STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR...

101
STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR DALAM MENINGKATKAN NILAI AKHLAK PADA MASYARAKAT LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I) Oleh: SITI MAHMUDAH NIM: 109051000063 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H / 2013 M

Transcript of STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR...

Page 1: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR

DALAM MENINGKATKAN NILAI AKHLAK

PADA MASYARAKAT LINGKUNGAN PONDOK

PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT

TANGERANG SELATAN

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I)

Oleh:

SITI MAHMUDAH

NIM: 109051000063

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1434 H / 2013 M

Page 2: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR

DALAM MENINGKATKAN NILAI AKHLAK

PADA MASYARAKAT LINGKUNGAN PONDOK

PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT

TANGERANG SELATAN

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I)

Oleh:

Siti Mahmudah

NIM: 109051000063

Pembimbing,

Umi Musyarrofah, MA

NIP. 19710816 199703 2 002

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1434 H / 2013 M

Page 3: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .
Page 4: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu (S1) Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini merupakan hasil plagiat

atau hasil jiplakan karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi

yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 30 Mei 2013

Penulis

SITI MAHMUDAH

Page 5: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

i

ABSTRAK

Strategi Komunikasi KH. M. Agus Abdul Ghofur Dalam Meningkatkan Nilai

Akhlak Pada Mayarakat Lingkungan Pondok Pesantren Madinatunnajah

Jombang Ciputat Tangerang Selatan

Di zaman modern, bangsa kita sedang mengalami krisis moral, dan krisis

moral inilah yang menjadi penyebab utama ketidakmenentuan bangsa ini. Jika

krisis moral dibiarkan, maka kemungkinan besar bangsa ini akan hancur

kedepannya. Oleh karena itu kehadiran KH. M. Agus Abdul Ghofur sebagai

pimpinan Pondok Pesantren Madinatunajah serta ustadz di lingkungan Pondok

Pesantren tersebut, yang berlokasi di kampung Jombang Kramat Ciputat

mempunyai peranan penting untuk menyampaikan pesan-pesan yang mengandung

nilai-nilai keagamaan, diantaranya dalam meningkatkan nilai akhlak.

Bagaimana strategi komunikasi yang digunakan KH. M. Agus Abdul

Ghofur dalam meningkatkan nilai akhlak pada masyarakat lingkungan Pondok

Pesantren Madinatunnajah? Apa yang menjadi faktor penghambat komunikasi

dalam meningkatkan nilai akhlak pada masyarakat lingkungan Pondok Pesantren

Madinatunnajah?

Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode analisis deskriptif

dengan pendekatan kualitatif. Peneliti berusaha untuk menggambarkan secara

jelas segala yang terjadi di lapangan dengan melalui observasi, kemudian

dianalisa untuk mendapatkan hasil yang sesuai tujuan penelitian. Pendekatan

kualitatif ini menitik beratkan pada hasil data-data dari penelitian yang kemudian

digambarkan berupa kata-kata melalui pengamatan observasi dan wawancara.

Strategi komunikasi yang digunakan KH. M. Agus Abdul Ghofur dalam

meningkatkan akhlak adalah mengenal komunikan, menentukan pesan yang akan

disampaikan, menentukan metode, mempengaruhi/membujuk, mengontrol,

antisipasi, merangkul, memberi kabar gembira dan peringatan. Sedangkan metode

yang digunakan adalah repetition (pengulangan), cerita, diskusi, tanya jawab,

ceramah serta nasihat. Faktor penghambat komunikasi adalah waktu dan kondisi

yang kurang signifikan diantara keduanya.

Strategi komunikasi yang ditentukan serta menggunakan komunikasi yang

sesuai dengan perencanaan, semua itu dapat berhasil dilakukan oleh KH. M. Agus

Abdul Ghofur dalam meningkatkan nilai akhlak pada masyarakat lingkungan

Pondok Pesantren Madinatunnajah Jombang Ciputat, dan hasil yang diperoleh

sangat baik, meskipun masih ada penghambat yang tidak sulit untuk diatasi

beliau, hal ini dapat terlihat dari tanggapan masyarakat strategi komunikasi yang

dilakukan serta diterapkan oleh KH. M. Agus Abdul Ghofur dalam kesehariannya

sebagai contoh serta panutan bagi masyarakat dengan memberikan serta berbagi

pengetahuan agama sebagai pedoman kehidupan.

Page 6: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmaanirrohim

Pertama-tama penulis mengucapkan puji syukur Alhamdulillah kepada

Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya, Dialah Allah yang

Maha Pengasih dan Maha Penyayang yang telah memberikan nikmat Iman, Islam

dan Ikhsan kepada seluruh umat manusia yang ada di muka bumi ini. Dialah

Tuhan yang menciptakan akal sebagai mediator untuk berfikir dan merenung

tentang kekuasaan-Nya, untuk mempelajari lautan ilmu-Nya dan yang terpenting

untuk menyadari, mengetahui, mengingat dan menyaksikan akan eksistensi-Nya

setiap saat.

Bersama rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan

skripsi ini sebagai syarat untuk mendapatkan gelar sarjana dan merupakan

kewajiban akademis di Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah

dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Baginda Nabi Besar

Muhammad SAW, keluarganya, sahabat-sahabatnya, dan seluruh pengikutnya

yang senantiasa istiqamah dalam mengikuti dan memegang teguh ajaran-Nya dan

menjalankan agama Allah SWT. Semoga uswatu hasanah yang beliau contohkan,

menjadikan penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya pengikut yang

senantiasa mengikutinya dalam kehidupan sehari-hari.

Sepenuhnya penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini

banyak mengalami kesulitan, hambatan, dan gangguan hingga terkadang rasa

Page 7: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

iii

putus asa dan bosan pernah dirasakan. Namun, berkat doa, bantuan, motivasi,

bimbingan dan pengarahan yang sangat berharga dari berbagai pihak akhirnya

skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu dengan segala ketulusan,

perkenankan penulis untuk menyampaikan rasa terima kasih kepada yang

terhormat:

1. Drs. Arief Subhan, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan dan

Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,

dan Pembantu Dekan I Drs. Wahidin Saputra, MA, Pembantu Dekan II

Bpk. Mahmud Jalal, M. Ag, serta Pembantu Dekan III Bpk. Study Rizal,

LK, M. Ag.

2. Drs. Jumroni, M. Si, selaku Kepala Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam,

Umi Musyarrofah, M.A selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi Penyiaran

Islam.

3. Umi Musyarrofah, M.A selaku dosen pembimbing yang telah banyak

membimbing dan memberikan pengarahan serta motivasi yang terus-

menerus seraya memberikan dukungan guna meraih masa depan yang

lebih baik. Penulis menganturkan terima kasih yang sedalam-dalamnya

kepada beliau, semoga Allah SWT senantiasa memberikan keberkahan dan

kebaikan setiap saat kepada beliau beserta keluarga.

4. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi khususnya

untuk Drs. Masran, M.A selaku Dosen Pembimbing Akademik KPI B

2009, yang sangat berjasa dalam skripsi ini. Serta Semua Dosen Yang

telah mengajarkan dan mendidik ilmu pengetahuan serta ilmu yang

bermanfaat bagi penulis.

Page 8: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

iv

5. Segenap pimpinan dan karyawan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah

dan Ilmu Komunikasi serta Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memudahkan penulis untuk

mendapatkan berbagai refrensi dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Kedua orang tua yang sangat berarti bagi kehidupan penulis, Kepada

Bapak tercinta Tarzuki, dan Ibu wartini tersayang, engkaulah harta paling

berharga yang penulis punya, serta Kakak tercinta Nurhayati dan Saeiful

Aziz yang tidak henti-hentinya memberikan semangat serta motivasi, dan

Adik tersayang Ida Fitria Salsabila yang menjadi penyemangat penulis.

Kalian lah yang sangat penulis banggakan. Terima kasih atas semangat

dan motivasi serta bantuan kalian buat penulis yang bersifat materiil.

Semoga kebahagiaan dan keberkahan akan selalu menyertai serta

mendapatkan balasan dari Allah SWT.

7. KH. M. Agus Abdul Ghofur yang telah banyak memberikan waktu dan

ilmunya kepada penulis serta bantuan berupa mengarahkan, memotivasi,

menyemangati, dan mendoakan sehingga terselesaikannya skripsi ini.

8. Ustadz Fahrurrozi dan Ustadz Eko Tristiono dan para ustadz dan ustadzah

di Pondok Pesantren Madinatunnajah selaku tempat penulis mencari data

yang sangat membantu dan waktu luangnya untuk memberikan banyak

petunjuk sehingga dapat selesai dengan baik skripsi ini.

9. Teman-teman KPI angkatan 2009. Khususnya KPI B, Maulisa Sudrajat,

Ika Solihah, dan sahabat-sahabat Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi yang telah memberikan nuansa persahabatan, kekeluargaan

Page 9: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

v

selama akhir hayat. Terima Kasih buat kalian yang telah memberikan

motivasi dan do’a kepada penulis.

10. Sahabat seperjuangan Farihah Jadwa Izzaty dan Elfira Hanum, kalian lah

yang menjadi semangat penulis untuk selalu optimis dan yakin dalam

setiap langkah, kalian yang selalu penulis banggakan.

11. Semua pihak yang telah memberikan bantuan baik moril maupun materil

kepada penulis sehingga terselesaikan penulisan skripsi ini.

Begitu besar ucapan terima kasih yang penulis sampaikan, semoga Allah

SWT membalas semua kebaikan keluarga dan sahabat-sahabatku tercinta Amin Ya

Robbal Alamin.

Akhirnya, penulis menyadari bahwa Skripsi ini tidak terlepas dari

kekurangan. Karena itu, kritik dan saran yang konstruktif sangat penulis harapkan

dari semua pihak demi penyempurnaan skripsi ini. Untuk itu penulis berharap

semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat terutama bagi penulis dan pembaca

pada umumnya.

Jakarta, 27 Mei 2013

Siti Mahmudah

Page 10: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK ......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah.................................... 6

C. Tujuan Penelitian .................................................................. 7

D. Manfaat Penelitian ................................................................ 7

E. Tinjauan Pustaka ................................................................... 8

F. Metodologi Penelitian .......................................................... 9

G. Sistematika Penulisan ........................................................... 13

BAB II KAJIAN TEORITIS

A. Pengertian Komunikasi ......................................................... 15

B. Strategi Komunikasi .............................................................. 25

C. Pengertian Nilai Dan Akhlak ................................................ 30

D. Masyarakat ............................................................................ 39

E. Pesantren .............................................................................. 42

BAB III SEKILAS TENTANG BIOGRAFI KH. M. AGUS ABDUL

GHOFUR DAN GAMBARAN UMUM KAMPUNG

JOMBANG KRAMAT

A. Biografi ............................................................................... 44

1. Riwayat Hidup ............................................................... 44

2. Aktifitas Dakwah ............................................................ 46

3. Karya Tulis. ..................................................................... 49

B. Kampung Jombang Kramat................................................... 49

1. Keadaan Penduduk .......................................................... 50

2. Keadaan Ekonomi, Agama dan Budaya.......................... 51

3. Tingkat Pendidikan ......................................................... 54

Page 11: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

vii

4. Sarana Prasarana ............................................................. 55

C. Sekilas Pondok Pesantren Madinatunnajah .......................... 55

BAB IV ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS

ABDUL GHOFUR DALAM MENINGKATKAN NILAI

AKHLAK

A. Strategi Komunikasi .............................................................. 59

B. Faktor Pendukung Dan Penghambat ..................................... 75

1. Faktor Pendukung ........................................................... 75

2. Faktor Penghambat.......................................................... 77

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................... 79

B. Saran ...................................................................................... 81

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 83

LAMPIRAN

Page 12: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di zaman modern, bangsa kita sedang mengalami krisis moral, dan

krisis moral inilah yang menjadi penyebab utama ketidakmenentuan bangsa

ini. Jika krisis moral dibiarkan, maka kemungkinan besar bangsa ini akan

hancur kedepannya. Praktik hidup yang menyimpang dan penyalahgunaan

kesempatan yang merugikan orang lain kian tumbuh subur di negeri kita yang

sungguh pelakunya tidak berakhlak. Korupsi, kolusi, nepotisme, penodongan,

perampokan, pembunuhan, pemerkosaan, dan perampasan hak-hak asasi

manusia pada umumnya terlalu banyak yang dapat kita lihat dan saksikan. 1

Nilai agama yang sudah tertanam dalam diri masyarakat mulai tergeser

dengan adanya budaya-budaya asing yang dapat merusak tingkah laku moral

bangsa, dimana-mana terdengar macam-macam kenakalan, perkelahian,

penyalah-gunaan narkotika, kehilangan semangat untuk belajar, ketidak

patuhan terhadap orang tua dan sebagainya. Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa

saat ini masyarakat makin lama sudah menurun akhlakul karimahnya. Dalam

pergaulan pada saat ini sudah tidak memandang lagi akan nilai-nilai moral,

karena pergaulan bebas dalam masyarakat. Allah SWT telah menjelaskan

dalam Al-Qur'an surah Al-A'raaf ayat 56:

1 M. Solihin dan M. Rosyid Anwar, Akhlak Tasawuf: Manusia, Etika, dan Makna Hidup,

(Bandung: Nuansa, Cet-1, 2005). h. 16

Page 13: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

2

Artinya:

“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah)

memperbaikinya dan Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan

diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah Amat

dekat kepada orang-orang yang berbuat baik”.2

Dalam ayat tersebut Allah menjelaskan, bahwa Allah akan selalu

mencurahkan rahmatnya kepada hamba-Nya yang mempunyai akhlak yang

baik serta budi pekerti yang baik, karena apabila seorang tidak mempunyai

akhlak dan budi pekerti yang tidak baik, maka akan dapat merusak diri sendiri

dan lingkungan, bahkan dapat merusak moral bangsa ini, karena kelakuan dan

perbuatan yang buruk yang sudah tidak memandang lagi nilai dan norma-

norma dalam masyarakat.3

Persoalan yang melanda bangsa ini sudah cukup kompleks, dari

persoalan dampak bencana alam sampai persoalan yang muncul dari sistem

dan tingkat moral masyarakatnya. Persoalan kemiskinan, rendahnya kualitas

pendidikan, dan korupsi yang sampai saat ini masih belum menunjukkan hasil

yang memuaskan. Oleh karena itu, diperlukan upaya perbaikan sistem dan

peningkatan moralitas anak bangsa.

Salah satu manifestasi dari kerukunan adalah pola hubungan yang

dialogis dan komunikatif antar pemeluk agama dan antar aliran suatu agama.

2 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya Al-Aliyy (Bandung: Diponegoro,

2000). h. 125 3 Imam Badrudin Aba Muhammad Mahmud bin Ahmad al-'Ayni, Umdatul Qori fi Syarhil

shoheh Bukhory jus-32. (Lebanon: Daarul Fikri, 2005). h. 217

Page 14: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

3

Hal ini dianggap urgen untuk merumuskan paradigma sosial yang diambil dari

nilai-nilai keagamaan. Paradigma sosial keagamaan yang dimaksud adalah

paradigma yang digali dari semangat ketuhanan yang mampu menumbuhkan

perilaku keagamaan yang baru yang lebih santun, toleran, dan humanis di

masyarakat.

Persoalan apapun yang dihadapi masyarakat dan bangsa ini, maka

Islam harus ditampilkan sebagai faktor nilai yang menjadi komplemen bagi

nilai-nilai yang lain dalam memberantas segala bentuk ketertindasan dan

kemunduran masyarakat. Dengan menempatkan Islam sebagai social salvation

(yang menyelamatkan), maka agama ini akan lebih dapat membumi dan

melebarkan sayap-sayap nilai keagamaannya sehingga tidak dianggap agama

primitif yang jauh dari dinamika persoalan sosio-historis.4

Eksistensi pesantren sebagai lembaga pendidikan keagamaan yang

mengakar ditengah rakyat terutama dikalangan pedesaan, tetap akan hidup dan

bahkan mungkin akan terus bermunculan pesantren-pesantren baru, dengan

berbagai bentuk dan kecenderungannya sebagai salah satu proses interaksi.

Pesantren diterima keberadaannya ditengah masyarakat lebih sebagai sebuah

institusi sosial yang memiliki akar nilai historis dalam proses perkembangan

umat Islam di Indonesia. Perkembangan yang mengarah pada peningkatan

peran kualitatif pesantren secara lebih riil, sehingga keberadaannya sebagai

proses perkembangan masyarakat.5

Kehadiran seorang kiai di dalam lingkungan masyarakat sangat

berperan dalam membentuk masyarakat yang bermoral dan berakhlakul

4 Syamsul Bakri, Agama, Persoalan Sosial, dan Krisis Moral, (komunikasi, vol.3, no.1,

Januari-juni 2009). h.39-44 5 Saifullah Ma'shum, Dinamika Pesantren: Telaah Kritis Keberadaan Pesantren Saat Ini

(Jakarta, Yayasan Islam al-Hamidiyah dan Yayasan Saifuddin Zuhri, Cet.1, 1998). h.40-41

Page 15: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

4

karimah, ia bukan hanya sekedar menempatkan dirinya sebagai pengajar dan

pendidik santri-santrinya, melainkan aktif memecahkan masalah-masalah

krusial yang dihadapi masyarakat. Biasanya kiai adalah pemimpin nonformal

sekaligus pemimpin spiritual, oleh karena itu dibutuhkan strategi komunikasi

yang baik antara kiai dengan masyarakat yang berada dilingkungan pesantren

agar terciptanya keakraban, sehingga kiai mampu mengetahui sejauh mana

watak dan sifat warga masyarakat di lingkungan pesantrennya.

Menurut Mujamil Qomar dalam bukunya Pesantren dan transformasi

metodologi menuju demokrasi institusi menjelaskan bahwa:

”Kepercayaan masyarakat yang begitu tinggi terhadap kiai dan

didukung potensinya memecahkan berbagai problem sosio-psikis-kultural-

politik-religius menyebabkan kiai menempati posisi kelompok elit dalam

struktur sosial dan politik di masyarakat".6

KH. M. Agus Abdul Ghofur sebagai ketua serta pemimpin Pondok

Pesantren Madinatunnajah, juga aktif di organisasi sebagai Anggota syuriah

Nahdlotul Ulama (PCNU) Pengurus Cabang Nahdlotul Ulama Tangerang,

“beliau adalah sosok yang sangat disegani masyarakat lingkungan pondok

pesantren dan perhatian beliau terhadap masyarakat dalam meningkatkan nilai

akhlak sangatlah tinggi, terlihat dalam rutinitas yang beliau lakukan di

beberapa Majelis dan pengajian yang beliau adakan.7

6 Mujamil Qomar, Pesantren Dari Transformasi Metodologi Menuju Demokratisasi

Institusi, (Jakarta, Erlangga, 2005). h.29 7 Wawancara Pribadi dengan Ustadz Eko (Sekretaris KH. M. Agus Abdul Ghofur) Sabtu

27 April 2013

Page 16: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

5

Komunikasi dan interaksi yang terjadi antara kiai dan masyarakat ini

diharapkan dapat memberikan efek yang positif dalam meningkatkan nilai

akhlak terhadap masyarakat, lebih khusus masyarakat sekitar Pondok

Pesantren Madinatunnajah Jombang Kramat. Oleh karena itu dapat dilihat,

betapa pentingnya seorang figur kiai bukan hanya membina serta

meningkatkan nilai-nilai agama serta akhlak dan budi pekerti kepada santrinya,

akan tetapi lebih-lebih kepada masyarakat lingkungan yang berada di sekitar

Pondok Pesantren Madinatunnajah Jombang Kramat agar terwujudnya

masyarakat yang madani.

