Studi Kasus Mentari

18
  LEMBARAN PERSETUJUAN PEMBIMBING Laporan kasus konsep teori dan konsep dasar asuhan kebidanan pada Ny “J”  dengan  preeklamsi di susun oleh:  Nama : Mentari aprinel dwi purbani  Nim :1211294 Telah disahkan oleh pembimbing pada: Hari : Tanggal : Padang,................... Mahasiswa Mentari aprinel dwi purbani  NIM 1221129 4 Mengetahui Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik Prodi DIII Kebidanan ............................ STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG ................................................ .............................

description

studi kasus preeklampsia

Transcript of Studi Kasus Mentari

LEMBARAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Laporan kasus konsep teori dan konsep dasar asuhan kebidanan pada Ny J dengan preeklamsi di susun oleh:Nama: Mentari aprinel dwi purbaniNim :1211294Telah disahkan oleh pembimbing pada:Hari:Tanggal:

Padang,...................Mahasiswa

Mentari aprinel dwi purbaniNIM 12211294

Mengetahui

Pembimbing AkademikPembimbing KlinikProdi DIII Kebidanan ............................STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

.............................................................................

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan studi kasus dengan judul PERSALINAN DENGAN PREEKLAMSI. Asuhan kebidanan ini merupakan salah satu tugas dalam rangkaian kegiatan praktek klinik kebidan (PKK) IIpada program studi DIII Kebidanan STIKes MERCUBAKTIJAYA PadangBersama ini perkenankanlah saya mrngucapkan terimakasih yang sebesar- besarnya dengan hati yang tulus kepada:1. Ibuk juheni.2. Ibuk Nova3. Ibuk devi syarief S.SiT,M.keb4. Ka. RS5. Ibuk devi syarief S.SiT.M.kebsemoga allah SWT membalas budi baik semua pihak yang telah memberi kesempatan dan bantuan dalam proses pembelajaran ini.Penulis berharap semoga dengan tersusunnya laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.Padang, 2014

Penulis

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangAsuhan kebidanan komprehensif merupakan asuhan kebidanan yang diberikan secara menyeluruh dari mulai hamil, bersalin, nifas sampai pada bayi baru lahir. Asuhan kebidanan ini dilakukan agar mahasiswa dapat mengetahui hal hal apa saja yang terjadi pada seorang wanita semenjak hamil, bersalin, nifas sampai dengan bayi yang dilahirkannya serta melatih mahasiswa dalam melakukan pengkajian, menegakkan diagnosa secara tepat, antisipasi masalah yang mungkin terjadi, menentukan tindakan segera, melakukan perencanaan dan tindakan sesuai kebutuhan ibu, serta mampu melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan. Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) penurunan angka kematian ibu per 100 ribu kelahiran bayi hidup masih terlalu lamban untuk mencapai target .Millenium (Millenium Development Goals/MDGs) dalam rangka mengurangi tiga per empat jumlah perempuan yang meninggal selama hamil dan melahirkan pada 2015, untuk mencapai targetMDGs penurunan angka kematian ibu antara 1990 dan 2015seharusnya 5,5 persen per tahun. Namun data WHO, UNICEF,UNFPA dan Bank Dunia menunjukkan angka kematian ibu hinggasaat ini masih kurang dari satu persen per tahun. Pada 2005,sebanyak 536.000 perempuan meninggal dunia akibat masalah persalinan, lebih rendah dari jumlah kematian ibu tahun 1990 yangsebanyak 576.000. Menurut data WHO,sebanyak 99 kematian ibu akibat masalah persalinan atau kelahiran terjadi dinegara-negara berkembang. Rasio kematian ibu di negara-negara berkembang merupakan yang tertinggi dengan 450 kematian ibuper 100 ribu kelahiran bayi hidup jika dibandingkan dengan rasiokematian ibu di sembilan negara maju dan 51 negara persemakmuran. Terlebih lagi, rendahnya penurunan angka kematian ibu global tersebut merupakan cerminan belum adanya penurunan angka kematian ibu secara bermakna di negara-negarayang angka kematian ibunya rendah. Artinya, negara-negara.Dengan angka kematian ibu tinggi belum menunjukkan kemajuanberarti dalam 15 tahun terakhir ini (Antaranews.com, 2009). Pada Survey Demografi Kesahatan Indonesia (SDKI) tahun2008.Angka kematian ibu (AKI) saat ini 228 per 100.000kelahiran hidup dan angka kematian bayi (AKB) 31,4 per 1.000kelahiran hidup. Target tahun 2015 Angka Kematian Ibu (AKI)menjadi 125 per 100.000 kelahiran hidup dan target AngkaKematian Bayi (AKB) menjadi 17 per 1.000 kelahiran hidup(Depkes, 2009). Berdasarkan penyebab, kematian ibu dapat digolongkanmenjadi dua antara lain yaitu kematian obstetrik langsung (IndirectObstetric Deaths) dan kematian obstetrik tidak langsung (directobstetric deaths). Kematian obstetrik langsung disebabkankomplikasi kehamilan, persalian, dan nifas, dan kematian ibudiantaranya terjadi pada proses persalinan sekitar 90 % merupakankomplikasi dari obstetrik (Prawirohardjo, 2002). Adapunpenyebab utamanya kematian ibu adalah perdarahan 28%, infeksi11%, preeklamsia dan eklamsi (keracunan kehamilan) 24 %, partuslama dan komplikasi abortus sekitar 33 %. Sedangkan kematian setelah persalinan yang terjadi pada masa nifas diantaranya 3 perdarahan post partum (HPP), sepsis (infeksi masa nifas), danpartus lama (datastatistik, 2009). Di dunia diperkirakan setiap tahun hampir 3,3 juta bayi lahir mati dan lebih dari 4 juta lainnya mati dalam 28 hari pertama kehidupannya. Jumlah terbesar kematian bayi terjadi di wilayahAsia Tenggara (1,4 juta kematian bayi dan 1,3 juta lahir mati)(http://kesehatan.kompas.com/read/2010). Strategi UntukMenurunkan Angka Kematian Bayiyang pertama adalah Pemberian ASI. Yang kedua Upaya dehidrasioral (ORAL). Diare juga merupakan penyebab utama kekurangangizi pada anak-anak, namun demikian Upaya Dehidrasi Oral(URO) dapat digunakan untuk mencegah atau merawat dehidrasiyang disebabkan diare yang merupakan sebab umum dari kematiananak balita. Dan yang ketiga adalah pemberian Imunisasi(www.google.http://id.shvoong.com).

