STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI...

74
STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DALAM KERANGKA TEORI SELF-REGULATED LEARNING (PENELITIAN DI SMP TARA SALVIA TANGERANG) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh: NAZIHAH NIM : 11150110000001 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H/2019

Transcript of STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI...

Page 1: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46063/1/NAZIHA… · Alhamdulillah segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala

STRATEGI PEMBELAJARAN

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DALAM

KERANGKA TEORI SELF-REGULATED LEARNING

(PENELITIAN DI SMP TARA SALVIA TANGERANG)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

NAZIHAH

NIM : 11150110000001

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H/2019

Page 2: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46063/1/NAZIHA… · Alhamdulillah segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala
Page 3: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46063/1/NAZIHA… · Alhamdulillah segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala
Page 4: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46063/1/NAZIHA… · Alhamdulillah segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala
Page 5: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46063/1/NAZIHA… · Alhamdulillah segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala
Page 6: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46063/1/NAZIHA… · Alhamdulillah segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala
Page 7: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46063/1/NAZIHA… · Alhamdulillah segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala

ABSTRAK

Nazihah (NIM: 11150110000001). Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama

Islam di Sekolah dalam Kerangka Teori Self-Regulated Learning (Penelitian

di SMP Tara Salvia Tangerang).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi pembelajaran PAI di

sekolah dalam upaya membentuk self-regulated learning pada diri peserta didik.

B.J Zimmerman mengatakan bahwa karakteristik seorang peserta didik yang

memraktikkan Self-regulated learning (SRL) adalah ia aktif dalam belajar, baik

dalam hal metakognitif, motivasi maupun tingkah lakunya, dalam arti lain SRL

membantu mengarahkan peserta didik pada kemandirian belajar. Sekolah Tara

Salvia telah konsisten mengupayakan proses pembelajaran yang melahirkan

peserta didik yang memiliki kemandirian belajar khususnya pembelajaran PAI.

Dengan demikian, peneliti secara kualitatif deskriptif akan mengupas bagaimana

proses pembelajaran PAI yang dilakukan di sekolah tersebut sehingga peserta

didiknya memiliki kemandirian belajar. Peneliti berupaya menganalisis langkah-

langkah pembelajaran yang dilakukan guna membentuk SRL pada diri peserta

didik.

Kata Kunci : Strategi Pembelajaran, Pendidikan Agama Islam, self-regulated

learning, B.J Zimmerman.

Page 8: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46063/1/NAZIHA… · Alhamdulillah segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala

ABSTRACT

Nazihah (NIM: 11150110000001). Islamic Education Learning Strategy at

School on Theoretical Framework Self-Regulated Learning (Research at Tara

Salvia Junior High School Tangerang).

This research was carried out to discover an Islamic Education learning

strategy at school to create a student with self-regulated learning (SRL). B.J

Zimmerman explained that the self-regulated learner is characterized bye active

student in learning, whether in his metacognition, motivation, or his behavior,

which means SRL involves in creating student who learns independently. Tara

Salvia Junior High School consistently strives a learning process which make a

student learns independently, especially in Islamic Education. Therefore,

researcher used descriptive-qualitative method to discover how the learning

strategy in Islamic Education learning at that school. Researcher tried to analyze

learning steps at class used by the teacher for creating student’s SRL.

Keywords : Learning strategy, Islamic Education, self-regulated learning, B.J

Zimmerman.

Page 9: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46063/1/NAZIHA… · Alhamdulillah segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala

i

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah

memberikan ridho dan karunia-Nya, sehingga penyusun dapat melaksanakan

penelitian dan menyelesaikan skripsi sebagai salah satu tugas akhir dalam

menempuh Sarjana Strata 1 (S1) di Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta. Skripsi ini ditulis dengan judul “Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama

Islam di Sekolah dalam Kerangka Teori Self-Regulated Learning (Penelitian di

Sekolah Tara Salvia Menjangan, Tangerang Selatan)”.

Skripsi ini disusun berdasarkan penelitian yang telah penyusun lakukan di

Sekolah Tara Salvia Menjangan.Penyusunan skripsi ini sebagai tanda bahwa

penelitian telah selesai dilaksanakan.

Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini banyak pihak yang

membantu dan mendukung selama proses penulisan. Oleh karena itu, penyusun

mengucapkan terimkasih sebanyak-sebanyaknya kepada semua pihak yang

berperan, antara lain:

1. Dr. Sururin, M.Ag., sebagai Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

(FITK), UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan Prof. Dr. Ahmad Thib Raya,

M.A., sebagai Dekan FITK selama saya kuliah tujuh semester;

2. Drs. Abdul Haris, M.Ag.,sebagai Ketua Program Studi Pendidikan Agama

Islam (PAI), UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada masa akhir penyusunan

skripsi ini, dan Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag., sebagai Ketua Program

Studi Pendidikan Agama Islam selama saya kuliah tujuh semester;

3. Drs. Rusdi Jamil, M.Ag., sebagai Sekretaris Prodi PAI, UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, dan Hj. Marhamah Saleh, Lc., M.A., sebagai

Sekretaris Prodi PAI selama saya kuliah tujuh semester;

4. Yudhi Munadi, M.Ag., sebagai Dosen Penasihat Akademik sekaligus

Dosen Pembimbing skripsi yang telah bersedia meluangkan banyak

waktunya untuk membimbing, memberikan ilmu, serta member nasihat

dan arahan;

Page 10: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46063/1/NAZIHA… · Alhamdulillah segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala

ii

5. Kedua orang tua saya, Bapak Atep Abdul Aziz dan Ibu Euis Salsiah,

sebagai pendidikan pertama yang selalu mengorbankan waktu dan

tenaganya, untuk mendidik dan membesarkan putrinya;

6. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta khususnya Jurusan Pendidikan Agama Islam, yang

telah memberikan banyak ilmu dan berbagi pengalamannya kepada

penyusun;

7. Bapak Encep Nazhori sebagai Koordinator Guru di Tara Salvia yang sejak

awal penelitian sangat bersedia membantu saya.

8. Ibu Olis Meilawati sebagai Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) di Tara

Salvia yang telah banyak membantu proses penelitian.

9. Keluarga besar Sekolah Tara Salvia Menjangan yang telah membantu

dalam penelitian ini serta penyelesaian skripsi;

10. Teman-teman seperjuangan khususnya Jurusan Pendidikan Agama Islam,

sahabat Thoriq Majid yang ikhlas meminjamkan laptopnya, Fitria

Damayanti yang menemani proses penelitian, Sahlatul Ula yang

meminjamkan kamera untuk dokumentasi, dan teman-teman lainnya yang

tidak bisa saya sebutkan satu persatu;

11. Teman-teman di organisasi-organisasi seperti Pojok Seni Tarbiyah

khususnya angkatan 2015;

12. Serta kepada pihak-pihak lain yang tidak dapat penyusun sebutkan satu

persatu yang turut membantu dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini.

Penyusun menyadari sebagai manusia yang tidak luput dari kesalahan, jika

terdapat kekurangan maupun kesalahan dalam kegiatan penelitian maupun

penyusunan skripsi ini, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.Semoga skripsi

ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.Semoga kita semua selalu

diberkahi.Amin.

Ciputat, 21Juni 2019

Penyusun

Page 11: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46063/1/NAZIHA… · Alhamdulillah segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala

iii

DAFTAR ISI

1. KATA PENGANTAR .................................................................................. i

2. DAFTAR ISI ................................................................................................. iii

3. BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah .............................................................................. 7

C. Batasan Masalah .................................................................................... 7

D. Rumusan Masalah ................................................................................. 7

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................ 8

F. Penelitian Relevan .................................................................................. 8

4. BAB II KERANGKA TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR .............. 13

A. Deskripsi Teori ....................................................................................... 13

1. Strategi Pembelajaran ..................................................................... 13

2. Pendidikan Agama Islam ................................................................ 21

3. Teori Self-Regulated Learning ........................................................ 25

B. Kerangka Berpikir ................................................................................. 34

5. BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 36

A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 36

B. Latar Penelitian ...................................................................................... 36

C. Desain Penelitian .................................................................................... 37

D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 38

E. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data ................................ 45

F. Teknik Analisis Data .............................................................................. 46

6. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................... 50

A. Profil Sekolah Tara Salvia Menjangan ................................................. 50

B. Pelaksanaan Pembelajaran PAI di Tara Salvia ................................... 56

C. Implementasi Strategi Pembelajaran PAI di Sekolah Tara Salvia

Guna Membentuk Self-Regulated Learning pada Peserta Didik ........ 64

7. BAB V PENUTUP ........................................................................................ 72

A. Simpulan .................................................................................................. 72

Page 12: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46063/1/NAZIHA… · Alhamdulillah segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala

iv

B. Saran ........................................................................................................ 72

8. DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 74

9. LAMPIRAN .................................................................................................. 80

Page 13: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46063/1/NAZIHA… · Alhamdulillah segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan tidak dapat terlepas dari perkembangan zaman.Semakin

berkembangnya zaman, maka memperbaiki dan mengembangkan pendidikan

yang adamenjadi suatu kewajiban. Sejalan dengan perkembangan zaman yang

sudah sampai pada abad 21, kemudian terjadinya revolusi industri 4.0 pada

sejarah manusia, telah menimbulkan berbagai macam dialog dan diskusi pada

berbagai aspek, termasuk salah satunya adalah pendidikan. Kemajuan teknologi

memungkinkan terjadinya otomatisasi hampir di semua bidang. Teknologi serta

sebuah pendekatan dengan menggabungkan tiga dunia berbeda, yaitu dunia fisik,

digital, dan biologi secara fundamental tentu akan mengubah pola hidup dan

interaksi manusia. Revolusi tersebut telah terjadi pada revolusi industri 4.0,

sehingga mengubah cara manusia beraktifitas baik dalam skala, ruang lingkup,

maupun kompleksitas, serta pengalaman hidup sebelumnya.1 Revolusi industri

4.0 tersebut syarat dengan teknologi yang super cepat akan menimbulkan

perubahan yang cukup signifikan, salah satunya pada sistem pendidikan di

Indonesia. Salah satu dampak dari perubahan tersebut adalah guru dituntut untuk

menghasilkan peserta didik yang mampu menjawab tantangan revolusi industri

4.0.2 Akibat dari revolusi industri 4.0 ini maka sedikitnya guru harus memiliki

lima kompetensi, yang salah satunya adalah counselor competence, yaitu

kompetensi guru untuk memahami masalah peserta didik di masa yang akan

datang, bukan hanya masalah materi ajar, tetapi masalah perkembangan

psikologis peserta didik akibat perkembangan zaman. Selain itu, dalam

pembelajaran abad 21, pendidik dan peserta didik dituntut memiliki kemampuan

belajar mengajar sesuai dengan tuntutan abad 21, sehingga seluruh

1 Muhammad Yahya, Era Industri 4.0: Tantangan dan Peluang Perkembangan Pendidikan

Kejuruan Indonesia, Naskah Pidato Pengukuhan Penerimaan Jabatan Profesor Tetap dalam Bidang

Ilmu Pendidikan Kejuruan Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar, h.6, diakses pada

tanggal 31 Januari 2019, pukul 15.43 WIB. 2 Dinar Wahyuni, Peningkatan Kompetensi Guru Menuju Era Revolusi Industri 4.0, Jurnal

Info Singkat, No. 2, Vol. X, Desember 2018, h.15, diakses pada tanggal 31 Januari 2019, pukul

15.45 WIB.

Page 14: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46063/1/NAZIHA… · Alhamdulillah segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala

2

tantangan dan peluang harus dapat dihadapi oleh pendidik dan peserta didik agar

tetap bertahan dalam arus perkembangan.3Dalam konteks ini, pembelajaran

bukan lagi menjadikan guru sebagai subjek utama, tetapi peserta didik ikut

menjadi subjek utama dan menjadikan dirinya sebagai manusia pembelajar

mandiri.

Upaya yang dapat dilakukan untuk menghadapi persaingan global sebagai

akibat dari revolusi industri 4.0 ini yaitu membentuk bangsa yang mandiri dan

sumber daya manusia yang unggul dengan konsep dan aplikasinya yang

matang.4Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan yang terdapat pada Undang-

undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3, yaitu

“Pendidikan naisonal berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan

menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.5Tujuan

pendidikan nasional telah mencita-citakan bangsa yang sejahtera, yaitu bangsa

dengan sumber daya manusia berkualitas, masyarakat yang mandiri, berkemauan,

dan berkemampuan untuk mewujudkan cita-cita bangsanya.6Selain itu, manusia

ciptaan Tuhan yang berkualitas tersebut memiliki tugas penting di bumi,

sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Al-Baqarah: 30 - 31, yang berbunyi:

3Noval Abdillah, Peran Pendidik Menghadapi Revolusi Industri 4.0 Melalui Pembelajaran

Abad 21, diakses pada tanggal 31 Januari 2019, pukul 22.15 WIB. 4 Pri Ariadi Cahya Dinata, dkk, Self-Regulated Learning sebagai Strategi Membangun

Kemandirian Peserta Didik dalam Menjawab Tantangan Abad 21, dalam Korespondensi Seminar

Nasional Pendidikan Sains, Surakarta 22 Oktober 2016, h.140, diakses pada tanggal 17 Februari

2019, pukul 6.37 WIB. 5Undang-undang Republik Indonesia Nomor.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional. 6 Pri Ariadi Cahya Dinata, dkk, loc.cit.

Page 15: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46063/1/NAZIHA… · Alhamdulillah segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala

3

Artinya: “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat:

"Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka

berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang

yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal

Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?"

Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu

ketahui."Dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda)

seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu berfirman:

"Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-

orang yang benar!".(QS. Al-Baqarah [1]: 30 - 31)7

Manusia dijadikan khalifah di muka bumi antara lain untuk memakmurkan

bumi, sehingga manusia memiliki tugas mengeksplorasi alam dan melakukan

konservasi alam. Dalam tafsir Al-Munir dijelaskan bahwa khalifah bertugas

untuk mendirikan hukum di antara manusia dan menghasilkan generasi yang

memakmurkan bumi.8Dalam menjalankan tugasnya di bumi ini, manusia telah

dianugerahi kemampuan yang luar biasa, yaitu telah Allah jelaskan pada ayat

selanjutnya, QS.Al-Baqarah ayat 31-33.Dalam ayat tersebut jelas bahwa pada

penciptaannya, manusia telah Allah berikan potensi akal yang luar biasa. Maka,

salah satu tugas khalifah adalah mengoptimalkan potensi akal yang telah Allah

anugerahkan kepadanya untuk menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi

lingkungannya.9Untuk melaksanakan tugas khalifah tersebut, manusia harus

selalu memiliki keinginan untuk menambah pengetahuannya, dan semangat

memperluas wawasannya. Hal ini sejalan dengan tujuan pembelajaran Pendidikan

Agama untuk sekolah yang telah dirumuskan dalam Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia No. 55 Tahun 2007 bahwa Pendidikan Agama dilaksanakan

bertujuan untuk menyelaraskan pengetahuannya dan kemampuan teknologi

7 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: Syamil Qur’an), h.6.

8 Wahbah Zuhaili, At-Tafsir al-Munir fi al-Aqidah wa asy-Syari’ah wa al-Manhaj, (Daar

Al-Fikr: Damaskus, 1418 H), Juz.1, h. 125. 9 Yesi Lisnawati, dkk, Konsep Khalifah dalam Al-Qur’an dan Implikasinya terhadap

Tujuan Pendidikan Islam, Jurnal Tarbawy, No.1, Vol. 2, 2015, h.54.

