PROBABILITAS + SAMPLING METHOD - STATISTIK DESKRIPTIF - CROSS-SECTIONAL DESIGN - STATISTIK...
-
Upload
el-yes-yonirazer-el-banjary -
Category
Documents
-
view
306 -
download
1
Transcript of PROBABILITAS + SAMPLING METHOD - STATISTIK DESKRIPTIF - CROSS-SECTIONAL DESIGN - STATISTIK...
1
TENTIR KULIAH MINGGU 1
MODUL RISET
PSPD BRAIN TBS 2012
DAFTAR ISI
K2. PROBABILITAS + SAMPLING METHOD 02-08
K3. STATISTIK DESKRIPTIF 09-34
K4. CROSS-SECTIONAL DESIGN 35-39
K5. STATISTIK INFERENSIAL 40-45
K6. CASE CONTROL + LATIHAN 46-51
K7. EKSPERIMENTAL DESIGN + LATIHAN 52-58
K8. ETIKA PEMELIHARAAN HEWAN COBA 59-64
PENELITIAN KLINIK 65-77
2
TENTIR KULIAH SAMPLING METHOD
Qory dan Bella
Sebelum memulai segala sesuatu hendaklah membiasakan dengan
“Basmalah”, semoga diberikan kemudahan dalam memahami materinya
^__^
Dalam materi sampling yang akan dibahas ini, ada beberapa hal pokok
yang akan dipelajari, diantaranya:
1. Mempelajari alasan alasan dilakukannya sampling, dilihat dari
tujuan sampling itu apa? Dan manfaatnya itu apa
2. Mempelajari bermacam macam metode sampling yang ada
3. Membedakan sample probability dan non probability
4. Mempelajari manfaat masing-masing metode sampling , kelebihan
dan kekurangan masing-masing metode. Sehingga nantinya kita
dapat memilih mengapa kita harus menggunakan metode yang ini?
Dan mengapa kita tidak menggunakan metode yang itu
Selanjutnya mengenai research, apa yang kita ketahui tentang research?
“Scientific research : systematic, controlled, empirical, and critical
investigation of natural phenomena guided by theory and hypotheses about
the presumed relations among such phenomena.” (Kerlinger, 1986)
Simplenya riset itu masalah-masalah yang disusun secara systematis,
terkontrol, empiris, dan critical berdasarkan teori-teori untuk
menyelesaikan masalah itu sendiri. Jadi, yang lebih simple lagi riset itu
adalah mengsistematiskan masalah dan menjawabnya. Selanjutnya ada
beberapa hal dalam penelitian yang harus dipahami, yang pertama adalah
apa itu sample?
A sample is “a smaller (but hopefully representative) collection of
units from a population used to determine truths about that
population” (Field, 2005)
Jadi sample itu adalah bagian dari populasi yang diambil dengan cara
tertentu dan dapat mewakili populasi. Nah, sebenarnya populasi itu apa
sih? Jadi populasi itu adalah suatu komunitas yang akan kita pelajari atau
yang akan kita teliti. Selanjutnya, untuk apa sih perlu diambil sample?
Yang pertama adalah menghemat waktu dan biaya, misalnya ada 1000 unit
dalam satu populasi dan 10 unit dalam satu populasi yang akan diteliti,
maka untuk meneliti populasi yang berisi 1000 unit membutuhkan waktu
dan biaya yang lebih banyak, oleh karena itu diambillah sample. Yang
kedua, didapatkan hasil yang tepat dan akurasi yang tinggi, karena dapat
dikalkulasikan oleh rumus besar secara matematik. Selanjutnya untuk
mengambil sample, yang pertama yang harus dimiliki adalah sample
frame, misalnya registar’s office atau class rosters, jadi berapa banyak
orang yang ada dikelas ini, siapa saja yang ada di kelas ini adalah sample
frame, atau apabila dalam rumah sakit semua rekam medis itu adalah
sample frame. Namun siapa yang nantinya akan diteliti? Itulah sample.
Ada juga 3 faktor yang mempengaruhi ketepatan sample dalam
mewakili suatu populasi, yaitu:
1. Prosedure sample nya harus baik
2. Jumlah sample nya harus tepat
3. Adanya partisipan atau respon dari orang-orang yang ada dalam
populasi dan mau diajak dalam penelitian
Tapi sample juga bisa diambil dari keseluruhan populasi yang ada, kapan
dilakukan yang demikian? Ketika,
1. Populasi yang kita teliti terlalu kecil,
2. Sumber yang dimiliki lebih besar, misalnya ada 1000 populasi tapi
penelitinya 10000
3. kita tidak mengharapkan respon yang tinggi
3
populasi teoritis adalah populasi yang hasil penelitian nantinya dapat
diterapkan, misalnya pengaruh obat x terhadap penyakit y, jadi semua
orang dengan penyakit y dapat memiliki pengaruh atau memiliki efek dari
obat tersebut, tapi tidak semua orang yang memiliki penyakit y dapat kita
teliti. Namun ketika nanti mereka tau, ada obat x yang dapat
menyembuhkan penyakit y, kita harapkan semua orang dalam penyakit y
tersebut bisa sembuh. Sedangkan study population adalah populasi yang
dapat kita akses, misalnya dari kasus yang tadi orang–orang dengan
penyakit y yang ada di rumah sakit UIN itu lah yang dapat kita akses, jadi
itulah yang dinamakan study population. Satu istilah lagi sampling scheme
adalah suatu metode dalam pengambilan sample dari sample frame.
SAMPLING BREAKDOWN
Di dalam penulisan penelitian, pada Bab Metode penelitian pada sub bab
Populasi dan sample, yang harus ditetapkan penulis yaitu :
4
Untuk metode pengambilan sample dibagi menjadi dua, yaitu :
1. metode probability
pada metode ini, tiap subyek memiliki kesempatan yang sama
untuk terpilih dan tidak terpilih sebagai sample penelitian, karena
masing-masing elemen dari populasi terjangkau memiliki
probabilitas yang sama untuk terpilih menjadi sample, maka
metode ini juga dinamakan dengan 'equal probability of selection'
(EPS) design. Metode probability ini memiliki banyak jenis, antara
lain:
Simple random sampling
Untuk metode ini, akan berjalan efektif jika populasi yang
akan diteliti berjumlah sedikit, homogen, siap diteliti, dan
masing-masing elemen tersebut memiliki EPS yang sama.
Kelebihan dan kekurangan metode ini adalah :
Pada simple random sampling kita menghitung terlebih
dahulu jumlah subjek dalam populasi terjangkau.
Systematic random sampling
Sesuai dengan namanya, cara pengambilan sample dengan
metode ini memang lebih tersistematis. Gampangnya,
pertama-tama semua sample diberi nomer urut. Lalu setiap
subyek nomer ke sekian dipilih sebagai sample, nomer ke
berapa itu tergantung si peneliti mengambilnya berdasarkan
apa? Misalnya subjek yang dipilih setiap kelipatan sepuluh,
atau ke tiga, atau dapat pula dipilih seperti ini
POPULASI
TARGET
Populasi tempat hasil penelitian
akan diterapkan kelak
Dibatasi karakteristik klinis dan
demografis
Pasien osteoporosis
pasca-menopause
POPULASI TERJANGKAU
• Populasi sumber
• Dibatasi karakteristik klinis,
demografis, tempat dan waktu
Pasien perempuan
osteoporosis pasca
menopouse di RS UIN
SUBJEK
TERPILIH
• Mereka yang memenuhi kriteria
penelitian dan dipilih secara
random dari populasi terjangkau
60 pasien perempuan
osteoporosis pasca
menopouse di RS UIN
SUBJEK yang
BENAR
DITELITI
• Mereka yang dapat menyelesaikan
prosedur penelitian
53 pasien perempuan
osteoporosis pasca
menopouse di RS UIN
5
Bisa juga pengambilannya dengan menggunakan rasio
antara besar sample yang akan diambil dan besar populasi
yang ada.
Contohnya : akan dipilih 20 orang pasien dari 200 dengan
menggunakan metode systematic random sampling, berarti
rationya adalah 20/200 = 1/10. Maka setiap pasien yang ke-
10 akan dipilih menjadi sample.
Metode ini juga memiliki kelebihan dan kekurangan
Systematic Random sampling adalah Pengambilan sampel
bergantung pada membagi populasi sasaran menurut beberapa
skema/kelompok dan kemudian memilih sample secara berkala
dari daftar. Pengambilan sampel melibatkan awal yang acak dan
kemudian melanjutkan dengan pemilihan setiap elemen ke-k dari
itu dan seterusnya.
k = (ukuran populasi / ukuran sampel).
Contoh :
sederhana akan memilih setiap nama ke-10 dari buku
telepon (sebuah 'setiap tanggal 10' sampel, juga disebut sebagai
'sampling dengan loncat dari 10').
Kelebihan :
mudah memilih
Kerangka sampling yang sesuai dapat diidentifikasi dengan
mudah
Merata di seluruh populasi referensi
Kekurangan :
mungkin bias jika periodisita/sampel tersembunyi
Bila terdapat siklus, Maka kemungkinan sampel terpilih
Bisa Yang tertinggi atau terendah. Mis, pasien ISPA Anak
sering datang pada hari Senin sedangkan kita mengambil
data setiap hari selasa. Maka nilai yang kita dapatkan
rendah.
Sulit untuk menilai ketepatan perkiraan dari satu survei
Sampel yang terpilih mungkin melesat dari target tipe
Kelebihan
Sample mudah dipilih
Sample menyebar rata di seluruh
populasi
Kerangka sampling yang sesuai
dapat diidentifikasi dengan mudah
Kekurangan
Sulit menilai ketepatan perkiraan
dari satu
Kepentingan minoritas kelompok
tidak bisa ditampilkan pada sample
yang cukup untuk belajar
Rasio antara ukuran sampel
dan ukuran populasi
6
Stratified Random Sampling
populasi mencakup sejumlah kategori yang berbeda, frame
diambil secara terpisah untuk tiap kelompok yang disebut "strata."
Kemudian sampel sebagai sub-populasi yang independen, dimana
unsur-unsur individu dapat dipilih secara acak. Namun, cara acak
juga HARUS menggunakan fraksi sampling (metode memilih)
yang sama untuk semua strata untuk memastikan representasi
proporsional dalam sampel, sehingga setiap unit dalam strata
memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih.
Pengelompokan strata berdasarkan karakteristik yang khas dan
stratifikasi & memvariasikan fraksi sampel antara strata yang
diperlukan--> misalnya variabel yang diinginkan untuk stratifikasi
adalah jenis kelamin, umur, ras, kondisi sosial ekonomi, status gizi
, multicenter dll
Kelebihan :
kriteria tepat karena telah terbagi dalam karakter yang sama
Didapatkan parameter estimate yang lebih presisi dibandingkan
bila sampel dipilih secara simple random sampling (terutama
bila subgrup tersebut cukup homogen)
Dapat menghemat biaya, terutama bila harus melakukan suatu
prosedur yang mahal. Mis, melalui kuesioner ditanyakan
mereka yang mempunyai keluhan osteoartritis; kmd, yg
mempunyai keluhan akan di-sampling lagi utk dilakukan X-ray
Lebih mudah dilakukan bila melibatkan area geografis, atau
kurun waktu yang berbeda
Kekurangan :
Kehilangan presisi bila kita hanya bisa memperoleh sampel
yang kecil dlm individual subgrup
Cluster Sampling
Pengambilan sample dari grup/kelompok secara acak (jadi
diambil satu kelompok langsung semuanya). Pengelompokkan
Berdasarkan “wilayah” (bersifat alamiah), hal ini karena
cenderung subjeknya kurang lebih homogen sehingga lebih mudah.
Cluster dipilih jika populasi tersebar luas sehingga tidak
mungkin menggunakan simple random sampling
Kelebihan :
sampling yang di dapatkan cukup banyak karena mudah
memilih grup
Peneliti tidak perlu me-list semua populasi, cukup list
dari anggota semua cluster terpilih
Lebih ekonomis, tetapi presisi yang didapat lebih jelek
dibandingkan bila sampel berasal dari seluruh populasi
Kekurangan:
Parameter estimate kurang karena bukan dari populasi
besar. Sehingga jika ingin mendapat parameter estimate
di populasi, maka cluster sampling effect harus
diperhitungkan dalam analisa (Sampling error is
higher for a simple randomsample of same size)
Often used to evaluate vaccination coverage in EPI
7
Two types of cluster sampling methods:
One-stage sampling. Semua elemen dalam cluster yang
dipilih akan dimasukkan dalam sampel . Semua
subkelompok masuk ke sampel yang diteliti
Two-stage sampling. Sebuah subset dari unsur-unsur
dalam kelompok yang dipilih secara acak dipilih untuk
dimasukkan dalam sampel. jadi tidak semua anggota
grup masuk sampel gtuu.
Multistage Sampling.
Bentuk kompleks cluster sampling di mana dua atau lebih
tingkat unit yang berhubungan satu yang lain.
