STRUKTUR ORGANOLOGI HASAPI DALAM GONDANG HASAPI PADA GRUP MUSIK ETNIS PARDOMUANTA DI SURABAYA

21
STRUKTUR ORGANOLOGI HASAPI DALAM GONDANG HASAPI PADA GRUP MUSIK ETNIS PARDOMUANTA DI SURABAYA Oleh Dian Oktavia Kumalasary NIM : 10020134052 Abstrak Aktivitas musikal dalam upacara adat masyarakat Batak Toba dikenal dengan sebutan Gondang. Gondang Hasapi lebih bebas berimprovisasi dan berfungsi membawa jalanannya permainan mengikuti koridor pola ritem dasarnya. Pardomuanta adalah kelompok pemain musik Gondang Hasapi yang membawa perubahan baru di Surabaya. Beberapa rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini: (1) bagaimana struktur organologi instrumen Hasapi yang ada pada grup musik etnis Pardomuanta di Surabaya, (2) bagaimana teknik permainan Hasapi pada grup musik etnis Pardomuanta di Surabaya, (3) apa fungsi musikal Hasapi Dalam Gondang Hasapi pada grup musik etnis Pardomuanta di Surabaya. Metode penelitian ini adalah kualitatif. Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif yaitu menganalisis dan mendeskripsikan struktur organologi Hasapi dalam Gondang Hasapi pada grup musik etnis Pardomuanta di Surabaya. Sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini ada dua sumber, yaitu: (1) sumber data manusia, dan (2) sumber data non manusia. Instrumen penelitianini adalah menggunakan alat handycam, kamera digital, serta alat tulis. Pengumpulan data penelitian dilakukan melalui beberapa cara yaitu: (1) Studi Pustaka, (2) Observasi, (3) Wawancara, dan (4) Dokumentasi. Di dalam teknik analisis data, peneliti meggunakan acuan buku nilai budaya suku Batak oleh Gultom, D.J dan buku Etnomusikologi tentang organologi Hasapi oleh Hood, Mantle. Data yang terkumpul dari berbagai cara ini dianalisis dan tetap diuraikan dengan kata-kata. Penulis mendapatkan data tentang cara menganalisis struktur organologi instrumen, teknik permainan, fungsi musikal Hasapi.Validitas data dalam penelitian ini menggunakan dua cara, yaitu: (1) Triangulasi Sumber, (2) Triangulasi Metode. Hasil penelitian instrumen Hasapi meliputi: (1) Hasapi dapat dikembangkan menjadi lebih moderen dan dapat diterima oleh semua kalangan masyarakat Batak Toba di Surabaya, (2)

description

Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya, author : DIAN OCTAVIA K

Transcript of STRUKTUR ORGANOLOGI HASAPI DALAM GONDANG HASAPI PADA GRUP MUSIK ETNIS PARDOMUANTA DI SURABAYA

Page 1: STRUKTUR ORGANOLOGI HASAPI DALAM GONDANG HASAPI PADA GRUP MUSIK ETNIS PARDOMUANTA DI SURABAYA

STRUKTUR ORGANOLOGI HASAPI DALAM GONDANG HASAPI PADA GRUP MUSIK ETNIS PARDOMUANTA DI SURABAYA

Oleh Dian Oktavia KumalasaryNIM : 10020134052

Abstrak

Aktivitas musikal dalam upacara adat masyarakat Batak Toba dikenal dengan sebutan Gondang. Gondang Hasapi lebih bebas berimprovisasi dan berfungsi membawa jalanannya permainan mengikuti koridor pola ritem dasarnya. Pardomuanta adalah kelompok pemain musik Gondang Hasapi yang membawa perubahan baru di Surabaya.

Beberapa rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini: (1) bagaimana struktur organologi instrumen Hasapi yang ada pada grup musik etnis Pardomuanta di Surabaya, (2) bagaimana teknik permainan Hasapi pada grup musik etnis Pardomuanta di Surabaya, (3) apa fungsi musikal Hasapi Dalam Gondang Hasapi pada grup musik etnis Pardomuanta di Surabaya.

Metode penelitian ini adalah kualitatif. Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif yaitu menganalisis dan mendeskripsikan struktur organologi Hasapi dalam Gondang Hasapi pada grup musik etnis Pardomuanta di Surabaya. Sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini ada dua sumber, yaitu: (1) sumber data manusia, dan (2) sumber data non manusia. Instrumen penelitianini adalah menggunakan alat handycam, kamera digital, serta alat tulis.

Pengumpulan data penelitian dilakukan melalui beberapa cara yaitu: (1) Studi Pustaka, (2) Observasi, (3) Wawancara, dan (4) Dokumentasi. Di dalam teknik analisis data, peneliti meggunakan acuan buku nilai budaya suku Batak oleh Gultom, D.J dan buku Etnomusikologi tentang organologi Hasapi oleh Hood, Mantle. Data yang terkumpul dari berbagai cara ini dianalisis dan tetap diuraikan dengan kata-kata. Penulis mendapatkan data tentang cara menganalisis struktur organologi instrumen, teknik permainan, fungsi musikal Hasapi.Validitas data dalam penelitian ini menggunakan dua cara, yaitu: (1) Triangulasi Sumber, (2) Triangulasi Metode.

Hasil penelitian instrumen Hasapi meliputi: (1) Hasapi dapat dikembangkan menjadi lebih moderen dan dapat diterima oleh semua kalangan masyarakat Batak Toba di Surabaya, (2) teknik permainan dalam memainkan Hasapi oleh Harapan Pakpahan untuk memainkan sebuah lagu yang bercerita sehingga tampak “rasa” yang dibawakan dalam penyajian lagu tersebut, (3) Hasapi merupakan salah satu instrumen pokok masyarakat Batak Toba yang mampu berperan membawakan melodi lagu dan repertoar secara utuh.

Kata Kunci : Hasapi, Gondang Hasapi, Organologi, Teknik Permainan, Fungsi

Page 2: STRUKTUR ORGANOLOGI HASAPI DALAM GONDANG HASAPI PADA GRUP MUSIK ETNIS PARDOMUANTA DI SURABAYA

I. PENDAHULUANA. Latar Belakang

Masyarakat Batak Toba adalah masyarakat adat yang secara berkelanjutan mengalami perubahan di berbagai aspek kehidupan. Perubahan sosial mendorong perubahan produk kebudayaannya yang tidak saja dalam lingkup konsep atau gagasan tetapi juga dalam bentuk-bentuk yang lebih konkrit dan visual. Dampak perubahan sosial ini mengakibatkan adanya nilai-nilai tradisi yang terkikis bahkan terlupakan.

