Strategi Pendidikan

download Strategi Pendidikan

of 9

description

hgggg

Transcript of Strategi Pendidikan

E. Penetapan Metode Dan Strategi PendidikanE.1 Penetapan Metode Dan Strategi Pendidikan

Penetapan metode dan strategi pendidikan ialah tahap dimana metode-metode yang akan digunakan dipilih. Pertimbangan pemilihan strategi atau metode pendidikan adalah sebagai berikut:

1. Sesuaikan tujuan pendidikan yaitu untuk meningkatkan kesadaran masyarakat Kecamatan Gunung Pati untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.2. Sesuaikan dengan kemampuan pengajar dan pihak yang belajar. Metode pendidikan disesuaikan dengan kemampuan pengajar, misal dari petugas kesehatan, dan disesuaikan pula dengan kemampuan masyarakat sebagai pihak yang belajar.

3. Tergantung besarnya kelompok sasaran.

Misalnya apabila kelompok sasarannya kelompok kecil yang terdiri atas 4-5 orang bisa digunakan metode diskusi kelompok kecil dan apabila kelompok sasarannya kelompok yang relatif besar yang terdiri lebih dari10 orang bisa digunakan metode ceramah dan pemutaran film.

4. Sesuaikan dengan waktu dan fasilitas yang ada

Pemilihan metode disesuaikan dengan waktu saat masyarakat mampu melungkan waktu mereka dari rutinitas pekerjaan. E.2 Kategori strategi pendidikan kesehatan

1. Metode komunikasi

a. kuliah-diskusi ( ceramah serta tanya jawab)

b. pembelajaran atau konseling perseorangan

c. 4 teknik media:

Media masa (pameran)

Alat bantu audio-visual (pemutaran film atau siaran terprogram)

Televise pendidikan (pemutaran film)

Belajar terprogram ( siaran terprogram)

2. Metode pelatihan

a. Pengembangan keterampilan

b. Simulasi dan permainan

c. Inguiry learning

d. Diskusi kelompok kecil

e. Peneladanan atau modeling

f. Modifikasi perilaku

g. Lokakarya

h. Sosio drama

i. Demonstrasi

j. Studi kasus

3. Metode organisasi yang mencakup:

a. Pengembangan masyarakat

b. Aksi sosial

c. Perencanaan sosial

d. Pengembangan organisasiE.3 Pemilihan metode berdasarkan diagnosis pendidikan

Dari diagnose pendidikan dan organisasi pada kasus yang terjadi di Kecamatan Gunung Pati prioritas yang didapatkan menggunakan faktor predisposisi dimana prioritas yang dipilih adalah peningkatan pengetahuan masyarakat dalam bidang kesehatan reproduksi dengan pengadaan program PIK remaja yaitu PKBR (Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja). Program PIK remaja dipilih karena wilayah cakupan memiliki potensi yang sesuai terhadap program ini, dilihat dari segi karakteristik masyarakat di wilayah Kecamatan Gunung Pati masih memiliki banyak persoalan mengenai pernikahan di usia dini. Program PIK remaja ini diawali dengan sosialisasi, praktik(dilihat dari data masyarakat yang menikah pada usia dini), dan monitoring evaluasi. Pada bulan Juni tahun 2015, rata-rata angka masyarakat yang menikah usia dini di wilayah kecamatan Gunung Pati dapat menurun 30% dan kesadaran terhadap pentingnya menjaga kesehatan reproduksi meningkat 60%.E.4 Strategi pendidikan kesehatan yang digunakan berdasarkan 6 aturan

Strategi pendidikan kesehatan yang digunakan untuk menyadarkan masyarakat di Kecamatan Gunung Pati bisa menggunakan metode atau strategi sebagai berikut :

1. Metode komunikasi

Berdasarkan diagnosa pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran untuk mau mengelola sampah organik menjadi kompos yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat setempat, metode komunikasi yang digunakan adalah a. Ceramah

Metode ceramah merupakan suatu cara mengajar dengan penuturan lisan didepan sekelompok pendengar tentang suatu bahan yang telah ditetapkan dan dapat menggunakan alat-alat pembantu seperti gambar, potret, benda , barang tiruan dan sebagainya.

Metode ceramah digunakan untuk menambah informasi dan pengetahuan tentang pentingnya menjaga kesehatan reproduksi serta mengetahui resiko yang ditimbulkan dari pernikahan usia dini. Metode ceramah ini dilakukan di gedung serbaguna di daerah tersebut, Balai desa atau di salah satu rumah warga. Pembicara bisa dari petugas puskesmas, kepala desa, petugas kesehatan lingkungan dari dinas kesehatan, dan mahasiswa.

