Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi … · Penyusunan Rencana Aksi Nasional...

18
Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi (Stranas PPK) serta Rencana Aksi Daerah Pemberantasan Korupsi (RAD PK) A. Pendahuluan Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Sebagai konsekuensi diratifikasinya United Nations Convention against Corruption (UNCAC) oleh Pemerintah Republik Indonesia melalui UU No. 7 Tahun 2006, maka perlu dilakukan penyesuaianpenyesuaian kembali terhadap langkahlangkah strategis yang diperlukan dalam rangka pemberantasan korupsi di Indonesia. Direktorat Hukum dan HAM Bappenas sejak tahun 2006 telah mengkoordinasikanKementerian/Lembaga terkait serta pemangku kepentingan lainnya untuk menyusun Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi 20112025 yang lebih komprehensif, yang dijadikan sebagai acuan bagi seluruh stakeholders. Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi 20112025 tersebut ditujukan untuk melanjutkan, mengkonsolidasikan dan menyempurnakan berbagai upaya dan kebijakan pemberantasan korupsi agar mempunyai dampak yang konkrit bagi peningkatan kesejahteraan, keberlangsungan pembangunan berkelanjutan dan konsolidasi demokrasi. Sebagai penjabaran rencana aksi jangka panjang 20112025, dibuat rencana aksi jangka menengah 20112014. Selain itu dibentuk juga rencana aksi yang lebih tajam dan dapat dijadikan acuan dalam melaksanakan pencegahan dan pemberantasan korupsi oleh Kementerian/Lembaga secara tahunan. Penyusunan Rencana Aksi Nasional Tahunan ini dimulai pada akhir tahun 2010 dengan melibatkan Kementerian/ Lembaga terkait dan Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4). Sampai dengan saat ini Naskah Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi masih mengalami banyak perkembangan dan penyempurnaan. Berdasarkan masukan para pakar dari berbagai bidang disliplin ilmu, perlu dicantumkan fokus kegiatan prioritas berupa strategi Pendidikan dan budaya anti korupsi ke dalam dokumen ini. Sehingga dalam perkembangan terakhir di akhir tahun 2011, Fokus kegiatan prioritas pada Stranas Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi menjadi 6 strategi yakni (1) Strategi Pencegahan; (2) Strategi Penegakan Hukum; (3) Strategi Kriminalisasi dan Harmonisasi Peraturan Perundangundangan; (4) Strategi Kerja Sama Internasional dan Perampasan Aset; (5) Strategi Pendidikan dan Budaya Anti Korupsi; dan (6) Strategi Mekanisme Pelaporan. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2011 Setelah melalui proses yang cukup panjang, Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2011 dituangkan ke dalam Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2011. Inpres No. 9 Tahun 2011 yang diterbitkan pada 12 Mei 2011 terdiri dari 6 strategi, 11 program, 102 rencana aksi, dan 142 subrencana aksi yang meliputi 16 Kementerian/Lembaga. Titik berat Inpres 9/2011 adalah pada Pencegahan Korupsi terutama di bidang Penegakan Hukum (fokus kepada Pencegahan Korupsi pada institusi Kepolisian,

Transcript of Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi … · Penyusunan Rencana Aksi Nasional...

Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi (Stranas PPK) serta Rencana Aksi Daerah Pemberantasan Korupsi (RAD PK) 

