Proposal Kimia SMAN GONDANG

111
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menyongsong era tinggal landas maka pembangunan di sektor pendidikan perlu mendapat perhatian lebih besar karena pendidikan merupakan upaya untuk mengembangkan kemampuan dan meningkatkan martabat manusia. Sejalan dengan hal di atas, pemerintah melalui departemen pendidikan dan kebudayaan telah menerbitkan kurikulum penyelenggaraan pendidikan yang lebih mengacu pada ilmu pengetahuan dan teknologi yang merupakan penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya. Kurikulum tersebut adalah kurikulum 1994. Mata pelajaran kimia, kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang merupakan bagian dari kurikulum 1994 harus memberikan bekal pengetahuan

Transcript of Proposal Kimia SMAN GONDANG

Page 1: Proposal Kimia SMAN GONDANG

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam menyongsong era tinggal landas maka pembangunan di sektor

pendidikan perlu mendapat perhatian lebih besar karena pendidikan merupakan

upaya untuk mengembangkan kemampuan dan meningkatkan martabat manusia.

Sejalan dengan hal di atas, pemerintah melalui departemen pendidikan dan

kebudayaan telah menerbitkan kurikulum penyelenggaraan pendidikan yang lebih

mengacu pada ilmu pengetahuan dan teknologi yang merupakan penyempurnaan

dari kurikulum sebelumnya. Kurikulum tersebut adalah kurikulum 1994.

Mata pelajaran kimia, kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

(IPA) yang merupakan bagian dari kurikulum 1994 harus memberikan bekal

pengetahuan mengenai lingkungan alam, mengembangkan keterampilan

wawasan, dan kesadaran teknologi sehingga bermanfaat bagi kehidupan sehari-

hari.

Dalam Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) Kimia 1994

disebutkan juga bahwa pemberian mata pelajaran kimia di Sekolah Menengah

Atas (SMA) bertujuan agar siswa menguasai konsep-konsep kimia dan saling

keterkaitan serta penerapannya baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam

teknologi serta dapat menerapkan berbagai konsep kimia untuk meningkatkan

kesadaran akan kemajuan IPTEK, kelestarian lingkungan serta kebanggaan

Page 2: Proposal Kimia SMAN GONDANG

nasional, bersikap ilmiah dan menyadari kebesaran dan kekuasan Tuhan Yang

Maha Esa (Depdikbud, 1995). Berdasarkan GBPP tersebut tampak bahwa

penguasaan konsep-konsep dan saling keterkaitan antar konsep merupakan salah

satu tujuan yang sangat penting dalam pengajaran kimia di SMA.

Berdasarkan kurikulum 1994, pembelajaran kimia dituntut berorientasi

pada pendekatan keterampilan proses. Sehingga siswa harus aktif terlibat dalam

proses untuk menghasilkan produk. Agar siswa benar-benar memahami dan dapat

menerapkan pengetahuannya, siswa harus bekerja memecahkan masalah,

menemukan segala sesuatu bagi dirinya dan berusaha dengan ide-idenya. Intinya

siswa harus membangun pengetahuannya sendiri (Nur, Mohamad, 1998). Hal ini

berarti siswa harus berperan secara aktif apapun metode yang digunakan.

Untuk meningkatkan kualitas peserta didik, guru harus melaksanakan

proses mengajar yang efektif, dengan memilih metode yang tepat untuk setiap

bahan pelajaran. Dengan pemilihan berbagai variasi metode mengajar yang

sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa, akan sangat membantu dalam

rangka meningkatkan hasil belajar yang optimal.

Dalam suasana belajar mengajar di lapangan dalam lingkungan sekolah-

sekolah sering kita jumpai masalah. Para siswa meskipun mendapatkan nilai yang

tinggi dalam sejumlah mata pelajaran, namun mereka tampak kurang mampu

menerapkan perolehannya, baik berupa pengetahuan, keterampilan maupun sikap

ke situasi yang lain. Para siswa memang memiliki sejumlah pengetahuan, namun

banyak pengetahuan itu diterima dari guru sebagai informasi, sedangkan mereka

Page 3: Proposal Kimia SMAN GONDANG

sendiri tidak dibiasakan untuk mencoba menemukan sendiri pengetahuan atau

informasi itu, akibatnya pengetahuan itu tidak bermakna dalam kehidupan sehari-

hari sehingga cepat terlupakan.

Metode ceramah merupakan salah satu dalam menyampaikan informasi

kepada siswa yang sangat sering digunakan oleh guru. metode ceramah ini cukup

mudah dilakukan dan kurang menuntut usaha yang terlalu banyak baik dari guru

maupun dari siswa, akibatnya materi pelajaran dijejalkan kepada para siswa dan

kurang memperhatikan taraf perkembangan mental siswa. Para siswa hanya

dibiarkan duduk, dengar, catat, hafal dan tidak dibiasakan untuk belajar secara

aktif sehingga suasana kelas terasa membosankan. Metode pembelajaran ini

dianggap mampu memberikan informasi yang lebih banyak sesuai dengan

tuntutan kurikulum dan kurang memahami konsep-konsep kimia yang telah

disampaikan oleh guru kurangnya pemahaman konsep-konsep kimia ini akan

berakibat pada prestasi belajar kimia yang rendah.

Hal ini terjadi di sekolah tempat peneliti akan mengadakan penelitian.

Pada bahan kajian Hidrolisis garam, siswa menganggap materi tersebut

membosankan dan terlalu banyak hafalannya, sehingga siswa tidak termotivasi

untuk aktif mencari informasi sendiri. Oleh karena itu untuk mencapai tujuan

pembelajaran, tidak cukup hanya menggunakan metode ceramah, tetapi harus

juga dikembangkan model pembelajaran yang membantu siswa untuk lebih

mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit jika mereka saling

mendiskusikan dengan temannya.

Page 4: Proposal Kimia SMAN GONDANG

Mengingat demikian besarnya pengaruh metode pembelajaran terhadap

perolehan konsep dan keterampilan siswa dalam memahami ilmu kimia, maka

perlu diupayakan suatu model pengajaran yang memungkinkan siswa lebih dapat

memahami konsep-konsep kimia dengan baik. Salah satu model pembelajaran

yang dirasakan cocok untuk mempelajari kimia yang merupakan model

pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD).

Pembelajaran kooperatif ini dicirikan oleh struktur tugas, tujuan dan penghargaan

kooperatif. Model pembelajaran ini memungkinkan siswa bekerja sama dalam

semangat pembelajaran kooperatif dan membutuhkan kerjasama untuk mencapai

tujuan bersama.

Pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah salah satu model pembelajaran

yang berguna untuk menumbuhkan kemampuan kerjasama, kreatif, berfikir krtis

dan ada kemauan membantu teman, maka sebaiknya pokok-pokok bahasan yang

akan diajarkan, menurut siswa untuk menemukan konsep secara kerjasama

dengan temannya. Salah satu contohnya adalah pokok bahasan Hidrolis Garam.

Model pembelajaran kooperatif yang digunakan pada pokok bahasa tersebut

adalah pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Dalam hal ini, siswa selain harus memahami pengertian Hidrolis garam

juga dituntut bisa mendiskusikan konsep hidrolisis garam serta dapat menerapkan

konsep-konsep hidrolisis garam dalam menyelesaikan soal dengan benar, seperti

yang tercantum dalam tujuan pembelajaran khusus. Tentunya akan lebih mudah

Page 5: Proposal Kimia SMAN GONDANG

dan cepat apabila dibantu oleh guru maupun teman sekelasnya, sehingga

diharapkan dan berfikir kritis dalam mengatasi persoalan di atas.

Berdasarkan tinjauan di atas, maka akan dilakukan suatu penelitian dengan

judul “Meningkatkan Minat Siswa dengan menggunakan Model Pembelajaran

Kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran Kimia Pokok Bahasan Hidrolisis

Garam di Kelas III Semester I SMAN Gondang Nganjuk”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas, maka

permasalahan umum dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Minat Siswa

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student team

Achievement Division (STAD) pada mata pelajaran kimia pokok bahasan

Hidrolisis Garam di kelas III Semester I SMAN 1 Gondang Nganjuk.

Berdasarkan permasalahan di atas, dapat diidentifikasi beberapa

pertanyaan penelitian berikut ini :

1. Bagaimanakah aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran kooperatif tipe

Student team Achievement Division (STAD) ?

2. Bagaimana pengelolaan kegiatan pembelajaran kooperatif tipe Student team

Achievement Division (STAD) ?

3. Apakah dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat

dicapai ketuntasan belajar siswa pada pokok bahasan Hidrolisis Garam di

SMAN 1 Gondang Nganjuk ?

Page 6: Proposal Kimia SMAN GONDANG

4. Bagaimanakah respon siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe Student

team Achievement Division ?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan umum

penelitian ini adalah “Untuk Mengetahui Minat Siswa pada Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Student team Achievement Division pada mata pelajaran Kimia

Pokok Bahasan Hidrolisis Garam di SMAN 1 Gondang Nganjuk”.

Sedangkan untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan penelitian dan

rumusan masalah yang telah dirumuskan di atas, secara rinci tujuan penelitian ini

adalah mendeskripsikan minat siswa pada model pembelajaran kooperatif tipe

Student team Achievement Division pada mata pelajaran kimia pokok bahasan

Hidrolisis Garam dan ditinjau dari :

1. Aktivitas guru dan siswa selama kegiatan pembelajaran kooperatif tipe

Student team Achievement Division.

2. Pengelolaan pembelajaran kooperatif tipe Student team Achievement Division.

3. Ketuntasan belajar siswa yang ditunjukkan dengan hasil belajar siswa setelah

pembelajaran kooperatif tipe Student team Achievement Division

4. Respon siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe Student team

Achievement Division.

Page 7: Proposal Kimia SMAN GONDANG

D. Manfaat Penelitian

Dengan tercapainya tujuan penelitian di atas maka manfaat yang

diharapkan adalah sebagai berikut :

1. Bagi guru kimia, hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan dalam memilih model pembelajaran yang berorientasi pada

pendekatan kooperatif.

2. Bagi Siswa, penelitian ini memberikan kesempatan untuk lebih aktif dalam

kegiatan pembelajaran

3. Jika ditemukan bahwa strategi pembelajaran kooperatif dan prestasi belajar

siswa, maka strategi pembelajaran kooperatif ini dimungkinkan sebagai

bahan kajian mata pelajaran selain kimia, khususnya berkaitan dengan IPA.

4. Sebagai masukan atau acuan bagi penelitian yang lebih lanjut.

E. Definisi Operasional, Asumsi dan Keterbatasan

1. Definisi Operasional

Untuk menghindari terjadinya salah tafsir terhadap maksud judul di

atas, maka penulis perlu memberi penjelasan tentang beberapa istilah yang

digunakan yaitu :

a. Minat adalah keinginan siswa untuk mengetahui sesuatu hal yang belum

pernah mereka kenal.

