STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

164
i STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI PONDOK PESANTREN ASH-SHIDDIQI MATARAM ILIR SEPUTIH SURABAYA LAMPUNG TENGAH TESIS Diajukan Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Megister dalam Bidang Pendidikan Agama Islam Program Studi : Pendidikan Agama Islam Oleh : NURSIN NPM : 18001755 Pembimbing I : Dr. Mukhtar Hadi, S.Ag, M.Si Pembimbing II : Dr. Zainal Abidin, M.Ag PASCASARJANA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO 1441 H/TAHUN 2019

Transcript of STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

Page 1: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

i

STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN

DI PONDOK PESANTREN ASH-SHIDDIQI MATARAM ILIR

SEPUTIH SURABAYA LAMPUNG TENGAH

TESIS

Diajukan Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Megister

dalam Bidang Pendidikan Agama Islam

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Oleh :

NURSIN

NPM : 18001755

Pembimbing I : Dr. Mukhtar Hadi, S.Ag, M.Si

Pembimbing II : Dr. Zainal Abidin, M.Ag

PASCASARJANA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO

1441 H/TAHUN 2019

Page 2: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

ii

STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN

DI PONDOK PESANTREN ASH-SHIDDIQI MATARAM ILIR

SEPUTIH SURABAYA LAMPUNG TENGAH

TESIS

Diajukan Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Megister

dalam Bidang Pendidikan Agama Islam

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Oleh :

NURSIN

NPM : 18001755

PembimbingI :Dr. MukhtarHadi, S.Ag, M.Si

PembimbingII : Dr. ZainalAbidin, M.Ag

PASCASARJANA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)METRO

1441 H/TAHUN 2019

Page 3: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

iii

ABSTRAK

Nursin. 2019. Strategi Penanaman Ideologi Kebangsaan di Pondok Pesantren

Ash-Shiddiqi Mataram Ilir Seputih Surabaya Lampung Tengah. Tesis.

Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro Lampung.

Pada tanggal 18 Agustus 1945 Pancasila ditetapkan sebagai dasar negara,

maka nilai- nilai kehidupan dalam berbangsa dan bernegara sejak saat itu haruslah

berdasarkan pada Pancasila. Memasuki Era Globalisasi yang kompetitif dan

terbuka, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dan Uandang – undang 1945

mulai memudar. Munculnya fenomena alumni pondok pesantren yang berideologi

radikal (mengaku jihad) dan anti nasionalis. Fenomena radikalisme yang berjuang

pada aksi kekerasan. Jika suatu pesantren melakukan upaya penanaman nilai-nilai

Pancasila pada kehidupan santri dengan berbagai tantangan dan kendala yang

dihadapi saat ini, maka santri bukan hanya nampak identitasnya sebagai orang

yang beragama, namun identitas kewarganegaraannya juga semakin jelas.

Kepatuhan santri berdasarkan yang digariskan Pancasila, menjadi cerminan santri

adalah warga negara yang baik. Oleh sebab itu Tesis ini akan membahas

bagaimana Strategi Penanaman Ideologi Kebangsaan di Pondok Pesantren Ash –

Shiddiqi Mataram Ilir Seputih Surabaya Lampung Tengah.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan studi kasus (Case Study)

adalah suatu penelitian kualitatif yang berusaha menemukan makna, menyelidiki

proses, dan memperoleh pengertian dan pemahaman yang mendalam dari individu,

kelompok, atau situasi. Penilitian ini bertujan untuk mendeskripsikan tentang

Strategi Penanaman Ideologi Kebangsaan di Pondok Pesantren Ash – Shiddiqi

Mataram Ilir Seputih Surabaya Lampung Tengah. Sumber data pada penelitian ini

terbagi menjadi dua : Sumber Primer adalah data yang dapat diperoleh langsung

dari lapangan atau tempat penelitian dengan mengamati atau mewawancarai secara

langsung (sumber asli) dan Sumber Skunder adalah data yang didapat dari sumber

bacaan dan berbagai macam sumber lainnya yang berkaitan dengan pokok

pembahasan pada tesis ini.

Hasil penelitian menunjukan bahwa pimpinan Pondok Pesantren Ash –

Shiddiqi berusaha secara konsisten menanamkan ideologi kebangsaan kepada para

santri dengan berbagai strategi yang digunakan diantaranya dengan melaksanakan

upacara hari senin dan hari – hari besar lainya, selalu memeberikan motivasi

terkait ideologi kebangsaan, menonton video perjuangan dan pertandingan

Timnas Indonesia serta memanfaatkan metode musyawarah (Bahtsul Masa‟il) dan

rihlah ilmiyah. Metode musyawarah digunakan untuk mengkaji sebuah tema,

misalnya nilai-nilai kebangsaan yang tercermin dalam Al Quraan & Hadist.

Sementara metode rihlah ilmiyah adalah kegiatan pembelajaran yang

diselenggarakan melalui kegiatan kunjungan ke suatu tempat tertentu dangan

tujuan untuk mencari ilmu. Tentu saja tempat-tempat yang memiliki nilai religius

dan sejarah, sekaligus bermanfaat untuk menanamkan nilai-nilai kebangsaan.

Page 4: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

iv

ABSTRACT

Nursin 2019. The Strategy for Building National Ideology in the Ash-Shiddiqi

Islamic Boarding School Mataram Ilir Seputih Surabaya, Central Lampung.

Thesis. Postgraduate of State Islamic Institute (IAIN) Metro Lampung.

On August 18, 1945 Pancasila was established as the basis of the state, the

values of life in the nation and state from then on must be based on Pancasila.

Entering the era of globalization which is competitive and open, the values

contained in Pancasila and the 1945 Law are starting to fade.The emergence of the

phenomenon of boarding school alumni who were radical (claimed jihad) and anti-

nationalist.The phenomenon of radicalism that fought on the action violence. If a

boarding school make an effort building of Pancasila values in the life of students

with various challenges and obstacles facing the current, then the students not only

appear to his identity as a religious person, but the identity of citizenship is also

increasingly clear. Compliance students based on the outlined Pancasila, be a

reflection of the students is a good citizen. Therefore, this Thesis will discuss how

the Strategy of Building the Ideology of Nationality in Boarding school Ash-

Shiddiqi Mataram Ilir Seputih Surabaya, Central Lampung .

The method used in this research is descriptive qualitative research methods

using a case study approach (Case Study). A Case study is a qualitative research

that seeks to find meaning, to investigate processes, and to obtain understanding

and a deep understanding of individual, group, or situation.This research aims to

describe about the Strategy of Build‐ ing the Ideology of Nationality in Boarding school Ash – Shiddiqi Mataram Ilir Seputih Surabaya, Lampung Tengah. Data

source in this study is divided into two : Primary Sources are data that can be

obtained directly from the field or place of study by observing or interviewing

directly (the original source) and The Source of the Secondary data is obtained

from the source readings and a variety of other sources related to the subject of

discussion in this thesis.

The results showed that the head of Ash - Shiddiqi Islamic Boarding School

trying to consistently instill the ideology of nationalism to the students with

various strategies that are used to carry out the ceremony on Monday and the feast

days, always give the motivation related to the ideology of nationality, to watch

the fight video and the match Timnas Indonesia as well as utilizing the methods of

consultation (Bahtsul Masa'il) and rihlah seminary. The deliberation method is

used to study a theme, for example the national values reflected in the Qur'an and

the Hadith. While the rihlah seminary method is a learning activity that is carried

out through a visit to a certain place with the purpose of seeking knowledge.

Moreover, the other places that have religious and historical values, as well as

being useful for instilling national values.

Page 5: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

v

Page 6: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

vi

Page 7: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

vii

Page 8: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

viii

MOTTO

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”.1

1 Departemen Agama Republik Indonesia, Al Qur’an dan Terjemahanya, Semarang : PT.

Karya Toha Putra, 1989, h. 1176

Page 9: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

ix

PERSEMBAHAN

Dengan rasa syukur kehadirat Allah SWT, Tesis ini saya persembahkan kepada:

1. Ayah dan Ibu beserta keluarga yang saya sayangi, dengan kasih

sayangnya telah mendidik, membimbing, membina, memberikan

dorongan baik moril maupun materil dan senantiasa mendo‟akan untuk

keberhasilan dengan penuh kesabaran.

2. Bapak ibu Dosen, Dewan Guru dan Ustadz Ustadzah yang telah

dengan ikhlas memberikan ilmunya, semoga bermanfaat dan berkah

dunia akhirat.

3. Almamater Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI)

Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro Lampung.

Page 10: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

x

PEDOMAN TRANSLITERASI

1) Huruf Arab dan Latin

Huruf Arab

Huruf Latin

Huruf Arab

Huruf Latin

ţ ط Tidak Dilambangkan ا

z ظ B ب

' ع T ت

G غ Ŝ ث

F ف J ج

Q ق h ح

K ك Kh خ

L ل D د

M م Ż ذ

N ن R ر

W و Z ز

H ه S س

„ ء Sy ش

Y ي Ş ص

d ض

2) Maddah atau Vokal Panjang

Harkat dan Huruf Huruf dan Tanda

 ي ـ ا ـ

Î ي ـ

Û و ـ

Ai ا ي

Au ا و ـ

Page 11: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

xi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas taufik dan inayah-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini tepat pada

waktunya.

Penulisan tesis ini adalah sebagai salah satu bagian dari persyaratan untuk

menyelesaikan pendidikan propgram strata dua (S2) atau megister pada program

pascasarjana IAIN Metro guna memperoleh gelar M.Pd.

Dalam upaya penyelesaian tesis ini, penulis telah menerima banyak bantuan

dan bimbingan dari pihak. Oleh karenanya penulis mengucapkan terima kasih

kepada Yth :

1. Prof. Dr. Hj. Enizar, M.Ag, selaku Rektor IAIN Metro.

2. Dr. Tobibatussaadah, M.Ag, selaku Direktur Pascasarjana IAIN Metro.

3. Dr. Mahrus As‟ad, M.Ag, selaku Asisten Direktur Pascasarjana IAIN Metro.

4. Dr. Sri Andri Astuti, M.Ag selaku Ketua Kaprodi Pascasarjana IAIN Metro.

5. Dr. Mukhtar Hadi, M.Ag, selaku Pembimbing I yang banyak memberikan

kontribusi bagi perbaikan penulisan proposal tesis selama bimbingan

berlangsung.

6. Dr. Zainal Abidin, M.Ag, yang telah memberikan banyak koreksi yang

berharga dalam penulisan proposal tesis ini sesuai kapasitasnya sebagai

pembimbing II.

7. Bapak dan Ibu Dosen beserta Karyawan Pascasarjana IAIN Metro yang telah

menyediakan waktu dan fasilitas dalam rangka pengumpulan data.

8. Ayahanda dan ibunda penulis yang senantiasa mendoakan dan memberikan

dukungan dalam menyelesaikan pendidikan.

Kritik dan saran demi perbaikan tesis ini sangat diharapkan dan akan

diterima dengan lepang dada. Dan akhirnya semoga hasil penelitian yang telah

dilakukan kiranya dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan agama

islam.

Metro,01 Juni 2020

Penulis

NURSIN

NPM. 18001755

Page 12: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DEPAN ................................................................. i

HALAMAN JUDUL ................................................................................... ii

ABSTRAK ................................................................................................... iii

ABSTRACT ................................................................................................. iv

PERSETUJUAN ......................................................................................... v

PENGESAHAN .......................................................................................... vi

PERNYATAAN ORISINILITAS PENELITIAN ....................................... vii

MOTTO ....................................................................................................... viii

............................................................................................................

PERSEMBAHAN ........................................................................................ ix

PEDOMAN TRANSLITERASI ................................................................. x

KATA PENGANTAR ................................................................................. xi

DAFTAR ISI ............................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xvi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xvii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................... 10

C. Batasan Masalah ........................................................................ 11

D. Rumusan Masalah ...................................................................... 11

E. Tujuan Penelitian ....................................................................... 12

F. Manfaat Penelitian ..................................................................... 13

G. Penelitian Relevan...................................................................... 13

H. Sistematika Penulisan ............................................................... 15

Page 13: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

xiii

BAB II KAJIAN TEORI ........................................................................... 17

A. IDEOLOGI KEBANGSAAN .................................................... 17

1. Pengertian Ideologi ................................................................ 17

2. Hakikat Ideologi .................................................................... 21

3. Tipe – Tipe Ideologi .............................................................. 22

4. Ideologi Dunia ....................................................................... 25

5. Pancasila Sebagai Ideologi Negara ....................................... 28

6. Sejarah Perumusan Ideologi Pancasila .................................. 31

7. Fungsi dan Kedudukan Ideologi Pancasila ............................ 42

B. PONDOK PESANTREN ........................................................... 46

1. Pengertian Pondok Pesantren ................................................ 46

2. Sejarah Pondok Pesantren ..................................................... 48

3. Unsur – Unsur Pondok Pesantren .......................................... 51

4. Kategori Pondok Pesantren ................................................... 56

5. Kurikulum dan Identitas Pesantren ....................................... 58

6. Peran dan Fungsi Pondok Pesantren ...................................... 65

C. STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI

PONDOK PESANTREN ........................................................... 66

1. Pengertian Strategi ................................................................. 66

2. Komponen Strategi ................................................................ 67

3. Jenis Strategi .......................................................................... 68

4. Penyusunan Strategi .............................................................. 69

5. Proses Menejemen Strategi ................................................... 70

6. Penanaman Ideologi Pancasila .............................................. 71

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................ 73

A. Metode Penelitian ...................................................................... 73

B. Pendekatan Penelitian ................................................................ 74

C. Sumber Data ............................................................................... 76

D. Metode Pengumpulan Data ........................................................ 77

E. Instrumen Penelitian .................................................................. 81

F. Teknik Analisis Data ................................................................. 81

G. Pengujian Keabsahan Data ......................................................... 82

Page 14: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

xiv

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.......................... 84

A. Profil Pondok Pesantren Ash – Shiddiqi ................................... 84

B. Kurikulum Pondok Pesantren Ash – Shiddiqi ........................... 93

C. Hasil Penelitian .......................................................................... 95

D. Pembahasan ................................................................................ 99

E. Bentuk Strategi Pondok Pesantren Ash – Shiddiqi

dalam Penanaman Ideologi Kebangsaan .................................... 103

F. Kendala yang di hadapi Pondok Pesantren

Ash – Shiddiqi dalam Penanaman Ideologi Kebangsaan........... 107

BAB V PENUTUP ...................................................................................... 108

A. Kesimpulan ................................................................................ 108

B. Saran........................................................................................... 110

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN – LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 15: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

xv

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1 Identitas Pondok Pesantren

2. Tabel 2 Struktur Kepengurusan

3. Tabel 3 Sumber Daya Manusia

4. Tabel 4 Keadaan Santri

5. Tabel 5 Tingkat Unit Pendidikan

6. Tabel 6 Kegiatan Wajib Pondok Pesantren

7. Tabel 7 Kegiatan Ekstra Pondok Pesantren

8. Tabel 8 Jadwal Kegiatan Harian

9. Tabel 9 Jadwal Kegiatan Mingguan

10. Tabel 10 Jadwal Kegiatan Bulanan

11. Tabel 11 Jadwal Kegiatan Tahunan

12. Tabel 12 Sarana dan Prasarana

Page 16: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

xvi

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 1 Plang Pondok Pesantren

2. Gambar 2 Gedung Asrama Putra

3. Gambar 3 Gedung Asrama Putri

4. Gambar 4 Gedung MA

5. Gambar 5 Gedung MTs

6. Gambar 6 Masjid Pondok Pesantren

7. Gambar 7 Kegiatan Bahtsul Masa‟il

8. Gambar 8 Kegiatan Mujahadah dan Doa Bersama

9. Gambar 9 Kegiatan Lomba Santri

10. Gambar 10 Kegiatan Olahraga

11. Gambar 10 Kegiatan Upacara Hari Santri

12. Gambar 10 Kegiatan Seni Hadroh

13. Gambar 10 Kegiatan Haflah Khotmil Qur‟an

14. Gambar 10 Kegiatan Rihlah Ilmiyah

15. Gambar 15 Interview Pengasuh Pondok Pesantren

Page 17: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1 Kisi – kisi Soal Instrumen Pengaasuh Pondok Pesantren

2. Lampiran 2 Kisi – kisi Soal Instrumen Santri

3. Lampiran 3 Instrumen Penelitian Pengasuh Pondok Pesantren

4. Lampiran 4 Instrumen Penelitian Santri

5. Lampiran 5 Dokumentasi Pondok Pesantren dan Kegiatan Santri

6. Lampiran 6 Kartu Konsultasi Bimbingan Tesis

7. Lampiran 7 Surat Izin Riset / Penelitian

8. Riwayat Hidup

Page 18: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Wawasan kebangsaan adalah pemahaman seseorang akan suatu objek

yang mempengaruhi dirinya untuk memiliki rasa cinta terhadap tanah airnya

dan diciptakan dalam rangka bagian penting dari konstruksi elit politik

terhadap bangunan citra bangsa Indonesia. Kesatuan atau integrasi nasional

bersifat kultural dan tidak hanya bernuansa struktural mengandung satu

kesatuan ideologi, kesatuan politik, kesatuan sosial budaya, kesatuan

ekonomi, dan kesatuan pertahanan dan keamanan. Wawasan kebangsaan

menentukan cara bangsa mendayagunakan kondisi geografis negara, sejarah,

sosial-budaya, ekonomi dan politik serta pertahanan keamanan dalam

mencapai cita-cita dan menjamin kepentingan nasional.1

Pada tanggal 18 Agustus 1945 Pancasila ditetapkan sebagai dasar

negara, maka nilai- nilai kehidupan dalam berbangsa dan bernegara sejak

saat itu haruslah berdasarkan pada Pancasila. Pancasila sebagai konsensus

nasional yang dapat diterima oleh semua paham, golongan, dan kelompok

1 Muhammad Bimo Sakti, Skripsi “Peranan Pesantren Dalam Menumbuhkan Wawasan

Kebangsaan Kepada Santri”, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung,

2008. h. 1

Page 19: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

2

masyarakat di Indonesia. Oleh karenanya, suatu keniscayaan bahwa

Pancasila difungsikan dalam setiap elemen kelembagaan, pendidikan,

kebudayaan, dan organisasi- organisasi di Indonesia. Misalnya pesantren

sebagai pendidikan tertua di Indonesia sangat berkembang pesat dan besar.

Perkembangannya pun tidak hanya pada tekstual, namun lebih mengikuti

perkembangan zaman, dengan tujuan mempersiapkan siswa atau santri lebih

maju, bukan hanya ahli di bidang agama, namun tentang kepemerintahan

juga digalakkan dengan diadakan Pendidikan-pendidikan di pesantren.2

Pondok Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam tertua yang

merupakan produk budaya Indonesia. Dalam perspektif historis, pesantren

tidak hanya identik dengan makna keislaman, tetapi juga mengandung

makna keaslian Indonesia (indigenous), dimana pondok pesantren tetap

mempertahankan tentang nilai-nilai keaslian Indonesia yang dapat

menumbuhkan sikap nasionalisme, Pesantren membantu anak-anak bangsa

memelihara segenap memori kolektif bangsa ini dari masa lalu tentang

kejayaannya, tentang segenap pengalamannya berhadapan dengan bangsa-

bangsa asing, hingga membantu mereka mengingat kembali perjuangan

orang-orang yang berkorban untuk bangsa dan tanah air ini. Mekanisme itu

dilakukan dengan memelihara sejumlah tradisi, ritual, upacara dan segenap

praktik-praktik keagamaan, kesenian dan berkebudayaan yang

menghubungkan satu generasi ke generasi berikutnya, sehingga solidaritas

2 Jurnal Civics, Media Kajian Kewarganegaraan ,Vol 15 No. 2 Tahun 2018, h. 103 – 110

Page 20: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

3

berbangsa, persatuan dan kebersamaan di antara komponen bangsa ini jadi

terjaga.3

Pondok Pesantren juga menjadi wadah kaderisasi anak- anak bangsa

untuk menjadi pemimpin di masa depan, calon- calon pemimpin bangsa

yang dikader untuk menjadi pelindung, penjaga dan pemelihara tradisi-

tradisi berkebudayaan bangsa ini. Selain itu, pesantren juga menjadi pusat

pemeliharaan berbagai tradisi keilmuan yang diproduksi oleh anak-anak

bangsa ini. Mulai dari tradisi kesusastraan nusantara hingga tradisi ilmu-ilmu

sosial pesantren. Puncak dari jiwa nasionalisme yang ditunjukkan pesantern,

khusunya para ulama sebagai “the founding fathers” negara ini yaitu saat

disepakatinya pengggantian tujuh kata dalam Sila pertama Piagam Jakarta,

yang semula berbunyi “Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat

Islam bagi pemeluk-pemeluknya” dan diganti dengan “Ketuhanan Yang

Maha Esa”.4

Dalam sejarah perkembangan bangsa Indonesia pesantren memiliki

peran yang cukup penting. Kyai dan para santri telah mendukung sejarah

pembentukan negara kesatuan republik Indonesia (NKRI). Para kyai dan

berbagai santri ikut serta dalam menumpas penjajah di Indonesia, dari

kalangan pesantren sudah banyak menghasilkan para pahlawan-pahlawan

sampai Indonesia merdeka seperti Hasyim Asy‟ari, Ahmad Dahlan, Mas

3 Agama RI, Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah tentang Pendidikan, (Jakarta,

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, h. 8 – 9 4 Moesa, Ali Maschan, Nasionalisme Kiai Konstruksi Sosial Berbasis Agama. Yogyakarta:

LKiS Yogyakarta, h. 26

Page 21: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

4

Mansur, Abdurahman Wahid atau Gus Dur yang telah menjadi presiden

yang keempat republik Indonesia. Meskipun memiliki peran penting dalam

masyarakat dan bangsa pesantren tetap dianggap sebagai lembaga yang

terbelakang bahkan dianggap sangat statis karena yang diajarkan produk

produk pemikiran ulama masa lampau yang sudah kehilangan relevensinya

dalam kehidupan modern.

Memasuki era globalisasi yang kompetitif dan terbuka, nilai-nilai

masyarakat yang terkandung dalam Pancasila dan UUD 1945 mulai

memudar. Gejalanya bisa dilihat dari banyak kalangan anggota masyarakat

yang tidak lagi memahami kedudukan, fungsi, dan makna Pancasila dalam

kehidupan berbangsa dan bernegara. Di kalangan generasi muda,

menunjukkan bahwa banyak di antara mereka yang tidak mengetahui lagi

bahwa Pancasila adalah dasar negara dan ideologi nasional Indonesia.5

Gejala seperti ini sudah terlihat sejak era reformasi 1998 dan sejak era ini

Pancasila tidak mendapatkan porsi yang memadai dalam sistem pendidikan.6

Generasi muda juga tidak mengenal lagi pengertian, makna, unsur-unsur,

dan nilai-nilai Pancasila dalam susunan dan kedudukan serta fungsinya yang

benar.7 Banyak generasi muda yang tidak hapal teks Pancasila, hal yang

lebih menghawatirkan adalah terjadinya dekradasi moral anak bangsa seperti

5 Ana Irhandayaningsih, Peranan Pancasila Dalam Menumbuhkan Kesadaran Nasionalisme

Generasi Muda Di Era Global (Semarang: Jur. Perpustakaan FIB, 2015), h. 1 6 Al Chaidar dan Herdi Sahrasad, “Negara, islam, dan Nasionalisme sebuah Perspektif”

Kawistara, Vol.3, No. 1, 21 April 2013, h. 42 7 Piliang, Y.A., Dunia yang Dilipat: Realitas Kebudayaan Menjelang Milenium ketiga dan

Matinya Posmodernisme, (Bandung: Mizan, 1998), h. 5

Page 22: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

5

tindakan anarkisme, intoleransi, dan budaya korupsi.8 Melihat realitas

semacam itu, tidak mengherankan kalau generasi muda buta akan jati diri

bangsa yang bersumber pada Pancasila.

Dewasa ini perkembangan dunia semakin modern dan mengalami

kemajuan yang pesat. Kemajuan masyarakat dunia memberi dampak yang

positif dan negatif terhadap arah masyarakat modern ke depan. Menurut

Muhaimin, dinamika global saat ini cenderung mengarah pada liberalisme

dan post modernisme.9 Manusia modern cenderung bersikap materialistik

dan positifistik dalam menjalani kehidupan. Hegemoni sikap tersebut akan

membuat krisis multidemensi bagi manusia itu sendiri dalam segala aspek

kehidupan sosial karena ketidaksesuaian antara unsur-unsur masyarakat.10

Sikap materialistik dan posifitistik mengantarkan manusia dalam

penghancuran jiwa dan munculnya krisis multidimensi. Menurut

Kartanegara, krisis multidimensi ini menimbulkan disorientasi pada manusia

modern.11

Manusia modern cenderung semakin jauh dari nilai-nilai

ketuhanan yang berdampak pada psikologis dan spiritual yang lambat laun

akan menyebabkan “kehampaan spiritual”.12

Menurut Adz Dzakiey, generasi muda Indonesia saat ini mengalami

dua sisi yaitu krisis jati diri (identitas) dan krisis nasionalisme. Sementara itu

8 Huriah Rachmah, Nilai-Nilai dalam Pendidikan Karakter Bangsa yang berdasarkan

Pancasila dan UUD 1945”, Widya, Volume 1 Nomor 1 Juli-Desember 2013, h. 8 9 Muhaimin, 1993, Pemikiran Pendidikan Islam: Kajian Filosofik dan Kerangka Dasar

Operasionalisasinya, Bandung: Trigenta Raya, h. 21 10

Soekanto, S., 2000, Sosiologi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, h. 45 11

Kartanegara, M., 2006, Menyelami Lubuk Tasawuf, Jakarta: Erlangga, h. 226 12

Subeidi, 2011, “Konsep Pendidikan Sufistik „Abdul Wahab Asy-Sya‟rani”, Jurnal

Khatulistiwa (Journal of Islamic Studies), Vol. 1, No. 2, September 2011, h. 120

Page 23: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

6

kondisi berbangsa dan bernegara saat ini mengalami krisis nilai-nilai

ketuhanan, krisis nilai-nilai moral, krisis nilai- nilai psikologis (mental), dan

krisis nilai-nilai. Padahal pemuda mempunyai posisi yang strategis dalam

segala aspek kehidupan terutama dalam mengawal tercapainya tujuan

kemerdekaan Tanah Air.13

Pemuda merupakan garda depan dalam pembangunan suatu bangsa

sebagai tulang punggung bagi suatu negara. Pemuda merupakan entitas masa

“transisi” yaitu dari anak-anak menuju masa dewasa, dari pendidikan menuju

pekerjaan, dari keluarga asal ke keluarga tujuan.14

Posisi pemuda yang

demikian itu mempunyai peranan penting dalam perubahan sosial untuk

menjaga sikap nasionalisme yaitu berpegang pada falsafah Pancasila. Peran

penting pemuda berbanding lurus dengan tantangan yang dihadapi baik dari

dalam diri generasi muda sendiri maupun tantangan dari luar yaitu

pembangunan masyarakat dan lingkungan.15

Salah satu tantangan dari luar

diri pemuda ialah terdapat ancaman yang bersifat jangka panjang dengan

merusak moral dan mental dalam berbagai macam cara.16

Penurunan kualitas

moral merupakan ancaman pemuda saat ini. Hal ini dapat dilihat dari

berbagai contoh kasus yang merebak seperti adanya praktek korupsi, konflik

13

Adz-Dzakey, H. B., 2009, Prophetic Leadership, Yogyakarta: Al Manar, h. 7 14

Lloyd, C. (ed.), 2005, Growing Up Global: The Changing Transitions to Adulthood in

Developing Countries, Washington: The National Academies Press, h. 22 15

Departemen Agama Republik Indonesia, 1987, Moral Agama, Suluh Kepribadian

Pemuda dalam menghadapi Budaya Massa, Jakarta: Proyek Penguatan Mahasiswa Departemen

Agama Republik Indonesia, h. 12 – 13 16

Alfandi, W., 2002, Reformasi Indonesia, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, h.