Sebelum berdirinya Pondok Pesantren Madinatunnajah, wilayah

Jombang Kramat dan sekitanya menurut sejarah akan dibangunnya kristenisasi

untuk wilayah Tangerang Selatan ini, dengan disebarkannya agama Kristen di

wilayah ini, kemudian akan di bangun masyarakat yang menganut agama

Kristen. “Dengan mendengar akan dibangunnya sebuah kristenisasi sangat

miris mendengarnya, dan tergugahlah hati saya dan hati KH. Mahrus Amin

untuk mendirikan Pesantren di Jombang ini, untuk mencegah hal tersebut

terjadi, dan sekarang agama serta budaya Islam sudah tertanam pada

masyarakat, dengan usaha dan berdoa kepada Allah SWT terbagunlah

masyarakat yang lebih baik”.8

Oleh karena itu, penulis tertarik sekali untuk mengetahui dan

mengungkap perihal strategi komunikasi yang dilakukan oleh kiai pondok

pesantren terhadap masyarakat sekitar pondok pesantren dalam meningkatkan

8 Wawancara Pribadi dengan KH. M. Agus Abdul Ghofur (Pimpinan Pondok Pesantren

Madinatunnajah) Senin 22 April 2013.

Page 17: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

6

nilai akhlak sehingga penulis tertarik untuk mengambil judul skripsi: Strategi

Komunikasi KH. M. Agus Abdul Ghofur Dalam Meningkatkan Nilai

Akhlak Pada Masyarakat Lingkungan Pondok Pesantren

Madinatunnajah Jombang Ciputat Tangerang Selatan.

B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini lebih fokus dan terarah, maka dalam penelitian

ini penulis membatasi masalah yang ingin diteliti mengenai strategi

komunikasi KH. M. Agus Abdul Ghofur dalam meningkatkan nilai akhlak

hanya pada di kampung Jombang Kramat RT 003 / RW 017 Ciputat

Tangerang Selatan. Penulis memilih Jombang Kramat karena pada wilayah

Jombang cukup luas diantaranya terdiri dari Jombang Kramat, Jombang

Rawalele, Jombang Tengah, Jombang Pasar, Jombang Cilalung, Kampung

Gunung, dan Jombang Dua.

2. Perumusan Masalah

Kemudian untuk memperjelas masalah yang akan dibahas maka

peneliti merumuskan pada masalah, yaitu

1. Bagaimana strategi komunikasi yang diterapkan KH. M. Agus Abdul

Ghofur dalam meningkatkan nilai akhlak pada masyarakat lingkungan

Pondok Pesantren Madinatunnajah kampung Jombang Kramat?

Page 18: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

7

2. Apa faktor pendukung dan penghambat dalam meningkatkan nilai akhlak

pada masyarakat lingkungan Pondok Pesantren Madinatunnajah kampung

Jombang Kramat?

C. Tujuan Penelitian

Atas dasar latar belakang dan batasan serta perumusan masalah diatas,

maka tujuan dari penilitian skripsi ini adalah:

1. Untuk mengetahui strategi komunikasi yang diterapkan oleh KH. M. Agus

Abdul Ghofur dalam meningkatkan nilai akhlak pada masyarakat

lingkungan Pondok Pesantren Madinatunnajah di Jombang Kramat.

2. Untuk mengetahui apa saja faktor pendukung dan faktor penghambat

strategi komunikasi dalam meningkatkan nilai akhlak pada masyarakat

lingkungan Pondok Pesantren Madinatunnajah di Jombang Kramat.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademis

a. Penelitian ini diharapkan bisa menjadi kontribusi positif dalam bidang

studi keagamaan dan khususnya dalam ilmu komunikasi.

b. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi dan

dokumentasi ilmiah dalam studi akhlak dan ilmu komunikasi.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan menambah wawasan seberapa penting

komunikasi sebagai media dalam membangun nilai akhlak.

Page 19: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

8

E. Tinjauan Pustaka

Ada beberapa skripsi/penelitian mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi, khususnya jurusan Komunikasi Dan Penyiaran Islam yang

pembahasannya hampir sama dengan judul yang peneliti bahas yaitu:

1. Strategi Komunikasi KH. Ahmad Syarifuddin Abdul Ghani Dalam

Pembinaan Akhlak Pada Masyarakat Lingkungan Pondok Pesantren al-

Hidayah Jakarta Barat oleh penulis Ahmad Mursyidi (Skripsi: UIN 2011).

Pembahasan masalah skripsinya adalah tentang bagaimana strategi yang

dilakukan KH. Ahmad Syarifuddin Abdul Ghofur dalam pembinaan

akhlak pada masyarakat lingkungan pondok pesantren al-Hidayah.

2. Strategi Komunikasi Prof. Dr. KH. Didin Hafiduddin, M.Sc, dalam

Mensosialisasikan Zakat di Indonesia oleh penulis Muhammad Alvi

(Skripsi: UIN 2008). Pembahasannya masalah skripsi ini adalah

membahas tentang bagaimana KH. Didin Hafiduddin mensosialisasikan

zakat di Indonesia serta membahas kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh

KH. Didin Hafiduddin dalam mensosialisasikan zakat serta potensi zakat

profesi.

3. Pola Komunikasi Antara Pengasuh Dengan Anak Asuh Dalam Pembinaan

Akhlak Di Panti Asuhan Al-Ikhlas Vila Tomang Tangerang, oleh penulis

Herman Setiawan (Skripsi: UIN 2010). Skripsi tersebut membahas

tentang pola komunikasi antara pengasuh dengan anak asuh dalam

pembinaan akhlak di Panti Asuhan al-Ikhlas Vila Toman Tangerang.

Dalam skripsi ini lebih memfokuskan dalam komunikasi antarpribadi

antara pengasuh dan anak asuhnya saja.

Page 20: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

9

Berbeda dari skripsi yang di atas, penelitian yang penulis lakukan

untuk menyusun skripsi ini adalah lebih cenderung kepada strategi

komunikasi serta faktor pendukung dan penghambat pada KH. M. Agus

Abdul Ghofur dalam meningkatkan nilai akhlak pada masyarakat

lingkungan Pondok Pesantren Madinatunnajah Ciputat Tangerang Selatan.

F. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

deskriptif, penelitian deskriptif ialah hanyalah memaparkan situasi atau

peristiwa. Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak

menguji hipotesis atau membuat prediksi.9 Pendekatan yang digunakan

dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, yaitu pendekatan yang

digunakan karena beberapa pertimbangan yaitu bersifat luwes, tidak terlalu

rinci, tidak lazim mengidentifikasikan suatu konsep, serta memberi

kemungkinan bagi perubahan-perubahan manakala ditemukan fakta yang

lebih mendasar, menarik, dan unik bermakna lapangan.10

Peneliti berusaha untuk membuat gambaran mengenai situasi atau

kejadian secara jelas apa saja yang terjadi di lapangan dan

menganalisisnya untuk mendapatkan hasil yang berdasarkan tujuan

penelitian.

9 Jalaluddin Rahmat, Metode Penelitian Komunikasi. (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2007). h.24. 10

Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2003). Cet. Ke-2, h. 39.

Page 21: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

10

Selain itu, penelitian dengan menggunakan kualitatif adalah

penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang

dialami oleh subjek penelitian seperti: perilaku, persepsi, motivasi,

tindakan, dan lain-lain. Secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam

bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan

dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.11

2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada KH. M. Agus Abdul Ghofur dan di

kampung Jombang Kramat Tangerang Selatan. Penelitian ini dimulai

bulan Maret sampai dengan Mei 2013.

3. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah KH. M. Agus Abdul Ghofur

dan yang menjadi objek penelitiannya adalah strategi komunikasi KH. M.

Agus Abdul Ghofur dalam meningkatkan nilai akhlak pada masyarakat

lingkungan pondok Pesantren Madinatunnajah Jombang Ciputat

Tangerang.

4. Tahapan Penelitian

Proses penelitian ini meliputi tiga tahapan, yaitu:

a. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang aktual peneliti meninjau dari

masalah yang diselidiki, penyelidikan ini diadakan untuk memperoleh

fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-

11

Moleong J Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2007). h. 6.

Page 22: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

11

keterangan secara faktual. Adapun untuk pelaksanaan penelitian ini,

teknik pengumpulan data yang akan dilakukan adalah melalui:

1) Observasi

Observasi adalah kegiatan yang setiap saat di lakukan.

Dengan perlengkapan pancaindra yang kita miliki, kita sering

mengamati objek-objek disekitar kita. Observasi disini juga

diartikan sebagai kegiatan mengamati secara langsung tanpa

mediator sesuatu objek untuk melihat dengan dekat kegiatan yang

dilakukan objek tersebut.12

Dalam penelitian ini, penelitian mengadakan pengamatan

terhadap kegiatan dan bentuk komunikasi serta strategi komunikasi

yang dilakukan KH. M. Agus Abdul Ghofur dalam meningkatkan

nilai akhlak pada masyarakat lingkungan Pondok Pesantren

Madinatunnajah Jombang Ciputat Tangerang.

2) Wawancara Mendalam

Selain dari pengumpulan data dengan cara pengamatan,

maka dalam ilmu sosial data dapat juga diperoleh dengan

mengadakan interview atau wawancara. Dalam hal ini informasi

atau keterangan diperoleh langsung dari responden atau informan

dengan cara tatap muka dan bercakap-cakap.

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk

tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka

12

Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh Praktis Riset

Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran (Jakarta:

Kencana, 2008). Ed.1 Cet.3 h.108

Page 23: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

12

antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau

responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview

guide (panduan wawancara).13

Peneliti mewawancarai dan bertanya langsung kepada

narasumber untuk mendapatkan informasi yang tepat, wawancara

ini ditujukan kepada ketua pimpinan Pondok Pesantren

Madinatunnajah Jombang Kramat yaitu KH. M. Agus Abdul

Ghofur dan ketua RT 003 Bapak Mail Wuton, ketua RW 017

Bapak Misad, Ustadz Eko Tristiono, Bapak Suwanda ketua RT

004, dan Bapak Pakcing.

3) Dokumentasi

Dokumentasi sebagai sebuah metode pengumpulan data,

yang biasanya terjadi dalam riset-riset historis, yaitu bertujuan

untuk menggali data-data masa lampau secara sistematis dan

objektif. Metode observasi, kuesioner atau wawancara sering

dilengkapi dengan kegiatan penelusuran dokumentasi. Tujuannya

untuk mendapatkan informasi yang mendukung analisis dan

interpretasi data.14

Teknik dokumentasi sudah lama digunakan dalam

penelitian sebagai sumber data, karena dalam banyak hal

13

Moh. Nazar, Metode Penelitian. (Jakarta: Galia Indonesia, 2009). Cet. Ke-7 h.193-194 14

Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh Praktis Riset

Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran (Jakarta:

Kencana, 2008). Ed.1 Cet. Ke-3 h.118

Page 24: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

13

dokumentasi sebagai sumber data dimanfaatkan untuk mengkaji,

menafsirkan, bahkan untuk meramalkan.15

b. Teknik Pengolahan Data

Dalam pengolahan data, peneliti melakukan beberapa tahap,

yaitu data dikelompokkan, disederhanakan lalu dikemas dalam tabel,

grafik, maupun bagan. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul, lalu dianalisis dengan menggabungkan

ketiga hasil data sementara dari observasi, dokumentasi, dan

wawancara kemudian dikumpulkan untuk dibuat kesimpulan,

kemudian data-data tersebut diolah atau direvisi kembali dengan

menggunakan metode deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif.

Adapun dalam penulisan ini peneliti berpedoman pada buku

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi)

terbitan CeQDA (Center for quality Development and Assurance).

G. Sistematika Penulisan

Penelitian dalam skripsi ini dibagi menjadi lima bab. Dalam setiap bab

akan dibagi kedalam sub bab sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan meliputi latar belakang masalah, pembatasan dan

perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi

penelitian, kerangka konsep, tinjauan pustaka, dan sistematika

penulisan.

15

Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009).

h.217

Page 25: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

14

Bab II Kajian teoritis meliputi definisi komunikasi, strategi

komunikasi, bentuk-bentuk komunikasi, unsur-unsur

komunikasi, pengertian masyarakat, masyarakat dan peranan

pesantren, meningkatkan nilai akhlak dan definisi pondok

pesantren.

Bab III Sekilas Tentang Biografi KH. M. Agus Abdul Ghofur dan

Gambaran Umum Masyarakat, yang meliputi Riwayat Hidup

KH. M. Agus Abdul Ghofur, berkaitan dengan latar belakang

keluarga, latar belakang pendidikan. Aktifitas Dakwah KH. M.

Agus Abdul Ghofur. Gambaran singkat tentang masyarakat

sekitar pondok pesantren Madinatunnajah keadaan ekonomi,

sosial, budaya dan sekilas tentang Pesantren Madinatunnajah.

Bab IV Analisis Strategi Komunikasi KH. M. Agus Abdul Ghofur

dalam Meningkatkan Nilai Akhlak Pada Masyarakat Sekitar

Pondok Pesantren Madinatunnajah, yang meliputi tentang

bagaimana strategi komunikasi KH. M. Agus Abdul Ghofur

dalam meningkatkan nilai akhlak pada masyarakat lingkungan

Pondok Pesantren Madinatunnajah, serta faktor pendukung dan

penghambat dalam meningkatkan nilai akhlak pada masyarakat

lingkungan pondok pesantren Madinatunnajah.

Bab V Penutup meliputi kesimpulan serta saran-saran yang dianggap

perlu.

Page 26: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

15

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Pengertian Komunikasi

1. Definisi Komunikasi

Komunikasi merupakan suatu hal yang sangat mendasar dalam

kehidupan manusia. Dan bahkan komunikasi telah menjadi suatu

fenomena bagi terbentuknya suatu masyarakat atau komunitas yang

terintegrasi oleh informasi, di mana masing-masing individu dalam

masyarakat itu sendiri saling berbagi informasi (information sharing)

untuk mencapai tujuan bersama. Secara sederhana komunikasi dapat

terjadi apabila ada kesamaan antara penyampai pesan dan orang yang

menerima pesan. Senada dengan hal ini bahwa komunikasi atau

communication berasal dari bahasa Latin “communis”. Communis atau

dalam bahasa Inggrisnya “commun” yang artinya sama. Apabila kita

berkomunikasi (to communicate), ini berarti bahwa kita berada dalam

keadaan berusaha untuk menimbulkan kesamaan.1

Komunikasi menurut bahasa atau etimologi dalam “Ensiklopedi

Umum” diartikan dengan “Perhubungan”, sedangkan yang terdapat dalam

buku komunkasi berasal dari perkataan latin, yaitu:

a. Communicare, yang berarti berpartisipasi ataupun memberi tahukan.

b. Communis, yang berarti milik bersama ataupun berlaku dimana-mana.

1 Syaiful Rohim, Teori Komunikasi: Perpektif, Ragam, & Aplikasi, (Jakarta: PT. Rineka

Cipta, Cet-1, 2009) h. 8

Page 27: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

16

c. Communis Opinion, yang berarti pendapat umum ataupun pendapat

mayoritas.

d. Communico, yang berarti membuat sama.

e. Demikian juga Communication berasal dari kata Comunis yang berarti

sama. Sama disini maksudnya sama makna.2

Komunikasi juga bisa berarti upaya yang disengaja serta

mempunyai tujuan dan juga pada dasarnya komunikasi merupakan

tindakan yang dilakukan dengan menggunakan lambang-lambang baik

berupa kata-kata, yang semuanya itu tentu harus adanya kesamaan makna

sesuai dengan yang diharapkan komunikator. Dengan demikian akan

timbul empat tindakan bagi setiap pelakunya yaitu:

a. Membentuk Pesan, artinya menciptakan suatu ide atau gagasan, yang

terjadi dalam benak kepala seseorang melalui proses kerja sistem

syaraf.

b. Menyampaikan, artinya pesan yang telah dibentuk kemudian

disampaikan kepada orang lain, baik secara langsung ataupun tidak

langsung. Bentuk pesannya dapat berupa pesan-pesan verbal-non

verbal.

c. Menerima, artinya disamping membentuk dan menyampaikan pesan,

seseorang akan menerima pesan yang disampaikan oleh orang lain.

2 Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007). Cet-1. h. 19

Page 28: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

17

d. Mengolah, artinya pesan yang telah diterima, kemudian akan diolah

melalui sistem syaraf dan diinterpretasikan. Setelah diinterpretasikan

pesan dapat menimbulkan tanggapan atau reaksi dari si orang tersebut.3

Jadi, komunikasi adalah berlangsungnya pengiriman dan

penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan

yang dimaksud dapat dipahami. Itulah komunikasi yang efektif, begitu

pula sebaliknya komunikasi yang tidak efektif adalah berlangsungnya

komunikasi yang mana tidak dipahami oleh penerima pesan (komunikan).

Adapun pengertian komunikasi menurut istilah atau terminology

banyak dikemukakan oleh sarjana-sarjana yang menekuni ilmu

komunikasi yaitu:

a. Lasswell, 1960, mengatakan bahwa “komunikasi pada dasarnya

merupakan suatu proses yang menjelaskan “siapa”, “mengatakan apa”,

“dengan saluran apa”, “kepada siapa”, dan dengan akibat apa atau hasil

apa” (Who? Says What? In Which Channel? To Whom? With What

Effect?)4

b. Sedangkan menurut William J. Seller, memberikan komunikasi yang

lebih bersifat universal. Dia mengatakan bahwa komunikasi adalah

“proses dengan makna simbol verbal dan non verbal dikirimkan,

diterima, dan diberi arti”.5

3Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007). Cet-1. h. 21-22

4 Roudhonah, Ilmu Komunikasi, h. 21

5 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi. (Jakarta: Bumi Aksara, 2009). Cet ke-10. h. 4

Page 29: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

18

2. Unsur-Unsur Komunikasi

Komunikasi dianggap tindakan yang disengaja (intentional act) untuk

menyampaikan pesan demi memenuhi kebutuhan komunikator, seperti

menjelaskan sesuatu kepada orang lain atau membujuknya untuk melakukan

sesuatu. Konseptualisasi komunikasi sebagai tindakan satu-arah menyoroti

penyampaian pesan yang efektif dan mengisyaratkan bahwa semua kegiatan

komunikasi bersifat instrumental dan persuasif. Definisi komunikasi dari

Harold Lasswell:

“(Cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan

menjawab pertanyaan-pertanyan berikut) Who Says What In Which Channel

To Whom With What Effect?” Atau Siapa Mengatakan Apa Dengan Saluran

Apa Kepada Siapa Dengan Pengaruh Bagaimana?

