stress dan cara mengatasinya.docx

38
STRES DAN CARA MENGATASINYA A. Pengertian Stres Stres adalah satu kata yang familiar bagi Anda bukan?. Tapi jika Anda bertanya kepada selusin orang untuk mendefinisikan stres, atau menjelaskan apa yang menyebabkan stres bagi mereka, atau bagaimana stres mempengaruhi mereka, Anda mungkin akan mendapatkan 12 jawaban yang berbeda untuk masing-masing permintaan. Alasan untuk ini adalah bahwa tidak ada satu definisi stres yang semua orang setuju , apa yang dirasakan sebagai stres bagi satu orang mungkin malah menyenangkan atau memiliki sedikit saja efek pada orang lain, kita semua bereaksi terhadap penyebab stres yang berbeda. Kata “stres” bisa diartikan berbeda bagi tiap-tiap individu. Sebagian individu mendefinisikan stres sebagai tekanan, desakan atau respon emosional. Stres merupakan gejala yang umum terjadi pada diri kita sebagai manusia. Karena sebagai manusia kita tidak mungkin terlepas dari masalah yang satu ini. Akibat stres berkepanjangan akan bisa membuat produktivitas kita menurun, rasa sakit dan bahkan bisa terjadi gangguan mental bila kita tidak segera menyikapinya dengan bijaksana. Pada dasarnya, stress adalah sebuah bentuk ketegangan, baik yang berupa fisik atau pun mental. 1

description

stres dan cara mengatasinya

Transcript of stress dan cara mengatasinya.docx

Page 1: stress dan cara mengatasinya.docx

STRES DAN CARA MENGATASINYA

A. Pengertian Stres

Stres adalah satu kata yang familiar bagi Anda bukan?. Tapi jika Anda bertanya kepada

selusin orang untuk mendefinisikan stres, atau menjelaskan apa yang menyebabkan stres bagi

mereka, atau bagaimana stres mempengaruhi mereka, Anda mungkin akan mendapatkan 12

jawaban yang berbeda untuk masing-masing permintaan. Alasan untuk ini adalah bahwa

tidak ada satu definisi stres yang semua orang setuju , apa yang dirasakan sebagai stres bagi

satu orang mungkin malah menyenangkan atau memiliki sedikit saja efek pada orang lain,

kita semua bereaksi terhadap penyebab stres yang berbeda. Kata “stres” bisa diartikan

berbeda bagi tiap-tiap individu.  Sebagian individu mendefinisikan stres sebagai tekanan,

desakan atau respon emosional. Stres merupakan gejala yang umum terjadi pada diri kita

sebagai manusia. Karena sebagai manusia kita tidak mungkin terlepas dari masalah yang satu

ini. Akibat stres berkepanjangan akan bisa membuat produktivitas kita menurun, rasa sakit

dan bahkan bisa terjadi gangguan mental bila kita tidak segera menyikapinya dengan

bijaksana. Pada dasarnya, stress adalah sebuah bentuk ketegangan, baik yang berupa fisik

atau pun mental.

Istilah The “Stress” , diciptakan dan digunakan oleh Hans Selye pada tahun 1936, yang

didefinisikan sebagai “respon non-spesifik dari tubuh untuk setiap permintaan perubahan”.

Stres bukanlah istilah yang berguna bagi para ilmuwan karena adalah suatu fenomena yang

sangat subjektif yang menentang definisi itu. Dan jika Anda tidak dapat menentukan stres,

bagaimana mungkin Anda mengukurnya?

Pada saat itu telah diyakini bahwa sebagian besar penyakit disebabkan oleh patogen khusus,

namun berbeda, misalnya : Tuberkulosis disebabkan basil tuberkulum, anthrax oleh basil

anthrax, sifilis oleh spirochete, dll. Namun  Apa yang diusulkan Selye adalah sebaliknya,

1

Page 2: stress dan cara mengatasinya.docx

yaitu bahwa berbagai penghinaan (yang menyebabkan stress) dapat menyebabkan penyakit

yang sama, tidak hanya pada hewan, tetapi pada manusia juga .

Teori Selye’s menarik perhatian dan stres segera menjadi kata kunci populer yang benar-

benar diabaikan oleh definisi asli Selye’s. Beberapa orang menggunakan stres untuk merujuk

ke bos yang sombong atau buruk atau situasi yang tidak menyenangkan lain dimana mereka

menjadi sasaran. Bagi banyak orang, stres adalah reaksi mereka terhadap kondisi dalam

bentuk nyeri dada, mulas, sakit kepala atau palpitasi. Selain itu stres juga digunakan  untuk

merujuk kepada apa yang mereka anggap sebagai hasil akhir berulang dari tanggapan

keadaan  seperti bisul atau serangan jantung. Banyak ilmuwan mengeluh tentang

kebingungan ini dan satu dokter menyimpulkan dalam isu 1951 dari British Medical Journal

bahwa, “Stres adalah selain itu sendiri, juga penyebab itu sendiri, dan hasil itu sendiri.”

Pengertian stress adalah merupakan suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi,

proses berpikir dan kondisi diri seseorang. Stress yang terlalu besar dapat mengancam

kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungannya. Ini adalah definisi serta pengertian

dari stres yang dipaparkan oleh Handoko (1997). Menurut Robbins (1996:222) Stres adalah

suatu kondisi dinamik dalam mana seorang individu dengan suatu peluang, kendala

(constraints), atau tuntutan (demands) yang dikaitkan dengan apa yang sangat diinginkannya

dan yang hasilnya dipersepsikan sebagai tidak pasti dan penting.

Stres adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses, pikiran, dan

kondisi fisik seseorang (K. Davis dan J. Newstrom :1985). Dalam pengertian ini stres

dipandang sebagai bentuk penujukan terhadap tekanan perasaan hidup manusia. Gibjadin,et,

all (1995) mendefinisikan stres sebagai suatu tanggapan penyesuaian, diperantai oleh

perbedaan-perbedaan individu atau proses psikologis, yang merupakan suatu konsekuensi

dari setiap tindakan dari luar (lingkungan), situasi atau peristiwa yang menetapkan

permintaan psikologis atau fisik berlebihan kepada seseorang. Untuk bisa menentukan

apakah seseorang mengalami stres atau tidak, sesuai dengan definisi di atas, maka perlu

untuk diketahui apa saja indikasi atau gejala-gejala stres ini akan sangat membantu manajer

atau individu itu sendiri di dalam mengurangi ketegangan-ketegangan yang dapat

menghambat prestasi kerja karyawan. Gejala-gejala stres dapat menyangkut tiga hal seperti

gejala fisik, gejala perilaku, dan gejala di tempat kerja (C.Cooper dan A. Straw :1991)

2

Page 3: stress dan cara mengatasinya.docx

Menurut Matteson Dkk (2006:295) suatu respon adaptif, dimoderasi oleh perbedaan individu,

yang merupakan konsekuensi dari setiap tindakan, situasi, atau peristiwa yang memberikan

tuntutan khusus terhadap seseorang. Stres dapat berarti banyak. Dari perspektif orang biasa,

stres dapat digambarkan sebagai perasaan tegang, gelisah, atau khawatir. Secara ilmiah,

semua perasaan ini merupakan manifestasi dari pengalaman stres, suatu respon terprogram

yang kompleks untuk mempersepsikan ancaman yang dapat menimbulkan hasil yang positif

maupun negatif. Istilah stres sendiri telah didefinisikan secara harfiah dalam berbagai

literatur. Akan tetapi, hampir semua definisi ini dapat ditempatkan ke dalam dua kategori,

stres dapat didefinisikan sebagai suatu stimulus atau suatu respons. Definisi stres sebagai

suatu stimulus menganggap stres sebagai sejumlah karakteristik atau peristiwa yang mungkin

menghasilkan konsekuensi yang tidak beraturan. Dalam definisi stres sebagai suatu respons,

stres dilihat secara sebagian sebagai suatu respons terhadap sejumlah stimulus, yang disebut

stressor.

