STRATEGIC REALIGNMENTS - indofarma.id · “Perseroan” — telah melayani masyarakat dengan...

116
PT Indofarma (Persero) Tbk. l Annual Report 2010 STRATEGIC REALIGNMENTS

Transcript of STRATEGIC REALIGNMENTS - indofarma.id · “Perseroan” — telah melayani masyarakat dengan...

1Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk |

PT Indofarma (Persero) Tbk. l Annual Report 2010

STRATEGICREALIGNMENTS

2 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk

Daftar Isi | Content

2 Tema Laporan 2010

| Theme for the Year 2010 Report

3 Pencapaian Perusahaan 2010

| Corporate Achievement 2010

4 Jatidiri Perusahaan

| Corporate Identity

4 Visi dan Misi Perusahaan

| Corporate Vision and Mission

5 Sekilas Indofarma

| Indofarma, an Overview

7 Bagan Organisasi Indofarma

| Indofarma's Organization Chart

8 Ikhtisar Keuangan

| Financial Highlights

9 Ikhtisar Saham

| Stock Highlight

10 Peristiwa Penting 2010

| Important Events 2010

12 Laporan Dewan Komisaris

| The Board of Commissioners’ Report

14 Dewan Komisaris

| Board of Commissioners

16 Laporan Direktsi

| The Board of Directors’ Report

20 Direksi

| Board of Directors

24 Tatakelola Perusahaan

| Corporate Governance

30 Manajemen Risiko

| Risk Management

33 Tanggung Jawab Sosial Perusahan

| Corporate Social Responsibility

35 Pembahasan dan Analisis Manajemen

| Management’s Discussion and Analysis

36 Perspektif Umum

| General Perspective

37 Kinerja Keuangan

| Financial Performance

39 Proses Internal

| Internal Operations

41 Hubungan dengan Pelanggan

| Customer Relations

43 Pertumbuhan dan Pembelajaran

| Learning and Growth

45 Kinerja Anak Perusahaan

| Performance of Subsidiary Company

48 Pernyataan Komite Audit

| Statement of the Audit Committe

49 Laporan Auditor 2010

| Auditor’s Report for 2010

54 Pernyataan Dewan Komisaris dan Direksi

| Statement of the Board of Commissioners and Directors

57 Profil Bisnis Indofarma Global Medika

| Business Profile of Indofarma Global Medika

64 Data Perusahaan

| Corporate Information

65 Produk Kami

| Our Products

3Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk |

PT Indofarma Tbk mencatat beberapa prestasi positif pada 2010. di antara prestasi tersebut yang memberikan dampak jangka panjang adalah:

• Peningkatan fasilitas produksi. dengan rampungnya renovasi fasilitas produksi untuk memenuhi persyaratan c-GmP, pada 2010 fasilitas produksi utama Perseroan mulai beroperasi penuh sehingga mengurangi keharusan untuk melakukan toll-out manufacturing.

• Kerja sama R&D dengan BPPT. Perseroan menandatangani nota kesepahaman untuk kerjasama pengembangan formulasi sediaan topical wound healing berbahan aktif kitosan dan ekstrak Pegagan.

• Penyelarasan strategis. dengan meningkatkan fungsi supply-chain management, Indofarma berhasil memetakan proses bisnis Perseroan sehingga mampu melakukan restrukturisasi portofolio penjualan produk. Hasilnya: Perseroan berhasil meningkatkan kinerja keuangan pada 2010.

PT Indofarma Tbk posted some positive achievements in 2010. among the achievements that give the Company long-lasting benefits are:

• Improvement of production facilities. With the completion of production facility renovation to comply with the requirements of c-GmP, in 2010 the Company’s main production facility resumed its full operations, reducing the Company’s necessity to toll-out manufacturing.

• Joint R&D with BPPT. The Company signed memorandum of understanding on the development of topical wound healing preparation containing chitosan and Pegagan extract.

• Strategic Realignments. By improving its supply-chain management functions, Indofarma was able to do mapping on its business process, allowing the Company to restructure its product sales portfolio. The result: The Company successfully improved its financial performance in 2010.

Pencapaian Perusahaan 2010Corporate Achievements 2010

Tema Laporan 2010Theme of the Year 2010

Penyelarasan strategis

Pemetaan proses bisnis yang akurat—dengan memanfaatkan manajemen rantai pasok yang ditingkatkan—membuat Indofarma mampu meningkatkan margin labanya melalui restrukurisasi bertahap portofolio penjualan produk. Kami menyebut upaya jangka panjang yang pada 2010 meningkatkan Laba Bersih Perseroan ini Penyelarasan Strategis: Upaya berkelanjutan penyesuaian arah dengan tren pasar masa depan.

strategic realignments

accurate mapping of business process—by taking advantage of our improved supply-chain management—enabled Indofarma to increase its profit margin through gradual restructuring of product sales portfolio. We called the long-term endeavor that in 2010 increased the Company’s net Income Strategic realignments: Continuous efforts to align with the future market trend.

4 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk

Visi Perusahaanmenjadi perusahaan yang berperan secara signifikan pada perbaikan kualitas hidup manusia dengan memberi solusi terhadap masalah kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

Misi Perusahaan•menyediakan produk dan layanan berkualitas dengan harga

terjangkau untuk masyarakat•melakukan penelitian dan pengembangan produk yang inovatif

dengan prioritas untuk mengobati penderita penyakit dengan tingkat prevalensi tinggi

•mengembangkan kompetensi Sdm sehingga memiliki kepedulian, profesionalisme dan kewirausahaan yang tinggi.

Corporate VisionTo become a company that has a significant role in improving the quality of human life by providing solutions for public health and welfare issues.

Corporate Mission•Providing high quality products and services in affordable

price•Conducting innovative research and development with priority

to address the most prevalent health problems•Improving human resources competence to raise the spirit of

compassionateness, professionalism and entrepreneurship.

Jatidiri PerusahaanPT Indofarma (Persero), Tbk.

Berkedudukan di Jakarta

AlamatKantor Pusat dan Pabrik

Jalan Indofarma no.1, Cikarang Barat 17530Telepon (021)-8832 3971

faksimili (021)-8832 3972 – 73http://www.indofarma.co.id

E-mail: [email protected]

Kantor Komersial Jalan Tambak no.2, Kebon manggis

Jakarta 13150Telepon (021)-8590 8350faksimili (021)-857 4503

E-mail: [email protected]

Pembentukan Perusahaan11 Juli 1981, pembentukan Perum Indofarma dari Pusat Produksi farmasi

2 Januari 1996, perubahan status menjadi PT Indofarma (Persero)17 april 2001, menjadi perusahaan publik: PT Indofarma (Persero) Tbk.

Modal Dasar10.000.000.000 lembar saham

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh3.099.267.500 lembar saham

Nilai Nominalrp100 per lembar saham

Kepemilikan SahamPemerintah 80,66%

Publik 19,34%

Bidang UsahaIndustri farmasi dan kesehatan

Corporate IdentityPT Indofarma (Persero), Tbk.Headquartered in Jakarta

AddressHead Office and Manufacturing PlantJalan Indofarma no.1, Cikarang Barat 17530Phone (021)-8832 3971facsimile (021)-8832 3972 – 73http://www.indofarma.co.id E-mail: [email protected]

Commercial OfficeJalan Tambak no.2, Kebon manggisJakarta 13150Phone (021)-8590 8350facsimile (021)-857 4503E-mail: [email protected]

Founded 11 July 1981, establishment of Perum Indofarma from Pusat Produksi farmasi2 January 1996, changing of status into PT Indofarma (Persero)17 april 2001, became a public company: PT Indofarma (Persero) Tbk.

Authorized Capital10,000,000,000 shares

Issued and Fully Paid Capital3,099,267,500 shares

Nominal Price rp100 per share

Share OwnershipGovernment 80.66%Public 19.34%

Line of BusinessPharmaceutical and Health Care Industry

5Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk |

SEBaGaI salah satu perusahaan farmasi terkemuka di Indonesia, PT Indofarma (Persero) Tbk—disebut juga “Indofarma” atau “Perseroan” — telah melayani masyarakat dengan penyediaan obat-obatan bermutu selama hampir sembilan dasawarsa. Cikal bakal perusahaan farmasi yang menjadi salah satu pilar penunjang sistem kesehatan nasional ini adalah Pabrik obat manggarai yang didirikan pada 1918 oleh pemerintah kolonial Belanda.

Pada awalnya, dengan fasilitas yang terbatas, pabrik yang masih berada di lingkungan rumah Sakit Pusat itu hanya memproduksi beberapa jenis salep dan kasa pembalut. Pengembangan pertama menjadi Pabrik obat manggarai yang memproduksi sediaan tablet dan injeksi dilakukan pada 1931. Pada 1942, Pabrik diambilalih oleh Pemerintah pendudukan Jepang dan dikelola di bawah manajemen Takeda. Pengelolaan Pabrik diserahkan kepada departemen Kesehatan republik Indonesia setelah dinasionalisasi pada 1950.

Pada 1979, mengemban tugas memproduksi obat-obat esensial untuk pelayanan masyarakat, status Pabrik obat manggarai diubah jadi Pusat Produksi farmasi yang bersifat nirlaba dan masih di bawah departemen Kesehatan. Selanjutnya, pada 11 Juli 1981, dengan semakin banyaknya tanggung jawab yang diberikan, Pemerintah meningkatkan statusnya jadi Perusahaan Umum Indonesia farma—disingkat Perum Indofarma.

Tonggak penting lain perjalanan bisnis Indofarma terjadi pada 1988 dengan pembangunan pabrik modern berkapasitas besar di lahan seluas 20 hektar, di kawasan Cibitung, Jawa Barat. Pada 1991, seluruh proses produksi di manggarai, Jakarta, dipindahkan ke satu dari lima pabrik pertama di Indonesia yang memenuhi persyaratan Cara Pembuatan obat yang Baik (CPoB) itu.

Untuk mengantisipasi perkembangan di masa datang dan meningkatkan daya saing, pada 1996 status perusahaan ditingkatkan lagi menjadi PT Indofarma (Persero). agar lebih leluasa, Perseroan kemudian mengembangkan diri ke hilir hingga merambah distribusi dan perdagangan (trading) produk farmasi dan alat kesehatan.

Selanjutnya. pada 2000, bisnis distribusi dan perdagangan tersebut dipisah dan diserahkan ke anak perusahaan yang baru dibentuk, PT Indofarma Global medika (IGm). Pengembangan ini sekaligus memungkinkan Indofarma memfokuskan diri pada bisnis inti di bidang produksi dan pemasaran produk-produk farmasi.

Pada 2001, Indofarma melakukan penawaran umum saham kepada masyarakat dan mendaftarkan seluruh saham Perseroan (kode: Inaf) di Bursa Efek Indonesia (waktu itu Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya), sehingga resmi menjadi sebuah perusahaan terbuka dengan nama PT Indofarma (Persero) Tbk. dengan struktur permodalan yang lebih kuat, Perseroan mengembangkan produksi sehingga bukan hanya membuat obat-obat esensial dan generik, melainkan juga obat dengan nama dagang (ond) baik etikal maupun oTC, obat tradisional (herbal), dan makanan kesehatan.

memasuki pertengahan 2003, Indofarma meluncurkan program restrukturisasi terpadu. Salah satu langkah awal yang diayun adalah penyegaran manajemen di anak perusahaan yang paling strategis:

aS onE of the leading pharmaceutical companies in Indonesia, PT Indofarma (Persero) Tbk—also called “Indofarma” or “the Company”—has been serving the society for almost nine decades by providing quality pharmaceutical products. The root of the pharmaceutical company acknowledged as one of the pillars supporting the national health system was Pabrik obat manggarai that was established in 1918 by the dutch colonial administration.

In its early years, with very limited production facilities, the Company’s plant was located in the same area as the Central Hospital and manufactured only ointments and bandaging gauzes. The first development into Pabrik obat manggarai that produced such pharmaceutical preparations as tablets and injections was started in 1931. In 1942, the Company was taken over by the Japanese occupation government and put under the management of Takeda. Later, nationalized in 1950, the Company’s management was put under the department of Health, the republic of Indonesia.

In 1979, with the special mission to produce essential drugs for public services, Pabrik obat manggarai was transformed into Pusat Produksi farmasi, which was also non-profit in nature and still under the department of Health. further development, in 11 July 1981, with added responsibilities, the Government upgraded the Company’s status into Perusahaan Umum Indonesia farma—or known as Perum Indofarma.

another milestone in Indofarma’s history was in 1988 when the Company started to found high capacity modern manufacturing facilities on a-20 hectares land plot in Cibitung, West Jawa. In 1991, all production activities in manggarai, Jakarta, were moved to one of the first five pharmaceutical plants in Indonesia that were awarded certification of Good manufacturing Practices (Cara Pembuatan obat yang Baik, CPoB).

To anticipate future development and enhance its competitiveness, in 1996 the Company’s status was upgraded again into PT Indofarma (Persero). To pursue business opportunities, the Company then expanded downstream into such businesses as distribution and trading of pharmaceutical products and medical devices.

Later, in 2000, the distribution and trading businesses were then spun-off and transferred to a newly established subsidiary company, PT Indofarma Global medika (IGm). This allowed Indofarma to focus to its core business both in manufacturing and marketing of pharmaceutical products.

In 2001, Indofarma made initial public offering (IPo) and listed all the Company’s shares (symbol: Inaf) in both the Jakarta Stock Exchange and Surabaya Stock Exchange (now merged into the Indonesia Stock Exchange), thus officially became a public company named PT Indofarma (Persero) Tbk. Have had stronger capital structure, Indofarma expanded its production activities from essential and generic drug products only to include own-brand Products (ond) of both ethical and oTC, traditional (herbal) products, and even food supplements.

In the mid 2003, Indofarma launched an integrated restructuring program. among the first measures taken was refreshment on the management of its most strategic subsidiary company:

Sekilas IndofarmaIndofarma, an Overview

6 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk

PT Indofarma Global medika (IGm) yang menangani distribusi dan perdagangan produk Indofarma. Pada 2010, melalui restrukturisasi lanjutan untuk mengoptimalkan seluruh fungsi bisnis Indofarma Group, Perseroan meningkatkan portofolio penjualan produk, termasuk produk non-Indofarma yang didistribusikan atau diperdagangkan oleh IGm.

Langkah strategis ini memungkinkan IGm menurunkan proporsi produk bermargin laba rendah yang didistribusikannya sehingga Indofarma secara konsolidasian mampu meraih Laba Bersih rp12,55 miliar. Peningkatan proses bisnis yang dibukukan Perseroan pada 2010 tercermin pula pada penurunan rasio Beban Pokok Penjualan terhadap Penjualan Bersih, yaitu menjadi 69,6% dari 72,9% pada tahun sebelumnya.

Saat ini, Indofarma memproduksi 236 item obat, 147 di antaranya sangat aktif beredar di pasar. dari portofolio Indofarma yang cukup lengkap ini, 60 item adalah ond, termasuk delapan jenis obat herbal yang telah diterima oleh masyarakat luas seperti Prolipid dan Biovision.

Sebagai upaya memperkuat portofolio produk, selain memangkas beberapa produk non-esensial yang menyumbang margin laba negatif, pada 2010 Indofarma meluncurkan sembilan item produk baru, satu di antaranya adalah ond. dalam jangka pendek, Indofarma akan meluncurkan lagi 21 item produk baru, termasuk tujuh item produk branded ethical dan enam item produk oTC—tiga di antaranya produk herbal.

Untuk memperkuat bisnis yang ada, Indofarma juga terus berupaya menjalin aliansi strategis dengan mitra internasional pemilik produk dan/atau teknologi, baik melalui perusahaan induk maupun anak perusahaan. Selain itu, Perseroan juga mendorong IGm untuk mengembangkan merek, terutama untuk produk peralatan kesehatan (antara lain melalui sistem original equipment manufacturer, oEm), sehingga anak perusahaan tersebut dapat meningkatkan portofolio produknya. Guna meletakkan fondasi bisnis yang kuat, manajemen Indofarma Group terus berupaya menerapkan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance, GCG). Yang tak kalah penting, manajemen juga senantiasa berupaya membangun kompetensi personel yang profesional melalui program pengembangan sumber daya manusia yang terarah, agar mampu menempatkan Indofarma Group menjadi perusahaan farmasi terkemuka di kawasan aSEan.

PT Indofarma Global medika (IGm) that handles the distribution and trading of Indofarma's products. In 2010, through further restructuring to optimize Indofarma Group's business functions, the Company improved its product sales portfolio, including those of non-Indofarma products distributed or traded by IGm.

The strategic measures helped IGm to reduce the proportion of products with low profit margin it distributed, allowing Indofarma to post net Income of rp12.55 billion. The Company's improved business process in 2010 was also reflected on its lower Cost of Goods Sold to net Sales ratio, i.e. 69.6% compared to 72.9% in the preceding year.

at present, Indofarma produces 236 items of pharmaceutical product, among them 147 are actively distributed in the market. among the Company’s complete portfolio, 60 items are onds, including eight widely recognize herbal products such as Prolipid and Biovision.

To strengthen its product portfolio, aside from pruning few non-essential products that gave negative profit margins, in 2010 Indofarma launched nine items of new products, among them one was ond. In the short-term, Indofarma also prepared to launch 21 items of new products, including seven items of branded ethical and six items of oTC products—among them three are herbal products.

To strengthen its business structure, Indofarma strives to forge strategic alliances with international partners possessing needed branded products and/or technologies, both through the Holding and Subsidiary Company. In addition, the Company also encourages IGm to develop its own brands, particularly for medical devices (among others through original equipment manufacturer, oEm, system), allowing the subsidiary company to improve its product portfolio.

To develop strong business foundation, Indofarma’s management makes continuous efforts to consistently implement Good Corporate Governance (GCG). more importantly, the management also strives to improve its personnel's professional competence through well-planned human resources development programs, to bring Indofarma into a leading pharmaceutical company in the aSEan region.

7Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk |

Finance Director

MarketingDirector

PresidentDirector

Group Productmanagement

Sales &marketing

management

marketingmanagement –

oTC

Institutionalmarketing

management

Information Technology

accounting

finance

General Affair & HR Director

Human resources

General affair

finishedProductLogistics

raw material Logistics

marketing Support

Budgeting &Control

Corporate Secretary

Internalaudit Unit

Strategic Business

development

risk management, Compliance &

GCG

Bagan Organisasi IndofarmaIndofarma's Organization Chart

Supply Chainmanagement

ProductionDirector

Production Unit I

Production Unit II

Engineering & maintenance

PPIC

research & development

Quality assurance

Quality Control

Procurement

PT IGm

8 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk

Ikhtisar Keuangan Financial Highlights

Keterangan

Laporan Laba-Rugi (Rp miliar)Penjualan bersihLaba kotorLaba (rugi) usahaEBITEBITdaLaba (rugi) bersih

Neraca (Rp miliar)Jumlah asetaset lancaraset tidak lancaraset tetapKewajibanKewajiban lancarKewajiban tidak lancarEkuitas

Rasio Usaha dan Informasi LainLaba terhadap aktiva (%)Laba terhadap Ekuitas (%)margin laba kotor (%)margin laba usaha (%)rasio lancar (%)Laba (rugi) bersih per saham (rp)

Modal dan Saham (Rp miliar)modal dasarmodal ditempatkan

2009

1.125,05304,6445,9148,0158,072,12

728,03581,22146,81100,99429,31376,9152,40

298,72

0,290,71

27,084,08

154,210,69

1.000,00309,93

2008

1.478,58333,4063,0240,1449,865,03

965,81844,98120,8389,23

669,22634,5834,64

296,59

0,521,70

22,554,26

133,161,66

1.000,00309,93

2007

1.273,16289,9544,7138,1948,3711,08

1.009,44899,31110,1382,01

717,87686,3031,58

291,56

1,103,80

22,773,51

131,043,57

1.000,00309,93

2006

1.026,67255,9662,2357,7960,3715,24

686,94563,17123,7789,50

406,45379,3427,11

280,49

2,225,43

24,936,06

148,464,92

1.000,00309,93

Item

Income Statements (Rp billion)net sales

Gross profitoperating income (loss)

EBITEBITda

net income (loss)

Balance Sheet (Rp billion)Total assets

Current assetsnon-current assets

fixed assetsLiabilities

Current liabilitiesnon-current liabilities

Equity

Financial Ratios and Other Informationreturn on assets (%)return on Equity (%)

Gross profit margin (%)operating profit margin (%)

Current ratio (%)Earning (loss) per share (rp)

Capital and StockCapital stock—authorized

Capital stock—Subscribed & Paid-up

Laba BersihNet Income(dalam miliar rupiah)

Penjualan BersihNet Revenues(dalam miliar rupiah)

Laba UsahaOperating Income(dalam miliar rupiah)

‘06 ‘07 ‘08 ‘09 ‘10

100

80

60

40

20

0

‘06 ‘07 ‘08 ‘09 ‘10

25

20

15

10

5

0

‘06 ‘07 ‘08 ‘09 ‘10

1000

500

0

1500

2010

1.047,92318,4656,4545,2157,7512,55

733,96582,66151,2996,94

422,69383,6747,15

311,27

1,714,03

30,395,39

151,864,05

1.000,00309,93

9Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk |

Modal dan Saham I Capital Stock

modal dasar I authorized capital

modal ditempatkandan disetor I Paid-up capital

Komposisi Kepemilikan I Shareholders Composition

Pemerintah I Government

P. Sudibyo (direktur I director)

masyarakat I Public

Jumlah I Total

(%)

80,66

0,02

19,27

100,00

10.000.000.000

3.099.267.500

Lembar I Shares

2.500.000.000

364.000

598.903.500

3.099.267.500

Per 31 Desember 2010 As of 31 December 2010

Komposisi Kepemilikan Saham Indofarma I Indofarma’s Stock Ownership

Periode I Period

Semester ISemester II

Volume rata-rata I Average volume

2010 (unit)

11.690.6718.740.656

2009 (unit)

15.594.0955.101.817

Penutupan I Closing

2010

9280

2009

9383

Terendah I Lowest

2010

7579

2009

5078

Tertinggi I Highest

2010

10795

2009

126107

Harga Saham INAF 2009 dan 2010 I INAF Stock Price 2009 and 2010

Harga Penutupan I Closing PriceVolume Transaksi I Volume of Transaction

Pergerakan Harga Saham Indofarma di Bursa Efek IndonesiaIndofarma’s Stock Price Fluctuation at the Indonesia Stock Exchange

Month

2010 2011

Volu

me

of T

rans

actio

n (m

illion

)

Price

Jan

Feb

Mar

Apr

May

Jun

Jul

Aug

Sep

Oct

Nov

Dec Jan

Feb

Mar

0 0

50

100

150

200

250

300

350

20

40

60

80

100

120

10 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk

Peristiwa Penting 2010Significant Events 2010

20 April. Gedung Produksi Utama Beroperasi Penuh.. dengan rampungnya renovasi untuk memenuhi persyaratan c-GmP, gedung produksi utama dapat kembali beroperasi penuh. Peningkatan ini mengurangi keharusan Perseroan untuk melakukan toll-out manufacturing, sehingga akan meningkatkan efisiensi proses bisnis.