Keunggulan :

Penyeramah dapat menguasai seluruh arah pembicaraan dalam kelompok mengenai materi yang disampaikan yaitu pentingnya mengetahui cara menjaga kesehatan reproduksi serta mengetahui resiko yang ditimbulkan dari pernikahan usia dini. Organisasi kelompok pendengar sangat sederhana yang terdiri dari sebagian masyarakat di Kecamatan Gunung Pati, seperti perkumpulan remaja (karang taruna). Dapat dipakai pada kelompok yang besar seperti satu kelurahan

Tidak melibatkan terlalu banyak alat bantu. Dalam metode ini hanya menggunakan gambar, potret, benda dan barang tiruan untuk memberi informasi mengenai cara menjaga kesehatan reproduksi serta mengetahui resiko yang ditimbulkan dari pernikahan usia dini. Metode ini murah dan mudah dilakukan hanya dengan bermodalkan suara yang ada, sehingga dapat langsung dilaksanakan. Materi yang banyak dapat digunakan atau dapat dijelaskan pokok-pokoknya oleh pembicara dalam waktu singkat. Sedangkan materi yang sedikit dapat disampaikan dalam waktu agak panjang

Pembicara dapat menjelaskan dengan menonjolkan bagian-bagian materi yang penting yaitu mengenai cara menjaga kesehatan reproduksi serta mengetahui resiko dari pernikahan usia dini. Adapun kelemahan metode ceramah, yaitu:

Penceramah sulit mengetahui sejauh mana pendengar atau peserta mengerti dan memahami isi pembicaraan

Dapat membosankan kelompok pendengar karena informasi yang diceramahkan mudah usang atau ketinggalan sehubungan dengan abad peledakan informasi sekarang ini

Kurang baik dipakai pada sasaran anak-anak karena pada dasarnya tema dalam pendidikan ini ditujukan pada kelompok perkumpulan remaja (karang taruna). Dapat menimbulkan konsep yang berbeda-beda dari yang dimaksud penceramah karena apa yang diceramahkan pembicara adalah apa yang diingatnya pada waktu itu, sedangkan yang tidak diingat tak mungkin dijelaskan

Hanya melibatkan indra pendengar padahal tidak semua pendengar mempunyai daya tangkap yang tajam, sering terjadi dari apa yang dijelaskan, hanya tertangkap oleh sebagain pendengar atau terjadi salah tangkap atau pendengar yang menerimanya tidak selalu baik apabila dihubungkan dengan pendengaran, siapa tahu ada yang pendengarannya sudah kurang atau pembicara yang menerangkan kurang jelas.

Terlalu sering menggunakan metode ini, dapat membuat kebiasaan yang kurang baik, yaitu pendengar selalu ingin diceramahi. Dengan demikian , pendengar dibina sebagai penerima informasi saja, tidak dibiasakan mencari dan mengolah informasi, yang justru sering keterampilan dan kebiasaan ini lebih penting dari informasi itu sendiri

Tidak gampang mengetahui apakah setiap pendengar telah mengetahui atau dapat mengikuti ceramah yang dilaksanakan

Metode ini kurang merangsang pengembangan kreativitas dan keterampilan mengemukakan pendapat bagi pendengar. Karena disini masyarakat hanya berperan pasif.

Metode ini dapat menimbulkan verbalisme (pengertian kata-kata belaka) dan pendengar berkecenderungan menghafal.

b. Alat bantu audio visual (pemutaran film)

Metode kedua yang digunakan adalah pemutaran film. Metode ini digunakan agar masyarakat lebih mudah memahami tujuan dari apa yang disampaikan oleh pembicara. Metode pemutaran film ini dilakukan di gedung serbaguna di daerah tersebut. Balai desa atau di salah satu rumah warga.

Keunggulan

Dapat mencapai sasaran yang besar yaitu masyarakat bisa lebih memahami dan mewujudkan kesadaran untuk menjaga kesehatan reproduksi serta mengetahui resiko dari pernikahan usia dini. Karena bersifat visual, maka dapat membantu proses pengamatan, dan mempercepat proses pengenalan dan ingatan

Penyajian lebih menarik karena di dalam video terdapat gambar dan suara

Kelemahan

Biaya mahal peralatan yang digunakan tergolong barang mahal

Memerlukan peralatan dan teknologi tinggi seperti komputer/ laptop, LCD dan proyektor

Memerlukan ruang khusus, baik terbuka maupun tertutup

Tidak dapat dilaksanakan di sembarang tempat karena membutuhkan dukungan fasilitas teknologi

Masyarakat harus menonton pemutaran video dari awal sampai akhir agar masyarakat salah dalam pemaknaan video

2. Metode organisasi

Berdasarkan diagnosa pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran untuk menjaga kesehatan reproduksi serta mengetahui resiko dari pernikahan di usia dini. Metode organisasi yang digunakan yaitu:

a. Pengembangan masyarakat

Pengembangan masyarakat adalah usaha-usaha yang menyadarkan dan menanamkan pengertian kepada masyarakat agar dapat menggunakan dengan lebih baik semua kemampuan yang dimiliki oleh masyarakat terkhusus remaja dalam keikutsertaannya di program yang telah disediakan. Bentuk program pengembangan masyarakat yang digunakan adalah program PIK remaja. PIK remaja ialah suatu wadah kegiatan program PKBR (Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja) yang dikelola dari, oleh dan untuk remaja guna memberikan pelayanan informasi dan konseling kesehatan reproduksi serta penyiapan kehidupan berkeluarga. Dalam program ini terdapat beberapa ciri tahapan seperti berikut :