1. Tahap pertama, nomor acak dari kabupaten terpilih di semua
negara.
2. Diikuti dengan nomor acak, desa.
3. Kemudian unit tahap ketiga akan rumah. Semua unit utama
(rumah, misalnya) dipilih pada langkah terakhir yang disurvei.
Catatan:
1. Teknik ini, pada dasarnya adalah proses pengambilan
sampel acak dua kali. Kurang efektif seperti random
sampling, tapi bisa memecahkan lebih dari masalah random
sampling.
2. sangat berguna. Sebuah strategi yang efektif
3. Multistage sampling sering digunakan ketika daftar lengkap
dari semua anggota populasi tidak ada
4. Murah dengan menghindari penggunaan semua unit sampel
dalam semua kelompok dipilih
Nah , klo gtu bedanya cluster two-stage ama stratified apa
dong?
Meskipun strata dan cluster keduanya subset non-tumpang tindih
dari populasi, mereka berbeda dalam beberapa cara.
Semua strata terwakili dalam sampel, tetapi hanya sebagian dari
cluster dalam sampel.
Dengan stratified sampling, hasil survei terbaik terjadi ketika
elemen dalam strata secara internal homogen. Namun, dengan
cluster sampling, hasil terbaik terjadi ketika elemen dalam cluster
secara internal heterogen
Nah tadi kan udah bahas yang Probability Sampling, Sekarang kita
chek out terus login ke Non Probability Sampling :D
2. Non Probability Sampling
Pemilihannya lebih praktis dan mudah dan lebih sering dilakukan.
Namun tingkat kebenarannya Non Probability Sampling masih kalah
ama Probability Sampling
1. Convenience Sampling
Paling mudah, namun hasilnya masih kurang meyakinkan karena
tidak sistematik. Intinya ini SAKKAREPPE peneliti. jadi
sampel yang dipilih tidak dianggap mewakili populasi target.
Misal: peneliti membutuhkan 40 sample. suatu hari mengambil 8
kasus, kemudian cuti, kemudian gak cuti, dan langsung mengambil
32 kasus lagi.
2. Consecutive Sampling
Semua subjek yang memenuhi kriteria inklusi dimasukkan sampai
sample yg dibutuhkan terpenuhi ( paling banyak dipakai looh,
8
misal uji klinis). Nah biar hasilnya sama kayak Probability
Sampling, jangka waktu buat OPREK harus panjang/tdk terlalu
pendek. Terutama untuk penyakit yang dipengaruhi musim ( misal
dengue)
3. Judgemental Sampling
Hampir sama dengan Convenience Sampling. Dia SAKKAREPPE
peneliti. Jadi peneliti memilih sampel berdasarkan opini (
subjektivitas).
Misal: ingin meneliti seberapa pentingnya ASI untuk bayi.
Sehingga peneliti memilih orang yang pernah menyusui dan ibu
dengan pendidikan tinggi sehingga sadar akan pentingnya ASI
Sekian dari kami, maaf banget masih banyak kekurangan disana sini. Tapi
semoga tetep bisa memberi manfaat. Amien.
9
ANALISIS DESKRIPTIF, PENYAJIAN DATA, DAN MODIFIKASI
DATA
by: Noor Shabrina dan NS
(double NS) (combo NS)
As usual sebelum memulai segala sesuatunya baca dulu
BISMILLAH!!!!!!
Materinya simpel niiih temen2 dibuat gampang aja pokonya, langsung
mulai aja ya:)
Perlunya analisis dan penyajian data
kenapa sebenernya perlu dianalisis dan disajikan datanya? jawabannya
adalah
- data kasar sulit untuk dimengerti, jadi maksudnya data kasar itu masih
berantakan datanya.
-bentuk penyajian yang jelas berguna untuk perbandingan dua
kelompok atau populasi, nah ini gini kalo datanya udah tersusun dengan
rapih lebih mudah data tersebut dibandingin yang satu dengan yang
lain.
Tujuan analisis dan penyajian data
UTAMAnya tujuan analisis dan penyajian data ini sebenernya, supaya
data yang telah kita kumpulkan bisa dimaknai. Selanjutnya untuk ini :
Dapat mengidentifikasi frekuensi kejadian penyakit
Mengetahui penyebaran kasus dalam populasi, contohnya:
penyebaran kasus DBD pada daerah tangerang selatan.
Mengetahui trend / kecenderungan kasus dari waktu ke waktu ,
contohnya: kasus DBD akan meningkat tinggi pada bulan Agustus.
Metode analisis untuk satu variable
Data angka dari satu variabel (disebut univariate) dapat digambarkan
secara statistik dengan:
Tabel
Ukuran central tendency / ukuran pemusatan, nah maksudnya itu
ukuran yang mewakili ukuran lain contohnya mean, median, modus
gituuu.
Ukuran variasi, kalo ini contohnya standart defiacy.
Grafik
Ada istilah agregate artinya kumpulan angka, 2 angka aja udah
termasuk agregat. Kalo udah ada agregat ini baru bisa cari Mean.
Penyajian dalam bentuk tabel
Tujuan:
Menyajikan suatu agregate dari data-data numerik di dalam suatu
bentuk tabel, dimana data-data disusun dalam baris dan kolom
sedemikian rupa sehingga dapat memberikan perbandingan-
perbandingan.
Bagian-bagian dalam tabel:
Judul (a title), biasanya diatas kalo tabel
Judul baris
Judul Kolom
Body, ini maksudnya badan tabel tempat kita menulis itu loh
Total, hm itu mean total kolom atau total baris
Nomor Tabel
Foot Note
Sumber data (source)
kalo ditabel itu 1 kotak = 1 cell
Bagian-bagian tabel niiih :
(JUDUL TABEL)
JUDUL BARIS TOTAL
KOLOM
TOTAL BARIS GRAND
TOTAL
10
Foot Notes :
Sumber Data :
Penjelasannya !!!!!
Judul
Biasanya ditempatkan di atas tabel, harus jelas, singkat, dan
lengkap
Judul yang baik akan menjawab: what, when, dan where
Judul Baris
Kolom paling kiri, termasuk kepala kolom tersebut
Stub memberi suatu keterangan/penjelasan secara terperinci
tentang gambaran pada tiap baris dan badan tabel
Judul Kolom
Ini termasuk kepala kolom. Box head memberi
keterangan/penjelasan secara terperinci tentang gambaran
tiap kolom dari badan tabel
Body (badan tabel)
Terdiri atas kolom-kolom dan hanya berisi angka-angka
Teknik membuat tabel :
Yang harus diperhatiin!!!
Judul
Apakah tabel telah memiliki judul ?
Apakah judul sudah menggambarkan isi tabel, termasuk
subyek, orang, tempat dan waktu ?
Apakah judul tabel telah didahului oleh Tabel # (apa gitu
misalnya kan banyak jenis tabel) ?
Baris dan kolom
Apakah tiap baris dan kolom telah memiliki judul yang jelas
?
Apakah satuan ukuran telah dicantumkan ?
Apakah katagori yang digunakan sesuai dengan data ?
Apakah jumlah total baris dan kolom telah ada
Catatan kaki
Apakah tiap kode, singkatan dan simbol telah dijelaskan ?
Apakah semua eksklusi telah dijelaskan ?
Jika data bukan data primer, apakah sumber data telah
dicantumkan ?
Tingka
t
Ekono
mi
Jumlah Kematian
Jumlah
Ditolong
dokter
Ditolong
B
i
d
a
n
Lain-
l
a
i
n
Di
R
S
Bukan Di
R
S
Renda
h
5
0
7
5
1
5
0
2
0
0
4
7
5
TInggi 2
5
2
5
1
0
0
1
5
0
3
0
0
Jumlah 7
5
1
0
0
2
5
0
3
5
0
7
7
5
11
Jenis-Jenis Tabel :
Tabel Induk (Master/General Table)
Table Silang
Tabel distribusi frekuensi:
Tabel distribusi frekuensi relatif
Tabel distribusi frekuensi kumulatif
I. Tabel Induk
merupakan tabel yang menyajikan Informasi yang tersedia secara
terperinci, sehingga pembaca dapat memperoleh setiap informasi
yang diinginkan. Nah dibawah ini contohnya!
Tabel 1. Penggolongan Kematian Ibu menurut Tingkat Ekonomi,
tempat melahirkan, dan penolong kelahiran di Kota X, 2002
II. Tabel Silang
merupakan tabel untuk menyajikan penemuan seringkas dan
seefektif mungkin, jadi kenapa dibilang tabel silang karena cara
bacanya itu nyilang, oke biar kebanyang liat contoh tabelnya ya.
Tabel 2. Kelahiran hidup dan mati menurut penolong
persalinan di Kab. A, tahun 2002
Penolong
persalin
an
Kelahiran
Total Mati Hidup
Bidan 20 600 620
Dukun 70 1000 1070
Total 90 1600 1690
III. Tabel Distribusi Frekuensi
jadi tabel ini bersifat menggambarkan dalam bentuk presentase.
Tabel 3. Berat Badan Bayi Pengunjung Puskesmas X,Bulan Mei 2005
IV. Tabel dengan 2 variabel
Jadi variable yang pertama itu = umur, variable yang kedua =
jumlah kasus oleh seks.
Berat Badan (kg) Jumlah Bayi Persentase
3,0 – 3,9
4,0 – 4,9
5,0 – 5,9
6,0 – 6,9
7,0 – 8,0
2
7
10
5
1
8
28
40
20
4
Jumlah 25 100
12
UUkuran pemusatan untuk data kontinyu
1. Rata-rata/MEAN
contohnya: Rata-rata umur mahasiswa 19 tahun. Jadi yang
dimaksud rata-rata(mean) itu adalah berkisar atau sekitar.
-kelebihan dari mean : melibatkan semua data
-kekurangan dari mean: nilai ekstrim sangat mempengaruhi nilai
mean, oleh karena itu mean tidak dapat digunakan apabila
ditemukan nilai ekstrim karena akan mengacaukan hasil dan
mempengaruhi yang lain, sehingga bisa terjadi bias informasi.
contohnya :
MEAN = 120 + 80 + 90 + 110 + 95 = 99
5
2. Nilai Tengah/ MEDIAN
Lebih aman untuk menggambarkan semua data, karena tidak
terlalu terperpengaruh oleh nilai ekstrim. Nilai tengah dapat
ditemukan setelah data diurutkan/ array dari yang terkecil hingga
yang terbesar.
13
ATAU
3. MODUS
berasal dari kata mode yang artinya muncul dimana2, jadi modus
itu adalah nilai yang paling sering muncul. Kelebihannya tidak
terpengaruh oleh nilai ekstrim.
Contoh :
10 11 11 11 12 13
Nilai modus adalah : 11 3 kali muncul
4. VARIANS
merupakan variasi setiap nilai pengamatan dengan nilai rata-
ratanya, untuk mengukur seberapa besar variasi dalam agregat.
Kemudian dapat diketahui data cenderung homogen atau
heterogen.
5. STANDAR DEVIASI
Merupakan akar dari Varians
ini dia contoh cara menghitungnya masih sama dengan soal MEAN
tadi :
MEAN = 99 (kalo lupa liat yang diMean td ya) -siap2 lihat rumus varians!! lalu sesuaikan dengan ini
-lihat baik-baik tahapannya ya :) ini sudah berurutan kok cara
menghitungnyaaa.
14
SELANJUTNYA DIDAPATKAN NILAI VARIANS DAN
STANDAR DEVIANSI (jangan lupa standar deviasi merupakan
nilai varians yang diakarkan!!!!)
NEXT ke GRAFIK!!!!!
GGrafik
Teknik membuat grafik ituuuu:
JJudul
pApakah grafik telah memiliki judul ?
AApakah judul sudah menggambarkan isi grafik, termasuk
subyek, orang, tempat dan waktu ?
AApakah judul grafik telah didahului oleh Grafik # ?
AAksis (it mean sumbu)
AApakah tiap aksis sudah diberi label dengan singkat dan
jelas ?
AApakah satuan ukuran telah dijelaskan pada label aksis?
AAksis (lanjutan)
AApakah skala aksis sudah jelas ?
Apakah skala aksis sesuai dengan data yang ada ?
Apakah sumbu y mulai dari nol ?
Plotting data
Apakah data telah di-plot secara jelas ?
Jika ada 2 atau lebih kelompok data, apakah
perbedaan kelompok cukup terlihat jelas ?
Apakah tiap kelompok data sudah diberi
label ?
OYA!!! Jenis data ada 2:
Kualitatif = Kategorik, contohnya: agama, pendidikan, pekerjaan
tidak menggunakan mean menghitungnya biasanya digunakan
presentase
Kuantitatif = Numerik, contohnya: umur, tinggi berat badan.