208

Page 24: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

7

sosial, meningkatnya kriminalitas, dan lain-lain.17

Pemuda saat ini cenderung

membicarakan hal-hal yang bersifat rasional seperti mode dan gaya hidup

dibandingkan semangat ideologi kebangsaan (Adib, 2010: 80).18

Fenomena yang memprehatinkan lagi yaitu munculnya fenomena

alumni pondok pesantren yang berideologi radikal (mengaku jihad) dan anti

nasionalis. Kelompok garis keras ini beranggapan bahwa cara kekerasan ini

lebih efektif dibanding dengan pola pendidikan yang dinilai terlalu lambat.

Fenomena radikalisme yang berjuang pada aksi kekerasan tidak menutup

kemungkinan ditahun-tahun mendatang akan terus menjadi ancaman

sekaligus tantangan toleransi agama-agama di negri kita, dengan demikian

menghadirkan pemahaman keagamaan anti kekerasan dengan segenap nilai-

nilai kearifan pendidikan di pesantren, barangkali sebagian upaya untuk

membangun kesadaran normatif teologis dan juga kesadaran sosial, dimana

kita hidup di tengah masyarakat. Kesadaran sosial dimana kita hidup di

tengah masyarakat yang plural, dari segi agama, budaya, etnis dan berbagai

keragaman sosial laianya.

Radikalisme Islam menjadi topik yang sering dibicarakan di berbagai

belahan dunia pada awal abad ke-21 ini. Setelah cukup lama tidak terdengar

suaranya, setelah Uni Soviet menarik diri dari Afghanistan akhir tahun 1979-

an, kini dunia internasional menghadapi kenyataan munculnya ancaman baru

17

Megawangi, R., 2004, Pendidikan Karakter Solusi yang Tepat Untuk Membangun

Bangsa, Bandung: Bpmigas dan Energi, h. 14 18

Adib, M., 2010, Ecxellence with Morality: Mutiara Jati Diri Universitas Airlangga dan

Identitas Kebangsaan, Malang: Bayu Media, h. 80

Page 25: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

8

berupa aksi kekerasan teroristik yang diduga kuat melibatkan kelompok-

kelompok Islam radikal.19

Selain itu, juga banyak bermunculan gerakan

Islam keras, fundamentalis, dan lain-lain.20

Bentuk-bentuk gerakan Islam keras ini berkembang sangat pesat

hingga muncul di berbagai pelosok negeri, termasuk salah satunya adalah

gerakan Islam radikal yang menyebarkan paham- paham radikalisme. Hal ini

bisa dilihat dari banyak serangan baku tembak, bom bunuh diri, serangan

fisik, terorisme atau yang lainnya. Kasus seperti ini menjadi bukti bahwa

kekerasan berbalut agama masih terus bermunculan.21

Adanya konflik agama tersebut disebabkan karena adanya pemahaman

yang keliru terhadap agama. Agama dipahami dan ditafsiri secara tekstual

dan literal, sehingga misi Islam menghadirkan kedamaian dan rahmat

tereduksi oleh pemahaman yang sempit.22

Dari sinilah muncul istilah

radikalisme agama yang terkenal dengan sikap dan pemikirannya yang

sempit dan tidak mau berdialog dengan agama lain.

Pandangan Islam nasionalisme adalah sebuah bentuk perasaan untuk

memupuk rasa memiliki bersama dalam suatu bangsa. Berlandaskan pada

rasa tanggung jawab terhadap negara untuk kesejahteraan bangsa dan negara

19 M Zaki Mubarak, Genealogi Islam Radikal di Indonesia: Gerakan, Pemikiran, dan

Prospek Demokrasi, (Jakarta: Pustaka LP3SP, 2007), h.1 20 Khamami Zada, Islam Radikal: Pergulatan Ormas-ormas Islam Garis Keras di

Indonesia, (Jakarta: Teraju, 2002), h. 87 21

Zainuddin dkk, Radikalisme Keagamaan & Perubahan Sosial, (Surakarta:

Muhammadiyah University Press, 2002), h. 3 22

Bustanul Arifin, “Implikasi Prinsip Tasamuh,” (Toleransi) dalam Interaksi Antar Umat

Beragama”, Jurnal Fikri 1 (2016): h. 395

Page 26: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

9

untuk semua golongan yang ada di dalam negara tersebut.23

Globalisasi

memiliki peran besar dalam menumbuhsuburkan gerakan-gerakan

radikalisasi massa. Nilai-nilai kebangsaan harus ditanamkan pada para santri

di pondok Pesantren. Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan Islam

tertua yang merupakan produk budaya Indonesia dan telah lama berurat akar

di negeri ini. Semakin besar efek yang ditimbulkan globalisasi, maka nilai-

nilai kebangsaan Indonesia akan terpinggirkan bahkan terancam.24

Namun demikian, pancasila sebagai ideologi bangsa masih memiliki

relevansi dan kesaktian sebagai landasan pembangunan karakter bangsa

Indonesia untuk menjadikan Indonesia sebagai bangsa mandiri di era

globalisasi dengan keanekaragaman suku bangsa, adat istiadat hingga

berbagai macam agama dan aliran kepercayaan. Ada berbagai nilai

tradisional yang layak kita warisi dalam rangka mempertahankan budaya

nasional kita.25

Dengan kondisi sosiokultur yang begitu heterogen

dibutuhkan sebuah ideologi yang netral namun dapat mengayomi berbagai

keragaman yang ada di Indonesia. Karena itu dipilihlah Pancasila sebagai

dasar negara.26

Berdasarkan uraian di atas, dengan berbagai data dan fakta, jika suatu

pesantren melakukan upaya penanaman nilai-nilai Pancasila pada kehidupan

23

Madjid, N., 1997, Bilik-Bilik Pesantren: Sebuah Potret Perjalanan, Jakarta: Paramadina,

h. 395 24

Jurnal Vidya Karya | Volume 31, Nomor 1, April 2016, h. 8 25

Djoko Dwiyanto, Ignas. G. Saksono, Ekonomi (Sosialis) Pancasila Vs Kapitalisme,

Keluarga Besar Marhenisme, Yoyakarta, 2011, h. 19 26

Admin, Pemilihan Ideologi Pancasila, http://www.pemilihan_ideologi_pancasila.com/ 14

Agustus 2007, h. 1

Page 27: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

10

santri dengan berbagai tantangan dan kendala yang dihadapi saat ini, maka

santri bukan hanya nampak identitasnya sebagai orang yang beragama,

namun, identitas kewarganegaraannya juga semakin jelas. Kepatuhan santri

berdasarkan yang digariskan Pancasila, menjadi cerminan santri adalah

warga negara yang baik. Dengan hal tersebut, bahwa Pancasila sebagai

kristalisasi dari agama Islam memang tidak diragukan lagi.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarakan latar belakang masalah yang sudah dikemukakan di atas,

penulis mempunyai gambaran komprehensif tentang Strategi Penanaman

Ideologi Kebangsaan di Pondok Pesantren Ash – Shiddiqi Mataram Ilir

Seputih Surabaya Lampung Tengah, dengan mengidentifikasi beberapa

permaslahan sebagai berikut : Pondok Pesantren adalah lembaga pendidikan

Islam tertua yang merupakan produk budaya Indonesia, pondok pesantren

tetap mempertahankan tentang nilai – nilai keaslian Indonesia yang dapat

menumbuhkan sikap nasionalisme, pondok pesantren juga menjadi wadah

kaderisasi anak- anak bangsa untuk menjadi pemimpin di masa depan, calon-

calon pemimpin bangsa yang dikader untuk menjadi pelindung, penjaga dan

pemelihara tradisi-tradisi berkebudayaan bangsa ini, namun masihkah

pondok pesantren di era saat ini mampu menjaga dan mempertahankan nilai

– nilai keaslian Indonesia sehingga menumbuhkan sikap nasionalisme yang

tinggi. Meskipun memiliki peran penting dalam masyarakat dan bangsa

Page 28: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

11

pesantren tetap dianggap sebagai lembaga yang terbelakang bahkan

dianggap sangat statis karena yang diajarkan produk - produk pemikiran

ulama masa lampau yang sudah kehilangan relevansinya dalam kehidupan

modern, globalisasi memiliki peran besar dalam menumbuhsuburkan

gerakan-gerakan radikalisasi massa. Semakin besar efek yang ditimbulkan

globalisasi, maka nilai-nilai kebangsaan Indonesia akan terpinggirkan

bahkan terancam, mampukah lembaga pondok pesantren menghilangan

pandangan negatif masyarakat khususnya di pondok pesantren Ash- Shiddiqi

dan bisa menanamkan ideologi kebangsaan yaitu pancasila sehingga

mewujudkan generasi yang memiliki rasa cinta terhadap tanah airnya.

C. Batasan Masalah

Mengingat begitu banyaknya masalah yang terdapat dalam identifikasi

tersebut, maka tidak mungkin semuanya dapat dikaji dalam penelitian ini,

karena keterbatasan waktu, dana, dan kemampuan. Oleh karena itu penelitian

ini akan di batasi pada dua masalah pokok yaitu Strategi Penanaman

Ideologi Kebangsaan di Pondok Pesantren Ash – Shiddiqi Mataram Ilir

Seputih Surabaya Lampung Tengah.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah diatas, maka penulis merumuskan dalam

tesis ini bagaimana menanamkan Ideologi Kebangsaan di Pondok Pesantren

Page 29: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

12

Ash – Shiddiqi Mataram Ilir Seputih Surabaya Lampung Tengah dengan

pokok permasalahan sebagai berikut :

1. Seperti apa Profil Pondok Pesantren Ash – Shiddiqi Mataram Ilir

Seputih Surabaya Lampung Tengah ?

2. Dimana Ideologi Kebangsaan di tempatkan dalam Kurikulum Pondok

Pesantren Ash – Shiddiqi Mataram Ilir Seputih Surabaya Lampung

Tengah ?

3. Kendala apa yang di hadapi dalam Penanaman Ideologi Kebangsaan di

Pondok Pesantren Ash – Shiddiqi Mataram Ilir Seputih Surabaya

Lampung Tengah ?

E. Tujuan Penelitian

Beranjak dari rumusan masalah yang sudah di jelaskan di atas, maka

penelitian ini bertujuan :

1. Ingin mengetahui Profil Pondok Pesantren Ash – Shiddiqi Mataram Ilir

Seputih Surabaya Lampung Tengah.

2. Ingin mengetahui di mana Ideologi Kebangsaan di tempatkan dalam

Kurikulum Pondok Pesantren Ash – Shiddiqi Mataram Ilir Seputih

Surabaya Lampung Tengah

3. Ingin mengetahui kendala apa yang di hadapi dalam penanaman

Ideologi Kebangsaan di Pondok Pesantren Ash – Shiddiqi Mataram Ilir

Seputih Surabaya Lampung Tengah.

Page 30: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

13

F. Manfaat Penelitian

Secara umum penelitian tesis ini diharapkan bermanfaat bagi seluruh

masyarakat yang berkepentingan, terutama bagi lembaga podndok pesantren

yang berada di persada nusantara ini, khususnya bagi peneliti diharapkan

bermanfaat dalam beberapa hal, seperti:

1. Memperkaya khazanah pengetahuan tentang Strategi Penanaman

Ideologi Kebangsaan di Pondok Pesantren.

2. Menambah wawasan bagi para pengelola pendidikan terutama pondok

pesantren, yakni dalam menanamkan Ideologi Kebangsaan.

3. Menjadi kajian lebih lanjut bagi peneliti lain yang tertarik terhadap

Strategi Penanaman Ideologi Kebangsaan di Pondok Pesantren.

4. Menjadi bahan pertimbangan bagi lembaga terkait, dalam

menanamkan Ideologi Kebangsaan.

G. Penelitian Relevan

Penelitian yang berkaitan dengan Ideologi Kebangsaan yaitu Pancasila

sudah banyak dilaksanakan oleh para ahli, namun penelitian ini akan

difokuskan pada Strategi Penanaman Ideologi Kebangsaan di Pondok

Pesantren Ash – Shiddiqi Mataram Ilir Seputih Surabaya Lampung Tengah.

Untuk melengkapi literatur sebagai bahan informasi yang dibutuhkan dalam

penelitian maka dibutuhkan tinjauan penelitian terdahulu yang relevan,

diantaranya :

Page 31: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

14

Muhammad Bimo Sakti (2018), Peranan Pondok Pesantren

Menumbuhkan Wawasan Kebangsaan Kepada Santri (Studi Kasus Di

Pondok Pesantren Darul Ulum Kecamatan Seputih Banyak), Skripsi

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung Bandar

Lampung, 2108. Dalam penelitianya mendiskripsikan tentang peranan

pesantren dalam menumbuhkan wawasan kebangsaan kepada santri.

Fatiyah (2017), Pemahaman Santri Mahasiswa Terhadap Nilai-

Nilai Pancasila, Jurnal Adabiyah Vol. 17 Nomor 1/2017. Dalam

penelitianya mendiskripsikan tentang pemahaman santri mahasiswa terhadap

nilai-nilai pancasila dengan menganalisis pemahaman santri mahasiswa

Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan kalijaga Yogyakarta terhadap

nilai- nilai Pancasila sebagai dasar negara.

Agus Prasetyo dan Bambang Sumardjoko (2016), Penanaman

Nilai-Nilai Kebangsaan Di Pondok Pesantren Khalafiyah (Studi Kasus Di

Pondok Pesantren Al Huda Doglo Candigatak Cepogo Boyolali). Jurnal

Vidya Karya | Volume 31, Nomor 1, April 2016 Prodi Ppkn Fkip Universitas

Muhammadiyah Surakarta. Dalam penelitianya mendiskripsikan tentang

penanaman nilai-nilai kebangsaan yang dilakukan pengajar kepada santri di

pondok pesantren Al Huda Doglo Candigatak Cepogo Boyolali.

Hendri, Cecep Dermawan dan Muhammad Halimi (2018),

Penanaman nilai-nilai Pancasila pada kehidupan santri di pondok

pesantren. Jurnal Civics: Media Kajian Kewarganegaraan Vol. 15 No. 2

Tahun 2018, Departemen Pendidikan Kewarganegaraan, Universitas

Page 32: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

15

Pendidikan Indonesia, Bandung. Dalam peneitianya mendiskripsikan tentang

aktivitas pesantren dalam menanamkan nilai- nilai Pancasila pada kehidupan

santri.

Nur Rois, S.Pd.I., M.Pd.I (2017), Penanaman Nilai – Nilai

Nasionalisme Dalam Pendidikan Pondok Pesentren Miftahul Ulum Ungaran

Timur Kabupaten Semarang, Jurnal Pendidikan Agama Islam Universitas

Wahid Hasyim. Dalam penelitianya mendiskripsikan tentang penanaman

nilai-nilai nasionalisme dalam lingkup kehidupan sehari-hari di Pondok

Pesantren Miftahul Ulum Susukan Kab. Semarang.

Firdyan Andramika (2013), Menumbuhkan Sikap Nasionalisme Santri

(Studi Kasus Di Pondok Pesantren Modern Assalaam, Desa Gandoan,

Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung), Skripsi Jurusan Sejarah

Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang. Dalam penelitianya

mendiskripsikan tentang menumbuhkan sikap nasionalisme santri (studi

kasus di pondok pesantren modern assalaam, desa gandoan, kecamatan

kranggan kabupaten temanggung).

H. Sistematika Penulisan

Dalam tesis ini penulis membagi penelitian terdiri atas lima bab,

selanjutnya secara holistic tiap-tiap bab yang terdiri atas beberapa sub bab

secara garis besar hasil penelitian ini sebagai berikut:

Bab Pertama Pendahuluan : Sebagai gambaran untuk memberikan

pola pemikiran bagi keseluruhan tesis ini pendahuluan yang meliputi : Latar

Page 33: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

16

Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Pembatasan Masalah, Rumusan

Masalah, Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian.

Bab Kedua Kajian Teori : Bab ini berisi teori – teori hasil penelusuran

pustaka yang digunakan sebagai dasar dalam penelitian tentang Strategi

Penenaman Ideologi Kebangsaan di Pondok Pesantren.

Bab Ketiga Metodologi Penelitian : Bab ini berisi uraian tentang

Disain Penelitian, Sumber data, Teknik Pengumpulan Data dan Teknik

Analisis Data yang digunakan.

Bab Keempat Hasil penelitian dan pembahasan : Berisi tentang Profil,

Strategi yang diterapkan dalam menanamkan ideologi kebangsaan dan

Hambatan yang di alami dalam menanamkan idoelogi kebangsaan di Pondok

Pesantren Ash – Shiddiqi Mataram Ilir Seputih Surabaya Lampung Tengah.

Bab Kelima Penutup : yang memuat kesimpulan dari permasalahan

yang dikemukakan. Kemudian diharapkan dari kesimpulan ini dapat ditarik

benang merahnya terhadap uraian-uraian sebelumnya dan memuat saran-

saran penulis terhadap strategi penanaman ideologi kebangsaan di pondok

pesantren.

Page 34: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

17

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Ideologi Kebangsaan

1. Pengertian Ideologi

Ideologi secara umum merupakan sistem keyakinan yang dianut

oleh masyarakat untuk menata dirinya sendiri. Ideologi menjadi pusat

perdebatan banyak pakar di Amerika Serikat pada era setelah Perang

Dingin setelah Perang Dunia II. Dua pendapat yang terkenal antara lain

Daniel Bell yang menyimpulkan dalam bukunya Matinya Ideologi

telah meramalkan bahwa ideologi telah sampai kepada ajalnya.1 Dan

ramalan itu terbukti dengan hancurnya komunisme pada abad.

Kehancuran komunisme seakan-akan membenarkan “ideologi yang

baru” seperti yang telah dicetuskan oleh Francis Fukuyama dalam

bukunya The end of history and the last men.2 Namun bagaimanapun

juga tesis Fukuyama merupakan suatu ideologi baru yaitu kepercayaan

pada ideologi liberalisme.

1 Daniel Bell. Matinya Ideologi. Magelang: Indonesia Tera, 2001.

2 Francis Fukuyama. The end of history and the last men; kemenangan kapitalisme dalam

ideologi liberal. Yogyakarta: Qalam, 2003

Page 35: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

18

Istilah ideologi pertama kali digunakan oleh seorang filsuf

Perancis, Destutt de Tracy, pada tahun 1796. Destutt de Tracy

menggunakan kata ideologi untuk menunjuk pada suatu bidang ilmu

yang otonom, ialah analisis ilmiah dari berpikir manusia, otonom

dalam arti lepas dari metafisika tetapi juga untuk mendefinisikan

"sains tentang ide". Ideologi dapat dianggap sebagai visi yang

komprehensif, sebagai cara memandang segala sesuatu (bandingkan

Weltanschauung)3, sebagai akal sehat dan beberapa kecenderungan

filosofis, atau sebagai serangkaian ide yang dikemukakan oleh kelas

masyarakat yang dominan kepada seluruh anggota masyarakat (definisi

ideologi marxisme).

Kajian mengenai ideologi lahir pada abad 19 yang disebut abad

ideologi. Marx berpendapat dalam bukunya yang berjudul German

Ideology bahwa :

“The Ideas of the rulling class are, in every age, the rulling

ideas:i.e. the class, which is the dominant material force in

society, is the same time the dominant intellectual force”.

Marx memandang dalam ideologi sangat erat dengan kekuasaan yang

terpusat pada negara atau masyarakat politik berhadap- hadapan

dengan masyarakat sipil. Pandangan Marx mengenai hubungan antara

kekuasaan dan ideologi yang berpusat pada negara tersebut ditentang

oleh Antonio Gramsci. Menurut Gramsci, ideologi yang dominan tidak

hanya dapat dimenangkan melalui jalan revolusi atau kekerasan oleh

3 Lorens Bagus. Kamus Filsafat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2000, h. 1178

Page 36: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

19

institusi-institusi negara tapi juga dapat melalui jalan hegemoni

melalui institusi-institusi lain, seperti institusi agama, pendidikan,

media massa, dan keluarga.4 Dalam hal ini bisa melalui juga dalam

suatu ormas.

Salah seorang pemikir posmodernis abad 20, Louis Althusser

mengatakan bahwa ideologi merupakan sistem keyakinan yang

menyembunyikan kontradiksi-kontradiksi internalnya. Artinya, dalam

setiap ideologi disembunyikan kontradiksi- kontradiksi dalam ajaran-

ajarannya. Misalnya, di dalam ajaran demokrasi liberal terdapat

kelemahan-kelemahan yang merugikan sesama manusia dalam

pemberian kesempatan untuk berkembang. Manusia yang gagal

merupakan orang-orang yang tidak mampu mencapai kesuksesan dan

bukan kontradiksi dalam sistem ekonomi itu sendiri. Foucalt

menyimpulkan bahwa ideologi tersangkut dengan empat hal, yaitu:

a. Ekonomi sebagai basisnya

b. Kelas yang berkuasa

c. Kekuasaan represif

d. Sesuatu yang berlawanan dengan kebenaran sejati.5

Sehingga tidak mengherankan apabila ideologi ditemukan tidak hanya

dalam domain politik tetapi juga pada bidang-bidang ilmu lain yang

4 Donny Gahral Adian, Arus Pemikiran Kontemporer, (Yogyakarta: Jalasutra, 2001), h. 121-

127 5 Donny Gahral Adian, Arus Pemikiran Kontemporer, h.128

Page 37: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

20

membentuk social action.6 Seperti yang dikemukakan oleh Winston

Churchill dalam pidatonya tanggal 5 September 1943, “The empires

of the future are the empires of the mind”.7 Sebagaimana telah dikutip

oleh Firmanzah bahwa Winston Churchill secara jelas menyatakan

bahwa untuk dapat menguasai dunia, cukup dengan menguasai pikiran

masyarakat luas.8

Ideologi juga dapat didefinisikan sebagai aqidah 'aqliyyah

(akidah yang sampai melalui proses berpikir) yang melahirkan aturan-

aturan dalam kehidupan.9 Di sini akidah ialah pemikiran menyeluruh

tentang alam semesta, manusia, dan hidup; serta tentang apa yang ada

sebelum dan setelah kehidupan, di samping hubungannya dengan

sebelum dan sesudah alam kehidupan. Dari definisi di atas, sesuatu

bisa disebut ideologi jika memiliki dua syarat, yakni: Ide yang meliputi

aqidah 'aqliyyah dan penyelesaian masalah hidup.10

Jadi, ideologi

harus unik karena harus bisa memecahkan problematika kehidupan.

Metode yang meliputi metode penerapan, penjagaan, dan

penyebarluasan ideologi. Jadi, ideologi harus khas karena harus

disebarluaskan ke luar wilayah lahirnya ideologi itu. Jadi, suatu

6SocialActionTheory,

http://www.apla.org/accionmutua/pdf/Social%20Action%20Theory.pdf, diunduh tanggal 20

September 2019. 7 Firmanzah. Mengelola Partai Politik. Ed. I. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008,

h.XXIX 8 Firmanzah. Mengelola Partai Politik, h.XXX

9 Achmad Reza, “Pengertian Ideologi”, http://sospol.pendidikanriau.com/2009/ 11/dalam

pembicaraan-sehari-hari-sering.html, diunduh tanggal 20 September 2019 10

HafidzAbdurrahman,„Aqidah’Aqliyyah‟,http://wisnusudibjo.wordpress.com/2009/01/24/%

E2%80 %98aqidah%E2%80%98aqliyyah/, diunduh tanggal 20 September 2019

Page 38: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

21

ideologi bukan semata berupa pemikiran teoretis seperti filsafat,

melainkan dapat dijelmakan secara operasional dalam kehidupan.

Menurut definisi kedua tersebut, apabila sesuatu tidak memiliki dua

hal di atas, maka tidak bisa disebut ideologi, melainkan sekedar

paham. Terlepas dari perdebatan-perdebatan para pemikir di atas,

namun pada kenyataannya ideologi itu selalu menentukan arah hidup

masyarakat.

2. Hakikat Ideologi

Dalam sejarah di Indonesia, ideologi seringkali dianut karena

manfaatnya.11

Akan tetapi orang menganut dan mendukung suatu

ideologi pada dasarnya juga karena keyakinan bahwa ideologi itu

benar. Ide-ide atau pengertian itu merupakan suatu sistem, suatu

perangkat yang menjadi suatu kesatuan, menjadi ideologi mengenai

manusia dan seluruh realitas. Setiap ideologi pada intinya pasti

mempunyai citra manusia tertentu. Dengan kata lain, setiap ideologi

pasti mempunyai suatu citra dan gambaran; manusia itu apa, dan

bagaimana relasi-relasinya dengan alam semesta dengan sesama

manusia dan dengan Penciptanya. Dikatakan: mengenai manusia dan

seluruh realitas, mengandung arti bahwa manusia itu mempunyai

11

Utojo Usman, Pancasila sebagai Ideologi: dalam Berbagai Bidang Kehidupan

Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara, Cet.III (Surabaya: Karya Anda, 1993), h. 48

Page 39: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

22

posisi tertentu, mempunyai kedudukan, berarti mempunyai hubungan

atau relasi.12

3. Tipe – Tipe Ideologi

Terdapat dua tipe ideologi sebagai ideologi suatu negara. Kedua

tipe tersebut adalah ideologi tertutup dan ideologi terbuka.13

Ideologi

tertutup adalah ajaran atau pandangan dunia atau filsafat yang

menentukan tujuan-tujuan dan norma- norma politik dan sosial, yang

ditasbihkan sebagai kebenaran yang tidak boleh dipersoalkan lagi,

melainkan harus diterima sebagai sesuatu yang sudah jadi dan harus

dipatuhi. Kebenaran suatu ideologi tertutup tidak boleh

dipermasalahkan berdasarkan nilai-nilai atau prinsip-prinsip moral

yang lain. Isinya dogmatis dan apriori sehingga tidak dapat dirubah

atau dimodifikasi berdasarkan pengalaman sosial. Karena itu ideologi

ini tidak mentolerir pandangan dunia atau nilai-nilai lain.

a. Ideologi Tertutup

Salah satu ciri khas suatu ideologi tertutup adalah tidak hanya

menentukan kebenaran nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar saja,

tetapi juga menentukan hal-hal yang bersifat konkret operasional.

