STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan...

196
STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN BLITAR, JAWA TIMUR DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT DAN QSPM SKRIPSI Oleh : INTAN SINJANG PRIHANDINI NIM. 135080418113005 PROGRAM STUDI AGROBISNIS PERIKANAN JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERIKANAN DAN KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017

Transcript of STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan...

Page 1: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI,

KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN BLITAR, JAWA TIMUR DENGAN

MENGGUNAKAN METODE SWOT DAN QSPM

SKRIPSI

Oleh :

INTAN SINJANG PRIHANDINI

NIM. 135080418113005

PROGRAM STUDI AGROBISNIS PERIKANAN

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERIKANAN DAN KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

Page 2: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI,

KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN BLITAR, JAWA TIMUR DENGAN

MENGGUNAKAN METODE SWOT DAN QSPM

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Perikanan

di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Universitas Brawijaya

Oleh :

INTAN SINJANG PRIHANDINI

NIM. 135080418113005

PROGRAM STUDI AGROBISNIS PERIKANAN

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERIKANAN DAN KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

November, 2017

ii

Page 3: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

iii

Page 4: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

IDENTITAS TIM PENGUJI

Judul : STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI

PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN BLITAR, JAWA

TIMUR DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT DAN QSPM

Nama Mahasiswa : INTAN SINJANG PRIHANDINI

NIM : 135080418113005

Program Studi : Agrobisnis Perikanan

PENGUJI PEMBIMBING :

Pembimbing 1 : DR. IR. NUDDIN HARAHAB, MP

Pembimbing 2 : DR. IR. HARSUKO RINIWATI, MP

PENGUJI BUKAN PEMBIMBING :

Dosen Penguji 1 : DR. IR. EDI SUSILO, MS

Dosen Penguji 2 : WAHYU HANDAYANI, S.PI,MP, MBA

Tanggal Ujian : 28 November 2017

iv

Page 5: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

PERNYATAAN ORISINALITAS

Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul: Strategi

Pengembangan Kawasan Objek Wisata Pantai Pangi, Kecamatan Bakung,

Kabupaten Blitar, Jawa Timur Dengan Menggunakan Metode SWOT dan QSPM

adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum diajukan dalam

bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun.

Semua data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang

diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks

dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini. Apabila

dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Skripsi ini hasil jiplakan, maka

saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku.

Malang, November 2017

Mahasiswa

Intan Sinjang Prihandini 135080418113005

v

Page 6: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Intan Sinjang Prihandini

NIM : 135080418113005

Tempat / Tgl Lahir : Blitar, 7 Juni 1995

Jurusan : Sosial Ekonomi Perikanan dan Kelautan

Program Studi : Agrobisnis Perikanan

Status Mahasiswa : Biasa / Pindahan / Tugas Belajar / Ijin Belajar

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Kristen

Status Perkawinan : Belum Kawin

Alamat : Jl. Wlingi Blitar

RIWAYAT PENDIDIKAN

No Jenis Pendidikan Tahun

Keterangan Masuk Lulus

1 S.D 2001 2007

2 S.L.T.P 2007 2010

3 S.L.T.A 2010 2013

4 Perguruan Tinggi Universitas Brawijaya

2013 2017

5 Perguruan Tinggi (Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan)

2013 2017

Demikian riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya dan apabila

dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan saya sanggup menanggung segala

akibatnya.

Malang, November 2016

Hormat kami

Intan Sinjang Prihandini

NIP.135080418113005

vi

Page 7: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

UCAPAN TERIMAKASIH

Assalamualaikum Wr. Wb.

Segala puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

atas rahmat dan karunia yang diberikan, pemilik segala ilmu dan kekuatan yang

tak terbatas, yang telah memberikan kami kekuatan, kesabaran, ketenangan,

dan karunia selama ini sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan

tugas akhir ini. Dalam proses penulisan laporan magang ini, penulis banyak

mendapat dukungan dan bantuan dari pihak – pihak yang secara langsung

maupun tidak langsung telah ikut menyumbangkan doa, pikiran, tenaga dan

inspirasi bagi penulis. Dengan segala ikhlas dan tulus, penulis mengucapkan

terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Kedua orang tua saya yaitu Bapak Yohanes Siswanto dan Ibu Fransiska P

beserta kedua saudara tercinta saya Guntur Melyndra P dan Moses Galuh

Wilianto yang selalu memberikan doa, kasih sayang dan perhatiannya.

2. Bapak Dr. Ir. Nuddin Harahab, MP selaku dosen pembimbing I yang telah

meluangkan waktu untuk menerima penulis berdiskusi dan membimbing

serta memberikan pengarahan sejak awal hingga akhir penyusunan skripsi.

3. Ibu Dr. Ir. Harsuko Riniwati, MP selaku dosen pembimbing II yang

senantiasa menerima penulis untuk berdiskusi, memberikan kritik dan saran

yang membangun sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

baik hingga akhir.

4. Kepala Pokdarwis yang sudah menerima dan membimbing dengan baik

sehingga menjadikan sebuah pengalaman baru bagi saya.

5. Elisafan Yosmarlino, Sylvi Anggraini, Iis Afriani, Vita S, dan teman-teman lain

yang sudah memberikan dukungan.

vii

Page 8: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

Penulis menyadari bahwa laporan magang ini masih jauh dari sempurna.

Dengan segala kekurangan yang ada, maka penulis mengharapkan masukan

serta kritikan yang membangun. Namun dengan kekurangan tersebut penulis

berharap semoga laporan magang ini menjadi amal yang dapat memberikan

manfaat bagi penulis dan pembaca.

Malang, November 2017

Intan Sinjang Prihandini

135080418113005

viii

Page 9: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

ABSTRAK

STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI,

KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN BLITAR, JAWA TIMUR DENGAN

MENGGUNAKAN METODE SWOT DAN QSPM

(Intan Sinjang Prihandini, Nuddin Harahab2, dan Harsuko Riniwati

3)

Abstrak Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui profil Kawasan Wisata Pantai Pangi, karakteristik wisatawan yang berkunjung, faktor-faktor internal dan eksternal yang berpengaruh dalam pengembangan dan strategi pengembangan yang tepat untuk Kawasan Objek Wisata Pantai Pangi berdasarkan analisis SWOT dan QSPM. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling yang dilakukan kepada kepala pengelola dan incidental sampling digunakan kepada pengunjung yang kebetulan bertemu dan dirasa cocok sebagai responden. Sedangkan teknik penentuan jumlah sampel menggunakan Linier time function (LTF) didapatkan hasil sebesar 48 responden. Analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan analisis Matriks EFE, Matriks IFE, Matriks IE, SWOT dan QSPM. Berdasarkan hasil yang diperoleh analisis matriks IFE dan EFE, total skor bobot IFE sebesar 3,03 dan EFE sebesar 2,76 menempatkan Wisata Pantai Pangi berada pada kuadran I maka strategi yang digunakan adalah tumbuh dan membangun yaitu dengan menggunakan kekuatan yang ada di Pantai Pangi dan memanfaatkan peluang yang ada di luar Pantai Pangi. Selanjutnya hasil perhitungan QSPM menyatakan bahwa strategi peningkatan dan pengembangan objek wisata adalah strategi terpilih sebagai prioritas utama strategi pengembangan Kawasan Wisata Pantai Pangi dengan total nilai TAS sebesar 4,8. Bagi masyarakat sekitar diharapkan untuk mengetahui pentingnya keterlibatan masyarakat dalam mengelola pantai, Bagi pengelola dan pemerintah diharapkan sebagai bahan pertimbangan untuk menyusun, merumuskan kebijakan dan merealisasikan berbagai strategi pengembangan pariwisata, selanjutnya bagi penelitian selanjutnya disarankan meneliti terkait strategi pengembangan wisata sehingga pihak pengelola dan pemerintah dapat mengambil kebijakan dari hasil penelitian yang telah dilakukan.

Kata Kunci : Strategi, Pengembangan Wisata, Pantai Pangi

Abstract This research aims to know Pangi Beach Profile, Tourist characteristic, internal and external factor

that affected on tourist development strategy and also to know the exact strategy for tourist

development in Pangi Beach based on SWOT and QSPM analysis. This research method use both

qualitative and quantitative descriptive. This research used purposive sampling method addressed to

head of administrator and incidental sampling used to visitor that happen to be around and qualified

as respondents. Using linier time function to obtained 48 people as respondent. Data analysis in this

research used EFE, IFE, IE, SWOT Matrix and QSPM analysis. This research obtained that IFE

matrix score is 3,3 and EFE matrix score is 2,76 which place Pangi Beach Tourism in 1th quadrant,

Therefore Pangi Beach tourims development strategy is to grow and build take advantage of

opportunities from external factors outside the Pangi Beach. QSPM calculation result is state that the

chosen strategy for Pangi Beach Tourism is to apply escalation and development strategy as a priority

strategy with the total TAS core is 4,8. Is important for community around Pangi Beach to be fully

committed on beach management. For administrator and government, this research is hope to be a

consideration for arranging, formulate, and actualize variety of tourism development strategy. For the

further research is suggested to examine tourism development strategy so Pangi Beach administrator

and government can run a policy based on the previous research.

Keywords : Strategies, tourism development, Pangi beach.

ix

Page 10: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan

rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang diberi judul

“Strategi Pengembangan Kawasan Objek Wisata Pantai Pangi, Kecamatan

Tumpakkepuh, Kabupaten Blitar Dengan Menggunakan Metode SWOT Dan

QSPM”. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 30 September 2017 sampai 8

Oktober 2017. Tujuan penelitian ini adalah mendiskripsikan profil Kawasan

Wisata Pantai Pangi, karakteristik wisatawan yang berkunjung di Kawasan

Wisata Pantai Pangi, faktor-faktor internal dan eksternal yang berpengaruh

dalam pengembangan Objek Wisata Pantai Pangi, dan strategi pengembangan

yang tepat untuk Kawasan Objek Wisata Pantai Pangi berdasarkan analisis

SWOT dan QSPM.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Perikanan di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan dalam

hal penyusunan, oleh karena itu penulis menerima segala kritikan dan

mengharapkan saran yang membangun agar tulisan ini bermanfaat bagi yang

membutuhkan.

Malang, November 2017

Intan Sinjang Prihandini

135080418113005

x

Page 11: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. ...i

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ ..iii

IDENTITAS TIM PENGUJI ................................................................................ ..iv

PERNYATAAN ORISINALITAS ......................................................................... ..v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................... ..vi

UCAPAN TERIMAKASIH ................................................................................... .vii

ASTRAK ............................................................................................................ ..ix

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ..x

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ..xi

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xvi

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvii

1. PENDAHULUAN ......................................................................................... ..1

1.1 Latar Belakang................................................................................... ..1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. ..6

1.3 Tujuan................................................................................................ ..7

1.4 Kegunaan .......................................................................................... ..7

2. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. ..9

2.1 Penelitian Terdahulu .......................................................................... ..9

2.2 Pariwisata .......................................................................................... 14

2.2.1 Pengertian Pariwisata dan Objek Wisata ................................. 14

2.2.2 Jenis – Jenis Pariwisata ............................................................ 17

2.2.3 Bentuk Pariwisata .................................................................... 20

2.2.4 Wisatawan dan Karakteristik ..................................................... 21

2.2.5 Motivasi Perjalanan Wisata ...................................................... 26

2.2.6 Komponen Pariwisata ............................................................... 28

2.2.7 Potensi Pariwisata .................................................................... 33

2.3 Strategi Pengembangan Pariwisata ................................................... 36

2.4 Kajian Strategis .................................................................................. 43

2.4.1 Tahap Input (Input Stage) ......................................................... 45

2.4.2 Tahap Pencocokan (Matching Stage) ....................................... 47

2.4.3 Tahap Keputusan (Decision Stage) .......................................... 51

2.5 Kerangka Berfikir ............................................................................... 52

3. METODE PENELITIAN ............................................................................... 55

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 55

3.2 Jenis Penelitian .................................................................................. 55

xi

Page 12: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

3.3 Jenis dan Sumber Data ..................................................................... 56

3.4 Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 57

3.4.1 Observasi ................................................................................. 58

3.4.2 Wawancara ............................................................................... 59

3.4.3 Kuisioner .................................................................................. 59

3.4.4 Dokumen .................................................................................. 60

3.5 Populasi Dan Sampel ........................................................................ 61

3.6 Skala Pengukuran .............................................................................. 64

3.7 Metode Analisis Data ......................................................................... 66

3.7.1 Profil Kawasan Wisata Pantai Pangi ......................................... 66

3.7.2 Karakteristik Pengunjung Wisata Pantai Pangi ......................... 67

3.7.3 Analisa Data dalam Merumuskan Strategi

Pengembangan Wisata Pantai Pangi ....................................... 67

4. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN ................................................... 75

4.1 Letak Geografis dan Keadaan Topografis ......................................... 75

4.2 Keadaan Penduduk ........................................................................... 77

4.2.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia ........................................ 77

4.2.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ................. 78

4.2.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian .................. 79

4.2.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama .................................... 80

5. HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................... 81 5.1 Profil Kawasan Wisata Pantai Pangi .................................................. 81

5.5.1 Struktur Organisasi ................................................................... 83

5.5.2 Harga Tiket Masuk .................................................................... 86

5.5.3 Sarana dan Prasarana Wisata Pantai Pangi ............................. 86

5.2 Karakteristik Responden ................................................................... 96

5.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ............... 96

5.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Asal ............................ .97

5.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ............................ .98

5.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ..... .99

5.2.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ................... 100

5.2.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan ................ 101

5.2.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Kunjungan ...... 102

5.2.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Sumber Informasi ....... 102

5.3 Pengelolaan Wisata Pantai Pangi .................................................... 103

5.4 Sikap Responden ............................................................................. 105

5.4.1 Sikap Responden Terhadap Keindahan ................................. 108

5.4.2 Sikap Responden Terhadap kebersihan ................................. 110

5.4.3 Sikap Responden Terhadap Kesenian dan budaya lokal ........ 112

5.4.4 Sikap Responden Terhadap Akses Jalan ............................... 113

5.4.5 Sikap Responden Terhadap Ketersediaan Tempat Parkir ...... 115

5.4.6 Sikap responden Terhadap Ketersediaan Warung .................. 117

5.4.7 Sikap Responden Terhadap Ketersediaan fasilitas Tempat

Ibadah.. .................................................................................. 118

xii

Page 13: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

5.4.8 Sikap Responden Terhadap Ketersediaan toilet dan sumber air

bersih di Kawasan Objek Wisata ........................................... 120

5.4.9 Sikap responden Terhadap Ketersediaan Penginapan ........... 121

5.4.10 Sikap responden Terhadap Ketersediaan Jaringan

Telekomunikasi di Kawasan Objek Wisata ........................... 123

5.4.11 Sikap responden Tersedianya gazebo/ tempat teduh .......... 124

5.4.12 Sikap responden Terhadap Ketersediaan wahana bermain

anak-anak ............................................................................ 126

5.4.13 Sikap responden Terhadap Ketersediaan Wahana Susur Muara

Sungai Menggunakan Perahu .............................................. 127

5.4.14 Sikap responden Terhadap Ketersediaan wisata cemoro sewu

............................................................................................. 129

5.4.15 Sikap Responden Terhadap Promosi Objek Wisata (Kerjasama

dengan pemerintah) ............................................................. 131

5.4.16 Sikap Responden Terhadap Promosi Objek Wisata (Media

Sosial) .................................................................................. 132

5.4.17 Sikap Responden Terhadap Harga Tiket Masuk .................. 134

5.4.18 Sikap Responden Terhadap Pelayanan dari Pengelola ....... 135

5.4.19 Sikap Responden Terhadap Terhadap Pelayanan dari

Masyarakat .......................................................................... 136

5.4.20 Sikap Responden Terhadap Pelayanan dari Masyarakat ..... 138

5.4.21 Sikap Responden Terhadap Kecenderungan Memilih Wisata

Alam ..................................................................................... 139

5.4.22 Sikap Responden Terhadap Kecenderungan berkunjung

kembali ................................................................................. 141

5.5 Identifikasi Faktor Internal dan Faktor Eksternal ............................... 142

5.5.1 Identifikasi Faktor Intenal ........................................................ 143

5.5.2 Identifikasi Faktor Eksternal .................................................... 147

5.6 Penentuan rating Faktor Internal dan Eksternal................................ 150

5.7 Matriks IFE dan EFE ........................................................................ 162

5.8 Strategi Pengelolaan yang Dilakukan untuk Pengembangan Wisata

Pantai Pangi..................................................................................... 165

5.8.1 Alternatif Strategi Berdasarkan Analisis SWOT .................... 165

5.8.2 Matrik IE ................................................................................. 169

5.8.3 Matriks QSPM ........................................................................ 170

6. KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 174

6.1 Kesimpulan ....................................................................................... 174

6.2 Saran ................................................................................................ 177

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 179

LAMPIRAN ...................................................................................................... 182

xiii

Page 14: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Penelitian Terdahulu ............................................................................ 12

Tabel 2. Draf Matrik SWOT menurut Rangkuti ................................................... 48

Tabel 3. Draf Matriks Internal Factor Evaluation (EFE) ...................................... 69

Tabel 4. Draf Matriks External Factor Evaluation (IFE) ...................................... 71

Tabel 5. Draf Matriks SWOT ............................................................................. 72

Tabel 6. Quantitatif Strategic Planning Matrix (QSPM) ...................................... 74

Tabel 7. Data Penduduk Berdasarkan Usia ....................................................... 77

Tabel 8. Data Penduduk Berdasarkan Tingkat pendidikan ................................. 78

Tabel 9. Data Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian .................................. 79

Tabel 10. Data Penduduk Berdasarkan Agama ................................................. 80

Tabel 11. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ........................ 97

Tabel 12. Karakteristik Responden Berdasarkan Daerah Asal ......................... .98

Tabel 13. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ..................................... .99

Tabel 14. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan .............. 100

Tabel 15. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan ................... 100

Tabel 16. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan ......................... 101

Tabel 17. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Kunjungan ............... 102

Tabel 18. Karakteristik Responden Berdasarkan Sumber Informasi ................ 103

Tabel 19. Tabulasi Sikap Responden ............................................................. 107

Tabel 20. Sikap Responden Terhadap Keindahan ........................................... 108

Tabel 21. Hasil Kuesioner Terkait Keindahan .................................................. 109

Tabel 22. Sikap Responden Terhadap Kebersihan .......................................... 110

Tabel 23. Hasil Kuesioner Terkait Kebersihan ................................................. 111

Tabel 24. Sikap Responden Terhadap Kesenian dan budaya lokal ................. 112

Tabel 25. Sikap Responden Terhadap Akses Jalan Menuju Pantai Pangi ....... 113

Tabel 26. Hasil Kuesioner Terkait Akses jalan Pantai Pangi ............................ 115

Tabel 27. Sikap Responden Terhadap Ketersediaan Tempat Parkir ................ 115

Tabel 28. Sikap responden Terhadap Ketersediaan Warung ........................... 117

Tabel 29. Sikap Responden Terhadap Ketersediaan fasilitas Tempat Ibadah.. 118

Tabel 30. Hasil Kuesioner Terkait fasilitas Tempat Ibadah ............................... 120

Tabel 31. Sikap Responden Terhadap Ketersediaan toilet .............................. 120

Tabel 32. Sikap responden Terhadap Ketersediaan Penginapan .................... 122

xiv

Page 15: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

Tabel 33. Sikap responden Terhadap Ketersediaan Jaringan Telekomonukasi

Di Kawasan Objek Wisata ................................................................. 123

Tabel 34. Sikap responden Tersedianya gazebo/ tempat teduh ...................... 124

Tabel 35. Sikap responden Tersedianya wahana anak-anak ........................... 126

Tabel 36. Sikap responden Ketersediaan Wahana Susur Muara Sungai ......... 128

Tabel 37. Sikap responden Ketersediaan wisata cemoro sewu ....................... 129

Tabel 38. Hasil Kuesioner Terkait wisata cemoro sewu ................................... 130

Tabel 39. Sikap Responden Terhadap Promosi Objek Wisata (Kerjasama dengan

Pemerintah) ...................................................................................... 131

Tabel 40. Sikap Responden Terhadap Promosi Objek Wisata (Media Sosial) . 132

Tabel 41. Hasil Kuesioner Terkait Promosi Objek Wisata (Media Sosial) ......... 133

Tabel 42 Sikap Responden Terhadap Harga Tiket Masuk ............................... 133

Tabel 43. Sikap Responden Terhadap Pelayanan dari Pengelola .................. 135

Tabel 44. Sikap Responden Terhadap Terhadap Pelayanan dari Masyarakat .

(Keramahan Masyarakat) .................................................................. 137

Tabel 45. Sikap Responden Terhadap Pelayanan dari Masyarakat (Masyarakat

Menyediakan Keperluan Wisatawan) ................................................ 138

Tabel 46 Sikap Responden Terhadap Kecenderungan Memilih Wisata Alam...139

Tabel 47. Sikap Responden Terhadap Kecenderungan berkunjung kembali…140

Tabel 48. Kriteria Kekuatan Kelemahan dan Peluang Ancaman ...................... 156

Tabel 49. Faktor Kekuatan ............................................................................... 157

Tabel 50. Faktor Kelemahan ............................................................................ 158

Tabel 51. Faktor Peluang ................................................................................. 160

Tabel 52. Faktor Ancaman ............................................................................... 161

Tabel 53. Matrik IFE ........................................................................................ 163

Tabel 54. Matrik EFE ....................................................................................... 164

Tabel 55. Matriks SWOT .................................................................................. 166

Tabel 56. Pengelompokan QSPM .................................................................... 170

Tabel 57. Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (QSPM) ............................ 172

xv

Page 16: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Grafik kunjungan wisatawan mancanegara ke Jatim tahun 2015-

2017 ................................................................................................ 4

Gambar 2. Kerangka Analitis Perumusan Strategi pada penelitian .................... 45

Gambar 3. Matriks Internal-Eksternal ................................................................. 50

Gambar 4. Kerangka Berfikir ............................................................................. 54

Gambar 5. Keindahan Wisata Pantai Pangi ....................................................... 83

Gambar 6. Struktur organisasi POKDARWIS ‘‘Sekar” ....................................... 84

Gambar 7. Tiket masuk Wisata Pantai Pangi ..................................................... 86

Gambar 8. Kondisi jalan ..................................................................................... 87

Gambar 9. Mushola ........................................................................................... 89

Gambar 10. Toilet/ Kamar Mandi ....................................................................... 90

Gambar 11. Penginapan .................................................................................... 90

Gambar 12. Lahan parkir ................................................................................... 91

Gambar 13. Warung makanan dan Minuman ................................................... 92

Gambar 14. Gazebo ......................................................................................... 92

Gambar 15. Tempat sampah ............................................................................. 93

Gambar 16. Wahana Menikmati Keindahan Pangi ............................................. 94

Gambar 17. Wahana Playround pada Wisata Pantai Pangi ............................... 94

Gambar 18. Wahana Wisata cemoro sewu pada Wisata Pantai Pangi ............. 95

Gambar 19. Wahana Susur sungai menggunakan perahu ................................. 95

Gambar 20. Matriks Grand Strategy ................................................................ 168

Gambar 21. Matriks IE .................................................................................... 169

xvi

Page 17: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian ................................................................. 182

Lampiran 2. Daftar Nama Responden .............................................................. 184

Lampiran 2. Dokumentasi ................................................................................ 185

xvii

Page 18: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

1

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Paradigma pembangunan di banyak Negara kini lebih berorientasi kepada

pengembangan sektor-sektor jasa dan industri, termasuk didalamnya adalah

perkembangan industri pariwisata yang sangat pesat dan dapat memberikan

peluang terhadap pertumbuhan ekonomi nasional maupun regional. Dalam hal ini

Indonesia merupakan salah satu negara yang memilki potensi Objek Wisata dan

Daya Tarik Wisata (OTDW) berupa keanekaragaman hayati yang sangat tinggi

diantaranya sumber daya alam, baik di daratan maupun di perairan, keunikan

dan keaslian budaya tradisional, keindahan bentang alam, gejala alam,

peninggalan sejarah/budaya. Keseluruhan potensi objek wisata dan daya tarik

wisata tersebut merupakan sumber daya ekonomi yang bernilai tinggi dan

sekaligus merupakan media pendidikan dan pelestarian lingkungan yang

mempunyai peranan yang sangat penting dalam pengembangan kepariwisataan

(Handayawati, 2010).

Hal tersebut senada dengan pernyataan Ilyas (2009), bahwa potensi alam

dan budaya yang besar dapat dijadikan modal dalam mengembangkan industri

pariwisata baik ditingkat nasional maupun daerah. Potensi yang dimiliki dapat

dikembangkan sebagai potensi pengembangan kegiatan perekonomian yang

dapat menghasilkan devisa negara, sehingga sektor kepariwisataan diharapkan

dapat memegang peranan yang menentukan dan dapat dijadikan kalisator untuk

mengembangkan sektor-sektor lain secara bertahap.

Menurut Undang-Undang No 10 tahun 2009 menjelaskan bahwa pariwisata

adalah berbagai macam kegiatan pariwisata dan didukung berbagai fasilitas

serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan

pemerintah daerah. Berdasarkan pengertian tersebut, pariwisata memerlukan

Page 19: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

2

berbagai macam layanan dari semua komponen. Untuk melayani keperluan

wisatawan inilah maka disediakan berbagai fasilitas pokok pariwisata, fasilitas

pelengkap, dan fasilitas penunjang pariwisata antara lain akomodasi, penyediaan

fasilitas makanan dan minuman (tempat makan), angkutan wisata, wisata tirta,

dan kawasan pariwisata.

Menurut Pitana (2005), suatu daerah tujuan wisata (destinasi wisata) adalah

sebuah susunan sistematis dari tiga elemen. Seorang dengan kebutuhan wisata

adalah inti/pangkal (keistimewaan apa saja atau karekteristik suatu tempat yang

akan mereka kunjungi) dan sedikitnya satu penanda (inti informasi). Seseorang

melakukan perjalanan wisata dipengaruhi oleh faktor-faktor yang menjadi daya

tarik yang membuat seseorang rela melakukan perjalanan yang jauh dan

menghabiskan dana cukup besar. Suatu daerah harus memiliki potensi daya tarik

yang besar agar para wisatawan mau menjadikan tempat tersebut sebagai

destinasi wisata. Suatu daerah dijadikan destinasi wisata dipengaruhi oleh

beberapa hal yang penting, seperti: menarik untuk clien, fasilitas-fasilitas dan

atraksi, lokasi geografis, jalur transportasi, stabilitas politik, lingkungan yang

sehat, dan tdak ada larangan/batasan pemerintah.

Selain itu, untuk mencapai keberhasilan target pariwisata suatu daerah

diperlukan ada usaha-usaha yang dilakukan dengan mengatur sistem pariwisata

yang memadai berupa promosi dan pengembangan potensi-potensi pariwisata

yang didukung dengan cara mendesaign produksi dan kegiatan-kegiatan yang

diadakan pemerintahan setempat (Fasial, 2006).

Pariwisata juga merupakan komoditas yang dibutuhkan oleh setiap individu.

Alasannya, karena aktivitas berwisata bagi seorang individu dapat meningkatkan

daya kreatif, menghilangkan kejenuhan kerja, relaksasi, berbelanja, bisnis,

mengetahui peninggalan sejarah dan budaya suatu etnik tertentu, kesehatan dan

pariwisata spiritualisme. Dengan meningkatnya waktu luang sebagai akibat lebih

Page 20: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

3

singkatnya hari kerja dan didukung oleh meningkatnya penghasilan maka

aktivitas kepariwisataan akan semakin meningkat (Yuwana, 2011)

Pada masa sekarang pariwisata di Indonesia telah berkembang dari wisata

massa (mass tourism) menjadi pola berwisata individu atau kelompok kecil, yang

lebih fleksibel dalam perjalanan berwisata dan wisatawan dapat berinteraksi lebih

tinggi dengan wisata alam dan budaya masyarakat, seiring pergeseran bentuk

pariwisata internasional pada awal dekade delapan puluhan (Demortoto Argyo,

2009). Pergeseran tersebut dilihat dari banyaknya wisatawan di Indonesia yang

mulau meminati pariwisata dengan memanfaatkan laut, pantai, hutan tropis,

sungai, hutan mangrove, danau dan bentuk-bentuk lahan lainnya.

Menurut Subandra (2008), memaparkan bahwa pembangunan pariwisata

harus dilakukan dengan prinsip berkelanjutan guna meningkatkan daya guna

daerah tersebut dengan memperhatikan prinsip-prinsip pembangan

berkelanjutan. Prinsip-prinsip tersebut, antara lain partisipasi, keikutsertaan para

pelaku (stakeholders), kepemilikan lokal, penggunaan sumberdaya secara

berkelanjutan, mewadahi tujuan-tujuan masyarakat, perhatian terhadap daya

dukung, monitor dan evaluasi, akuntabilitas, pelatihan serta promosi.

Keberadaan kawasan wisata alam sangat berpengaruh pada kondisi atau

keadaan masyarakat sekitar tempat tersebut. Kegiatan wisata alam dapat

meningkatkan perekonomian sektor informal, begitu juga dengan perekonomian

masyarakat sekitar kawasan wisata. Kegiatan rekreasi selain berdampak baik

untuk wisatawan juga akan berdampak bagi masyarakat di sekitar kawasan

wisata. Biasanya masyarakat akan memanfaatkan kegiatan wisata tersebut untuk

mencari nafkah. Berbagai profesi dapat dilakukan oleh masyarakat di sekitar

kawasan wisata seperti berdagang, bertani dan beternak (Muttaqin, 2011).

Page 21: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

4

Perkembangan pariwisata di Jawa Timur saat ini semakin berkembang, hal ini

didukung data BPS Jawa Timur (2017), berdasarkan jumlah kunjungan

wisatawan mancanegara (wisman) ke Jawa Timur bulan agustus 2017 sebesar

26.365 kunjungan, sedangkan dibanding bulan yang sama (agustus) 2016

sebesar 19.029 kunjungan, dan bulan agustus 2015 sebesar 18.311 kunjungan

sehingga data tersebut terlihat bahwa wisman mengalami peningkatan sebesar

7.336 kunjungan dari bulan agustus 2016 ke bulan agustus 2017. Grafik

wisatawan mancanegara ke Jawa Timur tahun 2015-2017 dapat dilihat pada

gambar 1.

Gambar 1. Grafik Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Jawa Timur

(Sumber : BPS Jawa Timur Tahun 2015 - 2017) Meningkatnya jumlah kunjungan wisata ke Jawa Timur perlu dilakukan usaha

pengembangan. Kabupaten Blitar khususnya sektor pariwisata merupakan salah

satu sektor yang strategis dan potensial untuk dikelola, dikembangkan, dan

dipasarkan, mengingat potensi obyek wisata yang dimiliki Kabupaten Blitar

sangat beragam meliputi objek wisata air terjun, obyek wisata daerah pantai,

dataran rendah sampai daerah pegunungan, salah satunya Objek Wisata Pantai

Pangi.

Page 22: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

5

Pantai Pangi merupakan destinasi wisata alam di Kabupaten Blitar, tepatnya

di Desa Tumpakkepuh, Kecamatan Bakung, Kabupaten Blitar, Pantai ini

menonjolkan keindahan dan keasrian yang dijadikan tujuan wisata yang banyak

dipilih bagi masyarakat yang mulai bosan dengan “wisata modern”, dimana

dalam pengelolaannya wisata pantai ini dikelola oleh POKDARWIS berkerjasama

dengan KPH dibawah naungan perhutani. Pantai ini memiliki keindahan dan

keunikan tersendiri, dimana para pengunjung akan disuguhi oleh pemandangan

Pantai yang masih alami dan mempesona. Hamparan pasir pantai putih dan

bersih serta warna air biru kehijauan menambah keindahan pantai, serta terdapat

pohon-pohon cemara sewu dengan daun-daun lebat dan rindang disekitar tepi

pantai, sehingga pantai ini terlihat asri dan sejuk. Selain itu juga terdapatnya

sungai yang bermuara di Pangi Pantai yang ditanami pohon-pohon mangrove

dan cemoro sewu.

Namun disayangkan pada Objek Wisata Pantai Pangi ini pengelolaannya

masih belum maksimal, sedangkan potensi Wisata Pantai Pangi yang tinggi

sehingga perlu diupayakan peningkatan dan pengembangan Objek Wisata

Pantai Pangi seperti budaya dan kesenian lokal, peningkatan fasilitas (sarana

dan prasarana), penambahan wahana dijadikan daya tarik wisata dll. Dimana

pengelola objek wisata harus melihat pengunjung sebagai prioritas utama, dan

faktor yang menentukan eksistensi suatu objek wisata sehingga perlu

diupayakan pengembangan wisata yakni dengan menganalisis faktor–faktor

internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman)

objek wisata sehingga faktor-faktor tersebut dapat dijadikan acuan dalam

pengambilan keputusan strategi pengembangan Objek Wisata Pantai Pangi.

Berdasarkan pada uraian diatas, maka penelitian dengan judul “Strategi

Pengembangan Kawasan Objek Wisata Pantai Pangi, Kecamatan Bakung,

Page 23: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

6

Kabupaten Blitar, Jawa Timur dengan Menggunakan Metode SWOT dan QSPM”

menjadi penting untuk dilakukan.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada suatu penelitian adalah untuk memudahkan dalam

menganalisa dan mengevaluasi masalah serta dapat lebih terarah dan lebih jelas

sehingga diperoleh adanya langkah-langkah pemecahan permasalahan yang

efektif untuk dilakukan, maka dari itu perlu dibuat suatu perumusan masalah.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya maka

dapat dirumuskan bahwa masalah pokok dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana profil Kawasan Wisata Pantai Pangi, di Desa Tumpakkepuh,

Kabupaten Blitar?

2. Bagaimana karakteristik wisatawan yang berkunjung di Kawasan Wisata

Pantai Pangi, di Desa Tumpakkepuh, Kabupaten Blitar?

3. Apa saja faktor-faktor internal dan eksternal yang dapat berpengaruh dalam

pengembangan Kawasan Wisata Pantai Pangi, di Desa Tumpakkepuh,

Kabupaten Blitar?

4. Bagaimana strategi pengembangan yang tepat untuk Kawasan Objek Wisata

Pantai Pangi?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah penulis uraikan diatas, maka

tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mendiskripsikan profil Kawasan Wisata Pantai Pangi, di Desa

Tumpakkepuh, Kabupaten Blitar

2. Untuk mengetahui karakteristik wisatawan yang berkunjung di Kawasan

Wisata Pantai Pangi, di Desa Tumpakkepuh, Kabupaten Blitar.

Page 24: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

7

3. Untuk mengetahui faktor-faktor internal dan eksternal yang berpengaruh

dalam pengembangan Objek Wisata Pantai Pangi.

4. Untuk mengetahui strategi pengembangan yang tepat untuk Kawasan Objek

Wisata Pantai Pangi berdasarkan analisis SWOT dan QSPM.

1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini antara lain sebagai

berikut:

1. Bagi Pengelola Wisata Pantai Pangi

Hasil penelitian tentang strategi pengembangan Objek Wisata Pantai Pangi

menggunakan metode analisis SWOT dan QSPM diharapkan dapat

memberikan informasi bagi pengelola Wisata Pantai Pangi dalam

menentukan strategi pengembangan yang tepat untuk meningkatkan jumlah

pengunjung wisata secara berkelanjutan sehingga mampu menjadi salah

satu obyek wisata dengan meningkatkan fasilitas, atraksi wisata, dll.

2. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini sebagai bahan informasi kepada masyarakat untuk

memahami pentingnya keterlibatan/kontribusi masyarakat dalam suatu

proses pengembangan wisata dalam meningkat meningkatkan potensi wisata

sehingga juga berdampak pada peningkatan ekonomi, seperti dengan

menyediakan apa yang diperlukan pengujung diantaranya warung makanan

dan minuman.

3. Bagi Peneliti

Meningkatkan pemahaman peneliti terhadap strategi pengembangan yang

tepat pada Objek Wisata Pantai Pangi menggunakan metode analisis SWOT

dan QSPM serta dapat dijadikan referensi untuk kebutuhan rujukan pustaka

Page 25: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

8

penelitian lebih lanjut khususnya pada bidang studi yang berkaitan dengan

strategi pengembangan objek wisata.

4. Bagi Pemerintah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi

pemerintah sebagai bahan informasi dan pertimbangan untuk menyusun,

merumuskan, dan mengambil kebijakan terkait upaya pengembangan

obyek wisata sehingga berdampak dalam peningkatan jumlah pengunjung

seperti melakukan kerja sama dengan instansi-instansi terkait.

Page 26: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

9

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian tentang strategi pengembangan dengan menggunakan analisis

SWOT dan QSPM sudah banyak dilakukan, antara lain penelitian yang dilakukan

oleh Reza (2009), Restu (2010), Richard (2013), dan Arman (2016).

Dari penelitian Reza (2009), diperoleh hasil bahwa matrik SWOT dilakukan

pencocokan kekuatan dan kelemahan Pantai Lombang dengan peluang dan

ancaman yang dihadapi. Dimana didapatkan strategi SO dengan pemberdayaan

potensi budaya dan pengembangan kegiatan ekonomi berbasis potensi wilayah,

strategi WO dengan perbaikan aksesibilitas dan perbaikan kualitas SDM UPTD

Pantai Lombang. Strategi ST dengan mempertahankan tingkat harga bersaing

dan terakhir strategi WT dengan pemberdayaan masyarakat lokal dan stategi

promosi.

Selanjutnya dilakukannya perhitungan analisis QSPM dengan melakukan

pemeringkatan terhadap strategi-strategi yang didasarkan pada nilai TAS dari

yang terbesar hingga yang terkecil, sehingga didapatkan strategi yang tepat

untuk pengembangan Pantai Lombang yaitu pengembangan ekonomi berbasis

potensi wilayah, khususnya pembentukan kelompok bisnis cemara udang. Hal ini

juga sesuai dengan hasil dari matrik IE dimana Pantai Lombang berada pada

posisi V yaitu menjaga dan mempertahankan dengan pilhan strategi antara

penetrasi pasar atau potensi wilayah maka strategi yang dihasilkan masuk dalam

strategi pengembangan.

Berdasarkan penelitian Restu (2010), dengan judul “Kajian Pengelolahan

Sumberdaya Alam danau Situgunung untuk pengembangan ekowisata, di Taman

Nasional Gunung Gede Pangrano” didapatkan hasil bahwa penelitian ini

menghasilkan beberapa startegi dari analisa SWOT dan analisa prioritas QSPM

Page 27: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

10

yaitu Prioritas I adalah mengoptimalkan pengembangan potensi sumber daya

alam dan lingkungan kawasan danau di dalam Taman Nasional pengembangan

kegiatan dan aktivitas wisata untuk menarik pengunjung melalui promosi secara

berkolaborasi,dimana alternatif strategi ini merupakan strategi SO. Prioritas II

adalah merintis paket ekowisata yang dipadukan dengan agrowisata bersama-

sama dengan masyarakat sekitar danau untuk menaikan tingkat kesejahteraan

masyarakat sekitar, dimana prioritas tersebut merupakan alternatif strategi SO.

Prioritas III yaitu melakukan pengawasan untuk mempertahankan ekosistem

kawasan, dimana prioritas tersebut merupakan strategi alternatif WO. Prioritas IV

dengan mensosialisasikan prinsip-prinsip ekowisata kepada masyarakat sekitar,

dimana prioritas tersebut merupakan strategi ST yang menggunakan peluang

yang dimiliki dengan mengatasi ancaman yang dihadapi dan terakhir, prioritas V

dengan melakukan promosi dan publikasi dimana prioritas tersebut merupakan

alternatif strategi WT meminimalkan kelemahan untuk menghindari ancaman.

Berdasarkan penelitian dari Richard (2013), dengan judul penelitian “ strategi

perencanaan dan pengembangan Industri Pariwisata menggunakan Metode

SWOT dan QSPM (studi kasus Kecamatan Leitimur Selatan Kota Ambon)”

didapatkan hasil bahwa strategi yang diperoleh berdasarkan analisa SWOT

diantaranya strategi SO dengan perluasan akses-akses dan peningkatan kualitas

pariwisata dan infrastruktur, strategi WO dengan peningkatan kualitas SDM,

strategi ST dengan peningkatan dan penguatan sistem manajemen dan terakhir

strategi WT dengan peningkatan kesejahteraan. Dari strategis yang didapat

dilakukan perhitungan analisis dengan menggunakan QSPM, didapatkan hasil

bahwa strategi yang digunakan adalah strategi pengembangan produk (product

development) yang merupakan strategi meningkatkan pengembangan produk

wisata Kecamatan Leitimur Selatan untuk memanfaatkan semua potensi yang

dimiliki.

Page 28: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

11

Berdasarkan penelitian Arman (2016), didapatkan hasil bahwa matriks

Internal-Eksternal menempatkan posisi pariwisata Kabupaten Penawaran berada

pada sel V yaitu pada kondisi eksternal tinggi dan kondisi internal rata-rata yang

dapat dikelola dengan menggunakan strategi Hold and Maintain (pertahankan

dan pelihara), yaitu melaksanakan strategi penetrasi pasar dan pengembangan

produk. Dari hasil analisis terhadap matrik SWOT menghasilkan 5 (lima) alternatif

strategi pengembangan pariwisata yang kemudian diperingkatkan menggunakan

QSPM yaitu meningkatkan serta memperbaiki sistem dalam manajemen strategi

terutama dalam hal perencanaan dan penganggaran dana, peningkatan kualitas

sumberdaya manusia dibidang pariwisata dan optimalisasi pelaksanaan tugas

pembinaan kepariwisataan, menyediakan dan mengembangkan berbagai sarana

penunjang, peningkatan pelaksanaan kerjasama, keterpaduan antar instansi-

instansi terkait, dan mengembangkan potensi yang dimiliki objek wisata serta

meningkatkan promosi berbasis informasi guna mempromosikan produk-produk

potensi wisata yang belum banyak diketahui masyarakt luas. Berikut adalah tabel

penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel 1.

Page 29: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

12

Tabel 1. Penelitian Terdahulu

No Peneliti/ Institusi

Judul

Th.

Metode Analisis

Hasil Penelitian

1. Mohamma

d Reza /

ITB

Analisis

Strategi

Pengemban

gan Pantai

Lombang

di

Kabupaten

Sumenep.

2009 -Penelitian bersifat kualitatif dan kuantitatif. -Alat analisis yang digunakan menggunakan analisis Matriks EFE, matriks IFE, matriks IE, matriks SWOT dan QSPM.

Hasil bahwa berdasarkan

hasil Analisis dan matrik

IFE, EFE, IE, SWOT, serta

perhitungan QSPM maka

strategi yang dirasa tepat

untuk pengembangan

pantai Lombang yaitu

pengembangan ekonomi

berbasis potensi wilayah,

khususnya pembentukan

kelompok bisnis cemara

udang. Hal ini juga sesuai

dengan hasil dari matrik IE

dimana Pantai Lombang

berada pada posisi V yaitu

menjaga dan

mempertahankan dengan

pilhan strategi antara

penetrasi pasar atau

potensi wilayah maka

strategi yang dihasilkann

masuk dalam strategi

pengembangan.

2. Restu

Rahayu

Bratadired

ja/ ITB

Kajian

Pengelolah

an

Sumberday

a Alam

Danau

Situgunung

Untuk

Pengemban

gan

Ekowisata

di Taman

Nasional

Gunung

Gede

Pangrango

2010 - Jenis

penelitian

kuantitatif

-Alat

analisis :

analisis

kesesuaian

wisata

(IKW) analis

daya

dukung

kawasan

(DDK), IFE,

EFE, IE,

SWOT, dan

QSPM.

