Studi Kasus cacervik 22

32
STUDI KASUS KANKER SERVIK Seorang pasien dengan nama Nyonya Sumkatinah datang ke Rumah Sakit dengan keluhan nyeri perut bagian bawah, pusing, dan pada bulan desember mengeluarkan darah dari kemaluannya dan saat periksa kerumah sakit perdarahan sudah berhenti. Setelah melalui beberapa pertanyaan, dokter menyarankan untuk melakukan chek laboratorium agar dapat mengetahui kondisi pasien berdasarkan keluhan yang diderita pasien. Setelah menjalani sederetan kegiaan laboratorium antara lain chek darah dan chek urine, hasil yang diperoleh diberikan pada dokter yang bersangkutan. Kemudian dokter mendiagnosa Ny Sumkatinah menderita Ca Cervik atau kanker leher rahim dan beberapa komplikasi yakni Hipertensi dan Heart Failure ( penyakit jantung ). Kemudian dokter melakukan konsultasi dengan pihak IPD ( Ilmu Penyakit Dalam ), dan hasil konsul tersebut pasien Ny Sumkatinah disarankan menjalani Kemoterapi Ca Cervik. Dalam pengobatan kemoterapi pasien harus menjalani enam seri pengobatan dan setiap masing – masing seri pengobatan kemo berjarak tiga minggu. Sebagai awal dari pengobatan, pasien mendapat obat untuk kemo yaitu Cisplatin seri I 80 mg dan 5FU 560 mg, selama empat hari dan dilakukan cek lab 2 minggu setelah kemo untuk mengetahui apakah awal kemoterapi berhasil dilakukan, kemudian setelah tiga minggu dilakukan kemo seri ke dua dengan obat

Transcript of Studi Kasus cacervik 22

Page 1: Studi Kasus cacervik 22

STUDI KASUS KANKER SERVIK

Seorang pasien dengan nama Nyonya Sumkatinah datang ke Rumah Sakit

dengan keluhan nyeri perut bagian bawah, pusing, dan pada bulan desember

mengeluarkan darah dari kemaluannya dan saat periksa kerumah sakit perdarahan sudah

berhenti. Setelah melalui beberapa pertanyaan, dokter menyarankan untuk melakukan

chek laboratorium agar dapat mengetahui kondisi pasien berdasarkan keluhan yang

diderita pasien.

Setelah menjalani sederetan kegiaan laboratorium antara lain chek darah dan

chek urine, hasil yang diperoleh diberikan pada dokter yang bersangkutan. Kemudian

dokter mendiagnosa Ny Sumkatinah menderita Ca Cervik atau kanker leher rahim dan

beberapa komplikasi yakni Hipertensi dan Heart Failure ( penyakit jantung ). Kemudian

dokter melakukan konsultasi dengan pihak IPD ( Ilmu Penyakit Dalam ), dan hasil konsul

tersebut pasien Ny Sumkatinah disarankan menjalani Kemoterapi Ca Cervik.

Dalam pengobatan kemoterapi pasien harus menjalani enam seri pengobatan

dan setiap masing – masing seri pengobatan kemo berjarak tiga minggu. Sebagai awal

dari pengobatan, pasien mendapat obat untuk kemo yaitu Cisplatin seri I 80 mg dan 5FU

560 mg, selama empat hari dan dilakukan cek lab 2 minggu setelah kemo untuk

mengetahui apakah awal kemoterapi berhasil dilakukan, kemudian setelah tiga minggu

dilakukan kemo seri ke dua dengan obat kemo Cisplatin II dengan dosis 80 mg dan 5FU

560 mg. Selain mendapat pengobatan kemoterapi dokter juga memberikan obat untuk

menanggulangi komplikasi ysng terjadi pada Ny Sumkatinah yakni Hipertensi dan Heart

Failure ( Jantung ) dengan memberikan obat Lisinopril, Furosemid, ASA, dan

Simvastatin.

Pengobatan kemoterapi dilakukan hingga seri ke enam, bila sudah seri ke

enam selesai maka dilakukan cek laboratorium untuk mengetahui apakah Ca Cervik yang

didertita pasien sudah sembuh atau belum jika belum maka dilanjutkan lagi pengobatan

kemoterapi dari awal.

Page 2: Studi Kasus cacervik 22

DATA PASIEN

Nama Pasien Ny Sumkatinah

Umur 67 tahun

Berat Badan 50 Kg

Tinggi Badan 146 cm

Keluhan Perut bagian bawah nyeri

Pusing

Bulan Desember mengeluarkan darah dari

kemaluannya ± 1 bulan

Diagnosa Ca Cervik dengan komplikasi Hipertensi dan Heart

Failure

Data Klinik

Data Klinik Nilai Normal Hasil

Tekanan Darah ( mmhg ) 120/80 150/90

Nadi ( beats/min ) 80/100 88

Respiratory Rate

( beats/min )