Page 16: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46063/1/NAZIHA… · Alhamdulillah segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala

4

dengan pengetahuan agama yang dimilikinya. Selain itu, pendidikan agama juga

memiliki peran membentuk mental peserta didik yang disiplin, bekerja keras,

bertanggung jawab, dan mandiri.10

Tujuan pendidikan ini akan tercapai dalam

bentuk perubahan tingkah laku peserta didik melalui proses pembelajaran.

Sehingga, proses pembelajaran menjadi unsur yang paling penting dalam

mencapai tujuan pendidikan.11

Strategi pembelajaran yang diterapkan oleh guru

akan berpengaruh kepada tingkah laku peserta didiknya. Penting untuk

diperhatikan bahwa pembelajaran yang berkualitas merupakan harapan yang

diinginkan.

Namun, dewasa ini kualitas proses pembelajaran masih menjadi bagian

dari masalah di sekolah termasuk kualitas pembelajaran PAI. Salah satu faktor

proses pembelajaran PAI kurang berkualitas dan bermakna yaitu strategi

pembelajaran yang digunakan selama ini masih klasik dan tradisional, sehingga

tidak mampu mencapai tujuan pendidikan agama yang telah dirumuskan yang

salah satunya mencetak manusia mandiri.12

Akhir-akhir ini banyak guru yang

mengeluh terhadap kurangnya motivasi peserta didik dalam melaksanakan

pembelajaran, akhirnya guru menyalahkan peserta didik yang kurang

bersemangat dan tidak berkeinginan untuk maju.Hal ini disebabkan oleh

penggunaan strategi pembelajaran yang kurang tepat, akibatnya semakin hari

pembelajaran semakin dirasa membosankan.13

Peserta didik tidak memiliki

kemandirian untuk belajar sendiri. Manusia yang mandiri dan berkemampuan

dapat dibentuk melalui sektor pendidikan dengan cara membentuk peserta didik

yang memiliki kemandirian belajar, dan salah satu cara untuk meningkatkan

kemandirian belajar adalah dengan melakukan strategi pembentukanself-

10

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007

tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan, h. 5. 11

Amam Rofiq, Peningkatan KualitasProses dan Hasil Pembelajaran Pendidikan Agama

Islam Melalui Pembelajaran Berbasis Multi Media di SMP Negeri 1 Banjarnegara, dalam Jurnal

Kependidikan Al-Qalam, Vol. VI, 2012, h. 84. 12

Sulaiman, Stratgei Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Progresif di Sekolah,

Universitas Negeri Islam Ar-Raniry Banda Aceh, 2016, h. 143. 13

Penelitian yang ditulis oleh Abd. Rouf dengan judul Potret Pendidikan Agama Islam di

Sekolah Umum dalam Jurnal Pendidikan Agama Islam, No.1, Vol.3, 2015, h.195, menerangkan

bahwa pendekatan metodologi guru masih terpaku pada orientasi tradisional sehingga tidak

mampu menarik minat murid pada pembelajaran agama, online, diakses dari

https://www.researchgate.net/publication/309015394_POTRET_PENDIDIKAN_AGAMA_ISLA

M_DI_SEKOLAH_UMUM pada tanggal 6 Maret 2019, pukul 18.33 WIB.

Page 17: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46063/1/NAZIHA… · Alhamdulillah segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala

5

regulated learning dalam proses pembelajaran,14

PAI khususnya. Dalam

pandangan kontruktivisme, pembelajaran adalah kegiatan di mana peserta didik

dapat membangun sendiri pengetahuannya. Keterlibatan aktif individu sebagai

peserta didik serta refleksi dari pengalamannya dapat menghasilkan proses aktif

yang disebut pembelajaran. Sehingga dalam hal ini peserta didik diharuskan

memiliki karakter atau mental mandiri, dapat belajar secara mandiri.Kemandirian

dalam belajar (self-regulated learning) menjadi suatu hal yang harus diupayakan

di dalam kelas.15

Oleh sebab itu, guru Pendidikan Agama Islam memiliki tugas dan

tanggung jawab yang sangat besar dalam menanamkan karakter manusia

pembelajar mandiri pada diri peserta didik.Salah satu upaya yang dapat dilakukan

adalah melalui penggunaan dan pemilihan startegi pembelajaran yang

tepat.Srategi pembelajaran tersebut harus dapat membantu peserta didik agar

menjadi manusia pembelajar mandiri atau dalam istilah lain karakter Self-

Regulated Learning (SRL).Zimmerman mengatakan bahwa karakteristik seorang

peserta didik yang memraktikkan self-regulated learning adalah ia aktif dalam

belajar, baik dalam hal metakognitif, motivasi maupun tingkah lakunya. Secara

teoritis kita dapat melihat bahwa tujuan utama dari penerapan strategi self-

regulated learning dalam proses belajar adalah agar peserta didik mampu

mencapai prestasi maksimal dengan memanfaatkan potensinya sendiri secara

utuh. Akan tetapi, berbeda halnya dalam pembelajaran pendidikan agama Islam,

tujuan pembelajaran peserta didik dalam mencapai prestasi maksimal dengan

memanfaatkan potensinya sendiri secara utuh bukan menjadi tujuan utama, tetapi

tujuan utama adalah membentuk karakter peserta didik dengan strategi Self-

regulated learning menjadi manusia yang mengenali potensi diri sehingga

mencetak manusia pembelajar mandiri untuk menjalankan tugasnya sebagai

khalifah di bumi. Proses pembelajaran sepenuhnya diarahkan pada pengembangan

ketiga ranah yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan, secara utuh/holistik,

14

Pri Ariadi Cahya Dinata, dkk, Self-Regulated Learning sebagai Strategi Membangun

Kemandirian Peserta Didik dalam Menjawab Tantangan Abad 21, dalam Korespondensi Seminar

Nasional Pendidikan Sains, Surakarta 22 Oktober 2016, h.140. 15

Setyati Puji Wulandari, Menciptakan Kemandirian Belajar Peserta didik Melalui

Pembelajaran Berbasis Discovery Learning dengan Assesment for Learning, Pasca Sarjana Prodi

Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Negeri Semarang, 2015.

Page 18: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46063/1/NAZIHA… · Alhamdulillah segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala

6

artinya pengembangan ranah yang satu tidak bisa dipisahkan dengan ranah

lainnya. Dengan demikian proses pembelajaran secara utuh melahirkan kualitas

pribadi yang baik dalam sikap, pengetahuan, dan keterampilan.16

Self-regulated

learning berperan penting dalam pembelajaran karena membantu mengarahkan

peserta didik pada kemandirian belajar.

Berdasarkan observasi pendahuluan di Sekolah Tara Salvia Menjangan,

penulis menemukan suatu ketertarikan yang mendalam tentang strategi

pembelajaran PAI di sekolah tersebut.Di Tara Salvia pembelajaran PAI didukung

dengan mata pelajaran Iqra.Dalam hal ini, Sekolah Tara Salvia telah konsisten

menerapkan strategi pembelajaran yang dapat memunculkan SRL peserta

didiknya pada setiap mata pelajaran khususnya PAI, sesuai dengan landasan

filosofis pembelajaran sekolah ini yaitu bahwa peserta didik akan mengalami 4

aspek perkembangan yang harus diperhatikan, yaitu fisik, emosi, sosial, dan

intelektual, dan setiap peserta didik harus memiliki keseimbangan perkembangan

dalam kehidupannya sebagai manusia pembelajar,17

dengan strategi pembelajaran

yang tidak hanya mendukung pengembangan keterampilan dan pengetahuan

penting, tetapi juga kecakapan peserta didik sebagai pelaksana, artinya peserta

didik harus menjadi pembelajar yang mandiri.Ada beberapa alasan yang

mendasari penulis tertarik untuk meneliti tentang Self-Regulated Learning dalam

PembelajaranPendidikan Agama Islam di Sekolah Tara Salvia, antara lain:

Pendidikan Agama merupakan sub sistem dari pendidikan nasional, dan

merupakan dasar atau basis dari berbagai jenis pendidikan sehingga keberhasilan

pendidikan agama merupakan salah satu keberhasilan pendidikan nasional, dan

berdasarkan fakta yang penulis temukan di lapangan, bahwa Sekolah Tara Salvia

memberikan program pengajaran yang menekankan kepada proses.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk meneliti

“Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah dalam

Kerangka Teori Self-Regulated Learning (Penelitian di Sekolah Tara Salvia

Menjangan)”.

16

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan, Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. 17

Filosofi Pendidikan, http://tarasalviaedu.or.id/visi-misi-dan-filosofis diakses pada tanggal

27 Maret 2019, pukul 15.38 WIB.

Page 19: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46063/1/NAZIHA… · Alhamdulillah segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala

7

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka beberapa

masalah yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut:

1. Fenomena Revolusi industri 4.0 menimbulkan perubahan yang cukup

signifikan, salah satunya pada sistem pendidikan di Indonesia.

2. Tujuan pendidikan bukan hanya terfokus pada hasil pembelajaran, tetapi

juga tingkah laku peserta didik.

3. Adanya tuntutan pelaksanaan pendidikan yang berkualitas guna

membentuk pembelajar mandiri sebagai salah satu tujuan pendidikan

nasional dan pendidikan agama.

4. Strategi pembelajaran PAI yang digunakan masih bersifat klasik dan

tradisional.

5. Pembelajaran berdasarkan teori Self-regulated learning dianggap dapat

menjadi alternatif untuk membentuk kemandirian belajar peserta didik.18

C. Batasan Masalah

Beberapa masalah di atas yang telah teridentifikasi oleh peneliti tentu tidak

akan semuanya diteliti, karena penelitian ini hanya dibatasi oleh beberapa

variabel guna mendapatkan hasil penelitian yang terperinci dan tidak terlalu luas

cakupannya, batasan tersebut antara lain:

1. Penelitian dilakukan di kelas 8 Sekolah Menengah Pertama (SMP) Tara

Salvia Menjangan.

2. Penelitian dilakukanpadaproses pembelajaran PAI dalam kerangka self-

regulated learning (SRL).

3. Teori self-regulated learning yang menjadi landasan pada penelitian yang

dilakukan adalah SRL Zimmerman.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan

masalah pada penelitian ini adalah“Bagaimana strategi pembelajaran Pendidikan

18

Pri Ariadi Cahya Dinata, dkk, Self Regulated Learning sebagai Strategi Membangun

Kemandirian Peserta Didik dalam Menjawab Tantangan Abad 21, dalam Korespondensi Seminar

Nasional Pendidikan Sains, Surakarta 22 Oktober 2016, h.140.

Page 20: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46063/1/NAZIHA… · Alhamdulillah segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala

8

Agama Islam di kelas 8 SMP Tara Salvia Menjangan untuk membentukself-

regulated learning pada diri peserta didik?”.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui strategi guru

PAI di kelas 8 SMP Tara Salvia Menjangan dalam membentuk self-regulated

learning pada peserta didik.

2. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penulisan di atas, maka manfaat dari penelitian ini

adalah:

a. Secara Teoritis

Sebagai tambahan wawasan dan bekal menjadi pendidik yang

profesional.

b. Secara Praktis

Penelitian ini bermanfaat untuk dapat diterapkan dalam proses

pembelajaran, baik oleh peneliti maupun oleh pihak lain, dan dapat

dikembangkan lagi.

F. Penelitian Relevan

Peneliti tertarik untuk mencari strategi pembelajaran pendidikan agama

Islam berdasarkan teori Self-regulated learning karena terdapat beberapa

penelitian yang dilakukan sebelumnya terkait dengan hal demikian, di antaranya:

1. Skripsi yang ditulis oleh Ahmad Makki pada tahun 2010 yang berjudul

“Hubungan antara Self-Regulated Learning dengan Prestasi Belajar

Peserta didik SMP Bina Amal”. Penelitian tersebut bertujuan untuk

mengetahui adakah hubungan SRL dengan prestasI belajar peserta didik.

Melalui penelitian ini dapat diketahui apakah kelompok jenis kelamin

memengaruhi perbedaan SRL, serta apakah tingkatan kelas memberikan

pengaruh bagi SRL. Penelitian ini menggunakan metode korelatif

korelasional. Hasil pengolahan data menunjukan bahwa terdapat hubungan

Page 21: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46063/1/NAZIHA… · Alhamdulillah segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala

9

yang signifikan antara SRL dan prestasi belajar.19

Hal penting yang dapat

peneliti pelajari dari penelitian ini adalah bahwa SRL dapat meningkatkan

prestasi belajar peserta didik karena mereka memiliki kemandirian dalam

belajar, sehingga mereka mengerti bagaimana belajar yang cocok untuk

mereka, serta dapat menghadapi kesulitan-kesulitan dalam proses

pembelajaran. Sehingga, mereka dapat meraih prestasi belajar. Mengacu

pada hasil analisa data dalam sebuah penelitian meta-analisis, telah

menunjukan hipotesis bahwa terdapat korelasi positif antara self-regulated

learning dengan prestasi belejar dapat diterima.20

2. Erni Nurjanah seorang Magister Pendidikan Matematika Universitas

Pasundan Bandung pada Tahun 2016 menulis jurnal yang berjudul

“Efektivitas Metode Problem Posing terhadap Self-Regulated Learning

dan Pemahaman Konsep Matematika Peserta didik SMK” dengan tujuan

untuk mengetahui apakah pembelajaran matematika dengan metode

problem posing dengan materi relasi dan fungsi efektif. Variabel penelitian

ini adalah aktivitas metode problem posing, pemahaman konsep dan Self-

regulated learning. Hasil penelitian aktivitas belajar dengan metode

problem posing menunjukkan kriteria baik. Pemahaman konsep

matematika peserta didik yang menggunakan metode problem posing lebih

baik daripada metode ekspositori. Self-Regulated Learning peserta didik

yang menggunakan metode problem posing lebih baik dari metode

ekspositori. Begitu pula dengan uji regresi menunjukan adanya pengaruh

positif antara metode problem posing terhadap pemahaman konsep begitu

pula ada pengaruh positif antara SLR dengan pemahaman konsep.

Berdasarkan hasil analisis disimpulkan pembelajaran matematika dengan

metode problem posing terhadap self-regulated learning dan pemahaman

19

Ahmad Makki, “Hubungan antara Self-Regulated Learning dengan Prestasi Belajar

Peserta didik SMP Bina Amal”, Skripsi pada Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

Jakarta, 2010. 20

Eva Latipah, “Strategi Self-Regulated Learning dan Prestasi Belajar : Kajian Meta

Analisis”, Jurnal Psikologi dalam Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,

Yogyakarta, Vol.37, No.1, 2010, h.122.

Page 22: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46063/1/NAZIHA… · Alhamdulillah segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala

10

konsep merupakan pembelajaran yang efektif.21

Dengan SRL mereka dapat

mengatur waktu dan tujuan sesuai dengan gaya belajarnya masing-

masing,22

sehingga mereka tahu bagaimana menghadapi kesulitan dalam

pelajaran matematika. Penelitian ini membuktikan bahwa peserta didik

yang memiliki SRL tentu akan dapat menghadapi masalah, khususnya

masalah dalam belajar, hal ini sesuai dengan tantangan pembelajaran abad

21, bahwa peserta didik dituntuk untuk dapat menemukan problem solving

sendiri.

3. Jurnal Psikologi dengan judul artikel “Strategi Self-Regulated Learning

dan Prestasi Belajar : Kajian Meta Analisis” yang ditulis oleh Eva Latipah

dengan menggunakan metode kuantitatif meneliti tentang kajian meta

analisis dari percobaan dan kajian literatur bahwa strategi pembelajaran

SRL telah diuiji pengaruhnya kepada penghargaan akademik. Hasil dari

kajian meta analisis tersebut membuktikan bahwa startegi pembelajaran

SRL sangat berkorelasi dengan pencapaian prestasi akademik. Hasil

tersebut mengindikasikan bahwa strategi pembelajaran SRL memiliki

pengaruh terhadap pencapaian prestasi akademik peserta didik.23

Pembelajaran dengan strategi SRL menjadikan peserta didik sebagai

pelaku pembelajaran di samping guru, sehingga mereka terbiasa untuk

belajar dan belajar mengajar dirinya sendiri dan lingkungannya. Prestasi

akademik yang diraih merupakan tujuan yang telah peserta didik buat

sendiri atas kesadaran diri.

