STRUKTUR FUNGSI TULANG
-
Upload
shidiq-ismail -
Category
Documents
-
view
38 -
download
1
Transcript of STRUKTUR FUNGSI TULANG
STRUKTUR FUNGSI TULANG
Osifikasi (atau osteogenesis) adalah proses peletakan material tulang baru
oleh sel yang disebut osteoblas. Hal ini identik dengan pembentukan jaringan tulang.
Ada dua proses menghasilkan pembentukan normal jaringan tulang yang sehat:
Osifikasi Intramembranous adalah meletakkan tulang ke dalam jaringan ikat primitif
(langsung mesenkim ), sementara Proses osifikasi endokondral dimulai dengan ujung
pada jaringan kartilago yang disebut sebagai “pusat osifikasi primer” yang terlihat sejak
perkembangan periode fetal, walau beberapa tulang pendek memulai proses osifikasi
setelah kelahiran. Proses osifikasi kedua terjadi setelah lahir dan membentuk epiphisis
dari tulang panjang dan tulang ekstremitas dari tulang iregular dan pipih. Baik diapisis
maupun epipisis dari tulang panjang dipisahkan oleh bagian akrtilago (lempeng
epipiseal). Saat anak sampai pada maturitas skeletal (usia 18 hingga 25 tahun), seluruh
jaringan kartilago digantikkan dengan tulang, dengan jalan menyatukan diapisis dan
epipisis
Osifikasi atau yang disebut dengan proses pembentukan tulang telah bermula sejak
umur embrio 6-7 minggu dan berlangsung sampai dewasa. Osifikasi dimulai dari sel-sel
mesenkim memasuki daerah osifikasi, bila daerah tersebut banyak mengandung
pembuluh darah akan membentuk osteoblas, bila tidak mengandung pembuluh darah
akan membentuk kondroblas.
Rangka manusia terbentuk pada saat masih embrio berusia genap dua bulan,
walaupun masih berupa tulang rawan (cartilago).
Proses pembentukan tulang adalah :
a. Jaringan embrional (mesenkim) membentuk tulang rawan sebagai rangka awal.
Tulang rawan tersebut berongga dan menghasilkan sel induk tulang (osteoblast).
b. Osteoblast kemudian membentuk sel-sel tulang. Masing-masing tulang menghasilkan
matriks tulang yang di dalamnya diendapkan garam-garam kalsium (Ca) dan phospor
(P) sehinggan tulang menjadi keras.
Pembentukan tulang rawan terjadi segera setelah terbentuk tulang rawan (kartilago).
Mula-mula pembuluh darah menembus perichondrium di bagian tengah batang tulang
rawan, merangsang sel-sel perichondrium berubah menjadi osteoblas. Osteoblas ini
akan membentuk suatu lapisan tulang kompakta, perichondrium berubah menjadi
periosteum. Bersamaan dengan proses ini pada bagian dalam tulang rawan di daerah
diafisis yang disebut juga pusat osifikasi primer, sel-sel tulang rawan membesar
kemudian pecah sehingga terjadi kenaikan pH (menjadi basa) akibatnya zat kapur
didepositkan, dengan demikian terganggulah nutrisi semua sel-sel tulang rawan dan
menyebabkan kematian pada sel-sel tulang rawan ini.
Kemudian akan terjadi degenerasi (kemunduran bentuk dan fungsi) dan pelarutan dari
zat-zat interseluler (termasuk zat kapur) bersamaan dengan masuknya pembuluh darah
ke daerah ini, sehingga terbentuklah rongga untuk sumsum tulang.
Pada tahap selanjutnya pembuluh darah akan memasuki daerah epiphise sehingga
terjadi pusat osifikasi sekunder, terbentuklah tulang spongiosa. Dengan demikian masih
tersisa tulang rawan dikedua ujung epifise yang berperan penting dalam pergerakan
sendi dan satu tulang rawan di antara epifise dan diafise yang disebut dengan cakram
epifise.
Selama pertumbuhan, sel-sel tulang rawan pada cakram epifise terus-menerus membelah kemudian hancur dan tulang rawan diganti dengan tulang di daerah diafise, dengan demikian tebal cakram epifise tetap sedangkan tulang akan tumbuh memanjang. Pada pertumbuhan diameter (lebar) tulang, tulang didaerah rongga sumsum dihancurkan oleh osteoklas sehingga rongga sumsum membesar, dan pada saat yang bersamaan osteoblas di periosteum membentuk lapisan-lapisan tulang baru di daerah permukaan.
Hyaline cartilago
early endochondral ossification
memperbesar kondrosit dalam mengapur matriks
sebagai membesar tulang rawan melalui pertumbuhan appositional dan interstisial,
kondrosit dekat pusat poros sangat bertambah dalam ukuran. matriks dalam dikurangi
menjadi serangkaian struts mal yang segera mulai mengapur. kondrosit yang
diperbesar kemudian mati dan hancur, meninggalkan rongga dalam tulang rawan.
bone formation around shaft of cartilage model
pembentukan tulang sekitar poros model tulang rawan
pembuluh darah tumbuh di sekitar tepi tulang rawan, dan sel-
sel perichondrial mengkonversi ke osteoblas. porostulang
rawan kemudian menjadi ensheatbed dalam lapisan dangkal tulang
formation of the primary center of ossification
pembentukan pusat primer osifikasi
pembuluh darah menembus tulang rawan dan menyerang wilayah
tengah. fibroblas yang bermigrasi dengan pembuluh darah berdiferensiasi
menjadi osteoblas dan mulai memproduksi tulang spons di sebuah pusat utama
dari pengerasan. pembentukan tulang kemudian menyebar sepanjang poros
enlargement of marrow cavity
pembesaran rongga sumsum
renovasi terjadi sebagai pertumbuhan terus berlanjut, menciptakan
sebuah rongga sumsum. tulang poros menjadi lebih tebal, dan tulang
rawan di dekat epiphysis setiap digantikan oleh poros tulang. pertumbuhan
lebih lanjutmelibatkan peningkatan panjang dan diameter
formation of secondary ossification center
pembentukan pusat osifikasi sekunder
kapiler dan osteoblas bermigrasi ke epiphysis,
menciptakan pusat osifikasi sekunder
anatomy of the metaphysis
segera epiphyses dipenuhi dengan tulang spons. Sebuah tulang rawan artikular tetap. terkena rongga bersama; seiring waktu itu akan dikurangi menjadi lapisan dangkal tipis. di metaphysis masing-masing disebut epiphysis dari diaphysisyang