STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

97
STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA PERAIRAN PANTAI TANAH MAETA KABUPATEN BUTON SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik pada Program Studi Sipil Pengairan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh : ANDRI INDRA 105 81 01324 10 105 81 01300 10 PROGRAM STUDI SIPIL PENGAIRAN JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2015

Transcript of STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

Page 1: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI

PADA PERAIRAN PANTAI TANAH MAETA

KABUPATEN BUTON

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh GelarSarjana Teknik pada Program Studi Sipil Pengairan

Jurusan Teknik Sipil Fakultas TeknikUniversitas Muhammadiyah Makassar

Oleh :

A N D R I I N D R A105 81 01324 10 105 81 01300 10

PROGRAM STUDI SIPIL PENGAIRANJURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2015

Page 2: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

i

STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI

PADA PERAIRAN PANTAI TANAH MAETA

KABUPATEN BUTON

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh GelarSarjana Teknik pada Program Studi sipil Pengairan

Jurusan Teknik Sipil Fakultas TeknikUniversitas Muhammadiyah Makassar

Oleh :

A N D R I I N D R A105 81 01324 10 105 81 01300 10

PROGRAM STUDI SIPIL PENGAIRANJURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2015

i

STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI

PADA PERAIRAN PANTAI TANAH MAETA

KABUPATEN BUTON

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh GelarSarjana Teknik pada Program Studi sipil Pengairan

Jurusan Teknik Sipil Fakultas TeknikUniversitas Muhammadiyah Makassar

Oleh :

A N D R I I N D R A105 81 01324 10 105 81 01300 10

PROGRAM STUDI SIPIL PENGAIRANJURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2015

i

STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI

PADA PERAIRAN PANTAI TANAH MAETA

KABUPATEN BUTON

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh GelarSarjana Teknik pada Program Studi sipil Pengairan

Jurusan Teknik Sipil Fakultas TeknikUniversitas Muhammadiyah Makassar

Oleh :

A N D R I I N D R A105 81 01324 10 105 81 01300 10

PROGRAM STUDI SIPIL PENGAIRANJURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2015

Page 3: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

iiiiii

Page 4: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

iii`

iii`

iii`

Page 5: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

iv

ABSTRAK

ANDRI (105810132410) dan INDRA (105810130010). Studi KarakteristikHidro- Oceanografi Pada Perairan Pantai Tanah Maeta Kabupaten Buton.Dibawah Bimbingan RISWAL K., ST., MT. dan NENNY T. KARIM, ST., MT.

Perairan pantai tanah maeta merupakan bagian dari wilayah perairanIndonesia yang berada di Propinsi Sulawesi Tenggara Kabupaten ButonKecamatan Pasar Wajo yang berbatasan langsung dengan Laut Flores dibagian Selatannya. Dalam hal ini tentunya dapat menyebabkan besarnyagelombang laut yang datang yang dapat menyebabkan terjadinya pengikisanpada garis pantai. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kondisiHidro-oceanografi perairan pantai Tanah Maeta Kabupaten Buton. Dalampenelitian ini digunakan data angin selama 10 tahun yang diambil dari BMKGBetoambari Kota Bau-bau yang akan digunakan untuk peramalan gelombangdan data pasang surut dari hasil pengamatan di lokasi studi. Dari hasil analisisdiperoleh tipe pasang surut yaitu pasang surut campuran condong ke harianganda (mixed tide prevailing semi diurnal) dan tinggi gelombang yaitu 3,49 mdengan periode 9,05 detik.

Kata kunci : Hidro-oceanografi, angin, pasang surut dan gelombang

Page 6: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

v

ABSTRACT

Andri (105810132410) and INDRA (105 810 130 010). Hydro-Oceanographic Characteristics Study On Water Beaches Tanah Maeta Buton.Under Guidance RISWAL K., ST., MT. and Nenny T. KARIM, ST., MT.

Tanah Maeta coastal waters are part of the territorial waters ofIndonesia located in District Wajo Market Buton in Southeast Sulawesiprovince directly adjacent to Flores sea in Southern parts. In this case ofcourse, can cause large ocean waves come up that can cause erosion on theshoreline. This study aimed to describe the condition of coastal waters Hydro-oceanography Land Maeta Buton. This study used the wind data for 10 yearswere taken from BMKG Betoambari Bau-bau be used for forecasting wavesand tide data from observations in the study area. The results of analysis types,namely tidal ebb-leaning daily mix doubles (mixed tide prevailing semi-diurnal) and wave height is 3.49 meters with a period of 9.05 seconds.

Keywords: Hydro-oceanography, wind, tidal and wave

Page 7: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Proposal Ujian Akhir ini

dengan baik.

Tugas akhir ini disusun sebagai salah satu persyaratan yang harus

dipenuhi dalam rangka menyelesaikan Program Studi pada Jurusan Sipil dan

Perencanaan Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Makassar. Adapun

judul tugas akhir kami adalah : “STUDI KARAKTERISTIK HIDRO

OCEANOGRAFI PADA PERAIRAN PANTAI TANAMAETA

KABUPATEN BUTON”

Dalam penyusunan tugas akhir ini penulis mendapatkan banyak

masukan yang berguna dari berbagai pihak sehingga tugas akhir ini dapat

terselesaikan. Oleh karena itu dengan segala ketulusan serta keikhlasan hati,

kami mengucapkan terima kasih dengan penghargaan setinggi tingginya

kepada :

1. Bapak Hamzah Al Imran, ST., MT. sebagai dekan Fakultas Teknik

Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Muh. Syafaat S. Kuba, ST. sebagai Ketua Jurusan Sipil Fakultas

Teknik Universitas Muhammadiyah Makassar.

Page 8: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

vii

3. Bapak Riswal K, ST., MT. selaku pembimbing I dan ibu Ir. Nenny T.

Karim, ST., MT. selaku pembimbing II, yang telah meluangkan banyak

waktu, memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga terwujudnya

tugas akhir ini.

4. Bapak dan Ibu dosen serta staf pegawai pada fakultas Teknik atas segala

waktunya telah mendidik dan melayani kami selama mengikuti proses

belajar mengajar di Universitas Muhammadiyah Makassar.

5. Ayahanda dan ibunda tercinta yang senantiasa memberikan limpahan kasih

sayang, doa, serta pengorbanan kepada penulis.

6. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Teknik, terkhusus Saudaraku Angkatan

2010 dengan rasa persaudaraan yang tinggi banyak membantu dan

memberikan dukungan dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

Pada akhir penulisan tugas akhir ini, penulis menyadari bahwa tugas

akhir ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis meminta saran dan kritik

yang bersifat membangun sehingga laporan tugas akhir ini dapat menjadi lebih

baik dan menambah pengetahuan kami dalam menulis laporan selanjutnya.

Semoga laporan tugas akhir ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan

untuk pembaca pada umumnya.

Wassalamu’alaikum, Wr. Wb.

Makassar, Mei 2015

Penulis

Page 9: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. ii

ABSTRAK ........................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR.........................................................................................vi

DAFTAR ISI........................................................................................................viii

DAFTAR GAMBAR........................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................................1

B. Rumusan Masalah ...............................................................................2

C. Tujuan Penelitian ................................................................................3

D. Manfaat Penelitian ..............................................................................3

E. Batasan Masalah..................................................................................4

F. Sistematika Penulisan .........................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Defenisi Oseanografi...........................................................................6

B. Survei Hidro Oseanografi ...................................................................7

C. Survei Bathimetri ................................................................................25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................................. 27

B. Peralatan Survei ..................................................................................27

C. Metode Penelitian................................................................................28

Page 10: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

ix

D. Analisis Data .......................................................................................29

E. Bathimetri............................................................................................ 31

F. Bagan Alur Penelitian .........................................................................32

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data........................................................................................... 33

B. Perhitungan Fetch......................................................................................38

C. Perhitungan Tinggi dan Periode Gelombang Berdasarkan

fetch dan UA..........................................................................................................................................41

D. Perhitungan Gelombang Pecah ................................................................................................48

E. Perkiraan Tinggi Gelombang dengan Periode Ulang................................ 51

F. Pasang Surut.............................................................................................. 57

G. Bathimetri..................................................................................................62

BAB V PENUTUP

A. KESIMPULAN.........................................................................................65

B. SARAN .....................................................................................................65

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DOKUMENTASI

Page 11: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

x

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Contoh Mawar Angin

2. Hubungan antara kecepatan angin di laut (Uw) dan di darat (UL)

3. Definisi dan karakteristik gelombang di daerah pantai (Teknik

Pantai, 1999)

4. Diagram alir proses peramalan gelombang berdasarkan data angin

5. Grafik peramalan gelombang

6. Tipe pasang surut

7. Bagan alur penelitian

8. Mawar angin di perairan tanah maeta dari tahun 2003-2012

9. Hasil plot mawar angin

10. Penentuan arah fetch pada lokasi studi

11. Penentuan nilai RL

12. Grafik peramalan gelombang

13. Hasil perhitungan tunggang pasang surut

14. Grafik pasang surut pantai tanah maeta

15. Peta Bathimetri dilokasi studi

16. Profil melintang

17. Profil memanjang

9

10

13

15

17

25

32

36

37

38

42

44

61

61

63

64

64

Page 12: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

xi

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

18. Konstituent pasang surut

19. Tabel rekapitulasi data angin selama 10 tahun dalam satuan

knot

20. Persentasi kejadian angin berdasarkan arah datanya dilokasi

studi

21. Ferhitungan Fetch efektif arah timur

22. Ferhitungan Fetch efektif arah selatan

23. Ferhitungan Fetch efektif arah tenggara

24. Hasil peramalan gelombang selama 10 tahun

25. Jumlah data arah gelombang berdasarkan tinggi gelombang

26. Perhitungan tinggi gelombang signifikan dengan periode ulang

27. Gelombang dengan periode ulang terentu

28. Konstanta pasang surut di perairan tanah maeta

23

34

35

39

40

41

45

48

52

57

57

Page 13: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Karakteristik suatu perairan dapat diartikan sebagai perubahan

dinamika yang terjadi karena faktor lingkungan. Pengamatan tentang

karakteristik suatu perairan perlu dikaji dengan melihat perubahan-perubahan

dinamika perairan yaitu gambaran beberapa parameter oseanografi seperti

pasang surut, gelombang, dan kedalaman. Fenomena ini memberikan ciri khas

tersendiri pada suatu wilayah perairan laut.

Pariwono (1999), mengemukakan bahwa salah satu aspek lingkungan

yang penting untuk diketahui dan dipahami agar pengelolaan sumber daya

dapat dilaksanakan dengan tepat yaitu dinamika dari perairan. Hal ini

disebabkan karena perairan berupa fluida yang tidak mengenal batas

administrasi atau ekologi. Apabila perairan di suatu lokasi terganggu maka

dampaknya akan tersebar ke lingkungan di sekitarnya.

Kabupaten Buton merupakan wilayah kepulauan dengan luas lautan

yang lebih besar dari luas daratannya, dimana dari luas wilayah 21.535,26 km2

terdiri dari lautan seluas 18.825 km2 (87.42%) sedangkan luas daratannya

2.710,26 km2 (12,58%). Di Kabupaten Buton terdapat beberapa pantai yang

sangat dinamis salah satunya adalah Pantai Tanah Maeta.

Page 14: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

2

Pantai Tanah Maeta adalah salah satu pantai yang terletak di Sulawesi

Tenggara tepatnya di Kabupaten Buton Kecamatan Pasar Wajo Desa Tanah

Maeta. Perairan pantai tanah maeta merupakan bagian dari wilayah perairan

Indonesia yang berada di Propinsi Sulawesi Tenggara Kabupaten Buton,

dimana pantainya sangat dinamis, terbuka dari beberapa arah mata angin tanpa

ada penghalang seperti pulau atau tanjung yang mengakibatkan gelombang

dari beberapa arah tidak mengalami reduksi untuk masuk ke pantai.

Disepanjang Pantai Tanah Maeta belum terdapat bangunan pengaman

pantai sebagaimana yang diharapkan, padahal kondisi pantai tersebut banyak

mengalami abrasi. Sehingga menimbulkan permasalahan pada pantai tersebut,

permasalahan yang yang timbul yaitu, masalah abrasi pantai dan sedimentasi.

Atas penjelasan di atas penulis ingin melakukan penelitian atas pantai

tersebut dengan judul “Studi Karakteristik Hidro Oceanografi pada

perairan Pantai Tanah Maeta Kab. Buton”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dijelaskan di atas maka studi

karakteristik hidro-oceanografi pantai tanah maeta dapat dibuat rumusan

masalah yaitu :

1. Bagaimana karakteristik gelombang pantai Tanah Maeta Kab. Buton

2. Bagaimana karakteristik pasang surut pantai Tanah Maeta Kab. Buton

Page 15: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

3

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah sebagaimana

yang

diuraikan di atas, maka penulis merumuskan tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui karakteristik gelombang pantai Tanah Maeta Kab.

Buton.

2. Untuk mengetahui karakteristik Pasang surut pantai Tanah Maeta Kab.

Buton

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dalam penelitian tugas akhir ini antara

lain :

1) Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan

bagi peneliti tentang pengaruh Hidro Oceanografi terhadap Perairan Pantai

Tanah Maeta

2) Sebagai bahan pertimbangan dalam perencanaan bangunan pantai, pada

Perairan Pantai Tanah Maeta

3) Sebagai bahan masukan bagi pemerintah daerah dalam rangka

pengembangan dan pembangunan wilayah pada Perairan Pantai Tanah

Maeta

Page 16: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

4

E. Batasan Masalah

Pada penelitian ini dibatasi pada beberapa masalah, masalah tersebut

adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini dilakukan pada perairan pantai Tanah Maeta untuk

menganalisis data perameter hidro oceanografi seperti : Karakteristik

Pasang surut dan gelombang,

2. Data periode gelombang (T) yang digunakan adalah data yang diambil

dari data angin (arah dan kecepatan) selama 10 Tahun yang bersumber dari

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Betoambari Kota

Bau-bau.

3. Pembahasan mengenai pasang surut yang dihitung berdasarkan data pasang

surut 15 hari lokasi tinjauan yaitu pantai Tanah Maeta.