4. Sebuah Tesis yang ditulis oleh Seniye Vural berjudul “A Mixed Methods

Intervention Study on The Relationship Between Self-Regulatory Training

and University Students’ Strategy Use and Academic Achievement”

menggunakan mixed-methode menginvestigasi penerapan strategi

21

Erni Nurjanah, “Efektivitas Metode Problem Posing terhadap Self-Regulated Learning

dan Pemahaman Konsep Matematika Peserta didik SMK”, Fakultas Pendidikan Universitas

Pasundan Bandung, 2016. 22

Seniye Vural, “A Mixed Methods Intervention Study on The Relationship Between Self-

Regulatory Training and University Students’ Strategy Use and Academic Achievement”, Tesis

dalam Fakultas Sastra Erciyes University, Kayseri, Turkey, 2013, h.117. 23

Eva Latipah, “Strategi Self-Regulated Learning dan Prestasi Belajar: Kajian Meta

Analisis”, Jurnal Psikologi dalam Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,

Yogyakarta, Vol.37, No.1, 2010, h.110.

Page 23: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46063/1/NAZIHA… · Alhamdulillah segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala

11

pembelajaran SRL pada mahasiswa, dan terdapat perbedaan antara

mahasiswa yang menerapkan strategi pembelajaran SRL dengan yang

tidak menerapkan. Kemudian SRL memiliki hubungan dengan

kepeduliaan mahasiswa. Hasil akhir penelitian menunjukan bahwa

mahasiswa melaporkan kebanyakan mereka menggunakan strategi

manajemen lingkungan dan strategi pembelajaran metakognitif. Dengan

strategi SRL nilai ujian para mahasiswa meningkat.24

SRL memiliki 3

aspek penting yaitu meta kognitif, motivasi, dan tingkah laku. Sehingga

peserta didik yang memiliki SRL tidak hanya peduli dengan dirinya

sendiri, tetapi dengan lingkungannya sebagai salah satu unsur

pembelajarannya. Hal ini akan meningkatkan kepedulian sosial mereka,

dan tingkat komunikasi yang menjadi tuntutan pembelajaran abad 21, yaitu

communicative.

5. Hasil Seminar Nasional Pendidikan Sains dengan tema “Peningkatan

Kualitas Pembelajaran Sains dan Kompetensi Guru melalui Penelitian dan

Pengembangan dalam Menghadapi Tantangan Abad-21” yang diadakan di

Surakarta, 22 Oktober 2016 telah dipublikasikan dalam bentuk

korespondensi dengan judul “Self-Regulated Learning sebagai Strategi

Membangun Kemandirian Peserta Didik dalam Menjawab Tantangan

Abad 21” yang ditulis oleh Pri Ariadi Cahya Dinata dkk, dalam kajian

tersebut menghasilkan kesimpulan bahwa membangun kemandirian

bangsa dalam menjawab tantangan abad 21 melalui self-regulated learning

memberikan dampak positif salah satunya terbangunnya kemandirian

belajar peserta didik karena membantu mengarahkan peserta didik pada

kemandirian belajar, yakni mengatur jadwal belajar, menetapkan target

belajar, dan mencari informasi yang dibutuhkan secara mandiri yang

mampu meningkatkan kesadaran akan pentingnya sumber daya manusia

yang produktif dan mampu bersaing dengan negara lain.25

24

Seniye Vural, op.cit.,. 25

Pri Ariadi Cahya Dinata, dkk, Self Regulated Learning sebagai Strategi Membangun

Kemandirian Peserta Didik dalam Menjawab Tantangan Abad 21, dalam Korespondensi Seminar

Nasional Pendidikan Sains Surakarta 22 Oktober 2016, h.140.

Page 24: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46063/1/NAZIHA… · Alhamdulillah segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala

12

6. Ernesto Panadero dalam penelitiannya menganalisis sekurang-kurangnya

ada enam model strategi self-regulated learning yang dikembangkan oleh

para ahli, yaitu Zimmerman, Boekarts, Winne dan Hadwin, Pintrich,

Efklides dan Hadwin, Jarvela dan Miller.26

Beberapa penelitian terdahulu yang telah penulis paparkan tentu

memberikan sumbangan pemikiran untuk penulisan skripsi ini.Beberapa

penelitian tersebut telah menguji teori self-regulated learning dalam

hubungannya dengan prestasi belajar, motivasi, kemampuan memecahkan

masalah, dan sejenisnya. Sedangkan keunikan atau kebaruan pada penelitian ini

adalah penemuan fase-fase pada pelaksanaan strategi pembelajaran PAI di sekolah

dalam kerangka teori self-regulated learning, bukan hanya menguji teori tersebut.

Dapat penulis katakan bahwa fase-fase ini menjadi model pembentukan SRL yang

ketujuh setelah keenam model yang dipaparkan oleh peneliti Ernesto Panadero.

26

Ernesto Panadero, A Review of Self-Regulated Learning: Six Models and Four Direction

for Research,Jurnal Frontiers in Psychology, Vol.8, 2017, h. 422.

Page 25: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46063/1/NAZIHA… · Alhamdulillah segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala

13

BAB II

KERANGKA TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Deskripsi Teori

1. Strategi Pembelajaran

a. Pengertian Strategi Pembelajaran

Belajar dapat didefinisikan sebagai perubahan yang relatif menetap

yang diperoleh dari pengalaman dan latihan.Belajar adalah aktivitas yang

dapat menimbulkan kecakapan baru pada diri individu.Dengan demikian,

belajar menimbulkan perubahan-perubahan yang mengarah kepada hal

yang lebih baik atau sebaliknya, baik itu direncanakan atau tidak.27

Menurut Hintzman dalam buku Psikologi Pendidikan karya

Muhibbin Syah, belajar adalah suatu perubahan dalam diri organism

(manusia atau hewan) disebabkan oleh pengalaman yang dapat

mempengaruhi tingkah laku organism tersebut.Jadi, menurut Hintzman

perubahan yang disebabkan oleh pengalaman tersebut baru dapat

dikatakan belajar apabila mempengaruhi organism.Sedangkan menurut

Wittig, belajar adalah perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam

keseluruhan tingkah laku suatau organism sebagai hasil pengalaman.28

Sedangkan pembelajaran sebagaimana dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia (KBBI) merupakan proses atau cara menjadikan orang atau

makhluk hidup belajar.29

Secara sederhana, pembelajaran adalah sebuah

usaha untuk memengaruhi emosi, intelektual, dan spiritual seseorang agar

mau belajar dengan kehendaknya sendiri.Pembelajaran adalah

upayamengatur lingkungan agar tercipta kondisi belajar bagi peserta

didik.30

27

Fadhilah Suralaga dan Solicha, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 94. 28

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), h.88-

89. 29

KBBI V, Aplikasi Luring Resmi Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. 30

Muhammad Idris Usman, Model Mengajar dalam Pembelajaran: Alam Sekitar, Sekolah,

Kerja, Individual, dan Klasikal, Lentera Pendidikan, vol.15, no.2, 2012, h. 255.

Page 26: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46063/1/NAZIHA… · Alhamdulillah segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala

14

Dengan pembelajaran, maka akan tercipta keadaan masyarakat

belajar.31

Dengan demikian, dapat dipahami bahwa pembelajaran

merupakan upaya mengatur suatu lingkungan agar peserta didik dapat

belajar dengan kehendaknya sendiri sehingga membentuk manusia

pembelajar mandiri.

Menurut Michael J.Lawson dalam Muhibbin Syah, startegi adalah

prosedur mental yang berbentuk tatanan langkah yang menggunakan

upaya ranah cipta untuk mencapai tujuan tertentu.32

Sedangkan menurut

Abuddin Nata strategi berarti hasil dari proses pemikiran dan perenungan

yang mendalam dengan dasar teori-teori dan pengelaman tertentu berupa

langkah-langkah yang terencana serta mendalam dan bermakna luas.33

Pendidikan memiliki tujuan yang harus dicapai, strategi menjadi

sebuah langkah penting untuk mencapai tujuan tersebut, maka muncul lah

strategi pembelajaran.Menurut Junaedi dkk, startegi pembelajaran adalah

rencana tindakan atau rangkaian kegiatan yang meliputi metode dan

pemanfaat berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran.34

Sama

halnya dengan yang dikatakan Gropper dalam buku karya Jamaludin dkk,

menjelaskan bahwa startegi pembelajaran adalah rencana untuk

pencapaian tujuan pembelajaran yang terdiri atas metode dan teknik, tetapi

strategi lebih luas dari metode dan teknik pembelajaran.35

Sedangkan

menurut Wina Sanjaya startegi pembelajaran adalah perencanaan yang

berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan

pendidikan.Lanjutnya, strategi merupakan rencana yang tidak terlepas dari

upaya pengimplementasian rencana tersebut yang dinamakan

metode.Artinya, metode digunakan untuk merealisasikan strategi

31

Abuddin Nata, Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Prenadamedia

Group, 2014), Cet.III, h. 205. 32

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), h.

210-211. 33

Abuddin Nata, op.cit.,h. 206. 34

Junaedi, Strategi Pembelajaran, (Surabaya: LAPIS-PGMI, 2008), h.8. 35

Jamaludin, dkk, Pembelajaran Perspektif Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2015), h. 105.

Page 27: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46063/1/NAZIHA… · Alhamdulillah segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala

15

pembelajaran.Dengan demikian, dalam satu strategi pembelajaran dapat

kita temukan berbagai macam metode.36

Berbagai pendapat di atas, dapat kita simpulkan bahwa strategi

pembelajaran adalah langkah-langkah kegiatan yang terencana dan dan

tersusun sehingga memiliki makna yang luas dan dibuat untuk mencapai

suatu tujuan pembelajaran dengan terdiri dari berbagai aspek pembelajaran

seperti penggunaan metode, teknik, dan pemilihan media pembelajaran,

atau aspek pembelajaran yang lainnya.

Kemudian, untuk merealisasikan rencana tersebut dan mencapai

tujuan secara optimal, maka digunakan beberapa metode

pembelajaran.Metode digunakan untuk merealisasikan startegi

pembelajaran yang telah ditetapkan.37

Sedangkan istilah metode tidak

terlepas dari istilah teknik dan taktik mengajar.Keduanya merupakan

penjabaran dari metode pembelajaran. Teknik adalah cara yang dilakukan

orang dalam rangka mengimplementasikan suatu metode, yaitu cara yang

harus dilakukan agar metode yang dilakukan berjalan efektif dan efisien.

Hal ini berarti bahwa ketika seseorang hendak menerapkan suatu metode

sebaiknya memperhatikan kondisi dan situasi. Sedangkan taktik adalah

gaya seseorang dalam melaksanakan suatu teknik atau metode tertentu.

Misalnya ada dua orang yang sama-sama menggunakan metode ceramah

dalam situasi yang sama maka mereka akan melakukannya secara

berbeda.38

Jadi, pendekatan, strategi, metode, teknik, dan taktik serta model

pembelajaran adalah berbeda tetapi semuanya merupakan satu kesatuan.

Jika pendekatan merupakan cara memandang pembelajaran, baik dari

sudut pandang peserta didik (student centred) atau dari sudut pandang

pendidik (teacher centred), maka strategi adalah cara untuk

mengkonsepkan pembelajaran, pembelajaran yang hendak dilakukan akan

36

Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana

Prenada Media Group, 2010), h.186-187. 37

Muhammad Yaumi, Prinsip-prinsip Desain Pembelajaran, (Jakarta: Prenadamedia

Group, 2013), Cet.II, h. 205. 38

Junaedi, Strategi Pembelajaran, (Surabaya: LAPIS-PGMI, 2008), h. 11-12.

Page 28: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46063/1/NAZIHA… · Alhamdulillah segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala

16

memiliki konsep seperti apa dari mulai penentuan tujuan pembelajaran

sampai menentukan evaluasi pembelajaran yang hendak dicapai oleh

digunakannya metode pembelajaran dengan sesuai keadaan peserta didik

sehingga teknik yang digunakan oleh berbeda, dan setiap pendidik

memiliki gaya atau taktik tersendiri, semuanya dibungkus dalam bingkai

yang bernama model pembelajaran.

Dengan demikian, dalam mengimplementasikan strategi

pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran secara optimal maka

diperlukan beberapa metode, dan dalam menerapkan metode tersebut guru

harus memilih teknik dan taktik yang tepat.Mencapai tujuan secara optimal

dapat ditempuh dengan melibatkan semua daya atau kekuatan dalam

pembelajaran.Semua hal tersebut perlu direncanakan dan dilaksanakan

guna mencapai tujuan pembelajaran.

b. Klasifikasi Strategi Pembelajaran

secara umum strategi pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi

5, antara lain:

1) Strategi pembelajaran langsung

Merupakan strategi yang banyak diarahkan oleh guru.Strategi ini

efektif untuk menentukan informasi atau membangun keterampilan

secara bertahap.Strategi ini mudah untuk direncanakan dan digunakan

namun lemah dalam mengembangkan kemampuankemampuan, proses-

proses, dan sikap yang diperlukan untuk pemikiran kritis dan hubungan

interpersonal serta belajar kelompok.Pembelajaran langsung ini

biasanya bersifat deduktif.Dengan demikian, dalam strategi ini guru

menjadi pusat perhatian selama pembelajaran.

2) Strategi pembelajaran tidak langsung

Strategi pembelajaran ini sering disebut inkuiri, induktif, pemecahan

masalah, pengambilan keputusan dan penemuan.Berlawanan dengan

strategi pembelajaran langsung, pembelajaran tidak langsung pada

umumnya berpusat pada peserta didik.Jika dalam pembelajaran

langsung guru berperan sebagai penceramah maka dalam pembelajaran

tidak langsung guru berperan sebagai fasilitator. Guru

Page 29: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46063/1/NAZIHA… · Alhamdulillah segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala

17

mengelolalingkungan belajar dan memberikan kesempatan peserta

didik untuk terlibat. Strategi ini memiliki kelebihan-kelebihan yaitu

mendorong kerertarikan dan keingintahuan peserta didik, menciptakan

alternatif dan menyelesaikan masalah, mendorong kreativitas dan

pengembangan keterampilan interpersonal dan kemampuan yang lain,

pemahaman yang lebih baik, dan mengekspresikan

pemahaman.Sedangkan kekurangan dari strategi ini adalah

memerlukan waktu yang panjang dan outcome sulit diprediksi.Strategi

ini tidak cocok jika peserta didik perlu mengingat materi dengan cepat.

3) Strategi pembelajaran interaktif

Pembelajaran interaktif menekankan pada diskusi dan sharing di antara

peserta didik.Hal tersebut memberikan kesempatan kepada peserta

didik untuk bereaksi terhadap gagasan, pengalaman, pendekatan dan

pengetahuan guru atau temannya dan untuk membangun alternatif

berfikir dan merasakan.Kelebihan strategi ini adalah peserta didik

dapat belajar dari teman dan gurunya untuk membangun keterampilan

sosial dan dapat mengorganisasikan pemikiran dan membangun

argumen yang rasional.Sedangakan kekurangan strategi ini sangat

bergantung pada kecakapan guru dalam menyusun dan

mengembangkan dinamika kelompokkelompok peserta didik.