1. PIK Remaja Tahap TumbuhMateri dan Isi Pesan (assets) yang diberikan :1) Triad KRR dan Pendewasaan Usia Perkawinan.2) Pendalaman materi Triad KRR dan Pendewasaan Usia Perkawinan.3) Pemahaman tentang Hak-Hak Reproduksi.2. PIK Remaja Tahap TegakMateri dan Isi Pesan (assets) yang diberikan :1) Triad KRR dan Pendewasaan Usia Perkawinan2) Pendalaman materi Triad KRR dan Pendewasaan Usia Perkawinan3) Pemahaman tentang hak-hak reproduksi4) Keterampilan Hidup (Life Skills)5) Keterampilan advokasi3. PIK Remaja Tahap TegarMateri dan Isi Pesan (assets) yang diberikan :1) TRIAD KRR dan Pendewasaan Usia Perkawinan2) Pendalaman materi TRIAD KRR dan Pendewasaan Usia Perkawinan3) Pemahaman tentang hak-hak reproduksi4) Keterampilan Hidup (Life Skills)5) Keterampilan advokasiDalam program ini tentu saja melibatkan pengelola program. Pengelola program itu sendiriadalah pemuda/remaja yang punya komitmen dan mengelola langsung PIK Remaja serta telah mengikuti pelatihan dengan mempergunakan modul dan kurikulum standard yang telah disusun oleh BKKBN atau yang sejenis. Pengelola PIK Remaja terdiri dari Ketua, Bidang Administrasi, Bidang Program dan Kegiatan. Selain itu remaja juga dapat memberikan inovasi serta kontribusi mereka misalnya saja seperti pendidikan teman sebaya dimana remaja yang satu dapat berbagi pengalamannya kepada teman remajanya yang lain, sehingga dapat saling memberikan saran yang baik dan mendukung guna tercapainya program PIK remaja.Metode pengembangan ketrampilan ini digunakan untuk mengembangkan masyarakat dengan menerapkan materi yang telah disampaikan pada metode sebelumnya seperti cara menjaga kesehatan reproduksi serta mengetahui resiko dari pernikahan di usia dini. Alasan menggunakan metode pengembangan masyarakat :

1. Masyarakat mempunyai komitmen yang lebih besar terhadap para anggotanya daripada system pelayanan

2. Masyarakat lebih memahami masalahnya sendiri

3. Kalangan professional memberikan pelayanan, tetapi masyarakat yang memecahkan masalahnya

Keunggulan

Masyarakat berkesempatan menentukan masalahnya sendiri baik yang dihadapi secara perorangan maupun kelompok. Jadi masalah yang akan diatasi benar-benar sesuai dengan kondisi yang ada karena masyarakat sendiri yang menggali permasalahan tersebut. Masyarakat berusaha membuat analisa untuk menyusun rencana perbaikan yang akan dilakukan, sehingga masyarakat benar-benar mengerti bagaimana perbaikan yang akan dilakukan karena mereka turut serta dalam proses analisa.

Masyarakat secara aktif mencari sumber-sumber kekuatan yang ada di dalam masyarakat tersebut baik sumber dari daya maupun dana.

Menumbuhkan rasa percaya diri yang kuat dalam masyarakat.

Menumbuhkan kepuasan, rasa bangga dan gairah untuk mengubah perilaku menjadi lebih baik dalam hal ini yaitu perilaku menjaga kesehatan reproduksi serta mengetahui resiko dari pernikahan di usia dini. Meningkatkan dinamika masyarakat untuk membangun daerahnya sehingga nantinya dapat mengurangi angka pernikahan di usia dini serta setiap masyarakatnya dapat mampu mengetahui serta menjaga kesehatan reproduksi mereka. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat baik dari segi pengetahuan, presepsi, sikap dan sistem nilai individu serta masyarakat. Kelemahan : Bila masyarakat Kecamatan Gunung Pati tidak aktif maka program tidak berhasil.

Dituntut kesadaran masyarakat dan motivasi yang tinggi untuk maju.

E.5 Kesimpulan

Untuk mencapai objective goal pada bulan Januari 2015 sebesar 60 % masyarakat Kecamatan Gunung Pati telah meningkatkan kesadaran untuk menjaga kesehatan reproduksi serta mengetahui dampak dari pernikahan usia dini, metode dan strategi pendidikan yang digunakan yaitu metode komunikasi melalui ceramah dan pemutaran film serta metode pengembangan masyarakat.