STRATEGI PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI.docx

8
STRATEGI PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI

Transcript of STRATEGI PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI.docx

Page 1: STRATEGI PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI.docx

STRATEGI PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI

Page 2: STRATEGI PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI.docx

BAB IPEMBAHASAN

 

A. Pendahuluan

Pembelajaran adalah seuatu kegiatan yang mencakup kegiatan

belajar dan mengajar. Kegiatan pembelajaran dilakukian berdasarkan

rencana yang terorganisir secara sistematis  yang mencakup tujuan

pembelajaran, materi pembelajaran dan kegiatan pembelajaran yang

mencakup metode dan media pembelajaran, evaluasi pembelajaran,

dan umpan balik pembelajaran. Suatu trencana pembelajaran dan

pelaksanaannya perlu memperhatikan hal-halyang terkait dengan belajar

bagaimana belajar, belajar bagaimana berpikir, belajar bagaimana

melakukan, dan belajar bagaimana bekerja sama dan hidup bersama.

Sejalan dengan perkembangan anak usia dini, maka

pembelajaran perlu menekankan pada empat aspek tersebut di atas. Hal

tersebut menjadi faktor yang kritis dalam perkembangan anak yang

bersangkutan. Oleh sebab itu, pembelajaran yang direncanakan dan

dilaksanakan pada lembaga pendidikan anak usia dini yang dilakukan

dalam bentuk berbagai kegiatan bermain perlu menekankan pada empat

aspek tersebut di atas ditambah dengan aspek-aspek lain, seperti moral,

perilaku baik sebagai individu, sebagai anggota masyarakat, maupun

sebagai makhluk Tuhan sesuasi dengan nilai-nilai keagamaan.

Sifat pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini

berlangsung secara stumulan dan holistik, sehingga pendekatan dan

desain, serta pelaksanaan pembelajaran anak tersebut terintegrasi   secara

terpadu.

Di sisi lain, ada hal yang penting yang juga harus diperhatikan

oleh pendidik anak usia dini dalam melaksanakan kegiatan belajar

mengajar. Hal penting tersebut adalah berkaitan dengan metode serta

strategi dalam melaksanakan pengajaran bagi anak usia dini. Sukses

tidaknya suatu pengajaran bagi anak usia dini di antaranya adalah

tergantung bagaimana seorang pendidik (pengajar) menggunakan

strateginya.B. Strategi Mengajar Anak Usia Dini

Ada beberapa strategi dalam pelaksanaan kegiatan pengajaran

anak usia dini. Di antara strategi tersebut adalah: (1) Perhatian Intens (2)

Beri Dorongan (3)  Berikan Umpan Balik Khusus (4) Berikian Model

Page 3: STRATEGI PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI.docx

Atau Contoh,(5)  Mendemontrasikan, (6) Menciptakan dan menambahkan

tantangan, (7) Memberikan cara atau bantuan lainnya, serta (8)

Memberikan informasi secara langsung. Sedangkan dalam makalah ini

akan dibatasi pada empat strategi yang pertama yaitu :

1.    Perhatian Intens

Dalam melaksanakan pengajaran seorang guru sebagai

pendidik harus mampu memberikan perhatian yang intens terhadap

anak didik. Menaruh perhatian khusus terhadap anak  sejak usia dini 

dapat membantu mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan

berbahasa, serta kemampuan awal membaca dan menulis dengan cara

bermain dan bersenang-senang anak juga mulai dapat mengembangkan

kemampuan dasar berhitung, hal-hal konseptual dan kognitif serta

konsep-konsep dasar ilmu alam dan pengetahuan teknis lainnya.

Beberapa hal penting dapat mereka peroleh pada saat bermain seperti

kemampuan memahami budaya dan seni, kemampuan memahami

mahkluk hidup dan lingkungan sekitar, bangkitnya kesadaran terhadap

kesehatan lingkungan, olahraga dan rekreasi.

Selain itu, agar setiap anak  mampu memikul tanggung

jawab kemajuanbangsa di masa yang akan datang, maka anak-anak

(tidak terkecuali) harus mendapatkanperhatian dan kesempatan yang

seluas-luasnya untuk tumbuh dan berkembang secara optimal, baik

fisik, mental maupun sosial. Perhatian dan pemberian kesempatan

tumbuh kembang pada anak usia dini harus merupakan tekad dan aksi

yang ditunjukkan oleh keuarga, masyarakat dan pemerintah secara

bersama-sama. Upaya ini sekaligus merupakan bentuk perlindungan

serta mewujudkan kesejahteraan anak dengan memberikan jaminan

terhadap pemenuhan hak-haknya tanpa adanya diskriminasi.

