Strategi Komunikasi Dan Rencana Aksi Nasional Sosialisasi...
-
Upload
duongtuyen -
Category
Documents
-
view
217 -
download
0
Transcript of Strategi Komunikasi Dan Rencana Aksi Nasional Sosialisasi...
i
STRATEGI KOMUNIKASI DAN RENCANA AKSI NASIONAL
SOSIALISASI, EDUKASI, ADVOKASI
PENYIAPAN PELAKSANAAN BPJS
TAHUN 2013
ii
Kata Pengantar
Sebagaimana kita telah ketahui bersama, merujuk amanat UU Nomor 40 tahun
2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional dan UU Nomor 24 tahun 2011 tentang
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, maka BPJS Kesehatan di berlakukan per 1
Januari 2014 dan BPJS Ketenagakerjaan mulai 01 Juli 2015.
Pemerintah telah dan terus memberikan pemahaman kepada masyarakat dan
semua pemangku kepentingan demi suksesnya pelaksanaan BPJS Kesehatan dan
BPJS Ketenagakerjaan. Upaya tersebut memang tidak mudah, karena ada kewajiban
membayar iuran bagi peserta jaminan sosial.Selain itu, situasi dan kondisi jaman telah
berubah.Era keterbukaan sekarang membuat setiap orang berhak menyatakan
pendapat, berupa protes atau unjuk rasa secara leluasa.Sebab itulah, diperlukan
manajemen komunikasi publik untuk menjembatani kepentingan pemerintah dengan
aneka suara publik/masyarakat terhadap persoalan publik.
Prinsip penyelenggaraan sistem jaminan sosial, seperti kegotongroyongan,
nirlaba, keterbukaan, kehati-hatian, akuntabilitas, portabilitas, kepesertaan bersifat
wajib, dana amanat, dan hasil pengelolaan dana jaminan sosial seluruhnya untuk
pengembangan program dan untuk sebesar-besar kepentingan peserta, harus benar-
benar dipahami dan dihayati secara sama sehingga dapat diamalkan oleh semua pihak
dengan latar belakang yang beragam. Dengan demikian, prinsip-prinsip jaminan sosial
memiliki daya menyatukan, bukan daya menyulut perselisihan tiada akhir.
Menghadapi realitas seperti itu Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan
Rakyat telah membentuk Tim Penyiapan Pelaksanaan BPJS Bidang Sosialisasi,
Edukasi, dan Advokasi yang beranggotakan berbagai kementerian.Hal itu menandakan
bahwa persoalan implementasi BPJS sebagai persoalan pembangunan jaminan sosial
yang memperoleh perhatian prioritas.
Tugas utama Tim Sosialisasi, Edukasi, dan Advokasi Penyiapan pelaksanaan
BPJS adalah melakukan sosialisasi, advokasi, dan edukasi kepada semua pihak agar
menerima pelaksanaan BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. Tantangannya,
adalah bagaimana melakukan komunikasi yang mampu memberikan informasi yang
iii
edukatif, akurat, dan lengkap terkait pelaksanaan BPJS sehingga publik/masyarakat
dan stakeholders memperoleh kejelasan (clearness) informasi. Karena itu diperlukan
kejelasan informasi mengenai regulasi BPJS, progres pembahasan persoalan krusial,
dan lainnya sehingga tidak membuka ruang penafsiran yang beragam sehingga
menghambat pelaksanaan BPJS.
Adanya Strategi Komunikasi dan Rencana Aksi Nasional (RAN) Penyiapan
Pelaksanaan BPJS merupakan salah satu upaya menyiapkan semua kementerian,
instansi, badan usaha, pemerintah daerah, dan stakeholder lain untuk mendukung
kelancaran implementasi BPJS per 1 Januari 2014.
Strategi Komunikasi dan RAN Penyiapan Pelaksanaan BPJS ini diharapkan
menjadi media informasi dan komuniaksi antar anggota Bidang Sosialisasi, Edukasi,
dan Advokasi Penyiapan Pelaksanaan BPJS sehingga kegiatan dapat terintegrasi dan
terkoordinasi dengan baik.Dengan demikian, Strategi Komunikasi dan RAN Penyiapan
Pelaksanaan BPJS dijadikan acuan bersama terkait kegiatan sosialisasi, edukasi, dan
advokasi untuk meyakinkan semua pihak agar mendukung pelaksanaan BPJS.
Dokumen ini merupakan instrumen kebijakan yang bersifat dinamis sehingga
perlu dievaluasi, diperbarui, dan diperbaiki secara berkala disesuaikan dengan
dinamika perubahan keadaan.Akhirnya, kepada semua pihak yang telah terlibat secara
aktif guna tersusunnya dokumen Strategi Komunikasi dan RAN Penyiapan
Pelaksanaan BPJS ini diucapkan banyak terima kasih dan penghargaannya.—
Jakarta, Februari 2013
Ketua Tim Penyiapan Pelaksanaan BPJS
Bidang Sosialisasi, Edukasi, dan Advokasi
Freddy H. Tulung
iv
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ............................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................................................................... iv
BAB I .............................................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ...................................................................................................................................... 1
B. Dasar Hukum ........................................................................................................................................ 2
D. Tujuan dan Sasaran .............................................................................................................................. 3
E. Permasalahan yang menghambat dalam Pelaksanaan BPJS ............................................................... 5
F. Program Antisipasi Pelaksanaan BPJS ................................................................................................... 6
F. Program Sosialisasi, Edukasi dan Advokasi BPJS ................................................................................... 7
BAB II ............................................................................................................................................................. 9
PERKEMBANGAN PERSIAPAN PELAKSANAAN SJSN DAN BPJS ...................................................................... 9
A. Progress Penyelesaian Regulasi BPJS .................................................................................................... 9
B. Kegiatan Sosialisasi BPJS Tahun 2012 ................................................................................................. 14
BAB III .......................................................................................................................................................... 15
STRATEGI KOMUNIKASI BPJS ...................................................................................................................... 15
A. Pengertian Strategi Komunikasi .......................................................................................................... 15
B. Desain Strategi Sosialisasi, Edukasi dan Advokasi Kebijakan BPJS...................................................... 18
C. Komunikator dalam Sosialisasi BPJS ................................................................................................... 22
D. Tata Kelola Sosialisasi BPJS ................................................................................................................. 22
E. Pemanfaatan Media Sosialisasi BPJS sebagai Sarana Komunikasi di Ruang Publik ............................ 23
F. Evaluasi, Monitoring, Dampak Sosialisasi, Edukasi dan Advokasi BPJS .............................................. 28
BAB IV .......................................................................................................................................................... 30
RENCANA AKSI NASIONAL BPJS .................................................................................................................. 30
A. Pengertian Rencana Aksi Nasional ..................................................................................................... 30
B. Matriks Rencana Aksi Nasional BPJS .................................................................................................. 30
BAB V ........................................................................................................................................................... 51
PENUTUP ..................................................................................................................................................... 51
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-undang (UU) No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional (SJSN) dalam Pasal 2 menetapkan bahwa Sistem Jaminan Sosial Nasional
diselenggarakan berdasarkan asas kemanusiaan, asas manfaat, dan asas keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Penjelasan UU tersebut menyatakan antara lain
bahwa SJSN padadasarnya merupakan program Negara yang bertujuan memberi
kepastian perlindungan dan kesejahteraan sosial bagiseluruhrakyat Indonesia.Pasal 5
ayat (1) UU tersebut menyatakan bahwa Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
harus dibentuk dengan Undang-undang.
Sebagai pelaksanaan UU No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional, pada tanggal 25 November 2011 telah disahkan UU No. 24 Tahun 2011
tentang Bada Penyelenggara Jaminan Sosial. Berdasarkan UU ini dibentuk dua Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), yaitu BPJS Kesehatan dan BPJS
Ketenagakerjaan.BPJS Kesehatan menyelenggarakan program jaminan kesehatan dan
BPJS Ketenagakerjaan menyelenggarakan program jaminan kecelakaan kerja, jaminan
hari tua, jaminan pensiun, dan jaminan kematian. UU ini juga menetapkan bahwa BPJS
Kesehatan mulai beroperasi pada tanggal 1 Januari 2014, sedang BPJS
Ketenagakerjaan mulai beroperasi paling lambat tanggal 1 Juli 2015.
Sebagai pelaksanaan dari kedua UU tersebut, telah dikeluarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 101 Tahun 2012 tentang Penerima Bantuan Iuran Jaminan
Kesehatan dan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan.
UU BPJS mengharuskan empat BUMN yang bergerak dalam sistem jaminan
sosial, yaitu PT Jamsostek, PT Taspen, PT Asabri, dan PT Askes, menjadi dua badan
hukum, yakni BPJS Kesehatan yang beroperasi mulai 1 Januari 2014, dan BPJS
Ketenagakerjaan pada tanggal 1 Juli 2015
Dalam rangka penyiapan operasionalisasi BPJS, maka telah dikeluarkan
Keputusan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Nomor 17 Tahun 2012 tentang
2
Tim Penyiapan Pelaksanaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, yang kemudian
diubah dengan Keputusan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Nomor 22 Tahun
2012. Dalam Lampiran Keputusan MenkoKesra tersebut, dibentuk tiga Bidang yaitu
Bidang BPJS Kesehatan dengan Ketua Wakil Menteri Kesehatan, Bidang BPJS
Ketenagakerjaan dengan Ketua Sekretaris Jenderal Kementerian TenagaKerja dan
Transmigrasi, dan Bidang Sosialisasi, Edukasi dan Advokasi dengan Ketua Direktur
Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Dalamrangka sosialisasi, edukasi, dan advokasi pelaksanaan SJSN dan BPJS
maka Bidang Sosialisasi, Edukasi, dan Advokasi Tim Penyiapan Pelaksanaan BPJS
menyusun Strategi Komunikasi dan Rencana Aksi Nasional Penyiapan Pelaksanaan
BPJS.