27 Mei.RUPS Tahunan IndofarmarUPST Indofarma menyetujui penggunaan seluruh Laba Bersih tahun buku 2009 untuk memperkuat struktur permodalan Perseroan. Selain itu, rUPST juga mengangkat dr. Chalik masulili, mSc sebagai Komisaris, dr. nizar Yamanie, Sp.s[K] sebagai Komisaris Independen, dan Elfiano rizaldi sebagai direktur Pemasaran baru Perseroan.

3 Agustus. Mendapat Penghargaan SGS.Indofarma mendapat penghargaan 10 tahun menjadi mitra PT SGS, sebuah lembaga sertifikasi internasional. Selama jangka waktu tersebut, Perseroan selalu lulus audit berkala tiga tahunan, terus mempertahankan kesesuaian sistem manajemen dan jaminan mutunya dengan standar internasional.

29 September. Nota Kesepahaman dengan BPPT.dengan penandatanganan nota kesepahaman (moU) untuk kerja sama Pengembangan formulasi Sediaan Topical Wound Healing berbahan aktif kitosan dan ekstrak Pegagan ini diharapkan tercipta sinergi antara lembaga riset, pemerintah dan industri guna mendukung kemandirian dan daya saing industri untuk kepentingan nasional.

20 April. The Main Plant Resumed Its Full Operation. With the completion of renovation to comply with c-GmP, the Company's main plant resumed its full operation. The improvement reduced the Company's necessity to do toll-out manufacturing, allowing higher business process efficiency.

27 May. Annual GSM of IndofarmaIndofarma's aGSm agreed to use the net Income of financial year 2009 to strengthen the Company's capital structure. In addition, the aGSm also appointed dr. Chalik masulili, mSc as the Company's Commissioner, and dr. nizar Yamanie, Sp.s[K] as the Independent Commissioners, and Elfiano rizaldi as the marketing director.

3 August. Won a SGS Award.Indofarma won a 10-year partnership award from PT SGS, an international certification institution. Throughout these years, the Company always passes the three-yearly audits, maintaining the compliance of its quality management and assurance system with the international standard.

29 September. Memorandum of Understanding with BPPT.With the signing of memorandum of understanding (moU) on the development of Topical Wound Healing Preparation containing chitosan and Pegagan extract as active ingredients, synergy between research institutions, the government and industries is expected to forge.

11Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk |

Laporan Dewan Komisaris dan Direksi

Indofarma's BoC and BoD Reports

12 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk

Laporan Dewan KomisarisThe Board of Commissioners' Report

Pada 2010, Indofarma berhasil meningkatkan Laba Bersih-nya hingga mencapai 6 kali lipat Laba Bersih tahun sebelumnya. Guna memastikan kinerja bisnis yang baik tersebut berkelanjutan, Manajemen harus terus meningkatkan koordinasi antardepartemen sehingga kian adaptif terhadap perubahan pasar.

In 2010, Indofarma made successful efforts in boosting its Net Income to reach six times of the previous year's Net Income. To ensure the sustainability of the excellent business performance, the Management should continuously improve the Company's interdepartments cordination to make them increasingly more adaptable to market changes.

Prof. Dr. dr. H. Azrul Azwar, M.P.H.Komisaris Utama | President Commissioner

13Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk |

para pemegang Saham yang Terhormat,

PENINGKATAN berkelanjutan kondisi ekonomi makro Indonesia

selama 2010—PDB yang tumbuh 6,1%, sukubunga pinjaman Bank

Sentral yang stabil, penguatan nilai rupiah terhadap dollar AS sebesar

13%—telah memberikan harapan masa depan yang cerah. Peringkat

obligasi Indonesia BB+ yang terjaga sejak diberikan oleh Fitch Ratings

pada Januari 2010 dan peningkatan investasi asing langsung yang

mencapai 40% menjadi US$14 miliar merupakan bukti tingginya

kepercayaan dunia.

Dengan perkembangan ekonomi makro yang demikian, kinerja keuangan

Indofarma juga membaik. Kalau pada tahun sebelumnya mengalami

penurunan, Laba Usaha Perseroan meningkat 23,0%—bahkan Laba

Bersih naik hingga menjadi hampir enam kali lipatnya—dari Penjualan

Bersih yang 6,9% lebih rendah, pada 2010. Dewan Komisaris menghargai

peningkatan kinerja yang diperoleh melalui peningkatan koordinasi

lintas bidang ini. Pencapaian yang diraih tersebut menunjukkan

bahwa Direksi telah menjalankan tugas-tugasnya dengan baik.

Selama 2010, Dewan Komisaris telah melakukan pengawasan atas

kegiatan pengelolaan Perseroan yang dilaksanakan Direksi. Dalam

hal tatakelola perusahaan, kami telah memastikan ditandatanganinya

Pakta Integritas, baik oleh anggota Dewan Komisaris maupun Direksi

baru, untuk mengantisipasi adanya konflik kepentingan. Penerapan

prinsip-prinsip GCG yang bersifat dinamis dan terus ditingkatkan

oleh Perseroan antara lain tercermin pada meningkatnya skor GCG

menjadi 81,32 pada 2010 dari 77,11 pada tahun sebelumnya.

Dalam kesempatan ini, Dewan Komisaris menyampaikan terima kasih

dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada saudara Drs. Dwidjo

Susono dan M. Munawaroh atas sumbangsih yang diberikan selama

menjadi komisaris dan direksi. Semoga saudara berdua senantiasa

dalam lindungan Allah.

Dewan Komisaris juga menyampaikan penghargaan atas keberhasilan

Manajemen Perseroan dalam meningkatkan sistem produksi sehingga

menempatkan Indofarma menjadi satu dari sedikit perusahan farmasi

di Indonesia yang memenuhi c-GMP. Mengingat komitmen Manajemen

yang tinggi dalam menerapkan prinsip-prinsip GCG, kami yakin bahwa

investasi jangka panjang tersebut dilakukan secara prudent.

Akhir kata, Dewan Komisaris menyampaikan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada Direksi dan seluruh jajaran karyawan

atas dedikasi dan kerja kerasnya. Tak lupa, kami menyampaikan

penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para pemegang saham,

pelanggan, pemasok, dan seluruh mitra kerja atas dukungan dan

kerja samanya sehingga Perseroan menutup tahun 2010 dengan hasil

positif. Semoga Perseroan terus berjaya di tahun-tahun mendatang.

Dear Valued Shareholders,

CONTINUING improvements of macroeconomic condition in

Indonesia during 2010—GDP up by 6.1%, stable Central bank lending

rate, strengthening of the rupiah against the US dollar by 13%—augur

well for the future. The Country's bond rating of BB+ that has been

maintained since it was given by Fitch Ratings in January 2010 and

the rise of foreign direct investments by some 40% to US$14 billion

were other evidences of the international confidence.

Under such macro-economic development, Indofarma’s financial

performance also highly improved. Experienced decrease in the

preceding year, the Company's Operating Income rose by 23.0%—

and its Net Income even increased to almost six times—from Net

Sales that was 6.9% lower, in 2010. The Board of Commissioners

(BoC) appreciated the achievements attained through the

improvement of inter-sector coordination. The good achievement

showed that the Board of Directors (BoD) have completed their duties

diligently.

The BoC has conducted monitoring on the BoD's activities in managing

the Company throughout 2010. Regarding corporate governance, we

have ensured the signing of Integrity Pact, both by the BoC's and BoD's

new members, to prevent the conflict of interests from happening. The

implementation of GCG principles that is dynamic and continuously

improved is among others reflected on the increased GCG score, i.e. to

81.32 in 2010 from 77.11 in the preceding year.

The BoC would like to take this opportunity to express our gratitude

and highest appreciation to Drs. Dwidjo Susono and Mr. M. Munawaroh

for their valued contributions during their tenure as the commissioner

and director. May Allah bless you two.

The BoC would also like to convey our appreciation to the

Management for their successful efforts in improving the Company's

production system, making Indofarma one of the few Indonesian

pharmaceutical companies complying with c-GMP. Given the

Management’s high commitment in implementing the GCG principles,

we believe that the long-term investments have been made prudently.

In closing, the BoC would like to thank the BoD and employees at all

levels for their dedication and hard works. In closing, we would like

to convey our highest appreciation to our shareholders, customers,

suppliers and all business partners for their unfailing support and

cooperation, allowing the Company to conclude the year 2010 with

a positive note. May the Company sustain such good performance in

the years to come.

Jakarta, April 2011

prof. Dr. dr. H. Azrul Azwar, M.p.H.

Komisaris Utama I President Commissioner

14 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk

Beliau dipercaya menjadi Komisaris Utama Indofarma sejak 2004. Mendapatkan gelar Dokter dan ahli kesehatan masyarakat dari Universitas Indonesia, Jakarta, pada 1972 dan 1976, serta gelar Master of Public Health dari University of Hawaii, Honolulu, pada 1977, dan gelar Doktor dalam Ilmu Kedokteran (dengan predikat cum laude) dari Universitas Indonesia, Prof. Dr. dr. H. Azrul Azwar, MPH meniti karir sebagai dosen di almamaternya, Universitas Indonesia, Jakarta. Selain itu, beliau juga pernah menjadi Ketua Umum Pengurus Nasional Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI), Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Ketua Umum Pengurus Pusat Perkumpulan Dokter Keluarga Indonesia (PP PDKI), dan Ketua Umum Ikatan Lulusan Universitas Indonesia (ILUNI). Beliau pernah menjabat sebagai Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia dan Direktur Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat, Departemen Kesehatan. Saat ini, selain menjadi Komisaris Utama Indofarma, beliau adalah Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.

He has been the President Commissioner of Indofarma since 2004. Earned Doctor in Medicine (dokter) degree and a post-graduate degree in public health from University of Indonesia, Jakarta, in 1972 and 1976, Master of Public Health degree from University of Hawaii, Honolulu, in 1977, and a Doctorate degree in Medicine (graduated cum laude) from the University of Indonesia, Jakarta,Prof. Dr. dr. H. Azrul Azwar, MPH started his professional career as a lecturer in his alma mater, University of Indonesia. In addition, he had also been Chairman of National Board of Indonesian Family Planning Association (PKBI), Chairman of Indonesian Medical Doctor Association (PB IDI), Chairman of Indonesian Family Doctor Association (PB PDKI), and Chairman of the University of Indonesia Alumni Association (ILUNI). He had also been the Dean of Faculty of Nursing University of Indonesia and Director General of Public Health Development, Department of Health. At present, aside from being the President Commissioner of Indofarma, he is also the chairman of National Quarter of Scout Movement.

Beliau dipercaya menjadi Komisaris Indofarma sejak Agustus 2006. Meraih gelar Sarjana Ekonomi bidang Akuntansi dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, pada 1982, dan Magister Manajemen bidang Manajemen Keuangan dari STIE ABI, Surabaya, pada 2003, Drs. Mochammad Ichsani, M.M. meniti karir di bidang audit selama 26 tahun dan pernah menduduki jabatan Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Riau (2004–2005) dan Direktur Pengawasan Agrobisnis, Jasa Konstruksi dan Pedagangan BPKP (2005–2006) sebelum menduduki jabatan sebagai Inspektur Kementerian Negara BUMN (2006–sekarang). Beliau terpilih menjadi Komisaris Perseroan pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPST), 31 Agustus 2006, di Jakarta.

He has been the Commissioner of Indofarma since August 2006. Obtained a first degree in Accounting from Gadjah Mada University, Yogyakarta, in 1982, and Magister Manajemen specializing in Finance Management from STIE ABI, Surabaya, in 2003. Drs. Mochammad Ichsani, M.M. had been following career path as an auditor for 26 years and held a position of Head of BPKP Office Province of Riau (2004–2005) and Director of Agrobusiness, Construction Industry and Trade Monitoring at BPKP (2005–2006) before appointed as Inspector of the State Ministry of State-owned Enterprises Affairs (2006–present). He was elected as the Company's Commissioner at the Extraordinary General Shareholders Meeting (E-GSM) held in 31 August 2006, in Jakarta.

Laporan Dewan KomisarisThe Board of Commissioners' Report

Prof. Dr. dr. H. Azrul Azwar, M.P.H.Lahir di Kotacane, 6 Juni 1945Warga Negara Indonesia.

Komisaris Utama| President Commissioner

Drs. Mochamad Ichsani, M.M.Lahir di Banyuwangi, 5 Januari 1957Warga Negara Indonesia.

Komisaris| Commissioner

15Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk |

Beliau dipercaya menjadi Komisaris Indofarma sejak Mei 2010. Meraih gelar dokter dan master di bidang Kesehatan Masyarakat dari Universitas Indonesia, Jakarta, Dr. H.A. Chalik Masulili, M.Sc. meniti karir profesionalnya di Departemen Kesehatan. Beliau pernah menduduki jabatan Direktur Rumah Sakit Koja dan Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta. Sebelum menjadi Staf Ahli Menteri Kesehatan Bidang Pembiayaan dan Pemberdayaan Masyarakat, beliau pernah menjabat sebagai Kepala Pusat Promosi Kesehatan dan Kepala Pusat Jaminan dan Pembiayaan Kesehatan. Saat ini, selain menjadi Komisaris Perseroan, beliau juga Ketua Sekretariat Tim Pengelola Jamkesmas Pusat, Ketua Country Coordination Mechanism (CCM) Global Fund ATM (sejak 2000) dan, di organisasi profesional, menjadi Penasehat Asosiasi Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Arsada, sejak 2002) dan Asosiasi Dinas Kesehatan Seluruh Indonesia (Adinkes, sejak 2006).

He has been the Commissioner of Indofarma since May 2010. Obtained Doctor in Medicine (dokter) and a master degrees in Public Health from the University of Indonesia, Jakarta, Dr. H.A. Chalik Masulili, M.Sc. started his professional career in the Department of Health. He had been the Director of Koja Hospital and the Head of DKI Jakarta Provincial Health Office. Prior to be the Expert Staff of Minister of Health on Public Financing and Empowerment, he held the position of the Head of the Health Promotion Center and the Head of the Health Insurance and Financing Center. Presently, in addition to be the Company's Commissioner, he is also the Head of Jamkesmas Management Team Secretariat (Central Office), the Country Coordination Mechanism (CCM) Head of Global Fund ATM (since 2000) and, in the professional organization, the Advisor of the Indonesian Hospital Association (Arsada, since 2002) and the Indonesian Provincial Health Offices Association (Adinkes, since 2006).

Beliau dipercaya menjadi Komisaris Independen Indofarma sejak Mei 2010. Meraih gelar dokter (pada 1982) dan spesialis neurologi (pada 1994) dari Universitas Indonesia, Jakarta, Dr. Nizar Yamanie, Sp.S[K] meniti karir profesionalnya sebagai dosen di almamaternya. Beliau pernah menduduki jabatan Koordinator Administrasi dan Keuangan Departemen Neurologi (1999–2004) dan Kepala Departemen Neurologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia (2005–2009). Di organisasi profesi, beliau adalah Ketua Perhimpunan Penanggulangan Epilepsi Indonesia (PERPEI, 2002–sekarang) dan pernah menjadi Ketua I Perhimpunan Dokter Spesialis Syaraf Indonesia (PERDOSSI, 1999 –2003). Selain menjadi Komisaris Perseroan, beliau juga menjabat Sekretaris Tim Medis Kementerian Indonesia (2008–sekarang).

He has been the Independent Commissioner of Indofarma since May 2010. Obtained Doctor in Medicine (dokter, in 1982) and a specialist brevet in neurology (in 1994) from the University of Indonesia, Jakarta, Dr. Nizar Yamanie, Sp.S[K] started his professional career as a lecturer in his alma mater. He had been the Administration and Finance Coordinator of the Department of Neurology (1999–2004) and the Head of the Department of Neurology , Faculty of Medicine, University of Indonesia (2005–2009). In the profession organization circles, he is the Chairman of Epilepsy Foundation of Indonesia (PERPEI, 2002–present) and had been the Head I of the Neurologist Association of Indonesia (PERDOSSI, 1999 –2003). Aside from the Company's Commissioner, he also the Secretary of the Indonesian Ministry Medical Team (2008–present).

Dr. Nizar Yamanie, Sp.S[K]Lahir di Surabaya, 23 Desember 1951Warga Negara Indonesia.

Komisaris Independen| Independent Commissioner

Dr. H.A. Chalik Masulili, M.Sc.Lahir di Jakarta, 30 Januari 1951Warga Negara Indonesia.

Komisaris| Commissioner

16 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk

Laporan Direksi The Board of Directors' Report

P. SudibyoDirektur Utama | President Director

Peningkatan Laba Bersih yang diraih Indofarma pada 2010 terutama diperoleh melalui efisiensi proses bisnis yang memungkinkan Perseroan menghepat biaya modal kerja. Guna memastikan kinerja bisnis yang baik tersebut berkelanjutan, Manajemen harus terus meningkatkan manajemen rantai pasok sehingga dapat melakukan pemantauan seluruh proses bisnis Indofarma Group secara akurat.

The extraordinary increase of Net Income reached in 2010 was largely due to the improved business process efficiency that enabled Indofarma to highly reduce its working capital cost. To ensure the sustainability of the excellent business performance, the Management should continuously improve the Company's supply-chain management, allowing the monitoring of all Indofarma Gorup's business process.

17Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk |

para pemegang Saham yang Terhormat,

TAHUN 2010 menandai periode penting dalam sejarah Indofarma.

Pada tahun yang krusial ini, upaya penataan portofolio penjualan produk

yang dilakukan sejak tahun sebelumnya mulai memberikan hasil positif.

Minimalisasi proporsi produk yang memberikan margin laba tipis dalam

portofolio penjualan Perseroan memang menyebabkan perolehan

Penjualan Bersih 6,9% lebih rendah. Tetapi, peningkatan margin laba yang

terjadi menyebabkan Perseroan meraih Laba Bersih hampir enam kali lipat

tahun sebelumnya, yaitu menjadi Rp12,55 miliar dari Rp2,13 miliar.

Selanjutnya, mengingat sejak 2006 Laba Bersih Indofarma terus

mengalami penurunan meskipun terjadi peningkatan Penjualan

Bersih, tahun 2010 dapat dikatakan merupakan titik balik bagi

Perseroan. Koordinasi yang lebih erat antarbidang di dalam organisasi

Perseroan telah menyebabkan penurunan signifikan berbagai biaya,

terutama yang terkait modal kerja, sehingga meningkatkan margin

Perseroan laba yang, melalui penataan portofolio penjualan produk

berkelanjutan, dapat dipastikan akan terus membaik.

Upaya penataan portofolio penjualan produk yang dilakukan Indofarma

dikatakan terarah karena didasarkan pada data riil yang diperoleh

melalui pemantauan lekat manajemen rantai pasok yang merupakan

integrator dalam sebuah proses bisnis yang panjang dan saling

terkait. Dengan mengupayakan peningkatan proporsi kelompok produk

yang menjanjikan margin laba dan compound annual growth rate (CAGR)

tinggi dan meminimalkan kelompok produk yang margin laba maupun

CAGR-nya rendah, Perseroan dapat melakukan Penyelarasan Strategis—

restrukturisasi portofolio penjualan produk yang sistemik dan berkelanjutan.

Pada 2010, peningkatan proporsi produk Kelompok I (menjadi sekitar

10,8% dari 7,7%) dan penurunan proporsi produk Kelompok IX

(menjadi sekitar 25,8% dari 56,4% pada tahun sebelumnya) terbukti

mempertebal Margin Laba Usaha Perseroan dari 4,08% menjadi

5,39%. Produk yang tergabung dalam Kelompok I memberikan

margin laba maupun CAGR tertinggi, sementara produk-produk

Kelompok IX memberikan margin laba dan CAGR terendah.

Selain pencapaian bottom line yang lebih baik, Indofarma juga

membukukan pencapaian lain terkait empat butir prioritas yang

menjadi fokus upaya turnaround yang dilakukan Perseroan. Secara

singkat pencapaian masing-masing prioritas tersebut adalah:

• portofolio produk yang Dinamis. Pembentukan unit khusus yang

menangani manajemen rantai pasok yang ditempatkan langsung

di bawah manajemen puncak memungkinkan Indofarma untuk

terus meningkatkan dan menyesuaikan portofolio produknya

sesuai dinamika pasar. Didirikan dengan misi menjadi salah satu

pilar sistem pelayanan kesehatan nasional, Perseroan memang

tak dapat melepaskan tanggung jawabnya sebagai penyedia

obat-obat esensial. Tetapi, keberhasilan meningkatkan manajemen

rantai pasok membuat Perseroan mampu bertumbuh seraya tetap

menjalankan tanggung jawab sosialnya.

Dear Valued Shareholders,

YEAR 2010 marked the important period in Indofarma's history. In this

crucial year, efforts to restructure product sales portfolio made since

the previous year has begun to give positive results. Minimizing the

proportion of products that gave low profit margin in the Company's

product sales portfolio indeed resulted to a Net Sales that was 6.9%

lower. However, increased profit margin attained led the Company to

reach Net Income of almost six times of that of the preceding year, i.e.

to Rp12.55 billion from Rp2.13 billion.

Furthermore, given that since 2006 Indofarma's Net Income had

been declining despite the steady increase in Net Sales, year 2010

could be said a turning point for the Company. Closer inter-sector

coordination within the Company's organization has resulted to

significant decrease in various expenses, particularly those related to

working capital, thereby increasing the Company's profit margin that,

through the continuous restructuring of product sales portfolio, would

certainly continue to improve.

Indofarma’s endeavor in restructuring its products sales portfolio has

been quite well-plan for it is based on hard data obtained through close

monitoring of supply chain management which is the integrator in a long,

inter-related business processes. Through the endeavor to increase

the proportion of product groups that give both high profit margins and

compound annual growth rate (CAGR) and minimize the product group

with low profit margin and CAGR, the Company can make Strategic

Realignments—systemic, continuous restructuring of product sales

portfolio.

In 2010, the increased proportion of products belong to Group I (to

about 10.8% from 7.7%) and the reduced proportion of those belong

to Group IX (to about 25.8% from 56.4% in the previous year) proved

to fatten the Company's Operating Profit Margin to 5.39% from 4.08.

The Group I products give both the highest profit margins and CAGR,

while the Group IX products give the lowest profit margins and the

CAGR.

Aside from achieving a better bottom line, Indofarma also recorded

other achievements related to four points of priorities that were

the focus of turnaround efforts made by the Company. Briefly, the

Company’s achievements on the four priorities are as follows:

• Dynamic product portfolio. Establishment of a special unit

that works on supply chain management that is put directly

under the top management allowed Indofarma to continuously

improve and adjust its product portfolio, adapting with market

dynamics. Founded with the mission to become one of the pillars

of the national health care system, the Company cannot deny

its responsibility as the provider of essential drugs. However,

the Company’s successful efforts in improving its supply chain

management made the Company better able to grow while still fulfill

its social responsibility.

