STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

111
STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA KOTA MEDAN SKRIPSI OLEH: ROYHAN ACHWAN HASIBUAN 150904110 Public Relations PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2019

Transcript of STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

Page 1: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI

KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA KOTA

MEDAN

SKRIPSI

OLEH:

ROYHAN ACHWAN HASIBUAN

150904110

Public Relations

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2019

Page 2: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

i Univesitas Sumatera Utara

LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi ini disetujui untuk mempertahankan Sidang Meja Hijau

Nama : Royhan Achwan Hasibuan

NIM : 150904110

Program Studi : Ilmu Komunikasi (Public Relations)

Judul : Strategi Komunikasi Mediator dalam Mediasi Kasus

Perceraian di Pengadilan Agana Medan

Dosen Pembimbing, Ketua Program Studi

Dr. Nurbani, M.Si Dra. Dewi Kurniawati, M.Si, Ph.D

NIP.196108021987012001 NIP.196505241989032001

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Dr. Muryanto Amin, S.Sos, M.Si

NIP.197409302005011002

Page 3: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

ii Univesitas Sumatera Utara

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini diajukan oleh :

Nama : Royhan Achwan Hasibuan

NIM : 150904110

Program Studi : Ilmu Komunikasi

Judul : Strategi Komunikasi Mediator dalam Mediasi

Kasus Perceraian di Pengadilan Agama Medan

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan penguji dan diterima

sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar

Sarjana Ilmu Komunikasi pada Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Majelis Penguji

Ketua Penguji : (.........................)

NIP

Penguji Utama : (.........................)

NIP:

Penguji : Dr. Nurbani, M.Si (.........................)

NIP: .196108021987012001

Ditetapkan di : Medan

Tanggal :

Page 4: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

iii Univesitas Sumatera Utara

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, semua sumber baik

yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya cantumkan sumbernya

dengan benar. Jika di kemudian hari saya tebukti melakukan

pelanggaran (plagiat) maka saya bersedia di proses sesuai dengan

hukum yang berlaku.

Nama : Royhan Achwan Hasibuan

NIM :150904110

Program Studi : Ilmu Komunikasi

Tanda Tangan :

Tanggal :

Page 5: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

iv Univesitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada ALLAH SWT atas segala

rahmat dan karunia-Nya yang telah dilimpahkan kepada peneliti setiap waktu

sehingga dapat terselesaikan. Penulisan skripsi ini adalah salah satu syarat yang

harus peneliti penuhi guna menyelesaikan studi di Ilmu Komunikasi Universitas

Sumatera Utara (USU) untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada Ilmu

Komunikasi. Adapun judul dari skripsi ini adalah: Konsep Diri Duta Genre

Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini, dengan rasa hormat skripsi ini peneliti persembahkan

untuk kedua orang tua peneliti Ayah Idris Hasibuan dan Ibu Erlina Ritonga.

Terima kasih telah membesarkan peneliti dengan penuh kasih sayang, kesabaran

dan pengorbanan yang begitu besar sehingga menjadi penyemangat bagi peneliti

dalam menjalani hidup. Tak lupa juga ucapan terima kasih kepada abang peneliti

Syahreza Aulia Hasibuan dan Omar Feri Alexander Hasibuan yang selalu

memberi doa, bantuan serta motivasi kepada peneliti untuk selalu bersemangat

menjalani perkuliahan. Dalam kesempatan ini peneliti juga menyampaikan ucapan

terima kasih kepada masing-masing yang telah membantu dan mendukung

peneliti mulai dari awal perkuliahan hingga menyelesaikan skripsi ini:

1. Dr. Muryanto Amin, S.Sos., M.Si. sebagai Dekan Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dra. Dewi Kurniawati M.Si, Ph.D selaku Ketua Program Studi

Ilmu Komunikasi.

3. Ibu Emilia Ramadhani S.Sos, M.A sebagai Sekretaris Program

Studi Ilmu Komunikasi

4. Ibu Nurbani, M.Si selaku Dosen Pembimbing Peneliti

5. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar di Program Studi Ilmu

Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sumatera Utara.

6. Bapak Haris Wijaya, S.Sos.,M.Comm selaku Dosen Penasehat

Akademik saya semasa kuliah.

Page 6: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

v Univesitas Sumatera Utara

7. Terimakasih kepada teman-teman selama menjalani perkuliahan

Arie Afrianda, Ary manthey, Andre Purba, Andre Bancin, Dipo,

Rizva, Yosua, Zulfikar.

8. Terima kasih kepada teman-teman dalam bertukar pikiran dalam

mengerjakan skripsi Adinda, Ade, Desi, Tita, Ryan

9. Terima kasih kepada teman-teman selama merantau dalam mencari

ilmu Fahmi, Fadli, Benny, Minal, Tika, Fitri

10. Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP USU stambuk

2015 yang sudah memberikan banyak pengalaman selama

menjalankan masa perkuliahan.

Pihak-pihak yang membantu peneliti dalam suka mau pun duka namun

tidak bisa peneliti ucapkan satu persatu. Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa

skripsi ini belum mencapai kesempurnaan, dikarenakan keterbatasan pengetahuan,

wawasan yang peneliti dapatkan maka dari itu dengan segala kerendahan hati,

peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran guna membangun penyempurnaan

skripsi ini. Peneliti berharap di kemudian hari muncul penelitian dengan sudut

pandang yang berbeda sehingga memperkaya penelitian ini. Akhir kata, peneliti

ucapkan selamat membaca dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi siapapun.

Medan,

Peneliti,

Royhan Achwan Hasibuan

Page 7: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

vi Univesitas Sumatera Utara

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN

AKADEMIS

Sebagai civitas akademik Universitas Sumatera Utara, saya yang bertanda tangan

di bawah ini :

Nama : Royhan Achwan Hasibuan

NIM : 150904110

Program Studi : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas : Universitas Sumatera Utara

Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

Universitas Sumatera Utara Hak Bebas Royalti Non Eksklusif (Non-exclusive

Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :

“STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS

PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA MEDAN”

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti

Noneksklusif ini Universitas Sumatera Utara berhak menyimpan,

mengalihmedia/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),

merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya tanpa meminta izin dari saya

selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai

pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di :

Pada tanggal :

Yang Menyatakan

Royhan Achwan Hasibuan

Page 8: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

vii Univesitas Sumatera Utara

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Strategi Komunikasi Mediator dalam Mediasi

Kasus Perceraian di Pengadilan Agama Medan”. Adapun tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui strategi komunikasi mediator dalam kasus perceraian,

serta untuk mengetahui hambatan - hambatan yang dialami oleh mediator dalam

mediasi kasus perceraian; Teori- taori yang digunakan dalam penelitian ini antara

lain Komunikasi, Strategi Komunikasi, Hambatan Komunikasi, Komunikasi

Persuasi, Mediasi, Mediator. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif

kualitatif dengan paradigma kontruktivisme. Dalam penentuan informan peneliti

menggunakan teknik Purposive Sampling dengan kriteria informan yang

merupakan Mediator di Pengadilan Agama Medam dan Pihak yang dalam proses

perceraian Subjek penelitian melibatkan informan yang berjumlah enam (6)

orang, diantaranya empat informan utama yang merupakan mediator di

Pengadilan Agama, serta dua informan tambahan yaitu pihak yang dalam proses

perceraian. Teknik pengumpulan data dengan cara wawancara mendalam secara

terbuka dan observasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah model Miles

dan Huberman yaitu dengan reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa mediator menggunakan strategi

komunikasi dalam Melakukan mediasi agar tujuan komunikasi dapat dicapai.

Strategi komunikasi yang dilakukan adalah menentukan berdasarkan 4 komponen

yaitu mengenal khalayak, mengkaji pesan yang disampaikan, menetapkan metode,

dan seleksi media komunikasi yang digunakan. Meski begitu hambatan –

hambatan komunikasi masih sering muncul saat mediasi menurut 4 hal berikut

yaitu gangguan, kepentingan, motivasi terpendam, dan prasangka. Informan

utama sebagai mediator juga memiliki kredibilits dan daya tarik dalam

mengupayakan perdamaian kedua pihak yang bersengketa

.

Kata Kunci: Strategi Komunikasi, Mediasi, Perceraian.

Page 9: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

viii Univesitas Sumatera Utara

ABSTRACT

This research is entitled "Communication Strategy of Mediators in

Mediating Divorce Cases in Medan Religious Courts". Regarding the purpose

of this research is to study the mediator's communication strategy in divorce

cases, as well as to find out the constraints experienced by the mediator in

mediating divorce cases; Taori theory used in this study include

communication, communication strategies, communication barriers, persuasion

communication, mediation, mediation. This research uses descriptive qualitative

method with constructivism paradigm. In the selection of informants

researchers used Purposive Sampling techniques with criteria for informants

representing Mediators in the Medam Religious Court and parties involved in

the divorce process Research subjects involving informants who supported six

(6) people, as well as four informants who were mediators in the Religious

Courts, and two additional informants are those who are in the divorce process.

The technique of collecting data through in-depth and open interviews. The

data analysis technique used is the Miles and Huberman model, namely data

reduction, data presentation, concluding conclusions. The results of this study

concluded that the mediator used a communication strategy in mediating so that

the communication objectives could be achieved. The communication strategy is

determined based on 4 components, namely getting to know the audience,

reviewing the message conveyed, determining the method, and choosing the

communication media used. Even so communication barriers still often arise

during mediation according to the following 4 things: interference, interests,

hidden motivation, and prejudice. The main informant as a mediator also has

credibility and attractiveness in seeking peace between the two parties to the

dispute

Keyword: Communication Strategy, Mediaton, Divorce

Page 10: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

ix Univesitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………………i

HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………………ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS………………………………iii

KATA PENGANTAR…………………………………………………………...iv

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI………………..v

ABSTRAK……………………………………………………………………….vi

ABSTRACT……………………………………………………………………...vii

DAFTAR ISI……………………………………………………………………..ix

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Konteks Masalah……………………………………………………….….1

1.2 Fokus Masalah…………………………………………………………….2

1.3 Tujuan Penelitian………………………………………………………….3

1.4 Manfaat Penelitian…………………………………………………….…..4

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Paradigma Kajian………………………………………………………….9

2.2 Penelitian Terdahulu………………………………………………….….10

2.3 Kajian Pustaka……………………………………………………………12

2.3.1 Komunikasi………………………………………………………12

2.3.2 Strategi Komunikasi………………………………………….…..15

2.3.2.1 Tujuan Strategi Komunikasi……………………………..22

2.3.2.2 Fungsi Strategi Komunikasi……………………………...23

Page 11: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

x Univesitas Sumatera Utara

2.3.3 Hambatan Komunikasi…………………………………………..24

2.3.4 Komunikasi Persuasi……………………………………………..24

2.3.5 Mediasi…………………………………………………………..26

2.3.6 Mediator………………………………………………………….30

2.3.7 Kerangka Pemikiran……………………………………………..35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian…………………………………………………….…..37

3.2 Objek Penelitian………………………………………………………….37

3.3. Subjek Penelitian…………………………………………………………38

3.4 Unit Analisis……………………………………………………………...38

3.5 Teknik Pengumpulan Data……………………………………………….39

3.5.1 Penentuan Informan……………………………………………...40

3.5.2 Keabsahan Data…………………………………………………..41

3.6 Teknik Analisis Data……………………………………………………..41

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Hasil Penelitian…………………………………………………………..44

4.1.1 Proses Penelitian………………………………………………....44

4.1.2 Profil Informan …………………………………………………..46

4.1.3 Hasil Wawancara………………………………………………...52

4.2 Pembahasan………………………………………………………………72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan………………………………………………………………82

Page 12: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

xi Univesitas Sumatera Utara

5.2 Saran……………………………………………………………………...83

5.2.1 Saran Akademis………………………………………………….83

5.2.2 Saran Praktis………………………………………………….…..84

Daftar Tabel

Tabel 4.1 Karakteristik Informan Penelitian………………………………….….50

Tabel 4.2 Strategi Komuniksi, Hambatan, Pesan …………………………….….68

Daftar Gambar

2.1 Kerangka Pemikiran

Daftar lampiran

1. Pedoman wawancara

2. Transkrip wawancara

Page 13: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

1 Univesitas Sumatera Utara

BAB 1

PENDAHULUAN

1. Konteks Masalah

Salah satu cara penyelesaian masalah di pengadilan adalah melalui proses

mediasi, mediasi dianggap sebagai penyelesaian masalah yang paling adil karena

diantara dua pihak yang bersengketa tidak ada yang dirugikan. Karena hasil dari

mediasi merupakan kesepakatan antara kedua pihak yang dibantu oleh pihak

ketiga sebagai fasilitator dalam penyelesaian masalah antara dua pihak yang

bersengketa, istilah lain dari hasil mediasi adalah win-win solution.

Menurut Gerry Goodpaster (dikutip oleh Abbas 2009:05) Mediasi

merupakan proses perundingan pemecahan masalah dimana pihak luar yang tidak

memihak (impartial) dan netral bekerja dengan pihak yang bersengketa untuk

membantu mereka memperoleh kesepakatan perjanjian dengan memuaskan.

Berbeda dengan hakim atau arbiter, mediator tidak mempunyai wewenang untuk

memutuskan sengketa antara para pihak. Namun dalam hal ini para pihak

menguasakan kepada mediator untuk membantu mereka menyelesaikan masalah

diantara mereka. Asumsinya bahwa pihak ketiga akan mampu mengubah

kekuatan dan dinamika sosial hubungan konflik dengan cara mempengaruhi

tingkah laku pribadi para pihak dengan memberikan pengetahuan atau informasi

yang lebih efektif. Dengan demikian, mediator dapat membantu para pihak untuk

menyelesaikan persoalan-persoalan yang dipersengketakan

PERMA 01 2016 menjelaskan bahwa Mediasi pada umumnya dilakukan

pada ruangan khusus yang telah disediakan oleh pengadilan. Di ruangan tersebut

kedua belah pihak melakukan proses mediasi yang didampingi oleh hakim

mediator yang telah ditunjuk. Hal ini sesuai dengan ketentuan pada PERMA

Nomor 1 Tahun 2016 tentang prosedur mediasi di Pengadilan

(https://jdih.mahkamahagung.go.id/index.php?option=com_remository&Itemid=4

6&func=select&id=494).

Page 14: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

2 Univesitas Sumatera Utara

Sebagai fasilitator dalam mediasi kedua pihak yang bersengketa, mediator

memegang peranan penting bagi keberhasilan mediasi. Mediator inilah yang

nantinya membantu para pihak yang berperkara dalam proses perundingan guna

mencari berbagai kemungkinan penyelesaian sengketa dengan membantu para

pihak memahami pandangan masing-masing dan membantu mencari (locate)

persoalan-persoalan yang dianggap penting bagi mereka. Mediator mempermudah

pertukaran informasi, mendorong diskusi mengenai perbedaan-perbedaan

kepentingan, persepsi, penafsiran terhadap situasi dan persoalan-persoalan dan

membiarkan tetapi mengatur pengungkapan emosi.

Mendamaikan para pihak yang sedang berperkara di pengadilan bukanlah

pekerjaan yang mudah, apalagi jika sentimen pribadi lebih mengemuka di banding

pokok persoalan yang sebenarnya, ditambah lagi apabila kedua pihak tidak mau

terbuka dalam menyampaikan persoalannya. Hal tersebut dapat menjadi hambatan

bagi seorang mediator dalam mengupayakan perdamaian bagi kedua pihak yang

bersengketa. Dalam mediasi seorang mediator menghadapi banyak pihak dengan

berbagai latar belakang yang berbeda seperti status sosial serta pendidikan

terakhirnya, tidak semua pihak memahami fungsi mediator sebagai fasilitator

dalam memfasilitasi penyelesaian masalah kedua pihak yag bersengketa. Mediator

dalam hal ini tidak memiliki kewenangan dalam memutuskan sengketa namun

mediator mampu mengubah kekuatan dan dinamika sosial hubungan konflik

dengan cara mempengaruhi tingkah laku pribadi para pihak dengan memberikan

pengetahuan atau informasi.

Hambatan-hambatan inilah yang dihadapi oleh mediator dalam mediasi

kasus perceraian. Hambatan-hambatan tersebut pula yang membuat peneliti

tertarik untuk mencari tahu strategi apa yang dilakukan oleh mediator agar tujuan

meditor dalam mengupayakan perdamaian dapat tercapai. Strategi pada dasarnya

adalah sebuah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk

mencapai suatu tujuan. Akan tetapi, untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak

berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, melainkan harus

mampu menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya. Demikian pula dengan

strategi komunikasi yang merupakan perencanaan komunikasi (communication

Page 15: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

3 Univesitas Sumatera Utara

planning) dengan manajemen komunikasi (communication management) untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Effendy, 2003: 301).

Strategi komunikasi ini harus mampu menunjukkan bagaimana

operasionalnya secara praktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan

(approach) bisa berbeda sewaktu-waktu bergantung pada situasi dan kondisi.

Artinya terdapat juga kekuatan pengaruh dari pesan-pesan lain yang datang dari

sumber (komunikator) lain dalam waktu yang sama, maupun sebelum dan

sesudahnya. Pesan yang diharapkan menimbulkan efek atau perubahan pada

khalayak bukanlah satu-satunya "kekuatan", tetapi, hanya salah satu di antara

semua kekuatan yang bekerja dalam proses komunikasi untuk mencapai

efektivitas.

Menurut Devito (2011:506) persuasif berasal dari kata latin persuasion

yang berarti membujuk, mengajak atau merayu. Persuasif adalah setiap usaha

untuk mempengaruhi tindakan atau penilaian orang dengan cara berbicara ataupun

menulis. De Vito menjelaskan komunikasi persuasif adalah pembicaraan persuasif

mengetengahkan pembicaraan yang sifatnya memperkuat, memberikan ilustrasi,

dan menyodorkan informasi kepada khalayak. Akan tetapi tujuan pokoknya

adalah menguatkan atau mengubah sikap dan perilaku, sehingga penggunaan

fakta, pendapat dan himbauan motivasional harus bersifat memperkuat tujuan

persuasifnya.

Cangara (2014: 93) menjelaskan ada dua macam tujuan dalam penggunaan

komunikasi persuasif, yaitu untuk merubah sikap atau kepercayaan komunikan

serta untuk merangsang tindakan. Berguna untuk mencapai tujuan tersebut

seorang persuader atau komunikator tentunya harus memiliki peran yang

nantinya akan mempengaruhi pesan. Peran tersebut meliputi kredibilitas

(credibility), kredibilitas merupakan seperangkat persepsi mengenai kelebihan-

kelebihan yang dimiliki oleh persuader sehingga diterima atau diikuti oleh sasaran

persuasifnya

Dikutip dari website hukum online salah satu Anggota Kelompok Kerja

(Pokja) Mediasi MA, Mohammad Noor mengatakan perkara mediasi di

pengadilan agama biasanya menyangkut sengketa perceraian, kebendaan (warisan,

Page 16: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

4 Univesitas Sumatera Utara

harta bersama), ekonomi syariah terkait sengketa bank syariah dengan

nasabahnya. Namun, mediasi perkara perceraian biasanya lebih banyak daripada

mediasi perkara lain. Dia menjelaskan penyelesaian mediasi perkara perceraian

memang unik karena suami dan istri, hatinya tengah emosional secara psikologis.

Langkah pertama yang dilakukan mediator menjadikan mediasi sebagai ruang

refleksi untuk membangun sugesti mereka agar mau berkomunikasi dengan baik.

“Ketika sudah mau berkomunikasi baru kita dengar masalahnya apa? ada nggak

solusi yang terpikirkan untuk menyelesaikan masalahnya?” ujar Mohammad

Noor. Dia menerangkan target mediasi perceraian biasanya diarahkan untuk

merukunkan kembali kedua belah pihak (suami dan istri) dan mendorong

perceraian dengan cara yang baik. Sebab, faktanya bisa saja perceraian tidak bisa

didamaikan, tetapi akibat hukum perceraian bisa dimediasikan. Seperti,

kesepakatan pengasuhan anak (hadlonah), nafkah istri dan anak, harta bersama.

Apabila sugesti itu sudah terbangun, tinggal disepakati deal-deal diantara mereka.

Misalnya, si istri merasa tidak nyaman harus disepakati tindakan suami agar

istrinya nyaman, sehingga mereka bisa kembali rukun. “Kalaupun tetap harus

bercerai, tentunya dengan cara yang baik sesuai surat Al-Baqarah : 229,” kata

Hakim Pengadilan Agama Cilegon ini.

(https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt56bdc8cbda289/hakim-agama-berbagi-

pengalaman-mediasi-perceraian/)

Laporan tahunan Pengadilan Agama kota Medan tahun 2017 menunjukan

bahwa perkara yang berhasil di mediasi adalah 10 dari 438 jumlah perkara yang

di mediasi dan sisanya tidak berhasil di mediasi. Dalam laporan tahunan 2018

menunjukan bahwa perkara yang berhasil di mediasi adalah 25 dari 573 jumlah

perkara yang di mediasi dan sisanya tidak berhasil di mediasi. (https://www.pa-

medan.go.id/index.php/informasi-umum/laporan-tahunan). Proses mediasi yang

gagal juga terjadi dalam kasus perceraian komedian Sule dengan istrinya.

Sebelumnya diketahui, upaya mediasi yang dilakukan hakim mediator baik di luar

persidangan maupun di pengadilan sebelum persidangan gagal dan tidak

menemukan titik temu. Sidang dilanjutkan dengan pembahasan penyampaian

materi sidang secara tertutup untuk umum. Adapun Sidang digelar di Ruang

Utama, Pengadilan Agama Cimahi, dengan nomor urut 11.Menurut pantauan

Page 17: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

5 Univesitas Sumatera Utara

Tribun Jabar, sebelum memasuki ruang sidang utama, Sule dan Lina terlebih

dahulu melakukan mediasi di ruang mediasi dengan dipimpin hakim mediator

Agus Gunawan selama kurang lebih 15 menit secara tertutup. Sebelum dimulai

majelis hakim yang diketuai oleh Anung, menanyakan kepada kedua belah pihak

perihal hasil mediasi yang dilakukan di luar persidangan. Namun, seperti yang

disampaikan kuasa hukum masing-masing, mediasi yang dilakukan di luar

persidangan dan sebelum persidangan ini pun tidak menemukan titik temu, dan

dinyatakan gagal

Masalah diatas sudah menjadi perhatian dari Mahkamah Agung sebagai

induk seluruh badan Peradilan di Indonesia, PERMA yang mengatur tentang

prosedur mediasi telah direvisi beberapa kali dengan harapan bahwa mediasi

menjadi salah satu solusi yang efektif dalam menyelesaikan permasalahan kedua

pihak yang bersengketa selain persidangan karena berdasarkan kesepakatan kedua

pihak yang bersengketa tanpa adanya tekanan dari mediator atau pihak ketiga.

Beberapa tokoh Hukum di tanah air mengungkapkan pandangan atas

ketidakberhasilan proses mediasi, dikutip dari website hukum online Guru Besar

Fakultas Hukum Universitas Andalas ini berpendapat upaya perdamaian sudah

lama tidak memiliki daya tarik dalam peradilan karena nilai-nilai budaya

musyawarah dan mufakat masyarakat Indonesia sudah luntur sejak masuknya

model peradilan sistem kolonial. Beda lagi dengan apa yang disampaikan Otto

Hasibuan yang berpendapat bahwa “Selama pengadilan tidak lebih baik, mediasi

selalu akan diragukan. Pandangan Otto berpijak pada asumsi bahwa masyarakat

mau melakukan mediasi karena berharap win-win solution. Jika pengadilan

memiliki reputasi tentang konsistensi dan ketegasan putusannya, pihak yang

bersengketa akan memilih menghindari litigasi yang berujung menang-kalah.

Faktanya, menurut Otto sudah menjadi hal yang umum diketahui bahwa masih

ada mafia peradilan yang mampu mempengaruhi putusan hakim, belum lagi

mekanisme eksekusi putusan yang tak mudah. .