B. Dasar Hukum
Dasar Hukum Penyusunan RAN SEA BPJS adalah :
1. Peraturan Presiden No. : 47 tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi
Kementerian Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Predisen No:91
tahun 2011 tentang Perubahan Ketiga atas peraturan Presiden No. : 47 tahun
2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara.
2. Peraturan Presiden Nomor 24 tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi
Kementerian Negara serta susunan Organisasi , Tugas dan Fungsi Eselon I
Kementerian Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden No:92
tahun 2011 tentang perubahan kedua atas Peraturan Presiden No.: 24 tahun 2010
tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kementerian Negara serta susunan
Organisasi, Tugas dan Fungsi eselon I Kementerian Negara.
3. Keputusan Menteri Koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia
No. : 22 tahun 2012 tentang Perubahan atas keputusan Menteri Koordinator
bidang kesejahteraan rakyat No. : 17 tahun 2012 tentang Tim Penyiapan
pelaksanaan badan Penyelenggara Jaminan Sosial.
3
Dasar Hukum pelaksanaan SJSN dan BPJS adalah sebagai berikut :
1. UU Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional
2. UU Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
3. PP Nomor 101 Tahun 2012 tentang Penerima Bantuan Iuran Jaminan
Kesehatan
4. Perpres Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan
C. Pengertian dan Istilah
1. Badan PenyelenggaraJaminan Sosial (BPJS) adalah Badan hukum yang dibentuk
untuk menyelenggarakan program jaminan sosial (Pasal 1 angka 6).
2. PT ASKES (Persero) berubah menjadi BPJS Kesehatan dan mulai beroperasi
menyelenggarakan program jaminan kesehatan pada tanggal 1 Januari 2014
(Pasal 60 ayat (1) UU BPJS).
3. PT (Persero) JAMSOSTEK berubah menjadi BPJS Ketenagakerjaan pada tanggal
1 Januari 2014 (Pasal 62 ayat (1) UU BPJS), dan mulai beroperasi pada tanggal 1
Juli 2015, termasuk menerima peserta baru (Pasal 62 ayat (2) huruf d UU BPJS)
4. PT (Persero) ASABRI menyelesaikan pengalihan program ASABRI dan program
pembayaran pensiun ke BPJS Ketenagakerjaan paling lambat tahun 2029 (Pasal
65 ayat (1) UU BPJS)
5. PT TASPEN (Persero) menyelesaikan pengalihan program THT dan program
pembayaran pensiun ke BPJS Ketenagakerjaan paling lambat tahun 2029 (Pasal
65 ayat (1) UU BPJS)
D. Tujuan dan Sasaran
Adapun Maksud dan tujuan penyusunan RAN SEA (Rencana Aksi Nasional Sosialisasi,
Edukasi, Advokasi) BPJS adalah :
4
1. Memberikan arah kepada para pelaku kegiatan sosialisasi, edukasi dan advokasi
dan pihak lainnya dalam melaksanakan fungsi kelompok kerja terkait dengan
BPJS dan perkembangannya.
2. Menyebarluaskan informasi terkait BPJS dan perkembangannya di tengah
kemajemukan masyarakat indonesia melalui sosialisasi, edukasi dan advokasi
terkait BPJS dan perkembangannya melalui pesan yang informatif, persuasif,
dan instruktif secara sistematik kepada sasaran untuk memperoleh hasil yang
optimal.
3. Menjembatani “cultural gap” informasi terkait dengan BPJS dan
perkembangannya, akibat kemudahan diperolehnya dan kemudahan
dioperasionalkannya media massa yang begitu ampuh, yang jika dibiarkan akan
merusak nilai-nilai budaya.
4. Mengembangkan pemantauan dan evaluasi jangka pendek dan menengah
kegiatan BPJS oleh tim TIM Sosialisasi agar selalui terbaharui informasi
sosialisasinya.
Sedangkan tujuan dari strategi komuniakasi Sosialisasi, Edukasi, Advokasi BPJS :
1. Memberikan data dan informasi secara akurat berkaitan dengan kebijakan BPJS.
2. Mengimbangi analisis dan opini spekulatif negatif yang berkembang tentang
BPJS di media massa.
3. Membentuk opini positif mengenai kebijakan dan pelaksanaan BPJS.
4. Menumbuhkan opini, sikap, dan tindakan publik dan stakeholder yang positif
mengenai kehadiran BPJS.
Adapun sasaran yang ingin dicapai dari strategi sosialisasi, edukasi, advokasi kebijakan
BPJSadalah :
1. Tersebarnya informasi tentang kebijakan BPJS secara utuh dan komprehensif.
2. Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat dan stakeholder
terhadap kebijakan BPJS.
3. Terjadinya perubahan sikap agar masyarakat dan stakeholder peduli dan
mendukung kebijakan BPJS.
5
4. Berkembangnya keterlibatan masyarakat dan stakeholder terhadap kebijakan
BPJS.
5. Memfasilitasi usaha-usaha publik dan stakeholder untuk mendukung kebijakan
BPJS untuk memberikan kepastian perlindungan dan kesejahteraan sosial bagi
seluruh rakyat.
E. Permasalahan yang menghambat dalam Pelaksanaan BPJS
Dewan Ketahanan Nasional (Wantanas) melakukan kajian masalah-masalah yang
berkembang dalam BPJS, dalam kajian tersebut setidaknya Wantanas menemukan
enam kelompok masalah yang harus diantisipasi oleh Pemerintah terkait Implementasi
BPJS. Keenam masalah tersebut adalah sebagai berikut :
1. Keterlambatan pelaksanaan BPJS terkait dengan belum tersosialisasinya UU
BPJS secara luas yang menyebabkan kurangnya dukungan masyarakat. Masih
adanya perbedaan substansi terhadap UU No. : 24 tahun 2011 tentang BPJS,
antara Organisasi Pemerintah, publik dan organisasi Profesi.
2. Adanya perbedaan pemahaman terhadap konsep jaminan sosial yang akan
diterapkan juga menjadi kendala diantara para pemangku kepentingan dan civil
socienty.
3. Belum siapnya Peraturan perundang-undangan dan turunannya sebagai
peraturan pelaksanaan dari UU BPJS, yang dapat dilihat dari belum selesainya
PP tentang Penerima Bantuan Iuran maupun Perpres mengenai Jamkes.
4. Adanya keterlambatan dalam pelaksanaan BPJS yang mengakibatkan dipolitisir
oleh berbagai pihak.
5. Masih adanya kesenjangan kapasitas antar daerah (kesiapan infrastruktur,
database, anggaran dan SDM). Kesenjangan yang terjadi sesama wilayah akan
berdampak pada pelaksanaan BPJS kesehatan kedepan.
6. Terjadi lompatan sistem yang drastis terkait dengan perhitungan dan pelayanan
yang berpengaruh pada kesiapan pelaksanaan program BPJS.
6
Akibat dari keenam masalah tersebut maka menyebabkan masalah-masalah serius
dalam rangka menerapkan program BPJS oleh Pemerintah. Masalah-masalah yang
timbul akibat enam hal diatas adalah sebagai berikut :
1. Keterbatasan bahan dalam melakukan Sosialisasi, Edukasi dan Advokasi BPJS
sehingga berakibat rendahnya pemahaman masyarakat terkait program tersebut.
Apabila pemahaman masyarakat masih rendah maka akan menghambat
implementasi BPJS, mengingat hal tersebut akan di implementasikan pada
tanggal 1 januari 2014.
2. Regulasi turunan BPJS yang belum diselesaikan sampai dengan Februari 2013,
mengakibatkan hambatan bagi pihak-pihak terkait untuk membuat tindakan
sesuai dengan bidangnya.
3. Belum ada kesiapan yang nyata di berbagai Pemerintah Daerah terkait dengan
implementasi BPJS. Sehingga semakin menimbulkan kesenjangan kapasitas
antar daerah.
F. Program Antisipasi Pelaksanaan BPJS
Pemerintah harus menyusun program antisipasi dalam upaya mempersiapkan
pelaksanaan BPJS Kesehatan pada tanggal 1 Januari 2014. Program-program
Antisipasi yang dilakukan oleh pemerintah meliputi hal-hal sebagai berikut :
1. Penyusunan Strategi Komunikasi SJSN dan BPJS.
Strategi Komunikasi adalah salah satu cara Pemerintah menggaungkan BPJS
agar masyarakat merasa siap pada saat BPJS akan diterapkan. Strakom sendiri
memliki tingkatan untuk berbagai sasaran khalayak yang berbeda. Pemerintah
akan memetakan khalayak dan program komunikasi yang tepat terkait dengan
perkembangan BPJS.
2. Menginisiasi dan mendorong penyelesaian Regulasi Turunan BPJS.
Antisipasi Pemerintah yang lain adalah Pemerintah terus berupaya mendorong
dan menginisiasi penyelesaian regulasi turunan dari BPJS. Pemerintah aktif
menyelenggarakan kegiatan dalam forum FGD, Dialog Interaktif dan Rapat
koordinasi dengan seluruh Tim dalam BPJS untuk mendorong penyelesaian
Regulasi Turunan BPJS.