Ideologi tertutup tidak mengakui hak masing-masing orang

12

H.A.R. Tilaar, Kekuasaan Pendidikan; Suatu Tinjauan dari Perspektif Pendidikan,

cet.1(Magelang: Indonesia Tera, 2003), h. 118 13

Franz Magnis-Suseno menyebutnya sebagai ideologi dalam arti penuh, ideologi terbuka,

dan ideologi implisit, h. 232-238

Page 40: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

23

untuk memiliki keyakinan dan pertimbangannya sendiri. Ideologi

tertutup menuntut ketaatan tanpa reserve.

Ciri lain dari suatu ideologi tertutup adalah tidak bersumber dari

masyarakat, melainkan dari pikiran elit yang harus dipropagandakan

kepada masyarakat. Sebaliknya, baik- buruknya pandangan yang

muncul dan berkembang dalam masyarakat dinilai sesuai tidaknya

dengan ideologi tersebut. Dengan sendirinya ideologi tertutup tersebut

harus dipaksakan berlaku dan dipatuhi masyarakat oleh elit tertentu,

yang berarti bersifat otoriter dan dijalankan dengan cara yang totaliter.

Contoh paling baik dari ideologi tertutup adalah Marxisme-Leninisme.

Ideologi yang dikembangkan dari pemikiran Karl Marx yang

dilanjutkan oleh Vladimir Ilianov Lenin ini berisi sistem berpikir mulai

dari tataran nilai dan prinsip dasar dan dikembangkan hingga praktis

operasional dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Ideologi Marxisme-Leninisme meliputi ajaran dan paham tentang (a)

hakikat realitas alam berupa ajaran materialisme dialektis dan ateisme;

(b) ajaran makna sejarah sebagai materialisme historis; (c) norma-

norma rigid bagaimana masyarakat harus ditata, bahkan tentang

bagaimana individu harus hidup; dan (d) legitimasi monopoli

kekuasaan oleh sekelompok orang atas nama kaum proletar.14

14

Franz Magnis-Suseno, ideologi terbuka, dan ideologi implisit, h.239

Page 41: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

24

b. Ideologi Terbuka

Tipe kedua adalah ideologi terbuka. Ideologi terbuka hanya

berisi orientasi dasar, sedangkan penerjemahannya ke dalam

tujuan-tujuan dan norma-norma sosial-politik selalu dapat

dipertanyakan dan disesuaikan dengan nilai dan prinsip moral

yang berkembang di masyarakat. Operasional cita-cita yang akan

dicapai tidak dapat ditentukan secara apriori, melainkan harus

disepakati secara demokratis. Dengan sendirinya ideologi

terbuka bersifat inklusif, tidak totaliter dan tidak dapat dipakai

melegitimasi kekuasaan sekelompok orang. Ideologi terbuka

hanya dapat ada dan mengada dalam sistem yang demokratis.

Tipe ideologi tertutup maupun terbuka masing-masing memiliki

acuan seperti pendapat Soerjanto Poespowardojo dalam buku Pancasila

sebagai ideologi: dalam berbagai bidang kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bermasyarakat sebagai berikut :

1) Ideologi ditangkap dalam artian negatif, karena dikonotasikan

dengan sifat totaliter, yaitu memuat pandangan dan nilai yang

menentukan seluruh segi kehidupan manusia secara total, secara

mutlak menurut manusia hidup dan bertindak sesuai dengan apa

yang digariskan oleh ideologi itu, sehingga akhirnya

mengingkari kebebasan pribadi manusia serta membatasi ruang

geraknya.

Page 42: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

25

2) Ideologi ditangkap dalam artian positif, terutama pada sekitar

Perang Dunia II karena menunjuk kepada keseluruhan,

pandangan cita-cita, nilai, dan keyakinan.15

Sesuai dengan pendapat Soerjanto Poespowardojo tersebut maka tipe

ideologi terbuka termasuk dalam artian yang positif karena ada pada

sistem demokrasi yang mengoperasionalkan seluruh cita-cita, nilai, dan

keyakinan secara holistik sesuai dengan perkembangan masyarakat.

4. Ideologi Dunia

Istilah ideologi negara mulai banyak digunakan bersamaan

dengan perkembangan pemikiran Karl Marx yang dijadikan sebagai

ideologi beberapa negara pada abad ke-18. Namun sesungguhnya

konsepsi ideologi sebagai cara pandang atau sistem berpikir suatu

bangsa berdasarkan nilai dan prinsip dasar tertentu telah ada sebelum

kelahiran Marx sendiri. Bahkan awal dan inti dari ajaran Marx adalah

kritik dan gugatan terhadap sistem dan struktur sosial yang eksploitatif

berdasarkan ideologi kapitalis.

Pemikiran Karl Marx kemudian dikembangkan oleh Engels dan

Lenin kemudian disebut sebagai ideologi sosialisme-komunisme.

Sosialisme lebih pada sistem ekonomi yang mengutamakan

kolektivisme dengan titik ekstrem menghapuskan hak milik pribadi,

15

Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji. Penelitian Hukum Normatif dan Tinjauan Singkat.

Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2010

Page 43: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

26

sedangkan komunisme menunjuk pada sistem politik yang juga

mengutamakan hak-hak komunal, bukan hak-hak sipil dan politik

individu.16

Ideologi tersebut berhadapan dengan ideologi liberalisme-

kapitalis yang menekankan pada individualisme baik dari sisi politik

maupun ekonomi.

Kedua ideologi besar tersebut menjadi ideologi utama negara-

negara dunia pasca perang dunia kedua hingga berakhirnya era perang

dingin. Walaupun demikian baik komunisme maupun kapitalisme

memiliki warna yang berbeda-beda dalam penerapannya di tiap

wilayah. Ideologi selalu menyesuaikan dengan medan pengalaman dari

suatu bangsa dan masyarakat. Komunisme Uni Soviet berbeda dengan

komunisme di Yugoslavia, Cina, Korea Utara, dan beberapa negara

Amerika Latin. Demikian pula dengan kapitalisme yang memiliki

perbedaan antara yang berkembang di Eropa Barat, Amerika Serikat,

dan Asia.

Walaupun negara-negara yang menganut kedua besaran ideologi

tersebut saling berhadap-hadapan, namun proses penyesuaian diantara

kedua ideologi tersebut tidak dapat dihindarkan. Kapitalisme, dalam

perkembangannya banyak menyerap unsur-unsur dari sosialisme.

Setelah mengalami krisis besar pada tahun 1920-an (the great

depression) Amerika Serikat banyak mengadopsi kebijakan-kebijakan

intervensi negara di bidang ekonomi untuk meningkatkan

16

Kuntara, Kelebihan Ideologi Pancasila Dibanding dengan Komunisme dan Liberalisme,

“Kertas Karya Perorangan (Taskap) Peserta Kursus Reguler Angktan ke XIX”, (Jakarta: Markas

Besar Angkatan Bersenjata Republik Indonesia Lembaga Pertahanan Nasional, 1986), h. 42.

Page 44: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

27

kesejahteraan rakyat. Kebijakan-kebijakan tersebut kemudian

berkembang menjadi konsep negara tersendiri, bahkan ada yang

menyebutnya sebagai ideologi, yaitu negara kesejahteraan (welfare

state) yang berbeda dengan ideologi kapitalisme klasik.

Di sisi lain, beberapa negara komunis yang semula sangat

tertutup lambat-laun membuka diri, terutama dalam bentuk pengakuan

terhadap hak-hak sipil dan politik. Proses demokratisasi terjadi secara

bertahap hingga keruntuhan negara-negara komunis yang ditandai

dengan tercerai-berainya Uni Soviet dan Yugoslavia pada dekade

1990-an. Ada yang menafsirkan bahwa keruntuhan Uni Soviet dan

Yugoslavia sebagai pilar utama adalah tanda kekalahan komunisme

berhadapan dengan kapitalisme. Bahkan Fukuyama pernah

mendalilkan hal ini sebagai berakhirnya sejarah yang selama ini

merupakan panggung pertentangan antara kedua ideologi besar

tersebut. Namun kesimpulan tersebut tampaknya terlalu premature.

Keruntuhan komunisme, tidak dapat dikatakatan sebagai kemenangan

kapitalisme karena dua alasan, yaitu (a) ide-ide komunisme, dan juga

kapitalisme tidak pernah mati; dan (b) ideologi kapitalisme yang ada

sekarang telah menyerap unsur-unsur sosialisme dan komunisme.

Ide-ide komunisme tetap hidup, dan memang perlu dipelajari

sebagai sarana mengkritisi sistem sosial dan kebijakan yang

Page 45: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

28

berkembang.17

Ide-ide tersebut juga dapat hidup kembali menjadi suatu

gerakan jika kapitalisme yang saat ini mulai kembali ke arah

libertarian berada di titik ekstrim sehingga menimbulkan krisis sosial.

Demikian pula halnya dengan gerakan-gerakan demokratisasi dan

perjuangan atas hak- hak individu akan muncul pada sistem yang

terlalu menonjolkan komunalisme.

5. Pancasila Sebagai Ideologi Negara

Ideologi berasal dari kata yunani yaitu iden yang berarti melihat,

atau idea yang berarti raut muka, perawakan, gagasan buah pikiran dan

kata logi yang berarti ajaran. Dengan demikian ideologi adalah ajaran

atau ilmu tentang gagasan dan buah pikiran atau science des ideas.18

Puspowardoyo (1992 menyebutkan bahwa ideologi dapat

dirumuskan sebagai komplek pengetahuan dan nilai secara keseluruhan

menjadi landasan seseorang atau masyarakat untuk memahami jagat

raya dan bumi seisinya serta menentukan sikap dasar untuk

mengolahnya. Berdasarkan pemahaman yang dihayatinya seseorang

dapat menangkap apa yang dilihat benar dan tidak benar, serta apa

yang dinilai baik dan tidak baik. Bila kita terapkan rumusan ini pada

Pancasila dengan definisi-definisi filsafat dapat kita simpulkan, maka

Pancasila itu ialah usaha pemikiran manusia Indonesia untuk mencari

17

Kuntara, Kelebihan Ideologi Pancasila Dibanding dengan Komunisme dan

Liberalisme,H.43 18

Al-Marsudi, Subandi. Pancasila dan UUD 1945 Dalam Paradigma Reformasi, (Jakarta:

PT. Raja Grafindo Persada, 2001), h. 57

Page 46: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

29

kebenaran, kemudian sampai mendekati atau menanggap sebagai suatu

kesanggupan yang digenggamnya seirama dengan ruang dan waktu.

Kemudian isi rumusan filsafat yang dinamakan Pancasila itu

diberi status atau kedudukan yang tegas dan jelas serta sistematis dan

memenuhi persyaratan sebagai suatu sistem filsafat. Termaktub dalam

Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke empat maka filsafat

Pancasila itu berfungsi sebagai Dasar Negara Republik Indonesia yang

diterima dan didukung oleh seluruh bangsa atau warga Negara

Indonesia. Demikian isi rumusan sila-sila dari Pancasila sebagai satu

rangkaian kesatuan yang bulat dan utuh merupakan dasar hukum, dasar

moral, kaidah fundamental bagi peri kehidupan bernegara dan

masyarakat Indonesia dari pusat sampai ke daerah-daerah.

Kalau dikaji dari butir-butir kelima sila dalam ideologi Pancasila

tersebut, sebenarnya sudah mencakup gambaran pembentukan karakter

manusia Indonesia yang ideal, sebagai mana yang diharapkan para

penggali dari pancasila itu sendiri. Gambaran pembentukan manusia

Indonesia seutuhnya itu, dapat diilustrasikan Pada sila pertama tersirat

bagaimana manusia Indonesia berhubungan dengan Tuhannya atau

kepercayaannya. Pada sila kedua tergambar bagaimana manusia

Indonesia harus bersikap hidup dengan orang lain sebagaimana

layaknya manusia yang punya pikiran dan ahklak hingga dia bisa

bersikap sebagai mahkluk yang tertinggi dibandingkan dengan

mahkluk lainnya yaitu binatang. Sila ketiga menerangkan bagaiama

Page 47: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

30

manusia Indonesia menciptakan suatu pandangan betapa pentingnya

arti persatuan dan kesatuan bangsa dari pada bercerai berai seperti

pada pepatah bersatu kita teguh dan bercerai kita runtuh. Sila keempat

telah menegaskan bagaimana manusia Indonesia

mengimplementasikan cara bersikap dan berpendapat serta

memutuskan sesuatu menyangkut kepentingan umum secara bijak

demi kelangsungan kehidupan berdemokrasi yang terlindungi antara

hak dan kewajibannya berimbang dalam mengimplementasikannya.19

Pada sila kelima dijabarkan bagaimana manusia Indonesia

mewujudkan suatu keadilan dan kemakmuran bagi seluruh masyarakat

Indonesia itu sendiri.

Dari penjabaran kelima sila tersebut di atas, maka sudah

sepantasnya bahwa Pancasila beserta kelima silanya itu layak dijadikan

sebagai pandangan dan pegangan hidup serta dijadikan sebagai

pembimbing dalam menciptakan kerangka berpikir untuk menjalankan

roda demokratisasi dan diimplementasikan dalam segala macam

praktik kehidupan menyangkut berbangsa, bernegara dan

bermasyarakat di dalam Negara kesatuan Republik Indonesia tercinta

ini. maka mengamalkan dan mengamankan Pancasila sebagai dasar

Negara mempunyai sifat imperatif dan memaksa, artinya setiap warga

Negara Indonesia harus tunduk dan taat kepadanya. Siapa saja yang

19

Al-Marsudi, Subandi. Pancasila dan UUD 1945 Dalam Paradigma Reformasi, h.58

Page 48: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

31

melangggar Pancasila sebagai dasar Negara, harus ditindak menurut

hukum yakni hukum yang berlaku di Indonesia.

6. Sejarah Perumusan Ideologi Pancasila

Nama Indonesia mulai dipakai untuk menyebut Kepulauan

Hindia Belanda pada bulan Maret 1942 pada saat pemerintah Hindia

Belanda menyerah pada bala tentara Jepang. Nama Indonesia itu untuk

pertama kalinya dahulu dipakai oleh orang Inggris bernama Logan

pada tahun 1850, kemudian pada tahun 1884 dipakai oleh Adolf

Bastian seorang etnograf. Nama Indonesia itu berasal dari bahasa

Yunani Indos dan nesos atau dalam bahasa Sanskerta nusa yang berarti

pulau.20

Jepang berusaha mendapat legitimasi untuk kekuasaan atas

Indonesia yang mereka duduki. Tanggal 20 Maret 1942 dibentuklah

pergerakan tiga A: Nippon Cahaya Asia, Nippon Pelindung Asia, dan

Nippon Pemimpin Asia. Inilah ideologi yang hendak dipaksakan

orang Jepang pada bangsa Indonesia. Mereka menyanggupi akan

memberikan kesejahteraan dan kebahagiaan. Mereka segera menyadari

bahwa tanpa Soekarno, M. Hatta dan pemimpin Indonesia lainnya,

mustahil akan dapat menguasai rakyat Indonesia. Maka dalam bulan

Juli 1942 Soekarno dipindahkan dari tempat pembuangannya ke tanah

Jawa.

20

Gunawan Setiardja,Hak-hak Asasi Manusia Berdasarkan Ideologi Pancasila, (Yogykarta:

Kanisius, 1993), h. 32-33

Page 49: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

32

Pada tanggal 8 Maret 1943 Jepang melancarkan suatu pergerakan

rakyat di Indonesia yang disebut Pusat Tenaga Rakyat (Putera)21

.

Tujuan Jepang ialah untuk membujuk kaum nasionalis sekuler dan

golongan intelektual agar mengerahkan tenaganya untuk membantu

Jepang. Empat tokoh Indonesia yang dianggap paling terkemuka, yang

dikenal dengan nama Empat Serangkai, yaitu Soekarno, M. Hatta,

K.H. Mansyur, dan pemimpin Taman Siswa Ki Hajar Dewantoro

mendapat kepercayaan untuk memimpin gerakan itu. Tetapi ternyata

gerakan Tiga A dan Putera kurang memuaskan hasilnya.22

Pada tanggal 1 Maret 1944 Putera dibubarkan, dan dibentuklah

suatu organisasi yang meliputi semua usaha tonarigumi (rukun

tetangga) dan Jawa Hokokai. Di dalam Jawa Hokokai ditonjolkan sifat

berbakti. Pemimpin tertinggi adalah Gunseikan, sedangkan Soekarno

menjabat sebagai Komon (penasihat). Keadaan Jepang pada

pertengahan tahun 1944 semakin buruk dan terus menerus menderita

kekalahan perang dari sekutu. Hal ini kemudian membawa perubahan

baru bagi pemerintah Jepang di Tokyo dengan janji kemerdekaan yang

di umumkan Perdana Mentri Kaiso tanggal 7 september 1944 dalam

sidang istimewa Parlemen Jepang (Teikoku Gikai) ke 85. Janji tersebut

kemudian diumumkan oleh Jenderal Kumakhichi Haroda tanggal 1

21

Modul Online” http://www.e-dukasi.net/mol/mo_full.php?moid=107&fname=s

ej204_05.html 22

Modul Online” http://www.e-dukasi.net/mol/mo_full.php?moid=107&fname=s

ej204_05.html

Page 50: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

33

Maret 1945 yang merencanakan pembentukan Badan Penyelidik

Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).

Sebagai realisasi janji tersebut pada tanggal 29 April 1945 kepala

pemerintahan Jepang untuk Jawa (Gunseikan) membentuk BPUPKI

dengan Anggota sebanyak 60 orang yang merupakan wakill atau

mencerminkan suku/golongan yang tersebar di wilaya Indonesia.

BPUPKI diketuai oleh DR Radjiman Wedyodiningrat sedangkan wakil

ketua R.P Suroso dan Penjabat yang mewakili pemerintahan Jepang

“Tuan Hchibangase”. Dalam melaksanakan tugasnya di bentuk

beberapa panitia kecil, antara lain panitia sembilan dan panitia

perancang UUD. Inilah langkah awal dalam sejarah perumusan

pancasila sebagai dasar negara. Secara ringkas proses perumusan

tersebut adalah sebagai berikut :

a. Mr. Muhammad Yamin, pada sidang BPUPKI tanggal 29 Mei

1945 menyampaikan rumus asas dan dasar degara sebagai

berikut:

1. Peri Kebangsaan

2. Peri Kemanusiaan

3. Peri Ketuhanan

4. Peri Kerakyatan

5. Kesejahteraan Rakyat.

Setelah menyampaikan pidatonya, Mr. Muhammad Yamin

menyampaikan usul tertulis naskah Rancangan Undang- Undang

Page 51: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

34

Dasar. Di dalam Pembukaan Rancangan UUD itu, tercantum rumusan

lima asas dasar negara yang berbunyi sebagai berikut :

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

2. Kebangsaan Persatuan Indonesia

3. Rasa Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan

dalam permusyawaratan Perwakilan

5. Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

b. Mr. Soepomo, pada tanggal 31 Mei 1945 antara lain dalam

pidatonya menyampaikan usulan lima dasar negara, yaitu sebagai

berikut :

1. Paham Negara Kesatuan

2. Perhubungan Negara dengan Agama

3. Sistem Badan Permusyawaratan

4. Sosialisasi Negara

5. Hubungan antar Bangsa.23

c. Ir. Soekarno, dalam sidang BPUPKI pada tanggal 1 Juni 1945

mengusulkan rumusan dasar negara adalah sebagai berikut :

1. Kebangsaan Indonesia

2. Internasionalisme atau peri kemanusiaan

3. Mufakat atau demokrasi

4. Kesejahteraan Sosial

23

PancasilasebagaiIdeologiTerbuka,http://mjieschool.multiply.com/journal/item/22/Pancasil

a_Sebagai_Ideologi_Terbuka_PKn_Kelas_XII_Semester_1_Bag_2, diunduh tanggal 20 September

2019

Page 52: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

35

5. KeTuhanan yang berkebudayaan.

d. Panitia Kecil pada Sidang PPKI, tanggal 22 Juni 1945, memberi

usulan rumusan dasar negara adalah sebagai berikut:

1. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam

bagi pemeluk-pemeluknya.

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab

3. Persatuan Indonesia

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah

kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.24

Rumusan akhir Pancasila yang ditetapkan pada tanggal 18

Agustus 1945, dalam sidang PPKI merumuskan sebagai berikut:

a. Ketuhanan Yang Maha Esa

Sebagai hasil refleksi terhadap hidup manusia Indonesia sejak

zaman kuno, khususnya dalam hidup masyarakat desa, para pendiri

negara kita sampai pada kesimpulan: manusia Indonesia mengakui

Tuhan yang satu adanya, entah dengan adanya, entah dengan sebutan

Tuhan, Widi, Widi, Wasa, Sang Hyang Hana, Gusti atau Allah.

Adanya dunia dengan segala isinya mendorong manusia ke dalam

keyakinan: ada suatu realitas, yang tertinggi, yang menjadi sumber

adanya seluruh realitas di dunia sebagai sebab yang pertama, sebagai

causa prima. Bagaimana orang-orang menghayati keyakinannya,

24

PancasilasebagaiIdeologiTerbuka,http://mjieschool.multiply.com/journal/item/22/Pancasil

a_Sebagai_Ideologi_Terbuka_PKn_Kelas_XII_Semester_1_Bag_2, diunduh tanggal 20 September

2019

Page 53: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

36

bagaimana mereka bertaqwa, mengabdi kepada Tuhan, tergantung

pada pribadi masing-masing. Maka di Indonesia ada kebebasan

beragama. Indonesia bukan negara “teokratis”, bukan negara agama

yaitu negara yang dalam penyelenggaraan kehidupan berpemerintahan

berdasarkan kekuasaan (kratia) Tuhan (Theos) menurut ajaran agama

tertentu.25

Para pemeluk agama dan para penganut kepercayaan bebas

dalam menghayati dan melaksanakan keyakinan mereka, saling

menerima serta saling menghargai dengan penuh toleransi dan dengan

semangat kerjasama yang serasi.

b. Kemanusiaan yang Adil dan Beradap

Bangsa Indonesia mempunyai gambaran atau citra manusia

sendiri. Setiap manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang

dianugerahi budi dan karsa merdeka, dihargai dan dihormati sesuai

dengan martabatnya. Semua manusia adalah sama derajatnya sebagai

manusia. Semua manusia sama hak dan kewajibannya. Pada dasarnya

manusia dibedakan atas dasar ras, agama, adat atau keturunan atau

jenis kelamin. Manusia adalah makhluk rohani sekaligus makhluk

jasmani, adalah makhluk pribadi sekaligus makhluk sosial. Hal ini

disebut untuk mempergunakan istilah Prof. Notonagoro: monodualitas.

25

Achmad Fauzi, et.al., Pancasila Ditinjau dari Segi Sejarah-Segi Yuridis Konstitusional

dan Segi Filosofis, cet.III (Malang: Lembaga Penerbitan Universitas Brawijaya, tanpa tahun), h.

93-94

Page 54: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

37

Setiap manusia diharapkan mendapat apa yang menjadi haknya.

Maka dirumuskan: “Kemanusiaan yang adil”.26

Di sini kita

menemukan dasar hak-hak asasi manusia dalam pandangan hidup

bangsa Indonesia. Disadari pula bahwa dunia dengan isinya itu

merupakan obyek bagi manusia. Dunia ini merupakan obyek bagi

pancaindera manusia: bagi mata, untuk dinikmati keindahan alamnya;

bagi telinga, dinikmati bermacam-macam suaranya. Manusia dapat

menangkap itu semua sehingga timbul getaran-getaran dalam jiwanya,

dengan bermacam-macam perasaan. Apa yang dialami dalam jiwanya

dapat diekspresikan dan dimanifestasikan dalam bermacam-macam

bentuk kesenian; umpamanya dalam bentuk lagu, tari-tarian, atau

lukisan. Tetapi dunia ini terutama merupakan obyek untuk budinya dan

karsanya. Manusia dengan jiwanya yang rohani bersifat transenden,

mengatasi struktur dan kondisi alam jasmani. Manusia dapat mengenal

hukum-hukum alam dapat menemukan potensi yang terkandung dalam

alam; manusia mampu mengolah dan mengubah alam dalam batas-

batas tertentu. Transendensinya relatif dan terbatas. Dengan demikian

manusia mampu menciptakan kebudayaan. Ia mengolah tanah, air, api

dan logam yang didapatnya dalam alam. Hal ini dirumuskan dalam

istilah “yang beradab”.

c. Perstuan Indonesia

26

Achmad Fauzi, et.al., Pancasila Ditinjau dari Segi Sejarah-Segi Yuridis Konstitusional

dan Segi Filosofis, h. 101-102

Page 55: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

38

Persatuan Indonesia atau kebangsaan Indonesia diilhami oleh

kata-kata pujangga Empu Tantular pada jaya-jayanya Majapahit

dahulu, yang sekarang tercantum dalam lambang negara; “Bhineka

Tunggal Ika”: walaupun beraneka ragam adalah satu! Indonesia

memang terdiri atas bermacam-macam suku atau kelompok etnik:

orang Jawa, Timor, Madura, Batak, Aceh, Bali, Bugis dan seterusnya,

masing-masing dengan bahasa daerah, adat, kesenian, dan watak

kebiasaan mereka masing-masing.27

Terdapat bermacam-macam

agama dan kepercayaan. Tetapi suku- suku atau kelompok-kelompok

etnik, yang selama berabad-abad telah mengalami nasib yang sama,

bertekad hendak bersatu. Bersama-sama sudah menderita dijajah oleh

kaum kolonialis; hasrat keinginannya hanya satu; tetap bersatu.

Nasionalisme ini tidak boleh menjadi satu chauvinisme.28

Oleh karena

itu sila II ini tidak boleh lepas dari sila III. Artinya, sila Kebangsaan

atau Persatuan Indonesia dijiwai oleh sila Kemanusiaan yang Adil dan

Beradab; kebangsaan yang ingin berhubungan secara serasi dengan

bangsa-bangsa lain di dunia.

d. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam

Permusyawaratan Perwakilan

Sejak dahulu, bahkan pada zaman Majapahit (1293-1517) orang

mengenal adat kebiasaan cara khusus mengadakan perundingan, yang

disebut “musyawarah untuk mufakat”. Cara melakukan segala sesuatu

27

Achmad Fauzi, et.al., Pancasila Ditinjau dari Segi Sejarah-Segi Yuridis Konstitusional

dan Segi Filosofis, h.105 28

Nurcholish Majid, Indonesia Kita, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2004), h. 69-70

Page 56: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

39

bersama di desa-desa Indonesia juga terungkap dalam prosedur, yang

ditempuh oleh para sesepuh dalam mengambil keputusan. Pada

umumnya di Nusantara orang mengenal musyawarah. Setiap anggota

sidang dapat berbicara, setiap orang berhak agar gagasannya

didengarkan dan bahwa orang lain juga harus memperhitungkannya.

