STRATEGI PENYUSUNAN NASKAH KESEPAHAMAN DAN PERJANJIAN...
Embed Size (px)
Transcript of STRATEGI PENYUSUNAN NASKAH KESEPAHAMAN DAN PERJANJIAN...

STRATEGI PENYUSUNAN NASKAH KESEPAHAMAN DAN PERJANJIAN KERJASAMA DI INSTANSI PEMERINTAH
Hendra W. Prabandani, SH, MH, LL.MBIRO HUKUM BAPPENAS
Monitoring dan Evaluasi Kesepahaman Bersama (MoU) Perguruan Tinggi Wilayah Jawa Barat,
Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur dengan Kementerian Desa dan PDTT
Daerah Istimewa Yogyakarta, 26-28 September 2017

2
OUTLINE
1. PROFIL PELAKSANAAN KERJASAMA DI BAPPENAS
2. BEBERAPA ISU PENTING
3. SEKILAS TENTANG PERJANJIAN PUBLIK
4. RISIKO HUKUM PERJANJIAN PUBLIK
6. RIVIEW PERJANJIAN PUBLIK
5. MANAJEMEN PERJANJIAN PUBLIK
7. DUKUNGAN SISTEM INFORMASI

3
PROFIL PELAKSANAAN KERJASAMAN DI BAPPENAS (1)
0
5
10
15
2008 2010 2011 2012 2013 2014 20152016
2107(Sept)
1 3 31
812
15
2
13
Jumlah NKB dan PKS KementerianPPN/Bappenas
Saat ini MoU dan PKS yang tercatat dalam databaseBiro Hukum Bappenas sejumlah 58 dokumen.
*NKB dan PKS dibatasi pada dokumen yang dimintakan untuk difasilitasi penyusunannya kepada Biro Hukum Bappenas (diluar loan/grant agreement untuk PHLN)
17%
61%
7%
8% 5%
2%
Mitra NKB dan PKS Kementerian PPN/Bappenas
K/L
Universitas
Unsur Masyarakat
Pemerintah Daerah
Asing
Lain-Lain
NIVERSITASBappenas memiliki 36 kerjasama dengan
Universitas yang menjadikannya sebagai salahmitra utama dalam pembangunan.

4
PROFIL PELASAKSANAAN KERJASAMA DI BAPPENAS (2)
Materi kerjasama dalampeningkatan kompetensiSDM meliputi kerjasamadalam pelaksanaanbeasiswa,penyelenggaraan
pendidikan dan pelatihan sertapenguatan kompetenasi SDM AparaturPerencana.
Menteri PPN Wk Menteri Sesmen PPN
Menteri/KepalaLembaga
Gubernur AsingRektor unsur masyarakat Rektor SekjenWarek/Dekan/Ka LPPM
Bupati/Walikota
Sekda Prov/Kab/Kota
9 2 2 4 2 24 1 4 1 2

5
BEBERAPA ISU PENTING
PERJANJIAN BERULANGBuruknya database menyebabkan adabeberapa NKB yang dibuat lebih dari satukali dengan universitas yang sama.
PERJANJIAN DIBUAT OLEH PEJABAT YANG TIDAK BERWENANG
Unit kerja melakukan perjanjian tanpaberkonsultasi kepada Biro Hukum.
PERJANJIAN TIDAK DAPAT DILAKSANAKAN
Terjadi karena melakukan keterbatasan waktudalam mempersiapkan perjanjian, tanpamelalui koordinasi teknis yang matang.
Sampai saat ini Bappenas memiliki 3 NKB dengan Universitas Padjajaranuntuk materi kerjasama yang hampirsama. Sedangkan dengan beberapauniversitas lain terdapat 2 NKB
Deputi menandatangani NKB yang sebelumnya telah ditandatangani olehpejabat lain. Eselon II menandatanganiNKB tanpa melihat kembali bataskewenangannya.
Perjanjian pelaksanaan diklat/program beasiswa tidak dapat dilaksanakanbahkan menjadi potensi audit karenatidak ketemu antara waktu pembayarandengan kalender akademik