Aktivitas musikal yang digunakan dalam setiap upacara adat dan ritual keagamaan di masyarakat Batak Toba dikenal dengan sebutan Gondang. Dalam bahasa Batak Toba, kata Gondang mengandung banyak pengertian, diantaranya adalah instrumen musikal, ensembel musik, judul sebuah komposisi musik, judul kolektif dari beberapa komposisi musik (repertoar), tempo pada komposisi, suatu rangkaian upacara, menunjukkan suatu kelompok misalnya kelompok kekerabatan atau pun tingkat usia, dan bisa juga berarti sebuah doa.

Gondang Hasapi adalah salah satu dari dua ensembel musik yang dikenal di tengah masyarakat Batak Toba. Ensembel ini terdiri dari instrumen: (1) Hasapi Ende (plucked lute), adalah instrumen berdawai yang berperan sebagai pembawa melodi, (2) Hasapi Doal (plucked flude), adalah instrumen berdawai yang berperan sebagai pembawa musik ritem konstan, (3) Sarune Etek (shawn), adalah instrumen tiup yang berperan sebagai pembawa melodi dan memiliki reed tunggal (single reed), (4) Garantung (wooden xylophone), adalah instrumen berbilah yang terbuat dari kayu dan memiliki lima bilah nada yang berperan sebagai pembawa melodi, (5) Hesek adalah instrumen yang berklasifikasi idiophone yang berperan sebagai pembawa tempo (ketukan dasar). Instrumen ini dapat terbuat dari besi atau botol kosong.

Pardomuanta adalah kelompok pemain musik Gondang Hasapi dari tahun 2009 dan kemudian menjadi pelaku bisnis musik, Pardomuanta perlu diperhitungkan karena membawa perubahan baru dalam membentuk Gondang Hasapi di Surabaya. Pardomuanta musisi Batak Toba yang telah memberikan kontribusi pada “bentuk” instrumen Gondang Hasapi yang menggunakan alat 3 instrumen dari Gondang Hasapi teridiri dari Sulim, Taganing, Hasapi dan 1 instrumen moderen yaitu keyboard yang dikembangkannya menjadi lebih moderen dan dapat diterima oleh semua kalangan masyarakat Batak Toba di Surabaya.

Penelitian ini menggunakan satu disiplin ilmu yang mempelajari tentang struktur alat musik berdasarkan sumber bunyi, cara memproduksi bunyi, dan sistem pelarasan yang disebut organologi. Organologi mempunyai maksud sebagai gambaran tentang bentuk dan susunan, fisik suatu instrumen sehingga dapat menghasilkan suara seperti dalam konteks Hasapi ini. Organologi dalam istilah musik merupakan ilmu alat musik atau studi mengenai alat-alat musik. Jadi, organologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang seluk-beluk alat musik dari aspek fisik ataupun aspek nonfisiknya.

Di dalam Gondang Hasapi, instrumen musik Hasapi memiliki peranan yang cukup penting karena dijadikan patokan seluruh alat musik dalam ensembel ini, sehingga permainannya yang terkesan tidak monoton itu menjadi penting dan diperhitungkan. Gondang Hasapi lebih bebas berimprovisasi dan berfungsi membawa jalanannya permainan, tapi tetap tidak boleh lari terlalu jauh dari koridor pola ritem dasarnya. Kondisi seperti ini membuat peneliti tertarik untuk mengangkat permasalahan instrumen musik Hasapi sebagai penelitian. Tujuannya untuk mengetahui dan memahami tentang organolgi instrumen Hasapi yang dimiliki oleh grup musik etnis Pardomuanta. Oleh sebab itu, peneliti perlu menelusuri tentang struktur organologi yang ada pada instrumen

Page 3: STRUKTUR ORGANOLOGI HASAPI DALAM GONDANG HASAPI PADA GRUP MUSIK ETNIS PARDOMUANTA DI SURABAYA

Hasapi, mulai dari bagaimana jenis kayu yang akan digunakan sebagai bahan pembuatan instrumen Hasapi.

Untuk itu, peneliti memilih instrumen musik Hasapi yang dimiliki Harapan Pakpahan yang tergabung dalam grup musik etnis Pardomuanta dan berdasarkan fenomena diatas sebagai anak daerah, ingin ambil bagian dalam memperkuat budaya Batak Toba yang terus berkembang ini dalam tulisan Skripsi yang berjudul Struktur Organologi Hasapi dalam Gondang Hasapi pada Grup Musik Etnis Pardomuanta di Surabaya.

Berdasarkan latar belakang diambil rumusan masalah (1) bagaimana struktur gi instrumen Hasapi yang ada pada grup musik etnis Pardomuanta di Surabaya, (2) bagaimana teknik permainan Hasapi pada grup musik etnis Pardomuanta di Surabaya, (3) apa fungsi musikal Hasapi Dalam Gondang Hasapi pada grup musik etnis Pardomuanta di Surabaya. Tujuan penelitian (1) untuk mengetahui struktur organologi instrumen Hasapi yang ada pada grup musik etnis Pardomuanta di Surabaya, (2) Untuk mengetahui teknik permainan Hasapi pada grup musik etnis Pardomuanta di Surabaya, (3) untuk mengetahui fungsi musikal Hasapi Dalam Gondang Hasapi pada grup musik etnis Pardomuanta di Surabaya Penelitian ini bermanfaat (1) menambah wawasan yang lebih dalam lagi kepada para pembaca tentang struktur organologi instrumen Hasapi yang ada pada grup musik etnis Pardomuanta di Surabaya, (2) menambah wawasan yang lebih luas dan dalam lagi kepada para pembaca tentang teknik permainan instrumen Hasapi pada grup musik etnis Pardomuanta di Surabaya, (3) dapat menjadi salah satu sumber informasi dan sebagai dokumentasi bagi para pembaca.

II. KAJIAN PUSTAKA

A. Struktur OrganologiMenurut Banoe (1984: 13) organologi diartikan sebagai pengetahuan mengenai alat-

alat musik di dunia dengan pengaruhnya satu dengan yang lain yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia yaitu ilmu pengetahuan alat-alat musik. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa organologi adalah salah suatu cabang ilmu yang mempelajari tentang instrumen musik.

