STUDI KOMPARASI DAYA TARIK INTERPERSONAL PADA …lib.unnes.ac.id/18503/1/1550408031.pdf · 4.23...

152
i STUDI KOMPARASI DAYA TARIK INTERPERSONAL PADA MAHASISWA UNNES YANG BERPACARAN DITINJAU DARI JENIS KELAMIN SKRIPSI disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi oleh Anike Dian Ayu Kusuma Dewi 1550408031 JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013

Transcript of STUDI KOMPARASI DAYA TARIK INTERPERSONAL PADA …lib.unnes.ac.id/18503/1/1550408031.pdf · 4.23...

i

STUDI KOMPARASI DAYA TARIK

INTERPERSONAL PADA MAHASISWA UNNES

YANG BERPACARAN DITINJAU DARI JENIS

KELAMIN

SKRIPSI

disajikan sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi

oleh

Anike Dian Ayu Kusuma Dewi

1550408031

JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2013

ii

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Studi Komparasi Faktor-

Faktor Daya Tarik Interpersonal Pada Mahasiswa UNNES Yang Berpacaran

Ditinjau Dari Jenis Kelamin” merupakan hasil karya saya sendiri. Pendapat dan

temuan dari orang lain yang terdapat dalam skripsi ini ditulis berdasarkan kode

etik penulisan ilmiah.

Semarang, Februari 2013

Anike Dian Ayu Kusuma Dewi

1550408031

iii

iv

MOTTO DAN PERUNTUKAN

Motto

Berdoa dan Selalu Berusaha, Aku Percaya Bahwa Aku Mampu.

SEMANGAT..!!!

Peruntukan

Kepada papi, mami,

Adik-adik penulis dan kakek, nenek.

Teman-teman jurusan psikologi.

v

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat limpahan rahmat, taufik,

serta hidayah-Nya penulis mampu menyelesaikan skripsi dengan judul “Studi

Komparasi Faktor-Faktor Daya Tarik Interpersonal Pada Mahasiswa UNNES

Yang Berpacaran Ditinjau Dari Jenis Kelamin”.

Pada kesempatan ini, penulis akan menyampaikan ucapan terimakasih

kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skrirpsi ini,

diantaranya:

1. Drs. Hardjono, M. Pd, Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri

Semarang.

2. Dr. Edy Purwanto, M.Si., Ketua Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Semarang.

3. Drs. Sugeng Hariyadi, S.Psi.,M.S.,selaku penguji utama skripsi yang telah

memberikan masukan dan penilaian terhadap skripsi yang telah disusun oleh

peneliti.

4. Drs. Sugiyarta Stanislaus, M.Si dosen pembimbing I yang telah memberikan

arahan, motivasi, dan masukan kepada penulis.

5. Moh. Iqbal Mabruri, S. Psi., M. Si dosen pembimbing II yang telah

memberikan arahan, motivasi, dan masukan kepada penulis.

6. Semua dosen Psikologi yang telah memberikan banyak ilmu dan pelajaran

hidup yang berharga bagi penulis selama menempuh pendidikan.

vi

7. Seluruh mahasiswa UNNES khusunya yang menjadi subjek dalam penelitian

dan telah banyak membantu serta berpartisipasi selama proses penelitian.

8. Kedua orangtua penulis yang senantiasa memberi semangat, nasehat,

memotivasi, mendoakan dan menyayangi penulis dengan sepenuh hati.

9. Adik-adik penulis (Arde, Anggi, Aninda) yang memberikan support,

ketulusan, dan bantuan, serta memberikan kegembiraan dan keceriaan.

10. Kawan-kawan penulis Belina, Farida, Fitri, Riris, Ruly, Yanu, Ratri, Tifa,

Upik, Ella, Dina, Bani, Ayu citra, Ika, yang telah membantu dalam proses

penelitian, yang memberikan semangat, dukungan, serta menemani penulis

dalam suka dan duka.

11. Mas wahyu yang telah membantu dalam proses penelitian, yang memberikan

semangat, dukungan, serta menemani penulis dalam suka dan duka.

12. Mbak arin, mbak ajeng, mbak dinta, mas al, mas fandy, mas wendy, mas

bambang, mas agung, dek hepi, dek danang, dek kotino atas bantuan, canda

tawa, serta semangatnya.

13. Teman-teman psikologi angkatan 2008 terimakasih atas pengalaman dan

perjuangan bersama kita selama menempuh kuliah di psikologi ini.

14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, baik secara

langsung maupun tidak langsung yang telah membantu menyelesaikan skripsi

Semoga kebaikan dan keikhlasan akan mendapat balasan dari Allah SWT dan

juga semoga karyaku ini bermanfaat.

Semarang, Februari 2013

Penulis

vii

ABSTRAK

Dewi, Anike Dian Ayu Kusuma. 2013. Studi Komparasi Faktor-Faktor Daya

Tarik Interpersonal pada Mahasiswa UNNES yang Berpacaran ditinjau dari Jenis

Kelamin, Skripsi, Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri

Semarang. Pembimbing I Drs. Sugiyarta Stanislaus, M. Si. dan Pembimbing II

Moh. Iqbal Mabruri, S. Psi., M. Si.

Kata kunci: daya tarik interpersonal.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena perbedaan dalam memilih

pasangan atau pacar yang dimiliki oleh individu yang terjadi pada mahasiswa

UNNES. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan faktor-faktor daya

tarik interpersonal pada mahasiswa UNNES yang berpacaran ditinjau dari jenis

kelamin.

Penelitian ini merupakan penelitian Kuantitatif Komparasi. Subjek

penelitian berjumlah 60 pasang mahasiswa yang ditentukan dengan teknik

sampling insidental. Daya tarik interpersonal diukur menggunakan skala daya

tarik interpersonal memiliki 42 item. Koefisien reliabilitas skala daya tarik

interpersonal sebesar 0,757. Uji perbedaan menggunakan teknik uji t dengan

bantuan program SPSS 17.0 for windows.

Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan faktor-faktor daya tarik

interpersonal pada mahasiswa UNNES yang berpacaran ditinjau dari jenis

kelamin. Nilai t sebesar 0,538 dengan taraf signifikansi 5% dengan bantuan SPSS

17.0 for windows. Hipotesis yang berbunyi ada perbedaan faktor-faktor daya tarik

interpersonal pada mahasiswa UNNES yang berpacaran ditinjau dari jenis

kelamin ditolak. Hal ini berarti bahwa daya tarik interpersonal pada mahasiswa

yang berpacaran dalam hal faktor-faktor daya tarik interpersonal tidak ada

bedanya atau sama.

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

PERNYATAAN ............................................................................................. ii

PENGESAHAN .............................................................................................. iii

MOTTO DAN PERUNTUKAN ...................................................................... iv

PRAKATA ..................................................................................................... v

ABSTRAK ..................................................................................................... vii

DAFTAR ISI .................................................................................................. viii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvii

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 12

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................. 12

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................... 12

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Daya Tarik Interpersonal ...................................................................... 14

2.1.1 Pengertian Daya Tarik Interpersonal ..................................................... 14

2.1.2 Hal-hal yang Menentukan Daya Tarik Interpersonal ............................. 17

2.1.3 Prinsip Daya Tarik Interpersonal .......................................................... 33

ix

2.2 Perbedaan Jenis Kelamin ...................................................................... 33

2.2. 1 Pengertian Perbedaan Jenis Kelamin ..................................................... 33

2.3 Berpacaran ........................................................................................... 35

2.3.1 Pengertian Berpacaran ............................................................................. 35

2.4 Kerangka Berfikir .................................................................................... 36

2.5 Hipotesis .............................................................................................. 39

BAB 3

METODE PENELITIAN

3. 1 Jenis Penelitian ..................................................................................... 40

3. 2 Variabel Penelitian ............................................................................... 40

3.2.1 Identifikasi Variabel Penelitian ............................................................. 40

3.2.1 Definisi Operasional ............................................................................. 41

3. 3 Populasi dan Sampel ............................................................................ 42

3.3.1 Populasi ............................................................................................... 42

3.3.2 Sampel ................................................................................................. 42

3. 4 Metode Pengumpulan Data ................................................................... 43

3. 5 Validitas dan Reliabilitas ...................................................................... 45

3.5.1 Validitas ............................................................................................... 45

3.5.2 Reliabilitas ........................................................................................... 47

3. 6 Metode Analisis Data ........................................................................... 48

BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4. 1. Persiapan Penelitian ............................................................................. 50

x

4.1.1 Orientasi Kancah Penelitian ................................................................. 50

4.1.2 Penentuan Sampel ................................................................................ 51

4.1.3 Proses Perijinan .................................................................................... 52

4. 2. Uji Coba Intsrumen .............................................................................. 52

4.2.1 Menyusun Instrumen Penelitian ........................................................... 52

4.2.2 Uji Coba Instrumen .............................................................................. 53

4. 3. Pelaksanaan Penelitian ......................................................................... 53

4.4.1 Pengumpulan Data ............................................................................... 53

4.4.2 Pelaksanaan Skoring ............................................................................ 53

4. 4. Deskripsi Data Hasil Penelitian ............................................................ 54

4.4.1 Gambaran Umum Daya Tarik Interpersonal pada Mahasiswa

UNNES yang Berpacaran Ditinjau dari Jenis Kelamin.......................... 55

4.4.2 Gambaran Spesifik Aspek Daya Tarik Interpersonal Ditinjau Dari

jenis Kelamin Perempuan .................................................................... 57

4.4.2.1 Ringkasan Aspek Daya Tarik Interpersonal Ditinjau Dari Jenis

Kelamin Perempuan ............................................................................ 60

4.4.3 Gambaran Spesifik Indikator Daya Tarik Interpersonal Ditinjau Dari

Jenis Kelamin Perempuan.................................................................... 61

4.4.3.1 Ringkasan Indikator Daya Tarik Interpersonal Ditinjau Dari Jenis

Kelamin Perempuan ............................................................................... 75

4.4.4 Gambaran Spesifik Aspek Daya Tarik Interpersonal Ditinjau Dari

Jenis Kelamin Laki-laki .......................................................................... 76

4.4.4.1 Ringkasan Aspek Daya Tarik Interpersonal Ditinjau Dari Jenis

Kelamin Laki-laki .................................................................................... 80

4.4.5 Gambaran Spesifik Indikator Daya Tarik Interpersonal Ditinjau Dari

Jenis Kelamin Laki-laki ....................................................................... 80

4.4.5.1 Ringkasan Indikator Daya Tarik Interpersonal Ditinjau Dari Jenis

Kelamin Laki-laki .................................................................................... 95

xi

4.4.6 Mean Empiris dan Mean Teoritis .......................................................... 96

4. 5. Hasil Penelitian .................................................................................... 97

4.5.1 Hasil Uji Asumsi .................................................................................. 97

4.5.1.1 Uji Normalitas ......................................................................................... 97

4.5.1.2 Uji Homogenitas .................................................................................. 98

4.5.1.3 Uji Hipotesis ........................................................................................ 99

4.5.2 Uji Perbedaan T-test ............................................................................. 100

4. 6. Pembahasan .......................................................................................... 101

4.6.1 Perbedaan Daya Tarik Interpersonal Ditinjau Dari Jenis Kelamin ......... 104

4. 7. Keterbatasan Penelitian ........................................................................ 107

BAB 5

PENUTUP

5.1 Simpulan .............................................................................................. 108

5.2 Saran ................................................................................................... 108

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 110

LAMPIRAN .................................................................................................... 112

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Stereotip Gender Umum .......................................................................... 7

2.1 Stereotip Gender Umum .......................................................................... 34

3.1 Skor Skala Daya Tarik Interpersonal ....................................................... 44

3.2 Blue Print Skala Daya Tarik Interpersonal ............................................... 45

3.3 Hasil Penelitian Instrumen Daya Tarik Interpersonal ............................... 47

4.1 Penggolongan Kriteria Analisis Berdasar Mean Hipotetik ....................... 54

4.2 Distribusi Frekuensi Daya Tarik Interpersonal ......................................... 56

4.3 Distribusi Frekuensi Aspek Personal Jenis Kelamin Perempuan .............. 58

4.4 Distribusi Frekuensi Aspek Situasional Jenis Kelamin Perempuan .......... 59

4.5 Distribusi Ringkasan Indikator Daya Tarik Interpersonal Jenis

kelamin Perempuan ................................................................................. 60

4.6 Distribusi Frekuensi Indikator Kesamaan Karakteristik Jenis

Kelamin Perempun .................................................................................. 62

4.7 Distribusi Frekuensi Indikator Tekanan Emosional Jenis Kelamin

Perempuan .............................................................................................. 64

4.8 Distribusi Frekuensi Indikator harga Diri yang Rendah Jenis

Kelamin Perempuan ................................................................................ 65

4.9 Distribusi Frekuensi Indikator Isolasi Sosial Jenis Kelamin

Perempuan .............................................................................................. 67

4.10 Distribusi Frekuensi Indikator Daya Tarik Fisik Jenis Kelamin

Perempuan .............................................................................................. 68

4.11 Distribusi Frekuensi Indikator Ganjaran Jenis Kelamin Perempuan ......... 70

4.12 Distribusi Frekuensi Indikator Familiarity Jenis Kelamin Perempuan ...... 71

4.13 Distribusi Frekuensi Indikator Kedekatan Jenis Kelamin Perempuan ....... 73

xiii

4.14 Distribusi Frekuensi Indikator Kemampuan Jenis Kelamin

Perempuan .............................................................................................. 74

4.15 Ringkasan Indikator Daya Tarik Interpersonal Jenis Kelamin

Perempuan .............................................................................................. 75

4.16 Distribusi Frekuensi Aspek Personal Jenis Kelamin Laki-Laki ................ 77

4.17 Distribusi Frekuensi Aspek Situasional Jenis Kelamin Laki-Laki ............ 79

4.18 Distribusi Ringkasan Indikator Daya Tarik Interpersonal Jenis

kelamin Laki-Laki ................................................................................... 80

4.19 Distribusi Frekuensi Indikator Kesamaan Karakteristik Jenis

Kelamin Laki-Laki .................................................................................. 82

4.20 Distribusi Frekuensi Indikator Tekanan Emosional Jenis Kelamin

Laki-Lak ................................................................................................. 83

4.21 Distribusi Frekuensi Indikator harga Diri yang Rendah Jenis

Kelamin Laki-Laki .................................................................................. 85

4.22 Distribusi Frekuensi Indikator Isolasi Sosial Jenis Kelamin Laki-

Laki ........................................................................................................ 87

4.23 Distribusi Frekuensi Indikator Daya Tarik Fisik Jenis Kelamin Laki-

Laki ........................................................................................................ 88

4.24 Distribusi Frekuensi Indikator Ganjaran Jenis Kelamin Laki-Laki ........... 90

4.25 Distribusi Frekuensi Indikator Familiarity Jenis Kelamin Laki-Laki ........ 91

4.26 Distribusi Frekuensi Indikator Kedekatan Jenis Kelamin Laki-Laki ......... 93

4.27 Distribusi Frekuensi Indikator Kemampuan Jenis Kelamin Laki-Laki ..... 94

4.28 Ringkasan Indikator Daya Tarik Interpersonal Jenis Kelamin Laki-

Laki ........................................................................................................ 95

4.29 Hasil Perhitungan Mean Empiris dan Teoritik ......................................... 96

4.30 Hasil Perhitungan Uji Normalitas ............................................................ 98

4.31 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas......................................................... 99

xiv

4.32 Tabel Uji T-test ....................................................................................... 100

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerangka Berfikir ................................................................................... 39

4.1 Diagram Daya Tarik Interpersonal .......................................................... 56

4.2 Diagram Aspek Personal Jenis Kelamin Perempuan ................................ 58

4.3 Diagram Aspek Situasional Jenis Kelamin Perempuan ............................ 60

4.4 Diagram Ringkasan Aspek Personal & Situasional Jenis Kelamin

Perempuan .............................................................................................. 61

4.5 Diagram Indikator Kesamaan Karakteristik Jenis Kelamin

Perempuan .............................................................................................. 63

4.6 Diagram Indikator Tekanan Emosional Jenis Kelamin Perempuan .......... 64

4.7 Diagram Indikator Harga Diri yang Rendah Jenis Kelamin

Perempuan .............................................................................................. 66

4.8 Diagram Indikator Isolasi Sosial Jenis Kelamin Perempuan .................... 67

4.9 Diagram Indikator Daya Tarik Fisik Jenis Kelamin Perempuan ............... 69

4.10 Diagram Indikator Ganjaran Jenis Kelamin Perempuan ........................... 70

4.11 Diagram Indikator Familiarity Jenis Kelamin Perempuan ........................ 72

4.12 Diagram Indikator Kedekatan jenis Kelamin Perempuan ......................... 73

4.13 Diagram Indikator Kemampuan Jenis Kelamin Perempuan ..................... 75

4.14 Diagram Ringkasan Indikator Daya Tarik Interpersonal Jenis

kelamin Perempuan ................................................................................. 76

4.15 Diagram Aspek Personal Jenis Kelamin Laki-Laki .................................. 78

4.16 Diagram Aspek Situasional Jenis Kelamin Laki-Laki .............................. 79

xvi

4.17 Diagram Ringkasan Aspek Personal & Situasional Jenis Kelamin

Laki-Laki ................................................................................................ 80

4.18 Diagram Indikator Kesamaan Karakteristik Jenis Kelamin Laki-Laki ...... 82

4.19 Diagram Indikator Tekanan Emosional Jenis Kelamin Laki-Laki ............ 84

4.20 Diagram Indikator Harga Diri yang Rendah Jenis Kelamin Laki-Laki ..... 86

4.21 Diagram Indikator Isolasi Sosial Jenis Kelamin Laki-Laki ...................... 87

4.22 Diagram Indikator Daya Tarik Fisik Jenis Kelamin Laki-Laki ................. 89

4.23 Diagram Indikator Ganjaran Jenis Kelamin Laki-Laki ............................. 90

4.24 Diagram Indikator Familiarity Jenis Kelamin Laki-Laki .......................... 92

4.25 Diagram Indikator Kedekatan jenis Kelamin Laki-Laki ........................... 93

4.26 Diagram Indikator Kemampuan Jenis Kelamin Laki-Laki ....................... 95

4.27 Diagram Ringkasan Indikator Daya Tarik Interpersonal Jenis

kelamin Laki-Laki ................................................................................... 96

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Instrumen Penelitian ........................................................................... 112

2 Tabulasi Data Skor Peneltian .............................................................. 120

3 Uji Validitas dan Reliabilitas .............................................................. 125

4 Uji Hipotesis ....................................................................................... 133

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Individu sebagai makhluk pribadi yang membutuhkan otonomi dan

kebebasan untuk berinteraksi dengan orang lain, sehingga manusia akan selalu

membutuhkan orang lain dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Setiap manusia

melakukan komunikasi, agar kebutuhannya dapat dipenuhi oleh orang lain, dari

perjumpaan awal, perhatian seseorang sering terfokus pada bagaimana

memelihara dan mengarahkan hubungan yang lebih akrab. Sehingga dapat

memunculkan daya tarik awal, dan menjadi hubungan yang lebih akrab atau

mungkin menimbulkan keintiman dan bahkan cinta dari daya tarik interpersonal

(Dayakisni & Hudaniah 2009: 123).

Daya tarik fisik merupakan hal yang penting bagi seseorang untuk

menentukan pasangan hidupnya. Selain dari daya tarik fisik terdapat pula, daya

tarik kepribadian. Wanita akan lebih tertarik pada pria yang mapan, sehingga

masa depan pernikahannya akan lebih terjamin. Kemapanan pada pria ditunjukkan

oleh kepandaian, ambisi, dan hubungan sosial yang baik dengan teman-teman

disekitarnya. Selain wanita, pria juga memiliki pilihannya sendiri dalam memilih

wanita sebagai pasanganya. Misalnya, pria cenderung tertarik pada wanita yang

memiliki daya tarik fisik menarik, misalnya cantik, berambut panjang, berkulit

bersih. Bagi pria, fisik yang demikian menunjukkan tanda bahwa wanita tersebut

sehat, sehingga mampu memberikan keturunan bagi keluarga dimasa yang akan

2

datang (dalam Wisnuwardhani dan Mashoedi 2012:82). Dengan demikian, dapat

disimpulkan bahwa pria dan wanita mempunyai perbedaan kriteria untuk

memunculkan daya tarik interpersonal pada lawan jenisnya.

Suatu kenyataan bahwa kita selalu ingin berhubungan dengan orang lain

yang berarti kita tertarik pada orang lain, atau kita ingin menarik orang lain. Maka

akan muncul istilah-istilah menyukai, mencintai, persahabatan, dan hubungan

intim lainnya, seperti daya tarik interpersonal sekarang ini telah menjadi kekuatan

yang amat penting dalam masyarakat. Faktor-faktor yang mendukung daya tarik

interpersonal secara garis besar dibedakan menjadi dua, yaitu faktor personal dan

situasional faktor personal yaitu faktor-faktor yang berasal dari karakteristik

peribadi individu sedangkan faktor situasional berasal dari sifat-sifat obyektif.

Didalam faktor tersebut mempunyai beberapa sub aspek yaitu kedekatan,

keakraban, dan persamaan. Aspek yang tampaknya juga membantu adalah

kecantikan atau ketampanan dengan demikian ada ketergantungan di antara

keduanya. Dalam ketergantungan itu, manusia akan terus menerus menjalin

sebuah ikatan hubungan, untuk saling mengisi kekurangan serta kelebihan

masing-masing dan apabila ikatan hubungan yang terjalin tersebut dirasa

menguntungkan, maka tidak menutup kemungkinan hubungan ini akan terus

berlanjut sampai pada masa yang tidak dapat di tentukan.

Fenomena yang terjadi pada mahasiswa mengenai pacaran, serta apa yang

mereka lihat dari lawan jenis berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan

dengan wawancara pada beberapa mahasiswa UNNES didapatkan bahwa mereka

berpacaran melihat dari kesan pertama, dapat dilihat dari fisik, penampilan,

3

perilaku, cara bicara, materi. Penulis melakukan interview kepada 8 mahasiswa

perempuan dan 8 mahasiswa laki-laki dengan hasil bahwa 6 orang mahasiswa

perempuan tidak begitu mengutamakan daya tarik fisik dan penampilan, lebih

besar pada ketulusannya, kehangatan personal, dan kompetensi. Sedangkan pada

mahasiswa laki-laki hampir mereka mengutamakan daya tarik fisik dan

penampilan sedangkan pada ketulusan, kehangatan personal, kompetensi hanya

sebagai pelengkap. Seperti yang diungkapkan oleh, AS (21) AS mengatakan

ketulusan baginya sangat penting, tetapi tidak dipungkiri bahwa fisik juga sebagai

salah satu alasan untuk memilih pasangan. AD (21) AD mengatakan saya tertarik

dengan pasangan saya karena lebih pintar dari saya, dan tulus mencintai saya. WS

(22) WS mengungkapkan bahwa tertarik dengan pasangannya karena

pasangannya cantik. AR (20) AR mengatakan tertarik dengan pasangannya karena

pasangannya lemah lembut dalam berbicara dan keren apabila memakai baju.

Perilaku berpacaran di Indonesia dikenal sebagai hubungan pranikah

antara pria dan wanita yang dapat diterima oleh masyarakat. Ketika seseorang

menjalani hubungan berpacaran, maka seseorang berusaha untuk memperoleh

fungsi dan pengharapan sebagai pacar. Fungsi utama berpacaran agar dapat

mengembangankan hubungan interpersonal individu pada hubungan heteroseksual

bahkan pernikahan. Namun demikian, fungsi lainnya adalah individu secara tidak

sadar juga ingin menambah kemampuan dalam hubungan interpersonal untuk

belajar menghormati satu sama lain (Duvall and Miller dalam Wisnuwardhani dan

Mashoedi 2012:83). Pria dan wanita memiliki tujuan yang berbeda dalam

berpacaran diantaranya ingin mendapatkan pasangan hidup untuk menikah.

4

Berpacaran dapat terjadi akibat ketertarikan dan kedekatan fisik, mereka

juga melakukan pertukaran sosial diantara satu dengan yang lain, serta mamiliki

karakteristik personal yaitu dengan cara memulai komunikasi dengan mencari

kesamaan diantara satu dengan yang lainnya, tekanan emosional dimana

seseorang akan menginginkan kehadiran orang lain, harga diri yang rendah

sesorang yang rendah diri mudah mencintai, isolasi sosial, ganjaran, familiarty,

kemampuan. Karena medapatkan akibat yang akan mereka dapatkan dari

partnernya. Selain itu apabila partner kita memberikan sesuatu yang sama sebagai

balasan. Hubungan percintaan tentunya juga sangat membutuhkan sesuatu

kedekatan fisik untuk mempertahankan kelancaran berkomunikasi. Maka dari itu,

kemanapun dan kapanpun mereka akan menyempatkan diri untuk menghabiskan

waktu berdua, bahkan mereka juga menggunakan sarana komunikasi seperti

handphone untuk mengirimkan pesan pendek, telepon, e-mail dan lainnya, untuk

memenuhi hasrat dan perasaan yang mendalam, yang secara wajar dimiliki oleh

pasangan yang sedang jatuh cinta.

