(Studi Di Puskesmas Singgahan Kabupaten...
Transcript of (Studi Di Puskesmas Singgahan Kabupaten...
SKRIPSI
HUBUNGAN PROGRAM PENGELOLAAN PENYAKIT KRONIS (PROLANIS)
TERHADAP STATUS KESEHATAN PENDERITA HIPERTENSI
(Studi Di Puskesmas Singgahan Kabupaten Tuban)
PUTRI DESITA PURNAMA SARI
13.321.0105
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2017
HUBUNGAN PROGRAM PENGELOLAAN PENYAKIT KRONIS (PROLANIS)
TERHADAP STATUS KESEHATAN PENDERITA HIPERTENSI
(Studi Di Puskesmas Singgahan Kabupaten Tuban)
SKRIPSI
Diajukan dalam rangka memenuhi persyaratan
menyelesaikan Program Studi S1 Ilmu Keperawatan
Pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang
PUTRI DESITA PURNAMA SARI
13.321.0105
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2017
ii
iii
iv
v
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Tuban pada tanggal 08 desember 1995, putri dari
Bapak Sugeng Waluya dan Ibu Siti Jumiatun. Memiliki saudara atau adik
perempuan bernama Gisca Yunita Anissa Nuraini yang terpaut jarak 10 tahun.
Tahun 2007 penulis lulus dari SDN 1 Mulyoagung, tahun 2010 penulis
lulus dari SMPN 1 Singgahan, tahun 2013 penulis lulus dari SMAN 1 Singgahan
dan pada tahun 2013 penulis lulus seleksi masuk STIKES Insan Cendekia Medika
Jombang melalui jalur tes PMDK. Penulis memilih Program Studi S1
Keperawatan dari tiga pilihan program studi yang ada di STIKES ICME Jombang.
Demikian riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya.
Jombang, Mei 2017
Putri Desita Purnama Sari
113210105
vi
MOTTO
Pengalaman Hidup Yang Terlewati
Merupakan Motivasi Serta Guru Alami
Untuk Memilih Apa Prioritas dan Apa Penghambat
Pemahaman Yang Salah
Akan Menciptakan Kesalahan
Hasil Yang Tercipta
Merupakan Pedoman Serta Cerminan
Dari Sebuah Lukisan Usaha
Lakukan Terbaik, Untuk Hasil Terbaik
vii
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia dan
hidayahNya, serta kemudahan sehingga karya ini dapat terselesaikan.
Kupersembahkan karya ini kepada :
1. Ayah dan Mama yang aku sayangi, yang tiada pernah henti dan lelah
dalam mendukung aku serta memberikan kasih sayang yang begitu tulus,
selalu sabar menghadapi aku menjadi sandaranku ketika aku bersedih.
Beribu terimakasih tak akan dapat mewakilkan segala pengorbanan yang
telah kalian berikan untukku, hingga saat ini aku belum bisa menjadi anak
kebanggan kalian. Hanya persembahan sederhana yang tak sebanding ini
yang dapat ku persembahkan tanda cinta dariku untukmu Ayah dan Mama.
2. Saudaraku yang aku sayangi, adik yang tak pernah lelah bertengkar
denganku selalu cemburu ketika aku pulang kerumah karena perhatian
ayah dan mama terbagi tapi selalu perduli dan menyayangiku.
3. Sahabatku seperjuangan terutama sahabat GRAHA DJAYADI bisa disebut
sahabat KOREA, Suci Estini si Sutinem kembaran tercinta, Heni Krismon
teman trip dan jalan, Tia Lisdiati (Lambe Kaset), Elok Kusuma (Kak El),
Siti Masruroh (Culloh), Dian Ratna (Mamdi), Dwi Retno S (Temen dari
TK dan Sekampung), Yuhana Urba (Mbak Hana), Usnul Afifah Fauziah
(Ncex,Piton), Romadhona Febrianti (Mbak Dona), Soffi Nor Ida S (Mak
Sop). Seluruh sahabat di STIKES ICME dan semua temanku yang telah
membantu serta memberikan dukungan ketika aku lelah, terimakasih atas
perhatian serta kasih sayang kalian selama ini.
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-
Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Hubungan Program
Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS) Terhadap Status Kesehatan Penderita
Hipertensi ini dengan sebaik-baiknya.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skirpsi ini tidak akan
terselesaikan tanpa bimbingan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima
kasih kepada H. Bambang Tutuko, SH.S.Kep.,Ns.,MH., selaku ketua STIKES
ICME Jombang yang memberikan izin untuk membuat skripsi sebagai tugas akhir
program studi S1 Keperawatan, Inayatur Rosyidah, S.Kep.Ns.,M.Kep., selaku
kaprodi S1 Keperawatan, H. Bambang Tutuko, SH.S.Kep.,Ns.,MH. selaku
pembimbing utama yang memberikan bimbingan kepada penulis selama proses
penyusunan skripsi, Anin Wijayanti, S.kep.,Ns.,M.Kes selaku pembimbing
anggota yang memberikan bimbingan penulisan dan pengarahan kepada penulis,
Kepala STIKES ICME Jombang beserta Bapak Ibu dosen dan teman-teman yang
ikut serta memberikan saran dan kritik sehingga penelitian ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih
jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari
para pembaca demi penyempurnaan skripsi dan semoga skripsi ini bermanfaat
bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca bagi umumnya, Amin.
Jombang, Mei 2017
Penulis
( Putri Desita Purnama Sari )
13.321.0105
ix
ABSTRAK HUBUNGAN PROGRAM PENGELOLAAN PENYAKIT KRONIS
(PROLANIS) TERHADAP STATUS KESEHATAN
PENDERITA HIPERTENSI
(Studi di Puskesmas Singgahan Kabupaten Tuban)
Oleh :
PUTRI DESITA PURNAMA SARI
13.321.0105
Prolanis merupakan program pengendalian penyakit kronis seperti HT dan
DM yang cukup efektif dan efisien tapi masih banyak masyarakat yang belum
memanfaatkan pelayanan tersebut. Hipertensi dianggap sebagai masalah kesehatan
serius karena kedatangannya yang tanpa disadari dapat menimbulkan penyakit
yang mematikan. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis hubungan
program pengelolaan penyakit kronis (PROLANIS) terhadap status kesehatan
penderita hipertensi di Puskesmas Singgahan Kabupaten Tuban tahun 2017
Desain penelitian ini adalah analitik cross sectional, populasinya adalah
semua peserta program pengelolaan penyakit kronis (PROLANIS) yang menderita
hipertensi di Puskesmas Singgahan Kabupaten Tuban berjumlah 32 responden,
sampelnya berjumlah 30 responden dengan teknik purposive sampling,
variabelnya ada 2 yaitu variabel independent yaitu program pengelolaan penyakit
kronis (PROLANIS) dan variabel dependent yaitu status kesehatan penderita
hipertensi. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Teknik pengolahan data
menggunakan editing, coding, scoring dan tabulating. Analisa data menggunakan
uji “rank spearman”. Hasil penelitian ini didapatkan dari 30 responden terdapat sebagian besar
responden berjumlah 27 bernilai baik dalam mengikuti program prolanis (90,0%) dan 24 responden (80,0%) berstatus kesehatan baik. Hubungan pengelolaan penyakit kronis (PROLANIS) terhadap status kesehatan penderita hipertensi yang bernilai baik sebanyak 24 responden (80,0%). Hasil uji “rank spearman” dengan
SPSS didapatkan (ρ = 0,03), sehingga H0 ditolak. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah ada hubungan pengelolaan penyakit
kronis (PROLANIS) terhadap status kesehatan penderita hipertensi di Puskesmas Singgahan Kabupaten Tuban.
Kata Kunci : program prolanis, status kesehatan, penderita hipertensi
x
ABSTRACT
RELATIONSHIP PROGRAM OF CHRONIC (PROLANIS)
DISEASES ON HEALTH CERTIFICATE
STATUS PATIENTS HYPERTENSION
(Study at Puskesmas Singgahan, Tuban Regency)
By:
PUTRI DESITA PURNAMA SARI
13.321.0105
Prolanis is a program of chronic disease control such as HT and DM which
is quite effective and efficient but still many people who have not utilize the
service. Hypertension is considered a serious health problem because its
unconscious arrival can lead to a deadly disease. The purpose of this study is to
analyze the relationship of chronic disease management program (PROLANIS) to
the health status of hypertensive patients in Puskesmas Singgahan, Tuban
Regency in 2017
The design of this study is cross sectional analytic, the population is all
participants of chronic disease management program (PROLANIS) suffering from
hypertension in Puskesmas Singgahan, Tuban Regency is 32 respondents, the
sample is 30 respondents with purposive sampling technique, there are 2 variables
that is independent variable that is disease management program Chronic
(PROLANIS) and dependent variable that is health status of hypertension patient.
Data collection using questionnaires. Data processing techniques using editing,
coding, scoring and tabulating. The data analysis used the "rank spearman" test
The results of this study obtained from 30 respondents there are most
respondents amounted to 27 good value in following the prolanis program
(90.0%) and 24 respondents (80.0%) good health status. Relation of management
of chronic disease (PROLANIS) to health status of hypertension patient with good
value counted 24 respondents (80,0%). The result of "rank spearman" test with
SPSS is obtained (ρ = 0,03), so H0 is rejected. The conclusion in this research is
there is correlation of management of chronic disease (PROLANIS) to health
status of hypertension patient at Singgahan Health Center of Tuban Regency.
Keywords: prolanis program, health status, hypertension patient
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i
HALAMAN JUDUL DALAM .................................................................................. ii
SURAT PERNYATAAN ............................................................................................ iii
LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................... iv
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................ v
RIWAYAT HIDUP ..................................................................................................... vi
MOTTO .......................................................................................................................... vii
LEMBAR PERSEMBAHAN .................................................................................. viii
KATA PENGANTAR ................................................................................................ ix
DAFTAR ISI................................................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL ....................................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. xvi
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xvii
DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN ....................................................... xviii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................. 4
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................................. 4
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................................ 5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Prolanis .................................................................................................... 6
2.2 Konsep Status Kesehatan .................................................................................... 14
2.3 Konsep Hipertensi ................................................................................................ 23
2.4 Bentuk Penilaian Program .................................................................................. 38
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL
3.1 Kerangka Konseptual........................................................................................... 40
3.2 Hipotesis ................................................................................................................. 41
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1 Desain penelitian .................................................................................................. 42
4.2 Waktu dan tempat penelitian .............................................................................. 42
xii
4.3 Populasi, sampel dan sampling .......................................................................... 43
4.4 Kerangka Kerja ..................................................................................................... 46
4.5 Identifikasi Variabel ............................................................................................. 47
4.6 Definisi Operasional ............................................................................................ 47
4.7 Pengumpulan Data dan Analisa Data ............................................................... 49
4.8 Etika Penelitian ..................................................................................................... 58
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian ..................................................................................................... 60
5.2 Pembahasan ........................................................................................................... 68
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 76
6.2 Saran ........................................................................................................................ 76
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Tabel 2.1 Penggolongan status kesehatan ........................................................ 19
2. Tabel 2.2 Klasifikasi hipertensi .......................................................................... 28
3. Tabel 2.3 Klasifikasi Hipertensi European ...................................................... 28
4. Tabel 4.1 Definisi operasional ............................................................................ 48
5. Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin................................................. 62
6. Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Umur ................................................................ 62
7. Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Tekanan Darah............................................... 63
8. Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Lama Menderita ............................................ 63
9. Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Status Perkawinan ......................................... 64
10. Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Pendidikan Terakhir ..................................... 64
11. Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Pekerjaan ........................................................ 65
12. Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Penghasilan .................................................... 65
13. Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi Prolanis ........................................................... 66
14. Tabel 5.10 Distribusi Frekuensi Status Kesehatan......................................... 66
15. Tabel 5.11 Tabulasi Silang Hubugan Prolanis terhadap Status
Kesehatan Penderita Hipertensi ......................................................................... 67
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Gambar 2.1 Skema pengelolaan penyakit kronis ........................................... 9
2. Gambar 2.2 Rentang sehat sakit ......................................................................... 18
3. Gambar 3.1 Kerangka konseptual ...................................................................... 40
4. Gambar 4.4 Kerangka kerja ................................................................................ 46
xv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran 1 Lembar Permohonan Menjadi Responden
2. Lampiran 2 Lembar Pernyataan Menjadi Responden
3. Lampiran 3 Lembar Kuesioner
4. Lampiran 4 Jadwal Penelitian
5. Lampiran 5 Tabulasi Umum
6. Lampiran 6 Tabulasi Data Khusus
7. Lampiran 7 Tabulasi Validitas
8. Lampiran 8 Hasil Uji Validitas Dan Reliability
9. Lampiran 9 Hasil Uji Statistik Kuesioner
10. Lampiran 10 Lembar Pernyataan Dari Perpustakaan
11. Lampiran 11 Lembar Surat Studi Pendahuluan dan Pre Survey Data
12. Lampiran 12 Lembar Surat Izin Penelitian
13. Lampiran 13 Lembar Surat Telah Melakukan Penelitian
14. Lampiran 14 Lembar Konsultasi
15. Lampiran 15 Surat bebas plagiasi
xvi
DAFTAR LAMBANG
1. H1 : hipotesis alternatif
2. % : prosentase
3. α : alfa (tingkat signifikansi)
4. р : nilai yang diperoleh
5. √ : ceklist / centang
6. ƒ : skor yang didapat
7. Ν: besar populasi
8. n: besar sampel
9. ≤
10. ≥
11. >
12. <
: kurang dari sama dengan
: lebih dari sama dengan
: lebih dari
: kurang dari
DAFTAR SINGKATAN
ACE
ASKES
BPJS
CT Scan
DM
EKG
Faskes
GDP
GDPP
HbA1C
: Angiostensin Converting Enzyme
: Asuransi Kesehatan
: Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
: Computerized Tomography Scanner
: Diabetes Mellitus
: Elektro Kardio Gram
: Fasilitas Kesehatan
: Gula Darah Puasa
: Gula Darah 2 Jam PP
: Komponen minor dari hemoglobin terkait dengan glukosa
xvii
HT : Hipertensi
ICME : Insan Cendekia Medika WHO :
IMT : Indeks Massa Tubuh
JAMKESDA : Jaminan Kesehatan Daerah
JAMKESMAS : Jaminan Kesehatan Masyarakat
KB : Keluarga Berencana
KESBANGPOL : Kesatuan Bangsa dan Politik
PPDM : Peserta Prolanis Diabetes Mellitus
PPHT : Peserta Prolanis Hipertensi
PROLANIS : Pengelolaan penyakit kronis
Riskesdas : Riset Kesehatan Dasar
RS : Rumah Sakit
RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah
S1 : Sarjana
SD : Sekolah Dasar
SMP : Sekolah Menengah Pertama
SMA : Sekolah Menengah Atas
SMS : Short Message Service
STIKes : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
xviii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gambaran masyarakat indonesia di masa depan yang ingin dicapai
meliputi pembangunan kesehatan ditandai oleh perilaku hidup sehat, memiliki
kemampuan menjangkau pelayanan kesehatan secara adil dan merata. Prolanis
salah satu program pengendalian penyakit kronis seperti HT dan DM dapat
dikatakan cukup efektif dan efisien tapi masih banyak masyarakat yang belum
memanfaatkan pelayanan tersebut.
Hipertensi dianggap sebagai masalah kesehatan serius karena
kedatangannya yang tanpa disadari dapat menimbulkan penyakit jantung dan
stroke yang mematikan. World Health Organization (WHO) 2013 hipertensi
merupakan kondisi dimana pembuluh darah memiliki tekanan darah tinggi
(tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan diastolik ≥90 mmHg) yang menetap
(Wahyudi, 2015).
Data WHO tahun 2000 sekitar 972 juta orang (26,4%) dengan
perbandingan pria 26,6% dan wanita 26,1% angka ini kemungkinan
mengalami peningkatan menjadi 29,2% di tahun 2025 (Masriadi, 2016).
Amerika Serikat menjadi negara dengan prevalensi hipertensi paling tinggi.
Sekitar 25.000 kematian dan lebih dari 1,5 juta mengalami serangan jantung
dan stroke setiap tahunnya (Carlson, 2016). Indonesia sendiri memiliki angka
hipertensi pada umur ≥ 18 tahun sebesar 25,8% tertinggi di Bangka Belitung
1
2
sebesar 30,9%. Prevalensi Jawa Timur menunjukan pengukuran penderita
hipertensi sebesar 26,2% (Riskesdas, 2013).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Deiby, Herlina, dan Hedison
(2016) tentang “Pengaruh Senam Prolanis terhadap Penyandang Hipertensi di
Klinik Husada Sario Manado” didapatkan hasil dari 25 responden diberi
perlakuan senam prolanis disimpulkan pada kedua kelompok latihan terdapat
penurunan bermakna tekanan darah sistolik dan diastolik setelah senam
prolanis selama 4 minggu berturut-turut. Angka penderita hipertensi di Tuban
tahun 2015 mencapai jumlah 6,3%. Angka hipertensi di Puskesmas Singgahan
setiap tahun mengalami peningkatan pada tahun 2014 hipertensi menduduki
peringkat ke-7 dengan jumlah 4,1% dari beberapa penyakit yang ada
kemudian pada tahun 2015 meningkat menjadi peringkat ke-5 dengan
persentase 5,3% dan tahun 2016 hipertensi menjadi peringkat ke-4 dengan
persentase 7,4%.
Besarnya permasalahan penderita hipertensi semakin mengalami
peningkatan. Menurut Jain (2011) dalam Masriadi (2016) Hipertensi
merupakan penyakit degeneratif yang banyak terjadi dan mempunyai tingkat
mortalitas cukup tinggi serta mempengaruhi status kesehatan, kualitas hidup
dan produktivitas seseorang. Bila hipertensi tidak mendapatkan penanganan
khusus maka dalam jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan arteri
dalam tubuh hingga mengakibatkan gagal jantung, stroke, kerusakan ginjal
dan kebutaan mata (Andra dan Yessie, 2013).
.
3
Sebelum mengenal BPJS, banyak orang lebih mengenal ASKES,
JAMKESMAS, JAMKESDA kartu ini bisa digunakan di faskes yang telah
terdaftar dan terpilih sesuai alur pelayanan dengan aturan yang berlaku.
Manfaat yang bisa anda gunakan dalam pelayanan tingkat puskesmas adalah
program prolanis berdasarkan pengalaman yang telah berlangsung rata-rata
peserta perbulan bertambah dengan mayoritas penderita hipertensi disusul
penderita DM adapun pemeriksaan yang bisa dilakukan adalah cek gula darah,
kolesterol, atau hanya untuk mengontrol tekanan darah tinggi. Dengan adanya
program ini peserta dapat memanfaatkan fasilitas yang ada untuk mengontrol
kesehatan mereka agar lebih diperhatikan lagi dalam menjaga kesehatan
(Hendi, 2015).
Seiring dengan meningkatnya masalah hipertensi yang terjadi, pemerintah
telah merencanakan berbagai kebijakan pelayanan kesehatan penderita
hipertensi dengan tujuan meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan
penderita hipertensi. Pelayanan kesehatan di tingkat masyarakat seperti
asuransi kesehatan, dalam programnya dirasa belum efektif dengan dibuktikan
banyaknya masalah rujukan untuk ke rumah sakit pada penderita hipertensi.
BPJS kesehatan sebagai Badan Pelaksana merupakan badan hukum publik
yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan kesehatan bagi
seluruh rakyat Indonesia. BPJS membuat program salah satunya yakni
pemeliharaan kesehatan bagi peserta yang menderita penyakit kronis seperti
hipertensi dan diabetes mellitus penyakit yang sering ditemukan pada
masyarakat. Program pengelolaan penyakit kronis (PROLANIS) merupakan
.