20/24 20

Data Laboratorium

Data laboratorium Batas Normal Hasil laboratorium

Creatin urine 14,2 mg / dl

Creatin darah 0,87 mg / dl

Tinggi Badan 146 cm

Berat Badan 50 Kg

Volume urin tampung 3500 ml

Diuresa 2,43 ml / mnt

Ratio PB 1,25

CCT ( Cleorance

creatinine test )

49,57

Kesimpulan

Page 3: Studi Kasus cacervik 22

Ureum / Bun 20 – 40 / 10 – 20 20,7 mg / dl

Kretainin < 1,2 0,81 mg / dl

Hemoglobin 10,1 gr / dl

Leukosit 10700 / mm3

LED 118 mm / jam

Trombosit 358000 / mm3

Hematokrit 31,7 %

Evaluasi Hapusan Darah

Eritrosit : Hpokrom Anisasitosis

Leukosit : Normal

Trombosit : Normal

Pengobatan Kemoterapi Ca Cervik

Primary treatment : Cisplatin – 5FU

Regimen : Cisplatin 80 mg

5FU 560 mg

Profil Pengobatan kemoterapi

Hari Jam Obat

I 05.00 Ds 5 % 500 cc

Pasang Dower Catheter

+ Urin bag

Metoclopramid inj 1 amp

Dexamethasone inj 1amp

08.00 5FU 560 mg dalam Ns

Page 4: Studi Kasus cacervik 22

500 cc 55 tts / mnt

Infs Dextrosa 5 % 500 cc

10.00 Cisplatin 80 mg + Ns

500 cc dilindungi dengan

kain gelap selama 2 – 3

jam

Infs Ds 5 % 1000 cc

selama 5 jam ( 66 tts /

mnt )

II / IV 05.00 Infus Ds 5 % 500 cc

Metoclopramid inj 1 amp

08.00 5FU 560 mg dalam Ns

500 cc 55 tts / menit

Infus Ds 5 % 1000 cc

selama 5 jam ( 66 tts /

menit )

Pola Peresepan obat kemoterapi dan komplikasinya

Resep untuk kemoterapi

R/ Cisplatin 80 mg

5FU 560 mg

Resep untuk komplikasi hipertensi dan jantung

R/ lisinopril 5 mg No III

S 1 dd 1

Furosemid No III

S 40 mg – 0 – 0

ASA No III

S 1 dd 100 mg

Simvastatin No III

S 0 – 10 mg

Page 5: Studi Kasus cacervik 22

Asuhan Kefarmasian

Obat Rute Dosis frekuensi Indikasi

Cisplatin IV 80 mg Sekali

kemoterapi

Anti kanker

5FU IV 560 mg Sekali

kemoterapi

Anti kanker

Ns IV 500 cc pelarut obat kemoterapi

Dekstrose IV 500 –

1000 cc

Pelarut obat kemoterapi

Lisinopril P.O 5 mg 1 x 1 Hipertensi

Furosemid P.O 40 mg Pagi 40 mg Udema pada jantung

ASA P.O 100 mg 1 x 1 Analgesik untuk infark jantung

Simvastatin P.O 40 mg Malam 1 mg kolesterol

Permasalahan dalam kasus

Ny sumkatinah terdiagnosa terkena Ca cervik dengan komplikasi Hipertensi

dan Heart Failure ( jantung )namun dalam pengobatan terdapat simvastatin yang

berfungsi sebagai pengontrol kolesterol, namun pasien tidak bermasalah dengan

kolesterolnya, peresepan obat ini sedikit tidak masuk akal, kecuali jika terdapat

pertimbangan tertentu yang berhubungan dengan komplikasi pasien tersebut.

Page 6: Studi Kasus cacervik 22

Tinjauan Pustaka

Definisi

Kanker servix adalah suatu proses keganasan yang terjadi pada servix, sehingga

jaringan di sekitarnya tidak dapat melaksanakan fungsi sebagaimana mestinya. Keadaan

tersebut biasanya disertai dengan adanya perdarahan dan pengeluaran cairan vagina yang

abnormal, penyakit ini dapat terjadi berulang-ulang. Kanker serviks biasanya menyerang

wanita berusia 35-55 tahun. Sekitar 90% dari kanker serviks berasal dari sel skuamosa

yang melapisi serviks dan 10 % sisanya berasal dari sel kelenjar penghasil lendir pada

saluran servikal yang menuju ke dalam rahim.

Etiologi

Penyebab kanker serviks tidak diketahui secara pasti. Factor-faktor yang terkait

dengan proses timbulnya kanker serviks adalah altivitas seksual dini, hubungan seksual

tidak stabil, pasangan seksual dua atau lebih / berganti-ganti, usia pertama kali

melahirkan dini, infeksi virus, genetalia buruk, dan penggunaan estrogen lebih dari tiga

tahun.

Beberapa faktor predisposisi kanker serviks menurut baird (1991) terdiri dari 3 faktor

yaitu:

a. faktor individu : terdiri dari infeksi HPV dan herpes simpleks 2, merokok,

pasangan seksual lebih dari satu.