Stres merupakan suatu respons adoptif terhadap suatu situasi yang dirasakan menantang atau

mengancam kesehatan seseorang. Kita sering mendengar bahwa stres merupakan akibat

negatif dari kehidupan modern. Orang-orang merasa stres karena terlalu banyak pekerjaan,

ketidakpahaman terhadap pekerjaan, beban informasi yang terlalu berat atau karena

mengikuti perkembangan zaman. (Sopiah,2008:85).

Stres tidak dengan sendirinya harus buruk. Walaupun stres lazimnya dibahas dalam konteks

negatif, stres juga mempunyai nilai positif. Perasaan was-was, frustrasi, atau kelesuan dapat

muncul bersamaan dengan stres. Stres sebenarnya positif bagi kita, asalkan dalam porsi

sedang-sedang saja, karena bisa membangkitkan sistem kekebalan dan mengasah otak.

Sedangkan stres berat dapat menyebabkan kita rentan terkena penyakit. Stres dapat memicu

penyakit maag, darah tinggi, asma dan migren. Hasil penelitian terbaru menunjukkan bahwa

stres berat bisa memperburuk penyakit degeneratif kronis, yaitu penyakit yang menyerang

fungsi organ atau jaringan tubuh seperti penyakit rematik. Sementara stres yang tersembunyi

akan lebih berbahaya bagi kesehatan karena kita tidak menyadari adanya masalah. Stress

sebenarnya dapat membantu ingatan, terutama pada ingatan jangka pendek dan tidak terlalu

kompleks. Stress dapat menyebabkan peningkatan glukosa yang menuju otak, yang

memberikan energi lebih pada neuron. Hal ini, sebaliknya, meningkatkan pembentukan dan

pengembalian ingatan. Di sisi lain, jika stress terjadi secara terus-menerus, dapat

menghambat pengiriman glukosa dan mengganggu ingatan. Gejala stres yang berkaitan

dengan perilaku meliputi perubahan dalam tingkat produktivitas, kemangkiran, dan

3

Page 4: stress dan cara mengatasinya.docx

perputaran karyawan, selain juga perubahan dalam kebiasaan makan, pola merokok,

konsumsi alkohol, bicara yang gagap, serta kegelisahan dan ketidakteraturan waktu tidur.

Stres adalah suatu kondisi dimana keadaan tubuh terganggu karena tekanan psikologis.

Biasanya stres dikaitkan bukan karena penyakit fisik tetapi lebih mengenai kejiwaan. Akan

tetapi karena pengaruh stres tersebut maka penyakit fisik bisa muncul akibat lemahnya dan

rendahnya daya tahan tubuh pada saat tersebut.

Jadi dapat kita simpulkan Stres adalah hilangnya keseimbangan yang dialami tubuh kita .

Stres terjadi ketika harus menyesuaikan diri pada lingkungan dan kondisi yang terus

bertambah . Stres memiliki efek fisik dan emosional dengan kita . Stres dapat menjadikan

seseorang jadi posotif atau negatif . Pengaruh stres yang positif  dapat memaksa kita untuk

menghasilkan tindakan yang berbau kesadaran baru , perspektif baru , dan menggembirakan

mengenai isu atau masalah . Pengaruh negatif dapat mengakibatkan perasaan yang tidak

percaya , penolakan amarah , dan depresi pada giliranya , dapat membawa ke masalah

kesehatan (sakit kepala , gangguan perut , insomnia , tekanan darah tinggi , sakit jantung dan

stroke) .

B. Jenis-jenis Stres

1. Eustress, yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat sehat, positif, dan

konstruktif (bersifat membangun). Hal tersebut termasuk kesejahteraan individu dan

juga organisasi yang diasosiasikan dengan pertumbuhan, fleksibilitas, kemampuan

adaptasi, dan tingkat performance yang tinggi.

2. Distress, yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat tidak sehat, negatif, dan

destruktif (bersifat merusak). Hal tersebut termasuk konsekuensi individu dan juga

organisasi seperti penyakit kardiovaskular dan tingkat ketidakhadiran (absenteeism)

yang tinggi, yang diasosiasikan dengan keadaan sakit, penurunan, dan kematian.

Stres negatif adalah yang bertindak sebagai depresan dan dapat menimbulkan perasaan

bosan atau kesal pada diri sendiri . Yang diperlukan adalah menemukan stres optimal

yang sifatnya dapat memotivasi , bukan yang merugikan.

C. General Adaption Syndrome

Pioner riset stres, lima puluh tahun lampau, adalah dr. Hans Selye, yang berpendapat

bahwa orang-orang hampir memiliki respon fisik yang konsisten terhadap situasi yang penuh

4

Page 5: stress dan cara mengatasinya.docx

stres. Respons tersebut diberi nama sindroma adaptasi umum (general adaption syndrome),

yakni sistem pertahanan sistematis yang menolong orang mengatasi tuntutan-tuntutan

lingkungan. Sindroma ini memiliki tiga tingkatan, yaitu:

1. Alarm

Persepsi yang menantang atau mengancam menyebabkan otak mengirimkan pesan

biokimia ke berbagai bagian tubuh. Akibatnya terjadi peningkatan kecepatan

pernapasan, tekanan darah, detak jantung, ketegangan otot dan respon fisik lainnya.

Tingkat energi dan efektivitas penanggulangan dengan segera merespons awal shock.

Dalam hal ini syok yang eksterm mungkin mengakibatkan tidak adanya kekuatan atau

bahkan kematian sebab tubuh tidak sanggup menhasilkan cukup energi dengan cukup

cepat. Pada sebagian besar situasi,reaksi alarm seseorang terus berjaga-jaga terhadap

kondisi lingkungan dan mempersiapkan tubuh ke arah resisten.

2. Resistensi

Kemampuan mengatasi perkembangan tuntutan lingkungan yang dimiliki seseorang

berada pada tingkat di atas normal selama tingkat resistensi, karena tubuh digerakkan

oleh oleh berbagai mekanisme biokimia, psikis dan perilaku. Sebagai contoh, kita

memiliki tingkat adrenalin di atas normal selama tingkat resistensi ini. Kita

mencurahkan energi lebih untukmenanggulangi atau menghilangkan sumber stres.

Bagaimanapun resistensi yang kita milikki sebenarnya hanya untuk satu atau dua

tuntutan lingkungan. Akibatnya, kita jadi mudah diserang oleh sumber-sumber stres

yang lain. Hal ini dapat menjelaskan mengapa orang lebih gampang tertular masuk

angin, pilek atau penyakit lainnya ketika mereka sedang bekerja di bawah tekanan.