F. Sistematika Penulisan

Penulisan proposal ini terdiri dari lima bab, dimana masing-masing bab

membahas masalah tersendiri, selanjutnya sistematika laporan ini sebagai

berikut :

Bab I Pendahuluan mencakup pembahasan latar belakang, rumusan

masalah, batasan masalah tujuan penulisan, manfaat penulisan, dan

sistimatika penulisan.

Page 17: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

5

Bab II Menguraikan tinjauan mengenai permasalahan yang akan menjadi

bahan penelitian dalam penulisan tugas akhir pada suatu wilayah

tertentu. Dimana dalam hal ini mencakup teori-teori beserta formula

yang berkaitan langsung dengan penelitianyang akan dilakukan.

Bab III Metodologi penelitian mencakup lokasi penelitian, jenis penelitian

dan sumber data, metode analisa data, bagan alir penelitian.

Bab IV Hasil dan pembahasan

A. Deskripsi Data

B. Perhitungan Fetch

C. Perhitungan Tinggi dan Periode Gelombang Berdasarkan fetch dan UA

D. Perkiraan Tinggi Gelombang dengan Periode Ulang

E. Pasang Surut

F. Bathimetri

Bab V Kesimpulan dan Saran

Page 18: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Defenisi Oceanografi

Oceanografi berasal dari kata ocean yang berarti laut dan graphy yang

berarti gambaran, deskripsi. Sehingga oseanografi mempunyai arti gambaran

tentang lautan. Oseanografi itu sendiri bukan ilmu murni tetapi didukung oleh

berbagai macam cabang ilmu seperti kimia oseanografi, fisika oseanografi,

biologi oseanografi serta geologi oseanografi (Hutabarat dan Evans, 1984).

Bahasa lain yang lebih lengkap, oseanografi dapat diartikan sebagai

studi dan penjelajahan (eksplorasi) ilmiah mengenai laut dan segala

fenomenanya. Laut sendiri adalah bagian dari hidrosfer. Seperti diketahui

bahwa bumi terdiri dari bagian padat yang disebut litosfer, bagian cair yang

disebut hidrosfer dan bagian gas yang disebut atmosfer. Sementara itu bagian

yang berkaitan dengan sistem ekologi seluruh makhluk hidup penghuni planet

Bumi dikelompokkan ke dalam biosfer (Nontji, 1987).

Hutabarat dan Evans (1985), pada bagian lain menjelaskan bahwa

oseanografi adalah studi ilmiah mengenai bumi yang ditutupi oleh air dan

lingkunganya. Sasarannya adalah memperluas pengertian manusia mengenai

semua aspek kelautan, karakteristik flora dan fauna dalam alam laut, interaksi

udara diatasnya serta bentuk dan struktur air laut itu sendiri.

Page 19: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

7

B. Survey Hidro - Oceanografi

1. Angin

Menurut Bambang Triatmodjo (1999), Angin yang berhembus di

atas permukaan air akan memindahkan energinya ke air. Kecepatan angin

menimbulkan tegangan pada permukaan laut, sehingga permukaan air

yang semula tenang akan terganggu dan timbul riak gelombang kecil di

atas permukaan air. Apabila kecepatan angin bertambah, riak tersebut menjadi

semakin besar, dan apabila angin berhembus terus akhirnya akan terbentuk

gelombang. Semakin lama dan semakin kuat angin berhembus, semakin besar

gelombang yang terbentuk.

a) Distribusi kecepatan angin

Distribusi kecepatan angin di atas permukaan laut terbagi dalam

tiga daerah sesuai dengan elevasi di atas permukaan. Di daerah geostropik

yang berada di atas 1000 m kecepatan angin adalah konstan. Di bawah elevasi

tersebut terdapat dua daerah yaitu daerah Ekman yang berada pada elevasi 100

sampai 1000 m dan daerah di mana tegangan konstan yang berada pada

elevasi 10 sampai 100 m. Di kedua daerah tersebut kecepatan dan arah

angin berubah sesuai dengan elevasi, karena adanya gesekan dengan

permukaan laut dan perbedaan temperatur antara air dan udara.

Untuk memprediksi gelombang didasarkan pada kecepatan angin yang

di ukur pada elevasi y = 10 m. Apabila angin tidak diukur pada elevasi 10 m,

Page 20: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

8

maka kecepatan angin harus dikonversikan pada elevasi tersebut. Untuk y

lebih kecil dari 20 dapat menggunakan persaman berikut :

U (10) = U(y) ( )1/7 (Sumber, Bambang Triatmodjo 1999) (1)

Keterangan :

U : kecepatan angin (knot)

y : elevasi terhadap permukaan air (m)

b) Data angin

Data angin yang digunakan untuk peramalan gelombang adalah

data di permukaan laut pada lokasi pembangkitan. Data tersebut dapat

diperoleh dari pengukuran langsung di atas permukaan laut

(menggunakan kapal yang sedang berlayar) atau pengukuran di darat (di

lapangan terbang) di dekat lokasi peramalan yang kemudian dikonversi

menjadi data angin laut. Kecepatan angin diukur dengan anemometer,

dan biasanya dinyatakan dalam knot. Satu knot adalah panjang satu

menit garis bujur melalui khatulistiwa yang ditempuh dalam satu jam,

atau 1 knot = 1,852 km/jam = 0,5 m/d. Data angin dicatat tiap jam

dan biasanya disajikan dalam bentuk tabel. Dengan pencatatan angin jam

– jaman tersebut dapat diketahui angin dengan kecepatan tertentu dan

durasinya, kecepatan angin maksimum, arah angin dan dapat pula

dihitung kecepatan angin rerata harian.

Page 21: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

9

Data angin yang diperlukan merupakan hasil pengamatan beberapa

tahun yang disajikan dalam bentuk tabel dengan jumlah data yang sangat

besar. Kemudian diolah dan disajikan dalam bentuk diagram yang disebut

dengan mawar angin. Gambar 1. adalah contoh mawar angin yang dibuat

berdasarkan pengolahan data angin yang tercatat oleh Badan Meteorologi

dan Geofisika (BMG) yang terdapat di sekitar daerah pantai yang

direncanakan.

Gambar 1. Contoh Mawar Angin

c) Konversi Kecepatan Angin

Sudah dijelaskan di depan bahwa data angin dapat diperoleh dari

pencatatan di permukaan laut dengan menggunkan kapal yang sedang

berlayar atau pengukuran di darat. Pengukuran data angin di permukaan laut

adalah yang paling sesuai untuk peramalan gelombang. Data angin dari

pengukuran dengan kapal perlu dikoreksi dengan menggunakan persamaan

berikut :

U = 2,16 x Us ( Bambang Triatmodjo, 1999) (2)

Page 22: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

10

Keterangan :

U : kecepatan angin terkoreksi (knot)

Us : kecepatan angin yang diukur oleh kapal (knot)

Biasanya pengkuran angin dilakukan di daratan, padahal dalam rumus –

rumus pembangkitan gelombang data angin yang digunakan adalah yang

ada di atas permukaan air laut. Oleh karena itu diperlukan transformasi

dari data angin di atas daratan yang terdekat dengan lokasi studi. Hubungan

antara angin di atas laut dan angin di atas daratan terdekat diberikan oleh RL =

UW/UL seperti dalam Gambar 2 Gambar tersebut merupakan hasil penelitian

yang dilakukan di Great Lake, Amerika Serikat.

Gambar 2. Hubungan antara kecepatan angin di laut (Uw) dan di darat (UL)

(Bambang Triatmodjo,1999)

Page 23: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

11

Dengan memasukkan nilai kecepatan angin terkoreksi (U) pada

gambar 2, maka akan didapat RL. Kecepatan angin harus dikonversikan

menjadi faktor tegangan angin (UA). faktor tegangan angin berdasarkan

kecepatan angin di laut (UW), yang telah dikoreksi terhadap data

kecepatan angin di darat (UL). Rumus faktor tegangan angin berdasarkan

kecepatan angin di laut adalah sebagai berikut :

Uw = RL x U (Bambang Triatmodjo, 1999) (3)

Rumus faktor tegangan angin adalah sebagai berikut :

UA = 0,71 x UW1,23 (Bambang Triatmodjo, 1999) (4)

Keterangan :

UW : kecepatan angin di laut (knot)

Ua : kecepatan angin terkoreksi (knot)

UA : faktor tegangan angin

2. Fetch

Fetch adalah jarak seret gelombang. Di dalam tinjauan

pembangkitan gelombang di laut, fetch dibatasi oleh bentuk daratan yang

mengelilingi laut. Di daerah pembentukkan gelombang, gelombang tidak

hanya dibangkitkan dalam arah yang sama dengan arah angin tetapi juga

dalam berbagai sudut terhadap arah angin. Fetch rerata efektif diberikan oleh

persamaan berikut :

Page 24: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

12

Feff =∑∑ ( Bambang Triatmodjo, 1999 ) (5)

Keterangan :

Feff : fetch rerata efektif

Χi : panjang segmen fetch yang diukur dari titik observasi gelombang

keujung akhir fetch

α : deviasi pada kedua sisi dari arah angin, dengan menggunakan

pertambahan 6° sampai sudut sebesar 42° pada kedua sisi dari arah

angin.

3. Gelombang

Gelombang adalah pergerakan naik turunnya air laut disepanjang

permukaan air. Gelombang terjadi kerena adanya angin yang bertiup di atas

permukaan perairan yang menimbulkan gaya tekan ke bawah, gaya ini akan

mendorong permukaan air menjadi lebih rendah dibandingkan dengan tempat

di sekitarnya yang mengakibatkan ketidak seimbangan sehingga terjadi

dorongan massa air yang lebih tinggi untuk mengisi tempat yang lebih rendah.

Gelombang dapat juga menimbulkan energi untuk membentuk pantai,

menimbulkan arus dan transpor sedimen dalam arah tegak lurus dan sepanjang

pantai, serta menyebabkan gaya-gaya yang bekerja pada bangunan pantai.

Proses tersebut akan berlangsung terus menerus sesuai dengan energi

kecepatan angin yang menekannya.

Page 25: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

13

Gelombang merupakan faktor utama di dalam penentuan tata letak

(layout) pelabuhan, alur pelayaran, perencanaan bangunan pantai dan

sebagainya. Gelombang yang merambat dari laut dalam menuju pantai

mengalami perubahan bentuk karena pengaruh perubahan kedalaman laut.

Berkurangnya kedalaman laut menyebabkan semakin berkurangnya panjang

gelombang dan bertambahnya tinggi gelombang.

Pada saat kemiringan gelombang (perbandingan antara tinggi dan

panjang gelombang) mencapai 15 batas maksimum, gelombang akan pecah.

Gelombang yang telah pecah tersebut merambat terus ke arah pantai sampai

akhirnya gelombang bergerak naik dan turun pada permukaan pantai (uprush

dan downrush). Definisi yang berkaitan dengan karakteristik gelombang di

daerah sekitar pantai disajikan dalam gambar 3.

Gambar 3. Definisi dan karakteristik gelombang di daerah pantai

(Bambang Triatmodjo, 1999)

13

Gelombang merupakan faktor utama di dalam penentuan tata letak

(layout) pelabuhan, alur pelayaran, perencanaan bangunan pantai dan

sebagainya. Gelombang yang merambat dari laut dalam menuju pantai

mengalami perubahan bentuk karena pengaruh perubahan kedalaman laut.

Berkurangnya kedalaman laut menyebabkan semakin berkurangnya panjang

gelombang dan bertambahnya tinggi gelombang.

Pada saat kemiringan gelombang (perbandingan antara tinggi dan

panjang gelombang) mencapai 15 batas maksimum, gelombang akan pecah.

Gelombang yang telah pecah tersebut merambat terus ke arah pantai sampai

akhirnya gelombang bergerak naik dan turun pada permukaan pantai (uprush

dan downrush). Definisi yang berkaitan dengan karakteristik gelombang di

daerah sekitar pantai disajikan dalam gambar 3.

Gambar 3. Definisi dan karakteristik gelombang di daerah pantai

(Bambang Triatmodjo, 1999)

13

Gelombang merupakan faktor utama di dalam penentuan tata letak

(layout) pelabuhan, alur pelayaran, perencanaan bangunan pantai dan

sebagainya. Gelombang yang merambat dari laut dalam menuju pantai

mengalami perubahan bentuk karena pengaruh perubahan kedalaman laut.

Berkurangnya kedalaman laut menyebabkan semakin berkurangnya panjang

gelombang dan bertambahnya tinggi gelombang.

Pada saat kemiringan gelombang (perbandingan antara tinggi dan

panjang gelombang) mencapai 15 batas maksimum, gelombang akan pecah.

Gelombang yang telah pecah tersebut merambat terus ke arah pantai sampai

akhirnya gelombang bergerak naik dan turun pada permukaan pantai (uprush

dan downrush). Definisi yang berkaitan dengan karakteristik gelombang di

daerah sekitar pantai disajikan dalam gambar 3.

Gambar 3. Definisi dan karakteristik gelombang di daerah pantai

(Bambang Triatmodjo, 1999)

Page 26: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

14

Daerah dari garis gelombang pecah ke arah laut disebut dengan

offshore. Sedang daerah yang terbentang ke arah pantai dari garis gelombang

pecah dibedakan menjadi tiga daerah yaitu breaker zone, surf zone dan swash

zone. Daerah gelombang pecah (breaker zone) adalah daerah dimana

gelombang yang datang dari laut (lepas pantai) mencapai ketidak stabilan dan

pecah. Surf zone adalah daerah yang terbentang antara bagian dalam dari

gelombang pecah dan batas naik turunnya gelombang di pantai. Sedangkan

swash zone adalah daerah yang dibatasi oleh garis batas tertinggi naiknya

gelombang dan batas terendah turunnya gelombang di pantai.

Ditinjau dari profil pantai, daerah ke arah pantai dari garis gelombang

pecah dibagi menjadi tiga daerah yaitu inshore, foreshore dan backshore.