Setelah mengadakan pembicaraan, timbang-menimbang maka

akhirnya diambil keputusan. Dalam keputusan itu tak tercantumkan

keinginan siapa saja dan tak seorang pun boleh memaksakan kehendak

pribadinya. Dalam musyawarah dan memutuskan secara bersama -

sama, kepala desa memegang pimpinan. Keputusan terakhir disebut

mufakat yaitu konsensus, kesepakatan bersama.29

Jadi keputusan

mufakat adalah langkah terakhir dari musyawarah yang berlangsung

lama. Pada waktu mempertimbangkan dan bersepakat kepala desa

tidak dibenarkan bertindak selaku pembesar dalam arti selaku orang

yang mendikte, akan tetapi sebagai kepala sosial suatu keluarag besar,

seorang bapak bagi seluruh persekutuan.

Cara berunding musyawarah untuk mufakat ini dilaksanakan

bukan hanya dalam rapat dan rembug desa, tetapi juga dalam forum

sidang MPR, DPR pusat sampai dengan DPRD tingkat II. Musyawarah

untuk mufakat merupakan suatu bentuk dan proses berunding yang

tidak mengenal adanya usaha untuk saling menghantam atau saling

menjebak dengan akal muslihat supaya akhirnya dapat tampil sebagai

29

Ahmad Fauzi, Pancasila Ditinjau dari Segi Sejarah-Segi Yuridis Konstitusional dan Segi

Filosofis, h.119-120

Page 57: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

40

pemenang yang unggul dalam perdebatan. Musyawarah untuk mufakat

merupakan suatu metode dengan tukar pikiran, menyumbangkan

gagasan-gagasan berusaha untuk bersama-sama dapat menemukan

kebenaran dan kebaikan.

Dalam musyawarah orang boleh saja adu argumentasi dan

berdiskusi. Hal ini oleh Sukarno dikemukakan juga ketika ia berbicara

tentang asas musyawarah mufakat dalam sidang paripurna BPUPKI

pada tanggal 1 Juni 1945 yang dikenal dengan sebutan “Lahirnya

Pancasila” :

“Dalam perwakilan, nanti ada perjuangan sehebat-hebatnya.

Tidak ada suatu saat yang hidup betul-betul jikalau dalam badan

perwakilannya tidak seakan-akan bergolak mendidih kawah

Candradimuka, kalau tidak ada perjuangan faham di

dalamnya.”

Demokrasi Indonesia memang tidak mengenal oposisi, dalam arti

kelompok atau partai yang a priori menentang pendirian orang yang

sedang berkuasa. Tetapi perbedaan pendapat mempunyai tempat dalam

demokrasi Pancasila.30

Orang boleh saja mengemukakan pendapat dan

pendiriannya yang berbeda dengan pendapat orang yang berkuasa, asal

caranya menurut aturan permainan yang benar. Dalam perundingan

orang jangan menuruti emosinya atau jangan memaksakan

kehendaknya sendiri, melainkan supaya berbicara dengan bijaksana.

Kebebasan memang dijunjung tinggi, tetapi kebebasan yang

bertanggung jawab.

30

“RUU TAP MPR tahun 1998 tentang Demokrasi Pancasila”, pada konsideran

menimbang, http://www.mpr.go.id., diunduh tanggal 21 Sepetember 2019

Page 58: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

41

e. Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia

Di dekat kota Palembang ada sebuah batu dengan prasasti

“Kedukan Bukit” (683). Menurut Prof. Muhammad Yamin batu itu

merupakan peninggalan Gründungsakt kerajaan Sriwijaya. Tulisannya

berbunyi: “Marwuat wanua Sriwijaya jaya siddhayatra subbiksa”. Oleh

M. Yamin diterjemahkan: “Mereka mendirikan negara Sriwijaya agar

jaya sejahtera sentosa”. Jadi negara Sriwijaya didirikan bukan untuk

keagungan dinasti Syailendra, melainkan untuk kesejahteraan

rakyatnya.31

Kata siddhayatra adalah “sejahtera” dalam bahasa

Indonesia. Ideologi Pancasila jelas bertujuan untuk mengusahakan

terwujudnya kesejahteraan rakyat. Prof. Djojodiguno menulis :

“Kita ini rakyat yang terikat secara sosial dan tradisional; kita

masing-masing bertindak atau bertingkah laku seperti semua

orang lain, tiap orang bersifat komunal.”

Rumusan inilah yang kemudian dijadikan dasar negara, hingga

sekarang bahkan hingga akhir perjalanan Bangsa Indonesia. Bangsa

Indonesia bertekad bahwa Pancasila sebagai dasar negara tidak dapat

dirubah oleh siapapun, termasuk oleh MPR hasil pemilu. Jika merubah

dasar negara Pancasila sama dengan membubarkan negara hasil

proklamasi (Tap MPRS No. XX/MPRS/1966).

7. Fungsi dan Kedudukan Ideologi Pancasila

31

Ahmad Fazui Pancasila Ditinjau dari Segi Sejarah-Segi Yuridis Konstitusional dan Segi

Filosofis, h.125-126

Page 59: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

42

Sebagai ideologi, yaitu selain kedudukannya sebagai dasar

Negara kesatuan republik Indonesia Pancasila berkedudukan juga

sebagai ideologi nasional Indonesia yang dilaksanakan secara

konsisten dalam kehidupan bernegara. Sebagai ideologi bangsa

Indonesia, yaitu Pancasila sebagai ikatan budaya (cultural bond) yang

berkembangan secara alami dalam kehidupan masyarakat Indonesia

bukan secara paksaan atau Pancasila adalah sesuatu yang sudah

mendarah daging dalam kehidupanehari-hari bangsa Indonesia.

a. Pancasila Sebagai Dasar Negara bangsa Indonesia

Dasar negara merupakan fundamen atau Alas yang dijadikan

pijakan serta dapat memberi kekuatan kepada berdirinya suatu negara.

Indonesia dibangun juga berdasarkan pada suatu alas atau landasan

yaitu Pancasila. Pancasila pada fungsinya sebagai dasar negara, adalah

sumber kaidah hukum yang mengatur Bangsa Indonesia, termasuk di

dalamnya seluruh unsur-unsurnya yakni rakyat, pemerintah dan

wilayah. Pancasila pada posisi seperti inilah yang merupakan dasar

pijakan penyelenggaraan negara serta seluruh kehidupan berbangsa

dan bernegara.

b. Pancasila Sebagai Pandangan Hidup

Pancasila merupakan kristalisasi pengalaman hidup dalam

sejarah bangsa indonesia yang telah membentuk watak, sikap, prilaku,

etika dan tata nilai norma yang telah melahirkan pandangan hidup.

Pandangan hidup sendiri adalah suatu wawasan menyeluruh terhadap

Page 60: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

43

kehidupan yang terdiri dari kesatuan rangkaian dari nilai-nilai luhur.

Pandangan hidup berguna sebagai pedoman / tuntunan untuk mengatur

hubungan sesama manusia, hubungan manusia dengan Tuhan dan

hubungan manusia dengan lingkungan

c. Pancasila sebagai ideologi Bangsa Indonesia

Ideoligi berasal dari kata “Idea” yang berarti konsep, gagasan,

pengertian dasar, cita-cita dan logos yang berarti ilmu jadi Ideologi

dapat diartikan adalah Ilmu pengertian-pengertian dasar. Dengan

demikian Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dimana pada hakikatnya

adalah suatu hasil perenungan atau pemikiran Bangsa Indonesia.

Pancasila di angkat atau di ambil dari nilai-nilai adat istiadat yang

terdapat dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia, dengan kata

lain pancasila merupakan bahan yang di angkat dari pandangan hidup

masyarakat Indonesia.

d. Pancasila sebagai Jiwa Bangsa Indonesia

Pancasila sebagai nilai-nilai kehidupan yang ada di masyarakat

indonesia, hal tersebut melalui penjabaran instrumental sebagai acuan

hidup yang merupakan cita-cita yang ingin digapai serta sesuai dengan

jiwa Indonesia serta karena pancasila lahir bersamaan dengan lahirnya

Indonesia. Menurut Von Savigny bahwa setiap bangsa punya jiwanya

masing-masing yang disebut Volkgeist, artinya Jiwa Rakyat atau Jiwa

Bangsa. Pancasila sebagai jiwa Bangsa lahir bersamaan dengan adanya

Page 61: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

44

Bangsa Indonesia yaitu pada jaman dahulu kala pada masa kejayaan

nasional.

e. Pancasila merupakan Sumber dari segala sumber tertib hukum

Poin ini dapat diartikan bahwa segala peraturan perundang-

undangan / hukum yang berlaku dan dijalankan di Indonesia harus

bersumber dari Pancasila atau tidak bertentangan (kontra) dengan

Pancasila. Karena segala kehidupan negara indonesia berdasarkan

pancasila.

f. Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia

Pancasila sebagai kepribadian bangsa karena Pancasila lahir

bersama dengan lahirnya bangsa Indonesia dan merupakan ciri khas

bangsa Indonesia dalam sikap mental maupun tingkah lakunya

sehingga dapat membedakan dengan bangsa lain. dan Pancasila

Merupakan wujud peran dalam mencerminkan adanya kepribadian

Negara Indonesia yang bisa mem bedakan dengan bangsa lain, yaitu

amal perbuatan, tingkah laku dan sikap mental bangsa Indonesia.

g. Pancasila sebagai Cita-cita dan tujuan yang akan dicapai bangsa

Indonesia

Dalan Pancasila mengandung cita-cita dan tujuan negara

Indonesia yang menjadikan pancasila sebagai patokan atau landasan

pemersatu bangsa. dimana tujuan akhirnya yaitu untuk mencapai

masyarakat adil, makmur yang merata baik materiil maupun spiritual

yang berdasarkan Pancasila.

Page 62: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

45

h. Pancasila sebagai Perjanjian Luhur

Karena saat berdirinya bangsa indonesia, Pancasila merupakan

perjanjian luhur yang telah disepakati oleh para pendiri bangsa untuk

dilaksanakan, di lestarikan dan di pelihara. Artinya Pancasila telah

disepakati secara nasional sebagai dasar negara tanggal 18-Agustus-

1945 pada sidang PPKI (Panitia Persiapan kemerdekaan Indonesia),

PPKI ini merupakan wakil-wakil dari seluruh rakyat Indonesia yang

mengesahkan perjanjian luhur (Pancasila) tersebut.

i. Pancasila sebagai Falsafah Hidup yang Mempersatukan Bangsa

Indonesia

Pancasila merupakan sarana yang ampuh untuk mempersatukan

Bangsa Indonesia. Karena Pancasila merupakan palsafah hidup dan

kepribadian Bangsa Indonesia yang mengandung nilai-nilai dan

norma-norma yang oleh Bangsa Indonesia diyakini paling benar,

bijaksana, adil dan tepat bagi Bangsa Indonesia guna mempersatukan

Rakyat Indonesia.

j. Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan

Pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional memiliki

konsekuensi bahwa di dalam segala aspek pembangunan nasional

wajib berlandasakan pada hakikat nilai nilai dari sila sila yang ada

pada pancasila.32

32

http://www.markijar.com/2015/11/10-fungsi-dan-kedudukan-pancasila.html

Page 63: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

46

B. PONDOK PESANTREN

1. Pengertian Pondok Pesantren

Istilah pondok pesantren berasal dari pengertian asrama-asrama

para santri atau tempat tinggal yang dibuat dari bambu, atau berasal

dari kata funduk yang berarti hotel atau asrama. Sedangkan perkataan

pesantren berasal dari kata santri yang dengan awalan ”pe” dan akhiran

”an”, yang berati tempat tinggal para santri.33

Lebih jelas lagi dan terinci Nurcholis mengupas asal-usul kata

santri. Ia berpendapat “santri” berasal dari kata sastri (Sansekerta)

yang berarti “melek huruf”, senada dengan itu perkataan santri juga

berasal dari bahasa Jawa (catrik) yang berarti orang yang selalu

mengikuti seorang guru kemana guru pergi menetap, tentu dengan

tujuan agar dapat belajar dari guru mengenai suatu keahlian.34

Pondok pesantren sering juga disebut sebagai lembaga

pendidikan tradisional yang telah beroperasi di Indonesia semenjak

sekolah pola barat belum berkembang. Lembaga pendidikan ini telah

memiliki sistem pengajaran yang unik. Pembinaan kader atau

pendidikan guru dengan sistem magang spesifik pula. Pondok

pesantren dengan berbagai keunikannya itu telah banyak mewarnai

33

Zamakhasary Dhofier, Tradisi Pesantren-Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai (Jakarta:

LP3ES, 1984) h.18 34

Abudinnata, Sejarah Pertumbuhan Lembaga-Lembaga Pendidikan Islam di Indonesia,

(Jakarta: Gramedia, 2001), h. 91

Page 64: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

47

perjuangan bangsa kita dalam melawan imperialisme dan merebut

kemerdekaan pada zaman revolusi phisik.35

Menurut Sudjoko Prasodjo, sebagaimana telah dikutip oleh Dr.

Manfred Ziemek, mungkin istilah “pondok” diambil dari khazanah

bahasa Arab “funduq” yang berarti ruang tidur, wisma atau hotel

sederhana. Dalam dunia pesantren, pondok merupakan unsur penting

karena fungsinya sebagai tempat tinggal atau asrama santri, sekaligus

untuk membedakan apakah lembaga tersebut layak dinamakan

pesantren atau tidak. Mengingat terkadang sebuah masjid atau bahkan

musholla setiap saat ramai dikunjungi oleh kalangan mereka yang

bersungguh- sungguh dalam menuntut ilmu agama, akan tetapi tidak

dikenal sebagai pesantren lantaran tidak memiliki bangunan pondok

atau asrama santri.36

Sedangkan menurut Geertz, juga dikutip oleh Wahjoetomo,

menjelaskan bahwa pengertian pesantren diturunkan dari bahasa India

sastri yang berarti ilmuwan Hindu yang pandai menulis, maksudnya

pesantren adalah tempat bagi orang-orang yang pandai membaca dan

menulis. Geertz menganggap bahwa pesantren dimodifikasi dari pura

Hindu.37

Pondok pesantren adalah suatu lembaga pendidikan agama Islam

yang tumbuh serta diakui oleh masyarakat sekitar, dengan sistem

35

Yacub, Pondok Pesantren dan pembangunan Masyarakat Desa, (Bandung: Angkasa,

1984), h. 64 36

Manfred Ziemek, Pesantren Dalam Perubahan Sosial, (Jakarta:, P3M, cet. I, 1986) h. 98-

99 37

Wahjoetomo, Perguruan Tinggi Pesantren, Cet. I, (Jakarta: Gema Insani Pers, 1997) h. 70

Page 65: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

48

asrama (kampus) yang santri- santrinya menerima pendidikan agama

melalui sistem pengajian atau madrasah yang sepenuhnya berada di

bawah kedaulatan dan kepemimpinan seorang atau beberapa orang

kyai dengan ciri-ciri khas yang bersifat kharismatis serta independen

dalam segala hal.38

Selain itu disebutkan bahwa pondok pesantren adalah suatu

bentuk lingkungan “masyarakat” yang unik dan memiliki tata nilai

kehidupan yang positif. Pada umumnya, pesantren terpisah dari

kehidupan sekitanya. Komplek pondok pesantren minimal terdiri atas

rumah kediaman pengasuh disebut juga kyai, masjid atau mushola, dan

asrama santri. Tidak ada model atau patokan tertentu dalam

pembangunan fisik pesantren, sehingga penambahan bangunan demi

bangunan dalam lingkungan pesantren hanya mengambil bentuk

improvisasi sekenanya belaka.39

2. Sejarah Pondok Pesantren

Lembaga pendidikan yang disebut pondok pesantren sebagai

pusat penyiaran Islam tertua yang lahir dan berkembang seirama

dengan masuknya Islam di Indonesia. Pada awal berdirinya, pondok

pesantren umumnya sangat sederhana. Kegiatan pembelajaran

biasanya diselenggarakan di langgar (mushala) atau masjid oleh

seorang kyai dengan beberapa orang santri yang datang mengaji. Lama

38

Djamaluddin, & Abdullah Aly, Kapita Selekta Pendidikan Islam, h. 99 39

Wahjoetomo, Perguruan Tinggi Pesantren, h. 65

Page 66: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

49

kelamaan “pengajian” ini berkembang seiring dengan pertambahan

jumlah santri dan pelebaran tempat belajar sampai menjadi sebuah

lembaga yang unik, yang disebut pesantren.40

Di Indonesia pondok pesantren lebih dikenal dengan istilah

Kutab merupakan suatu lembaga pendidikan Islam, yang di dalamnya

terdapat seorang kyai (pendidik) yang mengajar dan mendidik para

santri (anak didik) dengan sarana masjid yang digunakan untuk

menyelenggarakan pendidikan tersebut, serta didukung adanya pondok

sebagai tempat tinggal para santri.41

Sedangkan asal-usul pesantren di Indonesia tidak bisa dipisahkan

dari sejarah pengaruh Walisongo abad 15-16 di Jawa. Pesantren

merupakan lembaga pendidikan Islam yang unik di Indonesia.

Lembaga pendidikan ini telah berkembang khususnya di Jawa selama

berabad-abad. Syekh Maulana Malik Ibrahim (w 1419 H, di Gresik

Jawa Timur), spiritual father Walisongo, dalam masyarakat santri Jawa

biasanya dipandang sebagai gurunya-guru tradisi pesantren di tanah

Jawa.42

Ini karena Syekh Maulana Malik Ibrahim yang wafat pada 12

Rabi‟ul Awal 822 H bertepatan dengan 8 April 1419 M dan dikenal

sebagai Sunan Gresik adalah orang yang pertama dari sembilan wali

yang terkenal dalam penyebaran Islam di Jawa.43

40

Husni Rahim, Arah Baru Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: Logos, 2001) h. 157 41

Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 1996) h.

24 42

Qodri Abdillah Azizy, Dinamika Pesantren dan Madrasah, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2002) h. 3 43

Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, h. 26

Page 67: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

50

Alwi Shihab menegaskan bahwa Syekh Maulana Malik Ibrahim

atau sunan Gresik, merupakan orang pertama yang membangun

pesantren sebagai tempat mendidik dan menggembleng para santri.

Bahkan dari hasil penelusuran sejarah ditemukan sejumlah bukti kuat

yang menunjukkan bahwa cikal bakal pendirian pesantren pada

periode awal ini terdapat di daerah-daerah sepanjang pantai utara

Jawa, seperti Giri (Gresik), Ampel Denta (Surabaya), Bonang (Tuban)

dan sebagainya. Kota-kota tersebut pada waktu itu merupakan kota

cosmopolitan yang menjadi jalur penghubung perdagangan dunia,

sekaligus sebagai tempat persinggahan para pedagang dan mubaligh

Islam yang datang dari Jazirah Arabia Persia, Irak, Hadramaut dan

sebagainya.44

Pada masa penjajahan kolonial Belanda yaitu sekitar abad ke-

18an, nama pesantren sebagai lembaga pendidikan rakyat terasa sangat

berbobot terutama dalam bidang penyiaran agama Islam. Pada masa

penjajahan ini pondok pesantren menjadi satu-satunya lembaga

pendidikan Islam yang menggembleng kader-kader umat yang tangguh

dan gigih mengembangkan agama serta menentang penjajahan berkat

dari jiwa Islam mereka. Kelahiran pesantren baru, selalu diawali

dengan cerita perang nilai antara pesantren yang akan berdiri dengan

masyarakat sekitarnya, dan diakhiri dengan kemenangan pihak

pesantren, sehingga pesantren dapat diterima untuk hidup di

44

Amin Haedari, Masa Depan Pesantren: Dalam Tantangan modernitas dan Tantangan

Kompleksitas Global (Jakarta: IRD Press, 2004), Cet. Ke-1, h.7

Page 68: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

51

masyarakat, dan kemudian menjadi panutan bagi masyarakat

sekitarnya dalam bidang kehidupan moral. Bahkan dengan kehadiran

pesantren dengan jumlah santri yang banyak dan datang dari berbagai

masyarakat lain yang jauh, maka terjadilah semacam kontak budaya

antara berbagai suku dan masyarakat sekitar. Dari segi cultural para

ulama Islam berusaha menghindarkan tradisi serta ajaran agama Islam

dari pengaruh kebudayaan Barat. Segala sesuatu yang berbau Barat

secara apriori ditolak oleh mereka, termasuk system pendidikan.45

3. Unsur – Unsur Pondok Pesantren

Unsur-unsur pokok pesantren, yaitu kyai, masjid, santri, pondok

dan kitab Islam klasik (atau kitab kuning) adalah elemen unik yang

membedakan sistem pendidikan pesantren dengan lembaga pendidikan

lainnya.

a. Kyai

Peran penting Kyai dalam pendirian, pertumbuhan,

perkembangan dan pengurusan sebuah pesantren berarti dia

merupakan unsur yang paling esensial. Sebagai pemimpin pesantren,

watak dan keberhasilan pesantren banyak bergantung pada keahlian

dan kedalaman ilmu, karismatik dan wibawa, serta ketrampilan kyai.

45

Muzayyin Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003, h.

229-230

Page 69: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

52

Dalam konteks ini, pribadi kyai sangat menentukan sebab dia adalah

tokoh sentral dalam pesantren.46

Dalam bahasa Jawa, perkataan kyai dipakai untuk tiga jenis gelar

yang berbeda, yaitu: (1) sebagai gelar kehormatan bagi barang-barang

yang dianggap keramat; contohnya, “kyai garuda kencana” dipakai

untuk sebutkan kereta emas yang ada di Kraton Yogyakarta; (2) gelar

kehormatan bagi orang-orang tua pada umumnya; (3).gelar yang

diberikan oleh masyarakat kepada orang ahli agama Islam yang

memiliki atau menjadi pimpinan pesantren dan mengajar kitab-kitab

Islam klasik kepada para santrinya.47

b. Masjid

Masjid merupakan elmen yang sangat penting yang tak dapat di

pisahkan dengan pesantren dan dianggap sebagai tempat yang paling

tempat untuk mendidik para santri, terutama pada praktek sembahyang

lima waktu, kutbah sembahyang jamaah dan pengajaran kitab-kitab

Islam. Sangkut paut pendidikan Islam dan masjid sangat dekat dan erat

dalam tradissi Islam di seluruh dunia. Dahulu, kaum muslim selalu

memanfaatkan masjid untuk tempat beribadah dan juga sebagai tempat

lembaga pendidikan Islam.

Sebagai pusat kehidupan rohani, sosial dan politik, dan

pendidikan Islam masjid merupakan aspek kehidupan sehari-hari yang

46

Hasbullah. Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia. Lintasan Sejarah Pertumbuhan dan

Perkembangan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2001, h.144 47

Zamakhsyari Dhofier. 1994. Tradisi pesantren. Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai.

Jakarta: LP3ES, 1994. h.55

Page 70: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

53

sangat penting bagi masyarakat. Dalam rangka pesantren, masjid

dianggap sebagai “tempat yang paling tepat untuk mendidik para

santri, terutama dalam praktek sembahyang lima waktu, khutbah, dan

sembahyang Jumat, dan pengajaran kitab-kitab Islam klasik”48

.

Biasanya yang pertama-tama didirikan oleh seorang kyai yang ingin

mengembangkan sebuah pesantren adalah masjid, masjid itu terletak

dekat atau di belakang rumah kyai.

c. Santri

Santri merupakan unsur yang penting sekali dalam

perkembangan sebuah pesantren karena langkah pertama dalam tahap-

tahap membangun pesantren adalah bahwa harus ada murid yang

datang untuk belajar dari seorang alim. Kalau murid itu sudah menetap

di rumah seorang alim, baru seorang alim itu bisa disebut kyai dan

mulai membangun fasilitas yang lebih lengkap untuk pondoknya.

Santri biasanya terdiri dari dua kelompok, yaitu santri kalong dan

santri mukim. Santri kalong merupakan bagian santri yang tidak

menetap dalam pondok tetapi pulang ke rumah masing-masing sesudah

selesai mengikuti suatu pelajaran di pesantren. Santri kalong biasanya

berasal dari daerah-daerah sekitar pesantren jadi tidak keberatan kalau

sering pergi pulang. Makna santri mukim ialah putera atau puteri yang

menetap dalam pondok pesantren dan biasanya berasal dari daerah

jauh. Pada masa lalu, kesempatan untuk pergi dan menetap disebuah

48

Zamakhsyari Dhofier. 1994. Tradisi pesantren. Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai,

h.56

Page 71: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

54

pesantren yang jauh merupakan suatu keistimewaan untuk santri

karena dia harus penuh cita - cita, memiliki keberanian yang cukup dan

siap menghadapi sendiri tantangan yang akan dialaminya di

pesantren.49

d. Pondok

Definisi singkat istilah „pondok‟ adalah tempat sederhana yang

merupakan tempat tinggal kyai bersama para santrinya.50

Di Jawa,

besarnya pondok tergantung pada jumlah santrinya. Adanya pondok

yang sangat kecil dengan jumlah santri kurang dari seratus sampai

pondok yang memiliki tanah yang luas dengan jumlah santri lebih dari

tiga ribu. Tanpa memperhatikan berapa jumlah santri, asrama santri

wanita selalu dipisahkan dengan asrama santri laki-laki. Komplek

sebuah pesantren memiliki gedung-gedung selain dari asrama santri

dan rumah kyai, termasuk perumahan ustad, gedung madrasah,

lapangan olahraga, kantin, koperasi, lahan pertanian atau lahan

pertenakan. Kadang-kadang bangunan pondok didirikan sendiri oleh

kyai dan kadang- kadang oleh penduduk desa yang bekerja sama untuk

mengumpulkan dana yang dibutuhkan.

