Strategi Pembelajaran

25
STRATEGI PEMBELAJARAN Implementasi Aliran/Psikologi Belajar Sibernetik Pada Pembelajaran OLEH Nengah Widya Utami ( 1415057010 ) Ni Komang Suni Astini ( 1415057003 ) JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA

description

SIbernetik

Transcript of Strategi Pembelajaran

Page 1: Strategi Pembelajaran

STRATEGI PEMBELAJARAN

Implementasi Aliran/Psikologi Belajar Sibernetik

Pada Pembelajaran

OLEH

Nengah Widya Utami ( 1415057010 )

Ni Komang Suni Astini ( 1415057003 )

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

2015

Page 2: Strategi Pembelajaran

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa

karena atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang

berjudul “Implementasi Aliran/Psikologi Belajar Sibernetik Kedalam

Pembelajaran” sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Makalah ini memuat

informasi mengenai pengertian teori belajar sibernatik, aliran-aliran sibernatik,

implementasi teori belajar sibernetik dalam pembelajaran, aplikasi teori belajar

sibernatik dalam pembelajaran, implikasi teori belajar sibernatik dalam

pembelajaran, model pembelajaran aliran sibernatik, keunggulan dan kelemahan

teori sibernetik dalam kegiatan pembelajaran, serta karakteristik aliran sibernetik

secara umum ditinjau dari berbagai aspek dalam pembelajaran.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu

penulis mengharapkan kritik dan saran yang positif dan membangun dari

pembaca untuk menyempurnakan makalah ini. Penulis berharap semoga

makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Singaraja, Februari 215

Penulis

ii

Page 3: Strategi Pembelajaran

DAFTAR ISI

HalamanKATA PENGANTAR......................................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................iii

PENDAHULUAN............................................................................................................1

1.1 Latar Belakang..................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................1

1.3 Tujuan...............................................................................................................2

1.4 Manfaat.............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................3

2.1 Pengertian Teori Belajar Sibernetik..................................................................3

2.2 Teori Belajar Menurut Tokoh Aliran Sibernetik...............................................5

2.2.1 Teori Belajar Menurut Landa....................................................................5

2.2.2 Teori Belajar Menurut Pask dan Scott......................................................6

2.3 Implementasi Teori Belajar Sibernetik dalam Pembelajaran............................6

2.4 Aplikasi Teori Belajar Sibernetik dalam Pembelajaran....................................8

2.5 Model Pembelajaran Teori Belajar Sibernetik..................................................8

2.6 Kelebihan dan Kelemahan Aliran Sibernetik....................................................9

2.7 Karakteristik Aliran Sibernetik Secara Umum Ditinjau dari Berbagai Aspek dalam Pembelajaran........................................................................................10

BAB III PENUTUP.......................................................................................................12

3.1 Simpulan.........................................................................................................12

3.2 Saran................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................13

iii

Page 4: Strategi Pembelajaran

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tujuan pendidikan nasional secara umum adalah peningkatan sumber daya

manusia (SDM) yang berkualitas. Untuk mencapai tujuan tersebut maka

diperlukan adanya pendidikan dan pembelajaran yang efisien dan efektif.

Pembelajaran merupakan upaya membelajarkan siswa. Untuk membelajarkan

seseorang, diperlukan pijakan teori agar apa yang dilakukan guru, dosen, pelatih,

instruktur maupun siapa saja yang berkeinginan untuk membelajarkan orang

dapat berhasil dengan baik.

Ada pijakan teori yang dapat dijadikan pegangan agar pembelajaran berhasil

dengan baik. Teori tersebut adalah teori belajar yang bersifat deskriptif. Teori ini

memberikan bagaimana seseorang melakukan kegiatan belajar. Semua teori

belajar memiliki aplikasi yang berbeda-beda dalam kegiatan pembelajaran.

Demikian juga halnya dengan teori belajar sibernatik sebagaimana akan

dipaparkan oleh penyusun dalam makalah ini.

Pada makalah ini akan dikaji tentang pandangan teori sibernatik terhadap

proses belajar dan implementasinya dalam kegiatan pembelajaran. Pembahasan

diarahkan pada hal-hal seperti pengertian teori belajar sibernatik, aliran-aliran

sibernatik, implementasi teori belajar sibernetik dalam pembelajaran, aplikasi

teori belajar sibernatik dalam pembelajaran, implikasi teori belajar sibernatik

dalam pembelajaran, model pembelajaran aliran sibernatik, keunggulan dan

kelemahan teori sibernetik dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan makalah ini

diakhiri dengan memaparkan karakteristik aliran sibernetik secara umum

ditinjau dari berbagai aspek dalam pembelajaran.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah berdasarkan latar belakang diatas, yaitu sebagai

berikut.

