STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN...

42
STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA NY. N DENGAN ASMA DI RUANG ANGGREK I RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA DI SUSUN OLEH : ROSI ADITYANA NIM. P.09043 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2012

Transcript of STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN...

Page 1: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-rosiaditya... · DI SUSUN OLEH : ROSI ADITYANA ... Sumatra Selatan 2,04%, DKI Jakarta

STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN

OKSIGENASI PADA NY. N DENGAN ASMA DI RUANG

ANGGREK I RSUD Dr. MOEWARDI

SURAKARTA

DI SUSUN OLEH :

ROSI ADITYANA

NIM. P.09043

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2012

Page 2: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-rosiaditya... · DI SUSUN OLEH : ROSI ADITYANA ... Sumatra Selatan 2,04%, DKI Jakarta

i

STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN

OKSIGENASI PADA NY. N DENGAN ASMA DI RUANG

ANGGREK I RSUD Dr. MOEWARDI

SURAKARTA

Karya Tulis Ilmiah

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan

DI SUSUN OLEH :

ROSI ADITYANA

NIM. P.09043

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2012

Page 3: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-rosiaditya... · DI SUSUN OLEH : ROSI ADITYANA ... Sumatra Selatan 2,04%, DKI Jakarta

ii

SURAT PERNYATAAN TIDAK PLAGIATISME

Saya yang bertandatangan dibawah ini :

Nama : Rosi Adityana

NIM : P.09043

Program Studi : DIII Keperawatan

Judul : ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN

OKSIGENASI PADA NY. N DENGAN ASMA DI RUANG

ANGGREK I RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini

benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan

atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah

hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai

dengan ketentuan akademik yang berlaku.

Surakarta, April 2012

Yang Membuat Pernyataan

ROSI ADITYANA

NIM. P.09043

Page 4: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-rosiaditya... · DI SUSUN OLEH : ROSI ADITYANA ... Sumatra Selatan 2,04%, DKI Jakarta

iii

LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh :

Nama : Rosi Adityana

NIM : P.09043

Program Studi : DIII Keperawatan

Judul : ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN

OKSIGENASI PADA NY. N DENGAN ASMA DI RUANG

ANGGREK I RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah

Prodi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Ditetapkan di : Surakarta

Hari/Tanggal : Sabtu, 28 April 2012

Pembimbing : Erlina Windyastuti, S.Kep.,Ns ( …………………)

NIK. 201187065

Page 5: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-rosiaditya... · DI SUSUN OLEH : ROSI ADITYANA ... Sumatra Selatan 2,04%, DKI Jakarta

iv

HALAMAN PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh :

Nama : Rosi Adityana

NIM : P.09043

Program Studi : DIII Keperawatan

Judul : ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN

OKSIGENASI PADA NY. N DENGAN ASMA DI RUANG

ANGGREK I RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

Telah diujikan dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah

Prodi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Ditetapkan di : Surakarta

Hari/Tanggal : Kamis, 10 Mei 2012

DEWAN PENGUJI

Penguji I : Erlina Windyastuti, S.Kep.,Ns ( ………………… )

NIK. 201187065

Penguji II : Oktavianus, S.Kep.,Ns ( ………………… )

NIK. 201086056

Penguji III : Nurma Rahmawati, S.Kep.,Ns ( ………………… )

NIK. 201186076

Mengetahui,

Ketua Program Studi DIII Keperawatan

STIKES Kusuma Husada Surakarta

Setiyawan, S.Kep.,Ns

NIK. 201084050

Page 6: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-rosiaditya... · DI SUSUN OLEH : ROSI ADITYANA ... Sumatra Selatan 2,04%, DKI Jakarta

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena

berkat rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN

KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA NY. N DENGAN ASMA DI RUANG

ANGGREK I RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA”

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, sehingga Karya Tulis Ilmiah ini

dapat penulis selesaikan. Oleh karena itu perkenankanlah penulis mengucapkan

terima kasih kepada :

1. Setiyawan, S.Kep.,Ns, selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan yang

telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di STIKES Kusuma

Husada Surakarta.

2. Erlina Windyastuti, S.Kep.,Ns selaku Sekretaris Program Studi DIII

Keperawatan, selaku pembimbing dan penguji I yang telah memberikan

bimbingan, pengarahan, saran, selama penyusunan laporan Karya Tulis Ilmiah

ini.

3. Oktavianus, S.Kep.,Ns selaku dosen penguji II dan Nurma Rahmawati

S.Kep.,Ns selaku penguji III yang telah membimbing dan memberi masukan-

masukan, inspirasi, serta memfasilitasi demi kesempurnaannya studi kasus ini.

4. Direktur RSUD Dr. Moewardi Surakarta yang telah memberikan kesempatan

kepada penulis untuk melakukan pengambilan kasus di Ruang Anggrek I.

Page 7: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-rosiaditya... · DI SUSUN OLEH : ROSI ADITYANA ... Sumatra Selatan 2,04%, DKI Jakarta

vi

5. Seluruh Dosen dan Karyawan beserta Staff Prodi DIII Keperawatan STIKES

Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan bimbingan dan

wawasannya serta ilmu yang bermanfaat.

6. Kedua orang tuaku, yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan semangat,

kepercayaan, kasih sayang, kesabaran, nasihat dan dukungan dalam segala

bentuknya serta atas doanya selama ini yang tidak terbalas oleh apapun.

7. Adik-adikku tersayang serta semua keluargaku yang selalu memberikan

semangat, motivasi, doa, dan nasihat sehingga dapat menyelesaikan tugas ini.

8. Sahabat dan teman-teman angkatan 2009 Program Studi DIII Keperawatan

STIKES Kusuma Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat

disebutkan satu-persatu yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam laporan Karya Tulis

Ilmiah ini, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang

bersifat membangun demi kesempurnaan laporan Karya Tulis Ilmiah ini.

Surakarta, April 2012

Penulis

Page 8: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-rosiaditya... · DI SUSUN OLEH : ROSI ADITYANA ... Sumatra Selatan 2,04%, DKI Jakarta

vii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

PERNYATAAN TIDAK PLAGIATISME .................................................. ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iv

KATA PENGANTAR .................................................................................. v

DAFTAR ISI ................................................................................................ vii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. ix

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1

B. Tujuan Penulisan ................................................................... 3

C. Manfaat Penulisan ................................................................ 4

BAB II LAPORAN KASUS ................................................................... 6

A. Identitas Klien ...................................................................... 6

B. Pengkajian ............................................................................. 6

C. Perumusan Masalah Keperawatan ....................................... 9

D. Perencanaan Keperawatan ................................................... 9

E. Implementasi Keperawatan .................................................. 10

F. Evaluasi Keperawatan ........................................................... 12

Page 9: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-rosiaditya... · DI SUSUN OLEH : ROSI ADITYANA ... Sumatra Selatan 2,04%, DKI Jakarta

viii

BAB III PEMBAHASAN DAN SIMPULAN ......................................... 14

A. Pembahasan .......................................................................... 14

B. Simpulan .............................................................................. 23

C. Saran ..................................................................................... 25

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 10: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-rosiaditya... · DI SUSUN OLEH : ROSI ADITYANA ... Sumatra Selatan 2,04%, DKI Jakarta

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Keterangan Selesai Pengambilan Data

Lampiran 2 Format Pendelegasian Pasien

Lampiran 3 Log Book

Lampiran 4 Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 5 Asuhan Keperawatan

Page 11: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-rosiaditya... · DI SUSUN OLEH : ROSI ADITYANA ... Sumatra Selatan 2,04%, DKI Jakarta
Page 12: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-rosiaditya... · DI SUSUN OLEH : ROSI ADITYANA ... Sumatra Selatan 2,04%, DKI Jakarta

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Badan kesehatan dunia (WHO) tahun 2009, memperkirakan 100

sampai 150 juta penduduk dunia menderita asma. Jumlah ini diperkirakan

akan terus bertambah hingga mencapai 180.000 orang setiap tahun.