3. Keletihan

Orang memiliki kapasitas resistensi yang terbatas sehingga jika sumber stres

berlangsung lama pada akhirnya mereka akan pindah ke tingkat keletihan. Pada

sebagian besar situasi, tingkatan ini merupakan bagian terakhir dari proses panjang

sindroma adaptasi umum. Situasi tegang para pegawai akan berubah sebelum akibat

deskruktif dari stres menjadi nyata atau mereka menarik diri dari situasi penuh stres,

membangun kembali kemampuan bertahan mereka dan kembali setelah lingkungan

penuh stres berlalu dengan memperbarui energi. Orang yang sering mengalami

sindroma adaptasi umum dalam waktu lama memiliki resiko tinggi untuk mengalami

kerusakan fisik dan psikis. Untuk dapat mengelola stres yang berhubungan dengan

5

Page 6: stress dan cara mengatasinya.docx

pekerjaan secara efektif, kita harus mengerti sebab-sebab dan akibat-akibat stres

dengan memahami perbedaan-perbedaan individual dalam mengalami stres.

SELYE’S GENERAL ADAPTION SYNDROME

STAGE 1 STAGE 2 STAGE 3

Alarm reaction Resistance Exhausten

High

ABILITY NormalTO COPE State

Low

TIME

D. Penyebab Stres

Pekerjaan telah menyita sebagian besar kehidupan kita, baik dalam waktu maupun

dalam kepentingan yang telah kita berikan pada individu. Pekerjaan juga merupakan sumber

tantangan dan kepuasaan yang paling besar. Meskipun demikian, pekerjaan dapat

mengandung unsur-unsur yang secara potensial merugikan. Beberapa jenis pekerjaan

diketahui mengandung lebih banyak tekanan dibanding jenis pekerjaan lainnya. Beban kerja

yang berlebihan dan desakan waktu seringkali membuat karyawan tertekan dan menjadi stres.

Tekanan itu biasanya datang dari penyelia, sehingga kualitas penyelia yang jelek dapat

menyebabkan stres bagi karyawan.

Robbins (1996;224) mengemukakan bahwa ada tiga kategori penyebab stres:

a. Faktor lingkungan

yaitu dapat berupa kondisi fisik, manajemen kantor maupun hubungan sosial di

lingkungan pekerjaan. Ketidakpastian lingkungan mempengaruhi desain dari struktur

suatu organisasi, ketidakpastian itu juga mempengaruhi tingkat stres di kalangan para

karyawan dalam organisasi tersebut. Perubahan dalam daur bisnis menciptakan

ketidakpastian ekonomis. Bila ekonomi itu mengerut, orang jadi semakin mencemaskan

keamanan mereka. Bukanlah peristiwa kebetulan bahwa tingkat bunuh-diri menanjak

selama Depresi Besar dalam dasawarsa 1930-an. Juga resesi kecil menaikkan tingkat

6

Page 7: stress dan cara mengatasinya.docx

stres, ayunan ke bawah dalam ekonomi sering diiringi dengan pengurangan yang

permanen tenaga kerja, pemberhentian massal sementara, gaji yang dikurangi, pekan

kerja yang lebih pendek, dan semacamnya.

Faktor-faktor penyebab orang stres pada pekerjaan. Suatu survei Wall Street Journal

melaporkan hal-hal berikut:

Faktor Respons presentase

Tidak melakukan macam kerja yang diinginkan

Mengatasi pekerjaan dewasa ini

Bekerja terlalu keras

Rekan di tempat kerja

Atasan yang sukar

34

30

28

21

18

b. Faktor organisasional

Banyak sekali faktor di dalam organisasi yang dapat menimbulkan stres. Tekanan untuk

menghindari kekeliruan atau menyelesaikan tugas dalam suatu kurun waktu yang

terbatas, beban kerja yang berlebihan, seorang bos yang menuntut dan tidak peka, serta

rekan sekerja yang tidak menyenangkan. Faktor-faktor ini dikategorikan dalam tuntutan

tugas, tuntutan peran, tuntutan antar pribadi, struktur organisasi dan kepemimpinan

organisasi.

c. Faktor individual

Bisa berupa tipe kepribadian, peristiwa / pengalaman pribadi maupun kondisi social –

ekonomi keluarga di mana pribadi berada dan mengembangkan diri. Betapapun faktor

kedua tidak secara langsung berhubungan dengan kondisi pekerjaan, namun karena

dampak yang ditimbulkan pekerjaan cukup besar, maka faktor pribadi ditempatkan

sebagai sumber atau penyebab munculnya stres.

Stressor adalah suatu peristiwa eksternal atau situasi yang secara potensial membahayakan

seseorang. Ada baiknya untuk memandang stres sebagai respons yang dibuat seseorang dan

untuk mengidentifikasikan kondisi stimulus (tindakan, situasi, peristiwa) sebagai stressor.

Hal ini memungkinkan kita untuk memusatkan perhatian pada aspek-aspek lingkungan

oragnisasi yang merupakan penghasil stres yang potensial. Stres yang dirasakan atau dialami

oleh seorang individu tertentu kan bergantung pada karakteristik khas orang tersebut. Dalam

Sopiah (2008:87) terdapat berbagai stresor dalam organisasi dan aktivitas hidup lainnya.

Stresor yang berhubungan dengan pekerjaan adalah sebagai berikut:

7

Page 8: stress dan cara mengatasinya.docx

1. Lingkungan fisik

Beberapa stresor ditemukan dalam lingkungan fisik pekerjaan, seperti terlalu bising,

kurang baiknya penerangan ataupun risiko keamanan. Stresor yang bersifat fisik juga

kelihatan pada setting kantor. Termasuk rancangan ruang kantor yang buruk, ketiadan

privasi, lampu penerangan yang kurang efektif dan kualitas udara yang buruk.

2. Stres karena peran atau tugas

Stresor karena peran atau tugas termasuk kondisi di mana para pegawai mengalami

kesulitan dalam memahami apa yang menjadi tugasnya, peran yang dia mainkan

dirasakan terlalu berat atau memainkan berbagai peran pada tempat mereka bekerja.

Stresor ini memilik empat penyabab utama:

a. Konflik peran

Konflik ini terjadi ketika orang-orang bersaing menghadapi berbagai tuntutan.

Terdapat beberapa tipe konflik peran dalam setting organisasional, antara lain: (1)

inter-role conflict, (2) intrarole conflict, dan (3) personal-role conflict. Inter role

conflict terjadi ketika seorang pegawai memiliki dua peran yang masing-masing

berlawanan. Intrarole conflict terjadi ketika individu menerima pesan berlawanan dari

orang yang berbeda. Sedangkan, person-role conflict terjadi ketika kewajiban-

kewajiban pekerjaan dan nilai-nilai organisasional tidak cocok dengan nilai-niali

pribadi.

b. Peran mendua/amiguitas

Peran mendua (role ambiguity) muncul dan dirasakan ketika para pegawai merasa

bimbang tentang tugas-tugas merekan, harapan kinerja, tingkat kewenangan dan

kondisi kerja yang lain. Hal ini cenderung terjadi ketika orang masuk pada situasi

yang baru, seperti menjadi anggota organisasi atau mengambil suatu tugas pekerjaan

yang asing karena bimbang dengan harapan sosial dan tugas-tugasnya.

c. Beban kerja

Beban kerja (workload) merupakan sterssor hubungan peran atau tugas lain yang

terjadi karena para pegawai merasa beban kerjanya terlalu banyak. Hal ini dapat

disebabkan karena perusahaan mengurangi tenaga kerjanya dan melakukan

restrukturasi pekerjaan, meninggalkan sisa pegawai dengan lebih banyak tugas dan

sedikit waktu serta sumber daya untuk menyelesaikannya.