B. Teknik PermainanTeknik dalam Kamus Bahasa Indonesia oleh Poerwadarminta (1985: 122) diartikan

sebagai cara membuat sesuatu. Dalam ruang lingkup musik, teknik diartikan sebagai cara melakukan atau menjalankan suatu karya seni musik dengan benar (Setianingsih, 2007: 18). Berdasarkan pengertian tersebut, maka permainan dapat diartikan sebagai perwujudan pertunjukkan karya seni yang disajikan secara utuh dari awal sampai akhir yang disusun secara terstruktur sehingga dapat dipentaskan atau dipertunjukkan kepada khalayak umum, sedangkan menurut Banoe (2003: 409), teknik permainan adalah cara atau teknik sentuhan pada alat musik atas nada tertentu sesuai petunjuk atau notasinya, seperti legato, staccato, accent (aksen), portato dan sebagainya.

Berdasarkan dari uraian tersebut, teknik permainan merupakan gambaran mengenai pola yang dipakai dalam suatu karya seni khususnya musik berdasarkan cara memainkan instrumen beserta pengulangan dan perubahannya sehingga suatu karya yang dibuat memiliki tingkat kesulitan tersendiri dan dapat dipertunjukkan kepada khalayak umum.

C. GondangPengertian Gondang pada tradisi musik Toba, kata Gondang (Secara harfiah)

memiliki banyak pengertian. Antara lain mengandung arti sebagai : (1) seperangkat alat

Page 4: STRUKTUR ORGANOLOGI HASAPI DALAM GONDANG HASAPI PADA GRUP MUSIK ETNIS PARDOMUANTA DI SURABAYA

musik, (2) Ensembel musik, (3) komposisi lagu (kumpulan dari beberapa lagu), (Pasaribu, 1987). Makna lain dari kata ini, berarti juga sebagai (1) menunjukkan satu bagian dari kelompok kekerabatan, tingkat usia; atau orang-orang dalam tingkatan status sosial tertentu yang sedang menari (Manortor) pada saat upacara berlangsung.

Pengertian Gondang sebagai perangkat alat musik, yakni Gondang Batak. Gondang Batak sering diidentikkan dengan Gondang Sabangunan atau Ogling Sabangunan dan kadang-kadang juga diidentikkan dengan Taganing (salah satu alat musik yang terdapat di dalam Gondang Sabangunan). Hal ini berarti memberi kesan kepada kita seolah-olah yang termasuk ke dalam Gondang Batak itu hanyalah Gondang Sabangunan, sedangkan perangkat alat musik Batak yang lain, yaitu: Gondang Hasapi tidak termasuk Gondang Batak. Padahal sebenarnya Gondang Hasapi juga adalah Gondang Batak, akan tetapi istilah Gondang Hasapi lebih dikenal dengan istilah Uning-uningan daripada Gondang Batak.D. Musik Etnis

Musik Etnis (Wikipedia bahasa Indonesia) adalah Musik yang di hasilkan dari suatu kebudayaan, adat ,suku dan agama. Musik secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok (genre) yaitu: musik seni (mencakup musik klasik), musik populer (mencakup musik pop, rock, jazz, blues, gospel, ska, regee, uderground, dsb), dan musik tradisional (di Indonesia seperti keroncong, marawis, gambang kromong).E. Grup Musik

Grup musik, atau band, atau ensembel musik (Wikipedia bahasa Indonesia) merupakan kumpulan yang terdiri atas dua atau lebih musisi yang memainkan alat musik ataupun bernyanyi. Tiap-tiap ragam jenis musik memiliki aturan yang berbeda atas jumlah dan komposisi atas sebuah penampilan ensembel, begitu pula halnya dengan lagu-lagu atau musik yang dibawakan pada permainan ensembel tersebut. Dalam penampilan musik klasik, trio ataupun kuartet meracik suara dari beberapa instrumen musik (seperti piano, dawai, dan tiup) ataupun mengelompokkan sesuai jenisnya masing-masing seperti pada penampilan ensembel dawai, ataupun ensembel tiup. F. Konstruksi/Fisik Instrumen

Dalam tulisan ini, penulis juga membahas tentang pendeskripsian alat musik, dan penulis mengacu pada teori yang dikemukakan oleh Susumu Khasima (1978: 74), yaitu: ” Dua pendekatan yang dapat dilakukan untuk membahas alat musik, yakni pendekatan struktural dan fungsional. Secara struktural yaitu; aspek fisik instrumen musik, pengamatan, mengukur, merekam, serta menggambar bentuk instrumen, ukurannya, konstruksinya, dan bahan yang dipakai. Dan secara fungsional, yaitu: fungsi instrumen sebagai alat untuk memproduksi suara, meneliti, melakukan pengukuran dan mencatat metode, memainkan instrumen, penggunaan bunyi yang diproduksi, ( dalam kaitannya dengan komposisi musik) dan kekuatan suara” Untuk mengetahui sistem permainan atau teknik permainan Hasapi Batak Toba.G. Klasifikasi Instrumen

Dalam mengklasifikasikan instrumen Hasapi, penulis mengacu pada teori yang dikemukakan oleh Curt Sach dan Hornbostel (1961) yaitu: ”Sistem pengklasifikasian alat musik berdasarkan sumber penggetar utama bunyinya. Sistem klasifikasi ini terbagi menjadi empat bagian yaitu: Idiophone (penggetar utama bunyinya adalah badan dari alat musik itu sendiri), Aerophone (penggetar utama bunyinya adalah udara), Membranophone (penggetar utama bunyinya adalah kulit atau membran), Chordophone (penggetar utama bunyinya adalah senar atau dawai).H. Fungsi Instrumen

Malinowski (1986: 215) mengatakan fungsionalisme adalah berbagai unsur kebudayaan yang ada dalam masyarakat manusia berfungsi untuk memuaskan suatu rangkaian hasrat naluri akan kebutuhan hidup makhluk manusia (basic human needs). Maka

Page 5: STRUKTUR ORGANOLOGI HASAPI DALAM GONDANG HASAPI PADA GRUP MUSIK ETNIS PARDOMUANTA DI SURABAYA

dari itu unsur kesenian mempunyai fungsi guna memusakan hasrat naluri manusia akan keindahan,unsur sistem pengetahuan untuk memuaskan hasrat naluri manusia untuk tahu.

