STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT OLEH...
Transcript of STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT OLEH...
STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT OLEH
MASYARAKAT MANDIRI (MM) MELALUI PROGRAM
GREEN HORTI MOVE MUSTAHIK TO MUZAKKI DI DESA
SINDANGJAYA CIPANAS CIANJUR
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh
SANDI PRIMA PUTRA
NIM: 1111054100004
PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/2018 M
v
ABSTRAK
Sandi Prima Putra
1111054100004
Strategi Pemberdayaan Masyarakat Oleh Masyarakat Mandiri (MM) Melalui
Program Green Horti Move Mustahik To Muzakki di Desa Sindangjaya Cipanas
Cianjur
Potensi yang ada di desa Sindangjaya membuat Masyarakat Mandiri Dompe Dhuafa
turun tangan untuk mengembangkannya. Pertanian sayur mayur sudah menjadi penggerak
utama di wilayah ini untuk menjadi roda perekonomian masyarakat, hal tersebut di
latarbelakangi oleh wilayah geografis yang mendukung masyarakat untuk menjadi petani
bermacam-macam sayur mayur. Masyarakat Mandiri lalu melihat hal ini sebagai salah satu
potensi yang ada dan telah lama menjadi penggeraknya sehingga perlu dikembangkan, jenis
sayur yang mereka tanam seperti bayam, seledri, sawi, wortel, timun, kembang kol, daun
bawang, brokoli dan berbagai macam-macam sayuran lainnya. Hortikultura merupakan
salah satu budidaya tanaman kebun, hal ini meliputi pembenihan, pembibitan, hama,
produksi tanaman, panen, pengemasan dan distribusi.
Adapun metode yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini dengan pendekatan
kualitatif, tehnik pengumpulan data dengan cara wawancara, dan dokumentasi. Wawancara
dilakukan dengan tiga anggota kelompok, satu pendamping, dan satu ketua pelaksana.
Pemilihan informan menggunakan purposive sampling (bertujuan) yaitu berdasarkan
rekomendasi dari pendamping serta kesimpulan akhir menggunakan triangulasi.
Program Green Horti Move Mustahik to Muzakki sudah berjalan dari tahun 2015 dan
pada saat ini sudah melakukan perubahan pada desa Sindangjaya. Hal ini terkait dengan cara
Masyarakat Mandiri dalam memberikan pemberdayaan dengan adanya pendampingan
(pelatihan budidaya sayur organik, pascapanen dan pemasaran), bantuan modal dan sarana
penunjang produksi bagi petani.
Hasil penelitian ini, yaitu pemberdayaan yang dilakukan sangatlah berpengaruh
terhadap kemajuan para petani yang tergabung pada kelompok Sumber Jaya Tani. Sehingga
para petani yang tergabung dalam program Green Horti Move Mustahik To Muzakki dapat
belajar dalam hal pascapanen dengan mempromosikan hasil panen di media internet dan
juga bekerjasama dengan PT. Masada dalam pemasaran hasil panen. Hal ini adalah sebuah
solusi untuk para petani dalam meningkatkan perekonomian keluarga dengan meningkatkan
hasil panen, serta memperkenalkan berbagai macam budidaya tanaman hortikultura, serta
kemampuan dalam menentukan arah langkah mereka sendiri (self determination).
Keyword : Strategi Pemberdayaan, Program Green Horti Move Mustahik to Muzakki
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Rasa syukur yang teramat dalam dipersembahkan kepada Allah
SWT atas rahmat serta karunia-Nya saya masih bisa diberi kekuatan
untuk menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga
senantiasa terlimpahkan curahkan kepada Nabi besar Muhammad
SAW, kepada keluarganya, para sahabat dan kepada umatnya hingga
akhir zaman.
Skripsi ini diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh
gelar sarjana sosial (S.Sos). Penulis menyadari bahwa penulisan
skripsi ini sulit untuk dapat terwujud tanpa adanya bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dan
membimbing penyusunan skripsi ini, diantaranya:
1. Dr. Arif Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi.
2. Lisma Dyawati Fuaida, M.Si. selaku Ketua Program Studi
Kesejahteraan Sosial, Nunung Khoiriyah M.A. selaku Sekertaris
Program Studi, dan Dosen-Dosen Program Studi Kesejahteraan
Sosial yang telah banyak memberikan ilmu-ilmu dan
pengalamannya kepada penulis. Semoga ilmu dan pengalaman
yang telah diberikan selama masa perkuliahan dapat bermanfaat
untuk masa yang akan datang.
vi
3. Nurkhayati S.E., M.Si. selaku Dosen pembimbing skripsi yang
telah tulus ikhlas membantu meluangkan waktu, tenaga pikiran
dan dengan sabar membimbing dan mengarahkan penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
4. Seluruh Dosen Program Studi Kesejahteraan Sosial yang telah
banyak memberikan seluruh waktunya, ilmu dan pengalaman
kepada peneliti. Semoga apa yang telah saya terima akan
bermanfaat dalam masa depan.
5. Zahrul Pratama selaku ketua dan Asep Hambali selaku
pendamping Program Green Horti Move Mustahik to Muzzaki di
Desa Sindangjaya yang telah banyak membantu dalam penelitian
di Desa SindangJaya.
6. Saipul selaku pengurus dan ketua Kelompok Sumber Jaya Tani
yang telah membimbing dan sabar dalam membantu penelitian di
Tegalwaru.
7. Kedua Orang Tua tercinta Mulyanto dan Sofi Yunerti serta kakak
Adi Pradana dan adik Ahmad Indra Maulana tercinta yang telah
banyak memberikan semangat saya, atas doanya kepada Allah
SWT dan kasih sayangnya.
8. Sahabat-sahabat ku Roni, Jay, Panji, Takdir, Rangga, Indra, Ida,
dan Rizky yang telah banyak membantu dan menyemangati
dalam penyelesaian skripsi ini.
9. Seluruh anggota kelompok Sumber Jaya Tani yang selalu
menerima dan memberikan informasi kepada penulis selama ini.
vi
10. Keluarga besar Kesejahteraan Sosial Angkatan 2011 yang telah
memberikan dukungan dan kenyamanan selama masa
perkuliahan.
11. Serta seluruh pihak yang telah membantu secara moril maupun
materil sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan .
Penulis senantiasa memanjatkan doa untuk kalian semua teman-
teman dari Kesejahteraan Sosial semoga kelak kita dapat kembali
dipertemukan dengan kesuksesan yang telah kita raih, Aamiin.
Penulis menyadari terdapat berbagai kekurangan dalam penulisan
skripsi ini. Namun penulis berharap semoga hasil yang disajikan
dapat bermanfaat.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Ciputat, 29 Juni
2018
Peneliti
Sandi Prima Putra
vii
DAFTAR ISI
Cover Depan ............................................................................................. i
Lembar Pernyataan Keaslian Karya ..................................................... ii
Lembar Pengesahan Pembimbing ........................................................... iii
Lembar Pengesahan Penguji .................................................................... iv
Abstrak ....................................................................................................... v
Kata Pengantar ......................................................................................... vi
Daftar Isi .................................................................................................... vii
Daftar Tabel ............................................................................................... viii
Daftar Gambar .......................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................. 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................ 13
C. Tujuan Penelitian ............................................................ 13
D. Manfaat Penelitian ......................................................... 14
E. Tinjauan Pustaka ............................................................ 15
F. Metodologi Penelitian .................................................... 16
G. Sistematika Penulisan .................................................... 27
BAB II KERANGKA TEORITIS
A. Pemberdayaan................................................................ 30
1. Pengertian Pemberdayaan ........................................ 30
vii
2. Tujuan Pemberdayaan ............................................. 33
3. Tahapan Pemberdayaan ............................................ 34
4. Indikator Keberdayaan ............................................. 37
5. Proses Keberdayaan .................................................. 39
B. Strategi Pemberdayaan dan Pendampingan................... 40
1. Strategi dalam pemberdayaan masyarakat ................. 40
2. Strategi pendampingan pemberdayan masyarakat ...... 42
BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG OBJEK PENELITIAN
A. Profil Masyarakat Mandiri Dompet Dhuafa ................. 45
1. Sejarah Berdirinya .................................................... 45
2. Visi dan Misi ............................................................. 47
3. Tujuan Masyarakat Mandiri ..................................... 48
4. Prinsip Masyarakat Mandiri ..................................... 48
5. Logo dan Slogan ....................................................... 51
B. Program Green Horti Mustahik Move to Muzakki ....... 51
C. Profil Desa Sindangjaya ................................................ 54
BAB IV TEMUAN PENELITIAN
A. Temuan Lapangan ......................................................... 56
1. Proses PM oleh MM melalui program green hortI ... 56
a. Pemberdayaan masyarakat di bidang sosial ............ 60
b. Pemberdayaan masyarakat di bidang ekonomi ........ 61
2. Manfaat program green horti di jalankan oleh MM . 66
vii
BAB V ANALISA DATA
A. Strategi PM oleh MM Melalui Program Green Horti..68
1. Pemberdayaan masyarakat di bidang sosia ............... 70
2. Pemberdayaan masyarakat di bidang ekonomi ......... 71
B. Manfaat program green horti di jalankan oleh MM ..... 72
C. Strategi Program Green Horti ....................................... 73
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................... 75
B. Saran ................................................................................................ 77
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data Informan ......................................................................................... 20
Tabel 2.1 Batas Wilayah ............................................................................................ .55
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Profil Desa Sindangjaya ..................................................................... 54
Gambar 3.2 Kegiatan pelatihan dan pembinaan ................................................. 57
Gambar 3.3 Pembekalan dalam pemasaran .......................................................... 58
Gambar 3.4 Para petani di Green House ............................................................... 60
Gambar 3.5 Kegiatan petani ikuti Program Green Horti .................................... 67
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kemiskinan merupakan salah satu persoalan bagi penduduk
Indonesia, hal ini dapat dilihat dari masih banyaknya jumlah
penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan. Masalah
kemiskinan memang telah ada sejak dahulu kala dan masih hadir
hingga saat ini, bahkan semakin meningkat sejalan dengan krisis
multidimensional yang masih dihadapi oleh bangsa indonesia. Ini
yang menjadi penyebab mengapa permasalahan kemiskinan
sangat rumit untuk diselesaikan dan tetap menjadi masalah yang
senantiasa hadir di tengah masyarakat.
Hal ini merupakan kecenderungan dari kebanyakan Negara
berkembang, meskipun tingkat pertumbuhan ekonomi yang
beranjak naik namun nantinya pada saat yang bersamaan akan
terjadi peningkatan ketimpangan distribusi pendapatan antara
kelompok kaya dan kelompok miskin, sehingga ini yang menjadi
salah satu faktor kemiskinan yang cenderung semakin meningkat
terutama di wilayah pedesaan.
Karena itu setiap upaya untuk mengurangi tingkat
kemiskinan masyarakat tidak dapat dilepaskan dari upaya
menanggulangi masalah kemiskinan itu sendiri. Sehingga yang
perlu di perhatikan adalah bahwa problema kemiskinan semata-
2
mata bukan karena faktor ekonomi, melainkan juga dilihat dari
beberapa faktor kemiskinan lainnya.
Salah satu faktor tersebut merupakan Sumber Daya
Manusia (SDM), hal ini sangat berkaitan dengan faktor penting
pada permasalahan kemiskinan, dimana kemiskinan itu muncul
karena SDM yang tidak berkualitas, peningkatan SDM
mengadung upaya menghapuskan kemiskinan, oleh karena itu di
dalam pengembangan SDM salah satu program yang harus
dilakukan adalah membuat masyarakat menjadi produktif agar
dapat bersaing. Hal ini cukup beralasan karena mayoritas wilayah
masyarakat miskin di akibatkan karena rendahnya tingkat
pendidikan, keterampilan dan lapangan pekerjaan.
Faktor- faktor inilah yang membuat kemiskinan semakin
menjadi masalah yang sangat perlu diretaskan, menurut Indra
Darmawan dalam memahami kemiskinan terdapat beberapa
pendekatan. Pertama, pendekatan pendapatan (Income Approach)
yaitu seseorang disebut miskin jika pendapatan dan konsumsinya
berada dibawah tingkat tertentu yaitu tingkat pendapatan dan
pengeluaran minimal yang layak secara sosial. Kedua,
pendekatan kebutuhan dasar (Basic Needs Approach) seseorang
disebut miskin jika tidak mampu memenuhi kebutuhan dasarnya
seperti makanan, sandang, papan, sekolah dasar, dan lain-lain.
Ketiga, pendekatan aksesibilitas, yaitu seseorang miskin karena
kurangnya akses terhadap aset produktif, akses terhadap
infrastruktur sosial dan fisik, akses terhadap informasi, akses
terhadap pasar, dan akses terhadap teknologi. Keempat,
3
pendekatan kemampuan manusia (Human Capability Approach),
artinya seseorang disebut miskin jika tidak memiliki kemampuan
yang dapat berfungsi pada tingkat minimal. Kelima, pendekatan
ketimpangan (Inequality Approach) yang merupakan pendekatan
kemiskinan relatif.1
Dari ketimpangan yang terjadi diantara kaum miskin dan
kaya maka sangat penting kita pahami bahwa ini diakibatkan
karena faktor-faktor penyebab kemiskinan yang mendorong
terjadinya penyebaran wilayah kemiskinan lebih besar pada
masyarakat pedesaan di bandingkan perkotaan, ini juga didukung
dengan adanya data yang membenarkan bahwa masyarakat
pedesaan lebih banyak menyumbang jumlah angka kemiskinan di
bandingkan masyarakat perkotaan.
Dari hasil penelitian Badan Pusat Statistik (BPS) yang
merilis data tentang kemiskinan di indonesia pada bulan
September 2017, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan
pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di
Indonesia mencapai 26,58 juta orang (10,12 persen).2
Dalam penyebarannya penduduk miskin di Indonesia di
bagi menjadi 2 bagian yaitu, di daerah perkotaan dan perdesaan.
1 Indra Darmawan, Pembangunan Manusia dan Pemberdayaan
Masyarakat Miskin, (Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma, 2006), diakses
pada 7 Januari 2018 dari http://indradarmawanusd.wordpress.com
/2006/12/02/pembangunan-manusia-dan-pemberdayaan-masyarakat-miskin/ 2 Data Badan Pusat Statistik (BPS), “Angka Kemiskinan di Indonesia”,
diakses pada 13 januari 2018 dari https://www.bps.go.id/pressrelease
/2018/01/02/1413/persentase-penduduk miskin-september-2017-mencapai-10-
12-persen.html
4
Untuk persentase penduduk miskin di daerah perkotaan sebesar
10,27 juta orang (7,26 persen) pada September 2017. Sementara
persentase penduduk miskin di daerah perdesaan sebesar 16,31
juta orang (13,47 persen) pada September 2017.
Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) tersebut
menunjukkan penyebaran kemiskinan terbesar berasal dari
masyarakat pedesaan sehingga program-program penanggulangan
kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat di desa perlu di
lakukan. Untuk itu perlu adanya peran pemerintah melalui
strategi pemberdayaan masyarakat pedesaan, agar nantinya angka
kemiskinan di pedesaan dapat berkurang.
Tetapi tidak hanya peran pemerintah sebagai pihak yang
berkuasa dalam pembentukan program-program usaha bagi
masyarakat miskin, namun hal ini juga tidak lepas dari sinergi
antara kelompok-kelompok seperti Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM), Stakeholder, dan Koperasi yang berperan
sebagai berdirinya pondasi dasar pembangunan perekonomian
dan sumber daya manusia di pedesaan. Hal ini bertujuan agar
setiap kelompok-kelompok ini dapat memberikan penyuluhan,
pelatihan dan pendampingan kepada masyarakat desa. Dalam
meretaskan kemiskinan masyarakat pedesaan maka pemetaan
terhadap komoditi dan mayoritas profesi di wilayah pedesaan
perlu menjadi hal yang utama di perhatikan.
Negara Indonesia merupakan Negara agraris, hal ini karena
sebagian besar wilayah pedesaan merupakan wilayah garapan dan
5
melimpahnya jumlah sumberdaya alam Indonesia. Maka ini yang
menjadikan mayoritas penduduk Indonesia di daerah pedesaan
berprofesi sebagai petani sebagai mata pencaharian.
Sehingga dapat dilihat bahwa sektor pertanian menjadi
basis utama yang memberikan kontribusi besar dalam
pembangunan ekonomi pada masyarakat yang tinggal di wilayah
pedesaan, maka untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
pedesaan perlu adanya cara yang dapat meningkatkan pendapatan
para petani yaitu dengan cara mengajak para petani untuk
meningkatkan jumlah produksi hasil panen.