d. Karakteristik tugas

Sebagian besar tugas penuh stres ketika mereka membuat keputusan pemecahan

masalah, monitring perlengkapan atau saling bertukar informasi. Kurangnya

8

Page 9: stress dan cara mengatasinya.docx

NON WORK STRESSOR

WORK RELATED STRESSOR

Physical environmentStressor

Role related stressorInterpersonal stressor

Organizational stressor

CONSEQUENCES OF DISTRESS

Physiological:Heart diseases

Ulcers High blood pressure

HeadachesSleep disturbances

Psychological:Job dissatisfication

Depression Exhaustion Moordines

Bornout Behavioral:

Lower job performanceMore accidentsFaulty decisions

Higher absenteeismWorkplace agression

INDIVIDUAL DIFERENCES

STRESS

pengendalian, terlalu banyak aktifitas pekerjaan dan lingkungan kerja juga masuk

dalam ketegori ini. Misalnya, departemen atau divisi-divisi dalam lingkup marketing

merupakan bidang pekerjaan yang penuh dengan stress.

3. Penyebab stress antarpribadi (inter-personal stressors)

Stressor ini akan menjadi semakin bertambah ketika karyawan dibagi dalam divisi-

divisi dalam suatu departemen yang dikompetisikan untuk memenangkan target

sebagai divisi terbaik dengan reward yang menggiurkan. Perbedaan karakter,

kepribadian, latar belakang, persepsi, dan lain-lainnya memungkinkan munculnya

stres.

4. Organisasi

Banyak sekali ragam penyebab stres yang bersumber dari organisasi. Pengurangan

jumlah pegawai merupakan salah satu penyebab stres yang tidak hanya untuk mereka

yang kehilangan pekerjaan, namun juga untuk mereka yang masih tinggal.

Untuk lebih jelasnya, di bawah ini akan dijelaskan tentang penyebab stres dan

akibatnya :

9

Page 10: stress dan cara mengatasinya.docx

Penyebab stres dalam Arifin dkk (2003;209) atau strejadir di tempat kerja dapat

dikelompokkan dalam empat lima stresjadir, yaitu:

a. Faktor yang berhubungan dengan pekerjaan itu sendiri

b. Peranan dalam organisasi

c. Hubungan di tempat kerja

d. Perubahan organisasi

Lebih lanjut, faktor-faktor itu akan dijelaskan sebagai berikut:

Faktor yang Berhubungan dengan Pekerjaan

Banyak faktor yang terkandung di dalam pekerjaan menimbulkan dampak pada stres yang

dialami oleh seseorang. Robbins mencatat sembilan faktor dalam pekerjaan yang

menyebabkan stres yaitu:

a. Beban kerja yang berlebihan

b. Tekanan atau desakan waktu

c. Kualitas penyelia yang jelek

d. Iklim politik yang tidak aman

e. Wewenang yang tidak memadai untuk melaksanakan tanggung jawab

f. Konflik dan ketaksaan peran

g. Perbedaan antara nilai perusahaan dan karyawan

h. Perubahan tipe

i. Frustasi

Faktor lain yang berhubungan dengan pekerjaan, sebagai penyebab munculnya stres adalah:

a. Lingkungan

Lingkungan tempat bekerja dapat memiliki dampak pada cara dan kemampuan untuk

menjalankan peranan kita. Istilah lingkungan dapat diartikan sebagai kondisi kerja

yang buruk atau baik. Kondisi kerja yang buruk misalnya, tata ruang yang semrawut,

pencahayaan yang kurang serasi, layout yang tidak teratur, dan lain-lain. Sebagai

contoh, seorang manajer yang stres sebagai akibat alasan yang tidak jelas, akhirnya

memutuskan untuk mengubah warna gelap kantornya. Setelah peristiwa pergantian

warna ditambah dengan pemasangan beberapa gambar yang sesuai dengan selera,

perbedaan pun segera tampak jelas. Ruanngan yang dulu gelap, suram dan

membosankan, telah berubah menjadi suatu lingkungan yang cerah dan segar

10

Page 11: stress dan cara mengatasinya.docx

sehingga sangat membantu mengatasi berbagai tuntutan lain dalam pekerjaan sehari-

hari.

b. Perjalanan

Perjalanan pulang pergi kerap kali merupakan penyebab utama stres, terutama akibat

kelambatan dan kesulitan yang sering dialami, apapun alat angkutan yang digunakan.

Keterlambatan dalam perjalan dapat timbul karena perjadialan;lalu lintas, cuaca

kondisi jalan, tersesat, dan gangguan mesin mobil. Umumnya seseorang yang

mengalami keterlambatan (tidak tepat waktu) maka akan mengalami segala macam

emosi yang mencakup kemarahan, frustasi, kecemasan, atau kebingungan.

c. Teknologi

Perkenalan dengan teknologi baru di tempat kerja telah mengharuskan para karyawan

menyesuaikan diri dengan cara kerja, sistem, maupun lingkungan yang berbeda.

Begitu penyesuaian yang diperlukan telah dilakukan, usaha untuk mengikuti teknologi

baru menjadi tekanan tambahan dalam jadwal kerja yang sudah sibuk. Hal tersebut

dapat mengakibatkan timbulnya beban yang terlalu berat. Bagi sebagian orang, hal ini

akan dianggap sebagai suatu tantangan, sedangkan bagi yang lain justru dianggap

terlalu berat untuk dirinya, atau hanya akan memperparah perasaan

ketidakkompetenan mereka yang sudah ada sejak semula.

d. Tekanan

Bekerja dengan batasan dan tekanan waktu yang berlebihan dapat menciptakan stres.

Tekanan itu dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu terlalu banyaknya pekerjaan, atau

ketrampilan yang tidak memadai. Hal tersebut terjadi karena sasaran yang ditetapkan

tidak realistis, tidak melakukan pendelegasian sebagian pekerjaan/ tanggung jawab

kepada orang lain, berusaha melakukan perubahan dnegan terlalu cepat dan terlalu

banyak.

Peranan Dalam Organisasi

Peranan seseorang dalam organisasi dapat menciptakan stres. Hal ini terjadi karena masing

masing individu dalam setiap tingkatan akan memikul tanggung jawab pekerjaan. Dalam

pengertian ini, seorang yang berada dalam tingkat tertinggi (manajer puncak), tidak berarti

11

Page 12: stress dan cara mengatasinya.docx

akan terkena stres yang berat dibanding bawahannya. Perana seseorang dalam pekerjaan

mengharuskan seseorang untuk memikul tanggung jawab mengenai perjadinalia, anggaran,

bangunan,atau proyek-proyek. Semua itu dapat menciptakan penyebab stres karena dapat

sangat bergantung pada faktor faktor lain yang tak terduga, seperti; hubungan dnegan orang

lain, kekuatan pasar, ekonomi, dan lingkungan. Termasuk dalam pengertian peranan adalah

kejelasan peran, kewenanngan, dan kekuasaan.