Page 7: Studi Kasus cacervik 22

b. Factor resiko : penggunaan oral kontrasepsi, minum-minuman, kebersihan post

koitikus kurang, koitikus saat menstruasi, terlalu sering membersihkan vagina,

status ekonomi rendah.

c. Factor pasangan laki-laki : merokok, pasangan seksual lebih dari satu, koitus

dengan pekerja prostitusi, lingkungan yang terpajang dengan zat karsinogen.

Tanda dan Gejala

Fluor albus (keputihan) merupkan gejala yang sering ditemukan. Getah yang

keluar dari vagina ini makin lama makin berbau busuk akibat infeksi dan nerkosis

jaringan. Dalam hal demikian, pertumbuhan tumor menjadi ulseratif. Perdarahan yang

dialami segera setelah bersenggama ( disebut sebagai perdarahan kontak ) merupakan

gejala karsinoma serviks (75-80%).

Pada tahap awal, terjadinya kanker serviks tidak ada gejala-gejala khusus.

Biasanya timbul gejala berupa ketidakteraturannya siklus haid, amenorhea,

hipermenorhea, dan penyaluran sekret vagina yang sering atau perdarahan intermenstrual,

post koitus serta latihan berat. Perdarahan yang khas terjadi pada penyakit ini yaitu darah

yang keluar berbentuk mukoid. Nyeri dirasakan dapat menjalar ke ekstremitas bagian

bawah dari daerah lumbal. Pada tahap lanjut, gejala yang mungkin dan biasa timbul lebih

bervariasi, sekret dari vagina bewarna kuning, berbau dan terjadinya iritasi vagina serta

mukosa vulva. Perdarahan pervagina akan makin sering terjadi dan nyeri makin progesif.

Perdarahan setelah koitus atau pemeriksaan dalam ( vaginal toussea ) merupakan gejala

yang sering terjadi. Karakteristik darah yang keluar bewarna merah terang dapat

bervariasi dari yang cair sampai menggumpal. Gejala lebih lanjut meliputi nyeri yang

menjalar sampai kaki, hematuria dan gagal ginjal dapat terjadi karena obstruksi ureter.

Perdarahan rektum dapat terjadi karena penyebaran sel kanker yang juga merupakan

penyakit lanjut.

Page 8: Studi Kasus cacervik 22

Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan berikut :

1. Papanicalow smear (pap smear)

Pap smear dapat mendeteksi samapi 90% kasus kanker serviks secara akurat,

pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi sel kanker lebih awal pada pasien yang tidak

memberikan keluhan. Sel kanker dapat diketahui pada sekret yang diambil dari porsi

serviks. Pemeriksaan ini harus dilakukan oleh setiap wanita yang telah aktif secara

seksual atau usianya telah mencapai 18 tahun dan sebaiknya menjalani Pap smear secara

teratur yaitu 1 kali/tahun. Jika selama 1 kali/2-3 tahun. Hasil pemeriksaan Pap smear ini

dapat menunjukkan stadium dari kanker serviks :

Normal

Displasia ringan ( perubahan dini yang belum bersifat ganas )

Displasia berat ( perubahan lanjut yang belum bersifat ganas )

Karsinoma in situ ( kanker yang berbatas pada lapisan serviks paling luar )

Kanker invasif ( kanker telah menyebar ke lapisan serviks yang lebih

dalam atau ke organ tubuh lainnya )

2. Biopsi.

Biopsi dilakukan jika pada pemeriksaan panggul tampak suatu pertumbuhan atau

luka pada serviks, atau jika Pap smear menunjukkan suatu abnormalitas atau kanker.

Biopsi ini dilakukan untuk melengkapi hasil Pap smear. Teknik yang biasa dilakukan

Page 9: Studi Kasus cacervik 22

adalah punch biopsy yang tidak memerlukan anestesi dan teknik cone biopsy yang

menggunakan anestesi. Biopsi dilakukan untuk mengetahui kelainan yang ada pada

serviks. Jaringan yang diambil dari daerah bawah kanal servikal. Hasil biopsi akan

memperjelas apakah yang terjadi itu kanker invasif atau hanya tumor saja.

3. kolposkopi ( pemeriksaan serviks dengan lensa pembesar )

Kalposkopi dilakukan untuk melihat daerah yang terkena proses metaplasia.

Pemeriksaan ini kurang efesien dibandingkan dengan Pap smear, karena kolposkopi

memerlukan ketrampilan dan kemampuan kolposkopi dalam memeriksa darah yang

abnormal.

4. Tes schiller

Tes ini menggunakan iodine solution yang diusapkan pada permukaan serviks.

Pada serviks normal akan membentuk bayangan yang terjadi pada sel epitel serviks

karena adanya glikogen. Sedaangkan pada sel epitel serviks yang mengandung kanker

akan menunjukkan warna yang tidak berubah karena tidak ada glikogen.

5. Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk mengetahui aktivitas pryvalekinase.

Pada pasien konservatif dapat diketahui peningkatan aktivitas enzim ini terutama pada

daerah epitelium serviks.

6. Radiologi

a. Pelvik limphangiografi, yang dapat menunjukkan adanya gangguan pada saluran pelvik

atau peroartik limfe.

b. Pemeriksaan intravena urografi, yang dilakuakn pada kanker serviks tahap lanjut, yang

dapat menunjukkan adanya obstruksi pada ureter terminal.