Dalam hubungan pertanian dan kesejahteraan masyarakat
sangatlah besar karena jika petani menghasilkan panen yang
dikatakan berhasil maka pendapatan yang akan di hasilkan dapat
menyerap perputaran ekonomi yang baik di suatu daerah,
sehingga dapat mencerminkan keadaan masyarakat yang
sejahtera. Namun di lapangan sangat berbanding tebalik dengan
yang dikatakan sejahtera, karena para petani banyak yang masih
memiliki permasalahan dalam hal produksi hasil panen.
Menurut Mosher, salah satu syarat untuk memperlancar
pembangunan pertanian adalah adanya kerjasama kelompok tani
seningga perlu adanya pengorganisasian wadah petani yang
berupa kelompok tani.
6
Adanya kelompok tani diharapkan petani bisa saling
bertemu dan bermusyawarah secara bersama-sama untuk
merencanakan suatu kegiatan.3
Penyuluhan pertanian dengan pendekatan kelompok yang
dapat mendukung sistem agribisnis berbasis pertanian (tanaman
pangan, hortikultura, peternakan dan perkebunan) sangat
diperlukan untuk membentuk sumber daya manusia yang
berkualitas. Sehubungan dengan itu perlu dilakukan pembinaan
dalam rangka penumbuhan dan pengembangan kelompok tani
menjadi kelompok yang kuat dan mandiri untuk meningkatkan
pendapatan petani dan keluarganya.4
Dalam pengembangan sumber daya manusia termasuk di
dalamnya adalah meningkatkan partisipasi manusia melalui
perluasan kesempatan untuk mendapatkan penghasilan, peluang
kerja, dan berusaha. Dapatlah dikatakan pengembangan-
pengembangan sumber daya manusia mengandung pengertian
upaya meningkatkan keterlibatan manusia dalam proses
pembangunan. Dengan demikian, manusia seharusnya diletakkan
sebagai inti dalam pembangunan. Pembangunan harus bergerak
disekitar manusia, bukan manusia disekitar pembangunan.
3 Thomas Widodo, Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian, (Yogyakarta: Sekolah
Tinggi Penyuluhan Pertanian Magelang, 2007), diakses pada 28 Januari 2018 dari http:/stppyogyakarta.ac.id/wp-content/upload/2011/11/IIP_0302_07_
Sukandi.pdf 4 Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian,
Pemberdayaan Kelompok Tani dan GAPOKTAN, (Departemen Pertanian,
2008), h.3
7
Pembangunan harusnya berasal dari manusia, dilakukan oleh
manusia, dan untuk kepentingan manusia.
Sesungguhnya Allah telah berfiman dalam Al-Quran Surah
Ara‟ad ayat 11:3, yaitu:
ل يغير يا ب ه للاه إ أير للاه خهفه يحفظىه ي يديه وي بي قىو حتهى نه يعقبات ي
دو بقىو سىءا فل يرده نه ويا نهى ي فسهى وإذا أراد للاه وال يغيروا يا بأ ه ي
Artinya:
“Bagi (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu
mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka
menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak
merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah
keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah
menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada
yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi
mereka selain Dia”.5
Pada ayat tersebut sudah jelas. bahwa Allah tidak akan
mengubah hamba-hambanya, kecuali hambanya yang berusaha.
Untuk itu perlu adanya peran dari pemerintah serta kelompok-
kelompok pembawa program dalam mengajak masyarakat dalam
membangun perekonomian melalui kelompok tani, ini merupakan
strategi pemberdayaan masyarakat yang nantinya dapat
memandirikan SDM di pedesaan dan juga membantu program-
5 Al Qur‟an Indonesia, “Surah Al- Rad (Ayat 11)”, diakses pada 7 Juli
2018 dari http:/www.alquran-indonesia.com/web/quran/listings/details/13/10
8
program peretas kemiskinan di pedesaan dapat tepat sasaran
dalam menyelesaikan masalah pertani.
Hal ini karena berkaitan dengan pemahaman partisipasi
yang ingin dibangun melalui program pengembangan masyarakat
berjalan secara Partisipasi Interaktif (Interactive Participation)
adalah bentuk partisipasi masyarakat dimana ide dalam berbagai
kegiatan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
program masih dibantu dan difasilitasi oleh pihak luar atau para
aktivis LSM.6
Mustahik move to muzakki adalah program yang dibawa
oleh Masyarakat Mandiri dan di sebut dengan 3M, ini adalah
salah satu program pemberdayaan ekonomi untuk mesyarakat
miskin yang di pelopori oleh dompet duafa. Untuk pengertian
mustahik adalah orang atau badan yang berhak menerima zakat.
Pada surat at-Taubah 9:60, dijelaskan kelompok-kelompok yang
berhak menerima zakat, yaitu firman Allah SWT:
قاب ؤنهفة قهىبهى وفي انر عهيها وان وانعايهي ساكي دقات نهفقراء وان ا انصه إه
عهيى حكيى وللاه للاه بيم فريضة ي انسه واب وفي سبيم للاه وانغاريي
Artinya:
“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang
fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para
mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak,
orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan orang-orang
6 Dr. Zubaedi, M.Ag.,M.Pd., Pengembangan Masyarakat: Wacana dan
Praktik (Jakarta: PT. Fajar Interpratama Mandiri, 2013) Cet. Pertama, h.35
9
yang sedang dalam perjalanan, sebagai sesuatu ketetapan yang
diwajibkan Allah; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana.”7
Ayat tersebut menjelaskan bahwa penyaluran zakat itu
hanya diserahkan kepada delapan golongan, yaitu: Fakir, Miskin,
Amil, Mu‟allaf, Riqab (budak), Gharim (orang berhutang),
Sabilillah (jihad dijalan Allah), dan Ibnu sabil (musafir, orang
yang bepergian). Sedangkan pengertian Muzakki adalah orang
atau badan yang dimiliki oleh orang Muslim yang bekewajiban
menunaikan zakat.
Hal tersebut diatur pada UU No 38 tahun 1999 tentang
pengelolaan zakat muzakki adalah orang atau badan yang dimiliki
oleh orang muslim yang bekewajiban menunaikan zakat. Dari
pengertian di atas jelaslah bahwa zakat tidak hanya diwajibkan
kepada perorangan saja.
Hal ini memberikan pemahaman dalam terbentuknya
perubahan yang di khususkan untuk para petani agar mereka bisa
meningkatkan perekonomiannya sehingga dari awalnya penerima
zakat (mustahik) menjadi pemberi zakat (muzakki). Program ini
lalu memberikan gagasan dalam terbentuknya program yang di
khususkan untuk para petani sebagai target penerima manfaat,
dan program ini diberi nama Green Horti Move Mustahik to
Muzzaki.
7 Al Qur‟an Indonesia, “Surah Al-Taubah (Ayat 60)”, diakses pada 7
Juli 2018 dari http:/www.alquran-indonesia.com/web/quran/listings/details
/13/10
10
Program Green Horti Move Mustahik to Muzzaki memiliki
tujuan untuk melakukan pemberdayaan petani dengan
memaksimalkan komoditas sayuran unggul dan menciptakan
pasar sebagai strategi penting dalam implementasi serta aspek
teknis teknologi budaya, pemasaran dan dukungan pembiayaan
modal usaha. Program ini sudah berjalan di 2 wilayah yaitu, Desa
Padusan Mojokerto dan Desa Sidangjaya Cianjur dengan
penerima manfaat sebesar 51 petani dalam bentuk kelompok-
kelompok tani dan telah menginisiasi kelembagaan induk
kelompok dalam paguyuban petani.
Melalui program ini Masyarakat Mandiri berperan sebagai
pendamping kepada petani untuk bisa memberikan pelatihan
kepada sumber daya manusia yang ada di pedesaan melalui
Kelompok Sumber Jaya Tani. Pelatihan tersebut berupa budidaya
tanaman sayur organik, serta bagaimana pengelolaan lahan
pascapanen yang menjadi masalah penting yang perlu dipahami
para petani tradisional.
Selain itu, tidak lupa dalam pemasaran produk hasil panen
para petani mendapat pelatihan untuk menciptakan produk yang
dapat di pasarkan secara luas di wilayah cianjur. Masyarakat
Mandiri juga tidak hanya memberikan pendampingan, namun
petani diberikan dukungan modal untuk menunjang produksi dan
bantuan modal pengadaan budidaya. Dengan begitu, usaha
Masyarakat Mandiri diharapkan dapat meningkatkan
pengetahuan, keterampilan, dan peningkatan hasil panen.
11
Untuk mencapai produktivitas yang tinggi pada hasil panen
maka perlu melihat beberapa hal pendukung agar tercapai,
menurut Mosher (1978) mengidentifikasi adanya tiga kategori
wilayah pertanian yang berbeda tingkat kemajuannya. Perbedaan
itu menyangkut prasarana fisik, produktivitas pertaniannya serta
tingkat kemajuan petaninya. Ketiga wilayah itu adalah sebagai
berikut. Pertama, wilayah yang prasarananya relatif memadai
(karena telah dibangun sejak jaman penjajahan), teknologi yang
diterapkan sudah maju secara mantap, produktivitas tinggi,
berorientasi pada pasar, serta para petaninya telah membutuhkan
dan mencari secara aktif informasi pertanian. Kedua, wilayah
yang prasarananya baru dibangun tetapi belum mantap,
produktivitas sedang, belum berorientasi pasar, dan belum aktif
mencari informasi pertanian. Ketiga, wilayah yang relatif belum
memiliki prasarana pertanian, teknologi tradisional masih
mendominasi, produktivitas rendah, petaninya masih tradisional
dan pertaniannya masih bersifat subsisten, dan belum merasa
memerlukan informasi pertanian.8
Dengan demikian, peneliti sangat tertarik untuk melakukan
penelitian pada Program Green Horti Move Mustahik to Muzzaki,
yang dilakukan oleh Masyarakat Mandiri (MM) di Desa
Sindangjaya, ini disebabkan karena sudah seharusnya program
pemberdayaan masyarakat di wilayah pedasaan melalui program
8 Dwi Sadono, Jurnal Pemberdayaan Petani: Paradiga Baru
Penyuluhan Pertanian di Indonesia, Institut Pertanian Bogor, Maret 2008,
diakses pada 27 Februari 2018 dari https://media.neliti.com/media/
publications/8653-ID-pemberdayaan-petani-paradigma-baru-penyuluhan-
pertanian-di-indonesia.pdf
12
pembentukan kelompok tani dilakukan. Karena dari data yang di
keluarkan BPS, kemiskinan yang terjadi di indonesia mayoritas
terjadi pada wilayah pedesaan yang mayoritas profesinya bertani.
Sehingga saya tertarik mengangkat program pemberdayaan yang
dilakukan LSM di wilayah pedesaan dengan tujuan akan
meretaskan kemiskinan, serta akan meningkatkat kualitas hidup
masyarakat dengan di adakan pelatihan pembinaan yang
dilakukan oleh Masyarakat Mandiri. Berdasarkan latar belakang
diatas, maka peneliti tertarik untuk mengangkat pembahasan
dengan judul “STRATEGI PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT OLEH MASYARAKAT MANDIRI (MM)
MELALUI PROGRAM GREEN HORTI MOVE MUSTAHIK
TO MUZAKKI DI DESA SINDANGJAYA CIPANAS
CIANJUR”
13
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Berdasarkan pemaparan yang telah diuraikan pada latar
belakang masalahan di atas, maka penulis memfokuskan masalah
yang akan peneliti kaji di tulisan ini hanya dibatasi pada masalah
terkait dengan analisa Strategi Pemberdayaan Masyarakat Oleh
Masyarakat Mandiri (MM) Melalui Program Green Horti Move
Mustahik to Muzzaki di Desa Sindangjaya Cipanas Cianjur.
2. Perumusan Masalah
Dengan melihat pembatasan masalah tersebut di atas, maka
rumusan umum dalam penelitian ini adalah:
“Bagaimana Strategi Masyarakat Mandiri dalam melakukan
pemberdayaan masyarakat melalui Program Green Horti Move
Mustahik to Muzzaki di Desa Sindangjaya Cipanas Cianjur?”
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Untuk menggambarkan Strategi pemberdayaan masyarakat
oleh Masyarakat Mandiri dalam melakukan pemberdayaan petani
melalui Program Green Horti Move Mustahik to Muzzaki di Desa
Sindangjaya Cipanas Cianjur.
14
2. Manfaat Penelitian
Sesuai dengan tujuan, penelitian ini diharapkan memiliki
nilai guna, baik kegunaan akademik maupun kegunaan praktis.
a. Manfaat Akademik
Hasil dari penelitian ini diharapkan akan dapat bermanfaat
dan akan membantu pendewasaan khasanah keilmuan untuk
mahasiswa jurusan Kesejahteraan Sosial UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Sekaligus diharapkan akan membuka pemahaman pada
calon praktisi kesejahteraan sosial dalam membuka wawasan
dunia kesejahteraan sosial, karena pada saat ini keilmuan
kesejahteraan sosial masih dapat diisi oleh non-kesejahteraan
sosial. Dan tentu saja dapat memberikan sumbangsi positif bagi
lembaga yang bergerak dibidang pemberdayaan masyarakat.
b. Manfaat Praktis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
para LSM di Desa Cianjur khususnya dalam melanjutkan
pemberdayaan yang telah di jalankan oleh Masyarakat Mandiri,
instansi pemerintah seperti dinas sosial dalam menambah opsi
pemberdayaan yang akan dilaksanakan agar program dapat
berkelanjutan, dan bagi praktisi kesejahteraan sosial Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
15
D. Tinjauan Pustaka
Dalam menyusun skripsi ini, sebelum peneliti mengadakan
penelitian lebih lanjut kemudian menyusunya menjadi suatu
karya ilmiah, maka langkah awal yang peneliti lakukan adalah
mengkaji terlebih dahulu terhadap skripsi-skripsi yang telah ada
serta mencari terlebih dahulu mengenai buku yang akan dijadikan
acuan atau referensi dalam penelitian ini.
Adapun hasil dari suatu kajian pustaka ini peneliti
menemukan beberapa skripsi yang membahas tentang
pemberdayaan masyarakat, skripsi tersebut adalah:
1. Peneliti: Fery Firmansyah
Judul: Strategi Pemberdayaan Masyarakat Oleh PNPM
Mandiri Perkotaan di Desa Sukmajaya Bogor.
Penelitian ini lebih fokus pada mekanisme atau proses dana
bergulir serta hasilnya bagi kesejahteraan masyarakat setempat.
Penelitian ini melihat proses bantuan dana bergulir sebagai salah
satu upaya untuk membantu masyarakat dalam meningkatkan
kesejahteraannya berupa bantuan modal untuk mengembangkan
usahanya.
2. Peneliti: Amir Hamzah
Judul: Pemberdayaan Ekonomi nelayan oleh PT. Karya
Masyarakat Mandiri Dompet Dhuafa di Desa Tanjung Pasir
Kabupaten Tangerang.
16
Penelitian ini lebih fokus melihat bagaimana upaya-upaya
pemberdayaan yang dilakukan oleh Masyarakat Mandiri, peneliti
juga ingin mengetahui tingkat keberhasilan dari program
pemberdayaan ekonomi yang di terapkan di Desa Tanjung Pasir.
3. Peneliti: Muhammad Ridwan Syah
Judul: Partisipasi Masyarakat Melalui Pengembangan Desa
Wisata Jampang pada Program Pemberdayaan Ekonomi
Masyarakat Zona Madina Dompet Dhuafa
Penelitian ini lebih fokus pada bentuk partisipasi
masyarakat dan faktor pendorong partisipasi masyarakat pada
program pemberdayaan ekonomi masyarakat Zona Madina
Dompet Dhuafa yang ada di desa wisata jampang. Dan di
penelitian ini menunjukan bahwa bentuk partisipasi masyarakat
dalam pemberdayaan ekonomi sangat penting di lihat dari
kontribusi dengan mengikuti sosialisasi perencanaan program
Zona Madina Dompet Dhuafa.