Sepanjang rentang kehidupan manusia, masa anak usia dini

"periode keemasan atau golden period". Pada masa tersebut terjadi

pembentukan dasar-dasar sikap dan perilaku serta perkembangan

berbagai dimensi kecerdasan (inteletual, emosional, sosial, spiritual,

kinestetik dan seni) yang intensif. Periode keemasan tersebut hanya

berlangsung satu kali di sepanjang rentang kehidupan manusia. Jika

potensi-potensi dasar pada periode tersebut kurang memperoleh

berbagai rangsangan maka tidak mustahil kalau potensi anak akan

tenggelam atau tidak berfunsi sama sekali (lost of capacity) ketika ia

tumbuh dan berkembang menjadi pribadi-pribadi dewasa.

Page 4: STRATEGI PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI.docx

2.    Beri Dorongan

Stimulasi harus dilakukan dalam suasana

yangmenyenangkan, yaitu pola asuh yang otoritatif (demokratik).

Artinya : pengasuh harus pekaterhadap isyarat-isyarat anak,

memperhatikan minat, keinginan ataupendapa anak, tidak memaksakan

kehendak pengasuh, penuh kasih sayang, dankegembiraan,

menciptakan rasa aman dan nyaman,

memberi contoh tanpamemaksa, mendorong keberanian untuk

mencoba berkreasi, memberikanpenghargaan atau pujian atas

keberhasilan atau perilaku yang baik,memberikan koreksi bukan

ancaman atau hukuman bila anak tidak dapatmelakukan sesuatu atau

ketika melakukan kesalahan.Pola asuh otoritatif penting untuk

mengembangkankreativitas anak. Dengarkan omongan anak dorong

anak  untuk berani mengucapkan pendapatnya,hargai pendapat anak

jangan memotong pembicaraan anak, jangan memaksakanpendapat

orangtua atau melecehkan pendapat anakRangsanglah anak untuk

tertarik mengamati dan mempertanyakan tentangberbagai hal

dilingkungannya, beri kebebasan dan dorongan untuk

mengembangkan khayalan, merenung, berfikir, mencoba dan

mewujudkangagasan. Berikan pujian untuk hasil yang telah dicapainya

walau sekecilapapun. Jangan menghentikan rasa ingin tahu anak

jangan banyak mengancam ataumenghukum, beri  kesempatan untuk

mencoba, asalkan tidak membahayakandirinya atau orang lainBila

anda sejak dini  mendorong Si Kecil untuk berbagi dan memikirkan

orang lain berarti telah membentuk sifat yang baik.

 Contoh:

Beri waktu. Buat seorang anak belajar berpakaian, melepas pakaian,

mengancingkan kancing, mengikat tali sepatu, menutup retsleting atau

mengancingkan kancing jepret  membutuhkan waktu. Mengharapkan

si dua tahun menarik celana memang mudah, tapi berharap ia bisa

mahir mengikat tali sepatu sebelum ia masuk taman bermain tidaklah

realistis. Anda harus terus memberi dorongan atau memotivasinya

dengan sabar. Anda harus memberinya cukup membanyak waktu agar

ia bisa menyelesaikan satu tugas

3.    Berikan Umpan Balik Khusus

Seorang pendidik anak usia dini tidak berhenti  pada

pelaksanaan kegiatan pembelajaran, atau menyampaikan materi

Page 5: STRATEGI PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI.docx

pembelajaran kepada anak didi. Tetapi pembelajaran tersebut harus

ditindak lanjuti dengan melaksanakan umpan balik terhadap anak

setelah selesai mengadakan kegiatan pembelajaran.

Contoh:

Menulis adalah kegiatan yang membutuhkan keterampilan

motorik halus bagian tangan. Keterampilan motorik halus bagian

tangan akan melibatkan banyak otot kecil: jari jemari, telapak tangan

dan pergelangan tangan.