Kecenderungan untuk berada bersama orang lain memang cukup kuat bagi

kebanyakan orang lain. Hal ini sebenarnya sudah terjadi semenjak masa bayi,

dimana bayi mulai membangun rasa kasih sayang yang kuat pada satu orang

dewasa atau lebih. Setiap orang akan selalu berusaha mencari orang yang terbaik

untuk dijadikan pacar. Seorang laki-laki hendaklah mencari pacar seorang wanita,

dan sebaliknya hendaklah seorang wanita mencari pacar seorang pria. Manusia

adalah makhluk jasmani dan rohani. Awal ketertarikan dapat dimulai dari segi

jasmani atau rohani dan perlu diketahui sulit sekali menetapkan usia berapa tahun

5

dapat berpacaran. Seorang pria dapat tertarik kepada seorang wanita karena

kecantikan, kesabaran, kelemah - lembutan atau kegigihannya, dengan berpacaran

dua individu berusaha saling mengasihi dan mencintai untuk kemudian

dipersatukan sekalipun memiliki rentan usia yang jauh. Baik tua maupun muda

tidak lepas dari usaha cinta-mencintai.

Individu menilai bahwa berpacaran merupakan sarana untuk menciptakan

persahabatan, mendapatkan dukungan emosional, kasih sayang, kesenangan dan

eksplorasi seksual. Cara pria dan wanita melakukan hubungan pacaran

ditunjukkan melalui midang (ngapel), pacaran modern, dan pacaran backstreet

(Bennet dalam Wisnuwardhani dan Mashoedi 2012:83). Midang atau ngapel

adalah cara hubungan berpacaran tradisional di mana pria mendatangi rumah

wanita yang merupakan pasangannya. Hari di mana pria melakukan ngapel dapat

dilakukan pada hari apa saja, namun pada umumnya ngapel sering dilakukan pada

malam minggu. Ngapel menunjukkan bahwa hubungan pacaran direstui oleh

kedua orang tua, baik dari pria maupun wanita.

Pacaran modern merupakan bentuk yang berbeda di bandingkan dengan

ngapel, pacaran modern merupakan praktik pacaran yang dilakukan diluar rumah

dan tidak ada pengawasan dari orang tua. Nama lain pacaran modern adalah

kencan. Tempat berkencan umumnya adalah mal, bioskop, supermarket, dan lain-

lain begitu pula seperti halnya yang dilakukan oleh mahasiswa UNNES pada saat

berpacaran.

Perbedaan antara pria dan wanita adalah prinsip universal dalam

kehidupan sosial. Saat masih anak-anak,pria dan wanita diharapkan menguasai

6

ketrampilan yang berbeda dan mengembangkan kepribadian yang berbeda pula.

Saat dewasa, pria dan wanita biasanya mengasumsikan peran gender (jenis

kelamin) seperti suami dan istri, ayah dan ibu, kultur berbeda-beda dalam

mendefinisikan maskulin dan feminin dan juga berbeda dalam hal sejauh mana

perbedaan dan persamaan gender (jenis kelamin), tetapi penggunaan gender (jenis

kelamin) untuk menata kehidupan sosial merupakan aspek yang mendasar

Helgeson (dalam Taylor, dkk 2009: 412)

Studi yang dilakukan oleh matlin (dalam Taylor, dkk 2009:413),

menunjukkan bahwa pria ditunjukkan dalam berbagai macam peran sosial dan

aktivitas sosial, sedangkan wanita lebih terbatas pada peran keluarga dan

domestik. Pria umumnya digambarkan sebagai ahli dan pemimpin, wanita sebagai

subordinat. Pria biasanya lebih aktif, asertif, dan berpengaruh ketimbang wanita.

Meski populasi wanita lebih banyak, mereka lebih sedikit ditampilkan di media.

7

Tabel 1.1 Stereotip Gender Umum

Ciri khas wanita Ciri khas lelaki

Lembut Agresif

Gampang menangis Tidak emosional

Suka seni dan sastra Menyukai matematika

dan sains

Tidak menggunkan

kata kasar

Menyukai dunia

Berbudi Ambisius

Agamis Objektif

Tertarik pada

penampilannya sendiri Dominan

Peka pada perasaan

orang lain Kompetitif

Butuh keamanan Percaya diri

Suka mengobrol Logis

Rapi Bertindak sebagai

pemimpin

Tergantung Independen

Pria dan wanita mempunyai perbedaan kriteria untuk memunculkan daya

tarik interpersonal pada lawan jenisnya misalnya wanita akan lebih tertarik pada

pria yang mapan, kemapanan pada pria ditunjukkan oleh kepandaian, ambisi, dan

hubungan sosial yang baik dengan teman-teman disekitarnya. Selain wanita, pria

juga memiliki pilihannya sendiri dalam memilih wanita sebagai pasanganya.

Misalnya, pria cenderung tertarik pada wanita yang memiliki daya tarik fisik

menarik, misalnya cantik, berambut panjang, berkulit bersih. Menurut penelitian

yang dilakukan Rachmawati, Hubungan Daya Tarik Interpersonal Pasangan dan

Perasaan Cinta Terhadap Pasangan Pada Masa Dewasa Awal. Hasil dari

penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa menilai daya tarik interpersonal

pasangan pada kategori tinggi dengan persentase 52%. Sedangkan perasaan cinta

8

terhadap pasangan juga berada pada kategori tinggi dengan persentase 50%. Hasil

analisis r = 0,800 dengan Sig 0,000 < 0,050, menunjukkan bahwa daya tarik

interpersonal pasangan mempunyai hubungan dengan perasaan cinta terhadap

pasangan pada masa dewasa awal. Berdasarkan hasil penelitian dapat

disimpulkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara daya tarik

interpersonal dan perasaan cinta pada masa dewasa awal terhadap pasangannya.

Penelitian yang di lakukan Prassetyanto mengenai Hubungan Daya Tarik

Interpersonal dengan Keterbukaan Diri Pengguna Situs Jejaring Sosial,

menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa menilai daya tarik interpersonal

pada kategori sedang dengan persentase 41,7%. Sedangkan keterbukaan diri

mahasiswa psikologi dalam penggunaan situs jejaring sosial sebagian besar

berada pada kategori sedang dengan persentase 43,7%. Hasil analisis r = 0,421

dengan Sig 0,000 < 0,050, menunjukkan bahwa daya tarik interpersonal

mempunyai hubungan dengan keterbukaan diri mahasiswa psikologi dalam

penggunaan situs jejaring sosial maka ada hubungan positif antara daya tarik

interpersonal dengan keterbukaan diri mahasiswa psikologi dalam penggunaan

situs jejaring sosial begitu juga menurut penelitian yang dilakukan Batool dan

Najma (2010: 142), hubungan memuaskan memainkan peran penting dalam

individu mental dan kesejahteraan fisik. Psikolog sosial telah tertarik pada

bagaimana hubungan dibangun dan dipelihara. Hubungan yang mengarah ke

persahabatan dan romantis adalah kekuatan yang menarik orang bersama-sama

menolak pemisahan mereka dan hal itu berkaitan dengan berapa banyak kita

mencintai, benci, suka atau tidak suka seseorang. Ketika membuat tutup hubungan

9

termasuk pemilihan pasangan dan waktu hidup persahabatan, kualitas orang lain

dan situasi sosial menentukan tingkat kita tarik atau tolakan terhadap dia.

Menyadari bahwa orang lain setuju dengan kita membentengi keyakinan kita dan

mempertinggi harga diri. Kita sering berasumsi bahwa sikap kita berbagi dengan

orang yang menarik kita dengan cara lain.

Sebuah studi dikutip dalam Batool dan Najma (2010 : 142) yang dilakukan

oleh Byrne and Blaylock mengungkapkan pernikahan yang sebagian mungkin

berdasarkan ilusi kesamaan yaitu, pasangan cenderung untuk melihat kesamaan

yang lebih dalam sikap antara mereka dari pada pada kenyataannya yang ada.

Sebuah penelitian besar yang dilakukan di University of Michigan mengukur

hubungan persahabatan dengan sikap berdasarkan kesamaan. Kesamaan awal

antara teman sekamar berakhir di persahabatan yang baik dari perbedaan awal.

Diulang pada kelompok baru menghasilkan hasil yang sama. Mungkin ada banyak

alasan di balik hubungan kesamaan daya tarik. Salah satu alasan bahwa kesamaan

keturunan menyukai mungkin bahwa orang menghargai pilihan mereka sendiri

dan menikmatinya, sedang dengan orang lain yang sesuai preferensi mereka,

mungkin meningkatkan harga diri mereka selama proses tersebut. Tapi mungkin

alasan utama bahwa kesamaan menghasilkan suka hanyalah faktor seperti,

kedekatan dan keakraban. Situational dan norma-norma sosial berdampak banyak

dalam membawa mereka dekat yang berbagi kesamaan. Tidak hanya kelompok

sosial, namun mayoritas kelompok agama juga lebih suka anggota agama yang

sama untuk seleksi pasangan. Bahkan di norma-norma budaya orang ras dan usia

10

yang sama dianggap sesuai untuk satu sama lain. Misalnya, beberapa lebih tua

wanita dan seorang pria muda masih dirasakan sebagai tidak cocok.

Faktor-faktor situasional juga memainkan peranan penting. Sebagian besar

orang memilih pasangan mereka di perguruan tinggi atau sekolah pascasarjana

karena mereka menganggap mereka sama di tingkat kualifikasi, kecerdasan

umum, ambisi, dan mungkin dalam usia dan status sosial ekonomi.

Daya tarik interpersonal merupakan salah satu faktor penentu ketika

seseorang ingin berhubungan dengan orang lain. Dalam penelitian Montoya dan

Horton (2004 : 708) menjelaskan bahwa daya tarik berdasarkan evaluasi dari

kualitas individu yang pada gilirannya dapat dibuktikan oleh jenis tanda-tanda

seperti kesamaan sikap, kualitas positif, dan daya tarik fisik. Setiap individu

mempunyai tingkat ketertarikan personal dalam memulai membina hubungan

sosial. Puncak pengalaman psikososial ini tercapai pada masa dewasa awal,

dimana individu mulai mengkristalisasikan hubungan dengan seorang individu

yang paling dicintai, dipercaya, ataupun yang telah dibina sebelumnya.

Berinteraksi dengan orang lain, membuat perhatian seringkali terfokus

pada bagaimana memelihara dan mengarahkan hubungan yang tercipta

berdasarkan daya tarik awal untuk selanjutnya akan dapat menimbulkan

keintiman dan bahkan cinta. Para ahli psikologi telah banyak mengkaji faktor-

faktor yang mempengaruhi daya tarik seseorang terhadap orang lain. Hal ini

disebabkan karena manusia akan berusaha memprioritaskan hubungan antar

pribadi sepanjang hidupnya.

11

Penulis memilih Universitas Negeri Semarang sebagai tempat penelitian

Studi Komparasi Faktor-faktor Daya Tarik Interpersonal pada mahasiswa yang

Berpacaran ditinjau dari Jenis kelamin dikarenakan Universitas Negeri Semarang

adalah salah satu Universitas Negeri yang berada di kota Semarang. Universitas

Negeri Semarang memiliki mahasiswa 23.529, dan memiliki beberapa fakultas,

yaitu FIP (Fakultas Ilmu Pendidikan) mahasiswa berjumlah 3.160 ,FBS (Fakultas

Bahasa dan Seni) mahasiswa berjumlah 4.468, FIS (Fakultas Ilmu Sosial)

mahasiswa berjumlah 2.296, FMIPA (Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam) mahasiswa berjumlah 2.794 , FT (Fakultas Teknik) mahasiswa berjumlah

2.296, FIK (Fakultas Ilmu Keolahragaan) mahasiswa berjumlah 3.309, FE

(Fakultas Ekonomi) mahasiswa berjumlah 2.983 , FH (Fakultas Hukum)

mahasiswa sebesar 835, PPS (Program Pasca Sarjana) mahasiswa sebesar 1.580

(www.unnes.ac.id), karena banyaknya mahasiswa pendatang yang berkuliah di

UNNES dan memungkinkan untuk timbulnya daya tarik interpersonal antar

individu, maka penulis mengambil UNNES sebagai tempat penelitian.

Daya tarik interpersonal adalah suatu proses berkenalan dipengaruhi oleh

adanya kesukaan, yang dilihat dari fisik, penampilan, perilaku, kompetensi,

ketulusan sehingga dapat memunculkan hubungan yang akan terjalin antara kedua

belah pihak. Diharapkan dari fenomena yang ada, penulis ingin meneliti Studi

Komparasi Faktor-faktor Daya Tarik Interpersonal pada Mahasiswa UNNES yang

Berpacaran ditinjau dari Jenis Kelamin. Harapan penulis, melalui penelitian ini

penulis dapat memaparkan secara mendetail, seberapa besar perbedaan daya tarik

interpersonal pada mahasiswa yg berpacaran ditinjau dari jenis kelamin. Hasil

12

yang akan didapatkan dari penelitian yang dilihat dari sudut pandang psikologi

diharapkan pada perkembangannya didapatinya sesuai dengan apa yang

diharapkan baik bagi diri sendiri dan individu lain sehingga menimbulkan

hubungan yang baik dengan pasangannya. Sehingga penelitian ini dapat berfungsi

sebagai kontribusi nyata adanya perbedaan faktor-faktor daya tarik interpersonal

pada mahasiswa yang berpacaran.

1.2 Rumusan Masalah

Berlandaskan dari latar belakang diatas, maka permasalahan dalam

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

” Apakah ada perbedaan faktor-faktor daya tarik interpersonal pada

mahasiswa UNNES yang berpacaran ditinjau dari jenis kelamin”.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian untuk mengetahui perbedaan faktor-faktor daya

tarik interpersonal pada mahasiswa UNNES yang berpacaran ditinjau dari jenis

kelamin.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat teoritis

a. Diharapkan hasil dari penelitian ini nantinya dapat memperkaya kajian teoretis

tentang faktor-faktor daya tarik interpersonal di bidang psikologi secara umum,

dan bidang psikologi social secara khusus.

b. Memperoleh penjelasan mengenai perbedaan daya tarik interpersonal yang

terjadi pada mahasiswa yang berpacaran.

13

1.4.2 Manfaat praktis

Bagi peneliti selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan masukan mengenai

studi komparasi faktor-faktor daya tarik interpersonal pada mahasiswa UNNES

yang berpacaran ditinjau dari jenis kelamin dan sebagai pertimbangan

penelitiannya.

Penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran bagaimana proses

daya tarik interpersonal yang terjadi yang dikaji dari sudut pandang psikologi.

Serta subyek mengetahui bagaimana proses daya tarik interpersonal.

14

BAB 2

TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA

2.1 Daya tarik interpersonal

2.1.1 Pengertian

Bab dua ini akan menjelaskan mengenai hubungan interpersonal (antar

pribadi) yang mencakup mengenai bagaimana terjadinya suatu hubungan

interpersonal. Mulai dari daya tarik interpersonal, faktor-faktor yang

mempengaruhi, aspek yang menentukan bagaimana hubungan akhirnya terjalin.

Hubungan interpersonal menurut Person (dalam Sarlito dan Eko 2009: 67),

manusia adalah mahkluk sosial, yang artinya sebagai mahkluk sosial, individu

tidak dapat menjalin hubungan sendiri, selalu menjalin hubungan dengan orang

lain, mencoba untuk mengenali dan memahami kebutuhan satu sama lain,

membentuk interaksi, serta berusaha mempertahankan interaksi tersebut. Individu

melakukan hubungan interpersonal ketika mencoba untuk berinteraksi dengan

individu lain, hubungan interpersonal adalah hubungan yang terdiri atas dua orang

atau lebih, yang memiliki ketergantungan satu sama lain dan menggunakan pola

interaksi yang konsisten. Ketika akan menjalin hubungan interpersonal, akan

terdapat suatu proses dan biasanya dimulai dengan daya tarik interpersonal.

Daya tarik interpersonal adalah suatu proses psikologis berfokus pada

bagaimana memelihara dan mengarahkan hubungan hal itu dipengaruhi oleh

adanya kesukaan, yang dilihat dari fisik, penampilan, perilaku, kompetensi,

ketulusan sehingga dapat memunculkan hubungan yang akan terjalin antara kedua

15

belah pihak. Atkinson (2008: 381) daya tarik interpersonal yaitu sikap kita

terhadap orang lain.

Baron dan Byrne (Sarlito dan Eko 2009: 67) menjelaskan bahwa daya

tarik interpersonal adalah penilaian seseorang terhadap sikap orang lain, di mana

penilaian ini dapat diekspresikan melalui suatu dimensi, dari strong liking sampai

dengan strong dislike. Rakhmat (2007: 110) mengungkapkan bahwa Daya tarik

interpersonal adalah kesukaan pada orang lain, sikap positif, dan daya tarik

seseorang. Barlund (Rakhmat 2007: 111) mengemukakan daya tarik interpersonal

adalah ketertarikan seseorang terhadap orang lain.

Byrne (Rakhmat 2007: 112) menjelaskan daya tarik interpersonal

merupakan gabungan dari efek keseluruhan interaksi di antara individu.

Merujuk pada sikap seseorang terhadap orang lain. Ketertarikan

diekspreksikan sepanjang suatu dimensi yang berkisar dari sangat suka hingga

sangat tidak suka (Baron dan Byrne 2003: 262).

Suatu proses berkenalan dengan orang lain, kemudian memberikan

penilaian terhadap orang tersebut, apakah orang tersebut cukup sesuai untuk

menjadi teman kita atau orang tersebut ternyata kurang sesuai, sehingga kita

memilih untuk tidak melakukan interaksi sama sekali (Sarlito dan Eko 2009: 67).

Brehm & Kassin (Dayakisni dan Hudaniyah 2009: 124) mengartikan daya

tarik interpersonal sebagai istilah yang digunakan untuk merujuk secara khusus

keinginan seseorang untuk mendekati orang lain. Pengertian yang hampir sama

juga dikemukakan Brigham (Dayakisni dan Hudaniyah 2009: 124) yaitu

16

kecenderungan seseorang untuk menilai seseorang atau kelompok secara positif

untuk mendekatinya dan berperilaku positif padanya.

Daya tarik interpersonal adalah penilaian seseorang terhadap sikap orang

lain. Ketika berkenalan dengan orang lain, sebenarnya melakukan penilaian

terhadap orang tersebut, apakah orang tersebut cukup sesuai untuk menjadi teman

atau orang tersebut kurang sesuai sehingga lenih memilih untuk tidak melakukan

interaksi sama sekali ( Wisnuwardhani dan Mashoedi 2012: 2 )

Daya Tarik interpersonal mengacu pada sesuatu yang menarik dua orang

bersama-sama ( Zanden 1984: 250)

Dayakisni dan Hudaniyah (2009: 124) mengartikan daya tarik

interpersonal adalah suatu proses bagaimana orang dapat saling tertarik, saling

mengenal, bagaimana ada gairah tarik menarik satu sama lain.

Istilah daya tarik interpersonal mengacu pada beragam pengalaman,

mencakup rasa suka, persahabatan, kagum, birahi, dan cinta (Dayakisni dan

Yuniardi 2004: 220).

Sman & Deaux (1980: 168) menjelaskan:

...interpersonal attraction can be conceptualized as a basic

learning process. This model assumes that most stimuli can be

classified as rewards or punishment and it assumes that rewarding

stimuli elicit positive feelings or affect whereas punishing stimuli elicit

negative feelings or affect...

...daya tarik interpersonal dapat dikonseptualisasikan sebagai proses

belajar dasar. Model ini mengasumsikan bahwa rangsangan yang

paling dapat diklasifikasikan sebagai imbalan atau hukuman dan

mengasumsikan bahwa rangsangan menimbulkan perasaan positif

bermanfaat atau mempengaruhi rangsangan sedangkan menghukum

menimbulkan perasaan negatif atau evaluasi affect...

17

Pengertian para tokoh mengenai daya tarik interpersonal, maka dapat

disimpulkan bahwa daya tarik interpersonal adalah sikap kita terhadap orang lain

dan suatu evaluasi perasaan yang dibuat seseorang yang merujuk secara khusus

keinginan seseorang untuk mendekati orang lain berdasarkan kualitas positif yang

dimiliki, dimana setiap individu memiliki derajat perasaan tersendiri yang

mungkin berbeda dengan individu lain.

2.1.2 Hal-hal yang menentukan Daya Tarik Interpersonal

Perjumpaan awal, perhatian sering berfokus pada bagaimana memelihara

dan mengarahkan hubungan yang tercipta dari daya tarik awal menjadi hubungan

yang lebih akrab. Daya tarik interpersonal memiliki beberapa hal-hal yang

menentukan daya tarik yaitu:

a. Kedekatan merupakan penentu daya tarik yang penting, orang cenderung

menyenangi mereka yang tempat tinggalnya berdekatan. Persahabatan lebih

mudah tumbuh di antara tetangga yang berdekatan, atau di antara mahasiswa

yang duduk berdampingan (Atkinson 2008: 382). Kedekatan-kedekatan secara

fisik memiliki pengaruh yang besar terhadap pilihan persahabatan kami. Hal

lain dianggap sama, kita cenderung untuk menyukai orang-orang yang secara

geografis dekat dengan kita Segal (dalam Zanden 1984: 253).

Kedekatan juga memainkan bagian dalam pemilihan pasangan. Orang-

orang yang tinggal di dekat satu sama lain, pergi ke sekolah yang sama, dan

bekerja sama cenderung untuk menikahi satu sama lain. Alfred C. Clarke (dalam

Zanden 1984 : 255). menegaskan hipotesis ini dalam wawancara dengan 431

pelamar untuk surat nikah selama periode tiga bulan di Colombus, Ohio. Dia

18

menemukan bahwa pada saat kencan pertama, 54 persen dari pasangan tinggal

dalam enam belas blok dari satu sama lain.

b. Keakraban adalah salah satu alasan bahwa kedekatan dapat menimbulkan rasa

senang pada seseorang ialah bahwa kedekatan dapat meningkatkan keakraban

(Atkinson 2008: 383).

c. Kesamaan pada penelitian yang dilakukan pada tahun 1870 mendukung

keputusan ini lebih dari 99 persen pasangan suami-istri di AS terdiri atas ras

yang sama; 94 persen beragama sama. Lagi pula, penelitian statistik

menunjukkan bahwa suami-istri sangat mirip satu sama lain, tidak hanya

dengan ciri sosiologis seperti usia, ras, agama, pendidikan, dan kelas

sosioekonomi tetapi juga dalam hal ciri fisik seperti tinggi, warna mata, dan

ciri psikologis seperti intelegensi Rubin (dalam Atkinson 2008: 384). Salah

satu alasan bahwa kemiripan dapat menimbulkan rasa suka adalah bahwa orang

lain yang menghargai pendapat dan pilihan mereka sendiri dan senang bergaul

dengn mereka yang cocok dengan pilihannya, mungkin dapat menaikkan harga

diri mereka dalam proses tersebut (Atkinson 2008: 384).

d. Daya tarik fisik kebanyakan kita sering bersikap tidak adil dengan

memungkinkan penampilan, fisik seseorang sebagai penentu seberapa jauh

orang dapat menyukai dirinya (Atkinson 2008: 385). Banyak penelitian

mengungkapkan bahwa kita cenderung menyukai orang lain yang mirip dengan

kita. Dalam percobaan setelah percobaan, subyek mengatakan bahwa mereka

menyukai orang-orang yang eksperimen menunjukkan dekat dengan mereka

dalam keyakinan dan sikap. Sebaliknya, mereka kurang menguntungkan

19

terhadap orang-orang yang tidak setuju dengan mereka. Studi pernikahan juga

menunjukkan kecenderungan "ingin menikah seperti". Lebih dari seratus

penelitian telah dilakukan pada homogamy. Mereka telah berurusan dengan

karakteristik yang beragam seperti usia, ras, agama, kebangsaan, kelas sosial,

sikap sosial, pendidikan, status perkawinan sebelumnya, kecerdasan,

neurotisisme, kestabilan emosi, tuli, kesehatan, dan tinggi fisik. Dengan

beberapa pengecualian, orang yang mirip menikah lebih sering dari yang

diharapkan secara kebetulan.

Para ahli psikologi telah banyak mengkaji faktor-faktor yang

mempengaruhi daya tarik seseorang terhadap orang lain. Hal ini disebabkan

karena manusia akan berusaha untuk memprioritaskan hubungan antarpribadi

sepanjang hidupnya. Kecenderungan untuk berafiliasi (keinginan untuk berada

bersama dengan orang lain) memang cukup kuat bagi kebanyakan orang. Hal ini

sebenarnya sudah terjadi semenjak masa bayi, dimana bayi mulai membangun

rasa kasih sayang yang kuat pada satu orang dewasa atau lebih.

Pada dasarnya faktor-faktor yang mendukung daya tarik interpersonal

secara garis besar dibedakan menjadi dua, yaitu faktor personal dan situasional.