Peningkatan prevalensi asma pada masa yang akan datang, akan lebih tinggi

bila tidak dicegah dan ditangani dengan baik. Prevalensi penyakit asma

menurut penelitian Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dibeberapa provinsi di

Indonesia pada tahun 2007 antara lain sebagai berikut : Nangroe Aceh

Darussalam 0,09%, Sumatra Utara 1,82%, Sumatra Barat 3,58%, Riau 3,30%,

Jambi 3,13%, Sumatra Selatan 2,04%, DKI Jakarta 2,94%, Jawa Barat 4,12%,

Jawa Tengah 3,01%, Jawa Timur 2,62%, Bali 3,74%, Daerah Istimewa

Yogyakarta 3,46%, Kalimantan Barat 3,72%, Kalimantan Tengah 3,99%,

Sulawesi Utara 2,66%, Maluku 3,10%, Gorontalo 7,23%, Papua 3,49%

(Oemiyati dan Alwi, 2009).

Asma didefinisikan sebagai penyakit inflamasi obstruktif yang ditandai

oleh periode episodik spasme otot-otot polos dalam dinding saluran udara

bronkhial atau spasme bronkus. Spasme bronkus ini menyempitkan jalan

nafas, sehingga membuat pernafasan menjadi sulit dan menimbulkan mengi

(Asih dan Effendy, 2003). Gejala-gajala seseorang terserang asma sangat khas

yang terdiri atas trias asma yaitu wheezing, hipersekresi, dan bronkospasme.

Page 13: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-rosiaditya... · DI SUSUN OLEH : ROSI ADITYANA ... Sumatra Selatan 2,04%, DKI Jakarta

Trias gejala tersebut mungkin bisa dijumpai pada seorang penderita asma,

tetapi gejala wheezing merupakan gejala pasti seseorang terserang asma. Asma

yang berat selalu disertai dengan hipoksia, meskipun sianosis baru terjadi pada

tahap akhir dan merupakan tanda bahaya. Kematian asma banyak disebabkan

oleh hipoksia yang hebat, dan oksigen harus diberikan secepat mungkin. Oleh

karena itu pemenuhan kebutuhan oksigenasi sangatlah penting bagi penderita

asma.

Hipoksia adalah oksigenasi jaringan yang tidak adekuat pada tingkat

jaringan. Kondisi ini terjadi akibat defisiensi penghantaran oksigen atau

penggunaan oksigen diselular (Potter dan Perry, 2005). Oksigenasi adalah

proses penambahan oksigen kedalam sistem kimia atau fisika (Mubarak dan

Chayatin, 2007). Oksigen merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau

yang sangat dibutuhkan dalam proses metabolisme sel, sebagai hasilnya

terbentuklah karbondioksida, energi dan air. Penambahan karbondioksida

yang melebihi batas normal pada tubuh akan memberikan dampak yang cukup

bermakna terhadap aktifitas sel. Pernafasan atau respirasi adalah proses

pertukaran gas antara individu dan lingkungan. Fungsi utama pernafasan

adalah untuk memperoleh oksigen agar dapat digunakan oleh sel-sel tubuh

dan mengeluarkan karbondioksida yang dihasilkan oleh sel. Tubuh mengambil

oksigen dari lingkungan untuk kemudian diangkut ke seluruh tubuh (sel-

selnya) melalui darah guna dilakukan pembakaran. Sisa pembakaran berupa

karbondioksida akan kembali diangkut oleh darah ke paru-paru untuk dibuang

ke lingkungan karena tidak berguna lagi oleh tubuh. Kapasitas udara dalam

Page 14: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-rosiaditya... · DI SUSUN OLEH : ROSI ADITYANA ... Sumatra Selatan 2,04%, DKI Jakarta

paru-paru adalah 4.500-5000 ml (4,5-5 liter). Udara yang diproses paru-paru

hanya sekitar 10% (±500 ml), yakni yang dihirup saat inspirasi dan yang

dihembuskan saat ekspirasi (Mubarak dan Chayatin, 2007).

Upaya yang paling penting dalam penyembuhan dengan perawatan

yang tepat merupakan tindakan yang utama dalam menghadapi pasien dengan

asma untuk mencegah komplikasi yang lebih fatal dan diharap pasien dapat

segera sembuh kembali. Intervensi yang utama adalah memenuhi kebutuhan

oksigenasi pada pasien asma. Kerjasama dengan tim kesehatan lain serta

melibatkan pasien dan keluarga sangat diperlukan agar perawatan dapat

berjalan dengan lancar.

Berdasarkan pengalaman penulis dalam Praktik Klinik Keperawatan di

RSUD Dr. Moewardi Surakarta di Ruang Anggrek I diperoleh data pasien

dengan asma adalah 5 orang dari 45 pasien di ruangan. Mempertimbangkan

hal tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan studi kasus dan membuat

Karya Tulis Ilmiah mengenai asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan

oksigenasi pada Ny. N dengan asma di ruang Anggrek I RSUD Dr. Moewardi

Surakarta dengan metode masalah yang sistematis melalui proses

keperawatan.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Melaporkan kasus pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada Ny. N dengan

asma di ruang Anggrek I RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

Page 15: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-rosiaditya... · DI SUSUN OLEH : ROSI ADITYANA ... Sumatra Selatan 2,04%, DKI Jakarta

2. Tujuan Khusus

a) Penulis mampu melakukan pengkajian pada Ny. N dengan pemenuhan

kebutuhan oksigenasi pada penyakit asma.

b) Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Ny. N dengan

pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada penyakit asma.

c) Penulis mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada Ny. N

dengan pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada penyakit asma.

d) Penulis mampu melakukan implementasi pada Ny. N dengan

pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada penyakit asma.

e) Penulis mampu melakukan evaluasi pada Ny. N dengan pemenuhan

kebutuhan oksigenasi pada penyakit asma.

f) Penulis mampu menganalisa kondisi oksigenasi yang terjadi pada Ny.

N dengan pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada asma.

C. Manfaat Penulisan

Manfaat dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat

memberikan manfaat bagi pendidikan keperawatan, peneliti, pelayanan

kesehatan, pembaca.

1. Bagi Pendidikan Keperawatan

Sebagai referensi serta menambah informasi dan pengetahuan kepada

mahasiswa mengenai pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada asma.