Pemeriksaan radiologi direkomendasikan untuk mengevaluasi kandung kemih dan

rektum yang meliputi sitoskop, pielogram intravena (IVP), enema barium, dan

sigmoidoskopi. Magnetic Resonance Imaging (MRI) atau scan CT abdomen / pelvis

digunakan untuk menilai penyebaran lokal dari tumor dan / atau terkenanya nodus limpa

regional.

Page 10: Studi Kasus cacervik 22

Tahapan Klinis

Penetuan tahapan klinis penting dalam memperkirakan penyebaran penyakit,

membantu prognosis rencana tindakan, dan memberikan arti perbandingan dari metode

terapi. Tahapan stadium klinis yang dipakai sekarang ialah pembagian yang di tentukan

oleh The International Federation of Gynecologi and Obstetric (FIGO) tahun 1976.

Pembagian ini didasarkan atas pemeriksaan klinik, radiologi, suktase endoserviks dan

biopsi. Tahapan-tahapan tersebut yaitu :

a. Karsinoma pre invasif

b. Karsinoma in-situ, karsinoma intraepitel

c. Karsinoma invasif

Tingkat 0 : Karsinoma insitu atau karsinoma intraepitel

Tingkat I : Proses terbatas pada serviks ( perluasan ke korpus uteri tidak dinilai )

Ia : karsinoma serviks preklinis, hanya dapat didiagnosis secara

mikroskopik, lesi tidak lebih dari 3 mm, atau secara mikroskopik

kedalamannya > 3 – 5 mm dari epitel basah dan memanjang tidak lebih

dari 7 mm.

Ib : Lesi invasif > 5 mm, bagian atas lesi < 4 cm dan > 4 cm.

Tingkat II : proses keganasan telah keluar dari servik dan menjalar ke 2/3 bagian atas

vagina dan keparametrium tetapi tidak sampai dinding panggul.

IIa : Penyebarab hanya ke vagina, parametrium masih bebas dari infiltrat tumor.

IIb : Penyebaran hanya di parametrium, uni atau bilateral, tetapi belum sampai

dinding.

Tingkat III : Penyebaran sampai 1/3 distal vagina atau ke parametrium sampai dinding

panggul.

IIIa : Penyebaran sampai 1/3 distal vagina atau ke parametrium sampai ke

dinding panggul

IIIb : Penyebaran sampai dinding panggul, tidak ditemukan daerah bebas

infiltrasi atau tumor dengan dinding panggul atau proses pada tingkat I

atau II, tetapi sudah ada gangguan faal ginjal / Hidronefrosis.

Page 11: Studi Kasus cacervik 22

Tingkat IV : Proses keganasan telah keluar dari panggul kecil dan melibatkan mukosa

rektum dan vesika urinaria ( dibuktikan secara histologi ) atau telah

bermetastasis keluar panggul atau ke tempat yang jauh.

IVa : Telah bermetastasis dengan organ sekitarnya.

IVb : Telah bermetastasis jauh.

Komplikasi

Penyakit kanker adalah penyakit pertumbuhan sel yang sudah tidak dapat

dikontorol lagi oleh tubuh secara normal , akibatnya kanker makin membesar tanpa henti

dan menyebabkan kerusakan pada bagian tubuh dimana pertama kali kanker itu tumbuh

dan dapat menyebar ke bagian organ tubuh penting lainnya seperti ke paru-paru, liver,

tulang, otak dengan segala komplikasinya.

Komplikasi akibat penyakit kanker secara umum disebabkan oleh 4 faktor, yaitu

:komplikasi akibat pertumbuhan kanker yang merusak sekitarnya, komplikasi sebagai

akibat tidak langsung dari kanker, komplikasi yang tidak ada kaitannya dengan kanker

dan komplikasi akibat pemberian sitostatika atau kemoterapi, radioterapi maupun

tindakan pembedahan.

Komplikasi akibat pertumbuhan kanker yang merusak sekitarnya (infasif), dapat

mengakibatkan terjadinya penyumbatan saluran seperti pada kanker usus, kanker saluran

kencing, sehingga penderita tidak dapat buang air besar dan buang air kecil yang

menyebabkan perut membesar dan muntah-muntah . Bisa juga kanker menyebabkan erosi

dan perforasi sehingga terjadi perdarahan maupun terjadi fistula atau salutan yang tidak

normal. Selain itu dapat menyebabkan penyumbatan saluran disekitarnya, misalnya pada

kanker leher rahim stadium lanjut atau pada kanker kelenjar getah bening dapat

menyebabkan sumbatan saluran getah bening di kaki dan mengakibatkan kaki menjadi

bengkak. Hal lainnya ,akibat pertumbuhan kanker yang terus tumbuh, dapat

menyebabkan rasa nyeri yang diakibatkan iritasi pada syaraf, tulang maupun kapsul

organ seperti pada kanker hati.