Page 8: Proposal Kimia SMAN GONDANG

b. Pembelajaran kooperatif adalah suatu strategi pembelajaran, tempat

siswa belajar dalam kelompok kecil yang memiliki kemampuan yang

berbeda.

c. Model pembelajaran kooperatif tipe Student team Achievement Division

merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yang paling sederhana,

siswa dalam suatu kelas tertentu dipecah menjadi kelompok dengan

anggota 4-5 orang. Setiap kelompok bersifat heterogen, terdiri dari laki-

laki dan perempuan, berasal dari berbagai suku, memiliki kemampuan

yang berbeda (Ibrahim Muslimin dkk, 2000 : 20).

2. Asumsi

Adapun asumsi dalam penelitian ini adalah :

a. Siswa yang menjadi subyek penelitian mempunyai belajar yang sama.

b. Nilai yang diperoleh siswa pada penelitian proses pembelajaran

mencerminkan kemampuan siswa yang sesungguhnya.

c. Proses belajar yang diukur benar-benar hasil belajar melalui

pembelajaran kooperatif tipe STAD.

d. Siswa mengisi angket yang diberikan sesuai dengan keadaan dirinya

tanpa pengaruh orang lain.

Page 9: Proposal Kimia SMAN GONDANG

3. Keterbatasan

Agar memperoleh gambaran yang jelas dan terhindar dari berbagai

interprestasi maka sesuai dengan judul dan latar belakang masalah di atas

diberikan batasan masalah sebagai berikut :

a. Pembelajaran kooperatif yang diteliti adalah tipe Student team

Achievement Division.

b. Materi yang digunakan adalah hidrolisis Garam yang merupakan bahan

ajar bidang studi kimia SMA Kelas III Semester I Kurikulum 1994

c. Penelitian ini hanya dilakukan pada siswa kelas III semester I SMA

negeri I Gondang Nganjuk.

Page 10: Proposal Kimia SMAN GONDANG

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hakikat IPA

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau Natural Science dalam perkembangan

dewasa ini lebih dikenal dengan sebutan sains. Ilmu Pengetahuan (Sains) adalah

ilmu tentang zat baik makhluk hidup maupun benda mati yang dapat diamati

(observasi). Menurut kamus bahasa Indonesia sains didefinisikan sebagai ilmu

yang sistematis dan dirumuskan yang berhubungan dengan gejala-gejala

keberadaan dan berdasarkan terutama atas pengamatan dan induksi.

Menurut Carin (dalam Royse Rita Martiningsih tanjung : 17), Ilmu

Pengetahuan Alam merupakan kegiatan aktif yang melibatkan pengamatan apa

yang terjadi di alam dan mencoba menjelaskannya melalui model dan teori

tentang fenomena-fenomena tersebut.

Berdasarkan definisi yang telah dikemukakan dapat dikatakan bahwa IPA

selain sebagai produk / isi juga sebagai proses atau metode yang keduanya tidak

dapat dipisahkan. Pembelajaran IPA mencakup aktivitas yang mengembangkan

keterampilan-keterampilan proses ilmiah siswa. Dengan demikian, pembelajaran

IPA di sekolah tidak hanya mencakup produk IPA, tetapi juga memahami hakikat

proses pembelajaran IPA itu sendiri yang terdiri atas tiga komponen yaitu

produk, proses dan sikap ilmiah. Jadi tidak saja terdiri dari kumpulan

Page 11: Proposal Kimia SMAN GONDANG

pengetahuan atau fakta yang dihafalkan melainkan juga merupakan kegiatan atau

proses aktif yang menggunakan pikiran dalam mempelajari rahasia gejala alam.

B. Hakikat Kimia

Tujuan pembelajaran kimia yang merupakan bagian dari IPA secara

khusus dijabarkan sebagai berikut (Depdikbud, 1994 : 1)

“Mata pelajaran kimia di SMU bertujuan agar siswa menguasai konsep-konsep kimia dan saling keterkaitan serta penerapannya baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam teknologi serta dapat menerapkan berbagai konsep kimia untuk meningkatkan kesadaran akan kemajuan IPTEK, kelestarian lingkungan serta kebanggaan nasional, bersikap ilmiah dan menyadari kebesaran dan kekuasan Tuhan Yang Maha Esa”.

Mengkaji tujuan pembelajaran kimia tersebut, dalam mengembangkan

pembelajaran kimia di kelas dikehendaki adanya keterlibatan aktif siswa dalam

kegiatan pembelajaran untuk menemukan sendiri pengetahuan melalui

interaksinya dengan lingkungan. Kondisi ini ditegaskan di dalam petunjuk

pelaksanaan proses belajar mengajar kurikulum SMU 1994 yang menjabarkan

bahwa “Pembelajaran IPA lebih diarahkan kepada kegiatan yang mendorong

siswa belajar aktif baik secara fisik, sosial maupun mental dalam memahami

konsep yaitu dengan menggunakan berbagai keterampilan proses (Depdikbud,

1994 : 93). Dalam proses pembelajaran IPA khususnya kimia, pendekatan yang

disarankan adalah pendekatan keterampilan proses dan pendekatan konsep di

samping pendekatan lain yang sesuai.

Page 12: Proposal Kimia SMAN GONDANG

Pendekatan keterampilan proses seperti yang dijabarkan dalam petunjuk

pelaksanaan proses belajar mengajar kurikulum SMU 1994 diartikan sebagai

pendekatan dalam proses belajar mengajar yang menekankan pembentukan

keterampilan memperoleh pengetahuan dan mengkomunikasikan

pemerolehannya (Depdikbud, 1994 : 9). Dengan demikian, pendekatan

keterampilan proses merupakan suatu bentuk kegiatan pembelajaran yang

menekankan pada penggunaan kemampuan daya pikir dan keterampilan siswa

dalam memperoleh pengetahuan. Kemampuan-kemampuan tersebut antara lain

meliputi kemampuan mengidentifikasi, mengklasifikasi, mengamati, mencari

hubungan, menafsirkan, menyimpulkan, menerapkan, mengkomunikasikan dan

mengekspresikannya dalam suatu karya (Depdikbud, 1994 : 9).

C. Teori Yang Mendasari Pembelajaran IPA

Terdapat tiga ranah yang harus dikembangkan dalam pembelajaran kimia

yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Ranah kognitif menekankan

pembelajaran yang berkaitan dengan fakta, konsep dan generalisasi yang dapat

diperoleh melalui sumber-sumber sekunder dan melibatkan prosedur empiris.

Ranah psikomotor berkaitan dengan keterampilan motorik yang diperlukan untuk

melaksanakan tugas-tugas laboratorium. Ranah afektif meliputi sikap, nilai

interest dan pandangan terhadap IPA umumnya dan kimia khususnya. Ranah

afektif ini ditujukan untuk menumbuhkan sikap mau menerima dan

mengembangkan melalui penelitian ilmiah yang meliputi kegiatan observasi,

Page 13: Proposal Kimia SMAN GONDANG

mengukur, merumuskan hipotesis, membuat generalisasi, merencanakan dan

melakukan percobaan.

Berangkat dari uraian di atas, dalam kegiatan belajar perlu dikembangkan

pengalaman-pengalaman belajar melalui pendekatan dan metode-metode

pembelajaran yang sesuai dan berorientasi pada tujuan pengajaran kimia.

1. Teori Konstruktivisme

Teori belajar konstruktivisme menyatakan bahwa siswa haus secara

individu menemukan dan menstransfer informasi-informasi kompleks apabila

mereka harus menjadikan informasi itu miliknya sendiri. Teori ini

memandang siswa secara terus-menerus memeriksa informasi-informasi baru

yang berlawanan dengan aturan-aturan lama dan merevisi aturan-aturan

tersebut jika tidak sesuai lagi. (Nur, Mohamad, 1998 : a: 2).

Konstruktivisme lahir dari gagasan Piaget dan Vygotsky, dimana

keduanya menekankan bahwa perubahan kognitif hanya terjadi jika konsepsi-

konsepsi yang telah dipahami sebelumnya di olah melalui suatu proses

ketidak seimbangan dalam upaya memahami informasi-informasi baru. Piaget

dan Vygotsky juga menekankan adanya Hakikat sosial dari belajar, dan

keduanya menyarankan untuk menggunakan kelompok-kelompok belajar

dengan kemampuan anggota kelompok yang berbeda-beda untuk

mengupayakan perubahan konseptual (Nur, Mohamad & Wikandari, Prima

Retno, 1998 : 3).

Page 14: Proposal Kimia SMAN GONDANG

a. Teori Konstruktivis Vygotsky

Sumbangan paling penting dari teori Vygotsky adalah penekanan

pada hakekat sosiokultural dari pembelajaran. Ia yakin bahwa belajar

terjadi pada saat anak-anak sedang bekerja di dalam zona perkembangan

terdekat mereka (Zone of Proximal Development). Tugas-tugas di dalam

zona perkembangan terdekat adalah tugas-tugas yang seorang tidak dapat

melakukannya dengan bantuan teman sebaya atau orang dewasa yang

lebih kompeten. Dengan kata lain, zona perkembangan terdekat

mendeskripsikan tugas-tugas yang seorang anak belum mempelajarinya

namun mampu mempelajarinya dalam waktu tertentu (Nur, Mohamad,

1998 : b : 32).

Adapun implikasi dari teori Vygotsky antara lain (Nur, Mohamad,

1998 : b : 32) :

a) Hasrat mewujudkan tatanan pembelajaran kooperatif di antara

kelompok-kelompok siswa dengan tingkat-tingkat kemampuan yang

berbeda.

b) Menekankan perancahan (Scaffolding) dalam pembelajaran, dengan

siswa semakin lama semakin bertanggung jawab terhadap

pembelajaran sendiri.

Ide penting lain yang disumbangkan dari teori Vygotsky adalah

scaffolding. Scaffolding berarti memberikan kepada seseorang anak

Page 15: Proposal Kimia SMAN GONDANG

sejumlah besar bantuan tersebut dan memberikan tanggung jawab yang

semakin besar segera setelah ia dapat melakukannya (Slavin, 1995).

b. Teori Konstruktivis Piaget

Piaget menyatakan bahwa dalam pikiran seseorang dapat struktur

pengetahuan awal (skemata). Skemata inilah yang mengatur dan

mengkoordinasikan prinsip-prinsip dasar. Skema berkembang seiring

dengan perkembangan kognitif yaitu (1) Tahap Sensorimotor (2). Tahap

Pra Operasional (3). Tahap Operasional Kongkrit dan (4). Tahap

Operasional Formal. Perkembangan kognitif berjalan melalui tahap-tahap

ini menurut urutan tersebut dan tidak seorang anak pun dapat melompati

suatu tahap, meskipun anak-anak yang berbeda lewat melalui tahap-tahap

tersebut dengan kecepatan yang berbeda-beda (Nur, Mohamad, 1998 : b :

10).