Hasil wawancara dengan Hakim PA ( dalam jurnal Ramdani 2012:157 )

menyatakan bahwa kegagalan mediasi dilihat dari sudut mediator dapat di

identifikasi dari keterbetasan waktu yang dimiliki mediator, lemahnya

Page 18: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

6 Univesitas Sumatera Utara

keterampilan atau skill mediator, kurang motivasi dan gigih dalam menuntaskan

perkara, dan mediator bersertifikat masih sedikit

Mediasi di lingkungan pengadilan dilakukan oleh mediator yang berasal

dari luar pengadilan. Namun, mengingat jumlah mediator yang sangat terbatas dan

tidak semua pengadilan tingkat pertama tersedia mediator bersertifikat , maka

Peraturan Mahkamah Agung ( PERMA Nomor 1 Tahun 2016) ini mengizinkan

hakim (belum bersertifikat mediator) menjadi mediator. Hakim yang menjadi

mediator bukanlah hakim yang sedang menangani perkara yang akan

dimediasikan, tetapi hakim- hakim lainnya di pengadilan tersebut. Mediator non

hakim dapat berpraktik di pengadilan, bila memiliki sertifikat mediator yang

diperoleh setelah mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh lembaga yang

mendapat akreditasi dari Mahkamah Agung RI (Pasal 5 ayat (1) PERMA Nomor

01 Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan ). Di Pengadilan Agama

kota Medan terdapat 23 hakim dan 9 mediator non Hakim bersertifikat dengan

latar belakang pendidikan yang tinggi serta pengalaman kerja di bidang hukum.

Berdasarkan website Pengadilan Agama kota Medan dalam jadwal mediasi,

menunjukan bahwa peran mediator non hakim lebih banyak digunakan dalam

mediasi.

Dalam mediasi sosok seorang mediator juga berpengaruh dalam hasil

mediasi,jika kedua pihak telah menganggap sosok mediator tersebut layak dan

berkompeten dalam membantu mereka memperoleh kesepakatan perjanjian

dengan memuaskan makan pesan-pesan yang disampaikan oleh mediator tersebut

akan lebih mudah diterima oleh kedua pihak yang bersengketa, selain itu

diperlukan juga strategi untuk mendukung setiap tindakan yang dilakukan,hal ini

bertujuan agar tujuan utama dari mediasi dapat tercapai. Di pengadilan Agama

kota Medan terdapat 9 mediator non hakim yang bersertifikat, dari riwayat

mediator yang ditampilkan menunjukan bahwa meraka memiliki pengalaman

kerja di bidang hukum serta pendidikan yang tinggi. Jika dilihat dari riwayat

tersebut tentunya mediator tersebut memiliki kapasitas sebagai mediator bagus.

Pada penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian adalah mediator di

Pengadilan agama kota medan dalam mediasi kasus perceraian, hambatan yang

Page 19: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

7 Univesitas Sumatera Utara

dihadapi mediator dalam mediasi berdampak terhadap keberhasilan mediasi dalam

kasus perceraian di Pengadilan Agama Medan, hal tersebut berdasarkan laporan

tahunan yang dimuat di website Pengadilan Agama Medan. Berdasarkan konteks

masalah diatas, peneliti tertarik untuk meneliti strategi komunikasi mediator

dalam mediasi kasus perceraian agar tujuan mediator dalam mengupayakan

perdamaian kedua pihak yang bersengketa tercapai.

1.2 Fokus Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah yang telah dipaparkan,

maka dapat ditentukan fokus permasalahan dalam penelitian adalah “ Bagaimana

strategi komunikasi Mediator dalam Mediasi Kasus Perceraian di Pengadilan

Agama Medan?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan yang akan dicapai

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui strategi komunikasi mediator dalam mediasi kasus

perceraian

2. Untuk mengetahui hambatan-hambatan mediator dalam mediasi kasus

perceraian di Pengadilan Agama Medan

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian merupakan dampak dari tercapainya tujuan penelitian.

Secara garis besar, manfaat penelitian terdiri atas manfaat akademis yang

diarahkan pada pengembangan ilmu atau kegunaan teoritis; dan manfaat praktis,

yaitu membantu memecahkan dan mengantisipasi masalah yang ada pada obyek

yang diteliti dengan kata lain, titik berat penelitian untuk penulisan skripsi

diarahkan pada usaha pengembangan ilmu.

1. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi pada pengembangan

penelitian dalam ilmu komunikasi khususnya tentang strategi komunikasi

dalam mediasi.

2. Secara Praktis

Page 20: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

8 Univesitas Sumatera Utara

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi mediator atau pihak

yang terkait sebagai bahan evaluasi agar mediasi dapat menjadi alternatif

lain yang efektif dalam menyelesaikan permasalahan kedua pihak yang

bersengketa

3. Secara Akademik

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan penelitian serupa.

Page 21: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

9 Univesitas Sumatera Utara

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Paradigma Kajian

Paradigma merupakan perspektif riset yang digunakan peneliti yang berisi

bagaimana cara pandang (world views) peneliti melihat realita, bagaimana

mempelajari fenomena, cara-cara yang digunakan dalam penelitian dan caracara

yang digunakan dalam menginterpretasikan temuan (Pujileksono, 2015: 26).

Dalam konteks desain penelitian, pemilihan paradigma penelitian

menggambarkan pilihan suatu kepercayaan yang akan mendasari dan memberi

pedoman seluruh proses penelitian.

Paradigma adalah pedoman yang menjadi dasar bagi para saintis dan

peneliti dalam mencari fakta-fakta melalui kegiatan penelitian yang dilakukannya.

Menurut Mulyana (Tahir, 2011: 59) paradigma sebagai suatu kerangka berpikir

yang mendasar dari suatu kelompok saintis (ilmuan) yang menganut suatu

pandangan yang dijadikan landasan untuk mengungkap suatu fenomena dalam

rangka mencari fakta. Paradigma sebagai serangkaian keyakinan-keyakinan dasar

(basic beliefs) yang berhubungan dengan prinsipprinsip pokok. Keyakinan-

keyakinan ini bersifat dasar dalam pengertian harus diterima secara sederhana

semata-mata berdasarkan kepercayaan saja, hal ini disebabkan tidak ada suatu

cara untuk menemukan suatu kebenaran akhir. Jadi, paradigma dapat didefinisikan

sebagai acuan yang menjadi dasar bagi setiap peneliti untuk mengungkapkan

fakta-fakta melalui kegiatan penelitian yang dilakukannya, Guba dan Lincoln

(Sunarto dan Hermawan, 2011: 4).

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan paradigma konstruktivisme.

Konstruktivisme menganggap subjek sebagai faktor sentral dalam kegiatan

komunikasi serta hubungan-hubungan sosialnya. Konstruktivisme menegaskan

bahwa pengetahuan tidak lepas dari subjek yang sedang belajar mengerti.

Konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa

pengetahuan kita adalah hasil bentukan kita sendiri. Konsep penting konstruktivis

adalah bahwa pengetahuan adalah bukan proses tertentu atau deterministik, tetapi

Page 22: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

10 Univesitas Sumatera Utara

suatu proses menjadi tahu. Pada proses komunikasi, pesan tidak dapat

dipindahkan begitu saja dari otak seseorang ke kepala orang lain. Penerima

pesanlah yang harus mengartikan dengan penyesuaian terhadap pengalaman .

Paradigma konstruktivisme bertujuan untuk memahami apa yang menjadi

konstruksi suatu realitas yang membuat peneliti harus dapat mengetahui dan

menggali faktor apa saja yang mendorong suatu realita dapat terjadi dan

menjelaskan bagaimana faktor-faktor tersebut merekonstruksi realita tersebut

(Pujileksono,2016 : 28-29).

Penelitian yang dilakukan pada mediator di Pengadilan Agama Medan ini

untuk melihat fakta strategi komunikasi apa yang digunakan mediator di

Pengadilan Agama Medan melakukan mediasi kedua pihak yang berperkara serta

melihat hambatan-hambatan apa yang terjadi sehingga mediasi tidak dapat

berhasil

2.2. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang baik ialah penelitian yang memeiliki banyak referensi

terkait dengan penelitian yang dilakukan. Peneliti mencantumkan dua tinjauan

dari penelitian terdahulu sebagai bahan referensi dan perbandingan terhadap

penelitian yang akan dilaksanakan serta berkaitan dengan strategi komunikasi.

Adapun beberapa literatur yang bisa dijadikan acuan antara lain:

1. “Komunikasi Antar Pribadi sebagai Strategi dalam Mediasi Kasus

Perceraian” milik Nila Nahriya Nafi dengan NIM 13730020, Mahasiswi

Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora

Universitas Islam Sunan Kalijaga Yogyakarta ditulis tahun 2017.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Komunikasi Antar Pribadi

sebagai Strategi Hakim dalam mediasi kasus perceraian di Pengadilan

Agama Klaten tahun 2017.

Penelitian bertujuan mengetahui komunikasi antar pribadi sebagai strategi hakim

dalam mediasi kasus perceraian kasus perceraian di Pengadilan Agama Klaten

Tahun 2017. Hasil dari penelitian ini menunjukan adanya pemilihan kata-kata atau

bahasa yang baik serta nada suara yang halus antara hakim sebagai mediator

Page 23: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

11 Univesitas Sumatera Utara

dengan pasangan suami-istri, sehingga dapat merasa nyaman ketika dalam proses

mediasi. Mediator harus ekstra sabar dan telaten agar supaya pasangan suami-istri

merasa nyaman dan lebih mudah berkomunikasi. Dapat memberikan solusi yang

terbaik untuk pasangan suami-istri yang sedang dalam proses perceraian, mediator

juga berusaha untuk membuat pasangan suami-istri berubah pikiran agar mau

mencabut gugatan perceraian dan rujuk kembali.

2. Strategi Komunikasi News Presenter dalam Penyampaian Berita (Studi

Deskriptif Kualitatif Strategi Komunikasi News Presenter dalam

Penyampaian Berita pada Program Acara "Sumut dalam Berita" di TVRI

Sumatera Utara) Silvadiah Suci Utami NIM 150904065 Mahasiswa

Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

Universitas Suamtera Utara ditulis tahun 2019

Adapaun tujunan penelitian ini adalah untuk mengatahui strategi komunikasi news

presenter dalam penyampaian berita,untuk mengetahui hambatan-hambatan yang

dialami oleh news presenter dalam penyampaian berita, untuk mengetahui cara

mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapi oleh news presenter dalam

penyampaian berita Hasil dari penelitian ini adalah Strategi komunikasi yang

dilakukan dalam penelitian ini merupakan strategi komunikasi yang dilakukan

oleh para news presenter TVRI Sumatera Utara, dimana strategi komunikasi yang

dilakukan ini harus dapat menjawab pertanyaan Who, Says What, In Which

Channel, To Whom, dan With What Effect, yang merupakan strategi komunikasi

yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini, berdasarkan konsep Harold D.

Laswell. Pertanyaan itudapat terjawab saat news presenter mengetahui apa - apa

saja komponen –komponen utama dalam komunikasi. Selanjutnya, dalam strategi

komunikasi terdapat didalamnya metode dan taktik. Adapun hambatan - hambatan

yang sering dialami oleh news presenter Sumut

Dalam Berita ketika menyampaikan berita adalah hambatan internal yaitu

hambatan yang muncul dari dalam diri news presenter itu sendiri dan hambatan

eksternal yaitu hambatan yang muncul dari luar diri atau lingkungan sekitar.

2.3. Kajian Pustaka

Page 24: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

12 Univesitas Sumatera Utara

Kajian pustaka adalah seluruh bahan bacaan yang mungkin pernah dibaca

dan dianalisis, baik yang sudah dipublikasikan maupun sebagai koleksi pribadi.

Kajian pustaka sering dikaitkan dengan kerangka teori atau landasan teori, yaitu

teori- teori yang digunakan untuk menganalisis objek penelitian.Oleh sebab itu,

sebagian peneliti menggabungkan kajian pustaka dengan kerangka teori. Kajian

pustaka adalah bahan-bahan bacaan yang secara khusus berkaitan dengan objek

penelitian yang sedang dikaji (Prastowo,2012:80).

Dengan adanya kajian pustaka, maka peneliti akan mempunyai landasan

untuk menentukan tujuan dan arah penelitian. Adapun teori yang dianggap

relevan dalam penelitian ini adalah:

2.3.1. Komunikasi

Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari

kata Latin communis yang berarti “sama”, communico, communication, atau

communicare yang berarti “membuat sama” (to make common ). Komunikasi

menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara

sama. Jadi komunikasi terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai suatu

pesan yang disampaikan oleh komunikator atau diterima oleh komunikan. Jika

tidak terjadi kesamaan makna antara kedua aktor komunikasi (communication

actors ) yakni komunikator dan komunikan, dengan kata lain komunikan tidak

mengerti pesan yang diterimanya, maka komunikasi tidak terjadi. Dalam rumusan

lain, situasi tidak komunikatif (Effendy 2003:30).

Sesuai definisi komunikasi klasik menurut Harold Laswell (Mulyana,

2007:143) yaitu Who, says What, in Which Channel, to Whom, with What Effect

(siapa, mengatakan apa, pada saluran apa, kepada siapa, dengan efek seperti apa),

pada definisi ini terdapat lima elemen yaitu sumber, pesan, saluran, penerima dan

efek. Elemen-elemen yang terdapat di dalam komunikasi menurut paradigma

Harold D. Lasswell yaitu:

1. Penyampai Pesan /Komunikator (Who)

Komunikator adalah seseorang yang memberikan pesan kepada

komunikan. Dalam hal ini seorang komunikator harus mampu mengetahui dan

Page 25: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

13 Univesitas Sumatera Utara

memahami apa yang ingin disampaikannya kepada komunikan, karena sebuah

pesan tidak akan sampai dengan baik apabila komunikatornya tidak memahami

apa yang ingin disampaikan.

2. Pesan (says What)

Sebuah pesan yang ingin disampaikan oleh komunikator kepada

komunikan harus memiliki makna. Makna tersebut sebaiknya bukan makna yang

harus dicerna terlebih dahulu melainkan makna yang mudah dipahami agar dalam

berkomunikasi pesan yang ingin disampaikan komunikator dapat mudah

dimengerti oleh komunikan.

3. Media (in Which Channel)

Sebuah pesan dapat disalurkan menggunakan berbagai macam media.

Media yang dapat digunakan untuk menyalurkan sebuah pesan antara lain udara,

televisi, radio, telepon, surat, koran, majalah, dan yang lainnya.

4. Penerima Pesan/ Komunikan (to Whom)

Seorang pengirim pesan sebaiknya mengetahui kepada siapa pesan

tersebut ingin disampaikan. Sebuah komunikasi dikatakan berhasil jika pesan

yang disampaikan oleh komunikator sampai dan diterima dengan baik

olehkomunikan.

5. Efek (with what Effect)

Efek atau dampak apa yang terjadi kepada komunikan setelah menerima

pesan yang disampaikan oleh komunikator. Sebuah pesan dikatakan memiliki

makna atau arti bagi orang yang menerimanya apabila pesan tersebut memiliki

dampak yang dapat merubah sudut pandang orang lain misalnya cara berpikir,

sikap, perilaku dan lain-lain. Berdasarkan paradigma Lasswell tersebut dapat

disimpulkan, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator

kepada komunikan melalui media yang dapat menimbulkan efek tertentu.

(Effendy, 2006 : 10).

Fungsi komunikasi (Effendy, 2007: 8) dalam bukunya “Ilmu Komunikasi

Page 26: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

14 Univesitas Sumatera Utara

dalam Teori dan Praktek”, adalah sebagai berikut :

1. Menyampaikan Informasi (To Inform )

Komunikasi berfungsi dalam menyampaikan informasi, tidak hanya

informasi tetapi juga pesan, ide, gagasan, opini maupun komentar. Sehingga

masyarakat bisa mengetahui keadaan yang terjadi dimanapun.

2. Mendidik (To Educate )

Komunikasi sebagai sarana informasi yang mendidik, menyebarluaskan

kreativitas, tidak hanya sekedar memberi hiburan, tetapi juga memberi pendidikan

untuk membuka wawasan dan kesempatan untuk memperoleh pendidikan secara

luas, serta memberikan berbagai informasi tidak lain agar masyarakat menjadi

lebih baik, lebih maju, dan lebih berkembang.

3. Menghibur (To Entertain )

Komunikasi juga memberikan warna dalam kehidupan, tidak hanya

informasi tetapi juga hiburan. Semua golongan menikmatinya sebagai alat hiburan

dalam bersosialisasi. Menyampaikan informasi dalam lagu, lirik, dan bunyi

maupun gambar dan bahasa.

4. Mempengaruhi (To Influence )

Komunikasi sebagai sarana untuk mempengaruhi khalayak untuk memberi

motivasi, mendorong untuk mengikuti kemajuan orang lain melalui apa yang

dilihat, dibaca, dan didengar. Serta memperkenalkan nilai-nilai yang baru untuk

mengubah sikap dan perilaku kearah yang baik dan modrenisasi

2.3.2. Strategi Komunikasi

Strategi pada dasarnya adalah sebuah perencanaan (planning) dan

manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan. Akan tetapi, untuk

mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya

menunjukkan arah saja, melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana taktik

Page 27: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

15 Univesitas Sumatera Utara

operasionalnya. Demikian pula dengan strategi komunikasi yang merupakan

perencanaan komunikasi (communication planning ) dengan manajemen

komunikasi (communication management) untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan (Effendy, 1993: 301). Strategi komunikasi ini harus mampu

menunjukkan bagaimana operasionalnya secara praktis harus dilakukan, dalam

arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu bergantung

pada situasi dan kondisi. Artinya terdapat juga kekuatan pengaruh dari pesan-

pesan lain yang datang dari sumber (komunikator) lain dalam waktu yang sama,

maupun sebelum dan sesudahnya. Pesan yang diharapkan menimbulkan efek atau

perubahan pada khalayak bukanlah satu-satunya "kekuatan", tetapi, hanya salah

satu di antara semua kekuatan yang bekerja dalam proses komunikasi untuk

mencapai efektivitas.

Adapun strategi komunikasi konsep Harold D. Laswell yang

menjelaskan bahwa untuk bisa memahami strategi komunikasi maka harus

mampu menjawab pertanyaan berikut :

1. (Who), : Siapa komunikatornya?

2. (Says What), : Pesan apa yang disampaikan?

3. (In Which Channel), : Media apa yang digunakannya?

4. (To Whom), :Siapa komunikannya?

5. (With What Effect), : Efek apa yang diharapkan?

Berikut komponen utama komunikasi yang menjadi pusat kajian dalam

menyusun strategi komunikasi, serta dapat mencapai tujuan komunikasi secara

efektif menurut (Effendy, 2006: 32)

1) Komunikator

Merupakan pihak yang menjalankan proses strategi komunikasi.Agar

strategi komunikasi berjalan maksimal, dibutuhkan seorang komunikator yang

bisa diterima oleh komunikannya. Oleh karena perannya yang sangat penting

dalam sebuah proses komunikasi maka ada dua hal yang dituntut dari seorang

komunikator. Menurut Onongfaktor penting seorang komunikator ada dua, yakni :

Page 28: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

16 Univesitas Sumatera Utara

a. Daya tarik

Adalah manusiawi jika komunikate atau khalayak

sasaran yang cenderung merasa memiliki kesamaan

dengan komunikator akan mengikuti apa yang diinginkan

oleh komunikator. Dalam hal ini, komunikate atau

khalayak sasaran melihat komunikator memiliki daya tarik

tertentu sehingga khalayak sasaran bersedia untuk

merubah pikiran, sikap, pendapat, dan perilakunya sesuai

dengan yang diinginkan oleh komunikator. Daya tarik juga

dapat dilihat dari penampilan komunikator.

b. Kredibilitas

Selain daya tarik, kredibilitas komunikator juga

menjadi alasan kuat khalayak sasaran atau komunikan

bersedia merubah pikiran, sikap, pendapat, dan

perilakunya sesuai dengan isi pesan yang disampaikan

oleh komunikator. Kredibilitas komunikator adalah faktor

yang membuat khalayak sasaran percaya kepada apa yang

disampaikan oleh komunikator dan mengikuti kemauan

komunikator. Komunikator yang benarbenar menguasai

permasalahan dan memiliki penguasaan bahasa yang baik

cenderung dipercaya oleh khalayak sasaran. Seorang

komunikator yang memiliki keahlian tertentu dapat

menimbulkan kepercayaan komunikan. Berdasarkan kedua

faktor diatas, kemampuan seorang komunikator dituntut

juga untuk mampu berempatik dengan orang yang sedang

diajak berkomunikasi, dia harus memahami suasana hati

dan kondisi komunikannya.

2) Pesan Komunikasi

Pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada khalayak sasaran dalam

strategi komunikasi pastinya memiliki tujuan tertentu. Seperti yang disampaikan

Page 29: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

17 Univesitas Sumatera Utara

Onong, tujuan pesan komunikasi terdiri atas “Isi pesan dan lambang. Lambang

yang bisa dipergunakan untuk menyampaikan isi pesan komunikasi adalah :

Bahasa, gambar, warna, gestur. Sedangkan bahasa terdiri atas kata yang

mengandung pengertian denotatif dan konotatif.” Berdasarkan pendapat tersebut,

kita mengetahui bahwa bahasa harus disampaikan dengan tepat, karena bila tidak,

maka komunikan bisa saja salah dalam menginterpretasikan tujuan pesan

komunikasi.

Tujuan inilah yang menentukan teknik komunikasi yang akan dipilih dan

digunakan dalam strategi komunikasi. Dalam strategi komunikasi, perumusan

pesan yang baik dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi khalayak

sangatlah penting. Pesan yang dirumuskan oleh komunikator hendaknya tepat

mengenai khalayak sasaran. Terdapat syarat-syarat yang harus dipenuhi agar

pesan yang disampaikan dapat mengena kepada khalayak sasaran yaitu

Umum – pesan disampaikan adalah pesan yang bersifat umum dan mudah

dipahami oleh khalayak sasaran

Jelas – pesan yang disampaikan harus jelas dan tidak menimbulkan salah

penafsiran

Bahasa jelas – bahasa yang digunakan dalam proses penyampaian pesan

hendaknya menggunakan bahasa yang jelas dan sesuai dengan khalayak

sasaran serta tidak menggunakan istilah-istilah yang tidak dimengerti oleh

khalayak sasaran

Positif – pesan yang disampaikan kepada khalayak sasaran dilakukan

dengan cara-cara yang positif sehingga mendatangkan rasa simpati dari

khalayak sasaran

Seimbang – pesan yang disampaikan kepada khalayak sasaran

disampaikan dengan seimbang, tidak melulu mengungkapkan sisi positif

namun juga sisi negative agar khalayak sasaran dapat menerimanya

dengan baik

Page 30: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

18 Univesitas Sumatera Utara

Sesuai – pesan yang disampaikan hendaknya disesuaikan dengan

keinginan khalayak sasaran

3) Media Komunikasi

Mengetahui dan memahami berbagai pengertian media menurut para ahli,

pengertian media massa menurut para ahli, serta pengertian media sosial menurut

para ahli. Kesimpulan dari semua pengertian terkait media adalah bahwa media

adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan komunikasi. Media

komunikasi kini tidak lagi terbatas pada media massa yang memiliki beberapa

karakteristik media massa masing-masing. Kehadiran internet sebagai media

komunikasi telah melahirkan berbagai media komunikasi modern baru.

Dalam strategi komunikasi, kita perlu mempertimbangkan pemilihan

media komunikasi yang tepat dan dapat menjangkau khalayak sasaran dengan

tepat dan cepat. Pemilihan media komunikasi dalam strategi komunikasi

disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai, pesan yang akan disampaikan,

serta teknik komunikasi yang digunakan.

Pada tahap ini adalah bahwa sisi pesan juga harus disesuaikan dengan

media yang dipilih. Selain itu, masih ada hal lain yang harus diperhatikan sebelum

kita memutuskan media mana yang akan dipakai, yakni kapabilitas penerima

pesan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat yang disampaikan Onong, bahwa

dalam memilih media harus dilakukan selektif dan sesuai dengan keadaan dan

kondisi juga situasi

khalayak.