Pada umumnya beberapa faktor yang dianggap sangat penting dalam menentukan

daya tarik interpersonal (Dayakisni & Hudaniah 2009: 124) adalah:

a. Kesamaan (similarity)

Kita cenderung menyukai orang yang sama dengan kita dalam sikap, nilai,

minat, latar belakang, dan kepribadian. Ada berbagai alasan yang dikemukakan,

kesamaan menjadi faktor penting sebagai penentu daya tarik interpersonal:

20

Pertama, menurut acuan Konsistensi Kognitif dari Heider, jika kita

menyukai orang, kita ingin mereka memilih sikap yang sama dengan kita. Hal ini,

supaya seluruh unsur kognitif kita konsisten. Anda resah kalau orang yang anda

sukai menyukai apa yang anda benci. Kedua, Don Byrne menunjukan hubungan

linear antara daya tarik dengan kesamaan, dengan menggunakan teori peneguhan

dari Behaviorisme. Persepsi tentang adanya kesamaan mendatangkan ganjaran,

dan perbedaan tidak mengenakkan. Kesamaan sikap orang lain dengan kita

memperteguh kemampuan kita dalam menafsirkan realitas sosial. Orang yang

mempunyai kesamaan dengan kita cenderung menyetujui gagasan kita dan

mendukung keyakinan kita tentang kebenaran pandangan kita. Ketiga,

pengetahuan bahwa orang lain adalah sama dengan anda, menyebabkan anda

mengantisipasi bahwa interaksi di masa datang akan positif dan memberi

ganjaran. Terakhir, kita cenderung berinteraksi lebih akrab dengan orang yang

memiliki kesamaan dengan kita, merekapun juga menjadi lebih kenal dengan kita.

Perbedaan kepribadian dapat menjadi moderator bagi efek kesamaan ini. Leonard

menemukan bahwa kesamaan sebenarnya akan mengurangi ketertarikan ketika

orang memiliki konsep diri yang negatif. Orang yang memiliki konsep diri rendah

lebih tertarik dengan orang-orang yang tidak sama dengan mereka. Jamieson,

Lydon, dan Zanna menemukan bahwa individu yang memiliki self-monitoring

rendah lebih dipengaruhi oleh kesamaan sikap. Sebaliknya high self-monitors

tertarik kepada orang lain yang memiliki kesamaan pada aktivitas yang mereka

sukai dari pada kesamaan dalam sikap dan nilai.

21

b. Kedekatan (proximity)

Orang cenderung menyukai mereka yang tempat tinggalnya berdekatan.

Persahabatan lebih mudah timbul (tumbuh) diantara tetangga yang berdekatan.

Atau diantara mahasiswa yang berdekatan. Yang membuat orang berdekatan,

Pertama, kedekatan biasanya meningkatkan keakraban. Kita lebih sering berjumpa

dengan tetangga sebelah kita dari pada orang yang ada di jalan. Eksposur yang

berulang ini dapat meningkatkan rasa suka. Kedua, kedekatan sering berkaitan

dengan kesamaan. Ketiga, orang yang dekat secara fisik lebih mudah di dapat dari

pada orang yang jauh. Kemudahan ini mempengaruhi keseimbangan ganjaran dan

kerugian interaksi. Hal ini sesuai dengan persepsi teori pertukaran sosial. Di

perlukan sedikit usaha untuk mengobrol dengan tetangga sebelah. Sebaiknya,

hubungan jarak jauh membutuhkan waktu, perencanaan dan biaya yang relatif

tinggi.

Keempat, berdasar teori Konsistensi Kognitif kita berusaha

mempertahankan keseimbangan antara hubungan perasaan dan hubungan

kesatuan. Secara lebih spesifik, kita di motifasi untuk menyukai orang yang ada

kaitannya dengan kita dan untuk mencari kedekatan dengan orang yang kita sukai.

Tinggal atau bekerja berdampingan dengan orang yang tidak kita sukai akan

menimbulkan tekanan psikologik, sehingga kita mengalami tekanan kognitif

untuk menyukai orang yang ada hubungannya dengan kita.

Kelima, orang memiliki harapan untuk berinteraksi lebih sering dengan

mereka yang tinggal paling dekat dengannya. Hal ini, menyebabkan ia cenderung

22

untuk menekankan aspek-aspek positif dan meminimalkan aspek negatif dari

hubungan itu sehingga hubungan di masa datang akan lebih menyenangkan.

c. Keakraban (Familiarity)

Keakraban berhadapan dengan seseorang akan meningkatkan rasa suka

kita terhadap orang itu. Robert Zajonc perintis dari riset tentang: efek

terpaan”(mere exposure effect). Hasil penelitiannya menunjukan bahwa orang

mengembangkan perasaan positif pada obyek dan individu yang sering mereka

lihat.

d. Daya tarik fisik

Dalam masyarakaat kita biasanya muncul setereotip daya tarik fisik, yang

mengasumsikan bahwa “apa yang cantik adalah baik”. Berdasar hanya

pengamatan sepintas, orang akan membuat suatu kesimpulan tentang sejumlah

asumsi kepribadian dan kompetensi, berdasar hanya semata-mata hanya pada

penampilan.

Penelitian Dion, Berscheid, dan Walster (dalam Dayakisni dan Hudaniyah

2009: 126) tentang penilaian orang pada wajah cantik, membuktikan bahwa

mereka cenderung di nilai akan lebih berhasil dalam hidupnya, dan di anggap

memiliki sifat-sifat baik. Beberapa penelitian lain mengungkapkan bahwa

karangan orang yang di pandang cantik di nilai lebih baik dari pada karangan

serupa yang dibuat oleh orang yang di pandang jelek. Orang cantik atau tampan

juga lebih efektif dalam mempengaruhi pendapat orang lain, dan biasanya

diperlakukan lebih sopan.

23

Daya tarik fisik menjadi salah satu factor penting, Salah satu alasannya

karena sebagaimana ras dan jenis kelamin, penampilan fisik adalah sumber

informasi yang tampak dan dengan cepat mudah didapat. Jika informasi

karakteristik personal lain seperti inteligensi atau kebaikan hati tidak cepat

tersedia dan kurang menonjol. Demikian juga, kecantikan bagi pasangan dapat

meningkatkaan harga diri (“radiating beauty effect”). Meskipun penampilan fisik

mungkin juga akan berakibat negatif, artinnya seseorang yang dikelilingi orang

cantik nampak menjadi kurang menarik karena adanya proses perbandingan. Hal

ini disebabkan adanya “contrast effect”.

Daya tarik fisik sendiri dapat mempengaruhi kepribadian si pemiliknya.

Dayakisni dan Hudaniyah 2009: 127 menyatakan bahwa kita dapat

mengidentifikasikan tiga faktor sosial yang berkaitan dengan daya tarik fisik.

Pertama, orang-orang memiliki haraapan yang berbeda tentang individu yang

menarik penampilan fisiknya dengan yang tidak. Kedua, orang-orang yang secara

fisik menarik menerima perlakuan yang berbeda dan lebih mendapaatkan

keberuntungan dalam pertukaran sosial. Ketiga, perlakuan yang berbeda akan

mengarahkan pada perbedaan kepribadian dan ketrampilan sosial (social skill),

barangkali ini di sebabkan oleh keinginan memenuhi buat diri sendiri (self-

fulfilling prophecy). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang

memiliki daya tarik fisik cenderung memiliki harga diri tinggi dari pada anak

yang kurang menarik fisiknya dan cenderung kurang agresif dibandingkan anak-

anak yang kurang menarik. Selain itu, mereka cenderung memiliki hubungan yang

lebih baik, lebih arsetif dan percaya diri.

24

e. Kemampuan (ability)

Menurut teori Pertukaran Sosial dan Reinforcement, ketika orang lain

memberi ganjaran atau konsekuensi positif pada kita, maka kita cenderung ingin

bersamanya dan menyukainya. Orang yang mampu, kompeten dan pintar dapat

memberi beberpa ganjaran (keuntungan) kepada kita. Mereka dapat membantu

kita dalam menyelesaikan masalah, memberikan nasihat, membantu kita

menafsirka kejadian-kejadian yang ada, dan sebagainya. Hal ini menyebabkan

orang yang tidak kompeten atau tidak pintar.

Suatu perkecualian yang menarik adalah hasil telah Aronson, Willerman &

Floyd (dalam Dayakisni dan Hudaniyah 2009: 128) yang menemukan orang yang

paling disenangi justru orang yang memiliki kemampuan yang tinggi tetapi

menunjukkan beberapa kelemahan. Ia menciptakan empat kondisi eksperimental:

(1) orang yang memiliki kemampuan tinggi dan berbuat salah; (2) berkemampuan

tinggi tapi tidak berbuat salah; (3) orang yang memiliki kemampuan rata-rata dan

berbuat salah; (4) orang yang berkemampuan rata-rata dan tidak berbuat salah.

Orang pertama dinilai paling menarik, dan orang ketiga yang dinilai paling tidak

menarik.orang yang sempurna tanpa kesalahan adalah yang kedua dalam hal daya

tarik. Dan orang biasa yang tidak berbuat salah menduduki urutan yang ketiga.

Tetapi beberapa penelitian berikutnya, kebanyakan menunjukan bahwa

suatu kesalahan mengurangi daya bahkan hal itu terjadi pada orang yang memiliki

kompetensi tinggi Brigham (dalam Dayakisni dan Hudaniyah 2009: 128).

25

f. Tekanan emosional (stress)

Bila orang berada dalam situasi yang mencemaskan atau menakutkan, ia

cenderung menginginkan kehadiran orang lain. Sehingga timbul rasa suka pada

orang tersebut. Hasil penelitian Schater menunjukkan bahwa subyek denga rasa

takut tinggi lebih ingin berafiliasi dibandingkan subyek dengan rasa takut rendah.

Semakin besar rasa takut, semakin besar kecenderungan untuk berafiliasi.

Pertanyaan yang diajukan: proses psikologik apa yang terdapat pada orang itu,

sehingga terjadi hal demikian, Dua kemungkinan telah diselidiki. Pertama, adalah

hipotesis pengalihan: orang yang takut berafiliasi untuk mengalihkan pikiran dari

masalah yang mereka hadapi. Dalam hal ini tidak dipersoalkan dengan siapa

mereka berafiliasi. Kedua, adalah hipotesis yang di ajukan teori perbandingan

sosial (social-comparasion Theory): orang berafiliasi untuk membandingkan

perasaan merka sendiri dengan perasaan orang lain dalam situasi yang sama. Bila

kita dalam situasi yang baru atau luar biasa dan tidak mempunyai kepastian

tentang bagaimana kita bereaksi, kita meminta bantuan orang lain sebagai sumber

informasi. Dalam hal ini, penting bagi kita untuk berafiliasi hanya dengan orang

yang menghadapi situasi yang sama. Beberapa telah menguji kemampuan ini, dan

hasilnya tetap mendukung hipotesis perbandingan sosial,

g. Munculnya perasaan/mood yang positif atau positive emotional arousal

Kita cenderung tertarik atau suka kepada orang lain dimana kehadirannya

berbarengan dengan munculnya perasaan positif, bahkan meski perasaan positif

yang muncul tidak berkaitan dengan perilaku orang tersebut. Bebrapa telah

menunjukan bahwa kita cenderung tertarik pada orang-orang yan kita jumpai saat

26

sekeliling kita menyenangkan. Misalnya, orang lebih menilai positif orang lain

ketiak mereka duduk bersama dalam ruang dengan suhu yang nyaman dari pada

dalm ruang yang panas Griffit (dalam Dayakisni dan Hudaniyah 2009:129).

Sebaliknya, keterkaitan kepada orang lain berkurang ketika sekeliling kita padat,

bising atau tercemar.

h. Harga diri yang rendah

Hasil penelitian Elaine Walster menarik kesimpulan, bila harga diri di

rendahkan, hasrat afiliasi (bergabung orang lain) bertambah, dan ia makin

responsif untuk menerima kasih sayang orang lain.

i. Kesukaan secara timbal balik (Reciprocal liking)

Ketika kita mengetahui orang lain menyukai kita, maka kita dapat

mengharapkan ganjaran (reward) dari mereka. Karena itu, mengetahui kita

disukai merupakan ganjaran yang menguatkan. Kita dapat mengharapkan orang

lain akan membantu kita di masa yang akan datang, dan kita juga akan menglami

perasaan baik atau positif menghadapi suatu kenyataan bahwa orang lain cukup

memikirkan tentang kita menjadi seorang teman (meningkatkan harga diri).

Karena itu kesukaan menghasilkan kesukaan. Persahabatan biasanya memberikan

arti bahwa persahabatan itu akan kembali lagi.

Hubungan timbal balik merupakan sesuatu yang komplek. Beberapa studi

mengemukakan bahwa perceived reciprocity (seberapa banyak berfikir seseorang

menyukai kita) adalah lebih penting dari pada actual reciprocity (seberapa banyak

seseorang sebenarnya menyukai kita). Beberpa hasil penelitian membuktikan

bahwa orang pada umumnya menyukai seseorang yang menyukai dirinya, bahkan

27

ketika rasa suka itu tidak secara langsung timbal balik. Sebagai ilustrasi, hasil

penelitian Curtis & Miller dalam Dayakisni (2009:130) menemukan bahwa orang

yang secara salah dibimbing pada suatu keyakinan bahwa subyek lain menyukai

mereka, maka ia akan lebih setuju dengan subyek lain itu, lebih mengungkapkan

diri, dan lebih memiliki nada suara dan sikap yang pada umumnya positif pada

subyek itu, dari pada mereka yang tidak di bimbing pada suatu keyakinan bahwa

mereka disukai. Orang pertama, ternyata perilakunya yang demikian itu

membimbing pada perilaku positif yang timbal balik oleh subyek lain itu dan

meningkatkan kesukaan diantara merka. Dengan demikian terjadi fenomena self-

fulfilling prophecy yaitu keyakinan kita merasa disukai orang lain mungkin

menyebabkan kita berperilaku dalam cara-cara yang menyenangkan orang lain

tersebut sehingga menyebabkan orang lain pun akhirnya juga menyukai kita.

j. Ketika yang Berlawanan Saling Tertarik: Saling Melengkapi (complementary)

Kita telah melihat bahwa kesamaan sikap dan nilai mendorong

meningkatnya daya tarik. Tetapi dengan sadistis dan masokisme keduannya

tampak tak benar-benar sama, yang satu menyukai untuk melukai orang lain tetapi

lainnya justru senang di perlakukan kasar oleh orang lain, disini nampaknya ada

daya tarik yang berlawanan. Individu yang memiliki kepribadian dominan tidak

akan berhubungan lebih lama dengan orang lain yang dominan juga. Individu

yang dominan membutuhkan partner atau pasangan yang submisif yang akan

membantu memenuhi kebutuhan-kebutuhan di antara mereka. Perilaku yang

saling melengkapi adalah mungkin untuk tingkah laku dominan-submisif Strong,

dkk. (dalam Dayakisni dan Hudaniyah 2009:131).

28

Complementary need theory mengatakan ada beberapa tipe hubungan

dekat, misalnya perkawinan yang mungkin mensyaratkan sistem saling

melengkapi semacam itu agar dapat berhasil. Tetapi dalam hubungan semacam

itu, walaupun kebutuhannya berbeda (yang satu dominan, yang lain submisif),

namun hal ini masih dapat dipandang sebagai kasus kesamaan yang spesifik,

karena kedua pasangan memiliki kesamaan pandangan atau sama-sama setuju

mengenai peran-peran yang akan dipenuhi masing-masing pihak. Mereka

setidaknya memiliki kesamaan sikap tentang bagaimana hubungan itu di

kembangkan, mereka mungkin menjadi teman baik, kaarena mereka

membutuhkan satu sama lain untuk memuaskan keingina mereka. Saling

melengkapi mungkin penting dalam hubungan saling tukar menukar untuk jangka

pendek dalam kondisi-kondisi tertentu, seperti ketika orang tidak jelas memahami

apa yang mereka duga untuk dilakukan. Untuk mendapatkan ide-ide baru, mereka

mungkin lebih suka berinteraksi dengan orang yang tak sama yang melihat

sesuatu secara berbeda dan yang mungkin dapat memberi mereka interprestasi

baru tentang kejadian-kejadian yang masih teka-teki bagi mereka.

Selanjutnya secara lebih khusus hal-hal yang menentukan daya tarik

interpersonal oleh ahli lain disebut sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi daya

tarik interpersonal diantaranya Rakhmat (2007: 111) :

a. Kesamaan karakteristik personal

Kesamaan karakteristik personal dimulai dari percakapan mulai dari

masalah-masalah demografis (di mana tinggal, pekerjaan) sampai masalah-

masalah politik. Apabila obrolan yang berlangsung sama-sama menyukai tenis,

29

sama-sama menyukai Rhoma Irama dan sama-sama lulus UNPAD, maka akan

saling menyukai dan begitupula sebaliknya, apabila tidak memiliki kesamaan rasa

suka tidak akan muncul.

Orang-orang yang memiliki kesamaan dalam nilai-nilai, sikap, keyakinan,

tingkat sosioekonomis, agama, ideologis, cenderung saling menyukai. Reader dan

English mengukur kepribadian subjek-subjeknya dengan rangkaian tes

kepribadian. Ditemukan, mereka yang bersahabat menunjukkan korelasi yang erat

dalam kepribadiannya. Penelitian tentang pengaruh kesamaan ini banyak

dilakukan dengan berbagai kerangka teori.

Menurut teori Cognitive Consistency dari Fritz Heider, manusia selalu

berusaha mencapai konsistensi dalam sikap dan perilakunya. Heider

mengemukakan “kita cenderung menyukai orang, kita ingin mereka memilih

sikap yang sama dengan kita, dan jika kita menyukai orang, kita ingin mereka

memilih sikap yang sama dengan kita.” Kita ingin memiliki sikap yang sama

dengan orang yang kita sukai, supaya seluruh unsur kognitif kita konsisten.

Asas kesamaan ini pada kenyataan bukanlah satu-satunya determinan

atraksi. Atraksi interpersonal akhirnya merupakan gabungan dari efek keseluruhan

interaksi diantara individu. Bagi komunikator, lebih tepat untuk memulai

komunikasi dengan mencari kesamaan di antara semua peserta komunikasi.

b. Tekanan Emosional

Bila orang berada dalam keadaan yang mencemaskannya atau harus

memikul emosionalnya, ia akan menginginkan kehadiran orang lain. Stanley

Schachter membuktikan pernyataan di atas dengan sebuah eksperimen. Ia

30

mengumpulkan dua kelompok mahasiswi. Kepada kelompok pertama

diberitahukan bahwa mereka akan menjadi subjek eksperimen yang meneliti

kejutan listrik yamg sangat menyakitkan. Kepada kelompok kedua diberitahukan

bahwa mereka hanya akan mendapatkan kejutan ringan saja. Schachter

menemukan di antara subjek pada kelompok pertama, 63 persen ingin menunggu

bersama orang lain, dan di antara subjek kelompok kedua hanya 33 persen yang

memerlukan sahabat. Schachter menyimpulkan bahwa situasi penimbul cemas

meningkatkan kebutuhan akan kasih sayang. Orang-orang yang pernah

mengalami penderitaan bersama-sama akan membentuk kelompok yang

solidaritas tinggi.

c. Harga diri yang rendah

Elaine Walster membayar beberapa orang mahasiswi untuk menjadi

peserta dalam penelitian tentang kepribadian. Sesuai dengan rancangan penelitian,

sebelum eksperimen dimulai, subjek “secara kebetulan”(sebetulnya tidak)

berjumpa dengan seseorang mahasiswa yang bermaksud menemui peneliti.

Terjadilah percakapan sambil menunggu kedatangan peneliti. Mahasiswa

menunjukkan minat yang besar pada mahasiswi itu. Mereka mengobrol selama 15

menit, dan sang perjaka mengajak berkencan. Setelah itu, sujek diberi tes

kepribadian, sebagian subjek diberi penilaian yang positif (misalnya, kepribadian

dewasa, orisinal, dan sensitif), setengahnya lagi diberi penilaian negatif (misalnya,

belum dewasa, antisosial tidak memiliki bakat kepemimpinan). Maksud Walster,

sebagian ditinggikan harga dirinya, sebagian lagi direndahkan. Kemudian, mereka

31

diminta memberikan penilaian sejujur-jujurnya pada lima orang, termasuk laki-

laki yang mengajak mengobrol.

Ternyata, mahasiswi yang direndahkan harga dirinya cenderung lebih

menyenangi laki-laki itu. Menurut kesimpulan Walster, bila harga diri

direndahkan, hasrat afiliasi (bergabung dengan yang lain) bertambah, dan ia

makin responsif untuk menerima kasih sayang orang lain. Orang yang rendah diri

mudah mencintai orang lain.

d. Isolasi sosial

Isolasi sosial adalah pengalaman yang tidak enak. Beberapa orang peneliti

telah menunjukkan bahwa tingkat isolasi sosial amat besar pengaruhnya terhadap

kesukaan kita pada orang lain.

Menurut Rakhmat (2007: 111) faktor-aktor situasional yang

mempengaruhi daya tarik interpersonal

a. Daya tarik fisik menjadi penyebab utama daya tarik interpersonal, senang pada

orang-orang yang tampan dan cantik. Beberapa penelitian telah

mengungkapkan bahwa daya tarik fisik sering menjadi penyebab utama daya

tarik interpersonal. Kita senang pada orang-orang yang tampan atau cantik.

Mereka, pada gilirannya sangat mudah memperoleh perhatian orang.

b. Ganjaran itu berupa bantuan, dorongan morel, pujian, atau hal-hal yang

meningkatkan harga diri. Kita akan menyukai orang yang menyukai kita; kita

akan menyenangi orang yang memuji kita. Menurut teori pertukaran sosial,

interaksi sosial adalah semacam transaksi dagang. Kita akan melanjutkan

interaksi bila laba lebih banyak dari biaya. Atraksi, dengan demikian, timbul

32

pada interaksi yang banyak mendatangkan laba. Bila pergaulan saya dengan

anda sangat menyenangkan, sangat menguntungkan dari segi psikologis atau

ekonomis, kita akan saling menyenangi.

c. Familiarity, artinya sudah mengenali dengan baik. Prinsip familiarity

dicermikan dalam pribahasa indonesia, “kalau tak kenal, maka tak sayang”

(witing tresno jalaran soko kulino) jika kita sering berjumpa dengan seseorang

asal tidak ada hal-hal lain kita akan menyukainya.

d. Kedekatan, menyenangi apabila saling berdekatan persahabatan lebih mudah

tumbuh diantara tetangga yang berdekata, atau di antara mahasisiwa yang

duduk berdampingan. Bahwa orang yang berdekatan tempat saling menyukai,

sering dianggap hal hal yang biasa. Dari segi psikologis, ini hal yang luar biasa

bagaiman tempat yang keliatannya netral mampu mempengaruhi tatanan

psikologis manusia.

e. Kemampuan, cenderung menyenangi orang-orang yang memiliki kemampuan

lebih tinggi dari pada kita, atau lebih berhasil dalam kehidupanya. Arason

menemukan dalam penelitian yang dilakukannya, bahwa yang paling disenangi

adalah orang yang memiliki kemampuan tinggi tetapi menunjukkan beberapa

kelemahan. Ia menciptakan empat kondisi eksperimental; (1) orang yang

memiliki kemampuan tinggi dan berbuat salah; (2) berkemampuan tinggi tapi

tidak berbuat salah; (3) orang yang memiliki kemampuan rata-rata dan berbuat

salah; dan (4) orang yang berkemampuan rata-rata dan tidak berbuat salah.

Orang yang pertama dinilai paling menarik, dan orang ketiga dinilai paling

tidak menarik. Orang yang sempurna tanpa kesalahan adalah orang kedua

33

dalam hal daya tarik. Dan orang biasa yang tidak berbuat salah, menduduki

urutan ketiga. Jadi jika anda cerdas, tampan, dan serba bisa, usahakanlah

supaya anda jangan terlalu sempurna, tunjukkan kelemahan anda. Sebab, kalau

anda sempurna betul, anda bukan “man” lagi tapi “superman”.

2.1.3 Prinsip Daya Tarik Interpersonal

Barlund (dalam Rakhmat 2007: 110), ahli komunikasi interpersonal,

menulis, “Mengetahui garis-garis daya tarik dan penghindaran dalam sistem sosial

artinya mampu meramalkan dari mana pesan akan muncul, kepada siapa pesan itu

akan mengalir, dan lebih-lebih lagi bagaimana pesan akan diterima”. Ini berarti,

dengan mengetahui siapa tertarik pada siapa atau siapa menghindari siapa, kita

dapat meramalkan arus komunikasi interpersonal yang akan terjadi. Makin tertarik

kita kepada seseorang, makin besar kecenderungan kita berkomunikasi dengan

dia. Kesukaan pada orang lain, sikap positif dan daya tarik seseorang, kita sebut

sebagai atraksi interpersonal (atraksi berasal dari bahasa latin attrahere - ad:

menuju ; trahere; menarik).

2.2 Perbedaan jenis kelamin

2.2.1 Pengertian

Jenis kelamin adalah salah satu paling dasar dalam kehidupan sosial.

Proses mengkategorisasikan orang dan sesuatu menjadi maskulin atau feminin

dinamakan gender typing atau penjenisan gender. Proses ini biasanya terjadi

secara otomatis, tanpa banyak pemikiran mendalam Glick & Fiske (dalam Taylor,

dkk 2009: 411). Jenis kelamin dapat dikenali dari karakteristik fisik seperti rambut

34

diwajah, dada, atau gaya busana. Orang biasanya menampilkan jenis kelaminnya

sebagai bagian utama dari presentasi dirinya.

Perbedaan antara pria dan wanita adalah prinsip universal dalam

kehidupan sosial. Saat masih anak-anak,pria dan wanita diharapkan menguasai

ketrampilan yang berbeda dan mengembangkan kepribadian yang berbeda pula.