4) Strategi pembelajaran pengalaman (experiental)

Disebut juga pembelajaran empirik yang merupakan pembelajaran

berorientasi pada kegiatan induktif, berpusat pada peserta didik, dan

berbasis aktivitas. Refleksi pribadi tentang pengalaman dan formulasi

perencanaan menuju penerapan kepada konteks yang lain adalah faktor

kritis dalam pembelajaran empirik yang efektif. Kelebihan dari strategi

ini adalah meningkatkan partisipasi peserta didik, meningkatkan sifat

kritis peserta didik, dan meningkatkan analisis peserta didik sehingga

dapat dapat menerapkan pembelajaran pada situasi yang lain.

Sedangkan kekurangannya adalah penekanannya hanya pada proses

bukan pada hasil, keamanan peserta didik, biaya mahal, dan

memerlukan waktu yang lama.

Page 30: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46063/1/NAZIHA… · Alhamdulillah segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala

18

5) Strategi pembelajaran mandiri

Merupakan strategi pembelajaran yang bertujuan untuk membangun

inisiatif individu, kemandirian, dan peningkatan diri.Fokus strategi ini

adalah pada perencanaan belajar mandiri oleh peserta didik dengan

bantuan guru.Belajar mandiri juga bisa dilakukan dengan teman atau

sebagai bagian dari kelompok kecil.Kelebihan dari strategi ini adalah

membentuk peserta didik yang mandiri dan

bertanggungjawab.Sedangkan kekurangannya adalah peserta didik

yaitu pada peserta didik sekolah dasar dimana mereka belum dewasa

sehingga sulit menggunakan pembelajaran mandiri.39

c. Komponen Strategi Pembelajaran

Pembelajaran merupakan suatu kegiatan instruksional yang terdiri

dari berbagai macam komponen. Sehingga dalam mengimplementasikan

srategi pembelajaran, terdapat beberapa komponen yang terlibat, dan

berpengaruh satu sama lain. Komponen-komponen tersebut saling

berkaitan:

1) Guru

Guru adalah pelaku pembelajaran dan merupakan faktor yang

terpenting. Ditangan gurulah sebenarnya letak keberhasilan

pembelajaran. Komponen guru tidak dapat dimanipulasi oleh

komponen lain. Sebaliknya, guru dapat memanipulasi kompenen

lainnya.

2) Peserta didik

Peserta didik merupakan komponen yang melakukan kegiatan belajar

dalam rangka mengembangkan potensi kemampuan menjadi nyata

sehingga tercapailah tujuan belajar.Sedangkan menurut ilmu

heutagogi, peserta didik justru adalah agen utama dalam pembelajaran,

karena ia yang menentukan sendiri proses pembelajaran untuk

mencapai tujuan.40

Atau singkatnya, menjadi pembelajar mandiri.

3) Tujuan

39

Junaedi, ibid.,h.12-13. 40

Hirayanto, Pedagogi, Andragogi, dan Heutagogi serta Implikasinya dalam Pemberdayaan

Masyarakat, Dinamika Pendidikan, Vol.12, No.1, Mei 2017, h.66.

Page 31: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46063/1/NAZIHA… · Alhamdulillah segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala

19

Tujuan merupakan dasar yang digunakan sebagai landasan untuk

menentukan strategi, materi, media, dan evaluasi pembelajaran.Dalam

pembelajaran, penentuan tujuan merupakan komponen utama yang

harus ditentukan oleh guru.

4) Bahan pelajaran

Bahan pelajaran merupakan medium untuk mencapai tujuan

pembelajaran.Bahan pelajaran berupa materi yang tersusun sistematis

dan dinamis sesuai dengan arah tujuan dan perkembangan kemajuan

ilmu pengetahuan dan tuntutan masyarakat.

5) Kegiatan pembelajaran

Untuk mencapai tujuan pembelajaran secara optimal maka dalam

menentukan strategi pembelajaran perlu dirumuskan komponen

kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan proses pembelajaran.

6) Metode

Merupakan cara yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Mengimplementasikan sebuah strategi sudah barang tentu akan

menggunakan berbagai macam metode yang tepat.

7) Alat

Alat dalam pembelajaran merupakan sesuatu yang digunakan dalam

rangka mencapai tujuan. Alat memiliki fungsi sebagai pelengkap untuk

mencapai tujuan yang dibedakan menjadi dua, yaitu alat verbal dan

alat bantu nonverbal. Alat verbal dapat berupa suruhan, larangan,

perintah, dan lain-lain.Sedangkan nonverbal dapat berupa globe, peta,

papan tulis, slide show dan lain-lain.

8) Sumber pelajaran

Sumber pelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai

tempat atau rujukan untuk menentukan bahan pembelajaran. Sumber

belajar dapat berasal dari masyarakat, lingkungan, dan kebudayaan,

misalnya manusia, buku, media massa, museum, dan lain-lain.

9) Evaluasi

Merupakan komponen yang berfungsi untuk mengetahui apakah tujuan

pembelajaran telah tercapai atau belum.Selain itu berfungsi untuk

Page 32: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46063/1/NAZIHA… · Alhamdulillah segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala

20

menentukan perbaikan terhadap strategi pembelajaran yang telah

ditetapkan.

10) Situasi atau lingkungan

Lingkungan yang dimaksud adalah situasi dan keadaan fisik (misalnya

iklim, madrasah, dan letak madrasah), dan hubungan antar insan

(misalnya dengan teman, dan peserta didik dengan orang lain). Contoh

dari situasi ini misalnya menurut isi materi seharusnya pembelajaran

menggunakan media masyarakat untuk pembelajaran, diubah dengan

menggunakan metode lain misalnya kliping karena kondisi masyarakat

sedang tidak memungkinkan.41

d. Prinsip Strategi Pembelajaran

Pembelajaran merupakan proses yang memiliki tujuan, sehingga

dalam prosesnya harus berdasarkan prinsip-prinsip, guna tercapainya

tujuan secara optimal. Begitu pun dengan penggunaan strategi

pembelajaran, karena hal itu sangat penting dalam pembelajaran, maka

pemilihan serta penggunaan strategi pembelajaran memiliki prinsip umum

yang harus diterapkan, di antaranya:

1) Berorientasi pada tujuan

tujuan merupakan komponen utama dalam suatu sistem pembelajaran.

Segala aktivitas guru dan peserta didik haruslah diupayakan untuk

pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebab mengajar adalah proses

yang bertujuan. Oleh karenanya keberhasilan suatu strategi

pembelajaran yang dilakukan dapat ditentukan dari keberhasilan

peserta didik mencapai tujuan. Selain itu, tujuan pembelajaran dapat

menentukan suatu strategi yang akan digunakan oleh guru. Misalnya

ketika hendak menginginkan peserta didik terampil mempraktikan

shalat jenazah maka tidak mungkin menggunakan jenis strategi

pembelajaran langsung. Demikian pula jika menginginkan peserta

didik dapat menyebutkan syarat sah shalat, tidak akan efektif jika

menggunakan strategi pembelajaran berbasis projek.

2) Aktivitas

41

Junaedi, dkk, ibid.,h.14-15.

Page 33: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46063/1/NAZIHA… · Alhamdulillah segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala

21

Belajar bukan sekedar menghafal sejumlah fakta atau informasi.Belajar

adalah berbuat.Maka strategi pembelajaran harus dapat mendorong

aktivitas peserta didik.Aktivitas yang dimaksud meliputi aktivitas yang

bersifat fisik, psikis dan mental.

3) Individualitas

Mengajar merupakan usaha mengembangkan peserta didik.Walaupun

guru mengajar pada sekolompok peserta didik, namun pada dasarnya

yang ingin dicapai adalah perubahan perilaku setiap peserta didik.

Guru harus dapat memahami karakter masing-masing peserta didiknya.

Dengan demikian yang harus diperhatikan dalam menentukan strategi

pembelajaran adalah bagaimana setiap peserta didik dapat mencapai

tujuan pembelajaran.

4) Integritas

Mengajar harus dipandang sebagai usaha mengembangkan seluruh

pribadi peserta didik yakni mengembangkan kemampuan kognitif,

afektif dan psikomotor.Oleh karena itu, strategi pembelajaran harus

dapat mengembangkan seluruh aspek tersebut secara terintegrasi.42

2. Pendidikan Agama Islam (PAI)

a. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti adalah pendidikan yang

ditujukan untuk dapat menserasikan, menselaraskan dan menyeimbangkan

antara Iman, Islam, dan Ihsan.43

Dalam kurikulum baru 2013 yang

dikeluarkan oleh Kemendikbud, Pendidikan Agam Islam di sekolah dasar

dan sekolah menengah digabung dengan Pendidikan Budi Pekerti, sehingga

namanya menjadi Pendidikan Agama Islam. Pendidikan Agama Islam

diajarkan selama 4 jam pelajaran per minggu di jenjang sekolah dasar dan 3

jam pelajaran per minggu di jenjang sekolah menengah.

Menurut Zuhairini, pendidikan agama dapat diartikan sebagai usaha-

usaha secara sistematis dan pragmatis dalam membantu anak didik supaya

42

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:

Kencana, 2010), h.131-133. 43

Fahrudin dkk, Implementasi Kurikulum 2013 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

dalam Menanamkan Akhlakul Karimah, Edu Riligia, Vol.1 No.4, 2017, h.523.

Page 34: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46063/1/NAZIHA… · Alhamdulillah segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala

22

mereka hidup sesuai dengana ajaran Islam. Menurut Ahmad Tafsir

pendidikan agama adalah pendidikan keberimanan, yaitu usaha-usaha

menanam keimanan di hati anak didik.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat lah disimpulkan bahwa

pendidikan agama Islam merupakan pendidikan yang universal.Yakni

menyangkut kehidupan dunia dan kehidupan akhirat supaya mereka hidup

dengan ajaran Islam.

Pendidikan agama Islam merupakan suatu usaha atau proses yang

dilakukan untuk menanamkan, membina keimanan pada diri anak didik agar

menjadi anak yang memiliki kepribadian muslim yang taat beribadah

kepada Allah SWT, serta dapat mengamalkan seluruh ajaran agamanya

dalam kehidupan sehari-hari.

b. Tujuan dan Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

Nomor 58 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah

Pertama/Madrasah Tsanawiyah menjelaskan bahwa Pendidikan Agama dan

Budi Pekerti termasuk mata pelajaran kelompok A yang memiliki tujuan

mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan

kompetensi keterampilan peserta didik sebagai dasar dan penguatan

kemampuan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.44

Berdasarkan isi undang-undang tersebut, maka tujuan pendidikan

agama untuk membentuk peserta didik menjadi pribadi yang memiliki

integritas iman, ilmu pengetahuan, dan teknologi.Pendidikan Agama Islam

memiliki tujuan untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan,

dan pengamalan peserta didik tentang Agama Islam, sehingga menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT.Selain itu,

Pendidikan Agama Islam juga untuk membentuk manusia yang berakhlak

mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara.45

Berkenaan dengan tujuan tersebut maka tujuan Pendidikan

44

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Peraturan Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan Republik Indonesia, No.58 Tahun 2014, h.3. 45

Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama

Islam di Sekolah, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012), Cet. IV, h.78.

Page 35: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46063/1/NAZIHA… · Alhamdulillah segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala

23

Agama Islam haruslah mengacu pada penanaman nilai-nilai ajaran Islam

dan tidak boleh bertentangan dengan etika sosial.46

Berdasarkan tujuan tersebut dapat ditarik beberapa dimensi yang

hendak ditingkatkan dan dituju oleh kegiatan pembelajaran Pendidikan

Agama Islam, yaitu (1) dimensi keimanan peseta didik terhadap ajaran

Agama Islam; (2) dimensi pemahaman atau penalaran (intelektual) serta

keilmuan peserta didik terhadap ajaran Agama Islam; (3) dimensi

penghayatan atau pengalaman batin yang dialami peserta didik dalam

menjalankan ajaran Islam; dan (4) dimensi pengamalannya, dalam arti

bagaimana ajaran Islam yang telah ada pada diri peserta didik itu mampu

menumbuhkan motivasi dalam dirinya sehingga ia secara sadar tergerak

untuk mengamalkan dan menaati ajaran agama Islam dan nilai-nilainya

dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sebagai

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT.47

Adapun menurut Maksudin dalam bukunya menjelaskan tujuan

Pendidikan Agama Islam di SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA/SMK/MAK:

1) Menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan

pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan,

serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi

manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya

kepada Allah SWT

2) Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak

mulia, yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas,

produktif, jujur, adil, etis, santun, berdisiplin, bertoleransi (tasamuh),

menjaga keharmonisan secara personal dan sosial serta

mengembangkan budaya Islami dalam komunitas sekolah.48

Kemudian ruang lingkup pendidikan agama Islam dapat dibagi menjadi

aspek-aspek berikut:

46

Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi (Konsep

dan Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h. 136. 47

Muhaimin, op.cit., h.78. 48

Maksudin, Pengembangan Metodologi Pendidikan Agama Islam Pendekatan Dialektik,

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015), Cet.I, h. 57.

Page 36: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46063/1/NAZIHA… · Alhamdulillah segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala

24

1) Al-Qur’an

2) Aqidah

3) Akhlak

4) Fiqih

5) Tarikh Islam49

Pendidikan Agama Islam di sekolah umum berbeda dengan yang

dilakukan di madrasah/diniyah diselenggarakan oleh masyarakat untuk

menghasilkan ilmu agama.Sedangkan pendidikan agama di sekolah umum

berfungsi untuk memberi semangat peserta didiknya dalam memahami dan

mengamalkan ilmu agama.50

c. Fungsi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Menurut Su’dadah dalam artikel yang ditulisnya fungsi pendidikan

agama islam adalah:

1) Mengembangkan pengetahuan teoritis, praktis, dan fungsional bagi

peserta didik,

2) Menumbuhkembangkan kreativitas, potensi-potensi atau fitrah peserta

didik,

3) Meningkatkan kualitas akhlak dan kepribadian, atau

menumbuhkembangkan nilai-nilai insane dan nilai ilahi,

4) Menyiapkan tenaga kerja yang produktif,

5) Membangun peradaban yang berkualitas (sesuai dengan nilai-nilai Islam)

di masa depan,

6) Mewariskan nilai-nilai Ilahi dan nilai-nilai insane kepada peserta didik.51

Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia

Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Keagamaan BAB II

tentang Pendidikan Agama Pasal 2 Ayat 1 menyatakan bahwa:

“Pendidikan agama berfungsi membentuk manusia Indonesia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak

49

Maksudin, ibid.,h. 57. 50

Aan Andrianih, Penyelenggaraan Pendidikan Keagmaan dalam Peraturan Perundang-

undangan, dari www.gresnews.com/berita/opini/114361-penyelenggaraan-pendidikan-keagamaan-

dalm-peraturan-perundang-undangan/ , diakses pada Senin, 4 Maret 2019, pukul 16.44 WIB. 51

Su’dadah, Kedudukan dan Tujuan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Jurnal

Kependidikan, Vol.II, No.2, November 2014, h.149.

Page 37: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46063/1/NAZIHA… · Alhamdulillah segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala

25

mulia dan mampu menjaga kedamaian dan kerukunan hubungan inter

dan antarumat beragama.”52

Dengan demikian, Pendidikan Agama Islam berfungsi sejalan dengan

tujuan Pendidikan Nasional.