4) Khalayak Sasaran

Dalam strategi komunikasi, melakukan identifikasi khalayak sasaran

adalah hal penting yang harus dilakukan oleh komunikator. Identifikasi khalayak

sasaran disesuaikan dengan tujuan komunikasi. Terdapat beberapa faktor yang

harus dipertimbangkan ketika melakukan identifikasi khalayak sasaran, yaitu :

a. Kerangka pengetahuan (frame of reference)

Page 31: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

19 Univesitas Sumatera Utara

Pesan-pesan komunikasi yang akan disampaikan dalam strategi

komunikasi kepada komunikate atau khalayak sasaran hendaknya disesuaikan

dengan kerangka pengetahuan khalayak agar pesan dapat dengan mudah diterima

serta dipahami oleh khalayak sasaran.

b. Situasi dan kondisi

Yang dimaksud dengan situasi adalah situasi komunikasi ketika khalayak

sasaran menerima pesan-pesan komunikasi. Sedangkan yang dimaksud dengan

kondisi adalah keadaan fisik psikologis khalayak sasaran. Pesan komunikasi yang

dsampaikan kepada khalayak sasaran hendaknya mempertimbangkan situasi dan

kondisi khalayak sasaran agar pesan dapat tersampaikan dengan efektif.

c. Cakupan pengalaman (field of experienc)

Pesan-pesan komunikasi yang akan disampaikan dalam strategi

komunikasi kepada komunikate atau khalayak sasaran juga hendaknya

disesuaikan dengan cakupan pengalaman khalayak sasaran agar pesan dapat

dengan mudah diterima serta dipahami oleh khalayak sasaran.

Selain itu, Fajar dalam bukunya (2009 :186) juga menyatakan perumusan

strategi dan peranan komunikator yang dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Mengenal Khalayak

Mengenal khalayak merupakan langkah pertama bagi komunikator dalam

usaha komunikasi yang efektif. Dalam proses komunikasi, baik komunikator

maupun khalayak, mempunyai kepentingan yang sama. Untuk menciptakan

persamaan kepentingan tersebut, maka komunikator harus mengerti dan

memahami kerangka pengalaman dan kerangka referensi khalayak secara tepat

dan saksama (Fajar, 2009 :184-185) yang meliputi :

a. Kondisi kepribadian dan kondisi fisik khalayak yang terdiri

dari :

Pengetahuan khalayak mengenai pokok persoalan.

Kemampuan khalayak untuk menerima pesan-pesan lewat

media yang digunakan.

Pengetahuan khalayak terhadap perbendaharaan kata-kata

yang digunakan

Page 32: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

20 Univesitas Sumatera Utara

b. Pengaruh kelompok dan masyarakat serta nilai-nilai dan

norma-norma kelompok masyarakat yang ada, yaitu dengan

memperhatikan aturan-aturan yang berlaku dalam lingkungan hidup

khalayak.

c. Situasi dimana khalayak itu berada, yaitu dengan memahami tempat dan

kondisi dari khalayak yang akan dijadikan target sasaran

2. Menyusun Pesan

Setelah mengenal khalayak dan situasinya, maka langkah selanjutnya

dalam perumusan strategi ialah menyusun pesan, yaitu menentukan tema dan

materi. Syarat utama dalam mempengaruhi khalayak dari pesan tersebut ialah

mampu membangkitkan perhatian. Telah dijelaskan bahwa individu-individu

dalam saat yang bersamaan terkadang dirangsang oleh banyak pesan dari berbagai

sumber. Tetapi tidak semua rangsangan itu dapat mempengaruhi khalayak

3. Menetapkan Metode

Untuk mencapai efektifitas dari suatu komunikasi selain akan bergantung

dari kematangan isi pesan, yang disesuaikan dengan kondisi khalayak dan

sebagainya, juga turut dipengaruhi oleh metode penyampaiannya kepada sasaran.

Dalam dunia komunikasi, metode penyampaian dapat dilihatdari 2 aspek:

(1) Menurut cara pelaksanaannya

yaitu semata – mata melihat komunikasi dari segi pelaksanaannya

dengan melepaskan perhatian dari isi pesannya.

(2) Menurut bentuk isi

yaitu melihat komunikasi dari segi pernyataan atau bentuk pesan

dan maksud yang dikandung

Menurut cara pelaksanaannya metode komunikasi diwujudkan dalam

bentuk :

a. Metode Redudancy, yaitu cara mempengaruhi khalayak dengan jalan

mengulang pesan kepada khalayak. Pesan yang diulang akan menarik

perhatian. Selain itu khalayak akan lebih mengingat pesan yang telah

Page 33: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

21 Univesitas Sumatera Utara

disampaikan secara berulang. Komunikator dapat memperoleh kesempatan

untuk memperbaiki kesalahan dalam penyampaian sebelumnya.

b. Metode Canalizing, pada metode ini, komunikator terlebih dahulu

mengenal khalayaknya dan mulai menyampaikan ide sesuai dengan

kepribadian, sikap - sikap dan motif khalayak.

Sedangkan Menurut bentuk isinya metode komunikasi diwujudkan dalam

bentuk :

a. Metode Informatif, dalam dunia publisistik atau komunikasi massa dikenal

sebagai salah satu bentuk pesan yang bersifat informatif, yaitu suatu

bentuk isi pesan, yang bertujuan mempengaruhi khalayak dengan jalan

memberikan penerangan. Penerangan berarti menyampaikan sesuatu apa

adanya, apa sesungguhnya, diatas fakta-fakta dan data-data yang benar

serta pendapat-pendapat yang benar pula.

b. Metode Edukatif, diwujudkan dalam bentuk pesan yang berisipendapat,

fakta dan pengalaman yang merupakan kebenaran dandapat

dipertanggungjawabkan. Penyampaian isi pesan disusunsecara teratur dan

berencana dengan tujuan mengubah perilakukhalayak.

c. Metode Koersif, yaitu mempengaruhi khalayak dengan jalan memaksa,

dalam hal ini khalayak dipaksa untuk menerima gagasanatau ide oleh

karena itu pesan dari komunikasi ini selain berisi pendapat juga berisi

ancaman.

d. Metode Persuasif, merupakan suatu cara untuk mempengaruhi komunikan,

dengan tidak terlalu banyak berpikir kritis, bahkankalau dapat khalayak itu

dapat terpengaruh secara tidak sadar.

4. Seleksi dan Penggunaan Media

Sebagaimana dalam menyusun pesan dari suatu komunikasi yang ingin

dilancarkan, kita harus selektif dalam arti menyesuaikan keadaan dan kondisi

khalayak, maka dengan sendirinya dalam penggunaan media pun kita harus

mempertimbangkan kemudahan akses khalayak menjangkau media. Media yang

digunakan haruslah yang mampu menjangkau khalayak luas.

Page 34: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

22 Univesitas Sumatera Utara

Dengan demikian, strategi komunikasi merupakan keseluruhan

perencanaan, taktik dan cara yang dipergunakan untuk melancarkan komunikasi

dengan memperhatikan keseluruhan aspek yang ada pada proses komunikasi

untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

2.3.2.1 Tujuan Strategi Komunikasi

Tujuan strategi komunikasi sangat penting untuk direncanakan, sebab

komunikasi dilakukan untuk mewujudkan tujuan tersebut agar dapat tercapai.

Tujuan strategi komunikasi adalah untuk membuat komunikasi yang efektif dan

berhasil dimengerti oleh komunikannya. Menurut Liliweri dalam bukunya

"Komunikasi Serba Ada dan Serba Makna" (Liliweri, 2011 : 248-249) strategi

komunikasi mempunyai tujuan yaitu :

1. Memberitahu (Announcing)

Yaitu pemberitahuan tentang kapasitas dan kualitas informasi. Oleh karena

itu, informasi yang akan dipromosikan sedapat mungkin berkaitan dengan

informasi utama dari seluruh informasi yang demikian penting.

2. Memotivasi (Motivating)

Informasi yang diberikan harus dapat memotivasi khalayak untuk mencari

dan mendapatkan kesempatan daritujuan informasi yang disebarkan.

3. Mendidik (Educating)

Tiap informasi yang disebarkan harus disampaikan dalam kemasan

bersifat mendidik. Informasi haruslah mengandung unsur positif agar

pesan yang disampaikan dapat membantu komunikan belajar.

4. Menyebarkan Informasi (Informing)

Menyebarluaskan informasi kepada masyarakat yang menjadi sasaran.

Diusahakan agar informasi yang disebarkan merupakan informasi yang

spesifik dan aktual, sehingga dapat digunakan khalayak. Apalagi jika

informasi ini bukan sekedar pemberitahuan atau motivasi semata, tetapi

mengandung unsur pendidikan.

5. Mendukung pembuatan keputusan (Supporting Decision Making ).

Page 35: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

23 Univesitas Sumatera Utara

Dalam rangka pembuatan keputusan, maka informasi yang dikumpulkan,

dikategorikan, dan dianalisis sedemikianrupa, sehingga dapat dijadikan

informasi utama bagi pembuatan keputusan.

Secara sederhana, tujuan utama dari strategi komunikasi ialah untuk

memastikan komunikan mengerti dengan pesan yang diterimanya. Apabila

komunikan telah mengerti dengan pesan yang diterimanya, selanjutnya strategi

komunikasi digunakan untuk meyakinkan komunikan agar menetapkan keputusan

terhadap pesan yang diterimanya. Berhasil tidaknya kegiatan komunikasi lebih

kurang ditentukan oleh strategi komunikasi.

2.3.2.2 Fungsi Strategi Komunikasi

Fungsi strategi komunikasi adalah manfaat dari terbentuknyastrategi

komunikasi itu sendiri. Menurut R. Wayne Pace (Effendy, 2005: 32) tujuan

sentral kegiatan komunikasi terdiri atas tiga tujuan utama, yaitu:

a. To Secure Understanding

Untuk memberikan sebuah pengertian kepada khalayak sasaran.

Komunikator sebagai seoseorang yang menyampaikan pesan haruslah

mampu menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti. Hal ini bisa

dilakukan dengan menganalisis bahasa apa dan isyarat-isyarat seperti apa

yang dimengerti oleh komunikannya.

b. To Establish Acceptance,

Untuk menciptakan proses penerimaan dalam diri khalkayak sasaran.

Sebuah komunikasi akan diterima dengan baik apabila pesan yang

disampaikan oleh komunikator mampu membuat komunikan merasakan

empati ataupun simpati, yaitu saat komunikan mersakan kesamaan dengan

komunikator.

c. To Motivate Action.

Untuk memotivasi khalayak sasaran agar bertindak. Pesan komunikasi

yang telah dimengerti dan diterima oleh komunikan, akan menimbulkan

keinginan untuk melakukan sebuah tindakan sesuai dengan kjeinginan

Page 36: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

24 Univesitas Sumatera Utara

komunikator. Adanya tindakan nyata dari komunikan menunjukkan

komunikasi yang disampaikan telah berhasil dan efektif

2.3.3 Hambatan Komunikasi

Di dalam proses komunikasi biasanya terdapat gangguan atau hambatan.

Hal ini menyebabkan proses penyampaian pesan tidak berjalan dengan baik dan

efektif sehingga pesan yang ingin disampaikan komunikator tidak diterima dengan

baik oleh komunikan. Gangguan atau hambatan yang ada dalam proses

komunikasi biasanya menimbulkan salah pengertian antara komunikator dengan

komunikannya atau biasa disebut miss communication. Hambatan komunikasi

menurut Effendy pada bukunya "Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi (2003 : 45)

dibagi menjadi empat, yaitu:

1. Gangguan

Ada dua jenis gangguan terhadap jalannya komunikasi yang menurut

sifatnya dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

a. Gangguan mekanik adalah gangguan yang disebabkan saluran komunikasi

atau kegaduhan yang bersifat fisik. Seperti contohnya adalah gangguan

yang dihasilkan dari suara atau bunyi, gambar yang tidak jelas dan lainnya.

b. Gangguan semantik adalah gangguan yang bersangkutan dengan pesan

komunikasi yang pengertiannya menjadi rusak. Gangguan semantik

tersaring ke dalam pesan melalui penggunaan bahasa. Gangguan semantik

terjadi dalam salah pengertian.

2. Kepentingan

Interest atau kepentingan membuat orang selektif dalam menanggapi

pesan. Orang hanya memperhatikan perangsang yang ada hubungannya dengan

kepentingannya. Kepentingan bukan hanya mempengaruhi perhatian kita saja

tetapi juga menentukan daya tanggap, perasaan, pikiran dan tingkah laku kita akan

merupakan sifat relatif terhadap segala perangsang yang tidak sesuai atau

bertentangan dengan suatu kepentingan.

3. Motivasi Terpendam

Motivasi akan mendorong seseorang berbuat sesuatu yang sesuai dengan

keinginan, kebutuhan dan kekurangannya. Semakin sesuai komunikasi dengan

Page 37: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

25 Univesitas Sumatera Utara

motivasi seseorang maka semakin besar kemungkinan komunikasi itu dapat

diterima dengan baik oleh pihak yang bersangkutan.

4. Prasangka

Prasangka merupakan salah satu hambatan berat suatu kegiatan

komunikasi. Dalam prasangka, emosi memaksa kita untuk menarik kesimpulan

atas dasar syak wasangka tanpa menggunakan pikiran yang rasional. Sesuatu yang

objektif akan dinilai secara negatif.

2.3.4 Komunikasi Persuasi

Menurut Devito (2011:506) persuasif berasal dari kata latin persuasion

yang berarti membujuk, mengajak atau merayu. Persuasif adalah setiap usaha

untuk mempengaruhi tindakan atau penilaian orang dengan cara berbicara ataupun

menulis. De Vito menjelaskan komunikasi persuasif adalah pembicaraan persuasif

mengetengahkan pembicaraan yang sifatnya memperkuat, memberikan ilustrasi,

dan menyodorkan informasi kepada khalayak. Akan tetapi tujuan pokoknya

adalah menguatkan atau mengubah sikap dan perilaku, sehingga penggunaan

fakta, pendapat dan himbauan motivasional harus bersifat memperkuat tujuan

persuasifnya.

Cangara (2014: 93) menjelaskan ada dua macam tujuan dalam penggunaan

komunikasi persuasif, yaitu untuk merubah sikap atau kepercayaan komunikan

serta untuk merangsang tindakan. Berguna untuk mencapai tujuan tersebut

seorang persuader atau komunikator tentunya harus memiliki peran yang

nantinya akan mempengaruhi pesan. Peran tersebut meliputi kredibilitas

(credibility), kredibilitas merupakan seperangkat persepsi mengenai kelebihan-

kelebihan yang dimiliki oleh persuader sehingga diterima atau diikuti oleh sasaran

persuasifnya

2.3.5 Mediasi

a. Pengertian Mediasi

Secara etimologi, Mediasi dalam bahasa inggris dikenal dengan istilah

mediation yang artinya penyelesaian sengketa dengan menengahi atau

penyelesaian sengketa yang melibatkan pihak ketiga (Echols & Shadily,

Page 38: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

26 Univesitas Sumatera Utara

2003:377). Sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia kata mediasi

diartikan sebagai proses pengikut serta dan pihak ketiga dalam penyelesaian suatu

perselisihan sebagai penasehat.

Secara etimologi mediasi diartikan oleh beberapa ahli, Christoper W.

Moore sebagaimana dikutip oleh Rachmadi Usman (2012:79) mengemukakan

bahwa Mediasi adalah intervensi dalam sebuah sengketa oleh pihak ketiga yang

bisa diterima pihak yang bersengketa, bukan merupakan bagian dari kedua belah

pihak adan bersifat netral namun tidak mempunyai wewenang untuk mengambil

keputusan. Pihak ketiga ini bertugas untuk membantu pihak-pihak yang bertikai

agar secara suka rela mau mencapai kata sepakat yang diterima oleh masing-

masing pihak dalam sebuah persengketaan.

Gerry Goodpaster, sebagaimana yang dikutip oleh (Abbas 2009:5),

mengemukakan bahwa mediasi adalah proses pemecahan masalah dimana pihak

luar yang tidak memihak (imparsial) bekerja sama dengan pihak-pihak yang

bersengketa untuk membantu mereka memperoleh kesepakatan perjanjian yang

memuaskan. Goospaster menekankan bahwa mediasi adalah proses negosiasi,

dimana pihak ketiga melakukan dialog dengan pihak bersengketa dan mencoba

mencari kemungkinan penyelesaian sengketa tersebut.

Keberadaan pihak ketiga ditujukan untuk membantu pihak bersengketa

mencari pemecahannya, sehingga menuju perjanjian atau kesepakatan yang

memuaskan kedua belah pihak. Menurut Joni Emerzon (2001:69) berpendapat

bahwa, mediasi adalah upaya penyelesaian sengketa para pihak dengan

kesepakatan bersama melalui mediator yang bersikap netral,dan tidak membuat

keputusan atau kesimpulan bagi para pihak tetapi menunjang fasilitator untuk

terlaksananya dialog antara pihak dengan suasan keterbukaan,kejujuran,dan tukar

pendapat untuk tercapainya mufakat. Dengan kata lain mediasi adalah proses

negosiasi pemecehan masalah dimana pihak luar yang tidak memihak (impartial)

dan netral bekerja dengan para pihak yang bersengketa untuk membantu mereka

memperoleh kesepakatan perjanjian secara memuaskan. Sedangkan menurut

(Rahmadi 2010:12) Mediasi adalah suatu proses penyelesaian sengketa antar dua

pihak atau lebih melaui perundingan atau cara mufakat dengan bantuan pihak

netral yang tidak memiliki kewennangan memutus.

Page 39: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

27 Univesitas Sumatera Utara

Pihak netral tersebut disebut Mediator dengan tugas memberikan bantuan

prosedural dan subtansial. Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan

bahwa Mediasi adalah cara yang digunakan untuk menyelesaikan suatu sengketa

melalui perundingan yang melibatkan para pihak-pihak yang bersengketa dan

mediator sebagai pihak neral

Prinsip-prinsip Mediasi

David Spencer dan Michael Brogan (Abbas 2009:28) merujuk pada lima

prinsip dasar filsafat mediasi.

1.) Kerahasian (confidentiality)

Kerahasiaan yang dimaksud ialah bahwa segala seuatu yang terjadi

dalam pertemuan yang diselenggarakan oleh mediator dan pihak-pihak

yang bersengketa tidak boleh disiarkan kepada publik atau pers oleh

masing-masig pihak. Dengan demikian juga sang mediator harus

menjaga kerahasianan dari isi mediasi tersebut,sebaiknya

menghancurkan seluruh dokumen diakhir sesi yang ia lakukan

2.) Volunteer (sukarela)

Masing-masing pihak yang bertikai dantang ke mediasi atas keingina

dan kemauan sendiri secara sukarela dan tidak ada paksaan dan

tekanan dari pihak-pihak lain atau pihak luar

3.) Pemberdayaan (empowerment)

Berdasarkan pada asumsi bahwa orang yang mau datang ke mediasi

sebelumnya mempunyai kemampuan untuk menegosiasikan masalah

mereka sendiri dan dapat mencapai kesepakatan yang mereka

inginkan.

4.) Netralitas (neutrality)

Peran seorang mediator hanya memfasilitasi prosesnya saja, dan isinya

tetap menjadi milik para pihak yang bersengketa. Mediator hanya

berwenang mengontrol proses berjalan atau tidak mediasi

5.) Solusi yang unik (a unique solution)

Solusi yang dihasilkan dari proses mediasi tidak harus sesuai dengan

standar legal, tetapi dapat dihasilkan dari proses kreativitas. Oleh

karena itu, hasil mediasi mungkin akan lebih banyak mengikuti

Page 40: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

28 Univesitas Sumatera Utara

keinginan kedua belah pihak, yang terkait erta dengan konsep

pemberdayaan masing-masing pihak

b. Mediasi Perceraian

Mediasi dalam hukum islam disebut dengan islah dan hakam. Islah

adalah ajaran islam yang bermakna lebih menonjolkan metode

penyelesaian perselisihan atau konflik atau secara damai dengan

mengesampingkan perbedaan yang menjadi akar perselisihan.

Sedangkan hakam adalah pihak ketiga yang mengikatkan diri kedalam

konflik yang terjadi diantara suami-istri sebagai pihak yang menengahi

atau menyelesaikan sengketa diantara mereka, Amriani (2011:119-

120)

Saifullah (2009:75-76) menyebutkan mediasi dalam tinjauan hukum

positif diatur dalam UU No.30 tahun 1999 memberikan keterangan

bahwa jika sengketa tidak mencapai kesepakatan maka sengeketa bisa

diselesaikan melalui penasehat atau mediator. Sedangkan secara tegas

Peraturan Mahkamah Agung No.2 tahun 2003 tapi kemudian

disempurnakan dalam Perma No.1 tahun 2008 dalam upaya

mempercepat,murah,dan mudah penyelesaian sengketa serta

memberikan akses yang lebih besar kepada pencari keadilan Abbas

(2009:310). Dalam pasal 4 PERMA no.1 tahun 2008 menentukan

perkara yang dapat diupayakan mediasi adalah semua sengketa perdata

yang diajukan kepengadilan tingkat pertama kecuali perkara yang

diselesaikan melalui prosedur pengadilan niaga, pengadilan hubungan

industrial, keberatan atau atau putusan badan penyelesaian persaingan

usaha, Abbas (2009:311). Sedangkan PERMA No.1 tahun 2008 dalam

beberapa peraturan perundingan juga dikenal penyelesaian sengketa

dengan proses berbeda yaitu; penyelesaian sengketa

perburuhan,lingkungan hidup,

Model mediasi dalam perceraian Menurut Lawrence Boulle dalam

Abbas (2009:31-35) membagi mediasi dalam sejumlah model yang

tujuannya untuk menemukan peran mediator dalam melihat posisi

sengketa dan peran pihak dalam upaya menyelesaikan sengketa, Boulle

Page 41: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

29 Univesitas Sumatera Utara

menyebutkan ada empat model mediasi,yaitu settlement mediation

facialitative mediation,transfomation mediation,evalution mediation

a. Settlement Mediation dikenal sebagai mediasi kompromoi

merupakan mediasi yang tujuan utamanya adalah untuk

mendorong terwujudnya kompromi dari tuntutan kedua belah

pihak yang sedang bertikai. Adapun peran yang dapat dimainkan

adalah menetukan ”bottom lines” dari disputan dan secara

persuasive mendorong kedua belah pihak yang bertikai untuk

sama-sama menurunkan posisi mereka ketitik komrpomi.

Model ini mengandung sejulmlah prinsip antara lain:

Mediasi dimaksudkan untuk mendekatkan perbedaan nilai

tawar atas suatu kesepakatan

Mediator hanya berfokus pada permasalahan atau posisi

yang dinyatakan para pihak

Biasanya mediator adalah orang memiliki status tinggi dan

dalam model ini tidak menekankan kepada keahlian dalam

proses atau teknik mediasi

b. Facilitative Mediation yang juga disebut sebagai mediasi yang

berbasis kepentingan (interest based) dan problem solving yang

bertujuan untuk menghindarkan para pihak yang bersengketa dari

posisi mereka dan menegosiasikan kebutuhan dan kepentingan para

pihak dari hak-haklegal mereka

Model facilitative mengandung sejumlah unsur antara lain:

Prosesnya lebih terstruktur

Penekanannya lebih ditujukan kepada kebutuhan dan

kepentingan para pihak yang berselisih

Mediator perlu mamahami proses dan teknik mediasi tanpa

harus ahli dalam bidang yang diperselisihkan

c. Transformative mediation, juga dikenal sebagai mediasi terapi dan

rekonsiliasi. Mediasi model ini menekankan untuk mencari

penyebab yang mendasari munculnya permasalahan diantar pihak

yang bersengketa, dengan pertimbangan untuk meningkatkan

Page 42: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

30 Univesitas Sumatera Utara

hubungan diantara mereka melalui pengakuan dan pemberdayaan

sebagai dasar resolusi konflik dari pertikaian yang ada.