Perbatasan antara inshore dan foreshore adalah batas antara air laut pada saat

muka air rendah dan permukaan pantai. Proses gelombang pecah di daerah

inshore sering menyebabkan terbentuknya longshore bar, yaitu gumuk pasir

yang memanjang dan kira-kira sejajar dengan garis pantai. Foreshore adalah

daerah yang terbentang dari garis pantai pada saat muka air rendah sampai

batas atas dari uprush pada saat air pasang tinggi. Profil pantai di daerah ini

mempunyai kemiringan yang lebih curam daripada profil di daerah inshore

dan backshore. Backshore adalah daerah yang dibatasi oleh foreshore dan

garis pantai yang terbentuk pada saat terjadi gelombang badai bersamaan

dengan muka air tinggi.

Page 27: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

15

a) Prediksi Gelombang

Peramalan gelombang berdasarkan data angin sebagai pembangkit

utama gelombang dan daerah pembentukan gelombang (fetch). Dari data

angin dan fetch gelombang akan didapatkan jenis, tinggi dan periode

gelombang yang ada di daerah pantai. Dengan menggunakan rumus - rumus

seperti berikut :

Gambar 4. Diagram alir proses prediksi grlombang berdasarkan data angin (SPM, Volume I)

Keterangan :

Hs : Tinggi gelombang signifikan (m)

Tp : Periode puncank gelombang

F : Panjang feth efektif

UA : Wind stress factor / faktor tegangan angin

Page 28: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

16

Hmo : Wave Height ( tinggi gelombang signifikan ) adalah tinggi rerata

dari 33% nilai tertinggi gelombang yang terjadi.

Tmo : Wave Period ( Periode Gelombang)

g : Gravitasi (9,81 m/det2)

t : Waktu (detik)

Hasil peramalan gelombang berupa tinggi dan periode gelombang

signifikan untuk masing-masing arah angin yang menyebabkan terbentuknya

gelombang. Data-data yang dibutuhkan untuk meramal gelombang terdiri dari:

1) Panjang fetch efektif .

2) Data kecepatan angin yang telah dikonversi menjadi Wind Stress Factor

(UA).

Untuk mendapatkan gelombang rencana, dilakukan peramalan

gelombang berdasarkan data angin jangka panjang. Metode yang diterapkan

mengikuti metode yang ada di Shore Protection Manual dari US Army Corps

of Engineer edisi 1984.

Page 29: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

17

Gambar 5. Grafik peramalan gelombang (Bambang triatmodjo 1999)

Page 30: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

18

b) Gelombang laut dalam ekivalen

Analisis transformasi gelombang sering dilakukan dengan konsep

gelombang laut dalam ekivalen, yaitu tinggi gelombang di laut dalam apabila

gelombang tidak mengalami refraksi. Pemakaian gelombang ini bertujuan

untuk menetapkan tinggi gelombang yang mengalami refraksi, diftraksi dan

transformasi lainnya, sehingga perkiraan transformasi dan deformasi

gelombang dapat dilakukan dengan lebih mudah. Tinggi gelombang laut

dalam ekivalen diberikan oleh bentuk :

H’0 = K’ Kr H0 (Bambamg Triatmodjo, 1999) (6)

Keterangan :

H’0 : tinggi gelombang laut dalam ekivalen

H0’ : tinggi gelombang lau dalam

K’0 : koefisien difraksi

Kr’ : koefisien refraksi

c) Gelombang Pecah

Dari rumus transformasi gelombang H = Kr Ks Ho pada kedalaman

kecil (d ≈ 0) akan diperoleh tinggi gelombang yang sangat tinggi. Hal ini tidak

mungkin terjadi karena kenyataannya di tepi pantai dengan kedalaman d

≈ 0, tinggi gelombang H ≈ 0. Fenomena ini disebabkan karena gelombang

yang bergerak ke pantai, pada kedalaman tertentu akan mengalami proses

Page 31: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

19

pecah gelombang (breaking wave). Kedalaman dimana gelombang pecah

terjadi diberi notasi db dan tinggi gelombang pecah diberi notasi Hb.

′₀ = , ( ′₀/ ₀) / (Bambamg Triatmodjo, 1999) (7)

Kedalaman air dimana gelombang pecah diberikan oleh rumus berikut :

′₀ = ( / ²) (Bambamg Triatmodjo, 1999) (8)

Dimana a dan b merupakan fungsi kemiringan pantai m dan

diberikan oleh persamaan berikut :

a = 43,75(1 – e -19m) (Bambamg Triatmodjo, 1999) (9)

b =,( , ) (Bambamg Triatmodjo, 1999) (10)

Keterangan :

Hb : tinggi gelombang pecah

Ho : tinggi gelombang laut dalam ekivalen

Lo : panjang gelombang di dalam laut

m : kemiringan dasar laut

g : percepan gravitasi (9,81 m/det2)

T : periode gelombang

Dengan mengambil berbagai harga db maka dapat menentukan harga Hb

dengan cara coba-coba. Harga db dan Hb digambarkan dalam grafik.

Perpotongan antara grafik H = Ks Kr Ho dan grafik Hb merupakan lokasi

gelombang pecah.

b

b

Page 32: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

20

d) Perkiraan tinggi gelombang dengan periode ulang

Untuk menetapkan gelombang dengan periode tertentu dibutuhkan data

gelombang dalam jangka waktu pengukuran cukup lama (beberapa tahun).

Data tersebut bisa berupa data pengukuran gelombang atau data gelombang

hasil prediksi (peramalan) berdasarkan data angin.

Untuk mendapatkan sifat-sifat statistik gelombang, dilakukan

pencatatan gelombang dalam periode tertentu, yang biasanya selama 15

sampai 20 menit, sehingga didapat suatu jumlah tertentu gelombang. Dalam

periode tersebut biasanya dianggap bisa mewakili kondisi gelombang dalam

periode beberapa jam, dan dalam periode tersebut dianggap kondisi

gelombang adalah stasioner (tetap) dan sifatnta tidak berubah.

Perhitungan tinggi gelombang signfikan untuk berbagai periode ulang

dari fungsi distribusi probabilitas dengan rumus sebagai berikut :

Hsr = Â yr + (Bambamg Triatmodjo, 1999) (11)

Dimana yr diberikan oleh bentuk berikut :

Untuk distribusi Fisher-Tippett tipe I :

yr = - ln {- ln ( 1- )} (Bambamg Triatmodjo, 1999) (12)

untuk distribusi Weibull :

yr = - ln {- ln ( LTr )}1/k (Bambamg Triatmodjo, 1999) (13)

20

d) Perkiraan tinggi gelombang dengan periode ulang

Untuk menetapkan gelombang dengan periode tertentu dibutuhkan data

gelombang dalam jangka waktu pengukuran cukup lama (beberapa tahun).

Data tersebut bisa berupa data pengukuran gelombang atau data gelombang

hasil prediksi (peramalan) berdasarkan data angin.

Untuk mendapatkan sifat-sifat statistik gelombang, dilakukan

pencatatan gelombang dalam periode tertentu, yang biasanya selama 15

sampai 20 menit, sehingga didapat suatu jumlah tertentu gelombang. Dalam

periode tersebut biasanya dianggap bisa mewakili kondisi gelombang dalam

periode beberapa jam, dan dalam periode tersebut dianggap kondisi

gelombang adalah stasioner (tetap) dan sifatnta tidak berubah.

Perhitungan tinggi gelombang signfikan untuk berbagai periode ulang

dari fungsi distribusi probabilitas dengan rumus sebagai berikut :

Hsr = Â yr + (Bambamg Triatmodjo, 1999) (11)

Dimana yr diberikan oleh bentuk berikut :

Untuk distribusi Fisher-Tippett tipe I :

yr = - ln {- ln ( 1- )} (Bambamg Triatmodjo, 1999) (12)

untuk distribusi Weibull :

yr = - ln {- ln ( LTr )}1/k (Bambamg Triatmodjo, 1999) (13)

20

d) Perkiraan tinggi gelombang dengan periode ulang

Untuk menetapkan gelombang dengan periode tertentu dibutuhkan data

gelombang dalam jangka waktu pengukuran cukup lama (beberapa tahun).

Data tersebut bisa berupa data pengukuran gelombang atau data gelombang

hasil prediksi (peramalan) berdasarkan data angin.

Untuk mendapatkan sifat-sifat statistik gelombang, dilakukan

pencatatan gelombang dalam periode tertentu, yang biasanya selama 15

sampai 20 menit, sehingga didapat suatu jumlah tertentu gelombang. Dalam

periode tersebut biasanya dianggap bisa mewakili kondisi gelombang dalam

periode beberapa jam, dan dalam periode tersebut dianggap kondisi

gelombang adalah stasioner (tetap) dan sifatnta tidak berubah.

Perhitungan tinggi gelombang signfikan untuk berbagai periode ulang

dari fungsi distribusi probabilitas dengan rumus sebagai berikut :

Hsr = Â yr + (Bambamg Triatmodjo, 1999) (11)

Dimana yr diberikan oleh bentuk berikut :

Untuk distribusi Fisher-Tippett tipe I :

yr = - ln {- ln ( 1- )} (Bambamg Triatmodjo, 1999) (12)

untuk distribusi Weibull :

yr = - ln {- ln ( LTr )}1/k (Bambamg Triatmodjo, 1999) (13)

Page 33: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

21

Keterangan :

Â, B : Perkiraan parameter dari skala dan local yang diperoleh dari analisis

regresi linear

Hsr : tinggi gelombang signifikan dengan periode ulang Tr

Tr : periode ulang (tahun)

K : pangjang data (tahun)

L : rerata jumlah kejadian pertahun = (NT= Jumlah kejadian

gelombang g selama pencatatan)

4. Pasang Surut

Menurut Pariwono (1989), fenomena pasang surut diartikan sebagai

naik turunnya muka laut secara berkala akibat adanya gaya tarik benda-benda

angkasa terutama matahari dan bulan terhadap massa air di bumi. Lebih jauh

Dronkers (1964) menjelaskan pasang surut laut merupakan suatu fenomena

pergerakan naik turunnya permukaan air laut secara berkala yang diakibatkan

oleh kombinasi gaya gravitasi dan gaya tarik menarik dari benda-benda

astronomi terutama oleh matahari, bumi dan bulan. Pengaruh benda angkasa

lainnya dapat diabaikan karena jaraknya lebih jauh atau ukurannya lebih kecil.

Pasang surut laut merupakan hasil dari gaya tarik gravitasi dan efek

sentrifugal. Efek sentrifugal adalah dorongan ke arah luar pusat rotasi.

Gravitasi bervariasi secara langsung dengan massa tetapi berbanding terbalik

NT

K

ˆ

Page 34: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

22

terhadap jarak. Meskipun ukuran bulan lebih kecil dari matahari, gaya tarik

gravitasi bulan dua kali lebih besar dari pada gaya tarik matahari dalam

membangkitkan pasang surut laut karena jarak bulan lebih dekat dari pada

jarak matahari ke bumi.

Pasang surut dan gelombang badai adalah periodik dengan periode

berbeda, mulai dari beberapa menit (tsunami), setengah hari atau satu hari

(pasang surut), dan beberapa hari (gelombang badai). Sedangkan kenaikan air

laut karena perubahan suhu global selalu bertambah dengan pertambahan

waktu. Apabila fluktuasi muka air tersebut terjadi secara bersamaan dengan

gelombang angin yang mempunai periode yang lebih kecil (beberapa detik),

maka muka air terhadap fluktuasi muka air laut karena gelombang angin.

Perhitungan konstanta pasang surut dilakukan dengan menggunakan

metode Least Square. Hasil pencatatan diambil dengan interval 1 jam sebagai

input untuk least square dan kostanta pasang surut. Dengan konstanta pasang

surut yang ada pada proses sebelumnya dilakukan penentuan jenis pasang

surut dengan rumus :

F = (Bambamg Triatmodjo, 1999) (14)

Keteragan :

F = Angka pasang surut

AK1 = Amplitudo dari constituent pasut K1

A01 = Amplitudo dari constituent pasut 01

Page 35: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

23

AM2 = Amplitudo dari constituent pasut M2

AS2 = Amplitudo dari constituent S2

Klasifikasi pasang surut dilakukan sebagai berikut :

1) Pasang ganda jika F < 0.25

2) Pasang campuran ( ganda dominat ) jika 0.25 < F < 1.50

3) Pasang campuran ( tunggal dominat ) jika 1.50 < F < 3.00

4) Pasang tunggal jika F > 3.00

Berikut ini adalah tabel constituent pasang surut utama :

Tabel 1. Konstituent pasang surut

Simbol Penyebab Frekwensi ( deg/jam) Periode (jam)

Ganda :

M2

S2

Bulan

Matahari

28.98410

30.00000

12.42

12.00

Tunggal :

K1

01

Deklinasi

Matahari/Bulan

Deklinasi

Bulan

15.04107

13.94303

23.93

25.82

Sumber : Nur Yuwono (1992)

Bentuk pasang surut di berbagai daerah tidak sama. Menurut Bambang

Triatmodjo (1999), pasang surut yang terjadi di berbagai daerah dibedakan

menjadi empat tipe yaitu :

1) Pasang surut harian ganda (semi diurnal tide)

Pasang surut tipe ini adalah dalam satu hari terjadi dua kali air pasang

dan dua kali air surut dengan tinggi yang hampir sama dan pasang surut

Page 36: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

24

terjadi secara berurutan dan teratur (gambar 6.A). Periode pasang surut

rata-rata adalah 12 jam 24 menit. Pasang surut jenis ini terdapat di selat

Malaka sampai laut Andaman.

2) Pasang surut harian tunggal (diurnal tide)

Pasang surut tipe ini apabila dalam satu hari terjadi satu kali air pasang

dan satu kali air surut (gambar 6.D.) dengan periode pasang surut 24 jam

50 menit. Pasang surut tipe ini terjadi di perairan selat Karima.

3) Pasang surut campuran condong ke harian ganda (mixed tide prevailing

diurnal)

Pasang surut tipe ini apabila dalam satu hari terjadi dua kali air pasang

dan dua kali air surut, tetapi tinggi dan periodenya berbeda (gambar 6.B).

pasang surut jenis ini banyak terdapat di perairan Indonesia Timur.