1. Apakah pengertian belajar menurut teori sibernetik?

2. Bagaimana pendapat para tokoh tentang aliran sibernetik?

1

Page 5: Strategi Pembelajaran

3. Bagaimana implementasi teori belajar sibernetik dalam pembelajaran?

4. Bagaimana aplikasi teori belajar sibernetik dalam suatu pembelajaran?

5. Apa saja model pembelajaran yang sesuai dengan aliran sibernetik?

6. Apakah kelebihan dan kelemahan aliran sibernetik?

7. Bagaimana karakteristik aliran sibernetik secara umum ditinjau dari

berbagai aspek dalam pembelajaran?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini, yaitu sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui pengertian belajar menurut teori sibernetik.

2. Untuk mengetahui pendapat para tokoh tentang aliran sibernetik.

3. Untuk mengetahui implementasi teori belajar sibernetik dalam

pembelajaran.

4. Untuk mengetahui aplikasi teori belajar sibernetik dalam suatu

pembelajaran.

5. Untuk mengetahui model pembelajaran yang sesuai dengan aliran

sibernetik.

6. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan aliran sibernetik.

7. Untuk mengetahui karakteristik aliran sibernetik secara umum ditinjau

dari berbagai aspek dalam pembelajaran.

1.4 Manfaat

Manfaat dari penulisan makalah ini, yaitu sebagai berikut.

1. Dapat menambah pengetahuan mengenai teori sibernetik.

2. Dapat menambah wawasan dalam menerapkan teori sibernetik pada

sistem pembelajaran.

3. Dapat dijadikan sebagai modal kita ketika menjadi tenaga pendidik

(guru).

2

Page 6: Strategi Pembelajaran

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Belajar Menurut Teori Sibernetik

Teori sibernetik merupakan teori belajar yang paling baru dibandingkan

dengan teori-teori belajar lainnya. Teori ini berkembang sejalan dengan

perkembangan teknologi dan ilmu informasi. Menurut teori sibernetik belajar

adalah pengolahan informasi. Sekilas, teori mempunyai kesamaan dengan teori

kognitif yang mementingkan proses. Proses memang penting dalam teori

sibernetik. Namun, yang lebih penting lagi adalah sistem informasi yang

diproses. Informasi inilah yang akan mementukan proses. Asumsi lain teori

sibernetik adalah bahwa tidak ada satu proses belajar yang ideal untuk segala

situasi, dan yang cocok untuk semua siswa. Sebab cara belajar sangat ditentukan

oleh sistem informasi. Oleh karena itu, sebuah informasi mungkin akan

dipelajari seorang siswa dengan satu macam proses belajar, dan informasi yang

sama itu mungkin akan dipelajari siswa lain melalui proses belajar yang

berbeda.

Hakekat manajemen pembelajaran berdasarkan teori belajar sibernetik

adalah usaha guru untuk membantu siswa mencapai tujuan belajarnya secara

efektif dengan cara memfungsikan unsur-unsur kognisi siswa, terutama unsur

pikiran untuk memahami stimulus dari luar melalui proses pengolahan

informasi. Proses pengolahan informasi adalah sebuah pendekatan dalam belajar

yang mengutamakan berfungsinya memory. Model proses pengolahan informasi

memandang memori manusia seperti komputer yang mengambil atau

mendapatkan informasi, mengelola dan mengubahnya dalam bentuk dan isi,

kemudian menyimpannya dan menampilkan kembali informasi pada saat

dibutuhkan.

Teori-teori tersebut pada umumnya berpijak pada tiga asumsi yaitu :

1. Bahwa antara simulus dan respon terdapat suatu seri tahapan pemrosesan

informasi dimana pada masing-masing tahapan dibutuhkan sejumlah

waktu tertentu.

3

Page 7: Strategi Pembelajaran

2. Stimulus yang diproses melalui tahapan-tahapan tadi akan dialami

perubahan bentuk ataupun isinya.