E. Metodelogi Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui
dan memahami Strategi pemberdayaan masyarakat oleh
Masyarakat Mandiri dalam Program Green Horti Move Mustahik
to Muzzaki di Desa Sindangjaya Cipanas Cianjur. Peneliti
berusaha memahami dan menggambarkan langkah-langkah dan
17
bagaimana peran Masyarakat Mandiri dalam pemberdayaan
masyarakat pada proses kemiskinan. Oleh karena itu peneliti
menggunakan pendekatan kualitatif. Metode penelitian kualitatif
adalah metode yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek
yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci,
teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi
(gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian
kualitatif lebih menekankan pada makna dari pada generalisasi.9
Penulis buku penelitian kualitatif lainnya seperti Denzim
dan Lincolin menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah
penelitian yang menggunakan latar ilmiah, dengan maksud
mentafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan
melibatkan berbagai metode yang ada.10
Dari kajian tentang
definisi-definisi yang telah dipaparkan sebelumnya, dapat
disintesiskan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami
oleh subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi,
tindakan dan lain sebagainya. Secara holistik dan dengan secara
deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks
khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode
ilmiah.11
9 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta,
2009) Cet. Ke-5, h.1 10
Lexy J. Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya Offset,2007) Cet. Ke-23, h.4 11
Ibid, h.6
18
2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskriptif sebagaimana yang
diungkapkan oleh Mardalis, bahwa penelitian deskriptif adalah
penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan, memaparkan,
mencatat, menganalisa, dan mengintrepretasikan kondisi
sekarang ini terjadi atau ada.
Sedangkan menurut Moh. Nazir bahwa motode deskriptif
adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia,
suatu objek, suatu set kondisi, suatu system pemikiran, ataupun
suatu kelas pristiwa pada masa sekarang.12
Data-data tersebut berasal dari observasi, wawancara
dengan informan, catatan lapangan, catatan atau memo, dan
dokumen resmi lainnya. Dalam penelitian ini, peneliti berusaha
menggambarkan dan menganalisis secara menyeluruh kondisi
pemberdayaan yang dilaksanakan oleh Masyarakat Mandiri
(MM) di Desa Sindangjaya, serta perubahan yang dirasakan oleh
masyarakat Desa Sindangjaya.
3. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini diadakan pada program yang sedang di
jalankan oleh Masyarakat Mandiri di Kelompok Sumber Jaya
Tani yang berada di Desa Sindangjaya, Kecamatan Cipanas,
Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Adapun penelitian ini dilakukan
terhitung mulai bulan Februari sampai bulan Juni 2018.
12
Andi Prastowo, Memahami Metode-Metode Penelitian: Suatu
Tinjauan Teoritis dan Praktis (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011) Cet. Ke-2,
h. 201
19
4. Teknik Pemilihan Informan
Dalam penelitian kualitatif menggunakan istilah “social
situation” atau situasi sosial yang terdiri atas tiga elemen yaitu,
tempat, pelaku dan aktifitas yang berinteraksi secara sinergis, dan
juga dalam sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan
respondem, tetapi sebagai narasumber, informan, partisipan,
teman dan guru dalam penelitian.13
Ada beberapa teknik pengambilan sampel, akan tetapi
peneliti akan lebih menggunakan teknik purposive sampling
(bertujuan), dimana teknik pengambil sampel ini merupakan
teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Kita
memilih orang yang benar-benar mengetahui atau memiliki
kompetensi dengan topik penelitian kita.14
Pertimbangan tertentu
ini, misalnya orang tersebut paling tahu tentang apa yang kita
harapkan dan juga sesuai dengan kemampuan para informan
dalam memberikan jawaban-jawaban yang di ajukan peniti
sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi objek atau
situasi sosial yang diteliti.
Dalam penelitian ini penulis memiliki enam informan, data
informan tersebut dapat dijelaskan melalui tabel sebagai berikut
(Tabel 1.1).
13
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Cet. Ke-5, h. 49-50 14
Nanang Martono, Metode Penelitian Kualitatif: Analisis Isi dan
Analisis Data Sekunder (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 79
20
Tabel 1.1
Data informan
No. Informan Informasi yang dicari Jumlah
1.
Ketua
pelaksana
program
Mengetahui pemberdayaan
yang dilakukan oleh
Masyarakat Mandiri 1 orang
2.
Pendamping
Program
Mengetahui pemberdayaan
oleh Masyarakat Mandiri
dan mengetahui anggota
kelompok Sumber Jaya
Tani
1 orang
3.
Anggota
Kelompok
Sumber Jaya
Tani
Mengetahui program yang
di jalankan Masyarakat
Mandiri dan manfaat
program
3 orang
5. Sumber Data
Menurut Lofland Husaini sebagaimana dalam Lexy J.
Moleong, sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah
kata-kata, dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti
dokumen dan lain-lain. Kata-kata dan tindakan orang-orang yang
diamati atau diwawancarai merupakan sumber data utama.
Sumber data utama dicatat melalui catatan tertulis atau melalui
perekaman video/audio tipe, pengambilan foto atau film.
Pencatatan sumber data utama melalui wawancara atau
21
pengamatan berperan serta merupakan hasil usaha gabungan dari
kegiatan melihat, mendengar dan bertanya.15
Walaupun dikatakan bahwa sumber diluar kata dan
tindakan merupakan sumber kedua, jelas hal itu tidak bisa
diabaikan. Dilihat dari segi sumber data, bahan tambahan yang
berasal dari sumber dari arsip, dokumen pribadi dan dokumen
resmi.16
Dalam penelitian ini ada dua macam sumber data, yaitu:
a. Data primer terbagi menjadi dua sumber data, yaitu:
pertama, data diperoleh secara langsung dari subyek
penelitian, yaitu diperoleh dari ketua organisasi dan
beberapa pengurus di bawahnya. Kedua, data yang
diperoleh dari peserta pelatihan yang tergabung dalam
anggota kampung bisnis.
b. Sumber data sekunder, yaitu data yang dikumpulkan
melalui sumber-sumber informasi tidak langsung peneliti
peroleh melalui observasi di lapangan, data-data dan
dokumentasi dari Masyarakat Mandiri dan Kelompok
Sumber Jaya Tani.
6. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data diperlukan untuk mendapatkan
data dan informasi yang diperlukan untuk dapat menjelaskan dan
menjawab permasalahan penelitian ini, maka pengumpulan data
dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder.
15
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya Offset, 2000) Cet. Ke-13, h. 112 16
Ibid, h. 113
22
Sumber primer adalah sumber data yang langsung
memberikan data kepada peneliti, dan sumber sekunder adalah
sumber yang tidak langsung memberikan data kepada peneliti,
misalnya melalui orang lain atau melalui dokumen-dokumen.
Adapun untuk pelaksanaan peneliti teknik pengumpulan ini
dilakukan dengan cara:
a. Obsevasi
Metode observasi (pengamatan), merupakan sebuah teknik
pengumpulan data yang mengharuskan peneliti turun ke lapangan
mengamati hal-hal, kegiatan, benda-benda, waktu, peristiwa,
tujuan dan perasaan.17
Peneliti mengadakan pengamatan langsung
tentang upaya Masyarakat Mandiri (MM) dalam melaksanakan
pemberdayaan melalui Program Green Horti Move Mustahik to
Muzzaki di Desa Sindangjaya Cipanas Cianjur dan kegiatannya.
Peneliti menggunakan observasi tak berstruktur, yaitu observasi
yang tidak di persiapkan secara sistematis tentang apa yang akan
di observasi. Peneliti dapat melakukan pengamatan bebas,
mencatat apa yang menarik, melakukan analisis, dan kemudian
dibuat kesimpulan. 18
b. Wawancara
Metode wawancara, merupakan percakapan dengan maksud
tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu
pewawancara (Interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan
terwawancara (Interviewee) yang memberikan jawaban atas
17
M. Djunaidi Ghony dan Fauzan Almanshur, Metodelogi Penelitian
Kualitatif (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012) Cet. Ke-1, h. 165 18
Ibid, h. 174
23
pertanyaan itu.19
Sedangkan dalam pendapat lain Stewart dan
Cash mengartikan wawancara sebagai interaksi yang di dalamnya
terdapat pertukaran atau berbagi aturan, tanggung jawab,
perasaan, kepercayaan, motif, dan informasi. 20
Penulis
menggunakan jenis wawancara tak berstruktur (unstructured
interview), dimana penulis tidak menggunakan pedoman
wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap
untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang
digunakan hanya berupa garis-garis besar penggalian informasi
yang akan dibutuhkan dalam penelitian.
c. Studi Dokumentasi
Studi Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah
berlalu.21
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-
karya monumental dari seseorang. Penulis dapat menggunakan
dokumentasi sebagai sumber pengumpulan data melalui
dokumentasi berbentuk tulisan, misalnya catatan harian, sejarah,
cerita, biografi, peraturan, kebijakan dan lain-lain. Dalam
pendapat lain, studi dokumentasi diartikan sebagai suatu metode
pengumpulan data kualitatif dengan melihat atau menganalisis
dukumen-dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau oleh
orang lain tentang subjek.22
19
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Cet. Ke-23, h. 186 20
Haris Hardiansyah, Metodelogi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu
Sosial (Jakarta: Salemba Humanika, 2012) Cet. Ke- 3, h. 131 21
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Cet. Ke- 5, h. 82 22
Haris Hardiansyah, Metodelogi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu
Sosial, Cet. Ke- 3, h.143
24
Untuk memperoleh data yang lebih akurat, peneliti juga
mencari data tertulis seperti profil program yang di bawa oleh
Masyarakat Mandiri, berupa kegiatan program yang sedang
berjalan serta foto-foto kegiatan yang di lakukan di Kelompok
Sumber Jaya Tani sebagai kelompok tani yang di bina oleh
Masyarakat Mandiri.
7. Teknik Analisis Data
Menurut Bodgan dan Biklen yang peneliti kutip dalam
buku Lexy J. Moleong, analisis data kualitatif adalah upaya yang
dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan
data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola,
mensistensiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan
apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa
yang dapat diceritakan kepada orang lain.23
Dalam kutipan buku yang sama, dinyatakan bahwa dalam analisa
data ada tiga modelnya yaitu: (1) metode perbandingan tetap
(constant comparative method), (2) metode analisa data menurut
Spradley sebagaimana yang ditemukan dalam bukunya
Participant Observation, dan (3) metode analisis data menurut
Miles dan Huberman seperti mereka kemukakan dalam buku
Qualitative Data Analysis.24
23
Lexy J. Moleong, “Metode Penelitian Kualitatif”, Cet. Ke-23, h. 248 24
Ibid, h. 248
25
Namun perlu diketahui bahwa yang paling banyak
digunakan adalah metode perbandingan tetap. Secara garis
besarnya dengan langkah-langkah sebagai berikut: 25
a. Reduksi Data, yaitu dimana peneliti mencoba memilah
data yang relevan dengan pemberdayaan masyarakat
yang dilakukan oleh Masyarakat Mandiri dalam dalam
menjalankan Program Green Horti Move Mustahik to
Muzzaki pada Kelompok Sumber Jaya Tani di Desa
Sindangjaya.
b. Penyajian Data, setelah data mengenai pemberdayaan
masyarakat yang dilakukan oleh Masyarakat Mandiri
dalam membentuk Program Green Horti Move Mustahik
to Muzzaki pada Kelompok Sumber Jaya Tani di Desa
Sindangjaya di peroleh, maka data tersebut akan disusun
dan di sajikan dalam bentuk narasi, visual gambar, matrik,
bagan, table, dan lain sebagainya.
c. Penyimpulan Data, berupa pengambilan kesimpulan
dengan menghubungkan semua temuan dengan judul
penulis, sehingga memudahkan untuk menarik
kesimpulan.
8. Keabsahan Data
Untuk mengukur keabsahan data pada penelitian ini peneliti
menggunakan teknik triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data
25
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Cet. Ke-5, h. 91
26
itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding
terhadap data itu.
Peneliti menggunakan triangulasi sumber, yaitu
membandingkan dan mengevaluasi kembali derajat kepercayaan
suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang
berbeda dalam metode kualitatif. Hal itu dapat dicapai dengan 5
langkah yaitu, (1) Membandingkan data hasil pengamatan dengan
data hasil wawancara. (2) Membandingkan apa yang dikatakan
orang didepan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi.
(3) Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang
situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang
waktu. (4) Membandingkan keadaan dan prespektif seseorang
dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat
biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang
mampu dan orang pemerintahan. (5) Membandingkan hasil
wawancara dengan isi atau suatu dokumen yang berkaitan.26
9. Teknik Penulisan
Adapun dalam penulisan penelitian ini, penulis berpedoman
pada buku “Pedoman Penulis Karya Ilmiah: Skripsi, Tesis, dan
Disertasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta” yang diatur pada
keputusan rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Nomor : 507
Tahun 2017, ditetapkan oleh rektor Prof. Dr. Dede Rosyada,
M.Ag pada tanggal 14 Juni 2017. Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta Press Tahun 2007.27
26
Lexy Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Cet. Ke-13, h. 178 27
Keputusan Rektor Nomor: 507 Tahun 2017, Pedoman Penulis Karya
Ilmiah: Skripsi, Tesis, dan Disertasi (Jakarta, 2017)
27
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari 5 (lima) bab,
berikut uraiannya secara ringkas, yang terdiri dari:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini, peneliti memaparkan tentang latar
belakang masalah, pembatasan dan perumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan
pustaka, metode penelitian dan sistematika
penulisan.
BAB II KERANGKA TEORI
Pada bab ini, peneliti memaparkan pembahasan
mengenai pemberdayaan, yang terdiri dari
pengertian pemberdayaan, tujuan pemberdayaan,
strategi pemberdayaan, model pemberdayaan dan
tahapan pemberdayaan.
Lembaga sosial mencakup pembahasan mengenai,
pengertian lembaga sosial, tujuan lembaga sosial,
peran lembaga sosial.
BAB III GAMBARAN UMUM LEMBAGA
Pada bab ini peneliti akan membahas tentang
gambaran umum program pemberdayaan
masyarakat (Masyarakat Mandiri), gambaran
singkat Masyarakat Mandiri, gambaran umum
pada program yang di terapkan oleh Kelompok
Tani Sumber Jaya Tani, meliputi tujuan, sumber
28
daya manusia, pelatihan, permodalan dan lain
sebagainya yang berkaitan dengan program
pemberdayaan masyarakat yang dilakukan
Masyarakat Mandiri dengan Program Green Horti
Move Mustahik to Muzzaki pada Kelompok
Sumber Jaya Tani di Desa Sindangjaya.
BAB IV HASIL TEMUAN PENELITIAN
Pada bab ini peneliti akan membahas hasil temuan
lapangan oleh peneliti yang meliputi data
mengenai pemberdayaan para petani yang di
lakukan Masyarakat Mandiri dengan Program
Green Horti Move Mustahik to Muzzaki pada
Kelompok Sumber Jaya Tani di Desa Sindangjaya.
BAB V ANALISA
Pada bab ini peneliti akan membahas analisa hasil
temuan lapangan oleh peneliti yang meliputi
pembahasan mengenai pemberdayaan para petani
yang di lakukan Masyarakat Mandiri dengan
Program Green Horti Move Mustahik to Muzzaki
pada Kelompok Sumber Jaya Tani di Desa
Sindangjaya.
BAB VI PENUTUP
Pada bab ini peneliti memaparkan kesimpulan dari
pemikiran sebelumnya serta saran-saran sebagai
hasil dari analisa dalam penelitian penulis tentang
29
pemberdayaan para petani yang di lakukan
Masyarakat Mandiri dengan Program Green Horti
Move Mustahik to Muzzaki pada Kelompok
Sumber Jaya Tani di Desa Sindangjaya, untuk
nantinya dapat di jadikan bahan evaluasi dari
program yang telah berjalan agar nantinya semua
pihak yang ada maupun yang akan menjalankan
program pemberdayan bisa menjadikan ini bahan
tolak ukur sebuah program pemberdayan
masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
30
BAB II
KERANGKA TEORI
A. Pemberdayaan
1. Pengertian Pemberdayaan
Pemberdayaan atau pemberkuasaan berasal dari kata
berbahasa Inggris empowerment yang akar katanya yaitu power
yang berarti kekusaan atau keberdayaan.28
Rappaport mengartikan
empowerment sebagai suatu cara dimana rakyat, organisasi dan
komunitas diarahkan agar dapat berkuasa atas kehidupannya.29
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia kata pemberdayaan
diterjemahkan sebagai upaya pendayagunaaan, pemanfaatan yang
sebaik-baiknya dengan hasil yang memuaskan.
Pemberdayaan (empowerment) adalah membantu klien
memperoleh daya untuk mengambil keputusan dan menentukan
tindakan yang akan ia lakukan yang terkait dengan diri mereka,
termasuk mengurangi efek hambatan pribadi dan sosial dalam
melakukan tindakan. Hal ini dilakukan melalui peningkatan
kemampuan dan rasa percaya diri untuk menggunakan daya yang
28 Abu Hurairah, Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat
Model dan Strategi Pembangunan yang Berbasis Kerakyatan, (Bandung:
Humaniora, 2008), hal. 82 29 Adi Fahrudin, Ph. D., Pemberdayaan, Partisipasi dan Penguatan
Kapasitas Masyarakat, (Bandung: Humaniora, 2012), hal. 16
31
ia miliki, antara lain melalui transfer daya dari lingkungan.