1. Grafik: Histogram
-mulainya harus dari 0
-batangnya nyambung
-hanya untuk data numerik(kuantitatif)
15
Dipergunakan untuk menyajikan suatu distribusi frekuensi
dari data yang kontinue
Langkah-langkah:
1. Membuat batas kelas yang sebenarnya (real limit) untuk
tiap-tiap kelas interval. Contoh:
Kelas interval f real limit
13 –15 4 12,5 – 15,5
10 – 12 8 9,5 – 12,5
7 – 9 9 6,5 – 9,5
2. Kelas interval digambarkan dengan sumbu horizontal dan
frekuensi dengan sumbu vertical. Setiap kelas digambarkan
dalam bentuk bar vertical
3. Kelas terendah digambarkan paling kiri pada sumbu
horizontal
4. Skala frekuensi harus dimulai dengan angka 0
5. Untuk data tidak berkelompok, setiap nilai harus
dianggap sebagai interval
2. Grafik: Poligon Intinya : berasal dari histogram yang diambil titik tengahnya kemudian dihubungkan.
Dipergunakan untuk menyajikan suatu distribusi frekuensi dari data yang kontinue
Permukaan area frekuensi poligon sama luasnya dengan histogram Dipergunakan untuk membandingkan sejumlah distribusi frekuensi
pada sebuah gambar Langkah-lamgkah:
-Membuat titik-titik tengah kelas interval yang berada pada bagian atas bar histogram. Kemudian titik ini dihubungkan membentuk garis yang disebut frekuensi poligon -Frekuensi poligon harus tertutup di kedua ujungnya, sebab merupakan area diagram dan harus sama luasnya dengan bar histogram.
0
10
20
30
40
15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49
Pe
rse
n
Umur (tahun)
Distribusi Umur Ibu, Kabupaten X, Tahun 2005
16
3. Grafik: Diagram Batang Simpelnya : diagram ini digunakan untum data kategorik/kualitatif, dan
batang terpisah tidak seperti histogram. Horizontal bar dan vertical bar yang akan dibuat tergantung pada
ruang yang tersedia untuk tiap-tiap bar tersebut Jenis: Single bar Multiple bar Component bar
Grafik: Batang dengan 1 komponen -berarti menjelaskan satu komponen kategorik saja dalam diagram tersebut.
Status Gizi Balita di Kabupaten X Tahun 2002
Grafik: Batang dengan beberapa komponen
-berarti ingin menjelaskan berbagai macam hal berdasarkan
satu grafik tersebut.
02468
10121416
Baik Sedang Kurang Buruk
Pro
sen
tase
Status Gizi
17
4. Grafik: Lingkaran
-digunakan untuk menyajikan data numerik yang presentasenya
genap 100%.
5. Grafik: Diagram Tebar/ Scatter Diagram
Dipergunakan untuk menyajikan sepasang pengamatan (paired
observation) dari 2 variabel (atau 2 pasangan data) untuk
memperlihatkan ada atau tidak adanya hubungan antara dua
variabel
Tiap pasang pengamatan pada suatu individu disajikan sebagai
sebuah data diagram
Skala vertical pada scater tidak perlu dimulai dari 0, sebab bukan
skala frekuensi.
Cara membacanya garis linear/parabolik/eksponensial dengan
melihat sebaran titiknya
0
50
100
Cirebon Cianjur Lebak Tangerang
Pe
rse
nCakupan Pemeriksaan Kehamilan di
Jawa Barat 2001
Pernah periksa Periksa >= 4 kali
6,8%
11,7%
17,1%
64,4%
Status Gizi Balita Di Kota Y Tahun 2003
Baik
18
6. Grafik: Garis
- grafik ini menunjukan trend dari naik turunnya suatu kasus.
contohnya:
alhamdulillah finally finish!!!!!!!!!!
maaf ya teman2 hanya ini seadanya soalnya gak ada dibuku
metodologi riset, ngerjainnya cuma 3jam tengah malem gak ada internet
pula. semoga bermanfaat semoga ujiannya dimudahkan dan semoga ilmu
yang kita dapatkan ini akan bermanfaat. amin 0:)
thankyou :)
Woi woi belom finish, masih ada tentir gw. Awas aj klo pada g baca
huh.
Beginning salary
100000800006000040000200000
Cu
rrent sala
ry
140000
120000
100000
80000
60000
40000
20000
0
19
Di sini gw mau bahas modifikasi data yg latihan bareng bu catur itu...
baca ya, nanti untuk tante octafika jangan senyum2 sendiri yaa, nanti
kak aji nya g suka klo lo kayak gitu wkwkwk.
MODIFIKASI DATA 1. Buka file latihan bu catur yg latihan.sav itu
2. Ke variable view
3. Sekarang kita mau mengelompokkan data berdasarkan kategori
umur, jd ada 3 kategori yaitu <20 tahun, 20 – 30 tahun, >30 tahun
(ini hanya contoh, klo kalian mau utak-atik angka kategorinya juga
boleh)
4. Transform Recode into different variables
5. Pilih umur responden, klik panah biru untuk menginput variabel
tersebut
6. Beri nama variabel yang baru di output variable : name. Ingat! No
space, please. Dan juga Nama variabel yang baru harus beda dari
yang pertama karena tidak boleh ada 2 variabel yang sama di 1
data. Abis itu klik change
20
7. Klik old and new values
8. Tampilannya jadi kayak gini nih :
21
9. Abis itu pertama isi Range, LOWEST through value dari nilai di
bawah 20 tahun, 20 tahun g termasuk ya. >20 tahun berarti 19 kan?
Isi 19 deh. Contoh lainnya Klo misalnya kategori umurnya itu yang
paling rendah >15 tahun, berarti isinya 14 ya. Klo >10 berarti 9
tahun. Trus valuenya diisi angka 1 buat nunjukin klo yang angka
itu data2 yang umurnya di bawah 20 tahun
10. Klik add, nanti jadi kayak gini :
11. Setelah itu masukkan kategori umur yang lain, yaitu 20-30 tahun.
Di Range 20, through 30, dan value 2, trus klik add.
22
12. Hasil :
13. Kategori umur yang terakhir nih. Umur para tetua, yaitu >30 tahun
(pangil tante octa yuk, tante, tante, tanteeeeeeeeeeeeeeeee). Isi
angka 31 (knp 31? Kan dia di atas 30, 30 itu g termasuk hitungan)
di range, value through HIGHEST, trus klik add.
23
14. Hasilnya kayak gini, trus klik continue :
15. Nanti jadi kayak yg di bawah, trus klik ok
24
16. Lihat di data view udh ada belum kategori umur yg td kita buat.
Klo udh ada berarti GOOD JOB! ^^b
17. Caaaaappppppppeeeeeekkkk.... tentirnya pegel nih jarinya bolak-
balik spss trus word balik ke spss trus word... istirahat bentar
yeee... istirahatnya dengerin wiro sableng okeeee???
18. Sekarang kita mau bikin perhitungan yang pke pengurangan
penjumlahan bla bla bla gituu... (perhitungan matematik). Nah
contohnya kita mau bikin rata-rata hb1 dan hb2, bikin nama
variabel baru, contohnya klo gw hb212 (kampak naga geni 212
senjata pamungkasnya wiro sableng yg hebat yg siap membasmi
orang2 jahat!). Inget! Bikin nama variabel no space, please.
19. Klik transform compute variable
20. Nanti jadi kayak gini :
25
21. Isi target variable dengan nama variable yg udh kita cari
22. Kan ada kotak yg namanya numeric exspression tuh, gunanya buat
menuliskan rumus untuk menghitung nilai yang baru pada target
variable. Nah di kotak itu ketik (hb1 + hb2)/2 , caranya input hb
pengukuran bayi 1 dan hb pengkuran bayi 2. Setelah selesai klik
ok.
26
23. Tararararrararateng teng teng , hasilnya :
24. Nah yg diatas kan membuat variabel baru berdasarkan perhitungan
numerik, sekarang kita mau membuat variabel baru berdasarkan
kondisi tertentu (if)
25. Misalnya nih ya, kita pke contoh bu catur aja deh biar gampang, jd
di data ada variabel umur ma variabel kerja. Nah kita mau buat
variabel baru yang berhubungan dengan 2 variabel tersebut. Nama
variabelnya coba dipikirkan dulu deh... klo gw sih nama
variabelnya sintogendeng kekeke. Untuk sintogendeng tinggi
kodenya 1, untuk sintogendeng rendah kodenya 2. Kok ada 2 gitu
sih? Jd bingung.... sebenernya mungkin tentirnya doang yg
bingung, tp setelah bertapa di goa sanggreng akhirnya ngerti :D jd
ada 2 itu karena kita kan mau buat variabel baru berdasarkan suatu
kondisi, makanya kondisinya di sini kita buat 2, ada kondisi tinggi
ma kondisi rendah. Oh iya ingat, klo mau bikin nama variabel : no
space, please.
26. Nah sintogendeng tinggi itu maksudnya ada data responden yang
umurnya di atas 30 tahun (tante octafika hairlina L. ) dan dia itu g
kerja. Selain dari kondisi itu berarti sintogendeng rendah.
27. Sekarang langkah pertama adalah : transform compute variable
27
28. Data yg tadi kita masukkan dihapus dulu ya, trus kita ganti target
variable nya jd sintogendeng trus di numerik exspression kita
masukkan angka 2, trus klik ok.
29. Hasilnya jadi seperti ini wahai para anak buah mahesa binarawa
(tadinya namanya surya ali, cuman diubah namanya jd mahesa
binarawa oleh gurunya, yaitu si tapak gajah, kata si tapak gajah ke
mahesa binarawa tuh kayak gini “sebarkan kejahatan di muka bumi
ini, tebas orang2 yang menentangmu huahahahaha”)
28
Liat deh itu semuanya angkanya 2 kan? Klo kayak di atas berarti
udh bener
30. Nah sekarang ke transform compute variable. Trus target
variablenya biarin aja, yang diganti numeric exspression nya
ketik angka 1, trus abis itu klik if
31. Tampilannya jadi kayak gini :
29
32. Trus pilih include if case satisfies condition
33. Trus di kotak option include nya input data umur >30 & kerja = 0
30
34. Klik continue
35. Ntar jd kayak gini, trus pilih ok
31
36. Nah abis pilih continue bakal keluar dialog box, trus pilih ok yaa
37. Nah, hasilnyaaaaaa.... tararararara teng teng teng
32
Lihat ada yang berubah kan angka di selnya jadi 1? Klo kayak gini
berarti udh bener kalian, wahai para brewok dari goa sanggreng
38. Nah sekarang, nilam sari (anaknya kalimundir, FYI kalimundir itu
anak buahnya mahesa binarawa) kita mau milih data yaa. Misalnya
nih, pke contoh bu catur lagi aja ya biar gampang, kita mau milih
data ibu yang tidak memberi asi ekslusif. Pertama data select
cases
39. Pilih if condition is satisfied, klik if
33
40. Input asi ekslusif (eksklu) = 1 . klik continue
41. Nah sekarang, di kotak outputnya kan ada filter bla bla bla, copy
bla bla, delete bla bla. Nah kita pilih filter out unselected cases,
biar data yang g keseleksi itu cuman dicoret aja. Klo pilih yang
delete bla bla bla, nanti data yang g keseleksi malah keapus.
Biasanya kita pke filter itu. Habis pilih filter itu, klik ok.
34
42. And.... ciaaattt... pukulan kelabang hijau!!!! Hasilnya .... ciat ciat
ciaattt... !!!
Lihat kan, data yang ga kita mau cuman kecoret doang nomornya.
Nah dengan dikeluarkannya pukulan kelabang hijau maka
berakhirlah tentir ini. Kalian pasti tau kan siapa yang bikin tentir
ini? Kekeke... oke deh sampai jumpa di lain waktu! Salam 212 !
Wassalamualaikum wr. wb.
Daftar Pustaka
Slide Bu Catur
Wiro Sableng Episode 1
35
Tentir Kulah
Design Cross Sectional
By : Arif Syafa’at & Rakha Faturrahman
Corrected by : Zulfikar
Sebelum kita memulai Tentir hari ini, sebaiknya kita ucapkan
Dikarenakan segala sesuatu yang bermanfaat bagi kita akan
menjadi lebih baik dan maksimal hasilnya di hari esok. Dan tidaklah lupa
untuk membaca do’a untuk mempermudah kita menerima serta
mengaplikasikan ilmu yang kita terima hari ini.
Baiklah langsung saja ke topik utama kita, yaitu “Design Cross
Sectional”. Nah, Teman-teman sebelum kita bersama-sama belajar
mengenai materi ini mari kita samakan persepsi kita bersama terlebih
dahulu mengenai materi ini.
Penelitian atau Scientific Research harus memiliki 4 standard aspek
yang penting didalamnya, yaitu :
Sistematic.
Empirical.
Controlled.
Critical investigation guided by theory and hypotheses.
Sesuai dengan penjelasan yang sebelumnya, untuk memulai sebuah
penelitian, kita memerlukan Design Penelitian Sebagai konsep
penelitian (Guide Line) dalam melakukan penelitian tersebut.
Design penelitian yang paling sederhana serta paling sering
digunakan yaitu Cross Sectional Design. Design penelitian masuk
kedalam aspek Metode. Dan, untuk memahami lebih lanjut tentang
Design Penelitian, sebaiknya kita pahami dulu konsep dasarnya.