3. Salah satu dari tahapan mempunyai kapasitas yang terbatas.

Dari ketiga asumsi tersebut dikembangkan teori tentang komponen struktur

dan pengatur alur pemrosesan informasi (proses kontrol). Komponen

pemrosesan informasi dipilah berdasarkan perbedaan fungsi, kapasitas, bentuk

informasi, serta proses terjadinya “lupa”. Ketiga komponen tersebut adalah :

a. Sensory Receptor (SR)

Sensory Receptor (SR) merupakan sel tempat pertama kali informasi

diterima dari luar. Di dalam SR informasi ditangkap dalam bentuk aslinya,

bertahan dalam waktu sangat singkat, dan informasi tadi mudah terganggu

atau berganti.

b. Working Memory (WM)

Working Memory (WM) diasumsikan mampu menangkap informasi

yang diberi perhatian oleh individu. Karakteristik WM adalah memiliki

kapasitas terbatas (informasi hanya mampu bertahan kurang lebih 15 detik

tanpa pengulangan) dan informasi dapat disandi dalam bentuk yang berbeda

dari stimulus aslinya. Artinya agar informasi dapat bertahan dalam WM,

upayakan jumlah informasi tidak melebihi kapasitas disamping melakukan

pengulangan.

c. Long Term Memory (LTM)

Long Term Memory (LTM) diasumsikan; 1) berisi semua pengetahuan

yang telah dimiliki individu, 2) mempunyai kapasitas tidak terbatas, 3) sekali

informasi disimpan di dalam LTM ia tidak akan pernah terhapus atau hilang.

Persoalan lupa pada tahapan ini disebabkan oleh kesulitan atau kegagalan

memunculkan kembali informasi yang diperlukan.

Sejalan dengan teori pemrosesan informasi, Ausubel (1968) mengemukakan

bahwa perolehan pengetahuan baru merupakan fungsi srtuktur kognitif yang

telah dimiliki individu. Reigeluth dan Stein (1983) mengatakan pengetahuan

ditata didalam struktur kognitif secara hirarkhis. Ini berarti pengetahuan yang

lebih umum dan abstrak yang diperoleh lebih dulu oleh individu dapat

mempermudah perolehan pengetahuan baru yang rinci.

4

Page 8: Strategi Pembelajaran

Proses pengolahan informasi dalam ingatan dimulai dari proses penyandian

informasi (encoding), diikuti dengan penyimpanan informasi (storage), dan

diakhiri dengan mengungkapkan kembali informasi-informasi yang telah

disimpan dalam ingatan (retrieval). Ingatan terdiri dari struktur informasi yang

terorganisasi dan proses penelusuran bergerak secara hirarkhis, dari informasi

yang paling umum dan inklusif ke informasi yang paling umum dan rinci,

sampai informasi yang diinginkan diperoleh.

2.2 Teori Belajar Menurut Tokoh Aliran Sibernetik

Dalam bentuknya yang lebih praktis, teori sibernetik telah dikembangkan

oleh beberapa tokoh yaitu Landa (dalam pendekatan yang disebut algoritmik dan

heuristik), Pask dan Scott (dengan pembagian siswa tipe menyeluruh atau

wholist dan tipe serial serialist), dan dikembangkan oleh Gagne dan Berliner,

Biehler dan Snowman, Baine serta Tennyson (pendekatan-pendekatan lain yang

berorientasi pada pengelolaan informasi).

2.2.1 Teori Belajar Menurut Landa

Menurut Landa, ada dua macam proses berfikir, di antaranya :

a. Proses berpikir algoritmik, yaitu proses berpikir sistematis, tahap demi

tahap, linear, konvergen, lurus menuju kesatu target tujuan tertentu.

Contoh: kegiatan menelepon, menjalankan mesin mobil, dan lain-lain.

b. Cara berpikir heoristik, yaitu cara berpikir devergen, menuju beberapa

target tujuan sekaligus. Memahami suatu konsep yang mengandung arti

ganda dan penafsiran biasanya menuntut seseorang untuk menggunakan

cara berpikir heuristik. Contoh: Operasi pemilihan atribut geonetri,

penemuan cara-cara pemecahan masalah, dan lan-lain.

Proses belajar akan berjalan dengan baik jika apa yang hendak dipelajari

atau masalah yang hendak dipecahkan diketahui ciri-cirinya. Suatu materi lebih

tepat disajikan dalam urutan teratur, linier, sekuensial. Materi lainnya lebih tepat

disajikan dalam bentuk terbuka dan memberi keleluasan kepada siswa untuk

berimajinasi dan berpikir.