B. Tujuan1. Tujuan UmumSelesai melakukan pembinaan diharapkan penulis mampu menerapkan asuhan kebidanan pada ibu bersalin Ny J P4A0H4 dengan preeklamsi2. Tujuan KhususDalam melakukan pembinaan terhadap ibu bersalin Ny J P4A0H4 post sc dengan preeklamsi di RSUD Sawahlunto yaitu:a. Mampu melaksanakan pengkajian dan mengumpulkan data untuk mengevaluasi pasien dengan kasus preeklamsi.b. Mampu mengidentifikasi secara benar masalahatau diagnosa bedasarkan interpretasi yang benar atas data-data tersebut pada kasus ibu bersalin dengan preeklamsi.c. Mampu mengidentifikasi diagnosa potensial yang akan terjadi pada kasus ibu bersalin dengan preeklamsid. Mampu mengidentifikasi perlunya tindakan segera baik secara mandiri atau kalaborasi pada kasus ibu bersalin dengan preeklamsi.e. Mampu merencanakan asuhan yang rasional sebagai dasar mengambil keputusan pada kasus ibu bersalin dengan preeklamsi.f. Mampu melaksanakan rencana asuhan secara efisien dan aman pada kasus ibu bersalin dengan preeklamsi.g. Mampu mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang telah diberikan pada kasu ibu bersalin dengan preeklamsi

C. Manfaat PenelitianManfaat penelitian yang dilakukan di RSUD Sawahlunto tentang persalinan preeklamsi dan Pre Eklamsi dan diharapkan dapat bermanfaat bagi :1. Bagi klienAgar klien mengetahui dan mampu mengemukakan keluhan yang dirasakan sedini mungkin,sehingga petugas kesehatan dapat mengantisipasi masalah yang mungkin terjadi.2. Bagi PenelitiDapat menambah pengetahuan,dan,wawasan,pengalaman dalam mengumpulkan,mengelolah,menganalisa dan menginformasikan data temuan serta sebagai penerapan ilmu dan bahan informasi atau acuan bagi peneliti untuk melakukan pengembangan peneliti lebih lanjut.3. Bagi mahasiswaMahasiswa mampu memberikan asuhan kebidanan yang tepat dan benar sesui kebutuhan klien.