4
pelayanan kesehatan serta pendekatan proaktif yang dilaksanakan terintegrasi
yang melibatkan peserta fasilitas kesehatan BPJS yang menderita penyakit
kronis untuk mencapai kualitas hidup yang optimal (BPJS Kesehatan, 2014)
Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti Hubungan Program
Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS) terhadap Status Kesehatan
Penderita Hipertensi di Puskesmas Singgahan Kabupaten Tuban.
1.2 Rumusan Masalah
Adakah hubungan program pengelolaan penyakit kronis (PROLANIS)
terhadap status kesehatan penderita hipertensi di Puskesmas Singgahan
Kabupaten Tuban tahun 2017 ?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan umum
Menganalisis hubungan program pengelolaan penyakit kronis
(PROLANIS) terhadap status kesehatan penderita hipertensi di Puskesmas
Singgahan tahun 2017.
1.3.2 Tujuan khusus
1. Mengidentifikasi program pengelolaan penyakit kronis (PROLANIS)
di Puskesmas Singgahan tahun 2017
2. Mengidentifikasi status kesehatan pada penderita hipertensi di
Puskesmas Singgahan tahun 2017
.
5
3. Menganalisis hubungan program pengelolaan penyakit kronis
(PROLANIS) terhadap status kesehatan penderita hipertensi di
Puskesmas Singgahan Kabupaten Tuban tahun 2017
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat teoritis
Sebagai pengembangan ilmu yang berkaitan dengan status kesehatan
penderita hipertensi dan pemanfaatan program pengelolaan penyakit kronis
(PROLANIS)
1.4.2 Manfaat praktis
1. Bagi Penderita Hipertensi
Dapat meningkatkan pengetahuan mengenai hubungan program
pengelolaan penyakit kronis (PROLANIS) terhadap status kesehatan
penderita hipertensi.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Dapat menjadi referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya dan
mampu mengembangkan program pengelolaan penyakit kronis pada
penderita hipertensi.
3. Bagi Petugas Program Prolanis di Puskesmas
Sebagai masukan dan tambahan informasi dalam menentukan tindak
lanjut pengelolaan penyakit kronis pada penderita hipertensi.
.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Program Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS)
2.1.1 Pengertian
Program pengelolaan penyakit kronis (PROLANIS) adalah sistem
pelayanan kesehatan dan pendekatan proaktif yang dilaksanakan secara
terintegrasi yang melibatkan peserta, Fasilitas Kesehatan dan BPJS Kesehatan
dalam rangka pemeliharaan kesehatan bagi peserta BPJS Kesehatan yang
menderita penyakit kronis untuk mencapai kualitas hidup yang optimal dengan
biaya pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien.
2.1.2 Tujuan
Mendorong peserta penyandang penyakit kronis mencapai kualitas
hidup optimal dengan indikator 75% peserta terdaftar yang berkunjung ke
Faskes Tingkat Pertama memiliki hasil ”baik” pada pemeriksaan spesifik
terhadap penyakit DM Tipe 2 dan Hipertensi sesuai panduan klinis terkait
sehingga dapat mencegah timbulnya komplikasi penyakit.
2.1.3 Sasaran
Seluruh peserta BPJS Kesehatan penyandang penyakit kronis
(Diabetes Melitus tipe 2 dan Hipertensi).
2.1.4 Bentuk Pelaksanaan
Aktifitas dalam prolanis meliputi konsultasi medis / edukasi, home
visit, reminder, aktifitas klub dan pemantauan status kesehatan.
6
7
2.1.5 Penanggungjawab
Penanggungjawab adalah kantor cabang BPJS Kesehatan bagian
manajemen pelayanan primer.
2.1.6 Langkah Pelaksanaan
Persiapan pelaksanaan PROLANIS
1. Melakukan identifikasi data peserta sasaran berdasarkan :
a. Hasil skrining riwayat kesehatan dan atau
b. Hasil diagnosa DM dan HT (pada faskes tingkat pertama maupun
RS)
2. Menentukan target sasaran
3. Melakukan pemetaan faskes dokter keluarga / puskesmas berdasarkan
distribusi target sasaran peserta
4. Menyelenggarakan sosialisasi prolanis kepada faskes pengelola
5. Melakukan pemetaan jejaring faskes pengelola (Apotek,
Laboratorium)
6. Permintaan pernyataan kesediaan jejaring faskes untuk melayani
peserta PROLANIS
7. Melakukan sosialisasi PROLANIS kepada peserta (instansi, pertemuan
kelompok pasien kronis di RS, dan lain-lain)
8. Penawaran kesediaan terhadap peserta penyandang Diabetes Mellitus
Tipe 2 dan Hipertensi untuk bergabung dalam PROLANIS
9. Melakukan verifikasi terhadap kesesuaian data diagnosa dengan format
kesediaan yang diberikan oleh calon peserta prolanis
.
8
10. Mendistribusikan buku pemantauan status kesehatan kepada peserta
terdaftar PROLANIS
11. Melakukan rekapitulasi data peserta terdaftar
12. Melakukan entri data peserta dan pemberian flag peserta PROLANIS
13. Melakukan distribusi data peserta prolanis sesuai faskes pengelola
14. Bersama dengan faskes melakukan rekapitulasi data pemeriksaan
status kesehatan peserta, meliputi pemeriksaan GDP, GDPP, Tekanan
Darah, IMT, HbA1C. Bagi peserta yang belum pernah dilakukan
pemeriksaan, harus segera dilakukan pemeriksaan.
15. Melakukan rekapitulasi data hasil pencatatan status kesehatan peserta
awal per faskes pengelola (data merupakan luaran Aplikasi P-Care)
16. Melakukan monitoring aktifitas PROLANIS pada masing-masing
faskes pengelola:
a. Menerima laporan aktifitas PROLANIS dari faskes pengelola
b. Menganalisa data
17. Menyususn umpan balik kinerja faskes PROLANIS
18. Membuat laporan kepada kantor divisi regional / kantor pusat.
.
9
Gambar 2.1 Skema pengelolaan penyakit kronis
2.1.7 Aktifitas PROLANIS
1. Konsultasi Medis Peserta Prolanis : jadwal konsultasi disepakati
bersama antara peserta dengan faskes pengelola
2. Edukasi Kelompok Peserta Prolanis
Definisi : Edukasi Klub Risti (Klub Prolanis) adalah kegiatan untuk
meningkatkan pengetahuan kesehatan dalam upaya
memulihkan penyakit dan mencegah timbulnya kembali
penyakit serta meningkatkan status kesehatan bagi peserta
PROLANIS
Sasaran : Terbentuknya kelompok peserta (Klub) PROLANIS
minimal 1 faskes pengelola 1 klub. Pengelompokan
.
10
diutamakan berdasarkan kondisi kesehatan peserta dan
kebutuhan edukasi.
Langkah-Langkah :
a. Mendorong faskes pengelola melakukan identifikasi peserta
terdaftar sesuai tingkat severitas penyakit DM Tipe 2 dan
Hipertensi yang disandang
b. Memfasilitasi koordinasi antara faskes pengelola dengan organisasi
profesi / dokter spesialis di wilayahnya
c. Memfasilitasi penyusunan kepengurusan dalam klub
d. Memfasilitasi penyusunan kriteria duta PROLANIS bertindak
sebagai motivator dalam kelompok Prolanis (membantu faskes
pengelola melakukan proses edukasi bagi anggota klub)
e. Memfasilitasi penyusunan jadwal dan rencana aktifitas klub
minimal 3 bulan pertama
f. Melakukan monitoring aktifitas edukasi pada masing-masing
faskes pengelola:
1. Menerima laporan aktfitas edukasi dari faskes pengelola
2. Menganalisis data
g. Menyusun umpan balik kinerja faskes PROLANIS
h. Membuat laporan kepada kantor divisi regional / kantor pusat
dengan tembusan kepada organisasi profesi terkait di wilayahnya.
.
11
3. Reminder melalui SMS Gateway
Definisi : Reminder adalah kegiatan untuk memotivasi peserta untuk
melakukan kunjungan rutin kepada faskes pengelola
melalui pengingat jadwal konsultasi ke pengelola faskes
tersebut
Sasaran : Tersampaikannya reminder jadwal konsultasi peserta ke
masing-masing faskes pengelola
Langkah-langkah :
a. Melakukan rekapitulasi nomor handphone peserta
PROLANIS / Keluarga peserta per masing-masing faskes
pengelola
b. Entri data nomor handphone ke dalam aplikasi SMS
Gateway
c. Melakukan rekapitulasi data kunjungan per peserta per
faskes pengelola
d. Entri data jadwal kunjungan per peserta per faskes
pengelola
e. Melakukan monitoring aktifitas reminder (melakukan
rekapitulasi jumlah peserta yang telah mendapat reminder)
f. Melakukan analisa data berdasarkan jumlah peserta yang
mendapat reminder dengan jumlah kunjungan
g. Membuat laporan kepada kantor divisi regional / kantor
pusat
.
12
4. Home Visit
Definisi : Home visit adalah kegiatan pelayanan kunjungan ke rumah
peserta PROLANIS untuk pemberian informasi / edukasi
kesehatan diri dan lingkungan bagi peserta PROLANIS dan
keluarga
Sasaran :
Peserta PROLANIS dengan kriteria :
a. Peserta baru terdaftar
b. Peserta tidak hadir terapi di Dokter Praktek perorangan /
Klinik / Puskesmas 3 bulan berturut-turut
c. Peserta dengan GDP / GDPP di bawah standar 3 bulan
berturut-turut (PPDM)
d. Peserta dengan Tekanan Darah tidak terkontrol 3 bulan
berturut-turut (PPHT)
e. Peserta pasca opname
Langkah-langkah :
a. Melakukan identifikasi sasaran peserta yang perlu
dilakukan Home Visit
b. Memfasilitasi Faskes Pengelola untuk menetapkan waktu
kunjungan
.
13
c. Bila diperlukan, dilakukan pendampingan pelaksanaan
Home Visit
d. Melakukan administrasi Home Visit kepada Faskes
Pengelola dengan berkas sebagai berikut :
1. Formulir Home Visit yang mendapat tanda tangan Peserta /
Keluarga peserta yang dikunjungi
2. Lembar tindak lanjut dari Home Visit / lembar anjuran
e. Melakukan monitoring aktifitas Home Visit (melakukan
rekapitulasi jumlah peserta yang telah mendapat home visit)
f. Melakukan analisa data berdasarkan jumlah peserta yang
mendapat Home Visit dengan jumlah peningkatan angka
kunjungan dan status kesehatan peserta
2.1.8 Hal-Hal yang Perlu Mendapat Perhatian
1. Pengisian formulir kesediaan bergabung dalam PROLANIS oleh calon
peserta PROLANIS. Peserta PROLANIS harus sudah mendapat penjelasan
tentang program dan telah menyatakan kesediaan untuk bergabung
2. Validasi kesesuaian diagnosa medis calon peserta. Peserta PROLANIS
adalah peserta BPJS yang dinyatakan telah terdiagnosa DM Tipe 2 dan atau
Hipertensi oleh Dokter Spesialis di Faskes Tingkat Lanjutan.
.
14
3. Peserta yang telah terdaftar dalam PROLANIS harus dilakukan proses entri
data dan pemberian flag peserta didalam aplikasi kepesertaan. Demikian
pula dengan Peserta yang keluar dari program.
4. Pencatatan dan pelaporan menggunakan aplikasi Pelayanan Primer (P-
Care).
(BPJS Kesehatan, 2014)
2.2 Konsep Status Kesehatan
2.2.1 Pengertian
Undang-Undang Kesehatan No.36 Tahun 2009 memberikan
batasan: kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental,
spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup
produktif secara sosial dan ekonomi. Pada Undang-Undang terdahulu
Undang-Undang No. 23 / 1992, batasan kesehatan mencakup 3 aspek,
yakni : fisik, mental dan sosial kemudian disempurnakan dengan UU
No.36 tahun 2009 yang menyatakan batasan kesehatan mencakup 5 aspek,
yakni : fisik (badan), mental (jiwa), sosial, spiritual, dan ekonomi.
(Notoatmodjo, 2012)
Status kesehatan adalah derajat kesehatan
yang menunjukkan
seseorang untuk dapat beraktifitas fisik, emosional, dan sosial, dengan atau
tanpa pelayanan kesehatan.
Untuk mengetahui dan
menetapkan hasil
pengukuran status kesehatan, salah satu cara
yang dilakukan adalah
dengan pemeriksaan kesehatan. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui resiko kesehatan dari setiap orang (Neneng Nurhayati, 2009).
.
15
2.2.2 Sehat dan Sakit
Kesehatan adalah hal yang kontinu, yang berada dari titik ujung
sehat sampai dengan titik pangkal sakit serius. Oleh Fashel dan Bush
(1970) yang mendasarkan uraiannya pada definisi Parson menjabarkan
kedalam 11 tingkatan keadaan. Dari ke-11 tingkatan tersebut mereka
membuat indikator-indikatornya sekaligus sebagaimana diuraikan di
bawah :
1 Well being (sehat sempurna)
Pada keadaan ini individu terbebas dari gejala, keadaannya kesehatan
sesuai dengan definsi sehat WHO, yaitu : sehat fisik, mental, spiritual,
sosial dan ekonomi
2 Dissatifaction (kurang memuaskan)
Keadaan kesehatan dalam batas tertentu dan dapat diterima, namun
ada penyimpangan ringan dari keadaan well being, misal: caries dentis
3 Discomfort (tidak nyaman)
Aktivitas sehari-hari dapat dilaksanakan tanpa pengurangan, walaupun
beberapa gejala mulai tampak.
4 Minor disability (ketidakmampuan minor)
Aktivitas sehari-hari dilaksanakan, namun berkurang secara bermakna
karena adanya gangguan kesehatan
5 Mayor disability (ketidakmampuan mayor)
Aktivitas sehari-hari masih dapat dilaksanakan, namun berkurang
secara bermakna
.
16
6 Disabled (cacat)
Individu tidak mampu melaksanakan kegiatan sehari-hari tetapi masih
bisa bergerak bebas dalam masyarakat
7 Confined (terbatas)
Individu berada di tempat tidur, tetapi tidak masuk rumah sakit
(dirawat)
8 Confined + bedridden (tinggal di tempat tidur)
Kemampuan kegiatan individu hanya terbatas di tempat tidurnya
9 Isolated (terisolasi)
Individu terpisah dari keluarga dan kawan-kawan (dirawat).
10 Coma
Individu hampir mati, namun ada kemungkinan bisa sembuh dan jadi
sehat lagi
11 Mati
Individu tidak mampu sama sekali.
Wolansky (1980) seorang ahli sosiologi kesehatan yang
mengklasifikasikan bentangan sehat-sakit ini menjadi 3, yakni:
1 Body movement, dimana seseorang masih mampu menggerakan
anggota tubuh, walau dalam keadaan sakit
2 Mobility, dimana seseorang dapat melakukan kegiatan kemana saja,
walau tidak dapat menjalankan tugas atau pekerjaan utamanya
.
17
3 Major role activity, dimana seseorang masih mampu melakukan
pekerjaan utamanya, sesuai pekerjaan dan tugasnya (Notoatmodjo,
2012)
Indikator status kesehatan individu antara lain sebagai berikut :
1. Kesehatan fisik, apabila seseorang tidak merasa sakit dan secara klinis
tidak sakit. Semua organ tubuh normal dan berfungsi normal tidak ada
gangguan fungsi tubuh.
2. Kesehatan mental (jiwa), mencakup dua komponen, yakni pikiran dan
emosional
a. Pikiran yang sehat terlihat dari cara berpikir seseorang yang masuk
akal dan runtut.
b. Emosional terlihat dari cara seseorang mengekspresikan emosinya,
misalnya takut, gembira, khawatir, sedih dan sebagainya.
3. Kesehatan Spiritual, terlihat dari cara seseorang mengekspresikan rasa
syukur, pujian atau penyembahan kepada sang pencipta. Secara
mudah, spiritual dapat dilihat dari praktik keagamaannya atau
kepercayaannya.
4. Kesehatan sosial, terwujud bila seseorang mampu berhubungan serta
berinteraksi dengan orang atau kelompok lain tanpa membeda-bedakan
ras, suku, agama, kepercayaan serta saling menghargai dan toleransi.
.
18
5. Kesehatan dan aspek ekonomi, terlihat dari produktivitas seseorang
(dewasa) dalam arti mempunyai kegiatan yang menghasilkan sesuatu
yang dapat menyokong hidupnya atau keluarga secara finansial.
(Notoatmodjo, 2012)
2.2.4 Rentang Sehat Sakit
Neuman (1990) “sehat dalam suatu rentang adalah tingkat sejahtera
klien pada waktu tertentu, yang terdapat dalam rentang sejahtera yang
optimal, dengan energi yang paling maksimum, sampai kondisi kematian,
yang menandakan habisnya energi total”.
Menurut kontinum sehat sakit, sehat adalah keadaan dinamis yang
berubah secara terus menerus sesuai adaptasi individu terhadap perubahan
lingkungan internal dan eksternal untuk mempertahankan keadaan fisik,
emosional, intelektual, sosial, perkembangan dan spiritual yang sehat.
Sakit adalah sebuah proses dimana fungsi individu mengalami
perubahan atau penurunan bila dibandingkan dengan kondisi sebelumnya.
Karena sehat dan sakit merupakan kualitas yang relative, yang
mempunyai beberapa tingkat, maka akan lebih akurat bila ditentukan
sesuai dengan titik tertentu pada skala kontinum sehat sakit :
Rentang sehat sakit
Gambar 2.2 Rentang sehat sakit
.
19
2.2.5 Penggolongan Status Kesehatan
Tingkat Psikologis Medis Sosial
Normally Baik Baik Baik
Pessimistic Sakit Baik Baik
Socially ill Baik Baik Sakit
Hypochondriacal Sakit Baik Sakit
Medically ill Baik Sakit Baik
Martyr Sakit Sakit Baik
Optimistic Baik Sakit Sakit
Seriously Sakit Sakit Sakit
Tabel 2.1 Penggolongan status kesehatan
Penggolongan status kesehatan individu menurut Notoatmodjo :
1 Normally : Sosial, psikologis dan medis sehat
2 Pessimistic : Medis dan sosial sehat, tetapi tetap
menganggap dirinya sakit
3 Socially ill : Medis dan psikologis sehat, tapi sosial
sakit. Contohnya guru sekolah yang hamil di luar nikah
4 Hypochondriacal : Medis sehat, tapi psikologis dan sosial
dianggap sakit. Mempunyai kekhawatiran berlebih terhadap
kesehatannya dan menampilkan diri sebagai orang sakit sehingga
tidak mampu menjalankan peran sosialnya
5 Medically ill : Medis sakit, namun merasa secara
psikologis merasa sehat dan sosial mampu menjalankan peran.
Contohnya seseorang yang bermain bola tapi kaki sedang cidera
sehingga tidak bisa bermain hanya mennton saja
.
20
6 Martyr : Secara sosial sehat, namun secara medis
dan psikologis sakit. Misalnya penderita AIDS
7 Optimistic : Psikologis sehat, namun medis dan sosial
sakit. Misal orang lansia yang masih ceria namun secara medis
mengalami penyakit degenerative.
8 Seriously : Fisik, mental dan sosial sakit
(Ika, 2013)
2.2.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Kesehatan
Secara garis besarnya faktor-faktor yang mempengaruhi status
kesehatan seseorang menurut Blum (1974) ditentukan oleh 4 faktor yaitu :
1. Lingkungan, yang mencakup lingkungan fisik (alami, buatan),
kimia (organik / anorganik, logam berat, debu), dan sosial budaya
(ekonomi, pendidikan dan pekerjaan).