Piaget menjelaskan bahwa perkembangan kognitif dipengaruhi oleh

tiga proses dasar yaitu asimilasi, akomodasi dan ekuilibrasi. Asimilasi

diartikan sebagai pemaduan data baru dengan struktur kognitif yang telah

ada. Akomodasi adalah penyesuaian struktur kognitif terhadap situasi

baru dan ekuiligrasi adalah proses penyesuaian kembali yang terus

dilakukan antara asimilasi seseorang mencocokkan rangsangan yang

diterima dengan skemata yang telah ada. Selanjutnya dengan akomodasi

seseorang akan mengubah skemata yang ada agar sesuai dengan

Page 16: Proposal Kimia SMAN GONDANG

rangsangan yang dihadapinya sehingga terbentuk ekuilibrium (Nur

Mohamad, 1998 : b).

Menurut Slavin (1994 : 45-46) menyatakan bahwa implikasi teori

kognitif Piaget dalam pendidik adalah :

a. Memfokuskan pada proses berfikir anak, tidak sekedar pada

produknya. Di samping itu dalam pengecekan kebenaran jawaban

siswa, guru harus memahami proses yang digunakan anak untuk

sampai pada jawaban tersebut. Pengalaman-pengalaman belajar yang

sesuai di bangun dengan memperhatikan terhadap metode-metode

yang digunakan siswa untuk sampai pada kesimpulan tertentu,

barulah dapat dikatakan guru berada dalam posisi memberikan

pengalaman yang dimaksud.

b. Pengenalan dan pengakuan atas peranan anak-anak yang penting

sekali dalam inisiatif diri dan keterlibatan aktif dalam kegiatan

pembelajaran. Dalam kelas, Piaget menekankan bahwa pengajaran

pengetahuan jadi (ready made knowledge) tidak mendapat tekanan

melainkan anak di dorong menemukan sendiri pengetahuan itu

melalui interaksi spontan dengan lingkungan. Oleh karena itu, di

samping mengajar secara langsung, guru mempersiapkan beraneka

ragam kegiatan secara langsung dengan dunia fisik.

c. Tidak menekankan praktek-praktek yang diarahkan untuk

menjadikan anak-anak seperti orang dewasa dalam pemikirannya.

Page 17: Proposal Kimia SMAN GONDANG

Program-program pendidikan yang didasarkan pada teori Piaget

menerima keyakinannya yang kukuh bahwa pengajaran premature

dapat lebih buruk daripada tidak diajarkan sama sekali karena

pengajaran premature itu lebih mengantarkan kepada penerimaan

formula-formula orang dewasa yang dangkal daripada pemahaman

kognitif yang sebenarnya.

d. Memaklumi akan adanya perbedaan individual dalam hal kemajuan

perkembangan. Teori Piaget mengasumsikan bahwa siswa tumbuh

dan melewati urutan perkembangan yang sama, namun pertumbuhan

itu berlangsung pada kecepatan yang berbeda-beda. Oleh karena itu

guru harus melakukan upaya untuk mengatur kegiatan kelas dalam

bentuk individu-individu dalam kelompok kecil siswa daripada

dalam bentuk klasikal.

2. Teori Motivasi

Menurut pandangan teori motivasi, struktur tujuan kooperatif

menciptakan situasi yang merupakan satu-satunya cara agar anggota

kelompok dapat mencapai tujuan pribadi hanya apabila kelompok itu berhasil.

Oleh karena itu untuk mencapai tujuan pribadi mereka, anggota kelompok

harus saling membantu dan mendorong teman sekelompoknya untuk

mencapai tujuan maksimal (Ibrahim, Muslimin dkk : 2000).

Page 18: Proposal Kimia SMAN GONDANG

Crow dan Crow menjelaskan pentingnya motivasi dalam belajar seperti

berikut :

“Belajar harus diberi motivasi dengan berbagai cara sehingga minat yang dipentingkan dalam belajar itu dapat dibangun dari minat yang telah ada pada diri anak”.

(A. Tabrani R, 1989 : 121)

Menurut Arends (1997 : 110) menyatakan bahwa :

“Struktur tujuan kooperatif terjadi jika siswa secara bersama-sama mencapai tujuan tersebut dan tiap-tiap individu ikut andil menyumbang pencapaian tersebut. Mereka yakin bahwa tujuannya akan tercapai jika siswa-siswa lainnya juga mencapai tujuan tersebut”.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa

pentingnya penghargaan kelompok dalam pembelajaran kooperatif adalah

dapat memotivasi dalam kegiatan belajar. Dengan kata lain, struktur

penghargaan kooperatif akan mendorong anggota kelompok untuk saling

belajar, saling memperkuat upaya-upaya akademik, dan menerapkan norma

yang menjunjung pencapaian hasil belajar yang tinggi.

Kenneth H. Nover mengemukakan prinsip-prinsip motivasi sebagai

berikut :

a. Pujian lebih efektif dari pada hukuman

b. Semua peserta didik mempunyai kebutuhan-kebutuhan psikologis (yang

bersifat dasar) tertentu yang harus mendapat kepuasan.

c. Motivasi yang berasal dari dalam individu lebih efektif dari pada motivasi

yang dipaksakan dari luar.

Page 19: Proposal Kimia SMAN GONDANG

d. Motivasi itu lebih mudah menjalar atau tersebar kepada orang lain.

e. Pemahaman yang jelas akan merangsang motivasi.

f. Pujian-pujian yang datangnya dari luar (eksternal rewards) kadang-kadang

diperlukan dan cukup efektif untuk merangsang minat yang sebenarnya.

g. Tekanan kelompok peserta didik (peer group) kebanyakan lebih efektif

dalam memotivasi dari pada tekanan atau paksaan dari orang dewasa.

h. Motivasi yang kuat erat hubungannya dengan kreativitas peserta didik.

(A. Tabrani, R, 1989 : 124 - 126).

Berkenaan dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD, Pemberian

penghargaan kelompok menurut pandangan teori pembelajaran perilaku

berperan sebagai penguatan bagi pembelajaran, penghargaan kelompok dalam

pembelajaran kooperatif merupakan bentuk motivasi ekstrinsik yang

menyebabkan individu melakukan usaha belajar.

D. Tinjauan Tentang Pembelajaran Kooperatif

1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Menurut Kauchak dan Eggen (dalam Utiya Azizah, 1998 : 17)

pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang melibatkan

siswa untuk bekerja secara kolaboratif dalam mencapai tujuan. Sedangkan

Slavin (1994 : 287) menyatakan bahwa dalam pembelajaran kooperatif siswa

bekerja sama dalam kelompok kecil saling membantu untuk mempelajari

suatu materi. Lebih lanjut Arends (1997 : 111) mengemukakan karakteristik

Page 20: Proposal Kimia SMAN GONDANG

pembelajaran kooperatif yakni (a). Siswa bekerja dalam kelompok untuk

menguasai materi akademis (b) Anggota-anggota kelompok di atur terdiri

dari siswa dengan kemampuan tinggi, sedang dan rendah (c) jika mungkin,

masing-masing anggota kelompok kooperatif berbeda suku, budaya dan jenis

kelamin dan (d) sistem penghargaan lebih berorientasi pada kelompok

daripada individu.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas pembelajaran kooperatif

merupakan suatu strategi pembelajaran tempat siswa belajar dalam kelompok

kecil yang terdiri dari 4-5 siswa dengan tingkat kemampuan yang berbeda.

Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling bekerja sama

secara kolaboratif dan membantu untuk memahami suatu bahan

pembelajaran, memeriksa dan memperbaiki jawaban teman serta kegiatan

lainnya dengan tujuan mencapai hasil belajar tertinggi.

Tujuan pembelajaran kooperatif adalah menciptakan situasi

keberhasilan individu yang ditentukan untuk mempengaruhi keberhasilan

individu yang ditentukan untuk mempengaruhi keberhasilan kelompoknya

(Slavin, 1995),

Agar pembelajaran lebih efektif, perlu ditanamkan unsur-unsur dasar

dalam pembelajaran kooperatif sebagai berikut (Ibrahim, Muslimin.dkk.

2000 : 6).

a. Siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka

“sehidup sepenanggungan bersama”.

Page 21: Proposal Kimia SMAN GONDANG

b. Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya,

seperti milik mereka sendiri.

c. Siswa haruslah melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya

memiliki tujuan yang sama.

d. Siswa haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara

anggota kelompoknya.

e. Siswa akan dikenakan evaluasi dan diberikan hadiah/ penghargaan yang

akan dikenakan untuk semua anggota kelompok.

f. Siswa terbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan

untuk belajar bersama selama proses belajarnya.

g. Siswa akan diminta mempertanggung jawabkan secara individual materi

yang ditangani dalam kelompok kooperatif.

2. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif dicarikan oleh struktur tugas, tujuan dan

penghargaan kooperatif. Siswa bekerja dalam situasi semangat pembelajaran

kooperatif meliputi atau membutuhkan kerja sama untuk mencapai tujuan

bersama dan mereka harus mengkoordinasikan usahanya untuk

menyelesaikan tugas.

Kebanyakan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran

kooperatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Ibrahim, Muslimin dkk, 2000

6-7 )

Page 22: Proposal Kimia SMAN GONDANG

a. Siswa bekerja sama dalam kelompok secara kooperatif untuk

menyelesaikan materi belajarnya.

b. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang

dan rendah.

c. Bilamana mungkin anggota kelompok yang berasal dari ras budaya, suku

dan jenis kelamin berbeda-beda.

d. Penghargaan lebih berorientasi pada kelompok daripada individu

3. Keuntungan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif

Beberapa keuntungan dalam pembelajaran kooperatif antara lain

adalah sebagai berikut (Slavin, 1995 : 17)

a. Siswa bekerjasama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi

norma kelompok.

b. Siswa aktif membantu dan mendorong semangat untuk sama-sama

berhasil

c. Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan

keberhasilan kelompok

d. Interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka

dalam berpendapat.

Selain mempunyai keuntungan, pembelajaran kooperatif juga

mempunyai kelemahan yang harus dihindari yaitu adanya anggota kelompok

yang tidak aktif. Ini akan terjadi jika hanya ada satu permasalahan saja.

Page 23: Proposal Kimia SMAN GONDANG

Kelemahan ini dapat dihindari dengan cara sebagai berikut (Slavin, 1995:

19)

a. Masing-masing anggota kelompok bertanggung jawab pada bagian-

bagian tertentu dari permasalahan kelompok.

b. Masing-masing anggota kelompok harus mempelajari materi secara

keseluruhan. Hal ini karena hasil kelompok ditentukan oleh skor

perkembangan masing-masing individu dalam kelompok.