Saat dewasa, pria dan wanita biasanya mengasumsikan peran gender(jenis

kelamin) seperti suami dan istri, ayah dan ibu, kultur berbeda-beda dalam

mendefinisikan maskulin dan feminin dan juga berbeda dalam hal sejauh mana

perbedaan dan persamaan gender (jenis kelamin), tetapi penggunaan gender (jenis

kelamin) untuk menata kehidupan sosial merupakan aspek yang mendasar

(Helgeson dalam Taylor, dkk 2009 :412). Perbedaan jenis kelamin tampak juga

pada komunikasi verbal. Perempuan tidak hanya berbicara dengan cara yang

berbeda dengan laki-laki, tetapi mereka juga cenderung membicarakan hal-hal

yang berbeda (Wisnuwardhani dan Mashoedi 2012: 51).

2.3 Berpacaran

2.3.1 Pengertian

Pacaran adalah hubungan pranikah antara pria dan wanita yang diterima

oleh masyarakat Bannet dalam Wisnuwardhani dan Mashoedi (2012: 83).

Individu menilai hubungan pacaran merupakan sarana dimana adanya

persahabatan, mendapatkan dukungan emosional, kasih sayang, kesenangan, dan

eksplorasi seksual. Pria dan wanita melakukan hubungan pacaran ditunjukkan

melalui midang (ngapel), pacaran modern, dan pacaran backstreet (Bennet dalam

Wisnuwardhani dan Mashoedi 2012:83). Midang atau ngapel adalah cara

35

hubungan berpacaran tradisional di mana pria mendatangi rumah wanita yang

merupakan pasangannya. Di mana pria melakukan ngapel dapat dilakukan pada

hari apa saja, namun pada umumnya ngapel sering dilakukan pada malam

minggu. Ngapel menunjukkan bahwa hubungan pacaran direstui oleh kedua orang

tua, baik dari pria maupun wanita. Fungsi utama pacaran adalah agar dapat

mengembangkan hubungan interpersonal individu pada hubungan heteroseksual,

bahkan pranikah (Wisnuwardhani dan Mashoedi 2012: 83).

2.4 Kerangka Berfikir

Keinginan untuk melakukan kontak dengan orang lain, pada umumnya

dilandasi adanya imbalan sosial yang dapat diperoleh individu jika berhubungan

dengan orang lain. Kita dapat melakukan analisa terhadap fenomena ini dari dua

hal yaitu perbandingan sosial dan dukungan emosional. Berdasarkan analisa

perbandingan sosial, kita membutuhkan orang lain sebagai standart untuk

mengevaluasi perilaku kita. Sementara hubungan dengan orang lain akan

memberikan dukungan emosional dalam bentuk perhatian dan kasih sayang.

Selain dua tipe ganjaran utama yang dapat di berikan orang lain terhadap diri kita

sebagaimana telah disebutkan di atas, hubungan dengan orang lain dapat

memberikan tambahan ganjaran lainnya yaitu, pertama dapat memberikan

perasaan positif yang di hubungkan dengan kedekatan (keintiman) hubungan antar

pribadi, persahabatan, afeksi, komunikasi dan cinta. Kedua, orang lain dapat

memberikan berbagai tipe perhatian kepada kita dalam bentuk penghargaan,

pengakuan, status dan sebagainya ( Dayakisni & Hudaniah 2009: 123).

36

Montoya dan Horton (2004: 708) menjelaskan bahwa daya tarik

berdasarkan evaluasi dari kualitas individu yang pada gilirannya dapat dibuktikan

oleh jenis tanda-tanda seperti kesamaan sikap, kualitas positif, dan daya tarik

fisik. Setiap individu mempunyai tingkat ketertarikan personal dalam memulai

membina hubungan sosial. Puncak pengalaman psikososial ini tercapai pada masa

dewasa awal, dimana individu mulai mengkristalisasikan hubungan dengan

seorang individu yang paling dicintai, dipercaya, ataupun yang telah dibina

sebelumnya

Fenomena yang terjadi pada mahasiswa mengenai pacaran, serta apa yang

mereka lihat dari lawan jenis berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan

dengan wawancara pada beberapa mahasiswa UNNES didapatkan bahwa mereka

berpacaran melihat dari kesan pertama, dapat dilihat dari fisik, penampilan,

perilaku, cara bicara, materi. Penulis melakukan interview kepada 8 orang

mahasiswa dengan hasil bahwa 6 orang mahasiswi tidak begitu mengutamakan

daya tarik fisik dan penampilan, lebih besar pada ketulusannya, kehangatan

personal, dan kompetensi. Sedangkan pada mahasiswa hampir mereka

mengutamakan daya tarik fisik dan penampilan sedangkan pada ketulusan,

kehangatan personal, kompetensi hanya sebagai pelengkap. Seperti yang

diungkapkan oleh, AS (21 tahun) mengatakan ketulusan baginya sangat penting,

tetapi tidak dipungkiri bahwa fisik juga sebagai salah satu alasan untuk memilih

pasangan. AD (21 tahun) mengatakan saya tertarik dengan pasangan saya karena

lebih pintar dari saya, dan tulus mencintai saya. WS (22 tahun) mengungkapkan

bahwa tertarik dengan pasangannya karena pasangannya cantik. AR (20 tahun)

37

mengatakan tertarik dengan pasangannya karena pasangannya lemah lembut

dalam berbicara dan keren apabila memakai baju.

Berinteraksi dengan orang lain, membuat perhatian seringkali terfokus

pada bagaimana memelihara dan mengarahkan hubungan yang tercipta

berdasarkan daya tarik awal untuk selanjutnya akan dapat menimbulkan

keintiman dan bahkan cinta. Para ahli psikologi telah banyak mengkaji faktor-

faktor yang mempengaruhi daya tarik seseorang terhadap orang lain. Hal ini

disebabkan karena manusia akan berusaha memprioritaskan hubungan antar

pribadi sepanjang hidupnya.

Universitas Negeri Semarang merupakan salah satu universitas negeri

yang mencetak tenaga pendidik. Di UNNES terdapat delapan fakultas, ditiap

fakultas tersebut terdiri dari program pendidikan dan non pendidikan. Ketujuh

fakultas itu adalah Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), Fakultas Bahasa dan Seni

(FBS), Fakultas Ilmu Sosial (FIS), Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam (FMIPA), Fakultas Teknik (FT), Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK), dan

Fakultas Ekonomi (FE), Fakultas Hukum (FH). Sebagaimana telah disebutkan

bahwa setiap orang dapat timbul rasa daya tarik pada seseorang yang berbeda-

beda dan dapat pula diketahui faktor-faktor penyebabnya, disini penulis meneliti

mahasiswa dan mahasiswi UNNES.dapat digambarkan dengan bagan sebagai

berikut:

38

Gambar 2.1 Kerangka berfikir daya tarik interpersonal

2.5 Hipotesis

Ada perbedaan faktor-faktor daya tarik interpersonal pada mahasiswa

UNNES yang berpacaran ditinjau dari jenis kelamin.

Perempuan Laki-laki Daya tarik

interpersonal

Faktor-faktor daya

tarik

Faktor-faktor daya

tarik

Faktor

Situasional

Faktor

Personal Faktor

Situasional

Faktor Personal

1.Kesamaan

karakteristik.

2.Tekanan

emosional

3.Harga diri

yang rendah

4.Isolasi sosial

1. Kesamaan

karakteristik.

2. Tekanan

emosional

3. Harga diri

yang rendah

4.Isolasi sosial

1.Daya tarik

fisik

2.Ganjaran

3.Familiarity

4.Kedekatan

5.Kemampuan

1.Daya tarik

fisik

2.Ganjaran

3.Familiarity

4.Kedekatan

5.Kemampuan

39

BAB 3

METODE PENELITIAN

3. 1 Jenis Penelitian

Penelitian ini mengguanakan jenis penelitian kuantitatif. Penelitian dengan

menggunakan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data

numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar, 2011: 5). Dalam

penelitian ini peneliti menggunakan penelitian komparatif merupakan penelitian

yang berusaha mencari perbedaan suatu variabel tertentu dari dua buah kelompok

atau lebih. Penelitian ini menggunakan pendekatan komparatif kuantitatif untuk

mengetahui ada tidaknya perbedaan faktor-faktor daya tarik interpersonal pada

mahasiswa yang berpacaran (penelitian pada mahasiswa UNNES).

3. 2 Variabel Penelitian

3.2.1 Identifikasi Variabel Penelitian

Identifikasi dari variabel perlu dilakukan untuk membantu penetapan

rancangan penelitian. Variabel merupakan konsep mengenai atribut atau sikap

yang terdapat pada subjek penelitian yang dapat bervariasi secara kuantitatif

ataupun kualitatif (Azwar 2011: 59). Identifikasi Variabel dalam penelitian ini

yaitu variabel Daya Tarik Interpersonal. Oleh karena penelitian ini menguji

komparasi daya tarik interpersonal pada mahasiswa UNNES yang berpacaran

maka variabel yang diteliti hanyalah variabel daya tarik interpersonal.

40

3.2.2 Definisi Operasional

Definisi operasional dikemukakan dengan tujuan untuk memberi batasan

arti variabel penelitian untuk memperjelas makna yang dimaksudkan dan

membatasi ruang lingkup, sehingga tidak akan terjadi salah pengertian dalam

menginterpretasikan data dan hasil yang telah diperoleh. Penelitian ini hanya

memiliki variabel daya tarik interpersonal yang merupakan variabel tergantung.

Adapun definisi operasional variabel penelitian ini, adalah sebagai berikut:

Faktor-faktor daya tarik interpersonal pada mahasiswa UNNES yang

berpacaran ini adalah sikap kita terhadap orang lain dan suatu evaluasi perasaan

yang dibuat seseorang yang merujuk secara khusus keinginan seseorang untuk

mendekati orang lain berdasarkan kualitas positif yang dimiliki, dimana setiap

individu memiliki derajat perasaan tersendiri yang mungkin berbeda dengan

individu lain.

Daya Tarik interpersonal akan diukur dengan faktor-faktor:

A.faktor personal

1.Kesamaan karakteristik personal

2.Tekanan Emosional

3.Harga diri yang rendah

4. Isolasi sosial

B.faktor situasional

1. Daya tarik fisik

2. Ganjaran

3. Familiarity

41

4. Kedekatan

5. Kemampuan.

Semakin tinggi skor yang diperoleh dari skala ini, maka perbedaan daya tarik

interpersonalnya semakin tinggi. Sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh,

maka perbedaan daya taraik interpersonalnya semakin rendah.

3. 3 Populasi dan Sampel

3.3. 1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono 2010 : 61). Dalam

penelitian ini yang dijadikan populasi adalah seluruh mahasiswa UNNES.

Populasi yang akan diteliti mempunyai karakteristik sebagai berikut:

1. Mahasiswa UNNES

2. Berjenis kelamin laki-laki maupun perempuan.

3. Berpacarn atau memiliki pacar.

3.3. 2 Sampel

Menurut Sugiyono (2010: 62) sampel adalah bagian dari jumlah

karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Pengambilan sampel penelitian ini

menggunakan sampling insidental yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan

kebetulan, siapa saja yang secara kebetulan yaitu mahasiswa UNNES yang

memiliki pasangan sama-sama mahasiswa UNNES, bertemu dengan peneliti

dapat digunakan sebagai sampel.

42

4. 4 Metode Pengumpulan Data

Metode dan alat pengumpul data merupakan proses yang terpenting dalam

penelitian. Data adalah hal yang pokok atau utama dalam setiap penelitian karena

data merupakan objek yang diteliti. Adapun metode pengumpulan data dalam

penelitian ini mengguanakan Skala Psikologi, sedangkan alat yang digunakan

dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan skala Daya Tarik Interpersonal.

Peneliti menggunakan skala psikologi sebagai metode pengumpulan data karena

skala psikologi memiliki karakteristik khusus yang membedakannya dari berbagai

bentuk alat pengumpul data yang lain seperti angket dan lain sebagainya. Skala

psikologi selalu mengacu pada aspek atau atribut afektif. (Azwar 2012: 5)

menguraikan beberapa diantara karakteristik skala psikologi yaitu:

a. Stimulusnya berupa pernyataan atau pernyataan yang tidak langsung mengukur

atribut yang hendak diukur melainkan mengunggkap indikator perilaku dan

atribut yang bersangkutan.

b. Atribut psikologis diungkap secara tidak langsung tetapi melalui indikator-

indikator perilaku yang kemudian diterjemahkan dalam bentuk item sehingga

skala psikologi selalu berisi banyak item

c. Respon subjek tidak diklasifikasikan sebagai jawaban “benar” atau “salah”.

Semua jawaban dapat diterima sepanjang diberikan sepanjang diberikan secara

jujur dan sungguh-sumgguh. Skor yang diberikan hanyalah kuantitas yang

mewakili indikasi adanya atribut yang diukur.

Skala psikologi yang digunakan sebagai alat untuk mengukur penelitian

ini adalah skala Daya Tarik Interpersonal. Pernyataan skala ini terdiri dari empat

43

alternatif jawaban, yaitu Sangat Sesuai [SS], Sesuai [S], Netral [N], Tidak Sesuai

[TS], dan Sangat Tidak Sesuai [STS] (Azwar 2012: 44 ).

Tabel 3.1 Skor Skala Daya Tarik Interpersonal

Jawaban Skor

Favorable Unfavorable

Sangat Sesuai (SS) 4 1

Sesuai (S) 3 2

Tidak Sesuai (TS) 2 3

Sangat Tidak Sesuai (STS) 1 4

Menurut (Azwar 2012: 41) yang dimaksud dengan item favorabel adalah

yang berisi konsep keperilakuan yang sesuai, atau menunjukkan ciri adanya

atribut yang diukur. Sebaliknya, item yang isinya tidak mendukung atau tidak

menggambarkan ciri atribut yang diukur disebut item unfavorable.

Adapun rancangan atau blue print skala daya tarik interpersonal dapat

dilihat pada tabel berikut:

44

Tabel 3.2 Blue Print Skala Daya Tarik Interpersonal

Aspek-Aspek

daya tarik

interpersonal

Indikator Aitem

Total Favorable Unfavorable

1.faktor personal

1.Kesamaan

karakteristik 3,18,48 4,5,19 6

2.Tekanan

emosional 1,2,47 20,21,49 6

3.Harga diri

yang rendah 23,45,50 6,22,46 6

4.Isolasi sosial 7,30,54 24,33,51 6

2.faktor

situasional

1.Daya tarik

fisik 8,25,44 9,26,43 6

2.Ganjaran 10,27,42 11,28,52 6

3.Familiarity 12,29,41 13,31,40 6

4.Kedekatan 14,39,53 15,34,38 6

5.Kemampuan 16,35,37 17,32,36 6

Total 27 27 54

3. 5 Validitas dan Reliabilitas

3.5. 1 Validitas

Validitas berasal dari kata validiti yang mempunyai arti yaitu sejauhmana

ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan alat ukur teknik product moment

dengan rumus sebagai berikut (Arikunto 2010 : 213) :

n

YY

n

XX

n

YXXY

rXY

)()(

)()(

22

22

45

Keterangan:

rXY: koefisien korelasi antara item dengan skor total

X: jumlah nilai tiap-tiap item

Y: jumlah nilai total tiap item

XY: jumlah perkalian skor item dengan skor total item

n: jumlah subjek yang diteliti

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini diujicobakan

pada subjek yang telah ditentukan, dengan tujuan mengetahui tingkat validitas

instrumen penelitian. Pelaksanaan uji coba instrumen dilakukan bersama dengan

pelaksanaan penelitian yaitu dengan metode tryout terpakai. Penyebaran skala

dilakukan hanya sekali dan semua jawaban yang diberikan oleh subjek akan

diolah dan dianalisis sebagai hasil penelitian.

Pengujian validitas instrumen penelitian menggunakan bantuan program

komputer yaitu Statistical Program for Social Science (SPSS) versi 17.00 for

windows. Item dinyatakan valid apabila derajat signifikansi kurang dari 0,05 atau

lebih kecil dari taraf signifikansi 5%, dan sebaliknya item dinyatakan tidak valid

apabila memiliki derajat signifikansi lebih dari 0,05 atau lebih besar dari taraf

signifikansi 5% dan selanjutnya item tidak valid ini dinyatakan gugur.

Berdasarkan hasil uji validitas diperoleh hasil bahwa skala daya tarik

interpersonal yang terdiri dari 54 item, memiliki 42 item yang dinyatakan valid

dan 12 item lainnya dinyatakan tidak valid atau gugur. Item yang dinyatakan valid

memiliki tingkat signifikansi terendah 0,000 dan tingkat signifikansi paling tinggi

46

0,048. Tabel berikut ini merupakan hasil penelitian faktor-faktor daya tarik

interpersonal:

Tabel 3.3 Hasil Penilitian Instrumen Skala Daya Tarik Interpersonal

Aspek-Aspek

daya tarik

interpersonal

Indikator Aitem

Total Favorable Unfavorable

1.faktor personal

1.Kesamaan

karakteristik 3,18,48 4,5,19* 6

2.Tekanan

emosional 1,2,47 20,21,49 6

3.Harga diri

yang rendah 23*,45,50 6,22,46* 6

4.Isolasi sosial 7*,30,54 24,33,51 6

2.faktor

situasional

1.Daya tarik

fisik 8*,25,44 9,26*,43* 6

2.Ganjaran 10,27,42 11,28,52 6

3.Familiarity 12,29,41 13,31,40 6

4.Kedekatan 14,39*,53 15*,34,38* 6

5.Kemampuan 16,35,37* 17,32*,36 6

Total 27 27 54

Keterangan: (*) item tidak valid atau gugur

4.5. 2 Reliabilitas

Untuk menguji reliabilitas pada alat ukur dalam penelitian ini

menggunakan rumus alpha

Rumus:

2

2

b

11 11-K

K r

t

Keterangan :

r11 : reliabilitas instrumen

47

K : jumlah butir item

1 : bilangan konstan

2

b : jumlah varians item

2

t : varians total

(Arikunto, 2010: 239)

Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas dengan rentang angka 0

sampai 1,00. Koefisien reliabilitas yang mendekati angka 1,00 berarti alat ukur

yang digunakan memiliki reliabilitas yang tinggi, dan sebaliknya angka yang

mendekati 0 berarti memiiki reliabilitas alat ukur yang rendah.

Setelah uji coba instrumen penelitian diperoleh gambaran mengenai

reliabilitas skala yaitu dengan pengolahan program komputer Statistical Program

for Social Science (SPSS) versi 17.00 for windows. Uji reliabilitas menggunakan

teknik statistik dengan rumus Alpha Cronbach, diperoleh koefisien reliabilitas

skala daya tarik interpersonal sebesar 0,757.

3. 6 Metode Analisis Data

Data akan memberikan rangkuman keterangan yang dapat dipahami, tepat

dan teliti bila diolah dengan menggunakan metode analisis statistik yang sesuai

dengan sifat data yang diperoleh. Analisis dilakukan agar peneliti segera dapat

menyusun strategi selanjutnya sehingga memperoleh kesimpulan. ujian hipotesis

dengan menggunakan uji-t beda kelompok yaitu perbedaan antara teknik analisis

data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah uji-t beda kelompok atau

independent sample t-test (Hadi 2001: 268 ).

48

𝑇 =𝑀𝑥 −𝑀𝑦

𝑆𝐷𝐵𝑀

Keterangan

Mx : Mean dari sampel X

My : Mean dari sampel Y

SDbm : Standart kesalahan perbedaan mean

49

BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan menjelaskan mengenai proses penelitian, hasil analisis data

dan pembahasan penelitian yang berjudul studi komparasi faktor-faktor daya tarik

interpesonal pada mahasiswa unnes yang berpacaran ditinjau dari jenis kelamin.

Analisis data yang tepat serta pembahasan mengenai analisis data harus dilakukan

dengan jelas agar tujuan dari penelitian yang telah ditetapkan dapat tercapai. Data

penelitian diperoleh melalui skala psikologi yang kemudian dianalisis dengan

menggunakan metode yang telah ditentukan dalam bab tiga.

4. 8. Persiapan Penelitian

4.1.4 Orientasi Kancah Penelitian

Orientasi kancah penelitian dilakukan sebelum penelitian dilaksanakan

dengan tujuan untuk mengetahui kesesuaian karakteristik subjek penelitian

dengan lokasi penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kampus

Universitas Negeri Semarang yang beralamatkan di Kelurahan Sekaran

Kecamatan Gunungpati Kabupaten Semarang. Subjek yang digunakan adalah

mahasiswa UNNES yang saling berpacaran.

Universitas Negeri Semarang mempunyai visi menjadi universitas

konservasi, bertaraf internasional, yang sehat, unggul, dan sejahtera pada tahun

2020. Sedangkan misi dari Universitas Negeri Semarang adalah:

a. Menyelenggarakan dan mengembangkan pendidikan yang unggul dan bertaraf

internasional di bidang kependidikan dan non kependidikan.

50

b. Mengembangkan, menciptakan, dan atau menyebarluaskan ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, dan olahraga, yang bermakna dan bermanfaat.

c. Mengembangkan kebudayaan dan peradaban bangsa yang menjunjung tinggi

nilai-nilai konservasi.

Alasan pemilihan kampus Unnes sebagai tempat penelitian yaitu dengan

pertimbangan sebagai berikut:

1. Ditemukan fenomena mengenai mahasiswa yang saling menjalin hubungan

atau berpacaran yang berawal dari faktor-faktor daya tarik interpesonal pada

masing-masing individu yang berbeda, yang didapat melalui observasi dan

wawancara pada beberapa responden oleh peneliti.

2. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti menyimpulkan bahwa

mahasiswa UNNES tidak mempunyai perbedaan daya tarik interpesonal.

4.1.5 Penentuan Sampel

Penelitian ini merupakan penelitian insidental, dimana penentuan sampel

berdasarkan kebetulan, siapa saja yaitu mahasiswa UNNES yang memiliki

pasangan sama-sama mahasiswa UNNES yang secara kebetulan bertemu dengan

peneliti dapat digunakan sebagai sampel. Peneliti mendapatkan subjek sebesar 60

pasang subjek ini didapatkan peneliti dengan cara mencari subjek yang sesuai

dengan karakteristik dengan menggunakan batas waktu dua minggu dan apabila

menemukan subjek lebih dari dua minggu menemukan subjek yang sesuai

karakteristik maka tidak dimasukan menjadi subjek.

51

4.1.6 Proses Perijinan

Salah satu syarat penting yang harus dipenuhi untuk melakukan penelitian

adalah memperoleh ijin dari pihak yang terkait. Sebelum melakukan penelitian,

terlebih dahulu peneliti melakukan beberapa tahap untuk mempersiapkan proses

perijinan. Peneliti melakukan pra penelitian atau studi pendahuluan terlebih

dahulu sebelum melakukan penelitian yang sesungguhnya karena dalam

melakukan penelitian ini menggunakan teknik insidental, maka peneliti tidak

menggunakan proses perijinan dalam melakukan penelitian ini.

4. 9. Uji Coba Intsrumen

4.2.3 Menyusun Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian disusun oleh peneliti sebelum dilaksanakannya

penelitian. Instrumen ini berdasarkan variabel dalam penelitian yaitu faktor-faktor

daya tarik interpesonal. Variabel ini ditinjau dari elemen yang menyusunnya,

kemudian di turunkan menjadi indikator. Indikator ini yang menjadi dasar

penyusunan item-item pernyataan yang digunakan menjadi instrumen penelitian

berupa skala psikologi.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala faktor-faktor

daya tarik interpesonal yang dikembangkan berdasar dua faktor, faktor personal

yaitu Kesamaan karakteristik personal, Tekanan Emosional, Harga diri yang

rendah, Isolasi social dan faktor situasional yaitu Daya tarik fisik,Ganjaran,

Familiarity, Kedekatan, Kemampuan. Selanjutnya disusun menjadi item.

52

4.2.4 Uji Coba Instrumen

Penelitian ini menggunakan metode try out terpakai, sehingga subjek hanya

sekali diberikan instrumen penelitian. Hasil uji coba instrumen ini digunakan

sebagai data penelitian yang akan dianalisis menjadi hasil penelitian. Jumlah

subjek yang diberikan instrumen penelitian adalah 60 pasang mahasiswa atau 120

orang mahasiswa.

4. 10. Pelaksanaan Penelitian

4.4.3 Pengumpulan Data

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 7 Januari hingga 22 januari 2013

pada mahasiswa UNNES yang berpacaran. Pengumpulan data menggunakan skala

faktor-faktor daya tarik interpesonal yang memiliki empat alternatif jawaban yaitu

Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai

(STS).

Selama proses pengumpulan data, penyebaran skala dilakukan dengan cara

peneliti mendatangi subjek yang memiliki karakteristik mahasiswa UNNES yang

berpacaran kemudian peneliti membagikan skala kepada mahasiswa. Setelah

mahasiswa selesai mengisi skala, kemudian peneliti mengumpulkan kembali skala

yang sudah dibagikan.

4.4.4 Pelaksanaan Skoring

Skoring dilakukan setelah seluruh skala terkumpul. Jawaban dari subjek

diberikan angka-angka sesuai penyekoran yang telah ditetapkan. Setiap item

diberi skor satu sampai dengan empat sesuai dengan item favourable dan

53

unfavourable. Setelah selesai melakukan penyekoran, data yang diperoleh

kemudian ditabulasi dan dianalisis.

4.4 Deskripsi Data Hasil Penelitian

Dalam penelitian ini akan dibahas mengenai deskripsi perbedaan faktor-

faktor daya tarik interpesonal pada mahasiswa unnes yang berpacaran ditinjau dari

jenis kelamin.

