Struktur Double Helix DNA Ditemukan Oleh James Watson Dan Francis Crick Pada Tahun 1953
-
Upload
theofilus-ardy -
Category
Documents
-
view
1.003 -
download
0
Transcript of Struktur Double Helix DNA Ditemukan Oleh James Watson Dan Francis Crick Pada Tahun 1953
DEFINISI DNA
Struktur double helix DNA pertama kali ditemukan oleh James D. Watson dan Francis Crick
pada tahun 1953. Penggunaan DNA dalam pembuktian kasus kriminal pertama kali adalah
pada tahun 1987, dalam sebuah kasus pemerkosaan di Inggris.
DNA (deoxyribonucleic acid) adalah asam nukleat yang mengandung materi genetik yang
berguna dalam perkembangan dan fungsi makhluk hidup (kecuali virus RNA). Fungsi utama
dari molekul DNA adalah sebagai tempat penyimpanan informasi jangka panjang. DNA
seringkali dianalogkan dengan blue print, karena DNA mengandung instruksi yang
diperlukan dalam pembentukan komponen sel seperti protein dan molekul RNA. Segmen
DNA yang membawa informasi genetik disebut gen.
STRUKTUR DNA
Pada organisme eukariotik, sebagian besar DNA berada pada inti sel, yaitu pada kromosom;
sebagian kecil DNA berada dalam mitokondria.
DNA berwujud dua rantai polimer panjang (double helix). Unit monomernya disebut
nukleotida. Rantai DNA memiliki lebar 22 – 26 Angstroms, sedangkan satu nukleotida
memiliki panjang 3,3 Angstroms. Satu molekul basa yang berikatan dengan satu molekul
gula disebut nukleosida. Nukleosida yang berikatan dengan satu atau lebih molekul fosfat
disebut nukleotida. Beberapa nukleotida yang saling berikatan, seperti pada DNA,
membentuk polimer yang disebut polinukleotida.
Rantai utama dari DNA terbentuk dari fosfat dan gula. Molekul gula pada DNA adalah 2-
deoksiribosa, yang merupakan pentosa (komponen gula inilah yang membedakan DNA
dengan RNA; pada RNA komponen gulanya adalah ribosa). Pada double helix, arah dari
nukleotida pada satu untai berlawanan dengan arah nukleotida pada untai lainnya; atau
disebut juga antiparalel. Ujung dari untai DNA disebut 5’ (five prime) dan 3’ (three prime),
di mana ujung 5’ memiliki terminal fosfat sedangkan ujung 3’ memiliki terminal hidroksil.
Double helix DNA distabilisasi oleh ikatan hidrogen antara molekul-molekul basa yang
terdapat pada kedua untai. Keempat basa pada DNA adalah adenin (A), sitosin (C), guanin
(G), dan timin (T). Basa-basa ini diklasifikasikan menjadi dua tipe; adenin dan guanin disebut
purin, sedangkan sitosin dan timin disebut pirimidin. Pada RNA, timin digantikan oleh urasil.
Setiap basa pada satu untai akan membentuk ikatan dengan basa pada untai yang lain. Purin
akan berikatan dengan pirimidin; di mana Adenin berpasangan dengan Timin (A-T) dan
Guanin berpasangan dengan Sitosin (G-C). A-T membentuk dua ikatan hidrogen dan G-C
membentuk tiga ikatan hidrogen. Urutan dari ikatan basa inilah yang mengkode informasi.
Untai DNA disebut “sense” bila urutannya sama dengan mRNA. Untai yang berlawanan
disebut “antisense”.
Gen adalah untaian DNA yang mengandung informasi genetik dan dapat mempengaruhi
fenotip. Dalam sebuah gen, urutan basa pada untai DNA akan membentuk urutan mRNA
(transkripsi), yang kemudian mengkode protein (translasi).
Kerusakan DNA dapat disebabkan oleh berbagai mutagen, termasuk agen oksidasi, alkilasi,
radiasi elektromagnetik (UV dan sinar X). Kerusakan pada DNA dapat berbentuk poin
mutasi, insersi, delsi, atau translokasi kromosom.
TES DNA
Tes DNA pada umumnya digunakan untuk 2 tujuan yaitu (1) tujuan pribadi seperti penentuan
perwalian anak atau penentuan orang tua dari anak dan (2) tujuan hukum, yang meliputi
masalah forensik, seperti identifikasi korban yang telah hancur ataupun untuk pembuktian
kejahatan seperti dalam kasus pemerkosaan atau pembunuhan.
DNA yang biasa digunakan dalam tes adalah DNA mitokondria dan DNA inti sel. Perbedaan
kedua DNA ini hanyalah terletak pada lokasi DNA tersebut berada dalam sel. Sampel DNA
yang paling akurat digunakan dalam tes adalah DNA inti sel karena inti sel tidak bisa
berubah. DNA dalam mitokondria dapat berubah karena berasal dari garis keturunan ibu yang
dapat berubah seiring dengan perkawinan keturunannya. Sebagai contoh untuk sampel
sperma dan rambut. Sampel yang paling akurat adalah kepala spermatozoa karena
mengandung DNA inti, sedangkan untuk potongan rambut yang paling akurat adalah akar
rambut. Namun, keunikan dari pola pewarisan DNA mitokondria juga memiliki kelebihan
yang menyebabkan DNA mitokondria dapat dijadikan sebagai marka (penanda) untuk tes
DNA dalam upaya mengidentifikasi hubungan kekerabatan secara maternal.