Berdasarkan definisi Lasswell ini dapat diturunkan lima unsur

komunikasi yang saling bergantung satu sama lain, yaitu:

a. Sumber (Source), sering disebut juga pengirim (sender), penyandi

(encoder), komunikator (communicator), pembicara (speaker), atau

originator.6 Sumber/Source adalah apa-apa yang ada dalam benak

seseorang, baik berupa ide, pemikiran, gagasan, peristiwa/kejadian,

pengetahuan dan lain-lain, yang semuanya itu hasil dari persepsi (pantauan

dan pemaknaan indra kepada yang ada disekelilingnya), yang kemudian

disimpan dalam kotak hitam dikepala, yang disebut dengan ideasi. Sumber

inipun terdiri dari komunikator, yakni orang yang pertama kali

6 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi:Suatu Pengantar, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, Cet. Ke 12, 2008) h. 68-69

Page 30: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

19

menyampaikan pesan. Encoder, adalah istilah lain yang mempunyai

pengertian yang sama dengan komunikator. Encoder dalam penyampaian

pesan mempunyai sifat Encoding, yaitu suatu usaha komunikator dalam

menafsirkan pesan yang akan disampaikan kepada komunikan, agar

komunikan dapat memahaminya.7

b. Message adalah: Pesan, baik berupa kata-kata, lambang-lambang, isyarat,

tanda-tanda atau gambar yang disampaikan.

c. Medium adalah: Alat yang digunakan untuk berkomunikasi dalam

menyampaikan pesan kepada penerima, agar hasil komunikasi dapat

mencapai sasaran yang lebih banyak dan luas. Media ini ada yang bersifat

nirmasa, seperti: telepon, Handphone (HP) dan lainnya, dan ada pula yang

bersifat media massa, seperti: Televisi, Radio, Koran (Pers), dan Film.

d. Komunikan adalah orang yang menerima pesan. Decoder, adalah istilah

lain yang mempunyai pengertian sama dengan komunikan. Dalam

menerima pesan decoder mempunyai sifat Decoding, yaitu suatu usaha

komunikan dalam menafsirkan pesan yang disampaikan oleh komunikator.

Sering juga disebut sasaran/tujuan (destination), yakni tujuan yang ingin di

capai dari proses komunikasi.

e. Efek adalah perubahan yang terjadi di pihak komunikan sebagai akibat

dari diterimanya pesan melalui komunikasi. Efek bisa bersifat kognitif

yang meliputi pengetahuan, bisa juga bersifat afektif yang meliputi

perasaan emosi, atau bisa juga bersifat konatif yang merupakan tindakan.

7 Roudhonah, Ilmu Komunikasi, h. 46-47

Page 31: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

20

f. Feed Back adalah tanggapan/umpan balik/jawaban atau respon komunikan

kepada komunikator, bahwa komunikasinya dapat diterima dan berjalan.8

3. Konteks Komunikasi

Komunikasi tidak berlangsung dalam suatu ruang hampa-sosial,

melainkan dalam konteks, yang terdiri dari aspek bersifat fisik, aspek

psikologis, aspek sosial, dan aspek waktu. Banyak pakar komunikasi

mengklasifikasikan komunikasi berdasarkan konteksnya. Indikator yang

paling umum guna mengklasifikasikan komunikasi berdasarkan konteksnya

atau tingkatnya adalah jumlah peserta yang terlibat dalam komunikasi. Maka

dikenallah: komunikasi intrapribadi, komunikasi antarpribadi, komunikasi

kelompok, komunikasi publik, komunikasi organisasi, dan komunikasi

massa.9

a. Komunikasi Intrapribadi

Komunikasi intrapribadi adalah komunikasi yang berlangsung

dalam diri seseorang. Orang itu berperan baik sebagai komunikator atau

komunikan. Dia berbicara kepada dirinya sendiri, dia berdialog dengan

dirinya, dia bertanya pada dirinya dan dijawab oleh dirinya sendiri.

Komunikasi intrapribadi biasanya mencakup saat di mana seseorang

membayangkan mempersepsikan dan menyelesaikan berbagai persoalan

oleh dirinya sendiri.10

8Roudhonah, Ilmu Komunikasi, h. 46-47

9 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, h. 77-78

10Syaiful Rohim, Teori Komunikasi, h. 17-18

Page 32: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

21

Jadi, komunikasi intrapribadi adalah komunikasi yang terjadi pada

diri sendiri dan dilakukan dalam bentuk dialog internal, kebanyakan orang

melakukannya sering tidak disadari. Komunikasi ini juga berguna untuk

mengevaluasi diri dan menilai diri sendiri ketika kita akan melakukan

sesuatu atau sebelum kita berdialog dengan orang lain, karena

keberhasilan komunikator tergantung pada keefektifan komunikasi yang

kita lakukan.

b. Komunikasi Antarpribadi

Komunikasi antarpribadi adalah ”komunikasi antara orang-orang

secara tatap-muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap

reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal ataupun nonverbal”.11

Menurut Roudhonah dalam bukunya Ilmu Komunikasi mengatakan

bahwa:

“Secara umum, komunikasi antarpribadi dapat diartikan sebagai suatu

proses pertukaran makna antara orang-orang yang saling berkomunikasi.

Pengertian mengacu pada perubahan dan tindakan (action) yang

berlangsung secara terus menerus. Komunikasi antarpribadi juga

merupakan suatu pertukaran, yaitu tindakan menyampaikan dan menerima

pesan secara timbal-balik. Sedangkan makna, yaitu sesuatu yang

dipertukarkan dalam proses tersebut, adalah kesamaan pemahaman

diantara orang-orang yang berkomunikasi terhadap pesan-pesan yang

digunakan dalam proses komunikasi.”12

Jadi, komunikasi antarpribadi adalah komunikasi yang dilakukan

oleh dua orang secara tatap muka, pesan yang disampaikan oleh si

pengirim dapat diterima dan di tanggapi secara langsung oleh si penerima

11

Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, h. 81 12

Roudhonah, Ilmu Komunikasi, h. 106

Page 33: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

22

pesan (komunikan) seperti melakukan percakanpan, wawancara, serta

berdialog.

c. Komunikasi Kelompok

Komunikasi kelompok (group communication) berarti komunikasi

yang berlangsung antara seorang komunikator dengan sekelompok orang

yang jumlahnya lebih dari dua orang. Jika komunikannya hanya seorang

atau dua orang itu termasuk komunikasi antarpribadi.

Sekelompok orang yang menjadi komunikan itu bisa sedikit, bisa

banyak. Apabila jumlah orang yang dalam kelompok itu sedikit yang

berarti kelompok itu kecil, komunikasi yang berlangsung disebut

komunikasi kelompok kecil (small group communication), jika jumlahnya

banyak yang berarti kelompoknya besar dinamakan komunikasi kelompok

besar (large group communication).13

Komunikasi kelompok berjumlah tidak ditentukan, dalam

komunikasi kelompok hanya terdapat istilah small group dan large group.

Small group berjumlah lebih sedikit dan large group berjumlah lebih

banyak, keduanya tidak bisa ditentukan jumlah orang dalam kelompok

tersebut.

d. Komunikasi Publik

Komunikasi publik ialah komunikasi antara seorang pembicara

dengan sejumlah besar khalayak yang tidak bisa dikenali satu per satu,

13

Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori Dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: PT. Citra

Aditya Bakti, Cet. Ke-3, 2007), h. 75

Page 34: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

23

sebagaimana dapat dilihat dalam pidato, ceramah, seminar, dan

sebagainya.

Dalam komunikasi publik penyampaian pesan berlangsung secara

kontinu. Dapat diidentifikasi siapa yang berbicara (sumber) dan siapa

pendengarnya. Interaksi antara sumber dan penerima terbatas, sehingga

tanggapan balik juga terbatas. Hal ini disebabkan karena waktu yang

digunakan sangat terbatas, dan jumlah khalayak relatif besar. Sumber

sering tidak dapat mengidentifikasi satu per satu pendengarnya. Tipe

komunikasi publik biasanya ditemui dalam berbagai aktivitas seperti

kuliah umum, khotbah, pengarahan, ceramah dan semacamnya.14

Jadi, komunikasi publik adalah komunikasi yang dilakukan

seorang komunikator dengan pendengar yang tidak sedikit (komunikan),

serta mempunyai ruang dan waktu yang terbatas, yakni komunikan yang

tidak bisa diidentifikasikan satu persatu oleh komunikatornya.

e. Komunikasi Organisasi

Komunikasi organisasi (organizational communication) terjadi

dalam suatu organisasi, bersifat formal dan juga informal, dan berlangsung

dalam jaringan yang lebih besar daripada kemunikasi kelompok. Oleh

karena itu, organisasi dapat diartikan sebagai kelompok dari kelompok-

kelompok.

Komunikasi organisasi seringkali melibatkan juga komunikasi

diadik (yang berlangsung antara dua orang saja), komunikasi antarpribadi

14

Syaiful Rohim, Teori Komunikasi: Perpektif, Ragam, & Aplikasi, (Jakarta: PT. Rineka

Cipta, Cet-1, 2009), h. 20

Page 35: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

24

dan ada kalanya juga komunikasi publik. Komunikasi formal adalah

komunikasi menurut struktur organisasi, yakni komunikasi ke bawah,

komunikasi ke atas, dan komunkasi horizontal, sedangkan komunikasi

informal tidak bergantung pada struktur organisasi, seperti komunikasi

antarsejawat, juga termasuk selentingan dan gosip.15

Komunikasi organisasi terdiri dari sekumpulan orang yang

melakukan komunikasi antar kelompok dari jumlah yang lebih besar,

bersifat formal maupun informal, serta mempunyai tujuan yang sama.

f. Komunikasi Massa

Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi yang

menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau

elektronik (televisi, radio), berbiaya relatif mahal, yang dikelola oleh suatu

lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah

besar orang yang tersebar di banyak tempat, anonim, dan heterogen.

Pesan-pesannya bersifat umum, disampaikan secara cepat, serentak dan

selintas (khususnya media elektronik). Komunikasi antarpribadi,

komunikasi kelompok, komunikasi publik dan komunikasi organisasi

berlangsung juga dalam proses untuk mempersiapkan pesan yang

disampaikan media massa.16

Jadi, komunikasi massa adalah penyampaian pesan melalui media

yang ditujukkan kepada khalayak, yaitu sejumlah orang yang tidak tampak

oleh komunikator, seperti pembaca surat kabar, penonton televisi,

15

Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, Cet. Ke 12, 2008), h. 83 16

Ibid, h. 83-84

Page 36: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

25

pendengar radio dan sebagainya, yang mana mereka tidak tampak oleh

komunikator.

B. Strategi Komunikasi

1. Pengertian Strategi Komunikasi

Para ahli komunikasi, terutama di negara-negara yang sedang

berkembang, dalam tahun-tahun terakhir ini menumpahkan perhatiannya

yang besar terhadap strategi komunikasi (communication strategy), dalam

hubungannya dengan penggiatan pembangunan nasional di negara masing-

masing.17

Strategi dalam suatu kegiatan dapat diartikan sebagai langkah-

langkah operasional dalam menuju terlaksananya suatu kegiatan yang

merupakan taktik untuk mencapai suatu tujuan dari kegiatan itu, yakni

pengertian berhasil dengan baik dalam mencapai sasaran yang

dikehendaki.18

Semua aktivitas yang berhubungan dengan komunikasi sudah tentu

tidak asal jadi. Namun komunikasi yang terjadi pada manusia harus

direncanakan, diorganisasikan, ditumbuhkembangkan agar menjadi

komunikasi yang lebih berkualitas, salah satu langkah terpenting adalah

menetapkan strategi komunikasi. Dalam banyak kasus komunikasi

manusia, yang disebut strategi komunikasi yang baik adalah strategi yang

dapat menetapkan atau menempatkan posisi seseorang secara tepat dalam

17

Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori Dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: PT. Citra

Aditya Bakti, Cet. Ke-3, 2007) h. 299 18 M. Bahri Ghazali, Da'wah Komunikatif: Membangun Kerangka Dasar Ilmu Komuniasi

Da'wah (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1997) h.21-23

Page 37: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

26

komunikasi dengan lawan komunikasinya sehingga dapat mencapai tujuan

komunikasi yang telah ditetapkan.19

Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan

manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan. Tetapi untuk

mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang

hanya menunjukkan arah saja, melainkan harus menunjukkan bagaimana

taktik operasionalnya.20

Kata strategi berasal dari akar kata bahasa Yunani strategos yang

secara harfiah berarti seni umum.21

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia

strategi berarti:

a. Ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa untuk

melaksanakan kebijakan tertentu dalam perang dan damai.

b. Ilmu dan seni memimpin bala tentara untuk menghadapi musuh dalam

perang, dalam kondisi yang menguntungkan.

c. Tempat yang baik untuk siasat perang.

d. Rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran

khusus. 22

Strategi komunikasi adalah sesuatu yang patut dikerjakan demi

kelancaran komunikasi.23

Yakni untuk menciptakan komunikasi yang

19

Alo Liliweri, Komunikasi: Serba Ada Serba Makna, (Jakarta: Kencana, 2011) Ed.1

cet.1 h.238 20

Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori Dan Filsafat Komunikasi, (Bndung: PT. Citra

Aditya Bakti, Cet. Ke-3, 2007) h. 300 21

Alo Liliweri, Komunikasi: Serba Ada Serba Makna, h.240 22

Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), 1092 23

Ibid, h. 1092

Page 38: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

27

konsisten, komunikasi yang dilakukan berdasarkan satu pilihan

(keputusan) dari beberapa opsi komunikasi.24

Demikian pula strategi komunikasi merupakan panduan dan

perencanaan komunikasi dan manajemen komunikasi untuk mencapai

suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut strategi komunikasi harus

dapat menunjukkan bagaimana operasionalnya secara taktis harus di

lakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda

sewaktu-waktu bergantung dari situasi dan kondisi. 25

Lasswell menyatakan bahwa cara yang terbaik untuk menerangkan

kegiatan komunikasi ialah menjawab pertanyaan “Who Says Which

Channel To Whom With What Effect?” Untuk memantapkan strategi

komunikasi, maka segala sesuatunya harus dipertautkan dengan

komponen-komponen yang merupakan jawaban terhadap pertanyaan

dalam rumus tersebut.

a. Who? (Siapakah Komunikatornya?)

b. Says What? (Pesan apa yang dinyatakan?)

c. In Which Channel? (Media apa yang digunakan?)

d. To Whom? (Siapa komunikannya?)

e. With What Effect? (Efek apa yang diharapkan?)26

Dari beberapa pengertian dan pendapat di atas, maka dapat di

ambil kesimpulan tentang strategi adalah:

24

Alo Liliweri, Komunikasi: Serba Ada Serba Makna, (Jakarta: Kencana, 2011) Ed.1

cet.1 h. 240 25

Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori Dan Filsafat Komunikasi, h. 301 26

Ibid, h. 301

Page 39: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

28

a. Tentang arti strategi lekat sekali kaitannya dengan pencapaian tujuan yang

diinginkan, strategi hanya mengatur apa yang kita rencanakan, arahkan,

dan tujuan pada sasaran akhir saja.

b. Serangkaian keputusan dan tindakan yang dipilih serta dapat menentukan

tujuan dan dapat melakukan penetapan sasaran sesuai perencanaan.

Dengan mengingat kekuatan eksternal dan internal, perencanaan ataupun

perumusan kebijakan dan strategi untuk mencapai sasaran dan memastikan

implementasinya secara tepat, sehingga tujuan dan sasaran utama dapat

tercapai.

2. Tahapan-tahapan Strategi Komunikasi

Dalam pencapaian strategi komunikasi yang sesuai dengan tujuan

terdapat tahapan-tahapan dalam proses meraih hasil tujuan yang diinginkan

beberapa tahapan itu diantaranya adalah:

a. Perencanaan Strategi Komunikasi

Perlu diketahui bahwa kegiatan yang tidak berdasarkan

perencanaan strategis, hanya akan berupa ide yang diinginkan, tanpa

adanya pelaksanaan untuk menjalankan tujuan yang kita inginkan, sangat

berbeda dengan suatu kegiatan yang berbasis perencanaan dan target.27

Misalnya, jika kita menginginkan suatu tujuan, maka alangkah baiknya

jika kita menetapkan target apa saja yang harus dicapai, kemudian

menetapkan langkah yang sudah dipilih untuk menuju suatu tujuan yang

27

Alo Liliweri, Komunikasi: Serba Ada Serba Makna, (Jakarta: Kencana, 2011) Ed.1

cet.1 h. 240

Page 40: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

29

ditargetkan. Menurut Prof. Dr. Alo Liliweri dalam buku Komunikasinya

menyatakan; “sebagai bahan pertimbangan pada awal proses perencanaan,

kita harus belajar menjawab beberapa pertanyaan kunci yang membantu

kita dalam perencanaan berkomunikasi, seperti:”

1. Di mana kita sekarang berada dan kemana kita ingin berada?

2. Apa yang harus kita lakukan untuk sampai kesana?

3. Apa saja peran komunikasi, pendidikan, dan pelatihan untuk

mendukung kita sampai tujuan tersebut?

4. Bagaimana kita harus belajar dari pengalaman perjalanan hidup

kita?28

Perencanaan strategi komunikasi ini sebagai pengarah dalam

kegiatan berkomunikasi, serta sebagai tolak ukur efektifitas komunikasi

untuk mencapai suatu tujuan.

b. Implementasi Strategi Komunikasi

Dalam strategi komunikasi tidak akan efektif jika hanya ada

perencanaan saja, akan tetapi perlu adanya pelaksanaan yang sudah

terencana yang akan menjadikan strategi komunikasi ini efektif. Setelah

merencanakan dan memilih strategi yang ditetapkan, maka langkah

selanjutnya dengan memulai berpikir tentang kegiatan yang harus

disiapkan dan dilaksanakan untuk mendapatkan hasil dan tujuan yang

diinginkan meskipun terkadang terjadi adanya perubahan kebijakan,

praktik-praktik organisasi, atau perilaku individu.29

c. Evaluasi Strategi

Setelah adanya tahap perencanaan dan implementasi dalam strategi

komunikasi, tahap selanjutnya adalah adanya evaluasi implementasi

strategi. Tujuan dari tahap ini adalah untuk mengetahui akibat dan

28

Alo Liliweri, Komunikasi: Serba Ada Serba Makna, (Jakarta: Kencana, 2011) Ed.1

cet.1. h. 252 29

Ibid, h. 252

Page 41: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

30

pengaruhnya dari tahap perencanaan serta implementasi yang dilakukan

sudah sesuai yang diinginkan atau sebaliknya. Karena tahap inilah yang

menentukan apakah sasaran sudah mencapai tujuan, jika sudah adanya

keberhasilan di tahap ini kita bisa meneruskan serta menetapkan tujuan-

tujuan selanjutnya yang ingin dicapai.