(Payne (dalam Isbandi, 2001).30
Pemberdayaan masyarakat merupakan serangkaian upaya
untuk menolong masyarakat agar lebih berdaya dalam
meningkatkan sumber daya manusia dan berusaha
mengoptimalkan sumber daya tersebut sehingga dapat
meningkatkan kapasitas dan kemampuannya dalam
memanfaatkan potensi yang dimilikinya sekaligus dapat
meningkatkan kemampuan ekonominya melalui kegiatan-
kegiatan swadaya.
Secara konseptual, pemberdayaan masyarakat adalah upaya
untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat
yang dalam kondisi sekarang tidak mampu untuk melepaskan diri
dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Dengan kata
lain memberdayakan adalah memampukan dan memandirikan
masyarakat.
Menurut Prijono dan Pranarka (1996), dalam konsep
pemberdayaan, manusia adalah subyek dari dirinya sendiri.
Proses pemberdayaan yang menekankan pada proses memberikan
kemampuan kepada masyarakat agar menjadi berdaya,
mendorong atau memotivasi individu agar mempunyai
kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan pilihan
hidupnya. Lebih lanjut dikatakan bahwa pemberdayaan harus
30
Isbandi Rukminto Adi, Pemikiran-pemikiran dalam Pembangunan
Kesejahteraan Sosial (Jakarta: Lembaga Penelitian FE-UI, 2002), h. 162.
32
ditujukan pada kelompok atau lapisan masyarakat yang
tertinggal.31
Menurut Sumodiningrat (1999), bahwa pemberdayaan
masyarakat merupakan upaya untuk memandirikan masyarakat
lewat perwujudan potensi kemampuan yang mereka miliki.
Adapun pemberdayaan masyarakat senantiasa menyangkut dua
kelompok yang saling terkait, yaitu masyarakat sebagai pihak
yang diberdayakan dan pihak yang menaruh kepedulian sebagai
pihak yang memberdayakan.32
Pemberdayaan sebagai perubahan kepada arah yang lebih
baik, dari tidak berdaya menjadi berdaya. Pemberdayaan terkait
dengan upaya meningkatkan taraf hidup ke tingkat yang lebih
baik lagi. Pemberdayaan adalah meningkatkan kemampuan dan
rasa diri untuk menggunakan daya yang dimiliki dalam
menentukan tindakan kearah yang lebih baik lagi.33
Secara mendalam pemberdayaan masyarakat dapat
diartikan sebagai jalinan hubungan dua pengertian dari
pemberdayaan dan masyarakat. Pemberdayaan diartikan
mengembangkan dari keadaan tidak berdaya menjadi berdaya
menuju kearah yang lebih baik. Sedangkan mayarakat adalah
sekumpulan individu secara bersama.
31 A. M. W. Pranarka dan Vidhandika Moeljarto, “ Pemberdayaan
(Empowerment)”, dalam Onny S. Prijono dan A.M.W Pranarka (eds), 1996.
Pemberdayaan : Konsep, Kebijakan dan Implementasi. Jakarta: CSIS. 32
Sumodiningrat, Gunawan, 1999, Pemberdayaan Masyarakat dan
Jaring Pengamanan Sosial, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 33
Dian, Perencanaan Sosial Negara Berkembang, (Yogya : Gajah
Mada University Press, 1991), h. 15
33
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan
masyarakat adalah upaya mengembangkan keadaaan atau situasi
dari tidak berdaya menjadi berdaya kearah yang lebih baik
kepada sekumpulan individu yang hidup secara bersama untuk
memberikan atau meningkatkan potensi yang sudah ada dalam
masyakarat. Masyarakat di dorong, di motivasi, dan ditingkatkan
kesadarannya akan potensi yang dimiliki masyarakat untuk
kemudian potensi tersebut dikembangkan.34
2. Tujuan Pemberdayaan
Menurut Sumaryadi (2005: 142), tujuan pemberdayaan
masyarakat adalah:
1) Membantu pengembangan manusiawi yang otentik dan
integral dari masyarakat yang lemah, miskin, marjinal,
rentan, dan kaum kecil, seperti petani kecil, buruh tani,
masyarakat miskin perkotaan, masyarakat adat yang
terbelakang, kaum muda pencari kerja, kaum cacat dan
kelompok wanita yang dikesampingkan;
2) Memberdayakan kelompok-kelompok masyarakat secara
sosial ekonomi sehingga mereka dapat lebih mandiri dan
dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup mereka namun
sanggup berperan serta dalam pengembangan masyarakat.
Edi Suharto (2005: 60) menjelaskan bahwa tujuan utama
pemberdayaan adalah memperkuat kekuasaan masyarakat
34 Darmansyah, Ilmu Sosial Dasar, (Surabaya Usaha Nasional, 1986),
h.80.
34
khususnya kelompok lemah yang memiliki ketidakberdayaan
baik karena kondisi internal seperti persepsi dari diri sendiri
maupun kondisi eksternal seperti ditindas oleh struktur sosial
yang tidak adil.
Kesimpulan dari tujuan pemberdayaan masyarakat adalah
membentuk masyarakat khususnya kelompok yang lemah untuk
menjadi mandiri dalam mengelola sumber daya yang dimiliki
sehingga dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup mereka.
3. Tahapan Pemberdayaan Masyarakat
Tahapan pemberdayaan yang baik menurut Isbandi yaitu:35
a. Tahapan persiapan (engagement)
Pada tahap ini ada dua tahap yang harus dikerjakan yaitu,
Pertama, menyiapkan petugas atau tenaga pemberdayaan
masyarakat yang bisa juga dilakukan oleh Community Worker
hal ini diperlukan untuk menyamakan persepsi antar anggota
tim mengenai pendekatan apa yang akan dipilih, penyiapan
petugas lebih diperlukan lagi bila dalam proses pemberdayaan
masyarakat tenaga yang dipilih memiliki latar belakang antara
satu sama lain seperti pendidikan, agama, suku, dan strata.
Kedua, menyiapkan lapangan yang pada dasarnya diusahakan
dilakukan secara non-direktif.
b. Tahapan pengkajian (Assesment)
Proses pengkajian dapat dilakukan secara individu melalui
tokoh-tokoh masyarakat, tetapi juga dapat melalui kelompok-
35 Adi, Pemikiran-pemikiran dalam Pembangunan Kesejahteraan
Sosial, h.182.
35
kelompok dan masyarakat. Dalam hal ini petugas harus
berusaha mengidentifikasi masalah kebutuhan yang dirasakan
dan juga sumber daya yang dimiliki klien.
c. Tahap perencanaan alternatif program atau kegiatan
Tahap ini petugas sebagai agen perubahan secara
partisipasif mencoba melibatkan warga untuk berfikir tentang
masalah yang mereka hadapi dan cara menghadapinya. Dalam
konteks ini masyarakat mengharapkan dapat memikirkan
alternatif program dan kegiatan yang dilakukan.
d. Tahap pemformulasian rencana aksi
Tahap dimana menuangkan gagasan yang telah
dirumuskan dalam tahap perencanaan alternative program ke
dalam pernyataan kegiatan (proposal) secara tertulis. Peran
agen perubah dalam tahap ini adalah membantu sasaran
menuliskan rumusan program mereka dalam format yang
layak untuk diajukan kepada penyandang dana. Dalam tahap
pemformulasian rencana aksi ini, diharapkan community
worker dan masyarakat sudah dapat membayangkan dan
menuliskan tujuan jangka pendek apa yang akan mereka capai
dan bagaimana cara mencapai tujuan tersebut. Yakni tahap
menuangkan gagasan yang telah dirumuskan dalam tahap
perencanaan alternatif program ke dalam pernyataan kegiatan
(proposal) secara tertulis. Peran agen perubah dalam tahap ini
adalah membantu sasaran menuliskan rumusan program
mereka dalam format yang layak untuk diajukan kepada
penyandang dana. Dalam tahap pemformulasian rencana aksi
36
ini, diharapkan community worker dan masyarakat sudah dapat
membayangkan dan menuliskan tujuan jangka pendek apa
yang akan mereka capai dan bagaimana cara mencapai tujuan
tersebut.
e. Tahap pelaksanaan program atau kegiatan
Tahap pelaksanaan ini merupakan salah satu tahap yang
paling krusial (penting) dalam proses pengembangan
masyarakat, keberhasilan dari tahap ini tergantung dari
kerjasama yang baik antara agen perubah dengan warga
masyarakat serta tokoh masyarakat setempat. Adanya, konflik
diantara tiga komponen ini akan sangat menganggu tahap
pelaksanaan program atau kegiatan pemberdayaan masyarakat.
Dalam upaya melaksanakan program pengembangan
masyarakat, peran masyarakat sebagai kader diharapkan dapat
menjaga keberlangsungan program yang telah dikembangkan.
Kader ini biasanya dipilih dari ibu-ibu rumah tangga ataupun
pemudi yang masih memiliki waktu luang dan mau melibatkan
diri dalam kegiatan tersebut.
f. Tahap evaluasi
Tahap evaluasi sebagai proses pengawasan dari warga dan
petugas terhadap program yang sedang berjalan pada
pengembangan masyarakat sebaiknya dilakukan dengan
melibatkan warga. Karena dengan keterlibatan warga pada
tahap ini diharapkan akan terbentuk suatu sistem dalam
komunitas untuk melakukan pengawasan secara internal.
Sehingga dalam jangka panjang diharapkan akan dapat
37
membentuk suatu sistem dalam masyarakat yang lebih
„mandiri‟ dengan memanfaatkan yang ada. Akan tetapi,
kadangkala dari hasil pemantauan dan evaluasi ternyata hasil
yang dicapai tidak sesuai dengan yang diharapkan. Bila hal ini
terjadi maka evaluasi proses diharapkan akan dapat
memberikan umpan baik yang berguna bagi perbaikan suatu
program ataupun kegiatan.
g. Tahap terminasi
Yakni tahap “pemutusan” atau pemberhentian program.
Idealnya tahap ini dilakukan apabila masyarakat atau
komunitas sasaran benar-benar sudah “berdaya”. Pemutusan
hubungan dengan komunitas sasaran ini sebaiknya dilakukan
secara pelan-pelan, bertahap, tidak secara langsung
ditinggalkan begitu saja oleh agen perubah, sehingga dapat
dipastikan ketika agen perubah keluar dari komunitas tersebut,
keadaan sudah jauh berubah dan komunitas sasaran sudah
kreatif mandiri.
4. Indikator Keberdayaan
Menurut Parson et.al. yang dikutip oleh Edi Suharto
mengajukan tiga dimensi pemberdayaan yang merujuk pada:
a. Sebuah proses pembangunan yang bermula dari
pertumbuhan individual yang kemudian berkembang
menjadi sebuah perubahan sosial yang lebih besar.
38
b. Sebuah keadaan psikologis yang ditandai oleh rasa
percaya diri, berguna dan mampu mengendalikan diri dan
orang lain.
c. Pembebasan yang dihasilkan dari sebuah gerakan sosial,
yang dimulai dari pendidikan dan politisasi orang-orang
lemah dan kemudian melibatkan upaya-upaya kolektif
dari orang-orang lemah tersebut untuk memperoleh
kekuasaan dan mengubah struktur-struktur yang masih
menekan.36
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan
adalah suatu proses dan tujuan. Dimana pemberdayaan sebagai
proses ialah serangkaian kegiatan untuk memperkuat kekuasaan
atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk
termasuk didalamnya individu-individu yang mengalami
kemiskinan. Sedangkan pemberdayaan sebagai tujuan ialah
menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah
perubahan sosial yaitu masyarakat yang berdaya, diantaranya
memiliki kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan
kemampuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang
bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial seperti memiliki
kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai
36
Edi Suharto, Membangun Masyasrakat Memberdayakan Rakyat,
(Bandung: Refika Aditama, 2005), h. 63
39
mata pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, serta
dapat menjalankan tugas-tugasnya sendiri atau mandiri.37
5. Proses Pemberdayaan
Pemberdayaan sebagai suatu proses merupakan sesuatu
yang berkesinambungan dimana komunitas atau kelompok masih
ingin melakukan perubahan serta perbaikan dan tidak hanya
terpaku pada satu program saja.38
Dalam prosesnya, pemberdayaan memiliki beberapa prinsip
yang perlu diperhatikan guna mengembangkan tingkat partisipasi
masyarakat dalam setiap program/kegiatan pembangunan. Dan
prinsip-prinsip yang dimaksud adalah:
a. Program/kegiatan harus disusun oleh masyarakat sendiri
b. Program/kegiatan tersebut diyakini dapat memecahkan
masalah yang dihadapi
c. Pemberdaya baik pihak pemerintah maupun pihak luar
lainnya harus mendukung sebesar mungkin partisipasi
masyarakat, baik kelompok miskin, perempuan, buta huruf
dan masyarakat tuna daya lainnya.
d. Penggunaan sumberdayanya adalah sumberdaya lokal
e. Program/kegiatan yang disusun haruslah memperhatikan
nilai-nilai budaya setempat dan memperhitungkan dampak
lingkungan yang akan terjadi.
37
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat,
(Bandung: Refika Aditama, 2005), h. 60 38
Isbandi Rukminto Adi, Pemikiran-pemikiran dalam Pembangunan
Kesejahteraan Sosial, (Jakarta:Penerbit Fakultas Ekonomi UI 2002), Seri Ke-
II, h. 173
40
f. Tidak berakibat terciptanya ketergantungan(mampu
memandirikan).
g. Dilakukan bersama-sama dalam posisi kesetaraan
h. Harus mampu dilanjutkan sendiri oleh masyarakat tanpa
campur tangan pihak luar.39
B. Strategi Pemberdayaan dan Pendampingan
1. Strategi dalam Pemberdayaan Masyarakat
Dalam konteks pekerjaan sosial, pemberdayan dapat
dilakukan melalui tiga aras atau matra pemberdayaan
(Empowerment Setting): mikro, mezzo, dan makro.
a) Aras Mikro
Pemberdayaan dilakukan terhadap klien secara individu
melalui bimbingan, konseling, stress management, crisis
intervention, Tujuan utamanya adalah membimbing atau
melatih klien dalam menjalankan tugas-tugas kehidupannya.
Model ini sering disebut dengan pendekatan yang berpusat
pada tugas (Task Centered Approach).
b) Aras Mezzo
Pemberdayaan dilakukan terhadap sekelompok klien.
Pemberdayaan dilakukan dengan menggunakan kelompok
sebagai media intervensi. Pendidikan dan pelatihan,
dinamika kelompok, biasanya digunakan sebagai strategi
dalam meningkatkan kesadaran, pengetahuan, keterampilan
39
Chabib Soleh, Dialektika Pembangunan Dengan Pemberdayaan,
(Bandung: Fokusmedia, 2014), h. 106
41
dan sikap-sikap klien agar memiliki kemampuan
memecahkan permasalahan yang dihadapinya.
c) Aras Makro
Pendekatan ini disebut juga sebagai strategi sistem besar
(Large System Strategy), karena sasaran perubahan diarahkan
pada sistem lingkungan yang lebih luas. Perumusan
kebijakan, perencanaan sosial, kampanye, aksi sosial,
Lobbying, pengorganisasian masyarakat, manajemen konflik,
adalah beberapa strategi dalam pendekatan ini. Strategi besar
memandang klien sebagai orang yang memiliki kompetensi
untuk memahami situasi-situasi mereka sendiri, dan untuk
memilih serta menentukan strategi yang tepat untuk
bertindak.40
Salah satu tahapan pertama dalam proses penalaran yang
dilakukan Masyarakat Mandiri pada program Green Horti Move
Mustahik to Muzzaki ini yaitu dengan melakukan pemetaan sosial
(social mapping) pada desa tujuan penerima manfaat. Menurut
Edi Suharto pengertian pemetaan sosial ialah sebuah proses
penggambaran masyarakat yang sistematis dan melibatkan
pengumpulan data serta informasi mengenai masyarakat yang
termasuk di dalamnya profil dan masalah sosial yang ada pada
masyarakat.41
Pemetaan sosial yang dilakukan Masyarakat
Mandiri ialah pemetaan akan keadaan komoditi pertanian yang
40 Edi Soeharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat,
(Bandung; PT. Refika Aditama, 2005) Cet Ke-1 h. 66. 41
Edi Suharto, Metode dan Teknik Pemetaan Sosial, artikel diakses
pada 8 Juli 2015 dari http://www.policy.hu/suharto/modul_a/makindo_18.html
42
ada di desa Sindangjaya lalu memilihnya sesuai dengan kriteria
yang sesuai dengan tujuan program ini.