4) Pasang surut campuran condong ke harian tunggal (mixed tide prevailing

diurnal)

Pada tipe ini dalam satu hari terjadi satu kali air pasang dan satu kali air

surut, tetapi kadang-kadang untuk sementara waktu terjadi dua kali pasang

dan dua kali surut dengan tinggi dan periode yang sangat berbeda (gambar

6.C). pasang surut jenis ini terdapat di selat Kalimantan dan pantai utara

Jawa Barat.

Page 37: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

25

Gambar 6. Tipe pasang surut (Bambang Triatmodjo,1999)

C. Survei Bathimetri

Survei bathimetri merupakan survei pemeruman yaitu suatu proses

pengukuran kedalaman yang ditujukan untuk memperoleh gambaran (model)

bentuk permukaan (konfigurasi) dasar perairan (seabed surface). Bentuk

permukaan yang dimaksud hanya sebatas pada konfigurasinya saja, tidak

sampai pada kandungan materialnya ataupun biota yang tumbuh di atasnya,

semata-mata bentuk (Poerbandono,1999).

Menurut IHO survei bathimetri merupakan measured or charted depth

of water or the measurement of such depth (IHO,1970). Pada survei bathimetri

pengukuran kedalaman dilakukan secara simultan dengan pengukuran posisi

B. Campuran, condong ke Harian Ganda

A. Harian Ganda

C. Campuran, Condong ke Harian Tunggal

D. Harian Tunggal

25

Gambar 6. Tipe pasang surut (Bambang Triatmodjo,1999)

C. Survei Bathimetri

Survei bathimetri merupakan survei pemeruman yaitu suatu proses

pengukuran kedalaman yang ditujukan untuk memperoleh gambaran (model)

bentuk permukaan (konfigurasi) dasar perairan (seabed surface). Bentuk

permukaan yang dimaksud hanya sebatas pada konfigurasinya saja, tidak

sampai pada kandungan materialnya ataupun biota yang tumbuh di atasnya,

semata-mata bentuk (Poerbandono,1999).

Menurut IHO survei bathimetri merupakan measured or charted depth

of water or the measurement of such depth (IHO,1970). Pada survei bathimetri

pengukuran kedalaman dilakukan secara simultan dengan pengukuran posisi

B. Campuran, condong ke Harian Ganda

A. Harian Ganda

C. Campuran, Condong ke Harian Tunggal

D. Harian Tunggal

25

Gambar 6. Tipe pasang surut (Bambang Triatmodjo,1999)

C. Survei Bathimetri

Survei bathimetri merupakan survei pemeruman yaitu suatu proses

pengukuran kedalaman yang ditujukan untuk memperoleh gambaran (model)

bentuk permukaan (konfigurasi) dasar perairan (seabed surface). Bentuk

permukaan yang dimaksud hanya sebatas pada konfigurasinya saja, tidak

sampai pada kandungan materialnya ataupun biota yang tumbuh di atasnya,

semata-mata bentuk (Poerbandono,1999).

Menurut IHO survei bathimetri merupakan measured or charted depth

of water or the measurement of such depth (IHO,1970). Pada survei bathimetri

pengukuran kedalaman dilakukan secara simultan dengan pengukuran posisi

B. Campuran, condong ke Harian Ganda

A. Harian Ganda

C. Campuran, Condong ke Harian Tunggal

D. Harian Tunggal

Page 38: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

26

horizontalnya, dimana kedalaman sendiri dilakukan dengan alat ukur

kedalaman yang menggunkan gelombang akustik, sedangkan alat untuk posisi

horizontalnya menggunakan prinsip penentuan posisi dengan GPS.

Page 39: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

27

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Januari sampai Februari 2015

dengan lokasi penelitian dilakukan di perairan pantai tanah maeta Kec. Pasar

wajo, Kab. Buton.

B. Peralatan Survei

Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

:

a) Laptop, untuk proses pengolahan data

b) Printer, untuk mencetak hasil pengolahan data

c) Rambu ukur (peilschaal), untuk melihat elevasi muka air yang diukur

dari suatu datum tertentu

d) Theodolite, untuk menetukan tinggi tanah dengan sudut mendatar dan

sudut tegak

e) GPSMap 585C sounder, untuk mengukur kedalaman air dan bentuk

dasar air, dapat mengukur kedalaman maksimal sampai 500 m.

Page 40: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

28

C. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian adalah melalui kajian

literatur, survei data primer dan survei data sekunder.

Dalam penelitian ini dibagi menjadi 2 (dua) tahapan yaitu :

1) Persiapan untuk survei data primer

Persiapan survei data primer yang dimaksud adalah menyiapkan segala

sesuatu untuk penelitian yang akan dilakukan dilokasi penelitian serta alat-alat

yg diperlukan seperti yang telah diuraikan di atas dalam peralatan survei.

2) Pengambilan data

Adapun data yang dikumpulkan terdiri dari :

Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan dari berbagai

sumber yang telah ada. Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber

seperti Biro Pusat Statistik (BPS), buku laporan, jurnal, dan lain-lain.

Data sekunder yang digunakan antara lain:

a) Peta lokasi penelitian, yaitu untuk mengetahui lokasi penelitian.

b) Data kecepatan angin dari BMKG terdekat

c) Peta situasi, yaitu untuk mengetahui kondisi Pantai Tanah Maeta.

Page 41: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

29

D. Analisa Data

a) Angin

Data yang diperoleh dari hasil pencatatan dan pengukuran arah dan

kecepatan angin kemudian diolah untuk memperoleh pola wind rose di

wilayah studi. Pola wind rose yang diperoleh akan digunakan untuk

memperkirakan arah dan kecepatan angin dominan.

Data angin dikelompokkan dalam tabel dari setiap arah pada setiap bulan,

dan menentukan persentase arah dan kecepatan angin selama periode

pengamatan. Untuk perhitungan panjang fetch efektif digunakan persamaan

(Latief, 1996) := ∑∑Keterangan :

Feff : fetch rerata efektif.

Xi : panjang segmen fetch yang diukur dari titik observasi gelombang ke

ujung akhir fetch.

α : deviasi pada kedua sisi dari arah angin, dengan menggunakan

pertambahan 6o sampai sudut sebesar 42o pada kedua sisi dari arah

angin.

Page 42: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

30

b) Peramalan gelombang

Salah satu metode peramalan gelombang adalah metode yang

dikenalkan oleh Sverdrup dan Munk (1947) dan dilanjutkan oleh

Bretschneider (1958), metode tersebut di kenal dengan SMB (Sverdrup

Munk Breschneider) (CERC 1984), yang dibangun berdasarkan

pertumbuhan energi gelombang. Kecepatan angin yang digunakan adalah

kecepatan angin maksimum yang dapat membangkitkan gelombang yakni

kecepatan ≥10 knot dari arah timur, tenggara, dan selatan, sedangkan arah

lain tidak dihitung

c) Pasang surut

Pasang surut dapat didata, diolah datanya, bahkan dapat diprediksi dan

disajikan sebagai informasi pasut. Informasi dan analisa data pasut berupa

komponen-komponen pasang surut digunakan berbagai terapan. Informasi

yang dihasilkan dari komponen pasut M2, S2, K1 dan O1 adalah tipe-tipe

pasut seperti diurnal, semidiurnal dan campuran antara keduanya.

Informasi komponen pasut juga digunakan untuk menentukan kapan

dan berapa kali air pasang dan air surut dalam sehari pada suatu tempat dan

menghitung datum pasut seperti MSL (Mean Sea Level), LLWR (Lowest

Low Water Level), HHWL (Highest High Water Level), HAT (Highest

Astronomical Tide), LAT (Lowest Astronomical Tide) dan parameter-

parameter lainnya.

Page 43: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

31

E. Bathimetri

Survei batimetri dimaksudkan untuk mengetahui kondisi rupa bumi

dasar perairan. Kawasan yang disurvei batimetri meliputi wilayah perairan

dari garis pantai ke arah laut sejauh lebih dari 800 m. Survei dilakukan dengan

alat echosounder yang dilengkapi dengan GPS, sehingga survei dapat

dilakukan dengan mudah walau lokasi yang disurvei meliputi cukup jauh dari

garis pantai.

Page 44: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

32

F. Bagan alur penelitian

Gambar 7. Bagan Alur Penelitian

Start

Studi Literatur

Persiapan Survei

Selesai

Pengumpulan Data

Analisis Data

Data Primer :1. Pasang Surut2. Batimetri

Data Sekunder :- Angin (Arah

danKecepatan)

MulaiStart

Page 45: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

33

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

1. Data Angin

Angin merupakan salah satu pembangkit utama dari gelombang.

Angin yang bertiup di atas perairan laut dalam membangkitkan gelombang

dilaut dalam yang kemudian merambat kearah pantai dan pecah seiring dengan

perubahan kedalaman menuju daratan. Dengan demikian data angin

merupakan salah satu parameter utama penentuan gelombang rencana. Data

angin yang dibutuhkan umumnya adalah kecepatan hembus angin dan arah

angin. Kecepatan angin umumnya dicatat setiap jam berikut arahnya di stasiun

pengukuram Badan Meterologi dan Geofisika (BMKG). Untuk kepentingan

perencanaan, umumnya data yang digunakan adalah data pengukuran dari

stasiun meterologi terdekat dengan lokasi rencana. Untuk pengolahan

gelombang rencana dilokasi ini kami gunakan data angin yang bersumber dari

BMKG Betoambari Kota Bau-bau. Data angin ini tercatat setiap harinya dan

Page 46: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

34

dirata-ratakan setiap bulannya selama 10 tahun dari tahun 2003 sampai tahun

2012. Tabel dibawah menunjukkan rekapan data angin selama 10 tahun.

Tabel 2. Rekapitulasi data angin selama 10 tahun dalam satuan Knot.

Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des

2003 16 20 13 12 14 12 16 16 15 12 15 13

2004 17 18 16 10 11 14 18 15 16 13 13 15

2005 12 19 13 12 15 20 15 16 15 15 16 14

2006 13 18 12 12 15 14 15 16 16 15 17 13

2007 12 15 11 16 15 15 12 14 16 17 15 20

2008 12 16 15 13 11 14 18 18 16 18 14 15

2009 15 12 18 17 13 15 16 16 15 14 16 14

2010 15 12 18 17 13 15 16 16 15 14 16 14

2011 17 13 15 10 17 9 15 14 14 12 10 13

2012 27 17 10 12 11 17 14 18 14 13 10

Sumber : BMKG Betoambari kota bau-bau

Sumber : BMKG Betoambari kota bau-bau

Dari data angin hasil pengukuran, selanjutnya dilakukan analisis

untuk mendapatkan beberapa parameter penting, yakni arah angin yang

dominan, kecepatan angin pada berbagai arah dan kecepatan angin rata-rata

sebagai fungsi dari arah hembusan angin. Dari hasil analisis data angin,

diperoleh persentasi kejadian angin berdasarkan arah seperti pada tabel 3.

Page 47: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

35

Tabel 3. Persentasi kejadian angin berdasarkan arah datangnya dilokasi studi

Arah JumlahData

PersentaseKejadian (%)Notasi (derajat)

Utara (U)Timur Laut (TL)Timur (T)Tenggara (TG)Selatan (S)Barat Daya (BD)Barat (B)Barat Laut (BL)

04590

135180225270315

07

41168

19293

05.69

33.3313.01

6.515.4523.582.44

Jumlah 123 100Sumber : Analisa Perhitungan

Tabel 3 memperlihatkan bahwa persentasi kejadian angin yang paling

besar atau sering terjadi adalah angin yang berhembus dari arah timur

(33.33%), disusul masing-masing dari barat (23.58%), barat daya (15.45%),

tenggara (13.01%), selatan (6.5%), timur laut (5.69%), barat laut (2.44%), dan

utara (0%).

Sekalipun persentase angin dari arah barat dan barat daya cukup

besar, tetapi tidak berpotensi menimbulkan gelombang. Berdasarkan arah

fetch gelombang arah mata angin yang membangkitkan gelombang ada tiga

yaitu timur, tenggara dan selatan. Selain penyajian data angin dalam bentuk

tabulasi, juga disajikan dalam bentuk mawar angin seperti pada gambar 8.

Page 48: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

36

Gambar 8. Mawar Angin di perairan Tanah Maeta dari tahun 2003 sampai 2012

Dari data di atas, angin dominan dari arah Timur (10 % dengan

kecepatan lebih atau 22 knot, 1 % dengan kecepatan 17 – 21 knot, 5 %

dengan kecepatan 7 – 11 knot, 9 % dengan kecepatan 4 – 7 knot), arah

Tenggara (8 % dengan kecepatan lebih atau 22 knot, 1 % dengan kecepatan 17

– 21 knot, 5 % dengan kecepatan 7 – 11 knot, 5 % dengan kecepatan 4 – 7

knot), arah Barat (6 % dengan kecepatan lebih atau 22 knot, 2 % dengan

kecepatan 17 – 21 knot, 6 % dengan kecepatan 7 – 11 knot, 2 % dengan

kecepatan 4 – 7 knot).

Page 49: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

37

Gambar 9. Mawar Angin di lokasi studi

2. Data Pasang Surut

Analisis pasang surut dilakukan untuk mendapatkan komponen-

komponen penyusun pasang surut yang kemudian digunakan untuk meramal

muka air pasang surut, yang kemudian digukan untuk menentukan elevasi-

elevasi penting (acuan) untuk pengukuran ketinggian (elevasi) di darat

maupun kedalaman perairan. Analisa data Pasang surut dapat dilakukan dengan

Menggunakan metode Admiralty

Didalam menentukan tipe pasang surut dengan menggunakan

metode admiralty, terlebih dahulu ditentukan parameter – parameter pasang

surut antara lain S0,M2,S2,N2,K2,K1,O1,P1,M4,MS4. dengan Menggunakan

Page 50: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

38

parameter - parameter hasil Perhitungan maka dapat ditentukan nilai F

(Forsmal) dimana nilai F inilah yang akan dipakai untuk menentukan tipe

pasang surut yang terjadi.

B. Perhitungan Fetch

Berdasarkan kondisi geografis lokasi studi, arah angin yang berpotensi

membangkitkan gelombang dilokasi studi adalah angin yang bertiup dari arah

timur, tenggara dan selatan. Oleh sebab itu, dalam penentuan fetch efektif,

hanya ketiga arah tersebut yang diperhitungkan. Adapun penentuan fetch pada

lokasi studi, disajikan pada gambar 10.