Hasil SWOT dan QSPM

didapatkan strategi yang

menjadi prioritas utama

adalah mengoptimalkan

pengembangan potensi

sumberdaya alam dan

lingkungan kawasan

danau didalam Taman

nasional, pengembangan

kegiatan dan aktivitas

wisata, untuk menarik

pengunjung melalui

promosi secara

berkolaborasi

Page 30: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

13

No Peneliti/ Institusi

Judul

Th.

Metode Analisis

Hasil Penelitian

3. Richard / Univ. Brawijaya

Strategi Perencanaan dan Pengembangan Industri Pariwisata Menggunakan Metode Swot Dan Qspm (Studi Kasus Kecamatan Leitimur Selatan Kota

Ambon)

2013 - Jenis

penelitian

kualitatif

dan

kuantitatif

-Alat

analisis

yang

digunakan

menggunak

an analisis

Matriks

EFE,

matriks IFE,

matriks IE,

matriks

SWOT dan

QSPM.

Brrdasarkan hasil SWOT

dan QSPM didapatkan

hasil bahwa strategi yang

digunakan adalah strategi

pengembangan produk

(product development)

yang merupakan strategi

meningkatkan

pengembangan produk

wisata kecamatan Leitimur

Selatan unuk

memanfaatkan semua

potensi yang dimiliki.

4. Arman

Maulan/

Univ.

Bandar

lampung

Penentuan

Prioritas

Strategi

Pariwisata

Dengan

Mengguna

kan

Metode

Quantitativ

e Strategic

Planning

Matrix

(Studi

pada

Pariwisata

Kabupaten

Pesawara

n)

2016 - Jenis

penelitian

kuantitatif

- Metode

analisis

yang

digunakan

menggunak

an analisis

Matrik EFE,

IFE, IE,

SWOT dan

QSPM.

Berdasarkan analisis

SWOT dan QSPM

didapatkan hasil bahwa

strategis yang digunakan

adalah dengan

meningkatkan serta

memperbaiki sistem

manajemen strategi

terutama dalam hal

perencanaan dan

penganggaran dana

pengembangan pariwisata

di kabupaten Pesawaran.

Dari beberapa contoh penelitian terdahulu pada Tabel 1, maka dapat

digambarkan beberapa persamaan dan perbedaannya. Persamaan beberapa

penelitian terdahulu ini adalah penelitian yang fokus pada strategi

pengembangan pariwisata menggunakan analisis SWOT dan QSPM. Untuk

Page 31: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

14

perbedaan yang terdapat pada masing – masing penelitian terdahulu diatas yaitu

penggunaan metode penelitian yang berbeda sesuai dengan kaitan pembahasan

variabel itu sendiri. Selanjutnya pada penelitian ini lebih dikembangkan penelitian

kualitatif dan kuantitatif dengan tujuan mendiskripsikan profil Kawasan Wisata

Pantai Pangi, karakteristik wisatawan yang berkunjung, faktor-faktor internal dan

eksternal yang berpengaruh dalam pengembangan Objek Wisata Pantai Pangi

dan strategi pengembangan yang tepat untuk Kawasan Objek Wisata Pantai

Pangi.

2.2 Pariwisata

2.2.1 Pengertian Pariwisata dan Objek Wisata

Pariwisata merupakan segala suatu kegiatan wisata yang didukung dengan

fasilitas-fasilitas sarana dan prasarana serta layanan yang disediakan untuk

pengunjung maupun masyarakat sekitar agar dapat menikmati keindahan alam

yang disajikan. Menurut UU nomer 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan yang

menyatakan bahwa pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan

didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat,

pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah.

Menurut Ilyas (2009), mengatakan bahwa Pariwisata yaitu suatu perjalanan

yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang untuk sementara waktu dari

suatu tempat ke tempat lain dengan tujuan bukan mencari nafkah melainkan

semata-mata hanya menikmati perjalanan tersebut untuk memenuhi

keinginan/kebutuhan yang bermacam- macam.

Menurut Pitana (2005), mengatakan bahwa pariwisata berkembang karena

adanya gerakan/kemauan manusia dalam mencari sesuatu yang belum diketahui

sebelumnya, menjelajahi wilayah yang baru, mencari perubahan suasana, atau

untuk mendapat pengalaman perjalanan baru. Dengan demikian dapat dikatakan

Page 32: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

15

bahwa wisata merupakan suatu perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau

lebih dengan tujuan antara lain untuk mendapatkan kenikmatan dan memenuhi

hasrat ingin mengetahui sesuatu yang baru, dapat juga karena kepentingan yang

berhubungan dengan kegiatan olahraga untuk kesehatan, konvensi, keagamaan

dan keperluan usaha lainnya.

Pariwisata sebagai suatu proses kepergian sementara dari seorang atau

lebih menuju ke tempat lain di luar tempat tinggalnya. Dorongan kepergiannya

adalah karena berbagai kepentingan, baik karena kepentingan ekonomi, sosial,

budaya, politik, kesehatan, maupun kepentingan lainnya seperti karena sekedar

ingin tahu, menambah pengalaman ataupun untuk bekerja (Pendit, 2003).

Menurut Pitana (2005), pariwisata merupakan suatu konsep yang sangat

multidimensional, tidak bisa dihindari bahwa beberapa pengertian pariwisata

dipakai oleh praktisi dengan tujuan dan perspektif yang berbeda sesuai tujuan

yang ingin dicapai. Meskipun ada variasi batasan, ada beberapa komponen yang

secara umum disepakati didalam batasan pariwisata (khususnya pariwisata

internasional), yaitu sebagai berikut:

1. Traveler, yaitu orang yang melakukan perjalanan antar 2 atau lebih lokalitas.

2. Visitor, yaitu orang yang melakukan perjalanan ke daerah yang bukan

merupakan tempat tinggalnya, kurang dari 12 bulan, dan tujuan perjalanannya

bukanlah untuk mencari nafkah, pendapatan, atau penghidupan di tempat

tujuan.

3. Tourist, yaitu bagian dari visitor yang menghabiskan waktu paling tidak satu

malam.

Berdasarkan pengertian tentang pariwisata yang telah diuraikan diatas,

secara umum pariwisata adalah suatu perjalanan seseorang atau sekelompok

orang untuk sementara waktu berpergian dari suatu tempat ke tempat yang lain.

Dengan adanya pariwisata dapat mendatangkan pendapatan devisa negara,

Page 33: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

16

peningkatan kesempatan kerja yang berarti mengurangi jumlah pengangguran

serta meningkatkan pendapatan dan standar hidup bagi masyarakat di daerah

wisata.

Objek wisata menjadi salah satu komponen yang penting dalam industri

pariwisata, dimana objek wisata merupakan bentukan dan fasilitas yang mampu

menarik minat wisatawan untuk mengunjungi suatu daerah atau tempat tertentu.

Menurut Adiwijoyo (2012) objek dan daya tarik wisata dapat dibedakan menjadi 3

(tiga) yaitu :

1. Objek Wisata Alam

Objek wisata alam adalah sumberdaya alam yang berpotensi serta memiliki

daya tarik bagi pengunjung baik dalam keadaan alami maupun setelah ada

usaha budi daya.

2. Objek Wisata Sosial Budaya

Objek wisata sosial budaya dapat dimanfaatkan dan dikembangkan sebagai

objek dan daya tarik wisata tersendiri meliputi museum, peninggalan sejarah,

situs arkeologi, upacara adat, kerajinan dan seni pertunjukkan.

3. Objek Wisata Minat Khusus

Objek wisata minat khusus merupakan jenis wisata yang baru dikembangkan

di Indonesia.

Suatu objek wisata harus memenuhi tiga persyaratan yoeti (2005) yaitu: Something to see, artinya di daerah tujuan wisata terdapat daya tarik

khusus/berbeda dengan apa yang dimiliki oleh daerah lain (pemandangan

alam, upacara adat, kesenian) yang dapat dilihar oleh wisatawan.

Something to do, artinya di daerah tujuan wisata tersedia fasilitas rekreasi

yang membuat wisatawan betah dan nyaman untuk tinggal lebih lama di

tempat itu (penginapan/hotel yang memadahi, kolam renang, sepeda air)

Page 34: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

17

sehingga mereka dapat melakukan sesuatu yang tidak bisa dilakukan

dirumah ataupun ditempat wisata lainnya.

Something to buy, artinya di daerah tujuan wisata tersedia fasilitas untuk

berbelanja souvenir atau hasil kerajinan untuk oleh-oleh.

2.2.2 Jenis Pariwisata

Pada pengembangan pariwisata terdapat beberapa hal yang perlu ditinjau

sebagai potensi yang perlu dikembangkan pada tujuan daerah wisata. Potensi ini

berpengaruh dengan motivasi wisatawan yang akan datang untuk berkunjung ke

lokasi objek wisata tersebut. Adapun berbagai jenis pariwisata menurut (Pandit,

2003) yaitu:

1. Wisata budaya merupakan perjalanan wisata ke tempat lain atau ke luar

negeri yang dilakukan dengan maksud untuk mengetahui dan mempeljari

keadaan rakyat, kebiasaan dan ada istiadat, cara hidup, budaya dan seni

masyarakat di lokasi yang dituju.

2. Wisata kesehatan dapat diartikan sebagai perjalanan seorang wisatawan

dengan tujuan untuk menukar keadaan dan lingkungan tempat sehari-hari

demi kepentingan beristirahat dalam arti jasmani dan rohani.

3. Wisata olahraga adalah perjalanan yang ditujukan untuk berolahraga atau

sengaja mengambil bagian dalam kegiatan olahraga baik resmi maupun tidak

di suatu tempat.

4. Wisata komersial merupakan perjalanan dengan tujuan untuk mengunjungi

kegiatan-kegiatan komersial.

5. Wisata industri adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh rombongan

pelajar atau mahasiswa, ke suatu daerah atau kompleks perindustrian.

Page 35: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

18

6. Wisata politik adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan untuk mengunjungi

atau mengambil bagian aktif dalam peristiwa kegiatan politik baik di dalam

negeri maupun mancanegara.

7. Wisata konvensi adalah perjalanan ke satu wilayah dengan tujuan untuk

menghadiri kegiatan-kegiatan konvensi seperti rapat kerja, musyawarah

nasional, dan sebagainya.

8. Wisata sosial dapat dijelaskan sebagai pengorganisasian suatu perjalanan

murah serta mudah untuk member kesempatan kepada golongan masyarakat

ekonomi lemah untuk mengadakan perjalanan.

Ada berbagai macam bentuk perjalanan wisata menurut Suwantoro (2004), bila

ditinjau dari berbagai macam segi, yaitu:

Dari segi jumlahnya wisata dibedakan atas:

Individual tour (wisatawan perseorangan) yaitu suatu perjalanan wisata

yang dilakukan oleh satu orang atau pasangan suami istri.

Family group tour (wisata keluarga) yaitu suatu perjalanan wisata yang

dilakukan oleh serombongan keluarga yang masih mempunyai hubungan

kekerabatan.

Group tour (wisata rombongan) yaitu perjalanan wisata yang dilakukan

bersama-sama dan dipimpin oleh seseorang.

Dari segi kepengaturannya wisata dibedakan atas:

Pre-arranged tour (wisata berencana) yaitu suatu perjalanan wisata yang

telah diatur pada jauh hari sebelumnya.

Package tour (paket wisata) yaitu suatu produk perjalanan wisata yang

dijual oleh suatu perusahaan biro perjalanan.

Coach tour (wisata terpimpin) yaitu paket perjalanan eksklusif yang dijual

oleh biro perjalanan dengan dipimpin oleh seorang pemandu wisata.

Page 36: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

19

Special arranged tour (wisata khusus) yaitu suatu perjalanan wisata yang

disusun secara khusus guna memenuhi permintaan wisatawan atau lebih

sesuai dengan kepentingan wisatawan.

Optional tour (wisata tambahan) yaitu suatu perjalanan wisata tambahan

diluar pengaturan yang telah disusun atas permintaan pelanggan.

Dari segi maksud dan tujuannya wisata dibedakan atas:

Holiday tour merupakan perjalanan wisata yang diselenggarakan dan

diikuti oleh anggotanya guna berlibur, bersenang senang dan menghibur

diri.

Familiarization tour merupakan suatu perjalanan yang dimaksudkan guna

mengenal lebih lanjut bidang atau daerah yang mempunyai kaitan dengan

pekerjaan.

Educational tour merupakan suatu perjalanan wisata yang dimaksudkan

untuk memberikan gambaran, studi perbandingan ataupun pengetahuan

mengenai bidang kerja yang dikunjungi.

Scientific tour merupakan perjalanan wisata yang tujuan pokoknya adalah

untuk memperoleh pengetahuan atau penyelidikan terhadap suatu bidang

ilmu pengetahuan.

Pileimage tour yaitu perjalanan wisata yang dimaksudkan guna melakukan

ibadah keagamaan.

Special mission tour yaitu suatu perjalanan wisata yang dimaksudkan

untuk mengisi kekosongan khusus.

Hunting tour yaitu kunjungan wisata untuk menyelenggarakan perburuan

binatang yang diijinkan sebagai hiburan.

Dari segi penyelenggaraannya wisata dibedakan atas:

Excursion (ekskursi) yaitu suatu perjalanan wisata jarak pendek yang

ditempuh kurang dari 24 jam guna mengunjungi satu atau lebih objek.

Page 37: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

20

Safari tour yaitu perjalanan wisata yang diselenggarakan secara khusus

dengan perlengkapan khusus yang tujuannya maupun objeknya bukan

merupakan objek kunjungan wisata pada umumnya.

Cruize tour yaitu suatu perjalanan wisata dengan menggunakan kapal

pesia mengunjungi objek wisata.

Youth tour yaitu kunjungan wisata yang khusus diperuntukkan bagi para

remaja menurut umur yang ditetapkan.

Marine tour yaitu suatu kunjungan ke objek wisata khususnya untuk

menyaksikan keindahan panorama lautan, wreck-diving (menyelam)

dengan perlengkapan selam lengkap.

2.2.3 Bentuk Pariwisata

Menurut Pendit (2003), Pertumbuhan dan perkembangan pariwisata ini dapat

diklasifikasikan bentuknya kedalam katagori diantaranya bentuk pariwisata

menurut asal wisatawan, menurut akibatnya terhadap neraca pembayaran,

menurut jumlah wisatawan, menurut jangka waktu, dan menurut alat angkut yang

digunakan. Bentuk-bentuk pariwisata tersebut penjelasannya yaitu:

1. Bentuk Pariwisata Menurut Asal Wisatawan.

Wisatawan ada 2 macam yaitu wisatawan yang berasal dari dalam negeri

dan dari luar negeri. Apabila asalnya dari dalam negeri berarti sang

wisatawan tersebut hanya berpindah tempat sementara di dalam lingkungan

wilayah negerinya sendiri selama ia mengadakan perjalanan. Sedangkan

apabila berasal dari luar negeri berarti wisatawan tersebut tidak hanya

berpindah tempat sementara tetapi juga dalam waktu yang cukup lama.

2. Menurut Akibatnya Terhadap Neraca Pembayaran.

Kedatangan wisatawan dari luar negeri adalah membawa mata uang asing.

Pemasukan valuta asing ini berarti memberikan dampak positif terhadap

Page 38: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

21

neraca pembayaran luar negeri suatu negara yang dikunjunginya, hal ini

disebut dengan pariwisata aktif. Sedangkan kepergian seorang warga negara

keluar negeri memberikan dampak negatif terhadap neraca pembayaran luar

negerinya, disebut dengan pariwisata pasif.

3. Menurut Jumlah Wisatawan.

Kedatangan wisatawan diperhitungkan atas jumlah wisatawan yang datang,

apakah wisatawan datang seorang diri atau datang dengan rombongan.

Maka muncullah istilah-istilah pariwisata tunggal dan pariwisata rombongan.

4. Menurut Jangka Waktu.

Kedatangan wisatawan di suatu tempat ataupun negara diperhitungkan pula

menurut waktu lamanya ia tinggal ditempat atau negara yang bersangkutan.

Hal ini menimbulkan istilah jangka panjang dan pendek, dimana tergantung

kepada ketentuan-ketentuan yang diberlakukan oleh suatu negara untuk

mengukur panjang atau pendeknya waktu yang dimaksudkan.

5. Menurut Alat Angkut yang Digunakan

Dilihat dari segi penggunaan yang dipergunakan oleh wisatawan, maka

kategori ini dapat dibagi menjadi pariwisata udara, periwisata laut, pariwisata

kereta api, pariwisata mobil dan tergantung dari apakah sang wisatawan tiba

dengan pesawat udara, kapal laut, kereta api ataupun mobil.

2.2.4 Wisatawan dan Karakteristik

Menurut Suwantoro (2004), Wisatawan adalah seseorang atau sekelompok

orang yang melakukan suatu perjalanan wisata dengan waktu tinggalnya

sekurang-kurangnya 24 jam di daerah atau negara lain, jika waktu wisata kurang

dari 24 jam maka dapat disebut dengan pelancong. Selanjutnya seorang

dikatakan melakukan perjalanan wisata apabila perjalanan tersebut bersifat

sementara, dan tidak untuk bekerja

Page 39: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

22

Sedangkan menurut UU No.10 Tahun 2009, pasal 1 tentang kepariwisataan,

pengertian wisatawan adalah orang yang melakukan wisata. Jadi menurut

pengertian ini bahwa semua orang yang melakukan perjalanan wisata

dinamakan wisatawan. Apapun tujuannya yang penting perjalanan itu bukan

untuk menetap dan bukan untuk mencari nafkah ditempat yang dikunjungi

Pengertian Wisatawan menurut Pendit (2003), dapat dibedakan lagi menjadi

dua yaitu:

1. Wisatawan Internasional (Mancanegara) adalah seseorang yang melakukan

perjalanan wisata di luar negerinya dan wisatawan di dalam negerinya.

2. Wisatawan Nasional (Domestic) adalah penduduk Indonesia yang melakukan

perjalanan di wilayah Indonesia di luar tempatnya berdomisili, dalam jangka

waktu sekurang-kurangnya 24 jam atau menginap kecuali kegiatan yang

mendatangkan nafkah ditempat yang dikunjungi.

Menurut Pitana (2005), beberapa elemen yang dipakai sebagai patokan

untuk menentukan apakah seseorang dapat dikatakan sebagai wisatawan atau

tidak menurut standar internasional, yaitu sebagai berikut:

1. Tujuan perjalanan wisatawan

adalah orang yang melakukan perjalanan selain untuk tujuan bisnis, walau

ada kalanya sebuah perjalanan bisnis juga dapat diikuti oleh kegiatan wisata.

2. Jarak perjalanan tempat asal

Ketika memperhitungkan jarak perjalanan, beberapa negara memakan jarak

total bolak-balik antara tempat tinggal dan tujuan wisata. Oleh karenanya,

perjalanan yang dilakukan seseorang, walau bukan untuk bisnis, tetapi

apabila kurang dari ketentuan yang ditetapkan, maka orang tersebut tidak

akan dihitung sebagai wisatawan.

Page 40: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

23

3. Lamanya perjalanan

Umumnya definisi mengenai wisatawan mencakup perjalanan paling tidak 1

malam di suatu tempat yang menjadi tujuan perjalanan. Namun ada kalanya

persyaratan ini dikesampingkan pada kasus perjalanan wisata yang memang

didesain kurang dari 24 jam tetapi nyata berdampak pada kegiatan bisnis

pariwisata.

Menurut Karyono (1997), wisatawan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Wisatawan asing (Foreign Tourist) yakni orang asing yang melakukan

perjalanan wisata lalu datang memasuki negara lain yang bukan negara

tempat tinggalnya. Wisatawan asing disebut juga wisatawan mancanegara.

b. Domestic Foreign Tourist adalah orang asing yang bertempat tinggal di

suatu negara karena tugas atau kepentingan dan melakukan perjalanan

wisata dinegara dimana ia tinggal. Misalnya, staf kedutaan Jepang

mendapat cuti tahunan, tetapi tidak pulang ke Jepang karena melakukan

perjalanan wisata di Indonesia (tempat ia bertugas).

c. Domestic Tourist (Wisata Nusantara) adalah seorang warga negara yang

melakukan perjalanan wisata tanpa melewati perbatasan negaranya atau

masih dalam batas wilayah negaranya sendiri.

d. Indigenous Foreign Tourist adalah warga negara suatu negara tertentu, yang

karena tugas di luar negeri, pulang ke negara asalnya dan melakukan

perjalanan wisata diwilayah negaranya sendiri. Misalnya, warga negara

Australia yang bertugas sebagai konsultan diperusahaan asing di Indonesia,

ketika liburan ia kembali ke Australia dan melakukan perjalanan wisata di

sana.

e. Transit Tourist adalah wisatawan yang sedang melakukan perjalanan ke

suatu negara yang terpaksa singgah bukan atas kemauannya sendiri.

Page 41: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

24

f. Bussines Tourist adalah orang yang melakukan perjalanan untuk tujuan

bisnis bukan wisata tetapi perjalanan wisata akan dilakukan setelah tujuan

yang utama terselesaikan.

Menurut Kusherdyana (2011),Tipe-tipe perilaku konsumen pariwisata antara

lain:

1. Escape

Ingin melepaskan diri dari lingkungan yang dirasakan menjemukan, atau

kejenuhan dari pekerjaan sehari-hari.

2. Relaxation

Keinginan untuk penyegaran yang juga berhubungan dengan motivasi untuk

escape diatas.

3. Play

Ingin menikmati kegembiraan, melalui berbagai permainan, yang merupakan

kemunculan kembali sifat kekanak-kanakan, dan melepaskan diri sejenak dari

berbagai urusan yang serius.

4. Strengthening Family Bond

Ingin mempererat hubungan kekerabatan, khususnya dalam konteks visiting,

friends and relatives. Biasanya wisata ini dilakukan bersama-sama (group

tour)

5. Prestige

Ingin menunjukkan gengsi, dengan mengunjungi destinasi yang menunjukkan

kelas dan gaya hidup, yang juga merupakan dorongan untuk meningkatkan

status atau social standing.

6. Social Interaction

Untuk melakukan interaksi social dengan teman sejawat, atau dengan

masyarakat lokal yang dikunjungi.

Page 42: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

25

7. Romance

Keinginan bertemu dengan orang-orang yang bisa memberikan suasana

romantic atau untuk memenuhi kebutuhan seksual.

8. Educational Opportunity

Keinginan melihat sesuatu yang baru, mempelajari orang lain dan/atau daerah

lain atau mengetahui kebudayaan etnis lain. Ini merupakan pendorong

dominan dalam pariwisata.

9. Self-Fulfilment

Keinginan menemukan diri sendiri, karena diri sendiri biasanya bisa ditemukan

pada saat kita menemukan daerah atau orang yang baru.

10. Wish-Fulfilment

Keinginan merealisasikan mimpi-mimpi, yang lama dicita-citakan, sampai

mengorbankan diri dalam bentuk penghematan, agar bisa melakukan

perjalanan. Hal ini juga sangat jelas dalam perjalanan wisata religius, sebagai

bagian dari keinginan atau dorongan yang kuat dari dalam diri.

Beragam perilaku, latar belakang dan karakteristik wisatawan pada suatu

objek menyebabkan beragamnya keinginan dan kebutuhan mereka akan suatu

produk wisata, Hal ini perlu menjadi pertimbangan bagi penyedia pariwisata

sehingga dalam menyediakan produk dan jasa dapat sesuai dengan minat dan

kebutuhan pengunjung.

Menurut Reza (2009), karakteristik pengunjung memberikan pengaruh yang

secara tidak langsung terhadap pengembangan pariwisata. Perlu menjadi

pertimbangan bagi penyedia pariwisata sehingga dalam menyediakan produk

maupun jasa dapat sesuai dengan minat dan kebutuhan pengunjung. Adapun

karakteristik pengunjung meliputi:

1. Jenis kelamin yang dikelompokkan menjadi laki-laki dan perempuan

2. Usia adalah umur responden pada saat survei

Page 43: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

26

3. Kota atau daerah asal adalah daerah tempat tinggal responden

4. Tingkat pendidikan responden

5. Status pekerjaan responden

6. Pendapatan perbulan responden

Dengan demikian di simpulkan bahwa wisatawan merupakan orang-orang

yang melakukan perjalanan dengan beragam motif, minat, ekspektasi,

karakteristik sosial, ekonomi, budaya, dan sebagainya, baik dari individu maupun

kelompok masyarakat dengan berbagai jenis kalangan mulai dari wisatawan

domestik sampai wisatawan mancanegara.

2.2.5 Motivasi Perjalanan Wisata

Wisatawan mengadakan perjalanan wisata mempunyai macam motivasi dan

tujuan tertentu. Menurut Mahesa Krisna (2002), pada dasarnya seseorang

melakukan perjalanan dimotivasi oleh beberapa hal, motivasi tersebut

dikelompokkan menjadi empat kelompok besar sebagai berikut:

1. Physical or physiological motivation merupakan motivasi yang bersifat fisik

atau fisologis, antara lain untuk relaksasi, kesehatan, kenyamanan,

berpartisipasi dalam kegiatan olahraga, bersantai dll.

2. Cultural Motivation merupakan keinginan untuk mengetahui budaya, adat,

tradisi dan kesenian daerah lain. Termasuk juga ketertarikan akan berbagai

objek tinggalan budaya.

3. Social or interpersonal motivation merupakan motivasi yang bersifat sosial,

seperti mengunjungi teman dan keluarga, menemui mitra kerja, melakukan

hal-hal yang dianggap mendatangkan gengsi (Prestice), melakukan ziarah,

pelarian dari situasi yang membosankan dan seterusnya.

Page 44: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

27

4. Fantasy Motivation yaitu adanya motivasi bahwa di daerah lain seorang akan

bisa lepas dari rutinitas keseharian yang menjemukan dan yang memberikan

kepuasan psikologi.

Menurut Foster (2002), faktor-faktor utama yang mempengaruhi perjalanan

wisata adalah sebagai berikut

a. Profil Wisatawan (Tourist Profile)

Profil wisatawan dapat dikelompokan menjadi 2 (dua) kategori, yaitu:

Karakteristik sosial ekonomi wisatawan (Sosio-economic characteristic)

yang meliputi umur, pendidikan dan tingkat pendapatan.

Karakteristik tingkah laku (behavioural Characteristic) yang meliputi

motivasi, sikap dan keinginan wisatawan.

b. Pengetahuan untuk melakukan perjalanan (travel awareness) yang meliputi

informasi tentang daerah tujuan wisata serta dengan ketersediaan fasilitas

dan pelayanannya.

c. Karakteristik perjalanan (trip features) yang meliputi jarak, waktu tinggal di

daerah tujuan, biaya dan waktu perjalanan.

d. Sumber daya dan karakteristik daerah tujuan (resources and characteristic of

destinataon) yang meliputi jenis atraksi, akomodasi, ketersediaan dan

kualitas fasilitas pelayanan, kondisi lingkungan dan sebagainya.

Berdasarkan uraian diatas, manusia melakukan sesuatu perjalanan pasti ada

motivasinya, sehingga terbentuklah usaha manusia untuk mengadakan

perjalanan ini harus didukung berbagai hal antara lain :

a. Kemampuan biaya

Biaya merupakan faktor terpenting untuk mengadakan suatu perjalanan,

apakah itu untuk perjalanan biasa atau perjalanan wisata.

b. Faktor adanya waktu

Page 45: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

28

Untuk mengadakan suatu perjalanan, maka diperlukan suatu waktu khusus

dengan pengertian dapat dimanfaatkan secara bebas serta dapat digunakan

untuk maksud yang telah dijadwalkan.

c. Hasrat untuk mengadakan perjalanan

Seseorang yang hendak melakukan perjalanan haruslah berbadan sehat

dengan pergertian, terkecuali orang sakit yang melakukan perjalanan untuk

mencari kesegaran jasmani dan rohani dengan cara melakukan perjalanan

yang bertitik tolak pada tujuan untuk berobat (Pitana, 2005).

2.2.6 Komponen Pariwisata

Dalam merencanakan kebijakan dan perencanaan pengembangan suatu

pariwisata, sangat penting untuk memahami dari perbedaan bentuk dan fisik dari

pengembangan pariwisata yang sesuai untuk suatu negara, kota, atau wilayah.

Untuk mendukung perencanaan pengembangan pariwisata diperlukan pencarian

data sebagai langkah awal dalam menganalisis perencanaan pariwisata

diperlukan komponen-komponen pariwisata yang disebutkan menurut Ahyani

(2011), komponen-komponen dasar dalam pariwisata adalah:

Home merupakan komponen pariwisata yang merupakan tempat tinggal

wisatawan, yang dapat mempengaruhi terjadinya kegiatan pariwisata.

Destination merupakan suatu komponen pariwisata yang merupakan tujuan

wisatawan untuk berpergian menikmati obyek wisata.

Trasportation merupakan komponen pariwisata yang merupakan pembawa

(carrier) wisatawan dari home ke destination dan sebaliknya.

Sedangkan menurut Pitana (2005), sistem pariwisata terdiri dari 7 (tujuh)

komponen besar, dimana komponen tersebut merupakan sektor utama dalam

kepariwisataan yang keterkaitan, ketergantungan dan keterpaduan, yaitu:

1. Sektor Pemasaran (the marketing sector)

Page 46: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

29

Mencangkup semua unit pemasaran dalam industri pariwisata, misalnya,

kantor biro perjalanan dengan jaringan cabangnya, kantor pemasaran

maskapai penerbangan (air lines), kantor promosi daerah tujuan wisata

tertentu,dll.

2. Sektor perhubungan (the carrier sector)

Mencangkup semua bentuk dan macam transportasi publik, khususnya yang

beroperasi sepanjang jalur transit yang menghubungkan tempat asal

wisatawan dengan tujuan wisatawan. Misalnya, perusahaan penerrbangan,

bus, penyewaan, mobil, kereta api, dan sebagainya.

3. Sektor akomodasi (the accommodation sector)

Sebagai penyedia tempat tinggal sementara (penginapan) dan pelayanan

yang berhubungan dengan hal itu, seperti penyediaan makanan dan

minuman (food and beverage). Sektor ini umumnya berada di daerah tujuan

wisata dan tempat transit.

4. Sektor daya tarik/ aktraksi wisata (the attraction sector)

Berfokus pada penyediaan daya tarik atau atraksi wisata bagi wisatawan.

Lokasi utamanya terutama pada daerah tujuan wisata tetapi dalam beberapa

kasus juga terletak pada daerah transit. Misalnya, taman budaya, hiburan,

even olahraga dan budaya, tempat dan daya tarik wisata alam, peninggalan

budaya, dan sebagainya. Jika suatu daerah wisata tidak memiliki

sumberdaya atau daya tarik wisata yang menarik, biasanya akan

dikompensasi dengan memaksimalkan daya tarik atraksi wisata lain.

5. Sektor tour operator (the tour operator sector)

Mencangkup perusahaan penyelenggara paket wisata dan penyedia dari

paket wisata. Dimana perusahaan ini membuat dan mendesain paket

perjalanan dengan memilih dua atau lebih komponen (baik tempat, paket,

atraksi wisata) dan memasarkannya sebagai sebuah unit dalam tingkat harga

Page 47: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

30

tertentu yang menyembunyikan harga dan biaya masing-masing komponen

dalam paketnya.

6. Sektor pendukung/ rupa-rupa (the miscellaneous sector)

Sektor ini mencangkup pendukung terselenggaranya suatu kegiatan wisata

baik di negara/tempat asal wisatawan, sepanjang rute transit, maupun di

negara/tempat tujuan wisatawan. Misalnya, toko oleh-oleh, restoran, asuransi

perjalanan wisata, travel cek, bank dengan kartu kredit, dan sebagainya.

7. Sektor pengkoordinasi/ regulator (the coordinating sector)

Mencangkup tentang peran pemerintah selaku regulasi dan asosiasi di

bidang pariwisata selaku penyelenggara pariwisata, baik ditingkat lokal,

nasional dan internasional. Sektor ini biasanya menangani perencanaan dan

fungsi manajerial membuat sistem koordinasi antara seluruh sektor dalam

industri pariwisata. Misalnya, ditingkat lokal dan nasional seperti Departemen

Pariwisata, Dinas Pariwisata Provinsi Perhimpunan Hotel dan Restoran

(PHRI), dan sebaginya. Di tingkat regional dan internasioanl seperti world

tourism organization (WTO), Pasific Asia Travel Associantion (PATA), dan

sebagainya.

Sedangkan komponen pariwisata menurut Ilyas (2009) antara lain:

a. Atraksi

Atraksi wisata dapat diartikan segala sesuatu yang terdapat di daerah wisata

yang dapat menarik wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah. Sesuatu

yang dapat menarik wisatawan meliputi benda-benda tersedia di alam, hasil

ciptaan manusia dan tata cara hidup masyarakat.

b. Aksesibilitas

Aksesibilitas dalam pariwisata berkenaan dengan tingkat kemudahan seorang

wisatawan mencapai suatu objek wisata. Aksesibilitas penting diperhatikan,

mengingat aspek tersebut bisa memberikan pengaruh yang besar bagi para

Page 48: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

31

wisatawan. Fasilitas transportasi dalam bidang kepariwisataan sangat erat

hubungannya dengan aksesibilitas, maksudnya frekuensi penggunaan

kendaraan yang dimiliki dapat mengakibatkan jarak yang jauh seolah-olah

lebih dekat. Hal ini dapat mempersingkat waktu dan tenaga serta lebih

meringankan biaya perjalanan. Aksesibilitas adalah kemudahan dalam

mencapai daerah tujuan wisata baik secara jarak geografis atau kecepatan

teknis, serta tersedianya saran transportasi ke tempat tujuan tersebut.

c. Fasilitas

Fasilitas wisata dapat diartikan suatu sarana dan prasarana yang harus

disediakan oleh pengelola untuk kebutuhan wisatawan.

Sarana Wisata

Perusahaan-perusahaan yang memberikan pelayanan kepada wisatawan,

baik secara langsung atau tidak langsung dan hidup serta kehidupannya banyak

tergantung pada kedatangan wisatawan. Sarana kepariwisataan terbagi menjadi

tiga macam yang satu dengan lainnya saling melengkapi, yaitu:

1) Sarana pokok kepariwisataan (main tourism superstructure)

Sarana pokok adalah perusahaan-perusahaan yang hidup dan kehidupannya

sangat tergantung pada lalu lintas wisatawan dan travellers lainnya. Sarana

pokok berfungsi menyedikan fasilitas pokok guna memberikan pelayanan bagi

kehadiran wisatawan, meliputi:

a) Biro perjalanan umum dan penyelengaraan tourgen perjalanan

b) Transportasi wisata

c) Akomodasi

d) Restoran

e) Objek wisata

f) Atraksi wisata (tourist attraction)

2) Sarana Pelengkap kepariwisataan (supplementing tourism superstructure)

Page 49: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

32

Sarana pelengkap adalah fasilitas-fasilitas yang dapat melengkapi sarana

pokok yang ada, sehingga fungsinya dapat membuat wisatawan lebih lama

tingal di tempat atau daerah yang dikunjungi. Dan yang termasuk dalam

sarana pelengkap kepariwisataan ialah Sky, lapangan golf (golf course),

lapangan tenis (tennis course), kolam renang (swimming pool), perahu,

hunting, dll.

3) Sarana Penunjang kepariwisataan

Sarana penunjang kepariwisataan adalah fasilitas yang diperlukan wisatawan

yang berfungsi tidak hanya melengkapi sarana pokok dan sarana pelengkap

yang ada, tetapi fungsinya yang lebih penting adalah agar wisatawan lebih

banyak membelanjakan uangnya di tempat yang dikunjungi, seperti: Klub

malam (night club), mandi uap (steambath), tempat perjudian daan hiburan

(casino and entertainment), toko souvenir (souvenirshop), bioskop dan opera

dll.

Prasarana Wisata

Prasarana adalah semua fasilitas yang memungkinkan proses perekonomian

dapat berjalan dengan lancar sehingga memudahkan manusia dalam memenuhi

kebutuhannya. Sesuai dengan pengertian tersebut, maka yang termasuk dalam

prasarana kepariwisataan adalah:

1) Prasarana umum (general infrastructure), diantaranya:

a) Sistem penyediaan air bersih

b) Pembangkit tenaga listrik

c) Jaringan jalan raya dan jembatan

d) Pelabuhan udara (airport), pelabuhan laut, terminal, dan stasiun

e) Kapal penyeberangan, kereta api, dan lain-lain

f) Telekomunikasi

Page 50: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

33

2) Kebutuhan masyarakat banyak (basic needs of civilized life), diantaranya:

a) Pusat perbelanjaan

b) Rumah sakit dan apotik

c) Bank

d) Kantor pos.

e) Administrator Officer

Prasarana wisata berfungsi untuk melengkapi sarana kepariwisataan yang

ada sehingga dapat memberikan pelayanan kepada pengunjung sebagaimana

mestinya.Tanpa adanya prasarana wisata, sukarlah bagi sarana-sarana

kepariwisataan dapat memenuhi fungsinya untuk memberikan pelayanan bagi

wisatawan. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa dengan mengetahui

suatu komponen pariwisata maka arah pengembangan pembangunan pariwisata

bisa terarah dengan baik. Banyak sekali manfaat yang didapatkan jika

pembangunan pariwisata ini terarah sehingga dapat memancing minat

wisatawan untuk berkunjung.

2.2.7 Potensi Pariwisata

Menurut Demartoto (2009), pengertian potensi wisata adalah segala sesuatu

yang terdapat di daerah tujuan wisata, dan merupakan daya tarik agar orang–

orang mau atau berminat datang berkunjung ketempat tersebut sehingga

berguna untuk mengembangkan industri pariwisata didaerah tersebut. Selain itu,

menurut Sukardi (2004), juga mengemukakan pengertian yang sama mengenai

potensi wisata, sebagai segala yang dimiliki oleh suatu daya tarik wisata dan

berguna untuk mengembangkan industri pariwisata di daerah tersebut. Jadi yang

dimaksud dengan potensi wisata berdasarkan pengertian diatas adalah segala

sesuatu yang dapat dikembangkan menjadi daya tarik objek wisata.

Page 51: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

34

Potensi obyek wisata alam merupakan suatu kelayakan sumberdaya yang

terdiri dari unsur fisik lingkungan berupa flora, fauna, tanah, air, udara dan suatu

unsur dari lingkungan yang menurut anggapan manusia memiliki nilai-nilai

tertentu berupa keindahan, keunikan, kelangkaan atau kekhasan, keragaman,

bentangan alam dan keutuhan (Handayawati, 2010).

Suatu tempat dijadikan suatu objek harus mempunyai potensi ekologis yang

dapat menarik wisatawan untuk berkunjung. Potensi tersebut dapat berupa

kenampakan alami yang dimiliki oleh tempat tersebut, dalam hal ini stakeholder

yang bertanggungjawab terhadap objek wisata tersebut. Faktor-faktor lokasional

juga mempengaruhi pengembangan potensi objek wisata,seperti kondisi fisis,

aksebilitas, pemilikan, hambatan dan dukungan serta faktor-faktor lain seperti

upah tenaga kerja dan stabilitas politik. Selain unsur-unsur pokok yang harus

diperhatikan meliputi objek dan daya tarik wisata, sarana dan prasarana wisata,

insfatuktur, dan masyarakat/ lingkungan (Sarwono, 2004). Adapun faktor-faktor

yang mempengaruhi potensi wisata tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Kondisi fisis

Aspek fisis dapat berpengaruh terhadap wisata berupa iklim, tanah, batuan,

morfologi, hidrosfer, flora dan fauna.

b. Atraksi dan objek wisata

Atraksi wisata merupakan segala sesuatau yang menjadi daya tarik bagi

orang yang berkunjung disuatu daerah tertentu, misalnya tari-tarian, nyanyian,

kesenian daerah, upacara adat, dan lain lain.

c. Aksebilitas

Aksebilitas berkaitan dengan suatu usaha pencapaian menuju ke tempat

wisata. Semakin mudah tempat tersebut dicapai maka akan menambah minat

wisatawan berkunjung.

Page 52: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

35

d. Sarana dan prasarana wisata

Sarana wisata adalah perusahaan-perusahaan yang memberikan pelayanan

kepada wisatawan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Sarana

wisata ini berupa transportasi, biro perjalanan, hotel/penginapan, dan rumah

makan. Prasarana wisata adalah semua fasilitas yang memungkinkan agar

dapat memberikan pelayanan kepada wisatawan untuk memenuhi kebutuhan

yang beranekaragam berupa prasarana perhubungan,komunikasi, instalasi

listik, persediaan air minum, irigasi, sistem perbankan, dan pelayanan

kesehatan.

Menurut Adiwijoyo (2012), potensi kekayaan budaya suatu daerah juga patut

diperhitungkan dalam mengembangkan suatu daerah sebagai destinasi utama.

Keanekaragaman budaya dan kesenian telah dikenal masyarakat dunia,

termasuk keterbukaan dan keramahan masyarakat, serta kekayaan kuliner

dipercaya memberi andil besar bagi tumbuhnya minat masyarakat Indonesia

untuk datang berkunjung ke suatu daerah. Selain dari potensi alam dan budaya,

keberadaan infrastruktur aksesibilitas udara dan laut yang memadai mampu

menjadi pendukung pengembangan daerah sebagai destinasi wisata Indonesia.

Sarana dan prasarana pariwisata juga perlu mengalami peningkatan kapasitas

dan kualitas pelayanan yang memadai.

Berikut jenis-jenis potensi pariwisata dapat dikategorikan sebagai berikut:

a. Potensi wisata alam yaitu sesuatu yang ada hubungannya dengan alam

yang indah atau masalah atau atraksi lain seperti gua, dataran tinggi,

pegunungan, air terjun, batu, dan wisata alam lainnya seperti satwa liar,

sumber daya air, dan sumber daya lainnya.

b. Potensi wisata budaya yaitu sesuatu potensi yang ada hubungannya

dengan keunggulan budaya dan keunikan dari orang, baik buatan manusia

Page 53: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

36

atau diwariskan. Di antara warisan budaya dari orang yang menjadi sumber

tempat wisata seperti; tarian, musi, adat istiadat, monumen bersejarah, dll.

c. Potensi buatan yaitu potensi pariwata berdasarkan pada penciptaan atau

teknologi inovasi manusia dibidang hiburan (bioskop, teater, museum, dan

pusat-usat hiburan lainnya); olahraga dan rekreasi, akomodasi, restoran,

hotel, dan fasilitas transportasi seperti agen perjalanan, operator tour, dan

pusat informasi wisata, dan lain lain (Pendit, 2003)

Kesimpulan berdasarkan pengertian diatas bahwa potensi pariwisata adalah

kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan wisata khususnya objek wisata

yang dapat dikembangkan dengan memanfaatkan sumber daya yang ada dan

unsur lingkungan yang merupakan idetitas objek wisata pada daerah tersebut

dan dikembangkan.

2.3 Strategi Pengembangan Pariwisata

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), dijelaskan bahwa strategi

adalah cara atau kegiatan yang dilakukan oleh suatu individu atau organisasi

untuk melakukan kebijaksanaan tertentu mengunakan sumber daya yang ada.

Sedangkan pengembangan diartikan proses membuat sesuatu menjadi tumbuh

atau menjadi besar, maju dan lebih baik. Maka dapat diartikan bahwa strategi

pengembangan wisata adalah suatu cara atau kegiatan yang dilakukan oleh

suatu individu atau organisasi terkait untuk melakukan pengembangan kualitas

pada objek wisata dengan tujuan meningkatkan fungsi dan sarana yang lebih

besar dan meningkatkan unsur-unsur yang ada di dalam objek wisata menjadi

lebih baik dan berkelanjutan.