Komplikasi sebagai akibat tidak langsung dari kanker amat banyak dan

bervariasi, dari yang ringan sampai yang berat dan berakibat fatal bila tidak segera

diatasi. Diantaranya adalah terjadi gangguan umum seperti demam, berat badan menurun,

Page 12: Studi Kasus cacervik 22

tidak mau makan , anemia. Juga bisa terjadi gangguan gizi , gangguan imunologis atau

kekebalan tubuh, maupun hiperkalsemia.

Gangguan gizi yang tidak cepat diperbaiki dapat menyebabkan gangguan kekebalan

tubuh dan bisa menyebabkan terjadinya infeksi yang sering sukar diobati.Hiperkalsemia

terjadi terutama pada kanker yang mengenai tulang baik kanker yang awalnya tumbuh

dari tulang maupun kanker yang bermetastasis luas ke dalam tulang.

Komplikasi yang tidak ada kaitannya dengan penyakit kanker, misalnya pada

pemberian transfusi darah. Seringkali penderita kanker datang sudah dalam keadaan

lanjut dan sudah terjadi anemia atau kurang darah , apalagi kalau terjadi perdarahan pada

kanker tersebut yang sangat sukar dihentikan. Untuk menambah darah supaya mendekati

atau kembali ke kadar normal , seringkali diperlukan transfusi darah.Namun kadangkala

pemberian transfusi darah dapat menyebabkan efek samping yang dapat terjadi segera

maupun kemudian, diantaranya adalah reaksi hemolisis karena tidak sesuai golongan

darahnya, selain itu bisa terkena virus hepatitis, malaria.

Komplikasi akibat tindakan pemberian kemoterapi, radioterapi maupun bedah.

Radiasi maupun kemoterapi dapat menyebabkan terjadinya penurunan kadar darah putih

akibat penekanan fungsi sumsum tulang yang bisa menyebabkan infeksi dan kematian.

Tindakan bedah juga dapat mengakibatkan komplikasi seperti perdarahan, infeksi

terutama pada penanganan kanker stadium lanjut, tergantung lokasi , jenis , ukuran

kanker dan jenis operasi serta daya tahan penderita.Diantara semua komplikasi tersebut,

infeksi merupakan penyabab kematian paling utama pada penderita kanker disamping

perdarahan. Sekitar 90 persen penderita kanker meninggal karena infeksi, perdarahan

atau infeksi bersama-sama dengan perdarahan.

Faktor-faktor yang menyebabkan tingginya kejadian infeksi pada penderita

kanker antara lain karena : adanya luka lecet atau erosi pada kanker yang menyebabkan

terbukanya kulit atau lapisan mukosa yang merupakan benteng pertahanan tubuh (barrier)

yang melindungi tubuh dari dunia luar seperti pada kanker kulit, kanker usus, kanker

kepala dan leher, kanker leher rahim.

Infeksi juga dapat terjadi karena adanya sumbatan akibat tekanan atau

pertumbuhan kanker, seprti pada kanker paru, kanker prostat, kanker saluran cerna.

Selain itu infeksi dapat terjadi karena penurunan daya tahan tubuh, tindkan pembedahan,

Page 13: Studi Kasus cacervik 22

tindkan diagnostik invasive, pemberian pengobatan suportif seperti pemberian makanan

melalui infus maupun pemberian transfusi darah, juga bisa karena pemberian kemoterapi

maupun radioterapi.

Untuk kanker leher rahim pada tahap yang lebih lanjut dapat terjadi komplikasi

fistula vesika vagina, gejala lain yang dapat terjadi adalah nausea, muntah, demam dan

anemia.

Pengobatan Kanker Serviks

Tiga jenis utama dari pengobatan untuk kanker serviks adalah operasi, radioterapi,

dan kemoterapi. Stadium pra kanker hingga 1A biasanya diobati dengan histerektomi.

Bila pasien masih ingin memiliki anak, metode LEEP atau cone biopsy dapat menjadi

pilihan. Untuk stadium IB dan IIA kanker serviks:

1. Bila ukuran tumor < 4cm: radikal histerektomi ataupun radioterapi

dengan/tanpa kemo

2. Bila ukuran tumor >4cm: radioterapi dan kemoterapi berbasis cisplatin,

histerektomi, ataupun kemo berbasis cisplatin dilanjutkan dengan

histerektomi

Kanker serviks stadium lanjut (IIB-IVA) dapat diobati dengan radioterapi dan kemo

berbasis cisplatin. Pada stadium sangat lanjut (IVB), dokter dapat mempertimbangkan

kemo dengan kombinasi obat, misalnya hycamtin dan cisplatin.

Jika kesembuhan tidak dimungkinkan, tujuannya pengobatan adalah untuk

mengangkat atau menghancurkan sebanyak mungkin sel-sel kanker. Kadang-kadang

pengobatan ditujukan untuk mengurangi gejala-gejala. Hal ini disebut perawatan paliatif.

Faktor-faktor lain yang mungkin berdampak pada keputusan pengobatan Anda

termasuk usia Anda, kesehatan Anda secara keseluruhan, dan preferensi Anda sendiri.