36
Design Penelitian dalam pengertian yang luas mencakup berbagai hal yang
dilakukan oeneliti, mulai dari identifikasi masalah,rumusan
hipotesis,opsionalisasi hipotesis,cara pengumpulan data , sampai akhirnya
pada analisis data. Design penelitian mempunyai 2 kegunaan yang
penting yaitu :
1. Sarana bagi peneliti untuk memperoleh jawaban terhadap
pertanyaan penelitian.
2. Alat bagi peneliti untuk mengendalikan atau mengontrol atau
berbagai variabel yang berpengaruh atau yang brperan dalam suatu
penelitian.
Design Research dibagi menjadi 2 macam, yaitu :
A. Deskriptif
1. Design penelitian deskriptif Hanya mendeskripsikan
atau menggambarkan hasil dari penelitian (survey) tanpa
disertai proses analisa lebih lanjut kenapa hal tersebut bisa
terjadi. Sehingga pada design penelitian ini tidak diperlukan
adanya hipotesis. Contohnya seperti Penelitian mengenai
Prevalensi Hiperlipidemia pada pasien poliklinik internist. Hal
tersebut hanya akan menggambarkan angka prevalensinya saja
tanpa menganalisa kenapa prevalensinya dapat meningkat atau
bahkan menurun.
Design penelitian deskriptif juga dibagi menjadi 2 macam :
- Survey Cross Sectional
- Kualitatif, Case Report, dan Case Series
Cara kuantitatif Case Report ini merupakan penulisan
sebuah kasus yang dianggap menarik untuk diteliti.
Contohnya penyakit yang langka atau belum pernah diteliti
37
sebelumnya dan dilakukan dengan menggunakan tinjauan
literatur.
B. Analitikal
- Design penelitian ini disertai dengan proses penganalisaan
hubungan antar variabel yang diteliti. Contohnya yaitu pada kasus
sebelumnya yang mengenai prevalensi hiperlipidemia akan
muncul pernyataan “kenapa prevalensinya dapat tinggi atau
rendah?” untuk dianalisa hal – hal apa saja yang mampu
mempengaruhinya.
Design analitikal juga dibagi menjadi 2 cara, yaitu :
- Eksperimental
Cara ini disertai dengan adanya intervensi yang dilakukan untuk
mempengaruhi hasil yang didapat nantinya. Intervensi tersebut
dapat berupa :
Tindakan medis, seperti dilakukannya pemberian obat
yang tentunya akan mempengaruhi hasil dari hal yang
sedang diteliti.
Pemberian informasi atau pengetahuan melalui
penyebaran pamflet atau penyuluhan singkat yang
sedikit banyak akan menghasilkan perubahan sikap dari
sampel (manusia) yang akan mempengaruhi hasil dari
hal yang sedang diteliti.
Contoh intervensi pada kasus tukak lambung pada
siswa SMA yang mempuyai kebiasaan meminum
minuman soda.
- analisanya “kenapa sih kejadian tukak lambung itu
tinggi?”
- bentuk intervensinya mempengaruhi pemberian
konsumsi soda pada orang tersebut (misalnya A disuruh
minum 1 hari 1 liter, B 1 hari 5 liter, C 1hari 10 liter.
- Observational
Cara ini tidak melakukan intervensi seperti yang ada di
eksperimental dan metode ini hanya melakukan observasi saja
terhadap objek penelitiannya. Contohnya sama seperti kasus
tukak lambung tadi, namun hasil pertanyaannya nanti baru akan
dianalisa
Contoh metode yang menggunakan cara observasional :
Cohort
Case Control
Cross Sectional
Bila kita menggunakan metode observasional pada
penelitian kita juga harus menentukan mekanisme waktu
penelitiannya, yaitu :
38
a. Transversal Bila penelitian dilakukan dalam 1 X waktu
tertentu. Cth Cross Sectional.
b. Longitudinal Bila penelitian dilakukan dalam jangka
waktu tertentu. Cth Cohort dan Case Control.
Metode penelitian juga ada yang bersifat :
a. Retrospektif (Bila meniliti peristiwa yang telah terjadi)
b. Prospektif (Mengikuti subjek untuk meneliti peristiwa yang
belum terjadi)
Untuk mempermudah cara pola pikir temen – temen semua,
lihat gambar berikut ini
Desain Cross Sectional
Pengertian desain penelitian yang menganalisa hubungan antara
variabel independent (Faktor Risiko) dan variabel dependent
(Efek/Penyakit). Pada suatu saat tertentu, satu kali observasi tanpa
adanya tindak lanjut.
Ciri – ciri metode cross sectional Rasio Prevalensi
Langkah – langkah Desain Cross Sectional
Merumuskan pertanyaan penelitian dan hipotesis
39
Misalnya pertanyaan penelitian yang akan dijawab adalah
apakah terdapat hubungan antara tingkat pendidikan orang tua
degan kejadian enurisi pada anaknya.
Mengidentifikasi variabel independent dan dependent
Menetapkan subjek penelitian (populasi terjangkau)
Melaksanakan pengukuran HARUS sesuai dengan definisi
operasional definisi yang harus dibuat sangat jelas yang
dijadikan indikator saat penelitian. Cth : yang dinamakan
“kebiasaan minum soda” itu apa? Bisa aspek frekuensi minum
sodanya atau waktu mengkonsumsi sodanya pada pagi hari,
siang hari, atau malah hari ataupun sebelum atau sesudah
makan.
Melakukan analisa
Kelebihan dan Kekurangan Cross Sectional Design
- Kelebihan
Sampel bisa menggunakan populasi umum (bukan hanya
pasien).
Paling banyak dan sering digunakan, relatif mudah, murah,
serta hasilnya cepat.
Dapat meneliti banyak variabel sekaligus.
Jarang loss to follow-up atau drop out.
Dapat menjadi tahapan awal Cohort atau Eksperimental.
- Kekurangan
Sulit menemukan mana sebab dan mana akibat karena
dilakukannya secara bersamaan.
Lebih banyak menjaring subjek dengan masa penyakit yang
panjang.
Sampel lebih banyak terutama bila variabel yang diteliti
banyak.
Tidak menggambarkan perjalanan penyakit, insiden,
maupun prognosis.
Tidak sesuai untuk kasus yang jarang, cth kanker lambung.
Bias karena hanya diobservasi pada kurun waktu tertentu.
40
Statistical Inferences
By Ahmad Fahmi dan Irvan
Temen2, untuk materi inferensi ini enaknya langsung baca buku
yang dari dr. Zaki, pendek kok, mulai halaman 12- 27. Sedikit
masalahnya adalah di slide
dr. Zaki ada beberapa materi yg gada di buku, contonya statistical
distribution.
41
dr. Zaki ada beberapa materi yg gada di buku, contonya
statistical distribution.
Tulisan ini cuma kaya simple review aja.
Bismillahirrahmanirrahim.
Apa itu statistical inference ?
Proses membuat perkiraan (guesses) mengenai kebenaran
yang datanya didapat dari sampel.
Konsepnya gimana ??
Generalisasi sampel ke populasi dengan tingkat kepastian
yang terukur
Cara membuat inference ?
1. Tes hipotesis utk peroleh nilai p
2. Melakukan Estimasi parameter
2 Istilah yang ada:
- Interval Kepercayaan (IK)
- Point estimation (P)
TES HIPOTESIS UNUK MEMPEROLEH NILAI p
Langsung ke Contoh aja : (Buku Sastroaasmoro, hal. 17)
Pada uji klinis untuk membandingkan apakah obat baru
Alebih efektif ketimbang obat standar B utk pengobatan
penyakit X diperoleh hasil berikut. Dari 50 pasien yang
dikasih obat A, 40 pasien sembuh, sedangkan 52 pasien yang
dikasih obat B 30 sembuh.
Buat table dulu
Sembuh Tidak
sembuh
jumlah
Obat A 40 a b 10 50
Obat B 30c d 22 52
jumlah 70 32 72
42
Langkah Uji Hipotesis
1. Tentukan hipotesis nol. H0 : A = B (obat A dan B sama
efekifnya untuk pengobatan penyakit X)
2. Tentukan hipoesis alternatif. Ha : A ≠ B (obat Adan B tidak
sama efektifnya untuk pengobatan penyakit X)
3. Tentukan uji hipotesis. karena datanya nominal maka
digunakan uji ? X2
4. Kemudian mencari nilai expected untuk mencari nilai X2
.
kemudian bila df (degree of freedom) = 1, uji 2 arah ,maka
akan diperoleh p<0,05.
Dari hasil p adalah < 0,05 maka dapat diasumsikan bahwa
H0 benar.
Menurut buku sudigdo bila nilai p = 0,05 atau kurang dari
0,05 secara statika dapat dikatakan bermakna.
Fungsi nilai p secara umum : memberikan besarna peluang
untuk mendapatkan hasi yang diobservasi bila Hipotesis 0
benar.
Mencari estimasi parameter dengan menghitung interval
kepercayaaan/interval estimation
interval kepercayaan = membuat rentang nilai kepercaan
pada populasi dengan dasar 1 nilai yang diperoleh dari
sampel yang mewakli populasi tersebut.
Estimasi parameter ini melibatkan paremeter dan statistiic
Statistic = data berupa angka yang didapatkan dari
observasi, pengukuran, pengukuran dan intervensi yang
dialakukan pada sampel.
Kalau parameter = nilai-nilaipada populasi yang berkaitan
dengan statistik.
Perbedaan statistik dengan parameter
Parameters
Statistics
Source population sampel
Calculated? No Yes
Constants? Yes No
Examples μ, σ, p psx ˆ,,
Untuk mencari estimasi parameter menggunakan
Parameter = Statistic ± its error
Kalau di buku biasanya rumusnya interval keprcayaan
𝑰𝑲 = 𝑷 ± (𝐙𝛂 𝑿 𝑺𝑬)
43
Ket : P:point estimated yang diperoleh dari sampel (dapat
beruparerata, proporsi, perbeaan proporsi, perbedaan
rerata)
Zα; deviat baku normal untuk a
Nilai IK dipilih sesuai IK yang diinginkan,jika..
K95% maka a =0,05% sehingga Zα = 1,96
Lebih mudahnya kita lihat tabel dibawah ini
Confidence Level
Z value
80%
1.28
90% 1.645
95% 1.96
98% 2.33
99% 2.58
99.8% 3.08
99.9% 3.27
Interval kepercayaan yang umumnya digunakan 90%, 95%
,99%
SE; standart error, nilainya berbeda untuk setiap statiska
SE Quanitative variabel kalau dibuku sudigdo mirip dengan
SE pada rerata tunngal
hasil grafik IK didapatkan
Dan dari grafik dapat kita artikan
“bila tingkat kesalahan (a) lebih kecil, maka rentang
nilai IK makin lebar sehinnga perkiraan menjadi lebih ragu2,
Dan bila menginginkan tingkat kesalahan (a) lebih kecil
dengan rentang nilai IK yang lebih sempit untuk
44
mendapatkan perkiraan yang lebih tepat ,maka yang harus
diperbanyak adalah sampel.”
Sampling Distribution : distribusi statistic melalui jumlah
sampel yang unlimited .. ??
Fungsi Interval Kepercayaan?
- Memberi rentang nilai yang rasional untuk parameter
populasi
- Memberi ketelitian dalam melakukan estimasi. (Jika
variabilitas sampel tinggi, maka IK akan menjadi luas
untuk menggambarkan ketidakpastian obseervasi)
- Memberi makna statistik (Jika IK95% tidak
menyebrang nilai nol, maka IK tersebut bermakna pada
.05)
Kelebihan IK dibanding nilai p ?
1. Dapat dihitung pada analitik dan deskriptif.
Nilai p dapat dihitung hanya pada penelitian apa
? analitik
2. IK menunjukkan arah dan besaran perbedaan
antarkelompok.
Nilai p menunjukkan? Besarnya kemungkinan
memperoleh hasil berdasar peluang bila
hipotesis 0 benar.
3. Nilai IK secara tidak langsung memberi informasi nilai
p.
45
Jika IK utk perbedaan tidak mencakup angka 0
maka nilai p lebih kecil dari tingkat kemaknaan
yang dipilih
Jika IK utk perbandingan tdk mencakup angka
1, maka nilai p lebih kecil dari tingkat
kemaknaan yang dipilih.
Simpulan
- Penelitian selalu dilakukan pada? Sampel
- Dari sampel diperoleh nilai yang disebut? Statistic
- Kalau statistika apa? Ilmu yang mempelajari statistic
- Statistic akan digeneralisasi ke populasi sebagai ?
Parameter
- 2 cara inferensi hasil penelitian?
Uji Hipotesis dan Interval Kepercayaan
- Nilai p menunjukan? peluang untuk memperoleh hasil
yang diobservasi jika H0 benar
- IK menunjukkan? Estimasi rentang nilai pada populasi
yang dihitung dengan 1 nilai yang diperoleh pada
sampel
- Nilai p sebesar 0,05 (uji 2 arah) setara dengan IK ?