  A. Pendahuluan  Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi  Sebagai konsekuensi diratifikasinya United Nations Convention against Corruption (UNCAC) oleh Pemerintah Republik  Indonesia melalui UU No. 7 Tahun 2006, maka perlu dilakukan penyesuaian‐penyesuaian  kembali  terhadap  langkah‐langkah  strategis  yang  diperlukan dalam rangka pemberantasan korupsi di  Indonesia. Direktorat Hukum dan HAM Bappenas sejak  tahun  2006  telah mengkoordinasikanKementerian/Lembaga  terkait  serta  pemangku kepentingan  lainnya  untuk menyusun  Strategi  Nasional  Pencegahan  dan  Pemberantasan Korupsi  2011‐2025  yang  lebih  komprehensif,  yang  dijadikan  sebagai  acuan  bagi  seluruh stakeholders.  Strategi  Nasional  Pencegahan  dan  Pemberantasan  Korupsi  2011‐2025 tersebut ditujukan untuk melanjutkan, mengkonsolidasikan dan menyempurnakan berbagai upaya  dan  kebijakan  pemberantasan  korupsi  agar mempunyai  dampak  yang  konkrit  bagi peningkatan kesejahteraan, keberlangsungan pembangunan berkelanjutan dan konsolidasi demokrasi.  Sebagai  penjabaran  rencana  aksi  jangka  panjang  2011‐2025,  dibuat  rencana  aksi  jangka menengah  2011‐2014.  Selain  itu  dibentuk  juga  rencana  aksi  yang  lebih  tajam  dan  dapat dijadikan  acuan  dalam  melaksanakan  pencegahan  dan  pemberantasan  korupsi  oleh Kementerian/Lembaga  secara  tahunan.  Penyusunan  Rencana  Aksi  Nasional  Tahunan  ini dimulai pada akhir tahun 2010 dengan melibatkan Kementerian/ Lembaga terkait dan Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4).  Sampai dengan saat  ini Naskah Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi masih mengalami banyak perkembangan dan penyempurnaan. Berdasarkan masukan para pakar dari berbagai bidang disliplin ilmu, perlu dicantumkan fokus kegiatan prioritas berupa strategi  Pendidikan  dan  budaya  anti  korupsi  ke  dalam  dokumen  ini.  Sehingga  dalam perkembangan  terakhir  di  akhir  tahun  2011,  Fokus  kegiatan  prioritas  pada  Stranas Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi menjadi 6 strategi yakni  (1) Strategi Pencegahan; (2)  Strategi  Penegakan  Hukum;  (3)  Strategi  Kriminalisasi  dan  Harmonisasi  Peraturan Perundang‐undangan;  (4)  Strategi  Kerja  Sama  Internasional  dan  Perampasan  Aset;  (5) Strategi Pendidikan dan Budaya Anti Korupsi; dan (6) Strategi Mekanisme Pelaporan.  Instruksi  Presiden  Nomor  9  Tahun  2011  tentang  Rencana  Aksi  Pencegahan  dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2011  Setelah  melalui  proses  yang  cukup  panjang,  Rencana  Aksi  Nasional  Pencegahan  dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2011 dituangkan ke dalam Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2011. Inpres No. 9 Tahun 2011 yang diterbitkan pada 12 Mei 2011 terdiri dari 6 strategi, 11 program,  102  rencana  aksi,  dan  142  sub‐rencana  aksi  yang  meliputi  16 Kementerian/Lembaga. Titik berat Inpres 9/2011 adalah pada Pencegahan Korupsi terutama di bidang  Penegakan Hukum (fokus  kepada  Pencegahan  Korupsi  pada  institusi  Kepolisian, 

Kejaksaaan, dan Dirjen Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM).  Inpres  ini merinci langkah‐langkah  konkrit  untuk  pencegahan  dan  pemberantasan  korupsi  yang  harus dijalankan  oleh  seluruh  aparat  negara  penerima  Inpres.  Langkah‐langkah  itu  mencakup enam  strategi  yaitu  pencegahan,  penindakan,  harmonisasi  peraturan  dan  perundang‐undangan,  penyelamatan  aset  hasil  korupsi,  kerjasama  Internasional,  dan  mekanisme pelaporan.   Inpres  9/2011 merupakan  bagian  pertama  dari  rangkaian  Rencana  Aksi  Pencegahan  dan Pemberantasan Korupsi (RAN PK) yang akan dilaksanakan secara berkesinambungan sampai dengan  tahun  2014.  Rangkaian  RAN  PK  ini  seharusnya  sudah  tertuang  dalam  Strategi Nasional  Pencegahan  Korupsi  2011‐2014  yang  disusun  Bappenas,  dimana  sampai  dengan saat  ini masih belum selesai dan diterbitkan. Keseluruhan RAN PK  tersebut dirancang agar dapat meningkatkan nilai CPI Indonesia, dengan sasaran prioritas pada lima bidang yaitu (1) Perizinan,  (2)  Pajak  dan  Bea  Cukai,  (3)  Pertanahan,  (4)  Penegakan  Hukum,  serta  (5) Ketenagakerjaan.  Penyusunan Aksi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2012  Rencana Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2011 yang belum diselesaikan oleh Kementerian/Lembaga, dilanjutkan pada  tahun 2012  dengan penambahan  aksi  yang disesuaikan dengan prioritas nasional dan masukan dari berbagai pihak. Bappenas bersama dengan  UKP4,  Setwapres  dan  Kementerian/Lembaga  terkait  mengkoordinasikan penyusunan Aksi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2012  Rencana Aksi Daerah Pemberantasan Korupsi (RAD PK)  Diktum  11  Butir  3  Inpres No.  5  Tahun  2004  Tentang  Percepatan  Pemberantasan  Korupsi menyebutkan  bahwa  Menteri  Negara  Perencanaan  Pembangunan  Nasional/  Kepala Bappenas  bertugas  menyusun  Rencana  Aksi  Nasional  Tahun  2004‐2009  Pemberantasan Korupsi  (RAN‐PK),    berkoordinasi  dengan  Menteri/Kepala  Lembaga  Pemerintah  Non Departemen  terkait  dan  unsur  masyarakat  serta  Komisi  Pemberantasan  Korupsi. Selanjutnya, dokumen RAN PK disosialisasikan ke daerah, kemudian daerah didorong untuk menyusun  Rencana  Aksi  Daerah  Pemberantasan  Korupsi  (RAD  PK).  Dalam  Peraturan Presiden  No.  5  Tahun  2010  tentang  Rencana  pembangunan  Jangka Menengah  Nasional (RPJMN)  2010‐2014 menyebutkan  bahwa  salah  satu  hal  yang menandakan  terwujudnya pemerintahan  yang  bersih  dan  bebas  KKN  adalah  terlaksananya  RAD  PK  di  Propinsi, Kabupaten dan Kota.     

