harus bilang ke atasan saya, kalau

misalkan saya tidak bisa mengatasi ya, gitu, ya itu

memang sangat penting ya, kinerja dengan komunikasi

itu sangat penting ya, karena disitu saling berkaitan.