IK95%
- IK beda proporsi dan beda rerata simetris terhadap?
Point Estimate
- IK utk perbandingan, apa aja ? IK utk resiko relative
dan IK utk rasio odds. Keadaan 2 IK ini terhadap point
estimate : asimetris
IK yg mencakup angka 1 pajanan yg diteliti
bukan penyebab/factor resiko
IK yang tdk mencakup angka 1 uji hipotesis
akan memberi nilai p yang bermakna
Bagi klinikus, nilai …. Memberi informasi lebih banyak
disbanding nilai … , karena…………. Jawab(IK, p,
menunjukkan arah dan besaran resiko)
Terima kasih. maaf banyak banget yang kurang.
46
CASE-CONTROL
By Irma Sari dan Fiizhda Baqarizky
Assalamualaikum teman-teman, apa kabarnya? Walaupun
kurang baik, tapi harus belajar dong. Yuk sekarang kita belajar
tentang case control :D Siapin fisik, mental dan jangan lupa
makanan+minuman!
Baca bismillah dulu ya!
Sebelumnya, coba lihat bagan ini.
Perhatikan bagian observasional. Kalo menurut slide dr.Hari
sih observasional itu dibagi 2, ada deskriptif dan analitik.
Bedanya apa sih?
DESKRIPTIF ANALITIK
1 kelompok studi Penelitian yang menganalisis
hubungan antara suatu faktor
dengan faktor lainnya
Mengukur
insidensi/prevalensi
Membandingkan risiko
terkena penyakit minimal
pada dua kelompok
Menggambarkan distribusi
penyakit menurut variable
tempat, orang dan waktu
Berusaha menemukan
penyebab dengan
membandingkan 2 hal dasar
yang ada pada suatu masalah
penyakit / kesehatan
Tidak ada hipotesis
Sejauh ini ngerti kan? Nah skrg kita bahas CASE CONTROL
ya. Dia tuh masuk di metode yang mana sih? Yap bener! Case-
control itu masuk ke dalam metode Analitik. Kenapa bisa
masuk di analitik? Soalnya, case-control itu penelitian
epidemiologi yang mempelajari hubungan antara paparan
(faktor penelitian) dan penyakit, dengan cara membandingkan
kelompok kasus dan kelompok kontrol berdasarkan status
paparannya.
Udah ngerti kan maksudnya kelompok kasus dan kelompok
kontrol itu apa? Belum ngerti? Jadi gini loh, kasus itu
maksudnya kita mengidentifikasi pasien dengan efek/penyakit
tertentu. Kalo kontrol itu kita mengidentifikasi pasien tanpa
efek/penyakit tertentu.
Case-control itu sifatnya retrospektif. Retrospektif itu artinya
melihat suatu kejadian ke arah belakang. Contohnya: Misalnya
di satu daerah, ada 10 orang kena kanker paru karena
merokok dan 10 orang lainnya ga kena. Terus kalian mau teliti
pake case-control, nah kalian harus ngeliat riwayat perjalanan
penyakit kanker paru pada 10 orang yang merokok tersebut
abis itu dibandingin sama yang ga kena penyakit kanker paru.
Mudeng ga?
47
Biar lebih mantep, dikasih deh skema nya.
Menurut slide dr.Hari, case-control itu punya karakteristik loh.
Sebenernya ini lebih memperjelas lagi dari penjelasan2 di atas.
KARAKTERISTIK CASE-CONTROL
Penelitian observasional yang bersifat RETROSPEKTIF
Ada kelompok kasus dan kelompok kontrol
Kelompok kontrol untuk memperkuat ada tidaknya
hubungan sebab-akibat
Ada hipotesis yg akan diuji secara statistik
Kelompok kontrol punya risiko terpajan yang sama dengan
kelompok kasus
Perhitungannya dengan Ratio Odds (untuk perkiraan saja)
Metode case-control ini bagus banget loh buat penelitian kasus
kesehatan yang jarang muncul. Kalo kata dr.hari misalnya
tumor pada daun telinga. Soalnya dia itu bisa mencari faktor
resiko dari kejadian yang sudah terjadi.
LANGKAH-LANGKAH PADA PENELITIAN CASE
CONTROL
Kalo udah tau konsepnya, sekarang kita belajar langkah2nya
pas kita nyoba penelitian pake metode case-control ya!
1. Merumuskan pertanyaan penelitian & hipotesis
Kalo mau meneliti masa iya ga bikin pertanyaan? Kalo
ada pertanyaan, masa iya ga ada jawaban? Hehehe
intinya kita bikin pertanyaan berkaitan dengan kasus
yang mau kita teliti.
Contoh deh, “Apakah terdapat hubungan antara
obesitas dengan arterosklerosis?”
Mau contoh hipotesis juga?
Contoh: “Terdapat hubungan antara konsumsi
makanan berlemak dengan obesitas. Arterosklerosis
lebih sering terjadi pada orang yang obesitas
dibanding orang yang tidak obesitas.”
2. Identifikasi variable penelitian
Hampir sama kok kaya metode yang lainnya, kita harus
nentuin variable penelitiannya. Ada 2 kan, apa aja
coba?
a. Variable Independent: Faktor risiko/penyebab dari
efek
b. Variable Dependent: Efeknya
Jangan lupa ya tentuin juga definisi operasionalnya dan
harus jelas. Udah paham banget kan gimana? Nih,
misalnya kalian mau meneliti tentang “Hubungan
Obesitas dengan Prevalensi Arterosklerosis di Desa A”
Nah! Yang menjadi definisi operasionalnya itu adalah
yang termasuk kategori obesitas yaitu yg IMT nya > 30.
Kalo di slide dr.Hari (ini katanya bisa ditanya loh di
ujian), bagian ini dinamain Instrumen Penelitian. Hal
48
ini dilakukan untuk validasi data, supaya data penelitian
kita valid. Biar valid, kita harus menentukan:
1. Variable = Yang akan kita teliti. Ini kan yang kita
jelasin di atas tadi. Ngerti kan?
2. Parameter = Nilai/ukuran variable yang dinyatakan
sebagai data dng skala numerik/kategori. Co: Yang
disebut hipertensi adalah yang sistol/diastol nya
diatas 140/90.
3. Indikator = Sama kaya definisi operasional
Pemilihan Instrumen
Biar makin mantap, pemilihan instrumen ada aturannya
loh, ini nih:
a. Validitas: Mengukur apa yang harus di ukur
b. Feasibilitas: Mengukur menggunakan peralatan
yang sesuai dengan apa yang ingin di ukur. Co:
Penelitian tentang obesitas dengan DM, dikatakan
obesitas apabila lingkar pinggangnya lebih dari X
cm. Nah kita mengukur lingkar pinggang orang
obesitas menggunakan meteran (cm) bukan pakai
tali rapia.
Metode Pemilihan Instrumen:
- Akurasi: Tingkat Ketelitian
Dibagi menjadi 2, yaitu: a. Sensitivitas
Kemampuan deteksi. Co: Alat pendeteksi semut.
Alat punya dr.Hari itu walaupun kepala semut
langsung bunyi, sedangkan punya temennya
minimal harus ada 3 semut dulu baru bisa bunyi.
Ngerti? b. Spesifisitas Kemampuan deteksi yang
lebih spesifik. Co: Masih dengan alat deteksi semut
yang sama. Alat punya dr.Hari tadi kan canggih
banget tuh kepala semut aja bisa terdeteksi, tapi
saking sensitiv nya cacing lewatpun bisa terdeteksi
juga. Kalo punya temennya dr.Hari, walaupun cuma
3 semut tapi ketika ada cacing lewat dia ga akan
bunyi.
- Presisi: Tingkat kelitian dimana variable bakalan
punya hasil pengukuran yang hampir sama apabila
dilakukan berulang. Jadi kalo ngukurnya
berulangkali hasilnya harus sama, minimal hampir
mendekati sama. Dia ini terdiri atas:
Presisi Instrumen: Subjek yang sama dan
diukurnya pada waktu yang berbeda. Misal, hari
ini kamu ditimbang BBnya 50kg, besok ketika
ditimbang lagi hasilnya jg 50kg.
Presisi Biologik: Pengukuran pada subjek yang
sama tp kondisi berbeda
Presisi Pengamat: Mengamati subjek yang
sama dengan pengamat yang sama pada
kondisi/waktu yang berbeda.
Presisi Antar Pengamat: Antar pengamat
harus punya presepsi yang sama.
- Realibilitas: Seberapa banyak pengukuran dapat
diulang untuk mendapatkan hasil yang sama.
- Repeatabilitas : Mendapatkan hasil yang sama saat
pengukuran yang sama dilakukan berulang
- Reprodusibilitas : Bisa diukur ulang setelah
interval waktu tertentu
49
3. Menentukan subjek penelitian
Ada 2 kategori dalam pemilihan subjek penelitian, yaitu
populasi terjangkau dan sample. Ibaratnya ada satu
gelas teh manis. Kita mau menguji seberapa manis teh
itu. Yang kita sebut dengan populasi terjangkau itu ya si
satu gelas teh manisnya, kalo sample nya itu satu
sendok teh manis yang mau kita coba. Ngerti kan?
Terus, kalo di case-control itu beda sendiri. Kan case
control ada kelompok kasus dan kontrol kan? (coba di
review lagi).
Kasus: Kita memilih sample dari populasi tapi dia
menderita suatu penyakit secara random (kata buku sih
cara random itu cara terbaiknya). Nah, biar lebih kece,
kita pakai kasus insidens (kasus baru). Soalnya kalo
kasus prevalensi (kasus baru+lama) kadang-kadang
suka tidak menggambarkan keadaan dalam populasi
karena penyakit yang lama waktu sakitnya itu singkat.
Kontrol: Nah kalo yang ini sample yang diambil harus
berasal dari populasi yang sama dengan kasus tapi dia
tidak mengalami suatu penyakit. Hal ini dilakukan
supaya kita bisa meneliti kesempatan untuk terpajan
faktor resiko pada orang yg ga mengalami penyakit.
Pemilihan sample itu ada seleksinya loh, cara
seleksinya gimana? Jadi dia harus dimasukkan ke
dalam kategori inklusi dan eksklusi. Kalo dari slide
dr.hari sih kriteria inklusi itu:
a. Karakteristik Klinis
Misalnya: Orang obesitas tapi ga kena DM atau
orang obesitas yang ga kena hipertensi.
b. Karakteristik Demografik
Misalnya: Orang obesitas yang kisaran umurnya >
45 tahun atau orang obesitas yang berjenis kelamin
laki-laki dan perempuan.
c. Karakteristik Geografi
Misalnya: Orang obesitas yang tinggalnya di
ciputat.
d. Karakteristik Waktu
Kriteria Eksklusi:
a. Kontraindikasi untuk Pengukuran
b. Masalah Etik
Bayi, anak-anak, dll.
c. Perlakuan Khusus
Lansia
d. Tidak Bersedia Berpartisipasi
Kriteria ini yang sangat penting. Gimana caranya
kita mau meneliti kalo sampelnya aja gamau
diteliti?
Selain itu, sampel juga bisa termasuk ke dalam kriteria
drop-out dan gabisa melanjutkan penelitian. Kok bisa?
Bisa dong kalo misalnya dia itu:
- Meninggal dunia, pulang paksa, tidak dapat
dihubungi, menolak melanjutkan penelitian
- Mengalami perburukan fungsi organ tubuh atau ada
komplikasi lain
- Tidak kooperatif selama penelitian
4. Menetapkan besar sample
Cara nentuin besar minimal jumlah sampel yang mau
kita pakai tuh gini loh teman-teman:
50
5. Melakukan pengukuran
Biasanya untuk pengukuran faktor risiko/orang yang
terpajan penyakit terjadi pada waktu yang lampau lebih
sering menggunakan data sekunder, contoh: rekam
medik, hasil laboratorium, dll. Atau bisa juga
melakukan anamnesis, hanya saja hasil yang didapatkan
kurang maksimal karena responden bisa saja lupa saat
kita tanya.
6. Menganalisis hasil penelitian
Menggunakan penentuan ratio odds. Cara ini tuh untuk
menilai seberapa besar peluang terkena pajanan pada
kasus dibanding kontrol. Gini loh caranya:
KASUS KONTROL JUMLAH
FAKTOR
RISIKO
(+)
A b a+b
FAKTOR
RISIKO (-)
C d c+d
JUMLAH a+c b+d a+b+c+d
Keterangan:
a = kasus yang mengalami pajanan
b = kontrol yang mengalami pajanan
c = kasus yang tidak mengalami pajanan
d = kontrol yang tidak mengalami pajanan
𝑅𝑂 = 𝑎 𝑥 𝑑
𝑏 𝑥 𝑐
Apabila nilai RO > 1 itu menunjukkan bahwa faktor
yang diteliti memang merupakan faktor risiko. Tapi apabila RO
< 1 atau mencakup angka 1 berarti bukan merupakan faktor
risiko.