6
PERJANJIAN PUBLIK
Pemerintah sebagai subyek hukum sekaligus badanhukum publik.
Perjanjian yang dibuatmerupakan perjanjian/kontrakyang berdimensi publik.Perjanjian yang salah satu pihaknya adalah pemerintah(Presiden/Menteri/Gubernur/Walikota/Bupati yang dapatdiwakili oleh PPK)
Asas Kebebasan Berkontrak berlaku denganpembatasan.
Transparansi
Akuntabilitas
Partisipatif
Efisiensi
Saling Memperkuat
Untuk KepentinganUmum
PRINSIPUMUM
Penyelesaian Perselisihandilaksanakan dengan pendekatankoordinasi berjenjang.Kecuali untuk perjanjian/kontrak yang berdimensi privat (misal: dengan penyediabarang/jasa)

7
RISIKO HUKUM PERJANJIAN PUBLIK
Pasal 53 UU No. 5/1986 sebagaimana telah diubahterakhir dengan UU 51/2009
“Seseorang atau badan hukum perdata yang merasakepentingannya dirugikan oleh suatu Keputusan Tata Usaha Negara dapat mengajukan gugatan tertulis kepada Pengadilanyang berwenang berisi tuntutan agar Keputusan Tata Usaha Negara yang disengketakan itu dinyatakan batal atau tidaksah, dengan atau tanpa disertai tuntutan ganti rugi dan/ataurehabilitasi”
TATA USAHA NEGARA
P E R D A T A
PERBUATAN MELAWAN HUKUM
“Tiap perbuatan melanggar hukum yang menimbulkan kerugian kepada orang lain mewajibkan pembuat yang bersalah untukmengganti kerugian” (Pasal 1365 BW)”
Bertentangan dengan kewajiban hukum sipelaku
Melanggar hak subyektif orang lain ataumelanggar kaidah tata susila (goede zeden)
Bertentangan dengan azas “Kepatutan”ketelitian serta sikap hati-hati dalam pergaulanhidup masyarakat
WANPRESTASI• Ingkar Janji• Keadaan karena kelalaian atau
kesalahannya pihak dalam perjanjiantidak dapat memenuhi kewajibannya
o memperkaya diri sendiri atau memperkaya oranglain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonornian negara.
o menguntungkan diri sendiri atau menguntungkanorang lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara

8
RISIKO PERJANJIAN PUBLIK
Apabila kerja sama antar daerah dalam satu provinsi terjadiperselisihan, dapat diselesaikan dengan cara: • Keputusan Gubernur. Sedangkan apabila permasalahan ada pada level lintas provinsidiselesaikan dengan:• Keputusan Menteri Dalam Negeri.
KEPUTUSAN TUN SENGKETA TATA USAHA NEGARA

9
MANAJEMEN PERJANJIAN PUBLIK
MANAJEMEN
PERJANJIAN
TAHAP PERUMUSAN
TAHAP PENANDATANGANAN
TAHAP PASCA PENANDATANGAN
REVIEW KONTRAK
PENGENDALIAN
EVALUASI
PELAPORAN
TAHAP PRA KONTRAK

10
TAHAP PRAKONTRAK
“Tahap pada saat para pihak yang sepakat untuk terikat mulai melakukan negosiasi awal. Para pihak membuat nota, resume pembicaraan, atau intisari dari hal yang telah dibicarakan.”
TAHAPAN HAL YANG PERLU DISIAPKAN KETERANGAN
Identifikasi Peraturan Perundang-Undangan
menemukenali berbagai peraturanperundang-undangan yang terkait denganperjanjian/kontrak yang akan dibuat.
• Pelaksanaan kerjasama swakelola dengan Universitas Perpres No. 70 Tahun 2012 tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah
• Kerjasama pengelolaan BMN PP No. 27 Tahun 2014 ttg Pengelolaan BMN
• Kerjasama Pemerintah Daerah PP No. 50 Tahun 2007 tentang Tata Cara PelaksanaanKerjasama Daerah
Koordinasi/negosiasi masing-masing pihak menyodorkan penawarannya terhadap yang lain, sehingga tercapai adanya suatu kesepakatan.
• mempelajari karakteristik pekerjaan yang akan dikerjasamakan.
• menyiapkan bahan, data, dan informasi substantif yang akan dituangkan dalam rancangan kontrak.
Penyusunan MoU/NKB
• diperlukan guna mencatatakan atau mendokumentasikan hasil negoisasi awal ke dalam bentuk tertulis.
• untuk menghindari, hilangnya informasi mengenai hal-hal yang telah disepakati, diputuskan dan akan dibahas lebih lanjut di kesempatan pertemuannya selanjutnya
• MoU cukup menuliskan hal-hal pokok saja,tidak perlu terperinci.
• Tidak perlu mencantumkan penyelesaiansengketa melalui pengadilan/APS, cukupdengan musyawarah untuk mufakat