Ketika usia si kecil menginjak tahun kedua, sirkuit otak yang

mengendalikan dan mengkoordinasikan gerakan tangannya masih

berkembang pesat seperti di tahun pertama usianya. Di samping itu,

bagian otak lain yang bernama serebelum juga mulai berkembang.

Serebelum bertugas mengatur waktu dan koordinasi untuk hampir

semua tugas motorik.

Latihan penting sekali untuk meningkatkan keterampilan

motorik halus anak batita. Latihan ibarat ”umpan balik’  bagi otak

mereka. Makin sering si kecil berlatih, makin pesatlah perkembangan

sirkuit otaknya, dan makin baguslah kemampuan si kecil mengontrol

dan mengkoordinasikan motorik halusnya.

4.    Berikian Model Atau Contoh

   Mengajarkan nilai kehidupan , kemanusiaan ,budaya dan

pengembangan moral pada anak usia dini membutuhkan keteladanan

dari orangtua, guru dan masyarakat . dan penanaman ini tidak hanya

berlangsung dirumah saja tetapi juga berlangsung disekolah dan

masyarakat . sesuai dengan tujuan pendidikan nasional adalah

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman, bertaqwa, kepada tuhan YME berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap ,kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang

demokratis serta bertanggung jawab. Contoh dalam pelajaran sosial

misalnya dalam nilai kehidupan dan kemanusiaan yang ingin

ditanamkan bagaimana hidup rukun di dalam keluarga, masyarakat

berkasih sayang antar anggota keluarga, memelihara kebersihan

lingkungan. mengajarkan nilai kebudayaan misal di daerah Jakarta

siswa harus tahu asal mula ondel-ondel terbuat dari apa, gunanya buat

apa dan bagaimana cara memeliharanya. Sedangkan mengajarkan

pengembangan moral bagaimana bersikap kepada yang lebih tua dan

muda, dan yang paling penting strategi mengajarkan nilai kehidupan,

Page 6: STRATEGI PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI.docx

kemanusiaan, budaya dan moral pada anak usia dini kita harus

memberikan teladan atau contoh terlebih dahulu kalau ingin anak kita

sopan maka harus terlebih dahulu orangtuanya sopan karena anak usia

dini itu melihat contoh dari keluarga, masyarakat/lingkungan dan

memang sedang berada pada proses imitasi atau meniru. Dan inipun

harus berlangsung secara kontinu dan konsisten dari pendidik dan

praktisi sosial.

Orangtua adalah guru terbaik bagi anak termasuk ketika

mengajarkan cara mengekspresikan emosi. Berikan contoh pada

anak-anak perilaku yang sesuai saat sedang marah atau sedih. Berikan

pula beberapa pilihan lain bagaimana cara mengekspresikan

kemarahan, kegembiraan atau kesedihan.

Kembangkan sikap bertanggung jawab pada anak.Misal, jika

anak  menumpahkan minuman minuman ke lantai, maka dia harus

membersihkan sendiri. Sebelumnya berikan contoh dan penjelasan

mengapa ia harus melakukan ituC. Penutup

Dari uraian di atas kiranya dapat ditarik kesimpulan bahwa

dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran ada faktor yang sangat

penting yang harus diperhatikan oleh pendidik anak usia dini.

Keberhasilan pembelajaran khususnya dan pendidikan pada umumnya

harus memperhatikan strateginya.

Strategi tersebut di antaranya ada delapan.  Dari delapan

strategi tersebut pendidik harus melaksanakannya secara serempak dan

bersama-sama serta tidak mementingkan satu strategi saja dan

mengabaikan yang lain.

 

DAFTAR PUSTAKA

Depdikas RI, Buletin PADU (Jurnal Ilmiah Anak Usia Dini Edisi 03 Desember

2002), Jakarta, 2004

Gunarso, D. Singgih, Dasar dan Teori Perkembangan Anak, Jakarta: BPK

Gunung Mulia, 2006

Hapidin, Model-Model Pendidikian untuk Anak Usia Dini, Jakarta: Ghiyats

Alfiani Press, 2006

Jamaris, Martini, Perkembangan dan Pengembangan Anak Usia Taman Kanak-

Kanak, Jakarta: Grasindo, 2006

Santoso, Sugeng, Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta: Citra Pendidikan, 2004

Page 7: STRATEGI PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI.docx