KELEBIHAN CASE-CONTROL
1. Sifatnya relatif murah dan mudah
2. Tepat untuk meneliti penyakit yang jarang terjadi
3. Dapat meneliti pengaruh sejumlah paparan terhadap
penyakit
4. Cocok untuk penyakit dengan periode laten yang
panjang
KEKURANGAN CASE-CONTROL
1. Alur metodologi inferensi kausal yang bertentangan
dengan logika normal
2. Rawan terhadap bias
3. Tidak cocok untuk kelompok yang jarang terkena
pajanan
4. Tidak dapat menghitung laju insidensi
5. Validasi informasi yang diperoleh sulit dilakukan
6. Kelompok kasus dan kontrol dipilih dari dua populasi
yang terpisah
51
ALHAMDULILLAH!!!!!!!!! Tentirnya sudah selesai. Berakhir
sudah pelajaran case-control hari ini. Mudah-mudahan ngerti
ya teman2 :D Kalo ada yang bingung monggo tanya sama
fizda/irma ya SEMOGA KITA LULUS DAN GA ADA
YANG HER AMIN.
Wabilahitaufik walhidayah, Wassalamualaikum wr.wb.
Sumber:
1. Prof. DR. Dr. Sudigdo Sastroasmoro, Sp.A(K). Buku
Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis Edisi ke-
3.2010.
2. Slide dr.Hari (Baik yang Case-control maupun Cross-
sectional). 2013.
52
Tentir Kuliah
Experimental Design Author : Adichita K.R & F. Aulia
Edited & Corrected by : Firda Fakhrena
Apa kabar teman2......kali ini di modul ini, bersama kita akan
mengupas tentas segala yang berhubungan dengan istilah
desain eksperimental. Dar awal hingga akhir, untuk itu siapkan
diri anda, ambil wudhu dulu, tarik napas.......konsentrasi dan
mulai!!
Mengenal desain penelitian
Sebelum kita mulai mengenal lebih dekat desain
ekperimental. Mari kita kenalan dulu apa sih desain penelitian
itu? Kita mungkin sudah tahu bahwa penelitian dilakukan
tidak lain untuk menemukan jawaban atas pertanyaan
penelitian yang kita buat terhadap suatu masalah atau
fenomena. Siapapun juga tahu bahwa pertanyaan yang dimiliki
oleh seorang yang satu dengan orang yan laintidak pasti sama,
seperti:
Berapakah presentasi bayi yang mendapat ASI
eksklusif di daerah A?
Adakah hubungan antara peningkatan pasien ISPA
dengan musim hujan di KPKM B?
Kedua pertanyaan diatas merupakan contoh jenis
pertanyaan yang berbeda.Oleh karena itu, berbeda pula
penelitian yang dilakukan untuk menjawab pertanyaan itu.Nah,
di sinilah peran sebuah desain penelitian, yakni menuntun
peneliti untuk memperoleh jawaban penelitian yang shahih,
obyektif, akurat serta hemat. Secara garis besarnya, desain
penelitian memiliki fungsi:
1. Sbg sarana bagi peneliti utk memperoleh jwbn tergadap
pertanyaan penelitian
2. Sbg alat bagi peneliti utk mengendalikan / mengontrol
berbagai variabel yg berpengaruh dlm suatu penelitian.
Klasifikasi desain penelitian
Setelah kita mengenal desain penelitian, yuk kita telusuri lebih
dalam, apa saja sih yang ada di dalam desain penelitian itu
sendiri???
Berikut klasifikasi desain penelitian yang paling
sederhana..........
53
Secara sederhana, desain penelitian hanya dibedakan atas:
desain cross sectinal (deskripsi atau analitik), kohort, case
kontrol dan eksperimental. Masing-masing memiliki kelebihan
dan kelemahan, misal jika dilihat dari desain paling murah
maka cross sectional˃case kontrol˃kohort˃eksperimental,
namun lain halnya jika kita lihat dari kuatnya hubungan sebab-
akibat yang diperoleh, hal yang sebaliknya terjadi:desain yg
- tdk ada
intervensi
-hanya ada
pengamatan dan
-analisa hasil
pengamatan
Desain
penelitian
observasional eksperimental
deskripsi analitik
Cross
sectional kohort Case
control
-ada intervensi
-ada pengukuran
hasil intervensi
54
memberikan hubungan sebab akibat yang terkuat
eksperimental˃kohort˃case kontrol˃cross sectional.
Nah sekarang, yuk kita kenalan sama desain
eksperimental........................
Desain eksperimental
Perlu untuk garis bawahi bahwa perbedaan umum
antara desain eksperimental dengan desain observatif (deskripsi
dan analitik) adalah ada tidaknya intervensi atau perlakuan dari
peneliti.Desain eksperimental merupakan salah satu rancangan
penelitian yang dipergunakan untuk mencari hubungan sebab-
akibat, contoh uji klinis (biasanya digunakan untuk
membandingkan efek suatu jenis pengobatan dengan
pengobatan yang lainnya).Dengan begitu, pada desain
eksperimental selalu terdapat kelompok eksperimental dan
kelompok kontrol.
Uji klinis/desain eksperimental sebenarnya mirip
dengan kohort, krn kelompok perlakuan dan kontrol diikuti
sampai waktu yang ditentukan atau sampai timbulnya
efek.Bedanya?
Uji klinis→ baik alokasi subjek maupun metode perlakuan
ditentukan oleh peneliti (ada intervensi)
Kohort →sekali lagi, peneliti hanya melakukan observasi
tanpa adanya perlakuan/intervensi
Di dalam desain eksperimental, terdapat dua jenis
desain yang sering digunakan oleh mayoritas para peneliti,
yakni:
1. Desain paralel
2. Within subject
a. Cross over design
b. Latin square design
c. Greco latin square
3. Factorial design
a. Complete
b. Incomplete
4. Squential design
Agar diperoleh hasil yang shahih, selanjutnya
kelompok-kelompok yang diperbandingkan haruslah seimbang,
terutama dalam hal faktor prognosis (jenis kelamin, usia,derajat
55
penyakit).
Tujuannya? Bila diakhir penelitian didapatkan
perbedaan efek pada kedua kelompok, penyebab perbedaan itu
Pengambilan sampel
desain eksperimental
Tanpa
matching/randomisasi/random
allocation/random assignment
Dengan matching
Setiap subjek yang masuk dlm kelompok
eksperimental dicarikan padanannya, yakni
sebjek lain yg memiliki karakteristik klinis yg
sama dlm faktor prognosisnya
Pemilihan subyek yg memenuhi
kriteria dilakukan dg cara
randomisasi, hingga terbentuk
kelompok eksperimental dan kontrol
Block
randomization
startified
randomization Simple
randomization
Misal dengan
menggunakan tabel
random/ program
komputer
Utk membuat tiap
kelompok memiliki
jumlah subjek yg
sebanding tiap saat
Agar diperoleh
subkelompok (strata) yg
homogen. “Jk pd uji
klinis tdpt faktor
prognosis”
56
mrpkn akibat perlakuan yang diberikan. Lalu gmana cara
membandingkan kelompok2 yg dimaksud diatas?
Desain paralel
Jenis ini merupakan jenis desain yang paling banyak
digunakan.Pada desain ini, di susun 2 kelompok (atau lebih).
Biasanya, para peneliti menggunakan desain paralel dengan 2
kelompok, kelompok pertama sebagai kelompok
eksperimental/perlakuan/terapi (misal: kelompok yg mendapat
pengobatan baru), sdg kelompok yang kedua sebagai kelompok
kontrol (misal: kelompok yang mendapat pengobatan standar).
Dan ingat, di dalam desain ini tidak ada kelompok yang
mengalami perlakuan yang sama, misal perlakuan (seperti
pemberian obat) pada kelompok eksperimental akan berbeda
dengan kelompok control. Tidak akan pernah sama.
Ket: R =randomisasi
Within subject
Desain menyilang (cross-over design)
Perbedaan desain ini dari desain paralel terletak pada
beberapa hal:
1. Setelah dilakukan randomisasi, terdapat persilangan
perlakuan antara kelompok A dan kelompok B denagn
jeda selama beberapa waktu (periode wash out).
Sehingga, keduanya berkesempatan menjadi kelompok
eksperimental dan kelompok kontrol.
2. Subyek yang diperlukan secara otomatis lebih sedikit
dari desain paralel (separuh dari desain paralel).
3. Waktu penelitian menjadi lebih lama dengan
kemungkinan drop out yang besar pula.
Kelompok
eksperimental
Efek +
Subyek yang
memenuhi
kriteria
Efek -
R Efek + Kelompok
kontrol Efek -
57
Beberapa yg perlu di perhatikan dlm desain cross-over:
1. Terdapat efek carry over yakni efek obat pertama
belum hilang saat dimulai pengobatan kedua.( jgn lupa
ya, disini satu subyek mendapat dua perlakuan
sekaligus, oke)
2. Terdapat efek order, yakni terjadinya perubahan derajat
penyakit/keadaan lingkungan selama penelitian
berlangsung.
3. Terdapat periode wash out yakni waktu utk
menghilangkan efek obat awal sebelum pengobatan
kedua dimulai (efek carry over).
Latin Square Design
Biasanya digunakan ketika lebih dari 2 perlakuan
harus diberikan kepada masing-masing subject.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada desain latin
square ini:
1. Masing2 variabel memiliki persamaan jumlah
tingkatan/kategori, termasuk subject (jumlah
subject=jumlah perlakuan/treatment).
2. Masing-masing subject menerima seluruh perlakuan
treatment.
3. Tidak ada interaksi diantara variabel.
Greco-latin square design
sama dengan desain latinsquare, bedanya hanya
ditambah 1 variabel atau lebih.
Order
I II III
Subject Aα Bβ Cϒ
Bϒ Cα Aβ
Cβ Aϒ Bα
Factorial design
complete
Efek +
Periode wash out
Perlakuan Perlakuan
Kelompok
kontrol
R
Kelompok
kontrol
Kelompok
eksperimental Efek -
Efek + Kelompok
eksperimental Efek -
58
Merupakan kombinasi dari masing-masing variabel,
sehingga terjadi memungkinkan terjadinya interaksi diantara
variabel yang ada.misal:
Variabel 1 – treatment (A, B, C)
Variabel 2 – severity of dis. (mild, mod, severe)
Variabel 3 – gender (male, female)
Sehingga terjadi 3 x 3 x 2 kombinasi= 18 grup
treated dalam waktu yang sama.
Incomplete design
merupakan perpaduan dari latin square dengan
factorial.
Sequential design
Inti dari desain ini adalah dibauat sebuah penyangga,
yang menjadi indikasi batas signifikan/non signifikan
suatu data.Desain ini hanya membandingkan dua
treatment saja.Treatment atau perlakuan dibuat sepasang
(subjek berbeda/beberapa subjek pada waktu yang
berbeda
Thank You
Semoga tentir ini bermanfaat buat kalian belajar !
Please forgive any kind of mistake we made
59
Penggunaan Hewan Coba pada Biomedical Research
By Adlina Zahra dan Imtiyazi Nabila
Ilmu yang mempelajarin hewan coba itu gunanya buat: mempelajari produksi,pemeliharaan, dan studi
penggunaan hewan uji untuk penelitiaan biomedical dan edukasi
melibatkan seluruh profesional dari berbagai disiplin keilmuan dan pendidikan seperti anatomi, peternakan, komparatif biologi, teknik, ilmu lingkungan, etik, genetik, mikrobiologi, farmakologi, fisiologi, dan toksikologi.
meliputi penyediaan, breeding, care, kesehatan, dan seleksi hewan uji yang digunakan pada penelitian biomedical, behavioral and testing.
Menurut U.S National Research Committee on Animal Model for Aging, mendefinisikan hewan model sebagai hewan yang secara normative biologi atau perilaku dapat dipelajari, secara spontan atau proses patogenesis dapat diinvestigasi dan secara fenomena pada satu atau beberapa kejadian menggambarkan fenomena pada manusia dan beberapa spesies Hewan model diartikan secara lugas sebagai hewan yang memodelkan manusia (modelling human) atau lebih tepat diistilahkan ”model manusia” (Hau, 2004). Kalo TUJUAN dari penggunaan hewan coba ini seperti:
Studi mekanisme dan fenomena biologi yang normal atau abnormal Uji keamanan/ toksisitas Pengembangan suatu obat Studi abnormalitas dan proses dan fenomena patogen (Hau, 2006)
Nah, pentingnya hewan coba itu untuk apa aja sih Mengapa hewan coba digunakan dalam penelitian?