Tahap evaluasi merupakan salah satu tahap menuju komunikasi

yang efektif, yaitu komunikasi yang mengandung kesan bagi orang lain

dan dapat diterima oleh komunikan yang menjadi sasaran bagi

komunikator. Dalam buku Ilmu Komunikasi yang dikarang oleh

Roudhonah, Cultip dan Center mengemukakan empat tahap menuju

komunikasi efektif, yang diantaranya adalah:

“Tahap Evaluasi, yaitu setelah komunikasi (sesuai rencana)

dilaksanakan, maka untuk mengetahui akibat dan pengaruh-

pengaruhnya terhadap publik, dilaksanakan melalui evaluasi,

seperti riset khalayak. Penilaian ini bisa meliputi:

a. Apakah maksud dari keseluruhan pesan dapat dipahami oleh

publik?

b. Berapa banyak masalah yang dapat dipahami oleh publik?

c. Apakah gambaran atau pengertian yang diperoleh publik sesuai

dengan yang dimaksudkan komunikator?

d. Apakah pesan-pesan yang diterima dapat mengesankan, yang

kemudian dapat dipraktekkan d lam kehidupan publik?”30

C. Pengertian Nilai dan Akhlak

1. Pengertian Nilai

Mengenal bermacam-macam nilai, yaitu nilai material, nilai vital,

dan nilai keruhanian. Nilai material yaitu segala seseuatu yang berguna

bagi unsur manusia. Nilai material ini secara relatif lebih mudah diukur

30

Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007). Cet-1. h. 59

Page 42: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

31

dengan alat-alat pengukur, misalnya berat, panjang, luas, isi, dan

sebagainya. Nilai vital yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia

untuk mengadakan kegiatan dan aktivitas. Sedangkan nilai keruhanian

yaitu segala sesuatu yang berguna bagi ruhani manusia, misalnya nilai

religius, keindahan, nilai moral yang berasal dari kodrat manusia, dan nilai

kebenaran yang bersumber pada unsur akal manusia. Nilai ruhani tidak

dapat diukur menggunakan alat-alat pengukur yang biasa digunakan untuk

mengukur nilai-nilai material, tetapi hanya bisa diukur dengan akal budi

dan hati nurani manusia.31

Nilai, secara singkat dapat dikatakan sebagai hasil

penilaian/pertimbangan baik atau tidak baik terhadap sesuatu, yang

kemudian dipergunakan sebagai dasar alasan (motivasi) seseorang untuk

melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Adapun yang dinamakan norma

(kaidah) adalah petunjuk tingkah laku (perilaku) yang harus di lakukan

atau tidak boleh di lakukan dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan suatu

alasan (motivasi) tertentu dengan disertai sanksi.32

Peran utama orang tua adalah memberikan makna kehidupan

kepada anaknya dalam menghadapi gejolak kehidupan, manusia

membutuhkan nilai untuk menuntutnya, termasuk ke dalam motif ini ialah

31

M. Solihin, dan M. Rosid Anwar, Akhlak Tasawuf: Manusia, Etika, dan Makna Hidup,

(Bandung: Penerbit Nuansa, Cet.1, 2005) h. 27-28 32

Ibid, h. 27-28

Page 43: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

32

motif keagamaan. Manusia membutuhkan nilai untuk kepastian bertindak,

tanpa nilai manusia kehilangan pegangan.33

2. Pengertian Akhlak

Ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk mendefinisikan

akhlak, yaitu pendekatan linguistic (etimologi, kebahasaan, lughat) dan

pendekatan terminologik (peristilahan). Kata akhlak kalau kita

terjemahkan secara bahasa berarti budi pekerti dan sopan santun. Kata

akhlak berasal dari bahasa Arab, yaitu isim masdar (bentuk infinitif) dari

kata akhlaqa-yukhliqu-ikhlaqan, sesuai dengan timbangan (wazan) tsulasi

majid af’ala-yuf’ilu-if’alan yang berarti al-sajiyah (perangai), al-thabi’ah

(kelakuan, tabiat, watak dasar), al-‘adat (kebiasaan, kelaziman), al-

maru’ah (peradaban yang baik), dan al-din (agama).

Dalam Bahasa Arab, kata akhlaq adalah jamak dari kata khilqun

atau khuluqun yang artinya sama dengan arti akhlaq sebagaimana

disebutkan diatas.34

Definisi atau pengertian akhlak tidak ada yang

bertentangan, melainkan memiliki kemiripan antara yang satu dengan yang

lainnya. Bahkan definisi-definisi tersebut justru saling melengkapi.

Menurut Abuddin Nata dalam buku Akhlak Tasawuf : Manusia, Etika, dan

Makna Hidup yang di tulis oleh Dr. M. Sholihin, M.Ag dan M. Rosyid

Anwar, S.Ag, berdasarkan penjelasan para ulama setidaknya ada lima ciri-

ciri akhlak, yaitu:

33

Armawati Arbi, Psikologi Komunikasi Dan Tabligh, (Jakarta: Amzah, 2012) Ed.1,

Cet.1 h.66 34

M. Solihin, dan M. Rosid Anwar, Akhlak Tasawuf: Manusia, Etika, dan Makna Hidup,

h. 17

Page 44: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

33

a. Akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam kuat dalam jiwa

seseorang dan telah menjadi bagian dari kepribadian.

b. Akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah dan tanpa

pemikiran.

c. Akhlak adalah perbuatan yang timbul dari dalam diri orang yang

mengerjakannya tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar.

d. Akhlak adalah perbuatan yang dilakukan secara sungguh-sungguh,

bukan main-main atau bersandiwara, seperti dalam film.

e. Sejalan dengan cirri yang keempat, perbuatan akhlak (khususnya

akhlak yang baik) adalah perbuatan yang dilakukan karena ikhlas

semata-mata karena Allah bukan karena ingin dipuji.35

3. Fungsi Akhlak Dalam Kehidupan Manusia

Ada dua macam naluri manusia yang paling kuat yaitu ingin

mempertahankan hidupnya di dunia ini dan ingin mencapai kehidupan

yang lebih baik di masa mendatang. Di samping itu, dalam diri manusia

ada hati nurani yang mendapat cahaya Tuhan dan dapat menilai hal-hal

yang baik untuk di kerjakan. Di dalam hati nurani manusia juga ada rasa

malu jika seseorang melakukan keburukan dan kejahatan.

Dengan pendengaran, penglihatan dan hatinya, manusia dapat

meningkatkan pengetahuan dan pengalaman. Manusia yang berilmu dan

berakhlak tidak akan sama dengan manusia yang tidak berilmu dan tidak

35

M. Solihin, dan M. Rosid Anwar, Akhlak Tasawuf: Manusia, Etika, dan Makna Hidup,

(Bandung: Penerbit Nuansa, Cet.1, 2005), h. 23

Page 45: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

34

berakhlak. Orang yang beriman, berakhlak, dan berilmulah yang akan

diangkat derajatnya oleh Allah SWT.36

Menurut Armawati Arbi dalam bukunya Psikologi Komunikasi

Dan tabligh, Din Syamsuddin menjelaskan sebagai berikut37

:

“Islam adalah agama etik (etichal religion), yaitu agama yang

berorientasi pada pengembangan etika dalam arti yang seluas-

luasnya atau apa yang disebut dalam Islam dengan akhlak.

Akhlak, dalam hal ini, mengandung konotasi etik dan etos

sekaligus. Keberagamaan yang tertinggi, dengan demikian akan

diukur dari sudut derajat manifestasi etika dan etos sosial dalam

kehidupan seorang muslim.”

4. Akhlak Sosial Islam

Secara garis besar, ajaran Islam meliputi tiga aspek penting yaitu

akidah, syariah, dan akhlak. Dengan begitu bisa dikatakan akhlak

merupakan sepertiga dari ajaran Islam dan sekaligus menjadi puncak dari

seluruh rangkaian ajaran Islam. Bahkan, semua bentuk ibadah bermuara

pada pembentukan akhlak yang mulia. Ini tergambar misalnya bahwa

shalat dimaksudkan untuk mencegah diri dari perbuatan keji dan mungkar,

puasa berujung pada ketakwaan, zakat untuk membersihkan harta dan

jiwa, sedangkan ibadah haji menitikberatkan pada pengorbanan fisik,

harta, dan persaudaraan universal.38

Akhlak yang mulia berakar dari pancaran keimanan. Itulah

sebabnya, kata „iman dan amal saleh‟ selalu disebut bertautan dalam

36

M. Solihin, dan M. Rosid Anwar, Akhlak Tasawuf: Manusia, Etika, dan Makna Hidup

h.100-101 37

Armawati Arbi, Psikolgi Komunikasi Dan Tabligh, (Jakarta: Amzah, 2012), Ed.1 Cet.1,

h.274 38

Muhammad Maulana,Akhlak Sosial Muslim: Satu Hati dan Perbuatan, (Jakarta:

Pustaka Zaman, Cet-1, 2000) h.71-73

Page 46: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

35

Alquran. Artinya, keimanan yang kuat akan mendorong seorang Muslim

untuk senantiasa melakukan perbuatan yang baik.

Akhlak sosial Islam bermula dari kesalehan pribadi/individu. Dari

kesalehan pribadi itulah yang akan membentuk keluarga yang saleh. Dan,

keluarga yang saleh merupakan salah satu indikator bagi suatu tatanan

masyarakat/sosial yang bermoral.39

Jika akhlak sosial Islam telah dihayati oleh setiap individu

masyarakat dan teraplikasikan dalam derap langkah kehidupan, maka hal

tersebut merupakan salah satu indikasi terwujudnya tatanan masyarakat

madani yang dicita-citakan bersama.40

Sebagai pegangan operatif dalam menjalankan pendidikan

keagamaan kepada anak, mungkin nilai-nilai akhlak berikut ini patut sekali

dipertimbangkan oleh orang tua untuk ditanamkan kepada anak dan

keturunannya41

:

a. Silaturrahmi (dari bahasa Arab, shilat al-rahm): Yaitu pertalian rasa

cinta kasih antara sesama manusia, khususnya antara saudara, kerabat,

handai taulan, tetangga, dst. Sifat utama Tuhan adalah kasih (rahm,

rahmah) sebagai satu-satunya sifat Ilahi yang di wajibkan sendiri atas

Diri-Nya. Maka manusia pun harus cinta kepada sesamanya, agar

Allah SWT cinta kepadanya. “Kasihlah kepada orang di bumi, maka

Dia (Tuhan) yang ada di langit akan kasih kepadamu.”

39

Muhammad Maulana,Akhlak Sosial Muslim: Satu Hati dan Perbuatan, (Jakarta:

Pustaka Zaman, Cet-1, 2000) h. 71-73 40

Muhammad Maulana,Akhlak Sosial Muslim, h.71-73 41

Nurcholish Madjid, Masyarakat Religius, (Jakarta: Paramadina, 1997). Cet.1 h. 134

Page 47: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

36

b. Persaudaraan (ukhuwah): Yaitu semangat persaudaraan, lebih-lebih

antara sesama kaum beriman (biasa disebut ukhuwah islamiyah)

seperti disebutkan dalam Alquran, yang intinya ialah hendaknya

seseorang tidak mudah merendahkan golongan yang lain, kalau-kalau

mereka itu lebih baik daripada diri sendiri; tidak saling menghina,

saling mengejek, banyak berprasangka, suka mencari-cari kesalahan

orang lain, dan suka mengumpat (membicarakan keburukan seseorang

yang tidak ada di depan kita)42

c. Persamaan (al-musawah): Yaitu pandangan bahwa semua manusia,

tanpa memandang jenis kelamin, kebangsaan ataupun kesukuannya,

dan lain-lain, adalah sama dalam harkat dan martabat. Tinggi rendah

manusia hanya ada dalam pandangan Tuhan yang tahu kadar taqwa itu.

Prinsip ini dipaparkan dalam Kitab Suci sebagai kelanjutan pemaparan

tentang prinsip persaudaraan berdasarkan kemanusiaan (ukhuwah

insaniyah).

d. Adil (dari perkataan Arab “adl”): Yaitu wawasan yang “seimbang”

atau “balanced” dalam memandang, menilai atau menyikapi sesuatu

atau seseorang, dst. Jadi tidak secara apriori (berdasarkan teori

daripada kenyataan) menunjukkan sikap positif atau negatif. Sikap

kepada sesuatu atau seseorang dilakukan hanya setelah

mempertimbangkan segala segi tentang sesuatu atau seseorang tersebut

secara jujur dan seimbang, dengan penuh i‟tikad baik dan bebas dari

42

Nurcholish Madjid, Masyarakat Religius, (Jakarta: Paramadina, 1997). Cet.1, h. 135

Page 48: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

37

prasangka. Sikap ini juga disebut tengah (wasth) dan Alquran

menyebutkan bahwa kaum beriman dirancang oleh Allah SWT untuk

menjadi golongan tengah (ummat wasath) agar dapat menjadi saksi

untuk sekalian umat manusia, sebagai kekuatan penengah.43

e. Baik Sangka (husn-u’zh-zhann): Yaitu sikap penuh baik sangka kepada

sesama manusia, berdasarkan ajaran agama bahwa manusia itu pada

asal dan hakikat aslinya adalah baik, karena diciptakan Allah SWT dan

dilahirkan atas fitrah atau kejadian asal yang suci. Sehingga manusia

itu pun pada hakikat aslinya adalah makhluk yang berkecenderungan

kepada kebenaran dan kebaikan.

f. Rendah Hati (tawadhu’): Yaitu sikap yang tumbuh karena keinsyafan

bahwa segala kemuliaan hanya milik Allah SWT, maka tidak

sepantasnya manusia “mengklaim” kemuliaan itu kecuali dengan

pikiran yang baik dan perbuatan yang baik, yang itu pun hanya Allah

SWT yang akan menilainya. Lagi pula, seseorang di haruskan rendah

hati karena “Di atas setiap orang yang tahu (berilmu) adalah Dia

Yang Maha Tahu (Maha Berilmu). Apalagi sesama orang yang

beriman, sikap rendah hati itu adalah suatu kemestian. Hanya kepada

mereka yang jelas-jelas menentang kebenaran, kemudian

membolehkan untuk bersikap “tinggi hati.”

g. Tepat Janji (al-wafa’): Salah satu sifat orang yang benar-benar

beriman ialah sikap selalu menepati janji bila membuat perjanjian.

43

Nurcholish Madjid, Masyarakat Religius, (Jakarta: Paramadina, 1997). Cet.1, h. 134-

135

Page 49: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

38

Dalam masyarakat dengan pola hubungan yang lebih kompleks dan

luas, sikap tepat janji lebih-lebih lagi merupakan unsur budi luhur yang

amat diperlukan dan terpuji. 44

h. Lapang Dada (insyirah): Yaitu sikap penuh kesediaan menghargai

orang lain dengan pendapat-pendapat dan pandangan-pandangannya,

seperti dituturkan dalam Alquran mengenai sikap Nabi sendiri disertai

pujian kepada beliau. Sikap terbuka dan toleran serta kesediaan

bermusyawarah secara demokratis terkait erat sekali dengan budi luhur

lapang dada ini.

i. Dapat dipercaya (al-amanah, “amanah”): Salah satu konsekuensi iman

ialah amanah atau penampilan diri yang dapat dipercaya. Amanah

sebagai budi luhur adalah lawan dari khianat (khiyanah) amat yang

tercela. Keteguhan masyarakat memerlukan orang-orang para

anggotanya yang terdiri dari pribadi-pribadi yang penuh amanah dan

memiliki rasa tanggung jawab yang besar.

j. Perwira (‘iffah atau ta’affuf): Yaitu sikap penuh harga diri namun

tidak sombong (jadi tetap rendah hati), dan tidak mudah menunjukkan

sikap memelas atau iba dengan maksud mengundang belas kasihan

orang lain dan mengharapkan pertolongannya.

k. Hemat (qawamiyah): Yaitu sikap tidak boros (israf) dan tidak pula

kikir (qatr) dalam menggunakan harta, melainkan sedang (qawam)

44

Nurcholish Madjid, Masyarakat Religius, (Jakarta: Paramadina, 1997). Cet.1, h. 135

Page 50: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

39

antara keduanya. Apalagi Alquran menggambarkan bahwa orang yang

boros adalah teman setan yang menentang Tuhannya.45

l. Dermawan (al-munfiqun, menjalankan infaq): Yaitu sikap kaum

beriman yang memiliki kesediaan yang besar untuk menolong sesama

manusia, terutama mereka yang kurang beruntung seperti; para fakir-

miskin dan terbelenggu oleh perbudakan dan kesulitan hidup lainnya,

dengan mendermakan sebagian harta-benda yang dikaruniakan dan

diamanatkan Tuhan kepada mereka. Sebab manusia tidak akan

memperoleh kebaikan sebelum mendermakan sebagian dari harta-

benda yang dicintainya itu.

Nilai-nilai kemanusiaan inilah yang akan membentuk akhlak

mulia, dan tentunya masih dapat ditambah dengan deretan nilai akhlak

yang lain. Namun kiranya itu akan sedikit membantu mengidentifikasi dari

sebuah nilai akhlak.46

D. Masyarakat

1. Pengertian Masyarakat

Masyarakat adalah sekumpulan manusia seperti halnya dengan

kelompok dengan jumlah yang lebih besar. Hidup bersama dalam

masyarakat berbeda-beda. Arti hidup dalam masyarakat tergantung kepada

45

Nurcholish Madjid, Masyarakat Religius, (Jakarta: Paramadina, 1997). Cet.1, h. 136 46

Nurcholish Madjid, Masyarakat Religius, h. 137

Page 51: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

40

aktualisasi dirinya dan sampai dimana penyerahan dirinya kepada Allah

SWT. 47

Masyarakat dalam pandangan Islam merupakan alat atau sarana

untuk melaksanakan ajaran-ajaran Islam yang menyangkut kehidupan

bersama. Karena itulah masyarakat harus menjadi dasar kerangka

kehidupan duniawi bagi kesatuan dan kerja sama umat menuju adanya

suatu pertubuhan manusia yang mewujudkan persamaan dan keadilan.