B. Capaian Kinerja  

Hasil yang dicapai  Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi,  Inpres No. 9 Tahun 2011 dan Penyusunan Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2012  Sepanjang  tahun  2011,  telah  dilakukan  berbagai  pertemuan  dalam  rangka  koordinasi penajaman  Strategi  Nasional  Pencegahan  dan  Pemberantasan  Korupsi,  baik  jangka menengah  (2011‐2014)  maupun  jangka  panjang  (2011‐2025).  Selain  itu  dilakukan  juga pertemuan dalam rangka pembahasan Inpres No. 9 Tahun 2011 serta Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2012  

Waktu dan Tempat Pelaksanaan 

Kegiatan  Keterangan 

Akhir Des 2010‐akhir Januari 2011 

Penajaman Stranas PPK 2011‐2014 dan Rencana Aksi PPK 2011 oleh Wapres cq. UKP 4  

 

18 Februari 2011  Rapat  koordinasi  terbatas lingkup  Kemenko Perekonomian,  Kemenko Kesra  dan  Kemenko Polhukam  tentang pembahasan  draft  inpres tentang  percepatan, pencegahan  dan pemberantasan korupsi 2011

Agenda pertemuan adalah tanggapan K/L terhadap matriks Stranas PPK dan penajaman rencana aksi stranas ppk tahun 2011. Pertemuan ini dipimpin langsung oleh Menkopolhukam dengan dihadiri oleh para Menteri terkait Stranas PPK  

Februari 2011  Konsolidasi dengan K/L yang akan dituangkan menjadi Inpres Percepatan Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2011  

11 Maret 2011  Kantor Kementerian Koordinator  Bidang Politik,  Hukum  dan Keamanan   

Rapat Koordinasi Pembahasan  Matriks Lampiran Inpres tentang Rencana  Aksi  Pencegahan dan  Pemberantasan  Korupsi Tahun 2011   

‐ Pertemuan  ini merupakan  tindak lanjut  terhadap  konfirmasi  / tanggapan  dari  Kementerian/ Lembaga  per  tanggal  10  Maret 2011,  dengan  jumlah  rencana aksi PPK menjadi 45 butir. 

‐ Pertemuan  ini  merupakan finalisasi matriks  lampiran  Inpres tentang Rencana Aksi PPK  tahun 2011,  matriks  ini  selanjutnya akan  dilaporkan  kepada  wakil presiden,  yang  kemudian  akan dikoordinasikan  dengan 

sekretaris  kabinet  untuk penyusunan draft inpres Rencana Aksi  Pencegahan  dan Pemberantasan  Korupsi  Tahun 2011.  

‐ Rapat  koordinasi  ini  dibuka  oleh sekretaris  Menkopolhukham, dipimpin  oleh  Menteri  PPN/ Kepala  Bappenas,  dan  dihadiri oleh  kementerian/  lembaga terkait. 

‐ Hasil  rapat  koordinasi  akan disampaikan  terlebih  dulu kepada Bapak Menkopolhukham, dan  sebelum  dilaporkan  kepada bapak  Wakil  Presiden,  hal‐hal yang  berkaitan  dengan  waktu target penyelesaian dan hal yang masih belum jelas, seperti halnya pada  10  kasus  yang  harus dipetakan  jaksa  agung,  akan dikoordinasikan  terlebih  dahulu dengan UKP4. 

‐ Setelah  dilaporkan  ke  bapak Wakil  Presiden,  maka  matriks lampiran  Inpres  Rencana  Aksi PPK  tahun  2011  ini  akan diteruskan ke Sektretaris Kabinet, untuk dijadikan penyusunan draft Inpres. 