• Sistem organ dan tubuh mirip manusia atau hewan lainnya • Mudah terinfeksi penyakit yang sama yang mempengaruhi manusia • Waktu hidup yang pendek, sehingga dapat dipelajari melalui seluruh hidup hewan coba • Lingkungan mudah dikontrol, sehingga dapat diminimalkan pengaruhnya terhadap variabel penelitian
Aplikasi hewan coba dalam biomedical research dan bidang lain
• Life science • Fenomena fisiologi, Patogenesis, Pencegahan dan kontrol peny. • Parmaceutical dan kimia industri • Pengembangan serum dan vaksin, Drug safety dan tes toksisitas • Efek samping produk kimia • Ilmu hewan • Vaksin, Nutrisi • Pertanian • Residu pestisida, Drug safety dan test toksisitas • Behafioral research (prolaku) • Observasi prilaku, Animal model penelitian
60
• Rekayasa genetic TIPE HEWAN PERCOBAAN Invertebrata • Drosophilla melanogaster, lalat buah • Caenohabditis elegans, cacing nematoda Digunakan untuk
• Penelitian genetik Keuntungan:
• Siklus hidup pendek • Dapat dipelajari dengan jumlah banyak • Jumlah kromosom sedikit • Sistem imun yang masih sederhana
Non-primate vertebrata
• Rodent (mencit, tikus, hamster, guenea pig dll) • Kelinci • Anjing • Kucing • Mamalia sejenis monyet • Mamalia besar
Vertebrata non mamalia • Ayam reptil, ular, katak, ikan dll
Hewan percobaan tradisional • Rodent (mencit, tikus, hamster, guenea pig dll) • Kelinci • Anjing
• Kucing • Mamalia sejenis monyet
Hewan percobaan modern • Mamalia besar (babi, ternak, domba, kuda dll) • Vertebrata non mamalia (ayam, reptil, ular, amphibi, katak ikan) • Invetebrata (serangga)
Non-human primata digunakan untuk uji toksikologi, studi AIDS dan hepatitis, neurologi, prilaku dan kognisi, reproduksi, genetik, dan xenotransplantasi
Dari seluruh tipe tipe hewan diatas, yang paling sering digunakan itu hewan yang mamalia non primate, contohnya itu mencit, tikus, kelinci. Kenapa? Karena ada keuntunganyaaaaa, kayak gini nih contoh keuntunganya: Mencit
• Species vetebrata yang paling sering digunakan untuk penelitian • Ukurannya kecil, murah, mudah dan reproduksinya cepat • 99% memiliki gen yang mirip dengan manusia • Melalui perkembangan rekayasa genetik, mencit yang secara genetik dimodifikasi dan digunakan untuk menyediakan model penyakit manusia secara lebih luas.
61
Tikus • Banyak digunakan untuk penelitian fisiologi, toksikologi, dan kanker • Manipulasi genetik lebih susah dibandingkan mencit (sehingga membatasi penggunaaan tikus untuk penelitian dasar)
Kelinci • Banyak digunakan untuk produksi antibodi poliklonal
Kucing • Sering digunakan untuk penelitian neurologi
Anjing • Banyak digunakan pada penelitian biomedical, testing, dan edukasi • Khususnya jenis beagles, karena jinak dan mudah penanganannya • Umumnya digunakan untuk model penyakit manusia bidang kardiologi, endokrinologi, dan asteologi, arthologi
Sekarang ada lagi nih pembagian hewan coba berdasarkan spesifikasi mikroorganisme di dalam lab, mari kita simak bersama! Hewan coba bebas kuman (germfree animals, axenic animals)
• Bebas microorganisme hidup • Diisolasi pada area bebas kuman (untuk tujuan pemejanan agen viral, bakteri dan parasit)
• Diperoleh secara caesar Gnotobiotik animals
• Sering disebut hewan flora • bebas kuman • Diperoleh secara caesar • Hewan diketahui masih mengandung 1 atau lebih bakteri non pathogen
Hewan percobaan bebas patogen (pathogen-free) • Terjamin bebas patogen • Diperoleh secara ceasar • Breeding dilakukan dalam lingkungan bebas patogen
Specific pathogen-free animal (SPF animals) • Terjamin bebas patogen tertentu • Dilampirkan list ketiadaan patogen • Diperoleh secara caesar • Breeding pada area SPF
Hewan coba bebas anti virus antibodi • Bebas dari anti virus patogen antibodi • Disertai list pengamatan serologi untuk patogen spesifik
Hewan coba bersih secara konvensional (hewan percobaan termonitor)
• Level bersih secara konvensional • Dilakukan monitoring atau inspeksi mikroorganisme patogen utama
Hewan percobaan konvensional (holoxenique animals)
62
• Pada level konvensional • Lingkungan terbuka • Tidak ada monitoring dan inspeksi mikroorganisme patogen • Tidak ada kontrol personal
Animal model untuk penyakit manusia 1. induced (experimental) models 2. Spontaneous (mutan) Models 3. Induced Mutant Models
- transgenics - Knock-Outs - Chemically induced
4. Negative Models 5. Orphan Models
Faktor non eksperimen yang mempengaruhi hewan coba, ayo dilihat gambar nan gak jelas namun familiar ini:
Maksud dari gambar ini kurang lebih tentang factor factor yang ngaruh banget buat kehidupan hewan itu, dilihat dari 3 aspek yang semuanya saling terkait. Baca gambar diatas tuh kaya baca diagram Venn.
1. Faktor dari hewan itu sendiri
Metabolic State
Age, Sex, Reproductive state
Disease
Genetic Factors
Stress
Biologic Rhytms
2. Factor dari fisik dan lingkungan
Relative humidity
Ventilation
Metabolic State
Light Cycle and Quality
Noise
Contact bedding
63
Diet and water
Room temperature
3. Faktor manipulasi pas lagi riset
Type of manipulations
Duration of manipulations
Experimental stress
Pain and distress
Gentle handling
Daily routines
Number of animal per cage
Type of cage
Pendirian etik kaum penyayang hewan
1. Melindungi hewan dari penderitaan yang tidak perlu 2. Tiap individu hewan mempunyai nilai intrinsik, dan
harus dihargai dan dilindungi 3. Hewan punya insting biologik, dan keinginan 4. Hewan dapat merasa nyeri, sehingga harus bisa
hidup bebas dari penderitaan akibat ulah manusia 5. Tugas manusia untuk memberi kesejahteraan pada
hewan
6. Penggunaan hewan oleh manusia harus dievaluasi secara kritis dan reguler.
Sejarah penggunaan hewan untuk penelitian: WMS Russel & RL Burch
The Principle of Human Experimental Technique
1. Replacement 2. Reduction 3. Refinement
Relevance
Terkenal dengan 3Rs of Russel & Burch
1. Replacement: Setiap metoda yang menggunakan materi yang tidak dapat merasa sebagai pengganti hewan coba
2. Reduction: Mengurangi jumlah hewan coba 3. Refinement: Setiap pengembangan metode
penelitian menuju ke pengurangan keparahan (severity) prosedur.
Macam-macam alternatif pengganti Hewan coba
1. Komputer modelling 2. Sistiem prediktif 3. Sistem sel rekayasa genetik 4. Kultur sel dan jaringan 5. Mikroba
64
6. Non-vetebrata Alternatif untuk uji tapis (screening test) Alternatif bersifat komplementer, bukan pengganti total.
Keterbatasan kultur jaringan:
1. Masih tergantung pada serum darah hewan 2. Serum darah manusia tidak cukup 3. Serum darah manusia sering tercemar (kopi, alkohol
dll) Uji in vitro:
1. Sangat bermanfaat dan dapat mengganti Hewan coba
2. Lebih cepat dan murah 3. Tidak dapat untuk efek karsino-/mutagenik sesudah
lahir, in vitro hanya bersifat komplementer Tugas Komite Etik
1. Mengevaluasi proposal penelititan 2. Memberi ijin penelitian (Ethical clearence) 3. Memberi konsultasi penelitian 4. Memonitor pelaksanaan penelitian 5. Memberikan laporan kepada institusi secara periodik
65
10 MASALAH KESEHATAN
YANG PALING DOMINAN DI INDONESIA DAN
SOLUSINYA
BY AMATILLAH RAIFAH DAN NADIYAH ZHAFIRAH
LUVI
Mari kita bahas materi ini dengan menbaca Basmallah.
Teman-teman, materi kuliah ini sebenarnya sifatnya sudah aplikatif
Maksudnya kita diajak berpikir untuk membuat suatu penelitian
yang lebih luas lagi, tidak sekedar membuat ekstrak tanaman atau uji
coba hewan. Prof. Sarjana memberikan materi ini sebagai contoh
dari penelitian yang sifatnya Global.
Jadi, dibaca aja ya, untuk mengembangkan wawasan.
I. LATAR BELAKANG MASALAH
[TEORI] Identifikasi Masalah penelitian merupakan hal pertama yang
harus dilakukan oleh setiap peneliti. Masalah kesehatan terjadi apabila
terdapat kesenjangan antara apa yang seharusnya (das Sollen) dengan
apa yang sekarang ada (das Sein).
Agar suatu masalah kesehatan dapat diangkat menjadi masalah
MAMPU LAKSANA, MENARIK, MEMBERIKAN SESUATU
YANG BARU, ETIS, serta RELEVAN. Kalau bahasa inggrisnya:
FINER (Feasible, Interesting, Novel, Ethical,
Relevant)
Dibawah ini, tabel 10 masalah yang paling dominan di Indonesia.
Biar teman-teman mudah menghapalnya
No Penyakit Keterangan Penyebab
1. Jantung Penyebab Kematian 26,3 %
di thn 2001
Tekanan darah tinggi
Kolesterol tinggi
Merokok
Obesitas
2. Diabetes Indonesia peringkat ke-4 di
Dunia
Tahun 2000:penderita 8,4 jt
Tahun 2025:diperkirakan ↑
jadi 12,4 jt
Pankreas tidak / terlalu
sedikit menghasilkan
insulin
Kerja insulin tidak
normal
Resistensi
3. Stroke Setiap tahun, 500.000
penduduk stroke.
Semua keadaan yang
bisa menyumbat atau
Simak baik2 ya!
66
2,5% dr penduduk indonesia
(125.000) meninggal
12 jt penduduk Indonesia
berumur >35th potensi
stroke
merobek pembuluh
darah arteri otak.
Trombosis
Emboli
Tumor Otak
Spasme arteri.
Tekanan darah tinggi
Kelemahan dinding
arteri
Cedera kepala
4. TBC Angka Insidensi TBC th
2002 555.000 kasus (256
kasus/100.000 penduduk)
46% diantaranya kasus baru
Mycobacterium
tuberculosis tipe
humanus (sering)
Mycobacterium
tuberculosis tipe
bovinus (jarang)
5. Pneumonia Survey Depkes 2001
Penyebab utama kematian
balita di Indonesia, 23%
Infeksi paru, penyebab:
semua jenis bakteri,
virus, jamur.
6. Gagal
Ginjal
Setiap 1jt → didapatkan
200-300 penderita baru dgn
gagal ginjal kronik (Depkes)
Kurang minum atau
dehidrasi
Kelebihan kalsium atau
asam urat dalam darah
Infeksi ginjal
Terlalu lama istirahat di
tempat tidur, misal
karena sakit
7. Diare Setiap tahun sekitar 100 jt
episode diare pada orang
dewasa (WHO)
Anxietas/rasa cemas
Keracunan makanan
Infeksi virus dari usus
Alergi terhadap
makanan tertentu
8. Kanker Di Indonesia diperkirakan
100 penderita kanker baru
per 100.000 penduduk per
tahun (SKRT)
Unsur-unsur diet,
misalnya terlalu banyak
lemak, kurang makanan
berserat
Senyawa kimia, misal
asap, karbon, radiasi
Virus jenis tertentu
seperti hepatitis B
9. Depresi 185 dari 1000 penduduk
menunjukkan gejala-gejala
gangguan jiwa. "Artinya,
dalam setiap rumah tangga
di Indonesia setidaknya
terdapat satu orang yang
Tidak ada sebab nyata
Stres berat
Perubahan hormon
pada wanita selama
menstruasi, sehabis
melahirkan, dan periode
67
mengalami gejala-gejala
gangguan jiwa” (SKMRT)
menopause
Penyakit tertentu
seperti pendarahan
otak, penyakit ruam
syaraf, psoriasis.
10. Hepatitis Prevalensi hepatitis atau di
Indonesia hingga kini masih
cukup tinggi, yaitu antara
2-20 % dari total jumlah
penduduk atau sekitar 4-40
juta jiwa
Virus hepatitis,
ditularkan melalui
kontak darah, dan air
ludah dengan orang
yang terinfeksi atau
carrier.
Penyebab umum masalah kesehatan diatas :
Polusi (air, udara, suara)
Stres, depresi
Makanan & minuman yang tidak sehat
Bahan-bahan kimia dan obat-obatan
Kurang berolah raga
Identifikasi Masalah, yang dapat dirumuskan dari 10
masalah diatas :
Tantangan Tenaga Kesehatan Dokter Dalam Kerangka Sistem
Pelayanan Kesehatan Nasional
Tantangan Tenaga Kesehatan Dokter Tingkat Global
Kaitan Pendidikan Dokter dengan Sistem Pelayanan Kesehatan di
Indonesia
II. KAJIAN (ASSESSMENT) DAN MONITORING
Kajian (assessment) dan monitoring yang dilakukan, sebagai
berikut.