Jenis penelitian ini adalah penelitian komparatif. Untuk menganalisis hasil

penelitian, peneliti menggunakan angka yang dideskripsikan dengan menguraikan

kesimpulan yang didasari oleh angka yang diolah dengan metode statistik. Metode

statistik digunakan untuk menghitung besarnya Mean Hipotetik (Mean Teoritik),

dan Standard Deviasi (σ) dengan mendasarkan pada jumlah aitem, dan skor

maksimal serta skor minimal pada masing-masing alternatif jawaban. Kriteria

yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan kategorisasi model distribusi

normal (Azwar, 2010 : 108-109). Penggolongan subjek ke dalam tiga kategori

adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 Penggolongan Kriteria Analisis berdasar Mean Hipotetik

Interval Kategori

X < (µ - 1,0 σ ) Rendah

(µ - 1,0 σ) ≤ X < (µ+ 1,0 σ) Sedang

(µ+ 1,0 σ) ≤ X Tinggi

Keterangan:

M = Mean

σ = Standar Deviasi

X = Skor

54

Deskripsi data di atas memberikan gambaran penting mengenai distribusi

skor skala pada kelompok subjek yang dikenai pengukuran dan berfungsi sebagai

informasi mengenai keadaan subjek pada aspek atau variabel yang diteliti (Azwar,

2010: 105).

4.4.1 Gambaran Umum Faktor-faktor daya tarik interpesonal pada

Mahasiswa UNNES yang Berpacaran Ditinjau dari Jenis Kelamin.

Dari penggolongan kategori analisis berdasarkan mean hipotetik yang

sudah disajikan pada tabel 4.1 diperoleh gambaran umum dari faktor-faktor daya

tarik interpesonal pada mahasiswa yang berpacaran ditinjau dari jenis kelamin

sebagai berikut:

Jumlah item = 42

Skor tertinggi = 42 x 4= 168

Skor terendah = 42x 1= 42

Mean Teoritik = (Skor Teringgi + Skor Terendah) : 2

= (168 + 42) : 2

= 105

Standar Deviasi = (Skor Tertinggi – Skor Terendah) : 6

= (168– 42) : 6

= 21

Gambaran secara umum faktor-faktor daya tarik interpesonal ditinjau dari

jenis kelamin berdasarkan perhitungan di atas diperoleh M = 105 dan SD = 21.

Selanjutnya dapat diperoleh perhitungan sebagai berikut:

Mean – 1,0 SD = 105 – (1,0 X 21) = 84

55

Mean + 1,0 SD = 105 + (1,0 X 21) = 126

Berdasarkan perhitungan diatas diperoleh distribusi frekuensi faktor-faktor

daya tarik interpesonal pada mahasiswa yang berpacaran ditinjau dari jenis

kelamin :

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Faktor-faktor daya tarik interpesonal

Distribusi Frekuensi Interval ∑ Subjek %

Rendah X < 84 - -

Sedang 84 ≥ X < 126 32 27%

Tinggi 126 ≥ X 88 73%

Jumlah 120 100 %

Tabel di atas menunjukkan bahwa faktor-faktor daya tarik interpesonal

pada mahasiswa UNNES yang berpacaran ditinjau dari jenis kelamin sebagian

besar tergolong tinggi dan sebagian lagi berada dalam kategori sedang. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram prosentase di bawah ini:

Gambar 4.1 diagram faktor-faktor daya tarik interpesonal

73,00%

27,00%

0%0,00%

10,00%

20,00%

30,00%

40,00%

50,00%

60,00%

70,00%

80,00%

tinggi sedang rendah

Daya Tarik Interpersonal

56

4.4.2 Gambaran Spesifik Aspek Faktor-faktor daya tarik interpesonal

Ditinjau Dari Jenis Kelamin Perempuan

Faktor-faktor daya tarik interpesonal memiliki dua aspek yaitu: aspek

personal dan situasional. Berikut ini diuraikan satu persatu gambaran diskriptif

aspek faktor-faktor daya tarik interpesonal ditinjau dari jenis kelamin perempuan :

1. Aspek Personal

Jumlah aitem dalam aspek personal = 20

Skor tertinggi = 20x 4 = 80

Skor terendah = 20x 1 = 20

Mean Teoritik = (Skor Tertinggi + Skor Terendah) : 2

= 80 + 20 : 2

= 100

Standar Deviasi = (Skor Tertinggi – Skor Terendah) : 6

= (80 - 20) : 6

= 10

Gambaran faktor-faktor daya tarik interpesonal pada mahasiswa yang

berpacaran ditinjau dari jenis kelamin perempuan berdasarkan aspek personal dari

perhitungan di atas diperoleh M = 100 dan SD = 10. Selanjutnya dapat diperoleh

perhitungan sebagai berikut:

Mean - 1,0 SD = 100 – (1,0 X 10) =90

Mean + 1,0 SD = 100 + (1,0 X 10) = 110

57

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Aspek Personal Jenis Kelamin perempuan

Distribusi Frekuensi Interval ∑ Subjek %

Rendah X < 90 60 100%

Sedang 90≥ X <110 - -

Tinggi 110≥X - -

Jumlah 60 100

Tabel di atas menunjukkan bahwa faktor-faktor daya tarik interpesonal

pada aspek personal ditinjau dari jenis kelamin perempuan berada dalam kategori

rendah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram prosentase di bawah ini:

Gambar 4.2 Diagram aspek personal jenis kelamin perempuan

2. Aspek situasional

Jumlah aitem dalam aspek personal = 22

Skor tertinggi = 22x 4 = 88

Skor terendah = 22x 1 = 22

Mean Teoritik = (Skor Tertinggi + Skor Terendah) : 2

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

tinggi sedang rendah

0% 0%

100%

Aspek Personal

58

= 88 + 22 : 2

= 99

Standar Deviasi = (Skor Tertinggi – Skor Terendah) : 6

= (88 - 22) : 6

= 11

Gambaran faktor-faktor daya tarik interpesonal pada mahasiswa yang

berpacaran ditinjau dari jenis kelamin perempuan berdasarkan aspek situasional

dari perhitungan di atas diperoleh M = 99 dan SD = 11. Selanjutnya dapat

diperoleh perhitungan sebagai berikut:

Mean - 1,0 SD = 99 – (1,0X11) = 88

Mean + 1,0 SD = 99 + (1,0X11) = 110

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Aspek situasional jenis kelamin perempuan

Distribusi Frekuensi Interval ∑ Subjek %

Rendah X < 88 60 100%

Sedang 88≥ X <110 - -

Tinggi 110≥ X - -

Jumlah 60 100 %

Tabel di atas menunjukkan bahwa faktor-faktor daya tarik interpesonal

pada aspek situasioanal ditinjau dari jenis kelamin perempuan berada dalam

kategori rendah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram prosentase di

bawah ini:

59

Gambar 4.3 diagram aspek situasional jenis kelamin perempuan.

4.4.2.1 Ringkasan dari Aspek Faktor-faktor daya tarik interpesonal Ditinjau

Dari Jenis Kelamin Perempuan.

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Ringkasan Aspek Personal & Situasional

Jenis Kelamin Perempuan

Aspek Kategorisasi

Tinggi Sedang Rendah

Personal - - 100%

Situasional - - 100%

Berdasarkan penjelasan dari masing-masing aspek faktor-faktor daya tarik

interpesonal diatas, secara lebih jelas dapat dilihat dalam diagram sebagai berikut:

0%

20%

40%

60%

80%

100%

tinggi sedang rendah

0% 0%

100%

Aspek Situasional

60

Gambar 4.4 Diagram ringkasan Aspek Personal & Situasional Faktor-

faktor daya tarik interpesonal Jenis Kelamin Perempuan

4.4.3 Gambaran Spesifik Indikator Faktor-faktor daya tarik interpesonal

Ditinjau Dari Jenis Kelamin Perempuan

Faktor-faktor daya tarik interpesonal memiliki sembilan indikator,

kesamaan karakteristik, tekanan emosional, harga diri yang rendah, isolasi sosial,

daya tarik fisik, ganjaran, familiarity, kedekatan, kemampuan. Berikut ini

diuraikan satu persatu gambaran diskriptif indikator faktor-faktor daya tarik

interpesonal ditinjau dari jenis kelamin perempuan :

1. Kesamaan karakteristik

Jumlah aitem dalam indikator kesamaan karakteristik = 5

Skor tertinggi = 5 x 4 = 20

Skor terendah = 5 x 1 = 5

Mean Teoritik = (Skor Tertinggi + Skor Terendah) : 2

= 20+ 5 : 2

= 22,5

0% 0%

100%

0% 0%

100%

tinggi sedang rendah

Aspek

Aspek Personal Aspek Situasional

61

Standar Deviasi = (Skor Tertinggi – Skor Terendah) : 6

= (20 - 5) : 6

= 2.5

Gambaran faktor-faktor daya tarik interpesonal pada mahasiswa yang

berpacaran ditinjau dari jenis kelamin perempuan berdasarkan indikator kesamaan

karakteristik dari perhitungan di atas diperoleh M = 22,5 dan SD = 2.5.

Selanjutnya dapat diperoleh perhitungan sebagai berikut:

Mean - 1,0 SD = 22,5 – (1,0 X 2.5 ) = 20

Mean + 1,0 SD = 22,5 + (1,0 X 2.5 ) = 25

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Indikator Kesamaan Karakteristik Jenis

Kelamin Permpuan

Distribusi Frekuensi Interval ∑ Subjek %

Rendah X < 20 59 98%

Sedang 20≥ X <25 1 2%

Tinggi 25≥ X - -

Jumlah 60 100%

Tabel di atas menunjukkan bahwa faktor-faktor daya tarik interpesonal

pada indikator kesamaan karakteristik ditinjau dari jenis kelamin perempuan

berada dalam kategori rendah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram

prosentase di bawah ini:

62

Gambar 4.5 Diagram Indikator Kesamaan Karakteristik Jenis Kelamin

Perempuan

2. Tekanan Emosional

Jumlah aitem dalam indikator tekanan emosional = 6

Skor tertinggi = 6 x 4 = 24

Skor terendah = 6 x 1 = 6

Mean Teoritik = (Skor Tertinggi + Skor Terendah) : 2

= 24 + 6 : 2

= 27

Standar Deviasi = (Skor Tertinggi – Skor Terendah) : 6

= (24 - 6) : 6

= 3

Gambaran faktor-faktor daya tarik interpesonal pada mahasiswa yang

berpacaran ditinjau dari jenis kelamin perempuan berdasarkan indikator tekanan

tinggi sedang rendah

0% 2,00%

58%

Kesamaan Karakteristik

63

emosional dari perhitungan di atas diperoleh M = 27 dan SD = 3. Selanjutnya

dapat diperoleh perhitungan sebagai berikut:

Mean - 1,0 SD = 27– (1,0 X 3 )=24

Mean + 1,0 SD = 27+ (1,0 X 3 )=30

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi indikator Tekanan Emosional Jenis

Kelamin Perempuan

Distribusi Frekuensi Interval ∑ Subjek %

Rendah X < 24 58 96%

Sedang 24 ≥ X < 30 2 4%

Tinggi 30 ≥ X - -

Jumlah 60 100%

Tabel di atas menunjukkan bahwa faktor-faktor daya tarik interpesonal pada

indikator tekanan emosional ditinjau dari jenis kelamin perempuan berada dalam

kategori rendah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram prosentase di

bawah ini:

Gambar 4.6 Diagram indikator Tekanan Emosional Jenis Kelamin

Perempuan

0%

20%

40%

60%

80%

100%

tinggi sedang rendah

0% 4%

96%

Tekanan Emosional

64

3. Harga diri yang rendah

Jumlah aitem dalam indikator harga diri yang rendah = 4

Skor tertinggi = 4 x 4 = 16

Skor terendah = 4 x 1 = 4

Mean Teoritik = (Skor Tertinggi + Skor Terendah) : 2

=16 + 4 : 2

= 18

Standar Deviasi = (Skor Tertinggi – Skor Terendah) : 6

= (16 - 4) : 6

= 2

Gambaran faktor-faktor daya tarik interpesonal pada mahasiswa yang

berpacaran ditinjau dari jenis kelamin permpuan berdasarkan indikator harga diri

yang rendah dari perhitungan di atas diperoleh M =18 dan SD = 2. Selanjutnya

dapat diperoleh perhitungan sebagai berikut:

Mean - 1,0 SD = 18– (1,0 X 2 )=16

Mean + 1,0 SD = 18+ (1,0 X 2 )=20

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Indikator Harga Diri yang Rendah Jenis

Kelamin Perempuan

Distribusi Frekuensi Interval ∑ Subjek %

Rendah X <16 59 98%

Sedang 16≥ X <20 1 2-

Tinggi 20≥ X - -

Jumlah 60 100

Tabel di atas menunjukkan bahwa faktor-faktor daya tarik interpesonal

pada indikator harga diri yang rendah ditinjau dari jenis kelamin perempuan

65

berada dalam kategori rendah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram

prosentase di bawah ini:

Gambar 4.7 Diagram Indikator Harga Diri yang Rendah Jenis Kelamin

Perempuan

4. Isolasi sosial

Jumlah aitem dalam indikator isolasi sosial = 5

Skor tertinggi = 5 x 4 = 20

Skor terendah = 5 x 1 = 5

Mean Teoritik = (Skor Tertinggi + Skor Terendah) : 2

=20 + 5 : 2

= 22,5

Standar Deviasi = (Skor Tertinggi – Skor Terendah) : 6

= (20 - 5) : 6

= 2.5

Gambaran faktor-faktor daya tarik interpesonal pada mahasiswa yang

berpacaran ditinjau dari jenis kelamin perempuan berdasarkan indikator isolasi

tinggi

sedang

rendah

0,00%

2,00%

98,00%

Harga Diri Yang Rendah

66

sosial dari perhitungan di atas diperoleh M = 22,5 dan SD = 2.5. Selanjutnya

dapat diperoleh perhitungan sebagai berikut:

Mean - 1,0 SD = 22,5– (1,0 X 2.5 )=20

Mean + 1,0 SD = 22,5+ (1,0 X 2.5 )=25

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Indikator Isolasi Sosial Jenis Kelamin

Perempuan

Distribusi Frekuensi Interval ∑ Subjek %

Rendah X <20 60 100%

Sedang 20≤ X <25 - -

Tinggi 25≤ X - -

Jumlah 60 100%

Tabel di atas menunjukkan bahwa faktor-faktor daya tarik interpesonal

pada indikator isolasi sosial ditinjau dari jenis kelamin perempuan berada dalam

kategori rendah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram prosentase di

bawah ini:

Gambar 4.8 Diagram Indikator Isolasi Sosial Jenis Kelamin Perempuan

0%

20%

40%

60%

80%

100%

tinggi sedang rendah

0% 0%

100%

Isolasi Sosial

67

5. Daya tarik fisik

Jumlah aitem dalam indikator daya tarik fisik = 3

Skor tertinggi = 3 x 4 = 12

Skor terendah = 3 x 1 = 3

Mean Teoritik = (Skor Tertinggi + Skor Terendah) : 2

=12 + 3 : 2

= 13,5

Standar Deviasi = (Skor Tertinggi – Skor Terendah) : 6

= (12 - 3) : 6

= 1.5

Gambaran faktor-faktor daya tarik interpesonal pada mahasiswa yang

berpacaran ditinjau dari jenis kelamin perempuan berdasarkan indikator daya tarik

fisik dari perhitungan di atas diperoleh M = 13,5 dan SD = 1,5. Selanjutnya dapat

diperoleh perhitungan sebagai berikut:

Mean - 1,0 SD = 13,5– (1,0 X 1,5 )=12

Mean + 1,0 SD = 13,5+ (1,0 X 1,5 )=15

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Indikator Daya Tarik Fisik Jenis Kelamin

Perempuan

Distribusi Frekuensi Interval ∑ Subjek %

Rendah X <12 59 98%

Sedang 12≥ X <15 1 2%

Tinggi 15≥ X - -

Jumlah 60 100%

Tabel di atas menunjukkan bahwa faktor-faktor daya tarik interpesonal

pada indikator daya tarik fisik ditinjau dari jenis kelamin perempuan sebagian

68

besar tergolong rendah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram

prosentase di bawah ini:

Gambar 4.9 Diagram Indikator Daya Tarik Fisik Jenis Kelamin

Perempuan

6. Ganjaran

Jumlah aitem dalam indikator ganjaran = 6

Skor tertinggi =6 x 4 = 24

Skor terendah = 6 x 1 = 6

Mean Teoritik = (Skor Tertinggi + Skor Terendah) : 2

=24 + 6 : 2

= 27

Standar Deviasi = (Skor Tertinggi – Skor Terendah) : 6

= (24 - 6) : 6

= 3

Gambaran faktor-faktor daya tarik interpesonal pada mahasiswa yang

berpacaran ditinjau dari jenis kelamin perempuan berdasarkan indikator ganjaran

tinggi sedang rendah

0% 2%

58%

Daya Tarik Fisik

69

dari perhitungan di atas diperoleh M = 27 dan SD = 3. Selanjutnya dapat

diperoleh perhitungan sebagai berikut:

Mean - 1,0 SD = 27– (1,0 X 3 )=24

Mean + 1,0 SD = 27+ (1,0 X 3 )=30

Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Indikator Ganjaran Jenis Kelamin

Perempuan

Distribusi Frekuensi Interval ∑ Subjek %

Rendah X < 24 60 100%

Sedang 24≥ X <30 - -

Tinggi 30≥ X - -

Jumlah 60 100%

Tabel di atas menunjukkan bahwa faktor-faktor daya tarik interpesonal

pada indikator ganjaran ditinjau dari jenis kelamin perempuan berada dalam

kategori rendah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram prosentase di

bawah ini:

Gambar 4.10 Diagram Indikator Ganjaran Jenis Kelamin Perempuan

0%

20%

40%

60%

80%

100%

tinggi sedang rendah

0% 0%

100%

Ganjaran

70

7. Familiarity

Jumlah aitem dalam indikator familiarity = 6

Skor tertinggi = 6 x 4 = 24

Skor terendah = 6 x 1 = 6

Mean Teoritik = (Skor Tertinggi + Skor Terendah) : 2

=24 + 6 : 2

= 27

Standar Deviasi = (Skor Tertinggi – Skor Terendah) : 6

= (24 - 6) : 6

= 3

Gambaran faktor-faktor daya tarik interpesonal pada mahasiswa yang

berpacaran ditinjau dari jenis kelamin perempuan berdasarkan indikator

familiarity dari perhitungan di atas diperoleh M = 27 dan SD = 3. Selanjutnya

dapat diperoleh perhitungan sebagai berikut:

Mean - 1,0 SD = 27– (1,0 X 3 )=24

Mean + 1,0 SD = 27+ (1,0 X 3 )=30

Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Indikator Familiarity Jenis Kelamin

Perempuan

Distribusi Frekuensi Interval ∑ Subjek %

Rendah X <24 60 100%

Sedang 24≥ X <30 - -

Tinggi 30≥ X - -

Jumlah 60 100%

Tabel di atas menunjukkan bahwa faktor-faktor daya tarik interpesonal

pada indikator familiarity ditinjau dari jenis kelamin perempuan berada dalam

71

kategori rendah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram prosentase di

bawah ini:

Gambar 4.11 Diagram Indikator Familiarity Jenis Kelamin Perempuan

8. kedekatan

Jumlah aitem dalam indikator kedekatan = 3

Skor tertinggi = 3 x 4 = 12

Skor terendah = 3 x 1 = 3

Mean Teoritik = (Skor Tertinggi + Skor Terendah) : 2

=12 + 3 : 2

= 13,5

Standar Deviasi = (Skor Tertinggi – Skor Terendah) : 6

= (12 - 3) : 6

= 1,5

Gambaran faktor-faktor daya tarik interpesonal pada mahasiswa yang

berpacaran ditinjau dari jenis kelamin perempuan berdasarkan indikator kedekatan

0%

20%

40%

60%

80%

100%

tinggi sedang rendah

Familiarity

72

dari perhitungan di atas diperoleh M = 13,5 dan SD = 1,5. Selanjutnya dapat

diperoleh perhitungan sebagai berikut:

Mean - 1,0 SD = 13,5– (1,0 X 1,5 )=12

Mean + 1,0 SD = 13,5+ (1,0 X 1,5 )=15

Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Indikator Kedekatan Jenis Kelamin

Perempuan

Distribusi Frekuensi Interval ∑ Subjek %

Rendah X <12 59 98%

Sedang 12≥ X <15 1 2%

Tinggi 15≥ X - -

Jumlah 60 100%

Tabel di atas menunjukkan bahwa faktor-faktor daya tarik interpesonal

pada indikator kedekatan ditinjau dari jenis kelamin perempuan berada dalam

kategori randah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram prosentase di

bawah ini:

Gambar 4.12 Diagram Indikator Kedekatan Jenis Kelamin Perempuan

0%

20%

40%

60%

80%

100%

tinggi sedang rendah

0% 2%

98,00%

Kedekatan

73

9. Kemampuan

Jumlah aitem dalam indikator kemampuan = 4

Skor tertinggi = 4 x 4 = 16

Skor terendah = 4 x 1 = 4

Mean Teoritik = (Skor Tertinggi + Skor Terendah) : 2

=16 + 4 : 2

= 18

Standar Deviasi = (Skor Tertinggi – Skor Terendah) : 6

= (16 - 4) : 6

= 2

Gambaran faktor-faktor daya tarik interpesonal pada mahasiswa yang

berpacaran ditinjau dari jenis kelamin perempuan berdasarkan indikator

kemampuan dari perhitungan di atas diperoleh M = 18 dan SD = 2. Selanjutnya

dapat diperoleh perhitungan sebagai berikut:

Mean - 1,0 SD = 18– (1,0 X 2 )=16

Mean + 1,0 SD = 18+ (1,0 X 2 )=20

Tabel 4.14 Distribusi Frekuensi Indikator Kemampuan Jenis Kelamin

Perempuan

Distribusi Frekuensi Interval ∑ Subjek %

Rendah X <16 60 100%

Sedang 16≤ X <20 - -

Tinggi 20≤ X - -

Jumlah 60 100 %

74

Tabel di atas menunjukkan bahwa faktor-faktor daya tarik interpesonal

pada indikator kemampuan ditinjau dari jenis kelamin berada dalam kategori

rendah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram prosentase di bawah ini:

Gambar 4.13 Diagram Indikator Kemampuan Jenis Kelamin Perempuan

4.4.3.1 Ringkasan Indikator Faktor-faktor daya tarik interpesonal Ditinjau

Dari Jenis Kelamin Perempuan

Tabel 4.15 Ringkasan Indikator Faktor-faktor daya tarik interpesonal Jenis

Kelamin Perempuan

Indikator Kategorisasi

Tinggi Sedang Rendah

Kesamaan karakteristik - 2% 98%

Tekanan emosional - 4% 96%

Harga diri yang rendah - 2% 98%

Isolasi sosial - - 100%

Daya tarik fisik - 2% 98%

Ganjaran - - 100%

Familiarity - - 100%

Kedekatan - 2% 98%%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

tinggi sedang rendah

0% 0%

100%

Kemampuan

75

Kemampuan - - 100%

Berdasarkan penjelasan dari masing-masing indikator faktor-faktor daya

tarik interpesonal diatas, secara lebih jelas dapat dilihat dalam diagram sebagai

berikut:

Gambar 4.14 Diagram Ringkasan Faktor-faktor daya tarik interpesonal

Jenis Kelamin Perempuan

4.4.4 Gambaran Spesifik Aspek Faktor-faktor daya tarik interpesonal

Ditinjau Dari Jenis Kelamin Laki-laki

Faktor-faktor daya tarik interpesonal memiliki dua aspek yaitu: aspek

personal dan situasional. Berikut ini diuraikan satu persatu gambaran diskriptif

aspek faktor-faktor daya tarik interpesonal ditinjau dari jenis kelamin laki-laki :

1. Aspek Personal

Jumlah aitem dalam aspek personal = 20

Skor tertinggi = 20x 4 = 80

0,00% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0%2,00% 4% 2% 0% 2% 0% 0% 2% 0%

98% 96% 98,00%100% 98% 100% 100%98,00%100%

Indikator

tinggi sedang rendah

76

Skor terendah = 20x 1 = 20

Mean Teoritik = (Skor Tertinggi + Skor Terendah) : 2

= 80 + 20 : 2

= 90

Standar Deviasi = (Skor Tertinggi – Skor Terendah) : 6

= (80 - 20) : 6

= 10

Gambaran faktor-faktor daya tarik interpesonal pada mahasiswa yang

berpacaran ditinjau dari jenis kelamin laki-laki berdasarkan aspek personal dari

perhitungan di atas diperoleh M = 90 dan SD = 10. Selanjutnya dapat diperoleh

perhitungan sebagai berikut:

Mean - 1,0 SD = 90– (1,0X10) = 80

Mean + 1,0 SD = 90+ (1,0X10) = 100

Tabel 4.16 Distribusi Frekuensi Aspek Personal Jenis Kelamin Laki-laki

Distribusi Frekuensi Interval ∑ Subjek %

Rendah X <80 60 100%

Sedang 80≥ X <100 - -

Tinggi 100≥X - -

Jumlah 60 100 %

Tabel di atas menunjukkan bahwa faktor-faktor daya tarik interpesonal

pada aspek personal ditinjau dari jenis kelamin laki-laki berada dalam kategori

rendah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram prosentase di bawah ini:

77

Gambar 4.15 Diagram Aspek Personal Jenis Kelamin Laki-laki

2. Situasional

Jumlah aitem dalam aspek personal = 22

Skor tertinggi = 22x 4 = 88

Skor terendah = 22x 1 = 22

Mean Teoritik = (Skor Tertinggi + Skor Terendah) : 2

= 88 + 22 : 2

= 99

Standar Deviasi = (Skor Tertinggi – Skor Terendah) : 6

= (88 - 22) : 6

= 11

Gambaran faktor-faktor daya tarik interpesonal pada mahasiswa yang

berpacaran ditinjau dari jenis kelamin laki-laki berdasarkan aspek situasional dari

0%

20%

40%

60%

80%

100%

tinggi sedang rendah

0% 0%

100%

Aspek Personal

78

perhitungan di atas diperoleh M =99 dan SD = 11. Selanjutnya dapat diperoleh

perhitungan sebagai berikut:

Mean - 1,0 SD = 99– (1,0X11) =88

Mean + 1,0 SD = 99+ (1,0X11) = 110

Tabel 4.17 Distribusi Frekuensi Aspek Situasional Jenis Kelamin Laki-laki

Distribusi Frekuensi Interval ∑ Subjek %

Rendah X <88 60 100%

Sedang 88 ≥ X < 110 - -

Tinggi 110≥ X - -

Jumlah 60 100 %

Tabel di atas menunjukkan bahwa faktor-faktor daya tarik interpesonal

pada aspek situasional ditinjau dari jenis kelamin laki-laki berada dalam kategori

rendah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram prosentase di bawah ini:

Gambar 4.16 Diagram Aspek Situasional Jenis Kelamin Laki-laki

0,00%

10,00%

20,00%

30,00%

40,00%

50,00%

60,00%

70,00%

80,00%

90,00%

100,00%

tinggi sedang rendah

0,00% 0,00%

100%

Aspek Situasional

79

4.4.4.1 Ringkasan Aspek Faktor-faktor daya tarik interpesonal Ditinjau Dari

Jenis Kelamin Laki-laki

Tabel 4.18 Ringkasan Aspek Faktor-faktor daya tarik interpesonal Jenis

Kelamin Laki-laki

Indikator Kategorisasi

Tinggi Sedang Rendah

Personal - - 100%

Situasional - - 100%

Berdasarkan penjelasan dari masing-masing aspek faktor-faktor daya tarik

interpesonal diatas, secara lebih jelas dapat dilihat dalam diagram sebagai berikut:

Gambar 4.17 Diagram Ringkasan Aspek Faktor-faktor daya tarik

interpesonal Jenis Kelamin Laki-laki

4.4.5 Gambaran Spesifik Indikator Faktor-faktor daya tarik interpesonal

Ditinjau Dari Jenis Kelamin Laki-laki

0% 0%

100%

0% 0%

100%

tinggi sedang rendah

Aspek

Aspek Personal Aspek Situasional

80

Faktor-faktor daya tarik interpesonal memiliki sembilan indikator,

kesamaan karakteristik, tekanan emosional, harga diri yang rendah, isolasi sosial,

daya tarik fisik, ganjaran, familiarity, kedekatan, kemampuan. Berikut ini

diuraikan satu persatu gambaran diskriptif indikator faktor-faktor daya tarik

interpesonal ditinjau dari jenis kelamin laki-laki :

1. Kesamaan karakteristik

Jumlah aitem dalam indikator kesamaan karakteristik = 5

Skor tertinggi = 5 x 4 = 20

Skor terendah = 5 x 1 = 5

Mean Teoritik = (Skor Tertinggi + Skor Terendah) : 2

= 20+ 5 : 2

= 22,5

Standar Deviasi = (Skor Tertinggi – Skor Terendah) : 6

= (20 - 5) : 6

= 2.5

Gambaran faktor-faktor daya tarik interpesonal pada mahasiswa yang

berpacaran ditinjau dari jenis kelamin laki-laki berdasarkan indikator kesamaan

karakteristik dari perhitungan di atas diperoleh M = 22,5 dan SD = 2.5.

Selanjutnya dapat diperoleh perhitungan sebagai berikut:

Mean - 1,0 SD = 22,5– (1,0 X 2.5 )=20

Mean + 1,0 SD = 22,5+ (1,0 X 2.5 )= 25

81

Tabel 4.19 Distribusi Frekuensi Indikator Kesamaan Karakteristik Jenis

Kelamin Laki-laki

Distribusi Frekuensi Interval ∑ Subjek %

Rendah X <20 60 100%

Sedang 20≥ X <25 - -

Tinggi 25≥ X - -

Jumlah 60 100%

Tabel di atas menunjukkan bahwa faktor-faktor daya tarik interpesonal

pada indikator kesamaan karakteristik ditinjau dari jenis kelamin laki-laki berada

dalam kategori rendah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram

prosentase di bawah ini:

Gambar 4.18 Diagram Indikator Kesamaan Karakteristik Jenis Kelamin

Laki-laki

0,00%

10,00%

20,00%

30,00%

40,00%

50,00%

60,00%

70,00%

80,00%

90,00%

100,00%

tinggi sedang rendah

0,00% 0,00%

100%

Kesamaan Karakteristik

82

2. Tekanan Emosional

Jumlah aitem dalam indikator tekanan emosional = 6

Skor tertinggi = 6 x 4 = 24

Skor terendah = 6 x 1 = 6

Mean Teoritik = (Skor Tertinggi + Skor Terendah) : 2

= 24 + 6 : 2

= 27

Standar Deviasi = (Skor Tertinggi – Skor Terendah) : 6

= (24 - 6) : 6

= 3

Gambaran faktor-faktor daya tarik interpesonal pada mahasiswa yang

berpacaran ditinjau dari jenis kelamin laki-laki berdasarkan indikator tekanan

emosional dari perhitungan di atas diperoleh M = dan SD = 3. Selanjutnya dapat

diperoleh perhitungan sebagai berikut:

Mean - 1,0 SD = 27– (1,0 X 3 )=24

Mean + 1,0 SD = 27+ (1,0 X 3 )=30

Tabel 4.20 Distribusi Frekuensi Indikator Tekanan Emosional Jenis

Kelamin Laki-laki

Distribusi Frekuensi Interval ∑ Subjek %

Rendah X <24 60 100%

Sedang 24≥ X <30 - -

Tinggi 30≥ X - -

Jumlah 60 100%

83

Tabel di atas menunjukkan bahwa faktor-faktor daya tarik interpesonal

pada indikator tekanan emosional ditinjau dari jenis kelamin laki-laki berada

dalam kategori rendah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram

prosentase di bawah ini:

Gambar 4.19 Diagram Indikator Tekanan Emosional Jenis Kelamin Laki-

laki

3. Harga diri yang rendah

Jumlah aitem dalam indikator harga diri yang rendah = 4

Skor tertinggi = 4 x 4 = 16

Skor terendah = 4 x 1 = 4

Mean Teoritik = (Skor Tertinggi + Skor Terendah) : 2

=16 + 4 : 2

= 18

Standar Deviasi = (Skor Tertinggi – Skor Terendah) : 6

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

tinggi sedang rendah

0% 0%

100%

Tekanan Emosional

84

= (16 - 4) : 6

= 2

Gambaran faktor-faktor daya tarik interpesonal pada mahasiswa yang

berpacaran ditinjau dari jenis kelamin laki-laki berdasarkan indikator harga diri

yang rendah dari perhitungan di atas diperoleh M = 18 dan SD = 2. Selanjutnya

dapat diperoleh perhitungan sebagai berikut:

Mean - 1,0 SD = 18– (1,0 X 2 )=16

Mean + 1,0 SD = 18+ (1,0 X 2 )=20

Tabel 4.21 Distribusi Frekuensi Indikator Harga Diri yang Rendah Jenis

Kelamin Laki-laki

Distribusi Frekuensi Interval ∑ Subjek %

Rendah X <16 60 100%

Sedang 16≥ X <20 - -

Tinggi 20≥ X - -

Jumlah 60 100%

Tabel di atas menunjukkan bahwa faktor-faktor daya tarik interpesonal

pada indikator harga diri yang rendah ditinjau dari jenis kelamin laki-laki berada

dalam kategori rendah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram

prosentase di bawah ini:

85

Gambar 4.20 Diagram Indikator Harga diri yang Rendah Jenis Kelamin

Laki-laki

4. Isolasi sosial

Jumlah aitem dalam indikator isolasi sosial = 5

Skor tertinggi = 5 x 4 = 20

Skor terendah = 5 x 1 = 5

Mean Teoritik = (Skor Tertinggi + Skor Terendah) : 2

=20 + 5 : 2

= 22,5

Standar Deviasi = (Skor Tertinggi – Skor Terendah) : 6

= (20 - 5) : 6

= 2.5

Gambaran faktor-faktor daya tarik interpesonal pada mahasiswa yang

berpacaran ditinjau dari jenis kelamin laki-laki berdasarkan indikator isolasi sosial

dari perhitungan di atas diperoleh M = 22,5 dan SD = 2.5. Selanjutnya dapat

diperoleh perhitungan sebagai berikut:

0%

20%

40%

60%

80%

100%

tinggi sedang rendah

0% 0,00%

100,00%

Harga Diri yang Rendah

86

Mean - 1,0 SD = 22,5 – (1,0 X 2.5 )=20

Mean + 1,0 SD = 22,5+ (1,0 X 2.5 )=25

Tabel 4.22 Distribusi Frekuensi Indikator Isolasi Sosial Jenis Kelamin

Laki-laki

Distribusi Frekuensi Interval ∑ Subjek %

Rendah X <20 60 100%

Sedang 20 ≤ X < 25 - -

Tinggi 25≤ X - -

Jumlah 60 100%

Tabel di atas menunjukkan bahwa faktor-faktor daya tarik interpesonal

pada indikator isolasi sosial ditinjau dari jenis kelamin laki-laki berada dalam

kategori rendah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram prosentase di

bawah ini:

Gambar 4.21 Diagram Indikator Isolasi Sosial Jenis Kelamin Laki-laki

5. Daya tarik fisik

Jumlah aitem dalam indikator daya tarik fisik = 3

0%

20%

40%

60%

80%

100%

tinggi sedang rendah

0% 0,00%

100,00%

Isolasi Sosial

87

Skor tertinggi = 3 x 4 = 12

Skor terendah = 3 x 1 = 3

Mean Teoritik = (Skor Tertinggi + Skor Terendah) : 2

=12 + 3 : 2

= 13,5

Standar Deviasi = (Skor Tertinggi – Skor Terendah) : 6

= (12 - 3) : 6

= 1.5

Gambaran faktor-faktor daya tarik interpesonal pada mahasiswa yang

berpacaran ditinjau dari jenis kelamin laki-laki berdasarkan indikator daya tarik

fisik dari perhitungan di atas diperoleh M = 13,5 dan SD = 1,5. Selanjutnya dapat

diperoleh perhitungan sebagai berikut:

Mean - 1,0 SD = 13,5 – (1,0 X 1,5 )=12

Mean + 1,0 SD = 13,5+ (1,0 X 1,5 )=15

Tabel 4.23 Distribusi Frekuensi Indikator Daya Tarik Fisik Jenis Kelamin

Laki-laki

Distribusi Frekuensi Interval ∑ Subjek %

Rendah X <12 57 95%

Sedang 12≥ X <15 3 5%

Tinggi 12≥ X - -

Jumlah 60 100%

Tabel di atas menunjukkan bahwa faktor-faktor daya tarik interpesonal

pada indikator daya tarik fisik ditinjau dari jenis kelamin laki-laki sebagian besar

tergolong rendah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram prosentase di

bawah ini:

88

Gambar 4.22 Diagram Indikator Daya Tarik Fisik Jenis Kelamin Laki-laki

6. Ganjaran

Jumlah aitem dalam indikator ganjaran = 6

Skor tertinggi =6 x 4 = 24

Skor terendah = 6 x 1 = 6

Mean Teoritik = (Skor Tertinggi + Skor Terendah) : 2

=24 + 6 : 2

= 27

Standar Deviasi = (Skor Tertinggi – Skor Terendah) : 6

= (24 - 6) : 6

= 3

Gambaran faktor-faktor daya tarik interpesonal pada mahasiswa yang

berpacaran ditinjau dari jenis kelamin laki-laki berdasarkan indikator ganjaran

dari perhitungan di atas diperoleh M = 27 dan SD = 3. Selanjutnya dapat

diperoleh perhitungan sebagai berikut:

Mean - 1,0 SD = 27– (1,0 X 3 )=24

0,00%

50,00%

100,00%

tinggi sedang rendah

0,00% 5%

95,00%

Daya Tarik Fisik

89

Mean + 1,0 SD = 27+ (1,0 X 3 )=30

Tabel 4.24 Distribusi Frekuensi Indikator Ganjaran Jenis Kelamin Laki-

laki

Distribusi Frekuensi Interval ∑ Subjek %

Rendah X <24 60 100%

Sedang 24≥ X <30 - -

Tinggi 30≥ X - -

Jumlah 60 100%

Tabel di atas menunjukkan bahwa faktor-faktor daya tarik interpesonal

pada indikator ganjaran ditinjau dari jenis kelamin laki-laki berada dalam kategori

rendah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram prosentase di bawah ini:

Gambar 4.23 Diagram Indikator Ganjaran Jenis Kelamin Laki-laki

7. Familiarity

Jumlah aitem dalam indikator familiarity = 6

Skor tertinggi = 6 x 4 = 24

Skor terendah = 6 x 1 = 6

Mean Teoritik = (Skor Tertinggi + Skor Terendah) : 2

0,00%

20,00%

40,00%

60,00%

80,00%

100,00%

tinggi sedang rendah

0,00% 0,00%

100%

Ganjaran

90

=24 + 6 : 2

= 27

Standar Deviasi = (Skor Tertinggi – Skor Terendah) : 6

= (24 - 6) : 6

= 3

Gambaran faktor-faktor daya tarik interpesonal pada mahasiswa yang

berpacaran ditinjau dari jenis kelamin laki-laki berdasarkan indikator familiarity

dari perhitungan di atas diperoleh M = 27 dan SD = 3. Selanjutnya dapat

diperoleh perhitungan sebagai berikut:

Mean - 1,0 SD = 27 – (1,0 X 3 )=24

Mean + 1,0 SD = 27 + (1,0 X 3 )=30

Tabel 4.25 Distribusi Frekuensi Indikator Familiarity Jenis Kelamin Laki-

laki

Distribusi Frekuensi Interval ∑ Subjek %

Rendah X <24 60 100%

Sedang 24≥ X <30 - -

Tinggi 30≥ X - -

Jumlah 60 100%

`Tabel di atas menunjukkan bahwa faktor-faktor daya tarik interpesonal

pada indikator familiarity ditinjau dari jenis kelamin laki-laki berada dalam

kategori rendah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram prosentase di

bawah ini:

91

Gambar 4.24 Diagram Indikator Familiarity Jenis Kelamin Laki-laki

8. kedekatan

Jumlah aitem dalam indikator kedekatan = 3

Skor tertinggi = 3 x 4 = 12

Skor terendah = 3 x 1 = 3

Mean Teoritik = (Skor Tertinggi + Skor Terendah) : 2

=12 + 3 : 2

= 13,5

Standar Deviasi = (Skor Tertinggi – Skor Terendah) : 6

= (12 - 3) : 6

= 1,5

Gambaran faktor-faktor daya tarik interpesonal pada mahasiswa yang

berpacaran ditinjau dari jenis kelamin laki-laki berdasarkan indikator kedekatan

dari perhitungan di atas diperoleh M = 13,5 dan SD = 1,5. Selanjutnya dapat

diperoleh perhitungan sebagai berikut:

Mean - 1,0 SD = 13,5 – (1,0 X 1,5 )=12

Mean + 1,0 SD = 13,5 + (1,0 X 1,5 )=15

0,00%

50,00%

100,00%

tinggi sedang rendah

Familiarity

92

Tabel 4.26 Distribusi Frekuensi Indikator Kedekatan Jenis Kelamin Laki-

laki

Distribusi Frekuensi Interval ∑ Subjek %

Rendah X <12 60 100%

Sedang 12≥ X <15 - -

Tinggi 15≥ X - -

Jumlah 60 100%

Tabel di atas menunjukkan bahwa faktor-faktor daya tarik interpesonal

pada indikator kedekatan ditinjau dari jenis kelamin laki-laki sebagian besar

tergolong sedang dan sebagian lagi berada dalam kategori tinggi dan rendah.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram prosentase di bawah ini:

Gambar 4.25 Diagram Indikator Kedekatan Jenis Kelamin Laki-laki

9. Kemampuan

Jumlah aitem dalam indikator kemampuan = 4

Skor tertinggi = 4 x 4 = 16

Skor terendah = 4 x 1 = 4

0,00%

20,00%

40,00%

60,00%

80,00%

100,00%

tinggi sedang rendah

0,00% 0%

100,00%

Kedekatan

93

Mean Teoritik = (Skor Tertinggi + Skor Terendah) : 2

=16 + 4 : 2

= 18

Standar Deviasi = (Skor Tertinggi – Skor Terendah) : 6

= (16 - 4) : 6

= 2

Gambaran faktor-faktor daya tarik interpesonal pada mahasiswa yang

berpacaran ditinjau dari jenis kelamin laki-laki berdasarkan indikator kemampuan

dari perhitungan di atas diperoleh M = 18 dan SD = 2. Selanjutnya dapat

diperoleh perhitungan sebagai berikut:

Mean - 1,0 SD = 18– (1,0 X 2 )=16

Mean + 1,0 SD = 18+ (1,0 X 2 )=20

Tabel 4.27 Distribusi Frekuensi Indikator Kemampuan Jenis Kelamin

Laki-laki

Distribusi Frekuensi Interval ∑ Subjek %

Rendah X < 16 60 100%

Sedang 16≤ X <20 - -

Tinggi 20≤ X - -

Jumlah 60 100 %

Tabel di atas menunjukkan bahwa faktor-faktor daya tarik interpesonal

pada indikator kemampuan ditinjau dari jenis kelamin laki-laki berada dalam

kategori rendah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram prosentase di

bawah ini:

94

Gambar 4.26 Diagram Indikator Kemampuan Jenis Kelamin Laki-laki

4.4.5.1 Ringkasan Indikator Faktor-faktor daya tarik interpesonal Ditinjau

Dari Jenis Kelamin Laki-laki

Tabel 4.28 Ringkasan Indikator Faktor-faktor daya tarik interpesonal Jenis

Kelamin Laki-laki

Indikator Kategorisasi

Tinggi Sedang Rendah

Kesamaan karakteristik - - 100%

Tekanan emosional - - 100%

Harga diri yang rendah - - 100%

Isolasi sosial - - 100%

Daya tarik fisik - 5% 95%

Ganjaran - - 100%

Familiarity - - 100%

Kedekatan - - 100%

Kemampuan - - 100%

Berdasarkan penjelasan dari masing-masing indikator faktor-faktor daya

tarik interpesonal diatas, secara lebih jelas dapat dilihat dalam diagram sebagai

berikut:

0,00%

20,00%

40,00%

60,00%

80,00%

100,00%

tinggi sedang rendah

0,00% 0%

100,00%

Kemampuan

95

Gambar 4.27 Ringkasan Indikator Faktor-faktor daya tarik interpesonal

Ditinjau Dari Jenis Kelamin Laki-laki

4.4.5.2 Ringkasan Indikator Faktor-faktor daya tarik interpesonal Ditinjau

Dari Jenis Kelamin Perempuan dan Laki-laki

Tabel 4.29 Ringkasan Indikator Faktor-faktor daya tarik interpesonal Jenis

Kelamin perempuan dan laki-laki

Aspek Indikator

Sub indikator Kategorisasi

Perempuan Laki_laki

1.Personal Kesamaan

karakteristik

1.hobi

2.sikap

Rendah Rendah

Tekanan

emosional

1.rasa nyaman

2.saling

membutuhkan

Rendah Rendah

Harga diri

yang rendah

1.kasih sayang

2.memahami

Rendah Rendah

Isolasi sosial 1.dukungan Rendah Rendah

2.Situasional Daya tarik

fisik

1.wajah yang

menawan

2.kulit

Rendah Rendah

Ganjaran 1.pujian

2.dorongan morel

Rendah Rendah

Familiarity 1.saling mengenal Rendah Rendah

Kedekatan 1.jarak tempat tinggal Rendah Rendah

Kemampuan 1.kecerdasan Rendah Rendah

4.4.6 Mean Empris dan Mean Teoritis

0,00% 0% 0% 0,00%0,00%0,00%0,00%0,00%0,00%0,00% 5% 0,00%0,00% 5% 0,00%0,00% 0% 0%

100%100%

100,00%100,00%

95,00%100%

100%100,00%

100,00%

Indikator

tinggi sedang rendah

96

Mean empirik faktor-faktor daya tarik interpesonal ditinjau dari jenis

kelamin dilakukan dengan bantuan program SPSS 17.0 for Windows, dengan hasil

perhitungan 119.0333 dan 118.0500 dengan standar deviasi 8.83745 dan

11.05368.

Tabel 4.30 Hasil Perhitungan Mean Empiris dan teoritik

Group Statistics

JK N Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

Faktor-faktor daya tarik

interpesonal

Perempuan 60 119.0333 8.83745 1.14091

laki-laki 60 118.0500 11.05368 1.42702

Jumlah item = 42

Skor tertinggi = 42 x 4= 168

Skor terendah = 42 x 1= 42

Mean Teoritik = 42 x 2,5

=105

Berdasarkan perhitungan di atas, mean teoritis faktor-faktor daya tarik

interpesonal adalah 105, sedangkan mean empiris pada daya tarik interperonal

perempuan 119.0333 dan mean empiris pada faktor-faktor daya tarik interpesonal

laki-laki 118.0500 .

4.5 Hasil Penelitian

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan di Universitas Negeri

Semarang mengenai apakah ada perbedaan faktor-faktor daya tarik interpesonal

97

pada mahasiswa UNNES yang berpacaran ditinjau dari jenis kelamin, dibawah ini

dijelaskan hasil penelitian sebagai berikut.

4.5. 1 Hasil Uji Asumsi

4.5.1. 1 Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk melihat kenormalan distribusi data

variabel penelitian. Data yang terdistribusi secara normal akan membentuk

distribusi normal, dimana data memusat pada nilai rata-rata dan median. Hal ini

untuk melihat apakah subjek penelitian memenuhi syarat sebaran normal untuk

mewakili populasi. Hasil pengujiannya dapat dilihat dari tabel uji normalitas data

dengan menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnov Test yang

pengolahannya dilakukan dengan bantuan SPSS 17.0 for windows. Kaidah yang

digunakan untuk mengetahui normal tidaknya distribusi data adalah jika nilai

p>0,05 maka sebaran data berdistribusi normal, sedangkan jika p<0,05 maka

sebaran data tidak berdistribusi normal.

Tabel 4.31 Hasil Perhitungan Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Faktor-faktor

daya tarik

interpesonal

N 120

Normal

Parametersa,,b

Mean 118.5417

Std. Deviation 9.97720

Most Extreme

Differences

Absolute .067

Positive .055

Negative -.067

Kolmogorov-Smirnov Z .729

Asymp. Sig. (2-tailed) .663

98

Berdasarkan tabel diatas hasil uji normalitas variabel menggunakan One-

Sample Kolmogorov-Smirnov Test memperlihatkan bahwa faktor-faktor daya tarik

interpesonal pada mahasisiwa unnes yang berpacaran ditinjau dari jenis kelamin

mempunyai koefisien K-Sz = 0,729 dan signifikansinya sebesar 0,663. Oleh

karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,01 (> = 0,01), maka dapat dikatakan

bahwa sebaran data berdistribusi normal.

4.5.1. 2 Uji Homogenitas

Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah variasi sampel

yang diambil dari populasi yang sama memiliki keseragaman atau tidak. Menurut

Arikunto (2006:320) bahwa pengujian homogenitas menjadi sangat penting

apabila peneliti bermaksud melakukan generalisasi untuk hasil penelitiannya serta

penelitian yang data penelitiannya diambil dari kelompok–kelompok terpisah

yang berasal dari satu populasi.

Tabel 4.32 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas

Test of Homogeneity of Variances

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

1.931 1 118 .167

Uji homogenitas dalam penelitian ini menggunakan levene test. Maka jika

probabilitas < 0,01 berarti Ho ditolak atau data tidak berdistribusi homogen. Hasil

uji homogenitas data pada penelitian dapat dilihat dalam tabel 4.31. Pada tabel

diketahui bahwa faktor-faktor daya tarik interpesonal pada mahasiswa unnes yang

99

berpacaran ditinjau dari jenis kelamin pada kolom sig. adalah 0,167 . Jika angka

signifikasi diatas 0,01 (0,167 > 0,01) maka dapat disimpulkan bahwa penelitian

ini adalah dinyatakan homogen.

4.5.1.3 Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan tehnik statistik t-test

dengan bantuan SPSS versi 17.0 for windows. Dengan hasil sebagai berikut:

Hasil dari perhitungan uji t-test faktor-faktor daya tarik interpesonal pada

mahasiswa unnes yang berpacaran ditinjau dari jenis kelamin diperoleh dengan

taraf signifikansi p = 0,591. Hasil nilai p < 0,01, berarti bahwa Ha ditolak yang

artinya tidak ada perbedaan faktor-faktor daya tarik interpesonal pada mahasiswa

unnes yang berpacaran ditinjau dari jenis kelamin.