7
3. Mensosialisasikan regulasi yang ada
Walaupun regulasi yang telah selesai baru 2 UU, 1 PP dan 1 Perpres
Pemerintah terus berupaya mensosialisasikan regulasi yang ada, agar
MAsyarakat sedini mungkin mengetahui perkembangan BPJS. Selain
masyarakat khalayak yang disasar adalah Pemerintah Daerah, karena
Pemerintah Daerah harus berperan aktif dalam penyiapan infrastruktur.
4. Monitoring dan Evaluasi (Monev) Program Sosialisasi BPJS
Pemerintah membentuk tim Monitoring dan evaluasi untuk memastikan bahwa
seluruh program yang mendorong pelaksanaan BPJS terlaksana sesuai dengan
program yang direncanakan. Monev dilaksanakan oleh Tim masing-masing yang
dikoordinasikan oleh Ketua Tim pelaksanaan Monev dilaksanakan setiap 6 bulan
sekali untuk kemudian dilakukan evaluasi menyeluruh dan langkah antisipasi
yang diperlukan.Monev dilakukan atas rencana aksi yang telah disusun oleh
masing-masing Tim. Rencana Aksi Nasional yang terarah dan tidak tumpang
tindih akan memastikan terlaksananya program dari setiap Tim.
F. Program Sosialisasi, Edukasi dan Advokasi BPJS
Program sosialisasi, edukasi dan advokasi ini berfokus pada 4 regulasi terkait
BPJS yang telah disahkan oleh Pemerintah, adapun progress dan rencana kegiatan
dalan Strategi Komunikasi dan rencana Aksi ini bermanfaat untuk memberikan
gambaran dan wacana kepada Kelompok Kerja Sosialisasi untuk mengetahui
background dan latar belakang dari SJSN dan BPJS.
Program Sosialisasi, Edukasi dan Advokasi BPJS berdampak pada peningkatan
gaung BPJS kepada Masyarakat, hasil pemantauan Media monitoring oleh tim
sosialisasi mencatat bahwa Pemerintah dianggap belum serius menangani program
BPJS, opini kontra dan pro Pemerintah lainnya pun sangat beragam. Beberapa opini
positif terhadap pemerintah melalui media diantaranya adalah :
1. BPJS tidak akan mengubah pengelolaan dana jaminan hari tua pekerja
2. Jumlah Orang Dijamin BPJS Meningkat
3. BPJS merupakan itikad baik pemerintah meningkatkan kesejahteraan rakyat
8
4. Ada Perbaikan dan Tambahan Manfaat dalam BPJS
Sebaliknya opini masyarakat yang kontra terhadap BPJS terdiri atas :
1. Implementasi BPJS Tak Memihak Rakyat Kecil
2. Anggaran BPJS Tekor
3. BPJS Menurunkan Pelayanan dan Manfaat
4. Ada Upaya Menghambat Kinerja BPJS
Strategi Komunikasi dan RAN SEA ini direncanakan dalam kurun waktu 1 tahun
sebagai acuan untuk mempermudah kerja dari Tim Bidang Sosialisasi, Edukasi dan
Advokasi .
9
BAB II
PERKEMBANGAN PERSIAPAN PELAKSANAAN SJSN DAN BPJS
A. Progress Penyelesaian Regulasi BPJS
Regulasi BPJS rencananya terdiri atas 8 Peraturan Pemerintah, 7 Peraturan
Presiden dan 1 Keputusan Presiden yang nantinya sebagai dasar pelaksanaan
Program SJSN & BPJS. Sampai bulan februari 2013, progress penyelesaian regulasi
tersebut baru ada 4 regulasi yang terdiri atas :
1. UU Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional
2. UU Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
3. PP Nomor 101 Tahun 2012 tentang Penerima Bantuan Iuran Jaminan
Kesehatan
4. Perpres Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan
Sedangkan progress penyelesaian regulasinya lainnya masih progress untuk
diselesaikan, dengan matrik progress sebagai berikut :
NO BENTUK
REGULASI
MATERI PENANGGUNG JAWAB
1 Peraturan Pemerintah
Pengelolaan keuangan dan aset BPJS a. tata cara pengelolaan dan
pengembangan dana Jamsos (Pasal 47 ayat (2) UU No. 40 Tahun 2004 tentang SJSN)
b. Kewajiban BPJS untuk membentuk cadangan teknis sesuai standar praktik aktuaria (Pasal 50 ayat (2) UU 40 No. Tahun 2004 tentang SJSN)
c. Sumber dan penggunaan aset
BPJS (Pasal 41 ayat (3) UU No. 24 Tahun 2011 tentang BPJS)
d. sumber dan penggunaan aset
Dana Jamsos (Pasal 43 ayat (3) UU No. 24 Tahun 2011 tentang
Kementerian Keuangan Progress: Draft usulan dari Kemenkeu dan DJSN, akan segera dirapatkan
10
NO BENTUK
REGULASI
MATERI PENANGGUNG JAWAB
BPJS) e. persentase dana operasional
(Pasal 45 ayat (2) UU No. 24 Tahun 2011 tentang BPJS)
2 Peraturan Pemerintah
a. Tata cara hubungan antarlembaga BPJS (Pasal 51 ayat (4) UU No. 24 Tahun 2011 tentang BPJS)
b. Pengenaan sanksi administratif bagi Anggota Dewan Direksi yang melanggar ketentuan larangan (Pasal 53 ayat (4)) UU No. 24 Tahun 2011 tentang BPJS)
Kementerian Keuangan Progress: Draft usulan dari DJSNsudah ada dan sudah dibahas. Perlu dikaji oleh KemKumham apakah diperlukan PP tersendiri yang mengatur hubungan lembaga ini?
3 Peraturan Pemerintah
a. Pentahapan pendaftaran penerima bantuan iuran jaminan kesehatan (Pasal 14 ayat (3) UU No. 40 Tahun 2004 tentang SJSN)
b. Iuran program jamsos bagi fakir miskin dan orang tidak mampu (Pasal 17 ayat (6) UU No. 40 Tahun 2004 tentang SJSN)
Kementerian Sosial Progress: Sudah diundangkan PP No. 101 Tahun 2012
4 Peraturan Presiden
Jaminan Kesehatan a. Kepesertaan Jamkes bagi pekerja
yang mengalami PHK, dan peserta yang cacat (Pasal 21 ayat (4) UU No. 40 Tahun 2004 tentang SJSN)
b. Manfaat Jaminan Kesehatan dan urun biaya (pasal 22 ayat (3) UU No. 40 Tahun 2004 tentang SJSN)
c. Kompensasi bagi daerah yang
belum memiliki fasyankes (Pasal 23 ayat (5) UU No. 40 Tahun 2004 tentang SJSN)
d. Jenis pelayanan yang tidak dijamin
Kementerian Kesehatan Progress: Selesai sebagian (Perpres Jaminan Kesehatan) akan disusun R. Perpres tentang Besaran Iuran Jaminan Kesehatan.
11
NO BENTUK
REGULASI
MATERI PENANGGUNG JAWAB
BPJS (Pasal 26 UU No. 40 Tahun 2004 tentang SJSN)
e. Besar iuran Jaminan Keseghatan
dan batas upah (Pasal 27 ayat (5) UU No. 40 Tahun 2004 tentang SJSN)
f. Tambahan iuran bagi tambahan
anggota keluarga (Pasal 28 ayat (2) UU No. 40 Tahun 2004 tentang SJSN)
g. Besaran dan tata cara
pembayaran iuran jamkes (Pasal 19 ayat (5) huruf a UU No. 24 Tahun 2011 tentang BPJS)
5 Keputusan Presiden
Keanggotaan Panitia Seleksi Pemilihan dan Penetapan Anggota Dewas dan Anggota Direksi. (Pasal 28 ayat (3) UU No. 24 Tahun 2011 tentang BPJS)
Kementerian Keuangan, Kementerian Hukum dan HAM, Kementerian PAN dan RB. Keterangan: Tidak urgent/belum prioritas
6 Peraturan Presiden
Dewan Pengawas dan Dewan Direksi a. Tata cara pemilihan dan
penetapan Dewas dan Direksi BPJS (Pasal 31) UU No. 24 Tahun 2011 tentang BPJS)
b. Tata cara pemilihan dan penetapan calon anggota pengganti antar waktu BPJS (Pasal 36 ayat (5) UU No. 24 Tahun 2011 tentang BPJS)
Kementerian Keuangan, Kementerian PAN&RB, Kementerian Hukum dan HAM, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Kementerian Kesehatan dan Kementerian BUMN. Keterangan: Tidak urgent/belum prioritas
7 Peraturan Presiden
Gaji/upah, manfaat tambahan lain, insentif Dewas dan Direksi BPJS (Pasal 44 ayat (8)) UU No. 24 Tahun 2011 tentang BPJS)
Kementerian PAN dan RB dengan ijin dari Kementerian Keuangan Progress:
12
NO BENTUK
REGULASI
MATERI PENANGGUNG JAWAB
Sudah ada draft dari DJSN
8 Peraturan Presiden
Bentuk dan isi laporan pengelolaan program BPJS (Pasal 37 ayat (7) UU No. 24 Tahun 2011 tentang BPJS)
Kementerian Keuangan Progress: Sudah ada draft dari DJSN
9 Peraturan Presiden
Kewajiban pemberi kerja secara bertahap mendaftarkan dirinya dan pekerjanya sebagai peserta kepada BPJS (Pasal 13 ayat (2) UU SJSN dan Pasal 15 ayat (3) UU No. 24 Tahun 2011 tentang BPJS)
Kementerian Kesehatan dan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Progress: Jaminan kesehatan sudah ada di Perpres jamkes
10 Peraturan Pemerintah
Tata cara pengenaan sanksi administratif bagi pekerja yang tidak mendaftarkan diri dan pekerjanya kepada BPJS. (Pasal 17 ayat (3) UU No. 24 Tahun 2011 tentang BPJS)
Kementerian Keuangan, Kementerian Hukum dan HAM, Kementerian PAN dan RB. Progress: Sudah ada draft dari DJSN
11 Peraturan Pemerintah
Jaminan Kecelakaan Kerja: a. besaran manfaat uang tunai, hak
ahli waris, kompensasi, dan pelayanan medis pada jaminan kecelakaan kerja. (Pasal 33 UU No. 40 Tahun 2004 tentang SJSN), dan
b. Besaran iuran jaminan kecelakaan kerja untuk peserta yang tidak menerima upah. (Pasal 34 ayat (4) UU No. 40 Tahun 2004 tentang SJSN);
c. Besaran dan tata cara pembayaran iuran (Pasal 19 ayat (5) huruf b No. 24 Tahun 2011
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Progress: Sedang disusun oleh Kemenakertrans
13
NO BENTUK
REGULASI
MATERI PENANGGUNG JAWAB
tentang BPJS)
12 Peraturan Pemerintah
Jaminan Pensiun a. besar iuran Jaminan Pensiun
untuk peserta penerima upah. (Pasal 42 ayat (2) UU No. 40 Tahun 2004 tentang SJSN)
b. Besaran dan tata cara pembayaran iuran (Pasal 19 ayat (5) huruf b No. 24 Tahun 2011 tentang BPJS)
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Progress: Sedang disusun oleh Kemenakertrans
13 Peraturan Presiden
Manfaat Jaminan Pensiun Manfaat jaminan pensiun (Pasal 41 ayat (8) UU No. 40 Tahun 2004 tentang SJSN)
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Progress: Sedang disusun oleh Kemenakertrans
14 Peraturan Pemerintah
Jaminan Kematian a. Manfaat dan besarnya manfaat
Jaminan Kematian (Pasal 45 ayat (3) UU No. 40 Tahun 2004 tentang SJSN)
b. Iuran jaminan kematian, Besaran iuran jaminan kematian bagi peserta penerima upah dan peserta bukan penerima upah Pasal 46 ayat (2) UU No. 40 Tahun 2004 tentang SJSN)
c. Besaran dan tata cara pembayaran iuran (Pasal 19 ayat (5) huruf b No. 24 Tahun 2011 tentang BPJS).