Seringkali cukup bijak untuk mendapatkan pendapat kedua (second opinion) yang

memberikan Anda perspektif lain dari penyakit Anda.

Pembedahan untuk Kanker Serviks

Ada beberapa jenis operasi untuk kanker serviks. Beberapa melibatkan

pengangkatan rahim (histerektomi), yang lainnya tidak. Daftar ini mencakup jenis operasi

yang paling umum untuk kanker serviks. Diantaranya:

Page 14: Studi Kasus cacervik 22

Cryosurgery

Sebuah probe metal yang didinginkan dengan nitrogen cair dimasukkan ke dalam

vagina dan pada leher rahim. Ini membunuh sel-sel abnormal dengan cara membekukan

mereka. Cryosurgery digunakan untuk mengobati kanker serviks yang hanya ad adi

dalam leher rahim (stadium 0), tapi bukan kanker invasif yang telah menyebar ke luar

leher rahim.

Bedah Laser

Sebuah sinar laser digunakan untuk membakar sel-sel atau menghapus sebagian

kecil dari jaringan sel rahim untuk dipelajari. Pembedahan laser hanya digunakan sebagai

pengobatan untuk kanker serviks pra-invasif (stadium 0).

Konisasi

Sepotong jaringan berbentuk kerucut akan diangkat dari leher rahim. Hal ini

dilakukan dengan menggunakan pisau bedah atau laser tau menggunakan kawat tipis

yang dipanaskan oleh listrik (prosedur ini disebut LEEP atau LEETZ). Pendekatan ini

dapat digunakan untuk menemukan atau mengobati kanker serviks tahap awal (0 atau I).

Hal ini jarang digunakan sebagai satu-satunya pengobatan kecuali untuk wanita dengan

kanker serviks stadium dini yang mungkin ingin memiliki anak. Setelah biopsi, jaringan

(berbentuk kerucut) diangkat untuk diperiksa di bawah mikroskop. Jika batas tepi dari

kerucut itu mengandung kanker atau pra-sel kanker, pengobatan lebih lanjut akan

diperlukan untuk memastikan bahwa seluruh sel-sel kankernya telah diangkat.

Histerektomi

Histerektomi sederhana: Rahim diangkat, tetapi tidak mencakup jaringan yang

berada di dekatnya. Baik vagina maupun kelenjar getah bening panggul tidak diangkat.

Rahim dapat diangkat dengan cara operasi di bagian depan perut (perut) atau melalui

vagina. Setelah operasi ini, seorang wanita tidak bisa menjadi hamil. Histerektomi

digunakan untuk mengobati beberapa kanker serviks stadium awal (I). Hal ini juga

Page 15: Studi Kasus cacervik 22

digunakan untuk stadium pra-kanker serviks (o), jika sel-sel kanker ditemukan pada batas

tepi konisasi.

Histerektomi radikal dan diseksi kelenjar getah bening panggul: pada operasi ini,

dokter bedah akan mengangkat seluruh rahim, jaringan di dekatnya, bagian atas vagina

yang berbatasan dengan leher rahim, dan beberapa kelenjar getah bening yang berada di

daerah panggul. Operasi ini paling sering dilakukan melalui pemotongan melalui bagian

depan perut dan kurang sering melalui vagina. Setelah operasi ini, seorang wanita tidak

bisa menjadi hamil. Sebuah histerektomi radikal dan diseksi kelenjar getah bening

panggul adalah pengobatan yang umum digunakan untuk kanker serviks stadium I, dan

lebih jarang juga digunakan pada beberapa kasus stadium II, terutama pada wanita muda.

Dampak seksual dari histerektomi: Setelah histerektomi, seorang wanita masih

dapat merasakan kenikmatan seksual. Seorang wanita tidak memerlukan rahim untuk

mencapai orgasme. Jika kanker telah menyebabkan rasa sakit atau perdarahan, meskipun

demikian, operasi sebenarnya bisa memperbaiki kehidupan seksual seorang wanita

dengan cara menghentikan gejala-gejala ini.

Trachelektomi

Sebuah prosedur yang disebut trachelectomy radikal memungkinkan wanita muda

tertentu dengan kanker stadium awal untuk dapat diobati dan masih dapat mempunyai

anak. Metode ini melibatkan pengangkatan serviks dan bagian atas vagina dan

meletakkannya pada jahitan berbentuk seperti kantong yang bertindak sebagai

pembukaan leher rahim di dalam rahim. Kelenjar getah bening di dekatnya juga diangkat.

Operasi ini dilakukan baik melalui vagina ataupun perut.

Page 16: Studi Kasus cacervik 22

Setelah operasi ini, beberapa wanita dapat memiliki kehamilan jangka panjang dan

melahirkan bayi yang sehat melalui operasi caesar. Dalam sebuah penelitian, tingkat

kehamilan setelah 5 tahun lebih dari 50%, namun risiko keguguran lebih tinggi daripada

wanita normal pada umumnya. Risiko kanker kambuh kembali sesudah pendekatan ini

cukup rendah.