Page 16: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-rosiaditya... · DI SUSUN OLEH : ROSI ADITYANA ... Sumatra Selatan 2,04%, DKI Jakarta

2. Bagi Peneliti

Untuk menambah pengetahuan dan dapat mengaplikasikan di rumah sakit

pada kasus pemenuhan kebutuhan oksigen pada asma.

3. Bagi pelayanan kesehatan

Sebagai bahan masukan dan evaluasi yang diperlukan dalam pelaksanaan

pelayanan keperawatan khususnya pada pasien dengan pemenuhan

kebutuhan oksigenasi.

4. Bagi pembaca

Untuk menambah wawasan tentang pemenuhan kebutuhan oksigen pada

penyakit asma.

Page 17: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-rosiaditya... · DI SUSUN OLEH : ROSI ADITYANA ... Sumatra Selatan 2,04%, DKI Jakarta

BAB II

LAPORAN KASUS

A. Identitas Klien

Pengkajian dilakukan pada hari Selasa 3 April 2012 pukul 11.00 di

ruang Anggrek I kamar 1 i. Pasien bernama Ny. N berumur 49 tahun, berjenis

kelamin perempuan, beragama Islam, suku bangsa Jawa, pendidikan terakhir

Sekolah Menengah Atas (SMA), Ny. N seorang ibu rumah tangga yang

beralamat di Tawangsari 03/34 Mojosongo, Jebres, Surakarta. Ny. N datang

ke RSUD Dr. Moewardi Surakarta pada hari Selasa 27 Maret 2012 dengan

diagnosa medis asma dengan nomor rekam medis 01051827.

Identitas penanggung jawab, bernama Ny. A berumur 25 tahun, jenis

kelamin perempuan, bekerja sebagai wiraswasta yang beralamat di

Tawangsari 03/34 Mojosongo, Jebres, Surakarta. Hubungan dalam keluarga

Ny. A sebagai anak kandung dari Ny. N.

B. Pengkajian

1. Riwayat Kesehatan Klien

Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 3 April 2012 keluhan

utama Ny. N mengeluh sesak nafas. Riwayat kesehatan sekarang, Ny. N

mengeluh sesak nafas, batuk disertai sputum, terdengar suara nafas

wheezing, ekspirasi lebih panjang dari inspirasi, ada nafas cuping hidung,

dan pasien tampak lemah. Keadaan umum pasien baik, tekanan darah

Page 18: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-rosiaditya... · DI SUSUN OLEH : ROSI ADITYANA ... Sumatra Selatan 2,04%, DKI Jakarta

120/80 mmHg, nadi 80 kali per menit, dan frekuensi pernapasan 26 kali

per menit, suhu 36,8 derajat celcius.

Riwayat kesehatan dahulu, pasien mengatakan mengeluh sesak nafas

sejak 2 tahun yang lalu, yang menyebabkan sesak pasien bukan karena

alergi, tetapi aktifitas membawa beban berat pada waktu dulu saat masih

bekerja, pasien juga mempunyai riwayat hipertensi. Riwayat kesehatan

keluarga, pasien mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang memiliki

penyakit keturunan seperti asma, diabetes mellitus, hipertensi, serta tidak

memiliki penyakit menular seperti tuberculosis (TBC).

2. Pengkajian Pola Kesehatan Fungsional

Menurut pengkajian pola Gordon, hasil pengkajian pola istirahat

tidur pasien didapatkan sebelum sakit pasien mengatakan tidur 7 sampai 8

jam sehari. Kira-kira pukul 22.00 WIB – 05.00 WIB dan jumlah tidur

siang kurang lebih 1 jam. Selama sakit pasien mengatakan kadang

terbangun karena sesak nafasnya. Tidur kira-kira 5 sampai 6 jam sehari.

Pola aktivitas dan latihan, sebelum sakit pasien mengatakan sebagai

ibu rumah tangga beraktivitas mengerjakan kegiatan sehari-hari secara

mandiri. Selama sakit pasien mengatakan tidak dapat melakukan

aktivitasnya dengan baik. Makan, berpakaian, ambulasi, mobilisasi

dibantu oleh anaknya, toileting di tempat tidur dengan menggunakan

pispot.

Page 19: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-rosiaditya... · DI SUSUN OLEH : ROSI ADITYANA ... Sumatra Selatan 2,04%, DKI Jakarta

Pola mekanisme koping, sebelum sakit pasien mengatakan selalu

bercerita tentang masalah kepada suami dan anaknya. Selama sakit pasien

bercerita tentang masalahnya kepada suami atau anaknya, dan pasien

mengatakan khawatir dengan penyakitnya.

3. Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penilaian

Pengkajian pemeriksaan fisik didapatkan hasil, keadaan umum

pasien baik, dengan kesadaran composmentis, pemeriksaan tanda-tanda

vital pasien adalah tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80 kali per menit,

suhu 36,8

derajat celcius, frekuensi pernapasan 26 kali per menit.

Pemeriksaan mata, bentuk simetris, pupil isokor, konjungtiva anemis,

sklera tidak icterik, tidak menggunakan alat bantu penglihatan.

Pemeriksaan hidung, lubang hidung simetris, bersih, tidak ada

pembesaran polip, tidak ada sekret, tidak ada lesi, ada nafas cuping hidung

dan terpasang kanul oksigen dengan terapi 2 liter per menit. Pemeriksaan

mulut dan bibir, mulut pasien bersih, membran mukosa tidak sianosis,

tidak ada stomatitis, tidak ada caries, dan lidah bersih.

Pemeriksaan dada, pada paru dilakukan inspeksi dada terlihat

simetris antara kanan dan kiri, pengembangan dada kanan dan kiri sama.

Palpasi vocal premitus kanan kiri depan belakang sama. Perkusi bunyi

paru sonor dan auskultasi terdengar suara wheezing. Pemeriksaan lain

yang dapat dilakukan yaitu pemeriksaan kulit, dengan hasil yang

Page 20: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-rosiaditya... · DI SUSUN OLEH : ROSI ADITYANA ... Sumatra Selatan 2,04%, DKI Jakarta

didapatkan yaitu turgor kulit baik, warna kulit sawo matang, capillary

refill kembali dalam tiga detik.

4. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada tanggal 2 April 2012

didapat hasil : hemoglobin 8,5 g/dl, eritrosit 3,17 jt/ul, leukosit 15,6 rb/ul,

hematokrit 27 %, trombosit 228 rb/ul, eusinofil 2,60 %, basofil 0,80 %,

neutrofil 70,80 %, limfosit 20,10 %, monosit 5,70 %, LUC 3,10 %, protein

total 5,1 g/dl, albumin 1,0 g/dl, globulin 4,1 g/dl, besi 10 g/dl. Hasil

pemeriksaan radiologi foto thorak menunjukkan cardiomegali dengan

odema pulmonum grade I – II.

C. Daftar Perumusan Masalah

Hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 3 April 2012 penulis

menganalisa data didapatkan diagnosa keperawatan yaitu ketidakefektifan

bersihan jalan nafas berhubungan dengan bronkospasme. Diagnosa tersebut

ditandai dengan data subjektif pasien mengeluh sesak nafas, dan data objektif

yaitu pasien terpasang kanul oksigen dengan terapi 2 liter per menit, terdengar

suara nafas wheezing, ekspirasi lebih panjang dari inspirasi, batuk disertai

sputum, ada nafas cuping hidung, frekuensi pernapasan 26 kali per menit.