6 April 2011 Kantor  Wakil Presiden 

Rapat Koordinasi Pembahasan  Matriks Lampiran Inpres tentang Rencana  Aksi  Pencegahan dan  Pemberantasan  Korupsi Tahun 2011 

‐ Pertemuan  ini  bertujuan  untuk membahas  lebih  lanjut mengenai  Matriks  Lampiran Inpres  tentang  Rencana  Aksi Pemcegahan  dan Pemberantasan  Korupsi  Tahun 2011.  Terdapat  beberapa perubahan yakni 1. Menghapus  Rencana  Aksi 

tentang  percepatan pelaksanaan  SKB  4  Menteri dan  Kepala  BKPM  tentang Percepatan pelayan perizinan dan  non  perizinan  untuk memulai usaha, Rencana Aksi mengenai  Mekanisme pendampingan  TKI    yang 

bermasalah  di  luar  negeri, dan  Rencana  aksi  tentang pengawasan  terhadap pembangunan  angkutan udara, darat dan laut perintis. 

2. Menambahkan  4  Rencana aksi  yang  terkait  dengan perpajakkan dan bea cukai 

3. Meningkatkan  transparansi pelayanan  pada  kantor pelayanan  Dirjen  bea  cukai serta  pembuatan  MoU  anti korupsi  dengan  para  stake holders  dan  optimalisasi whistle  blowing  system  dan kerja  sama  dengan  K/L  dan PPATK  mengenai  pertukaran data. 

‐ Total  Rencana  Aksi  pada  Rapat Koordinasi  kali  ini  disepakati sebanyak 45 butir. 

13 April 2011 Kantor  Wakil Presiden 

Rapat KoordinasiPembahasan  final  Matriks Lampiran  inpres  tentang Rencana  Aksi  Pencegahan dan  Pemberantasan  Korupsi Tahun 2011 

‐ Pertemuan  ini  bertujuan  untuk penajaman  Rencana  Aksi Pencegahan  dan  Pemberantasan Korupsi Tahun 2011. 

‐ Total  Rencana  Aksi  PPK menjadi 102  Rencana  Aksi  setelah mendapatkan  penambahan  dari Rencana  Aksi  dari  Satgas Pemberantasan  Mafia  Hukum yang  dikemukakan  oleh  kepala UKP4  yang  menambahkan rencana  Aksi  untuk  Kepolisian, Kejaksaan  dan  Kementerian Hukum dan HAM (terkait dengan Pemasyarakatan). 

12 Mei 2011  Penerbitan Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2011 

Inpres  9  tahun  2011  terdiri  dari  6 strategi,  11  program,  102  rencana aksi, dan 142 sub‐rencana aksi yang meliputi  16  Kementerian/Lembaga. Titik  berat  Inpres  9/2011  adalah pada  Pencegahan  Korupsi  terutama di  bidang  Penegakan  Hukum  (fokus kepada  Pencegahan  Korupsi  pada institusi Kepolisian, Kejaksaaan, dan Dirjen Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM) 

7‐8 Oktober 2011 Hotel Four Season  

Lokakarya Expert Consultation Stranas PPK 

‐ Dalam  rangka  finalisasi dokumen Stranas  PPK  baik  jangka menengah  dan  jangka  panjang, maka  diperlukan  adanya pertemuan  para  Pakar  dari berbagai  disiplin  ilmu  bertujuan untuk  memberikan  masukan kepada  Bappenas  mengenai beberapa hal yang terkait dengan draft Stranas PPK. Dari hasil akhir pertemuan  ini  diharapkan Pemerintah  bersama‐sama dengan  para  ahli  tersebut  dapat menentukan  fokus  dan  langkah‐langkah  strategis  untuk  upaya pencegahan  dan  pemberantasan korupsi.  Hal  ini  juga  ditujukan untuk menyiapkan dokumen final Stranas PPK dan mempersiapkan proses  peluncuran  dokumen Stranas  PPK  pada  akhir  Oktober 2011. 

‐ Peserta  pertemuan  antara  lain: Tim Inti (BAPPENAS, SETWAPRES, UKP4,  KPK,  Satgas  PMH, Kemitraan, ICW, TII, dan UNODC), Para  nara  sumber,  pakar  yang memiliki  pemikiran  mendalam terhadap upaya pencegahan dan pemberantasan  korupsi  di Indonesia.  