Menurut Widianto (2008) mengemukakan bahwa pariwisata pada dasarnya

adalah pengembangan masyarakat dan wilayah yang didasarkan pada:

Page 54: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

37

a. Memajukan tingkat hidup masyarakat sekaligus melestarikan identitas dan

tradisi lokal.

b. Meningkatkan pendapatan secara ekonomis sekaligus mendistribusikan

secara merata kepada penduduk lokal.

c. Berorientasi kepada pengembangan wisata berskala kecil dan menengah

dengan daya serap tenaga kerja dan beriorentasi pada teknologi kooperatif.

d. Memanfaatkan pariwisata seoptimal mungkin sebagai agen penyumbang

tradisi budaya dengan dampak negative seminimal mungkin.

Dalam Undang-Undang tahun 2009 pasal 6 tentang pembangunan pariwisata

disebutkan bahwa pembangunan pariwisata haruslah bisa memperhatikan

keanekaragaman, keunikan dan kekhasan budaya dan alam serta kebutuhan

manusia.

Menurut Widianto (2008), pengembangan pariwisata mencakup beberapa

aspek yang terkait yang dapat dilihat dari jangka waktunya. Aspek tersebut

antara lain :

1. Jangka Pendek

Dalam jangka pendek strategi pengembangan pariwisata menitik beratkan

pada optimasi, terutama untuk :

a) Mempertajam dan meningkatkan citra pariwisata

b) Meningkatkan mutu tenaga kerja

c) Meningkatkan kemampuan pengelolaan

2. Jangka Menengah

Dalam jangka menengah strategi pengembangan pariwisata menitik beratkan

pada konsolidasi, terutama untuk :

a) Mengkonsolidasikan kemampuan pengelolaan

b) Mengembangkan dan diversifikasi obyek wisata

c) Memenfaatkan citra pariwisata Indonesia

Page 55: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

38

3. Jangka Panjang

Dalam jangka panjang strategi pengembangan pariwisata menitikberatkan

pengembangan dan penyebaran, terutama dalam hal :

a) Pengembangan kemampuan pengelolaan

b) Pengembangan dan penyebaran produk dan jumlah tenaga kerja

c) Pengembangan mutu dan jumlah tenaga kerja

d) Pengembangan pariwisata baru

Sedangkan menurut Subandra (2008), terdapat enam tahapan dalam

pembangunan kegiatan pariwisata. Keenam tahapan tersebut adalah :

(1) Exploration (pertumbuhan spontan dan penjajakan)

Pada tahapan ini jumlah wisatawan masih relatif kecil. Mereka cenderung

dihadapkan pada keindahan alam dan budaya yang masih alami. Selain

jumlah wisatawan yang kecil juga keberadaan fasilitas yang masih kurang

serta terbatasnya kemudahan-kemudahan bagi wisatawan di objek wisata.

(2) Involvement (keterlibatan)

Pada tahapan ini inisiatif masyarakat lokal untuk menyediakan fasilitas bagi

wisatawan, kemudian promosi daerah wisata sudah terjalin serta dibantu

oleh keterlibatan pemerintah. Terjadi peningkatan jumlah wisatawan,

infrastruktur sudah mulai tumbuh.

(3) Development (pengembangan)

Jumlah wisatawan sudah mulai meningkat tajam, investor luar sudah mulai

datang untuk berpartisipasi. Bersamaan dengan meningkatnya popularitas

daerah wisata mulai terjadi pula kerusakan pada beberapa fasilitas.

Perencanaan dan kontrol pada tahapan ini sangat diperlukan selain untuk

memecahkan permasalahan yang ada serta peningkatan promosi.

Page 56: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

39

(4) Consolidation (konsolidasi)

Tingkat pertumbuhan wisatawan sudah mulai menurun, walaupun jumlah

wisatawan yang datang masih cukup banyak, seringkali timbul monopoli oleh

salah satu investor.

(5) Stabilization (kestabilan)

Wisatawan yang datang pada saat puncak sudah tidak mampu lagi dilayani

oleh objek wisata. Oleh sebab itu diperlukan pemanfaatan bisnis serta

fasilitas pendukung untuk mempertahankan jumlah wisatawan yang datang

berkunjung. Objek wisata sudah mengalami masalah lingkungan, sosial, dan

ekonomi.

(6) Decline (penurunan kualitas) atau Rejuvenation (kelahiran baru)

Wisatawan merasa kehilangan objek wisata asli dan menjadi suatu daerah

wisata baru, daerah wisata tersebut sangat tergantung pada kunjungan akhir

pekan atau masa liburan. Masa stagnasi dalam pengelolaan daerah wisata

menyebabkan penurunan kualitas. Diperlukan inovasi baru dalam berbagai

bidang) promosi, konsep pengembangan, atraksi dll).

Daerah wisata haruslah memiliki nilai kompetisi yang tinggi untuk dapat

dikembangkan. Dalam kompetisi tersebut, pariwisata telah menjadi komponen

dalam pembangunan negara. Secara makro perkembangan pariwisata memiliki

kaitan tidak langsung dengan perubahan struktur ekonomi akibat pariwisata

Subandra (2008), memaparkan bahwa pembangunan pariwisata harus dilakukan

dengan prinsip berkelanjutan guna meningkatkan daya guna daerah tersebut

dengan memperhatikan prinsip-prinsip pembangan berkelanjutan. Prinsip-prinsip

tersebut, antara lain partisipasi, keikutsertaan para pelaku (stakeholders),

kepemilikan lokal, penggunaan sumber daya secara berkelanjutan, mewadahi

tujuan-tujuan masyarakat, perhatian terhadap daya dukung, monitor dan

evaluasi, akuntabilitas, pelatihan serta promosi.

Page 57: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

40

Partisipasi

Masyarakat setempat harus mengawasi/mengontrol pembangunan pariwisata

dengan ikut terlibat dalam menentukan visi pariwisata, mengidentifikasi

sumberdaya yang akan dipelihara dan ditingkatkan, serta mengembangkan

tujuan-tujuan dan strategi-strategi untuk pengembangan dan pengelolaan

daya tarik wisata.

Keikutsertaan Para Pelaku/Stakeholders Involvement

Paara pelaku yang ikut serta dalam pembangunan pariwisata meliputi

kelompok dan institusi LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat), kelompok

sukarelawan, pemerintah daerah, asosiasi wisata, asosiasi bisnis, dan pihak-

pihak lain yang berpengaruh dan berkepentingan serta yang akan menerima

dampak kegiatan pariwisata.

Kepemilikan Lokal

Pembangunan pariwisata dijadikan peluang dalam mencari lapangan

pekerjaan untuk masyarakat setempat. Fasilitas penunjang kepariwisataan,

seperti hotel, restoran, dan sebagainya. seharusnya dapat dikembangkan dan

dipelihara oleh masyarakat setempat. Beberapa pengalaman menunjukkan

bahwa pendidikan dan pelatihan bagi penduduk setempat serta kemudahan

akses untuk para pelaku bisnis/wirausahawan benar-benar dibutuhkan dalam

mewujudkannya kepemilikan lokal. Lebih lanjut, keterkaitan (linkages) antara

pelaku-pelaku bisnis dan masyarakat harus diupayakan dalam menunjang

kepemilikan lokal tersebut.

Penggunaan Sumber Daya yang Berkelanjutan

Pembangunan pariwisata harus dapat menggunakan sumberdaya dengan

berkelanjutan yang artinya kegiatan-kegiatannya harus menghindari

penggunaan sumber daya yang tidak dapat diperbaharui (irreversible) secara

Page 58: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

41

berlebihan. Hal ini juga didukung dengan adanya keterkaitan lokal dalam

tahap perencanaan, pembangunan, dan pelaksanaan, sehingga pembagian

keuntungan yang adil dapat diwujudkan. Dalam pelaksanaannya, kegiatan

pariwisata harus menjamin bahwa sumber daya alam dan buatan dapat

dipelihara dan diperbaiki dengan menggunakan kriteria-kriteria dan standar-

standar internasional.

Mewadahi Tujuan-tujuan Masyarakat

Tujuan-tujuan masyarakat hendaknya diwadahi dalam kegiatan pariwisata

agar tercipta kondisi yang harmonis antara pengunjung/wisatawan, tempat,

dan masyarakat setempat dapat terwujud. Misalnya, kerja sama dalam wisata

budaya atau cultural tourism partnership dapat dilakukan mulai dari tahap

perencanaan, manajemen, sampai pada pemasaran.

Daya Dukung

Daya dukung atau kapasitas lahan yang harus dipertimbangkan, meliputi daya

dukung fisik, alami, sosial, dan budaya. Pembangunan dan pengembangan

harus sesuai dan serasi dengan batas-batas lokal dan lingkungan. Rencana

dan pengoperasiannya seharusnya dievaluasi secara regular, sehingga

didapatkan ditentukan penyesuaian atau perbaikan yang dibutuhkan. Skala

dan tipe fasilitas wisata harus mencerminkan batas penggunaan yang dapat

ditoleransi (limits of acceptable use).

Monitor dan Evaluasi

Kegiatan monitor dan evaluasi dalam pembangunan pariwisata berkelanjutan

mencakup penyusunan pedoman, evaluasi dampak kegiatan wisata serta

pengembangan indikator-indikator dan batasan-batasan untuk mengukur

dampak pariwisata.

Page 59: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

42

Akuntabilitas

Perencanaan pariwisata harus memberi perhatian besar pada kesempatan

mendapatkan pekerjaan, pendapatan, dan perbaikan kesehatan masyarakat

lokal yang tercermin dalam kebijakan-kebijakan pembangunan. Pengelolaan

dan pemanfaatan sumber daya alam seperti tanah, air, dan udara harus

menjamin akuntabilitas dan memastikan bahwa sumber-sumber yang ada

tidak di eksploitasi secara berlebihan.

Pelatihan

Pembangunan pariwisata berkelanjutan membutuhkan pelaksanaan program-

program pendidikan dan pelatihan untuk membekali pengetahuan masyarakat

dan meningkatkan keterampilan bisnis, vocational, dan profesional. Pelatihan

sebaiknya meliputi topik tentang pariwisata berkelanjutan.

Promosi

Pembangunan pariwisata juga meliputi promosi penggunaan lahan dan

kegiatan yang memperkuat identitas masyarakat setempat. Kegiatan-kegiatan

tersebut seharusnya bertujuan untuk memberikan kepuasan bagi pengunjung.

Sehingga ditarik kesimpulan bahwa sebuah perencanaan pengembangan

kawasan pariwisata merupakan suatu proses awal yang vital untuk mencapai

sasaran pengembangan yang memiliki tujuan yang positif kearah kesejahtraan

dan keberlanjutan. Selain hal tersebut, konsep daya dukung suatu kawasan

pariwisata harus diperhatikan untuk menghindari terjadinya eksploitasi atau

kerusakan oleh sebuah aktifitas pariwisata.

Banyak sekali manfaat yang bisa didapat jika pembangunan pariwisata ini

terarah dan bisa memancing minat wisatawan untuk berkunjung. Beberapa

manfaat dalam pembangunan pariwisata ini antara lain:

Page 60: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

43

a. Manfaat Ekonomi

- Adanya penerimaan devisa atau pendapatan asli daerah (PAD)

- Adanya kesempatan untuk berwirausaha

- Terbukanya lapangan kerja

- Meningkatnya pendapatan masyarakat dan pemerintah

- Mendorong pembangunan daerah

b. Manfaat Sosial Budaya

- Pelestarian budaya dan adat istiadat

- Meningkatkan keceradasan masyarakat

- Mengurangi konflik sosial

c. Menfaat dalam Berbangsa dan Bernegara

- Mempererat persatuan

- Menumbuhkan rasa memiliki

- Memelihara hubungan baik internasional maupun nasional dalam

pengembangan pariwisata.

d. Manfaat Bagi Lingkungan

Arah pembangunan pariwisata agar dapat memenuhi keinginan wisatawan

seperti bersih, jauh dari polusi, santai, dan sejuk,akan memberikan upaya

dalam pengembangan untuk melestarikan lingkungan supaya hijau dan bersih

(Chaniago, 2010).

2.4 Kajian Strategis

Menurut David (2011), menyatakan bahwa untuk merumuskan suatu strategi

bisnis yang tepat dapat dilakukan dalam 3 tahapan. Tahapan–tahapan ini dapat

dipakai untuk semua jenis organisasi yaitu membantu perencanaan strategi

mengidentifikasi, mengevaluasi dan memilih strategi yang tepat dan sesuai untuk

diterapkan dalam perusahaannya.

Page 61: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

44

Menurut David (2011), Tahap 1 dari kerangka perumusan terdiri atas Matrik

Evaluasi Faktor Eksternal (External Faktor Evaluation-EFE), Matriks Evaluasi

Faktor Internal (Internal Faktor Evaluation-IFE) dan Matriks Profil Kompetitif

(Competitive Profile Matrix). Tahap 2 tahap pencocokan (matching stage),

berfokus pada penciptaan strategi alternatif yang masuk akal dengan

memperhatikan faktor-faktor eksternal dan internal utama. Teknik-teknik tahap

dua meliputi: Matriks SWOT, Matriks Posisi Strategi dan Evaluasi Tindakan

(Strategic Posisition and Action Evalualtion-SPACE), Matriks Boston Consulting

Group (BCG), Matriks Internal-Eksternal (Internal-Eksternal-IE) dan Matriks

Strategi Besar (Grand Strategy Matrix). Tahap 3, tahap keputusan (decision

stage), melibatkan satu teknik saja, Quantitative Strategic Planning Matrix

(QSPM). QSPM menggunakan informasi input dari tahap 1 untuk secara objektif

mengevaluasi strategi-strategi alternatif yang diidentifikasi dalam tahap 2. QSPM

menunjukkan daya tarik relatif berbagai strategi alternatif dan dengan demikian

memberikan landasan objektif bagi pemilihan strategi alternatif.

Pada penelitian ini metode pengolahan data menggunakan beberapa alat

analitis untuk menganalisis data didalam kerangka analitis perumusan strategi

yang dibagi menjadi 3 (tiga) tahap yaitu tahap 1 yang merupakan tahap input

(input stage) menggunakan alat analitis yaitu Matriks Evaluasi Faktor Eksternal

(EFE) dan Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE), sedangkan tahap 2 yang

merupakan tahap pencocokan (Matching Stage) menggunakan alat analitis yaitu

Matriks SWOT dan Matriks Internal-Eksternal (IE), dan pada tahap 3 yang

merupakan tahap keputusan (Decision Stage) menggunakan alat analitis yaitu

Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM). Berikut adalah gambar kerangka

analitis perumusan strategi pada penelitian pada gambar 2.

Page 62: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

45

Tahap 1 : Tahap Masukan

Matriks EFE Matriks IFE

Tahap 2 : Tahap Pencocokan

Matriks SWOT Matriks IE

Tahap 3 : Tahap Keputusan

Matriks QSPM

Gambar 2. Kerangka Analitis Perumusan Strategi Pada Penelitian 2.4.1 Tahap Input (input stage)

Menurut David (2011), alat-alat input mendorong para penyusun strategi

untuk mengukur subjektifitas selama tahap awal proses perumusan strategi.

Membuat berbagai keputusan kecil dalam matriks input menyangkut signifikansi

relatif faktor-faktor eksternal dan internal memungkinkan para penyusun strategi

untuk secara lebih efektif menciptakan serta mengevaluasi strategi alternatif.

Penilaian intuitif yang baik dibutuhkan dalam menentukan bobot dan peringkat

yang tepat. Berikut alat – alat analisis yang dapat digunakan pada tahap ini yaitu

matriks External Factor Evaluation (EFE) dan matriks Internal Faktor Evaluation

(IFE).

A. Matriks Internal Faktor Evaluation (IFE)

Menurut David (2011), Matriks IFE (Internal Faktor Evaluation) merupakan

alat formulasi strategi untuk meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan

kelemahan utama dalam area fungsional bisnis dan memberikan dasar untuk

mengidntifikasi dan mengevaluasi hubungan antara area-area tersebut. Penilaian

instuitif digunakan dalam pengembangan Matrik Evaluasi Faktor Internal,

sehingga tampilan tampilan ilmiahnya tidak boleh ditafsirkan sebagai bukti bahwa

teknik ini benar-benar tanpa celah. Pemahaman yang menyeluruh mengenai

faktor-faktor yang tercakup didalamnya lebih penting daripada angka-angka yang

ada.

Page 63: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

46

Terlepas dari beberapa faktor yang dimasukan kedalam Matrik Evaluasi

Faktor Internal, skor bobot total berkisar antara 1,0 sebagai titik rendah dam 4,0

sebagai titik tertinggi, dengan skor rata-rata 2,5. Skor total dibawah 2,5

mencirikan organisasi yang lemah secara internal, sedangkan skor yang secara

signifikan berada di atas 2,5 mengidentifikasikan posisi internal yang kuat.Jumlah

faktor tidak mempengaruhi kisaran skor total karena bobot selalu berjumlah 1,0

(David, 2011).

B. Matriks External Factor Evaluation (EFE)

Menurut David (2011), bahwa Matriks EFE (Eksternal Faktor Evaluation)

memungkinkan para penyusun strategi untuk meringkas dan mengevaluasi

informasi ekonomi, sosial, budaya, demografis, lingkungan, politik, pemerintahan,

hukum, teknologi, dan kompetitif. Analisis lingkungan eksternal menekankan

pada identifikasi dan evaluasi tren serta kejadian yang berada diluar kendali dari

perusahaan. Tujuan analisis lingkungan eksternal adalah untuk mengembangkan

sebuah daftar terbatas dari peluang yang dapat menguntungkan suatu

perusahaan dan ancaman yang dihindarinya. (David, 2011).

Terlepas dari jumlah peluang dan ancaman utama yang dimasukkan dalam

Matriks Evaluasi Faktor Eksternal, skor bobot total tertinggi yang mungkin dicapai

untuk sebuah organisasi adalah 4,0 dan skor bobot terendah adalah 1,0. Rata-

rata skor bobot total adalah 2,5. Skor bobot total sebesar 4,0 mengindikasikan

bahwa sebuah organisasi merespon secara sangat baik peluang dan ancaman

yang ada di industrinya. Dengan kata lain, strategi perusahaan secara efektif

mampu menarik keuntungan dari peluang yang ada dan meminimalkan pengaruh

negatif potensial dari ancaman eksternal. Skor total sebesar 1,0 menandakan

bahwa strategi perusahaan tidak mampu memanfaatkan peluang yang ada atau

menghindari ancaman yang muncul.

Page 64: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

47

2.4.2 Tahap Pencocokan (Matching Stage)

Menurut David (2011), strategi seringkali didefinisikan sebagai pencocokan

yang dibuat suatu organisasi antara sumberdaya dan keterampilan internalnya

serta peluang dan resiko yang diciptakan oleh faktor-faktor eksternal. Tahap

Mencocokkan (matching) faktor-faktor keberhasilan penting eksternal dan

internal merupakan kunci untuk menciptakan strategi alternatif yang masuk akal.

Dalam penelitian ini digunakan model matriks SWOT dan Matriks Internal-

eksternal (IE).

A. Matriks SWOT

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk

merumuskan strategi. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat

memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunities), namun secara

bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats).

Hal ini disebut dengan analisis situasi. Model yang paling populer untuk analisis

situasi adalah analisis SWOT (Rangkuti, 2006).

Alat yang digunakan untuk menyusun faktor-faktor strategis pengembangan

adalah matrika SWOT. Matrik ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana

peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi Obyek Wisata Pantai Pangi dapat

disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matriks analisis

SWOT menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategi. Analisis ini

digunakan untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman atau

tantangan yang dimiliki.Berikut draf matriks SWOT dapat dilihat pada Tabel 2.

Page 65: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

48

Tabel 2. Draf Matrik SWOT IFE EFE

Strenght (S) Tentukan 5-10 faktor-faktor kekutan internal

Weakness (W) Tentukan 5-10 faktor-faktor kelemahan internal

Opportunities (O)

Tentukan 5-10 faktor-

faktor ancaman eksternal

Strategi SO

Ciptakan strategi yang

menggunakan kekuatan

untuk memanfaatkan

peluang

Strategi WO

Ciptakan strategi yang

meminimalkan kelemahan

untuk memanfaatkan

peluang

Threats (T)

Tentukan 5-10 faktor-

faktor ancaman eksternal

Strategi ST

Ciptakan strategi yang

menggunakan kekuatan

untuk mengatasi ancaman

Strategi WT

Ciptakan strategi yang

meminimalkan kelemahan

dsn menghindari ancaman

Sumber : Rangkuti, 2006.

a. Strategi SO

Strategi ini dibuat dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut

dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. Apabila di dalam kajian terlihat

peluang peluang yang tersedia ternyata juga memiliki posisi internal yang kuat,

maka sektor tersebut dianggap memiliki keunggulan komparatif.

b. Strategi ST

Strategi ST merupakan strategi dalam menggunakan yang dimiliki dalam

mengatasi ancaman. Strategi ini mempertemukan interaksi antara ancaman

atautantangan dari luar yang diidentifikasi untuk memperlunak ancaman atau

tantangan tersebut, dan sedapat mungkin merubahnya menjadi peluang bagi

pengembangan selanjutnya. Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan

yangdimiliki untuk mengatasi ancaman.

c. Strategi WO

Strategi WO diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan

cara meminimalkan kelemahan yang ada. Kotak ini merupakan kajian yang

menuntut adanya kepastian dari berbagai peluang dan kekurangan yang ada.

Peluang yang besar disini akan dihadapi oleh kurangnya kemampuan sektor

Page 66: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

49

untukmenangkapnya. Pertumbuhan harus dilakukan secara hati-hati untuk

memilih dan menerima peluang tersebut. Khususnya dikaitkan dengan

keterbatasan potensi kawasan, strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaaatan

peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yanga ada.

d. Strategi WT

Merupakan tempat menggali berbagai kelemahan yang kan dihadapi Obyek

Wisata Pantai Pangi dalam pengembangannya. Hal ini dapat dilihat dari

pertemuan antara ancaman dan tantangan dari luar dengan kelemahan yang

terdapat di dalam kawasan. Strategi yang harus ditempuh adalah mengambil

keputusan untuk mengendalikan kerugian yang akan dialami dengan sedikit

membenahi sumber daya internal yang ada. Strategi ini didasarkan pada

kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang

ada serta menghindari ancaman.

B. Matriks Internal-eksternal (IE).

Menurut David (2011), Matriks Internal-Eksternal (Internal-External–IE Matrix)

memosisikan berbagai divisi suatu organisasi dalam tampilan 9 sel dengan

menempatkan devivi-devisi organisasi dalam sebuah diagram sistematis. Matriks

IE didasarkan pada dua dimensi kunci: skor bobot IFE total pada sumbu x dan

skor bobot EFE total pada sumbu y. Ingat kembali bahwa setiap divisi dalam

suatu organisasi harus membuat matriks IFE dan EFE dalam kaitannya dengan

organisasi. Skor bobot total yang diperoleh dari divisi-divisi tersebut

memungkinkan susunan Matriks IE di tingkat perusahaan. Pada sumbu x dari

matriks IE, skor bobot IFE total 1,0 sampai 1,99 menunjukkan posisi internal

yang lemah; skor 2,0 sampai 2,99 dianggap sedang; dan skor 3,0 sampai 4,0

adalah kuat. Serupa dengannya, pada sumbu y, skor bobot EFE total 1,0 sampai

Page 67: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

50

1,99 dipandang rendah; skor 2,0 sampai 2,99 dianggap sedang; dan skor 3,0

hingga 4,0 adalah tinggi.

Matriks IE dapat dibagi menjadi tiga bagian besar yang mempunyai implikasi

strategi yang berbeda-beda, yaitu sebagai berikut:

1. ketentuan untuk divisi yang masuk dalam sel I, II, atau IV dapat digambarkan

sebagai “tumbuh dan membangun” (grow and build). Strategi intensif

(penetrasi, pengembangan pasar, dan pengembangan produk) atau

integrative (integrasi kebelakang, integrasi kedepan, dan integrasi horizontal)

bisa menjadi yang paling tepat bagi divisi-divisi ini.

2. Divisi-divisi yang masuk dalam sel III, V, atau VII dapat ditangani dengan baik

melalui strategi “menjaga dan mempertahankan”(hold and maintain);

penetrasi pasar dan pengembangan produk adalah dua strategi yang paling

banyak digunakan dalam jenis divisi ini.

3. Ketentuan umum untuk divisi yang masuk sel VI, VIII, atau IX adalah panen

dan divestasi (harvest or divest). Organisasi yang berhasil mampu mencapai

portofolio bisnis yang masuk atau berada di seputar sel I dalam Matriks IE

(David, 2011). Berikut gambar Matriks Internal-Eksternal menurut David

(2011) pada gambar 3.

Gambar 3. Matriks Internal-Eksternal (David, 2011)

Page 68: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

51

2.5.3 Tahap keputusan (decision stage)

Menurut David (2011), analisis dan intuisi menjadi landasan bagi

pengambilan keputusan perumusan strategi. Teknik-teknik pencocokan yang

baru saja dibahas memaparkan berbagai alternatif strategi yang bisa ditempuh.

Strategi ini kemungkinan akan diusulkan oleh para manajer dan karyawan yang

berpartisipasi dalam analisis dan aktifitas pemilihan strategi. Setiap strategi

tambahan yang dihasilkan dari analisis-analisis pencocokan dapat didiskusikan

dan ditambahkan pada daftar pilihan alternatif yang masuk akal. Tahap

keputusan ini menggunakan Quantitatif Strategic Planning Matrix (QSPM).

Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif (QSPM)

Menurut Devid (2011), Quantitatif Strategic Planning Matrix (QSPM),

menyusun 3 tahap dari kerangka analitis perumusan strategi. Teknik ini secara

objektif menentukan strategi mana yang terbaik. QSPM menggunakan analisis

input dari tahap 1 dan hasil pencocokan dari analisis tahap 2 untuk secara

objektif menentukan strategi yang hendak dijalankan di antara strategi-strategi

alternatif. Itu artinya, Matriks IFE, Matriks EFE, dan Matriks Profil Kompetitif yang

menyusun Tahap 1, ditambah dengan Matriks SWOT, Matriks SPACE, Matriks

BCG, dan Matriks IE yang menyusun Tahap 2, menyediakan informasi yang

dibutuhkan untuk menyusun QSPM (Tahap 3). QSPM adalah alat yang

memungkinkan para penyusun strategi mengevaluasi berbagai strategi alternatif

secara objektif, berdasarkan faktor-faktor keberhasilan penting eksternal dan

internal yang diidentifikasi sebelumnya. Seperti halnya alat-alat analitis

perumusan yang lain, QSPM membutuhkan penilaian intuitif yang baik.

Penggunaan Quantitatif Strategic Planning Matrix (QSPM) adalah untuk

mengetahui dan menentukan daftar prioritas strategi mana yang tepat dan

terbaik untuk dilakukan terlebih dahulu secara objektif. Dalam pengembangan

wisata ini QSPM berperan dalam penentuan prioritas strategi berdasarkan

Page 69: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

52

alternatif strategi terbaik dan tepat, strategi-strategi alternatif ini diperoleh dari

analisis EFE, IFE,SWOT, IE dan lalu di evaluasi dalam QSPM. Dari strategi-

strategi alternatif terbaik yang terpilih didalam QSPM kemudian diberi penilaian

untuk pembobotan strategi manakah yang tepat dan terbaik dalam

pengembangan Wisata Pantai Pangi.

2.5 Kerangka Berfikir

Paradigma pembangunan di banyak negara kini lebih berorientasi kepada

pengembangan sektor-sektor jasa dan industri, termasuk didalamnya adalah

perkembangan industri pariwisata yang sangat pesat dan dapat memberikan

peluang terhadap pertumbuhan ekonomi nasional maupun regional. Dalam hal ini

Indonesia merupakan salah satu negara yang memilki potensi Objek Wisata dan

Daya Tarik Wisata (OTDW) berupa keanekaragaman hayati yang sangat tinggi

diantaranya sumberdaya alam, baik didaratan maupun diperairan, keunikan dan

keaslian budaya-budaya tradisional, keindahan bentang alam, gejala alam,

peninggalan sejarah/budaya. Keseluruhan potensi objek wisata dan daya tarik

wisata tersebut merupakan sumberdaya ekonomi yang bernilai tinggi dan

pelestarian lingkungan yang mempunyai peranan yang sangat penting

pengembangan kepariwisataan.

Selain untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, perkembangan pariwisata

juga mempunyai tujuan yang luas yaitu meliputi aspek sosial budaya, politik,

hankamnas. Walaupun demikian, tujuan ekonomis lebih menonjol dibandingkan

tujuan lainnya. Dalam pengembangan pariwisata secara spesifik diharapkan

berperan penting untuk meningkatkan penyerapan tenaga kerja, mendorong

pemerataan kesempatan berusaha, mendorong pemerataan pembangunanan

nasional dan memberikan kontribusi dalam penerimaan negara yang dihasilkan

Page 70: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

53

dari jumlah kunjungan wisatawan mancanegara, meningkatkan kunjungan

wisatawan nusantara di dalam negeri.

Namun disayangkan pada Objek Wisata Pantai Pangi ini pengelolaannya

masih belum maksimal, sedangkan potensi Wisata Pantai Pangi yang tinggi

sehingga perlu diupayakan peningkatan dan pengembangan Objek Wisata

Pantai Pangi seperti budaya dan kesenian lokal, peningkatan fasilitas (sarana

dan prasarana), penambahan wahana dijadikan daya tarik wisata dll perlu

diupayakan pengembangan wisata yakni dengan menganalisis faktor–faktor

internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman)

objek wisata sehingga faktor-faktor tersebut dapat dijadikan acuan dalam

pengambilan keputusan strategi pengembangan Objek Wisata Pantai Pangi.

Dalam penelitian tentang strategi pengembangan Objek Wisata Pantai Pangi

diperlukan alat analisis yaitu matriks SWOT dan QSPM. Analisis SWOT terbagi

menjadi 2 faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal dari obyek wisata,

dimana faktor eksternal digunakan untuk menganalis kekuatan dan kelemahan

perusahaan, sedangkan analisis faktor eksternal digunakan untuk melihat

peluang dan ancaman yang muncul dalam objek wisata tersebut.

Kemudian,ditemukan alternatif strategi-strategi dimasukkan ke dalam

Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) untuk penentuan prioritas pilihan

strategi terbaik dan tepat untuk dilakukan. Maka faktor-faktor tersebut dapat

dimasukkan kedalam kerangka berfikir agar menciptakan sebuah hipotesis untuk

strategi pengembangan. Untuk memudahkan dalam kegiatan penelitian, maka

peneliti menyusun sebuah kerangka pemikiran yang sistematis yang dimuat pada

Gambar 4.

Page 71: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

54

Gambar 4. Kerangka Berfikir

Page 72: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

55

3. METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Pada penelitian ini dilaksanakan di Kawasan Objek Wisata Pantai Pangi,

Desa Tumpakkepuh, Kecamatan Bakung, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.

Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 30 September 2017 sampai dengan 8

Oktober 2017. Pemilihan lokasi ini didasarkan pada potensi Wisata Pantai Pangi

yang tinggi namun dalam pengelolaannya belum maksimal sehingga perlu

diupayakan pengembangan wisata Pantai Pangi yakni dengan menganalisis

faktor–faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang

dan ancaman) objek wisata sehingga faktor-faktor tersebut dapat dijadikan acuan

lebih lanjut dalam pengambilan keputusan strategi pengembangan Kawasan

Objek Wisata Pantai Pangi.

3.2 Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kualitatif dan kuantiatif. Menurut

Sarwono (2006) menyatakan bahwa penilitian kualitatif didefinisikan sebagai

suatu proses yang mencoba untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik

mengenai kompleksitas yang ada dalam interaksi manusia. Selain itu menurut

Ningrum (2010), penelitian kualitatif merupakan merupakan metode penelitian

yang berhubungan dengan data yang berupa informasi secara deskriptif dan

karakteristik utamanya berasal dari latarbelakang/kenyataan dimasyarakat

dengan langkah pengamatan, wawancara dan penelaahan dokumen. Pada

penelitian ini yang termasuk dalam penelitian kualitatif diantaranya tentang profil

kawasan wisata Pantai Pangi, fasilitas dan wahana yang tersedia, hasil

wawancara dengan kepala Pangelola Pantai Pangi tentang pendapat mengenai

Page 73: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

56

tempat wisata Pantai Pangi, observasi di lapang serta dokumentasi Kawasan

wisata Pantai Pangi, Kabupaten Blitar.

Menurut Bungin (2011), penelitian kuantitatif adalah metode untuk

mendiskripsikan apa-apa yang saat ini berlaku guna mencapai validitas yang

tinggi dan mempunyai peluang kebenaran yang tinggi. Metode realitibilitas sendiri

memberi bobot, rangking atau skor. Selain itu menurut Sugiono (2011), metode

penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitoan yang digunakan

pada populasi atau sampel tertentu. Teknik pengambilan sampel pada umumnya

dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen

penelitian,analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan menguji

hipotesis yang telah ada. Pada penelitian ini yang termasuk pada penelitian

kuantitatif yaitu hasil dari kuisioner dari pengunjung yang dijadikan responden

kemudian diolah dengan menggunakan analisis matriks IFE, matriks EFE,

matriks IE, analisis QSPM dan analisis QSPM guna mengetahui strategi yang

tepat pada Pantai Pangi.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Berdasarkan sasaran yang ingin dicapai, penelitian ini mengunakan sumber

data dua jenis, yaitu primer dan sekunder.

a. Data Primer

Menurut Sugiyono (2011), menjelaskan bahwa sumber data primer adalah

sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Metode

wawancara mendalam atau in-depth interview dipergunakan untuk memperoleh

data dengan metode wawancara dengan narasumber yang akan di wawancara.

Adapun data primer yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data yang

diperoleh secara langsung dari hasil observasi dengan cara mengamati secara

visual, wawancara yang ditujukan kepada kepala pengelola Objek Wisata Pantai

Page 74: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

57

Pangi sebagai nara sumber serta hasil kuisioner yang diberikan langsung

kepada pengunjung Pantai Pangi yang dijadikan sebagai responden. Data

primer yang ingin dikumpulkan antara lain: mengatahui kondisi lokasi

penelitian, fasilitas dan wahana yang tersedia, faktor-faktor pendukung dan

penghambat Pantai Pangi.

b. Data Sekunder

Menurut Andi Supangat (2010), bahwa data sekunder merupakan data yang

diperoleh secara tidak langsung untuk mendapatkan informasi (keterangan)

objek yang diteliti, biasanya data tersebut diperoleh dari tangan kedua baik dari

objek secara individual (responden) maupun dari suatu instansi yaitu dengan

sengaja melakukan pengumpulan data dari instansi-instansi atau badan lainnya

untuk keperluan penelitian dari para pengguna.

Hal tersebut sependapat dengan Sugiyono (2011), data sekunder adalah data

yang tidak langsung memberikan data kepada peneliti, misalnya penelitian harus

melalui orang lain atau mencari melalui dokumen. Data ini diperoleh dengan

menggunakan studi literatur yang dilakukan terhadap banyak buku dan diperoleh

berdasarkan catatan-catatan yang berhubungan dengan penelitian, selain itu

peneliti mempergunakan data yang diperoleh dari internet.

Sehingga pada penelitian yang dilakukan ini data sekunder didapatkan dari

penelitian terdahulu tentang Analisis SWOT dan QSPM, keadaan umum lokasi

penelitian meliputi data letak geografis, data kependudukan, peta desa

didapatkan dari data BPS dan Kantor Desa setempat di Desa Tumpakkepuh,

Kecamatan Bakung, Kabupaten Blitar.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2011), teknik pengumpulan data merupakan langkah yang

paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah

Page 75: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

58

mendapatkan data. Hal tersebut sependapat dengan pernyataan Bungin (2011),

pengumpulan data adalah adalah bagian instrumen penelitian yang menentukan

berhasil atau tidak suatu penelitian. Kesalahan penggunaan metode

pengumpulan data atau metode pengumpulan data tidak digunakan semestinya,

berakibat fatal terhadap hasil-hasil penelitian yang dilakukan.

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini antara

lain: observasi, wawancara, kuisioner dan dokumentasi. Dimana teknik penelitian

tersebut saling berhubungan dan mendukung guna kelancaran proses penelitian.

Berikut penjelasan teknik pengumpulan data pada penelitian ini:

3.4.1 Observasi

Menurut pendapat Sarwono (2006), Kegiatan observasi meliputi: melakukan

pencacatan secara sistematik kejadian-kejadian, obyek-obyek yang dilihat dan

hal-hal lain yang diperlukan dalam mendukung penelitian yang sedang dilakukan.

Hal ini senada dengan Sugiyono (2011), Observasi sebagai teknik pengumpulan

data mengacu pada tidak terbatasnya pengamatan yang dilakukan oleh peneliti

terhadap subjek maupun objek yang diamati. Observasi dilakukan apabila proses

penelitian berkaitan dengan perilaku manusia di dalam proses kerja serta gejala

gejala alam dengan ketentuan responden yang diamati tidak terlalu besar .

Observasi yang dilakukan peneliti adalah melakukan pengamatan secara

langsung di daerah yang bersangkutan yaitu Kawasan Wisata Pantai Pangi.

Sasaran observasi atau pengamatan penelitian ini tentang profil Wisata Pantai

Pangi, identifikasi strategi pengembangan pengelola pariwisata Pantai Pangi dari

hasil observasi tersebut peneliti dapat mengelompokkan data berdasarkan yang

ada pada lokasi penelitian seperti keadaan lokasi penelitian, fasilitas utama dan

fasilitas penunjang pariwisata Pantai Pangi, strategi apa saja yang sudah

dilakukan.

Page 76: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

59

3.4.2 Wawancara

Menurut Marzuki (2005) metode wawancara merupakan cara pengumpulan

data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan secara sistematik dan

berlandaskan tujuan penelitian. Dalam interview (wawancara) selalu ada dua

pihak yang masing-masing mempunyai kedudukan yang berlainan.

Wawancara berguna untuk mendapatkan data dari tangan pertama (primer);

pelengkap teknik pengumpulan lainnya; menguji hasil pengumpulan data lainnya.

Wawancara dapat dilakukan di kesempatan waktu pada saat penyebaran angket

atau di waktu khusus/situasi tertentu (Ginanjar, 2012).

Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini melibatkan dua pihak, yaitu

narasumber dan pewawancara. Narasumber dalam penelitian ini ditujukan

kepada Kepala Pengelola mengenai Kawasan wisata Pantai Pangi sehingga

dengan itu dapat membantu dalam menentukan beberapa faktor internal maupun

eksternal di Objek Wisata Pantai Pangi.

3.4.3. Kuisioner

Menurut Sugiyono (2011) “Angket atau kuesioner merupakan suatu tehnik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat

pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab”.

Pernyataan tersebut senada dengan pendapat Reinse (2012), kuisioner adalah

metode atau cara pengumpulan data dengan menggunakan suatu daftar

mengenai suatu masalah atau bidang yang akan diteliti dengan cara

menyebarkan kepada responden (orang-orang yang akan menjawab atau orang-

orang yang akan dimintai opini) dengan tujuan memperoleh informasi- invormasi

yang relevan dengan tujuan penelitian dan memperoleh informasi mengenai

suatu masalah secara serentak.

Page 77: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

60

Responden yang diambil dalam penelitian ini adalah pengunjung/wisatawan

yang datang ke Pantai Pangi. Kuesioner diberikan secara langsung kepada

responden. Kuesioner yang akan diberikan kepada responden berisi seputar

biodata responden, pernyataan yang berkaitan dengan faktor-faktor eksternal

maupun internal pada Objek Wisata Pantai Pangi serta kesan terakhir responden

(pendapat mengenai Objek Wisata Pantai Pangi). Pernyataan-pernyataan

tersebut dan kesan terakhir responden nantinya akan dijadikan sebuah sarana

untuk mendapatkan tanggapan atau opini dari wisatawan yang telah menikmati

Kawasan Objek Wisata Pantai Pangi terhadap faktor-faktor tersebut.

3.4.4 Dokumentasi

Dokumentasi adalah suatu pelengkap dari penggunaan metode observasi

dan wawancara dalam sebuah penelitian. Dokumentasi bisa berbentuk tulisan,

gambar, atau karya monumental dari seseorang. Dokumentasi yang berbentuk

tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), ceritera,

biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto,

gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumentasi yang berbentuk karya misalnya

karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film,dll. Studi dokumen

merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara

dalam penelitian kualitatif (Sugiyono, 2011).

Dokumentasi pada penelitian ini dimaksudkan untuk mendukung penelitian,

sehingga peneliti dapat mendapatkan data dan mengolah data penelitian

tersebut. Dalam penelitian ini dokumentasi yang dilakukan berupa pengambilan

gambar kegiatan yang dilakukan oleh pengunjung, gambar lokasi penelitian,

gambar sarana dan prasarana, fasilitas-fasilitas di lokasi wisata, dan gambar-

gambar lain yang berkaitan dengan penelitian yang ada di Kawasan Wisata

Pantai Pangi Kemudian dokumentasi juga diperoleh dari arsip-arsip maupun

Page 78: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

61

dokumen yang dimiliki oleh pengelola wisata. Gambar/foto yang didapat dari

teknik dokumentasi dapat dijadikan sebagai bukti dan lampiran pada proses

penelitian maupun penulisan laporan penelitian.

3.5 Populasi dan Sampel

Populasi penelitian merupakan keseluruhan (universum) dari objek penelitian

yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai,

peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat menjadi

sumber data penelitian (Bungin, 2001).

Sedangkan dalam peneltian kuantitatif menurut Sugiyono (2011), populasi

diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang

memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang sudah ditetapkan oleh peneliti

untuk dapat dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Populasi pada penelitian ini

yaitu wisatawan yang berkunjung ke Pantai Pangi dan pengelola wisata Pantai

Pangi.

Menurut Reinse (2012), sampel adalah sebagian objek yang diambil dari

keseluruhan populasi yang diteliti yang mempunyai karakteristik dan dianggap

mewakili terhadap semua populasi dengan menggunakan teknik pengambilan

sampel. Pengambilan sampel digunakan karena keterbatasan dana, tenaga, dan

waktu dari peneliti untuk mengambil seluruh populasi. Sehingga pada penelitian

ini adalah dan Kepala Pengelola Pantai Pangi sebagai narasumber dan

pengunjung Pantai Pangi yang dijadikan sebagai responden.

Pada penelitian ini menggunakan metode pengambilan sampel secara

purposive sampling dan incidental sampling. Menurut sugiyono (2012), purposive

sampling adalah teknik untuk menentukan sampel penelitian dengan beberapa

pertimbangan tertentu dengan tujuan agar data yang diperoleh nantinya bisa lebih

representative. Sedangkan incidental sampling merupakan teknik penentuan

Page 79: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

62

sampel berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu

dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel,bila dipandang orang yang

kebetulan cocok sebagai responden.

Dalam penelitian kuantitatif, pengambilan sampel menggunakan purposive

sampling ditujukan kepada Kepala Pengelola Wisata Pantai Pangi melalui

wawancara, sedangkan untuk penelitian kuantitatif, metode pengambilan sampel

secara incidental sampling ditujukan kepada pengunjung Wisata Pantai Pangi

yang kebetulan bertemu dan dirasa cocok sebagai responden melalui kuisioner.