D. Perencanaan

Diagnosa keperawatan yang muncul pada tanggal 3 April 2012,

selanjutnya disusun suatu intervensi sebagai tindak lanjut pelaksanaan asuhan

keperawatan pada Ny. N. Diagnosa ketidakefektifan bersihan jalan nafas

Page 21: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-rosiaditya... · DI SUSUN OLEH : ROSI ADITYANA ... Sumatra Selatan 2,04%, DKI Jakarta

berhubungan dengan bronkospasme setelah dilakukan tindakan keperawatan

selama 3 kali 24 jam diharapkan bersihan jalan nafas dapat kembali efektif

dengan kriteria hasil menunjukkan bersihan jalan nafas yang efektif, sesak

nafas berkurang, dapat batuk efektif, pasien mengeluarkan sputum,

mempunyai irama dan frekwensi pernafasan dalam rentang normal (16 – 24

kali per menit), wheezing berkurang.

Intervensi pertama adalah observasi tanda-tanda vital rasionalnya untuk

mengetahui perubahan tanda-tanda vital pasien. Intervensi kedua auskultasi

bunyi nafas, catat adanya bunyi nafas tambahan rasionalnya untuk mengetahui

adanya penurunan atau tidaknya ventilasi dan ada tidaknya bunyi tambahan

seperti wheezing. Intervensi ketiga adalah pantau frekwensi pernafasan, catat

rasio inspirasi, ekspirasi rasionalnya mengetahui tanda stress pernafasan.

Intervensi keempat adalah beri klien posisi yang nyaman semi fowler

rasionalnya meningkatkan ekspansi dada. Intervensi kelima adalah ajarkan

dan berikan dorongan penggunaan teknik pernafasan diafragma dan batuk

efektif dengan rasionalnya yaitu mengeluarkan sekret dan meningkatkan

potensi jalan nafas. Intervensi keenam berikan terapi oksigen sesuai program,

rasionalnya untuk memperbaiki oksigenasi dan mengurangi sekresi.

Kolaborasi dengan medis dalam pemberian obat untuk asma (bronkodilator,

kortikosteroid, teofilin, kromolin).

E. Implementasi

Intervensi sudah disusun berdasarkan pada masalah, kemudian

dilakukan implementasi sebagai tindak lanjut pelaksanaan asuhan

Page 22: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-rosiaditya... · DI SUSUN OLEH : ROSI ADITYANA ... Sumatra Selatan 2,04%, DKI Jakarta

keperawatan pada Ny. N. Diagnosa ketidakefektifan bersihan jalan nafas

berhubungan dengan bronkospasme pada tanggal 3 April 2012 dilakukan

implementasi yaitu mengobservasi tanda tanda vital pada pukul 10.00 WIB

dengan respon pasien bersedia dan hasil tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80

kali per menit, frekuensi pernafasan 26 kali per menit, suhu 36,8 derajat

celcius. Melakukan auskultasi bunyi nafas dan mencatat adanya bunyi nafas

tambahan pada pukul 11.00 WIB, dengan respon pasien kooperatif dan hasil

auskultasi bunyi suara nafas terdengar wheezing. Memantau frekwensi

pernafasan, mencatat rasio inspirasi ekspirasi dilakukan pada pukul 11.15

WIB dengan respon frekwensi pernafasan 26 kali per menit, ekspirasi lebih

panjang dari inspirasi. Mengajarkan klien posisi semi fowler dilakukan pada

pukul 12.00 WIB dengan respon pasien kooperatif, pasien mengatakan lebih

nyaman dengan posisi semi fowler.

Implementasi yang dilakukan pada tanggal 4 April 2012 yaitu

memberikan terapi oksigen 2 liter per menit melalui selang kanul pada pukul

10.00 WIB dengan respon pasien lebih nyaman dengan menggunakan terapi

oksigen. Melakukan auskultasi bunyi nafas pada pukul 11.00 WIB dengan

respon pasien kooperatif, suara nafas terdengar wheezing. Mengobservasi

tanda-tanda vital pada pukul 13.00 WIB dengan hasil tekanan darah 160/100

mmHg, nadi 80 kali per menit, frekwensi pernafasan 28 kali per menit, suhu

36,5 derajat celcius. Memberikan dorongan penggunaan teknik pernafasan

diafragma dan batuk efektif dilakukan pada pukul 13.15 WIB dengan respon

pasien bersedia diajari dan dahak sulit dikeluarkan.

Page 23: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-rosiaditya... · DI SUSUN OLEH : ROSI ADITYANA ... Sumatra Selatan 2,04%, DKI Jakarta

Implementasi yang dilakukan pada tanggal 5 April 2012 dilakukan

implementasi yaitu melakukan auskultasi bunyi nafas pada pukul 10.10 WIB

dengan respon pasien kooperatif, suara nafas terdengar wheezing.

Memberikan dorongan penggunaan teknik pernafasan diafragma dan batuk

efektif dilakukan pada pukul 10.15 WIB dengan respon pasien bersedia diajari

dan dahak sulit dikeluarkan. Mengobservasi tanda-tanda vital pada pukul

11.15 WIB dengan hasil tekanan darah 150/90 mmHg, nadi 120 kali per

menit, frekwensi pernafasan 28 kali per menit, suhu 36,8 derajat celcius.

F. Evaluasi

Setelah implementasi dilaksanakan, tahap selanjutnya adalah evaluasi

keperawatan. Evaluasi dilakukan dengan metode evaluasi proses dan evaluasi

hasil. Evaluasi proses dilakukan berdasarkan respon pasien dan keberhasilan

tindakan keperawatan yang dilaksanakan. Evaluasi hasil dilakukan sesuai

dengan tujuan dari intervensi pada diagnosa keperawatan yang muncul.

Diagnosa keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan nafas

berhubungan dengan bronkospasme pada tanggal 3 April 2012 dilakukan

evaluasi keperawatan dengan evaluasi subjektif yaitu pasien mengatakan

masih sesak nafas, sedangkan evaluasi objektif pasien terdengar bunyi nafas

wheezing, ekspirasi lebih panjang dari inspirasi dan hasil tanda-tanda vital

yaitu tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80 kali per menit, frekuensi

pernafasan 26 kali per menit, suhu 36,8 derajat celcius, maka dapat

disimpulkan masalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas belum teratasi dan

rencana tindakan keperawatan dilanjutkan, yaitu auskultasi bunyi nafas, catat

Page 24: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-rosiaditya... · DI SUSUN OLEH : ROSI ADITYANA ... Sumatra Selatan 2,04%, DKI Jakarta

bunyi nafas tambahan, pantau frekwensi pernafasan, dan kolaborasi

pemberian terapi oksigen.

