Strategi Pemasaran Produk Unilever Indonesia

6
Chapter 7 : Strategy For Competing in Internasional Markets Dibawah ini adalah analisis beberapa strategi yang dilakukan unilever indonesia dengan mengacu pada chapter 7. Strategi Ekspor/ Export Strategies Unilever Indonesia ternyata tidak hanya melayani pasar domestik saja. Bersumber dari media online, ternyata permintaan dari negara luar pun ada. Menurut General Manager Manufacturing Snowerdi Sumardi, Sampai saat ini, sudah ada 21 negara yang mengimpor produk Unilever Indonesia kebanyakan Asia Tenggara. Selain sejumlah negara tersebut yang mengimpor, ada pula 6 negara lainnya yang baru minta untuk diekspor produk Unilever Indonesia. Negara tersebut antara lain Belanda dan United Kingdom (UK). Memang, produk yang diekspor tidak besar. Artinya, produk Unilever Indonesia masih banyak untuk dipasarkan di dalam negeri. Kendati jumlahnya masih relatif kecil, yakni 20% dari total produksi, namun ekspor tersebut tetap penting dan akan menjadi nilai strategis bagi unilever. Dengan adanya ekspor tersebut, artinya kualitas produksi unilever indonesia diakui kualitasnya di negara luar. Dengan demikian, harapannya peluang untuk memperlebar ekspor ke pasar yang lebih luas semakin terbuka. Produk unilever indonesia akan semakin dikenal. Saat ini saingan utama perseroan datang di lingkungan internal. Yaitu dengan pabrik Unilever yang ada di Vietnam, Australia, dan beberapa negara lainnya. Produk- produk yang tidak bisa di produksi di Indonesia karena keterbataan fasilitas, di impor dari negara tersebut, seperti deodoran aerosol yang masih diimpor dari Australia. Strategi Lisensi/ Licensing Strategies Sejak 1971, Unilever Indonesia memperoleh hak untuk menggunakan merek dan teknologi Unilever N.V. atau anggota kelompok perusahaan Unilever, dan perseroan harus membayar imbalan tahunan 2,00% (termasuk PPh) dari nilai penjualan kepada pihak ketiga selama tahun yang bersangkutan. Pada 11 Desember 2012, perseroan kembali menandatangani perjanjian lisensi merek, lisensi teknologi dan layanan jasa pusat yang merupakan