Model Transformative mengandung sejumlah prinsip antara lain:

Fokus pada penyelesaian yang lebih komprehensif dan

tidak terbatas hanya pada penyelesaian sengketa tetapi juga

rekonsisiliasi antara pihak

Proses mediasi yang mengarah kepada pengambilan

keputusan tidak akan dimulai, bila masalah hubungan

emosional para pihak yang berselisih belum diselesaikan

Mediator diharapkan lebih memiliki kecakapan dalam

conseling dan juga proses serta teknik mediasi

2.3.6 Mediator

a. Pengertian Mediator

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mediator merupakan perantara

(penghubung atau penengah), ia bertindak sebagai perantara pihak yang

bersengketa, Abbas (2009:3)

Runtung dalam Rachmadi (2012:75). Mediator memegang peranan

penting bagi keberhasilan suatu mediasi. Harus juga dipahami bahwa mediasi

sendiri itu meliputi orang-orang dan interaksi dari orang-orang tersebut. Oleh

sebab itu tidak ada mediasi yang menjadi efektif tanpa adanya perwakilan pihak-

pihak-pihak dehngan otoritas untuk menegosiasikan suatu penyelesaian sengketa

dan keinginan pihak-pihak untuk mendapatkan solusi diluar pengadilan.

Sebagaimana diketahui bahwa penyelesaian sengketa melalui perdamaian dengan

menempuh mediasi di pengadilan,dibantu oleh mediator. Mediator inilah yang

nantinya membantu para pihak yang berperkara dalam proses perundingan guna

mencari berbagai kemungkinan penyelesaian sengketa. Dalam mediasi, mediator

memberlakukan sengketa melalui suatu peluang untuk membantu para pihak

menyelesaikan persoalannya. Mediator membantu para pihak memahami

pandangan masing-masing dan membantu mencari (locate) persoalan-persoalan

yang dianggap penting bagi mereka. Mediator mempermudah pertukaran

Page 43: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

31 Univesitas Sumatera Utara

informasi, mendorong diskusi mengenai perbedaan-perbedaan kepentingan,

persepsi, penafsiran terhadap situasi dan persoalan-persoalan dan membiarkan

tetapi mengatur pengungkapan emosi. Mediator membantu para pihak

memprioritaskan persoalan-persoalan dan menitikberatkan pembahasan mengenai

tujuan dan kepentngan umum, Rachmadi (2012:83)

b. Tugas Mediator

Menurut Abbas (2009-86-90)

1. Melakukan diagnosi konflik

Tugas pertama yang dilakukan oleh mediator adalah mendiagnosis konflik

atau sengketa. Mediator dapat mendiagnosis sengketa sejak pramediasi,

yang bertujuan untuk mengetahui bentuk-bentuk persengketeaan,latar

belakang penyebabnya dan akibat dari persengketaan bagi para pihak. Atas

dasar diagnosis sengketa, mediator dapat menyusun langkah

negosiasi,mencari alternative solusi, mempersiapkan pilihan yang

mungkin ditawrkan kepada kedua belah pihak dalam penyelesaian

sengketa

2. Mengidentifikasi masalah serta kepentingan-kepentingan kritis para pihak

Dalam proses mediasi, para pihak diberikan kesempatan untuk

menyampaikan persoalan-persoalan sengketa mereka secara terbuka,

sehingga masing-masing pihak dapar mendengarnya. Mediator juga

mengarahkan para pihak untuk menyampaikan kepentingan-kepentingan

mereka dalam persengketaan tersebut mediator bertugas bertugas

mengidentifikasi dan menyusun secara sistematis pokok persengketaan

dan kepentingan masing-masing pihal. Identifikasi dan sistematika ini

sangat penting untuk menjadi pedoman para pihak dalam proses mediasi.

Sistematika ini juga akan memudahkan mediator dalam menyusun

sejumlah agenda

3. Menyusun agenda

Menyusun agenda merupakan tugas mediator yang cukup penting, karena

agenda memperlihatkan langkah-langkah yang akan ditempuh oleh kedua

belah pihak dalam menjalani mediasi. Menyusun agenda ini harus

diberitahukan kepada kedua belah pihak oleh mediator. Dalam agenda

Page 44: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

32 Univesitas Sumatera Utara

mediasi memuat sejumlah hal antara lain waktu mediasi,durasi tiap

pertemuan,tempat mediasi,para pihak yang hadir,mediator,metode

negosiasi,persoalan pokok yang dipernsengketakan dan hal-hal lain yang

dianggap perlu oleh kedua belah pihak.

4. Memperlancar dan mengendalikan komunikasi

Dalam proses mediasi, mediator harus memperhatikan komunikasi yanng

terjadi antar kedua belah pihak. Ia harus memastikan apakah komunikasi

tersebut telah berjalan dengan lancar. Mediator bertugas membantu para

pihak untuk memudahkan komunikasi mereka, karena dalam praktik

banyak ditemukan para pihak malu dan segan untuk mengungkapkan

persoalan dan kepentingan mereka. Sebaliknya, banyak juga yang terlalu

berami untuk menyampaikan pokok sengketa dan tuntututannya, sehingga

kadang-kadang menyinggung pihak lajn. Mediator harus mampu

mengendalikan komunikasi para pihak, agar mediasi bisa berjalan dan

tidak menimbulkan gangguan perasaan pihak lain, yang dapat

menghambat proses mediasi selanjutnya.

5. Mediator harus menyusun dan merangkai kembali tuntutan (positional

claim) para pihak, menjadi kepentingan sesungguhnya dari para pihak. Hal

ini penting digambarkan oleh mediator, karena posisi para pihak dalam

mediasi bukan berada pada sikap bersikukuh dengan tuntutannya, tetapi

lebih mengarah kepada kepentingan riil yang diinginkan

6. Mediator bertugas mengubah pandangan egosenteris masing-masing pihak

menjadi pandangan yang mewakili semua pihak. Mediator secara arif

meyakinkan para pihak untuk saling memahami posisi pihak lain, sehingga

pandangan mereka dapat di dekatkan dengan meninggalkan egonya

masing-masing

7. Mediator bertugas dan berusaha mengubah pandangan parsial (berkutat

definisi tertentu) para pihak mengenai suatu permasalahan kepandangan

yang lebih universal (umum), sehingga dapat diterima oleh kedua pihak.

8. Memaukkan kepentingan kedua belah pihak dalam mendefinisikan

permasalah

Page 45: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

33 Univesitas Sumatera Utara

9. Mediator bertugas menyusun proposisi mengenai permasalahan para pihak

dalam bahasa dan kalimat yang tidak menonjolkan unsur emosional.

Bahkan ia juga daat menyusun sejumlah pertanyaan yang dapat

meyakinkan para pihak untuk menyeleseikan sengketa mereka secara lebih

adil dan terbuka,

10. Mediator bertugas menjaga pernyataan para pihak agar tetap berada dalam

kepentingan yang sesungguhnya (underlain Interset) dan tidak berbah

menjadi suatu tuntutan (clain) yang kakus, sehingga pembahasan dan

negosiasi dapat dilakukan dalam rangka yang saling menguntungkan para

pihak.

Dalam Syaifullah (2009:78) menyatakan bahwa dalam melaksanakan

profesinya, keberadaan mediator sangat penting dalam proses mediasi, ia

memiliki peran besar dalam menciptakan kedamaian, sesuai dengan definisinya

mediator adalah seorang fasilitator yang menjadi penengah dalam sengketa.

Dalam menjalankan tugasnya sebagai mediator ia memiliki tugas utama yaitu:

1. Mengetemukan kepentingan-kepentingan yang berbeda agar nencapai titik

temu yang dapat dijadikan sebagai pangkal tolak pemeceah masalah

2. Membantu para pihak yang bersengketa untuk memahami persepsi

masing-masing pihak

3. Mempermudah para pihak saling memberikan informasi

4. Mendorong para pihak untuk berdiskusi terhadap perbedaan kepentingan

dari sikap emosi’mendorong para pihak dalam mewujudkan perdamaian

dengan hasil win-win solution

Sedangkan mediator dalam menjalankan perannya mempunyai sisi

terlemah dan sisi terkuat. Sisi peran terlemah apabila mediator hanya

menjalankan peran-peran sebagai berikut

1. Penyelenggara pertemuan

2. Pemimpin diskusi yang netral

3. Pemelihara aturan-aturan perundingan agar perdebatan dalam proses

perundingan berlangsung secara beradab

4. Pengendali emosi para pihak

Page 46: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

34 Univesitas Sumatera Utara

5. Pendorong pihak atau perserta perundingan yang kurang mampu atau

segan untuk mengungkapkan pandangannya

Adapun sisi peran kuat mediator jika ia melakukan hal-hal sebagai berikut

dalam perundingan:

1. Mempersiapkan dan notulasi perundingan

2. Merumuskan dan mengartikulasikan kepakatan para pihak

3. Membantu para pihak agar menyadari bahwa sengketa bukan sebuah

pertarungan yang harus dimenangkan,melankan untuk diselesaikan

4. Menyusun dan mengusulka berbagai pilihan pemecahan masalah

5. Membantu para pihak untuk menganalisis berbagai pilihan pemechan

masalah

Dalam Saifullah (2009:142) tugas mediator dalam 15 PERMA no.1 tahun

2008 ayat 1 sampai 4:

a. Mediator wajib mempersiapkan usulan pertemuan mediasi kepada para

pihak untuk dibahas dan disepakati

b. Mediator wajib mendorong para pihak untuk secara langsung berperan

dalam proses mediasi

c. Mediator wajib mendorong para pihak untuk menelusuri dan menggali

kepentingan mereka dan mencari berbagai pilihan penyelesaian yang

terbaik bagi para pihak

Sesungguhanya dalam menjalakan mediasi strategi komunikasi

berpengaruh terhadap perjalanan proses perdamaian ini terwujud sampai kepada

pengambilan keputusan oleh kedua belah pihak yang bersengketa untuk memilih

bercerai aatau rujuk kembali,serta pemutusan mediator dalam memberikan surat

gagal atau memberikan kesempatan kedua belah pihak untuk menunda mediasi

dalam rangka memberi kesempatanuntuk bermusyawarah kembali membahas

tentang masalah-masalah kedua belah pihak sehingga keselahpahaman diantara

keduanya bisa diatasi dan mencoba untuk memulihkan kedamaian diantar mereka

berdua

Page 47: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

35 Univesitas Sumatera Utara

2.3 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran adalah hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian

yang bersifat kritis dan memperkirakan hasil penelitian yang dicapai dan dapat

mengantarkan penelitian pada penelitian rumusan hipotesa (Nawawi, 2015: 40).

Berdasarkan pengertian kerangka pemikiran yang telah dijabarkan di atas, maka

terbentuklah kerangka pemikiran berikut ini:

Page 48: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

36 Univesitas Sumatera Utara

Gambar 2.1

MEDIATOR STRATEGI

KOMUNIKASI

MEDIASI

KEDUA

PIHAK

HAMBATAN

Page 49: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

37 Univesitas Sumatera Utara

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode pada dasarnya berarti cara yang dipergunakan untuk mencapai

tujuan. Oleh karena tujuan umum penelitian adalah untuk memecahkan masalah,

maka langkah-langkah yang akan ditempuh harus relevan dengan masalah yang

telah dirumuskan (Nawawi, 2001:65). Metode penelitian adalah semua asas,

peraturan dan teknik-teknik yang perlu di perhatikan dan diterapkan dalam usaha

pengumpulan data dan analisis (Unaradjan, 2000 : 1). Metode penelitian haruslah

memperhatikan kaidah ilmiah dan pencapaian tujuan penelitian. Berdasarkan

pengertian tersebut, maka metodologi penelitian komunikasi adalah prosedur

dalam melakukan penelitian di bidang komunikasi untuk menemukan hal-hal

baru, membuktikan ataupun mengembangkan ilmu komunikasi (Pujileksono,

2015 : 4).

Penelitian mengenai Strategi Komunikasi Mediator dalam Mediasi Kasus

Perceraian di Pengadilan Agama Medan menggunakan metode penelitian

deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif adalah memamparkan situasi

atau peristiwa.

Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis

atau membuat prediksi. Penelitian deskriptif kualitatif bertujuan untuk

menggambarkan, meringkas berbagai kondisi, berbagai situasi atau berbagai

fenomena realitas sosial yang ada di masyarakat yang menjadi objek penelitian

dan berupaya menarik realitas itu kepermukaan sebagai suatu ciri, karakter, sifat,

model, tanda atau gambar tentang kondisi situasi ataupun fenomena tertentu.

(Bungin, 2009:49)

3.2 Objek Penelitian

Objek penelitian pada penelitian kualitatif yaitu apa yang menjadi sasaran.

Sasaran penelitian, tetapi secara konkret tergambar dari fokus masalah

(Bungin,2009:76). . Adapun yang menjadi objek penelitian ini adalah strategi

Page 50: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

38 Univesitas Sumatera Utara

komunikasi yang digunakan Mediator dalam mediasi kasus perceraian di

Pengadilan Agama Medan.

3.3 Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah individu, benda, atau organisme yang dijadikan

sumber informasi yang dibutuhkan dalam pengumpulan data penelitian (Idrus,

2009: 91). Subjek penelitian menjadi perlu diperhatikan agar pada proses

penelitian diperoleh informasi yang mewakili realitas pada objek yang diteliti.

Subjek penelitian dalam penelitian kualitatif disebut pula dengan informan kunci

(key informan). Ketepatan dalam pemilihan informan sejak awal akan

berpengaruh dalam kelancaran pengumpulan informasi, yang pada hakikatnya

akan menentukan efisiensi dan efektivitas penelitian. Adapun yang menjadi

subjek penelitian ini adalah empat mediator di Pengadilam Agama Medan.

Pengadilan agama sejak tahun 2009 menggunakan mediator non hakim, yaitu

mediator luar yang sertifikat dari lembaga hukum yang bekerjasama dengan

Mahmah Agung

Informan dalam penelitian ini berjumlah 6 orang, 4 diantaranya adalah

informan primer yaitu mediator di Pengadilan Agama yang bernama, Beby Nazlia

Hasibuan, Syarifuddin, M. Darma Bakti, Bambang Sudarwady. Sementara untuk

informan sekunder yaitu Suharsono dan Dahlia Lubis merupakan pihak yang

mengajukan gugatan perceraian di Pengadilan Agama Medan. Informan yang

dipilih menggunakan purposive sampling, yang dipilih sesuai kriteria tertentu.

Kriteria tersebut diantaranya:

1.) Mediator di Pengadilan Agama yang bersertifikat (non hakim)

2.) Sudah pernah berrhasil melakukan mediasi

3.) Sudah pernah mengikuti proses mediasi

3.4 Unit Analisis

Unit analisis pada umumnya dilakukan untuk memperoleh gambaran yang

umum dan menyeluruh tentang situasi yang diteliti objek penelitian. Menurut

Page 51: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

39 Univesitas Sumatera Utara

Spradley (1980) unit analisis dalam penelitian ini meliputi 3 komponen

(Sugiyono, 2007: 68). yaitu:

1. Tempat, tempat penelitian ini berlangsung di Pengadilan Agama Medan

2. Pelaku, pelaku dalam penelitian ini adalah subjek penelitian sebagai

informan yang sesuai dengan penelitian,yaitu mediator dan pihak yang

bersengketa

3. Kegiatan, kegiatan yaitu yang dilakukan oleh pelaku dalam situasi yang

sedang berlangsung dalam hal mengetahui bagaimana strategi komunikasi

mediator dalam mediasi kasus perceraian

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang digunakan oleh peneliti

dalam mengumpulkan data yang kemudian akan menjadi penentuan kualitasa dari

penelitian itu sendiri (Kriyantono, 2006 : 91). Adapun teknik pengumpulan data

yang akan digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut :

a. Wawancara Mendalam (indepth interview )

Wawancara mendalam adalah suatu pengumpulan data atau informasi

dengan cara bertatap muka dengan informan agar mendapatkan data lengkap dan

mendalam. Informan bebas memberikan jawaban untuk mengupayakan

kelengkapan jawaban, dan wawancara harus berlangsung secara informal

(Kriyantono, 2006 : 102).

Wawancara mendalam dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu penyamaran dan

terbuka. Penyamaran adalah pewawancara menyamar sebagai anggota masyarakat

pada umumnya dan hidup serta beraktivitas sewajarnya dengan orang yang

diwawancarai. Penelitian ini dilakukan dengan wawancara secara terbuka, maka

wawancara dilakukan dengan informan secara terbuka dimana informan

mengetahui kehadiran pewawancara sebagai peneliti yang bertugas melakukan

wawancara di lokasi penelitian (Bungin, 2008: 108-109).

b. Observasi atau pengamatan

Page 52: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

40 Univesitas Sumatera Utara

Observasi atau pengamatan adalah kemampuan seseorang

untukmenggunakan pengamatannya melalui hasil kerja panca indra mata serta

dibantu dengan panca indra lainnya (Bungin, 2008: 115). Observasi diartikan

sebagai kegiatan mengamati secara langsung tanpa mediator sesuatu objek untuk

melihat dengan dekat kegiatan yang dilakukan objek tersebut (Kriyantono, 2010:

10), dimana kegiatan tersebut bertujuan untuk menghimpun data penelitian.

c Penelitian Kepustakaan

Penelitian dilakukan untuk mempelajari dan mengumpulkan data melalui

literatur sumber naskah yang relevan dan mendukung penelitian, dari berbagai

sumber bacaan yang dikumpukan seperti buku-buku pengetahuan, jurnal skripsi

terdahulu, situs dan karya ilmiah lainnya, diharapkan peneliti bisa mendaptkan

data dan fakta sebanyak-banyaknya demi mendukung proses penelitian.

3.5.1 Penentuan Informan

Penentuan informan penelitian merupakan subjek penelitian. Cara

memperoleh informan pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan teknik

“Purposive Sampling”. Sesuai dengan istilahnya, purposive sampling diambil atau

ditentukan dengan maksud tujuan tertentu. Sesorang atau sesuatu

diambil/ditentukan sebagai sampel karena peneliti menganggap bahwa sesorang

atau sesuatu tersebut memiliki dan dapat memberikan informasi yang diperlukan

untuk kepentingan penelitiannya (Pujileksono,2015:116). Dari key informan inilah

akan berkembang sesuai petunjuknya. Dalam hal ini peneliti hanya

mengungkapkan kriteria sebagai persyaratan untuk dijadikan sampel (dalam

Pujileksono, 2015: 3).

Adapun kriteria informan dalam penelitian ini adalah :

1) mediator di Pengadilan Agama yang bersertifikat (non Hakim)

2) Sudah pernah berhasil melakukan mediasi

Page 53: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

41 Univesitas Sumatera Utara

3) Sudah pernah mengikuti proses mediasi

Untuk memperkuat hasil penelitian, peneliti menggunakan informan tambahan

untuk memperkuat informasi yang diberikan oleh informan utama. Informan

tambahan itu adalah pihak dalam kasus perceraian

3.5.2 Keabsahan Data

Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan yang

didasarkan atas sejumlah criteria tertentu yakni, credibility, dependability, dan

authenticity (Moleong: 2008: 322) :

1. Credibility

Kriteria ini berfungsi melakukan inkuiri sedemikian rupa sehingga tingkat

kepercayaan penemuannya dapat dicapai dan dipertunjukkan derajat

kepercaaannya. Dalam penelitian ini informan satu-satunya yang dapat

membuktikan keabsahan data. Hal ini dapat dibuktikan dengan transkrip

wawancara yang dilakukan.

2. Dependability

Kriteria ini berfungsi untuk menilai konteks yang berubah-ubah dalam peneltian

di dalam setting atau konteks yang ada dan bagaimana perubahan tersebut

berpengaruh pada penelitian. Namun dalam penelitian tidak terjadi perubahan

yang substasi terhadap data yang diperoleh.

3. Authenticity

Temuan yang diperoleh merupakan refleksi otentik peneliti. Dalam hal ini data

temuan peneliti sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti oleh peneliti.

Page 54: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

42 Univesitas Sumatera Utara

3.6 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data Model Miles dan Huberman. Analisis data dalam

penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan

setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Analisis data ini

dilakuakan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas

hingga datanya sudah jenuh (Pujileksono,2015:152).

Analisis data Model Miles dan Huberman dilakukan melalui 3 tahap (Pujileksono,

2015 : 152), yaitu :

1. Reduksi data

Reduksi dat berarti merangkum, memilih hal pokok, memfokuskan pada

hal penting, dicari pola dan temanya. Reduksi data merupak proses pemilihan,

pemusatan perhatian melalui penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi

data “kasar” yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Karena begitu

banyaknya data yang diperoleh dilapangan sehingga perlu dianalisis dan

dirangkum agar memberi gambaran yang jelas dan mempermudah peneliti dalam

mengumpilakan data. Bagi peneliti kualitatif, kegiatan reduksi data menjadi

sangat penting karena yang bersangkutan dapat mulai memilah dan memilih data

mana dan data dari siapa yang harus lebih dipertajam.

2. Penyajian Data

Setelah mereduksi data, maka proses selanjutnya yaitu penyajian data.

Penyajian data berarti menyajikan data dalam bentuk uraian singkat, bagan,

hubungan antar kategori, dan sebagainya. Penyajian data yang sering digunakan

dalam penelitian kualitatif adalah bersifat naratif (Pujileksono, 2015 : 152). Data-

data yang diperoleh peneliti dengan mewawancarai informan maupun data yang

diperoleh melalui studi pustakaa disusun secara cermat dan sistematis dalam hasil

penelitian dan pembahasan.

3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi

Page 55: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

43 Univesitas Sumatera Utara

Penarikan kesimpulan merupakan proses akhir dalam menganalisis data.

Penarikan kesimpulan yaitu penarikan arti dari data yang ditampilkan. Pemberian

makna harus sejauh pemahaman peneliti dan interpretasi yang dibuat (Idrus,

2009:150). Setelah seluruh rangkaian pengolahan data dilakukan secara runtut

maka tahapan akhir adalah penarikan kesimpulan yang diambil oleh peneliti.

Page 56: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

44 Univesitas Sumatera Utara

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Hasil Penlitian

4.1.1. Proses Penelitian

Pada bab ini peneliti akan memaparkan hasil penelitian yang didapatkan

selama proses dilapangan,penelitian dilaksankan pada bulan Agustus minggu

ketiga dan keempat. Penelitian tentang Strategi Komunikasi Mediator dalam

Mediasi kasus Perceraian di Pengadilan Agama Kota Medan yang terletak di jalan

Sisingamangaraja no 9, peneliti mewawancarai 6 informan, dimana 4 informan

tersebut merupakan mediator di Pengadilan Agama Medan dan 2 merupakan

informan tambahan yaitu pihak yang telah di mediasi dalam perkara perceraian.

Penelitian ini dibatasi hanya 6 orang informan karena data yang diperoleh sudah

dianggap jenuh yang artinya apabila ditambah informan baru tidak akan akan

menambah informasi yang baru dalam penelitian ini. Dalam menentukan

informan peneliti hanya berdasarkan jadwal mediator yang bertugas dengan hari

dimana peneliti melakukan penelitian. Mediator yang telah diwawancara dianggap

telah menguasi bidang yang mereka kerjakan. Penelitian ini dilakukan dengan

melakukan wawancara mendalam dengan informan hingga peneliti memperoleh

hasil yang dibutuhkan, peneliti juga melakukan observasi diluar ruangan mediasi

untuk melihat dan membandingkan hasil wawancara dengan realita yang ada.

Selain itu, peneliti juga melakukan kajian pustaka untuk mendukung informasi

yang peneliti dapatkan darihasil wawancara dan observasi.

Sebelum melakukan penelitian terlebih dahulu peneliti mengajukan surat

ijin penelitian dari depatemen ilmu komunikasi melalui website asa-fisip.usu.ac.id

untuk memperoleh surat penelitian di Pengadilan Agama kota Medan. Peneliti

kemudian memperoleh surat tersebut sebulan setelah peniliti mengajukan surat

ijin penelitian, waktu yang cukup lama tersebut menjadi salah satu kendala bagi

peneliti dalam melakukan wawancara. Kemudian pada tanggal 21 Agustus

peneliti mendatangi kantor Pengadilan Agama Medan untuk memperoleh izin

penelitian dan dihari yang sama juga peneliti diberikan izin oleh ketua Pengadilan

Page 57: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

45 Univesitas Sumatera Utara

Agama Medan, namun wawancara tidak dilakukan pada hari tersebut karena

keterbatasan waktu untuk melakukan wawancara.