24‐28 Oktober 2011,  Marrakech, Maroko  

Konferensi  negara  pihak Konvensi  PBB  Antikorupsi (Conference  Of  the  States Parties to the United Nations Convention  Against Corruption  ‐  COSP  UNCAC) sesi keempat 

Konvensi  yang  dihadiri   lebih  dari 1000  delegasi  dari  129  negara  ini membahas  isu‐isu  mengenai mekanisme  kajian  terhadap pelaksanaan  UNCAC  oleh  negara pihak,  aspek‐aspek  pencegahan korupsi,  dan  identifikasi  pemberian bantuan  teknis  yang  dibutuhkan oleh  negara  pihak.  “Selain  itu dibahas   pula  perkembangan terakhir  mengenai  kerja  sama internasional  dalam  pengembalian aset  tindak  pidana  korupsi  yang telah dilakukan melalui UNCAC” 

1 November 2011 SS 1‐2, Bappenas 

Expert Meeting pembahasan tindak  lanjut  pembahasan 

Pertemuan  ini  merupakan  tindak lanjut  dari  pertemuan  tanggal  7‐8 

Stranas PPK  Oktober 2011. Dalam pertemuan  ini dibahas  juga  mengenai  persiapan pertemuan dengan Wakil Presiden 

15 November 2011, Hotel Dharmawangsa 

Focus  Group  Discussion Inpres No. 9 Tahun 2011 dan Persiapan  Penyusunan Rencana  Aksi  Pencegahan dan  Pemberantasan  Korupsi Tahun 2012 

Pertemuan ini mengundang K/L yang terkait dalam Inpres 9 tahun 2011 

17 November 2011, Hotel Kempinsky 

Lokakarya  Penyusunan Draft Stranas PPK 

Pertemuan  ini  mengundang  para pakar anti korupsi 

21 November 2011, Hotel Sahid 

Konsultasi  Penyusunan Stranas PPK 

Pertemuan ini mengundang K/L yang terkait dengan Inpres 9 tahun 2011 

5 Desember 2011, Ruang Rapat Bappenas 

Finalisasi  Aksi  Pencegahan dan  Pemberantasan  Korupsi Tahun 2012 

Mengundang  K/L  terkait  dengan agenda  pembahasan  adalah konfirmasi  terhadap  target penyelesaian aksi setiap K/L 

 Partisipasi dalam Forum Internasional 

Sebagai  bentuk  partisipasi  dalam  upaya  pencegahan  dan  pemberantasan  korupsi  di  forum 

internasional, Bappenas berperan aktif dalam beberapa kegiatan, antara lain: 

‐ Implementation Review Group (IRC) UN Conventioan Against Corruption di Wina, Austria 

‐ Regional  Training  for  Focal  Points  &  Governmental  Experts  Participating  in  the  Review 

Mechanism for the United Nations Convention Against Corruption 

‐ Self Assessment Checklist UNCAC  

‐ Interim Open‐ended Intergovernmental Working Group on Prevention of Corruption Vienna, 

Austria  

Terkait  dengan  Implementasi  dari  pelaksanaan  UNCAC,  Direktorat  Hukum  dan  HAM bersama beberapa pihak terkait juga aktif mengikuti Konferensi Negara‐Negara Pihak pada Konvensi  PBB  Menentang  Korupsi  (UNCAC  CoSP)  yang  bertujuan  untuk  meningkatkan kapasitas dan kerjasama antara Negara‐negara pihak untuk mencapai tujuan dalam UNCAC serta  untuk  mempromosikan  dan  meninjau  pelaksanaannya,  sejak  sesi  pertama  yang dilaksanakan  di Amman,  Jordania  (10‐14 Desember  2006),  sesi  kedua  diselenggarakan  di Bali, Indonesia (28 Januari – 1 Februari 2008)sesi ketiga di dilaksanakan di Doha, Qatar pada November  2009,  dan  pada  Oktober  2011,  UNCAC  CoSP  ke‐empat  dilaksanakan  di Marrakech, Maroko.  Rencana Aksi Daerah Pemberantasan Korupsi (RAD PK)  Sejak  tahun 2006 Bappenas  telah memfasilitasi penyusunan RAD PK di 22 Provinsi dan 17 Kabupaten/Kota.  Beberapa  pemerintah  daerah  baik  provinsi  maupun  kabupaten/kota memang  telah menjabarkan  sesuai  dengan  lingkup  kewenangan  masing‐masing.  Bentuk penjabaran adalah menuangkan dalam Peraturan Kepala Daerah.  