2. Perilaku yang meliputi sikap, kebiasaan, tingkah laku
3. Heredity, yang merupakan faktor bawaan penyakit.
4. Pelayanan kesehatan, meliputi promotif, preventif, perawatan,
pengobatan, pencegahan kecacatan, rehabilitasi. Sedangkan
Prolanis merupakan program yang dikeluarkan oleh badan
penyelenggara jaminan sosial (BPJS) yang ditujukan pada peserta
penyandang penyakit kronis (Hipertensi dan DM Tipe 2) agar
mencapai kualitas hidup yang optimal dengan biaya pelayanan
yang efektif dan efisien (BPJS Kesehatan, 2014)
.
21
Faktor- faktor diatas merupakan faktor kesehatan kelompok atau
komunitas yang kemungkinan sama di masyarakat. Akan tetapi untuk
kesehatan individu selain ke empat faktor diatas, faktor internal individu
juga berperan, yakni umur, gender, pendidikan dan sebagainya. Faktor –
faktor lain yang mempengaruhi atau menentukan terwujudnya kesehatan
seseorang, kelompok atau masyarakat yaitu :
1. Faktor Makanan
Merupakan faktor penting dalam kesehatan. Mereka yang
memelihara tubuh dengan makanan yang cocok, akan menikmati tubuh
yang benar-benar sehat. Kecocokan makanan ditinjau dari waktu,
jumlah dan harga yang tepat. Hanya saat makan berlebihan makanan
menjadi tidak cocok dengan tubuh, reaksinya yakni sakit bila dirawat
dengan benar tubuh akan kembali sehat. Penyakit merupakan
peringatan untuk mengubah kebiasaan menjadi lebih baik. Tubuh
hanya memerlukan makanan yang tepat dengan jumlah yang sesuai.
2. Pendidikan atau Tingkat Pengetahuan
Tingkat pengetahuan akan membentuk cara berpikir dan
kemampuan seseorang untuk memahami faktor yang berhubungan
dengan penyakit dan menggunakan pengetahuan untuk menjaga
kesehatannya. Pendidikan mempengaruhi perilaku dalam menjaga
kesehatan. Biasanya orang yang berpendidikan lebih beresiko kecil
terkena penyakit dibandingkan dengan masyarakat awam dengan
kesehatan.
.
22
3. Faktor Sosioekonomi
Faktor seperti lingkungan sosial, tingkat pendapatan, pekerjaan dan
ketahanan pangan dalam keluarga merupakan faktor yang berpengaruh
pada penentuan derajat kesehatan seseorang. Dalam masalah gizi
misalnya, masyarakat yang ekonomi dan berpendapatan rendah
biasanya rentan terkena gizi buruk.
4. Latar Belakang Budaya
Budaya mempengaruhi keyakinan, nilai, dan kebiasaan individu,
termasuk sistem pelayanan kesehatan dan cara pelaksanaan kesehatan
pribadi. Sebagian adat istiadat masih ada yang yang tidak
mempedulikan kesehatan misalnya, suku baduy yang tidak
memperbolehkan masyarakat mengenakan alas kaki.
5. Usia
Setiap rentang usia (bayi-lansia) memiliki pemahaman serta respon
yang berbeda mengenai perubahan kesehatan yang terjadi.
6. Faktor Emosional
Setiap pemikiran memiliki pengaruh, tidak sulit memahami
pengaruh dari pikiran terhadap kesehatan yang diperlukan hanya usaha
mengembangkan sikap yang benar agar tercapai kesejahteraan.
7. Faktor Agama dan Keyakinan
Agama atau kepercayaan yang dianut secara tidak langsung
mempengaruhi perilaku kita dalam berperilaku sehat. Misalnya, agama
islam mengajarkan bahwa “anna ghafatul minal iman” atau
.
23
“kebersihan adalah sebagian dari iman”. Sebagai umat muslim kita
akan melaksanakan perintah Allah SWT untuk berperilaku bersih dan
sehat.
2.3 Konsep Hipertensi
2.3.1 Pengertian
Smith Tom (1995) dalam padila (2013) menyatakan Hipertensi
didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya
diatas 140 mmHg dan sistoliknya diatas 90 mmHg.
Sheps, S.G (2005) dalam Masriadi (2016) menyatakan bahwa
hipertensi adalah penyakit dengan tanda adanya gangguan tekanan darah
sistolik atau diastolik yang naik di atas tekanan darah normal. Tekanan
darah sistolik (angka atas) adalah tekanan puncak ketika jantung
berkontraksi dan memompa darah keluar melalui arteri. Tekanan darah
sistolik dicatat bila terdengar bunyi pertama pada alat pengukur tekanan
darah. Tekanan darah diastolik (angka bawah) diambil ketika tekanan
jatuh ketitik terendah saat jantung rileks dan megisi darah kembali.
Tekanan darah diastolik dicatat bila bunyi tidak terdengar.
2.3.2 Klasifikasi Hipertensi
1. Klasifikasi Berdasarkan Etiologi
a. Hipertensi Esensial (Primer)
Merupakan 90% dari kasus penderita hipertensi dimana
belum diketahui pasti penyebabnya. Beberapa faktor yang
.
24
berpengaruh dalam terjadinya hipertensi esensial, seperti : faktor
genetik, stress, psikologis, faktor lingkungan dan diet (peningkatan
penggunaan garam dan berkurangnya asupan kalium atau kalsium).
Peningkatan tekanan darah merupakan satu-satunya tanda
hipertensi primer
b. Hipertensi Non Esensial (Sekunder)
Hipertensi sekunder merupakan hipertensi yang telah
diketahui penyebab dan patofisiologisnya sehingga dapat
dikendalikan dengan obat-obatan. Penyebab hipertensi diantaranya
berupa kelainan ginjal seperti tumor, diabetes, kelainan aorta,
kelainan endokrin dan lainnya seperti obesitas, resistensi insulin,
dan pemakaian obat seperti kontrasepsi oral dan kortikosteroid.
2.3.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hipertensi
Faktor-faktor yang dapat dimasukan sebagai faktor risiko hipertensi
adalah:
1. Umur
Hipertensi erat kaitannya dengan umur, semakin tua seseorang
semakin besar risiko terserang hipertensi. Arteri kehilangan
elastisitasnya. Meskipun bisa terjadi pada segala umur sering dijumpai
pada orang berumur 35 tahun ke atas. Hal ini disebabkan perubahan
alami jantung, pembuluh darah dan hormon.
.
25
2. Jenis Kelamin
Ditinjau dari perbandingan wanita dan pria hingga 55 tahun lebih
banyak ditemukan pada pria. Namun setelah terjadi manepouse
tekanan darah wanita cenderung meningkat sehingga lebih banyak
ditemukan pada wanita daripada pria.
3. Etnis
Keturunan orang Afrika atau Afro-Karibia memiliki tekanan yang
lebih tinggi dibanding orang Kaukasia (berkulit putih). Keturunan
Afrika lebih sensitif terhadap garam pada pola makan.
4. Hereditas
Keluarga yang memiliki hipertensi dan penyakit jantung risiko 2-5
kali lipat. Penelitian menunjukkan tekanan darah anak lebih
mendekati tekanan darah orang tuanya bila memiliki hubungan darah.
Hal ini ditunjukan bahwa gen yang diturunkan dan bukan hanya faktor
lingkungan.
5. Stress Psikologis
Hubungan stress dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf
simpatis, yang dapat meningkatkan tekanan darah bertahap. Stress
atau ketegangan jiwa dapat merangsang kelenjar anak ginjal
melepaskan hormon adrenalin dan memacu jantung berdenyut lebih
cepat dan kuat sehingga tekanan darah meningkat.
.
26
6. Pola Makan
a. Mengkonsumsi garam dan lemak tinggi
Pengaruh garam terhadap timbulnya hipertensi melalui
peningkatan volume plasma, curah jantung, dan tekanan darah.
Garam menyebabkan penumpukan cairan dalam tubuh karena
menarik cairan di luar sel agar tidak keluar, sehhingga
meningkatkan volume dan tekanan darah.
b. Jarang mengkonsumsi sayur dan buah
Vegetarian mempunyai tekanan darah lebih rendah
dibandingkan pemakaian daging dan diet vegetarian pada
penderita hipertensi dapat menurunkan tekanan darah
7. Gaya Hidup
a. Olahraga tidak teratur
Kurangnya aktivitas fisik meningkatkan riisiko kelebihan
berat badan. Orang yang tidak aktif cenderung mempunyai
frekuensi denyut jantung yang lebih tinggi hingga otot jantungnya
harus bekerja lebih keras pada setiap kontraksi. Makin keras dan
sering otot jantung harus memompa, makin besar tekanan yang
dibebankan pada arteri.
b. Kebiasaan merokok
Zat-zat kimia beracun, seperti nikotin dan karbon
monoksida yang diisap melalui rokok, masuk dalam aliran darah
dan merusak lapisan endotel pembuluh darah arteri dan
.
27
mengakibatkan atherosklerosis dan hipertensi. Nikotin yang diisap
menuju pembuluh darah amat kecil di dalam paru-paru dan
diedarkan ke aliran darah. Hanya dalam beberapa detik nikotin
mencapai otak. Otak bereaksi dengan memberi sinyal pada kelenjar
adrenal untuk melepas epinefrin (adrenalin). Hormon ini akan
menyempitkan pembuluh darah dan memaksa jantung bekerja lebih
berat karena tekanan yang lebih tinggi.
c. Mengkonsumsi alkohol
Mengkonsumsi tiga gelas atau lebih minuman beralkohol
perhari meningkatkan risiko mendapat hipertensi sebesar dua kal.
Bagaimana dan mengapa belum diketahui dengan jelas.
8. Obesitas
Makin besar masa tubuh, makin banyak darah yang dibutuhkan
untuk memasok oksigen dan makanan ke jaringan tubuh. Ini berarti
volume darah yang beredar melalui pembuluh dara mengalami
peningkatan sehingga memberikan tekanan lebih besar pada dinding
arteri. Selain itu meningkatkan frekuensi denyut jantung dan kadar
insulin dalam darah. Peningkatan insulin membuat tubuh menahan
natrium dan air.
.
28
2. Klasifikasi Berdasarkan Derajat Hipertensi
a. Berdasarkan JNC VII :
Derajat Tekanan Sistolik Tekanan Diastolik
(mmHg) (mmHg)
Normal < 120 dan < 80
Pre-Hipertensi 120 – 139 atau 80 – 89
Hipertensi derajat I 140 – 159 atau 90 – 99
Hipertensi derajat II ≥ 160 atau ≥ 100
Tabel 2.2. Klasifikasi Hipertensi (sumber: JNC VII, 2003)
b. Menurut European Society of Cardiology
Kategori Tekanan Sistolik Tekanan Diastolik
(mmHg) (mmHg)
Optimal < 120 Dan < 80
Normal 120 – 129 dan/atau 80 -84
Normal Tinggi 130 – 139 dan/atau 85- 89
Hipertensi 140 – 159 dan/atau 90 – 99
derajat I
Hipertensi 160 – 179 dan/atau 100 – 109
derajat II
Hipertensi ≥ 180 dan/atau ≥ 110
derajat III
Hipertensi ≥ 190 Dan < 90
Sistolik
terisolasi
Tabel 2.3. Klasifikasi Hipertensi (sumber : ESC, 2007)
(Andra dan Yessie, 2013)
2.3.4 Gejala Klinis Hipertensi
Rosalina (2008) dalam Masriadi (2016) menyatakan bahwa
berdasarkan tingkatan gejala klinis hipertensi dapat dibedakan menjadi 2
yaitu :
1. Hipertensi Benigna
Tekanan darah sistolik maupun diastolik belum tentu meningkat,
bersifat ringan atau sedang dan belum tampak kelainan atau kerusakan
dan target organ adalah mata, otak jantung dan ginjal.
.
29
2. Hipertensi Maligna
Tekanan diastolik terus meningkat, biasanya lebih dari 130 mmHg
dan terdapat kelainan kerusakan organ yang bersifat progresif,
biasanya terdapat papil oedema dan kelainan penglihatan, uraemia dan
bahkan bisa terjadi peradangan otak.
Sidabutar, R.P (1990) dalam Rosalina (2008) menyebutkan bahwa
hasil survey hipertensi di Indonesia mengalami keluhan diantaranya :
Pusing, mudah marah, sukar tidur, telinga berdengung, sesak nafas,
rasa berat di tengkuk, rasa mudah lelah, mata berkunang-kunang.
Gejala lain akibat komplikasi hipertensi seperti gangguan penglihatan,
gangguan neurologi, gejala payah jantung, dan gejala gagal ginjal.
Gangguan serebral akibat hipertensi dapat berupa kejang, atau akibat
perdarahan pembuluh darah otak berupa kelumpuhan, gangguan
penglihatan, gangguan kesadaran bahkan sampai koma.
Crowin (2000) menyebutkan bahwa sebagian besar gejala klinis timbul :
1. Nyeri kepala saat terjaga, kadang disertai mual muntah, akibat
peningkatan tekanan intrakranial
2. Penglihatan kabur akibat kerusakan retina akibat hipertensi
3. Ayunan langkah tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat
4. Nokturia karena peningkatan aliran dara ginjal dan filtrasi glomerulus
5. Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan
kapiler
.
30
2.3.5 Patofisiologi Hipertensi
Syukraini Irza (2009) menyatakan hipertensi terjadi karena adanya
gangguan dalam sistem peredaran darah. Gangguan dapat berupa
gangguan sirkulasi darah, keseimbangan cairan pembuluh darah atau
komponen darah yang tidak normal. Gangguan dapat mengakibatkan darah
tidak dapat disalurkan ke selururh tubuh untuk itu jantung memompa lebih
keras dan berdampak meningkatnya tekanan dalam pembuluh darah
disebut hipertensi.
Price dan Wilson (2002) menyatakan tekanan darah adalah fungsi
berulang dari cardiac output karena adanya resistensi periferal (resistensi
dalam pembuluh darah untuk mengalirkan darah). Diameter pembuluh
darah sangat mempengaruhi aliran. Jika diameter menurun misalnya pada
aterosklerosis, resistensi dan tekanan darah meningkat. Jika diameter
meningkat misalnya dengan adanya terapi obat vasodilator, resistensi dan
tekanan darah menurun (Masriadi, 2016).
2.3.6 Komplikasi Hipertensi
Yahya (2005) dalam Andra dan Yessie (2013) Komplikasi hipertensi
dapat terjadi pada organ-organ sebagai berikut:
1. Jantung
Tekanan darah yang tinggi dapat mengakibatkan gagal jantung dan
penyakit jantung koroner. Pada penderita hipertensi, beban kerja
jantung akan meningkat, otot jantung akan mengendor dan berkurang
elastisitasnya, yang dsebut dekompensasi. Akibatnya, jantung tidak
.
31
mampu memompa dan banyak cairan yang tertahan di paru maupun
jaringan tubuh lain yang dapat menyebabkan sesak nafas atau oedema.
Kondisi ini disebut gagal jantung.
2. Otak
Komplikasi hipertensi di otak mengakibatkan timbulnya stroke
apabila tidak segera ditangani maka resiko terkena stroke 7 kali lebih
besar.
3. Ginjal
Tekanan darah yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan sistem
penyaringan di ginjal akibat zat-zat yang tidak dibutuhkan tidak
terbuang dan terjadi penumpukan di dalam tubuh
4. Mata
Pada mata hipertensi dapat mengakibatkan terjadinya retinopati
hipertensi dan dapat mengakibatkan kebutaan.
2.3.7 Pencegahan Hipertensi
Tara E (1999) dalam Rosalina(2008) menyatakan bahwa pencegahan
terhadap hipertensi dapat dikategorikan menjadi 4 tingkatan :
1. Pencegahan Primordial
Usaha pencegahan predisposisi terhadap hipertensi, belum
terlihatnya faktor yang menjadi risiko hipertensi, contohnya adanya
peraturan pemerintah tentang larangan rokok dan melakukan senam
jasmani untuk menghindari hipertensi.
.
32
2. Pencegahan Primer
Upaya pencegahan sebelum terserang hipertensi. Dilakukan
melalui pendekatan seperti penyuluhan mengenai faktor risiko
hipertensi.
3. Pencegahan Sekunder
Ditujukan kepada penderita hipertensi yang sudah terserang agar
tidak lebih berat. Ditekankan pengobatan agar tidak terjadi hipertensi
kronis.
4. Pencegahan Tersier
Pencegahan terjadinya komplikasi yang berat agar tidak
menimbulkan kematian, contohnya rehabilitasi
(Masriadi, 2016)
2.3.8 Penatalaksanaan Hipertensi
1. Penatalaksanaan Nonfarmakologi :
Andra dan Yessie (2013) menyatakan bahwa penatalaksanaan
nonfarmakologi terdiri dari berbagai macam cara modifikasi gaya
hidup untuk menurunkan tekanan darah yaitu :
a. Mempertahankan berat badan ideal
b. Kurangi asupan natrium (sodium)
c. Batasi konsumsi alkohol
d. Makan K dan Ca yang cukup dari diet
e. Menghindari rokok
f. Penurunan stress
.
33
g. Terapi masase (pijat)
Padila (2013) menyatakan bahwa prinsip pengelolaan hipertensi
meliputi :
1. Terapi tanpa obat
a. Diet
Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
1. Restriksi garam secara moderat dari 10 gr / hr menjadi 5
gr / hr
2. Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
3. Penurunan berat badan
4. Penurunan asupan etanol
5. Menghentikan merokok
6. Diet tinggi kalium
b. Latihan Fisik
Olahraga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk
penderita hipertensi.
c. Edukasi Psikologis
1. Tehnik Biofeedback
Tehnik yang dipakai untuk menunjukan pada subjek
tanda-tanda mengenai keadaan tubuh secara sadar oleh
subjek yang dianggap tidak normal. Biasanya dipakai
untuk mengatasi gangguan somatik seperti nyeri kepala
dan migrain.
.
34
2. Tehnik Relaksasi
Suatu prosedur yang digunakan untutk mengurangi
ketegangan atau kecemasan, dengan belajar membuat
otot-otot tubuh menjadi rileks.
d. Pendidikan Kesehatan (Penyuluhan)
Untuk meningkatkan pengetahuan tentang penyakit
dan mengelolanya sehingga mempertahankan hidupnya dan
mencegah komplikasi lebih lanjut.
2. Penatalaksanaan Farmakologi :
1. Diuretik (Hidroklorotiazid)
Mengeluarkan cairan tubuh sehingga volume cairan ditubuh
berkurang yang mengakibatkan daya pompa jantung lebih ringan
2. Penghambat Simpatetik (Metildopa, Klonidin dan Reserpin)
Menghambat aktivitas saraf simpatis
3. Betablocker (Metoprolol, Propanolol dan Atenolol)
a. Menurunkan daya pompa jantung
b. Tidak dianjurkan bagi pengidap gangguan pernapasan
c. Pada penderita diabetes mellitus dapat menutupi gejala
hipoglikemia
4. Vasodilator (Prasosin, Hidralasin)
Bekerja langsung pada pembuluh darah dengan relaksasi
otot polos pembuluh darah
.
35
5. ACE inhibitor (Captopril)
a. Menghambat pembentukan zat Angiostensin II
b. Efek samping : batuk kering, pusing, sakit kepala dan
lemas
6. Penghambat Reseptor Angiostensin II
Menghalangi penempelan zat Angiostensin II pada reseptor
sehingga memperingan daya pompa
7. Antagonis Kalsium (Diltiasem dan Verapamil)
Menghambat kontraksi jantung (kontraktilitas)
(Andra dan Yessie, 2013)
2.3.9 Pemeriksaan Penunjang
1. Riwayat dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh
2. Pemeriksaan retina
3. Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kerusakan organ seperti
ginjal dan jantung
4. EKG untuk mengetahui hipertropi ventrikel kiri
5. Urinalisa untuk mengetahui protein dalam urin, darah, glukosa
6. Pemeriksaan : renogram, pielogram intravena arteriogram renal,
pemeriksaan fungsi ginjal terpisah dan penentuan kadar urin.