11
CONTOH KASUS
UU No. 18/2002 tentang Sistem Nasional Litbang, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
Peraturan Presiden No. 54/2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa.
“lembaga litbang dapat berupa organisasiyang berdiri sendiri, atau bagian dariorganisasi pemerintah, pemerintah daerah,
perguruan tinggi, badan usaha, lembaga penunjang, dan organisasimasyarakat”
Penyedia(lelang)
swakelola
Orang/perseoranganBadan usaha
Dilaksanakansendiri
Dilaksanakano/ K/L/D/I
DilaksanakanKelompok masyarakat
Universitas/LembagaPenelitian
Kerjasama Bappenas dengan PusatPenelitian Karet (2016) dan PerguruanTinggi yang berstatus Badan Hukum.
??

12
TAHAP PERUMUSAN
Picture by ©https://konsultanhukum.web.id/
“Tahap ketika para pihak lteah menuangkan poin-poin yang menjadi kesepakatan dalam sebuah kontrak yang dapat dibuat sendiri (dibawah tangan) atau dibuat secara notariil”
TAHAPAN HAL YANG PERLU DISIAPKAN KETERANGAN
Penuangan hasil kesepakatan dalam draft kontrak/perjanjian
• menuangkan bahan, data, daninformasi substantif ke dalamrancangan kontrak.
• semua aspek yang harus ada di dalam suatu kontrak harus tercakup dan dibuat selengkap-lengkapnya
• klausul dalam rancangan kontrak dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, dan menghindari penggunaan kata/kalimat yang tidak jelas dan multi interprestasi.
• Cek kembali ketersediaan anggaran (jika perjanjian menimbulkan pembebanan APBN)
1. Kesalahan pengetikan atau penulisan (kesalahan redaksional)
2. Kesalahan penulisan maksud dari para pihak3. Bahasa yang menimbulkan makna ganda
(ambiguitas)4. Penggunaan bahasa yang tidak dimengerti oleh
salah satu pihak5. Penggunaan bahasa yang tidak berlaku dalam
sistem hukum6. Penggunaan kata atau kalimat yang berulang-
ulang.7. Ketelitian dalam acuan pasal atau ketentuan8. Kesalahan penyebutan identitas para pihak9. Ketidakwenangan salah satu pihak yang
menandatangani10.Ketidaklengkapan ketentuan dalam kontrak.
Periksa kembali naskah perjanjian/kontrak
Periksa kembali syarat subyektif dan syarat obyektif kontrak
melibatkan pengguna akhir (end user)/unit kerja terkait atau Biro Hukum dalam menuangkan bahan, data, dan informasi dalam rancangan kontrak

13
PERHATIKAN PENGGUNAAN BAHASA BERIKUT
“SELANJUTNYA, dengan mempertimbangkan pernyataan-
pernyataan sebagaimana disebutkan diatas, dan janji-janji
bersama dibawah ini, dan dengan pertimbangan lainnya yang
baik dan berharga, penilaian dan kecukupannya dengan ini
diakui dan dengan maksud untuk mengikatkan diri secara sah
terhadap isi dari Perjanjian ini, Para Pihak menyepakati
sebagai berikut: …”
“Tidak ada Pihak yang akan bertanggung jawab sehubungan dengan tidak terlaksananya suatu
kewajiban atau sehubungan dengan kerugian yang disebabkan oleh keterlambatan atau kegagalan
karena adanya kejadian yang diluar kendali Pihak yang mengalaminya. Keadaan kahar berarti peristiwa
suatu tindakan/kejadian yang tidak dapat diduga sebelumnya, tidak dapat ditangani dan berada diluar
kendali dari Pihak yang mengalaminya, dan mengakibatkan Pihak tersebut tidak dapat memenuhi seluruh
atau sebagian dari kewajiban-kewajibannya berdasarkan Perjanjian ini. Dengan ketentuan bahwa seluruh
syarat-syarat tersebut telah dipenuhi seluruhnya, keadaan kahar meliputi kejadian-kejadian seperti kuasa
Tuhan (kilat, gempa bumi, topan, banjir), perang (baik dinyatakan atau tidak), kekacauan (selain oleh
personil dari Pihak), gangguan sipil atau militer, pemogokan nasional atau wilayah dan tindakan dari
pengadilan, pemerintah atau instansi pemerintah atau setiap perwakilan daripadanya. Keadaan kahar tidak
termasuk kejadian-kejadian seperti pembubaran (insolvensi) suatu Pihak dan/atau pemogokan lokal..”
?
?