5

Page 9: Strategi Pembelajaran

2.2.2 Teori Belajar Menurut Pask dan Scott

Menurut Pask dan Scott, ada dua macam cara berpikir yaitu cara berpikir

serialis dan cara berpikir wholist atau menyeleruh. Pendekatan serialis yang

dikemukakannya memiliki kesamaan dengan pendekatan algoritmik. Sedangkan

cara berpikir menyeluruh (wholist) adalah berpikir yang cenderung melompat ke

depan, langsung ke gambaran lengkap sebuah sistem informasi.

Siswa tipe wholist atau menyeluruh cenderugn mempelajari sesuatu dari

tahap yang paling umum kemudian bergerak ke yang lebih khusus. Sedangkan

siswa tipe serialist cenderung berpikir secara algoritmik.

Teori sibernetik sebagai teori belajar dikritik karena lebih menekankan pada

sistem informasi yang akan dipelajari, sedangkan bagaimana proses belajar

berlangsung dalam diri individu sangat ditentukan oleh sistem informasi yang

dipelajari teori ini memandang manusia sebagai pengolahan informasi, pemikir,

dan pencipta. Sehingga diasumsikan manusia mampu mengolah, menyimpan,

dan mengorganisasikan informasi.

2.3 Implementasi Teori Belajar Sibernetik dalam Pembelajaran

Teori belajar pengolahan informasi termasuk dalam lingkup teori kognitif

yang mengemukakan bahwa belajar adalah proses internal yang tidak dapat

diamati secara langsung dan merupakan perubahan kemampuan yang terikat

pada situasi tertentu. Namun memori kerja manusia mempunyai kapasitas yang

terbatas.

Dalam mengorganisasikan pembelajaran perlu dipertimbangkan ada

tidaknya prasyarat belajar untuk suatu kapabilitas, apakah siswa telah memiliki

prasyarat belajar yang diperlukan. Ada prasyarat belajar utama yang harus

dikuasai siswa, dan ada prasyarat belajar pendukung yang dapat memudahkan

siswa.

Teori belajar pemrosesan informasi mendeskripsikan tindakan belajar

merupakan proses internal yang mencakup beberapa tahapan. Sembilan tahapan

dalam peristiwa pembelajaran sebagai cara-cara eksternal yang berpotensi

mendukung proses-proses internal dalam kegiatan belajar adalah :

a. Menarik perhatian

6

Page 10: Strategi Pembelajaran

b. Memberitahukan tujuan pembelajaran kepada siswa

c. Merangsang ingatan pada pra syarat belajar

d. Menyajikan bahan peransang

e. Memberikan bimbingan belajar

f. Mendorong unjuk kerja

g. Memberikan balikan informative

h. Menilai unjuk kerja

i. Meningkatkan retensi dan alih belajar.

2.4 Aplikasi Teori Belajar Sibernetik dalam Pembelajaran

Teori belajar pengolahan informasi termasuk dalam lingkup teori kognitif

yang mengemukakan bahwa belajar adalah proses internal yang tidak dapat

diamati secara langsung dan merupakan perubahan kemampuan yang terikat

pada situasi tertentu. Namun memori kerja manusia mempunyai kapasitas yang

terbatas.

Dalam mengorganisasikan pembelajaran perlu dipertimbangkan ada

tidaknya prasyarat belajar untuk suatu kapabilitas, apakah siswa telah memiliki

prasyarat belajar yang diperlukan. Ada prasyarat belajar utama yang harus

dikuasai siswa, dan ada prasyarat belajar pendukung yang dapat memudahkan

siswa.

Dengan demikian aplikasi teori sibernetik ini dalam kegiatan pembelajaran

akan mempunyai langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menentukan tujuan-tujuan pembelajaran

2. Menentukan materi pembelajaran

3. Mengkaji system informasi yang terkandung dalam materi pelajaran

4. Menentukan pendekatan belajar yang sesuai dengan sistem informasi

tersebut

5. Menyusun materi pelajaran dalam urutan yang sesuai dengan sistem

informasinya

6. Menyajikan materi dan membimbing siswa belajar dengan pola yang sesuai

dengan urutan materi pelajaran.

7

Page 11: Strategi Pembelajaran

2.5 Model Pembelajaran Teori Belajar Sibernetik

Menurut teori sibernetik dikatakan proses belajar sangat ditentukan oleh

sistem informasi yang dipelajari. Hal ini diasumsikan bahwa tidak ada satu

proses belajarpun yang ideal untuk segala situasi, dan yang cocok untuk semua

siswa. Sebab cara belajar sangat ditentukan oleh sisitem informasi.