7. Foto dada dan CT scan
(Padila, 2013)
.
36
2.3.10 Status Kesehatan Hipertensi
1. Status Kesehatan Saat Ini
Keluhan Utama : Biasanya pasien datang dengan keluhan kepala
terasa pusing dan bagian kuduk terasa berat, tidak bisa tidur
Riwayat kesehatan sekarang : Biasanya saat dilakukan pengkajian
pasien mengeluh kepala terasa sakit dan berat, penglihatan
berkunang-kunang, tidak bisa tidur
Riwayat kesehatan terdahulu : Biasanya penyakit hipertensi ini
penyakit yang menahun yang sudah lama dialami oleh pasien, dan
biasanya pasien mengkonsumsi obat rutin seperti Captopril
2. Dasar Pengkajian
a. Aktivitas / Istirahat
Gejala : Kelemahan, letih, napas pendek, gaya hidup monoton
Tanda : Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung,
takipnea
b. Sirkulasi
Gejala : Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung
koroner, penyakit serebrovaskuler
Tanda : Kenaikan TD, hipotensi postural, takhikardi, perubahan
warna kulit, suhu dingin
c. Integritas Ego
Gejala : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi,
euphoria, faktor stress multipel
.
37
Tanda : Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontinue
perhatian, tangisan yang meledak, otot muka tegang, pernapasan
menghela, peningkatan pola bicara
d. Eliminasi
Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu
e. Makanan / Cairan
Gejala : Makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan
tinggi garam, lemak dan kolesterol
Tanda : BB normal atau obesitas, adanya edema
f. Neurosensori
Gejala : Keluhan pusing / pening, sakit kepala, berdenyut sakit
kepala, berdenyut gangguan penglihatan, episoode epistaksis
Tanda : Perubahan orientasi, penurunan kekuatan genggam,
perubahan retinal optik
g. Nyeri / Ketidaknyamanan
Gejala : Angina, nyeri hilang timbul pada tungkai, sakit kepala
oksipital berat, nyeri abdomen
h. Pernapasan
Gejala : Dispnea yang berkaitan dengan aktivitas, takipnea,
ortopnea, dispnea nocturnal proksimal, batuk dengan atau tanpa
sputum, riwayat merokok
Tanda : Distress respirasi/penggunaan otot aksesoris pernapasan,
bunyi napas tambahan, sianosis
.
38
i. Keamanan
Gejala : Gangguan koordinasi, cara jalan
Tanda : episode parestesia unilateral transien, hipotensi postural
j. Pembelajaran / Penyuluhan
Gejala : Faktor risiko keluarga hipertensi, aterosklerosis, penyakit
jantung, DM, penyakit ginjal, faktor risiko etnik, penggunaan pil
KB atau hormone
(Andra dan Yessie, 2013)
2.4 Bentuk Penilaian Program
1. Indikator Kinerja Program Prolanis
Indikator kerja program merupakan ukuran besarnya hasil kerja
yang diharapkan diperoleh setelah rangkaian aktivitas program. Indikator
kinerja ini lebih tepat sebagai ukuran pencapaian tujuan program, dan
berdasarkan indikator kerja ini dapat dinyatakan program telah mencapai
tujuan yang diharapkan atau tidak. Indikator dari program prolanis yakni
75% peserta terdaftar berkunjung ke faskes tingkat pertama memiliki hasil
“baik” pada pemeriksaan spesifik terhadap penyakit hipertensi sesuai
panduan klinis terkait sehingga mencegah timbulnya komplikasi penyakit.
.
39
2. Indikator Kinerja Prolanis terhadap Status Kesehatan Penderita Hipertensi
Indikator kinerja merupakan ukuran kualitas suatu sistem kerja.
Secara operasional suatu unit program apabila menyatakan besarnya
masalah program, maka wajib didukung oleh sistem kerja informasi yang
baik. Baik atau tidaknya sistem kerja informasi ini, dinyatakan dengan
ukuran atau indikator kinerja. Indikator kinerja yang paling sering
digunakan adalah kelengkapan laporan. Kelengkapan laporan merupakan
metode sederhana dan jika dirumuskan dengan tepat dapat memberikan
dukungan pengukuran yang tepat dan dapat memberikan manfaat untuk
identifikasi permasalahan kinerja. Program prolanis berupa kegiatan senam
dilanjutkan dengan pemeriksaan kesehatan secara rutin. Contoh
pemeriksaan kesehatan meliputi pemeriksaan tekanan darah, penyuluhan,
pengobatan, cek darah dan pengelompokan golongan resiko tinggi yang
dilakukan sekali pada hari jumat. Kelengkapan laporan status kesehatan
dapat menunjang pengukuran yang tepat.
.
BAB 3
KERANGKA KONSEPTUAL
3.1 Kerangka Konseptual
Kerangka konsep adalah model konseptual yang berkaitan dengan
bagaimana seorang peneliti menyusun teori atau menghubungkan secara logis
beberapa faktor yang dianggap penting untuk masalah (Hidayat, 2015).
Faktor yang mempengaruhi
Status Kesehatan :
1. Lingkungn
2. Perilaku Baik
3. Heredity
4. Pelayanan Kesehatan Status Kesehatan
Cukup
Penderita Hipertensi
(PROLANIS)
Aktifitas Prolanis meliputi :
Buruk
1. Konsultasi medis
2. Home visit 3. Reminder
Aktifitas klub dan
pemantauan
status kesehatan
Keterangan :
: Variabel yang diteliti
: Variabel yang tidak diteliti
: Hubungan
Gambar 3.1 Kerangka konseptual hubungan program pengelolaan penyakit kronis (PROLANIS) terhadap status kesehatan penderita hipertensi
40
41
3.2 Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah suatu pernyataan tentang hubungan antara dua atau
lebih variabel yang diharapkan bisa menjawab pertanyaan dalam penelitian
(Nursalam, 2014). Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
H1 : ada hubungan program pengelolaan penyakit kronis (PROLANIS)
terhadap status kesehatan penderita hipertensi
.
BAB 4
METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah cara untuk mendapatkan kebenaran ilmu
pengetahuan dengan pemecahan masalah (Notoatmodjo, 2010). Metode penelitian
terdiri dari :
4.1. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah petunjuk peneliti dalam perencanaan dan
pelaksanaan penelitian untuk mencapai suatu tujuan atau menjawab suatu
pertanyaan (Nursalam, 2013). Desain penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analitik korelasi yang mengkaji hubungan antara
variabel. Penelitian korelasi bertujuan mengungkapkan hubungan korelatif
antara variabel. Dengan demikian rancangan korelasional peneliti
melibatkan dua variabel (Nursalam, 2013).
Dalam penelitian yang digunakan model cross sectional yaitu
sejenis penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran atau observasi
data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada satu waktu
(Hidayat, 2014). Dengan melihat status kesehatan penderita hipertensi
pada data yang sudah ada sebelumnya untuk memperkuat ada atau
tidaknya hubungan program pengelolaan penyakit kronis (PROLANIS)
terhadap status kesehatan penderita hipertensi.
4.2. Waktu dan Tempat Penelitian
4.3.1 Waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan selama bulan februari sampai Juni 2017.
42
43
4.3.2 Tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Singgahan Kabupaten Tuban.
4.3. Populasi, Sampling dan Sampel
4.4.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek yang dijadikan penelitian
(Arikunto, 2010). Nursalam (2013) menyatakan bahwa populasi adalah
setiap subyek (misalnya : Manusia, pasien) yang memenuhi kriteria yang
telah ditetapkan. Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah
semua peserta prolanis yang menderita hipertensi di Puskesmas Singgahan
Kabupaten Tuban berjumlah 32 orang.
4.4.2 Sampel
Sampel terdiri dari bagian populasi terjangkau yang dapat
digunakan sebagai subyek penelitian (Nursalam, 2013). Sampel dalam
penelitian ini adalah sebagian peserta prolanis yang menderita hipertensi di
Puskesmas Singgahan Kabupaten Tuban. Rumus perhitungan sampel :
Keterangan :
n = Besar sampel
N= Besar populasi
d= Tingkat Signifikansi (р)
.
44
Jadi jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebagian peserta
prolanis yang menderita hipertensi sebanyak 30 responden. Adapun
kriteria sampel sebagai berikut :
a. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian pada
populasi target dan populasi terjangkau (Nursalam, 2013). Kriteria
inklusi dalam penelitian ini adalah :
1 Peserta yang mengikuti prolanis
2 Peserta prolanis yang menderita hipertensi
3 Peserta yang bersedia menjadi responden
b. Kriteria eksklusi
Kriteria eksklusi adalah mengeluarkan sebagian subyek yang
memenuhi inklusi dari penelitian karena berbagai sebab (Nursalam,
2013). Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah :
1. Responden yang tidak hadir
.
45
4.4.3 Sampling
Sampling penelitian adalah proses menyeleksi populasi yang dapat
mewakili populasi yang ada (Nursalam, 2013).Tehnik sampling yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Non Probability sampling yakni
bahwa tidak memungkinkan untuk setiap anggota populasi menjadi sampel
(Aris, 2011).
Jenis sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Purposive sampling teknik pengambilan sampel didasarkan pada kriteria
tertentu yang sebelumnya ditetapkan oleh peneliti, subyek yang memenuhi
kriteria menjadi anggota sampel (Aris, 2011). Kriteria dibuat oleh peneliti
dari kriteria tersebut baru bisa menetapkan besar sampel, sehingga secara
umum bisa pada semua subyek yang memenuhi kriteria inklusi. Untuk
mengantisipasi responden yang berhalangan hadir karena hal-hal tertentu
atau urusan pribadi mereka.
.
46
4.4. Kerangka Kerja (Frame Work)
Menurut Nursalam (2013) frame work adalah tahapan dalam
aktivitas ilmiah yang dilakukan dalam melakukan penelitian (kegiatan
sejak awal-akhir penelitian).
Identifikasi Masalah
Desain Penelitian Analitik cross sectional
Populasi Semua peserta prolanis yang menderita hipertensi di Puskesmas
Singgahan Kabupaten Tuban berjumlah 32 orang
Sampel
Sebagian peserta prolanis yang menderita hipertensi di Puskesmas Singgahan Kabupaten Tuban berjumlah 30 orang
Sampling Purposive sampling
Variabel Independen Variabel Dependen
Program PROLANIS Status Kesehatan Penderita Hipertensi
Pengumpulan Data Menggunakan Kuesioner
Analisa Data Editing, Coding, Scoring, Tabulating, dan uji rank spearman
Penarikan Kesimpulan
Penyusunan Laporan Akhir
Gambar 4.1 Kerangka kerja hubungan program pengelolaan penyakit kronis (PROLANIS) terhadap status kesehatan penderita hipertensi di Puskesmas Singgahan Kabupaten Tuban
.
47
4.5. Identifikasi Variabel
Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai beda
terhadap sesuatu (benda, manusia dan lain-lain).
1. Variabel Independent (bebas)
Variabel bebas adalah variabel yang nilainya
mempengaruhi variabel lain (Nursalam, 2013). Variabel
independent dalam penelitian ini adalah program pengelolaan
penyakit kronis (PROLANIS).
2. Variabel Dependen (terikat)
Variabel dependent atau variabel terikat adalah variabel
yang nilainya dipengaruhi oleh variabel lain (Nursalam, 2013).
Variabel dependent dalam penelitian ini adalah status kesehatan
penderita hipertensi.
4.6. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara
operasional berdasarkan karakteristik yang diamati (Nursalam, 2013).
Definisi operasional pada penelitian ini akan diuraikan dalam tabel sebagai
berikut :
.
48
Tabel 4.1 Definisi operasional hubungan program pengelolaan penyakit kronis (PROLANIS) terhadap status kesehatan penderita hipertensi di Puskesmas Singgahan Kabupaten Tuban tahun 2017
Variabel
Definisi Parameter
Alat Skala
Skor / Kriteria
Operasional
Ukur
Variabel Sistem 1. Konsultasi K O Skor :
independent pelayanan medis U R Positif
Program kesehatan dari 2. Home visit E D Selalu nilai 4
Pengelolaan BPJS dalam 3. Reminder S I Sering nilai 3
Penyakit penanganan 4. Aktifitas I N Kadang-kadang nilai 2
Kronis penyakit klub dan O A Tidak pernah nilai 1
(PROLANIS) kronis pemantauan N L Negatif
status
E
Selalu nilai 1
kesehatan R Sering nilai 2
Kadang-kadang nilai 3
Tidak pernah nilai 4
Kriteria :
Baik : 76%-100% dari
total skor seluruh
pertanyaan (3)
Cukup : 56%-75% dari
total skor seluruh
pertanyaan (2)
Buruk : < 56% dari
total skor seluruh
pertanyaan(1)(Nursala
m, 2013)
Variabel Derajat 1. Kesehatan K O Skor :
dependent kesehatan fisik U R Positif
status yang 2. Kesehatan E D Sangat Setuju nilai 4
kesehatan menunjukkan mental S I Setuju nilai 3
penderita seseorang 3. Kesehatan I N Tidak Setuju nilai 2
hipertensi untuk dapat 4.
spiritual O A Sangat Tidak Setuju
beraktifitas Kesehatan N L nilai 1
baik fisik,
sosial
E
Negatif
emosional, 5. Kesehatan R
Sangat Setuju nilai 1
dan sosial. Ekonomi Setuju nilai 2
Tidak Setuju nilai 3
Sangat Tidak Setuju
nilai 4
Kriteria :
Baik : 76%-100% dari
total skor seluruh
pertanyaan (3)
Cukup : 56%-75% dari
total skor seluruh
pertanyaan (2)
Buruk : < 56% dari
total skor seluruh
pertanyaan(1)
(Nursalam, 2013)
.
49
4.7. Pengumpulan dan Analisa Data
4.7.1 Instrumen penelitian
Instrumen penelitian adalah alat pengumpul data yang disusun
dengan maksud untuk memperoleh data yang sesuai baik data kualitatif
maupun data kuantitatif (Nursalam, 2013). Dalam pengumpulan data pada
penelitian ini digunakan alat berupa kuesioner yang diberikan pada
responden yang memenuhi kriteria. Kuesioner untuk mengukur program
prolanis, terdiri dari 8 item dengan alternatif jawaban pernyataan positif 4
(Selalu), 3 (Sering), 2 (Kadang-kadang), dan 1 (Tidak Pernah) sedangkan
pernyataan negatif 1 (Selalu), 2 (Sering), 3 (Kadang-kadang), dan 4 (Tidak
Pernah). Kuesioner untuk mengukur status kesehatan penderita hipertensi,
terdiri dari 25 item dengan alternatif jawaban pernyataan positif 4 (Sangat
Setuju), 3 (Setuju), 2 (Tidak Setuju), 1 (Sangat Tidak Setuju) sedangkan
pernyataan negatif 1 (Sangat Setuju), 2 (Setuju), 3 (Tidak Setuju), 4
(Sangat Tidak Setuju). Kuesioner berupa checklist atau daftar cek yang
berisi pernyataan atau pertanyaan yang akan diamati dan responden
memberikan jawaban dengan memberikan cek (√) sesuai dengan hasil
yang diinginkan atau peneliti yang memberikan tanda (√) sesuai dengan
hasil pengamatan (Hidayat, 2010).
Sebelum kuesioner digunakan dalam penelitian ini telah terlebih
dahulu dilakukan uji coba. Instrumen yang baik memenuhi dua
persyaratan penting yaitu valid dan reliabel (Arikunto, 2010).
.
50
1. Uji validitas
Pengujian yang pertama dilakukan adalah pengujian
validitas kuesioner. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah
atau valid tidaknya kuesioner (Arikunto, 2010). Kuesioner
dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu
mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuesioner.
2. Uji reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui sampai sejauh
mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran
dilakukan dua kali atau lebih. Reliabilitas menunjukkan konsistensi
suatu alat ukur dalam mengukur gejala yang sama. Untuk
mengetahui reliabilitas kuesioner, penelitian ini menggunakan
pendekatan pengukuran reliabilitas konsistensi internal dengan
menghitung koefisien alpha. Koefisien alpha ini berkisar antara 0
sampai 1. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliable jika
memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,6. Untuk mengetahui uji
realibilitas menggunakan program SPSS 21.
.
51
4.7.2 Prosedur Penelitian
Pengumpulan data dilakukan dengan prosedur yang berlaku yakni
sebagai berikut :
1. Telah mendapat izin melakukan penelitian dari program studi S1
Keperawatan STIKes ICME Jombang
2. Peneliti menentukan masalah yang ingin dilakukan penelitian dan
mengajukan judul kepada pembimbing
3. Peneliti menyusun proposal penelitian
4. Meminta surat perizinan pengantar untuk pre survey data dan studi
pendahuluan dari kepala Kesatuan Bangsa dan Politik
(KESBANGPOL) Kabupaten Tuban kepada kepala Dinas
Kesehatan Tuban dan Kepala Puskesmas Singgahan.
5. Setelah mendapat izin, peneliti selanjutnya melakukan pre survey
data dan studi pendahuluan di Dinas Kesehatan Kabupaten Tuban
6. Kemudian peneliti melakukan survey data dan studi pendahuluan
di Puskesmas Singgahan.
7. Setelah mendapat izin, peneliti menentukan jumlah populasi yang
selanjutnya menentukan jumlah sampel yang akan diteliti
menggunakan teknik purposive sampling
8. Peneliti melengkapi proposal penelitian sampai dengan
pelaksanaan ujian proposal penelitian
9. Menjelaskan kepada responden tentang maksud dan tujuan
penelitian dan meminta kesediaan untuk menjadi responden
.
52
10. Jika responden setuju, maka responden menandatangani lembar
informed concent.
11. Membagikan kuesioner kepada responden
12. Peneliti memberikan waktu selama beberapa menit untuk mengisi
kuesioner, setelah kuesioner selesai dijawab dan diisi kemudian
responden mengumpulkan kuesioner kepada peneliti.
13. Setelah data terkumpul, peneliti melakukan editing, coding,
scoring, tabulating dengan menggunakan uji rank spearman
14. Penyajian hasil penelitian
15. Penyusunan laporan penelitian
Menurut Hidayat (2014) setelah angket dari responden terkumpul,
selanjutnya dilakukan pengolahan data sebagai berikut :
1. Editing
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran
data yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan
pada tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul.
2. Coding
Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik
(angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori.
Pemberian kode ini penting bila pengolahan dan analisa data
menggunakan komputer. Biasanya dalam pemberian kode dibuat
.
53
juga daftar kode dan artinya dalam satu buku (code book) untuk
memudahkan kembali melihat dari arti suatu kode dari variabel.
1) Responden
Responden 1 = R1
Responden 2 = R2
2) Jenis kelamin
Laki-laki = J1
Perempuan = J2
3) Umur
Umur 26-45 th = U1
Umur 36-45 th = U2
Umur 46-55 th = U3
Umur 56-65 th = U4
4) Tingkat pendidikan
SD
SMP
SMA
Perguruan tinggi
= T1
= T2
= T3
= T4
5) Pekerjaan
Pegawai Swasta
Wiraswasta
Pensiunan
Lain-Lain
= P1
= P2
= P3
= P4
.
54
6) Penghasilan
>1 jt
500 - 900 rb
<1 jt
= H1
= H2
= H3
7) Kriteria Peran
Aktif
Pasif
= A2
= A1
3. Scoring
responden, untuk mengukur program prolanis menggunakan :
Positif Negatif
1. Selalu diberi skor 4 1. Selalu diberi skor 1
2. Sering diberi skor 3 2. Sering diberi skor 2
3. Kadang-kadang 2 3. Kadang-kadang 3
4. Tidak pernah 1 4. Tidak pernah 4
Sedangkan untuk mengukur status kesehatan penderita
hipertensi menggunakan :
Positif Negatif
1. Sangat setuju 4 1. Sangat setuju 1
2. Setuju diberi 3 2. Setuju diberi 2
3. Tidak setuju 2 3. Tidak setuju 3
4. Sangat tidak setuju 1 4. Sangat tidak setuju 4
.