BAB IIKAJIAN PUSTAKA

2.1 Konsep dasar (KASUS)2.1.1 PengertianPre-eklamsi merupakan kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil, bersalin dan dalam masa nifas yang terdiri dari atas: hipertensi, proteinuri, dan edema, yang kadang-kadang disertai konvulsi sampai koma. Ibu tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda kelainan-kelainan vaskular atau hipertensi sebelumnya.Pre eklamsia adalah keadaan dimana hipertensi disertai dengan proteinuria, edema atau kedua-duanya yang terjadi akibat kehamilan setelah minggu ke 20 atau kadang-kadang timbul lebih awal bila terdapat perubahan hidatidiformis yang luas pada vili dan korialis (Mitayani, 2009).Pre eklamsi adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, proteinuria, dan edema yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam triwulan ke tiga pada kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya misalnya pada mola hidatidosa. (Rukiyah, 2010).Pre eklampsia merupakan suatu kondisi spesifik kehamilan dimana hipertensi terjadi setelah minggu ke-20 pada wanita yang sebelumnya memiliki tekanan darah normal. (Bobak , 2004).Pre eklamsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinnuria dan atau edema setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Gejala ini dapat timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu pada penyakit trofoblas. (Sujiyatini, 2009).Pre eklamsia dapat dideskripsikan sebagai kondisi yang tidak dapat diprediksi dan progresif serta berpotensi mengakibatkan disfungsi dan gagal multi organ yang dapat mengganggu kesehatan ibu dan berdampak negative pada lingkungan janin. (Boyle M, 2007).Preeklamsi merupakan penyulit kehamilan yang akut dan dapat terjadi pada ante,intra,dan postpartum. Dan gejala-gejala klinik preeklamsi dapat dibagi menjadi preeklamsi ringan dan preeklamsi berat . (sarwono,2012)

Preeklamsi atau toksemia preeklamsi adalah penyebab utama mortalitas dan morbiditas ibu dan janin.preeklamsi adalah sindrom yang ditandai dengan hipertensi dan proteinuri yang baru muncul di trimester dua kehamilan yang selalu pulih pada periode posnatal (S.Elisabethrobson dan Jason Waugh,2012)2.1.2 Klasifikasipreeklamsi dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu :2.1.2.1 preeklamsi ringanpreeklamsi ringan adalah suatu sindroma spesifik kehamilan dengan menurunnya perfusi organ yang berakibat terjadinya vasospasme pembuluh darah dan aktivitas endotel.Diagnosis preeklamsi ringan ditegakkan bedasarkan atas timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema setelah kehamilan 20 minggu.1. Hipertensi: sistolik/distolik 140/90 mmHg. Kenaikan sistolik 30 mmHg.2. Proteinuria: 300 mg/24 jam atsu 1+dipstik.3. Edema: edema lokal tidak dimasukan dalam kriteria preeklamsi,kecuali edema pada lengan,muka dan perut,edema genetalia.2.1.2.1.1Gejala klinis pre eklamsi ringan meliputi 1. Kenaikan tekanan darah sistol 30 mmHg atau lebih, diastol 15 mmHg atau lebih dari tekanan darah sebelum hamil pada kehamilan 20 minggu atau lebih atau sistol 140 mmHg sampai kurang 160 mmHg, diastol 90 mmHg sampai kurang 110 mmHg.2. Edema pada pretibia, dinding abdomen, lumbosakral, wajah atau tangan3. Proteinuria secara kuantitatif lebih 0,3 gr/liter dalam 24 jam atau secara kualitatif positif4. Tidak disertai gangguan fungsi organ2.1.2.1.2Penanganan Pre eklampsia RinganPenanganan Pre eklampsia bertujuan untuk menghindari kelanjutan menjadi eklampsia dan pertolongan kebidanan dengan melahirkan janin dalam keadaan optimal dan bentuk pertolongan dengan trauma minimal. Jika pre-eklamsinya bersifat ringan, penderita cukup menjalani tirah baring di rumah, tetapi harus memeriksakan diri ke dokter setiap 2 hari. Jika perbaikan tidak segera terjadi, biasanya penderita harus dirawat dan jika kelainan ini terus berlanjut, makapersalinandilakukan sesegera mungkin.1. Pada Pre eklampsia ringan penanganan simptomatis dan berobat jalan dengan memberikan2. Sedativa ringan3. Obat penunjang4. Nasehat5. Lebih banyak istirahat baring penderita juga dianjurkan untuk berbaring miring ke kiri sehingga tekanan terhadap vena besar di dalam perut yang membawa darah ke jantung berkurang dan aliran darah menjadi lebih lancar.6. Segera datang memeriksakan diri, bila tedapat gejala sakit kepala, mata kabur, edema mendadak atau berat badan naik. Pernafasan emakin sesak, nyeri ulu hati, kesadaran makin berkurang, gerak janin berkurang, pengeluaran urin berkurang.