Hubungan di Tempat Kerja

Hubungan dengan orang lain dapat menjadi sumber utama penyebab stres maupun dukungan

di tempat kerja. Saat hubungan dengan atasan baik maka akan ada suasana yang hangat,

bersahabat dan saling percaya. Sedangkan apabila yang terjadi justru sebaliknya, atasan justru

akan menjadi; krisis, tak terjangkau, tak tertarik dan jauh. Hal yang sama dapat terjadi pada

hubungan dengan bawahan. Hubungan di dalam oraganisasi juga dapat menjadi sumber

kepuasaan yang luar biasa. Banyak persahabatan yang kokoh dan abadi dapat diciptakan dari

hubungan kerja. Kesamaan dalam menempati kantor atau ruangan, memikul tanggung jawab

atas suatu tugas, atau mendapatkan dukungan kesektariatan, justru menjadi sumber stres

apabila hubungan itu tidak baik.

Perubahan Organisasi

Organisasi termasuk suasana dan budayanya, dapat memiliki pengaruh yang mendalam pada

individu-individu dan kesehjateraan. Dalam situasi yang statis atau yang bergerak sangat

lambat, ancaman terhadap rasa aman, kemandirian, dan kemerdekaan seseorang dapat

berkurang. Sebaliknya, perubahan-perubahan di dalam organisasi terbukti dalam

menimbulkan banyak stres, seperti; ditutupnya lokasi, dilakukannya relokasi, terjadinya

kelebihan tenaga kerja, dijalankannya restrukturiasi, dan dilaksanakannya pengambilalihan

atau penggabungan. Dalam hal ini, semua perubahan selalu mencakup kerugian tertentu.

Betapun menyenangkannya atau diperlukan hasil akhir dari perubahan, selalu saja ada akibat

berupa hilangnya segal sesuatu yang sudah dikenal, seperti:rekan kerja, tempat kerja,

kesenangan kerja, cara mengerjakan sesuatunya, dan dukungan kerja organisasi.

Sumber sumber stres itu secara bersamaan mempengaruhi intetitas stres. Rentang

waktu maupun tingkat keparahan stres akan dapat diperlunak oleh karakteristik individu yang

meliputi; persepsi, pengalaman pekerjaan, dukungan jadisial, keyakinan akan tempat

12

Page 13: stress dan cara mengatasinya.docx

kedudukan kendali, dan sikap bermusuhan. Bagaiman perilakunya terhadap individu?

Konsekuensi stres dapat dilihat dari gejala-gejala yang ditimbulkannya, meliputi; gejala

fisiologis, gejala psikologis, dan gejala perilaku.

Pengalaman pada pekerjaan cenderung berkaitan secara negatif dengan stres kerja.

Artinya, orang yang lebih lama dalam organisasi adalah mereka dengan ciri yang lebih tahan

terhadap stres atau mereka yang lebih tahan terhadap karakteristik stres dalm organisasi

mereka. Demikian juga dengan individu yang mereka relasi atau kolega kerja yang tidak

membantu atau bahkan aktif bermusuhan mereka akan memproleh dukungan dari luar tempat

mereka bekerja. Tindakan permusuhan dengan teman, rekan kerja, dan orang lain sedikit

banyak dapt meningkatkan risiko jantungan. Untuk itu, dalam berhubungan dengan orang

lain perlu ditanamkan persepsi perjiadalan risiko-risiko munculnya stres dapat

diminimalisasi.

Penyebab Stres yang Bukan Bersumber dari Pekerjaan

Ada berbagai stres yang bukaan disebabkan oleh pekerjaan, antara lain adalah sebagai

berikut:

1. Time based conflict

Time based conflict merupakan tantangan untuk menyeimbangkan tutntutan waktu untuk

pekerjaan dengan aktifitas keluarga dan aktivitas bukan pekerjaaan lainnya. Time based

conflict lebih akut pada wanita daripada pria. Wanita yang berkakrir di luar rumah

mendapatkan sumber stres yang jauh lebih banyak karena di rumah dia dituntut untuk

menjadi istri dan ibu yang baik, sementara di tempat kerjapun dia dituntut untuk menjadi

karyawan yang baik. Hal ini tidak mudah untuk dilaksanakan.

2. Strain based conflict

Strain based conflict terjadi ketika stres dari satu sumber meluap melebihi kemampuan

yang dimiliki orang tersebut. Kematian suami atau istri , masalah keuangan dan stresor

yang bukan pekerjaan lainnya menghasilkan ketegangan dan kelelahan yang

mempengaruhi kemampuan pegawai untuk menyelesaikan kewajiban pekerjaannya.

3. Role behavior conflict

Tiap karyawan memiliki peran dalam pekerjaannya. Di samping itu, dia jugadituntut

lingkungan yang ada kalanya bertentangan denagn tutntutan pekerjaannya. Hal ini

13

Page 14: stress dan cara mengatasinya.docx

seringkali memunculkan stres karena untuk membangun harmoni atas dua atau lebih

tuntutan tidaklah muda.

4. Stres karena adanya pebedaan individu

Terdapat tiga alasan mengapa dengan penyebab stres yang sama orang memperlihatkan

gejala-gejala stres yang berbeda. Pertama, penerima kita terhadap situasi yang sama,

masing-masing dari kita berbeda. Kedua, memiliki ambang batas kemampuan dalam

mengatasi stres yang lebih rendah dari resistensi terhadap stres. Dan yang ketiga, orang

mungkin mengalami tingkat stres yang sama dan akibat yang ditimbulkan dari stres

berbeda, yang menunjukan bawahwa mereka memerlukan strategi penanggulangan yang

juga berbeda. Dalam hal ini beberapa orang cenderung mengabaikan stresor dengan

harapan hal itu akan hilang atau berlalu.

Selanjutnya akan dijelaskan lebih detail lagi dengan contoh di bawah ini.

Pola Perilaku Tipe A dan Tipe B

Krakteristik tipe A:

a. Berbicara dengan cepat

b. Mencurahkannya pada pekerjaan

c. Motivasi bersaing tinggi

d. Berjuang melakukan beberapa tugas

e. Kuat pendirian

f. Tingkat kemalasannya rendah

g. Mudah hilang kesabarannya

h. Menyela orang lain.

Karekteristik tipe B:

a. Menangani detil dengan sabar

b. Kurang bersaing dengan orang lain

c. Merenungkan isu dengan hati-hati

d. Rendah kepedulian terhadap keterbatasan

e. Tidak merasa bersalah karena kesantaian

f. Santai dalam hidup

g. Bekerja dengan langkah tetap

h. Tidak mudah marah

14

Page 15: stress dan cara mengatasinya.docx

TYPE A TYPE B

E. Gejala-gejala Stres

Gejala-gejala stres menurut Arifin dkk (2003;208) adalah sebagai berikut:

1. Gejala fisik

a. Nafas menjadi semakin cepat

b. Mulut dan tenggorokan menjadi kering

c. Tangan basah oleh keringat

d. Otot menjadi tegang

e. Gangguan pencernaan

f. Diare

g. Susah buang air besar

h. Kepala menjadi sakit dan tegang

i. Perasaan gelisah

2. Gejala perilaku

a. Perasaan terganggu

b. Jengkel terhadap orang lain

c. Salah paham

d. Tidak berdaya

e. Tidak mampu mengatasi persoalan yang dihadapi

f. Gelisah

g. Gagal

h. Tidak tertarik

i. Tidak termotivasi

3. Gejala tempat kerja

a. Menurunnya kepuasan kerja

15

Talk rapdly, devoted to work, highly copetitive, struggles to perform

several taks, strong sense of time urgency, impatient with idleness,

easily loses temper, interupts others.