Untuk melakukan wawancara peneliti terlebih dahulu melapor kepada

salah satu pegawai kantor Pengadilan Agama yang bertugas menjaga jalannya

sidang dan mediasi. Mediasi dilakukan pada hari senin sampai kamis dan

mediator yang bertugas bergantian setiap minggunya selama sebulan sesuai

jadwalnya. Peneliti melakukan wawancara pada minggu ketiga di hari kamis dan

minggu keempat di hari senin dan selasa dan yang bertugas pada saat penelitian

adalah buk Nazlia,Pak Syafruddin,pak Darma Bakti dan Pak Bambang. Sebelum

melakukan wawancara peneliti terlebih dahulu memperkenalkan diri dan

menjelaskan tujuan dan hal-hal pokok yang hendak ditanyakan kepada informan,

hal-hal pokok tersebut seperti komunikasi yang dilakukan dengan kedua pihak,

pesan yang disampaikan, dan hambatan ketika melakukan mediasi.

Wawancara dalam penelitian ini dilakukan selama 3 hari dan bertermpat di

ruang mediasi Pengadilan Agama Medan, ada beberapa hambatan yang peneliti

hadapai selama wawancara seperti kendala waktu ketika melakukan wawancara.

Peneliti melakukan wawancara di sela jadwal mediasi, seperti ketika

mewawancarai informan pertama dan ketiga. Saat itu peneliti harus menunggu

beberapa jam agar dapat melakukan wawancara dengan mediator, dan ketika

sedang melakukan wawancara peneliti juga harus menghentikan beberapa saat

wawancara kerena mediator harus melakukan mediasi dengan pihak yang telah

menunggu.

Kendala lain yang peneliti hadapi adalah ketika melakukan wawancara

beberapa kali mediator menyampaikan istilah dalam ilmu hukum yang peneliti

tidak ketahui, hal tersebut terkadang membuat peneliti kebingungan ketika

berkomunikasi dengan para informan, namun hal tersebut tidak terlalu

berpengaruh terhadap hasil wawancara dengan informan, namun ada hal positif

dari hal tersebut yaitu menambah pengetahuan bagi peneliti tersendiri dalam

mennyelesaikan penelitian ini. Dalam mencari informan tambahan peneliti juga

menghadapi kendala, karena untuk menentukan informan tambahan peneliti harus

menananyakan beberapa orang yang sedang dalam antrian sidang dan sesuai

Page 58: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

46 Univesitas Sumatera Utara

dengan syarat yang telah peneliti tetapkan sebelumnya. Beberapa orang juga

terkesan cuek dalam menanggapi peneliti ketika ditanya, begitu juga ketika

melakukan wawancara informan tambahan tersebut juga kurang terbuka dalam

menyampaikan informasi yang ditanyakan oleh peneliti. Faktor yang membuat

informan tambahan kurang terbuka adalah karena merasa tidak nyaman

menyampaikan permasalahannya karena berada di ruang terbuka ketika dilakukan

wawancara.

Setelah wawancara selesai, maka peneliti melanjutkan ke tahap berikutnya

yaitu tahap analisis data. Pada tahap ini peneliti menjelaskan hasil wawancara

terhadap keenam informan, setelah itu peneliti melakukan analisis terhadap

jawaban - jawaban informan tersebut berdasarkan penuturan informan yang sesuai

dengan pertanyaan - pertanyaan yang peneliti tanyakan, serta penuturan pihak

lainnya yang berkompeten dengan masalah penelitian.

4.1.2 Profil Informan

1. Informan Utama

Peneliti akan memberikan gambaran secara umum mengenai profil kelima

keenam informan yang telah diwawancarai untuk penelitian ini. Empat dari enam

informan merupakan informan utama yaitu mediator yang bertugas di Pengadilan

Agama Medan, terdiri atas 1 orang wanita dan 3 orang pria. Serta dua orang

informan tambahan yaitu pihak yang telah menjalani mediasi terdiri dari 1 orang

pria dan 1 orang wanita. Masing-masing informan memiliki pengalaman yang

berbeda,namun keempatnya memiliki cara dalam melakukan mediasi

Informan 1

Nama : Hj. Beby Nazlia Hasibuan, S.H., M.H

Sertifikat mediator :No.017/PPM-FHUSU/III/2012 Diterbitkan oleh

:Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan RI. Universitas

Page 59: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

47 Univesitas Sumatera Utara

Sumatera Utara,Fakultas Hukum (Akreditasi Mahkamah

Agung RI. No.185/KMA/SK/IX/2011)

Pendidikan : S2 Fakultas Hukum Umsu

Status : Mediator Non Hakim

Informan pertama telah menjadi mediator sejak tahun 2012, telah banyak

kasus yang dimediasi olehnya sejak diberikan SK mediator oleh ketua Pengadilan

Agama Medan, dan sudah banyak juga kasus yang berhasil di mediasi oleh

informan. Selain menjadi mediator informan juga merupakan seorang pengacara,

hal tersebut juga yang mendorong beliau untuk menjadi seorang mediator di

Pengadilan Agama Medan. Perkara yang paling susah dihadapi menurut beliau

adalah perkara warisan

Informan II

Nama : Syarifuddin, S.H., M.H

Sertifikat mediator : No.166/IICT/TFP/2011.diterbitkan oleh Indonesian

Institute For Conflict Transformation (IICT).

Pendidikan : S2 Fakultas Hukum Umsu

Status : Mediator non Hakim

Informan kedua telah menjadi mediator sejak tahun 2012, sama seperti

informan pertama telah banyak juga kasus yang dimediasi olehnya dan telah

banyak juga yang berhasil di mediasi, menurut informan kasus yang paling sulit di

mediasi adalah perkara waris karena yang dihadapi bukan lagi satu atau dua

orang, serta masing-masing pihak juga memunculkan egonya sendiri. Selain

sebagai mediator beliau juga merupakan dosen di salah Universitas swasta di kota

Medan

Informan III

Page 60: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

48 Univesitas Sumatera Utara

Nama : H. M. Dharma Bakti Nst, S.H.,S.E.,M.H

Sertifikat mediator : No. : 28/IICT/TFP/2010 Diterbitkan oleh Indonesian

Institute For ConflictTransformation (IICT).

Pendidikan : S2 Fakulta Hukum Umsu

Status : Mediator non Hakim

Informan ketiga merupakan mediator senior di Pengadilan Agama Medan,

menjadi mediator sejak 2009,sebelumnya informan telah menjadi mediator di

BPSK Medan, selain mediator di Pengadilan Agama Medan beliau juga menjadi

mediator di Pengadilan Negeri Medan. Informan juga merupakan seorang dosen

di beberapa Universitas swasta di medan dan juga seorang Pengacara

Informan IV

Nama : Bambang Sudarwady SH

Sertifikat mediator : No. : 97/IICT/TFP/2011 diterbitkan oleh Indonesian

Institut For Conflict Transportation (IICT)

Pendidikan : Fakultas Hukum UISU

Status : Mediator non Hakim

Informan keempat telah menjadi mediator di Pengadilan Agama medan sejak

tahun 2011, menurutnya telah banyak perkara yang berhasil di mediasi olehnya.

Selain mediator beliau juga seorang pengacara. Dengan pengalaman banyak di

dunia hukum menjadi modal bagi dia menjadi seorang mediator.

2. Informan tambahan

Informan V

Nama : Suharsono

Kasus : Perceraian

Page 61: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

49 Univesitas Sumatera Utara

Usia : 43

Status : Pemohon

Informan kelima merupakan seorang karyawan, alasannya menggugat

cerai istrinya karena tidak ada keharmonisan lagi antara Informan dengan mantan

istrinya, informan telah menjalani mediasi pertama dan tidak berhasil. Setelah

mediasi informan akan menjalani proses sidang kedua

Informan VI

Nama : Dahlia Lubis

Kasus : Perceraian

Usia : 35

Status : Penggugat

Informan keenam menggungat suaminya karena merasa tidak ada lagi

keharmonisan dengan mantan suaminya, informan telah menjalani mediasi

pertama dan tidak berhasil. Setelah mediasi informan akan menjalani proses

sidang kedua

Page 62: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

50 Univesitas Sumatera Utara

4.1 Tabel Karakteristik Informan Utama dan Informan Tambahan

1. Informan Utama

Nama

Mediator

Sertifikat Pendidikan Pengalaman

Hj. Beby

Nazlia

Hasibuan,

S.H., M.H.

SERTIFIKAT

MEDIATOR

No.017/PPM-FH

USU/III/2012.

Diterbitkan oleh :

Kementerian

Pendidikan Dan

Kebudayaan RI.

Universitas Sumatera

Utara, Fakultas

Hukum ( Akreditasi

Mahkamah Agung RI.

No.

185/KMA/SK/IX/2011

S2 Fakultas

Hukum

UMSU

Advokat/

Konsultan

Hukum.

Legal Staf pada

Law Office

Aldian Pinem.

Syarifuddin,

S.H., M.H SERTIFIKAT

MEDIATOR

No.166/IICT/TFP/2011

.

Diterbitkan oleh :

Indonesian Institute

For Conflict

S2 Fakultas

Hukum

UMSU

Dosen Tetap

Fakultas

Hukum,

UMSU Medan.

Staf KPAID

Sumatera

Utara.

Page 63: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

51 Univesitas Sumatera Utara

Transformation

(IICT).

H. M. Dharma

Bakti Nst,

S.H.,S.E.,M.H.

SERTIFIKAT

MEDIATOR

No. :

28/IICT/TFP/2010

Diterbitkan oleh :

Indonesian Institute

For Conflict

Transformation

(IICT).

S2 Fakultas

Hukum

UMSU

Sebagai Mediator &

Arbitor di BPSK

Medan.

Akuntan & Auditor

Kantor Akuntan Publik

Darmawan & Co.

Marketing Di PT.

Trakindo Utama.

Manager Traktor

Pertanian Kubota PT

Capella Medan.

Pimpinan Cabang

Medan Philip Radio

Communication

System.

Konsultan Hukum &

Pengacara&Anggota

BPSK Kota Medan

2002 – 2007

Dosen Fakultas Hukum

Universitas

Dharmawangsa

Medan.

Bambang

Sudarwady

SERTIFIKAT

Fakulta

s

Hukum

Staf Kantor

Hukum Miabi

Medan 2004 –

Page 64: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

52 Univesitas Sumatera Utara

, SH MEDIATOR

No. :

97/IICT/TFP/2011

Diterbitkan oleh :

Indonesian Institute

For Conflict

Transformation

(IICT)

UISU 2006

Wadir LBH

Publiek Medan

2006-2008.

Staf Hukum

PTPN Korwil

I/PTPN I s.d.

VII Medan

2006-2009.

Dir. Law Firm

Mediator

Medan 2009

s.d. sekarang.

Telah

menyelesaikan

secara mediasi

harta warisan di

Jln Dr.

Mansyur

Medan secara

mediasi.

Telah

menyelesaikans

ecara mediasi

perkara perdata

tentang Link

Page 65: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

53 Univesitas Sumatera Utara

Informan Tambahan

4.1.3. Hasil Wawancara

Peneliti melakukan wawancara mendalam kepada 6 informan yang

berhubungan dengan penelitian tentang Strategi Komunikasi Mediator dalam

Penyelesaian Kasus Perceraian di Pengadilan Agama Medan. Peneliti melakukan

wawancara kepada 2 jenis informan, yaitu pihak mediator dan pihak yang di

mediasi.

Wawancara dengan informan tentu sangat penting untuk mengetahui posisi dan

peran mereka sebagai subjek penelitian, hal ini karena posisi mereka dalam

penelitian sangat berbeda. Mediator sebagai pelaksana strategi komunikasi, lalu

posisi pihak yang berperkara adalah sebagai target strategi komunikasi yang akan

ditanyai pendapatnya mengenai strategi komunikasi yang dilakukan Mediator

kepada pihak yang berperkara dalam proses mediasi. Berikut adalah hasil

wawancara dengan masing – masing informan

INFORMAN I

Informan pertama yang peneliti wawancara adalah Beby Nazlia Hasibuan

atau biasa dipanggil buk Beby,beliau merupakan Mediator non Hakim yang telah

bertugas sejak 2012 di Pengadilan Agama Medan, selain Mediator bu Beby Nazlia

juga seorang Pengacara dan bertugas sebagai Mediator pada hari kamis di minggu

ketiga .Peneliti melakukan wawancara di ruang mediasi kantor Pengandilan

Agama Medan. Sebelum melakukan wawancara terlebih dahulu peneliti

memperkenalkan diri dan menjelaskan tentang judul penelitian. Setelah bu Beby

Nama Kasus Usia Status

Suharsono Perceraian 43 Pemohon

Dahlia Lubis Perceraian 35 Penggugat

Page 66: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

54 Univesitas Sumatera Utara

mengizinkan untuk di wawancara peneliti kemudian menanyakan hal-hal yang

paling berpengaruh dalam keberhasilan mediasi :

“sebagai mediator kemampuan berkomunikasi itu adalah

hal yang wajib ya,karena sehebat apapun dia dalam

disiplin ilmunya tapi kemampuan komunikasi nya kurang

akan jadi kurang efektif,karena rata-rata yang duduk

disini adalah orang yang mempunyai tingkat emosi seperti

gunung es, kalo gak segini emosinya tidak bakal sampai

ke pengadilan jadi menghadapi orang yang emosi itu gak

gampang, bahkan ada yang belum duduk udah bilang

udahlah bu gausah mediasi”

Menurut Informan hal tersebut sangat penting karena berdasarkan

pengalaman nya sebagai mediator rata-rata pihak yang dihadapinya adalah orang

yang sedang dalam keadaan emosi tinggi karena tekanan perkara yang sedang

dihadapinya sehingga dia harus dapat mengontrol pihak terebut dengan cara

komunikasi yang mudah diterima. Dalam kasus seperti itu bu Beby kemudian

menyampaikan bahwa ini adalah proses yang harus dijalaninya karena ini adalah

tugasnya sesuai SK ketua Pengadilan Agama. Kemudian peneliti menanyakan apa

langkah awal dalam memulai mediasi:

“saya rasa doa tidak lupa ya, mudah-mudahan orang

berkenan ngomong ke saya, nyaman share ke saya

persoalan nya seperti apa, langkah kedua saya coba dulu

mendengar menjadi pendengar yang baik dulu”

Berdasarkan kode etik dalam PERMA 01 2016 seorang mediator tidak

dapat mengambil keputusan atau memaksakan kehendaknya, dan hanya menjadi

fasilitator bagi kedua pihak yang berperkera untuk diupayakan perdamaian, hal

tersebut yang menjadi pedoman bagi Informan dalam melaksanakan proses

mediasi agar hasil yang diperoleh bagi kedua pihak adalah win-win solution. Dari

langkah tersebut juga bu Beby dapat memperoleh informasi mengenai

permasalahan yang sedang dihadapi kedua pihak, sehingga sebagai mediator dapat

Page 67: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

55 Univesitas Sumatera Utara

memberikan solusi yang diharapkan dapat diterima. Kemudian peneliti

menanyakan pesan yang disampaikannya pertama saat mediasi:

“tergantung,yang hadir disini tingkat kemampuan atau

latar belakang pendidikannya berbeda-beda. Ada yang

sekolah,ada yang gak sekolah,ada yang Profesor”

Kemudian bu Beby mengambil contoh ketika menghadapi seorang

Profesor, menurut informan hal yang dilakukannya saat itu adalah mengambil

sikap sebagai seorang murid yang menghadapi gurunya. Menurutnya hal tersebut

akan lebih memudahkan informan untuk berkomunikasi agar Profesor tersebut

dapat menerima pesan yang disampaikannya. Pertanyaan yang peneliti tanyakan

selanjutnya adalah apakah pihak yang di mediasi dapat meneriman pesan yang

disampaikan

“tergantung pesan yang saya sampaikan, dalam kasus

perceraian saya sampaikan kepada mereka bahwa mereka

punya anak dan anak titipan dari ALLAH SWT, apapun

persoalan mereka anak jangan dijadikan korban”

Hal tersebut selalu disampaikannya setiap mediasi, karena menurut bu

Beby pesan tersebut mudah diterima oleh kedua pihak berdasarkan

pengalamannya sebagai mediator karena dianggap sangat memperngaruhi

keputusan mereka agar rujuk kembali. Peneliti kemudian menanyakan hambatan

yang dialami ketika mediasi

“hambatannya ya seperti yang saya sampaikan tadi,

terkadang ketika saya baru membuka komunikasi saja

terkadang pihak yang akan dimediasi tidak mau

melanjutkan mediasi”

Jika dalam kondisi seperti itu maka bu Beby akan menyampaikan kepada

kedua pihak, bahwa mediasi ini adalah proses yang harus dijalani dalam kasus

perceraian. Kemudian menurut penuturan bu Beby ketika mengikuti pelatihan

mediator dikatakan bahwa kesan seseorang itu mempengaruhi besar terhadap

Page 68: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

56 Univesitas Sumatera Utara

mediasi, bagaimana sosok seorang mediator dianggap mempunyai kredibilitas

dalam menyelesaikan persoalan tersebut. Kemudian informan menjelaskan bahwa

dalam mediasi itu ada namanya kaukus, jadi apabila salah satu pihak tidak

nyaman untuk menyampaikan isi hatinya apabila di dengarkan pihak lainnya

maka kemudian akan diberi waktu untuk berkomunikasi secara tertutup dengan

mediator dan saat moment ini jugalah bu Beby memancing pihak tersebut agar

terbuka dalam masalah yang dihadapinya. Kemudian selanjutnya peneliti

menanyakan pesan persuasi yang seperti apa yang disampaikan kepada pihak

yang di mediasi

“seperti yang sampaikan tadi bahwa saya tidak lupa

mengingatkan tentang anak karena itu sangat berpengaruh

sekali dalam keputusan mereka”

Hal lain yang juga disampaikan oleh informan kepada kedua pihak adalah

tentang resiko yang mereka terima apabila sampai bercerai, bu Beby juga tidak

lupa menasehati kedua pihak seperti pihak suami tentang bagaimana

memperlakukan seorang wanita atau istrinya karena menurutnya salah satu faktor

ketidakberhasilan mediasi adalah salah satu pihak tidak mau mengalah dan tetap

teguh terhadap pendiriannya

INFORMAN II

Informan kedua yang peneliti wawancara adalah pak Syafruddin S.H ,

M.H beliau menjadi mediator sejak tahun 2012 dan selain Mediator pak

Syafruddin juga seorang Dosen di salah satu Universitas Swasta di Medan.

Peneliti melakukan wawancara di ruangan mediasi kantor Pengadilan Agama

Medan, sebelum mengajukan pertanyaan sesuai prosedur wawancara dan tujuan

penelitian terlebih dahulu peneliti menjelaskan tentang judul penelitian. Kemudian

setelah itu peneliti mengajukan pertanyaan pertama yaitu langkah awal sebelum

melakukan mediasi

Page 69: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

57 Univesitas Sumatera Utara

“berdasarkan kode etik dalam PERMA 01 2016 yang kita

lakukan pertama adalah memperkenalkan diri dan peran

serta kapasitas kita dalam menangani permasalahan

mereka serta mempertanyakan kesiapan mereka dalam

mediasi, kemudian kita menjelaskan apa aja aturan dalam

mediasi bagaimana mereka secara bergantian dalam

menyampaikan keinginan dan harapannya dan bagaimana

tehnik penyampaiannya. Kemudian kita masuk ke dalam

proses mediasi menanyakan harapan dan keinginannya”

Menurut pak Syafrudin dengan memberikan kesempatan kepada kedua

pihak untuk menyampaikan harapan dan keinginannya dapat memberikan

informasi bagi seorang mediator, dari hal tersebut kemudian informan dapat

menetapkan langkah selanjutnya, seperti memberikan solusi atas permasalahan

yang dihadapi oleh kedua pihak yang berperkara, serta menentukan pesan-pesan

yang diharapkan dapat diterima agar kedua pihak dapat diupayakan perdamaian.

Kemudian peneliti menanyakan hal-hal yang disanpaikan agar mediasi itu berhasil

“dalam kasus perceraian misalnya apabila sudah punya

anak adalah salah satu hal yang disampaikan untuk

dipertimbangkan kembali kepada pihak yang di mediasi”

Selain menyampaikan tentang masa depan anak informan juga

menyampaikan kepada kedua pihak agar permasalahan yang mereka hadapi

diselesaikan dengan cara kekeluargaan dengan mempertemukan kedua keluarga

pihak yang di mediasi, karena menurutnya konflik tersebut juga kadang dipicu

oleh ketidakharmonisan keluarga kedua belah pihak sehingga berpengaruh

terhadap keharmonisan rumah tangga pihak yang berperkara. Kemudian peneliti

menanyakan bagaimana mediator menyampaikan pesan tersebut

“saya punya tehnik sendiri, saya kembalikan kepada

kedua pihak. Saya sampaikan kepada mereka bahwa

bapak berhak menyampaikan bapak korban dalam rumah

tangga begitu juga sebaliknya tapi bapak ibu sadar tidak

Page 70: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

58 Univesitas Sumatera Utara

yang sebenarnya jadi korban disini sebetulnya adalah

anak,kita coba sentuh perasaan mereka ya”

Dengan cara tersebut menurut pak Syafruddin kedua pihak terkadang

berpikir kembali untuk melanjutkan persidangan, peneliti menanyakan kembali

apakah pesan tersebut dapat diterima

“gak semua ya karena kebenyakan kalo sudah masuk

kasus ke pengadilan sudah masuk gugatan mereka sudah

siap ya untuk perang, jadi misalnya dalam 10 perkara

hanya 3 yang berhasil di mediasi. Karena jika sudah

masuk gugatan mereka sudah fix ya ingin cerai”

Kemudian peneliti menanyakan apakah ada hambatan-hambatan yang

dihadapi ketika melakukan mediasi

“hambatannya salah satunya, dalam mediasi ini kan

mereka berasal dari latar belakang berbeda, mohon maaf

dari status sosial dan pendidikannya berbeda kan gitu

kadang kita sampaikan aturan dan tata tertib mediasi itu

mereka gak paham. Ada sebagian yang ketika baru masuk

ruang mediasi langsung sampaikan kalo mereka pengen

langsung cerai aja sementara kita belum buka proses

mediasi,ini jadi penghambat juga.Kemudian ada sebagian

yang menggunakan jasa pengacara tetapi mereka justru

tidak membantu untuk menjembatani dalam penyelesaian

masalah ya”

Dalam kondisi seperti ini menurut pak Syafrudin dia akan tetap berusaha

tenang dan profesional dalam melakukan proses mediasi namun adakalanya dia

harus bersikap tegas apabila kondisi sudah diluar aturan sesuai PERMA

“tapi ketika mereka sudah bersikap tidak sopan dan

arogan dengan kita disitu kita punya kewenangan untuk

menyatakan mediasi kita tutup dan saya tidak berkenan

Page 71: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

59 Univesitas Sumatera Utara

untuk melanjutkan proses mediasi karena kita juga punya

wibawa sebagai mediator meski kita tidak punya

kewenangan dalam memutuskan perkara mereka”

Hambatan lain yang dihadapai oleh Pak Syafrudin adalah mengenai

fasilitas mediasi di kantor Pengadilan Agama Medan menurutunya, menurutnya

ruangan mediasi seharusnya tertutup dan kondisif agar dapat memberikan

kenyamanan bagi pihak dalam menyampaikan keinginan dan harapannya, hal

tersebut juga yang terkadang mengganggu dalam proses mediasi seorang mediator

INFORMAN III

Mediator ketiga yang informan wawancarai adalah mediator senior yang

telah berkarir sebagai mediator di Pengadilan Agama Medan sejak tahun 2009.

Selain itu pak Bakti juga menjadi mediator di Pengadilan Negeri Medan,

Pengacara serta Dosen Universitas Swasta di Medan. Peneliti harus menunggu

beberapa jam untuk mewawancara informan karena sedang melakukan mediasi

untuk beberapa perkara perceraian. Setelah mendapatkan waktu yang luang

kemudian peneliti meminta informan untuk wawancara. Setelah mendapatkan izin

untuk wawancara kemudian peneliti terlebih dahulu memperkenalkan diri dan

menjelaskan judul penelitian. Kemudian peneliti menanyakan langkah awal yang

dilakukan dalam melakukan mediasi oleh pak Bakti

“pertama saya menetapkan agenda agar tertib dan

teratur,agenda tersebut yaitu menetukan jadwal mediasi,

jika pihak tidak datang maka akan dianggap tidak bert

itikad baik sesuai PERMA 01 2016, kemudian kita

mencari tahu identitas kedua pihak yang akan di mediasi”.