2.1.2.2 Pre-eklamsia beratPre-eklamsia berat dalah suatu komplikasi kehamilan yang di tandai dengan timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atu lebih disertai protein urin dan atau edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih (Manuaba, 2010).2.1.2.2.1Gejala dan tanda pre eklamsia berat 1. Tekanan darah sistolik >160 dan diastolik >110 mmHg atau lebih.2. Proteinuria > 3gr/liter/24 jam atau positif 3 atau positif 43. Pemeriksaan kuatitatif bisa disertai dengan :4. Oliguria, yaitu jumlah urin kurang dari 500 cc per 24 jam.5. Adanya gangguan serebral, gangguan visus, dan rasa nyeri di epigastrium.6. Terdapat edema paru dan sianosis.7. Gangguan perkembangan intra uterin8. Trombosit < 100.000/mm3

2.1.2.2.2 Penanganan Pre eklampsia BeratPenderita diusahakan agar:a. Terisolasi sehingga tidak mendapat rangsangan suara ataupun sinar.b. Dipasang infus glukosa 5%Dilakukan pemeriksaan:c. Pemeriksaan umum: pemeriksaan TTV tiap jamd. Pemeriksaan kebidanan: pemeriksaan denyut jantung janin tiap 30 menit, pemeriksaan dalam (evaluasi pembukaan dan keadaan janin dalam rahim).e. Pemasangan dower kateterf. Evaluasi keseimbangan cairang. Pemberian MgsO4 dosis awal 4 gr IV selama 4 menit

2.1.2.2.3Pencegahana. Pemeriksaan antenatal yang teratur dan bermutu serta teliti, mengenali tanda-tanda sedini mungkin (pre-eklamsi ringan), lalu diberikan pengobatan yang cukup supaya penyakit tidak menjadi lebih berat.b. Harus selalu waspada terhadap kemungkinan terjadinya pre-eklamsi kalau ada faktor-faktor predisposisi.c. Berikan penerangan tentang manfaat istirahat dan tidur, ketenangan, serta pentingnya mengatur diit rendah garam, lemak, serta karbohidrat dan tinggi ptortein juga menjaga kenaikan berat badan yang berlebihan.

2.1.3 ETIOLOGIPenyebab pre eklamsia saat ini tak bisa diketahui dengan pasti, walaupun penelitian yang dilakukan terhadap penyakit ini sudah sedemikian maju. Semuanya baru didasarkan pada teori yang dihubungkan dengan kejadian. Itulah sebab pre eklamsia disebut juga disease of theory (Rukiyah, 2010).

2.1.4 FAKTOR RESIKOPre eklamsi lebih sering ditemui pada primigravida dari pada multigravida, terutam primigarvida usia muda. Faktor predisposisi terjadinya preeklamsi adalah molahilatidosa, diabetes melitus ,kehamilan ganda , hidrops fetalis, obesitas, dan umur yaang lebih dari 35 tahun (mochtar, 1998).

Pre eklamsi menurut wijayarini (2002)lebih banyak terjadi pada1. Primigravida (terutama remaja (19-24) dan wanita diatas 35 tahun2. Wanita dengan obesitas3. Wanita dengan hipertensi essensial4. Wanita yang mengalami penyakit ginjal, kehamilan ganda, polihidramnion, diabetes, molahilatidosa.5. Wanita yang meiliki riwayat pre eklamsi atau eklamsi pada kehamilan sebelumnya6. Wanita yang memiliki riwayat penyakit keturunan eklamsi