III. PEMBAHASAN

A. Harapan Pakpahan Sebagai Pemusik Tradisonal Batak TobaKemampuan bermusik khususnya musik tradisional Batak Toba sudah dimiliki oleh

Harapan Pakpahan sejak masa kanak-kanaknya, dikarenakan latar belakang orang tua beliau yang merupakan seorang praktisi musik tradisional Batak Toba. Karir beliau sebagai pemusik tradisional Hasapi di grup musik etnis Pardomuanta dimulai bersama teman-temannya waktu berkumpul di sebuah warung kopi dengan bermain gitar membawakan lagu-lagu tradisional Batak Toba, dari situlah timbul ide untuk membentuk sebuah grup musik etnis Batak Toba yang dipelopori oleh Parlin Simbolon dan mereka mulai bermain musik di beberapa acara -acara adat Batak Toba dan acara gereja.

Awalnya grup ini beranggotakan Parlin Simbolon (Taganing), Romel Pardede (Sulim), Berlin Sihombing (Keybord), Hari Siahaan (Gitar), Amang Sitorus (Sexophone) dan Harapan Pakpahan (Hasapi). Lalu 1 tahun grup etnis Pardomuanta ini Grup ini berjalan, Amang Sitorus (Sexophone) keluar dari grup ini dikarenakan keadaan fisik yang sudah mulai melemah. Grup ini berdiri pada tahun 2009 sampai sekarang sudah berjalan 5 tahun lamanya. Grup ini bergenre pop daerah Batak Toba. Nuansa musik yang dihasilkan oleh grup ini mendapat tempat di hati penikmat musik pop daerah pada masa itu hingga sekarang.

Teknik permaianan Hasapi yang dikembangkan oleh Harapan Pakpahan merupakan hasil perubahan yang lahir dari proses belajarnya bermain Hasapi secara lisan. Secara sengaja maupun tidak sengaja, Harapan Pakpahan telah mengembangkan teknik-teknik baru di dalam bermain Hasapi. Hal ini sangat mungkin terjadi di dalam setiap kebudayaan musik yang diwariskan secara lisan/tanpa tulisan. Mengacu pada teori di atas, peristiwa atau fenomena ini dapat diidentifikasi sebagaisebuah hasil dari sistem pewarisan tradisi lisan (oral tradition), yang disesuaikan dengan kebutuhan maupun permintaan penonton atau masyarakat.

B. Struktur Organologi Hasapi

Hasapi adalah alat musik tunggal maupun ensembel. Hasapi terbuat dari kayu Jior (Cassia-Siamea Lamk) atau kayu pinasa (Arto Carpus Intergramer) atau kayu keras lainnya yang sudah tua yang dibentuk menyerupai gitar, bagian belakang Hasapi dikorek, namun tidak sampai tembus kebagian depan.kemudian ditutup dengan papan tipis sehingga berfungsi sebagai kotak resonansi. Pada bagian ujung Hasapi dibuat dua lobang tempat kupingan dan pada bagian perutnya dibuat bantalan yang juga berfungsi sebagai ganjalan untuk tempat tali.

Tali senar Hasapi dibuat dari akar enau atau ijuk riman, namun akhir-akhir ini telah diganti dengan kawat baja atau nylon. Pada bagian ujung, diukir motif manusia, sedangkan badannya penuh dengan ukiran dengan motif Toba. Hasapi mempunyai dua senar, berdasarkan pengklasifikasian alat musik oleh curt sach dan hornbostel Hasapi termasuk ke dalam long neck lute, Hasapi dipetik seperti memainkan gitar. Untuk menentukan tinggi dan rendahnya nada, senar dapat dikencangkan dan dikendorkan dengan alat putar yang terdapat pada bagian kepala.

C. Klasifikasi HasapiDalam mengklasifikasikan instrumen Hasapi, penulis mengacu pada teori yang

dikemukakan oleh Curt Sach dan Hornbostel (1961), maka Hasapi diklasifikasikan sebagai alat musik kelompok Chordophone karena materi getar penghasil bunyinya berasal dari senar.

Page 6: STRUKTUR ORGANOLOGI HASAPI DALAM GONDANG HASAPI PADA GRUP MUSIK ETNIS PARDOMUANTA DI SURABAYA

Sesuai dengan bentuknya Hasapi merupakan alat musik Lutes yang memiliki leher (Neck), berbentuk seperti kapal (Boat) dan posisi dawainya sejajar dengan kotak resonatornya.

Dengan sub klasifikasi Hasapi dikategorikan selain dari karakteristik yang menyatakan bahwa alat musik Hasapi ini dikategorikan ke dalam Chordophone saja, maka penulis akan melihat dari fisik alat musik tersebut sehingga Hasapi ini dapat diklasifikasikan menjadi:

1. Stretched ChordophoneChordophone one or more strings are stretched between fixed points,

Kordofon memiliki satu atau beberapa senar direnggangkan di antara dua bidang batas yang telah ditentukan. Ketika memetik instrumen string ada sesuatu yang membuat suara bergema.2. Composite Chordophone

Composite Chordophone A string bearer and a Resonator are Organically united and cannot be separted without destroying the instrument, Kordofon gabungan sebuah tempat senar dan sebuah resonator yang secara organologis disatukan dan tidak dapat dipisahkan tanpa merusak alat musiknya.3. Lutes

Rancangan senarnya paralel ataupun sejajar dengan kotak suaranya.4. Handle Lute

Lute yang dipegang, instrumen musik Hasapi ini dimainkan dengan menggunakan tangan.

5. Necked LuteLute yang berleher. Secara fisik Hasapi ini memiliki leher dengan

letak senarnya sejajar dengan kotak resonatornya.6. Plucked Instrument

Alat musik yang dimainkan dengan cara dipetik dan secara teknis dipetik dengan menggunakan jari tangan kanan dan terkadang menggunakan claver.7. Fretless

Alat musik Hasapi ini tidak memiliki batas pemisah pada papan jari penghasil nadanya (fret). Meraba string tersebut pada posisi tertentu pada string dilakukan dengan menekan string terhadap fingerboard nya. A “ fretboard “ sebenarnya hanyalah sebuah fingerboard dengan frets hias, maka prinsip-prinsip untuk meraba fretless hampir sama dengan cemas, tetapi dengan tiga pengecualian, antara lain:

1. Posisi di mana jari menandai string tidak sama persis seperti dalam resah instrumen , membutuhkan posisi jari yang lebih besar.2. Resonansi dari string berbeda dan mungkin memerlukan pemetikan lebih tepat atau amplifikasi dimodifikasi (pickup) untuk mencapai volume yang diinginkan.3. Bentuk kelancaran fingerboard memungkinkan untuk slide antara catatan yang alami dan tidak berlekuk catatan tertentu.