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Progress: Sedang disusun oleh Kemenakertrans
15 Peraturan Pemerintah
Jaminan Hari Tua a. pembayaran manfaat dan hak ahli
waris yang berhak menerima manfaat Jaminan Hari Tua (Pasal 37 ayat (5) UU No. 40 Tahun 2004 tentang SJSN)
b. besar iuran JHT (Pasal 38 ayat (3) UU No. 40 Tahun 2004 tentang SJSN)
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Progress: Sedang disusun oleh Kemenakertrans
14
NO BENTUK
REGULASI
MATERI PENANGGUNG JAWAB
c. Besaran dan tata cara pembayaran iuran (Pasal 19 ayat (5) huruf b No. 24 Tahun 2011 tentang BPJS).
16 Peraturan Presiden
Program pelayanan kesehatan tertentu bagi operasional TNI dan POLRI (Pasal 57 huruf c UU No. 24 Tahun 2011 tentang BPJS )
Kementerian Pertahanan Progress: Menunggu masukan Polri. Selanjutnya akan dirapatkan kembali oleh Kemhan.
B. Kegiatan Sosialisasi BPJS Tahun 2012
Pada tahun 2012 tercatat sebanyak 29 kali kegiatan sosialisasi dilaksanakan
yang tersebar secara nasional dengan fasilitasi berbagai media. Adapun jenis-jenis
kegiatan sosialisasi tersebut terdiri atas :
1. Pencetakan UU BPJS dan SJSN yang dibagikan kepada berbagai kalangan
untuk mensosialisasikan regulasi terkait BPJS dan SJSN.
2. Dialog Interaktif melalui radio dan televisi yang dilaksanakan di berbagaiKota
dengan tujuan menjaring respon dari publik terkait rencana pelaksanaan
program BPJS.
3. Focus Discussion Group (FGD) yang bertujuan memperoleh pemahanan yang
sama terkait BPJS.
15
BAB III
STRATEGI KOMUNIKASI BPJS
A. Pengertian Strategi Komunikasi
“.... strategi komunikasi merupakan panduan dari perencanaan komunikasi
(communication planning) dan manajemen (communications management) untuk
mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut strategi komunikasi harus
dapat menunjukkan bagaimana operasionalnya secara taktis harus dilakukan, dalam
arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu tergantung dari
situasi dan kondisi”.
Pernyataan diatas merupakan kutipan dari defini Strategi komunikasi menurut Onong
Uchjana Effendi dalam buku berjudul “Dimensi-dimensi Komunikasi” (1981 : 84).
Situasi dan kondisi manajemen komunikasi berkembang pesat.Pengertian umum
tentang Public Relationsjuga mengalami evolusi yang semula adalah kegiatan
komunikasi satu arah yang berbasiskan kegiatan propaganda dan komunikasi
persuasif. Kini pengertian itu berubah menjadi kegiatan komunikasi dua arah, yang
mengedepankan kaidah pertukaran (exchange), timbal balik (reciprocity) dan
kesepahaman bersama (mutual understanding), termasuk manajemen perubahan,
sebagaimana ditekankan Cutlip, Center, Broom dalam Effective Public Relations
(2006).
Dalam konteks yang lebih luas, Public Relations (PR) memiliki unsur
perencanaan untuk mencapai tujuan tertentu. Fungsi manajemen sebagai bagian dari
PR menjadi titik sentral untuk mencapai tujuan yang memerlukan strategi dan taktik
yang terukur dan memiliki akuntabilitas.Tentu saja kegiatan tersebut dalam bingkai
melayani kepentingan publik.
Peran kegiatan kehumasan pemerintah adalah mengkomunikasikan dan
menginformasikan kepada publik tentang rencana kerja, kinerja, dan capaian hasil yang
dilakukan Pemerintah.Selain peran komunikator, humas pemerintah juga harus mampu
16
menjalankan peran sebagai fasilitator, mediator, dan negosiator yang menjembatani
kepentingan penyelenggara negara dan kepentingan publik.Dengan begitu peran
humas pemerintah selain melaksanakan fungsi diseminasi informasi juga menyerap
aspirasi dan reaksi publik, sehingga tercipta saling pengertian antara publik dengan
penyelenggara negara.
Manajemen informasi menjadi bagian dalam pelaksanaan kehumasan
pemerintah yang harus dikelola oleh aparat birokrasi yang telah terlatih dan memiliki
kapasitas keilmuan serta berpengalaman dalam praktik praktik PR sendiri selalu
berusaha untuk mengutamakan kepentingan publik. Aktivitas praktisi kehumasan
pemerintah adalah memastikan warga mendapat manfaat dari kebijakan atau layanan
publik yang telah ditetapkan pemerintah selaku penyelenggara negara.
Jadi, kehumasan pemerintah adalah sebuah aktivitas PR yang bekerja untuk dan
atas nama pemerintah yang menyediakan informasi yang bersifat edukatif (educating),
inspiratif (inspiring), memberikan pencerahan (enlightning), dan memberdayakan
(empowering) warga dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. (Freddy H.
Tulung, Berkomunikasi di Ruang Publik; Implementasi Kehumasan Pemerintah, 2012)
Di sisi lain, peran kehumasan pemerintah juga harus mampu menjadi jembatan
komunikasi dalam hal menyerap aspirasi warga untuk kemudian diteruskan dan
menjadi masukkan untuk para penyelenggara pemerintahan/ negara.Dengan demikian
kehumasan pemerintah melayani dua pihak, yaitu: penyelenggara pemerintahan/
negara dan warga/masyarakat.
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan yang akan dibentuk
dan mulai beroperasi pada 1 Januari 2014 dan Ketenagakerjaan akan dibentuk pada 1
Januari 2014 dan beroperasi paling lambat 1 Juli 2015 berwajiban menyusun Strategi
Komunikasi Sosialisasi, Edukasi dan Advokasi BPJS untuk memastikkan program
BPJS tersosialisasi ke berbagai kalangan. Tahapan sosialisasi menjadi penentu
keberhasilan dalam implementasi BPJS kesehatan.
17
Dalam melakukan Sosialisasi BPJS, tentunya diperlukan strategi yang terdiri atas
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Menentukan fokus sosialisasi, antara lain :
Apabila dilihat dari fokus sosialisasinya kegiatan Sosialisasi, Edukasi dan
Advokasi memiliki fokus yang berbeda-beda. Masing-masing fokus kegiatan
tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. Sosialisasi
Tujuan : Agar khalayak tahu mengenai BPJS
Bersifat : Searah (tidak ada timbal balik)
Metode : Menginformasikan tentang BPJS melalui media
Sasaran sosialisasi : Semua lapisan masyarakat
b. Edukasi
Tujuan : Agar khalayak tahu dan diperoleh respon positif
mengenai program BPJS
Bersifat : Interaktif ( dua arah)
Metode : Transfer Knowledge, ada tanya jawab sehingga
audience bisa memahami dan menjelaskan program
tersebut pada komunitasnya atau pada lingkungan
profesinya
Sasaran edukasi : Kalangan terbatas, misalnya tenaga pendidik,
tenaga medis, humas.
c. Advokasi
Tujuan : Agar diperoleh dukungan keterlibatan aktif dalam
masyarakat
Bersifat : Pembinaan (Coaching To)
Metode : Transfer Skill
Sasaran : Kelompok-kelopmok kunci yang berkepentingan
langsung dengan sistem BPJS
2. Menetukan khalayak sasaran sosialisasi
18
Penentuan Khalayak Sasaran Sosialisasi bisa dipetakan menurut kelompok
masyarakat yang terkena dampak kebijakan BPJS, dampak tersebut terdiri atas
dampak primer dan dampak Sekunder. Dampak Primer ( langsung) yaitu peserta
jaminan sosial serta badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan
program jaminan sosial ( PT Jamsostek, PT ASABRI, PT Taspen) sedangkan
Dampak Sekunder ( tidak langsung) yaitu Organisasi Kemasyarakat, Akademisi,
LSM, Media massa dan masyarakat umum.