Ada tiga alasan utama mengapa pesantren harus menyediakan

asrama bagi para santri. Pertama sebagai kemashuran seorang kiyai

dan kedalaman pengetahuanya tentang Islam menarik santri-santri dari

jauh, untuk mengali ilmu dari kyai tersebut secara teratur dan dalam

49

Zamakhsyari Dhofier.Tradisi pesantren. Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai, h.57 50

Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia. Lintasan Sejarah Pertumbuhan dan

Perkembangan. h.142

Page 72: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

55

waktu yang lama para santri tersebut harus meninggalkan kampung

halamanya dan menetap di kediaman kyai. Kedua hampir semua

pesantren berada di desa-desa dimana tidak tersedia perumahan yang

cukup untuk menampung santri. Dengan demikian perlulah adanya

asrama khusus bagi para santri. Ketiga ada sikap timbal balik antara

kiyai dan santri dimana kiyai mengangap kiyainya seolah-olah sebagai

bapaknya sendiri sebaliknya kyai jga mengangap santrinya sebagai

anaknya sendiri. Pondok selain dari yang dimaksudkan sebagai tempat

asrama para santri adalah sebagai tempat latihan bagi santri untuk

mengembangkan ketrampilan kemandiriannya agar mereka siap hidup

mandiri dalam masyarakat sesudah tamat dari pesantren. Santri harus

memasak sendiri, mencuci pakaian sendiri dan diberi tugas seperti

memelihara lingkungan pondok.51

e. Kitab-Kitab Islam Klasik

Kitab-kitab Islam klasik dikarang para ulama terdahulu dan

termasuk pelajaran mengenai macam-macam ilmu pengetahuan agam

Islam dan Bahasa Arab. Dalam kalangan pesantren, kitab-kitab Islam

klasik sering disebut kitab kuning oleh karena warna kertas edisi-edisi

kitab kebanyakan berwarna kuning. Pada masa lalu pengajaran kitab-

kitab Islam klasik merupakan satu-satunya pengajaran formal yang

diberikan dalam lingkungan pesantren. Pada saat ini, kebanyakan

pesantren telah mengambil pengajaran pengetahuan umum sebagai

51

Zamaksary Dhofier, Tradisi pesantren. Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai, h.45

Page 73: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

56

suatu bagian yang juga penting dalam pendidikan pesantren, namun

pengajaran kitab-kitab Islam klasik masih diberi kepentingan tinggi.

Pada umumnya, pelajaran dimulai dengan kitab- kitab yang sederhana,

kemudian dilanjutkan dengan kitab-kitab yang lebih mendalam dan

tingkatan suatu pesantren bisa diketahui dari jenis kitab-kitab yang

diajarkan

Ada delapan macam bidang pengetahuan yang diajarkan dalam

kitab- kitab Islam klasik termasuk nahwu dan sahraf (morfologi), fiqh,

usul fiqh, hadis, tafsir, tauhid,. tasawuf dan etika, dan cabang-cabang

lain seperti tarikh dan balaghah. Semua jenis kitab ini dapat

digolongkan kedalam kelompok menurut tingkat ajarannya, misalnya:

tingkat dasar, tingkat menengah, dan tingkat lanjut. Kitab yang

diajarkan di pesantren di Jawa pada umumnya sama.52

4. Kategori Pondok Pesantren

Pondok pesantren adalah sebuah sistem yang unik, bukan hanya

dalam pendekatan pembelajarannya tapi juga pandangan hidup dan tata

nilai yang dianut masing-masing pondok pesantren mempunyai

keistimawan tersendiri, secara garis besar pondok pesantren dapat

dikategorikan dalam tiga kategori:

a. Pesantren modern

52

Zamaksary Dhofier, Tradisi pesantren. Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai, h.45

Page 74: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

57

yang bercirikan : (1) memiliki menejemen dan dan adminitrasi

dengan setandar modern; (2) tidak terikat dengan figur kiai sebagai

tokoh sentral; (3) pola dan system pendidikan modern dengan

kurikulum tidak hanya ilmu agama tetapi juga pengetahuan umum, dan

(4) sarana dan bentuk bangunan pesantren lebih mapan dan teratur

permanan dan berpagar. Tujuan proses modernisasi pondok pesantren

adalah berusaha untuk menyempurnakan sistem pendidikan Islam yang

ada di pesantren. Akhir- akhir ini pondok pesantren mempunyai

kecenderungan-kecenderungan baru dalam rangka renovasi terhadap

sistem yang selama ini dipergunakan. Perubahan-perubahan yang bisa

dilihat di pesantren modern termasuk: mulai akrab dengan metodologi

ilmiah modern, lebih terbuka atas perkembangan di luar dirinya,

diversifikasi program dan kegiatan di pesantren makin terbuka dan

luas, dan sudah dapat berfungsi sebagai pusat pengembangan

masyarakat.53

b. Pesantren tradisonal

Sistem pendidikan pesantren tradisional sering disebut sistem

salafi. Yaitu sistem yang tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab

Islam klasik sebagai inti pendidikan di pesantren. bercirikan ; (1) tidak

memiliki menejemen dan adminitrasi modern, sistem pengelolaan

pesantren berpusat pada aturan yang dibuat kiai dan diterjemahkan

oleh pengurus pondok pesantren; (2) terikat kuat terhadap figur kiai

53

Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia. Lintasan Sejarah Pertumbuhan dan

Perkembangan. h.155

Page 75: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

58

sebagai tokoh sentral,setiap kebijakan pondok mengacu pada

wewenang yang diputuskan kiai; (3) pola dan system pendidikan

bersifat konvrensonal berpijak pada tradisi lama, pengajaran bersifat

suatu arah, kia mengajar santri mendengar secara seksama. (4)

bangunan asrama santri tidak tertata rapi, masih mengunakan

bangunan kuno atau bangunan kayu. Pondok pesantren menyatu

dengan masyarakat sekitar, tidak ada pembatas memisahkan wilayah

pondok pesantren, dari lingkunga masyarakat sekitar. Model pesantren

tradisonal ini masih terdapat hampir disemua kawasan basis pesantren

di Jawa Tengah, Jawa Barat, jawa Timur dan luar jawa.

c. Semi modern

Paduan antara tradisonal modern, yang bercirikan tradisonal

masih kental dipegang, masih menaempati figur sentral, norma dan

kode etik pesantren klasik tetap menjadi setandar pola relasi dan norma

keseharian. Tetapi mengadaptasi system pendidikan dan sarana fisik

pesantren merupakan unsur pokok pesantren yang harus dimiliki setiap

pondok pesantren (Hasyim, 1998: 39).

5. Kurikulum dan Identitas Pesantren

Pesantren di Indonesia dibagi menjadi tiga bagian yaiti

syalafiyah modern dan terpadu, beberapa kalangan ada yang

mengatakan bahwa sebenarnya ada dua tipe utama yaitu syalaf dan

modern sedangkan pesantren terpadu adalah rangkian akhir dari dua

Page 76: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

59

tipe tersebut. Mendeskripsikan pesantren syalaf sebagai yang

memelihara bentuk pengajaran teks klasik sebagai inti pendidikan.

Dalam pesantren seperti ini sistem madrasah diambil untuk

memenuhi pengajaran sekunder pada teks klasik dasar tanpa

memakai pelajaran-pelajaran sekuler.54

Tipe-tipe pesantren yang muncul dari wawancara pribadi dan

kelompok, pertama dan yang paling utama kepemipinan dalam

pesantren salaf terpust pada satu orang yang memiliki wewenang

penuh. Sering kyai di sebut raja kecil selajutnya para santi

memberlakukan kyai dengan penuh rasa hurmat patuh tidak berani

menatap langsung ketika berbicara langsung, saat kyai lewat para

santri memberikan jalan bahwa sampai menundukkan kepalanya.

Apabila pendiri atau sesepuh pesantren meninggal maka yang

mengantikan adalah putra laki-lakinya, model kepemimpinan

tunggal kemudian mengarah krisis kepemimpinan dan kadang

perpecahan dalam pesnatren.

Pesantren modern dikatakan meniru teori dan praktik

pendidikan barat. Pesantren modern terkenal dengan training

bahasa Arab dan Inggris pendidikan agama tidak terlalu kuat sebab

didasarkan pada buku buku ambilan para santrinya tidak belajar

kitab kuning. Pesantren modern mendapat gelar diploma pemerintah,

meskipun secara ironis misalya Gontor yang juga modern tidak

54

Zamaksary Dhofier, Tradisi pesantren. Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai, h.84

Page 77: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

60

memperolehya. Kepemimpinan dalam kepemimpinan pesantren

modern lebih terbuka dan demokratis mengedepankan diskusi atau

musyawarah dalam melakukan pembelajaran atau dalam

menyelesaikan masalah, kepemimpinan dilihat dari pengetahuan

kyai dan bukan factor pewarisan atau karisma.55

Pada abad ke 19 dan awal abad 20, pendidikan pesantren

ditentukan oleh masing masing pondok dan kyai yang

menghususkan pada suatu bidang pengetahuan. Sehingga dalam

pendidikan pondok pesanten adanya pendidikan tambahan dari

pondok atau dari kyai disamping pendidikan umum, seperti di

pondok pesantren Tebu Ireng dengan pendiri K.H Hasim Asy‟ari

dengan terkenal Hadisnya, pondok pesanteren Jampes dengan

mengedamkan sufinya.

Kurikulum dalam pendidikan pesanteren kontemporer sering

menawarkan pengetahuan agama secara lengkap dengan memeiliki

beberapa guru yang mengajar berbagai pelajaran. Pada pesantren

yang telah mengadoposi kurikulum dari pemerintah, para santri

mendapat mengetahuan lebih luas,. Karena santri juga belajar

pendidikan umum, waktu untuk mengkaji pelajaran agama

berkurang. Kurikulum pada pesantren kontemporer di bagi dalam

empat bentuk : Ngaji (pendidkan agama), pengalaman sekolah

(pendidikan umum),pengalaman dan pendidikan moral, serta

55

Zamaksary Dhofier, Tradisi pesantren. Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai, h.85

Page 78: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

61

ketrampilan kursus.

a. Ngaji dan pendidkan agama

Ngaji, kadang-kadang disebut pula pengajian, adalah

pendidikan agama yang sama-sama merupakan bentuk pendidikan

dan kewajiban di pesantren. Seorang santri bisa mengaajar ngaji ,

yaitu belajar bagaimana membaca teks, dapat pula ngaji sebuah

teks, yaitu membaca dan memahami artinya. Bentuk awal ngaji

adalah sangat sederhana, yaitu belajar bagaimana cara membaca

teks arab, terutama sekali Alquran. Pendidikan tradisonal di

pesantren sendiri santri memiliki kitab-kitab sendiri dan

mempelajari di bawah bimbingan kyai atau yang disebut sorongan,

merupakan keseriusan dan kesabaran yang dalam, sedangkan dalam

pengajaran yang lebih tinggidengan metode wetonan berlangsung

di masjid para santi membawa kitab dan memakai pena.56

Menurut Imam Arifin ada tiga pola pengajaran yaitu

musawarah, muzakiroh dan majlis taklim yaitu, pertama

menggunakan metode musawarah melibatkan praktek percakapan

dengan bahasa arab. Seperti halya dalam pesantren modern di

Gontor, dalam praktek sehari-hari para santri diwajibkan

mengunakan bahasa Arab Inggris dalam sehari harinya, dalam

setiap minggu biasanya dikombinasikan atau dijadwal dalam

pengunaan percakapan bahasa. Kedua metode muzakiroh yaitu

56

Zamaksary Dhofier, Tradisi pesantren. Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai, h.86

Page 79: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

62

memakai pola diskusi kelompok, Imam Arifin dalam metode ini

membagi dalam 2 kelompok yaitu, tingkat pertama melibatkan

kelompok kecil, ke dua yaitu kelompok besar yang langsung dari

kyai. Ketiga metode pengajian terakhir dalam majlis taklim yang

sebenarnya bukan metode pendidikan yang sesungguhnya bagi para

santri di pesantren. Sebuah variasi pengajian rutin bagi pimpinan

atau pemuka agama setempat.57

b. Pengalaman dan pendidikan moral

Pengalaman adalah bagian dari pendidkan pesantren, seperti

halnya dalam pengalaman berdakwah, pengalaman mengajar,

pengalaman berpidato dan lainya. Kadang-kadang santri di kirim ke

desa-desa untuk pengalaman berdakwah, atau dam pesantren di

kenal PDL (pengalaman dakwah lapangan). Nilai-nilai moral yang

ditekankan di pondok pesantren termasuk nilai persaudaraan,

keikhlasan, kesederhanaan dan kemandirian. Di samping itu

pesantren juga bermaksud untuk menananamkan kepada santrinya

kesalehan dan komitmen atas lima rukun Islam.

Guru atau pengasuh pondok pesantren menekankan kepada

santrinya agama dan moralitas, tetepi guru tidak berarti langsung

bisa mencetak santrinya menjadi moralis. Pendidikan moral dalam

mengartikan sikap yang baik perlu pengalaman sehingga pesantren

berusaha untuk menciptakan lingkungan tempat moral keagamaan

57

Arifin, Zainal. 1998. Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja

Rosdakarya, h.40

Page 80: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

63

dapat dipelajari dan dapat pula dipraktikan. Para santri mempelajari

moralitas saat mengaji dan kemudian diberi keepantan untuk

memprektekan.

c. Sekolah dan pendidikan umum

Sekolah bukanlah fenomena yang bisa ditemukan di semua

pesantren. Sekolah biasanya mencakup satu dari jenis kurikulum

pemerintah yaitu sekuler disebut sistem nasional dan keagamaan

yang disebut sistem madrasah, yang sekarang dalam proses

pengabungan. Pesantren mungkin tidak mempunyai keduanaya atau

hanya mempunyai salah satu bahkan mempunyai keduanya.

Pendidikan pesantren yang mempunyai keduanya biasanya pondok

modern, contoh yang mengunakan sistem nasiaonal dan madrasah

yaitu pesantren Gontor, pesantren Assalaam, pesantren Indramayu

dan lainya. Pada pesantren yang mengunakan sistem keduanya

santri belajar di sekolah ketika siang, ketika sore adanya ekstra

kemudian malamnya belajar kependidkan kepondokan.

d. Pendidikan karakter

Pendidikan karakter dipesantren dapat beredar dengan baik

dan berkesinambungan dikarnakan pondok pesantren mampu

melaksanakan tahap-tahap sebagi berikut:

1) Tahap moral knowing disamping dalam dimensi masjid dan

dimensi komonitas kyai atau ustad.

2) Moral feeling dikembangkan melalu pengalaman langsung

Page 81: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

64

para santri dalam kontak sosial dan persoalanya. Aspek

emosi yang ditekankan untuk para santri melalui 9 pilar

yaitu, cinta Allah dan segenap ciptaaNya, kemendririan dan

tanggung jawab, kejujuran, amanah dan bijaksana, hormat

dan santun, dermawan dan suka menolong antar sesama,

percaya diri, kreatif dan bekerja keras, kepemimpinan dan

keandilan, baik rendah hati, teloransi dan kedamaiaan serta

kesatuan.58

3) Moral action upaya pesantren dalam rangka menjadikan pilar

pendidikan karakter rasa cinta Allah dan segenap ciptaaNya

dengan diwujudkan tindakan nyata dengan diwujudkan

serangkaian progam pembiasaan berbuat baik di lingkuangan

pesantren.

e. Kursus dan ketrampilan

Pesantren tradisonal para santri tidak membayar kos atau

asrama, tetapi mereka bekerja pada sang kyai dalam bagian kerja

ini mereka akan mendapat banyak skill yang bisa mereka pakai

setelah ia pulang dari pesantren atau lulus. Trening ketrampilan

dalan melatih para santri dengan berbentuk kerja dalam rangka

mengnti ongkos pendidikan, sebab penambahan pendidikan umum

berarti mengurangi jam belajar agama tetapi sekarang menjadi

umum bagi para santri dan orang tua mereka untuk membayar

58

Ratna Megawangi. 2004. Pendidikan karakter: Solusi yang tepat untuk Membangun

Bangsa. Jakarta: Star Energy (Kakap) Ltd.Susuhunan pakubuana IV, serat Wulangreh (1968 -

1920).

Page 82: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

65

langsung ongkos atau biaya pendidikan fenomena ini kadang

berarti bahwa hanya mereka yang tidak mampu membayar akan

menerima training ketrampilan tersebut.

6. Peran dan Fungsi Pondok Pesantren

Pondok pesantren memiliki fungsi sebagai lembaga pendidikan

dan dakwah serta lembaga kemasyarakatan yang telah memberikan

warna daerah pedesaan, Ia tumbuh dan berkembang bersama warga

masyarakatnya sejak berabad-abad, Oleh karena itu, tidak hanya secara

kultural bisa diterima, tapi bahkan telah ikut serta membentuk dan

memberikan gerak serta nilai kehidupan pada masyarakat yang

senantiasa tumbuh dan berkembang, figur kyai dan santri serta

perangkat fisik yang memadai sebuah pesantren senantiasa dikelilingi

oleh sebuah kultur yang bersifat keagamaan. Kultur tersebut mengatur

hubungan antara satu masyarakat dengan masyarakat yang lain.

Pesantren dapat juga disebut sebagai lembaga pendidikan luar

sekolah, karena eksistensinya berada dalam jalur sistem pendidikan

kemasyarakatan, pesantren memiliki program yang disusun sendiri dan

pada umumnya bebas dari ketentuan formal, non formal dan informal

yang berjalan sepanjang hari dalam system asrama. Dengan demikian

pesantren bukan saja lembaga belajar, melainkan proses kehidupan itu

sendiri.

Page 83: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

66

C. Strategi Penanaman Ideologi Kebangsaan Di Pondok Pesantren

1. Pengertian Strategi

Menurut Chandler, strategi merupakan alat untuk mencapai

tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang,

program tindak lanjut serta proritas alokasi sumber daya. Menurut

Stephania K. Marrus, strategi didefinisikan sebagai suatu proses

penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan

jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya

bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.59

Strategi adalah rencana yang disatukan, menyeluruh dan terpadu

yang mengaitkan antara keunggulan strategi perusahaan (factor intern)

dengan tantangan lingkungannya (factor ekstern). Rencana yang

disatukan artinya bahwa rencana tersebut mengikat semua bagian

perusahaan menjadi satu kesatuan yang tergabung dalam rencana

strategis perusahaan. Rencana yang menyeluruh artinya meliputi

semua aspek penting perusahaan harus dicakup dalam rencana strategis

ini. Rencana yang terpadu artinya semua rencana yang dibuat sacara

partial didalam perusahaan harus merupakan serangkaian rencana yang

terintegrasi. Artinya antara rencana yang satu dengan rencana yang

59

Husein Umar, “Desain Penelitian Manajemen Strategik (Cara mudah Meneliti Masalah-

Masalah Manajemen Strategik Untuk Skripsi, Tesis, dan Praktek Bisnis), (Jakarta : Rajawali Pers,

2010), h.16

Page 84: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

67

lain yang ada di dalam perusahaan saling mendukung dan tidak satu

pun rencana partial yang bertentangan dengan rencana strategis.60

2. Komponen Strategi

Secara umum, sebuah strategi memiliki komponen-komponen

strategi yang senantiasa dipertimbangkan dalam menentukan strategi

yang akan dilaksanakan. Komponen tersebut adalah kompetensi yang

berbeda (distinctive competence), ruang lingkup (scope), dan distribusi

sumber daya (resource deployment).61

a. Kompetensi yang berbeda

Kompetensi yang berbeda adalah sesuatu yang dimiliki oleh

perusahaan dimana perusahaan melakukannya dengan baik

dibandingkan dengan perusahaan lainnya. Dalam pengertian lain,

kompetensi yang berbeda bermakna kelebihan perusahaan

dibandingkan perusahaan lainnya.

b. Ruang lingkup

Ruang lingkup adalah lingkungan dimana organisasi atau

perusahaan tersebut beraktifitas.

c. Distribusi sumber daya

60

Muslich, Ekonomi Manajerial : “Alat Analisis dan Strategi Bisnis”, (Yogyakarta:

Ekonisia, 1997), h.11 61

Ernie Tisnawati Sule dan Kurniawan saefullah, “Pengantar manajemen”, (Jakarta :

Prenadamedia Group, 2012), h.133

Page 85: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

68

Distribusi sumber daya adalah bagaimana sebuah perusahaan

memanfaatkan dan mendistribusikan sumber daya yang

dimilikinya dalam menerapkan strategi perusahaan.

3. Jenis Strategi

Menurut Griffin, secara umum strategi dapat dibagi menjadi 3

(tiga) jenis dilihat dari tingkatannya.

a. Strategi pada tingkat perusahaan (corporate-level-strategy).

b. Strategi pada tingkat bisnis (business-level-strategy). Strategi

pada level perusahaan atau korporat dilakukan perusahaan

sehubungan dengan persaingan antar perusahaan dalam sektor

bisnis yang dijalankannya secara keseluruhan. Strategi pada level

bisnis adalah alternatif strategi yang dilakukan oleh perusahaan

sehubungan dengan persaingan bisnis yang dijalankannya pada

beberapa jenis bisnis yang diperdagangkan. Berbeda dengan

Griffin, Stoner, Freeman, dan Gilbert (1995) menambahkan

kedua jenis strategi tadi dengan tingkatan strategi.

c. Strategi pada tingkat fungsional (functional level strategy).

Strategi pada tingkat fungsional, di mana kedua perusahaan

melakukan strategi pada bagian pemasarannya, khususnya di

tingkat periklanannya.62

62

Ernie Tisnawati Sule dan Kurniawan saefullah, “Pengantar manajemen”, h.134

Page 86: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

69

4. Penyusunan Strategi

Perusahaan melakukan strategi untuk memenangkan persaingan

bisnis yang dijalankannya, serta mempertahankan keberlangsungan

kehidupan perusahaan dalam jangka panjang. Untuk melakukan

strategi, dilakukan penyusunan strategi yang pada dasarnya terdiri dari

3 fase, yaitu Penilaian Keperluan Penyusunan Strategi, Analisis

Situasi, dan Pemilihan Strategi.

a. Penilaian Keperluan Penyusunan Strategi.

Sebelum strategi disusun, perlu ditanyakan terlebih dahulu

apakah memang penyusunan strategi (baik strategi baru maupun

perubahan strategi) perlu untuk dilakukan ataukah tidak. Hal ini

terkait dengan apakah strategi yang akan dilakukan memang

sesuai dengan tuntutan perubahan di lingkungan ataukah

sebaliknya.

b. Analisis Situasi.

Pada tahap ini, perusahaan perlu melakukan analisis mengenai

kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh organisasi sekaligus

juga menganalisis peluang dan tantangan yang dihadapi oleh

organisasi.

c. Pemilihan Strategi.

Setelah perusahaan melakukan analisis terhadap keadaan internal

dan eksternal perusahaan, maka perusahaan perlu menentukan

strategi yang akan diambil dari berbagai alternatif yang ada. Pada

Page 87: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

70

dasarnya alternatif strategi terbagi ke dalam tiga bagian besar,

yaitu strategi yang cendrung mengambil resiko, yaitu strategi

yang menyerang atau agresif (aggresive or offensive strategy),

strategi yang cendrung menghindari risiko, yaitu strategi

bertahan (defensive strategy), serta strategi yang memadukan

antara mengambil risiko dan menghindari risiko. Artinya, berada

di tengah-tengah. Strategi ini sering dinamakan sebagai turn-

around strategy.63

5. Proses Menejemen Strategi

Jika penyusunan strategi telah diketahui perinsipnya secara

umum, bagaimana manajemen strategi dilakukan? Setidaknya

manajemn strategi dapat dibagi dua secara garis besarnya, yaitu

perencanaan strategis (strategic planning) dan implementasi strategi

(strategic implementation).

a. Perencanaan strategis.

Proses ini mencakup dari mulai penentuan tujuan hingga

penyusunan strategi.

b. Implementasi strategi.

63

Ernie Tisnawati Sule dan Kurniawan saefullah, “Pengantar manajemen”, h.135

Page 88: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

71

Proses ini mencakup implementasi yang dijalankan berdasarkan

strategi yang dipilih dan juga pengendalian atas implementasi

yang dilakukan.64

6. Penanaman Ideologi Pancasila

Penanaman berasal dari kata tanam, yakni menanamkan,

menaburkan paham, ajaran, dan sebagainya; lebih lanjut penanaman

dimaknai sebagai proses, pembuatan, dan cara menanamkan.65

Pancasila adalah pernyataan dari niat dan cita-cita kebaikan yang

harus di usahakan pelaksanaannya di dalam Bangsa Negara Indonesia.

Selanjutnya Ki Hadjar Dewantara mengatakan bahwa di dalam

pancasila di kemukakan sifat-sifat pokok dari kehalusan dan keluhuran

manusia, sedangkan menurut Dr. Ruslan Abdulgani berpendapat

bahwa pancasila adalah sebagai pondamen moral dan politik.66

Dalam pancasila manusia mencari keseimbangan antara hidup

sebagai pribadi dan hidup sebagai anggota masyarakat, antara materi

dan rohani. Setiap masyarakat mempunyai sistem nilai tertentu yang

dianggap di sepakati oleh seluruh anggota masyarakat tanpa sistem

nilai tidak akan adanya kebudayaan dan sistem peradaban. Sistem nilai

atau falsafah dasar Bangsa Indonesia yang kini sudah menjadi ideologi

64

Ernie Tisnawati Sule dan Kurniawan saefullah, “Pengantar manajemen”, h.136 65

Yandianto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, M25, Bandung, 2001, h. 601 - 602 66

M. Daryono, Dkk, Pengantar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Renika

Cipta, Jakarta 1998, h. 11

Page 89: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

72

bangsa kita adalah pancasila.67

Karena pancasila sudah kita sepakati sebagai falsafah dasar yang

menjadi pandangan dan pegengan hidup bangsa, maka ia menjadi

moral kehidupan bangsa, ia menjadi ideologi yang menjiwai peri

kehidupan bangsa kita dibidang sosial budaya, sosial ekonomi, sosial

politik dan Hamkam, segala pemikiran tentang ideologi adalah

keseluruhan berfikir, nilai-nilai dan sikap dasar suatu kelompok sosial

atau kebudayaan tertentu dalam kehidupan masyarakat.68

Penanaman Ideologi Pancasila adalah proses menanamkan

Ideologi Pancasila pada diri siswa yang bersumber dari ajaran dan

falsafah Pancasila.

67

Abdul Madjid, Sri-Edi Swasono, Wawasan Ekonomi Pancasila, Universitas Indonesia,

Jakarta, 1988, h. 91 68

Abdul Madjid, Sri-Edi Swasono, Wawasan Ekonomi Pancasila, h.92

Page 90: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

73

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode berasal dari bahasa Yunani yakni “methodos”, yang berarti

cara atau menuju suatu jalan. Metode merupakan kegiatan ilmiah yang

berkaitan dengan suatu cara kerja (sistematis) untuk memahami suatu objek

penelitian, sebagai upaya untuk menemukan jawaban yang dapat

dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan keabsahanya.1

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

deskriptif kualitatif. Penilitian ini bertujan untuk mendeskripsikan tentang

Strategi Penanaman Ideologi Kebangsaan di Pondok Pesantren Ash –

Shiddiqi Mataram Ilir Kecamatan Seputih Surabaya Kabupataen Lampung

Tengah. Pada penyusunan tesis ini, peneliti menggunakan metode penelitian

kualitatif yaitu suatu pendekatan yang juga disebut pendekatan investigasi

karena biasanya peneliti mengumpulkan data dengan cara bertatap muka

langsung dan berinteraksi dengan orang-orang di tempat penelitian.