Ini beroperasi dengan cara yang sama seperti kebanyakan instrumen senar lainnyal, tetapi tidak memiliki frets untuk bertindak sebagai titik ujung bawah (node) dari string bergetar. Pada Hasapi fretless, panjang string bergetar berjalan dari jembatan, dimana string yang melekat, sepanjang jalan sampai ke titik di mana jari menekan string di atas fingerboard .

Untuk membantu proses pemaparan terhadap teknik permainan Hasapi yang dimiliki oleh Harapan Pakpahan, maka terlebih dahulu penulis akan menjelaskan kontruksi dari instrumen Hasapi, karena penulis melihat adanya

Page 7: STRUKTUR ORGANOLOGI HASAPI DALAM GONDANG HASAPI PADA GRUP MUSIK ETNIS PARDOMUANTA DI SURABAYA

hubungan antara teknik permain dengan konstruksi Hasapi atau susunan dari badan/organologi Hasapi itu sendiri sebagai materi penghasil bunyi. Untuk membahas bagian fisik dari Hasapi ini, penulis mengacu pada Hasapi yang dimiliki oleh Harapan Pakpahan

D. Fisik Hasapi Milik Harapan Pakpahan

Keterangan ukuran panjang Hasapi:

1. Ukuran bagian kepala : 15 cm.2. Ukuran bagian leher : 32 cm.3. Ukuran bagian perut : 20 cm.4. Ukuran bagian ekor : 7 cm.

------------- +Ukuran panjang Hasapi = 77 cm.

1. Bagian Kepala (Uluna) Merupakan bagian kepala dari Hasapi yang terdapat dua tempat bagian

setelan nada yang disebut Pinggol-pinggol yang digunakan untuk perenggang tali/senar dan sebagai alat pengatur nada. Bagian Kepala atau yang pada kebudayaan Batak Toba disebut Uluna ini memiliki ukuran sepertiga dari Hasapi keseluruhan, pada bagian kepala ini juga terdapat bagian untuk meletakkan setelan (kupingan) yang berfungsi sebagai tempat melekatkan senar serta berfungsi untuk menyetem suara dari Hasapi itu sendiri. Berikut ini adalah ukuran dari pada kepala Hasapi milik Harapan Pakpahan, antara lain :

1. Panjang kepala : 15 cm.2. Panjang tempat meletakkan setelan : 10 cm.3. Lebar tempat meletakkan setelan : 5 cm.4. Panjang setelan : 8 cm.5. Lebar bagian ujung setelan : 3 cm.

2. Bagian Leher (Rukung)Merupakan bagian badan dari Hasapi yang terletak ada di bawah kepala

Hasapi, dimana pada bagian ini terdapat satu sisi permukaan bagian datar yang disebut papan jari/kruis (fret) sebagai alat penghasil nada yang dimainkan. Berikut ini adalah ukuran bagian- bagian leher yang terdapat pada Hasapi milik Harapan Pakpahan, antara lain :

1. Panjang leher Hasapi : 32 cm.2. Lebar leher Hasapi : 3 cm.3. Lebar jarak senar : 1 cm.

3. Bagian Perut (Butuha)Merupakan bagian yang berada di bawah leher dari Hasapi yang terdapat

bagian-bagian seperti lubang resonator sebagai penguat suara, pada bagian papan penutup resonator sebagai alat penggetar suara, dan pada bagian penutup badan Hasapi terdapat bantalan atau pinggol-pinggol sebagai ganjal sekaligus terdapat pusar atau pusok tempat penyanggah tali. Hasapi memiliki dua senar dan dimainkan dengan cara memetik senar tersebut. Dulunya senar yang digunakan terbuat dari akar enau dan riman, sedangkan sekarang sudah menggunakan senar gitar nomer 1 dan 2. Biasanya untuk memetik senarnya digunakan alat yang

Page 8: STRUKTUR ORGANOLOGI HASAPI DALAM GONDANG HASAPI PADA GRUP MUSIK ETNIS PARDOMUANTA DI SURABAYA

disebut piltik (claver). Berikut ini adalah ukuran bagian-bagian yang terdapat pada bagian perut yang terdapat pada Hasapi milik Harapan Pakpahan, antara lain :

1.Panjang perut : 20 cm.2.Lebar perut : 10 cm.3.Panjang pusar : 3,5 cm.4.Lebar pusar : 3 cm.5.Tinggi pusar : 2 cm.

4. Bagian Lubang Resonator (Godung Butuha)

Lubang resonator adalah bagian yang terdapat pada bagian bawah Hasapi, berbentuk segitiga. Berikut ini adalah ukuran dari lubang resonator pada Hasapi milik Harapan Pakpahan, antara lain :

1.Panjang lubang resonator : 7 cm.2.Lebar lubang resonator : 5 cm.

5. Bagian Ekor (Ihur)Merupakan bagian yang terletak dari ujung bagian dari Hasapi sehingga lebih

tampak bentuk badan Hasapi dari ujung kepala sampai ujung ekornya. Pada bagian ini terdapat ukiran ekor kelinci. Berikut ini adalah ukuran bagian ekor yang terdapat pada Hasapi milik Harapan Pakpahan, antara lain :

1.Panjang ekor : 7 cm.2.Ukuran ekor kelinci : 5 cm.

E. Teknik Permainan Hasapi Oleh Harapan Pakpahan

Untuk memainkan Hasapi tentunya mempunyai teknik agar si pemain Hasapi dapat memainkan Hasapi dengan maksimal. Teknik memainkan Hasapi tidak jauh berbeda dengan bermain gitar pada umumnya yaitu jari kiri menekan leher Hasapi untuk memainkan melodi dan jari kanan untuk memetik senar Hasapi, namun sedikit berbeda dengan posisi badan saat memainkan Hasapi badan saat memainkan Hasapi adalah dengan duduk bersila atau berdiri dengan bagian perut dari Hasapi tidak menempel pada perut pemain. Hal tersebut dilakukan agar Hasapi tidak goyang saat dimainkan sehingga jari pemain tidak terganggu dalam proses mengahsilkan nada-nada, penggunaan lubang resonator pada bagian bawah perut Hasapi hanya sebatas untuk memperbesar suara Hasapi dan ekor Hasapi bertumpu di tangan kanan pemain.