description

Ekonomi dan Bisnis, Industri Terapan

Transcript of Strategi Pemasaran Produk Unilever Indonesia

Chapter 7 : Strategy For Competing in Internasional MarketsDibawah ini adalah analisis beberapa strategi yang dilakukan unilever indonesia dengan mengacu pada chapter 7.Strategi Ekspor/ Export StrategiesUnilever Indonesia ternyata tidak hanya melayani pasar domestik saja. Bersumber dari media online, ternyata permintaan dari negara luar pun ada. Menurut General Manager Manufacturing Snowerdi Sumardi, Sampai saat ini, sudah ada 21 negara yang mengimpor produk Unilever Indonesia kebanyakan Asia Tenggara. Selain sejumlah negara tersebut yang mengimpor, ada pula 6 negara lainnya yang baru minta untuk diekspor produk Unilever Indonesia. Negara tersebut antara lain Belanda dan United Kingdom (UK). Memang, produk yang diekspor tidak besar. Artinya, produk Unilever Indonesia masih banyak untuk dipasarkan di dalam negeri. Kendati jumlahnya masih relatif kecil, yakni 20% dari total produksi, namun ekspor tersebut tetap penting dan akan menjadi nilai strategis bagi unilever. Dengan adanya ekspor tersebut, artinya kualitas produksi unilever indonesia diakui kualitasnya di negara luar. Dengan demikian, harapannya peluang untuk memperlebar ekspor ke pasar yang lebih luas semakin terbuka. Produk unilever indonesia akan semakin dikenal. Saat ini saingan utama perseroan datang di lingkungan internal. Yaitu dengan pabrik Unilever yang ada di Vietnam, Australia, dan beberapa negara lainnya. Produk- produk yang tidak bisa di produksi di Indonesia karena keterbataan fasilitas, di impor dari negara tersebut, seperti deodoran aerosol yang masih diimpor dari Australia.Strategi Lisensi/ Licensing StrategiesSejak 1971, Unilever Indonesia memperoleh hak untuk menggunakan merek dan teknologi Unilever N.V. atau anggota kelompok perusahaan Unilever, dan perseroan harus membayar imbalan tahunan 2,00% (termasuk PPh) dari nilai penjualan kepada pihak ketiga selama tahun yang bersangkutan.Pada 11 Desember 2012, perseroan kembali menandatangani perjanjian lisensi merek, lisensi teknologi dan layanan jasa pusat yang merupakan pembaharuan perjanjian serupa, dan berlaku efektif sejak 1 Januari 2013.Pertama, perjanjian lisensi merek mencakup pemberian lisensi atas merek yang dimiliki oleh perusahaan grup Unilever. Nilai royalti akan disesuaikan secara bertahap menjadi 1,00% pada 2013, 2,00% pada 2014 dan 3,00% mulai 2015 dan seterusnya. Royalti dihitung berdasarkan nilai total omzet ke pihak ketiga, di luar omzet produk yang mereknya dimiliki oleh perseroan.Kedua, perjanjian lisensi teknologi mencakup pemberian lisensi atas teknologi yang dimiliki oleh perusahaan grup Unilever. Nilai royalti akan disesuaikan secara bertahap menjadi 1,00% pada 2013, 1,50% pada 2014 dan 2,00% mulai 2015 dan seterusnya. Royalti dihitung berdasarkan nilai total omset ke pihak ketiga, atas produk Perseroan yang memperoleh dukungan teknologi.Ketiga, perjanjian layanan pusat mencakup penyediaan jasa layanan pusat dari grup perusahaan Unilever kepada perseroan yang meliputi strategi kepemimpinan, jasa profesional dan strategi kategori produk. Nilai imbal jasa untuk layanan pusat dihitung berdasarkan biaya aktual (actual cost recovery), dengan batas maksimum 3,00% dari total penjualan kepada pihak ketiga.Beban signifikan Unilever yang dikenakan pihak berelasi (Rp juta):KeteranganJuni 2013Juni 2012