4. Tujuan Pembelajaran dan Hasil Belajar Siswa

Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai

setidak-tidaknya tiga tujuan instruksional penting yang hasil belajar

akademik, penerimaan terhadap keragaman dan pengembangan keterampilan

sosial (Ibrahim, Muslimin, 2000 : 7-9)

a. Hasil Belajar Akademik

Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan kerja

siswa memahami konsep-konsep yang sulit. Pembelajaran kooperatif ini

dapat memberi keuntungan pada siswa kelompok bawah maupun

kelompok atas yang bekerja bersama menyelesaikan tugas-tugas

akademik. Siswa kelompok atas akan menjadi tutor bagi kelompok

bawah. Dalam proses tutorial ini, siswa kelompok atas akan meningkat

kemampuan akademiknya karena memberi pelayanan sebagai tutor.

Page 24: Proposal Kimia SMAN GONDANG

b. Penerimaan terhadap perbedaan individu

Pembelajaran kooperatif memberi peluang kepada siswa yang

berbeda latar belakang dan kondisi untuk saling bekerja sama, saling

bergantung satu sama lain atas tugas-tugas bersama dan melalui

penggunaan struktur penghargaan kooperatif, belajar untuk menghargai

satu sama lain.

c. Pengembangan keterampilan sosial

Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk mengajarkan kepada

siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi. Selain unggul dalam

membantu siswa memahami konsep-konsep sulit, model ini sangat

berguna untuk membantu siswa menumbuhkan kemampuan kerjasama.

5. Tahapan Dalam Pembelajaran Kooperatif

Adapun langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif sebagai

berikut (Ibrahim, Muslimin, 2000 : 10)

Page 25: Proposal Kimia SMAN GONDANG

Tabel 2.1

Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif

Fase Tingkah laku Guru

Fase 1 Menyampaikan tujuan dan motivasi siswa

- Guru menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar

Fase 2 Menyajikan informasi

- Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan mendemontrasi atau lewat bahan bacaan

Fase 3 Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar

- Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok-kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien

Fase 4 Membimbing kelompok bekerja d an belajar

- Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka

Fase 5 Evaluasi

- Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya

Fase 6Memberikan penghargaan

- Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya-upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok

Page 26: Proposal Kimia SMAN GONDANG

E. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

STAD (Student Team Achievement Division) merupakan salah satu

metode pembelajaran kelompok yang paling awal ditemukan. Metode ini sangat

populer di kalangan para ahli pendidikan di Jhons Hopkins University, dan telah

banyak diterapkan sebagai suatu alternatif yang sangat mudah untuk diterapkan.

Dalam metode STAD siswa dipasangkan secara merata yang memiliki

kemampuan tinggi dan rendah dalam satu kelompok sebanyak 4-5 orang. Skor

kelompok diberikan berdasarkan atas prestasi anggota kelompoknya. Ciri-ciri

yang penting dalam STAD adalah bahwa siswa dihargai atas prestasi kelompok

dan juga terhadap semangat kelompok untuk bekerja sama.

Pembelajaran kooperatif tipe STAD terdiri dari 5 komponen utama yaitu

penyajian kelas, pengaturan kelompok, tes/quis, skor peningkatan individu dan

pengakuan kelompok (Slavin, 1995 : 71-73)

a. Penyajian Kelas

Pengajaran yang diberikan guru di depan kelas adalah secara klasikal

dan tidak begitu berbeda dengan pengajaran yang secara tradisional, hanya

saja terfokus pada materi yang dibahas saja. Setelah materi disajikan guru,

kemudian siswa bekerja dalam kelompoknya untuk menyelesaikan tugas-

tugas yang diberikan.

b. Pengaturan Kelompok

Dalam metode STAD siswa dipasangkan / disusun dalam kelompok

secara heterogen yang memiliki kemampuan tinggi dan rendah dalam satu

Page 27: Proposal Kimia SMAN GONDANG

kelompok sebanyak 4-5 orang,. Hal ini dimaksudkan untuk saling

menyakinkan bahwa semua anggota kelompok dapat bekerja sama dalam

belajar untuk mencapai tujuan akademik yang diharapkan. Untuk

menentukan anggota suatu kelompok, terlebih dahulu siswa disusun

berdasarkan rangking nilai raport kelas sebelumnya atau berdasarkan hasil

pretest. Selanjutnya dari daftar itu pengelompokan dilakukan. Dalam

pengelompokan, guru perlu memperhatikan agar jangan sampai terjadi

pertentangan yang sangat tinggi antar anggota kelompok satu dengan

kelompok lain, walaupun itu tidak berarti siswa dapat menentukan sendiri

teman kelompoknya.

c. Tes / Quis

Setelah siswa menerima pengajaran dari guru, satu atau dua kali

penyajian dan bekerja dalam kelompoknya, selanjutnya siswa diberikan tes

perorangan. Dalam hal ini masing-masing siswa berusaha dan bertanggung

jawab secara individu untuk melakukan yang terbaik sebagai hasil bagi

kesuksesan kelompoknya.

d. Skor peningkatan individu

Peningkatan skor individu dapat berupa skor awal dan skor tes

individu. Skor awal dapat berupa nilai raport siswa atau pretest yang

diberikan pada saat sebelum pelaksanaan pengajaran diberikan. Setelah

pemberian tes / quid, skor tersebut juga akan menjadi skor awal atau

selanjutnya bagi perhitungan peningkatan individu. Skor peningkatan

Page 28: Proposal Kimia SMAN GONDANG

individu merupakan suatu kesepakatan antara guru dengan siswa

sebelumnya. Skor kelompok merupakan jumlah dari masing-masing skor

anggota kelompok, sehingga setiap siswa bertanggung jawab terhadap skor

anggota kelompoknya. Dari skor kelompok inilah dapat ditentukan

kelompok-kelompok yang memperoleh nilai terbaik dan berhak atas hadiah

atau penghargaan yang dijanjikan.

Tabel 2.2

Kriteria Pemberian Skor

Skor Siswa Nilai Perkembangan

- Lebih dari 10 poin di bawah skor dasar 5

- 10 poin hingga 1 poin di bawah skor dasar 10

- Skor dasar sampai 10 poin diatasnya 20

- Lebih 10 poin di atas skor dasar 30

- Nilai sempurna (tidak berdasarkan skor awal) 30

(Sumber : Slavin, 1995 : 80)

e. Penghargaan Kelompok

Pengakuan kelompok dilakukan dengan memberi hadiah sebagai

penghargaan atas usaha yang telah dilakukan kelompok selama belajar.

Hadiah diberikan kepada kelompok yang dapat mencapai kriteria yang telah

ditetapkan bersama.

Nilai kelompok dihitung berdasarkan jumlah total nilai perkembangan

semua anggota dibagi dengan jumlah anggota kelompok yang ada.

Page 29: Proposal Kimia SMAN GONDANG

Berdasarkan nilai perkembangan yang diperoleh terdapat tiga tingkat

penghargaan yang diberikan untuk penghargaan kelompok yaitu :

1. Kelompok dengan skor rata-rata 15 sebagai kelompok baik.

2. Kelompok yang memperoleh skor rata-rata 20 sebagai kelompok hebat

3. Kelompok yang memperoleh skor rata-rata 25 sebagai kelompok super.

(Ibrahim, Muslimin, 2000 : 62)

F. Penelitian Yang Relevan

Sebuah aspek yang penting dari pembelajaran kooperatif adalah

membantu meningkatkan kebiasaan bekerjasama dan hubungan dengan baik

antar anggota kelompok, hal ini berarti secara simultan membantu siswa di dalam

kegiatan akademik mereka.

Tujuan kelompok dan pertanggung jawaban individu mendorong siswa

untuk saling membantu dan bekerja yang terbaik untuk dirinya dan

kelompoknya. Penelitian tentang pengaruh kelompok dan pertanggumng jawaban

individu terhadap prestasi siswa memberikan pengaruh besar. Jika kelompok

dihargai berdasarkan pembelajaran individual dari anggotanya (Slavin, 1995 : 4)

Selanjutnya penelitian ini menunjukkan jika siswa diberi penghargaan bila

bekerja lebih baik, maka hal ini memberi motivasi kepada mereka untuk

berprestasi dan lebih baik dari yang lain. Penelitian ini kemudian diperkuat

dengan penelitian yang dilakukan Stevent (dalam Slavin, 1995 : 43) yang

menyimpulkan bahwa jika pembelajaran memberikan penghargaan kelompok

Page 30: Proposal Kimia SMAN GONDANG

berdasarkan prestasi belajar individu dari anggotanya, maka diperoleh prestasi

belajar individu terus meningkat.

Studi lain juga menemukan metode yang menggunakan tujuan kelompok

dan pertanggungjawaban individu mempunyai prestasi besar dibandingkan

dengan yang tidak menggunakan metode tersebut. Hubart, Bogatzki dan Winner

(dalam Slavin, 1995 : 43) membandingkan tipe STAD dan kerja kelompok

tradisional yang tidak memiliki tujuan kelompok dan pertanggungjawaban

individu. Hasil penelitian menunjukkan kelompok STAD memperoleh skor yang

lebih tinggi pada tes matematika.

Page 31: Proposal Kimia SMAN GONDANG

BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian yang dilakukan ini adalah penelitian tindakan (action reserach)

yang berbasis kelas. Tujuan umum dipilihnya jenis penelitian ini adalah suatu upaya

untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang merupakan aspek penting dalam

pembangunan nasional. Maka salah satu bentuk upaya tersebut adalah melalui

kegiatan penelitian tindakan.

Penelitian yang dilakukan ini terdiri dari 2 siklus atau putaran dimana tiap

siklus merupakan serangkaian kegiatan dengan urutan langkah-langkah sebagai

berikut :

1. Rancangan

2. Kegiatan dan pengamatan

3. Refleksi

Setelah merefleksi hasil pengamatan yang meliputi perenungan, pemikiran

dan penilaian, biasanya muncul permasalahan baru / pemikiran baru sehingga langkah

di atas perlu diulangi pada putaran selanjutnya dengan materi lanjutannya sampai

diperoleh jawaban yang optimal atau tindakan yang paling tepat.