P. SudibyoDirektur Utama | President Director

18 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk

• peningkatan pemanfaatan Kapasitas produksi. Telah memenuhi

persyaratan c-GMP dengan diselesaikannya renovasi fasilitas

produksi utama, Perseroan memiliki kemampuan lebih untuk

meningkatkan pemanfaatan kapasitas produksi. Sistem produksi

yang lebih baik ini bukan hanya mengurangi kebutuhan Perseroan

untuk melakukan toll-out manufacturing dan menghemat biaya.

Lebih dari itu, melalui penerapan prinsip operational excellence

secara berkelanjutan, Perseroan akan dapat mengembangkan

departemen produksi menjadi profit center di masa depan.

• Memperkuat Basis pertumbuhan Jangka panjang. Upaya

peningkatan efisiensi secara terpadu, termasuk di bidang keuangan

dengan memanfaatkan hasil analisis dari kegiatan manajemen

rantai pasok untuk perencanaan produksi yang lebih baik sehingga

dapat menghemat biaya modal kerja, meningkatkan kinerja bisnis

Perseroan. Peningkatan kinerja yang berkelanjutan, pada gilirannya,

akan meningkatkan basis pertumbuhan jangka panjang. Pada

2010, penyelarasan strategis yang mulai memberikan hasil positif

terhadap kinerja Perseroan memungkinkan Manajemen untuk

memperkuat Aset Perseroan yang sejak 2007 terus tergerus.

Dengan neraca keuangan yang lebih solid, basis pertumbuhan

jangka panjang diharapkan akan lebih kuat.

• peningkatan Sumber Daya Manusia. Untuk meningkatkan

kualitas sumberdaya manusia (SDM), Perseroan memberikan

berbagai pendidikan dan latihan, termasuk melalui sistem training for

trainers yang mewajibkan peserta menularkan hasil pelatihan kepada

karyawan lain. Selain itu, Perseroan juga meneruskan kebijakan yang

telah diayun pada tahun sebelumnya: Memberikan beasiswa bagi

• Increased production Capacity Utilization. Has been

meeting c-GMP requirements with the completion of the main

production facility renovation, the Company is better able to

increase production capacity utilization. The improved production

system does not only reduce the Company’s needs for toll-out

manufacturing and cut costs. Moreover, through continuous

implementation operational excellence principles, the Company will

be able to develop its production department a into profit center in

the future.

• Strengthening the Base of Long-term Growth. Integrated

improvement efforts, including in the financial sector by using data

collected from the analysis on supply chain management activities

for better production planning to reduce the costs of working

capital, improve business performance. Continuous performance

improvement will in turn strengthen the base for long-term growth.

In 2010, strategic realignments that started giving positive results

on the Company’s performance enabled the Management to

strengthen the Company’s Assets that has since 2007 been

eroded. With the more solid balance sheet, the base for long-term

growth is expected to be stronger.

• Improving Human Resources. To improve the quality of human

resources (HR), the Company provides various education and

training, including through the training for trainers system that

requires the participants to spread the knowledge gained to

other employees. In addition, the Company also continues the

policy adopted in the previous year: Providing scholarships for

19Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk |

outstanding employees who managed to enroll post-graduate

program at a leading university and rotating would-be promoted

employees. The well-plan education and training programs are

expected to improve human resources, enabling the Company to

weather greater challenges without having to significantly increase

the number of employees.

Detailed reports on Indofarma’s performance throughout 2010 are

presented in the subsequent parts of this Annual Report. In general,

the Company's performance in 2010 was quite impressive. The

launching of nine items of new products, among them one was OND,

is expected to make the Company's product sales portfolio healthier,

providing it a strong foundation for long-term growth.

However, aside from some successes there are there are still

shortcomings or disappointments there due to some ventures that

have not produced results as desired. This should be a driving force

for Indofarma people to stay motivated and work hard. We believe

that the endeavor will in time give fruitful results.

The BoC would also like to thank the BoD and employees at all

levels for their dedication and hard works. In closing, we would like

to convey our highest appreciation to our shareholders, customers,

suppliers and all business partners for their unfailing support and

cooperation, allowing the Company to conclude the year 2010 with

a positive note. May the Company sustain such good performance in

the years to come.

karyawan berprestasi yang berhasil menembus program pendidikan

pascasarjana di universitas terkemuka dan merotasi karyawan

yang berpotensi dipromosikan. Program pendidikan dan pelatihan

yang terarah ini diharapkan dapat meningkatkan SDM sehingga

Perseroan mampu menghadapi tantangan yang semakin besar,

tanpa harus menambah jumlah karyawan secara signifikan.

Laporan rinci tentang kinerja Indofarma sepanjang 2010 disampaikan

pada bagian selanjutnya dari buku ini. Secara umum, kinerja Perseroan

pada 2010 cukup mengesankan. Peluncuran sembilan item produk

baru, satu di antaranya OND, diharapkan akan membuat portofolio

penjualan produk Perseroan lebih sehat, sehingga memberikan

landasan yang kuat untuk pertumbuhan jangka panjang.

Namun demikian, di samping beberapa keberhasilan masih terdapat

kekurangan atau kekecewaan karena adanya upaya yang belum

membuahkan hasil seperti yang diinginkan. Hal ini hendaknya menjadi

pendorong bagi seluruh insan Indofarma untuk tetap bersemangat

dan bekerja keras. Kita percaya bahwa semua usaha pada saatnya

akan membuahkan hasil yang manis.

Harus diakui, tanpa dedikasi dan kerja keras seluruh karyawan,

kinerja yang cukup baik tersebut belum tentu teraih. Untuk itu, Direksi

menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh

staf dan karyawan atas kontribusi mereka yang besar sepanjang

2010. Kami juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh mitra

usaha, pemasok, pemegang saham, Pemerintah, dan seluruh

stakeholders yang telah memberikan dukungan dan kepercayaan

kepada Indofarma. Jakarta, April 2011

p. Sudibyo

Direktur Utama

I President Director

Hal yang belum tercapai hendaknya menjadi pendorong bagi insan

Indofarma untuk tetap bersemangat dan bekerja keras.“

"Things that have not produce results as desired should be a driving

force for Indofarma people to stay motivated and work hard.

20 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk

D i r e k s iBoard of Directors

21Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk |

1 2P. SudibyoDirektur UtamaLahir di Yogyakarta, 5 Oktober 1950Warga Negara Indonesia

Beliau dipercaya menjadi Direktur Utama Indofarma sejak Desember 2007. Memulai pendidikan tingginya di Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada (1969–1972), beliau mendapatkan gelar sarjana di bidang Akuntansi dari Fakultas Ekonomi dari universitas di Yogyakarta itu, pada 1980. Setelah itu, beliau mengambil gelar Master in Accounting di State University of New York, pada 1987, dan memperdalam keahlian di bidang corporate finance dan computer-aided software engineering di Ohio State University (1990–1991). P. Sudibyo memulai karirnya sebagai dosen di almamaternya, Fakultas Ekonomi, Univesitas Gadjah Mada (1980–2006) dan pernah menjadi konsultan di beberapa BUMN dan di Direktorat Jenderal BUMN, Departemen Keuangan Republik Indonesia. Di organisasi profesional, beliau adalah Anggota Ikatan Akuntan Indonesia dan pernah menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Asean Federation of Accountants (1993–1995). Pertama kali bergabung sebagai Sekretaris Perusahaan (2000–2003), beliau ditunjuk menjadi Direktur Keuangan Perseroan (2003–2007) sebelum terpilih sebagai Direktur Utama.

He has been the President Director of Indofarma since December 2007. Started his tertiary education in the Faculty of Medicine, Gadjah Mada University (1969–1972), he obtained a first degree in Accounting from the Faculty of Economy, Gadjah Mada University, Yogyakarta, in 1980. He also earned a Master degree in Accounting from the State University of New York, in 1987, and had deepened his expertise in corporate finance and computer-aided software engineering at the Ohio State University (1990–1991). P. Sudibyo started his professional career as a lecturer in his alma mater, the Faculty of Economy, Gadjah Mada University (1980–2006) and had been a consultant in various State-Owned Enterprises (BUMN) and in the Directorate General of BUMN, Department of Finance Republic of Indonesia. In professional organization, he is an active member of Indonesian Accountant Association and had been the Secretary General of ASEAN Federation of Accountants (1993–1995). Firstly joined as the Corporate Secretary (2000–2003) he was appointed as the Company's Finance Director (2003–2007) before elected as President Director.

Djakfarudin JunusDirektur KeuanganLahir di Palembang, 7 Agustus 1964Warga Negara Indonesia

Beliau dipercaya menjadi Direktur Keuangan Indofarma sejak Juni 2009. Menyelesaikan pendidikan S2 di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, pada 1999, beliau pernah mengikuti beberapa Seminar dan Pelatihan di bidang Bisnis dan Manajemen Risiko di London, Amsterdam, Australia dan Singapura, serta memperoleh Sertifikasi Managemen Risiko di Hong Kong, pada 2005. Djakfarudin Junus memulai karirnya di Bank Exim pada 1990 sebagai staf di Bagian Kebijakan Kredit/Pembinaan Administrasi dan Informasi, Biro Kredit Jangka Pendek & Menengah. Setelah Bank Exim bergabung menjadi Bank Mandiri, beliau menduduki jabatan sebagai Department Head Credit Policy & Procedures (1999), VP Operational Risk Management – Portfolio & Operational Risk Management (Juli 2002), VP Risk Management – Corporate Risk Management (2003), Regional Risk Manager IV – Jakarta Thamrin (2004), Commercial Banking Center Manager Jakarta Thamrin I (2006–2008). Sejak 19 Desember 2003, beliau ditunjuk sebagai Komisaris Bank Syariah Mandiri sampai 2008. Beliau pernah mengajar di Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia dan Universitas Trisakti – International Islamic Banker Management Trainee Program di Bidang Perbankan Syariah sampai April 2009.

He has been the Finance Director of Indofarma since June 2009. Completed his master program in Gadjah Mada University, Yogyakarta, in 1999, he has been participated various Seminars and Training in Business and Risk Management in London, Amsterdam, Australia, and Singapore, and obtained Certification on Risk Management in Hong Kong, in 2005. Djakfarudin Junus started his career in Bank Exim in 1990 as a staff in the Credit Policy/Administration and Information Department, Short- & Medium-term Credit Bureau, in 1990. After the merging of Bank Exim into Bank Mandiri, he was holding a position of Department Head on Credit Policy & Procedures (1999), VP of Operational Risk Management – Portfolio & Operational Risk Management (July 2002), VP of Risk Management – Corporate Risk Management (2003), Regional Risk Manager IV – Jakarta Thamrin (2004), Commercial Banking Center Manager Jakarta Thamrin I (2006–2008). Since 19 December 2003, he had been the Commissioner of Bank Syariah Mandiri through 2008. He had also been a lecturer at the Indonesian Institute of Banking Development and Trisakti University – International Islamic Banker Management Trainee Program in Syariah Banking through April 2009.

22 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk

4Yuliarti R. MeratiDirektur ProduksiLahir di Jakarta, 29 Juli 1954Warga Negara Indonesia

Beliau dipercaya menjadi Direktur Indofarma yang membawahi Bidang Produksi sejak Juli 2003. Memperoleh gelar Sarjana Farmasi dan Apoteker diperolehnya dari Institut Teknologi Bandung, pada 1980 dan 1982, Yuliarti R. Merati memulai karirnya sebagai staf Manajer Pabrik Pil KB Bandung di PT Kimia Farma Tbk. (1983–1985). Karir beliau di PT Kimia Farma terus berlanjut menjadi Manajer Unit Formulasi Bandung (1997–2002) dan Kepala Divisi Produksi Bandung (2002–2003).

She has been Director of Indofarma in charge of Production Department since July 2003. Obtained a first and a professional (Apoteker) degrees in Pharmacy from Bandung Institute of Technology, in 1980 and 1982, Yuliarti R. Merati started her professional career as Staff of Plant Manager Pil KB Bandung at PT Kimia Farma Tbk. (1983–1985). Her career at Kimia Farma continuously advanced to Manager of Formulation Unit Bandung (1997–2002) and Head of Production Division Bandung (2002–2003).

Elfiano RizaldiDirektur PemasaranLahir di Batu Sangkar, 26 Februari 1964Warga Negara Indonesia.

Beliau dipercaya menjadi Direktur Pemasaran Indofarma sejak Mei 2010. Beliau memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Parahyangan, Bandung, pada 1986. Sebelum bergabung dengan Indofarma Group sebagai Direktur Keuangan dan SDM PT Indofarma Global Medica [IGM] pada 2003, Elfiano Rizaldi pernah bekerja di beberapa perusahaan terkait farmasi, termasuk PT Dexa Medica (1988–1990), PT Anugrah Argon Medica (1990–2000), PT Anugerah Pharmindo Lestari (2000–2002), dan PT Mahakam Beta Farma (2002–2003). Jabatan terakhirnya di IGM adalah Direktur Keuangan/SDM/Distribusi (2006–2008) dan Direktur Operasional (2008–2010).

He has been the Marketing Director of Indofarma since May 2010. He earned a first degree in economics from Parahyangan University, Bandung, in 1986. Before joining Indofarma Group as the Finance and HR Director of PT Indofarma Global Medika [IGM] in 2003, Elfiano Rizaldi had been with various pharmaceutical related companies, including PT Dexa Medica (1988–1990), PT Anugrah Argon Medica (1990–2000), PT Anugerah Pharmindo Lestari (2000–2002), and PT Mahakam Beta Farma (2002–2003). The most current position he held at IGM were the Finance/HR/Distribution Director (2006–2008) and the Operational Director (2008–2010).

3

23Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk |

Deden Edi SoetrisnaDirektur Umum dan SDMLahir di Jakarta, 28 Januari 1966Warga Negara Indonesia.

Beliau dipercaya menjadi Direktur Umum dan SDM Indofarma sejak 4 Juni 2009. Meraih gelar Sarjana Kedokteran Gigi dari Universitas Padjadjaran, Bandung, pada 1991, dan Magister Manajemen di bidang Pemasaran dari Universitas HAMKA, Jakarta, pada 2002, Deden Edi Soetrisna memulai karirnya di Indofarma. Beliau pernah menduduki jabatan Group Product Manager (1999–2003), Manajer Strategic Business Development (2003–2004), Manajer Pemasaran (2004–2006). dan terpilih menjadi Direktur Umum dan SDM Perseroan pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS, Agustus 2006). Sebelum menduduki posisi saat ini sebagai Direktur Umum dan SDM, beliau menjadi Direktur Keuangan dan SDM (2007−2009).

He has been Finance and HR Director of Indofarma since 4 June 2009. Earned a first degree in Dentistry from Padjadjaran University, Bandung, in 1991, and Magister Manajemen degree in Marketing from HAMKA University, Jakarta, in 2002, Deden Edi Soetrisna started his professional career at Indofarma. He had been Group Product Manager (1999–2003), Manager of Strategic Business Development (2003–2004), and Marketing Manager (2004–2006). He was elected as the Company's General Affairs and HR Director the General Shareholders' Meeting (GSM, 31 August 2006), in Jakarta. Before holding current position as the General Affairs and HR Director, he was the Finance and HR Director (2007– 2009).

5

1

235

4

24 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk

Tata Kelola PerusahaanCorporate Governance

TATAKELOLA Perusahaan yang Baik (GCG) telah menjadi

bagian integral dari falsafah Manajemen Indofarma dalam upaya

berkelanjutan meningkatkan kinerja bisnis dan akuntabilitas Perseroan

guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang

dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholders lainnya,

berlandaskan peraturan perundangan dan nilai-nilai etika. Penerapan

prinsip-prinsip GCG oleh Perseroan bersifat dinamis dan terus

ditingkatkan. Hal ini antara lain tercermin pada meningkatnya skor

GCG menjadi 81,32 pada 2010 dari 77,11 pada 2009.

Menjadi perusahaan terbuka sejak 2001, Indofarma saat ini telah

memiliki hampir seluruh perangkat normatif GCG. Secara ringkas,

struktur tatakelola Perseroan terdiri dari:

► Organ utama perusahaan:

•RapatUmumPemegangSaham

•DewanKomisaris

•Direksi

► Organ pendukung perusahaan:

•KomiteAudit

•SatuanPengawasanIntern

•AuditorEksternal

•KomiteGCG,RemunerasidanNominasi

•SekretarisPerusahaan

Rapat Umum Pemegang Saham

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) adalah organ Perseroan yang

memiliki wewenang tertinggi yang tidak diberikan baik kepada Dewan

Komisaris maupun Komisaris. Keputusan RUPS menentukan strategi

Perseroan dan bertujuan untuk meningkatkan nilai bagi pemegang saham.

RUPS Perseroan diselenggarakan sedikitnya sekali dalam setahun,

di lokasi yang mudah dijangkau oleh pemegang saham. Untuk

2010, Perseroan mengadakan RUPS pada 27 Mei yang antara lain

membuahkan beberapa keputusan berikut:

•PenetapanpenggunaanLabaBersih

•PenetapangajidantunjanganbagiDewanKomisarisdanDireksi

untuk tahun buku 2010 adalah sama dengan tahun buku 2009

•PenunjukkanKantorAkuntanPublikHusni,Mucharamdan

Rasidi sebagai auditor eksternal untuk tahun buku 2010

•PenggantianDirekturPemasaranPerseroan.

• PenghentianDrs.M.DwidjoSusono,Apt.,S.E.dan

pengangkatan Dr. H.A. Cholik Masulili, M.Sc. sebagai komisaris

dan Drs. Nisar Yamanie, Sp.S[K] sebagai komisaris independen.

GOOD CORPORATE governance (GCG) has been an integral part of

Indofarma's Management's philosophy in its endeavor to continuously

improve the Company's business performance and accountability in

order to create long-term shareholder value while taking the interests

of other stakeholders into account, abiding the law and regulations

as well as ethical values. The implementation of GCG principles by

the Company is dynamic and continuously improved. This is partly

reflected on the increase of GCG score to 81.32 in 2010 from 77.11

in 2009.

Has been a public company since 2001, Indofarma currently has had

nearly all the normative GCG instruments. In essence, the Company's

governance structure consists of:

► The main corporate bodies:

•GeneralShareholders’Meeting

•TheBoardofCommissioners

•TheBoardofDirectors

► The corporate supporting bodies:

•AuditCommittee

•InternalAuditUnit

•ExternalAuditor

•GCG,NominationandRemunerationCommittee

•CorporateSecretary

General Shareholders' Meeting

General Shareholders' Meeting (GSM) is the Company's body bestowed

with the highest authority which is not granted to both the Board of

Commissioners (BoC) and the Board of Directors (BoD). GMS decisions

determine strategies and are aimed to increase shareholders’ value.

The Company's GSM is conducted at least once a year, in a location

easily accessible to the shareholders. In 2010, the Company held the

GSM in 27 May which among others made the following decisions:

•DeterminedNetIncomeallocation

•DeterminedtheBoardofCommissioners'andtheBoardof

Directors' salaries and other benefits for 2010 financial year is the

same with those for the 2009 financial year

•AppointedPublicAccountantOfficeofHusniMuharamdan

Rasyidi as the external auditor for 2010 financial year

•ReplacedtheCompany'sMarketingDirector

• DismissedDrs.M.DwidjoSusono,Apt.,S.E.andappointed

Dr. H.A. Cholik Masulili, M.Sc. as the new commissioner and

Dr. Nizar Yamanie, Sp.S[K] as the new independent commissioner

25Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk |

Dewan Komisaris

Dewan Komisaris Indofarma bertugas memantau kinerja Direksi

dan memberikan arahan jika dipandang perlu, serta memastikan

diterapkannya prinsip-prinisip GCG Perseroan. Seluruh anggota

Dewan Komisaris Perseroan telah menandatangani Pakta Integritas

untuk mengantisipasi adanya konflik kepentingan.

Komunikasi formal antara Dewan Komisaris dan Direksi dilakukan melalui

rapat rutin yang diadakan setiap bulan guna membahas kinerja Direksi

pada bulan sebelumnya dan rencana Direksi untuk bulan mendatang.

Direksi

Direksi Indofarma bertanggung jawab atas kinerja Perseroan secara

keseluruhan dan atas kesesuaian pengelolaan dengan seluruh

kebijakan internal dan peraturan eksternal yang berlaku. Seluruh

anggota Direksi Perseroan telah menandatangani Pakta Integritas

untuk mengantisipasi adanya konflik kepentingan

Pada 2010, Direksi menyelenggarakan rapat Direksi dan secara

berkala memberikan laporan kepada Dewan Komisaris.

The Board of Commissioners

Indofarma's Board of Commissioners (BoC)'s duty is to monitor

the Board of Directors (BOD)’s performance and provide necessary

guidance as well as to ensure the implementation of GCG principles.

All the Company's BoC and BoD members have signed the Integrity

Pact to prevent the conflict of interests from happening.

Formal communication between the BOC and the BOD is performed

through regular, monthly meetings to review the BOD’s performance

for the previous month and the BOD’s plan for the coming month.

The Board of Directors

Indofarma's Board of Directors (BoD) is responsible for the

Company's whole performance and upon management compliance

with all internal policies and external regulations that apply. All

members of the Company's BoD have signed the Integrity Pact to

prevent the conflict of interests from happening.

In 2010, the BoD conducted regular meetings and submitted reports

to the BoC.

Remunerasi Direksi dan Dewan KomisarisRemuneration of the BoD and the BoC

Komponen RemunerasiComponents

Gaji dasar I Basic SalaryTunjangan I allowances•PerumahanI Housing•KendaraanI Cars•LainnyaI otherTotal Tunjangan I Total allowances

Take Home Pay [per bulan I per month]

rp17.240.000

0rp 3.448.000rp 862.000rp 4.310.000

rp21.550.000

Komisaris UtamaPresident Commissioner

rp15.516.000

0rp 3.104.000rp 776.000rp 3.880.000

rp19.496.000

KomisarisCommissioner

rp43.100.000

rp12.930.00000

rp12.930.000

rp56.030.000

Direktur UtamaPresident Director

rp38.790.000

rp11.637.00000

rp11.637.000

rp50.427.000

DirekturDirector

Kehadiran dalam Rapat Formal Komisaris dan Direksi pada 2010Attendance at Formal BoC and BoD Meetings 2010

Peserta RapatMeeting Attendant

Dewan Komisaris l Board of Commissioners Prof. dr. dr. H. azrul azwar, m.P.H. drs. m. dwidjo Susono, apt., S.E.* drs. mochamad Ichsani, m.m. dr. H.a. Chalik masulili, m.Sc.** dr. nizar Yamanie, Sp.S[K]**

Direksi l Board of Directors P. Sudibyo djakfarudin Junus Yuliarti r. merati deden Edi Soetrisna muhammad munawaroh* Elfiano rizaldi**

DireksiBoard of Directors

25242323 814

Dewan KomisarisBoard of Commissioners

6‒666

Dewan Komisaris dan DireksiBoard of Commissioners and Directors

19 918 910

18191919 9 8

Keterangan: * Menjabat sampai Mei 2010

** Menjabat mulai Mei 2010

26 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk

Komite Audit

Komite Audit Indofarma dibentuk dengan tujuan membantu

dan memfasilitasi Dewan Komisaris dalam menjalankan fungsi

pengawasan serta memastikan keefektifan sistem pengendalian

internal Perseroan, termasuk keefektifan pelaksanaan tugas Auditor

Eksternal dan Satuan Pengawasan Intern (SPI).