Ukuran sampel yang digunakan peneliti ditentukan dengan menggunakan

linear time function (LTF), dikarenakan peneliti belum mengetahui informasi

tentang banyaknya populasi Objek Wisata Pantai Pangi. Menurut pernyataan Ira

Safitri (2004), ketika peneliti belum mengetahui banyaknya populasi, maka dapat

menggunakan metode Liner Time Function (LTF) yang merupakan metode

penentuan banyaknya sampel yang diambil dengan menggunakan waktu

penelitian, periode harian dan waktu pengisian kuisioner. Pada penelitian ini,

lama waktu yang digunakan dalam pengambilan sampel untuk mengumpulkan

data primer yaitu 4 hari selama 2 minggu yakni pada hari sabtu dan minggu (hari

sabtu dan minggu merupakan hari libur/akhir pekan) karena diharapkan dapat

mewakili sampel dari populasi yang menyeluruh dengan berbagai karakterisitik

pengunjung. Selain itu, diperkirakan waktu untuk mengumpulkan data dari

responden dalam 4 hari yaitu enam jam antara pukul 09.00-15.00 WIB, karena

merupakan waktu yang ramai dikunjungi oleh wisatawan, dengan waktu

pengumpulan data masing-masing responden sekitar 23 menit. Rumus linier time

function dapat dituliskan sebagai berikut :

T = t0 + t1 . n

n = T – t0

t1

Page 80: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

63

n = 1440 – 360

23

n = 48

Keterangan :

T = waktu penelitian 4 hari (1440 menit)

t0 = periode waktu harian 6 jam (360 menit)

t1 = waktu pengisian kuesioner (20 menit)

n = jumlah responden

Sehingga dari perhitungan penentuan sampel menggunakan rumus Liner

Time Function (LTF) didapatkan sebesar 48 responden yang artinya penelitian ini

akan melakukan teknik pengumpulan data kepada 48 pengunjung/ wisatawan

yang berkunjung di Kawasan Objek Wisata Pantai Pangi, Kabupaten Blitar guna

mendapatkan informasi dan pendapat tentang berbagai faktor yang berhubungan

dengan pengembangan objek wisata.

3.6 Skala Pengukuran

Menurut Sugiono (2011), skala pengukuran merupakan kesepakatan yang

digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang

ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut jika digunakan akan

menghasilkan data kuantitatif. Dengan pengukuran skala ini, maka variabel yang

diukur dalam instrument dapat dinyatakan dalam bentuk angka, sehingga lebih

akurat efisien dan komunatif.

Skala pengukuran sikap pada penelitian ini menggunakan skala likert

sebagai pengukuran besar kecilnya sikap atau pendapat dari responden yang

memberikan opini. Hal ini dikarenakan skala likert merupakan alat yang

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang ataupun

kelompok orang tentang fenomena sosial. Selain itu variabel yang akan diukur

dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan

Page 81: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

64

sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang dapat berupa

pernyataan atau pertanyaan (Sugiyono, 2011). Dalam skala likert terdapat

pemberian skor agar perhitungan skala dapat dilakukan dengan benar. Berikut

adalah cara pemberian skor yang digunakan pada penelitian ini dan cara

penggunaan skala likert :

1. Pemberian skor 5 (lima) untuk jawaban sangat setuju

2. Pemberian skor 4 (empat) untuk jawaban setuju

3. Pemberian skor 3 (tiga) untuk jawaban ragu-ragu

4. Pemberian skor 2 (dua) untuk jawaban tidak setuju

5. Pemberian skor 1 (satu) untuk jawaban sangat tidak setuju

Setelah mendapatkan total skor yang didapat, maka dapat dihitung dengan

menggunakan rumus :

Jumlah Total Skor

Jumlah Skor Ideal x 100%

Sehingga didapatkan hasil berupa % (persen) yang langsung dapat

dimasukkan ke skala ordinal agar mengetahui besar kecil nya sikap yang didapat

dan dapat di interpretasikan sebagai berikut

1. Kategori sangat lemah (sangat tidak setuju) apabila angka 0% - 20%

2. Kategori lemah (tidak setuju) apabila angka 21% - 40%

3. Kategori cukup (ragu-ragu) apabila angka 41% - 60%

4. Kategori kuat (setuju) apabila angka 61% - 80%

5. Kategori sangat kuat (sangat setuju) apabila angka 81% - 100%

0 20 40

0

60 80 100

%

Page 82: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

65

3.7 Metode Analisis Data

Metode analisis data merupakan cara atau teknik yang digunakan untuk

menjawab tujuan penelitian dengan cara mengolah data yang sudah didapatkan

ketika penelitian (Rianse, 2012).

Pernyataan tersebut sependapat dengan Sugiyono (2011), Analisis data

penelitian merupakan bagian dari cara berfikir yang berkaitan dengan pengujian

secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan

dan dokumentasi. Proses mencari dan menyusun data-data secara sistematis

dilakukan dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, melakukan

sintesa, menyusun dalam pola, memilih mana yang penting dan akan dipelajari

serta membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami diri sendiri dan orang lain.

Pada penelitian ini, metode analisis data menggunakan analisis deskriptif

kualitatif meliputi profil kawasan wisata Pantai Pangi, karakteristik pengunjung

wisata dan sedangkan analisis kuantitatif meliputi analisis IFE, EFE, SWOT, IE,

dan QSPM). Yang dibedakan berdasarkan masing-masing tujuan. Metode

analisis data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

3.7.1 Profil Kawasan Wisata Pantai Pangi

Profil Kawasan Wisata Pantai Pangi Blitar dianalisis dengan menggunakan

data yang diperoleh dari hasil wawancara kepada kepala pengelola,

observasi, dan dokumentasi. Hal-hal yang dianalisis diantaranya: mengenai

profil dan gambaran umum wisata dan fasilitas-fasilitas yang diberikan oleh

Kawasan Objek Wisata Pantai Pangi.

3.7.2 Karakteristik Pengunjung Wisata Pantai Pangi

Karakteristik pengunjung Kawasan Objek Wisata Pantai Pangi dianalisis

dengan menggunakan data yang diperoleh dari hasil kuisioner yang diberikan

kepada responden. Hal-hal yang dianalisis adalah mengenai jenis kelamin, usia,

Page 83: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

66

pendidikan terakhir, pekerjaan, pendapatan, jumlah kunjungan, daerah asal, dan

sumber informasi.

3.7.3 Analisa Data Dalam Merumuskan Strategi Pengembangan Wisata

Pantai Pangi

Pada penelitian ini, metode analisis data dibantu dengan beberapa alat

analisis data yaitu pada tahap input menggunakan matriks IFE dan EFE, Pada

tahap pencocokan menggunakan Matriks SWOT dan matriks internal-eksternal

(IE), dan untuk pengambilan keputusan dibutuhkan Matriks QSPM untuk

menentukan strategi yang terbaik.

3.7.3.1 Tahap input (Input stage)

Input stage terdiri dari dua matrik dalam perumusan strategi, yaitu:

a. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)

Menurut Udaya (2013), faktor-faktor internal pada sebuah usaha terbagi

menjadi kekuatan dan kelemahan dalam sebuah usaha. Untuk mengidentifikasi

antara faktor kekuatan dan kelemahan bagi sebuah usaha adalah sebagai

berikut:

a. Faktor Kekuatan

Kekuatan merupakan kemampuan yang tersedia bagi sebuah usaha dan

memberikan keuntungan dibandingkan para pesaing dalam melayani kebutuhan

konsumen. Kekuatan berkaitan dengan keunggulan dari sumberdaya manusia

maupun berdasar sumberdaya lainnya. Untuk dapat mengenali faktor yang

mempengaruhi kinerja dari sebuah usaha. Contohnya pengembangan sebuah

produk yang lebih unggul merupakan kekuatan bagi beberapa perusahaan,

namun beberapa perusahaan menyebutkan kekuatan yang digunakan adalah

iklan dan sebagainya.

Page 84: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

67

b. Faktor Kelemahan

Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam kemampuan

maupun sumber daya dari suatu usaha dibandingkan dengan para pesaing,

selain itu, menciptakan kerugian dalam memenuhi kebutuhan pelanggan.

Dimisalkan kemampuan finansiil yang terbatas merupakan kelemahan yang

dimiliki oleh perusahaan yang melakukan pengembangan usaha.

Berikut ini merupakan langkah mengevaluasi faktor internal menurut David

(2011) yaitu:

1. Membuat daftar faktor- faktor internal utama secara spesifik, yaitu kekuatan

dan kelemahan yang mempengaruhi perusahaan.

2. Memberikan bobot pada setiap faktor mulai dari bobot 0,0 untuk yang sangat

tidak penting dan 1,0 untuk yang sangat penting. Bobot yang diberikan pada

suatu faktor menunjukkan keberhasilan suatu industri perusahaan. Jumlah

total seluruh bobot harus sama dengan 1,0.

3. Memberikan peringkat 1 sampai 4 pada setiap faktor, dimana peringkat 1

(sangat lemah), peringkat 2 (lemah), peringkat 3 (kuat) dan peringkat 4

(sangat kuat).

4. Mengkalikan bobot dengan peringkat-peringkat pada masing-masing faktor

untuk mendapatkan skor bobot.

5. Menjumlahkan skor bobot rata-rata untuk setiap faktor untuk mendapatkan

skor bobot total untuk organisasi.

Terlepas dari beberapa faktor yang dimasukan kedalam Matrik Evaluasi

Faktor Internal, skor bobot total berkisar antara 1,0 sebagai titik rendah dam 4,0

sebagai titik tertinggi, dengan skor rata-rata 2,5. Skor total dibawah 2,5

mencirikan organisasi yang lemah secara internal, sedangkan skor yang secara

signifikan berada di atas 2,5 mengidentifikasikan posisi internal yang kuat.Jumlah

faktor tidak mempengaruhi kisaran skor total karena bobot selalu berjumlah 1,0 (

Page 85: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

68

David, 2011). Berikut tabel draf Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dapat

dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Draf Tabel Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)

Faktor Internal Utama Bobot Peringkat Skor Bobot

Kekuatan

1 Faktor kekuatan

2

….

Kelemahan

1 Faktor kelemahan

2

…..

Total 1,0

Sumber : David (2011)

b. Matriks External Factor Evaluation (EFE)

Matriks External Factor Evaluation dilakukan untuk menganalisis faktor

eksternal yang mempengaruhi keberhasilan perusahaan yaitu berkaitan dengan

peluang dan ancaman. Menurut Udaya (2013), faktor eksternal yang

mempengaruhi sebuah usaha adalah:

a. Faktor Peluang

Situasi dimana suatu usaha beruntung dalam lingkungan usaha tersebut.

Kecenderungan yang terdapat di dalam lingkungan yang dapat dimanfaatkan

oleh suatu usaha adalah sebuah peluang. Perubahan pada peraturan

pemerintah, perubahan teknologi, menjalin hubungan baik antara produsen dan

konsumen adalah contoh peluang pada sebuah usaha.

b. Faktor Ancaman

Ancaman merupakan situasi yang tidak menguntungkan/menyenangkan

pada sebuah lingkungan. Ancaman adalah rintangan utama terhadap posisi

perusahaan. Sebagai contoh masuknya pesaing baru, pertumbuhan pasar yang

Page 86: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

69

tersendat, kekuatan tawar-menawar dari pemasok, perubahan teknologi serta

peraturan pemerintah yang tidak sesuai merupakan ancaman terhadap

keberhasilan dalam sebuah usaha. Berikut ini merupakan langkah mengevaluasi

faktor eksternal:

1. Membuat daftar faktor- faktor eksternal utama secara spesifik, yaitu peluang

dan ancaman yang mempengaruhi perusahaan.

2. Memberikan bobot pada setiap faktor mulai dari bobot 0,0 untuk yang sangat

tidak penting dan 1,0 untuk yang sangat penting. Bobot yang diberikan pada

suatu faktor menunjukkan kepentingan relatif dari faktor itu untuk sukses

dalam industri yang ditekuni perusahaan. Jumlah total seluruh bobot harus

sama dengan 1,0.

3. Memberikan peringkat 1 sampai 4 pada setiap faktor-faktor eksternal untuk

menunjukan seberapa efektif strategi perusahaan saat ini dalam merespon

faktor tersebut,dimana nilai 4= respon sangat baik, 3= respon diatas rata-

rata, 2= respon rata-rata, dan 1= respon dibawah rata-rata.

4. Mengkalikan bobot dengan peringkat-peringkat pada masing-masing faktor

untuk mendapatkan skor bobot.

5. Menjumlahkan skor bobot rata-rata untuk setiap faktor untuk mendapatkan

skor bobot total untuk organisasi (David, 2011).

Terlepas dari jumlah peluang dan ancaman utama yang dimasukkan dalam

Matriks Evaluasi Faktor Eksternal, skor bobot total tertinggi yang mungkin dicapai

untuk sebuah organisasi adalah 4,0 dan skor bobot terendah adalah 1,0. rata-

rata skor bobot total adalah 2,5. Skor bobot total sebesar 4,0 mengindikasikan

bahwa sebuah organisasi merespons secara sangat baik peluang dan ancaman

yang ada di industrinya. Dengan kata lain, strategi perusahaan secara efektif

mampu menarik keuntungan dari peluang yang ada dan meminimalkan pengaruh

negatif potensial dari ancaman eksternal. Skor total sebesar 1,0 menandakan

Page 87: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

70

bahwa strategi perusahaan tidak mampu memanfaatkan peluang yang ada atau

menghindari ancaman yang muncul (David, 2011). Berikut Tabel Draf Matriks

External Factor Evaluation (EFE) dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4. Draf Matriks External Factor Evaluation (EFE)

Faktor Eksternal Utama Bobot Peringkat Skor Bobot

Peluang

1 Faktor Peluang

2

….

Ancaman

1 Faktor Ancaman

2

…..

Total 1,0

Sumber : David (2011) 3.7.3.2 Tahap pencocokan (Matching Stage)

Matching Stage merupakan perumusan strategi atau penggunaan formulasi

strategi dengan data yang didapat dari input stage. Pada penelitian ini matching

stage dilakukan dua hal, yaitu:

a. SWOT Matrix

Pada matriks SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, and threats)

dilakukan pencocokan faktor eksternal dan internal utama yang telah dijabarkan

pada EFE dan IFE. Matriks SWOT ini menggambarkan secara jelas bagaimana

peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan

dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matriks ini dapat

menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategis yaitu strategi SO,

strategi WO, strategi ST, dan strategi WT. Menurut David (2011) terdapat 8

langkah dalam membentuk sebuah Matriks SWOT, yaitu:

1. Buat daftar peluang-peluang eksternal utama perusahaan

2. Buat daftar ancaman-ancaman utama eksternal perusahaan

3. Buat kekuatan-kekuatan internal utama perusahaan

Page 88: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

71

4. Buat kelemahan-kelemahan internal utama perusahaan

5. Cocokkan kekuatan internal dengan peluang eksternal, dan catat hasilnya

pada sel Strategi SO

6. Cocokkan kelemahan internal dengan peluang eksternal, dan catat hasilnya

pada sel Strategi WO

7. Cocokkan kekuatan internal dengan ancaman eksternal, dan catat hasilnya

pada sel Strategi ST

8. Cocokkan kelemahan internal dengan ancaman eksternal, dan catat hasilnya

pada sel Strategi WT. Berikut Tabel Draf matriks SWOT ditampilkan pada

Tabel 5

Tabel 5. Draf Tabel Matriks SWOT

SW OT

Kekuatan (S):

Faktor pengaruh

Kelemahan (W) -Faktor pengaruh

Peluang (O)

Faktor pengaruh

Strategi SO: Strategi WO:

Ancaman (T)

Faktor pengaruh

Strategi ST: Strategi WT:

Sumber : David (2011) b. Internal-External (IE) Matrix

Mencocokan faktor ekternal dan internal yang ada pada tahap input ke dalam

Internal-External (IE) Matrix untuk memposisikan perusahaan diantara 9 sel yang

menentukan strategi bersaing perusahaan. Matriks IE dapat dibagi menjadi tiga

bagian besar yang mempunyai implikasi strategi yang berbeda-beda, yaitu

sebagai berikut:

1. ketentuan untuk divisi yang masuk dalam sel I, II, atau IV dapat digambarkan

sebagai “tumbuh dan membangun” (grow and build). Strategi intensif

(penetrasi, pengembangan pasar, dan pengembangan produk) atau

Page 89: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

72

integrative (integrasi kebelakang, integrasi kedepan, dan integrasi horizontal)

bisa menjadi yang paling tepat bagi divisi-divisi ini.

2. Divisi-divisi yang masuk dalam sel III, V, atau VII dapat ditangani dengan baik

melalui strategi “menjaga dan mempertahankan”, penetrasi pasar, dan

pengembangan produk adalah dua strategi yang paling banyak digunakan

dalam jenis divisi ini.

3. Ketentuan umum untuk divisi yang masuk sel VI, VIII, atau IX adalah panen

dan divestasi (harvest or divest). Organisasi yang berhasil mampu mencapai

portofolio bisnis yang masuk atau berada di seputar sel I dalam Matriks IE.

3.7.3.3 Tahap keputusan (Decision Stage)

Penggunaan Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif (Quantitatif Strategic

Planning Matrix) adalah untuk mengetahui dan menentukan daftar prioritas

strategi mana yang tepat dan terbaik untuk dilakukan terlebih dahulu secara

objektif. Sehingga digunakan untuk mengevaluasi dan memilih strategi terbaik

yang paling cocok dengan lingkungan internal dan eksternal yang dimiliki oleh

suatu perusahaan Alternatif strategi tersebut merupakan hasil eliminasi dari

SWOT dan IE matriks. Untuk menyusun QSPM dilakukan beberapa langkah

seperti berikut:

1. Membuat daftar peluang dan ancaman (faktor eksternal) dan kekuatan dan

kelemahan (faktor internal) perusahaan pada kolom kiri dalam QSPM.

Informasi ini diperoleh dari matriks EFE dan Matriks IFE.

2. Memberikan bobot pada setiap faktor-faktor eksternal dan internal sesuai

dengan tingkat kepentingan. Bobot yang diberikan sama dengan bobot pada

Matriks EFE dan Matriks IFE.

3. Meletakkan alternatif strategi di bagian atas matriks.

Page 90: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

73

4. Menentukan skor daya Tarik (Attractive Scores-AS) pada setiap strategi di

masing-masing faktor. Skor tersebut mulai dengan 4= daya Tarik inggi,

3=daya tarik sedang, 2=daya tarik rendah, dan 1=tidak mempunyai daya

tarik.

5. Mengalikan bobot dengan AS untuk menentukan total daya Tarik (Total

Attractive Score-TAS) untuk setiap faktor.

6. Menjumlahkan TAS pada setiap alternatif strategi. Nilai TAS yang tertinggi

menunjukan bahwa strategi tersebut merupakan strategi terbaik untuk

diprioritaskan. Berikut Tabel Draf penyusunan Quantitatif Strategic Planning

Matrix (QSPM) dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Draf Quantitatif Strategic Planning Matrix (QSPM)

Strategi 1 Strategi 2

Faktor Utama Bobot AS TAS AS TAS

Peluang:

1 Faktor berpengaruh

2 ……

Ancaman

1 Faktor berpengaruh

2 ……

1,0

Kekuatan

1 Faktor berpengaruh

2 ……

Kelemahan

1 Faktor berpengaruh

2 ……

1,0

Total TAS keseluruhan faktor

Jumlah TAS 1

Jumlah TAS 2

Sumber : David (2011)

Page 91: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

74

4. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Letak Geografis dan Keadaan Topografis

Kabupaten Blitar merupakan salah satu daerah di Propinsi Jawa Timur yang

secara geografis Kabupaten Blitar berada disebelah Selatan Khatulistiwa,

terletak pada 111°25’ – 112°20’ Bujur Timur dan 7°57’-8°9’51’’ Lintang Selatan,

selain itu berada di Barat daya Ibukota Propinsi Jawa Timur – Surabaya dengan

jarak kurang lebih 160 km. Adapun batas–batas wilayah adalah sebagai berikut :

- Sebelah Utara : Kabupaten Kediri dan Kabupaten Malang

- Sebelah Timur : Kabupaten Malang

- Sebelah Selatan : Samudra Indonesia

- Sebelah Barat : Kabupaten Tulungagung dan Kabupaten Kediri

(BPS, 2016).

Kabupaten Blitar memiliki luas wilayah 1.588.79 km2 dengan tata guna tanah

terinci sebagai sawah, pekarangan, perkebunan, tambak, tegal, hutan, kolam

ikan dan lain-lain. Adapun jumlah penduduk Kabupaten Blitar pada tahun 2016

mencapai 1.268.194 jiwa, terdiri dari penduduk perempuan 637.419 jiwa dan laki

– laki 630.7754 jiwa. Secara administrasi Pemerintah Kabupaten Blitar terbagi

menjadi 22 kecamatan, 220 desa, 28 kelurahan, 759 dusun/rukun warga(RW)

dan sebanyak 6.978 rukun tetangga (RT). Rata-rata curah hujan tahunan

Kabupaten Blitar sebesar 1.478,8 mm dengan curah hujan tertinggi 2.618,2 mm

pertahun dan terendah 1.024,7 pertahun. Sedangkan rata-rata suhu adalah 18-

30°C (BPS, 2016).

Kecamatan Bakung merupakan salah satu dari 22 kecamatan yang membagi

batas wilayah administrasi Kabupaten Blitar dengan batas-batas wilayah sebagai

berikut: sebelah barat Kabupaten Tulungagung, sebelah utara Kecamatan

Kademangan dan Kabupaten Blitar, sebelah timur Kecamatan Wonotirto dan

Page 92: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

75

Kabupaten Blitar, dan sebelah selatan Samudera Indonesia. Adapun luas

wilayah Kecamatan Bakung sebesar 111,24 km yang terbagi menjadi 11 desa

yakni meliputi: Desa Tumpakkepuh, Desa Sidomulyo, Desa Bululawang, Desa

Tumpakoyot, Desa Plandirejo, Desa Pulerejo, Desa Ngrejo, Desa Lorejo, Desa

Kedungbanteng, Desa Sumberdadi dan Desa Bakung (BPS, 2016).

Desa Tumpakkepuh ini memiliki luas wilayah sebesar 1.256 ha, tergolong

dataran rendah dengan ketinggian 62 m diatas permukaan laut (Mdpl) dan suhu

rata-rata Desa Tumpakkepuh 36-38 0C. Adapun batas-batas DesaTumpakkepuh

secara administratif adalah sebagai berikut:

- Sebelah utara : Desa Pasiraman

- Sebelah selatan : Samudera Hindia

- Sebelah timur : Desa Kaligrenjeng

- Sebelah barat : Desa Sidomulyo (DesaTumpakkepuh, 2016)

Desa Tumpakkepuh merupakan daerah pegunungan yang mempunyai

potensi sumberdaya alam yang cukup besar terutama di sektor pertanian,

perikanan dan pariwisata. Desa Tumpakkepuh memiliki jumlah penduduk

sebesar 3.506 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 1.784 jiwa atau

50,89% dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 1.722 jiwa atau 49,11% dari

jumlah penduduk secara keseluruhan (DesaTumpakkepuh, 2016)

Secara administratif Desa Tumpakkepuh terdiri 3 dusun yaitu Dusun

Wotgalih, Dusun Krajan, dan Dusun Kepuh, 5 rukun warga (RW), dan 20 rukun

tetangga (RT). Jarak tempuh Desa Tumpakkepuh ke ibukota kecamatan yaitu

Bakung 10 km dengan lama tempuh 25 menit, Jarak tempuh ke ibukota

kabupaten yaitu Blitar 40 km dengan lama tempuh 1 jam, dan jarak tempuh ke

ibukota provinsi yaitu Jawa Timur 197 km dengan lama tempuh 5 jam (Desa

Tumpakkepuh, 2016). Berikut letak lokasi penelitian dapat dilihat pada lampiran

2.

Page 93: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

76

4.2 Keadaan Penduduk

Berdasarkan data kependudukan Desa Tumpakkepuh pada tahun 2016 yang

didapat dari Kantor Desa Tumpakkepuh, Kecamatan Bakung, penduduk desa

berjumlah sebesar 3.506 jiwa, dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 1.784

jiwa atau 50,89% dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 1.722 jiwa atau

49,11% dari jumlah penduduk secara keseluruhan. Sehingga berdasarkan jumlah

penduduk tersebut menunjukan komposisi penduduk laki-laki didaerah Desa

Tumpakkepuh hampir sama dengan penduduk perempuan.

Penduduk Desa Tumpakkepuh mayoritas merupakan etnik jawa asli yang

bermukim secara turun temurun, sehingga komunikasi antar penduduk dilakukan

dalam bahasa jawa dan dalam komunikasi formal dengan warga etnik non-jawa

digunakan bahasa Indonesia.

4.2.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia

Persentase jumlah penduduk Desa Tumpakkepuh berdasarkan tingkat usia

dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Data Penduduk Berdasarkan usia

No Usia Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 0-1 tahun 59 1,68

2 1-5 tahun 152 4,33

3 6-10 tahun 189 5,39

4 11-20 tahun 436 12,43

5 21-30 tahun 542 15,46

6 31-40 tahun 625 17,84

7 41-50 tahun 565 16,11

8 >50 tahun 938 26,76

Jumlah 3.506 100

Sumber: Desa Tumpakepuh, 2016.

Berdasarkan tabel 7, dapat dilihat bahwa penduduk kelompok usia 50 diatas

tahun adalah kelompok usia yang paling banyak di Desa Tumpakkepuh sebesar

938 jiwa pada persentase 26,76%. Sedangkan untuk kelompok usia yang paling

Page 94: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

77

sedikit di Desa Tumpakkepuh adalah kelompok usia 0-1 tahun dengan jumlah 59

jiwa atau sebanyak 1,68% dari total jumlah penduduk Desa TumpakKepuh.

4.2.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Berdasarkan tingkat pendidikan, penduduk Desa Tumpakkepuh sudah cukup

peduli dan mengerti arti pentingnya pendidikan. Hal tersebut dapat dijelakan

pada tabel 8 sebagai berikut:

Tabel 8. Data Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No. Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 Belum Sekolah 211 6,02

2 Tidak Tamat SD 276 7,88

3 Tamat SD/Sederajat 1.301 37,12

4. Tamat SLTP/ Sederajat 983 28,03

4 Tamat SLTA/Sederajat 685 19,54

5 Tamat Akademi/Sederajat 29 0,83

6 Buta Huruf 21 0,6

Jumlah 3.506 100

Sumber: Desa Tumpakkepuh, 2016.

Berdasarkan tabel 8, dapat dilihat bahwa masyarakat Desa Tumpakkepuh

sudah tergolong mempunyai pendidikan yang cukup tinggi. Hal ini terbukti

dengan banyaknya masyarakat menjalankan progam pemerintah belajar 12

tahun yaitu belajar tingkat SD, SLTP/Sederajat dan dilanjutkan pada tingkat

SLTA/Sederajat. Dimana penduduk tamat SD mencapai 1.303 jiwa pada

persentase 37,12%, jumlah tersebut memiliki persentase tertinggi dibandingkan

tingkat pendidikan lainnya. Selanjutnya tamat SLTP/Sederajat sebesar 983 jiwa

pada persentase 28,03%, jumlah tersebut memiliki persentase kedua dan

tamatan SLTA/Sederajat sebesar 685 jiwa pada persentase 19,54%.

Tingkat pendidikan merupakan salah satu yang dapat mempengaruhi dalam

proses pengembangan wisata. Apabila suatu daerah memiliki tingkat pendidikan

yang tinggi, maka daerah tersebut akan dapat berkembang dikarenakan tingkat

pendidikan mereka tinggi dan mampu mengelola daerah mereka sendiri.

Page 95: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

78

4.2.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Berdasarkan mata pencaharian penduduk Desa Tumpakkepuh terdapat

bermacam-macam pekerjaan/profesi. Adapun data penduduk berdasarkan mata

pencaharian dapat dilihat pada tabel 9.

Tabel 9. Data Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

No Mata Pencaharian Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 Petani 1.952 55,68

2 Buruh Tani 148 4,22

3 Nelayan 31 0,88

3 Sopir/buruh jasa transportasi 96 2,73

4 Buruh bangunan 54 1,54

5 Pembantu Rumah Tangga 76 2,17

6 Guru Swasta 9 0,26

3 Pegawai Negeri Sipil 32 0,91

5 Industri Kecil gerabah 28 0,79

6 Peternak 47 1,34

7 Dokter/Bidan Swasta 3 0,08

8 pekerja di sektor jasa 5 0,14

9 Tukang batu/kayu 42 1,19

10 Pensiunan PNS/ABRI 7 0,20

11 Lain-lain 976 27,87

Jumlah 3.506 100

Sumber :Desa Tumpakkepuh, 2016.

Berdasarkan Tabel tersebut dapat diketahui bahwa persentase tertinggi

penduduk DesaTumpakkepuh memiliki mata pencaharian pokok sebagai petani

sebesar 1.952 orang atau 55,68%. Berdasarkan hasil wawancara Kepala Desa

Tumpakkepuh bahwa tingginya nilai mata pencaharian di sektor pertanian di

desa ini karena pekerjaan tersebut merupakan kebiasaan secara turun-temurun

bagi penduduk Desa Tumpakkepuh. Sebagian besar kawasan ini didomisili oleh

tanaman tegalan, hutan dan semak belukar. Tanaman yang dikembangkan

adalah ketela pohon,tebu, jagung dan jati. Selain petani, juga banyak dari

masyarakat mempunyai pekerjaan sebagai pedagang, PNS, Peternak, buruh tani

Page 96: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

79

dan lain sebagainya. Dengan adanya Objek Wisata Pantai Pangi ini masyarakat

bisa menambah pendapatan dengan cara membuka warung makan disekitar

lokasi wisata.

4.2.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama

Jumlah penduduk Desa Tumpakkepuh berdasarkan agama dapat dilihat

pada tabel 10.

Tabel 10. Data Penduduk Berdasarkan Agama

No. Agama Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 Islam 3.498 99,71

2 Kristen 8 0,29

3 Katolik 0 0

4 Hindu 0 0

5 Budha 0 0

6 Kong Hu Cu 0 0

Jumlah 3.506 100

Sumber: Desa Tumpakkepuh, 2016.

Berdasarkan pada tabel 10, dapat dilihat bahwa mayoritas agama penduduk

Desa Tumpakkepuh adalah agama islam dengan presentase 99,71% dari total

penduduk Desa Tumpakkepuh atau sebanyak 3.498 jiwa. Selanjutnya terdapat

juga masyarakat yang menganut agama kristen yaitu sebesar 8 jiwa dengan

persentase 0,29%.

Page 97: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

80

5. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Profil Kawasan Wisata Pantai Pangi

Pantai Pangi merupakan salah satu objek wisata yang ada di Kabupaten

Blitar, tepatnya masuk dalam Wilayah Desa Tumpakepuh, Kecamatan Bakung,

Blitar. Wisata Pantai Pangi ini memiliki banyak keindahan dan keunikan

tersendiri, dimana para pengunjung akan disuguhi oleh pemandangan pantai

yang masih alami dan mempesona, hamparan pasir pantai putih dan bersih serta

warna air biru kehijauan menambah keindahan pantai.

Pantai ini berbentuk menyerupai cekungan yang menjorok kedaratan dan

dikelilingi oleh tebing-tebing tinggi yang alami. Tebing-tebing ini berguna untuk

memecah ganasnya ombak dari samudra Hindia sehingga ombak di Kawasan

Pantai Pangi kecil dan tidak sebesar pantai-pantai selatan yang lainnya.

Tak hanya itu, keadaan sekitar tepian pantai juga tak kalah menariknya.

Pasalnya di tepian Pantai Pangi ini banyak ditanami dengan pohon-pohon

cemoro yang teduh dan rindang sehingga membuat suasana di Pantai Pangi ini

menjadi terasa lebih asri. Keunikan yang lainnya adalah terdapatnya sungai yang

bermuara di Pantai Pangi. Muara sungai ini menyerupai sebuah telaga dengan

air payau/tawar berair tenang dan jernih serta memiliki kedalaman yang

bervariasi, sehingga tidak heran apabila Pantai Pangi ini sering dijadikan

camping ground oleh para pengunjung. Selain itu, biasanya muara sungai ini

digunakan oleh beberapa pengunjung untuk berendam membersihkan badan

dari pasir pantai setelah bermain atau berenang di pantai.

Kawasan Wisata Pantai Pangi mulai diresmikan pada tahun 2014 dan

dikelola oleh POKDARWIS “Sekar” berkerja sama dengan Kesatuan Pengelola

hutan (KPH) yang merupakan dibawah naungan Perhutani, dimana selaku

Page 98: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

81

pemilik kawasan "Wisata Pantai Pangi” dengan sistem bagi hasil. Mekanisme

pembagian hasil antara pengelola dan KPH, sesuai adanya dengan perjanjian

yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. KPH Blitar selaku pemilik lahan

hanya bertindak sebagai pengawas pengelola, pengembangan, dan peninjauan

lapangan. Pihak POKDARWIS diberi kewenangan untuk mengelola berbagai

sarana, prasarana, serta berbagai hal lain yang terkait dengan kegiatan wisata

yang terdapat pada kawasan tersebut.

Dalam hal ini, Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) didirikan pada tahun

2012, dimana anggota POKDARWIS ini terbentuk atas dasar tujuan yang sama

yaitu kesadaran yang tumbuh pada masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar

destinasi pariwisata yaitu Desa Tumpakkepuh untuk ikut serta berperan aktif

dalam pengembangan potensi pariwisata setempat. Dimana Kepala Desa/ Lurah

dan kelompok masyarakat tersebut bermusyawarah membentuk organisasi

POKDARWIS.

Anggota POKDARWIS terdiri dari berbagai usia antara usia 26-64 tahun dan

berbagai profesi dengan mayoritas masyarakat berprofesi sebagai petani,

dimana kebanyakan anggota POKDARWIS menjadikan pekerjaan mengelola

Kawasan Wisata Pantai Pangi sebagai profesi kedua. Pada awal diresmikan

Kawasan Wisata Pantai Pangi ini menggunakan modal sendiri berupa iuran

antara anggota kelompok POKDARWIS “Sekar” untuk mengelola objek wisata ini

supaya memiliki nilai unggul dibandingkan objek wisata lainnya seperti menanam

pohon cemoro laut, perbaikan sebagian akses jalan menuju Pantai Pangi,

pembangunan beberapa fasilitas tempat peristirahatan (Gazebo), toilet,

musholla,dll. Berikut adalah foto pengelola Wisata Pantai Pangi dapat dilihat

pada Lampiran 2.

Untuk menikmati keindahan dan keasrian Pantai Pangi, kita membayar

Rp.8.000,- untuk tiket masuk, Rp.2.000,- untuk parkir motor dan Rp.4.000,- dan

Page 99: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

82

untuk parkir mobil. Hingga saat ini telah banyak dukungan dan bantuan yang

diberikan kepada POKDARWIS ‘‘Sekar” untuk pengembangkan pada Wisata

Pantai Pangi, seperti bantuan dari Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) dalam

membentuk perbaikan akses jalan menuju lokasi objek wisata berupa jalan

makadam/bebatuan kecil, dan toilet sebanyak 3 unit. Selain itu, bantuan dari

Dinas Kebudayaan Pariwisata dan Olahraga Kab. Blitar berupa wahana

permainan anak-anak seperti ayunan, jungkat-jungkit dll serta pohon cemoro laut

dan mangrove. Berikut adalah gambaran Objek Wisata Pantai Pangi dapat dilihat

pada gambar 6.

Gambar 5. Wisata Pantai Pangi

5.1.1 Struktur Organisasi

Berdasarkan hasil wawancara langsung dengan pihak pengelola Wisata

Pantai Pangi, maka diketahui jika Wisata Pantai Pangi dikelola oleh Bapak

Bagyo. Adapun pembagian divisi dan tugas yang terdapat pada Kelompok Sadar

Wisata (POKDARWIS) ‘‘Sekar” bertujuan untuk lebih memudahkan dalam

pengelolaan Wisata Pantai Pangi. Struktur organisasi POKDARWIS ‘‘Sekar

dapat dilihat pada gambar 6.

Page 100: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

83

Gambar 6. Struktur Organisasi POKDARWIS ‘‘Sekar”

Berdasarkan pada gambar 6, dapat dilihat jika adanya pembagian divisi

atau jabatan di Wisata Pantai Pangi. Berikut penjelasan dari jabatan-jabatan

yang ada beserta fungsinya :

1. Penasehat dipimpin oleh Sutoyo selaku Kepala Desa Tumpakkepuh. Kepala

Desa bertugas untuk bertanggungjawabnya atas lembaga POKDARWIS

“Sekar” sebagai pengelola Wisata Pantai Pangi. Kepala Desa juga berfungsi

untuk mengambil keputusan dan menentukan peraturan yang ditetapkan

bersama POKDARWIS “Sekar”.

2. Ketua/kepala dipimpin oleh Bagyo, Dimana ketua umum bertugas sebagai

penanggungjawab terhadap seluruh kegiatan POKDARWIS “Sekar”.

Melakukan fungsi manajemen kepada seluruh kegiatan serta menjalin

hubungan dengan lembaga desa lainnya dan lembaga luar desa.

3. Wakil Ketua dipimpin oleh Didik R, yang bertugas sebagai perwakilan dari

ketua umum jika berhalangan. Selain itu, tugas dari wakil ketua juga ikut

serta membantu ketua umum dalam merumuskan segala penyelenggaraan

kegiatan dan kebijakan POKDARWIS “Sekar”.

Page 101: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

84

4. Sekretaris dijabat oleh Titik Widjayanti yang bertugas untuk segala urusan

administrasi dan surat menyurat yang melibatkan POKDARWIS “Sekar” dan

Kawasan Wisata Pantai Pangi.

5. Bendahara dipegang oleh Husni P, bertugas untuk mengatur keuangan dari

mulai pendapatan hingga pengeluaran yang berhubungan dengan Wisata

Pantai Pangi.

6. Seksi Ketertiban dan Keamanan dipimpin oleh Slamet R, seksi ini yang

bertanggung jawab bagi terciptanya kondisi aman dan tertib di Kawasan

Wisata Pantai Pangi.

7. Seksi Kebersihan dan Keindahan dipimpin oleh Prayitno, seksi ini yang

bertanggung jawab bagi terciptanya kondisi bersih dan indah di Kawasan

Wisata Pantai Pangi.

8. Seksi Daya Tarik Wisata dan Kenangan dipimpin oleh Siswono, seksi ini

yang bertanggung jawab untuk mengembangkan berbagai potensi sumber

daya wisata dan kekhasan/keunikan sebagai daya tarik dan unsur kenangan

setempat.

9. Seksi Hubungan Masyarakat dipimpin oleh Darmanto K, bertugas sebagai

penerima kontak wisatawan, hubungan internal, penawaran kerjasama,

promosi, pengelola akun media sosial mendelegasikan perwakilan lembaga,

dan melayani lembaga luar yang ingin melakukan kegiatan di dalam

Kawasan Pantai Pangi.

10. Seksi Pengembangan Usaha dipimpin oleh Sutik, seksi ini bertugas unti

menjalin kerjasama dan kemitraan dengan berbagai pihak terkait dalam

pengembangan usaha POKDARWIS “Sekar”.

Page 102: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

85

5.1.2 Harga TIket Masuk

Wisata Pantai Pangi menetapkan biaya yang harus dikeluarkan pengunjung

untuk menikmati keindahan wisata ini sebesar Rp.8.000,-/orang. Selain itu, biaya

parkir kendaraan motor sebesar Rp.2000,- dan kendaraan mobil Rp.4000,-.

Berikut adalah gambar tiket masuk Wisata Pantai Pangi dapat dillihat pada

gambar 7.

Gambar 7. Tiket Masuk Wisata Pantai Pangi

5.1.3 Sarana dan Prasarana Wisata Pantai Pangi

Wisata Pantai pangi merupakan kawasan wisata yang memiliki banyak

keindahan dan keunikan tersendiri, dimana para pengunjung akan disuguhi oleh

pemandangan pantai yang masih alami dan mempesona. Hamparan pasir pantai

berwarna putih dan bersih serta warna air yang biru kehijauan menambah

keindahan pantai. Selain tempat wisata, tentu perlu adanya fasilitas-fasilitas

untuk menarik wisatawan, karena fasilitas dapat menunjang kunjungan wisata

para wisatawan dan sebagai tolak ukur kepuasan dari wisatawan. Selain itu

biasanya terdapat wahana pada objek wisata berfungsi untuk membuat tempat

wisata tersebut lebih menarik.

Page 103: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

86

a. Prasarana

Adapun prasarana pada Wisata Pantai Pangi antara lain:

1. Aksesbilitas

Prasarana jalan menjadi salah satu hal yang harus diperhatikan dalam

sebuah wisata. Hal tersebut dikarenakan mempengaruhi kelancaran sebagai

akses perjalanan. Dengan kondisi jalan yang baik, pengadaan wisata akan

mudah untuk dikunjungi dan pengunjung juga akan lebih senang apabila jalan

tersebut mudah untuk dilalui. Akses menuju Wisata Pantai Pangi masih belum

mendukung, hal ini dikarenakan akses jalan menuju wisata tersebut masih sulit

di lalui yaitu berupa makadam dan sedikitnya jalan yang beraspal serta banyak

jalan berlubang dan jalan terjal menuju Pantai Pangi. Selain itu, minimnya

transportasi menuju lokasi wisata yang terletak di dalam desa, hal tersebut

sedikit mempersulit bagi pengunjung yang datang dari luar kota tanpa

menggunakan kendaraan pribadi seperti motor, mobil pribadi. Berikut adalah

gambar kondisi jalan menuju Pantai Pangi dapat dillihat pada gambar 8.

Gambar 8. Kondisi Jalan

2. Air

Kondisi Air di Kawasan wisata Pantai Pangi jernih dan dingin, hal ini

dikarenakan Pantai Pangi ini dialiri oleh sungai yang mengalir dari Objek Wisata

Page 104: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

87

Goa Mbultuk sehingga bisa digunakan untuk mandi, dan kebutuhan-kebutuhan

lainnya sehingga menambah kenyaman para pengunjung.

3. Jaringan Telekomunikasi

Jaringan telekomunikasi Wisata Pantai Pangi masih belum mendukung. Hal

ini dikarenakan kondisi signal/jaringan masih sulit sehingga komunikasi kurang

berjalan lancar. Dimana sistem komunikasi berperan penting dalam kelancaran

berhubungan dan berkomunikasi dengan orang lain, hal ini dikarenakan dengan

sistem komunikasi yang lancar dengan didukung sinyal yang bagus membuat

para pengunjung lebih nyaman untuk berwisata.

b. Sarana

Selain prasarana, sarana merupakan bagian penting untuk menunjang

berjalannya dalam suatu kegiatan kepariwisataan Wisata Pantai Pangi guna

meningkatkan daya tarik pengunjung. Adapun sarana yang terdapat pada Pantai

Pangi antara lain:

Pintu Portal

Pintu portal yang terdapat di wisata Pantai pangi berfungsi sebagai tempat

keluar masuknya kendaraan pengunjung. Pada ini terdapat juga loket untuk

tempat menarik restribusi/tiket masuk objek wisata Pantai Pangi. Secara umum

bangunan ini berupa portal dengan pos jaga, yang mana setiap harinya terdapat

2 orang petugas pada pintu masuk keluar lokasi wisata tersebut.

Mushola

Adanya tempat ibadah di Pantai Pangi ini memudahkan wisatawan untuk

melakukan ibadah sholat. Kondisi mushola yang ada di Obyek Wisata Pantai

Pangi bersih dan rapi, dan ketersediaan air untuk wudhu atau mandi mencukupi

karena memiliki sumber air bersih, sehingga pengunjung yang akan melakukan

ibadah merasa nyaman dengan melihat kondisi tempat ibadah tersebut. Hal

Page 105: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

88

tersebut merupakan harapan dari pengelola, dimana dengan adanya tempat

ibadah dapat memudahkan pengunjung pantai agar dapat melaksanakan ibadah

tanpa harus kuatir mencari tempat ibadah yang lokasinya jauh. Berikut adalah

gambar mushola pada Wisata Pantai Pangi dapat dilihat pada gambar 9.