55
5. Tabulating
Tabulating adalah pengelompokkan data ke dalam satu
tabel menurut sifat-sifat yang dimiliki. Pada data ini dianggap
bahwa data telah diproses sehingga harus segera disusun dalam
suatu pola format yang telah dirancang. Adapun hasil pengolahan
data tersebut diinterpretasikan menggunakan skala kumulatif :
100 % = Seluruhnya
76 % - 99 % = Hampir seluruhnya
51 % - 75 % = Sebagian besar responden
50 % = Setengah responden
26 % - 49 % = Hampir dari setengahnya
1 % - 25 % = Sebagian kecil dari responden
0 % = Tidak ada satupun dari responden
(Arikunto, 2010)
4.7.4 Analisa Data
Analisa data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk
yang lebih mudah dibaca dan di interprestasikan (Notoatmodjo, 2010).
Penelitian ini menggunakan analisis univariate dan bivariate.
1 Analisis univariate
Analisis univariate dilakukan terhadap tiap variabel dari
hasil penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya
menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap variabel
.
56
(Notoatmodjo, 2010) yaitu variabel program prolanis dan status
kesehatan penderita prolanis.
Untuk mengukur program prolanis dan status kesehatan
penderita hipertensi menggunakan skala likert. Pada skala likert
disediakan empat alternatif jawaban dan setiap jawaban sudah
tersedia nilainya. Dalam skala likert item ada yang bersifat
(favorable) terhadap masalah yang diteliti, sebaliknya ada yang
bersifat negatif (unfavorable) terhadap masalah yang diteliti. Untuk
program prolanis dengan menggunakan alat ukur :
Skor :
Positif Negatif
Selalu 4 Selalu 1
Sering 3 Sering 2
Kadang-kadang 2 Kadang-kadang 3
Tidak pernah 1 Tidak pernah 4
Kriteria :
Baik (76% – 100%)
Cukup (56% - 75%)
Kurang (< 56%)
(Nursalam, 2013)
.
57
Keterangan :
Untuk mengetahui status kesehatan penderita hipertensi
menggunakan alat ukur :
Positif Negatif
Sangat Setuju 4 Sangat Setuju 4
Setuju 3 Setuju 3
Tidak Setuju 2 Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju 1
1
Kriteria status kesehatan penderita hipertensi:
p = Nf x 100
p : Nilai yang didapat.
f : Skor yang didapat. N
: Skor maksimal Baik
(76% – 100%) Cukup
(56% - 75%) Kurang (<
56%) (Nursalam, 2013)
Sedangkan data khusus dari penelitian ini adalah variabel
independent dan variabel dependent. Variabel independent dalam
penelitian ini adalah program pengelolaan penyakit kronis
(PROLANIS) dan variabel dependent adalah status kesehatan
penderita hipertensi.
.
58
2 Analisa bivariate
Analisis yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga
memiliki keterkaitan atau korelasi (Notoatmodjo, 2010). Analisis
bivariate dalam penelitian ini untuk mengetahui hubungan program
pengelolaan penyakit kronis (PROLANIS) terhadap status
kesehatan penderita hipertensi di Puskesmas Singgahan Kabupaten
Tuban 2017 dianalisis menggunakan uji rank spearman, dengan
software SPSS 21, dimana р < α = 0,05 maka ada hubungan
program pengelolaan penyakit kronis (PROLANIS) terhadap status
kesehatan penderita hipertensi sedangkan р > α = 0,05 maka tidak
ada hubungan program pengelolaan penyakit kronis (PROLANIS)
terhadap status kesehatan penderita hipertensi.
4.8. Etika Penulisan
1 Informed Concent (lembar persetujuan)
Informed concent merupakan bentuk persetujuan antara
peneliti dengan responden. Informed concent diberikan sebelum
penelitian dilakukan dengan cara memberikan lembar persetujuan
untuk menjadi responden. Tujuan informed concent adalah agar
subyek mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui
dampaknya.
.
59
2 Anonymity (tanpa nama)
Masalah etika merupakan masalah yang memberikan
jaminan dalam penggunaan subyek penelitian dengan cara tidak
memberikan atau mencantumkan nama. Responden pada lembar
alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan
data atau hasil penelitian yang akan disajikan.
3 Confidentiality (kerahasiaan)
Masalah ini meupakan etika dengan memberikan jaminan
kerahasiaan hasil penelitian baik nformasi maupun masalah-
masalah lainnya. Semua informasi yang dikumpulkan dijamin
kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang
akan dilaporkan pada hasil riset (Hidayat, 2014).
4.9. Keterbatasan
1. Peneliti menggunakan instrument penelitian kuesioner (angket) yang
dibuat sendiri oleh peneliti berdasarkan parameter pada definisi
operasional memiliki jawaban dari responden yang dipengaruhi oleh
sikap dan harapan pribadi yang bersifat subyektif.
2. Pengumpulan data dengan kuesioner memiliki jawaban kurang akurat
karena terdapat responden yang tidak mampu membaca sehingga
peneliti membantu membacakan kuesioner.
.
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian
Bab ini akan diuraikan tentang hasil penelitian sesuai dengan rumusan
masalah dan tujuan penelitian yang menyajikan hasil dari pengumpulan data
dari lembar kuesioner dan data dokumentasi yang dilaksanakan pada hari
jumat tanggal 7 April 2017 dari jam 08:00 sampai 11:00 WIB kepada 30
responden di Puskesmas Singgahan Kabupaten Tuban. Hasil penelitian
disajikan dalam dua bagian yaitu data umum dan data khusus, Data umum
dimuat karakteristik jenis kelamin, umur, tekanan darah, lama menderita,
status perkawinan, pendidikan terakhir, pekerjaan dan penghasilan setiap
bulan, sedangkan data khusus terdiri dari program pengelolaan penyakit
kronis (PROLANIS) dan status kesehatan penderita hipertensi serta tabel
silang yang menggambarkan hubungan program pengelolaan penyakit kronis
(PROLANIS) terhadap status kesehatan penderita hipertensi di Puskesmas
Singgahan Kabupaten Tuban 2017.
5.1.1 Gambaran lokasi penelitian
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Singgahan Kabupaten Tuban.
Puskesmas Singgahan adalah salah satu Puskesmas induk dengan wilayah
kerja meliputi 12 desa yang tersebar di wilayah Kecamatan Singgahan yang
dibantu oleh 2 Puskesmas pembantu, 1 poskedes, dan 10 polindes, yang
berlokasi di Jalan Panglima Sudirman No. 9 Telpon. (0356) 7009938 desa
60
61
Mulyoagung, Kecamatan Singgahan, Kabupaten Tuban, kode pos 62361,
alamat e-mail [email protected]. Lokasi Puskesmas ini
mudah dijangkau terletak didekat jalan raya dilewati oleh bis antar kota serta
akses jalan yang telah beraspal. Batas utara dari Puskesmas yakni jalan raya
besar dan didepannya balai desa Mulyoagung, batas timur depan terdapat TK
dharma wanita dan belakang Kecamatan Singgahan, batas selatan pojok
kanan belakang ada lapangan dan kiri perumahan warga, batas barat belakang
sawah dan depan perumahan warga. Program prolanis di Puskesmas
Singgahan telah berjalan lebih dari 2 tahun tepatnya peresmiannya tanggal 8
mei 2016, pelaksana program prolanis yakni dokter, perawat dan bidan.
Kegiatan para petugas kesehatan di Puskesmas Singgahan Kabupaten
Tuban dimulai dari pukul 07:00 WIB sampai 14:00 WIB, kecuali hari jumat
jam 07:00 WIB sampai 11:00 WIB da hari sabtu dari jam 07:00 WIB sampai
12:00 WIB. Kegiatan dari Puskesmas Singgahan setiap minggu pada hari
jumat dilakukan Prolanis, tiap bulan sekali diadakan posyandu lansia, tiap
bulan sekali diadakan posbindu dan lain sebagainya.
.
62
5.1.2 Data Umum
1. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin di
Puskesmas Singgahan Kabupaten Tuban 2017
No. Jenis Kelamin Frekuensi Prosentase (%)
1. Laki-laki 11 36,7
2. Perempuan 19 63,3
Jumlah 30 100
Sumber : data primer (2017)
Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden
memiliki jenis kelamin perempuan, berjumlah 19 orang (63,3%).
2. Karakteristik responden berdasarkan umur
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur di Puskesmas
Singgahan Kabupaten Tuban 2017
No. Umur Frekuensi Prosentase (%)
1. 26-45 th 1 3,3
2. 46-65 th 16 53,3
3. 76-85 th 11 36,7
4. > 86 th 2 6,7
Jumlah 30 100
Sumber : data primer (2017)
Berdasarkan tabel 5.2 menunjukkan bahwa sebagian besar
responden memiliki umur 46-65 tahun, berjumlah 16 orang (53,3%).
.
63
3. Karakteristik responden berdasarkan tekanan darah
Tabel 5.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan tekanan darah di
Puskesmas Singgahan Kabupaten Tuban 2017
No. Tekanan Darah Frekuensi Prosentase (%)
1. Batas atas 140-159 21 70,0 mmhg ,
Batas bawah 90-99 mmhg
2. ≥160 mmhg , ≥100 9 30,0
mmhg
Jumlah 30 100
Sumber : data primer dan data sekunder (2017)
Berdasarkan tabel 5.3 menunjukkan bahwa sebagian besar
responden memiliki tekanan darah batas atas 140-159 mmhg batas bawah
90-99 mmhg (Hipertensi derajat 1), berjumlah 21 orang (70,0%).
4. Karakteristik responden berdasarkan lama menderita
Tabel 5.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan lama menderita di
Puskesmas Singgahan Kabupaten Tuban 2017
No. Lama Menderita Frekuensi Prosentase (%)
1. < 1 Tahun 3 10,0
2. > 1 Tahun 27 90,0
Jumlah 30 100
Sumber : data primer (2017)
Berdasarkan tabel 5.4 menunjukkan bahwa hampir seluruh
responden mengalami menderita tekanan darah tinggi > 1 tahun,
berjumlah 27 orang (90,0%).
.
64
5. Karakteristik responden berdasarkan status perkawinan
Tabel 5.5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan status perkawinan
di Puskesmas Singgahan Kabupaten Tuban 2017
No. Status Perkawinan Frekuensi Prosentase (%)
1. Kawin 21 70,0
2. Tidak Kawin / Belum 0 0
3. Janda / Duda 9 30,0
Jumlah 30 100
Sumber : data primer (2017)
Berdasarkan tabel 5.5 menunjukkan bahwa sebagian besar responden
berstatus kawin, berjumlah 21 orang (70,0%).
6. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir
Tabel 5.6 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan terkahir
di Puskesmas Singgahan KabupatenTuban 2017
No. Pendidikan Frekuensi Prosentase (%)
1. SD 4 13,3
2. SMP / SLTP 4 13,3
3. SMA / SMU 7 23,3
4. Perguruan Tinggi 15 50
Jumlah 30 100
Sumber : data primer (2017)
Berdasarkan tabel 5.6 menunjukkan bahwa setengah responden
berpendidikan tinggi, berjumlah 15 orang (50,0%).
.
65
7. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan
Tabel 5.7 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan di
Puskesmas Singgahan Kabupaten Tuban 2017
No. Pekerjaan Frekuensi Prosentase (%)
1. Pegawai Swasta 2 6,7
2. Wiraswasta 4 13,3
3. Pensiunan 22 73,3
4. Lain-Lain 2 6,7
Jumlah 32 100
Sumber : data primer (2017)
Berdasarkan tabel 5.7 menunjukkan bahwa sebagian besar
responden pensiunan, berjumlah 22 orang (73,3%).
8. Karakteristik responden berdasarkan penghasilan
Tabel 5.8 Distribusi freksuansi responden berdasarkan penghasilan di
Puskesmas Singgahan Kabupaten Tuban 2017
No. Pendapatan Frekuensi Prosentase (%)
1. > Rp. 1.000.000 / bulan 23 76,7
2. Rp. 500.000-Rp. 900.000 / 1 3,3
bulan
3. < Rp. 500.000 / bulan 6 20,0
Jumlah 30 100
Sumber : data primer (2017)
Berdasarkan tabel 5.8 menunjukkan bahwa hampir seluruh
responden berpenghasilan > Rp. 1.000.000 / bulan, berjumlah 23
orang (76,7%).
.
66
5.1.3 Data Khusus
1. Program pengelolaan penyakit kronis (ROLANIS)
Tabel 5.9 Distribusi frekuensi responden berdasarkan program
pengelolaan penyakit kronis (PROLANIS) di Puskesmas Singgahan Kabupaten Tuban 2017
No. Program Prolanis Frekuensi Prosentase (%)
1. Baik 27 90,0
2. Cukup 3 10,0
3. Buruk 0 0,0
Jumlah 30 100 Sumber : data primer (2017)
Berdasarkan tabel 5.9 menunjukkan bahwa hampir seluruh
responden dalam mengikuti program prolanis mendapat nilai baik, berjumlah 27 orang (90,0%).
2. Status kesehatan penderita hipertensi
Tabel 5.10 Distribusi frekuensi responden berdasarkan status kesehatan
penderita hipertensi di Puskesmas Singgahan Kabupaten Tuban 2017
No. Status Kesehatan Frekuensi Prosentase (%)
1. Baik 24 80,0
2. Cukup 6 20,0
3. Buruk 0 0,0
Jumlah 30 100 Sumber : data primer (2017)
Berdasarkan tabel 5.10 menunjukkan bahwa hampir seluruh responden berstatus kesehatan baik, berjumlah 24 orang (80,0%).
.
67
5.1.4 Hubungan program pengelolaan penyakit kronis (PROLANIS) terhadap
status kesehatan penderita hipertensi di Puskesmas Singgahan Kabupaten
Tuban
Tabel 5.11 Tabulasi silang hubungan program pengelolaan penyakit kronis (PROLANIS) terhadap status kesehatan penderita hipertensi di
Puskesmas Singgahan Kabupaten Tuban Tahun 2017
Program Status Kesehatan Penderita Hipertensi Total
Prolanis
Baik
Cukup
Buruk
∑%%∑%% ∑ %%∑ % %
Baik 23 85,2 76,7 4 14,8 13,3 0 0,0 0,0 27 100,0 90,0
Cukup 1 33,3 3,3 2 66,7 6,7 0 0,0 0,0 3 100,0 100,0
Buruk
Total 24 80,0 80,0 6 20,0 20,0 0 0,0 30 100 100
Hasil uji statistik rank spearman diperoleh angka ρ = 0,034 Sumber : data primer (2017)
Berdasarkan tabel 5.11 dapat dilihat bahwa hampir seluruh
responden yang mengikuti program prolanis dengan nilai baik memiliki
status kesehatan baik, berjumlah 24 responden (80,0 %).
Hasil uji statistik rank spearman diperoleh angka signifikan atau
nilai probabilitas (0,034) jauh lebih rendah dari standart signifikansi (0,05)
atau (ρ < α), maka data H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti ada
hubungan program pengelolaan penyakit kronis (PROLANIS) terhadap
status kesehatan penderita hipertensi di Puskesmas Singgahan Kabupaten
Tuban.
.
68
5.2 Pembahasan
5.2.1 Program pengelolaan penyakit kronis (PROLANIS)
Berdasarkan tabel 5.9 menunjukkan bahwa hampir seluruh
responden dalam mengikuti program prolanis mendapat nilai baik
berjumlah 27 orang (90,0%) dan program prolanis dengan nilai cukup
berjumlah 3 orang (10,0%).
Hasil penelitian ini sesuai dengan pernyataan Blum (1974) dalam
Notoatmodjo (2012) faktor yang mempengaruhi status kesehatan
seseorang ditentukan oleh 4 faktor salah satunya yaitu pelayanan
kesehatan yang meliputi upaya promotif, preventif, perawatan,
pengobatan, pencegahan kecacatan, rehabilitasi. Sedangkan Prolanis
merupakan program yang dikeluarkan oleh badan penyelenggara jaminan
sosial (BPJS) yang ditujukan pada peserta penyandang penyakit kronis
(Hipertensi dan DM Tipe 2) agar mencapai kualitas hidup yang optimal
dengan biaya pelayanan yang efektif dan efisien (BPJS Kesehatan, 2014)
Menurut data yang diperoleh peneliti program pengelolaan
penyakit kronis (PROLANIS) merupakan program pelayanan kesehatan
bagi seseorang yang menderita penyakit kronis untuk meningkatkan
kualitas hidup, status kesehatan, serta harapan hidup bagi seseorang
dengan cara yang efektif dan efisien. Program dikatakan baik bila dapat
meningkatan kualitas hidup peserta program prolanis, beberapa contoh
kegiatan program yakni senam prolanis, konsultasi medis, penyuluhan,
.
69
serta pemantauan status kesehatan peserta seperti pemeriksaan tekanan
darah (Puskesmas Singgahan,2017).
Faktor yang mempengaruhi program pengelolaan penyakit kronis
(PROLANIS) diantaranya yaitu jenis kelamin. Menunjukkan bahwa
sebagian besar responden memiliki jenis kelamin perempuan.
Hasil penelitian ini sesuai pendapat Andra dan Yessie (2013),
Menyatakan perbandingan wanita dan pria hingga 55 tahun lebih banyak
ditemukan pada pria. Namun setelah terjadi manepouse tekanan darah
wanita cenderung meningkat sehingga lebih banyak ditemukan pada
wanita daripada pria. Tekanan darah atau hipertensi merupakan salah
satu penyakit kronis yang menjadi tujuan dalam program pengelolaan
penyakit kronis (PROLANIS) yang dilaksanakan oleh BPJS agar
tercapainya peningkatan kualitas hidup peserta.
Faktor yang mempengaruhi program pengelolaan penyakit kronis
(PROLANIS) diantaranya umur. Menunjukkan bahwa sebagian besar
responden memiliki umur 46-65 tahun.
Hasil penelitian ini sesuai pendapat dari Andra dan Yessie (2013),
Menyatakan hipertensi erat kaitannya dengan umur, semakin tua
seseorang semakin besar risiko terserang hipertensi. Arteri kehilangan
elastisitasnya. Meskipun bisa terjadi pada segala umur sering dijumpai
pada orang berumur 35 tahun ke atas. Hal ini disebabkan perubahan
.
70
alami jantung, pembuluh darah dan hormon. Kebanyakan peserta
program prolanis adalah mereka yang memiliki usia lansia.
Faktor yang mempengaruhi program pengelolaan penyakit kronis
(PROLANIS) diantaranya lama menderita. Menunjukkan bahwa
sebagian besar responden menderita tekanan darah tinggi > 1 tahun.
Hasil penelitian ini sesuai pendapat dari Andra dan Yessie (2013),
menyatakan biasanya penyakit hipertensi ini penyakit yang menahun
yang sudah lama dialami oleh pasien, dan biasanya pasien
mengkonsumsi obat rutin seperti Captopril. Orang akan lebih erat
kaitannya dengan pelayanan kesehatan ketika penyakit yang diderita
sudah lama dan timbul berbagai macam gejala.
Faktor yang mempengaruhi program pengelolaan penyakit kronis
(PROLANIS) diantaranya status perkawinan. Menunjukkan bahwa
sebagian besar responden berstatus kawin.
Hasil penelitian ini sesuai pendapat dari Andra dan Yessie (2013),
menyatakan keluarga yang memiliki hipertensi dan penyakit jantung
risiko 2-5 kali lipat. Penelitian menunjukkan tekanan darah anak lebih
mendekati tekanan darah orang tuanya bila memiliki hubungan darah.