Sesuai ketentuan Bursa Efek Indonesia, Komite Audit bertugas

dan bertanggung jawab memberikan pendapat profesional yang

independen kepada Dewan Komisaris mengenai laporan dan/atau

hal-hal yang disampaikan Direksi, mengidentifikasi hal-hal yang

memerlukan perhatian Komisaris, dan melaksanakan tugas-tugas lain

yang diberikan Komisaris. Komite Audit mengadakan rapat sekurang-

kurangnya satu kali sebulan yang dihadiri seluruh anggotanya.

Komite GCG, Remunerasi dan Nominasi

Tugas dan fungsi Komite GCG, Remunerasi dan Nominasi adalah

membantu Komisaris dalam menjalankan tugasnya memantau

penerapan prinsip-prinsip GCG, menetapkan remunerasi untuk

manajemen dan pejabat tingkat manajer, dan menominasikan orang

yang tepat untuk mengisi jabatan yang tepat di jajaran manajemen

perusahaan. Pada 2010, Komite ini dijadikan komite ad hoc, hanya

dibentuk manakala diperlukan.

Audit Committee

Indofarma's Audit Committee has been established to support and

facilitate the Board of Commissioners in performing its supervisory

function as well as to ensure the effectiveness of the Company's

internal audit system, including the effectiveness of audits both by

External Auditor and Internal Auditor Unit (IAU).

Pursuant to the Indonesia Stock Exchange, the Audit Committee's

duties and responsibilities are to provide independent, professional

opinion to the BoC on the report and/or other matters submitted

by the BoD, identify issues that require attention of the BoC, and

carry out other tasks given by the BoC. The Audit Committee holds

regular meetings at least once a month which are attended by all

members.

GCG, Remuneration and Nomination Committee

The GCG, Remuneration and Nomination Committee's duties and

functions are to assist the BoC in carrying out its duties to monitor

the implementation of GCG principles, set remuneration for the

management and personnel of manager levels, and nominate the right

person to fill the right position in the ranks of corporate management.

In 2010, the Committee was made into an ad hoc committee, the one

that is established temporarily when needed.

Komite Audit Indofarma I Indofarma’s Audit CommitteeNama I Name

Prof. dr. dr. H. azrul azwar, m.P.H.drs. mochamad Ichsani, m.m.Tarcicious Sawardi, ak., m.m.Purwadi, ak., m.m.drs. Warga murad

Posisi I Position

Independent Commissioner / Chairman and member of the audit Committee Commissioner / Vice Chairman and member of the audit Committee

member of the audit Committeemember of the audit Committee

Secretary of the audit Committee

Tarcicious Sawardi Ak., M.M.Anggota Komite Audit

Lahir di Salatiga, 14 Desember 1951Warga Negara Indonesia.

Beliau dipercaya menjadi anggota Komite audit Indofarma sejak 1 Juli 2010. memperoleh gelar Sarjana akuntansi dari Sekolah Tinggi akuntan negara, Jakarta, pada 1985 dan gelar magister managemen dari IPWI pada 2000, beliau memulai karier profesionalnya sebagai Pengolah data Elektronik di departemen Keuangan pada 1975, sementara karier sebagai auditor dimulai di Kantor Wilayah direktorat Jenderal Pengawasan Keuangan nagara, departemen Keuangan, pada 1978. Beliau pernah mengikuti beberapa pelatihan dan seminar yang terkait dengan karier profesionalnya dan sampai saat ini masih bergabung dengan sebuah Kantor akuntan Publik. Jabatan terakhir beliau sebelum pensiun adalah Kasubdit Pengawasan fiskal pada deputi Pengawasan Bidang Perekonomian BPKP.

Tarcicious Sawardi Ak., M.M.Member of the Audit CommitteeBorn in Salatiga, 14 December 1951Indonesian Citizen.

He has been the member of Indofarma's audit Committee since 1 July 2010. obtained a first degree in accounting from Indonesian State College of accountancy, Jakarta, in 1985 and a magister managemen degree from IPWI in 2000, he started his professional career as Electronic data

Processing officer in the department of finance in 1975, while his career as an auditor was started at the directorate General of State financial Supervisory ‒ regional office, the department of finance, in 1978. He has been participated in various training and seminars in the field related to his professional career and currently is active in a Public accountant firm. Before retired, he held the position of Sub-directorate Head of fiscal Supervisory with the deputy of Economic Supervisory, the financial and development Supervisory Board (BPKP).

27Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk |

Purwadi, Ak., M.M.Anggota Komite Audit

Lahir di Pati, 14 Mei 1964Warga Negara Indonesia.

Beliau dipercaya menjadi anggota Komite audit Indofarma sejak 1 maret 2008. memperoleh gelar Sarjana muda dan Sarjana akuntansi dari Sekolah Tinggi akuntansi negara, Jakarta, pada 1987 dan 1994, dan gelar magister manajemen dari STIE – aBI, Surabaya, pada 2003, Purwadi, ak., m.m. memulai karir profesionalnya sebagai ajun akuntan pada direktorat Pengawasan Pertamina, pada 1987, dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP, sampai 2007). Saat ini beliau menjadi auditor ahli muda pada Kementerian negara BUmn.

Drs. Warga MuradSekretaris Komite Audit

Lahir di Bukitinggi, 1 Juli 1947Warga Negara Indonesia.

Beliau dipercaya menjadi Sekretaris Komite audit Indofarma sejak September 2006. memperoleh gelar Sarjana muda dan Sarjana dari Institut Ilmu Keuangan pada 1971 dan 1977, drs. Warga murad memulai karirnya sebagai Inspektur muda di direktorat Jenderal Pengawasan Keuangan negara, departemen Keuangan, pada 1972. Pada 1984 beliau ditugaskan di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) sampai memangku jabatan Kepala Bidang Pengelolaan data dan Informasi (Juni 2001–Juli 2003) dan nara Sumber Pusinfo (agustus 2001–Juli 2005).

Purwadi, Ak., M.M.Member of the Audit CommitteeBorn in Pati, 14 May 1964Indonesian Citizen.

He has been a member of audit Committee of Indofarma since 1 march 2008. obtained a Bachelor and Sarjana degrees in accounting from Indonesian State College of accountancy, Jakarta, in 1987 and 1994, and master managemen degree from STIE – aBI, Surabaya, in

2003, Purwadi, ak., m.m. started his professional career as adjunct accountant at Pertamina, in 1987, and the financial and development Supervisory Board (BPKP, through 2007). Currently, he is a Senior accountant at the State ministry of Government-owned Enterprises.

Drs. Warga MuradSecretary of the Audit CommitteeBorn in Bukitinggi, 1 July 1947Indonesian Citizen.

He has been the Secretary of audit Committee of Indofarma since September 2006. Earned a Bachelor and Sarjana degrees from the Institute of finance in 1971 and 1977, drs. Warga murad started his professional career as a Junior Inspector at the directorate General of State

financial Supervisory, department of finance, in 1972. In 1984 he was transferred to the financial and development Supervisory Board (BPKP) and among others held positions of the Head of data and Information management division (June 2001–July 2003) and resource Person of Pusinfo (august 2001–July 2005).

Satuan Pengawasan Intern

Satuan Pengawasan Intern (SPI) memiliki peran penting sebagai mitra

strategis manajemen. SPI membantu manajemen mewujudkan sistem

pengendalian internal perusahaan yang andal dan memadai melalui

audit terhadap aktivitas operasional pada setiap tingkatan manajemen

serta sebagai narasumber dalam mengkaji standard operating

procedures dan memastikan semua aktivitas operasional perusahaan

memenuhi peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Peran

tersebut dilakukan dengan memperhatikan prinsip transparansi,

akuntabilitas, independensi, dan obyektivitas agar selaras dengan

tujuan dan kebijakan perusahaan yang telah ditetapkan.

Sepanjang 2010, SPI Indofarma telah melaksanakan kegiatan audit

terhadap sembilan unit kerja di lingkungan Perseroan. SPI juga telah

melakukan pemantauan terhadap tindak lanjut atas temuan hasil audit

SPI maupun auditor eksternal guna perbaikan aktivitas operasional

Perseroan sesuai dengan rekomendasi yang telah diberikan oleh

auditor. Selain itu, SPI juga telah melaksanakan pendidikan profesi

berkelanjutan bagi semua staf SPI.

Internal Audit Unit

Internal Audit Unit (IAU) bears a very important role as the

management strategic partner. The IAU supports the management

in establishing a corporate internal audit system that is reliable

and adequate through audits on operational activities of the

management at al levels, and also as a resource in reviewing the

standard operating procedures and ensuring that all the company's

operational activities complies with the law and regulations. The role

is performed by taking the principles of transparency, accountability,

independence, and objectivity into account, ensuring it to be in line

with the specified corporate policies and objectives.

Throughout 2010, Indofarma's IAU has been completed its audits on

nine sectors within the Company. The IAU also conducted monitoring

on the follow-ups of both the IAU's and external auditor’s audit

findings in order to improve the Company’s operational activities

in accordance with the recommendations given by the auditors.

In addition, the IAU has also carried out continuous professional

education for all its staffs.

28 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk

Seluruh hasil kegiatan SPI telah dilaporkan secara tertulis kepada

Direktur Utama serta ditembuskan kepada Komite Audit Perseroan.

Auditor Eksternal

Guna keperluan audit tahun buku 2010, Indofarma telah menunjuk

secara langsung Kantor Akuntan Publik Husni, Mucharam dan Rasidi

menjadi auditor eksternal. Penunjukan ini merupakan tahun ke-2 secara

berturut-turut bagi Kantor Akuntan Publik Husni, Mucharam dan Rasidi.

Hasil audit tahun buku 2010 menyatakan bahwa laporan keuangan

konsolidasian Indofarma telah disajikan secara wajar berdasarkan

prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

Sekretaris Perusahaan

Indofarma telah mengangkat seorang Sekretaris Perusahaan. Fungsi

Sekretaris Perusahaan pada hakekatnya menjadi penghubung

Perseroan dengan para pemegang saham, lembaga otoritas pasar

modal dan keuangan, serta pihak-pihak lain yang berkepentingan.

Tim Sekretaris Perusahaan juga bertanggung jawab untuk

menyampaikan informasi yang bersifat material kepada stakeholders

secara tepat waktu, akurat, bertanggung jawab, serta menjunjung

asas keterbukaan.

The IAU reports are periodically submitted to the President Director

and a copy is sent to the Audit Committee.

External Auditor

To audit the Company's book for the fiscal year 2010, Indofarma has

directly appointed Public Accountant Office of Husni, Mucharam and

Rasidi as the extermal auditor. The appointment has been the second in

a row for the Public Accountant Office of Husni, Mucharam and Rasidi.

The audit results for the 2010 financial year stated that Indofarma’s

consolidated financial report was presented fairly, in accordance with

the generally accepted accounting principles accepted in Indonesia..

Corporate Secretary

Indofarma has appointed a Corporate Secretary. The Corporate

Secretary function is in essence to facilitate the Company's

communication with its shareholders, capital market authority and

financial regulators, and other stakeholders. Corporate Secretary

is also responsible to disseminate all important information to

the Company’s stakeholders timely, accurately, responsibly, and

transparently.

Dadang Mulyana, Ak., M.Si., CFEManajer Satuan Pengawasan Intern| Internal Audit Unit Manager

29Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk |

Isakayoga C.H.Corporate SecretaryBorn in Magelang, 14 May 1952Indonesian Citizen.

He has been the Corporate Secretary of Indofarma since early 2008. He earned a first degree in management from Gadjah mada University, Yogyakarta, in 1979. In addition he laso completed various trainings, including Pacific rim Bankers Program at the University of Washington,

Seattle, in 1991. He established his professional career in capital market sector, holding a string of positions that include managing director of PT Bapindo Bumi Sekuritas (1992-1994), President director of PT mashill Jaya Sekuritas (1994-1995), President director of PT Bursa Efek Surabaya (1995-1997), and President director of PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (1997-1998). afterwards, he joined HLB Consultant (1999), then become Corporate Secretary of PT Bank mega Tbk. (2000-2001), Independent Commissioner of PT Siwani Trimitra Tbk. (2001-2006) and Executive director of Indonesian Emittents association (2007-presently).

Isakayoga C.H.Sekretaris Perusahaan

Lahir di Magelang, 14 Mei 1952Warga Negara Indonesia.

Beliau dipercaya menjadi Sekretaris Perusahaan Indofarma sejak awal 2008. Gelar Sarjana Ekonomi di bidang manajemen diperolehnya dari Universitas Gadjah mada, Yogyakarta, pada 1979. Selain itu, beliau juga menyelesaikan berbagai pelatihan, termasuk Pacific rim Bankers Program di University of Washington, Seattle, pada 1991. Beliau memantapkan karir di bidang pasar modal hingga menduduki jabatan direktur Pengelola PT Bapindo Bumi Sekuritas (1992-1994), direktur Utama PT mashill Jaya Sekuritas (1994-1995), direktur Utama PT Bursa Efek Surabaya (1995-1997), dan direktur Utama PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (1997-1998). Setelah itu, beliau bergabung dengan HLB Consultant (1999) serta menjadi Sekretaris Perusahaan PT Bank mega Tbk. (2000-2001), Komisaris Independen PT Siwani Trimitra Tbk. (2001-2006) dan direktur Eksekutif asosiasi Emiten Indonesia (2007-sekarang).

Access to Information

As a public company, Indofarma provides access on information for

shareholders, investors and other stakeholders. Disclosures of the

most current, complete information that are fast, timely, and easy to

access can be expected to boost the Company’s image.

For this purpose, Indofarma makes available a Corporate Website—

www.indofarma.co.id—for disseminating information that is

periodically updated. In addition, the Company also conducts regular

meetings with mass media, investors, and other stakeholders.

Akses Informasi

Sebagai perusahaan terbuka, Indofarma menyediakan akses informasi,

baik bagi pemegang saham, investor maupun stakeholders lainnya.

Penyampaian informasi terkini yang lengkap, cepat, tepat waktu, dan

mudah sekaligus diharapkan meningkatkan citra Perseroan.

Untuk itu, Indofarma menyediakan situs Web—www.indofarma.co.id

—yang menyampaikan informasi yang terus diperbaharui secara

berkala. Selain itu, Perseroan juga menyelenggarakan pertemuan

berkala dengan kalangan media massa, investor, dan pihak-pihak lain

yang berkepentingan.

30 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk

Manajemen RisikoRisk Management

KEBIJAKAN Manajemen Risiko adalah pedoman yang terstruktur

dan sistematis dalam mengidentifikasi, mengukur, memetakan dan

mengembangkan alternatif penanganan risiko, serta dalam memantau dan

mengendalikan penerapan penanganan risiko. Tujuan Manajemen Risiko

adalah untuk meningkatkan jaminan pencapaian target perusahaan.

Sebagai perusahaan farmasi dengan produk utama obat generik

berlogo (OGB), Indofarma beroperasi pada bisnis yang berisiko cukup

tinggi. Secara ringkas, risiko yang dihadapi Perseroan dan langkah-

langkah mitigasinya adalah sebagai berikut:

Risiko External

• Risiko Perekonomian

Kinerja bisnis Indofarma, terutama di pasar reguler, secara

langsung dipengaruhi oleh daya beli masyarakat. Dengan demikian,

penurunan PDB dan inflasi memberikan dampak negatif terhadap

kinerja pasar non-Institusi (Pemerintah) ini. Sementara itu, di sektor

pasar institusi, kinerja Indofarma dipengaruhi oleh besaran belanja

Pemerintah di bidang kesehatan.

Guna memitigasi risiko ini, Indofarma terus melakukan upaya untuk

meningkatkan penjualan ke pasar reguler yang menjanjikan permintaan

yang lebih berkelanjutan dengan pertumbuhan yang lebih stabil.

Pada 2010, dengan meredanya krisis ekonomi global, perekonomian

Indonesia mulai pulih sehingga risiko ekonomi makro ini menurun

dibanding tahun sebelumnya.

• Risiko Fluktuasi Harga Bahan Baku

Sampai saat ini, ketergantungan industri farmasi Indonesia pada

bahan baku impor masih sangat besar. Karena itu, harga dan

ketersediaan bahan baku impor masih menjadi faktor yang sangat

mempengaruhi kelangsungan industri farmasi di Tanah Air.

Indofarma mengurangi risiko ini dengan mencari pemasok yang

memungkinkan Perseroan mendapat deals yang lebih baik.

Langkah antisipatif lainnya adalah mengupayakan kontrak jangka

panjang pembelian bahan baku tertentu yang harganya sangat

fluktuatif, termasuk Amoxicillin.

Pada 2010, menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS

membuat harga bahan baku (dan juga bahan kemasan) yang harus

diimpor cenderung stabil atau bahkan turun dalam rupiah.

RISK MANAGEMENT policy is a structured, and systematic guidance

in identifying, measuring, mapping, and developing alternative risk

mitigation, as well as in monitoring and controlling the implementation

of risk management. The purpose of Risk Management is to ensure

that the company is better able to attain its target.

As a pharmaceutical company with generic drugs (OGB) as its main

product, Indofarma is in a quite high risk business. In short, the risks

and the Company's faced and measures to mitigate them are as

follows:

External Risk

• Economic Risk

Indofarma’s business performance, particularly in regular market,

is directly dependent on consumers’ purchasing power. Decline

on GDP and high inflation rate are therefore negatively affected the

Company’s performance in this non-institution market. Meanwhile,

in the institution (Government) market, the Company’s performance

is dependent upon the Government expenditure on medicals.

To mitigate the risk, Indofarma makes continuous efforts to increase

sales in regular market that offers both more continuous demands

and more stable growth. In 2010, with the easing of global

economic crisis, Indonesia's economy began to recover,

diminishing the macroeconomic risk compared to the preceding

year.

• Raw Material Price Fluctuation Risk

Until now, Indonesian pharmaceutical industry is still highly

dependence on imported raw materials. Therefore, the price and

availability of imported raw materials is a crucial factor greatly

affects the business continuity of the pharmaceutical industry in the

Country.

Indofarma mitigates the risk by finding suppliers that allow the

Company to get better deals. Other anticipatory measure is to

strive for long-term contract purchases of certain raw materials

which prices are very volatile, including Amoxicillin.

In 2010, the strengthened of the rupiah against the US dollar made

the prices of raw materials (and also packaging materials) tend to

stabilize or decline in rupiah.

31Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk |

• Risiko Regulasi

Terkait dengan regulasi di bidang farmasi yang cukup dinamis,

seperti keharusan menerapkan current-Good Manufacturing

Practice (c-GMP) dan Good Distribution Practice (GDP), industri

farmasi dituntut untuk memenuhi standar mutu yang semakin ketat.

Penarikan produk, bahkan pencabutan izin produksi atau izin edar,

menjadi ancaman.

Terhadap kondisi yang demikian, Indofarma berupaya mengubah

tantangan ini menjadi peluang. Karena itu, Perseroan secara

bertahap memenuhi persyaratan c-GMP dan GDP tersebut,

termasuk meningkatkan fasilitas produksinya sehingga memenuhi

persyaratan regulasi terkini. Dengan demikian, Perseroan

dapat menerapkan prinsip operational excellence secara

berkesinambungan, membuka peluang untuk menjadikan bagian

produksi sebagai profit center melalui toll-in manufacturing.

• Risiko Harga Obat Generik

Harga Obat Generik Berlogo (OGB) di Indonesia dikendalikan oleh

Pemerintah dengan cara menetapkan Harga Neto Apotik (HNA,

harga di tingkat apotik) yang berlaku untuk seluruh produsen

OGB. Untuk memitigasi risiko ini, Indofarma terus berupaya

menyeimbangkan portofolio penjualan produknya dengan, antara

lain, meluncurkan sejumlah produk Obat dengan Nama Dagang

(OND), termasuk obat-obat non-resep dokter (OTC).

Pada 2010, Perseroan meluncurkan sembilan item obat baru,

satu di antaranya adalah produk OND. Selain itu, Perseroan juga

mempersiapkan 21 item obat baru, 16 di antaranya adalah produk

OND, yang akan diluncurkan secara bertahap pada 2011.

• Risiko Persaingan Usaha

Di Indonesia, tak ada pembatasan Pemerintah bagi sebuah

perusahaan farmasi untuk memproduksi jenis obat tertentu.

Dengan demikian, tak terbentuk segmentasi—banyak produsen

farmasi yang menawarkan produk sejenis ke target pasar yang

sama. Keadaan ini menyebabkan persaingan usaha lebih banyak

mengarah ke segi harga sehingga mempengaruhi secara langsung

kinerja industri.

Agar margin laba Perseroan tak tergerus, pada 2010 Indofarma

menyesuaikan portofolio penjualan produknya—terutama untuk

produk eksternal yang didistribusikan Anak Perusahaan—sehingga

secara agregat memberikan margin laba yang lebih memadai.

• Regulation Risk

Given the quite dynamic regulation in the pharmaceutical sector,

such as the requirement to implement current Good Manufacturing

Practice (c-GMP) and Good Distribution Practice (GDP),

pharmaceutical industries required to meet increasingly stringent

quality standards. Product recalls, even production or marketing

license revocations, become serious threats.

Against such conditions, Indofarma makes serious efforts to

change the challenge into an opportunity. Therefore, the Company

gradually meets the requirements of the c-GMP and GDP,

including improving its production facilities to satisfy the most

current regulatory requirements. Accordingly, the Company can

continuously implement operational excellence principles, opening

the window of opportunity to make the production as a profit center

through a toll-in manufacturing.

• Generic Drug Price Risk

Price of Generic Drug Product (OGB) in Indonesia is controlled by

the Government by fixing the net price in the pharmacies’ level

(Harga Neto Apotik, HNA) and imposing the price to all OGB

producers. To mitigate the risk, Indofarma continuously strives to

make its product sales portfolio more balanced by, among others,

launching new products with owned-brand, including those that

can be sold without prescription (OTC).

In 2010, the Company launched nine items of new products,

among them one was OND. In addition, the Company also made

ready 21 items of new products, among them 16 were OND, that

will be launched gradually in 2011.

• Business Competition Risk

Pharmaceutical industry in Indonesia is in very open competition,

the Government does not require any pharmaceutical company to

produce only a certain kind of drugs. Therefore, there is no clear

segmentation within the industry—many pharmaceutical companies

offer the same or similar products. This leads pharmaceutical

companies in the Country to compete mostly on price, directly

affecting the Company’s business performance.

To prevent the Company's profit margin from eroding, in 2010

Indofarma restructured its product sales portfolio—particularly

external products distributed by its Subsidiary—thus providing

better, adequate profit margin.