3. Teori Self-Regulated Learning

a. Pengertian Self-Regulated Learning

Regulasi diri bukan merupakan kemampuan mental atau sebuah

kemampuan akademik, tetapi regulasi diri adalah proses mengarahkan diri

oleh pembelajar dalam mengubah kemampuan mental mereka menjadi

kemampuan akademis.53

Pembelajaran regulasi diri atau Self-Regulated

Learningadalah proses pembelajaran yang dapat memunculkan dan

memonitor pikiran, perasaan, dan perilaku untuk mencapai suatu tujuan

dengan diri sendiri. Tujuan ini bisa berarti tujuan akademik atau tujuan

sosioemosional (mengontrol kemarahan, belajar akrab dengan teman

sebaya).54

Teori ini dapat menjadi salah satu cara untuk mencapai metakognitif

peserta didik.Self-regulated learning sudah muncul sejak lama setelah

Perang Dunia II tetapi mulai dikenal ketika seorang pakar pendidikan

bernama Zimmerman mengembangkan konsep ini dalam dunia pendidikan

dengan melakukan berbagai penelitian.Teori ini merupakan

pengembangan dari teori kognitif sosial oleh Albert Bandura, teori tersebut

menyatakan bahwa manusia merupakan hasil struktur kausal yang

interdependen dari aspek pribadi (person), perilaku (behavior) dan

lingkungan (environment).55

Ketiga aspek ini merupakan faktor yang

paling menentukan dalam self-regulated learning. Ketiga aspek ini saling

berhubungan membentuk sebab akibat atau kausal, seorang pribadi akan

berusaha untuk meregulasi diri sendiri, kemudian akan menghasilkan

52

PP Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan

Keagamaan, h. 3. 53

Zimmerman, Becoming a Self-Regulated Learner: An Overview, Theory Into Practice,

Vo.14, 2002, h.65. 54

Fadilah Suralaga dan Solicha, Psikologi Pendidikan, (Tangerang: Lembaga Penelitian

UIN Jakarta, 2010), Cet.I, h. 108. 55

Albert Bandura, Self Efficacy: The Exercise of Control, (New York, Freeman, 1997), h.6.

Page 38: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46063/1/NAZIHA… · Alhamdulillah segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala

26

kinerja atau pun perilaku yang mempengaruhi dan berdampak pada

perubahan lingkungan, pun sebaliknya bahwa lingkungan juga memberi

dampak.56

Seiring dengan perkembangan zaman, para pendidik mulai

memerhatikan self-regulated learning. Hal yang demikian disebabkan oleh

banyaknya permasalahan mulai dari yang sederhana sampai yang

kompleks dalam dunia pendidikan, seperti kegagalan peserta didik dalam

meraih prestasi atau peserta didik yang frustasi dalam menjalankan tugas

sekolahnya, sehingga menuntut pembelajaran baru yang harus diprakarsai

sendiri dan diarahkan sendiri.57

Self-regulated learning merupakan proses

proaktif yang digunakan peserta didik untuk memperoleh keterampilan

akademis seperti menetapkan tujuan, strategi memilah dan menggerakan,

dan efektivitas self-monitoring seseorang, bukan sebagai proses reaktif

yang terjadi pada peserta didik karena kekuatan bukan dari dirinya.58

Peserta didik yang memiliki kemampuan self-regulated learning

disebut self-regulated learner mempunyai strategi pengorganisasian

informasi yang baik dalam menerima materi pembelajaran. Mereka

biasanya memiliki catatan yang rapi dan lengkap sehingga materi menjadi

mudah untuk dipelajari.Self-regulated learner cenderung mengontrol

perilaku belajarnya sendiri, seperti mengatur waktu dan lingkungan

belajarnya sendiri, serta memiliki pengelolaan emosi yang baik seperti

membangkitkan usaha ketika menghadapi kegagalan.59

Self-regulated learning menekankan pada tanggungjawab personal

serta mengontrol pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh.Regulasi

diri dalam belajar juga membawa peserta didik dapat menguasai dalam hal

belajarnya.Perspektif self-regulated learning dalam pembelajaran tidak

hanya istimewa tetapi juga berimplikasi pada bagaimana seharusnya guru

56

Albert Bandura, ibid.,.h. 6. 57

M. Martinez‐Pons, A Social Cognitive View’ Of Parental Influence On Student Academic

Self Regulation. Theory Into Practice, Vol.41, 126‐131, 2010, h.128. 58

Zimmerman, Investigating Self-Regulation and Motivation: Historical

Background,Methodological Developments, and Future Prospects, American Educational

Research Journal, Vol.45, 166-183, 2008,h.166. 59

Bekti D Ruliyanti dan Hermien L, Hubungan Antara Self-Efficacy dan Self-regulated

learning dengan Prestasi Akademik Matematika Peserta didik SMAN 2 Bangkalan, Character,

Vol.3 No. 2, 2014, h.5.

Page 39: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46063/1/NAZIHA… · Alhamdulillah segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala

27

berinteraksi dengan peserta didik, serta bagaimana seharusnya sekolah

diatur.

b. Aspek-Aspek pada Self-Regulated Learning

Menurut Zimmerman Self-regulated learningterdiri atas pengaturan

dari tiga aspek umum pembelajaran akademis, yaitu metakognisi,

motivasi, dan perilaku.60

Selanjutnya Wolters menjelaskan penerapan

ketiga aspek tersebut sebagai berikut:

1) Pengontrolan metakognisi dilakukan dengan aktivitas yang meliputi

berbagai macam aktivitas kognisi dan metakognitif peserta didik,

mereka diharuskan terlibat untuk mendapatkan dan mengubah kondisi

kognisinya. Strategi yang dapat digunakan di antaranya pengulangan,

elaborasi, dan organisasi untuk proses belajarnya. Dengan kata lain,

hal tersebut berarti adanya kepedulian, pengetahuan, dan kontrol

terhadap kondisi kognisinya melalui tiga tahap, yaitu : perencanaan,

mengawasi, dan mengatur aktivitas kognitifnya. Melalui metakognisi,

peserta didik menentukan tujuan, merencanakan, mengatur,

memperbaiki diri, mengawasi diri, dan mengevaluasi diri terhadap

hasil tugas pembelajaran yang bermacam-macam, dan mereka sadar

terhadap kelebihan dan kelemahan dalam belajar, serta mengetahui

cara bagaimana melaksanakan tugas pembelajaran, penggunaan

strategi untuk menyelesaikannya agar dapat memaksimalkan proses

belajar dan hasilnya.61

2) Pengaturan motivasi dilakukan dengan melibatkan aktivitas yang

penuh tujuan dalam memulai, mengatur, mengerjakan,

mempersiapkan, dan menyelesaikan tugas atau aktivitas untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Regulasi motivasi diri adalah

semua pemikiran, tindakan, atau perilaku dimana peserta didik

berusaha mempengaruhi pilihan, usaha, dan ketekunan tugas

60

Sutikno, Kontribusi Self-Regulated Learning dalam Pembelajaran, Jurnal Dewantara,

Vol.2, No.2, September 2016, h.192. 61

Zimmerman, Becoming a Self-Regulated Learner: Which are the key sub-

processes?,Contempporary Educational Psychology, Vol.11, 307-313, 1986, h.308.

Page 40: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46063/1/NAZIHA… · Alhamdulillah segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala

28

akademisnya. Seorang peserta didik yang memiliki SRL akan

mengganggap dirinya berkompeten, percaya pada kemampuannya,

mandiri, dan memunculkan motivasi diri.62

Peserta didik dengan SRL

memberikan banyak ketertarikan terhadap tugas belajarnya, dan

menampilkan usaha yang baik serta ketekunan selama belajar.63

3) Pengaturan regulasi perilaku diri yaitu usaha individu peserta didik

untuk mengontrol sendiri perilaku yang nampak. Jika mereka

menemukan hambatan dalam belajar, maka mereka mencari sendiri

jalan keluarnya, atau bahkan meminta nasihat dari lingkungan

sekitarnya. Artinya mereka memiliki kesadaran fungsional dari

hubungan antara pola pemikiran dan aksinya.64

Dalam hasil penelitiannya Pintrich menjelaskan tiga aspek self-

regulated learning yang mampu meningkatkan kinerja peserta didik di dalam

kelas. Pertama, peserta didik mampu menerapkan strategi metakognitif dalam

pelaksanaan tugasnya, seperti merencanakan, memonitor, dan memodifikasi

kognisinya.Kedua, kemampuan peserta didik dalam berupaya menyelesaikan

tugasnya dengan terkontrol, seperti menangkal hambatan berupa gangguan

lingkungan. Ketiga, peserta didik mampu mempertahankan kognisinya agar

tetap fokus untuk menyusun strategi kognitif yang ia gunakan dalam proses

pembelajaran, mengingat dan memahami materi.65

c. Peran Self-Regulated Learning

Self-regulated learningmerupakan dasar dalam proses sosialisasi serta

melibatkan perkembangan fisik, kognitif, dan emosi. Peserta didik dengan Self-

regulated learningyang tinggi akan memiliki kontrol yang baik dalam proses

mencapai tujuan pembelajarannya.66

Self-regulated learning berperan penting

62

Zimmerman, ibid.,h.308. 63

Zimmerman, Becoming a Self-Regulated Learner: An Overview, Theory Into Practice,

Vo.14, 2002, h.68. 64

Seniye Vural, “A Mixed Methods Intervention Study on The Relationship Between Self-

Regulatory Training and University Students’ Strategy Use and Academic Achievement”, Tesis

dalam Fakultas Sastra Erciyes University, Kayseri, Turkey, 2013, h.16. 65

Pintrich dan De Groot, Motivational and Self-Regulated Learning Components of

Classroom Academic Performance, dalam Journal of Educational Psychology, Vol.82, No.1, 33-

40, 1990, h.34. 66

Sutikno, Kontribusi Self-Regulated Learning dalam Pembelajaran, Jurnal Dewantara,

Vol.2, No.2, September 2016, h. 192.

Page 41: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46063/1/NAZIHA… · Alhamdulillah segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala

29

dalam pembelajaran karena membantu mengarahkan peserta didik pada

kemandirian belajar, seperti mengatur jadwal belajar, menetapkan tujuan

belajar, dan mencari infromasi yang dibutuhkan secara mandiri.Peserta didik

dengan self-regulated learning mampu mengatur waktu belajar mereka sendiri,

mencari informasi tentang pengetahuan dan materi pembelajaran dari berbagai

sumber, seperti memanfaatkan teknologi, kemudian ketika mereka menemukan

kesulitan dalam belajar mereka akan mencari bantuan baik itu kepada gurunya,

temannya, bahkan mengikuti les.67

Para pembelajar memonitor tingkah laku mereka untuk mengatur tujuan

dan selalu melakukan refleksi diri dalam meningkatkan keefektifannya.Hal ini

dapat meningkatkan kepuasan mereka dan motivasi untuk terus menerus

memperbaiki metode belajarnya. Karena motivasi mereka yang unggul dan

metode belajar yang adaptiv, peserta didik yang memiliki regulasi diri tidak

hanya sukses secara akademis tapi optimis dalam memandang masa depan

mereka.68

d. Karakteristik Peserta Belajar Self-Regulated Learning69

1) Menetapkan tujuan-tujuan untuk memperluas pengetahuan mereka dan

terus menerus menahan motivasi mereka.

2) Mereka mengetahui emosinya serta strategi untuk mengetahui emosi

tersebut.

3) Mereka terkadang mengawasi perkembangannya dalam mencapai suatu

tujuan.

4) Memperbaiki atau merevisi strategi belajar yang mereka lakukan

berdasarkan kemajuan dan perubahan yang terjadi dalam diri mereka.

5) Mengevaluasi dan menyesuaikan dengan rintangan yang muncul ketika

mereka belajar untuk mencapai tujuan, serta mencegah rintangan tersebut

datang kembali.

67

Zimmerman, Investigating Self-Regulation and Motivation: Historical Background,

Methodological Developments, and Future Prospects, American Educational Research Journal,

Vol.45 166-183, 2008,h.168. 68

Zimmerman, Becoming a Self-Regulated Learner: An Overview, Theory Into Practice,

Vo.14, 2002, h.66. 69

Fadilah Suralaga dan Solicha, Psikologi Pendidikan, (Tangerang: Lembaga Penelitian

UIN Jakarta, 2010), Cet.I, h.108.

Page 42: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46063/1/NAZIHA… · Alhamdulillah segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala

30

Ketika seorang peserta didik memiliki Self-regulated learningmaka dia

akan selalu menjaga motivasinya dalam belajar, karena memiliki tujuan yang

jelas dan terarah serta selalu dia awasi perkembangannya, dia dapat melawan

segala sesuatu yang dapat menahannya mencapai tujuan yang telah dibuat.

Sehingga peserta didik tersebut mengetahui strategi belajar yang tepat untuk

dirinya.Peserta didik yang memiliki self-regulated learning adalah peserta

didik yang secara metakognitif, motivasional, dan behavioral merupakan

peserta aktif dalam proses belajar. Mereka bebas dari ketergantungan terhadap

guru, ia terus belajar secara mandiri sepanjang hidupnya.70

Peserta didik dapat

menentukan sendiri proses pembelajaran yang akan dia lakukan, sehingga

mereka merupakan agen utama dalam pembelajaran tersebut sebagai akibat

dari pengalaman belajar mereka sendiri. Dengan kata lain peserta didik

memiliki self-determined learning atau disebut dengan istilah heutagogi.71

e. Strategi Self-Regulated Learning

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ernesto Panadero, sekurang-

kurangnya ada enam model strategi self-regulated learning yang

dikembangkan oleh para ahli, yaitu Zimmerman, Boekarts, Winne dan

Hadwin, Pintrich, Efklides dan Hadwin, Jarvela dan Miller.72

Enam model itu

penulis rangkum menjadi penjelasan di bawah ini:

1) SRL model Zimmerman, yang merupakan penulis SRL pertama kali

dan memiliki tiga model SRL, adapun yang paling terkenal adalah

sebagai berikut :forethought (membuat perencanaan, termasuk

menentukan tujuan), performance (mengimplementasikan

perencanaan), dan self-reflection (proses evaluasi atau pun refleksi).

Ketiganya merupakan siklus.

2) SRL model Boekarts dinamakan Dual Processing Model, model ini

menyatakan bahwa jika peserta didik berpikir bahwa tugas belajarnya

akan mengancam kesejahteraannya, maka akan muncul emosi dan

70

Eva Latipah, “Strategi Self-Regulated Learning dan Prestasi Belajar : Kajian Meta

Analisis”, Jurnal Psikologi dalam Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,

Yogyakarta, Vol.37, No.1, 2010, h.110. 71

Hirayanto, Pedagogi, Andragogi, dan Heutagogi serta Implikasinya dalam Pemberdayaan

Masyarakat, Dinamika Pendidikan, Vol.12, No.1, Mei 2017, h.66. 72

Ernesto Panadero, A Review of Self-Regulated Learning: Six Models and Four Direction

for Research,Jurnal Frontiers in Psychology, Vol.8, 2017, h. 422.

Page 43: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46063/1/NAZIHA… · Alhamdulillah segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala

31

keadaan kognitif yang negatif, maka strateginya harus mengarahkan

pada perlindungan ego mereka dari bahaya kemudian dapat berpikir

bahwa tugasnya akan mendukungnya. Kemudian apabila seorang

peserta didik berpikir tugas belajarnya sesuai dengan kebutuhan dan

tujuannya, mereka akan tertarik untuk meningkatkan kompetensinya

dan muncul lah emosi dan keadaan kognitif yang positif, sehingga dapat

melangkah menuju zona seorang ahli. Dalam model ini emosi menjadi

faktor utama.

3) SRL model Winne dan Hadwin terdiri dari empat fase yaitu :task

definition (pemahaman tugas), goal setting and planning (penentuan

tujuan dan perencanaan), enacting study tactics and strategies

(menerapkan strategi dan taktik belajar), dan metacognitively adapting

studying (beradaptasi terhadap belajar secara metakognitif).

4) SRL model Pintrich dikembangkan dengan 4 fase yaitu :forethought,

planning, and activation (penentuan tujuan, perencanaan, dan

pelaksanaan), monitoring, control, reaction dan reflection.

5) SRL model Efklides dikenal dengan model yang paling kuat dalam

aspek matekognisi tahapannya antara lain : task representation

(penggambaran tugas), cognitive processing (proses kognitif), dan

performance (pelaksanaan tugas)

6) SRL model Hadwin, Jarvela, dan Miller dielaborasikan dalam

pembelajaran kolaboratif.