Royalti ke Unilever N.V.255.234360.412

Biaya jasa ke UBGS (pembayaran melalui Unilever N.V.)434.712105.331

Jumlah689.946465.743

Sebagai persentase dari jumlah beban umum dan administrasi68,17%61,22%

Unilever akan mengurangi dampak biaya tinggi akibat kenaikan royalti dengan mengurangi porsi penjualan produk-produk yang tak banyak mencuri perhatian konsumen. Namun pihak manajemen tidak memberikan rincian produk tersebut.Hingga kini, Unilever telah mengantongi sekitar 40 brand populer terdiri dari divisi makanan dan minuman serta keperluan rumah tangga mulai dari sabun, deterjen, pengharum, kecap, penyedap rasa, dan es krim.Waralaba/ Franchising StrategiesMerujuk pada wikipedia, waralaba diartika hak-hak untuk menjual suatu produk atau jasa maupun layanan. Sedangkan menurut versi pemerintah Indonesia, waralaba adalah perikatan yang salah satu pihaknya diberikan hak memanfaatkan dan atau menggunakan hak dari kekayaan intelektual (HAKI) atau pertemuan dari ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan oleh pihak lain tersebut dalam rangka penyediaan dan atau penjualan barang dan jasa. Sedangkan menurut Asosiasi Franchise Indonesia, yang dimaksud dengan waralaba ialah suatu sistem pendistribusian barang atau jasa kepada pelanggan akhir dengan pengwaralaba (franchisor) yang memberikan hak kepada individu atau perusahaan untuk melaksanakan bisnis dengan merek, nama, sistem, prosedur dan cara-cara yang telah ditetapkan sebelumnya dalam jangka waktu tertentu meliputi area tertentu.Dari penjelasan diatas, sampai saat ini unilever tidak menjalankan strategi bisnis dengan waralaba atau Fanchising. Merek Unilever hanya ada satu dan dimiliki oleh satu perusahaan di Indonesia yaitu PT Unilever Indonesia Tbk.Strategi Anak Perusahaan Asing/ foreign subsidiary strategiesMerujuk pada website Unilever Indonesia dan wikipedia, unilever indonesia tidaklah memiliki anak perusahaan di luar negri, akan tetapi Unilever Indonesia sendirilah yang merupakan anak perusahaan dari Unilever. Unilever adalah perusahaan multinasional yang memproduksi barang konsumen yang bermarkas di Rotterdam, Belanda. Perusahaan ini didirikan tahun 1930. Perusahaan ini mempekerjakan 206.000 pekerja. Memproduksi makanan, minuman, pembersih, dan konsumen pribadi. Beberapa merek terkenal milik Unilever adalah: Rinso, Sunsilk, Dove, dan Clear.Di Indonesia, Unilever bergerak dalam bidang produksi sabun, deterjen, margarin, minyak sayur dan makanan yang terbuat dari susu, es krim, makanan dan minuman dari teh, produk-produk kosmetik, dan produk rumah tangga.PT Unilever Indonesia sendiri baru didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever. Pada 22 Juli 1980, nama perusahaan diubah menjadi PT Lever Brothers Indonesia dan pada 30 Juni 1997, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia Tbk.Saat ini Unilever indonesia memiliki dua anak perusahaan, yaitu PT Anugrah Lever (dalam likuidasi), kepemilikan Perseroan sebesar 100% (sebelumnya adalah perusahaan patungan untuk pemasaran kecap) yang telah konsolidasi dan PT Technopia Lever, kepemilikan Perseroan sebesar 51%, bergerak di bidang distribusi ekspor, dan impor produk dengan merek Domestos Nomos.Aliansi/ Alliance and Joint venture StrategiesPada tanggal 22 November 2000, UnileverIndonesia mengadakan perjanjian dengan PT Anugrah Indah Pelangi, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT Anugrah Lever (PT AL) yang bergerak di bidang pembuatan, pengembangan, pemasaran dan penjualan kecap, saus cabe dan saus-saus lain dengan merk dagang Bango, Parkiet dan Sakura dan merk-merk lain atas dasar lisensi perusahaan kepada PT Al.Pada tanggal 3 Juli 2002, perusahaan mengadakan perjanjian dengan Texchem Resources Berhad, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT Technopia Lever yang bergerak di bidang distribusi, ekspor dan impor barang-barang dengan menggunakan merk dagang Domestos Nomos. Pada tanggal 7 November 2003, Texchem Resources Berhad mengadakan perjanjian jual beli saham dengan Technopia Singapore Pte. Ltd, yang dalam perjanjian tersebut