4.5.2 Uji Perbedaan T-test

Hasil perhitungan uji perbedaan dua rata-rata data T-test dapat disajikan

pada tabel 4.33:

Tabel 4.33 Tabel uji T-test

Levene's Test

for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

95%

Confidence

Interval of the

Difference

F Sig. T df

Sig.

(2-

tailed)

Mean

Differe

nce

Std.

Error

Differe

nce Lower Upper

100

Faktor-

faktor daya

tarik

interpesonal

Equal

variances

assumed

1.931 .167 .538 118 .591 .98333 1.8270

4

-

2.6347

0

4.6013

7

Equal

variances

not

assumed

.538 112.

548

.591 .98333 1.8270

4

-

2.6365

2

4.6031

9

Hipotesis yang digunakan :

Ho: Tidak terdapat perbedaan faktor-faktor daya tarik interpesonal pada

mahasiswa unnes yang berpacaran ditinjau dari jenis kelamin.

Ha: Terdapat perbedaan faktor-faktor daya tarik interpesonal pada mahasiswa

unnes yang berpacran ditinjau dari jenis kelamin.

Kriteria pengambilan keputusan:

Dengan tingkat kepercayaan = 95% atau () = 0,01 dan n = 60 diperoleh t tabel=

2,660.

H0 diterima apabila – ttabel ≤ thitung ≤ ttabel

H0 ditolak apabila (thitung < ttabel atau thitung > ttabel)

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai sig = 0.591 dengan thitung =

0,538. Karena nilai sig > 1%, maka dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan

yang signifikan antara faktor-faktor daya tarik interpesonal pada mahasiswa unnes

yang berpacaran ditinjau dari jenis kelamin. Dengan demikian dapat dikatakan

faktor-faktor daya tarik interpesonal pada mahasiswa unnes yang berpacaran

ditinjau dari jenis kelamin pada dasarnya adalah tidak berbeda, dimana faktor-

101

faktor daya tarik interpesonal pada mahasiswa unnes yang berpacaran ditinjau dari

jenis kelamin perempuan dibandingkan dengan jenis kelamin laki-laki sama.

4. 6 Pembahasan

Faktor-faktor daya tarik interpesonal adalah sikap kita terhadap orang lain

dan suatu evaluasi perasaan yang dibuat seseorang yang merujuk secara khusus

keinginan seseorang untuk mendekati orang lain berdasarkan kualitas positif yang

dimiliki, dimana setiap individu memiliki derajat perasaan tersendiri yang

mungkin berbeda dengan individu lain. Byrne (dalam Rakhmat 2007: 112)

menjelaskan faktor-faktor daya tarik interpesonal merupakan gabungan dari efek

keseluruhan interaksi di antara individu. Dayakisni dan Hudaniyah (2009: 124)

mengartikan faktor-faktor daya tarik interpesonal adalah suatu proses bagaimana

orang dapat saling tertarik, saling mengenal, bagaimana ada gairah tarik menarik

satu sama lain.

Penelitian serupa yang meneliti Nugrahani (2010: 16) mengenai daya tarik

interpesonal yaitu mengenai daya tarik interpesonal siswa terhadap guru dimana

ditunjukan dengan sikap suka siswa untuk menjalin hubungan sosial dengan

gurunya, menyukai dan menghormati pekerjaan guru, serta menyukai penampilan

guru. Dalam penelitian ini faktor-faktor daya tarik interpesonal diungkap dengan

menggunakan dua aspek meliputi aspek personal dan situasional dan memiliki

sembilan indikator yaitu kesamaan karakteristik, tekanan emosional, harga diri

yang rendah, isolasi sosial, daya tarik fisik, ganjaran, familiarity, kedekatan,

kemampuan.

102

Secara keseluruhan faktor-faktor daya tarik interpesonal pada mahasisiwa

UNNES yang berpacaran ditinjau dari jenis kelamin berdasarkan hasil deskriptif

diperoleh gambaran berada pada kategori tinggi dengan presentase sebesar 73%

yang artinya bahwa mahasiswa UNNES yang berpacaran memiliki faktor-faktor

daya tarik interpesonal tinggi. Menurut Rakhmat (2007: 111) faktor-faktor yang

mempengaruhi daya tarik interpesonal memiliki dua aspek meliputi aspek

personal dan situasional dan memiliki sembilan indikator yaitu kesamaan

karakteristik, tekanan emosional, harga diri yang rendah, isolasi sosial, daya tarik

fisik, ganjaran, familiarity, kedekatan, kemampuan.

Faktor-faktor daya tarik interpesonal pada mahasiswa UNNES yang

berpacaran ditinjau dari jenis kelamin perempuan sebagian besar dalam aspek

personal dan situasional memiliki kategori rendah yaitu sebesar 100% dan 100%,

pada indikator kesamaan karakteristik memiliki kategori rendah dengan

presentase sebesar 98%, tekanan emosional memiliki kategori rendah dengan

presentase sebesar 96%, harga diri yang rendah memiliki kategori rendah dengan

presentase sebesar 95%, isolasi sosial memiliki kategori rendah dengan presentase

sebesar 100%, daya tarik fisik memiliki kategori rendah presentase sebesar 98%,

ganjaran memiliki kategori rendah dengan presentase 100%, familiarity memiliki

kategori rendah dengan presentase 100%, kedekatan memiliki kategori rendah

dengan presentase 98%, kemampuan memiliki kategori rendah dengan presentase

100%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sebagian besar aspek-aspek dan

indikator yang mempengaruhi timbulnya faktor-faktor daya tarik interpesonal

103

pada mahasiswa UNNES yang berpacaran ditinjau dari jenis kelamin perempuan

berada pada kategori rendah.

Faktor-faktor daya tarik interpesonal pada mahasiswa UNNES yang

berpacaran ditinjau dari jenis kelamin laki-laki tidak berbeda jauh dengan jenis

kelamin perempuan, sebagian besar berada pada kategori rendah, hal ini terlihat

dari aspek dan beberapa indikator faktor-faktor daya tarik interpesonal yaitu

meliputi aspek personal dan situasional memiliki kategori rendah yaitu sebesar

100% dan 100%, kemudian pada indikator kesamaan karakteristik memiliki

kategori rendah dengan presentase sebesar 100%, tekanan emosional memiliki

kategori rendah dengan presentase sebesar 100%, harga diri yang rendah memiliki

kategori rendah dengan presentase sebesar 100%, isolasi sosial memiliki kategori

rendah dengan presentase sebesar 100%, daya tarik fisik memiliki kategori rendah

presentase sebesar 95%, ganjaran memiliki kategori tinggi dengan presentase

100%, familiarity memiliki kategori rendah dengan presentase 100%, kedekatan

memiliki kategori rendah dengan presentase 100%, kemampuan memiliki kategori

rendah dengan presentase 100%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sebagian

besar aspek-aspek dan indikator yang mempengaruhi timbulnya faktor-faktor daya

tarik interpesonal pada mahasiswa UNNES yang berpacaran ditinjau dari jenis

kelamin laki-laki berada pada kategori rendah sehingga tidak memiliki perbedaan

dalam faktor-faktor daya tarik interpesonal.

4.6.1 Perbedaan Faktor-faktor daya tarik interpesonal Ditinjau Dari Jenis

Kelamin

104

Penelitian ini dilakukan Universitas negeri semarang dari data penelitian

awal didapatkan bahwa faktor-faktor daya tarik interpesonal pada mahasiswa

unnes yang berpacaran ditinjau dari jenis kelamin perempuan dan faktor-faktor

daya tarik interpesonal pada mahasiswa unnes yang berpacaran ditinjau dari jenis

kelamin laki-laki berbeda. Berdasarkan deskripsi dan analisis data mengenai

faktor-faktor daya tarik interpesonal pada mahasiswa unnes yang berpacaran

ditinjau dari jenis kelamin memiliki kategori tinggi dengan melihat hasil deskripsi

persentase diatas berdasarkan uji perbedaan faktor-faktor daya tarik interpesonal

pada mahasiswa unnes yang berpacaran ditinjau dari jenis kelamin perempuan dan

laki-laki diperoleh nilai sig = 0.591 dengan thitung = 0,538. Karena nilai sig > 1%,

yang berarti pada dasarnya faktor-faktor daya tarik interpesonal pada mahasiswa

unnes yang berpacaran ditinjau dari jenis kelamin tidak berbeda.

Faktor-faktor daya tarik interpesonal pada mahasiswa unnes yang

berpacaran ditinjau dari jenis kelamin tidak berbeda yang artinya memiliki faktor-

faktor daya tarik interpesonal yang sama karena, pada aspek dan indikator faktor-

faktor daya tarik interpesonal sebagian besar berada pada kategori rendah, dapat

dipaparkan sebagai berikut, Indikator kesamaan karakteristik meliputi hobi dan

sikap pada jenis kelamin perempuan berada pada kategori rendah, sedangkan pada

jenis kelamin laki-laki juga berada pada kategori rendah maka dalam indikator

kesamaan karakteristik yang meliputi hobi dan sikap, perempuan dan laki-laki

tidak memiliki perbedaan dalam faktor-faktor daya tarik personal pada lawan

jenisnya.

105

Indikator tekanan emosional yang meliputi rasa nyaman dan saling

membutuhkan pada jenis kelamin perempuan berada pada kategori rendah,

sedangkan pada jenis kelamin laki-laki juga berada pada kategori rendah maka

dalam indikator tekanan emosional yang meliputi rasa nyaman dan saling

membutuhkan, perempuan dan laki-laki tidak memiliki perbedaan dalam faktor-

faktor daya tarik interpersonal pada lawan jenisnya.

Indikator harga diri yang rendah yang meliputi kasih sayang dan saling

memahami pada jenis kelamin perempuan berada pada kategori rendah,

sedangkan pada jenis kelamin laki-laki juga berada pada kategori rendah maka

dalam indikator harga diri yang rendah yang meliputi kasih sayang dan saling

memahami, perempuan dan laki-laki tidak memiliki perbedaan dalam faktor-

faktor daya tarik interpersonal pada lawan jenisnya.

Indikator isolasi sosial yaitu dalam memberikan dukungan pada

pasangannya jenis kelamin perempuan berada pada kategori rendah, sedangkan

pada jenis kelamin laki-laki juga berada pada kategori rendah maka dalam

indikator isolasi sosial dalam memberikan dukungan pada pasangannya,

perempuan dan laki-laki tidak memiliki perbedaan dalam faktor-faktor daya tarik

interpersonal pada lawan jenisnya.

Indikator daya tarik fisik yang meliputi ketampanan,kecantikan,kulit pada

jenis kelamin perempuan berada pada kategori rendah, sedangkan pada jenis

kelamin laki-laki juga berada pada kategori rendah maka dalam indikator daya

tarik fisik, perempuan dan laki-laki tidak memiliki perbedaan dalam faktor-faktor

daya tarik interpersonal pada lawan jenisnya.

106

Indikator ganjaran yang meliputi pujian dan dorongan morel pada jenis

kelamin perempuan berada pada kategori rendah, sedangkan pada jenis kelamin

laki-laki juga berada pada kategori rendah maka dalam indikator ganjaran yang

meliputi pujian dan dorongan morel, perempuan dan laki-laki tidak memiliki

perbedaan dalam faktor-faktor daya tarik interpersonal pada lawan jenisnya.

Indikator familiarity yang meliputi sudah saling mengenal, pada jenis

kelamin perempuan berada pada kategori rendah, sedangkan pada jenis kelamin

laki-laki juga berada pada kategori rendah maka dalam indikator familiarity yang

meliputi sudah saling mengenal, perempuan dan laki-laki tidak memiliki

perbedaan dalam faktor-faktor daya tarik interpersonal pada lawan jenisnya.

Indikator kedekatan yang meliputi kedekatan dalam tempat tinggal pada

jenis kelamin perempuan berada pada kategori rendah, sedangkan pada jenis

kelamin laki-laki berada pada kategori rendah maka dalam indikator kedekatan

dalam tempat tinggal, perempuan dan laki-laki tidak memiliki perbedaan dalam

faktor-faktor daya tarik interpersonal pada lawan jenisnya.

Indikator kemampuan yang dilihat dari kecerdasan, pada jenis kelamin

perempuan berada pada kategori rendah, sedangkan pada jenis kelamin laki-laki

juga berada pada kategori rendah maka dalam indikator kemampuan yang dilihat

dari kecerdasan, perempuan dan laki-laki tidak memiliki perbedaan dalam faktor-

faktor daya tarik interpersonal pada lawan jenisnya. Dengan tidak adanya

perbedaan faktor-faktor daya tarik interpesonal pada perempuan dan laki-laki hal

ini dimungkinkan karena adanya perubahan peran dalam jenis kelamin di

lingkungan mahasiswa UNNES yang berpacaran dalam pemilihan kriteria

107

pasangan pada masing-masing individu seperti yang dijelaskan Buss (dalam

Taylor, dkk 2009: 312) studi yang dilakukan terhadap mahasiswa selama 6 dekade

menunjukkan bahwa pria dan wanita makin mirip. Demikian pula Eagle dan

Wood (dalam Taylor, dkk 2009: 312 ) menyajikan data yang menunjukkan dalam

37 kultur, perbedaan lawan jenis dalam preferensi pasangan terus berubah setelah

wanita mulai mendapat kesempatan yang lebih besar dalam bidang ekonomi dan

politik, dapat disimpulkan bahwa perempuan dan laki-laki makin hari memiliki

faktor-faktor daya tarik interpesonal yang tidak berbeda atau sama.

4. 7 Keterbatasan Penelitian

Adapun kekurangan dalam penelitian ini yang pertama adalah faktor-

faktor daya tarik interpesonal hanya dilihat dari mahasiswa yang berpacaran

sehingga memunculkan kecenderungan untuk memilih jawaban yang dianggap

baik yang mungkin melekat pada item instrumen dapat mempengaruhi responden

dalam memberikan jawaban pada skala. Kedua, sebagian responden mengerjakan

skala faktor-faktor daya tarik interpesonal dalam waktu yang bersamaan karena

peneliti memberikan pada saat responden sedang bersama, sehingga responden

tidak bisa leluasa dalam mengisi item faktor-faktor daya tarik interpesonal.

Ketiga, adanya perbedaan antara studi awal penelitian, sehingga hasil penelitian

awal dan hasil penelitian berbeda. Keempat, peneliti kurang teliti dalam

memberikan instrumen faktor-faktor daya tarik interpersonal. Keterbatasan

penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pertimbangan lebih lanjut bagi peneliti

selanjutnya.

109

BAB 5

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan dibahas dalam bab

sebelumnya dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

Faktor-faktor daya tarik interpersonal pada mahasiswa UNNES yang

berpacaran ditinjau dari jenis kelamin yang dibedakan menggunakan indikator

daya tarik interpersonal, meliputi kesamaan karakteristik yang dilihat dari hobi

dan sikap, tekanan emosional yang dilihat rasa nyaman dan rasa saling

membutuhkan, harga diri yang rendah yang dilihat dari kasih sayang, isolasi sosial

yang dilihat dari kebahagian dan dukungan, daya tarik fisik yang dilihat dari

ketampanan, kecantikan, jenis kulit, ganjaran yang dilihat dari pujian dan

dorongan morel, familiarity yang dilihat dari saling mengenal, kedekatan yang

dilihat dari jarak tempat tinggal, dan kemampuan yang dilihat dari kecerdasan.

Menunjukan bahwa perempuan dan laki-laki tidak memiliki perbedaan daya tarik

interpesonal.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas peneliti mengajukan saran sebagai berikut:

1. Bagi subyek penelitian

Bahwa dalam faktor-faktor daya tarik interpersonal antara laki-laki dan

perempuan itu tidak berbeda atau sama.

110

2. Bagi peneliti lain

Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melaksanakan penelitian serupa

hendaknya lebih cermat dalam memberikan instrumen kepada subjek agar dalam

mengisi instrumen tidak bersamaan.

111

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta

_________ . 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta

Atkinson, Rita, dkk.2008. Pengantar psikologi edisi kedelapan jilid 2.

Jakarta: Erlangga.

Azwar, S. 2010. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

_______ . 2011. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

. 2012. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Baron, R.A & Don Byrne. 2003. Psikologi Sosial Jilid 1 Edisi Kesepuluh.

Jakarta: Erlangga.

Batool, S & Najma I.M. 2010. Role of Attitude Similarity and Proximity in

Interpersonal Attraction among Friends (C 310). Jurnal of Innovation

Management and Technology (Vol. 1, No. 2, June 2010 ISSN: 2010-

0248).

Dayakisni, Tri dan Salis Yuniardi. 2004. Psikologi Lintas Budaya.

Malang: UMM Press.

Dayakisni, Tri dan Hudaniah. 2009. Psikologi Sosial. Malang: UMM Press.

Hadi Sutrisno. 2001. Statistik Jilid 2. Yogyakarta: Andi Offset.

Montoya, R.M & Robert Horton. 2004. On the Importance of Cognitive

Evaluation as a Determinant of Interpersonal Attraction. Jurnal of

Personality and Social Psychology (Vol. 86, No. 5, 696–712).

Nugrahani, Udayaksa Prastista. 2010. Hubungan Antara Persepsi Terhadap Tugas

Akademik dan Atraksi Interpersonal Siswa Terhadap Guru dengan

Motivasi Belajar pada Siswa Program Rintisan Sekolah Bertaraf

Internasional (SMA NEGERI 7 PURWOREJO). Skripsi. Universitas

Diponegoro.

Prassetyanto, Bagus. 2009. Hubungan Daya Tarik Interpersonal dengan

Keterbukaan Diri Pengguna Situs Jejaring Sosial. Skripsi. Universitas

Negeri Malang.

112

Rachmawati, P. A. 2009. Hubungan Daya Tarik Interpersonal Pasangan dan

Perasaan Cinta Terhadap Pasangan Pada Masa Dewasa Awal. Skripsi.

Universitas Negeri Malang.

Rakhmat, J. 2007. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sarwono, Sarlito dan Meinarno, Eko. 2009. Psikologi sosial. Jakarta: Salemba

Humanika.

Sman, Wright & Deaux. 1980. Social Psychology Third Edition. Jakarta: PT

Indra.

Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Taylor, dkk. 2009. Psikologi Sosial Edisi Kedua Belas. Jakarta : Kencana.

Wisnuwardhani, Dian dan Sri Fatmawati Mashoedi. 2012. Hubungan

Interpersonal. Jakarta:Salemba Humanika.

Zanden, vander. 1984. Social psychology. New York : Random house.

113

LAMPIRAN

114

LAMPIRAN 1

INSTRUMEN PENELITIAN

SKALA DAYA TARIK INTERPERSONAL

115

KUESIONER UNTUK MAHASISWA

JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2012

116

PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Saya adalah mahasiswa jurusan Psikologi Universitas Negeri Semarang

yang sedang melakukan penelitian. Hasil penelitian ini akan digunakan untuk

bahan penyusunan skripsi sebagai prasyarat untuk mendapatkan gelar Sarjana

Psikologi. Ditengah kesibukan saudara saya mengharap kesediaannya untuk

mengisi kuesioner mahasiswa berikut ini.

Berikan jawaban dengan jujur sesuai dengan keadaan yang anda alami

atau rasakan. Jawaban yang saudara berikan sangat berharga dalam penelitian ini.

Tidak ada jawaban yang dianggap salah dalam pengisian kuesioner ini. Jawaban

yang anda berikan tidak ada kaitannya dengan mata kuliah yang anda tempuh di

Universitas, selain itu juga tidak berpengaruh terhadap nilai suatu mata kuliah

tertentu atau pandangan terhadap saudara semua karena saya akan menjamin

kerahasiaan informasi yang anda berikan.

Atas kesediaan dan perhatiaan anda saya ucapkan terimakasih.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Hormat Saya

Anike Dian Ayu

117

Nama :

Jurusan/angkatan :

Petunjuk pengisian

Di bawah ini ada beberapa pernyataan. Baca dan pahami baik-baik setiap

pernyataan. Kemudian anda diminta untuk mengemukakan apakah pernyataan-

pernyataan tersebut sesuai dengan keadaan diri anda dan diharap kejujuran anda

dalam menjawab pernyataan yang ada. Berilah tanda silang (X) pada salah satu

pilihan jawaban yang tersedia.

Adapun pilihan jawaban tersebut adalah:

SS : sangat sesuai

S : sesuai

TS : tidak sesuai

STS : sangat tidak sesuai

Contoh:

No. Item SS S TS STS

1. Saya bahagia berada disampingnya X

Setiap orang dapat mempunyai jawaban yang berbeda, karena itu pilihlah

jawaban yang sesuai dengan diri anda, karena tidak ada jawaban yang dianggap

salah

118

No. Item SS S TS STS

1. Saya merasa nyaman saat bersama

pasangan saya

2. Saya merasa bahagia ketika melihat

dia tersenyum

3. Saya suka mendengarkan musik

bersama

4. Saya sering berselisih karena

perbedaan pendapat

5. Pasangan saya kurang memberikan

perhatian kepada saya

6. Saya hanya ingin mendapatkan

perhatian dari pasangan saya

7. Saya sangat membutuhkan pasangan

saya karena saya tidak mempunyai

teman dekat

8. Saya memilih pasangan yang berkulit

putih

9. Banyak orang yang meremehkan

pasangan saya namun dia tetap spesial

10. Pasangan saya memberikan semangat

ketika saya banyak tugas

11. Pasangan saya marah ketika saya

berbuat salah

12. Ketika saya berpergian saya lebih

suka mengajak pasangan saya

13. Saya merasa asing ketika berada

ditengah teman-teman pasangan saya

14. Saya menghabiskan waktu bersama

setiap harinya

15. Meskipun jarak kost kami jauh dia

meluangkan waktu untuk bertemu

16. Saya suka karena kecerdasaannya

17. Saya kecewa karena dia merendahkan

kepandaian saya

18. Saya suka jika dia memperhatikan

saya.