Dalam pengembangan masyarakat istilah intervensi yang
sering digunakan adalah intervensi makro atau intervensi
komunitas. Intervensi komunitas merupakan bentuk intervensi
langsung yang dirancang dalam rangka melakukan perubahan
secara terencana pada tingkat organisasi dan komunitas.
Jadi peneliti dapat menyimpulkan bahwa strategi
pemberdayaan merupakan susunan rencana tindakan guna
menetapkan langkah dalam rangka mencapai tujuan
pemberdayaan masyarakat, yaitu meningkatkan taraf hidup
melalui kemandirian dan partisipsi mereka.
2. Strategi Pendampingan dalam Pemberdayaan
Menurut Sumodiningrat, pendampingan merupakan
kegiatan yang diyakini mampu mendorong terjadinya
pemberdayaan fakir miskin secara optimal. Perlunya
pendampingan dilatarbelakangi oleh adanya kesenjangan
pemahaman diantara pihak yang memberikan bantuan dengan
sasaran penerima bantuan. Kesenjangan dapat disebabkan oleh
berbagai perbedaan dan keterbatasan kondisi sosial, budaya dan
ekonomi. Dalam melaksanakan tugasnya, para pendamping
memposisikan dirinya sebagai perencana, pembimbing, pemberi
informasi, motivator, penghubung, fasilitator, dan sekaligus
evaluator.
43
Mengacu pada Ife, peran pendamping mencakup beberapa
peran utama, yaitu:
a. Fasilitator
Merupakan peran yang berkaitan dengan pemberian
motivasi, kesempatan, dan dukungan bagi masyarakat.
Beberapa tugas yang berkaitan dengan peran ini antara lain
model, melakukan mediasi dam negoisasi, member
dukungan, membangun konsensus bersama, serta melakukan
pengorganisasian dan pemanfaatan sumber.
b. Pendidik
Pendamping berperan aktif sebagai agen yang memberi
masukan positif dan direktif berdasarkan pengetahuan dan
pengalamannya serta bertukar gagasan dengan pengetahuan
dan pengalaman masyarakat yang didampinginya.
Membangkitkan kesadaran masyarakat, menyampaikan
informasi, melakukan konfrontasi, menyelenggarakan
pelatihan bagi masyarakat adalah beberapa tugas yang
berkaitan dengan dengan peran pendidik.
c. Perwakilan Masyarakat
Peran ini dilakukan dalam kaitannya dengan interaksi
antara pendamping dengan lembaga-lembaga eksternal atas
nama dan demi kepentingan masyarakat dampingannya.
Pekerja sosial dapat bertugas mencari sumber-sumber,
melakukan pembelaan, menggnakan media, meningkatkan
hubungan masyarakat, dan membangun jaringan kerja.
44
d. Peran-Peran Teknis
Mengacu pada aplikasi keterampilan yang bersifat praktis.
Pendamping dituntut tidak hanya mampu menjadi manajer
perubahan yang mengorganisasi kelompok, melainkan pula
mampu melaksanakan tugas-tugas teknis sesuai dengan
keterampilan dasar, seperti: melakukan analisis sosial,
mengelola dinamika kelompok, menjalin relasi, bernegoisasi,
berkomunikasi, memberi konsultasi, dan mencari serta
mengatur sumber dana.42
Upaya yang dilakukan dalam pemberdayaan masyarakat
menurut konsep ini adalah dengan meningkatkan kemampuan
atau kapasitas masyarakat khususnya masyarakat miskin.
Meningkatkan kemampuan dan kapasitas masyarakat ini disebut
juga dengan penguatan kapasitas (Capacity Building), yaitu suatu
proses meningkatkan atau merubah pola perilaku individu,
organisasi, dan sistem yang ada di masyarakat untuk mencapai
tujuan yang diharapkan secara efektif dan efisien. Sehingga
masyarakat dapat memahami dan mengoptimalkan potensi yang
mereka miliki untuk mencapai tujuan pemberdayaan, yaitu
kesejahteraan hidup masyarakat.
42
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat,
Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial,
(Bandung: PT Refika Aditama, 2005)
45
BAB III
PROFIL LEMBAGA
A. Profil Masyarakat Mandiri Dompet Dhuafa
1. Sejarah Berdirinya
Dalam naungan perusahaan berbadan hukum, PT Karya
Masyarakat Mandiri yang lebih dikenal dengan nama Masyarakat
Mandiri merupakan salah satu unit jejaring Dompet Dhuafa yang
memiliki kegiatan melakukan pemberdayaan masyarakat di
bidang ekonomi.43
Secara kelembagaan, diharapkan Masyarakat
Mandiri mampu berswadaya dalam pengelolaannya secara
berkelanjutan dan memberikan manfaat secara langsung bagi
masyarakat yang tidak berdaya. Sebagai bagian dari jejaring
social enterprise, PT Karya Masyarakat Mandiri memiliki
tanggung jawab mengembangkan nilai-nilai etika, termasuk
komitmen untuk membangun kapasitas lokal. Perusahaan
bertanggung jawab kepada masyarakat luas untuk dampak sosial,
lingkungan dan ekonomi.44
Secara historis, Masyarakat Mandiri lahir dan berkembang
tidak lepas dari peran Dompet Dhuafa. Dompet Dhuafa sebagai
lembaga yang berkhidmat pada pengelolaan zakat infak shadaqah
(ZIS) selalu berinovasi dalam setiap programnya. Pada awal
program pemberdayaan Dompet Dhuafa, terutama pemberdayaan
ekonomi, selain dimulai dengan bantuan-bantuan permodalan
43
Buku Profil Masyarakat Mandiri Dompet Dhuafa 2016 44
Buku Profil Masyarakat Mandiri Dompet Dhuafa 2016
46
perorangan, lembaga ini juga turut mengupayakan pembangunan
jaringan ekonomi umat dengan pendirian Baitu’l-Maal Wa’t-
Tamwil (BMT). Di sisi lain, model pemberdayaan kelompok
mulai dikembangkannya Program Pengembangan Kemandirian
Masyarakat (P2KM) yang kemudian dikenal dengan nama
Masyarakat Mandiri (MM). Pada langkah awal (Pilot Project),
MM difokuskan di Bogor, Tangerang dan Bekasi. Periode
perjalanan program berlangsung dari tahun 2000 hingga tahun
2005. Pada awal Juli 2005, MM memperoleh status sebagai
lembaga otonom dari Dompet Dhuafa dan sejak saat itu MM
memiliki struktur organisasi tersendiri serta merupakan salah satu
jejaring Dompet Dhuafa yang berikhtiar pada kegiatan
pengembangan ekonomi di tingkat komunitas yang lemah dan
kurang beruntung (Disadvantaged Groups).45
Misi, visi dan nilai-nilai yang dikembangkan Masyarakat
Mandiri sejak kelahirannya bertolak dari isu-isu kemiskinan yang
masih berkembang dan membutuhkan penyelesaian dalam bentuk
model program yang menyeluruh dan terpadu. Peran Masyarakat
Mandiri di sini untuk menguatkan fungsi mediator program guna
menjembatani kepentingan di tingkat pemerintah, perusahaan dan
lembaga donor dengan masyarakat dalam rangka pemberdayaan
berbasis komunitas. Masyarakat Mandiri akan terus berupaya
memfasilitasi dan mendorong kemandirian masyarakat miskin
menuju kehidupan yang lebih sejahtera.
Setiap upaya menanggulanginya memerlukan pendekatan
komprehensif, integral dan berkelanjutan karena kompleksitas
45
Dokumen Pribadi Masyarakat Mandiri Dompet Dhuafa 2016
47
problematika kemiskinan. Upaya yang dipilih Masyarakat
Mandiri adalah pengembangan kapasitas dan perluasan
kesempatan bagi kelompok miskin. Hal ini berkaitan erat dengan
konsep pemberdayaan masyarakat di mana proses pemberdayaan
bertitik tolak untuk memandirikan masyarakat agar taraf
hidupnya meningkat, serta mengoptimalkan sumberdaya alam
dan manusia setempat. Pemberdayaan ekonomi yang menyentuh
sektor usaha mikro dan kecil, juga dapat berintegrasi dengan
bidang pendidikan dan kesehatan melalui pendampingan
komunitas yang memiliki potensi ekonomi di perdesaan miskin,
pesisir dan perkotaan baik di seluruh Indonesia.
2. Visi dan Misi
Visi
Terdepan sebagai Community Enterprise di Indonesia
melalui inovasi Pemberdayaan Masyarakat secara berkelanjutan.
Misi
1. Melakukan pemberdayaan masyarakat secara
berkelanjutan melalui pendampingan komunitas.
2. Mengembangkan inovasi program basis pertanian,
peternakan, pesisir dan UMKM.
3. Megelola sistem bisnis yang berorientasi pada profit dan
benefit.
4. Membangun sinergi dengan berbagai pihak melalui
kerjasama yang saling menguntungkan.
48
5. Menumbuhkan jiwa kewirausahaan generasi muda
Indonesia.46
3. Tujuan Masyarakat Mandiri
1. Menghasilkan model pemberdayaan komunitas basis
pertanian, peternakan, pesisir dan UMKM.
2. Mewujudkan klaster program pemberdayaan unggul di
berbagai wilayah.
3. Menghasilkan produk unggulan sebagai hasil proses
pemberdayaan komunitas.
4. Mendapatkan profit dan benefit dari kegiatan bisnis &
kerjasama lembaga yang berbasis pada sektor pertanian,
peternakan, pesisir dan UMKM.
5. Melahirkan generasi entrepreneur muda Indonesia.
4. Prinsip Masyarakat Mandiri
Nilai-nilai yang dikembangkan Masyarakat Mandiri sejak
kelahirannya bertolak dari isu-isu kemiskinan yang terus
berkembang dan membutuhkan penyelesaian dalam bentuk model
program yang menyeluruh dan terpadu. Peran Masyarakat
Mandiri sebagai mediator program antara kepentingan di tingkat
pemerintah, perusahaan dan lembaga donor dengan masyarakat
dalam rangka pemberdayaan berbasis komunitas dilaksanakan
dengan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Prinsip Aktivitas Inti: Jasa pemberdayaan masyarakat
berbasis kewirausahaan sosial.
46
Dokumen Pribadi Masyarakat Mandiri Dompet Dhuafa 2016
49
2. Prinsip Layanan:
Pendekatan Pemberdayaan Masyarakat Terintegrasi:
Program pengembangan komunitas mencakup aspek
pembangunan ekonomi, sosial, budaya, lingkungan hidup,
kepribadian/mental dan spriritual.
Keberpihakan dengan mengutamakan yang terabaikan.
Partisipatif: Komunitas sasaran sebagai pelaku, aktor
luar/pendamping hanya bertindak sebagai fasilitator dan
katalisator proses.
Peningkatan Kapasitas: Penguatan sumber-sumber daya,
kesempatan, pengetahuan, dan ketrampilan bagi
komunitas agar mereka mampu meningkatkan
kapasitasnya untuk menentukan masa depannya sendiri.
Keberlanjutan (sustainability): Program mampu
dilanjutkan oleh komunitas sasaran.
Keswadayaan: Sedapat mungkin menggunakan
sumberdaya yang tersedia dari dalam komunitas itu
sendiri, dan meminimalisasi penggunaan sumberdaya dari
luar.47
47
Dokumen Pribadi Masyarakat Mandiri Dompet Dhuafa 2016
50
3. Prinsip Karakter SDM:
Integritas: Selalu berpikir dan berenergi positif, dapat
diandalkan, jujur, bertanggung jawab secara moral dan
financial, menggunakan semua sumberdaya secara efisien
dan efektif
Keunggulan: Kepakaran, kepemimpinan, dan
profesionalisme
Visioner: Proaktif, inovatif, kreatif dan progresif
Berkomitmen: Keyakinan, ketekunan, motivasi tinggi,
bekerja sama menuju misi dan tujuan bersama
Peka: Hormat terhadap sifat khas orang-orang lain,
tanggap, memperlakukan semua orang dengan martabat
dan penghargaan.
Inklusif dan Non Partisan: Mengutamakan keterbukaan
dan menjunjung tinggi independensi dan tidak menjadikan
dan memanfaatkan kelompok yang diberdayakan melalui
suatu program untuk kepentingan sesaat yang bersifat
politis maupun kelompok.
51
5. LOGO dan SLOGAN
“Empowering, Synergy, Partnership”
(Pemberdayaan, Sinergi & Kemitraan)
Slogan ini menegaskan kehadiran Masyarakat Mandiri
dalam industri jasa pemberdayaan masyarakat berbasis
kewirausahaan sosial. Slogan tersebut mengandung pengertian :
empowering the people, sinergy with resources, partnership to
get benefit.
B. Program Green Horti Move Mustahik to Muzakki
Berawal dari kepedulian Dompet Dhuafa kepada para
mustahik, termasuk di dalamnya para petani tradisional, maka
diwujudkanlah suatu program pemberdayaan petani. Program ini
berjalan di bawah naungan jejaring Dompet Dhuafa yaitu
Masyarakat Mandiri sebagai pembawa program, dari tekad yang
ingin mengubah masyarakat untuk merubah pemahaman dari
52
penerima menjadi pemberi rezeki inilah, maka terbentuk sebuah
program Green Horti Move Mustahik to Muzakki.
Program ini baru ada pada tahun 2015 dan masih sampai
sekarang berjalan, program ini tercetus juga karena keprihatinan
yang di alami para petani yang muram akibat makin sempit tanah
garapan dan juga kecilnya penghasilan petani. Sebagai sebuah
Program Pemberdayaan, maka pemberdayaan petani didesain
untuk memenuhi standar program serupa, tidak sekedar proyek
yang berhenti setelah dana proyek habis48
. Oleh karena itu, unsur-
unsur di bawah ini menjadi acuan:
Program pemberdayaan dilakukan secara terarah dan
terencana.
Program pemberdayaan berusaha mengembangkan sumber
daya baik yang berada diinternal maupun eksternal
komunitas petani.
Program pemberdayaan diarahkan untuk membangun
kemandirian (individual, kelembagaan, usaha pertanian)
Program pemberdayaan melakukan seluruh prosesnya
dengan partisipasi masyarakat.
Keempat unsur ini merupakan keterpaduan yang akan
mengarahka program pemberdayaan dapat sesuai tujuan dan tidak
terjebak pada kurang baiknya sumber daya dalam mengelola
program yang akan akan di jalankan. Sampai saat ini, program
Green Horti Move Mustahik to Muzakki telah berjalan di 2
wilayah Mojokerto, Cipanas-Cianjur.
48
Wawancara Pribadi dengan Asep Hambali
53
Secara kultur wilayah ini memiliki komunitas petani
tradisional yang menyebar dan rata-rata secara geografis cocok
untuk pengembangan petani tradisional yang menyebar dan rata-
rata secara geografis cocok untuk pengembangan pertanian,
terkhusus hortikutura karena wilayah yang sangat baik untuk
menghasilkan panen yang baik.
Untuk Program Green Horti Move Mustahik to Muzakki di
Desa Sindangjaya, Kecamatan Cipanas ini memiliki luas lahan
garapan tani seluas 6 hektar yang berada pada ketinggian 900-
1.000 meter di atas permukaan laut, dari geografis ini sangat ideal
untuk garapan sayur-mayur dan juga buah-buahan.
Anggota yang masuk dalam program ini ada 30 petani yang
ada dalam paguyuban yang di bentuk. Masing-masing petani
mengelola seluas 2.000 m2 dengan rincian 500 m2 untuk pertania
organik dan juga 1.500 m2 untuk pertanian konvensional.
Untuk pengurus yang ada di program ini ada 2 orang yang
diantaranya Zahrul Pratama sebagai ketua dan Asep Hambali
sebagai pendamping dalam program Green Horti Move Mustahik
to Muzakki di desa Sindangjaya Cipanas.49
49
Wawancara Pribadi dengan Asep Hambali
54
C. Profil Desa Sindangjaya
Gambar 3.1
(Peta Demografi Desa Sindangjaya)
Sindangjaya, adalah sebuah Desa yang terletak di
Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Sebagai
sebuah Desa, tidak banyak yang mengenal daerah ini. Tapi,
bukan berarti daerah ini hanya menjadi wilayah pemukiman
masyarakat saja. Karena sejatinya Sindangjaya memiliki potensi
yang mumpuni untuk statusnya sebagai sebuah Desa. Dengan
wilayah seluas 379.645 ha/m2, dimana 168.578 ha/m2 nya
merupakan wilayah pertanian sayur dan persawahan.