Teknik permainan yang dimaksud dalam tulisan ini adalah teknik permainan dalam memainkan Hasapi oleh Harapan Pakpahan untuk memainkan sebuah lagu yang bercerita sehingga tampak “rasa” yang dibawakan dalam penyajian lagu tersebut. Sehingga penulis akan menjelaskan teknik permainan dari Harapan Pakpahan yang terdiri dari 6 teknik permainan yaitu teknik Maniop, teknik Inganan Jari, teknik mamiltik, teknik Lundu Pahu, teknik Dobel Piltik, dan teknik Rambas Piltik sesuai yang penulis dapat dan lihat dari informan kunci selama dilapangan.

1. Teknik Memegang Hasapi (Maniop)Untuk posisi menyetem Hasapi, badan Hasapi diletakan di bawah dagu

sehingga mengapit badan Hasapi. Selain mengurangi resiko Hasapi yang bergerak, posisi tersebut sangat baik dalam mendengarkan keakuratan nada pada senar Hasapi pada saat distem. Di saat yang bersamaan, tangan kiri memutar pinggol-pinggol/kupingan, sedangkan tangan kanan memetik senar Hasapi.

Page 9: STRUKTUR ORGANOLOGI HASAPI DALAM GONDANG HASAPI PADA GRUP MUSIK ETNIS PARDOMUANTA DI SURABAYA

2. Teknik Penjarian (Inganan Jari)Menurut Harapan Pakpahan, panjang kuku yang baik untuk bermain

Hasapi kira kira ¼ cm dari kulit jari, sehingga senar yang ditekan berada di antara kulit dan kuku. Hal ini mendukung dalam menghasilkan suara yang lebih nyaring dan jari yang menekan senar akan lebih kokoh atau kuat. Tampak pada gambar posisi jari pada saat memainkan Hasapi dengan setem-an tradisi.

Nada yang dihasilkan oleh sebuah Hasapi diukur dengan cara menyelaraskan nada yang dihasilkan dengan alat musik lain seperti keybord. Interval yang digunakan dalam proses penyeteman adalah kwart augmented. Nada yang dihasilkan Hasapi dari nada terendah sampai nada tertinggi pada kucapi dengan nada dasar Bes = do adalah :Bes-C-E-F-A-Bes’

Di dalam setem tradisi, jari yang sangat dominan digunakan adalah jari telunjuk, manis dan tengah, baik untuk lagu yang bertangga nada pentatonik, maupun lagu yang bertangga nada diatonik yang menuntut penjarian yang lebih rumit karena wilayah nada yang dimainkan lebih luas. Dari penjelasan di atas kita dapat melihat periodesiasi penggunaan jari oleh Harapan Pakpahan dalam memainkan sebuah komposisi musik sangat teratur, yaitu adanya pembagian fungsi yang tepat, konsisten dan rumit dengan penjangkauan interval nada yang luas.

Dalam setem tradisi yang digunakan pada alat musik tradisi Hasapi ini pada umumnya menggunakan tangga nada diatonik karena dalam setem tradisi ini pemain Hasapi dapat memainkan dua oktaf dengan penjarian yang lebih sederhana. Untuk mendapatkan nada yang semakin tinggi, maka senar ditekan mengarah Pinggol-pinggol Hasapi dan sebaliknya untuk mendapatkan nada yang lebih rendah maka senarnya ditekan mengarah ke kepala Hasapi. Seperti penjelasan di atas bahwa alat musik tidak memiliki fret atau disebut dengan fretless, sehingga nada-nada yang diambil tidak memiliki kaeakuratan tetap.

Seperti pernyataan informan penulis, bahwa dalam pengambilan nada ataupun terlebih dalam hal penyeteman senar yang dibutuhkan hanya kemampuan nilai rasa musikal atau feeling. Sedangkan kemampuan ini dapat diperoleh dengan kebiasaan seseorang yang sering memainkan Hasapi ini, jadi tidak menggunakan sebuah ukuran seperti halnya dalam notasi barat. Untuk itu penulis akan mencoba mendeskripsikan proses pengambilan nada-nada dalam Hasapi dengan mengukur jarak senar Hasapi secara manual dengan menggunakan penggaris, sehingga dapat menentukan jarak nada secara akurat.

No Nama Nada Jarak (cm)1 Bes – C 42 C – E 43 E – F 24 F – G Senar 1

dan 24

5 G – A 46 A – Bes 47 Bes – C 2

Jarak Titik Nada Pada Senar Hasapi

Dari tabel di atas, maka pembaca akan lebih mudah dalam pengambilan nada pada Hasapi terkhusus dalam penyeteman Hasapi tersebut. Tapi tetap ditekankan bahwa dalam hal permainan Hasapi ini lebih diutamakan rasa musikal si pemain Hasapi.

Page 10: STRUKTUR ORGANOLOGI HASAPI DALAM GONDANG HASAPI PADA GRUP MUSIK ETNIS PARDOMUANTA DI SURABAYA

3. Teknik Memegang Claver (Mamiltik)Teknik mamiltik yang dimaksud di sini adalah cara memegang Piltik

(claver) dan arah gerak claver. Piltik yang sering digunakanHarapan Pakpahan terbuat dari bahan plastik dengan ukuran 0,58 mm. Cara memegang claver adalah dengan menjepit bagian tengahnya menggunakan bagian permukaan kulit ibu jari dan bagian samping jari telunjuk. Pada saat memetik senar, posisi Piltik tegak lurus dengan senar Hasapi. Untuk menjelaskan teknik Piltikan Harapan Pakpahan, menggunakan lambang untuk arah petikan ke atas, sedangkan lambang untuk arah petikan ke bawah. Harapan Pakpahan mengatakan bahwa: “tidak ada aturan untuk setiap pergerakan Piltik, namun diusahakan pergerakan Piltik senyaman mungkin bagi jari untuk dapat bergerak cepat dan tepat pada saat memainkan sebuah lagu”.