Pada siklus 1 diperoleh data yang diamati oleh dua siklus observer yang

hasilnya kemudian direfleksikan sebagai bahan untuk merevisi pelaksanaan siklus

berikutnya. Hal yang sama juga dilakukan pada siklus berikutnya. Adapun illustrasi

siklusnya digambarkan pada gambar 1 berikut :

Page 32: Proposal Kimia SMAN GONDANG

Gambar 1 : Siklus Rancangan Penelitian

Keterangan :

- A, A’ : Rancangan dalam setiap putaran

- B, B’ : Kegiatan dan pengawasan dalam setiap putaran

- C, C’ : Refleksi dalam setiap putaran

- D, D’ : Revisi dari masing-masing putaran sehingga tercapai tujuan yang

diinginkan

A. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III-IPA 1, SMA Negeri 1

Gondang Nganjuk semester I Tahun pelajaran 2005 / 2006

.

B. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (action research) yang

dicirikan dengan adanya tindakan dalam memecahkan permasalahan pada

pokok bahasan Hidrolisis Garam dengan menggunakan atau menerapkan

keterampilan dalam pembelajaran kooperatif.

C

A

B D’ B’

A’

C’

D

Siklus I Siklus II

Page 33: Proposal Kimia SMAN GONDANG

Teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif. Pendekatan

kualitatif dilakukan dengan mendeskripsikan kegiatan siswa dan guru selama

proses pembelajaran. Sedangkan pendekatan kuantitaif dilakukan dengan

mengadakan uji awal dan uji akhir untuk memperoleh data skor tes siswa

sebelum dan sesudah pembelajaran.

Rancangan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah “One

Group Pretest Posttest Design”. Model dapat diskemakan pada bagan 3.1

berikut :

Bagan 3.1 Pelaksanaan Penelitian

Keterangan :

Pretest : Tes awal sebelum pelaksanaan pembelajaran

kooperatif tipe STAD sebagai tolak ukur untuk

mengetahui perkembangan pemahaman siswa

pada pokok bahasan Hidrolisis Garam.

Pembelajaran Kooperatif : Penyampaian materi pokok bahasan Hidrolisis

Garam

Tipe STAD : Hidrolisis Garam menggunakan pembelajaran

kooperatif tipe STAD.

PretestPembelajaran Kooperatif

Tipe STADPosttest

Page 34: Proposal Kimia SMAN GONDANG

Prottest : Tes akhir setelah pelaksanaan pembelajaran

kooperatif tipe STAD pada pokok bahasan

Hidrolisis Garam

C. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat bantu bagi peneliti dalam

mengumpulkan data (Suharsimi, 1993 : 177). Dalam penelitian ini instrumen

yang digunakan untuk mengumpulkan data diri dari :

1. Lembar Kegiatan Siswa

LKS ini berisi lembar kegiatan yang harus dilakukan siswa.

Lembar kerja dibuat atau dirancang untuk pokok bahasan Hidrolisis Garam.

Lembar Kegiatan Siswa disusun dengan sistematika sebagai berikut :

a. Perumusan tujuan pembelajaran

b. Teori yang diberikan secara singkat dan berkaitan dengan materi yang

disajikan

c. Pertanyaan-pertanyaan untuk didiskusikan dalam kelompok.

Lembar kerja ini digunakan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran

kooperatif dengan tipe STAD untuk mempermudah jalannya diskusi

serta agar perhatian siswa dapat terfokus pada materi yang sedang

dipelajari.

Page 35: Proposal Kimia SMAN GONDANG

2. Lembar Angket

Angket ini mengungkapkan pendapat siswa selama penelitian

berlangsung. Angket ini berfungsi untuk menggali saran sehubungan dengan

pelaksanaan penelitian. Dengan cara ini dapat diperoleh masukan yang

sangat berharga untuk penyempurnaan pelaksanaan strategi pembelajaran

kooperatif tipe STAD pada waktu yang akan datang. Jumlah item angket

sebanyak 17 item.

Angket yang digunakan merupakan pernyataan-pernyataan sikap

siswa yang berhubungan dengan proses belajar yaitu pembelajaran

kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) yang telah

diterapkan oleh guru. variabel-variabel yang ingin diukur semuanya

berhubungan dengan proses pembelajaran yaitu :

- Apakah siswa senang, tertarik minat dan tidak membosankan

mempelajari kimia.

- Apakah siswa berkemauan tinggi dan mudah mempelajari kimia.

- Apakah siswa merasa dihargai dalam mengeluarkan pendapat dan dapat

menghargai pendapat orang lain.

- Apakah siswa termotivasi dalam menyelesaikan tugas dan soal-soal

kimia yang diberikan guru

- Apakah siswa dapat bekerja sama dan belajar dengan teman yang lain

dengan baik.

Page 36: Proposal Kimia SMAN GONDANG

- Apakah siswa dapat siswa dapat menciptakan rasa persaudaraan yang

lebih baik dengan teman lain.

Adapun rincian variabel dapat dilihat pada tabel 3.1

Tabel 3.1

Rincian Variabel Angket Respon Siswa

Variabel Sub Variabel Deskripsi No. Angket

Belajar Belajar Kimia - Berkemauan tinggi untuk

mengikuti pelajaran kimia (minat)

1

- Pelajaran kimia menarik 2

- Mudah mengikuti pelajaran kimia

3,4

- Bosan mempelajari kimia 8

Semangat untuk belajar

- Termotivasi untuk berprestasi 6

- Semangat kerja keras 13

Mengerjakan soal

- Termotivasi tugas yang diberikan guru

7

- Mudah dalam menyelesaikan soal

5

Penghargaan Terhadap diri sendiri

- Merasa dihargai dalam mengeluarkan pendapat

9

- Berani mengeluarkan pendapat

14

Terhadap orang lain

- Menghargai pendapat orang lain

12

Kerjasama Bersama teman

- Dapat belajar bersama teman dengan baik

10

- Menciptakan persaudaraan yang lebih baik

16,17

- Membangun hubungan yang lebih baik antar teman

11

- Kerjasama dengan teman lebih baik

15

Page 37: Proposal Kimia SMAN GONDANG

Lembar angket yang diberikan kepada siswa, disusun secara

sistematis sehingga siswa tinggal memberikan tanda cek () sesuai pilihan

siswa.

3. Lembar Observasi Pengelolaan Pembelajaran Kooperatif

Pengamatan ini digunakan sebagai salah satu upaya pengontrolan

terhadap guru dalam mengelola pembelajaran sesuai dengan Rencana

Pelajaran (RP) Pembelajaran Kooperartif tipe STAD. Lembar ini juga

digunakan untuk mengamati tahap-tahap pembelajaran yang meliputi tahap

persiapan guru. kegiatan mengajar / presentasi kelas dan kegiatan kelompok.

Pada lembar ini, pengamat tinggal memberikan tanda cek () pada tiap

komponen keterampilan guru yang muncul pada setiap kegiatan belajar

mengajar.

4. Lembar Observasi Aktivitas Guru dan Siswa

Lembar pengamatan aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran

meliputi menjelaskan / memberi informasi tentang materi dengan ceramah

dengan media, mengamati kegiatan siswa, memberi petunjuk / membimbing

kegiatan, memotivasi siswa dan perilaku yang tidak relevan. Sedangkan

aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran meliputi menghargai pendapat

orang lain, mengambil giliran dan berbagi tugas, mengundang orang lain

untuk berbicara, mendengarkan dengan aktif, bertanya, tidak berada dalam

tugas dan memeriksa ketepatan. Untuk memudahkan pencatatan, maka

komponen keterampilan kooperatif dijabarkan ke dalam bermacam-macam

Page 38: Proposal Kimia SMAN GONDANG

bentuk kegiatan sebagai indikator pemunculan pada lembar ini, pengamatan

tinggal menuliskan nomor-nomor kategori yang sesuai dengan keadaan

kelas.

D. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini

adalah :

1. Metode Observasi

Observasi penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas guru

dan siswa, pengelolaan pembelajaran kooperatif dan penguasaan

keterampilan kooperatif siswa yang dilakukan dengan menggunakan

lembar observasi yang terdiri dari lembar observasi pengelolaan

pembelajaran kooperatif tipe STAD, dan lembar observasi aktivitas guru

dan siswa. Observasi dalam penelitian ini adalah observasi yang sistematik

karena faktor-faktor yang diamati sudah di daftar secara sistematis dan

sudah diatur menurut kategorinya. Di dalam observasi ini, pengamatan

berada di luar kelompok yang sedang melakukan kegiatan.

2. Metode Angket

Angket ini langsung diberikan kepada siswa setelah pelaksanaan

pembelajaran kooperatif (pada akhir pelaksanaan penelitian) untuk

mendapatkan jawaban langsung. Dari jawaban-jawaban yang diberikan

Page 39: Proposal Kimia SMAN GONDANG

siswa ini maka dapat diperoleh gambaran tanggapan siswa tentang

pelaksanaan model ini.

3. Metode Tes

Untuk mengetahui skor siswa atau nilai digunakan test. Test yang

digunakan dalam penelitian ini adalah tes obyektif. Peneliti menggunakan

tes obyektif dikarenakan :

a. Mudah dalam pengoreksian

b. Tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama dalam pengoreksian

c. Mengurangi subyektivitas guru terhadap siswa

d. Dapat mewakili seluruh tujuan pembelajaran

Pengumpulan data dengan menggunakan metode tes dilaksanakan

sebagai berikut :

a. Persiapan Tes

Meliputi : - Membuat kisi-kisi soal

- Menentukan jawaban soal

- Menentukan skor penilaian

- Mengkonsultasikan dengan guru pamong

- Penggandaan tes

b. Uji Coba Tes

Meliputi : - Mengujikan soal di kelas III SMAN I Gondang Nganjuk

- Mencari atau menghitung kevaliditas

- Menyusun soal yang sudah valid

Page 40: Proposal Kimia SMAN GONDANG

c. Pelaksanaan Tes

Meliputi : - Mengujikan soal yang sudah valid di kelas III sebagai

Prestest

- Mengujikan kembali soal pretest sebagai posttest

d. Sesudah Pelaksanaan Tes

Meliputi : - Memberi skor dari hasil pretest

- Memberi skor dari hasil posttest

E. Analisis Data

Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan adalah analisis data

statistik. Analisis ini digunakan untuk menganalisis data kuantitaif. Data yang

dianalisis ini adalah nilai tes prestasi belajar kimia pokok bahasan Hidrolisis

Garam, data pengamatan aktivitas guru dan siswa dalam kegiatan belajar

mengajar serta pengamatan keterampilan guru dalam mengelola KBM. Data

tersebut diolah guna menentukan minat siswa pada pembelajaran kooperatif

tipe Student Team Achievement Division (STAD) yang sudah dilakukan. Untuk

itu digunakan analisis data sebagai berikut :

1. Analisis Tes Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar siswa ditentukan berdasarkan Penilaian Acuan Patokan

(PAP) dengan menggunakan dua acuan ketuntasan pencapaian tujuan

pembelajaran berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar

kurikulum SMU 1994 (Depdikbud, 1994 : 39) yaitu seorang siswa telah

Page 41: Proposal Kimia SMAN GONDANG

tuntas belajar bila ia telah mencapai skor 65% atau nilai 65 dan suatu kelas

disebut telah tuntas belajar bila di kelas tersebut telah terdapat 85% yang

telah mencapai daya serap 65%.