Hal ini ditunjukan bahwa gen yang diturunkan dan bukan hanya faktor
lingkungan. Seseorang yang memiliki keluarga akan lebih
memperhatikan status kesehatan satu sama lain dengan berbagai macam
cara seperti mengikuti program pelayanan kesehatan.
.
71
Faktor yang mempengaruhi program pengelolaan penyakit kronis
(PROLANIS) diantaranya pendidikan. Menunjukkan bahwa setengah
responden berpendidikan tinggi.
Hasil penelitian ini sesuai pendapat dari Notoatmodjo (2012),
menyatakan bahwa tingkat pengetahuan akan membentuk cara berpikir
dan kemampuan seseorang untuk memahami faktor yang berhubungan
dengan penyakit dan menggunakan pengetahuan untuk menjaga
kesehatannya. Pendidikan mempengaruhi perilaku dalam menjaga
kesehatan. Biasanya orang yang berpendidikan lebih beresiko kecil
terkena penyakit dibandingkan dengan masyarakat awam dengan
kesehatan. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka akan memiliki
pola pikir yang lebih baik dalam mengambil keputusan untuk lebih hidup
sehat dengan cara yang cerdas seperti halnya mengikuti program
pelayanan kesehatan.
Faktor yang mempengaruhi program pengelolaan penyakit kronis
(PROLANIS) diantaranya pekerjaan. Menunjukkan bahwa hampir
seluruh responden pensiunan. Sedangkan faktor yang mempengaruhi
program pengelolaan penyakit kronis (PROLANIS) dilihat dari
penghasilan menunjukkan bahwa sebagian besar responden
berpenghasilan > Rp. 1.000.000 / bulan.
Hasil penelitian ini sesuai pendapat dari Notoatmodjo (2012),
menyatakan bahwa faktor seperti lingkungan sosial, tingkat pendapatan,
.
72
pekerjaan dan ketahanan pangan dalam keluarga merupakan faktor yang
berpengaruh pada penentuan derajat kesehatan seseorang. seseorang dari
segi finansial akan mempengaruhi status ekonomi, dimana dengan
pendapatan yang lebih besar memungkinkan lebih bisa terpenuhinya
kebutuhan sehingga yang ada di masyarakat bahwa semakin tinggi status
ekonomi seseorang maka akan semakin tinggi pula kelas sosialnya..
Seseorang akan memilih mana pilihan yang tepat untuk menunjang
kehidupannya.
5.2.2 Status kesehatan penderita hipertensi
Berdasarkan tabel 5.10 menunjukkan bahwa hampir seluruh
responden berstatus kesehatan baik berjumlah 24 orang (80,0%).
Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Neneng Nurhayati (2009),
menyatakan bahwa status kesehatan adalah derajat kesehatan yang
menunjukkan seseorang untuk dapat beraktifitas fisik, emosional, dan
sosial, dengan atau tanpa pelayanan kesehatan. Untuk mengetahui dan
menetapkan hasil pengukuran status kesehatan, salah satu cara yang
dilakukan adalah dengan pemeriksaan kesehatan. Hal ini dilakukan dengan
tujuan untuk mengetahui resiko kesehatan dari setiap orang. Menurut Blum
(1974) dalam notoatmodjo (2012) faktor yang mempengaruhi status
kesehatan seseorang ditentukan oleh 4 faktor salah satunya pelayanan
kesehatan, meliputi promotif, preventif, perawatan, pengobatan,
pencegahan kecacatan, rehabilitasi. Pelayanan kesehatan bila
.
73
dimanfaatkan dengan baik maka akan berdampak positif bagi seseorang
dalam membantu mencapai kesehatan yang lebih baik serta pelayanan
kesehatan memberikan keringanan berupa pengobatan gratis. Berdasarkan
data yang diperoleh peneliti peserta yang mengikuti program dengan baik
dan rutin memiliki perubahan status kesehatan yang lebih baik.
(Puskesmas Singgahan, 2017). Seperti halnya perubahan status kesehatan
fisik (pusing, cara berjalan, konsumsi garam, gangguan tidur, cepat lelah,
konsumsi obat, penglihatan), kesehatan mental (menerima kritik dan saran,
puas dengan kehidupan, mengambil keputusan, harapan hidup), kesehatan
sosial (percaya diri, bersosialisasi), kesehatan spiritual (bersyukur), serta
kesehatan ekonomi (pengeluaran biaya).
.
74
5.2.3 Hubungan program pengelolaan penyakit kronis (PROLANIS) terhadap
status kesehatan penderita hipertensi
Berdasarkan tabel 5.11 dapat dilihat bahwa hampir seluruh responden
yang mengikuti program prolanis dengan nilai baik memiliki status
kesehatan baik berjumlah 24 responden (80,0 %).
Hasil uji statistik rank spearman diperoleh angka signifikan atau nilai
probabilitas (0,034) jauh lebih rendah dari standart signifikansi (0,05) atau
(ρ < α), maka data H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti ada hubungan
program pengelolaan penyakit kronis (PROLANIS) terhadap status
kesehatan penderita hipertensi di Puskesmas Singgahan Kabupaten Tuban.
Hasil penelitian ini sesuai pendapat dari BPJS Kesehatan (2014),
menyatakan bahwa Program prolanis adalah sistem pelayanan kesehatan
dan pendekatan proaktif yang dilaksanakan secara terintegrasi yang
melibatkan peserta, Fasilitas Kesehatan dan BPJS Kesehatan dalam rangka
pemeliharaan kesehatan bagi peserta BPJS Kesehatan yang menderita
penyakit kronis untuk mencapai kualitas hidup yang optimal dengan biaya
pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien.
Mendorong peserta penyandang penyakit kronis mencapai kualitas
hidup optimal dengan indikator 75% peserta terdaftar yang berkunjung ke
Faskes Tingkat Pertama memiliki hasil ”baik” pada pemeriksaan spesifik
terhadap penyakit DM Tipe 2 dan Hipertensi sesuai panduan klinis terkait
sehingga dapat mencegah timbulnya komplikasi penyakit.
.
75
Aktifitas dalam prolanis meliputi konsultasi medis / edukasi berupa
penyuluhan tentang berbagai macam penyakit, home visit untuk pasien
yang tidak bisa datang untuk melakukan program, reminder, aktifitas klub
seperti olahraga yakni senam prolanis dan pemantauan status kesehatan
berupa pemeriksaan tekanan darah, cek gula darah dan, asam urat.
Hasil penelitian ini sesuai pendapat dari Notoatmodjo (2012),
menyatakan bahwa kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik,
mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk
hidup produktif secara sosial dan ekonomi. UU No.36 tahun 2009 yang
menyatakan batasan kesehatan mencakup 5 aspek, yakni : fisik (badan),
mental (jiwa), sosial, spiritual, dan ekonomi. faktor yang mempengaruhi
status kesehatan seseorang menurut Blum (1974) ditentukan oleh 4 faktor
salah satunya pelayanan kesehatan, meliputi promotif, preventif,
perawatan, pengobatan, pencegahan kecacatan, rehabilitasi.
.
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN.
6.1 Kesimpulan
1. Program pengelolaan penyakit kronis (PROLANIS) di Puskesmas
Singgahan Kabupaten Tuban terkategori baik.
2. Status kesehatan penderita hipertensi di Puskesmas Singgahan
Kabupaten Tuban terkategori baik.
3. Ada hubungan antara program pengelolaan penyakit kronis
(PROLANIS) terhadap status kesehatan penderita hipertensi di
Puskesmas Singgahan Kabupaten Tuban.
6.2 Saran
1. Bagi Penderita Hipertensi
Diharapkan dapat menjadi pengetahuan mengenai hubungan
program prolanis terhadap status kesehatan penderita hipertensi serta
lebih rutin dalam mengikuti program agar mencapai status kesehatan
dan kualitas hidup yang lebih baik.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini hanya membahas tentang salah satu penyakit dari
program prolanis yakni hipertensi diharapkan dapat memanfaatkan
penelitian ini sebagai literatur dan melanjutkan penelitian ini lebih
baik lagi dengan variabel, jenis dan metode yang berbeda serta
membahas keseluruhan dari program ini.
76
77
3. Bagi Petugas Pemegang Prolanis di Puskesmas
Petugas Pemegang Prolanis di Puskesmas diharapkan
mempertahankan perannya sebagai motivator, edukator, konselor serta
fasilitator dan lebih inovator dalam mengelola program untuk peserta
agar tercapai tujuan menjadikan peserta program yang menderita
hipertensi mendapatkan status kesehatan yang lebih baik.
.
DAFTAR PUTAKA
Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:Rineka Cipta
BPJS Kesehatan RI, 2014, Panduan Praktis PROLANIS (Program Pengelolaan Penyakit Kronis), BPJS Kesehatan RI, Jakarta, 1-18.
Deiby, Herlina & Hedison, 2016. “Pengaruh Senam Prolanis terhadap Penyandang Hipertensi”. Jurnal e-Biomedik (eBm), Vol. 4 No.1
Hendi. S., 2017 ”Prolanis dan 2 Penyakit yang selalu kompak berjalan beriringan”, kompasiana beyond blogging, di akses dalam ”http://m.Kompasiana.com/hendisetiyanto/prolanis-dan-2-penyakit-yang- selalu-kompak-berjalan-beriringan_55fb8861769373991078f3ea (diakses tanggal 6 maret 2017). pukul 08:18 WIB.
Hidayat A.A., 2015. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data, Jakarta. Salemba medika.
Ika Siskawati. 2017.”Status Kesehatan Individu Menurut Notoatmodjo”, ikha’s
blog, di akses dalam”http://ika-siskawati.blogspot.co.id/2013/02/status-
kesehatan-individu-menurut.html?m=1 (diakses tanggal 4 maret 2017). pukul 18:16 WIB
Masriadi. 2016. Epidemologi Penyakit Tidak Menular, 1rd edn., CV Trans Info Medika, Jakarta.
Notoatmodjo. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan, PT Rineka Cipta, Jakarta.
Notoatmodjo, S., 2010, Metodelogi Penelitian Kesehatan, Jakarta, Rineka cipta.
Nurhayati, 2009. “Profil Status Kesehatan Pekerja Di PT. Mulia Keramik Indah Raya, Cikarang Bekasi Tahun 2008”. (Depok: Universitas Indonesia. 2009).
Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis Edisi 3, Jakarta, Salemba Medika.
Nursalam. 2014. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis Edisi 4, Jakarta, Salemba Medika.
Padila. 2013. Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam, Nuha Medika, Yogyakarta
Riset Kesehatan Dasar. 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan, Departemen Kesehatan, Republik Indonesia.
Wade.2016. Mengatasi Hipertensi, Nuansa Cendekia, Bandung.
Wahyudi, S.2015. Gambaran Pasien Penyakit Hipertensi Di RSUP H.Adam Malik
Medan Juli 2014 sampai Desember 2014, Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara, Medan.
Wijaya & Putri. 2013. Keperawtan Medikal Bedah, Nuha Medika, Yogyakarta.
Lampiran1
PERNYATAAN BERSEDIA MENJADI RESPONDEN
Judul
Peneliti
NIM
: Hubungan Program Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS)
terhadap Status Kesehatan Penderita Hipertensi di Puskesmas
Singgahan Kabupaten Tuban
: Putri Desita Purnama Sari
: 13.321.0105
Bahwa saya diminta untuk berperan serta dalam Skripsi ini sebagai
responden dengan mengisi angket yang disediakan oleh peneliti.
Sebelumnya saya telah diberi penjelasan tentang tujuan Skripsi ini dan
saya telah mengerti bahwa peneliti akan merahasiakan identitas, data maupun
informasi yang saya berikan. Apabila ada pertanyaan yang diajukan menimbulkan
ketidaknyamanan bagi saya,peneliti akan menghentikan pada saat ini dan saya
berhak mengundurkan diri.
Demikian persetujuan ini saya buat secara sadar dan sukarela, tanpa ada
unsure pemaksaan dari siapapun,saya menyatakan : Bersedia
Menjadi responden dalam Skripsi
Jombang,.................2017
Peneliti
Responden
(Putri Desita Purnama Sari) ( )
Lampiran 2
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada.
Yth.
Bapak/Ibu Peserta Prolanis di Puskesmas Singgahan Kabupaten Tuban
Dengan hormat,
Saya PUTRI DESITA PURNAMA SARI mahasiswa S1 STIKES “ICME”
Jombang akan mengadakan penelitian untuk mengetahui Hubungan Program
Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS) terhadap Status Kesehatan Penderita
Hipertensi di Puskesmas Singgahan Kabupaten Tuban. Sehubungan dengan hal
tersebut di atas, saya mohon kesediaan ibu / bapak memberikan jawaban atas
pertanyaan dan pernyataan yang disampaikan, keikutsertaan ibu/bapak dalam
menjawab dan mengisi angket ini bersifat sukarela.
Kami akan menjamin kerahasiaan jawaban yang anda berikan dan hasilnya
akan digunakan sebagai masukan mengenai Hubungan Program Pengelolaan
Penyakit Kronis (PROLANIS) terhadap Status Kesehatan Penderita Hipertensi di
Puskesmas Singgahan Kabupaten Tuban. Atas kesediaan dan bantuan Ibu saya
ucapkan terima kasih.
Jombang…………….2017
Hormat saya
(Putri Desita Purnama Sari)
…
Lampiran 3
Kuesioner
HUBUNGAN PROGRAM PENGELOLAAN PENYAKIT KRONIS (PROLANIS)
TERHADAP STATUS KESEHATAN PENDERITA HIPERTENSI TAHUN 2017
1. DAFTAR IDENTITAS RESPONDEN
1 Nama :
2 Jenis Kelamin :
3 Umur :
4 Tekanan Darah :
5 Lama Menderita :
a < 1 tahun
b > 1 tahun
6 Status :
a Kawin
b Tidak Kawin
c Janda / Duda
7 Pendidikan terakhir yang berijazah :
a SD
b SMP / SLTP
c SMA / SMU
d Perguruan Tinggi
8 Pekerjaan :
a Pegawai Swasta
b Wiraswasta
c Pensiunan
d Lain-lain ( )
9 Penghasilan individu / keluarga setiap bulan :
a > Rp. 1.000.000 / bulan
b Rp. 500.000 – Rp. 900.000 / bulan c
< Rp. 500.000 / bulan
…
KISI-KISI KUESIONER PROGRAM PROLANIS
No PARAMETER Jumlah Nomor Jenis
Pernyataan Pernyataan Pernyataan
1 Konsultasi medis 4 1,2,4 Positif
3 Negatif
2 Reminder 2 5 Positif
6 Negatif
3 Aktifitas klub dan 2 7 Negatif
pemantauan status kesehatan 8 Positif
KISI-KISI KUESIONER STATUS KESEHATAN PENDERITA
HIPERTENSI
No PARAMETER Jumlah Nomor Jenis
Pernyataan Pernyataan Pernyataan
1 Kesehatan Fisik 11 1,3,4,5,6,8,10,11 Positif
2,7,9 Negatif
2 Kesehatan Mental 5 12,13,15,16 Positif
14 Negatif
3 Kesehatan Sosial 2 17 Negatif
18 Positif
4 Kesehatan Spiritual 4 19,20,21 Positif
22 Negatif
5 Kesehatan Ekonomi 3 23,25 Positif
24 Negatif
…
Program PROLANIS
Petunjuk Pengisian
1. Bacalah dengan teliti pernyataan berikut di bawah ini
2. Jawablah seluruh pernyataan berikut dengan memberi tanda check (√)
pada salah satu kolom yang telah disediakan
a SL (Selalu) : Jika pernyataan selalu dilakukan
b S (Sering) : Jika pernyataan sering dilakukan
c K (Kadang-Kadang) : Jika pernyataan kadang – kadang dilakukan
d TP (Tidak Pernah) : Jika pernyataan tidak pernah dilakukan
No Pernyataan SL S K TP
1 Saya rutin mengikuti kegiatan prolanis
2 Saya melakukan aktifitas konsultasi medis yang
diselenggarakan prolanis
3 Jadwal konsultasi di prolanis saya berpindah
pindah hari dalam pelaksanaannya
4 Saya mengikuti aktifitas edukasi peserta prolanis
yakni berupa penyuluhan tentang penyakit
5 Saya mendapatkan pesan pengingat (SMS) dari
petugas untuk kegiatan prolanis
6 Saya mengabaikan pesan pengingat yang
dikirimkan petugas prolanis
7 Saya jarang melakukan pemeriksaan rutin tekanan
darah setiap mengikuti prolanis
8 Saya rutin mengikuti aktifitas klub prolanis seperti
senam prolanis, penyuluhan, pemeriksaan status
kesehatan
…
Status Kesehatan Penderita Hipertensi
Petunjuk Pengisian
1 Bacalah dengan teliti pernyataan berikut di bawah ini
2 Jawablah seluruh pernyataan berikut dengan memberi tanda check (√)
pada salah satu kolom yang telah disediakan
1 S (Sangat Setuju) : Jika pernyataan sangat setuju dilakukan
2 S (Setuju) : Jika pernyataan setuju dilakukan
3 TS (Tidak Setuju) : Jika pernyataan tidak setuju dilakukan
4 SS (Sangat Tidak Setuju) : Jika pernyataan sangat tidak setuju
dilakukan
Kesehatan fisik
No Pernyataan S S TS SS
1 Keluhan saya merasa pusing berkurang dengan kegiatan
prolanis
2 Saya sering mengalami gangguan tidur dengan mengikuti
prolanis
3 Keluhan saya sering mengalami sakit dan berat kepala
berkurang dengan prolanis
4 Kebutuhan minum obat antihipertensi / penurun tekanan
darah berkurang dengan prolanis
5 Keluhan merasa cepat lelah, letih, nafas pendek, detak
jantung meningkat, irama jantung cepat saat beraktivitas
berkurang dengan prolanis