3. Menentukan kemasan pesan atau agenda setting, dengan cara :
Dalam menentukan agenda setting terdiri atas framing, signing dan
priming.Framing yaitu cara menonjolkan fakta (seleksi isu) yang akan
disampaikan ke publik. Signing, yaitu mengemas pesan dengan cara
menggunakan bahasa atau gambar, sedangkan Priming, yaitu kapan waktu yang
pas pesan disampaikan kepada publik.
B. Desain Strategi Sosialisasi, Edukasi dan Advokasi Kebijakan BPJS
Dalam menyusun desain Strategi Sosialisasi, Edukasi dan Advokasi
Kebijakan BPJS, perlu menganalisis situasi terkini yang berkembang terkait dengan
BPJS. Situasi ini mempengaruhi strategi dan penerimaan publik apakah memberi
respon positif atau sebaliknya.Dalam pemetaan situasi terkini dapat dilakukan
melalui pengumpulan data dan informasi dari hasil Focus Group Discussion (FGD),
dialog interaktif, survey, dll.Analisis dari media dengan tone positif dan negatif, serta
hasil Monev dari setiap TIM dalam BPJS.
19
Gambar 1. Desain Strategi SEA Kebijakan BPJS
Monitoring dampak sebagai hasil evaluasi penerimaan positif atau sebaliknya dari
masyarakat terkait penerapan kebijakan BPJS, akan menentujan strategi yang lebih
tepat sasaran untuk diimplementasikan. Sosialisasi BPJS sendiri dapat dilaksanakan
melalui enam tahapan utama, sebagai berikut :
1. Menentukan tujuan terdiri atas memberikan pengetahuan, mendapatkan
kesepakatan, dan menimbulkan pemahaman dan loyalitas.
2. Koordinasi internal diantara anggota tim sosialisasi, terutama jika ada informasi
terbaru.
3. Penyiapan narasumber yang berkompeten dibidangnya disesuaikan dengan
tujuan dan tema sosialisasi, misalnya dari Dewan Jaminan Sosial Nasional
(DJSN), Kementerian Kesehatan, Kementerian Tenaga Kerja, Pengelola Rumah
Sakit, Kepala Lembaga dll
4. Tema utama dalam melakukan berbagai kegiatan sosialisasi
5. Pemberian identitas khas dalam sosialisasi sehingga publik dapat
membedakannya dengan sosialisasi yang lain.
6. Pemilihan media yang efektif. Bisa menggunakan media penyiaran, media
cetak, media on line, media tatap muka, media luar ruang, dan media tradisional.
20
Secara ringkas tata cara mensosialisasikan pelaksanaan BPJS sebagaimana terlihat
pada gambar sebagai berikut :
Gambar 2. Cara mensosialisasikan BPJS
Sosialisasi perlu ditata dengan baik secara bersama-sama agar gaung BPJS bisa
dipahami, dimengerti, dan diterima oleh masyarakat/publik.Berbagai kelompok
menyuarakan kepentingannya melalu media.Opini Publik terbentuk karena media
secara bersama-sama dan terencana mengangkat kepentingan kelompok menjadi
sebuah isu penting. Gilirannya, ia menjadi bahan masukan ataupun pembuatan
kebijakan publik.
Gambar 3. Terbentuknya opini publik yang mempengaruhi kebijakan
21
Opini publik perlu dilakukan manajemen untuk menata citra atau reputasi
positif.Dibutuhkan manajemen opini publik mengenai BPJS agar tuntutan publik searah
dengan kebijakan pemerintah yang baik sehingga reputasi dan citra positif dapat diraih.
Opini Publik tidak akan bertahan lama, kecuali jika sudah menjadi perhatian publik dan
kemudian berubah wujudnya menjadi tuntutan publik. Opini Publik dapat dikendalikan
untuk menghindari terjadinya legitimasi tuntutan publik.
Gambar 4. Siklus Opini Publik menjadi Reputasi
Arah Opini Publik yang mengemuka bisa menjadi dukungan publik dan/atau menjadi
tuntutan publik.Adapun citra yang dihasilkan dapat positif atau negatif.Tujuan
pengelolaan opini publik sendiri untuk memperoleh dukungan publik dan citra positif,
positif/optimistik/mendukung/pro dan negatif/pesimistik/menentang/kontra kebijakan
BPJS yang berkembang melalui media.
Pengelolaan opini publik yang baik melalui penataan agenda setting dan framing pesan
BPJS niscaya menghasilkan dukungan publik, berupa pemahaman, sikap dan perilaku.
Sedangkan menghasilkan tuntutan publik yang ditandai resistensi, simplifikasi, dan
sensasional belaka.
22
C. Komunikator dalam Sosialisasi BPJS
Dalam melakukan sosialisasi, haruslah dipilih orang-orang yang berkompeten di
bidangnya, terutama yang menguasai BPJS. Yang dapat menjadi komunikator dalam
sosialisasi BPJS diantaranya:
1. Pejabat Pemerintah, diantaranya menteri, pejabat eselon, pejabat humas, dll.
2. Pemuka masyarakat, diantaranya kepala suku, agamawan, dll.
3. Mitra pemerintah, diantaranya dunia usaha (KADIN, Perusahaan, Asosiasi,
profesi), Organisasi masyarakat (keagamaan, kepemudaan, perempuan,
pelajar/mahasiswa, NGO, LSM), Perguruan Tinggi, dll.
Perlu diingat bahwa, komunikator haruslah memiliki legitimasi terhadap publik publik,
memiliki kewenangan, kredibel, memiliki kemampuan mempersuasi, memiliki kapasitas,
berkompetensi dibidangnya, berpengalaman melakukan sosialisasi, dapat menjalin
kedekatan, atraktif dan antusias dalam berinterkasi.
D. Tata Kelola Sosialisasi BPJS
Ada dua saluran dalam tata kelola sosialisasi, edukasi, dan advokasi
BPJS.Agenda Setting, yang mengelola laporan dari masyarakat atau publik, laporan ini
didapat dari monitoring media, laporan dari kementerian terkait, dan laporan dari
stakeholder.Setelah itu, diadakannya klasisikasi dari laporan dan menentukan isu
strategis tentang BPJS.
Setelah isu ditentukan, barulah dibuat perumusan agenda setting dan penyiapan materi
publikasi BPJS.Jaringan diseminasi dapat dijalankan apabila pihak Kementerian dan
stakeholder sudah siap menjalankan sosialisasi. Sosialisasi dilakukan melalui enam
media, yaitu Bakohumas, Media Massa, Media Publik, Media Center, dan Kemitraan.
Antara keenam media tersebut dan masyarakat, terjadi timbal balik.Masyarakat
23
memperoleh informasi, sedangkan media memperoleh tanggapan.Tata kelola ini terjadi
secara berputar.
Gambar 5. Tatakelola Sosialisasi BPJS
E. Pemanfaatan Media Sosialisasi BPJS sebagai Sarana Komunikasi di Ruang
Publik
24
Gambar 6. Pemanfaatan berbagai media sebagai sarana sosialisasi BPJS
Pemanfaaan media tulisan sebagai sarana sosialisasi senantiasa memperhatikan
keunggulan dan keterbatasan media tersebut.Setiap media memiliki karakteristik yang
sangat spesifik dengan menyasar khalayak tertentu.Sebagai contoh media tradisional
memiliki khalayak yang lebih statis dibandingkan dengan media online yang peminatnya
adalah masyarakat dinamis. Sosialisasi melalui berbagai media dapat dilaksanakan
dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Media Cetak, melalui pembuatan poster, leflet, flyer, brosur, buku, advertorial,
tabloid, majalah, dan koran.
2. Media Penyiaran, dapat televisi dan radio termasuk CCTV media gedung,
SMS Gateway, MMS, Group BB, runningtext, animasi.
3. Media tatap muka, dilakukan melalui kegiatan seperti forum komunikasi,
pertemuan, jumpa pers, media gathering, seminar, workshop, diskusi, temu
pemuda.
4. Media luar ruang, dilakukan dengan pameran, umbul-umbul, spanduk,
banner, baliho, mobil unit dan videotron tv plasma
5. Media tradisional, dilakukan melalui pertunjukan rakyat, kesenian tradisional
berupa pertunjukan teater atau drama, ludruk, wayang, dan bentuk kesenian
yang berasal dari daerah masing-masing
6. Media online, melalui LKBN Antara (portal berita), media online infopublik.org
(situs berita), portal media center di 33 provinsi dan 128 kabupaten/kota dan
media sosial (twitter, facebook, youtube).