Dari penjabaran di atas, penulis hanya mengambil SRL model pertama

yaitu milik Zimmerman dengan gabungan 4 model yang ia miliki. Menurut

Zimmerman, strategi pembelajaran Self-regulated learning adalah tindakan

atau proses yang diarahkan untuk memperoleh informasi atau keterampilan

yang meliputi perwakilan, tujuan, dan alat pembantu persepsi oleh peserta

didik. Strategi pembelajaran tersebut memiliki langkah-langkah sebagai

berikut:

1) Mengevaluasi diri (Self-evaluation) adalah inisiatif peserta didik dalam

mengevaluasi diri, mengevaluasi kualitas diri dalam mengerjakan

tugasnya dan proses pembelajaran.

Page 44: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46063/1/NAZIHA… · Alhamdulillah segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala

32

2) Menentukan tujuan dan merencanakan (goal setting and palnning),

peserta didik menentukan tujuan yang akan dicapai dengan jelas dan

terarah, kemudian membuat perencanaan tentang langkah-langkah

untuk mencapai tujuan tersebut agar efektif dan optimal. Termasuk di

dalamnya adalah memperhitungkan waktu.

3) Pencarian informasi (seeking information), peserta didik berusaha

mencari informasi dari sumber-sumber yang bervariasi untuk

menyelesaikan tugasnya.

4) Mengatur lingkungan (environmental structuring), inisiatif peserta

didik dalam mengatur lingkungan mereka sehingga dapat mendukung

dan membantu mereka dalam proses belajar lebih baik.

5) Konsekuensi diri (self-consequeting), peserta didik sudah mengetahui

penghargaan dan hukuman yang akan mereka dapat ketika berhasil atau

gagal dalam mecapai tujuan yang telah ditetapkan, dalam arti lain

menyelesaikan tugas atau melakukan ujian.

f. Faktor-Faktor Self-Regulated Learning

Perkembangan Self-regulated learningdipengaruhi oleh beberapa

faktor, di antaranya adalah modeling danSelf-efficacy. Model adalah sumber

penting untuk menyampaikan keterampilan regulasi diri. Keterampilan

regulasi diri yang dapat dicontohkan oleh model di antaranya perencanaan dan

pengelolaan waktu secara efektif, penggunaan strategi yang tepat,

memerhatikan dan berkonsentrasi, mengorganisasi waktu dan informasi,

menciptakan lingkungan belajar yang produktif, dan menggunakan sumber

belajar yang bervariasi. Jika beberapa hal tersebut dilakukan oleh guru, maka

bisa jadi peserta didik akan mengamati dan terbiasa mengikutinya. Proses

pengamatan itu menimbulkan Self-efficacy terhadap kondisi akademik dan

memotivasi dirinya untuk melakukan aktivitas tersebut. Kemudian Self-

efficacy dapat memengaruhi peserta didik untuk memilih tugas, usaha,

motivasi, dan prestasi dirinya.73

g. Fase-Fase Self-Regulated Learning

73

Ormrod, Educational Psychology : Developing Learners, (United State: Pearson, 2014),

h. 296.

Page 45: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46063/1/NAZIHA… · Alhamdulillah segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala

33

Menurut ZimmermanSelf-regulated learningmemiliki beberapa proses,

yaitu74

:

1) Forethought Phase, yang terdiri dari task analysis (goal setting, strategic

planning), dan self-motivation beliefs (self-efficacy, outcome

expectations, intrinsic value, learning goal orientation).

2) Performance Phase yang terdiri dari self-controls (imagery, self-

instruction, attention focusing, task strategies), dan self-observation

(self-recording, self-experimentation).

3) Self-reflection Phase yang terdiri dari self-judgement (self-evaluation,

Causal attribution), dan self-reflection (self satisfaction,

adaptive/dipensive).

Selanjutnya peneliti paparkan:

a) Menentukan tujuan (goal setting). Peserta didik yang memiliki Self-

regulated learningakan mengetahui materi yang mereka ingin kuasai,

materi yang mereka ingin selesaikan, ketika proses pembelajaran.

Mereka mengetahui tujuan dari proses pembelajaran yang mereka

lakukan.

b) Perencanaan (planning). Setelah mereka mengetahui sendiri tujuan dari

proses pembelajaran yang mereka lakukan, kemudian mereka dapat

merencanakan langkah-langkah yang akan dilakukan untuk mencapai

tujuan tersebut. Misalnya berapa lama mereka membutuhkan waktu

untuk mencapai tujuan tersebut, sehingga mereka dapat memanfaatkan

waktu, atau mereka mengetahui sumber belajar yang tepat yang akan

menunjang pemahaman mereka untuk mencapai tujuan pembelajaran.

c) Pengontrolan perhatian (attention control). Karena tujuan mereka jelas

dan terarah, kemudian terencana, maka mereka akan berupaya untuk

mengontrol perhatiannya agar selalu terfokus pada permasalahan pokok,

yaitu tujuan yang hendak dicapai. Peserta didik dengan Self-regulated

learningtidak akan membiarkan perhatiannya teralih kepada

74

Zimmerman, Becoming a Self-Regulated Learner, Theory into Practice, Vol.41, No.2,

2002, h. 67.

Page 46: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46063/1/NAZIHA… · Alhamdulillah segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala

34

permasalahan yang lain, mereka akan menjaga perhatiannya agar selalu

belajar untuk memecahkan persoalan yang dihadapinya.

d) Mengaplikasikan strategi pembelajaran (application of learning

strategies). Peserta didik dengan Self-regulated learningyang mengetahui

tujuan belajar serta mengetahui kesulitan dan kemampuan dirinya

sehingga mereka mengetahui strategi pembelajaran yang tepat serta

mengaplikasikannya dalam proses belajar. Kemudian mereka memilih

dan menggunakan strategi yang bermacam-macam agar tujuannya

tercapai secara optimal.

e) Strategi-strategi memotivasi diri sendiri (Self-motivational strategies).

Karena mereka mengetahui kesulitan serta kemampuannya dalam belajar,

untuk menghindarkan dari rintangan yang akan datang ketika belajar

untuk mencapai tujuan, maka mereka akan melakukan strategi yang

dapat memotivasinya dalam melakukan aktivitas, agar tidak

membosankan. Sehingga kinerja mereka selalu berusaha ditingkatkan.

f) Permintaan bantuan dari luar apabila dibutuhkan. Mereka mengetahu saat

mereka membutuhkan bantuan dari luar dan saat mereka dapat

melakukannya sendiri untuk mengoptimalkan penyelesaian masalah

(kesulitan belajar) yang dihadapi.

g) Pengawasan diri (Self-monitoring). Secara terus menerus mengawasi

perkembangannya agar sesuai dengan rencana yang telah disusun

sehingga tujuannya dapat dicapai. Jika mereka memerlukan untuk

mengubah strategi atau bahkan memodifikasi tujuan yang telah

ditentukan maka mereka akan melakukannya agar lebih baik.

h) Mengevaluasi diri (Self-evaluating). Setelah tujuan belajarnya telah

dicapai, maka mereka akan mengevaluasi dirinya, akan menentukan hal-

hal yang selanjutnya perlu diperbaiki dari proses belajarnya agar

selanjutnya lebih optimal.

B. Kerangka Berpikir

Pendidikan Agama Islam merupakan mata pelajaran untuk meningkatkan

pemahaman, pengamalan, dan pengalaman peserta didik terhadap agama Islam

guna mengintegrasikan iman, ilmu pengetahuan, dan takwa sehingga menjadi

Page 47: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46063/1/NAZIHA… · Alhamdulillah segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala

35

insan mandiri yang dapat menjalankan tugasnya sebagai khalifah di bumi.

Dengan demikian, PAI memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk

karakter peserta didik, serta menjadi salah satu upaya untuk menuju tujuan

Pendidikan Nasional. Proses pembelajaran PAI harus lah mengarahkan kepada

tujuan mulia dari PAI itu, maka salah satu proses yang akan ditempuh adalah

melalui pemilihan dan penggunaan strategi pembelajaran.

Guru harus dapat memilih dan menggunakan strategi pembelajaran yang

tepat serta beresensi dapat mengantarkan peserta didik menjadi pribadi yang

dapat mengatur dirinya sendiri menjadi manusia pembelajar, mengawasi

kemampuan diri, serta mengevaluasi setiap proses pembelajaran yang telah

dilakukan. Karena, tujuan Pendidikan Nasional bukan ditujukan untuk peserta

didik secara berkelompok, tetapi tujuan tersebut merupakan tujuan yang harus

dicapai oleh setiap individu peserta didik.Maka, strategi pembelajaran yang dapat

menumbuhkan karakter peserta didik menjadi manusia pembelajar melalui

karakter pengaturan belajar diri harus lah dilaksanakan.

Jika strategi pembelajaran yang dapat mengarahkan peserta didik memiliki

regulasi diri dalam belajar sudah dilaksanakan, maka harus diimplementasikan

secara konsisten pada proses pembelajaran. Oleh sebab itu, diduga terdapat

sebuah strategi pembelajaran yang dapat dirancang guna menanamkanSelf-

Regulated-Learning (SRL) pada peserta didiknya untuk diimplementasikan pada

pembelajaran PAI.

Page 48: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46063/1/NAZIHA… · Alhamdulillah segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala

36

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Tara Salvia yang berlokasi di Jl.

Menjangan No.9, Sawah Lama, Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Banten.Waktu

penelitian ini adalah dari tanggal 12 Februari – 10 Mei 2019.

B. Latar Penelitian

Sekolah Tara Salvia adalah sekolah Indonesia yang menerima peserta

didik dengan latar belakang yang berbeda.Beroperasi sejak tahun ajaran

2006/2007.Sesuai dengan visi dan misinya, Sekolah Tara Salvia selalu berusaha

memberikan pelayanan akademiknya semaksimal mungkin.Keterlibatan orang

tua dalam pendidikan putra putrinya diharapkan dapat membantu sekolah dalam

mewujudkan komunitas belajar.

Sekolah Tara Salvia berpijak kepada kurikulum nasional yang dipadukan

dengan beberapa kurikulum internasional yang relevan untuk pengembangan

kemampuan peserta didiknya. Kurikulum tersebut memberi kesempatan lebih

luas kepada peserta didik untuk belajar seutuhnya dengan cara mengaplikasikan

teori atau konsep yang telah mereka dapatkan dalam kehidupan sehari-hari

melalui berbagai kegiatan eksplorasi. Dengan demikian mereka diharapkan dapat

mengembangkan potensi diri secara maksimal serta menemukan jati diri sendiri

di tengah peradaban era globalisasi dan peran dirinya yang merupakan bagian

dari kehidupan masyarakat.

Metode pendidikan Tara Salvia mengacu kepada persiapan perkembangan

intelektual, budaya, serta spiritual setiap anak didik seutuhnya. Peserta didik

diarahkan untuk dapat mengatur waktu dan mengenali gaya belajarnya masing-

masing melalui arahan guru, dengan tetap mengacu pada standar prestasi sekolah

sebagai sekolah internasional.

Penelitian ini akan dilakukan di Sekolah Tara Salvia. Pada tingkat

sekolahmenengah pertama dalam pendidikannya memiliki berbagai tujuan yang

hendak dicapai salah satunya adalah memberikan program pengajaran yang

menekankan

Page 49: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46063/1/NAZIHA… · Alhamdulillah segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala

37

pada proses sehingga peserta didik dapat memiliki sikap belajar yang baik. Visi

utama dari sekolah ini adalah menciptakan komunitas belajar, sehingga staf

pengajar dilatih untuk dapat mengarahkan peserta didikanya menjadi pembelajar

mandiri yang aktif, serta memperhatikan perkembangannya baik dari segi fisik,

emosi, sosialisasi, dan intelektual. Mereka harus menjadi pribadi yang unik,

mengetahui kemampuannya sendiri, dan mendapatkan pengetahuan global

melalui lingkungannya.Para peserta didik di Tara Slavia diharapkan menjadi

pribadi yang kreatif, kritis, memiliki nilai-nilai sesuai budaya, memiliki sikap

belajar yang baik, mampu beradaptasi, kolaboratif, dan menjadi komunikator

yang baik.75

C. Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif

yaitu menafsirkan fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian,

misalnya proses, perilaku, persepsi, dan aktivitas secara holistik dengan cara

deksripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang

alamiah dengan jalan melibatkan berbagai cara yang ada.76

Sehingga dari

pengertian tersebut, fenomena yang diamati dihasilkan dari fenomena yang

terjadi pada latar penelitian, dan peneliti ingin mengetahui suatu langkah-

langkah.Prosedur penelitian yang dilakukan menghasilkan suatu temuan yang

diperoleh dari pengumpulan data melalui berbagai instrumen yang

digunakan.Metode kualitatif berfungsi untuk mengungkapkan serta memahami

sesuatu dibalik fenomena yang belum diketahui.77

Peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif karena ingin

memperoleh data yang bersifat apa adanya dalam melakukan strategi

pembelajaran PAI agar hasilnya lebih bermakna. Peneltian ini mengeksplor

fenomena proses pembelajaran PAI dalam kerangka teori self-regulated learning

yang dilaksanakan di Sekolah Tara Salvia. Penelitian yang dilakukan bersifat

induktif.

75

Buku Sekilas Tentang SMP Tara Salvia, h.2. 76

Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2009), Cet.XXIX, h.6. 77

Anselm Strauss dan Juliet Corbin, Dasar-dasar Penelitian Kualitatif, terj. Muhammad

Shodiq dan Imam Muttaqien, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2015), Cet. IV, h.5.

Page 50: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46063/1/NAZIHA… · Alhamdulillah segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala

38

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling penting dalam

penelitian, karena data merupakan hal yang akan merumuskan hasil penelitian.

Peneliti langsung ke lapangan dalam melakukan penelitian ini. Untuk

mendapatkan data yang akurat atau sesuai yang diperlukan oleh peneliti serta data

yang relevan, maka peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, di

antaranya adalah melakukan observasi (pengamatan), interview (wawancara),

dokumentasi, dan triangulasi data.

Data yang akan dikumpulkan oleh peneliti, didapatkan melalui beberapa

teknik, di antaranya:

1. Teknik Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap

gejala yang tampak pada objek penelitian. Observasi atau pengamatan

merupakan salah satu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan

mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung.78

Observasi akan membantu peneliti dalam mengetahui atau menyelidiki

tingkah laku objek penelitian.79

Peneliti akan melakukan observasi langsung ke lokasi terhadap

pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan. Selain itu, peneliti akan

mengamati keadaan lingkungan sekitar lokasi penelitian, akan tetapi fokus

kepada strategi pembelajaran. Objek yang akan diteliti antara lain tujuan

pembelajaran, guru, peserta didik, materi pelajaran, metode pembelajaran,

media pembelajaran, teknik pembelajaran, dan penilaian pembelajaran atau

program evaluasi. Kemudian dari dimensi teori self-regulated learning

tingkah laku peserta didik akan diobservasi, baik dari aspek upaya guru

menanamkan karakter self-regulated learningatau upaya peserta didik

membiasakan dirinya agar memiliki self-regulated learning.Peneliti sebagai

penonton terhadap fenomena yang menjadi topik penelitian.

Tabel 3.1: Kisi-Kisi Instrumen Observasi

78

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2010), h.220. 79

A. Muri Yusuf, Metode Penelitian, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2015), h. 384.

Page 51: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46063/1/NAZIHA… · Alhamdulillah segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala

39

Variabel Dimensi Indikator

Strategi

Pembelajaran

1. Tujuan

Pembelajaran

2. Metode Mengajar

3. Teknik Mengajar

4. Media

Pembelajaran

5. Sumber

Pembelajaran

6. Program Evaluasi

1.1 Tujuan pembelajaran yang

direncanakan oleh guru.