6 Kenaikan tekanan darah saya terkontrol dengan prolanis
7 Saya mengkonsumsi makanan tinggi garam, lemak dan
kolesterol dengan prolanis
8 Gangguan penglihatan (kabur) berkurang dengan prolanis
9 Saya mengalami penurunan kekuatan genggam dengan
prolanis
10 Keluhan sering mengalami nyeri hilang timbul pada tungkai
berkurang dengan prolanis
11 Keluhan perubahan cara berjalan berkurang dengan prolanis
…
Kesehatan Mental
No Pernyataan S S TS SS
12 Kehidupan saya menjadi lebih bahagia dengan prolanis
13 Saya lebih bisa menerima kritik dan saran dari orang
lain dengan prolanis
14 Saya merasa kurang puas dengan kehidupan saya
dengan prolanis
15 Saya lebih mampu mengambil keputusan dengan cepat
dalam menyelesaikan permasalahan dengan prolanis
16 Saya kembali menemukan harapan atas diri saya dengan
prolanis
Kesehatan Spiritual
No Pernyataan S S TS SS
17 Saya kurang bersyukur atas hidup yang saya jalani
sekarang dengan prolanis
18 Saya mengalami peningkatan menjalankan ibadah sesuai
dengan keyakinan / menurut ajaran agama saya dengan
prolanis
Kesehatan Sosial
No Pernyataan S S TS SS
19 Saya menemukan kepercayaan diri saya berteman dan
sering menyapa tetangga saya dengan prolanis
20 Saya menemukan kepercayaan diri saya dalam
melakukan aktivitas mengobrol dengan tetangga saya
dengan prolanis
21 Saya menemukan kepercayaan diri saya dengan saling
membantu serta menghargai satu sama lain dengan
…
prolanis
22 Saya merasa gelisah dengan hidup yang saya jalani
dengan prolanis
Kesehatan Ekonomi
No Pernyataan S S TS SS
23 Saya memiliki kegiatan yang menghasilkan secara
finansial (keuangan) yang dapat mencukupi kehidupan
saya sendiri / keluarga
24 Saya mengeluarkan biaya yang terlalu tinggi untuk
berobat saya
25 Saya memiliki kartu jaminan sehat untuk pengobatan
saya
…
Lampiran 4
Bulan
No. Kegiatan Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Konsultasi judul
2. Penyusunan proposal
3. Pendaftaran ujian proposal
4. Ujian proposal
5. Revisi proposal
6. Pengambilan data
7. Pengolahan data
8. Konsultasi hasil 9. Pendaftaran ujian hasil
10. Ujian hasil
11. Revisi hasil
12. Penggandaan dan pengumpulan skripsi
Lampiran 5
DATA UMUM RESPONDEN
No Responden Data Umum
Jenis Kelamin Umur Tekanan Darah Lama Menderita Status Perkawinan Pendidikan Terakhir Pekerjaan Penghasilan
R 1 J1 U4 T1 L2 S1 P4 K3 H1
R 2 J1 U4 T2 L2 S3 P4 K3 H1
R 3 J2 U2 T1 L2 S1 P4 K4 H1
R 4 J2 U2 T1 L2 S1 P1 K2 H1
R 5 J2 U3 T1 L2 S3 P4 K3 H3
R 6 J2 U2 T1 L2 S3 P3 K3 H1
R 7 J2 U2 T2 L2 S3 P2 K2 H1
R 8 J2 U2 T1 L2 S3 P2 K3 H1
R 9 J2 U2 T1 L2 S1 P2 K3 H1
R 10 J2 U1 T1 L1 S1 P2 K2 H1
R 11 J2 U2 T1 L2 S1 P4 K3 H1
R 12 J2 U2 T1 L2 S3 P1 K2 H3
R 13 J1 U3 T2 L2 S1 P3 K3 H1
R 14 J1 U3 T1 L1 S1 P3 K3 H3
R 15 J2 U3 T1 L2 S1 P1 K4 H3
R 16 J2 U3 T1 L2 S3 P4 K3 H1
R 17 J2 U2 T1 L2 S1 P4 K3 H3
R 18 J2 U3 T1 L2 S3 P4 K3 H1
R 19 J2 U2 T1 L2 S1 P3 K3 H1
R 20 J2 U2 T1 L1 S3 P1 K3 H3
R 21 J1 U3 T2 L2 S1 P3 K3 H1
R 22 J1 U2 T2 L2 S1 P3 K3 H2
R 23 J1 U3 T2 L2 S1 P3 K3 H1
R 24 J1 U2 T1 L2 S1 P4 K3 H1
R 25 J2 U2 T1 L2 S1 P4 K3 H1
R 26 J1 U3 T2 L2 S1 P4 K3 H1
R 27 J2 U3 T1 L2 S1 P4 K3 H1
R 28 J1 U2 T2 L2 S1 P4 K1 H1
R 29 J2 U2 T1 L2 S1 P4 K1 H1
R 30 J1 U3 T2 L2 S1 P4 K3 H1
Keterangan :Jenis Kelamin Umur TD Lama Menderita Status Pendidikan Pekerjaan Penghasilan J1 = 11 U1 = 1 T1 = 21 L1 = 3 S1 = 21 P1 = 4 K1 = 2 H1 = 23 J2 = 19 U2 = 16 T2 = 9 L2 = 27 S2 = 0 P2 = 4 K2 = 4 H2 = 1
U3 = 11 S3 = 9 P3 = 7 K3 = 24 H3 = 6
…
Lampiran 6
Tabulasi Khusus
Pengelolaan Program Penyakit Kronis (PROLANIS)
No 1 2 3 4 5 6 7 8 To Persent Kode
tal (%)
1 2 2 4 3 1 4 4 2 22 69% 2
2 4 4 4 4 1 4 4 4 29 91% 1
3 3 3 4 3 3 4 4 3 27 84% 1
4 4 4 1 4 1 4 4 4 26 81% 1
5 4 4 4 2 1 4 4 4 27 84% 1
6 4 3 4 4 2 3 3 4 27 84% 1
7 4 4 4 4 1 4 4 4 29 91% 1
8 4 4 4 4 1 4 4 4 29 91% 1
9 3 3 4 3 1 4 4 3 25 78% 1
10 4 4 4 4 1 4 4 4 29 91% 1
11 4 3 4 4 4 4 4 4 31 97% 1
12 4 4 4 4 1 4 4 4 29 91% 1
13 4 4 4 4 1 4 4 4 29 91% 1
14 4 4 4 4 1 4 4 4 29 91% 1
15 4 4 4 4 1 4 4 4 29 91% 1
16 4 4 4 4 1 4 4 4 29 91% 1
17 4 3 4 3 3 4 4 4 29 91% 1
18 4 4 4 3 1 4 4 4 28 88% 1
19 4 3 4 3 3 4 4 4 29 91% 1
20 4 4 4 4 1 4 4 4 29 91% 1
21 4 4 4 2 1 4 1 2 22 69% 2
22 4 4 4 3 1 4 4 2 26 81% 1
23 4 4 4 3 1 2 4 2 24 75% 2
24 4 4 4 3 1 4 4 4 28 88% 1
25 4 4 4 3 1 4 4 4 28 88% 1
26 4 4 4 3 1 4 4 4 28 88% 1
27 4 4 4 3 1 4 4 4 28 88% 1
28 4 4 4 3 1 4 4 4 28 88% 1
29 4 4 4 3 1 4 4 4 28 88% 1
30 4 4 4 4 1 4 4 4 29 91% 1
Total 116 112 117 102 40 117 116 110
Keterangan
Kode 1 Baik
Kode 2 Cukup
Kode 3 Buruk
…
TABULASI DATA KHUSUS Status Kesehatan Penderita Hipertensi
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Total Persent (%) Kode 1 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 4 4 3 2 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 75 75% 2 2 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 2 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 91 91% 1 3 3 1 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 77 77% 1 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 1 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 90 90% 1 5 3 2 3 2 3 4 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 4 4 4 3 3 2 3 3 73 73% 2 6 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 84 84% 1 7 4 3 3 4 4 4 3 4 2 3 1 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 87 87% 1 8 4 3 4 4 4 4 3 1 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 92 92% 1 9 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 87 87% 1
10 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 4 85 85% 1 11 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 90 90% 1 12 4 3 4 4 4 4 2 4 3 4 2 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 90 90% 1 13 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 2 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 91 91% 1 14 4 4 4 4 3 3 4 1 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 91 91% 1 15 4 1 4 4 4 4 4 2 4 2 2 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 87 87% 1 16 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 89 89% 1 17 4 3 1 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 84 84% 1 18 4 4 4 4 4 4 3 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 93 93% 1 19 3 4 3 4 3 3 4 2 4 2 2 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 82 82% 1 20 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 93 93% 1 21 4 4 3 3 3 3 3 3 1 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 4 75 75% 2 22 3 2 4 3 3 3 4 3 3 2 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 76 76% 1 23 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 77 77% 1 24 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 75 75% 2 25 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 76 76% 1 26 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 75 75% 2 27 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 77 77% 1 28 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 76 76% 1 29 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 75 75% 2 30 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 85 85% 1
Total 104 88 95 97 99 98 91 84 88 93 82 108 103 92 102 100 94 107 102 103 101 95 96 92 109
Keterangan : Kode 1 Baik, Kode 2 Cukup, Kode 3 Buruk
…
Lampiran 7
TABULASI DATA UJI VALIDITAS
PROGRAM PENGELOLAAN PENYAKIT KRONIS (PROLANIS)
Resp.
PERNYATAAN
Total
1 2 3 4 5 6 7 8
1 4 4 4 4 4 4 3 4 31
2 3 2 2 2 3 3 2 1 18
3 3 2 3 2 3 2 2 2 19
4 4 3 4 4 4 3 4 4 30
5 4 3 2 4 4 4 3 2 26
6 4 4 4 4 4 4 4 3 31
7 4 2 4 3 4 3 2 4 26
8 3 4 4 4 3 3 4 4 29
9 4 4 4 4 4 4 3 3 30
10 4 4 4 3 4 3 3 3 28
…
TABULASI DATA UJI VALIDITAS
STATUS KESEHATAN PENDERITA HIPERTENSI
Resp. PERNYATAAN
Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 2 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 91
2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 1 2 2 2 2 1 3 3 1 2 51
3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 1 3 1 2 2 3 2 3 2 53
4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 90
5 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 1 2 2 4 4 4 4 59
6 4 2 2 3 2 2 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 2 2 4 4 2 2 3 65
7 4 2 2 2 4 4 4 3 3 2 4 2 2 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 82
8 4 2 2 3 2 4 3 2 2 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 2 3 4 4 3 3 78
9 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 89
10 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 2 3 1 1 3 2 2 3 2 1 2 51
…
Lampiran 8
HASIL UJI VALIDITAS
Program Pengelolaan Penyakit kronis (PROLANIS)
Correlations
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 Total P1 Pearson Correlation 1 ,401 ,406 ,600 1,000** ,648* ,282 ,436 ,700* Sig. (2-tailed) ,251 ,244 ,067 ,000 ,043 ,430 ,207 ,024 N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 P2 Pearson Correlation ,401 1 ,569 ,746* ,401 ,609 ,740* ,459 ,828**
Sig. (2-tailed) ,251 ,086 ,013 ,251 ,062 ,014 ,182 ,003 N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 P3 Pearson Correlation ,406 ,569 1 ,465 ,406 ,097 ,480 ,868** ,746*
Sig. (2-tailed) ,244 ,086 ,176 ,244 ,790 ,160 ,001 ,013 N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 P4 Pearson Correlation ,600 ,746* ,465 1 ,600 ,742* ,807** ,625 ,913**
Sig. (2-tailed) ,067 ,013 ,176 ,067 ,014 ,005 ,053 ,000 N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 P5 Pearson Correlation 1,000** ,401 ,406 ,600 1 ,648* ,282 ,436 ,700*
Sig. (2-tailed) ,000 ,251 ,244 ,067 ,043 ,430 ,207 ,024 N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 P6 Pearson Correlation ,648* ,609 ,097 ,742* ,648* 1 ,403 ,156 ,647*
Sig. (2-tailed) ,043 ,062 ,790 ,014 ,043 ,248 ,667 ,043 N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 P7 Pearson Correlation ,282 ,740* ,480 ,807** ,282 ,403 1 ,516 ,776**
Sig. (2-tailed) ,430 ,014 ,160 ,005 ,430 ,248 ,126 ,008 N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 P8 Pearson Correlation ,436 ,459 ,868** ,625 ,436 ,156 ,516 1 ,780**
Sig. (2-tailed) ,207 ,182 ,001 ,053 ,207 ,667 ,126 ,008 N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 Total Pearson Correlation ,700* ,828** ,746* ,913** ,700* ,647* ,776** ,780** 1
Sig. (2-tailed) ,024 ,003 ,013 ,000 ,024 ,043 ,008 ,008
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel. Pada uji reliabilitas dan validitas dalam penelitian ini jumlah sampel (n) = 10 maka r tabel = 0,632 (r tabel pada n = 10 dengan uji dua sisi).
Jika r hitung lebih besar dari r tabel dan nilai positif maka butir pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan valid
…
Reliability
[DataSet0]
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N % Valid 10 100,0
CasesExcludeda 0 ,0
Total 10 100,0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's N of Items
Alpha
,889 8
…
HASIL UJI VALIDITAS
Status Kesehatan Penderita Hipertensi
Correlations S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12 S13 S14 S15 S16 S17 S18 S19 S20 S21 S22 S23 S24 S25 Total S1 Pearson Correlation 1 ,350 ,350 ,529 ,545 ,641* ,623 ,657* ,342 ,529 ,362 ,459 ,688* ,726* ,676* ,857** ,667* ,513 ,747* ,513 ,791** ,651* ,306 ,222 ,387 ,726* Sig. (2-tailed) ,321 ,321 ,116 ,103 ,046 ,054 ,039 ,333 ,116 ,304 ,182 ,028 ,017 ,032 ,002 ,035 ,129 ,013 ,129 ,006 ,042 ,390 ,537 ,270 ,018 N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 S2 Pearson Correlation ,350 1 1,000** ,810** ,600 ,488 ,530 ,724* ,813** ,810** ,324 ,703* ,655* ,592 ,810** ,564 ,634* ,488 ,592 ,813** ,481 ,429 ,509 ,442 ,447 ,782**
Sig. (2-tailed) ,321 ,000 ,004 ,067 ,153 ,115 ,018 ,004 ,004 ,361 ,023 ,040 ,071 ,004 ,089 ,049 ,153 ,072 ,004 ,160 ,217 ,133 ,201 ,196 ,008 N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 S3 Pearson Correlation ,350 1,000** 1 ,810** ,600 ,488 ,530 ,724* ,813** ,810** ,324 ,703* ,655* ,592 ,810** ,564 ,634* ,488 ,592 ,813** ,481 ,429 ,509 ,442 ,447 ,782**
Sig. (2-tailed) ,321 ,000 ,004 ,067 ,153 ,115 ,018 ,004 ,004 ,361 ,023 ,040 ,071 ,004 ,089 ,049 ,153 ,072 ,004 ,160 ,217 ,133 ,201 ,196 ,008 N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 S4 Pearson Correlation ,529 ,810** ,810** 1 ,288 ,429 ,421 ,540 ,668* ,836** ,523 ,868** ,896** ,618 ,672* ,650* ,691* ,429 ,486 ,668* ,699* ,587 ,413 ,304 ,355 ,766**
Sig. (2-tailed) ,116 ,004 ,004 ,420 ,216 ,226 ,107 ,035 ,003 ,121 ,001 ,000 ,057 ,033 ,042 ,027 ,216 ,154 ,035 ,024 ,075 ,236 ,393 ,315 ,010 N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 S5 Pearson Correlation ,545 ,600 ,600 ,288 1 ,699* ,786** ,829** ,745* ,448 ,371 ,250 ,250 ,678* ,768** ,647* ,623 ,699* ,678* ,745* ,551 ,491 ,583 ,616 ,662* ,778**
Sig. (2-tailed) ,103 ,067 ,067 ,420 ,025 ,007 ,003 ,013 ,194 ,291 ,486 ,486 ,031 ,009 ,043 ,054 ,025 ,031 ,013 ,099 ,150 ,077 ,058 ,037 ,008 N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 S6 Pearson Correlation ,641* ,488 ,488 ,429 ,699* 1 ,799** ,506 ,500 ,429 ,623 ,621 ,447 ,674* ,859** ,750* ,743* ,750* ,606 ,667* ,535 ,732* ,870** ,689* ,673* ,846**
Sig. (2-tailed) ,046 ,153 ,153 ,216 ,025 ,006 ,136 ,141 ,216 ,054 ,055 ,195 ,033 ,001 ,013 ,014 ,012 ,063 ,035 ,111 ,016 ,001 ,028 ,033 ,002 N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 S7 Pearson Correlation ,623 ,530 ,530 ,421 ,786** ,799** 1 ,732* ,532 ,421 ,424 ,365 ,429 ,560 ,787** ,534 ,653* ,799** ,542 ,745* ,561 ,717* ,746* ,516 ,671* ,787**
Sig. (2-tailed) ,054 ,115 ,115 ,226 ,007 ,006 ,016 ,113 ,226 ,221 ,300 ,217 ,092 ,007 ,112 ,041 ,006 ,105 ,013 ,092 ,020 ,013 ,127 ,034 ,007 N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 S8 Pearson Correlation ,657* ,724* ,724* ,540 ,829** ,506 ,732* 1 ,674* ,733* ,168 ,302 ,603 ,591 ,733* ,635* ,626 ,674* ,654* ,674* ,664* ,592 ,369 ,478 ,617 ,778**
Sig. (2-tailed) ,039 ,018 ,018 ,107 ,003 ,136 ,016 ,033 ,016 ,643 ,397 ,065 ,072 ,016 ,048 ,053 ,033 ,040 ,033 ,036 ,071 ,295 ,162 ,057 ,008 N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 S9 Pearson Correlation ,342 ,813** ,813** ,668* ,745* ,500 ,532 ,674* 1 ,668* ,554 ,580 ,447 ,674* ,668* ,643* ,681* ,500 ,566 ,778** ,643* ,488 ,580 ,591 ,628 ,806**
Sig. (2-tailed) ,333 ,004 ,004 ,035 ,013 ,141 ,113 ,033 ,035 ,097 ,079 ,195 ,033 ,035 ,045 ,030 ,141 ,088 ,008 ,045 ,153 ,079 ,072 ,052 ,005 N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 S10 Pearson Correlation ,529 ,810** ,810** ,836** ,448 ,429 ,421 ,733* ,668* 1 ,285 ,726* ,896** ,618 ,672* ,650* ,797** ,429 ,625 ,477 ,576 ,587 ,413 ,417 ,509 ,774**
Sig. (2-tailed) ,116 ,004 ,004 ,003 ,194 ,216 ,226 ,016 ,035 ,424 ,018 ,000 ,057 ,033 ,042 ,006 ,216 ,053 ,163 ,081 ,075 ,236 ,230 ,133 ,009 N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 S11 Pearson Correlation ,362 ,324 ,324 ,523 ,371 ,623 ,424 ,168 ,554 ,285 1 ,660* ,371 ,672* ,523 ,551 ,617 ,623 ,201 ,554 ,605 ,486 ,578 ,556 ,358 ,655*
Sig. (2-tailed) ,304 ,361 ,361 ,121 ,291 ,054 ,221 ,643 ,097 ,424 ,038 ,291 ,033 ,121 ,099 ,057 ,054 ,577 ,097 ,064 ,154 ,080 ,095 ,310 ,040 N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 S12 Pearson Correlation ,459 ,703* ,703* ,868** ,250 ,621 ,365 ,302 ,580 ,726* ,660* 1 ,778** ,704* ,726* ,670* ,784** ,373 ,542 ,580 ,500 ,509 ,605 ,362 ,308 ,755*