19. Saya dengan pasangan saya memiliki

hobi yang berbeda

20. Saya memilih curhat dengan lawan

jenis lain katika kami bertengkar

21. Dia jarang menemani saya saat saya

membutuhkannya

119

22. Saya senang ketika pasangan saya

mengajak untuk berkumpul dengan

teman-temannya

23. Saya merasa pasngan saya kurang

nyaman dengan sikap saya

24. Saya hanya boleh pergi dengan

pasangan saya

25. Saya menyukai pasangan saya karena

dia memiliki wajah yang menawan

26. Bagaimanapun tampilan pasangan

saya,saya tetap menyukainya

27. Saat saya berbuat salah pasangan saya

menasehati saya bukan memarahi saya

28. Ketika kegiatan yang saya lakukan

hasilnya kurang sesuai yang

diharapkan pasangan saya marah

29. Saya sudah lama berteman

30 Dia memberi kebebasan kepada saya

dalam bergaul

31 Saya kurang tahu kegiatan pasangan

saya

32 Walaupun pasangan saya belum

mapan saya sangat menyayanginya

33 Saya mampu menyelesaikan tugas

tanpa bantuan pasangan saya

34 Saya lebih banyak meluangkan waktu

dengan teman-teman dari pada

pasangan saya

35 Pasangan saya membantu saya dalam

menyelesaikan tugas-tugas kuliah

36 Saya minder karena prestasi belajar

saya rendah

37 Saya memilih pasangan yang mapan

38 Kami berasal dari kota yang berbeda

39 Saya jatuh cinta pada pasangan saya,

karena kost kami berdekatan

40 Saya baru saja saling mengenal

41 Kedua belah keluarga sudah saling

mengenal

42 Pasangan saya tetap memuji saya

walaupun kegiatan yg saya lakukan

kurang sesuai yang diharapkan

120

43 Meskipun pasangan saya lebih pendek

dari saya, saya tetap menyukainya

44 Saya terpesona dengan senyumnya

45 Saya kurang begitu suka dengan

teman-teman pasangan saya

46 Pasangan saya mendukung setiap

kegiatan yang saya lakukan

47 Dia ada saat saya membutuhkannya

48 Saya merasa kesulitan dalam

mengambil keputusan

49 Saya kurang nyaman dengan pasangan

saya saat ini

50 Saya juga ingin mendapatkan

perhatian dari orang lain selain

pasangan saya

51 Dia melarang saya dalam menjalin

relasi dengan teman-teman

52 Pasangan saya acuh ketika saya

banyak tugas

53 Pasangan saya adalah teman satu

kelas saya

54 Dia mendukung saya bergaul dengan

siapa saja

TERIMA KASIH

121

LAMPIRAN 2

TABULASI DATA SKOR PENELITIAN

122

Tabulasi Daya Tarik Interpersonal

1 2 3 4 5 6 9 10 11 12 13 14 16 17 18 20 21 22 24 25 27 28 29 30 31 33 34 35 36 40 41 42 44 45 47 48 49 50 51 52 53 54 Total

R-1 4 4 3 1 4 4 2 4 1 2 2 4 2 2 4 1 3 2 2 3 4 3 1 2 1 3 3 4 3 4 2 2 4 3 4 4 4 2 3 3 2 2 117

R-2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 116

R-3 4 4 3 1 3 3 1 3 1 3 4 4 3 3 1 4 3 1 4 3 4 3 3 4 3 1 4 1 4 4 2 2 4 1 2 4 4 3 4 3 4 4 124

R-4 3 3 3 1 3 2 2 3 4 3 3 3 3 2 3 1 3 2 4 1 2 2 3 1 4 2 3 3 4 1 3 3 3 2 4 2 3 2 4 3 2 1 109

R-5 4 4 3 1 3 1 1 3 3 1 4 4 4 2 4 4 4 1 4 4 4 3 4 4 4 1 3 3 3 4 1 3 3 1 4 2 3 1 4 3 4 4 125

R-6 4 4 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 4 1 2 4 2 3 3 4 2 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 2 2 117

R-7 4 4 4 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 4 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 114

R-8 3 4 3 4 4 1 3 2 2 4 3 3 2 3 4 3 2 1 3 1 4 3 2 3 3 1 3 1 3 3 2 2 3 1 2 3 2 2 3 1 2 3 107

R-9 3 4 3 2 3 4 2 2 2 4 2 3 2 3 3 3 3 1 3 3 4 4 2 4 3 1 3 2 4 2 2 3 3 2 3 2 3 3 4 3 4 4 120

R-10 4 4 3 3 3 2 3 2 1 4 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 4 3 3 3 4 2 3 3 3 4 4 3 3 2 3 2 4 2 4 3 2 3 126

R-11 4 4 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 1 4 3 3 3 3 3 2 4 3 4 2 4 3 3 2 3 4 4 2 3 3 3 2 4 3 3 3 1 2 119

R-12 4 3 2 2 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 1 4 4 1 2 1 4 4 4 142

R-13 3 3 3 2 3 2 3 4 1 3 4 2 3 4 4 4 4 2 3 3 3 3 4 4 4 2 2 3 4 4 1 2 3 3 3 2 3 2 4 4 4 4 128

R-14 4 4 3 1 4 3 2 4 1 3 4 3 3 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 2 4 2 2 3 4 4 4 3 3 1 4 2 4 1 4 4 4 3 133

R-15 3 3 3 2 3 3 2 4 3 3 3 2 2 3 3 2 4 2 3 2 3 3 2 2 4 2 3 2 3 4 2 2 3 2 3 2 3 3 3 4 4 2 116

R-16 4 4 2 3 3 3 3 4 3 3 3 2 4 4 4 3 3 2 4 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 4 2 3 3 3 3 2 3 123

R-17 4 4 3 1 3 2 1 4 2 3 2 2 3 3 4 4 4 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 4 3 3 3 4 4 2 3 3 4 3 3 4 2 4 124

R-18 3 4 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 1 4 2 4 4 2 4 4 2 2 2 3 4 2 2 4 2 3 2 4 1 4 3 1 4 121

R-19 4 4 4 3 3 2 2 3 3 2 3 2 4 3 4 2 3 2 4 3 2 4 3 4 4 2 3 3 3 4 2 3 3 2 2 2 4 3 4 3 1 3 124

R-20 3 3 2 2 3 3 2 4 2 2 3 3 3 2 4 3 3 2 4 3 3 4 3 4 4 1 3 1 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 1 3 116

R-21 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 111

R-22 4 3 3 2 3 2 2 3 1 3 4 3 3 4 4 3 3 1 3 2 4 4 3 3 4 2 3 3 4 4 3 3 4 1 4 3 4 2 3 3 1 3 124

R-23 3 4 3 2 3 1 1 3 2 3 3 3 4 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 4 2 4 3 3 2 3 3 2 3 115

R-24 4 4 4 2 3 3 3 4 2 3 2 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 4 3 3 2 3 2 3 2 3 1 3 3 4 3 121

R-25 3 3 4 1 2 2 1 4 1 3 1 4 3 3 4 1 2 2 1 2 4 1 3 3 3 3 3 4 3 3 2 4 4 3 4 4 3 2 3 3 2 2 113

R-26 4 4 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 4 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 120

R-27 3 3 2 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 4 1 3 4 3 3 3 1 3 3 4 4 2 4 3 1 3 2 4 3 3 3 4 3 124

R-28 3 3 2 2 3 3 2 3 2 3 4 2 3 1 4 2 3 1 4 2 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 1 2 3 2 3 2 3 3 4 3 2 3 116

R-29 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 2 3 1 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 1 3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 103

R-30 4 3 3 1 2 1 3 3 1 2 2 2 2 2 4 2 2 3 3 2 2 3 2 4 3 1 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 1 4 102

123

R-31 4 4 2 2 4 2 2 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 114

R-32 4 4 2 1 4 2 2 4 1 3 2 3 3 1 4 3 4 2 4 2 1 3 1 3 4 3 3 3 4 2 1 1 3 1 4 4 4 1 4 4 1 4 114

R-33 3 3 4 2 3 2 2 3 2 2 3 2 3 2 3 4 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 112

R-34 3 4 1 4 2 3 1 3 4 2 4 2 4 3 4 3 3 2 3 1 3 4 4 4 3 1 2 2 2 3 1 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 4 115

R-35 4 4 3 1 3 4 4 4 2 4 4 3 4 3 4 3 4 1 4 3 4 3 2 4 3 1 3 2 4 3 2 3 4 2 4 2 4 3 4 4 2 4 133

R-36 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 2 2 4 4 2 4 2 4 2 4 4 3 4 4 1 3 1 4 3 3 4 2 1 4 2 4 3 4 3 1 4 131

R-37 3 3 2 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 4 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 112

R-38 4 4 3 2 4 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 2 4 4 2 3 3 1 3 2 4 2 3 3 3 2 3 1 3 3 3 3 1 3 115

R-39 4 4 3 3 3 3 1 4 3 3 3 3 2 3 4 3 3 2 3 3 4 3 2 4 3 2 2 4 3 2 2 3 3 2 3 3 4 3 4 4 1 3 124

R-40 3 3 4 4 4 3 2 1 1 3 3 2 2 2 4 2 2 1 1 4 2 1 3 1 1 2 2 1 4 4 2 3 4 4 2 4 3 2 2 2 2 2 104

R-41 3 3 1 1 3 2 2 3 1 3 1 2 3 4 3 4 2 3 3 1 1 2 3 2 2 1 4 3 1 3 4 3 2 2 3 2 4 3 3 3 4 4 107

R-42 3 3 3 2 3 3 4 3 2 2 4 2 3 3 3 3 3 2 4 1 3 4 2 4 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 4 3 2 3 118

R-43 4 4 3 2 4 2 2 4 2 2 3 2 3 2 4 4 3 1 3 3 3 4 4 3 3 2 2 2 3 4 3 3 3 2 3 1 4 3 3 3 3 3 121

R-44 3 4 2 1 1 1 1 3 1 4 3 4 3 1 4 4 4 1 3 2 2 4 1 3 4 2 3 2 4 3 2 4 3 2 3 4 4 1 4 3 1 3 112

R-45 3 4 3 1 3 1 2 3 1 4 2 4 2 3 3 4 4 2 3 2 2 3 4 2 3 2 4 3 4 4 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 1 2 112

R-46 3 3 2 4 3 3 4 3 2 3 2 2 3 3 3 3 4 3 3 4 2 3 1 3 3 2 3 3 3 4 3 2 4 2 3 2 3 1 3 3 4 3 120

R-47 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 4 2 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 4 3 2 4 107

R-48 4 3 2 2 4 3 2 4 3 3 3 1 2 4 4 1 4 2 3 2 4 4 1 4 3 1 1 2 3 3 4 3 3 1 4 3 3 3 3 4 1 4 118

R-49 4 4 3 1 3 2 1 3 2 3 1 2 3 1 4 2 2 2 3 3 2 2 3 4 3 2 3 2 3 3 2 3 4 4 2 1 4 2 3 3 1 3 108

R-50 4 4 3 3 4 1 2 4 4 3 2 4 3 3 4 4 4 2 3 3 4 4 4 3 4 2 3 3 3 4 2 4 3 2 4 3 4 2 4 4 3 3 136

R-51 3 3 3 2 4 3 4 4 3 2 3 2 4 3 4 2 4 2 4 3 3 4 3 4 3 2 3 4 4 3 2 1 4 1 3 2 3 2 4 4 1 3 125

R-52 3 3 3 2 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 4 2 2 3 2 2 3 3 1 3 1 3 4 3 3 2 2 118

R-53 4 3 3 2 3 3 2 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 2 4 4 3 4 4 2 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 1 4 138

R-54 3 4 3 2 3 4 1 3 4 3 3 3 4 3 3 3 2 4 3 2 3 3 3 3 2 4 3 3 3 2 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 2 4 130

R-55 4 4 4 2 3 4 3 4 3 3 2 2 3 3 3 4 3 4 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 4 3 3 2 3 4 3 2 3 1 3 3 4 3 126

R-56 3 3 4 1 2 3 1 4 3 3 1 4 3 3 4 1 2 3 1 2 4 1 3 3 3 3 3 4 3 3 2 4 4 3 4 4 3 3 3 3 2 2 118

R-57 4 4 3 2 3 4 2 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 4 3 2 3 3 2 4 128

R-58 3 3 2 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 1 3 4 3 3 3 1 3 3 4 4 2 4 3 1 3 2 4 4 3 3 4 4 127

R-59 3 3 2 2 3 4 2 3 4 3 4 2 3 1 4 2 3 4 4 2 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 1 2 3 3 3 4 3 4 4 3 2 3 126

R-60 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 2 3 1 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 103

R-61 3 3 4 2 3 3 1 3 2 2 3 2 4 4 4 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 1 2 114

R-62 3 4 2 2 3 2 4 3 2 4 3 1 2 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 1 4 4 1 2 3 2 2 2 3 2 3 3 1 3 111

124

R-63 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 115

R-64 4 4 4 1 2 2 1 4 1 3 3 3 3 2 4 4 3 2 3 3 1 1 2 3 2 2 4 3 3 4 1 2 4 2 3 3 4 1 3 3 4 3 114

R-65 4 4 1 2 2 1 2 3 2 4 3 3 3 2 3 4 2 2 3 3 4 3 4 4 2 1 2 3 4 4 1 3 4 1 3 1 4 1 3 3 4 4 116

R-66 3 4 3 3 2 2 4 4 1 4 2 2 3 4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 4 3 4 4 1 2 3 2 3 2 4 2 3 4 4 2 122

R-67 4 4 3 3 3 2 4 2 3 3 2 2 4 4 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 1 3 3 4 2 4 2 4 1 4 2 4 1 3 4 1 1 116

R-68 3 4 3 2 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 4 118

R-69 3 4 3 2 3 3 1 3 3 2 4 3 1 4 4 4 3 2 4 3 3 3 3 4 2 2 3 2 4 4 2 2 4 1 3 1 3 3 4 4 1 3 120

R-70 4 3 4 2 3 2 4 3 2 3 4 3 3 2 3 3 4 2 3 2 1 1 3 3 3 2 2 4 3 4 4 4 3 1 4 4 2 1 4 4 1 4 121

R-71 4 3 3 2 3 3 3 4 3 2 3 2 2 3 4 3 3 2 4 2 3 3 2 3 3 2 2 3 4 2 2 2 3 2 3 2 4 2 4 3 3 4 119

R-72 4 4 4 2 1 1 4 4 2 3 4 4 4 4 3 3 3 1 3 3 4 3 4 3 4 2 2 3 4 4 3 3 4 1 4 4 3 3 4 3 1 3 130

R-73 4 4 3 2 3 3 2 3 1 4 4 3 3 4 4 3 4 1 3 3 4 4 3 3 4 2 3 4 4 4 3 3 4 2 4 2 4 2 4 3 1 4 132

R-74 4 4 1 1 4 4 4 3 1 2 1 4 1 4 4 4 4 4 1 4 1 1 4 1 4 1 4 4 4 2 4 1 2 2 4 4 4 3 1 3 2 1 116

R-75 3 3 4 2 3 4 3 4 2 3 2 4 2 4 4 4 3 3 4 2 3 2 3 4 4 2 3 4 1 4 4 4 2 2 3 4 3 3 4 4 3 4 133

R-76 4 3 3 1 3 2 2 3 3 1 4 4 4 1 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 1 3 3 3 4 1 3 3 1 4 2 3 1 4 3 3 4 125

R-77 4 4 3 1 3 3 2 4 2 3 1 4 2 3 3 4 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 4 3 2 2 3 2 2 2 2 1 2 2 2 4 2 111

R-78 4 3 3 3 2 3 3 4 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 4 1 2 4 2 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 121

R-79 4 4 3 2 4 2 3 4 2 3 3 2 2 4 4 3 4 2 4 3 3 3 3 4 4 2 3 4 2 3 3 3 4 1 3 3 4 3 3 4 2 3 129

R-80 4 3 3 2 3 2 3 4 2 3 2 3 4 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 2 4 3 4 3 3 3 4 3 129

R-81 4 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 113

R-82 4 4 2 3 3 2 4 3 3 4 3 2 2 4 4 3 4 3 4 2 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 2 3 3 2 3 3 3 2 4 4 4 3 129

R-83 4 3 3 2 2 2 2 3 1 3 3 2 3 2 3 1 2 3 1 4 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 102

R-84 4 4 4 2 3 2 1 4 2 3 3 3 4 4 4 1 4 2 3 2 4 3 3 4 3 1 2 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 2 4 130

R-85 3 4 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 117

R-86 4 4 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 118

R-87 3 3 2 1 3 1 3 3 1 2 2 1 4 2 4 2 2 2 3 2 3 2 4 4 3 2 2 1 4 4 1 2 3 4 2 3 2 2 4 2 1 4 105

R-88 4 4 3 2 4 2 1 4 2 4 2 4 2 4 4 2 4 3 1 4 4 3 3 3 4 1 3 3 4 4 2 3 4 2 4 1 4 3 3 4 4 3 129

R-89 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 111

R-90 4 4 3 1 4 3 3 4 2 4 4 4 4 3 4 1 3 1 3 4 4 3 2 4 3 1 3 2 4 3 2 2 4 2 4 2 4 4 4 4 1 4 129

R-91 4 4 3 3 4 1 2 4 2 4 3 2 4 4 4 4 3 2 4 4 4 3 4 4 4 1 2 3 2 4 2 3 4 2 4 2 4 1 4 3 1 4 130

R-92 4 4 3 3 4 1 3 4 1 4 3 4 4 3 4 2 3 2 4 4 2 3 3 4 3 2 3 3 1 3 3 4 4 2 4 2 4 2 4 3 1 4 128

R-93 3 3 2 2 3 3 3 4 2 2 1 2 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 2 1 3 3 4 2 1 3 3 2 2 3 3 3 3 1 3 111

R-94 4 4 3 2 4 3 3 3 3 2 3 2 2 3 2 2 3 2 3 2 4 4 2 3 3 1 4 1 4 2 3 3 3 2 3 1 3 3 3 3 1 3 114

125

R-95 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 2 3 2 3 4 3 3 3 4 4 3 4 2 4 3 2 3 4 3 2 2 3 4 3 4 2 4 4 3 3 1 3 132

R-96 3 3 2 2 3 2 2 3 2 4 3 3 2 2 3 3 3 2 4 3 1 3 2 3 4 2 3 2 4 2 1 2 3 2 3 3 4 2 4 3 1 3 111

R-97 3 3 2 1 1 1 1 2 3 3 2 1 3 1 4 1 1 2 2 3 3 3 2 4 1 1 1 1 1 4 2 1 3 2 1 2 2 4 4 2 1 4 89

R-98 4 4 3 1 3 3 3 3 1 4 2 3 4 3 4 3 2 3 1 2 3 1 4 2 4 3 2 3 1 4 4 2 3 2 2 1 4 3 4 4 4 2 118

R-99 4 4 4 1 2 3 4 4 2 3 2 2 2 4 3 3 4 2 4 3 2 3 1 3 1 2 3 3 1 1 4 3 4 3 3 4 4 2 4 4 1 2 118

R-100 4 4 3 2 3 2 1 4 3 3 3 2 3 2 4 3 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 4 3 3 3 2 3 1 4 3 3 3 3 3 116

R-101 3 2 1 1 3 4 2 3 1 3 3 3 2 3 3 4 3 4 4 1 1 1 1 4 1 3 3 2 4 4 2 2 1 3 2 2 3 4 2 2 1 3 104

R-102 3 4 4 2 4 2 2 4 1 4 2 3 3 4 3 3 4 2 3 4 3 4 4 3 3 2 4 3 2 4 2 3 4 3 4 3 4 2 3 3 2 3 129

R-103 4 4 1 2 3 1 1 4 2 3 1 2 4 1 4 3 2 3 3 3 2 3 1 2 2 2 3 3 2 1 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 4 3 109

R-104 4 4 2 3 4 2 4 4 2 4 3 2 3 2 4 4 3 4 4 4 2 2 2 3 3 2 3 3 4 2 2 3 4 2 3 3 4 1 3 3 4 3 127

R-105 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 106

R-106 4 4 3 3 3 2 1 4 2 4 3 3 3 3 4 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 4 3 3 2 3 3 2 4 2 3 2 3 3 4 3 122

R-107 4 4 3 1 3 2 1 3 2 3 2 2 3 2 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 1 4 2 3 3 1 2 111

R-108 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 114

R-109 3 3 2 2 3 2 3 3 2 4 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 4 1 4 3 2 2 2 3 3 4 3 3 2 4 4 3 3 4 3 1 4 118

R-110 4 4 3 3 4 1 2 4 2 4 3 2 4 4 4 4 3 2 4 4 4 3 4 4 4 1 2 3 2 4 2 3 4 2 4 2 4 1 4 3 1 4 130

R-111 4 4 3 3 3 2 4 2 3 3 2 2 4 4 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 1 3 3 4 2 4 2 4 4 4 3 4 3 4 4 1 1 123

R-112 3 3 2 1 1 1 1 2 3 3 2 1 3 1 4 1 1 2 2 3 3 3 2 4 1 1 1 1 1 4 2 1 3 1 1 1 2 1 2 2 1 4 82

R-113 4 4 3 1 3 3 3 3 1 4 2 3 4 3 4 3 2 4 1 2 3 1 4 4 4 3 2 3 1 4 4 2 3 4 2 4 4 3 4 4 4 2 126

R-114 4 4 4 1 2 3 4 4 2 3 2 2 2 4 3 3 4 2 4 3 2 3 1 3 1 2 3 3 1 1 4 3 4 1 3 4 4 1 2 4 1 2 113

R-115 4 4 3 2 3 4 4 4 3 3 3 2 3 2 4 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 4 2 3 3 4 3 3 3 2 3 4 4 4 3 3 3 4 129

R-116 3 2 1 1 3 4 2 3 1 3 3 3 2 3 3 4 3 3 4 1 1 1 1 4 1 3 3 2 4 4 2 2 1 1 2 3 3 2 1 2 1 3 99

R-117 3 4 4 2 4 2 2 4 1 4 2 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 2 4 3 2 4 2 3 4 4 4 3 4 3 4 3 2 3 134

R-118 4 4 1 2 3 1 1 4 2 3 1 2 4 1 4 3 2 2 3 3 2 3 1 2 2 3 3 3 2 1 3 3 3 1 4 3 3 4 1 2 4 3 106

R-119 4 4 2 3 4 4 4 4 2 4 3 2 3 2 4 4 3 4 4 4 2 2 2 3 3 4 3 3 4 2 2 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 137

R-120 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 2 3 1 3 1 3 1 3 3 2 3 102

126

LAMPIRAN 3

UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS

INSTRUMEN

1. Uji Validitas Skala Daya Tarik Interpersonal

2. Uji Reliabilitas Skala Daya Tarik Interpersonal

127

Correlations

total

VAR00001 Pearson Correlation .306**

Sig. (2-tailed) .001

N 120

VAR00002 Pearson Correlation .304**

Sig. (2-tailed) .001

N 120

VAR00003 Pearson Correlation .297**

Sig. (2-tailed) .001

N 120

VAR00004 Pearson Correlation .223*

Sig. (2-tailed) .014

N 120

VAR00005 Pearson Correlation .396**

Sig. (2-tailed) .000

N 120

VAR00006 Pearson Correlation .280**

Sig. (2-tailed) .002

N 120

VAR00007 Pearson Correlation .045

Sig. (2-tailed) .627

N 120

VAR00008 Pearson Correlation .091

Sig. (2-tailed) .323

N 120

VAR00009 Pearson Correlation .204*

Sig. (2-tailed) .025

N 120

VAR00010 Pearson Correlation .394**

Sig. (2-tailed) .000

128

N 120

VAR00011 Pearson Correlation .238**

Sig. (2-tailed) .009

N 120

VAR00012 Pearson Correlation .251**

Sig. (2-tailed) .006

N 120

VAR00013 Pearson Correlation .290**

Sig. (2-tailed) .001

N 120

VAR00014 Pearson Correlation .301**

Sig. (2-tailed) .001

N 120

VAR00015 Pearson Correlation -.246**

Sig. (2-tailed) .007

N 120

VAR00016 Pearson Correlation .250**

Sig. (2-tailed) .006

N 120

VAR00017 Pearson Correlation .366**

Sig. (2-tailed) .000

N 120

VAR00018 Pearson Correlation .212*

Sig. (2-tailed) .020

N 120

VAR00019 Pearson Correlation -.040

Sig. (2-tailed) .664

N 120

VAR00020 Pearson Correlation .272**

Sig. (2-tailed) .003

N 120

VAR00021 Pearson Correlation .430**

129

Sig. (2-tailed) .000

N 120

VAR00022 Pearson Correlation .236**

Sig. (2-tailed) .009

N 120

VAR00023 Pearson Correlation -.192*

Sig. (2-tailed) .036

N 120

VAR00024 Pearson Correlation .196*

Sig. (2-tailed) .032

N 120

VAR00025 Pearson Correlation .209*

Sig. (2-tailed) .022

N 120

VAR00026 Pearson Correlation .104

Sig. (2-tailed) .259

N 120

VAR00027 Pearson Correlation .368**

Sig. (2-tailed) .000

N 120

VAR00028 Pearson Correlation .255**

Sig. (2-tailed) .005

N 120

VAR00029 Pearson Correlation .331**

Sig. (2-tailed) .000

N 120

VAR00030 Pearson Correlation .181*

Sig. (2-tailed) .048

N 120

VAR00031 Pearson Correlation .355**

Sig. (2-tailed) .000

N 120

130

VAR00032 Pearson Correlation -.213*

Sig. (2-tailed) .019

N 120

VAR00033 Pearson Correlation .238**

Sig. (2-tailed) .009

N 120

VAR00034 Pearson Correlation .277**

Sig. (2-tailed) .002

N 120

VAR00035 Pearson Correlation .416**

Sig. (2-tailed) .000

N 120

VAR00036 Pearson Correlation .205*

Sig. (2-tailed) .025

N 120

VAR00037 Pearson Correlation -.123

Sig. (2-tailed) .179

N 120

VAR00038 Pearson Correlation -.082

Sig. (2-tailed) .371

N 120

VAR00039 Pearson Correlation .082

Sig. (2-tailed) .375

N 120

VAR00040 Pearson Correlation .198*

Sig. (2-tailed) .030

N 120

VAR00041 Pearson Correlation .213*

Sig. (2-tailed) .020

N 120

VAR00042 Pearson Correlation .391**

Sig. (2-tailed) .000

131

N 120

VAR00043 Pearson Correlation .070

Sig. (2-tailed) .448

N 120

VAR00044 Pearson Correlation .346**

Sig. (2-tailed) .000

N 120

VAR00045 Pearson Correlation .185*

Sig. (2-tailed) .043

N 120

VAR00046 Pearson Correlation -.082

Sig. (2-tailed) .374

N 120

VAR00047 Pearson Correlation .484**

Sig. (2-tailed) .000

N 120

VAR00048 Pearson Correlation .221*

Sig. (2-tailed) .015

N 120

VAR00049 Pearson Correlation .318**

Sig. (2-tailed) .000

N 120

VAR00050 Pearson Correlation .225*

Sig. (2-tailed) .014

N 120

VAR00051 Pearson Correlation .251**

Sig. (2-tailed) .006

N 120

VAR00052 Pearson Correlation .463**

Sig. (2-tailed) .000

N 120

VAR00053 Pearson Correlation .271**

132

Sig. (2-tailed) .003

N 120

VAR00054 Pearson Correlation .200*

Sig. (2-tailed) .028

N 120

total Pearson Correlation 1

Sig. (2-tailed)

N 120

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

133

Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 120 100.0

Excludeda 0 .0

Total 120 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.757 42

134

LAMPIRAN 4

UJI HIPOTESIS

135

Uji asumsi NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Daya Tarik

Interpersonal

N 120

Normal Parametersa,,b

Mean 118.5417

Std. Deviation 9.97720

Most Extreme Differences Absolute .067

Positive .055

Negative -.067

Kolmogorov-Smirnov Z .729

Asymp. Sig. (2-tailed) .663

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Oneway

Test of Homogeneity of Variances

Daya Tarik Interpersonal

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1.931 1 118 .167

136

T-Test

Group Statistics

JK N Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

Daya Tarik

Interpersonal

peremp

uan

60 119.03

33

8.83745 1.14091

laki-laki 60 118.05

00

11.05368 1.42702

Independent Samples Test

Levene's Test

for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

95%

Confidence

Interval of the

Difference

F Sig. T df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Differe

nce

Std.

Error

Differe

nce Lower Upper

Daya Tarik

Interpersona

l

Equal

variances

assumed

1.931 .167 .538 118 .591 .98333 1.8270

4

-

2.6347

0

4.6013

7

Equal

variances

not assumed

.538 112.

548

.591 .98333 1.8270

4

-

2.6365

2

4.6031

9