Dalam  rangka  pencapaian  sasaran  RPJMN  2010‐2014,  Bappenas  bekerjasama  dengan Kemitraan pada Tahun 2011 melanjutkan dukungan percepatan pemberantasan korupsi di beberapa daerah. Penentuan daerah yang akan difasilitasi berdasarkan masukan dari Komisi Pemberantasan  Korupsi,  Kementerian  Pendayagunaan  Aparatur  Negara  dan  Reformasi Birokrasi,  Transparansi  Internasional  Indonesia  (TI  Indonesia),  dan  pihak  terkait  lainnya. Masukan beberapa lembaga tersebut sangat berguna untuk memberikan gambaran kondisi daerah  yang  dianggap  tepat  dan  memenuhi  kriteria  sebagai  daerah  critical  dari  sisi pemberantasan  korupsi. Beberapa  kriteria  yang ditetapkan  adalah: hasil  Survei  Intergitas, hasil survey  IPK Kota, besarnya APBD, besarnya PAD, dan Komitmen Kepala Daerah dalam pemberantasan korupsi. Berdasarkan hasil masukan dan kriteria tersebut, daerah yang akan difasilitasi Penyusunan RAD PK untuk Tahun 2011 yaitu: Kota Medan, Kota Samarinda, Kota Surabaya, Kota Palembang dan Kota Cirebon.  Kegiatan  yang  telah dilakukan dalam  rangka  fasilitasi penyusunan RAD PK di  tahun 2011, antara lain: 1. Pertemuan pendahuluan untuk penyusunan RAD PK  yang merupakan  rangkaian awal 

dari kegiatan fasilitasi penyusunan RAD PK. Pertemuan  ini  dilaksanakan  pada  tanggal  12‐13  Mei  2011  di  Jakarta  dengan mengundang  Bappeda,  Inspektorat  dan  Organisasi Masyarakat  Sipil/Akademisi.  Dari pertemuan  ini,  tersusun  rencana  kerja  operasional  dalam  rangka  tindak  lanjut  dari diskusi persiapan penyusunan RAD PK 

2. Pelatihan fasilitator RAD PK di 3 Regional Kegiatan  ini bertujuan untuk membangun pemahaman  yang utuh  terhadap Pedoman Umum RAD PK sehingga dapat digunakan secara efektif oleh pihak‐pihak di daerah dan menyiapkan  fasilitator  untuk  penyusunan  dan  pendampingan  RAD  PK  di  daerah. Pelatihan ini dilakukan 3 x di tiga regional yang berbeda‐beda : 

- Regional 1 : Jawa dan Sumatera, bertempat di Bogor (14‐17 Sept 2011)  

- Regional 2 : Bali, Nusa Tenggara & Papua dilaksanakan di Bali (27‐30 Sept 2011)  

- Regional 3 : Sulawesi, Kalimantan dan Maluku, di Makasar (10‐13 Okt 2011)  

Untuk kepentingan dokumentasi, media informasi dan pembelajaran publik, maka saat 

ini sedang dicetak Modul Pelatihan Fasilitator RAD PK 

3. Kampanye dan Konsultasi Publik Draft RAD PK  Dokumen RAD PK yang telah disusun oleh Tim Penyusun RAD PK Kota, perlu mendapat masukan dari publik. Kegiatan ini bertujuan memberi masukan dan tanggapan terhadap draft  RAD  PK  Kota.  Pada  tanggal  16‐17  November  2011  telah  dilaksanakan  di  Kota Cirebon, dan pada tanggal 23‐24 November telah dilaksanakan di Palembang 

 Dari  5  (lima)  kota  yang  difasilitasi,  baru  Kota  Palembang  dan  Kota  Cirebon  yang  telah memiliki draft RAD PK yang akan dituangkan ke dalam Peraturan Walikota.     

KEGIATAN TERKAIT FASILITASI PENYUSUNAN RAD PK 

2005  2006  2007 2008 2009  2010 2011

Konsultasi dan Kampanye Publik RAN PK 1. Banjarmasin  2. Medan  3. Surabaya  4. Makassar  5. Manado  6. Padang  

Konsultasi dan Kampanye Publik RAN PK serta Penyusunan RAD PK 1. Bali  2. Nanggroe Aceh 

Darussalam  3. Kepulauan 

Bangka Belitung (2009)  

4. Jawa Tengah (2007)  

5. Papua     6. Sulawesi 

Tenggara  7. DI. Yogyakarta  8. Kepulauan Riau  9. Sulawesi Selatan 

(2009) 10. Kalimantan  

Tengah    

Konsultasi dan Kampanye Publik RAN PK serta Penyusunan RAD PK 1. Kalimantan Barat 2. Kalimantan Timur 

(2008)  3. Jawa Barat (2008)        

Konsultasi dan Kampanye Publik RAN PK serta Penyusunan RAD PK 1. Jawa Timur (2009)  2. Riau (2010)  3. Nusa Tenggara Barat 4. Gorontalo   Penyusunan RAD PK dan Survey Persepsi Masyarakat (CRC) di Kab/Kota 1.  Kab. Pemalang 

(2007) 2.  Kab. Indramayu 3.  Kota Magelang 

(2007) 4. Kab. Jembrana (2007)  5.  Kota Denpasar 

(2010) 6.  Kota Bandung (2008)  