Sig. (2-tailed) ,182 ,023 ,023 ,001 ,486 ,055 ,300 ,397 ,079 ,018 ,038 ,008 ,023 ,018 ,034 ,007 ,289 ,105 ,079 ,141 ,133 ,064 ,304 ,387 ,012 N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 S13 Pearson Correlation ,688* ,655* ,655* ,896** ,250 ,447 ,429 ,603 ,447 ,896** ,371 ,778** 1 ,603 ,640* ,670* ,747* ,447 ,542 ,447 ,670* ,655* ,333 ,264 ,361 ,731*
Sig. (2-tailed) ,028 ,040 ,040 ,000 ,486 ,195 ,217 ,065 ,195 ,000 ,291 ,008 ,065 ,046 ,034 ,013 ,195 ,105 ,195 ,034 ,040 ,347 ,461 ,305 ,016 N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 S14 Pearson Correlation ,726* ,592 ,592 ,618 ,678* ,674* ,560 ,591 ,674* ,618 ,672* ,704* ,603 1 ,811** ,809** ,876** ,506 ,818** ,674* ,635* ,395 ,469 ,319 ,290 ,824**
Sig. (2-tailed) ,017 ,071 ,071 ,057 ,031 ,033 ,092 ,072 ,033 ,057 ,033 ,023 ,065 ,004 ,005 ,001 ,136 ,004 ,033 ,048 ,259 ,171 ,370 ,416 ,003 N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 S15 Pearson Correlation ,676* ,810** ,810** ,672* ,768** ,859** ,787** ,733* ,668* ,672* ,523 ,726* ,640* ,811** 1 ,773** ,797** ,716* ,764* ,859** ,576 ,587 ,697* ,530 ,509 ,918**
Sig. (2-tailed) ,032 ,004 ,004 ,033 ,009 ,001 ,007 ,016 ,035 ,033 ,121 ,018 ,046 ,004 ,009 ,006 ,020 ,010 ,001 ,081 ,075 ,025 ,115 ,133 ,000
…
S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12 S13 S14 S15 S16 S17 S18 S19 S20 S21 S22 S23 S24 S25 Total
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
S16 Pearson Correlation ,857** ,564 ,564 ,650* ,647* ,750* ,534 ,635* ,643* ,650* ,551 ,670* ,670* ,809** ,773** 1 ,756* ,535 ,779** ,643* ,835** ,690* ,500 ,514 ,565 ,869**
Sig. (2-tailed) ,002 ,089 ,089 ,042 ,043 ,013 ,112 ,048 ,045 ,042 ,099 ,034 ,034 ,005 ,009 ,011 ,111 ,008 ,045 ,003 ,027 ,141 ,128 ,089 ,001
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
S17 Pearson Correlation ,667* ,634* ,634* ,691* ,623 ,743* ,653* ,626 ,681* ,797** ,617 ,784** ,747* ,876** ,797** ,756* 1 ,557 ,766** ,557 ,597 ,634* ,692* ,475 ,550 ,885**
Sig. (2-tailed) ,035 ,049 ,049 ,027 ,054 ,014 ,041 ,053 ,030 ,006 ,057 ,007 ,013 ,001 ,006 ,011 ,094 ,010 ,094 ,069 ,049 ,027 ,165 ,100 ,001
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
S18 Pearson Correlation ,513 ,488 ,488 ,429 ,699* ,750* ,799** ,674* ,500 ,429 ,623 ,373 ,447 ,506 ,716* ,535 ,557 1 ,243 ,667* ,643* ,732* ,621 ,787** ,673* ,769**
Sig. (2-tailed) ,129 ,153 ,153 ,216 ,025 ,012 ,006 ,033 ,141 ,216 ,054 ,289 ,195 ,136 ,020 ,111 ,094 ,500 ,035 ,045 ,016 ,055 ,007 ,033 ,009
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
S19 Pearson Correlation ,747* ,592 ,592 ,486 ,678* ,606 ,542 ,654* ,566 ,625 ,201 ,542 ,542 ,818** ,764* ,779** ,766** ,243 1 ,566 ,468 ,355 ,422 ,143 ,326 ,715*
Sig. (2-tailed) ,013 ,072 ,072 ,154 ,031 ,063 ,105 ,040 ,088 ,053 ,577 ,105 ,105 ,004 ,010 ,008 ,010 ,500 ,088 ,173 ,314 ,225 ,693 ,357 ,020
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
S20 Pearson Correlation ,513 ,813** ,813** ,668* ,745* ,667* ,745* ,674* ,778** ,477 ,554 ,580 ,447 ,674* ,859** ,643* ,557 ,667* ,566 1 ,643* ,488 ,580 ,459 ,449 ,815**
Sig. (2-tailed) ,129 ,004 ,004 ,035 ,013 ,035 ,013 ,033 ,008 ,163 ,097 ,079 ,195 ,033 ,001 ,045 ,094 ,035 ,088 ,045 ,153 ,079 ,182 ,193 ,004
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
S21 Pearson Correlation ,791** ,481 ,481 ,699* ,551 ,535 ,561 ,664* ,643* ,576 ,605 ,500 ,670* ,635* ,576 ,835** ,597 ,643* ,468 ,643* 1 ,773** ,351 ,498 ,588 ,790**
Sig. (2-tailed) ,006 ,160 ,160 ,024 ,099 ,111
,092 ,036 ,045
,081 ,064 ,141 ,034
,048 ,081 ,003 ,069 ,045 ,173 ,045
,009 ,320 ,143 ,074 ,007
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
S22 Pearson Correlation ,651* ,429 ,429 ,587 ,491 ,732* ,717* ,592 ,488 ,587 ,486 ,509 ,655* ,395 ,587 ,690* ,634* ,732* ,355 ,488 ,773** 1 ,703* ,711* ,867** ,787**
Sig. (2-tailed) ,042 ,217 ,217 ,075 ,150 ,016 ,020 ,071 ,153 ,075 ,154 ,133 ,040 ,259 ,075 ,027 ,049 ,016 ,314 ,153 ,009 ,023 ,021 ,001 ,007
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
S23 Pearson Correlation ,306 ,509 ,509 ,413 ,583 ,870** ,746* ,369 ,580 ,413 ,578 ,605 ,333 ,469 ,697* ,500 ,692* ,621 ,422 ,580 ,351 ,703* 1 ,714* ,762* ,745*
Sig. (2-tailed) ,390 ,133 ,133 ,236 ,077 ,001 ,013 ,295 ,079 ,236 ,080 ,064 ,347 ,171 ,025 ,141 ,027 ,055 ,225 ,079 ,320 ,023 ,020 ,010 ,013
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
S24 Pearson Correlation ,222 ,442 ,442 ,304 ,616 ,689* ,516 ,478 ,591 ,417 ,556 ,362 ,264 ,319 ,530 ,514 ,475 ,787** ,143 ,459 ,498 ,711* ,714* 1 ,859** ,676*
Sig. (2-tailed) ,537 ,201 ,201 ,393 ,058 ,028 ,127 ,162 ,072 ,230 ,095 ,304 ,461 ,370 ,115 ,128 ,165 ,007 ,693 ,182 ,143 ,021 ,020 ,001 ,032
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
S25 Pearson Correlation ,387 ,447 ,447 ,355 ,662* ,673* ,671* ,617 ,628 ,509 ,358 ,308 ,361 ,290 ,509 ,565 ,550 ,673* ,326 ,449 ,588 ,867** ,762* ,859** 1 ,716*
Sig. (2-tailed) ,270 ,196 ,196 ,315 ,037 ,033 ,034 ,057 ,052 ,133 ,310 ,387 ,305 ,416 ,133 ,089 ,100 ,033 ,357 ,193 ,074 ,001 ,010 ,001 ,020
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Total Pearson Correlation ,726* ,782** ,782** ,766** ,778** ,846** ,787** ,778** ,806** ,774** ,655* ,755* ,731* ,824** ,918** ,869** ,885** ,769** ,715* ,815** ,790** ,787** ,745* ,676* ,716* 1
Sig. (2-tailed) ,018 ,008 ,008 ,010 ,008 ,002 ,007 ,008 ,005 ,009 ,040 ,012 ,016 ,003 ,000 ,001 ,001 ,009 ,020 ,004 ,007 ,007 ,013 ,032 ,020
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel Pada uji reliabilitas dan validitas dalam penelitian ini jumlah sampel (n) = 10 dan maka r tabel = 0,632 (r tabel pada n = 10 dengan uji dua
sisi). Jika r hitung lebih besar dari r tabel dan nilai positif maka butir pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan valid
…
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N % Valid 10 100,0
CasesExcludeda 0 ,0
Total 10 100,0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's N of Items
Alpha
,969 25
…
Lampiran 9
Crosstabs
J.kelamin * PROLANIS Crosstabulation
PROLANIS Total
Baik Cukup
Count 8 3 11
J1 % within J.kelamin 72,7% 27,3% 100,0%
J.kelamin % of Total 26,7% 10,0% 36,7%
Count 19 0 19
J2 % within J.kelamin 100,0% 0,0% 100,0%
% of Total 63,3% 0,0% 63,3%
Count 27 3 30
Total % within J.kelamin 90,0% 10,0% 100,0%
% of Total 90,0% 10,0% 100,0%
Umur * PROLANIS Crosstabulation
PROLANIS Total
Baik Cukup
Count 1 0 1
U1 % within Umur 100,0% 0,0% 100,0%
% of Total 3,3% 0,0% 3,3%
Count 16 0 16
U2 % within Umur 100,0% 0,0% 100,0%
Umur
% of Total 53,3% 0,0% 53,3%
Count 9 2 11
U3 % within Umur 81,8% 18,2% 100,0%
% of Total 30,0% 6,7% 36,7%
Count 1 1 2
U4 % within Umur 50,0% 50,0% 100,0%
% of Total 3,3% 3,3% 6,7%
Count 27 3 30
Total % within Umur 90,0% 10,0% 100,0%
% of Total 90,0% 10,0% 100,0%
Tekanan.Darah * PROLANIS Crosstabulation
PROLANIS Total
Baik Cukup
Count 20 1 21
T1 % within Tkn.Darah 95,2% 4,8% 100,0%
Tkn.Darah % of Total 66,7% 3,3% 70,0%
Count 7 2 9
T2 % within Tkn.Darah 77,8% 22,2% 100,0%
% of Total 23,3% 6,7% 30,0%
Count 27 3 30
Total % within Tkn.Darah 90,0% 10,0% 100,0%
% of Total 90,0% 10,0% 100,0%
…
L.menderita * PROLANIS Crosstabulation
PROLANIS Total
Baik Cukup
Count 3 0 3
L1 % within L.menderita 100,0% 0,0% 100,0%
L.menderita % of Total 10,0% 0,0% 10,0%
Count 24 3 27
L2 % within L.menderita 88,9% 11,1% 100,0%
% of Total 80,0% 10,0% 90,0%
Count 27 3 30
Total % within L.menderita 90,0% 10,0% 100,0%
% of Total 90,0% 10,0% 100,0%
S.Perkawinan * PROLANIS Crosstabulation
PROLANIS Total
Baik
Cukup
Count 18 3 21
S1 % within S.Perkawinan 85,7% 14,3% 100,0%
S.Perkawinan % of Total 60,0% 10,0% 70,0%
Count
9 0 9
S3 % within S.Perkawinan 100,0% 0,0% 100,0%
% of Total 30,0% 0,0% 30,0%
Count 27 3 30
Total % within S.Perkawinan 90,0% 10,0% 100,0%
% of Total 90,0% 10,0% 100,0%
Pendidikan * PROLANIS Crosstabulation
PROLANIS Total
Baik Cukup
Count 4 0 4
P1 % within Pendidikan 100,0% 0,0% 100,0%
% of Total 13,3% 0,0% 13,3%
Count 4 0 4
P2 % within Pendidikan 100,0% 0,0% 100,0%
Pendidikan % of Total 13,3% 0,0% 13,3%
Count 5 2 7
P3 % within Pendidikan 71,4% 28,6% 100,0%
% of Total 16,7% 6,7% 23,3%
Count 14 1 15
P4 % within Pendidikan 93,3% 6,7% 100,0%
% of Total 46,7% 3,3% 50,0%
Count 27 3 30
Total % within Pendidikan 90,0% 10,0% 100,0%
% of Total 90,0% 10,0% 100,0%
…
Pekerjaan * PROLANIS Crosstabulation
PROLANIS Total
Baik Cukup
Count 2 0 2
K1 % within Pekerjaan 100,0% 0,0% 100,0%
% of Total 6,7% 0,0% 6,7%
Count 4 0 4
K2 % within Pekerjaan 100,0% 0,0% 100,0%
Pekerjaan % of Total 13,3% 0,0% 13,3%
Count 19
3
22
K3 % within Pekerjaan 86,4% 13,6% 100,0%
% of Total 63,3% 10,0% 73,3%
Count 2 0 2
K4 % within Pekerjaan 100,0% 0,0% 100,0%
% of Total 6,7% 0,0% 6,7%
Count 27 3 30
Total % within Pekerjaan 90,0% 10,0% 100,0%
% of Total 90,0% 10,0% 100,0%
Penghasilan * PROLANIS Crosstabulation
PROLANIS Total
Baik Cukup
Count 20 3 23
H1 % within Penghasilan 87,0% 13,0% 100,0%
% of Total 66,7% 10,0% 76,7%
Count 1 0 1
Penghasilan H2 % within Penghasilan 100,0% 0,0% 100,0%
% of Total 3,3% 0,0% 3,3%
Count 6 0 6
H3 % within Penghasilan 100,0% 0,0% 100,0%
% of Total 20,0% 0,0% 20,0%
Count 27 3 30
Total % within Penghasilan 90,0% 10,0% 100,0%
% of Total 90,0% 10,0% 100,0%
…
Crosstabs
J.kelamin * Status.kesehatan Crosstabulation
Status.kesehatan Total
Baik Cukup
Count 7 4 11
J1 % within J.kelamin 63,6% 36,4% 100,0%
J.kelamin % of Total 23,3% 13,3% 36,7%
Count 17 2 19
J2 % within J.kelamin 89,5% 10,5% 100,0%
% of Total 56,7% 6,7% 63,3%
Count 24 6 30
Total % within J.kelamin 80,0% 20,0% 100,0%
% of Total 80,0% 20,0% 100,0%
Umur * Status.kesehatan Crosstabulation
Status.kesehatan Total
Baik Cukup
Count 1 0 1
U1 % within Umur 100,0% 0,0% 100,0%
% of Total 3,3% 0,0% 3,3%
Count 14 2 16
U2 % within Umur 87,5% 12,5% 100,0%
Umur % of Total 46,7% 6,7% 53,3%
Count 8 3 11
U3 % within Umur 72,7% 27,3% 100,0%
% of Total 26,7% 10,0% 36,7%
Count 1 1 2
U4 % within Umur 50,0% 50,0% 100,0%
% of Total 3,3% 3,3% 6,7%
Count 24 6 30
Total % within Umur 80,0% 20,0% 100,0%
% of Total 80,0% 20,0% 100,0%
Tkn.Darah * Status.kesehatan Crosstabulation
Status.kesehatan Total
Baik Cukup
Count 17 4 21
T1 % within Tkn.Darah 81,0% 19,0% 100,0%
Tkn.Darah
% of Total 56,7% 13,3% 70,0%
Count 7 2 9
T2 % within Tkn.Darah 77,8% 22,2% 100,0%
% of Total 23,3% 6,7% 30,0%
Count 24 6 30
Total % within Tkn.Darah 80,0% 20,0% 100,0%
% of Total 80,0% 20,0% 100,0%
…
L.menderita * Status.kesehatan Crosstabulation
Status.kesehatan Total
Baik Cukup
Count 3 0 3
L1 % within L.menderita 100,0% 0,0% 100,0%
L.menderita % of Total 10,0% 0,0% 10,0%
Count 21 6 27
L2 % within L.menderita 77,8% 22,2% 100,0%
% of Total 70,0% 20,0% 90,0%
Count 24 6 30
Total % within L.menderita 80,0% 20,0% 100,0%
% of Total 80,0% 20,0% 100,0%
S.Perkawinan * Status.kesehatan Crosstabulation
Status.kesehatan Total
Baik
Cukup
Count 16 5 21
S1 % within S.Perkawinan 76,2% 23,8% 100,0%
S.Perkawinan % of Total 53,3% 16,7% 70,0%
Count
8 1 9
S3 % within S.Perkawinan 88,9% 11,1% 100,0%
% of Total 26,7% 3,3% 30,0%
Count 24 6 30
Total % within S.Perkawinan 80,0% 20,0% 100,0%
% of Total 80,0% 20,0% 100,0%
Pendidikan * Status.kesehatan Crosstabulation
Status.kesehatan Total
Baik Cukup
Count 4 0 4
P1 % within Pendidikan 100,0% 0,0% 100,0%
% of Total 13,3% 0,0% 13,3%
Count 4 0 4
P2 % within Pendidikan 100,0% 0,0% 100,0%
Pendidikan % of Total 13,3% 0,0% 13,3%
Count 6 1 7
P3 % within Pendidikan 85,7% 14,3% 100,0%
% of Total 20,0% 3,3% 23,3%
Count 10 5 15
P4 % within Pendidikan 66,7% 33,3% 100,0%
% of Total 33,3% 16,7% 50,0%
Count 24 6 30
Total % within Pendidikan 80,0% 20,0% 100,0%
% of Total 80,0% 20,0% 100,0%
…
Pekerjaan * Status.kesehatan Crosstabulation
Status.kesehatan Total
Baik Cukup
Count 1 1 2
K1 % within Pekerjaan 50,0% 50,0% 100,0%
% of Total 3,3% 3,3% 6,7%
Count 4
0
4
K2 % within Pekerjaan 100,0% 0,0% 100,0%
Pekerjaan % of Total 13,3% 0,0% 13,3%
Count 17
5
22
K3 % within Pekerjaan 77,3% 22,7% 100,0%
% of Total 56,7% 16,7% 73,3%
Count 2 0 2
K4 % within Pekerjaan 100,0% 0,0% 100,0%
% of Total 6,7% 0,0% 6,7%
Count 24 6 30
Total % within Pekerjaan 80,0% 20,0% 100,0%
% of Total 80,0% 20,0% 100,0%
Penghasilan * Status.kesehatan Crosstabulation
Status.kesehatan Total
Baik
Cukup
Count 18 5 23
H1 % within Penghasilan 78,3% 21,7% 100,0%
% of Total 60,0% 16,7% 76,7%
Count 1 0 1
Penghasilan H2 % within Penghasilan 100,0% 0,0% 100,0%
% of Total 3,3% 0,0% 3,3%
Count 5 1 6
H3 % within Penghasilan 83,3% 16,7% 100,0%
% of Total 16,7% 3,3% 20,0%
Count 24 6 30
Total % within Penghasilan 80,0% 20,0% 100,0%
% of Total 80,0% 20,0% 100,0%
…
Crosstabs
PROLANIS * Status.kesehatan Crosstabulation
Status.kesehatan Total
Baik Cukup
Count 23 4 27
Baik % within PROLANIS 85,2% 14,8% 100,0%
PROLANIS % of Total 76,7% 13,3% 90,0%
Count 1 2 3
Cukup % within PROLANIS 33,3% 66,7% 100,0%
% of Total 3,3% 6,7% 10,0%
Count 24 6 30
Total % within PROLANIS 80,0% 20,0% 100,0%
% of Total 80,0% 20,0% 100,0%
Correlations
Correlations
PROLANIS Status.kesehatan
Pearson Correlation 1 ,389*
PROLANIS Sig. (2-tailed) ,034
N 30 30
Pearson Correlation ,389* 1
Status.kesehatan Sig. (2-tailed) ,034
N 30 30 *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Nonparametric Correlations
Correlations
PROLANIS Status.kesehatan
Correlation Coefficient 1,000 ,389*
PROLANIS Sig. (2-tailed) . ,034
Spearman's rho N 30 30
Correlation Coefficient ,389* 1,000
Status.kesehatan Sig. (2-tailed) ,034 .
N 30 30
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
…
Frequency Table
J.kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent J1 11 36,7 36,7 36,7
Valid J2 19 63,3 63,3 100,0
Total 30 100,0 100,0
Umur Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent U1 1 3,3 3,3 3,3
U2 16 53,3 53,3 56,7
Valid U3 11 36,7 36,7 93,3 U4 2 6,7 6,7 100,0
Total 30 100,0 100,0
Tkn.Darah Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent T1 21 70,0 70,0 70,0
Valid T2 9 30,0 30,0 100,0
Total 30 100,0 100,0
L.menderita Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent L1 3 10,0 10,0 10,0
Valid L2 27 90,0 90,0 100,0
Total 30 100,0 100,0
S.Perkawinan Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent S1 21 70,0 70,0 70,0
Valid S3 9 30,0 30,0 100,0
Total 30 100,0 100,0
…
Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
P1 4 13,3 13,3 13,3
P2 4 13,3 13,3 26,7
Valid P3 7 23,3 23,3 50,0
P4 15 50,0 50,0 100,0
Total 30 100,0 100,0
Pekerjaan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
K1 2 6,7 6,7 6,7
K2 4 13,3 13,3 20,0
Valid K3 22 73,3 73,3 93,3
K4 2 6,7 6,7 100,0
Total 30 100,0 100,0
Penghasilan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
H1 23 76,7 76,7 76,7
Valid H2 1 3,3 3,3 80,0
H3 6 20,0 20,0 100,0
Total 30 100,0 100,0
PROLANIS
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Baik 27 90,0 90,0 90,0
Valid Cukup 3 10,0 10,0 100,0
Total 30 100,0 100,0
Status.kesehatan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Baik 24 80,0 80,0 80,0
Valid Cukup 6 20,0 20,0 100,0
Total 30 100,0 100,0
…
Lampiran 10
…
Lampiran 11
…
Lampiran 12
…
Lampiran 13
…
Lampiran 14
…
…
…
…
Lampiran 15
…