2. Analisis Observasi Pengelolaan Pembelajaran

Untuk menganalisis hasil penilaian yang diberikan oleh pengamat

terhadap kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran koopertif

digunakan ketentuan sebagai berikut :

0,00 – 1,00 Tidak Baik

1,10 – 2,00 Kurang Baik

2,10 – 3,00 Cukup Baik

3,10 – 4,00 Baik

3. Analisis Observasi Aktivitas Guru dan Siswa

Data pengamatan aktivitas guru dan siswa selama kegiatan belajar

mengajar berlangsung, analisis dengan menggunakan presentase (%) yaitu

banyaknya frekuensi aktivitas guru siswa dengan frekuensi aktivitas guru

dan siswa keseluruhan di kali 100%.

4. Analisis Angket Respon Siswa

Angket disusun berdasarkan skala Likert yang dinyatakan dalam

bentuk pernyataan, baik pernyataan positif maupun pernyataan negatif

tentang persepsi siswa mengenai penerapan model pembelajaran kooperatif

tipe Student Team Achievement Division (STAD). Angket tersebut dinilai

oleh siswa dengan skala sebagai berikut :

Page 42: Proposal Kimia SMAN GONDANG

Untuk penilaian SS diberi skor = 5

S diberi skor = 4

R diberi skor = 3

TS diberi skor = 2

STS diberi skor = 1

Data yang dikumpulkan melalui instrumen angket diikuti dengan

pemberian skor. Data tersebut merupakan pengukuran variabel persepsi

siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Skor yang

diberikan sesuai dengan jawaban responden (siswa) dan angka tersebut

dijumlahkan untuk masing-masing butir pernyataan. Untuk semua item

pernyataan menjadi responden setiap variabel.

Untuk jenis angket berupa pernyataan negatif maka penilaian skor

merupakan kebalikan dari skor yang diberikan untuk pernyataan positif.

Teknik analisis data angket berupa analisis deskriptif kualitatif. Teknik ini

digunakan untuk menganalisa data sehingga diperoleh kesimpulan untuk

variabel persepsi siswa mengenai penggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD.

Untuk mengetahui persepsi siswa terhadap model pembelajaran

kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) yang

digunakan dalam penelitian ini digunakan rumus :

Page 43: Proposal Kimia SMAN GONDANG

Mengingat tujuan penelitian ini untuk memperoleh gambaran atau

deskriptif sebaran frekuensi untuk masing-masing variabel dari

keseluruhan variabel yang ada, maka dalam analisis persen akan

dipergunakan tabel tunggal. Dalam analisis, data dinyatakan dalam bentuk

skor dengan 3 kategori seperti pada tabel 3.3 berikut :

Tabel 3.3

Persentase Persepsi Siswa

Skor Rata-rata Kriteria Persepsi Siswa

20 % - 55 % Negatif56 % - 75 % Netral

76 % - 100 % Positif(Modifikasi skala Likert dalam Jufri : 2000)

5. Pencapaian Keefektivan Pembelajaran

Beberapa indikator yang digunakan untuk mengetahui tingkat

efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang sedang

dikembangkan, dalam penelitian ini antara lain :

a. Kemampuan guru dalam mengelola KBM cukup baik

b. Terdapat peningkatan antara skor uji awal dan skor uji akhir yang

cukup berarti.

c. Respon siswa terhadap KBM cukup positif

d. Kadar aktivitas guru dan siswa selama KBM cukup tinggi

e. Kondisi belajar tuntas telah terwujud

Page 44: Proposal Kimia SMAN GONDANG

BAB IV

RENCANA PELAKSANAAN PENELITIAN

Dalam bab ini akan diuraikan tentang rencana pelaksanaan dan analisis data

penelitian.

A. Rencana Pelaksanaan

Penelitian dilaksanakan dengan jadwal sebagai berikut :

Tabel 4.1

Jadwal Kegiatan

No Tanggal Kegiatan

1 3 Sept 2005 Pretest

2. 7 Sept 2005

Siklus I KBM model pembelajaran kooperatif tipe STAD materi Hidrolisis Garam, merancang dan melakukan pekerjaan untuk menentukan garam yang dapat terhidrolisis (LKS Hidrolisis Garam terlampir serta mempresentasikan hasil percobaab dari hasil refleksi dan evaluasi siklus I perlu dilakukan revisi untuk rencana tindakan pada siklus II)

3 9 Sept 2005

Siklus II Guru membimbing siswa menvalidasi hasil percobaan dan memberikan umpan balik dengan menggunakan kuis individu secara tertulis serta memberikan penghargaan kelompok.

Pelaksanaan :

Secara umum pelaksanaan setiap siklus adalah sebagai berikut :

Page 45: Proposal Kimia SMAN GONDANG

1. Rancangan

Rancangan penelitian pada siklus ini terdiri dari :

1). Sasaran Penelitian

Sasaran dalam penelitian ini adalah siswa kelas III SMA Negeri I

Gondang Nganjuk dan kelas yang diambil sebagai sampel yaitu kelas

III IPA 1 jumlah 40 siswa putra 11 dan putri 29 dari 3 kelas IPA yang

ada.

2). Instrumen Penelitian

Instrumen Penelitian terdiri atas :

a) Satuan Pelajaran

b) Rencana Pelajaran

c) Lembar Kegiatan Siswa

d) Tes Hasil Belajar

e) Lembar Observasi : 1. Untuk aktivitas guru dan siswa dalam

pembelajaran kooperatif

2. Untuk keterampilan guru dalam

mengelola KBM dengan pembelajaran

kooperatif

2. Kegiatan dan Pengamatan

Pada setiap siklus dilaksanakan pembelajaran kooperatif tipe Student Team

Achievement Division sebagai berikut :

Page 46: Proposal Kimia SMAN GONDANG

a. Guru mengingatkan kembali kepada siswa tentang model pembelajaran

kooperatif tipe Student Team Achievement Division

b. Membagi siswa dalam kelompok kooperatif yang terdiri dari 4 atau 5

orang anggota kelompok secara heterogen.

c. Memberikan LKS untuk pelajaran yang akan direncanakan untuk

diajarkan pada siswa

d. Menjelaskan pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement

Division kepada kelas dan membacakan tugas-tugas yang harus

dikerjakan oleh kelompok.

e. Mempresentasikan materi pelajaran. Penyajian materi pelajaran

dilakukan melalui pengajaran langsung.

f. Guru kelas bertindak sebagai observer. Adapun tugas yang dilakukan

adalah :

- Mengamati guru dan siswa dalam KBM

- Mengamati guru dalam mengelola KBM, dan mengisi lembar

observasi pengelolaan pembelajaran kooperatif.

g. Kuis dilaksanakan setelah siklus ini selesai yaitu 15 menit sebelum jam

pelajaran berakhir

h. Selama kegiatan berlangsung, dilakukan pengamatan (observasi) oleh 2

orang pengamat. Adapun tugas yang dilakukan adalah mengisi lembar

observasi aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran kooperatif

Page 47: Proposal Kimia SMAN GONDANG

3. Refleksi

Refleksi ini bertujuan untuk mengevaluasi kegiatan yang sudah dilakukan

yang digunakan sebagai bahan untuk merevisi pelaksanaan siklus

selanjutnya.

4. Revisi

Revisi ini bertujuan untuk memperbaiki permasalahan yang muncul setelah

merefleksi hasil pengamatan yang meliputi perenungan, pemikiran dan

penilaian sehingga perlu pengulangan pada siklus selanjutnya dengan

materi selanjutnya sampai diperoleh jawaban yang optimal atau tindakan

yang paling tepat.

B. Ketrampilan Guru dalam Mengelola Kegiatan Pembelajaran Kooperatif

Tipe STAD

Data hasil observasi ketrampilan guru dalam mengelola pembelajaran

kooperatif tipe STAD dapat dilihat pada tabel 4.2

Page 48: Proposal Kimia SMAN GONDANG

Tabel 4.2

Hasil Observasi penilaian dan nilai rata-rata keterampilan guru

Dalam mengelola pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

No Aspek yang diamatiPenilaian Rata-

rataSiklus I Siklus II

I Persiapan (secara keseluruhan)

II Pelaksanaan

A. Pendahuluan

1. Menyampaikan tujuan pembelajaran

2. Memotivasi siswa 3. Mengaitkan pembelajaran dengan

pengetahuan awal siswa / prasarat

B. Kegiatan Inti1. Mempresentasikan materi pokok yang

mendukung tugas belajar kelompok dengan cara demonstrasi atau teks

2. Mengatur siswa dalam kelompok-kelompok belajar.

3. Membimbing siswa mengerjakan LKS dengan benar

4. Mendorong dan membimbing melakukannya keterampilan kooperatif oleh siswa -Mengajukan pertanyaan

-Menjawab pertanyaan / menanggapi

-Menyampaikan ide / pendapat

-Mendengarkan secara aktif

-Berada dalam tugas 5. Mengawasi setiap kelompok secara

bergiliran 6. Memberi bantuan kepada kelompok

yang mengalami kesulitan

Page 49: Proposal Kimia SMAN GONDANG

No Aspek yang diamatiPenilaian Rata-

rataSiklus I Siklus II7. Memberikan resitasi / umpan balik/

evaluasi C. Penutup 1. Membimbing siswa membuat

rangkuman 2. Mengumumkan pengakuan /

penghargaan 3. Memberikan tugas rumah

III Pengelolaan Waktu

IV Suasana Kelas

- Berpusat pada siswa

- Siswa antusias

- Guru antusias

C. Ketuntasan Belajar Siswa

Data ketuntasan belajar siswa dengan model pembelajaran kooperatif

tipe STAD yang dilakukan terhadap siswa kelas III IPA 1 SMA Negeri I

Gondang Nganjuk tahun ajaran 2005 / 2005 dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut :

Tabel 4.3

Data Ketuntasan Belajar Siswa

NoAbsen

NilaiKetuntasan

Pretest Kuis 1 Kuis 2 Posttest123456

Page 50: Proposal Kimia SMAN GONDANG

7

Page 51: Proposal Kimia SMAN GONDANG

NoAbsen

NilaiKetuntasan

Pretest Kuis 1 Kuis 2 Posttest8910111213141516171819202122232425262728293031323334353637383940

Page 52: Proposal Kimia SMAN GONDANG

D. Data Hasil Angket Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Kimia dengan

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Data hasil angket respon siswa yang diberikan sesuai dengan jawaban

responden (siswa) dapat dilihat pada tabel 4.4

Tabel 4.4

Terhadap Kegiatan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

No Aspek ResponPresentase Jumlah (%)