Menurut Strauss dan Corbin penelitia kualitatif merupakan jenis

penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai

1 Rosadi Ruslan, Metode Penelitian Public Relation Dan Komunikasi, (Jakarta : Rajawali

Pers, 2010), h. 24

Page 91: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

74

dengan menggunanakan prosedur statistik.2 Paradigma kualitatif dinamakan

juga dengan pendekatan konstruktifis, naturalistis atau interpretatif

(constructivist, naturalistic or interpretative approach) atau perspektif

postmodern. Paradigm kualitatif merupakan paradigma penelitian yang

menekankan pada pemahaman mengenai masalah-masalah dalam kehidupan

sosial berdasarkan kondisi realitas atau natural setting yang holistis,

kompleks dan rinci. Penelitian-penelitian dengan pendekatan induktif yang

mempunyai tujuan penyusunan konstruksi teori atau hipotesis melalui

pengungkapan fakta merupakan contoh tipe penelitian yang menggunakan

paradigma kualitatif.3 Penelitian ini merupakan data yang diambil dari

lapangan dengan pendekatan survey, data yang dikumpulkan berupa kata-

kata, gambar dan bukan angka-angka.

B. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini penulis menggunakan pendekatan studi kasus (Case

Study). Studi kasus termasuk dalam penelitian analisis deskriptif, yaitu

penelitian yang dilakukan terfokus pada suatu kasus tertentu untuk diamati

dan dianalisis. Penelitian studi kasus adalah suatu penelitian kualitatif yang

berusaha menemukan makna, menyelidiki proses, dan memperoleh

pengertian dan pemahaman yang mendalam dari individu, kelompok, atau

2 Rosadi Ruslan, Metode Penelitian Public Relation Dan Komunikasi, h. 214.

3 Nur indriantoro dan bambang supomo, “Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi &

manajemen”, (yogyakarta : BPFE-Yogyakarta, 2013), h.12

Page 92: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

75

situasi.4 Kasus yang dimaksud bisa berupa tunggal atau jamak, misalnya

berupa individu atau kelompok.

Kahija mendefinisikan studi kasus sebagai suatu penelitian satu atau

beberapa kasus dengan menggali informasi dari beberapa sumber

mengungkapkan bahwa metode penelitian ini sangat cocok digunakan saat

seorang peneliti ingin mengungkap sesuatu dengan bertolak pada pertanyaan

“How” atau ”Why”. Dilihat dari sudut kegunaannya, studi kasus dapat

dipakai untuk penelitian kebijakan, ilmu politik, dan administrasi umum,

pendidikan, psikologi, dan sosiologi, studi organisasi dan manajemen,

lingkungan dan agama, dan sebagainya.

Menurut Mukhtar penelitian jenis ini dibedakan menjadi 3 tipe, yakni

Studi Kasus Eksplanotaris, Studi Kasus Eksploratoris, dan Studi Kasus

Deskriptif. Studi kasus eksplanatoris sangat baik untuk melihat penjelasan-

penjelasan atau suatu peristiwa yang sama atau berbeda, dan menunjukkan

rangkaian kasus seperti itu dapat berlaku atau diaplikasikan pada situasi atau

peristiwa yang lain. Sedangkan studi kasus eksplorotaris dapat dipergunakan

untuk mengungkapkan suatu kejadian atau peristiwa, dimana

berlangsungnya suatu peristiwa yang bersifat berkelanjutan (continue)

antcara peristiwa yang satu dengan peristiwa yang berikutnya. Untuk studi

kasus deskriptif sangat baik dipergunakan untuk melacak suatu peristiwa

atau hubungan antar pribadi, menggambarkan subbudaya yang sudah jarang

menjadi topik penelitian dan menemukan fenomena kunci seperti kemajuan

4 Emzir, Metode penelitian kualitatif analisis data, (Jakarta: rajawali pers, 2014), h.20

Page 93: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

76

karir, prestasi dan berbagai realitas yang muncul dalam masyarakat.5 Dalam

studi kasus, kita dapat menggunakan berbagai teknik termasuk wawancara,

observasi, dan kadang-kadang pemeriksaan dokumen dan artefak (benda-

benda arkeologi) dalam pengumpulan data.6

C. Sumber Data

Penelitian ini, penulis mengambil sumber data pada :

1. Data Primer

Data primer adalah data yang dapat diperoleh langsung dari

lapangan atau tempat penelitian dengan mengamati atau

mewawancarai secara langsung (sumber asli). Dalam hal ini, maka

proses pengumpulan datanya perlu dilakukan dengan memrhatikan

siapa sumber utama yang akan dijadikan objek penelitian.7 Peneliti

mengunakan data ini untuk mendapatkan informasi langsung tentang

Strategi Penanaman Ideologi Kebangsaan di Pondok Pesantren Ash –

Shiddiqi Mataram Ilir Kecamatan Seputih Surabaya Kabupataen

Lampung Tengah. Adapun sumber data langsung penulis dapatkan dari

santri, pengurus santri, para alumni, Ustadz dan Ustadzah, dan

Pengasuh Pondok Pesantren Ash – Shiddiqi.

5 Dewi Rokhmah, dkk, metode penelitian kualitatif, (Jember: Jember University Press,

2014), h.7-8 6 Emzir, Metode penelitian kualitatif analisis data, h.21

7 Muhammad, “Metodologi Penelitian Ekonomi Islam pendekatan kuantitatif”, (Jakarta :

Rajawali Pers, 2013), h.103

Page 94: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

77

2. Data Skunder

Sebelum memutuskan untuk mengambil data primer, kita harus

terlebih dahulu menganalisis data sekunder. Jika data sekunder sudah

tidak memadai, barulah beralih ke data primer. Secara umum, data

sekunder memiliki beberapa keunggulan dibandingkan data primer,

diantaranya: hemat waktu dan biaya, relatif lebih mudah diakses,

memberikan data perbandingan sehingga data primer dapat

diinterpretasikan secara lebih akurat, dan lain-lain.8

Data sekunder adalah data yang didapat dari sumber bacaan dan

berbagai macam sumber lainnya yang berkaitan dengan Strategi

Penanaman Ideologi Kebangsaan di Pondok Pesantren Ash – Shiddiqi

Mataram Ilir Kecamatan Seputih Surabaya Kabupataen Lampung

Tengah. Data ini dapat dari buku, publikasi dari berbagai organisasi,

hasil-hasil studi, hasil survei, studi historis dan sebagainya.

D. Metode Pengumpulan Data

Peneliti dalam melakukan penelitian, peneliti menggunakan 3 (tiga)

metode pengambilan data, yaitu :

1. Penelitian kepustakaan ( library research)

Penelitian kepustakaan yaitu pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara mencari buku literar yang berhubangan dengan

pembahasan pada tesis ini.

8 Muhammad, “Metodologi Penelitian Ekonomi Islam pendekatan kuantitatif”, h.103

Page 95: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

78

2. Penelitian lapangan (field research)

Penelitian lapangan yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara

mengumpulkan data yang dilakukan secara langsung pada lokasi

penelitian, dalam megumpulkan data ini dilakukan dengan berbagai

metode di antaranya :

a. Wawancara

Wawancara dapat didefinisikan sebagai “interaksi bahasa yang

berlangsung antara dua orang dalam situasi saling berhadapan salah

seorang, yaitu yang melakukan wawancara meminta informasi atau

ungkapan kepada kepada orang yang diteliti yang berputar disekitar

pendapat dan keyakinannya”.9

Metode wawancara yang peneliti lakukan adalah wawancara

mendalam dan wawancara terstrutur. Wawancara mendalam

maksutnya peneliti mengajukan beberapa pertanyaan secara mendalam

yang berhubungan dengan fokus permasalahan, sehingga dengan

wawancara mendalam data-data bisa terkumpul semaksimal mungkin.

Sedangkan wawancara terstruktur maksutnya bahwa dalam penelitian

ini, peneliti menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan

yang akan diajukan.10

Dalam penelitian ini, wawancara diarahkan kepada sumber data

yaitu informan (interview) yang diasumsikan memiliki keterikatan

langsung dengan perjalan obyek penelitian yakni: Pondok Pesantren

9 Emzir, Metode penelitian kualitatif analisis data, h.50

10 Muh.Khalifah Mustamin Dkk, Metodologi Penelitian Pendidikan, h.94-95.

Page 96: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

79

Ash – Shiddiqi Mataram Ilir Seputih Surabaya Lampung Tengah atas

beberapa pertimbangan tertentu, diataranya : (1) Mengetahui atau

menguasai dengan baik terhadap masalah yang diteliti, (2). Memiliki

keterlibtan langsung dengan obyek penelitian, dan (3). Mudah ditemui

oleh penulis. Diantara informan yang dipilih, yaitu: Pengurus pondok

pesantren, sebagai pihak yang melaksanakan segala hal-hal yang

berhubungan dengan administrasi baik keuangan maupun surat

menyurat, baik urusan di dalam pondok pesantren maupun diluar

pondok pesantren terutama yang berkaitan dengan pembelajaran,

pengelola Pondok Pesantren Ash – Shiddiqi Mataram Ilir Seputih

Surabaya Lampung Tengah ( Kepala Yayasan dan staf-stafnya serta

dewan gurunya), Komite pondok pesantren, orang tua, dan santri, serta

alumni pondok pesantren tersebut.

b. Observasi

Dengan metode observasi ini penulis mengadakan pengamatan

langsung pada obyek penelitian yaitu Pondok Pesantren Ash – Shiddiqi

Mataram Ilir Seputih Surabaya Lampung Tengah. Untuk menjaga

kevalidan metode ini, penulis menggunakan buku catatan lapangan.

Hal ini dilakukan agar berbagai peristiwa yang ditemukan , baik yang

disengaja maupun tidak diharapkan dapat dicatat dengan

segera.Walaupun pengamatan ini hanya dititik beratkan kepada data

dan fakta yang relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis.

Misalnya pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas atau di luar

Page 97: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

80

kelas, aktivitas social keagamaan, ketertiban dan kebersihan

lingkungan, hubungan dengan masyarakat sekitar pondok pesantren ,

pergaulan sesama santri, dengan ustadz dan lingkungan pondok

pesantren serta berbagai kegiatan sosio cultural, baik yang sifatnya

rutin maupun incidental.

c. Dokumentasi

Selanjutnya, pengumpulan data dengan menggunakan teknik

dokumentasi. Teknik ini merupakan pelengkap dari penggunaan

metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.11

Dengan dokumentasi hasil penelitian akan semakin kredibel atau dapat

dipercaya.

d. Mengakses Website atau Situs

Situs web (website) adalah suatu halaman web yang saling

berhubungan yang umumnya berada pada peladen (sebuah sistem

komputer yang menyediakan jenis layanan tertentu dalam sebuah

jaringan komputer) yang sama berisikan kumpulan informasi yang

disediakan secara perorangan, kelompok atau organisasi. Dalam hal ini

peneliti mengakses website atau situs-situs yang menyediakan

informasi yang berkaitan dengan masalah yang sedang penulis teliti.

11

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,

h. 329

Page 98: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

81

E. Instrumen Penelitian

Pada penelitian kualitatif, Instrument penelitian merupakan alat

bantu yang dipilih peneliti untuk memudahkan dalam pengumpulan

data agar data tersebut menjadi sistematis dan lebih mudah. Wujud dari

instrument peneliti yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan

data-data yang berkaitan dengan objek yang akan diteliti adalah

pedoman wawancara, yang didukun dengan alat untuk merekam hasil

wawancara.

Alat perekam digunakan sebagai alat bantu untuk merekam

informasi selama wawancara berlangsung agar tidak ada informasi

yang terlewatkan sehingga peneliti dapat fokus pada pertanyaan-

pertanyaan yang di akan diajukan tanpa harus mencatat. Dengan alat

rekaman ini juga mempermudah peneliti untuk mengulang kembali

hasil wawancara agar dapat memperoleh data yang lengkap, sesuai

dengan apa yang disampaikan responden selama wawancara.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses pengumpulan data secara

sistematis yang berlangsung terus-menerus.12

Analis ini membantu

untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti.

Adapun analisis data yang digunakan peneliti adalah metode

deskriptif, yaitu sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki,

12

Christine Daymon Dan Immy Halloway, Metode Riset Kualitatif, (Yogyakarta : PT

Bentang Pustaka, 2008), h. 38

Page 99: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

82

dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan obyek penelitian

pada saat sekarang, berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau

sebagaimana adanya.

Analisis data dimulai dengan melakukan wawancara secara

mendalam dengan informan, setelah itu peneliti membuat transkip dari

hasil wawancara dengan cara melihat atau memutar kembali hasil

rekaman wawancara kemudian menuliskan kata- kata yang sesuai

dengan hasil wawancara yang direkam tersebut kedalam transkip,

kemudian peneliti membuat reduksi data dengan cara abstraksi, yaitu

megambil data yang sesuai dengan konteks penelitian dan

mengabaikan (membuang) data yang dianggap tidak diperlukan.

G. Pengujian Keabsahan Data

Pada penelitian ini, data yang telah terkumpul akan diolah dan

pengolahan data dilakukan dengan cara :

1. Triangulasi

Triangulasi digunakan sebagai gabungan atau kombinasi

berbagai metode yang dipakai untuk mengkaji fenomena yang

saling terkait dari sudut pandang dan perspektif yang berbeda.

Page 100: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

83

2. Reduksi data

Reduksi adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian

pada penyederhanaan, pengabstraan dan transformasi data kasar

yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan, proses ini

berlanjut terus-menerus. Reduksi data meliputi : merangkum,

memilih hal-hal pokok dan memfokuskan pada hal-hal penting.

3. Penyajian data

Setelah data direduksi, langkah selanjutnya adalah

penyajian data. Penyajian data adalah adalah kegiatan ketika

sekumpulan informasi disusun, sehingga memberi kemungkinan

adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Data

disajikan dengan mengelompokkan sesuai dengan sub bab

masing-masing.

4. Penarikan kesimpulan

Setelah data disajikan, maka langkah terakhir yaitu

penarikan kesimpulan. Setelah menjabarkan berbagai data yang

telah diperoleh dari tempat penelitian maka peneliti membuat

kesimpulan yang merupakan hasil akhir dari suatu penelitian.

Page 101: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

84

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil Pondok Pondok Pesantren Ash – Shiddiqi

Pondok Pesantren Ash – Shiddiqi adalah lembaga pendidikan Islam

swasta (non-pemerintah). Didirikannya Pondok Pesantren pada tahun 1987

oleh (Alm) KH. Ahmad Zuhri terletak di Dusun V Sragen Kampung

Mataram Ilir Kecamatan Seputih Surabaya Kabupaten Lampung Tengah

Provinsi Lampung 34158 dengan akte Notaris Nomor 1 - tgl 5 Mei 2004.

Dengan didukung oleh lingkungan yang asri, Pondok Pesantren Ash –

Shiddiqi berupaya untuk mencetak manusia yang muttafaqoh fiddin untuk

menjadi kader pemimpin umat/bangsa, selalu mengupayakan terciptanya

pendidikan santri yang memiliki jiwa keikhlasan, kesederhanaan,

kemandirian, ukhuwah Islamiyah, kebebasan berfikir dan berperilaku atas

dasar Al - Qur‟an dan Sunnah Rasulullah SAW untuk meningkatkan taqwa

kepada Allah SWT. Pondok Pesantren Ash – Shiddiqi mempunyai pikiran

terbuka dan moderat, tanpa menghilangkan unsur peran Islam. Disiplin dan

kesederhanaan, diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan

pondok pesantren.

Di Pondok Pesantren Ash – Shiddiqi, pengelolaan pendidikan dan

pengajaran serta kegiatan santri sehari-hari dilaksanakan oleh para

guru/ustadz dengan latar belakang pendidikan dari berbagai perguruan tinggi

Page 102: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

85

dan alumni pondok pesantren dari jawa, yang sebagian besar tinggal di

lingkungan asrama dan secara penuh mengawasi serta membimbing santri

dalam proses kegiatan belajar mengajar dan kepengasuhan santri.

Seiring berjalannya waktu, Pondok Pesantren Ash – Shiddiqi dengan

keikhlasan dan idealisme para pendirinya, lembaga ini terus berkembang,

hingga saat ini. Dengan usaha selalu meningkatkan mutu pendidikan,

pembangunan fisik, pengembangan dana dan mempersiapkan para kader

untuk kemajuan jangka panjang lembaga pendidikan dan pengabdian kepada

masyarakat.

1. Identitas Pondok Pesantren

Tabel 1 Identitas Pondok Pesantren

1 Nama Pesantren Pondok Pesantren Ash - Shiddiqi

2 Tahun berdiri 1987

3 Pendiri/Penyelenggara Yayasan Roudlotush - Shiddiqi

4 NSPP 050803070011

5 Akte Notaris Nomor 1,- tgl 5 Mei 2004

6 Pimpinan Yayasan H. Bambang Irawan, S.Pd.I

7 Pimpinan Pesantren KH. Abdul Wahid Zuhri, S.Pd.I

8 Lokasi Pesantren

Dusun V Sragen Kampung Mataram

Ilir Kecamatan Seputih Surabaya

Kabupaten Lampung Tengah

Provinsi Lampung 34158

Page 103: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

86

2. Struktur Kepengurusan

Tabel 2 Struktur Kepengurusan

No Jabatan Nama

1 Pengasuh Kh. Abdul Wahidd Zuhri, S.Pd.I

2 Ketua M. Wildan Aldiansyah

3 Wakil Ketua Ferry Ferdian

Hadi Nur Kholis

4 Sekertaris Salman Latif

M. Taufikkus Sofyan

5 Bendahara Wahid Kuncoro

6 Seksi Keamanan Muhammad Nasirudin

Ariyo Wijaya

7 Seksi Pendidikan M. Rizki Ardiansyah

Rijal Mustofa

8 Seksi Kebersihan

M. Ulil Albab

Ken Saelendra

Muhammad Amin

9 Seksi Kesehatan Nurdin Hidayat

Khoirul Anwar

10 Seksi Penerangan M. Miftahul Zaki

11 Seksi Logistik M. ZamronI Amin Khutbi

12 Seksi Pengairan Kharimal Manan

3. Visi dan Misi

Visi : Mencetak manusia yang muttafaqah fiddin untuk menjadi

kader pemimpin umat/bangsa

Page 104: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

87

Misi : Mendidik kader-kader umat dan bangsa yang ber-tafaqqah

fiddin ; para ulama, zuama dan aghniya, cendekiawan muslim yang

bertakwa, berakhlak mulia, berpengatahuan luas, jasmani yang sehat,

terampil dan ulet.

4. Sumber Daya Manusia

Pondok Pesantren Ash - Shiddiqi saat ini dikelola oleh 21 orang

Ustadz Ustadzah yang masing-masing berpendidikan 2 orang S2, 13

orang S1 dan 6 orang SLTA.

Secara rinci sumber daya manusia (SDM) dapat dilihat pada tabel

daftar berikut :

Tabel 3 Sumber Daya Manusia

No Nama Pendidikan

Terakhir

1 Kh. Abdul Wahid Zuhri, S.Pd.I S1

2 H. Bambang Irawan, S.Pd.I S1

3 Taufiq Handoyo, S.Pd.I S1

4 Ahmad Darwis, S.Pd.I S1

5 Salim, A.Ma S1

6 Abdul Manan, A.Ma S1

7 Solihin, A.Ma S1

8 Munawir Shodiq, S.H.I S1

9 Abdul Afif, S.Pd.I S1

10 Aliyanah, M,Pd S2

11 Martuhono, St. M.Pd S2

Page 105: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

88

12 Supriyanto, S.Pd S1

13 Turmudzi, S.Pd.I ( Al Hafidz ) S1

14 Agung Wibowo, S.Pd S1

15 Patoni, S.H.I S1

16 M. Zainul Alim ( Al Hafidz ) SLTA

17 Abdul Jalil SLTA

18 Muhammad Said SLTA

19 Solehan SLTA

20 Sahudi SLTA

21 Ahmad Rasyid SLTA

5. Keadaan Santri

Perkembangan jumlah siswa pada 3 tahun terakhir dapat dilihat pada

tabel berikut :

Tabel 4 Keadaan Santri

No Tahun Pelajaran Jumlah Santri Keterangan

1

2

3

4

5

6

2015

2016

2017

2018

2019

2020

380

413

488

486

418

493

Mukim

Page 106: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

89

6. Tingkat Unit Pendidikan

Tabel 5 Tingkat Unit Pendidikan

1 TK Roudlotuth Tholiibin

2 Taman Pendidikan Al-Qur‟an (TPQ)

3 Madrasah Diniyah

4 Madrasah Tsanawiyah (MTs)

5 Madrasah Aliyah (MA),

6 Majlis Ta‟lim, Masyarakat/kaum Ibu

7 Majlis Ta‟lim, Masyarakat Jamaah Toriqoh

7. Kegiatan Podok Pesantren

a. Kegiatan Wajib

Tabel 6 Kegiatan Wajib Podok Pesantren

No Jenis Kegiatan

1 Khitobah (latihan berpidato)

2 Praktek Mengajar

3 Praktek Da‟wah dan Pengembangan Masyarakat

4 Albarzanji

5 Kilatan Kitab Kuning

6

Pengajian Kitab (Qur'an Hadits, Tauhid, Fiqih, Akhlak, SKI,

Bahasa Arab, Aswaja, Tajwid, Shorof, Nahwu, Tafsir Al-

Qur‟an, Sejarah Nabi dan Sahabat)

7 Organisasi dan Kepemimpinan

8 Safari Da‟wah ke Masyarakat

Page 107: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

90

9 Semaan Al-Qur'an

10 Tahlil dan Do'a

b. Kegiatan Ekstra

Tabel 7 Kegiatan Ekstra Podok Pesantren

No Jenis Kegiatan

1 Tilawah (seni baca) dan kajian al-qur‟an

2 Rihlah Ilmiyah (study tour)

3 Olahraga

4 Keterampilan

5 Seni Hadroh

6 Pramuka

7 Pendidikan Komputer

8 Tahfidz Al – Qur‟an

c. Jadwal Kegiatan Harian

Tabel 8 Kegiatan Harian Podok Pesantren

No Waktu Janis Kegiatan

1 03.00 Solat Tahajud

2 04.30 Jama‟ah Subuh

3 05.00 Mengaji Al – Quran

4 07.00 Sekolah Formal

5 12.15 Jama‟ah Dzuhur

6 14.00 Sekolah Diniyah

7 16.00 Jama‟ah Ashar

8 16.30 Olahraga

Page 108: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

91

9 18.00 Jam‟ah Maghrib

10 18.30 Mengaji Kitab Kuning

11 19.30 Jam‟ah Isya‟

12 20.00 Musyawarah/ Bahtsul Masa‟il

13 22.00 Sorogan Al – Qur‟an

14 23.00 Belajar Formal

15 24.00 Istirahat

d. Jadwal Kegiatan Mingguan

Tabel 9 Kegiatan Mingguan Podok Pesantren

No Waktu Janis Kegiatan

1 Kamis

Tilawah ( Seni Baca ) Al – Qur‟an

Sholawat Burdah / Albarzanji

Khitobah

Ziarah Kubur

Ta‟ziran

2 Jum‟at

Ro‟an

Kordinasi Pengurus

Ziarah Kubur

Sema‟an Al – Qur‟an

e. Jadwal Kegiatan Bulanan

Tabel 10 Kegiatan Bulanan Podok Pesantren

No Waktu Janis Kegiatan

1 Akhir Bulan Kordinasi Yayasan

Istighosah dan Doa bersama

Page 109: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

92

Pembacaan Manaqib Nurul Burhan

Safari Da‟wah ke Masyarakat

f. Jadwal Kegiatan Tahunan

Tabel 11 Kegiatan Tahunan Podok Pesantren

No Waktu Janis Kegiatan

1 Bulan Muharram Lomba – Lomba

2 Bulan Ramadhan Kilatan Kitab Kuning

3 Bulan Syawal Haflah Khotmil Qur‟an dan Kitab

8. Sarana dan Prasarana

Tabel 12 Sarana dan Prasarana

No Jenis Sarana

1 Masjid

2 Gedung Asrama Santri dan Guru

3 Gedung Sekolah/Ruang Belajar

4 Sarana MCK, Toilet dan Instalasi air bersih

5 Sarana air minum

6 Perpustakaan Pesantren dan Sekolah

7 Laboratorium Komputer

8 Laboratorium IPA

9 Aula/Gedung Pertemuan

10 Lapangan Olahraga

11 Balai Kesehatan (Poskestren)

Page 110: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

93

12 Koperasi

13 Dapur Umum

14 Listrik PLN (90.000 Watt)

15 Rumah Pimpinan Pesantren

16 Kendaraan 1 buah

17 Diesel Listrik dan Pompa air

18 Genset

19 Gudang penyimpanan

20 Kantor TU Sekretariat Pesantren dan Organisasi Pelajar.

B. Kurikulum Pondok Pesantren Ash – Shiddiqi

Pondok Pesantren Ash – Shiddiqi merupakan lembaga pendidikan ber-

asrama, semua santri yang menuntut ilmu di lembaga ini diwajibkan untuk

mukim atau menetap di dalam asrama dengan pengawasan 24 jam.

Dengan pola pendidikan yang diterapkan, lembaga ini memerlukan

sumber daya manusia yang tepat guna dalam pelaksanaan kegiatan belajar

dan mengajar maupun pengawasan para santri di lingkungan asrama. Tenaga

pengajar tersebut disyaratkan sehat jasmani dan rohani, memiliki jenjang

pendidikan minimal berlatar belakang pondok pesantren, dengan latar

belakang yang dimilikinya, lembaga ini dapat memberikan standarisasi

pelayanan dan standarisasi pola dasar pendidikan kepada para santri.

Pondok Pesantren Ash – Shiddiqi juga melaksanakan penyegaran

untuk selalu meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran, baik berupa

fasilitas pendidikan hingga tingkat kesarjanaan maupun dalam bentuk

Page 111: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

94

pelatihan jangka pendek atau berupa kunjungan ke lembaga-lembaga

pendidikan lain guna memberikan masukan terhadap kemajuan lembaga

pesantren.

Pondok Pesantren Ash - Shiddiqi menerapkan sistem pendidikan

terpadu, dimana kekurangan sistem akan diisi dengan kelebihan sistem

lainnya. Tiga sistem yang diterapkan adalah (1). Sistem Pesantren Salaf (2).

Sistem Madrasah, (3). Sistem Pesantren Tahfidz. Pondok Pesantren Ash –

Shiddiqi lebih mengutamakan pendidikan dari pada pengajaran, karena

pendidikan tidak hanya mengasah daya fikir santri, tetapi lebih kepada

pembentukan pribadi santri dalam seluruh hidupnya.