Handels details patiently, less competitive with others, contemplates issues carefully, low concern about time limitations, doesn’t feel guilty about relaxing, relaxed approach to life, steady pace, not easily engared

Page 16: stress dan cara mengatasinya.docx

b. Berkurangnya prestasi kerja

c. Hilangnya vitalitas dan energi

d. Rusaknya komunikasi

e. Buruknya pengambilan keputusan

f. Berkurangnya inovasi dan kreativitas

g. Terfokusnya perhatian pada tugas yang tidak produktif.

F. Adanya Perbedaan Individual dalam Menghadapi Stres

Setiap individu memiliki respons yang berbeda dalam menghadapi stres. Ada lima variabel yang dapat membedakan kemampuan individu dalam menghadapi stres dalam Robbins (1996;226), yaitu:

(1). Pengalaman kerja. Bukti menunjukkan bahwa pengalaman pada kerja cenderung berhubungan secara negatif dengan stres kerja. Hal ini dilihat dari dua bukti pendukung yaitu karyawan yang tetap lebih lama dalam organisasi lebih taha stres dan pengalaman akan mengajarkan orang untuk mengmbangkan mekanisme untuk mengatasi stres.

(2). Dukungan sosial. Dukungan sosial dapat didefinisikan sebagai rasa nyaman, bantuan, atau informasi yang diterima seseorang melalui kontak formal atau informal dengan individu atau kelompok. Dukungan sosial bisa berbentuk dukungan emosi (mengekspresikan kekhawatiran, mengindikasikan kepercayaan, meningkatkan harga diri, mendengarkan); dukungan penilaian (menyediakan umpan balik dan afirmasi); atau dukungan infromasi (memberikan nasihat, memberikan saran, menyediakan pengarahan). Hubungan kolegial dengan rekan sekerja atau penyelia dapat menyangga dampak stres.

(3). Ruang (locus) kendali. Orang yang memiliki lokus kendali internal yakin bahwa mereka mengendalikan tujuan akhir mereka sendiri lebih tahan terhadap stres. Sedangkan mereka yang memiliki lokus pengendalian eksternal yakin bahwa kehidupan mereka dikendalikan oleh kekuatan-kekuatan luar cenderung lebih mudah stres.

(4). Keefektifan diri. Istilah ini merujuk kepada keyakinan individu bahwa dia mempunyai kemampuan untuk melakukan tugas tertentu sehingga dia memiliki kemampuan untuk menangani stres.

(5). Tingkat kepribadian orang dalam menyikapi permusuhan dan kemarahan. Orang yang memiliki tingkat permusuhan dan kemarahan yang tinggi cenderung mencurigai dan tidak mempercayai orang lain. Permusuhan dan kemarahan ini dapat mengalami stres dalam berbagai situasi.

G. Akibat-akibat Distres

Dampak atau akibat dari stres bisa dilihat pada tiga aspek, yaitu:

16

Page 17: stress dan cara mengatasinya.docx

Emotional exhausten

Depersonalization

Reduced personal accomplishment

PhysiologicalPsycological and behavioralConsequences

Interpersonel and role-related stressors

1. Fisik Akibat stres pada fisik mudah dikenali. Ada sejumlah penyakit yang disinyalir karena orang tersebut mengalami stres yang cukup tinggi dan berkepanjangan, di antaranya adalah penyakit jantung, bisul, tekanan darah tinggi, sakit kepala, gangguan tidur, tambah sakit jika sedang menderita sakit.

2. Psikis Dampak stres pada psikis bisa dikenali, di antaranya adalah ketidakpuasan kerja, depresi, keletihan, kemurungan, dan kurang bersemangat.

3. Perilaku Akibat stres bisa dikenali dari perilaku, yaitu kinerja rendah, naiknya tingkat kecelakaan kerja, salah dalam mengambil keputusan, tingkat absensi kerja tinggi, dan agresi di tempat kerja.

THE JOB BURN OUT PROCESS

Cara menghilangkan sumber stres di tempat kerja antara lain:

1. Remove the Stressors

Ada banyak cara untuk mengilangkan sumber stres di tempat kerja. Salah satu solusi

terbaik adalah dengan memberdayakan para pegawai sehingga mereka memiliki

kontrol yang lebih atas pekerjaan dan lingkungan pekerjaan mereka.

Sumber stre yang berhubungan dengan tugas dapat diminimumkan lebih efektif

melalui seleksi dan penempatan pegawai sehingga persyaratan pekerjaan sesuai

17

Page 18: stress dan cara mengatasinya.docx

dengan kemampuan mereka. Slogam The Right Man on the right place at the right

time cocok diterapkan pada saat seleksi dan penempatan pegawai.

Family frienly and work/life initiavies menghilangkan atau mengurangi stressor yang

menyebabkan time based conflict. Lima hal yang paling lazim dan family friendly and

woek/life initiavies antara lain:

a. Penggunaan/pemanfaatan waktu yang fleksibel

Beberapa perusahaan mengajak pegawainya untuk menentukan kapan mulai dan

berakhirnya waktu kerja sehingga mereka dapat lebih mudah menyesuaikan antara

aktivitas pribadai dan pekerjaan.

b. Job sharing

Yakni memisahan posisi karier antara dua orang sehingga mereka yang

mengalami stres time-based lebih sedikit diantara pekerjaan dan keluarga.

c. Telecommuting

Telecommuting adalah bekerja dari rumah, biasanya dilakukan dengan

menghubungkan komputer ke kantor sehingga mudah untuk menukar kegiatan

pekerjaan dan bukan pekerjaan, an sebagainya.

2. With Drawing from the Stresscors

Para pegawai biasnya mengalami stres ketika tinggal ndan bekrja dalam kultur yang

berbeda. Tidak cukup dengan asumsi-asumsi dan harapan yang umum. Para ekspatriat

harus membayar kontan bagaimana cara berpikir, bersikap dan bertindaknya

dipersepsikan atau direspons lingkugannya. Perlu waktu dan keinginan yang kuat agar

mampu beradaptasi dengan cepat dengan lingkungan baru.

3. Changing Stress Perceptions

Tingkat stres yang dialamai pegawai dalam situasi yang sama mungkin dapat berbeda

antara satu individu dengan yang lain. Hal ini disebabkan adanya perbedaan persepsi.

Oleh sebab itu sebenanrnya stres dapat diminimumkan melalui perubahan persepsi

atau situasi yang ada. Kita dapat memperkuat sell-esteem kita sehingga dapat

menerima pekerjaan sebagai tantangan dan bukan ancaman.

4. Controlling the Consequences of Stress

Kadang-kadang para pegawai tidak dapat mengendalikan stres yang dialaminya.

Mereka seringkali membutuhkan bantuan untuk mengatasi stres dengan perilaku

disfungsional seperti mengonsumsi alkohol dan obat-obat terlarang. Program gaya

hidup sehat akan membantu pegawai belajar bagaimana gaya hidup yang sehat.

18

Page 19: stress dan cara mengatasinya.docx

Mengendalikan stres dengan baik tentu sangat bermanfaat, walau tidak semua orang

mampu melakukannya. Kebanyakan orang memerlukan orang lain untuk

membantunya agar dapat mengatasinya dengan baik.

5. Receiving Social Support

Dukungan lingkkungans ekitar dapat mengurangi stres yang dialami seseorang.