32 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk

Risiko Internal

• Risiko Likuiditas

Besarnya proporsi penjualan kepada Pemerintah yang biasanya

terjadi menjelang akhir tahun, sementara proses produksi harus

dilakukan sejak awal, menyebabkan terjadinya risiko temporer

kekurangan likuiditas.

Guna mengatasi masalah ini, pada 2010 Indofarma berupaya

mempertahankan komitmen pinjaman modal kerja kepada Bank

Mandiri. Pada 2009, Perseroan telah menandatangani komitmen

pinjaman modal kerja tersebut dengan menjaminkan lebih dari 50%

aset. Di masa yang akan datang, Perseroan masih harus mendanai

kebutuhan modal kerjanya dengan fasilitas bank.

Dengan pengelolaan rantai pasok yang lebih baik, Perseroan

berhasil meningkatkan efisiensi mengelola modal kerja sehingga

menekan biaya bunga.

• Risiko Kredit

Risiko gagal bayar (bad debt) oleh pelanggan akan sangat

mempengaruhi arus kas Perseroan. Untuk memitigasi risiko ini

dilakukan pengaturan term of payment yang sangat ketat serta

upaya penagihan yang intensif kepada pelanggan.

• Risiko Dampak Lingkungan

Pencemaran lingkungan dapat mendatangkan tuntutan hukum.

Untuk meminimalisasi risiko ini, sejak 2008 Perseroan telah mulai

mengoperasikan sistem pengolahan limbah yang telah ditingkatkan.

• Risiko Kegagalan Produksi

Risiko ini dapat terjadi pada saat proses produksi, disebabkan oleh

penyimpangan dari spesifikasi produk yang seharusnya. Untuk

meminimalkan risiko ini, Indofarma melakukan pemantauan ketat

terhadap seluruh proses produksinya melalui sistem yang didukung

oleh prosedur-prosedur yang telah divalidasi.

• Risiko Produk yang Rusak

Risiko ini dapat terjadi ketika produk Perseroan dikirim, disimpan,

atau diperdagangkan oleh para pengecer dengan cara yang kurang

memadai. Untuk meminimalkan risiko ini, sejak 2007 Indofarma

Group telah meningkatkan sistem teknologi informasi di IGM, anak

perusahaan yang menangani distribusi produk Indofarma, sehingga

dapat dilakukan pemantauan terhadap produk secara online dan

real time.

Internal Risk

• Liquidity Risk

High sales proportion to the Government that is usually realized in

the very late month of the year, whereas raw materials procurement

and production process must be carried out far earlier, lead to

temporarily risk of cash-flow mismatch.

To overcome the problem, in 2010 Indofarma maintained working

capital loan contract with Bank Mandiri. In 2009, the Company

signed a contract for working capital loan, a banking facility,

secured by more than 50% of the Company’s asset. In the near

future, the Company may have to fund its working capital with the

bank facility.

With improved supply-chain management, the Company was able

to improve its efficiency in managing the working capital, reducing

interest expense.

• Credit Risk

Default risk (bad debt) by the customer will greatly affect the cash

flows of the Company. To mitigate the risk, the Company imposes

very strict terms of payment and makes intensive efforts to collect

timely payment.

• Environmental Risk

Polluting environment may bring legal consequences. To minimize

the risk, since 2008 Indofarma has been operating its improved

waste processing system.

• Production Failure Risk

This particular risk may occur throughout production process,

resulting from some deviations on the product specifications. To

minimize the risk, Indofarma conducts close monitoring on its entire

production process through the Company’s in process control

system which is supported by validated procedures.

• Product Damage Risk

This risk may occur when the Company's products transported,

stored, or traded by the retailers in a way that is not entirely

proper. To minimize this risk, since 2007 Indofarma Group has

been improving its information technology systems in IGM, the

Company’s subsidiary that handles the distribution Indofarma’s

products, allowing it to monitor all the product it distributed online,

on real time basis.

33Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk |

Menuju Kesejahteraan BersaMa

Indofarma sangat menyadari tugas sosialnya dalam membantu

meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Karena itulah, sejak 1991

Perseroan telah menyisihkan dana dari Laba Bersih yang diperoleh

untuk menjalankan program social bernama "Program Kemitraan dan

Bina Lingkungan" (PKBL).

Dalam Program Kemitraan, Perseroan membantu Usaha Kecil

dan Koperasi, menerapkan konsep pembinaan terpadu dan

berkesinambungan melalui kerjasama dengan lembaga terkait

yang kompeten di bidangnya. Melalui berbagai program yang

sekarang ditangani Unit PKBL ini, sampai dengan 2010 Perseroan

telah melakukan pembinaan terhadap 1.392 Mitra Binaan dengan

penyaluran dana kemitraan sebesar Rp17,45 miliar dan hibah

kemitran Rp3,26 miliar. Dengan demikian, jumlah dana yang

disalurkan sejak 1991 tersebut mencapai Rp20,71 miliar.

Program tanggung jawab sosial (CSR) lain yang dilakukan Perseroan

dalam kerangka PKBL—Program Kemitraan dan Bina Lingkungan—

adalah berbagai Program Bina Lingkungan. Pada tahun buku 2010,

dana Program Bina Lingkungan Perseroan antara lain disalurkan

untuk membantu masyarakat yang menjadi korban bencana letusan

Gunung Merapi di Yogyakarta dan Jawa Tengah serta korban banjir di

Kabupaten Karawang (Jawa Barat).

Selain itu, seperti pada tahun-tahun sebelumnya, pada 2010

Indofarma juga memberikan beasiswa tingkat SD, SLTP dan SLTA

bagi para siswa berprestasi dari keluarga yang kurang mampu secara

ekonomi, di sekitar Perseroan.

achieving ProsPerity together

INDOFARMA is very aware of its social duty, giving hand to help the

society improving welfare. In so doing, since 1991 the Company

has been setting aside funds from its Net Income to run a social

program called "Program Kemitraan dan Bina Lingkungan" (PKBL, a

partnership and environmental related program).

In the “Kemitraan” or Partnership Program, the Company gives

assistant to Small Business and Cooperatives, applying the concept

of integrated and sustainable development through cooperation

with relevant institutions competent in their fields. Through various

programs that are managed by the PKBL Unit, up to 2010 the

Company has given assistance to 1.392 Mitra Binaan, channeling

partnership fund amounting to Rp17.45 billion and partnership grants

Rp3.26 billion. Therefore, total fund channeled since 1991 has

reached Rp20.71 billion.

Other corporate social responsibility (CSR) program the Company

involved within PKBL framework is “Program Bina Lingkungan.” In the

fiscal year 2010, the funds for the environment related program were

among other disbursed to help people who were victims of Mount

Merapi eruption in Yogyakarta and Central Jawa as well as the victim

of flooding in the District of Karawang (West Jawa).

In addition, just like in the preceding years, in 2010 Indofarma also

provided scholarships for elementary- junior high- and senior-high

school students from less-fortunate families in the Factory Plant

vicinities.

Tanggung Jawab Sosial PerusahaanCorporate Social Responsibilities

Perdagangan | Commerce

Industri | Industry

Jasa | Services

Pertanian | Agriculture

Peternakan | Animal Husbandry

Perikanan | Fisheries

Lainnya/koperasi | Others/cooperative

1.047

45

50

92

8

1

149

Sektor | Sector

Sektor Bisnis Mitra Binaan Indofarma Business Sectors of Indofarma Mitra Binaan

Jumlah | Unit(s)

34 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk

Sebagai perusahaan yang memiliki perhatian khusus terhadap

pendidikan, Perseroan menerima puluhan pelajar dan mahasiswa

untuk magang, terutama di pabrik yang juga merupakan Kantor Pusat

Indofarma.

Kami bangga bahwa murid sekolah menengah atas, dan terutama

mahasiswa universitas, berasal dari lembaga pendidikan terkemuka di

seluruh Nusantara.

Having special interests to matters concerning national educations,

Indofarma opened its door to tens of students to take apprenticeship,

largely in the Factory Plant where the Company’s Head Office also

located.

We are proud that the apprenticing high school, and especially

university, students come from leading education institutions

throughout the Archipelago.

7 September 2010Mudik Bareng| Mudik Bareng

31 Mei 2010Donor Darah| Blood Transfusion

2 April 2010INAF Goes Green | INAF Goes Green

35Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk |

Diskusi dan Analisis Manajemen

Management Discussion and Analysis

36 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk

Penyelarasan strategis Portofolio Penjualan Produk

TAHUN 2010 menandai pendekatan strategis baru oleh Indofarma.

Penataan-ulang proses bisnis yang menempatkan pemantauan

manajemen rantai pasok langsung di bawah manajemen puncak

memungkinkan Perseroan melakukan penataan strategis portofolio

penjualan produknya sehingga secara agregat memberikan margin

laba yang lebih memadai.

Di bisnis inti, sebagai manufaktur produk farmasi Indofarma Group

telah dapat mengembangkan portofolio penjualan produk yang cukup

seimbang, dengan tetap mempertahankan tugas dan fungsinya

sebagai penyedia utama Obat Generik Berlogo (OGB) dalam

sistem pelayanan kesehatan nasional. Tetapi, di bisnis

distribusi yang secara inheren menjanjikan margin laba

tipis, Perseroan masih harus melakukan penataan-ulang

terhadap portofolio produknya.

Dalam upaya yang bersifat strategis ini, pada 2010

Indofarma telah berhasil melakukan pemetaan produk.

Berdasarkan compound annual growth rate (CAGR) dan

margin laba kotor, produk Perseroan dibagi menjadi

sejumlah kelompok—mulai dari Kelompok I (yang

menjanjikan margin laba dan CAGR tertinggi) sampai

Kelompok IX (yang menjanjikan margin laba dan CAGR

terendah). Selain itu, Perseroan juga telah membukukan

keberhasilan dalam meningkatkan proporsi Kelompok I

(menjadi sekitar 10,8% dari 7,7%) dan menurunkan proporsi

Kelompok IX (menjadi sekitar 25,8% dari 56,4% pada tahun

sebelumnya).

Mengemban misi sebagai pilar utama sistem pelayanan kesehatan

nasional melalui penyediaan OGB berkualitas yang terjangkau,

Indofarma tak mungkin memangkas habis kelompok produk yang

menjanjikan margin laba rendah. Tetapi, Perseroan akan terus

meningkatkan portofolio penjualan produknya, terutama melalui

peningkatan kuantitas Kelompok I—juga Kelompok II dan III. Dengan

demikian, proporsi kelompok produk yang menjanjikan margin laba

tinggi ini akan terus membesar.

Melalui peluncuran produk baru dan/atau akuisisi produk bermargin

laba tinggi untuk didistribusikan, pada 2011 diharapkan proporsi

Kelompok I akan meningkat jadi 13,3% sementara proporsi Kelompok

IX menurun jadi 20,7%. Dengan penataan yang berkelanjutan,

Indofarma akan memiliki portofolio penjualan produk yang semakin

seimbang sehingga dapat meraih pertumbuhan jangka panjang yang

kian baik pula dari tahun ke tahun.

strategic realignments of Product sales Portfolio

YEAR 2010 marked new strategic approaches by Indofarma.

Business process restructuring that put monitoring of supply-chain

management directly under the top management allowed the

Company to make strategic realignment on its product sales portfolio,

providing better profit margin in aggregate.

In its core business, as a manufacturer of pharmaceutical products

Indofarma Group has made successful efforts in developing quite

balanced product sales portfolio, while maintaining its duties and

functions as the main provider of Generic Drug Products (OGB) in the

national health care system. However, in the distribution business that

is inherently thin in profit margin, the Company has

yet to restructure its product sales portfolio.

In the strategic endeavor, in 2010 Indofarma

has completed product mapping. Based on

compound annual growth rate (CAGR) and

gross profit margin, the Company categorized

its products into a number of groups—ranging

from Group I (that gives the highest profit

margin and CAGR) to Group IX (that gives the

lowest profit margin and CAGR). In addition, the

Company has also made successful efforts in

increasing the proportion of Group I (to about

10.8% from 7.7%) and reducing the proportion

of Group IX (to about 25.8% from 56.4% in the

preceding year).

Having mission as the main pillar of the national health care system

through the providing of affordable, quality Generic Drug Products,

Indofarma may not eliminate entire product groups that give low profit

margin. However, the Company will continue to improve its product

sales portfolio, particularly by increasing the quantity of Group I—and

also Group II and III. The proportion of product groups that give high

profit margin will therefore continue to grow.

By launching new products and/or acquiring products of high profit

margin to distribute, in 2011 the proportion of Group I is expected

to increase to 13.3% while the proportion of Group IX decrease to

20.7%. With continuous restructuring, Indofarma will have increasingly

more balanced sales product portfolio, allowing the Company to

achieve higher long-term growth from year to year.

Perspektif UmumGeneral Perspective

37Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk |

iMProved Profit Margin

FROM THE FINANCIAL perspective, in 2010 Indofarma achieved

quite impressive performance. The restructuring of product sales

portfolio and the efficiency improvement of the working capital use led

to a consolidated Net Income of Rp12.55 billion—much higher than

the Rp2.13 billion attained in the preceding year.

The Net Income was derived from Net Sales of Rp1,047.92 billion that

reflecting the product sales portfolio restructuring efforts. In 2009 the

Company's Net Sales reached Rp1,125.05 billion.

The improved efficiency of business processes was also reflected on

the decrease of Cost of Goods Sold to Net Sales ratio, i.e. to 69.6%

from 72.9% in the preceding year. With the lower Cost of Goods Sold

to Net Sales ratio, the Company was able to achieve consolidated

Gross Income of Rp318.46 billion, or 4.5% higher than the Rp304.64

billion Gross Profit attained in the preceding year.

Furthermore, despite Operating Expenses increased of 1.3%,

from Rp258.73 billion to Rp262.02 billion, in 2010 the Company

was still able to record quite high growth, 23.0%, on consolidated

Operating Profit, i.e. from Rp45.91 billion to Rp56.45 billion. The

Operating Expenses increase occurred in the post of General and

Administrative Expenses, from Rp83.15 billion to Rp92.08 billion,

or about 10.7%. Meanwhile, as the Net Sales decreased, Sales

Expenses experienced decrease of 3.2%, from Rp175.58 billion to

Rp169.93 billion.

With Other Expenses increased only slightly, from Rp33, 24 billion to

Rp36, 04 billion, the Company recorded a consolidated Profit before

Tax of Rp20.41 billion, an increase of 61.1% from Rp12.67 billion a

year earlier. Although Other Expenses increased by 8.4%, Interest

and Finance component experienced quite high decrease, 29.8%,

from Rp35.34 billion to Rp24.81 billion. This reflected the Company's

successful efforts in improving the efficiency of funding for working

capital through bank loans.

Thanks to good supply chain management, in 2010 the Company

also successfully maintained its Allowance for Inventory Losses at

quite reasonable levels, i.e. Rp3.34 billion from Rp3.43 billion a year

earlier. With such improvement in supply chain management, the

Company managed to streamline overall business processes.

Margin LaBa yang MeMBaiK

DILIHAT DARI perspektif keuangan, pada 2010 Indofarma membukukan

kinerja yang cukup mengesankan. Penataan portofolio penjuialan produk

dan efisiensi penggunaan modal kerja yang dilakukan menghasilkan

Laba Bersih konsolidasian Rp12,55 miliar—jauh lebih tinggi dibanding

Rp2,13 miliar pada tahun sebelumnya.

Laba Bersih ini diperoleh dari Penjualan Bersih sebesar Rp1.047,92

miliar yang mencerminkan hasil penataan portofolio penjualan produk.

Pada 2009 Penjualan Bersih Perseroan mencapai Rp1.125,05 miliar.

Peningkatan efisiensi proses bisnis yang terjadi juga tercermin pada

penurunan rasio Beban Pokok Penjualan terhadap Penjualan Bersih,

yaitu menjadi 69,6% dari 72,9% pada tahun sebelumnya. Dengan

rasio Beban Pokok Penjualan terhadap Penjualan Bersih yang lebih

baik ini, Perseroan secara konsolidasian berhasil meraih Laba Kotor

Rp318,46 miliar, atau 4,5% lebih tinggi dibanding Laba Kotor tahun

sebelumnya, Rp304,64 miliar.

Selanjutnya, walau Beban Usaha meningkat 1,3%, dari Rp258,73 miliar

menjadi Rp262,02 miliar, pada 2010 Perseroan secara konsolidasian

tetap mampu mencatat pertumbuhan Laba Usaha cukup tinggi, 23,0%,

dari Rp45,91 miliar menjadi Rp56,45 miliar. Peningkatan Beban Usaha

ini terjadi pada pos Beban Umum dan Administrasi, dari Rp83,15

miliar menjadi Rp92,08 miliar, atau sekitar 10,7%, akibat peningkatan

Beban Penyusutan dan Pemeliharaan Aset Tetap, Pendidikan dan

Pelatihan Karyawan serta peningkatan Manfaat Pekerja. Sementara

itu, seiring penurunan Penjualan Bersih, Beban Penjualan mengalami

penurunan 3,2% dari Rp175,58 miliar menjadi Rp169,93 miliar.

Dengan Beban Lain-lain yang hanya sedikit meningkat, dari Rp33,24

miliar menjadi Rp36,04 miliar, Perseroan secara konsolidasian

membukukan Laba sebelum Pajak Rp20,41 miliar, meningkat 61,1%

dari Rp12,67 miliar pada tahun sebelumnya. Walau Beban Lain-lain

meningkat 8,4%, komponen Beban Bunga dan Keuangan mengalami

penurunan cukup tinggi, 29,8%, dari Rp35,34 miliar menjadi Rp24,81

miliar. Hal ini mencerminkan keberhasilan Perseroan dalam meningkatkan

efisiensi pendanaan kebutuhan modal kerja melalui kredit perbankan.

Berkat pengelolaan yang baik terhadap rantai pasok, pada 2010

Kerugian Penyisihan Persediaan juga berhasil dijaga pada tingkat

yang memadai, yaitu Rp3,34 miliar atau sedikit menurun dibanding

Rp3,43 miliar pada tahun sebelumnya. Dengan peningkatan

manajemen rantai pasok seperti ini, Perseroan berhasil meningkatkan

proses bisnis secara keseluruhan.

Kinerja KeuanganFinancial Performance

38 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk

Peningkatan Laba sebelum Pajak yang mencapai 61,1% itulah yang

membuat Indofarma membukukan Laba Bersih Rp12,55 miliar, atau

meningkat 482,8% dibanding tahun sebelumnya, tanpa meninggalkan

kewajibannya sebagai pemasok utama OGB berkualitas—produk

farmasi yang memberi manfaat besar bagi masyarakat. Penataan

portofolio penjualan produk yang berkelanjutan dan terarah akan

meningkatkan margin laba sementara peran Perseroan sebagai pilar

utama sistem pelayanan kesehatan nasional akan tetap terjaga.

Pada 2010, Jumlah Aset Indofarma mengalami peningkatan dari

Rp728,03 miliar menjadi Rp733,96 miliar. Peningkatan sebesar 0,8%

ini terutama disebabkan oleh peningkatan Jumlah Aset Tidak Lancar

Perseroan, dari Rp146,81 miliar menjadi Rp151,29 miliar. Sementara

itu, Jumlah Aset Lancar Perseroan meningkat tipis, dari Rp581,22 miliar

menjadi Rp582,66 miliar.

Peningkatan Jumlah Aset Lancar tersebut terutama diraih melalui

peningkatan Kas dan Setara Kas serta Persediaan yang cukup tinggi,

masing-masing 9,1% (dari Rp110,88 miliar menjadi Rp120,92 miliar)

dan 12,2% (dari Rp141,95 miliar menjadi Rp159,25 miliar). Dibarengi

dengan penurunan Jumlah Kewajiban Lancar, yaitu dari Rp376,91 miliar

menjadi Rp375,54 miliar, peningkatan tipis Jumlah Aset Lancar tersebut

memungkinkan Perseroan meningkatkan Rasio Lancar dari 154,2%

menjadi 155,2%.

Dengan demikian, pada 2010 kondisi keuangan Indofarma cukup likuid

untuk menutup kewajiban jangka pendeknya. Apalagi, per 31 Desember

2010 Kas Bersih dari Aktivitas Operasi Perseroan juga positif, walau

mengalami penurunan dari Rp40,56 miliar menjadi Rp23,71 miliar.

It was the increase of Income before Taxes that reached 61.1%

that allowed Indofarma to register a Net Profit of Rp12.55 billion, an

increase of 482.8% over the previous year, without failing its duty as a

major supplier of quality OGB—pharmaceutical products that provide

substantial benefits to the society. Continuous strategic realignment of

product sales portfolio and directed will increase profit margins, while

allowing the Company to maintain its role as the main pillar of national

health care system.

In 2010, Indofarma’s Total Assets experienced increase from

Rp728.03 billion to Rp733.96 billion. The 0.8% increase was mainly

due to the increase of the Company’s Total Non-Current Assets, from

Rp146.81 billion to Rp151.29 billion. Meanwhile, the Company's Total

Current Assets increased slightly, from Rp581.22 billion to Rp582.66

billion.

The increase on Total Current Assets was primarily achieved through

the quite high increase of Cash and Cash Equivalents and Inventories,

respectively 9.1% (from Rp110.88 billion to Rp120.92 billion) and

12.2% (from Rp141.95 billion to Rp159.25 billion). Coupled with

a decrease in Total Current Liabilities, from Rp376.91 billion to

Rp375.54 billion, the slight increase in Total Current Assets allowed

the Company to increase Current Ratio, from 154.2% to 155.2%.

Therefore, in 2010 Indofarma’s financial condition was liquid enough

to cover its Current Liabilities. Moreover, as of December 31, 2010,

the Company’s Net Cash from Operating Activities was also positive,

although decreased from Rp40.56 billion to Rp23.71 billion.

3

2

1

0‘06 ‘07 ‘08 ‘09 ‘10

Kinerja bisnis yang meningkat. Pada 2010, peningkatan portofolio penjualan produk telah meningkatkan Laba Bersih Perseroan

hingga mencapai enam kali lipat Laba Bersih tahun sebelumnya.

Improved business performance. In 2010, the improvement of product sales portfolio increased the Company's Net Income

to almost six times of that attined in the preceding year.

Portofolio produk yang lebih baik. Peningkatan proporsi

penjualan bersih kelompok produk yang memberikan margin

tinggi membuat portofolio produk Indofarma lebih baik, pada

2010.

Better product portfolio. Increase on the proportion of net

sales of product group that gave high profit margin made

Indofarma's product portfolio better, in 2010.

