(Studi Dross Sectional)

8
Studi cross sectional Mempelajari hubungan antara variabel bebas ( faktor resiko ) dengan variabel tergantung ( efek ) dengan melakukan pengukuran sesaat, artinya semua variabel ini hanya dinilai satu kali saja. Dalam penelitian bidang kesehatan / kedokteran biasanya digunakan untuk meneliti etiologi atau prevalensi suatu penyakit. Biasanya untuk penyakits yang mempunyai onset yang lama dan duration yang panjang., misalnya osteoartritis, bronkitis kronis, penyakit kejiwaan dll.

description

(Studi Dross Sectional)

Transcript of (Studi Dross Sectional)

Page 1: (Studi Dross Sectional)

Studi cross sectional• Mempelajari hubungan antara variabel bebas

( faktor resiko ) dengan variabel tergantung ( efek ) dengan melakukan pengukuran sesaat, artinya semua variabel ini hanya dinilai satu kali saja.

• Dalam penelitian bidang kesehatan / kedokteran biasanya digunakan untuk meneliti etiologi atau prevalensi suatu penyakit. Biasanya untuk penyakits yang mempunyai onset yang lama dan duration yang panjang., misalnya osteoartritis, bronkitis kronis, penyakit kejiwaan dll.

Page 2: (Studi Dross Sectional)

Tabel pengamatan studi CS• EFEK• YA TIDAK JMLH• -------------------------------------------------------------• YA A B A + B• FAKTOR• RESIKO• TIDAK C D C+ D• A = subyek dgn faktor resiko yg mengalami efek• B = subyek dgn faktor resiko yg tidak mengalami efek• C = subtek tanpa faktor resiko yg mengalami efek• D = subtek tanpa resiko yg tidak mengalami efek• Resiko prevalensi (RP) = A/(A+B) : C ( C+ D )

Page 3: (Studi Dross Sectional)

LANGKAHS PADA STUDI CS1. Merumuskan pertanyaan penelitian beserta

hipotesis yang sesuai2. Mengidentifikasi variabel bebas dan

variabel tergantung3. Menetapkan subyek penelitian4. Melaksanakan pengukuran5. Melakukan analisis

Page 4: (Studi Dross Sectional)

Contoh studi CS• Misalnya peneliti ingin mencari hubungan antara

kebiasaan menggunakan obat nyamuk semprot dengan batuk kronik berulang (BKB) pada anak balita. Desain penelitian adalah studi CS

1.Menetapkan pertanyaan penelitian : apakah ada hubungan antara kebiasaan menggunakan obat nyamuk semprot dengan batuk kronik berulabg ?

2.Identifikasi variabel : faktor resiko yang diteliti : penggunaan obat nyamuk. Efek : BKB pada balita. Faktor resiko yang tidak diteliti : riwayat asma dalam keluarga, tingkat sosial ekonomi, jumlah anak, dll.

Page 5: (Studi Dross Sectional)

Contoh studi CS1. Penetapan subyek penelitian : populasi

terjangkau : balita pengunjung yang tidak mempunyai riwayat asma dlm keluarga, tingkat sosial ekonomi tertentu, jumlah anak dalam keluarga. Sampel : dipilih jumlah anak balita sesuai perkiraan besar sampel ( misalnya jumlah sampel adalah 250 ) cara pemilihan random sampling dengan menggunakan tabel random.

2. Pengukuran : Faktor resiko : apakah rumah subyek biasa dipergunakan obat semprot nyamuk ? Efek : dengan kriteria tertentu ditetapkan apakah subyek menderita BKB

3. analisis

Page 6: (Studi Dross Sectional)

• Interpretasi hasil : 1.Bila nilai nilai rasio prevalensi =1 , berarti

variabel yang diduga merupakan faktor resiko tsb tidak ada pengaruhnya terjadinya efek, dengan kata lain bersifat netral.

2.Bila niai rasio prevalens >1, maka berarti variabel tsb merupakan faktor rsiko untuk timbulnya penyakit tertentu.

3.Bila nilai rsio prevalens < 1, berarti faktor yang diteliti justru mengurangi kejadian penyakit

Page 7: (Studi Dross Sectional)

Kelebihan dan kekurangan studi CS• Kelebihan :1.Memungkinkan menggunakan populasi dari

masyarakat umum2.Desain ini relatif mudah, murah dan hasilnya

cepat diperoleh.3.Dapat dipakai untuk meneliti sekaligus

banayak variabel.4.Tidak terancam akan drop out.5.Dapat digunakan sebagai dasar untuk

penelitian berikut, misanya studi kohor atau eksperimen.

Page 8: (Studi Dross Sectional)

• Kekurangan :1.Sulit menentukan ebab dan akibat, karena

pengambilan data resiko dan efek dilakukan pada saat bersamaan.

2.Studi prevalens lbh banyak menjaring yg mempunyai masa sakit yang panjang.

3.Dibutuhkan subyek yang cukup besar.4.Tidak menggambarkan perjalanan penyakit.5.Kemungkinan terjadi bias, karena efek suatu

faktor resiko selama selang waktu tertentu ditafsirkan sebagai efek penyakit.