 Inisiatif Daerah - Kepulauan Bangka 

Belitung (lanjutan) - Kab. Kutai Barat  

Konsultasi dan Kampanye Publik RAN PK serta Penyusunan RAD PK 1. Sulawesi Tengah 

(2010) 2. DKI Jakarta 3. Jambi   Review Pelaksanaan RAD PK 1. Jawa Tengah 2. Bali 3. Nanggroe Aceh 

Darussalam 4. Kalimantan Timur 5. Sulawesi Selatan  Inisiatif Daerah - Sumatera Selatan 

(2010) - Kota Probolinggo 

(2009) 

Fasilitasi Penyusunan RAD PK (inisiatif daerah) 1. Provinsi Jawa Barat 

(lanjutan) 2. Kabupaten Rokan 

Hulu (2010) 3. Kota Pagar Alam  4. Provinsi Lampung 

(lanjutan)  Review Pelaksanaan RAD PK di Kabupaten/Kota 1. Kota Probolinggo  2. Kabupaten 

Pemalang  3. Kabupaten 

Jembrana  Fasilitasi Penyusunan RAD PK 1. Kota Bandung 2. Kota Denpasar 3. Kota Makassar  Peluncuran Pedoman Umum RAD PK 

Fasilitasi Penyusunan RAD PK di 5 Kota  1. Kota Medan 2. Kota Samarinda 3. Kota Cirebon 4. Kota Palembang 5. Kota Surabaya   Inisiatif Daerah 1. Prov Sumatera Utara 2. Kab. Sidoarjo 3. Kab. Purworejo 4. Kab. Bangli 

 Pelatihan Fasilitator RAD PK 1. Regional I (Wilayah 

Sumatera dan Jawa) 2. Regional II (Wilayah 

Bali, Nusa Tenggara dan Papua) 

3. Regional III (Wilayah Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku) 

  

Keterangan: daerah yang berwarna merah telah menuangkan RAD PK ke dalam Peraturan Kepala Daerah dengan isu yang disesuaikan dengan kebutuhan daerah 

yang ditentukan oleh stakeholder di daerah 

Permasalahan dan Tindak Lanjut/Solusi  Permasalahan  utama  dalam  berbagai  kegiatan  tersebut  adalah  terkait  dengan  Koordinasi dengan  Kementerian/Lembaga maupun  Pemerintah  Daerah.  Terkait  dengan  penyusunan Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi,  Inpres No. 9 Tahun 2011, dan Aksi  Pencegahan  dan  Pemberantasan  Korupsi  Tahun  2012,  seringkali  terhambat  dengan perwakilan Kementerian/Lembaga yang hadir dalam pertemuan berganti‐ganti. Koordinasi di  internal  Kementerian/Lembaga maupun  antar  Kementerian/Lembaga menjadi masalah yang utama.  Terkait  dengan  fasilitasi  penyusunan RAD  PK,  komitmen  pimpinan  daerah masih menjadi hambatan. Selain  itu, seringnya mutasi dan promosi yang tidak disertai dengan transfer of knowledge menjadi hambatan tersendiri dalam hal koordinasi dengan focal point di daerah.  Berbagai  forum  formal maupun  informal  (seperti Musrenbangnas  dan  rapat  koordinasi) digunakan  untuk mengatasi  berbagai  permasalahan  koordinasi  di  Kementerian/Lembaga maupun Pemerintah Daerah. Komunikasi yang  intensif baik melalui  surat,  telpon maupun email menjadi alternatif lain untuk menjembatani masalah koordinasi       

TUGAS/KEGIATAN  HASIL/CAPAIAN KINERJA PERMASALAHAN DAN TINDAK LANJUT (SOLUSI)

Penyusunan  Strategi Nasional  Pencegahan  dan Pemberantasan Korupsi 

- Adanya  berbagai  pertemuan koordinasi  dengan Kementerian/Lembaga  maupun Organisasi  Masyarakat  Sipil  dan Akademisi  yang  menghasilkan masukan  terhadap  draft  Strategi Nasional  Pencegahan  dan Pemberantasan  Korupsi  Jangka Panjang dan Jangka Menengah 

- Instruksi  Presiden  Nomor  9  tahun 2011  tentang  Rencana  Aksi Pencegahan  dan  Pemberantasan Korupsi Tahun 2011 

- Draft  Aksi  Pencegahan  dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2012 

PermasalahanTerkait  dengan  penyusunan  Strategi  Nasional  Pencegahan  dan  Pemberantasan Korupsi,  Inpres  No.  9  Tahun  2011,  dan  Aksi  Pencegahan  dan  Pemberantasan Korupsi  Tahun  2012,  seringkali  terhambat  dengan  perwakilan Kementerian/Lembaga yang hadir dalam pertemuan berganti‐ganti. Koordinasi di internal  Kementerian/Lembaga  maupun  antar  Kementerian/Lembaga  menjadi masalah yang utama.  