Ekstenterasi Panggul

Selain mengambil semua organ dan jaringan yang disebutkan di atas, pada jenis

operasi ini: kandung kemih, vagina, dubur, dan sebagian usus besar juga diangkat.

Operasi ini digunakan ketika kanker serviks kambuh kembali setelah pengobatan

sebelumnya.

Jika kandung kemih telah diangkat, sebuah cara baru untuk menyimpan dan

membuang air kecil diperlukan. Sepotong usus pendek dapat digunakan untuk membuat

kandung kemih baru. Urine dapat dikosongkan dengan menempatkan sebuah tabung kecil

(disebut kateter) ke dalam lubang kecil di perut tersebut (disebut: urostomi). Atau urin

bisa mengalir ke kantong plastik kecil yang ditempatkan di bagian depan perut.

Jika rektum dan sebagian usus besar diangkat, sebuah cara baru untuk melewati

kotoran/feses diperlukan. Hal ini dilakukan dengan kolostomi, yaitu dibuat lubang

pembukaan di perut dimana kotoran dapat dikeluarkan. Atau ahli bedah mungkin dapat

menyambung kembali usus besar sehingga tidak ada kantung di luar tubuh yang

diperlukan. Jika vagina diangkat, sebuah vagina baru yang terbuat dari kulit atau jaringan

lain dapat dibuat/direkonstruksi.

Diperlukan waktu lama, 6 bulan atau lebih, untuk pulih dari operasi ini. Beberapa

mengatakan butuh waktu sekitar 1-2 tahun untuk benar benar menyesuaikan diri dengan

perubahan radikal ini. Namun wanita yang pernah menjalani operasi ini tetap dapat

menjalani kehidupan bahagia dan produktif. Dengan latihan dan kesabaran, mereka juga

dapat memiliki gairah seksual, kesenangan, dan orgasme.

Page 17: Studi Kasus cacervik 22

Radioterapi untuk Kanker Serviks

Radioterapi adalah pengobatan dengan sinar berenergi tinggi (seperti sinar-X) untuk

membunuh sel-sel kanker ataupun menyusutkan tumornya. Sebelum radioterapi

dilakukan, biasanya Anda akan menjalani pemeriksaan darah untuk mengetahui apakah

Anda menderita Anemia. Penderita kanker serviks yang mengalami perdarahan pada

umumnya menderita Anemia. Untuk itu, transfusi darah mungkin diperlukan sebelum

radioterapi dijalankan.

Pada kanker serviks stadium awal, biasanya dokter akan memberikan radioterapi

(external maupun internal). Kadang radioterapi juga diberikan sesudah pembedahan.

Akhir-akhir ini, dokter seringkali melakukan kombinasi terapi (radioterapi dan

kemoterapi) untuk mengobati kanker serviks yang berada antara stadium IB hingga IVA.

Yaitu, antara lain bila ukuran tumornya lebih besar dari 4 cm atau bila kanker ditemukan

telah menyebar ke jaringan lainnya (di luar serviks), misalnya ke kandung kemih atau

usus besar.

Radioterapi ada 2 jenis, yaitu radioterapi eksternal dan radioterapi internal.

Radioterapi eksternal berarti sinar X diarahkan ke tubuh Anda (area panggul) melalui

sebuah mesin besar. Sedangkan radioterapi internal berarti suatu bahan radioaktif

ditanam ke dalam rahim/leher rahim Anda selama beberapa waktu untuk membunuh sel-

sel kankernya. Salah satu metode radioterapi internal yang sering digunakan adalah

brachytherapy.

Page 18: Studi Kasus cacervik 22

Brachytherapy untuk Kanker Serviks

Brachytherapy telah digunakan untuk mengobati kanker serviks sejak awal abad ini.

Pengobatan yang ini cukup sukses untuk mengatasi keganasan di organ kewanitaan. Baik

radium dan cesium telah digunakan sebagai sumber radioaktif untuk memberikan radiasi

internal. Sejak tahun 1960-an di Eropa dan Jepang, mulai diperkenalkan sistem

HDR(high dose rate) brachytherapy.

HDR brachytherapy diberikan hanya dalam hitungan menit. Untuk mencegah

komplikasi potensial dari HDR brachytherapy, maka biasanya HDR brachytherapy

diberikan dalam beberapa insersi. Untuk pasien kanker serviks, standar perawatannya

adalah 5 insersi. Waktu dimana aplikator berada di saluran kewanitaan (vagina, leher

rahim dan/atau rahim) untuk setiap insersi adalah sekitar 2,5 jam. Untuk pasien kanker

endometrium yang menerima brachytherapy saja atau dalam kombinasi dengan

radioterapi external, maka diperlukan total 2 insersi dengan masing-masing waktu sekitar

1 jam. Keuntungan HDR brachytherapy adalah antara lain: pasien cukup rawat jalan,

ekonomis, dosis radiasi bisa disesuaikan, tidak ada kemungkinan bergesernya aplikator.

Yang cukup memegang peranan penting bagi kesuksesan brachytherapy adalah

pengalaman dokter yang menangani.