Maka dari itu pemilihan model sebagai sarana pengolahan informasi

harus melihat karakteristik siswa yang dihadapi.

Contoh : Materi segiempat (SMP kelas VIII) diajarkan menggunakan model

Jigsaw jika karakter peserta didik bisa bekerja secara mandiri, namun lebih baik

menggunakan STAD jika siswanya belum bisa bekerja secara mandiri.

Model pembelajaran yang sesuai dengan aliran sibernetik, antara lain:

a. Model pembelajaran kooperatif (cooperative learning)

Dalam pembelajaran kooperatif, guru memberikan stimulus berupa kuis atau

pertanyaan-pertanyaan sebagai tes kemampuan prasyarat siswa, sehingga siswa

aktif berfikir. Dan belajar menurut sibernetik adalah pengolahan informasi oleh

siswa. Pengolahan informasi ini terjadi karena adanya stimulus dari guru yang

berupa informasi.

b. Model pembelajaran open ended

Tujuan dari pembelajaran open-ended menurut Nohda (dalam Suherman,

2003: 124) ialah untuk membantu mengembangkan kegiatan kreatif dan pola

pikir matematis siswa melalui problem solving secara simultan. Dengan kata

lain, kegiatan kreatif dan pola pikir matematis siswa harus dikembangkan

semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan setiap siswa. Hal yang harus

digarisbawahi adalah perlunya memberi kesempatan siswa untuk berfikir dengan

bebas sesuai dengan minat dan kemampuannya. Aktivitas kelas yang penuh

dengan ide-ide matematika ini pada gilirannya akan memacu kemampuan

berfikir tingkat tinggi siswa.

Ini sejalan dengan hakekat manajemen pembelajaran berdasarkan teori

belajar sibernetik adalah usaha guru untuk membantu siswa mencapai tujuan

belajarnya secara efektif dengan cara memfungsikan unsur-unsur kognisi siswa,

terutama unsur pikiran untuk memahami stimulus dari luar melalui proses

pengolahan informasi.

8

Page 12: Strategi Pembelajaran

2.6 Kelebihan dan Kelemahan Aliran Sibernetik

Keunggulan strategi pembelajaran yang berpijak pada teori sibernetik yaitu

sebagai berikut.

a. Cara berpikir yang berorientasi pada proses lebih menonjol

b. Penyajian pengetahuan memenuhi aspek ekonomis

c. Kapabilitas belajar dapat disajikan lebih lengkap

d. Adanya keterarahan seluruh kegiatan belajar kepada tujuan yang ingin

dicapai

e. Adanya transfer belajar pada lingkungan kehidupan yang sesungguhnya

f. Kontrol belajar memungkinkan belajar sesuai dengan irama masing-masing

individu

g. Balikan informasi memberikan rambu-rambu yang jelas tentang tingkat

unjuk kerja yang telah dicapai dibandingkan dengan unjuk kerja yang

diharapkan.

Sedangkan kelemahan strategi pembelajaran yang berpijak pada teori

sibernetik yaitu teori aliran ini dikritik karena secara tidak langsung membahas

tentang proses belajar sehingga menyulitkan dalam penerapan. Ulasan teori ini

cenderung ke dunia psikologi dan informasi dengan mencoba melihat

mekanisme kerja otak. Karena pegetahuan dan pemahaman akan mekanisme ini

sanagat terbatas maka terbatas pula kemampuan untuk menerapkan teori ini.

2.7 Karakteristik Aliran Sibernetik Secara Umum Ditinjau dari Berbagai

Aspek dalam Pembelajaran

Aspek yang dibandingkan

Karakteristik

Makna Belajar Belajar adalah pengolahan informasiProses Belajar Pembelajaran berlangsung sejalan dengan system informasi,

tidak ada satupun cara belajar ideal untuk segala situasi.Kekuatan a. Cara berfikir yang berorientasi pada proses lebih

menonjol.b. Penyajian pengetahuan memenuhi aspek ekonomis.c. Kapabilitas belajar dapat disajikan lebih lengkap.d. Adanya keterarahan seluruh kegiatan belajar kepada

tujuan yang ingin dicapai.