Evaluasi keperawatan dilakukan pada tanggal 4 April 2012 dengan

evaluasi subjektif yaitu pasien mengatakan masih sesak nafas, batuk terkadang

keluar sputum, sputum sulit dikeluarkan, sedangkan evaluasi objektif pasien

hasil auskultasi terdengar bunyi wheezing, ada nafas cuping hidung. Hasil

tanda-tanda vital yaitu tekanan darah 160/100 mmHg, nadi 80 per menit,

frekwensi pernafasan 28 per menit, suhu 36,5 derajat celcius, maka dapat

disimpulkan masalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas belum teratasi dan

rencana tindakan keperawatan dilanjutkan yaitu auskultasi bunyi nafas, catat

bunyi nafas tambahan, pantau frekwensi pernafasan, dan kolaborasi

pemberian terapi oksigen.

Evaluasi keperawatan dilakukan pada tanggal 5 April 2012 dengan

evaluasi subjektif yaitu pasien mengatakan masih sesak nafas, batuk terkadang

keluar sputum, sedangkan evaluasi objektif pasien terdengar suara wheezing.

Hasil tanda-tanda vital yaitu tekanan darah 150/90 mmHg, nadi 120 kali per

menit, frekwensi pernafasan 28 kali per menit, suhu 36,8 derajat celcius, maka

dapat disimpulkan masalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas belum

teratasi dan rencana tindakan keperawatan dilanjutkan, yaitu auskultasi bunyi

nafas, catat bunyi nafas tambahan, pantau frekwensi pernafasan, dan

kolaborasi pemberian terapi oksigen.

Page 25: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-rosiaditya... · DI SUSUN OLEH : ROSI ADITYANA ... Sumatra Selatan 2,04%, DKI Jakarta

BAB III

PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

A. Pembahasan

Kebutuhan dasar manusia menurut hirarki Maslow merupakan sebuah

teori yang dapat digunakan perawat untuk memahami hubungan antara

kebutuhan dasar manusia pada saat memberikan perawatan. Kebutuhan

fisiologis memiliki prioritas tertinggi dalam hirarki Maslow. Kebutuhan

fisiologis merupakan hal yang penting untuk bertahan hidup, salah satunya

adalah kebutuhan oksigenasi (Potter dan Perry, 2005). Terkait dengan hal

tersebut pada bab ini penulis akan melakukan pembahasan terhadap asuhan

keperawatan pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada Ny. N dengan asma di

ruang Anggrek I RSUD Dr. Moewardi Surakarta, mulai dari pengkajian,

diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi keperawatan.

1. Pengkajian

Pengkajian keperawatan adalah proses sistematis dari pengumpulan,

verifikasi, dan komunikasi data tentang klien (Potter dan Perry, 2005 :

144). Dalam pengkajian terhadap Ny. N, penulis menggunakan metode

wawancara, observasi, serta catatan rekam medis. Adapun hasil

pengkajian data fokus yang terdapat pada teori dan ditemukan pada kasus

adalah sebagai berikut :

Page 26: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-rosiaditya... · DI SUSUN OLEH : ROSI ADITYANA ... Sumatra Selatan 2,04%, DKI Jakarta

a. Riwayat Kesehatan

Pengkajian kasus Ny. N yang dilakukan pada tanggal 3 April

2012 penulis menemukan tanda dan gejala asma yaitu sesak nafas,

batuk disertai sputum, terdengar suara nafas wheezing, ekspirasi lebih

panjang dari inspirasi, ada nafas cuping hidung, pasien tampak lemah,

pernafasan 26 kali per menit. Dalam teori disebutkan bahwa tanda dan

gejala asma antara lain dispnea, batuk terutama pada malam hari,

pernafasan yang dangkal dan cepat, mengi (wheezing), peningkatan

usaha nafas yang ditandai dengan retraksi dada, nafas cuping hidung,

kecemasan, udara terperangkap karena obstruksi aliran udara yaitu

pada asma terlihat memanjangnya waktu ekspirasi (Corwin, 2009).

Berdasar pengkajian penulis pada kasus Ny. N ditemukan adanya

kesesuaian tanda dan gejala penyakit asma antara teori dengan kasus

yang ada.

Riwayat kesehatan dahulu, pasien mengatakan mengeluh sesak

nafas sejak 2 tahun yang lalu, yang menyebabkan sesak pasien bukan

karena alergi, tetapi aktifitas membawa beban berat pada waktu dulu

saat masih bekerja. Dalam hal ini tipe asma terbagi menjadi tiga

macam, yaitu asma ekstrinsik, instrinsik, dan campuran. Tipe yang

pertama yaitu asma ekstrinsik, merupakan suatu jenis asma yang

disebabkan oleh alergi, seperti bulu binatang, debu, tepung sari, dan

lain-lain. Gejala asma umumnya dimulai sejak anak-anak. Tipe yang

kedua yaitu asma instrinsik, merupakan jenis asma yang tidak

Page 27: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-rosiaditya... · DI SUSUN OLEH : ROSI ADITYANA ... Sumatra Selatan 2,04%, DKI Jakarta

berhubungan secara langsung dengan alergen spesifik. Faktor-faktor

seperti common cold, infeksi saluran nafas atas, aktifitas yang berat,

dan emosi akan menimbulkan serangan asma. Tipe asma ini biasanya

dimulai pada saat dewasa, yaitu lebih dari 35 tahun. Tipe yang ketiga

yaitu asma campuran, dikarakteristikkan dengan bentuk kedua jenis

asma ekstrinsik dan instrinsik (Somantri, 2008). Dalam kasus pada Ny.

N ditemukan adanya persamaan yaitu tipe asma instrinsik. Disebutkan

dalam teori tipe asma instrinsik salah satunya disebabkan oleh aktifitas

berat dan biasanya dimulai pada saat dewasa, yaitu lebih dari 35 tahun.

Dalam teori, kecemasan dapat menjadi pemicu datangnya

serangan asma. Akibat adanya masalah psikologis juga menurunkan

kemampuan sistem imunitas tubuh untuk melawan bakteri pathogen,

sehingga penderita asma yang mengalami kecemasan berpeluang

menyebabkan asma menjadi kambuh lagi. (Hadibroto dan Alam,

2005). Dalam pengkajian pola mekanisme koping penulis masih

kurang maksimal dalam pengkajian kecemasan sebelum terjadi asma.

Penulis hanya mengkaji kecemasan pada saat sakit, yaitu kecemasan

karena khawatir dengan penyakitnya.

b. Hasil Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik yang dilakukan untuk mengkaji tingkat

oksigenasi adalah teknik inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi pada

dada (Potter dan Perry, 2005). Pemeriksaan paru pada Ny. N

Page 28: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-rosiaditya... · DI SUSUN OLEH : ROSI ADITYANA ... Sumatra Selatan 2,04%, DKI Jakarta

didapatkan hasil, inspeksi dada terlihat simetris antara kanan dan kiri,

pengembangan dada kanan dan kiri sama. Palpasi didapatkan hasil

vocal premitus kanan kiri depan belakang sama. Perkusi terdengar

bunyi paru sonor. Auskultasi terdengar suara nafas wheezing.

Dalam teori pada kasus asma ditemukan hasil pemeriksaan fisik

palpasi taktil fremitus meningkat, menurun atau menetap. Perkusi

resonan meningkat atau melemah. Auskultasi terdengar suara wheezing

(Priharjo, 2006). Berdasarkan pengkajian dengan teori tidak ada

kesenjangan. Pada pasien asma wheezing ditimbulkan karena spasme

bronkus sehingga membuat pernafasan menjadi sulit dan menimbulkan

bunyi tersebut (Asih dan Effendy, 2003).