2010 2009

72,67% 64,15%

1,25% 0,73%

0,46% 0,55%

1,38% 0,87%

22,54%

31,58%1,71%

2,11%

Penjualan Bersih Indofarma berdasarkan Kelompok Produk I Indofarma's Net Sales by Product Group(Rp miliar I Rp billion)

Etikal | EthicaloTC | oTCalat Kesehatan | medical devicesdiagnostik | diagnosticLain-lain | othersEkspor | Export

2009

721,7323,77

355,359,776,198,25

2010

761,4917,87

236,1514,434,87

13,11

39Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk |

efisiensi dan fLeKsiBiLitas

PADA 2010, KINERJA bisnis Indofarma mengalami peningkatan

berarti. Secara konsolidasian, Perseroan berhasil meningkatkan

Laba Bersih dari Penjualan Bersih yang lebih rendah daripada tahun

sebelumnya. Peningkatan bottom line di tengah penurunan top line ini

mencerminkan keberhasilan Perseroan meningkatkan efisiensi proses

bisnisnya. Peningkatan proses bisnis yang terjadi juga tercermin pada

penurunan rasio Beban Pokok Penjualan terhadap Penjualan Bersih

dari 72,9% menjadi 69,6%.

Memang, sebagian penurunan Beban Pokok Penjualan yang terjadi

akibat dari penurunan Penjualan Bersih yang mencapai 6,9%. Selain

itu, pada 2010 juga terjadi penguatan nilai tukar rupiah sehingga harga

bahan baku—yang 80% masih harus diimpor—turun dalam rupiah.

Sebagai catatan, dari awal Januari 2009, nilai tukar rupiah terhadap

dollar AS mencapai rata-rata Rp10.500 dan menurun sampai di bawah

Rp10.000 pada minggu pertama September dan ditutup pada tingkat

Rp9.450 per 31 Desember. Pada 2010, nilai tukar rata-rata rupiah

terhadap dollar AS dibuka pada sekitarRp9.300 (per 4 Januari) dan

terus menurun hingga menyentuh Rp8.990 (per 31 Desember).

Kendati demikian, pergeseran portofolio penjualan prodk yang

terjadi menunjukkan bahwa peningkatan efisiensi yang dicapai pada

2010 bersifat sistemik. Pergeseran portofolio penjualan tersebut

mencerminkan keberhasilan upaya penataan portofolio penjualan

produk yang dilakukan. Seperti yang telah disampaikan pada bagian

sebelumnya, pada 2010 Perseroan berhasil meningkatkan proporsi

produk Kelompok I (yang memberikan margin laba tahunan tertinggi),

yaitu menjadi 10,8% dari 7,7% pada tahun sebelumnya, dan

menurunkan proporsi produk Kelompok IX (yang memberikan margin

laba tahunan terendah), menjadi 25,8% dari 56,4%.

Kenyataan yang lebih menggembirakan, keberhasilan penataan

portofolio penjualan tersebut bukan sekadar karena pemangkasan

penjualan produk-produk yang termasuk dalam Kelompok IX yang

memang cukup tinggi, 49,7%, tetapi juga peningkatan penjualan

produk-produk Kelompok I yang mencapai 54,7%. Selain itu, pada

2010 Perseroan juga berhasil meningkatkan penjualan produk-produk

Kelompok II dan Kelompok III, kelompok produk yang memberikan

margin laba tahunan cukup tinggi, masing-masing 17,6% dan 20,8%.

Peningkatan kinerja pada 2010 secara tidak langsung merupakan

buah dari keberhasilan Perseroan meningkatkan manajemen rantai

pasok. Pembentukan unit khusus manajemen rantai pasok yang

ditempatkan langsung di bawah kendali Manajemen Puncak sejak

2009 memungkinkan Perseroan memantau secara lekat seluruh

proses bisnisnya sekaligus menempatkan Manajemen Rantai Pasok

efficiency and fLexiBiLity

IN 2010, INDOFARMA’S business performance increased significantly.

In consolidated term, the Company managed to increase Net Income

from Net Sales that was lower than the previous year. The improved

bottom line amid the declining top line reflected the Company’s

successful efforts in improving the efficiency of its business

processes. The improved business processes were also reflected on

the decreasing of Cost of Goods Sales to Net Sales ratio from 72.9%

to 69.6%.

Indeed, some reduction in Cost of Goods Sold was due to the

decrease in Net Sales of 6.9%. In addition, in 2010 there was also

strengthening of rupiah so that the price of raw materials—of which

80% has still to be imported—decreased in rupiah. For the record,

from early January 2009, the rupiah exchange rate against the

US dollar reached an average of Rp10,500 and declined to below

10,000 in the first week of September and closed at Rp9,450 per 31

December. In 2010, the average exchange rate of rupiah against the

US dollar opened at around Rp9,300 (per 4 January) and continued

to decline until touched Rp8,990 (as of 31 December).

Nevertheless, the shifting of product sales portfolio indicated

that the improved efficiency achieved in 2010 was systemic.

The shifting reflected the Company’s successful efforts in

restructuring its product sales portfolio. As noted in the

previous section, in 2010 the Company managed to increase

the proportion of products belonged to Group I (which gave the

highest annual profit margin), i.e. to 10.8% from 7.7% in the

previous year, and reduce the proportion of products belonged

to Group IX (which provided the lowest annual profit margin), to

25.8% from 56.4%.

The more encouraging fact was the Company’s successful efforts in

restructuring its product sales portfolio was not simply due to pruning

in sales of products belonged Group IX, which was quite high, 49.7%,

but also resulted from the increase in sales of products belonged

Group I that reached 54.7%. In addition, in 2010 the Company also

managed to increase sales of the products of Group II and Group

III, the product groups that provided quite high annual profit margin,

respectively 17.6% and 20.8%.

Improved performance in 2010 was indirectly the result of the

Company’s successful efforts in improving its supply chain

management. The establishment of special units on supply chain

management that has since 2009 been put directly under the control

of Top Management enabled the Company to closely monitor the

entire business process as well as placing Supply Chain Management

Proses InternalInternal Operations

40 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk

sebagai integrator lintas-bidang dalam Perusahaan. Pemantauan

yang lebih baik ini dalam jangka panjang memungkinkan peningkatan

berkelanjutan portofolio penjualan. Sementara itu, dalam jangka

pendek, peningkatan manajemen rantai pasok yang didukung oleh

teknologi informasi yang memberikan data online secara real time

memungkinkan Perseroan lebih adaptif terhadap perubahan pasar

yang sangat cepat.

Peningkatan efisiensi, yang ditandai dengan penurunan rasio Beban

Pokok Penjualan terhadap Penjualan Bersih, juga memerlukan

dukungan optimalisasi penggunaan kapasitas produksi. Pada

2010, upaya peningkatan fasilitas produksi yang dilakukan sejak

2008, dan perencanaan dan eksekusi yang lebih baik, telah berhasil

meningkatkan ketersediaan produk sehingga Perseroan lebih lincah

memenuhi permintaan pasar yang sering tak terduga.

Selanjutnya, dengan perencanaan dan eksekusi yang lebih baik

pada tingkat pengadaan bahan baku dan kemasan, produksi, dan

penyediaan produk, serta pembayaran dan penagihan, Perseroan

berhasil menurunkan Beban Bunga dan Keuangan sebesar Rp10,53

miliar, yaitu dari Rp35,34 miliar menjadi Rp24,81 miliar.

as the cross-sector integrator within the Company’s organization.

The better monitoring in the long term portfolio enables continuous

improvement of product sales portfolio. Meanwhile, in the short

term, improved supply chain management, supported by information

technology that provides online data in real time, allows the Company

to be more adaptive to rapidly changing market.

The improved efficiency, which was characterized by the decrease

of Cost of Goods Sold to Net Sales ratio, may also required support

in form of optimized production capacity utilization. In 2010, efforts

to improve production facilities conducted since 2008, and planning

and better execution, increased the availability of Indofarma’s

products, enabling the Company to be more agile in fulfilling the quite

unpredictable market demands.

Furthermore, with better planning and execution at the level of

procurement of raw materials and packaging, production, and

products offering, as well as payment and billing, the Company

managed to reduce Interest and Finance Cost up to Rp10.53 billion,

from Rp35.34 billion to Rp24.81 billion.

4

3

2

1

0‘06 ‘07 ‘08 ‘09 ‘10

Penjualan Bersih Produk Indofarma vs Produk Pihak Ketiga I Net Sales of Indofarma's Products vs Third-party Products(Rp miliar I Rp billion)

non-Inaf | Inaf

Total

20062007

514,93511,75

1.026,68

755,39517,77

1.273,16

200820092010

923,90554,68

1.478,58

508,56616,50

1.125,06

514,03533,89

1.047,92

41Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk |

Hubungan dengan PelangganCustomer Relations

MeMPerLuas Basis KeMitraan Bisnis

JARINGAN mitra bisnis yang luas merupakan kunci sukses dalam

memenangkan persaingan bisnis yang semakin ketat. Untuk

memperluas basis pelanggan—mitra bisnis terpenting Indofarma—

Perseroan melakukan upaya terpadu, termasuk kemitraan dengan

BUMN lain yang menawarkan produk dan/atau jasa yang diperlukan.

Pendekatan inilah yang membuat Perseroan pada 2010 mampu

menurunkan biaya sehingga dapat meningkatkan margin laba.

Salah satu terobosan yang berhasil dilakukan Indofarma adalah

menggandeng PT Telkom Tbk, BUMN yang bergerak di bidang

telekomunikasi, untuk penyediaan jejaring telekomunikasi yang

merupakan backbone aplikasi teknologi informasi Perseroan. Jaringan

telekomunikasi Telkom yang luas dan andal telah memungkinkan

Perseroan memanfaatkan sistem teknologi online yang real time

dengan biaya yang lebih murah daripada sebelumnya. Penghematan

biaya yang pada 2010 mencapai sekitar Rp80 juta/bulan ini

memberikan andil yang cukup besar dalam keberhasilan upaya

peningkatan efisiensi yang dilakukan Perseroan.

Selain itu, Perseroan juga mendorong anak perusahaan, Indofarma

Global Medika (IGM), untuk menjalin kerja sama lebih luas dengan

prinsipal internasional pemilik merek, teknologi dan paten yang

berharga. Pengembangan jejaring kemitraan bisnis tersebut harus

dilakukan secara cerdas agar dapat meningkatkan proporsi produk

yang menjanjikan margin laba lebih tinggi dalam portofolio penjualan.

Dalam hal ini, manajemen rantai pasok yang dilakukan Perseroan

turut membantu IGM melakukan optimalisasi portofolio penjualan

produknya.

Salah satu upaya yang terus diusahakan peningkatannya adalah

pengembangan merek milik sendiri, termasuk untuk produk-produk

alat kesehatan. Perluasan kerja sama OEM (original equipment

manufacturing) dengan pemilik teknologi memungkinkan anak

perusahaan distribusi dan perdagangan Indofarma meluncurkan lebih

banyak produk, melengkapi merek-merek Kordis (jarum suntik sekali

pakai), Medigut (benang operasi), e-Power (pompa infus elektrik), dan

Erga (peralatan elektromedika) yang telah cukup dikenal di pasar.

Indofarma sendiri, sebagai perusahaan dengan produksi obat sebagai

bisnis inti, berupaya memperluas kemitraan untuk meningkatkan

proporsi Obat Nama Dagang (OND). Untuk itu, pada 2010 Perseroan

antara lain menandatangani kerja sama dengan Badan Pengkajian

dan Penerapan Teknologi (BPPT) untuk pengembangan formulasi

sediaan untuk pengobatan luka luar berbahan aktif kitosan dan

ekstrak Pegagan.

Broadening Business networKs

EXTENSIVE network of business partners is the key success in

winning increasingly tighter business competition. To broaden its

customer base— Indofarma’s most important business partner—

the Company makes integrated efforts, including partnership with

other State-owned Enterprises. This approach enabled Indofarma

to significantly reduce the Expenses, allowing it to increase profit

margins.

Among Indofarma’s successful breakthrough was the partnering with

PT Telkom Tbk, the state-owned telecommunication company, for

the provision of telecommunications network which is the backbone

of the Company’s information technology applications. Telkom's

extensive, reliable telecommunications network enabled the Company

to take advantage of online, real time technology at lower cost than

ever before. The cost savings in 2010 that was around Rp80 million/

month gave quite significant contribution to the Company’s successful

efforts in improving its business process efficiency.

In addition, the Company also encourages its subsidiaries, Indofarma

Global Medika (IGM), to collaborate more extensively with international

principals that own valuable brands, technology and patents. To

increase the proportion of products that provide higher profit margins

in the product sales portfolio, the expansion of business partnership

networks should be done intelligently. In this case, the Company’s

supply chain management would help IGM optimizing its product

sales portfolio.

Among efforts the Subsidiary Company should continue to make is

the development of owned brands, including for medical devices.

Expansion on OEM (original equipment manufacturing) partnership

with the owner of the technology would enable the distribution and

trading subsidiary to launch more products, complementing Kordis

(disposable syringe), Medigut (surgical suture), e-Power (electric

infusion pumps) , and Erga (electromedic equipment) which have

been quite well known.

Indofarma itself, as a company with pharmaceutical manufacturing

as its core business, seeks to expand partnerships to increase the

proportion of Owned-Brand Drug (OND). In so doing so, in 2010 the

Company among others signed a memorandum of understanding

with the Agency for the Assessment and Application of Technology

(BPPT) on the development of a topical wound healing preparation

containing chitosan and Pegagan extract as active ingredients.

42 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk

Hal lain yang memberikan harapan jangka panjang adalah indikasi

meningkatnya permintaan pasar ekspor terhadap produk Indofarma.

Memberikan respons yang cepat, pada 2010 Perseroan berhasil

meningkatkan Penjualan Bersih produk etikalnya ke mancanegara,

menjadi Rp10,533 miliar dari Rp5,40 miliar—yaitu ke Afghanistan,

Myanmar, Irak, Nigeria, Yordania, Filipina dan Singapura—sehingga

penjualan ekspor Perseroan meningkat menjadi Rp13,11 miliar dari

Rp8,25 miliar pada tahun sebelumnya. Sebagai upaya menjadikan

pasar internasional salah satu pilar pemasaran Indofarma di era

perdagangan global, Perseroan akan lebih aktif memperluas jaringan

bisnis di mancanegara.

Guna melayani jaringan bisnis yang lebih luas itu, Indofarma

terus memperkuat sumberdaya manusia (SDM) di bidang

pemasaran, terutama yang di lapangan, dengan talenta baru.

Masih mempertahankan kebijakan zero growth untuk SDM

secara keseluruhan, penambahan jajaran pemasaran ini sekaligus

mendorong pembentukan organisasi yang lebih berorientasi pasar.

Selain itu, agar dapat memenuhi kebutuhan pelanggan yang semakin

beragam, Indofarma terus menambah ragam produk. Sepanjang 2010,

Perseroan meluncurkan sembilan item produk baru dan mempersiapkan

21 item produk baru lainnya—semua dengan kualitas produk yang dapat

diandalkan—untuk diluncurkan secara bertahap pada 2011.

Penyediaan produk baru, terutama dengan nama dagang, diharapkan

akan menjadi profit generator dalam struktur bisnis Indofarma.

Sementara itu, penyediaan rentang produk OGB yang lebih lengkap akan

meningkatkan daya saing Perseroan di pasar reguler maupun institusi,

mempermudah tercapainya tujuan bisnis jangka pendek yang pada

gilirannya akan mendukung pencapaian tujuan jangka panjang Indofarma.

Zinkid 10mg/5ml Sirup

Ibuprofen 100mg/5ml Suspensi

Ibuprofen 200mg/5ml Suspensi

Cetirizine 5mg/5ml Sirup

Cetirizine 10mg/ml Drops

Glucosamin Tablet

Salbutamol 2mg/5ml Sirup

Ketorolac 10mg/ml Injeksi

Ketorolac 10mg/ml Injeksi

Zinc sulphate 10mg

Ibuprofen 100mg

Ibuprofen 200mg

Cetirizine 5mg

Cetirizine 10mg

Glucosamin HCl 500mg; Chondroitin sulfat 400mg; Vit C 50mg; Vit E 50mg; Mangan 2,5mg; Magnesium 20mg; Zinc 5mg; Selenium 24mg

Salbutamol 2mg

Ketorolac 10mg

Ketorolac 30mg

OND

OGB

Produk yang Diluncurkan pada 2010 | Products Launched in 2010

Other thing that gives the Company long-term confidence was an

indication of the increasing demand of export markets for Indofarma’s.

Providing a fast response, in 2010 the Company managed to increase

its Net Sales on ethical products to international market—Afghanistan,

Myanmar, Iraq, Nigeria, Jordan, the Philippines and Singapore —from

Rp5.40 billion to Rp10.533 billion, allowing the Company to boost its

export sales to Rp13.11 billion from Rp8,25 billion a year earlier. In an

effort to make the international market one of the Company’s pillars

of marketing in the era of global trade, Indofarma will more actively

expand its business networks abroad.

In order to serve the broader business network, Indofarma continues

to strengthen its human resources (HR) in the marketing area,

particularly those in the field, with new talent. While maintaining zero

growth policy for HR in general, the expansion of marketing people

would encourage the establishment of a more market-oriented

organization.

In addition, to satisfy an increasingly diverse customer needs,

Indofarma continue to expand its product offering. Throughout 2010,

the Company launched nine items of new products and made ready

other 21 items of new products—all of a reliable product quality—to

be launched in gradually in 2011.

The new products, especially those with own-brand name (OND),

are expected to become a profit generator within Indofarma’s

business structure. Meanwhile, strategy to provide OGB that are

more complete in product ranges will improve the Company’s

competitiveness in both regular and institution markets, making

us better able to achieve short-term goals that in turn will support

Indofarma’s endeavor on its long-term goals

43Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk |

uPaya terPadu MeMPertajaM daya saing

DALAM iklim persaingan bisnis yang ketat, hanya mereka yang adaptif

terhadap perubahan yang akan mampu bertahan. Keyakinan terhadap

paradigma inilah yang mendorong Indofarma untuk melaksanakan

perubahan strategis. Diluncurkan pada 2009, pembenahan strategis

guna meningkatkan kemampuan Perseroan menyesuaikan diri dengan

pasar yang berubah cepat ini telah memberikan hasil yang menjanjikan.

Pada 2010, upaya terpadu yang ditunjang manajemen rantai pasok

yang ditempatkan langsung di bawah manajemen puncak telah berhasil

meningkatkan proporsi penjualan produk yang menjanjikan margin

laba dan compound annual growth rate (CAGR) tinggi dalam portofolio

Penjualan Bersih Indofarma. Kalau pada 2009, proporsi Kelompok I, II,

dan III dalam portofolio penjualan bersih Perseroan hanya 13%, pada

2010 proporsi ketiga Kelompok yang menjanjikan margin laba dan

CAGR tinggi tersebut meningkat jadi 17% dan, sebaliknya, proporsi

Kelompok VII, VIII, dan XI menurun dari 63% jadi 34%.

Peningkatan yang bersifat sistemik inilah yang membuat Indofarma

pada 2010 meraih Laba Bersih yang hampir enam kali lipat dibanding

pada tahun sebelumnya, dari Penjualan Bersih yang 6,9% lebih

rendah. Pada 2011, perubahan strategis yang dilakukan diharapkan

akan meningkatkan proporsi Kelompok I, II dan III menjadi 20% dan

mempertahankan proporsi Kelompok VII, VIII, dan XI pada tingkat 34%.

Indofarma tentu saja dapat menurunkan proporsi Kelompok VII, VIII,

dan XI ke tingkat minimal. Keputusan untuk mempertahankan proporsi

yang cukup tinggi, 34%, untuk ketiga Kelompok yang memberikan

margin laba rendah ini menunjukkan komitmen Perseroan sebagai

penyedia obat-obat esensial dengan harga terjangkau.

Di bidang produksi, pembenahan terpadu yang dilakukan Indofarma

juga telah berhasil meningkatkan efisiensi proses bisnis dan

mempertajam prioritas kerja. Dengan selesainya renovasi yang

dilakukan untuk memenuhi persyaratan c-GMP, pada 2010 fasilitas

produksi utama Perseroan telah dapat kembali beroperasi penuh.

Peningkatan ini mengurangi keharusan Perseroan untuk melakukan

toll-out manufacturing sehingga menghemat biaya dan meningkatkan

fleksibilitas yang diperlukan untuk mengantisipasi kebutuhan pasar

yang berubah cepat. Dan, yang tak kalah penting, dengan penerapan

strategi alih-daya yang tepat dan peningkatan manajemen produksi,

fasilitas produksi yang mendukung operational excellence tersebut

memberi peluang bagi bidang produksi untuk menjadi profit center—

dalam jangka panjang.

integrated efforts to sharPen coMPetitiveness

IN A VERY keen business competition, only those who are adaptive

toward changes will survive. Firmly believed in the paradigm,

Indofarma was encouraged to complete strategic realignment.

Launched in 2009, the strategic realignment to improve the

Company’s ability in adapting to the rapidly changing market has been

giving promising results.

In 2010, integrated efforts supported by supply chain management

which is put directly under the top management enables the

Company to increase the proportion of products that gave booth

high profit margin and compound annual growth rate (CAGR) within

Indofarma’s Net Sales portfolio. While in 2009, the proportion of

Group I, II, and III in the Company's net sales portfolio only 13%, in

2010 the proportion of the three groups that gave high profit margin

and CAGR increased to 17% and, conversely, the proportion of Group

VII, VIII, and XI decreased from 63% to be 34%.

The systemic increased made Indofarma in 2010 able to reach

Net Income of almost six times of that in previous years, from the

Net Sales that was 6.9% lower. In 2011, the strategic alignments

are expected to increase the proportion of Group I, II and III to

20% and maintain the proportion Group VII, VIII, and XI at 34%

level.

Indofarma is certainly able to reduce the proportion of Group VII, VIII,

and XI to a minimal level. The decision to keep the proportions quite

high, 34%, for the three groups that provide low profit margin shows

the Company’s commitment as the provider of essential drugs of

affordable prices.

In the production sector, with the integrated restructuring Indofarma

also managed to improve its business process efficiency and sharpen

work priorities. With the completion of renovations done to meet the

requirements of c-GMP, in 2010 the Company’s main production

facility resumed to its full capacity.

The improvement reduced the necessity for the Company to toll-out,

saving manufacturing costs and improving flexibility to anticipate

the rapidly changing markets. And, equally important, with the

implementation of appropriate sourcing strategy and improved

production management, the production facilities that now support

operational excellence provide opportunities for the production sector

to become a profit center, in the long run.

Pertumbuhan dan PembelajaranLearning and Growth

44 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk

Dalam hal sumber daya manusia (SDM), Indofarma terus melakukan

peningkatan secara terpadu. Untuk meningkatkan kualitas para

profesionalnya, Peseroan tak segan menanam investasi dalam bentuk

pelatihan berkelanjutan. Berbagai kegiatan juga diciptakan untuk

meningkatkan rasa kebersamaan dan memperkuat teamwork. Pada 2010,

dengan program yang lebih terarah—salah satunya dengan menerapkan

sistem training for trainers yang mewajibkan peserta menularkan hasil

pelatihan kepada karyawan lain—Perseroan mempertahankan program

pelatihan yang intensif, minimal rata-rata 20 jam/karyawan.