SS S TS STS

1. Dengan metode belajar kooperatif tipe STAD, saya memiliki kemauan yang tinggi untuk mengikuti pelajaran kimia.

2. Pengajaran Kimia dengan metode belajar kooperatif tipe STAD, sangat menarik dan tidak membosankan

3 Prinsip, konsep dan aturan kimia lebih dapat saya pahami dengan metode belajar kooperatif tipe STAD

4 Dengan metode belajar kooperatif tipe STAD, saya lebih mudah mengingat materi pelajaran kimia

5 Dengan metode belajar kooperatif tipe STAD, saya merasa lebih mudah menyelesaikan soal-soal yang diberikan guru.

6 Metode belajar kooperatif tipe STAD, dapat memotivasi saya untuk berprestasi

7 Metode belajar kooperatif tipe STAD dapat memotivasi saya untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan guru

8 Saya bosan mengikuti pelajaran kimia dengan metode belajar kooperatif tipe STAD

9 Dengan metode belajar kooperatif tipe STAD, saya dapat merasa lebih dihargai dalam mengeluarkan pendapat

Page 53: Proposal Kimia SMAN GONDANG

No Aspek ResponPresentase Jumlah (%)

SS S TS STS

10 Dengan metode belajar kooperatif tipe STAD, saya dapat belajar bersama teman dengan lebih baik.

11 Saya merasa bahwa metode belajar kooperatif tipe STAD dapat membangun hubungan yang lebih baik antar sesama teman

12 Metode belajar kooperatif tipe STAD dapat menumbuhkan rasa saling menghargai pendapat orang lain.

13 Metode belajar kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan semangat kerja yang lebih keras

14 Dengan metode belajar kooperatif tipe STAD, saya memiliki keberanian untuk mengeluarkan pendapat

15 Metode belajar kooperatif tipe STAD harus ditunjang kerjasama yang baik antar teman yang lain.

Page 54: Proposal Kimia SMAN GONDANG

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1993. Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta Arikunto, Suharsimi. 1997. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara

Arens, Richard. 1997. Classroom Instruction and Management. New York. MC, Graw Hill

Azizah, Utiya. 1998. Pengembangan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division (STAD) Untuk Meningkatkan Kualitas pembelajaran Kimia di SMU. Tesis yang tidak dipublikasikan. IKIP Surabaya

A. Tabarani, Rusyan. 1989. Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Depdikbud. 1994. Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar Kurikulum SMU. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Ibrahim, Muslimin dkk. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : Universitas Negeri Surabaya

Jufri. 2000. Keefektifan Penggunaan Metode Belajar Kelompok (Model STAD) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada SMU 2 Ingin Jaya (Ulee Kareeng) Aceh Besar. Tesis yang tidak dipublikasikan. Universitas Negeri Malang

Kurikulum Sekolah Menengah Umum, Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP). 1995. Jakarta : Depdikbud

Masriyah. 1999. Analisis Butir Tes (Buku Ajar Mahasiswa). Surabaya : universitas Negeri Surabaya

Nur, Mohamad & Wikandari, Prima Retno. 1998. Pendekatan-pendakatan Konstruktivis Dalam Pembelajaran. Surabaya : Universitas Negeri Surabaya

Nur, Mohamad. 1998 a. Pemotivasian Siswa Untuk Belajar. Surabaya : IKIP Surabaya

Page 55: Proposal Kimia SMAN GONDANG

Nur, Mohamad. 1998 b. Teori-teori Perkembangan. Surabaya : IKIP Surabaya

Slavin, Robert, E. 1994. Educational Psychology : Theory and Practice. Fourth Edition. Boston : Allyn and Bacon Publishers

Slavin, Robert, E. 1995. Cooperatif Leraning Theory : Research and Practice. Second Edition. Boston : Allyn and Bacon Publisher

Tanjung, Rosyse Rita Martiningsih. 1998. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Kualitas Proses Belajar Mengajar Biologi SMU. Tesis yang tidak dipublikasikan. IKIP Surabaya

Page 56: Proposal Kimia SMAN GONDANG

LEMBARAN KEGIATAN SISWA (LKS)

HIDROLISIS GARAM

A. Tujuan Pembelajaran

Siswa memahami arti Hidrolisis Garam melalui pengamatan dan menerapkannya

untuk menerangkan atau meramalkan pH larutan.

B. Tujuan Pembelajaran Khusus

1. Dengan melakukan percobaan, siswa dapat menunjukkan sifat asam atau

basa suatu garam yang mengalami hidrolisis dengan benar.

Kegiatan I (Tujuan 1) Dengan melakukan percobaan, siswa dapat menunjukkan sifat

asam atau basa suatu garam yang mengalami hidrolisis dengan

benar.

Rangkuman Materi

Larutan garam dalam air ada yang bersifat netral, asam, atau basa,

tergantung pada jenis garam yang berlarut garam yang berasal dari asam kuat dengan

basa kuat (misalnya NaC1) larutannya dalam air bersifat netral (Ph=7) garam yang

berasal dari asam kuat dengan basa lemah (misalnya NH4C1) larutannya dalam air

bersifat asam (Ph<7) Garam yang berasal dari asam lemah dengan basa kuat

(misalnya Na-asetat) larutannya dalam air bersifat basa (Ph>7).

Page 57: Proposal Kimia SMAN GONDANG

Garam NH4Cl dan Na-asetat tersebut mengalami peristiwa hidrolisis parsial

karena sebagian saja dari ion garam yang bereaksi dengan air. Bila suatu garam yang

berasal dari asam lemah dengan basa lemah (misalnya NH4 asetat) dilarutkan ke

dalam air, maka akan mengalami hidrolisis sempurna karena semua ion-ion yang

berasal dari gara, bereaksi dengan air membentuk basa lemah dan asam lemah lainnya

sifat garam ini tergantung besarnya tetapan Ka atau Kb-nya.

Bahan dan Peralatan

1. Rak dan tabung reaksi 6. Larutan NH4Cl 1M

2. Pipet tetes 7. Larutan CH3COONa 1M

3. Silinder ukur 10 ml 8. Larutan Na2CO3 1M

4. Lakmus merah dan biru 9. Larutan NH4NO3 1M

5. Larutan NaCl 1M 10. Larutan (NH4)2 SO4 1M

Tugas a

Pada kegiatan ini anda diminta melengkapi tabel berikut setelah mengamati

langsung pH beberapa larutan yang tersedia dengan menggunakan kertas lakmus.

Prosedur

1. Siapkan 6 tabung reaksi bersih. Masukkan ke dalam masing-masing tabung

tersebut 5 ml. Larutan NH4Cl 1M, CH2COONa 1M, Na2CO4 1M, NH4NO3

1M, (NH4)2 SO4 1M dan NaCl 1M.

Page 58: Proposal Kimia SMAN GONDANG

2. Uji keenam larutan tadi dengan kertas lakmus biru dan merah. Amati warna

yang ditampilkan oleh masing-masing indikator tadi dan tuliskan pada tabel

berikut. Simpulkan sifat keasaman yang dimiliki oleh keempat larutan tadi.

LarutanTampilan warna indikator Sifat Larutan

Asam/Basa/NetralLakmus Merah Lakmus Biru

NH4Cl 1M

CH3COONa 1M

Na2CO3 1M

NH4NO3

(NH4)2 SO4

NaCl 1M

Tugas b

Setelah mengamati hasil percobaan, sekarang jawablah tugas berikut ini :

1. Kelompokkan larutan garam tersebut ke dalam sifat asam, basa, atau netral

a. Garam yang bersifat asam

b. Garam yang bersifat basa

c. Garam yang bersifat netral

2. Garam dapat dibentuk dan hasil reaksi asam dengan basa. Tuliskan asam dan

basa pembentuk garam berikut beserta sifat kekuatan asam / basanya.

Page 59: Proposal Kimia SMAN GONDANG

LarutanBasa Pembentuk Asam Pembentuk

Rumus Molekul Sifat *) Rumus Molekul Sifat *)

NH4Cl 1M Kuat/lemah Kuat/lemah

CH3COONa 1M Kuat/lemah Kuat/lemah

Na2CO3 1M Kuat/lemah Kuat/lemah

(NH4)2 SO4 1M Kuat/lemah Kuat/lemah

NaCl 1M Kuat/lemah Kuat/lemah

3. Dari percobaan yang telah anda lakukan, buatlah kesimpulan tentang sifat

keasaman / kebasaan dan larutan garam-garam tadi.

Page 60: Proposal Kimia SMAN GONDANG

ANGKET RESPON SISWA

Petunjuk :

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini sesuai dengan pendapat atau

pendirianmu

Jawablah pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan jujur, karena tidak berpengaruh

pada penilaian pelajaran ini, identitasmu tidak perlu dicantumkan

Berilah tanda cek () pada pilihan jawabanmu untuk masing-masing pertanyaan

Keempat pilihan jawaban tersebut adalah

SS = Sangat Setuju

S = Setuju

TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

Usahakan setiap pertanyaan terjawab dan tidak ada yang kosong

Semua jawaban dianggap benar

Jawaban yang kamu berikan akan dijamin kerahasiaannya

Kejujuran yang kamu berikan merupakan salah satu keberhasilan penelitian ini

Jawablah pertanyaan di bawah ini sesuai dengan petunjuk di atas !

No PertanyaanJawaban

SS S TS STS

1.Dengan metode belajar kooperatif tipe STAD, saya memiliki kemauan yang tinggi untuk mengikuti pelajaran kimia.

Page 61: Proposal Kimia SMAN GONDANG

No PertanyaanJawaban

SS S TS STS

2.

Pengajaran kimia dengan metode belajar kooperatif tipe STAD, sangat menarik dan tidak membosankan.

3.

Prinsip, konsep dan aturan kimia lebih dapat saya pahami dengan metode belajar kooperatif tipe STAD.

4.

Dengan metode belajar kooperatif tipe STAD, saya merasa lebih mudah mengingat materi pelajaran kimia.

5.

Dengan metode belajar kooperatif tipe STAD, saya merasa lebih mudah menyelesaikan soal-soal yang diberikan guru.

6.Metode belajar kooperatif tipe STAD dapat memotivasi saya untuk berprestasi

7.

Metode belajar kooperatif tipe STAD dapat memotivasi saya untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan guru.

8.Saya bosan mengikuti pelajaran kimia dengan metode belajar kooperatif tipe STAD

9.

Dengan metode belajar kooperatif tipe STAD, saya merasa lebih dihargai dalam mengeluarkan pendapat.

10.

Dengan metode belajar kooperatif tipe STAD, saya dapat belajar bersama teman dengan lebih baik.

11.