1. Memantau status kesehatan untuk mengidentifikasikan masalah
kesehatan atau kondisi lingkungan yang berbahaya.
2. Mendiagnosis dan menyelidiki masalah kesehatan dengan
mempelajari kondisi lingkungan atau perilaku di masyarakat yang
menjadi faktor risiko kesehatan terjadinya penyakit.
68
III. MENYUSUN DAN MELAKSANAKAN KEBIJAKAN
KESEHATAN
1. Menginformasikan, mendidik, dan memberdayakan penduduk
seputar persoalan kesehatan.
2. Menggerakkan kemitraan dengan masyarakat untuk
mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah kesehatan.
3. Mengembangkan kebijakan dan perencanaan untuk mendukung
adanya upaya kesehatan perorangan maupun upaya kesehatan
masyarakat.
IV. MENJAMIN AKSES YANG TEPAT DAN
PELAYANAN YANG COST EFFECTIVE
1. Menegakkan hukum dan peraturan yang melindungi kesehatan
dan menjamin keselamatan
2. Menciptakan sistim rujukan yang dapat menjamin pemberian
layanan kesehatan yang dalam kondisi ketidak tersediaan layanan
3. Menjamin tenaga kesehatan yang bekerja di masyarakat memiliki
kompetensi yang tepat dan sesuai
4. Mengevaluasi keefektifan, keterjangkauan, dan mutu layanan
kesehatan baik perorangan maupun masyarakat
V. DALAM MENCARI SOLUSI INOVATIF, FUNGSI YANG
DIBUTUHKAN ADALAH:
Melakukan penelitian untuk mencari pengetahuan wawasan baru
dan solusi yang inovatif terhadap masalah kesehatan.
VI. TUJUAN
[TEORI] Tujuan Penelitian, ada 2:
1. Tujuan Umum/Ultimate Goal/Ultimate Objectives
Dinyatakan secara kategoris Tujuan akhir penelitian yang hendak
dilakukan.
Sifatnya lebih luas atau jangka panjang.
2. Tujuan Khusus/Specific Objectives
Dinyatakan secara jelas dan tajam hal-hal yang akan langsung
diukur, dinilai, atau diperoleh dari penelitian.
Contoh :
Tujuan Umum : Menurunkan angka kematian pasien demam berdarah.
Tujuan Khusus :
a. Memperoleh data faktor risiko untuk timbulnya renjatan berulang
69
pada pasien demam berdarah dengue.
b. Mengetahui manfaat cairan X untuk mencegah renjatan berulang
pada pasien demam berdarah dengue.
Untuk penulisan tujuan umum dan khusus bisa dibuat secara naratif
dalam satu kalimat bila terdiri dari satu atau dua butir, bisa juga
dibuat point-point bila terdiri dari banyak butir.
Tetapi tujuan pada slide yang dijelaskan tidak
sesuai dengan teori ini. Jangan bingung dan
jangan bimbang, pahami saja teorinya,
Tujuan dalam penelitian ini :
1. Menelaah tantangan kebutuhan masyarakat dan masalah kendala
profesionalitas
2. Memaparkan solusi penelitian kesehatan yang tepat
3. Menjelaskan filosofi, perkembangan, dan kedudukan kesehatan
masyarakat sebagai ilmu, dan rumusannya dalam kompetensi,
4. Memberikan gambaran tentang sistem pendidikan dokter di
Indonesia, meliputi jenis dan jenjang pendidikan, kompetensi
setiap jenjang, jenjang karir luaran pendidikan, serta akreditasi
institusi/program studi.
VII. DASAR PENYUSUNAN TUJUAN NA (NATIONAL
ASSESSMENT)
1. Perkembangan sejarah (historical development) pendidikan
dokter yang dinamik, cepat dan solid
2. Prediksi gambaran situasi kesehatan masyarakat (public health
situations and predictions), baik lokal-nasional dan global
3. Perkembangan sosiologis pendidikan dokter yang berupaya
menjawab tantangan kesehatan masyarakat
4. Perkembangan yuridis di Indonesia yang memberikan kerangka
logis memerlukan profesionalitas pendidikan dokter
5. Perkembangan dan situasi normatif pendidikan dokter dari sisi
filsafat keilmuannya, etika pelaksanaannya dan rumusan
kompetensi serta ketrampilan yang spesifik dan unik.
70
VIII. KEGUNAAN
[TEORI]
MANFAAT PENELITIAN
Biasanya bidang yang disebutkan dalam manfaat
penelitian ada AKADEMIK/ILMIAH,
PELAYANAN MASYARAKAT, serta
PENGEMBANGAN PENELITIAN itu sendiri
Kegunaan pada penelitian ini :
1. Memberikan masukan kepada kementrian kesehatan untuk
menjadi dasar dalam merumuskan ketentuan-ketentuan
pendidikan dokter
2. Menjadi dasar dalam penetapan nomenklatur tenaga kesehatan
masyarakat, dalam RUU Tenaga Kesehatan RI, 2011
3. Memberikan gambaran kepada kementerian terkait dan
masyarakat tentang kompetensi dan jenjang karir yang akan
diperoleh bagi seorang lulusan pendidikan kesehatan masyarakat
4. Memberikan masukan kepada para penyelenggara pendidikan
tinggi untuk dijadikan pedoman dalam pelaksanaan pendidikan
IX. METODE PENDEKATAN
X. BAB II : LANDASAN PEMIKIRAN
Landasan Filosofis
Kebangkitan ilmu pengetahuan pada akhir abad 18 - awal abad
19
Winslow: upaya profesional yang dikembangkan untuk mampu
mencegah penyakit, mempepanjang usia hidup, dan
71
meningkatkan kesehatan secara efisen, melalui upaya
masyarakat yang terorganisasi secara sistematis.
Bahwa kebijakan publik yang memperhatikan aspek kesehatan
dan perilaku sehat, diyakini akan menurunkan angka penyakit
dan kematian dimasa datang.
Bidang-bidang yang berkembang meliputi : Kesehatan
Lingkungan dan Kesehatan Kerja, Epidemiologi, Biostatistik,
Administrasi kebijakan Kesehatan dan Gizi, Pendidikan
Kesehatan dan Ilmu Perilaku.
Berkembangnya pemahaman tentang peran sosial, ekonomi dan
politik terhadap kesehatan masalah kesehatan tidak hanya
upaya penyembuhan penyakit secara perorangan atau kelompok,
tetapi kearah upaya sistematis untuk promosi dan pencegahan
penyakit.
Pendekatan retrospektif (past) untuk membantu pendekatan
pengobatan klinis, tapi juga pendekatan prospektif (future) untuk
mengatasi masalah di masa akan datang.
Evolusi perkembangan definisi kesehatan yang bersandar pada
kekuatan keadilan sosial: sebagai pernyataan hak-hak individu
dan masyarakat. Hak mendapatkan informasi, memperoleh
pengetahuan yang benar, menjalankan perilaku secara sehat,
menolak perilaku menyimpang yang berdampak, dan
mendapatkan pelayanan kesehatan, baik peventif maupun kuratif.
DEFINISI: Kombinasi dari ilmu pengetahuan, ketrampilan,
moral dan etika, yang diarahkan pada upaya pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan semua orang, memperpanjang hidup
melalui tindakan kolektif, atau tindakan sosial, untuk mencegah
penyakit dan memenuhi kebutuhan menyeluruh dalam kesehatan,
dengan menggunakan srategi pemberdayaan masyarakat untuk
hidup sehat secara mandiri”
Landasan Sosiologis
Interaksi antara sistem pendidikan dokter dan perkembangan ilmu
yang dinamis.
Interaksi antara kebutuhan pengembangan konseptual pendidikan
dokter yang membutuhkan biaya penyelenggaraan pendidikan
besar dengan penjaminan kualitas
Interaksi antara lulusan kedokteran dan tuntutan kerja yang
profesional, berkarakter moral dan memiliki beretika kerja.
CAPEK GA TEMEN2??
Guling-guling, baring-baring dulu dah..
72
XI. TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan pustaka adalah peninjauan kembali pustaka-pustaka yang
terkait
Tujuan tinjauan pustaka :
1. Mengkaji permasalahan
2. Membantu pemilihan prosedur penelitian
3. Mendalami landasan teori sesuai dengan permasalahan
4. Mengkaji kelebihan dan kekurangan hasil penelitian terdahulu
5. Menghindari duplikasi
6. Menunjang perumusan masalah
Contoh ada di slide dr.sarjana no. 26-33 (baca lagi ya^^)
Klasifikasi Penelitian :
1. Penelitian dasar (basic research)
Untuk memperoleh pengetahuan lebih lengkap dari subyek yang
diteliti; “Tidak memiliki tujuan komersial khusus meskipun
73
penelitian tersebut mungkin dalam bidang atau minat suatu
industri”.
2. Penelitian terapan & Pengembangan (applied research &
development)
Untuk memperoleh pengetahuan atau pemahaman yang
diperlukan → menentukan suatu cara pemenuhan kebutuhan
nyata dan spesifik; mempunyai tujuan komersial khusus berkaitan
dengan produk atau proses. Penggunaan sismatis pengetahuan
atau pemahaman yang diperoleh dari penelitian.
Intinya tuh : Membantu perkembangan kegiatan
penciptaan untuk menghasilkan kemajuan teknologi
3. Penemuan cara baru (innovation)
Kombinasi pemahaman dan penciptaan dalam bentuk yang secara
social bermanfaat dan dapat menghasilkan produk atau proses.
XII. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
Tujuan penelitian adalah menentukan, mengembangkan,
dan menguji kebenaran.
1. Tujuan umum
Rangkuman dari keseluruhan tujuan khusus
Bersifat ideal
2. Tujuan khusus
Uraian dari berbagai hal yang ingin diketahui pada
penelitian yang akan dilakukan
Bersifat objektif
Contoh slide dr.sarjana no.34:
Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk memetakan
penelitian-penelitian yang telah dilakukan dalam ilmu-ilmu alam
(Natural Sciences), yang berkaitan dengan delapan sasaran
Pembangunan Milenium Indonesia.
3. Manfaat penelitian
Hasil positif dari adanya penelitian
Contoh slide dr.sarjana no.34:
Manfaat dari hasil penelitian ini diharapkan dapat disusun
rekomendasi mengenai arah, kebijakan, bahkan judul (tema)
penelitian dalam bidang ilmu-ilmu pengetahuan alam yang
mendukung pencapaian tujuan pembangunan milenium selama
lima tahun terakhir masa pencapaian MDGs (2010-2015).
74
XIII. METODE PENELITIAN
1. Tentukan metode penelitian
2. Langkah pelaksanaan penelitian
3. Pengumpulan data
4. Penentuan Klasifikasi Penelitian
Contoh slide dr.sarjana no.38 :
Klasifikasi penelitian di bidang Ilmu Pengetahuan Alam dan
tingkat penerapannya dilakukan melalui Focus Group Discussion
(FGD) yang melibatkan para pakar di bidang Ilmu Pengetahuan
Alam
75
Dihapalin ya,
siapa tau ditanya
(hihihi)
5. Content Analysis
Contoh slide dr.sarjana no.38 :
Tahap I
Analisis dilakukan untuk melihat kesesuaian isi abstrak dengan
delapan sasaran pembangunan millennium.
Penelitian-penelitian yang memenuhi keterkaitan dengan sasaran
pembangunan millennium kemudian dianalisis lagi pada content
analysis tahap 2.
Tahap II
Analisis dilakukan berdasarkan klasifikasi hasil penelitian ilmu-ilmu
pengetahuan alam yang ditetapkan berdasarkan FGD.
6. Review Hasil Content Analysis
7. Penyusunan Peta Penelitian
....Temen-temen, sebenernya di pembahasan selanjutnya sampe
abis ngebahas tentang MDG’s semua, gimana dong ? Hiks.. Aku
tulisin aja lg ya biar jarinya ga pegel bolak-balik
tentir ama slide mulu, fufufu~
MDG’s → Milenium Development Goals
8 Tujuan Utama Pembangunan Milenium:
1. Memberantas kemiskinan dan kelaparan
2. Mencapai pendidikan dasar yang universal
3. Mempromosikan kesetaraan jender dan pemberdayaan
perempuan
4. Menurunkan kematian balita
5. Meningkatkan kesehatan ibu
6. Memerangi HIV/AIDS, malaria & penyakit menular lain
7. Menjamin kelestarian fungsi lingkungan hidup
8. Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan
76
77
Alhamdulillah selesai sudah materi kita. Semoga melekat dalam
otak, tertanam di dalam hati sanubari, dan lancar keluarnya utk di
recall saat ujian nanti :3 Amiin ya Allah. Daftar Pustaka:
[1] Slide Prof. Sarjana
[2] Buku Dasar-Dasar Penelitian Metodologi Penelitian Klinis
[3] Penuisan Tinjauan Pustaka. http://mpkd.ugm.ac.id
[corrected by: M Reza Syahli]