Menurut pak Bakti langkah awal tersebut merupakan cara bagi dia agar

dapat mengupayakan kedua pihak agar berdamai, karena sepanjang tidak ada

upaya yang dilakukan oleh mediator untuk mendamaikan kedua pihak maka telah

menyalahi nilai-nilai dan filosofi sebuah mediasi. Kemudan pak Bakti

Page 72: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

60 Univesitas Sumatera Utara

menjelaskan pengalaman seorang Mediator juga mempengaruhi keberhasilan

mediasi

“seorang mediator juga ditentukan oleh

pengalamannya,seperti saya sudah memediasi banyak

pihak dengan latar belakang yang berbeda, dari situ saya

pahami berbagai suku, jika suku ini misalnya tempramen

kemudian saya belajar bagaimana berkomunikasi dengan

dia. Jadi modal seorang mediator itu pengalaman.

Pak Bakti memberikan contoh ketika melakukan mediasi, waktu itu

memediasi seorang Preman yang bersuku Karo untuk mengambil hati pihak

tersebut kemudian di ajak berkomunikasi berbahasa Karo dan mengenalkan

saudaranya yang kebetulan marganya sama dengan pihak tersebut. Strategi

tersebut dilakukannya karena dia melihat pihak tersebut sedang berada dalam

tekanan emosi yang tinggi dengan cara tersebut kemudian pihak tersebut jadi lebih

tenang,oleh karenanya dia mengharapkan agar mediasi berlangsung lancar dan

kedua pihak dapat menyampaikan harapan dan keinginannya.Kemudian peneliti

menanyakan hal-hal yang disampaikan dalam mediasi

“yang selalu saya sampaikan dalam mediasi adalah bahwa

kedua suami-istri harus saling mengingatkan apabila

melakukan kesalahan,karena pernikahan harus

diperjuangkan oleh kedua pihak dan pernikahan adalah 3

peristiwa penting dalam kehidupan manusia setelah

kelahiran dan kematian, hal itu yang selalu saya

tanamkan kepada mereka supaya mereka melupakan

segala kebenciannya”.

Sebagai seorang mediator pak Bakti terlebih dahulu mencari tahu

informasi tentang kedua pihak, terutama latar belakang pendidikannya. Dari situ

dia menentukan bagaimana caranya menyampaikan pesan kepada kedua pihak,

misalnya pihak yang memiliki latar belakang pendidikan tinggi maka dia akan

menggunakan bahasa yang lebih intelektual atau akademis

Page 73: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

61 Univesitas Sumatera Utara

“saya pernah menghadapi Profesor namanya Aminuddin,

saat itu saya berkomunikasi dengan bahasa yang lebih

intelektual atau akademis seperti ilmu filsafat”

Kemudian apabila kedua pihak tersebut pendidikannya rendah maka pak

Bakti akan cenderung menggunakan bahasa yang lebih religius dengan

menggunakan dalil-dalil agama.Peneliti juga menanyakan hambatan-hambatan

yang dialami mediator ketika mediasi

“ada dua,faktor internal dan eksternal. Faktor eksternal

misalnya apabila salah satu pihak menggunakan jasa

pengacara maka kemudian mereka akan mempengaruhi

clientnnya untuk memperpanjang perkara persidangan,

kemudian faktor internal para pihak itu tidak mengerti

fungsi mediasi,mereka menganggap mediator bisa

memutuskan perkara dan biasanya itu yang

pengetahuannya rendah,kemudian masalah waktu karena

mediasi itu gabisa dilakukan hanya sejam saja”.

Hal yang dilakukan informan sebagai mediator dalam menghadapi

hambatan tersebut adalah menyampaikan kepada pengacara bahwa dia dapat

memasukkan hal tersebut dalam sebagai laporan hasil mediasi yang diserahkan

kepada majelis hakim, dan laporan tersebut berpengaruh dalam persidangan.

Untuk faktor internal maka Pak Bakti akan memberikan masa waktu selama 30

hari untuk di mediasi kembali sesuai PERMA 01 2016.

Kedua pihak yang berperkara dalam proses mediasi menurut pak Bakti

dapat menerima pesan-pesan yang telah disampaikannya meskipun tidak semua

dapat diupayakan untuk berdamai,sebagai seorang Dosen dengan kebiasaan

menghadapi banyak orang adalah modal baginya agar apa yang disampaikannya

tersebut dapat diterima oleh para komunikan.menurut pak Bakti mediasi ujung

tombaknya adalah negosiasi yang ditentukan oleh mediator apakah dengan

kemampuannya sendiri.Kemudian peneliti menanyakan apakah faktor yang

mempengaruhi keputusan kedua pihak

Page 74: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

62 Univesitas Sumatera Utara

“faktor sekarang banyak karena ekonomi,apalagi sekarang

banyak yang nikah muda karena hamil diluar nikah

kemudian dia belum siap menghadapi kehidupan dalam

rumah tangga”

Pak Bakti sebagai mediator dalam menutup mediasi menyampaikan

kepada kedua pihak bahwa mediasi harus dijadikan sebagai instropeksi yang dapat

mengupayakan perdamaian, karena masih ada kesempatan bagi kedua pihak untuk

merenungkan kembali permasalahannya sebelum hasil putusan majelis hakim,

saat itu pak Bakti mengingatkan tentang masa depan anak apabila kedua pihak

berpisah.

INFORMAN IV

Informan ke empat adalah informan terakhir yang peneliti wawancara,

tanggal 27 Agustus peneliti melakukan wawancara dengan Pak Bambang di

ruangan mediasi kantor Pengadilan Agama. Pak Bambang telah menjadi mediator

sejak tahun 2011,selain mediator informan juga berprofesi sebagai

pengacara.Kemudian peneliti memulai wawancara dengan memperkenalkan diri

dan memulai pertanyaan mengenai langkah awal sebelum melakukan mediasi

“langkah awal ya menetapkan jadwal apabila pada sidang

perdana ada penundanaan,karena setelah sidang perdana

seharusnya langsung di mediasi,kemudian mencari solusi

untuk permasalahan mereka. Apabila bisa berdamai

maka berdamai apabila tidak maka dilanjutkan maka

mediator itu bukan sebagai pemutus itulah dia intinya

mencari solusi,win-win solution namanya kita bilang.

Kemudian hasil dari mediasi tersebut kita sampaikan

kepada majelis hakim”

Dalam menyampaikan pesan-pesan yang diharapkan dapat membuat

mediasi berhasil pak Bambang terlebih dahulu mencari dan menarik masalah

mereka

Page 75: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

63 Univesitas Sumatera Utara

“cara saya untuk mencari dan menarik masalah mereka

dicelah itulah saya menawarkan win-win solution apa

yang terbaik bagi mereka, kalo dalam perceraian apa

masalah perceraian mereka”

Berdasarkan pengalaman menjadi mediator pak Bambang memberi tahu

bawah faktor yang paling banyak dalam perceraian adalah karena faktor ekonomi

masalah nafkah, dalam kasus itu maka pak Bambang akan memberikan nasehat-

nasehat dalam agama islam

“ajaran agama saya buat,contohnya saya katakan apakah

dalam Al-quran itu nafkah ditetapkan nominalnya,nafkah

itu kan pemberian soal masalah cukup itu kalian yang

berbicara,apabila tidak cukup bagaimana kalian

mengatasinya”.

Sebagian dari pihak terkadang tidak mau terbuka,jika ditanya alasan

terkadang mereka menjawab hal yang tidak masuk akal, dari situ kemudian pak

Bambang mecaritahu lagi masalahnya apa, kedua pihak diminta jujur dan terbuka.

Namun jika salah satu pihak tidak mau terbuka maka pak Bambang akan meminta

Kaukus. Dalam melakukan mediasi pak Bambang punya cara sendiri dalam

menyampaikan pesan,biasanya dia menyesuaikan dengan latar belakang kedua

pihak tersebut,misalnya latar belakang pendidikan. Pihak yang dihadapi pak

Bambang seorang tokoh agama, maka pak Bambang lebih merendah dengan cara

mengingatkan

“saya paling merendah itu tehnik saya,contoh dia lebih

tinggi agamanya cara belajarnya,ini Pengadilan agama

tentu ada Ustad,ada pengurus BKM, paling saya hanya

mengatakan bahwa bapak tentu lebih pintar daripada

saya, pengetahuan agama bapak tentu lebih banyak dari

pada saya tapi masa bapak lakukan ini”.

Page 76: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

64 Univesitas Sumatera Utara

Menurut pak Bambang pesan-pesan seperti itu kebanyakan dapat diterima

oleh kedua pihak berdasarkan pengalamannya menjadi mediator sejak tahun 2011.

Kemudian peneliti menanyakan apa hambatan-hambatan yang dialami mediator

“para pihak,tidak mau terbuka,selalu menyembunyikan

masalah,kemudian emosi,apabila emosi tidak mau

mendengarkan saya lagi’.

Kemudian pak Bambang mengatakan cara dia menghadapi hambatan

tersebut adalah dengan melihat situasi dan kondisi terlebih dahulu.

“tergantung situasi,kalo dia emosi nanti ini banyak

kejadian yang saya alami seperti mutar-mutar,kerja-

kejaran nah apabila saya paksakan, saya tekan kan itu

bakal jadi masalah buat mereka. Karena yang datang

kemari emosi orangnya kalo bisa mereka pengen cerainya

sekarang jangan tunggu besok”

Untuk situasi misalnya kedua pihak dapat mengontrol emosi dan

perilakunya maka pak Bambang akan meminta kaukus apabila kedua pihak tidak

mau terbuka dan menyembunyikan masalah tersebut, menurut pak Bambang

sebenarnya dia lebih mengedepankan keterbukaan kedua pihak dalam

mediasi,karena apabila salah satu pihak berbohong atau tidak jujur maka akan

langsung dapat dibantah oleh pihak lainnya dan upaya perdamaian pun akan lebih

mudah .Peneliti kemudian menanyakan tentang pengaruh situasi dan tempat

dalam mempengaruhi keberhasilan mediasi

“sangat,contoh ribut diluar sana sementara disini mediasi

jadi kita gabisa fokus karena harus tenang seperti ini

nyaman,banyak yang teriak-teriak dan histeris disini

bahkan ada yang lari-lari”.

Pak Bambang kemudian menjeleskan bahwa sebagai mediator untuk

membuka komunikasi itu harus tau dulu permasalahannya baru kita sebagai

mediator bisa berbicara.

Page 77: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

65 Univesitas Sumatera Utara

“intinya kita harus bisa membuat kedua pihak terbuka

kemudian kita satukan permasalahannya setelah itu kita

tanyakan balik kepada salah satu pihak tentang

kebenarannya, dari situ kita bisa ambil solusinya”.

INFORMAN V

Informan kelima merupakan informan tambahan,peneliti melakukan

wawancara dengan pak Suharsono di kantor Pengadilan Agama Medan yang saat

itu sedang menunggu antrian untuk sidang keduanya, sebelumnya pak Suharsono

sudah menjalani proses mediasi dan tidak berhasil, alasannya karena memang pak

Suharsono sudah bertekad bulat berpisah dengan istrinya

Sebelum memulai wawancara peneliti terlebih dahulu memperkenalkan

diri dan meminta izin untuk wawancara, kemudian peneliti bertanya apa penyebab

hal tersebut terjadi. Pak Suharsono memang tidak terbuka dalam menjawab

pertanyaan peneliti, dia hanya mengatakan kalo dia sudah tidak ada keharmonisan

lagi dengan mantan istrinya. Memang wajar saja kalo pak Suharsono hanya

menjawab begitu saja karena dia menganggap itu hal yang bersifat pribadi dan

bukan untuk diketahui semua orang apalagi karena peneliti tidak kenal dekat

dengan informan.

Kemudian peneliti menanyakan apakah pesan yang disampaikan oleh mediator

dapat diterima

“saya terima,cuman kan mediasi ini antara saya dan

mantan istri saya tapi karena tidak ada kepakatan lagi jadi

memang harus dilanjutkan di persidangan berikutnya”.

Kemudian peneliti menanyakan tanggapan pak Suharsono terhadap cara

penyampaian mediator

Page 78: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

66 Univesitas Sumatera Utara

“sebenarnya ya mediatornya cukup sangat

membantu,namun antara saya dan istri memang tidak

dapat rujuk lagi”.

Pak Suharsono juga mengatakan bahwa dia juga memberikan tanggapan

yang baik terhadap apa yang disampaikan oleh mediator, dia dapat menerima apa

yang disampaikan oleh mediator, dan mengapresiasi bahwa mediator bersifat

netral dalam kasus yang sedang dijalaninya Kemudian peneliti menanyakan

apakah ada pengaruh dari pesan yang disampaikan mediator terhadap keputusan

informan

“ya ada pengaruhnya juga sih,ya istilahnya ada itikad baik

supaya saya dan mantan istri saya dapat rujuk ya namun

karena memang rumah tangga kami tidak bisa

dipertahankan lagi”.

Menurut pak Suharsono memang kalo tekadnya sudah bulat untuk

menceraikan istrinya walaupun memang pesan-pesan yang disampaikan oleh

mediator dapat diterimanya dan sedikit mempengaruhi kepeutusannya. Pak

Suharsono juga mendapat hambatan dalam menjalani proses mediasi karena

jadwal mediasi yang harus dijalaninya menganggu aktivitas pekerjaannya, namun

walaupun begitu menurutnya suasan dan waktu ketika mediasi tidak

mempengatuhi keputusannya yang memang sudah bulat untuk menceraikan

istrinya.

INFORMAN VI

Informan tambahan berikutnya adalah bu Dahlia, peneliti melakukan

wawancara di kantor Pengadilan Agama Medan yang saat itu sedang menunggu

antrian untuk sidang kedua saat itu buk Dahlia datang bersama adiknya, informan

telah menjalani proses mediasi namun mediasinya tidak berhasil, alasannya

menggungat cerai suaminya karena tidak keharmonisan lagi diantara

Page 79: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

67 Univesitas Sumatera Utara

keduanya,sama seperti informan tambahan pertama memang buk Dahlia tampak

tidak terbuka mengenai alasan hal tersebut.

Sebelum wawancara peneliti juga terlebih dahulu memperkenalkan diri

dan meminta izin untuk diwawancara,kemudian peneliti bertanya apa pesan

disampaikan oleh mediator dapat diterima dengan baik

“saya pribadi dapat menerima apa yang disampaikan oleh

mediator,karena apa yang disampaikannya adalah salah

satu solusi dari permasalahan saya dengan mantan suami

saya”.

Kemudian menurutnya cara penyampaian mediator juga sangat

baik,karena mediator tersebut dapat memahami kondisi emosionalnya saat

itu,sehingga buk Dahlia juga merasa nyaman untuk menyampaikan apa yang

dirasakannya kepada mediator, peneliti kemudian menanyakan bagaimana

respond Buk Dahlia terhadap pesan yang disampaikan oleh Mediator

“saya menanggapi secara baik ya apa yang disampaikan

oleh Mediator sepanjang mediasi,karena dari awal

memang sudah disampaikan bahwa kapasitas Mediator

adalah mengupayakan perdamaian antara saya dan

mantan suami saya,namun memang ya saya dan suami

saya tidak dapat lagi mempertahankan rumah tangga

kami”.

Menurut buk Dahlia hambatannya yang dia rasakan hanyalah suasana

ruang mediasi yang kurang kondusif karena banyak antrian diluar yang menunggu

untuk di mediasi namun hal tersebut tidak mempengaruhi

keputusannya,selebihnya dia merasa cukup koperatif dalam mengikuti proses

perceraiannya apalagi ini memang keinginannya sendiri tanpa ada pengaruh atau

tekanan dari orang lain

Page 80: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

68 Univesitas Sumatera Utara

4.2 Tabel Strategi Komunikasi, Hambatan dalam Mediasi, Pesan yang

disampaikan

Berdasarkan data dan informasi yang didapatkan peneliti melalui proses

wawancara dengan 4 informan utama yaitu mediator di Pengadilan Agama

Medam peneliti kemudian menyimpulkan strategi komunikasi mediator

berdasarkan komponen strategji komunikasi yang menjadi pedoman peneliti dalm

melakukan wawancara, selain strategi komunikasi peneliti juga menemui

hambatan-hambatan yang dihadapi mediator dalam melakukan mediasi, serta

pesan yang disampaikan mediator yang diharapkan dapat membuat kedua pihak

rujuk kembali atau berdamai

Strategi komunikasi Hambatan hambatan

Mediasi

Pesan yang

disampaikan

Informan

I

Mengenali latar

belakang kedua

pihak

Komunikasi yang

efektif dengan

kedua pihak

Mendengarkan

harapan dan

keinginan kedua

pihak

Memberikan solusi

berdasarkan

masalah yang

dihadapi

Kondisi

emosional

kedua pihak

yang di mediasi

Pengetahuan

pihak terhadap

fungsi mediasi

Faktor tekanan

dari pihak luar

Fungsi dan

tujuan

mediasi

Masa depan

anak apabila

orangtua

berpisah

Resiko yang

dihadapi

apabila

kedua pihak

bercerai

Informan

II

Mengenali latar

belakang kedua

pihak

Memperkenalkan

diri dan

Pengetahuan

kedua pihak

tujuan dan

fungsi mediasi

Tekanan dari

Fungsi dan

tujuan

mediasi

Masa depan

anak apabila

Page 81: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

69 Univesitas Sumatera Utara

menyampaikan

kapasitasnya

sebagai mediator

dalam

menyelesaikan

masalah

Menggali

informasi

permasalahan dari

kedua pihak

Memberikan solusi

bagi kedua pihak

sesuai masalah

yang dihadapi

Menyentuh

perasaan kedua

pihak

pihak luar

Tempat dan

suasana yang

kurang nyaman

dan kondusif

kedua pihak

bercerai

Menyaranka

n agar

masalah

diselesaikan

dengan cara

kekeluargaa

n dengan

mempertem

ukan

keluarga

kedua pihak

Informan

III

Menentukan

jadwal mediasi

Mengenali latar

belakang kedua

pihak

Menyesuaikan

bahasa dengan

pihak yang di

mediasi

Memberikan solusi

kepada kedua

pihak terhadap

masalah

Pengetahuan

kedua pihak

tentang fungsi

dan tujuan

mediasi

Pengaruh pihak

luar terhadap

salah satu pihak

Durasi waktu

mediasi yang

kurang

Suasana dan

tempat yang

tidak

mendukung

Masa depan

anak harus

dipertimban

gkan apabila

kedua pihak

berpisah

Suami-istri

seharusnya

harus saling

mendukung

dalam

membangun

rumah

tangga

Memberikan

Page 82: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

70 Univesitas Sumatera Utara

nasehat

pernikahan

berdasarkan

nilai-nilai

dalam

agama islam

Menjadikan

mediasi

sebagai

intropeksi

untuk

dipertimban

gkan

kembali

Informan

IV

Menentukan

jadwal mediasi

Mengenali latar

belakang kedua

pihak

Menarik

permasalahan

kedua pihak

Memberikan

solusi dari

masalah tersebut

Menyesuaikan

bahasa dengan

pihak yang

dimediasi

Memberikan

nasehat nilai-nilai

dalam agama

Kedua pihak

tidak mau

terbuka

Kondisi

emosional

kedua pihak

Suasana dan

tempat yang

tidak nyaman

dan tidak

kondusif

Masalah

ekonomi

harus

diselesaika

n secara

bersama

Memberik

an nasehat

sesuai

nilai-nilai

dalam

agama

islam

Page 83: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

71 Univesitas Sumatera Utara

islam terutama

tentang

perkawinan

Informan

V

(tambaha

n)

Memberikan tanggapan

yang baik terhadap

mediator

Waktu mediasi yang

menggangu jam

kerja

Dapat diterima

dengan baik

Informan

VI

(tambaha

n)

Mediator memahami

kondisi yang saya

rasakan

Ruangan mediasi

tidak kondusif

Dapat diterima

dengan baik

Berdasarkan tabel diatas,peneliti menemukan kesamaan dan perbedaan

dalam strategi komunikasi mediator dalam mediasi, persamaan yang peneliti

temui dari keempat informan tersebut adalah sebelum mediasi mengenali terlebih

dahulu latar belakang kedua pihak yang akan di mediasi, latar belakang yang

dimaksud berupa status sosial dan pendidikan terakhir dari pihak yang akan di

mediasi, kemudian keempat informan tersebut juga akan menyesuaikan cara

penyampaian pesan berdasarkan latar belakang tersebut. Kemudian kesamaan

yang peneliti temukan adalah untuk menggali informasi dari kedua pihak keempat

informan akan memberikan kesempatan bagi kedua pihak untuk menyampaikan

permasalahan yang sedang mereka hadapi, dari informasi tersebut para informan

akan memberikan solusi dari masalah yang sedang mereka hadapi.

Perbedaan yang peneliti temui adalah bahwa dalam mengenali latar

belakan pidah yang bersengketa, informan pertama, kedua, dan ketiga menetukan

berdasarkan pendidikannya. Informan ketiga dan keempat berdasarkan

pekerjaannya, kesimpulannya hanya informan ketiga yang mengenali khalayak

berdasarkan pendidikan dan pekerjaannya . Keempat mediator juga memperoleh

hambatan dalam melakukan mediasi dan setiap informan terebut juga mempunyai

caranya sendiri dalam mengatasi hambatan tersebut. Namun ada hambatan yang

informan tidak dapat atasi sendiri yaitu perihal fasilitas ruangan mediasi yang

Page 84: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

72 Univesitas Sumatera Utara

dianggap tidak nyaman dan kondusif, hal tersebut memang sangat berpengaruh

dalam proses mediasi bagi mediator atau kedua pihak yang di mediasi.

Dalam proses mediasi para informan I,II,III,IV tidak lupa juga

memberikan pesan-pesan yang diharapkan dapat mempengaruhi keputusan kedua

pihak, agar dapat rujuk kembali dan sepakat mengakhiri permasalahan mereka

melalui mediasi. Pesan yang selalu disampaikan oleh para informan adalah

tentang masa depan anak mereka apabila kedua pihak berpisah, kemudian juga

mereka.

Page 85: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

73 Univesitas Sumatera Utara

4.2. PEMBAHASAN

Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen

(management) untuk mencapai suatu tujuan. Akan tetapi, untuk mencapai tujuan

tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah

saja, melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya.

1. Penerapan Strategi Komunikasi

Berdasarkan data hasil penelitian kepada empat orang informan yang telah

dipaparkan sebelumnya, peneliti akan menguraikan hal-hal penting yang peneliti

peroleh dengan menggunakan teknik analisis data oleh Miles dan Huberman, yaitu

mereduksi data dengan cara merangkum, memilih hal yang pokok, memfokuskan

hal yang penting untuk penelitian, kemudian menyajikannya ke dalam bentuk

narasi yang disesuaikan dengan pembahasan awal penelitian.

Strategi yang dilakukan oleh mediator dalam mediasi kasus perceraian

adalah dengan cara mempraktekkan konsep strategi komunikasi yang telah

dijabarkan di bab sebelumnya. Adapun konsep yang dimaksud adalah mengenal

khalayak, menyusun pesan, menetapkan metode serta seleksi dan penggunaan

media.

a. Mengenal khalayak sasaran

Mengenal khalayak sasaran adalah salah satu langkah penerapan strategi

komunikasi yang dilakukan mediator sebelum mediasi, langkah ini bertujuan agar

terciptanya komunikasi yang efektif antara mediator dan pihak yang bersengketa

dalam proses perundingan guna mencari berbagai kemungkinan penyelesaian

sengketa dengan membantu para pihak memahami pandangan masing-masing dan

membantu mencari (locate) persoalan-persoalan yang dianggap penting bagi

mereka. Berdasarkan data yang peneliti peroleh dalam wawancara, mediator

dalam mengenali khalayak sasaran adalah dengan mengenali latar belakang kedua

pihak yang bersengketa, latar belakang yang dimaksud meliputi pendidikan dan

pekerjaan.