4. Teknik Variasi Ornamentasi Penjarian (Lundu Pahu)Lundu Pahu adalah salah satu teknik yang sangat penting dalam

permainan Hasapi, yang di dalamnya terdapat beberapa ornamentasi. Menurut Harapan Pakpahan Lundu Pahu adalah teknik permainan Hasapi yang paling dasar dan harus dimiliki oleh setiap pemain Hasapi, karena merupakan dasar keindahan warna suara dari Hasapi Batak Toba. Lundu Pahu dihasilkan dari variasi-varisasi ornamentasi penjarian (fingering). Pada saat memainkan melodi pokok lagu maka jari memainkan atau menyisipkan berbagai nada ornamentasi. Bila dilihat dari teori notasi musik barat maka Lundu Pahu terbentuk dari beberapa unsur yang berupa jenis ornamentasi musikal antara lain:

1.Not mati (dead note)Not mati adalah not yang suaranya dihilangkan sebelum habis nilai

ketukannya. Di dalam teknik bermain gitar maupun Hasapi, untuk mendapatkan not mati maka sebelum habis nilai ketukan not yang telah dibunyikan secepat mungkin senar ditekan dengan tangan kanan maupun dengan jari tangan kiri, atau senar yang dipetik ditekan tidak pehuh/setengah tenaga sehingga menghasilkan suara yang teredam atau mati.

2. Not hias (grace note)Not hias adalah not-not yang dibunyikan di awal atau di akhir sebuah

not. Dalam notasi barat, penulisannya dibuat dengan ukuran yang lebih kecil dari not lainnya. Not hias (grace note) tidak mempunyai nilai ketukan sendiri, karena dibunyikan dengan sangat cepat di sela-sela waktu masuknya atau selesainya not inti.

3. SlurTeknik slur didalam gitar klasik juga dikenal dengan istilah legato

vibrato. Cara kerja teknik slur adalah: dalam satu kali petikan menghasilkan dua atau lebih nada yang berbeda. Dalam teknik permainan Hasapi dapat dilakukan dengan jari tangan kiri menekan senar dengan nada tertentu kemudian mengambil nada sebelum maupun setelah nada intinya. Terdapat dua macam slur, yaitu slur naik dan slur turun. Slur naik untuk nada yang lebih rendah ke nada yang lebih tinggi dan begitu juga sebaliknya slur turun untuk nada yang lebih tinggi ke nada yang lebih rendah.

5. Teknik Dua Nada Berbeda (Dobel Piltik)

Page 11: STRUKTUR ORGANOLOGI HASAPI DALAM GONDANG HASAPI PADA GRUP MUSIK ETNIS PARDOMUANTA DI SURABAYA

Dobel Piltik yang adalah dua nada yang berbeda, dibunyikan secara bersamaan. Teknik dobel Piltik dapat muncul di awal, di tengah dan di akhir sebuah melodi lagu.

6. Teknik Memainkan Melodi (Rambas Piltik)Ada dua konteks pemahaman teknik Rambas Piltik yang dimaksud

oleh Harapan Pakpahan yaitu: Rambas Piltik yang pertama terdapat didalam melodi yang sering dimainkan di tengah perpindahan lagu. Dalam musik barat dikenal dengan melodi lead in. Menurut Genichi Kawakami dalam bukunya yang berjudul Arranging Popular Music yang dimaksudkan lead in adalah kesatuan rangkaian nada-nada yang menghubungkan antara bagian satu dengan bagian lainnya. Tanpa adanya lead in, perpidahan dari satu lagu ke lagu berikutnya terasa kurang baik.

Dari pemaparan di atas Rambas Piltik dapat disimpulkan sebagai petikan yang cepat dengan melodi yang rapat, yaitu dalam satu ketukan terdapat empat buah not 1/8 yang sama dan dimainkan dengan cepat dan “monoton”. Teknik Rambas Piltik yang berikutnya adalah nada-nada yang dimainkan secara arpegio. Di dalam teori gitar, apergio adalah teknik memetik senar, dimana tiga nada atau chord dimainkan satu persatu secara bergantian dan berulang-ulang dengan tempo yang relative cepat.

F. Fungsi Hasapi Pada Gondang Hasapi

Hasapi juga memiliki fungsi musikal sebagai media untuk mengungkapkan makna perlambangan/simbol itu sendiri, sebab Hasapi juga merupakan salah satu instrumen pokok masyarakat Batak Toba yang mampu berperan membawakan melodi lagu atau repertoar secara utuh. Pada saat Hasapi dimainkan untuk membawakan beberapa lagu atau repertoar, maka masyarakat yang mendengarnya baik suku Batak Toba maupun di luar suku Batak Toba akan mengatakan bahwa itulah ciri khas musik Batak Toba.

Selain memiliki kebiasaan sperti yang telah dijelaskan di atas, masyarakat Batak Toba juga dikenal memiliki kebiasaan Mangandung pada saat Manangisiorang yang meninggal. Salah satu kebiasaan ini juga dapat kita lihat ketika Hasapi juga mampu memainkan teknik Andung yang diimitasikan dari alunan suara seseorang yang sedang meratap. Oleh karena itu dapat dibuktikan bahwa berbagai bentuk kebiasaan atau tingkah laku dari masyarakat Batak Toba dapat dilambangkan melalui alunan Hasapi.

Keberlangsungan penggunaan Hasapi dalam mengiringi berbagai lagu tersebut juga memberikan dampak tersendiri bagi eksistensi instrumen Batak Toba yang lain seperti Sulim dan Taganing. Dalam keberadannya, ketiga instrumen tersebut (Sulim, Hasapi, Taganing) sangat kerap disandingkan bersama ketika berbagai lagu khususnya lagu yang bernuansa daerah Batak Toba. Meskipun demikian, peran Hasapi dikatakan sejajar dengan kedua instrumen yakni Sulim, dan Taganing.

Dalam kenyataanya, banyak orang beranggapan bahwa lagu daerah Batak Toba itu akan terasa kental nuansa bataknya ketika adanya paduan (gabungan) antara unsur alunan melodi petikan Hasapi dengan tiupan Sulim serta tabuhan Taganing di dalamnya. Meskipun hanya menyertakan Sulim bersama Taganing ataupun paduan antara Sulim dengan Hasapi, masyarakat masih menganggap bahwa lagu tersebut masih kerap dinikmati oleh sipendengar khususnya masyarakat Batak Toba.