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) memiliki beberapa saluran
komunikasi yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana sosialisasi. Media-media tersebut
terdiri atas media online, majalah dan saluran-saluran langsung kepada masyarakat
dalam bentuk dialog publik, FGD, forum asosiasi komunikasi seperti bakohumas dan
lain-lain. Media-media ini sering digunakan sebagai sarana mensosialisasikan program-
program pemerintah dengan kampanye secara komprehensif.Majalah komunika sendiri
25
sebagai saluran komunikasi sering menampilkan keberhasilan-keberhasilan program
pemerintah untuk disampaikan kepada publik.Info publik sebagai saluran portal
pemerintah banyak memuat program-program unggulan pemerintah untuk disebarkan
kepada seluruh kalangan.Setidaknya kominfo berafiliasi dengan 824 jaringan
Bakohumas dan 1700 Media dan 50.000 saluran komunikasi. Selain itu di tingkatan
pemkot dan kota memiliki 130 lokasi media center sebagai kepanjangan tangan dalam
melakukan sosialisasi yang dikoordinasikan oleh Dinas Kominfo, Dishubkominfo dan
Setda.
Gambar 7. Media Cetak Tabloid Komunika
26
Gambar 8. Media Online Info Publik
Gambar 9. Media tatap muka dialog KIM
27
Gambar 10. Media Penyiaran Dialog Interaktif
Gambar 11. Jaringan Kemitraan
28
F. Evaluasi, Monitoring, Dampak Sosialisasi, Edukasi dan Advokasi BPJS
Monitoring dampak sosialisasi, edukasi dan advokasi BPJS dilakukan setelah
pelaksanaan sosialisasi program BPJS. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui
apakah ada peningkatan kesadaran, pengetahuan dan pemahaman masyarakat
terhadap program BPJS. Selain itu, dapat melihat sikap yang dihasilkan masyarakat,
khususnya sikap mendukung dan berpartisipasi dalam program BPJS. Penciptaan
kesadaran pada masyarakat yang berhasil akan meningkatkan persepsi dan daya
dukung terhadap program BPJS, tingginya kesadaran dan daya dukung masyarakat
akan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan BPJS. BPJS menuntut
adanya peran serta dari masyarakat yang sangat tinggi untuk berpartisipasi dan ikut
mensosialisasikan program tersebut, mengingat hal tersebut akan segera di terapkan
pada tanggal 1 Januari 2014. Selain peran masyarakat Pemerintah juga mengharapkan
peran instansi terkait untuk bersama-sama mensukseskan program BPJS, keterlibatan
Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah sangat diharapkan dalam rangka
mengimplementasikan BPJS.
Gambar 12. Monitoring dampak sosialisasi
29
Strategi Komunikasi ini dampaknya harus diukur secara berkala untuk mengetahui
progress dari kegiatan sosialisasi oleh pemerintah. Monitoring dan evaluasi dapat
dilakukan dengan berbagai tools (alat) seperti kuesioner/angket, jejak pendapat dan
wawancara kepada setiap pihak yang menjadi sasaran BPJS. Monitoring ini sangat
diperlukan untuk menyusun kembali program-program antisipasi yang lebih tepat
sasaran, sehingga memastikan pada tanggal 1 Januari 2014 seluruh pihak memiliki
kesiapan dalam pelaksanaan BPJS.
30
BAB IV
RENCANA AKSI NASIONAL BPJS
A. Pengertian Rencana Aksi Nasional
Adalah tindak lanjut rencana pengelolaan suatu kegiatan yang bertujuan
mengelola kegiatan lebih teratur dan terarah serta dapat dilakukan monitoring secara
komprehensif. Kementerian Kominfo sebagai koordinator dalam Tim Sosialisasi,
Edukasi dan Advokasi melaksanakan berbagai koordinasi dalam bentuk FGD dan
Rapat koordinasi untuk menyusun, melaksanakan dan mengevaluasi Rencana Aksi
Nasional BPJS. Rencana Aksi Nasional ini akan terus disempurnakan dalam bentuk
matriks terbaru yang mencerminkan kegiatan dari Tim Sosialisasi, Edukasi dan
Advokasi BPJS.
B. Matriks Rencana Aksi Nasional BPJS
Rencana Aksi Nasional BPJS adalah terdiri atas rencana aksi dari anggota Tim
Sosialisasi, Edukasi dan Advokasi dalam rangka mensosialisasikan BPJS.RAN ini
dibreakdown setiap bulan untuk memudahkan dalam pelaksanaan program dan Monev
nya.Masing-masing anggota Tim harus melaporkan hasil dari sosialisasi yang telah
dilakukan kepada ketua Tim.
Dibawah ini disampaikan Matriks Rencana Aksi Nasional Tim Sosialisasi,
Edukasi dan Advokasi BPJS.
31
Rencana Kegiatan Sosialisasi BPJS
Kelompok Kerja Bidang Sosialisasi, Edukasi dan Advokasi
No Instansi Materi Sasaran khalayak Media Lokasi Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
1 POLRI Kepesertaan BPJS SDM Mabes, Asrena
Mabes, Polda Metro,
Polres Jakbar
Tatap Muka:
Seminar
Jakarta
2 KEMENKES Regulasi dan
Perkembangan
Pelaksanaan BPJS
PKB,NU,KPA dan
Pengelola Projek
Tatap Muka:
Seminar
Jakarta 21-22
3 KEMENKES Diklat Aparatur
dalam rangka
mendukung
pelaksanaan SJSN
dan BPJS
Di lingkungan Badan
Pengembangan dan
Pemberdayaan
Sumber Daya Manusia
(PPSDM) Kesehatan
Rapat Koordinasi
Pelaksanaan
Operasional
Program (RAKOR
POP)
dilingkungan
Badan PPSDM
Kesehatan
Jakarta 20-22
32
No Instansi Materi Sasaran khalayak Media Lokasi Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
4 KEMENKES Mendukung
pelaksanaan SJSN
dan BPJS
SDM Kesehatan Rapat Koordinasi
Pelaksanaan
Operasional
Program (RAKOR
POP)
dilingkungan
Badan PPSDM
Kesehatan
Jakarta 20-22
5 KEMENKES Pengetahuan
tentang SJSN
Pengelola Program Pertemuan
Nasional Evaluasi
dan Perencanaan
Program
Pengendalian TB
Jakarta 28 1
6 KEMENKES Implementasi
tentang SJSN dan
BPJS
Dosen, pegawai dan
para Mahasiswa
dilingkungan
Poltekkes Kemenkes
Generale Stadium
/ Kuliah Umum di
lingkungan
masing-masing
Poltekkes
Kemenkes
Jakarta
7 KEM. BUMN Penanganan
Unjuk Rasa BPJS
Peserta Unjuk Rasa
(Serikat Pekerja, LSM)
Tatap Muka Jakarta
8 KOMINFO Regulasi BPJS &
SJSN
Masyarakat umum Diskusi Publik
dan Dialog
Interaktif TV dan
Banjarmasin
33
No Instansi Materi Sasaran khalayak Media Lokasi Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
Radio
9 KEMENKES Pengetahuan
tentang SJSN
Pengelola Program Pertemuan
Monev Malaria
Jakarta 4-8
10 KEMENKES Implementasi
SJSN oleh BPJS
Penanggungjawab
program & direktur
RSUD
Pertemuan
nasional
akselerasi
pencapaian MDGs
Bandung 21-24
11 DJSN SJSN & BPJS, PBI,
Peta Jalan JKN,
Jamkesda
SKPD, Pekerja,Pemberi
Kerja, Asosiasi Profesi,
Faskes, TNI-Polri
Tatap Muka,
Diskusi, Ceramah
Aceh Minggu
ke-4
12 DJSN SJSN & BPJS, PBI,
Peta Jalan JKN,
Jamkesda
SKPD, Pekerja,Pemberi
Kerja, Asosiasi Profesi,
Faskes, TNI-Polri
Tatap Muka,
Diskusi, Ceramah
SumSel Minggu
ke-4
13 DJSN SJSN & BPJS, PBI,
Peta Jalan JKN,
Jamkesda
SKPD, Pekerja,Pemberi
Kerja, Asosiasi Profesi,
Faskes, TNI-Polri
Tatap Muka,
Diskusi, Ceramah
Bali Minggu
ke-4
14 POLRI Regulasi dan
Perkembangan
BPJS
Pelatihan Simak BMN Tatap Muka,
Seminar
Jakarta 5
34
No Instansi Materi Sasaran khalayak Media Lokasi Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
15 POLRI Regulasi dan
Perkembangan
BPJS
Peserta Pelatihan
Kesehatan
Tatap Muka,
Seminar
Jakarta 7
16 KEMENKES Tanggapan &
penerimaan
masyarakat
terhadap
implementasi
SJSN
Forum
Komunikasi
Masyarakat
17 KEMENKES Implementasi
SJSN
Peneliti kesehatan Raker Badan
Litbangkes
18 KEMENKES Implementasi
SJSN oleh BPJS
Pertemuan
Nasional teknis
kesehatan ibu
Bandung 5-8
19 POLRI Regulasi dan