2.1.5 PATOFISIOLOGIPatofisiologi pre eklampsia setidaknya berkaitan dengan perubahan fisiologikehamilan Adaptasi fisiologi normal padakehamilan.meliputi peningkatan volume plasma darah, vasodilatasi, penurunan resistensi vaskular sistemik systemic vascular resistance (SVR), peningkatan curah jantung, dan penurunan tekanan osmotic koloid.Pada pre eklampsia, volume plasma yang beredar menurun, sehingga terjadi hemokonsentrasi dan peningkatan hematokrit maternal.Perubahan ini membuat perfusi organ maternal menurun, termasuk perfusi ke unit janin-uteroplasenta. Vasospasme siklik lebih lanjut menurunkan perfusi organ dengan menghancurkan sel-sel darah merah, sehingga kapasitas oksigen maternal menurun.Vasopasme merupakan sebagian mekanisme dasar tanda dan gejala yang menyertai preeklampsia. Vasopasme merupakan akibat peningkatan sensitivitas terhadap tekanan darah, seperti angiotensin II dan kemungkinan suatu ketidakseimbangan antara prostasiklin prostagladin dan tromboksan A2. Suatu penelitian telah menguji kemampuan aspirin (suatu inhibitor prostagladin) untuk mengubah patofisiologi pre eklampsia dengan mengganggu produksi tromboksan. Investigasi pemakaian aspirin sebagai suatu pengobatan profilaksis dalam mencegah preeklampsia dan rasio untung-rugi pada ibu dan janin.Selain kerusakan endotelil, vasospasme arterial turut menyebabkan peningkatan permeabilitas kapiler. Keadaan ini meningkatkan edema dan lebih lanjut menurunkan volume intravaskular, mempredisposisi pasien yang mengalami preeklampsia mudah menderita edema paru.Preeklampsia ialah suatu keadaan hiperdinamik dimana temuan khas hipertensi dan proteinurea merupakan akibat hiperfungsi ginjal. Untuk mengendalikan sejumlah besar darah yang berfungsi di ginjal, timbul reaksi vasospasme ginjal sebagai suatu mekanisme protektif, tetapi hal ini akhirnya akan mengakibatkan proteinuria dan hipertensi yang khas untuk preeklampsia.Hubungan sistem imun dengan preeklampsia menunjukkan bahwa faktor-faktor imunologi memainkan peran penting dalam perkembangan preeklampsia. keberadaan protein asing, plasenta atau janin bisa membangkitkan respons imunologis lanjut.Perubahan pokok yang di dapatkan pada preeklamsi adalah spasmus pembuluh darah disertai dengan retensi garam dan air. Dengan biopsi ginjal Altheck dkk (1968) menemukan spasmus yang hebat pada arteriola glomerulus. Pada beberapa kasus lumen arteriola demikian kecilnya, sehingga hanya dapat dilalui oleh satu sel darah merah. Bilola dianggap bahwa spasmus arteriola juga ditemukan di seluruh tubuh, maka mudah dimengerti bahwa tekanan darah yang meningkat merupakan usaha mengatasi tekanan perifer agar oksigenasi jaringan dapat dicukupi. Kenaikan berat badan dan edema yang disebabkan penimbunan cairan yang berlebihan diruang interstinal belum diketahui sebabnya.Telah diketahui bahwa pada pre eklamsi dijumpai kadar aldosteron yang rendah dan konsentrasi prolaktin yang tinggi pada kehamilan normal. Aldosteron penting dalam mempertahankan volume plasma dan mengatur retensi air dan natrium. Pada pre eklamsi permeabilitas pembuluh darah terhadap protein meningkat. (Prawiroharjo, 2005)

BAB IIITINJAUAN KASUS

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN PADA NY J P2A0H2 USIA KEHAMILAN 39-40 MINGGU SC DENGAN PREEKLAMSIDI RUANG KEBIDANAN RSUD SAWAHLUNTOTANGGAL 23 AGUSTUS 2014

Tgl Msk : 23-08-2014Jam Pengkajian: 14.55 WIB

I.PENGKAJIAN/PENGUMPULAN DATAA.Anamnesa (data sujektif)

1. Biodata/IdentitasNama Istri : Ny J Nama Suami : Tn.AUmur : 40 tahun Umur : 43 tahunAgama : Islam Agama : IslamSuku : jawa Suku : jawaPendidikan : SMK Pendidikan : SMKPekerjaan : IRT Pekerjaan : swastaAlamat : Muaro kalabanNo telp: 082387478072