Pemeriksaan mata, pada Ny. N didapatkan bentuk simetris, pupil

isokor, konjungtiva anemis, sklera tidak icterik, tidak menggunakan

alat bantu penglihatan. Teori menyebutkan bahwa konjungtiva yang

anemis disebabkan oleh anemia, pada kasus ditemukan pemeriksaan

hemoglobin pada hasil laboratorium adalah 8,5 gr/dl yang normalnya

adalah 12,0-15,6 gr/dl, sehingga ada persamaan penyebab konjungtiva

yang anemis antara pengkajian penulis dengan teori.

c. Pemeriksaan Penunjang

Pengkajian yang didapat pada hasil pemeriksaan radiologi foto

thorak pada Ny. N menunjukkan cardiomegali dengan odema

pulmonum grade I – II. Pada kasus asma ditemukan foto thorak

Page 29: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-rosiaditya... · DI SUSUN OLEH : ROSI ADITYANA ... Sumatra Selatan 2,04%, DKI Jakarta

kardiomegali karena suplai oksigen yang dibawa darah kurang

sehingga memaksa jantung untuk bekerja lebih keras dan dapat

menimbulkan perubahan-perubahan pada otot jantung sehingga

jantung menjadi membesar. Kemudian terjadi edema pulmo. Edema

pulmo merupakan akumulasi cairan di paru-paru secara tiba-tiba akibat

peningkatan tekanan intravaskular. Ini secara khas terjadi ketika cairan

dari bagian dalam pembuluh-pembuluh darah merembes keluar

pembuluh darah kedalam jaringan-jaringan sekelilingnya yang

menyebabkan pembengkakan. Hal ini dapat terjadi karena terlalu

banyak tekanan dalam pembuluh-pembuluh darah. Edema pulmo

terjadi ketika alveoli dipenuhi dengan kelebihan cairan yang merembes

keluar dari pembuluh-pembuluh darah dalam paru sebagai gantinya

udara.

Hasil pemeriksaan hemoglobin yaitu yang normalnya 12,0-15,6

g/dl didapatkan hasil 8,5 gr/dl, dalam teori disebutkan bahwa pasien

dengan anemia dapat menurunkan kapasitas darah yang membawa

oksigen, sehingga pasien terjadi sesak nafas (Potter dan Perry, 2005).

2. Diagnosa

Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menggambarkan

respon aktual atau potensial klien terhadap masalah kesehatan yang

perawat mempunyai lisensi dan kompeten untuk mengatasinya (Potter &

Perry, 2005 : 165). Diagnosa yang muncul pada masalah Ny. N

Page 30: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-rosiaditya... · DI SUSUN OLEH : ROSI ADITYANA ... Sumatra Selatan 2,04%, DKI Jakarta

berdasarkan prioritas adalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas

berhubungan dengan bronkospasme.

Ketidakefektifan bersihan jalan nafas adalah ketidakmampuan untuk

membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran nafas untuk

mempertahankan bersihan jalan nafas (NANDA 2009 : 356). Dibuktikan,

batasan karakteristik ketidakefektifan bersihan jalan nafas adalah ada suara

nafas tambahan, perubahan frekwensi nafas, sianosis, kesulitan berbicara,

penurunan bunyi nafas, dispnea, sputum dalam jumlah yang berlebihan,

batuk yang tidak efektif, dan gelisah.

Data yang menurut teori ada dalam kasus Ny. N adalah adanya sesak

nafas, nafas tambahan yaitu wheezing, perubahan frekwensi nafas, ada

nafas cuping hidung, batuk yang tidak efektif, gelisah. Diagnosa

keperawatan ini penulis prioritaskan karena pemenuhan kebutuhan

oksigen adalah bagian dari kebutuhan fisiologis menurut hierarki Maslow.

Penulis mengambil etiologi bronkospasme, karena selama asma

dinding otot jalan nafas yaitu bronkus dan bronkeolus berkontraksi,

sehingga diameter bagian dalamnya menyempit. Meningkatnya

pengeluaran lendir dan peradangan dibagian jalan nafas mengakibatkan

jalan nafas menjadi lebih sempit lagi (Ayres, 2003).

Dalam teori pada kasus asma disebutkan diagnosa keperawatan utama

yang muncul adalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan

dengan bronkospasme (Muttaqin, 2008). Jadi antara diagnosa penulis

dengan teori sudah sesuai.

Page 31: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-rosiaditya... · DI SUSUN OLEH : ROSI ADITYANA ... Sumatra Selatan 2,04%, DKI Jakarta

3. Intervensi

Intervensi adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tujuan

yang berpusat pada klien dari hasil perkiraan ditetapkan dan intervensi

keperawatan dipilih untuk mencapai tujuan tersebut (Potter dan Perry,

2005 : 180). Penulis mencantumkan diagnosa ketidakefektifan bersihan

jalan nafas berhubungan dengan bronkospasme, dengan tujuan setelah

dilakukan tindakan keperawatan selama 3 kali 24 jam bersihan jalan nafas

dapat kembali efektif, dalam teori juga disebutkan setelah dilakukan

tindakan keperawatan selama 3 kali 24 jam bersihan jalan nafas dapat

kembali efektif (Muttaqin, 2008). Kriteria hasil menunjukkan bersihan

jalan nafas yang efektif, sesak nafas berkurang, dapat batuk efektif, irama

dan frekwensi pernafasan dalam rentang normal yaitu 16 – 24 kali per

menit, wheezing berkurang.

Intervensi keperawatan yang dilakukan yaitu observasi tanda-tanda

vital, auskultasi bunyi nafas, catat adanya bunyi nafas tambahan, pantau

frekwensi pernafasan, catat rasio inspirasi, ekspirasi, beri klien posisi yang

nyaman semi fowler, ajarkan dan berikan dorongan penggunaan teknik

pernafasan diafragma dan batuk, berikan terapi oksigen sesuai program.

Menurut teori intervensi yang diberikan pada pasien asma dengan

diagnosa ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan

bronkospasme adalah kaji warna, kekentalan, dan jumlah sputum, atur

posisi semi fowler, ajarkan cara batuk efektif, bantu klien latihan nafas

dalam, pertahankan intake cairan sedikitnya 2500 ml per hari kecuali tidak

Page 32: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-rosiaditya... · DI SUSUN OLEH : ROSI ADITYANA ... Sumatra Selatan 2,04%, DKI Jakarta

diindikasikan, lakukan fisioterapi dada dengan teknik postural drainase,

perkusi, dan fibrilasi, kolaborasi pemberian obat, nebulizer via inhalasi,

intravena sebagai pemeliharaan agar dilatasi jalan nafas optimal, agen

mukolitik untuk menurunkan kekentalan dan perlengketan sekret paru, dan

agen ekspetoran akan memudahkan sekret lepas dari perlengketan jalan

nafas dan pemberian kortikosteroid (Muttaqin, 2008).