Gambar 10. Penentuan Arah Fetch pada lokasi studi (Hasil Hitungan)

Page 51: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

39

Tabel perhitungan fetch untuk masing-masing arah peramalan

gelombang laut dalam adalah sebagai berikut :

Tabel 4. Perhitungan Fetch Efektif Arah Timur

Arah α (⁰) cos α Xi (km) Xi cos α

Timur Laut (T)

Timur (T)

Tenggara (TG)

24 0.914 200 182.70918 0.951 200 190.21112 0.978 114 111.5096 0.995 200 198.9040 1.000 200 200.000-6 0.995 200 198.904-12 0.978 200 195.630-18 0.951 200 190.211-24 0.914 200 182.709-30 0.866 200 173.205-36 0.809 200 161.803-45 0.707 200 141.421

Total 11.057 2127.218

Sumber : Hasil Perhitungan

F = ∑∑ = 2127.21811.057 = 192,392Pada tabel 4 arah timur di jelaskan bahwa untuk deviasi (α) pada salah

satu sisi dari arah Timur Laut hanya dibatasi hingga sudut 24° (sudut

istimewa/Timur Laut) karena pada sudut 30° sampai dengan sudut 42° sudah

merupakan daratan sehingga tidak berpengaruh terhadap pembangkitan

gelombang.

Page 52: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

40

Tabel 5. Perhitungan Fetch Efektif Arah Selatan

Arah α (⁰) cos α Xi (km) Xi cos α

Tenggara (TG)

Selatan (S)

Barat Daya (BD)

-42 0.743 200 148.629

-36 0.809 200 161.803

-30 0.866 200 173.205

-24 0.914 200 182.709

-18 0.951 200 190.211

-12 0.978 200 195.630

-6 0.995 200 198.904

0 1.000 200 200.000

-6 0.995 200 198.904

-12 0.978 200 195.630

Total 9.228 1845.6256

Sumber : Hasil Perhitungan

F = ∑∑ = 1845,6269.228 = 200Pada tabel 6 arah Selatan di jelaskan bahwa untuk deviasi (α) pada

salah satu sisi dari arah selatan hanya dibatasi hingga sudut 12° karena pada

sudut 24° sampai dengan sudut 42° sudah merupakan daratan sehingga tidak

berpengaruh terhadap pembangkitan gelombang.

Page 53: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

41

Tabel 6. Perhitungan Fetch Efektif Arah Tenggara

Arah α (⁰) cos α Xi (km) Xi cos α

Tenggara (T)

Tenggara

Selatan (S)

-42 0.743 200 148.6290-36 0.809 200 161.8034-30 0.866 200 173.2051-24 0.914 200 182.7091-18 0.951 200 190.2113-12 0.978 200 195.6295-6 0.995 200 198.90440 1.000 200 200.0000-6 0.995 200 198.9044

-12 0.978 200 195.6295-18 0.951 200 190.2113-24 0.914 200 182.7091-30 0.866 200 173.2051-36 0.809 200 161.8034-42 0.743 200 148.6290

Total 13.511 2702.1835

Sumber : Hasil Perhitungan

F = ∑∑ = 2702.18313.511 = 200C. Perhitungan tinggi dan periode gelombang berdasarkan fetch dan UA

Pada umumnya bentuk gelombang di alam adalah sangat kompleks dan

sulit untuk digambarkan secara matematis karena ketidak-linieran,tiga dimensi

dan mempunyai bentuk yang random. Beberapa teori yang ada hanya

menggambarkan bentuk gelombang yang sederhana dan merupakan

pendekatan gelombang alam. Disini, dalam perhitungan gelombangnya

Page 54: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

42

digunakan teori gelombang yang paling sederhana yaitu teori gelombang linier

atau amplitudo kecil, yang pertama kali dikemukakan oleh Airy pada tahun

1845, dan selanjutnya disebut dengan teori gelombang Airy.

Bangkitan gelombang yang ditimbulkan angin sebagai berikut:

1) Berdasarkan kecepatan maksimum yang terjadi tiap bulan dicari nilai RL

dengan menggunakan grafik hubungan antara kecepatan angin di laut dan

di darat didapat nilai RL= 1.28 (kolom 5 tabel 7).

Gambar 11. Penentuan nilai RL

2) t1 = ₁₀ = , = 223,41 (kolom 4 tabel 7)

3) U3600 =₁₀

=., = 5,62 (kolom 6 tabel 7)

4) Us = U3600 x RT

= 5,62 x 1,10 = 6,18

Page 55: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

43

5) Hitung UW dengan rumus:

UW = UL × RL (Bambang Triatmodjo. 1996 hal.99)

= 7.20 × 1,28

= 9,24 m/ det (kolom 9 tabel 7)

6) Hitung UA dengan rumus:

UA = 0,71 × UW¹’²³

= 0,71 × 9,22 ¹’²³

=12,47 m/ det (kolom 10 tabel 7)

7) Berdasarkan nilai UA dan besarnya fetch, tinggi dan periode gelombang

dapat dicari dengan menggunakan grafik peramalan gelombang ( lihat

gambar 11 ).

Page 56: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

44

Gambar 12. Grafik peramalan gelombang (Teknik Pantai, Triatmodjo 1999)

UA = 12,47m/s

H= 2,85m T = 8,46 dtk

Page 57: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

45

Tabel 7. Hasil Peramalan Gelombang selama 10 Tahun

KecepatanArah

U10 t1 RLU3600 RT

US Uw UA Fetch H T(knot) (m/dtk) (dtk) (m/dtk) (m/dtk) (m/dtk) (m/dtk) (m) (m) (dtk)

14 SE 7.20 223.41 1.28 5.62 1.10 6.18 9.22 12.47 200000 2.85 8.4612 S 6.17 260.64 1.35 4.57 1.10 5.03 8.33 10.99 183894 2.41 7.8916 E 8.23 195.48 1.23 6.72 1.10 7.39 10.09 13.90 148817 2.74 7.9516 E 8.23 195.48 1.23 6.72 1.10 7.39 10.09 13.90 148817 2.74 7.9515 E 7.72 208.51 1.26 6.15 1.10 6.76 9.69 13.22 148817 2.61 7.8212 E 6.17 260.64 1.35 4.57 1.10 5.03 8.33 10.99 148817 2.17 7.3511 S 5.66 284.33 1.38 4.09 1.10 4.50 7.82 10.17 183894 2.23 7.6814 E 7.20 223.41 1.28 5.62 1.10 6.18 9.24 12.47 148817 2.46 7.6618 E 9.26 173.76 1.18 7.88 1.10 8.66 10.89 15.27 148817 3.01 8.2015 E 7.72 208.51 1.26 6.15 1.10 6.76 9.69 13.22 148817 2.61 7.8216 E 8.23 195.48 1.23 6.72 1.10 7.39 10.09 13.90 148817 2.74 7.9513 S 6.69 240.59 1.32 5.07 1.10 5.58 8.81 11.78 183894 2.58 8.0712 S 6.17 260.64 1.35 4.57 1.10 5.03 8.33 10.99 183894 2.41 7.8912 E 6.17 260.64 1.35 4.57 1.10 5.03 8.33 10.99 148817 2.17 7.3515 E 7.72 208.51 1.26 6.15 1.10 6.76 9.69 13.22 148817 2.61 7.8220 E 10.29 156.38 1.13 9.07 1.10 9.97 11.68 16.64 148817 3.28 8.4415 E 7.72 208.51 1.26 6.15 1.10 6.76 9.69 13.22 148817 2.61 7.8216 E 8.23 195.48 1.23 6.72 1.10 7.39 10.09 13.90 148817 2.74 7.9515 S 7.72 208.51 1.26 6.15 1.10 6.76 9.69 13.22 183894 2.90 8.3915 S 7.72 208.51 1.26 6.15 1.10 6.76 9.69 13.22 183894 2.90 8.3918 SE 9.26 173.76 1.18 7.88 1.10 8.66 10.89 15.27 200000 3.49 9.0512 SE 6.17 260.64 1.35 4.57 1.10 5.03 8.33 10.99 200000 2.51 8.11

Page 58: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

46

Tabel 7. Lanjutan15 E 7.72 208.51 1.26 6.15 1.10 6.76 9.69 13.22 148817 2.61 7.8214 E 7.20 223.41 1.28 5.62 1.10 6.18 9.24 12.47 148817 2.46 7.6615 E 7.72 208.51 1.26 6.15 1.10 6.76 9.69 13.22 148817 2.61 7.8216 E 8.23 195.48 1.23 6.72 1.10 7.39 10.09 13.90 148817 2.74 7.95

16 E 8.23 195.48 1.23 6.72 1.10 7.39 10.09 13.90 148817 2.74 7.9515 E 7.72 208.51 1.26 6.15 1.10 6.76 9.69 13.22 148817 2.61 7.8215 SE 7.72 208.51 1.26 6.15 1.10 6.76 8.91 11.94 200000 2.73 8.3412 SE 6.17 260.64 1.35 4.57 1.10 5.03 7.14 9.09 200000 2.08 7.6114 E 7.20 223.41 1.28 5.62 1.10 6.18 8.34 11.00 148817 2.17 7.3518 E 9.26 173.76 1.18 7.88 1.10 8.66 10.40 14.43 148817 2.84 8.0518 E 9.26 173.76 1.18 7.88 1.10 8.66 10.40 14.43 148817 2.84 8.0516 E 8.23 195.48 1.23 6.72 1.10 7.39 9.47 12.87 148817 2.54 7.7518 E 9.26 173.76 1.18 7.88 1.10 8.66 10.40 14.43 148817 2.84 8.0514 S 7.20 223.41 1.28 5.62 1.10 6.18 8.34 11.00 183894 2.41 7.8913 SE 6.69 240.59 1.32 5.07 1.10 5.58 7.72 10.00 200000 2.28 7.8615 E 7.72 208.51 1.26 6.15 1.10 6.76 8.91 11.94 148817 2.35 7.5516 E 8.23 195.48 1.23 6.72 1.10 7.39 9.47 12.87 148817 2.54 7.75

16 SE 8.23 195.48 1.23 6.72 1.10 7.39 9.47 12.87 200000 2.94 8.5515 E 7.72 208.51 1.26 6.15 1.10 6.76 8.91 11.94 148817 2.35 7.5514 SE 7.20 223.41 1.28 5.62 1.10 6.18 8.34 11.00 200000 2.51 8.1116 SE 8.23 195.48 1.23 6.72 1.10 7.39 9.47 12.87 200000 2.94 8.5513 SE 6.69 240.59 1.32 5.07 1.10 5.58 7.72 10.00 200000 2.28 7.8615 E 7.72 208.51 1.26 6.15 1.10 6.76 8.91 11.94 148817 2.35 7.5516 E 8.23 195.48 1.23 6.72 1.10 7.39 9.47 12.87 148817 2.54 7.7516 SE 8.23 195.48 1.23 6.72 1.10 7.39 9.47 12.87 200000 2.94 8.55

Page 59: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

47

Tabel 7. Lanjutan15 E 7.72 208.51 1.26 6.15 1.10 6.76 8.91 11.94 148817 2.35 7.5514 SE 7.20 223.41 1.28 5.62 1.10 6.18 8.34 11.00 200000 2.51 8.1116 SE 8.23 195.48 1.23 6.72 1.10 7.39 9.47 12.87 200000 2.94 8.5510 SE 5.14 312.77 1.42 3.62 1.10 3.98 6.26 7.73 200000 1.77 7.2117 E 8.75 183.98 1.20 7.29 1.10 8.02 9.82 13.46 148817 2.65 7.869 SE 4.63 347.52 1.47 3.15 1.10 3.47 5.65 6.82 200000 1.15 5.6615 E 7.72 208.51 1.26 6.15 1.10 6.76 8.91 11.94 148817 2.35 7.5514 E 7.20 223.41 1.28 5.62 1.10 6.18 8.34 11.00 148817 2.17 7.3512 E 6.17 260.64 1.35 4.57 1.10 5.03 7.14 9.09 148817 1.79 6.9012 E 6.17 260.64 1.35 4.57 1.10 5.03 7.14 9.09 148817 1.79 6.9011 E 5.66 284.33 1.38 4.09 1.10 4.50 6.61 8.26 148817 1.63 6.6817 E 8.75 183.98 1.20 7.29 1.10 8.02 9.82 13.46 148817 2.65 7.8614 E 7.20 223.41 1.28 5.62 1.10 6.18 8.34 11.00 148817 2.17 7.3518 E 9.26 173.76 1.18 7.88 1.10 8.66 10.40 14.43 148817 2.84 8.0514 E 6.85 235.02 1.32 5.19 1.10 5.71 7.90 10.29 148817 2.03 7.1913 SE 6.69 240.59 1.32 5.07 1.10 5.58 8.81 11.78 200000 2.69 8.30

Page 60: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

48

Tabel 8. Jumlah data arah gelombang berdasarkan tinngi gelombang

Ketinggian(m)

Arah penjalaran gelombang Jumlahkejadian

U TL T TG S BD B BL0 – 1 0 0 0 0 0 0 0 0 01 – 2 0 0 1 1 0 0 0 0 22 – 3 0 0 38 14 7 0 0 0 593 – 4 0 0 1 1 0 0 0 0 24 – 5 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Jumlah 0 0 40 16 7 0 0 0 63

Dari tabel 8 jumlah data di atas dapat kita cari prosentase arah

gelombang dominan dengan cara sebagai berikut :

Pada data gelombang dengan tinggi 1-2 meter dan arah angin Timur terdapat

1 buah data, sehingga jika dihitung berdasarkan jumlah data prosentasenya

sebesar : 163 x 100 = 1,59 %Perhitungan tersebut merupakan salah satu contoh perhitungan dari arah

Timur.