Perkembangan
BPJS
Anggota Polri, PNS dan
Keluarga
Tatap Muka,
Seminar
Riau
20 POLRI Regulasi dan
Perkembangan
BPJS
Tatap Muka,
Seminar
Jogja
21 POLRI Regulasi dan
Perkembangan
Tatap Muka,
Seminar
Makassar
35
No Instansi Materi Sasaran khalayak Media Lokasi Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
BPJS
22 KEMENKES Implementasi
SJSN-BPJS 2014
Dinas kesehatan
provinsi,
kabupaten/kota
Pertemuan
kooordinasi
Pusat-daerah
penyelenggara
pelayanan
kesehatan dasar
dalam rangka
menghadapi
SJSN-BPJS 2014
23 KEMENKES Implementasi
SJSN oleh BPJS
Stakeholder terkait Forum
Komunikasi
Kelitbangan &
Jarlitbangkes
24 KEMENKES Implementasi
tentang SJSN dan
BPJS
Dosen Poltekkes
Kemenkes/Dosen
Swasta dan Rumah
Sakit
Pemerintah/Swasta
dilingkungan Pemprov
Jawa Barat
Pelatihan
penguatan
pelayanan prima
dan Manajemen
Sistem Rujukan
36
No Instansi Materi Sasaran khalayak Media Lokasi Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
25 KEMENKES Tanggapan &
penerimaan
masyarakat
terhadap
implementasi
SJSN
Pengunjung pameran
(pelajar/mahasiswa,
peneliti, masyarakat
umum)
Pameran Hasil
Litbangkes
26 KEMENKES Implementasi
SJSN oleh BPJS
Masyarakat umum Pesan melalui
sosial media:
twitter, facebook
& youtube
27 KEMENKES Implementasi
SJSN oleh BPJS
Masyarakat umum Informasi pada
website Kemkes
dan Puskomblik
28 KEMENKES Implementasi
SJSN oleh BPJS
Wartawan/jurnalis Temu media
29 DJSN SJSN & BPJS, PBI,
Peta Jalan JKN
Masyarakat Umum Advertorial Media
Cetak Nasional
Jakarta
30 DJSN SJSN & BPJS, PBI,
Peta Jalan JKN
Masyarakat Umum Talkshow Radio Jakarta
31 DJSN SJSN & BPJS, PBI,
Peta Jalan JKN
Masyarakat Umum Talkshow TV
Nasional
Jakarta
37
No Instansi Materi Sasaran khalayak Media Lokasi Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
32 KOMINFO Regulasi BPJS &
SJSN
Masyarakat umum Diskusi Publik
dan Dialog
Interaktif TV dan
Radio
Medan
33 KEMENKOKESRA Kompensasi
Sosial
Maluku
Utara
7
34 KEMENKES Aliansi strategik
dengan
Pemerintah
Daerah
Pegawai Pemda yang
ditunjuk oleh Bupati/
Walikota
Training of
Trainer (TOT)
35 DJSN SJSN & BPJS, PBI,
Peta Jalan JKN,
Jamkesda
SKPD, Pekerja,Pemberi
Kerja, Asosiasi Profesi,
Faskes, TNI-Polri
Tatap Muka,
Diskusi, Ceramah
Kaltim Minggu
ke-4
36 DJSN SJSN & BPJS, PBI,
Peta Jalan JKN,
Jamkesda
SKPD, Pekerja,Pemberi
Kerja, Asosiasi Profesi,
Faskes, TNI-Polri
Tatap Muka,
Diskusi, Ceramah
Riau Minggu
ke-4
37 DJSN SJSN & BPJS, PBI,
Peta Jalan JKN,
Jamkesda
SKPD, Pekerja,Pemberi
Kerja, Asosiasi Profesi,
Faskes, TNI-Polri
Tatap Muka,
Diskusi, Ceramah
Jambi Minggu
ke-4
38 DJSN SJSN & BPJS, PBI,
Peta Jalan JKN
Pekerja, Pemberi
Kerja, Asosiasi Profesi
Forum
Komunikasi SJSN
Jakarta
38
No Instansi Materi Sasaran khalayak Media Lokasi Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
dan Faskes
39 KEMENKES Meningkatkan
komitmen
Seluruh
Kabupaten/Kota di
provinsi Kaltim, Riau,
Bali, Sulteng, Banten
Advokasi
40 KEMENKES Regulasi SJSN
dan BPJS
Di lingkungan BBPK,
Bapelkes dan
Poltekkes
Publikasi dengan
membuat Roll
Benner dan
Leaflet untuk
seluruh UPT
dilingkungan
Badan PPSDM
Kesehatan
41 KEMENKES Implementasi
sistem rujukan
yang mendukung
SJSN oleh BPJS
dinas kesehatan
Provinsi, Kab/ kota,
Rumah Sakit di
Provinsi
Sosialisasi
Pedoman Sistem
Rujukan Nasional
42 KOMINFO Regulasi BPJS &
SJSN &
Perkembanganny
a
Masyarakat umum Dialog Interaktif
RRI - Pro 3
Jakarta
39
No Instansi Materi Sasaran khalayak Media Lokasi Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
43 KOMINFO Regulasi BPJS &
SJSN &
Perkembanganny
a
Bakohumas Pertemuan
Bakohumas
Regional
Indonesia Tengah
Tahun 2013
Pontianak 1-2
44 KOMINFO Regulasi BPJS &
SJSN &
Perkembanganny
a
Masyarakat umum Dialog Interaktif
KIBM di Stasiun
TVRI
Jakarta 10
45 KOMINFO Regulasi BPJS &
SJSN &
Perkembanganny
a
Masyarakat umum Dialog Interaktif
KIB di Stasiun RRI
Jakarta 22
46 KOMINFO Regulasi BPJS &
SJSN &
Perkembanganny
a
Masyarakat umum Pemasangan
Baliho/Spanduk
Jakarta
47 KOMINFO Regulasi BPJS &
SJSN &
Perkembanganny
a
Masyarakat umum Dialog Interaktif
TV dan Radio
Nasional di TV
One & RRI Pusat
Jakarta
48 KOMINFO Regulasi BPJS &
SJSN &
Perkembanganny
Masyarakat umum PSA TV di TVRI &
TV Nasional
Jakarta
40
No Instansi Materi Sasaran khalayak Media Lokasi Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
a
49 KOMINFO Regulasi BPJS &
SJSN &
Perkembanganny
a
Masyarakat umum Dialog Interaktif
TV dan Radio
Daerah di
TVRI/TV Lokal &
RRI Daerah
Makassar
50 KOMINFO Regulasi BPJS &
SJSN &
Perkembanganny
a
Forum Diskusi
Publik dalan
Rangka GPR
Makassar
51 KOMINFO Regulasi BPJS &
SJSN &
Perkembanganny
a
Masyarakat umum Peliputan Audio
Visual (Liputan
Forum Diskusi
Publik BPJS)
Makassar
52 KEMENKES Implementasi
SJSN oleh BPJS
Kepala bidang dan
kepala seksi dinkes
provinsi, LP/LS terkait
pembinaan gizi.
Sosialisasi
pencegahan dan
penanggulangan
stunting
Minggu
ke-3
53 KOMINFO Regulasi BPJS &
SJSN
Advertorial Media
Cetak
Jakarta Minggu
ke-4
41
No Instansi Materi Sasaran khalayak Media Lokasi Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
54 DJSN SJSN & BPJS, PBI,
Peta Jalan JKN,
Jamkesda
SKPD, Pekerja,Pemberi
Kerja, Asosiasi Profesi,
Faskes, TNI-Polri
Tatap Muka,
Diskusi, Ceramah
Kalteng Minggu
ke-4
55 DJSN SJSN & BPJS, PBI,
Peta Jalan JKN,
Jamkesda
SKPD, Pekerja,Pemberi
Kerja, Asosiasi Profesi,
Faskes, TNI-Polri
Tatap Muka,
Diskusi, Ceramah
Kalsel Minggu
ke-4
56 DJSN SJSN & BPJS, PBI,
Peta Jalan JKN,
Jamkesda
SKPD, Pekerja,Pemberi
Kerja, Asosiasi Profesi,
Faskes, TNI-Polri
Tatap Muka,
Diskusi, Ceramah
Babel Minggu
ke-4
57 KEMENKES Melaksanakan
Diklat TOT
Jaminan
Kesehatan
Petugas Rumah Sakit,
Puskesmas dan
Administrasi Rumah
Sakit dan Puskesmas
Diklat TOT
58 KEMENKES Melakukan
Pemberian
Informasi
Langsung
berdasarkan
segmentasi
peserta
Masyarakat umum Meeting setengah
hari, presentasi
dan diskusi
59 KEMENKES Sosialisasi Komunitas Direksi
BUMN
Meeting setengah
hari, presentasi
42
No Instansi Materi Sasaran khalayak Media Lokasi Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
dan diskusi
60 KEMENKES Melakukan
Sinergi dengan
DJSN, dan
Pemerintah
Daerah
DJSN, dan Pemerintah
Daerah
Pertemuan
Sosialisasi tingkat
kabupaten
berdasarkan
segmentasi
peserta oleh
peserta yang
telah mengikuti
"TOT"
61 KEMENKES Implementasi
SJSN oleh BPJS
LSM/ormas, Org
Profesi, akademisi,
pekerja, pengusaha,
K/L lainnya
Sosialisasi dengan
para stakeholders
62 KEMENKES Implementasi
SJSN oleh BPJS
Masyarakat umum Penayangan Iklan
Layanan
Masyarakat (ILM)
di media TV dan
radio
63 KEMENKES Implementasi
SJSN oleh BPJS
Masyarakat umum Penanyangan
talkshow di
media TV dan
radio
43
No Instansi Materi Sasaran khalayak Media Lokasi Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
64 KEMENKES Implementasi
SJSN oleh BPJS
Masyarakat umum Penanyangan
advertorial di
media cetak dan
online
65 KOMINFO Regulasi BPJS &
SJSN &
Perkembanganny
a
Masyarakat umum Penerbitan Warta
Bakohumas
Jakarta
66 KOMINFO Regulasi BPJS &
SJSN &
Perkembanganny
a
Masyarakat umum Buku Jakarta Minggu
ke-3
67 KOMINFO Regulasi BPJS &
SJSN
Masyarakat umum Leaflet Jakarta Minggu
ke-3