Pada intervensi antara penulis dengan teori ada sedikit perbedaan,

yaitu penulis merencanakan auskultasi bunyi nafas, catat adanya bunyi

nafas tambahan, pantau frekwensi pernafasan, catat rasio inspirasi,

ekspirasi, berikan terapi oksigen sesuai program. Penulis menyusun

intervensi tersebut berdasarkan pada kasus yang ditemukan oleh penulis

dan berdasarkan tingkat kebutuhan dan respon pasien. Pada intervensi

kolaborasi dengan medis dalam pemberian obat untuk asma

(bronkodilator, kortikosteroid, teofilin, kromolin) tidak dilakukan, karena

pasien sudah mendapatkan nebulizer sebelum penulis melakukan

pengkajian.

4. Implementasi

Implementasi adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana

tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang

diperkirakan dari asuhan keperawatan dilakukan dan diselesaikan (Potter

dan Perry, 2005 : 203). Diagnosa ketidakefektifan bersihan jalan nafas

berhubungan dengan bronkospasme pada tanggal 3, 4, dan 5 April 2012

dilakukan implementasi yaitu mengobservasi tanda tanda vital untuk

Page 33: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-rosiaditya... · DI SUSUN OLEH : ROSI ADITYANA ... Sumatra Selatan 2,04%, DKI Jakarta

mengetahui perubahan tanda-tanda vital pasien. Melakukan auskultasi

bunyi nafas dan mencatat adanya bunyi nafas tambahan, dilakukan untuk

mengetahui adanya penurunan atau tidaknya ventilasi dan ada tidaknya

bunyi tambahan seperti wheezing. Hasil auskultasinya pada pasien

terdengar suara wheezing. Pada pasien asma wheezing ditimbulkan karena

spasme bronkus sehingga membuat pernafasan menjadi sulit dan

menimbulkan bunyi nafas tersebut (Asih dan Effendy, 2003).

Memantau frekwensi pernafasan, mencatat rasio inspirasi ekspirasi,

dilakukan untuk mengetahui tanda stress pernafasan dilakukan selama 3

hari. Hasil ekspirasi lebih panjang dari inspirasi, frekwensi pernafasan

lebih dari 20 kali per menit disebabkan karena penyempitan jalan nafas

dan perangkap udara karena bronkospasme.

Mengajarkan klien posisi semi fowler dilakukan pada tanggal 4

April 2012 untuk meningkatkan ekspansi paru dengan rasionalnya sekresi

bergerak sesuai gaya grafitasi akibat perubahan posisi dan meningkatkan

kepala tempat tidur akan memindahkan isi perut menjadi diafragma

sehingga memungkinkan diafragma untuk berkontraksi (Muttaqin, 2008).

Memberikan dorongan penggunaan teknik pernafasan diafragma dan batuk

efektif dilakukan pada tanggal 4 April 2012 rasionalnya yaitu

mengeluarkan sekret dan meningkatkan potensi jalan nafas.

Memberikan terapi oksigen 2 liter per menit melalui selang kanul

dilakukan pada tanggal 4 dan 5 April 2012. Penulis memberikan terapi

oksigen karena pasien merasa sesak nafas, pasien merasa lebih nyaman

Page 34: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-rosiaditya... · DI SUSUN OLEH : ROSI ADITYANA ... Sumatra Selatan 2,04%, DKI Jakarta

dengan diberi terapi oksigen. Nasal kanula diberikan dengan kontinu aliran

1-6 liter per menit dengan konsentrasi oksigen 24-44 % (Tarwoto, 2010).

Pemenuhan kebutuhan oksigen adalah bagian dari kebutuhan fisiologis

menurut hierarki Maslow. Oksigen sangat berperan dalam proses

metabolisme tubuh. Kebutuhan oksigen dalam tubuh harus terpenuhi

karena apabila kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang maka akan

terjadi kerusakan pada jaringan otak dan apabila hal tersebut berlangsung

lama akan terjadi kematian (Hidayat : 2004).

5. Evaluasi

Evaluasi adalah mengukur respon klien terhadap tindakan

keperawatan dan kemajuan klien kearah pencapaian tujuan (Potter &

Perry, 2005 : 216). Diagnosa keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan

nafas berhubungan dengan bronkospasme pada tanggal 3, 4, 5 April 2012

dilakukan evaluasi keperawatan dengan evaluasi subjektif yaitu pasien

mengatakan masih sesak nafas, batuk terkadang keluar sputum. Evaluasi

objektif pasien auskultasi terdengar bunyi nafas wheezing dan hasil tanda-

tanda vital tanggal 3 April 2012 adalah tekanan darah 120/80 mmHg, nadi

80 kali per menit, frekwensi pernafasan 26 kali per menit, suhu 36,8

derajat celcius. Tanggal 4 April 2012 adalah 160/100 mmHg, nadi 80 kali

per menit, pernafasan 28 kali per menit, suhu 36,5 derajat celcius. Tanggal

5 April 2012 didapatkan hasil tekanan darah 150/90 mmHg, nadi 120 kali

per menit, frekwensi pernafasan 28 kali per menit, suhu 36,8 derajat

celcius. Disimpulkan masalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas belum

Page 35: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-rosiaditya... · DI SUSUN OLEH : ROSI ADITYANA ... Sumatra Selatan 2,04%, DKI Jakarta

teratasi. Masalah yang belum teratasi yaitu pasien masih mengeluh sesak

nafas, frekwensi pernafasan masih belum normal yaitu lebih dari 24 kali

per menit, yang normalnya adalah 16 – 24 kali per menit, pasien belum

bisa batuk secara efektif, dan pada auskultasi masih terdengar suara

wheezing. Rencana tindakan keperawatan dilanjutkan, yaitu auskultasi

bunyi nafas, catat bunyi nafas tambahan, pantau frekwensi pernafasan, dan

kolaborasi pemberian terapi oksigen.

B. Simpulan

1. Pengkajian dari Ny. N didapatkan hasil bahwa terdapat tanda gejala

wheezing, sesak nafas, batuk disertai sputum, frekwensi pernafasan lebih

dari 24 kali per menit. Pemeriksaan paru pada Ny. N didapatkan hasil,

inspeksi dada terlihat simetris antara kanan dan kiri, pengembangan dada

kanan dan kiri sama. Palpasi didapatkan hasil vocal premitus kanan kiri

depan belakang sama. Perkusi terdengar bunyi paru sonor. Auskultasi

terdengar suara nafas wheezing.

2. Diagnosa keperawatan pada Ny. N yaitu ketidakefektifan bersihan jalan

nafas berhubungan dengan bronkospasme.

3. Rencana tindakan keperawatan pada Ny. N dengan pemenuhan kebutuhan

oksigenasi yaitu dengan tujuan setelah dilakukan tindakan keperawatan

selama 3 kali 24 jam bersihan jalan nafas dapat kembali efektif, dengan

kriteria hasil menunjukkan bersihan jalan nafas yang efektif, sesak nafas

berkurang, batuk berkurang, pasien dapat mengeluarkan sputum secara

Page 36: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-rosiaditya... · DI SUSUN OLEH : ROSI ADITYANA ... Sumatra Selatan 2,04%, DKI Jakarta

efektif, mempunyai irama dan frekwensi pernafasan dalam rentang

normal yaitu 16 – 24 kali per menit, wheezing berkurang. Kemudian

melakukan intervensi keperawatan, yaitu observasi tanda-tanda vital,

auskultasi bunyi nafas, catat adanya bunyi nafas tambahan, pantau

frekwensi pernafasan, catat rasio inspirasi, ekspirasi, beri klien posisi yang

nyaman misalnya peninggian kepala tempat tidur, semi fowler, ajarkan dan

berikan dorongan penggunaan teknik pernafasan diafragma dan batuk,

berikan terapi oksigen sesuai program, kolaborasi dengan tim medis dalam

pemberian obat untuk asma.