Pendidikan di Pondok Pesantren Ash – Shiddiqi lebih diarahkan

kepada (1). Pendidikan kader-kader umat yang mampu dan terampil di

tengah-tengah masyarakatnya, (2). Pembinaan generasi muda yang mampu

melanjutkan studinya sesuai dengan bakatnya dan kelak tetap berada di

tengah masyarakat dengan menjunjung tinggi amar ma‟ruf nahi munkar, (3).

Beribadah dan mencari ilmu karena Allah SWT.

Dalam upaya tercapainya pendidikan, Pesantren Ash – Shiddiqi

menerapkan pola dasar pendidikan yang meliputi :

Panca Jiwa adalah pendidikan yang ditanamkan kepada setiap santri untuk

membentuk dan melandasi kepribadiannya ;

1. Jiwa Keikhlasan

2. Jiwa Kesederhanaan

3. Jiwa Mandiri

Page 112: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

95

4. Jiwa Ukhuwah Islamiyah

5. Jiwa Bebas Merdeka

Panca Bina merupakan arah pembinaan santri yang akan melahirkan sikap

hidup yang nyata dalam langkah dan amaliah sehari-hari ;

1. Bertaqwa kepada Allah SWT

2. Berakhlak Mulia

3. Berbadan Sehat

4. Berwawasan Luas

5. Kreatif dan Terampil

Panca Dharma adalah bakti santri sebagai makhluk, anggota masyarakat dan

warga negara, sehingga keberadaan santri tidak hanya bermanfaat bagi

dirinya, tetapi juga bagi orang lain dan alam sekitarnya;

1. Ibadah

2. Ilmu yang berguna di masyarakat

3. Kader umat

4. Dakwah Islamiyah

5. Cinta tanah air dan berwawasan Nusantara

C. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian tentang strategi penanaman ideologi

kebangsaan di pondok pesantren Ash – Shiddiqi Mataram Ilir Seputih

Surabaya Lampung Tengah, maka diperoleh data sebagai beikut :

Page 113: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

96

1. Pemahaman Santri Tentang Ideologi Bangsa

Menurut para santri Pancasila adalah ideologi bangsa Indonesia,

mereka juga sangat menghormati agama atau kepercayaan orang lain,

karena tujuan manusia dalah sama yaitu kembali kepada tuhan yang

maha ESA. Pada saat belajar mereka diajarkan untuk saling

menghormati agama atau kepercayaan orang lain seperti dalam surat

Al-Kafirun : Lakum dinukum waliyadin “ untukmu agamamu, untukku

agamaku”. Mereka juga merasa prihatin apabila ada kasus perpecahan

antar agama, karena menurut mereka kurangya rasa nasionalisme

sehingga terlalu fanatik terhadap agamanya.

Para santri juga mencintai orang lain meskipun belum kenal

dengan orang tersebut, contohnya bila ada santri baru yang belum

dekat dengan mereaka, menurut mereka kita diajarkan untuk selalu

khusnudzon dan baik terhadap orang lain. Mereka juga suka

melakukan kegiatan kemanusiaan, seperti gotong royong di masjid dan

masyarakat.

Menurut para santri mereka mencintai tanah air indonesia seperti

jasa para pahlawan yang memperjuangkan Negara Indonesia dengan

darah dan nyawa, mereka juga bangga dengan Negara Indonesia,

karena keanekaragaman suku, budaya, bahasa dan agama serta negara

tropis yang membentang indah dengan banyak objek wisata alamnya.

Serta rela berkorban demi Negara Indonesia, karena Negara yang

Page 114: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

97

diperjuagkan dengan susah payah oleh para pahlawan harus kita

pertahankan.

2. Pemahaman Pengasuh Pondok Pesantren Tentang Ideologi Bangsa

Kurang lebih beliau baru 3 tahun menjadi pengasuh pondok

pesantren Ash - Shiddiqi, tapi sebelumnya beliau mendampingi ayah

handa Kh. Ahmad Zuhri Almarhum, sejak lulus dari pondok pesantren

di jawa tengah. Beliau sangat bangga menjadi warga Negara Indonesia,

menurut beliau sebagai salah satu bentuk rasa syukur atas perjuangan

para pahlawan terdaulu dan atas nikmat yang Allah berikan dengan

begitu kaya alamnya, bergbagai suku dan budaya yang beraneka

ragam.

Menurut beliau Ideologi bangsa adalah sebuah keyakinan

masyarakat terhadap negaranya, sehingga taat dan patuh pada aturan

sesuai dengan ideologi bangsa tersebut. Seorang siswa atau santri

harus mempunyai ideologi yang kuat, agar kuat juga pendirian dan

keyakinanya terhadap Negara, taat dan patuh pada aturan negara, serta

tidak mudah terpengaruh dengan bujukan fanatisme yang

menimbulkan radikalisme.

Terkait dengan idologi santri di pondok pesantren Ash - Shiddiqi

tiodak perlu dikhawatiran, para santri mempunyai ideologi yang kuat,

karena dalam program pondok pesantren saya bertatap muka dengan

para santri guna memperkuat ideologi mereka. Juga perlunnya

mengembangkan nilai – nilai ideology bangsa, supaya para santri lebih

Page 115: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

98

menjadi orang yang santun, berakhlakul karimah , dan cinta kepada

tanah air.

Beberapa tindakan dalam mengembangkan ideology para santri

diantaranya beliau seminggu sekali bertatap muka dengan para santri

guna menamkan ideologi bangsa dan agama kepada mereka, selain itu

ada program pondok pesantren maupun sekolah juga bertujuan untuk

menguatkan ideologi para santri. Kegiatan nonton bareng yang

berkaitan dengan Timnas Indonesia pun diselengarakan guna

menghibur dan menumbuhkan rasa cinta mereka kepada negeri ini,

upacara bendera khusus para santri setiap hari senin yang tidak sekolah

formal, serta upacara hari santri juga sangat menunjang bertumbuh

kembangnya ideologi bangsa mereka.

Terkait kendala dalam penanaman ideology bangsa menurut

beliau kendala pasti ada tapi tidak begitu menghawatirkan, salah satu

contoh bertemunya para santri dengan anak – anak yang lain saat

sekolah formal tentunya menjadi kendala tersendiri terhadap

penanaman ideologi bangsa terhadap para santri. Tapi beiau tidak

menghawatirkan kendala tersebut, karena memang ranahnya

mereka untuk berproses.

Adapun strategi dan metode yang digunakan dalam menanamkan

ideology bangsa kepada para santri banyak ragamnya, seperti di

sekolah formal mereka mendapat materi yang memang untuk

mengembangkan rasa nasionalisme, di pondok pesantren dalam

Page 116: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

99

kegiatan musyawarah/bahtsul masa‟il, nonton bareng video perjuangan

dan pertandingan timnas indonesia, rihlah ilmiyah dan lainya. Beliau

juga bertatap muka tiap minggu dengan para santri, untuk memotivasi

iman, islam dan ahlakul karimah mereka. Tidak ada pelanggaran sikap

ideology di pondok pesantren Ash – Shiddiqi, apabila memang ada

beliau akan terus menasehati para santri, namun jika kesalahan yang

fatal bisa langsung dikleuarkan.

Menurut beliau tentang prilaku santri yang menyimpang adalah

sebatas wacana yang banyak memojokkan santri padahal mungkin

hanya sebagian dari pondok lain sedangkan kurikulum yang ada tidak

ada hubunganya tentang kurangnya nasionalisme, justru mereka

setelah keluar dari pondok pesantren kemudian bergaul dan bergabung

dengan orang-orang yang notabenya kurang cinta dan tidak puas

dengan negara kita ini dan dengan mengatakan jihad dalam menjadi

teroris itu sendiri. Simbul santri itu yang membuat santri beranggapan

seperti itu, padahal hanya sebagian dan pondok pesantren Ash -

Shiddiqi tidak mendukung adanya terorisme.

D. Pembahasan

Nasionalisme bangsa saat ini lebih banyak diisi dengan berbagai

pembangunan, terutama melalui pembangunan fisik atau infratruktur

misalnya gedung-gedung, jalan raya, pelabuhan, bandara dan lain-lain.

Pembangunan bangsa yang tidak diikuti penanaman nilai nasionalisme akan

Page 117: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

100

berdampak runtuhnya sikap nasionalisme bangsa terutama bagi kalangan

generasi muda. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya generasi muda (pelajar)

yang melakukan tindak kriminalitas seperti tawuran pelajar, terjebak ke

dalam lingkarannarkoba, miras, seks bebasdanlain-lain, yang mana hal ini

menandakan rapuhnya karakter bangsa. Karakterbangsa Indonesia yang

relegius, ramah, toleran, suka gotong royong dan sejenisnya, kini telah

hilang. Padahal mereka adalah insan pendidikan yangseharusnya memiliki

semangat jiwa nasionalismedanbukanya melakukan suatu tindakan yang

mengarah padaperpecahanbangsa.

Arus globalisasi yang masuk begitu cepat tanpa diimbangi kesiapan

mental dalam diri pribadi generasi muda akan membuat anak muda

kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia. Hal ini ditunjukkan

dengan gejala- gejala yang muncul dalam kehidupan sehari-hari anak muda

sekarang. Dari cara berpakaian banyak dari mereka yang berdandan seperti

selebritis yang cenderung ke budaya barat. Mereka menggunakan pakaian

yang minim bahan yang memperlihatkan bagian tubuh yang seharusnya

tidak kelihatan. Padahal cara berpakaian tersebut jelas-jelas tidak sesuai

dengan kebudayaan bangsa Indonesia yang menganut budaya ketimuran.

Menurut hasil wawancara dengan informan dapat diketahui bahwa

ideology bangsa yang kuat sehingga mewujudkan sikap nasionalisme santri

di Pondok Ash - Shiddiqi adalah sebagai berikut :

Page 118: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

101

1. Bangga menjadi orang Indonesia

Tidak ada yang lebih menbanggakan selain menjadi orang

Indonesia, Negara yang diakui orang karena keramahan

rakyatnya.kekayaan alam dan budayanya. Semua santri di pondok

Assalaam mengaku banga denagn negara Indonesia denagan berbagi

alasan, ada yang mngatakan karena negara Indonesia kaya akan

sumber daya alam, seperti hasil bumi, hasil laut, hasil hutan dan

kekayaan alam lainya, ada sebagin santri menjawab dengan alasan

karena lahir di negara Idonesia atau sebagi tanah kelahiran.

2. Mengenal dan menghargai pahlawan

Para pahlawan rela mengorbankan hidupnya demi menjaga dan

mempertahankan negara Indonesia. Tanpa jasa mereka, kita tidak bisa

menjadi bangsa dan negara Indonesia seperti sekarang. Kita juga harus

menghargai jasa para pahlawan bangsa. Sikap menghargai jasa para

pahlawan harus kita tanamkan sejak dini. Pada bagian ini kita akan

membahas bentuk- bentuk penghargaan itu dan meneladani sikap

kepahlawanan dan patriotisme. Para santri selalu menggenag para

pahlawan denagan cara memajang gambar di dinding kelas gambar

para pahlawan sebagi wujud kecitaan pada para pahlawan, di samping

itu selalu mengabadikan nama pahlawan meneladani dan mengisi

kemerdekaan.

Page 119: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

102

3. Memiliki kebanggaan pada budaya nasional

Budaya Indonesia memang memiliki nilai yang unik dan dapat

menggugah ketertarikan dari warga manca negara di belahan dunia.

Namun, sayangnya budaya yang beraneka ragam ini tidak banyak

dicintai oleh warganya sendiri (kita). Terbukti, dengan lebih

tertariknya warga kita pada budaya luar. Budaya yang semestinya

menjadi warisan untuk anak bangsa dari Sabang sampai Merauke ini,

malah kurang diminati dirumahnya sendiri. Mulai dari kalangan anak

kecil sampai kalangan tua.

4. Mengikuti upacara bendera pada hari senin maupun hari besar

Bendera merupakan salah satu identitas bangsa. Di balik

wujudnya sebagai benda mati, tesirat sebuah kisah bagaimana

perjuangan para pahlawan dalam merebut dan memerdekakan sebuah

negara.Mengikuti upacara di hari senin, maupun dihari besar,

merupakan sikap cinta kepada negara dan mengingat kemerdekaan

Indonesia pada tahun 1945, dalam hal ini santri selalu tertib

mengikutinya, dan apabila ada santri lain tidak mengikuti atau engan

untuk mengikuti, santi satu dengan yang lainya saling tegur dengan

harapan bisa melakukanya upacara tersebut.

5. Teloransi terhadap agama lain

Negara Indonesia dengan keragaman budaya dan agama,

merupakan bagian dari kekayaan negara Indonesia ini, dalam hal ini

santri selau menghormati atas kepercayaan agama lainya, dikarnakan

Page 120: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

103

dalam agama sudah disebutkan untuk selalu toleransi bersifat damai

dan saling menghurmati menghargai atas agama dan kepercayan

lainya, apabila ada orang yang mengaku islam dengan alasan jihad

untuk memperangi bahkan menjadi teroris itu tidak dari pelajaran yang

telah di berikan di pondok melainkan ada kelompok tertentu atau ikut

ketika santri sudah keluar dari pondok pesantren.

6. Cinta tanah air, peduli terhadap lingkungan sekitar dan rela

berkorban.

Dalam wujud bela negara tentu saja sebagai warga negara

Indonesia wajib untuk rela berkorban untuk bangsa dan negara, dalam

perwujudan relaberkurban bagi para santri yaitu selalu belajar dengan

sungguh-sungguh sebagi bekal kelak dan bisa meningkatkan mutu

negra Indonesia, dan bisa berguna bagi diri, lingkungan maupun

negara dan bangsa.

E. Bentuk Strategi Pondok Pesantren Ash – Shiddiqi dalam Penanaman

Ideologi Kebangsaan

Pondok Pesantren Ash - Shiddiqi memiliki jenjang pendidikan formal di

dalamnya. Pendidikan formal tersebut adalah Taman Kanak-Kanak (TK)

Roudlotuth Tholibin, Madrasah Tsanawiyah (MTs) Roudlotul Ulum, dan

Madrasah Aliyah (MA) Roudlotul Ulum. Hasil wawancara Kh. Abdul Wahid

Zuhri, S.Pd.I sebagai pimpinan Pondok Pesantren Ash - Shiddiqi, menyebutkan

jika penanaman ideoloogi kebangsaan yang dilakukan pada jejang pendidikan

Page 121: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

104

formal dengan memanfaatkan mata pelajaran yang ada. Mata pelajaran yang

dimaksud seperti pendidikan kewarganegaraan dan pendidikan sejarah. Guru

dalam proses pembelajaran juga mengikuti prosedur umum yang berlaku

seperti mempersiapkan silabus, RPP, penilaian, dan lain-sebagainya. „Pada

dasarnya materi pelajaran sejarah dan PKn cukup dapat memberikan manfaat

yang berarti bagi upaya penanaman ideologi kebangsaan para santri‟.

Pelajaran sejarah dan PKn dianggap Kh. Abdul Wahid Zuhri, S.Pd.I

sangat terkait dengan penumbuhan kesadaran berbangsa dan nasionalisme.

Banyak orang yang berpendapat bahwa bangsa besar adalah bangsa yang

menghargai pahlawannya (sejarahnya). Dengan keyakinan seperti itulah

pelajaran sejarah dan PKn yang diberikan pada jenjang pendidikan formal di

Pondok Pesantren, menjadi salah satu sarana penanaman ideologi kebangsaan

bagi santri. Kh. Abdul Wahid Zuhri, S.Pd.I juga mengatakan jika guru

pengampu mata pelajaran PKn dan sejarah juga terkadang menyisipkan nilai-

nilai kebangsaan yang terkandung dalam Al Quran, untuk diberikan ke siswa.

Terkadang juga menyisipkan nilai-nilai yang terkandung dalam Al Qur‟an atau

Al Hadist dalam pembelajaran di kelas. Semisal ada Hadist yang berbunyi

“Hubbul wathan minal iman (Cinta tanah air adalah bagian dari iman)”.

Selanjutnya, berbeda dengan tingkat sekolah menengah, penanaman

ideologi kebangsaan di tingkat Taman Kanak-Kanak dengan lebih sederhana.

Pengajar biasanya memanfaatkan lagu-lagu nasional, untuk memberikan

penanaman nilai kebangsaan pada santri di TK. Dengan lagu-lagu nasional,

santri di TK bisa lebih memahami nilai-nilai nasionalisme. Sementara di tingkat

Page 122: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

105

TK selain dengan lagu nasional, pengajar juga memberikan tugas-tugas sekolah

yang ada hubungannya dengan nilai-nilai kebangsaan. Tugas tersebut sebagai

sarana pendalaman materi bagi santri agar lebih memahami nilai-nilai

nasionalisme.

Pimpinan Pondok Pesantren Ash – Shiddiqi berusaha secara konsisten

menanamkan nilai- nilai kebangsaan pada santri. Langkah yang juga dilakukan

adalah mengajak santri untuk pergi ke tempat-tempat bersejarah. Tujuan dari

kegiatan ini adalah sebagai sarana hiburan bagi para santri dan juga menambah

wawasan tentang tempat- tempat bersejarah. Dengan melihat langsung

peninggalan sejarah, maka akan tumbuh rasa kagum dan bangga dari diri santri.

Misalnya tiap tahun diajak untuk berziarah dan berkunjung ke tempat

bersejarah di Jawa Timur. Santri di bawa berkunjung ke makam Gusdur, Tugu

Pahlawan Surabaya, museum serta tempat-tempat lain.

Kunjungan ke objek- objek bersejarah, terutama museum merupakan

metode yang dapat dipilih untuk memperkenalkan aspek-aspek tersebut. Selain

melalui pendidikan formal pesantren. Pondok Pesantren Ash – Shiddiqi masih

menggunakan metode pembelajaran yang khas dalam memberikan pemahaman

nilai-nilai keagamaan. Metode pembelajaran tersebut seperti sorogan,

bandongan, musyawarah, pengajian,hapalan, demonstrasi/paktek, rihlah

lmiyah, Muhawarah/Muadatsah, dan Riyadhah. Tentu saja metode-metode yang

dilakukan ini, juga dijadikan sarana untuk menanamkan nilai-nilai kebangsaan.

Secara khusus penanaman nilai-nilai kebangsaan bisa muncul ketika ustad

atau Kyai menggunakan metode musyawarah/Bahtsul Masa’il. Metode ini juga

Page 123: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

106

bisa dikatakan sebagai metode diskusi atau seminar. Para santri dalam jumlah

tertentu duduk membentuk halaqah dan dipimpin langsung oleh kyai atau bisa

juga santri senior untuk membahas suatu tema yang telah ditentukan

sebelumnya. Tema yang akan dikaji, misalnya adalah nilai-nilai kebangsaan

yang tercermin dalam Al – Qur‟an & Hadist. Untuk melakukan pembelajaran

dengan metode ini, sebelumnya pengajar telah mempertimbangkan kesesuaian

topik atau persoalan (materi) dengan kondisi dan kemampuan peserta (para

santri). Metode ini berguna untuk membangun pemahaman santri tentang

kebangsaan dan memahami isu kebangsaan yang berkaitan dengan nilai ke-

Islam-an. Metode ini sebagai upaya untuk meghindarkan tumbuhnya

„etnonasionalisme‟ yang membatasi pemikiran peserta didik (santri), tentang

nasionalisme Indonesia.

Selain metode musyawarah, Pondok Pesantren Ash – Shiddiqi juga

melakukan metode rihlah ilmiyah. Metode rihlah ilmiyah adalah kegiatan

pembelajaran yang diselenggarakan melalui kegiatan kunjungan (perjalanan)

menuju ke suatu tempat tertentu dengan tujuan untuk mencari ilmu. Kegiatan

kunjungan yang bersifat keilmuan ini dilakukan oleh para santri untuk

menyelidiki atau mempelajari suatu hal dengan bimbingan ustadz atau kyai.

Metode ini terintegrasi juga dengan kegiatan di sekolah, yang sering dinamakan

study tour atau mengunjungi tempat bersejarah.

Page 124: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

107

F. Kendala yang di hadapi Pondok Pesantren Ash – Shiddiqi dalam

Penanaman Ideologi Kebangsaan

Menurut hasil wawancara dengan informan dapat diketahui bahwa

kendala dalam proses penanaman ideology pada santri di Pondok Pesantren

Ash –Shidiqqi hampir tidak ada kendala hanya ada beberapa faktor yang

mempengaruhi proses masuknya penanaman ideology bangsa tersebut yaitu

bertemunya santri dengan siswa umum yang tidak mukim di pondok

pesantren pada saat sekolah formal, karena dengan bertemunya mereka akan

menimbulkan sebuah pengaruh yang sangat besar, apalagi teman sekelas

bahkan sebangku. Karena siswa umum bisa saja membawa pengaruh kepada

para santri, yang nota banenya siswa umum saat diluar lingkungan sekolah

bergaul dan berkomunikasi dengan banyak orang.

Page 125: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

108

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan tentang Strategi

Penanaman Ideologi Kebangsaan di Pondok Pesantren Ash – Shiddiqi

Kelurahan Mataram ilir Kecamatan Seputih Suarabaya Kabupaten Lampung

Tengah, Penulis memperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Pimpinan Pondok Pesantren Ash – Shiddiqi berusaha secara konsisten

menanamkan ideologi kebangsaan pada santri. Langkah yang juga

dilakukan dengan memanfaatkan lembaga pendidikan formal dan

kegiatan-kegiatan yang dilakukan pengurus Pondok Pesantren Ash –

Shiddiqi. Penanaman melalui pendidikan formal dengan

memanfaatkan mata pelajaran yang memiliki hubungan dengan nilai

kebangsaan, seperti PKn dan Pendidikan Sejarah. Penanaman ideologi

kebangsaan juga dilakukan dengan memanfaatkan lagu-lagu nasional,

untuk dinyanyikan oleh santri di tingkat Taman Kanak- Kanak.

2. Strategi penanaman ideologi kebangsaan juga dilakukan melalui

kegiatan keagamaan di Pondok Pesantren Ash – Shiddiqi, diantaranya

dengan melaksanakan upacara hari senin dan hari – hari besar lainya,

selalu memeberikan motivasi terkait ideology kebangsaan, serta

Page 126: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

109

memanfaatkan metode musyawarah (Bahtsul Masa‟il) dan rihlah

ilmiyah. Metode musyawarah digunakan untuk mengkaji sebuah tema,

misalnya adalah nilai-nilai kebangsaan yang tercermin dalam Al

Quraqn & Hadist. Sementara metode rihlah ilmiyah adalah kegiatan

pembelajaran yang diselenggarakan melalui kegiatan kunjungan

(perjalanan) menuju ke suatu tempat tertentu dangan tujuan untuk

mencari ilmu. Kota yang dikunjungi tentu saja tempat-tempat yang

memiliki nilai religius dan sejarah, sekaligus bermanfaat untuk

menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Selain itu penanaman ideologi

kebangsaan dengan cara melakukan kegiatan nonton bareng, pada saat

Timnas Indonesia bertanding dan video – video perjuangan seperti

G30SPKI, Sang Kyai dan lainya, guna meningkatakan rasa

nasionalisme para santri.

3. Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan agama Islam yang

tumbuh dan diakui oleh masyarakat, sudah semestinya ikut berperan

serta dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Pondok pesantren di

Indonesia secara umum, hingga kini tetap eksis. Eksistensi pondok

pesantren tidak hanya sebagai lembaga pendidikan, tetapi juga sebagai

sarana dakwah Islam dan lembaga pengembangan masyarakat yang

mengentaskan para santri untuk dibina atas tanggung jawab menuju

kehidupan yang lebih baik. Pondok pesantren sebagai lembaga

pendidikan terbukti telah melahirkan kader- kader yang berguna bagi

bangsa dan negara.

Page 127: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

110

B. Saran

Berdasarkan dari hasil kesimpulan penelitian, maka penulis ingin

menyampaikan saran-saran, yaitu sebagai berikut:

1. Hendaknya dalam proses menanamkan ideology kebangsaan di pondok

pesantren Ash – Shiddiqi dilakukan pemisahan ruang kelas antara

santri dan siswa umum pada saat sekolah formal, agar tidak

terpengaruh baik sikap bahkan pemikiran yang menyimpang tentang

ideology kebangsaan.

2. Menyediakan asrama khusus para ustadz dan kyai untuk bisa mukim di

pondok pesantren, sehingga bisa mengawasi seluruh kegiatan dan

aktifitas para santri selama 24 jam penuh.

3. Mengadakan pelatihan atau study banding pegurus pondok pesantren

ke pondok pesantren lain untuk observasi dan mencari referensi terkait

strategi penanaman ideologi kebangsaan guna mendapatkan inisisatif

baru untuk diterapkan.

Page 128: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

108

DAFTAR PUSTAKA

Al Qur’an dan Terjemahanya Departemen Agama Republik Indonesia, Semarang

: PT. Karya Toha Putra, 1989

Abdul Madjid, Sri-Edi Swasono, Wawasan Ekonomi Pancasila, Universitas

Indonesia, Jakarta, 1988

Abudinnata, Sejarah Pertumbuhan Lembaga-Lembaga Pendidikan Islam di

Indonesia, (Jakarta: Gramedia, 2001)

Achmad Fauzi, et.al., Pancasila Ditinjau dari Segi Sejarah-Segi Yuridis

Konstitusional dan Segi Filosofis, cet.III (Malang: Lembaga Penerbitan

Universitas Brawijaya, tanpa tahun)

Adib, M, Ecxellence with Morality: Mutiara Jati Diri Universitas Airlangga dan

Identitas Kebangsaan, Malang : Bayu Media, 2010

Adz-Dzakey, H. B., Prophetic Leadership, Yogyakarta: Al Manar, 2009

Agama RI, Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah tentang Pendidikan,

(Jakarta, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam), 1987

Al Chaidar dan Herdi Sahrasad, “Negara, islam, dan Nasionalisme sebuah

Perspektif” Kawistara, 2013

Alfandi, W, Reformasi Indonesia, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,

2002

Al-Marsudi, Subandi. Pancasila dan UUD 1945 Dalam Paradigma Reformasi,

(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001)

Amin Haedari, Masa Depan Pesantren: Dalam Tantangan modernitas dan

Tantangan Kompleksitas Global (Jakarta: IRD Press, 2004)

Page 129: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

Ana Irhandayaningsih, Peranan Pancasila Dalam Menumbuhkan Kesadaran

Nasionalisme Generasi Muda Di Era Global (Semarang: Jur.