14
TAHAP PENANDATANGANAN
“Tanda tangan selain berfungsi sebagai wujud kesepakatan, juga sebagai wujud persatuan atas tempat, waktu, dan isi perjanjian yang dibuat. Tanda tangan juga berhubungan dengan kesengajaan para pihak untuk membuat suatu kontrak sebagai bukti atas suatu peristiwa”
Picture by © www.bbc.com
TAHAPAN HAL YANG PERLU DISIAPKAN KETERANGAN
Paraf Membubuhkan paraf kedua belah pihak dalam kontrak
paraf tiap halaman kedua rangkap kontrakdengan menggunakan pena berwarnabiru.
Membuat Rangkap Perjanjian
• membuat rangkap kontrak, sekurang-kurangnya dua.
• memberi Materai pada kontrak maupun rangkapnya (sekurang-kurangnya dua).
“terhadap surat perjanjian dan surat-surat lainnyayang dibuat dengan tujuan untuk digunakan sebagaialat pembuktian mengenai perbuatan, kenyataanatau keadaan yang bersifat perdata maka dikenakanatas dokumen tersebut bea meterai.” (UU No.13 tahun 1985 tentang Bea Meterei)
• dalam hal kedua rangkap kontrak dilampiri dengan dokumen pendukung lainnya, lampiran tersebut juga dibuat dalam rangkap yang sama (minimal dua rangkap), dan beri paraf pada tiap halaman lampiran dengan menggunakan pena berwarna biru.
• buat kopi kontrak dalam beberapaeksemplar
Penandatanganan Menandatangani kontrak jika semua telah siap • tandatangani kedua rangkap kontrak dengan menggunakan penawa berwarna biru
• simpan dengan baik rangkap kontrakasli untuk kepentingan pembuktian, untuk kepentingan pekerjaan cukup gunakan kopi kontrak

15
SIAPA YANG BERWENANG MENANDATANGANI PERJANJIAN PUBLIK?
Surat Edaran tanggal 5 Februari 2016, sebagaipenjabaran dari UU No. 30/2014 tentangAdministrasi Pemerintahan.
“Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang memperoleh Wewenang melalui Mandat tidakberwenang mengambil Keputusan dan/atauTindakan yang bersifat strategis yang berdampakpada perubahan status hukum pada aspekorganisasi, kepegawaian, dan alokasi anggaran.”
PERMEN PPN/KEPALA BAPPENAS No. 8/2014 ttg Pedoman Tata Naskah Dinas
“NKB dapat ditandatangani oleh Menteri, Sesmen PPN/Sestama Bappenas, Deputi danInspektur Utama”
PERMENPAN No. 80/2012 ttg Pedoman Tata Naskah Dinas
“Perjanjian yang dilakukan antarinstansipemerintah di dalam negeri, baik di pusatmaupun di daerah dibuat dan ditandatanganioleh pejabat sesuai dengan tugas, fungsi, wewenang, dan tanggung jawabnya”
PERMENDAGRI No. 80/2015 tentang ProdukHukum Daerah
Penandatanganan Produk Hukum Daerah dapat didelegasikan kepada Wakil KepalaDaerah, Sekda, atau Pimpinan PerangkatDaerah