Page 12: STRUKTUR ORGANOLOGI HASAPI DALAM GONDANG HASAPI PADA GRUP MUSIK ETNIS PARDOMUANTA DI SURABAYA

Bahkan terkadang meskipun hanya diiringi instrument Hasapi saja. Namun sebaliknya jika lagu tersebut hanya diiringi Sulim atau Taganing sekalipun tanpa kehadiran Hasapi, masyarakat menilai bahwa seakan ada hal yang kurang terasa dinikmati di dalam lagu tersebut. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa eksistensi Hasapi memiliki peranan penting bagi keberlangsungan musik Batak Toba khususnya dalam konteks pengiring berbagai lagu Batak Toba terutama dalam ensembel Gondang Hasapi.

Ciri musikal dari melodi Hasapi ketika dimainkan bersama ensembel khususnya pada saat mengiring lagu Batak Toba bersama grup musik etnis Pardomuanta adalah :

1. Penyajian melodi sedikit terpola seakan terkesan monoton karena tidak dengan berbagai motif melodi yang baru.2. Melodi awal (intro) dari lagu yang dimainkan selalu dimainkan ulang (tidak ada perbedaan antara melodi intro dengan interlude, yang membedakannya hanya terdapat pada improvisasi teknik permainan). 3. Motif isian melodi Hasapi dalam mengiringi lagu Batak Toba biasanya bersifat statis dalam konteks metode pengisian, artinya ketika melodi intro Hasapi selesai dimainkan maka secara otomatis Hasapi bersama melodi vokal serta ensembel yang lain memainkan melodi yang sama, namun Hasapi sedikit keluar dari melodi pokok dengan memainkan improvisasi nada tanpa harus menyimpang dari melodi lagu. 4. Namun metode pengisian melodi Hasapi dalam mengiringi lagu Batak Toba ditandai dengan adanya jembatan melodi (bridge) untuk menjembatani frase melodi vokal yang satu ke frase melodi vokal yang berikutnya.

IV. PENUTUP

A. Kesimpulan

Struktur organologi Hasapi terbuat dari kayu keras yang dan tua yang dibentuk menyerupai gitar. Tali senar Hasapi dibuat dari akar enau atau ijuk riman, namun akhir-akhir ini telah diganti dengan kawat baja atau string gitar. Pada bagian ujung, diukir motif manusia, sedangkan badannya penuh dengan ukiran dengan motif Toba. Klasifikasi Hasapi: Stretched Chordophone, Composite Chordophone, Lutes, Handle Lute, Necked Lute, Plucked Instrument dan Fretless.

Fisik Hasapi yang dimiliki oleh Harapan Pakpahan seperti Kecapi yang ada di Jawa: (1) bagian kepala (Uluna) ini memiliki ukuran sepertiga dari Hasapi keseluruhan, (2) bagian leher (Rukung) merupakan bagian badan dari Hasapi yang terletak ada di bawah kepala Hasapi, (3) bagian perut (Butuha) merupakan bagian yang berada di bawah leher dari Hasapi, (4) bagian lubang resonator (Godung Butuha) adalah bagian yang terdapat pada bagian bawah Hasapi, berbentuk segitiga dan (5) bagian ekor (Ihur) merupakan bagian yang terletak dari ujung bagian dari Hasapi.

Teknik memainkan Hasapi tidak jauh berbeda dengan bermain gitar pada umumnya yaitu jari kiri menekan leher Hasapi untuk memainkan melodi dan jari kanan untuk memetik senar Hasapi, namun sedikit berbeda dengan posisi badan saat memainkan Hasapi. Posisi badan saat memainkan Hasapi adalah dengan duduk bersila atau berdiri dengan bagian perut dari Hasapi tidak menempel pada perut pemain.

Page 13: STRUKTUR ORGANOLOGI HASAPI DALAM GONDANG HASAPI PADA GRUP MUSIK ETNIS PARDOMUANTA DI SURABAYA

Teknik permainan dalam memainkan Hasapi oleh Harapan Pakpahan untuk memainkan sebuah lagu yang bercerita sehingga tampak “rasa” yang dibawakan dalam penyajian lagu tersebut. Teknik permainan dari Harapan Pakpahan yang terdiri dari 6 teknik permainan yaitu: (1) teknik memegang Hasapi (Maniop), (2) teknik Penjarian (Inganan Jari), (3) teknik memegang claver (Mamiltik), (4) teknik variasi ornamentasi penjarian (Lundu Pahu), (5) teknik dua nada berbeda (Dobel Piltik), dan (6) teknik memainkan melodi (Rambas Piltik).

Hasapi memiliki fungsi musikal sebagai media untuk mengungkapkan makna perlambangan/simbol itu sendiri, sebab Hasapi juga merupakan salah satu instrumen pokok masyarakat Batak Toba yang mampu berperan membawakan melodi lagu atau repertoar secara utuh. Eksistensi Hasapi memiliki peranan penting bagi keberlangsungan musik Batak Toba khususnya dalam konteks pengiring berbagai lagu Batak Toba terutama dalam ensembel Gondang Hasapi.

Ciri musikal dari melodi Hasapi ketika dimainkan bersama ensembel khususnya pada saat mengiring lagu Batak Toba bersama grup musik etnis Pardomuanta adalah Penyajian melodi sedikit terpola seakan terkesan monoton, Melodi awal (intro) dari lagu yang dimainkan selalu dimainkan berulang-ulang, Motif isian melodi Hasapi biasanya bersifat statis dalam konteks metode pengisian, metode pengisian melodi Hasapi ditandai dengan adanya jembatan melodi (bridge).

DAFTAR PUSTAKA

Banoe, Pono, 2003. Kamus Musik, Yogyakarta: Kanisius.

Boddan Dan Taylor Dalam Moleong, 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Pt. Remaja Rosdakarya. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.(1995), The Karonese Traditional Musical Instruments. Medan: Pendidikan dan Departemen Kebudayan.

Gultom, D.J. 1992. Dalihan Na Tolu: Nilai Budaya Suku Batak. Medan: Armanda. Giddens, Anthony. 1994. Masyarakat Post-Tradisional. Yogyakarta: IRCiSoD.

Hood, Mantle, ( 1982 ), The Ethnomusicologist. Ohio : The Kent State, University Press.

Koentjaraningrat (1982) , Manusia dan Kebudayaan Indonesia, Jakarta : Djambatan.

Maryaeni. 2005. Metode penelitian Kebudayaan. Jakarta: Bumi Aksara.

Purba, Mauly. 1998. ‘Musical and Function Change in Hasapi Tradition of the Protestant Toba Batak 1860s- 1990s with special refrence to the 1980s-1990s.‟ Unpublish Ph.D thesis, Monash University, Melbourne.