Selain itu, Perseroan juga meneruskan kebijakan yang telah diayun

pada tahun sebelumnya, yaitu memberikan beasiswa bagi karyawan

berprestasi yang berhasil menembus program pendidikan pascasarjana

di universitas berkualitas. Upaya pendidikan dan pelatihan yang

demikian diharapkan dapat meningkatkan SDM sehingga Perseroan

mampu meghadapi tantangan yang semakin besar, tanpa harus

menambah jumlah karyawan secara signifikan (zero growth).

Guna menciptakan dan memelihara lingkungan kerja yang kondusif,

Indofarma terus menerapkan prinsip-prinsip Competency-Based

Organization secara konsisten. Pemetaan career path system yang

jelas—yang antara lain mewajibkan seseorang untuk menguasai

minimal dua bidang kerja agar dapat dicalonkan untuk promosi

ke jabatan terkait di atasnya—telah meningkatkan motivasi kerja.

Perseroan juga telah mengkomunikasikan deskripsi kerja, terutama

untuk manajemen tingkat menengah, dan mengacu pada Key

Performance Indicator (KPI) sebagai alat pengukur kinerja.

In terms of human resources (HR), Indofarma continues its

integrated improvement efforts. To improve its quality professionals,

the Company invests quite heavily on continuous training and

education. Various activities are also created to increase the sense

of togetherness and strengthen teamwork. In 2010, with more focus

program—among them was the implementation of the training for

trainers system that requires participants to spread knowledge gained

to other employees—the Company maintained it intensive training

programs, an average of 20 hours/employee at minimum.

In addition, the Company also continues the policy adopted in the

previous year: Providing scholarships for outstanding employees who

managed to enroll post-graduate program at a leading university.

The well-plan education and training programs are expected to

improve human resources, enabling the Company to weather greater

challenges without having to significantly increase the number of

employees (zero growth).

To create and nurture highly conducive working environment,

Indofarma will continue to consistently implement Competency-Based

Organization principles. More clearly defined career path—that among

others requires any personnel to master at least two work areas to

qualify the candidacy for promotion to higher, related position—has

been boosting employees' morale. Moreover, the Company has also

been communicated job descriptions, particularly for middle-level

management, and Key Performance Indicator (KPI).

Komposisi Sumber Daya Manusia Indofarma I Composition of Indofarma's Human Resources

Direktorat

IndofarmaProduksiPemasaranLain-lain

Sub JumlahIGM

operasionalPendukung

Sub JumlahJumlah

Directorate

IndofarmaProductionmarketing

othersSub Total

IGMoperation

SupportingSub Total

Total

20092010

411210244865

660 91751

1.616

403227238868

632116748

1.616

45Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk |

Menuju PortofoLio yang LeBih seiMBang

TAHUN 2010 merupakan tahun pembenahan besar bagi

PT Indofarma Global Medika (IGM), anak perusahaan PT Indofarma

(Persero), Tbk. yang bergerak di bidang distribusi dan trading obat

dan alat kesehatan. Seiring upaya strategic realignments yang

dilakukan perusahaan induk, IGM melakukan rasionalisasi sehingga

pada 2010 Penjualan Bersih-nya mengalami penurunan.

Pada 2010 itu, Penjualan Bersih IGM menurun 5,7% menjadi

Rp1.038,45 miliar dari Rp1.100,91 miliar pada tahun sebelumnya.

Penurunan Penjualan Bersih ini terutama terjadi di pasar institusi yang

semakin tersegmentasi dengan kian banyaknya relokasi anggaran

penyediaan obat ke daerah, di era otonomi daerah ini. Penjualan

Bersih yang yang lebih rendah membuat Laba Kotor IGM mengalami

penurunan 2,7% menjadi Rp179,48 miliar dari Rp184,56 miliar

dibanding pada tahun sebelumnya.

Penurunan Laba Kotor yang lebih kecil dibanding penurunan

Penjualan Bersih ini menunjukkan terjadinya pergeseran portofolio

penjualan produk; proporsi produk yang memberikan margin laba

tinggi meningkat. Keadaan ini menjadi indikasi bahwa strategic

realignment yang telah membawa IGM ke arah yang benar.

Selanjutnya, karena terjadi peningkatan Beban Usaha, dari Rp157,94

miliar menjadi Rp160,24 miliar, Laba Usaha IGM juga turun, yaitu

menjadi Rp19,25 miliar dari Rp26,61 miliar pada tahun sebelumnya.

Dengan meningkatnya Beban Lain-lain, Laba Bersih IGM pun mengalami

pertumbuhan negatif, dari Rp9,55 miliar menjadi Rp2,30 miliar.

Di sisi Neraca, pada 2010, Jumlah Aset dan Aset Lancar IGM

mengalami kenaikan, masing-masing dari Rp518,51 miliar dan

Rp488,95 miliar menjadi Rp538,87 miliar dan Rp503,66 miliar. Tetapi,

kenaikan Jumlah Aset dan Aset Lancar yang masing-masing hanya

3,9% dan 3,0% ini diikuti oleh kenaikan Jumlah Kewajiban dan

Kewajiban Lancar yang lebih tinggi, 4,7% dan 4,1%, yaitu masing-

masing dari Rp383,48 miliar dan Rp378,11 miliar menjadi Rp401,54

miliar dan Rp393,70 miliar.

Dengan demikian, Rasio Lancar juga mengalami sedikit penurunan,

menjadi 127,9% dari 129,3% pada tahun sebelumnya, di atas kertas

masih cukup likuid untuk menutup kewajiban jangka pendeknya. Tetapi,

likuiditas mengalami defisit pada Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasional

yang menyurut dari Rp6,48 miliar menjadi minus Rp9,96 miliar.

towards More BaLanced PortfoLio

YEAR 2010 was the year of great restructuring for Indofarma Global

Medika (IGM), the subsidiary of Indofarma in the distribution and

trading of pharmaceutical products and medical devices. Along the

strategic realignments undertaken by its holding company, IGM made

rationalization and consequently its Net Sales experienced decrease

in 2010.

In 2010, IGM’s Net Sales decreased 5.7% to Rp1.038,45 billion

from Rp1.100,91 billion a year earlier. The decrease in Net Sales

was mainly in the institution market that has been increasingly

segmented with a growing number of budget relocation to

the district level in the era of regional autonomy. The lower

Net Sales made IGM’s Gross Profit to decrease by 2.7% to

Rp179.48 billion from Rp184.56 billion in the previous year.

The decrease in Gross Profit that was smaller than that in Net

Sales indicated a shift in product sales portfolio; the proportion of

products provided higher profit margins increased. This was an

indication that the strategic realignment brought IGM to the right

track.

Furthermore, due to an increase in Operating Expenses, from

Rp157.94 billion to Rp160.24 billion, IGM’s Operating Profit also

decreased, i.e. to Rp19.25 billion from Rp26.61 billion a year earlier.

With the increase in Other Expenses, IGM’s Net Income experienced

negative growth, from Rp9.55 billion to Rp2.30 billion.

On the Balance Sheet, in 2010 both IGM’s Total Assets and Current

Assets experienced increase, respectively from Rp518.51 billion and

Rp488.95 billion to Rp538.87 billion and Rp503.66 billion. However,

the increase in Total Assets and Current Assets, each of which only

3.9% and 3.0% was followed by the increase in Current Liabilities

and Total Liabilities that was higher, i.e. 4.7% and 4.1%, respectively,

from Rp383.48 billion and Rp378.11 billion to Rp401.54 billion and

Rp393.70 billion.

Therefore, IGM’s Current Ratio also decreased slightly, to 127.9%

from 129.3% in the previous year, in paper still liquid enough to cover

its current liabilities. However, the liquidity experienced deficit in Net

Cash Flows from Operating Activities that receded from Rp6.48 billion

to minus Rp9.96 billion.

Kinerja Anak PerusahaanPerformance of Subsidiary Company

46 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk

Pertumbuhan negatif yang terjadi tersebut diharapkan bersifat

sementara. Pembenahan yang dilakukan sepanjang 2010 diharapkan

akan memberikan portofolio penjualan produk yang lebih seimbang.

Sementara itu, beberapa brand yang dikembangkan oleh IGM juga

diharapkan dapat memberikan sumbangan penjualan yang lebih besar.

Beberapa brand produk alat kesehatan yang memberikan margin laba

cukup tinggi namun nilai penjualannya masih kecil tersebut adalah

Kordis (jarum suntik sekali pakai), Erga (peralatan elektromedis), Medigut

(benang bedah), dan e-Power (pompa infus elektrik). Upaya diversifikasi

lain yang dilakukan IGM pada 2010 adalah menjalin kerja sama dengan

sejumlah rumah sakit besar di Tanah Air di bidang laboratorium.

Untuk mendukung diversifikasi terarah tersebut, IGM melakukan optimalisasi

teknologi informasi sehingga IGM dapat mengembangkan sistem

knowledge management yang dapat dimanfaatkan sampai ke seluruh

kantor cabang. Sistem yang telah online dan real time, plus penerapan

standard operating procedure yang konsisten, tersebut memungkinkan IGM

meningkatkan pelayanan menuju operational excellent.

Sebagai upaya jangka panjang, IGM mengembangkan sistem

pendidikan dan pelatihan. Berbasis strategi dan operasional bisnis,

sistem tersebut—IGM Human Capital Academy—diharapkan akan

mencetak tenaga penjualan dan pemasaran tangguh yang dapat

diandalkan menjadi tulang punggung bisnis distribusi Perseroan.

The negative growth is expected to be temporary. Strategic

realignment carried out throughout 2010 is expected to give a more

balanced product sales portfolio. Meanwhile, some brands that were

developed by IGM are also expected to contribute greater sales.

Some brands of medical devices and other health care products

that give quite high profit margin but still small sales value are Kordis

(disposable syringe), Erga (electromedic equipment), Medigut (surgical

suture), and e-Power (electric infusion pumps). Other diversification

effort IGM taken in 2010 is to establish cooperation with a number of

major hospitals in the Country in laboratory development.

To support the targeted diversification, IGM optimized its information

technology, developing knowledge management systems that can be

used by the entire branch office. The online, real time systems, plus

the implementation of a consistent standard operating procedure,

allowed IGM to improve its services toward operational excellent.

As a long-term effort, IGM develops education and training system.

The system that is strategy and business operation-based—IGM-

Human Capital Academy—is expected to produce strong sales

and marketing forces that will be the backbone of the Company’s

distribution business.

Kantor pusat baru Indofarma Global MedikaI Indofarma Global Medika's new head office

47Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk |

Ikhtisar Keuangan Financial Highlights

Keterangan

Laporan Laba-Rugi (Rp miliar)Penjualan bersihBeban Pokok PenjualanLaba (rugi) kotorBeban usahaLaba usahaLaba (rugi) bersih

Neraca (Rp miliar)Jumlah asetaset lancarKewajibanKewajiban lancarEkuitas

Rasio Usaha dan Informasi LainLaba terhadap aktiva (%)Laba terhadap Ekuitas (%)margin laba usaha (%)margin laba bersih (%)rasio lancar (%)

Item

Income Statements (Rp billion)net sales

Cost of Goods SoldGross income (loss)operating expense

operating income (loss)net income (loss)

Balance Sheet (Rp billion)Total assets

Current assetsLiabilities

Current liabilitiesEquity

Financial Ratios and Other Informationreturn on assets (%)return on Equity (%)

Gross profit margin (%)net profit margin (%)

Current ratio (%)

2009

1.100,91916,35184,56157,9426,619,55

518,51488,95383,48378,11135,03

1,847,072,420,87

129,31

2010

1.038,45858,96179,48160,2419,25

2,30

538,87503,66401,54393,70137,33

0,431,671,850,22

127,93

48 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk

49Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk |

Laporan Auditor 2010

Auditor's Report 2010

50 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk

halaman ini sengaja dikosongkan

this page is intentionally left blank

51Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk |

52 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk

1

3

5

6

7

8

Daftar Isi l Index

Laporan Auditor Independen

| Independent Auditor’s Report

Neraca per 31 Desember 2010 dan 2009

| Balance Sheet as of December 31, 2010 and 2009

Laporan Laba - Rugi per 31 Desember 2010 dan 2009

| Income Statements as of December 31, 2010 and 2009

Laporan Perubahan Ekuitas per 31 Desember 2010 dan 2009

| Statements of Changes in Equity as of December 31, 2010 and 2009

Laporan Arus Kas per 31 Desember 2010 dan 2009

| Statements of Cash Flow as of December 31, 2010 and 2009

Catatan atas Laporan Keuangan PT Indofarma (Persero) Tbk.

| Note to Financial Statements of PT Indofarma (Persero) Tbk.

1Auditor Report 2010 |

2 | Auditor Report 2010

3Auditor Report 2010 |

4 | Auditor Report 2010

5Auditor Report 2010 |

6 | Auditor Report 2010

7Auditor Report 2010 |

8 | Auditor Report 2010

9Auditor Report 2010 |

10 | Auditor Report 2010

11Auditor Report 2010 |

12 | Auditor Report 2010

13Auditor Report 2010 |

14 | Auditor Report 2010

15Auditor Report 2010 |

16 | Auditor Report 2010

17Auditor Report 2010 |

18 | Auditor Report 2010

19Auditor Report 2010 |

20 | Auditor Report 2010

21Auditor Report 2010 |

22 | Auditor Report 2010

23Auditor Report 2010 |

24 | Auditor Report 2010

25Auditor Report 2010 |

26 | Auditor Report 2010

27Auditor Report 2010 |

28 | Auditor Report 2010

29Auditor Report 2010 |

30 | Auditor Report 2010

31Auditor Report 2010 |

32 | Auditor Report 2010

33Auditor Report 2010 |

34 | Auditor Report 2010

35Auditor Report 2010 |

36 | Auditor Report 2010

37Auditor Report 2010 |

38 | Auditor Report 2010

39Auditor Report 2010 |

40 | Auditor Report 2010

41Auditor Report 2010 |

42 | Auditor Report 2010

43Auditor Report 2010 |

44 | Auditor Report 2010

45Auditor Report 2010 |

46 | Auditor Report 2010

47Auditor Report 2010 |

48 | Auditor Report 2010

49Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk |

halaman ini sengaja dikosongkan

this page is intentionally left blank

50 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk

halaman ini sengaja dikosongkan

this page is intentionally left blank

53Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk |

halaman ini sengaja dikosongkan

this page is intentionally left blank

54 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk

55Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk |

halaman ini sengaja dikosongkan

this page is intentionally left blank

56 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk

halaman ini sengaja dikosongkan

this page is intentionally left blank

57Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk |

Profil Usaha Indofarma Global Medika

Business Profile of Indofarma Global Medika

58 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk

Profil Bisnis Indofarma Global MedikaBusiness Profile of Indofarma Global Medika

Misi Perusahaan

Memberikan kepuasan kepada pelanggan melalui pelayanan dan upaya terbaik• Menyediakan produk yang bermutu kepada para pelanggan, dengan harga yang bersaing

• Memiliki produk yang paling diinginkan dalam jumlah yang memadai untuk kebutuhan pengiriman segera

• Memberikan pelanggan pengalaman bisnis secara total, dengan memenuhi harapan pelanggan dalam pelayanan, kenyamanan maupun standar etika bisnis

Corporate Mission

Ensuring highest satisfaction for our customers through services and extended efforts• Providing quality products to the customers at competitive price• Maintaining stocks of popular products for immediate delivery • Giving the customers a more complete business understanding in term of

services, comfort and ethical standard of doing business.

Global MedikaIndofarma

BEraWaL dari sebuah unit distribusi PT

Indofarma (Persero), PT Indofarma Global

medika (IGm) telah berkembang menjadi sebuah

perusahaan distribusi dan trading produk farmasi

dan alat kesehatan dengan Jumlah aset rp712,59

miliar dan Penjualan Bersih rp1.255,97 miliar.

Sejak didirikan pada 1996 itu, jaringan distribusi

IGm telah berkembang dari hanya empat kantor

cabang yang semuanya berlokasi di Pulau Jawa

menjadi 22 (pada 1999) dan 28 (pada 2006) yang

tersebar di seluruh nusantara.

Pada 2010, IGm memiliki jaringan distribusi

dengan 30 kantor cabang yang telah terintegrasi

penuh dengan sistem Enterprise Resource

Planning (ErP) yang didukung oracle database.

dengan fasilitas online, real time yang canggih

ini—dan komitmen kuat untuk memberikan

kepuasan kepada pelanggan melalui pelayanan

dan upaya terbaik—kami yakin IGm akan

berkembang lebih pesat dan mendukung

pertumbuhan Indofarma secara keseluruhan di

masa mendatang.

STarTEd from a distribution unit of PT

Indofarma (Persero), PT Indofarma Global

medika (IGm) has been growing into a

distribution and trading company specializing

on pharmaceutical products and medical

devices with Total assets of rp712.59 billion

and net Sales of rp1,255.97 billion. Since its

founding in 1996, IGm's distribution network

has proliferated from only four branch offices

that all were located in the Island of Jawa to

22 (in 1999) and 28 (in 2006) throughout the

archipelago.

In 2010, IGm's distribution network comprised

of 30 branch offices, fully integrated under

an oracle (data)based Enterprise resource

Planning (ErP) system. Having the sophisticated

online, real time facility—and strong commitment

to provide highest satisfaction for our customers

through services and extended efforts—we

are strongly believed that IGm will grow more

rapidly, supporting Indofarma's overall growth in

the future.

59Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk |

Operational Director

Head of Sales(Branch)

Head of Sales(Institution)

Head ofoperation

Finance Director

PresidentDirector

Head ofInternal Control

& Legal

Head ofHr & Ga

Head ofBusiness

development

Branch manager

Head of InformationTechnology

Head of Supply Chainmanagement

Head of finance,accounting

& Tax

Indofarma

Edan Instrument Corporation

Chengdu

Otsuka

Indonesia

Indonesia

Indonesia

Indonesia

Indonesia

Indonesia

Indonesia

Indonesia

Perusahaan | Company Asal | Origin

Widatra

DNV

Trimed

Graha Farma

Perusahaan | Company Asal | Origin

Mitra Strategis Indofarma Global Medika | Indofarma Global Medika's Strategic Partners

60 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk

Global MedikaIndofarma

Muhammad Asawir HarahapKomisaris Utama| President CommissionerLahir di Padangsidempuan, 11 Agustus 1946Warga Negara Indonesia

Beliau dipercaya menjadi Komisaris Utama PT Indofarma Global Medika (IGM) sejak Mei 2010. Gelar Sarjana Akuntansi diperolehnya dari Institut Ilmu Keuangan pada 1975. Drs. Muhammad Asawir, Akt. memulai karirnya sebagai Auditor untuk Perusahaan Negara dan Perusahaan Daerah di Direktorat Akuntan Negara, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), pada 1969, hingga menduduki jabatan Deputi Bidang Akuntan Negara BPKP. Sebelum ditunjuk sebagai Komisaris Utama IGM, beliau menjadi anggota Komite Audit Indofarma, perusahaan induk IGM (2006−2010).

He has been the President Commissioner of PT Indofarma (Persero), Tbk. since May 2010. He obtained a first degree in Accounting from Institute of Finance in 1975. Drs. Muhammad Asawir, Akt. started his professional career as Auditor of Central and Regional Government-owned Enterprises at the State Accounting Office, the Financial and Development Supervisory Board (BPKP), in1969, with the latest position of Deputy of State Sector Accountant at BPKP. Prior to become IGM's President Commissioner, a member of Indofarma's Audit Committee (2006‒2010).

DjasriadiKomisaris| CommissionerLahir di Jambi, 28 Mei 1956Warga Negara Indonesia.

Beliau dipercaya menjadi Komisaris PT Indofarma Global Medika (IGM) sejak 2008. Gelar Sarjana ekonomi-Manajemen diperolehnya pada 1987. Drs. Djasriadi memulai karir profesionalnya sebagai staf di Direktorat Jenderal Moneter Dalam negeri, pada 1980, sampai menjadi Pejabat Kepala Seksi Administrasi Usaha, Direktorat Jenderal Pengawasan BUMN, Departemen Keuangan RI, pada 1995. Ketika dilakukan reorganisasi kabinet pada 1998, beliau bergabung dengan Kementerian BUMN dengan jabatan terakhir Kepala Bidang Usaha Aneka Industri II (2009).

He has been a Commissioner of PT Indofarma Global Medika (IGM) since 2008. He obtained a first degree in Economic-Management in 1987. Drs. Djasriadi started his professional career as a staff at Directorate General of Internal Monetary, in 1980, holding the latest position of Acting Section Head of Business Administration, Directorate General of BUMN Control, Ministry of Finance of the Republic of Indonesia, in 1995. With cabinet reorganization in 1998, he joined the State Ministry of BUMN (Government-owned Enterprises), with the latest position of Division Head of Various Industrial Business II (2009).

PT Indofarma Global MedikaKomisaris | Board of Commissioners

61Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk |

Global MedikaIndofarma

PT Indofarma Global MedikaDireksi | Board of Directors

Ary GunawanDirektur Utama| President DirectorLahir di Magelang, 13 Mei 1959Warga Negara Indonesia

Beliau dipercaya menjadi Direktur Utama PT Indofarma Global Medika (IGM) sejak 2006. Setelah lulus dari Akademi Meteorologi dan Geofisika, Jakarta, pada 1983, beliau meneruskan pendidikannya hingga memperoleh gelar Master of Business Administration dari American Institute of Management Studies, pada 2000, dan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi-Bisnis Indonesia, pada 2003. Sebelum bergabung dengan IGM sebagai Direktur Operasi pada 2003, beliau pernah bekerja di bidang meteorologi dan geofisika (1983–1985), kemudian bergabung denan bagian pemasaran PT Merck Indonesia (1985–1995), PT Abbott Indonesia (1995–1996), PT Pharos Indonesia (1996–2002), dan PT Pradja Pharins (2002–2003). Beliau terpilih menjadi Direktur Utama pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2006, di Jakarta.

He has been the President and Trading Director of PT Indofarma Global Medika (IGM) since 2006. Graduated from Meteorology and Geophysics Academy, Jakarta, in 1983, he continued his study and obtained Master of Business Administration degree from American Institute of Management Studies, in 2000, and Indonesian Business School, in 2003. Before joining IGM in 2003 as Operation Director, he had been working in the field of meteorology and geophysics (1983–1985) and marketing department at PT Merck Indonesia (1985–1995), PT Abbott Indonesia (1995–1996), PT Pharos Indonesia (1996–2002), dan PT Pradja Pharins (2002–2003). He was elected to become President/Trading Director of IGM at the Annual General Meeting of Shareholders (AGMS) 2006, in Jakarta.