Tindak Lanjut Berbagai  forum  formal  maupun  informal  (seperti  Musrenbangnas  dan  rapat koordinasi)  digunakan  untuk  mengatasi  berbagai  permasalahan  koordinasi  di Kementerian/Lembaga.  Komunikasi  yang  intensif  baik  melalui  surat,  telpon maupun email menjadi alternatif lain untuk menjembatani masalah koordinasi 

Fasilitasi  Penyusunan Rencana  Aksi  Daerah Pemberantasan  Korupsi (RAD PK) 

- Adanya draft RAD PK Kota Palembang dan  Kota  Cirebon  yangtelah mendapat masukan dari publik 

- Modul Pelatihan Fasilitator RAD PK 

Permasalahan - Komitmen Kepala Daerah - mutasi dan promosi yang tidak disertai dengan transfer of knowledge  Tindak Lanjut Berbagai  forum  formal  maupun  informal  (seperti  Musrenbangnas  dan  rapat koordinasi) digunakan untuk mengatasi berbagai permasalahan koordinasi dengan Pemerintah Daerah. Komunikasi yang  intensif baik melalui  surat,  telpon maupun email menjadi alternatif lain untuk menjembatani masalah koordinasi

    

Dokumentasi  

Penyusunan Stranas PPK 

 

Expert Meeting Stranas PPK Four Season Hotel ,Jakarta 7 – 8  October 2011 

 

Konfirmasi Kementerian/Lembaga terhadap target penyelesaian aksi Pencegahan dan Pemberantasan 

Korupsi Tahun 2012 

 

 

 

 

 

Pertemuan Persiapan Stranas PPK 

 

 

Konsultasi Stranas PPK, 21 November 2011 

   

 Rencana Aksi Daerah Pemberantasan Korupsi (RAD PK)

 

 

  

Workshop Penyusunan RAD PK  

Setelah  dilakukan  beberapa  kali  pertemuan  identifikasi  dan  penyusunan  draf  RAD  PK Provinsi/Kabupaten/Kota,  dilakukan  kegiatan  workshop  penyusunan  RAD  PK.  Pertemuan  ini mengundang unsur pemerintah daerah, Swasta, Akademisi, Masyarakat dan Media Massa. Tujuan pertemuan adalah untuk memberi masukan draf RAD PK yang telah disusun oleh pemda. 

         

 

Pertemuan Pendahuluan Penyusunan RAD PK  

Pertemuan ini merupakan awal dari rangkaian kegiatan dalam rangka penyusunan RAD PK di Provinsi  dan  Kabupaten/Kota.  Pertemuan  dihadiri  oleh  instansi  pusat  (Kemendagri,  KPK, Kemenpan  &  RB)  dan  pemda  (Bappeda,  Inspektorat)  serta  Organisasi  Masyarakat Sipil/Akademisi.  Tujuan  pertemuan  ini  untuk menciptakan  persamaan  persepsi  mengenai RAD PK dan meningkatkan koordinasi pusat dan daerah dalam upaya pencegahan korupsi. 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

            

 Diskusi Hasil Review Penyusunan dan Pelaksanaan RAD PK 

 Untuk mengetahui perkembangan RAD PK pasca  fasilitasi di Provinsi/Kabupaten/Kota, dilakukan  review terhadap  penyusunan  dan  pelaksanaan  RAD  PK.  Review  dilakukan  oleh  konsultan  independen  yang “memotret” dokumen perencanaan dan penganggaran dalam kaitannya dengan pelaksanaan RAD PK.  

                         

 Peluncuran Pedoman Umum RAD PK 

Bappenas menyusun Pedoman Umum RAD PK berkoordinasi dengan Komisi Pemberantasan Korupsi,  Kementerian  Dalam  Negeri,  Kementerian  Pendayagunaan  Aparatur  Negara  dan Reformasi  Birokrasi, Organisasi Masyarakat  Sipil  serta  instansi  terkait  lainnya.  Pedoman  ini disusun  dengan  tujuan  membantu  pemerintah  daerah  dalam    mengembangkan  upaya pencegahan  korupsi  secara  sistemik,  terarah,  terpadu  dan  berkesinambungan melalui  upaya perbaikan  pelayanan  publik,  penataan  sistem  administrasi  maupun  perbaikan  mekanisme pengelolaan keuangan 

Pelatihan Faasilitator RADD PK di 3 Regional 

Kampanye dan Konsultasi Publik Draft RAD PK 

 

   

Forum Internasional