Page 86: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

74 Univesitas Sumatera Utara

Menurut informan pertama, kedua dan ketiga mereka menganggap

pendidikan dari kedua pihak sangat berpengaruh dalam keberhasilan mediasi,

menurutnya pesan yang disampaikan oleh mediator akan lebih mudah diterima

oleh pihak yang pendidikan nya tinggi, hal itu berdasarkan pengalaman mereka

dalam mediasi bahwa pihak yang berpendidikan tinggi lebih mudah untuk diajak

berkomunikasi dan berdiskusi dalam mencari penyelesaian persoalan yang mereka

hadapi, sementara sebaliknya pihak yang pendidikannya rendah cenderung pasif

dalam proses mediasi dan menghindari proses mediasi.

Kemudian menurut informan ketiga dan keempat faktor pekerjaan juga

berpengaruh dalam proses mediasi, menurut mereka pihak yang latar belakang

pekerjaannya adalah berada dilapangan cenderung memiliki kondisi emosional

yang tidak stabil, sehingga informan tidak dapat berkomunikasi secara efektif

dengan pihak yang bersengketa dan tidak dapat mengakomodasi kepentingan

kedua pihak dalam masalah yang mereka hadapi. Langkah tersebut merupakan

strategi komunikasi yang dilakukan oleh mediator agar komunikasi yang

dilakukan berjalan efektif, sesuai peran seorang mediator sebagai fasilitator dalam

menjembatani pertukaran informasi dan persepsi dalam menyelesaikan persoalan-

persoalan kedua pihak yang bersengketa

b. Menyusun pesan

Dalam menyusun pesan terlebih dahulu mediator memberikan kesempatan

kepada kedua pihak untuk menjelaskan dan memberitahu segala persoalan yang

dihadapi oleh kedua pihak, setelah memperoleh informasi dari kedua pihak maka

mediator akan menyampaikan pesan yang juga diharapkan dapat menjadi solusi

dari peemasalahan kedua pihak. Syarat utama dalam mempengaruhi khalayak

adalah pesan tersebut mampu membangkitkan perhatian khalayak. Dalam

membangkitkan perhatian khalayak masing-masing informan memiliki perbedan

dalam pesan yang mereka sampaikan

Informan pertama dan kedua selalu menyampaikan mengenai persoalan

anak apabila dalam mediasi kasus perceraian. Informan pertama menyampaikan

“bahwa mereka punya anak dan anak adalah titipan dari ALLAH SWT, apapun

Page 87: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

75 Univesitas Sumatera Utara

persoalannya anak jangan sampai jadi korban”. Kemudian informan kedua

menyampaikan “bahwa bapak berhak menyampaikan bapak korban dalam rumah

tangga begitu juga sebaliknya tapi bapak ibu sadar tidak yang sebenarnya jadi

korban disini sebetulnya adalah anak”. Menurut informan pertama dan kedua

pesan tersebut dapat membangkitkan perhatian dan mempengaruhi keputusan

kedua pihak

Informan ketiga mengatakan pesan yang disampaikan adalah nasehat bagi

kedua pihak yang bersengketa bahwa sebagai seorang suami-istri harus saling

mengingatkan apabila melakukan kesalahan, karena pernikahan harus

diperjuangkan oleh kedua pihak dan pernikahan adalah 3 peristiwa penting dalam

kehidupan manusia setelah kelahiran dan kematian. Menurut informan ketiga hal

itu selalu ditanamkan kepada pihak yang bersengketa agar mereka dapat

melupakan segala kebenciannya. Informan keempat menyampaikan pesan yang

disampaikan kepada kedua pihak dalam mediasi selalu berdasarkan ajaran agama,

karena hal tersebut menurutnya mudah diterima oleh kedua pihak. Informan

kelima dan keenam sebagai informan tambahan juga mengatakan bahwa pesan

yang disampaikan oleh mediator dapat diterima oleh mereka karena apa yang

disampaikan oleh mediator merupakan solusi dari masalah yang mereka hadapi,

informan keenam juga menambahkan bahwa mediator dapat memahami kondisi

psikologi yang sedang dirasakannya saat itu sehingga cara mediator

menyampaikan pesan tersebut mudah diterima olehnya.

Lambang yang paling banyak digunakan dalam komunikasi ini adalah

bahasa, karena hanya bahasalah yang dapat mengungkapkan pikiran dan perasaan,

fakta dan opini, hal yang konkret dan yang abstrak, pengalaman yang sudah lalu

dan kegiatan yang kan datang, dan sebagainya. Penggunaan bahasa untuk

menyampaikan pesan tersebut disampaikan melalui nasehat, bujukan, dan edukasi

yang berisikan ajaran agama serta dampak yang akan mrereka hadapi setalah nya,

oleh karena itu tujuan pesan yang disampaikan oleh mediator adalah agar kedua

pihak tidak mengakhiri hubungan mereka yang nantinya juga tidak hanya

berdampak bagi mereka sendiri tetapi juga akan berdampak terhadap masa depan

anak mereka.

Page 88: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

76 Univesitas Sumatera Utara

c. Menetapkan metode

Adapun metode yang digunakan oleh mediator menurut bentuk isi

pesannya yaitu , metode informative dan persuasi. Metode informatif adalah cara

mempengaruhi khalayak dengan memberikan informasi berupa keterangan

tentang fungsi dan tujuan mediasi serta kapasitas seorang mediator dalam

memfasilitasi kedua pihak yang bersengketa dalam menyelesaikan permasalahan

mereka. Karena sifatnya memberitahu maka khalayak dibiarkan untuk mengambil

keputusan dan kesimpulan sendiri, metode ini digunakan oleh informan pertma,

kedua, ketiga, dan keempat pada saat baru memulai mediasi

Metode kedua yang digunakan oleh mediator adalah metode persuasi.

Metode ini dilakukan dengan cara mempengaruhi khalayak melalui cara mengajak

Dalam mediasi mediator mengajak kedua pihak agar terbuka dan jujur dalam

menyampaikan masalah yang mereka hadapi, menurut informan pertama, kedua,

ketiga, dan keempat ini merupakan cara mereka untuk mengetahui infomasi agar

mereka dapat memberikan solusi dari permasalahan yang dihapai oleh kedua

pihak yang bersengketa. Informan pertama, kedua, dan ketiga juga membujuk

kedua pihak agar mengesampingkan permasalahan yang mereka hadapi demi

masa depan anak mereka. bahwa masa depan anak mereka akan terganggu apabila

kedua pihak memutuskan untuk berpisah. Selain itu mediator juga menyampaikan

nasehat dalam ajaran agama seperti hukum melakukan perceraian hal itu

disampaikan oleh informan keempat. Menurut para informan utama metode ini

selalu mereka terapkan dalam mediasi kasus perceraian

Menurut cara pelaksanaannya metode yang digunakan oleh Mediator

dalam mediasi adalah Metode Canalizing, pada metode ini komunikator terlebih

dahulu mengenal khalayak dan mulai menyampaikan ide sesuai dengan

kepribadian ,sikap-sikap dan motif khalayak. Hal ini berdasarkan informasi yang

peneliti dapatkan dalam wawancara dengan Informan I,II,III,IV bahwa langkah

awal yang mereka lakukan sebelum mediasi adalah mencari tahu terlebih dahulu

latar belakang kedua pihak yang akan di mediasi, dari situ mereka akan

menyesuaikan pesan atau bahasa yang mereka sampaikan sesuai latar belakang

kedua pihak tersebut

Page 89: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

77 Univesitas Sumatera Utara

d. Penggunaan media

Penggunaan media juga menjadi perhatian khusus dalam strategi

komunikasi yang diterapkan mediator. Komunikator harus selektif dalam

menentukan dan menyesuaikan keadaan dan kondisi khalayak. Penggunaan media

yang tepat akan memberikan efek yang lebih baik kepada khalayak sasaran,

karena itu mediator sebagai fasilitator dalam mediasi harus cermat memilih media

yang digunakan.

Media yang digunakan oleh informan pertama, kedua, ketiga, dan keempat

adalah media komunikasi langsung, komunikasi yang dilakukan adalah dengan

bentuk tatap muka antara mediator sebagai pihak ketiga serta kedua pihak yang

bersengketa. Komunikasi ini dilaksanakan ruang mediasi yang telah disediakan

oleh Pengadilan Agama Medan, dalam proses menggunakan media ini tidak selalu

berjalan lancar. Menurut informan keempat, tidak jarang kedua pihak ketika

dipertemukan secara langsung justru makin memperkeruh suasana mediasi, seperti

contoh kedua pihak saling adu mulut bahkan sampai adu fisik, hal tersebut justru

membuat komunikasi tidak berjalan efektif dan kedua pihak juga tidak dapat

menerima pesan yang disampaikan oleh komunikator. Informan kelima

mengatakan bahwa proses mediasi yang dijalaninya juga menggangu pekerjaanya,

menurutnya dia harus izin kerja untuk mengikuti mediasi. Proses mediasi tidak

hanya berjalan sekali, majelis hakim memberikan waktu selama 40 hari bagi

kedua pihak untuk melakukan mediasi jika dalam mediasi pertama kedua pihak

sepakat untuk dilakukan mediasi lagi.

2.Peranan komunikator dalam komunikasi

Ada dua faktor penting yang harus ada pada diri komunikator untuk

melancarkan komunikasi jika ingin berhasil menyampaikan pesan atau tujuan

komunikasi tersebut yaitu daya Tarik sumber (source attractiveness) dan

kredibilitas sumber (source credibility). Menurut Effendy (2003: 33-34) Orang

yang menyampaikan pesan, yaitu komunikator, ikut menentukan berhasilnya

komunikasi. Dalam hubungan ini faktor source credibility komunikator

memegang peranan yang sangat penting. Istilah kredibilitas ini adalah istilah yang

Page 90: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

78 Univesitas Sumatera Utara

menunjukkan nilai terpadu dari keahlian dan kelayakan dipercaya (a tern denoting

the resultant value expertness and trust worthiness).

Daya tarik yang dimiliki oleh informan pertama, kedua, ketiga, dan

keempat adalah bahwa mereka merupakan mediator yang bersertifikat, hal

tersebut merupakan syarat seorang mediator non hakim jika ingin berpraktek di

Pengadilan, sertifikat ini didapatkan melalui lembaga atau universitas yang

berkejasama dengan Mahkamah Agung, selain itu informan pertama,kedua, dan

ketiga juga mengenyam pendidikan yang tinggi yaitu sampe strata dua. Secara

teori semua informan utama telah memahami proses mediasi tersebut. Daya tarik

lain yang mediator tawarkan adalah bahwa informan pertama, kedua, ketiga, dan

keempat merupakan pihak netral yang akan membantu kedua pihak yang

bersengketa dalam mengakomodasi persoalan yang mereka hadapi. Informan

kelima mengatakan bahwa ketika mengikuti proses mediasi dia mengapresiasi

itikad baik dari mediator dalam menyelesaikan masalahnya serta mediator bersifat

netral dalam mediasi. Selain daya tarik dari mediator, penyelesaian masalah

dengan cara mediasi juga dapat menjadi daya tarik khalayak sasaran, karena

penyelesaian masalah dengan cara mediasi tidak merugikan salah satu pihak dan

hasil dari mediasi menguntungkan kedua pihak karena berdasarkan kesepakatan

bersama tau isitilahnya win-win solution. Hal tersebut yang seharusnya dipilih

oleh kedua pihak dibanding melalui persidangan yang akan merugikan salah satu

pihak yang bersengketa.

Selain daya tarik yang tak kalah penting dari ini adalah kredibilitas

sumber. Semua informan utama yang peneliti wawancarai telah menjadi mediator

sejak lama. Informan pertama dan kedua menjadi mediator sejak tahun 2012,

informan ketiga sejak 2009, dan informan keempat sejak tahun 2011. Berdasarkan

wawancara yang peneliti lakukan para informan juga telah banyak berhasil

memediasi pihak dalam kasus perceraian.informan ketiga mengatakan bahwa

seorang mediator harus mempunyai integritas dalam memfasilitasi kedua pihak

yang bersengketa dalam menyelesaikan permasalahan mereka, sebagai mediator

pengalaman juga dapat mempengaruhi keberhasilan dalam mediasi, dia

mencontohkan bahwa dari mediasi yang telah dilakukannya dengan berbagai latar

Page 91: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

79 Univesitas Sumatera Utara

belakang yang beragam dari situ kemudian dia memahami dan mempelajari

karakteristik seseorang tersebut berdasarkan latar belakangnya.

Selain menjadi mediator para informan juga mempunyai pengalaman kerja

lainnya dalam bidang hukum, informan pertama, ketiga dan keempat juga

merupakan seorang pengacara dan konsultan hukum dalam sebuah perusahaan.

Sementara itu informan kedua dan ketiga juga merupakan seorang dosen di salah

satu Universitas swasta di Medan. Dalam mediasi sosok seorang mediator sangat

bepengaruh dalam hasil mediasi, jika kedua pihak telah menganggap sosok

mediator tersebut layak dan berkompeten dalam membantu mereka memperoleh

kesepakatan perjanjian dengan memuaskan maka pesan-pesan yang disampaikan

oleh mediator tersebut akan lebih mudah diterima oleh kedua pihak yang

bersengketa. Peran mediator sebagai komunikator dalam mediasi ini adalah untuk

mengupayakan perdamaian antara kedua pihak yang bersengketa. hal tersebut

dapat dilihat dari pernyataan yang disampaikan informan kelima yang

mengapresiasi itikad baik mediator dalam menyelesaikan masalah yang mereka

hadapi meskipun mereka tidak berhasil di mediasi.

3. Hambatan dalam mediasi

Hambatan yang dirasakan oleh para informan tentu berpengaruh terhadap

hasil mediasi, di dalam proses komunikasi hambatan dapat menggangu

penyampaian pesan sehingga komunikasi tidak berjalan efektik dan pesan yang

ingin disampaikan oleh komunikator tidak terima dengan baik. Gangguan atau

hambatan yang ada dalam proses komunikasi biasanya menimbulkan salah

pengertian antara komunikator dan komunikannya atau biasa disebut miss

comunication. Berdasarkan Hambatan komunikasi menurut Effendy pada

bukunya “ilmu,Teori dan Filsafat Komunikasi’(2003 :45). Hambatan yang

dihadapi oleh para informan adalah :

1. Gangguan

Gangguan mekanik gangguan yang disebabkan saluran komunikasi atau

kegaduhan yang bersifat fisik. Menurut informan kedua, ketiga, keempat, dan

keenam mengatakan bahwa fasilitas ruang mediasi membuat mereka tidak

nyaman dalam melakukan mediasi, hal tersebut dikarenakan ruangan mediasi

Page 92: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

80 Univesitas Sumatera Utara

yang tidak tertutup sehingga suara dari luar ruangan membuat suara diruangan

jadi gaduh, kemudian ruangan juga bersebelahan dengan ruang sidang yang hanya

dibatasi sekat triplek saja. Menurut informan ketiga hambatan tersebut dapat

berpengaruh kepada pihak yang dimediasi sehingga mereka tidak nyaman

menyampaikan apa permasalahan yang mereka hadapi karena bisa saja didengar

oleh orang diluar ruangan sehingga kerahasiannya tidak terjaga.

2. Kepentingan

Interest atau kepentingan membuat orang selektif dalam menanggapi

pesan. Orang hanya memperhatikan perangsang yang ada hubungannya dengan

kepentingannya. Informan pertama dan kedua mengatakan bahwa konflik atau

permasalahan kedua pihak bisa saja disebebkan oleh pengaruh keluarga salah satu

atau kedua belah pihak, hal ini bisa saja orangtua atau saudara. Informan pertama

mengatakan pihak wanita sering dipengaruhi oleh kedua orangtuanya dalam kasus

jika suaminya tidak memiliki penghasilan seperti yang diharapkan oleh orangtua

pihak wanita sehingga orangtunya tersebut mempengaruhi hubungan rumah

tangga kedua pihak sehingga menimbulkan konflik dalam rumah tangga mereka,

menurut informan pertama hal tersebut terjadi jika pihak wanita tersebut masih

terlalu bergantung kepada orangtuanya atau istlahnya “anak mama”. Informan

kedua juga mengatakan jika tak jarang konflik dalam rumah tangga disebabkan

oleh perseteruan atau masalah yang terjadi antara keluarga kedua belah pihak

sehingga masing-masing pihak cenderung membela keluarganya masing-masing

sehingga menimbulkan konflik yang karena kedua pihak sama-sama egois dalam

masalahnya, oleh karena itu menurut informan kedua dia selalu menyarankan

bahwa permasalahan mereka terlebih dahulu diselesaikan secara kekeluargaan

dengan mempertemukan keluarga kedua pihak jika konflik disebabkan oleh

masalah tersebut.

Informan ketiga mengatakan bahwa dalam mediasi tak jarang kuasa

hukum dari kedua pihak yang bersengketa tidak menjembatani mediator dalam

menyelesaikan masalah dari kedua pihak tersebut. Beberapa pengacara dari kedua

pihak menurut informan ketiga juga sering mempengaruhi keputusan pihak yang

bersengketa agar masalah mereka dilanjutkan ke persidangan. Serta pihak yang

Page 93: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

81 Univesitas Sumatera Utara

bersengketa juga cenderung mendengar apa yang disampaikan oleh kuasa

hukumnya

3. Motivasi terpendam

Motivasi akan mendorong seseorang berbuat sesuatu yang sesuai dengan

keinginan, informan kelima dan keenam mengatakan bahwa tekad mereka sudah

bulat untuk menggugat cerai pasangan mereka, alasannya karena memang tidak

ada lagi kecocokan diantaranya,

4. Prasangka

Informan pertama dan kedua mengatakan bahwa beberapa pihak yang di

mediasi sedang dalam kondisi emosi yang tinggi sehingga terkadang mediasi tidak

dapat berjalan efektif, para pihak juga terkadang adu mulut bahkan sampai adu

fisik juga, menurut mereka hal tersebut disebabkan karena memang kedua pihak

sudah dipenuhi rasa benci dan prasangka sehingga beberapa pihak terkadang tidak

mau melanjutkan mediasi. informan kedua dan ketiga juga mengatakan beberapa

pihak tidak tau tujuan dan fungsi mediasi, mereka menganggap mediator dapat

memutus masalah mereka sehingga beberapa pihak meminta untuk segera bercerai

saja, hal tersebut menurut informan keempat karena kondisi emosi yang sudah

tinggi sehingga apa yang disampaikan oleh mediator juga dinilai secara negatif

oleh pihak yang bersengketa

Setelah melakukan wawancara dengan para informann ,peneliti juga

menemukan taktik yang dilakukan oleh para informan. Taktik merupakan

tahapan-tahapan atau langkah-langkah yang digunakan dalam menjalankan

strategi komunikasi. Taktik yang dimaksud oleh peneliti adalah tahapan atau

langkah-langkah strategi komunikasi yang dilakukan oleh informan pertama,

kedua, ketiga dan keempat saat melakukan mediasi terhadap kedua pihak.

Masing-masing informan memiliki taktik sendiri dalam menjalankan strategi

komunikasi saat melakukan mediasi,namun dari hasil jawaban antara Informan

pertama, kedua, ketiga, dan keempat ataupun pendapat dari informan kelima dan

keenam peneliti menemukan ada beberapa taktik yang sama. Kemudian peneliti

merangkum dan menyusunnya secara sistematis.

Page 94: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

82 Univesitas Sumatera Utara

Berdasarkan hasil wawancara terhadap keempat informan,berikut adalah

taktik yang merupakan langkah-langkah dari strategi komunikasi saat melakukan

mediasi yang telah dirangkum secara sistematis oleh peneliti,yaitu sebagai

berikut:

Mediator sebelum melakukan mediasi akan menentukan jadwal apabila

sidang perdana ada penundaan,karena selesai sidang perdana langsung

diadakan mediasi

Mediator mencari tahu identitas dan latar belakang kedua pihak

Mediator memperkenalkan diri dan memberitahu kapasitasnya dalam

mediasi

Mediator membiarkan kedua pihak untuk berbicara menyampaikan

harapan dan keinginannya

Mediator menyesuaikan cara penyampaian pesan dengan kedua pihak

berdasarkan latar belakang yang atau identitasnya

Mediator memberikan solusi sesuai dengan permasalahan yang dihadapi

kedua pihak

Berdasarkan wwawancara yang dilakukan peneliti dengan enam informan,

maka peneliti menguraikan pembahasan yang dikaitkan dengan tujuan penelitian

ini, yaitu untuk mengetahui strategi komunikasi yang dilakukan oleh mediator

dalam mediasi kasus perceraian di Pengadilan agama Medan dan untuk

mengetahui hambatan dalam proses mediasi

Page 95: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

83 Univesitas Sumatera Utara

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi komunikasi mediator dalam

mediasi kasus perceraian, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat empat komponen didalam penerapan strategi komunikasi

mediator dalam mediasi kasus perceraian di pengadilan agama medan:

a. Mengenali sasaran

Informan pertama, kedua, dan ketiga dalam mengenali sasaran

berdasarkan pendidikan kedua pihak. Informan ketiga dan keempat

mengenali sasaran berdasarkan pekerjaan dari pihak yang bersengketa

b. Pengkajian pesan yang disampaikan

Informan pertama dan kedua dalam menarik perhatian khalayak

menyampaikan pesan tentang anak yang akan menjadi korban apabila

kedua pihak bercerai. Informan ketiga menyampaikan pesan berupa

nasehat sebagai suami-istri agar saling mengingatkan apabila berbuat

kesalahan. Informan keempat menyampaikan pesan berupa ajaran-

ajaran agama

c. Menetapkan metode

Dalam melakukan mediasi metode yang digunakan informan pertama,

kedua, ketiga, dan keempat menurut bentuk isi pesannya menggunakan

metode informative dan persuasi. Sedangkan menurut cara

pelaksanaannya menggunakan metode canalizing

d. Media komunikasi yang digunakan

Media komunikasi yang digunakan informan, kedua, ketiga, dan

keempat adalah media komunikasi langsung yaitu dengan bertatap

muka dimana mediator sebagai pihak ketiga menjadi fasilitator yang

mempertemukan kedua pihak yang bersengketa

2. Terdapat empat hal yang menjadi hambatan informan dalam mediasi

a. Gangguan

Page 96: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

84 Univesitas Sumatera Utara

Informan kedua, ketiga, keempat, kelima, dan keenam merasa tidak

nyaman dengan fasilitas ruang mediasi yang tidak kondusif

b. Kepentingan

Informan pertama dan kedua mengatakan konflik yang terjadi

dipengaruhi oleh keluarga dari kedua pihak. Informan ketiga

mengatakan kalo kuasa hukum pihak yang bersengketa tidak

menjembatani mediator dalam menyelesaikan maslaah

c. Motivasi terpendam

Menurut informan kelima dan keenam faktor yang membuat proses

mediasi yang mereka jalani karena tekad mereka sudah bulat untuk

bercerai

d. Prasangka

Informan pertama, kedua, ketiga, dan keempat mengatakan jika pihak

yang bersengketa datang kondisi emosianal yang tidak stabil dan

ketidaktahuan fungsi mediasi

3. Para informan utama yang menjadi mediator telah memenuhi kredibilitas

serta memiliki daya tarik sebagai komunikator dalam mediasi yang

bertujuan untuk mengupayakan perdamaian bagi kedua pihak yang

bersengketa

5.2 Saran

Berdaarkan simpulan diatas, saran yang ingin disampaikan oleh peneliti

anatara lain sebagai berikut :

1.Sebaiknya Pengadilan Agama Medan membenahi fasilitas ruangan mediasi agar

lebih nyaman dan kondusif, karena berpengaruh terhadap pihak yang dimediasi

dalam memnyampaikan informasi mengenai permasalahan yang sedang mereka

hadapi

2.Pengadilan Agama Medan seharusnya meninjau jadwal dalam mediasi agar

mediasi berjalan dengan efektif karena para informan memiliki kesempatan yang

lebih banyak untuk dapat berkonsultasi dengan mediator untuk menyampaikan

harapan dan keinginannya

Page 97: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

85 Univesitas Sumatera Utara

5.3 Implikasi Teoritis

Melalui penelitian yang dilakukan, diharapkan agar dapat menambah khazanah

ilmu komunikasi dan pengetahuan serta wawasan penulis maupun mahasiswa/I di

Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU mengenai strategi komunikasi mediator

dalam mediasi kasus perceraian di Pengadilan agama Medan.