55
Table 2.1
Batas Wilayah
DESA KECAMATAN
Utara Cikidang Bayabang Mande
Selatan Karang wangi Ciranjang
Timur Kertajaya Ciranjang
Barat Sindangsari Ciranjang
Sumber : Profil Desa Sindangjaya Tahun 2011 50
Luas Wilayah
Pemukiman : 45.000 ha/m²
Persawahan : 168.578 ha/m²
Perkebunan : 37.800 ha/m²
Kuburan : 2.500 ha/m²
Pekarangan : 6.800 ha/m²
Perkantoran : 3.100 ha/m²
Prasarana Umum Lainnya : 115.876 ha/m²
TOTAL : 379.654 ha/m²
50
Dokumen Pribadi Desa Sindangjaya Tahun 2011
56
BAB IV
TEMUAN LAPANGAN
A. Temuan Lapangan
1) Strategi Pemberdayaan Masyarakat Oleh
Masyarakat Mandiri melalui Program Green Horti Move
Mustahik To Muzakki di Desa Sindangjaya Cipanas Cianjur.
Berdasarkan pengamatan peneliti di lapangan, maka
peneliti mendapatkan informasi lebih jauh tentang pelaksanaan
program pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan oleh
Masyarakat Mandiri Dompet Dhuafa. Dalam suatu program
pemberdayaan, pastilah memiliki suatu tujuan terlebih dahulu,
adapun tujuan program pemberdayaan masyarakat pada Program
Green Horti Move Mustahik to Muzakki. Proses pemberdayaan
yang dilakukan oleh Masyarakat Mandiri Dompet Dhuafa melalui
Program Green Horti Move Mustahik to Muzakki di Desa
Sindangjaya adalah dengan proses pemberdayaan kepada petani,
dengan pemberdayaan ini petani bisa hidup sejahtera dan mandiri
dengan adanya program green horti yang bertujuan sebagai
media pengembangan produksi pertanian. Hasil dari pengamatan
peneliti dilapangan, bahwa Tujuan diadakannya Program Green
Horti Move Mustahik to Muzakki adalah untuk meningkatkan
kualitas hidup masyarakat Desa Sindangjaya, baik dari aspek
ekonomi ,sosial maupun pendidikan. Hal itu sejalan dengan
57
pernyataan Bapak Zahrul selaku ketua program di MM di Desa
Sindangjaya :
“tujuan program pemberdayaan yang dilakukan MM sih
adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang
berprofesi sebagai petani di desa sindangjaya baik dari segi
ekonomi, sosial, maupun kesehatan, serta meningkatkan program
penguatan modal usaha. Yang kami berikan kepada mitra-mitra
MM”51
Gambar 3.2
(Kegiatan pelatihan dan pembinaan yang di lakukan kepada para
penerima program Green Horti Move Mustahik to Muzakki)
Hal yang sama juga diungkapkan oleh pak Asep Hambali
selaku pendamping Program Green Horti Move Mustahik to
Muzakki mengemukakan sebagai berikut :
“…nah dengan adanya pemberdayaan masyarakat yang
dilakukan oleh masyarakat mandiri melalui program green horti,
para petani akan diberikan pendampingan dan pelatihan budi
51
Wawancara mendalam penulis dengan Pak Zahrul, Ketua Program
Green Horti Move Mustahik to Muzakki, 5 Mei 2018, Pukul 13.00 WIB
58
daya sayur organik pasca panen juga pemasaran. Dengan
program green horti tersebut diharapkan para petani yang
awalnya Mustahik (penerima zakat) akan menjadi Move to
Muzakki (pemberi zakat)…”52
Gambar 3.3
(Pembekalan dalam pemasaran hasil panen dan dihadiri dari
perwakilan pendamping)
Selain para petani diberikan pelatihan budidaya sayur
organik. Sesuai dengan kutipan wawancara penulis dengan ibu
Sabeth Abilawa, Corporate Secretary Dompet Dhuafa:
“…Mereka juga menerima bantuan modal berupa modal
input budidaya, sarana penunjang produksi berupa keranjang
kontainer dan satu unit sprayer keranjang kontainer tersebut juga
52
Wawancara mendalam penulis dengan Asep Hambali, Pendamping
Program Green Horti Move Mustahik to Muzakki, 10 Mei 2018, pukul 10.00
WIB
59
merupakan upaya memenuhi persyaratan kualitas sayur hasil
panen sehingga bisa di terima oleh PT Masada…”53
Dengan demikian masyarakat mandiri memegang peranan
yang sangat penting dalam memajukan kesejahteraan para petani
dengan berkeinginan untuk meningkatkan penghasilan para
petani melalui program green horti tersebut.
Program yang dilaksanakan oleh Divisi Pertanian Sehat
Masyarakat Mandiri ini dilaksanakan diatas lahan seluas 6 hektar.
Dimana lahan tersebut dikelola oleh petani yang terdaftar dalam
Paguyuban Sumber Jaya Tani. Kelompok tersebut terdiri dari 30
orang petani di dusun terpisah. Sesuai dengan kutipan wawancara
penulis dengan pak Asep Hambali, pendamping Masyarakat
Mandiri (MM):
“…para petani ini mengelola masing-masing sekitar
2000m2. Dimana 1500m2 dibidik untuk target pasar
konvensional, sedangkan sisanya ditunjukan kepada pasar
pertanian organik. Sayuran yang mereka hasilkan mulai dari
wortel, pokcoy, kailan, bayam jepang, jagung, lobak, seledri, bit,
selada, kol, kembang kol, buncis, daun bawang dan brokoli lalu
hasil pertanian tersebut ada yang dijual ke pasar biasa, dan
sisanya dijual ke supermarket. Kedepannya, Kang Asep berharap
pasar mini market bisa lebih besar dibandingkan pasar
konvensional dan saya beserta mitra tani akan terus melakukan
inovasi…”54
53
Wawancara mendalam penulis dengan Sabeth Abilawa, Corporate
Secretary Dompet Dhuafa di Desa Sindangjaya, 10 Mei 2018, pukul 14.00
WIB 54
Wawancara mendalam penulis dengan Zulham Pratama, Ketua MM
di Desa Sindangjaya, 12 Mei 2018, pukul 11.00 WIB
60
Gambar 3.4
(Para petani yang sedang melakukan kegiatan perawatan tanaman
di greenhouse)
Corporate Secretary Dompet Dhuafa, Sabeth Abilawa
menjelaskan dengan tema gerakan zakat para petani sayur di
Cipanas bisa meraih kemandirian ekonomi. Karena
pemberdayaan yang integral, menyeluruh dan meliputi seluruh
aspek akan bisa efektif mengubah keadaan masyarakat miskin.
a. Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Sosial
Pemberdayaan dibidang sosial dengan meliputi
pendampingan dan pelatihan. Seperti yang penulis kutip dari
pernyataan Ibu Sunarti yang menjadi petani, yakni budi daya
sayur organik untuk para petani, yakni:
61
“Dengan adanya pendampingan dapat meningkatkan
keuntungan baik secara teknis maupun ekonomis kelompok dan
dengan pelatihan dapat meningkatkan kemampuan manajerial”.55
b. Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Ekonomi
Masyarakat mandiri dompet dhuafa memberikan berbagai
pilihan untuk mengentaskan kemiskinan melalui program green
horti dengan tujuan untuk petani bisa hidup sejahtera dan man
Seperti yang penulis kutip dari pernyataan Ibu Jannah yang
menjadi petani, yakni:
“Alhamdulillah, dengan adanya program green horti yang
diberikan masyarakat mandiri dompet dhuafa sangat membantu
perekonomian keluarga saya”56
Demikian pula dengan yang penulis kutip dari bapak
Saipul, seperti berikut:
“Dengan tema gerakan zakat para petani sayur di Cipanas
bisa meraih kemandirian ekonomi. Karena pemberdayaan yang
integral, menyeluruh dan meliputi seluruh aspek akan bisa efektif
mengubah keadaan masyarakat miskin”.57
Zakat bisa dijadikan landasan perubahan ekonomi, sebab
kondisi kemiskinan memang harus dihadapi secara serentak dari
semua sektor untuk solusi pengentasannya.
55
Wawancara mendalam penulis dengan Ibu Sunarti, Anggota
kelompok di Desa Sindangjaya, 11 Mei 2018, pukul 13.00 WIB 56
Wawancara mendalam penulis dengan Ibu Jannah, petani di Desa
Sindangjaya, 11 Mei 2018, pukul 14.00 WIB 57
Wawancara mendalam penulis dengan Pak Saipul , ketua kelompok
sumber jaya tani di Desa Sindangjaya, 11 Mei 2018, pukul 15.30 WIB
62
Dompet Dhuafa memiliki 5 (lima) kategori lingkaran
kemiskinan, yaitu: miskin secara ekonomi, kesehatan,
pendidikan, budaya, dan agama. Maka intervensi di kelima
bidang ini mutlak diperlukan jika di inginkan perubahan
ekonomi.
Program pemberdayaan Ekonomi yang dilaksanakan oleh
Masyarakat Mandiri di Desa Sindangjaya ada beberapa Tahapan,
yakni :
1) Tahapan Persiapan (Engagement)
Pada tahap ini ada dua tahap yang harus dikerjakan yaitu :
a. Menyiapkan petugas atau tenaga pemberdaya masyarakat
yang bisa juga dilakukan oleh Comunity worker.
Masyarakat Mandiri menyiapkan seorang petugas
pendamping yang ditempatkan dilokasi sasaran.
“untuk membantu berjalannya program
pemberdayaan ini kami menyiapkan Pak Asep Hambali
untuk tinggal di lokasi, disitu kami sudah berkordinasi
dengan parah tokoh masyarakat setempat dan memberikan
tempat tinggal kepada pendamping agar dapat maksimal
dalam pendampingan.”58
Pak Zulham menjelaskan bahwa dalam membantu
berjalannya program pemberdayaan di Desa Sindangjaya,
Masyarakat Mandiri menyediakan seorang pendamping
untuk tinggal di masyarakat setempat, hal ini untuk
58
Wawancara mendalam penulis dengan Pak Zulham, Ketua MM di
Desa Sindangjaya, 5 Mei 2018, pukul 14.00 WIB
63
memudahkan pengawasan terhadap program pemberdayaan
yang sedang dilaksanakan di desa tujuan, hal ini juga
dikuatkan dengan pengalaman peneliti ketika tinggal disana
dalam beberapa minggu, disana peneliti juga didampingi
oleh Pak Asep yang bertugas sebagai pendamping.
b. Penyiapan lapangan yang pada dasarnya diusahakan
dilakukan secara non directive. Dan dalam penyiapan
lapangan ini Masyarakat Mandiri sebagai pelaksana yang
memiliki program dalam pemberdayaan masyarakat.
“awalnya di sindangjaya sudah ada paguyuban yang
menaungi para petani, tapi kegiatannya masih belum besar,
setelah itu mereka meminta Masyarakat Mandiri untuk
berperan juga dalam program pemberdayaan kali ini dan
menurut kami Desa Sindanjaya masyarakatnya juga masih
kurang sadar, sehingga disini perlu membuat suatu program
pemberdayaan dan dilihat dari potensi alam Desa
Sindangjaya juga sangat mendukung, mungkin untuk
selanjutnya mas langung berkeliling untuk tau lebih
jelas.”59
2) Tahapan Pengkajian (Assesment)
Proses pengkajian dapat dilakukan secara individu melalui
tokoh-tokoh masyarakat, tetapi juga dapat melalui kelompok-
kelompok dan masyarakat. Dalam Hal ini Masyarakat Mandiri
menilai bahwa Desa Sindangjaya ini sangat potensial dalam
memanfaatkan sumber daya alamnya yang berasal dari pertanian
59
Wawancara mendalam penulis dengan Pak Saipul, Ketua Kelompok
Sumber Jaya Tani, 14 Mei 2018
64
sayur mayur. Hal ini juga berdasarkan penuturan dari Bapak
Zahrul selaku Ketua program Green Horti Move Mustahik to
Muzakki, berikut penuturannya :
“Sebelum kita melakukan suatu program pemberdayaan
kami melakukan pendekatan terlebih dahulu dengan tokoh-tokoh
masyarakat setempat, hal ini sangat penting untuk jalannya
program pemberdayaan, karena tanpa adanya dukungan dari
tokoh masyarakat akan terjadi kesulitan dalam proses
pemberdayaan masyarakat, khususnya Desa Sindangjaya”60
Selain menyiapkan lapangan tahap pengkajian merupakan
salah satu tahapan penting dalam keberhasilan suatu program
pemberdayaan, dengan mengkaji lapangan yang akan kita jadikan
lokasi sasaran pemberdayaan kita dapat mengenali tokoh-tokoh
masyarakat setempat, hal ini untuk memudahkan dalam langkah-
langkah atau tahapan-tahapan pemberdayaan selanjutnya, karena
pendekatan yang baik terhadap tokoh-tokoh masyrakat setempat
dapat menjadi modal yang baik untuk berkelanjutan suatu
program pemberdayaan.
3) Tahapan Perencanaan Alternatif Program Atau
Kegiatan
Tahap ini petugas sebagai agen perubah atau partisipatif
mencoba melibatkan warga untuk berfikir tentang masalah yang
mereka hadapi dan cara menghadapinya. Dalam konteks ini
masyarakat diharapkan dapat memikirkan beberapa alternatif
60
Wawancara mendalam penulis dengan Pak Zahrul, ketua Program
Green Horti Move Mustahik to Muzakki, 12 Mei 2018
65
program kegiatan yang dilakukan. Dalam program pemberdayaan
di Desa Sindangjaya perencanaan sangat erat kaitannya dengan
proses kegiatan Seleksi Kelayakan Mitra, dalam proses kali ini
seorang pendamping melakukan seleksi terhadap para calon mitra
dan ditelusuri rekam jejaknya sebelum benar-benar direkrut.
Berikut wawancara peneliti dengan Pak Asep selaku pendamping
Program Green Horti Move Mustahik to Muzakki:
“sebelum kita merekrut mitra, biasanya saya bersama-sama
Pak Saipul melakukan seleksi kelayakan mitra, kegiatan ini untuk
mengetahui potensi para mitra kita, karena kita tidak mau mitra
yang kita rekrut tidak memiliki potensi sama sekali”61
Seleksi Kelayakan Mitra merupakan salah satu sarana
Masyarakat Mandiri untuk mengetahui dan menganalisa apakah
bantuan atau pinjaman modal laya untuk diberikan kepada calon
mitra, ketika melakukan proses SKM di lapangan, lalu setelah itu
pak saipul merekomendasikan apakah ibu ini tepat atau tidak
tepat untuk diberikan pinjaman modal dan bantuan, karena
masyarakat Sindangjaya tidak semuanya hidup dibawah garis
kemiskinan, karena diantara mereka juga ada yang mencukupi
kebutuhannya tetapi berpura-pura tidak mampu.
4) Tahapan Pemformulasian Rencana Aksi
Pada tahap ini petugas membantu masing-masing kelompok
untuk memformulasikan gagasan mereka. Disini pendamping
memberikan penyuluhan, Penyuluhan merukan suatu kegiatan
61
Wawancara mendalam penulis dengan Pak Asep Hambali, Pendamping Program Green Horti Move Mustahik to Muzakki, 12 Mei 2018
66
yang sangat penting dalam program pemberdayaan, dengan adnya
penyuluhan maka akan terjadi perbaikan kualitas baik dari produk
mitra maupun dalam kehidupan keseharian mitra, oleh karena itu
Masyarakat Mandiri bekerja sama dengan paguyuban petani dan
saling bersinergi dalam memberikan penyuluhan terhadap para
mitra, baik dari segi sosial, ekonomi, dan pendidikan.
2. Manfaat Program Green Horti yang Telah di
Jalankan oleh Masyarakat Mandiri (MM)
Manfaat program green horti ini dapat membangkitkan
ekonomi dan taraf produksi sayur mayur para petani. Seperti yang
dikutip dari Sabeth Abilawa, Corporate Secretary Dompet
Dhuafa:
“Naiknya sebuah produksi sayur mayur yang dikelola oleh
para petani dapat mewujudkan taraf kehidupan yang lebih layak
serta dapat bersaing ke dalam produk-produk luar negeri yang
saat ini sedang diganderungi oleh masyarakat lokal. Menurutnya,
kecenderungan masyarakat lokal mengganderungi sayur mayur
luar negeri tidak lepas dari peran serta pengolahan pertanian dari
negara asal. Misalnya packaging (pembungkusan), pengolahan,
serta kualitas penyortiran sayur mayur melalui sekeksi mutu
kesehatan”.62
62
Wawancara mendalam penulis dengan Sabeth Abilawa, Corporate
Secretary Dompet Dhuafa di Desa Sindangjaya, 10 Mei 2018, pukul 10.00
WIB
67
Gambar 3.5
(Pengemasan yang dilakukan untuk di kirim ke PT. Masada)
Berdasarkan studi dokumen diatas, dapat diketahui bahwa
petani sangat semangat untuk mereka menghidupi kebutuhan
ekonomi keluarga. Kegiatan tersebut dihadiri oleh puluhan petani
di Desa Sindangjaya Cipanas Cianjur.