Pratoto Satno RaharjoDirektur Keuangan, Umum & SDM| Finance, General Affairs & HR DirectorLahir di Sukoharjo, 6 Juni 1966Warga Negara Indonesia

Beliau dipercaya menjadi Direktur Keuangan PT Indofarma Global Medika (IGM) sejak 2008. Gelar Sarjana Ekonomi bidang akuntansi diperolehnya dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, pada 1991. Drs. Pratoto Satno Raharjo, Akt. memulai karir profesionalnya sebagai Auditor Internal padaPT Indomarco (1992). Setelah itu, beliau bergabung dengan PT Menara Terus Makmur (1992–1995) dan dipercaya menjadi Auditor Internal Senior di perusahaan induknya, PT Astra Otoparts (1995–1996). Beliau juga pernah bergabung dengan PT Bakrie Motor (1996–1998), Rabana Group (1998–2000), Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN, Maret 2000–Mei 2000), dan PT Anugerah Pharmindo Lestari (Agustus 2001–Maret 2004). Sebelum terpilih menjadi Direktur Keuangan IGM, beliau menjabat Manajer Akuntansi di Indofarma (2004–2008).

He has been Finance Director of PT Indofarma Global Medika (IGM) since 2008. He earned a first degree specializing on Accounting from Gadjah Mada University in 1991. Drs. Pratoto Satno Raharjo started his professional career as an Internal Auditor at PT Indomarco (1992). He was then joined with PT Menara Terus Makmur (1992–1995) and promoted to a position of Internal Auditor at its holding company, PT Astra Otoparts (1995–1996). Prior to be elected as Finance Director of IGM, he had also been joined with PT Bakrie Motor (1996–1998), Rabana Group (1998–2000), Indonesia Banking Restructuring Agency (IBRA, March 2000–May 2000), and PT Anugerah Pharmindo Lestari (August 2001–March 2004). Before holding the position of the IGM's Financial Director, he was the Accounting Manager of Indofarma (2004–2008).

62 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk

1&2 24

4

1914

28

13

320

30

2512

17

16

15

5

21

826

29

9

23

22

27

11

7

6

18

10

Kant

or P

usat

dan

Cab

ang

PT In

dofa

rma

Glo

bal M

edik

a (IG

M)

Hea

d an

d Br

anch

Offi

ces o

f PT

Indo

farm

a G

loba

l Med

ika

(IGM

)

63Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk |

Kantor Pusat dan Cabang PT Indofarma Global Medika (IGM)Head and Branch Offices of PT Indofarma Global Medika (IGM)

1 Kantor Pusat dan Jakarta Satu Komplek Infinia Park Blok B-85 Jl. Dr.Saharjo No. 45, Jakarta Selatan 12850 Tel. (021) 837 92599 Fax. (021) 837 92814

2 Jakarta Dua Jl. Sultan Iskandar Muda 9 BCD Kebayoran Lama, Jakarta Selatan Tel. (021) 722 7432, 726 8325-6 Fax. (021) 722 7431

3 Bandung Jl. Bapak Husein Dalam No. 2 Cihampelas Bandung 40131 Tel. (022) 204 0966-7 Fax. (022) 203 8320

4 Medan Jl. Karya Ujung No. 4-C, Medan Desa Helvetia, Kecamatan Sunggai Deli Serdang, Sumatera Utara Tel. (061) 846 8084, 846 8033 Fax. (061) 846 7807

5 Semarang Jl. Pamularsih Raya Kav. 67 No. 60 Semarang 50148 Tel. (024) 761 3648-9, 0888 680 1203 Fax. (024) 762 5826

6 Surabaya Jl. Raya Margorejo Indah, Blok A-137/58 Surabaya 60238 Tel. (031) 841 9377 Fax. (031) 843 5444

7 Makassar Jl. Dr. Sutomo No. 39 Makassar Tel. (0411) 334 485, 332 731 Fax. (0411) 332 732

8 Yogyakarta Jl. Ring Road Utara No. 17 Kembang, Maguwoharjo Depok Sleman Tel. (0274) 746 0130-1, 0888 687 2815 Fax. (0274) 488 069

9 Denpasar Jl. Gunung Agung No. 21 Denpasar 80118 Tel. (0361) 411 888, 416 286-7 Fax. (0361) 411 888, 416 287

10 Malang Jl. Sunandar Trio Soedarmo No. 20 Kav. D, Malang Tel. (0341) 402 150-51 Fax. (0341) 402 100

11 Manado Jl. DR. Sam Ratulangi No. 28 Manado 95000 Tel. (0431) 870 199, 854 363 Fax. (0431) 863 166

12 Padang Jl. Bagindo Azis Chan No. 6 Padang Tel. (0751) 22034, 810 347 Fax. (0751) 25664

13 Palembang Jl. Ali Gathmir No. 37, RT01/01 Kel. 13 Ilir, Kec. Ilir Timur I Palembang Tel. (0711) 351 123, 351 323 Fax. 321 230

14 Pekanbaru Jl. Kaharuddin Nasution Gang Triarga No. 1, Simpang Tiga Pekanbaru Tel. (0761) 679 550, 679 553 Fax. (0761) 674 720

15 Samarinda Jl. Basuki Rahmat No. 74 Samarinda 75117 Tel. (0541) 78572, 748 147 Fax. (0541) 741 095

16 Banda Aceh Jl. Teuku Imeum Lueng Bata Km-3 No. 111 - Banda Aceh 23247 Nangroe Aceh Darusalam Tel. (0651) 26773, 23119 Fax. (0651) 23119

17 Bandar Lampung Jl. K.H. Ahmad Dahlan No. 68 Banda Lampung Tel (0721) 487 131, 482 689 Fax. (0721) 482 686

18 Banjarmasin Jl. Manggis No. 33-B RT. 36 Kec. Banjar Timur, Kel. Kebun Bunga Banjarmasin 70235 Tel. (0511) 325 9359-60 Fax. (0511) 325 1884

19 Batam Komp. Crown Hill Estate Blok E/9 Batam Center - Batam Tel. (0778) 468 265-6 Fax. (0778) 461 434

20 Bogor Jl. Sindang Barang Loji No. 251 Bogor 16114 Tel. (0251) 834 6345, 833 3833 Fax. (0251) 833 4515

21 Cirebon Jl. Pilang Raya No. 147 Cirebon Tel. (0231) 202 950, 233 969 Fax. (0231) 223 2770

22 Kupang Jl. RW. Monginsidi VI No. 3 Walikota Baru - Kupang Tel. (0380) 838 041, 821 191 Fax. (0380) 820 028

23 Mataram Jl. Bung Karno No. 76 Karanganyar - Mataram Tel. (0370) 626 378 Fax. (0370) 623 065

24 Bekasi Jl. Ir. H. Juanda No. 99 A/B Duren Jaya - Bekasi Timur Tel. (021) 880 3450, 880 0798

25 Pontianak Jl. Tanjung Pura No. 6 Pontianak 78117 Tel. (0561) 765 976-7 Fax. (0561) 741 208

26 Purwokerto Jl. Ragasemangsang No. 44 Purwokerto Tel. (0281) 63465, 621 907 Fax. (0281) 635 769, 0888 667 3416

27 Papua Jl. Kelapa Dua No. 39 Entrop - Jayapura Tel. (0967) 550 867 Fax. (0967) 550 913

28 Jambi Jl. Barau Barau II, RT 24 No. 28 Pakuan Baru - Kec. Jambi Selatan Jambi 36132 Tel. (0741) 33718 Fax. (0741) 33718

29 Solo Jl. Ceplok No. 8 Purwosari - Laweyan Solo 51742 Tel. (0271) 729 772, 728 860 Fax. (0271) 714 850

30 Tangerang Jl. Honoris Raya Blok RV No. 38 Ruko Versail - Modern Land Tangerang Tel. (021) 557 49876

Global MedikaIndofarma

64 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk

PerusahaanPT Indofarma (Persero), Tbk.

Berkedudukan di Jakarta

AlamatKantor Pusat dan Pabrik

Jalan Indofarma No.1, Cikarang Barat 17530Telepon: (021)-8832 3971

Faksimili: (021)-8832 3972 – 73http://www.indofarma.co.id

E-mail: [email protected]

Kantor KomersialJalan Tambak No.2, Manggarai

Jakarta 13150Telepon: (021)-8590 8350Faksimili: (021)-857 4503

E-mail: [email protected]

Sekretaris PerusahaanIsakayoga, C.H.

Telepon: (021)-883 23975E-mail: [email protected]

Hubungan Investor Jefrie Moza

Telepon: (021)-859 08350E-mail: [email protected]

Saham TercatatBursa Efek Indonesia

Kode SahamINAF

Biro Administrasi EfekDatyndo EntrycomWisma Diners Club

Jalan Jenderal Sudirman Kav. 34 – 35 Jakarta 10220

Telepon: (021)-570 9009Faksimili: (021)-570 9026

Informasi LainAkuntan Publik

Husni, Mucharam & RasidiThe Royal Palace C-18

Jalan Dr. Soepomo, SH No.178AJakarta 12870

Telepon: (021)-835 1868, 831 3413Faksimili: (021)-835 1978

e-mail: [email protected]

CompanyPT Indofarma (Persero), Tbk.Headquartered in Jakarta

AddressHead Office and Manufacturing PlantJalan Indofarma No.1, Cikarang Barat 17530Phone: (021)-8832 3971Facsimile: (021)-8832 3972 – 73http://www.indofarma.co.id E-mail: [email protected]

Commercial OfficeJalan Tambak No.2, ManggaraiJakarta 13150Phone: (021)-8590 8350Facsimile: (021)-857 4503E-mail: [email protected]

Corporate SecretaryIsakayoga, C.H.Phone: (021)-883 23975E-mail: [email protected]

Investor RelationsJefrie MozaPhone: (021)-859 08350E-mail: [email protected]

Share ListedIndonesia Stock Exchange

Share SymbolINAF

Share RegisterDatyndo EntrycomWisma Diners ClubJalan Jenderal Sudirman Kav. 34 – 35 Jakarta 10220Phone: (021)-570 9009Facsimile: (021)-570 9026

Other InformationAuditor Husni, Mucharam & RasidiThe Royal Palace C-18Jalan Dr. Soepomo, SH No.178AJakarta 12870Phone: (021)-835 1868, 831 3413Facsimile: (021)-835 1978e-mail: [email protected]

Data PerusahaanCorporate Information

65Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk |

Produk Kami I Our Products

Generic Drug Products (OGB):•Acyclovir200mgTablet•Acyclovir400mgTablet•Acyclovir5%Krim•Albendazole400mgTablet•Allopurinol100mgTablet•Ambroxol15mg/5mlSirup•Ambroxol30mgTablet•Aminophylline200mgTablet•Amitriptyline25mgTabletSalutSelaput•Amlodipine10mgTablet•Amlodipine5mgTablet•Amoxicillin125mg/5mlSirupKering•Amoxicillin250mgKapsul•Amoxicillin500mgKaplet•Ampicillin1,0gInjeksiKering•Ampicillin125mg/5mlSirupKering•Ampicillin250mgTablet•Ampicillin500mgKaplet•Antalgin500mgTablet•Antalgin500mgTablet•AntasidaDOENTablet•AsamMefenamat500mgTabletSalutSelaput•Atropine0,25mg/mlInjeksi•Atropine0,5mgTablet•BacitracinPolymyxinBSalepKulit•Captopril12,5mgTablet•Captopril25mgTablet•Captopril50mgTablet•Carbamazepine200mgTablet•Cefadroxil125mg/5mgSirupKering•Cefadroxil500mgKapsul•Cefixcim100mgKapsul•Cefixime100mg/5mlSirupKering•Cefotaxime1,0g InjeksiKering•Ceftriaxone1,0g InjeksiKering•Cephalexin500mgKapsul•Cetirizine10mgKapsul•CetirizineDrops10mg/ml•CetirizineSirup5mg/5ml•Chloramphenicol250mgKapsul•Chloramphenicol250mgKapsul•Chloramphenicol250mgKapsul•Chloroquine150mgTablet•Cimetidine200mgTablet•Ciprofloxacin500mgTablet•Clindamycin150mgKapsul•Clindamycin300mgKapsul •Clonidine0,15mgTablet •CoAmoxiclav625mgTabletSalutSelaput •Cotrimoxazole120mgTablet •Cotrimoxazole240mg/5mlSuspensi •Cotrimoxazole480mgTablet•Cotrimoxazole480mgTablet•Cyanocobalamine500mcg/mlInjeksi•Dexamethasone0,5mgTablet•Dexamethasone0,5mgTablet•Dexamethasone5mg/mlInjeksi•Dextromethorphan10mg/5mlSirup•Dextromethorphan15mgTabletSalutSelaput•Dextromethorphan15mgTabletSalutSelaput•Diazepam2mgTablet•Diazepam5mgTablet•Diazepam5mg/mlInjeksi•Dicloxacillin125mgKapsul•Diethylcarbamazine100mgTablet•Digoxin0,25mgTablet•Diltiazem30mgTablet•DomperidonTablet•Doxycycline100mgKapsul•Ephedrine25mgTablet•Erythromycin200mg/5mlSirupKering•Erythromycin250mgKapsul•Erythromycin500mgTabletSalutSelaput•Ethambutol250mgTabletSalutSelaput•Ethambutol500mgTabletSalutSelaput•Famotidine20mgTabletSalutSelaput•Famotidine40mgTabletSalutSelaput•Furosemide10mg/mlInjeksi•Furosemide40mgTablet•Furosemide40mgTablet•Gemfibrozil300mgKapsul•Gemfibrozil600mgTablet•Gentamicin0,1%SalepKulit•Gentamicin0.3%OTM•Gentamicin40mg/ml Injeksi•Glibenclamide5mgTablet•Glibenclamide5mgTablet•Glucosamin500mg+Chondroitin400mg+VitaminC50mg•Griseofulvin125mgTablet•Griseofulvin125mgTablet•Haloperidol0,5mgTablet•Haloperidol1,5mgTablet•Haloperidol5mgTablet•Hydrochlorthiazide(HCT)25mg•Hydrocortisone2,5%Krim•Ibuprofen100mg/5mlSuspensi•Ibuprofen200mg/5mlSuspensi•Ibuprofen200mgTabletSalutSelaput•Ibuprofen400mgTabletSalutSelaput•Inacain2%Injeksi•Inamox500mgTablet•Isoniazide100mgTablet• Isoniazide300mgTablet• IsosorbideDinitrate5mgTabletSublingual•Ketorolac10mg/ml Injeksi•Ketorolac30mg/ml Injeksi•Lansoprazole30mgKapsul•Levofloxacin500mgTabletSalutSelaput•LidocaineCompositum2%/2mlInjeksi•Lincomycin500mgKapsul•Loratadine10mgTablet•Mebendazole100mgTablet•Meloxicam15mgTablet•Meloxicam7,5mgTab•Methylprednisolone16mgTablet•Methylprednisolone4mgTablet•Metoclopramide10mgTablet•Metoclopramide5mg/5mlSirup•Metronidazol250mgTablet•Metronidazol250mgTablet•Metronidazol500mgTablet•NaDiklofenak50mgTabletSalutEnterik•Nifedipine10mgTabletSalutSelaput•Ofloxacin200mgTabletSalutSelaput•Ofloxacin400mgTabletSalutSelaput•Omeprazole20mgKapsul•Ondansetron4mgTablet•Ondansetron4mg/2mlInjeksi•Ondansetron8mgTabletSalutSelaput•Ondansetron8mg/4mlInjeksi•Oralit200mlSerbuk•Oralit200mlSerbuk•Oxytetracycline3%SalepKulit•Papaverina40mg/mlInjeksi•Paracetamol100mgTablet•Paracetamol120mg/5mlSirup•Paracetamol500mgTablet•Paracetamol500mgTablet•ParacetamolDrops100mg/5ml•Phenobarbital100mgTablet•Phenobarbital30mgTablet•Piracetam1200mgTabletSalutSelaput•Piracetam3g/15mlInjeksi•Piroxicam10mgKapsul•Piroxicam20mgKapsul•Pravastatin10mgTabletSalutSelaput•Prednison5mgTablet•Propanolol40mgTablet•Propanolol10mgTablet•Propylthiouracyl100mgTablet•Pyrantel125mg(Basa)Kaplet•Pyrantel125mg(Basa)Kaplet•Pyrazinamide500mgTablet•Pyridoxine10mgTablet•Ranitidine150mgTabletSalutSelaput•Ranitidine25mg/mlInjeksi•Reserpine0,1mgTablet•Reserpine0,25mgTablet•Rifampicin300mgKapsul•Rifampicin450mgKapsul•Rifampicin600mgTabletSalutSelaput•Salbutamol2mgTablet•Salbutamol4mgTablet•SalbutamolSirup2mg/5ml•Spiramycin500mgTablet•SulfadoxinePyrimehamine525mgTablet•SulfadoxinePyrimethamine525mgTablet•TabletTambahDarah•Tetracycline250mgKapsul•Thiamine50mgTablet•Thiamphenicol500mgKapsul•Tramadol50mgKapsul•Tramadol50mg/mlInjeksi•Tramadol50mg/mlInjeksi•Trihexyphenidyl2mgTablet•Zinc20mgTablet•

Diagnostics: •DIHbsAgFast•DIAnigenRapidH5AIVTestKit•DIMalariaAgP.f/Pan•DIMalariaAgP.f/P.v.•DITB•DIDengueIgG/IgM•DIHIV-1/23.0•DIHCV•DIUroColor•DIChikungunyaIgM•DIDengueNS1Ag•DIAntiHBs•DIMOP•DIAnigenRapidAIVTestKit•DISalmonellaTyphiIgG/IgM•DIAntiHBs•DIHbsAg•DIHbsAg•DIHCV•DILeptospiraIgG/IgM•DIHIV-1/23.0•DIInfluenzaAg•DIDengueDuo•DIDengueIgG/IgMW/B•DIMalariaP.f/P.v.Ab•DISyphilis3.0•DITBIgG/IgM•DIHCGFast•DISDCheckGoldMeterKit1•DISDCheckGoldStrip•DITHC•DIMET•DIAMP•DIhCG•

Health Foods: •BioginkoPlusTabletSalutSelaput•BioprostKapsulLunak•BiovisionKapsul•

Licensed Product: •Urispas200mgTabletSalutSelaput•

Branded Generic: •Amloten10mgTablet •Amloten5mgTablet •Cetaler •Dextina2,5mgTablet •Floxinaf400mgKapletSalutSelaput •Gluconin5mgTablet •Hitrol •Inacain2% Injeksi •Inacid500mg •Inamox500mgKaplet •Inamycin125mg/5mlSirup •Inamycin500mg •InamycinSirup •Inapril25mgTablet •Inazol •Inazol30mgKapsul •Incephin •Incetax •Inciclav •Inciclav625mgTabletSalutSelaput •Inciflox •Indoralyte •IndoranInjeksi •Infix100mg •InfixSirup •Insetron4mg •Insetron4mg/2ml •Insetron8mg •Insetron8mg/4ml •IntradolInjeksi •Ketoflam •Nausin •RifanH •Rifastar •Urispas •Vermic200mg/5mlSuspensi •Zinkid10mg/5mlSirup •Zinkid20mgDispersibleTablet •

Branded OTC: •Bioralit •BioprostKapsulLunak •BiovisionGoldKapsul •BiovisionKapsul •IndoObatAsma •IndoBatuk&Flu •IndoObatBatukBerdahak •IndoObatBatukCair Sirup •IndoObatCacing •IndoObatCacingAnakSuspensi •IndoObatFlu •IndoObatMaag •IndoObatPenurunPanasAnak •IndoObatPenurunPanas •IndoObatSakitKepala •IndoObatTambahDarah •OBHIndoPlus •ProuricKapsul •ProlipidKapsul

Herbal Products: •BiovisionGold•ProasiKapsul•ProuricKapsul•ProbaginEliksir•ProlipidKapsul•ProrhoidKapsul•

Exported Pharma Products: •Acyclovir5%Krim•Allopurinol100mgTablet•Aminophylline200mgTablet•Amoxicillin125mg/5mlSiropKering•Amoxicillin250mgKapsul•Amoxicillin500mgKaplet•Ampicillin125mg/5ml•Ampicillin500mgKaplet•AsamMefenamat250mgKapsul•AsamMefenamat500mgTabletSalutSelaput•BioginkoPlus•TabletSalutSelaput•BioprostKapsulLunak•BiovisionKapsul•Captopril25mgTablet•Captopril50mgTablet•Carbamazepine200mgTablet•Cephalexin500mgKapsul•Chloramphenicol250mgKapsul•Cimetidine200mgTablet•Ciprofloxacin250mgTabletSalutSelaput•Ciprofloxacin500mgTabletSalutSelaput•Ciprofloxacin500mgTabletSalutSelaput•Cotrimoxazole480mgTablet•Dexamethasone0,5mgTablet•Dexamethasone0,5mgTablet•Dextromethorphan10mg/5mlSirop•Dextromethorphan15mgTabletSalutSelaput•Digoxin0,25mgTablet•Diltiazem30mgTablet•Doxycycline100mgKapsul•Erythromycin250mgKapsul•Ethambutol500mgTabletSalutSelaput•Famotidine40mgTabletSalutSelaput•Famotidine40mgTabletSalutSelaput•FerroFolat200,25mgTabletSalutSelaput•FerrolatTabletSalutSelaput•FitoslimSerbukEfervesen•FitoslimSerbukEfervesen•Furosemide40mgTablet•Gemfibrozil300mgKapsul•Glibenclamide5mgTablet•Griseofulvin125mgTablet•Ibuprofen400mgTabletSalutSelaput•Inamox125mg/5mlSiropKering•Inamox500mgTablet•Inciflox500mgTabletSalutSelaput•IndomagSuspensi•IodinaTest10ml•IsosorbideDinitrate5mgTabletSublingual•Mebendazole100mg/5mlSirop•Metronidazol250mgTablet•Metronidazol500mgTablet•OBHPlusSirop•Ofloxacin200mgTabletSalutSelaput•Ofloxacin400mgTabletSalutSelaput•Omeprazole20mgKapsul•Oralit200mlSerbuk•Oxytetracycline1%SalepMata•Paracetamol120mg/5mlSirop•Paracetamol500mgTablet•Piroxicam20mgKapsul•Piroxina20mgKapsul•Prednison5mgTablet•ProuricKapsul•ProbaginEliksir•ProbaginKapsul•ProfluTablet•ProlipidKapsul•ProrhoidKapsul•Pyrazinamide500mgTablet•Ranitidine150mgTabletSalutSelaput•Rifampicin300mgKapsul•Salbutamol2mgTablet•Salbutamol4mgTablet•SulfadoxinePyrimethamine525mgTablet•VitaminA-100.000IU(WarnaBiru)Kapsul•VitaminA-200.000IU(WarnaMerah)Kapsul•

66 | Annual Report 2010 PT Indofarma (Persero) Tbk

Kantor Pusat dan PabrikHead Office and Manufacturing Plant

Jl. Indofarma No. 1,Cikarang Barat 17530Telp. (021) 8832 3975, 8832 3971Fax. (021) 8832 3972, 8832 3973e-mail: [email protected]: www.indofarma.co.id

Kantor KomersialCommercial Office

Jl. Tambak No. 2, Kebon Manggis, Jakarta 13150Telp. (021) 8590 8350Fax. (021) 8574 503e-mail: [email protected]: www.indofarma.co.id

0816 947 823