1.2 Tujuan pembelajaran yang

direncanakan peserta didik

1.3 Perangkat pembelajaran guru

dan peserta didik

2.1 Implementasi perencanaan

pembelajaran oleh guru dalam

proses KBM.

2.2 Pembelajaran metakognisi

yang dilakukan

3.1 Impelementasi dari metode

secara spesifik

3.2 Penggunaan teknik mengajar

yang berbeda-beda

4.1 Implementasi dari penyesuaian

dengan materi ajar dan

karakteristik peserta didik

4.2 Berbagai pilihan media dalam

mengajar

5.1 Pemilihan sumber

pembelajaran oleh guru

5.2 Pemilihan sumber

pembelajaran oleh peserta didik

5.3 Cara yang dilakukan peserta

didik ketika menghadapi kesulitan

belajar

6.1 Evaluasi yang digunakan oleh

guru dalam KBM

6.2 Cara guru mengetahui

perubahan atau kemajuan peserta

Page 52: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46063/1/NAZIHA… · Alhamdulillah segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala

40

didik dalam belajar

6.3 Cara peserta didik melakukan

evaluasi terhadap diri sendiri

Self-Regulated

Learning (SRL)

1. Upaya guru

menerapkan

karakter SRL pada

peserta didik

2. Upaya peserta

didik menjadi

pembelajar mandiri

1.1 Strategi pembelajaran yang

berpusat pada peserta didik

1.2 Melakukan self assessment

pada peserta didik

1.3 Melibatkan peserta didik

dalam seluruh aspek pembelajaran

1.4 Guru menerapkan heutagogi

pada proses pembelajaran

1.5 Guru mengarahkan peserta

didik menjadi pembelajar mandiri

1.6 Cara yang digunakan guru

dalam membiasakan kemandirian

belajar pada peserta didik

2.1 Menetapkan tujuan

pembelajaran

2.2 Mengetahui gaya belajar

sendiri

2.3 Melakukan pengontrolan diri

2.4 Melakukan strategi yang telah

direncanakan

2.5 Mempertahankan motivasi dan

perhatian

2.6 Mencari solusi menghadapi

kesulitan belajar

2.7 Melakukan evaluasi atau

review proses pencapaian tujuan

2. Interview (Wawancara)

Page 53: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46063/1/NAZIHA… · Alhamdulillah segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala

41

Wawancara adalah suatu kejadian atau suatu proses interaksi antara

pewawancara dengan sumber informasi atau biasa disebut narasumber melalui

komunikasi langsung. Pengertian lain mengatakan bahwa wawancara

merupakan percakapan tatap muka antara pewawancara dengan narasumber

yang akan membahasa tentang objek yang diteliti dan telah dirancang

sebelumnya. Informasi yang didapatkan berasal dari jawaban pertanyaan yang

diajukan oleh pewawancara.Sehingga, pertanyaan wawancara harus sesuai

dengan keperluan penelitian.Maka, dalam penelitian ini digunakan metode

wawancara tersetruktur, yaitu pewawancara menetapkan sendiri masalah dan

pertanyaan yang diajukan.

Wawancara ini akan dilakukan kepada tim Sekolah Tara Salvia, dan

Guru Pendidikan Agama Islam Sekolah Tara Salvia. Masalah yang akan

ditanyakan mengenai strategi pembelajaran pendidikan agama Islam, dan

upaya guru serta pihak sekolah dalam menjadikan peserta didik menjadi

pribadi yang memiliki pengaturan diri dalam belajar, sesuai dengan visiyang

sekolah tersebut miliki.

Tabel 3.2: Kisi-Kisi Wawancara Direktur Tara Salvia, tim, dan Guru

Dimensi Aspek Indikator Sumber

Strategi

Pembelajaran

Rasional, teoritis,

dan logis

a. Latar belakang

berdirinya Tara

Salvia

Tim Tara Salvia

b. Landasan teori

yang dipakai

Landasan

pemikiran yang

kuat tentang apa

dan bagaimana

peserta didik

belajar

a. Tujuan yang

hendak dicapai

oleh sekolah

b. Strategi

peningkatan

metakognisi

peserta didik

c. Cara yang

digunakan

Page 54: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46063/1/NAZIHA… · Alhamdulillah segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala

42

dalam belajar

peserta didik

Tingkah laku

mengajar yang

dibutuhkan agar

strategi tersebut

berhasil

a. Komunikasi guru

terhadap peserta

didik

(kompetensi

guru, strategi

meningkatkan

kredibillitas

guru, pelatihan

guru, dan

perannya)

Tim Tara Salvia

Lingkungan

belajar yang

diperlukan, agar

strategi tersebut

berhasil.

a. Lingkungan ideal

yang diciptakan

dan dibutuhkan Kepala Sekolah

b. Pengaruh

lingkungan

terhadap

keberhasilan

strategi

Langkah-langkah

atau sintak matik

dalam

impelementasi

strategi

a. Apersepsi Guru PAI

b. Materi/Isi

c. Evaluasi

d. Merangsang

peserta didik

untuk belajar

Page 55: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46063/1/NAZIHA… · Alhamdulillah segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala

43

mandiri

Guru PAI

Tujuan dalam

sasaran

a. Menentukan

tujuan

pembelajaran

sesuai dengan

materi

Tujuan di luar

sasaran

b. Dampak

pengiring/manfa

at yang didapat

dari

pembelajaran

Self-Regulated

Learning (SRL)

Prinsip belajar

SRL

a. Forethought

b. Performance

c. Self-reflection

Pendekatan

a. Self-efficacy

b. Self-motivation

c. Self-

monitoring

d. Self -

evaluation

e. Metacognition

f. Self-

determined

learning

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan sumber non manusia, sumber ini adalah

sumber yang cukup bermanfaat, merupakan sumber yang stabil dan akurat

Page 56: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46063/1/NAZIHA… · Alhamdulillah segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala

44

sebagai gambaran situasi atau kondisi yang sebenarnya, serta dapat dianalisis

secara berulang-ulang dengan tidak mengalami perubahan.80

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang telah berlalu.Dokumen

berbentuk sebuah karya monumental yang dibuat oleh seseorang.Dokumen

memiliki berbagai macam bentuk, seperti bentuk tulisan misalnya biografi,

autobiografi, kebijakan, dll, selain itu ada yang berbentuk gambar, misalnya

foto, sketsa, dll.81

Berkaitan dengan pembelajaran di Tara Salvia, maka dokumen yang

diperlukan oleh peneliti antara lain foto atau video kegiatan pembelajaran dan

aktivitas peserta didik, dokumen kurikulum, dokumen pembelajaran, serta

dokumen yang lainnya yang dapat mendukung dalam proses pengumpulan

data.

4. Triangulasi Data

Hasil analisis data disandingkan dan dihubungkan untuk membangun

satu model yang utuh disebut proses triangulasi data. Model yang

dikembangkan dengan triangulasi yang bersifat saling melengkapi.

Triangulasi merupakan suatu mekanisme untuk melakukan cek dan

ricek.82

Triangulasi data dapat dilakukan dengan waktu, tempat, dan data yang

lainnya. Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda

untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Triangulasi data akan

menguatkan data yang telah didapatkan.

Teknik ini dapat dilakukan melalui observasi partisipatif, wawancara

mendalam, dan studi dokumentasi.83

Sehingga, dalam penelitian ini peneliti

melakukan triangulasi dengan mewawancarai direktur Tara Salvia, beberapa

peserta didik SMP Tara Salvia, dan melakukan studi dokumentasi.

80

Tim Penyusun Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Pedoman Penulisan Skripsi

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, (Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019), h.

67. 81

Sugiyono, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: CV Alfabet, 2014), h.82. 82

Nusa Putra dan Hendarman, Metode Riset Campur Sari: Konsep, Strategi, dan Aplikasi,

(Jakarta : PT Indeks, 2013), h.91-92. 83

Sugiyono, op.,cit, h. 327.

Page 57: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46063/1/NAZIHA… · Alhamdulillah segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala

45

E. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data

Data yang dihasilkan perlu diperiksa keabsahan atau validnya suatu

data.Sehingga diperlukan melakukan uji kredibilitas. Keakuratan, keabsahan, dan

kebenaran data yang terkumpul dan dianalisis sejak awal penelitian akan

menentukan kebenaran dan ketepatan hasil penelitian sesuai dengan masalah

fokus penelitian.84

Maka peneliti akan melakukan langkah-langkah sebagai

berikut:

1. Memperpanjang Waktu Penelitian

Peneliti dalam penelitian ini merupakan instrument penelitian.

Kesahihan dan keabsahan data sangat ditentukan oleh komitmen,

keikutsertaan, dan keterlibatan peneliti secara intens dalam proses

penelitian.85

Ketika data yang dikumpulkan belum meyakinkan, maka peneliti

harus memperpanjang waktu penelitian, tetapi melanjutkan data yang telah

berhasil dikumpulkan.

2. Meningkatkan Ketekunan Penelitian

Ketekunan peneliti sangat berpengaruh pada proses penelitian, peneliti

harus menggunakan teknik yang sesuai dalam pengumpulan data, dengan arti

peneliti harus mengetahui kapan ia harus menggunakan teknik pengumpulan

data yang lain agar mendapatkan data yang lebih akurat, dan komprehensif.

Situasi sosial di lapangan terkadang berubah-ubah, seharusnya peneliti tidak

terpaku pada situasi tersebut, tetapi harus melanjutkan penelitian dengan

menyesuaikan situasi tersebut.

Selain itu, peneliti harus senantiasa menjaga subjektivitasnya guna

menghasilkan penelitian yang objektif.

3. Melakukan Triangulasi Data Sesuai Aturan

Triangulasi merupakan salah satu teknik dalam pengumpulan data

untuk mendapatkan temuan dan interpretasi data yang lebih akurat dan

kredibel.86

Peneliti akan melakukan triangulasi sumber untuk memastikan

kebenaran data, fungsinya untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan

84

A. Muri Yusuf, Metode Penelitian, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2015), h. 394-395. 85

A. Muri Yusuf, ibid.,h.394. 86

A. Muri Yusuf, ibid.,h.395.

Page 58: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46063/1/NAZIHA… · Alhamdulillah segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala

46

dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.87

Triangulasi sumber digunakan peneliti untuk mengecek data yang bersumber

dari direktur, tim sekolah, guru-guru, dan peserta didik. Kemudian, peneliti

juga menggunakan triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data yang

dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan

teknik yang berbeda. Triangulasi teknik dilakukan setelah melakukan teknik

wawancara kemudian hasilnya akan dicek dengan melakukan teknik observasi

dan dokumentasi.

F. Teknik Analisis Data

Miles dan Huberman menegaskan bahwa data penelitian kualitatif

sebaiknya harus dianalisis terlebih dahulu sebelum digunakan, data tersebut

diperoleh dari teknik pengumpulan data yang berbeda-beda, dan akan terlihat

lebih banyak kata-kata dibandingkan dengan angka.88

Analisis data dalam

penelitian kualitatif dilakukan ketika memasuki lapangan, selama di lapangan,

dan setelah selesai di lapangan.Misal, pada saat wawancara, peneliti sudah

melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai. Jika ternayata hasil

wawancara belum dirasa memuaskan, maka peneliti akan melakukan tahap

selanjutnya sampai data yang diperoleh dianggap terpercaya. Selain itu, dalam

menganalisis data kualitatif, peneliti melakukannya secara interaktif dan terus

menerus sampai tuntas, sehingga menghasilkan data jenuh. Langkah-langkah

analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

Periode pengumpulan

Reduksi data

Antisipasi Selama Berlangsung Setelah

Display data

Selama Berlangsung Setelah

Kesimpulan/verifikasi

Selama Berlangsung Setelah

87

Nusa Putra, Penelitian Kualitatif: Proses dan Aplikasi, (Jakarta: PT. Indeks, 2012),

Cet.II, h.190. 88

A. Muri Yusuf, op.cit.,h.407.

ANALISIS

Page 59: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46063/1/NAZIHA… · Alhamdulillah segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala

47

Gambar 3.1 : Komponen dalam analisis data (flow model)

Berdasarkan gambar tersebut, setelah peneliti melakukan pengumpulan

data, maka peneliti berantisipasi sebelum melakukan reduksi data. Semua

langkah analisis data tesebut saling berhubungan satu sama lain, tidak dapat

dipisahkan, dan harus dilakukan secara urut. agar menghasilkan data yang

terpercaya maka peneliti harus menganalisis dengan langkah-lamgkah tersebut.

Adapun model interaktif dalam analisis data ditunjukkan pada gambar

berikut:

Gambar 3.2: Komponen dalam analisis data (interactive model)

Pola umum teknik analisis data adalah sebagai berikut:89

1. Reduksi Data

Reduksi data menunjuk kepada proses pemilihan, pemokusan,

penyederhanaan, pemisahan, dan pentransformasian data mentah yang terlihat

dalam catatan tertulis di lapangan. Reduksi data dilakukan selama penelitian

berlangsung, bahkan sebelum penelitian.90

Dengan reduksi data peneliti tidak

perlu menkuantifikasi data. Data kualitatif dapat direduksi dan dibentuk

dengan berbagai cara, misalnya melalui pemilihan, pengelompokan,

penyimpulan, dll.91

89

Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman, An Expanded Sourcebook: Qualitative

Data Analysi, (London: Sage Publications, 1994), Cet.II, h.10. 90

Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data, ( Jakarta: PT. RajaGrafindo

Persada, 2010), h. 129. 91

Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman, op.cit.,h.11.

Data

Collection

Data Display

Data Reduction

Conclusions :

drawing/verifying

Page 60: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46063/1/NAZIHA… · Alhamdulillah segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala

48

2. Data Display

Display yang dimaksud adalah kumpulan informasi yang telah tersusun

sehingga dibolehkan untuk ditarik kesimpulan dan pengambilan tindakan.92

Melalui data display, peneliti dapat memahami apa yang terjadi dan apa yang

harus dilakukan, apakah menganalisis lebih jauh atau melakukan tindakan

yang lain berdasarkan pemahaman yang telah didapatkan.93

Data yang

diperoleh dapat peneliti sajikan dalam bentuk grafik, tabel, suatu hubungan,

dan yang lainnya.

3. Verifikasi

Setelah data yang telah direduksi dikumpulkan kemudia ditarik

kesimpulan, maka langkah selanjutnya adalah diverifikasi atau kesimpulan

akhir. Ketiga proses ini saling berhubungan dan membentuk siklus dalam

penelitian. Sehingga kesimpulan memerlukan orang lain, tidak hanya

dilakukan oleh satu pihak. Penarikan kesimpulan yang diperoleh merupakan

kesimpulan sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti

pendukung yang kuat pada pengumpulan data tahap berikutnya. Namun,

apabila data yang diperoleh di awal sudah valid serta konsisten dan dibuktikan

dengan bukti pendukung yang kuat saat peneliti kembali ke lapangan, maka

kesimpulan tersebut merupakan kesimpulan kredibel.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan penelliti dengan menggunakan

analisis kualitatif model interaktif adalah sebagai berikut:

1. Melakukan wawancara dengan Tim Sekolah, guru PAI, dan guru mata

pelajaran lain berkaitan dengan strategi pembelajaran yang digunakan

sesuai dengan pedoman wawancara yang telah dibuat;

2. Melakukan wawancara dengan peserta didik berkaitan dengan perilaku

peserta didik saat melaksanakan pembelajaran PAI dan perilaku sehari-hari

tentang pembelajaran;

3. Mengobservasi perilaku peserta didik dalam kegiatan pembelajaran PAI;

4. Mengobservasi kegiatan yang dilakukan oleh guru PAI dalam proses

pembelajaran;

92

A. Muri Yusuf, Metode Penelitian, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2015), h. 408. 93

Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman, loc.cit.