68
BAB V
ANALISA
A. Strategi Pemberdayaan Masyarakat oleh Masyarakat
Mandiri Melalui Program Green Horti Move Mustahik To
Muzakki di Desa Sindangjaya Cipanas Cianjur
Strategi pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh
Masyarakat Mandiri dalam menjalankan program Green Horti
Move Mustahik To Muzakki di Desa Sindangjaya merupakan
proses pemberdayaan kepada petani, dengan pemberdayaan
tersebut petani bisa hidup sejahtera dan mandiri dengan melalui
program green horti tersebut dapat menjadi media pengembangan
produksi pertanian. Sehingga dapat dilihat bahwa sektor
pertanian menjadi basis utama yang memberikan kontribusi besar
dalam pembangunan ekonomi pada masyarakat yang tinggal di
wilayah Desa Sindangjaya, maka untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat pedesaan perlu adanya cara yang dapat
meningkatkan pendapatan para petani yaitu dengan cara
mengajak para petani untuk meningkatkan jumlah produksi hasil
panen. Menurut Mosher, salah satu syarat untuk memperlancar
pembangunan pertanian adalah adanya kerjasama kelompok tani
sehingga perlu adanya pengorganisasian wadah petani yang
berupa kelompok tani. Selain itu perlu adanya peran dari
pemerintah serta kelompok-kelompok pembawa program dalam
mengajak masyarakat dalam membangun perekonomian melalui
69
kelompok tani, ini merupakan strategi pemberdayaan masyarakat
yang nantinya dapat memandirikan SDM di pedesaan dan juga
membantu program-program peretas kemiskinan di pedesaan
dapat tepat sasaran dalam menyelesaikan masalah pertani. Syarif
Usman menyatakan bahwa strategi ialah kebijaksanaan
menggerakkan dan membimbing seluruh potensi bangsa untuk
mencapai tujuan, yaitu kemakmuran dan kebahagiaan.
Dengan adanya pemberdayaan masyarakat yang dilakukan
oleh masyarakat mandiri melalui program Green Horti, para
petani akan diberikan pendampingan dan pelatihan budi daya
sayur organik pasca panen juga pemasaran. Selain para petani
diberikan pelatihan budidaya sayur organik. Mereka juga
menerima bantuan modal berupa modal input budidaya, sarana
penunjang produksi berupa keranjang kontainer dan satu unit
sprayer keranjang kontainer tersebut juga merupakan upaya
memenuhi persyaratan kualitas sayur hasil panen sehingga bisa di
terima oleh PT Masada. Menurut Sumodiningrat, pendampingan
merupakan kegiatan yang diyakini mampu mendorong terjadinya
pemberdayaan fakir miskin secara optimal.
Pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh MM
merupakan serangkaian upaya untuk menolong para petani agar
lebih berdaya dalam meningkatkan sumber daya manusia dan
berusaha mengoptimalkan sumber daya tersebut sehingga dapat
meningkatkan kapasitas dan kemampuannya dalam
memanfaatkan potensi yang dimilikinya sekaligus dapat
70
meningkatkan kemampuan ekonominya dengan program green
horti tersebut yang dijalankan oleh masyarakat mandiri.
Menurut Pyne proses pemberdayaan pada dasarnya
ditujukan guna membantu klien memperoleh daya untuk
mengambil keputusan dan menentukan tindakan yang akan ia
lakukan terkait dengan diri mereka. Strategi yang digunakan oleh
Masyarakat Mandiri (MM) dalam pemberdayaan masyarakat di
Desa Sindangjaya adalah dengan menggunakan pendekatan Non-
Direktif atau partisipatif, yaitu dengan cara memberikan
anggapan kepada petani bahwa petani lah yang mengetahui
permasalahan dan potensi yang dimiliki oleh petani tersebut.
Petani yang menentukan apa yang dibutuhkan oleh petani
tersebut dengan memaksimalkan potensi yang dimiliki, peran dari
Masyarakat Mandiri adalah membantu mempercepat perubahan
itu terjadi. MM menggunakan teknik-teknik PRA dalam
sosialisasi dan proses pemberdayaan masyarakat, teknik yang
digunakan antara lain, teknik penelusuran sejarah desa, teknik
penyusunan kalender musim, teknik pembuatan peta desa, teknik
penelusuran desa (transek) dan teknik kajian lembaga desa.
1. Pemberdayaan di Bidang Sosial
Pemberdayaan dibidang sosial memiliki peran yang tidak
kalah penting dengan pemberdayaan di bidang ekonomi dan
lingkungan. Kegiatan pada bidang sosial bertujuan untuk
memperkuat ikatan sosial masyarakat dengan menggalang
kepedulian, kebersamaan dan menumbuhkan kepercayaan dengan
menggerakkan kapasitas sosial di masyarakat. Kegiatan dibidang
71
sosial berusaha untuk meningkatkan kembali modal sosial
dikalangan masyarakat, out put dari kegiatan sosial adalah
meningkatnya wawasan masyarakat melalui kegiatan sosial pada
bidang pendidikan, kesehatan dll.
Sesuai dengan yang tercantum dalam Edi Suharto, dimana
masyarakat akan berdaya apabila masyarakat tersebut memiliki
kekuatan atau power dalam memenuhi kebutuhan dasarnya, bebas
dari kesakitan dan kebodohan, dan dapat mengakses informasi
yang mereka butuhkan. Dengan adanya pemberdayaan
masyarakat yang dijalankan oleh masyarakat mandiri melalui
program green horti untuk para petani agar para petani bisa lebih
berdaya untuk kedepannya.
2. Pemberdayaan di Bidang Ekonomi
Kegiatan pada bidang ekonomi merupakan kegiatan
masyarakat mandiri, dompet dhuafa dalam memberikan berbagai
pilihan untuk mengentaskan kemiskinan melalui program Green
Horti dengan tujuan untuk petani bisa hidup sejahtera dan
mandiri.
Pemberdayaan di bidang ekonomi dapat dirasakan oleh
petani di Desa Sindangjaya. karena para petani banyak yang
masih memiliki permasalahan dalam hal produksi hasil panen,
masyarakat mandiri melalui kegiatan ekonomi memberikan
alternative bagi petani dengan program green horti agar petani
bisa bergerak menuju kemandirian ekonomi karena
72
pemberdayaan yang integral, menyeluruh dan meliputi seluruh
aspek akan bisa efektif mengubah keadaan masyarakat miskin.
B. Manfaat Program Green Horti Melalui Masyarakat
Mandiri dalam Pemberdayaan Masyarakat di Desa
Sindangjaya Cianjur
Dalam prosesnya, pemberdayaan harus memiliki strategi
untuk menjalankan programnya. Dalam hasil penelitian dan
analisa yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa skema
bantuan yang diberikan masyarakat mandiri dompet dhuafa
dengan program green horti para petani sudah bisa menghasilkan
1,5-4 juta setiap anggota kelompok. Dengan program Green
Horti ini dapat membangkitkan ekonomi dan taraf produksi sayur
mayur para petani karena dengan naiknya sebuah produksi sayur
mayur yang dikelola oleh para petani dapat mewujudkan taraf
kehidupan yang lebih layak serta dapat bersaing ke dalam
produk-produk luar negeri yang saat ini sedang diganderungi oleh
masyarakat lokal.
Strategi pemberdayaan yang dilakukan adalah dengan
melakukan pendekatan Non-Direktif atau partisipatif yakni
dengan memberikan anggapan bahwa para petani yang petani
lebih paham tentang apa yang dibutuhkan dan apa yang tidak
dibutuhkan oleh petani. Hal ini dilakukan karena petani lah yang
mengetahui potensi yang dimiliki dari segala permasalahan yang
lebih prioritas.
73
Manfaat dari adanya program green horti yang dijalankan
oleh MM dapat dilihat dari kedua program yang telah dilakukan
yaitu sosial dan ekonomi. Dilihat dari program sosial, melihat
yang dirasakan petani adalah meningkatnya pengetahuan dan
keterampilan para petani melalui pelatihan-pelatihan.
Manfaat dilihat dari ekonomi adalah memberikan berbagai
pilihan untuk mengentaskan kemiskinan melalui program green
horti yang dijalankan oleh masyarakat mandiri dengan tujuan
untuk petani bisa hidup sejahtera dan mandiri. Dengan tema
gerakan masyarakat mandiri dompet dhuafa yaitu zakat para
petani sayur di Cipanas bisa meraih kemandirian ekonomi.
Dilihat dari kedua aspek tersebut, maka dapat disimpulkan
bahwa program green horti yang dijalankan oleh MM di Desa
Sindangjaya memberikan kontribusi positif, baik dibidang sosial
maupun dibidang ekonomi, hanya saja merubah petani agar lebih
berdaya memperlukan proses.
C. Strategi Program Green Horti Mustahik Move to
Muzakki
Strategi yang dilakukan dalam pelaksaan program melalui
empat komponen yang dipilih berdasarkan skala prioritas
kebutuhan bagi komunitas. Empat strategi yang akan dibangun
yaitu:
a. Membentuk dan membangun kelompok-kelompok usaha
petani mandiri.
74
b. Membangun dan mengembangkan usaha produktif
pertanian
c. Membuka dan mengembangkan jaringan pasar
d. Program pembangunan sosial.
75
BAB VI
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian maka peneliti mendapatkan
informasi lebih jauh tentang pelaksanaan program Green Horti
Move Mustahik To Muzakki di Desa Sindangjaya yang
dilaksanakan oleh Masyarakat Mandiri. Dalam suatu program
pemberdayaan, pastilah memiliki suatu tujuan terlebih dahulu,
adapun tujuan program Green Horti Move Mustahik To Muzakki
di Desa Sindangjaya. Tujuan Umum program Green Horti Move
Mustahik To Muzakki di Desa Sindangjaya adalah peningkatan
kesejahteraan masyarakat atau pemetik manfaat terutama
peningkatan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan dasar yang
meliputi aspek sosial, pendidikan serta ekonomi. Ada dua tujuan
Program Green Horti Move Mustahik To Muzakki di Desa
Sindangjaya, pertama adalah tujuan akhir program yaitu untuk
menurunkan angka kemiskinan masyarakat di wilayah sasaran
program, juga meningkatkan hasil panen para petani agar para
petani dapat hidup sejahtera dan mandiri. Kedua adalah tujuan
pelaksanaan: meningkatkan pendapatan keluarga petani melalui
penguatan usaha dan pengelolaan pascapanen, member modal
sarana prasarana dan pemasaran produk hasil panen para petani di
Desa Sindangjaya.
76
Dari hasil observasi dan pengamatan, peniliti dapat
menyimpulkan bagaimana Program Green Horti Move Mustahik
To Muzakki di Desa Sindangjaya dengan adanya tahapan-tahapan
strategi yaitu:
1. Dalam upaya pelaksanaan program pemberdayaan
masyarakat, petani yang tergabung di program ini
diharapkan dapat menjaga keberlangsungan program
yang dikembangkan.
2. Penjaringan calon pemetik manfaat dari Program Green
Horti Move Mustahik To Muzakki. Kriteria pemetik
manfaat yang diutamakan adalah para petani yang masuk
ke dalam kategori mustahik.
3. Pelatihan merupakan kegiatan yang harus diikuti oleh
setiap calon pemetik manfaat.
4. Pembentukan kelompok. Jumlah mitra (pemetik
manfaat) yang tergabung dalam satu kelompok minimal
5 dan maksimal 8 orang anggota. Pembentukan
kelompok dengan jumlah anggota sedikit dimaksudkan
untuk mempermudah dalam proses pendampingan atau
pembinaan.
5. Peran pembentukan Kelompok Sumber Rejeki Tani agar
dapat menjaga sustainability atau keberlanjutan program
dalam jangka panjang, dengan syarat pengelolaan,
sistem serta pengelolanya siap baik secara fisik maupun
non fisik.
77
Strategi program pemberdayaan petani di desa sindangjaya
yang dikemas melalui pendekatan pemberdayaan di kabupaten
cipanas lainnya telah berjalan 3 tahun, selama kurun waktu
tersebut tahapan program sudah selesai dilalui. Bila dilihat dari
pencapaian program sampai akhir program, tentu masih banyak
yang harus disempurnakan. Dalam berjalannya program tentu
selaluterjadi dinamika baik yang bersifat positif maupun
sebaliknya. Semua dinamika tersebut merupakan bagian dari
proses pembelajaran bagi masyarakat untuk mengenali kekuatan
dan kelemahan mereka sebagai penguat modal sosial yaitu
membangun kepercayaan diantara mereka.
B. SARAN-SARAN
1. Masyarakat mandiri: Meskipun saat ini program
pemberdayaan para petani yang dilakukan oleh
Masyarakat Mandiri telah menghasilkan peningkatan
pendapat para petani dan juga telah terbentuknya
kelompok tani yang menaungi akan tetapi perlu kiranya
Masyarakat Mandiri untuk tetap menjaga anggota di
dalam kelompok tani dan pemasaran yang mesti jadi hal
utama. Hal ini dikarenakan sumberdaya manusia yang
banyak tidak memahami pengetahuan lanjutan dalam
peningkatan hasil panen serta masih membutuhkan
pengawasan dari Masyarakat Mandiri yang tentunya
lebih berpengalaman dalam hal pemberdayaan.
78
2. Masyarakat Desa Sindangjaya: Agar senantiasa berjuang
dan berusaha untuk menjalankan program pemberdayaan
meskipun saat ini dibawah pengawasan masyarakat
mandiri dan terus lebih baik lagi apabila program yang
telah berjalan agar dikembangkan menjadi lebih banyak
lagi penerima manfaat karena masyarakat merupakan
kunci kesuksesan suatu program.
3. Prodi Kesejahteraan Sosial: harapan yang sangat besar
untuk program studi dalam membuat program-program
seperti ini sebagai desa binaan yang nantinya akan
membantu para mahasiswa untuk mengembangkan
pemahaman dalam praktek pemberdayaan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Daftar Buku
Adi, I, R., (2002). Pemikiran-pemikiran dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial
(Jakarta: Lembaga Penelitian FE-UI, 2002).
Bungin, B. (2003). Analisis data kualiatatif. Jakarta: PT Grafindo Persada.
Darmansyah, (1986). Ilmu Sosial Dasar, (Surabaya Usaha Nasional, 1986)
Fahrudi, A. (2012). Pemberdayaan, Partisipasi dan Penguatan Kapasitas
Masyarakat, (Bandung: Humaniora, 2012)
Ghony, M.D., & Almanshur, F. (2012). Metodelogi penelitian kualitatif. Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media.
Hardiansyah, H. (2012). Metodelogi penelitian kualitatif untuk ilmu-ilmu sosial.
Jakarta: Salemba humanika.
Hurairah, A. (2008). Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat Model dan
Strategi Pembangunan yang Berbasis Kerakyatan, (Bandung: Humaniora,
2008).
Martono, N. (2011). Metode penelitian kualitatif: Analisis isi dan analisis data
sekunder. Jakarta: Rajawali Pers.
Moleong, L.J. (2000). Metode penelitian kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya Offset.
Nasuhi, H. dkk., Pedoman Penulis Karya Ilmiah: Skripsi, Tesis, dan Disertasi
(Jakarta: CeQDA (Center For Quality Development an Assurance)
Prastowo, A. (2011). Memahami metode-metode penelitian: suatu tinjauan teoritis
dan praktis. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Patilima, H. (2011). Metode penelitian kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Soleh, C. (2014). Dialektika Pembangunan Dengan Pemberdayaan, (Bandung:
Fokusmedia, 2014)
Sugiyono. (2009). Memahami penelitian kualitatif . Bandung: Alfabeta.
Suharto, E. (2005) Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, (Bandung:
Refika Aditama, 2005)
Sumodiningrat, G. (1999), Pemberdayaan Masyarakat dan Jaring Pengamanan
Sosial, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Zubaedi. (2013). Pengembangan masyarakat: Wacana dan praktik. Jakarta: PT. Fajar
Interpratama Mandiri.
Daftar Modul
M. W. Pranarka dan Vidhandika Moeljarto, “ Pemberdayaan (Empowerment)”,
dalam Onny S. Prijono dan A.M.W Pranarka (eds), 1996. Pemberdayaan :
Konsep, Kebijakan dan Implementasi. Jakarta: CSIS.
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian. (2008). Pemberdayaan
kelompok tani dan GAPOKTAN. Departemen Pertanian.