Islam mengajarkan bahwa kualitas manusia dari suatu segi bisa dipandang

dari manfaatnya bagi manusia yang lain.48

Meskipun manusia diciptakan dalam beribu-ribu tabiat dan selera

dalam keindividuan dan pribadi, namun ia difitrahkan untuk hidup

bermasyarakat. Adalah di luar jangkauan kemampuan manusia untuk

hidup sendiri-sendiri. Para peneliti menemukan, bahwa siksaan yang

paling mencekam bagi manusia adalah terkurungnya ia dalam penjara

kesendirian. Demikian itu setiap individu pada dasarnya sangat banyak

tergantung pada nilai-nilai kemanusian dan keberadaannya dalam

kelompok.49

Hidup bermasyarakat akan terciptanya rasa persaudaraan antara

satu sama lain, serta terciptanya komunikasi yang berlangsung secara

efektif. Manusia akan merasa tenang dan tentram bisa dilihat juga dari

keadaan masyarakat yang baik serta mempunyai nilai-nilai kemanusiaan.

47

Ikhwan Luthfi, Gazi Saloom, Hamdan Yasun, Psikologi Sosial, (Jakarta: Lembaga

Penelitian UIN Jakarta, 2009) Cet 1. h. 95 48

Kaelany HD, Islam Dan Aspek-Aspek Kemasyarakatan, (Jakarta: Bumi Aksara, Cet 1,

1992), h.125 49

Ibid h. 125

Page 52: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

41

2. Lingkungan Dalam Bermasyarakat

Salah satu faktor yang turut menentukan kelakuan seseorang atau

suatu masyarakat adalah lingkungan. Manusia hidup selalu berhubungan

dengan manusia lainnya. Itulah sebabnya manusia harus bergaul. Dan

dalam pergaulan itu timbullah saling mempengaruhi dalam pikiran, sifat

dan tingkah laku. Lingkungan pergaulan misalnya pergaulan seorang

remaja dengan rekan-rekannya yang sudah ketagihan seperti terjerumus

dalam narkoba atau obat-obatan terlarang, maka dia pun akan terlibat

menjadi pecandu obat-obatan terlarang tersebut. Sebaliknya, jika remaja

itu bergaul dengan sesama remaja dalam bidang-bidang kabajikan, niscaya

pikirannya, sifatnya dan tingkah lakunya akan terbawa kepada kebaikan.50

Demikianlah salah satu faktor lingkungan yang dipandang cukup

menentukan bagi pematangan watak dan kelakuan seseorang. Hal ini

sejalan dengan keterangan Allah dalam Al-quran surat A-Israa ayat 84:

Artinya:

“Katakanlah: "Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya[867]

masing-masing". Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar

jalanNya.”51

Termasuk dalam pengertian Keadaan disini ialah tabiat dan

pengaruh alam sekitarnya.52

50

Hamzah, Ya‟qub, Etika Islam: Pembinaan Akhlaqul-Karimah, (Bandung: Diponegoro,

1988). Cet. Ke-4 h. 70-73 51

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya Al-Aliyy (Bandung:

Diponegoro, 2000). h. 232 52

Hamzah, Ya‟qub, Etika Islam: Pembinaan Akhlaqul-Karimah, h. 70-23

Page 53: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

42

E. Pesantren

Pesantren berasal dari kata peshasri (India) yang berarti orang yang

tahu buku-buku suci agama Hindu‟, atau seorang sarjana yang ahli kitab suci

agama Hindu. Istilah pondok berasal dari pengertian asrama para santri yang

di sebut pondok atau tempat tinggal yang dibuat dari bambo. Adapun pondok

berasal dari bahasa Arab, funduq yang berarti „hotel atau asrama‟. Dalam kata

lain, pesantren berasal dari kata santri yang dapat awalan pe dan an (pesantrin,

yang kemudian dalam sebutan sehari-hari disebut dengan pesantren) berarti

tempat tinggal para santri.53

Sejarah mencatat bahwa kaum Muslimin di Jawa

mengambil lembaga Hindu-Budha kemudian diubah menjadi pesantren.

Pada dasarnya pesantren memiliki tradisi yang tidak bisa dilepaskan

dari pesantren itu sendiri. Tradisi-tradisi (bentuk fisik) atau dalam istilah

Zamakhasyari Dhofier “Tradisi Pesantren”, tradisi itu terdiri dari elemen-

elemen pesantren, diantaranya adalah:54

Pertama Pondokan, yakni sebuah asrama pendidikan Islam tradisional

dimana para santrinya tinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan kiai.

Kedua Masjid, yakni elemen yang tak dapat dipisahkan dengan pesantren dan

dianggap sebagai tempat yang paling tepat untuk mendidik para santri. Ketiga

Pengajaran kitab-kitab Islam Klasik, yakni pengajaran yang diperoleh melalui

pengajian-pengajian, seperti diantaranya kitab Nahwu, Sharaf, Fiqhi, Usul

Fiqhi, Hadis, Tafsir, Tasawuf, dan Tauhid. Keempat Santri, yakni siswa yang

53

Umi Musyarrofah, Dakwah KH. Hamam Dja’far Dan Pondok Pesantren Pabelan,

(Jakarta: UIN Jakarta Press, 2009). Ed.1Cet.1, h.25 54

Amin Haedari, Transformasi Pesantren: Pengembangan Aspek Pendidikan

Keagamaan, Dan Sosial, (Jakarta: LekDis & MediaNusantara, 2007). Cet. Ke-2, h. 121-123

Page 54: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

43

tinggal di pesantren guna menyerahkan diri. Kelima Kiai, yang merupakan

elemen yang paling esensial dalam pesantren, sebab umumnya kiai menjadi

pendirinya. Oleh karena itu, wajar kalau hidup mati pesantren tergantung

kiainya.55

Pesantren mempunyai tujuan sebagai wadah untuk menjadikan anak

bangsa sebagai penerus dimasa yang akan datang, dengan harapan penerus

yang mempunyai budi pekerti yang tinggi dengan mengenal ilmu pengetahuan

agama maupun ilmu pengetahuan sebagai bekal kehidupan.

55

Amin Haedari, Transformasi Pesantren: Pengembangan Aspek Pendidikan

Keagamaan, Dan Sosial, (Jakarta: LekDis & MediaNusantara, 2007). Cet. Ke-2, h. 121-123

Page 55: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

44

BAB III

SEKILAS TENTANG BIOGRAFI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR DAN

GAMBARAN UMUM KAMPUNG JOMBANG

A. Biografi

1. Riwayat Hidup

KH. M. Agus Abdul Ghofur di lahirkan di Bandung Jawa Barat

pada tanggal 15 November 1967, KH. M. Agus Abdul Ghofur yang biasa

di sapa warga Jombang dengan ustadz Agus merupakan anak terakhir dari

sebelas bersaudara, yaitu Bapak Budi Sosialman, Ibu Rohimiyah, Ibu

Rohmaniyah, Bapak Sadar Budiman, Bapak Agus Budiman, Ibu Ayu

Manah, Ibu Ayuhati, Bapak Didih Budiman, Bapak Taufik Hidayat, dan

ustadz M. Agus Abdul Ghofur. Dari sekian saudara-saudara beliau, ustadz

Agus inilah yang menjadi satu-satunya harapan orang tuanya agar bisa

menjadi penerus dakwah seperti Buya Hamka.1

Dimasa kanak-kanak, ustadz Agus adalah anak yang penurut

kepada kedua orang tuanya, dimana ustadz Agus ini mendapat pendidikan

agama dari seorang Ibu yang berlatar belakang santri yang pernah tinggal

di lingkungan pondok pesantren. Dari antara sifat beliau yang sejak kecil

sudah terlihat ada kemampuan dan bakat dalam bidang agama, maka

beliau inilah harapan satu-satunya yang akan di arahkan lebih ke bidang

keagamaan. Oleh karena itu orang tua dari ustadz Agus menginginkan agar

1 Wawancara Pribadi dengan KH. M. Agus Abdul Ghofur. Jombang Kramat, Senin 22

April 2013

Page 56: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

45

anaknya ini bisa mengenal bidang keagamaan melalui pesantren. Setelah

berpikir panjang dan mencari informasi tentang pesantren untuk anaknya,

orang tua ustadz Agus akhirnya memutuskan agar anaknya bisa masuk

Pondok Pesantren Darussalam Gontor Ponorogo Jawa Timur. Harapan

dari orang tua ustadz Agus kepada beliau dikarenakan saudara-saudara

beliau yang lain hanya berlatar belakang pendidikan umum saja. Oleh

sebab itu orang tua ustdaz Agus berinisiatif agar anaknya ini setelah lulus

dari SD (Sekolah Dasar) bisa mengenal dunia pesantren. Sebelum ustadz

Agus masuk Pondok Pesantren Gontor, orang tua beliau sudah

mengenalkannya pada dunia pesantren dengan menempatkan ustadz Agus

di pesantren tepatnya di rumah kediaman kiai Fahruddin, yang mana

beliau inilah yang mengajari ustadz Agus mengaji Alquran).2

Pada tahun 1981 ustadz Agus masuk Pondok Pesantren

Darussalam Gontor, dengan mengikuti tes ujian masuk Pondok Pesantren.

Setelah beliau belajar di Gontor selama satu tahun setengah, beliau

mendapat kabar ayahanda tercinta wafat. Peristiwa itulah yang tidak bisa

dilupakan oleh ustdaz Agus, dari peristiwa itulah beliau termotivasi ingin

menjadikan harapan orang tua beliau bisa ustadz Agus wujudkan.

Ustadz Agus memang sejak kecil sudah terlihat kemampuannya

dalam bidang agama seperti ketika masih kanak-kanak beliau sudah pandai

mengaji, bahkan seringkali beliau tampil dalam lomba mengaji, pidato

maupun adzan di lingkungan sekitar rumah beliau. Kemampuan itu yang

2 Wawancara pribadi dengan KH. M. Agus Abdul Ghofur. Jombang Kramat, Senin 22

April 2013

Page 57: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

46

kemudian dikembangkan oleh orang tua beliau dengan mengenalkan

bidang keagamaan melalui dunia pesantren.

Pernikahan KH. M. Agus Abdul Ghofur dengan Hj. Nanah

Rusydiyanah, putri dari KH. Drs. Mahrus Amin yang tidak lain adalah

guru ustadz Agus sendiri, dan dari hasil pernikahannya beliau dikaruniai

empat orang anak, diantaranya tiga perempuan dan satu laki-laki, mereka

adalah Salsabila Abdul Ghofur, Shabina Abdul Ghofur, Rumaisya Abdul

Ghofur, dan Fawwaz Abdul Ghofur. Sama seperti ketika ustadz Agus

kecil, mereka sejak dini sudah diberi didikan Islami oleh beliau beserta

istri. Dengan harapan agar mereka bisa menjadi penerus bangsa yang

berkarakter muslim dan muslimah yang sejati.

Pada usia enam tahun ustadz Agus mulai masuk pendidikan formal

yaitu

a. SD (Sekolah Dasar) di Cirebon Tahun 1973-1980

b. SLTP di Cirebon Tahun 1980

c. KMI (Kulliyatul Mu’alimin AL-Islamiyah) Gontor Tahun1981-1987

d. S1 IPD (Institut Pendidikan Darussalam) Gontor Tahun 1987-1991

e. S2 UNJ (Universitas Negeri Jakarta) Tahun 2000-2003

f. S3 PTIQ (Perguruan Tinggi Ilmu Al-Quran) Jakarta Tahun 2012-

Sekarang

2. Aktifitas Dakwah

Pada tahun 1987 selepas mengenyam pendidikan di Gontor selama

sepuluh tahun. Aktivitas pertama yang beliau lakukan adalah mengajar di

Page 58: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

47

Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Pondok Pesantren

Darunnajah Ulujami, Pesanggrahan Jakarta Selatan, dan juga mengajar di

beberapa majelis ta’lim yang ada di Jakarta dan sekitarnya.

Pengalaman demi pengalaman beliau rasakan, luasnya pergaulan

serta banyaknya prestasi, serta kedalaman ilmu yang dimilikinya, sehingga

beliau aktif dalam organisasi-organisasi tingkat kota Tangerang dan

propinsi DKI Jakarta. Lembaga-lembaga organisasi tersebut adalah:

a. Anggota Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Tangerang pada

tahun 2000-2005

b. Anggota Syuriah Nahdlotul Ulama (PCNU) Pengurus Cabang

Nahdlotul Ulama Tangerang Selatan pada tahun 2012 – sampai

sekarang

c. Kepala Madrasah Tsanawiyah (MTs) Madinatunnajah pada tahun

1997-1999

d. Kepala Madrasah Aliyah (MA) Madinatunnajah 1999-2001

e. Pimpinan di beberapa Majelis Ta’lim di daerah Jakarta dan Tangerang

Sejak tahun 1987 KH. Agus Abdul Ghofur mendidik dan mengajar

santri di Pondok Pesantren Darunnajah Ulujami Pesanggrahan Jakarta

Selatan, beliau juga aktif mengajar di sekolah Madrasah Tsanawiyah dan

Madrasah Aliyah Darunnajah. Dan sekarang sudah menjadi pimpinan

Pondok Pesantren Madinatunnajah Jombang Ciputat Tangerang Selatan

pada tahun 1997, serta aktif mengajar di beberapa Majelis Ta’lim dan

Page 59: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

48

menjadi khotib di beberapa Masjid di sekitar Jakarta dan Tangerang

seperti:

a. Majelis Ta’lim Madinatunnajah pada tahun 1997 – sekarang

b. Majelis Ta’lim Al-Ahad pada tahun 2000 – sekarang

c. Majelis Ta’lim Permataku pada tahun 2005 – sekarang

d. Majelis Ta’lim Al-Haud pada tahun 2007 – sekarang

e. Majelis Ta’lim Al-Hikmah pada tahun 2007 – sekarang

f. Masjid Madinatunnajah pada tahun 1997 – sekarang

g. Masjid Al-Muhsinin pada tahun 1999 – sekarang

h. Masjid Baitul Hikmah pada tahun 1999 –sekarang

i. Masjid Baiturrahman pada thun 2007 – sekarang

j. Masjid Kementrian Koperasi pada tahun 2007 - sekarang

Di dalam kesibukan dan aktifitas ustadz Agus dalam mengajar

beberapa Majelis Ta’lim disekitar Jakarta dan Tangerang, namun beliau

masih menyempatkan waktu senggangnya untuk memperhatikan dan

menanyakan tentang keadaan warga masyarakat lingkungan Pondok

Pesantren Madinatunnajah kampung Jombang Kramat ini agar warga

Jombang Kramat tidak terlibat dalam tindakan-tindakan kejahatan,

tindakan diluar batas syariat Islam, maupun tindakan yang menyebabkan

kerugian baik kerugian diri sendiri maupun pada lingkungan. 3

3 Wawancara pribadi dengan Ustadz Eko Tristiono, (Sekretaris KH. Agus Abdul Ghofur)

Jombang Kramat, Sabtu 27 April 2013

Page 60: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

49

3. Karya Tulis

KH. M. Agus Abdul Ghofur mempunyai karya dua buah buku

yaitu ”Pegangan Para Qori” oleh penerbit Pondok Modern Gontor Press

pada tahun 1985. Dan buku Risalah Dzikir/Istighosah, serta Tesis beliau

yang berjudul Study Korelasional antara motivasi kerja, iklim kerja dan

penerapan learning Organisation di Pasca Sarjana UNJ (Universitas

Negeri Jakarta), serta makalah yang berjudul Peran Agama Dalam

Penanggulanagan Narkoba dengan penerbit BNN pada tahun 2008. Serta

Rootibul Haddad, Cetakan Pertama, yang diterbitkan atas kerjasama MN

Pres dan Aryudya Library. Dan buku materi Khutbah Jum’at, seperti yang

beliau tulis diantanya berjudul: Membangun Masyarakat Madani serta

Racun-Racun Islam dan lainnya.4

B. Kampung Jombang Kramat

Menurut salah satu tokoh masyarakat setempat, diperoleh informasi

bahwa “pada mulanya kampung Jombang Kramat bernama Jombang,

kemudian ada seorang pendatang dari Jombang Jawa Timur yang tinggal di

kampung tersebut, beliau tinggal di gubuk bawah pohon beringin yang besar.

Orang tersebut terlihat oleh warga di setiap setelah waktu dzuhur tiba beliau

selalu menyapu sekitar gubuknya yang berada di bawah pohon beringin

tersebut. Akan tetapi setelah beberapa bulan kemudian warga merasa

kehilangan keberadaan orang tersebut, yang mana sudah lama tidak terlihat

4 Wawancara pribadi dengan KH. M. Agus Abdul Ghofur, Jombang Kramat, Senin 22

Apri 2013

Page 61: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

50

lagi, warga setempat tidak tahu menahu kemana beliau pergi, yang warga tahu

hanya peninggalan gubuk yang bersih dan terawat. Dan sampai sekarang

gubuk itu masih dirawat oleh warga setempat, kemudian mayoritas dari warga

Jombang menyebut daerah sekitar dengan sebutan Jombang Kramat,

dikarenakan banyak meninggalkan sejarah yang sangat berkramat”.5

Jarak kampung Jombang ke pusat pemerintah yaitu sekitar 300 (tiga

ratus) meter dari kantor kecamatan Ciputat dan 4 (empat) kilo meter (KM)

dari kantor wali kota Tangerang Selatan, kampung Jombang Kramat

berbatasan dengan beberapa wilayah, batasan-batasan tersebut sebagai berikut:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan wilayah kelurahan Perigi Lama Pondok

Aren.

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan wilayah kelurahan Serua Ciputat.

3. Sebelah Timur berbatasan dengan wilayah kelurahan Sawah Baru.

4. Sebelah Barat berbatasan dengan wilayah kelurahan Lengkong Gudang

Serpong.6

1. Keadaan Penduduk

Jumlah penduduk kampung Jombang Kramat pada bulan Mei 2013

sebanyak 3.055 jiwa, terdiri dari 1.435 orang laki-laki dan 1.620 orang

perempuan dengan jumlah kepala keluarga (KK) sebanyak 600 jiwa.

Dengan jumlah empat RT di wilayah pemukiman tersebut, yakni terdiri

dari penduduk asli (Betawi) 65% dan pendatang dengan jumlah 35%. Hal

5 Wawancara pribadi dengan Bapak Pakcing (Warga masyarakat/Tokoh Masyarakat).

Jombang Kramat, Kamis 02 Mei 2013 6 Wawancara Pribadi dengan Bapak Suwanda (ketua RT 004 ). Jombang Kramat, Kamis

02 Mei 2013

Page 62: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

51

ini terlihat penduduk asli masih banyak yang tinggal di kampung Jombang

Kramat, meskipun tidak sedikit para pendatang yang sudah lama tinggal di

wilayah ini.