Gambar 9. Musholla

Toilet atau Kamar Mandi

Setiap lokasi wisata hendaknya dilengkapi dengan sarana dan prasarana

bagi kenyamanan pengunjung. Kamar mandi umum atau toilet yang terdapat di

Objek Wisata Pantai Pangi ini berjumlah 11 unit. 8 kamar mandi yang terletak di

bagian tengah dan dalam tempat wisata sehingga memudahkan wisatawan yang

ingin mandi atau sekedar buang air untuk mencapai kesana ditambah dengan

satu kamar mandi yang terletak di sebelah mushola, 2 kamar mandi didekat

parkiran. Toilet ini biasa digunakan pengunjung pantai untuk membuang air kecil

dan juga untuk membersihkan diri apabila sehabis bermain pasir di sekitar bibir

pantai. Berikut adalah gambar salah satu toilet pada Wisata Pantai Pangi dapat

dilihat pada gambar 10.

Page 106: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

89

Gambar 10. Toilet/ Kamar Mandi

Penginapan

Selain wisata sehari, pentingnya penginapan untuk para pengunjung yang

ingin bersinggah dan bermalam pengunjung yang ingin menghabiskan satu hari

penuh di Kawasan Pantai Pangi dan tidur dengan suasana alam di sekitar

penginapan. Berikut adalah gambar salah satu penginapan di sekitar Wisata

Pantai Pangi dapat dilihat pada gambar 11.

Gambar 11. Penginapan

Lahan Parkir

Lahan parkir kendaraan yang terletak di bagian depan tempat wisata Pantai

Pangi, dimana digunakan untuk lahan parkir motor dan lahan parkir mobil. Lahan

Parkir yang dimiliki Objek Wisata Pantai Pangi ini terbilang cukup luas. Adanya

Page 107: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

90

fasilitas ini membuat pengunjung yang membawa kendaraan pribadi menjadi

nyaman dan merasa aman. Berikut adalah gambar lahan parkir pada Wisata

Pantai Pangi dapat dilihat pada gambar 12.

Gambar 12. Lahan Parkir

Warung makanan dan Minuman

Untuk melengkapi kenyamanan dan pemenuhan kebutuhan para

pengunjung pantai, tersedia pula warung-warung makanan dan minuman yang

berupa kios-kios kecil yang terbuat dari anyaman bambu atau semi permanen

bagi wisatawan yang ingin mengisi perut mereka setelah atau sebelum

melakukan wisata. Warung makan ini menjual berbagai macam makanan antara

lain: mie instan, snack, soto, bakso, makanan laut (makanan seafood) dan lain

sebagainya. Adanya warung ini memudahkan pengunjung untuk menikmati

santapan ikan laut yang masih segar dan harga pada menu makanan laut pun

relatif murah sekitar Rp.25.000,- sudah dapat menikmati hidangan laut.

Sedangkan minuman yang disediakan antara lain: es teh, es jeruk, kopi,

minuman instan, es degan, dan lain sebagainya. Berikut adalah gambar salah

satu warung makanan dan minuman pada Wisata Pantai Pangi dapat dilihat

pada gambar 13.

Page 108: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

91

Gambar 13. Warung makanan dan Minuman

Gazebo

Gazebo dijadikan fasilitas menunjang untuk area bersantai sekaligus tempat

berteduh dari sengatan matahari secara langsung. Kondisi tempat berteduh yang

ada di Pantai Pangi ini sudah memberikan kenyamanan karena disekitar gazebo

terdapat banyak pepohonan sehingga memberikan suasana sejuk dan

pengunjung dapat leluasa bercengkerama bersama keluarga atau rekan

kunjungannya. Kawasan Wisata Pantai Pangi ini menyediakan Gazebo dengan

sebanyak 4 unit yang dapat menampung kurang lebih 6 (enam) orang. Berikut

adalah gambar salah satu gazebo pada Wisata Pantai Pangi dapat dilihat pada

gambar 14.

Gambar 14. Gazebo

Page 109: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

92

Tempat Sampah

Tempat sampah merupakan fasilitas penting dalam lokasi wisata untuk

menjaga lokasi wisata agar tetap bersih. JIka tempat sampah tersedia memadahi

dan tata letak yang tepat maka pengunjung tidak akan membuang sampah

sembarangan. Tempat sampah yang tersedia di Kawasan Pantai Pangi ini sudah

tersedia 10 (sepuluh) buah. Berikut adalah gambar salah satu tempat sampah

pada Wisata Pantai Pangi dapat dilihat pada gambar 15.

Gambar 15. Tempat Sampah

Wahana

Wahana juga dapat mendukung dalam pengembangan wisata, dimana

membuat tempat wisata tersebut menjadi lebih menarik. Beberapa wahana yang

ditawarkan oleh Kawasan Wisata Pantai Pangi antara lain :

a. Wahana Menikmati Keindahan Pantai

Kawasan Wisata Pantai Pangi menyediakan wahana menikmati keindahan

pantai berupa tempat duduk-duduk di tepi pantai, dimana pengunjung dapat

memanfaatkan tempat duduk tersebut untuk keperluan beristirahat serta

menikmati keindahan Pantai Pangi yang sejuk dan alami. Berikut adalah

gambar salah satu tempat duduk pada Wisata Pantai Pangi yang dijadikan

sebagai wahana menikmati keindahan pantai dapat dilihat pada gambar 16.

Page 110: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

93

Gambar 16. Wahana Menikmati Pantai

b. Playground Anak Anak

Pantai pangi menyediakan wahana tempat bermain seperti ayunan, jungkat-

jungkit, prosotan, dan lain-lain. Pihak pengelola mengharapkan dengan adanya

wahana tersebut Pantai Pangi ini memberikan kenyamanan bukan hanya untuk

kalangan dewasa namun juga untuk anak-anak sehingga cocok digunakan untuk

berlibur bersama keluarga. Berikut adalah gambar wahana playround pada

Wisata Pantai Pangi dapat dilihat pada gambar 17.

Gambar 17. Wahana Playround Pada Wisata Pantai Pangi

c. Wisata Cemoro Sewu

Keadaan sekitar tepian pantai juga tak kalah menariknya, dimana Wisata

Pantai pangi ini menyediakan wisata cemoro sewu dengan daun-daun lebat dan

rindang disekitar tepi pantai, sehingga pantai ini terlihat asri dan sejuk. Selain itu,

Pantai ini menyajikan sebuah pemandangan pantai yang jarang ditemui di

Page 111: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

94

daerah lain serta dijadikan spots baground untuk berfoto-foto. Wisata Cemoro

Sewu dapat menjadi daya tarik wisatawan untuk mengunjungi Pantai Pangi.

Berikut adalah gambar wahana wisata cemoro sewu pada Wisata Pantai Pangi

dapat dilihat pada gambar 18.

Gambar 18. Wahana Wisata Cemoro Sewu Pada Wisata Pantai Pangi

d. Susur Muara Sungai Menggunakan Perahu.

Wisata Pantai pangi menyediakan wahana perahu kecil untuk menyusuri

keindahan muara sungai yang bermuara di Pantai Pangi. Dimana dengan

membayar Rp.5.000,- per orang untuk sekali jalan, kita dapat melihat indahnya

kehidupan satwa di sekitar muara sungai, aliran air yang tenang dan jernih, serta

tanaman-tanaman mangrove di sekitar tepi sungai, dll. Berikut adalah gambar

wahana susur muara sungai menggunakan perahu pada Wisata Pantai Pangi

dapat dilihat pada gambar 19.

Gambar 19. Wahana Susur Muara Sungai Menggunakan Perahu

Page 112: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

95

5.2 Karakteristik Responden

Karakteristik responden yaitu menguraikan deskripsi identitas responden

menurut sampel penelitian yang telah ditetapkan. Salah satu tujuan dengan

deskripsi karakteristik responden adalah memberikan gambaran yang menjadi

sampel dalam penelitian ini (Padjalangi, 2012).

Profil deskripsi karakteristik responden Pantai Pangi berdasarkan gambaran

umum dalam pengukuran jumlah sampel menggunakan rumus linier time

function dengan teknik pengambilan sampel menggunakan teknik accidental

sampling. Dari perhitungan tersebut didapatkan 48 responden/pengunjung

yang mampu mewakili semua pengunjung dan menggambarkan kondisi yang

sebenarnya wisata Pantai Pangi. Pengambilan sampel pada penelitian ini

dilakukan selama 2 minggu yakni pada hari sabtu dan minggu. Kedua hari

tersebut jumlah pengunjung cukup banyak dikarenakan hari tersebut merupakan

hari libur/akhir pekan. Karakteristik wisatawan pada penelitian ini adalah

berdasarkan jenis kelamin, daerah asal, usia, tingkat pendidikan terakhir,

pekerjaan, rata-rata pendapatan per bulan, jumlah kunjungan dan sumber

informasi. Berdasarkan kuisioner yang disebar diperoleh karakteristik responden

sebagai berikut :

5.2.1 Karakteristik responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis kelamin merupakan salah satu karakteristik yang berperan penting

dalam menentukan suatu keputusan. Laki-laki dan perempuan memiliki tujuan

yang berbeda, salah satunya dalam menentukan suatu tempat berkunjung.

Berikut ini karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada

tabel 11.

Page 113: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

96

Tabel 11. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis kelamin Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 Laki-laki 25 52,08

2 Perempuan 23 47,92

Jumlah 48 100

Sumber : Data Primer (Diolah) 2017

Berdasarkan tabel 11, karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

didapatkan hasil bahwa pengunjung yang mendominasi yaitu pengunjung yang

berjenis kelamin laki-laki sebanyak 25 orang atau 52,08% yang berjenis kelamin

laki-laki, sedangkan sebanyak 23 orang atau 47,92% yang berjenis kelamin

perempuan. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa pengunjung Objek Wisata

Pantai Pangi laki-laki maupun perempuan memiliki jumlah yang tidak jauh

berbeda atau hampir sama, sehingga dapat disimpulkan bahwa Objek Wisata

Pantai Pangi tidak hanya dikunjungi laki-laki saja namun perempuan juga dapat

berkunjung ke wisata tersebut dikarenakan pengelola Objek Wisata Pantai Pangi

tidak membedakan jenis kelamin setiap pengunjungnya.

5.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Daerah Asal

Daerah asal menjadi salah satu bagian penting dari karakteristik responden,

hal ini dikarenakan setiap wisatawan yang berkunjung ke Pantai Pangi berasal

dari daerah yang berbeda-beda. Semakin jauh daerah asal wisatawan dengan

daerah wisata maka akan semakin memberi rasa penasaran terhadap wisata

tersebut. Karakteristik responden berdasarkan daerah asal diperoleh dari

pengisian alamat yang dicantumkan pada lembar kuesioner. Berikut ini

karakteristik responden berdasarkan daerah asal dapat dilihat pada tabel 12.

Page 114: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

97

Tabel 12. Karakteristik Responden Berdasarkan Daerah Asal

No Daerah asal Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 Jumlah Dalam Kabupaten 22 45,83

2 Luar Kabupaten

- Malang 3 6,25 - Kediri 4 8,33 - Surabaya 5 10,42 - Trenggalek 2 4,17 - Sidoarjo 2 4,17 - Tulungagung 9 18,75

- Gresik 1 2,08

Jumlah Luar Kabupaten 26 54,17

Jumlah 48 100

Sumber : Data Primer (Diolah) 2017

Berdasarkan tabel 12, karakteristik responden berdasarkan daerah asal

didapatkan hasil bahwa sebagian besar responden yang berkunjung ke Pantai

Pangi berasal dari luar kabupaten yaitu sebanyak 26 orang pada persentase

54,17%, diantaranya responden berasal dari Malang, Kediri, Surabaya,

Trenggalek, Sidoarjo, Tulungagung, dan Gresik. Sedangkan persentase

responden yang berkunjung ke Pantai Pangi berasal dari dalam kabupaten yaitu

sebanyak 45,83%. Sebaran daerah asal responden menunjukkan bahwa

wisatawan tidak hanya ditujukan bagi wisatawan asal Kabupaten Blitar saja

namun dapat dikunjungi oleh wisatawan yang berasal dari luar Kabupaten Blitar.

5.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia seseorang dapat mempengaruhi sikap atau tindakan dalam

menentukan pengalaman hidupnya, salah satunya dalam berwisata. Usia

seseorang dapat mencerminkan kemampuan dan kondisi seseorang secara fisik,

yang memungkinkan terjadinya pertimbangan bagi seseorang tersebut dalam

berwisata. Pada penelitian ini responden dipilih mulai dari usia 15 karena pada

usia tersebut dianggap bahwa responden sudah dapat memahami apapun yang

disampaikan oleh peneliti. Adapun karakteristik responden berdasarkan usia

dapat dilihat pada tabel 13.

Page 115: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

98

Tabel 13. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

No. Usia Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 15-25 tahun 37 77,08

2 26-35 tahun 5 10,42

3 37-47 tahun 4 8,33 4 >48 tahun 2 4,17

Jumlah 48 100

Sumber : Data Primer (Diolah) 2017.

Berdasarkan tabel 13, karakteristik responden berdasarkan Usia didapatkan

hasil bahwa responden yang berkunjung didominasi oleh mereka yang

berusia 15-25 tahun dengan persentase 77,08% karena pada hari kerja

maupun hari libur pengunjung dengan usia 15-25 tahun tidak terikat dengan

berbagai waktu, sedangkan minoritas responden berada pada kelompok usia

diatas 48 tahun dengan persentase 4,17% karena beberapa kesibukan atau

lebih suka berwisata ketempat yang lebih sesuai. Sebaran kelompok umur

responden menunjukkan bahwa Wisata Pantai Pangi merupakan wisata yang

dapat dinikmati oleh semua usia karena suasana tempat wisata yang alami serta

sarana dan prasarana yang yang tersedia untuk semua kalangan.

5.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat pendidikan

Tingkat pendidikan wisatawan selaku responden merupakan salah satu

karakteristik yang penting dalam melihat pola pikir seseorang karena dapat

memberikan pengetahuan tentang apa yang akan ditentukan. Adapun

Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel

14.

Tabel 14. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No. Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 SD 0 0

2 SMP 2 4,17

3 SMA 17 35,41

4 Diploma/Akademi/Sarjana 29 60,42

Jumlah 48 100

Sumber : Data Primer (Diolah) 2017

Page 116: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

99

Berdasarkan tabel 14, karakteristik responden berdasarkan tingkat

pendidikan didapatkan hasil bahwa mayoritas (95%) responden memiliki

pendidikan terakhir SMA dan Diploma/Akademi/Sarjana, sedangkan minoritas

(5%) berpendidikan terakhir SD dan SMP sehingga dapat digambarkan bahwa

wisatawan yang berkunjung ke wisata Pantai Pangi sudah peduli terhadap

pendidikan dan banyak diminati dari segala golongan.

5.2.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Jenis pekerjaan termasuk salah satu faktor yang mempengaruhi tujuan

wisata karena tujuan wisata juga berhubungan dengan pendapatan dari

pengunjung. Pengunjung akan menyesuaikan tujuan wisata sesuai dengan

pendapatannya. Berikut ini merupakan hasil kuisioner karakteristik responden

berdasarkan jenis pekerjaan dapat dilihat pada tabel 15.

Tabel 15. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

No. Pekerjaan Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 Ibu Rumah tangga 3 6,25

2 Pelajar dan Mahasiswa

27 56,25

3 PNS 2 4,17

4 Wiraswasta 4 8,33

5 Lainnya 12 25

Jumlah 48 100

Sumber : Data Primer (Diolah) 2017

Berdasarkan tabel 15, karakteristik responden berdasarkan jenis pekerjaan

didapatkan hasil bahwa responden yang berkunjung ke Pantai Pangi sebagian

besar berprofesi sebagai pelajar/mahasiswa sebanyak 27 orang (56,25%)

karena pelajar ataupun mahasiswa mempunyai waktu luang lebih banyak untuk

melakukan kunjungan, hal ini dikarenakan tidak terikatnya dengan berbagai

waktu bagi mereka untuk menghilangkan kepenatan setelah aktivitas disekolah.

Sedangkan sisanya berprofesi sebagai Ibu rumah tangga sebanyak 3 orang

(6,25%), PNS sebanyak 2 orang (4,17%), Wiraswasta sebanyak 4 orang (8,335),

Page 117: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

100

dan terakhir berprofesi lainnya sebanyak 12 orang (25%) juga melakukan

kunjungan dikarenakan anak-anak mereka juga ikut berlibur dan sejenak

melepas lelah setelah berbagai aktivitas di rumah. Sehingga menjadi tujuan

wisata bagi pengunjung dengan berbagai jenis pekerjaan.

5.2.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan

Tingkat pendapatan seseorang merupakan karakteristik yang mendukung

untuk mengetahui dan menentukan perilaku seseorang dalam melakukan

tindakan. Berikut ini merupakan hasil kuisioner karakteristik responden

berdasarkan pendapatan perbulan dapat dilihat pada tabel 16.

Tabel 16. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan

No. Pendapatan Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 < Rp.500.000 24 50

2 Rp.1.000.000 – Rp.2.000.000 18 37,51

3 Rp.3.000.000 – Rp.4.000.000 4 8,33

4 > Rp.5.000.000 2 4,16

Jumlah 48 100

Sumber : Data Primer (Diolah) 2017

Berdasarkan tabel 15, karakteristik responden berdasarkan pendapatan

perbulan didapatkan hasil bahwa mayoritas wisatawan memiliki pendapatan per

bulan sebesar < Rp.500.000 yaitu sebanyak 24 orang pada persentase 50%

karena responden sebagian besar adalah pelajar/mahasiswa yang hanya

mendapatkan uang saku dari orang tua mereka sehingga pendapatan mereka

disisihkan untuk berlibur ke tempat wisata Pantai Pangi. Sedangkan minoritas

pendapatan perbulan sebesar >Rp.5000.000 sebanyak 2 orang 4,16%.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa Pantai Pangi ini dapat dikunjungi oleh

segala golongan pendapatan baik pendapatan kecil maupun besar.

Page 118: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

101

5.2.6 Karakteristik Responden Berdasarkan jumlah kunjungan

Jumlah kunjungan yang menjadi salah satu karakteristik responden dipilih

untuk mengetahui berapa banyak wisatawan yang merasa puas menikmati

pemandangan dan keindahan alam di Kawasan Wisata Pantai Pangi sehingga

menimbulkan keputusan wisatawan untuk melakukan kunjungan kembali.

Berikut ini merupakan hasil kuisioner karakteristik responden berdasarkan jumlah

kunjungan dapat dilihat pada tabel 17.

Tabel 17. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Kunjungan

No. Jumlah Kunjungan Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 1 kali 29 60,42

2 2 kali 13 27,08

3 3 kali 5 10,42

4 > 5 kali 1 2,08

Jumlah 48 100

Sumber : Data Primer (Diolah) 2017

Berdasarkan tabel 17, karakteristik responden berdasarkan jumlah

kunjungan didapatkan hasil bahwa sebagian besar responden Pantai Pangi

melakukan kunjungan sebanyak 1 kali yatu sebesar 60,42%. Hal ini disebabkan

karena Kawasan Wisata Pantai Pangi merupakan tempat wisata yang tergolong

baru. Selain itu, terdapat pula wisatawan yang melakukan kunjungan lebih dari 1

kali dikarenakan keindahan Objek wisata Pantai Pangi itu sendiri dan potensi-

potensi lain yang dimiliki.

5.2.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Sumber Informasi

Setiap orang memiliki sumber informasi wisata yang berbeda dari wisatawan

lainnya, Sumber informasi merupakan karakteristik yang tepat diteliti karena

menentukan antusias seseorang untuk berkunjung. Berikut ini merupakan hasil

kuisioner karakteristik responden berdasarkan sumber Informasi dapat dilihat

pada tabel 18.

Page 119: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

102

Tabel 18. Karakteristik Responden Berdasarkan Sumber Informasi

No. Sumber Informasi Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 Keluarga 4 8,33

2 Teman 28 58,33

3 Tetangga 0 0

4 Internet 13 27,09

5 Lainnya 3 6,25

Jumlah 48 100 Sumber : Data Primer (Diolah) 2017

Berdasarkan tabel 18, karakteristik responden berdasarkan sumber informasi

didapatkan hasil bahwa sebagian besar responden mengetahui wisata Pantai

pangi dari teman yaitu sebanyak 28 orang pada persentase 58,33%. Selain itu

juga didapatkan informasi dari internet sebanyak 13 orang pada persentase

27,09%, dari keluarga 4 orang pada persentase 8,33%, dan dari lainya sebanyak

3 orang pada persentase 6,25%. Hal ini menunjukkan bahwa informasi dari teman,

internet, keluarga,dan lainnya sangat efektif yang dapat meningkatkan angka

kunjungan ke Wisata Pantai Pangi.

5.3 Pengelolaan Wisata Pantai Pangi, Kabupaten Blitar

Pengelolaan yang dilakukan oleh POKDARWIS Wisata Pantai Pangi yaitu

dikelompokkan menjadi 4 (empat) fungsi diantaranya perencanaan (planning),

pengorganisasian (organizing), pergerakan (actuating) dan pengawasan

(controlling). Berikut adalah penjabaran dari pengelolaan Wisata Pantai Pangi :

a. Perencanaan (Planning)

Perencanaan merupakan pemilihan sekumpulan dari berapa keputusan yang

akan dilakukan, bagaimana, kapan, dan oleh siapa. Perencanaan yang lebih baik

dapat dicapai dengan mempertimbangkan waktu yang akan datang dimana suatu

perencanaan dan kegiatan yang akan diputuskan dan dilaksanakan (Arif, 2008).

Perencanaan pengembangan obyek wisata merupakan hal yang sangat

penting demi meningkatnya kualitas obyek wisata tersebut. Namun dalam

Page 120: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

103

perencanaan Obyek Wisata Pantai Pangi ini dalam konsep pikiran seseorang

yaitu Bapak Bagyo selaku kepala POKDARWIS, dimana perencanaan tersebut

belum tertuang dalam bentuk dokumentasi atau belum dimusyarahkan dengan

anggota POKDARWIS lainnya. Perencanaan pengembangan diantaranya

pembangunan gapura pintu masuk, pemasangan baliho, spanduk di tempat-

tempat obyek wisata, penambahan gazebo untuk memberikan kenyamanan

pengunjung dan penambahan wahana menambah daya tarik wisatawan yang

berkunjung ke Pantai Pangi.

b. Pengorganisasian (Organizing)

Pengertian pengorganisasian/organizing adalah membagi suatu kegiatan

besar menjadi suatu kegiatan-kegiatan kecil dengan membagi dalam setiap

tugas agar tercapainya suatu tujuan dengan lebih mudah (Arif, 2008).

Wisata Pantai Pangi ini dikelola oleh Bapak Bagyo selaku Kepala Pengelola

POKDARWIS ‘‘Sekar” dimana memiliki tugas mengawasi, mengelola serta

mengontrol seluruh kinerja bawahannya, antara lain:

Penjaga tiket:

Mengawasi petugas penjaga tiket dibantu oleh 2 orang yang bertugas

memberi tiket dan mengontrol pengunjung yang datang. Jam kerja petugas

Wisata Pantai Pangi yaitu jam 08.00-16.00 WIB.

Keamanan

Memberikan arahan dan masukan kepada petugas parkir yang bertugas

mengamankan kendaraan pengunjung selain itu juga membantu mengamankan

area wisata yaitu guna untuk mengantisipasi atau mencegah kasus kejahatan di

Kawasan Wisata Pantai Pangi.

c. Pergerakan (Actuating)

Pelaksanaan bagian dari manajemen yang berfungsi menjalankan segala

kegiatan guna tercapainya tujuan yang sudah direncakanan di awal, dan tujuan

Page 121: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

104

tidak akan tercapai kalau tidak ada pelaksanaan, oleh karena itu pelaksanaan

sangat menentukan keberhasilan dalam kegiatan tersebut (Arif, 2008)

Upaya yang dapat meningkatkan kinerja tenaga kerja bisa dilakukan dengan

melakukan pendekatan-pendekatan dan perkumpulan dalam Kelompok Sadar

Wisata sehingga terjalin komunikasi yang baik antar keduanya. Dengan demikian

tenaga kerja merasa nyaman dan tidak tertekan dalam melakukan pekerjaannya.

Selain itu juga masyarakat sekitar diberikan izin pada masyarakat sekitar Pantai

Pangi untuk membuka usaha di area wisata dengan catatan asli penduduk

sekitar bukan pendatang.

d. Pengawasan (Controlling).

Pengawasan bagian dari manajemen yang berfungsi untuk mengawasi,

mengevaluasi, memantau pelaksanaan kegiatan apa yang sudah sesuai dengan

rencana awal yang ditentukan. Mekanisme yang dilakukan adalah dengan

membandingkan hasil yang dicapai dengan target yang ingin dicapai (Arif, 2008).

Pengawasan pada Objek Wisata Pantai Pangi dengan memperhatikan kinerja

tenaga lapang dari segi kebersihan, keamanan di area wisata dan lain-lain.

5.4. Sikap Responden

Penentu sikap responden Objek Wisata Pantai Pangi dengan menggunakan

metode incidental sampling. Dimana responden Wisata Pantai Pangi mereka

yang kebetulan bertemu dengan peneliti dan dirasa cocok sebagai responden

melalui kuisioner. Ketika peneliti melakukan penelitian, tidak ditemukan

wisatawan asing yang berkunjung ke Pantai Pangi. Oleh karena tergolong dalam

Domestic tourist yang artinya orang yang melakukan perjalanan wisata dalam

batas wilayah negaranya sendiri tanpa melewati perbatasan.

Tahap pengolahan menggunakan rumus Linier Time Function (LTF) dengan

mengambil sampel yang didasarkan kendala waktu penelitian sehingga pada

Page 122: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

105

metode incidental sampling didapatkan hasil 48 sampel pengunjung.

Pengambilan sampel diambil pada hari libur yaitu sabtu dan minggu dengan

pertimbangan hari libur merupakan waktu yang sangat tepat untuk pengambilan

sampel penelitian serta memudahkan peneliti. Sikap responden akan dibahas

pada penelitian ini didasarkan pada 22 pernyataan yang digunakan sebagai

objek dan akumulasi kuesioner, sehingga berdasarkan tipe skala pengukuran

diolah dengan menggunakan Skala Likert dengan mengakumulasi skor untuk

mendapatkan kesimpulan data interval sejauh mana tanggapan responden

mengenai Objek Wisata Pantai Pangi.

Hasil tabulasi sikap responden dari 22 pernyataan rata-rata terletak pada

kategori kuat dan sangat kuat. Artinya pada kategori kuat, reponden setuju

dengan pernyataan tersebut, dengan kriteria interpretasi skor 61% - 80% dan

untuk kategori sangat kuat, reponden sangat setuju dengan pernyataan tersebut,

dengan kriteria interpretasi skor skor 81% - 100%. Sikap responden tersebut dan

hasil wawancara dengan kepala pengelola dijadikan penentuan dalam

menentukan kelebihan, kelemahan, peluang dan ancaman pada matrik IFE dan

EFE. Tabulasi sikap responden dapat dilihat pada tabel 19.

Page 123: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

106

Tabel 19. Tabulasi sikap responden dapat dilihat pada tabel 19.

No. Pernyataan SS (%)

S (%)

TS (%)

STS (%)

Jumlah Skor total

ideal

Persentase Skor

Ordinal Keterangan

1 Keindahan 38 60 2 0 208 86,7 sangat kuat 2 Kebersihan 6 19 63 13 117 50,4 cukup 3 Adanya Kesenian dan

budaya lokal 8 71 21 0 176 73,3 Kuat 4 Jalan sulit dilalui 65 132 4 0 201 83,8 sangat kuat 5 Tersedianya parkir 19 81 0 0 201 83,8 sangat kuat 6 Tersedianya warung 27 140 0 0 205 85,4 sangat kuat 7 Tersedianya mushola 17 75 8 0 192 80 Kuat 8 Tersedianya toilet 10 85 4 0 193 80,4 Kuat 9 Tersedianya

penginapan 10 116 18 8 153 63,3 Kuat 10 Jaringan telekomunikasi

kurang memadahi 13 79 8 0 190 79,2 Kuat 11 Tersedianya Gazebo 19 67 15 0 187 77,9 Kuat 12 Wahana playground 8 79 13 0 184 76,6 Kuat 13 Wahana susur muara

sungai 18 60 16 2 179 74,6 Kuat 14 Wahana cemoro sewu 25 71 4 0 200 83,3 sangat kuat 15 Promosi (kerjasama

dengan pemerintah) 19 69 8 4 187 77,9 Kuat 16 Promosi media sosial 23 73 4 0 199 82,9 sangat kuat 17 Tiket masuk terjangkau 4 71 25 0 170 65,8 Kuat 18 Keramanan pengelola 17 71 8 4 186 77,5 Kuat 19 Keramahan masyarakat 8 79 13 0 184 76,7 Kuat 20 Masyarakat

menyediakan keperluan wisatawan 13 67 17 4 176 73,3 Kuat

21 Kecenderungan memilih wisata alam 23 71 6 0 197 82,1 sangat kuat

22 Kecenderungan berkunjung kembali 17 63 15 6 177 73,8 Kuat

Sumber : Sumber : Data Primer (Diolah) 2017

Berikut adalah penjabaran dari pernyataan-pernyataan tanggapan (sikap)

responden terhadap Objek Wisata Pantai Pangi diantaranya :

5.4.1 Sikap Responden Terhadap Keindahan

Sikap responden terhadap keindahan alam yang asri menjadikan daya tarik

wisata dapat dilihat pada tabel 20.

Page 124: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

107

Tabel 20. Sikap Responden Terhadap Keindahan

No Pernyataan Jawaban Jumlah Total

Skor Responden Persentase (%)

1. Keindahan alam yang asri menjadikan daya tarik wisata

Sangat Setuju (SS) 18 38 90

Setuju (S) 29 60 116

Tidak Setuju (TS) 1 2 2 Sangat Tidak Setuju (STS) 0 0 0

Jumlah

48 100 208

Sumber : Data Primer (Diolah) 2017

Berdasarkan tabel 19, dilihat bahwa sebagian responden setuju dengan

pernyataan keindahan alam yang asri menjadikan daya tarik untuk berwisata.

Dari data diatas, dapat ditentukan total skor dengan perhitungan:

18 responden berpendapat sangat setuju (skor = 5) maka = 18 x 5 = 90

29 responden berpendapat setuju (skor 4) maka = 29 x 4 = 116

1 responden berpendapat ragu-ragu (skor = 2) maka = 1 x 2 = 2

0 responden berpendapat tidak setuju (skor = 1) maka = 0 x 1= 0

Jumlah Total Skor = 208

Jumlah skor ideal untuk seluruh item dari 48 responden = 5 x 48 = 240

(dengan anggapan semua responden menyatakan jawaban sangat setuju).

Sehingga total skor yang diperoleh peneliti adalah 208. Berdasarkan data

tersebut maka hasil akumulasi sikap responden adalah 208/240 x 100% = 86,7%

Untuk lebih jelasnya, dapat melihat skala ordinal dibawah ini:

0 20% 40% 60% 80% 100%

Berdasarkan hasil analisis tabulasi sikap responden dengan pernyataan

keindahan alam yang asri menjadikan daya tarik wisata didapat hasil dalam

kategori sangat kuat. Hal ini menunjukkan bahwa keindahan Objek Wisata

Pantai Pangi memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan untuk berwisata.

Perhitungan tabulasi tersebut menghasilkan sikap sangat positif, artinya pola

Page 125: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

108

sikap responden (pengunjung) mengindikasi sangat positif didasarkan pada

aspek konatif yaitu berhubungan dengan kecenderungan berbuat sesuatu atau

berpendapat sesuai dengan kenyataan tersebut dan terdapat hubungan orientasi

searah sikap antara sikap sangat positif dengan keindahan Objek Wisata Pantai

Pangi. Berikut hasil kuisioner mengenai pendapat/kesan terakhir responden

terhadap Pantai Pangi, dimana 12 responden dari 48 responden memberi

jawaban yang terkait dengan keindahan Pantai Pangi, dapat dilihat pada tabel

21.

Tabel 21. Hasil Kuesioner Terkait Keindahan

No Nama Alamat Pendapat Terkait Keindahan Wisata

Pantai Pangi

1. Ika Septyani Malang - Tempat yang nyaman dan indah,

banyak spots untuk berfoto, bagus

untuk berkunjung dengan pasangan

atau keluarga

2. Dola Kediri - Pantai yang asri, pasir yang bersih

3. Denianto Blitar - Keindahan Pantainya tidak

terkalahkan

4. Indah Lutfi Tulungagung - Pantai Pangi memiliki daya tarik

tersendiri dengan kealamiah yang

masih terjaga dengan baik, dengan

pemandangan yang indah, sejuk dan

nyaman untuk santai bareng

dikeluarga, pacar maupun teman dan

sanak saudara

5. Sylvi Sidoarjo - Keindahan masih terjaga, nyaman

untuk bersantai dan dijadikan spots

untuk berfoto

6. M. Mahmud Blitar - Tempatnya masih asri dan memiliki

pasir putih

7. Ferdiansyah Blitar - Indahnya Pantai Pangi, seru untuk

berliburan, ombaknya tidak terlalu

besar, aman untuk berenang bermain

air disana

8. Hana Arisa Blitar - Bagus, indah,menarik dikunjungi,

nyaman untuk bersantai

9. Zahratus S Tulungagung - Indahnya Pantai pangi

10. Danang H. Tulungagung - Pemandangan yang indah, nyaman

untuk dikunjungi lagi

11. Yuni S. Blitar - Pantainya indah dan sejuk

12. Pukah Blitar - Pantainya ndah, cocok untuk refresing

Sumber : Data Primer (diolah), 2017

Page 126: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

109

Dari tabel hasil koesioner terkait keindahan disimpulkan bahwa responden

setuju dengan pernyataan keindahan alam yang asri. Keindahan yang asri

dijadikan keunggulan bagi objek wisata tersebut guna menarik minat pengunjung

datang berlibur ke Pantai Pangi.

5.4.2 Sikap Responden Terhadap Kebersihan

Sikap responden terhadap kebersihan kawasan objek wisata dapat dilihat

pada tabel 22.

Tabel 22. Sikap Responden Terhadap Kebersihan

No.

Pernyataan

Jawaban

Jumlah Total Skor Responden Persentase (%)

2 Objek wisata terjaga kebersihannya

Sangat Setuju (SS)

3 6 15

Setuju (S) 9 19 36

Tidak Setuju (TS) 30 63 60

Sangat Tidak Setuju (STS)

6 13 6

Jumlah 48 100 117

Sumber : Data Primer (Diolah) 2017

Hasil data dianalisis dengan menghitung data jawaban rata - rata berdasar

skoring tiap responden (pengunjung wisata). Berdasar skoring yang telah

ditetapkan sebagai berikut :

3 responden berpendapat sangat setuju (skor = 5) maka = 3 x 5 = 15

9 responden berpendapat setuju (skor 4) maka = 9 x 4 = 36

30 responden berpendapat ragu-ragu (skor = 2) maka = 30 x 2= 60

6 responden berpendapat tidak setuju (skor = 1) maka = 6 x 1= 46

Jumlah Total Skor = 117

Jumlah skor ideal untuk seluruh item dari 48 responden = 5 x 48 = 240

(dengan anggapan semua responden menyatakan jawaban sangat setuju).

Sehingga total skor yang diperoleh peneliti adalah 117. Berdasarkan data

tersebut maka hasil akumulasi sikap responden adalah 117/240 x 100% = 50,4%

masuk dalam kategori “cukup”. Hal ini menunjukkan bahwa kebersihan kawasan

Page 127: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

110

wisata Pantai Pangi masih belum terjaga. Untuk lebih jelasnya, dapat melihat

skala ordinal dibawah ini

0 20% 40% 60% 80% 100%

Berdasarkan hasil analisis tabulasi sikap responden dengan pernyataan

kebersihan kawasan objek wisata mempengaruhi daya tarik pengunjung.

Perhitungan tabulasi tersebut menghasilkan sikap cukup negatif, artinya pola

sikap responden (pengunjung) mengindikasi negatif didasarkan pada aspek

konatif yaitu kecenderungan menilai suatu objek wisata dengan melihat

kenyataan kondisi kebersihan lingkungan. Berikut hasil kuisioner mengenai

pendapat/kesan terakhir responden terhadap Pantai Pangi, dimana 2 responden

dari 48 responden memberi jawaban yang terkait dengan kebersihan Pantai

Pangi, dapat dilihat pada tabel 23.

Tabel 23. Hasil Kuesioner Terkait Kebersihan

No Nama Alamat Pendapat terkait kebersihan

Pantai Pangi

1. Jati Febrianto

Blitar Pantainya indah, mempesona, namun disayangkan banyaknya sampah berserakan di tepi pantai

2. Febry Blitar Pantainya masih alami, tidak terlalu kotor cocok untuk ngecamp disini, namun perlu ditingkatkan kebersihannya.

Sumber : Data Primer (diolah), 2017

Dari tabel hasil koesioner terkait kebersihan Pantai Pangi disimpulkan bahwa

kondisi kebersihan Kawasan Pantai Pangi belum terjaga. Dengan kondisi

kebersihan yang kurang terjaga, membuat ketidanyamanan pengunjung

sehingga akan berpengaruh terhadap minat pengujung untuk berkunjung ke

Pantai Pangi.

Page 128: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

111

5.4.3 Sikap Responden Terhadap Kesenian Dan Budaya Lokal

Sikap responden terhadap kesenian dan budaya lokal dapat dilihat pada

tabel 24.

Tabel 24. Sikap Responden Terhadap Kesenian dan budaya lokal

No

Pernyataan

Jawaban

Jumlah Total Skor Responden Persentase (%)

3 Adanya kesenian dan budaya lokal

Sangat Setuju (SS) 4 8 20

Setuju (S) 34 71 136

Tidak Setuju (TS) 10 21 20 Sangat Tidak Setuju (STS) 0 0 0

Jumlah 48 100 176 Sumber : Data Primer (Diolah) 2017

Berdasarkan tabel 24, dapat dilihat bahwa mayoritas responden setuju

dengan pernyataan adanya kesenian dan budaya lokal pada Objek Wisata

Pantai Pangi. Dari data diatas, dapat ditentukan total skor dengan perhitungan:

4 responden berpendapat sangat setuju (skor = 5) maka = 4x 5 = 20

34 responden berpendapat setuju (skor 4) maka = 34 x 4 = 136

10 responden berpendapat ragu-ragu (skor = 2) maka = 10 x 2= 20

0 responden berpendapat tidak setuju (skor = 1) maka = 0 x 1= 0

Jumlah Total Skor = 176

Jumlah skor ideal untuk seluruh item dari 48 responden = 5 x 48 = 240

(dengan anggapan semua responden menyatakan jawaban sangat setuju).

Sehingga total skor yang diperoleh peneliti adalah 176. Berdasarkan data

tersebut maka hasil akumulasi sikap responden adalah 176/240 x 100% =

73,3%. Untuk lebih jelasnya, dapat melihat skala ordinal dibawah ini:

0 20% 40% 60% 80% 100%

Berdasarkan hasil analisis tabulasi sikap responden dengan pernyataan

adanya kesenian dan budaya lokal pada Objek Wisata Pantai Pangi didapat hasil

dalam kategori masuk dalam kategori “kuat”. Hal ini menunjukkan bahwa

Page 129: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

112

adanya kesenian dan budaya lokal pada Objek Wisata Pantai Pangi. Perhitungan

tabulasi tersebut menghasilkan sikap positif, artinya pola sikap responden

(pengunjung) mengindikasi positif didasarkan pada aspek konatif yaitu

berhubungan dengan kecenderungan berbuat sesuatu atau berpendapat sesuai

dengan kenyataan tersebut dan terdapat hubungan orientasi searah sikap antara

sikap positif dengan adanya kesenian dan budaya lokal pada Objek Wisata

Pantai Pangi. Dimana tidak adanya responden yang berpendapat mengenai

kesan terakhir responden terkait dengan kesenian dan budaya lokal.

5.4.4. Sikap Responden Terhadap Akses Jalan

Sikap responden terhadap akses jalan menuju objek wisata dapat dilihat

pada tabel 25.

Tabel 25. Sikap Responden Terhadap Akses Jalan

No

Pernyataan

Jawaban

Jumlah Total Skor Responden Persentase (%)

4 Jalan menuju objek wisata sulit dilalui

Sangat Setuju (SS) 13 27 65

Setuju (S) 33 69 132

Tidak Setuju (TS) 2 4 4 Sangat Tidak Setuju (STS) 0 0 0

Jumlah 48 100 201 Sumber : Data Primer (Diolah) 2017

Berdasarkan tabel 25, dapat dilihat bahwa mayoritas responden setuju

dengan pernyataan jalan menuju objek wisata sulit dilalui. Dari data diatas, dapat

ditentukan total skor dengan perhitungan:

0 responden berpendapat sangat setuju (skor = 5) maka = 13 x 5 = 65

0 responden berpendapat setuju (skor 4) maka = 33 x 4 = 132

35 responden berpendapat ragu-ragu (skor = 2) maka = 2 x 2 = 4

13 responden berpendapat tidak setuju (skor = 1) maka = 0 x 1= 0

Jumlah Total Skor = 201

Page 130: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

113

Jumlah skor ideal untuk seluruh item dari 48 responden = 5 x 48 = 240

(dengan anggapan semua responden menyatakan jawaban sangat setuju).

Sehingga total skor yang diperoleh peneliti adalah 201. Berdasarkan data

tersebut maka hasil akumulasi sikap responden adalah 201/240 x 100% = 83,8%

masuk dalam kategori “sangat kuat”. Untuk lebih jelasnya, dapat melihat skala

ordinal dibawah ini:

0 20% 40% 60% 80% 100%

Berdasarkan hasil analisis tabulasi sikap responden dengan pernyataan

jalan menuju ke objek wisata Pantai Pangi dapat dilalui dengan mudah, Peneliti

mendapati hasil tabulasi masuk ke dalam kategori sangat kuat. Terbukti dari

hasil pengamatan peneliti menarik garis besar antara sikap pengunjung

menyatakan sangat positif terhadap akses jalan. Artinya sikap sangat positif

tersebut didasarkan pada aspek konatif yaitu kecenderungan menilai suatu objek

wisata dengan melihat kenyataan kondisi jalan, terdapat orientasi hubungan yang

searah antara sikap sangat positif pengunjung dengan kondisi akses jalan.

Dimana berdasarkan kenyataan lapang bahwa kondisi akses jalan yang sulit

untuk dilalui, banyak jalan berlubang dan jalan terjal menuju Pantai Pangi.

Berikut hasil kuisioner mengenai pendapat/kesan terakhir responden terhadap

Pantai Pangi, dimana 4 responden dari 48 responden memberi jawaban yang

terkait dengan akses jalan Pantai Pangi, dapat dilihat pada tabel 26.

Page 131: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

114

Tabel 26. Hasil Kuesioner Terkait Akses jalan Pantai Pangi

No Nama Alamat Pendapat terkait Akses Jalan

Pantai Pangi

1. Dika Dendi Blitar Masih belum banyak dikunjungi oleh masyarakat, indah pantainya tapi sayangnya jalannya menegangkan, banyak jalan yang rusak

2. Ulum Huda Malang Pantai yang asri, pasir yang bersih. cukup sulit utk sampai disini jika menggunakan mobil

3. Vebby Masita

Tulungagung Exsplore blitar, keren untuk dikunjungi, medan nya euy bikin greget

4. Rizky K Surabaya Kondisi jalan menegangkan tapi terbayarkan dengan keindahan pantai

Sumber : Data Primer (diolah), 2017 Dari tabel hasil koesioner terkait akses jalan menuju Pantai Pangi disimpulkan

bahwa kondisi akses jalan menuju Kawasan Pantai Pangi belum memadahi. Hal

ini didukung jawaban responden diatas kondisi jalan menegangkan dan banyak

jalan yang rusak. Sehingga dengan kondisi jalan yang rusak akan mempengaruhi

minat pengunjung.