Akurasi kebenaran dari tes DNA hampir mencapai 100%. Kesalahan yang terjadi biasanya
disebabkan oleh faktor human error, terutama pada kesalahan interprestasi fragmen-fragmen
DNA. Hal ini dapat dihindarkan dengan menerapkan standar prosedur.
SAMPEL PADA PEMERIKSAAN DNA
Hampir semua sampel biologis tubuh dapat digunakan untuk sampel tes DNA, tetapi yang
sering digunakan adalah darah, rambut, usapan mulut pada pipi bagian dalam (buccal swab),
dan kuku. Untuk kasus-kasus forensik, sampel sperma, daging, tulang, kulit, air liur atau
sampel biologis lain yang ditemukan di tempat kejadian perkara (TKP) dapat dijadikan
sampel tes DNA.
Sampel yang dapat digunakan untuk tes DNA adalah:
- Darah dan bercak darah (seperti darah kering pada pakaian, karpet, tempat tidur, perban)
Sampel darah diambil sebanyak 2 ml dengan menggunakan tabung EDTA, kemudian
diberi label yang jelas dan tanggal pengambilan sampel. Sampel disimpan pada suhu
4oC.
- Seminal, cairan vaginal, dan bercak kering
- Rambut, baik rambut lengkap dengan akarnya atau hanya batang rambut
- Epitel bibir (puntung rokok)
- Sel buccal
- Tulang
- Gigi
- Saliva dengan sel nukleus (amplop, perangko, cangkir)
- Urin
- Feses
- Kerokan kuku
- Jaringan otot
- Ketombe
- Sidik jari
- Peralatan pribadi (pisau cukur, permen karet, jam tangan, penyumbat telinga, sikat gigi)
Tiga bercak utama dalam forensik yang harus diperhatikan adalah darah, semen, dan saliva.
Jumlah dari DNA yang dapat diambil dari bahan biologis dapat dilihat pada tabel di bawah
ini :
Jenis sampel Jumlah DNA
Cairan darahula 20000-40000 ng/mL
Bercak darah 250-500 ng/cm2
Cairan semen 150000-300000 ng/mL
Swab vagina postkoital 10-3000 ng/swab
Cabutan rambut 1-750 ng/akar
Rontokan rambut 1-10 ng/akar
Air liur 1000-10000 ng/mL
Swab mulut 100-1500 ng/swab
Urin 1-20 ng/mL
Tulang 3-10 ng/mg
jaringan 50-500 ng/mg
PENGAMBILAN DAN PENYIMPANAN SAMPEL DNA
Pedoman-pedoman dalam pengambilan barang bukti untuk disimpan dengan baik :
1. Hindari tempat yang terkontaminasi DNA dengan tidak menyentuh objek secara
langsung dengan tangan, tidak bersin atau batuk di dekat barang bukti
2. Menggunakan sarung tangan bersih untuk pengumpulan barang bukti. Sarung tangan
harus diganti untuk setiap penanganan barang bukti yang berbeda
3. Setiap barang bukti harus disimpan terpisah
4. Bercak darah, bercak sperma, dan bercak lainnya harus dikeringkan dahulu sebelum
disimpan
5. Sampel harus disimpan pada amplop atau kertas setelah dikeringkan. Jangan
menggunakan bahan plastik karena plastik dapat mempercepat degradasi molekul
DNA. Setiap amplop harus ditandai nomor kasus, nomor bukti, waktu pengumpulan.
6. Bercak pada permukaan meja atau lantai dapat diambil dengan swab kapas steril dan
alkohol. Keringkan kapas tersebut sebelum dibawa.
DNA dapat disimpan sebagai non extracted tissue atau sebagai ekstraksi DNA. Sampel
biasanya tidak diproses sebelum sampai ke laboratorium. Sebagian besar barang bukti biologi
disimpan di tempat yang kering dan dingin. Kondisi ini diharapkan dapat menurunkan tingkat
pertumbuhan bakteri dan mengawetkan DNA. Di laboratorium, sampel DNA disimpan dalam
kulkas bersuhu 4oC atau dalam freezer bersuhu -20oC. Sampel yang akan digunakan dalam
waktu yang lama, dapat disimpan dalam suhu -70oC.
Daftar Pustaka :
1. en.wikipedia.org/wiki/DNA
2. www.klikp21.com . 8 Agustus 2009. M. Gunawan Abdillah. Tahapan Tes DNA
3. www.800dnaexam.com/forensic_DNA_testing.aspx . Forensic DNA Testing.
4. http://www.ripiu.com/article/read/klik4orofit-tes-dna . Tes DNA. Andraea Petrophylla
5. http://www.freewebs.com/pengumpulansampeldna.htm . Pengumpulan Sampel,
Ekstraksi DNA, dan Kuantifikasi DNA.