Dalam suatu organisasi, ada tiga hal yang bisa dilakukan untuk memberikan

dukungan kepada pegawai yang mengalami stres, yaitu: Pertama, memperbaiki

persepsi mereka bahwa mereka bernilai dan berguna. Kedua, menyediakan informasi

untuk membantunya memahami masalah yang sesungguhnya yang memungkinkan

untuk menghilangkan sumber stres. Ketiga, dukungan emosional dari yang lain dapat

secara langsung membantu mengurangi stres.

H. Aspek Positif Stres

Stres yang positif menambah harapan dan kegembiraan pada kehidupan . Kita semua

memerlukan stres yang positif dalam jumlah tertentu , untuk berkembang dengan cepat .

Tegat waktu , persaingan , konfrontasi , frustasi dan bahkan duka cita menambah kekayaan

kepribadian diri dan menjadi pola kehidupan kita jadi lebih berwarna . Tujuan kita

sebenarnya bukan menghilangkan stres , mempelajari cara mengelola dan memanfaatkan agar

mempunyai dampak positif bagi kehidupan .

Walau pun kerja adalah penyebab stres yang terbesar dalam hidup , tetapi bila stres

dikelola dengan baik akan menghasilkan ;

a) Motivasi , tantangan dan tujuan

b) Morak dan kesejahteraan financial

c) Kekuatan dan kemerdekaan

d) Rasa pencapaian prestasi , kepuasann dan berguna

e) Pengakuan dari rekan kerja , teman , dan masyarakat

f) Kesenangan , dorongan dan kegairahan

g) Wawasan baru , pendidikan dan keterampilan

Pengelolaan Stres Yang Baik

Beberapa strategi mengatasi stres secara mudah ;

      Jangan hanya bergantung pada diri sendiri

19

Page 20: stress dan cara mengatasinya.docx

      Ciptakan tujuan yang terukur dan bisa tercapai

      Jangan menuntut kesempurnaan

      Bedakan antara stres yang nyata dan tidak nyata

      Tahu apa yang bisa diharapkan dari anda

      Jangan menipu diri sendiri

      Jangan biarkan satu kegagalan menghancurkan diri anda

      Belajar mengelola waktu

Strategi yang lain ;

      Latihan pernafasan ; tutup mulut dan bernafas dari hidung dan kemudian hembuskan

melalui mulut . Dengan perlahan tarik nafas sebanyak mungkin kemudian hembuskan

perlahan-lahan dalam 1-2 menit , tarik kerutan bibir sperti mau meniup sehingga anda

bisa mengontrol seberapa cepat menghembuskan nafas dan jaga jalan nafas terbuka

selama mungkin . Sesi pernafasan pernafasan dalam dapat dilakukan mengganti istirahat

minum kopi .

      Buka pikiran anda ; memberikan istirahat mental dan merupakan dasar dari

meditasi . Untuk mengurangi gangguan , cari tempat yang sepi untuk 10-15 menit .

Duduk pada kursi yang nyaman dan lepaskan sepatu . Tutup mata anda dan bernafaslah

dengan pelan dan dalam . Pusatkan mental anda pada kata , pikiran atau gambar yang

menenangkan . Kendorkan dan teruskan bernafas dalam . Lenturkan setelah selesai .

Pikiran anda kemungkinan lebih terpusat dan segar .

      Berfikir positif  ; meningkatkan penghargaan terhadap diri sendiri . Siapkan

menghadapi tantangan dengan berbicara dengan diri sendiri (Saya pikir saya bisa ! Saya

tahu saya bisa)

      Latihan aerobik ; akan mengendorkan anda dengan lepasnya hormone endorphin ,

merupakan zat seperti morfin yang meningkatkan suasana hati kita . Latihan

meningkatkan tenaga tubuh dan daya tahan tubuh dan mengurangi kecemasan serta

depresi .

      Humor ; Salah satu cara terbaru yang ditemukan oleh para ahli dalam mengatasi stres

adalah dengan tertawa. Menurut penelitian yang dilakukan oleh para ahli, orang dewasa

lebih sedikit tertawa dibandingkan dengan anak-anak. Anak-anak dapat tertawa sebanyak

400 kali dalam satu hari, sedangkan orang dewasa hanya 15 kali. Mengapa kita jarang

sekali tertawa padahal tertawa bukanlah suatu hal yang sulit? Orang dewasa jarang

20

Page 21: stress dan cara mengatasinya.docx

tertawa mungkin disebabkan karena masalah yang dihadapi semakin banyak, sehingga

menimbulkan stres. Selain itu, media massa yang ada lebih banyak menyediakan berita

mengenai hal-hal yang buruk. Kematian, pembunuhan, perceraian, sepertinya menjadi

makanan kita sehari-hari. Tak heran, kita lebih sedikit tertawa dibandingkan dengan anak-

anak. Oleh karena itu, marilah kita lebih mengenal keuntungan yang muncul jika anda

tertawa. Ketika tertawa, tidak saja membuat anda terlihat lebih segar tetapi juga

berpengaruh pada sistem tubuh, dimana otot tubuh menjadi lebih santai. Hal ini tentu saja

memiliki efek yang baik bagi yang sedang mengalami stres. Selain itu, dengan tertawa,

tubuh  dapat mengurangi hormon stres. Perlu di ketahui bahwa tubuh mengeluarkan

hormon neuroendocrine ketika sedang stres. Sebaliknya ketika tertawa, tubuh mengurangi

hormon tersebut sehingga tubuh akan terasa lebih rileks.

Strategi mengatasi stres tingkat lanjut memerlukan training ; meditasi , Yoga , Tai chi dan

lain-lain . Bantuan dari tenaga medis mungkin diperlukan ketika gejala negatif stres

menetap dan tidak membaik .

I. Strategi Manajemen Stres Kerja

Stres dalam pekerjaan dapat dicegah timbulnya dan dapat dihadapi tanpa

memperoleh dampaknya yang negatif. Manajemen stres lebih daripada sekedar

mengatasinya, yakni belajar menanggulanginya secara adaptif dan efektif. Hampir

sama pentingnya untuk mengetahui apa yang tidak boleh dilakukan dan apa yang

harus dicoba. Sebagian para pengidap stres di tempat kerja akibat persaingan,

sering melampiaskan dengan cara bekerja lebih keras yang berlebihan. Ini

bukanlah cara efektif yang bahkan tidak menghasilkan apa - apa untuk memecahkan

sebab dari stres, justru akan menambah masalah lebih jauh. Sebelum masuk ke

cara-cara yang lebih spesifik untuk mengatasi stressor tertentu, harus

diperhitungkan beberapa pedoman umum untuk memacu perubahan dan

penaggulangan. Pemahaman prinsip dasar, menjadi bagian penting agar seseorang

mampu merancang solusi terhadap masalah yang muncul terutama yang berkait

dengan penyebab stres dalam hubungannya di tempat kerja. Dalam hubungannya

dengan tempat kerja, stres dapat timbul pada beberapa tingkat, berjajar dari

ketidakmampuan bekerja dengan baik dalam peranan tertentu karena

kesalahpahaman atasan atau bawahan. Atau bahkan dari sebab tidak adanya

21

Page 22: stress dan cara mengatasinya.docx

ketrampilan (khususnya ketrampilan manajemen) hingga sekedar tidak menyukai

seseorang dengan siapa harus bekerja secara dekat (Margiati, 1999:76).