5.4.5 Sikap Responden Terhadap Ketersediaan Fasilitas Tempat Parkir

Sikap responden terhadap ketersediaan fasilitas tempat parkir dapat dilihat pada

tabel 27.

Tabel 27. Sikap Responden Terhadap Ketersediaan Fasilitas Tempat Parkir

No.

Pernyataan

Jawaban

Jumlah Total Skor Responden Persentase (%)

5 Objek wisata menyediakan fasilitas parkir

Sangat Setuju (SS) 9 19 45

Setuju (S) 39 81 156

Tidak Setuju (TS) 0 0 0 Sangat Tidak Setuju (STS) 0 0 0

Jumlah 48 100 201 Sumber : Data Primer (Diolah) 2017

Berdasarkan tabel 27, dapat dilihat bahwa sebagian mayoritas setuju

dengan pernyataan Objek wisata menyediakan fasilitas parkir bagi kendaraan

pengunjung. Dari data diatas, dapat ditentukan total skor dengan perhitungan:

9 responden berpendapat sangat setuju (skor = 5) maka = 9 x 5 = 45

Page 132: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

115

39 responden berpendapat setuju (skor 4) maka = 39 x 4 = 156

0 responden berpendapat ragu-ragu (skor = 2) maka = 0 x 2 = 0

0 responden berpendapat tidak setuju (skor = 1) maka = 0 x 1= 0

Jumlah Total Skor = 201

Jumlah skor ideal untuk seluruh item dari 48 responden = 5 x 48 = 240

(dengan anggapan semua responden menyatakan jawaban sangat setuju).

Sehingga total skor yang diperoleh peneliti adalah 201. Berdasarkan data

tersebut maka hasil akumulasi sikap responden adalah 201/240 x 100% =

83,8%. Untuk lebih jelasnya, dapat melihat skala ordinal dibawah ini:

0 20% 40% 60% 80% 100%

Berdasarkan hasil analisis tabulasi sikap responden dengan pernyataan

Objek wisata Pantai Pangi menyediakan fasilitas parkir bagi kendaraan

pengunjung didapat hasil dalam kategori sangat kuat. Hal ini menunjukkan

bahwa tempat parkir di kawasan objek wisata Pantai Pangi sudah memadai.

Dalam kategori tersebut, mengindikasi sikap sangat positif terhadap fasilitas

parkir yang berpengaruh pada kepuasan pengunjung. Artinya sikap tersebut

didasarkan pada aspek kognitif yaitu berhubungan dengan pengalaman

wisatawan baik individu maupun kelompok bersifat puas ataupun ketidakpuasan

suatu objek. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti menarik garis besar antara

sikap pengunjung menyatakan sangat positif terhadap fasilitas tempat parkir di

kawasan Objek Wisata Pantai Pangi yang cukup luas. Sehingga membuat

pengunjung merasa nyaman dan aman. Dimana tidak adanya responden yang

berpendapat mengenai kesan terakhir responden terkait dengan fasilitas tempat

parkir.

Page 133: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

116

5.4.6 Sikap responden Terhadap Ketersediaan Warung Makanan dan

Minuman

Sikap responden terhadap ketersediaan warung makanan dan minuman

dapat dilihat pada tabel 28.

Tabel 28. Sikap responden Terhadap Ketersediaan Warung

No.

Pernyataan

Jawaban

Jumlah Total Skor Responden Persentase (%)

6 Tersedia warung makanan dan minuman

Sangat Setuju (SS) 13 27 65

Setuju (S) 35 73 140

Tidak Setuju (TS) 0 0 0 Sangat Tidak Setuju (STS) 0 0 0

Jumlah 48 100 205 Sumber : Data Primer (Diolah) 2017

Berdasarkan tabel 28, dapat dilihat bahwa sebagian mayoritas setuju

dengan pernyataan tersedianya warung makanan dan minuman. Dari data

diatas, dapat ditentukan total skor dengan perhitungan:

13 responden berpendapat sangat setuju (skor = 5) maka = 13 x 5 = 65

35 responden berpendapat setuju (skor 4) maka = 35 x 4 = 140

0 responden berpendapat ragu-ragu (skor = 2) maka = 0 x 2 = 0

0 responden berpendapat tidak setuju (skor = 1) maka = 0 x 1= 0

Jumlah Total Skor = 205

Jumlah skor ideal untuk seluruh item dari 48 responden = 5 x 48 = 240

(dengan anggapan semua responden menyatakan jawaban sangat setuju).

Sehingga total skor yang diperoleh peneliti adalah 205. Berdasarkan data

tersebut maka hasil akumulasi sikap responden adalah 205/240 x 100% =

85,4%. Untuk lebih jelasnya, dapat melihat skala ordinal dibawah ini:

0 20% 40% 60% 80% 100%

Page 134: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

117

Berdasarkan hasil analisis tabulasi sikap responden dengan pernyataan

ketersediaan warung makanan dan minuman di kawasan objek wisata Pantai

Pangi didapat hasil dalam kategori sangat kuat. Hal ini menunjukkan bahwa

tersedianya warung makanan dan minuman. Dalam kategori tersebut,

mengindikasi sikap sangat positif terhadap tersedianya warung makanan dan

minum di Kawasan Wisata Pantai Pangi yang berpengaruh pada kepuasan

pengunjung. Artinya sikap tersebut didasarkan pada aspek kognitif yaitu

berhubungan dengan pengalaman wisatawan baik individu maupun kelompok

bersifat puas ataupun ketidakpuasan suatu objek. Sehingga dengan adanya

warung makan dan minuman, pengunjung dapat dengan mudah untuk membeli

makanan dan minuman yang diinginkan. Dimana tidak adanya responden yang

berpendapat mengenai kesan terakhir responden terkait dengan kesediaan

warung makanan dan minuman.

5.4.7 Sikap Responden Terhadap Ketersediaan Fasilitas Tempat Ibadah

Sikap responden terhadap ketersediaan tempat ibadah dapat dilihat pada

tabel 29.

Tabel 29. Sikap Responden Terhadap Ketersediaan Fasilitas Tempat Ibadah

No.

Pernyataan

Jawaban

Jumlah Total Skor Responden Persentase (%)

7 Objek wisata menyediakan fasilitas Tempat Ibadah

Sangat Setuju (SS) 8 17 40

Setuju (S) 36 75 144

Tidak Setuju (TS) 4 8 8 Sangat Tidak Setuju (STS) 0 0 0

Jumlah 48 100 192 Sumber : Data Primer (Diolah) 2017

Berdasarkan tabel 29, dapat dilihat bahwa sebagian mayoritas setuju dengan

pernyataan Objek wisata menyediakan fasilitas tempat ibadah. Dari data diatas,

dapat ditentukan total skor dengan perhitungan

8 responden berpendapat sangat setuju (skor = 5) maka = 8 x 5 = 40

Page 135: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

118

36 responden berpendapat setuju (skor 4) maka = 36 x 4 = 144

4 responden berpendapat ragu-ragu (skor = 2) maka = 4 x 2 = 8

0 responden berpendapat tidak setuju (skor = 1) maka = 0 x 1= 0

Jumlah Total Skor = 192

Jumlah skor ideal untuk seluruh item dari 48 responden = 5 x 48 = 240

(dengan anggapan semua responden menyatakan jawaban sangat setuju).

Sehingga total skor yang diperoleh peneliti adalah 192. Berdasarkan data

tersebut maka hasil akumulasi sikap responden adalah 192/240 x 100% = 80,0%

masuk dalam kategori “kuat”. Hal ini menunjukkan bahwa fasilitas tempat

ibadah di Kawasan Objek wisata sudah memadai. Untuk lebih jelasnya, dapat

melihat skala ordinal dibawah ini:

0 20% 40% 60% 80% 100%

Dalam kategori tersebut, mengindikasi sikap positif terhadap fasilitas tempat

ibadah yang berpengaruh pada kepuasan pengunjung. Artinya sikap tersebut

didasarkan pada aspek kognitif yaitu berhubungan dengan pengalaman

wisatawan baik individu maupun kelompok bersifat puas ataupun ketidakpuasan

suatu objek, terbukti dari hasil pengamatan peneliti menarik garis besar antara

sikap pengunjung menyatakan sikap positif terhadap fasilitas tempat ibadah,

sehingga dengan adanya tempat ibadah bagi yang beragama islam, pengunjung

tidak perlu jauh-jauh mencari tempat ibadah. Berikut hasil kuisioner mengenai

pendapat/kesan terakhir responden terhadap Pantai Pangi, dimana 2 responden

dari 48 responden memberi jawaban yang terkait dengan fasilitas tempat ibadah,

dapat dilahat pada tabel 30.

Page 136: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

119

Tabel 30. Hasil Kuesioner Terkait fasilitas Tempat Ibadah

No Nama Alamat Pendapat Terkait Fasilitas Tempat Ibadah

1. Haminah Nglegok Termasuk pantai yang menarik untuk dikunjungi, fasilitasnya sudah mendukung, sudah tersedia mushola tapi perlu diperbaiki

2. Tyas Blitar Pantai sejuk, rindang, dan tersedia sarana sholat dan kamar mandi

Sumber : Data Primer (diolah), 2017

Dari tabel hasil koesioner terkait fasilitas tempat ibadah disimpulkan bahwa

sudah adanya fasilitas tempat ibadah di Kawasan Pantai Pangi namun perlunya

perbaikan guna menambah kenyamanan pengunjung yang berkunjung ke Pantai

Pangi.

5.4.8 Sikap responden Terhadap Ketersediaan Toilet dan Sumber Air

Bersih Di Kawasan Objek Wisata

Sikap responden terhadap Ketersediaan toilet dan sumber air bersih (air

tawar) dapat dilihat pada tabel 31.

Tabel 31. Sikap Responden Terhadap Ketersediaan Toilet dan Sumber Air Bersih

No. Pernyataan Jawaban Jumlah Total

Responden Persentase (%) Skor

8 Tersedianya toilet dan sumber air bersih (air tawar)

Sangat Setuju (SS) 5 10 25

Setuju (S) 41 85 164

Tidak Setuju (TS) 2 4 4 Sangat Tidak Setuju (STS) 0 0 0

Jumlah 48 100 193 Sumber : Data Primer (Diolah) 2017

Berdasarkan tabel 31, dapat dilihat bahwa sebagian mayoritas setuju dengan

pernyataan tersedianya toilet dan sumber air bersih (air tawar). Dari data diatas,

dapat ditentukan total skor dengan perhitungan:

5 responden berpendapat sangat setuju (skor = 5) maka = 5 x 5 = 25

41 responden berpendapat setuju (skor 4) maka = 41 x 4 = 164

2 responden berpendapat ragu-ragu (skor = 2) maka = 2 x 2 = 4

0 responden berpendapat tidak setuju (skor = 1) maka = 0 x 1= 0

Page 137: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

120

Jumlah Total Skor = 193

Jumlah skor ideal untuk seluruh item dari 48 responden = 5 x 48 = 240

(dengan anggapan semua responden menyatakan jawaban sangat setuju).

Sehingga total skor yang diperoleh peneliti adalah 193. Berdasarkan data

tersebut maka hasil akumulasi sikap responden adalah 193/240 x 100% = 80,4%

Untuk lebih jelasnya, dapat melihat skala ordinal dibawah ini:

0 20% 40% 60% 80% 100%

Berdasarkan hasil analisis tabulasi sikap responden dengan pernyataan

tersedianya toilet dan sumber air bersih (air tawar) di kawasan objek wisata

Pantai Pangi. Peneliti mendapati hasil tabulasi masuk ke dalam kategori kuat.

Dalam kategori tersebut, mengindikasi sikap positif terhadap tersedianya toilet

dan air bersih di Kawasan Wisata Pantai Pangi yang berpengaruh pada

kepuasan pengunjung. Artinya sikap tersebut didasarkan pada aspek kognitif

yaitu berhubungan dengan pengalaman wisatawan baik individu maupun

kelompok bersifat puas ataupun ketidakpuasan suatu objek. Dengan

ketersediaan toilet dan sumber air bersih (air tawar) di Kawasan Objek Wisata

Pantai Pangi, memudahkan pengunjung membilas diri setelah bermain air pantai

ataupun mandi dan membuang air kecil. Dimana tidak adanya responden yang

berpendapat mengenai kesan terakhir responden terkait dengan fasilitas toilet

dan sumber air bersih.

5.4.9 Sikap responden Terhadap Ketersediaan Penginapan

Sikap responden terhadap ketersediaan penginapan/hotel dapat dilihat pada

tabel 32.

Page 138: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

121

Tabel 32. Sikap Responden Terhadap Ketersediaan Penginapan/hotel

No.

Pernyataan

Jawaban

Jumlah Total Skor Responden Persentase (%)

9 Tersedianya Penginapan/hotel

Sangat Setuju (SS) 2 4 10

Setuju (S) 29 60 116

Tidak Setuju (TS) 9 19 18 Sangat Tidak Setuju (STS) 8 17 8

Jumlah 48 100 152 Sumber : Data Primer (Diolah) 2017

Berdasarkan tabel 32, dapat dilihat bahwa sebagian responden setuju

dengan pernyataan ketersediaan penginapan/hotel. Dari data diatas, dapat

ditentukan total skor dengan perhitungan:

0 responden berpendapat sangat setuju (skor = 5) maka = 2 x 5 = 10

3 responden berpendapat setuju (skor 4) maka = 29 x 4 = 116

31 responden berpendapat ragu-ragu (skor = 2) maka = 9 x 2 = 18

14 responden berpendapat tidak setuju (skor = 1) maka = 8 x 1= 18

Jumlah Total Skor = 152

Jumlah skor ideal untuk seluruh item dari 48 responden = 5 x 48 = 240

(dengan anggapan semua responden menyatakan jawaban sangat setuju).

Sehingga total skor yang diperoleh peneliti adalah 152. Berdasarkan data

tersebut maka hasil akumulasi sikap responden adalah 152/240 x 100% = 63,3

%. Untuk lebih jelasnya, dapat melihat skala ordinal dibawah ini:

0 20% 40% 60% 80% 100%

Berdasarkan hasil analisis tabulasi sikap responden dengan pernyataan

tersedianya penginapan/hotel di dekat objek wisata Pantai Pangi, Peneliti

mendapati hasil tabulasi masuk ke dalam kategori kuat. Dalam kategori tersebut,

mengindikasi sikap positif terhadap tersedianya penginapan/hotel yang

berpengaruh pada kepuasan pengunjung. Artinya sikap tersebut didasarkan

Page 139: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

122

pada aspek kognitif yaitu berhubungan dengan pengalaman wisatawan baik

individu maupun kelompok bersifat puas ataupun ketidakpuasan suatu objek.

Dengan adanya penginapan/hotel didekat Pantai Pangi, pengunjung yang ingin

bermalam beberapa hari dengan tujuan berlibur di Pantai Pangi tidak

kebingungan. Dimana tidak adanya responden yang berpendapat mengenai

kesan terakhir responden terkait dengan fasilitas penginapan/hotel.

5.4.10 Sikap responden Terhadap Ketersediaan Jaringan Telekomunikasi di

Kawasan Objek Wisata

Sikap responden terhadap ketersediaan jaringan telekomunikasi di kawasan

objek wisata dapat dilihat pada tabel 33.

Tabel 33. Tabel Sikap Responden Terhadap Ketersediaan jaringan Komunikasi

No.

Pernyataan

Jawaban

Jumlah Total Skor Responden Persentase (%)

10 Jaringan telekomunikasi kurang terjangkau

Sangat Setuju (SS) 6 13 30

Setuju (S) 38 79 152

Tidak Setuju (TS) 4 8 8 Sangat Tidak Setuju (STS) 0 0 0

Jumlah 48 100 190 Sumber : Data Primer (Diolah) 2017

Berdasarkan tabel 33, dapat dilihat bahwa mayoritas responden setuju

dengan pernyataan diatas. Dari data diatas, dapat ditentukan total skor dengan

perhitungan:

2 responden berpendapat sangat setuju (skor = 5) maka = 6 x 5 = 30

6 responden berpendapat setuju (skor 4) maka = 38 x 4 = 152

23 responden berpendapat ragu-ragu (skor = 2) maka = 4 x 2 = 8

17 responden berpendapat tidak setuju (skor = 1) maka = 0 x 1= 0

Jumlah Total Skor = 190

Page 140: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

123

Jumlah skor ideal untuk seluruh item dari 48 responden = 5 x 48 = 240

(dengan anggapan semua responden menyatakan jawaban sangat setuju).

Sehingga total skor yang diperoleh peneliti adalah 190. Berdasarkan data

tersebut maka hasil akumulasi sikap responden adalah 190/240 x 100% = 79,2

% masuk dalam kategori “kuat”. Hal ini menunjukkan jaringan telekomunikasi

tidak mendukung di Kawasan Obyek Wisata Pantai Pangi. Untuk lebih jelasnya,

dapat melihat skala ordinal dibawah ini:

0 20% 40% 60% 80% 100%

Dari hasil pengamatan tersebut peneliti menarik garis besar antara sikap

pengunjung menyatakan positif terhadap jaringan tekomunikasi berpengaruh

pada kepuasan pengunjung. Artinya sikap tersebut didasarkan pada aspek

kognitif yaitu berhubungan dengan pengalaman wisatawan baik individu maupun

kelompok bersifat puas ataupun ketidakpuasan suatu objek. Dengan sistem

komunikasi yang lancar dengan didukung sinyal yang bagus membuat para

pengunjung lebih nyaman untuk berwisata. Dimana tidak adanya responden

yang berpendapat mengenai kesan terakhir responden terkait pernyataan

jaringan tekomunikasi.

5.4.11 Sikap Responden Terhadap Ketersediaan Gazebo/Tempat Berteduh

Sikap responden terhadap ketersediaan gazebo/tempat berteduh diarea

wisata dapat dilihat pada tabel 34.

Tabel 34. Sikap responden terhadap ketersediaan gazebo/tempat berteduh

No.

Pernyataan

Jawaban

Jumlah Total Skor Responden Persentase (%)

11 Tersedianya gazebo/tempat teduh di area wisata

Sangat Setuju (SS) 9 19 45 Setuju (S) 32 67 128 Tidak Setuju (TS) 7 15 14 Sangat Tidak Setuju (STS) 0 0 0

Jumlah 48 100 187 Sumber : Data Primer (Diolah) 2017

Page 141: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

124

Berdasarkan tabel 34, dapat dilihat bahwa sebagian mayoritas setuju

dengan pernyataan tersedianya gazebo/tempat teduh. Dari data diatas, dapat

ditentukan total skor dengan perhitungan:

9 responden berpendapat sangat setuju (skor = 5) maka = 9 x 5 = 45

32 responden berpendapat setuju (skor 4) maka = 32 x 4 = 128

7 responden berpendapat ragu-ragu (skor = 2) maka = 7 x 2 = 14

0 responden berpendapat tidak setuju (skor = 1) maka = 0 x 1= 0

Jumlah Total Skor = 187

Jumlah skor ideal untuk seluruh item dari 48 responden = 5 x 48 = 240

(dengan anggapan semua responden menyatakan jawaban sangat setuju).

Sehingga total skor yang diperoleh peneliti adalah 187. Berdasarkan data

tersebut maka hasil akumulasi sikap responden adalah 187/240 x 100% =

77,9%. Untuk lebih jelasnya, dapat melihat skala ordinal dibawah ini:

0 20% 40% 60% 80% 100%

Hal ini menunjukkan bahwa kawasan Pantai pangi menyediakan

gazebo/tempat teduh. Dalam kategori tersebut, mengindikasi sikap positif

terhadap tersedianya gazebo/tempat teduh di kawasan wisata berpengaruh pada

kepuasan pengunjung. Artinya sikap tersebut didasarkan pada aspek kognitif

yaitu berhubungan dengan pengalaman wisatawan baik individu maupun

kelompok bersifat puas ataupun ketidakpuasan suatu objek. Sehingga dengan

adanya gazebo/tempat teduh diharapkan pengunjung lebih nyaman dan

menikmati objek wisata. Pernyataan tersebut juga didukung dengan hasil

kuisioner mengenai pendapat/kesan terakhir responden terhadap Pantai Pangi,

dimana 1 responden dari 48 responden memberi jawaban yang terkait dengan

fasiitas gazebo/tempat teduh yaitu responden bernama Dany Prasetyo berasal

dari Sukodono, Sidoarjo.

Page 142: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

125

[Pantainya bagus, ombak tidak terlalu besar, sudah ada banyak tempat makan, ada tempat istirahatnya seperti gazebo juga] 5.4.12 Sikap Responden Terhadap Ketersediaan Wahana Bermain Anak-

Anak

Sikap responden terhadap ketersediaan wahana bermain anak-anak dapat

dilihat pada tabel 35.

Tabel 35. Sikap Responden Terhadap Ketersediaan Wahana Bermain Anak- Anak

No Pernyataan Jawaban Jumlah Total

Responden Persentase (%) Skor

12 Tersedianya wahana bermain

anak –anak

Sangat Setuju (SS) 4 8 20

Setuju (S) 38 79 152

Tidak Setuju (TS) 6 13 12

Sangat Tidak Setuju (STS) 0 0 0

Jumlah 48 100 184 Sumber : Data Primer (Diolah) 2017

Berdasarkan tabel 35, dapat dilihat bahwa sebagian mayoritas setuju

dengan pernyataan tersedianya wahana bermain anak-anak di kawasan wisata.

Dari data diatas, dapat ditentukan total skor dengan perhitungan:

4 responden berpendapat sangat setuju (skor = 5) maka = 4 x 5 = 20

38 responden berpendapat setuju (skor 4) maka = 38 x 4 = 152

6 responden berpendapat ragu-ragu (skor = 2) maka = 6 x 2 = 12

0 responden berpendapat tidak setuju (skor = 1) maka = 0 x 1= 0

Jumlah Total Skor = 184

Jumlah skor ideal untuk seluruh item dari 48 responden = 5 x 48 = 240

(dengan anggapan semua responden menyatakan jawaban sangat setuju).

Sehingga total skor yang diperoleh peneliti adalah 184. Berdasarkan data

tersebut maka hasil akumulasi sikap responden adalah 184/240 x 100% =

76,6%. Untuk lebih jelasnya, dapat melihat skala ordinal dibawah ini:

Page 143: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

126

0 20% 40% 60% 80% 100%

Berdasarkan hasil analisis tabulasi sikap responden dengan pernyataan

ketersediaan wahana bermain anak-anak di kawasan objek wisata Pantai Pangi

didapat hasil dalam kategori kuat. Hal ini mengindikasi sikap positif terhadap

tersedianya wahana bermain anak-anak di kawasan wisata Pantai Pangi yang

berpengaruh pada kepuasan pengunjung. Artinya sikap tersebut didasarkan

pada aspek kognitif yaitu berhubungan dengan pengalaman wisatawan baik

individu maupun kelompok bersifat puas ataupun ketidakpuasan suatu objek.

Terbukti dari hasil pengamatan peneliti menarik garis besar antara sikap

pengunjung menyatakan positif terhadap tersedianya wahana bermain anak-

anak, sehingga dengan adanya wahana bermain anak-anak juga mempengaruhi

daya tarik objek wisata tersebut. Pernyataan tersebut juga didukung dengan hasil

kuisioner mengenai pendapat/kesan terakhir responden terhadap Pantai Pangi,

dimana 1 responden dari 48 responden memberi jawaban yang terkait wahana

bermain anak-anak yaitu responden bernama Siti Munawaroh asal dari

Trenggalek.

[Pantainya indah, cocok untuk dijadikan liburan, adanya wahana bermain untuk anak -anak juga disini, jadinya anak anak tidak bosan disini] 5.4.13 Sikap Responden Terhadap Ketersediaan Wahana Susur Muara

Sungai Menggunakan Perahu

Sikap responden terhadap ketersediaan wahana susur muara sungai

menggunakan perahu dapat dilihat pada tabel 36.

Page 144: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

127

Tabel 36. Sikap Responden Terhadap Ketersediaan Wahana Susur Muara Sungai Menggunakan Perahu

No. Pernyataan Jawaban Jumlah Total

Responden Persentase (%) Skor

13 Tersedianya wahana susur muara sungai menggunakan

perahu

Sangat Setuju (SS) 9 18 45

Setuju (S) 29 60 116

Tidak Setuju (TS) 8 17 16 Sangat Tidak Setuju (STS) 2 4 2

Jumlah 48 100 179 Sumber : Data Primer (Diolah) 2017

Berdasarkan tabel 36, dapat dilihat bahwa sebagian mayoritas setuju

dengan pernyataan tersedianya wahana susur muara sungai menggunakan

perahu. Dari data diatas, dapat ditentukan total skor dengan perhitungan:

9 responden berpendapat sangat setuju (skor = 5) maka = 9 x 5 = 45

29 responden berpendapat setuju (skor 4) maka = 29 x 4 = 116

8 responden berpendapat ragu-ragu (skor = 2) maka = 8 x 2 = 16

2 responden berpendapat tidak setuju (skor = 1) maka = 2 x 1= 2

Jumlah Total Skor = 179

Jumlah skor ideal untuk seluruh item dari 48 responden = 5 x 48 = 240

(dengan anggapan semua responden menyatakan jawaban sangat setuju).

Sehingga total skor yang diperoleh peneliti adalah 179. Berdasarkan data

tersebut maka hasil akumulasi sikap responden adalah 179/240 x 100% =

74,6%. Untuk lebih jelasnya, dapat melihat skala ordinal dibawah ini:

0 20% 40% 60% 80% 100%

Berdasarkan hasil analisis tabulasi sikap responden dengan pernyataan

ketersediaan wahana susur muara sungai menggunakan perahu didapat hasil

dalam kategori kuat. Hal ini mengindikasi sikap positif tersedianya wahana susur

muara sungai menggunakan perahu di kawasan wisata Pantai Pangi yang mana

berpengaruh pada kepuasan pengunjung. Artinya sikap tersebut didasarkan

Page 145: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

128

pada aspek kognitif yaitu berhubungan dengan pengalaman wisatawan baik

individu maupun kelompok bersifat puas ataupun ketidakpuasan suatu objek.

Pernyataan tersebut juga didukung dengan hasil kuisioner mengenai

pendapat/kesan terakhir responden terhadap Pantai Pangi, dimana 1 responden

dari 48 responden memberi jawaban yang terkait dengan wahana susur muara

sungai yaitu responden bernama responden bernama Ahmad Irfan.

[Selain untuk refresing dan berlibur, pantai ini keren untuk dijadikan spots fotografi yang menarik seperti menyusuri sungai menggunakan perahu yang jarang ada dipantai lain].

5.4.14 Sikap Responden Terhadap Ketersediaan Wisata Cemoro Sewu

Sikap responden terhadap ketersediaan wisata cemoro dapat dilihat pada

tabel 37.

Tabel 37. Sikap Responden Terhadap Wisata Cemoro Sewu

No.

Pernyataan

Jawaban

Jumlah Total Skor Responden Persentase (%)

14 Objek wisata memiliki wisata cemoro sewu

Sangat Setuju (SS) 12 25 60

Setuju (S) 34 71 136

Tidak Setuju (TS) 2 4 4 Sangat Tidak Setuju (STS) 0 0 0

Jumlah 48 100 200 Sumber : Data Primer (Diolah) 2017

Berdasarkan tabel 37, dapat dilihat bahwa sebagian mayoritas setuju

dengan pernyataan diatas. Dari data diatas, dapat ditentukan total skor dengan

perhitungan:

12 responden berpendapat sangat setuju (skor = 5) maka = 12 x 5 = 60

34 responden berpendapat setuju (skor 4) maka = 34 x 4 = 136

2 responden berpendapat ragu-ragu (skor = 2) maka = 2 x 2 = 4

0 responden berpendapat tidak setuju (skor = 1) maka = 0 x 1= 0

Jumlah Total Skor = 200

Page 146: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

129

Jumlah skor ideal untuk seluruh item dari 48 responden = 5 x 48 = 240

(dengan anggapan semua responden menyatakan jawaban sangat setuju).

Sehingga total skor yang diperoleh peneliti adalah 200. Berdasarkan data

tersebut maka hasil akumulasi sikap responden adalah 179/240 x 100% = 83,3

%. Untuk lebih jelasnya, dapat melihat skala ordinal dibawah ini:

0 20% 40% 60% 80% 100%

Berdasarkan hasil analisis tabulasi sikap responden dengan pernyataan

objek wisata memiliki wisata cemoro sewu, didapat hasil dalam kategori sangat

kuat. Hal ini mengindikasi sikap sangat positif, artinya sikap tersebut didasarkan

pada aspek kognitif yaitu berhubungan dengan pengalaman wisatawan baik

individu maupun kelompok bersifat puas ataupun ketidakpuasan suatu objek.

Berikut hasil kuisioner mengenai pendapat/kesan terakhir responden terhadap

Pantai Pangi, dimana 2 responden dari 48 responden memberi jawaban yang

terkait dengan wisata cemoro sewu dapat dilahat pada tabel 38.

Tabel 38. Hasil Kuesioner Terkait Wisata Cemoro Sewu

No Nama Alamat Pendapat Terkait

Wisata Cemoro Sewu

1. Siti Prayudi Blitar Pantainya teduh, sejuk, rindang banyak pohon-pohon cemaranya

2. Siti Ifani Tulungagung Nyaman, anginnya semilir, tenang, dikelilingi banyak pohon-pohon disini

Sumber : Data Primer (diolah), 2017

Dari tabel hasil koesioner terkait wahana wisata cemoro sewu disimpulkan

bahwa terdapat wahana wisata cemoro sewu di Kawasan Wisata Pantai Pangi,

membuat suasana pantai menjadi teduh, sejuk dan nyaman. Dengan itu dapat

dijadikan kekuatan Wisata Pantai dalam meningkatkan minat kunjungan.

Page 147: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

130

5.4.15 Sikap Responden Terhadap Promosi Objek Wisata Pantai Pangi

(Kerjasama dengan Pemerintah)

Sikap responden terhadap promosi dengan kerjasama dengan pemerintah

dapat dilihat pada tabel 39.

Tabel 39. Sikap Responden Terhadap Promosi (Kerjasama dengan Pemerintah)

No Pernyataan Jawaban Jumlah Total Skor Responden Persentase (%)

15 Dalam melakukan promosi bekerjasama dengan pemerintah

Sangat Setuju (SS) 9 19 45

Setuju (S) 33 69 132

Tidak Setuju (TS) 4 8 8

Sangat Tidak Setuju (STS)

2 4 2

Jumlah 48 100 187

Sumber : Data Primer (Diolah) 2017

Berdasarkan tabel 39, dapat dilihat bahwa sebagian mayoritas setuju

dengan pernyataan dalam melakukan promosi bekerjasama dengan pemerintah.

Dari data diatas, dapat ditentukan total skor dengan perhitungan:

9 responden berpendapat sangat setuju (skor = 5) maka = 9 x 5 = 45

33 responden berpendapat setuju (skor 4) maka = 33 x 4 = 132

4 responden berpendapat ragu-ragu (skor = 2) maka = 4 x 2= 8

2 responden berpendapat tidak setuju (skor = 1) maka = 2 x 1= 0

Jumlah Total Skor = 187

Jumlah skor ideal untuk seluruh item dari 48 responden = 5 x 48 = 240

(dengan anggapan semua responden menyatakan jawaban sangat setuju).

Sehingga total skor yang diperoleh peneliti adalah 187. Berdasarkan data

tersebut maka hasil akumulasi sikap responden adalah 187/240 x 100% =

77,9%. Untuk lebih jelasnya, dapat melihat skala ordinal dibawah ini:

0 20% 40% 60% 80% 100%

Page 148: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

131

Berdasarkan hasil analisis tabulasi sikap responden dengan pernyataan

dalam melakukan promosi bekerjasama dengan pemerintah, didapat hasil dalam

kategori kuat. Hal ini mengindikasi sikap positif, artinya sikap tersebut didasarkan

pada aspek kognitif yaitu berhubungan dengan pemikiran atau persepsi terhadap

objek (partisipasi pemerintah). Terbukti dari hasil pengamatan peneliti menarik

garis besar antara sikap pengunjung menyatakan positif terhadap promosi Objek

Wisata Pantai Pangi bekerjasama dengan pemerintah. Dimana tidak adanya

responden yang berpendapat mengenai kesan terakhir responden terkait dengan

promosi Objek Wisata Pantai Pangi bekerjasama dengan pemerintah.

5.4.16 Sikap Responden Terhadap Promosi Objek Wisata Pantai Pangi

(Media Sosial)

Sikap responden terhadap promosi melalui media sosial dapat dilihat pada

tabel 40.

Tabel 40. Sikap Responden Terhadap Promosi (Media Sosial)

No Pernyataan Jawaban Jumlah Total

Skor Responden Persentase (%)

16 Promosi objek wisata melalui media sosial

Sangat Setuju (SS) 11 23 55

Setuju (S) 35 73 140

Tidak Setuju (TS) 2 4 4 Sangat Tidak Setuju (STS) 0 0 0

Jumlah 48 100 199 Sumber : Data Primer (Diolah) 2017

Berdasarkan tabel 40, dapat dilihat bahwa sebagian mayoritas setuju dengan

pernyataan promosi objek wisata melalui media sosial. Dari data diatas, dapat

ditentukan total skor dengan perhitungan:

11 responden berpendapat sangat setuju (skor = 5) maka = 11 x 5 = 55

35 responden berpendapat setuju (skor 4) maka = 35 x 4 = 140

2 responden berpendapat ragu-ragu (skor = 2) maka = 2 x 2= 4

0 responden berpendapat tidak setuju (skor = 1) maka = 0 x 1= 0

Page 149: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

132

Jumlah Total Skor = 199

Jumlah skor ideal untuk seluruh item dari 48 responden = 5 x 48 = 240

(dengan anggapan semua responden menyatakan jawaban sangat setuju).

Sehingga total skor yang diperoleh peneliti adalah 199. Berdasarkan data

tersebut maka hasil akumulasi sikap responden adalah 199/240 x 100% =

82,9%. Untuk lebih jelasnya, dapat melihat skala ordinal dibawah ini:

0 20% 40% 60% 80% 100%

Berdasarkan hasil analisis tabulasi sikap responden dengan pernyataan

dalam melakukan promosi objek wisata melalui media sosial, didapat hasil dalam

kategori sangat kuat. Hal ini mengindikasi sikap sangat positif, artinya sikap

tersebut didasarkan pada aspek kognitif yaitu berhubungan dengan pemikiran

atau persepsi terhadap objek (media sosial). Terbukti dari hasil pengamatan

peneliti menarik garis besar antara sikap pengunjung menyatakan sangat positif

terhadap promosi objek wisata melalui media sosial, sehingga Objek Wisata

Pantai Pangi tidak hanya dikenal oleh wisatawan domestik namun dikenal oleh

wisatawan mancanegara juga. Pernyataan tersebut juga didukung dengan hasil

kuisioner mengenai pendapat/kesan terakhir responden terhadap Pantai Pangi,

dimana 3 responden dari 48 responden memberi jawaban yang terkait dengan

promosi objek wisata melalui media sosial dapat dilihat pada tabel 41.

Tabel 41. Hasil Kuesioner Terkait Promosi Objek Wisata (Media Sosial)

No Nama Alamat Pendapat mengenai Wisata

Pantai Pangi

1. Bagus Dwi Ngantang Belum pernah ke Pantai pangi yang menjadi spots foto instragramable

2. Septiani Tulungagung Pantai yang asri, keren, Sedang up

dimedia sosial 3. Wilujeng H. Tulungagung Pasirnya bagus berwarna putih, explore

blitar lagi booming di IG, pengen refresing, Pantainya bagus dan bikin gagal move on

Sumber : Data Primer (diolah), 2017

Page 150: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

133

Yang mana pengunjung mengetahui informasi tentang Objek Wisata Pantai

Pangi dari membaca blog-blog dan media sosial Instagram, facebook dari

pengunjung yang pernah kesana dan membuat review tentang tempat wisata

tersebut.

5.4.17 Sikap Responden Terhadap Harga Tiket Masuk

Sikap responden terhadap harga tiket masuk dapat dilihat pada tabel 42.

Tabel 42. Sikap Responden Terhadap Harga Tiket Masuk

No Pernyataan Jawaban Jumlah Total

Skor Responden Persentase (%)

17 Harga Tiket masuk Terjangkau

Sangat Setuju (SS) 2 4 10

Setuju (S) 30 63 120

Tidak Setuju (TS) 12 25 24 Sangat Tidak Setuju (STS) 4 8 4

Jumlah 48 100 158

Sumber : Data Primer (Diolah) 2017

Hasil data dianalisis dengan menghitung data jawaban rata - rata berdasar

skoring tiap responden (pengunjung wisata). Berdasar skoring yang telah

ditetapkan sebagai berikut:

2 responden berpendapat sangat setuju (skor = 5) maka = 2 x 5 = 10

34 responden berpendapat setuju (skor 4) maka = 30 x 4 = 120

12 responden berpendapat ragu-ragu (skor = 2) maka = 12 x 2= 24

0 responden berpendapat tidak setuju (skor = 1) maka = 4 x 1= 4

Jumlah Total Skor = 158

Jumlah skor ideal untuk seluruh item dari 48 responden = 5 x 48 = 240

(dengan anggapan semua responden menyatakan jawaban sangat setuju).

Sehingga total skor yang diperoleh peneliti adalah 158. Berdasarkan data

tersebut maka hasil akumulasi sikap responden adalah 158/240 x 100% =

65,8%. Untuk lebih jelasnya, dapat melihat skala ordinal dibawah ini:

Page 151: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

134

0 20% 40% 60% 80% 100%

Berdasarkan hasil analisis tabulasi sikap responden dengan pernyataan

harga tiket masuk terjangkau, didapat hasil dalam kategori kuat. Hal ini

mengindikasi sikap positif, artinya sikap tersebut didasarkan pada aspek kognitif

yaitu berhubungan dengan pengalaman wisatawan baik individu maupun

kelompok bersifat puas ataupun ketidakpuasan suatu objek. Dimana tidak

adanya responden yang berpendapat mengenai kesan terakhir responden terkait

dengan harga tiket yaitu responden bernama Eliyawati asal Klemunan Blitar.

[Pantai Pangi merupakan Objek Wisata Pantai yang menarik dengan harga tiket yang terjangkau untuk semua kalangan]

5.4.18 Sikap Responden Terhadap Pelayanan dari Pengelola (Keramahan)

Sikap responden terhadap pelayanan dari pengelola pada pengunjung dapat

dilihat pada tabel 43.

Tabel 43. Sikap Responden Terhadap Pelayanan dari Pengelola (Keramahan)

No Pernyataan Jawaban

Jumlah Total

Responden Persentase (%) Skor

18 Pengelola bersikap ramah

terhadap wisatawan

Sangat Setuju (SS) 8 17 40

Setuju (S) 34 71 136

Tidak Setuju (TS) 4 8 8 Sangat Tidak Setuju (STS) 2 4 2

Jumlah 48 100 186

Sumber : Data Primer (Diolah) 2017

Berdasarkan tabel 43, dapat dilihat bahwa sebagian mayoritas setuju

dengan pernyataan Pengelola bersikap ramah terhadap wisatawan yang

berkunjung. Dari data diatas, dapat ditentukan total skor dengan perhitungan:

8 responden berpendapat sangat setuju (skor = 5) maka = 8 x 5 = 40

34 responden berpendapat setuju (skor 4) maka = 34 x 4 = 136

4 responden berpendapat ragu-ragu (skor = 2) maka = 4 x 2= 8

Page 152: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

135

3 responden berpendapat tidak setuju (skor = 1) maka = 2 x 1= 0

Jumlah Total Skor = 186

Jumlah skor ideal untuk seluruh item dari 48 responden = 5 x 48 = 240

(dengan anggapan semua responden menyatakan jawaban sangat setuju).

Sehingga total skor yang diperoleh peneliti adalah 186. Berdasarkan data

tersebut maka hasil akumulasi sikap responden adalah 186/240 x 100% =

77,5%. Untuk lebih jelasnya, dapat melihat skala ordinal dibawah ini:

0 20% 40% 60% 80% 100%

Berdasarkan hasil analisis tabulasi sikap responden dengan pernyataan

Pengelola bersikap ramah terhadap wisatawan, didapat hasil dalam kategori

kuat. Hal ini mengindikasi sikap positif, artinya sikap tersebut didasarkan pada

aspek kognitif yaitu berhubungan dengan pengalaman wisatawan baik individu

maupun kelompok bersifat puas ataupun ketidakpuasan suatu objek. Terbukti

dari hasil pengamatan peneliti menarik garis besar antara sikap pengunjung

menyatakan positif terhadap keramahan pengelola kepada wisatawan yang

berkunjung ke Objek Wisata Pantai Pangi, dimana keramahan pengelola

merupakan salah satu pelayanan yang harus diberikan agar pengunjung merasa

nyaman. Dimana tidak adanya responden yang berpendapat mengenai kesan

terakhir responden terkait dengan pengelola bersikap ramah terhadap

wisatawan.

5.4.19 Sikap Responden Terhadap Sikap Responden Terhadap Pelayanan

dari Masyarakat (Keramahan Masyarakat)

Sikap responden terhadap pelayanan dari masyarakat pada pengunjung

dapat dilihat pada tabel 44.

Page 153: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

136

Tabel 44. Sikap Responden Terhadap Sikap Responden Terhadap Pelayanan dari Masyarakat (Keramahan Masyarakat)

No

Pernyataan

Jawaban

Jumlah Total Skor Responden Persentase (%)

19 Masyarakat bersikap ramah terhadap wisatawan

Sangat Setuju (SS) 4 8 20 Setuju (S) 38 79 152 Tidak Setuju (TS) 6 13 12 Sangat Tidak Setuju (STS) 0 0 0

Jumlah 48 100 184

Sumber : Data Primer (Diolah) 2017

Berdasarkan tabel 44, dapat dilihat bahwa sebagian mayoritas setuju dengan

pernyataan masyarakat bersikap ramah terhadap wisatawan yang berkunjung.

Dari data diatas, dapat ditentukan total skor dengan perhitungan:

4 responden berpendapat sangat setuju (skor = 5) maka = 4 x 5 = 20

38 responden berpendapat setuju (skor 4) maka = 38 x 4 = 152

6 responden berpendapat ragu-ragu (skor = 2) maka = 6 x 2= 12

0 responden berpendapat tidak setuju (skor = 1) maka = 0 x 1= 0

Jumlah Total Skor = 184

Jumlah skor ideal untuk seluruh item dari 48 responden = 5 x 48 = 240

(dengan anggapan semua responden menyatakan jawaban sangat setuju).

Sehingga total skor yang diperoleh peneliti adalah 184. Berdasarkan data

tersebut maka hasil akumulasi sikap responden adalah 184/240 x 100% =

76,6%. Untuk lebih jelasnya, dapat melihat skala ordinal dibawah ini:

0 20% 40% 60% 80% 100%

Berdasarkan hasil analisis tabulasi sikap responden dengan pernyataan

Pengelola bersikap ramah terhadap wisatawan, didapat hasil dalam kategori

kuat. Hal ini mengindikasi sikap positif, artinya sikap tersebut didasarkan pada

aspek kognitif yaitu berhubungan dengan pengalaman wisatawan baik individu

maupun kelompok bersifat puas ataupun ketidakpuasan suatu objek. Terbukti

dari hasil pengamatan peneliti menarik garis besar antara sikap pengunjung

Page 154: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

137

menyatakan positif terhadap keramahan masyarakat kepada wisatawan yang

berkunjung ke objek wisata Pantai Pangi, yang mana keramahan masyarakat

merupakan salah satu pelayanan yang harus diberikan agar pengunjung bisa

merasakan kenyamanan. Dimana tidak adanya responden yang berpendapat

mengenai kesan terakhir responden terkait dengan keramahan masyarakat

kepada wisatawan.