2. Keadaan Ekonomi, Agama, dan Budaya

a. Ekonomi

Menurut data yang penulis dapat pada bulan Mei 2013, bahwa

“di RW 017 Kampung Jombang Kramat mempunyai jumlah penduduk

3055 jiwa, 2291 jiwa (75%) terdiri dari orang dewasa, yaitu yang

tidak lagi berhubungan dengan pendidikan formal. Sedangkan anak-

anak atau remaja terdiri dari 764 (25%), yaitu yang masih dalam

pendidikan formal. Ditinjau dari status ekonomi pada umumnya,

masyarakat kampung Jombang Kramat sangat beragam mata

pencahariannya mulai dari buruh serabutan, guru, pedagang, petani,

sampai kepada pegawai baik swasta maupun negeri. Sebagian besar

dari mereka adalah laki-laki, sedangkan perempuan sebagian besar

tinggal di rumah sebagai ibu rumah tangga meskipun ada yang ikut

bekerja membantu ekonomi keluarga dengan berdagang dirumah.”7

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel dibawah ini:

7 Wawancara Pribadi dengan Bapak Misad (Ketua RW) Jombang Kramat, Kamis 02 Mei

2013

Page 63: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

52

Tabel 1

Tentang Pekerjaan Masyarakat Kampung Jombang Kramat

NO Pekerjaan Jumlah (Jiwa) %

1 Pedagang 687 30

2 Pegawai/Karyawan 115 5

3 Guru 344 15

4 Wiraswasta 229 10

5 Lain-lain 916 40

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa masyarakat

Kampung Jombang Kramat 30% berprofesi sebagai pedagang, 5%

berprofesi sebagai pegawai/karyawan, 15% berprofesi sebagai guru,

10% berprofesi sebagai wiraswasta, dan dari 40% berprofesi selain

peagang, pegawai/karyawan, guru, maupun wiraswata, mereka terdiri

dari buruh serabutan yaitu seperti buruh kuli bangunan, buruh cuci

(bagi yang perempuan), pembantu rumah tangga, mapun berprofesi

sebagai ojek. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa penduduk

kampung Jombang Kramat dalam status Ekonomi menengah ke

bawah.

b. Agama

Dilihat dari jumlah agama, 99% penduduk masyarakat

kampung Jombang Kramat RW 017 menganut agama Islam,

sedangkan yang lainnya menganut agama Kristen, agama yang ada di

Jombang Kramat hanya ada dua agama saja, akan tetapi kerukunan

Page 64: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

53

serta kehidupan beragama sehari-hari berlangsung sangat harmonis,

sampai dengan penulis mengadakan penelitian belum pernah terjadi

hal-hal yang membuat perpecahan dikalangan umat beragama. Untuk

lebih jelasnya dapat di lihat dari tabel di bawah ini.

Tabel 2

Tentang Agama Yang Dianut Masyarakat Kampung Jombang Kramat

NO Agama Jumlah (Jiwa) %

1 Islam 3024 99

2 Kristen 31 1

Dari tabel diatas terlihat jumlah penduduk yang beragama

Islam berjumlah (99%), dengan demikian agama Islam di RW 017

Jombang Kramat sangat berpotensial terlebih kampung Jombang

Kramat berdampingan dengan Pondok Pesantren Madinatunnajah serta

di dukung dengan sarana ibadah yaitu: tiga buah masjid, enam

mushola, dan tiga majelis ta’lim.8

c. Budaya

Warga Jombang Kramat Ciputat Tangerang Selatan ini masih

kental dengan budaya Betawinya yang sangat mewarnai masyarakat

warga Jombang Kramat, terutama tampak dari segi bahasa yang

digunakan sehari-hari. Kehidupan bergotong royong sudah menjadi

bagian kehidupan mereka, hal ini dapat dilihat seperti pada acara

bersih lingkungan bersama yang dilaksanakan seminggu sekali, acara

8 Wawancara dengan Bapak Suwanda, Masyarakat Kampung Jombang Kramat. Jombang

02 Mei 2013

Page 65: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

54

walimah, ta’ziah dan tahlil, pembangunan rumah warga serta

pembangunan sarana umum.

Budaya dan tradisi di kampung Jombang Kramat adalah

budaya Islami, warga masyarakatnya sampai saat ini mengamalkan

budaya Islami yang mereka dapat dari pengajian maupun majelis

ta’lim yang diikutinya secara rutin. Misalnya budaya memberikan

salam jika bertemu, terutama ketika dalam pengajian dan majelis

ta’lim, memakai busana muslim dan muslimah, tradisi melaksanakan

haulan para alim ulama yang dimakamkan di kampung Jombang

Kramat, dan ketika suatu keluarga yang melangsungkan hajat

pernikahan atau lainnya, biasanya mengundang hiburan seperti

qosidah, marawis, hadroh bahkan ada yang mengadakan pengajian

dengan mengundang ulama ternama. Dahulu mayoritas masyarakat

betawi yang melestarikan budaya tersebut, namun ada sebagian

masyarakat berasal dari pendatang yang juga mengikuti budaya dan

tradisi ini.

3. Tingkat Pendidikan

Keadaan penduduk menurut tingkat pendidikannya dapat dikatakan

relatif baik: karena hampir seluruh masyarakat Jombang Kramat pernah

mengenyam pendidikan meskipun tidak sampai menyelesaikan sekolah

dasar, dan tidak sedikit juga yang mampu menyelesaikan sampai

perguruan tinggi.

Page 66: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

55

4. Sarana Prasarana

a. Sarana Pendidikan

Sarana pendidikan yang ada dikampung Jombang Kramat terdapat

satu yayasan pendidikan, yaitu Pondok Pesantren Madinatunnajah

yang terdiri dari: 1 (satu) Raudhotul Athfal (RA) Madinatunnajah yang

setingkat dengan TK (Taman Kanak-kanak), 1 (satu) MI (Madrasah

Ibtidaiyah) Madinatunnajah, 1 (satu) MTs (Madrasah Tsanawiyah)

Madinatunnajah, 1 (satu) MA (Madrasah Aliyah) Madinatunnajah, dan

1 (satu) TPA (Taman Pendidikan Al-quran) dan Ma’had Aliy

Madinatunnajah, serta 1 SDN VI Jombang, dan mobil perpustakaan

keliling yang beroperasi satu bulan sekali.

b. Sarana olahraga

Sarana olahraga yang terdapat di kampung Jombang Kramat yaitu 2

(dua) lapangan sepak bola, 1 (satu) lapangan basket dan 1 (satu)

lapangan futsal.

c. Sarana kesehatan

Sarana kesehatan di kampung Jombang Kramat, ada POSYANDU

(Pos Pelayanan Terpadu) yang sekali dalam seminggu yaitu

mengadakan layanan kesehatan, khususnya buat ibu hamil dan anak-

anak.

C. Sekilas Tentang Pondok Pesantren Madinatunnajah

Pesantren Madinatunnajah didirikan oleh KH. Drs. Mahrus Amin,

pada tanggal 14 Februari 1997, di lahan milik pribadinya seluas 2,5 hektar

yang terletak di Jombang, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten. Diresmikan

Page 67: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

56

oleh Almarhum KH. Shoiman Lukmanul Hakim salah satu Pimpinan Pondok

Modern Darussalam Gontor pada tanggal 20 September 1997.

Semangat berdakwah ini nampak pula dalam upaya KH. Mahrus Amin

dalam mengembangkan dan membina sebuah pondok pesantren. Maka setelah

sukses mendirikan Darunnajah Jakarta, beliau juga mendirikan Pesantren

Annajah di tempat kelahirannya yaitu Kalimukti, Cileduk, Cirebon. Kemudian

beliau mengembangkan “sayap” lainnya dengan mendirikan Pesantren

Madinatunnajah.

Keinginan agar diberikan kemampuan mendirikan seribu pondok

pesantren di Indonesia adalah sebagaimana Allah SWT telah memberikan

kekuasaan pada Dzulqarnain, yang mana beliau ungkapkan dalam do’nya di

dalam Ka’bah, yaitu agar diberikan kemampuan untuk mendirikan seribu

pesantren di Indonesia.

Madinatunnajah berdiri dengan berbagai fasilitas, disiplin, dan

sistemnya yang modern. Pada awalnya, pesantren ini hanya dibangun di atas

sebidang tanah seluas 300 meter persegi, peninggalan KH. Mahrus Amin

untuk anaknya Hj. Nanah Rusydiyanah (yang tidak lain istri KH. M. Agus

Abdul Ghofur). Namun kemudian, tanah tersebut diperluas menjadi lebih dari

2,5 hektar. Dengan lokasi yang cukup strategis, terletak di antara dua kota

mandiri Bumi Serpong Damai (BSD) dan Bintaro Jaya.

Pengembangan lahan ini memang teramat penting, terutama dalam

bidang dakwah maupun pedidikan, di mana sistem pendidikan modern saat ini

semakin mensyaratkan adanya fasilitas tempat yang memadai. Hal ini

Page 68: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

57

memang amat disadari oleh kiai Mahrus Amin. Karena itu, beliau ingin

mengembangkan semacam pesantren dengan kekhususan yang memberi nilai

tambah kepada santri atau pesantren itu sendiri, Madinatunnajah yang

berlokasi di desa Jombang. Ciputat, Tngerang Selatan ini adalah

Implementasinya, sebuah pesantren yang bernilai tambah khususnya dalam

bidang dakwah dan pendidikan.9

Menurut pimpinan umum KH. Mahrus Amin dan pengasuh Pondok

Madinatunnajah KH. M. Agus Abdul Ghofur, M.Pd, nama Madinatunnajah

mengandung filosofi dan makna yang tinggi, yang di ambil dari dua kata

dalam Bahasa Arab yaitu madinah yang berarti “negeri” atau “kota” dan an-

najah yang berarti ”keberhasilan” atau “kota keberhasilan” atau “kota

kesuksesan”10

Dengan kata lain, Madinatunnajah merupakan sebuah pesantren yang

diharapkan menjadi kota keberhasilan bagi para penuntut ilmu, yang akan

melahirkan kader-kader ummat yang tangguh dan berintelektual tinggi,

sehingga mampu berkiprah di tengah masyarakat, sesuai dengan motto pondok

pesantren itu sendiri yaitu Berakhlak Mulia, Berwawasan Cendikia dan

Berbudaya Madina.11

Menurut pimpinan umum Pesantren Madinatunnajah, salah satu faktor

yang melatar belakangi berdirinya pesantren ini adalah keprihatinan dan

kepedulian beliau dengan kondisi masyarakat setempat di mana gereja

9 Wawancara Pribadi dengan KH. M. Agus Abdul Ghofur, Jombang Kramat, Senin 22

April 2013 10

Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia. (Jakarta: PT. Hidayah Agung 1989), h. 414 11

Wawancara Pribadi dengan KH. M. Agus Abdul Ghofur, Jombang Kramat, Senin 22

April 2013

Page 69: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

58

didirikan sementara kebiasaan yang berlangsung di tengah masyarakat banyak

sekali yang bertetangan dengan syari’at Islam, seperti minum-minuman, judi

dan hiburan-hiburan yang kurang mendidik generasi mudanya. Beliau ingin

merubah masa depan desa ini menjadi masyarakat yang mengenal agama

Islam, mengenai ilmu pengetahuan, dan mencegah usaha kristenisasi melalui

didirikannya pesantren Madinatunnajah.

Page 70: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

59

BAB IV

ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR

DALAM MENINGKATKAN NILAI AKHLAK

A. Strategi Komunikasi

Strategi komunikasi yang diterapkan oleh KH. M. Agus Abdul Ghofur

dalam meningkatkan akhlak pada masyarakat lingkungan pondok pesantren

Madinatunnajah kampung Jombang, yaitu:

1. Mengenal Komunikan

Mengenal komunikan sebagai sasaran dalam melakuan komunikasi

merupakan langkah pertama bagi komunikator, agar mengetahui dengan

siapa komunikator berhadapan, yang mana ini dilakukan oleh KH. M.

Agus Abdul Ghofur dalam meningkatkan akhlak agar terjadinya

komunikasi yang efektif, yaitu mengenal warga masyarakat di sekitar

pondok pesantren Madinatunnajah kampung Jombang-Kramat dengan

beradaptasi dengan kegiatan-kegiatan yang ada di warga masyarakat

sekitar pondok pesantren Madinatunnajah Jombang, baik itu acara

mingguan sperti bersih lingkungan, mengikuti ta’ziah maupun tahlil, serta

acara walimah yang warga adakan. Melalui cara melihat secara langsung

keadaan warga sekitar, beliau mengikut sertakan dirinya pada acara

tersebut, serta menanyakan pada warga (komunikan) kegiatan apa saja

yang biasa warga lakukan dalam kesehariannya, karena dengan mengenal

warga disekitar terlebih dahulu dapat mengetahui latar belakang dan

Page 71: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

60

psikologis warga (komunikan) yang berbeda-beda. Strategi ini dilakukan

dengan tujuan agar mampu menempatkan diri (komunikator) sesuai

dengan keadaan warga masyarakat (komunikan).

Hal ini sesuai dengan penuturan KH. M. Agus Abdul Ghofur

sebagai berikut:

“Saya ditugaskan disini (sebagai pimpinan pondok pesantren

Madinatunnajah) tidak hanya sebatas harus bisa memimpin pondok

saja, melainkan saya juga harus bisa dekat dengan warga sekitar,

agar keberadaan kami disini diterima di tengah-tengah masyarakat,

khususnya saya sendiri yang mana bukan asli warga Jombang ini.

Saya harus tahu keadaan warga sekitar yaitu dengan mendekatkan

diri pada warga melalui beradaptasi lingkungan dimulai dari

bagaimana saya berkomunikasi secara face to face atau langsung,

saya harus tahu latar belakang warga (komunikan) tersebut, seperti

latar belakang psikologisnya serta pendidikanya. Agar komunikasi

kita berjalan dengan baik yaitu terjadinya keakraban diantara

kita.”1

2. Menentukan Pesan

Setelah mengenal komunikan dengan mengetahui latar belakang serta

keadaan warga sekitar, maka strategi selanjutnya adalah dengan menentukan

pesan atau menyusun pesan sesuai tema maupun materi yang akan

disampaikan pada warga sekitar. Oleh karena itu, ketika KH. M. Agus Abdul

Ghofur menyampaikan pesannya kepada warga (komunikan) harus terlebih

dahulu mengetahui latar belakang warga dan psikologisnya, kemudian pesan

tersebut disusun atau ditentukan sesuai pokok permasalahan yang terjadi saat

itu, dan materi (pesan) tersebut sesuai dengan apa yang beliau ketahui, agar

1 Wawancara pribadi dengan KH. M. Agus Abdul Ghofur (Tangerang Selatan, Senin 22

April 2013)

Page 72: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

61

para komununikan (warga masyarakat) lebih tergugah pemikirannya untuk

mendengarkan ustadz Agus menyampaikan pesannya, kemudian beliau

sampaikan dengan bahasa yang mudah dimengerti dan tidak menyulitkan

warga (komunikan), agar pesan yang beliau sampaikan dapat diterima,

dipahami serta dapat menarik perhatian warga sekitar, sehingga komunikasi

yang terjalin dapat membawa perubahan pada masyarakat lingkungan pondok

pesantren Madinatunnajah ke arah yang lebih baik.

Hal ini sesuai dengan penuturan KH. M. Agus Abdul Ghofur sebagai

berikut:

“Strategi komunikasi selanjutnya yang saya gunakan dengan

menentukan pesan apa yang akan disampaikan pada warga sekitar, dengan

tidak jauh dari mengetahui latar belakang warga atau jama’ah itu sendiri.

Biasanya saya sesuaikan dengan kemampuannya dalam memahami materi

ataupun pesan yang saya sampaikan, agar warga atau jama’ah dapat

memahami dan mengerti apa yang saya sampaikan, selain itu juga saya harus

menyesuaikan bahasa yang digunakan yaitu bahasa yang mudah dipahami

oleh warga atau jama’ah sini, seperti ketika saya menyampaikan pesan dalam

pengajian bulanan menyampaikan keutamaan dari Rootibul Haddad (kajian

wirid), saya ungkapkan keutamaan orang yang membacanya diantaranya

adalah dapat menyelamatkan diri dari ajaran sesat, agar selalu terjaga oleh

Allah SWT dimanapun kita berada.”2

Menurut Wilbur Schramm menampilkan apa yang ia sebut “The

condition of success in communication” yakni kondisi yang harus dipenuhi

jika menginginkan agar suatu pesan membangkitkan tanggapan yang

dikehendaki yang antara lain:

a. Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa, sehingga dapat

menarik perhatian komunikan.

2 Wawancara pribadi KH.M. Agus Abdul Ghofur (Tangerang Selatan, Senin 22 April

2013)

Page 73: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

62

b. Pesan harus menggunakan lambang-lambang tertuju kepada pengalaman

yang sama antara komunikator dan komunikan, sehingga sama-sama

mengerti.

c. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan dan

menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut.

d. Pesan harus menyarankan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan tadi

yang layak bagi situasi kelompok di mana komunikan berada pada saat ia

digerakkan untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki.3

Setelah mengenal komunikan dengan mengetahui latar belakangnya

tidak diragukan lagi kebenarannya dimana unsur ini sangat berperan terhadap

keberhasilan dan kesuksesan dakwah karena mengingat adanya seruan dari

sabda Nabi Allah:

ىوبيقال ال ن ا انىاس عهى قدز عق سهى خاطب صهى اهلل عهي

Artinya: “Rasulullah SAW bersabda: berbicaralah kamu kepada

manusia itu sesuai dengan kadar kemampuan akal mereka.”

Melalui hadits tersebut diatas dapat diambil pengertian sebagai berikut:

a. Para da’i (bisa juga komunikan) dituntut untuk mencernakan materi

dakwah (pesan yang akan disampaikan) sesuai dengan daya piker ummat.

b. Dapatnya para komunikator memenuhi hal tersebut adalah dengan jalan

memenuhi terlebih dahulu dengan siapa dia akan berhadapan.4

3 Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007). Cet.1 h.64

4 Alwisral Imam Zaidallah, Strategi Dakwah: Dalam Membentuk Da’I dan Khotib

Profesional, (Jakarta, Kalam Mulia, 2005) Cet. Ke-2 h.76-77

Page 74: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

63

3. Menentukan Metode

Agar tercapainya dalam meningkatkan akhlak pada masyarakat sekitar

Pondok Pesantren Madinatunnajah, KH. M. Agus Abdul Ghofur menetapkan

metode-metode, tujuannya adalah agar pesan yang akan disampaikan dapat

diterima serta mudah dipahami oleh masyarakat sekitar Pondok Pesantren

Madinatunnajah kampung Jombang.