Internet
Darmawan, I. Pembangunan manusia dan pemberdayaan masyarakat miskin,
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma, 2006, diakses pada 7 Januari 2018
dari http://indradarmawanusd.wordpress.com/2006/12/02/pembangunan-
manusia-dan-pemberdayaan-masyarakat-miskin/
Data Badan Pusat Statistik (BPS), “Angka kemiskinan di Indonesia”. Diakses pada 13
Januari 2018 dari
https://www.bps.go.id/pressrelease/2018/01/02/1413/persentase-penduduk-
miskin-september-2017-mencapai-10-12-persen.html
Indra Darmawan, Pembangunan Manusia dan Pemberdayaan Masyarakat Miskin,
(Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma, 2006), diakses pada 7 Januari 2018
dari http://indradarmawanusd.wordpress.com/2006/12/02/pembangunan-
manusia-dan-pemberdayaan-masyarakat-miskin/
Sandono, D. Jurnal pemberdayaan petani: Paradiga baru penyuluhan pertanian di
Indonesia. Institut Pertanian Bogor, 2008. Diakses pada 27 Februari 2018 dari
https://media.neliti.com/media/publications/8653-ID-pemberdayaan-petani-
paradigma-baru-penyuluhan-pertanian-di-indonesia.pdf
Widodo, T. Jurnal ilmu-ilmu pertanian. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Penyuluhan
Pertanian Magelang, 2007, diakses pada 28 Januari 2018 dari
http:/stppyogyakarta.ac.id/wp-
content/upload/2011/11/IIP_0302_07_Sukandi.pdf
Daftar Wawancara
Wawancara mendalam penulis dengan Asep Hambali, Fasilitator Desa Sindangjaya
Bidang Sosial, 10 Mei 2018, pukul 10.00 WIB
Wawancara mendalam penulis dengan Sabeth Abilawa, Corporate Secretary Dompet
Dhuafa di Desa Sindangjaya, 10 Mei 2018, pukul 10.00 WIB
Wawancara mendalam penulis dengan Kang Asep, Ketua sekaligus pendamping MM
di Desa Sindangjaya, 10 Mei 2018, pukul 11.00 WIB
Wawancara mendalam penulis dengan Amid, Anggota kelompok di Desa
Sindangjaya, 11 Mei 2018, pukul 13.00 WIB
Wawancara mendalam penulis dengan Ibu Jannah, petani di Desa Sindangjaya, 11
Mei 2018, pukul 14.00 WIB
Wawancara mendalam penulis dengan Pak , koordinator anggota kelompok di Desa
Sindangjaya, 11 Mei 2018, pukul 15.30 WIB
Lampiran-Lampiran
TRANSKRIP WAWANCARA
Identitas Informan
Nama : Zulham Pratama
Usia : 37 Tahun
Jabatan : Ketua Program
Tempat : Kantor sekretariat kelompok tani
No. Pertanyaan Jawaban
A.
1.
Bagaimana Masyarakat Mandiri (MM)
meningkatkan kelompok sumber jaya tani
di Desa Sindangjaya Cipanas Cianjur?
Bagaimana Akang meningkatkan kemampuan
daya fikir kepada kelompok sumber jaya tani?
Kalau dari penyuluh, ya
kita mengadakan
pembinaan rutin, ya
intinya secara continue
dan kasih semangat dan
motivasilah. Karena kan
penyuluh itu tugasnya
mengubah perilaku
sebagai motivator jadi
kita melakukan
pembinaan yang
berkelanjutan aja,
awalnya kan kita
menggali potensi yang
ada lalu kita
mengembangkan potensi
yang ada di dalam
dirinya.
Kegiatan kita juga salah
satunya membantu agar
mereka bisa
mengembangkan
kemampuan berfikir
dalam melihat
kebutuhan, masalah
yang dihadapi serta
pemecahan masalahnya
tersebut, dengan begitu
kita bisa membuat
mereka menjadi lebih
mandiri.
2.
3.
B.
1.
2.
Apakah akang memberikan pelatihan formal
ataupun nonformal kepada kelompok sumber
jaya tani?
Pelatihan apa saja yang diberikan?
Bagaimana Masyarakat Mandiri (MM)
menyediakan kesempatan kepada
kelompok sumber jaya tani di Desa
Sindangjaya?
Bagaimana akang menyediakan kesempatan
kepada anggota agar mereka bisa
mengembangkan wawasan maupun potensi
dirinya?
Apakah akang menyediakan pembinaan teknis
manajemen dalam memulai usaha?
Disini kita memberikan
pelatihan non-formal
Emm macam-macam,
mulai dari keterampilan,
keterampilan juga
macam-macam kan ya,
dari keterampilan berupa
budidaya tanaman sayur
organik, serta bagaimana
pengelolaan lahan
pascapanen yang
menjadi masalah penting
yang perlu dipahami
para petani tradisional.
Selain itu, tidak lupa
dalam pemasaran produk
hasil panen para petani
mendapat pelatihan
untuk menciptakan
produk yang dapat di
pasarkan secara luas di
wilayah cianjur.
Iya menyediakan, jadi
mereka awalnya itu kalo
kita bikin kelompok jadi
diajarkan tentang POAC
(Planning, Organizing,
Actuating, and
Controlling), lalu kami
ajarkan bagaimana
dinamika kelompok tani,
bagaimana dia
membentuk kelompok,
3.
C.
1.
2.
3.
4.
Apakah akang akan membuat inovasi terbaru
untuk meningkatkan nilai jual produk yang
ada saat ini?
Bagaimana Masyarakat Mandiri (MM)
meningkatkan pengetahuan kelompok
sumber jaya tani di Desa Sindangjaya?
Pengetahuan apa yang akang berikan untuk
diketahui oleh anggota kelompok sumber jaya
tani?
Materi seperti apa yang akang berikan agar
pengetahuan anggota kelompok sumber jaya
tani meningkat?
Siapa saja yang memberikan pengetahuan
kepada anggota kelompok sumber jaya tani?
Metode apa yang akang gunakan agar
pengetahuan yang diberikan mudah
dimengerti dan dipahami oleh anggota
kelompok sumber jaya tani?
gimana mereka
menyatukan tujuan, kan
kelompok itu mereka
yang mempunyai tujuan
yang sama. Terus disitu
kita ngajarin bagaimana
manajemen usahanya,
bagaimana mereka
mamanage anggotanya.
Pengetahuan yang
berhubungan dengan
pertanian seperti
budidaya, olahan hasil,
pengemasan sampai
pemasaran.
Selama ini sih kita yang
rutinitas penyuluh tapi
kan mereka juga ada
pelatihan-pelatihan dari
orang yang ahli dibidang
lainnya.
Demonstrasi cara dan
praktek, itu kan yang
paling mereka bisa
tangkap, kalau kita
cuman ngomong orang
bosen, jadi langsung
praktek aja.
D.
1.
2.
3.
4.
5.
Bagaimana Masyarakat Mandiri (MM)
meningkatkan keterampilan kelompok
sumber jaya tani di Desa Sindangjaya?
Sarana apa saja yang akang sediakan dalam
meningkatkan keterampilan anggota
kelompok sumber jaya tani?
Keterampilan apa saja yang diberikan?
Bagaimana keterampilan tersebut diberikan?
Kapan pelatihan keterampilan ini diberikan
kepada anggota kelompok sumber jaya tani?
Siapa saja yang memberikan pelatihan
keterampilan kepada anggota kelompok
sumber jaya tani?
Selain pengolahan hasil
ya kita berikan
keterampilan budidaya
sebatas pertanian saja.
Keterampilan ini
diberikan awalnya
dengan pemberian teori
dulu supaya kita tahu
apa yang mau kita
kerjakan, setelah teori
kita ke praktek dimana
kita langsung
mencontohkan,
mendemonstrasikan
bagaimana teori tersebut.
Kalau masalah pelatihan
keterampilan kan lewat
pembinaan rutin itu ya
sebulan sekali.
Selama ini penyuluh
pertanian yang
memberikan
keterampilan tersebut.
TRANSKRIP WAWANCARA
Identitas Informan
Nama : Asep Hambali
Usia : 35 Tahun
Jabatan : Pendamping
Tempat : Rumah Pendamping
No. Pertanyaan Jawaban
1.
Bagaimana sejarah Masyarakat Mandiri
(MM) di Desa Sindangjaya Cipanas Cianjur?
Masyarakat mandiri
adalah bagian dari dompet
dhuafa suatu lembaga
pemberdayaan
masyarakat. Dompet
Dhuafa sebagai lembaga
yang berkhidmat pada
pengelolaan zakat infak
shadaqah (ZIS) selalu
berinovasi dalam setiap
programnya. Pada awal
program pemberdayaan
Dompet Dhuafa, terutama
pemberdayaan ekonomi,
selain dimulai dengan
bantuan-bantuan
permodalan perorangan,
lembaga ini juga turut
mengupayakan
pembangunan. jaringan
ekonomi umat dengan
pendirian Baitu’l-Maal
Wa’t-Tamwil (BMT). Di
sisi lain, model
pemberdayaan kelompok
mulai dikembangkannya
Program Pengembangan
Kemandirian Masyarakat
(P2KM) yang kemudian
dikenal dengan nama
Masyarakat Mandiri
(MM). Pada langkah awal
(pilot project), MM
difokuskan di Bogor,
Tangerang dan Bekasi.
Periode perjalanan
program berlangsung dari
2.
Apa tujuan Masyarakat Mandiri (MM) di
Desa Sindangjaya Cipanas Cianjur?
tahun 2000 hingga tahun
2005. Pada awal Juli
2005, MM memperoleh
status sebagai lembaga
otonom dari Dompet
Dhuafa dan sejak saat itu
MM memiliki struktur
organisasi tersendiri serta
merupakan salah satu
jejaring Dompet Dhuafa
yang berikhtiar pada
kegiatan pengembangan
ekonomi di tingkat
komunitas yang lemah
dan kurang beruntung
(disadvantaged groups).
- Menghasilkan
model
pemberdayaan
komunitas basis
pertanian,
peternakan, pesisir
dan UMKM.
- Mewujudkan
klaster program
pemberdayaan
unggul di berbagai
wilayah.
- Menghasilkan
produk unggulan
sebagai hasil
proses
pemberdayaan
komunitas.
- Mendapatkan
profit dan benefit
dari kegiatan
bisnis &
kerjasama
lembaga yang
berbasis pada
sektor pertanian,
peternakan, pesisir
dan UMKM.
- Melahirkan
generasi
3.
4.
5.
Bagaimana struktur Masyarakat Mandiri
perkotaan di Desa Sindangjaya?
Pendekatan apa yang dilakukan oleh
Masyarakat Mandiri (MM) dalam
menjalankan program yang telah ada?
Bagaimana strategi pemberdayaan yang
dilakukan oleh MM di Desa Sindangjaya
guna membangun partisipasi aktif
masyarakat?
entrepreneur muda
Indonesia.
Pengurus yang ada di
program ini ada 2 orang
yang diantaranya Zahrul
Pratama sebagai
Supervisor Program
Divisi Pertanian Karya
Masyarakat Mandiri dan
Asep Hambali sebagai
pendamping dalam
program Green horti
mustahik Move to
muzakki.
1. Pembentukan
kelompok secara
partisipatif
2. Pendampingan
langsung
3. Penumbuhan
kader lokal
4. Pengembangan
kelembagaan
komunitas
5. Menjalin
kerjasama lintas
pelaku
(multistakeholders
)
1. Pra-persiapan
2. Persiapan
3. Pelaksanaan
program
- Sosialisasi
program pada
level komunitas
- Kajian keadaan
komunitas secara
partisipatif
- Menemukan
masalah, potensi
dan kelompok
sasaran
- Pembentukan
6.
Bagaimana sosialisasi yang dilakukan oleh
fasilitator kepada masyarakat?
kelompok
- Pendampingan
Kalau sosialisai program
ini ke para petani, kami
datang tentu dengan
sosialisasinya intens
sampai sekarang pun tetap
intens.
TRANSKRIP WAWANCARA
Identitas Informan
Nama : Pak Saipul
Usia : 40 tahun
Jabatan : Ketua Kelompok Tani
Tempat : Kebun Kelompok Sumber Jaya Tani
No Pertanyaan Jawaban
1.
2.
3.
4
5.
6.
7.
Apa alasan untuk mengikuti
program di MM ini?
Apa manfaat dari mengikuti
program ini?
Berapakah intensitas pertemuan
masyarakat dengan tim MM?
Apakah pelatihan yang di jalankan
sesuai dengan kebutuhan
masyarakat?
Apakah hasil positif dan negative
dari program pelatihan ini?
Bagaimanakah dampak terhadap
keluarga setelah mengikuti
pelatihan ini?
Perubahan apa yang ibu rasakan
setelah adanya Masyarakat mandiri
di Desa Sindangjaya?
Alesanya si awalnya pengen ikut-
ikut aja tapi setelah saya jalanin
kehidupan ekonomi keluarga saya
semakin baik. Alhamdulillah bisa
bantu-bantu buat tambahan sehari-
hari, buat beli beras, buat anak
jajan gitu dah.
Alhamdulillah ada tambahan
seharinya.
Rutin ya, tiap bulan ada pertemuan,
biasanya seminggu juga ada dua
kali, tergantung kebutuhan
Sangat sesuai karena tidak ada lagi
pekerjaan yang bisa saya kerjakan
selain menjadi petani
Kalau positifnya banyak, salah
satunya dari petani itu bisa
merencanakan dan memonitoring.
Ya tiap hari jadi dapet tambahan,
lumayan buat nambah uang jajan
anak.
Kalo perubahan dari segi ekonomi
disini sudah mulai ada perubahan
Alhamdulillah.
TRANSKRIP WAWANCARA
Identitas Informan
Nama : Ibu Sunarti
Usia : 39 tahun
Jabatan : Anggota
Tempat : Kebun Kelompok Sumber Jaya Tani
No Pertanyaan Jawaban
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Apa alasan ibu untuk mengikuti
program di MM ini?
Apa manfaat dari mengikuti
program ini?
Apakah pelatihan yang di jalankan
sesuai dengan kebutuhan
masyarakat?
Berapakah intensitas pertemuan di
masyarakat?
Apakah hasil positif dan negative
dari program pelatihan ini?
Bagaimanakah dampak terhadap
keluarga setelah mengikuti
pelatihan ini?
Perubahan apa yang ibu rasakan
setelah adanya Masyarakat mandiri
di Desa Sindangjaya?
Alasan saya ikut program MM itu
karena penasaran, ada program
untuk pengentasan kemiskinan dan
para petani dilibatkan, biasanya kan
kita cuma terima aja.
Manfaat dari adanya program ini ke
masyarakat sangat dirasakan yaa.
Sesuai karena dengan pelatihan
yang diberikan MM sangat
bermanfaat sekali untuk para petani
disini.
Kadang seminggu sekali kadang
seminggu 2 kali
Positifnya bisa membantu
perekonomian keluarga
Ada peningkatan pendapatan,
walaupun ngak banyak.
Ya perubahan kayak pemikiran
petani, pola pikiran.
TRANSKRIP WAWANCARA
Identitas Informan
Nama : Ibu Jannah
Usia : 38 tahun
Jabatan : Anggota
Tempat : Kebun Kelompok Sumber Jaya Tani
No Pertanyaan Jawaban
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Apa alasan ibu untuk mengikuti
program di MM ini?
Apa manfaat dari mengikuti
program ini?
Apakah pelatihan yang di jalankan
sesuai dengan kebutuhan
masyarakat?
Berapakah intensitas pertemuan di
masyarakat?
Apakah hasil positif dan negative
dari program pelatihan ini?
Bagaimanakah dampak terhadap
keluarga setelah mengikuti
pelatihan ini?
Perubahan apa yang ibu rasakan
setelah adanya Masyarakat mandiri
di Desa Sindangjaya
Pertanyaan mah penasaran apa si
program green horti itu. Jadi
setelah saya menjalaninya
Alhamdulillah kehidupan ekonomi
keluarga saya semakin baik.
Keuntungannya bisa nambah
wawasan, jadi nambah pengalaman,
kan kalo udah ikut program ini kan
dapat bantuan, jadi dikit-dikit
kebantulah
Iyaa sangat sesuai
Kalau forum desanya sebulan
sekali, terus forum kecamatannya
sebulan sekali kita juga ada,
misalnya ada kebutuhan mendadak
ya kita ketemu engga mesti sekali
kadang suka lebih.
Kalau negative mah ada ada tapi
banyakan positifnya ya kita
nambah pengetahuan
Kalau saya mendapat peningkatan
pengetahuan ya
Dapat bantuan modal, intinya
tabahan pengalaman gitu dah.
GAMBAR-GAMBAR DOKUMENTASI