5.4.20 Sikap Responden Terhadap Pelayanan dari Masyarakat (Masyarakat

Menyediakan Keperluan Wisatawan)

Sikap responden terhadap masyarakat yang menyediakan keperluan

wisatawan dapat dilihat pada tabel 45.

Tabel 45. Sikap Responden Terhadap Pelayanan dari Masyarakat (Masyarakat Menyediakan Keperluan Wisatawan)

No Pernyataan Jawaban Jumlah Total

Skor Responden Persentase (%)

20 masyarakat yang

menyediakan keperluan wisatawan

Sangat Setuju (SS) 6 13 30

Setuju (S) 32 67 128

Tidak Setuju (TS) 8 17 16 Sangat Tidak Setuju (STS) 2 4 2

Jumlah

48 100 176

Sumber : Data Primer (Diolah) 2017

Berdasarkan tabel 45, dapat dilihat bahwa sebagian mayoritas setuju

dengan pernyataan masyarakat menyediakan keperluan wisatawan yang

berkunjung. Dari data diatas, dapat ditentukan total skor dengan perhitungan:

6 responden berpendapat sangat setuju (skor = 5) maka = 6 x 5 = 30

32 responden berpendapat setuju (skor 4) maka = 32 x 4 = 128

8 responden berpendapat ragu-ragu (skor = 2) maka = 8 x 2= 16

2 responden berpendapat tidak setuju (skor = 1) maka = 2 x 1= 2

Jumlah Total Skor = 176

Jumlah skor ideal untuk seluruh item dari 48 responden = 5 x 48 = 240

(apabila semua responden menyatakan sangat setuju). Sehingga total skor yang

Page 155: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

138

diperoleh peneliti adalah 176. Berdasarkan data tersebut maka hasil akumulasi

sikap responden adalah 176/240 x 100% = 73,3% masuk dalam kategori kuat.

Untuk memperjelas kategori diatas dapat dilihat ukuran rasio di berikut ini.

0 20% 40% 60% 80% 100%

Berdasarkan hasil analisis tabulasi sikap responden dengan pernyataan

masyarakat menyediakan keperluan wisatawan, peneliti mendapati hasil tabulasi

masuk ke dalam kategori kuat. Dalam kategori tersebut, mengindikasi sikap

sangat positif terhadap pelayanan masyarakat yang berpengaruh pada kepuasan

pengunjung. Artinya sikap tersebut didasarkan pada aspek kognitif yaitu

berhubungan dengan pengalaman wisatawan baik individu maupun kelompok

bersifat puas ataupun ketidakpuasan suatu objek, terbukti dari hasil pengamatan

peneliti menarik garis besar antara sikap pengunjung menyatakan positif

terhadap masyarakat yang selalu berusaha menyediakan keperluan wisatawan

yang berkunjung, sehingga wisatawan tidak kesulitan untuk mendapatkan

keperluan yang dibutuhkan. Dimana tidak adanya responden yang berpendapat

mengenai kesan terakhir responden terkait dengan masyarakat yang

menyediakan keperluan wisatawan.

5.4.21 Sikap Responden Terhadap Kecenderungan Memilih Wisata Alam

Sikap responden terhadap kecenderungan memilih wisata alam dapat dilihat

pada tabel 46.

Tabel 46. Sikap Responden Terhadap Trend Wisata Alam Yang Meningkat Di Kalangan Masyarakat

No Pernyataan Jawaban Jumlah Total

Responden Persentase (%) Skor

20 Trend

wisata alam yang

meningkat di kalangan

Sangat Setuju (SS) 11 23 55

Setuju (S) 34 71 136

Tidak Setuju (TS) 3 6 6

Sangat Tidak 0 0 0

Page 156: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

139

masyarakat Setuju (STS)

Jumlah 48 100 197 Sumber : Data Primer (Diolah) 2017

Berdasarkan tabel 46, dapat dilihat bahwa sebagian mayoritas setuju

dengan pernyataan trend wisata alam yang meningkat di kalangan masyarakat.

Dari data diatas, dapat ditentukan total skor dengan perhitungan:

11 responden berpendapat sangat setuju (skor = 5) maka = 11 x 5 = 55

34 responden berpendapat setuju (skor 4) maka = 34 x 4 = 136

3 responden berpendapat ragu-ragu (skor = 2) maka = 3 x 2= 6

0 responden berpendapat tidak setuju (skor = 1) maka = 0 x 1= 0

Jumlah Total Skor = 197

Jumlah skor ideal untuk seluruh item dari 48 responden = 5 x 48 = 240

(apabila semua responden menyatakan sangat setuju). Sehingga total skor yang

diperoleh peneliti adalah 187. Berdasarkan data tersebut maka hasil akumulasi

sikap responden adalah 197/240 x 100% = 82,1%. Untuk memperjelas kategori

diatas dapat dilihat ukuran rasio di berikut ini.

0 20% 40% 60% 80% 100%

Berdasarkan hasil analisis tabulasi sikap responden dengan pernyataan trend

tujuan wisata ke tempat wisata alam di kalangan masyarakat meningkat, peneliti

mendapati hasil tabulasi masuk ke dalam kategori sangat kuat. Perhitungan

tabulasi tersebut menghasilkan sikap sangat positif, artinya pola sikap responden

(pengunjung) mengindikasi sangat positif didasarkan pada aspek konatif yaitu

berhubungan dengan kecenderungan berbuat sesuatu atau berpendapat sesuai

dengan kenyataan tersebut dan terdapat hubungan orientasi searah sikap antara

sikap positif dengan trend tujuan wisata ke tempat wisata alam di kalangan

masyarakat meningkat. Hal tersebut harus segera dimanfaatkan dengan baik

Page 157: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

140

agar dapat mendukung proses pengembangan tempat wisata. Dimana tidak

adanya responden yang berpendapat mengenai kesan terakhir responden terkait

dengan trend tujuan wisata ke tempat wisata alam di kalangan masyarakat.

5.4.22 Sikap Responden Terhadap Kecenderungan Wisatawan berkunjung

kembali

Sikap responden terhadap kecenderungan berkunjung kembali dapat dilihat

pada tabel 47.

Tabel 47. Sikap Responden Terhadap Kecenderungan Wisatawan berkunjung kembali

No

Pernyataan

Jawaban

Jumlah Total Skor Responden Persentase (%)

20 Kecenderungan Wisatawan berkunjung kembali

Sangat Setuju (SS) 8 17 40

Setuju (S) 30 63 120

Tidak Setuju (TS) 7 15 14 Sangat Tidak Setuju (STS) 3 6 3

Jumlah 48 100 177 Sumber : Data Primer (Diolah) 2017

Berdasarkan tabel 47, dapat dilihat bahwa sebagian mayoritas setuju

dengan pernyataan yang mengatakan kecenderungan wisatawan berkunjung

kembali. Dari data diatas, dapat ditentukan total skor dengan perhitungan:

11 responden berpendapat sangat setuju (skor = 5) maka = 8 x 5 = 40

34 responden berpendapat setuju (skor 4) maka = 30 x 4 = 120

3 responden berpendapat ragu-ragu (skor = 2) maka = 7 x 2 = 14

0 responden berpendapat tidak setuju (skor = 1) maka = 3 x 1 = 3

Jumlah Total Skor = 177

Jumlah skor ideal untuk seluruh item dari 48 responden = 5 x 48 = 240

(apabila semua responden menyatakan sangat setuju). Sehingga total skor yang

diperoleh peneliti adalah 177. Berdasarkan data tersebut maka hasil akumulasi

Page 158: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

141

sikap responden adalah 177/240 x 100% = 73,8% masuk dalam kategori kuat.

Untuk memperjelas kategori diatas dapat dilihat ukuran rasio di berikut ini.

0 20% 40% 60% 80% 100%

Berdasarkan hasil analisis tabulasi sikap responden dengan pernyataan

kecenderungan wisatawan berkunjung kembali, peneliti mendapati hasil tabulasi

masuk ke dalam kategori kuat. Perhitungan tabulasi tersebut menghasilkan sikap

positif, artinya pola sikap responden (pengunjung) mengindikasi positif

didasarkan pada aspek konatif yaitu berhubungan dengan kecenderungan

berbuat sesuatu atau berpendapat sesuai dengan kenyataan tersebut, hal

tersebut harus segera dimanfaatkan dengan baik agar dapat mendukung dalam

proses pengembangan yang nantinya berpengaruh terhadap peningkatan jumlah

pengunjung.

5.5 Identifikasi Faktor Internal dan Faktor Eksternal

Untuk mengetahui arah dan bentuk pengembangan Wisata Pantai Pangi

maka diperlukan informasi-informasi mengenai faktor-faktor internal maupun

eksternal yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman bagi

Kawasan Wisata Pantai Pangi. Informasi diperoleh melalui hasil penyebaran

kuesioner kepada pengunjung, kemudian data tersebut diolah dengan

menggunakan Skala Likert, sehingga terlihat sejauh mana tanggapan dari

responden menilai Wisata Pantai Pangi. Hal tersebut dapat dijadikan acuan

dalam menentukan menentukan kelebihan, kelemahan, peluang dan ancaman

dari Pantai Pangi. Dapat dilihat pada tabel 19 “hasil tabulasi sikap responden”,

pada tabel tersebut adanya kategori cukup, kuat, dan sangat kuat, dimana

Kategori tersebut dapat dipilah kedalam faktor internal dan eksternal.

Page 159: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

142

Selain dari hasil kuesioner responden, informasi tersebut berasal dari hasil

wawancara dari Kepala pengelola, dimana hasil wawancara tersebut dapat

dimasukan kedalam kedalam faktor internal dan eksternal diantaranya berupa

keterbatasan dana dalam pengembangan wisata, perencanaan pengembangan

yang kurang jelas dijadikan kelemahan pada Wisata Pantai Pangi, selanjutnya

tidak adanya kerjasama dengan biro perjalanan wisata, adanya kebijakan

pemerintah sehingga peneliti mengidentifikasikan kedalam peluang,

berkembangannya objek wisata lain yang meningkatkan persaingan dan kondisi

cuaca yang tidak menentu menjadikan ancaman pada Wisata Pantai Pangi.

5.5.1 Identifikasi faktor Internal

Pada identifikasi faktor internal ini dengan memilah kekuatan dan kelemahan

yang ada pada Wisata Pantai Pangi yang digunakan untuk mempertimbangkan

dalam strategi pengembangan sebagai berikut:

5.5.1.1 Faktor kekuatan (Strenght)

Faktor kekuatan yang ada dalam Wisata Pantai Pangi adalah sesuatu yang

dimiliki oleh Kawasan Pantai Pangi yang bersifat positif dan dapat dijadikan hal

tersebut sebagai keunggulan tempat wisata tersebut. Kekuatan dalam proses

pengembangan wisata menjadi potensi yang dapat membuat menjadi lebih baik

jika dapat dipertahankan atau ditingkatkan kembali. Adapun kekuatan yang ada

pada Pantai Pangi di peroleh dari perhitungan skala likert yang termasuk dalam

kategori kuat dan sangat kuat serta dirasa masuk dalam faktor kekuatan objek

wisata diantaranya (1) Pada pernyataan memiliki keindahan alam yang sejuk dan

asri tergolong kategori sangat kuat, (2) Pernyataan keramahan dari masyarakat

serta masyarakat menyediakan keperluan wisatawan tergolong kategori kuat,

sehingga peneliti menarik kesimpulan bahwa memiliki dukungan masyarakat

sekitar terhadap pengembangan wisata Pantai Pangi, (3) Pernyataan tersedianya

lahan parkir, warung, toilet, mushola, penginapan, gazebo, dll dan masuk pada

Page 160: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

143

kategori kuat dan sangat kuat, sehingga peneliti menarik kesimpulan bahwa

sarana memadahi, (4) Pada pernyataan memiliki wahana playground anak-anak,

susur muara sungai, cemoro sewu masuk tergolong kuat dan sangat kuat

sehingga peneliti menyimpulkan memiliki wahana tambahan yang menarik, (5)

Pada pernyataan keramahan dari pengelola tergolong kategori kuat dimana

peneliti menarik kesimpulan bahwa memiliki pelayanan yang baik, dan terakhir

(6) Pernyataan harga tiket masuk terjangkau tergolong kategori kuat.

1. Memiliki Keindahan Alam Yang Sejuk dan Asri

Pantai Pangi merupakan salah satu objek wisata yang ada di Kabupaten

Blitar, tepatnya masuk dalam Wilayah Desa Tumpakepuh, Kecamatan Bakung,

Blitar. Wisata Pantai Pangi ini memiliki banyak keindahan dan keunikan

tersendiri, dimana para pengunjung akan disuguhi oleh pemandangan pantai

yang masih alami dan mempesona, hamparan pasir pantai putih dan bersih serta

warna air biru kehijauan menambah keindahan pantai. Pantai ini berbentuk

menyerupai cekungan yang menjorok kedaratan dan dikelilingi oleh tebing-tebing

tinggi yang alami. Tebing-tebing ini sangat berguna untuk memecah ganasnya

ombak dari Samudra Hindia sehingga ombak di Kawasan Pantai Pangi kecil dan

tidak sebesar pantai-pantai selatan yang lainnya. Tak hanya itu, keadaan sekitar

tepian Pantai juga tak kalah menariknya. Pasalnya di tepian Pantai Pangi ini

banyak ditanami dengan pohon-pohon cemoro yang teduh dan rindang sehingga

membuat suasana di Pantai Pangi ini menjadi terasa lebih asri.

2. Dukungan Masyarakat Sekitar Terhadap Pengembangan Wisata Pantai

Pangi

Adanya Objek Wisata Pantai Pangi ini mendapat banyak dukungan dari

masyarakat karena dapat menambah penghasilan bagi masyarakat yang berada

disekitar kawasan wisata. Yang mana masyarakat sekitar ikut berperan terhadap

pengembangan wisata dalam kontribusi penyediaan apa yang diperlukan

Page 161: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

144

wisatawan seperti penyediaan warung makanan dan minuman disekitar wisata

Pantai serta keramahan masyarakat kepada pengunjung. Peran masyarakat

yang erat kaitannya dengan partisipasi di dalam pengembangan objek wisata

seperti: Ikut menjaga keamanan agar wisatawan menjadi lebih nyaman, ikut

menjaga kebersihan dan menjaga lingkungan sekitar kawasan wisata serta ikut

meramaikan wisata dengan menyediakan kebutuhan wisatawan seperti warung

makanan dan minuman, dan lain sebagainya.

Dengan demikian diketahui bahwa masyarakat sekitar Objek Wisata Pantai

Pangi juga ikut serta mendukung dalam pengembangan dan pembangunan

wisata, karena secara tidak langsung jika wisata berkembang dan jumlah

wisatawan terus meningkat akan berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan

masyarakat sekitar Wisata Pantai Pangi.

3. Memiliki Sarana Yang Memadahi

Objek Wisata Pantai Pangi menyediakan berbagai sarana yang dapat

digunakan oleh semua pengunjung. Dimana terdapat berbagai fasilitas yang

mungkin kurang diperhatikan oleh tempat wisata lain khususnya tempat wisata

alam. Terkadang, pengelola tempat wisata alam terkesan tidak peduli sehingga

tidak menyediakan fasilitas baik sarana maupun prasarana yang dapat

mempengaruhi kenyamanan dan kepuasan wisatawan yang berkunjung.

Untuk sarana yang disediakan Objek wisata Pantai Pangi dikatakan sudah

memadahi, hal ini dikarenakan terdapat: mushola dapat memudahkan

pengunjung pantai Pangi melaksanakan ibadah tanpa harus kuwatir mencari

tempat ibadah yang lokasinya jauh, toilet untuk memudahkan wisatawan yang

ingin mandi atau sekedar buang air untuk mencapai kesana ditambah dengan

satu kamar mandi, lahan parkir yang luas, terdapat warung makanan dan

minuman yang menyediakan berbagai makanan dan minuman bagi wisatawan

yang ingin mengisi perut mereka setelah atau sebelum melakukan wisata dan

Page 162: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

145

ditambah dengan tempat – tempat seperti Gazebo/tempat berteduh dengan

tempat duduk yang nyaman untuk pengunjung yang ingin beristirahat sambil

membeli makanan atau minuman, penginapan yang merupakan tempat singgah

dan bermalam pengunjung yang ingin mengahabiskan satu hari penuh di

Kawasan Pantai Pangi dan tidur dengan suasana alam di sekitar penginapan

serta adanya wahana tambahan seperti cemoro sewu, susur muara sungai

menggunakan perahu, playground anak-anak, serta wahana menikmati pantai

dimana pengelola menyediakan tempat duduk-duduk di tepi pantai.

4. Memiliki Wahana Tambahan Yang Dijadikan Daya Tarik Tersendiri

Pantai Pangi memiliki wahana yang dapat mendukung dalam pengembangan

wisata dan yang dijadikan daya tarik tersendiri bagi wisata tersebut. Beberapa

wahana yang ditawarkan oleh Kawasan Wisata Pantai Pangi antara lain: wahana

menikmati pantai dimana pengelola menyediakan tempat duduk-duduk di tepi

pantai, playgound anak-anak dengan menyediakan wahana tempat bermain

seperti ayunan, jungkat-jungkit, prosotan, dan lain-lain. Dengan adanya wahana

tersebut Pantai Pangi ini memberikan kenyamanan bukan hanya untuk kalangan

dewasa namun juga untuk anak-anak sehingga cocok digunakan untuk berlibur

bersama keluarga. Wisata Pangi juga menyediakan wisata cemoro sewu dengan

daun-daun lebat dan rindang disekitar tepi pantai, sehingga pantai ini terlihat asri

dan sejuk. Selain itu terdapat wahana susur sungai menggunakan perahu,

dimana kita dapat menyusuri keindahan sungai yang bermuara di Pantai Pangi

dan melihat indahnya kehidupan satwa di sekitar sungai, dengan aliran air yang

tenang dan jernih, serta tanaman-tanaman mangrove di sekitar tepi sungai dan

lain lain.

5. Memiliki Pelayanan Wisata Yang Baik

Pelayanan yang diberikan oleh pengelola objek wisata Pantai Pangi sudah

cukup baik, hal ini terbukti dengan banyaknya pengunjung yang datang dan

Page 163: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

146

merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh petugas. Pelayanan yang

ramah tamah terhadap pengunjung, mendengarkan saran dan keluhan dari

pengunjung untuk lebih memperbaiki kawasan objek wisata Pantai Pangi. Selain

itu, adanya petugas jaga di area Pantai Wisata guna berjaga di titik – titik tertentu

titik rawan).

6. Harga Tiket Terjangkau

Harga tiket masuk yang ditentukan oleh Objek Wisata Pantai Pangi adalah

sebesar Rp.8.000,- dengan tambahan harga tiket parkir untuk kendaraan

pengunjung. Dengan harga yang termasuk cukup terjangkau, pengunjung dapat

menikmati wisata keindahan Objek Wisata Pantai Pangi. Harga tersebut dirasa

cukup setimpal dengan apa yang pengunjung dapatkan yaitu keadaan alam yang

indah dan sejuk, serta terdapatnya daya tarik tersendiri dibandingkan wisata lain.

5.5.1.2 Faktor kelemahan (weakness)

Kelemahan (Weakness) adalah sesuatu yang dimiliki oleh Pantai Pangi yang

bersifat negatif dan dapat menjadikan hal tersebut sebagai kekurangan tempat

wisata. Kelemahan dalam proses pengembangan tempat wisata merupakan hal

yang menjadi keburukan yang dapat membuat pengembangan Pantai Pangi

menurun jika dibiarkan atau tidak cepat di tindak lanjuti. Adapun kelemahan yang

ada pada Pantai Pangi di peroleh dari perhitungan skala serta dirasa masuk

sebagai kelemahan objek wisata diantaranya: Pada pernyataan jalan menuju

objek wisata sulit dilalui pada kategori kuat, dan pernyataan jaringan komunikasi

kurang memadahi pada kategori kuat. Selain itu indetifikasi kelemahan berasal

dari hasil wawancara dengan kepala pengelola diantaranya keterbatasan dana,

promosi wisata belum optimal dan perencaaan pengembangan yang kurang jelas

Page 164: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

147

1. Aksesbilitas Kurang Memadahi

Akses menuju Wisata Pantai kurang memadahi, Hal ini dikarenakan akses

jalan menuju wisata tersebut sulit yaitu berupa tanah dan makadam dan

sedikitnya jalan yang beraspal. Jalan ini tidak disarankan untuk dilewati ketika

hujan/setelah hujan dikarenakan bisa terjebak di tanah lempung atau rawan

kecelakaan. Selain itu, minimnya transportasi menuju lokasi wisata yang terletak

di dalam desa, hal tersebut sedikit mempersulit bagi pengunjung yang datang

dari luar kota tanpa menggunakan kendaraan pribadi. Dengan kondisi jalan yang

baik, pengadaan wisata akan mudah untuk dikunjungi, dan pengunjung juga

akan lebih senang apabila jalan tersebut mudah untuk dilalui dan sebaliknya.

Untuk itu perlunya perbaikan akses jalan guna meningkatkan minat pengunjung.

2. Jaringan Tekomunikasi Kurang Terjangkau

Jaringan tekomunikasi Wisata Pantai Pangi masih belum mendukung. Hal ini

dikarenakan kondisi signal/jaringan masih sulit sehingga komunikasi kurang

berjalan lancar. Dimana sistem komunikasi berperan penting dalam kelancaran

berhubungan dan berkomunikasi dengan orang lain, hal ini dikarenakan dengan

sistem komunikasi yang lancar dengan didukung sinyal yang bagus membuat

para pengunjung lebih nyaman untuk berwisata.

3. Keterbatasan Dana

Pada wisata Pantai Pangi ini sudah terdapat beberapa fasilitas yang tersedia,

namun fasilitas tersebut juga perlu adanya perbaikan dan penambahan,

sehingga wisatawan yang berkunjung akan merasa nyaman seperti gazebo,

tempat duduk-duduk didekat pantai, toilet umum, mushola dll. Namun dalam

pengembangan Obyek Wisata salah satu faktor penting yang menentukan maju

atau tidaknya pengembangan adalah masalah dana. Jika dana tersedia maka

pengembangan dapat berjalan dengan lancar tetapi sebaliknya jika tidak

pengembangan akan terhambat. Hal ini dikarenakan dana pengembangan dan

Page 165: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

148

pembangunan Obyek Wisata Pantai Pangi masih mengandalkan dana dari

penerimaan yang didapat dari penjualan tiket pengunjung, hal itupun sudah

dilakukan sistem bagi hasil. Disamping itu belum adanya sponsor swasta yang

membantu pengembangan juga mempengaruhi keterlambatan dalam

pengembangan.

4. Promosi wisata yang dilakukan belum optimal

Salah satu faktor penting dalam pengembangan tempat wisata adalah

kegiatan promosi yang dilakukan pihak pengelola dengan tujuan agar tempat

wisata dapat lebih dikenal dan membangun minat wisatawan untuk berkunjung.

Pada Objek wisata Pantai Pangi, kegiatan promosi dirasa masih kurang. Hal ini

dikarenakan walaupun promosi sudah dibantu oleh pemerintah, serta adanya

blog-blog dan sosial media facebook, twitter, path atau instagram dari

pengunjung yang pernah kesana dan membuat review tentang tempat wisata

tersebut, namun disayangkan tidak adanya website resmi yang dimiliki oleh

Objek Wisata Pantai Pangi.

Pada era globalisasi seperti ini, semestinya sangat mudah melakukan

promosi dengan bantuan internet dan media sosial yang sedang marak di

masyarakat seperti facebook, twitter, path atau instagram. Tapi Objek wisata

Pantai Pangi tidak mempunyai hampir seluruh media sosial, hanya facebook

yang sudah tidak terurus dan tidak pernah di-update yang masih tersisa. Dimana

para pengunjung mengetahui Objek Wisata Pantai Pangi berasal dari membaca

blog-blog dan sosial media facebook, twitter, path atau instagra dari pengunjung

yang pernah kesana dan membuat review tentang tempat wisata tersebut.

5. Perencanaan Pengembangan Kurang Jelas

Perencanaan pengembangan obyek wisata merupakan hal yang sangat

penting demi meningkatnya kualitas obyek wisata tersebut. Namun dalam

perencanaan Obyek Wisata Pantai Pangi ini dalam konsep pikiran seseorang

Page 166: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

149

yaitu Bapak Bagyo selaku kepala POKDARWIS, dimana perencanaan tersebut

belum tertuang dalam bentuk dokumentasi atau belum dimusyawarahkan dengan

anggota POKDARWIS lainnya. Perencanaan pengembangan diantaranya

pembangunan gapura pintu masuk, pemasangan baliho, spanduk di tempat-

tempat obyek wisata, penambahan gazebo untuk memberikan kenyamanan

pengunjung dan penambahan wahana menambah daya tarik wisatawan yang

berkunjung ke Pantai Pangi.

5.5.2 Identifikasi faktor Eksternal

Pada identifikasi faktor eksternall ini dengan memilah peluang dan ancaman

yang ada pada Wisata Pantai Pangi yang digunakan untuk mempertimbangkan

dalam strategi pengembangan sebagai berikut:

5.5.2.1 Faktor Peluang (Opportunities)

Peluang (Opportunity) adalah sesuatu yang mempengaruhi kunjungan Pantai

Pangi yang berasal dari luar atau bukan dari pihak pengelola itu sendiri. Peluang

dapat menjadi keuntungan bagi Pantai Pangi apabila pihak pengelola dapat

membaca situasi dan memanfaatkannya dengan baik. Hal tersebut dapat

membantu proses pengembangan tempat wisata lebih cepat dan baik. Adapun

peluang yang ada pada Pantai Pangi di peroleh dari perhitungan skala likert

serta dirasa masuk dalam faktor peluang diantaranya: (1) Pada pernyataan

adanya kesenian dan budaya lokal tergolong kategori kuat, (2) Adanya trend

wisata alam di kalangan masyarakat tergolong kategori sangat kuat, (3) Adanya

Kecenderungan wisatawan untuk berkunjung kembali tergolong kategori kuat.

Selain itu peluang didapatkan dari hasil wawancara dari pihak pengelola

diantaranya belum terjalinnya kerjasama dengan biro perjalanan sehingga dapat

dijadikan peluang untuk meningkatkan minat pengunjung untuk berwisata ke

Page 167: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

150

Pantai Pangi, serta adanya kebijakan pemerintah yang berpengaruh pada objek

wisata.

1. Adanya Kesenian Dan Budaya Lokal Yang Perlu Diintegrasikan

Kesenian dan budaya lokal merupakan unsur yang menarik sehingga perlu di

integrasikan. Desa Tumpakkepuh memiliki kesenian dan kebudayaan yang

menarik dikemas dengan Objek wisata Pantai Pangi. Adapun kesenian dan

kebudayaan yang ada di Desa Tumpakkepuh antara lain: ruwatan desa yaitu

ritual manifestasi rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala yang

telah diperoleh dari hasil bumi, dimana ruwatan ini tradisi peninggalan nenek

moyangnya yang telah berjalan sejak ratusan tahun yang lalu untuk menyambut

tahun baru 1 Muharram. Ruwatan desa ini akan dilaksanakan selamatan desa

yang dilakukan di makam pepunden mbah banjar yang diyakini sebagai tokoh

yang membuka lahan desa tersebut dan mata air disana bisa mengairi desa

tersebut sampai sekarang. selain itu adanya pertunjukan dan kerajian wayang

kulit, tayupan, dan pertunjukan jaranan. Bila kebudayaan dan kesenian tersebut

diintegrasikan dengan Kawasan Wisata Pantai Pangi maka akan meningkatkan

kunjungan wisatawan.

2. Adanya Trend Wisata Alam Di Kalangan Masyarakat

Trend atau yang biasa dikenal dengan kecenderungan merupakan salah satu

faktor eksternal yang dapat mempengaruhi suatu tempat wisata. Trend wisata

alam, baik secara global maupun nasional, dapat memberi pengaruh yang baik

terhadap upaya pengembangan wisata pantai di Pantai Pangi. Keindahan alam

Indonesia mulai diakui dunia. Sudah menjadi rahasia umum jika pantai – pantai

di Indonesia begitu memukau dunia. Salah satunya yaitu Pantai Pangi, selain

pemandangannya yang indah, hamparan pasir pantai yang putih dan bersih serta

warna air yang biru kehijauan menambah keindahan pantai. Selain itu lebih

banyaknya edukasi atau pelajaran yang bisa diambil dari wisata alam daripada

Page 168: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

151

wisata modern dan juga banyaknya doktrin dari acara di media elektronik

maupun media sosial yang menunjukkan jika wisata alam lebih menyenangkan

daripada wisata modern.

3. Adanya Kecenderungan Wisatawan Untuk Berkunjung Kembali

Banyaknya wisatawan setelah berkunjung kembali ke Pantai Pangi hal ini

dikarenakan mereka merasa puas akan Objek Wisata Pantai Pangi yaitu dapat

menikmati keindahan alam yang sejuk dan asri, adanya wahana tambahan yang

menjadi daya tarik, harga tiket masuk terjangkau, pelayanan yang ramah, dll.

Selanjutnya, mereka biasanya membawa teman atau kerabat pada kunjungan

berikutnya sehingga semakin banyak yang datang dan menikmati pemandangan

di Pantai Pangi. Rata – rata pengunjung mendapatkan informasi dari blog – blog

dan sosial media yang memuat tentang pengalaman seseorang yang sudah

pernah berkunjung ke Pantai Pangi dan sebagian mendapatkan informasi dari

teman atau kerabat yang sudah pernah berkunjung ke Pantai Pangi.

Dari beberapa hasil pengisian kuesioner yang dilakukan oleh responden yang

merupakan pengunjung wisatawan Pantai Pangi, mereka mengatakan puas

setelah berkunjung ke Pantai Pangi ini. Kepuasan wisatawan dapat dijadikan

peluang untuk wisata Pantai Pangi dalam mengembangkan wisata pantai

sehingga dapat lebih berkembang secara optimal dan juga dapat meningkatkan

kesejahteraan masyarakat di sekitar pantai itu sendiri.

4. Menjalin Kerjasama Dengan Biro Perjalanan Wisata

Sektor pariwisata di Indonesia setiap tahunnya semakin berkembang pesat.

Destinasi-destinasi wisata banyak bermunculan dan berkembang pesat serta

adanya trend wisata alam di kalangan masyarakat. Pengelola Pantai Pangi perlu

melakukan gerakan untuk memanfaatkan moment ini, salah satu dengan

menjalin sebuah kerjasama dengan membentuk sebuah link atau channel

kepada biro travel lokal pada suatu daerah atau kawasan tertentu yang memiliki

Page 169: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

152

tempat – tempat atau tujuan wisata popular di Daerah Blitar. Sehingga dengan

adanya ini dapat memberikan sebuah pelayanan yang maksimal kepada para

wisatawan, selain itu juga akan mempengaruhi jumlah kunjungan Pantai Pangi

juga.

5. Adanya Kebijakan Pemerintah

Untuk mendukung perkembangan pariwisata di Indonesia khususnya di

daerah Kabupaten Blitar, tentunya peranan pemerintah diperlukan diantaranya:.

UU No. 24/92, pasal 3 tentang pengendalian pemanfaatan ruang yaitu

kegiatan pengawasan dan penertiban pelaksanaan pembangunan (termasuk

didalamnya pemberian ijin lokasi dan investasi) agar sesuai dengan rencana

tata ruang. Jadi pada Lahan Kawasan Wisata Pantai Pangi ini, pihak

pengelola yatu POKDARWIS diberikan ijin dari pihak Kesatuan Pengelola

hutan (KPH) yang merupakan dibawah naungan Perusahaan Hutan Negara

Indonesia (Perhutani) dengan pola kemitraan.

UU No.9 tahun 1990 tentang kepariwisataan, dalam UU ini disebutkan pada

pasal 3 bahwa tujuan pariwisata untuk memperluas dan memeratakan

kesempatan berusaha dan lapangan kerja sehingga dengan adanya UU ini

pemerintah daerah dituntut untuk meningkatkan pariwisata yang dapat

memberikan azas manfaat terhadap masyarakatnya. Sehingga dengan

adanya kebijakan tersebut memberikan peluang lapangan kerja kepada

masyarakat sekitar Pantai Pangi yang berdampak pada kesejahteraan

masyarakat

5.5.2.2 Faktor Ancaman (Threats)

Ancaman (Threat) merupakan sesuatu yang berasal dari luar Pantai Pangi

berupa faktor yang dapat mengganggu jalannya kunjungan wisata maupun

proses pengembangan. Adapun faktor ancaman yang ada pada Pantai Pangi di

Page 170: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

153

peroleh dari beberapa informasi yaitu dari perhitungan skala likert dimana dirasa

masuk kedalam faktor ancaman yaitu terjaganya Objek Wisata Pantai Pangi

masuk dalam kategori cukup dimana pengunjung tidak setuju pada pernyataan

tersebut sehingga peneliti menarik kesimpulan bahwa kurangnya kesadaran

pengunjung dalam menjaga lingkungan. Selain itu hasil wawancara dengan

pengelola didapatkan hasil: berkembangnya objek wisata lain, kondisi cuaca

tidak menentu, serta lokasi jauh dari pusat kota.

1. Kurangnya Kesadaran Pengunjung Dalam Menjaga Lingkungan

Kesadaran atau perilaku pengunjung merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi tempat wisata. Jika pengunjung memiliki kesadaran untuk

menjaga lingkungan, maka pihak pengelola akan sangat terbantu dalam hal

menjaga lingkungan. Namun berdasarkan penelitian yang dilakukan, masih

banyak pengunjung yang belum memiliki kesadaran tentang menjaga kebersihan

dan kenyamanan, salah satu contoh yaitu membuang sampah sembarangan,

padahal pengelola sudah menyediakan tempat sampah.

2. Berkembangnya Obyek Wisata Lain Yang Meningkatkan Persaingan

Kabupaten Blitar memiliki banyak sekali objek wisata baik wisata alam seperti

Pantai Tambakrejo, Pantai Serang, Pantai Gayangan, Pantai Gondo Mayit,

Pantai Peh Pulo, dan masih banyak lagi. Persaingan dibidang pariwisata

tidaklah mudah, obyek wisata lain juga memiliki pengembangan sendiri untuk

menarik wisatawan untuk berkunjung. Dari sinilah Obyek Wisata Pantai Pangi

menjadi terancam karena obyek wisata lain juga menawarkan keunggulan-

keunggulan yang tidak dimiliki oleh Obyek Wisata Pantai Pangi. Untuk dapat

bersaing dengan obyek-obyek lain, Obyek Wisata Pantai Pangi perlu inovasi-

inovasi untuk menarik pengunjung seperti menambahkan wahana tambahan

seperti penyediaan gardu pandang yang dapat dimanfaatkan oleh para

pengunjung obyek wisata untuk menikmati pemandangan Obyek Wisata Pantai

Page 171: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

154

Pangi dari kejauhan dari atas, dibukanya spots foto selfie guna menarik para

pengunjung, menambah wahana flying fox, dan lain-lain

3. Kondisi cuaca tidak menentu

Keadaan cuaca yang tidak menentu merupakan satu–satunya faktor

eksternal yang sangat susah untuk diantisipasi oleh pihak pengelola karena itu

adalah kehendak dari yang Maha Kuasa. Seperti hasil wawancara dengan pihak

pengelola yang menyatakan keadaan alam dan cuaca mempunyai pengaruh

pada kunjungan wisata. Selain itu, perubahan iklim yang tidak menentu dan

bencana alam yang mengiringinya akan menyebabkan terjadinya kerusakan

lingkungan yang dapat mempengaruhi sektor pariwisata. Sebab destinasi yang

mengandalkan keunikan alam seperti Obyek Wisata Pantai Pangi ini akan

mengalami penurunan daya saing jika Pantai Pangi mengalami kerusakan.

4. Lokasi Wisata Jauh Dari Pusat Kota

Letak lokasi Pantai Wisata Pangi tidak strategis, karena jarak dari Kota

Kabupaten Blitar menuju Pantai Pangi jauh dibandingkan dengan Pantai Wisata

yang ada di Kabupaten Blitar seperti Pantai Tambakrejo, Pantai Gondomayit,

Pantai Serang, Pantai Peh Pulo dl. Dimana jarak dari Kawasan Wisata Pantai

Pangi ke ibukota Kecamatan yaitu Bakung 15 km dengan lama tempuh 35 menit

Ibukota Kabupaten yaitu Blitar 45 km dengan lama tempuh 90 menit. Dan

jarak ke ibukota provinsi jawa timur yaitu Surabaya 202 km dengan lama tempuh

6 jam. Jauhnya jarak tempuh wisatawan untuk menikmati keindahan alam

Kawasan Pantai Pangi berpengaruh besar terhadap intensitas kunjungan,

apalagi ditambah kondisi jalan yang rusak dan belum diperbaiki sehingga

pengunjung berfikir ulang untuk berkunjung. Selain itu transportasi umum untuk

dapat menuju sampai destinasi tersebut jarang karena kondisi jalan pedesaan

yang kecil dan bukan merupakan jalan yang menjadi jalan transportasi umum.

Page 172: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

155

5.6 Menentukan Rating faktor Internal dan Eksternal

Setelah dilakukan identifikasi faktor-faktor internal dan eksernal yang mana

dari dari hasil kuesioner yang disebarkan ke pengunjung Obyek Wisata Pantai

dan wawancara kepada kepala pengelola. Selanjutnya menentukan rating faktor

internal dan eksternal guna dimasukkan kedalam tabel matrik IFE dan EFE.

Skala yang digunakan setiap faktor menggunakan peringkat atau skor dimana 3

dan 4 menunjukkan bahwa Pengaruhnya paling tinggi bagi kekuatan dan

peluang, sebaliknya jika skor 1 dan 2 menunjukkan bahwa pengaruhnya paling

tinggi untuk ancaman dan kelemahan bagi objek wisata. Kriteria kekuatan dan

kelemahan dapat dilihat pada tabel 48 dibawah ini:

Tabel 48. Kriteria Kekuatan Kelemahan dan Peluang Ancaman

No Peringkat Kekuatan dan Peluang Kelemahan dan Ancaman

1. 4 Sangat Tinggi Sangat Rendah

2. 3 Tinggi Rendah

3. 2 Rendah Tinggi

4. 1 Sangat Rendah Sangat Tinggi

Berikut adalah penjabaran rangking pada matrik EFE dan IFE yaitu:

1. Faktor Kekuatan

Kukuatan Pantai Pangi dapat dilihat dari keindahan alam yang sejuk dan asri,

dukungan masyarakat sekitar terhadap pengembangan wisata Pantai Pangi,

memiliki sarana memadahi, memiliki wahana tambahan dijadikan daya tarik

tersendiri, memiliki pelayanan wisata yang baik dan harga tiket terjangkau. Untuk

jelasnya dapat diihat dari tanggapan tentang Obyek Wisata Pantai Pangi pada

tabel 49.

Page 173: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

156

Tabel 49 Peringkat Kekuatan Obyek Wisata Pantai Pangi

No Kekuatan Peringkat Keterangan

1 Memiliki keindahan alam yang

sejuk dan asri

4 Sangat Tinggi

2 Dukungan masyarakat sekitar

terhadap pengembangan wisata

Pantai Pangi

3 Tinggi

3 Memiliki sarana memadahi

4 Sangat Tinggi

4 Memiliki wahana tambahan

dijadikan daya tarik tersendiri

4 Sangat Tinggi

5 Memiliki pelayanan wisata yang

baik

3 Tinggi

6. Harga tiket terjangkau 3 Tinggi

Sumber : Data Primer (Diolah) 2017

Tanggapan tentang Obyek Wisata Pantai Pangi dalam pengembangan objek

wisata diantaranya peringkat 4 pada kategori sangat tinggi atau sangat penting

dalam pengembangan, hal tersebut menunjukkan bahwa kekuatan yang dimiliki

Obyek Wisata Pantai Pangi termasuk tinggi. Dalam kelima aspek kekuatan

tersebut memiliki keindahan alam yang sejuk dan asri, memiliki sarana yang

memadahi dan memiliki wahana tambahan dijadikan daya tarik tersendiri

menempati peringkat pertama pada kategori sangat tinggi. Hal ini menunjukkan

bahwa Obyek Wisata Pantai Pangi mampu memberikan kenyamanan bagi

pengunjung obyek wisata untuk menikmati pemandangan alam serta dengan

adanya wahana tersebut Pantai Pangi ini juga memberikan kenyamanan bukan

hanya untuk kalangan dewasa namun juga untuk anak-anak sehingga cocok

digunakan untuk berlibur bersama keluarga dan dijadikan daya tarik tersendiri

bagi pengunjung. Kemudian sarana yang memadahi dimanfaatkan oleh

pengunjung Pantai Pangi akan berpengaruh terhadap kenyamanan dan

kepuasan wisatawan yang berkunjung

Kekuatan lainnya yang tergolong tinggi adalah dukungan masyarakat

terhadap pengembangan pariwisata, memiliki pelayanan wisata yang baik, dan

harga terjangkau mendapatkan peringkat 3 kategori tinggi atau penting dalam

Page 174: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

157

pengembangan. Dukungan masyarakat menjadikan dorongan positif bagi

pengembangan Obyek Wisata Pantai Pangi, karena secara tidak langsung jika

wisata berkembang dan jumlah wisatawan terus meningkat akan berpengaruh

terhadap peningkatan pendapatan masyarakat sekitar wisata. Memiliki pelayanan

wisata yang baik dan harga terjangkau dapat berpengaruh terhadap kepuasan

pengunjung. Yang mana dengan harga yang dikeluarkan berbanding lurus

terhadap apa dengan apa yang pengunjung dapatkan seperti keadaan alam

yang indah dan sejuk, serta terdapatnya daya tarik tersendiri dibandingkan

wisata lain, serta sarana yang memadahi dll, sehingga diharapkan menjadi

kekuatan untuk pengembangan Obyek Wisata Pantai Pangi.

2. Faktor Kelemahan

Dalam pengembangan Obyek Wisata Pantai Pangi menuju lebih baik,

tentunya terdapat kelemahan-kelemahan di berbagai sektor yang harus diatasi.

Kelemahan tersebut antara lain aksesbilitas kurang memadahi, jaringan

tekomunikasi kurang terjangkau, keterbatasan dana, promosi wisata yang

dilakukan belum optimal dan perencanaan pengembangan kurang jelas.