Adapun metode-metode yang di gunakan KH. M. Agus Abdul Ghofur

dalam meningkatkan akhlak pada masyarakat kampung Jombang, yaitu

sebagai berikut:

a. Metode Redundancy (Repetition)

Metode ini sebagai cara untuk mempengaruhi khalayak

(komunikan) dengan jalan mengulang-ulang kembali pesan yang

disampaikan. Terkadang komunikasi yang diharapkan efektif, dalam

penyampaian pesan (komunikator) terhadap komunikan tidak cukup hanya

sekali, apalagi komunikasi yang mengarah dan bertujuan dapat merubah

pendapat, sikap dan perilaku pada komunikan haruslah dilakukan secara

kontinyu.5

Menurut Marhaeni Fajar dalam bukunya Ilmu Komunikasi: Teori

dan Praktik mengatakan:

“Dalam hubungan itu, mungkin disinilah kebenaran teori Hilter

mengenai metode redundancy atau repetition. Hilter menulis

dalam Mein Kampfnya, bahwa dalam melakukan propaganda kita

5 Marhaeni Fajar, Ilmu Komunikasi: Teori Dan Praktik, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009),

Ed.1, Cet.1 h. 198

Page 75: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

64

harus mensimplisir persoalan dan dipompakan persoalan itu

berulang-ulang kali kepada khalayak”.6

Metode ini dilakukan oleh ustadz Agus (komunikator) dalam

menyampaikan pesan atau materi kepada jama’ahnya maupun warga

masyarakat lingkungan Pondok Pesantren Madinatunnajah (komunikan),

agar masyarakat dapat mengingat pesan atau materi apa yang telah beliau

sampaikan. Karena terkadang manusia itu perlu untuk diingatkan dalam

hal apapun, seperti dalam hal meningkatkan nilai akhlak, ustdaz Agus

tidak bosan mengingatkan berulang-ulang kali pada komunikannya tentang

pentingnya nilai akhlak yang harus diterapka dalam kehidupan sehari-hari.

Banyak manfaat yang terkandung dalam metode ini, seperti dapat

mengingatkan komunikan kembali tentang apa yang disampaikan oleh

komunikator, serta manfaat bagi komunikator sendiri dalam memperbaiki

kekurangan-kekurangan pada pesan yang disampaikan sebelumnya.

b. Metode Cerita

Metode cerita ini digunakan, karena di dalamnya terdapat misi

pendidikan yang dalam dan sangat menarik, karena manusia secara fitrah

suka pada kisah-kisah terutama pada anak-anak. Tanpa terkecuali jama’ah

ustadz Agus yang terdiri dari berbagai kalangan dalam mengikuti

pengajian, seperti pengajian atau majelis dzikir yang selalu beliau

laksanakan setiap hari Ahad di awal bulan, tidak hanya para ibu dan bapak,

6Marhaeni Fajar, Ilmu Komunikasi: Teori Dan Praktik, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009),

Ed.1, Cet.1, h. 198

Page 76: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

65

anak merekapun ikut serta dalam pengajian tersebut. Oleh karenanya agar

dapat diterima oleh kalangan manapun ustadz Agus selalu menggunakan

metode cerita yang berisi cerita-cerita sejarah nabi dan para sahabatnya

maupun berbagai pengalaman yang beliau pernah alami yang banyak

mengandung pelajaran akhlaqul karimah.

Hal ini sesuai dengan pendapat salah satu jama’ah warga

masyarakat kampung Jombang bernama Bapak Suwanda:

“Terkadang dalam penyampaian beliau ketika pengajian

maupun berdiskusi bersama, ustadz Agus selalu menggunakan kata-kata

yang arif seperti: menyarankan kepada kami semua jangan melupakan hal

yang kecil namun penuh makna, yaitu ucapkanlah Basmallah

Bismillahirrohmanirrohim sebelum melakukan pekerjaan yang akan kita

kerjakan, tidak jarang juga disertai cerita-cerita yang selalu membuat

inspirasi atau mendapat pelajaran dari cerita yang ustadz sampaikan,

bahkan guyon pun sering beliau lakukan, itu semua untuk mencairkan

suasana keakraban dan kekeluargaan diantara kami.”7

Kisah atau cerita serta humor yang segar adalah suatu hal yang

wajar bahkan sewaktu-waktu perlu dilakukan. Hal ini bertujuan ganda

yakni disamping menarik perhatian jama’ah juga menghilangkan kelesuan,

kejenuhan serta membangkitkan kegairahan dan semangat. Menurut KH.

A. Syamsury Shiddiq sebagai berikut:8

“Humor sebagai selingan kadang-kadang diperlukan untuk

menghilangkan capek dalam kantuk, namun humor bukanlah tujuan

berdakwah, karena humor itu jangan sampai mengaburkan tujuan dakwah,

7 Wawancara Pribadi dengan Bapak Suwanda (Ketua RT 004 setempat dan Jama’ah

pengajian Ustadz Agus) Jombang Kramat, Kamis 02 Mei 2013 8 Alwisral Imam Zaidallah, Strategi Dakwah: Dalam Membentuk Da’I dan Khotib

Profesional, (Jakarta: Kalam Mulia, 2005) Cet.2 h. 161-162

Page 77: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

66

apalagi humor yang bernada cabul, hal yang demikian sungguh berlebihan,

agaknya kurang sesuai dengan perkembangan zaman.”

c. Metode Diskusi

Diskusi adalah “suatu proses yang melibatkan dua atau lebih

individu yang berintegrasi secara verbal dan saling berhadapan muka

mengenai tujuan atau sasaran yang sudah tertentu melalui cara tukar

menukar informasi, mempertahankan pendapat dan pemecahan masalah”

Metode diskusi ini dilakukan ketika dalam pengajian umum, lalu

terdapat permasalahan fiqih yang belum jelas yang masih banyak

perbedaan dan perlu didiskusikan kepada ustdaz atau jama’ah yang lain

yang hadir dalam pengajian itu, tujuannya untuk memberikan solusi atau

jalan tengah atas masalah tersebut.

d. Metode Tanya Jawab

Metode ini dilakukan ketika dalam pengajian umum setelah

menjelaskan materi kepada jama’ah (warga masyarakat kampung

Jombang). Ustadz Agus memberikan pertanyaan kepada jama’ah

(komunikan) tentang materi yang sudah dijelaskan, hal ini dilakukan untuk

mengingat kembali materi-materi yang sudah disampaikan dan dijelaskan

kepada jama’ah. ustadz Agus juga memberi kesempatan kepada jama’ah

untuk menanyakan materi yang telah disampaikan atas kurangnya

pemahaman jama’ah, atau mengenai masalah tentang hukum fiqih dan

masalah akhlak, ataupun hanya sekedar meminta contoh dari materi

penjelasan yang telah disampaian oleh ustadz Agus, hal ini dilakukan

Page 78: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

67

untuk membantu warga masyarakat kampung Jombang maupun jama’ah

dalam memahami materi yang telah disampaikan pada proses pengajian

berlangsung.

e. Metode Ceramah

Ceramah adalah “cara penyajian atau penyampaian informasi

melalui penerangan, dan penuturan secara lisan oleh guru terhadap

siswanya”. Ceramah juga disebut sebuah cara pengajaran yang dilakukan

oleh kiai yang sifatnya monolog dan hubungannya satu arah.

Metode ini dilakukan oleh ustadz Agus dalam menyampaikan

materi kepada jama’ahnya dengan cara menerangkan dan menguraikan

materi yang bersumber dari Alquran, Hadits, ataupun buku-buku agama.

Dalam penyampaian tersebut, ustadz melakukan pengulangan materi, hal

ini dilakukan agar materi atau pesan yang disampaikan ustadz dapat lebih

di pahami dan diterima oleh warga masyarakat kampung Jombang. Metode

ini digunakan sebagai komunikasi secara lisan antara ustadz dengan

masyarakat kampung Jombang dalam proses belajar mengajar yaitu dalam

pengajian umum. Meskipun metode ini lebih banyak menuntut keaktifan

komunikator (ustadz) dari pada komunikan (jama’ah), metode ini

merupakan cara mengajar yang digunakan untuk menyampaikan

keterangan atau informasi tentang persoalan serta masalah secara lisan.

Ceramah merupakan metode komunikasi yang paling ekonomis

untuk menyampaikan informasi, karena dapat mengatasi kurangnya

pemahaman jama’ah masyarakat kampung Jombang (komunikan) dalam

Page 79: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

68

membaca, jadi jama’ah masyarakat kampung Jombang hanya

mendengarkan pesan dari ustadz (komunikator) agar mempermudah

jama’ah dalam menerima dan memahami pesan atau materi yang

disampaikan oleh Ustadz. Selain itu, metode ceramah merupakan salah

satu metode komunikasi yang efektif, karena pesan yang disampaikan

ustadz lebih cepat dan serentak diterima oleh jama’ah masyarakat

kampung Jombang.

f. Metode Nasihat

Metode ini dilakukan ketika ada warga masyarakat di lingkungan

pondok pesantren Madinatunnajah kampung Jombang melakukan tindak

kejahatan atau perbuatan yang menyimpng, maka tindakan ustadz Agus

untuk memberi nasihat kepadanya atau bahkan dengan memberi hukuman,

bentuk hukuman atau ganjaran ini merupakan bentuk perhatian ustadz

Agus langsung.

4. Strategi Mempengaruhi/Membujuk

Salah satu dari fungsi komunikasi adalah mempengaruhi dengan

membujuk komunikan, yaitu orang yang menjadi tujuan pesan itu

disampaikan oleh komunikator. Bisa disebut juga komunikasi persuasif.

Menurut salah satu tokoh komunikasi Bettinghous, mengemukakan bahwa

komunikasi persuasif adalah “komunikasi manusia yang dirancang untuk

mempengaruhi orang lain dengan usaha mengubah keyakinan, nilai, atau sikap

mereka (komunikan).9

9 Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta Press 2007). Cet.1 h. 155

Page 80: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

69

Inti dari tujuan strategi ini adalah untuk mempengaruhi pikiran

seseorang, yakni agar dapat mengubah sikap, pendapat ataupun perilaku

seseorang atau kelompok, dengan cara yang halus tidak memaksa dan

mengancam, serta mamberikan penjelasan-penjelasan yang memungkinkan

dapat diterima oleh warga kampung masyarakat lingkungan pondok pesantren

Madinatunnajah kampung Jombang, kemudian melakukan tindakan atau

perbuatan yang komunikator (ustadz) kehendaki. Didalam strategi ini tidak

hanya membujuk serta merayu saja, melainkan suatu teknik untuk

mempengaruhi pola pikir seseorang melalui data dari latar belakang serta fakta

psikologis dan sosiologisnya dari komunikan, agar tidak timbulnya paksaan

melainkan dengan kesadaran dari dalam diri sendiri. Strategi ini lah yang

kerap kali harus dimiliki oleh ustadz (persuader) agar dapat memperkirakan

keadaan komunikan (warga masyarakat) yang akan dihadapinya.

Strategi ini membantu ustadz Agus dalam menjalankan komunikasinya

untuk mengajak dan membujuk warga masyarakat sekitar pondok pesantren

Madinatunnajah kampung Jombang ini untuk mengikuti pengajian dan majelis

ta’lim secara rutin dengan tujuan dapat meningkatkan nilai akhlak yang lebih

baik, serta melakukan kegiatan yang positif, agar terhindar dari perbuatan

yang dapat merugikan diri sendiri serta lingkungan masyarakat sekitar.

Dalam strategi ini, ustadz Agus menginginkan dan berharap agar

masyarakat warga Jombang bisa tergugah hatinya dan dapat meluangkan

waktunya untuk mengikuti pengajian rutin yang biasa dilaksanakan di

beberapa majelis ta’lim, masjid bahkan di beberapa mushola, serta bisa

Page 81: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

70

mengikuti acara-acara perayaan hari besar Islam, terutama pengajian yang

dilaksanakan di setiap awal Ahad di bulan pertama dengan tema Pesan Ulama,

yang mana diisi oleh penceramah-penceramah ulama ternama. Hal ini

dilakukan karena banyak warga masyarakat sekitar pondok pesantren

Madinatunnajah Jombang yang terkadang masih belum sempat mengikuti

dikarenakan kesibukannya serta adanya urusan pribadi masing-masing.

5. Strategi Mengontrol

Yang dimaksud strategi mengontrol, adalah ustadz Agus mengontrol

secara langsung untuk melihat dan memperhatikan warga masyarakat sekitar

Pondok Pesantren Madinatunnajah kampung Jombang Kramat, dengan

beradaptasi, tidak lain inilah pendekatan pertama yang beliau lakukan, jika

beliau melihat serta mendengar adanya warga yang menyimpang serta

melakukan tindak kejahatan maka ustadz memberinya nasihat dan memberi

teguran kepada warga yang melakukan penyimpangan atau melakukan tindak

kejahatan, seperti minum-minuman keras dan lain sebagainya. Biasanya

ustadz Agus sampaikan pula pada jama’ah pengajian Pesan Ulama yang

beliau adakan sebulan sekali itu, karena pada pengajian itu yang datang tidak

dibatasi dari kalangan manapun, kesempatan inilah yang ustadz Agus lakukan

guna membantu beliau untuk menegur warga masyarakat satu sama lain.

6. Strategi Antisipasi

Tujuan dari strategi antisipasi ini adalah memenuhi apa yang

diinginkan warga masyarakat kampung Jombang Kramat, agar terpenuhinya

Page 82: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

71

keinginan warga masyarakat, ustadz Agus pun melakukan hal, seperti

memberi izin atau memperbolehkan ketika ada warga masyarakat kampung

Jombang Kramat yang ingin mengadakan lomba-lomba seperti lomba sepak

bola, futsal, catur, dan lainnya selama kegiatan itu tidak melanggar ketentuan

dari nilai-nilai agama Islam, hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya

pemberontakan terhadap diri masyarakat lingkungan Pondok Pesantren

Madinatunnajah Kampung Jombang Kramat ini.

Hal ini sesuai dengan penuturan KH. M. Agus Abdul Ghofur sebagai

berikut:

“Disini memang perlu mensiasati kembali bahwa ustadz disini

memang bukan warga asli, akan tetapi pendatang, oleh sebab itu

antisipasi dalam kegiatan warga disini selalu ustadz dukung, selama

kegiatan itu tidak menyimpang dari syariat Islam, bahkan jika

kegiatan itu mengembangkan bakat warga masyarakat, saya selalu

mendukung serta turut mendoakan agar kegiatan selalu diberkahi dan

mendatangkan manfaat bagi kami semua.”10

7. Strategi Merangkul

Strategi ini adalah salah satu upaya untuk memberikan kepercayaan

serta motivasi terhadap warga masyarakat lingkungan Pondok Pesantren

Madinatunnajah Kampung Jombang Kramat atas bakat serta kemampuan yang

dimilikinya dalam mencapai tujuan dan kondisi yang diinginkan.

Tujuan dari strategi ini adalah untuk merangsang dan menjadi suatu

kekuatan pengarah yang berasal dari adanya kehadiran orang lain. Dengan

mengetahui latar belakang terlebih dahulu, ustadz Agus pun mengkondisikan

10

Wawancara Pribadi dengan KH. M. Agus Abdul Ghofur (Jombang Kramat, Senin 22

April 2013)

Page 83: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

72

warga sekitar dengan mengetahui perbedaan yang terdapat pada setiap

individu. Kemampuan untuk memotivasi itu bertujuan agar bakat dan

kemampuan yang dimiliki warga masyarakat kampung Jombang Kramat dapat

dikembangkan dengan baik, seperti warga yang mempunyai bakat ceramah,

atau qori, dan itu bisa dikembangkan dengan melatih diri serta mengikuti

lomba-lomba dalam tingkat daerah sampai tingkat nasional (ke luar negeri

seperti Mesir).

Dalam strategi ini ustadz Agus berupaya untuk mengajak masyarakat

kampung Jombang Kramat untuk mengadakan acara peringatan hari besar

Islam, seperti Maulid Nabi Muhammad SAW, tahun baru hijriyah serta Isra’

Mi’raj, hal ini dilakukan untuk mengingat kembali sejarah Islam serta

perjuangan para nabi pada masa lalu serta akhlak yang para nabi miliki

sebagai cerminan hidup kita , sehingga masyarakat kampung Jombang Kramat

ini dapat mengambil hikmah dari perayaan hari besar Islam tersebut.

Hal ini sesuai seperti penuturan KH. Agus Abdul Ghofur sebagai

berikut:

“Dalam strategi mengajak ini sering sekali saya lakukan pada warga

masyarakat sekitar pondok, sedikit demi sedikit saya rangkul, saya

ajak mereka. Yang saya dahulukan ketika itu saya mengajak warga

agar bisa menjalankan sholat berjama’ah di masjid pondok. Karena

yang saya lihat pertama sekali agak sedikit miris dengan keadaan

warga yang sedikit antusias dalam menjalankan ibadah. Saya ajak

satu persatu dengan merangkul mereka, memahami kondisi mereka,

terkadang dengan menasihati mereka serta memberitahu bahwa

keutamaan sholat berjama’ah itu banyak sekali. Dari itu semua

semakin kesini Alhamdulillah banyak warga yang mau menunaikan

ibadah sholat jama’ah. Bahkan disetiap sholat jum’at sekarang ini

selalu penuh dengan jama’ah sampai sholat diluar dan disekitar

Page 84: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

73

masjid demi mengikuti sholat jama’ah. Disini saya senang sekali

melihat antusias warga yang begitu semangat”.11

8. Strategi memberi kabar gembira dan memberi peringatan

Maksud strategi ini adalah memberikan kabar atau informasi pada

warga masyarakat Jombang dan mengajaknya agar selalu berada pada jalan

yang Allah SWT ridhoi yaitu jalan yang menuju kebaikan dengan berbuat baik

dan meningkatkan akhlak pada warga masyarakatnya dalam kehidupan sehari-

hari. Melalui cara mengiming-ngimingi seseorang apabila dia berbuat baik

makan akan mendapatkan pahala dengan balasan surga dan menakut-nakuti

seseorang ketika dia berbuat maksiat akan mendapatkan adzab dari Allah

SWT. Contoh, ketika pada saat ustadz Agus memberian penjelasan bahwa

apabila seseorang yang sudah berniat untuk menghadiri sebuah Majelis Ilmu

atau pengajian, maka malaikat akan selalu memberkahi bahkan melindunginya

di setiap gerak dan langkahnya hingga usai pengajian yang diikutinya, dan

apabila seseorang yang berbuat maksiat dan tidak ada niat untuk menuntut

ilmu di jalan-Nya, maka akan mendapatkan laknat Allah SWT dan akan

masuk ke dalam api neraka jahanam, seperti dalam hadist menyatakan:

سيسة نع جمقال أبي عز و يركسن انه قال نا يقعد ق سهى أو عهي انىبي صهى انه

فيمه عىدي ى انه ذكس ى انسكيىت وزنت عهي ى انسحمت غشيت ى انمهائكت إنا حفت

11

Wawancara pribadi dengan KH. M. Agus Abdul Ghofur (Jombang Kramat, Senin 22

April 2013)

Page 85: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

74

Artinya:

Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Tidaklah

suatu kaum yang duduk berkumpul untuk mengingat Allah, kecuali dinaungi

oleh para malaikat, dilimpahkan kepada mereka rahmat, akan diturunkan

kepada mereka ketenangan, dan Allah Azza Wa jalla akan menyebut-nyebut

mereka di hadapan para makhluk yang ada di sisi-Nya.12

Demikian pula strategi ini telah dijelaskan dalam Alqur’an surat Al-

Ahzab ayat 45:

Artinya: Hai Nabi, Sesungguhnya Kami mengutusmu untuk Jadi saksi, dan

pembawa kabar gemgira dan pemberi peringatan,

Dalam ayat tersebut kata “Mubasyiron” yang artinya adalah pembawa

kabar gembira, maksudyna adalah Allah SWT telah berjanji akan memberi

balasan kebaikan kepada orang-orang yang baik, yaitu dengan mendapatkan

pahala dan surgalah jaminan untuk orang-orang yang selalu berada di jalan

yang Allah SWT ridhoi, sedangkan kata “Nadziron” yang artinya pemberi

peringatan, dengan menakut-nakuti bagi manusia yang melakukan kejahatan

dan Allah SWT mengancamnya dengan mendapatkan dosa dan akan masuk

neraka jahanam bagi orang-orang yang melakukan maksiat serta bentuk

kejahatan lainnya.