D. Perhitungan Gelombang Pecah

1) Panjang gelombang laut dalam

Dik :

H signifikan : 2,52 m

T : 7,82 dtk

Page 61: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

49

d : 22 m

L0 = 1,56 x T2

= 1,56 x 61,3089

= 95,6419 m = = 0,2300 m

Dari tabel L-1 (Bambang Triatmodjo) diperoleh :

= 0,2300 Ks = 0,926

2) Menentukan koefisien refraksi

Kr = α 0 = arah datang gelombang (diambil 450 denganasumsi gelombang dating dari arahTenggara)Dimana dari lampiran tabel L-1 (Bambang Triatmodjo) diperoleh :

= 0,25061

Maka : L = = 87,7858

C = =

= 11,2115 m/dtk

C0 = =

= 12,2148 m/dtk

Sin α = Sin α₀ = Sin 45

2295,6419dL0dL0

cos 0cos

dL 220,25061LT 87,78587,83L₀T 95,64197,83

CC₀ 95,64197,83

Page 62: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

50

= 0,6490

α = 40,4662

maka :

Kr =

Kr = 0,965

3) Menentukan tinggi gelombang akibat koefisien refraksi dan koefisien

shoaling

H (Kr,Ks) = H0 x Kr x Ks

= 2,52 x 0,965 x 0,926

H (Kr,Ks) = 2.2507 m

4) Menentukan tinggi gelombang pecah

Tinggi gelombang pecah di tentukan dengan grafik

= = 0,00453 H’0 = Kr x H0

H0 = =

Maka : Hb = 1,2 x 2,7214 = 2,8215 m

Hb = 3,2657 H’0 = 0,965 x 2,8215H’0= 2,7214 m

5) Menentukan kedalaman gelombang pecah

Kedalaman gelombang pecah ditentukan dengan grafik

= = 0,00544

= 1,1

0,7070,760

H′₀gT² 2,72149,8 x 7,83² HKs x Kr 2,520,926 x 0,965H′₀gT² = 1,2

HbgT² 3,26579,8 x 7,83²dbHb

Page 63: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

51

Maka :

db = 1,1 x 3,2657

db = 3,5955 m

Jadi tinggi gelombang pecah yaitu 3,2657 m dan gelombang pecah akan

terjadi pada kedalaman 3,5955 m.

E. Perkiraan tinggi gelombang dengan periode ulang

Ada dua metode yang bisa digunakan dalam menentukan suatu tinggi

tinggi gelombang yang representatif dengan kala ulang tertentu. Metode yang

dimaksud adalah distribusi Fisher-Tippet Tipe I dan distribusi Weibull. Dalam

studi ini digunakan metode Weibull.

Langkah-langkah dalam perhitungan perkiraan tinggi gelombang

adalah sebagai berikut :

1) Menentukan probabilitas bahwa H(m) tidak dilampaui

P(Hs ≤ Hsm = 1-,, (Bambang triatmodjo, 1999)

P(Hs ≤ Hsm) = 1-, , = 0,995 (tabel 9, kolom 3)

2) Menentukan distribusi Fisher-Tippett type I.

ym = - ln {-ln P(Hs ≤ Hsm)} (Bambang Triatmodjo, 1999)

ym = - ln {- ln 0,995} = 5,358 (tabel 9, kolom 4)

3) Menentukan nilai-nilai untuk analisis regresi linier.

Hsm x ym = 3,49 x 5,358 = 18,689 (tabel 9, kolom 5)

Page 64: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

52

ym2 = 5,358 2 = 28.704 (tabel 9, kolom 6)

(Hsm – Hr)2 = (3,49 – 1,355) 2 = 4,553 (tabel 9, kolom 7)

4) Ĥsm = Â ym + B̂ = (0,865 x 5,358) + 0,859 = 5,49 (tabel 9, kolom 8)

5) Hsm - Ĥsm = 3,49 – 5,49 = - 2,09 (tabel 9, kolom 9)

Tabel 9. Perhitungan Tinggi Gelombang Signifikan Dengan Periode Ulang

No. urutm

Hsm (m) P ym Hsm.ym ym2 (Hsm - Hr

) 2 ĤsmHsm-

Ĥsm

1 3.49 0.995 5.358 18.689 28.704 4.553 5.49 -2.00

2 3.28 0.987 4.329 14.198 18.739 3.706 4.60 -1.323 3.01 0.979 3.829 11.523 14.663 2.738 4.17 -1.164 2.94 0.970 3.495 10.279 12.217 2.516 3.88 -0.945 2.94 0.962 3.243 9.538 10.519 2.516 3.66 -0.726 2.94 0.953 3.041 8.942 9.246 2.516 3.49 -0.557 2.94 0.945 2.871 8.443 8.242 2.516 3.34 -0.408 2.90 0.937 2.725 7.894 7.424 2.379 3.22 -0.329 2.90 0.928 2.596 7.521 6.739 2.379 3.10 -0.21

10 2.85 0.920 2.481 7.070 6.155 2.235 3.00 -0.1611 2.84 0.911 2.377 6.760 5.650 2.218 2.91 -0.0712 2.84 0.903 2.282 6.490 5.207 2.218 2.83 0.0113 2.84 0.895 2.194 6.241 4.815 2.218 2.76 0.0914 2.84 0.886 2.113 6.010 4.466 2.218 2.69 0.1615 2.74 0.878 2.037 5.581 4.151 1.918 2.62 0.1216 2.74 0.869 1.966 5.387 3.866 1.918 2.56 0.1817 2.74 0.861 1.899 5.203 3.607 1.918 2.50 0.2418 2.74 0.853 1.836 5.029 3.370 1.918 2.45 0.2919 2.74 0.844 1.776 4.864 3.153 1.918 2.39 0.3420 2.74 0.836 1.718 4.707 2.953 1.918 2.35 0.3921 2.73 0.827 1.664 4.538 2.767 1.886 2.30 0.4322 2.72 0.819 1.611 4.380 2.596 1.860 2.25 0.4723 2.69 0.811 1.561 4.200 2.436 1.785 2.21 0.4824 2.65 0.802 1.512 4.011 2.287 1.683 2.17 0.4825 2.65 0.794 1.466 3.887 2.149 1.683 2.13 0.5326 2.61 0.785 1.421 3.703 2.019 1.567 2.09 0.52

27 2.61 0.777 1.377 3.589 1.897 1.567 2.05 0.56

28 2.61 0.769 1.335 3.479 1.782 1.567 2.01 0.59

Page 65: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

53

Tabel 9. lanjutan

29 2.61 0.760 1.294 3.373 1.675 1.567 1.98 0.6330 2.61 0.752 1.254 3.269 1.574 1.567 1.94 0.6631 2.61 0.743 1.216 3.169 1.478 1.567 1.91 0.7032 2.61 0.735 1.178 3.071 1.388 1.567 1.88 0.7333 2.58 0.727 1.142 2.945 1.303 1.502 1.85 0.7334 2.54 0.718 1.106 2.805 1.223 1.397 1.82 0.7235 2.54 0.710 1.071 2.717 1.147 1.397 1.79 0.7536 2.54 0.701 1.037 2.630 1.075 1.397 1.76 0.7837 2.51 0.693 1.003 2.523 1.007 1.344 1.73 0.7938 2.51 0.685 0.971 2.441 0.942 1.344 1.70 0.8239 2.51 0.676 0.939 2.358 0.881 1.338 1.67 0.8440 2.46 0.668 0.907 2.230 0.823 1.218 1.64 0.8141 2.46 0.660 0.876 2.154 0.768 1.218 1.62 0.8442 2.41 0.651 0.846 2.040 0.716 1.115 1.59 0.8243 2.41 0.643 0.816 1.966 0.666 1.110 1.57 0.8444 2.41 0.634 0.787 1.895 0.619 1.110 1.54 0.8745 2.35 0.626 0.758 1.784 0.575 0.997 1.51 0.8446 2.35 0.618 0.730 1.717 0.533 0.997 1.49 0.8647 2.35 0.609 0.702 1.651 0.492 0.997 1.47 0.8948 2.35 0.601 0.674 1.586 0.454 0.997 1.44 0.9149 2.35 0.592 0.647 1.522 0.418 0.997 1.42 0.9350 2.28 0.584 0.620 1.416 0.384 0.865 1.40 0.8951 2.28 0.576 0.593 1.356 0.352 0.865 1.37 0.9152 2.23 0.567 0.567 1.264 0.322 0.763 1.35 0.8853 2.17 0.559 0.541 1.174 0.293 0.663 1.33 0.8454 2.17 0.550 0.516 1.118 0.266 0.663 1.30 0.8655 2.17 0.542 0.490 1.063 0.240 0.663 1.28 0.8956 2.17 0.534 0.465 1.007 0.216 0.659 1.26 0.9157 2.17 0.525 0.440 0.953 0.194 0.659 1.24 0.9358 2.08 0.517 0.415 0.863 0.173 0.523 1.22 0.8659 2.03 0.508 0.391 0.793 0.153 0.454 1.20 0.8360 1.79 0.500 0.367 0.657 0.134 0.192 1.18 0.6261 1.79 0.492 0.342 0.614 0.117 0.192 1.16 0.6462 1.77 0.483 0.318 0.562 0.101 0.169 1.13 0.6363 1.63 0.475 0.295 0.480 0.087 0.075 1.11 0.5164 1.15 0.466 0.271 0.313 0.073 0.040 1.09 0.0665 0.00 0.458 0.247 0.000 0.061 1.835 1.07 -1.0766 0.00 0.450 0.224 0.000 0.050 1.835 1.05 -1.0567 0.00 0.441 0.201 0.000 0.040 1.835 1.03 -1.0368 0.00 0.433 0.177 0.000 0.031 1.835 1.01 -1.01

Page 66: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

54

Tabel 9. lanjutan69 0.00 0.424 0.154 0.000 0.024 1.835 0.99 -0.9970 0.00 0.416 0.131 0.000 0.017 1.835 0.97 -0.9771 0.00 0.408 0.108 0.000 0.012 1.835 0.95 -0.9572 0.00 0.399 0.085 0.000 0.007 1.835 0.93 -0.9373 0.00 0.391 0.063 0.000 0.004 1.835 0.91 -0.9174 0.00 0.382 0.040 0.000 0.002 1.835 0.89 -0.8975 0.00 0.374 0.017 0.000 0.000 1.835 0.87 -0.8776 0.00 0.366 -0.006 0.000 0.000 1.835 0.85 -0.8577 0.00 0.357 -0.029 0.000 0.001 1.835 0.83 -0.8378 0.00 0.349 -0.052 0.000 0.003 1.835 0.81 -0.8179 0.00 0.340 -0.075 0.000 0.006 1.835 0.79 -0.7980 0.00 0.332 -0.097 0.000 0.009 1.835 0.77 -0.7781 0.00 0.324 -0.120 0.000 0.014 1.835 0.75 -0.7582 0.00 0.315 -0.143 0.000 0.021 1.835 0.73 -0.7383 0.00 0.307 -0.167 0.000 0.028 1.835 0.71 -0.7184 0.00 0.299 -0.190 0.000 0.036 1.835 0.69 -0.6985 0.00 0.290 -0.213 0.000 0.045 1.835 0.67 -0.6786 0.00 0.282 -0.236 0.000 0.056 1.835 0.65 -0.6587 0.00 0.273 -0.260 0.000 0.068 1.835 0.63 -0.6388 0.00 0.265 -0.284 0.000 0.081 1.835 0.61 -0.6189 0.00 0.257 -0.308 0.000 0.095 1.835 0.59 -0.5990 0.00 0.248 -0.332 0.000 0.110 1.835 0.57 -0.5791 0.00 0.240 -0.356 0.000 0.127 1.835 0.55 -0.5592 0.00 0.231 -0.381 0.000 0.145 1.835 0.53 -0.5393 0.00 0.223 -0.406 0.000 0.165 1.835 0.51 -0.5194 0.00 0.215 -0.431 0.000 0.186 1.835 0.49 -0.4995 0.00 0.206 -0.457 0.000 0.209 1.835 0.46 -0.4696 0.00 0.198 -0.483 0.000 0.233 1.835 0.44 -0.4497 0.00 0.189 -0.509 0.000 0.259 1.835 0.42 -0.4298 0.00 0.181 -0.536 0.000 0.287 1.835 0.40 -0.4099 0.00 0.173 -0.563 0.000 0.318 1.835 0.37 -0.37

100 0.00 0.164 -0.591 0.000 0.350 1.835 0.35 -0.35101 0.00 0.156 -0.620 0.000 0.385 1.835 0.32 -0.32102 0.00 0.147 -0.649 0.000 0.422 1.835 0.30 -0.30103 0.00 0.139 -0.680 0.000 0.462 1.835 0.27 -0.27104 0.00 0.131 -0.711 0.000 0.505 1.835 0.24 -0.24105 0.00 0.122 -0.743 0.000 0.552 1.835 0.22 -0.22106 0.00 0.114 -0.776 0.000 0.602 1.835 0.19 -0.19107 0.00 0.105 -0.811 0.000 0.657 1.835 0.16 -0.16108 0.00 0.097 -0.847 0.000 0.717 1.835 0.13 -0.13

Page 67: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

55

Tabel 9. lanjutan109 0.00 0.089 -0.885 0.000 0.783 1.835 0.09 -0.09110 0.00 0.080 -0.925 0.000 0.856 1.835 0.06 -0.06111 0.00 0.072 -0.968 0.000 0.937 1.835 0.02 -0.02112 0.00 0.063 -1.014 0.000 1.029 1.835 -0.02 0.02113 0.00 0.055 -1.064 0.000 1.133 1.835 -0.06 0.06114 0.00 0.047 -1.120 0.000 1.254 1.835 -0.11 0.11115 0.00 0.038 -1.183 0.000 1.399 1.835 -0.16 0.16116 0.00 0.030 -1.256 0.000 1.577 1.835 -0.23 0.23117 0.00 0.021 -1.346 0.000 1.810 1.835 -0.30 0.30118 0.00 0.013 -1.467 0.000 2.152 1.835 -0.41 0.41119 0.00 0.005 -1.679 0.000 2.819 1.835 -0.59 0.59

Jumlah 161.194 59.500

68.179

255.633

227.836

197.137

Rata-rata 1.355 0.500 0.573 2.148 1.915 1.657

Dari tabel di atas didapatkan beberapa parameter, seperti :

N (jumlah tinggi gelombang) = 119

NT (jumlah kejadian gelombang selama selama pencatatan) = 119

V (jumlah rata-rata tinggi gelombang dan kejadian gelombang) = 1

K (panjang data) = 10

L (rerata jumlah kejadian per tahun) = 12

Hsm (Tinggi gelombang urutan ke m) = 1.355

Ym = 0,573

Dari beberapa nilai diatas selanjutnya dihitung nilai  dan B̂

berdasarkan data Hsm dan ym.