Tanggapan tentang Obyek Wisata Pantai Pangi pada tabel 50 sebagai berikut:

Tabel 50 Peringkat Kelemahan Obyek Wisata Pantai Pangi

No Kelemahan Peringkat Keterangan

1 Aksesbilitas kurang memadahi 2 Tinggi

2 Jaringan telekomunikasi kurang

terjangkau

3 Rendah

3 Keterbatasan dana 2 Tinggi

4 Promosi objek wisata yang

dilakukan belum optimal

3 Rendah

5 Perencanaan pengembangan

kurang jelas

2 Tinggi

Sumber : Data Primer (Diolah) 2017

Faktor kelemahan dalam pengembangan Obyek Wisata Pantai Pangi perlu

diperhatikan dan penanganan secara serius agar tidak menghambat dalam

Page 175: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

158

pengembangan kelemahan-kelemahan tersebut diantaranya adalah peringkat 2

dengan kategori tinggi dimana penting bagi pengembangan diantaranya

aksesbilitas kurang memadahi, keterbatasan dana, perencanaan pengembangan

yang kurang jelas. Aksesbilitas kurang memadahi dapat mengurangi jumlah

pengunjung, dimana jalan tersebut sangat tidak disarankan untuk dilewati ketika

hujan/setelah hujan dikarenakan rawan kecelakaan. Kemudian biaya masuk

yang didapat oleh pengelola Obyek Wisata Pantai Pangi dari tiket masuk untuk

pendapatan perbulan kurang lebih Rp 8.000.000,- dan belum ada investor

swasta yang membantu, sehingga untuk membangun dan perbaikan sarana

prasarana di Pantai Pangi masih terhambat. Selanjutnya perencanaan Obyek

Wisata Pantai Pangi ini masih belum tertuang dalam bentuk dokumentasi atau

belum dimusyawarahkan dengan anggota POKDARWIS lainnya sehingga

pentingnya perencanaan dalam sebuah wisata dikarenakan perencanaan

digunakan sebagai pedoman penyelenggara wisata, sebagai sarana untuk

memprediksikan kemungkinan timbulnya hal-hal diluar dugaan sekaligus

alternatif untuk memecahkan, sebagai sarana untuk mengarahkan

penyelenggaran wisata sehingga dapat mencapai tujuannya, yaitu mewujudkan

wisata secara efektif dan efisien, dan sebagai alat ukur tingkat keberhasilan

wisata sebagai upaya pengawasan atau evaluasi dalam rangka memberikan

umpan balik bagi penyelenggaraan wisata selanjutnya.

Kelemahan lainnya yang dapat menghambat pengembangan Obyek dengan

peringkat 3 yang termasuk kategori Rendah bagi pengembangan diantaranya

jaringan tekomunikasi kurang terjangkau promosi dan promosi objek wisata yang

dilakukan belum optimal . Promosi Obyek Wisata Pantai Pangi belum optimal hal

ini dibuktikan dengan tidak adanya website resmi yang dimiliki oleh Objek Wisata

Pantai Pangi, hanya facebook yang sudah tidak terurus, Dimana pengunjung

mengetahui wisata Pantai Pangi dari membaca blog-blog dan sosial media dari

Page 176: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

159

pengunjung yang pernah kesana dan membuat review tentang tempat wisata

tersebut. Jaringan telekomunikasi masih sulit dijangkau membuat komunikasi

kurang lancar, namun kelemahan ini masih tidak begitu penting dalam

pengembangan wisata.

3. Faktor peluang

Dalam pengembangan Obyek Wisata Pantai Pangi terdapat berbagai

peluang yang mampu mendorong pengembangan diantaranya adanya kesenian

dan budaya lokal yang perlu diintegrasikan, adanya trend wisata alam di

kalangan masyarakat, adanya Kecenderungan wisatawan untuk berkunjung

kembali, menjalin kerjasama dengan biro perjalanan wisata dan adanya

dukungan kebijakan pemerintah. Berikut adalah tanggapan tentang obyek wisata

Pantai Pangi dapat dilihat pada tabel 50 sebagai berikut:

Tabel 50 Peringkat Peluang Obyek Wisata Pantai Pangi

No Peluang Peringkat Keterangan

1 Adanya kesenian dan budaya

lokal yang perlu diintegrasikan

3 Tinggi

2 Adanya Trend wisata alam di

kalangan masyarakat

4 Sangat Tinggi

3 Adanya Kecenderungan

wisatawan untuk berkunjung

kembali

4 Sangat Tinggi

4 Menjalin kerjasama dengan biro

perjalanan wisata

3 Tinggi

5 Adanya dukungan kebijakan

pemerintah

4 Sangat Tinggi

Sumber : Data Primer (Diolah) 2017

Tanggapan tentang Obyek Wisata Pantai Pangi dalam pengembangan objek

wisata termasuk tinggi dimana peringkat 4 tergolong sangat tinggi dan sangat

penting dalam pengembangan meliputi adanya trend wisata alam di kalangan

masyarakat, adanya kecenderungan wisatawan untuk berkunjung kembali, yang

mana faktor tersebut berdampak positif terhadap peningkatan minat pengunjung

Page 177: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

160

dan terakhir dengan adanya dukungan kebijakan pemerintah mendukung

perkembangan pariwisata di Pantai Pangi.

Peluang lainnya memiliki peringkat tinggi diantaranya adanya kesenian dan

budaya lokal yang perlu diintegrasikan dan menjalin kerjasama dengan biro

perjalanan wisata. Adanya kesenian dan budaya yang khas seperti ruwatan desa

untuk menyambut tahun baru 1 Muharram, adanya pertunjukan dan kerajian

wayang kulit, tayupan, dan pertunjukan jaranan berpengaruh terhadap minat

berkunjung wisatawan. Kemudian pengelola Objek Wisata Pantai Pangi perlu

melakukan gerakan untuk memanfaatkan moment ini, salah satu dengan

menjalin sebuah kerjasama dengan membentuk sebuah link atau channel

kepada biro travel lokal pada suatu daerah atau kawasan tertentu yang memiliki

tempat – tempat atau tujuan wisata popular di daerah Blitar.

4. Faktor Ancaman

Dalam upaya pengembangan pasti terdapat ancaman yang mampu

menghambat proses pengembangan, bila tidak dicari jalan keluarnya. Berikut

adalah beberapa ancaman yang terdapat di Obyek Wisata Pantai Pangi

antaranya: kurangnya kesadaran pengunjung dalam menjaga lingkungan,

berkembangnya obyek wisata lain yang meningkatkan persaingan, kondisi cuaca

tidak menentu, dan lokasi jauh dari pusat kota. Dibawah ini hasil tanggapan

tentang Obyek Wisata Pantai Pangi dapat dilihat pada tabel 51.

Tabel 51 Peringkat Ancaman Obyek Wisata Pantai Pangi

No Kelemahan Peringkat Keterangan

1 Kurangnya kesadaran pengunjung

dalam menjaga lingkungan

2 Tinggi

2 Berkembangnya Obyek Wisata lain

yang meningkatkan persaingan

1 Sangat Tinggi

3 Kondisi cuaca tidak menentu 2 Tinggi

4 Lokasi jauh dari pusat kota 2 Tinggi

Sumber : Data Primer (Diolah) 2017

Page 178: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

161

Berdasarkan tabel 51, dapat diketahui bahwa rata-rata peringkat faktor

ancaman yaitu kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa Obyek Wisata Pantai

Pangi mempunyai tingkat ancaman yang tinggi yang harus segera dicari

solusinya karena dapat menghentikan langkah pengembangan Obyek Wisata

Pantai Pangi dimana hal tersebut berpengaruh terhadap pengembangan.

Berkembangnya Obyek Wisata lain yang meningkatkan persaingan menduduki

skor tinggi 1 yang masuk dalam kategori sangat tinggi. Kabupaten Blitar memiliki

banyak sekali objek wisata baik wisata alam seperti Pantai Tambakrejo, Pantai

Serang, Pantai Gayangan, Pantai Gondo Mayit, Pantai Peh Pulo, dan masih

banyak lagi. Untuk dapat bersaing dengan obyek-obyek lain, Obyek Wisata

Pantai Pangi perlu inovasi-inovasi untuk menarik pengunjung yang merupakan

tugas berat bagi pengelolaan obyek wisata yang merupakan tugas berat bagi

pengelola obyek.

Untuk ancaman lain seperti kurangnya kesadaran pengunjung dalam

menjaga lingkungan, kondisi alam yang tidak menentu mempengaruhi kunjungan

dan lokasi jauh dari pusat kota masuk dalam peringkat tinggi yaitu 2 dengan

kategori tinggi dimana penting dan berpengaruh bagi pengembangan. Jika

pengunjung memiliki kesadaran untuk menjaga lingkungan, maka pihak

pengelola akan sangat terbantu dalam hal menjaga lingkungan, bencana longsor

yang terjadi biasanya pada musim hujan, pengunjung dan masyarakat hanya

dapat mengantisipasi dan menghindari mengunjungi Pantai Pangi pada musim

hujan karena cuaca yang tidak menentupun tidak dapat diprediksi. Lokasi yang

jauh berpengaruh besar terhadap intensitas kunjungan.

5.7 Matriks IFE dan EFE

Berdasarkan identifikasi faktor- faktor internal Obyek Wisata Pantai Pangi

dapat dianalisis faktor kunci yang menjadi kekuatan dan kelemahannya. Daftar

Page 179: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

162

faktor kunci kekuatan dan kelemahan tersebut selanjutnya dimasukkan (input) ke

dalam Matriks IFE untuk ditentukan bobot dan ratingnya. Bobot dan rating pada

masing-masing faktor kunci tersebut selanjutnya dikalikan dan dijumlahkan total

skornya. NIlai bobot merupakan hail dari diskusi dengan kepala pengelola,

sedangkan nilai rating sudah dijabarkan pada sub bab sebelumnya. Matriks IFE

dapat dilihat dalam Tabel 52 berikut ini:

Tabel 52. Matrik IFE

No. FAKTOR-FAKTOR Bobot Rating Skor

Bobot

KEKUATAN

1 Memiliki keindahan alam yang sejuk dan asri 0,11 4 0,44

2 Dukungan masyarakat sekitar terhadap

pengembangan wisata Pantai Pangi 0,08 3 0,24

3 Memiliki sarana yang memadahi 0,1 4 0,4

4 memiliki wahana tambahan dijadikan daya tarik

tersendiri 0,11 4 0,44

5 Memiliki pelayanan wisata yang baik 0,09 3 0,27

6 harga tiket terjangkau 0,07 3 0,21

Jumlah Skor Kekuatan 0,56

2

KELEMAHAN

1 Aksesbilitas kurang memadahi 0,11 2 0,22

2 Jaringan komunikasi kurang terjangkau 0,07 3 0,21

3 Keterbatasan dana 0,1 2 0,2

4 Promosi wisata yang dilakukan belum optimal 0,08 3 0,24

5 Perencanaan pengembangan yang kurang

jelas 0,08 2 0,16

Jumlah Skor Kelemahan 0,44

1,03

Total 1

3,03

Sumber : Data Primer (Diolah) 2017

Berdasarkan tabel 47 diatas peneliti memberikan hasil analisis Faktor IFE

pada wisata Pantai Pangi diperoleh skor pada faktor kekuatan sebesar 2 dan

skor pada faktor kelemahan sebesar 1,03 dengan total skor 3,03. Peneliti

menyimpulkan bahwa dalam pengembangan wisata Pantai Pangi dari faktor

internal yaitu faktor – faktor kekuatan lebih berpengaruh dibandingkan dengan

kelemahan.

Page 180: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

163

Berdasarkan identifikasi faktor- faktor ekternal Obyek Wisata Pantai Pangi

dapat dianalisis faktor kunci yang menjadi peluang dan ancaman. Daftar faktor

kunci peluang dan ancaman tersebut selanjutnya dimasukkan (input) ke dalam

Matriks EFE untuk ditentukan bobot dan ratingnya. Bobot dan rating pada

masing- masing faktor kunci tersebut selanjutnya dikalikan dan dijumlahkan total

skornya. Nilai bobot merupakan hail dari diskusi dengan kepala pengelola,

sedangkan nilai rating sudah dijabarkan pada sub bab sebelumnya. Hasil dari

penilaian Matriks EFE dapat dilihat dalam Tabel 53 sebagai berikut:

Tabel 53. Matrik EFE

No. FAKTOR-FAKTOR Bobot Rating Bobot

Skor

PELUANG

1 Adanya kesenian dan budaya lokal yang

perlu diintegrasikan 0,11 3 0,33

2 Adanya trend wisata alam di kalangan

masyarakat 0,12 4 0,48

3 Adanya Kecenderungan wisatawan untuk

berkunjung kembali 0,11 4 0,44

4 Menjalin kerjasama dengan biro perjalanan

wisata 0,1 3 0,3

5 Adanya dukungan kebijakan pemerintah 0,11 4 0,44

Jumlah Skor peluang 0,55 1,99

ANCAMAN

1 Kurangnya kesadaran pengunjung dalam

menjaga lingkungan 0,11 2 0,22

2 Berkembangnya Obyek Wisata lain yang

meningkatkan persaingan 0,13 1 0,13

3 Kondisi cuaca tidak menentu 0,11 2 0,22

4 Lokasi jauh dari pusat kota 0,1 2 0,2

Jumlah Skor ancaman 0,45 0,77

Total 1 2,76

Sumber : Data Primer (Diolah) 2017

Berdasarkan tabel diatas peneliti memberikan hasil analisis EFE pada wisata

Pantai Pangi diperoleh skor pada faktor peluang sebesar 1,99 dan skor pada

faktor kelemahan sebesar 0,77 dengan total skor 2,76. Peneliti menyimpulkan

Page 181: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

164

bahwa dalam pengembangan wisata Pantai Pangi dari faktor eksternal yaitu yaitu

faktor – faktor peluang lebih berpengaruh dibandingkan dengan ancaman.

5.8 Strategi Pengelolaan yang Dilakukan untuk Pengembangan Wisata

Pantai Pangi

Dalam penelitian tentang strategi pengembangan Kawasan Wisata Pantai

Pangi, setelah faktor internal dan faktor eksternal dapat diketahui melalui tabel

IFE dan EFE perlu dilakukan analisis lanjutan ketahap pencocokan. Tahapan

pencocokan pada analisis strategi pengembangan yang digunakan adalah

analisis SWOT dan Matrik Interal Eksternal (IE) untuk merumuskan alternatif-

alternatif strategi yang akan digunakan. Dengan mengetahui alternatif-alternatif

strategi yang dianalisis dengan SWOT dan Matrik Interal Eksternal (IE), maka

didapatkan alternatif strategi utama makan akan dilakukan tahap pengambilan

keputusan menggunakan Quantitatif Strategic Planning Matrix (QSPM) untuk

mengetahui strategi mana yang baik untuk dilakukan terlebih dahulu atau yang

paling utama pada Kawasan Objek Wisata Pantai Pangi.

5.8.1 Alternatif Strategi Pengembangan Berdasarkan Analisis SWOT

Setelah hasil penelitian analisis faktor internal dan eksternal yang

berpengaruh terhadap Kawasan Objek Wisata Pantai Pangi, diberikan masukan

berupa strategi pengembangan berdasarkan analisis IFE dan EFE ke dalam

matriks SWOT. Strategi yang diberikan harus merupakan kombinasi atau

mencakup dari dua faktor yaitu salah satu dari faktor SW dengan satu lagi

merupakan faktor OT. Untuk mendapat gambaran lebih jelas, Matriks SWOT

dapat dilihat pada Tabel 54.

Page 182: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

165

Tabel 54. Matriks SWOT

Kekuatan (S) Kelemahan (W)

1. Memiliki keindahan alam yang sejuk dan asri

2. Dukungan masyarakat sekitar terhadap pengembangan wisata Pantai Pangi

3. Memiliki sarana yang memadahi 4. Memiliki wahana tambahan dijadikan

daya tarik tersendiri 5. Memiliki pelayanan wisata yang baik 6. Harga tiket terjangkau

1. Aksesbilitas kurang memadahi 2. Jaringan komunikasi kurang terjangkau 3. Keterbatasan dana 4. Promosi wisata yang dilakukan belum

optimal 5. Perencanaan pengembangan kurang

jelas

Peluang (O) Strategi S-O Strategi W-O

1. Adanya kesenian dan budaya lokal yang perlu diintegrasikan

2. Adanya trend wisata alam di kalangan masyarakat

3. Adanya Kecenderungan wisatawan untuk berkunjung kembali

4. Menjalin kerjasama dengan biro perjalanan wisata

5. Adanya dukungan kebijakan pemerintah

1. Meningkatkan pelayanan wisata yang baik guna menarik wisatawan untuk berkunjung kembali (S5,O3)

2. Mengintegrasikan antara kesenian dan budaya lokal dan objek wisata dengan partisipasi masyarakat sekitar (S2,O1, O3)

3. Partisipasi masyarakat lokal dalam mengelola pantai sehingga menambah lahan pekerjaan penduduk sekitar (S2,O5)

4. Meningkatkan sarana dan prasarana yang memadahi (S3,O3)

5. Menambah wahana baru dengan mengikuti trend wisata alam seperti spots foto selfie, penyediaan gardu pandang, flying fox,dll (S4,O3,O5)

6. Mengelola potensi obyek wisata yang dimiliki (panorama alam yang indah, sejuk dan masih asli, fasilitas yang memadahi, harga terjangkau, adanya wahana tambahan, dll)agar wisatawan berkunjung kembali (S1,S3,S4,S5,S6, O4)

7. Mempertahankan tingkat harga bersaing (S3,O3)

8. Menjalin kerjasama dengan biro perjalanan wisata dengan memperlihatkan kelebihan yang dimiliki (S1,S3,S4,S5,S6,O4)

1. Mengintegrasikan antara kesenian dan budaya lokal dengan objek wisata sehingga menjadi daya tarik tersendiri serta dapat dijadikan ajang promosi secara langsung (W5,W4,O2, O3)

2. Memperbaiki aksesblitas jalan (W1,O3)

3. Banyaknya wisatawan yang ingin berkunjung kembali,memanfaatkan trend wisata alam, dan potensi lainnya mendorong peningkatan promosi dalam pengelolaan obyek wisata (W4,O1,O2,O3,O4)

4. Menjalin kerjasama dengan investor guna membantu pengembangan (W3,O1,O5)

5. Pengembangan Daya tarik Wisata dengan membangun perencanaan yang jelas (W5,O5)

Ancaman (T) Strategi S-T Strategi WT

1. Kurangnya kesadaran pengunjung dalam menjaga lingkungan

2. Berkembangnya Obyek Wisata lain yang meningkatkan persaingan

3. Kondisi cuaca tidak menentu

4. Lokasi jauh dari pusat kota

1. Sosialisasi tentang pentingnya menjaga kealamian pantai dan menjaga sumber daya yang terdapat di sekitar pantai (S1,S2,S5,T1)

2. Memanfaatkan potensi yang dimiliki dan keunikan objek wisata untuk menghadapi persaingan (S1,S3,S4,S6,T2)

3. Inovasi wahana untuk menghadapi persaingan (S3, T2)

4. Melakukan sosialisasi tanggap bencana (S2,S5,T3)

5. Meningkatkan keamanan sebagai antisipasi bencana alam (S5,S3)

1. Meningkatkan sarana dan prasarana yang memadahi (W1,W7,T2,T4)

2. Meningkatkan promosi dengan memanfaatkan teknologi dan informasi dengan memperlihatkan potensi-potensi dan keunikan yang dimiliki (W4,W2)

3. Melakukan pertemuan antar lembaga guna membuat progam pengembangan (W5,T2)

4. Menerapkan sanksi dan peraturan yang sangat tegas, sehingga tidak ada lagi yang berani merusak dan melakukan pelanggaran yang dapat merugikan dan merusak kealamian yang ada di pantai (W5,T1)

Sumber : Data Primer (diolah), 2017

Internal

Eksternal

Page 183: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

166

Berdasarkan tabel 54. Dapat dilihat bahwa setelah melakukan analisis

menggunakan matrik SWOT akan didapatkan beberapa alternatif strategi.

Alternatif strategi yang dihasilkan dari matriks SWOT yaitu berupa strategi SO

untuk menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan

peluang, strategi ST untuk menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan

untuk mengatasi ancaman, strategi WO untuk menciptakan strategi dengan

meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang dan strategi WT untuk

mrnciptakan strategi dengan meminimalkan kelemahan dan menghindari

ancaman.

Dari hasil analisa faktor – faktor internal dan eksternal yang berpengaruh

terhadap Kawasan Wisata Pantai Pangi menggunakan Matriks IFE dan EFE dan

dihitung dengan perhitungan skala likert, maka didapatkan hasil sebagai berikut :

1. Skor untuk faktor kekuatan : 2

2. Skor untuk faktor kelemahan : 1,03

3. Skor untuk faktor peluang : 1,99

4. Skor untuk faktor ancaman : 0,77

Hasil penelitian ini mendapati titik koordinat dengan melakukan perhitungan

terhadap skor yang didapat dari faktor internal dan faktor eksternal sebagai

berikut :

Sumbu horizontal (x) sebagai faktor internal menunjukkan titik koordinat (x)

sebesar : 2 – 1,03 = 0,97

Sumber vertikal (y) sebagai faktor eksternal menunjukkan titik koordinat (y)

sebesar :1,99 – 0,77 = 1,22

Setelah mendapat titik koordinat (x) dan (y) dari hasil perhitungan diatas,

masukkan titik – titik tersebut kedalam Matriks Grand Strategy untuk menentukan

strategi apa yang harus dilakukan. Matriks Grand Strategy (hasil) dapat dilihat

pada Gambar 20.

Page 184: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

167

Gambar 20. Matriks Grand Strategy

Pada diagram diatas diketahui bahwa berdasarkan hasil skoring yang

dilakukan terhadap faktor – faktor internal dan eksternal diperoleh nilai koordinat

yang terletak pada kuadran I diagram analisis SWOT. Dimana dalam situasi ini

perusahaan atau instansi berada pada situasi yang menguntungkan, karena

selain kekuatan, peluang yang dimiliki perusahaan atau instansi tersebut juga

dapat dimanfaatkan. Sehingga strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini

adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth Oriented

Strategy) menggunakan strategi Strenght Opportunities (SO) dan diterapkan

berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara mengoptimalkan

kekuatan yang ada di Pantai Pangi dan memanfaatkan peluang yang ada di luar

Pantai Pangi.

(X)

(Y)

BERBAGAI PELUANG

KEKUATAN INTERNAL

BERBAGAI ANCAMAN

KELEMAHAN

INTERNAL

(0,97 ; 1,22) Kuadran III

Mendukung strategi turn-around

Kuadran IV Mendukung strategi

Defensif

Kuadran III Mendukung strategi

defersifikasi

Kuadran I Mendukung strategi

agresifif

Page 185: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

168

5.8.2 Matriks IE

Dari hasil analisa faktor-faktor internal dan eksternal yang berpengaruh

terhadap Kawasan Wisata Pantai Pangi menggunakan Matriks IFE dan EFE dan

dihitung dengan perhitungan skala likert, maka didapatkan hasil sebagai berikut:

1. Skor total untuk Matrik IFE = 3,03

2. Skor total untuk Matrik IFE = 2,76

Berikut ini gambar matriks IE dapat dilihat pada Gambar 21.

Gambar 21. Matriks IE

Berdasarkan skor matrik IFE dan EFE serta matriks IE, posisi strategis ini

masuk dalam kuadran IV, hal ini menunjukkan bahwa strategi yang sesuai

dengan Kawasan Wisata Pantai Pangi adalah tumbuh dan membangun.

Alternatif SWOT yang sesuai dengan strategi tumbuh dan membangun antara

lain: (1) Meningkatkan pelayanan wisata yang baik guna menarik wisatawan

untuk berkunjung kembali (2) Mengintegrasikan antara kesenian dan budaya

lokal dan objek wisata dengan partisipasi masyarakat sekitar, (3) Partisipasi

masyarakat lokal dalam mengelola pantai sehingga menambah lahan pekerjaan

penduduk sekitar, (4) Meningkatkan sarana dan prasarana yang memadahi, (5)

Page 186: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

169

Menambah wahana baru dengan mengikuti trend wisata alam seperti spot foto

selfie, penyediaan gardu pandang, flying fox,dll, (6) Mengelola potensi obyek

wisata yang dimiliki (panorama alam yang indah, sejuk dan masih asli, fasilitas

yang memadahi, harga terjangkau, adanya wahana tambahan, dll)agar

wisatawan berkunjung kembali, (7) Mempertahankan tingkat harga bersaing (8)

Menjalin kerjasama dengan biro perjalanan wisata dengan memperlihatkan

kelebihan yang dimiliki.

5.8.3 Quantitatif Strategic Planning Matrix (QSPM)

Berdasarkan hasil SWOT dan IE terdapat 8 alternatif strategi yang sesuai

dengan kondisi tumbuh dan membangun. Dari alternatif-alternatif tersebut dapat

dikelompokkan menjadi 3 alternatif utama yang akan diolah dengan Quantitatif

Strategic Planning Matrix (QSPM). Pengelompokan alternatif-alternatif tersebut

dijabarkan pada tabel 55.

Tabel 55. Pengelompokan Alternatif pada QSPM

NO Alternatif Strategi

Utama Keterangan

1. Peningkatan pelayanan dari pengelola

1. Meningkatkan pelayanan wisata yang baik guna menarik wisatawan untuk berkunjung kembali

2 Peningkatan Partisipasi masyarakat

2. Mengintegrasikan antara kesenian dan budaya lokal dan objek wisata dengan partisipasi masyarakat sekitar

3. Partisipasi masyarakat lokal dalam mengelola pantai dengan meningkatkan produk dan atraksi wisata sehingga menambah lahan pekerjaan penduduk sekitar

3 Peningkatan dan Pengembangan Objek wisata

4. Meningkatkan sarana dan prasarana yang memadahi 5. Mempertahankan tingkat harga bersaing 6. Mengelola potensi obyek wisata yang dimiliki

(panorama alam yang indah, sejuk dan masih asli, fasilitas yang cukup lengkap, harga terjangkau, wahana tambahan, dll) agar wisatawan berkunjung kembali

7. Menambah wahana baru dengan mengikuti trend wisata alam seperti spots foto selfie, penyediaan gardu pandang, flying fox,dll

8. Menjalin kerjasama dengan biro perjalanan wisata dengan memperlihatkan kelebihan yang dimiliki

Sumber: Data Primer (diolah), 2017

Page 187: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

170

Setelah melakukan pengelompokan terhadap alternatif-alternatif strategi,

data tersebut perlu untuk ditentukan skor daya tarik (AS) sebagai mana nilai

numerik yang mengidentifikasikan daya tarik relatif dari setiap strategi di

rangkaian alternatif tertentu. Setelah menentukan nilai AS, mulai menghitung

Skor daya Tarik Total (TAS), yang mengidentifikasikan daya tarik relatif dari

setiap strategi alternatif, dengan mempertimbangkan dampak faktor keberhasilan

penting eksternal atau internal yang berdekatan. Dimana semakin tinggi Skor

Daya Tarik Totalnya, semakin menarik pula strategi alternatif tersebut. Setelah

menghitung AS dan TAS, kemudian melakukan perhitungan dengan

menjumlahkan Keseluruhan Daya Tarik Total. Jumlah Keseluruhan Daya tarik

Total (TAS) menunjukkan strategi yang paling menarik disetiap rangkaian

alternatif. Skor yang lebih tinggi mengidentifikasikan strategi yang lebih menarik.

Berikut adalah tabel Quantitatif Strategic Planning Matrix (QSPM) dapat dilihat

pada tabel 56.

Page 188: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

171

Tabel 56. Quantitatif Strategic Planning Matrix (QSPM)

No. FAKTOR UTAMA Bobot Peningkatan Pelayanan (pengelola)

Pengembangan Partisipasi Masyarakat

Peningkatan & Pengembangan

Objek Wisata

AS TAS AS TAS AS TAS

KEKUATAN

1 Memiliki keindahan alam yang sejuk dan asri

0,11

0

0 2 0,22

2 Dukungan masyarakat sekitar terhadap pengembangan wisata Pantai Pangi

0,08

0 3 0,24 1 0,08

3 Memiliki sarana yang memadahi 0,1

0

0 3 0,33

4 memiliki wahana tambahan dijadikan daya tarik tersendiri

0,11

0 2 0,22 3 0,33

5 Memiliki pelayanan wisata yang baik

0,09 2 0,18

0 1 0,09

6 harga tiket terjangkau 0,07

0

0

0

KELEMAHAN

1 Aksesbilitas kurang memadahi 0,11

0 2 0,22 4 0,44

2 Jaringan komunikasi kurang terjangkau

0,07

0

0 1 0,07

3 Keterbatasan dana 0,1

0

0 4 0,4

4 Promosi wisata yang dilakukan belum optimal

0,08

0 2 0,16 3 0,24

5 perencaan pengembangan yang kurang jelas

0,08

0 1 0,08 4 0,32

Total

0,18

0,92

2,52

PELUANG

1 Adanya kesenian dan budaya yang khas yang belum diintegrasikan

0,11

0 2 0,22 2 0,22

2 Adanya trend wisata alam di kalangan masyarakat

0,12

0

0 4 0,48

3 Adanya Kecenderungan wisatawan untuk berkunjung kembali

0,11 1 0,11

0 4 0,44

4 Adanya kerjasama dengan biro perjalanan

0,1

0 1 0,1 2 0,2

5 Adanya dukungan kebijakan pemerintah

0,11

0 2 0,22 4 0,44

ANCAMAN

1 Kurangnya kesadaran pengunjung dalam menjaga lingkungan

0,11

0

0 1 0,11

2 Berkembangnya Obyek Wisata lain yang meningkatkan persaingan

0,13

0

0 3 0,39

3 Kondisi cuaca yang menentu 0,11

0

0

0

4 Lokasi jauh dari pusat kota 0,1

0

0

0

Total

0,11 0,54 2,28

Total TAS Keseluruhan faktor

0,29 1,46 4,8

Sumber: Data Primer (diolah), 2017

Page 189: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

172

Sehingga dari tabel QSPM diatas dapat diketahui bahwa jumlah Keseluruhan

Daya Tarik Total (TAS) di setiap alternatif yaitu:

1. Alternatif 1 (peningkatan pelayanan dari pengelola) = 0,18 + 0,11 = 0,29

2. Alternatif 2 (peningkatan partisipasi masyarakat) = 0,92 + 0,54 = 1,46

3. Alternatif 3 (peningkatan dan pengembangan objek wisata)

= 2,52 + 2,28 = 4,8

Berdasarkan jumlah total masing-masing alternatif strategi yang dihasilkan

dari pembuatan QSPM dapat diketahui bahwa nilai TAS keseluruhan yang paling

tinggi adalah alternatif 3 sebesar 4,8 yaitu strategi peningkatan dan

pengembangan objek wisata, kemudian dilanjutkan dengan alternatif 2 dengan

nilai TAS keseluruhan sebesar 1,46 yaitu peningkatan partisipasi masyarkat dan

nilai dengan nilai terendah adalah strategi 1 dengan nilai TAS keseluruhan

sebesar 0,29 dengan peningkatan pelayanan dari pengelola. Hal ini berarti

bahwa peningkatan dan pengembangan objek wisata adalah alternatif yang

terpilih sebagai prioritas utama strategi pengembangan Kawasan Wisata Pantai

Pangi.

Page 190: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

173

6. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang yang telah dilakukan mengenai “Strategi

Pengembangan Kawasan Objek Wisata Pantai Pangi, Kecamatan Bakung,

Kabupaten Blitar, Jawa Timur dengan Menggunakan Metode SWOT Dan QSPM”

adalah sebagai berikut :

1. Pantai Pangi merupakan salah satu objek wisata yang ada di Kabupaten

Blitar, tepatnya masuk dalam wilayah Desa Tumpakepuh, Kecamatan

Bakung, Blitar. Wisata ini memiliki banyak keindahan dan keunikan tersendiri,

dimana para pengunjung akan disuguhi oleh pemandangan Pantai yang

masih alami dan mempesona. Hamparan pasir pantai yang putih dan bersih

serta warna air yang biru kehijauan menambah keindahan pantai serta

wahana tambahan yang dimiliki. Wisata Pantai Pangi mulai diresmikan pada

tahun 2014 dan dikelola oleh POKDARWIS “Sekar” yang merupakan

kelembagaan kelompok sadar wisata yang berasal dari masyarakat Desa

Tumpakkepuh itu sendiri dibawah naungan Kesatuan Pengelola hutan (KPH)

yang merupakan naungan Perusahaan Hutan Negara Indonesia (Perhutani)

dengan pola kemitraan.

2. Terdapat beberapa karakteristik pengunjung Kawasan Wisata Pantai Pangi.

Karakteristik pengunjung tersebut antara lain berdasarkan jenis kelamin

bahwa objek wisata tidak hanya dikunjungi oleh laki-laki saja namun

perempuan juga dapat berkunjung ke wisata Pantai Pangi. Pengunjung

berasal dari luar Kabupaten Blitar memiliki persentase lebih tinggi

dibandingkan pengunjung dalam Kabupaten Blitar, dalam kalangan usia

didominasi oleh usia muda yaitu 15-25 tahun. Berdasarkan tingkat

pendidikannya pengunjung sebagian besar sudah peduli dengan

Page 191: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

174

pendidikannya namun belum memiliki pekerjaan karena sebagian besar

adalah pelajar/mahasiswa. Pengunjung rata – rata melakukan kunjungan

baru pertama kali karena tempat wisata yang tergolong baru yang tujuan

wisatanya adalah untuk menikmati liburan.

3. Faktor internal dan faktor eksternal terhadap pengembangan objek wisata

sebagai berikut :

Faktor internal

a. Faktor kekuatan diantaranya memiliki keindahan alam yang sejuk

dan asri, dukungan masyarakat sekitar terhadap pengembangan

wisata Pantai Pangi,memiliki sarana memadahi, memiliki wahana

tambahan dijadikan daya tarik tersendiri, memiliki pelayanan wisata

yang baik, serta harga tiket terjangkau.

b. Faktor kelemahan diantaranya aksesbilitas kurang memadahi,

jaringan tekomunikas kurang terjangkau, keterbatasan dana, promosi

wisata yang dilakukan belum optimal dan perencanaan

pengembangan kurang jelas.

Faktor eksternal

a. Faktor peluang diantaranya adanya kesenian dan budaya lokal yang

perlu diintegrasikan, adanya trend wisata alam di kalangan

masyarakat, adanya Kecenderungan wisatawan untuk berkunjung

kembali, menjalin kerjasama dengan biro perjalanan wisata, dan

adanya dukungan kebijakan pemerintah.

b. Faktor ancaman diantaranya kurangnya kesadaran pengunjung

dalam menjaga lingkungan, berkembangnya obyek wisata lain yang

meningkatkan persaingan, kondisi cuaca tidak menentu, dan lokasi

jauh dari pusat kota.

Page 192: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

175

4. Strategi pengembangan yang dihasilkan dalam penelitian adalah tumbuh dan

membangun karena titik koordinat yang didapatkan dari hasil perhitungan

skor matrik IFE dan EFE posisi Matriks Grand Strategy berada pada daerah

kuadran I atau berada pada daerah SO (Strenght Opportunity). Hal ini

didukung dengan perhitungan matriks IE, dimana posisi strategis ini masuk

dalam kuadran IV, hal ini menunjukkan bahwa strategi yang sesuai dengan

Kawasan Wisata Pantai Pangi juga tumbuh dan membangun sehingga

menggunakan kekuatan yang ada di Pantai Pangi dan memanfaatkan

peluang yang ada di luar Pantai Pangi. Dimana terdapat 8 alternatif strategi

yang sesuai dengan kondisi tumbuh dan membangun. Dari alternatif-alternatif

tersebut dapat dikelompokkan menjadi 3 alternatif utama yang akan diolah

dengan Matriks QSPM, dimana hasil QSPM menyatakan peningkatan dan

pengembangan objek wisata adalah strategi terpilih sebagai perioritas utama

dalam pengembangan.

6.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang peneliti uraikan diatas maka dapat

direkomendasikan saran – saran sebagai berikut:

1. Bagi masyarakat sekitar objek wisata Pantai Pangi diharapkan untuk

mengetahui pentingnya keterlibatan masyarakat dalam mengelola pantai

dengan meningkatkan produk dan atraksi wisata dan mengintegrasikan

antara kesenian dan budaya lokal dan objek wisata melalui partisipasi

masyarakat sekitar sehingga akan berdampak pada peningkatan jumlah

kunjungan yang berpengaruh terhadap peningkatan ekonomi masyarakat

sekitar. Selain itu juga diharapkan membantu menjaga kebersihan lokasi

wisata dan mengenalkan serta mempromosikan objek wisata Pantai Pangi ke

wisatawan yang berkunjung.

Page 193: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

176

2. Bagi pengelola Objek Wisata Pantai Pangi (POKDARWIS) diharapkan

sebagai bahan pertimbangan untuk menyusun, merumuskan kebijakan dan

merealisasikan berbagai strategi pengembangan pariwisata diantaranya

meningkatkan sarana dan prasarana yang memadahi, mempertahankan

tingkat harga bersaing, mengelola potensi obyek wisata yang dimiliki

(panorama alam yang indah, sejuk dan masih asli, fasilitas yang cukup

lengkap, harga terjangkau, wahana tambahan, dll) agar wisatawan

berkunjung kembali, menambah wahana baru dengan mengikuti trend wisata

alam seperti spots foto selfie, penyediaan gardu pandang, flying fox,dll dan

menjalin kerjasama dengan biro perjalanan wisata dengan memperlihatkan

kelebihan yang dimiliki. Selain itu juga perlunya adanya merencanakan

pengembangan yang jelas sehingga tidak hanya dalam pemikiran seseorang

namun sudah dimusyawarahkan dan didokumentasikan sehingga secara

langsung akan berdampak positif terhadap perkembangan Pantai Pangi.

3. Bagi Pemerintah diharapkan ikut serta dalam pengelolaan wisata serta

melakukan kerjasama dengan Dinas Pariwisata Kabupaten Blitar sehingga

dapat meningkatkan tingkat kunjungan, selain itu pemerintah ikut serta

melakukan promosi wisata agar Wisata Pantai Pangi lebih dikenal

masyarakat luas dan menarik wisatawan yang datang lebih banyak, sehingga

bisa menambah pendapatan daerah.

4. Bagi penelitian selanjutnya, penelitian ini dapat dikembangkan dengan

meneliti terkait strategi pengembangan wisata sehingga pihak pengelola dan

pemerintah dapat mengambil kebijakan dari hasil penelitian yang telah

dilakukan.

Page 194: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

177

DAFTAR PUSTAKA

Ahyani, Radhiana. (2011). Pengaruh KualitasProduk terhadap Tingkat Kunjungan Wisatawan di Daerah Tujuan kawasan Objek Wisata Telaga Sarangan Jogjakarta: Universitas Gajah Mada.

Andi Supangat. (2010). Statistik Dalam Kajian Deskriptif, Inferensi, dan Nonparametri. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Amran, YS Chaniago. (2002) Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. (Cet.V). Bandung: Pustaka Setia Agisti, Noor Sari. (2009). Implementasi Strategi Means - Ends Analysis dalam Meningkatkan Kemampuan Siswa SMP Dalam Komunikasi matematis Bandung: Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA UPI Apul, A.P. (2008). Strategi Pengembangan Pariwisata di Kabupaten Manggarai Barat Flores,Nusa Tenggara Timur. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Badan Pusat Statistik. (2017). Statistik Indonesia 2016. Jakarta: BPS.

Bungin, Burhan. (2011). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana.

Bob Foster. (2008). Manajemen Ritel. Bandung :Alfabeta David FR. (2011). Manajemen Strategis. Edisi ke-12. Sunardi D, penerjemah.

Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Demartoto, Argyo. 2009, Pembangunan Pariwisata Berbasis Masyarakat.

Surakarta: Univ.Sebelas Maret. Dinporabudpar Kab.Blitar. (2016). Potensi Wisata Blitar. Blitar: Dinas Pariwisata,

Pemuda dan Olahraga. Freddy Rangkuti.(2005). Analisis SWOT, Teknik Membedah Kasus Bisnis,konsep

Perencanaan Strategi Untuk Menghadapi Abad-21. Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama. Fasial Rahmat ST.(2006).Arahan Pengembangan Pariwisata Kota Bau-Bau Prov.

Sulawesi Tenggara. Tugas Akhir Program Studi Perencanaan Wilayah Dan Kota. Bandung: Fakultas Teknik Universitas Islam.

Ginanjar,S (2012). Kondisi dan Potensi Ekosistem Terumbu Karang di Wilayah Perairan Pulau Pramuka Kepulauan Seribu Jakarta Utara. PKM

Penelitian Bogor: Institut Pertanian Bogor. Handayawati. (2010). Potensi Wisata Alam Bahari. Jogjakarta: UGM.

Ilyas, Muhammad. (2009).Strategi Pengembangan Pariwisata KepulauanTogean

di Kabupaten Tojo Una-Una. Sulawesi Selatan: Universitas Hassanudin

Page 195: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

178

Ira Safitri (2004). Studi Pengembangan Prioritas Industri Kecil yang menunjang Dunia Usaha Kepariwisataan Di Kota madya Daerah Tingkat II Bukit Tinggi. Bandung: Universitas Islam Bandung Kemenpar RI. (2017).Data statistik berdasarkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) menurut pintu masuk bulan juni 2017. Jakarta: Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia. Mahesa Krisna ST. (2002). Strategi Pengembangan Palabuhanratu Sebagai Daerah Tujuan Wisata. Bandung: Universitas Islam Bandung.

Maulana. (2016). Penentuan Prioritas Strategi Pariwisata Dengan Menggunakan Metode Quantitative Strategi Planning Matrix. Lampung: Univ. Lampung. Muklison.(2008). Pengusahaan Ekowisata Fakultas Kehutanan.Yogjakarta: UGM Muttaqin. (2011). Kajian Potensi dan Strategi Pengembangan Ekowisata di

Cagar Alam Pulau Sempu Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur.

Malang:Univ. Malang. Nazir, Moh. (2009). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Nyoman.S. Pendit. (2003). Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana.

Jakarta: Pradya Paramita. Oka A. Yoeti. (2005). Perencanaan Strategi Pemasaran Daerah Tujuan Wisata.

Jakarta: Pradaya Paramita.

Pitana, I. Gede dan Gayatri, Putu (2009). Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta: Andi

Rahayu, Restu. (2010).Kajian Pengelolaan Sumberdaya Alam Danau Situgunung Untuk Pengembangan Ekowisata, Di taman Nasional, Gununggede Pangrango. Bogor: ITB

Reza, Moh. (2009). Analisis Strategi Pengembanan Pantai Lombang Di kab. Sumenep. Bogor: Institus Pertanian Bogor. Richad. (2013). Strategi Perencanaan Dan Pengembangan Industri sektor Pariwisata dengan Menggunaka n Metode Swot Dan Qspm (Studi Kasus

Kecamatan Leitimur Selatan Kota Ambon). Malang:Univ.Brawijaya. Sarwono.(2006). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.Yogyakarta: Graha

Ilmu. Sasmito. (2012). Pariwisata Bagi Masyarakat Lokal. Jakarta

Syahadat, E. (2006). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Wisatawan di Taman Nasional Gede Pangrango. Jurnal Penelitain Sosial dan Ekonomi Kehutanan. Volume 3. No. 1. Bogor. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:

CV.ALFABETA.

Page 196: STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK ...repository.ub.ac.id/7320/1/Prihandini, Intan Sinjang.pdfSTRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI PANGI, KECAMATAN BAKUNG, KABUPATEN

179

Subadra, Nengah. (2006). Dampak Ekonomi, Sosial, Budaya, dan lingkungan Pengembangan Desa Wisata Jatiluwih Tabanan.

Sukmadinata. (2006). Metode Penelitian Pendidikan. Remaja karya: Bandung.

Suwantoro, (2002). Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta: Penerbit Andi Taylor. (2002). Pengantar Metode Penelitian Kualitatif, suatu pendekatan fenomenologis terhadap ilmu-ilmu sosial. Diterjemahkan oleh Arief Furchan. Surabaya. Usaha Nasional UNESCO. (2009). Ekowisata Panduan Dasar Pelaksanaan. Jakarta.

Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan. Usman Rianse. (2012). Metodologi Penelitian sosial dan Ekonomi Teori dan aplikasi. Bandung: Alfabeta.

Ukmadinata. (2006). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosdakarya .

Yudhi Mariady ST. (2010). Prioritas Pengembangan Objek dan Daya Tarik

Wisata Kota Makassar. Tugas Akhir.Bandung: Universitas Islam Bandung

Widiyanto. (2008). Pengembangan Pariwisata Perdesaan (Suatu Usulan Strategi Bagi Desa Wisata Ketingan). Jogjakarta : UGM.