16
TAHAP PASCA PENANDATANGANAN
“Pasca penandatanganankontrak, para pihak terikat didalam kontrak tersebut harusmemperhatikan hak dankewajiban masing-masingpihak, sehingga tidakmenimbulkan kerugian darisalah satu pihak terhadappihak yang lainnya.”
TAHAPAN HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN KETERANGAN
Pemenuhan Kewajiban
1. Keterlambatan pemenuhan kewajiban2. Ketidakmampuan dalam memenuhi sebagian
kewajiban3. Ketidakmampuan dalam memenuhi semua
kewajiban yang tercantum dalam kontrak
pihak yang berada dalam kondisi demikian untuk segera memberitahukan kepada pihak lainnya, sehingga pihak lain tidak mempunyai alasan untuk tidak mengetahui keadaan dari pihak yang tidak mampu memenuhi kewajiban tersebut.
Adendum Jika pada saat kontrak berlangsung ternyata terdapat hal-hal yang belum cukup diatur dalam kontrak tersebut, dapat dilakukan musyawarah untuk suatu mufakat akan hal yang belum diatur tersebut.
• Perhatikan ketentuan addendum dalam peraturan perundang-undangan, misalnya:1. tidak menurunkan kualitas keluaran yang
telah ditetapkan; 2. tidak boleh menambah nilai kontrak
lebih dari 10% (sepuluh persen); dan3. tersedia pagunya.
• meminta bantuan Biro Hukum dan unit kerja terkait untuk meneliti dan memberikan usulan perubahan kontrak.
Keadaan kahar (Force Majeure)
Pasal 1245 KUH Perdata menyebutkan bahwa “tidak ada penggantian biaya, kerugian dan bunga, bila karena keadaan memaksa atau karena hal yang terjadi secara kebetulan, debitur terhalang untuk memberikan atau berbuat sesuatu yang diwajibkan atau melakukan suatu perbuatan yang terlarang olehnya”.
Perhatikan ketentuan keadaan kahar dalam perjanjian, serta tata cara pengenaannya.

17
TAHAP PENGENDALIAN
“Pengendalian dilakukandengan maksud untuk dapatmenjamin bahwa pelaksanaanperjanjian sesuai dengantujuan dan sasaran yangdiharapkan. .”
TAHAPAN HAL YANG PERLU DISIAPKAN KETERANGAN
Pengendalian dan pengawasan
awasi dan kendalikan dengan baikpelaksanaan perjanjian baik denganmengunjungi lapangan maupunmempelajari laporan yang disampaikan.
• Buat kuisioner pelaksanaan perjanjian
• Bangun instrumen pengenadalian berbasis sistem informasi, dan minta kepada unit kerja pelaksana perjanjian untuk melakukan update secara berkala.
• Lakukan kunjungan lapangan dalam rangka monitoring pelaksanaan perjanjian. Bangun SOP kunjungan lapangan untuk memantau pelaksanaan perjanjian.
Tindak Lanjut Lakukan langkah koreksi apabila ditemukan hal yang tidak sesuai dengan isi perjanjian.
• Para pihak dapat mengusulkan amandemen apabila diperlukan penyesuaian di lapangan.
• Dalam hal ditemukan permasalahan dilapangan, lakukan koordinasi dan konsultasi dengan APIP dan Biro Hukum.

18
EVALUASI DAN PELAPORAN
“Evaluasi dilakukan dengan maksuduntuk mengetahui dengan pastiapakah tujuan dan kendala yangdijumpai dalam pelaksanaanperjanjian dapat dinilai dandipelajari untuk perbaikanperjanjian dimasa yang akandatang.”
TAHAPAN HAL YANG PERLU DISIAPKAN
KETERANGAN
Evaluasi • Apabila memungkinkan, maka dapat disusun indikator keberhasilan dari pelaksanaan perjanjian.
• Fokus dari evaluasi adalah pada pencapaian output, dan outcomes dari pelaksanaan perjanjian.
• Output perjanjian adalah terlaksananya kegiatan yang dikerjasamakan diantara PARA PIHAK.
• Sedangkan outcomes adalah tercapainya tujuan/sasaran perjanjian.
Pelaporan • Pelaporan diperlukan sebagai bentuk dokumentasi dan pertanggungjawaban atas pelaksanaan perjanjian.
• Dokumen laporan juga diperlukan sebagai bahan pengambilan keputusan dimasa yang akan datang.
Pelaporan dapat dilakukan secara berkala misalnya setiap tahun sekali, atau dilakukan pada akhir selesainya jangka waktu perjanjian.