4. Implementasi yang telah dilakukan pada Ny. N tanggal 4, 5, 6 April 2012

adalah mengobservasi tanda-tanda vital, melakukan auskultasi bunyi

nafas, memantau frekwensi pernafasan, mencatat rasio inspirasi, ekspirasi,

mengajarkan klien posisi fowler, memberikan dorongan penggunaan

teknik pernafasan diafragma dan batuk yang efektif, memberikan terapi

oksigen sesuai program.

5. Evaluasi dari tindakan yang sudah dilakukan penulis pada tanggal 6 April

2012 didasarkan pada kriteria hasil yang diharapkan yaitu ketidakefektifan

bersihan jalan nafas berhubungan dengan bronkospasme belum teratasi.

6. Ny. S dengan diagnosa medis asma ditandai dengan sesak nafas, wheezing,

batuk disertai sputum, frekwensi pernafasan lebih dari 24 kali per menit.

Wheezing ditimbulkan karena spasme bronkus sehingga membuat

pernafasan menjadi sulit dan menimbulkan bunyi tersebut. Dilakukan

implementasi yaitu mengobservasi tanda-tanda vital, melakukan auskultasi

Page 37: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-rosiaditya... · DI SUSUN OLEH : ROSI ADITYANA ... Sumatra Selatan 2,04%, DKI Jakarta

bunyi nafas, memantau frekwensi pernafasan, mencatat rasio inspirasi,

ekspirasi, mengajarkan klien posisi semi fowler, memberikan dorongan

penggunaan teknik pernafasan diafragma dan batuk yang efektif,

memberikan berikan terapi oksigen sesuai program dengan evaluasi hasil

ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan bronkospasme

belum teratasi.

C. Saran

1. Bagi institusi pendidikan

Diharapkan agar dapat meningkatkan mutu pelayanan pendidikan yang

lebih berkualitas dan professional, sehingga dapat tercipta perawat-

perawat yang profesional, terampil, cekatan dan handal yang mampu

memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif.

2. Bagi institusi pelayanan kesehatan

Diharapkan dapat memberikan pelayanan yang baik, mempertahankan

serta meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang ada.

3. Bagi tenaga kesehatan terutama perawat

Diharapkan didalam memberikan tindakan keperawatan dan untuk

mencapai hasil evaluasi yang maksimal tentu perlu adanya kerja sama

dengan tim kesehatan lain seperti dokter, fisioterapi, ahli gizi dan yang

lainnya, sehingga penulis mengharapkan agar mencapai hasil yang

maksimal tentu perlu adanya kerja keras dalam melaksanakan tindakan

baik secara mandiri maupun kolaborasi dengan tim kesehatan lain.

Page 38: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-rosiaditya... · DI SUSUN OLEH : ROSI ADITYANA ... Sumatra Selatan 2,04%, DKI Jakarta

4. Bagi institusi pendidikan

Diharapkan agar dapat meningkatkan mutu pelayanan pendidikan yang

lebih berkualitas dan professional, sehingga dapat tercipta perawat-

perawat yang profesional, terampil, cekatan dan handal yang mampu

memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif.

Page 39: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-rosiaditya... · DI SUSUN OLEH : ROSI ADITYANA ... Sumatra Selatan 2,04%, DKI Jakarta

DAFTAR PUSTAKA

Asih dan Effendy, (2003). Keperawatan Medikal Bedah : klien dengan gangguan

system pernafasan. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Ayres Jon, (2003). Asma. Dian Rakyat, Jakarta.

Corwin, (2009). Buku Saku Patofisiologi. Penerbit Buku Kedokteran EGC,

Jakarta.

Depkes RI Nomor : 1023/Menkes/SK/XI/2008, (2009). Pedoman Pengendalian

Penyakit Asma. Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

Dianiati, dkk, (2010). Jurnal Respiratori Indonesia

http://jurnalrespirologi.org/jurnal/APRIL%20VOL_30%20NO_2%202010.pdf

. Diakses tanggal 17 April 2011.

Hadibroto dan Alam, (2005). Asma. Penerbit Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Harahap A. Ikhsanudin, (2005). Oksigenasi dalam Suatu Asuhan Keperawatan.

http : //repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1/ruf-mei2005-%20(5).pdf.

Diakses tanggal 11 April 2012.

Oemiyati dan Alwi, (2009). Pengaruh Faktor Lingkungan Terhadap Penyakit

Asma di Indonesia. Jurnal penyakit tidak menular Indonesia. Vol.1.1.2009.

http: isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/11091218_2085-6784.pdf. Diakses

tanggal 17 April 2011.

Mubarak dan Chayatin, (2007). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia : Teori dan

Aplikasi dalam Praktik. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Mukty dan Alsagaff, (2006). Dasar-dasar Ilmu Penyakit Paru. Penerbit Airlangga

University Press, Surabaya.

Page 40: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-rosiaditya... · DI SUSUN OLEH : ROSI ADITYANA ... Sumatra Selatan 2,04%, DKI Jakarta

Muttaqin Arif, (2008). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem

Pernapasan. Penerbit Salemba Medika, Jakarta.

Potter dan Perry, (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Penerbit Buku

Kedokteran EGC, Jakarta.

Priharjo Robert, (2006). Pengkajian Fisik Keperawatan. Edisi 2. Penerbit Buku

Kedokteran EGC, Jakarta.

Tarwoto dan Wartonah, (2010). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses

Keperawatan. Edisi 4. Penerbit Salemba Medika, Jakarta.

T. Heather Herdman, (2009-2011). Diagnosis Keperawatan : definisi dan

klasifikasi. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Somantri Irman, (2008). Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan

Sistem Pernapasan. Penerbit Salemba Medika. Jakarta.

Wilkinson. M Judith, (2006). Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi 7.

Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta.

Page 41: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-rosiaditya... · DI SUSUN OLEH : ROSI ADITYANA ... Sumatra Selatan 2,04%, DKI Jakarta

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Rosi Adityana

Tempat tanggal lahir : 29 November 1990

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat Rumah : Bangunrejo, Blimbing, Sambirejo, Sragen

Riwayat Pendidikan : 1. TK Pertiwi III Blimbing 1996 - 1997

2. SD Negeri Blimbing I 1997 - 2003

3. SMP Negeri I Sambirejo 2003 - 2006

4. SMA Negeri I Gondang 2006 - 2009

5. STIKES Kusuma Husada Surakarta Program

Studi DIII Keperawatan 2009 - 2012

Riwayat Pekerjaan :

Riwayat Organisasi :

Publikasi :

Page 42: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-rosiaditya... · DI SUSUN OLEH : ROSI ADITYANA ... Sumatra Selatan 2,04%, DKI Jakarta

LAMPIRAN