Texchem Resources Berhad sepakat untuk menjual sahamnya di PT Technopia Lever kepada Technopia Singapore Pte. Ltd.Dalam Rapat Umum Luar Biasa perusahaan pada tanggal 8 Desember 2003, perusahaan menerima persetujuan dari pemegang saham minoritasnya untuk mengakuisisi saham PT Knorr Indonesia (PT KI) dari Unilever Overseas Holdings Limited (pihak terkait). Akuisisi ini berlaku pada tanggal penandatanganan perjanjian jual beli saham antara perusahaan dan Unilever Overseas Holdings Limited pada tanggal 21 Januari 2004. Pada tanggal 30 Juli 2004, perusahaan digabung dengan PT KI. Penggabungan tersebut dilakukan dengan menggunakan metoda yang sama dengan metoda pengelompokan saham (pooling of interest). Perusahaan merupakan perusahaan yang menerima penggabungan dan setelah penggabungan tersebut PT KI tidak lagi menjadi badan hukum yang terpisah. Penggabungan ini sesuai dengan persetujuan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dalam suratnya No. 740/III/PMA/2004 tertanggal 9 Juli 2004.Pada tahun 2007, PT Unilever Indonesia Tbk. (Unilever) telah menandatangani perjanjian bersyarat dengan PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (Ultra) sehubungan dengan pengambilalihan industri minuman sari buah melalui pengalihan merek Buavita dan Gogo dari Ultra ke Unilever. Perjanjian telah terpenuhi dan Unilever dan Ultra telah menyelesaikan transaksi pada bulan Januari 2008.Strategi Multi Domestik/ Multidomestic StrategyBerpikir Lokal, Bertindak LokalUnilever memahami bahwa setiap negara memiliki beragam budaya dan kondisi geografis yang berbeda- beda di setiap negara. Dari kesadaran itu, maka Unilever Indonesia dalam pembuatan produknya selalu disesuaikan dengan permintaan pasar Indonesia. Salah satu produk kecantkan misalnya, unilever indonesia menghadirkan PONDS White Beauty sebagai jawaban untuk perawatan wajah kulit indonesia. Kondisi negara Indonesia sebagai negara tropis terutama dengan letak geografis di garis khatulistiwa menjadikan Indonesia negara yang memiliki cuaca yang panas dengan paparan sinar UV yang cukup tinggi. Melihat kondisi tersebut untuk mendapatkan kulit jernih, putih dan merona diperlukan pelembab guna membentuk lapisan pelindung pada permukaan kulit sehingga kulit menjadi halus, lentur, serta mengurangi penguapan air dari dalam kulit. Pelembab yang mengandung bahan pencerah dan juga sunscreen dapat memperbaiki warna kulit dan melindungi kulit dari paparan sinar matahari, sehingga kulit wajah yang cerah dan sehat merona bisa didapatkan.PONDS White Beauty memahami bahwa seiring dengan berjalannya waktu, konsumen menginginkan produk perawatan kecantikan yang bukan hanya mencerahkan, tetapi mampu memberikan efek kulit sehat yaitu tampak jernih, putih dan merona. Hal ini didukung oleh hasil survei bahwa sebanyak 97% perempuan Indonesia menginginkan kulit wajah yang tampak jernih dan putih merona.Contok lain strategi unilever indonesia dalam menarik konsumen baru dan mempertahankan konsumen lama dengan berpikir lokal bertindak lokal adalah dengan mengadakan mudik bareng. Indonesia adalah satu satunya negara yang memiliki budaya mudik di hari lebaran/ perayaan agama. Dengan menyadari hal itu, melalui salah satu produknya yaitu sariwangi, Unilever Indonesia pada tahun 2006 mengadakan program mudik bareng. SariWangi Mobil Mudik sebagai sarana untuk membina keakraban antaranggota keluarga melalui komunikasi hangat yang dilakukan selama persiapan dan perjalanan mudik berkat fasilitas Mobil Mudik SariWangi. Strategi untuk negara berkembangSalah satu strategi yang bisa dilakukan di negara berkembang adalah dengan menawarkan harga- harga produk yang murah, maksudnya disesuaikan dengan kemamampuan daya beli di negara tersebut. Unilever Indonesia menyadari bahwa Indonesia termasuk di barisan negara berkembang. Oleh karena itu, jika kita perhatikan, produk dari unilver ditawarkan dengan harga yang beragam namun kesemuaannya masih dalam jangkauan masyarakat Indonesia. Harga yang ditawarkan sangat kompetitif dengan produk sejenisnya dari pesaing.Unilever Indonesia.