Hsm = Â ym + B̂

Â∑ ∑ ∑∑ ² (∑ )²

Page 68: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

56

Â=, , ,, , ²

 = 0,865

B̂ = Hsm - Â ym

B̂ = 1,355 – 0,865 x 0,573

B̂ = 0,859

Persamaan regresi yang diperoleh :

Hsm = 0,865 ym + 0,859

Dari tabel "koefisien untuk menghitung deviasi standar" ( buku Teknik

Pantai, Bambang Triatmodjo, hal.143 ), didapatkan nilai-nilai sebagai berikut :

α1 = 0,64 α2 = 9,0

k = 0,93 c = 0

ɛ = 1,33

sehingga :

α = α1e

α = 0,64e

= 0,652

= ( 197,137)1/2

= 1,293

α2 N-1,3 + k √-ln v

9x123 -1,3 + 0.93 √-ln 1

1

1i

22

11

N

smsm HHN

Page 69: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

57

Selanjutnya perhitungan tinggi gelombang signifikan dengan beberapa periode

ulang dapat dilihat pada tabel 10.

Tabel 10. Gelombang dengan periode ulang tertentu

Periodeulang

(tahun)

yr

(tahun)Hsr (m) snr sr

Hs - 1,28sr

(m)Hs + 1,28sr

(m)

2 3.148 3.582 0.250 0.324 3.168 3.9965 4.078 4.386 0.315 0.408 3.864 4.908

10 4.775 4.989 0.365 0.472 4.385 5.59325 5.694 5.784 0.431 0.557 5.070 6.49750 6.388 6.384 0.481 0.622 5.587 7.181

Sumber : Analisa Perhitungan

Untuk Gelombang perencanaan di ambil priode t = 5 tahun

F. Pasang Surut

Metode yang digunakan untuk perhitungan konstanta pasang surut

adalah dengan analisa harmonik menggunakan menggunakan Metode

Admiralty, Data pasang surut tersebut diolah untuk memperoleh konstanta

pasang surut daerah penelitian.

Tabel 11. Konstanta Pasang Surut di perairan Tanah Maeta

A(cm)

S0 M2 S2 N2 K1 O1 M4 MS4 K2 P1

135 54 16 11 28 22 1 2 4 9go 0 302 32 140 356 240 1 194 32 356

Sumber : hasil analisis

Page 70: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

58

1. Datum Referensi:

a) MSL

MSL = AS0 = 135 cm

b) Zo

Diketahui :

S0 = 135 AK1 = 28

AM2 = 54 AO1 = 22

AS2 = 16

Berdasarkan definisi Australia yaitu Indian Spiring Low Water, maka :

Zo = S0 - [ AM2 + AS2 + AK1 ] + AO1

= 135 - [ 54 + 16 + 28 ] + 22

= 15 cm dari MSL terpakai

Ketinggian muka surutan dari Nol Palem = MSL - Zo

= 135 – 15

= 120 cm

ATT = So + [ AM2 + AS2 + AK1 + AO1 ]

= 135 + [ 54 + 16 + 28 + 22 ]

= 255 cm dari MSL terpakai

2. Tipe Pasang Surut

Tipe pasang surut dan tunggang air pasang surut yang ada pada pantai

Tanah Maeta adalah sebagai berikut :

Page 71: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

59

= ( ) ( )( ) ( ) =

= 0,8

Berdasarkan nilai forsmal,( 0,25<F≤1,5 ) maka keriteria pasang surut

adalah : Pasut tipe campuran condong harian ganda (Mixed Tide Prevaling

Semidiurnal )

3. Tunggang Air Pasang Surut

Untuk :

Pasut tipe campuran condong harian ganda (Mixed Tide Prevailing

Semidiurnal)

Diketahui :

MSL = 135 AS2 = 16

AK1 = 28 AM2 = 54

AO1 = 22

LAT = MSL - AK1 - AO1 - AS2 - AM2

= 135 - 28 - 22 - 16 - 54

= 15 cm

HAT = LAT + 2 [Ak1 + AO1 + As2 + AM2]

= 15 + 2 (28 + 22 + 16 + 54)

= 255 cm

Page 72: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

60

MHHWS = LAT + 2 [AS2 + AM2] + Ak1 + AO1

= 15 + 2 [ 16 + 54 ] + 28 + 22

= 205 cm

MHHWN = LAT + 2 [AM2) + AK1 + AO1

= 15 + 2 [54 ] + 28 + 22

= 173 cm

MSL = 135 cm

MLLWN = LAT + 2 [AS2 ] + AK1 + AO1

= 15 + 2 [16] + 28 + 22

= 97 cm

MLLWS = LAT + Ak1 + Ao1

= 15 + 28 + 22

= 65 cm

Dari hasil hitungan di atas didapat elevasi pasang surut sebagai

berikut :

HAT = HAT – MSL

= 255 – 135 = 120 cm

MHHWS = MHHWS – MSL

= 205 – 135 = 70 cm

MHHWN = MHHWN – MSL

= 173 – 135 = 38 cm

MSL = MSL – MSL

Page 73: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

61

= 135 – 135 = 0 cm

MLLWN = MLWN – MSL

= 97 – 135 = -38 cm

MLLWS = MLLWS – MSL

= 65 – 135 = -70 cm

LAT = LAT – MSL

= 15 – 135 = 120 cm

Gambar 13. Hasil perhitungan tunggang pasang surut

Gambar 14. Grafik pasang surut pantai Tanah Maeta

Page 74: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

62

G. Bathimetri

Survei batimetri adalah survei yang dilakukan untuk mengetahui nilai

kedalaman dari dasar laut. Lokasi survey batimetri sama dengan lokasi

pengukuran topografi, pengukuran bathimetri dilakukan 800 m kearah laut

dari garis pantai. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan didapatkan

gambaran topografi dasar laut yang dapat dilihat pada gambar 15. Berdasarkan

gambar 15 maka dapat dibuat profil melintang dan profil memanjang yang

dapat dilihat pada gambar 16 dan 17.

Page 75: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

63

Gambar 15. Peta Bathymetri

Page 76: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

64

`

Gambar 16. Profil Melintang

Gambar 17. Profil Memanjang

Page 77: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

65

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan data angin tahun 2003 – 2012 untuk peramalan gelombang

( Hidro Oceanografi) maka dapat disimpulkan :

1) Tinggi gelombang yang tertinggi di perairan pantai Tanah Maeta adalah

3,49 m dengan durasi 9,05 detik dengan kecepatan angin 9,26 m/det ke

arah Tenggara, sedangkan gelombang yang terendah adalah 1,15 m

dengan durasi 5,66 detik dengan kecepatan angin 4,63 m/det ke arah

Tenggara. Tinggi gelombang pecah yaitu 3,27 m dan gelombang pecah

akan terjadi pada kedalaman 3,59 m.

2) Pasang surut yang terjadi di perairan pantai Tanah Maeta adalah tipe

pasang surut campuran condong ke harian ganda (mixed tide prevailing

semi-diurnal) dengan angka forsmal (F) 0,8.

B. Saran

1) Perlu dilakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang hasil studi kondisi

pantai Tanah Maeta untuk dapat dilakukan penyesuaian- penyesuaian

dalam mengelola pesisir pantai dengan kondisi hidro oceanografi yang ada.

Page 78: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

66

2) Pengambilan data pasang surut diharapkan di atas 15 hari. Untuk

mendapatkan hasil yang akurat.

3) Perlu dilakukan penelitian lanjut untuk mengetahui jumlah angkutan

sedimen pertahun yang terjadi akibat pengaruh hidro oceanografi pada

perairan pantai Tanah Maeta.

Page 79: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

DAFTAR PUSTAKA

Garde, R. J.,Ranga Raju, K. G. 1977. Mechanics of Sediment Transportationand Alluvial Stream Problems,Willey Eastern Limited, New Delhi.273-275

Hidayat Nur. 2005. Jurnal Kajian Hidro-Oseanografi Untuk Deteksi Proses-ProsesFisik Di Pantai. Fakultas Teknik Universitas Tadulako. Palu

K. Riswal, 2013. Jurnal Simulasai Pemodelan Perubahan Garis Pantai UntukPemilihan Alternatif Bangunan Pelindung Pantai (Kasus Pantai MagesuKab. Takalar). Fakultas Teknik Unhas. Makassar

Lolong Maxi, Masinambow Jendry, 2011. Jurnal Penentuan Karakteristik danKinerja Hidro Oceanografi Pantai (Study Kasus Pantai Inobonto)

Mulyanto,H. (2010). Prinsip Rekayasa Pengendalian Muara dan Pantai, GrahaIlmu, Yogyakarta.

Nawisworo, Sarlina Eva Yunik, 2006. Perencanaan Sistem Perlindungan PantaiKampung Cina Tua Provinsi Irian Jaya Tengah. Fakultas Teknik UniversitasDiponegoro Semarang

P Mareta Candrawati, P Setia Wahyu, Kurniani Dwi, P Nugroho Priyo. 2011.Perencanaan Bangunan Pelindung Pantai Tambakharjo. Jurusan TeknikSipil Universitas Diponegoro. Semarang

Surbakti Heron, 2012 Karakteristik Pasang Surut dan Pola Arus di Muara SungaiMusi Sumatera Selatan. Program Studi Ilmu Kelautan UniversitasSriwijaya. Sumatera Selatan

Triatmodjo Bambang, 2011. Perencanaan Bangunan Pantai. Yogyakarta

Triatmodjo Bambang, Prof. Dr. Ir.CES, DEA. 1999. Teknik Pantai. Yogyakarta

Triatmodjo, Bambang, Hidrologi Terapan. Beta Offset : Yogyakarta, 2008.Yuwono Nur. 1992. Dasar –Dasar Perencanaan Bangunan Pantai. Yogyakarta:Biro Penerbit Keluarga Mahasiswa Teknik Sipil Fakultas Teknik UniversitasGadjah Mada.

Page 80: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

LAMPIRAN

Page 81: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

DATA ARAH DAN

KECEPATAN ANGIN

Page 82: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

Tahun 2003 Tahun 2004

Kecepatanrata-rata(knot)

ArahTerbanyak

KecepatanMaksimum

(knot)

Arah saatkecepatanmaksimum

Kecepatanrata-rata(knot)

ArahTerbanyak

KecepatanMaksimum

(knot)

Arah saatkecepatanmaksimum

Januari 3 270 16 240 Januari 3 230 17 250Februari 4 270 20 220 Februari 4 250 18 270Maret 3 100 13 240 Maret 3 250 16 240April 3 170 12 60 April 3 250 10 250Mei 3 90 14 120 Mei 2 110 11 200Juni 2 110 12 200 Juni 3 110 14 80Juli 3 90 16 90 Juli 4 100 18 80

Agustus 4 115 16 110 Agustus 4 110 15 80September 3 100 15 80 September 4 70 16 110Oktober 3 120 12 100 Oktober 3 70 13 190

November 3 200 15 320 November 3 250 13 250Desember 3 260 13 260 Desember 4 270 15 250

Jumlah 37 - 174 - Jumlah 40 - 176 -Rata-rata 3.0833333 - 14.5 - Rata-rata 3.3333333 - 14.667 -

Tahun 2005 Tahun 2006BULAN Angin

Kecepatanrata-rata(knot)

ArahTerbanyak

KecepatanMaksimum

(knot)

Arah saatkecepatanmaksimum

Kecepatanrata-rata(knot)

ArahTerbanyak

KecepatanMaksimum

(knot)

Arah saatkecepatanmaksimum

Januari 4 180 12 180 Januari 4 70 13 220Februari 5 270 19 260 Februari 4 70 18 140Maret 3 250 13 220 Maret 3 90 12 240April 3 90 12 90 April 2 70 12 120Mei 3 70 15 110 Mei 3 90 15 110Juni 3 90 20 100 Juni 3 110 14 100Juli 4 70 15 70 Juli 5 90 15 100

Agustus 5 110 16 110 Agustus 5 110 16 110September 4 70 15 200 September 5 110 16 210Oktober 4 110 15 200 Oktober 4 100 15 60

November 3 180 16 230 November 4 70 17 210Desember 4 250 14 240 Desember 3 240 13 220

Jumlah 45 - 182 - Jumlah 45 - 176 -Rata-rata 3.75 - 15.167 - Rata-rata 3.75 - 14.667 -

DATA ARAH DAN KECEPATAN ANGINSTASIUN METEOROLOGI BETOAMBARI BAU-BAU

BULAN

Angin

BULAN

Angin

BULAN

Angin

Page 83: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

Tahun 2007 Tahun 2008

Kecepatanrata-rata(knot)

ArahTerbanyak

KecepatanMaksimum

(knot)

Arah saatkecepatanmaksimum

Kecepatanrata-rata(knot)

ArahTerbanyak

KecepatanMaksimum

(knot)

Arah saatkecepatanmaksimum

Januari 3 240 12 210 Januari 3 90 12 230Februari 4 250 15 220 Februari 4 250 16 230Maret 3 240 11 250 Maret 4 250 15 220April 3 70 16 100 April 3 90 13 250Mei 3 90 15 110 Mei 3 90 11 220Juni 3 110 15 130 Juni 3 110 14 110Juli 3 110 12 120 Juli 4 70 18 100

Agustus 4 110 14 60 Agustus 4 80 18 110September 4 80 16 60 September 4 70 16 100Oktober 4 260 17 50 Oktober 4 200 18 100

November 3 200 15 190 November 4 200 14 190Desember 4 270 20 270 Desember 3 270 15 280

Jumlah 41 - 178 - Jumlah 43 - 180 -Rata-rata 3.4167 - 14.833 - Rata-rata 3.583 - 15 -

Tahun 2009 Tahun 2010

Kecepatanrata-rata(knot)

ArahTerbanyak

KecepatanMaksimum

(knot)

Arah saatkecepatanmaksimum

Kecepatanrata-rata(knot)

ArahTerbanyak

KecepatanMaksimum

(knot)