9

Page 13: Strategi Pembelajaran

e. Adanya transfer belajar pada lingkungan kehidupan yang sesungguhnya.

f. Kontrol belajar memungkinkan belajar sesuai dengan irama masing-masing individu.

g. Balikan informatif memberikan rambu-rambu yang jelas tentang tingkat unjuk kerja yang telah dicapai dibandingkan dengan unjuk kerja yang diharapkan.

Kelemahan Terlalu menekankan pada sistem informasi yang dipelajari, dan kurang memperhatikan bagaimana proses belajar.

Evaluasi Lebih menekankan bagaimana peserta didik mengembangkan cara untuk memecahkan masalah. Menggunakan berbagai cara untuk mengontrol proses belajar/berfikir

Peserta Didik Peserta didik bisa belajar dan bekerja sendiri atau dalam dalam kelompok untuk memproses informasi yang ada dalam materi. Sangat dituntut keaktivan peserta didik dalam memproses informasi yang diberikan. Aktivitas yang dilakukan bebas selama informasi bisa diproses dan menjadi pengetahuan/ memori jangka panjangnya.

Pendidik Tugas guru dalam proses pembelajaran adalah;a. menetapkan tujuanb. menentukan materi pelajaranc. mengkaji system informasi (materi)d. menyusun system informasie. mengkaji materi dan membimbing mahapeserta didik

dengan pola sesuai materi pelajaran.Lingkungan Belajar Belajar bisa di dalam kelas ataupun di luar kelas. Yang

terpenting informasi yang terkandung dalam materi pelajarn bisa diproses dengan berbagai cara oleh peserta didik.

10

Page 14: Strategi Pembelajaran

BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

1) Menurut teori sibernetik, belajar adalah pengolahan informasi.

2) Asumsi lain dari teori sibernetik adalah bahwa tidak ada satu proses

belajarpun yang ideal untuk segala situasi, dan yang cocok untuk semua

siswa.

3) Teori tentang komponen struktural dan pengatur alur pemrosesan informasi

(proses kontrol) antara lain:

- Sensory Receptor (SR)

- Working Memory (WM)

- Long Term Memory (LTM)

4) Teori Belajar Menurut Landa

5) Ada dua macam proses berfikir yaitu proses berfikir algoritmik dan proses

berfikir heuristik.

6) Teori Belajar Menurut Pask dan Scott

7) Ada dua macam cara berfikir, yaitu cara berfikir serialis dan cara berfikir

wholist atau menyeluruh.

8) Kelebihan strategi pembelajaran yang berpijak pada teori pemrosesan

informasi adalah cara berfikir yang berorientasi pada proses lebih menonjol.

9) Kelemahan dari teori ssibernetik adalah terlalu menekankan pada sistem

informasi yang dipelajari, dan kurang memperhatikan bagaimana proses

belajar.

3.2 Saran

Situasi stimulus yang hendak direspon oleh siswa harus disampaikan sedekat

mungkin waktunya dengan respon yang diinginkan atau keterdekatan. Situasi

11

Page 15: Strategi Pembelajaran

stimulus dan responnya perlu diulang-ulang atau dipraktekkan agar belajar dapat

diperbaiki dan meningkatkan retensi belajar atau pengulangan.

12

Page 16: Strategi Pembelajaran

DAFTAR PUSTAKA

Abay’s. 2012. Teori Belajar Sibernetik. http://abayalbiruni.blogspot.com/ 2011/12/makalah-tbm-kelompok-11.html

Arul. 2012. Kegiatan Pembelajaran Menurut Teori Sibernetik. http://makalahbarataanpba.blogspot.com/2012/02/kegiatan-pembelajaran-menurut-teori.html

Julianto.2014.Teori Belajar Sibernetik. http://juliianto.blogspot.com/2014/03/ teori-belajar-sibernetik.html

Prasko. 2012. Teori Belajar Sibernetik. http://prasko17.blogspot.com/2012/07/ teori-belajar-sibernetik.html

Muti’ah Umi. 2011. Teori Belajar Sibernetik. http://mutiaumay.blogspot.com/ 2011/12/sibernetik-mutiahsalamah-dan-laila.html

Ramadhan Syahrir.2014.Teori Belajar Sibernetik. http://tulismenulis.com/teori-belajar-sibernetik/

Wulandari Eka. 2011. Teori Belajar Sibernetik. http://keyalairi.blogspot.com/ 2011/12/ teori-belajar-sibernetik.html

Wirabuana. 2012. Teori Sibernetik. http://madewirabuana.blogspot.com/2012/06/ teori-sibernetik.html

13