Page 61: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46063/1/NAZIHA… · Alhamdulillah segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala

49

5. Membaca dan menjabarkan pernyataan dari semua narasumber, mencari

makna yang cocok, dengan mencatat hal-hal penting yang berkaitan

dengan strategi pembelajaran PAI dan self-regulated learning;

6. Mengkategorikan catatan-catatan yang diambil dari sumber data lalu

mengklarifikasikannya ke dalam kategori yang sama;

7. Mengelompokan kategori yang telah disusun dan dihubungkan dengan

kategori lainnya sehingga hasilnya akan diperoleh susunan yang sistematis

dan berhubungan satu sama lain;

8. Menelaah relevansi data dengan cara mengkaji susunan pembicaraan yang

sistematik dan relevansinya serta tujuan penelitian;

9. Melengkapi data dengan cara mengkaji isi data baik berupa hasil observasi

dan hasil wawancara serta hasil dokumentasi di lapangan;

10. Menjadikan jawaban atau hasil kajian data kemudian dijadikan jawaban

setelah dianalisis;

11. Setelah menjabarkan jawaban dengan terperinci, maka kemudian peneliti

menyusun laporan.

Page 62: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46063/1/NAZIHA… · Alhamdulillah segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala

72

BAB V

PENUTUP

Sebagai penutup dalam penelitian ini, penulis menyajikan kesimpulan

berdasarkan analisis hasil penelitian dan memberikan saran untuk perbaikan ke

depannya.

A. Simpulan

Strategi pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Tara Salvia untuk

membentuk self-regulated learning pada diri peserta didik melalui tahapan-

tahapan berikut:

1. Guru melakukan pengondisian kelas (Conditioning)

2. Guru memancing konsentrasi dan perhatian peserta didik (Hooking)

3. Guru melaksanakan proses inti pembelajaran (Applying)

4. Guru mengarahkan peserta didik untuk melakukan refleksi diri (Reflecting)

5. Guru menyimpulkan seluruh proses pembelajaran (Terminating)

Tahapan-tahapan tersebut sebagai model strategi SRL kemudian peneliti

singkat menjadi CHART (Conditioning, Hooking, Applying, Reflecting, dan

Terminating). Sebelumnya telah peneliti paparkan keenam model strategi SRL

menurut penelitian yang dilakukan oleh Ernesto Panadero, sekurang-kurangnya

ada enam model strategi self-regulated learning yang dikembangkan oleh para

ahli, yaitu Zimmerman, Boekarts, Winne dan Hadwin, Pintrich, Efklides dan

Hadwin, Jarvela dan Miller.

B. Saran

Penulis berharap hasil penelitian ini dapat memberikan sedikit sumbangan

berupa pemikiran yang digunakan sebagai usaha untuk meningkatkan mutu

pendidikan dan karakter anak bangsa, khususnya dalam pembentukan regulasi

diri melalui pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Adapun saran yang dapat

penulis sumbangkan untuk meningkatkan upaya pembentukan self-regulated

learning pada diri peserta didik melalui pembelajaran PAI antara lain:

1. Untuk sekolah-sekolah, agar selalu melakukan inovasi dalam proses

pembelajaran. Karena sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah memiliki

peran yang besar dalam membantu menciptakan generasi bangsa yang

menyadari belajar sepanjang hayat. Generasi yang memiliki regulasi diri

Page 63: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46063/1/NAZIHA… · Alhamdulillah segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala

73

sehingga secara metakognisi, motivasi, dan tingkah lakunya baik dapat

menjadi bibit unggul dalam menyejahterakan bangsa. Sekolah harus

berupaya menjadi lembaga tempat penghayatan nilai-nilai pendidikan

karakter dan membentuk peserta didik yang memiliki regulasi diri.

2. Sebagai seorang guru harus melakukan proses pembelajaran bukan hanya

transfer of knowledge tetapi harus mendidik dan transfer of value. Guru

harus mengarahkan dan berupaya menanamkan keterampilan belajar kepada

peserta didik. Guru bukan hanya mengajarkan apa ini tetapi mengajarkan

bagaimana mendapatkan ini, learning to learn dan knowing to know.

3. Sebagai orang tua harus menyadari bahwa sekolah pertama bagi anak adalah

keluarga. Sehingga orang tua harus selalu mendidik dan mengawasi

perkembangan anaknya secara fisik, emosi, mental, dan spiritual. Orang tua

berperan penting dalam membantu anaknya memiliki regulasi diri, karena

orang tua adalah percontohan yang nyata bagi anaknya.

4. Sebagai siswa dan mahasiswa harus selalu belajar, belajar selesai dengan

diri sendiri, karena ketika sudah mengenal diri sendiri, sudah selesai dengan

diri sendiri, maka tidak akan kesulitan dalam mengatur hal yang ada di luar

diri kita. Barangsiapa yang mengenal dirinya, maka ia dapat mengenal

Tuhannya. Mencari tahu bagaimana belajar yang baik, bagaimana

kemampuan diri, dan apa yang harus diperbaiki dari diri sendiri akan

melahirkan manusia yang selalu berkembang ke arah kebaikan. Seseorang

yang memiliki self-regulated learning akan mudah dalam mendapatkan

prestasi dan penghargaan, serta yang lebih penting lagi akan menjadi pribadi

yang konsisten dan cerdas.

Page 64: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46063/1/NAZIHA… · Alhamdulillah segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala

74

DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, Noval.Peran Pendidik Menghadapi Revolusi Industri 4.0 Melalui

Pembelajaran Abad 21. Jurnal.2018.

Andrianih, Aan.Penyelenggaraan Pendidikan Keagmaan dalam Peraturan

Perundang-undangan.Berita.www.gresnews.com/berita/opini/114361-

penyelenggaraan-pendidikan-keagamaan-dalm-peraturan-perundang-

undangan/ , 4 Maret 2019.

Arifin, Zainal. Menjadi Guru Profesional (Isu dan Tantangan Masa Depan),

Edutech.1. 2014.

Bandura, Albert.Self Efficacy: The Exercise of Control.New York, Freeman. 1997.

Butler, Deborah L. & Sylvie C. Cartier.Multiple Complementary Methods for

Understanding Self-Regulated Learning as Situated in

Context.ResearchGate:

https://www.researchgate.net/publication/272787463.25 February 2015.

Departemen Agama RI.Al-Qur’an dan Terjemahannya.Bandung: Syamil Qur’an.

Dinata, Pri Ariadi Cahya dkk.Self Regulated Learning sebagai Strategi

Membangun Kemandirian Peserta Didik dalam Menjawab Tantangan

Abad 21.Korespondensi Seminar Nasional Pendidikan Sains.22

Oktober.Surakarta . 2016.

Emzir.Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data.Jakarta: PT. RajaGrafindo

Persada. 2010.

Filosofi Pendidikan.http://tarasalviaedu.or.id/visi-misi-dan-filosofis, 27 Maret

2019.

Hirayanto. Pedagogi, Andragogi, dan Heutagogi serta Implikasinya dalam

Pemberdayaan Masyarakat. Dinamika Pendidikan. 12, 2017.

Page 65: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46063/1/NAZIHA… · Alhamdulillah segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala

75

Hirayanto. Pedagogi, Andragogi, dan Heutagogi serta Implikasinya dalam

Pemberdayaan Masyarakat. Dinamika Pendidikan. 12, 2017.

Jamaludin, dkk.Pembelajaran Perspektif Islam.Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

2015.

Junaedi.Strategi Pembelajaran.Surabaya: LAPIS-PGMI. 2008.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Peraturan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, No.58 Tahun 2014.

Latipah, Eva.Strategi Self-Regulated Learning dan Prestasi Belajar : Kajian Meta

Analisis.Jurnal Psikologi Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta.37, 2010.

Lisnawati Yesi, dkk.Konsep Khalifah dalam Al-Qur’an dan Implikasinya terhadap

Tujuan Pendidikan Islam. Jurnal Tarbawy.2, 2015.

Majid ,Abdul dan Dian Andayani. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi

(Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004). Bandung: PT Remaja

Rosdakarya. 2006.

Makki, Ahmad.Hubungan antara Self-Regulated Learning dengan Prestasi Belajar

Peserta didik SMP Bina Amal.Skripsi pada Fakultas Psikologi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.2010.

Maksudin.Pengembangan Metodologi Pendidikan Agama Islam Pendekatan

Dialektik.Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Cet.I, 2015.

Meilawati, Olis. Wawancara.Menjangan, 7 Mei 2019.

Meilawati, Olis. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran PAI Tara Salvia.Tidak

dipublikasikan. 2019.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.Salinan Lampiran Peraturan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan, Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar

Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. 2016.

Page 66: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46063/1/NAZIHA… · Alhamdulillah segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala

76

Miles, Matthew B. dan A. Michael Huberman.An Expanded Sourcebook:

Qualitative Data Analysi. London: Sage Publications. Cet.II, 1994.

Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif.Bandung:PT Remaja

Rosdakarya.Cet.XXIX, 2009.

Muhaimin, dkk.Paradigma Pendidikan Agama Islam: Upaya Mengefektifkan

Pendidikan Agama Islam di Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

2012.

Mukti, Ali Ghufron.Meniliki Revolusi Industri 4.0 dalam Aspek Pendidikan,

Review Seminar.22 Oktober, 2018.

Nata, Abuddin.Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran.Jakarta:

Prenadamedia Group.Cet.III, 2014.

Nazori, Encep.Wawancara.Menjangan, 2 Mei 2019.

Nurjanah, Erni.Efektivitas Metode Problem Posing terhadap Self-Regulated

Learning dan Pemahaman Konsep Matematika Peserta didik SMK.Skripsi

Fakultas Pendidikan Universitas Pasundan Bandung, 2016.

Ormrod.Educational Psychology: Developing Learners. United State : Pearson.

2014.

Panadero, Ernesto. A Review of Self-Regulated Learning: Six Models and Four

Direction for Research.Jurnal Frontiers in Psychology.8, 2017.

Pintrich dan De Groot.Motivational and Self-Regulated Learning Components of

Classroom Academic Performance.Journal of Educational Psychology.82,

1990.

Pons, M. Martinez. A Social Cognitive View’ Of Parental Influence On Student

Academic Self Regulation. Theory Into Practice. 41, 2010.

Page 67: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46063/1/NAZIHA… · Alhamdulillah segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala

77

PP Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan

Keagamaan.

Putra, Nusa dan Hendarman. Metode Riset Campur Sari: Konsep, Strategi, dan

Aplikasi.Jakarta: PT Indeks. 2013.

Putra, Nusa.Penelitian Kualitatif: Proses dan Aplikasi.Jakarta: PT. Indeks.Cet.II.

2012.

Rofiq,Amam. Peningkatan KualitasProses dan Hasil Pembelajaran Pendidikan

Agama Islam Melalui Pembelajaran Berbasis Multi Media di SMP Negeri

1 Banjarnegara.JurnalKependidikan Al-Qalam.6, 2012.

Rouf, Abd. Potret Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum.Jurnal Pendidikan

Agama Islam.3,

2015,https://www.researchgate.net/publication/309015394_POTRET_PE

NDIDIKAN_AGAMA_ISLAM_DI_SEKOLAH_UMUM6 Maret 2019.

Ruliyanti, Bekti D dan Hermien L, Hubungan Antara Self-Efficacy dan Self-

regulated learning dengan Prestasi Akademik Matematika Peserta didik

SMAN 2 Bangkalan.Character.3, 2014.

Sanjaya, Wina.Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran.Jakarta: Kencana

Prenada Media Group. 2010.

Strauss, Anselm dan Juliet Corbin.Dasar-dasar Penelitian Kualitatif, terj.

Muhammad Shodiq dan Imam Muttaqien.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Cet. IV, 2015.

Su’dadah. Kedudukan dan Tujuan Pendidikan Agama Islam di Sekolah. Jurnal

Kependidikan.2, 2014.

Sugiyono.Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: CV Alfabet. 2014.

Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan.Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya. 2010.

Page 68: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46063/1/NAZIHA… · Alhamdulillah segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala

78

Sulaiman.Stratgei Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Progresif di Sekolah.

Artikel.Universitas Negeri Islam Ar-Raniry Banda Aceh. 2016.

Suralaga, Fadhilah dan Solicha.Psikologi Pendidikan.Jakarta: Lembaga Penelitian

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2010.

Sutikno.Kontribusi Self-Regulated Learning dalam Pembelajaran. Jurnal

Dewantara.2, 2016.

Syah, Muhibbin.Psikologi Pendidikan.Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2013.

Tim Penyusun Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.Pedoman Penulisan Skripsi

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.Jakarta: FITK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. 2019.

Tim Tara Salvia,Sekilas Tentang SMP Tara Salvia.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor.20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional.

Usman, Muhammad Idris. Model Mengajar dalam Pembelajaran: Alam Sekitar,

Sekolah, Kerja, Individual, dan Klasikal. Lentera Pendidikan.15, 2012.

Vural, Seniye. A Mixed Methods Intervention Study on The Relationship

Between Self-Regulatory Training and University Students’ Strategy Use

and Academic Achievement. Tesis Fakultas Sastra Universitas Erciyes,

Kayseri, Turkey. 2013.

Wahyuni, Dinar.Peningkatan Kompetensi Guru Menuju Era Revolusi Industri

4.0.Jurnal Info Singkat.10, 2018.

Wulandari, Setyati Puji. Menciptakan Kemandirian Belajar Peserta didik Melalui

Pembelajaran Berbasis Discovery Learning dengan Assesment for

Learning. Jurnal Pasca Sarjana Prodi Pendidikan Matematika, FKIP,

Universitas Negeri Semarang. 2015.

Page 69: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46063/1/NAZIHA… · Alhamdulillah segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala

79

Yahya, Muhammad.Era Industri 4.0: Tantangan dan Peluang Perkembangan

Pendidikan Kejuruan Indonesia.Naskah Pidato Pengukuhan Penerimaan

Jabatan Profesor Tetap dalam Bidang Ilmu Pendidikan Kejuruan Fakultas

Teknik,14 Maret.Universitas Negeri Makassar. 2018.

Yaumi, Muhammad.Prinsip-prinsip Desain Pembelajaran.Jakarta: Prenadamedia

Group.Cet.II, 2013.

Yayasan.www.tarasalviaedu.or.id. 5 Mei 2019.

Yusuf, A. Muri.Metode Penelitian. Jakarta: Prenadamedia Group. 2015.

Zimmerman. Becoming a Self-Regulated Learner: An Overview, Theory Into

Practice.14. 2002.

Zimmerman. Becoming a Self-Regulated Learner: Which are the key sub-

processes?.Contempporary Educational Psychology.11, 1986.

Zimmerman. Investigating Self-Regulation and Motivation: Historical

Background,Methodological Developments, and Future

Prospects.American Educational Research Journal.45, 2008.

Zuhaili, Wahbah. At-Tafsir al-Munir fi al-Aqidah wa asy-Syari’ah wa al-

Manhaj.Daar Al-Fikr : Damaskus, Juz 1,1418 H.

Page 70: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46063/1/NAZIHA… · Alhamdulillah segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala

80

LAMPIRAN

Page 71: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46063/1/NAZIHA… · Alhamdulillah segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala

81

Proses Hooking

Proses diskusi

Page 72: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46063/1/NAZIHA… · Alhamdulillah segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala

82

Proses Pelaksanaan

Proses reflecting

Page 73: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46063/1/NAZIHA… · Alhamdulillah segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala

83

Kegiatan Tadarus dan Solat Berjama’ah

Siswa mengisi agenda Bersama Guru PAI

Page 74: STRATEGI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46063/1/NAZIHA… · Alhamdulillah segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala

84

Wawancara dengan Koordinator Senior