Tujuan strategi ini tidak lain adalah sebagai pendorong dan perangsang

perilaku manusia sehingga dapat melakukan perbuatan yang baik dan

12

Muslim bin al-Hajjaj, Shahih Muslim, Kitab Adz-Zikru Wa ad-Du’aai wa at-Taubati, (Beirut:

Daar al-Fikr, 1993), Jilid 2, h. 574

Page 86: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

75

menjauhi perbuatan jahat sesuai dengan nalurinya itu, dinyatakan dalam Al-

quran sebagai13

:

a. Tandzir: yakni peringatan berupa neraka atau siksaan akan ditimpakan

kepada orang-orang yang berbuat jahat.

b. Tabsyir: yakni berita gembira bahwa surge dan kebahagiaan yang kekal

dan abadi dijanjikan kepada orang-orang yang beriman dan beramal

sholeh.

B. Faktor Pendukung Dan Penghambat Dalam Meningkatkan Akhlak

1. Faktor Pendukung

a. Komunikator

Peran ustadz Agus sebagai komunikator, serta mempunyai latar

belakang pendidikan yang cukup dan adanya sumber kepercayaan dari

masyarakat kampung Jombang Kramat (komunikan) yang diketahui

dari kemampuan dan keahliannya serta pengalamannya yang luas

dalam berbagai bidang penyampaian materi akhlak maupun

meningkatkannya malalui peranan ustadz yang dihadapkan pada

masyarakatnya, selain itu juga ustadz Agus mempunyai sumber daya

tarik dalam penyampaian pesan moral dengan tutur kata dan bahasa

yang tidak menyulitkan komunikan dengan menyesuaikan

pengetahuannya, sehingga komunikan dengan mudah menerima pesan

yang disampaikan oleh ustadz Agus.

13

Hamzah Ya’qub, Etika Islam: Pembinaan Akhlaqul Karimah (Suatu Pengantar),

(Bandung: CV. Diponegoro, 1988) cet.IV h.78

Page 87: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

76

b. Masyarakat

Warga masyarakat sebagai komunikan yang berperan

menerima pesan dari ustadz Agus (komunikator). Warga masyarakat

dapat menerima keadaan ustadz Agus sebagai sosok ustadz di Pondok

Pesantren Madinatunnajah dan di kampung Jombang Kramat dan

sekitarnya, hal ini dapat dilihat tidak ada terjadinya suatu pertentangan

dalam masyarakat terhadap keadaan ustadz Agus, serta adanya

kesadaran dalam diri masyarakat lingkungan Pondok Pesantren

Madinatunnajah akan pentingnya meningkatkan nilai-nilai keislaman,

serta di kampung Jombang Kramat dan sekitarnya inilah banyak tokoh

agama (ustdaz dan ustadzah) yang bisa membantu dalam

meningkatkan akhlak di dalam masyarakat Jombang Kramat.

c. Sarana

Keberadaan Pondok Pesantren, majelis ta’lim, masjid dan

mushola sebagai sarana dalam pembentukkan akhlak serta berjalannya

kegiatan berjalan secara rutin faktor pendukung guna meningkatkan

nilai akhlak pada lingkungan Pondok Pesantren Madinatunnajah

kampung Jombang, serta adanya respon positif dari masyarakatnya.

Hal ini terlihat adanya antusias warga masyarakat kampung Jombang

Kramat dan sekitarnya dalam mengikuti pengajian-pengajian di majelis

ta’lim dan mushola serta masjid.

Page 88: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

77

2. Faktor Penghambat

Dalam meningkatkan nilai akhlak yang dilakukan oleh KH. M.

Agus Abdul Ghofur tentu saja tidak semuanya dapat berjalan lancar, ada

beberapa faktor yang menghambat proses dalam meningkatkan nilai

akhlak yaitu:

a. Waktu

Salah satu faktor penghambat dalam upaya meningkatkan

akhlak pada masyarakat lingkungan Pondok Pesantren Madinatunnajah

adalah adanya waktu yang terkadang adanya ketidaksesuaian dengan

kegiatan serta kesibukan warga yang tidak terduga. Begitu juga dengan

kesibukan ustadz Agus yang tidak jarang berada di luar rumah, seperti

sibuk di dalam organisasi, mengajar dibeberapa majelis ta’lim yang

ada di luar kampung Jombang Kramat, serta tidak jarang memenuhi

undangan sebagai narasumber dalam acara seminar-seminar dan

sebagainya. Hal ini yang menjadi penghambat ketika ada warga

kampung Jombang Kramat yang ingin bertemu beliau di rumahnya

untuk berkomunikasi atau meminta pendapat dan nasihat dalam

masalah mereka.

b. Kondisi

Kondisi disini adalah keadaan yang terjadi pada warga

masyarakat kampung Jombang Kramat, misalnya kondisi warga

masyarakat yang bersifat pendiem, serta terkadang belum ada

keterbukaan jika ada masalah yang menyangkut dengan pribadinya

Page 89: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

78

atau lingkungannya, mungkin hal seperti itu adanya mempunyai rasa

takut atau bahkan karena merasa dirinya belum dekat dengan ustdaz

Agus sendiri, itu semua disebabkan oleh faktor psikologis mereka,

biasanya terjadi ketika ada warga masyarakat kampung Jombang

Kramat yang ingin menyampaikan masalahnya, karena didorong rasa

segan atau bahkan malu. Hak itu semua yang menjadi faktor

penghambat ustadz Agus sebagai komuniator dalam penyampaian

materi atau pesan moral kepada masyarakat lingkungan Pondok

Pesantren Madinatunajah.

Page 90: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

79

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian observasi, menganalisa data dan pembahasan dari

“Strategi Komunikasi KH. M. Agus Abdul Ghofur Dalam Meningkatkan

Akhlak Pada Masyarakat Lingkungan Pondok Pesantren Madinatunnajah”

maka penulis dalam rangka menjawab rumusan pertanyaan dalam skripsi ini,

dapat mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Strategi yang di gunakan oleh KH. M. Agus Abdul Ghofur dalam

meningkatkan akhlak: pertama mengenal komunikan, yaitu dengan

melakukan adaptasi terhadap lingkungan sekitar dan memahami serta

mengetahui latar belakang warga masyarakat Jombang-Kramat

(komunikan), sebab setiap individu mempunyai latar belakang dan

psikologis yang berbeda. Agar dapat diterima di tengah masyarakat harus

mengetahui kebiasaan yang terjadi pada masyarakat serta dapat

beradaptasi didalamnya. Kedua menentukan pesan, yaitu menentukan

pesan atau menyusun pesan sesuai tema maupun materi yang akan

disampaikan pada warga sekitar. Ketiga menentukan metode, yaitu agar

pesan yang akan disampaikan dapat diterima serta mudah dipahami oleh

masyarakat sekitar Pondok Pesantren Madinatunnajah kampung Jombang.

Keempat Strategi mempengaruhi/membujuk, yaitu untuk mempengaruhi

pikiran seseorang, yakni agar dapat mengubah sikap, pendapat ataupun

Page 91: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

80

perilaku seseorang atau kelompok, dengan cara yang halus tidak memaksa

dan mengancam, serta mamberikan penjelasan-penjelasan yang

memungkinkan dapat diterima oleh warga kampung masyarakat

lingkungan pondok pesantren Madinatunnajah kampung Jombang. Kelima

strategi mengontrol, yaitu melihat-lihat dan memperhatikan warga

masyarakat sekitar Pondok Pesantren Madinatunnajah kampung Jombang

Kramat, dengan beradaptasi. Keenam strategi antisipasi, yaitu dengan

memenuhi keinginan warga masyarakat kampung Jombang Kramat, agar

apa yang warga inginkan terpenuhi, selama tidak keluar dari syariat Islam.

Ketujuh strategi merangkul, yaitu upaya untuk memberikan kepercayaan

dan motivasi terhadap warga masyarakat sekitar Pondok Pesantren

Madinatunnajah Kampung Jombang Kramat atas bakat serta kemampuan

yang dimilikinya dalam mencapai tujuan dan kondisi yang diinginkan.

Kedelapan strategi member kabar gembira dan member peringatan, yaitu

memberikan kabar atau informasi pada warga masyarakat Jombang dan

mengajaknya agar selalu berada pada jalan yang Allah SWT ridhoi yaitu

jalan yang menuju kebaikan dengan berbuat baik dan meningkatkan

akhlak pada warga masyarakatnya dalam kehidupan sehari-hari.

Adapun metode yang digunakan oleh KH. M. Agus Abdul Ghofur

adalah metode repetition, metode cerita, diskusi, Tanya jawab, ceramah

serta metode nasihat

2. Faktor pendukung dalam strategi komunikasi KH. M. Agus Abdul Ghofur

dalam meningkatkan akhlak pada masyarakat lingkungan pondok

Page 92: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

81

pesantren Madinatunnajah Jombang-Kramat adalah pertama komunikator

(KH. M. Agus Abdul Ghofur) adalah panutan bagi masyarakat lingkungan

Pondok Pesantren Madinatunnajah sebagaimana beiau adalah pimpinan

Pondok Pesantren Madinatunnajah yang tidak diragukan lagi ilmu serta

pengalamannya yang dianggap lebih oleh masyarakat lingkungan Pondok

Pesantren. Kedua masyarakat, yang menerima kehadiran KH. M. Agus

sebagai ustadz (komunikator) meskipun beliau termasuk pendatang bukan

warga asli Jombang Kramat, serta masyarakat yang mempunyai kearifan

lokal yang sangat membantu yaitu keramahan warganya yang

memudahkan ustdaz Agus beradaptasi dalam pendekatan komunikannya.

Ketiga keberadaan sarana seperti Pondok Pesantren Madinatunnajah, serta

beberapa Majelis Ta’lim / Majelis Dzikir yang sangat diterima oleh

masyarakat sekitar sebagai tempat menimba ilmu, terutama dalam

meningkatkan akhlak yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Adapun faktor penghambatnya adalah waktu dan kondisi, dalam

hal ini adalah ustadz Agus dan warga masyarakat yang terkadang tidak

menentu untuk menghadiri Majelis Ta’lim atau sekedar berkomunikasi

dengan KH. M. Agus oleh kesibukan maupun adanya kegiatan yang tidak

terduga menyebabkan kurangnya interaksi antara ustadz dan masyarakat.

B. Saran-saran

Penulis mengemukakan beberapa saran yang dianggap perlu mengenai

strategi komunikasi KH. M. Agus Abdul Ghofur dalam meningkatkan akhlak

Page 93: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

82

pada masyarakat lingkungan Pondok Pesantren Madinatunnajah Jombang-

Kramat, diantaranya:

1. Hendaknya KH. M. Agus agar lebih bisa meluangkan waktunya untuk

warga masyarakat lingkungan Pondok Pesantren Madinatunnajah, dalam

berkomunikasi lebih dekat lagi, baik itu secara antarpribadi maupun

kelompok tidak hanya ketika acara Majelis Ta’lim atau Majelis Dzikir

saja, melainkan adanya hari khusus seperti open house di setiap

minggunya, agar lebih optimal dalam efektifitas berkomuniasi serta lebih

dekat lagi dengan warga masyarakatnya.

2. Hendaknya warga masyarakat mengkondisikan waktunya untuk

menghadiri Majelis Ta’lim serta Majelis Dzikir yang diadakan rutin dalam

meningkatkan akhlak. Tidak hanya minggu ini hadir kemudian minggu

selanjutnya tidak, akan tetapi diharapkan selalu hadir.

Page 94: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

83

DAFTAR PUSTAKA

Al-Hajjaj, Muslim bin, Shahih Muslim, Kitab Adz-Zikru Wa ad-Du’aai wa at-

Taubati, Beirut: Daar al-Fikr, 1993, Jilid 2.

Arbi, Armawati. Psikologi Komunikasi Dan Tabligh, Jakarta: Amzah, 2012.

Badrudin, Imam Aba Muhammad Mahmud bin Ahmad al-'Ayni, Umdatul Qori fi

Syarhil shoheh Bukhory jus-32, Lebanon: Daarul Fikri, 2005.

Bakri, Syamsul. Agama, Persoalan Sosial, dan Krisis Moral, Artikel komunikasi,

vol.3, no.1, Januari-Juni, 2009.

Bungin, Burhan. Analisis Data Penelitian Kualitatif, Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2003.

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya Al-Aliyy, Bandung:

Diponegoro, 2000.

Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2002.

Effendy, Onong Uchjana.. Ilmu, Teori Dan Filsafat Komunikasi, Bandung: PT.

Citra Aditya Bakti. Cet. Ke-3, 2007.

Fajar, Marhaeni. Ilmu Komunikasi: Teori Dan Praktik, Yogyakarta: Graha Ilmu.

Ed.1, Cet.Ke-1, 2009.

Ghazali, Bahri. Da'wah Komunikatif: Membangun Kerangka Dasar Ilmu

Komuniasi Da'wah, Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1997.

Haedari, Amin. Transformasi Pesantren:Pengembangan Aspek Pendidikan,

Keagamaan, Dan Sosial, Jakarta: LekDis & MediaNusantara Cet. ke-2.

2007.

HD, Kaelany. Islam Dan Aspek-Aspek Kemasyarakatan, Jakarta: Bumi Aksara,

Cet. Ke-1, 1992.

J Lexy, Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2007.

Kriyantono, Rachmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh Praktis

Riset Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi,

Komunikasi Pemasaran, Jakarta: Kencana, 2008.

Page 95: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

84

Liliweri, Alo. Komunikasi: Serba Ada Serba Makna, Jakarta : Kencana, 2011.

Luthfi, Ikhwan. Gazi Saloom, Hamdan Yasun. Psikologi Sosial, Jakarta: Lembaga

Penelitian UIN Jakarta, 2009.

Madjid, Nurcholish. Masyarakat Religius, Jakarta: Paramadina, 1997.

Ma'shum, Saifullah.. Dinamika Pesantren: Telaah Kritis Keberadaan Pesantren

Saat Ini, Jakarta: Yayasan Islam al-Hamidiyah dan Yayasan Saifuddin

Zuhri. Cet. Ke-1, 1998.

Maulana, Muhammad. Akhlak Sosial Muslim: Satu Hati dan Perbuatan, Jakarta:

Pustaka Zaman. Cet. Ke-1, 2000.

Muhammad, Arni. Komunikasi Organisasi, Jakarta: Bumi Aksara, 2009.

Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi:Suatu Pengantar, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya. Cet. Ke-12, 2008.

Musyarrofah, Umi. Dakwah KH. Hamam Dja’far Dan Pondok Pesantren

Pabelan, Jakarta: UIN Jakarta Press. 2009.

Nazar, Moh. Metode Penelitian, Jakarta: Galia Indonesia. Cet. Ke-7, 2009.

Qomar, Mujamil. Pesantren Dari Transformasi Metodologi Menuju

Demokratisasi Institusi, Jakarta, Erlangga. 2005.

Rahmat, Jalaluddin. Metode Penelitian Komunikasi, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2007.

Rohim, Syaiful. Teori Komunikasi: Perpektif, Ragam, & Aplikasi, Jakarta: PT.

Rineka Cipta. Cet. Ke-1, 2009.

Roudhonah, Ilmu Komunikasi, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007.

Solihin, M. dan M, Rosyid Anwar. Akhlak Tasawuf: Manusia, Etika, dan Makna

Hidup, Bandung: Nuansa. Cet. Ke-1, 2005.

Ya’qub, Hamzah. Etika Islam: Pembinaan Akhlaqul-Karimah, Bandung:

CV.Diponegoro. 1988.

Yunus, Mahmud. Kamus Arab-Indonesia. Jakarta: PT. Hidayah Agung, 1989.

Zaidallah, Alwisral Imam. Strategi Dakwah: Dalam Membentuk Da’i dan Khotib

Profesional, Jakarta: Kalam Mulia, Cet. Ke-2. 2005.

Page 96: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

KH. M. Agus Abdul Ghofur

Penulis Bersama KH. M. Agus Abdul Ghofur

Page 97: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

Penulis Bersama Bapak Misad Ketua RW 017

Penulis Bersama Bapak Mail Wutong Ketua RT 003

Page 98: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

Penulis Bersama Bapak Suwanda Ketua RT 004

Penulis Bersama Bapak Pakcing Warga Masyarakat Jombang Kramat

Page 99: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

Penulis Bersama Ustadz Eko Tristiono Sekretaris KH. M. Agus Abdul Ghofur

Suasana Majelis Ta’lim/Majelis Dzikir KH. M. Agus Abdul Ghofur

Page 100: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

Jama’ah Terlihat Khusyu’ Ketika Mengikuti Majelis Ta’lim/Dzikir

Semangat Warga Masyarakat Ketika Melantunkan Sholawat di Majelis

Ta’lim/Dzikir

Page 101: STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29619/1/SITI... · PESANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG CIPUTAT TANGERANG SELATAN .

Denah Lokasi Jombang Kramat Ciputat dan Pondok Pesantren

Madinatunnajah

Sumber: www.wikimapia.org

Utara

Selatan