5.4 Implikasi Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan pada penelitian selanjutnya

dan dengan adanya penelitian tentang strategi komunikasi mediator dalam mediasi

kasus perceraian di Pengadilan Agama Medan. Selain itu, diharapkan kepada

peniliti selanjutnya yang tertarik dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis,

agar dapat melanjutkan penelitian yang serupa dengan sudut pandang yang

berbeda secara lebih mendalam. Juga disarankan untuk memahami kasus yang ada

di lapangan mengenai strategi komunikasi mediator dalam mediasi kasus

peceraian di Pengadilan Agama Medan

Page 98: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

86 Univesitas Sumatera Utara

DAFTAR REFERENSI

Abbas, Syahrizal. 2009. Mediasi dalam persepektif hukum syariah, Hukum Adat

dan Hukum Nasional. Jakarta: Kencana

Bungin, Burhan. (2008). Sosiologi Komunikasi (Teori, Paradigma, dan Discourse

Teknologi Komunikasi di Masyarakat). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

______, _____. (2009). Penelitian Kualitatif : Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan

Publik, dan Ilmu Sosial. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Cangara, Hafied. (2014). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada.

DeVito, Joseph A. (2011). Komunikasi Antarmanusia. Pamulang: Karisma

Publishing Group

Effendy, Onong Uchjana. (2003). Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung:

PT. Citra Aditya Bakti.

_____,, ___________.(2006). Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung : PT

Remaja Rosdakarya

Emerzon, Joni (2001). Alternatif Penyelesaian Sengketa di Luar Pengadilan:

Negosiasi, Mediasi, Konsiliasi dan Arbitrase.. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Fajar, Marhaeni. (2009). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Yogyakarta : Graha

Ilmu

Idrus, Muhammad, (2009). Metode Penelitian Ilmu Sosial: Pendekatan Kualitatif

dan Kuantitatif. Yogyakarta: Erlangga

Kriyantono, Rachmat. (2006). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana

Persada Media Group.

Liliweri, Alo. (2011). Komunikasi Serba Ada Serba Makna. Jakarta : Kencana

Prenada Media Grup.

Moleong, J. Lexy. (2008). Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Morissan dan Andy Corry W. (2009). Teori Komunikasi. Jakarta: Ghalia

Indonesia.

Mulyana, Deddy. (2007). Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Page 99: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

87 Univesitas Sumatera Utara

_____,, _____. (2010) . Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT.Remaja

Rosdakarya

Nawawi, Hadari. (2011). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: UGM

Press

Prastowo, A.(2012). Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan

Pujileksono, Sugeng. (2015). Metode Penelitian Komunikasi Kualitatif. Malang:

Intransh Publishing

Rachmadi, Takdir. 2010. Mediasi Penyelesaian Sengketa Melalui Pendekatan

Mufakat, Jakarta: Rajawali Press

Sendjaja, S. Djuarsa. (1994). Teori Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka

Sugiyono. (2012). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: ALFABET.

Sunarto dan Hermawan. (2011). Mix Methodology dalam Penelitian

Komunikasi. Jakarta: ASPIKOM.

Syaifullah, Muhammad. 2009. Mediasi Dalam Tinjauan Hukum islam dan Hukum

Positif di Indonesia. Semarang: Walisongo Press

Unaradjan, Dolet. (2000). Pengantar Metode Penelitian Ilmu Sosial. Jakarta

Grasindo.

Usman, Rachmadi 2012. Mediasi di Pengadilan Dalam Teori dan Praktik.

Jakarta: Sinar Grafika

Sumber Jurnal

Sururie, Wahyu Ramdani. 2012. Implementasi Mediasi Dalam System Peradilan

Agama. Jurnal. Vol 2. No 2

Sumber Skripsi

Suci, Silvadiah Utami (2019). Strategi Komunikasi News Presenter dalam

Penyampaian Berita (Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Komunikasi

News Presenter dalam Penyampaian Berita pada Program Acara "Sumut

dalam Berita" di TVRI Sumatera Utara) Program Studi Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas

Nahriya, Nila Nafi (2017). “Komunikasi Antar Pribadi sebagai Strategi dalam

Mediasi Kasus Perceraian” milik Nila Nahriya Nafi dengan NIM

13730020, Mahasiswi Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu

Sosial dan Humaniora Universitas Islam Sunan Kalijaga Yogyakarta

ditulis tahun 2017.

Page 100: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

88 Univesitas Sumatera Utara

Sumber Online

http://www.tribunnews.com/seleb/2018/07/26/mediasi-sule-dan-istrinya-gagal-

sidang-cerai-dilanjutkan

https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt56bdc8cbda289/hakim-agama-berbagi-

pengalaman-mediasi-perceraian/

https://www.pa-medan.go.id/index.php

Page 101: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

Univesitas Sumatera Utara

L

A

M

P

I

R

A

N

Page 102: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

Univesitas Sumatera Utara

PEDOMAN WAWANCARA

( Mediator Pengadilan Agama )

Nama lengkap :

Jenis kelamin : :

Usia :

Jabatan :

1. Penerapan Strategi Komunikasi

a. Bagaimana cara penyampaian pesan yang dilakukan Mediator dalam

memediasi kedua pihak yang berperkara, seperti apa contohnya?

b. Pesan apa yang disampaikan pertama oleh mediator pada saat mediasi?

c. Apakah pesan yang disampaikan dapat diterima oleh pihak yang

berperkara?

d. Apakah ada perbedaan strategi dalam mediasi pada setiap perkara?

e. Faktor apa yang paling berpengaruh terhadap keputusan kedua pihak

yang berperkara dalam mediasi?

f. Apakah terdapat hambatan dalam proses mediasi, jika ada bagaimana

anda mengatasi hambatan terseebut?

g. Apakah suasana dan waktu saat dilakukan mediasi mendukung

terhadap keberhasilan mediasi?

h. Berapa kasus yang sudah anda berhasil di mediasi?

i. Perkara apa yang paling susah untuk mediasi?

2. Komponen Strategi Komunikasi

a. Apa langkah awal anda sebelum mediasi dilakukan?

b. Bagaimana sikap anda terhadap pihak yang di mediasi?

c. Hal-hal apa saja yang harus anda sampaikan untuk agar mediasi dapat

berhasil?

PIHAK YANG BERPERKARA

Nama :

Status :

Tanggal :

Pihak yang berperkara

1. Perkara apa yang sedang anda tempuh?

2. Apakah penyebab tersebut terjadi?

3. Apakah pesan yang disampaikan oleh mediator pada saat mediasi dapat

anda terima dengan baik?

Page 103: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

Univesitas Sumatera Utara

4. Apakah cara mediator dalam menyampaikan pesan pada saat mediasi

dapat diterima oleh anda?

5. Bagaimana respon anda setelah mediator menyampaikan pesan pada saat

mediasi

6. Apakah terdapat hambatan selama proses mediasi,jika ada hambatan

seperti apa?

7. Apakah waktu dan suasana saat mediasi dilakukan mempengaruhi

keputusan anda?

TRANSKRIP WAWANCARA

Informan I

Wawancara : 22 Agustus 2019

Lokasi : ruang mediasi kantor Pengadilan Agama Medan

Nama : HJ.Beby Nazlia Hsb S.H,M.H

Pendidikan : Pascasarjana Umsu 2011

Pekerjaan : Mediator/Pengacara

Jenis kelamin : Perempuan

Penerapan strategi komunikasi

P:apakah sudah ada mediasi yang berhasil yang pernah dilakukan

I: Alhamdulillah sudah pernah

P: bagaimana cara penyampaian pesan yang dilakukan oleh Mediator dalam

memediasi kedua pihak,seperti apa contohnya?

I: sebagai seorang mediator saya harus tunjukan kepada mereka bahwa saya yang

memimpin dalam mediasi ini,kalo tidak saya tidak bakal di dengar oleh mereka

P: Pesan apa yang disampaikan pertama oleh mediator pada saat mediasi?

I: tergantung,yang hadir disini tingkat kemampuan atau latar belakang

pendidikannya berbeda-beda. Ada yang sekolah,ada yang gak sekolah,ada yang

Profesor

P: Apakah pesan yang disampaikan dapat diterima oleh kedua pihak?

I: tergantung pesan yang saya sampaikan, dalam kasus perceraian saya sampaikan

kepada mereka bahwa mereka punya anak dan anak titipan dari ALLAH SWT,

apapun persoalan mereka anak jangan dijadikan korban

P:Faktor apa yang paling berpengaruh terhadap keputusan kedua pihak yang

berperkara dalam mediasi

I: masalah masa depan anak pastinya,jika saya bawa kesitu pasti mereka tersentuh

Page 104: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

Univesitas Sumatera Utara

P: Apakah terdapat hambatan dalam proses mediasi, jika ada bagaimana anda

mengatasi hambatan terseebut?

I: hambatannya ya seperti yang saya sampaikan tadi, terkadang ketika saya

baru membuka komunikasi saja terkadang pihak yang akan dimediasi tidak

mau melanjutkan mediasi,dalam kasus itu saya akan mengambil sikap tegas,jadi

mereka banyak yang tidak tahu fungsi dan tujuan mediasi

P: Apakah suasana dan waktu saat dilakukan mediasi mendukung terhadap

keberhasilan mediasi?

I:menurut saya tidak ada pengaruh,karena saya merasa nyaman-nyaman saja

Komponen strategi komunikasi

P: Apa langkah awal anda sebelum mediasi dilakukan?

I: saya rasa doa tidak lupa ya, mudah-mudahan orang berkenan ngomong ke

saya, nyaman share ke saya persoalan nya seperti apa, langkah kedua saya coba

dulu mendengar menjadi pendengar yang baik dulu

P: Bagaimana sikap anda terhadap pihak yang di mediasi?

I: sebagai mediator itu kita itu harus menjaga netralitas sesuai kode etik dalam

PERMA 01 2016

P: Hal apa yang disampaikan yang berpengaruh terhadap keberhasilan mediasi

I: sebagai mediator kemampuan berkomunikasi itu adalah hal yang wajib ya,

karena sehebat apapun dia dalam disiplin ilmunya tapi kemampuan

komunikasi nya kurang akan jadi kurang efektif

Informan II

Wawancara : 22 Agustus 2019

Lokasi : ruang mediasi kantor Pengadilan Agama Medan

Nama : Syafruddin S.H,M.H

Pendidikan : S2 Fakultas Hukum UMSU

Pekerjaan : Mediator/Pengacara

Jenis kelamin : Laki-Laki

Penerapan strategi komunikasi

P: apakah sudah pernah berhasil melakukan mediasi

I:sudah banyak dong tentunya

P: bagaimana cara penyampaian pesan yang dilakukan oleh Mediator dalam

memediasi kedua pihak,seperti apa contohnya?

Page 105: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

Univesitas Sumatera Utara

I: saya punya tehnik sendiri, saya kembalikan kepada kedua pihak. Saya

sampaikan kepada mereka bahwa bapak berhak menyampaikan bapak korban

dalam rumah tangga begitu juga sebaliknya tapi bapak ibu sadar tidak yang

sebenarnya jadi korban disini sebetulnya adalah anak,kita coba sentuh perasaan

mereka ya

P: Pesan apa yang disampaikan pertama oleh mediator pada saat mediasi?

I: kemudian kita menjelaskan apa aja aturan dalam mediasi bagaimana mereka

secara bergantian dalam menyampaikan keinginan dan harapannya dan bagaimana

tehnik penyampaiannya

P: Apakah pesan yang disampaikan dapat diterima oleh kedua pihak?

I: gak semua ya karena kebenyakan kalo sudah masuk kasus ke pengadilan

sudah masuk gugatan mereka sudah siap ya untuk perang, jadi misalnya

dalam 10 perkara hanya 3 yang berhasil di mediasi. Karena jika sudah

masuk gugatan mereka sudah fix ya ingin cerai

P:Faktor apa yang paling berpengaruh terhadap keputusan kedua pihak yang

berperkara dalam mediasi

I:

P: Apakah terdapat hambatan dalam proses mediasi, jika ada bagaimana anda

mengatasi hambatan terseebut?

I: hambatannya salah satunya, dalam mediasi ini kan mereka berasal dari latar

belakang berbeda, mohon maaf dari status sosial dan pendidikannya berbeda

kan gitu kadang kita sampaikan aturan dan tata tertib mediasi itu mereka gak

paham. Ada sebagian yang ketika baru masuk ruang mediasi langsung

sampaikan kalo mereka pengen langsung cerai aja sementara kita belum

buka proses mediasi, ini jadi penghambat juga. Kemudian ada sebagian

yang menggunakan jasa pengacara tetapi mereka justru tidak membantu

untuk menjembatani dalam penyelesaian masalah ya

P: Apakah suasana dan waktu saat dilakukan mediasi mendukung terhadap

keberhasilan mediasi?

I: : tentu ada, apalagi soal waktu mediasi terkadang kita masih ingin mendengar

kedua pihak tetapi diluar sudah banyak antrian menunggu

Komponen strategi komunikasi

P: Apa langkah awal anda sebelum mediasi dilakukan?

I: Berdasarkan kode etik dalam PERMA 01 2016 yang kita lakukan pertama

adalah memperkenalkan diri dan peran serta kapasitas kita dalam menangani

permasalahan mereka serta mempertanyakan kesiapan mereka dalam

mediasi, kemudian kita menjelaskan apa aja aturan dalam mediasi

bagaimana mereka secara bergantian dalam menyampaikan keinginan dan

harapannya dan bagaimana tehnik penyampaiannya. Kemudian kita masuk

ke dalam proses mediasi menanyakan harapan dan keinginannya”

Page 106: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

Univesitas Sumatera Utara

P: Bagaimana sikap anda terhadap pihak yang di mediasi?

I:kami sebagai Mediator dalam posisi netral

P: Hal-hal apa yang disampaikan yang berpangaruh terhadap keberhasilan mediasi

I: dalam kasus perceraian misalnya apabila sudah punya anak adalah salah satu

hal yang disampaikan untuk dipertimbangkan kembali kepada pihak yang di

medias

Informan III

Wawancara : 26 Agustus 2016

Lokasi : ruang mediasi kantor Pengadilan Agama Medan

Nama : H. Dharma Bakti Nst,S.H,S.E,M.H

Pendidikan : Pascasarjana Hukum UMSU

Pekerjaan : Mediator/Pengacara

Jenis kelamin : Laki-Laki

Penerapan strategi komunikasi

P: apakah sudah ada mediasi yang berhasil dilakukan

I: pastinya sudah ada

P: bagaimana cara penyampaian pesan yang dilakukan oleh Mediator dalam

memediasi kedua pihak,seperti apa contohnya?

I: saya pernah memediasi Profesor namanya Aminuddin, saat itu saya

berkomunikasi dengan bahasa yang lebih intelektual atau akademis seperti ilmu

filsafat

P: Pesan apa yang disampaikan pertama oleh mediator pada saat mediasi?

I:saya sampaikan nasehat bahwa suami-istri harus saling mengingatkan apabila

melakukan kesalahan

P: Apakah pesan yang disampaikan dapat diterima oleh kedua pihak?

I:tentu saja ya,karena saya juga dosen saya udah tau bagaimana menghadapi

banyak orang

P:Faktor apa yang paling berpengaruh terhadap keputusan kedua pihak yang

berperkara dalam mediasi

I: faktor sekarang banyak karena ekonomi,apalagi sekarang banyak yang nikah

muda karena hamil diluar nikah kemudian dia belum siap menghadapi kehidupan

dalam rumah tangga

P: Apakah terdapat hambatan dalam proses mediasi, jika ada bagaimana anda

mengatasi hambatan terseebut?

Page 107: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

Univesitas Sumatera Utara

I: ada dua,faktor internal dan eksternal. Faktor eksternal misalnya apabila salah

satu pihak menggunakan jasa pengacara maka kemudian mereka akan

mempengaruhi clientnnya untuk memperpanjang perkara persidangan,

kemudian faktor internal para pihak itu tidak mengerti fungsi mediasi,mereka

menganggap mediator bisa memutuskan perkara dan biasanya itu yang

pengetahuannya rendah,kemudian masalah waktu karena mediasi itu gabisa

dilakukan hanya sejam saja

P: Apakah suasana dan waktu saat dilakukan mediasi mendukung terhadap

keberhasilan mediasi?

I:iya tentu ada,karena seharusnya ruang mediasi bukan seperti ini

Komponen strategi komunikasi

P: udah pernah mediasi yang berhasil

I: sudah dong ,sudah banyak

P: Apa langkah awal anda sebelum mediasi dilakukan?

I: pertama saya menetapkan agenda agar tertib dan teratur,agenda tersebut yaitu

menetukan jadwal mediasi, jika pihak tidak datang maka akan dianggap tidak bert

itikad baik sesuai PERMA 01 2016, kemudian kita mencari tahu identitas kedua

pihak yang akan di mediasi

P: Bagaimana sikap anda terhadap pihak yang di mediasi?

I:ya pastinya netral

P: Hal apa yang disampaikan yang berpengaruh terhadap keberhasilan mediasi

I: yang selalu saya sampaikan dalam mediasi adalah bahwa kedua suami-istri

harus saling mengingatkan apabila melakukan kesalahan, karena pernikahan harus

diperjuangkan oleh kedua pihak dan pernikahan adalah 3 peristiwa penting dalam

kehidupan manusia setelah kelahiran dan kematian, hal itu yang selalu saya

tanamkan kepada mereka supaya mereka melupakan segala kebenciannya

Informan IV

Wawancara : 27 Agustus 2019

Lokasi : ruang mediasi kantor Pengadilan Agama Medan

Nama : Bambang Sudarwady, SH

Pendidikan : Fakultas Hukum UISU 2006

Pekerjaan : Mediator/Pengacara

Jenis kelamin : Laki-Laki

Penerapan strategi komunikasi

Page 108: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

Univesitas Sumatera Utara

P: apakah sudah ada mediasi yang berhasil dilakukan

I:kalo mendamaikan sudah banyak saya

P: bagaimana cara penyampaian pesan yang dilakukan oleh Mediator dalam

memediasi kedua pihak,seperti apa contohnya?

I: saya paling merendah itu tehnik saya,contoh dia lebih tinggi agamanya cara

belajarnya,ini Pengadilan agama tentu ada Ustad,ada pengurus BKM, paling saya

hanya mengatakan bahwa bapak tentu lebih pintar daripada saya, pengetahuan

agama bapak tentu lebih banyak dari pada saya tapi masa bapak lakukan ini

P: Pesan apa yang disampaikan pertama oleh mediator pada saat mediasi?

I: ajaran agama saya buat

P: Apakah pesan yang disampaikan dapat diterima oleh kedua pihak?

I: alhamdulillah iya

P:Faktor apa yang paling berpengaruh terhadap keputusan kedua pihak yang

berperkara dalam mediasi

I: faktor ekonomi salah satunya

P: Apakah terdapat hambatan dalam proses mediasi, jika ada bagaimana anda

mengatasi hambatan terseebut?

I: para pihak,tidak mau terbuka,selalu menyembunyikan,emosi,apabila emosi

tidak mau mendengarkan saya lagi

P: Apakah suasana dan waktu saat dilakukan mediasi mendukung terhadap

keberhasilan mediasi?

I: sangat,contoh ribut diluar sana sementara disini mediasi jadi kita gabisa fokus

karena harus tenang seperti ini nyaman,banyak yang teriak-teriak dan histeris

disini bahkan ada yang lari-lari

Komponen strategi komunikasi

P: Apa langkah awal anda sebelum mediasi dilakukan?

I: angkah awal ya menetapkan jadwal apabila pada sidang perdana ada

penundanaan,karena setelah sidang perdana seharusnya langsung di

mediasi,kemudian mencari solusi untuk permasalahan mereka. Apabila bisa

berdamai maka berdamai apabila tidak maka dilanjutkan maka mediator itu

bukan sebagai pemutus itulah dia intinya mencari solusi,win-win solution

namanya kita bilang. Kemudian hasil dari mediasi tersebut kita sampaikan

kepada majelis hakim

P: Bagaimana sikap anda terhadap pihak yang di mediasi?

I:kita harus netral ya dalam mediasi

Page 109: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

Univesitas Sumatera Utara

P: Hal apa yang disampaikan yang berpengaruh terhadap keberhasilan mediasi

I: intinya kita harus bisa membuat kedua pihak terbuka kemudian kita satukan

permasalahannya setelah itu kita tanyakan balik kepada salah satu pihak tentang

kebenarannya, dari situ kita bisa ambil solusinya

Informan V

Wawancara : 27 Agustus 2019

Lokasi : Kantor Pengadilan Agama Medan

Nama : Suharsono

Status : Pemohon

Jenis kelamin : Laki-Laki

P: perkara yang sedang ditempuh

I: perceraian

P:apa penyebab hal tersebut terjadi

I:tidak ada keharmonisan lagi

P:apakah pesan yang disampaikan oleh mediator saat mediasi dapat diterima

dengan baik

I: saya terima,cuman kan mediasi ini antara saya dan mantan istri saya tapi karena

tidak ada kepakatan lagi jadi memang harus dilanjutkan di persidangan berikutnya

P:apakah cara mediator dalam menyampaikan pesan dapat anda terima dengan

baik

I: sebenarnya ya mediatornya cukup sangat membantu,namun antara saya dan istri

memang tidak dapat rujuk lagi

P:bagaimana respond anda setelah mediator menyampaikan pesan saat mediasi

I:respond saya sangat baguslah,bahwa mereka tidak sepihaklah memutuskan ya

P:apakah terdapat hambatan selama proses mediasi

I:ada,karena saya juga kan kerja

P: apakah ada pengaruh pesan yang disampaikan terhadap keputusan bapak?

I: ya ada pengaruhnya juga sih,ya istilahnya ada itikad baik supaya saya dan

mantan istri saya dapat rujuk ya namun karena memang rumah tangga kami tidak

bisa dipertahankan lagi

Page 110: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

Univesitas Sumatera Utara

Informan VI

Wawancara : 27 Agustus 2019

Lokasi : ruang mediasi kantor Pengadilan Agama Medan

Nama : Dahlia Lubis

Status :Penggugat

Jenis kelamin :Perempuan

P: perkara yang sedang ditempuh

I: perceraian

P:apa penyebab hal tersebut terjadi

I:tidak ada keharmonisan dengan suami saya

P:apakah pesan yang disampaikan oleh mediator saat mediasi dapat diterima

dengan baik

I: saya pribadi dapat menerima apa yang disampaikan oleh mediator,karena apa

yang disampaikannya adalah salah satu dari permasalahan saya dengan mantan

suami saya

P:apakah cara mediator dalam menyampaikan pesan dapat anda terima dengan

baik

I:sangat baik ya,karena mediator tersebut juga memahami kondisi yang kami

rasakan

P:bagaimana respond anda setelah mediator menyampaikan pesan saat mediasi

I: saya menanggapi secara baik ya apa yang disampaikan oleh Mediator sepanjang

mediasi,karena dari awal memang sudah disampaikan bahwa kapasitas Mediator

adalah mengupayakan perdamaian antara saya dan mantan suami saya,namun

memang ya saya dan suami saya tidak dapat lagi mempertahankan rumah tangga

kami

P:apakah terdapat hambatan selama proses mediasi

I:suasana dan tempatnya kurang nyaman dan kondusif

P:apakah ada pengaruh mediasi terhadap keputusan

I:tidak ada,karena memang saya sudah ingin berpisah

Page 111: STRATEGI KOMUNIKASI MEDIATOR DALAM MEDIASI KASUS ...

Univesitas Sumatera Utara

BIODATA PENELITI

DATA PRIBADI

Nama : Royhan Achwan Hasibuan

Tempat / Tanggal Lahir : Padangsidempuan, 02 Desember 1996

Alamat : Jl. Setiabudi Pasar 1 Gg. Dahlia No. 17

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Email : [email protected]

NAMA ORANGTUA

Ayah : Idris Hasibuan

Ibu : Erlina Ritonga

RIWAYAT PENDIDIKAN

2002 - 2003 : TK Al-Qur’an Ulfah P.Sidempuan

2003 – 2009 : SDN 200222 P.Sidempuan

2009 – 2012 : SMPN 1 P.Sidempuan

2012 – 2015 : SMAN 1 P.Sidempuan

2015- saat ini : Universitas Sumatera Utara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Program Studi Ilmu Komunikasi