Efek Samping Radioterapi Ada beberapa efek samping dari radioterapi, yaitu:

Kelelahan

Sakit maag

Sering ke belakang (diare)

Mual

Muntah

Perubahan warna kulit (seperti terbakar)

Kekeringan atau bekas luka pada vagina yang menyebabkan senggama

menyakitkan

Menopause dini

Masalah dengan buang air kecil

Tulang rapuh sehingga mudah patah tulang

Page 19: Studi Kasus cacervik 22

Rendahnya jumlah sel darah merah (anemia)

Rendahnya jumlah sel darah putih

Pembengkakan di kaki (disebut lymphedema)

Diskusikan dengan dokter atau perawat Anda tentang efek samping yang mungkin

Anda alami. Seringkali ada pengobatan atau metode lain yang akan membantu. Karena

merokok meningkatkan efek samping radioterapi, jika Anda merokok maka Anda harus

segera berhenti.

Kemoterapi untuk Kanker Serviks

Kemoterapi adalah penggunaan obat-obatan untuk membunuh sel-sel kanker.

Biasanya obat-obatan diberikan melalui infuse ke pembuluh darah atau melalui mulut.

Setelah obat masuk ke aliran darah, mereka menyebar ke seluruh tubuh. Kadang-kadang

beberapa obat diberikan dalam satu waktu.

Kemoterapi dapat menyebabkan efek samping. Efek samping ini akan tergantung

pada jenis obat yang diberikan, jumlah/dosis yang diberikan, dan berapa lama pengobatan

berlangsung. Efek samping bisa termasuki:

Sakit maag dan muntah (dokter bisa memberikan obat mual/muntah)

Kehilangan nafsu makan

Kerontokan rambut jangka pendek

Sariawan

Meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi (kekurangan sel darah putih)

Pendarahan atau memar bila terjadi luka (akibat kurang darah)

Sesak napas (dari rendahnya jumlah sel darah merah)

Kelelahan

Menopause dini

Hilangnya kemampuan menjadi hamil (infertilitas)

Sebagian besar efek samping (kecuali untuk menopause dan ketidaksuburan)

berhenti ketika pengobatan selesai. Jika Anda memiliki masalah dengan efek samping,

bicarakan dengan dokter Anda atau perawat, karena seringkali ada cara untuk membantu.

Pemberian kemoterapi pada saat yang sama seperti radioterapi dapat meningkatkan

prospek kesembuhan pasien, tetapi dapat memberikan efek samping yang lebih buruk.

Page 20: Studi Kasus cacervik 22

Tim dokter Anda akan mengawasi efek samping ini dan dapat memberikan obat-obatan

untuk membantu Anda merasa lebih baik.

Page 21: Studi Kasus cacervik 22

Pembahasan

Pasien masuk rumah sakit ( MRS ) dengan keluhan perut bagian bawah nyeri,

pusing, dan pada bulan desember pasien mengeluarkan darah dari kemaluan kurang lebih

satu bulan, namun sehari saat masuk rumah sakit sudah tidak mengeluarkan darah dari

kemaluan. Setelah melakukan pemeriksaan dari konsultasi dengan dokter dan

berdasarkan hasil lab pasien tersebut didiagnosa terkena Ca Cervik atau kanker leher

rahim dan beberap komplikasi lainnya yakni hipertensi dan heart failure. Dengan adanya

komplikasi tersebut pasien dikonsultasikan ke IPD ( Ilmu Penyakit Dalam ).

Pasien melakukan terapi kemo dimulai sejak masuk rumah sakit dengan cisplatin

seri I dan 5FU. Setelah itu diberikan pengobatan dengan kemoterapi cisplatin dan pasien

juga mendapat terapi per oral yaitu lisinopril 1 x 5 mg untuk penyakit hipertensi,

Furosemid pagi 40 mg digunakan untuk edema pada jantung karena terlalu banyak

menggunakan cairan saat menjalani kemoterapi, ASA 1 x 100 mg sebagai analgesik pada

infark jantung, dan simvastatin malam 10 mg. penggunaan Simvastatin pada pasien ini

kurang jelas diindikasikan untuk apa sehingga perlu ditanyakan pada dokter yang

bersangkutan.

Kesimpulan

Tindakan medi yang dilakukan telah dilakukan pada Ny Sumkatinah sesuai dengan

keadaan pasien, dan untuk komplikasi yang dialami pasien juga sudah baik penangannya.

Pasien juga rutin melakukan kemoterapi sesuai jadwal yang sudah ditentukan oleh pihak

medis.

Page 22: Studi Kasus cacervik 22

DAFTAR PUSTAKA

Handayani Meily, 2009, CANCER CERVIK, Profesi Apoteker, Surabaya

http://yusufheriady.blogspot.com/2009/03/komplikasi-akibat-penyakit-kanker.htmldiakses 26 februari 2011

http://www.cancerhelps.com/kanker-serviks.htm

diakses 18 februari 2011

http://docs.google.com/viewer:etd.eprints.ums.ac.id/8991/1/K100060022.pdf obat sitostatika untuk kanker servik

diakses 26 februari 2011