2. Keluhan utamaIbu mengatakan sakit pinggang menjalar ke ari-ari 3. PengeluaranpervaginamDarah : tidak adaAir ketuban : tidak ada

4. Riwayatkehamilansekaranga.HPHT : 18 november 2013b.TP : 25 agustus 2014c.Hamil mudaKeluhan : mual dan muntahANC : 1 kali, di BPSPenyuluhan yang pernah didapat: makan sedikit tetapi sering dan istirahat yang cukupd.Pergerakananakpertama kali: 20 minggu

6. Riwayat kehamilan persalinan dan nifas yang lalu:NoThn partusTmpt partusUmur hamilJenis persalinanPeno longPenyulitAnakNifasKeadaan anak sekarang

JKBBPB

1.

2.3.2007

Abortusini

BPS38-39spontanbidan -P2700gram48 cmbaikBaik

7. Riwayat KB : suntik 3 bulan8.Riwayatpenyakitsistemikyang pernahdideritaatauyangsedang dideritaPenyakitjantung : tidakadaPenyakitginjal : tidakadaPenyakitasma : tidakadaPenyakit hepatitis : tidakadaPenyakit DM : tidakadaEpilepsy : tidaada9.Riwayatoperasi : tidakada

10. RiwayatpenyakitketurunanDM : tidakadaEpilepsy :tidakadaAsma : tidakadaHemophilia : tidakadaKelainanjiwa : tidakada11.Keturunankembar : tidakada12.KebiasaanseharihariMandi : 2 kali sehariIstirahat: 8 jam/24 jamMakan : 3 kali sehari (nasi, ikan, sayur)BAB/BAK : BAB 1 kali, BAK 8 kaliMerokok : tidak adaB.Data ObjektifPemeriksaanumum :Keadaan umum: baikKesadaran : composmentisTD: 120/80 mmHgSuhu : 36oCNadi : 76 X/menitRespirasi: 24 X/menitBerat badan Sebelum hamil : 48 kgBerat badan sekarang : 59 kgTinggi badan :157 cmC.Pemeriksaankhusus1.Inspeksia.KepalaRambut: warna hitam, bersih, tidak rontokMata :tidakikterik, konjungtiva tidak pucatMuka : tidak pucat, tidak ada cloasma gravidarum.Hidung : tidak ada pemb esaran polipMulut dan gigi : tidak ada caries, keadaan mulut bersih, tidak ada stomatitisTelinga : keadaan bersih, fungsi pendengaran baikb.Leherkel.gondok (tyroid): tidak ada pembesarantumor: tidak adapembesaran kel.getah bening: tidak ada pembesaran.

c.Dada dan axillaMammaemembesar : yatumor : tidak adasimetris : yaareola : mengalami hiperpigmentasiputing susu : menonjolkolostrum : belum keluarAxillatumor : tidak adanyeri : tidak ada nyerid.Perutmembesar : ya, dengan arah memanjangpelebaran vena : tidak adalinea alba/nigra : linea nigrae.AnogenitalKebersihan : bersihOedema : tidakadaVarises : tidakadaPengeluarancairan : adaLendir : adaDarah : adaf.EkstremitasOedemapadajaridantangan : tidakadaoedemOedemapadakeduatungkai : tidakadaoedemaVarices : tidak adavaricesBentukbagianatas/ lengan : simetrisBentukbagianbawah/kaki: simetris

2.PALPASIa. kontraksi : adafrekuensi : durasi : -intensitas :-

b.leopold I : TFU: 27cm, Teraba bulat,lunak, tidak melentingc.leopold II:kanan : teraba bagian bagian terkecil janinkiri : teraba keras, memanjangd.leopold III : teraba bulat, kera, melentinge.leopold IV : teraba4/5 bagian, konvergenf.tafsiran berat janin (TBJ) : (27-12) x 155 =2325gram

3.AUSKULTASIa.DJJ : +b.Tempat : terdenggarjelasdibawahpusatsebelahkiri ibuc.Frekuensi : 134 x/menit, tidak teratur

4.PEMERIKSAAN DALAMTidak dilakukan

5.PERKUSIReflex patella : +/+ kiri/kanan

D.DATA PENUNJANGPemeriksaanlaboratoriumHB : Tidak dilakukanUrine protein :Tidak dilakukan