68 DJSN SJSN & BPJS, PBI,
Peta Jalan JKN,
Jamkesda
SKPD, Pekerja,Pemberi
Kerja, Asosiasi Profesi,
Faskes, TNI-Polri
Tatap Muka,
Diskusi, Ceramah
Kep. Riau Minggu
ke-4
69 DJSN SJSN & BPJS, PBI,
Peta Jalan JKN,
Jamkesda
SKPD, Pekerja,Pemberi
Kerja, Asosiasi Profesi,
Faskes, TNI-Polri
Tatap Muka,
Diskusi, Ceramah
Jabar Minggu
ke-4
70 KEMENKOKESRA Kebijakan
Jaminan Sosial
100 Orang, SKPD Rakorda Kaltim 28
44
No Instansi Materi Sasaran khalayak Media Lokasi Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
71 KOMINFO Regulasi BPJS &
SJSN &
Perkembanganny
a
Dialog Interaktif
di RRI - Pro 4
Jakarta
72 KEMENKES Implementasi
SJSN oleh BPJS
(Sosialisasi PP
No.33 Tahun
2012 dan
Permenkes ASI
EksklusifI
Kepala bidang dinkes
provinsi, LP/LS terkait,
LSM penggiat ASI
Sosialisasi Minggu
ke-3
73 KEMENKES Implementasi
SJSN oleh BPJS
(akselerasi
pencapaian MDGs
5)
Organisasi lintas
program, lintas sektor,
universitas, organisasi
profesi
Pertemuan
Kordinasi LP/LS
Minggu
ke-3
74 DJSN Posisi Jamkesda 33 Pemprov dan
Stakeholder Pusat
Rakernas SJSN Bandung
75 KEMNAKERTRANS Sosialisasi
Jaminan Sosial
Kepada
Stakeholder
Stakeholder Tatap muka,
Ceramah, Diskusi
SulSel 3-5
45
No Instansi Materi Sasaran khalayak Media Lokasi Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
76 KEMENKES Sosialisasi SJSN
melalui
pertemuan dalam
wadah
pengembangan
desa dan
kelurahan siaga
aktif termasuk
PHBS
Desa dan Kelurahan Pertemuan
Integrasi dengan
kegiatan
organisasi
kemasyarakatan
dan sosialisasi
SJSN
77 KEMENKES Sosialisasi BPJS
dan SJSN
Serikat Pekerja Meeting setengah
hari, presentas
dan diskusi
78 KEMENKES Sosialisasi BPJS
dan SJSN
Asosiasi industri &
pengusaha
Meeting setengah
hari, presentas
dan diskusi
79 KEMENKES Sosialisasi BPJS
dan SJSN
Badan usaha Meeting setengah
hari, presentas
dan diskusi
80 KEMENKES Sosialisasi BPJS
dan SJSN
Asosiasi profesi Meeting setengah
hari, presentas
dan diskusi
81 KEMENKES Sosialisasi BPJS
dan SJSN
Komunitas Ibu Rumah
Tangga (Women)
Meeting setengah
hari, presentas
46
No Instansi Materi Sasaran khalayak Media Lokasi Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
dan diskusi
82 KEMENKES Sosialisasi BPJS
dan SJSN
Komunitas Anak Muda,
Mahasiswa
Meeting setengah
hari, presentasi
dan diskusi
83 KEMENKES Melakukan
Pemberian
Informasi Melalui
Media
berdasarkan
segmentasi
peserta
Masyarakat umum TV, Radio, Media
Cetak
84 KOMINFO Regulasi BPJS &
SJSN
Masyarakat umum Dialog Interaktif
di TV Nasional
Jakarta
85 KEMENKES Sosialisasi SJSN
melalui
pertemuan dalam
wadah
pengembangan
desa dan
kelurahan siaga
aktif termasuk
PHBS
Desa dan Kelurahan Pertemuan
Integrasi dengan
kegiatan
organisasi
kemasyarakatan
dan sosialisasi
SJSN
47
No Instansi Materi Sasaran khalayak Media Lokasi Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
86 KEMNAKERTRANS Sosialisasi
Jaminan Sosial
Kepada
Stakeholder
Stakeholder Tatap muka,
Ceramah, Diskusi
Riau 19-21
87 KOMINFO Regulasi BPJS &
SJSN
Masyarakat umum Dialog Interaktif
melalui media
Petunra
Maluku
88 KEMENKOKESRA Kebijakan
Penyandang
Cacat dan Lansia
terkait BPJS
Rakorda Jabar 3
89 KEMENKES Pengembangan
dan
Pemberdayaan
SDM Kesehatan
dalam
mendukung SJSN
Pegawai pusat
Kemenkes, lIntas
program dan Lintas
sektor dan Dinas
Kesehatan
Provinsi/Kabupaten/k
ota serta RSUD dan
BKD
Provinsi/Kabupaten
/Kota yang terpilih
Lokakarya
Nasional
90 KEMNAKERTRANS Sosialisasi
Jaminan Sosial
Kepada
Stakeholder Tatap muka,
Ceramah, Diskusi
Lampung 9-11
48
No Instansi Materi Sasaran khalayak Media Lokasi Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
Stakeholder
91 KEMNAKERTRANS Sosialisasi
Jaminan Sosial
Kepada
Stakeholder
Stakeholder Tatap muka,
Ceramah, Diskusi
Kaltim 23-25
92 KEMNAKERTRANS Sosialisasi
Jaminan Sosial
Kepada
Stakeholder
Stakeholder Tatap muka,
Ceramah, Diskusi
NTB 6-8
93 KEMENKES Sosialisasi SJSN
melalui
pertemuan dalam
wadah
pengembangan
desa dan
kelurahan siaga
aktif termasuk
PHBS
Desa dan Kelurahan Pertemuan
Integrasi dengan
kegiatan
organisasi
kemasyarakatan
dan sosialisasi
SJSN
94 KEMENKOKESRA Perumahan dan
Pemukiman
NTT 7
95 KEMNAKERTRANS Sosialisasi
Jaminan Sosial
Kepada
Stakeholder Tatap muka,
Ceramah, Diskusi
Banten 11-13
49
No Instansi Materi Sasaran khalayak Media Lokasi Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
Stakeholder
96 KEMNAKERTRANS Sosialisasi
Jaminan Sosial
Kepada
Stakeholder
Stakeholder Tatap muka,
Ceramah, Diskusi
Kalbar 20-22
97 KEMNAKERTRANS Sosialisasi
Jaminan Sosial
Kepada
Stakeholder
Stakeholder Tatap muka,
Ceramah, Diskusi
Sumut 27-29
98 KEMENKES Pengembangan
desa dan
kelurahan siaga
aktif
Desa dan Kelurahan Pertemuan
Sosialisasi SJSN
Media Elektronik
99 KEMENKES Implementasi
SJSN oleh BPJS
Penanggungjawab
program
Pertemuan
koordinasi teknis
peningkatan
kwalitas hidup
anak
100 KEM. BUMN Dukungan
Terhadap BPJS
Masyarakat Umum Media Luar
Ruang: Spanduk
Jakarta
50
No Instansi Materi Sasaran khalayak Media Lokasi Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
101 KEMENKES Implementasi
SJSN kepada para
peneliti
kesehatan
Peneliti Kesehatan
Luar Badan Litbangkes
Diseminasi Lintas
Sektor
102 KEMENKES Implementasi
sistem rujukan
yang SJSN oleh
BPJS
Dinas kesehatan
Provinsi, Kab/ kota,
Rumah Sakit di
Provinsi
FGD
103 KEMENKES Implementasi
SJSN oleh BPJS
Penanggungjawab
perencanaan program
dan operator RKAKL
RAPAT
koordinasi
perencanaan dan
anggaran
program Bina Gizi
& KIA.
104 KEMENKES Implementasi
SJSN oleh BPJS
Kadinkes
Kab/Kota/Kasubdin
Rakontek
51
BAB V
PENUTUP
Strategi Komunikasi (Strakom) dan Rencana Aksi Nasional (RAN) Tim
Sosialisasi, Edukasi dan Advokasi (SEA) BPJS merupakan panduan teknis
dalam melaksanakan kegiatan sosialisasi, edukasi dan advokasi oleh tim
yang terwakili oleh masing-masing Kementerian/Lembaga terkait sesuai
dengan Keputusan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Nomor 22
Tahun 2012. Pelaksanaan BPJS Kesehatan diharapkan akan
diimplementasikan pada tanggal 1 Januari 2014 dengan kesiapan yang
cukup oleh seluruh stakeholder, oleh karena itu kegiatan sosialisasi, edukasi
dan advokasi mutlak menjadi hal yang harus direncanakan secara
menyeluruh melalui Tim bidang sosialisasi, edukasi dan advokasi.
Strategi komunikasi dan RAN SEA BPJS harus dilakukan Monitoring
dan Evaluasi (Monev) secara berkala untuk memastikan setiap program yang
dijalankan sesuai dengan rencana awal yang telah ditetapkan serta perlunya
rencana antisipasi perbaikan dari hasil Monev yang telah dilakukan. Matriks
dari RAN SEA BPJS merupakan gabungan dari seluruh tim bidang
Sosialisasi, Edukasi dan Advokasi yang harus diperbaharui terus- menerus
untuk memastikan kesiapan pelaksanaan BPJS Kesehatan dan
Ketenagakerjaan sesuai waktu yang ditentukan.
Akhirnya kita mengharapkan dengan adanya Strakom dan RAN SEA
BPJS ini dapat menjadi panduan teknis dalam melaksanakan kegiatan
Sosialisasi, Edukasi dan Advokasi kepada seluruh elemen masyarakat dan
Stakeholder dengan memanfaatkan media yang tepat sasaran sehingga
tercapai seluruh tujuan yang diharapkan dalam pelaksanaan BPJS
Kesehatan maupun Ketenagakerjaan.