Arah saatkecepatanmaksimum

Januari 4 270 15 260 Januari 4 270 15 260Februari 3 200 12 270 Februari 3 200 12 270Maret 4 250 18 270 Maret 4 250 18 270April 3 90 17 30 April 3 90 17 30Mei 3 70 13 130 Mei 3 70 13 130Juni 3 110 15 100 Juni 3 110 15 100Juli 5 70 16 70 Juli 5 70 16 70

Agustus 5 70 16 120 Agustus 5 70 16 120September 4 90 15 80 September 4 90 15 80Oktober 4 110 14 120 Oktober 4 110 14 120

November 4 80 16 120 November 4 80 16 120Desember 3 90 14 320 Desember 3 90 14 320

Jumlah 45 - 181 - Jumlah 45 - 181 -Rata-rata 3.75 - 15.083 - Rata-rata 3.75 - 15.083 -

BULAN

Angin

BULAN

Angin

Angin

BULAN

Angin

BULAN

Page 84: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

Tahun 2011 Tahun 2012

Kecepatanrata-rata(knot)

ArahTerbanyak

KecepatanMaksimum

(knot)

Arah saatkecepatanmaksimum

Kecepatanrata-rata(knot)

ArahTerbanyak

KecepatanMaksimum

(knot)

Arah saatkecepatanmaksimum

Januari 4 270 17 280 Januari 4 260 27 260Februari 3 250 13 270 Februari 4 270 17 290Maret 3 90 15 270 Maret 3 90 10 270April 2 90 10 140 April 2 90 12 110Mei 3 90 17 90 Mei 3 90 11 90Juni 2 90 9 120 Juni 3 110 17 100Juli 4 110 15 80 Juli 3 110 14 110

Agustus 4 110 14 90 Agustus 4 110 18 90September 4 110 14 220 September 4 90 14 100Oktober 4 90 12 90 Oktober 4 80 13 120

November 3 270 10 270 November 3 270 10 280Desember 3 250 13 290 Desember

Jumlah 39 - 159 - Jumlah 37 - 163 -Rata-rata 3.25 - 13.25 - Rata-rata 3.364 - 14.818 -

BULAN

Angin

BULAN

Angin

Page 85: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

PERHITUNGAN KONSTANTA

PASANG SURUT

Page 86: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

: Tanah MaetaPosisi Stasiun

Susunan hasil pengamatan data-pasang surut menurut Skema 1 Bujur

Bacaan00 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 rata2/hari

1 22 Januari 2015 119 142 159 173 186 206 199 185 159 119 84 61 53 53 65 85 115 147 168 178 191 175 158 140 3320 138

2 23 Januari 2015 131 133 141 147 158 175 187 185 182 164 135 108 80 66 70 73 96 117 145 171 185 175 169 156 3349 139.5417

3 24 Januari 2015 131 115 122 121 123 134 148 165 172 165 158 135 110 91 81 77 82 98 124 148 169 182 184 181 3216 134

4 25 Januari 2015 169 131 134 108 105 107 119 138 156 173 174 167 148 126 98 88 86 91 108 131 141 181 191 191 3261 135.875

5 26 Januari 2015 178 154 128 99 78 74 74 98 127 153 174 181 172 156 134 112 92 92 104 124 149 174 190 201 3218 134.0833

6 27 Januari 2015 201 175 149 109 76 62 60 72 98 127 158 179 187 178 156 134 115 100 98 112 134 167 191 205 3243 135.125

7 28 Januari 2015 209 189 158 128 92 59 45 49 67 104 134 161 182 189 177 158 137 117 106 110 127 156 185 201 3240 135

8 29 Januari 2015 209 203 181 127 107 70 41 35 43 70 105 146 173 192 186 173 152 135 115 112 119 149 173 193 3209 133.7083

9 30 Januari 2015 211 214 197 169 125 96 50 29 29 49 79 115 149 172 189 185 171 149 124 115 128 132 161 184 3222 134.25

10 31 Januari 2015 203 213 201 170 157 123 62 32 21 32 56 96 125 167 186 188 181 164 148 129 120 123 147 171 3215 133.9583

11 1 Februari 2015 183 197 208 184 162 121 89 48 23 25 44 73 109 141 174 186 181 176 159 134 124 119 135 159 3154 131.4167

12 2 Februari 2015 191 199 211 193 181 150 111 65 35 30 38 56 91 124 153 177 184 182 170 149 133 125 130 149 3227 134.4583

13 3 Februari 2015 168 177 193 199 189 161 128 89 56 37 37 47 75 98 135 166 173 179 174 163 148 131 132 150 3205 133.5417

14 4 Februari 2015 157 173 187 189 188 179 147 119 84 57 46 51 65 88 112 141 167 175 177 174 159 143 135 139 3252 135.5

15 5 Februari 2015 149 163 173 183 189 177 162 140 112 83 66 58 63 77 100 126 155 168 175 179 170 153 141 139 3301 137.5417

Keterangan : Air Tertinggi : 214 HWL/HWS 79

Air Terendah : 21 MSL 0

MSL : 135 LWL/LWS -114

: 119° 22' 12.80" BT

Bacaan Skala pada jamJumlahBacaan

No. Tanggal

Lokasi

Lintang : 50 12' 12.80" LS

Page 87: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

Penyusunan hasil penghitungan harga X1, Y1, X2, Y2, X4 dan Y4 dari Skema 2

X0

Tgl Bln Thn + - + - + - + - + - + -

22 1 15 3320 1325 1995 1528 1792 1328 1992 1503 1817 1093 1126 1671 1649

23 1 15 3349 1463 1886 1503 1846 1528 1821 1387 1962 1099 1137 1676 1673

24 1 15 3216 1482 1734 1527 1689 1655 1561 1285 1931 1061 1089 1576 1640

25 1 15 3261 1564 1697 1580 1681 1883 1378 1391 1870 1100 1079 1599 1662

26 1 15 3218 1565 1653 1700 1518 1995 1223 1469 1749 1076 1076 1598 1620

27 1 15 3243 1564 1679 1777 1466 2073 1170 1642 1601 1092 1074 1620 1623

28 1 15 3240 1520 1720 1845 1395 2045 1195 1795 1445 1080 1075 1608 1632

29 1 15 3209 1451 1758 1872 1337 1980 1229 1908 1301 1082 1048 1609 1600

30 1 15 3222 1366 1856 1859 1363 1852 1370 2027 1195 1078 1078 1607 1615

31 1 15 3215 1310 1905 1849 1366 1720 1495 2078 1137 1092 1041 1607 1608

1 2 15 3154 1269 1885 1797 1357 1567 1587 2022 1132 1069 1043 1589 1565

2 2 15 3227 1246 1981 1767 1460 1497 1730 2036 1191 1100 1057 1632 1595

3 2 15 3205 1220 1985 1724 1481 1380 1825 1913 1292 1082 1065 1604 1601

4 2 15 3252 1252 2000 1675 1577 1353 1899 1821 1431 1090 1072 1642 1610

5 2 15 3301 1310 1991 1646 1655 1365 1936 1723 1578 1091 1100 1663 1638

X4 Y4Waktu X1 Y1 X2 Y2

Page 88: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

Penyusunan hasil perhitungan harga X dan Y indeks ke satu dari Skema 3

X1 Y1 X2 Y2 X4 Y4

Tgl Bln Thn +800 +700 +800 +700 +200 +300

22 1 15 3320 130 436 136 386 167 322

23 1 15 3349 377 357 507 125 162 303

24 1 15 3216 548 538 894 54 172 236

25 1 15 3261 667 599 1305 221 221 237

26 1 15 3218 712 882 1572 420 200 278

27 1 15 3243 685 1011 1703 741 218 297

28 1 15 3240 600 1150 1650 1050 205 276

29 1 15 3209 493 1235 1551 1307 234 309

30 1 15 3222 310 1196 1282 1532 200 292

31 1 15 3215 205 1183 1025 1641 251 299

1 2 15 3154 184 1140 780 1590 226 324

2 2 15 3227 65 1007 567 1545 243 337

3 2 15 3205 35 943 355 1321 217 303

4 2 15 3252 52 798 254 1090 218 332

5 2 15 3301 119 691 229 845 191 325

48632 5182 13166 13810 13868 3125 4470

WaktuX0

Jumlah

Page 89: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

Penyusunan hasil perhitungan harga X dan Y indeks kedua dari Skema 4.

X Y00 + 48632 48632

+ 5182 13166 0 2666- 12000 10500 -6818 0+ 3189 7797 1996 3128- 1993 5369 0 0+ 800 700+ 3589 4537 2738 0- 851 6267 0 -1730+ 2293 5775 3404 1884- 2889 7391 0 0+ 4000 3500+ 2870 6074 1051 217- 1819 5857 0 0+ 13810 13868 1810 3368- 12000 10500 0 0+ 9563 8281 6116 3394- 4247 5587 0 0+ 800 700+ 7631 2611 3368 0- 4263 8719 0 -6108+ 7211 6271 4612 2174- 6599 7597 0 0+ 4000 3500+ 7068 5688 1877 0- 5191 6873 0 -1185+ 1534 2075 143 0- 1591 2395 0 -20+ 200 300+ 1178 1627 0 0- 1355 1887 -177 -260+ 1377 2159 0 148- 1748 2311 -171 0+ 200 300+ 1301 1823 69 132- 1232 1691 0 0

1b

13

Besarnya hargaIndeks Tanda YX

10

12

1c

20

44

4d

23

2c

42

4b

22

2b

Page 90: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

Penyusunan hasil perhitungan besaran X dan Y dari konstanta-konstanta pasut untuk15 piantan yang diperoleh dari Skema 5 dan 6.

Lokasi : : Tanah MaetaLintang :: 50 12' 12.80" LS Waktu menengah : 29 Januari 2015Bujur :: 119° 22' 12.80" BT Waktu standar

2 3 4 5 6 7 8 9X00 = 48632 48632 0 0 0 0 0 0 0X10 = -6818 -68.18 68.18 -68.18 -204.54 -6818 477.26 -68.18 0X12 - Y1b = 3726 -74.52 335.34 -37.26 -335.34 -335.34 3726 -74.52 74.52X13 - Y1c = 3187 127.48 -223.09 31.87 414.31 637.4 -1880.33 95.61 0X20 = 1810 -18.1 -271.5 1810 524.9 18.1 0 36.2 0X22 - Y2b = 12224 122.24 12224 -1711.36 -7456.64 -244.48 -366.72 366.72 -122.24X23 - Y2c = 5797 -115.94 -3768.05 1449.25 5797 173.91 0 -289.85 -57.97X42 - Y4b = 403 0 4.03 0 4.03 0 0 40.3 403X44 - Y4d = -303 0 3.03 -3.03 -6.06 0 0 -306.03 15.15

2 3 4 5 6 7 8 9Y10 = 2666 0 0.00 -26.66 53.32 2692.66 -213.28 26.66 26.66Y12 + X1b = 5866 0 293.30 58.66 -293.3 -703.92 6159.3 -175.98 58.66Y13 + X1c = 2935 0 -58.70 -58.7 264.15 704.4 -1907.75 117.4 58.7Y20 = 3368 0 -538.88 3368 1010.4 -33.68 67.36 -101.04 -33.68Y22 + X2b = 6762 0 7032.48 -1014.3 -4327.68 135.24 -676.2 270.48 -135.24Y23 + X2c = 4051 0 -2835.70 1053.26 4172.53 -121.53 364.59 -283.57 -121.53Y42 + X4b = -197 0 -3.94 0 0 0 0 -21.67 -197Y44 + X4d = 217 0 -6.51 2.17 10.85 0 0 217 -13.02

Skema 5 48604.98 8371.94 1471.29 -1262.34 -6568.41 1956.21 -199.75 312.46Skema 6 0 3882.05 3382.43 890.27 2673.17 3794.02 49.28 -356.45

S0 M2 S2 N2 K1 O1 M4 MS4

1

1

: GMT + 8 jam

o

o

Page 91: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

Susunan hasil perhitungan Skema 7 besaran-besaran V, VI, PR, P, f, V', V", V''', u, p, r, ω

(1 + W), g, A dan go dari konstanta-konstanta pasut.

S0 M2 S2 N2 K1 O1 M4 MS4 K2 P1

V: PR Cos r 48604.98 8371.94 1471.29 -1262.34 -6568.41 1956.21 -199.75 312.46V: PR Sin r 0 3882.05 3382.43 890.27 2673.17 3794.02 49.28 -356.45PR 48604.98 9228.201 3688.57 1544.695 7091.53 4268.647 205.739 474.013Tabel 3B:P 360 175 214 166 217 177 273 280Tabel 5 : f 0.977 1 0.977 1.074 1.119 0.955 0.977 1.186Tabel 6 : V' 272.9 239.9 9.6 263.3Tabel 7 : V" 0 0 0 0Tabel 8 : V''' 29.2 139.0 27.933 121.3V 302.1 0 378.9 37.5 384.6 604.13 302.1Tabel 9 : u 1.70 0 1.70 6.500 -7.500 3.40 1.70Tabel 3B : p 333 345 327 173 160 307 318Tabel 4 : r 24.9 66.5 144.8 157.9 62.7 166.1 311.2ω -19.3044 7.609524 -19.188 -19.30441+W 1 1.08132 0.8645 1.08 1 1 1.08132g 661.6 392.2 860.0 355.7 599.8 1080.7 913.7Kelipatan dari 360 360 360 720 0 360 1080 720A cm 135 54 16 11 28 22 1 2 4 9go 302 32 140 356 240 1 194 32 356

Page 92: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

PETA LOKASI PENELITIAN

Page 93: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

PETA LOKASI PENELITIANPANTAI TANAMAETA KAB. BUTON

LokasiPenelitian

Page 94: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

PETA LOKASI PENELITIANPANTAI TANAMAETA KAB. BUTON

Page 95: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

DOKUMENTASI

Page 96: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

DOKUMENTASI

Gps map 585c Sounder

Garmin Gps Map 585c dan Antena receiver

Page 97: STUDI KARAKTERISTIK HIDRO-OCEANOGRAFI PADA …

DOKUMENTASI

Pengamatan Pasut

Pengamatan Bathimetri