Perpustakaan FIB, 2015)

Arifin, Zainal. Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja

Rosdakarya, 1998

Bustanul Arifin, “Implikasi Prinsip Tasamuh,” (Toleransi) dalam Interaksi Antar

Umat Beragama”, Jurnal Fikri 1 (2016)

Christine Daymon Dan Immy Halloway, Metode Riset Kualitatif, (Yogyakarta :

PT Bentang Pustaka, 2008)

Daniel Bell. Matinya Ideologi. Magelang: Indonesia Tera, 2001.

Departemen Agama Republik Indonesia, Moral Agama, Suluh Kepribadian

Pemuda dalam menghadapi Budaya Massa, Jakarta: Proyek Penguatan

Mahasiswa Departemen Agama Republik Indonesia, 1987

Dewi Rokhmah, dkk, Metode Penelitian Kualitatif, (Jember: Jember University

Press, 2014)

Djamaluddin, & Abdullah Aly, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Yogyakarta:

Jalasutra, 2002

Djoko Dwiyanto, Ignas. G. Saksono, Ekonomi (Sosialis) Pancasila Vs

Kapitalisme, Keluarga Besar Marhenisme, Yoyakarta, 2011

Donny Gahral Adian, Arus Pemikiran Kontemporer, (Yogyakarta: Jalasutra, 2001)

Emzir, Metode penelitian kualitatif analisis data, (Jakarta: rajawali pers, 2014)

Ernie Tisnawati Sule dan Kurniawan saefullah, “Pengantar manajemen”, (Jakarta :

Prenadamedia Group, 2012)

Firmanzah. Mengelola Partai Politik. Ed. I. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,

2008

Francis Fukuyama. The end of history and the last men; kemenangan kapitalisme

dalam ideologi liberal. Yogyakarta: Qalam, 2003

Franz Magnis-Suseno menyebutnya sebagai ideologi dalam arti penuh, ideologi

terbuka, dan ideologi implisit, 1999

Gunawan Setiardja,Hak-hak Asasi Manusia Berdasarkan Ideologi Pancasila,

(Yogykarta: Kanisius, 1993)

Page 130: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

H.A.R. Tilaar, Kekuasaan Pendidikan; Suatu Tinjauan dari Perspektif Pendidikan,

cet.1(Magelang: Indonesia Tera, 2003)

Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: PT. Raja Grafindo,

1996)

Hasbullah. Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia. Lintasan Sejarah

Pertumbuhan dan Perkembangan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

2001

Huriah Rachmah, Nilai-Nilai dalam Pendidikan Karakter Bangsa yang

berdasarkan Pancasila dan UUD 1945”, Widya, Volume 1 Nomor 1 Juli-

Desember 2013

Husein Umar, Desain Penelitian Manajemen Strategik (Cara mudah Meneliti

Masalah- Masalah Manajemen Strategik Untuk Skripsi, Tesis, dan

Praktek Bisnis), (Jakarta : Rajawali Pers, 2010)

Husni Rahim, Arah Baru Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: Logos, 2001)

Jurnal Civics, Media Kajian Kewarganegaraan , Vol 15 No. 2 Tahun 2018

Jurnal Vidya Karya | Volume 31, Nomor 1, April 2016

Kartanegara, M., Menyelami Lubuk Tasawuf, Jakarta: Erlangga, 2006

Khamami Zada, Islam Radikal: Pergulatan Ormas-ormas Islam Garis Keras di

Indonesia, (Jakarta: Teraju, 2002)

Kuntara, Kelebihan Ideologi Pancasila Dibanding dengan Komunisme dan

Liberalisme, “Kertas Karya Perorangan (Taskap) Peserta Kursus Reguler

Angktan ke XIX”, (Jakarta: Markas Besar Angkatan Bersenjata Republik

Indonesia Lembaga Pertahanan Nasional, 1986)

Lloyd, C. (ed.), Growing Up Global: The Changing Transitions to Adulthood in

Developing Countries, Washington: The National Academies Press, 2005

Lorens Bagus. Kamus Filsafat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2000

M Zaki Mubarak, Genealogi Islam Radikal di Indonesia: Gerakan, Pemikiran, dan

Prospek Demokrasi, (Jakarta: Pustaka LP3SP, 2007

M. Daryono, Dkk, Pengantar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.

Renika Cipta, Jakarta 1998

Page 131: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

Madjid, N.,Bilik-Bilik Pesantren: Sebuah Potret Perjalanan, Jakarta: Paramadina,

1997

Manfred Ziemek, Pesantren Dalam Perubahan Sosial, (Jakarta:, P3M, cet. I,

1986)

Megawangi, R., Pendidikan Karakter Solusi yang Tepat Untuk Membangun

Bangsa, Bandung: Bpmigas dan Energi, 2004

Moesa, Ali Maschan, Nasionalisme Kiai Konstruksi Sosial Berbasis Agama.

Yogyakarta: LKiS Yogyakarta,1997

Muh.Khalifah Mustamin Dkk, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta:

Paramadina, 1997

Muhaimin, Pemikiran Pendidikan Islam: Kajian Filosofik dan Kerangka Dasar

Operasionalisasinya, Bandung: Trigenta Raya, 1993

Muhammad Bimo Sakti, Skripsi “Peranan Pesantren Dalam Menumbuhkan

Wawasan Kebangsaan Kepada Santri”, Fakultas Keguruan Dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung, 2008

Muhammad, “Metodologi Penelitian Ekonomi Islam pendekatan kuantitatif”,

(Jakarta : Rajawali Pers, 2013)

Muslich, Ekonomi Manajerial : “Alat Analisis dan Strategi Bisnis”, (Yogyakarta:

Ekonisia, 1997)

Muzayyin Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Jakarta: PT Bumi Aksara,

2003

Nur indriantoro dan Bambang Supomo, “Metodologi Penelitian Bisnis untuk

Akuntansi & manajemen”, (yogyakarta : BPFE-Yogyakarta, 2013)

Nurcholish Majid, Indonesia Kita, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2004)

Piliang, Y.A., Dunia yang Dilipat: Realitas Kebudayaan Menjelang Milenium

ketiga dan Matinya Posmodernisme, (Bandung: Mizan, 1998)

Qodri Abdillah Azizy, Dinamika Pesantren dan Madrasah, (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2002)

Ratna Megawangi, Pendidikan karakter: Solusi yang tepat untuk Membangun

Bangsa. Jakarta: Star Energy (Kakap) Ltd.Susuhunan pakubuana IV, serat

Wulangreh (1968 -1920)

Page 132: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

Rosadi Ruslan, Metode Penelitian Public Relation Dan Komunikasi, (Jakarta :

Rajawali Pers, 2010)

Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji. Penelitian Hukum Normatif dan Tinjauan

Singkat. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2010

Subeidi,“Konsep Pendidikan Sufistik Abdul Wahab Asy-Sya‟rani”, Jurnal

Khatulistiwa (Journal of Islamic Studies), Vol. 1, No. 2, September 2011

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D, (Jakarta : Rajawali Pers, 2010)

Oetojo Usman, Pancasila sebagai Ideologi: dalam Berbagai Bidang Kehidupan

Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara, Cet.III (Surabaya: Karya

Anda, 1993)

Wahjoetomo, Perguruan Tinggi Pesantren, Cet. I, (Jakarta: Gema Insani Pers,

1997)

Yacub, Pondok Pesantren dan pembangunan Masyarakat Desa, (Bandung:

Angkasa, 1984)

Yandianto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, M25, Bandung, 2001

Zainuddin dkk, Radikalisme Keagamaan & Perubahan Sosial, (Surakarta:

Muhammadiyah University Press, 2002)

Zamakhasary Dhofier, Tradisi Pesantren-Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai

(Jakarta: LP3ES, 1984)

Achmad Reza, “Pengertian Ideologi”, http://sospol.pendidikanriau.com/2009/

11/dalam pembicaraan-sehari-hari-sering.html, diunduh tanggal 20

September 2019

Admin, Pemilihan Ideologi Pancasila,

http://www.pemilihan_ideologi_pancasila.com/ 14 Agustus 2007

HafidzAbdurrahman,„Aqidah’Aqliyyah‟,http://wisnusudibjo.wordpress.com/2009/

01/24/%E2%80 %98aqidah%E2%80%98aqliyyah/, diunduh tanggal 20

September 2019

http://www.markijar.com/2015/11/10-fungsi-dan-kedudukan-pancasila.html

Modul Online” http://www.e-dukasi.net/mol/mo_full.php?moid=107&fname=s

ej204_05.html

Page 133: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

PancasilasebagaiIdeologiTerbuka,http://mjieschool.multiply.com/journal/item/22/

Pancasila_Sebagai_Ideologi_Terbuka_PKn_Kelas_XII_Semester_1_Bag

_2, diunduh tanggal 20 September 2019

RUU TAP MPR tahun 1998 tentang Demokrasi Pancasila, pada konsideran

menimbang, http://www.mpr.go.id., diunduh tanggal 21 Sepetember 2019

SocialActionTheory,

http://www.apla.org/accionmutua/pdf/Social%20Action%20Theory.pdf,

diunduh tanggal 20 September 2019.

Page 134: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

Lampiran 1

1. Kisi – kisi Soal Instrumen Pengaasuh Pondok Pesantren

VARIABEL SUB

VARIABEL INDIKATOR

NOMOR

BUTIR JUMLAH

Strategi

penanaman

ideologi

kebangsaan

1. Memahami

sikap-sikap

nasionalism

e pada

siswa/santri

a. Pentingya ideologi

bangsa

di kalangan

siswa/santri

b. Sejauh mana

siswa/santri

dalam memahami

ideologi bangsa

1, 2, 3, 4

5

4

1

2. Proses

dalam

menanamka

n ideologi

bangsa pada

siswa/santri

a. Menanamkan

ideologi bangsa pada

siswa/santri

b. Menumbuhkan sikap

nasionalisme pada

siswa/santri

c. Kendala-kendala

dalam menanamkan

ideologi bangsa pada

siswa/santri

6

7, 8

9, 10

1

2

2

3. Strategi

dalam

menanamka

n ideologi

bangsa

pada

siswa/santri

a. Metode atau strategi

yang dipakai dalam

Menanamkan

ideologi bangsa pada

siswa/santri

b. Membeberi motivasi

terhadap santri

c. Adanya sangsi

terhadap santri yang

kurang bahkan

melangar dalam

sikap cinta tanah air

11

12

13, 14, 15

1

1

3

Jumlah 15

Page 135: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

Lampiran 2

2. Kisi – kisi Soal Instrumen Santri

VARIABEL SUB

VARIABEL INDIKATOR

NOMOR

BUTIR JUMLAH

Strategi

penanaman

ideologi

kebangsaan

1. Pemahaman

siswa/santri

terhadap

ideologi

bangsa

a. Pengertian ideologi

bangsa menurut para

siswa/santri

1 1

2. Sikap

nasionalisme

siswa/santri

a. Hormat dan bekerja

sama antara

pemeluk agama dan

penganut

kepercayaan yang

berbeda

b. Tidak memaksakan

suatu agama atau

kepercayaannya

kepada orang lain

c. Saling mencintai,

Tenggang rasa,

Tidak semena-mena

terhadap orang lain

d. Menjunjung tinggi

nilai-nilai

kemanusiaan dan

Gemar melakukan

kegiatan

kemanusiaan

e. Cinta kepada tanah

air dan bangga

berkebangsaan dan

bertanah air

Indonesia

f. Rela berkorban

untuk kepentingan

bangsa dan Negara

2

3, 4, 5

6

7

8, 9

10

1

3

1

1

2

1

Jumlah 10

Page 136: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

Lampiran 3

3. Instrumen Penelitian Pengasuh Pondok Pesantren

INSTRUMEN PENELITIAN

STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN

DI PONDOK PESANTREN ASH-SHIDDIQI MATARAM ILIR

SEPUTIH SURABAYA LAMPUNG TENGAH

(INFORMAN PENGASUH PONDOK)

Identitas Informan

Nama : KH. Abdul Wahid Zuhri, S.Pd.I

Hari, Tanggal : Senin, 01 Juni 2020

Alamat : Jl. Kh. Hasyim Asy‟ari Dusun V, Kel. Mataram Ilir, Kec. Seputih

Surabaya Kab. Lampung Tengah Prov. Lampung

1. Sudah berapa lama bapak menjadi pengasuh di Pondok Pesantren Ash-

shiddiqi ini ?

Alhamdulillah kurang lebih baru 3 tahun saya menjadi pengasuh pondok

pesantren, tapi sebelumnya mendampingi beliau ayah handa Kh. Ahmad

Zuhri Almarhum, sejak saya lulus dari pondok pesantren di jawa tengah.

2. Apakah bapak bangga sebagai warga NegaraIndonesia ?

Tentu saya sangat bangga menjadi warga Negara Indonesia, sebagai salah

satu bentuk rasa syukur atas perjuangan para pahlawan terdaulu dan atas

nikmat yang Allah berikan dengan begitu kaya alamnya, bergbagai suku dan

budaya yang beraneka ragam.

3. Apakah yang bapak ketahui tentangideologi bangsa ?

Sebuah keyakinan masyarakat terhadap negaranya, sehingga taat dan patuh

pada aturan sesuai dengan ideologi bangsa tersebut.

4. Apakah menurut bapak ideologi bangsa itu penting dimiliki olih siswa/santri,

alasanya ?

Page 137: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

Sangatlah penting, karena apabila seorang siswa atau santri mempunyai

ideologi yang kuat, kuat juga pendirian dan keyakinanya terhadap Negara,

taat dan patuh pada aturan negara, serta tidak mudah terpengaruh dengan

bujukan fanatisme yang menimbulkan radikalisme.

5. Seperti apakah ideologi bangsa pada santri, apakah bapak memperhatikan

pada sekarang ini ?

Alhamdulillah santri – santri disini mempunyai ideologi yang kuat, karena

dalam program pondok pesantren saya bertatap muka dengan para santri

guna memperkuat ideologi mereka.

6. Apkah menurut bapak nilai – nilai ideologi bangsa perlu di kembangkan

lagi?

Perlu dikembangkan, supaya para santri lebih menjadi orang yang santun,

berakhlakul karimah , dan cinta kepada tanah air.

7. Tindakan apa yang akan bapak lakukan untuk menumbuhkan sikap

nasionalisme terhadap santri ?

Seperti yang saya sampaikan diatas, saya seminggu sekali bertatap muka

dengan para santri guna menamkan ideologi bangsa dan agama kepada

mereka, selain itu ada program pondok pesantren maupun sekolah juga

bertujuan untuk menguatkan ideologi para santri. Kegiatan nonton bareng

video perjuangan dan yang berkaitan dengan Timnas Indonesia pun kami

selenggarakan guna menghibur dan menumbuhkan rasa cinta mereka kepada

negeri ini.

8. Menurut bapak faktor apakah yang mendukung santri dalam menumbuhkan

sikap nasionalisme, dan selalu bangga dengan Negara Indonesia?

Banyak sekali tentunya, seperti kegiatan nonton bareng, upacara bendera

khusus para santri setiap hari senin yang memang tidak sekolah formal, serta

upacara hari santri juga sangat menunjang bertumbuh kembangnya ideologi

bangsa mereka.

9. Apakah ada kendala dalam menanamkan ideologi bangsa atau menumbuhan

sikap nasionalisme dikalangan santri ?

Page 138: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

Kalau ada tujuan tentunya tidak luput dari sebuah kendala, kendala pasti ada

tapi tidak begitu menghawatirkan, salah satu contoh bertemunya para santri

dengan anak – anak yang lain saat sekolah formal tentunya menjadi kendala

tersendiri terhadap penanaman ideologi bangsa terhadap para santri.

10. Bagimanakah tanggapan bapak dalam menanggapai kendala-kendala

tersebut?

Saya tidak begitu menghawatirkan kendala tersebut, karena memang

ranahnya mereka untuk berproses.

11. Metode dan strategi apa yang bapak gunkan dalam menananmkan ideologi

kebangsaan di kalangan para santri ?

Banyak sekali strategi dan metode yang kami gunakan, seperti di sekolah

formal mereka mendapat materi yang memang untuk mengembangkan rasa

nasionalisme, di pondok pesantren dalam kegiatan musyawarah/bahtsul

masa‟il, nonton bareng, rihlah ilmiyah dan lainya.

12. Apakah bapak memberi motivasi terkait ideologi bangsa terhadap para santri

?

Iya saya bertatap muka tiap minggu dengan mereka, untuk memotivasi iman,

islam dan ahlakul karimah mereka.

13. Apakah ada sangsi atau hukuman kepada para santri yang melanggar dalam

sikap ideologi, dan nasionalisme ?

Tidak ada, mungkin bila memang ada pelanggaran seperti itu saya akan terus

menasehati mereka, namun jika kesalahan yang fatal bisa langsung

dikleuarkan.

14. Bagaimana tanggapan bapak jika ada salah satu santri melakukan sikap

menyimpang yang menimbulkan sikap fanatik kurangnya

nasionalismebahkan ada yang menjadi teroris itu kebanyakan berasal dari

kalangan santri?

Ya begitulah wacana yang banyak memojokkan santri padahal mungkin

hanya sebagian dari pondok lain sedangkan kurikulum yang ada tidak ada

hubunganya tentang kurangnya nasionalisme, justru mereka setelah keluar

dari pondok pesantren kemudian bergaul dan bergabung dengan orang-orang

Page 139: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

yang notabenya kurang cinta dan tidak puas dengan negara kita ini dan

dengan mengatakan jihad dalam menjadi teroris itu sendiri.

15. Bagaimanakah tanggapan bapak jika masyarakat luas mengatakan sikap

kekerasan bahkan fanatik yang menjadikan anti nasionalis atau menjadi

teroris berasal dari kalangan santri ?

Ya simbul santri itu yang membuat santri beranggapan seperti itu, padahal

hanya sebagian dan saya para ustadz, guru tidak mendukung adanya

terorisme dari kalangan santri.

Page 140: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

Lampiran 4

4. Instrumen Penelitian Santri

INSTRUMEN PENELITIAN

STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN

DI PONDOK PESANTREN ASH-SHIDDIQI MATARAM ILIR

SEPUTIH SURABAYA LAMPUNG TENGAH

(INFORMAN SANTRI)

Identitas Informan

Nama : Salman Latif

Kelas : Lulus

Sekolah : Lulus

1. Apakah anda tau ideologi bangsa Indonesia kita ini ?

Ideologi Bangsa Indonesia adalah Pancasila.

2. Apakah anda menghormati agama atau kepercayaan yang dianut orang lain ?

Saya sangat menghormati agama atau kepercayaan orang lain, karena tujuan

kita adalah sama yaitu tuhan yang maha ESA.

3. Menurut anda apakah orang lain harus mengkuti kepercayaan atau agama

yang sama dengan anda ?

Tidak, karena pada saat mengaji kita diajarkan untuk saling menghormati

agama atau kepercayaan orang lain seperti dalam surat Al-Kafirun : Lakum

dinukum waliyadin “ untukmu agamamu, untukku agamaku”.

4. Bagaimanakah anda dalam menyikapi kemajemukan Negara kita yang

banyak sekali perbedaan dari suku bahasa maupun agama?

Bukan menjadi masalah, justru karena keaneragaman suku, budaya, bahasa

dan agama menjadikan kebanggaan tersendiri sebagai warga indonesa.

5. Apakah tangapan anda jika ada konflik antar agama ?

Saya sangat prihatin dengan kasus tersebut, dikarnakan kurangya rasa

nasionalisme sehingga terlalu fanatik terhadap agamanya.

Page 141: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

6. Apakah anda mencintai dan tidak semena – mena terhadap orang lain ?

Iya saya sangat mencintai orang lain meskipun belum kenal dengan orang

tersebut, karena kita diajarkan untuk selalu khusnudzon dan baik terhadap

orang lain.

7. Apakah anda gemar melakukan kegiatan kemanusiaan ?

Saya sangat suka melakukan kegiatan kemanusiaan, seperti gotong royong di

masjid dan masyarakat.

8. Sebagai warga negara Indonesia, apakah anda mencintai tanah air indonesia

?

Saya mencintai tanah air indonesia seperti jasa para pahlawan yang

memperjuangkan Negara Indonesia dengan darah dan nyawa.

9. Sebagai warga negara Indonesia, apakah anda bangga dengan Negara

indonesia ?

Saya bangga dengan Negara Indonesia, karena keanekaragaman suku,

budaya, bahasa dan agama serta negara tropis yang membentang indah

dengan banyak objek wisata alamnya.

10. Apakah anda rela berkorban demi kepentingan bangsa dan Negara Indonesia

?

Saya rela berkorban demi Negara Indonesia, karena Negara yang

diperjuagkan dengan susah payah oleh para pahlawan harus kita

pertahankan.

Page 142: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

INSTRUMEN PENELITIAN

STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN

DI PONDOK PESANTREN ASH-SHIDDIQI MATARAM ILIR

SEPUTIH SURABAYA LAMPUNG TENGAH

(INFORMAN SANTRI)

Identitas Informan

Nama : M. Taufikus Sofyan

Kelas : Lulus

Sekolah : Lulus

1. Apakah anda tau ideologi bangsa Indonesia kita ini ?

Ideologi Bangsa Indonesia adalah Pancasila.

2. Apakah anda menghormati agama atau kepercayaan yang dianut orang lain ?

Iya saya menghormati agama atau kepercayaan orang lain.

3. Menurut anda apakah orang lain harus mengkuti kepercayaan atau agama

yang sama dengan anda ?

Tidak, kita diajarkan untuk saling menghormati agama atau kepercayaan

orang lain.

4. Bagaimanakah anda dalam menyikapi kemajemukan Negara kita yang

banyak sekali perbedaan dari suku bahasa maupun agama?

Justru karena keaneragaman suku, budaya, bahasa dan agama menjadikan

kebanggaan tersendiri sebagai warga indonesa.

5. Apakah tangapan anda jika ada konflik antar agama ?

Mungkin mereka terlalu fanatik dengan agamanya.

6. Apakah anda mencintai dan tidak semena – mena terhadap orang lain ?

Iya saya sangat mencintai orang lain.

7. Apakah anda gemar melakukan kegiatan kemanusiaan ?

Saya sangat suka melakukan kegiatan kemanusiaan.

8. Sebagai warga negara Indonesia, apakah anda mencintai tanah air indonesia

?

Saya mencintai tanah air Indonesia, karena Indonesia adalah tanah lahir saya.

Page 143: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

9. Sebagai warga negara Indonesia, apakah anda bangga dengan Negara

indonesia ?

Saya bangga dengan Negara Indonesia, karena Indonesia indah.

10. Apakah anda rela berkorban demi kepentingan bangsa dan Negara Indonesia

?

Saya rela berkorban demi Negara Indonesia.

Page 144: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

INSTRUMEN PENELITIAN

STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN

DI PONDOK PESANTREN ASH-SHIDDIQI MATARAM ILIR

SEPUTIH SURABAYA LAMPUNG TENGAH

(INFORMAN SANTRI)

Identitas Informan

Nama : M. Wildansyah

Kelas : Lulus

Sekolah : Lulus

1. Apakah anda tau ideologi bangsa Indonesia kita ini ?

Ideologi Bangsa Indonesia adalah Pancasila.

2. Apakah anda menghormati agama atau kepercayaan yang dianut orang lain ?

Saya sangat menghormati agama atau kepercayaan orang lain.

3. Menurut anda apakah orang lain harus mengkuti kepercayaan atau agama

yang sama dengan anda ?

Tidak, seperti dalam surat Al-Kafirun : Lakum dinukum waliyadin “

untukmu agamamu, untukku agamaku”.

4. Bagaimanakah anda dalam menyikapi kemajemukan Negara kita yang

banyak sekali perbedaan dari suku bahasa maupun agama?

Bukan menjadi masalah, justru itulah istimewanya Indonesia.

5. Apakah tangapan anda jika ada konflik antar agama ?

Saya sangat prihatin dengan kasus tersebut.

6. Apakah anda mencintai dan tidak semena – mena terhadap orang lain ?

Iya saya selalu khusnudzon dan baik terhadap orang lain.

7. Apakah anda gemar melakukan kegiatan kemanusiaan ?

Saya sangat suka melakukan kegiatan kemanusiaan.

8. Sebagai warga negara Indonesia, apakah anda mencintai tanah air indonesia

?

Saya mencintai tanah air indonesia.

Page 145: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

9. Sebagai warga negara Indonesia, apakah anda bangga dengan Negara

indonesia ?

Saya bangga dengan Negara Indonesia.

10. Apakah anda rela berkorban demi kepentingan bangsa dan Negara Indonesia

?

Saya rela berkorban demi Negara Indonesia, karena Negara yang

diperjuagkan dengan susah payah oleh para pahlawan harus kita

pertahankan.

Page 146: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

Lampiran 5

5. Dokumentasi Pondok Pesantren dan Kegiatan Santri

Gambar 1

Gambar 2

Asrama Putra

Page 147: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

Gambar 3

Gambar 4

Gambar 5

Asrama Putri

Gedung MA

Gedung MTs

Page 148: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

Gambar 6

Gambar 7

Gambar 8

Masjid PondokPesantrten

Bahtsul Masa‟il

Mujahadah Doa Bersama

Page 149: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

Gambar 9

Gambar 10

Gambar 11

Lomba Santri

Kegiatan Olahraga

Upacara Hari Santri

Page 150: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

Gambar 12

Gambar 13

Gambar 14

Rihlah Ilmiyah

Seni Hadroh

Haflah Khotmil Qur‟an

Page 151: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

Gambar 15

Page 152: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …
Page 153: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …
Page 154: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …
Page 155: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …
Page 156: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …
Page 157: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …
Page 158: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …
Page 159: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …
Page 160: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …
Page 161: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …
Page 162: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …
Page 163: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …
Page 164: STRATEGI PENANAMAN IDEOLOGI KEBANGSAAN DI …

RIWAYAT HIDUP

Nursin dilahirkan di Wonosobo Kecamatan Seputih Surabaya Kabupaten

Lampung Tengah pada tanggal 01 Maret 1992, anak pertama dari pasangan

Sunarji dan Srianik.

Pendidikan dasar penulis tempuh di SD Negeri 5 Mataram Ilir dan selesai

pada tahun 2004. Kemudian melanjutkan di Madrasah Tsanawiyah Roudlotul

Ulum Seputih Surabaya, dan selesai pada tahun 2007. Sedangkan pendidikan

menengah atas pada Madrasah Aliyah Roudlotul Ulum Seputih Surabaya dan

selesai pada tahun 2010. Kemudian melanjutkan pendidikan di STAI Madiun Jawa

Timur Jurusan Tarbiyah Pogram Studi Pendidikan Agama Islam dan lulus pada

tahun 2014. Kemudian melanjutkan Studi pada Program Pascasarjana IAIN Metro

Lampung mengambil Program Studi Pendidikan Agama Islam, tahun 2018 sampai

sekarang.

Sampai saat ini yang sedang ditekuni antara lain sebagai Staf Menejemen

dan Tenaga Pendidik di Madrasah Aliyah Roudlatul Ulum Seputih Surabaya.