19
REVIEW PERJANJIAN PUBLIK
REVIEW DOKUMEN
KETAATAN TERHADAP PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
NILAI TAMBAH SOSIAL DAN EKONOMI BAGI NEGARA DAN MASYARAKAT
PERTIMBANGAN (DISKRESI) MANAJEMEN

20
REVIEW PERJANJIAN PUBLIK
REVIEW DOKUMEN
1. Kesepakatan jangka waktu, saat dimulai dan berakhirperjanjian, contohnya Surat Perintah Mulai Kerja(SPMK);
2. Kesepakatan tahapan pelaksanaan masing-masingperiode;
3. Kesepakatan mengenai hak dan tanggung jawab daripara pihak;
4. Kesepakatan tentang bagi hasil (jika ada);5. Kesepakatan tentang pekerjaan tambah kurang
(adendum perjanjian);6. Penerapan sanksi apabila wanprestasi;7. Kesepakatan mengenai pembayaran (jika ada);8. Kesepakatan mengenai penyelesaian perselisihan
yang mungkinterjadi di kemudian hari;9. Kesepakatan mengenai kewajiban pihak ketiga dalam
hal terjadi kegagalan pekerjaan;10. Analisa harga dan teknis;11. Term of reference (TOR);12. Kualifikasi pihak ketiga (jika ada);13. Tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku,
ketertiban, dan kesusilaan.

21
REVIEW PERJANJIAN PUBLIK
KETAATAN TERHADAP PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
1. Kesesuaian dengan rencana pembangunan jangka menegahnasional/daerah dan rencana strategis K/L.
2. Memenuhi syarat minimal perjanjian.
3. Kesesuaian antara perjanjian yang dibuat denganpertimbangan hukum yang mendasari perjanjian/kontrakyang terkait.
4. Kesesuaian tahapan dalam prosedur pembuatan perjanjiandengan ketentuan yang terkait.
5. Kesesuaian kewenangan para pihak yang menandatanganiperjanjian.
6. Kesesuaian perjanjian/kontrak dengan ketertiban umum.
7. Kesesuaian perjanjian/kontrak dengan ketentuan kesusilaan.
8. Persetujuan-persetujuan atas perjanjian yang dibuat, daripihak yang berwenang.
9. Kelayakan ketentuan-ketentuan dalam perjanjian yang mengatur hak dan kewajiban para pihak pada saatpelaksanaan dan pengakhiran perjanjian.
10. Kesesuaian isi perjanjian dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku antara lain, aturan teknis perjanjian, aturan perpajakan, dan aturan Penerimaan Negara BukanPajak.

22
PERTIMBANGAN (DISKRESI) MANAJEMEN
REVIEW PERJANJIAN PUBLIK
1. Kondisi yang ada tidak memungkinkanbagi pemerintah untuk menyediakananggaran investasi pada kegiatan yang diperjanjikan.
2. Secara teknis, lebih menguntungkan jikadikelola oleh pihak ketiga,karena dapatmeningkatkan kuantitas, kualitas danefisiensi pelayanan melalui persaingansehat.
3. Secara teknis, pemerintah dapat lebihmudah mengendalikan kegiatan jikadikelola pihak ketiga.
1. Manfaat ekonomi atau sosialbagi negara dan masyarakat;
2. Manfaat yang akan diperolehdibandingkan dengan biayainvestasi dari perjanjian yangdibuat;
3. Kelayakan nilai investasiperjanjian;
4. Kesesuaian perhitunganmanfaat ekonomi dengankondisi nyata pelaksanaanperjanjian;
NILAI TAMBAH SOSIAL DAN EKONOMI BAGI NEGARA DAN
MASYARAKAT

23
CONTOH
Kerjasama Bappenas dengan KelompokMasyarakat/Universitas dalamPelaksanaan Kegiatan Pengurangan EmisiKarbon

24
Copyright © 2017 by Biro Hukum. All rights reserved.
SI MOU
A P L I K A S I
Simple CEPATONLINE LENGKAP AMAN
DUKUNGAN SISTEM INFORMASI

25
DUKUNGAN SISTEM INFORMASI
SISTEM SI MOUSebagai sistem databaseberbasis web untuk MoU danPerjanjian Kerjasama.

26

27
Hendra W. Prabandani, Penerbit AlfabetaBandung, cetakan pertama254 hlm, April 2017.
Nama
Hendra W. Prabandani, SH, MH, LL.M.
Kantor
Biro Hukum Bappenas
Jalan taman Suropati 2
Jakarta Pusat
Telepon
021 3926252 (office hours)/08157616217
[email protected]; [email protected]
Pendidikan
• University of North Carolina School of Law, USA (LL.M)
• Universitas Diponegoro, Semarang (MH)
• Universitas Sebelas Maret, Solo (SH)