Saya merasa bahwa metode belajar kooperatif tipe STAD dapat membangun hubungan yang lebih baik antar sesama teman.

Page 62: Proposal Kimia SMAN GONDANG

No PertanyaanJawaban

SS S TS STS

12.

Metode belajar kooperatif tipe STAD dapat menumbuhkan rasa saling menghargai pendapat orang lain

13.Metode belajar kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan semangat kerja yang lebih keras.

14.

Dengan metode belajar kooperatif tipe STAD, saya memiliki keberanian untuk mengeluarkan pendapat.

15.

Metode belajar kooperatif tipe STAD harus di tunjang kerjasama yang baik antar teman yang lain.

16.

Metode belajar kooperatif tipe STAD meningkatkan kerja sama yang lebih baik dengan teman yang lain.

17.Metode belajar kooperatif tipe STAD, tidak membantu menciptakan rasa persaudaraan yang lebih baik antar teman.

Page 63: Proposal Kimia SMAN GONDANG

ANALISIS DAN REFLEKSI

Analisis yang digunakan adalah analisis kualitatif sehingga dapat terjadi

perubahan minat belajar kimia pada siswa.

LAMPIRAN

Lembaran Pengamatan

Pengelolaan Pembelajaran Kooperatif

Nama Sekolah : Nama Guru :

NIP. : Hari / Tgl :

Sub Konsep : Pukul :

Petunjuk : Berikut ini pengelolaan kegiatan berdasarkan prinsip pembelajaran yang

dilakukan guru di dalam kelas / laboratorium.

Berikan penilaian dengan memberikan tanda cek pada kolom yang sesuai :

No Aspek Yang DicekPenilaian

Ada Tidak ada

I Pendahuluan

a. Menghubung dengan pelajaran (prasarat)

b. Menjelaskan kegiatan pembelajaran

c. Motivasi siswa

II. Kegiatan Inti

a. Mempresentasikan materi

b. Membagi kelompok

c. Melatih keterampilan pasangan

d. Mengevaluasi dan membimbing setiap kelompok secara bergiliran

e. Presentase hasil kegiatan / kesimpulan

Page 64: Proposal Kimia SMAN GONDANG

No Aspek Yang DicekPenilaian

Ada Tidak ada

III Tournament

Memberikan pengakuan / penghargaan

IV. Pengelolaan Waktu

Pengamatan suasana kelas

a. Antara siswa

b. Guru – Siswa

c. Student Central

Page 65: Proposal Kimia SMAN GONDANG

BIODATA PENELITI

Nama : ENI WIJARWATI

Kebangsaan : Indonesia

Agama : Islam

Tempat / Tgl. lahir : Surabaya, 11 Juli 1966

Status : Kawin

Alamat Kantor : SMAN Gondang Nganjuk

Jl. Raya Jurusan Gondang Nganjuk Telp. (0358) 611341

Alamat Rumah : Jl. Ronggo Warsito 12 Banaran Kertosono

Pendidikan : S1 Universitas Terbuka Malang

Pekerjaan : Guru SMAN Gondang

Pengalaman / Pelatihan : Workshop Penelitian Tindakan Kelas (PTK ) tahun 2005

Page 66: Proposal Kimia SMAN GONDANG

BIODATA PENELITI

Nama : Dra. ERLIYAH SUHERNI

Kebangsaan : Indonesia

Agama : Islam

Tempat / Tgl. lahir : Gresik 12 Agustus 1963

Status : Kawin

Alamat Kantor : SMAN Gondang Nganjuk

Jl. Raya Jurusan Gondang Nganjuk Telp. (0358) 611341

Alamat Rumah : Jl. Barito 67 Nganjuk

Pendidikan : S1 / Kependidikan Kimia IKIP Negeri Surabaya

Pekerjaan : Guru

Pengalaman / Pelatihan :

Page 67: Proposal Kimia SMAN GONDANG

BIAYA ANGGARAN BIAYA

Rincian anggaran biaya yang dikeluarkan dalam pelaksanaan PTKL (Penelitian

Tindakan Kelas).

A. Honorarium

1). Ketua Peneliti Rp. 400.000,-

2). Anggota tim peneliti (2 orang) Rp. 600.000,-

3). Tenaga administrasi Rp. 200.000,-

B. Bahan dan Peralatan Penelitian Tersedia di Lab

C. Pembuatan proposal dan laporan PTK Rp. 1.500.000,-

D. Biaya Pengiriman Proposal dan laporan PTK Rp. 100.000,-

E. Bahan Pembuatan Instrumen Rp. 200.000,-

Total Rencana Anggaran Rp. 3.000.000,-

Page 68: Proposal Kimia SMAN GONDANG

LEMBAR PENGAMATANPENGELOLAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF

Nama Sekolah : Nama Guru :Sub Pokok Bahasan : Tanggal :Pertemuan Ke : Pukul :

Petunjuk

Daftar pengelolaan pembelajaran berikut ini berdasarkan prinsip pembelajaran kooperatif yang dilakukan guru di kelas. Berikan penilai dengan menuliskan tanda () pada kolom yang tersedia.

No Aspek yang diamati TurusPenilaian

1 2 3 4

I. PERSIAPAN (Secara keseluruhan) …….. …….. …….. ……..II PELAKSANAAN

A. Pendahuluan 1. Menyampaikan tujuan pembelajaran …….. …….. …….. ……..2. Motivasi siswa …….. …….. …….. ……..3. Mengaitkan dengan pengetahuan awal siswa / prasarat …….. …….. …….. ……..B. Kegiatan Inti 1. Mempresentasikan materi pokok yang mendukung tugas

belajar kelompok dengan cara demonstrasi atau teks …….. …….. …….. ……..

2. Mengatur siswa dalam kelompok-kelompok belajar …….. …….. …….. ……..3. Membimbing siswa mengerjakan LKS dengan benar …….. …….. …….. ……..4. Mendorong dan membimbing dilakukannya keterampilan

kooperatif oleh mahasiswa / siswa - Mengajukan pertanyaan - Menjawab pertanyaan / menanggapi - Menyampaikan ide/pendapat - Mendengarkan secara aktif - Tidak berada dalam tugas

…….. …….. …….. ……..

5. Mengawasi setiap kelompok secara bergiliran …….. …….. …….. ……..6. Memberi bantuan kepada kelompok yang mengalami

kesulitan…….. …….. …….. ……..

7. Memberikan resitasi / umpan balik / evaluasi …….. …….. …….. ……..C. Penutup 1. Membimbing siswa membuat rangkuman …….. …….. …….. ……..2. Mengumumkan pengakuan / penghargaan …….. …….. …….. ……..3. Memberi tugas rumah …….. …….. …….. ……..

III PENGELOLAAN WAKTU IV SUASANA KELAS

- Berpusat pada siswa - Siswa antusias - Guru antusias

…….. …….. …….. ……..

Keterangan 1. Tidak baik 2. Kurang baik 3. Cukup baik 4. Baik

Pengamat,

(…………………….)

Page 69: Proposal Kimia SMAN GONDANG

LEMBAR PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA DAN GURUPADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

Sekolah : Bahan Kajian : Kelas / Cawu : Sub Pokok Bahasan : Tanggal : Waktu :

Petunjuk Pengisian 1. Pengamatan dalam melakukan pengamatan, duduk di tempat yang memungkinkan dapat melihat semua

aktivitas siswa yang diamati. 2. Setiap 90 detik guru melakukan pengamatan aktivitas guru dan siswa yang dominan kemudian 30 etik kemudian

pengamat menuliskan kode kategori pengamatan 3. Pengamatan ditujukan untuk dua kelompok yang dilakukan secara bergantian setiap periode waktu 2 menit 4. Kode-kode kategori dituliskan secara berurutan sesuai dengan kejadian pada baris dan kolom yang tersedia 5. Pengamatan dimulai sejak guru memulai pelajaran dan dilakukan secara serempak

Kode Pengamatan Aktivitas guru selama kegiatan inti1. Menyampaikan informasi tentang materi 2. Mengorganisasikan siswa dalam kelompok belajar

kooperatif 3. Memberi petunjuk / membimbing siswa 4. Mendorong dan melatih keterampilan kooperatif 5. Memotivasi siswa 6. Perilaku yang tidak relevan dalam KBM 7. Memberikan umpan terbaik 8. Merangkum materi

Aktivitas Siswa 1. Mendengarkan / memperhatikan penjelasan guru 2. Membaca buku siswa 3. Menulis yang relevan dengan KBM 4. Berlatih melakukan keterampilan (mengajukan

pertanyaan, menjawab pertanyaan/ menanggapi, menyampaikan ide / pendapat, mendengar secara aktif dan berada dalam tugas).

5. Berdiskusi antar siswa dan guru 6. Berdiskusi / bertanya antar siswa 7. Mempresentasikan hasil kerja kelompok 8. Perilaku yang tidak relevan dalam KBM

Nama Guru

Nama Siswa Nama siswa Nama Siswa

Nama Siswa Nama siswaNganjuk, April 2005

Pengamat

(……………………)

Page 70: Proposal Kimia SMAN GONDANG

PROPOSAL

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

TAHUN 2005

MENINGKATKAN MINAT SISWA DENGAN MENGGUNAKAN

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATA PELAJARAN KIMIA POKOK BAHASAN

HIDROLISIS GARAM DI KELAS III SEMESTER I SMA NEGERI I GONDANG NGANJUK

Oleh :

Drs. YATIJO

ENI WIJARWATI, S.Pd

Dra. ERLIYAH SUHERNI

WORK SHOPPENELITIAN TINDAKAN KELAS

TAHUN 2005

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMURDINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Page 71: Proposal Kimia SMAN GONDANG

SATKER PEMBINAAN PENDIDIKAN MENENGAH UMUM

Page 72: Proposal Kimia SMAN GONDANG

LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

Judul : Meningkatkan Minat Siswa dengan menggunakan model Pembelajaran Kooperatif

Tipe STAD pada mata pelajaran Kimia Pokok Bahasan Hidrolisis Garam di Kelas

III Semester I SMA Negeri I Gondang Nganjuk.

Disusun Oleh :

Ketua : Drs. YATIJO

Anggota : 1. ENI WIJARWATI, S.Pd

2. Dra. ERLIYAH SUHERNI

Pembimbing

1. Drs. DJOKO SARJONO, M.Pd

2. Drs. DWI WAHYONO, M.Si

3. Drs. ANWAR SANTOSO

4. Drs. WAWANG HOETAWARMAN, M.Pd

Nganjuk, ……………………….2005

Ketua Tim PTK

Drs. YATIJO

MengetahuiPejabat Pembuat Komitmen Satuan KerjaPembinaan Pendidikan Menengah Umum

Propinsi Jawa Timur

Drs. H. SYAHRUL, MMNIP. 130 790 134