Suprihanto dkk (2003:63-64) mengatakan bahwa dari sudut pandang

organisasi, manajemen mungkin tidak khawatir jika karyawannya mengalami stres

yang ringan. Alasannya karena pada tingkat stres tertentu akan memberikan akibat

positif, karena hal ini akan mendesak mereka untuk melakukan tugas lebih baik.

Tetapi pada tingkat stres yang tinggi atau stres ringan yang berkepanjangan akan

membuat menurunnya kinerja karyawan. Stres ringan mungkin akan memberikan

keuntungan bagi organisasi, tetapi dari sudut pandang individu hal tersebut bukan

merupakan hal yang diinginkan. Maka manajemen mungkin akan berpikir untuk

memberikan tugas yang menyertakan stress ringan bagi karyawan untuk

memberikan dorongan bagi karyawan, namun sebaliknya itu akan dirasakan

sebagai tekanan oleh si pekerja. Maka diperlukan pendekatan yang tepat dalam

mengelola stres, menurut Arifin dkk (2003;215) ada dua pendekatan yaitu pendekatan

individu dan pendekatan organisasi.

1. Pendekatan Individual . Seorang karyawan dapat berusaha sendiri untuk mengurangi

level stresnya. Strategi yang bersifat individual yang cukup efektif yaitu; pengelolaan

waktu, latihan fisik, latihan relaksasi, dan dukungan sosial. Dengan pengelolaan

waktu yang baik maka seorang karyawan dapat menyelesaikan tugas dengan baik,

tanpa adanya tuntutan kerja yang tergesa-gesa. Dengan latihan fisik dapat

meningkatkan kondisi tubuh agar lebih prima sehingga mampu menghadapi tuntutan

tugas yang berat. Selain itu untuk mengurangi stres yang dihadapi pekerja perlu

dilakukan kegiatan-kegiatan santai. Dan sebagai strategi terakhir untuk mengurangi

stress adalah dengan mengumpulkan sahabat, kolega, keluarga yang akan dapat

memberikan dukungan dan saran-saran bagi dirinya.

2. Pendekatan Organisasional . Beberapa penyebab stres adalah tuntutan dari tugas dan

peran serta struktur organisasi yang semuanya dikendalikan oleh manajemen,

sehingga faktor-faktor  itu dapat diubah. Oleh karena itu strategi-strategi yang

mungkin digunakan oleh manajemen untuk mengurangi stres karyawannya adalah

melalui seleksi dan penempatan, penetapan tujuan, redesain pekerjaan, pengambilan

keputusan partisipatif, komunikasi organisasional, dan program kesejahteraan.

Melalui strategi tersebut akan menyebabkan karyawan memperoleh pekerjaan yang

22

Page 23: stress dan cara mengatasinya.docx

sesuai dengan kemampuannya dan mereka bekerja untuk tujuan yang mereka

inginkan

serta adanya hubungan interpersonal yang sehat serta perawatan terhadap kondisi fisik

dan mental.

Menurut Sopiah (2008;94) ada lima hal yang harus diperhatikan dalam strategi manajemen

stres, yaitu (1) remove the stressor, (2) withdraw from the stressor, (3) change stress

perception, (4) control stress consequences, dan (5) receive social support. Berikut disajikan

gambar strategi manajemen stress itu.

Pendekatan stres kerja

Ada 4 (empat) pendekatan terhadap stres kerja, yaitu: dukungan sosial (social support),

meditasi (meditation), biofeedback, dan program kesehatan pribadi (personal wellness

programs). Pendekatan tersebut sesuai pendapat Keith Davis dan John W. Newstroom, (1989)

dalam Mangkunegara (2008;28) yang mengemukakan bahwa “four approaches that of ten

involve employee and management cooperation for strees management are socialsupport,

meditation, biofeedback and personal wellness programs”.

a. Pendekatan Dukungan Sosial

Pendekatan ini dilakukan melalui aktivitas yang bertujuan memberikan kepuasan

sosial kepada karyawan, misalnya bermain game, lelucon dan bodor kerja.

b. Pendekatan Biofeedback

23

Remove the stressors

Stress management strategy

Receive social support

Control stress consequences

Withdraw from the stressors

Change stress perception

Page 24: stress dan cara mengatasinya.docx

Individu dapat diajarkan untuk mengendalikan berbagai proses internal tubuh dengan

menggunakan suatu tehnik yang disebut biofeedback. Pendekatan ini dilakukan

melalui bimbingan medis. Melalui bimbingan dokter, psikiater, dan psikolog sehingga

diharapkan karyawan dapat menghilangkan strees yang dialaminya. Dalam

biofeedback, perubahan kecil yang muncul dalam tubuh atau otak dideteksi, diperkuat,

dan ditunjukkan kepada orang tersebut. Pencatatan dan tekhnologi canggih telah

memungkinkan seseorang untuk melihat perubahan kecil dalam detak jantung,

tekanan darah, temperatur, dan pola gelombang otak yang pada umumnya tidak dapat

diamati.

c. Pendekatan Kesehatan Pribadi

Suatu program karyawan yang berfokus pada kesehatan fisik dan mental dari

keseluruhan karyawan. Pendekatan ini merupakan pendekatan preventif sebelum

terjadinya stres. Secara singkat, setiap aktivitas organisasi yang dirancang untuk

mengidentifikasikan dan membantu mencegah atau memperbaiki masalah kesehatan

spesifik, bahaya kesehatan, atau kebiasaan kesehatan yang negatif. Dalam hal ini

karyawan secara periode waktu yang kontinyu memeriksa kesehatan, melakukan

relaksasi otot, pengaturan gizi, dan olahrag secara teratur.

d. Pendekatan Meditasi

Pendekatan ini dilakukan melalui penenangan pikiran, dzikir, tafakur kepada Allah

SWT, sholat tahajud, dan olah raga pernapasan (yoga, Mahatma, Kalimasada).

e. Teknik Kognitif

Asumsi dasar dari teknik ini adalah bahwa pikiran orang, dalam bentuk ekspektasi,

keyakinan, dan asumsi, merupakan label yang mereka terapkan pada situasi, dan label

ini menimbulkan respons emosional terhadap situasi. Teknik kognitif dari manajemen

stres berfokus pada mengubah label atau kognisi sehingga orang tersebut menilai

situasi secara berbeda. Robbins (2006;317)

24

Page 25: stress dan cara mengatasinya.docx

DAFTAR RUJUKAN

Arifin, Amirulloh & Fauziah. 2003. Perilaku Organisasi. Edisi Pertama. Cetakan Pertama. Malang: Bayumedia.

Ivancevich, Konopaske & Matteson. 2005. Perilaku dan Manajemen Orgnasasi. Edisi Ketujuh. Jilid I. Jakarta: Erlangga.

Mangkunegara, A. 2008. Periaku dan Budaya Organisasi. Cetakan Kedua. Bandung: Refika Aditama.

Robbins, S. 1996. Perilaku Organisasi. Edisi Bahasa Indonesia. Jilid II. Jakarta: PT.Prenhalindo

Sopiah. 2008. Perilaku Organisasional. Yogyakarta: ANDI.

Universitas Negeri Malang. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah:Skripsi, Tesis, Disertasi, Artikel, Makalah, Tugas Akhir, Laporan Penilitian. Edisi Kelima Malang: Universitas Negeri Malang.

Wahjono, S. 2010. Perilaku Organisasi. Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.

25